Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

34
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN OLEH: 1. Anita Juliani (06081181419006) 2. Putri Handayani (06081181419018) 3. Putri Yani (06081181419072) PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAR SRIWIJAYA 2016

Transcript of Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Page 1: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

PENDIDIKAN

OLEH:

1. Anita Juliani (06081181419006)

2. Putri Handayani (06081181419018)

3. Putri Yani (06081181419072)

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAR SRIWIJAYA

2016

Page 2: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam.Tuhan yang

Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan mengucap syukur kehadirat Allah

SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan karunianya, sehingga kita

semua dapat menjalankan kewajiban kita yaitu menuntut ilmu sebagai bekal

kesempurnaan ibadah kita kepada –Nya. Shalawat serta salam tercurah kepada

suri tauladan umat baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan juga

pengikutnya sampai akhir zaman. Amin.

Atas segala kehendak-Mu Makalah yang berjudul “Pengelolaan Sarana

dan Prasarana“ dapat diselesaikan dalam memenuhi tugas kelompok Mata

Kuliah Pengelolaan Pendidikan.

Kami menyadari bahwa segala apa yang telah dicapai tidak akan pernah

terwujud tanpa izin dan kehendak Allah SWT, dan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kami haturkan kepada semuanya yang selalu memberikan dukungan dan

nasehat kepada kami selama masa perkuliahan ini sampai selesai.

Semoga Makalah ini bisa menjadi tolak ukur bagi kami serta dapat

bermanfaat bagi para mahasiswa lainnya.

Penulis

Page 3: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iiii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

A. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan......................................3

B. Prinsip Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan..................................3

C. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan............................................6

D. Kegiatan Sarana Dan Prasarana Pendidkan................................................................7

E. Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan....................................9

F. Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana.........................................................................11

G. Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan......................................................12

H. Penataan Sarana Dan Prasarana Pendidikan............................................................14

I. Penghapusan Sarana Prasarana...................................................................................16

BAB III....................................................................................................................................18

PENUTUP...............................................................................................................................18

A. Kesimpulan...................................................................................................................18

B. Saran...............................................................................................................................18

BAB IV....................................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

Page 4: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Page 5: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPendidikan merupakan salah satu memegang peranan penting untuk

mempersiapkan serta mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan

dibutuhkan untuk menghadapi tantangan zaman, seperti didalam UU No 20 tahun

2003 bab 1 pasal 3 bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi marusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Persiapan

sumber daya manusia dalam bidang pendidikan dilakukan sejak dari masa

pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.

Untuk memenuhi harapan di bidang pendidikan, peran sarana pendidikan

sangat penting, yaitu untuk memperlancar pelaksanaan proses belajar mengajar.

Menurut E. Mulyasa (2004: 49) menyatakan bahwa sarana dan prasarana sebagai

salah satu komponen penunjang proses pembelajaran merupakan alat yang sering

digunakan guru untuk merealisasikan tujuan pembelajaran tersebut, hal ini juga

bukan saja memberi pengalaman konkret tapi juga membantu siswa dalam

mengintegrasikan pengalaman yang terdahulu. Peraturan Pemerintah No: 19

Tahun 2005 pada bab VII pasal 42 ayat 2 mencantumkan bahwa: Setiap satuan

pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan ruang kelas, ruang

pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang

perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja tempat berolahraga, tempat

beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang

diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Ketentuan ini juga tercantum dalam lampiran peraturan menteri pendidikan

nasional nomor 24 tahun 2007 tanggal 28 juni tentang Standar Sarana dan

Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah

1

Page 6: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pertama/Madrasah Tsanawiyah, dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

meliputi standar satuan pendidikan, lahan, bangunan gedung, serta kelengkapan

sarana dan prasarana yang mencakup ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang

laboratorium, ruang pimpinan, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang

konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang

sirkulasi, dan tempat bermain/berolahraga.

