PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM...

22
265 PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM PERTANIAN ORGANIK W. Hartatik dan D. Setyorini Balai Penelitian Tanah ABSTRAK Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman padi dalam sistem pertanian organik diperlukan pengelolaan hara yang tepat melalui pemberian pupuk organik dan pengelolaan bahan organik in situ. Tujuan penelitian adalah mempelajari penggunaan beberapa jenis pupuk organik yang dikombinasikan dengan kompos jerami, azolla dan hijauan Tithonia terhadap sifat kimia tanah, produksi padi dan neraca hara N, P dan K dalam sistem pertanian organik. Percobaan dilaksanakan di lahan sawah (Inceptisol) yang dikelola secara organik sejak 5 tahun terakhir dengan sumber air sawah berasal dari gunung Lawu. Tanaman Indikator adalah padi Menthik wangi. Lokasi penelitian di Desa Sukorejo, Kec. Sambirejo, Kab. Sragen. Percobaan dilaksanakan selama 2 musim tanam yaitu MK I dan MK II 2009. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Sebagai perlakuan beberapa jenis pupuk organik yaitu pukan ayam, kambing dan sapi yang dikombinasikan dengan azolla, kompos jerami dan hijauan Tithonia. Perlakuan – perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: 1). Pukan kambing 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha, 2). Pukan sapi 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha, 3). Pukan ayam 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha, 4). Pukan kambing 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + kompos jerami 1 t/ha, 5). Pukan sapi 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + kompos jerami 1 t/ha, 6). Pukan ayam 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + kompos jerami 1 t/ha, 7). Pukan kambing 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + hijauan Tithonia 1 t/ha 8). Pukan sapi 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + hijauan Tithonia 1 t/ha 9). Pukan ayam 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + hijauan Tithonia 1 t/ha 9). Praktek petani (pukan sapi 5 t/ha) dan 10). Kontrol lengkap. Ukuran petak percobaan 2 m x 6 m. Perlakuan pupuk organik diberikan setiap musim tanam. Pengamatan sifat kimia tanah dilakukan pada saat primordia MK I 2009. Parameter yang diamati sifat kimia tanah yaitu C-organik, N-total, kation dapat ditukar dan P tersedia ekstrak Bray I. Pengamatan agronomis yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot jerami dan gabah kering serta diamati neraca hara N, P dan K. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pukan ayam memberikan kadar hara N, P dan K yang lebih tinggi dari pukan kambing dan sapi. Hijauan Tithonia, Azolla dan kompos jerami mengandung C-organik yang cukup tinggi berturut-turut 37,7%, 37,9% dan 35,2%. Bobot gabah kering pada MK I 2009 tertinggi sebesar 7,74 t/ha pada perlakuan pukan kambing + Azolla dengan peningkatan bobot gabah kering sebesar 30% dibandingkan kontrol dan 3% dibandingkan praktek petani. Pada MK II menunjukkan bahwa bobot gabah kering tertinggi sebesar 7,70 t/ha pada perlakuan pukan sapi + Azolla, pukan sapi + Azolla + kompos jerami dan pukan ayam + Azolla + kompos jerami. Padi organik yang dipupuk pupuk organik

Transcript of PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM...

Page 1: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

265

PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM PERTANIAN ORGANIK

W. Hartatik dan D. Setyorini

Balai Penelitian Tanah

ABSTRAK

Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman padi dalam sistem pertanian organik diperlukan pengelolaan hara yang tepat melalui pemberian pupuk organik dan pengelolaan bahan organik in situ. Tujuan penelitian adalah mempelajari penggunaan beberapa jenis pupuk organik yang dikombinasikan dengan kompos jerami, azolla dan hijauan Tithonia terhadap sifat kimia tanah, produksi padi dan neraca hara N, P dan K dalam sistem pertanian organik. Percobaan dilaksanakan di lahan sawah (Inceptisol) yang dikelola secara organik sejak 5 tahun terakhir dengan sumber air sawah berasal dari gunung Lawu. Tanaman Indikator adalah padi Menthik wangi. Lokasi penelitian di Desa Sukorejo, Kec. Sambirejo, Kab. Sragen. Percobaan dilaksanakan selama 2 musim tanam yaitu MK I dan MK II 2009. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Sebagai perlakuan beberapa jenis pupuk organik yaitu pukan ayam, kambing dan sapi yang dikombinasikan dengan azolla, kompos jerami dan hijauan Tithonia. Perlakuan – perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: 1). Pukan kambing 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha, 2). Pukan sapi 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha, 3). Pukan ayam 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha, 4). Pukan kambing 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + kompos jerami 1 t/ha, 5). Pukan sapi 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + kompos jerami 1 t/ha, 6). Pukan ayam 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + kompos jerami 1 t/ha, 7). Pukan kambing 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + hijauan Tithonia 1 t/ha 8). Pukan sapi 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + hijauan Tithonia 1 t/ha 9). Pukan ayam 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + hijauan Tithonia 1 t/ha 9). Praktek petani (pukan sapi 5 t/ha) dan 10). Kontrol lengkap. Ukuran petak percobaan 2 m x 6 m. Perlakuan pupuk organik diberikan setiap musim tanam. Pengamatan sifat kimia tanah dilakukan pada saat primordia MK I 2009. Parameter yang diamati sifat kimia tanah yaitu C-organik, N-total, kation dapat ditukar dan P tersedia ekstrak Bray I. Pengamatan agronomis yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot jerami dan gabah kering serta diamati neraca hara N, P dan K. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pukan ayam memberikan kadar hara N, P dan K yang lebih tinggi dari pukan kambing dan sapi. Hijauan Tithonia, Azolla dan kompos jerami mengandung C-organik yang cukup tinggi berturut-turut 37,7%, 37,9% dan 35,2%. Bobot gabah kering pada MK I 2009 tertinggi sebesar 7,74 t/ha pada perlakuan pukan kambing + Azolla dengan peningkatan bobot gabah kering sebesar 30% dibandingkan kontrol dan 3% dibandingkan praktek petani. Pada MK II menunjukkan bahwa bobot gabah kering tertinggi sebesar 7,70 t/ha pada perlakuan pukan sapi + Azolla, pukan sapi + Azolla + kompos jerami dan pukan ayam + Azolla + kompos jerami. Padi organik yang dipupuk pupuk organik

Page 2: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

W. Hartatik dan D. Setyorini

266

(pukan ayam, sapi dan kambing) dosis 5 t/ha dikombinasikan dengan azolla, kompos jerami dan hijauan Tithonia masing-masing 1t/ha sudah mencukupi kebutuhan tanaman padi menthik wangi. Perhitungan neraca hara menunjukkan bahwa penambahan pupuk organik dari pukan ayam/sapi/kambing saja belum cukup memenuhi kebutuhan hara N dan K tanaman padi. Oleh karena itu perlu ditambahkan kompos jerami/ hijauan Tithonia sebagai sumber K dan azolla sebagai sumber N. Dalam pengelolaan hara tanaman padi dalam sistem pertanian organik disarankan untuk memanfaatkan sumber hara yang berasal baik dari pupuk kandang maupun pupuk hijau berupa Azolla dan hijauan Tithonia untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman padi.

PENDAHULUAN

Luas lahan organik di Indonesia tahun 2008, baik yang telah disertifikasi organik maupun yang belum disertifikasi menunjukkan peningkatan yang sangat nyata dibandingkan dengan tahun 2007. Luas lahan organik tahun 2007 sekitar 41.431 ha, meningkat menjadi 99.878 ha pada tahun 2008 (Anonim, 2008).

