PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0...

41
K E M E N T E R I A N KEUANGAN R E P U B L I K I N D O N E S I A PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD Di ik lh Disampaikan oleh : Direktorat Penyusunan APBN, DJA BANYUWANGI BANYUWANGI 2 26 6 APRIL APRIL 2017 2017 BANYUWANGI BANYUWANGI, 2 , 26 6 APRIL APRIL 2017 2017

Transcript of PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0...

Page 1: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

K E M E N T E R I A N K E U A N G A NR E P U B L I K I N D O N E S I A

PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD

Di ik l h Disampaikan oleh :Direktorat Penyusunan APBN, DJA

BANYUWANGIBANYUWANGI 2 26 6 APRILAPRIL 20172017BANYUWANGIBANYUWANGI, 2, 26 6 APRILAPRIL 20172017

Page 2: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Pokok BahasanPokok Bahasan

PENDAHULUANPENDAHULUANPENGELOLAAN APBN

POKOK-POKOK KEBIJAKAN APBN 2017

KESIMPULANKESIMPULAN

KEMENTERIAN KEUANGAN

Page 3: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

KEMENTERIAN KEUANGAN

PENDAHULUAN

33

Page 4: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMIKesejahteraan Masyarakat

adil dan makmur Instrumen fiskal - APBN

Pajak:- mendukung belanja negara

M b iki t- Memperbaiki pemerataan- Insentif usaha

Bea Cukai:

Mengurangi Mengurangi KesenjanganKesenjangan

- Penerimaan- Pengendalian konsumsi- Penjaga perbatasan- Fasilitasi investasi -Mengentaskan Mengentaskan perdagangan

Belanja:- Pendorong pertumbuhan

kemiskinankemiskinan

- Investasi- produktivitas

Pertumbuhan Pertumbuhan Ek iEk i

Menciptakan Menciptakan kesempatan kerjakesempatan kerja

KEMENTERIAN KEUANGAN 4

EkonomiEkonomi

Page 5: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

TANTANGAN EKONOMI DALAM NEGERI

Tingkat I i

Infrastructure, PasarKapasitasInovasiyang

rendah

Technology, and Skill Gap

KeuanganDangkal

produksiyang

terbatasrendah terbatas

Produktivitas Daya Saing Kemiskinan &Rendah Rendah Ketimpangan

KEMENTERIAN KEUANGAN 5

Page 6: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

DISPARITAS PERTUMBUHAN ANTAR DAERAH MASIH LEBAR

KALIMANTAN: 7.7% thd PDBPertambangan, Industri, Pertanian

MASIH LEBAR

3.9% 2 1%

11.1%6.5%

g

SULAWESI: 6.2% thd PDBPertanian, konstruksi,

perdagangan3.9% 2.1%

6.7%13.7%

22.0%

11.0%SUMATERA: 22.0% thd PDB

5.6%

Pertanian, Industri pengolahan, pertambangan

PAPUA: 2.5% thd PDBPertambangan, pertanian, dan

administrasi pemerintahan5.0%

14.7%

10.1%

JAWA 58 4% thd PDB

administrasi pemerintahan

BALI & NUSRA: 3.2% thd PDBPertanian, pariwisata, perdagangan

JAWA: 58.4% thd PDBIndustri pengolahan,

perdagangan, konstruksi

KEMENTERIAN KEUANGAN

Pertumbuhan PDRB, Q3, YoYSource: BPS

Tingkat Kemiskinan Daerah, per September 2016Source: BPS

6

Page 7: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

PERTUMBUHAN EKONOMI TELAH MEMBANTU MENCIPTAKAN KESEMPATAN KERJA … TETAPI BELUM OPTIMAL

Gini Ratio Angka Kemiskinan Tingkat PengangguranTerbuka (TPT)

sumber: BPS

16,615,4

14,213,3

12,512,011,411,311,212 0

14,0

16,0

18,0

0,38

0,410,410,410,410,41

0,39

0,40

0,41

0,42 9,11 8,39 

7,87 7,14 7,48 

6,13 6,17 5 946,18 7,00 

8,00 

9,00 

10,00 

10,706,0

8,0

10,0

12,0

0,360,35

0,37 0,40

0,35

0,36

0,37

0,38, , 5,94  ,

5,61 3,00

4,00 

5,00 

6,00 

0,0

2,0

4,0

7 8 9 0 1 2 3 4 5 6

0,31

0,32

0,33

0,34

7 8 9 0 1 2 3 4 5 6

1,00 

2,00 

3,00 

7 8 9 0 1 2 3 4 5 6

200

200 8

2009

2010

201

201

201

201 4

201

201

200 7

2008

2009

2010

201

2012

2013

2014

2015

2016

200

2008

2009

2010

201

201

201

2014

201

201

KEMENTERIAN KEUANGAN 7

Page 8: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

APBN merupakan instrumen penting dalampengelolaan ekonomi nasionalp g

18,1 18,2 16,9 15,7 16,5 15,2 20

30

2 000

2.500Transfer ke Daerah

1.491,2 1.650,4 1.777,3 1.806,4 2.082,9 2.080,5

-10

0

10

1.000

1.500

2.000 dan Dana Desa

Belanja Pem Pusat

-40

-30

-20

0

500

2012 2013 2014 2015 2016 2017

% thd PDB

2012 2013 2014 2015 2016 2017

MendukungD B li

Investasimembangunproduktivitas

Membanguninstitusi

Menjagastabilitas dan

Daya Beli produktivitasdan daya saing

institusi keamanan

Gaji/Pensiun belanja infrastruktur belanja legislatif(DPR DPD MPR) Belanja Kemhan/TNIGaji/Pensiun

