PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR...

168
PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR PANDEGLANG KABUPATEN PANDEGLANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik Pada Program Studi Administrasi Publik Oleh Vika Kartika NIM 6661132054 ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, Maret 2018

Transcript of PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR...

Page 1: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN

PASAR DI PASAR PANDEGLANG

KABUPATEN PANDEGLANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Pada Program Studi Administrasi Publik

Oleh

Vika Kartika

NIM 6661132054

ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, Maret 2018

Page 2: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda
Page 3: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda
Page 4: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda
Page 5: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

ABSTRAK

Vika Kartika. NIM. 6661132054. 2018. Skripsi. Pengelolaan Retribusi

Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang. Program

Studi Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I : Dr.Agus Sjafari M.Si. dan

Pembimbing II : Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si

Pengelolaan retribusi pelayanan pasar ini sangat penting dalam meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada penelitian mengenai Pengelolaan Retribusi

Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang ini dilatarbelakangi

oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

No 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum. Penelitian ini dilakukan untuk

memperoleh data mengenai Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar

Pandeglang Kabupaten Pandeglang. Teori yang digunakan adalah teori

Manajemen Keuangan Daerah dari Mahmudi (2010 :17-18). Metode yang

digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknis analisis data

menurut Miles and Huberman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

perluasan basis penerimaan belum ada pengembangan, tidak ada peningkatan,

tidak ada penambahan objek retribusi baru dan juga tidak meningkatnya tarif

retribusi pelayanan pasar, adanya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh

pedagang dan petugas, kurangnya pengawasan, transparansi dan akuntabilitas

belum terwujud, prosedur administrasi retribusi lebih mudah dan sederhana,

sehingga belum maksimal dalam pengelolaan retribusi pelayanan pasar di Pasar

Pandeglang Kabupaten Pandeglang. Saran peneliti yaitu Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini melakukan sosialisasi kepada

para pedagang guna memberikan kesadaran dalam membayar retribusi pelayanan

pasar demi tercapainya target retribusi pelayanan pasar sehingga dapat

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Kata Kunci : Pengelolaan, Retribusi Pelayanan Pasar

Page 6: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

ABSTRACT

Vika Kartika. NIM. 6661132054. 2018. Script. Management Retribution of

Market Service in Pandeglang Traditional of Pandeglang Regency. Public

Administration Department. Social and Politics Faculty. A State of Sultan

Ageng Tirtayasa University. Advisor I : Dr. Agus Sjafari, M.Si. and Advisor II :

Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si

Management of retribution of market service is very important in increasing the

Local Original Income (PAD). In the research on the Management Retribution of

Market Service in Pandeglang Traditional of Pandeglang Regency is motivated by

the problems of many traders do not pay in accordance with Regulation No 10 of

2011 on Public Service Levies. This research was conducted to obtain data on

Retribution Management Service Market in Pandeglang Traditional of

Pandeglang Regency. The theory used is the theory of Regional Financial

Management from Mahmudi (2010 : 17-18). The method used in this research is

qualitative descriptive. Technical data analysis in this study using an interactive

model in data analysis according to Miles and Huberman. The results of this

study indicate that the expansion of the revenue base has not been developed,

there is no increase, no addition of new retribution objects nor the increase of

market service retribution rates, the existence of deviant behavior by traders and

officers, lack of supervision, transparency and accountability has not

materialized, the administrative procedure of retribution is easier and simpler, so

it is not maximal in the Management Retribution of Market Service in Pandeglang

Traditional of Pandeglang Regency. The researcher recommends that the

Department of Industry, Trade and ESDM of Pandeglang Regency socialize to the

traders to give awareness in paying retribution of market service for the

achievement or market service retribution target so as to increase Local Original

Income (PAD).

Keywords : Management, Retribution of Market Services

Page 7: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

MAN JADDA WAJADA

Sesuatu akan menjadi kebanggaa,

Jika sesuatu itu dikerjakan,

Dan bukan hanya dipikirkan.

Sebuah cita-cita akan menjadi kesuksesan,

Jika kita awali dengan bekerja untuk mencapainya,

Bukan hanya menjadi impian.

Skripsi ini kupersembahkan :

Ibu, Bapak, adik-adikku dan seluruh keluargaku

Page 8: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat,

berkah, dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Shalawat serta

salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

Kepada keluarga, sahabat, serta tak lupa juga kita yang selalu berusaha untuk

beristiqomah untuk menjadi umat-Nya. Dan atas berkat dan rahmat-Nya pula,

peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa dengan judul “Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar

Pandeglang Kabupaten Pandeglang”. Hasil dari skripsi ini tentunya tidak lepas

dari bantuan banyak pihak yang telah mendukung peneliti. Maka dengan

ketulusan hati, peneliti ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak-

pihak sebagai berikut:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Rahmawati, S.Sos, M.Si. Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si. Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 9: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

ii

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si. Wakil Dekan III Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Listyaningsih, S.Sos, M.Si. Ketua Program Studi Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Dr. Arenawati, M.Si. Sekretaris Program Studi Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dosen Pembimbing I peneliti di Program Studi

Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultas Ageng Tirtayasa.

9. Yeni Widyastuti M.Si. Dosen Pembimbing II peneliti sekaligus Dosen

Pembimbing Akademik di Program Studi Administrasi Publik Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

10. Semua Dosen Jurusan Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

11. Staff Jurusan Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

12. Bapak H. Yuhana S. E sebagai Kepala bidang Pengembangan dan

Penataan Pasar yang telah membantu dan memberikan data yang

dibutuhkan peneliti untuk penelitian selama ini secara transparan dan

responsif.

13. Bapak Aip Somahmud S.E sebagai Kepala Seksi Penataan Pasar yang

telah membantu dan memberikan data yang dibutuhkan peneliti untuk

penelitian selama ini.

Page 10: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

iii

14. Orangtuaku yang senantiasa memberikan dorongan, bantuan, dan

dukungan serta doa yang ikhlas bagi anaknya. Dan merekalah yang tanpa

lelah mendampingiku hingga sekarang, orangtuaku merupakan alasan

terbesarku untuk tetap semangat dalam mengerjakan skripsi ini.

15. Terimakasih untuk adikku-adikku tercinta yang selalu memberikan

dorongan semangat dan mengerti ketika kesulitan dalam menyusun

skripsi.

16. Teman-temanku terimakasih atas tawa dan dukungannya selama 3 tahun

terakhir ini menjadi sahabat sekaligus saudara terbaikku.

17. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan telah membantu

peneliti selama pembuatan skripsi ini. Terimakasih, semoga kita semua

selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Selain itu, peneliti menyadari pula banyaknya kekurangan dari apa yang

dipaparkan dan dibahas dalam skripsi ini. Maka dari itu, peneliti, dengan segala

keterbukaan, kerendahan hati, dan kelapangan dada, bersedia menerima segala

masukan, baik itu berupa saran, ataupun kritik yang dapat membangun peneliti

dalam melangkah dan memutuskan, serta karya yang lebih baik dan bermanfaat

lagi di kemudian hari.

Serang, Maret 2018

Peneliti

Page 11: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

iv

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ……………………………............….......... i

DAFTAR ISI ……………………..…………...….......……. ……... iv

DAFTAR TABEL ………………………….........………………… ix

DAFTAR GAMBAR ……………........………………………….... xii

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ….......……....………...…. 1

1.2. Identifikasi Masalah …...……..…….............…...…. 15

1.3. Batasan Masalah….…………………..……………. 15

1.4. Rumusan Masalah……….………...................…….. 15

1.5. Tujuan Penelitian ………………..………….......…. 16

1.6. Manfaat Penelitian ….………………..……………. 16

1.7. Sistematika Penulisan ............................................... 17

Page 12: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

v

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN SUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1. Landasan Teori ……………………...……………… 21

2.1.1 Definisi Manajemen ................................................... 21

2.1.1.1 Pentingnya Manajemen.......... ........... 23

2.1.1.2 Tujuan Manajemen............................ 24

2.1.1.3 Fungsi Manajemen............................. 25

2.1.1.4 Karakteristik manajemen dalam

menjalankan perannya....................... 26

2.1.2 Definisi Pengelolaan.................................................... 27

2.1.3 Manajemen Keuangan Daerah..................................... 28

2.1.4 Konsep Retribusi Daerah............................................. 35

2.1.5 Konsep Retribusi Pelayanan Pasar.............................. 40

2.1.6 Potensi Retribusi Pelayanan Pasar.............................. 41

2.1.7 Fungsi Pemerintah....................................................... 42

2.2. Penelitian Terdahulu ……………………….……….. 45

2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian ……….………......... 49

2.4. Asumsi Dasar ……...……..…………........................ 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian ….................. 52

3.2 Fokus Penelitian.......................................................... 52

3.3 Lokasi Penelitian......................................................... 53

Page 13: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

vi

3.4 Variabel Penelitian...................................................... 53

3.4.1 Definisi Konsep............................................. 53

3.4.2 Definisi Operasional...................................... 55

3.5 Instrumen Penelitian.................................................... 55

3.6 Informan Penelitian …………………………............ 57

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data......................... 59

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data............................. 59

3.7.2 Teknik Analisis Data...................................... 64

3.8 Uji Keabsahan Data................................................... 66

3.8.1 Triangulasi..................................................... 66

3.8.2 Membercheck................................................. 67

3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................... 68

3.9.1 Lokasi Penelitian............................................ 68

3.9.2 Jadwal Penelitian ……...……....................... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian........................................ 69

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Pandeglang.... 69

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Perindustrian,Perdagangan

dan ESDM Kabupaten Pandeglang................ 73

4.1.2.1 Kedudukan......................................... 73

4.1.2.2 Tugas.................................................. 74

4.1.2.3 Fungsi................................................. 74

Page 14: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

vii

4.1.2.4 Visi..................................................... 75

4.1.2.5 Misi.................................................... 76

4.1.2.6 Struktur Organisasi............................ 77

4.1.3 Gambaran Umum Keadaan Pasar Pandeglang

Kabupaten Pandeglang................................... 82

4.2 Deskripsi Data............................................................ 84

4.2.1 Daftar Informan Penelitian............................ 84

4.2.2 Deskripsi Hasil Penelitian.............................. 86

4.2.2.1 Perluasan Basis Penerimaan.............. 86

4.2.2.2 Pengendalian atas Kebocoran

Pendapatan ........................................ 99

4.2.2.3 Peningkatan Efisiensi Administrasi

Retribusi............................................. 115

4.2.2.4 Transparansi dan Akuntabilitas.......... 123

4.3 Pembahasan.............................................................. 131

4.3.1 Perluasan Basis Penerimaan.......................... 132

4.3.2 Pengendalian atas Kebocoran Pendapatan..... 133

4.3.3 Peningkatan Efisiensi Administrasi

Retribusi……………………………………. 135

4.3.4 Transparansi dan Akuntabilitas...................... 136

4.3.5 Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat

Pengelolaan Retribusi Pasar di Pasar Pandeglang

Kabupaten Pandeglang................................... 137

Page 15: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

viii

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan......................................................................... 141

5.2 Saran....................................................................... ……... 143

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 16: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1.Perkembangan PAD Kabupaten Pandeglang Tahun 2012-

2016................................................................................. 4

Tabel 1.2. Kriteria Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar terhadap Pendapatan

Asli Daerah (PAD) Kabupaten PandeglangTahun 2012-

2016................................................................................. 5

Tabel 1.3. Jumlah Pasar di Kabupaten Pandeglang dan Tarif Retribusi Pasar

Grosir dan/ atau Perkotaan............................................... 8

Tabel 1.4 Jumlah seluruh pedagang di Pasar Kabupaten

Pandeglang....................................................................... 9

Tabel 1.5 Rekapitulasi Data Pasar Rakyat Kabupaten Pandeglang Dinas

Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang

UPT Pasar Pandeglang........................................................ 10

Tabel 1.6 Target Retribusi Pasar Pemerintah Se Kabupaten Pandeglang

Per Tahun…........................................................................ 11

Tabel 1.7 Wajib Retribusi di Pasar Pandeglang Kabupaten

Pandeglang....................................................................... 12

Tabel 1.8. Jumlah Pedagang, Jumlah Kios, Los, dan PKL................ 13

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...........……………………………... 48

Tabel 3.1 Data Informan Penelitian .................................................. 58

Page 17: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

x

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara......................................................... 63

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian .............................................................. 68

Tabel 4.1 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Pendidikan dan Jenis

Kelamin............................................................................. 79

Tabel 4.2 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Golongan dan Jenis

Kelamin............................................................................. 80

Tabel 4.3 Daftar Informan Penelitian ............................................... 85

Tabel 4.4 Rekapitulasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar

Pandeglang ........................................................................ 87

Tabel 4.5 Perhitungan Potensi Retribusi Pelayanan Pasar di

Pasar Pandeglang………………………………………... 89

Table 4.6 Tarif Retribusi Pelayanan Pasar ........................................ 92

Tabel 4.7 Rekapitulasi Target Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang

Tahun 2016 - 2017.............................................................. 99

Tabel 4.8 Rekapitulasi Penerimaan PerBulan Pasar Pandeglang …. 103

Tabel 4.9 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Pendidikan dan Jenis

Kelamin .............................................................................. 126

Tabel 4.10 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Golongan dan Jenis

Page 18: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

xi

Kelamin .............................................................................. 127

Tabel 4.11 Perhitungan atas Hasil Retribusi Pelayanan Pasar di

Pasar Pandeglang................................................................. 130

Table 4.12 Rekapitulasi Pembahasan .............................................. 139

Page 19: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hubungan antara manajemen dengan peranan keterampilan

dan proses manajemen .................................................... 27

Gambar 2.2 Siklus Manajemen Pendapatan Daerah ......................... 31

Gambar 2.3 Kerangka Berfikir ......................................................... 50

Gambar 3.1 Model Interaktif dalam Analisis data Menurut Miles and

Huberman ....................................................................... 64

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

ESDM Kabupaten Pandeglang ........................................... 81

Gambar 4.2 Bagan Struktur Organisasi UPT Pasar Pandeglang ...... 83

Gambar 4.3 Jenis Objek Retribusi..................................................... 91

Gambar 4.4 Surat Teguran untuk yang menunggak/tidak membayar

Retribusi Pasar...................................................................... 110

Gambar 4.5 Bentuk Pembinaan ke Para Pemungut dan Pedagang dengan

Sosialisasi......................................................................... 113

Gambar 4.6 Prosedur Retribusi.......................................................... 117

Gambar 4.7 Bentuk Penarikan Retribusi Pelayanan Pasar ............... 118

Page 20: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

xiii

Gambar 4.8 Bukti Penerima Pedagang Pembayaran Retribusi Pelayanan

Pasar Harian ................................................................. 120

Gambar 4.9 Jumlah Komputer di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

ESDM Kabupaten Pandeglang........................................ 128

Page 21: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 Surat Penelitian

LAMPIRAN 2 Tabel

LAMPIRAN 3 Gambar

LAMPIRAN 4 Membercheck

LAMPIRAN 5 Riwayat Hidup Peneliti

LAMPIRAN 6 Perda dan Dokumen lain yang relevan

Page 22: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduk terpadat keempat

di dunia dengan jumlah 261.890.872 jiwa menurut Badan Pusat Statistik Tahun

2017, maka sangat perlu peningkatan pembangunan untuk menopang

kesejahteraan penduduknya. Salah satu untuk meningkatkan kesejahteraan adalah

pembangunan ekonomi, pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan

pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya

pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam

struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu

negara. Untuk mencapai dari pembangunan ekonomi tersebut, maka

pembangunan harus didasarkan pada kas daerah yang bersangkutan dengan

menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan, dan sumber daya fisik

yang ada.

Otonomi daerah membawa paradigma sistem pemerintahan sentralisasi

menjadi desentralisasi, yaitu dengan memberikan keluasan kepada daerah dalam

mewujudkan daerah otonom yang luas dan bertanggungjawab untuk mengurus

semua urusan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai kondisi dan potensi

wilayahnya. Salah satu unsur reformasi total adalah tuntutan pemberian otonomi

yang luas kepada daerah kabupaten dan kota. Tuntutan seperti ini adalah wajar,

paling tidak untuk dua alasan.

Page 23: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

2

Dua alasan ini adalah intervensi Pemerintah pusat yang terlalu besar di

masa yang lalu telah menimbulkan masalah rendahnya kapabilitas dan efektivitas

pemerintahdaerah dalam mendorong proses pembangunan dan kehidupan

demokrasi di Daerah. Arahan dan statutory requirement yangterlalu besar dari

Pemerintah pusat tersebut menyebabkan inisiatif dan prakarsa daerah cenderung

mati sehingga pemerintah daerah seringkali menjadikan pemenuhan peraturan

sebagai tujuan, dan bukan sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat. Tuntutan pembelian otonomi itu juga munculsebagai jawaban untuk

memasuki era otonomi daerah yang membawa peraturan baru pada semua aspek

kehidupan manusia dimasa yang akan datang. Di era seperti ini, dimana

globalization cascade sudah semakin meluas, pemerintah akan semakin

kehilangan kendali pada banyak persoalan, seperti pada perdagangan

internasional, informasi dan ide, serta transaksi keuangan (Mardiasmo, 2004:3-6).

Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan

Daerah yang menempatkan Kabupaten dan Kota sebagai titik otonomi yang

nampaknya akan memberikan harapan yang lebih baik bagi daerah untuk dapat

mengembangkan diri. Pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah baik

berupa kebijakan otonomi daerah maupun desentralisasi fiskal, menuntut

pemerintah daerah Kabupaten untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam

membiayai kegiatan pembangunan dengan kapasitas fiskal yang dimiliki daerah.

Pemberian otonomi daerah tersebut pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintah daerah, terutama dalam

pelaksanaan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat.

Page 24: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

3

Salah satu penyelenggaraan otonomi daerah adalah kemampuan

pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerah sebagai modal untuk

penyelengaraan segala urusan pemerintah. Hal ini sesuai dengan hak dan

kewajiban daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 22 Undang-

undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah diwujudkan dalam

bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk

pendapatan, belanja, dan pembiyaan daerah yang dikelola dalam sistem

pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah tersebut dilakukan

secara efesien, efektif, transparan, akuntabel, tertib, adil, patut dan taat pada

peraturan perundang-undangan.

Otonomi dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata

dan bertanggung jawab kepada pemerintah daerah secara proporsional, artinya

pelimpahan tanggung jawab akan diikuti oleh pengaturan dan sumber daya

nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.

Pemerintah daerah memberikan wewenang kepada setiap daerah untuk menggali

sumber keuangan sendiri secara mandiri, sehingga ketergantungan pada pusat

harus seminimal mungkin. Pendapatan Asli Daerah (PAD) harus bisa menjadi

bagian keuangan daerah terbesar dan diharapkan dapat menjadi penyangga utama

dalam sistem pemerintahan yang diperlukan untuk memenuhi belanja rutin

termasuk membiayai seluruh kegiatan pembangunan daerah.

Pembangunan-pembangunan di setiap daerah, baik di bidang pendidikan,

bidang kesehatan, bidang pekerjaan, sumber daya alam, sumber daya manusia,

bidang usaha dan bidang-bidang lainnya, maka pemerintah daerah harus

mengupayakan peningkatan penerimaan yang berasal dari daerah sendiri untuk

Page 25: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

4

membiayai kegiatan pembangunan tersebut yang dilakukan di setiap daerah.

Karena tujuan pembangunan untuk tercapainya tujuan negara hal ini tercantum di

Undang-Undang Dasar 1945 Alinea IV bahwa “melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Berdasarkan

hal itu, perlu adanya upaya peningkatan pendapatan daerah, salah satunya dalam

hal peningkatan retribusi sebagai salah satu sumber penerimaan Pendapatan Asli

Daerah (PAD).

Menurut Mardiasmo (2002 : 132) Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah

penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil

perusahaan milik daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan

lain-lain pendapatan asli daerah. Tingginya pendapatan pajak daerah dan retribusi

daerah dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, di Kabupaten Pandeglang

Pendapatan Asli Daerah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel I.I

Perkembangan PAD Kabupaten Pandeglang Tahun 2012-2016

Tahun Target Realisasi %

2012 64.030.250.800,00 54.048.393.635,00 84.41

2013 77.266.767.753,00 80.520.587.139,00 101.24

2014 133.616.950.725,38 140.046.902.014,24 104.81

2015 152.738.318.922,38 163.921.272.579,00 107.32

2016 193.616.153.452,39 198.750.877.114,00 102.65

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pandeglang (Data

diolah, 2017)

Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah dapat terlihat dari realisasi

pendapatan daerah yang terus berkembang setiap tahunnya. Perkembangan

Page 26: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

5

Pendapatan Asli Daerah tentu didukung oleh pendapatan daerah yang berasal dari

pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Salah satu pendapatan

daerah yang mendukung Perkembangan Pendapatan Asli Daerah yaitu retribusi

daerah. Salah satu retribusi daerah adalah pungutan yang dilakukan melalui

Retribusi Pelayanan Pasar dengan peraturan daerah yang menentukan struktur dan

besarnya tarif retribusi pelayanan pasar. Meningkatnya retribusi pelayanan pasar

akan memberikan kontribusi kepada Daerah dan mempengaruhi peningkatan

pendapatan daerah melalui retribusi pelayanan pasar pada Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Pandeglang. Berikut adalah Kontribusi Pendapatan Retribusi

Pelayanan Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pandeglang sebagai

berikut :

Tabel 1.2

Kriteria Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar terhadap Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2012-2016

Tahun Retribusi

Pelayanan

Pasar

Pendapatan Asli

Daerah

Kontribusi

2012 652.019.000,00 54.048.393.635,00 1.20%

2013 1.115.451.000,00 80.520.587.139,00 1.38%

2014 776.802.000,00 140.046.902.014,24 0.55%

2015 835.511.000,00 163.921.272.579,00 0.50%

2016 821.253.000,00 198.750.877.114,00 0.41%

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pandeglang (Data

diolah, 2017)

Kontribusi retribusi pelayanan pasar terhadap PAD cenderung mengalami

penurunan. Hal Ini diketahui bahwa pendapatan yang berasal dari retribusi

Page 27: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

6

pelayanan pasar belum mampu memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap

PAD Kabupaten Pandeglang.

Peningkatan Retribusi Daerah belum tentu memberikan pengaruh

terhadap peningkatan kontribusi yang diberikan terhadap Pendapatan Asli Daerah,

akan tetapi penurunan dari setiap kontribusi retribusi daerah diatas diikuti dengan

kenaikan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pandeglang yang mengalami

kenaikan cukup signifikan, namun yang perlu diperlu diketahui bahwa kontribusi

dari masing-masing retribusi daerah yang sangat kurang berkontribusi terhadap

Pendapatan Asli Daerah bagi Kabupaten Pandeglang pada tahun 2012-2016.

Retribusi pelayanan pasar adalah pungutan sebagai pembayaran atas

penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan kios, los, atau toko di kawasan pasar

dan tempat pedagang umum yang disediakan oleh pemerintah daerah. Jenis pasar

yang dapat dikenakan retribusi pelayanan pasar meliputi pasar umum dan pasar

hewan.

Pelaksanaan pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah dilaksanakan

oleh Dinas Pendapatan Daerah yang berpedoman pada peraturan daerahnya

masing-masing. Di Kabupaten Pandeglang pelaksanaan pemungutan pajak daerah

oleh Badan Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten Pandeglang dan retribusi

pelayanan pasar oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten

Pandeglang. Pelaksanaan pemungutan retribusi daerah salah satunya adalah

retribusi pelayanan pasar yang pelaksanaan pemungutannya dilaksanakan oleh

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang yang diatur

dalam peraturan daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 tentang

Page 28: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

7

Retribusi Jasa Umum dan Perda Nomor 11 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa

Usaha, dimana jenis retribusi jasa umum dalam Peraturan daerah ini meliputi :

1. Retribusi Pelayanan Kesehatan

2. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta

Catatan Sipil

4. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

5. Retribusi Pelayanan Pasar

6. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

7. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta

8. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyetoran KakusKendaraan Bermotor

9. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang

10. Retribusi Pelayanan Pendidikan dan

11. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

Salah satu jenis retribusi jasa umum yang menjadi bahasan dalam

penelitian ini, yakni Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang. Kabupaten

Pandeglang termasuk Kabupaten di Provinsi Banten yang memiliki banyak

sumber-sumber pendapatan daerah yang potensial, sehingga pemerintah daerah

dituntut untuk mengembangkan daerahnya melalui peningkatan dan penggalian

sumber-sumber penerimaan atau sumber-sumber dana yang potensial yang berasal

dari daerah. Hal ini ditujukan agar pemerintah daerah mampu mendanai sendiri

segala urusan pembangunan yang ada di daerah dan dapat membelanjai urusan

rumah tangganya. Pemilihan kabupaten ini sebagai objek penelitian didasarkan

atas pertimbangan bahwa Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu yang

termasuk kabupaten tertinggal di Provinsi Banten padahal Kabupaten Pandeglang

merupakan Kabupaten yang memiliki potensi sumber-sumber yang melimpah

yang dapat dijadikan sumber pendapatan bagi daerah.

Retribusi Pelayanan Pasar Kabupaten Pandeglang menjadi sumber PAD

yang cukup berarti, dan retribusi pelayanan pasar di Kabupaten Pandeglang

Page 29: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

8

disumbang dari beberapa pasar yang ada di Kabupaten Pandeglang termasuk

Pasar Pandeglang yang menjadi lokus peneliti. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat

pada Tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.3

Jumlah Pasar di Kabupaten Pandeglang dan Tarif Retribusi pelayanan

Pasar Grosir dan / atau Pertokoan

Kelas

Pasar

Jenis Bangunan Tempat

/ Fasilitas

Tarif Retribusi

/Bulan / M2

Tarif

Retribusi /

Harian (Rp)

Keterangan

A

Toko / Kios 25.000 3.000 1.Pasar Pandeglang

2. Pasar Menes

3. Pasar Labuan

4. Pasar Panimbang Los

Pelataran Pasar oleh :

- Pedagang Kaki Lima

- Gerobak Jajanan dan

sejenisnya

2.000

Pedagang keliling /

MobilBox

5.000

B

Toko / Kios 12.500 2.000 1. Pasar Cibaliung

2. Pasar Cipeucang

3. Pasar Saketi

4. Pasar Bojong

5. Pasar Picung

Los

Pelataran Pasar oleh :

- Pedagang Kaki Lima

- Gerobak Jajanan dan

sejenisnya

1.000

Pedagang keliling /

MobilBox

3.000

C

Toko / Kios 7.500 2.000 1. Pasar Carita

2. Pasar Pagelaran

3. Pasar Sodong

4. Pasar Cibitung

5. Pasar Cikeusik

Los

Pelataran Pasar oleh :

- Pedagang Kaki Lima

- Gerobak Jajanan dan

sejenisnya

1.000

Pedagang

keliling/MobilBox

2.000

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang (2016)

Pasar Pandeglang merupakan salah satu pasar yang ada di Kabupaten

Pandeglang Provinsi Banten, tepatnya berada di Jln. Ahmad Yani Plaza

Pandeglang Kecamatan Pandeglang. Pasar Pandeglang merupakan pusat kegiatan

Page 30: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

9

jual beli bagi Pandeglang dan sekitar Kabupaten Pandeglang mulai dari

masyarakat menengah ke bawah sampai masyarakat menengah ke atas. Sebagai

Pasar tradisional terbesar di Kabupaten Pandeglang, maka tak heran banyak

penjual dan pembeli tidak hanya berasal dari Kecamatan Pandeglang bahkan ada

yang dari luar Kabupaten Pandeglang.

Pasar Pandeglang secara administratif berada di bawah Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang dan Unit

Pelaksana Teknis (UPT). Selain itu, lokasi pasar Pandeglang juga cukup strategis

dan tempatnya mudah diakses. Pasar Pandeglang menyediakan tiga jenis tempat

usaha yaitu kios, los dan PKL.

Data pedagang yang ada di Pasar Kabupaten Pandeglang Pandeglang

untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.4

Jumlah seluruh pedagang di Pasar Kabupaten Pandeglang

No Nama Pasar Jumlah Kios Jumlah

Los/PKL

Jumlah

Pedagang

1 Pasar Pandeglang (Badak

& Plaza)

511 399 910

2 Pasar Labuan 138 132 270

3 Pasar Bojong 45 42 87

4 Pasar Panimbang 136 106 191

5 Pasar Menes 153 193 285

6 Pasar Saketi 50 57 56

7 Pasar Cipeucang 41 99 127

8 Pasar Picung 75 127 127

9 Pasar Carita 21 9 22

10 Pasar Cibaliung 88 65 153

11 Pasar Sodong 17 - 14

12 Pasar Rancaseneng 16 - 16

13 Pasar Cibitung 20 - -

Jumlah 1.122 1.380 2.040

Sumber : Disperindag dan ESDM UPT Pasar Pandeglang, (Data Diolah, 2017)

Page 31: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

10

Potensi retribusi di Pasar Pandeglang cukup besar sebagai salah satu

sumber pendapatan retribusi daerah. Berdasarkan hasil observasi di lapangan

didapatkan data objek retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang yaitu jumlah

Kios, Los dan PKL yang ada di Pasar Pandeglang, yaitu Kios 1251 unit, Los 271

unit dan PKL 279 unit. Jumlah tersebut tentu dapat memberikan pendapatan yang

cukup besar bagi kas daerah. Daftar jumlah kios, los dan PKL di Pasar

Pandeglang untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.5

Rekapitulasi Data Pasar Rakyat Kabupaten Pandeglang

Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pandeglang

UPT Pasar Pandeglang

Jenis

Pelayanan

Pasar

Jumlah Jumlah

pedagangan

Luas

Pasar

Status

Pasar

Kondisi

Fisik

Pasar

Hari

Pasar

Kios 1251 511 10300 Pemerintah Kurang

Baik

Setiap

Hari Los 271 213

PKL 279 186

Sumber : Disperindag dan ESDM UPT Pasar Pandeglang, (Data Diolah, 2017)

Pasar Pandeglang juga dilengkapi dengan fasilitas listrik, mushola, toilet,

area parkir dan tempat penampung sampah. Selain itu, kios dan los di Pasar

Pandeglang ini bentuk fisik berbentuk gedung, sehingga tertata rapih dan

terlindungi dari terguyur hujan dan terik matahari. Adapun jenis dagangan di

pasar Pandeglang ini bermacam-macam, seperti pakaian, alat olahraga, sembako,

gudang kosmetik, optik, salon dan kebutuhan lainnya.

