Pengelolaan Makanan Dan Minuman
-
Upload
valian-indriany -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of Pengelolaan Makanan Dan Minuman
-
8/20/2019 Pengelolaan Makanan Dan Minuman
1/11
Jurnal Matematika dan SainsVol. 7 No. 2, Oktober 2002, hal 43 – 52
Isolasi Enterobacteriaceae Patogen dari Makanan Berbumbu dan
Tidak Berbumbu Kunyit (Curcuma longa L.) Serta Uji Pengaruh Ekstrak Kunyit(Curcuma longa L.) Terhada Pertumbuhan Bakteri !ang "iisolasi
Ernin Hidayati1) , Nuryati Juli2) , dan Erly Marwani2)1) Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Nadlatul !atan"
Matara#2) $e%arte#en Biologi, FMIPA I&B"Bandung
iterima tan!!al "7 No#ember 200", disetu$ui untuk di%ublikasikan "& '!ustus 2002
Abstrak
&ela dila'u'an isolasi (a'teri dari sa#%el #a'anan sia% sai yang (er(u#(u 'unyit dan tida' (er(u#(u
'unyit* Isolasi teruta#a dituu'an terada% (a'teri Entero(a+teria+eae %atogen* Penga#(ilan sa#%el #a'anan
dila'u'an se+ara a+a' dari dela%an warung nasi di sala satu %asar di Bandung Utara sela#a tiga #usi#
(erturut"turut dala# ena# (ulan* elanutnya dila'u'an e'stra' ri#%ang 'unyit -.ur+u#a longa /*) se+ara
(ertaa% #engguna'an tiga %elarut, yaitu n"e'san, etil asetat, dan etanol* E'stra' yang di%erole 'e#udian
diui %engarunya terada% e#%at isolat (a'teri ter%ili dengan tiga #etode %ende'atan, yaitu #etode 0ir(y Bauer, #etode +ylinder3ole %late, dan #etode %engen+eran -dilution #etod)* $ite#u'an dela%an enis
(a'teri yang sa#a, (ai' %ada #usi# 'e#arau, %eralian, dan %enguan* Pada #usi# %enguan dite#u'an
uga e#%at enis lainnya* $ela%an diantaranya #eru%a'an (a'teri %atogen* Fre'uensi total dite#u'annya (a'teri
%ada sa#%el #a'anan (er(u#(u le(i renda di(anding'an #a'anan tida' (er(u#(u* Pada ui %engaru 'etiga
#a+a# e'stra' terada% e#%at isolat ui -Es+er+ia +oli , 0le(siella %neu#oniae , Pseudo#onas aeruginosa ,
dan ta%ylo+o++us aureus ), ternyata e'stra' n"e'san 'onsentrasi 45*555 %%# da%at #enga#(at
%ertu#(uan Es+er+ia +oli , 0le(siella %neu#oniae dan ta%ylo+o++us aureus yang ditu#(u'an %ada
#ediu# %adat, sedang'an dala# #ediu# +air, 'onsentrasi 1555 %%# da%at #enga#(at 'ee#%at (a'teri ui*
Kata kunci : isolasi, %atogen, Entero(a+teria+eae, e'stra'
Abstract
An isolation o6 %atogeni+ Entero(a+teria+eae (a+teria as (een done on s%i+ed 6oods wit tur#eri+ and witout tur#eri+ ingredients* Food sa#%les were ta'en rando#ly 6ro# 7 traditional 6ood vendors at a traditional
#ar'et in nort Bandung during tree seasons 6or 8 #onts* Ne9t ste% was e9tra+tion o6 tur#eri+ ri:o#e wit
se;uential e9tra+tion #etod using n"e9ane, etyl a+etate and etanol* &ose e9tra+s were a%%lied onto <
+osen (a+terial isolates using 0ir(y Bauer #etod, +ylinder3ole %late #etod, and dilution #etod* &ere were
7 (a+terial isolates wi+ always %resent in all season* Also tere were < isolates only 6ound in rainy season* Eigt
isolates a#ong te# were %atogens* &otal 6re;uen+y o6 (a+teria in sa#%les wit tur#eri+ ingredients was lower
tan tat witout tur#eri+ ingredients* &e e66e+t o6 e9tra+ts on all tested (a+teria -Es+er+ia +oli , 0le(siella
