PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA...

89
PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANG (Studi Tentang Makam Mbah Shaleh Darat Di Bergota Semarang) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Manajemen Dakwah Disusun Oleh: RIZA CHRISTIANTI NIM: 1104004 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Transcript of PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA...

Page 1: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI

KOTA SEMARANG(Studi Tentang Makam Mbah Shaleh Darat Di Bergota Semarang)

S K R I P S I

Diajukan Guna Memenuhi

Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Manajemen Dakwah

Disusun Oleh:

RIZA CHRISTIANTI

NIM: 1104004

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Page 2: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

ii

NOTA PEMBIMBING

Lamp. : 5 ( lima ) eksemplar

Hal : Persetujuan Naskah Skripsi

Kepada

Yth. Bapak Dekan Fakultas Dakwah

IAIN Walisongo Semarang

di tempat

Assalamu alaikum.Wr. Wb.

Setelah membaca, mengadakan koreksi dan perbaikan sebagaimana

mestinya, maka kami menyatakan bahwa skripsi saudara/i:

Nama : RIZA CHRISTIANTI

NIM : 1104004

Fak/Jur : DAKWAH / MANAJEMEN DAKWAH

Judul Skripsi : PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI

KOTA SEMARANG (Studi Tentang Makam Mbah

Shaleh Darat Di Bergota Semarang)

Dengan ini telah saya setujui dan mohon agar segera diujikan. Demikian,

atas perhatianya diucapkan terima kasih.

Wassalamu alaikum. Wr. Wb.

Semarang, 16 Desemb

Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi &Tata Tulis

Saerozi, S.Ag, M.Pd_______ Adib Fathoni, S.Ag, M.Si___NIP: 1970 060 5 199803 1004 NIP: 1973 0320 200212 1002

Page 3: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

iii

PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANG

(Studi Tentang Makam Mbah Shaleh Darat Di Bergota Semarang)

Disusun Oleh:

RIZA CHRISTIANTI

1104004

Telah Dipertahankan Di Depan Dewan Penguji

Pada Tanggal 31 Desember 2010

Dan Dinyatakan Telah Lulus Memenuhi Syarat

Susunan Dewan Penguji,

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. H. Anasom, M.Hum Saerozi, S.Ag, M.Pd_______NIP: 19661225 199403 1 004 NIP. 19700605 199803 1 004

Anggota Penguji,

Penguji I Penguji II

Dr. Awaludin Pimay, M.Ag Suprihatiningsih, M.Si____NIP. 196107272 00003 1 001 NIP. 19760510 200501 2 001

Pembimbing,

Bidang Substansi Materi Bidang Metodologi & Tata Tul

Saerozi, S.Ag, M.Pd_______ Adib Fathoni, S.Ag, M.Si___NIP: 1970 0605 199803 1004 NIP: 1973 0320 200212 1002

Page 4: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

iv

MOTTO

Tadinya engkau Ku larang berziarah ke kubur, sekarang ziarahilah.Disitu terdapat pengajaran

Page 5: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

a Bapak Slamet dan Ibu Riyanti yang selalu mendukung baik moral maupun

material dan selalu mencurahkan kasih sayang serta doanya.

a Bapak Basyir dan Ibu Nur Kholifah yang selalu memberikan motivasi dan

doanya.

a Suamiku tercinta Muhammad Yusuf Efendi yang selalu memberikan

dorongan, motivasi dan senantiasa menemaniku dalam susah maupun

senang.

a Anakku tercinta dan tersayang Anggun Ufitasya Salsabila.

Page 6: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

vi

PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Semarang, 16 Desember 2010

Tanda tangan

Riza Christianti

Page 7: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

vii

ABSTRAKSI

Nama: Riza Christianti. NIM: 1104004. Judul: PENGELOLAANWISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANG (Studi Tentang Makam MbahShaleh Darat Di Bergota Semarang).

Penelitian ini berawal dari rasa ingin tahu penulis terhadap sejarah KH.Shaleh Darat dalam perjuangannya menyebarkan agama Islam di kampung Daratdan wilayah kota Semarang, terutama dari segi pengembangan dan pengelolaanwisata keagamaan makam KH. Shaleh Darat di kota Semarang dan partisipasimasyarakat. Penulis melakukan penelitian ke lokasi makam dan tempatpeninggalan KH. Shaleh Darat, yaitu rumah yang sekarang ditempati cucunya,dan masjid Kiai Shaleh Darat, untuk mengamati dan wawancara langsung dengankeluarga ahli waris, pihak pengelola perigatan labuhan KH. Shaleh Darat dan jurukunci makam KH. Shaleh Darat.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode penelitian inimenggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu metode yang bertujuan untukmelukiskan sistematis fakta dan karakteristik obyek yang diteliti. Pendekatan yangpenulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunkan pendekatasosiologis dan pendekatan manajemen. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan,penulis menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara dandokumentasi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan dan pengelolaanwisata keagamaan makam KH. Shaleh Darat di kota Semarang, partisipasimasyarakat terhadap pengembangan makam KH. Shaleh Darat sebagai saranawisata keagamaan di kota Semarang, dan juga pengembangan dakwah yang adapada makam KH. Shaleh Darat.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan dan pengelolaanmakam KH. Shaleh Darat belum maksimal, akan tetapi sudah diterapkan bagiandari manajemen yang berupa fungsi-fungsi manajemen, yaitu perencanaan,pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan. Hal itu terlihat dari segikepengurusan yang dijalankan. Dilihat dari kegiatan-kegiatan keagmaan sebagaisarana dakwah yang dilaksanakan, seperti ziarah ke makam KH. Shaleh Darat,haul akbar pada tanggal 10 Syawal, peringatan labuhan KH. Shaleh Darat danpengajian umum. Partisipasi masyarakat terhadap makam KH. Shaleh Daratsebagai wisata keagamaan di kota Semarang, merespon baik dengan ikut berperanserta membantu, menjaga, merawat dan melestarikannya, maka diharapkan bisamemunculkan spirit religius, meningkatkan potensi wisata keagamaan di kotaSemarang, menjadi aset budaya kota Semarang, serta meningkatkan potensiekonomi warga kampung Melayu.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasidan masukan bagi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang,masyarakat, lembaga dakwah dan instansi terkait.

Page 8: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah SWT, seraya mengucapkan puji syukur

Alhamdulillah kehadirat Allah SWT Robbul ‘izzati yang telah melimpahkan

Rahmat-Nya, serta kekuatan jasmani dan rohani kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan tugas penulisan skripsi ini dalam rangka memperoleh gelar

kesarjanaan Strata Satu (S.1) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo

Semarang.

Sholawat serta salam senantiasa penulis sampaikan Keharibaan Nabiyullah

Muhammad SAW., para keluarga, sahabat dan para pengikut beliau hingga

sampai akhir zaman. Semoga kita selalu mendapat syafa’atnya kelak dihari

kiamat. Amin.

Selanjutnya, menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

lepas dari bantuan dari beberapa pihak yang selama ini telah membantu dengan

tulus dan ikhlas, maka kiranya tiada kata yang dapat diucapkan selain

memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih

kepada:

1. Rektor beserta Pembantu Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Dekan beserta Pembantu Dekan Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

3. Ketua Jurusan beserta Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas

Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

4. Bapak Saerozi, S.Ag, M.Pd dan Bapak Adib Fathoni, S.Ag, M.Si selaku dosen

pembimbing yang dengan segala kesabaran dan kelapangan hati yang

senantiasa meluangkan waktu dan tenaga, memberikan arahan dan bimbingan

kepada penulis di tengah aktivitas dan kesibukannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam

proses penulisan skripsi ini.

5. Para dosen pengajar di Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang yang telah

membekali ilmu dan juga pengetahuan kepada pebulis sehingga pebulis dapat

meyelesaikan skripsi ini.

Page 9: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

ix

6. Segenap pegawai perpustakaan Fakultas Dakwah dan Perpustakaan IAIN

Walisongo Semarang.

7. Juru Kunci dan pengelola makam serta panitia peringatan labuhan KH. Shaleh

Darat yang telah berkenan memberikan izin, informasi dan data yang penulis

perlukan untuk penyusunan skripsi ini.

8. Bapak Slamet dan Ibu Riyanti sebagai pembimbing uatama yang telah

mendoakan, membesarkan dan mendidik penulis. Beliau memiliki peran yang

sangat penting dan tak terhingga. Ucapan terima kasih ini tidaklah cukup untuk

menggambarkan wujud penghargaan penulis kepada beliau.

9. Adik-Adikku tersayang (Ardy, Styawan, Lida, Zia, Zaka dan Zidan) yang

selalu berdoa untuk keberhasilan penulis.

10. Sahabat-sahabatku Imoet, Muna, Tika, Bahrul, Sokhi, dan Zulfa, terima kasih

atas motivasi dan bantuannya.

Akhirnya, semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq,

dan hidayah-Nya kepada mereka, amin. Dengan kerendahan hati penulis mohon

maaf, dan semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan orang lain.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Semarang, 16 Desember 2010

Penulis,

Riza Christianti

Page 10: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

NOTA PEMBIMBING .............................................................................. ii

PENGESAHAN .......................................................................................... iii

PERNYATAAN ......................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ...................................................................................... v

MOTTO ...................................................................................................... vi

ABSTRAKSI .............................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

BAB I: PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah .............................................................. 5

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................. 6

1.4. Tinjauan Pustaka ................................................................... 6

1.5. Metode Penelitian ................................................................. 10

1.5.1. Jenis Penelitian ............................................................ 10

1.5.2. Sumber Data ............................................................... 11

1.5.3. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 12

1.5.4. Teknik Analisis Data ................................................... 13

1.6. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................... 14

BAB II: KONSEP DAKWAH, PENGELOLAAN WISATA KEAGAMA-

AN DI MAKAM K.H. SHALEH DARAT .................................. 16

2.1. Wisata Keagamaan ............................................................... 16

2.1.1. Pengertian Wisata Keagamaan ................................... 16

2.2. Pengelolaan Obyek Dan Daya Tarik Wisata ......................... 18

2.2.1. Pengertian Obyek Dan Daya Tarik Wisata ................. 22

Page 11: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

xi

2.3. Partisipasi Masyarakat .......................................................... 26

2.3.1. Pengertian Partisipasi Masyarakat .............................. 26

2.3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masya-

rakat ........................................................................... 27

BAB III: DESKRIPSI UMUM WISATA KEAGAMAAN DI MAKAM

MBAH SHALEH DARAT BERGOTA SEMARANG .............. 29

3.1. Gambaran Umum Kota Semarang ......................................... 29

3.1.1. Letak Geografis ......................................................... 30

3.1.2. Kondisi Sosial, Budaya Dan Agama ........................... 32

3.1.3. Kondisi Budaya Kota Semarang ................................. 33

3.2. Gambaran Umum Makam Mbah Shaleh Darat Bergota

Semarang .............................................................................. 35

3.2.1. Riwayat Singkat KH. Shaleh Darat .............................. 35

3.2.2. Kondisi Keberagamaan Masyarakat Kampung Darat ... 46

3.2.3. Sasaran Dan Obyek Wisata Keagamaan ...................... 49

3.2.4. Pengelolaan Wisata Keagamaan Makam Mbah Shaleh

Darat di Kota Semarang .............................................. 52

3.2.5. Partisipasi Masyarakat Tentang Pengelolaan Makam

KH. Shaleh Darat Sebagai Wisata Keagamaan di Kota

Semarang .................................................................... 58

BAB IV: ANALISIS MAKAM KH. SHALEH DARAT DALAM PENGE-

LOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANG . 61

4.1. Analisis Pengelolaan Wisata Keagamaan Makam KH. Shaleh

Darat di Kota Semarang ........................................................ 61

4.2. Partisipasi Masyarakat Tentang Pengelolaan Makam KH.

Shaleh Darat Sebagai Wisata Keagamaan di Kota Semarang.. 67

BAB V: PENUTUP .................................................................................... 71

Kesimpulan .................................................................................... 71

Page 12: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

xii

Saran-saran .................................................................................... 72

Penutup .......................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Luas Wilayah Per Kecamatan Kota Semarang .......................... 31

Page 14: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Besarnya jasa dalam menyebarkan Islam di Jawa bahkan Nusantara,

masyarakat Islam menandaskan keberhasilan dakwah para wali dalam

penyebaran agama Islam. Sebagai bentuk penghargaan masyarakat, para wali

kemudian dianggap sebagai orang suci yang mempunyai garis spiritual

dengan Nabi. Mereka merupakan mata rantai yang menyambungkan ajaran

Islam sampai kepada ajaran Nabi (warasatul ambiya).

Hubungan antara umat dengan tokoh-tokoh agama adalah hubungan

yang dilandasi oleh dua dimensi, yaitu keagamaan dan sosial. Pada dimensi

keagamaan, dikuatkan melalui ajaran-ajaran keagamaan. Maka dalam dimen-

si sosial, orang-orang suci yang direpresentasikan kepada Nabi, wali sampai

kyai dianggap sebagai orang yang lebih dekat dengan Tuhannya.

Pada pemahaman masyarakat saat ini, kegiatan ziarah adalah

diutamakan pada tokoh-tokoh yang mempunyai peranan penting atau jasa

besar. Di Indonesia ziarah dalam artian umum merupakan kunjungan ke

makam, masjid, relik-relik tokoh agama, raja beserta keluarganya dan ke

makam para wali penyebar agama Islam sebagai wujud kecintaan (Suryo,

2004: 8).

Di Indonesia pada akhir-akhir ini wisata ziarah umat Islam menjadi

suatu kegiatan yang terprogram, sehingga sudah saatnya kegiatan tersebut

Page 15: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

2

dikemas dalam bentuk wisata minat khusus (special interest tourism)

(Suryono, 2004: 2). Dalam terminologi Arab, perjalanan atau wisata

diistilahkan sebagai Ash-Shafar atau Az-Ziarah. Jadi wisata ziarah merupa-

kan sebuah bentuk kunjungan ritual dan biasanya dilakukan ke makam atau

masjid bersejarah. Dari prosesnya wisata ziarah juga dipahami sebagai

perjalanan batin seseorang sehingga memiliki muatan emosi dan kontemplasi

tinggi (http://abril. susiloadhy.net, /2007/02/21)

Adapun yang menjadi dasar kegiatan ziarah adalah sebagaimana

diriwayatkan dalam beberapa hadist, diantaranya Ibnu Majjah yang ber-

sumber dari Ibnu Mas’ud r.a.:

)(

Tadinya engkau Ku larang berziarah ke kubur, sekarang ziarahilah.Disitu terdapat pengajaran . (Abdul Wahab, 1990: 424).

Penjelasan hadist tersebut di atas bahwa ziarah kubur hukumnya

mustahab (mendekati sunnah) dengan tujuan untuk mengingat akhirat dan

untuk menimbulkan pemikiran yang baik. Adapun menziarahi kuburan

orang-orang shaleh hukumnya mustahab setelah adanya sabda Nabi SAW.,

yang telah melarang mengunjungi makam, tetapi kemudian diizinkan (Imam

Ghazali, 1986: 14).

