pengelolaan-obat-apotek

41
RITHA WIDYAPRATIWI S.Si,MARS,APT

description

Manajemen obat merupakan serangkaian kegiatan kompleks yang merupakan suatu siklus yang saling terkait, pada dasarnya terdiri dari 4 fungsi dasar yaitu seleksi dan perencanaan, pengadaan, distribusi serta penggunaan.

Transcript of pengelolaan-obat-apotek

Page 1: pengelolaan-obat-apotek

RITHA WIDYAPRATIWI S.Si,MARS,APT

Page 2: pengelolaan-obat-apotek

OBAT YANG BEREDARDI INDONESIA:> 15.000 JENIS

DANA TERSEDIA TERBATAS

PERLU DILAKUKANSELEKSI / PEMILIHAN

MANFAATKEAMANAN

KETERSEDIAAN

Managerial aspect

Medical aspectMedical aspect

Page 3: pengelolaan-obat-apotek

Manajemen obat merupakan serangkaian kegiatan kompleks yang merupakan suatu siklus yang saling terkait, pada dasarnya terdiri dari 4 fungsi dasar yaitu seleksi dan perencanaan, pengadaan, distribusi serta penggunaana. SeleksiProses kegiatan sejak meninjau masalah kesehatan, identifikasi pemilihan terapi, bentuk sediaan, kriteria pemilihan, standarisasi/penyusunan formularium.

b.      ProcurementMerupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang direncanakan dan disetujui, dapat melalui pembelian, produksi/pengemasan kembali, sumbangan. Diharapkan memperoleh pembekalan yg efisien (tak terjadi stock out).c.       DistributionProses penyaluran obat dari IFRS/apotek ke pasien untuk menjamin ketersediaan obat bagi pasien dan mutu obat yang terjagaProses penyaluran obat dari IFRS/ apotek ke pasien untuk menjamin ketersediaan obat bagi pasien dan mutu obat yang terjaga.

Page 4: pengelolaan-obat-apotek

d. Use Yang didalam nya terdapat diagnose, peresepan , dispensing dan pengguanaan yang tepat untuk pasien.

  c.  DistributionProses penyaluran obat dari IFRS/apotek ke pasien untuk menjamin ketersediaan obat bagi pasien dan mutu obat yang terjagaProses penyaluran obat dari IFRS/ apotek ke pasien untuk menjamin ketersediaan obat bagi pasien dan mutu obat yang terjaga.

Page 5: pengelolaan-obat-apotek
Page 6: pengelolaan-obat-apotek

1) Metode Epidemiologi

2) Metode Konsumsi

3) Metode Kombinasi

4) Metode just in time

METODE PERENCANAAN PENGADAAN

Page 7: pengelolaan-obat-apotek

Metode epidemiologi bertujuan untuk:1.Mengetahui kebutuhan perbekalan kesehatan suatu populasi masyarakat tertentu (obat program KB, obat program imunisasi).2.Memperkirakan kebutuhan obat atas dasar data epidemiologi.Metode epidemiologi digunakan untuk:1. Perencanaan kebutuhan obat yang mana kasus penyakit cenderung naik atau turun.2.Perencanaan kebutuhan penyakit tertentu, terutama penyakit yang perlu menggunakan obat mahal (obat kanker, albumin, anastesi inhalasi).3. Program pengembangan pelayanan kesehatan RS/apotek yang baru.4. Penyediaan obat floor stock di ruang rawat inap atau ruang tindakan medik (jika di RS).

Metode epidemiologi

Page 8: pengelolaan-obat-apotek

Metode konsumsiMetode konsumsi adalah suatu metode perencanaan obat berdasarkan pada jumlah kebutuhan riil obat pada periode lalu dengan penyesuaian dan koreksi berdasarkan pada penggunaan obat tahun sebelumnya.Kelebihan:1.  Tidak perlu data epidemologi dan standard pengobatan. 2.  Bila data konsumsi lengkap dan pola preskripsi tak berubah, pola perskripsi relatif konstan maka kelebihan stock sangat kecil.3.Mudah dan     Sederhana.4. Dapat diandalkan bila data konsumsi dicatat dengan baik.