Berdasarkan data Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten

Pandeglang Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Pandeglang perolehan retribusi

Page 32: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

11

pelayanan pasar di Kabupaten Pandeglang dalam satu tahun yaitu untuk lebih

jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.6

Target Retribusi pelayanan Pasar Pemerintah SeKabupaten Pandeglang Per

Tahun

Tahun 2016-2017

Nama

Pasar

Target 2016 Realisasi

2016

Sisa Target Target 2017 Realisasi

2017

Sisa Target

Pandeglang 617.280.000 586.448.000 30.832.000 671.280.000 620.579.000 50.701.000

Labuan 146.300.000 109.389.000 36.911.000 146.300.000 102.802.000 43.498.000

Panimbang 176.700.000 163.586.000 13.114.000 182.700.000 173.630.000 9.070.000

Cibaliung 81.570.000 63.533.000 18.037.000 81.570.000 81.572.000 (2000)

Cipeucang 42.072.000 42.072.000 0 42.072.000 39.368.000 2.704.000

Saketi 26.376.000 24.283.000 0 26.376.000 23.505.000 2.871.000

Bojong 29.688.000 29.382.000 306.000 29.688.000 29.688.000 0

Picung 54.360.000 51.839.000 2.521.000 54.360.000 43.432.000 10.928.000

Carita 11.940.000 11.940.000 0 11.940.000 11.563.000 377.000

Sodong 1.920.000 1.920.000 0 1.920.000 1.920.000 0

Menes 177.293.000 50.000.000 127.293.000 177.294.000 50.940.000 126.354.000

Cikeusik 19.260.000 19.260.000 0 19.260.000 13.000.000 6.260.000

Kubang

Bale

15.354.000 15.354.000 0 15.354.000 13.000.000 2.354.000

Batu 6.882.000 6.844.500 38.000 6.882.000 1.200.000 5.682.000

Agro 5.382.000 5.382.000 0 5.382.000 5.382.000 0

Kadu Bera 5.160.000 5.020.000 140.000 5.159.000 5.159.000 0

Sumber : Disperindag dan ESDM UPT Pasar Pandeglang, (Data Diolah, 2017)

Jumlah tersebut tentu bukan jumlah yang sedikit. Pasar Pandeglang dan

Daerah Kabupaten Pandeglang secara umum kehilangan potensi retribusi

pelayanan pasar. Namun, dibalik semua itu tentu dikarenakan ada permasalahan

yang melatarbelakangi kenapa pengelolaan retribusi pelayanan pasar tersebut

tidak maksimal. Permasalahan tersebut tentu harus diatasi agar pengelolaan

retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang dapat tergali secara maksimal dan

melebihi target yang ditentukan oleh Disperindag dan ESDM Kabupaten

Pandeglang tersebut, sehingga dapat menambah pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang yang digunakan untuk belanja rumah tangga daerah.

Page 33: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

12

Pertama yang ada dalam pemungutan retribusi pelayanan pasar di Pasar

Pandeglang diantaranya yaitu Banyak para wajib retribusi pelayanan pasar

(pedagang) di Pasar Pandeglang tidak membayar kewajibannya (retribusi) sesuai

dengan peraturan yang telah ditetapkan.

Tabel 1.7

Wajib Retribusi di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang

Jenis

Pelayanan

Pasar

Jumlah Pedagangan Jumlah

pedagang

Aktif Non

aktif

jumlah Tarif

(Rp/Hari)

Tarif

(Rp/Bulan)

910

Kios 511 740 1251 3.000 25.000

Los 213 58 271 2.000 20.000

PKL 186 93 279 2.000 20.000

Sumber : Disperindag dan ESDM UPT Pasar Pandeglang, (Data Diolah, 2017)

Peraturan yang dimaksud adalah Perda Kabupaten Pandeglang Nomor 10

tahun 2011 baik dalam hal jenis objek retribusi maupun tarif retribusi yang harus

dibayar sesuai tarif yang ditentukan sesuai peraturan perda. Misalnya untuk

kategori kelompok A/ Pasar Pandeglang untuk kios ditetapkan tarif retribusinya

adalah Rp.3000,- (tiga ribu rupiah), los tarif retribusinya Rp. 2.000,- (dua ribu

rupiah), PKL tarif retribusinya Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah) dan pedagang

keliling / Mobil Box tarif retribusinya adalah Rp. 5.000,- (lima ribu

rupiah),namun kebanyakan para wajib retribusi pasar (pedagang) hanya

membayarkan Rp. 1.000,- (seribu rupiah) dan pedagang juga maunya tarif

retribusi semuanya dipukul rata yaitu Rp. 1.000,- (seribu rupiah). Ini seperti yang

Page 34: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

13

diungkapkan oleh Bapak Opik selaku Wakil Koordinator Pasar dan diperkuat oleh

kasmin selaku koordinator pasar, “yang menjadi salah satu hambatannya adalah

pedagang kurang patuh dalam membayar retribusi pasar yang sesuai dengan tarif

yang diperuntuhkannya sesuai jenis dagangan dan mereka juga meminta agar tarif

retribusi dipukul rata yaitu Rp. 1.000,- (seribu rupiah). (Wawancara : 27 April

2017, di UPT Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang).

Kedua, Banyaknya kios dan los yang tidak terpakai / non aktif. Terkadang

pedagang memiliki sewa kios 2 sampai 3 kios, namun hanya membayar untuk 1

kios. Karena yang dipakai untuk jual beli hanya 1 kios, selebihnya untuk

menyimpan stok jualan. Sehingga kios ini ibarat nya sama dengan kios yang tidak

terpakai/non aktif. Dengan begitu, ini dapat mengurangi pendapatan penerimaan

retribusi pasar di Pasar Pandeglang. Kondisi tersebut mengakibatkan Pasar

Pandeglang dan Daerah Kabupaten Pandeglang menjadi kehilangan potensi

retribusi pasar. Apabila semua kios, los maupun PKL terisi semua dan para

pedagang membayar seluruh kios yang mereka sewa, maka akan berdampak baik

bagi peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Pandeglang. Dapat

dilihat dari Tabel berikut :

Tabel 1.8

Jumlah Pedagang, Jumlah Kios, Los, dan PKL

TIPE PASAR

LUAS PASAR

JUMLAH KIOS

JUMLAH LOS

JUMLAH PKL

JUMLAH PEDAGANGAN

KIOS LOS PKL

2 3 4 5 6 7 8 9

A 10300 1251 271 279 511 213 186

Sumber : Disperindag dan ESDM UPT Pasar Pandeglang, (Data Diolah, 2017)

Ketiga adalah Kurangnya pengawasan yang dilakukan aparatur dalam

proses pemungutan retribusi pasar di Pasar Pandeglang. Pengawasan ini sangat

Page 35: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

14

penting guna tidak adanya kecurangan didalam pemungutan retribusi pasar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Aip Somahmud sebagai Kasi

penataan pasar, menyatakan bahwa adanya kecurangan yang dilakukan oleh

petugas pemungut retribusi pasar. Apa yang disetorkan dan dipungut tidaklah

sesuai, dimana pemungutan yang dilakukan tidak memberikan kartu tanda

pembayaran. Sudah jelas uang yang dipungut iniakan masuk kantong sendiri dan

merugikan pemerintah/pengelola retribusi. (wawancara Tanggal 27 Agustus

2017).

Keempat Belum adanya dukungan Teknologi Informasi (TI) untuk

membangun Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah, padahal dengan

adanya dukungan Teknologi Informasi ini akan sangat membantu sekali dalam

mempermudah dan mempercepat dalam pekerjaan pegawai di Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Pak Andi Kusnardi, SE selaku Kepala Dinas, menyatakan

bahwa di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini

masih manual mulai dari penarikan, penyetoran ke bagian keuangan dan

penyetoran ke BPKD Kabupaten Pandeglang melalui Bank BJB. (hasil

wawancara Tanggal 12 September 2017)

Sehingga dilihat dari permasalahan yang ada dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang

Kabupaten Pandeglang tidak berjalan dengan baik, maka perlu ada solusi untuk

menangani masalah tersebut.

Page 36: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

15

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti mencoba

mengidentifikasikan permasalahan yang terkait dengan yaitu Pengelolaan

Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang. Yakni

sebagai berikut :

1. Banyak para wajib retribusi pelayanan pasar (pedagang) di Pasar

Pandeglang tidak membayar kewajibannya (retribusi) sesuai dengan

peraturan yang telah ditetapkan

2. Banyaknya kios dan los yang tidak terpakai / non aktif

3. Kurangnya pengawasan yang dilakukan aparatur dalam proses

pemungutan retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang

4. Belum adanya dukungan Teknologi Informasi (TI) untuk membangun

Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah hanya pada

ruang lingkup permasalahan yaitu Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar

di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat

dirumuskan Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut

“Bagaimana Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang

Kabupaten Pandeglang.?”

Page 37: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

16

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar

Pandeglang Kabupaten Pandeglang.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitan mengenai Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di

Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang, diharapkan akan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang

dilaksanakan, serta mengembangkan teori-teori yang telah ada.

b. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti

maupun mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian

secara mendalam mengenai Pengelolaan Retribusi Pelayanan

Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang.

2. Manfaat Praktis

Secara Praktis di harapkan dengan adanya penelitian ini

pemerintah dapat lebih tegas dalam mengatasi masalah mengenai

pemungutan retribusi pelayanan pasar sehingga dapat mendorong

masyarakat (pedagang) agar dapat lebih memahami dan mengetahui

Pentingnya membayar Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang

Kabupaten Pandeglang.

Page 38: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

17

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup kedudukan

permsalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara deduktif,

dari ruang lingkup yang paling umum hingga memasuki ke masalah

yang lebih spesifik, yang relevan dengan judul skripsi.

1.2.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permasalahan yang

muncul dan berkaitan dengan variabel yang akan diteliti. Identifikasi

masalah dapat diajukan dalam bentuk pernyataan atau pernyataan.

1.3.Batasan Masalah

Batasan masalah akan lebih mempersempit masalah yang akan diteliti,

sehingga obyek penelitian, subjek penelitian, lokus penelitian, hingga

periode penelitian secara jelas termuat.

1.4.Rumusan Masalah

Bagian ini peneliti mengidentifikasi masalah secara implisit dengan

tepat atas aspek yang akan diteliti seperti terdapat dalam latar belakang

masalah dan pembatasan masalah.

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin

dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan

yang sudah dirumuskan sebelumnya.

Page 39: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

18

1.6.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari

diadakannya penelitian ini.

BAB II DESKRIPSI TEORI

2.1.Deskripsi Teori

Dalam deskripsi teori dijelaskan bahwa didalamnya terdapat opini-

opini dari berbagai sumber yang kemudian disesuaikan dengan

pendapat para ahli mengenai teori-teori yang berkaitan dengan

permasalahan dan variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara

teratur dan rapih yang digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Dengan mengkaji berbagai teori, maka kita akan memiliki konsep

penelitian yang jelas.

2.2.Penelitian Terdahulu

Penelitan terdahulu adalah kajian yang pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah, skripsi,

tesis, disertasi atau jurnal penelitian. Jumlah jurnal yang digunakan

minimal 2 jurnal.

2.3.Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran sebagai kelanjutan

dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca,

mengapa peneliti mempunyai anggapan seperti yang dinyatakan dalam

hipotesis. Biasanya untuk memperjelas maksud peneliti kerangka

berpikir dapat dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur

Page 40: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

19

pikir peneliti serta kaitan antar variabel yang diteliti. Bagan tersebut

disebut juga dengan nama paradigma atau model penelitian.

2.4.Asumsi Dasar Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang ada,

yang diteliti, dan akan diuji kebenarannya. Hipotesis ini di rumuskan

berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian menjelaskan metode yang digunakan dalam

penelitian ini.

3.2.Fokus Penelitian

Bagian ini membatasi dan menjelaskan substansi materi kajian

penelitian yang akan dilakukan.

3.3.Lokasi Penelitian

Menjelaskan tempat (lokus) penelitian dilakukan. Menjelaskan tempat

penelitian serta alasan pemilihannya.

3.4.Variabel Penelitian

3.4.1. Definisi Konseptual memberikan penjelasan konsep dari

variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti

berdasarkan kerangka teori yang digunakan.

3.4.2. Definisi Operasional merupakan penjabaran konsep atau

variabel penelitian dalam menjabarkan fenomena yang akan

diteliti.

Page 41: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

20

3.5.Instrumen Penelitian

Instrument penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan

jenis alat pengumpul data yang digunakan.

3.6.Informan Penelitian

Informan Penelitian menjelaskan tentang informan yang akan

memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

3.7.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menjelaskan tentang analisis beserta rasionalitas yang sesuai dengan

sifat data yang diteliti.

3.8.Tempat dan Waktu

Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan skripsi.

Lampiran

Berisi mengenai daftar dokumen yang menunjang data penelitian

Page 42: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung

masalah dalam penelitian ini, yang berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi

panduan dalam penelitian. Teori yang akan digunakan adalah beberapa teori yang

mendukung masalah penelitian ini mengenai Pengelolaan Retribusi Pelayanan

Pasar Pandeglang di Kabupaten Pandeglang diantaranya adalah teori Manajemen,

Pengelolaan, retribusi pelayanan pasar.

2.1.1 Definisi Manajemen

Menurut Haiman dalam Manullang (2004:3) Manajemen adalahfungsi

untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha

individu untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut R. Terry dalam Amirullah and Budiyono (2004:7)

“Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan

untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya”.

Sedangkan Menurut Hasibuan (2011:1)

“Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturam

dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi

manajemen itu. Jadi, manajemen merupakan suatu proses untuk mewujudkan

tujuan yang diinginkan. Karena manajemen diartikan mengatur maka timbul

beberapa pertanyaan bagi kita”.

Page 43: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

22

1. Apa yang diatur ?

Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari

men, money, methods, materials, machines, and market, disingkat

dengan 6M dan semua aktivitas yang ditimbulkannya dalam proses

manajemen itu.

2. Kenapa harus diatur?

Agar 6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan

terkoordinasi dalam mencapai tujuan yang optimal.

3. Siapa yang mengatur?

Yang mengatur adlah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya

melalui instruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses

manajemen tertuju serta terarah kepada tujuan yang diinginkannya.

4. Bagaimana mengaturnya?

Mengaturnya yaitu melalui proses dari urutan fungsi-fungsi

manajemen ( perencanaan, engorgansasian, pengarahan, dan

pengendalian = planning, organizing, directing, and controlling).

5. Dimana harus diatur?

Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan

"alat" dan "wadah" (tempat) untuk mengatur 6M dan semua aktivitas

proses manajemen dalam mencapai tujuannya.

Perlu dihayati bahwa manajemen dan organisasi bukan tujuan, tetapi

hanya alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang ingin

dicapai itu adalah pelayanan dan atau laba (profit).

Walaupun manajemen dan organisasi hanya merupakan “alat dan wadah”

saja, tetapi harus diatur dengan sebaik-baiknya. Karena jika manajemen dan

organisasi ini baik maka tujuan optimal dapat diwujudkan, pemborosan terhindari,

dan semua potensi yang dimiliki akan lebih bermanfaat.

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan

Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber

daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

Andrew F. Sikula

Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas

perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan,

pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh

setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya

Page 44: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

23

yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa

secara efisien.

G.R Terry

Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-

tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang

dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah

ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

lainnya.

Harold Koontz dan Cyril O’Donnel

Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan

orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah

aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan,

pengarahan, dan pengendalian.

Jadi, dari pengertian diatas mengenai manajemen dapat disimpulkan

bahwa Manajemen adalah suatu proses yang mengatur kegiatan orang lain terdiri

dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

pengendalian untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan melalui pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

2.1.1.1 Pentingnya Manajemen

Dalam Hasibuan (2011 : 3), pada dasarnya kemampuan manusia itu

terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak

terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam

melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan

tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab ini

maka terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu

organisasi. Dalam organisasi ini maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat

diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai.

Page 45: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

24

Pada dasarnya manajemen itu penting, sebab :

1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga diperlukan

pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam menyelesaikannya.

2. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan

baik.

3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua

potensi yang dimiliki.

4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.

5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan

memanfaatkan 6M dalam proses manajemen tersebut.

6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.

7. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur.

8. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan.

9. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama sekelompok orang.

Manajemen selalu terdapat dan sangat penting untuk mengatur semua

kegiatan dalam rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan

dan lain sebagainya. Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama

akan serasi dan harmonis, saling menghormati dan mencintai, sehingga tujuan

optimal akan tercapai. Begitu pentingnya peranan manajemen dalam kehidupan

manusia mengharuskan kita mempelajari, menghayati, dan menerapkannya demi

hari esok yang lebih baik.

2.1.1.2 Tujuan Manajemen

Menurut Hasibuan (2011 : 17) pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan

selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan individu adalah untuk dapat

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya berupa materi dan nonmateri dari

hasilkerjanya. Tujuan organisasi adalah mendapatkan laba (business organization)

atau pelayanan/pengabdian (public organization) melalui proses manajemen itu.

Tujuan yang ingin dicapai selalu ditetapkan dalam suatu rencana (plan),

karena itu hendaknya tujuan ditetapkan "jelas, realistis, dan cukup menantang"

Page 46: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

25

untuk diperjuangkan berdasarkan pada potensi yang dimiliki. Jika tujuan jelas,

realistis, dan cukup menantang maka usaha-usaha untuk mencapainya cukup

besar. Sebaliknya, jika tujuan ditetapkan terlalu mudah atau terlalu muluk maka

motivasi untuk mencapainya rendah.

2.1.1.3 Fungsi Manajemen

Menurut Hasibuan (2011 : 37-38) Manajemen oleh para penulis dibagi

atas bebarapa fungsi. Pembagian fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah :

a. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur;

b. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam;

c. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer.

Pembagian fungsi-fungsi manajemen menurut beberapa ahli manajemen,

diantaranya yaitu :

1. Menurut G.R Terry

a. Planning

b. Organizing

c. Actuating

d. Controlling

2. Menurut Henry Fayol

a. Planning

b. Organizing

c. Commanding

d. Coordinating

e. Controlling

3. Menurut DR. S.P Siagian

a. Planning

b. Organizing

c. Motivating

d. Controlling

e. Evaluating

4. Menurut Luther Gullick

a. Planning

b. Organizing

c. Staffing

d. Directing

e. Coordinating

Page 47: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

26

f. Reporting

g. Budgeting

5. Menurut Harold Koontz & Cyril O'Donnel

a. Planning

b. Organizing

c. Staffing

d. Directing

e. Controlling

Jadi keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dari

manajemen yang dilakukan. Pekerjaan itu akan berhasil apabila manajemennya

baik dan teratur, dimana manajemen itu sendiri merupakan suatu perangkat

dengan melakukan proses tertentu dalam fungsi yang terkait. Serangkaian tahapan

kegiatan mulai awal melakukan kegiatan atau pekerjaan sampai akhir tercapainya

tujuan kegiatan atau pekerjaan.

2.1.1.4 Karakteristik manajemen dalam menjalankan perannya

(Reksohadiprodjo, 2005 : 1.4) antara lain :

1. Hubungan antar pribadi sebagai simbol andalan, pemimpin dan

penghubung.

2. Pemberi informasi sebagai pusat pemantau, penyebar berita dan

penyambung lidah/wakil anggota; dan

3. Pengambil keputusan sebagai wiraswasta pengendali gangguan,

pengalokasi sumber daya dan musyawarah.

Di dalam rangka menjalankan perannya serta mengimplementasikan

fungsi-fungsi manajemen harus memiliki keterampilan tertentu, yaitu :

1. Manajemen bawah harus lebih banyak memiliki keterampilan teknis,

sedikit keterampilan konseptual;

2. Manajemen menengah harus lebih banyak memiliki keterampilan

konseptual daripada manajemen bawah dan sedikit keterampilan

teknis;

3. Manajemen puncak terutama harus berketerampilan konseptual dan

sedikit keterampilan teknis.

Page 48: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

27

Kalau kita adakan pertemuan (matching) antara peringkat, peranan,

keterampilan dan proses manajemen maka dapat diperoleh situasi seperti terdapat

dalam :

Gambar 2.1

Manajemen Peran Keterampilan Proses

Peringkat Wawasan Manajemen Manajemen Manajemen

Puncak Umum Pengambilan Konseptual Perencanaan

Lini Keputusan Pengorganisasian

Staf

Menengah Informasional Manusiawi Pengarahan

Fungsional Pengkoordinasian

Bawah Hubungan Teknis Pengawasan

Pribadi

Gambar 2.1 Hubungan antara manajemen dengan peranan keterampilan dan

proses manajemen (Reksohadiprodjo, 2005 : 1.4)

2.1.2 Definisi Pengelolaan

Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian atau usaha yang dilakukan

oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai

tujuan tertentu. Definisi pengelolaan oleh para ahli terdapat beberapa perbedaan-

perbedaan, hal ini disebabkan oleh para ahli meninjau pengelolaan dari segi

fungsi, benda, kelembagaan dan yang meninjau pengelolaan sebagai suatu

kesatuan. Namun jika dipelajari pada prinsipnya definisi-definisi tersebut

mengandung pengertian dan tujuan yang sama (Sari, 2014 :41) dalam Parhani

(2016 :48).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pengelolaan adalah

“(1) proses, cara, perbuatan mengelola; (2) proses melakukan kegiatan

tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain; (3) proses yang

Page 49: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

28

membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; (4) proses

yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat di

pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan”.

Menurut Balderton (dalam Adisasmita, 2011 : 21) pengelolaan sama

dengan manajemen yaitu menggerakan, mengorganisasikan, dan mengarahkan

usaha manusia untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk

mencapai suatu tujuan.

Selanjutnya Adisasmita (2011:22) mengemukakan bahwa :

“Pengelolaan bukan hanya melaksanakan suatu kegiatan, akan tetapi

merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi fungsi-fungsi manajemen,

seperti perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan

secara efektif dan efisien”.

Jadi, menurut beberapa pengertian yang dikemukakan diatas, peneliti

menyimpulkan bahwa pengelolaan adalah suatu proses, perencanaan,

pengendalian dan pemanfaatam semua sumber daya yang berkelanjutan untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien..

2.1.3 Manajemen Keuangan Daerah

Manajemen keuangan sektor publik (pemerintah pusat dan daerah) secara

sederhana didefinisikan, yaitu bagaimana pemerintah mencari sumber pendapatan

dan bagaimana pemerintah mengalokasikannya (how to get fund and how to

allocate the fund). Sejak era reformasi, khususnya reformasi dalam pengelolaan

keuanga daerah, pemerintah daerah diharapkan mampu mengoptimalkan

pendanaan dari sumber pendapatan asli daerah. Upaya peningkatan penerimaan

dari pendapatan asli daerah (PAD) perlu mendapat perhatian yang serius dari

pemerintah daerah dengan cara intensifikasi maupun ekstensifikasi, maksudnya

Page 50: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

29

agar daerah tidak terlalu mengandalkan atau menggantungkan harapan pada

pemerintah pusat, tetapi harus mampu mandiri sesuai dengan cita-cita otonomi

yang nyata dan bertanggung jawab, (Halim, 2016 : 164).

Secara garis besar, manajemen keuangan daerah dapat dibagi menjadi dua

bagian, yaitu manajemen penerimaan daerah dan manajemen pengeluaran daerah,

(Mardiasmo, 2004 :104). Evaluasi terhadap pengelolaan keuangan daerah dan

pembiayaan pembangunan daerah mempunyai implikasi yang sangat luas. Kedua

komponen tersebut akan sangat menentukan kedudukan suatu pemerintah daerah

dalam rangka melaksanakan otonomi daerah.

Dalam Mahmudi (2010 : 14) tahapan siklus manajemen pendapatan daerah

adalah identifikasi sumber, administrasi, koleksi, pencatatan atau akuntansi, dan

alokasi pendapatan.

Identifikasi Sumber Pendapatan

Pada tahap identifikasi kegiatan yang dilakukan berupa pendataan sumber-

sumber pendapatan termasuk menghitung potensi pendapatan. Identifikasi

pendapatan pemerintah, meliputi :

1. Pendataan objek pajak, subjek pajak, dan wajib pajak

2. Pendataan objek retribusi, subjek retribusi, dan wajib retribusi

3. Pendataan sumber penerimaan bukan pajak

4. Pendataan lain-lain pendapatan yang sah

5. Pendataan potensi pendapatan untuk masing-masing jenis pendapatan

Administrasi Pendapatan

Administrasi pendapatan sangat penting dalam siklus manajemen

pendapatan sebab tahap ini akan menjadi dasar untuk melakukan koleksi

pendapatan. Pada tahap administrasi pendapatan, kegiatan yang dilakukan

meliputi :

1. Penetapan wajib pajakdan retribusi

2. Penentuan jumlah pajak dan retribusi

3. Penetapan Nomor Pokok Pajak Daerah dan Nomor Pokok Wajib Retribusi

4. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Surat Ketetapan Retribusi

Page 51: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

30

Koleksi Pendapatan

Tahap koleksi pendapatan meliputi penarikan, pemungutan, penagihan dan

pengumpulan pendapatan baik yang berasal dari wajib pajak daerah dan retribusi

daerah, dana perimbangan dari pemerintah pusat maupun sumber lainnya. Khusus

untuk pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah dapat digunakan beberapa

sistem, antara lain :

1. Self assessment system

2. Official assessment system, dan

3. Joint collection

Selfassessment system adalah sistem pemungutan pajak daerah yang

dihitung, dilaporkan, dan dibayarkan sendiri oleh wajib pajak daerah. Dengan

sistem ini wajib pajak mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan

membayarkan pajak terutangnya ke Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) atau

unit kerja yang ditetapkan pemerintah daerah. Official assessment system adalah

sistem pemungutan pajak yang nilai pajaknya ditetapkan oleh pemerintah dalam

hal ini ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota melalui penerbitan Surat

Ketetapan Pajak Daerah dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang menunjukkan

jumlah pajak atau retribusi terutang. Wajib pajak atau retribusi daerah selanjutnya

berdasarkan SKP-Daerah dan SKR tersebut membayarkan pajak/retribusi

terutangnya melalui bendahara penerimaan atau bendahara penerimaan pembantu

pada masing-masing instansi pemungut, atau bisa juga pembayaran dilakukan

melalui bank, kantor pos atau lembaga lain yang ditunjuk pemerintah daerah.

Sementara itu, joint collection system adalah sistem pemungutan pajak daerah

yang dipungut oleh pemungut pajak yang ditunjuk pemerintah daerah. contoh

joint collection system adalah pemungutan pajak penerangan jalan oleh PLN,

pajak bahan bakar kendaraan bermotor oleh Pertamina, dan sebagainya.

Pencatatan (Akuntansi) Pendapatan

Setelah dilakukan pengumpulan pendapatan, tahap berikutnya adalah pencatatan

pendapatan ke dalam sistem akuntansi. Pada prinsipnya setiap penerimaan

pendapatan harus segera disetor ke rekening kas umum daerah pada hari itu juga

atau paling lambat sehari setelah diterimanya pendapatan tersebut. Untuk

menampung seluruh sumber pendapatan perlu dibuat satu rekening tunggal

(treasury single account), dalam hal ini rekening kas umum daerah. Tujuan

pembuatan satu pintu untuk pemasukna pendapatan adalah untuk memudahkan

pengendalian dan pengawasan pendapatan. selanjutnya penerimaan pendapatan

tersebut dibukukan dalam buku akuntansi, berupa jurnal penerimaan kas, buku

pembantu, buku besar kas, dan buku besar penerimaan per rincian objek

pendapatan. Kemudian buku catatan akuntansi tersebut akan dirimgkas dan

dilaporkan dalam laporan keuangan pemerintah daerah, yaitu Laporan Realisasi

Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Pemerintah daerah harus memastikan

bahwa pemda telah membangun sistem akuntansi pendapatan yang baik, sehingga

tidak ada pendapatan daerah yang tidak dicatat dalam sistem akuntansi pemda.

Untuk itu, dengan sistem akuntansi pendapatan yang baik maka tidak perlu lagi

Page 52: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

31

terdapat dana nonbudgeter yang dipermasalahkan transparansi dan

akuntabilitasnya.

Alokasi Pendapatan

Tahap terakhir siklus manajemen pendapatan adlag alokasi pendapatan, yaitu

pengambilan keputusan untuk menggunakan dana yang ada untuk membiayai

pengeluaran daerah yang dilakukan. Pengeluaran daerah meliputi pengeluaran

belanja, yaitu belanja operasi dan belanja modal, maupun untuk pembiayaan

pengeluaran yang eliputi pembentukan dana cadangan, penyertaan modal daerah,

pembayaran utang, dan pemberian pinjaman daerah.

Gambar 2.2

Siklus Manajemen Pendapatan Daerah

Sumber : Mahmudi (2010 : 14)

Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan teori Manajemen Keuangan

Daerah dari Mahmudi (2010:17-18) mengatakan pada dasarnya terdapat beberapa

prinsip dasar yang perlu diperhatikan pemerintah daerah dalam membangun

sistem manajemen penerimaan daerah, yaitu :

Identifikasi Pendapatan

Administrasi Pendapatan

Koleksi Pendapatan

Akuntansi Pendapatan

Alokasi Pendapatan

1. Identifikasi sumber pendapatan

2. Menghitung basis pendapatan (revenue basis)

3. Pendataan objek, subjek, dan wajib pajak/retribusi

4. Menghitung potensi masing-masing sumber pendsaapatan

1. Penetuan dan penetapan wajib pajak dan retribusi

2. Penetapan Nomor Pokok

Pajak Daerah

dan Nomor

Pokok Wajib

Retribusi

3. Penerbitan

Surat

Ketetapan

Pajak Daerah

dan Surat

Ketetapan

Retribusi

1. Pengumpulan pendapatan dalam rekening kas umum daerah

2. Pencatatan dalam sistem akuntansi pemerintah daerah

3. Pelaporan pendapatan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

1. Penentuan jumlah alokasi pendapatan untuk pengeluaran belanja daerah, meliputi belanja operasi dan belanja modal

2. Penetapan jumlah alokasi pendapatan untuk pembiayaan daerah

1. Dihitung dan dipungut oleh petugas (official assessment system)

2. Dihitung dan dibayarkan sendiri oleh wajib pajak/retribusi (self assessment system)

3. Dipungut oleh

pihak ketiga

yang ditunjuk

pemda

Page 53: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

32

Perluasan Basis Penerimaan

Peningkatan pendapatan dapat dilakukan pada tataran kebijakan maupun

perbaikan administrasinya. Upaya melakukan perluasan basis penerimaan

merupakan salah satu bentuk peningkatan pendapatan melalui kebijakan. Yang

dimaksud perluasan basis penerimaan adalah memperluas sumber penerimaan.