Perkembangan zaman yang semakin pesat, seperti kemajuan tekno-

logi informasi sebagai sarana peningkatan kinerja untuk memudahkan

Page 16: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

3

penyesuaian terhadap pekerjaan dan ketrampilan seseorang yang didasarkan

atas usaha untuk mengembangkan sebuah kesadaran, kemauan serta keahlian.

Kenyataan ini menyadarkan kita untuk segera memperbaiki, mengelola,

mengembangkan dan meningkatkan kegiatan dakwah yang salah satunya

dapat dilakukan wisata budaya keagamaan, baik dari segi sosial, ekonomi

maupun budaya.

Pilihan pengembangan wisata budaya yang dikemas dalam bentuk

wisata keagamaan di Jawa Tengah relatif berkembang sebagai potensi wisata

religi di kota Semarang yang meliputi:

Klenteng Gedung Batu atau Sam Poo Kong, adalah tempat peribadatan umat

Tri Dharma yang didatangi para peziarah dari berbagai agama. Setiap

tahun di kleteng ini diadakan perayaan dengan menggelar ritual mengarak

patung Sam Poo Kong (Laksamana Cheng Ho) dari Klenteng Tay Kek

Sie di Gang Lombok menuju Gedung Batu di Klenteng Gedung Batu.

Gereja Blenduk, yang dibangun pada tahun 1750 M, terletak di Jl. Letjen

Suprapto. Nama aslinya adalah Gereja Emmanuel tetapi karena bentuk

kubahnya cembung sehingga gereja ini dikenal dengan nama Gereja

Blenduk.

Makam Ki Ageng Pandanaran merupakan obyek wisata ziarah yang terletak

di Jl. Mugas Dalam II. Pada setiap bulan Muharram (Sura) selalu

diselenggarakan khoul, yaitu upacara peringatan hari wafatnya Ki Ageng

Pandanaran. Beliau adalah pendiri kota Semarang.

Page 17: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

4

Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), yang berlokasi di Jl. Gajah Raya dan

telah diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ditinjau dari

arsitekturnya dengan bangunan yang meneladani dari Masjid Nabawi di

Madinah.

Dugderan merupakan upacara tradisional masyarakat kota Semarang yang

bernuansa religius yang diadakan satu hari menjelang datangnya bulan

Ramadhan. Kata “dugder” diambil dari perpaduan bunyi beduk yang di-

tabuh Kanjeng Bupati Semarang Purbaningrat, sebagai bunyi “dug”

dengan disertai bunyi meriam yang diasumsikan dengan bunyi “der”,

sehingga terpadu menjadi “dugder”. Acara ini berlangsung sejak tahun

1881 M. Untuk lebih menyemarakkan dugderan juga dilaksanakan

Festival Warak Ngendok sebagai ciri khas upacara ini dan juga diadakan

lomba berbagai kesenian yang religius seperti rebana dan jipinan (Kantor

INFOKOM, 2008: 58).

KH. Shaleh Darat adalah kiai yang memiliki jasa besar terhadap

kebesaran Islam di Semarang dan hal ini bisa menjadi literatur, dan makam

KH. Shaleh Darat perlu adanya pengembangan, dan tanggung jawab sosial

supaya makam tersebut berkembang dan menjadi tempat salah satu obyek

daya tarik wisata keagamaan di kota Semarang. Makam tersebut terletak di

pemakaman umum Bergota Semarang yang banyak dikunjungi wisatawan atau

para peziarah. Selain mengunjungi makamnya juga perlu mengunjungi pusat

dakwah, yaitu masjid peninggalan KH. Shaleh Darat yang kurang dapat

perhatian dari Pemerintah Kota Semarang dan penduduk sekitar. Orang-orang

Page 18: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

5

lebih mengenal KH. Shaleh Darat karena karyanya yang bisa dibaca hingga

kini. Salah satu kitab peninggalan beliau yang terkenal adalah kitab Majmu’ah

asy-Syar’iah al-Kafiyah li al-Awwam (kitab kumpulan syari’at bagi orang

awam). KH. Shaleh Darat meninggal pada tanggal 28 Ramadhan 1321 H, atau

betepatan dengan 12 Desember 1903 M. Setiap tanggal 10 Syawal masyarakat

dari berbagai segala penjuru kota melakukan khoul KH. Shaleh Darat, dengan

kegiatan utamanya adalah ziarah, pengajian dan tahlilan (http://sachrony.

wordpress.com/2008/02/25).

Berdasarkan uraian diatas penulis merasa perlu untuk lebih memahami

dalam meniliti tentang fenomena pengembangan wisata religi di makam KH.

Shaleh Darat di Bergota Semarang dalam skripsi deng judul Pengelolaan

Wisata Keagamaan di Kota Semarang (Studi Tentang Makam Mbah Shaleh

Darat di Bergota Semarang) .

1.2. Permusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dapat diambil pokok

permasalahan yang perlu dikaji lebih lanjut. Adapun pokok permasalahan

dalam penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut:

Bagaimana pengelolaan wisata keagamaan makam KH. Shaleh Darat di kota

Semarang ?

Bagaimana partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan makam KH. Shaleh

Darat sebagai sarana wisata keagamaan ?

Page 19: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

6

1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujuan penulisan skripsi

ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk pengembangan dan pengelolaan wisata keagamaan makam KH.

Shaleh Darat di kota Semarang.

b. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat terhadap pengembangan

makam KH. Shaleh Darat sebagai sarana pengembangan wisata

keagamaan.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan bagi ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu dakwah,

manajemen dakwah khususnya dalam bidang pengembangan dan

wisata religi.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi pengembangan wisata keagamaan di kota Semarang

pada masa yang akan datang.

1.4. Tinjauan Pustaka

Untuk menghindari persamaan penulisan dan plagiat, maka dalam

penulisan skripsi ini penulis cantumkan beberapa hasil penelitian yang ada

Page 20: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

7

kaitannya dengan skripsi ini diantaranya penelitian-penelitian tersebut adalah

sebagai berikut:

Skripsi karya Syarif Hidayah, 1998 dengan judul Pandangan Al-

Qur an Tentang Wisata dan Implementasinya Dalam Dakwah Islam . Skripsi

ini menyimpulkan dalam Al-Qur’an bahwasanya wisata dilakukan dalam

rangka mengambil “ibrah” dari ciptaan Allah SWT atau sejarah dari peradab-

an manusia untuk membuka mata hati sehingga menumbuhkan dan

meningkatkan keyakinan akan ke-Esaan Allah SWT.

Karya Suyitno, 2006 dengan judul Perencanaan Wisata . Dalam

buku ini menjelaskan tentang aspek-aspek perencana dan pengelolaan wisata

serta upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang pariwisata,

yaitu dengan jalan pengolahan wisata, faktor-faktor yang mempengaruhi

proses produksi wisata, tahap-tahap perencanaan wisata dan hubungannya

dengan aspek-aspek wisata.

Penelitian tentang Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata

(ODTW) Keagamaan (Studi Kasus Pengelolaan Dakwah Melalui Kegiatan

Wisata Ziarah Masjid Agung Demak) , yang diteliti oleh Hariyanto pada

tahun 2007. Penelitian ini membahas beberapa hal yang harus dilakukan

dalam pengelolaan ODTW keagamaan. Dalam penelitian ini sebagai

obyeknya dalah Masjid Agung Demak, dan melalui wisata ziarah Masjid

Agung Demak, maka dakwah dapat dikembangkan disini. Untuk mengem-

bangkan dakwah maka diperlukan beberapa hal dari manajemen yaitu

perencanaan, pengorganisasian, pergerakan serta pengendalian. Dan hasil dari

Page 21: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

8

penelitian ini adalah bahwa dalam pelaksanaan pengembangan dakwah di

Masjid Agung Demak pihak pengelola selalu melaksanakan pengendalian

yaitu selalu melaksanakan standar atau alat ukur, mengadakan pemeriksaan

terhadap pelaksanaan tugas dakwah yang dilaksanankan, membandingkan

antara pelaksanaan dengan standar serta selalu mengadakan tindakan

perbaikan, sehingga melalui kegiatan tersebut dakwah berkembang baik

disini. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data observasi,

interview serta metode dokumentasi. Metode ini menggunakan teknik analisis

data dengan proses berfikir induktif yaitu proses logika yang bernagkat dari

data empiris lewat observasi menuju kepada suatu teori.

Penelitian tentang Perhatian Kiai Soleh Darat Ulama Jawa Akhir

Abad XIX Terhadap Imam Orang Awam , yang diteliti oleh Drs. H. Ghozali

Munir, MA, pada tahun 1999. Penelitian ini membahas tentang perhatian Kiai

Soleh Darat terhadap imam orang awam sampai saat ini memiliki relevansi

kekinian. Perhatian Kiai Soleh Darat memiliki kepekaan sosial dan perhatian

terhadap masa depan bangsanya dengan memberikan instrument dan stimulasi

bahasa Jawa agar masyarakat dapat menuntut ilmu yang bermanfaat dan dapat

beramal atau bekerja dengan sebenarnya dengan keikhlasan, niat yang baik

dan benar, dilakukan karena Allah dan mencari ridho-Nya. Relevansi itu

dikarenakan sampai saat ini, persolan pendidikan dan pekerjaan merupakan

problem yang mesih menuntut perhatian dari semua pihak.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

pustaka (Library Resesrch), yaitu sumber data penelitian berasal dari bahan

Page 22: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

9

pustaka tertulis dan kaitannya dengan permasalahan yang dikaji. Karena

permasalahan yang dikaji berkaitan dengan figure Kiai Soleh Darat dengan

permasalahan imam, maka sumber primernya adalah karya-karya Kiai Soleh

Darat yang berkaitan dengan teologi Islam, khususnya tentang imam orang

awam.

Skripsi karya Rahmat Musafa, 2008 dengan judul Strategi Pengem-

bangan Masyarakat Oleh Nahdatul Ulama Di Desa Gondosuli Muntilan

Periode 1995-2005 . Dalam skripsi ini mendiskripsikan dan menganalisis

tentang strategi pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh Organisasi

Nahdatul Ulama pada masyarakat Gondosuli, yang mengacu pada kegiatan-

kegiatan keagamaan baik ditingkat formal maupun non formal yang meliputi:

(1) bidang dakwah, yaitu dengan diadakan pengajian slapanan, membaca al-

Qur’an, pengajian akbar, pengajian nyadran, pengajian isro’ mi’roj, pengajian

maulid Nabi, mujahadah, yasinan dan ziarah; (2) bidang pengajaran dan

pendidikan, yaitu pembelajaran kitab, tadarus al-Qur’an, pengajran TPA,

sekolah madin, pondok pesantren; (3) bidang sosial dan ekonomi masyarakat,

yaitu pengadaan santunan kepada anak yatim piatu, pengadaan qurban,

pengadaan zakat fitrah, infaq dan shodaqoh, membantu mereka yang terkena

bencana alam, kematian, musibah dan pemberian beasiswa kepada yang tidak

mampu.

Penelitian yang penulis teliti ini memiliki corak yang hampir sama,

namun berbeda dengan penelitian sebelumnya yang telah mengkaji masalah

wisata dan ziarah. Akan tetapi pada penelitian penulis ini akan mengkaji

Page 23: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

10

mengenai pengembangan makam KH. Shaleh Darat sebagai wisata keagama-

an di kota Semarang. Fokus penelitian ini terletak pada pengelolaan serta

partisipasi dan perhatian Pemerintah Daerah juga masyarakat kota Semarang

tentang pengembangan wisata keagamaan pada makam KH. Shaleh Darat di

Bergota Semarang. Sepanjang yang penulis amati permasalahan yang penulis

teliti belum ada yang mengkaji sebelumnya.

1.5. Metode Penelitian

1.5.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku

yang diamati. Artinya penelitian yang berdasarkan pengamatan dan

menganalisis secara langsung fakta yang ada di lapangan (Sudarto,

2002: 62).

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian dakwah

merujuk pada ilmu bantu dakwah. Adapun ilmu bantu dakwah terdiri

dari psikologi, sosiologi, manajemen dan komunikasi (Muhtadi, 2003:

107). Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

manajemen.

Page 24: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

11

1.5.2. Sumber Data

Yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini adalah subyek

dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2002: 107). Dalam penelitian

ini sumber data dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek yang

diteliti (Rianto, 2005: 61). Sumber data diperoleh dari semua

informasi melalui teknik wawancara dan observasi terhadap obyek

penelitian tentang pengembangan obyek wisata keagamaan di

makam KH. Shaleh Darat. Dalam melakukan observasi peneliti

menggunakan data primer. Data primer di sini diperoleh dari: (1)

pengurus makam KH. Shaleh Darat; (2) masyarakat sekitar

komplek pemakaman umum Bergota Semarang.

b. Data sekunder, yaitu sejumlah kepustakaan yang releven dengan

skripsi ini yang bersifat mendukung. Kepustakaan yang dimaksud

adalah buku-buku, artikel-artikel, dan dokumentasi yang berkaitan

dengan penelitian yang penulis kaji (Moeloeng, 2004: 29). Sumber

data-data itu berupa buku-buku yang berkaitan dengan wisata

ziarah, artikel-artikel dan dokumentasi yang berkaitan dengan

pembahasan tentang pengembangan wisata keagamaan di makam

KH. Shaleh Darat.

Page 25: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

12

1.5.3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah suatu cara atau proses yang

sistematis dalam pengumpulan, pencatatan, penyajian fakta untuk

tujuan tertentu (Sumarsono, 2004: 66). Adapun metode yang penulis

pergunakan dalam penelitian ini adalah:

Observasi

Dalam menggunakan metode ini dilakukan dengan meng-

adakan serta pencatatan secara langsung terhadap data yang ada

pada obyek penelitian. Metode observasi bisa diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap fenomena-

fenomena yang diselidiki (Sutrisno, 1983: 51). Dalam metode ini

penulis melakukan pengamatan di makam KH. Shaleh Darat

sebagai obyek wisata keagamaan di kota Semarang. Mulai dari

kondisi sampai pada pengelolaan dan pengembangan makam KH.

Shaleh Darat oleh pihak Pemerintah Daerah kota Semarang dan

masyara-kat sekitar. Kemudian hasil dari pengamatan tersebut

dideskripsikan dalam sebuah karya penelitian skripsi.

Wawancara

Adalah salah satu pengumpulan data dengan jalan wawan-

cara yaitu mendapatkan keterangan dengan cara bertanya langsung

kepada responden (Singarinbun, 1985: 199).

Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan data dan

informasi dari pihak-pihak terkait yaitu dari pihak pengurus makam

Page 26: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

13

KH. Shaleh Darat (Agus Triyanto), juru makam KH. Shaleh Darat

(Romanah), dan informasi dari para peziarah, baik mengenai

pengembangan makam KH. Shaleh Darat, mapaun mengenai fakta-

fakta yang menunjang keberhasilan dan kendala yang dihadapi

dalam proses pengelolaans wisata keagamaan tersebut.

Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel-variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti, novel, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2002:

206).

Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-

data tentang latar belakang, sejarah serta pengembangan wisata

keagamaan di makam KH. Shaleh Darat serta dokumen-dokumen

lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

1.5.4. Teknik Analisis Data

Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunakan

beberapa metode di atas, maka peneliti mengolah data dan meng-

analisis data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-

kualitatif.

Analisis deskriptif merupakan suatu teknik yang menggambar-

kan, dan menginterprestasikan arti data yang telah terkumpul dengan

memberi perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang

Page 27: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

14

diteliti, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh

tentang keadaan yang sebenarnya. Menurut Nazir (1998: 63) bahwa

tujuan deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif gambaran atau

lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta,

sifat-sifat hubungan antara fenomena yang diselidiki.

1.6. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang masing-masing bab

memuat sub-sub bab sebagai berikut:

Bab pertama adalah pendahuluan, yang berisi latar belakang,

kemudian dilanjutkan dengan rumusan masalah, tujuan dan manfaat pene-

litian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan

skripsi.

Bab kedua adalah konsep dakwah pengelolaan wisata keagamaan

makam KH. Shaleh Darat yang meliputi: pengelolaan wisata keagamaan

makam KH. Shaleh Darat di kota Semarang dan partisipasi masyarakat.

Bab ketiga berisi tentang deskripsi umum wisata keagamaan di

makam KH. Shaleh Darat Bergota Semarang. Isi bab tiga ini adalah

gambaran umum kota Semarang, gambaran umum makam KH. Shaleh Darat

yang meliputi: riwayat singkat KH. Shaleh Darat, kondisi keber-agamaan

masyarakat Kelurahan Dadapsari, sasaran dan obyek wisata keagamaan di

makam KH. Shaleh Darat, pengelolaan wisata keagamaan makam KH.

Shaleh Darat Shaleh Darat di kota Semarang dan partisipasi masyarakat

Page 28: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

15

terhadap pengelolaan makam KH. Shaleh Darat sebagai wisata keagamaan di

kota Semarang.

Bab keempat berisi tentang analisis pengelolaan wisata keagamaan di

kota Semarang. Pada bab ini merupakan analisis pengelolaan wisata

keagamaan makam KH. Shaleh Darat di kota Semarang, analisis partisipasi

masyarakat terhadap pengelolaan makam KH. Shaleh Darat sebagai wisata

keagamaan di kota Semarang.

Bab kelima merupakan penutup, dimana pada bab ini berisi tentang

kesimpulan dan hasil penelitian, serta saran-saran yang ditujukan untuk

kemajuan dan perbaikan pengelolaan wisata keagamaan pada makam KH.

Shaleh Darat Bergota Semarang.

Page 29: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

16

BAB II

KONSEP PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI MAKAM K.H.

SHALEH DARAT DAN PASRTISIPASI MASYARAKAT

2.1. Wisata Keagamaan

2.1.1. Pengertian Wisata Keagamaan

Islam telah meninggalkan berbagai peninggalan sejarah

penting, baik berupa makam, masjid, bekas kerajaan, perhiasan, adat

istiadat dan sebagai-nya yang dapat dijadikan sebagai potensi wisata

salah satu kegiatan. Wisata tersebut adalah dalam bentuk wisata

keagamaan (ziarah) umat Islam.

Wisata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

bepergian bersama-sama untuk memperluas pengetahuan

(Petroningsih, 2005: 640). Wisata sering disebut juga perjalanan.

Wisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

lebih dengan tujuan mendapatkan kenik-matan dan tujuan untuk

mengetahui sesuatu, dapat juga yang berhubungan dengan kegiatan

olah raga, kesehatan, keagamaan, dan keperluan wisata lainnya.

Dari uraian di atas wisata dapat dirumuskan sebagai perjalanan

yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bersifat

sementara, untuk menikmati obyek dan atraksi di tempat tujuan.

Wisata adalah sebuah perjalanan, namun tidak semua perjalanan dapat

dikatakan sebagai wisata dengan kata lain melakukan wisata berarti

Page 30: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

17

melakukan perjalanan tapi melakukan perjalanan belum tentu wisata

(Suyitno, 2006: 8).

Religi atau agama berasal dari akata “religere”, dalam bahasa

Latin artinya berpegang pada norma-norma. Sedangkan istilah

“religion” sekarang di Indonesia menjadi “religi” yaitu menunjukkan

hubungannya dengan tetap antara manusia dengan Tuhan saja (Ali,

2004: 3).

Wisata keagamaan merupakan sebuah perjalanan untuk

memperoleh pengalaman, pelajaran, dan pengajaran (Ibroh) (Shihab,

2007: 549). Wisata ini bertujuan untuk bersenang-senang dan

membuat hati tenang dengan berziarah dan berdoa dengan membaca

tahlil, surat yasin, dan lain-lain.

Pada dasarnya semua kegiatan perlu adanya manajemem

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan kegiatan

tersebut. Untuk mengatasi problema tersebut diperlukan ilmu

manajemen. Sebagaimana diungkapkan oleh sebagian yang ditengarai

oleh Munir dan Illahi (2006: 64-65), abad ini merupakan abad

manajemen karena segala sesuatunya memerlukan penge-lolaan dan

pengetahuan. Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik,

pengetahuan, waktu, dan perhatian), sedang kebutuhan manusia tidak

terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan, terbatasnya kemampuan

dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan

tugas dan tanggung jawab. Pentingnya suatu manajemen disebabkan

Page 31: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

18

manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan dalam wisata.

Manajemen mengakibatkan penerapan secara teratur, karena

pengembangan termasuk dalam fungsi manajemem (Hasibuan, 2001:

21).

Penerapan manajemen merupakan suatu komponen penting

yang tidak dapat dipisahkan dalam pengembangan wisata keagamaan.

Upaya untuk mengoptimalkan pengembangan wisata keagamaan akan

tercapai beberapa manfaat, yaitu manfaat dakwah, ekonomi serta

manfaat keamanan bagi peziarah. Dengan tercapaiya beberapa

manfaat tersebut diharapkan akan meningkatkan ekonomi masyarakat,

dan secara ideal akan mencapai integritas budaya yang berupa

perlindungan pelestarian dan pengamanan. Sehingga aset budaya

terhindar dari kerusakan, pencemaran dan pencurian. Agar tercapai

beberapa manfaat dalam pengembangan wisata keagamaan di tengah

masya-rakat akan berfungsi secara optimal apabila ada dukungan dari

masyarakat juga peran pemerintah, maka akan melahirkan kualitas

keagamaan.

2.2. Pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata

Pengelolaan merupakan makna lain dari manajemen, karena secara

etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Inggris management yang

berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan pengelolaan. Sedangkan arti

manajemen sendiri ialah suatu proses yang diterapkan oleh individu atau

Page 32: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

19

kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk mencapai suatu tujuan.

Manajemen juga dapat diartikan sebagai aktivitas menertibkan, mengatur,

dan berfikir yang dilakukan oleh seseorang, sehingga ia mampu megemuka-

kan, menata dan merapikan segala sesuatu yang ada di sekitarnya, menge-

tahui prinsip-prinsipnya serta menjadikan hidup selaras dan serasi dengan

yang lainnya (Munir dan Ilahi, 2006: 9).

Dalam pengelolaan tidak terlepas dari beberapa fungsi umum

manajemen yang meliputi: perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan,

serta pengawasan.

1. Perencanaan

Aktivitas perencanaan dilakukan untuk menetapkan sejumlah pe-

kerjaan yang harus dikerjakan kemudian. Perencanaan merupakan

aktivitas untuk memilih dan menghubungkan fakta serta aktivitas mem-

buat dan menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang.

Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan

dan menentukan cakupan pencapaiannya.

Perencanaan dalam pengelolaan wisata keagamaan ini dilakukan

untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan

yang akan dilakukan dalam pengelolaan wisata keagamaan seperti halnya

perjalanan yang bertujuan untuk memperoleh pengalaman, pelajaran, dan

pengajaran (ibroh).

2. Pengorganisasian

Page 33: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

20

Setelah proses perenacanaan, maka hal yang selanjutnya adalah

pengorganisasian. Pengorganisasian (organizing) adalah seluruh penge-

lompokan orang-orang/alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewe-

nang dengan sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang

dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai suatu

tujuan yang telah ditentukan (Munir dkk, 2006: 117). Setelah direncana-

kan langkah berikutnya dalam pencapaian tujuan organisasi adalah

mengorganisir segala sumber daya untuk diarahkan guna meng-gerakkan

organisasi pada tujuan yang telah ditentukan.

3. Penggerakkan

Setelah organisasi dibuat dan disusun, langkah selanjutnya adalah

penggerakkan. Penggerakkan merupakan suatu usaha untuk menggerak-

kan anggota-anggota dalam pengelolaan wisata keagamaan, supaya para

anggota dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan apa

yang diinginkan.

4. Pengawasan

Pengawasan berarti mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan,

maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu menerapkan

tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan yang

telah direncanakan.

Menurut Fakhrudin al-Razy, perjalanan wisata mempunyai dampak

yang sangat besar dalam rangka menyempurkan jiwa manusia. Karena

dengan perjalanan itu, ia mungkin memperoleh kesulitan dan ketika itu ia

Page 34: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

21

mendidik jiwanya untuk bersabar. Mungkin ia juga menemui orang-orang

terkemuka sehingga ia dapat memperoleh dari mereka hal-hal yang tidak

dimilikinya. Selain itu, ia dapat menyaksikan aneka ragam per-bedaan

ciptaan Allah SWT dan walhasil perjalanan wisata mempunyai dampak yang

kuat dalam kehidupan beragama seseorang (Shihab, 1994: 351).

Perjalanan yang tidak mengakibatkan dosa dibenarkan oleh agama.

Dalam Firman Allah SWT, surat al-Ankabut ayat 20 dijelaskan:

Katakanlah: Berjalanlah di (muka) bumi, maka perhatikanlahbagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya,kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya AllahMaha Kuasa atas segala sesuatu (DEPAG RI, 1989: 631).

Tidak kurang pentingnya perjalanan itu adalah adanya peluang yang

terbuka untuk memperoleh rizki Tuhan. Sebagaimana diisyaratkan oleh

banyak ayat al-Qur’an, yang salah satu diantaranya dalam surat al-Muzammil

ayat 20:

Page 35: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

22

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri(sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malamatau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orangyang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dansiang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapatmenentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberikeringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu)dari al-Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamuorang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumimencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagiberperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu)dari al-Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat danberikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dankebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamumemperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang palingbaik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunankepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi MahaPenyayang .

Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa perjalanan

(pariwisata) yang memiliki tujuan yang benar maka sangat dianjurkan oleh

agama, dan hal itu perlu dikelola dengan sebaik mungkin.

Page 36: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

23

2.3. Pengeertian Obyek dan Daya Tarik Wisata

Pengertian obyek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang

Nomor 9 tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata meliputi:

1. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud flora dan fauna, seperti

pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan

hutan tropis serta binatang-binatang langka.

2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, pening-

galan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air),

wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan.

3. Sasaran wisata minat khusus, seperti berburu, mendaki gunung, gua,

tampat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain

http://arison001. blogspot.com, 2008).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan obyek

daya tarik wisata adalah aktivitas menertibkan serta mengatur suatu sasaran

dari perjalanan wisata yang meliputi, wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,

wisata karya manusia, serta wisata minat khusus. Dalam pengelolaan wisata

ada beberapa fasilitas yang dilibatkan, yaitu yang lazim disebut dengan

komponen wisata yang antara lain:

1. Sarana transportasi

Sarana transportasi berkaitan erat dengan mobilitas wisatawan.

Sebagai komponen wisata, maka ada beberapa hal yang perlu diperhati-

kan sehubungan dengan transportasi, antara lain: jenis, fasilitas, biaya,

lokasi dan lain sebagainya.

Page 37: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

24

2. Sarana akomodasi

Sarana akomodasi dibutuhkan apabila wisata diselenggarakan

dalam waktu lebih dari 24 jam dan direncanakan untuk menggunakan

sarana akomodasi tertentu sebagai tempat menginap. Ada beberapa jenis

akomodasi mulai dari home stay, losmen, motel, hotel melati, hingga

hotel berbintang.

3. Sarana makan dan minum

Saran makan dan minum disuatu tempat wisata perlu mem-

perhatikan beberapa hal yaitu: jenis atau kelas, menu, fasilitas, harga,

lokasi, dan lain-lain.

4. Obyek dan atraksi wisata

Ada beberapa obyek dan atraksi wisata, salah satunya obyek dan

atraksi wisata yang yang dibedakan berdasarkan bentuknya yaitu: obyek

wisata alam, budaya, agama dan lain-lain. Untuk itu perlu diperhatikan

beberapa hal yaitu: daya tarik, lokasi, fasilitas, biaya, dan kemudahan

lainnya.

5. Sarana hiburan

Sarana hiburan tersebut dapat berupa massal, digelar untuk

masyarakat umum dan tanpa pungutan biaya, ada juga sarana hiburan

yang bersifat khusus dan dipungut biaya bagi yang ingin menikmatinya.

6. Toko cinderamata (souvenir shop)

Komponen wisata ini erat kaitannya dengan oleh-oleh atau

kenang-kenangan adalam bentuk barang tertentu. Beberapa hal yang

Page 38: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

25

perlu diperhatikan untuk komponen ini antara lain: jenis barang, kappa-

sitas, lokasi, harga dan kualitas.

7. Pramuwisata dan pengatur wisata (guide and tour manager)

Pramuwisata dan pengatur wisata keduanya bertugas memeberi-

kan informasi dan layanan kepada wisatawan. Oleh karena itu, perlu

diperhatikan beberapa hal yaitu: keahlian, jenis dan biaya.

8. Parkir

Tempat parkir adalah bagian yang tak terpisahkan dari obyek dan

atraksi wisata. Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan

tempat parkir adalah lokasi, kapasitas, fasilitas, waktu beroperasi dan

tarif.

Beberapa komponen wisata tersebut tidak selamanya selalu ada dan

dilibatkan dalam penyelenggaraan sebuah wisata tergantung pada kondisi

wisata yang diselenggarakan baik menyangkut jenis maupun harganya

(Suyitno, 2001: 18-21).

Pengelolaan obyek daya tarik wisata yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah pengelolaan dalam mengembangkan wisata keagamaan pada

makam KH. Shaleh Darat di Bergota Semarang, yang merupakan salah satu

akulturasi budaya Jawa dan budaya Islami yang termasuk dalam sarana

pengembangan dakwah.

Page 39: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

26

2.4. Pengertian Partisapasi Masyarakat

Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu participation yang

berarti pengambilan bagian atau pengikuti sertaan (John dan Hasan, 1995:

419). Menurut Keith Devis partisipasi didefinisikan sebagai berikut:

Participation is defined as a mental and emotional involved at a person in a

group situation which encourager then contribute to group goal and share

responsibility in them . Partisipasi dimaksudkan sebagai keterlibatan mental

dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di

dalamnya (Suryobroto, 2002: 279).