(Rp343,4 T) Subsidi Masyarakat

/transfer keluargamiskin(Rp204,6 T)

belanja infrastruktur(Rp387,7 T)belanja pendidikan

(20% APBN)belanja kesehatan

(5% APBN)

(DPR, DPD, MPR)(Rp6,1 T)Yudikatif (MA, MK,

Pengadilan seluruhIndonesia)(Rp8 4 T)

Belanja Kemhan/TNI(Rp108 T)Belanja POLRI

(Rp84 T)

KEMENTERIAN KEUANGAN

(Rp204,6 T) ( )belanja riset/litbang

(Rp15,3 T)

(Rp8,4 T)Eksekutif (Pusat,

Pemda)

8

Page 9: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

KEMENTERIAN KEUANGAN

PENGELOLAAN APBN

99

Page 10: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

FUNGSI APBNAPBN merupakan: rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun denganundang-undang

Fungsi Otorisasidasar untuk

g g

FungsiPerencanaan

FungsiPengawasanP d t k il imelaksanakan

pendapatan danbelanja tahunbersangkutan

Pedoman bagimanajemen dalammerencanakankegiatan pada tahun

Pedoman untuk menilaiapakah kegiatanpenyelenggaraanpemerintahan sesuaidengan ketentuanbersangkutan.

Fungsi AlokasiAnggaran harus

kegiatan pada tahunyang bersangkutan.

Fungsi DistribusiKebijakan

yang telah ditetapkan.

Fungsi Stabilisasidiarahkan untukmengurangipengangguran danpemborosan sumberdaya serta meningkatkan

Kebijakananggaran negaraharusmemperhatikan

Alat untukmemelihara danmengupayakankeseimbangan

KEMENTERIAN KEUANGAN

daya, serta meningkatkanefisiensi dan efektivitasperekonomian.

rasa keadilan dankepatutan.

keseimbanganfundamental perekonomian.

10

Page 11: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

KONSEP DALAMKONSEP DALAM PENYUSUNAN APBNPENYUSUNAN APBN

KesejahteraanRakyat

Teknokratis AlokasiRakyat

SINERGI FUNGSI

AdministratifPolitik StabilisasiDistribusi

KEMENTERIAN KEUANGAN 11

Page 12: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Tantangan Pengelolaan APBN dan APBD

PenerimaanProyeksi &

i iBelanjaKomitmen

PembiayaanSustainability

EstimasiMembuat estimasi

Komitmen

Membuat keputusan

y

Reformasi sektor penerimaan yang akuratdan kredibel

belanja yang strategis keuangan, e.g. Melalui pendalaman pasar keuanganMemprioritaskan belanja

produktif dan mendukung Peningkatan kapasitasmengumpulkanpenerimaan negara Mengurangi kemiskinan,

kesenjangan dan

produktif dan mendukung pembangunan Mendukung keuangan

inklusif

Rasio penerimaan perpajakan masih rendah

kesenjangan, dan pemerataan kesejahteraan

Memerangi inefisensi dan

Diimbangi dengan stabilitas sistem keuangan

korupsikeuangan

REFORMASI FISKAL YANG KOMPREHENSIF UNTUK OPTIMALISASI PENDAPATAN, BELANJA YANG BERKUKALITAS SERTA PEMBIAYAAN YANG SUSTAINABLE

KEMENTERIAN KEUANGAN

BELANJA YANG BERKUKALITAS, SERTA PEMBIAYAAN YANG SUSTAINABLE

12

Page 13: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

SIKLUS APBNKONSEP KEBIJAKAN RAPBNArah Kebijakan dan PrioritasPembangunan Nasional

PELAKSANAANANGGARAN JAN

JAN-DES

PROYEKSI AWAL RAPBNKapasitas Fiskal (Resource Envelope)

DIPADIPA K/L dan

Non-K/LFEBDES

Envelope)

SURAT BERSAMAKEPUTUSAN

PRESIDEN

Non K/L

SIKLUSSURAT BERSAMAPagu Indikatif

PRESIDENRincian Alokasi

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat

MARNOV PENYUSUNANAPBN

PERATURAN PRESIDENMENGENAI RKPPPKF, KEM, RKP

UNDANG-UNDANGAPBN

MEIOKT

APBN

KEPUTUSANMENTERI KEUANGANPagu Anggaran

RUU DANNOTA KEUANGAN

RAPBN

JUNAGT

KEMENTERIAN KEUANGAN

Pagu AnggaranRAPBN

13

Page 14: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

MANDATORY SPENDING DAN FISCAL RULESDALAM PENYUSUNAN APBN

APBNAnggaranPendidikan

Dana AlokasiUmum

AnggaranKesehatan

20% APBN UUD 1945

pasal 31 (4)

Umumminimal 26%Pendapatan

Dalam Negeri Netto UU 33

5% UU 36 Tahun 2

UU 33 Tahun 2004

Dana Desa Defisit Outstanding 10% dari dandiluar transfer

ke daerah(secara

Maksimal 3%(kumulatifAPBN dan

APBD) UU

gUtang

60% PDB UU No 17 (secara

bertahap) UU Desa

APBD) UU No.17 Tahun

2003

UU No. 17 Tahun 2003

KEMENTERIAN KEUANGAN 14

Page 15: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Tax Amnesty akan berdampak ke perekonomian jangka pendek dan jangka panjang

Tax Amnesty sebagai milestone reformasi pajak Reformasi kebijakanselanjutnya…

Mempercepat Pertumbuhan Ekonomimelalui repatriasi aset, denganbeberapa transmisi:

Reformasi di Bidang Perpajakan

• RUU KUP Peningkatan likuiditas domestik; Menjaga stabillitas nilai tukar rupiah; Menurunkan tingkat suku bunga; Mendukung pertumbuhan investasi.

