Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

21
SENGKETA DOMAIN DAN UU ITE Disampakan pada Presentasi Aspek Legal Hukum TI disarikan dari berbagai sumber oleh: Kelompok 6 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Apabila kita berbicara mengenai domain dalam dunia teknologi informasi maka hal itu akan berkaitan langsung dengan konteks Internet (Inter-Network). Internet sendiri dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas yang menghubungkan pemakai komputer satu komputer dengan komputer lainnya dan dapat berhubungan dengan komputer dari suatu negara ke negara di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai anekaragam informasi. Jaringan komputer ini dapat menghubungkan informasi suatu situs akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan. Domain bisa dikatakan merupakan salah satu layanan internet. Selain itu layanan internet sendiri bisa digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti : komunikasi langsung (email, chatting), diskusi kelompok (Usenet News, email, milis), atau sumber yang terdistribusi (World Wide Web). Dan juga melalui lintas file (File Transfer Protocol), dan aneka layanan informasi lainnya. Sistem jaringan inilah yang membentuk sebuah sistem komputer yang terhubung secara langsung ke jaringan yang memiliki nama domain dan alamat IP (Internet Protocol) dalam bentuk unik dengan format tertentu sebagai pengenal. Dunia Internet tidak mengenal batas negara dan telah menciptakan suatu paradigma baru yang mempermudah interaksi antar individu maupun bisnis. Internet yang semula tumbuh dan berkembang dari kalangan akademisi kemudian berkembang menjadi sarat muatan komersial. Hal ini karena peranan Internet yang berhasil mengubah dan meningkatkan efisiensi maupun efektifitas dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Sejarah internet 1

Transcript of Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

Page 1: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

SENGKETA DOMAIN DAN UU ITE

Disampakan pada Presentasi Aspek Legal Hukum TIdisarikan dari berbagai sumber oleh: Kelompok 6

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Apabila kita berbicara mengenai domain dalam dunia teknologi informasi maka hal itu akan berkaitan langsung dengan konteks Internet (Inter-Network). Internet sendiri dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas yang menghubungkan pemakai komputer satu komputer dengan komputer lainnya dan dapat berhubungan dengan komputer dari suatu negara ke negara di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai anekaragam informasi. Jaringan komputer ini dapat menghubungkan informasi suatu situs akademik, pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan.

Domain bisa dikatakan merupakan salah satu layanan internet. Selain itu layanan internet sendiri bisa digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti : komunikasi langsung (email, chatting), diskusi kelompok (Usenet News, email, milis), atau sumber yang terdistribusi (World Wide Web). Dan juga melalui lintas file (File Transfer Protocol), dan aneka layanan informasi lainnya. Sistem jaringan inilah yang membentuk sebuah sistem komputer yang terhubung secara langsung ke jaringan yang memiliki nama domain dan alamat IP (Internet Protocol) dalam bentuk unik dengan format tertentu sebagai pengenal.

Dunia Internet tidak mengenal batas negara dan telah menciptakan suatu paradigma baru yang mempermudah interaksi antar individu maupun bisnis. Internet yang semula tumbuh dan berkembang dari kalangan akademisi kemudian berkembang menjadi sarat muatan komersial. Hal ini karena peranan Internet yang berhasil mengubah dan meningkatkan efisiensi maupun efektifitas dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Sejarah internet Jaringan komputer berbasis teknologi Internet dimulai pada 1969 ketika Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) melakukan penelitian tentang menghubungkan komputer satu dengan yang lainnya sehingga membentuk jaringan global. Penelitian ini dikenal dengan nama ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network), dibangun dengan sasaran untuk membuat suatu jaringan komputer yang tersebar. Jaringan ini dimaksudkan untuk melindungi dari data yang terpusat yang dipandang rawan dihancurkan apabila terjadi peperangan.

Tahun 1972, program e-mail pertama dikenalkan oleh Roy Tomlinson. Program ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Icon @ diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan yang kita kenal sekarang dengan istilah "at". Sekarang orang tidak akan merasa asing lagi dengan notasi [email protected]

1

Page 2: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Tanggal 26 Maret 1976, Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal - Signals and Radar Establishment di Malvern. Tahun 1977 sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network Pada tahun 1979 di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer untuk negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.

Tahun 1981 France Telecom meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link secara interaktif satu sama lainnya.

Perrkembangan komputer berbasis jaringan semakin hari semakin berkembang, tahun 1982 dibentuklah Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua dengan nama TCP/IP, sebagai protokol resmi yang diakui oleh semua pengguna jaringan komputer diseluruh dunia.

IRC atau Internet Relay Chat ditemukan oleh Jarko Oikarinen dari Finland tahun 1988, Setahun kemudian, jumlah komputer mencapai 10 kali lipat dari tahun sebelumnya. Tidak kurang dari 100.000 komputer yang tersambung ke jaringan membentuk komunitas glogal.

Tahun 1990, Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web. Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet.

Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. di tahun yang sama ketika Yahoo! didirikan. Manfaat internet

Secara umum ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses ke internet diantaranya:a. Informasi untuk kehidupan pribadi: kesehatan, rekreasi, hobby, pengembangan

pribadi, rohani, sosial. b. Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja: ilmuwan, teknologi, perdagangan,

saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, berbagai forum komunikasi.

c. Perpustakaan yang konvensional merupakan sumber informasi yang tidak murah. Buku-buku dan journal harus dibeli dengan harga mahal. Adanya Internet memungkinkan user dapat mengakses kepada sumber informasi secara online.

d. Media kolaborasi atau kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan dapat terjadi dengan lebih mudah, efisien, dan lebih murah.