Di satu sisi harapan yang dibebankan pada dunia pendidikan sangat

banyak, tetapi di sisi lain dunia pendidikan mempunyai banyak masalah yang

menghambat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu

masalah yang dihadapi oleh sekolah adalah masalah sarana pendidikan. Masalah-

masalah sarana pendidikan yang dihadapi sekolah antara lain sarana penunjang

pendidikan belum sepenuhnya berada dalam kondisi yang memadai. Hal ini dapat

dilihat misalnya sarana belajar yang rusak atau bahkan mungkin belum tersedia.

Kondisi yang demikian, selain akan berpengaruh pada ketidaklayakan,

ketidaknyamanan pada proses belajar mengajar, juga akan berdampak pada

keengganan orangtua untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah tersebut.

Agar sarana pendidikan dapat difungsikan dengan baik, maka diperlukan

manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Dengan adanya manajemen sarana

dan prasarana pendidikan, maka sekolah akan mampu mengelola sarana dan

prasarana pendidikan secara lebih terkonsep dan terarah.

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan ?2. Bagaimana prinsip dasar pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan ?3. Bagaimana proses pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan ?

2

Page 7: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara

langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khusunya proses

belajar mengajar, seperti gedung, ruang belajar, ruang kelas, meja kursi, serta alat-

alat dan media pembelajaran. Sedangkan prasarana pendidikan adalah fasilitas

yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau

pengajaran. Seperti : halaman yang bagus untuk melakukan pembelajaran, kebun

atau taman sekolah yang enak di pandang, jalan menuju ke sekolah mudah, tata

tertib sekolah, dan sebagainya. Menurut Dirjen Dikdasmen Depdikbud (1997:

134) bahwa sarana pendidikan sering diartikan dengan semua fasilitas yang

digunakan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan pembelajaran

sehingga dapat meninggkatkan kualitas pendidikan. Kemudian menurut B. Suryo

Subroto (1988: 75) bahwa sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara

dalam proses belajar mengajar untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi

dalam mencapai tujuan pendidikan. Prasarana adalah barang atau benda tidak

bergerak yang dapat menunjang atau mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi

unit kerja. contoh gedung kantor. Sarana adalah barang atau benda bergerak yang

dapat dipakai sebagai alat dalam pelaksanaan tugas fungsi unit kerja.

Dari pengertian – pengertian tersebut maka pengelolaan sarana pendidikan

adalah suatu kemampuan untuk merencanakan, mengadakan, menyimpan, atau

memelihara, menggunakan sumber daya pendidikan serta penghapusan yang

berupa alat pembelajaran, alat peraga, dan media pendidikan di sekolah untuk

mencapai tujuan pendidikan yag telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

B. Prinsip Dasar Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Prinsip-prinsip Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan menurut Bafadal

(2003) adalah:

3

Page 8: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

a. Prinsip pencapaian tujuan

Pada dasarnya manajemen perlengkapan sekolah dilakukan dengan

maksud agar semua fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh

sebab itu, manajemen perlengkapan sekolah dapat dikatakan berhasil bilamana

fasilitas sekolah itu selalu siap pakai setiap saat, pada setiap ada seorang personel

sekolah akan menggunakannya.

b. Prinsip efisiensi

Dengan prinsip efisiensi berarti semua kegiatan pengadaan sarana dan

prasarana sekolah dilakukan dengan perencanaan yang hati-hati, sehingga bisa

memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah.

Selain itu juga berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah hendaknya

dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan.

Dalam rangka itu maka perlengkapan sekolah hendaknya dilengkapi dengan

petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Petunjuk teknis tersebut

dikomunikasikan kepada semua personel sekolah yang diperkirakan akan

menggunakannya. Selanjutnya, bilamana dipandang perlu, dilakukan pembinaan

terhadap semua personel.

c. Prinsip administratif

Di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang

berkenaan dengan sarana dan prasarana pendidikan. Sebagai contohnya adalah

peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik negara.

Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan perlengkapan

pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan undang-undang,

peraturan, instruksi dan pedoman yang telah diberlakukan oleh pemerintah.