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 7 dalam http://www.

cacafirmansyah.wordpress.com) adalah keikutsertaan masyara-kat dalam

proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat dalam

proses pengevaluasian perubahan yang terjadi.

Dari pengungkapan definisi partisipasi di atas, maka penulis

mengambil kesimpulan bahwa partisipasi adalah keterlibatan aktif seseorang,

atau sekelompok orang (masyarakat) secara sadar unutk berkontribusi secara

sukarela dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan sampai pada tahap pengawasan.

Pentingnya partisipasi dikemukakan oleh Conyers (1991: 154-155

dalam http://www.sacafirmansyah.wordpress.com) adalah sebagai berikut:

a. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi

mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat yang tanpa

kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.

Page 40: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

27

b. Bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program

pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan

perencanaannya. Karena mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk

proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek

tersebut.

c. Bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam

pembangunan masyarakat mereka sendiri.

2.4.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masya-

rakat dalam suatu program. Sifat-sifat faktor tersebut dapat mendu-

kung suatu keberhasilan. Namun ada juga yang sifatnya dapat

menghambat keberhasilan suatu program.

Menurut Holil (1980: 9-10) unsur-unsur dasar partisipasi sosial

yang juga dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah:

a. Kepercayaan diri masyarakat.

b. Tanggung jawab sosial dan komitmen masyarakat.

c. Kemauan dan kemampuan untuk mengubah atau memperbaiki

keadaan dan membangun atas kekuatan sendiri.

d. Organisasi keputusan rasional dan efisiensi usaha.

e. Musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan.

f. Kepekaan dan tanggapan masyarakat terhadap masalah kebutuhan-

kebutuhan dan kepentingan-kepentingan umum masyarakat.

Page 41: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

28

BAB III

DESKRIPSI UMUM WISATA KEAGAMAAN DI MAKAM MBAH

SHALEH DARAT BERGOTA SEMARANG

3.1. Gambaran Umum Kota Semarang

Semarang adalah Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah yang telah tumbuh

sebagai Kota Metropolitan dengan jumlah penduduk sebanyak 1,4 juta jiwa.

Sebagai fasilitas pendukung pengembangan ekonomi tersedia di kota ini,

antara lain Pelabuhan Tanjung Emas, Bandara Internasional Ahmad Yani,

pusat-pusat industri, serta pusat-pusat perdagangan. Sedangkan dibidang

sosial budaya tampak adanya hiterogenitas sumber daya manusia dengan

berbagai ragam kegiatan dan kebudayaannya.

Sejarah Kota Semarang diawali dengan kedatangan seorang kesul-

tanan Demak, Pangeran Made Pandan bersama Puteranya Raden Pandan

Arang, meninggalkan Demak menuju ke daerah sebelah barat di suatu tempat

yang bernama Pulau Tirang. Mereka membuka hutan dan mendirikan daerah

pemukiman pedesaan, serta mendirikan pesantren sebagai sarana menyiarkan

agama Islam. Dari waktu ke waktu daerah-daerah itu semakin subur, disela-

sela kesuburan itu muncul pohon asam yang jarang, yang dalam bahasa Jawa

disebut asam arang, sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu

menjadi Semarang(kantor INFOKOM, 2008).

Sultan Pandanaran II, putra dari pendiri desa yang bergelar Kiai

Ageng Pandan Arang I adalah Bupati Semarang pertama yang meletakkan

Page 42: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

29

dasar-dasar pemerintahan kota dan dinobatkan menjadi Bupati Semarang

pada tanggal 12 Rabiul Awal 954 H bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1547

M. Tanggal penobatan tersebut dijadikan sebagai Hari Jadi Kota Semarang.

Dari tahun ke tahun, Semarang mengalami perkembangan yang cukup

menarik. Setelah Sultan Pandanaran II diangkat menjadi Bupati Semarang

yang pertama, maka daerah ini mulai berbenah diri. Beliau berusaha

menjadikan Semarang sebagai tempat yang menarik bagi para pedagang luar

negeri. Tidak heran jika pelabuhan Semarang diupayakan menjadi Bandar

internasional, di mana banyak saudagar melakukan transit dan transaksi

perdagangan di tempat ini. Bahkan banyak dari mereka yang akhirnya

memilih bertempat tinggal di Semarang. Selain berbaur dengan penduduk

pribumi, mereka juga membuka kawasan-kawasan tertentu, seperti Kampung

Kauman, Arab, Pekojan dan Pecinan. Masing-masing komunitas menyadari

bahwa mereka merupakan bagian dari penduduk kota yang harus mencintai

dan membangun Kota Semarang secara bersama-sama. Kesadaran hidup

dalam kemajemukan menjadi kebanggaan tersendiri dalam membangun

mewujudkan kota yang ramah, damai dan sejahtera.

3.1.1. Letak Geografis

Kota Semarang terletak diantara 6050’ – 7010’ Lintang

Selatan dan 10935’ – 110050’ Bujur Timur. Sedangkan ketinggiannya

terletak antara 0,75 – 348,00 Meter di atas garis pantai dengan

kemiringan tanah berkisar antara 0 sampai 40 persen (curam).

Page 43: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

30

Sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang

memiliki batas-batas wilayah administratif sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Laut Jawa (dengan panjang garis pantai 13,5 km).

b. Sebelah Timur : Kabupaten Demak.

c. Sebelah Selatan: Kabupaten Semarang

d. Sebelah Barat : Kabupaten Kendal.

Luas wilayah mencapai 373,70 km2 yang secara administratif

terbagi atas 16 Kecamatan dan 117 Kelurahan. Adapun luas wilayah

masing-masing Kecamatan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.

Luas Wilayah Per Kecamatan Kota Semarang

No. Kematan Luas (km2)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Mijen

Gunung Pati

Banyumanik

Gajah Mungkur

Semarang Selatan

Candisari

Tembalang

Pedurungan

Genuk

Gayamsari

Semarang Timur

Semarang Utara

Semarang Tengah

Semarang Barat

Tugu

57,55

54,11

25,69

9,07

5,93

6,54

44,20

20,72

27,39

6,18

7,70

10,97

6,14

21,74

31,72

Page 44: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

31

16. Ngaliyan 37,99

Jumlah 373,70Sumber: Profil Kependudukan Kota Semarang

3.1.2. Kondisi Sosial, Budaya dan Agama

Perkembangan kehidupan bersama di Kota Semarang sangat

kondusif. Pemeluk agama satu sama lain saling menghormati dan

mengasihi. Karena iklim yang kondusif ini Kota Semarang dipercaya

sebagai tempat dibangun-nya sarana ibadah yang dapat dikatakan

spektakuler, yaitu Masjid Agung Jawa Tengah dan Vihara Watugong.

Penduduk Kota Semarang merupakan penduduk yang

hiterogen keaneka-ragaman masyarakat, tidak hanya terbatas pada

suku ataupun ras saja, tetapi juga keragaman dalam memeluk agama.

Dalam hubungan ke-masyarakatan, perbedaan agama tidak menjadi

penghalang untuk melakukan aktivitas. Mereka hidup rukun saling

menghargai dan menghormati antar pemeluk agama yang berbeda.

Dalam perkembangannya pada tahun 2004 tercatat 1056 buah

Masjid, 1252 buah Mushola, 199 buah Gereja Kristen, 31 buah Gereja

Katolik/Kapel, dan 18 buah Vihara/Cetya/Klenteng, serta 10 buah

Pura/Kuil/Sanggah. Sedangkan jumlah pondok pesantren pada tahun

2004 terdapat 150 buah. Diantara tempat-tempat peribadatan tersebut,

ada beberapa tempat ibadah yang cukup dikenal masyarakat, antara

lain Masjid Agung Jawa Tengah (terbesar di Jawa Tengah), Gereja

Blenduk (Gereja Imanuel) di kawasan Kota Lama, Klenteng Sam Poo

Page 45: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

32

Kong di Gedung Batu (Simongan), Vihara Mahavira (terbesar di Jawa

Tengah), Vihara Budhagaya di Watugong Banyumanik.

3.1.3. Kondisi Budaya Kota Semarang

Kota Semarang mempunyai kebudayaan dan kesenian yang

beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat dan tradisi. Kebudayaan

dan kesenian Kota Semarang antara lain sebagai berikut:

a. Dugderan

Dugderan merupakan upacara tradisional masyarakat

Semarang bernuansa religius yang diadakan satu hari menjelang

datangnya bulan suci Ramadhan. Kata “dugder” diambil dari

perpaduan bunyi bedug yang ditabuh oleh Kanjeng Bupati

Semarang RMTA. Purbaningrat, sebagai bunyi “dug” dengan

disertai bunyi meriam yang diasumsikan sebagai bunyi “der”

sehingga terpadu menjadi “dugder”.

b. Ba’do Gablok

Upacara ini dilaksanakan di daerah Godong Kecamatan

Mijen pada bulan Syawal tepatnya pada tanggal 6 Syawal. Upacara

ini dilakukan untuk memohon berkah dan keselamatan kepada

Yang Maha Kuasa dengan membawa berbagai sesaji, seperti

ketupat dan gablok, yaitu ketupat nasi besar. Setelah terkumpul dan

diadakan doa bersama, maka sesaji tersebut dapat dimakan.

Page 46: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

33

c. Sesaji Rewanda

Sesaji Rewanda merupakan upacara yang berhubungan

dengan obyek wisata Gua Kreo. Tradisi yang mulai dikembangkan

sejak tahun 1996 berdasarkan petunjuk dari para sesepuh, yang

dilakukan pada tiap tanggal 3 bulan Syawal. Upacara dilaksanakan

dengan memberikan sesaji beberapa kacang tanah, jagung,

ketimun, kacang hijau, dan jenang merah putih. Sesaji ini dipikul 4

orang berpakaian kejawen diiringi cucuk lampah, Satriyo

Sakembaran, Pengapit Domas dan musik rebana.

d. Gambang Semarang

Kesenian ini merupakan perpaduan antara tari dengan

diiringi alat musik dari bilah-bilah kayu dan gamelan Jawa yang

biasa disebut “gambang”. Kesenian ini sering ditampilkan pada

event-event tertentu, sperti festival dugderan. Gambang Semarang

telah ada sejak tahun 1930 dengan bentuk Paguyuban yang

anggotanya terdiri dari pribumi dan keturunan Cina, dengan

mengambil tempat pertunjukkan di gedung pertemuan Bian Hien

Tiong di Gang Pinggir.

e. Tari Semarangan

Tari Semarangan ini merupakan tari khas Semarang yang

dilaku-kan oleh dua orang atau lebih dengan berpasangan. Tari

yang sering ditampilkan pada event-event dugderan dan festival

Page 47: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

34

Jajan Tradisional ini sekarang dikembangkan oleh Fakultas Sastra

UNDIP Semarang.

Kota Semarang tidak hanya kaya akan budaya dan

keseniannya, akan tetapi Kota Semarang juga mempunyai banyak

obyek wisata. Obyek wisata Kota Semarang meliputi: Tugu Muda,

Lawang Sewu, Klenteng Gedung Batu, Gereja Blenduk, Museum

Mandala Bhakti, Museum Ranggawarsito, Museum Jamu Jago dan

Muri, Museum Jamu Nyonya Meneer, Taman Budaya Raden Saleh,

Taman Tabanas Gombel, Gua Kreo, Pantai Marina, Puri Maerokoco,

Simpang Lima, Makam Ki Ageng Pandanaran, Kota Lama dan Pusat

Oleh-Oleh di Jalan Pandanaran (Kantor INFOKOM, 2008: 3-64).

Potensi yang cukup baik dimiliki Kota Semarang adalah obyek

wisata umum dan religinya. Salah satu obyek wisata religi adalah

Makam Mbah Shaleh Darat dan tradisi labuhan Kiai Shaleh, yang

baru dua tahun ini diselenggarakan oleh keturunan KH. Shaleh Darat.

Oleh karena itu, Makam Mbah Shaleh Darat dan tradisi labuhan KH.

Shaleh Darat perlu dikelola dan dilestarikan dengan sebaik-baiknya.

3.2. Gambaran Umum Makam Mbah Shaleh Darat Bergota Semarang

3.2.1 Riwayat Singkat K.H. Shaleh Darat

Nama Kiai Shaleh Darat Semarang sangat masyhur dikenal

luas masyarakat Semarang, bahkan di Tanah Jawa. Masyarakat

Semarang lebih sering menyebut “Mbah Shaleh Darat” atau “Kiai

Page 48: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

35

Sheleh Darat”. Sebenarnya nama yang diberikan orang tuanya, yaitu

KH. Umar adalah Muhammad Shaleh. Beliau lahir di Desa Kedung

Jumbling, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara pada sekitar tahun

1820 M/1238 H.

Sejak kecil KH. Shaleh Darat mendapat tempaan ilmu dari

ayahnya yang memang seorang ulama. Setelah dirasa cukup lama

belajar dengan ayahnya, KH. Shaleh Darat melakukan pengembaraan

ke berbagai tempat dalam menimba ilmu, hingga akhirnya beliau

berkesempatan belajar di Mekkah. Disana beliau berguru dengan

ulama-ulama besar diantaranya: Syaikh Muhammad al-Marqi, Syaikh

Muhammad Sulaiman Hasballah, Syaikh Muhammad Zein Dahlan,

Syaikh Zahid, Syaikh Umar Assyani, Syaikh Umar Yusuf al-Misri,

serta Syaikh Jamal Mufti Hanafi. KH. Shaleh Darat di Mekkah

bertemu dengan santri-santrinya yang berasal dari Indonesia antara

lain: KH. Nawawi al-Bantani dan KH. Muhammad Kholil al-Maduri.

Nama “Darat” yang disandangnya merupakan sebutan masyarakat

untuk menunjukkan tempat di mana KH. Shaleh Darat tinggal, yaitu di

Kampung Darat, yang masuk dalam Wilayah Kelurahan Dadap Sari

Kecamatan Semarang Utara. Sebagaimana kebiasaan para ulama

dahulu selalu menyebutkan daerah asal di belakang namanya, seperti

al-Bantani (Banten), al-Maduri (Madura), al-Banjari (Banjar) dan lain-

lain. Begitu juga dengan KH. Shaleh Darat, beliau biasa menggunakan

Page 49: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

36

nama Muhammad Shaleh bin Umar al-Samarani yang berarti dari

Semarang (http://sachrony.wprdpress.com/2008/02/25).

Saat di Mekkah KH. Shaleh Darat mendapat cobaan dari Allah

SWT, istri dan ayahnya meninggal dunia. Keadaan ini mendorong Kiai

Murtadlo Semarang mengirim pesan kepada KH. Shaleh Darat melalui

Jama’ah Haji yang ke Mekkah agar pulang ke Semarang untuk

berjuang meneruskan perjuangan ayahnya dengan mendidik dan

mengajar para santri. Menurut suatu kisah, kepulangan KH. Shaleh

Darat ini diketahui pihak Belanda, dikhawatirkan akan membangkitkan

perlawanan terhadap Belanda. Maka untuk menjaga keselamatan dari

pengawasan Belanda saat KH. Shaleh Darat dalam perjalanan pulang

ke tanah air dengan menumpang kapal api tidak menempati ruang

penumpang seperti umumnya, tetapi disembunyikan dipeti, kemudian

di masukkan gudang tempat menyimpan barang-barang perbekalan

penumpang.