Penerapan sistem pertanian organik di Indonesia berlangsung secara selektif dan kompetitif serta berjalan seiring dengan program revolusi hijau yang bertujuan mempertahankan program ketahanan pangan nasional. Jenis komoditas dalam budidaya pertanian organik akan berkembang sesuai dengan permintaan pasar domestik maupun luar negeri. Hasil penelitian Balai Penelitian Tanah pada tahun 2003 menunjukkan bahwa produk organik yang beredar di pasaran saat ini terbatas pada kopi, sayuran, beras, daging ayam, telor, susu, apel dan salak organik. Sedangkan tanaman yang berpotensi untuk dikembangkan adalah tanaman perkebunan seperti teh, rempah dan obat, apel, salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini et al., 2003).

Perkembangan permintaan produk pertanian organik di negara-negara maju meningkat pesat dari tahun ke tahun. Hal ini dipicu oleh : (1) menguatnya kesadaran peduli lingkungan dan gaya hidup sehat, (2) dukungan kebijakan pemerintah nasional, (3) dukungan industri pengolahan pangan, (4) dukungan pasar modern (supermarket menyerap produk organik), (5) adanya harga premium di tingkat konsumen, (6) adanya label generik, dan (7) adanya kampanye nasional pertanian organik secara gencar (BIOcert, 2002).

Permintaan pasar produk pertanian organik dunia mencapai 15-20% per tahun, namun pangsa pasar yang dapat terealisasi hanya sebesar 0,5-2% dari keseluruhan produk. Meskipun di Eropa penambahan luas areal pertanian

Page 3: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

Pengelolaan Hara Padi Sawah dalam Sistem Pertanian Organik

267

organik dibanding total lahan pertanian terus meningkat, dari rata-rata <1% tahun 1987 menjadi 2-7% pada tahun 1997 (tertinggi di Austria mencapai 10,12%), namun tetap belum mampu memenuhi pesatnya permintaan (IFOAM, 2002).

Sistem pertanian organik merupakan sistem yang menerapkan teknologi ramah lingkungan dalam mencapai sistem pertanian yang lestari dan berkelanjutan untuk membangun kesuburan tanah jangka panjang. Sistem pertanian organik diterapkan secara selektif pada lahan dengan tingkat kesuburan sedang sampai tinggi, dan pada komoditas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta dapat meningkatkan pendapatan petani. Dalam upaya peningkatan produktivitas padi, pendapatan petani, dan kelestarian lingkungan maka penerapan pengelolaan tanaman terpadu yaitu pendekatan dalam sistem usaha tani padi yang berlandaskan keterpaduan antara sumber daya dan pengelolaan tanaman dengan penerapan good agricultural practices.

Secara umum sistem pertanian organik dapat dilihat sebagai suatu pendekatan sistem pertanian holistik/terpadu antara komponen usahatani tanaman pangan, hortikultura atau perkebunan, pengelolaan hara tanah, ternak, konservasi tanah dan air, dan pengelolaan hama terpadu secara biologis. Komponen teknologi yang diterapkan merupakan teknologi ramah lingkungan untuk mencapai sistem pertanian yang lestari dan berkelanjutan dalam rangka pembangunan kesuburan tanah jangka panjang.

Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair, yang dapat mensuplai/menyediakan senyawa karbon dan sebagai sumber nitrogen tanah yang utama, disamping itu peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia dan biologi tanah.

Komposisi fisik, kimia dan biologi pupuk organik sangat bervariasi dan manfaatnya bagi tanaman umumnya tidak secara langsung sehingga respon tanaman relatif lambat. Pupuk organik diperlukan dalam dosis yang relatif tinggi (minimal 2t/ha/MT), sehingga seringkali menyulitkan dalam hal transportasi dan pengadaannya. Dampak negatif yang harus diwaspadai dari penggunaan pupuk organik adalah: (a) penggunaan pupuk organik dengan bahan yang sama secara terus menerus dapat menimbulkan ketidakseimbangan hara (b) penggunaan kompos yang belum matang dapat mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman,(c) kemungkinan adanya kandungan logam berat yang melebihi ambang batas (Tan, 1993).

Page 4: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

W. Hartatik dan D. Setyorini

268

Sebagai sumber hara N, Azolla diberikan sebagai pupuk hijau. Azolla memiliki kandungan hara yang beragam, tergantung jenis dan kondisi lingkungan tumbuhnya. Umumnya Azolla mengandung N 3,08 – 4,21%, P 0,16 – 0,35% dan K 1,21 – 2,09%. Kemampuan azolla menambat N sangat besar yaitu sekitar 120 kg/ha dalam waktu 106 hari atau kurang lebih 1,1 kg N/hari. Tithonia diversifolia adalah tanaman perdu yang tumbuh dengan tinggi 1-3 meter, bunga berwarna kuning, produksi biomassa cukup banyak dan tahan kekeringan, kandungan hara berkisar 3,5 -4,0%; 0,35 – 0,38% P; 3,5 – 4,1% K, 0,59% Ca dan 0,27% Mg (Jama et al., 2000).

Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman padi dalam sistem pertanian organik diperlukan pengelolaan hara yang tepat melalui pemberian pupuk organik dan pengelolaan bahan organik in situ. Analisis neraca hara diperlukan untuk mengetahui apakah pengelolaan hara yang dilakukan tidak menyebabkan pengurasan hara. Tujuan penelitian adalah mempelajari penggunaan beberapa jenis pupuk organik yang dikombinasikan dengan Azolla, kompos jerami dan hijauan Tithonia dalam memenuhi kebutuhan hara tanaman padi dan neraca hara dan produksi tanaman padi dalam sistem pertanian organik.

BAHAN DAN METODE

Percobaan dilaksanakan di lahan sawah yang dikelola secara organik selama 8 tahun terakhir dengan sumber air sawah berasal dari sumber air langsung dari gunung Lawu. Varietas padi lokal yang ditanam adalah Mentik wangi. Percobaan diletakkan di areal lahan sawah organik yang terletak di lereng gunung Lawu, pada 70 31’ 6,2” LS dan 1110 8’ 45,1” BT dengan ketinggian 340 m dpl. Di Desa Sukorejo, Kec. Sambirejo, Kab. Sragen. Percobaan dilaksanakan selama 2 musim tanam yaitu, MK I dan MK II 2009.

Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan. Sebagai perlakuan beberapa jenis pupuk organik yaitu pupuk kandang (pukan) ayam, kambing dan sapi, Azolla, kompos jerami dan hijauan Tithonia. Perlakuan – perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: 1). Pukan kambing 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha, 2). Pukan sapi 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha, 3). Pukan ayam 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha, 4). Pukan kambing 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + kompos jerami 1 t/ha, 5). Pukan sapi 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + kompos jerami 1 t/ha, 6). Pukan ayam 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + kompos jerami 1 t/ha, 7). Pukan kambing 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + hijauan Tithonia 1

Page 5: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

Pengelolaan Hara Padi Sawah dalam Sistem Pertanian Organik

269

t/ha 8). Pukan sapi 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + hijauan Tithonia 1 t/ha 9). Pukan ayam 5 t/ha + Azolla 500 kg/ha + hijauan Tithonia 1 t/ha 9). Praktek petani (pukan sapi 5 t/ha) dan 10). Kontrol lengkap.

Ukuran petak percobaan 2 m x 6 m, dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Perlakuan pupuk organik diberikan setiap musim tanam. Pengamatan sifat kimia tanah dilakukan pada saat primordia MK I 2009. Parameter yang diamati sifat kimia tanah yaitu C-organik, N-total, kation dapat ditukar dan P tersedia ekstrak Bray I. Pengamatan agronomis yaitu tinggi tanaman, jumlah anakan, bobot jerami dan gabah kering serta diamati neraca hara N, P dan K.