Untuk memperluas basis, pemerintah daerah dapat melakukannya dengan cara

berikut :

1. Mengidentifikasi pembayar pajak/retribusi dan menjaring wajib pajak/retribusi

baru.

2. Mengevaluasi tarif pajak/retribusi

3. Meningkatkan basis data objek pajak/retribusi

4. Melakukan penilaian kembali (appraisal) atas objek pajak/retribusi

Pengendalian atas Kebocoran Pendpatan

Untuk mengoptimalkan pendapatan, pemerintah daerah harus melakukan

pengawasandan pengendalian yang memadai. Sumber-sumber kebocoran harus

diidentifikasi dan segera diatasi. Kebocoran pendapatan bisa disebabkan karena

penghindaraan pajak (tax avoidance), penggelapan pajak (tax evasion), pungutan

liar, atau korupsi petugas. Untuk mengurangi kebocoran pendapatan beberapa

langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1. Melakukan audit, baik rutin maupun insidental

2. Memperbaiki sistem akuntansi penerimaan daerah

3. Memberikan penghargaan yang memadai bagi masyarakat yang taat pajak dan

hukuman (sanksi) yang berat bagi yang tidak mematuhinya

4. Meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalam pemungutan

pendapatan

Peningkatan Efisiensi Administrasi Pendapatan

Efisiensi administrasi pajak sangat berpengaruh terhadap peningkatan

kinerja penerimaan daerah. Masyarakat yang sebenarnya sudah memiliki

kesadaran membayar pajak bisa jadi enggan membayar pajak karena alasan

rumitnya mengurus pajak. Demikian pula investor yang ingin berinvestasi di

daerah sering kali enggan masuk ke daerah karena hambatan birokrasi termasuk

administrasi pajak yang berbelit-belit dan berbagai pungutan di daerah. Terdapat

beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan

efisiensi administrasi pajak, yaitu sebagai berikut :

1. Memperbaiki prosedur administrasi pajak sehingga lebih mudah dan sederhana

2. Mengurangi biaya pemungutan pendapatan

3. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti bank, kantor pos, koperasi

dan pihak ketiga lainnya untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam

membayar pajak.

Page 54: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

33

Transparansi dan Akuntabilitas

Aspek penting lainnya dalam sistem manajemen penerimaan daerah adalah

transparansi dan akuntabilitas. Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas

maka pengawasan dan pengendalian manajemen pendapatan daerah akan semakin

baik. Selain itu, kebocoran pendapatan juga dapat lebih ditekan. Untuk

melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas inimemang membutuhkan

beberapa persyaratan.

1. Adanya dukungan Teknologi Informasi (TI) untuk membangun Sistem

Informasi Manajemen Pendapatan Daerah

2. Adanya staf yang memiliki kompetensi dan keahlian yang memadai

3. Tidak adanya korupsi sistemik di lingkungan entitas pengelola pendapatan

daerah

Sumber penerimaan daerah yang diatur menurut Undang-Undang Nomor

33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah, sebagaimana dikutip dari Mahmudi (2010 : 62-64) sumber

dan klasifikasi Pendapatan Daerah dan Kabupaten/Kota yaitu :

1. Pendapatan Asli Daerah

a. Pajak Daerah

1) Pajak Hotel

2) Pajak Restoran

3) Pajak Hiburan

4) Pajak Reklame

5) Pajak Penerangan Jalan

6) Pajak Pengambilan Bahan Galian C

7) Pajak Parkir

8) Pajak Air Bawah Tanah

9) Pajak Sarang Burung Walet

10) Pajak Lingkungan

b. Retribusi Daerah

1) Retribusi Jasa Umum

a) Retribusi Pelayanan Kesehatan

b) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

c) Retribusi Biaya KTP dan Akte Catatan Lahir

d) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat

e) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

f) Retribusi Pelayanan Pasar

g) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

h) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran

i) Retribusi Penggantian Alat Cetak Peta

j) Retribusi Pelayanan Pendidikan

2) Retribusi Jasa Usaha

Page 55: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

34

3) Retribusi Perizinan tertentu

c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dippisahkan bagian laba

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan hasil kerja sama dengan

pihak ketiga.

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah.

2. Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari pendapatan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan

kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi.

a. Dana Bagi Hasil

1) Bagi Hasil Pajak

2) Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam)

b. Dana Alokasi Umum

c. Dana Alokasi Khusus

3. Lain-lain Pendapatan yang Sah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah

yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan (Pasal1 angka 18), ( Halim, 2016 : 164). Sumber pendapatan asli

daerah terdiri atas hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah (Pasal 6 ayar 1).

PAD merupakan salah satu komponen sumber penerimaan daerah selain

penerimaan dana transfer, dan lain-lain pendapatan yang sah .

Manajemen pendapatan/ penerimaan daerah sangat erat kaitannya dengan

kemampuan pemerintah dalam mengelola potensi fiskal daerah. Potensi fiskal

daerah adalah kemampuan daerah dalam menghimpun sumber-sumber pendapatan

yang sah. Berhasil tidaknya pemerintah daerah dalam memperoleh pendapatan

daerah sangat dipengaruhi oleh sistem manajemen pendapatan yang digunakan.

pada dasarnya terdapat beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan pemerintah

daerah dalam membangun sistem manajemen daerah (Mahmudi, 2010 : 17), yaitu

:

1. Peluasan basis penerimaan;

2. Pengendalian atas kebocoran pendapatan;

Page 56: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

35

3. Peningkatan efisiensi administrasi pendapatan;

4. Transparansi dan akuntabilitas

2.1.4 Konsep Retribusi Daerah

Jenis pungutan seperti retribusi mempunyai pengertian lain

dibandingkandengan pajak. Retribusi pada umumnya mempunyai hubungan

langsung dengan kembalinya prestasi, karena pembayaran tersebut ditunjukkan

semata-mata untuk mendapatkan prestasi pemerintah misalnya pembayaran uang

kuliah, karcis masuk terminal, kartu langganan.

Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau izin

tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk

kepentingan pribadi atau badan. Untuk tatacara pemungutannya retribusi tidak

diborongkan dan retribusi dipungut dengan menggunakan Surat Ketetapan

Retribusi Daerah atau dokumen yang dipersamakan. Pelaksanaan penagihannya

dapat dipaksakan. Dalam hal wajib retribusi tertentu mereka tidak membayar tepat

pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi, berupa

bunga sebesar 2% setiap bulan dari retribusi terutang yang tidak atau kurang

dibayar dan ditagih dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah

(STRD) (Waluyo, 2010 : 7).

Retribusi adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-

Undang (yang dapat dipaksakan) dengan mendapat jasa timbal (kontraprestasi)

yang langsung dapat ditunjukkan oleh pemerintah (Marsyahrul, 2005 : 2).

Terkait retribusi daerah, penjelasan pada Undang-Undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah hanya mengatur prinsip-

prinsip dalam menetapkan jenis retribusi yang dapat dipungut daerah. Baik

Page 57: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

36

Provinsi maupun Kabupaten/Kota diberi kewenangan untuk menetapkan jenis

retribusi selain yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.

Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa

atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh

Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan (Mardiasmo,

2011 :14). Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan

yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat

dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan

atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuankepentingan dan kemanfaatan

umum serta dapat dinikmati oleh seorang pribadi atau badan. Jasa Usaha adalah

jasa yang disediakan Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip

komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan diatas, peneliti

menyimpulkan bahwa retribusi adalah iuran rakyat sebagai pembayaran atas jasa

atau pemberian izin tertentu ke kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang

dapat dipaksakan) yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah

daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam

rangka pemberi izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksud untuk

pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan

ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,prasarana, sarana atau fasilitas

tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

Objek Retribusi Daerah (Mardiasmo, 2011 :16-17) dibagi menjadi tiga golongan,

yaitut :

Page 58: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

37

1. Jasa Umum, yaitu berupa pelayanan yang disediakan atau diberikan

Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta

dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

2. jasa usaha, yaitu berupa pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah

Daerah dengan menganut prinsip komersial.

3. perizinan tertentu, yaitu kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka

pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk

pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan

pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,

sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan

menjaga kelestarian lingkungan.

1. Retribusi jasa umum (Samudra, 2015 : 280 – 284)

1. subjek retribusi jasa umum adalah orang pribadi atau badan yang

menggunakan / menikmati pelayanan jasa umum yang

bersangkutan.

2. wajib retribusi jasa umumadalah orang pribadi atau badan yang

menurut ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi

diwajibkan untuk melakukan pembayarana retribusi, termasuk

pemungutan atau pemotongan retribusi jasa umum.

3. objek retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau

diberikan pemerintahdaerah untuk tujuan kepentingan dan

kemanfaatna umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau

badan.

4. jenis retribusi jasa umum adalah

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan

b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan

Akta Catatan Sipil

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan mayat

e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

f. Retribusi Pelayanan Pasar

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran

i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta

j. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus

k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair

l. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang

m. Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan

n. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

Jenis retribusi sebagaimana dimaksud diatas dapat saja dipungut apabila

potensi penerimaannya kecil dan/atau atas kebijkan nasional/daerah untuk

memberikan pelayanan tersebut secara cuma-Cuma.

a. Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan kesehatan di

puskesmas, puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai pengobatan,

Page 59: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

38

rumah sakit umum daerah, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang

sejenis yang dimiliki dan / atau dikelola oleh Pemerintah Daerah, kecuali

pelayanan pendaftaran.

b. Objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah pelayanan

persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah,

meliputi pengambilan/pengumpulan, pengangkutan,dan penyediaan serta

pembuangan sampah dilokasi yang telah disediakan untuk

pembuangan/pemusnahan sampah rumah tangga, sampah industri, dan

sampah perdagangan.

c. Objek Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil. Akta

Catatan Sipil meliputi akta perkawinan, akta perceraian, akta kelahiran, akta

penyesahan dan pengakuan anak, akta ganti nama bagi warga negara asing,

dan akta kematian.

d. Objek Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat meliputi

penggalian dan pengurukan, pembakaran/pengabuan mayat, sewa tempat

pemakaman atau pembakaran/pengabuan mayat yang dimiliki atau dikelola

pemerintah daerah.

e. Objek Retribusi Pelayanan Parkir di tepi jalan umum adalah penyediaan

pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh pemerintah

daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

f. Objek Retribusi Pelayanan Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar

tradisional/sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola pemerintah

daerah dan khusus disediakan untuk pedagang.

g. Objek Retribusi Pengujian kendaraan bermotor adalah pelayanan pengujian

kendaraan bermotor, termasuk kendaraan bermotor di air, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan, yang diselenggarakan oleh

pemerintah daerah.

h. Objek Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran adalah pelayanan

pemeriksaan dan/ atau pengujian alat pemadam kebakaran, alat

penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamat jiwa oleh pemerintah

daerah terhadap alat-alat pemadam kebaran, alat penanggulangan

kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa yang dimiliki dan / atau

dipergunakan oleh masyarakat.

i. Objek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta adalah penyediaan peta yang

dibuat oleh pemerintah daerah.

j. Objek Retribusi Penyedotan Kakus adalah pelayanan penyediaan dan/atau

penyedotan kakus yang dilakukan oleh pemerintah daerah.

k. Objek Retribusi Pengelolaan Limbah Cair adalah pelayanan pengolahan

limbah cair rumah tangga, perkantoran dan industri yang disediakan,

dimiliki, dan/atau dikelola secara khusus oleh pemerintah daerh dalam

bentuk instalasi pengolahan limbah cair.

l. Objek Retribusi Pelayanan Tera adalah pelayanan pengujian alat-alat ukur,

takar, timbang, dan perlengkapannya, dan pengujian barang dalam keadaan

terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

m. Objek Retribusi Pelayanan Pendidikan adalah pelayanan penyelenggaraan

pendidikan dan pelatihan teknis oleh pemerintah daerah.

Page 60: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

39

n. Objek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah pemanfaatan

ruang untuk menara telekomunikasi dengan memerhatikan aspek tata ruang,

keamanan dan kepentingan umum.

Perbedaan Pajak, Retribusi dan Sumbangan menurut Abut (2005 : 2)

sebagai berikut :

Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara

untuk membiyai pengeluaran rutin dan “surplus” nya digunakan untuk publik

saving yang merupakan sumber utama untuk membiyai publik investment.

Ciri-ciri yang melekat pada pajak adalah :

1. Pajak dipungut berdasarkan dengan kekuasaan Undang-Undang serta

aturan pelaksanaannya.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontra prestasi

individu oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila

dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiyai

publik investment.

5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang tidak budgeter yaitu fungsi

mengatur. Contoh pajak : PPh, PPN, PBB.

Retribusi adalah iuran yang dibayarkan oleh rakyat kepada negara yang

dapat dipaksakan yang dapat prestasi kembalinya secara langsung, misalnya

pembayaran uang sekolah, uang kuliah, pembayaran abodemen air minum, aliran

listrik, yang penerapannya berlaku umum.

Sedangkan sumbangan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan/dibayarkan

oleh masyarakat kepada pemerintah yang adapat dipaksakan dan bersifat khusus

atau prestasi pemerintah tertentu saja. Oleh karena itu, maka hanya golongan

penduduk tertentu dan penduduk itulah yang diwajibkan membayar sumbangan.

Contohnya Pajak kendaraan bermotor yang hasilnya ditujukan untuk pembuatan

Page 61: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

40

atau pemeliharaan jalan yang bermanfaat bagi pemilik dan pemakai kendaraan

tersebut.

Perbedaan pajak, retribusi dan sumbangan selanjutnya adalah unsur

paksaan pada pajak dan sumbangan bersifat yuridis, artinya akan membawa akibat

hukum untuk pelanggarnya, dengan perbedaan bahwa pada pajak sifat

memaksanya jauh lebih kuat daripada sumbangan. Sedangkan dalam retribusi

unsur paksaannya bersifat ekonomis sehinga pada hakikatnya diserahkan kepada

pihak yang berkepentingan untuk membayarnya atau tidak. Misalnya setiap orang

bebas untuk mengikuti pendidikan tetapi apabila tidak membayar uang

kuliah/sekolah, maka orang tersebut tidak diperkenankan untuk mengikuti

pendidikan.

2.1.5 Konsep Retribusi Pelayanan Pasar

Retribusi pelayanan pasar adalah pembayaran atas penyediaan fasilitas

pasar yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Fasilitas yang disediakan oleh

Pemerintah Daerah tersebut dapat berupa pelataran/halaman, los dan kios. fasilitas

ini disediakan bagi pedagang, tidak termasuk fasilitas pasar yang disediakan oleh

Perusahaan Daerah (PD). Pedagang yang menggunakan fasilitas pasar Pemerintah

Daerah dibebankan pembayaran retribusi pasar, besaran tarif retribusi yang

dibayar diukur menurut tingkat penggunaan jasa. (Harun, 2003 : 27).

Mahmudi, 2010 : 73 Retribusi pelayanan pasar adalah

“pungutan sebagai pembayaran atas penggunaan, pemakaian dan

pemanfaatan kios, los atau toko di kawasan pasar dan tempat pedagangan

umum yang disediakan oleh pemerintah daerah. Jenis pasar yang

dikenakan retribusi pelayanan pasar meliputi pasar umum dan pasar

hewan”..

Page 62: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

41

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Retribusi pelayanan pasar adalah fasilitas pasar tradisional atau sederhana

berupa perataran, los yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus

disediakan untuk pedagang, tidak termasuk yang dikelola oleh Badan

Usaha Milik Negara-Badan Usaha Milik Daerah dan pihak swasta.

Jadi dapat disimpulkan bahwa retribusi pelayanan pasar adalah penyediaan

fasilitas dari Pemerintah Daerah untuk pedagang yang berupa pelataran, kios, los

dan tempat lain yang mendukung berjalannya proses jual beli.

2.1.6 Potensi Retribusi Pelayanan Pasar

Potensi adalah sesuatu yang sebenarnya sudah ada namun belum didapat

atau diperoleh di tangan (Mahmudi, 2010 : 48). Untuk mendapatkan atau

memperolehnya diperlukan upaya-upaya tertentu, misalnya untuk potensi sumber

daya alam tambang perlu upaya eksplorasi dan eksploitasi, untuk potensi pajak

perlu dilakukan upaya pajak (tax export). Karena potensi tersebut sifatnya masih

tersembunyi, maka perlu diteliti besrnya potensi pendapatan yang ada. Analisis

potensi pendapatan bersifat luas sebab banyak faktor yang harus diidentifikasi

terkait dengan pendapatan. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan merupakan bagian dari upaya mengenali potensi pendapatan.

Potensi pendapatan suatu daerah dengan daerah lain berbeda-beda

disebabkan oleh faktor demografi,ekonomi, sosiologi, budaya, geomorfologi, dan

lingkungan yang berbeda-beda. Jika dilihat dari kepemilikan potensi dan

kemampuan mengelola potensi yang ada, suatu daerah dapat dikategorikan

menjadi empat, yaitu:

1. Memiliki potensi dan kemampuan yang tinggi

2. Memiliki potensi yang tinggi tetapi kemampuan mengelola rendah

Page 63: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

42

3. Memiliki potensi yang rendah tetapi memiliki kemampuan mengelola yang

tinggi

4. Memiliki potensi yang rendah dan kemampuan mengelola yang rendah.

2.1.7 Fungsi Pemerintah

Menurut Rosdiana dan Irianto (2014 : 32-44) dari segi ekonomi,

pemerintah mempunyai tiga fungsi utama, dalam mengatasi masalah inefisiensi

dalam mengalokasikan sumber-sumber ekonomi, mendistribusikan penghasilan

dan kekayaan kepada masyarakat, sehingga tercapai masyarakat yang adail dan

makmur. Selain itu, pemerintah juga berfungsi untuk mengatasi masalah-masalah

yang timbul sebagai akibat dari fluktuasi perekonomian dan menjaga/menjamin

tersedia lapangan kerja (memperkecil tingkat penganguran) serta penjaga

stabilitas harga. Fungsi tersebut oleh Musgrave dan Musgrave disebut sebagai

fiscal function. Secara lebih rinci fungsi kebijakan fiskal yang dijalankan oleh

pemerintah adalah :

1. Fungsi Alokasi

Jika pasar tidak mau memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan

masyarakat luas, maka pada saat itulah seharusnya pemerintah melakukan

intervensi dengan cara memproduksi menyediakan barang/jasa tersebut. Fungsi

ini disebut dengan fungsi alokasi. Terkait dengan fungsi alokasi, Musgrave

menyatakan bahwa :

“The provision for social goods, or the process by which total resource

use is divided between private and social goods and by which the mix of

social goods is chosen. This provision may be terned the allocation

function of budget policy. Regulatory policies, which may also be

considered a part of the allocation function, are not included here because

they are not primarily a problem of budget policy.”

Page 64: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

43

a. Kegagalan Pasar dan Eksistensi Barang Publik

Kegagalan pasar menurut Brown dan Jackson adalah situasi di mana

kondisi untuk mencapai solusi pasar yang efisien tidak bisa tercapai.

Brown dan Jackson mendefinisikan kegagalan pasar sebagai :

Market failure refers to those situations in which the conditions necessary

to achieve the market efficient solution fail to exist or are contravened in

one way or another.

Menurut mereka ada beberapa faktor yang menyebabkan pasar gagal

mencapai outcome yang efisien, yaitu : (a) the existence of public goods and

externalities;(b) the presence of decreasing costs/increasing returns to scale as in

the monopoly and other forms of imperfect competation; (c) incomplete

information; (d) uncertainty.

Kegagalan pasar yang umumnyaterjadi di semua negara adalah kegagalan

dalam penyediaan/memproduksi barang-barang publik (public goods). Hal ini

sering juga disebut dengan Failureof Provision. Karena itu sudah menjadi tugas

pemerintah untuk menyediakan public goods tersebut.

b. Kriteria Barang Publik

Barang publik mendefinisikan sebagai barang yang tidak akan ada

(tersedia) dalam sistem pasar bebas (“..goods that would not be provided in a pure

free-market system”). Ada dua alasan mengapa barang publik ini tidak tersedia di

pasar bebas yang murni, yaitu jika setiap pertambahan jumlah orang yang

menikmatinya tidak menambah biaya variabel (nonrivalry) dan sulit untuk

melakukan pembatasan terhadap orang yang memanfaatkan barang/jasa tersebut

(non-excludability).

Page 65: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

44

2. Fungsi Distribusi

Hanya negara yang bisa “memaksa” golongan masyarakat kaya untuk

menyisihkan penghasilannya dengan mewajibkan mereka membayar pajak sesuai

dengan kemampuannya (ability to-pay). Hasil pemungutan pajak tersebut

digunakan pemerintah/negara menjalankan fungsi distribusi.

Melalui pemungutan pajak, negara bisa menyediakan pelayanan kesehatan

yang murah dan pendidikan yang terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat.

Negara juga bisa memberikan subsidi atas pengadaan rumah murah dan barang-

barang kebutuhan pokok lainnya. Inilah yang disebut dengan fungsi distribusi,

yang oleh Musgrave di definisikan sebagai adjustment of the distribution of

income and wealth to ensure conformance with what society considers a “fair” or

“just” state of distribution.

3. Fungsi Stabilisasi

Musgrave menyatakan bahwa fungsi stabilisasi pemerintah dilakukan

dengan menggunakan kebijakan anggaran sebagai alat untuk menjaga agar tingkat

tenaga kerja tetap tinggi, tingkat stabilisasi harga yang pantas/layak, pertumbuhan

ekonomiyang tepat, dengan mempertimbangkan dampaknya bagi perdagangan

dan keseimbangan pembayaran.

The use of budget policy as a means of maintaining high employment, a

reasonable degree of price level stability, and an appropriate rate of

economic growth, with allowances for effects on trade and on the balance

of payments. We refer to all these objectives as the stabilization function.

4. Fungsi Regulasi

Eksternalitas negatif produsen tidak sepenuhnya menanggung biaya-biaya

yang timbul akibat limbah pabrik yang berbahaya, yang merupakan akses proses

produksi suatu barang. Dalam beberapa kasus masyarakat menanggung biaya atas

Page 66: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

45

efek samping tersebut. Jika hal tersebut terjadi maka pemerintah juga yang harus

bertanggung jawab untuk menanggulangi hal tersebut. Asap pabrik sebagai akses

proses produksi besi, dapat mencemarkan udara. Jika tidak ada intervensi

pemerintah, produksi besi secara besar-besaran akan memperburuk polusi udara

dan bisa menyebabkan penyakit gangguan pernapasan. Pasar tidak menangani

masalah sekompleks itu dan pasar tidak mempunyai otoritas untuk membatasi

dampak buruk tersebut dan menghukum atau setiap orang/badan yang

melakukannya. Hal ini yang dikategorikan kegagalan pasar karena faktor

eksternalitas. Musgrave mendefinisikan eksternalitas sebagai :

situations where consumption benefits are shared and cannot be limited to

particular cinsumers, of where economic activity results in social costs which are

not paid for the producer or the consumer who causes them.

Oleh karena itu negara yang harus berfungsi sebagai Regulator, antara lain

dengan mengharuskan pengusaha membuat analisis mengenai dampak

lingkungan, membuat tempat pembuangan limbah atau dengan melalui

pemungutan pajak. Dalam mengatasi eksternalitas negatif, para ekonom umumnya

lebih menganjurkan instrumen pemungutan pajak karena dianggap lebih efisien

untuk mengurangi polusi dibandingkan jika pemerintah hanya membuat regulasi

mengenai polusi.

2.2 Penelitian Terdahulu

Untuk menghasilkan sebuah penelitian yang komprehensif dan

berkorelasi, dalam melakukan penelitian yang berjudul : "Pengelolaan Retribusi

Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang" ini, peneliti

Page 67: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

46

melakukan peninjauan terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

sebagai rujukan bahasan didalam penelitian ini. Diharapkan dengan rujukan

tersebut dapat membentuk kerangka dasar berfikir dalam melakukan kajian.

Dalam hal ini, peneliti mengambil dua penelitian sebelumnya sebagai

pembanding dengan penelitian yang akan dilakukan dan sebagai pertimbangan

penelitian, peneliti mencatumkan penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu

merupakan kajian yang pernah dilakukan peneliti sebelumnya. Beberapa

penelitian yang peneliti baca diantaranya :

" Tingkat Pengelolaan Pajak Hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang" yang dilakukan oleh Melda Litiani mahasiswa studi Ilmu Administrasi

Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Tahun 2017. Penelitian ini dilatarbelakangi

oleh permasalahan rendahnya kontribusi pajak hotel terhadap PAD karena masih banyak

wajib pajak hotel yang tidak membayar pajak, kurangnya pengawasan serta terbatasnya

saran dan prasarana guna menunjang kinerja pegawai di Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Pandeglang. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

seberapa besar tingkat pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitumenggunakan

deskriptif kuantitatif. Instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan teori dari

mahmudi (2010 : 17) yang terdiri dari 4 dimensi, yaitu perluasan basis penerimaan,

pengendalian atas kebocoran pendapatan, peningkatan efisiensi administrasi

pendapatan,transparansi dan akuntabilitas. Dalam analisa data menggunakan t-test satu

sampel dimana hasil perhitungan t hitung -1,719 < t tabel 1,669 dan hasil perhitungan

persentase diperoleh 62% dari nilai hipotesis 65% maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Sehingga hasil penelitian tingkat pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten Pandeglang masih kurang baik. Diharapkan Dispenda Pandeglang melakukan

Page 68: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

47

perluasan basis penerimaan dan terus melakukan sosialisasi kepada wajib pajak guna

memberikan kesadaran dalam membayar pajak.

Sementara itu, berdasarkan penelitian yang lainnya yakni "Analisi

Pengelolaan Retribusi Pasar yang Efektif dan Efisien serta Kontribusinya terhadap

Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Malang" yang

dilakukan oleh Ulfiah Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas

Kanjuruhan Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengeolaan

Retribusi Pasar secara efektif dan efisien selama tahun anggaran 2009 sampai

2013 dan untuk mengetahui besarnya kontribusi Retribusi Pasar terhadap

Pendapatan Asli Daerah selama tahun anggaran 2009 sampai 2013. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif

yang artinya untuk mengetahui pengelolaan Retribusi Pasar. Teknik pengumpulan

data melalui dokumentasi, wawancara dan observasi. Data yang digunakan adalah

realisasi Retribusi Pasar dan realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Malang

tahun anggaran 2009 sampai 2013. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu analisis efektivitas bila hasilnya sama dengan 100 persen maka dikatakan

efektif, analisis efisiensi bila hasilnya antara 20 sampai 85 persen maka hasilnya

efisien, dan analisis kontribusi bila hasilnya antara 40,10 sampai 50,00 persen

maka dikatakan baik. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat efektivitas

retribusi pasar Kabupaten Malang tahun 2009 sampai 2013 menunjukkan sangat

efektif yaitu dengan rata-rata 102,87 persen. Tingkat efisiensi retribusi pasar

Kabupaten Malang tahun 2009 sampai 2013 menunjukkan sangat efisien yaitu

dengan rata-rata 5 persen. Kontribusi retribusi pasar terhadap Pendapatan Asli

Daerah di Kabupaten Malang menunjukkan masih sangat kurang atau rendah

yaitu rata-rata 3,02 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel berikut ini :

Page 69: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

48

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

“Tingkat Pengelolaan Pajak Hotel di

Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Pandeglang" yang dilakukan oleh Melda

Litiani mahasiswa studi Ilmu Administrasi

Negara Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Tahun 2017

“Analisi Pengelolaan Retribusi Pasar

yang Efektif dan Efisien serta

Kontribusinya terhadap Pendapatan

Asli Daerah (Studi Kasus Pada

Pemerintah Kabupaten Malang"

yang dilakukan oleh Ulfiah Program

Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Kanjuruhan Malang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui seberapa besar tingkat

pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Pandeglang.. Penelitian

ini menggunakan metode penelitian

kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.

Peneliti menggunakan teori Manajemen

Keuangan Daerah dari Mahmudi

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengelolaan Retribusi Pasar

secara efektif dan efisien selama tahun

anggaran 2009 sampai 2013 dan untuk

mengetahui besarnya kontribusi Retribusi

Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah

selama tahun anggaran 2009 sampai 2013.

Hasil penelitianmenunjukan bahwa tingkat

pengelolaan pajak hotel di Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Pandeglang masih kurang

baik, dalam analisa data menggunakan t-test

satu sampel dimana hasil perhitungan t

hitung -1,719 < t tabel 1,669 dan hasil

perhitungan persentase diperoleh 62% dari

nilai hipotesis 65% maka Ho diterima dan

Ha ditolak.”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tingkat efektivitas retribusi pasar

Kabupaten Malang tahun 2009 sampai 2013

menunjukkan sangat efektif yaitu dengan

rata-rata 102,87%. Tingkat efisiensi yaitu

dengan rata-rata 5%. Kontribusi retribusi

pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah di

Kabupaten Malang menunjukkan masih

sangat kurang atau rendah yaitu rata-rata

3,02%.

Persamaan peneliti dengan penelitian

terdahulu yakni menggunakan tori

Manajemen Keuangan Daerah dari

Mahmudidan analisa penelitian secara

deskriptif.

Persamaan peneliti dengan penelitian

terdahulu yakni menggunakan metode

penelitian yang sama yaitu kualitatif dan

analisanya secara deskriptif.

perbedaannya adalah menggunakan metode

penelitian ini metode kuantitatif dan peneliti

menggunakan metode kualitatif serta

perbedaan yang lain yaitu lokus penelitian.

Perbedaannya yaitu penelitian ini

menggunakan teori analisis sedangkan

peneliti menggunakan teori Manajemen

Keuangan Daerah dari Mahmudi

(Sumber : Peneliti 2017)

Dengan demikian, persamaan dengan penelitian ini dengan kedua

penelitian terdahulu diatas dapat dijadikan konsep bagi peneliti dalam menyusun

penelitian ini dan dalam membuat analisis. Penelitian terdahulu juga dapat

Page 70: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

49

dijadikan bahan bacaan bagi peneliti, agar penelitian ini dapat disusun lebih baik

dari penelitian terdahulu.

