Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

40
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Ir. Muhammad Yusuf Firdaus

Transcript of Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Page 1: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

Ir. Muhammad Yusuf Firdaus

Page 2: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah bahan yang karena sifatnya dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.

DEFINISI

Page 3: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Undang-undang No. 32 Tahun 2009Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2008Tata Cara Pemberian Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 187 Tahun 1999Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja

Keputusan Menteri Perhubungan No. 69 Tahun 1993Penyelenggaraan Angkutan Barang di Jalan

Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No. SK.725/AJ.302/DRJD/2004

Penyelenggaraan Pengangkutan Bahan Berbahaya dan Beracun di Jalan

REGULASI PENGELOLAAN B3

Page 4: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Kegiatan pengelolaan B3 yang diatur dalam PP No. 74 Tahun 2001 meliputi:

◦Menghasilkan B3◦Mengangkut B3◦Mengedarkan B3◦Menyimpan B3◦Menggunakan B3◦Membuang B3

KEGIATAN PENGELOLAAN B3

Page 5: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Mudah meledak (explosive) Pengoksidasi (oxidizing) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable) Sangat mudah menyala (highly flammable) Mudah menyala (flammable) Amat sangat beracun (extremely toxic) Sangat beracun (highly toxic) Beracun (moderately toxic) Berbahaya (harmful) Korosif (corrosive) Bersifat iritan (iritant) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment) Karsinogenik (carcinogenic) Teratogenik (teratogenic) Mutagenik (mutagenic)

KARAKTERISTIK B3

Page 6: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Berdasarkan PP No. 74 Tahun 2001

B3 yang dapat dipergunakan

B3 yang dilarang dipergunakan

B3 yang terbatas dipergunakan

KLASIFIKASI B3

Page 7: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Lampiran 1 PP No. 74 Tahun 2001

B3 YANG DAPAT DIPERGUNAKAN

CATATAN:Beberapa B3 pada daftar ini hanya dapat dipergunakan hingga batas waktu tahun 2040.Contoh: diklorodifluoropropana, dibromodifluorometana, bromoheksafluoropropana.

Page 8: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Tabel 1 Lampiran 2 PP No. 74 Tahun 2001

B3 YANG DILARANG DIPERGUNAKAN

Page 9: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Tabel 2 Lampiran 2 PP No. 74 Tahun 2001

B3 YANG TERBATAS DIPERGUNAKAN

Page 10: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum menangani B3 antara lain:

1. Pelajari dan pahami MSDS bahan tersebut: karakteristik bahan, tindakan P3K, APD yang diperlukan, dsb.

2. Siapkan APD yang sesuai dan peralatan penanganan tumpahan.

3. Siapkan prosedur penanganan dan pemakaian bahan: Jumlah pemakaian per hari per shift Jumlah stok minimal Lokasi dan persyaratan penyimpanan

4. Sosialisasikan ke semua pihak terkait.

PRA PENANGANAN B3

Page 11: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Meliputi:

Pemberian simbol dan label Pengangkutan Penyimpanan dan pengemasan MSDS

PENANGANAN B3

Page 12: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Acuan: PERMENLH No. 03 Tahun 2008.

Simbol – gambar yang menunjukkan karakteristik B3.

Label - uraian singkat yang menunjukkan jenis dan karakteristik B3, informasi produsen, identitas B3, jumlah B3.

Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta dilengkapi dengan MSDS (PP No. 74/2001 Pasal 15).

Simbol dan label yang rusak harus diganti dengan yang baru:◦ Jika rusak pada saat produksi, wajib diganti oleh Penghasil.◦ Jika rusak pada saat pengangkutan, wajib diganti oleh penanggung

jawab kegiatan pengangkutan.◦ Jika rusak pada saat penyimpanan, wajib diganti oleh penanggung

jawab kegiatan penyimpanan.

SIMBOL DAN LABEL

Page 13: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

SIMBOL B3 Berbentuk bujur sangkar yang

diputar 45 derajat sehingga membentuk belah ketupat.

Berwarna dasar putih dan garis tepi belah ketupat tebal berwarna merah.

Harus dibuat dari bahan yang tahan air, goresan dan bahan kimia.

Harus dapat menempel dengan baik, mudah digunakan dan tahan lama.