Kekurangan:1.Tidak dapat dijadikan dasar dalam mengkaji penggunaan obat2.  Tidak dapat diandalkan ,dapat kekurangan stock obat ,obat berlebih, atau adanya kehilangan.3.  Tak perlu catatan pola penyakit yang baik.4. Data konsumsi harus akurat.5.   Penggunaan obat yang berlebih dapat terjadi.

METODE KONSUMSI

Page 9: pengelolaan-obat-apotek

Metode kombinasi digunakan untuk:1. Untuk obat dan alkes yang terkadang fluktuatif maka

dapat menggunakan metode konsumsi dengan koreksi-koreksi pola penyakit, perubahan, jenis/jumlah tindakan, perubahan pola peresepan, perubahan kebijakan pelayanan kesehatan.

2. Farmasis harus mengikuti perkembangan perubahan pola penyakit, dan perubahan-perubahan terkait dan secara terus menerus melakukan analisa data.

3. Harus disertai kesepakatan penatalaksanaan terapi/tindakan antara pihak SMF, Farmasi, pihak manajemen RS.

4. Farmasi perlu sering berkomunikasi dengan pihak terkait dan memonitor jumlah tindakan/kunjungan dan persediaan obat.

Page 10: pengelolaan-obat-apotek

1. Terbatas (Hand to mouth buying), pembelian/pemesanan (order) dilakukan sesuai dengan kebutuhan dalam jangka waktu yang pendek, misalnya satu minggu. Pembelian ini dilakukan bila modal terbatas, ED cepat, dan PBF berada tidak jauh dari apotek.

2. Terencana, berkaitan dengan pengendalian persediaan barang yang dilakukan dengan cara membandingkan jumlah pengadaan dengan penjualan tiap kurun waktu. Pembelian/pemesanan dalam jumlah yang direncanakan untuk waktu tertentu.

3. Spekulasi, dilakukan dalam jumlah yang lebih besar dari kebutuhan untuk mengantisipasi akan adanya kenaikan harga dalam waktu dekat atau karena ada diskon atau bonus untuk pembelian jumlah besar. Pembelian/pemesanan dilakukan dengan pertimbangan diskon, adanya penawaran bonus barang dan ada kemungkinan kenaikan harga.

Page 11: pengelolaan-obat-apotek

 4. Konsinyasi, pemilik barang menitipkan barang kepada apotek.Apotek hanya membayar barang yang terjual, sedangkan sisanya dapat diperpanjang masa konsinyasinya. Cara seperti ini biasanya dilakukan pada produk baru.

5. JIT (just in time), pembelian dalam jumlah kecil/terbatas, jika sedang butuh, baru memesan atau membeli, biasanya meode ini dipilih untuk barang yang mahal, lama laku, dan keluarnya sedikit.

Page 12: pengelolaan-obat-apotek

SOp

SK

SP

SO

LT

SO

SIKLUS PERIODE

TINGKAT

STOK

DT

Keterangan:SOp = stok optimum SO = stok orderSK = stok kerja LT = waktu tungguSP = stok pengamanan DT = saat penyerahan obat

Siklus Persediaan/ Tingkat Stok

Page 13: pengelolaan-obat-apotek

PERENCANAAN OBAT DI APOTEK

HAL-HAL YANG PERLU

DIPERHATIKAN

BUDAYA MASYARAKAT

KEMAMPUAN MASYARAKAT

POLA PENYAKIT

Page 14: pengelolaan-obat-apotek

1. V (Vital)Golongan obat yang harus ada

2. E (Esensial)Golongan obat yang penting untuk diadakan

3. N (non esensial)Golongan obat yang kurang penting diadakan

METODE V-E-N

Page 15: pengelolaan-obat-apotek

1) Dipilih obat yang secara ilmiah menunjukkan efek terapetik lebih besar dibanding resiko resiko ESO

2) Jangan terlalu banyak jenis obat yang diseleksi, hindari duplikasi.