2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian

Kerangka berfikir ialah penjelasan sementara terhadap gejala yang

menjadi objek permasalahan kita. Kerangka berfikir disusun berdasarkan tinjauan

pustaka dan hasil penelitian yang relevan (Usman, 2009 : 34). Kerangka berfikir

menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono (2012:60) kerangka berfikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Otonomi daerah membawa paradigma sistem pemerintahan sentralisasi

menjadi desentralisasi, yaitu dengan memberikan keluasan kepada daerah dalam

mewujudkan daerah otonom yang luas dan bertanggungjawab untuk mengurus

semua urusan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai kondisi dan potensi

wilayahnya, salah satunya mengurus PAD masing-masing. Untuk meningkatkan

PAD, maka pemerintah daerah melakukan pengelolaan sumber-sumber PAD yang

diantarnya Pengelolaan Retribusi pelayanan pasar.

Untuk menjawab masalah yang ada dalam penelitian mengenai

“Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten

Pandeglang”, maka peneliti menggunakanTeori Manajemen Keuangan Daerah

dari Mahmudi (2010 : 17-18). Pemilihan Teori Manajemen Keuangan Daerah dari

Mahmudi ini mampu menjawab masalah di dalam penelitian ini dan juga menjadi

rujukan pembahasan hasil penelitian.

Page 71: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

50

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan

antar variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu, pada setiap penyusunan

paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir.

Kerangka berfikir merupakan intisari dari penulisan Bab 1 (satu) sampai

dengan bab 5 (lima). Dalam penelitian ini kerangka berfikir yang dibuat oleh

peneliti adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3

Kerangka Berpikir Penelitian

(Sumber: Peneliti 2017)

(sumber : Peneliti 2017)

Pengelolaan retribusi pasar di pasar Pandeglang

Kabupaten Pandeglang berjalan dengan baik

Masalah dalam Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar

Pandeglang Kabupaten Pandeglang :

1. Banyak para wajib retribusi pelayanan pasar (pedagang) di

Pasar Pandeglang tidak membayar kewajibannya (retribusi)

sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan

2. Banyaknya kios dan los yang tidak terpakai / non aktif

3. Kurangnya pengawasan yang dilakukan aparatur dalam proses

pemungutan retribusi pasar di Pasar Pandeglang

4. Belum adanya dukungan Teknologi Informasi (TI) untuk

membangun Sistem Sistem Informasi Manajemen

Pendapatana Daerah.

Teori Manajemen Keuangan Daerah dari Mahmudi

(2010 : 17-18) yaitu :

1. Perluasan Basis Penerimaan

2. Pengendalian atas Kebocoran Pendpatan

3. Peningkatan Efisiensi Administrasi Pendapatan

4. Transparansi dan Akuntabilitas

Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar

Pandeglang Kabupaten Pandeglang berjalan dengan

baik

Page 72: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

51

2.4 Asumsi Dasar

Asumsi dasar merupakan hasil dari refleksi penelitian berdasarkan tinjauan

pustaka dan landasan teori yang digunakan sebagai dasar argumentasi. Pada

penelitian ini yang membahas mengenai Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di

Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang dilakukan untuk menganalisis fenomena

Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten

Pandeglang.

Berdasarkan asumsi dasar pemikiran yang dipaparkan serta observasi

awal yang peneliti lakukan terhadap objek penelitian. Maka peneliti membuat

suatu kerangka pemikiran sebagaimana yang telah dipaparkan diatas dengan

menggunakan Teori Manajemen Keuangan Daerah dari Mahmudi (2010 : 17-18)

Oleh Karena itu, peneliti berasumsi bahwa Pengelolaan Retribusi

Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang dikatakan terkelola

dengan tidak baik dikarenakana adanya permasalahan yang timbul.

Page 73: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

52

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Metode penelitian sangat erat dengan tipe penelitian yang digunakan,

karena tiap-tiap tipe dan tujuan penelitian yang didesain memiliki konsekuensi

pada pilihan metode penelitian yang tepat, guna mencapai tujuan penelitian

tersebut. Tujuan suatu penelitian adalah untuk memecahkan suatu masalah.

Dalam penelitian mengenai Pengelolaan Retribusi Pelayanan pasar di

Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang menggunakan metode penelitian

kualitatif dengan teknik deskriptif. Penelitian dengan metode kualitatif deskriptif

adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal

seperti apa adanya.Metode deskriptif memungkinkan peneliti untuk memilih satu

objek penelitian untuk dikaji secara mendalam dan bukan hanya membuat peta

secara umum dari objek penelitian tersebut Irawan (2006:4).

Alasan peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu ingin

mengetahui lebih mendalam mengenai Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di

Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang.

3.2 Fokus Penelitian

Penelitian ini berjudul Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang

di Kabupaten Pandeglang. Fokus dalam penelitian ini adalah pada Pengelolaan

Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang di Kabupaten Pandeglang, yang ruang

lingkupnya atau bahasannya adalah manusia.

Page 74: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

53

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pandeglang, sesuai dengan judul

penelitian yaitu Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang

Kabupaten Pandeglang.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini mengenai

Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten

Pandeglang, maka teori yang digunakan yaitu :

1. Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-

tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian

yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang

telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-

sumber lainnya.

2. Pengelolaan pada dasarnya adalah pengendalian dan pemanfaatan semua

sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk atau

menyelesaikan suatu tujuan kerja tertentu.

3. Manajemen keuangan sektor publik (pemerintah pusat dan daerah) secara

sederhana didefinisikan, yaitu bagaimana pemerintah mencari sumber

pendapatan dan bagaimana pemerintah mengalokasikannya(how to get fund

and how to allocate the fund) (Halim, 2016 : 164).manajemen keuangan

daerah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu manajemen penerimaan

Page 75: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

54

daerah dan manajemen pengeluaran daerah, (Mardiasmo, 2004

:104).Manajemen pendapatan/ penerimaan daerah sangat erat kaitannya

dengan kemampuan pemerintah dalam mengelola potensi fiskal

daerah.Potensi fiskal daerah adalah kemampuan daerah dalam menghimpun

sumber-sumber pendapatan yang sah. Berhasil tidaknya pemerintah daerah

dalam memperoleh pendapatan daerah sangat dipengaruhi oleh sistem

manajemen pendapatan yang digunakan(Mahmudi, 2010 : 17).

4. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh

Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan

(Mardiasmo, 2011 :14).

5. Pelayanan Pasar adalah fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa

pelataran, los, kios yang dikelola pemerintah daerah dan khusus disediakan

untuk pedagang.

6. Retribusi pelayanan pasar adalah pembayaran atas penyediaan fasilitas pasar

yang dikelola oleh Pemerintah Daerah. Retribusi pelayanan pasar adalah

pungutan sebagai pembayaran atas penggunaan, pemakaian dan

pemanfaatan kios, los atau toko di kawasan pasar dan tempat pedagangan

umum yang disediakan oleh pemerintah daerah

7. Potensi adalah sesuatu yang sebenarnya sudah ada namun belum didapat

atau diperoleh di tangan (Mahmudi, 2010 : 48).

8. Potensi retribusi pasar atau pelayanan pasar adalah Potensi retribusi

pelayanan pasar yang ada namun belum tergali secara maksimal.

Page 76: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

55

3.4.2 Definisi Operasional

Untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini mengenai

Manajemen Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang

Kabupaten Pandeglang maka teori yang digunakan yaitu teori Manajemen

Keuangan Daerah dari Mahmudi (2010:17-18) adalah sebagai berikut :

1. Perluasan Basis Penerimaan

Peningkatan pendapatan dapat dilakukan pada tataran kebijakan

maupun perbaikan administrasinya. Upaya melakukan perluasan basis

penerimaan merupakan salah satu bentuk peningkatan pendapatan

melalui kebijakan. Yang dimaksud perluasan basis penerimaan adalah

memperluas sumber penerimaan.

2. Pengendalian atas Kebocoran Pendpatan

Untuk mengoptimalkan pendapatan, pemerintah daerah harus

melakukan pengawasandan pengendalian yang memadai. Sumber-

sumber kebocoran harus diidentifikasi dan segera diatasi. Kebocoran

pendapatan bisa disebabkan karena penghindaraan pajak (tax

avoidance), penggelapan pajak (tax evasion), pungutan liar, atau

korupsi petugas.

3. Peningkatan Efisiensi Administrasi Pendapatan

Efisiensi administrasi pajak sangat berpengaruh terhadap

peningkatan kinerja penerimaan daerah. Masyarakat yang sebenarnya

sudah memiliki kesadaran membayar pajak bisa jadi enggan membayar

pajak karena alasan rumitnya mengurus pajak. Demikian pula investor

yang ingin berinvestasi di daerah sering kali enggan masuk ke daerah

karena hambatan birokrasi termasuk administrasi pajak yang berbelit-

belit dan berbagai pungutan di daerah.

4. Transparansi dan Akuntabilitas

Aspek penting lainnya dalam sistem manajemen penerimaan

daerah adalah transparansi dan akuntabilitas. Dengan adanya

transparansi dan akuntabilitas maka pengawasan dan pengendalian

manajemen pendapatan daerah akan semakin baik. Selain itu,

kebocoran pendapatan juga dapat lebih ditekan.

3.5 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2009 : 59) mengatakan bahwa dalam penelitian

kualittaif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.

Page 77: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

56

Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2009:61-62) peneliti sebagai instrumen

penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari

lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi

penelitian.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek

keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa tes

atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami

dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering

merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan

segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan,

perbaikan atau pelakan.

7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat

kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar

dapat diolah secra statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak

dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang

menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain,

Page 78: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

57

bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat

kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

Menurut Irawan (2006 : 17) satu-satunya instrumen terpenting dalam

penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Peneliti dapat menggunakan alat-

alat tersebut untuk mengumpulkan data seperti rekaman dan kamera. Tetapi alat-

alat tersebut benar-benar tergantung kepada peneliti yang menggunakannya..

3.6 Informan Penelitian

Penentuaninforman dalam penelitianmengenai Pengelolaan Retribusi

Pelayanan Pasar Pandeglang di Kabupaten Pandeglang adalah dengan

menggunakan teknik Purposive (sampel bertujuan), yaitu merupakan metode

penetapan informan dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu disesuaikan

dengan informasi yang dibutuhkan.

Penentuan informan yang terpenting dalam penelitian kualitatif adalah

bagaimana menentukan key informan (informan kunci) atau situasi sosial tertentu

yang syarat informasi sesuai dengan fokus penelitian.

Dalam Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang di Kabupaten

Pandeglang ini peneliti mencari dan mengumpulkan informai yang dibutuhkan

melalui informan yang telah ditentukan, namun peneliti tidak menutup

kemungkinan jika nantinya dalam proses pengerjaan hasil penelitian dalam

penelitian ini, peneliti menemukan/mendapatkan informan lain yang mampu

memberikan informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan peneliti. Adapun yang

menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

Page 79: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

58

Tabel 3.1

Data Informan Penelitian

Kode

Informan Informan Keterangan

I1

I1-1

Pemerintah :

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

ESDM Kabupaten Pandeglang

1. Kepala Dinas

Key Informan

I1-2 2. Kepala Bidang Pengembangan dan

Penataan Pasar

I1-3 3. Kasi Pentaan Pasar

I1-4 4. Kepala UPT Pasar Pandeglang

I1-5 5. Koordinator Pasar Pandeglang

I1-6 6. Petugas Pemungut Retribusi

I2

I2-1

Pedagang (Wajib Retribusi) Pasar

Pandeglang

1. Bendahara UPT Pasar

Secondary

Informan

I2-2 2. Pedagang

(Sumber : Peneliti 2017)

Dalam penelitian ini, peneliti memilih informan sesuai dengan fokus

penelitian guna mendapatkan data yang mendukung dalam penelitian ini.

Penetuan key infoman dan secondary informan ini berdasarkan dengan teknik

yang digunakan yakni teknik Purposive (sampel bertujuan), yaitu merupakan

metode penetapan informan dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu

disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan.

Peneliti memilih informan kunci yang pertama adalah Kepala Dinas,

karena Kepala Dinas merupakan jabatan tertinggi yang memiliki tugas pokok

Page 80: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

59

menyusun rencana, melaksanakan program, mengkoordinasikan pelaksanaan

melaksanakan pembinaan sampai dengan menyampaikan laporan hasil evaluasi.

Pemilihan Kepala UPT Pasar Pandeglang, karena bertanggungjawab kepada

Kepala Dinas dalam melakukan pengawasan terhadap bawahannya dalam

pelaksaan kerja. Dan pemilihan Kepala Bidang Pengembangan dan Penataan

Pasar, karena Kepala Bidang Pengembangan dan Penataan Pasar mempunyai

tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis pengembangan dan

penataan pasar dan retribusi pasar. Pemelihan Kasi Pentaan Pasar, karena Kasi

Pentaan Pasar melaksanakan Penataan Pasar. Pemilihan Petugas Pemungut

Retribusi, karena bertanggungjawab dalam memungut dari satu pelatan ke

pelataran selanjutnya yang terkena tarif retribusi pelayanan pasar. Dan pemilihan

Koordinator Pasar Pandeglang, karena bertanggung jawab kepada Kepala UPT

dalam pengawasan pemungut retribusi pasar.

Berdasarkan pemilihan informan diatas, alasan peneliti menentukan key

informan dengan secondary informan ini adalah untuk memperkuat penelitian,

menjawab permasalahan yang ditemukan peneliti dilapangan dan data yang

dibutuhan dalam penelitian ini.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Teknik pengumpulan data

Menurut Sugiyono (2009: 62) Teknik pengumpulan data merupakan

langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,

Page 81: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

60

maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan.

Menurut Sugiyono (2009: 63-85), berikut adalah teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini oleh peneliti adalah sebagai berikut, yaitu :

1. Observasi

Nasution (1988) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.

Marshall (1995) menyatakan bahwa “through observation, the researcher

learn about behavior and the meaning attached to those behavior.”Melalui

observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Sanafiah Faisal (1990) mengklasifikasikan observasi menjadi observasi

berpartisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-

terangan dan tersamar (overt observation dan covert observation), dan

observasi yang tak berstruktur (unstructured observation). Untuk

memudahkan pemahaman tentang bermacam-macam observasi, maka dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Observasi partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang

yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Sambil melakukan pengamatan, penelitiikut melakukan apa

yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.

Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih

lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap

perilaku yang nampak.

2) Observasi terus terang atau tersamar

Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data

menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang

melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal

Page 82: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

61

sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti

juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk

menghindari kalau suatu data yang dicari merupakan data yang masih

dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus terang, maka

peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi.

3) Observasi tak terstruktur

Observasi dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak

berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas. Fokus observasi akan

berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah

penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka

observasi dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan

pedoman observasi.

Metode observasi yang digunakan pada penelitian kualitatif dengan judul

Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten

Pandeglang yaitu observasi terus terang atau tersamar.

2. Wawancara

Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut “ a meeting of

two persons to exchange information and idea through question and

responses, resulting in communication and joint construction of meaning

about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua

orang untuk bertukar informsi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam.

Page 83: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

62

Dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan tekniki observasi

partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan observasi,

peneliti juga melakukan interview kepada orang-orang ada di dalamnya.

Esterberg (2002) mengemukakan beberpa macam wawancara terbagi

menjadi tiga yaitu:

1. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui

informasi apa yang diperoleh. Oleh karena itu pengumpulan

data yang telah menyiapkan instrument penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan teknik yang alternatif jawabannya pun

telah disiapkan.

2. Wawancara Semi Struktur

Wawancara dalam pelaksanaannya lebih bebas dari pada

wawancara terstruktur yaitu narasumber diminta pendapat dan

ide-idenya karena tujuan wawancara ini untuk menentukan

permasalahan secara lebih terbuka.

3. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara yang bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap

untuk pengumpulan datanya.

Metode wawancara yang digunakan pada penelitian kualitatif dengan judul

Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten

Pandeglang yaitu wawancara mendalam (in-depth interview).

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Page 84: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

63

Data dokumentasi digunakan peneliti untuk memperkuat hasil temuannya

atau wawancara, dokumen-dokumen, dan arsip-arsip yang berguna selain

melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh dari fakta

yang tersimpan dalam bentuk catatan harian, arsip foto, hasil rapat dan jurnal

kegiatan yang tersimpan.

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara

Dimensi Indikator Subdimensi Keterangan

Manajemen

Keuangan

Daerah dari

Mahmudi

(2010:17-

18)

Perluasan

Basis

Penerimaan

5. Mengidentifikasi pembayar pajak/retribusi

dan menjaring wajib pajak/retribusi baru.

6. Mengevaluasi tarif pajak/retribusi

7. Meningkatkan basis data objek pajak/retribusi

8. Melakukan penilaian kembali (appraisal) atas

objek pajak/retribusi

I1-1,I1-2, I1-

3, I1-4, I1-5

Pengendalian

atas

Kebocoran

Pendapatan

5. Melakukan audit, baik rutin maupun

insidental

6. Memperbaiki sistem akuntansi penerimaan

daerah

7. Memberikan penghargaan yang memadai

bagi masyarakat yang taat pajak dan hukuman

(sanksi) yang berat bagi yang tidak

mematuhinya

8. Meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai

yang terlibat dalam pemungutan pendapatan

I1-1, I1-2, I1-

3, I1-4 I1-

5,I1-6,I1-7,

I2-1- I2-11

Peningkatan

Efisiensi

Administrasi

Pebdapatan

4. Memperbaiki prosedur administrasi pajak

sehingga lebih mudah dan sederhana

5. Mengurangi biaya pemungutan pendapatan

6. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak,

seperti bank, kantor pos, koperasi dan pihak

ketiga lainnya untuk memberikan kemudahan

dan kenyamanan dalam membayar pajak.

I1-1,I1-2, I1-

3,I1-4,I1-5,

I1-6,I1-7, I2-

1- I2-11

Transparansi

dan

Akuntabilitas

4. Adanya dukungan Teknologi Informasi (TI)

untuk membangun Sistem Informasi

Manajemen Pendapatan Daerah

5. Adanya staf yang memiliki kompetensi dan

keahlian yang memadai

6. Tidak adanya korupsi sistemik di lingkungan

entitas pengelola pendapatan daerah

I1-1, I1-2, I1-3,

I1-4, I1-5, I1-6,

I1-7, I2-1- I2-11

(Sumber : Peneliti, 2017

Page 85: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

64

3.7.2 Teknik Analisis data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan

dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. dalam hal

ini Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono (2012: 246) mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analiis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan coclusion

drawing/verification prosesnya sebagai berikut :

Gambar 3.1

Model interaktif dalam analisis data Menurut Miles and Huberman

sumber : Miles and Huberman dalam Sugiyono (2012:247)

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti akan

melakukan kegiatan secara terus menerus. Ketiga hal tersebut merupakan sesuatu

Data collection

Data

reduction

Data display

Conclusions:drawin

g/verifying

Page 86: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

65

yang saling berkaitan dan mendukung pada saat sebelum, selama dan sesudah

pengumpulan data.

1. Data Collection (Pengumpulan Data)

Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah adalah prosedur yang

sistematis untuk memperoleh data yang diperlukan (Sugiyono, 2012 :

103). Tahapan dalam penelitian ini merupakan tahapan penelitian yang

penting, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka

proses penelitian akan berlangsung sampai penelitian mendapatkan

jawaban dari perumusan masalah yang ditetapkan.

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan. Reduksi data dibantu dengan peralatan elektronik seperti

komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu

(Sugiyono, 2012 : 247) .

3. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini

Miles and Huberman (1984) menyatakan “the most frequent form of

display data for qualitative research data in the past has been

narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami

apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2012 : 249).

4. Conclusion Drawing/Verification

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari awal

pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti hubungan-hubungan,

mencatat keteraturan, pola-pola, dan menarik kesimpulan.Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada (Sugiyono, 2012 : 252-253).

Page 87: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

66

3.8 Uji Keabsahan Data

Menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. ada empat

kriteria yang digunakan, yaitu Derajat kepercayaan (credebility), Keteralihan

(transferbility), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmbality).

Dalam penelitian kualitatif dimana uji keabsahan data terhadap data dilakukan

dengan cara :

3.8.1 Triangulasi

Tujuan bnerada dilapangan adalah untuk mengeksplorasi data/informasi,

sehingga diperlukan kaidah-kaidah untuk mendapatkan informasi yang banyak dn

akurat. Informasi yang diperoleh harus memenuhi syarat objektivitas sehingga

peneliti hrus melakukan triangulasi dalam mendapat/menggali informasi.

Triangulasi dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara, dan berbgai waktu (Satori dan Komariah, 2010 : 94-95). Sedangkan

menurut Maleong (2005 : 330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi yang paling banyak

digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Dengan demikian terdapat

triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono,

2012 : 273-274). Pada penelitian ini digunakan dengan triangulasi sumber dan

triangulasi teknik, yaitu sebagai berikut:

1. Triangualsi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Page 88: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

67

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek dta kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda.

Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi

teknik. Dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik pada

penelitian ini untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat dan sesuai dengan

permasalahan yang ada di lapangan.

3.8.2 Membercheck

Menurut Sugiyono (2012 : 276)Memberceck adalah proses pengecekan

data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan Memberceck adalah

untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang

diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan telah disepakati oleh

para pemberi data berarti datanya data tersebut valid. Jadi tujuan memberceck

adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan

laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

Pelaksanaan memberceck dapat dilakukan setelah satu periode

pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau kesimpulan.

Setelah data disepakati bersama, maka para pemberi data diminta untuk

mendatangani, supaya lebih otentik. selain itu juga sebagai bukti bahwa peneliti

telah melakukan memberceck.

Page 89: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

68

3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.9.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

ESDM Kabupaten Pandeglang; dan UPT Pasar Pandeglang Kabupaten

Pandeglang.

2.9.2 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian berisi kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan berapa

lama akan dilakukan (Sugiyono, 2012 : 286). Jadwal penelitian merupakan

tahapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian

tentang Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang di Kabupaten

Pandeglang adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Penelitian

Waktu Penelitian

2016 2017 2018

Okt Nov Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Feb Mar

1 Pengajuan

Judul

2 Perizinan dan

Oservasi

3 Pengumpulan

data dan

wawancara

4 Bimbingan

Bab

I-III

5 ACC Seminar

Proposal

6 Penyusunan

Bab IV-V

7 ACC Skripsi

8 Sidang

Skripsi

(Sumber : Peneliti, 2017)

Page 90: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.4 Deskripsi Obyek Penelitian

4.4.1 Deskripsi Wilayah Kabupaten Pandeglang

Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 (delapan)

Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang berada di ujung barat Pulau Jawa yang

Pembentukannya melalui Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 dimana status

Keresidenan Banten, Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Provinsi Banten. Luas

Wilayah Kabupaten Pandeglang 2.747 ( 274.689,91 ha) atau sebesar 29,98%

dari luas Provinsi Banten dengan panjang pantai mencapai 307 (230) Km. Secara

geografis terletak antara 6°21'-7°10' Lintang Selatan dan 104°48'-106°11' Bujur

Timur, dengan batas wilayah:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang;

2. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda;

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia;

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lebak.

Dataran di Kabupaten Pandeglang sebagian besar merupakan dataran

rendah yakni di daerah bagian tengah dan selatan, dengan variasi ketinggian

antara 0-1.778 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan luas sekitar 85,07 % dari

luas wilayah Kabupaten. Secara umum perbedaan ketinggian di Kabupaten

Page 91: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

70

Pandeglang cukup tajam, dengan titik tertinggi 1.778 m diatas permukaan laut

(dpl) yang terdapat di Puncak Gunung Karang pada daerah bagian utara dan titik

terendah terletak di daerah pantai dengan ketinggian 0 m dpl.

Daerah pegunungan pada umumnya mempunyai ketinggian ± 400 m dpl,

dataran rendah bukan pantai pada umumnya memiliki ketinggian rata-rata30 m

dpl dan daerah dataran rendah pantai umumnya mempunyai ketinggian rata-rata 3

m dpl. Kemiringan tanah di Kabupaten Pandeglang bervariasi antara 0-45%;

dengan alokasi 0-15% areal pedataran sekitar pantai selatan pantai selat sunda;

alokasi 15-25% areal berbukit alokasi tersebar; dan alokasi 25-45% areal

bergunung pada bagian Tengah dan Utara.

Di Pandeglang terdapat 6 gunung yaitu : Gunung Karang (1.778 mdpl),

Gunung Pulosari (1.346 mdpl), Gunung Aseupan (1.174 mdpl), Gunung Payung

(480 mdpl), Gunung Honje (620 mdpl) dan Gunung Tilu (562 mdpl). Curah hujan

diatas 3.000 mm/tahun terjadi di sekitar Stasion Penakar Hujan yang berada di

sekitar Kecamatan Menes, Labuan, Cibaliung, Mandalawangi dan Kecamatan

Jiput. Puncak hari huja berada pada bulan November-Februari. Sedangkan bulan

kering berada pada bulan Mei-September. Berdasarkan rata-rata curah hujan per

tahun, menurut klasifikasi koppen-Kabupaten Pandeglang termasuk kedalam

iklim Af (Ilkim Hujan Tropis) sedangkan apabila dilihat berdasarkan Zone

Agroklimat Oldeman termasuk kedalam Zone A1.

Kabupaten Pandeglang ditinjau dari segi geologi memiliki beberapa jenis

batuan yang meliputi Alluvium, Undieferentiated (bahan erupsi gunung berapi),

Page 92: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

71

Diocena, Piocena Sedimen, Miocena Lemistone dan Mineral Deposit. Sedangkan

beberapa jenis tanah yang ada di Kabupaten Pandeglang yaitu Aluvial, Grumosol,

Mediteran, dan Latosol.

Keadaan geomorfologi, topografi dan bentuk wilayah secara bersama-

sama akan membentuk pola-pola aliran sungi yang ada. Pola aliran sungai di

Wilayah Kabupaten Pandeglang pada umumnya berbentuk dendritik. Arah aliran

sungai-sungai di Wilayah ini dibedakan menjadi dua, sehingga membentuk dua

daerah aliran sungai yaitu daerah aliran dari arah Timur yang bermuara di Selat

Sunda dan daerah aliran dari arah Utara yang bermuara di Samudera Indonesia.

Wilayah Kabupaten Pandeglang mengalir 14 sungai yang berukuran

sedang sampai besar. Sungai – sungai tersebut adalah Sungai Cidano, Sungai

Cibungur, Sungai Cisanggona, Sungai Ciliman, Sungai Cihonje, Sungai

Cipunagara, Sungi Cisumur, Sungai Ciseureuhan, Sungai Cijaralang, Sungai

Cikadongdong, Sungai Ciseukeut, Sungai Cimara, Sungai Cibaliung, dan Sungai

Cicanta. Dari ke-14 sungai tersebut terbagi dalam 6 (enam) Daerah Aliran Sungai

(DAS) antara lain :

1. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciujung

2. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidano

3. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cibungur

4. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliman

5. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimandiri

Page 93: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

72

6. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikeruh

Kabupaten Pandeglang secara administratif terbagi atas 35 Kecamatan, 13

Kelurahan dan 326 Desa dengan Kecamatan Pandeglang sebagai Ibu Kota

Kabupaten Pandeglang, memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam format

sosial politik- ekonomi Provinsi Banten saat ini, dimana Kabupaten Pandeglang

merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki potensi sumber daya alam yang

cukup besar yang harus dioptimalkan oleh Provinsi Banten yang lahir pada era

reformasi. Kondisi struktur ekonomi di Kabupaten Pandeglang masih ada

kesenjangan struktur ekonomi wilayah antara Pandeglang bagian utara dengan

bagian selatan, dimana Pandeglang bagian selatan yang sebagian besar

penduduknya berusaha di bidang pertanian masih belum terbangun, sehingga

tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya masih rendah, hal itu merupakan

tantangan dan menjadi bagian integral dari tuntutan pembangunan ekonomi

wilayah.

Secara umum pembangunan wilayah Kabupaten Pandeglang belum

dilakukan dengan bertumpu pada dua strategi pokok yaitu;

1. Optimalkan potensi sumber daya wilayah

2. Menguatkan sekaligus mendayagunakan posisi strategis wilayah

Kabupaten Pandeglang.

Dengan demikian salah satu konsentrasi strategis yang penting

dikembangkan bagi Kabupaten Pandeglang adalah optimalisasi pendayagunaan

Page 94: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

73

potensi dalam ragam menumbuhkembangkan pembangunan dunia usaha yang

diarahkan kepada tujuan pembangunan sentra industri potensial, yaitu:

1. Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan masyarakat.

2. Mewujudkan sistem ketahanan pangan yang berbasisi pada keragaman

sumber daya pangan, kelembagaan dan budaya pangan lokal

3. Meningkatkan daya saing produk dan ekspor hasil olahan

4. Mengembangkan aktivitas ekonomi dan meningkatkan kesempatan kerja

dan kesempatan berusaha secara adil.

4.1.2 Gambaran Umum Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM

Kabupaten Pandeglang

Sebagai salah satu perangkat Daerah yang memiliki peran strategis (ujung

tombak) dalam peningkatan usaha di bidang Perindustrian, Perdagangan dan

ESDM sesuai dengan Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 49 Tahun 2016

tentang kedudukan, susunan organisasi, rincian tugas dan fungsi serta tata kerja

Dinas Perindustrrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral, maka

Dinas Perindustrrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

mempunyai Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan sebagai

berikut :

4.1.2.1 Kedudukan

Dinas Perindustrrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang,

merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, yang dipimpin oleh

Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Page 95: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

74

4.1.2.2 Tugas

Dinas Perindustrrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang

perindustrian, perdagangan, dan pertambangan.