%neu#oniae , Pseudo#onas aeruginosa , and ta%ylo+o++us aureus ), sowed tat n"e9ane e9tra+t +ould ini(it
te growt o6 Es+er+ia +oli , 0le(siella %neu#oniae and ta%ylo+o++us aureus at +on+entration o6 45*555
%%# on solid #ediu#* However in li;uid #ediu#, all tested (a+teria were ini(ited at te +on+entration o6 1555
%%#*
Keywords : isolation, %atogen, Entero(a+teria+eae,e9tra+t
1. Pendahuluan
Makanan merupakan kebutuhan utama
manusia. Makanan tersusun oleh senyawa kimia yang
merupakan sumber nutrien yang dibutuhkan juga oleh
mikroba untuk pertumbuhannya. Adanya mikroba
pada makanan dapat berasal dari berbagai sumber,
misalnya bahan baku, alat yang digunakan selama
proses pengolahan, tempat penyimpanan makanan,
orang yang terlibat dalam pengolahan, serta
lingkungan sekitarnya berupa tanah, air, dan udara
1)2)
.Makanan dapat bertindak sebagai agensia penyebab
penyakit. Mikroba berbahaya dan toksin yang
terdapat pada makanan yang dikonsumsi dapat
berpindah ke dalam tubuh sehingga menyebabkan
penyakit terutama gangguan saluran pencernaan
makanan atau
gastroenteritis. Di negara-negara berkembang seperti
ndonesia, penyakit yang disebabkan oleh in!eksi
mikroba, termasuk gastroenteritis merupakan penyakit
yang paling sering ditemukan")
. #alur utama masuknya
bibit penyakit penyebab gastroenteritis adalah melalui
makanan atau minuman terkontaminasi yang
dikonsumsi$)
. %engamatan kondisi higienis makanan
dapat dilakukan melalui analisis mikrobiologis,
misalnya dengan mengetahui jenis -jenis
&nterobacteriaceae patogen, karena kelompok bakteri
ini yang sering ditemukan sebagai kontaminan pada
makanan dan minuman.
#umlah dan jenis mikroba berbahaya yangterdapat pada makanan perlu dihilangkan. 'erbagai
cara telah dilakukan untuk tujuan tersebut, misalnya
dengan pemanasan, penyimpanan pada suhu rendah,
-
8/20/2019 Pengelolaan Makanan Dan Minuman
2/11
$"
-
8/20/2019 Pengelolaan Makanan Dan Minuman
3/11
$$ #M( ol. * +o. 2, ktober
penggaraman, pengasaman, penambahan at kimia
tertentu, dan lain-lain. 'ahan-bahan alami terutama
rempah-rempah juga digunakan dengan tujuan yang
sama selain tujuan utamanya sebagai bumbu atau
penambah cita rasa/)
. leh sebab itu, perlu diteliti
pengaruh lamanya pendedahan makanan padalingkungan dan perbedaan musim terhadap
keberadaan &nterobacteriaceae patogen pada makanan
berbumbu dan tidak berbumbu.
0unyit .ur+u#a longa /*) merupakan salah
satu tanaman rempah-rempah yang digunakan dalam
proses pengolahan makanan)
. %enggunaan kunyitdalam pengolahan makanan dapat membantu
memperlambat proses kerusakan makanan*)
. 'eberapa penelitian secara in vitro , membuktikan bahwa
senyawa akti! dalam rimpang kunyit mampu
menghambat pertumbuhan jamur, 3irus, dan bakteri
baik 4ram positi! maupun bakteri 4ram negati! 5)
seperti E* +oli dan ta%ylo+o++us aereus6), 1)
. %ada penelitian ini juga dilihat e!ekti3itas kunyit dalam
menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri yang
diisolasi dari makanan.
