Pengelolaan Kurikulum
-
Upload
sherly-anggraini -
Category
Education
-
view
1.214 -
download
0
Transcript of Pengelolaan Kurikulum
MAKALAH PENGELOLAAN PENDIDIKAN
KELOMPOK IV
1. RIA DEFTI NURHARINDA (06081181419070)
2. ANISA PADILA (06081181419070)
3. DWI RANTI DHEA KARIMA (06081281419064)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Tahun Akademik 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pengelolaan Kurikulum ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Dra. Nyimas Aisyah, M.Pd
dan Ibu Meryansumayeka, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen mata kuliah Pengelolaan
Kurikulum Universitas Sriwijaya yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Pengelolaan Kurikulum. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.
Inderalaya, Februari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I, PENDAHULUAN
1.1...................................................................................Latar Belakang
1.2..............................................................................Rumusan Masalah
1.3.................................................................Tujuan Penulisan Makalah
BAB II, PEMBAHASAN
2.1. Konsep Dasar Kurikulum.................................................................
2.2. Prinsip, Fungsi, dan Peranan Pengelolaan Kurikulum.....................
2.3. Ruang Lingkup Pengelolaan Kurikulum..........................................
2.4. Bentuk Kegiatan Pengelolaan Kurikulum........................................
2.5. Alur Kebijakan Kurikulum...............................................................
2.6. Struktur Kurikulum..........................................................................
BAB III, PENUTUP
3.1. Kesimpulan......................................................................................
3.2. Daftar Pustaka..................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan mengambil peran penting dalam mencerdaskan
kehidupan berbangsa saat ini. Akan tetapi berbagai upaya yang telah
pemerintah lakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan belum
menunjukkan hasil yang memuaskaan. Dari Laporan UNDP menunjukkan
angka Human Development Indeks (HDI) masyarakat Indonesia yang
menjadi salah satu indikator mutu pendidikan di Indonesia jauh tertinggal
dari negara-negara lain di Asia. Kondisi rendahnya mutu pendidikan ini
disebabkan oleh berbagai faktor.
Kurikulum adalah jantung dari pendidikan. Keberhasilan pendidikan
sedikit banyak terletak pada keberhasilan kurikulum. Dalam hal ini
kurikulum mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan dan penilaiannya,
yang berperan dalam pengambilan keputusan mengenai kurikulum itu
sendiri. Untuk itu dalam rangka menjamin keberhasilan kurikulum
diperlukan pengelolaan yang tepat dan sistematis. Pengelolaan atau
pengelolaan kurikulum yang terkoordinasi dengan baik akan menunjang
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dasar kurikulum?
2. Apa prinsip, fungsi, dan dan peranan pengelolaan kurikulum?
3. Apa saja ruang lingkup pengelolaan kurikulum?
4. Bagaimana bentuk kegiatan pengelolaan kurikulum?
5. Bagaimana alur kebijakan kurikulum?
6. Bagaimana struktur kurikulum?
1.3. Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka berikut tujuannya :
1. Konsep dasar kurikulum
2. Prinsip, fungsi, dan dan peranan pengelolaan kurikulum
3. Ruang lingkup pengelolaan kurikulum
4. Bentuk kegiatan pengelolaan kurikulum
5. Alur kebijakan kurikulum
6. Struktur kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. KONSEP DASAR KURIKULUM
2.1.1. Pengertian
Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada
zaman Yunani kuno yang berasal dari kata curir dan curere pada waktu itu
kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari. Pada selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia
pendidikan. Dari rumusan tersebut kurikulum mengandung makna bahwa
isi kurikulum tidak lain adalah sejumlah mata pelajaran (subject matter)
yang harus dikuasai siswa, agar siswa memperoleh ijazah.
Di dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005, tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP), dinyatakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pengelolaan kurikulum adalah sebuah proses menjalankan dan
sistem menata kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan
sistematik untuk mengacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah
dirumuskan.