RUU KUP• Revisi UU PPN• RUU PPh• Revisi UU Bea Materai

Memperluas Tax Base melalui basis data yang lebih terintegrasi, komprehensif danterpercaya

Reformasi di BidangAdministrasi Perpajakan

Perhitungan potensi perpajakan yang lebih reliabel

Meningkatkan Penerimaan Perpajakan yang lebihSt bil b ik d l J k P d k M P j

Administrasi Perpajakan

• Penegakan Hukum yang Lebih Efektif

• Perbaikan sistem IT Stabil baik dalam Jangka Pendek Maupun PanjangJangka Pendek: penerimaan dari uang tebusan amnestipajakJangka Panjang: Pemungutan pajak yang lebih baikberdasarkan basis data yang lebih besar dan lebih baik

• Peningkatan kualitasmanajemen data

• Peningkatan kualitas SDM bidang perpajakan

KEMENTERIAN KEUANGAN

g p p j

15

Page 16: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Reformasi di bidang Belanja Negara:Penghematan belanja dan percepatan pelaksanaan kegiatanTA 2016-2017 peningkatan efisiensi dan efektivitas

Dalam tahun 2016 dilakukan 2 kali t b l j K/L (R 50 0 T

Percepatan PelaksanaanK i t /P k TA 2016 d TA pemotongan belanja K/L (Rp50,0 T

pada APBNP 2016 dan Rp64,7 T pasca APBNP)

Kegiatan/Proyek TA 2016 dan TA 2017

Penghematan belanja untuk

Proses pengadaan sebelumpenandatanganan perjanjiandapat dilakukan sebelum tahung j

meningkatkan efisiensi & realokasibelanja ke kegiatan lebih produktif

anggaran dimulai setelah RKA KL disetujui DPR

Penandatanganan perjanjian

Tetap menjaga pemenuhanbelanja belanja wajib (gaji

Penandatanganan perjanjiandilakukan setelah DIPA disahkan & berlaku efektif

belanja-belanja wajib (gaji, operasional, & yang sudahdikontrakkan)

Pendanaan (untuk pesiapan) dapat dibebankan pada tahunanggaran berjalan sepanjangd di l k ik d l DIPA

KEMENTERIAN KEUANGAN

dananya dialokasikan dalam DIPA

16

Page 17: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Reformasi di Bidang Belanja Negara:Peningkatan belanja dialokasikan kepada belanja yang lebihproduktif

AwalReformasi

KomitmenReformasi Δ 2017 : 2014

produktif

Pendidikan

Infrastruktur(trili

un ru

piah

)

375,5416,1

350 3387,3

400,0

450,010,8%

117,7%

asiA

ngga

ran

( 350,3

300,0

350,0

Alo

ka

177,9200,0

250,0

Kesehatan67,5

104,077 3

100,0

150,0

54,1%

Subsidi Energi77,3

0,0

50,0

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

77,9%

KEMENTERIAN KEUANGAN

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Kemenkeu

17

Page 18: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

DaerahDaerahPemerintah PusatPemerintah PusatTransmisi APBN ke Daerah

DaerahDaerahPemerintah PusatPemerintah Pusat

MendanaiPENDAPATAN Dana Vertikal

MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY

Melalui Angg K/L

Belanja Mendanai

kewenangan 6 Urusan

PENDAPATAN di Daerah

Dana DekonsentrasiBelanjaPemerintah

Pusat

Mendanaikewenangan

di luar 6 Urusan

Dana Tugas Pembantuan

S b idi d Hib hMelaluiA

BELANJAAPBN

Subsidi dan HibahAngg Non K/L

Masuk APBD

MendanaiTransfer

ke Daerah& Dana Desa

• Dana Perimbangan• Dana Otsus dan

Penyesuaian

Mendanaikewenangan

Daerah(Desentralisasi)

KEMENTERIAN KEUANGAN

PEMBIAYAAN Pinjaman18

Page 19: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN DUKUNGAN PENDANAAN APBN UNTUK PROVINSI JAWA TIMUR

*Tahun 2015Provinsi Jawa TimurProv. Jatim Nasional

12 28

5,44

7,15

13 96

5,53

4,79

K i ki (%)

Pengangguran (%)

Pertumbuhan Ekonomi (%)

14,74

12,28 13,96

Peranan terhadap pembentukanekonomi provinsi (%)

Kemiskinan (%)

ALOKASI BELANJA K/L (Rp Triliun) TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

ALOKASI APBN TAHUN 2017 DI PROVINSI JAWA TIMUR

( p )

15,3

23,3

15

20

2541,538,3

30

40

50

0,5 0,912,7

23,1

0,7 1,60

5

10

Kantor  Kantor  Dekon TP UB

7,2

18,9

0,76,35,8

21,3

1,0

9,9

0

10

20

30

DBH DAU DTK D D DID

KEMENTERIAN KEUANGAN

Pusat Daerah

2017 2016

DBH DAU DTK Dana Desa  DID

APBN 2017 APBN 2016

19

Page 20: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

PENGGUNAAN ALOKASI APBN UNTUK PEMBANGUNAN PRIORITAS BIDANG INFRASTRUKTUR DI PROVINSI JAWA TIMUR

(miliar rupiah)