Secara sederhana/parsial neraca hara dihitung berdasarkan unsur yang hilang (nutrient loss) dan unsur yang ditambahkan (nutrient gain), serta perubahan konsentrasi hara. Unsur yang hilang hanya dihitung berdasarkan kehilangan hara terangkut panen. Unsur hara yang diamati adalah unsur hara makro utama yaitu N, P dan K (Mitchell et al., 2000).

Penghitungan neraca hara N, P dan K dilakukan dengan menghitung input N, P dan K dari pupuk organik, air irigasi dan pengembalian sisa panen, sedangkan output diukur dengan pengamatan unsur hara yang terbawa panen dan serasah tanaman yang terbuang. Untuk mengamati neraca hara secara menyeluruh maka parameter yang dihitung meliputi: berat biomass/sisa panen, hasil panen, analisis tanaman (daun, batang dan akar), dosis pupuk yang diberikan. Hara yang hilang melalui panen dan biomassa dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Hara yang hilang dalam panen = Total berat kering panen x Kadar unsur hara dalam panenan

Neraca hara = input – output

Input = hara yang berasal dari pupuk, air hujan dan irigasi

Output = hara terangkut panen, serasah dan gulma

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kadar hara dalam kompos yang digunakan di Sragen

Pupuk kandang, hijauan Tithonia dan kompos jerami disajikan pada Tabel 1 dan 2. Diantara pukan kambing, sapi dan ayam yang digunakan pukan ayam memberikan kadar P2O5, K2O, CaO dan MgO yang lebih tinggi dari pukan

Page 6: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

W. Hartatik dan D. Setyorini

270

kambing dan sapi yaitu berturut-turut 3,22; 2,14; 6,74 dan 0,81%. Ke tiga pukan memenuhi persyaratan teknis minimal pupuk organik No.28/Permentan/SR.130/5/2009. Kompos jerami yang digunakan masih belum matang yang ditunjukkan C/N rasio 30, dengan kadar C-organik 35,23% dan N-total 1,43%, kadar P2O5, K2O, Ca dan Mg berturut-turut yaitu 0,74; 1,60; 0,80; 0,33%, tetapi kadar Fe cukup tinggi yaitu 10490 ppm yang tidak memenuhi persyaratan teknis minimal pupuk organik. Hijauan Tithonia mengandung C-organik yang cukup tinggi 37,73% dengan C/N rasio 15 dan kadar P2O5, K2O, CaO dan MgO berturut-turut sebesar 0,42; 0,89; 3,13 dan 0,48%. Sedangkan Azolla mengandung C-organik 37,89% dengan C/N rasio 10,5 dan kadar P2O5, K2O, CaO dan MgO berturut-turut sebesar 0,58; 1,97; 2,21 dan 0,41%.

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa pukan ayam memberikan kadar hara N, P dan K yang lebih tinggi dari pukan kambing dan sapi. Hijauan Tithonia dan Azolla dan kompos jerami memberikan C-organik yang cukup tinggi, walaupun kompos jerami belum matang karena C-organik masih diatas 25%.

Tabel 1. Kadar hara dalam kompos dan pupuk hijau yang digunakan di Sragen

Perlakuan N-total C- org C/N Unsur makro

P2O5 K2O CaO MgO ......... % ......... …………… % ………………… Pukan kambing 1,18 19,82 17 1,31 1,79 1,96 0,82 Pukan sapi 1,45 19,68 15 0,48 1,46 1,67 0,81 Pukan ayam 1,97 37,30 23 3,22 2,14 6,74 0,81 Kompos jerami 1,43 35,23 30 0,74 1,60 0,80 0,33 Hijauan Tithonia 2,57 37,73 15 0,42 0,89 3,13 0,48 Azolla 3,61 37,89 10,5 0,58 1,97 2,21 0,41

Tabel 2. Kandungan unsur mikro dan logam berat, pH, kadar air kompos dan pupuk hijau yang digunakan di Sragen

Perlakuan Unsur mikro Kadar

air pH Pb Cd

Fe Mn Cu Zn .............. ppm .............. % Pukan kambing 2753 246 24 102 46,72 8,4 5 0,29 Pukan sapi 5641 717 8 104 16,24 8,1 3 0,5 Pukan ayam 2788 506 111 414 12,94 7,8 Td 0,15 Kompos jerami 10490 1744 14 99 6,29 7,6 2 0,1 Hijauan Tithonia 143 194 9 106 5,76 7,0 2 1 Azolla

Page 7: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

Pengelolaan Hara Padi Sawah dalam Sistem Pertanian Organik

271

Sifat kimia Tanah MK I 2009

Sifat kimia tanah yaitu pH, C-organik, N-total, P dan K potensial dan pada pengamatan 6 MST disajikan pada Tabel 3. Nilai pH antar perlakuan tidak berbeda nyata. Nilai pH berkisar 5,33 – 5,47. Demikian juga dengan kadar C-organik dan N-total tidak berbeda nyata antar perlakuan. Kadar C-organik berkisar 1,79 – 2,14% dan N-total berkisar 0,14 – 0,16%. Kadar P potensial berkisar 118,33 – 184,00 mg/100g dan kadar K potensial berkisar 2,33 – 5,33 mg/100g. Pukan ayam yang dikombinasikan dengan Azolla dan hijauan Tithonia memberikan P dan K potensial paling tinggi. Perlakuan pukan ayam yang dikombinasikan dengan Azolla dan hijauan Tithonia dan pukan ayam+ Azolla tidak berbeda nyata, tetapi menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan lainnya. Kadar K potensial antar perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. P-tersedia berkisar antara 2,9 – 10,7 ppm, tertinggi dihasilkan pada perlakuan pukan ayam + A+ hijauan Tithonia sedangkan terendah pada perlakuan pukan kambing +Azolla+hijauan Tithonia

Kadar basa-basa dapat ditukar umumnya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan (Tabel 4). Kadar Mg, K dan Na dapat ditukar berturut-turut berkisar 2,92 – 3,49 me/100g; 0,06 – 0,09 me/100g dan 0,34 – 0,45 me/100g. Demikian juga KTK dan KB umumnya tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan. KTK berkisar 15,56 – 18,35 me/100g dan KB berkisar 86,67 – 99,67%. KTK tertinggi dicapai oleh perlakuan pukan ayam + Azolla dan KB tertinggi dicapai oleh perlakuan pukan sapi 5 t/ha. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa pH, C-organik, N-total, P dan K potensial, P tersedia, Ca, Mg, K dapat ditukar, KTK dan KB antar perlakuan umumnya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, hal ini karena dosis pupuk antar perlakuan yang sama serta adanya serapan tanaman pada 6 MST

Page 8: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

W. H

artatik dan D. S

etyorini

272

Tabel 3. Nilai pH, bahan organik, kadar P dan K potensial dan P tersedia MK I 2009