Proses pengelolaan kurikulum tidak lepas dari kerjasama sosial
antara dua orang atau lebih secara formal dengan bantuan sumber daya
yang mendukungnya. Pelaksanaanya dilakukan dengan metode kerja
tertentu yang efektif dan efisien dari segi tenaga dan biaya, serta mengacu
pada tujuan kurikulum yang sudah ditentukan sebelumnya.
Kurikulum nasional yang diberikan pemerintah masih bersifat
minimal dan masih bisa dimodifikasi lagi sesuai kebutuhan siswa. Namun
pada kenyataannya sekolah menjalankan kurikulum nasional yang bersifat
minimal tanpa mengolah dan memodifikasi kurikulum guna melayani
kebutuhan peserta didik tertentu yang berhak memperoleh pendidikan
khusus dan ketentuan yang ada belum mengakomodir kebutuhan peserta
didik yang berhak memperoleh pendidikan khusus karena itulah
diperlukan pengelolaan kurikulum.
2.1.2. Landasan Kurikulum
1. Landasan Yuridis
Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-Undang
dasar 1945, UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Peraturan Pemerintahan nomor 19 tahun 2005, dan
Peraturan Menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikaan
Nasional nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
2. Landasan Filsafat
Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah
suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka
mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa.
Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa akan
dimiliki peserta didik apabila pengetahuan, kemampuan intelektual,
sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial memberikan dasar untuk
secara aktif mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota
masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia. Sedangkan
filsafat pancasila merupakan jawaban dari sebuah bangsa yang plural
bagi indonesi.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem PendidikanNasional).untuk mengembangkan dan
membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat,
pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik
“menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU
RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional).
3. Landasan Teori
Pengembangan kurikulum berdasarkan atas teori pendidikan
yang disandarkan pada standar dan teori pendidikan berbasis
kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang
menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar
yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional
dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar
Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu
jenjang atau satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP Nomor 19
Tahun 2005).
Standar Kompetensi Lulusan pada setiap level pendidikan dasar
dan menengah mengaduh pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
satuan pendidikan berisikan 3 (tiga) komponen yaitu kemampuan
proses, konten, dan ruang lingkup penerapan komponen proses dan
konten. Komponen proses adalah kemampuan minimal untuk
mengkaji dan memproses konten menjadi kompetensi. Komponen
konten adalah dimensi kemampuan yang menjadi sosok manusia
yang dihasilkan dari pendidikan. Komponen ruang lingkup adalah
keluasan lingkungan minimal dimana kompetensi tersebut
digunakan, dan menunjukkan gradasi/jarak yang besar antara satu
satuan pendidikan dengan satuan pendidikan di atasnya serta jalur
satuan pendidikan khusus yang selevelnya.
Kurikulum memberikan gambaran secara jelas tentang arah dan
tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik dan panduan guru dalam
tugas mengajar dan memberikan bimbingan pembelajaran kepada
peserta didik secara optimal dengan terstruktur dan tersistem dengan
baik. Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang
dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses maupun penilaian
didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta
penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar
Kompetensi Lulusan.
Kurikulum harus melihat latar belakang masyarakat yang ada di
dalam suatu wilayah dengan pertimbangan instruksi secara nasional
tanpa harus mengorbankan kepentingan wilayah dan kekayaan
budaya daerahnya. Dalam dimensi sebagai rencana tertulis,
kurikulum harus mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum
yang berasal dari prestasi bangsa di masa lalu, kehidupan bangsa
masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang
4. Landasan Faktual
Ekonomi Indonesia sampai saat mengalami pertumbuhan
yang berarti oleh karena landasan empiris memberikan peluang dan
kesempatan kepada dunia pendidikan untuk melihat secara ntata
fakta-fakta kehidupan globalisasi yang memberikan ruang gerak yang
bebas dan luas dan tanpa batas kepada seluruh penduduk yang ada di
muka bumi, hanya dalam kurikulum perlu mempertahan nilai-nilai
identitas kebangsaan agar tidak ditelan arus globalisasi.
Munculnya benih-benih disntegrasi bangsa memberikan
gambaran bahwa kurikulum harus dapat mempersatukan semua
komponen bangsa yang tentunya dengan cara menghargai perbedaan
dan menjunjung tinggi persamaan. Dengan begitu, semua merasakan
hasil manfaat yang besar bagi kurikulum yang diajarkan kepada
seluruh peserta dengan tidak adanya diskriminasi mayoritas-minoritas.