2. Bahan dan Metode
#$% Samel makanan
(ampel makanan siap saji diperoleh dari
delapan warung nasi yang berada di salah satu pasar
tradisional di 'andung 7tara. %engambilan sampel
dilakukan selama tiga musim berturut-turut dalam
periode enam bulan, yaitu musim kemarau 12-2$ #uli
2), peralihan 11-2" +o3ember 2), dan
penghujan 1"-2/ 8ebruari 21). %engambilansampel makanan pada setiap musim dilakukan
sebanyak " kali selama * hari, terdiri dari pagi, siang,
dan sore hari. (ampel makanan yang diambil terdiri
dari 2 jenis yaitu berbumbu dan tidak berbumbu,
masing-masing terdiri dari " macam yaitu berupa
daging ayam, ikan, dan tahu. #adi, total sampling
sebanyak 12 kali dalam satu musim, atau sebanyak
"*5 kali selama " musim. 7langan pada masing-
masing sampel dilakukan sebanyak 2 kali duplo).
2.2 Isolasi bakteri dari samel makanan
solasi &nterobacteriaceae dari sampel
makanan dilakukan menggunakan medium 9&osinMethylen 'lue Agar: &M' Agar), 9(almonella-
(higella Agar: ((A), dan 9(elenith 'roth:. 'akteri
yang berhasil diisolasi kemudian diidenti!ikasi melalui
serangkaian uji biokimia11)
. &mpat jenis isolat
kemudian dipilih untuk digunakan sebagai bakteri uji
dalam uji hayati. %ada langkah kerja ini juga
dilakukan penghitungan !rekuensi ditemukannya
bakteri yaitu dengan cara menghitung keberadaan
bakteri pada setiap sampel makanan.
2." Ekstraksi senya&a dari rimang kunyit
&kstrak rimpang diperoleh dengan menimbang
1 gram rimpang segar yang telah dibersihkan dandipotong kecil, kemudian dikering-anginkan di tempat
yang terlindungi dari sinar matahari. %otongan yang
sudah lemas digerus sampai halus lalu dimaserasi
secara bertahap dengan pelarut n-heksan, etil-asetat,dan etanol masing-masing selama 2$ jam
12)1").
2.$ Uji 'ayati7ji hayati pengaruh n-heksan, etil-asetat, dan
etanol hasil ekstraksi dari rimpang kunyit terhadap
pertumbuhan bakteri uji hasil isolasi dlakukanmenggunakan metode 0irby 'auer
1$), metode
9cylinder:;:hole plate:1/)
, dan metode pengenceran
9dilution method:)1$)
.
#$$% Metode Kirby Bauer
Melalui proses aseptik, sebanyak ,1 m<
biakan bakteri uji yang mengandung 1,=1
sel
disebarkan pada medium 9+utrient Agar: yang telah
membeku dalam cawan petri dengan metode 9spread
plate:.>erlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan
untuk menentukan konsentrasi ekstrak yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri uji sehingga
diperoleh konsentrasi /. ppm, ". ppm, dan
1. ppm. 0onsentrasi /. ppm dibuat dengan
cara melarutkan / mg ekstrak kering dalam 1 m<
larutan pengekstrak. 0onsentrasi ". ppm dibuat
dengan melarutkan " mg ekstrak kering dalam 1 m<
larutan pengekstrak, sedangkan konsentrasi 1.
ppm dibuat dengan melarutkan 1 mg ekstrak kering
dalam 1m< larutan pengekstrak.