Sebagai upaya penerapannya, setiap penanggung jawab pengelolaan perlengkapan

pendidikan hendaknya memahami semua peraturan perundang-undangan tersebut

dan menginformasikan kepada semua personel sekolah yang diperkirakan akan

berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan.

d. Prinsip kejelasan tanggung jawab

Di Indonesia tidak sedikit adanya lembaga pendidikan yang sangat besar

dan maju. Oleh karena besar, sarana dan prasarananya sangat banyak sehingga

4

Page 9: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

manajemennya melibatkan banyak orang. Bilamana hal itu terjadi maka perlu

adanya pengorganisasian kerja pengelolaan perlengkapan pendidikan. Dalam

pengorganisasiannya, semua tugas dan tanggung jawab semua orang yang terlibat

itu perlu dideskripsikan dengan jelas.

e. Prinsip kekohesifan

Dengan prinsip kekohesifan berarti manajemen perlengkapan pendidikan

di sekolah hendaknya terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang

sangat kompak. Oleh karena itu, walaupun semua orang yang terlibat dalam

pengelolaan perlengkapan itu telah memiliki tugas dan tanggung jawab masing-

masing, namun antara yang satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja sama

dengan baik.

Menurut Hunt Pierce, prinsip dasar dalam melaksanakan pengelolaan sarana dan

prasarana pendidikan adalah sebagai berikut :

a. Lahan bangunan, dan perlengkapan perabot sekolah harus

menggambarkan cita dan citra masyarakat seperti halnya yang dinyataka

dalam filsafat dan tuuan pendidikan.

b. Perencanaan lahan bangunan, dan perlengkapan perabot sekolah

hendaknya merupakan pancaran keinginan bersama dan dengan

pertimbangan suatu team ahli yang cukup cakap yang ada di masyarakat

itu.

c. Lahan bangu nan, dan perlengkapan-perlengkapan parabot sekolah

hendaknya disesuaikan dan memadai bagi kepentingan peserta didik, demi

terbentuknya karakter mereka dan dapat melayani serta menjamin mereka

di waktu belajar, bekerja dan bermain sesuai dengan bakat masing-masing.

d. Lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapam perabit sekolah serta

alat-alatnya hendaknya disesuaikan dengan kepentingan pendidikan yang

bersumber dari kepentingan serta kegunaan bagi peserta didik dan guru.

e. Sebagai penanggung jawab harus dapat membantu program sekilah secara

efektif, melatih para perugas dengan memilih alat dan cara

5

Page 10: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

menggunakannya agar mereka dapat menyesuaikan diri dan melaksanakan

tugasnya dengan tanggung jawan dan profesional.

f. Seorang penanggung jawab sekolah harus mempunyai kecakapan untuk

mengenal, baik kuantitatif maupun kualitatif serta menggunakannya

dengan tepat fungsi bangunan da perlengkapannya.

g. Sebagai penanggung jawab harus memelihara serta menggunakan

bangunan dan tanah dan sekitarnya sehingga ia dapat membantu

terwujudanya kesehatan, keamanan, kebahagiaan, dan keindahahan serta

kemajuan dari sekolah dan masyarakat.

h. Sebagai penanggung jawab sekolah bukan hanya mengetahui kekayaan

sekolah yang dipercayakan kepadanya, tetapi juga harus memperhatikan

seluruh keperluan alat-alat pendidikan yang dibutuhkan oleh anak

didiknya.

C. Tujuan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Secara umum, tujuan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan adalah

memberikan pelayanan secara professional di bidang sarana dan prasarana

pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan

efisien.

Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama.

Dengan ini, melalui manajemen sarana dan prasarana pendidikan

diharapkan semua perlengkapan yang didapatkan oleh sekolah adalah sarana

dan prasarana yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan

dengan dana yang efisien.

2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan

efisien.

3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga

keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh

semua personel sekolah.

6

Page 11: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

D. Kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan

a. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan.

Proses yang dilakukan pertama dalam sebuah pengelolaan sarana

pendidikan adalah perencanaan kebutuhan. Proses ini sangat penting untuk

menghindari terjadinya suatu kesalahan yang tidak diharapkan. Perencanaan yang

matang akan membuat suatu kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan memudahkan para pengelola untuk

mengetahui anggaran yang harus disediakan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut.