Ada hal yang menarik dari keanggotaan internet, tidak dikenalnya batas negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor faktor lain yang biasanya dapat menghambat pertukaran pikiran atau gagasan. Komunitas berbasis internet sifatnya sangat demokratis serta memiliki kode etik yang dihormati segenap anggotanya. Manfaat internet terutama diperoleh melalui kerjasama antar pribadi atau kelompok tanpa mengenal batas jarak dan waktu.

2

Page 3: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

II. LANDASAN KONSEPTUALPENGERTIAN

Konsep Domain Name SystemSitus dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi, gambar gerak, suara, dan atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan link-link.DomainUntuk membangun situs diperlukan beberapa unsur yang harus ada agar situs dapat berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan. Unsur-unsur yang harus ada dalam situs adalah Domain Name atau biasa disebut nama domain. Domain adalah alamat permanen situs di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah situs Istilah yang umum digunakan adalah URL. Contoh sebuah URL adalah http://www.mti.ugm.ac.id. Setiap komputer yang terhubung ke Internet (dengan menggunakan protokol TCP/IP) memiliki “alamat” atau nomor yang disebut nomor IP.

Contoh nomor IP adalah 167.205.21.82. Hubungan antar komputer dilakukan dengan menggunakan nomor IP ini. Namun manusia memiliki kelemahan untuk mengingat angka, maka akan sulit diingat jika alamat email adalah berupa nomor seperti [email protected].

Sebuah domain pada prinsipnya akan menjadi sebuah simbol yang merupakan suatu sarana interaksi yang peranannya cukup dominan bagi kalangan pengguna internet. Benturan antara sesama pelaku bisnis, dalam memilih nama dan jenis domain tak pelak lagi menjadi hal biasa. Simbol atau ciri badan usaha berlomba-lomba dijadikan bagian dari domain. Domain Name System (DNS) memberikan layanan translasi nomor IP ke nama secara terdistribusi. Selain layanan translasi ini ada juga layanan lain di DNS seperti informasi tentang mail server (yang disebut MX record), jenis komputer dan sistem operasinya, serta lokasi dari server tersebut. Sistem DNS mendelegasikan pengelolaan nama komputer dengan menggunakan mekanisme “nama domain” (Rahardjo, 2002). Konsep DNS ini terus berkembang hingga saat ini. Implementasi DNS yang paling populer adalah spesifikasi dari perangkat lunak Berkeley Internet Name Domain (BIND) yang pada awalnya dikembangkan oleh Universitas of California di Berkeley sebagai sebuah proyek yang disponsori oleh US Defense Advanced Research Projects Administration (DARPA).

Konsep Generic Top Level Domain (gTLD) dan Country Code Top Level Domain (ccTLD) Domain di Internet dapat diklasifikasikan menjadi dua kelas, yaitu gTLD (Generic Top Level Domain) dan ccTLD (Country Code Top Level Domain). Mendiang Jon Postel adalah seorang pelopor dalam pembentukan gTLD dalam sebuah konsep yang dituangkannya pada RFC-1591, Domain Name System Structure and Delegation dimana konsep tentang aspek pengelolaan sebuah TLD (Top Level Domain) diusulkan beberapa nama umum atau generic sehingga hingga kini lebih dikenal sebagai gTLD serta konsep dasar dalam pengelolaan TLD hingga sekarang masih digunakan sebagai tolok ukur standar. Domain yang termasuk kedalam gTLD adalah domain yang berakhiran dengan kata .edu, .COM, .net, .org, .gov, .mil, dan .int. Pada mulanya pengelolaan gTLD dilakukan oleh IANA yang kemudian mendelegasikan operasionalnya kepada Network Solutions Inc. atau InterNIC. Saat ini pengelolaan gTLD dikoordinir oleh ICANN dan beberapa registrar (yang

3

Page 4: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

terakreditasi oleh ICANN). Daftar lengkap registrar dan informasi tentang gTLD dapat diperoleh di situs ICANN (Budi Rahardjo, 2002). Pada pertemuan 16 November 2000, ICANN telah memilih tujuh buah Generic Top Level Domain baru yaitu: .aero; .biz ; .coop ; .info; .museum ; .name ; .pro. Implementasi dan operasionalisasi ketujuh gTLD baru tersebut hingga saat riset ini disusun masih dalam proses persiapan. ccTLD adalah kumpulan domain yang berbasis nama negara yang didefinisikan di ISO-3166. Sebagai contoh Indonesia memiliki top level domain dengan akhiran “.id”, Sebagai ilustrasi, susunan gTLD dan ccTLD dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Sedangkan pada jenis domain Internationalized (Multilangual) Domain Names (IDN) ialah jenis domain yang mengacu pada karakter-karakter khusus (non romawi) seperti nama domain yang menggunakan: huruf Kanji, huruf Cina, huruf Arab dan sebagainya. Namun demikian, jenis domain ini masih dapat digolongkan pada jenis domain gTLD, karena memang IDN masih mengacu pada gTLD sebagai second-level domain nya.

Konsep Keamanan Domain Berdasarkan atas kompilasi mengenai konsep keamanan Internet oleh Parmar dan Duncan yang kemudian ditranslasikan dalam format html oleh Manson (2000), secara umum telah mendefinisikan beberapa kategori ancaman (threats) yang dapat diimplementasikan pada pengelolaan domain yaitu sebagai berikut:

- Kesalahan atau penghilangan (data).- Penipuan dan pencurian (data).- (Rasa) ketidakpuasan karyawan.- Fisik dan infrastruktur.- Kejahatan hacker.- Spionase industri.- Kejahatan kode.- Kejahatan perangkat lunak.- Spionase negara asing.