(ebanyak / ?< ekstrak diteteskan pada kertas
cakram berdiameter mm lalu diuapkan dengan
9dryer: sehingga pelarut akan menguap dan yangtersisa pada kertas cakram adalah residu ekstrak.
olume / ?< tersebut merupakan 3olume maksimal
yang dapat dis erap oleh kertas cakram. 0ontrol
negati! dibuat dengan meneteskan / ?< larutan
pengekstrak pada kertas cakram kemudian larutan
tersebut diuapkan dengan 9dryer: sehingga
diharapkan tidak menghambat pertumbuhan bakteri
uji. (ebagai kontrol positi!, digunakan sirup
kloram!enikol tanpa pengenceran) dengan
meneteskan / ?< sirup pada kertas cakram. 0ertas
cakram pada masing-masing perlakuan kemudian
diletakkan di atas medium 9+utrient Agar: tadi.
Diameter daerah hambatan yang terbentuk kemudian
diukur setelah diinkubasi selama
2$ jam pada temperatur 25@.
2.$.2 Metode cylinder*+*hole late*
(atu mililiter bakteri uji yang mengandung
1,=1
sel dituangkan bersama 1/ m< 9+utrient
Agar: ke dalam cawan petri dan dibiarkan membeku,
lalu dibuat silinder;sumur berdiameter 6 mm pada agar
dengan menggunakan pelubang agar. 0onsentrasi
ekstrak /. ppm, 1. ppm, dan /. ppm
yang diujikan pada metode ini ditentukan melalui uji
pendahuluan. 0onsentrasi tersebut dibuat dengan
melarutkan ekstrak dalam 9Dimethyl (ul!o=ide:
DM(). (ebanyak / ?< konsentrasi ekstrak
diteteskan ke dalam sumur pada medium 9+utrient
-
8/20/2019 Pengelolaan Makanan Dan Minuman
4/11
#M( ol. * +o. 2, ktober 22 $/
Agar: tadi. (ebagai kontrol negati! , digunakan
DM( tanpa ekstrak sebanyak / ?< yang diteteskan
ke dalam sumur, sedangkan kontrol positi!
menggunakan %enisilin-4. %enisilin-4 dilarutkan ke
dalam DM( untuk membuat konsentrasi uji,
kemudian sebanyak / ?< diteteskan ke dalam sumur.olume / ?< ini disesuaikan dengan metode
sebelumnya. Diameter daerah hambatan yang
terbentuk kemudian diukur setelah diinkubasi selama2$ jam pada temperatur 25
@.
aeruginosa, E* agglo#erans, * aureus, dan *
e%ider#idis1)
.
%ada umumnya, semua jenis bakteri yang
berhasil diisolasi merupakan bakteri yang dapat hidup
bebas di alam, terutama pada air, tanah, dan partikel
debu di udara1). E* +oli merupakan bakteri predominanyang ditemukan pada ketiga musim pengambilan
sampel. al ini dapat disebabkan oleh kemampuan
bakteri ini beradaptasi dengan baik pada berbagaihabitat
15)dan mampu tumbuh secara akti! pada11)1")
2.$." Metode engenceran (dilutionmethod*) lingkungan perairan sehingga kontaminasi E* +oli
0onsentrasi ekstrak 2. ppm, 1. ppm,
/. ppm, dan 1. ppm yang digunakan pada
metode ini ditentukan melalui uji pendahuluan dengan
mengacu pada metode sebelumnya. 0onsentrasi
tersebut dibuat dengan melarutkan ekstrak dalam
DM(. (ebanyak / ?< 9+utrient 'roth:, 1 ?<senyawa uji, dan 1 ?< biakan bakteri dalam9+utrient 'roth: yang mengandung 1,=1
sel,
dimasukkan secara bersamaan ke dalam 9micro well
plate:. (ebagai kontrol negati!, sebanyak / ?<
9+utrient 'roth:, 1 ?< %enisilin-4 yang telah
dilarutkan dalam DM(, dan 1 ?< biakan bakteri
dalam 9+utrient 'roth: yang mengandung 1,=1
sel, dimasukkan ke dalam 9micro well plate:. (ebagai
kontrol negati!, sebanyak / ?< 9+utrient 'roth:, 1
?< larutan DM(, dan 1 ?< biakan bakteri dalam9+utrient 'roth: yang mengandung 1,=1
sel,
dimasukkan secara bersamaan ke dalam 9micro well
plate:. nkubasi dilakukan selama jam pada
temperatur 25@. %engamatan jumlah sel bakteri uji
dilakukan setiap 2 jam sekali. (ebanyak 12 m< kultur
dalam 9micro well plate: diencerkan menggunakan
garam !isiologis ,5/B, lalu ,1 m< enceran ditanam
pada 9+utrient Agar: yang telah membeku dalam
cawan petri dengan metode 9spread plate:.