Kurikulum diharapkan dapat memberikan sebuah solusi dari
fakta-fakta yang ada bail secara konten maupun proses serta
perangkat-perangkat yang mendukungnya. Kurikulum memberikan
sebuah keyakinan orang tua terhadap anak-anak nya yang belajar,
kurikulum memberikan rasa aman dan nyaman dalam belajar,
kurikulum memberikan program yang mengarah kepada peningkatan
etika, kurikulum memberikan kepribadian yang utuh dan
meningkatkan kecerdasan dan intelektual yang memuaskan semua
pihak.
2.2. PRINSIP, FUNGSI, DAN PERAN PENGELOLAAN KURIKULUM
2.2.1. Prinsip-prinsip Pengelolaan Kurikulum
Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pengelolaan
kurikulumadalah sebagai berikut:
1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum
harus sangat diperhatikan. Output (peserta didik) harus menjadi
pertimbangan agar sesuai dengan rumusan tujuan pengelolaan
kurikulum.
2. Demokratisasi, proses pengelolaan kurikulum harus berdasarkan asas
demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik
pada posisi yang seharusnya agar dapat melaksanakan tugas dengan
sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
3. Kooperatif, agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum dapat tercapai
dengan maksimal, maka perlu adanya kerjasama yang positif dari
berbagai pihak yang terkait.
4. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum harus dapat
mencapai tujuan dengan pertimbangan efektif dan efisien, agar
kegiatan pengelolaan kurikulum dapat memberikan manfaat dengan
meminimalkan sumber daya tenaga, biaya, dan waktu.
5. Mengarahkan pada pencapaian visi, misi, dan tujuan yang sudah
ditetapkan.
2.2.2. Fungsi Pengelolaan Kurikulum
Adapun fungsi-fungsi dari pengelolaan kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, karena
pemberdayaan sumber dan komponen kurikulum dapat dilakukan
dengan pengelolaan yang terencana.
2. Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk
mencapai hasil yang maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan
yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan.
3. Meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktifitas siswa karena
adanya dukungan positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan
kurikulum.
4. Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan
kurikulum, kurikulum yang dikelola secara profesional akan
melibatkan masyarakat dalam memberi masukan supaya dalam
sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan setempat.
Menurut McNeil (1990) isi kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu :
1. Fungsi Pendidikan Umum Fungsi yaitu fungsi kurikulum untuk
mempersiapkan peserta didik agar mereka menjadi anggota
masyarakat yang bertanggungjawab sebagai warga negara yang baik.
2. Suplementasi setiap peserta didik memiliki perbedaan, baik perbedaan
minat, perbedaan kemampuan, maupun perbedaan bakat. Dengan
demikian setiap anak memiliki kesempatan untuk menambah
kemampuan dan wawasan yang lebih baik sesuai dangan minat dan
bakatnya.
3. Eksplorasi berarti bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan
mengembangkan bakat minat masing – masing siswa. Namun proses
eksplorasi minat dan bakat siswa harus ada pemaksaan dari pihak luar,
misalnya para orangtua yang sebenarnya anak tidak memiliki bakat
dan minat terhadap bidang tertentu mereka dipaksa untuk memilihnya
hanya karena alasan – alasan tertentu yang sebenarnya tidak rasional.
4. Keahlian. Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
anak sesuai ddengan keahlian yang didasrkan atas minat dan bakat
siswa. Dengan demikian, kurikulum harus memberikan pilihan
berbagai bidang keahlian misalnya perdagangan, pertanian, industri
atau disiplin akademik.
Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan
proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah kurikulum berfungsi untuk
menyusun perencanaan dan program sekolah.Bagi pengawas,
kurikulum akan berfungsi segai panduan dan melaksanakan supervisi.
Sedangkan bagi siswa itu sendiri kurikulum berfungsi sebagai
pedoman belajar.