No Perlakuan pH Bahan Organik HCl 25% P-Bray I

H2O KCl C N-total C/N P2O5 K2O ........ % ......... ..... mg/100 g ..... ppm

Umur 6 MST 1 Pukan kambing + Azolla 5,37 a 4,47abc 1,93 a 1,50 a 12,67 a 122,33 d 4,67 a 5,07 2 Pukan sapi + Azolla 5,30 a 4,37 bc 1,79 a 0,15 a 13,00 a 120,67 d 2,33 a 4,50 3 Pukan ayam + Azolla 5,47 a 4,63 a 2,02 a 0,16 a 12,67 a 166,67 ab 4,00 a 9,70 4 Pukan kambing + Azolla+kompos

jerami 5,43 a 4,50abc 1,94 a 0,15 a 13,00 a 119,00 d 4,33 a 4,30

5 Pukan sapi + Azolla+kompos jerami 5,33 a 4,37 bc 1,84 a 0,14 a 12,7 a 118,33 d 2,67 a 5,90

6 Pukan ayam + Azolla+kompos jerami 5,53 a 4,60 ab 1,92 a 0,16 a 12,3 a 152,00 bc 3,00 a 7,50

7 Pukan kambing +Azolla+hijauan Tithonia 5,47 a 4,57 ab 1,96 a 0,16 a 12,3 a 131,0 cd 3,33 a 2,90

8 Pukan sapi + A+ hijauan Tithonia 5,40 a 4,47abc 1,80 a 0,15 a 12,3 a 119,3 cd 2,67 a 3,45 9 Pukan ayam + A+ hijauan

Tithonia 5,50 a 4,60 ab 2,14 a 0,16 a 13,00 a 184,00 a 5,33 a 10,70

10 Praktek petani (aplikasi pukan sapi 5 t/ha) 5,33 a 4,27 c 1,91 a 0,15 a 12,3 a 128,67 cd 4,67 a 6,27

11. Kontrol 5,47 a 4,53 ab 1,99 a 0,14 a 13,7 a 134,67 cd 4,67a 5,70

*) Angka dalam kolom yang sama diikuti huruf yang sama berlaku untuk setiap penanaman tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT

Page 9: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

Pengelolaan H

ara Padi S

awah dalam

Sistem

Pertanian O

rganik

273

Tabel 4. Kadar basa-basa dapat ditukar, kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa MK I 2009

No Perlakuan Nilai tukar kation (NH4-asetat 1 N ph 7) KTK KB

% Ca Mg K Na …………… me/100g ……………….

1 Pukan kambing + Azolla 12,61 a 3,18 ab 0,06 a 0,35 a 16,33 a 96,00 ab

2 Pukan sapi + Azolla 12,14 a 3,07 ab 0,07 a 0,34 a 15,56 a 96,00 ab 3 Pukan ayam + Azolla 13,10 a 2,92 b 0,09 a 0,37 a 17,33 a 95,00 ab

4 Pukan kambing + Azolla+kompos jerami 12,59 a 3,15 ab 0,08 a 0,39 a 17,38 a 92,33 ab

5 Pukan sapi + Azolla+kompos jerami 12,23 a 3,06 ab 0,06 a 0,41 a 18,21 a 86,67 b

6 Pukan ayam + Azolla+kompos jerami 14,35 a 3,22 ab 0,06 a 0,36 a 16,12 a 98,33 ab

7 Pukan kambing +Azolla+hijauan Tithonia 12,38 a 3,07 ab 0,06 a 0,36 a 16,54 a 94,00 ab 8 Pukan sapi + A+ hijauan Tithonia 12,26 a 3,15 ab 0,07 a 0,38 a 16,41 a 91,33 ab 9 Pukan ayam + A+ hijauan Tithonia 14,90 a 3,18 ab 0,09 a 0,42 a 18,35 a 96,00 ab

10 Praktek petani (aplikasi pukan sapi 5 t/ha) 13,74 a 3,28 ab 0,07 a 0,45 a 15,98 a 99,67 a 11 Kontrol 13,59 a 3,49 a 0,08 a 0,35 a 16,26 a 97,33 ab

*) Angka dalam kolom yang sama diikuti huruf yang sama berlaku untuk setiap penanaman tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT

Page 10: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

W. Hartatik dan D. Setyorini

274

Kadar Fe dan Mn umumnya tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan. Kadar Fe dan Mn berturut-turut berkisar 238,70 – 278,70 ppm dan 72,10 – 104,50 ppm. Kadar Cu berkisar 5,40 – 6,60 ppm dan Zn berkisar 2,50 – 3,50 ppm, umumnya antar perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Demikian juga dengan kadar logam berat Pb dan Cd tidak berbeda nyata antar perlakuan. Kadar Pb berkisar 0,13 – 0,21 ppm dan kadar Cd berkisar 0,12 – 0,19 ppm. Kadar Pb dan Cd masih aman, kadarnya jauh dibawah ambang batas yang diperbolehkan dalam sistem pertanian organik (Tabel 5). Kadar hara mikro antar perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata karena dosis pupuk antar perlakuan sama, sehingga sumbangan hara mikro relatif sama.

Tabel 5. Kadar unsur mikro, Pb dan Cd dalam tanah MK I 2009

No

Perlakuan

Ekstrak DTPA Fe Mn Cu Zn Pb Cd

……………….……. ppm ……………..……. 1 Pukan kambing + Azolla 267,77 a 99,47 a 6,10 abc 2,50b 0,13 a 0,19 a 2 Pukan sapi + Azolla 276,93 a 94,30 a 5,70 bcd 2,53b 0,18 a 0,13 a 3 Pukan ayam + Azolla 272,60 a 99,60 a 6,50 a 3,47a 0,19 a 0,15 a 4 Pukan kambing +

Azolla+kompos jerami 238,70 a 104,07 a 5,60 cd 2,53b 0,20 a 0,12 a

5 Pukan sapi + Azolla+kompos jerami

249,03 a 104,50 a 5,80abcd 2,83b 0,18 a 0,19 a

6 Pukan ayam + Azolla+kompos jerami

276,70 a 72,10 a 6,07abcd 3,50a 0,14 a 0,14 a

7 Pukan kambing +Azolla+hijauan Tithonia

254,53 a 89,57 a 6,60abcd 2,73b 0,17 a 0,14 a

8 Pukan sapi + A+ hijauan Tithonia

255,83 a 103,73 a 6,13abcd 2,97b 0,19 a 0,18 a

9 Pukan ayam + A+ hijauan Tithonia

257,07 a 99,20 a 6,43 ab 2,63a 0,16 a 0,17 a

10 Praktek petani (aplikasi pukan sapi 5 t/ha)

278,70 a 81,07 a 5,40 d 2,63b 0,21 a 0,12 a

11 Kontrol 264,63 a 102,91 a 6,20 abc 2,60b 0,21 a 0,14 a

*) Angka dalam kolom yang sama diikuti huruf yang sama berlaku untuk setiap penanaman tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT

Page 11: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

Pengelolaan Hara Padi Sawah dalam Sistem Pertanian Organik

275

Penanaman padi sawah MK I 2009

Tinggi tanaman dan jumlah anakan padi MK I 2009

Tinggi tanaman padi 2 dan 4 MST umumnya tidak berbeda nyata antar perlakuan yang dicobakan. Tinggi tanaman padi 2 MST dan 4 MST berturut-turut berkisar 29,77 – 36,10 cm dan 46,43 – 54,10 cm. Tinggi tanaman padi tertinggi dicapai oleh perlakuan pukan kambing + Azolla. Pada pengamatan 6 MST tinggi tanaman padi berkisar 76,23 – 83,83 cm. Praktek petani aplikasi pukan sapi 5 t/ha memberikan tinggi tanaman tertinggi yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya kecuali dengan perlakuan pukan sapi + Azolla, pukan kambing + Azolla + kompos jerami, pukan ayam + Azolla + kompos jerami. Tinggi tanaman padi pada pengamatan 8 MST menunjukkan bahwa pengaruh pupuk organik tidak berbeda nyata antar perlakuan. Tinggi tanaman padi berkisar 93,53 – 98,83 cm. Tinggi tanaman padi tertinggi dicapai pukan kambing + Azolla + hijauan Tithonia dan tinggi tanaman padi terendah pada perlakuan pukan kambing kambing + Azolla + kompos jerami (Tabel 6)