%erhitungan jumlah sel bakteri dilakukan setelah
diinkubasi selama 2$ jam temperatur 25@.
". 'asil dan Pembahasan
pada makanan dapat terjadi melalui air yang tercemar.
E* +oli yang hidup di tanah dapat mengkontaminasi
makanan melalui partikel debu yang diterbangkan
angin. 0eberadaan P* vulgaris pada makanan dapat
berasal dari air dan tanah, terutama tanah yang
mengandung materi organik terdekomposisi1")
yang
terdapat disekitar lokasi pengambilan sampel. %adamusim peralihan, !rekuensi ditemukan P* aeruginosa
lebih tinggi dibandingkan musim yang lain. al ini
disebabkan pada bulan +o3ember, rata-rata
temperatur dan kelembaban udara lebih tinggi
dibanding bulan yang lain >abel $), sehingga kondisi
yang hangat basah tersebut sangat mendukung pertumbuhan bakteri ini
1*). &mpat jenis bakteri
ditemukan pada musim penghujan saja yaitu P*
al+aligenes, * odori6era, * e%ider#idis, dan *
aureus. al ini terjadi karena pada musim penghujan,
mikroba yang terdapat di udara akan terjatuh bersama
air hujan sehingga populasinya di tanah dan air
menjadi tinggi dan kemungkinan menyebabkan
kontaminasi pada makanan juga tinggi.
,$# Keberadaan bakteri ada samel makanan
8rekuensi ditemukannya bakteri pada semua
jenis makanan uji yang berbumbu lebih rendah
dibandingkan pada makanan yang tidak berbumbu.
al ini dapat disebabkan oleh adanya beberapa bahan
bumbu yang digunakan dalam pengolahan makanan
mempunyai akti3itas menghambat pertumbuhan1")
,$% Perolehan isolatbakteri
bakteri . 8rekuensi ditemukannya bakteri pada
'akteri yang berhasil diisolasi dari sampel
makanan ada sebanyak 5 jenis yang sama baik padamusim kemarau, peralihan, dan penghujan sedangkan
pada musim penghujan saja ditemukan empat jenis
lainnya 4ambar 1). Di antara 12 jenis bakteri yang
berhasil diisolasi, delapan di antaranya merupakan
patogen, yaitu E* +oli, P* vulgaris, 0* o9yto+a, P*
sampel tahu dan ikan lebih banyak dan paling sedikit
ditemukan pada sampel daging ayam 4ambar 2). al
ini dapat disebabkan oleh adanya perbedaankomposisi kimia dan si!at !isik ketiga jenis makanan
tersebut.
-
8/20/2019 Pengelolaan Makanan Dan Minuman
5/11
Daging ayam berbumbu Daging ayam tanpa bumbuIkan berbumbuIkan tanpa bumbu
Tahu berbumbuTahu tanpa bumbu
$ #M( ol. * +o. 2, ktober
70
&0
50
40 (emarau
)eralihan30
)en!hu$an
20
"0
0
*.+ (.% (.r *.a ).al+ S.e
Jenis Bakteri
4ambar 1. Diagram batang total !rekuensi ditemukannya bakteri selama pengambilan sampel.