Pernikahan kedua kali KH. Shaleh Darat dengan putri KH.

Murtadlo yang bernama Shofiah, yang kemudian menurunkan

keturunan Kiai Cholil dan Kiai Yahya. Dari kedua putra tersebut hanya

Syaikh Cholil yang kemudian banyak mempunyai keturunan sampai

sekarang yang masih hidup, diantaranya: H. Ustman Cholil, H. Sukri

Cholil, Zahroh, dan HM. Ali Cholil. Menikah ketiga kalinya dengan

seorang putri Bupati Bulus Purworejo Sayid Ali yang masih sarifah

(keturunan Nabi Muhammad) bernama RA. Siti Aminah. Dari

Page 50: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

37

perkawinan istri ketiga menurunkan seorang putri bernama RA. Siti

Zahroh. Putri KH. Shaleh Darat kemudian dijodohkan dengan

muridnya KH. R. Dahlan Termas, adik KH. Mahfudz Termas.

Perkawinannya dengan KH. R. Dahlan ketika menunaikan ibdah haji

di Mekkah, telah berputra bernama R. Rahmad. RA. Siti Zahroh yang

telah janda oleh KH. Mahfudz, Kiai Cholil dan Kiai Yahya kemudian

dijodohkan dengan salah satu murid KH. Shaleh Darat bernama Kiai

Amir Idris.

Sekembalinya menimba ilmu di Mekkah, KH. Shaleh Darat

mengajar di Pondok Pesantren Darat milik mertuanya KH. Murtadlo.

Sejak itu pondok pesantren berkembang dengan pesatnya. Banyak

santri yang berdatangan dari berbagai daerah di Pulau Jawa untuk

menimba ilmu darinya. Diantara murid-murid beliau yang termasyhur

adalah KH. Hasyim Asyri (tebu Ireng), KH. Ahmad Dahlan, KH.

Munawir (Krapyak, Jogjakarta), KH. Termas Mahfudz (Termas,

Pacitan), maka pantas rasanya bila KH. Shaleh Darat disebut-sebut

sebagai gurunya para ulama di Jawa.

Aktifitas lain KH. Shaleh Darat selain mengasuh para santri di

Pondok Pesantren di Darat Semarang dan menulis kitab-kitab

berbahasa Pegon juga melakukan dakwah dibeberapa daerah seperti

yang terkenal di Demak, Solo, dan Purworejo. Saat mengisi pengajian

di Pendopo Kabupaten Demak sekitar tahun 1901 M, secara kebetulan

dihadiri oleh RA. Kartini. Materi pengajian yang disampaikan adalah

Page 51: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

38

tafsir al-Fatihah dari kitab Faidhur Rahman. Saat itu RA. Kartini

begitu terharu dengan uraian-uraian yang sampaikan dalam bahasa

Jawa. Sebelum ada penafsiran bahasa Jawa seperti yang dirintis KH.

Shaleh Darat masyarakat Jawa yang kebanyakan awam kesulitan

mempelajari dan mencerna kandungan makna al-Qur’an, sehingga

mengajarkan RA. Kartini perlunya pencerahan cara berfikirnya.

Setelah pengajian RA. Kartini memberanikan diri menemui KH.

Shaleh Darat untuk mengucapkan terima kasih dan mengemukakan

pendaptnya bahwa selama ini masyarakat Jawa diliputi kebodohan,

kegelapan ibarat gelapnya malam dan melalui pengajian ini mendapat

pencerahan sebagai titik permulaan terangnya siang hari (peningkatan

pengetahuan dan pendidikan orang Jawa). RA. Kartini yang kemudian

sebagai tokoh gerakan pendidikkan dan emansipasi wanita menulis

sebuah buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang . Hal demikian

sangat dimungkinkan diilhami dari pengajiannya dengan KH. Shaleh

Darat. Kemudian karena seringnya aktifitas dakwah di Purworejo dan

hubungan baik dengan keluarga Kraton, KH. Shaleh Darat mendapat

hadiah dijodohkan dengan putri Bupati Bulus Purworejo Sayid Ali

bernama RA. Siti Aminah.

Kebesaran nama KH. Shaleh Darat disamping menjadi guru

dari para ulama sebagian besar di Jawa, beliau sangat ‘alim dalam

bidang Fiqih, Teologi, Tasawuf dan ilmu Falak. Walaupun yang lebih

masyhur adalah dalam bidang Fiqih, karena Fiqih merupakan ilmu

Page 52: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

39

paling utama dikalangan ulama pondok pesantren. Keahliannya dalam

ilmu Falak terbukti diwariskannya pada murid-muridnya seperti KH.

R. Dahlan Termas, KH. Amir Idris, Kiai Syaiban Semarang dan R.

Rahmad (cucu KH. Shaleh Darat). Dari penelitian beberapa referensi

pustaka dapat disimpulkan bahwa KH. Shaleh Darat adalah penulis

awal kitab-kitab dalam bahasa Arab-Jawa (pegon) dan dikenal luas di

kawasan Asia Tenggara karena kitab-kitabnya dicetak di Bombay

Singapura, baru kemudian penulisan kitab-kitab pegon diteruskan oleh

murid-muridnya, diantaranya: KH. Hasyim Asyari, KH. Mahfudz

Termas, KH. Dalhal Muntilan, KH. Cholil Rembang, KH. Syahli dan

KH. Hamid Kendal.

Adapun nama-nama kitab karya KH. Shaleh Darat yang telah

ditemukan ahli waris yang kemudian dikembangkan penelitiannya oleh

Dr. Abdullah Salim (staf pengajar UNISSULA Semarang). Jumlahnya

tidak kurang dari 12 kitab, diantaranya sebagai berikut: Majmu atus

Syari at li Kafiyatul Awam, Sabilil Abid Ala Jauharatut Tauhid,

Mujiyat, Lathaifut al-Thaharah wa Asrarus Shalat, al-Hikam,

Pasolatan, Minhajul a-Qiya , Mursyidul Wajiz fi Ilmul Qur an,

Mansikul Haji, Hadis Mi roj, Syarah Burdah, dan Tafsir Faidhur

Rahman (kitab tersebut dihadiahkan kepada RA. Kartini sebagai kado

pernikahannya dengan RM. Joyodiningrat yang menjabat sebagai

Bupati Rembang). Sementara temuan lain dari H. Ustman Cholil yang

menjelaskan nama kitab yang pernah ditemukan yaitu kitab Manakib

Page 53: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

40

Syaikh Abdul Qodir Jaelani dan kitab Mujarabat (himpunan doa). Dari

sekian nama kitab-kitab karya KH. Shaleh Darat sebagian telah

diterbitkan diempat tempat yaitu, di Malaysia, Surabaya, Cirebon dan

Semarang (Toha Putra).

Pokok-pokok kandungan isi dari kitab-kitab karya KH. Shaleh

Darat diantaranya:

a. Majmu atus Syari at li Kafiyatul Awam

Dari judulnya dapat difahami kitab tersebut merupakan

kumpulan beberapa masalah syari’at yang diperuntukkan bagi

orang awam atau pemula tentang ibadah, muamalah dan

munakahat. Rincian isi kitab ini berisi sebagai berikut: pembukaan

diuraikan tentang akidah dan akhlak mulai dari bacaan pujian

tauhid, kemudian tentang keutamaan mencari ilmu bagi laku-laki

dan perempuan. Dijelaskan bahwa sebagus-bagus ilmu adalah ilmu

makrifat kepada Allah kemudian baru sayri’at (halal, haram, wajib

dan sunah). Berikutnya penjelasan tentang rukun Islam, rukun

iman, ihsan, sifat wajib, jaiz, dan mustahil bagi Allah, sifat wajib,

jaiz dan nustahil bagi Rasul, risalah kenabian Muhammad, hal-hal

yang menguatkan dan merusakkan agama maupun Islam.

b. Sabilil Abid Ala Jauharatut Tauhid

Kitab ini lebih dikenal sebagai kitab Teologi atau Tauhid

atau Ushuludin, merupakan rumusan Teologi dari Ahlussunah wal

Jama ah. Dikenal pula Teologi Asy’ariyah karena pemikiran-

Page 54: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

41

pemikiran Teologi banyak bersumber pada Hasan Asy’ari

disamping terdapat pula pemikiran al-Maturidi. Dalam kitab ini

terdapat pula kritikan-kritikan yang dialamatkan kepada aliran

Muktazilah, Qodariyah, Jabariyah, aliran filsafat Materialisme dan

Sekularisme. Pembahasan kitab ini meliputi: dzat dan sifat-sifat

Allah, sifat dan risalah kenabian Muhammad, keutamaan ahli salaf

(para sahabat dan tabi’in), kemulyaan auliya’, kematian, alam

kubur, perhitungan amal, balasan amal, syafa’at orang-orang yang

mati syahid, macam-macam rizki, ikhtiyar dan tawakal, taubat,

memelihara agama, adab shuhbah, adab ilmu, adab pencari ilmu,

hak dan adab terhadap orang tua, pergaulan dengan sesama

muslim, hak tetangga, hak kerabat, dan kewajiban penguasa.

c. Munjiyat

Kitab ini berisi tentang etika yang membedakan dua sifat

yang saling bertentangan yaitu, Mazmumah dan Mahmudah.

Uraian tentang sifat-sifat Mazmumah atau Muhlikat (merusak)

diantaranya: syaithon, nafsu, syahwat bathin dan farji, bahasa lisan,

ghodholbhuqod, hasud dunia, bakhil, cinta dunia, al-jah, al-riya’,

takabur, ujub. Sedangkan yang termasuk sifat-sifat Mahmudah atau

Munjiyat diantaranya: taubat, sabar, khouf roja’, fakir dan zuhud,

tauhid dan tawakal, muhabbah syauq dan ridlo, niat, ikhlas dan

shidiq, musahabah dan muroqobah, tafakur dan ingat mati.

d. Lathaifut al-Thaharah wa Asrarus Shalat

Page 55: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

42

Suatu ibadah telah dianggap sah manakala terpenuhi dari

syarat-syarat dan rukunnya, demikian ini menurut ilmu fiqih.

Ibadah jika ditinjau dari tasawuf tidak hanya pada pemenuhan yang

bersifat dhohir semata tetapi juga pemenuhan pada kepuasan atau

aspek bathiniah. Kitab ini berusaha mengupas tentang rahasia dan

hikmah Thaharah mulai wudhu, mandi, menghilangkan najis,

kemudian shalat dan tentang eksistensi (keberadaan) manusia.

e. al-Hikam

Kitab KH. Shaleh Darat ini merupakan syarah dari kitab

Matnul Hikam karya syaikh Ahmad ibnu Athaillah as-Sukandari.

Kitab ini bisa menjadi pegangan bagi santri atau salik dalam

menempuh tingkatan-tingkatan Thariqoh atau tasawuf. Sedangkan

dari masyarakat awam yang kesulitan memahami kitab ini lebih

baik mempelajari kitab Majmu . KH. Shaleh Darat sering

menganjurkan bagi orang yang ingin memperdalam Thariqoh atau

Tasawuf terlebih dahulu harus memperdalam ilmu syari’at.

Diantara perbahasan kitab ini adalah pengertian makrifat,

pintu-pintu makrifat, perjalanan bagi salik, keutamaan ahli

makrifat, ibadah menurut ahli haqiqah, ketundukan kepada Allah,

bentuk-bentuk nafsu, keutamaan dzikir, dan tanda-tanda mati dan

hidup.

Page 56: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

43

f. Minhajul atqiya

Nama kitab Minhajut Atqiya mengandung maksud

bahwa kitab ini merupakan pegangan bagi orang-orang taqwa

terlebih yang telah berumur lebih dari 40 tahun untuk mengetahui

jalan-jalan yang harus ditempuh orang-orang taqwa dan auliya’.

Adapun kandungan dalam kitab ini diawali dengan

mengupas tentang pengertian tasawuf. Selanjutnya tentang

muqamat-muqamat atau ahwal bagi orang yang memperdalam

Thariqoh atau Tasawuf diantaranya: taubah, qana’ah, zuhud,

ta’allum ilmi, muhafadlah ‘ala sunani, ikhlas, uzlah, hifdzul auqat.

Pengertian tasawuf secara sederhana yaitu merupakan amaliat

syari’at dengan bersungguh-sungguh, hati-hati, dalam dhohir dan

bathin dengan menjalankan wara , mendekat kepada Allah dengan

memperbanyak ibadah dan dengan latihan-latihan jiwa untuk

mempertinggi sifat-sifat terpuji (mahmudah) dan menahan sifat-

sifat tercela (mazmumah). Suatu Thariqoh harus berdasarkan pada

al-Qur’an dan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Syarat

harus dipenuhi bagi seorang mursyid atau guru dalam Thariqoh

atau Tasawuf harus faham tentang al-Qur’an dan Hadist.

KH. Shaleh Darat semasa hidupnya lebih banyak untuk

mengajar dan mendidik para santri di Pondok Pesantren di Darat

kawasan Pantai Utara Semarang. Kegemaran beliau adalah menulis

kitab-kitab Arab-Jawa (pegon) yang sampai sekarang sebagian masih

Page 57: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

44

diwarisi para ulama di tanah Jawa. Sementara aktifitas lain melakukan

dakwah diberbagai daerah seperti Demak, Solo dan Purworejo.

Wafatnya KH. Shaleh Darat menurut catatan yang dihimpun pihak ahli

waris yaitu pada hari Jum’at sore (Jum’at Legi) pukul 17.00 WIB

tanggal 28 Ramadhan 1321 H atau bertepatan tanggal 18 Desember

1903 pada usia 83 tahun. Pemakaman jenazah KH. Shaleh Darat

dilaksanakan di kompleks pemakaman Bergota Semarang yang

sekarang dimakamkan pula bersama istri dan putra-putranya.

Peringatan wafatnya KH. Shaleh Darat (haul) dilaksanakan

pada tanggal 10 Syawal di Pemakaman Bergota Semarang, sebagai

penyelenggara pengajian Ahad pagi Kota Semarang rintisan KH.

Abdul Hamid Kendal (murid KH. Shaleh Darat). Sehari sebelum

pelaksanaan haul (sore harinya) biasanya masyarakat Semarang dari

berbagai daerah seperti Jepara, Demak, Purwodadi, Salatiga, Kendal,

Pekalongan dan Surabaya mulai berkumpul yang jumlahnya lebih dari

lima ratus orang. Kebanyakan para peziarah membacakan al-Qur’an

dan Tahlil.