Atas beberapa ancaman tersebut diatas, maka faktor keamanan dalam pengelolaan domain baik yang berbassis gTLD dan cCTLD memerlukan sinergi maupun koordinasi dengan berbagai pihak lainnya. Ancaman penipuan dan pencurian (data) merupakan jenis ancaman yang paling menonjol, jika dibandingkan jenis ancaman lainnya. Walaupun tidak tertutup kemungkinan jenis ancaman lainnya juga turut berpotensi mengganggu pengelolaan domain khususnya cCTLD dan domain CO.ID. Upaya antisipasi terhadap ancaman tersebut ialah dengan tegas telah dilakukan melalui cara: a. Penolakan terhadap permohonan domain yang tidak memenuhi kriteria. b. Validasi data pendaftar, baik untuk proses: baru, ubah atau hapus.

4

Page 5: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

Sejauh ini, pengelolaan domain khususnya ccTLD dilakukan dengan menganut asas kehati-hatian (prudence) serta selalu melakukan proses evaluasi dari beberapa kesalahan yang terjadi dalam pengelolaan domain .COM. Prinsip liberalisme dalam pengelolaan .COM tidak mungkin ditiru mentah-mentah dalam pengelolaan domain CO.ID karena memiliki potensi resiko sangat signifikan, diantaranya ialah: penggunaan kata sebagai nama domain diluar kaidah atau norma yang sesuai dengan budaya Indonesia. Mengingat domain .COM memiliki pola yang sangat rapuh dari sisi keamanannya, apapun motivasi dibalik penyalahgunaan tersebut, hal itu membuktikan bahwa domain .COM memiliki potensi kelemahan keamanan yang sangat besar.

Lembaga Sengketa Domain Dalam domain .COM (atau gTLD lainnya) dikenal Uniform Domain-Name Dispute-Resolution Policy (lebih dikenal sebagai UDRP), dimana jika terjadi perselisihan dalam domain ini maka perselisihan tersebut diajukan pada beberapa Lembaga Arbitrase, seperti: • Asian Domain Name Dispute Resolution Centre [ADNDRC] • CPR Institute for Dispute Resolution [CPR] • eResolution [eRes] • The National Arbitration Forum [NAF] • World Intellectual Property Organization [WIPO]

Fungsi lembaga tersebut adalah sebagai mediator atas sengketa yang terjadi dalam domain .COM (atau gTLD lainnya), dimana lembaga tersebut memiliki tambahan (suplemen) peraturan yang disesuaikan masing-masing kedaulatan hukum. Sedangkan jika ditinjau dari jumlah perselisihan atau sengketa atas domain .COM (atau jenis gTLD lainnya), berikut ini adalah data statistik sejumlah status persengketaan yang telah diproses lebih lanjut.

Sedangkan domain ccTLD memiliki jalur untuk memverifikasi setiap permohonan sehingga mengurangi adanya sengketa dikemudian hari. Dalam hal ini pengelola domain ccTLD adalah PANDI.

5

Page 6: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

PENJELASAN LANJUTAN DOMAINGeneric DomainsAda banyak macam nama domain yang dapat kita pilih sesuai dengan keinginan. Berikut beberapa nama domain yang sering digunakan dan tersedia di internet Generic Domains merupakan domain name yang berakhiran dengan .Com, Org .Edu., Gov, or. Jenis domain ini sering juga disebut top level domain dan domain ini tidak berafiliasi berdasarkan negara, sehingga siapapun dapat mendaftar.Klasifikasi Generic Domain:

xxx.com : merupakan top level domain yang ditujukan untuk kebutuhan "commercial". contoh: http://www.kompas.com

xxx.edu : merupakan domain yang ditujukan untuk kebutuhan dunia pendidikan (education). contoh: http://www.ucla.edu.

xxx.gov : merupakan domain untuk pemerintahan (government) http://www.nsw.gov xxx.org: domain untuk organisasi atau lembaga non profit (Organization). Contoh:

http://www.debian.org. xxx.net: domain untuk xxx.cc : xxx.info : xxx.us :

Country-Specific Domains Yaitu domain yang berektensi dua huruf, dan sering juga disebut second level domain, Nama domain untuk Indonesia berekstensi id, Australia Australia berkestensi .au, untuk Jepang berekstensi .jp. Nama-nama domain tersebut dioperasikan dan di daftarkan dimasing-masing negara. Di Indonesia, domain-domain ini dikenal dengan domain-domain yang berakhiran .co.id, .ac.id, .go.id, .mil.id, .or.id. Penggunaan dari masing-masing akhiran tersebut berbeda tergantung pengguna dan pengunaannya, antara lain:

- xxx.co.id : Untuk Badan Usaha yang mempunyai badan hukum sah- xxx.ac.id : Untuk Lembaga Pendidikan- xxx.go.id : Khusus untuk Lembaga Pemerintahan Republik Indonesia- xxx.mil.id : Khusus untuk Lembaga Militer Republik Indonesia.

Nama domain dari tiap-tiap situs di seluruh dunia tidak ada yang sama sehingga tidak ada satupun situs yang akan dijumpai tertukar nama atau tertukar halaman situsnya. Untuk memperoleh nama dilakukan penyewaan domain, biasanya dalam jangka tertentu (tahunan).