3) Untuk obat baru, harus berdasarkan bukti ilmiah bahwa lebih baik dibanding obat pendahulu

4) Sediaan kombinasi hanya dipilih jika potensinya lebih baik dari sediaan tunggal

Page 16: pengelolaan-obat-apotek

5) Jika alternatif pilihan obat banyak, dipilih DOC dari penyakitnya

6) Pertimbangan administrasi dan biaya yang dibutuhkan

7) Kontraindikasi, peringatan, ESO harus dipertimbangkan

8) Dipilih obat yang standar mutunya tinggi

Page 17: pengelolaan-obat-apotek

Tender terbuka : untuk semua rekanan yg terdaftar, menguntungkan, perlu staf kuat, waktu dan perhatian lama.

Tender terbatas (lelang tertutup) : rekanan tertentu yg punya riwayat baik, harga dpt dikendalikan, tenaga dan beban lebih hemat.

Pembelian dengan tawar-menawar : item sedikit dan tdk urgent, pendekatan langsung.

Pengadaan langsung : pembelian jumlah kecil, perlu segera tersedia, harga tertentu, agak mahal

Page 18: pengelolaan-obat-apotek

1. DoelmatigSesuai tujuan dan rencana

2. Rechmatig Sesuai hak dan kemampuan

3. Wetmatig Sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Page 19: pengelolaan-obat-apotek

1. Legalitas PBF2. Kecepatan dan ketepatan pengiriman

barang3. Penawaran diskon/bonus4. Kualitas barang5. Kemungkinan pengembalian barang yang

rusak dan ED

Page 20: pengelolaan-obat-apotek

Ada 3 macam SP :1)SP Narkotika

Terdiri 5 rangkap Satu SP hanya untuk 1 item obat Form SP langsung dari KF

2)SP Psikotropika Terdiri 2 atau 3 rangkap Satu SP bisa lebih dari 1 item obat

3)SP Non Narkotika-Psikotropika Terdiri dari 2 rangkap Untuk order OB, OBT, Alkes, obat keras non

narkotika-psikotrpika, Kosmetika, dll

Page 21: pengelolaan-obat-apotek
Page 22: pengelolaan-obat-apotek
Page 23: pengelolaan-obat-apotek

Bagi Apotek yang dalam tahap pendirian (belum mempunyai SP), mengajukan ke Dinkes kota/kab untuk mendapatkan surat rekomendasi (SP Sementara)

Page 24: pengelolaan-obat-apotek

1. COD (Cash On Delivery), terutama untuk sediaan narkotika

2. Kredit3. Konsinyasi

Page 25: pengelolaan-obat-apotek

Hal-hal yang perlu dicek saat penerimaan barang:

1.Kesesuaian jenis dan jumlah antara barang dan SP

2.Keadaan fisik barang3.Catat No.batch dan ED-nya

Page 26: pengelolaan-obat-apotek

meliputi kegiatan pengendalian persediaan barang, penyimpanan transportasi

Page 27: pengelolaan-obat-apotek

a) Menjamin ketersediaan obatb) Memelihara mutu obatc) Menghindari penggunaan yang tidak

bertanggung jawabd) Menjaga kelangsungan persediaane) Memperpendek waktu tungguf) Pengendaliaan persediaang) Memudahkan pencarian dan pengawasan

waktu tungguh) Memudahkan pencarian dan pengawasan

Page 28: pengelolaan-obat-apotek

Display penyimpanan obat di Apotek:a.Alfabetisb.FIFO dan FEFOc.Farmakologid.Bentuk sediaane.Kombinasi

Page 29: pengelolaan-obat-apotek

Ketentuan lemari penyimpanan narkotika :

1.Dibuat dari kayu atau bahan lain yang kuat

2.Mempunyai kunci yang kuat

3.Jika ukuran lemari kurang dari 40x80x100 cm, maka lemari harus dibuat pada tembok atau lantai