NO PROYEK 2016 2017 NO PROYEK 2016 2017

Melalui Belanja K/L, antara lain: Melalui Transfer ke Daerah, antara lain:(miliar rupiah)

1 Jalan 392,50 377,55

2 Jembatan 274,45 369,69

1 DAK Infrastruktur Jalan &Perhubungan 859,93 1.238,30

J , ,

3 Bendungan 165,02 176.61

4 Irigasi 14 63 79 57

2 DAKInfrastruktur Irigasi 329,43 388,14

3 DAKInfrastruktur AirMinum dan Sanitasi 94,83 193,82

4 Irigasi 14,63 79,57

5 InfrastrukturAirLimbah 31,70 20,26

Infrastruktur

u da Sa tas

4 DAKTransportasiPerdesaan 36,11 9,47

DAK Perumahan dan6 InfrastrukturPersampahan 57,65 160,40

7 InfrastrukturDrainase ‐ 12,32

5 DAKPerumahan danPemukiman ‐ 91,48

6 DAKPertanian 304,49 114,35

DAK K l t d8 RumahKhusus ‐ 24,14

9 Peningkatan RumahSwadaya 59,97 107,35

7 DAKKelautan danPerikanan 109,22 40,13

KEMENTERIAN KEUANGAN 20

Page 21: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

PENGGUNAAN ALOKASI APBN UNTUK BEBERAPA PRIORITAS NASIONAL DI PROVINSI JAWA TIMUR

NO PRIORITAS NASIONAL 2016 2017Anggaran Anggaran

(miliar rupiah)

BELANJA K/L1 PKH 135,422 PBI – JKN/KIS 4.105,14 4.105,563 KIP 1 365 653 KIP 1.365,65

NON K/L1 Subsidi Pangan *) 3.675,42 3.913,69

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA1 Dana Desa 4.969,12 6.339,56

2 DAK Non Fisik: Dana Peningkatan kapasitas Koperasidan UKM 5,0 2,5

3 B t O i l S k l h 5 329 54 5 451 823 Bantuan Operasional Sekolah 5.329,54 5.451,82

4 Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD 439,76 744,46

5 Tunjangan Profesi Guru (TPG) 9.502,59 7.934,30j g ( ) , ,6 DAK Fisik Pendidikan 220,31 812,847 DAK Kesehatan dan KB 1.116,93 999,968 BOK dan BOKB 483,78 570,45

KEMENTERIAN KEUANGAN 21

Page 22: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

KEMENTERIAN KEUANGAN

POKOK-POKOK KEBIJAKAN APBN 2017

2222

Page 23: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO APBN MERUPAKAN INDIKATOR UTAMA DALAM PENYUSUNAN BESARAN APBN

Asumsi Dasar

Ekonomi M kMakro

Pergerakan ADEM akan mempengaruhi komponen Postur APBN l i (P d t

BelanjaPendapatan

APBN lainnya (Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan) → perlu pengendalian defisit agar kesejahteraan masyarakat j yterjamin

KEMENTERIAN KEUANGAN 23

Page 24: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Asumsi Makro tahun 2017 menyesuaikan kondisi perekonomian global dan domestik terkini

APBN 2017Realisasi 2016 Outlook 2017

PertumbuhanEkonomi (%,yoy) 5,15,15,02 Naik

Inflasi(%,yoy) 4,04,0Ti k t B 5 35 3

3,02

5 7

Naik

Tingkat BungaSPN 3 Bulan (%) 5,35,3Nilai Tukar 13 30013 300

5,7

13 307

Naik

Depresiasi

BERPENGARUH TERHADAP

TRANSFER KE (Rp/US$)

Harga Minyak MentahIndonesia (US$/Barel) 4545

13.30013.300

40

13.307 Depresiasi

Naik

TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA

Indonesia (US$/Barel)

Lifting Minyak(ribu barel per hari) 815815829 Tetap

KEMENTERIAN KEUANGAN

Lifting Gas(ribu barel setara minyak perhari)

1.1501.1501.180 24Tetap

Page 25: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

KEBIJAKAN STRATEGIS APBN 2017Optimalisasi pendapatan, Penguatan kualitas belanja & pengendalian risiko

2 3 41

Anggaran Kesehatanmencapai 5% mulai 2016

Konsisten akselerasipembangunan infrastruktur

Menjaga Anggaranpendidikan 20%

Optimalisasi pajak yang realistis melalui terobosan

(melanjutkan tax amnesty)

6 7 85

( j y)

Efisiensi birokrasi : tetapmemberi THR dan Gaji

ke 13

Program 1 Juta Rumah (subsidibunga kredit perumahan, b t k & FLPP}

Penguatan desentralisasifiskal (DAK berbasis proposal,

Dana Desa dan DID)

Mendukung keberlanjutanJKN (cadangan

bi R 3 6T) ke-13bantuan uang muka & FLPP} Dana Desa dan DID) pembiayaan Rp3,6T)

9 10 11 12

Reformasi subsidi lebih tepatsasaran (sinergi Rastra & PKH)