Tabel 6. Rataan tinggi tanaman padi organik varietas Mentik Wangi MK I 2009

No. Perlakuan Tinggi tanaman 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST

------------------------ cm -------------------------- 1. Pukan kambing + Azolla 36,10 a 52,70 a 82,30 ab 94,10 a 2. Pukan sapi + Azolla 32,67 ab 52,43 a 76,23 b 96,03 a 3. Pukan ayam + Azolla 32,67 b 51,.70 a 78,90 ab 97,30 a 4. Pukan kambing +

Azolla+kompos jerami 30,83 ab 46,.43 a 76,37 b 93,53 a

5. Pukan sapi + Azolla+kompos jerami

31,83 b 51,73 a 82,63 ab 94,33 a

6. Pukan ayam + Azolla+kompos jerami

31,.03 ab 54,10 a 77,13 b 98,33 a

7. Pukan kambing +Azolla+hijauan Tithonia

31,83 b 53,47 a 81,23 ab 98,83 a

8. Pukan sapi + A+ hijauan Tithonia

29,77 ab 53,.07 a 78,87 ab 98,10 a

9. Pukan ayam + A+ hijauan Tithonia

31,.70 ab 52,23 a 82,57 ab 96,40 a

10. Praktek petani (aplikasi pukan sapi 5 t/ha)

31,63 ab 48,63 a 83,83 a

95,00 a

11. Kontrol petani 33,.27 ab 49,23 a 78,80 ab

95,.93 a

*) Angka pada kolom yang sama, diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT

Page 12: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

W. Hartatik dan D. Setyorini

276

Perlakuan pupuk organik berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan padi. Jumlah anakan padi pada 4 MST berkisar 8,60 – 13,63. Jumlah anakan padi tertinggi pada perlakuan pukan sapi + Azolla sedangkan jumlah anakan padi terendah pada perlakuan kontrol (tanpa pemupukan). Pada 8 MST, pengaruh pupuk organik terhadap jumlah anakan padi umumnya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan, kecuali perlakuan pukan sapi + Azolla + hijauan Tithonia dan praktek petani berbeda nyata dengan perlakuan pukan kambing + Azolla. Jumlah anakan padi berkisar 8,63 – 10,07. Jumlah anakan padi tertinggi pada perlakuan pukan sapi Azolla + hijauan Tithonia sedangkan jumlah anakan padi terendah pada perlakuan pukan kambing + Azolla (Tabel 7). Tinggi tanaman dan jumlah anakan padi antar perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata karena tanah yang digunakan untuk percobaan relatif subur sehingga mampu mendukung pertumbuhan tanaman, hal ini terlihat pada perlakuan kontrol yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Tabel 7. Rataan Jumlah anakan padi organik varietas Mentik Wangi MK I 2009

No. Perlakuan Jumlah anakan/rumpun 4 MST 8 MST

1. Pukan kambing + Azolla 11,60 ab 8,63 b 2. Pukan sapi + Azolla 13,63 a 9,57 ab 3. Pukan ayam + Azolla 11,07 abc 9,70 ab 4. Pukan kambing + Azolla+kompos jerami 9,13 bc 9,10 ab 5. Pukan sapi + Azolla+kompos jerami 10,40 bc 9,47 ab 6. Pukan ayam + Azolla+kompos jerami 10,80 bc 9,23 ab 7. Pukan kambing +Azolla+hijauan Tithonia 11,03 abc 9,80 ab 8. Pukan sapi + A+ hijauan Tithonia 10,87 abc 10,07 a 9. Pukan ayam + A+ hijauan Tithonia 11,73 ab 9,47 ab

10. Praktek petani (aplikasi pukan sapi 5 t/ha) 11,70 ab 9,90 a 11. Kontrol petani 8,60 c 9,57 ab

*) Angka pada kolom yang sama, diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT

Bobot jerami dan gabah kering padi MK I 2009

Perlakuan pukan kambing + Azolla memberikan bobot jerami tertinggi sebesar 7,06 t/ha yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, kecuali dengan perlakuan pukan ayam + Azolla + hijauan Tithonia dan kontrol (Tabel 8). Terjadi peningkatan bobot jerami sebesar 31% dibandingkan kontrol dan 11% dibandingkan praktek petani. Bobot jerami terendah sebesar 4,86 t/ha pada perlakuan kontrol. Sejalan dengan bobot jerami, bobot gabah kering tertinggi sebesar 7,74 t/ha pada perlakuan pukan kambing + Azolla yang tidak berbeda

Page 13: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

Pengelolaan Hara Padi Sawah dalam Sistem Pertanian Organik

277

nyata dengan perlakuan lain, kecuali dengan kontrol. Terjadi peningkatan bobot gabah kering sebesar 30% dibandingkan kontrol dan 3% dibandingkan praktek petani. Bobot gabah kering terendah pada perlakuan kontrol sebesar 5,43 t/ha. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa sumber pukan kambing, sapi dan ayam tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Demikian juga dengan aplikasi kompos jerami dan hijauan Tithonia yang dikombinasikan dengan Azolla juga belum memberikan pengaruh yang nyata. Hal ini diduga tanah yang digunakan untuk percobaan relatif subur sehingga mampu mendukung kebutuhan hara tanaman padi, namun demikian perlu dioptimalkan penggunaan bahan organik insitu untuk mengurangi dosis pukan dan memberikan bahan hijauan agar jumlah dan jenis hara lebih lengkap dan mengantisipasi ketersediaan pukan yang terbatas di lokasi tersebut.

Bobot gabah kering 1000 butir umumnya tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan. Bobot gabah kering seribu butir tertinggi sebesar 27,42 g yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Bobot gabah kering seribu butir terendah sebesar 24,85 g pada perlakuan Pukan sapi + Azolla + kompos jerami.

Tabel 8. Bobot jerami, gabah kering dan gabah 1000 butir MK I 2009

No Perlakuan Jerami Gabah

kering Gabah

1000 butir ………. t/ha …..… … . g …..

1. Pukan kambing + Azolla 7,06 a 7,74 a 26,33 a 2. Pukan sapi + Azolla 6,47 ab 7,48 a 25,98 a 3. Pukan ayam + Azolla 5,87 abc 7,36 a 26,18 a 4. Pukan kambing + Azolla+kompos jerami 6,22 abc 7,31 a 27,13 a 5. Pukan sapi + Azolla+kompos jerami 5,87 abc 7,23 a 24,85 a 6. Pukan ayam + Azolla+kompos jerami 6,03 abc 7,60 a 25,76 a 7. Pukan kambing +Azolla+hijauan Tithonia 6,60 ab 7,55 a 26,40 a 8. Pukan sapi + A+ hijauan Tithonia 5,90 abc 7,63 a 26,16 a 9. Pukan ayam + A+ hijauan Tithonia 5,65 bc 7,48 a 25,66 a 10. Praktek petani (aplikasi pukan sapi 5

t/ha) 6,28 ab 7,55 a 26,18 a

11. Kontrol 4,86 c 5,43 b 27,42 a

*) Angka pada kolom yang sama, diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT

Page 14: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

W. Hartatik dan D. Setyorini

278

Penanaman padi sawah MK II 2009

Tinggi tanaman dan jumlah anakan Padi MK II 2009

Tinggi tanaman padi varietas Mentik Wangi umur 8 HST berkisar 107,27 - 108,87 cm. Tinggi tanaman padi tertinggi dicapai oleh perlakuan pukan ayam + Azolla + kompos jerami dan tinggi tanaman padi terendah pada perlakuan pukan sapi + Azolla + kompos jerami (Tabel 9). Jumlah anakan 6 MST dan 8 MST umumnya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan. Rataan jumlah anakan 6 MST berkisar 17,97 – 23,83 dan pada saat panen berkisar 10,70 – 11,43. Rataan jumlah anakan 8 MST tertinggi pada perlakuan pukan kambing + Azolla yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya (Tabel 10).