Harus dipasang pada kemasan, kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan B3.

Page 14: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

SIMBOL B3 BERDASARKAN PERMENLH NO. 03/2008

Page 15: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Ukuran disesuaikan dengan kemasan.

Harus sesuai dengan karakteristik B3 yang dikemas atau diwadahinya.

Ditempel pada sisi-sisi kemasan yang mudah dilihat dan tidak terhalang oleh kemasan lain.

Tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa B3.

SIMBOL PADA KEMASAN

Page 16: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Ukuran minimal 25 x 25 cm atau lebih besar sesuai dengan ukuran alat angkut.

Harus hanya 1 (satu) macam simbol sesuai dengan karakteristik B3 yang diangkutnya.

Harus menggunakan bahan warna yang dapat berpendar (fluorescence).

Dipasang di setiap sisi dan bagian muka alat angkut, serta harus dapat terlihat dari jarak sekurang-kurangnya 30 meter.

Tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain sebelum muatan B3-nya dikosongkan dan dibersihkan.

SIMBOL PADA KENDARAAN PENGANGKUT

Page 17: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

PEMASANGAN SIMBOL B3 PADA KENDARAAN PENGANGKUT

Page 18: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Ukuran minimal 25 x 25 cm atau lebih besar.

Dipasang pada bagian luar tempat penyimpanan yang tidak terhalang.

Harus sesuai dengan karakteristik B3 yang disimpannya.

Harus dapat terlihat dengan jelas dari jarak sekurang-kurangnya 20 meter.

SIMBOL PADA TEMPAT PENYIMPANAN

Page 19: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Berbentuk persegi panjang.

Ukuran disesuaikan dengan ukuran kemasan, dengan perbandingan panjang dan lebar adalah 3:1.

Warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam.

Juga harus dipasang pada wadah yang akan dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar.

LABEL B3

Page 20: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

PENGISIAN LABEL

Page 21: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

LABEL KOSONG

Page 22: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

PEMASANGAN SIMBOL DAN LABEL PADA KEMASAN

Page 23: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Sebagai wadah untuk penyimpanan dan pendistribusian B3.

Untuk menjamin keamanan B3 serta mencegah kecelakaan akibat paparan B3 terhadap manusia, lingkungan dan makhluk hidup lainnya selama dalam penanganan.

Setiap B3 yang dihasilkan, diangkut, diedarkan dan disimpan wajib dikemas sesuai dengan karakteristiknya (PP No. 74/2001 Pasal 14.

Jika terjadi kerusakan kemasan:◦ Untuk B3 yang masih dapat dikemas ulang, pengemasannya wajib

dilakukan oleh Pengedar.◦ Untuk B3 yang tidak dapat dikemas ulang dan dapat menimbulkan

pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan dan/atau keselamatan manusia, maka Pengedar wajib melakukan penanggulangannya.

KEMASAN B3

Page 24: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Dalam keadaan baik: tidak rusak, tidak bocor, tidak berkarat.

Bentuk, ukuran dan bahan kemasan sesuai dengan karakteristik B3 yang dikemasnya.

Harus tertutup rapat.

Dalam keadaan bersih serta bebas dari simbol dan label yang tidak perlu.

Untuk kemasan non-curah harus lolos uji jatuh, uji kebocoran, uji tekanan internal dan uji penumpukan secara berkala.

SYARAT KEMASAN

Page 25: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Drum logam Drum plastik Kantung/karung

plastik Jerry can Botol kaca Botol plastik Peti kayu Tanker Roll off boxDan sebagainya

JENIS KEMASAN

Page 26: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Konstruksi harus sesuai dengan peruntukannya.

Jarak antar bangunan harus disesuaikan.

Harus memiliki bak penampung (containment area).

Lantai bangunan harus kedap air dan tidak retak serta dibuat miring ke arah bak penampung.

Merupakan daerah bebas banjir dan tidak dekat dengan badan air.

Memiliki ventilasi yang baik.◦ ILO: terjadi pertukaran udara minimal 5 (lima) kali setiap jam.◦ SNI-03-6572-2001: terjadi pertukaran udara minimal 6 (enam) kali setiap jam.