Pondok Pesantren Darat dalam asuhan KH. Shaleh Darat

pernah mengalami kejayaan, banyak mendidik dan melahirkan ulma-

ulama besar pada periode abad 19/20 M. Saat sekarang tinggal

kenangan sejarah yang sangat berarti bagi masyarakat Semarang,

sehingga KH. Shaleh Darat pantas dianggap sebagai kiai orang

Semarang dan sebagai tanda jasa atas perjuangannya nama KH. Shaleh

Page 58: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

45

Darat diabadikan menjadi nama jalan di dekat Pemakaman Bergota

Semarang. Bekas peninggalan rumah tempat tinggal yang berada satu

kompleks bekas peninggalan Pondok Pesantren Darat sekarang

ditempati salah seorang cucunya bernama H. Ali Cholil (Abu, 2000:

18-22).

3.2.2 Kondisi Keberagamaan Masyarakat Kampung Darat

Di kawasan Pantai Utara Semarang terdapat tiga perkampung-

an tua yang mempunyai nilai sejarah permulaan masuknya Islam di

Semarang yaitu Darat, Pecikan dan Banjar. Perkampungan “Darat”

merupakan penduduk yang ada di daerah pantai berdekatan dengan

laut Utara Semarang. “Darat” berarti kawasan tanah yang berdekatan

dengan pantai atau dapat dikaitkan dengan pendapat Djawahir

Muhammad dalam buku “Semarang Sepanjuang Jalan Kenangan

bahwa pemukiman daerah Kota Semarang berasal dari endapan lumpur

laut yang secara berlahan-lahan membentuk daratan alluvial sekitar

lima ratus tahun yang lalu. Perkampungan “Pencikan” konon pada

waktu dulu masyarakat yang menetap di kampung tersebut kebanyakan

berasal dari orang-orang Melayu (Sumatera, Singapura, Malaysia).

Mereka sering memanggil dengan sebutan cik-cik kemudian

menjadi Pencikan . Sementara perkampungan “Banjar” dikarenakan

masyarakat yang menetap di kampong tersebut saat itu kebanyakan

masyarakat pendatang dari “Banjar” atau Banjarmasin Kalimantan

Selatan.

Page 59: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

46

Disamping ketiga kampung tua tersebut terdapat pula

peninggalan Pondok Pesantren Darat berupa Langgar (sekarang telah

menjadi Masjid) berada di kampong Darat dan Masjid Menara

berdekatan Jl. Layur atau Ngilir Semarang, yang diyakini masyarakat

sekitar bahwa Masjid tersebut para pedagang Arab atau Persia yang

saat itu telah ramai singgah di Pelabuhan Semarang (Abu, 2000: 20).

Masyarakat kampung Darat dalam beraktifitas bermasyarakat

bisa dikatakan sangat menjaga kerukunan antar umat beragama. Hal ini

terbukti dengan adanya kegiatan sosial agama yang dilakukan

masyarakat kampung Darat, seperti halnya dalam mengelola Masjid

peninggalan KH. Shaleh darat yang menjadi pusat kegiatan agama, dan

gotong royong dalam membersihkan dan memperbaiki Masjid

bersejarah yang kurang mendapat perhatian dari Pemerintah setempat

(Wawancara dengan Bapak Agus Triyanto).

Untuk menjadi agar masyarakat terpenuhi segala macam sarana

umum serta untuk pengembangan masyarakat dalam bidang

keagamaan, maka diadakan kegiatan kegamaan yang dilakukan di

Masjid dan makam KH. Shaleh Darat, antara lain:

a. Berjanzi

Dilaksanakan pada tanggal 1-12 Rabiul Awal, yang

memiliki maksud untuk mengenang kembali jasa-jasa Nabi

Muhammad dalam menyiarkan agama Islam. Biasanya masyarakat

menggunakan kitab Dziba .

Page 60: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

47

b. Mauludan

Sebutan Mauludan sebenarnya penamaan secara umum dari

semua rangkaian ritual di bulan Rabiul Awal atau lebih sering

menyebutnya dengan bulan Maulud.

c. Tahlilan

Bacaan-bacaan ayat-ayat suci al-Qur’an al-Karin, kalimat-

kalimat Thayyibah serta doa-doa yang ditujukan untuk orang yang

telah meninggal dunia supaya dilapangkan kuburnya dan arwahnya

dapat diterima di sisi Allah SWT serta mendapat ampunan-Nya.

Kegiatan keagamaan yang dilakukan masyarakat kampung

Darat maupun mayarakat luar daerah makam KH. Shaleh Darat setiap

Jum’at, yaitu Tahlil dan Yasin, Mauludan, pertemuan satu tahun sekali

dan haul akbar pada tanggal 10 Syawal di pemakaman Bergota

Semarang. Sehari sebelum pelaksanaan haul (sore harinya) kebanyak-

an para peziarah membacakan bacaan al-Qur’an dan Tahlil

(Wawancara dengan Bapak Agus Triyanto, 2010).

Setiap masyarakat pada umumnya mempunyai kebiasaan yang

dilakukan apabila ada acara Tasyakuran atau hajatan, mereka selalu

Tahlil dan Surat Yasin dalam penutupan acara Tasyakuran. Menurut

HM. Ali Cholil yang masih cucu KH. Shaleh Darat, bahwasanya

beliau tidak mencapurkan agama dan tradisi, karena Tahlil itu masih

ada hubunganya dengan tradisi Hindu dan budha, dan untuk men-

Page 61: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

48

gamalkannya (al-Qur’an dan Hadits) tanpa dipengaruhi tradisi

(Wawancara dengan Bapak Agus Triyanto, 2010).

Kehidupan masyarakat yang pemahaman keagamaannya ter-

golong lumayan baik, maka dari itu ada kegiatan yang bernuansa

agama, seperti ziarah dan kegiatan keagamaan lainnya. Menurut Agus

Triyanto masyarakat kampung Darat memiliki faktor historis yaitu

kampung Darat terdapat banyak ulama dan pejuang, contohnya: KH.

Shaleh Darat dan Ahmad Muthohar. Faktor kultur budaya dibagi

menjadi dua, yaitu pesisir (kakap) kegiatan keagamaan yang di-

lakukan mengarah pada kesenian seperti shalawatan, Mauludan (ratib),

Rebana dan orkes Melayu. Sedangakan pedalaman masyarakat

tersebut masih melakukan tradisi Nyadran dan sesajen. Faktor

ekonomi masyarakat kampung Darat adalah sebagai nelayan, buruh

dan guru (Wawancara dengan Bapak Agus Triyanto, 20100.

Pengetahuan agama yang didapatkan oleh masyarakat kampung

Darat melalui kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di

Masjid dan makam KH. Shaleh Darat untuk menambah keimanan dan

ketaqwaan, sehingga tradisi keberagamaan masyarakat kampung Darat

diharapkan lebih meningkat.

3.2.3 Sasaran dan Obyek Wisata Keagamaan

Sasaran dan obyek wisata keagamaan di makam KH. Shaleh

Darat terletak pada makam KH. Shaleh Darat sendiri, Masjid

peninggalan KH, Shaleh Darat dan labuhan KH. Shaleh Darat yang

Page 62: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

49

baru dicetuskan oleh Agus Triyanto, menantu HM. Ali Cholil, yaitu

arak-arakan yang diadakan sebelum tanggal 10 Syawal untuk

memperingati haul KH. Shaleh Darat.

Obyek wisata makam KH. Shaleh Darat lokasinya di tengah-

tengah kompleks pemakam umum Bergota. Sedangkan Masjid

peninggalan KH. Shaleh Darat berada di kampung Darat Tirto Jl.

Kakap. Darat Nipah merupakan salah satu Masjid tua di Semarang.

Makam KH. Shaleh Darat lebih terkenal daripada masjidnya. Pada

abad ke-18 Masjid yang dibangun Kiai Shaleh Muhammad (nama asli

KH. Shaleh Darat) nyaris tidak terdengar sebesar gaung nama

pemiliknya, KH. Shaleh Darat. Wajar kalau guru dari KH. Ahmad

Dahlan (pendiri Organisasi Muhammadiyah) dan KH. Hasyim Asyari

(pendiri Organisasi Nahdlotul Ulama) tersebut lebih terkenal daripada

Masjid yang telah dibangunnya. Sebab orang mengenal KH. Shaleh

Darat karena buah karyanya yang dapat dibaca hingga kini.

Apalagi Masjid yang dibangun KH. Shaleh Darat, yang mailiki

luas sekitar 11x12 m, bangunan atasnya berbentuk undak-undakan

tersebut kurang terawat hingga kini. Hanya waktu-waktu tertentu

Masjid digunakan sebagai tempat ibadah yang bersifat rutinitas. Di

samping itu, Masjid ini juga digunakan untuk melepas lelah, baik

siang maupun malam harinya. Tempat tersebut masih ada sejumlah

bangunan rumah yang konon milik KH. Shaleh Darat. Bentuk rumah

masih seperti dulu, yaitu berbentuk limasan. Rumah itu tepat berada di

Page 63: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

50

samping Utara Masjid. Kini di diami oleh cucu, cicit dan buyut KH.

Shaleh Darat.

Selain haul pada tiap tanggal 10 Syawal, penghormatan

kepada KH. Shaleh Darat juga dilakukan dalam bentuk labuhan.

Namun beda dari haul yang telah berlangsung lama. Labuhan KH.

Shaleh Darat baru dilakukan untuk kali pertama yakni pada Desember

2009. perhelatan itu merupakan instruksi kreatif atas peristiwa

pendaratan KH. Shaleh Darat di Semarang, sepulang menuntut ilmu

dari Mekkah pada abad ke-19.

Acara labuhan KH. Shaleh Darat dimulai dengan pertemuan

(halaqah) ulama dan tokoh masyarakat di Masjid KH. Shaleh Darat di

Jl. Kakap Raya, kawasan kampung Melayu Semarang Utara. Dalam

pertemuan itu KH. Murtadlo memohon kapada Kanjeng Bupati

Semarang untuk melakukan penyambutan KH. Shaleh Darat yang

kelak menjadi ulama besar. Bupati menyetujui dengan mengerahkan

pasukannya. Dari Masjid arak-arakan penyambutan yang terdiri atas

prajurit bersenjata tombak, pasukan pembawa kembang manggar,

pasukan berpakaian adat Semarangan, pendekar silat, para santri dan

musik terbangan, berjalan kaki menuju Boom Lama. Sementara itu

KH. Shaleh Darat menumpang kapal merapat di pelabuhan. Ia lalu

diantar ke Masjid Darat. Di tampat itu KH. Shaleh Darat memukul

kentongan. Ini simbol dimulainya kampung Darat pusat studi Islam di

tanah Jawa (Suara Merdeka, 2009).

Page 64: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

51

Sasaran dan obyek wisata terletak pada makam KH. Shaleh

Darat, Masjid KH. Shaleh Darat dan labuhan KLH. Shaleh Darat,

perlu adanya pengelolaan agar dapat berkembang sebagai spirit

religius dan aset budaya Kota Semarang, serta untuk meningkatkan

potensi ekonomi warga kaawasan kampung Malayu.

3.2.4 Pengelolaan Wisata Keagamaan Makam Mbah Shaleh Darat di

Kota Semarang

Proses pengelolaan makam KH. Shaleh Darat sebagai sarana

wisata keagamaan yang kini berkembang dengan adanya peringatan

labuhan KH. Shaleh Darat. Secara tidak langsung sudah mengguna-

kan sistem manajemen. Karena bagaimanapun juga untuk mengatur

dan menjalankan aktivitasnya menggunakan apa yang disebut dengan

manajemen. Seorang manajer dituntut untuk mengatur jalannya suatu

organisasi sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen guna mencapai

target dan tujuan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan perolehan data di lapangan yang penulis dapatkan

melalui salah satu dari anggota pengelola makam dan peringatan

labuhan KH. Shaleh Darat di Semarang, maka makam dan labuhan

KH. Shaleh Darat yang merupakan obyek wisata, juga sebagai sarana

dakwah. Secara tidak langsung bagian dari manajemen yaitu fungsi

manajemen telah diterapkan disana. Fungsi-fungsi manajemen yang

umum digunakan untuk suatu pengelolaan itu antara lain:

Page 65: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

52

a. Perencanaan

Penentuan perencanaan untuk melaksanakan haul di makam

KH. Shaleh Darat dan peringatan labuhan KH. Shaleh Darat

dilakukan setiap tahun sekali. Biasanya dilaksanakan pada bulan

Syawal melalui rapat bersama, dan biasanya rapat terdiri dari para

tokoh masyarakat setempat, keluarga besar ahli waris KH. Shaleh

Darat, pengurus pengajian Ahad Pagi, serta PRISMAKISADA

(Perhimpunan Remaja Islam Masjid Kiai Shaleh Darat Semarang).

Perencanaan itu meliputi perencanaan konsep umum acara maupun

perencanaan tugas kerja. Berikut contoh perencanaan pelaksanaan

peringatan labuhan KH. Shaleh Darat di kampung Darat Jl. Kakap

Semarang Utara tahun 2009:

1. Pawai Santri dan Laskar Diponegoro

Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Desember 2009

Waktu : 15.30 – 17.00 WIB

Tempat : Halaman Masjid Menara Layur

Jl. Layur – Jl. Kakap, Halaman Masjid KH.

Shaleh Darat Semarang

2. Pasar Labuhan Semarang

Hari/Tanggal : Sabtu, 12 Desember 2009

Waktu : 16.00 – 22.00 WIB

Tempat : Sepanjang Jl. Kakap Semarang Utara

3. Prosesi Penyambutan Kepulangan KH. Shaleh Darat

Page 66: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

53

Hari/Tanggal : Minggu, 20 Desember 2009

Waktu : 09.00 – 12.00 WIB

Tempat/Rute : Depan Pasar Boom Lama. Jl. Boom Lama,

Jl. Kakap, Masjid KH. Shaleh Darat.

b. Pengorganisasian

Setelah rencana tersusun rapi, maka langkah selanjutnya

yaitu pendelegasian kegiatan-kegiatan atau penegasan tanggung

jawab. Pembagian kewenangan dan tanggung jawab dalam suatu

organisasi atau lembaga tercermin dalam pembentukan unit-unit

kerja yang terdapat dalam suatu organisasi atau lembaga.

Dalam pengorganisasian atau pendelegasian kerja, penge-

lola haul di makam KH. Shaleh Darat menentukan dengan

membentuk panitia yang terdiri dari pengurus pengajian Ahad Pagi

dan keluarga ahli waris KH. Shaleh Darat dalam pelaksanaan

kegiatan haul akbar di makam KH. Shaleh Darat. Sedangkan untuk

peringatan labuhan KH. Shaleh Darat membentuk panitia yang di

dalamnya tediri dari beberapa seksi-seksi. Berikut penulis uraikan

pendelegasian yang dintentukan oleh pihak pengelola labuhan KH.