LINGKUNGAN PENDUKUNG DOMAINHostingHosting dapat diartikan sebagai ruangan yang terdapat dalam harddisk tempat menyimpan berbagai data, file-file, gambar dan lain sebagainya yang akan ditampilkan di situs. Besarnya data yang bisa dimasukkan tergantung dari besarnya hosting yang disewa/dipunyai, semakin besar hosting semakin besar pula data yang dapat dimasukkan dan ditampilkan dalam situs.Besarnya hosting ditentukan ruangan harddisk dengan ukuran MB(Mega Byte) atau GB(Giga Byte). Lama hosting rata-rata dihitung per tahun. Penyewaan hosting dilakukan dari

6

Page 7: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

perusahaan-perusahaan penyewa web hosting yang banyak dijumpai baik di Indonesia maupun Luar Negri. Design WebSetelah melakukan penyewaan domain dan hostingts, unsur situs yang paling penting dan utama adalah design. Design web sangat menentukan kualitas dan keindahan situs. Untuk membuat perancangan situs biasanya dapat dilakukan sendiri dengan menggunakan fasilitas yang ada, misalnya Microsof Front Pages sebagai software bawaan dari MicrosoftOffice.

PublikasiKeberadaan situs tidak ada gunanya bila tidak dikunjungi atau dikenal oleh masyarakat atau pengunjung. Karena efektif tidaknya situs sangat tergantung dari besarnya pengunjung dan komentar yang masuk. Untuk mengenalkan situs kepada masyarakat memerlukan apa yang disebut publikasi atau promosi. Publikasi situs di masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan pamlet-pamlet, selebaran, brosur dan lain sebagainya. Tapi cara ini bisa dikatakan kurang efektif dan sangat terbatas. Cara yang yang paling efektif digunakan adalah memanfaat fasilitas yang ada di internet itu sendiri, yaitu dengan fasilitas search engine dari Yahoo dan Google. Cara publikasi melalui search engine, publikasi ini ada yang gratis dan ada pula yang harus bayar. Yang gratis biasanya banyak dimanfaatkan untuk mempublikasikan situs, sehingga dapat di telusur melalui search engine pada Yahoo atau Google.

Pemeliharaan Web Site atau Situs Untuk mendukung kelanjutan dari situs diperlukan pemeliharaan setiap waktu sesuai yang diinginkan. Pemeliharaan situs dapat dilakukan per periode tertentu seperti tiap hari, tiap minggu atau tiap bulan sekali secara rutin atau secara periodik tergantung kebutuhan.Pemeliharaan rutin biasanya dipakai oleh situs-situs berita seperti surat kabar kompas (www.kompas.com) dan detik (www.detik.com) berbasis cybermedia. Pemeliharaan/update data sangat penting, tanpa pemeliharaan yang baik situs akan terkesan membosankan dan akan ditinggal pengunjung.

III. SISI BISNIS DOMAIN (PENGELOLA DOMAIN DAN SYARAT PENGAJUAN DOMAIN)

Lembaga Pengelola DomainDomain internasional (selanjutnya disebut domain .com saja) dikelola oleh sebuah lembaga internasional yang bernama Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN). Sedangkan domain .id saat ini berada di bawah pengelolaan Departemen Komunikasi dan Informasi. Dalam waktu dekat, diharapkan telah terbentuk sebuah lembaga independen yang bertugas untuk mengelola domain .id ini. Sebelumnya, domain .id dikelola oleh IDNIC (Indonesia Network Information Center) sekarang ini dikelola oleh PANDI.

Hak pemilikanKarena bersifat internasional, seluruh warga dunia boleh memiliki domain .com. Sedangkan domain .id hanya boleh dimiliki oleh warga negara Indonesia. Selain itu, domain .id tertentu hanya boleh dimiliki oleh pihak tertentu pula. Misalnya, domain co.id hanya boleh dimiliki

7

Page 8: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

oleh perusahaan, domain net.id hanya boleh dimiliki oleh perusahaan ISP, domain go.id hanya boleh dimiliki oleh lembaga pemerintahan. Demikian seterusnya.

Cara pemilikanAda begitu banyak perusahaan/lembaga di seluruh dunia yang berfungsi sebagai perantara penjualan nama domain .com. Karena itu, Anda bisa membeli domain ini di negara mana saja. Jika misalnya Anda membelinya di Amerika Serikat, maka Anda bisa melakukan transaksi pembelian lewat internet, dan pembayarannya melalui kartu kredit. Di Indonesia sendiri, ada begitu banyak perusahaan yang melayani penjualan domain .com tersebut. ISP Anda tercinta ini, CBN, juga termasuk di dalamnya. Anda bisa menghubungi email [email protected] untuk informasi selengkapnya.

Persyaratan pembelianUntuk domain .com, tak ada syarat khusus untuk membelinya. Aturan yang berlaku di sini adalah “siapa cepat dia dapat”. Anda tinggal memesan nama domain yang dikehendaki, lalu membayar biayanya. Sangat mudah dan cepat. Sama seperti ketika Anda membeli kartu perdana untuk telepon selular. Sementara untuk domain .id, ada beberapa persyaratan yang harus dilengkapi. Misalnya untuk domain co.id, si pembeli harus melampirkan nomor SIUP atau NPWP perusahaan (untuk membuktikan bahwa si pendaftar benar-benar wakil dari perusahaan yang membeli domain tersebut). Persyaratan paling minimal untuk membeli domain .id adalah fotokopi KTP.