Akses pendanaan bagiKUMKM melalui subsidi Defisit terkendali 2,41%

(dibawah 3%)Percepatan pengurangankesenjangan (peningkatan

KEMENTERIAN KEUANGAN

sasaran (sinergi Rastra & PKH) bunga dan dana bergulir (dibawah 3%)j g (p gcakupan PKH, PBI)

25

Page 26: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Penerimaan perpajakan penyumbang terbesar pendapatan negara dan peran PPh yang semakin besar

P i k t t b d t li

APBN 2017

Peningkatan tax base dan tax compliance• Optimalisasi kebijakan pengampunan pajak• Intensifikasi melalui penggunaan teknologi informasi• Ekstensifikasi dan penguatan basis data perpajakan melalui

ti li i f t d t ih k k tioptimalisasi pemanfaatan data pihak ketiga

Pemberian Insentif Perpajakan a.l. keringanan tarif untuk industri tertentu untuk meningkatkan iklim investasi, daya saing industri, dan mendorong hilirisasi industri dalam negeri

Perbaikan Regulasi Perpajakan• RUU KUP, RUU PPh, RUU PPN, dan RUU Bea Materai

Pengenaan Cukai untuk Pengendalian Barang Konsumsi Tertentu• Kebijakan tarif, penegakan hukum dan penindakan untuk

menghindari dampak negative externality

1 498 9

Perpajakan Internasional untuk mendukung transparansi• Memacu pertukaran informasi, pertumbuhan investasi, serta

peningkatan perdagangan dan perlindungan industri dalam

PPh diharapkan menjadi sumber utama Penerimaan Perpajakan tahun 2017

1.498,9Triliun Rupiah

peningkatan perdagangan dan perlindungan industri dalam negeri

Tax Amnesty sebagai milestone reformasi pajak• Mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui repatriasi aset• Memperluas Tax Base melalui basis data yang lebih terintegrasi,

KEMENTERIAN KEUANGAN 26

Memperluas Tax Base melalui basis data yang lebih terintegrasi, komprehensif dan terpercaya

• Meningkatkan Penerimaan Perpajakan yang lebih Stabil baik dalam jangka pendek maupun panjang

Page 27: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Belanja pemerintah pusat lebih efisien, efektif dan fokus TA 2017

i k t b l j d ktif ti •peningkatan belanja produktif seperti pembangunan infrastruktur dan konektivitas antarwilayah;

•meningkatkan efisiensi dan penajaman belanja non-operasional utamanya belanja barang;

•meningkatkan kualitas dan efektivitas program perlindungan sosial dengan memperbaiki perlindungan sosial dengan memperbaiki sistem penyaluran dan akurasi data penerima;

•memperkuat pelaksanaan program prioritas di bidang pendidikan, kesehatan, kedaulatan pangan dan energi kemaritiman dan pangan dan energi, kemaritiman dan kelautan, serta pariwisata dan industri;

•penyaluran subsidi dan program bantuan sosial non-tunai yang lebih tepat sasaran, antara lain melal i perbaikan basis data ang 1 315 5 antara lain melalui perbaikan basis data yang transparan dan penataan ulang sistem penyaluran subsidi

1.315,5triliun rupiah

KEMENTERIAN KEUANGAN 27

Page 28: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Postur Transfer ke Daerah dan Dana Desa,2016-2017

RealisasiUpdate APBN

Pertumbuhan

thd Real

URAIAN2016 2017

Update thd Real

> Transfer ke Daerah 663,7 704,9 6,2 I. Dana Perimbangan 639,9 677,1 5,8

A Dana Transfer Umum 475 9 503 6 5 8 A. Dana Transfer Umum 475,9 503,6 5,8 1. Dana Bagi Hasil 90,5 92,8 2,5

a. Pajak 50,6 58,6 15,7 b. Sumber Daya Alam 39,9 34,2 (14,2) y , , ( , )

2. Dana Alokasi Umum 385,4 410,8 6,6

B. Dana Transfer Khusus 164,0 173,4 5,7 1. Dana Alokasi Khusus Fisik 75,2 58,3 (22,4) ( )2. Dana Alokasi Khusus Nonfisik 88,8 115,1 29,6

II. Dana Insentif Daerah 5,0 7,5 50,0 III. Dana Otsus dan Keistimewaan D.I.Y 18,8 20,3 8,2 , ,

A. Dana Otonomi Khusus 18,3 19,5 7,0 B. Dana Keistimewaan D.I. Yogyakarta 0,5 0,8 46,1

Dana Desa 46 7 60 0 28,5

KEMENTERIAN KEUANGAN 28

Dana Desa 46,7 60,0 28,5

710,4 764,9 7,7 J U M L A H

Page 29: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa APBN 2017 (1):Dana Perimbangan

Dana Transfer Umum ditingkatkan dan didorong seoptimal mungkin untuk peningkatan kualitas layanan publik

DANA BAGI HASIL (DBH) DANA ALOKASI UMUM (DAU)Tujuan

mengatasi ketimpangan fiskal vertikal, dengan fokus alokasi kepada daerah penghasil.

DANA BAGI HASIL (DBH)

Tujuan mengatasi ketimpangan fiskal horizontal

Al k i 2017 R 410 8 T

DANA ALOKASI UMUM (DAU)

Alokasi 2017 Rp92,8 T naik Rp2,3 T dari Rp 90,5 pada realisasi APBNP 2016

Kebijakan

Alokasi 2017 Rp410,8 T naik Rp25,4 T dari realisasi APBNP 2016 (Rp385,4 T)

Kebijakanj

Perluasan diskresi penggunaan DBH CHT, DanaReboisasi dan 0,5% Tambahan DBH SDA Migas agarpenggunaan dana lebih optimal dan mengurangiSiLPA.