Perencanaan yang baik daan cermat akan berdasarkan analisis kebutuhan kegiatan

dan skala prioritas yang sesuai dengan ketersediaan dana.

Depdikbud (1996: 12) menyebutkan dalam membuat perencanaan itu

hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Rencana itu harus jelas.

2. Rencana itu harus relistis.

3. Rencana itu harus terpadu dan sistematis.

Menurut M. Syarif Hidayat (1996: 86) dikutip Ferry (2011)

mengemukakan sarana pendidikan perlu dirancang, direncana sesuai dengan

kebutuhan. Merencanakan kebutuhan sarana perlu memperhatikan beberapa hal

antara lain:

1. Perkembangan satuan pendidikan satuan pendidikan yang berkembang

akan bebrbeda kebutuhannya apabila dibandingkan dengan satuan

pendidikan yang belum berkembang.

2. Sarana atau perlengkapan pendidikan yang sudah tidak dapat difungsikan

atau sebab lain perlu diganti atau dihapuskan.

3. Untuk persediaan sarana yang akan digunakan pada tahun ajaran yang

akan datang.

Adapun langkah-langkah dalam perencanaan sarana pendidikan terdiri dari:

1. Analisis kebutuhan terhadap mata pelajaran yang membutuhkan

alat/media.

7

Page 12: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

2. Mengadakan inventarisasi dan re-inventarisasi terhadap alat/ media yang

sudah ada.

3. Mengadakan seleksi terhadap alat/ media.

4. Mengadakan perhitungan tafsiran biaya.

5. Perencanaan pendanaan.

6. Menunjuk staf yang diserahi tugas mengadakan alat/media tersebut.

b. Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan

Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan dalam suatu proses

pembelajaran tersebut dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna,

sehingga efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran dapat tercapai secara

optimal.

Menurut Suharsimi Arikunto (1987: 53) secara umum pola pengaturan

penggunaan alat/media pelajaran adalah sebagai berikut:

1. Alat pelajaran untuk kelas tertentu

Ada kalanya sesuatu alat hanya dibutuhkan oleh kelas tertentu sesuai

dengan kurikulum yang menurut digunakannya alat itu. Jika banyaknya

kelas yang membutuhkan, maka alat tersebut dapat dibagikan dan

disimpan oleh guru kelas.

2. Alat pelajaran untuk beberapa kelas

Apabila banyaknya alat terbatas, padahal yang membutuhkan lebih dari

satu kelas, maka alat tersebut terpaksa digunakan secara bersama-sama.

Ada dua kemungkinan pengaturan yaitu:

a. Alat pelajaran diangkut ke kelas yang membutuhkan secara bergantian.

b. Alat pelajaran disimpan di suatu ruangan dan guru mengajak siswa untuk

mendatangi ruangan tersebut.

Alat pelajaran utuk semua murid Penggunaan alat pelajaran untuk semua siswa

dapat dilakukan seperti:

a) Cara yang baru saja diberikan, yakni alat dibawa ke kelas secara

bergantian atau siswa bersama guru mendatangi tempat tersebut.

b) Dalam keadaan alat sangat terbatas dan ruangan yang ada dalam sekolah

tersebut jumlahnya memungkinkan, maka lebih baik apabila diatur

8

Page 13: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

menjadi kelas berjalan. Kelas berjalan yaitu kelas atau ruangan yang

didapatkan oleh banyak kelas untuk mengikuti salah satu mata pelajaran

tertentu

Penggunaan sarana dan prasarana harus dipantau dan diatur dengan

peraturan sesuai kesepakatan bersama. Menurut Suharsimi Arikunto (1987: 62),

dalam penggunaan alat/media, maka langkah yang dilakukan oleh peminjam

adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan pengecekan dengan melihat buku pinjaman apakah alat/media

yang dimaksud masih ada dan belum dipesan oleh guru lain.

2. Mendaftarkan untuk meminjam pada hari tertentu.

3. Menuliskan bon pinjam dan mencantumkan pula jam pengambilan

penggunaan dan pengambilan.

E. Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan

a. Perencanaan Pengadaaan Bangunan Gedung Sekolah.

Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh satu bangunan yang ideal, J.

Mamusung (1981: 16) mengemukakakn sebagai berikut :

1) Memenuhi kebutuhan dan syarat pedagogis, artinya :

a) Ukuran dan bentuk setiap ruangan sesuaikan kebutuhan.

b) Datangnya sinar matahari harus diperhatikan, yaitu kanan/kiri.

c) Tinggi dan rendahnya tembok, letak jendela dan kusen disesuaikan

dengan kondisi anak-anak.

d) Penggunaan warna yang cocok.

2) Aman, artinya material dan konstruksi bangunannya benar0benar dapat

dipertangngungjawabkan baik kekuatan/kekokohan bangunan itu sendiri.

Dari pengaruh erodi, angin, getaran, petir, pohon yang berbahaya.

3) Menuntut syarat kesehatan, sinar matahari bagai setiap ruangan,

memungkinkan adanya pergantian udara yang selalu segar.

4) Menyenangkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan dan tidak

saling mengganggu.

5) Dapat memungkinkan untuk memperluas tanpa memakan biaya lagi.

9

Page 14: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

6) Fleksibel, artinya melihat kebutuhan hari depannya dan pula dapat di

rubah-rubah setiap saat diperlukan.

7) Memenuhi syarat keindahan.

8) Ekonomis.

Agar syarat-syarat di atas dapat terpenuhi maka hendalnya sebelum gedung itu

dibangun perlu dibuat perencanaan terlebih dahulu, dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Mengadakan survey untuk mengetahui kesesuaian anatara gedung dengan

kebutuhan sekolah.

2. Menentukan ruang dan perlengkapan dalam arti kualitas bahan, jumlah

ruangan, luas runagan, banyaknya perabot, kualitas dan ukurannya.

3. Mengadapan survey untuk menentukan lokasi sekolah.

4. Menyusun rencana anggaran biaya yang disesuaikan dengan harga stndar

yang berlaku di daerah yang bersangkutan.

b. Perencanaan Pengadaan Perabot dan Perlengkapan Pendidikan

Perabot dan perlengkapan yang di buat harus memenuhi syarat sebagai berikut :

Syarat Perabot Sekolah

1. Ukuran fisik/murid, agar pemakaiannya fungsional dan efektif.

2. Bentuk dasar yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikit :

a) Sesuai dengan aktivitas murid dalam PBM.

b) Kuat, mudah pemeliharaan dan mudah dibersihkan.

c) Mempunyai pola dasar yang sederhana.

d) Mudan riangan untuk disimpan.disusun, dan

e) Fleksibel, sehingga mudah digunakan dan dapat pula berdiri sendiri.

3. Konstruksi perabot hendaknya :

a) Kuat dan tahan lama.

b) Mudah dikerjakan secara masal

c) Tidak tergantung keamanan pemakaiannya, dan

d) Bahan yang mudah didapat dipasaran dan disesuaikan dengan keadaan

setempat.

Syarat-syarat Bagi Perlengkapan Sekolah

10

Page 15: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Hal ini berkenaan dengan ketepatan dalam memilih dan memiliki alat-alat yang

sesuai dan sesuaikan dengan umur, minat, serta tarap perkembangan fisik maupun

psikhis peserta didik. Untuk itu diperlukan :

1. Keadaan bahan baku atau material harus kuat, tetapi ringan, tidak

membahayakan keselamatan peserta didik.

2. Konstruksinya harus sedemkian rupa, sehingga sesuai dengan kondisi

murid.

3. Dipilih dan direncanakan dengan teliti dan baik.

4. Pengadaan pengaturan harus sedemikian rupa sehingga benar-benar

berfungsi bagi penanaman, pemupukan, serta pembinaan hal-hal yang

berguna bagi perkembangan anak.

F. Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana

Menurut J. Mamusung (1991:80), pemeliharaan adalah, suatu kegiatan

dengan pengadaan biaya yang termasuk dalam keseluruhan anggaran

persekolahan dan diperuntukan bagi kelangsungan “building”, “equipment” serta

“firniture”, termasuk pengadiaan biaya bagi kepentiingan perbaikan dan

pemugaran, serta penggantian. Perlunya pemeliharaan yang baik terhadap

bagunan, perabot dan perlengkapan sekolah dikarnakan kerusakan sebenarnya

telah dimulai semenjak hari ini. pertama gudang, perabot dan perlengkapan itu

diterima dari pihak perombong, penjual, pembeli sarana tersebut. Kemudian

disusul oleh proses kepunahan, meskipun pemeliharaan yang baik telah dilakukan

terhadap saran tersebut selama dipergunakan.

J.Mumusung (1991) telah mengelompokannya bahwa ada lima faktor yang

mengakibatkan kerusakan pada bangunan, perabotan, dan pelengkapan sekolah,

yaitu:

1. Kerusakan dikarnakan pemakaiaan dan pengrusakan, baik disengaja

maupun yang tidak oleh dipakai.

2. Kerusakan dikarnakan oleh pengaruh udara, cuaca, musim maupun

keadaan lingkungan.

11

Page 16: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

3. Keusangan disebabkan moderennisasi dibidang pendidikan serta

perkembangan

4. Kerusakan karena kecelakaan atau bencana disebabkan kecerobohan

dalam perencanaan, pemeliharaan, pelaksanaan maupun penggunaan yang

salah.

5. Kerusakan karena timbulnya bencana alam, seperti banjir, gempa, dan lain

sebagainya.

Adapun tujuan pemeliharaan sebagai berikut:

1. Untuk optimalisasi asas kemanfaatan peralatan yang sudah ada.

2. Untuk optimalisasi hasil apabila sewaktu-waktu dipergunakan ( alat-alat

must be ready to use ).

3. Untuk menjamin keselamatan yang menggunakan.

G. Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Sarana daan prasarana pendidikan yang ada disekolah atau lembaga

pendidikan lainya ada yang berasal dari pemerintahan ada juga yang berasal dari

hasil sendiri, seperti: membeli, membuat sendi, sumbangan, dan sebainya. Semua

barang yang ada tersebut hendaknya diinfentarisir, melalui inventarisasi

memungkinkan dapat mengetahui jumlah, jenis barang, kualitas, tahun

pembuatan, merek, ukuran, harga, dan sebainya. Khususnya untuk sarana dan

prasarana pendidikan yang brasal dari pemerintah wajib diadakan inventarisasi

secara cermat, dengan mengunakan format-format yang telah ditetapkan. Atau

catatan semua barang inventarisasinya di dalam buku induk barang inventaris dan

buku golongan barang inventaris. Buku inventaris ini mencatat semua inventaris

menurut golongan barang yang dittentukan. Misalnya golongan tanah, bagunan,

monumen, golongan alat-alat dasar.Secara khusus, inventarisasi dilakukan dengan

tujuan-tujuan sebagai berikut:

1. Tertib administrasi.

2. Efisiensi biaya.

12

Page 17: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

DEPARTEMEN KEUANGAN60 hari

SETJEN DEPDIKNAS Up. BAGIAN PERLENGKAPAN 30 hari

3. Pendataan aset

4. Pengawasan dan pengendalian .

Sebagai pelengkap, berikut ini disajikan contoh pelaporan inventarisasi

sekolah sebagaimana tampak seperti tabel berikut:

1. Laporan triwulan mutasi barang inventaris Mekanisme Laporan Triwulan

Mutasi Barang sebagaimana bagan berikut:

13

DINAS PENDIDIKAN PROPINSI Up. BAGIAN PERLENGKAPAN

15 hari

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA SEKOLAH

7 hari

SEKOLAH

Page 18: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

2. Laporan tahunan inventaris Mekanisme Laporan Tahunan Mutasi Barang

Inventaris sebagaimana bagan berikut:

H. Penataan Sarana Dan Prasarana Pendidikan.

Petunjuk teknis berkenaan dengan bagai mana menata sarana dan prasarana

pendidikan.

a. Tata Ruang dan Bangunan Sekolah

Dalam mengatur ruang yang dibagun bagi suatu lembaga pendidikan,

hendaklah diperhatikan hubungan antara suatu ruangan dengan ruangan lainnya.