Kelebihan dan KekuranganMasing-masing nama domain tentu punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Domain internasional dengan akhiran .com misalnya , merupakan domain yang paling populer di dunia. Karena itu, peminatnya sangat banyak. Akibatnya, situs yang menggunakan domain .com punya potensi yang besar untuk memiliki jumlah pengunjung yang lebih banyak dibanding situs dengan domain lainnya (memang, faktor penyebab banyak tidaknya pengunjung situs bukan hanya nama domain, tapi faktor ini pun sebenarnya cukup berperan).

Para pemakai internet umumnya suka mengasosiasikan alamat situs dengan www……com. Dalam mengetik alamat situs tertentu, yang pertama kali mereka ingat adalah domain .com. Sebagai contoh, ketika mereka hendak mengakses situs Telkom, yang mereka ingat adalah www.telkom.com. Padahal, alamat situs telkom yang benar adalah www.telkom.net. Dengan demikian, pemakaian domain dengan akhiran .com akan mengurangi resiko salah ketik yang dilakukan oleh pengunjung.

Jika Anda mengelola situs seperti portal komunitas yang memerlukan trafik kunjungan yang tinggi, tentu situs dengan domain .com akan lebih efektif, karena ini akan mempermudah para netter dalam mengingat nama situs Anda.

Namun seperti halnya domain internasional lainnya, domain berakhiran .com bisa menjadi masalah tersendiri bagi Anda jika dibeli di luar negeri. Sebab, mau tidak mau Anda harus membayar dengan kartu kredit. Padahal, tidak semua orang berani bertransaksi online dengan kartu kredit. Karena itu, untuk domain .com, sebaiknya dibeli di Indonesia saja.

Kebebasan dalam kepemilikan nama domian internasional, menyebabkan setiap orang bisa “meniru” nama domain yang sudah ada, untuk tujuan-tujuan tertentu. Misalnya, karena domain detik.com sudah terkenal, bisa saja orang lain memesan domain detik.net, detik.org,

8

Page 9: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

de-tik.com, dan seterusnya. Biasanya, orang yang berbuat seperti ini punya harapan, semoga banyak orang yang nyasar; Ingin mengakses detik.com, tapi salah ketik sehingga masuk ke de-tik.com, dan seterusnya. Anda masih ingat kasus situs plesetan klikbca.com, bukan? Nah, ini adalah salah satu contoh yang nyata. Banyak pelanggan BCA yang akhirnya salah masuk, bukan ke situs klikbca.com, melainkan ke kilkbca.com, dan beberapa nama situs plesetan lainnya.

Domain .id, di sisi lain, punya kekurangan berupa proses kepemilikan yang cenderung birokratis. Selain itu, alamat situsnya tidak terlalu populer, jadi kemungkinan akan menyulitkan orang dalam menghafalnya.

Namun keunggulannya, domain .id tidak mudah ditiru, karena syarat kepemilikannya yang tidak mudah tersebut. Domain ini pun terasa lebih “bergengsi” dan unik, karena ada nuansa “cinta tanah air”. Dan karena dikelola di Indonesia, maka kita akan lebih mudah menyelesaikannya karena dapat menghubungi langsung pihak pengelola domain tersebut. (Sumber: CBN)

IV. STUDI KASUS

Kasus Persengketaaan Nama DomainKasus domain Mustika-ratu.com pada pertengahan tahun 2003 lalu diselesaikan secara pidana, tetapi menurut praktisi hukum teknologi informasi (TI) Hinca I.P. Panjaitan dapat dilakukan cukup secara hukum perdata saja. Pendapat ini disampaikan dalam diskusi memformat arah regulasi internet Indonesia, Studi Kasus: Putusan MA atas sengketa nama domain Mustika-ratu.com di gedung dewan pers, Selasa (20/5/2003). (Tempointeraktif.com)Menurut Hinca, nama domain hanyalah sebuah alat bebas untuk berjualan, sehingga wilayah hukumnya perdata. Dalam kasus domain ini, tidak ditampilkan unsur dunia maya, tapi lebih kepada tuduhan terjadinya tidak pidana persaingan curang. Seperti tercantum dalam pasal 382 bis KUHP. Tuduhan ini, mengakibatkan pendaftar domain, Tjadra Sugiono dijatuhi hukuman pidana empat bulan penjara.

UU 11 Tahun 2008 tentang ITE dan Parkir DomainDomain secara jelas diterangkan dalam pasal 23 ayat 3, yang berbunyi:

Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat yang dirugikan karena penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain, berhak mengajukan gugatan pembatalan Nama Domain dimaksud.

Pasal tersebut memang tidak secara jelas menyebutkan parameter yang menunjukkan:

“Jika setiap penyelenggara negara, orang, badan usaha, atau masyarakat telah dirugikan karena penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh orang lain?”

“Sejauh mana serta selama apa setiap penyelenggara negara, orang, badan usaha, atau masyarakat dapat menganggap bahwa satu atau beberapa penggunaan nama domain telah digunakan secara tanpa hak?”

9

Page 10: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

“Kata Dirugikan dalam Pasal 23 ayat (3) tersebut, apakah mencakup kerugian materi dan kerugian imateriil, baik secara kumulatif (keduanya) atau alternatif (cukup salah satunya saja)?”

Parameter sekilas disebutkan dalam Penjelasan Pasal 23 ayat (3) berikut ini:

Yang dimaksud dengan “penggunaan Nama Domain secara tanpa hak” adalah pendaftaran dan penggunaan Nama Domain yang semata-mata ditujukan untuk menghalangi atau menghambat Orang lain untuk menggunakan nama yang intuitif dengan keberadaan nama dirinya atau nama produknya,atau untuk mendompleng reputasi Orang yang sudah terkenal atau ternama, atau untuk menyesatkan konsumen.