Alokasi telah memperhitungkan pengalihan urusan pendidikan SMA/SMK dan urusan lainnya dari kab./kota ke provinsi.

Formulasi 2017 memberikan afirmasi kepada d h k l d i k tk

Percepatan penyelesaian kurang bayar DBH sesuai kemampuan keuangan negara

daerah kepulauan dengan meningkatkan bobot luas wilayah laut, yaitu:• untuk provinsi naik dari 40% menjadi 45% • untuk kab/kota naik dari 45% menjadi 50%.

Alokasi DAU Kab/kota tahun 2017 tidak turun Untuk meningkatkan kualitas belanja dan Alokasi DAU Kab/kota tahun 2017 tidak turun dibandingkan tahun 2016.

Pagu DAU nasional dalam APBN tidak bersifat final atau dapat berubah sesuai perubahan PDN neto implikasi: daerah harus menyusun

Untuk meningkatkan kualitas belanja danmendorong pembangunan ekonomi, minimal25% Dana Transfer Umum (DBH + DAU) digunakanuntuk belanja infrastruktur layanan dasar publikyang berorientasi pada pengurangan kemiskinan

KEMENTERIAN KEUANGAN

p ystrategi penyesuaian dalam APBDP TA 2017

yang berorientasi pada pengurangan kemiskinandan pembangunan ekonomi

29

Page 30: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa APBN 2017 (2): DAK Fisik dan DAK Nonfisik

Alokasi dan Penyaluran Dana Transfer Khusus Berbasis Kinerja Pelaksanaan

DANA ALOKASI KHUSUS FISIK (DAK Fisik) DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK (DAK N fi ik)Tujuan

mengatasi ketimpangan penyediaan infrastruktur layanan publik

Alokasi 2017 Rp58,3 T

Tujuanmendukung operasional penyelenggaraan layanan publik

(DAK Nonfisik)

turun Rp16,9 T dari realisasi APBNP 2016 sebesar Rp75,2 T

Kebijakan:

berdasarkan usulan daerah dan diselaraskan dg prioritasnasional dengan afirmasi untuk daerah tertinggal

y p

Alokasi 2017 Rp115,1 T naik Rp 8,4 T dari realisasi APBNP 2016 sebesar Rp89,3 T

nasional dengan afirmasi untuk daerah tertinggal,perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi.

Sinkronisasi rencana kegiatan DAK Fisik antarbidang/subbidang, antardaerah, dan antara DAK denganpendanaan lainnya, dengan mengoptimalkan peran

Kebijakan:

Alokasi disesuaikan dengan kebutuhan riildi daerah, berdasarkan jumlah sasaranyang dibutuhkan untuk mencapai SPMpendanaan lainnya, dengan mengoptimalkan peran

Provinsi. Petunjuk teknis ditetapkan dalam Perpres dan dapat berlaku

lebih dari satu tahun. Penyaluran berbasis kinerja penyerapan dan pelaksanaan

yang dibutuhkan untuk mencapai SPM,terutama di bidang pendidikan dankesehatan

Juga diarahkan untuk meningkatkankapasitas koperasi dan usaha kecil dan Penyaluran berbasis kinerja penyerapan dan pelaksanaan

fisik, dan disalurkan melalui KPPN setempat guna efisiensi danmeningkatkan governance: Sinergi DJPK dan DJPB perubahan peraturan (PMK No.

50/PMK.07/2017) serta pembuatan aplikasi penyaluran

kapasitas koperasi dan usaha kecil danmenengah, serta menjaminkeberlanjutan dan keamanan SistemAdministrasi Kependudukan (SAK)terpadu

KEMENTERIAN KEUANGAN

) p p p y Permintaan penyaluran dan verifikasi kepada unit yang

terdekat dengan daerah (governance lebih terjaga)

30

Page 31: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa APBN 2017 (3): Dana Insentif Daerah dan Dana Desa

TujuanM b ik d k d d h

DANA INSENTIF DAERAH

Tujuan

DANA DESA

Memberikan rewards kepada daerah yang berkinerja baik dalam: kesehatan fiskal & pengelolaan keuangan

daerah. pelayanan dasar publik.

mendorong pertumbuhan ekonomi:• Menjaga tingkat konsumsi Rumah Tangga• Peningkatan konektivitas melalui pembangunan

infrastruktur utk mendorong stabilitas harga dan p y p ekonomi dan kesejahteraan

Alokasi 2017 Rp7,5 T • naik Rp 2,5 T dari realisasi APBNP 2016 sebesar

Rp5 T

distribusi yang merata.

Alokasi 2017 Rp60,0 T naik Rp13,4 T dari realisasi APBNP 2016 sebesar Rp46,6 Tp5

• daerah penerima DID sebanyak 317 daerah: 21 provinsi, 232 kabupaten 64 kota

Evaluasi DID 2017

Rp46,6 T

Kebijakan

Prioritas penggunaan:• membiayai pembangunan

Jumlah penerima DID naik dari 271 menjadi317, Jumlah daerah yang lulus passing gradenaik dari 109 menjadi 121;

Jumlah daerah penerima AM naik dari 228

y p g• pemberdayaan masyarakat

Pelaksanaan diutamakan melalui:• Swakelola dengan menyerap tenaga kerja

setempat dan kegiatan yang mendorong Jumlah daerah penerima AM naik dari 228menjadi 279, Jumlah daerah penerima AM danAK naik dari 66 menjadi 83.

setempat dan kegiatan yang mendorongmasyarakat produktif secara ekonomi

Kab/Kota diwajibkan menganggarkan Alokasi DanaDesa (ADD) sekurangnya 10% dari Dana Perimbangansetelah dikurangi DAK (Pasal 72 UU No 6 Tahun 2014

KEMENTERIAN KEUANGAN

setelah dikurangi DAK (Pasal 72 UU No 6 Tahun 2014tentang Desa).