Untukmelaksanakan tugas pokok dimaksud, Dinas Perindustrrian,

Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral mempunyai fungsi

sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang perindustrian, perdagangan

dan esdm

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

bidang perindustrian, perdagangan dan esdm

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perindustrian,

perdagangan dan esdm

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

4.1.2.3 fungsi

Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana di atas, Dinas

Perindustrrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

mempunyai fungsi :

1. Menyusun perencanaan bidang perindustrian, perdagangan dan

ESDM;

2. Merumuskan kebijakan teknis bidang perindustrian, perdagangan

dan ESDM;

Page 96: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

75

3. Melakukan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM;

4. Melakukan pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitas

pelaksanaan kegiatan bidang Perindustrian, Perdagangan dan

ESDM;

5. Melakukan kegiatan penatausahaan Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM;

6. Melakukan pembinaan terhadap Unit Pelaksanaan Teknis Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM;

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

4.1.2.4 Visi

Visi merupakan cara pandang jauh ke depan kemana masyarakat

beserta Pemerintah Kabupaten Pandeglang membawa dan

menempatkan diri pada suatu tatanan berbangsa dan bernegara yang

madani.

Visi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten

Pandeglang untuk Tahun 2016-2021 adalah : “ Terwujudnya Daerah

Industri yang Berdaya Saing dan Perdagangan yang Tumbuh dan

Berkualitas dengan Pemerataan Infrastruktur Energi melalui

Harmonisasi Agrobisnis, Maritimbisnis, dan Wisatabisnis”.

Page 97: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

76

4.1.2.5 Misi

Misi merupakan hal-hal yang harus diemban dan dilaksnakan oleh

suatu organisasi dalam menjabarkan dan mencapai visi yang telah

ditetapkan. Berdasarkan visi yang ditetapkan di atas, maka Dinas

Perindustrian, Perdgangan dn ESDM Kabupaten Pandeglang pada

Tahun 2016-2021 mengemban misi sebagai berikut :

1. Keragaman produk unggulan daerah untuk meningkatkan nilai

tambah ekonomi masyarakat melalui pengembangan IKM;

2. Pemantauan Harga Sembako dan Pelayanan Metrologi Legal

Daerah;

3. Meningkatkan peran industri kecil dan menengah (IKM) dalam

perekonomian daerah;

4. Meningkatkan pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi;

5. Menguatkan struktur industri melalui penumbuh kembangan

industri hulu dan antara yang berbasis sumberdaya alam;

6. Meningkatkan pemerataan akses masyarakat terhadapenergi

melalui pemerataan infrastruktur energi dan pemanfatan potensi

pertambangan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan;

7. Penerapan Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai Sarana

Pengendalian Persediaan Stok Gabah Daerah;

Page 98: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

77

8. Pemerataan Pembangunan melalui Pengembangan Sarana dan

Prasarna Penunjang Perekonomian Daerah dengan Revitalisasi

Pasar Rakyat;

9. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana distribusi dan logistik

(pasar rakyat);

10. Mengoptimalisasikan pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) dan

pasar lelang;

11. Stabilisasi harga barang kebutuhan pokok dan barang penting;

12. Meningkatkan perlindungaan konsumen melalui pemberdayaan

konsumen, standardisasi, pengendalian mutu, dan tertib ukur;

13. Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya

pertambangan dan energi;

14. Mendorong persinergian keanekargaman potensi pertambangan

dan energi untuk percepata pembangunan.

4.1.2.6 Struktur Organisasi

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai Satuan Kerja

Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang, Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM memiliki susunan organisasi berdasarkan

uraian jabatan yang tercantum dalam Peraturan Bupati Nomor 33

Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM

2. Sekretariat, dipimpin oleh Sekretaris dan membawahi :

1. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Page 99: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

78

2. Kepala Sub Bagian Keuangan

3. Kepala Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan

3. Bidang Perindustrian, dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan

membawahi :

1. Kepala Seksi Industri Aneka dan Hasil Hutan;

2. Kepala Seksi Industri Logam, Mesin Tekstil, Alat

Transportasi, Telematika;

3. Kepala Seksi ESDM.

4. Bidang Perdagangan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang dan

membawahi :

1. Kepala Seksi Bimbingan Usaha dan Sarana Perdagangan;

2. Kepala Seksi Distribusi dan Promosi;

3. Kepala Seksi Perlindungan Konsume dan Klemetrologian.

5. Bidang Pengembangan dan Penataan Pasar dipimpin oleh seorang

Kepala Bidang dan membawahi :

1. Kepala Seksi Pengembangan Pasar;

2. Kepala Seksi Penataan Pasar;

3. Kepala Seksi Retribusi Pasar.

6. Unit Pelaksana Teknis Daerah

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

yang terbentuk dari pemekaran Dinas Koperasi, Perindustrian dan

Perdagangan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011

Page 100: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

79

tentang Organisasi Perangkat Daerah, memiliki jumlah personil yang

sangat minim karena personil yang ada sebelumnya harus dibagi

dengan Dinas Koperasi dan UMKM. Adapun jumlah Pegawai Negeri

Sipil (PNS) di lingkungan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

ESDM Kabupaten Pandeglang sebanyak 38 orang, Tenaga Kontrak

Kerja (TKK) sebanyak 9 orang dan Tenaga Kerja Sukarela (TKS)

sebanyak 45 orang, sebagai penunjang keberhasilan program-program

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin

Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

SD 4 - 4

SLTP 4 - 4

SLTA 41 16 57

D1 1 - -

D2 - - -

D3 - 1 1

S1 12 11 20

S2 2 - 1

S3 - - -

Jumlah 33 18 51

Sumber : Disperindag dan ESDM Kabupaten Pandeglang (2017)

Page 101: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

80

Dari tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan para

pegawai di lingkungan Disperindag dan ESDM Kabupaten Pandeglang belum

baik dikarenakan pegawai masih didominasi berpendidikan SLTA. Sedangkan

jumlah pegawai berdasarkan pangkat/golongan per jenis kelamin adalah sebagai

berikut :

Tabel 4.2

Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin

Golongan Laki-laki Perempuan Jumlah

I 3 0 3

II 11 1 12

III 12 7 19

IV 4 0 4

Jumlah 30 8 38

Sumber : Disperindag dan ESDM Kabupaten Pandeglang (2017)

Dari tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa para pegawai di lingkungan

Disperindag dan ESDM Kabupaten Pandeglang dilihat berdasarkan

pangkat/golongan ini didominasi golongan III yang tentunya sangat menunjang

keberhasilan untuk meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Pandeglang

untuk mencapai sebuah pembangunan daerah.

Adapun struktur organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM

Kabupaten Pandeglang dapat digambarkan sebgai berikut :

Page 102: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

81

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

Sumber : Peneliti (2017)

Kepala Dinas

Andi Kusnardi, SE

Bidang Perdagangan

H. Utom Bustomi S, SE

Bidang

Pengembangan dan

Penataan Pasar

Sekretaris

Rd. Saeful Arief,

S.Sos, M.Si

Bidang Perindustrian dan

ESDM

H. Yadi Mulyadi, SE

Seksi Pengembangan

Pasar

Zaenal Arief, ST

Sub Bagian Umum

dan Kepegawaian

Neneng Suryati, S. IP

Seksi Bimbingan Usaha

dan Sarana Perdagangan

Nanang Suherman, SE

Seksi Industri dan Hasil

Hutan

Tober Nababan Kelompok

Jabatan

Fungsional

Seksi Industri Logam,

Mesin Tekstil, Alat

Transportasi, Telematika

Ine Herlina, ST

Seksi Distribusi dan

Promosi

Nanang Suherman, SE Seksi Penataan dan

Pemeliharaan Pasar

Aip Somahmud

Sub Bagian

Keuangan,

Perencanaan Evaluasi

dan Pelaporan

Dede Anwar Hidayat,

SE

Seksi Perlindungan

Konsumen dan

Kemetrologian

Iriyanti Indriasari, ST

Seksi Retribusi Pasar

Linda Yulia, S. Sos

Seksi ESDM

Rafiudin, S. Ag

UPT Pasar UPT Kemetrologian

Page 103: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

82

4.1.3 Gambaran Umum Keadaan Pasar Pandeglang Kabupaten

Pandeglang

Pasar Pandeglang merupakan salah satu pasar tradisional yang ada di

Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, tepatnya berada di Jl. A. Yani –

Pandeglang, Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang. Pasar Pandeglang

merupakan salah satu pusat kegiatan jual beli bagi masyarakat Pandeglang dan

sekitarnya mulai dari masyarakat menengah ke bawah sampai masyarakat

menengah ke atas. Sebagai pasar tradisional, Pasar Pandeglang memegang

peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian khususnya dalam

kegiatan perekonomian rakyat terutama bagi masyarakat menengah ke bawah.

Ruang lingkup pasar di Pasar Pandeglang cukup luas, mengingat Pasar

Pandeglang merupakan pasar tradisional yang terbesar yang ada di Kabupaten

Pandeglang. Hal tersebut menjadi peluang besar bagi Pasar Pandeglang untuk

menarik konsumen dan mengembangkan Pasar Pandeglang menjadi pasar

tradisional percontohan. Ruang lingkup pasar yang dimaksud yaitu diantaranya

masyarakat sekitar wilayah Pasar Pandeglang.

Pasar Pandeglang secara administratif berada di bawah Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang, Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Pasar Pandeglang untuk Pasar Pandeglang, Pasar Cipeucang, dan

Pasar Batu. Pasar Pandeglang merupakan pasar tradisional terbesar yang ada di

UPT Pasar Pandeglang. Selain itu, lokasi Pasar Pandeglang strategis dan

Page 104: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

83

tempatnya mudah diakses. Luas Pasar Pandeglang adalah 10.300 M². Berikut ini

adalah struktur organisasi UPT Pasar Pandeglang sebagai berikut :

Gambar 4.2

Bagan Struktur Organisasi UPT Pasar Pandeglang

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM

Andi Kusnardi, SE

NIP :

Sumber : UPT Pasar Pandeglang (2017)

Fasilitas yang ada di Pasar Pandeglang yaitu berupa deretan kios, los,

PKL, lahan parkir, kantor UPT Pasar Pandeglang, tempat penampung sampah,

toilet dan mushola. Fasilitas yang dikelola oleh Disperindag dan ESDM

Kabupaten Pandeglang, UPT Pasar Pandeglang yaitu fasilitas berupa tempat

Penanggung jawab Pasar

M. Kasmin Hajiji, SE

NIP : 19700720 200212 1 001

Staf Administrasi

Rodiyah, SP

TKS

Ade Rahmawati

TKS

Petugas Salar Retribusi

Kamim

PNS

Fahrudin

TKK

Arif Rahman

TKK

RD. Sudrajat

TKK

Roni

TKS

Josep Runtu Ramu

TKS

Petugas Sewa Kios

Ropik

TKS

Page 105: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

84

berjualan yang saat ini terdiri dari kios, los dan PKL. Kemudian untuk fasilitas

kebersihan dan keamanan dikelola oleh Dinas terkait. Sumber dana untuk

keamanan dna kebersihan Pasar Pandeglang berasal dari pedagang yang

membayar retribusi kebersihan dan keamanan yang dikenakan tarif oleh Dinas

terkait.

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Daftar Informan Penelitian

Penelitian yang berjudul Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar

Pandeglang di Kabupaten Pandeglang ini, pada metode kualitatif sebagai

metode primer, teknik pemilihan informan yaitu menggunakan teknik

Purposive (bertujuan). Adapun informan yang peneliti tentukan

merupakan orang-orang yang menurut peneliti memiliki informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian ini, karena informan tersebut merupakan

orang-orang yang memang pekerjaannya berkecimpung atau berurusan

dengan permasalahan yang diteliti.

Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak yang terlibat

dalam Pemungutan Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang, mulai dari

Kepala Dinas Perindutrian, Perdagangan dan ESDM, Kepala Bidang

Pengembangan dan Penataan Pasar, Kasi Penataan Pasar, Kepala UPT

Pasar, Koordinator Pasar, Bendahara, Pemungut Retribusi dan Para

Wajib Retribusi (pedagang). Adapun nama-nama informan penelitian

dengan judul Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar

Pandeglang Kabupaten Pandeglang yaitu sebagai berikut :

Page 106: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

85

Tabel 4.3

Daftar Informan Penelitian

Kode Nama Informan Jabatan Keterangan

I1-1 Andi Kusnardi, SE Kepala Dinas. Disperindag dan

ESDM Kabupaten Pandeglang

Key

Informan

I1-2 H.Yuhana, SE Kabid Pengembangan dan

Penataan Pasar

Key

Informan

I1-3

Aip Somahmud, SE Kasi Penataan Pasar Key

Informan

I1-4

Nanang Soeherman, SE Kasi Bimusardag dan Plt. Kepala

UPT Pasar

Key

Informan

I1-5

M. Kasmin Hajiji, SE Koordinator Pasar/ Penanggung

jawab Pasar

Key

Informan

I1-6

Rony Kurniawan Pemungut Retribusi Key

Informan

I1-7 Arif Pemungut Retribusi Key

Informan

I2-1 Ade Rahmawati Bendahara UPT Pasar Secondary

Informan

I2-2 H. Fahruroji, SE Kabid Perbendaharaan dan Kas

Daerah BPKD Pandeglang

Secondary

Informan

I2-3

Irfan Mudin Wajib Retribusi Pasar Plaza Atas Secondary

Informan

I2-4

Suardi Wajib Retribusi Pasar Plaza Atas Secondary

Informan

I2-5

Hj. Neni Heryati Wajib Retribusi Pasar Plaza

Bawah

Secondary

Informan

I2-6

Ani Riani Wajib Retribusi Pasar Plaza

Bawah

Secondary

Informan

I2-7

Sugiarto Wajib Retribusi Pasar Plaza

Bawah

Secondary

Informan

I2-8

Edo Wajib Retribusi Pasar Badak Atas Secondary

Informan

I2-9

Nisma Wajib Retribusi Pasar Badak Atas Secondary

Informan

I2-10

H.Maman Wajib Retribusi Pasar Badak

Bawah

Secondary

Informan

I2-11

Alvin Wajib Retribusi Pasar Badak

Bawah

Secondary

Informan

I2-12

Elas Wajib Retribusi Pasar Badak

Bawah

Secondary

Informan

Sumber : Peneliti (2017)

Page 107: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

86

4.2.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Pembahasan dan analisis dalam penelitian ini merupakan data dan fakta

yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang

peneliti gunakan yaitu menggunakan teori Manajemen Keuangan Daerah dari

Mahmudi (2010 : 17-18), dimana dalam teori ini memberikan tolak ukur atas

komponen-komponen penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan

pengelolaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang di Kabupaten

Pandeglang ini dikelola oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM

Kabupaten Pandeglang dibantu dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pandeglang.

Penelitian mengenai Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang di

Kabupaten Pandeglang ini menggunakan teori Manajemen Keuangan Daerah dari

Mahmudi (2010 : 17-18) yang meliputi Perluasan Basis Penerimaan,

Pengendalian atas Kebocoran Pendpatan, Peningkatan Efisiensi Administrasi

Pendapatan, Transparansi dan Akuntabilitas. Dalam deskripsi hasil penelitian ini

akan dibahas sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang akan disesuaikan

dengan masing-masing komponen dari teori Manajemen Keuangan Daerah dari

Mahmudi (2010 : 17-18).

4.2.2.1 Perluasan Basis Penerimaan

Peningkatan pendapatan dapat dilakukan pada tataran kebijakan maupun

perbaikan administrasinya. Upaya melakukan perluasan basis penerimaan

Page 108: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

87

merupakan salah satu bentuk peningkatan pendapatan melalui kebijakan. Yang

dimaksud perluasan basis penerimaan adalah memperluas sumber penerimaan.

Tabel 4.4

Rekapitulasi Penerimaan Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten

Pandeglang(2017)

Untuk memperluas basis, pemerintah daerah dapat melakukannya dengan

cara berikut :

Untuk mengidentifikasi dan menjaring subjek atau objek retribusi baru

adalah yang sangat penting untuk diperhatikan mengingat penerimaan retribusi

pasar berasal dari wajib retribusi yang memanfaatkan objek retribusi atau fasilitas

pasar. Selama ini Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten

Pandeglang belum menambah objek retribusi baru dan tidak merubah objek

retribusi, yang dilakukan sejauh ini hanya mengacu kepada Perda Nomor 10 tahun

2011 tentang Retribusi Jasa Umum. Hal ini pun diperkuat oleh Pernyataan I1-1,

sebagai berikut :

“Kalau objek/subjek retribusi sampai dengan saat ini sementara yang

dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten

Pandeglang masih seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak ada penambahan

objek retribusi baru. Itu seperti sewa pasar baik pasar perkotaan maupun

pasar tradisional kepada para pedagang gitu yah. Nah untuk pasar desa itu

kita bekerjasama dengan desa setempat semacam bagi hasil lah. Jadi untuk

saat ini belum ada penambahan objek maupun subjek retribusi, cuman kita

Jenis

Retribusi

Target Terget

perbulan

Target

Perhari

Jumlah Sisa Target %

Pelataran/

Mobil Box

27.000.000 2.700.000 90.000 25.296.000 1.704.000 94%

Los/Kaki

Lima

259.920.000 25.992.000 866.400 226.614.000 33.306.000 87%

Kios 216.000.000 21.600.000 720.000 183.609.000 32.391.000 85%

Page 109: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

88

baru mau merencanakan untuk meningkatkan tagihan/tarif retribusi.”(hasil

wawancara pada tanggal 12 September 2017 pukul : 08.24 WIB).

Berdasarkan pernyataan tersebut menjelaskan bahwa, Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini mengacu ke Perda Kabupaten

Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, sehingga tidak

ada penambahan objek/ subjek retribusi baru, dan yang ada di pasar hanya kios,

los dan PKL yang disediakan tempatnya oleh Pemerintah Daerah. Mengakibatkan

kurang maksimalnya kontribusi retribusi pelayanan pasar terhadap PAD. Untuk

meningkatkan pendapatan retribusi pelayanan pasar yaitu dengan meningkatkan

tarif retribusi. Hal ini kemudian diperjelas oleh I1-3 sebagai berikut:

“selama ini belum ada pengembangan, tidak ada peningkatan dan tidak

ada penambahan. ini berarti existsing, untuk saat ini hanya mengacu dari

Perda Nomor 10 Tahun 2011. Ini akan sulit untuk meningkatkan

pendapatan retribusi pelayanan pasar apabila subjek maupun objek

retribusi tidak ada penambahan objek retribusi, terkecuali kita menaikan

tarif retribusinya.” (hasil wawancara pada tanggal 06 September 2017

pukul: 11.30 WIB).

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan arahan survey ke lapangan

yang diberitahukan oleh I1-3 mengenai jenis bangunan objek retribusi, di

Kabupaten Pandeglang memiliki 3 objek retribusi yang ditetapkan dan disediakan

tempatnya oleh Pemerintah Daerah.

Diperkuat oleh pernyataan I1-2 sebagai berikut :

“Belum ada penambahan, keinginan kita ada pengembangan dan

penambahan. Kita yah kalau pedagang mungkin ada penambahan yah,

penambahan yah tidak permanen, pedagang rata-rata dari dulu segitu.

Kalau untuk objek ini belum ada penambahan karena sudah dari

pemerintahnya, kita sih keinginan ada penambahan, pengembangan.

Kadang kita mau ada penambahan juga takut tidak mempengaruhi

peningkatan pendapatan, dikarenakan yang ada saja banyak yang kosong,

tetapi di tempati jadi kaya semacam gudang pakaian pedagang itu. Dan

Page 110: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

89

seharusnya tetap bayar sewa tempat maupun salar retribusi yag dipakai,

meskipun untuk gudang penyimpanan baju, tetapi hanya yang mereka

buka untuk jualan, itu pun hanya kadang bayar 1000/2000 per hari.” (hasil

wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul : 10.00 WIB).

Berdasarkan pernyataan I1-2 menjelaskan bahwa belum ada penambahan

objek retribusi baru dan wajib retribusi yang bertambah hanya bersifat sementara.

Apabila jumlah kios, los dan PKL ini terisi semua maka potensi yang dihasilkan

juga sangat besar. Berikut perhitungan peneliti terkait potensi retribusi pelayanan

pasar:

Table 4.5

Perhitungan Potensi Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang

Jenis

Pelayanan

Pasar

Jumlah Pedagangan Jumlah

Pedagang

Pendapatan

Retribusi

Pertahun Aktif Non

aktif

Jumlah Tarif

(Rp/Hari)

Kios 511 740 1251 3.000 910 586.448.000

Los 213 58 271 2.000

PKL 186 93 279 2.000

Perhitungan Potensi Retribusi Pelayanan Pasar 815.850.000

Potensi Retribusi Pelayanan Pasar yang hilang 229.402.000

Sumber : Peneliti (2017)

Berdasarkan tabel di atas dari hasil perhitungan peneliti berdasarkan

rumus dari (Mahmudi, 2010 : 73 ) mengenai perhitungan potensi retribusi pasar

umum, menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh oleh Dinas Perindustrian,

Perdangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini kehilangan potensi retribusi

pelayanan pasar di Pasar Pandeglang, dikarenakan dari jumlah yang aktif ini para

pedagang tidak membayar sesuai tarif yang telah ditentukan di Perda Nomor 10

Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum. Para pedagang juga yang

Page 111: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

90

memiliki/sewa 2 kios ini hanya membayar 1 kios yang digunakan untuk berjualan

dan itu pun tidak membayar sesuai dengan tarif yang di Perda Nomor 10 Tahun

2011 Tentang Retribusi Jasa Umum. Padahal sudah jelas di barang kuasi yang

berupa karcis itu tertera jumlah yang harus di bayarkan, namun kenyataannya para

pedagang tetap saja tidak membayar salar kios sesuai tariff, sehingga ini

merugikan pemerintah dalam pendapatan penerimaan retribusi pelayanan pasar di

Pasar Pandeglang.

Pernyataan I2-8 sebagai berikut :

“saya membayar 2000 perhari untuk 2 toko itu nantinya dikasih karcis gitu

sebagai tanda bukti, saya dikasih karcis yang merah mudatapi tidak perhari

sih dikasih karcisnya.”(hasil wawancara pada tanggal 07 November 2017

pukul :14.05 WIB)

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa pembayaran salar yang

diberikan hanya Rp.2000/harinya untuk 2 toko yang disewanya. Padahal

seharusnya untuk pembayaran salar berupa kios yang tertera di Perda No 10

Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum yaitu sebesar Rp. 3000/hari untuk satu

kios.

Sesuai dengan pernyataan I2-11 sebagai berikut:

“Alhamdulillah saya mah bayar saja, saya memiliki 2 toko membayar 2000

perhari untuk salar.” ( hasil wawancara pada tanggal 07 November 2017

pukul :14.20 WIB ).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa dalam pembayaran salar untuk

perharinya secara rutin dibayarkan ke petugas dengan membayar Rp.2000/hari

dengan sewa 2 kios. Apabila pembayaran yang seharusnya sesuai dengan Perda

Page 112: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

91

No 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum yaitu sebesar Rp. 3000/hari

untuk satu kios.

Adapun di bawah ini gambar/dokumentasi objek retribusi yang ada/

disediakan oleh pemerintah daerah yang ada di Pasar Pandeglang kabupaten

pandeglang ini, adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3

Jenis Objek retribusi

Kios

Los

PKL

Sumber : Peneliti (2017)

Page 113: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

92

Berdasarkan pernyataana di atas, dapat disimpulkan bahwa belum

menambah objek retribusi baru. Dikarenakan keterbatasan lahan, biaya, dan juga

perlu adanya perda yang mengatur untuk memperkuat, sehingga mengakibatkan

kurang maksimalnya pendapatan retribusi pelayanan pasar dalam mencapai target

dan kontribusi terhadap PAD kurang maksimal. Namun, untuk meningkatkan

pendapatan retribusi pelayanan pasar ini bisa dengan menaikan tarif retribusi dari

tarif retribusi yang sebelumnya.

Berikut ini tarif retribusi pelayanan pasar yang ada di Kabupaten

Pandeglang yang termasuk kategori kelompok A yang terdiri dari Pasar

Pandeglang, Pasar Menes, Pasar Labuan, dan Pasar Panimbang, sebagai berikut :

Tabel 4.6

Tarif Retribusi Pelayanan Pasar

Jenis Bangunan

Tempat / Fasilitas

Tarif Retribusi

/Bulan / M2

Tarif

Retribusi /

Harian

(Rp)

Keterangan

Toko / Kios 25.000 3.000 1.Pasar Pandeglang

2. Pasar Menes

3. Pasar Labuan

4. Pasar Panimbang Los

Pelataran Pasar oleh :

- Pedagang Kaki Lima

- Gerobak Jajanan dan

sejenisnya

2.000

- Pedagang keliling /

MobilBox

5.000

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

(2017)

Berdasarkan tabel di atas bahwa untuk meningkatkan tarif retribusi

diperlukan evaluasi, untuk menentukan besaran tarif dan kenaikan tarif setiap

tahunnya, ini dimaksudkan agar pegawai menarik sesuai perda yang digunakan

dan pedagang membayar sesuai tarif yang dikenakan sesuai perda. Evaluasi tarif

yang dilakukan, sehingga dapat menghasilkan kenaikan tarif setiap tahunnya,

Page 114: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

93

yang berpengaruh pada kenaikan target retribusi pelayanan pasar. Terjadinya

kenaikan tarif retribusi pasar setiap tahunnya dimaksudkan untuk memaksimalkan

potensi penerimaan retribusi pelayanan pasar. Hal tersebut dibenarkan oleh I1-4

sebagai berikut:

“iya evaluasi tarif retribusi ini sudah dilakukan, evaluasi dilakukan setiap 1

bulan sekali,setiap koordinator pasar dikumpulkan untuk mengetahui

apakah tarif yang dikenakan ini berpengaruh dalam peningkatan target

retribusi pasar. Dari hasil evaluasi ini tidak mengalami kenaikan tarif

setiap tahunnya, namun untuk menentukan besaran tarif yang baru harus

disesuaikan dengan perda yang baru. Tetapi, hingga saat ini masih berjalan

dengan menggunakan perda yang lama, dikarenakan untuk melakukan

perubahan perda yang baru bukan merupakan hal yang mudah karena

memerlukan proses dan waktu yang lama.”(hasil wawancara pada tanggal

19 September 2017 pukul : 11.35 WIB).

Berdasarkan pernyataan tersebut menyatakan bahwa, di Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini telah dilakukan

evaluasi tarif retribusi dimaksudkan untuk meningkatkan tarif retribusi yang

berpengaruh dalam peningkatan target retribusi pasar. Namun saat ini untuk tarif

retribusi pelayanan pasar tidak ada kenaikan dan masih mengacu ke Perda Nomor

10 Tahun 2011.

Diperjelas oleh pernyataan I1-3 sebagai berikut :

“sementara ini mengacu kepada perda aja dulu, yang 2000, yang 5000,

Perda No 10 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, Jadi sewa kios itu

3000/ m x luas bangunan.”(hasil wawancara pada tanggal 06 September

2017 pukul : 11.35 wib).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa untuk mengevaluasi tarif retribusi

mengacu ke Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum.

Dibenarkan oleh pernyataan I1-5 sebagai berikut :

“iya evaluasi tarif retribusi ini sudah dilakukan, evaluasi dilakukan setiap 1

bulan sekali biasanya di awal bulan, dengan mengumpulkan koordinator

pasar. Nanti kan kita akan memberi hak suara mengenai hambatan selama

Page 115: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

94

pemungut yang selama kita awasi ke pasar.”(hasil wawancara pada

tanggal27 April 2017 dan 05 Maret 2018 pukul : 11.02 WIB)

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa evaluasi dilakukan setiap satu bulan

sekali yang dilaksanakan di awal bulan.

Diperkuat oleh pernyataan I1-1 sebagai berikut :

“evaluasi dilakukan setiap bulan dilakukan evaluasi dengan cara monev

(monitoring dan evaluasi ke seluruh pasar yang ada di Kabupaten

Pandeglang, karena kita takut yah itu tadi, karena bisa saja kan kalau

pegawainya nakal, sudah tidak pakai karcis sudah ditarik, berarti uangnya

kan masuk kantong. Makanya kan kita selalu menghitung itu dari karcis

yang keluar bonggolnya itu. Karena masing-masing penanggung jawab

pasar itu diberikan target, pasar A targetnya sekian.”(hasil wawancara

pada tanggal 12 September 2017 pukul : 08.27 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa evaluasi yang dilakukan itu dengan

cara monev (monitoring dan evaluasi) ini untuk memberikan pemahaman ke para

pedagang maupun ke pegawai/petugas. Ada rencana untuk menaikan tarif

retribusi pasar itu harus dengan mengajukan peningkatan tarif dan juga harus

dilakukan sosialisasi. Hal ini diperjelas oleh pernyataan I1-1sebagai berikut :

“iya untuk saat ini tidak ada kenaikan tarif retribusi dari setiap tahunnya

meskipun sudah dilakukan evaluasi yang setiap bulannya. Tarif retribusi

masih mengacu perda yang lama Perda Nomor 10 Tahun 2011 saja. Kami

baru rencana untuk mengajukan peningkatan tarif dengan dilakukan

sosialisasi, namun yang menjadi hambatan adalah tidak adanya ketentuan

hukum yang baru. Jadi kami mengajukan untuk dibuat perda yang baru

kepada pemerintah. Kita juga melakukan evaluasi yang seminggu sekali

dengan cara monev (monetoring dan evaluasi) ke seluruh pasar yang ada

di Kabupaten Pandeglang, karena kita takut yah itu tadi, karena bisa saja

kalau pegawainya nakal, sudah tidak pakai karcis tetapi ditarik tarif

retribusinya, ini berarti uangnya kan masuk kantong. Karena ini akan

mengurangi pendapatan retribusi pasar dan berpengaruh terhadap target

yang ingin dicapai.” (hasil wawancara pada tanggal 12 September 2017

pukul : 08.29 WIB).

Page 116: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

95

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sangat penting dilakukannya

evaluasi tarif retribusi selain untuk menaikan tarif retribusi juga mengetahui

apakah para wajib retribusi ini keberatan atau tidak dengan dikenakannya tarif

retribusi. Manfaat dari evaluasi yang dilakukan memberikan arahan ke pegawai

dalam menarik retribusi agar tidak terjadi kecurangan.