Jika dibaca dari penjelasan tersebut di atas, maka parameter kerugian penggunaan nama domain secara tanpa hak adalah sebatas pada pendaftaran dan penggunaan Nama Domain yang semata-mata ditujukan untuk menghalangi atau menghambat orang lain untuk menggunakan nama yang intuitif dengan keberadaan dirinya atau nama produknya, atau untuk mendompleng reputasi orang yang sudah terkenal atau ternama, atau untuk menyesatkan konsumen. Mengenai seperti apa perwujudan dari semata-mata menghalangi atau menghambat orang lain tersebut dalam Penjelasan, sepertinya menjadi suatu hal yang sangat tidak jelas.

Bagi pihak-pihak yang mempunyai profesi jual beli domain dimana salah satu aktifitas jual beli domainnya adalah menjual nama-nama domain yang berkorelasi dengan nama orang terkenal atau nama produk terkenal, haruslah mempunyai argumentasi kuat yang menjelaskan bahwa menjual bukan berarti menggunakan, sebab dalam penjelasan pasal 23 ayat (3) telah menerangkan bahwa dianggap merugikan itu jika melakukan pendaftaran dan penggunaan (kumulatif, bukan alternatif).

Bagaimana dengan pihak yang mendaftarkan nama domain namun nama domain tersebut tanpa pernah diaktifkan langsung dimasukkan ke dalam tempat parkir domain, apakah hal tersebut dapat pula dianggap sebagai penggunaan? Sebab jika memang tidak dapat dikategorikan sebagai penggunaan, maka pasal 23 ayat (3) tersebut seharusnya tidak berlaku juga bagi pelaku domain parking, sebab dalam penjelasan telah dijelaskan pada bagian “Pendaftaran dan penggunaan” sebagai satu kesatuan kegiatan.

Rasanya pertanyaan dan uraian pasal di atas dapat disandingkan dengan kasus beberapa waktu yang lalu mengenai domain artis terkenal seperti Diansastro.com.

Jika sekian tahun terakhir ini ketika Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik belum disahkan, ada pihak yang telah menggunakan domain, semisal DianSastro.Com, atau TitiKamal.Com (mengacu pada nama orang terkenal). Nah, sekian tahun itu pula, baik si artis maupun pihak manajemennya sama sekali tidak mempermasalahkan penggunaan domain tersebut, bahkan sebagai contoh, artis Dian Sastro akhirnya memilih menggunakan domain name diansastro.net.

Lalu ketika nama domain DianSastro.Com yang digunakan pihak lain ternyata sudah cukup terkenal, mempunyai trafik kunjungan yang tinggi karena isinya ternyata banyak disukai orang (tidak peduli isinya membahas Dian Sastro atau bukan) dan pas dengan momen UU ITE sudah disahkan, baik si artis Dian Sastro ataupun Manajemen yang semula tidak mempermasalahkan akhirnya mulai mempermasalahkan penggunaan domain

10

Page 11: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

DianSastro.Com tersebut. Siapakah sesungguhnya dalam perandaian ini yang dirugikan? pihak lain yang telah mengoperasionalkan nama domain DianSastro.Com hingga memiliki traffic tinggi dan penghasilan tinggi selama sekian tahun, ataukah pihak Dian Sastro yang sudah memiliki domain .net dan sekian tahun lamanya tidak mempermasalahkan hal tersebut?. Saya berpendapat, bahwa yang dimaksud upaya menghalangi dalam Undang-Undang tersebut dapat menjadi tidak pas jika diimplementasikan dalam contoh saya tersebut. Bagaimana pula menentukan itikad baik dan itikad tidak baik salah satu pihak? Bagaimana pula jika ternyata pihak lain semisalnya, mendaftarkan nama domain TitiKamaliah.Com yang jelas-jelas nama asli Titi Kamal namun bukan nama terkenalnya ? Semoga juga di kemudian hari tidak ada artis laki-laki Indonesia yang memilih untuk barganti nama tenar dengan menggunakan nama Ken Reidy, agar saya tidak dianggap menghalangi-halangi nantinya, sebab nama orang terkenal menjadi prioritas disini dan menjadi parameter kerugian, bukan itikad baik atau buruk.

Pertanyaan lain dari pembahasan tersebut di atas adalah Apakah Undang-Undang ITE juga dapat turut campur terhadap pendaftaran dan penggunaan nama domain generic (gTLD) ? sebab toh, gTLD sudah memiliki aturannya sendiri serta solusi penyelesaian sengketa domain sendiri. Sayangnya, dalam UU ITE sama sekali tidak dijelaskan apakah itu hanya meliputi domain negara Indonesia saja (ccTLD) yaitu dot ID (.id).

Munculnya masalah pengelolaan domain .id yang hingga kini belum tuntas, membuat banyak orang yang berpikir ulang untuk menggunakan domain “buatan Indonesia”. Bahkan Donny BU, Koordinator ITC Watch, dalam sebuah tulisannya menyarankan pembaca untuk beralih ke domain .com saja. Sebenarnya, apa saja perbedaan antara domain .id dengan domain .com?

