PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian...

41
K E M E N T E R I A N KEUANGAN R E P U B L I K I N D O N E S I A PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP APBD Disampaikan oleh : Direktorat Penyusunan APBN, DJA GORONTALO , 5 MEI 2017

Transcript of PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian...

Page 1: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

K E M E N T E R I A N K E U A N G A NR E P U B L I K I N D O N E S I A

PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP APBD

Disampaikan oleh :

Direktorat Penyusunan APBN, DJA

GORONTALO, 5 MEI 2017

Page 2: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

Pokok Bahasan

KEMENTERIAN KEUANGAN

POKOK-POKOK KEBIJAKAN APBN 2017

PENDAHULUAN

PENGELOLAAN APBN

KESIMPULAN

Page 3: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

3

KEMENTERIAN KEUANGAN

3

PENDAHULUAN

Page 4: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN 4

TUJUAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Kesejahteraan Masyarakatadil dan makmur

Instrumen fiskal - APBN

Pajak:- mendukung belanja negara

- Memperbaiki pemerataan

- Insentif usaha

Bea Cukai:

- Penerimaan

- Pengendalian konsumsi

- Penjaga perbatasan

- Fasilitasi investasi -perdagangan

Belanja:

- Pendorong pertumbuhan

- Investasi

- produktivitas

Pertumbuhan Ekonomi

Menciptakan kesempatan kerja

Mengentaskan kemiskinan

Mengurangi Kesenjangan

Page 5: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Tingkat

Inovasi

yang

rendah

Produktivitas

Rendah

Infrastructure,

Technology,

and Skill Gap

Daya Saing

Rendah

Pasar

Keuangan

Dangkal

Kapasitas

produksi

yang

terbatas

Kemiskinan &

Ketimpangan

TANTANGAN EKONOMI DALAM NEGERI

5

Page 6: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Pertumbuhan PDRB, Q3, YoY

Source: BPS

5.6%

3.9%2.1%

6.7%

13.7%

11.1%

10.1%

22.0%

11.0%

6.5%

Tingkat Kemiskinan Daerah, per September 2016Source: BPS

JAWA: 58.4% thd PDBIndustri pengolahan,

perdagangan, konstruksi

SUMATERA: 22.0% thd PDBPertanian, Industri pengolahan,

pertambangan

KALIMANTAN: 7.7% thd PDBPertambangan, Industri, Pertanian

PAPUA: 2.5% thd PDBPertambangan, pertanian, dan

administrasi pemerintahan

BALI & NUSRA: 3.2% thd PDBPertanian, pariwisata, perdagangan

5.0%

14.7%

DISPARITAS PERTUMBUHAN ANTAR DAERAH MASIH LEBAR

SULAWESI: 6.2% thd PDBPertanian, konstruksi,

perdagangan

6

Page 7: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

PERTUMBUHAN EKONOMI TELAH MEMBANTU MENCIPTAKAN

KESEMPATAN KERJA … TETAPI BELUM OPTIMAL

16,615,4

14,213,3

12,512,011,411,311,2

10,70

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

16,0

18,0

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

20

16

0,36

0,35

0,37

0,38

0,410,410,410,410,41

0,40

0,31

0,32

0,33

0,34

0,35

0,36

0,37

0,38

0,39

0,40

0,41

0,42

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

20

16

9,11 8,39

7,87 7,14

7,48

6,13 6,17 5,94 6,18

5,61

-

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

10,00

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

20

15

20

16

Gini Ratio Angka KemiskinanTingkat Pengangguran

Terbuka (TPT)sumber: BPS

7

Page 8: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

APBN merupakan instrumen penting dalam

pengelolaan ekonomi nasional

1.491,2 1.650,4

1.777,3 1.806,4 2.082,9

2.080,5

18,1 18,2 16,9 15,7 16,5 15,2

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Transfer ke Daerah

dan Dana Desa

Belanja Pem Pusat

% thd PDB

MendukungDaya Beli

Investasimembangunproduktivitasdan daya saing

Membanguninstitusi

Menjagastabilitas dankeamanan

Gaji/Pensiun

(Rp343,4 T) Subsidi Masyarakat

/transfer keluargamiskin(Rp204,6 T)

belanja infrastruktur(Rp387,7 T)belanja pendidikan

(20% APBN)belanja kesehatan

(5% APBN)belanja riset/litbang

(Rp15,3 T)

belanja legislatif(DPR, DPD, MPR)