Diperkuat oleh pernyataan I1-4 sebagai berikut :

“sampai saat ini tidak ada kenaikan tarif kita mengacu ke Perda No 10

Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum.” (hasil wawancara pada

tanggal 19 September 2017 pukul : 11.37 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa tarif retribusi sampai saat ini masih

mengacu ke Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, dengan

demikian tidak ada kenaikan tarif, karena tarif yang dikenakan pun para pedagang

masih banyak yang tidak membayar sesuai tarif. Disisi lain dalam perluasan basis

penerimaan ini juga diperlukan meningkatkan basis data objek retribusi yaitu

dengan mendata kembali objek retribusi yang sudah ada dengan keadaan yang riil

di lapangan dengan data yang dimiliki sebelumnya. Cara yang dilakukan dengan

terjun langsung ke pedagang yang ada di pasar dan juga melibatkan masing-

masing UPT Pasar, sehingga dapat diketahui perubahan data yang terjadi pada

pasar. Hal ini sesuai dengan pernyataan oleh I1-3, sebagai berikut :

“meningkatkan basis data objek retribusi belum ada upaya yang

dilakukan,kita sudah melakukan pendataan kembali objek retribusi yang

sudah ada dengan keadaan yang riil di lapangan dengan data yang sudah

dimiliki sebelumnya. Yah kita dengan cara terjun langsung ke lapangan

melihat kembali pedagang yang ada di pasar ada perubahan atau tidak dan

juga kita datangi ke masing-masing UPT Pasar, nanti setelah itu kita

melaksanakan pemutakhiran data objek retribusi pasar Pandeglang dan

pasar –pasar lainnya dapat mengetahui perubahan data yang terjadi pada

Page 117: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

96

pasar. Dan selama ini kita juga belum ada upaya yang dilakukan dalam

meningkatkan basis data objek retribusi, hal ini dikarenakan sudah

dipetakkan/tetap semua sudah jelas, tidak mungkin untuk memperluas atau

mengembangkan objek retribusi pasar dikarenakan keterbatasan lahan

yang tidak memadai, kecuali kita merombak kembali pasar dengan konsep

pasar yang berbeda agar objek retribusi bisa bertambah.”(hasil wawancara

pada tanggal 06 September 2017 pukul : 11.39 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pendataan

kembali objek retribusi ini harus dengan terjun langsung, karena untuk melihat

perubahan-perubahan data yang ada di pasar dengan data yang dimiliki oleh Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang. Ketika ada

penurunan penerimaan pendapatan maka perlu ada upaya untuk meningkatkan

basis data objek retribusi yang dinilai akan mempengaruhi terhadapa peningkatan

penerimaan pendapatan retribusi. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM

Kabupaten Pandeglang untuk saat ini belum ada upaya yang dilakukan dalam

meningkatkan basis data objek retribusi, hal ini dikarenakan sudah

dipetakkan/tetap semua sudah jelas, ini karena terbatasnya lahan. Pernyataan ini

dipertegas oleh I1-2, sebagai berikut :

“meningkatkan basis data objek retribusi belum ada upaya yang dilakukan

,ya ketika pemerintah daerah menentukan objek retribusi dan tarif per

objek retribusi di suatu pasar pandeglang, maka kami ke setiap pasar

melakukan pendataan objek retribusi yang disediakan oleh pemerintah

untuk yang nantinya yang akan ditempati oleh para pedagang. Tetapi kami

tidak akan hanya sekali pendataan objek retribusi, ditakutkan adanya

perubahan ataupun pengembangan objek retribusi. Kami akan mendata

kembali objek retribusi dengan data yang sudah dimiliki dengan

mendatangi langsung dan melibatkan UPT Pasar Pandeglang. Keinginan

kami di pasar pandeglang ini adanya penambahan ataupun pengembangan

objek retribusi, karena potensi sebenarnya ada namun kita keterbatasan

lahan dan juga data objek retribusi ini sudah dipetakkan di Perda Nomor

10 Tahun 2011.” (hasil wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul :

10.20 WIB).

Page 118: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

97

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa pendataan kembali objek retribusi

ini sangat penting, karena Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM

Kabupaten Pandeglang bisa mengetahui perubahan data yang ada di Pasar

Pandeglang. Apabila tidak melakukan pendataam kembali, ini ditakutkan akan

mempengaruhi potensi dan juga pendapatan penerimaan retribusi pelayanan Pasar

Pandeglang.

Dalam melakukan perluasan basis penerimaan selain perlu meningkatkan

basis data objek retribusi pasar juga melakukan penilaian kembali (appraisal) atas

objek retribusi, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada perubahan

pedagang atas kepemilikan sewa kios. Dengan dilakukannya appraisal ini maka

tidak akan ada kejadian pedagang yang menempati secara ilegal, meskipun tahun

sebelumnya pedagang ini telah melakukan pendataan atas penyewaan. Berikut

pernyataan oleh I1-2, bahwa :

“Kita sudah ada catatan disetiap pasar, termasuk di Pasar Pandeglang kan

ada HGP (Hak Guna Pakai), jd kita akan tau penyewaan kios oleh

pedagang, apa masih ingin memperpanjang kios, atau pedagang yang akan

mengalihkan tempat sewanya ke pedagang lain dan tempat sewa tidak

ditempati atau kosong.Maka dari itu kita akan melakukan penilaian

kembali atas objek retribusi pelayanan pasar atau yang disebut appraisal

tadi setiap 1 tahun sekali dilakukan, karena ini mengacu ke Perda

Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa

Umum bahwa setiap pemegang hak penempatan wajib daftar ulang setiap

1 tahun sekali.” (hasil wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul :

10.29 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa appraisal ini

sangat penting untuk dilakukan mengingat sewa tempat/kios oleh pedagang ini

menjadi potensi bagi pemerintah daerah dalam penerimaan pendapatan retribusi

pelayanan pasar yang ada di Pasar Pandeglang, yang mana Pasar Pandeglang ini

Page 119: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

98

merupakan pasar inti yang ada di Kabupaten Pandeglang. Apabila tidak dilakukan

appraisal ini maka Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten

Pandeglang tidak akan tahu akan perubahan yang terjadi di pasar, dan setiap yang

dilakukan terkait retribusi daerah ini harus mengacu ke Perda Kabupaten

Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum. Hal ini di

perjelas oleh pernyataan dari I1-4, bahwa :

“Ya kita melakukan penilaian kembali (appraisal) atas objek retribusi

setiap 1 tahun sekali, apakah ada perubahan los yang dijadikan kios dan

penambahan pedagang atau penggantian kepemilikan hak tempat

penyewaan kios. Nah apabila ini tidak dilakukan akan sulit bagi kita untuk

mengetahui perubahan yang ada di pasar pandeglang. Dan ini akan

mempengaruhi potensi dan penurunan penerimaan pendapatan retribusi,

nanti rugi lah pemerintah. Kita juga melakukan penilaian kembali ini juga

menurut Perda Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 Tentang

Retribusi Jasa Umum.” (hasil wawancara pada tanggal 19 September 2017

pukul : 11.47 WIB).

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dari beberapa pernyataan

di atas dapat diketahui bahwa, masih ada hambatan dalam Pengelolaan Retribusi

Pelayanan Pasar Pandeglang di Kabupaten Pandeglang soal perluasan basis

penerimaan sampai saat ini belum adanya penambahan objek retribusi baru,

belum ada pengembangan dan tidak ada peningkatan dalam tarif retribusi untuk

setiap tahunnya, karena masih mengacu pada Perda yang lama dan untuk saat ini

belum adanya Perda yang baru dalam mengatur mengenai retribusi pelayanan

pasar. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini

telah melakukan evaluasi yang dilakukan setiap bulannya, ini dimaksudkan untuk

mengetahui data yang dimiliki sesuai dengan yang ada di lapangan apakah ada

perubahan-perubahan yang ada di Pasar Pandeglang mengenai potensi yang

dimiliki, meningkat tidaknya penerimaan pendapatan retribusi pelayanan pasar di

Page 120: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

99

Pasar Pandeglang dan perubahan kepemilikan hak sewa pedagang. Namun target

retribusi pasar pandeglang tetap tidak tercapai, karena target setiap tahunnya

selalu naik namun potensi yang ada di Pasar Pandeglang tetap segitu, dan ini yang

menjadi kendala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten

Pandeglang.

Untuk mengetahui kenapa tidak tercapainya target di Pasar Pandeglang ini

diperlukan cara untuk mengatasi kendala di Pasar Pandeglang ini, dengan cara

salah satunya Pengendalian atas Kebocoran Pendapatan sebagai berikut :

4.2.2.2 Pengendalian atas Kebocoran Pendapatan

Untuk mengoptimalkan pendapatan, pemerintah daerah harus melakukan

pengawasandan pengendalian yang memadai. Sumber-sumber kebocoran harus

diidentifikasi dan segera diatasi. Kebocoran pendapatan bisa disebabkan karena

tidak membayar retribusi sesuai tarif, pungutan liar, atau korupsi petugas.

Adapun rekapitulasi target retribusi pasar pandeglang pada tahun 2016

sampai 2017 ini dimaksudkan untuk melihat adakah kebocoran pendapatan,

sehingga dapat mencari solusi dari ketidakcapaian target retribusi pelayanan

pasar, sebagai berikut :

Tabel 4.7

Rekapitulasi Target Retribusi pelayanan Pasar Pandeglang Tahun 2016-2017

Target Realisasi Per Tahun Sisa Target

2016 2017 2016 2017

617.280.000 586.448.000 620.579.000 30.832.000 50.701.000

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

(2017)

Untuk mengurangi kebocoran pendapatan beberapa langkah yang dapat

dilakukan antara lain:

Page 121: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

100

Terjadinya dugaan pendapatan retribusi pelayanan pasar, membuat Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang melakukan audit,

baik rutin maupun insidental. Dengan dilakukannya audit dimaksudkan untuk

mengetahui adanya kesalahan dalam penerimaan keuangan retribusi pelayanan

pasar, sehingga dapat menghindari permasalahan yang akan datang.

Pernyataan I1-2, bahwa :

“Setiap bulan kita ada evaluasi membawa data-datanya kemudian

disesuaikan dengan potensi yang ada, bukan hanya kita saja yang mendata

potensi-potensi yang ada, dari Dispenda juga ikut dalam mendata tahun

2016 ada pendataan data potensi dari semua sektor, jadi kita melakukan

audit setiap bulan, kalau untuk Inspektorat dan BPKD setiap tahun.” (hasil

wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul : 10.33 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa dalam hal ini

pemeriksaan internal dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM

Kabupaten Pandeglang telah dilakukan secara rutin yaitu memeriksa penerimaan

retribusi pada setiap UPT yaitu setiap 1 bulan sekali. Sedangkan untuk

pemeriksaan audit secara eksternal dilakukan 1 tahun sekali oleh Inspektorat dan

BPKD Pandeglang.

Hal ini diperkuat oleh I1-1 sebagai berikut :

“Kita melakukan audit, kita ada pemeriksaan terhadap penerimaan

retribusi ke setiap UPT setiap 1 bulan sekali yang ditugaskan untuk

pemeriksaan itu dari pihak Bidang Pengembangan dan Penataan Pasar, itu

memang harus selalu diperiksa tercapai atau tidaknya target setiap 1 bulan

persentasinya. Ketika tidak tercapai maka akan dicari apa yang menjadi

penyebab tidak tercapainya. Untuk eksternal pemeriksaan dilakukan setiap

1 tahun sekali oleh Inspektorat dan BPKD yang dilakukan di akhir tahun.”

(hasil wawancara pada tanggal 12 September 2017 pukul : 08.40 WIB).

Page 122: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

101

Berdasarkan pernyataan dari I1-1bahwa pihak dari Dinas melakukan audit

setiap 1 bulan sekali dimaksudkan untuk melihat perubahan penerimaan setiap

bulannya.

Hal ini dibenarkan oleh pernyataan I2-1bahwa :

“memang benar yang dari pihak Dinas ini setiap 1 bulan sekali melakukan

pemeriksaan penerimaan retribusi pasar ke UPT Pasar Pandeglang ini yah

untuk mengetahui adanya kesalahan dalam penerimaan keuangan retribusi

pasar dan juga dapat mengantisipasi terjadinya kesalahan dalam

penerimaan retribusi pasar, agar dapat segera melakukan perbaikan.” (hasil

wawancara pada tanggal 30 Agustus pukul : 09.48).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa dalam pengendalian

atas kebocoran pendapatan perlu dilakukannya audit setiap 1 bulan sekali untuk

mengantisipasi terjadinya kesalahan dalam penerimaan retribusi pelayanan pasar

ini pun yang dilakukan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten

Pandeglang dalam memantau, mengelola retribusi pelayanan Pasar Pandeglang.

Namun meskipun telah dilakukannya audit setiap 1 bulan sekali oleh pihak Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ke UPT Pasar

Pandeglang ini tetapi target setiap bulannya rata-rata tidak tercapai.

Hal ini dibenarkan oleh pernyataan I1-3, bahwa :

“Iya di Pasar Pandeglang ini rata-rata untuk setiap bulannya tidak tercapai

target yang telah ditentukan, ada yang tercapai banyak yang tidak

tercapainya. Nah ini menjadi PR untuk kita mencari permasalahannya,

ternyata apa yang ditarik pemungut retribusi ini tidak sesuai dengan data

pedagang yang ada di pasar, seharusnya apabila yang membayar retribusi

ini semua pedagangnya dan full membayar tarifnya sesuai objek

retribusinya pasti target setiap bulan ataupun perharinya tercapai. Namun

kenyataannya para pedagang kebanyak hanya membayar 1000/2000 dari

tarif yang seharusnya 3000 dan adapun para pedagang yang tidak

membayar dengan alasan belum ada penglaris/sepi. Sehingga ini membuat

target retribusi pertahun di Pasar Pandeglang tidak tercapai.” (hasil

wawancara pada tanggal 28 Agustus 2017 dan tanggal 06 September 2017

pukul : 11.44WIB).

Page 123: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

102

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa target retribusi

pelayanan pasar di pasar pandeglang ini kebanyakan setiap bulannya tidak

tercapai target perbulan yang ditentukan. Para pedagang dalam membayar salar

retribusi pelayanan pasar tidak sesuai dengan tarif yang ditanggungkan sesuai

objek retribusi yang ditempatinya. Padahal ketika ditarik salar oleh petugas sudah

jelas tertera dalam karcis itu nilai yang harus di bayarkan, sehingga ini

mempengaruh dalam capaian target untuk pertahunnya. Karena kurangnya

dilakukan sosialisasi ke para pedagang dan kurangnya peningkatan kinerja.

Hal ini dibenarkan oleh I1-4, bahwa :

“ada target yang tidak tercapai karena adanya masalah-masalah tadi, yang

seharusnya membayar 3000 hanya membayar 2000 dan ada yang tidak

bayar juga kadang, selain itu juga para pedagang yang menyewa 2/3 kios

hanya membayar untuk yang 1 kios saja, dan yang 2 ini harusnya masuk

target, ini jadi masalah menghambat dalam pencapaian target. Jalan

keluarnya yang pertama untuk meningkatkan dari potensi yang ada untuk

meningkatkan PAD yang pertama itu harus sosialisasi ke para pedagang

untuk salah satu jalan, untuk sosialisasi kita jarang lakukan intinya, karena

yang namanya sosialisasi itu kan mengumpulkan orang itu perlu biaya, nah

kalau sekarang sosialisasi dilakukan di Pasar yang ada di Kabupaten

Pandeglang kan ada 13 pasar, 13 pasar kita kumpulkan semuanya tidak

akan mungkin, para pedagang tidak akan mau kalau harus meninggalkan

pekerjaan jualannya 1 hari pun tidak mau intinya kalau pun mau 13 kali

dilakukan sosialisasi ke 13 pasar itu pun waktunya setelah mereka sepi itu

juga pun kesulitan, dan kalaupun dikumpulkan fasilitas kantor yang ada di

pasar inikan tidak memadai untuk menampung banyak orang paling

menampung 20 orang lah. Makanya hambatan mengapa tidak melakukan

sosialisasi sementara ini dilakukan hanya oleh petugas pemungut saja ke

pedagang sekalian untuk menarik retribusi. Yang kedua peningkatan

kinerja para petugas pemungut retribusi, untuk saat ini hanya sesuai

dengan kemampuan awal saja, kita belum meningkatkan pendidikan agar

tahu bagaimana melakukan penarikan retribusi dengn baik, apakah dengan

cara ramah cara murah senyum, maupun cara sopan itu salah satu saran

meningkatkan, cara terakhir karena pedagang pada dasarnya tidak mau

membayarsatu-satunya jalan itu harus dilakukan pendampingan dari aparat

hukum, supaya mereka itu mau membayar retribusi, apakah dari pihak

kepolisian atau pihak kejaksaan, kalau tidak mau membayar kita panggil,

Page 124: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

103

cuman itu juga belum bisa kita lakukan karena itu tadi tidak mungkin

karena tidak ada biaya. Jadi untuk saat ini belum bisa dilakukan,

seharusnya bisa dilakukan kalau adanya biaya yang disediakan untuk itu

kita bisa lakukan.” (hasil wawancara pada tanggal 19 September 2017

pukul : 11.55 WIB).

Tabel 4.8

Rekapitulasi Penerimaan Per Bulan Pasar Pandeglang

Target Per

Bulan

Januari Februari maret April

67.128.000

2016 25.578.000 48.141.000 59.326.000 62.417.000

2017 46.902.000 47.603.000 57.230.000 48.979.000

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

(2017)

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa penerimaan perbulan

dengan target yang ditentukan tidak mencapai target. Ketidak tercapainya target

ini diakibatkan adanya masalah-masalah, baik dari pedagang yang tidak mau

membayar sesuai Perda Nomor 10 Tahun 2011, atau ada petugas yang berbuat

curang. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini

diperlukan untuk melakukan tindakan dalam mencapai target retribusi pelayanan

pasar, baik dengan meningkatkan kinerja, melakukan sosialisasi ke para pedagang

maupun ke para pemungut, agar mereka memahami tentang pentingnya partisipasi

dalam meningkatkan pendapatan daerah dengan taat membayar dan tidak

melakukan kecurangan.

Ini sesuai dari pernyataan diatas menjelaskan bahwa pada dasarnya

pedagang itu tidak mau membayar retribusi maka dari itu dibuatlah payung

hukum yang mengatur mengenai retribusi pelayanan pasar itu Perda Kabupaten

Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum, ini

dimaksudkan untuk memperkuat dan mempertegas ke para pedagang untuk

membayar retribusi pelayanan pasar untuk memberikan partisipasi dalam sebuah

Page 125: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

104

pembangunan daerah. Pernyataan terbukti kebenarannya ini ketika melihat dari

pernyataan salah seorang pedagang yaitu oleh I2-12 (Toko Cikananda), sebagai

berikut :

“saya sebagai pedagang yang lokasinya di dalam jauh dari keramaian

pembelipendapatan tidak menentu, sedangkan kami banyak pembayaran

untuk kebersihan, keamanan, sewa tanah, dan sewa kios. Jadi saya suka

keberatan dengan tarif retribusi pasar yang ditanggungkan untuk saya

melihat dari setiap harinya penghasilan yang kecil. Kita mendapatkan uang

dari jualan ini juga kan tidak untuk pembayaran retribusi saja, ada buat

belanjain baju lagi buat dijual kembali dan untuk memenuhi kebutuhan

hidup keluarga saja juga. Makanya saya mah kadang kalau tidak ada

penglaris mah tidak bayar dulu, yah kalau ada mah saya bayar 1000

perhari untuk salar.” (hasil wawancara pada tanggal 30 Oktober 2017

pukul : 15.20 WIB).

Berdasarkan pernyataan I2-12 bahwa tarif retribusi yang dikenakan

membuatnya keberatan dikarenakan penghasilan yang tidak menentu, karena

pakaian bukanlah kebutuhan pokok yang harus dibeli setiap harinya, tidak seperti

beras dan bahan makanan lainnya yang dibutuhkan setiap saat ataupun setiap hari.

Pernyataan I2-7 (Toko Selamat Putra) menyatakah bahwa :

“Penghasilan tidak menentu, yang namanya jualan baju kan tidak setiap

hari orang membeli terkecuali kebutuhan pokok seperti sayur-mayur, beras

dan lain-lain. Karena kita harus membayar salar perhari ini saya kadang

bayar 1000/hari atau tidak membayar dulu.”(Hasil wawancara pada

tanggal 30 Oktober 2017 pukul : 14.34 WIB).

Berdasarkan pernyataan diatas bahwasannya membayar salar hanya

1000/hari atau kadang tidak membayar. Ini yang menjadikan hambatan untuk

tercapainya target retribusi pelayanan pasar.

Hal ini di perkuat oleh pernyataan I1-7 sebagai berikut :

“yah alhamdulillahnya pedagang sampai sekarang ini membayar salar

tidak ada yang membayar 3000/hari, makanya kita sistem silang kalau

memberikan karcis itu, karena kan kalau saya kasih semua pedagang yang

Page 126: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

105

bayar atuh nanti kan malah saya yang nombokinnya, lah saya uang dari

mana, makanya sama saya disistem silang, jadi maksudnya kalau

pedagang 1 yang hari ini membayar 2000 dan pedagang 2 yang membayar

1000, maka kita kasih dulu ke yang pedagang 1, nanti besoknya baru

dikasihnya gantian ke yang pedagang 2 nya gitu.” (hasil wawancara pada

tanggal 05 Maret 2018 pukul : 11.02 WIB)

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sampai saat ini pedagang yang

membayar salar semuanya tidak full dalam membayar 3000/hari, makanya

dilakukan sistem silang dalam memberikan karcis. Inilah yang menjadikan

hambatan dalam mencapai target retribusi pelayanan pasar.

Selanjutnya dalam mengatasi pengendalian atas kebocoran pendapatan

yaitu dengan cara memperbaiki sistem akuntansi penerimaan daerah. Di Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESM Kabupaten Pandeglang dalam sistem

pembukuan dan akuntansi dari retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang ini

sudah sesuai dengan prosedur. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari I2-1, bahwa :

“kita sudah sesuai prosedur mulai dari penarikan yang dilakukan

pemungut retribusi terus menyetor ke saya sebagai bendahara, nanti

setelah dihitung saya masukan ke kas book yang nantinya akan disetorkan

hasil hariannya ke Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM

Kabupaten Pandeglang. Nah jadi ada bukti pemasukan retribusi perharinya

dengan adanya catatan di kas book.” (hasil wawancara pada tanggal 30

Agustus 2017 pukul : 09.56 WIB).

Berdasarkan pernyataan I2-1 ini dapat disimpulkan bahwa setiap hasil

pungutan retribusi untuk setiap harinya kita ada pembukuan yang menjadi bukti

agar tahu pendapat perharinya dengan adanya kas book ini.

Hal ini dibenarkan oleh pernyataan I1-3, bahwa :

“udah baik sesuai prosedur, kita tuh yah menyetor, mencatat gitu yah di

pencatatan agar terbukukan.” (hasil wawancara pada tanggal 06

September 2017 pukul : 11.49 WIB).

Page 127: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

106

Jadi dapat disimpulkan dari pernyataan di atas bahwasanya di Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini dalam sistem

pembukuan dan akuntansi dari retribusi pelayanan pasar sudah berjalan sesuai

dengan prosedur dengan adanya pembukuan untuk setiap harinya, jadi tidak perlu

adanya memperbaiki sistem akuntansi penerimaan daerah. Berikut ini pernyataan

I1-2 sebagai berikut :

“Yah untuk sementara ini sih kita sistem akuntansi penerimaan daerah

sudah bagus sih mulai dari pungutan sampai penyetoran sesuai SOP.”(hasil

wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul : 10.38 WIB)

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa tidak perlu memperbaiki sistem

akuntansi penerimaan daerah, dikarenakan sudah sesuai SOP.

Diperjelas oleh pernyataan I1-3 sebagai berikut :

“karena sudah baik sih jadi tidak perlu ada perbaikan yah.”(hasil

wawancara pada tanggal 06 September 2017 pukul : 11.49 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sistem akuntansi penerimaan daerah

sudah baik dan sesuai SOP, sehingga tidak perlu ada perbaikan. Penyetoran hasil

pungutan retribusi pelayanan pasar ini akan disetorkan terlebih dahulu dari

pemungut ke Bendahara UPT untuk dicatat dalam buku kas kemudian disetorkan

ke bendahara penerima oleh Penanggungjawab Pasar yang diketahui oleh Kepala

UPT dan kemudian penyetoran ke Kas Umum Daerah (DPKPA) setelah laporan

ditembuskan juga kepada Kabid Pasar dengan waktu 1 x 24 Jam. Hal ini sesuai

dengan pernyataan dari I1-5 sebagai berikut :

“Penyetoran ke Kas Umum Daerah ini setelah melalui proses penyetoran

dan pencatatan ke Bendahara UPT Pasar, kemudian disetorkan oleh saya

sebagai Penanggungjawab Pasar ke Bendahara Penerima dan laporan juga

Page 128: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

107

ditembuskan kepada Kabid Pengembangan dan Penataan Pasar dan Kasi

Pengembangan dan Penataan Pasar baru lah penyetoran ke Kas Umum

Daerah dilakukan melalui Bank Bjb dalam waktu 1 x 24 Jam”(hasil

wawancara pada tanggal 27 April 2017 pukul : 09.43 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa untuk penyetoran ke

Kas Umum Daerah dilakukan 1 x 24 Jam dan ini sesuai dengan yang ada di SOP.

Pernyataan di atas diperjelas oleh pernyataan I1-2 sebagai berikut :

“Iya kalau untuk penyetoran kita sesuai dengan SOP dan Perda Nomor 10

Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum karena itulah pacuan kita,

karena akan jadi masalah besar dan keuangan akan berantakan kalau kita

tidak mengacu ke SOP dan Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi

Jasa Umum” (hasil wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul :

10.39 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa penyetoran harus sesuai dengan

SOP dan Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum. Pernyataan

tersebut diperjelas oleh pernyataan I2-2 sebagai berikut :

“Setiap SKPD yang berkaitan dengan Dinas penghasil ditampung di

bendahara penerima dan akan disetorkan ke RKUD, maka dari

Disperindag dan ESDM ini harus menyetorkan 1 x 24 Jam melalui Bank

Bjb ke RKUD dan itu adalah kewajiban yang harus dipenuhi. Kalau tidak

menyetor itu tidak boleh itu sudah ada di aturan, untuk sampai saat ini

karena kewajiban maka mereka menyetorkan setiap harinya.” (hasil

wawancara pada tanggal 18 April 2018 pukul : 11.49 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa penyetoran hasil

pungutan retribusi pelayanan pasar dilakukan setiap hari dalam waktu 1 x 24 Jam.

Selanjutnya memberikan penghargaan yang memadai bagi pedagang yang taat

retribusi dan hukuman (sanksi) yang berat bagi yang tidak mematuhinya, ini

dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya ketidakmauan pedagang untuk tidak

Page 129: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

108

taat dalam membayar retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang. Berikut ini

pernyataan dari I1-3, sebagai berikut :

“Untuk saat ini tidak ada reward untuk pedagang, namun pernah diberikan

reward untuk pemungut retribusi karena target retribusi pasar tercapai.

sanksi mah kita yah kalau tidak bayar yah tutup aja, dia kan sewanya

sebulan doang, sanksi nya yah bertahap berupa teguran, lisan, dan tulisan.

Tahun ini saja juga ada yang ditarik Pak Kabid ke Dinas, karena tidak

menyetor hasil pungutan retribusi pasar, ada 3 orang yang ditarik salah

satunya dari Pasar Pandeglang. Kita akan berikan sanksi dengan ditarik ke

Dinas dan diganti tugasnya, mulai dari teguran sampai diberhentikan atas

dasar keputusan Inspektorat, BKD, yang awalnya laporan dari Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ada yang

mangkir.” (hasil wawancara pada tanggal 06 September 2017 pukul :

11.51 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa tidak ada reward untuk

pedagang yang taat membayar retribusi selama 1 tahun. Namun untuk

pegawai/pemungut retribusi sewaktu Bupati Pak Erwan pernah diberikan reward

karena capaian target terlampaui. Adapun sanksi yang diberikan Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang untuk pedagang

yang tidak taat membayar retribusi berupa sanksi administrasi yaitu teguran saja,

untuk pegawai/pemungut yang korupsi akan diganti tugasnya.

Diperkuat oleh pernyataan I1-7 sebagai berikut :

“Iya itu diberikan kendaraan motor, tapi itu kendaraan operasional untuk

membantu pekerjaan kita supaya mempermudah perjalanan menuju

pasar.” (hasil wawancara pada tanggal 05 Maret 2018 pukul : 11.23 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa yang diberikan adalah

kendaraan operasional untuk membantu dalam mempermudah pekerjaan menuju

pasar dalam menarik salar retribusi pelayanan pasar.

Page 130: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

109

Adapun temuan permasalahan tahun ini yaitu dengan adanya kecurangan

pemungut yang tidak menyetor hasil retribusi didapatkan berjumalah 3 orang.

Hal ini dibenarkan oleh pernyataan I1-2, sebagai berikut :

“Kita belum kesana artinya belum memberikan reward dalam bentuk

apapun ke para pedagang yang taat dalam membayar retribusi selama 1

tahun. Kalau untuk ke pegawai/Pemungut retribusi untuk 2 tahun ini tidak

ada reward, karena terget tidak tercapai. Namun pernah ketika Bupati Pak

Erwan itu ada reward bagi pemungut retribusi karena capaian target

terlampaui. Karena sekarang dinaikkan target setiap tahunnya namun

potensi di Pasar Pandeglang tetap segitu saja, terus kendalanya nilai tarif

dinikan tetapi pedagang tetap membayar segitu saja. Ketika ada pedagang

yang tidak membayar retribusi pelayanan pasar maka akan kita kenakan

sanksi berupa teguran, surat tertulis, dan tidak ada ancaman hukum.