Alexander Inglis (dalam Hamalik, 1990) mengemukakan enam fungsi
kurikulum untuk siswa:
1. Fungsi Penyesuaian, Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan siswa
agar memiliki sifat well adjusted yang mampu menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan social.
Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami perubahan dan bersifat
dinamis.Oleh karena itu, siswa pun harus memiliki kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
2. Fungsi Integrasi, Fungsi integrasi mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan
pribadi-pribadi yang utuh.Siswa pada dasarnya merupakan anggota
dan bagian integral dari masyarakat.Oleh karena itu, siswa harus
memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan
berintegrasi dengan masyarakatnya.
3. Fungsi Diferensiasi, Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
pelayanan terhadap perbedaan individu siswa.Setiap siswa memiliki
perbedaan, baik dari aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai
dan dilayani dengan baik.
4. Fungsi Persiapan, Fungsi persiapan mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan
siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan
berikutnya.Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat
mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam masyarakat
seandainya sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
5. Fungsi Pemilihan, Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar
yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Fungsi pemilihan ini
sangat erat hubungannya dengan fungsi diferensiasi, karena
pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula
diberinya kesempatan bagi siswa tersebut untuk memilih apa yang
sesuai dengan minat dan kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua
fungsi tersebut, kurikulum perlu disusun secara lebih luas dan bersifat
fleksibel.
6. Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk
dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan
yang dimilikinya.Apabila siswa sudah mampu memahami kekuatan-
kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, maka
diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri kekuatan yang
dimilikinya atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
2.2.3. Peran Pengelolaan Kurikulum
Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, kurikulum
memiliki tiga peran, yaitu peran konservatif, peran kreatif serta peran kritis
dan evaluatif.
1. Peran Konsevatif Kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai
budaya sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi
sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang
memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing menggerogoti
budaya local, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti
ynag sangat penting. Melalui peran konservatif, kurikulum berperan
dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai – nilai
luhur masyarakat, sehingga identitas masyarakat akan tetap terpelihara
dengan baik.
2. Peran Kreatif, kurikulum harus mengandung hal– hal baru sehingga
dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi
yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial
masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara dinamis.
3. Peran Kritis dan Evaluatif , Kurikum berperan untuk menyeleksi nilai
dan budaya mana yang perlu dipertahankan, dan nilai atau budaya
baru yang mana yang harus dimiliki anak didik. Daam rangka ini
peran peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum
harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu
yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
2.3. RUANG LINGKUP PENGELOLAAN KURIKULUM
Para ahli pendidikan pada umumnya telah mengenal bahwa kurikulum
adalah suatu cabang dari disiplin ilmu pendidikan yang mempunyai ruang
lingkup sangat luas. Studi ini tidak hanya membahas tentang dasar-
dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum secara keseluruhan yang
dilaksanakan dalam pendidikan.
Ruang lingkup pengelolaan kurikulum adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan Perencanaan Kurikulum
Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan
belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah perubahan tingkah
laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan yang
telah terjadi pada siswa.5 hal yang mempengaruhi perencanaan dan pembuat
keputusan :
Filosofis
Konten/materi
Pengelolaan pembelajaran
Pelatihan guru
Sistem pembelajaran.
Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi
petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media
penyampaian, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana
yang diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan
organisasi. Dengan perencanaan akan memberikan motivasi pada
pelaksanaan sistem pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum yang
memuat seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang pengajaran, mata
pelajaran, masalah-masalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan.
2. Pengelolaan Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum
Pengelolaan pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum berkenaan
dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian
semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Pengelolaan pelaksanaan
kurikulum bertujuan supaya kurikulum dapat terlaksana dengan baik. Dalam
hal ini pengelolaan bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan
kondisi-kondisi supaya kurikulum dapat terlaksana.
Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua:
1. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung
ditangani oleh kepala sekolah. Selain bertanggung jawab supaya
kurikulum dapat terlaksana di sekolah, dia juga berkewajiban
melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun kalender akademik yang
akan berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal
pelajaran dalam satu minggu, pengaturan tugas dan kewajiban guru, dan
lain-lain yang berkaitan tentang usaha untuk pencapaian tujuan
kurikulum.
2. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan
ditugaskan langsung kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi;
(1) kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar, (2) pembinaan
kegiatan ekstrakurikuler yang berada diluar ketentuan kurikulum
sebagai penunjang tujuan sekolah, (3) kegiatan bimbingan belajar yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi yang berada dalam diri siswa
dan membantu siswa dalam memecahkan masalah.
3. Supervisi Pelaksanaan Kurikulum
Supervisi atau pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi
berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan
kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi
permasalahan dalam kurikulum. Pelaksanaan kurikulum di dalam
pendidikan harus dipantau untuk meningkatkan efektifitasnya. Pemantauan
ini dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur. Oleh sebab itu
seorang yang ahli menyusun kurikulum harus memantau pelaksanaan
kurikulum mulai dari perencanaan sampai mengevaluasinya.
Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk
mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan dalam memecahkan masalah. Dalam tataran praktis, pemantauan
kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
1. Peserta didik, dengan mengidentifikasi pada cara belajar, prestasi
belajar, motivasi belajar, keaktifan, kreativitas, hambatan dan kesulitan
yang diahadapi.
2. Tenaga pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan tanggung jawab,
kemampuan kepribadian, kemampuan kemasyarakatan, kemampuan
profesional, dan loyalitas terhadap atasan.
3. Media pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang digunakan,
cara penggunaan media, pengadaan media, pemeliharaan dan perawatan
media.
4. Prosedur penilaian: instrument yang dihadapi siswa, pelaksanaan
penilaian, pelaporan hasil penilaian.
5. Jumlah lulusan: kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia, dan
kualitas kemampuan lulusan.
4. Penilaian Kurikulum
Penilaian kurikulum atau evaluasi kurikulum merupakan bagian dari
sistem pengelolaan. Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis
dan menyajikan data untuk penentuan keputusan mengenai kurikulum
apakah akan direvisi atau diganti.
5. Perbaikan Kurikulum
Kurikulum tidak bisa bersifat selalu statis, akan tetapi akan senantiasa
berubah dan bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan kurikulum itu sangat
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya untuk
melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Permintaan itu
baik dikarenakan adanya kebutuhan dari siswa dan kebutuhan masyarakat
yang selalu mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus menerus.
Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek, proses, dan produk. Kriteria
proses menitikberatkan pada efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem
intruksional, sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan
yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa).
6. Sentralisasi dan Desentralisasi Kurikulum
Menurut ekonomi pengelolaan sentralisasi adalah memusatkan semua
wewenang kepada sejumlah kecil manager atau yang berada di suatu puncak
pada sebuah struktur organisasi. Indonesia sebagai negara berkembang
dengan berbagai kesamaan ciri sosial budayanya, juga mengikuti sistem
sentralistik yang telah lama dikembangkan pada negara berkembang.
Konsekuensinya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia serba seragam,
serba keputusan dari atas, seperti kurikulum yang seragam tanpa melihat
tingkat relevansinya baik kehidupan anak dan lingkungannya.
Dengan adanya sentralisasi pendidikan telah melahirkan berbagai
fenomena yang memprihatinkan seperti :
1. Totaliterisme penyelenggaraan pendidikan
2. Keseragaman pengelolaan, sejak dalam aspek perencanaan,
pengelolaan, evaluasi, hingga model pengembangan sekolah dan
pembelajaran.
3. Keseragaman pola pembudayaan masyarakat
4. Melemahnya kebudayaan daerah
5. Kualitas manusia yang robotic, tanpa inisiatif dan kreatifitas.
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat
keputusan dan kebijakan kepada orang-orang pada level bawah (daerah).
Kelebihan sistem ini adalah sebagian keputusan dan kebijakan yang ada di
daerah dapat diputuskan di daerah tanpa campur tangan pemerintah pusat.
Namun kekurangan dari sistem ini adalah pada daerah khusus, euforia yang
berlebihan dimana wewenang itu hanya menguntungkan pihak tertentu atau
golongan serta dipergunakan untuk mengeruk keuntungan para oknum atau
pribadi.