Tabel 9. Rataan tinggi tanaman padi MK II 2009

No Perlakuan Tinggi Tanaman 2 MST 4 MST 6 MST 8 MST

……………..…….……. cm ………………..…….…..… 1 Pukan kambing + Azolla 24,33 ab 63,17 ab 65,53 ab 107,97 ab 2 Pukan sapi + Azolla 25,53 ab 66,40 a 68,13 a 108,27 ab 3 Pukan ayam + Azolla 24,13 ab 65,67 a 68,03 a 107,70 ab 4 Pukan kambing + Azolla+kompos

jerami 24,77 ab 64,50 a 66,73 a 107,43 b

5 Pukan sapi + Azolla+kompos jerami

26,40 a 65,83 a 67,80 a 107,27 b

6 Pukan ayam + Azolla+kompos jerami

25,10 ab 64,53 a 66,53 a 108,87 a

7 Pukan kambing +Azolla+hijauan Tithonia

23,67 ab 62,47 ab 64,23 ab 107,93 ab

8 Pukan sapi + A+ hijauan Tithonia 24,80 ab 63,67 a 66,50 a 108,07 ab 9 Pukan ayam + A+ hijauan

Tithonia 23,97 ab 63,60 a 66,07 ab 107,60 b

10 Praktek petani (aplikasi pukan sapi 5 t/ha)

23,73 ab 65,73 a 68,07 a 107,73 ab

11 Kontrol 23,27 b 59,30 b 62,37 b 107,90 ab

*) Angka pada kolom yang sama, diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT

Page 15: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

Pengelolaan Hara Padi Sawah dalam Sistem Pertanian Organik

279

Tabel 10. Rataan jumlah anakan 6 MST padi organik varietas Mentik Wangi MK II 2009

No. Perlakuan Jumlah anakan /rumpun 6 MST 8 MST

1. Pukan kambing + Azolla 20,67 ab 11,43 a 2. Pukan sapi + Azolla 23,83 a 11,37 a 3. Pukan ayam + Azolla 21,20 ab 10,93 a 4. Pukan kambing + Azolla+kompos jerami 18,17 b 10,80 a 5. Pukan sapi + Azolla+kompos jerami 18,07 b 11,17 a 6. Pukan ayam + Azolla+kompos jerami 22,63 ab 10 80 a 7. Pukan kambing +Azolla+hijauan Tithonia 19,47 ab 10 90 a 8. Pukan sapi + A+ hijauan Tithonia 22,30 ab 11,07 a 9. Pukan ayam + A+ hijauan Tithonia 21,23 ab 11,03 a

10. Praktek petani (aplikasi pukan sapi 5 t/ha) 21,27 ab 10, 70 a 11 Kontrol petani 17,97 b 10, 93 a

*) Angka pada kolom yang sama, diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT

Bobot jerami dan gabah kering padi MK II 2009 Bobot jerami dan gabah kering padi MK II 2009 disajikan pada Tabel 11.

Bobot jerami kering berkisar 5,13 – 6,13 t/ha. Umumnya antar perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Bobot jerami tertinggi dicapai oleh perlakuan pukan ayam + Azolla + kompos jerami. Bobot jerami terendah pada perlakuan pukan kambing + Azolla.

Tabel 11. Bobot jerami, gabah kering dan gabah 1000 butir MK II 2009

No Perlakuan Jerami Gabah kering

Gabah 1000 butir

………. t/ha …….… …..gr…… 1. Pukan kambing + Azolla 5,13 a 7,30 ab 26,15 b 2. Pukan sapi + Azolla 5,67 a 7,70 a 26,33 ab 3. Pukan ayam + Azolla 5,83 a 7,50 a 27,34 ab 4. Pukan kambing + Azolla+kompos

jerami 5,37 a 6,83 b 28,04 ab

5. Pukan sapi + Azolla+kompos jerami

5,57 a 7,70 a 28,36 a

6. Pukan ayam + Azolla+kompos jerami

6,13 a 7,70 a 27,37 ab

7. Pukan kambing +Azolla+hijauan Tithonia

5,83 a 7,20 ab 26,21 b

8. Pukan sapi + A+ hijauan Tithonia 5,90 a 7,20 ab 26,36 ab 9. Pukan ayam + A+ hijauan Tithonia 5,23 a 7,20 ab 26,83 ab

10. Praktek petani (aplikasi pukan sapi 5 t/ha)

6,23 a 7,40 ab 26,76 ab

11. Kontrol 5,17 a 5,30 c 26,64 ab

*) Angka pada kolom yang sama, diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% uji DMRT

Page 16: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

W. Hartatik dan D. Setyorini

280

Bobot gabah kering berkisar 6,83 – 7,70 t/ha. Bobot gabah kering tertinggi sebesar 7,70 t/ha pada perlakuan pukan sapi + Azolla, pukan sapi + Azolla + kompos jerami dan pukan ayam + Azolla + kompos jerami. Terjadi peningkatan bobot gabah kering sebesar 5% dibandingkan kontrol. Bobot gabah kering terendah pada perlakuan pukan kambing + Azolla + kompos jerami. Bobot gabah kering 1000 butir umumnya tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan. Bobot gabah kering 1000 butir tertinggi sebesar 28,36 g yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya, kecuali perlakuan pukan kambing + Azolla dan pukan kambing +Azolla+hijauan Tithonia. Bobot gabah kering 1000 butir terendah sebesar 26,15 g pada perlakuan pukan kambing + Azolla.

Neraca hara padi organik

Sumber hara bagi tanaman padi organik hanya berasal dari pupuk organik, oleh karena itu kualitas pupuk organik yang ditambahkan sangat berpengaruh terhadap produksi yang akan dicapai. Jerami padi merupakan sumber bahan organik utama di lahan sawah, namun karena kandungan hara dalam jerami hanya didominasi oleh kalium, maka diperlukan sumber lain seperti kotoran ternak (ayam, kambing, sapi) atau sumber lain untuk melengkapi kebutuhan hara tanaman.

Hasil perhitungan neraca hara N,P,K dari padi organik pada musim tanam yang lalu menunjukkan bahwa unsur K masih menjadi pembatas (memberikan neraca negatif), namun untuk N dan P mempunyai neraca positif. Penambahan pukan dosis 20t/ha dengan jerami masih lebih baik dibandingkan arang sekam. Berdasarkan hasil tersebut, maka pada TA 2009, dosis pukan dikurangi menjadi 5t/ha dikombinasikan dengan Azolla (sebagai sumber N), jerami dan arang sekam (sebagai sumber K).

Neraca hara N,P,K pada budidaya padi organik yang dilaksanakan di Sragen pada TA 2009 disajikan pada Tabel 12 s/d 15. Dari tabel tersebut diketahui bahwa bagian jerami padi mengangkut hara K sekitar 6-8 kali lebih tinggi dibandingkan gabah, dan sebaliknya gabah mengambil hara N dan P sekitar 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan jerami. Besarnya kalium yang dialokasikan di bagian jerami padi membuat pertumbuhan/vigor tanaman padi lebih kuat/kokoh sehingga tidak mudah rebah, sedangkan hara N dan P dialokasikan di bagian gabah (bulir padi) sebagai bahan penyusun protein. Oleh karena jerami padi bukan termasuk bagian yang dikonsumsi, maka sisa panen ini

Page 17: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

Pengelolaan Hara Padi Sawah dalam Sistem Pertanian Organik

281

dapat dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pupuk organik yang baik sebagai sumber K bagi tanaman. Hasil penelitian jangka panjang yang dilakukan Sri Adiningsih (1992) menunjukkan bahwa pengembalian 5 ton/ha jerami padi ke lahan sawah (setelah melalaui proses pengomposan) dapat menggantikan peran pupuk KCl setara dosis 50 kg KCl/ha. Oleh karena itu, dalam budidaya padi organik, jerami padi mutlak diperlukan sebagai sumber hara K tanaman padi.