Karena perdanya tidak mengikat tidak seperti pajak yang perdanya

mengikat, dan kita paling sanksi administrasi teguran saja. Kemudian ini,

hari ini pedagang tidak jualan maka yang ditarik yang hanya pedagang

yang berjualan saja. Sehingga ini juga jadi penghambat dalam pencapaian

target retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang. Adapun untuk sanksi

pidana ini ditujukkan untuk para pegawai/pemungut yang melakukan

pelanggaran/korupsi. Tahun ini saja ada 3 orang yang ditarik/dipanggil ke

Dinas, karena tidak menyetorkan hasil pungutan retribusi, dan kita beri

sanksi kita mutasi dan dipotong gajinya,karena itu sudah perjanjian apabila

ada yang melakukan pelanggaran.” (hasil wawancara pada tanggal 05

Oktober 2017 pukul : 10.39 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa para pedagang yang menunggak

atau tidak membayar retribusi pelayanan pasar maka akan dikenakan sanksi

administrasi berupa surat teguran, dengan memberikan surat teguran ini

dimaksudkan untuk menyadarkan para pedagang untuk mentaati dalam membayar

retribusi pelayanan pasar sesuai Perda Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Retribusi

Jasa Umum. Ketika pedagang yang tidak membayar/menunggak maka akan

diberikan surat teguran ini untuk dikumpulkan di Dinas untuk diberikan

pemahaman agar tumbuh kesadaran pedagang dalam membayar retribusi

pelayanan pasar. Apabila para pedagang tidak mau membayar sesuai perda

Page 131: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

110

tersebut maka akan ada sanksi yang diterimanya. Namun untuk itu perlu ada

sanksi yang tegas, akan tetapi untuk saat ini tidak ada sanksi yang tegas untuk

memberikan rasa takut pedagang ketika tidak membayar retribusi pelayanan

pasar. Hal ini sesuai dengan pernyataan I1-5 sebagai berikut :

“tidak ada sanksi sih, sanksi yang tegas untuk membuat para pedagang ini

taat dalam membayar salar retribusi pelayanan pasar. Kan kalau ada sanksi

yang tegas kan ini bisa menumbuhkan rasa takut ketika tidak membayar

salar retribusi pelayanan pasar. Makanya pedagang susah dalam

membayar salar retribusi, karena tidak ada sanksi tegas tadi, ada tahun

kemarin juga yang tidak membayar sewa kios dan apalagi kalau sewa

tanah, yaudah akhirnya diikhlasin saja karena tidak ada sanksi yang tegas.

Mau tahun ini atau tahun kemarin yang tidak bayar atau bayarnya kurang

kan seharusnya ditutup kiosnya, tetapi kan tidak kenyataannya mah.

Pokoknya enak lah. Itu kan Perda No 10 tahun 2011 tentang Retribusi Jasa

Umum itu Perdanya 10 tahun sekali.” (hasil wawancara pada tanggal 05

Maret 2018 pukul : 11.29 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa tidak ada sanksi yang tegas untuk

membuat para pedagang taat membayar retribusi pelayanan pasar. Sanksi hanya

berupa teguran saja, kan yang namanya pedagang kan susah dalam membayar

retribusi pelayanan pasar, kalau hanya sanksi yang berupa teguran saja mah tidak

membuat takut pedagang dalam taat membayar retribusi pelayanan pasar. Adapun

surat teguran nya sebagai berikut ini :

Gambar 4.4

Surat Teguran untuk yang menunggak/tidak membayar Retribusi Pasar

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

(2017)

Page 132: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

111

Berdasarkan pernyataan I1-2 menjelaskan bahwa adanya pelanggaran yang

dilakukan oleh pemungut retribusi salah satunya dari Pasar Pandeglang.

Pelanggaran ini bisa terjadi akibat kurangnya pengawasan, pengawasan baik

untuk para pemungut salar maupun pengawasan ketika menarik salar. Berikut

Pernyataan oleh I1-4 sebagai berikut :

“Masing-masing pasar ada koordinator yang bertugas bertanggung jawab,

mengawasi pungutan, koordinator masing-masing pasar hanya 1 orang. Ini

menurut kami kurang kalau untuk pengawasan, sehingga pelanggaran bisa

terjadi, terkadang koordinator ini juga tidak mengawasi langsung ke

lapangan, terkadang mereka ini hanya mengawasi ketika sudah

menyetorkan ke UPT dan selain itu juga tidak ada pendampingan dari

aparat hukum, kenapa belum bisa dilakukan ini karena perlu biaya.

Sedangkan kita saja juga susah untuk mencapai target.” (hasil wawancara

tanggal 19 September 2017 pukul : 11.24 WIB).

Diperjelas oleh pernyataan I1-2 sebagai berikut :

“Pengawasan yah oleh penanggung jawab pasar, yah tapi pengawasan ini

sih menurut saya kurang, karena ada yang melakukan penyalahgunaan

oleh pemungut.”(hasil wawancara pada tanggal 5 Oktober 2017 pukul :

10.41 WIB)

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa kurangnya pengawasan ini

mengakibatkan adanya kecurangan atau penyalahgunaan.

Diperkuat oleh pernyataan I1-3 sebagai berikut :

“Sementara ini pengawasan yah oleh penanggung jawab pasar dibantu

bagian Bidang Pasar, yah tapi pengawasan ini sih menurut saya kurang,

karena pasar yang ada ini kan banyak dan SDM juga kurang dan juga

kurangnya kesadaran dan pemahaman pegawai akan tanggung

jawabnya.”(hasil wawancara pada tanggal 06 September 2017 pukul :

11.47 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa pengawasan yang dilakukan itu

kurang dan juga rendahnya SDM akan pemahaman terkait tugasnya menjadi

hambatan dalam pemungutan retribusi pasar ini.Dari kejadian atas masalah

ketidak menyetornya pemungut maka diperlukan cara untuk mengatasi

Page 133: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

112

masalahnya yaitu meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat

dalam pemungutan pendapatan. Berikut pernyataan dariI1-3, sebagai berikut “

“ini ada ini, jadi kita mengadakan sosialisasi dan pembinaan ke para

pegawai atau pemungut salar di beberapa wilayah pasar Kabupaten

Pandeglang yang tujuannya kita untuk menghindari penyalahgunaan dan

pelanggaran. Namun yang namanya manusia meskipun diberikan

pembinaan juga kadang ada saja yang melakukan pelanggaran. yang tadi

sudah dibicarakan yang 3 orang yang di panggil ke Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang.” (hasil wawancara pada

tanggal 06 September 2017 pukul : 11.54 WIB).

Berdasarkan penjelasan dari pernyataan di atas bahwa adanya peningkatan

disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalam pemungutan pendapatan

dimaksudkan untuk menghindari penyalahgunaan dan pelanggaran sekecil

mungkin. Hal ini diperjelas oleh I1-4, sebagai berikut :

“dilakukan dengan pembinaan, yah yang namanya pegawai memang

petugas di lapangan ini salahnya gini lah, para pemungut retribusi pasar di

Kabupaten Pandeglang salah satunya Pasar Pandeglang pada dasarnya itu

Non-PNS statusnya, ada TKK DAN TKS, kalau TKK kan honornya hanya

200 ribu sekian/bulan kalauTKS juga tidak jauh berbeda lah jauh dibawah

standar UMR. Makanya kebutuhan mereka itu tidak bakal tertutupi dengan

honor yang ada, itu makanya banyak penyimpangan banyak

penyelewengan dari dana yang dipungut. Misalnya dari mendapatkan

60.000 bisa jadi mereka hanya menyetor 40.000/35.000 karena itu tadi

untuk mencukupi kebutuhan mereka untuk meroko lah, makan lah. Maka

kebocoran disini pasti ada karena kebutuhan mereka tidak terpenuhi. Nah

itu kesalahan, seharusnya kalau mau mengurangi kebocoran coba

pemungut retribusi ini seharusnya sudah PNS, sehingga kita bisa tekan

karena kebutuhan mereka terpenuhi. Kalau PNS itu kan sudah UMR gitu,

walaupun tidak menutup kemungkinan PNS juga akan bisa berbuat yang

sama gitu kan namanya kebutuhan orang kan tidak akan puas walaupun

mereka sudah dikasih gaji besar. Cuman paling bisa yah bisa dikurangi

lah.” (hasil wawancara pada tanggal 19 September 2017 pukul : 12.01

WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa untuk meningkatkan disiplin dan

moralitas pegawai yangterlibat dalam pemungutan pendapatan itu dengan

Page 134: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

113

dilakukan pembinaan ke para pemungut dan yang berkaitan untuk meminimalisisr

terjadinya kebocoran. Namun kebocoran pendapatan tidak dapat dipungkiri,

karena pegawai yang terlibat dalam pemungutan pendapatan banyak yang TKK

dan TKS, seharusnya pemungut retribusi pasar ini sudah PNS sehingga bisa tekan

sekecil mungkin atas kebocoran pendapatan.

Berikut di bawah ini bentuk dari pembinaan ke pada para pedagang yang

susah dalam membayar retribusi pelayanan pasar, sebagai berikut :

Gambar 4.5

Bentuk Pembinaan ke Para Pemungut dan Pedagang dengan Sosialisasi

Sumber : Disperindag dan ESDM Kabupaten Pandeglang (2017)

Berdasarkan gambar di atas bahwa dengan dilakukannnya sosialisasi ini

untuk memberikan pembinaan dan pemahaman terkait pentingnya membayar

retribusi pelayanan pasar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dari beberapa pernyataan

di atas dapat diketahui bahwa, masih ada hambatan dalam pengendalian atas

kebocoran pendapatan soal melakukan audit, baik rutin maupun insidental ini di

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang telah

Page 135: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

114

dilakukan setiap 1 bulan sekali dalam melakukan pemeriksaan penerimaan

retribusi pasar ke UPT Pasar Pandeglang ini yah untuk mengetahui adanya

kesalahan dalam penerimaan keuangan retribusi pasar dan juga dapat

mengantisipasi terjadinya kesalahan dalam penerimaan retribusi pelayanan pasar,

agar dapat segera melakukan perbaikan. Namun target retribusi pasar tidak

tercapai meskipun audit sudah dilakukan setiap 1 bulan sekali ini, karena para

pedagang kebanyak hanya membayar ada yang 1000, 1500, dan 2000 dari tarif

3000. Pedagang yang memiliki 2/3 kios tetapi membayar hanya 1 kios.

Selajutnya memperbaiki sistem akuntansi penerimaan daerah di Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang selama ini tidak

perlu ada perbaikan, karena sistem akuntansi penerimaan daerah di Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang sudah berjalan

baik dan dilakukan setiap hari. Selain itu memberikan penghargaan yang memadai

bagi pedagang yang taat retribusi dan hukuman (sanksi) yang berat bagi yang

tidak mematuhinya, untuk sementara ini di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

ESDM Kabupaten Pandeglang tidak ada reward untuk pedagang taat membayar

retribusi selama 1 tahun, kalau untuk pemungut pada saat Bupati Pak Erwan ada

reward karena tercapainya target. Untuk sanksi pedagang yang tidak taat

membayar retribusi pasar hanya sanksi administrasi berupa teguran karena

perdanya yang tidak mengikat. Kalau untuk pemungut/pegawai yang korupsi di

tarik ke Dinas dan diganti tugas kerjanya.

Selain dari sisi pedagang, dari sisi petugas juga perlu diperhatikan agar

tidak terjadi kebocoran penerimaan pendapatan yaitu dengan meningkatkan

Page 136: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

115

disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalam pemungutan pendapatan. Yang

di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini

melakukan pembinaan dan sosialisasi untuk meningkatkan disiplin dan moralitas

pegawai.

Dalam Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang ini masih

terdapat hambatan dalam meningkatkan pendapat retribusi pelayanan pasar di

Pasar Pandeglang, untuk itu diperlukan upaya, upaya selanjutnya bisa dilakukan

dengan peningkatan efisiensi administrasi pendapatan, sebagai berikut :

4.2.2.3 Peningkatan Efisiensi Administrasi Retribusi

Efisiensi administrasi retribusi sangat berpengaruh terhadap peningkatan

kinerja penerimaan daerah. Pedagang yang sebenarnya sudah memiliki kesadaran

membayar retribusi bisa jadi enggan membayar retribusi karena alasan lokasi

jualan jauh dari keramaian atau ditempat sepi. Terdapat beberapa cara yang dapat

dilakukan pemerintah daerah untuk meningkatkan efisiensi administrasi retribusi,

yaitu sebagai berikut :

Memperbaiki prosedur administrasi retribusi sehingga lebih mudah dan

sederhana, di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten

Pandeglang prosedur administrasi retribusi sudah sederhana dan mudah. Hal ini

diungkapkan oleh I1-3, bahwa :

“jadi yang ada tuh sudah sederhana, sudah disederhanakan, tujuannya kan

jangan terlalu banyak birokrasi, dalam arti birokrasi suratnya, jadi

dipermudah, sudah bagus.” (hasil wawancara pada tanggal 06 September

2017 pukul : 11.56 WIB).

Page 137: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

116

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa prosedur retribusi

yang ada/ ekstsing sudah sederhana dan mudah sehingga prosesnya tidak berbelit-

belit dan cepat dalam penanganan, ini dimaksudkan agar jangan terlalu banyak

birokrasi dalam arti birokrasi suratnya, karena pedagang tidak akan mau ribet

dalam membayar.

Hal ini dibenarkan oleh I1-4,bahwa :

“Kalau prosedur retribusi ada di SOP, misalkan begini si petugas

pemungut retribusi itu minta dulu barang kuasi itu berupa karcis ke

bendahara pengumpul karena mereka itu yang menyediakan. Setelah

mereka diberikan barang kuasi itu berupa karcis, maka mereka melakukan

penarikan dan setor pun mereka harus menyetorkan bonggol karcisnya,

bonggol karcis ini kan bisa dihitung,kalau laku 20 nilainya 3000 nanti

dikali kan dan uang yang disetorkan pun sesuai dengan bonggol karcis itu

berapa. Nah adapun yang membayar tanpa memberikan karcis yah itu mah

resiko dia, memang tidak ke setorin ini agak sulit buat kita, kita awasi

kalau ada pedagang yang membayar yang seharusnya 3000 tetapi hanya

membayar 1000 atau 1500 dan resiko uangnya pun tidak akan ke setorin

ke kas daerah, karena tidak sesuai dengan aturan.” (hasil wawancara pada

tanggal 19 September 2017 pukul : 12.04 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa kalau dalam menarik

retribusi pelayanan pasar ini sudah sesuai dengan SOP, jadi tidak sembarangan

dalam memungut retribusi pasar.

Diperjelas oleh pernyataan I1-5 sebagai berikut :

“yah sudah sederhana lah kalau untuk prosedur administrasi, karena tadi

itu pedagang hanya mengeluarkan uang yang sesuai tarif dan menerima

karcis, jadi tidak perlu ke Dinas atau segala macem persyaratan seperti

halnya kita membayar pajak.”(hasil wawancara pada tanggal 27 April

2017 pukul : 09.47 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa prosedur administrasi sudah

sederhana, karena pedagang tidak membawa persyaratan apapun untuk membayar

Page 138: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

117

salarnya. Berikut ini prosedur retirbusi yang sesuai SOP Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang, mulai dari pengambilan barang

kwasi (karcis retribusi) dari Bendahara Barang, Penyerahan barang kwasi (karcis

retribusi) ke masing-masing unit pasar, pembagian/pendistribusian barang kwasi,

melakukan penarikan retribusi, kemudian diserahkan, melaporkan secara tertulis,

sampai disetorkan ke Kas Umum (DPKPA), sebagai berikut :

Gambar 4.6

Prosedur Retribusi

Sumber : Peneliti (2017)

Berdasarkan gambar di atas bahwa prosedur retribusi mulai dari

pengambilan barang kwasi (karcis retribusi) dari bendahara barang sampai ke

penyetoran ke Kas Umum Daerah (DPKPA) ini harus sesuai dengan SOP.

Pernyataan di atas dapat diperkuat dari pernyataan I1-2, sebagai berikut :

“ Yah di kita alhamdulillah sudah lebih mudah dan sederhana sehingga

cukup efisien lah dan prosesnya tidak berbelit-belit begitu. Mulai dari

pemungut retribusi dengan menarik retribusi pasar di Pasar Pandeglang

dengan karcis, karcisnya juga berbeda-beda tarif hal ini telah ditentukan

dengan objek retribusi. Nanti setelah terkumpul hasil retribusi pasar nya

maka akan disetorkan ke Bendahara UPT Pasar Pandeglang untuk di

masukkan ke kas book. Kemudian akan disetorkan ke Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang, dari Dinas akan

Page 139: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

118

disetorkan ke Bank yang nantinya akan masuk ke Kas Daerah.” (hasil

wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul : 10.42 WIB).

Berikut ini sebagai bentuk penarikan retribusi pelayanan pasar yang ada di

Pasar Kabupaten Pandeglang, yang salah satunya Pasar Pandeglang, bentuk

penarikan berupa barang kuasi, dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4.7

Bentuk Penarikan Retribusi Pelayanan Pasar

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

(2017)

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa prosedur retribusi

pelayanan pasar ini sudah sederhana dan mudah, sehingga para pedagang dalam

membayar retribusinya pun tidak seperti membayar pajak yang harus mengurus-

mengurus birokrasi surat, para pedagang cukup membayar sesuai karcis yang

diberikan oleh petugas pemungut retribusi pasar. Adapun pedagang kalau tidak

sanggup/merasa keberatan membayar retribusi pasar, mau tidak mau harus tetap

membayar tarif yang ditangguhkan ke pedagang sesuai jenis objek retribusi.

Page 140: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

119

Karena itu sudah diatur di Perda Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011

tentang Retribusi Jasa Umum. Jadi petugas tidak bisa mengurangi biaya pungutan

pendapatan. Berikut pernyataan dari I1-6, bahwa :

“Kami tidak mengurangi biaya pungutan pendapatan, karena tugas saya

menarik retribusi pasar di Pasar Pandeglang yah sesuai yang diperintahkan

dan sesuai karcis. Namun yang namanya pedagang ketika ditarik retribusi

dari kios, los dan pkl itu jelas tarif yang dikenakan beda-beda, tetapi

mereka membayar tarifnya tidak mau dibeda-bedakan atau sama rata tarif

yang mau dibayarnya. Jadi ke kitanya juga serba salah, kita terima saja

yang dia (pedagang) itu kasih dibandingkan tidak bayar sama sekali.”

(hasil wawancara pada tanggal 30 Agustus 2017 pukul : 11.20 WIB).

Berdasarkan dari pernyataan di atas bahwa, tidak ada pengurangan tarif

salar, para pedagang baik itu yang kios, los, maupun PKL, mereka membayar tarif

yang seharusnya berbeda karena harus sesuai dengan jenis objek retribusinya,

tetapi kebanyakan dari mereka membayar tarif sama rata pedagang satu dengan

yang lainnya.

Diperjelas oleh pernyataan I1-4 sebagai berikut :

“Jadi gini lah, ini kan barang kuasi ini kan sudah disetujui oleh Dewan

untuk menentukan berapa tarif sewa kios, sewa los dan sewa PKL itu

sudah ada Perda yang mengatur. Nah kalau Peraturan Daerah itu sudah

diberlakukan maka tidak ada istilah orang keberatan, tidak mau tahu kita

mah, karena sudah diketuk oleh Dewan, kita mah dasarnya itu. Kalau ada

yang tidak mau bayar resikonya tidak ke setorin ke Kas Daerah dan dipake

oleh penarik retribusi tadi.”(hasil wawancara pada tanggal 19 September

2017 pukul : 12.05 WIB).

Berdasarkan dari pernyataan di atas bahwa, tidak ada pengurangan tarif

salar, karena sudah ditentukan dan disetujui Dewan yang tercantum dalam Perda

Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum.

Page 141: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

120

Berikut pernyataan dari salah satu pedagang di Pasar Pandeglang ialah

pernyataan oleh I2-6 (Toko Selamat Putra) , sebagai berikut :

“saya membayar Rp.1000/hari, jenis tempat yang ditempati sih ini jenis

kios. Biasanya setiap hari pemungut ini mendatangi setiap pedagang

termasuk saya untuk menagih retribusi dengan menyodorkan karcis yang

berwarna pink.” (hasil wawancara pada tanggal 30 Oktober 2017 pukul :

14.20 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa dalam membayar

retribusi pelayanan pasar ini untuk yang perhari dengan membayar sebesar

Rp.1000/hari. Membayar retribusi pelayanan pasar yang perhari itu dengan

diberikan karcis oleh petugas pemungut ke para pedagang sebagai tanda terima

pembayaran.

Adapun gambar/ dokumentasinya karcis yang diberikan petugas pemungut

retribusi sebagai berikut :

Gambar 4.8

Bukti Penerima Pedagang Pembayaran Retribusi Pelayanan Pasar Harian

Sumber : Peneliti (2017)

Dapat disimpulkan bahwa apa yang dikenakan dengan pembayaran yang

diberikan pedagang ke pemungut retribusi pelayanan pasar di Pasar Pandeglang

ini tidak sesuai karcis.

Hal ini diperjelas dari pernyataan oleh I1-5, menjelaskan bahwa :

Page 142: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

121

“pada dasarnya pedagang ini susah untuk membayar retribusi sesuai karcis

yang diberikan, dengan berbagai alasan mereka. Padahalmah kita menarik

retribusi pasar juga, toh nantinya mah untuk kepentingan mereka sendiri

yah untuk pembangunan juga kan.” (hasil wawancara pada tanggal 27

April 2017 pukul : 09.49 WIB).

Dari pernyataan di atas menjelaskan bahwa para pedagang ini sulit untuk

membayar retribusi, apalagi kalau seperti pajak yang dia sendiri yang harus

menyiapkan surat-surat untuk membayar. Menarik retribusi pelayanan pasar

perharinya ini juga manfaatnya untuk merek atau para pedagang. Jadi tarif yang

dikenakan oleh petugas pemungut retribusi pelayanan pasar ini sesuai dengan

Perda Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa

Umum, dan ini sudah ada ketentuan-ketentuan tarif yang harus dibayarkan sesuai

jenis objek retribusi. Hal ini diperkuat oleh pernyataan I1-3, sebagai berikut :

“tidak ada pengurangan, karena kan itu ada di Perda jadi harus sesuai

Perda. Ada juga gini nanti ajalah bulan depan untuk bayar sewanya, kalau

untuk penarikan retribusi salarnya mah harus setiap hari. Kalau bayar

sewanya mah kita ada rasa empati ke pedagang, karena biasanya pedagang

kain itu kan ramenya di hari-haritertentu saja seperti hari besar islam

kecuali mereka sudah memiliki banyak pelanggan.” (hasil wawancara pada

tanggal 06 September 2017 pukul : 11.58 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa sudah adanya Perda

Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Retribusi Jasa Umum, yang mengatur mengenai

retribusi baik tarif dan jenis objek retribusi itu sudah jelas dan penarikan retribusi

dengan didukung karcis sebagai tanda bukti yang tertera jumlah yang harus

dibayarkan. Para pedagang tetap saja membayar seenaknya sendiri, ada yang

membayar sesuai tarif dan tak banyak yang membayar setengahnya.

Selanjutnya untuk penigkatan efisiensi administrasi retribusi ini menjalin

kerjasama dengan berbagai pihak, seperti bank, kantor pos, koperasi dan pihak

Page 143: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

122

ketiga lainnya untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam membayar

retribusi. Di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

tidak ada pihak ketiga dalam menarik retribusi pelayanan pasar, yang dipihak

ketigakan Pasar-pasar Desa. Hal ini dibenarkan oleh pernyataan I1-2, sebagai

berikut :

“Tidak ada pihak ketiga di Pasar Pandeglang, kalau untuk pasar-pasar desa

kita pihak ketigakan, bekerjasama dengan desa setempat. Nanti diakhir

tahun biasanya bagi hasil dengan desa setempat, sekian persen ke kita

sekian persen ke desa.” (hasil wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017

pukul : 10.45WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa di Pasar Pandeglang

tidak di pihak ketigakan dalam penarikan retribusi. Jadi penarikan retribusi

pelayanan pasar langsung oleh petugas pemungut retribusi. Hal ini diperkuat

oleh pernyataan I1-3, bahwa :

“Untuk di Pasar Pandeglang tidak ada bentuk kerjasama dengan pihak

ketiga, kalau untuk pasar-pasar lain yang ada di Kabupaten Pandeglang

yang menjalin bentuk kerjasama dengan pihak ketiga dalam hal penarikan

retribusi pasar seperti Pasar Menes dengan pengembang PT. Prima Sari

Pasar Menes dan adapun bentuk kerjasama dengan pihak desa.” (hasil

wawancara pada tanggal 06 September 2017 pukul : 11.59 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa di Pasar Pandeglang

ini tidak ada pihak ketiga dalam menarik retribusi pelayanan pasar, penarikan

langsungoleh petugas pemungut retribusi pasar. Dimaksudkan untuk lebih

meminimalisir adanya kecurangan dan penyalahgunaan dalam memungut retribusi

pasar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dari beberapa pernyataan

di atas dapat diketahui bahwa, masih ada hambatan dalam peningkatan efisiensi

Page 144: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

123

administrasi retribusi. Dari segi prosedur administrasi retribusi ini sudah

sederhana dan mudah cukup efisien, sehingga prosesnya tidak berbelit-belit. Ini

tujuannya agar tidak terlalu banyak birokrasi, dalam arti birokrasi suratnya, jadi

dipermudah, sudah bagus. Adapun mengenai mengurangi biaya pungutan

pendapatan ini tidak ada pengurangan, karena sudah ditetapkan tarifnya di Perda

Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, jadi

mau tidak mau harus membayar sesuai tarif yang dikenakan. Namun

kenyataannya para pedagang kebanyakan membayar sesuai keinginannya karena

alasan-alasan tertentu.

Selanjutnya dalam menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, ini di Pasar

Pandeglang tidak di pihak ketigakan dalam penarikan retribusi, penarikan

dilakukan langsung oleh petugas pemungut retribusi pelayanan pasar Pandeglang.

Adapun yang di pihak ketigakan itu pasar-pasar desa yang bekerjasama dengan

pihak desa setempat.

Dalam Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang ini masih

terdapat hambatan dalam meningkatkan pendapat retribusi pelayanan pasar di

Pasar Pandeglang, untuk itu diperlukan upaya, upaya terakhir dengan peningkatan

efisiensi administrasi pendapatan, sebagai berikut :

4.2.2.4 Transparansi dan Akuntabilitas

Aspek penting lainnya dalam sistem manajemen penerimaan daerah adalah

transparansi dan akuntabilitas. Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas

maka pengawasan dan pengendalian manajemen pendapatan daerah akan semakin

Page 145: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

124

baik. Selain itu, kebocoran pendapatan juga dapat lebih ditekan. Untuk

melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas ini memang membutuhkan

beberapa persyaratan. Persyaratan itu harus adanya dukungan Teknologi

Informasi (TI) untuk membangun Sistem Informasi Manajemen Pendapatan

Daerah. Di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

ini masih manual,belum adanya dukungan IT. Hal ini dibenarkan oleh Pernyataan

I1-4, sebagai berikut :

“Sekarang ini kan sudah menggunakan tekhnologi. Jadi kalau misalkan

kita melakukan setoran seharusnya begitu yah. Tetapi sementara ini kita

masih manual, mulai dari penyetoran dari UPT ke Dinas masih manual,

kita menyetor ke Bank juga manual . Sementara belum sistem elektronik,

seharusnya harus sudah menggunakan sistem elektronik begitu lebih

efektif lagi kalau mau menyetor hasil penarikan retribusi pasar di

Kabupaten Pandeglang ini, sistem elektronik itu dari lapangan kan kalau

Bank hanya da bukti saja.” (hasil wawancara pada tanggal 19 September

2017 pukul : 12.07 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa seharusnya untuk lebih

efektif itu sudah didukung teknologi informasi (IT) ini dimaksudkan untuk

membangun sistem informasi manajemen pendapatan daerah. Hal ini diperjelas

oleh pernyataan I1-2, bahwa :

“Kita belum, kita masih manual, pasar yang jauh dari Kabupaten/Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang penyetoran

dilakukan seminggu sekali, karena kalau setiap hari habis ongkos jalan,

apalagi salar per hari kan kecil. Kalau penyetoran setiap hari itu Pasar

Pandeglang, dan Pasar Cipeucang.” (hasil wawancara pada tanggal 05

Oktober 2017 pukul : 10.46 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa penyetoran yang

dilakukan masih manual, karena penyetoran yang manual ini menjadikan tidak

efektifnya penyetoran retribusi pelayanan pasar. Di Kabupaten Pandeglang ini

lokasi pasarnya cukup jauh-jauh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Page 146: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

125

ESDM Kabupaten Pandeglang, sehingga penyetoran pasar yang jauh dilakukan

seminggu sekali. Yang setiap hari hanya Pasar Pandeglang, dan Pasar Cipeucang.

Selanjutnya yang menjadi pendukung terciptanya transparansi dan

akuntabilitas ialah adanya staf yang memiliki kompetensi dan keahlian yang

memadai. Dengan semakin berkembangnya tekhnologi informasi tentunya

tuntutan ini menjadi tuntutan tersendiri bagi staf pegawai untuk mengusasai

bidang tersebut. Dalam bidang keahlian tekhnologi informasi diketahui bahwa

tidak semua pegawai dan staf Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM

Kabupaten Pandeglang serta UPT Pasar Pandeglang menguasai tekhnologi

komputer, ada sebagian yang sudah menguasai tekhnologi ada juga yang belum

mengusai, dikarenakan tugas yang berbeda-beda antara pegawai. Untuk juru

pungut tentu saja tidak menggunakan komputer karena mereka hanya

memungut dan menyetorkan ke Bendahara UPT Pasar Pandeglang, oleh

Bendahara UPT Pasar Pandeglang akan dicatat ke kas bok. Hal ini dibenarkan

oleh pernyataan I1-2, bahwa :

“Karena di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten

Pandeglang ini juga masih kekurangan komputer, kalau untuk pegawainya

yang ada di Dinas yah sudah paham lah komputer mah namun untuk yang

di UPT pegawainya masih banyak yang tidak paham, apalagi petugas

pemungut retribusi pasar, mereka itu kan hanya menarik retribusi pasar

saja.” (hasil wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul : 10.47

WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa untuk meningkatkan

kinerja perlu didukung dengan fasilitas yang ada termasuk persediaan komputer,

karena komputer ini sangat penting dalam melakukan pelaporan maupun

pendokumentasikan data-data. Persediaan komputer di Dinas Perindustrian,

Page 147: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

126

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang masih kurang, dan ini juga

menjadi hambatan dalam meningkatkan kinerja pegawai. Meningkatkan kinerja

pegawaijuga dapat dilihat berdasarkan pendidikan yang ditempuhnya, semakin

tinggi pendidikannya, maka akan semakin tinggi juga kualitas kinerjanya. Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang juga memiliki data

mengenai jumlah kerja pegawai berdasarkan Pendidikan dan jenis kelamin dan

juga berdsarkan golongan dan jenis kelamin.