31

Page 32: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Kecenderungan peningkatan TKDD ke daerah perludiikuti dengan peningkatan kinerjanya untukpembangunan daerahpembangunan daerah

(triliun rupiah)

480 6573,7

623,1

776,3 764,9

513,3 602 420,8

47,0 60,0729,3 704,9

480,6

16,911,8

24,6

513,3

480,6

513,3573,7 602,4

2012

6,8 8,6

-1,5

2013 2014 2015 APBNP APBN2012 2013 2014 2015 APBNP2016

APBN2017

Transferke Daerah

Dana Desa

PertumbuhanTransferke Daerah & Dana Desa (%)triliun rupiah

KEMENTERIAN KEUANGAN 32

Page 33: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

OUTPUT PENGGUNAAN DANA DESA

51.973 KMJALAN DESA51.973 KM

JALAN DESA9.727 UNIT

PAUD9.727 UNIT

PAUD

412.199 MJEMBATAN412.199 MJEMBATAN

5.956 UNITPOSYANDU5.956 UNITPOSYANDUDANA DANA

30.280 UNITMCK

30.280 UNITMCK

2.580 UNITPOLINDES2.580 UNITPOLINDES

DESADESA15.948 UNIT AIR BERSIH15.948 UNIT AIR BERSIH

12.272 UNITSUMUR

12.272 UNITSUMUR

BIDANG PEMBANGUNAN

BIDANG PEMBANGUNAN

1.136 UNIT TAMBATAN

PERAHU

1.136 UNIT TAMBATAN

PERAHU

1.572 UNITPASAR DESA1.572 UNIT

PASAR DESASumber data: Kementerian Desa & PDT

Sumber data: Kementerian Desa & PDTPERAHUPERAHU

635 UNIT EMBUNG635 UNIT EMBUNG

64.563 UNITDRAINASE &

IRIGASI

64.563 UNITDRAINASE &

IRIGASI

Kementerian Desa & PDTKementerian Desa & PDT

KEMENTERIAN KEUANGAN 33

EMBUNGEMBUNG IRIGASIIRIGASI

Page 34: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Anggaran pendidikan tetap dijaga 20% dengan fokus pada peningkatan akses dan kualitas layanan pendidikan

SSasaran

KEMENTERIAN KEUANGAN 34

Page 35: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Anggaran kesehatan tetap dijaga 5% dengan fokusmemperkuat upaya promotif dan preventif, sertameningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatanmeningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan

100

KEMENTERIAN KEUANGAN 35

Page 36: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Anggaran infrastruktur meningkat signifikan melalui peningkatan efisiensi belanja dan peningkatan earmark dana transfer umum (sekurang-kurangnya 25%)( g g y )

Tahun 2017: sesuai Pasal 11 ayat (15), DanaT f U it k kTransfer Umum, yaitu sekurang-kurangnya25% untuk belanja infrastruktur daerah(UU Nomor 18 Tahun 2016 tentang APBN)

Untuk mendukung pembangunaninfrastruktur agar dipastikan daerah dapatmematuhi aturan pemanfaatan DTU (DBH & DAU) minimal 25% untuk belanjai f t kt d hinfrastruktur daerah

rekonstruksi, pelebaran, danpembangunan

2 509

pembangunan(termasukpembangunanflyover/underpass/ 12 175

KEMENTERIAN KEUANGAN 36

2.509kilometer

y pterowongan)

16.615meter

175

Page 37: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Ekualisasi Pendapatan dan Belanja Antarwilayah untuk memperkuat pelaksanaan Nawacita ketiga, desentralisasi fiskal dan otonomi daerah, serta memperkokoh eksistensi NKRI

Triliun Rp

I. Pendapatan 86,0 a. Pajak 32,0 b. Bea & Cukai 1,1 c. PNBP 52,9

KALIMANTAN Triliun Rp

I. Pendapatan 19,7 a. Pajak 16,6 b. Bea & Cukai 0,6 c. PNBP 2,5

II B l j 104 5

SULAWESI Triliun Rp

I. Pendapatan 18,4 a. Pajak 10,7 b. Bea & Cukai 1,7 c. PNBP 6,0

MALUKU dan PAPUA

II. Belanja 93,9 a. TKDD 73,6 b. Belanja K/L 20,3

Neto (I-II) (7,9)

II. Belanja 104,5 a. TKDD 73,3 b. Belanja K/L 31,2

Neto (I-II) (84,8)

II. Belanja 89,6 a. TKDD 71,7 b. Belanja K/L 17,9

Neto (I-II) (71,3)