Diantara tiga jenis pupuk organik berbahan dasar pukan yang dicoba, pukan ayam memberikan sumbangan hara N,P,K yang lebih tinggi dibandingkan pukan kambing dan sapi. Pada tahun 2009 ini, dosis pupuk organik yang ditambahkan diturunkan menjadi setengahnya yaitu hanya 5t/ha ditambah azolla/Tithonia dan jerami. Pemberian pupuk organik saja (sapi 5t/ha) tanpa azoola/jerami memberikan neraca N, K negatif, sedangkan perlakuan tanpa pupuk (kontrol) memberikan neraca negatif untuk N,P,K. Kombinasi pupuk organik (ayam, sapi, kambing) dosis 5t/ha ditambah azolla, jerami atau Tithonia memberikan neraca N,P,K yang positif untuk semua perlakuan.

Penurunan dosis pukan dari 20t/ha menjadi 15t/ha ditambah jerami 5t/ha serta 10t/ha ditambah arang sekan 300kg/ha tidak menurunkan hasil gabah secara nyata (Simanungkalit et al., 2007), oleh karena itu pada TA 2009 dicoba untuk menurunkan dosis pukan hingga 5t/ha. Untuk perlakuan pukan dosis 5t/ha dari kotoran ayam, kambing dan sapi, hanya kotoran ayam + jerami yang memberikan neraca postitif untuk N dan P. Hal ini disebabkan karena kualitas pukan ayam jauh lebih baik dibandingkan pukan kambing dan sapi. Pemberian pukan ayam 5t/ha ditambah kompos jerami 2t/ha masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman padi dengan produktivitas sekitar 6-7 t GKG/ha. Agar kebutuhan hara N,P,K tanaman padi tercukupi, maka dosis pukan ayam harus ditambah sekitar 2 ton/ha ditambah kompos jerami 2t/ha agar kelestarian kesuburan tanah dalam jangka panjang tetap terjaga.

Page 18: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

W. H

artatik dan D. S

etyorini

282

Tabel 12. Kadar hara dan serapan hara N,P,K jerami dan gabah pada penelitian padi organik di Sragen, MT1 2009

Perlakuan Kadar hara jerami Kadar hara gabah Serapan hara jerami Serapan hara gabah N P K N P K N P K N P K

……………………. g/100g ……………………. ………………………. kg/ha ………………………. Pukan kambing 5t/ha+Azolla500kg/ha 0.48 0.07 1.49 1.07 0.32 0.31 8.53 1.18 26.25 20.70 6.13 5.93 Pukan sapi 5t/ha+Azolla 500kg/ha 0.53 0.06 1.31 1.05 0.30 0.27 8.63 1.02 21.24 19.69 5.55 5.05 Pukan ayam 5t/ha+Azolla 500kg/ha 0.74 0.12 1.55 1.24 0.32 0.22 10.91 1.71 22.75 22.83 5.95 4.11 Pukan kamb5t/ha+Azolla500kg/ha+Jerami1t/ha 0.54 0.06 1.70 1.09 0.28 0.21 8.44 0.93 26.47 19.86 5.18 3.78 Pukan sapi5t/ha+Azolla500kg/ha+Jerami1t/ha 0.56 0.06 1.52 1.08 0.27 0.23 8.17 0.83 22.32 19.46 4.94 4.10 Pukan ayam5t/ha+Azolla500kg/ha+Jerami1t/ha 0.59 0.07 1.72 1.16 0.31 0.27 8.90 1.11 25.89 22.09 5.89 5.06 Pukan kamb5t/ha+Azolla500kg/ha+Tithonia1t/ha 0.48 0.07 1.50 1.12 0.27 0.19 7.92 1.10 24.81 21.06 5.09 3.58 Pukan sapi5t/ha+Azolla500kg/ha+Tithonia1t/ha 0.49 0.06 1.87 1.19 0.27 0.21 7.28 0.89 27.60 22.75 5.21 4.00 Pukan ayam5t/ha+Azolla500kg/ha+Tithonia1t/ha 0.59 0.08 1.41 1.03 0.26 0.18 8.39 1.08 19.98 19.36 4.89 3.45 Petani (pukan sapi 5t/ha) 0.59 0.08 2.07 1.08 0.27 0.21 9.31 1.26 32.53 20.46 5.10 3.97 Kontrol 0.50 0.07 1.97 1.12 0.30 0.16 0.00 0.00 0.00 15.16 4.03 2.17

Tabel 13. Neraca hara N, P, dan K untuk pertanaman padi organik di Sragen, MT1 2009

Perlakuan Input pupuk Serapan total jerami+gabah Neraca hara

N P K N P K N P K

…………………………………… kg/ha …………………………………… Pukan kambing 5t/ha+Azolla500kg/ha 34 16 28 29 7 32 5 9 -4 Pukan sapi 5t/ha+Azolla 500kg/ha 22 20 25 28 7 26 -6 14 -2 Pukan ayam 5t/ha+Azolla 500kg/ha 65 57 69 34 8 27 32 49 42 Pukan kambing5t/ha+Azolla500kg/ha+Jerami1t/ha 49 18 54 28 6 30 20 12 23 Pukan sapi5t/ha+Azolla500kg/ha+Jerami1t/ha 37 22 50 28 6 26 9 17 24 Pukan ayam5t/ha+Azolla500kg/ha+Jerami1t/ha 80 59 94 31 7 31 49 52 63 Pukan kambing5t/ha+Azolla500kg/ha+Tithonia1t/ha 46 21 41 29 6 28 17 15 12 Pukan sapi5t/ha+Azolla500kg/ha+Tithonia1t/ha 35 25 38 30 6 32 5 19 6 Pukan ayam5t/ha+Azolla500kg/ha+Tithonia1t/ha 78 62 82 28 6 23 50 56 58 Petani (pukan sapi 5t/ha) 22 20 23 30 6 36 -8 14 -13 Kontrol 0 0 0 15 4 2 -15 -4 -2

Page 19: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

Pengelolaan H

ara Padi S

awah dalam

Sistem

Pertanian O

rganik

283

Tabel 14. Kadar hara dan serapan hara N,P,K jerami dan gabah pada penelitian padi organik di Sragen, MT2 2009

Perlakuan Kadar hara jerami Kadar hara gabah Serapan hara jerami Serapan hara gabah N P K N P K N P K N P K