Berikut ini adalah SDM yang ada di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

ESDM Kabupaten Pandeglang berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin dan

berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin. Dapat dilihat di gambar dibawah ini,

sebagai berikut :

Tabel 4.9

Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin

Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah %

SD 4/4 - 4 1%

SLTP 4/4 - 4 1%

SLTA 41/57 16/57 57 1%

D1 1/1 - - 1%

D2 - - - -

D3 - 1/1 1 1%

S1 12/20 11/20 20 1.15%

S2 2/2 - 1 1%

S3 - - - -

Jumlah 33/51 18/51 51 1%

Sumber : Disperindag dan ESDM Kabupaten Pandeglang (2017)

Page 148: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

127

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa tingkat pendidikan yang ada

di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini masih

didominasi SLTA, untuk yang tingkat sarjana juga sudah lumayan banyak,

namun akan lebih baik didominasi yang bertingkat sarjana, karena semakin tinggi

pendidikan, maka akan semakin tinggi kualitasnya. Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang masih banyak didominasi SLTA

sehingga kurang dalam menunjang keberhasilan kinerja.

Tabel 4.10

Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin

Golongan Laki-laki Perempuan Jumlah

I 3 0 3

II 11 1 12

III 12 7 19

IV 4 0 4

Jumlah 30 8 38

Sumber : Disperindag dan ESDM Kabupaten Pandeglang (2017)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa para pegawai di

lingkungan Disperindag dan ESDM Kabupaten Pandeglang dilihat berdasarkan

pangkat/golongan ini didominasi golongan III yang tentunya sangat menunjang

keberhasilan untuk meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Pandeglang

untuk mencapai sebuah pembangunan daerah.

Page 149: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

128

Berdasarkan pernyataan di atas menjelaskan bahwa di Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang masih kurang komputer. Karena

seharusnya setiap Bidang minimal harus ada 4 komputer atau lebih baik lagi kalau

masing-masing pegawai di tiap Bidang ada komputer. Hal ini diperkuat oleh

Pernyataan I1-1, sebagai berikut :

“Insyaallah sudah paham komputer mah lah, namun kalau di UPT Pasar

Pandeglang ada yang belum bisa/menguasai komputer. Akan tetapi di

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang tidak

di dukung dengan fasilitas yang memadai seperti komputer ini yang

seharusnya setiap Bidang itu para pegawainya ada komputer lah.” (hasil

wawancara pada tanggal 12 September 2017 pukul : 09.00 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa keahlian yang

tidak di dukung oleh teknologi yang memadai.

Berikut ini jumlah yang ada di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

ESDM Kabupaten Pandeglang yang dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 4.9

Jumlah Komputer di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM

Kabupaten Pandeglang

Ruang Bagian Pengembangan Ruang Bagian Keuangan

dan Penataan Pasar

Sumber : Peneliti (2017)

Page 150: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

129

Berdasarkan gambar di atas dari sebagian ruangan yang ada Disperindag

menunjukkan bahwa jumlah komputer yang ada di Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang, dari sebagian ruangan di setiap

ruangannya tampak masih kurang. Ini sesuai dengan pernyataanI1-2 bahwa :

“Sarana yang ada sih di kita masih kurang lah belum memadai,yah seperti

komputer, karena di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM

Kabupaten Pandeglang ini juga masih kekurangan komputer, kalau untuk

pegawainya yang ada di Dinas yah sudah paham lah komputer mah namun

untuk yang di UPT pegawainya masih banyak yang tidak paham, apalagi

petugas pemungut retribusi pasar, mereka itu kan hanya menarik retribusi

pasar saja.” (hasil wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul : 10.51

WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sarana yang ada belum memadai

seperti kurang komputer untuk per Bidangnya, karena komputer ini juga kan

cukup penting untuk menunjang pekerjaan pegawai.

Diperjelas pernyataan I1-1 sebagai berikut :

“Sarana yang ada sih di kita belum memadai, makana kurang mendukung

untuk penunjang kerja pegawai.”(hasil wawancara pada tanggal 12

September 2017 pukul : 09.02 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas bahwa sarana saat ini belum memadai.

Selanjutnya cara terakhir dalam mewujudkan transparansi dan akuntabilitas itu

dengan mencari apakah ada/tidak adanya korupsi sistemik di lingkungan entitas

pengelola pendapatan daerah. Di UPT Pasar Pandeglang ini pasti ada hanya saja

masih batas wajar/ kecil. hal ini dibenarkan oleh pernyataan I1-3, bahwa :

“pasti ada yah, cuman kita di eleminir sekecil mungkin yang namanya

orang main minyak, bau minyak itu pasti tercium . Cuman dia itu tidak

meminumnya, tidak pelanggaran berat. Kita eleminir disini, meningkatkan

disiplin yang terlibat dalam pemungutan retribusi, kita lakukan sosilisasi.

Jadi dalam arti sudah terkaper, mana kios, los dan pkl, terkecuali pedagang

Page 151: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

130

kaki lima yang ada di luar pelataran, dan juga tidak ada didaftar/liar, itu

kemungkinan besar kalau yang namanya yang ada di pasar sudah

teridentifikasi mana kios, los mana pelataran mana pkl sudah ada didaftra-

daftarnya. Sekecil mungkin tp kalau tadi bicarakan tidak ada korupsi

sitemik, kalau sistemik tidak ada , tapi tidak tahu kalau ada usulan pasti

ada, cuman tingkatnya kecil. Jangankan ini ditingkat hukum saja kejaksaan

tidur siang, jadi sistemik itukaya korupsi uang yang dicuri itu, yah anggota

dewan kelompok organisasi saya bilang tidak ada korupsi itu bohong, pasti

ada.” (hasil wawancara pada tanggal 06 September 2017 pukul : 12.03

WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pasti ada korupsi

sistem di lingkungan entitas pengelola pendapatan daerah, namun tingkatnya

kecil. Hal ini diperjelas oleh pernyataan I1-2, sebagai berikut :

“Kalau disini insyaallah tidak ada, namun yang kemarin dari petugas

pemungut yang dipanggil ke Dinas itu juga tingkatnya masih kecil lah, jadi

kita berikan sanksi berupa penarikan ke Dinas untuk berganti tugas dan

gaji juga kena potong. Jadi kalau korupsi sistemik itu tidak ada.” (hasil

wawancara pada tanggal 05 Oktober 2017 pukul : 10.52 WIB).

Berdasarkan pernyataan di atas tidak adanya korupsi sistemik di

lingkungan entitas pengelola pendapatan daerah.

Tabel 4. 11

Perhitungang atas hasil Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang

Jenis Objek

Retribusi

Pelayanan Pasar

Jumlah

pedagang

Jumlah karcis

yang keluar

Jumlah

Kios 511 124 372.000

Los + PKL 492 325 650.000

Mobil Box - 8 40.000

Jumlah 1.062.000

Sumber : Peneliti (2017)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah karcis yang

dikeluarkan tidak sesuai dengan jumlah pedagang, dan ini membuat pemerintah

Page 152: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

131

daerah kehilangan pendapatan penerimaan retribusi pelayanan pasar di pasar

pandeglang. Ini menunjukkan bahwa apa yang disetorkan dan didapatkan sesuai

dengan hasil pungutan, sehingga tidak ada korupsi sistemik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dari beberapa pernyataan

di atas dapat diketahui bahwa, masih ada hambatan dalam transparansi dan

akuntabilitas. Belum di dukungnya dengan Teknologi Informasi (IT) untuk

membangun Sistem Informasi Manajemen Pendapatan Daerah, dikarenakan masih

manual, padahal dengan adanya dukungan teknologi informasi mempermudah

dalam penyetoran retribusi pelayanan pasar yang pasarnya berada jauh dari Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang dan juga

membantu masyarakat luas atau pedagang melihat hasil pendapatan dari retribusi

pelayanan pasar. Masih kekurangan komputer yang memadai padahal keahlian

pegawai ada dalam menguasai komputer, terkecuali petugas pemungut retribusi

dan beberapa yang masih tidak paham pengetikan yang benar, dan yang terakhir

tidak adanya korupsi sistemik di lingkungan entitas pengelola pendapatan daerah,

terkecuali ada usulan pasti ada, cuman tingkatnya kecil.

4.3 Pembahasan

Pembahasan merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti

dapatkan di lapangan dan disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini. Dalam penelitian berjudul Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di

Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang, peneliti menggunakan teori Manajemen

Keuangan Daerah dari Mahmudi (2010 : 17-18) yaitu Perluasan Basis

Page 153: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

132

Penerimaan, Pengendalian atas Kebocoran Pendapatan, Peningkatan Efisiensi

Administrasi Pendapatan, dan Transparansi dan Akuntabilitas.

4.3.1 Perluasan Basis Penerimaan

Peningkatan pendapatan dapat dilakukan pada tataran kebijakan maupun

perbaikan administrasinya. Upaya melakukan perluasan basis penerimaan

merupakan salah satu bentuk peningkatan pendapatan melalui kebijakan. Yang

dimaksud perluasan basis penerimaan adalah memperluas sumber penerimaan.

Dalam penelitian ini, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

terkait degan perluasan basis penerimaan, masih ada hambatan dalam Pengelolaan

Retribusi Pelayanan Pasar Pandeglang di Kabupaten Pandeglang soal perluasan

basis penerimaan sampai saat ini di Pasar Pandeglang belum adanya penambahan

objek retribusi baru, belum ada pengembangan dan tidak ada peningkatan dalam

tarif retribusi untuk setiap tahunnya, karena mereka masih mengacu pada Perda

yang lama dan untuk saat ini belum adanya Perda yang baru dalam mengatur

mengenai retribusi pelayanan pasar.

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini

telah melakukan evaluasi yang dilakukan setiap bulannya. Evaluasi yang mereka

lakukan setiap bulannya ini hal yang bagus untuk menunjang dalam kinerja

maupun menghasilkan ide-ide atau gagasan yang dapat meningkatkan pendapatan

retribusi pasar di Pasar Pandeglang. Dan juga dapat mengontrol atau mengawasi

petugas pemungut retribusi dan pegawai agar tidak terjadinya pelanggaran dan

penyalahgunaan. Akan tetapi ada saja pelanggaran yang dilakukan oleh pemungut

Page 154: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

133

retribusi pelayanan pasar, karena tidak menyetorkan retribusi hariannya dan ada

yang tidak sesuai target.

Adapapun dalam meningkatkan basis data objek retribusi ini mereka

lakukan dengan cara mendata kembali objek retribusi yang ada di lapangan

dengan data yang telah dimiliki sebelumnya dengan terjun langsung ke lapangan

atau pedagang dengan melibatkan juga petugas-petugas yang ada di UPT. Hal ini

mereka lakukan adalah untuk mengetahui perubahan-perubahan yang ada di pasar.

Namun untuk meningkatkan basis data objek retribusi mereka tidak ada upaya

yang bisa dilakukan, karena kios, los dan pkl ini sudah dipetakkan/tetap, jadi

semuanya sudah jelas ada di Perda. Dan tidak mungkin untuk memperluas atau

mengembangkan objek retribusi, karena pasar pandeglang terbatasnya lahan yang

dimiliki.

Setelah mendata kembali objek retribusi pasar, merek juga melakukan

penilaian kembali atas objek retribusi ini karena sesuai Perda Kabupaten

Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, ini mereka

lakukan agar setiap pedagang untuk pendataan ulang pedagang yang ada di Pasar

Pandeglang.

4.3.2 Pengendalian atas Kebocoran Pendapatan

Untuk mengoptimalkan pendapatan, pemerintah daerah harus melakukan

pengawasandan pengendalian yang memadai. Sumber-sumber kebocoran harus

diidentifikasi dan segera diatasi. Kebocoran pendapatan bisa disebabkan karena

tidak membayar retribusi sesuai tarif, pungutan liar, atau korupsi petugas.

Page 155: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

134

Dari hasil wawancara dengan informan, yang dilakukan peneliti bahwa,

masih ada hambatan dalam pengendalian atas kebocoran pendapatan. Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang telah melakukan

audit, baik rutin maupun insidental ini telah dilakukan setiap 1 bulan sekali dalam

melakukan pemeriksaan penerimaan retribusi pelayanan pasar ke UPT Pasar

Pandeglang ini untuk mengetahui adanya kesalahan dalam penerimaan keuangan

retribusi pelayanan pasar dan juga dapat mengantisipasi terjadinya kesalahan

dalam penerimaan retribusi pelayanan pasar, agar dapat segera melakukan

perbaikan.

Namun meskipun mereka telah melakukan audit yang dilakukan setiap 1

bulan sekali ini, nyatanya tidak membuat target retribusi pelayanan pasar tercapai,

karena pada dasarnya para pedagang tidak mau membayar retribusi pelayanan

pasar. Karena Adanya Perda maka para pedagang mau membayar, itu pun

kebanyak para pedagang hanya membayar ada yang 1000, 1500, dan 2000 dari

tarif 3000. Danjuga pedagang yang memiliki 2/3 kios tetapi membayar hanya 1

kios. Alasan membayar separuhnya karena alasan tidak ramai/sepi, tempatnya

terpencil/ jarang banyak pembeli tahu, dan yang memiliki 2 kios itu yang dipake

untuk berjualan hanya 1 dan yang 1 gudang/tempat penyimpanan stok pakaian.

Selajutnya mereka dalam memperbaiki sistem akuntansi penerimaan

daerah tidak perlu ada perbaikan, karena sistem akuntansi penerimaan daerah di

Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang sudah

berjalan baik dan dilakukan setiap hari. Namun mereka belum memberikan

penghargaan yang memadai bagi pedagang yang taat retribusi sebagai ucapan

Page 156: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

135

terimakasih dan juga untuk memotivasi para pedagang yang lain agar taat dalam

membayar retribusi pasar. Dan untuk hukuman (sanksi) yang berat bagi yang

tidak mematuhinya, untuk sementara ini di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

ESDM Kabupaten Pandeglang hanya sanksi administrasi berupa teguran karena

perdanya yang tidak mengikat. Kalau untuk pemungut/pegawai yang korupsi di

tarik ke Dinas dan diganti tugas kerjanya.

Selain dari sisi pedagang, dari sisi petugas juga perlu diperhatikan agar

tidak terjadi kebocoran penerimaan pendapatan yaitu dengan meningkatkan

disiplin dan moralitas pegawai yang terlibat dalam pemungutan pendapatan. Yang

dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten

Pandeglang ini dengan pembinaan dan sosialisasi untuk meningkatkan disiplin

dan moralitas pegawai.

4.3.3 Peningkatan Efisiensi Administrasi Pendapatan

Efisiensi administrasi retribusi sangat berpengaruh terhadap peningkatan

kinerja penerimaan daerah. Pedagang yang sebenarnya sudah memiliki kesadaran

membayar retribusi bisa jadi enggan membayar retribusi karena alasan lokasi

jualan jauh dari keramaian atau ditempat sepi.

Dari hasil wawancara dengan informan yang dilakukan peneliti, dapat

diketahui bahwa, masih ada hambatan dalam peningkatan efisiensi administrasi

retribusi. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

dari segi prosedur administrasi retribusi ini sudah sederhana dan mudah, jadi

cukup efisien, sehingga prosesnya tidak berbelit-belit. Ini tujuannya agar tidak

Page 157: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

136

terlalu banyak birokrasi, dalam arti birokrasi suratnya, jadi dipermudah, sudah

bagus. Adapun mengenai mengurangi biaya pungutan pendapatan ini tidak ada

pengurangan, karena sudah ditetapkan tarifnya di Perda Kabupaten Pandeglang

Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum, jadi mau tidak mau harus

membayar sesuai tarif yang dikenakan. Namun kenyataannya para pedagang

kebanyakan membayar sesuai keinginannya karena alasan-alasan tertentu.

Selanjutnya dalam menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, ini di Pasar

Pandeglang tidak di pihak ketigakan dalam penarikan retribusi, penarikan

dilakukan langsung oleh petugas pemungut retribusi pelayanan pasar Pandeglang.

Adapun yang di pihak ketigakan itu pasar-pasar desa yang bekerjasama dengan

pihak desa setempat.

4.3.4 Transparansi dan Akuntabilitas

Aspek penting lainnya dalam sistem manajemen penerimaan daerah adalah

transparansi dan akuntabilitas. Dengan adanya transparansi dan akuntabilitas

maka pengawasan dan pengendalian manajemen pendapatan daerah akan semakin

baik. Selain itu, kebocoran pendapatan juga dapat lebih ditekan. Untuk

melaksanakan prinsip transparansi dan akuntabilitas ini memang membutuhkan

beberapa persyaratan. Persyaratan yang pertama, adanya dukungan Teknologi

Informasi (IT) untuk membangun Sistem Informasi Manajemen Pendapatan

Daerah. Kedua, Adanya staf yang memiliki kompetensi dan keahlian yang

memadai. Dan yang terakhir tidak adanya korupsi sistemik di lingkungan entitas

pengelola pendapatan daerah.

Page 158: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

137

Dari hasil wawancara dengan informan, dari beberapa pernyataan di atas

dapat diketahui bahwa, masih ada hambatan dalam transparansi dan akuntabilitas.

Belum di dukungnya dengan Teknologi Informasi (IT) untuk membangun Sistem

Informasi Manajemen Pendapatan Daerah, dikarenakan masih manual. Dan juga

masih kekurangan komputer yang memadai padahal keahlian pegawai ada dalam

menguasai komputer, terkecuali petugas pemungut retribusi. Dan yang terakhir

tidak adanya korupsi sistemik di lingkungan entitas pengelola pendapatan daerah,

terkecuali ada usulan pasti ada, cuman tingkatnya kecil.

4.3.5 Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Pengelolaan

Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten

Pandeglang

Berdasarkan pembahasan dari tiap-tiap indikator di atas, untuk

menerapkan konsep Teori Manajemen Keuangan Daerah dari Mahmudi (2010 :

17-18) dalam Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang

Kabupaten Pandeglang ditemukan beberapa faktor baik faktor pendukung maupun

faktor penghambat dalam meningkatkan penerimaan pendapatan retribusi pasar.

Adapun faktor-faktor pendukung yang mendukung dalam Pengelolaan Retribusi

Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten Pandeglang yaitu : (1) Evaluasi

yang dilakukan 1 bulan sekali ini dengan mengumpulkan setiap koordinator pasar

ini bagus untuk menunjang dalam kinerja maupun menghasilkan ide-ide atau

gagasan yang dapat meningkatkan pendapatan retribusi pelayanan pasar di Pasar

Pandeglang . Sehingga penyalahgunaan dan pelanggaran dapat di eleminir sekecil

Page 159: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

138

mungkin tidak terjadi; (2) Audit dilakukan 1 bulan sekali, sehingga setiap

penerimaan perbulannya dapat terlihat tercapai tidaknya target retribusi untuk

setiap perbulannya dan untuk mengetahui adanya kesalahan dalam penerimaan

keauangan retribusi pasar. Sehingga tahu upaya apa yang dapat diambil dalam

mengatasi masalah yang dapat menghambat dalam peningkatan penerimaan

pendapatan retribusi pasar ; (3) Sistem akuntansi penerimaan daerah di Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang sudah sesuai

prosedur. Sehingga hasil penerimaan retribusi pasar perharinya tidak terceceran

datanya karena sudah di bukukan di kas book; (4) Prosedur administrasi retribusi

di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang sudah

sederhana, sudah disederhanakan. Sehingga mempermudah pedagang dalam

membayar retribusi perharinya, jadi tidak terlalu banyak birokrasi suratnya; (5) Di

Pasar Pandeglang ini tidak di pihak ketigakan dalam pemungut retribusi

pelayanan pasar. Sehingga penerimaan retribusi pasar seluruhnya masuk ke kas

book di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang.

Selain faktor pendukung, terdapat pula faktor-faktor yang menghambat

dalam Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar Pandeglang Kabupaten

Pandeglang, yaitu : (1) tidak adanya selama ini belum ada pengembangan, tidak

ada peningkatan dan tidak ada penambahan retribusi baru. Sehingga kurang

maksimalnya kontribusi retribusi pelayanan pasar terhadap PAD; (2) Tidak

memberikan penghargaan yang memadai ke para pedagang yang taat membayar

retribusi pelayanan pasar selama 1 tahun, padahal dengan memberikan

penghargaan dapat memberikan motivasi ke para pedagang yang lain agar taat

Page 160: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

139

dalam membayar retribusi pelayanan pasar; (3) Tidak adanya dukungan

Teknologi Informasi (TI) untuk membangun Sistem Informasi Manajemen

Pendapatan Daerah, karena masih manual atau wujud transparansi dan

akuntabilitas yang dimiliki adalah dengan adanya sarana karcis yang ditujukan

kepada pedagang sebagai tanda bukti pembayaran retribusi pelayanan pasar.

Sehingga dalam segi transparansi kepada masyarakat luas Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini belum memiliki sarana

website/media apapun untuk memberikan informasi transparansi kepada

masyarakat luas, namun baagi masyarakat yang ingin mengetahui laporan

keuangan daerah bisa langsung datang ke kantor Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang.

Adapun di bawah ini rekapitulasi hasil pembahasan yang dapat dilihat di

tabel sebagai berikut :

Tabel 4.12

Rekapitulasi Pembahasan

No Indikator Temuan Lapangan

1 Perluasan Basis

Penerimaan

1. Tidak ada pengembangan, tidak ada

peningkatan, tidak ada penambahan objek

retribusi baru

2. Evaluasi dilakukan setiap 1 bulan sekali

3. Belum ada upaya yang dilakukan dalam

meningkatkan basis data objek retribusi.

4. Sudah melakukan kembali (appraisal) atas

objek retribusi.

2 Pengendalian atas

Kebocoran Pendapatan

1. Melakukan audit setiap 1 bulan sekali;

tidak tercapainya target retribusi

pelayanan pasar dan setiap bulannya rata-

rata tidak tercapai; beberapa pedagang

yang membayar retribusi pelayanan pasar tidak sesuai tarif.

2. Sistem akuntansi penerimaan daerah

sudah sesuai prosedur.

Page 161: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

140

3. Tidak ada reward ke para pedagang yang

taat retribusi pelayanan pasar dalam 1

tahun; sanksi hanya berupa sanksi

administrasi teguran; terdapat 3 orang

petugas pemungut retribusi pelayanan

pasar yang melakukan pelanggaran dan

penyalahgunaan; kurangnya pengawasan .

4. Dilakukan pembinaan dalam

meningkatkan disiplin dan moralitas

pegawai yang terlibat dalam pemungutan

pendapatan.

3 Peningkatan Efisiensi

Administrasi Retribusi

1. Prosedur Administrasi retribusi sudah

sederhana, sudah di sederhanakan

2. Tidak ada pengurangan biaya pemungutan

retribusi pelayanan pasar

3. Tidak ada pihak ketiga dalam pemungutan

retribusi pelayanan pasar.

4 Transparansi dan

Akuntanbilitas

1. Tidak adanya dukungan Teknologi

Informasi (TI) untuk membangun Sistem

Informasi Manajemen Pendapatan Daerah.

2. Adanya staff yang memiliki kompetensi

dan keahlian yang memadai.

3. Tidak adanya korupsi sistemik

dilingkungan entitas pengelola pendapatan

daerah.

Sumber : Peneliti (2017)

Page 162: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

141

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan di lapangan, maka

penyimpulan akhir tentang Pengelolaan Retribusi Pelayanan Pasar di Pasar

Pandeglang Kabupaten Pandeglang adalah bahwa pengelolaan retribusi pelayanan

pasar yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM

Kabupaten Pandeglang belum berjalan secara maksimal dikarenakan masih ada

beberapa hambatan dalam meningkatkan penerimaan pendapatan retribusi

pelayanan pasar di Pasar Pandeglang dan tercapai target setiap tahunnya.

Sehingga masih membutuhkan perbaikan dalam segala aspek demi terwujudnya

kesejahteraan pedagang, dan juga tercapainya target dan kontribusi terhadap PAD

nya maksimal. Peneliti menggunakan Teori Teori Manajemen Keuangan Daerah

dari Mahmudi (2010 : 17-18) yaitu : Perluasan Basis Penerimaan; Pengendalian

atas Kebocoran Pendpatan; Peningkatan Efisiensi Administrasi Pendapatan; dan

Transparansi dan Akuntabilitas,antara lain :

1. Perluasan Basis Penerimaan yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang sejauh ini belum ada

pengembangan, tidak ada peningkatan dan tidak ada penambahan objek

retribusi baru dan juga tidak meningkatnya tariff retribusi pelayanan pasar,

Page 163: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

142

namun target pertahun yang diberikan Pemerintah Daerah ke Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini selalu

naik.

2. Pengendalian atas Kebocoran Pendapatan di Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang masih ada hambatan yang

tidak tercapainya target retribusi pelayanan pasar, karena mulai dari

pedagang yang membayar retribusi pelayanan pasar tidak sesuai tarif dan

juga terdapat kecurangan atau pelanggaran dari pegawai/petugas pemungut

retribusi pelayanan pasar, kurangnya pengawasan. Dan juga Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini tidak

memberikan reward ke para pedagang yang taat retribusi pelayanan pasar.

3. Transparansi dan Akuntabilitas di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

ESDM Kabupaten Pandeglang belum terwujud, dikarenakan ada

hambatan-hambatannya. Diantaranya tidak memiliki sarana website/media

lainnya dalam menampilkan pengelolaan keuangan daerah. Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang sendiri

belum memiliki dukungan Teknologi Informasi (TI). Selama ini wujud

transparansi dan akuntabilitas yang dimiliki adalah dengan adanya sarana

karcis yang ditujukan sebagai bukti pembayaran pedagang. Selain itu juga

masih kurangnya sarana komputer yang tersedia, yang justru akan

menghambat kinerja pegawainya.

4. Peningkatan Efisiensi Administrasi Retribusi yang dilakukan oleh Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang prosedur

administrasi retribusi lebih mudah dan sederhana, jadi sudah baik dan

Page 164: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

143

bagus sesuai Perda Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 tentang

Retribusi Jasa Umum. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM

Kabupaten Pandeglang tidak mengurangi biaya pungutan pendapatan bagi

yang keberatan dengan tarif retribusi yang ditangguhkan kepadanya

(pedagang itu).

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka saran yang menjadi rekomendasi

peneliti sebagai berikut :

1. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini

harus melakukan identifikasi baru, memanfaatkan lahan yang sudah ada

dengan memanfaat los sebagai kios sebagai objek retribusi pelayanan

pasar, sehingga dapat menambah objek yang baru dan menambah subjek

baru. Meningkatkan tarif retribusi pelayanan pasar, agar target yang naik

seimbang dengan dinaikannya tarif retribusi, dan juga diperbaiki gedung

kios/los yang rusak sehingga dapat menambah peminat untuk para

pedagang menyewakan kios/los tersebut.

2. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang ini

harus meningkatkan pengawasan dan pembinaan dalam pengendalian atas

kebocoran pendapatan agar tidak terjadi pelanggaran baik dari pegawai

maupun petugas pemungut retribusi pelayanan pasar. Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang juga seharusnya

memberikan reward sebagai tanda perhatian ke pedagang untuk

meningkatkan kesadaran dalam membayar retribusi dan juga memotivasi

Page 165: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

144

ke para pedagang yang lain agar membayar retribusi pelayanan pasar

sesuai tarif yang telah ditentukan dalam Perda Kabupaten Pandeglang

Nomor 10 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum.

3. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

perlu memperbaiki transparansi, karena selama ini belum ada media

website yang dapat diakses oleh masyarakat luas. Pemerintah Daerah juga

harus lebih memperhatikan dalam meningkatkan kinerja dengan

tersedianya sarana yang mendukung.

4. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Pandeglang

seharusnya memberikan pengarahan tentang kepegawaian, karena ini

merupakan upaya dalam meningkatkan disiplin dan moralitas pegawai

yang terlibat dalam pemungutan pendapatan.

Page 166: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abut, Hilarius. 2005. Perpajakan. Jakarta : Diadit Media

Adisasmita, R. 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.

Yogyakarta : Graha Ilmu

Amirullah dan Haris Budiyono.2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta : Graha

Ilmu

Djam’an, Satori dan Aan Komariah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung : Alfabeta

Halim, A. 2016. Manajemen Keuangan Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat

Harun, H. 2003. Menetapkan Program Sosialisasi Untuk Peningkatan PAD.

Yogyakarta : Bpfe-Yogyakarta

Hasibuan, M. 2011. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta :

Bumi Aksara

Irawan, P. 2006. Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta : Universitas

Terbuka

Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta : Erlangga

Maleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

Manullang, M. 2004. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : C.V Andi Offset

_______. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta : C.V

Andi Offset

_______. 2011. Perpajakan. Yogyakarta : C.V Andi Offset

Marsyahrul, Tony. 2006. Pengantar Perpajakan. Jakarta : PT. Grasindo

Reksohadiprodjo, Sukanto. 2005. Pengantar Manajemen. Jakarta : Universitas

Terbuka

Rosdiana, Haula dan Edi Slamet Irianto. 2014. PENGANTAR ILMU PAJAK :

Kebijakan dan Implementasi di Indonesia. Jakarta : Rajawali Pers

Page 167: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

Samudra, Azhari A. 2015. PERPAJAKAN DI INDONESIA : Keuangan, Pajak dan

Retribusi Daerah. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

_______. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Usman, Husaini. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Waluyo. 2010. Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat

Dokumen

Undang-Undang Dasar 1945 Alinea IV

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pemerintahan

Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2011 Tentang

Retribusi Jasa Umum

Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 11 Tahun 2011 Tentang

Retribusi Jasa Usaha

Sumber Lain

Badan Pusat Statistik. 2017. Jumlah penduduk Indonesia.

Parhani, R. 2016. Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta

Berbasis Masyarakat. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa:Disertai yang

tidak dipublikasikan.

Ulfiah. 2013. Analisis Pengelolaan Retribusi Pasar yang Efektif dan Efisien serta

Kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah. Abdul Halim. Jurnal

Riset Mahasiswa Akuntansi (IRMA), Nomor: 1.

Listiani, Melda. 2017. Tingkat Pengelolaan Pajak Hotel Di Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Pandeglang. Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa:Disertai yang tidak dipublikasikan.

Page 168: PENGELOLAAN RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DI PASAR …repository.fisip-untirta.ac.id/1009/1/PENGELOLAAN... · oleh permasalahan banyak para pedagang tidak membayar sesuai dengan Perda

http://www.sarobena.com/2017/01/7-negara-dengan-penduduk-terpadat-

di.html?m=1 (Diakses pada hari minggu, 9 Agustus 2017, Pukul 12:14:00

WIB)

http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-pengertian-retribusi-

subjek.html?m=1 (Diakses pada hari Sabtu 8 Juli 2017, Pukul 09:42:00

WIB)