Memiliki sistem keamanan yang baik:Pagar dan marka pengaman, pintu darurat, sistem penjagaan 24 jam sehari, fasilitas P3K dan tanggap darurat, sistem penerangan sepanjang garis pagar, sistem alarm dan peringatan dini, serta harus terkunci rapat jika tidak sedang digunakan.

PENYIMPANAN B3

Page 27: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Penyimpanan B3 dibuat dalam sistem blok; setiap blok terdiri dari 2 x 2 kemasan sehingga dapat dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap kemasan dan jika terjadi kerusakan atau kecelakaan dapat segera ditangani.

Lebar gang antar blok harus memenuhi persyaratan peruntukannya:◦ Untuk lalu lintas manusia minimal 60 cm.◦ Untuk lalu lintas forklift disesuaikan dengan kelayakan pengoperasiannya.

Penumpukan kemasan harus memperhatikan kestabilan penumpukan:

◦ Untuk drum logam ukuran 200 liter tinggi tumpukan maksimal adalah 3 (tiga) tumpuk.

◦ Untuk drum plastik atau tumpukan lebih dari 3 (tiga) tumpuk harus mempergunakan rak.

Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar terhadap atap dan dinding bangunan penyimpanan tidak boleh kurang dari 1 (satu) meter.

PRINSIP PENYIMPANAN B3

Page 28: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

KAPASITAS PENYIMPANAN B3Nilai Ambang Kuantitas (NAK) B3

Jika suatu kegiatan usaha atau industri menyimpan lebih dari NAK, maka kegiatan atau usaha tersebut digolongkan sebagai yang memiliki potensi bahaya besar dan wajib mempekerjakan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kimia dan Petugas K3 Kimia.

Page 29: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

GUDANG PENYIMPANAN B3

Page 30: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Untuk mencegah adanya tumpahan yang mengalir ke lingkungan.

Berfungsi sebagai back up dan hanya diwajibkan untuk B3 cair atau yang mengandung cairan lepas.

Kapasitas maksimal adalah 25% dari gudang untuk wadah kecil atau 110% dari volume wadah terbesar.

CONTAINMENT AREA

Page 31: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

PAGAR DAN MARKA PENGAMAN

Page 32: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

LOKASI DAN TATA LETAK

Page 33: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

VENTILASI

Page 34: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

PENYUSUNAN KEMASAN

Page 35: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

PINTUN DARURAT

Page 36: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

ALARM KEBAKARAN DAN PERINGATAN DINI

Page 37: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

PERALATAN P3K DAN ALAT PEMADAM API

Page 38: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Syarat kendaraan:Layak jalan, sesuai dengan B3 yang diangkut, dilengkapi sistem tanggap darurat.

Syarat pengemudi dan asisten pengemudi:Syarat umum dan khusus, telah melalui pelatihan, dilengkapi APD.

Syarat lintas angkutan B3:Ditentukan oleh Dirjen Perhubungan.

Syarat pengoperasian angkutan B3:Tidak melebihi beban yang diizinkan, dilengkapi dokumen pengiriman, memenuhi aturan segregasi kelas bahaya.

PENGANGKUTAN B3

Page 39: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

SEGREGASI KELAS BAHAYA

Page 40: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

Name: Ir. Muhammad Yusuf FirdausProfession: Chemical EngineerOccupation:

Technical Engineer, Laboratory and Technical Department, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri – Waste Management Indonesia, Feb 2013 – PresentIn-Process Control Engineer, Laboratory and Technical Department, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri – Waste Management Indonesia, Mar 2008 – Jan 2013Interim Receipt Control Supervisor, Laboratory and Technical Department, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri – Waste Management Indonesia, Mar 2008 – Jan 2009Sr. Lecturer Assistant and Coordinator of Laboratory, Chemical Engineering Study Program – Institut Teknologi Indonesia, Sep 2005 – Feb 2008

Education:Bachelor of Engineering, Chemical Engineering Study Program – Institut Teknologi Indonesia, Sep 2002 – Feb 2007

Professional Qualification and Affiliation:Board certified engineer (Ir), member of Persatuan Insinyur Indonesia, vice chairman of Water and Specialities Community – Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia, member of Himpunan Polimer Indonesia, member of Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia, member of Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia

CURRICULUM VITAE