0eterangan aksis C
E*+= E* +oli, P*v= P* vulgaris, 0*%= 0* %neu#onieae, 0*o= 0* o9yto+a, 0*r= 0* rinoslero#atis, P*a= P* aeruginosa, E*a=
E* agglo#erans, A*o= A* odorans, P*al+= P* al+aligenes, *o= * odori6era,
*e= * e%ider#is, *a= * aureus*
&0
50
40
30
20
"0
0
(emarau )eralihan )en!hu$an
Musim
4ambar 2. Diagram batang total !rekuensi semua jenis bakteri yang ditemukan pada setiap jenis sampel makanan
berbumbu dan tidak berbumbu selama pengambilan sampel.
( k e h a d i
T o t a l F r e k u e n s i
( k e h a d i r a
T o t a l F r e k u e n s i
-
8/20/2019 Pengelolaan Makanan Dan Minuman
6/11
#M( ol. * +o. 2, ktober 22 $*
350
300
250
200
"50
"00
50
0
)a!i Sian! Sore
Waktu Pengambilan ampel
4ambar ". Diagram batang total !rekuensi ditemukannya bakteri pada semua sampel makanan baik pagi, siang, dansore hari selama " musim pengambilan sampel.
>abel 1. Diameter daerah hambatan mm) bakteri uji yang dihasilkan oleh ekstrak n-heksan, etil asetat , dan etanol
dengan metode 0irby 'auer.
'akteri
#am
%engamatan
0onsentrasi
&kstrak n-eksana
ppm)
0onsentrasi
&kstrak &til
Asetat ppm)
0onsentrasi
&kstrak &tanol
ppm)
0ontol negati!
0ontrol
posit i!
(yrup
A ' @
E* +oli 12
2$ 5
" 5
$5 5,*/ 5
5,*/ 5
P* aeruginosa 12
2$ 5
" 5
$5 5,*/ 5
5,*/ 5
0* %neu#oniae 12
2$ *,/
" *,/
$5 5,*/ *,/
5,*/ *,/
* aureus 12
2$ 5
" 5
$5 11 5
11 5
0eteranganC
terdapat daerah pertumbuhan;pemadatan koloni bakteri mengelilingicakram, C /. ppm, C ". ppm, C 1. ppm
A C larutan n-keksan, ' C larutan etil asetat, @ C larutan etanol.
-
8/20/2019 Pengelolaan Makanan Dan Minuman
7/11
$5 #M( ol. * +o. 2, ktober
"." Keberadaan bakteri selama &aktu
endedahan makanan ada lingkungan
abel 1).
ambatan terbesar terjadi pada * aureus yaitu 11 mm
1,=1"
sel;m< dihasilkan pada jam ke-$ dengan
konsentrasi 1. ppm >abel "). #umlah sel P*aeruginosa dengan perlakuan ekstrak n-heksan 1
ppm pada jam ke-$ sebesar $,56=1*
sel;m< dan pada
jam ke- sebesar 5,""=1
sel;m
-
8/20/2019 Pengelolaan Makanan Dan Minuman
8/11
#M( ol. * +o. 2, ktober 22 $6
>abel 2. Diameter daerah hambatan mm) bakteri uji yang dihasilkan oleh ekstrak n-heksan dengan metode
9@ylinder:;:Aole %late:.
'akteri
#am
%engamata
0onsentrasi
&kstrak n-eksana ppm)
0onsentrasi
&kstrak &til Asetat ppm)
0ontol positi!
%enisilin-4
ppm)
0ontrol
negati!