4.Dibuat dalam 2 bagian, bagian I untuk menyimpan morfin, petididn dan garam-garamnya. Bagian II untuk menyimpan narkotika untuk kebutuhan sehari-hari

Page 30: pengelolaan-obat-apotek

Dalam lemari yang terpisah dengan obat/komoditi lainnya

Page 31: pengelolaan-obat-apotek

1) Perlu diperhatikan lokasi dari tempat penyimpanan di gudang dan menjamin bahwa barang/obat yang disimpan mudah diperoleh dan mengaturnya sesuai penggolongan, kelas terapi/khasiat obat sesuai abjad.

2) Perlu diperhatikan untuk obat dengan syarat penyimpanan khusus, obat thermolabiel dan obat yang punya batas kadaluarsa.

Page 32: pengelolaan-obat-apotek

1. Kartu Stock2. Kartu Stelling

Page 33: pengelolaan-obat-apotek

Bentuk pelayanan obat di Apotek

1.Penjualan bebas/HV

2.Penjualan OWA

3.Penjualan berdasarkan resep dokter

Page 34: pengelolaan-obat-apotek

Peresepan boros (Extravagant), yaitu peresepan obat yang lebih mahal padahal ada alternatif yang lebih murah dengan manfaat dan keamanan yang sama. Termasuk peresepan yang terlalu berorientasi pada pengobatan simptomatik sehingga mengurangi alokasi obat-obat yang lebih vital.

Peresepan berlebih (Over prescribing), yaitu terjadi bila dosis obat, lama pemberian atau jumlah obat yang diresepkan melebihi ketentuan dan obat yang sebenarnya tidak diperlukan.

Peresepan yang salah (Incorrect prescribing), yaitu mencakup pemakaian obat untuk indikasi yang keliru, pemberian obat ke pasien salah dan pemakaian obat tanpa memperhitungkan kondisi lain yang diderita bersamaan.

Page 35: pengelolaan-obat-apotek

Peresepan majemuk (Multiple prescribing), yaitu pemakaian dua atau lebih kombinasi obat padahal sebenarnya cukup diberikan obat tunggal saja. Termasuk pengobatan terhadap semua gejala yang muncul tanpa mengarah ke penyakit utama.

Peresepan kurang (Under prescribing), yaitu terjadi kalau obat yang diperlukan tidak diresepkan, dosis tidak cukup atau lama pemberian terlalu pendek (Santoso, 1989).

Page 36: pengelolaan-obat-apotek

Obat/bahan padat, dengan cara ditanam Obat/bahan cair, dengan cara diencerkan

terlebih dahulu Atau dititipkan ke RS, Dinkes

Page 37: pengelolaan-obat-apotek

Pemusnahan narkotika dilakukan dalam hal:1.Diproduksi tanpa memenuhi standar dan

persyaratan yang berlaku dan atau tidak dapat digunakan dalam proses produksi

2.Kadaluarsa3.Tidak memenuhi persyaratan digunakan pada

pelayanan kesehatan dan atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan

4.Berkaitan dengan tindak pidana

Page 38: pengelolaan-obat-apotek

1. Laporan statistik resep dan OGBDibuat rangkap 4 dan dibuat tiap bulan. Bertujuan mengetahui tingkat penggunaan OGB dibandingkan obat lainnya

2. Laporan NarkotikaRangkap 4 dan dibuat tiap bulan

3. Laporan Psikotropika Rangkap 4 dan dibuat tiap bulan

Page 39: pengelolaan-obat-apotek

4. Laporan monitoring obatmemuat nama-nama obat yang mengalami kerusakan dan tidak memenuhi persyaratan dilaporkan ke Dinkes

5. Laporan OWApenggunaan OWA tidak perlu dilaporkan, tetapi didalam pencatatannya disertai catatan-catatan.

Page 40: pengelolaan-obat-apotek
Page 41: pengelolaan-obat-apotek