………………….. g/100g ………………….. ……………………… kg/ha……………………… Pukan kambing 5t/ha+Azolla500kg/ha 0.48 0.07 1.49 1.07 0.32 0.31 11.49 1.58 35.33 19.56 5.79 5.61 Pukan sapi 5t/ha+Azolla 500kg/ha 0.53 0.06 1.31 1.05 0.30 0.27 13.99 1.66 34.45 20.24 5.70 5.19 Pukan ayam 5t/ha+Azolla 500kg/ha 0.74 0.12 1.55 1.24 0.32 0.22 20.07 3.15 41.86 23.25 6.06 4.19 Pukan kamb5t/ha+Azolla500kg/ha+Jerami1t/ha 0.54 0.06 1.70 1.09 0.28 0.21 13.50 1.49 42.32 18.61 4.85 3.54 Pukan sapi5t/ha+Azolla500kg/ha+Jerami1t/ha 0.56 0.06 1.52 1.08 0.27 0.23 14.35 1.46 39.17 20.69 5.25 4.36 Pukan ayam5t/ha+Azolla500kg/ha+Jerami1t/ha 0.59 0.07 1.72 1.16 0.31 0.27 16.75 2.08 48.74 22.36 5.96 5.12 Pukan kamb5t/ha+Azolla500kg/ha+Tithonia1t/ha 0.48 0.07 1.50 1.12 0.27 0.19 12.96 1.80 40.60 20.16 4.87 3.43 Pukan sapi5t/ha+Azolla500kg/ha+Tithonia1t/ha 0.49 0.06 1.87 1.19 0.27 0.21 13.48 1.64 51.08 21.54 4.93 3.79 Pukan ayam5t/ha+Azolla500kg/ha+Tithonia1t/ha 0.59 0.08 1.41 1.03 0.26 0.18 14.38 1.86 34.24 18.59 4.69 3.31 Petani (pukan sapi 5t/ha) 0.59 0.08 2.07 1.08 0.27 0.21 17.12 2.31 59.83 20.06 5.00 3.89 Kontrol 0.50 0.07 1.97 1.12 0.30 0.16 0.00 0.00 0.00 20.42 5.42 2.93

Tabel 15. Neraca hara N, P, dan K untuk pertanaman padi organik di Sragen, MT2 2009

Perlakuan Input pupuk Serapan total jerami+gabah Neraca hara N P K N P K N P K

…………………………………….. kg/ha …………………………………….. Pukan kambing 5t/ha+Azolla500kg/ha 34 16 28 31 7 41 3 9 -13 Pukan sapi 5t/ha+Azolla 500kg/ha 22 20 25 34 7 40 -12 13 -15 Pukan ayam 5t/ha+Azolla 500kg/ha 65 57 69 43 9 46 22 47 23 Pukan kambing5t/ha+Azolla500kg/ha+Jerami1t/ha 49 18 54 32 6 46 16 12 8 Pukan sapi5t/ha+Azolla500kg/ha+Jerami1t/ha 37 22 50 35 7 44 2 16 7 Pukan ayam5t/ha+Azolla500kg/ha+Jerami1t/ha 80 59 94 39 8 54 41 51 40 Pukan kambing5t/ha+Azolla500kg/ha+Tithonia1t/ha 46 21 41 33 7 44 13 14 -3 Pukan sapi5t/ha+Azolla500kg/ha+Tithonia1t/ha 35 25 38 35 7 55 0 19 -17 Pukan ayam5t/ha+Azolla500kg/ha+Tithonia1t/ha 78 62 82 33 7 38 45 55 44 Petani (pukan sapi 5t/ha) 22 20 23 37 7 64 -15 13 -41 Kontrol 0 0 0 20 5 3 -20 -5 -3

Page 20: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

W. Hartatik dan D. Setyorini

284

KESIMPULAN

Perlakuan pukan kambing + Azolla memberikan bobot gabah kering pada MK I 2009 tertinggi sebesar 7,74 t/ha dengan peningkatan bobot gabah kering sebesar 30% dibandingkan kontrol dan 3% dibandingkan praktek petani. Pada MK II menunjukkan bahwa bobot gabah kering tertinggi sebesar 7,70 t/ha pada perlakuan pukan sapi + Azolla, pukan sapi + Azolla + kompos jerami dan pukan ayam + Azolla + kompos jerami. Padi organik yang dipupuk pupuk organik (pukan ayam, sapi dan kambing) dosis 5 t/ha dikombinasikan dengan azolla, kompos jerami dan hijauan Tithonia masing-masing 1t/ha sudah mencukupi kebutuhan tanaman padi menthik wangi. Perhitungan neraca hara menunjukkan bahwa penambahan pupuk organik dari pukan ayam/sapi/kambing saja belum cukup memenuhi kebutuhan hara N dan K tanaman padi. Oleh karena itu perlu ditambahkan kompos jerami/ hijauan Tithonia sebagai sumber K dan azolla sebagai sumber N. Dalam pengelolaan hara tanaman padi dalam sistem pertanian organik disarankan untuk memanfaatkan sumber hara in situ yang berasal baik dari pupuk kandang maupun pupuk hijau berupa Azolla dan hijauan Tithonia untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman padi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Statistik Pertanian Organik Indonesia. Aliansi Organis Indonesia (AOI). Bogor, Indonesia.

Biocert. 2002. Info Organis. Penjaminan Produk dalam Sistem Pertanian Organik. Bogor.

IFOAM (International Federation Organic Movement). 2002. Organik Agriculture Worldwide: Statistic and Future Prospects. The World Organik Trade Fair Nurnberg, BIO-FACH. Intensification, soil biodiversity and agroecosystem function. Applied Soil Ecology 6: 3-16.

Jama, B.A.,C.A. Palm, and R.J. Buresh, A.I. Niang, C. Gachengo, G. Mziguheba and B. Amadalo. 2000. Tithonia diversifolia as a Green Manure for Soil Fertility Improvement in Western Kenya: A Review, Agroforestry System. 49: 201-221.

Mitchell, Jeff., M. Gaskell, R. Smith, C. Fouche, S.T. Koike. 2000. Soil Management and Soil Quality for Organic Crops. Vegetable Research and Information Center. Agriculture and Natural Resources Publication 7248. The University of California.

Setyorini, D., Subowo, dan Husnain. 2003. Penelitian Peningkatan Produktivitas Lahan Melalui Teknologi Pertanian Organik. Laporan Bagian Proyek

Page 21: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

Pengelolaan Hara Padi Sawah dalam Sistem Pertanian Organik

285

Penelitian Sumberdaya Tanah dan Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian Partisipatif.

Sri Adiningsih, J. 1992. Peranan Efisiensi Penggunaan Pupuk Untuk Melestarikan Swasembada Pangan. Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Badan Litbang

Simanungkalit, R.D.M., W. Hartatik, D. Setyorini dan S. Widati. 2007. Penelitian Teknologi Pengelolaan Hara Pada Sistem Pertanian Organik. Laporan Akhir Balai Penelitian Tanah.

Tan, K.H. 1993. Environmental Soil Science. Marcel Dekker, Inc. New York.

Page 22: PENGELOLAAN HARA PADI SAWAH DALAM SISTEM …balittanah.litbang.pertanian.go.id/ind/dokumentasi/prosidingsemnas... · salak, mangga, durian, manggis, kacang mete dan kacang tanah (Setyorini

W. Hartatik dan D. Setyorini

286

TANYA JAWAB

Pertanyaan (PT Pupuk Kujang) : 1. Dosis pupuk organik yang digunakan berapa ton

2. Pupuk kandang ayam yang digunakan apakh mengandung bakteri pathogen

3. Apa bedanya produk dari pertanian konvensional dan sistem pertanian organik Jawaban : 1. Dosis pupuk organik yang digunakan adalah 5t/ha 2. Pupuk kandang ayam yang digunakan tidak mengandung bakteri pathogen

dan bakteri E. Coli dan Salmonella dibawah ambang populasi 100 cfu 3. Hasil penelitian terhadap produk sayuran organik rasanya lebih gurih, lebih

sukulen dan masa simpan lebih lama, demikian juga untuk beras organik. Tetapi prinsip yang membedakan adalah proses dalam menghasilkan produk dari persiapan tanam sampai pasca panen

4. Masa konversi dari lahan nonkonvensional ke lahan organik adalah 1 tahun sampai 2 tahun tergantung dari banyak tidaknya bahan residu pupuk dan pestisida yang tertimbun dalam tanah.