Shaleh Darat pada tahun 2009 yang meliputi:

1. Penanggung Jawab

a) Agus Tiyanto

b) PRISMAKISADA (Perhimpunan Remaja Islam Masjid Kiai

Shaleh Darat Semarang)

Page 67: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

54

2. Pengarah

a) Djawahir Muhammad

b) Agus Tiyanto

3. Penasihat

a) HM. Ali Cholil (keluarga ahliwaris)

4. Pelaksana yang meliputi:

a) Ketua : Restu Slamet

b) Sekretaris : Aminudin

c) Bendahara : Atoeng Jamaludin

5. Seksi Bidang yang meliputi:

a) Protocol : - Warsito

- Suraji

b) Pengajian Umum : - Qodri

- Jayus

- H. Muhammad

6. Pos Informasi, Bazar, dan Dekorasi:

- Mahmud

- Warno

7. Perlengkapan

- Suharto

- Sugiyanto

8. Keamanan: Hansip Kelurahan Dadap Sari dan Kulurahan

Kuningan Semarang Utara.

Page 68: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

55

9. Konsumsi

a) Siti Murni

b) Evi Isnadiyah

c. Penggerakkan

Penggerakkan pada pengelolaan haul di makam KH. Shaleh

Darat dan peringatan labuhan KH. Shaleh Darat, dilakukan oleh

seorang ketua dengan mengarahkan para anggotanya. Tujuan dari

penggerakkan ini adalah menumbuhkan pengertian, kesamaan

pandangan serta semangat kerja, sehingga para pengelola dapat

saling berkoordinasi antara satu dengan yang lainnya, dengan

maksud untuk saling mengevaluasi dan sebagai jalinan komunikasi

antar anggota pengelola, saling bekerja sama, serta saling men-

dukung satu dengan yang lainnya untuk tercapainya suatu tujuan.

d. Pengawasan

Pengawasan pada pengelolaan obyek dan daya tarik wisata

haul di makam KH. Shaleh Darat dan peringatan labuhan KH.

Shaleh Darat, dilakukan oleh masing-masing ketua seksi yang

nantinya akan diawasi lagi oleh ketua pelaksana haul dan

peringatan labuhan KH. Shaleh Darat.

Demikian beberapa fungsi manajemen yang telah diaplikasi

pada onyek dan daya tarik wisata haul di makam KH. Shaleh Darat

dan peringatan labuhan di Semarang. Untuk segi pendanaan men-

dapatkan dana dari berbagai pihak yang antara lain, subsidi

Page 69: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

56

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Semarang, serta

donatur dari masyarakat.

Obyek dan daya tarik wisata makam KH. Shaleh Darat dan

peringatan labuhan dapat dilihat dua sisi, yaitu sisi wisata dan sisi

keagamaan.

Obyek dan daya tarik wisata makam KH. Shaleh Darat dan

peringatan labuhan pada sisi wisata telah penulis amati terdapat pada

sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung lainnya. Sarana dan

prasarana itu meliputi sarana transportasi, akomodasi, penjual

cinderamata, taman parkir, obyek dan atraksi wisata serta juru kunci

makam yang sekaligus pemandu, karena beliau dapat memberikan

keterangan kepada wisatawan (peziarah) atas obyek-obyek wisata

yang dikunjungi, yaitu makam KH. Shaleh Darat Bergota Semarang.

Meskipun pada kenyataannya sarana dan prasarana pengelolaannya

masih dikelola oleh masing-masing pihak yang memanfaatkan

peluang, akan tetapi setidaknya sarana dan prasarana tersebut sudah

ada di obyek dan daya tarik wisata haul di makam KH. Shaleh Darat

dna labuhan di Bergota dan Jl. Kakap Darat Tirto Semarang, karena

fasilitas-fasilitas tersebut merupakan komponen yang biasa ada pada

suatu obyek wisata.

Sedangkan pada sisi keagamaan, haul dan peringatan labuhan

KH. Shaleh Darat, yang di dalamnya mengandung bagian dari dakwah

dapat penulis amati melalui kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan

Page 70: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

57

dilakasanakan oleh pengelola haul dan peringatan labuhan KH.

Shaleh Darat yang meliputi: pengajian umum, haul akbar KH. Shaleh

Darat pada tanggal 10 Syawal, serta pembacaan tahlil bersama di

makam KH. Shaleh Darat Bergota Semarang, pawai santri dan laskar

Diponegoro, pasar labuhan Semarang, dan prosesi penyambutan

kepulangan KH. Shaleh Darat.

3.2.5. Partisipasi Masyarakat Tentang Pengelolaan Makam KH. Shaleh

Darat Sebagai Wisata Keagamaan di Kota Semarang

Partisipasi masyarakat tentang pengelolaan makam KH.

Shaleh Darat sebagai wisata keagamaan di kota Semarang dapat

penulis paparkan dari hasil wawancara, yang penulis lakukan pada

informan.

Dari pertanyaan dalam wawancara itu penulis mendapatkan

jawaban yang akan penulis jelaskan bahwa masyarakat kampung

Darat dalam beraktifitas bermasyarakat bisa dikatakan sangat menjaga

kerukunan antar umat beragama. Hal ini terbukti dengan adanya

kegiatan sosial agama yang dilakukan masyarakat kampung Darat,

seperti halnya dalam berpartisipasi mengelola makam dan masjid

peninggalan KH. Shaleh Darat yang menjadi pusat kegiatan agama,

dan gotong royong dalam membersihkan dan memperbaiki masjid

bersejarah yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat

(Wawancara dengan Bapak Agus Tiyanto, 2010).

Page 71: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

58

Dalam pengelolaan peringatan wafatnya KH. Shaleh Darat

pada tanggal 10 Syawal di TPU Bergota Semarang, yang dikelola oleh

penyelenggara pengajian Ahad Pagi kota Semarang rintisan KH.

Abdul Hamid Kendal (murid KH. Shaleh Darat), yang sekarang

dipimpin oleh KH. Mu’in. Sedangkan pengelolaan makam KH.

Shaleh Darat bersifat individu, tidak berlembaga, karena hanya pihak

keluarga ahli waris yang mengelolanya (Wawancara dengan Bapak

Agus Tiyanto, 2010).

Dari hasil wawancara dengan bapak Agus Tiyanto, menantu

Kiai Cholil, beliau pernah mengatakan disalah satu surat kabar dalam

wawancaranya “Sejak zaman Gubernur Munadi ada tawaran untuk

membangun makam KH. Shaleh Darat, tetapi Kami melakukan secara

swadaya, justru Kami ingin masjid peninggalan KH. Shaleh Darat bisa

mendapat perhatian” katanya lebih lanjut Kiai Cholil mengatakan

“Lingkungan masjid akan semakin dinamis bila telah berdiri

pesantren, sebab para santrilah yang akan memakmurkan masjid

bersejarah itu (Wawancara dengan Bapak Agus Tiyanto, 2010).

Sedang dalam peringatan labuhan KH. Shaleh Darat ,

Djawahir (pemerhati budaya kota Semarang) danBpak Agus Tiyanto

berikhtiar menjadikan acara labuhan KH. Shaleh Darat sebagai

festival tahunan. Mereka berharap hal itu mentradisi dan memperkaya

khasanah budaya masyarakat Semarang. “Sebenarnya Kami ingin haul

KH. Shaleh Darat yakni pada tanggal 10 Syawal. Namun karena

Page 72: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

59

masih perlu mendapat persetujuan ali waris KH. Shaleh Darat, hal itu

belum dapat dilaksanakan (Wawancara dengan Bapak Agus Tiyanto,

2010).

Page 73: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

60

BAB IV

ANALISIS MAKAM KH. SHALEH DARAT DALAM PENGEMBANGAN

DAN PENGELOLAAN WISATA KEAGMAAN DI KOTA SEMARANG

4.1. Analisis Pengelolaan Wisata Keagamaan Makam KH. Shaleh Darat di

Kota Semarang

Pengelolaan sering dimaknai dengan manajemen. Oleh karena itu,

pengelolaan merupakan suatu proses yang terdiri dari tindakan-tindakan

yang berupa perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan,

yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber

yang lain (Terry, 1986: 4).

Dalam penelitian ini pengelolaan terfokus pada suatu pengelolaan

wisata keagamaan pada makam KH. Shaleh Darat dan tradisi labuhan KH.

Shaleh Darat. Mengupayakan terjadinya kerja sama, baik dalam bidang

materi maupun pikiran untuk mengembangkan wisata keagamaan makam

KH. Shaleh Darat dan tradisi labuhannya. Karena dengan pemikiran dan

pengetahuan yang dimiliki mereka dapat berfikir dan mampu untuk

melaksanakan pengelolaan wisata keagamaan makam KH. Shaleh Darat dan

tradisi labuhan (Shihab, 2007: 552).

Salah satu cara mewujudkan suatu wilayah menjadi daerah wisata

adalah perlunya dikembangkan upaya-upaya pemberdayaan seluruh potensi

yang ada untuk ditampilkan sebagai daya tarik wisata. Untuk itu perlu

Page 74: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

61

dilakukan eksplorasi kreatif guna mengenali potensi lain yang terpendam.

Upaya ini dimaksudkan dapat memperkaya khasanah daya tarik wisata.

Tingkat keaneka-ragaman daya tarik akan sangat penting artinya bagi

kelangsungan industri pariwisata suatu daerah. Semakin banyka jenis daya

tarik yang ditawarkan maka akan semakin banyak bangsa yang akan

dirambah dan akan lebih punya peluang “memaksa” wisatawan untuk tinggal

lebih lama disuatu tempat.

Untuk pengelolaan pada makam KH. Shaleh Darat dan tradisi

labuhan, maka sedikit banyak fungsi-fungsi umum manajemen mulai

diterapkan. Fungsi itu antara lain: perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan. Pengelolaan makam KH. Shaleh Darat dan

tradisi labuhan, menyadari akan perlunya suatu manajemen yaitu fungsi dari

manajemen dalam pengelolaan makam KH. Shaleh Darat dan tradisi

labuhan. Hal itu terlihat dari kegiatan yang dilakukan oleh pihak pengelola

dalam mempersiapkan berbagai hal untuk melaksanakan haul akbar 10

Syawal di makam KH. Shaleh Darat dan tradisi labuhan yang dilaksanakan

dua tahun terakhir ini. Berikut penulis uraikan beberapa analisis fungsi

manajemen dalam pengelolaan makan KH. Shaleh Darat dan tradisi labuhan.

a. Prencanaan

Semua kegiatan, apapun bentuka dan tujuannya hanya dapat

berjalan secara efektif dan efisien apabila semua sudah dipersiapkan dan

direncana-kan terlebih dahulu dengan matang (Shaleh, 2005: 28).

Page 75: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

62

Pengurus-pengurus atau pihak pengelola makam KH. Shaleh

Darat dan tradisi labuhan maupun dalam melaksanakan program-

programnya dan berbagai kegiatannya itu sesuai dengan apa yang

direncanakan dan di-musyawarahkan dengan pengurus-pengurus atau

ahli waris KH. Shaleh Darat.

Perencanaana dilaksanakan melalui rapat bersama untuk

merencana-kan konsep umum acara maupun rencana pembagian tugas

kerja. Untuk konsep umum acara pihak pengelola juga merencanakan hal

apa saja yang akan diadakan untuk mengisi haul dan peringatan labuhan

KH. Shaleh Darat. Pihak pengelola juga merencanakan kapan dan

dimana acara-acara tersebut akan berlangsung.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan fungsi untuk mempergunakan

segala sumber, tenaga, dana dan bahan material yang ada dengan cara

menyelesai-kan tugas yang sudah direncanakan (Keating, 1986: 77).

Pengorganisasian dilakukan dengan cara pembagian tugas yang

berbeda-beda, akan tetapi akan menuju pada satu titik. Tindakan ini

dilaku-kan agar anggota pihak pengelola dapat bekerja dengan baik dan

memiliki rasa kerjasama dan tanggung jawab. Pembagian tugas kerja

secara optimal dilakukan untuk menjaga agar beban yang dipikul dalam

menjalankan suatu tugas kerja dalam mengelola wisata keagamaan pada

Page 76: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

63

makam KH. Shaleh Darat dan peringatan tradisi labuhan dapat berjalan

dengan baik dan lancar.

Dalam konteks pengorganisasian makam KH. Shaleh Darat dan

peringatan tradisi labuhan pihak pengelola telah menggunakan beberapa

konsep di atas. Hal itu tercermin dari struktur kepengurusan yang ada

serta pembagian tugas dari setiap devisi-devisi. Penyusunan kepengurus-

an untuk pelaksanaan peringatan labuhan KH. Shaleh Darat tersebut

meliputi bebe-rapa devisi yang dirasa sangat diperlukan untuk

berlangsungnya acara peringatan labuhan KH. Shaleh Darat. Tugas-tugas

yang telah dibagi tersebut meliputi:

a. Penanggung jawab

b. Pengarah

c. Penasihat

d. Pelaksana, yang meliputi:

1) Ketua

2) Sekretaris

3) Bendahara

e. Seksi bidang, yang meliputi:

1) Protokol

2) Pengajian umum

3) Pos informasi, Bazar dan Dekorasi

4) Perlengkapan

5) Keamanan

6) Konsumsi

Page 77: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

64

c. Penggerakan

Setelah perencanaan sudah dilaksanakan, yang kemudian dilanjut-

kan dengan pembagian tugas kerja, maka selanjutnya dalah pelaksanaan

dari kesemuanya itu.

Penggerakan pada pengelolaan makam dan peringatan labuhan

KH. Shaleh Darat dilakukan oleh seorang ketua dengan mengerahkan

anggotanya. Tujuan dari penggerakan ini dalah untuk menumbuhkan

pengertian, kesamaan pandangan serta semangat kerja, sehingga para

anggota pengelola dapat saling berkoordinasi antara satu dengan yang

lainnya, saling bekerja sana, serta saling mendukung untuk tercapainya

suatu tujuan.

d. Pengawasan

Pengawasan memiliki fungsi sebagai penyeimbang atau untuk ke-

stabilitasan demi keseimbangan lembaga. Dalam suatu pengawasan,

seorang pemimpin harus mampu mengubah serta memperbaiki bila

terjadi kesalahan atau penyimpangan di tengah perjalanan suatu kegiatan

yang kurang atau tidak sesuai dengan rencana awal.

Berdasarkan analisis diatas tentang pengelolaan makam dan

peringatan labuhan KH. Shaleh Darat sebagai salah satu obyek wisata

keagamaan di kota Semarang, maka dalam suatu pengelolaan tersebut

memiliki beberapa hal yangs angat penting untuk diperhatikan lebih lanjut

hal tersebut meliputi aspek pendukung dan aspek penghambat.

Page 78: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

65

Dalam pengelolaan makam dan peringatan labuhan KH. Shaleh

Darat yang sudah berjalan sampai saat ini, maka berdasarkan pengamatan

penulis ada beberapa aspek pendukung dioantaranya:

a. Pihak pengelola yang berpengalaman dalam melaksanakan tugas.

b. Peran Pemerintah Daerah yang selalu siap membantu.

c. Partisipasi masyarakat yang selalu bekerjasama.

d. Sumber dana yang cukup dari beberapa subsidi berbagai pihak.

e. Pendukung lainnya dari segi sarana dan prasarana.