Hubungan antara ruang-ruang yang dibutuhkan dengan pengaturan letaknya

tergantung pada kurikulim yang berlaku dan tentu saja ini akan memberikan

14

DEPARTEMEN KEUANGAN15 hari

DINAS PENDIDIKAN PROPINSI Up. BAGIAN PERLENGKAPAN

30 hari

SETJEN DEPDIKNAS Up. BAGIAN

PERLENGKAPAN

30 hari

DITJEN DIKDASMEN

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA SEKOLAH

15 hari

SEKOLAH

Page 19: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

pengaruh terhadap penyusunan jadwal pelajaran. Hal ini perlu diperhatikan antara

lain:

1. Ruang kegiatan belajar ditempatkan dibagian yang paling terang, tetapi

tidak silau, dan jauh dari gangguan, keributan, sehingga anak dan guru

dapat melaksanakan tugasnya dengan baik/tidak terganggu oleh sinar dan

kebisingan.

2. Ruang keterampilan/praktek yang dapat merupakan sumber kebisingan

ditempatkan jauh dari ruang belajar, dan

3. Ruang laboratorium ditempatkan terpisah, namun mudah dan cepat

terjangkau.

b. Penataan Perabot Sekolah.

Tata perabot sekolah mencangkup pengaturan barang-barang yang

dipergunakan oleh sekolah, sehingga menimbilkan kesan dan kontribusi yang baik

pada kegiatan pendidikan. Dalam mengatur prabot skolah hendaknya diperhatikan

macam dan bentuk prabot itu sendiri. Apakah prabot tunggal atau ganda,

individual atau klasikal. Hal ini harus diperhatikan dalam pengaturan perabot

sekolah antara lain:

1. Perbandingan antara luas lantai dan ukuran prabot yang akan dipakai

dalam ruang tersebut

2. Kelonggaran binding dan jarak kanan-kiri

3. Jarak satu perabot dengan prabot lainnya

4. Jarak deret perabot (bangku, meja) terdepan dengan papan tulis

5. Jarak deret perabot (bangku, meja) paling belakang dengan tembok batas

6. Arah menghadapnya perabot, dan

7. Kesesuaiaan dan keseimbangan.

c. Penataan Perlengkapan Sekolah

Penataan perlengkapan sekolah mencangkup peraturan perlengkapan

ruang dikepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, kels, ruang BP, dsb. Ruang-

ruang tersebut perlengkapannya perlu ditata sdemikian mungkin rupa sehingga

menimbulkan kesan yang baik kepada penyelenggaraan pendidikan yang

dillaksanakan sekolah dan menimbulkan prasaan senang dan betah pada guru

15

Page 20: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

yang mengajar dan siswa yang belajar. Misalnya pada rung ke;llas perlengkapan

perabot, juga dilengkapi dengann hiasan dinding yang bersifat mendidik,

organisasi kelas, tata tertib, papan absensi dsb.

Pada ruang guru, selain perlengkapan guru, juga ruang guru ini perlu

dilengkapi dengan papan pengaman, jadwal pelajaran, kalender, akademik,

organisasi sekolah, daftar pembagian kelas guru, KORPRI, dsb. Semua

perlengkapan tersebut dalam penempatannya tidak bisa sembarangan tapi perlu

ditata dengan bak. Bisa dibaca atau dilihat dengan mudah, kesanya indah,

harmonis serta menimbulkan kesan yang baik.