DM( /
&. coli 12 1/ /
2$ 1* 1/ 1* 1,/
" 1* 1/ 1* 1,/ $5 1* 1/ 1* 1,/
%. aeruginosa 12 11 1,/
2$ 11
" 11,/
$5 11,/
0. pneumoniae 12
2$ 11,/ 11,/ 11,/
" 11,/ 11,/ 11,/
$5 11,/ 11,/ 11,/
(. aureus 12 12 1 12 2
2$ 12 1 1/ "
" 12 1 1/ "/
$5 12 1 1/ "/
C /. ppm
C 1.
ppm C
/. ppm
-
8/20/2019 Pengelolaan Makanan Dan Minuman
9/11
/ #M( ol. * +o. 2, ktober
>abel ". #umlah sel bakteri uji setelah diberi ekstrak n-heksan dengan metode pengenceran 9dilution method:)
'akteri
#am
%engamatan
#umlah sel per
0onsentrasi ekstrak n-heksana ppm)
0ontol positi!
%enisilin-4
ppm)
0ontrol
negati!
DM()2. 1. /. 1 /
&. coli 1,=1
1,=1
1,=1
1,=1
1,=1
1,=1
2 1,56=1*
",$"=1
/,=15
,/"=15
2,$6=1
2,25=1*
$ ",*1=1$
1,=1"
$,55=1$
1,6=1/
2,/2=1
/,"*=1*
1,"=1"
2,2*=1$
1,2=1$
",/=1
2,61=1
1,/2=15
%. aeruginosa 1,=1
1,=1
1,=1
1,=1
1,=1
1,=1
2 *,"5=1"
2,$6=1/
1,/1=1*
5,/2=1
2,$*=1
",*1=1
$ /,=1$
$,$*=1$
1,"=1/
$,56=1*
$,55=1/
/,/"=15
*,$1=1$
$,56=1"
",/$=1/
5,""=1
1,11=1"
/,/2=1*
0. pneumoniae 1,=1
1,=1
1,=1
1,=1
1,=1
1,=1
2 2,16=1$
*,*6=1
",$*=1
$,*"=1
/,16=1/
,5*=1
$ 5,*=1
,1=1
/,21=1*
5,5=1*
1,2=1/
",1=1*
2,=1*
/,5=1
$,61=15
/,"6=1
5,*=1
1,26=15
(. aureus 1,=1
1,=1
1,=1
1,=1
1,=1
1,=1
2 $,6=1$
*,5*=1/
*,/=1
/,1=1*
*,*6=1$
",=1
$ /,1"=1"
/,66=1"
1,"5=1
2,26=1*
1,$1=1/
,1=15
2,*=1/
/,2=1/
/,12=1
*,$"=1
"."=1/
1,$$=1
>abel $. Eata-rata temperatur, curah hujan, kelembaban nisbi, dan kecepatan angin di kota 'andung
'ulan
Eata-rata
>emperatur
udara
@elcius)
Eata-rata
curah hujan mm)
dan banyaknya hari
yang hujan
Eata-rata
kelembaban
nisbi B)
Eata-rata
kecepatan angin
0not)
#uli 2 22,6 5,2 1 hari) *" $
Agustus 2 2", , / hari) * $
(eptember 2 2",2 /, * hari) /
ktober 2 2",* 5,$ 1/ hari) *5 $,"
+o3ember 2 2"," 12,$ 2 5" "
Desember 2 2",6 /,6 1/ hari) *" /
#anuari 21 22,* 5,$ 2* hari) 52 $,
8ebruari 21 22,* 11," 2" hari) *6 /,*
(umberC Data 0limatologi 'adan Meteorologi dan 4eo!isika (tasiun 'andung.