Ditinjau dari aspek wisata, pada makam dan peringatan labuhan KH.

Shaleh Darat, ada beberapa komponen wisata yang tersdia meskipun belum

sepenuhnya tersedia, diantaranya:

a. Fasilitas transportasi

b. Fasilitas sarana atraksi wisata

c. Fasilitas penjual oleh-oleh

d. Fasilitas tempat makan dan minum

e. Fasilitas kamar mandi umum

f. Tempat parkir

Beberapa fasilitas tersebut dapat menjadi factor pendukung bagi

penge-lolaan pada makam dan peringatan labuhan KH. Shaleh Darat, dan

sebagai factor pendukung penambah daya tarik wisatawan untuk selalu

mengunjungi atau menziarahi makam KH. Shaleh Darat disetiap bulan

Syawal pada tanggal 10 Syawal, dan megunjungi peringatan labuhan KH.

Shaleh Darat.

Page 79: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

66

Selain aspek pendukung dalam pengelolaan makam dan peringatan

labuhan KH. Shaleh Darat, maka terdapat beberapa hal yang menjadi peng-

hambat pengelolaan makam KH. Shaleh Darat sebagai wisata keagamaan,

diantaranya:

a. Kurangnya sarana dan prasarana jalan menuju makam KH. Shaleh Darat,

yang terletak di tengah-tengah pemakaman umum masyarakat setempat,

dan kurangnya lampu penerangan jalan.

b. Peran keluarga ahli waris belum menyetujui dalam pengembangan

makam KH. Shaleh Darat untuk menjadikan wisata keagamaan.

c. Pengunjung atau peziarah sering terganggu oleh masyarakat TPU

Bergota yang meminta-minta sedekah.

4.2. Partisipasi Masyarakat Tentang Pengelolaan Makam KH. Shaleh

Darat Sebagai Wisata Keagamaan di Kota Semarang

Pengertian partisipasi menurut Ach. Wazir Ws. (1999: 29), bahwa

partisipasi masyarakat bisa diartikan sebagai keterlibatan sese-orang secara

sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu,

seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam

kelompok, melalui berbagai proses dengan berbagai orang lain dalam hal

nalai, tradisi, perasaan. Kesetiaan, ke-patuhan, dan tanggung jawab bersama.

Partisipasi masyarakat yang diberikan untuk pengembangan dan

pengelolaan wisata keagamaan makam KH. Shaleh Darat di kota Semarang,

Page 80: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

67

berdasarkan beberapa praktek yang terdapat pada diri individu masyarakat,

maka menimbulkan perbedaan bentuk partispasi yang akan diberikan, yaitu:

a. Partisipasi tenaga, adalah partisipasi yang dibeikan dalam bentuk tenaga

untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan

kegiatan-kegiatan dalam pengembangan makam KH. Shaleh Darat.

b. Partisipasi ketrerampilan, yaitu memberikan dorongan melalui

keterampilan yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang

membutuhkannya.

c. Partisipasi sosial, diberikan unutk memotivasi orang lain untuk ikut

berpartisipasi.

d. Partisipasi dalam proses pengambilan proses pengambilan keputusan.

Masyarakat terlibat dalam setiap diskusi dalam rangka untuk mengambil

keputusan yang terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan dan untuk

tujuan kepentingan bersama.

e. Patisipasi pendanaan, diberikan untuk memperlancar kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan.

f. Partisipasi buah pikiran, berupa sumbangan ide, pendapat untuk

menyusun program maupun untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan

dan juga mewujudkannya dengan memberikan pengalaman dan

pengetahuan guna mengembangkan pengelolaan wisata keagamaan

makam KH. Shaleh Darat di kota Semarang.

Berdasarkan hasil wawancara yang lakukan pada informan, maka

dapat dianalisis bahwa masyarakat lebih banyak mengenal KH. Shaleh

Page 81: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

68

Darat sebagai penyebar agama Islam di kota Semarang, dan KH. Shaleh

Darat dikenal melalui karya kitab-kitabnya yang berbahsa Jawa (pegon).

Disamping itu, para peziarah hanya mengetahui makam beliau terletak di

TPU Bergota Semarang dan karya kitab-kitabnya. Sedangkan untuk

peninggalannya yang lain seperti Masjid Shaleh Darat hanya sedikit yang

mengetahui. Karena makamnya lebih terkenal daripada masjidnya, dan

kurangnya perhatian partisipasi dari Pemerintah Daerah kota Semarang.

Masyarakat sebagian besar banyak merespon positif untuk

dijadikannya makam KH. Shaleh Darat sebagai salah satu wisata keagamaan

di kota Semarang, agar berkembang sebagai wisata keagamaan di Kota

semarang. Selain haul pada tiap tanggal 10 Syawal masyarakat terutama

keluarga ahli waris berpartisipasi untuk mengadakan perhelatan sebagai

penghormatan kepada KH. Shaleh Darat dalam bentuk labuhan. Masyarakat

banyak memak-nai labuhan KH. Shaleh Darat dengan adanya pawai santri

dan arak-arakan warga berbaju adat Jawa, dengan berjalan kaki dari Masjid

menara di jalan Layur menuju Masjid KH. Shaleh Darat. Masyarakat

menyambutnya dengan antusias. Mereka bergerombol di tepi jalan

menyaksikan acara tersebut. Setelah menyaksikan arak-arakan labuhan KH.

Shaleh Darat, masyarakat mengunjungi pasar labuhan KH. Shaleh Darat

atau bazaar yang meyediakan aneka barang kebutuhan sehari-hari yang

letaknya di depan Masjid KH. Shaleh Darat.

Dengan demikian, berdasarkan analisis tersebut maka partisipasi

masya-rakat tentang makam KH. Shaleh Darat dan peringatan labuhan KH.

Page 82: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

69

Shaleh Darat sebagai wisata keagamaan di kota Semarang adalah menjaga,

merawat, melestarikannya agar tidak punah sejarah serta peninggalan beliau,

seperti makam, masjid, dan karya-karya kitabnya yang berbahasa Jawa

(pegon). Tidak hanya masyarakat yang ikut berpartisipasi, akan tetapi

keluarga ahli waris dan pemerhati budaya Semarangan “Djawahir

Muhammad” sebagai penggagas labuhan KH. Shaleh Darat. Dengan adanya

partisipasi tersebut diharapkan makam dan labuhan KH. Shaleh Darat

sebagai wisata keagamaan di kota Semarang, dapat menjadikan spirit

religious dan asset budaya kota Semarang, serta meningkatkan potensi

wisata keagamaan di kota Semarang.

Page 83: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

70

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian dari bab-bab sebelumnya, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa wisata keagamaan makam KH. Shaleh Darat di

kota Semarang harus dijaga dan dilestarikan sejarah dan peninggalannya.

Karena selain sebagai obyek wisata juga sebagai sarana pengembangan

dakwah.

Pengembangan dan pengelolaan wisata keagamaan makam KH.

Shaleh Darat di kota Semarang, secara tidak langsung telah menerapkan

fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerak-

kan dan pengawasan. Melalui perencanaan maka hal-hal yang akan dilaksana-

kan pada makam KH. Shaleh Darat seperti acara haul dan labuhan KH.

Shaleh Darat direncanakan terlebih dahulu dengan rapat bersama untuk

menentukan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan. Melalui peng-

organisasian maka penentuan pembagian kerja dilaksanakan berdasar-kan

kemampuan masing-masing pihak. Setelah dilaksanakan pembagian kerja,

maka langkah selanjutnya adalah penggerakan, yang terakhir adalah penga-

wasan atas hasil kerja yang dilakukan masing-masing pihak.

Partisipasi masyarakat terhadap makam KH. Shaleh Darat sebagai

wisata keagamaan di kota Semarang diberikan dalam beberapa bentuk, yaitu

partisipasi tenaga, keterampilan, sosial, partisipasi dalam proses pengambilan

Page 84: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

71

keputusan, pendanaan dan partisipasi buah pikiran. Dari bentuk partisipasi

masyarakat yang diberikan untuk pengembangan sebagai wisata keagamaan

maka akan menambah potensi wisata keagamaan di kota Semarang, memun-

culkan spirit religius dan aset budaya kota Semarang, serta meningkatkan

potensi ekonomi warga di kawasan kampung Melayu.

Pengembangan dakwah melalui makam KH. Shaleh Darat sebagai

wisata keagamaan di kota Semarang, maka terdapat berbagai kegiatan

keagamaan yang diselenggarakan. Kegiatan yang paling inti dari pengem-

bangan dakwah melalui makam KH. Shaleh Darat adalah ziarah ke makam

KH. Shaleh Darat, pengajian umum pada haul KH. Shaleh Darat tanggal 10

Syawal, peringatan labuhan KH. Shaleh Darat,maupun kegiatan keagamaan

lainnya sebagai sarana pengembangan dakwah.

5.2 Saran-saran

1. Untuk pihak pengelola makam dan peringatan labuhan KH. Shaleh Darat

hendaknya lebih meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana yang

menunjang para peziarah dan pengunjung untuk ikut memeriahkan acara

labuhan KH. Shaleh Darat agar merasa nyaman sehingga tertarik untuk

berziarah dan mengunjungi acara labuhan KH. Shaleh Darat setiap

tahunnya.

2. Bagi masyarakat. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan wisata

keagamaan makam KH. Shaleh Darat, diharapkan pada kegiatan-kegiatan

yang diselenggarakan, masyarakat ikut berperan serta untuk menjaga,

Page 85: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

72

merawat dan melestarikan, akan sangat mendukung untuk mengembang-

kan wisata keagamaan di kota Semarang.

3. Hendaknya Pemerintah Daerah kota Semarang lebih memperhatikan salah

satu peninggalan bersejarah KH. Shaleh Darat, yaitu masjid KH. Shaleh

Darat yang pembangunan masjidnya kurang diperhatikan.

5.3 Penutup

Puji syukur alhamdulillahirabbil alamin, dengan limpahan rahmat

dan hidayah dari Allah SWT., maka penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini banyak

kekurangan, baik dalam segi bahasa, penulisan, penyajian, sistematika,

pembahasan maupun analisisnya.

Akhirnya dengan memanjatkan doa, semoga skripsi ini membawa

bagi pembaca dan penulis. Selain itu, juga mampu memberikan khasanah

ilmu pengetahuan yang positif bagi keilmuan Manajemen Dakwah (MD).

Page 86: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

73

DAFTAR PUSTAKA

- Ali, Muhammad Daud. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja GrafindoPersada. 2002.

- Anshari, M. Hafi. Pemahaman dan Pengamalan Dakwah. Surabaya: al-Ikhlas.1993.

- Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:PT Rineka Cipta. 2002.

- Aziz, Moh. Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media. 2004.

- Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1993.

- DEPAG RI. Al-Qur an dan Terjemahannya. Semarang: Toha Putra. 1989.

- Echols, John M. dan Hasan Shadliy. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT.Gramedia. 1995.

- Ghazali, Imam, Husein Khalid Bahreisi. Konsep Hidup Sesudah Mati.Surabaya: Mekar. 1986.

- Hidayah, Syarif. Pandangan al-Qur an Tentang Wisata dan ImplementasinyaDalam Dakwah Islam. Semarang: Fakultas Dakwah IAIN WalisongoSemarang. 1998.

- Hadi, Sutrisno. Metodologi Reseach. Yogyakarta: Andi Offset. 2004.

- Hariyanto. Pengembangan Pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata(ODTW) Keagamaan (Studi Kasus Pengelolaan Dakwah MelaluiKegiatan Wisata Ziarah Masjid Agung Demak). Semarang: FakultasDakwah IAIN Walisongo. 2007.

- Hasibuan, Melayu. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: BumiAksara. 2001.

- http://sachrony.wordpress.com/2008/02/25/khshaleh-darat-gurunya-ulama-jawa

- http://abril.susiloadhy.net/2007/02/21/menanti-kebangkitan-wisata-ziarah

Page 87: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

74

- http://www.sacafirmansyah.wordpress.com.

- Kayo, Khatib Pahlawan. Manajemen Dakwah. Jakarta: Amzah. 2007.

- Khallaf, Syekh Abdul Wahab. Ilmu Ushul Fiqih. Alih Bahasa Halimuddin.Jakarta: Rineka Cipta. 1990.

- Malikus, Abu. Sejarah Dan Perjuangan KH. Shaleh Darat Semarang.Semarang PRISMAKISADA. 2000.

- Masri, Singarimbun dan Sofyan Effendi. Metodologi Penelitian Survai.Jakarta: LP3ES. 1995.

- Moelong, Lexi J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.2002.

- Munir, M dan Ilahi Wahyu. Manajemen Dakwah. Jakarta: Prenada Media.2006.

- Munir, Ghazali Munir. Perhatian Saleh Darat Ulama Jawa Akhir Abad XIXTerhadap Orang Awam. Semarang: Pusat Penelitian IAIN Walisongo.1999.

- Nazir, M. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1998.

- Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2000.

- Pimay, Awaludin. Mtedologi Dakwah Kajian Teoritis Dari Khasanah al-Qur an. Semarang: Rasah. 2006.

- Poerwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.2006.

- Rianto, Adi. Metode Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit. 2004.

- Sanwar, Aminuddin. Pengantar Ilmu Dakwah. Semarang: Fakultas DakwahIAIN Walisongo Semarang. 1986.

- ---------. Pengantar Studi Ilmu Dakwah. Semarang: Fakultas Dakwah IAINWalisongo. 1984.

- Shaleh, Abdur Rosyad. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang.1993.

- Shihab, M. Quraish. Membumikan al-Qur an, Fungsi dan Peran Wahyu DalamKehidupan Mayarakat. Bamdumg: Mizan. 2007.

Page 88: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

75

- ---------. Membumikan al-Qur an. Bandung: Mizan. 1994.

- Simuh. Islam dan Pergumulan Budaya Jawa. Bandung: Teraju. 2003

- Soetomo. Potensi Wisata Budaya Jawa Tengah. Semarang: CV. IKIPSemarang Press. 2001.

- Soelaiman, Holil. Partisipasi Sosial Dalam Usaha Kesejahteraan Sosial.Bandung: 1980.

- Sudarto. Metodologi Filsafat. Jakarta: PT Raja Grafindo. 2002.

- Supena, Ilyas. Filsafat Ilmu Dakwah Perspektif Ilmu Sosial. Semarang:Abshor. 2007.

- Suryonegara, Arifin. Ziarah Wali Wisata Spiritual Sepanjang Masa.Yogyakarta: Pustaka Timur. 2007.

- Suryobroto, B. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.2000.

- Suyitno. Perencanaan Wisata. Yogyakarta: Kanisius. 2006.

- Syukir, Asmuni. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: al-Ikhlas.1983.

- Yunus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia. Jakarta: Hidakarya Agung. 1990.

Page 89: PENGELOLAAN WISATA KEAGAMAAN DI KOTA SEMARANGlibrary.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-rizachrist-4234-1-skripsi... · sebagai wisata keagamaan di kota Semarang,

76