I. Penghapusan Sarana Prasarana

Barang-barang yang ada disekolah, terutama yang berasal dari pemerintah

tidak akan selamanya bsa digunakan/ dimanfaatkan untuk kepentingan

pendidikan, hal ini karena rusak berat sehingga tidak dapat digunakan lagi, barang

tersebut sudah tidak sesuai dengan keadaan, kebutuhan, biaya pemeliharaannya

yang tinggi, jumlah barang tersebut berlebihan sehingga tidak bisa dimanfaatkan,

dan nilai guna barang tersebut tidak perlu dimanfaatkan.Maka barang-barang

tersebut harus segera dihapus, artinya menghapus barang-barang inventaris itu

(punya negara) dari daftar inventaris sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dengan adanya penghapusan ini maka barang dibebaskan dari biaya

perbaikan/pemeliharaan, selain itu dengan adanya penghapusan ini akan

meringankan beban kerjainventaris dan membebaskan tanggung jawab sekolah

terhadap barang-barang tersebut. Bagi barang-barang yang telah dihapuskan ini

sebagian tindak lanjutnya bisa dilelang. Dimanfaatkan untuk kepentingan dinas/

sosial atau dirumahkan.

Tujuan penghapusan dalam hal manajemen sarana dan prasarana

pendidikan adalah:

1. Efesiensi biaya dan tenaga pengurusan barang

2. Efektivitas pelaksanaan inventarisasi.

3. Pembebasan ruangan penyimpanan.

Penghapusan sarana dilakukan atas dasar beberapa pertimbangan:

16

Page 21: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki

atau dipergunakan lagi.

2. Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan

pemborosan.

3. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya

biaya pemeliharaan.

4. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.

5. Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya barang kimia).

6. Barang yang berlebih jika disimpang lebih lama akan bertambah rusak dan

tak terpakai lagi.

7. Dicuri, terbakar, musnah sebagai akibat bencana alam.

17

Page 22: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

BAB III

PENUTUP

A. KesimpulanPengelolaan sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan,

menata, mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,

pemeliharaan, penginventarisan dan penfhapusan serta penataan lahan, bangunan,

perlengkapan dan perabot sekolah secara tepat guna dan tepat sasaran.

Prinsip dasar pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan

1. Prinsip pencapaian tujuan

2. Prinsip efisiensi

3. Prinsip administratif

4. Prinsip kejelasan tanggung jawab

5. Prinsip kekohesifan

Manajemen Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan meliputi :

1. Perencanaan Kebutuhan Sarana dan Prasarana Pendidikan.

2. Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pendidkan.

3. Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana.

4. Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan.

5. Penataan Sarana Dan Prasarana Pendidikan.

6. Penghapusan Sarana Prasarana.

B. Saran

Dengan membaca makalah ini dan mengetahui apa itu sarana dan

prasarana, pengelolaan sarana dan prasarana, proses pengelolaan sarana dan

prasarana, dan peran guru dalam administrasi sarana dan

prasarana diharapkan mahasiswa (calon guru/tenaga pendidik) dapat memahami

dan mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan.

18

Page 23: Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

BAB IV

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1987. Pengelolaan Materiil, Jakarta: Primakarya

Bafadal, Ibrahim, 2003. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan

Aplikasinya, Jakarta: PT Bumi Aksara

Darmawan, Bowang. 2014. Manajemen Sarana dan Prasarana dalam

Meningkatkan Kualitas Pendidikan. Jurnal Vol 06 No 2 2014

Depdikbud. 1996. Petunjuk Administrasi Sekolah Lanjutan Pertama. Jakarta:

Ditjen Dikdasmen

Dirjen Dikdasmen Depdikbud. 1997. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan

di Sekolah. Jakarta: Depdikbud.

Dwi, Ferry H.. 2011. Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan Sekolah

Menengah Pertama Negeri Se-Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon

Progo. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Hidayat, Syarif M.. 1996. Administrasi, Supervisi dan Ketenagaan PLB. Dirjen

Dikti Depdikbud.

Mamusung, J., 1985. School Plant Administration, Bandung: Jurusan Adpend

FIP IKIP Bandung

Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Subroto, B. Suryo.1988. Pengantar Administrasi di Sekolah. Yogyakarta: IKIP

Yogyakarta.

Tim Dosen MKDK Pengelolaan Pendidikan. 1994. Pengelolaan Pendidikan.

Bandung

Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Permendiknas nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana

untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/

Madrasah Tsanawiyah, dan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah.

19