STUDI KASUS 2UU ITE Ps.23 dan UU Merk/HaKIPenyedia Registrasi Domain dan Klien 1. A sbg penyedia registrasi domain 2. B sbg klien A yang melakukan registrasi domain 3. C sbg pihak 3 yg mewakili pemilik merk terkait dengan nama B. C mengajukan keberatan terhadap suatu domain yang dipegang oleh si B. alasan utama, nama domain yang dipegang adalah suatu merk yang sudah jelas pasti merupakan public domain. satu sisi, si B jelas sebagai yang melakukan registrasi, dan benar merupakan pemegang domain tersebut. tapi, si C pun juga jelas mewakili si pemegang merk tersebut. nah, dimanakah posisi A sebagai penyedia registrasi domain ? mengikuti si B, krn sebagai pemegang domain, tapi bisa juga terkena halangan di wilayah hukum atu mengikuti si C, krn legal, tapi bukan pemegang domain?

Pembahasan dan KritisiPada dasarnya antara merek dengan nama domain di Indonesia tidak ada keterkaitan secara langsung. Kepemilikan suatu badan hukum atau perorangan atas suatu merek tidak serta merta menjadikan dirinya berhak atas suatu domain name. Hal itu dapat dilihat dari definisi nama domain dari UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ("UU ITE"):

“Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet,

11

Page 12: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.”

Berikutnya adalah definisi merek dari UU No. 15 Tahun 2001 tentang merek. “Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda yang digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa.”

Dari definisi yang diberikan oleh undang-undang tersebut cukup terlihat perbedaan esensi antara nama domain dan merek terutama pada tujuan digunakannya nama domain yaitu untuk menunjukan lokasi tertentu dalam internet sedangkan merek digunakan untuk daya pembeda dalam kegiatan perdagangan atau jasa. dari segi pihak yang memberikannya pun terdapat perbedaan yang sangat signifikan. JIka merek diberikan oleh Direktorat Jenderal HaKI sementara nama domain diberikan oleh komunitas internet tergantung dari jenis dan ekstensi dari nama domain tersebut, misalnya kalau .id diberikan oleh Pandi. Selain itu, dalam pendaftaran merek akan dilakukan pemeriksaan substantif sementara dalam pendaftaran nama domain tidak dilakukan hal tersebut. Pemeriksanan substantif dalam merek dilakukan oleh Direktorat Jenderal untuk mengetahui apakah merek tersebut merupakan merek yang tidak dapat didaftarkan atau yang dapat ditolak. kembali kepada kasus yang disampaikan oleh TS mengenai kemungkinan adanya sengketa domain, kita dapat merujuk pada Pasal 23 ayat (1) UU ITE yang menyatakan sebagai berikut.

Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat berhak memiliki Nama Domain berdasarkan prinsip pendaftar pertama.

Pasal tersebut menjelaskan pada pokoknya, dalam pendaftaran domain berlaku asas "first come first serve" artinya kalau memang klien anda mendaftarkan domain tersebut terlebih dahulu dari pihak lain, maka ia yang berhak atas domain tersebut.” Asas ini berbeda dengan asas yang dikandung dalam rezim merek, yaitu asas "first to file".

Namun, ketentuan dalam Pasal 23 ayat (1) UU ITE tersebut tidak berlaku mutlak. Kita perlu juga membaca ketentuan dalam ayat (2) pasal yang sama yaitu:

Pemilikan dan penggunaan Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus di dasarkan pada iktikad baik, tidak melanggar prinsip persaingan usaha secara sehat, dan tidak melanggar hak Orang lain.

Pasal 23 ayat (2) UU ITE menjelaskan, dalam mendaftarkan domain memang berlaku asas first come first serve, tetapi asas tersebut harus dilandasi dengan itikad baik. Artinya pendaftaran domain oleh klien harus dilakukan dengan tujuan yang baik bukan untuk keperluan persaingan usaha secara tidak sehat atau memang didaftarkan untuk perbuatan curang. Apabila adalah benar klien mendaftarkan domain tersebut dengan itikad baik, maka kepemilikan klien atas domain tersebut dilindungi oleh undang-undang. Untuk dapat memahami apakah klien anda mendaftarkan domain tersebut atas dasar itikad baik atau tidak selain dapat merujuk pada Undang-undang No. 5 tahun 1995 tentang Anti Monopoli dan Persaingan Usaha tidak Sehat, khususnya pasal 19 butir b, yaitu:

12

Page 13: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

“Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat berupa: b. menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu”

note: tindakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 huruf b tersebut di internet lazim dikenal sebagai cyber squatting / typo squatting Selain dalam UU No. 5/1995, pengaturan mengenai itikad tidak / perbuatan curang dalam pendaftaran domain juga dapat dikatikan dengan pasal 382 bis KUHP, yaitu:

“Barang siapa untuk mendapatkan, melangsungkan atau memperluas hasil perdagangan atau perusahaan milik sendiri atau orang lain, melakukan perbuatan curang untuk menyesatkan khalayak umum atau seorang tertentu, diancam, jika perbuatan itu dapat menimbulkan kerugian bagi konkuren-konkurennya atau konkuren-konkuren orang lain, karena persaingan curang, dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak tiga belas ribu lima ratus rupiah.”

Sesungguhnya selain diatur dalam hukum positif di Indonesia ketentuan mengenai pembuktian itikad baik dalam pendaftaran nama domain juga dapat dilihat pada Uniform Domain-Name Dispute-Resolution Policy (http://www.icann.org/udrp/udrp.htm). Pendaftar domain tetap harus menjaga nama domain yang dipercayakan pendaftarannya sampai dengan adanya putusan pengadilan yang menyatakan bahwa pemilik domain tidak berhak menggunakan domain tersebut. Hal ini didasari pada ketentuan dalam pasal 23 ayat (3) UU ITE yang menjelaskan sebagai berikut.