2.4 BENTUK KEGIATAN KURIKULUM
Ada empat bentuk pengorganiasasian kurikulum yang bisa diterapkan di
lembaga pendidikan yaitu :
1. Separated Subject Curriculum , Kurikulum ini menyjikan segala bahan
pelajaran dalam bernagai macam mata pelajaran yang tepisah-pisah
satu sama lain dan juga antara satu kelas dengan kelas yang lain.
2. Correlated Curriculum, Bentuk ini menghendaki agar mata pelajaran
satu sama lain ada hubungan walaupun mungkin batas-batas yang satu
dengan yang lain masih dipertahankan. Korelasi dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara :
a) Antara dua mata pelajaran diadakan hubungan secara incidental.
b) Terdapat hubungan yang lebih erat apabila suatu pokok bahasan
tertentu dibahas dalam berbagai mata pelajaran.
c) Mempersatukan beberapa mata pelajaran dengan menghilangkan
batas masing-masing
3. Integrated Curriculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata
pelajaran dan menyajikan pelajaran dalam bentuk unit atau
keseluruhan. Semua ini dimaksudkan agar anak dapat dibentuk
menjadi pribadu yang integrated yakni manusia yang selaras dengan
lingjungan hidupnya.
4. Core Curriculum, Pada prinsipnya core curriculum memberikan
pelajaran yang umum.
2.5. ALUR KEBIJAKAN KURIKULUM
Gambar Alur Pengembangan Kurikulum
Kurikulum dibuat berdasarkan pertimbangan kebutuhan warga lokal,
sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat setempat, kurikulum tidak hanya
dari sebuah kutipan negara yang memberikan cara dan strategi yang sama. Tetapi
UU 20/2003 Sisdiknas Perpres 5/2010 RPJMN PP 19/2005 SNP PP 30/2013 Perubahan SNP
SKLStandar Isi Standar Proses Standar Penilaian
KERANGKA DASAR KURIKULUM
STRUKTUR KURIKULUM NASIONAL
Muatan lokal
KTSP
SILABUS
Kurikulum satuan/program Dokumen Kurikulum satuan/program pendidikan Dokumen Kurikulum mapel pedoman implementasi Buku Teks Pelajaran Buku Panduan Guru
DOKUMEN KURIKULUM
Kompetensi Inti,Kompetensi Dasar ,Kegiatan Peembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar
Kompetensi Inti,Kompetensi Dasar,Muatan Pembelajaran,Mata Pelajaran,Beban Belajar
PAUDDIKDASDIKMENPNF
kurikulum harus merangkum seluruh kebutuhan warga negara dan kebutuhan
masyarakat setempat sesuai dengan kondisi-kondisi yang memungkinkan.
2.6. STRUKTUR KURIKULUM
Struktur kurikulum memberikan kenyataan bahwa diharapkan
bahwa dengan semakin banyaknya jam belajar akan memberikan
peningkatan pengetahuan, dengan peningkatan pengetahuan akan
meningkatkan sikap, dengan sikap yang dimilikinya secara utuh dapat
memberikan peluang secara luas dengan keterampilan-keterampilannya
secara matang.
Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban
belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terrdiri atas ; 1) mata
pelajaran wajib di ikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan
pendidikan pada setiap jenjang atau satuan pendidikan, dan 2) mata
pelajaran pilihan yang di ikuti oleh peserta didik sesuai dengan pilihan
mereka.
2.6.1. Struktur Kurikulum SMP
Beban belajar di SMP untuk kelas VII, VIII, IX masing-masing 38
jam perminggu. Jam belajar SMP adalah 40 menit. Struktur kurikulum
SMP adalah sebagai berikut:
Struktur alokasi waktu SMP per minggu
MATA PELAJARAN ALOKASI
WAKTU
BELAJAR PER
MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni budaya (termasuk muatan lokal) 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Keshatan
(termasuk muatan lokal)
3 3 3
3. Prakarya (termasuk muatan lokal) 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 38 38 38
Kelompok A adalah mata pelajaran yang memberikan orientasi
kompetensi lebih kepada aspek intelektual dan afektif sedangkan
kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek-
aspek psikomotor.