Triliun Rp

I. Pendapatan 144,1 a. Pajak 66,9 b B & C k i 6 8

SUMATERA Triliun Rp

I. Pendapatan 1.143,2 a. Pajak 884,9 b Bea & Cukai 161 6

JAWA Triliun Rp

I. Pendapatan 15,5 a. Pajak 11,7 b Bea & Cukai 1 5

BALI dan NUSRA Keterangan:1. Pendapatan yang

dikumpulkan dari Daerah ke Pusatb. Bea & Cukai 6,8

c. PNBP 70,4 II. Belanja 232,3

a. TKDD 176,1 b. Belanja K/L 56,2

Neto (I-II) (88,2)

b. Bea & Cukai 161,6 c. PNBP 96,6

II. Belanja 302,8 a. TKDD 201,8 b. Belanja K/L 101,0

Neto (I-II) 840,4

b. Bea & Cukai 1,5 c. PNBP 2,3

II. Belanja 56,4 a. TKDD 39,5 b. Belanja K/L 17,0

Neto (I-II) (40,9)

Pusat2. Belanja yang

dikembalikan dari Daerah ke Pusat

3. Data dalam Triliun Rp4. Data rata-rata 2014-2016

KEMENTERIAN KEUANGAN

Kebijakan ekspansi anggaran di luar Jawa dimaksudkan untuk mendukung akselerasi pembangunan di luar Jawa dalam mempercepat ekualisasi kemajuan antar wilayah

37

Page 38: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Perubahan kebijakan pengelolaan TKDD

DAU bersifat dinamisM ik d

Penguatan peran Gubernur• Gubernur memberikan

• Menyesuaikan dengan besaran pendapatan dalam negeri

rekomendasi usulan DAK fisik berdasarkan sinkronisasi kegiatan DAK fisik di kabupaten/kota

P l TKDD Penyaluran TKDD bergantung penyerapan anggaran

Penyempurnaan kriteria penerima DID• Didasarkan kepada tata kelola

dan capaian output sebelumnya

keuangan, pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat

Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa melalui KPPN

Peningkatan kualitas belanja infrastruktur daerah• Bertujuan mendorong

pertumbuhan ekonomi daerah• Bertujuan meningkatkan

efektivitas dan efisiensi anggaran

pertumbuhan ekonomi daerah

KEMENTERIAN KEUANGAN 38

Page 39: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

Tantangan dan strategi APBN 2017 menuju pertumbuhanekonomi yang inklusif

Ruang Fiskal Terbatas:M li t i

Pembiayaan AnggaranLebih Efisien• Menggali potensi

perpajakan• Mengendalikan cost

recovery

Lebih Efisien• Pemilihan jenis & timing

instrumen pembiayaandengan mempertimbangkan

fi i i bi t dy• Optimalisasi PNBP SDA

Nonmigas dan K/L

efisiensi biaya utang danpengembangan pasarkeuangan domestik

• Mendorong target

Mandatory & Non Kualitas Belanja Perlu

pembangunan infrastruktur

DiscretionarySpending Masih Besar• Mengendalikan mandatory

jDitingkatkan• Perencanaan belanja produktif

(berbasis program, output & outcome)

spending• Efisiensi Belanja non

discretionary (a.l. operasional & perkantoran)

outcome)• Subsidi lebih targeted (basis data

lebih baik)

KEMENTERIAN KEUANGAN

operasional & perkantoran)

39

Page 40: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

KESIMPULAN

Adanya faktor ketidakpastian eksternal,menyebabkan perencanaan pendapatan negarah l bih li ti d k dib l

Dengan sumber dana APBN dan APBD yang masihterbatas, setiap rupiah belanja negara dan daerah harusmenghasilkan output/outcome yang maksimal melalui:

Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pusatharus lebih realistis dan kredibel.

Perlu ruang penyesuaian bagi belanja negara,termasuk TKDD: Pagu DAU tidak final, sehingga dapat disesuaikan

apabila terjadi perubahan pendapatan negara

Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pusatdan daerah, (belanja K/L dan TKDD)

Optimalisasi penggunaan Dana Transfer Umum (DAUdan DBH) sekurang-kurangnya 25% untuk belanjainfrastruktur yang berorientasi pelayanan publik danapabila terjadi perubahan pendapatan negara

Implikasinya: perlu strategi pengelolaan APBDyang tepat dan peningkatan kapasitas pengelolakeuangan daerah

y g p y ppengurangan kemiskinan

Penyaluran Dana Transfer Khusus dan Dana Desaberbasis kinerja pelaksanaan (penyerapan danketercapaian output) melalui KPPN agar lebih efisiendan efektifdan efektif

Daerah perlu berperan aktif dalam penghimpunanpenerimaan pajak, melalui: Menjaga kepatuhan atas pajak yang menjadi

tanggungjawab APBD, dan

Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yanglebih merata, perlu dilakukan :

Sinergi pendanaan, baik yang bersumber darib l j /

gg gj Memberikan sanksi kepada pihak swasta yang

menghindari pajak pusat dan daerah (seperti sanksiperijinan usaha yang menjadi kewenangandaerah).

belanja K/L, TKDD, maupun APBD.

Optimalisasi pemanfaatan skema pembiayaanmelalui pinjaman maupun Kerjasama Pemerintahdan Badan Usaha (KPBU)

KEMENTERIAN KEUANGAN 40

Page 41: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD · 14,2 13,3 12,512,0 11,411,311,2 12 0 14,0 16,0 18,0 0,38 0,410,410,41 0,41 0,39 ... inklusif Rasio penerimaan perpajakan masih rendah,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

DIREKTORAT PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

TT EE RR II MM AA KK AA SS II HHKEMENTERIAN KEUANGAN

TT EE RR II MM AA KK AA SS II HH41