“Setiap penyelenggara, negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat yang dirugikan karena penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain, berhak mengajukan gugatan pembatalan Nama Domain dimaksud.”

KASUS 3

Terdapat 2 pihak yang bersengketa, yaitu :1. Pihak I yaitu pemegang domain2. Pihak II yaitu pemegang merek

Pada awalnya pihak I mendaftarkan suatu nama domain tertentu (misal : masterweb.or.id). Setelah beberapa waktu berlalu dan domain tersebut aktif tanpa masalah, tiba-tiba Pihak I mendapat surat somasi dari Pihak II bahwa nama masterweb merupakan nama perusahaan Pihak II yang telah dipatenkan. Pihak II mampu menunjukkan surat hak paten atas merek masterweb. Pihak I diminta melepas nama domain masterweb tersebut. Pihak I memang tidak mendaftarkan paten nama domain masterweb.or.id. Akhirnya karena tidak mau berlarut-larut, Pihak I bersedia melepaskan domain dengan diberi ganti rugi yang telah disepakati.Misalnya kasus tersebut tidak berakhir dengan damai dan dibawa ke pengadilan, bagaimana kelanjutan dari kasus tersebut?

PEMBAHASANAnalisa dari kasus di atas adalah sebagai berikut

13

Page 14: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

1. Nama merek dan nama domain tidak ada keterkaitan secara langsung. Kepemilikan suatu badan hukum atau perorangan atas suatu merek tidak serta merta menjadikan dirinya berhak atas suatu nama domain.

2. Definisi nama domain yang terdapat pada UU ITE Pasal 1 point 20 yang berbunyi “Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.”

3. Definisi nama merek menurut UU 15/2001 tentang merek adalah “Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda yang digu-nakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa.”

4. Dari definisi nama domain dan nama merek yang tersebut di atas dapat dibedakan bahwa nama domain digunakan untuk menunjukkan lokasi tertentu sedangkan merek digunakan sebagai pembeda dalam kegiatan perdagangan dan jasa.

5. Pihak pemberi-nya pun berbeda. Merek diberikan oleh Dirjen HaKI sedangkan nama domain diberikan oleh penanggung jawab komunitas internet misalnya PANDI

6. Dalam mendaftarkan nama merek, perlu dilakukan pemeriksaan secara substantif un-tuk mengetahui apakah merek tersebut merupakan merek yang dapat didaftarkan atau ditolak. Sedangkan nama domain tidak perlu dilakukan pemeriksaan substantif.

7. Menurut UU ITE Pasal 23 ayat (1) yaitu “Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat berhak memiliki Nama Domain berdasarkan prinsip pendaftar pertama.” Maka menurut pasal 1 tersebut maka Pihak I berhak atas nama domain tersebut.

8. Akan tetapi ada kelanjutan dari Pasal 23 yaitu ayat (2) yaitu “Pemilikan dan penggu-naan Nama Domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus didasarkan pada itikad baik, tidak melanggar prinsip persaingan usaha secara sehat, dan tidak melanggar hak Orang lain.”

9. Menurut penjelasan UU ITE pasal 23 ayat (2) yang berbunyi “Yang dimaksud dengan "melanggar hak Orang lain", misalnya melanggar merek terdaftar, nama badan hukum terdaftar, nama Orang terkenal, dan nama sejenisnya yang pada intinya merugikan Orang lain.”

10. Kata kunci dari ayat (2) tersebut adalah itikad baik. Maka perlu ada pembuktian lebih lanjut apakah Pihak I dalam memiliki nama domain tersebut didasarkan pada itikad baik atau tidak.

11. Menurut UU ITE Pasal 23 ayat (3) yaitu “Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat yang dirugikan karena penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain, berhak mengajukan gugatan pembatalan Nama Domain dimaksud.”

12. Penjelasan dari Pasal 23 ayat (3) tersebut adalah “Yang dimaksud dengan ‘penggu-naan Nama Domain secara tanpa hak’ adalah pendaftaran dan penggunaan Nama Domain yang semata mata ditujukan untuk menghalangi atau menghambat Orang‐ lain untuk menggunakan nama yang intuitif dengan keberadaan nama dirinya atau nama produknya, atau untuk mendompleng reputasi Orang yang sudah terkenal atau ternama, atau untuk menyesatkan konsumen”

13. Pihak I secara pasti tidak mendompleng reputasi karena ditinjau dari sisi waktu, merek tersebut ada setelah nama domain tersebut aktif

14

Page 15: Pengelolaan Domain Dan Uu Ite

14. Pihak II harus mampu membuktikan bahwa Pihak I memiliki itikad tidak baik dalam menggunakan nama domain tersebut. Hal ini sejalan dengan prinsip hukum yaitu “Itikad baik ada pada semua orang dan itikad buruk harus dibuktikan”. Jadi secara hukum, setiap orang secara default memiliki itikad baik.

15. Pihak II yang mendalilkan/menganggap Pihak II memiliki itikad tidak baik harus mem-buktikannya. Hal ini sesuai dengan dalil hukum “barangsiapa mendalilkan sesuatu maka dia harus membuktikannya”.

16. Pihak II harus mampu membuktikan bahwa Pihak I menggunakan nama domain tersebut semata-mata ditujukan untuk menghalangi atau menghambat Pihak II untuk menggunakan nama domain tersebut.

15