2.6.2. Struktur Kurikulum SMA
Untuk menerapkan konsep kesamaan antara SMA dan SMK maka
di kembangkan Kurikulum Pendidikan Menengah yang terdiri atas
kelopok mata pelajaran wajib dan mata pelajaran pilihan. Mata pelajaran
wajib sebanyak 9 mata pelajaran dengan beban 18 jam perminggu.
Struktur ini menerapkan prinsip bahwa peserta didik adalah subjek dalam
belajar dan mereka memiliki hak untuk memilih sesuai sengan minatnya.
Mata pelajaran pilihan terdiri atas pilihan akademik (SMA) serta
pilihan akademik vokasional (SMK). Mata pelajaran jenis ini memberikan
cara kepada fungsi satuan pendidikan dan didalamnya terdapat pilihan
sesua minat peserta didik.
Struktur Alokasi Waktu SMA Per Minggu
MATA PELAJARAN
Alokasi Waktu Belajar Per
Minggu
X XI XII
Kelompok Wajib
1.. Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4 Matematika 4 4 4
5. Sejarah . 2 2 2
6 Bahasa Inggris 2 2 2
7. Seni Budaya 2 2 2
8. Prakarya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan
2 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok Wajib per
minggu
23 23 23
Kelompok Peminatan
Mata Pelajaran Peminatan Akademik (SMA) 20 20 20
Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan vokasi
(SMK)
28 28 28
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 6 ayat (2) menyatakan bahwa “ kurikulum pada semua jenjang dan
jenis pendidikan di kembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”. Kemudian
ayat (3) menyatakan bahwa “ kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam rangka NKRI dengan memerhatikan antara lain :
keragaman potensi daerah dan lingkungan; tuntutan dunia kerja;
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; serta dinamika
perkembangan global.
Satuan pendidikan dan komite sekolah di berikan kenangan untuk
menyusun sendiri kurikulumnya merupakan perwujudan dari kebijakan
otonomi manajemen pendidikan dalam rangka school based management.
Namun demikian, penyusunan KTSP bukan bebas tanpa batas , melainkan
harus mengacu pada kerangka dasar kurikulum dan standar kometensi
lulusan.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pengelolaan kurikulum adalah sebuah proses menjalankan dan sistem
menata kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik
untuk mengacu ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah dirumuskan. Ada
empat landasan pengelolaan kurikulum yaitu landasan yuridis, landasan
filsafat, landasan teori, dan landasan faktual. Prinsip pengelolaan kurikulum
adalah produktifitas, demokratisasi, kooperatif, efektivitas dan efesiansi, dan
terarah. Fungsi pengelolaan kurikulum meningkatkan efesiensi pemanfaatan
sumber daya kurikulum, meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi
peserta didik , meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktifitas dan
Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan
kurikulum. Fungsi pengelolaan kurikulum ada fungsi penyesuaian, fungsi
integrasi, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan dan fungsi
diagnostik. Peran pengelolaan kurikulum ada peran konservatif, peran
kreatif, peran kritis dan evaluatif. Ruang lingkup pengelolaan ada
perencanaan, pelaksaan, supervisi, penilaian, dan perbaikan serta sentralisasi
dan desentralisasi. Bentuk pengelolaan kurikulum ada Separated subject
curiculum, Correlated curriculum, Integrated curriculum, dan Core
curriculum.
3.2. DAFTAR PUSTAKA
Nurdin, Diding & Imam Sibaweh. 2015. Pengelolaan Pendidikan, dari Teori
Menuju Implementasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Apipah. “Pengelolaan Kurikulum”. 4 Februari 2016.
http://www.diaryapipah.com/2011/10/pengelolaan-kurikulum.html
Ghafiki. “Pengelolaan Kurikulum”. 4 Februari 2016.
http://ghafiki.blogspot.co.id/2013/06/pengelolaan-kurikulum.html
Akademia. “Makalah Manajemen Kurikulum”. 4 Februari 2016.
http://www.academia.edu/5578700/Makalah_Manajemen_Kurikulum