-
8/20/2019 Pengelolaan Makanan Dan Minuman
10/11
#M( ol. * +o. 2, ktober 22 /1
konsentrasi 1. ppm dan %enisilin-4 terus
mengalami penurunan mulai jam ke- sampai inkubasi
jam ke-. %ada perlakuan konsentrasi 2. ppm,
jumlah sel meningkat setelah inkubasi jam ke-$ dan
ke-. al ini kemungkinan disebabkan pada
konsentrasi yang tinggi, senyawa yang terdapat dalam
ekstrak n-heksan akan berikatan secara acak dengan
lipida pada membran sehingga menyebabkan
kerusakan membran sel. (etelah jam ke-2, senyawa
akti! dalam medium akan menurun konsentrasinya
sehingga tidak cukup untuk menghambat pertumbuhan
sel yang masih hidup. Akibatnyasel akan
bereproduksi sehingga jumlahnya terus meningkat
mulai jam ke-$ sampai jam ke-. %ada kontrol negati!,
jumlah sel P* aeruginosa menurun mulai jam ke-$
sampai pengamatan jam ke-. al ini dapat
disebabkan oleh rendahnya konsentrasi oksigen
dalam 9micro well:. ksigen yang terlarut dalam
medium mungkin cukup untuk menunjang
pertumbuhan bakteri ini selama $ jam, tetapi
setelah itu, jumlah oksigen semakin berkurang
sehingga pertumbuhan populasi menurun.
&kstrak n-heksan dapat menghambat
pertumbuhan 0* %neu#oniae pada konsentrasi 1
ppm. (etelah inkubasi $ jam, jumlah sel menjadi5,5=1
sel;m
-
8/20/2019 Pengelolaan Makanan Dan Minuman
11/11
/2 #M( ol. * +o. 2, ktober
>radisional asil 8ermentasi (ecara Asai
Mikrobiologi:. 'ri%si*Fa'ultas Far#asi,
Institut &e'nologi Bandung, 11 G 12 166/).
$. (uharyono. 9Diare Akut:, lembaga %enerbitan
8akultas &konomi, 7ni3ersitas ndonesia,
#akarta.,,* 165)./. A!rida. 7ji Akti3itas Antibakteri dan Anti!ungi
Minyak Atsiri &mpat #enis >anaman (uku
Hingiberaceae:, Penelitian &ana#an >(at di
Be(era%a Perguruan &inggi di Indonesia, Edisi
?* %usat %enelitian dan %engembangan 8armasi,
'adan %enelitian dan %engembangan 0esehatan,
Departemen 0esehatan E, #akarta, 1$2 2).
. Eukmana, E. 90unyit:, %enerbit 0anisius,
Iogyakarta, 1-2/ 166$).
*. @astleman, M. 9>he ealing erbC >he 7ltimate
4uide to the @urati3e %ower o! +atureJs
Medicines:, Eodale %ress, &mmaus. %ensyl3ania.
"//-"/* 1661).5. Duke, #.A. 9@hemicals and >heir 'iological
Acti3ities in .ur+u#a longa Hingiberaceae):,
httpC;;www.chem.uwimona.com) 1662).
6. de-%adua, erjemahan
0.%admawinata. &disi 0edua. %enerbit >',
'andung, 52-5/ 1661).
1$. @appucino, #.4. and (herman, +. 9MicrobiologiC
A he 'enyamin
@umings %ublishing @ompany, nc. 125-151
165*).
1/. 4andjar, . 9%edoman %raktikum Mikrobiologi
Dasar:, 7 %ress, $,$* 1662).
1. Eollins, D.M. and #oseph, (.F. 9%athogenic
Microbiologi:, httpC;;www.li!e.umd.edu.com)
2).
1*. >odar, 0. 9Antiphagocyte De!ense:,
httpC;;bact.wisc.edu.com) 166*).15. mamuddin, ., Eahayu, E.D., (upriyati, D dan
0artina, 4. 9%ola %enyebaran 'akteri 0oli!orm di
Aliran (ungai 'rantas, #awa >imur:, Jurnal
Mi'ro(iologi &ro%i'a, #1%, "2-"* 1666).
16. (herris, #.@. 9Medical Microbiology an
ntroduction to n!ectious Diseases:, 2nd
ed.,
%rentice all nternational, nc., 2*/-25*, "/*-
"5 166).