(Rp6,1 T)Yudikatif (MA, MK,

Pengadilan seluruhIndonesia)(Rp8,4 T)

Eksekutif (Pusat, Pemda)

Belanja Kemhan/TNI(Rp108 T)

Belanja POLRI(Rp84 T)

8

Page 9: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

9

KEMENTERIAN KEUANGAN

9

PENGELOLAAN APBN

Page 10: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

FUNGSI APBN

APBN merupakan:

Fungsi Otorisasi

dasar untuk

melaksanakan

pendapatan dan

belanja tahun

bersangkutan.

rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dengan

undang-undang

Fungsi AlokasiAnggaran harusdiarahkan untukmengurangipengangguran danpemborosan sumberdaya, serta meningkatkanefisiensi dan efektivitasperekonomian.

Fungsi

Perencanaan

Pedoman bagi

manajemen dalam

merencanakan

kegiatan pada tahun

yang bersangkutan.

Fungsi Distribusi

Kebijakan

anggaran negara

harus

memperhatikan

rasa keadilan dan

kepatutan.

Fungsi

PengawasanPedoman untuk menilaiapakah kegiatanpenyelenggaraanpemerintahan sesuaidengan ketentuanyang telah ditetapkan.

Fungsi Stabilisasi

Alat untuk

memelihara dan

mengupayakan

keseimbangan

fundamental

perekonomian.

10

Page 11: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN 11

Teknokratis

AdministratifPolitik

Alokasi

StabilisasiDistribusi

SINERGI FUNGSI

Kesejahteraan

Rakyat

KONSEP DALAM PENYUSUNAN APBN

Page 12: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Penerimaan

Proyeksi &

Estimasi

Membuat estimasi

penerimaan yang akurat

dan kredibel

Peningkatan kapasitasmengumpulkan

penerimaan negara

Rasio penerimaan

perpajakan masih rendah

Belanja

Komitmen

Membuat keputusan

belanja yang strategis

Mengurangi kemiskinan,

kesenjangan, dan

pemerataan kesejahteraan

Memerangi inefisensi dan

korupsi

Pembiayaan

Sustainability

Reformasi sektor

keuangan, e.g. Melalui pendalaman pasar

keuanganMemprioritaskan belanja

produktif dan mendukung

pembangunan Mendukung keuangan

inklusif

Diimbangi dengan

stabilitas sistem

keuangan

REFORMASI FISKAL YANG KOMPREHENSIF UNTUK OPTIMALISASI PENDAPATAN,

BELANJA YANG BERKUKALITAS, SERTA PEMBIAYAAN YANG SUSTAINABLE

12

Tantangan Pengelolaan APBN dan APBD

Page 13: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

KONSEP KEBIJAKAN RAPBN

Arah Kebijakan dan Prioritas

Pembangunan Nasional

PROYEKSI AWAL RAPBNKapasitas Fiskal (Resource

Envelope)

SURAT BERSAMAPagu Indikatif

PERATURAN PRESIDEN

MENGENAI RKPPPKF, KEM, RKP

KEPUTUSAN

MENTERI KEUANGANPagu Anggaran

RUU DAN

NOTA KEUANGANRAPBN

UNDANG-UNDANG

APBN

KEPUTUSAN

PRESIDENRincian Alokasi

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat

DIPADIPA K/L dan

Non-K/L

PELAKSANAAN

ANGGARAN

FEB

MAR

MEI

JUNAGT

OKT

NOV

DES

JANJAN-

DES

SIKLUS

PENYUSUNAN

APBN

SIKLUS APBN

13

Page 14: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

FISCAL RULE DAN MANDATORY SPENDINGMembatasi ruang gerak APBN ...

14

MANDATORY

SPENDING

Anggaran

Pendidikan

20% APBN UUD 1945

pasal 31 (4)

Dana AlokasiUmum

minimal 26%Pendapatan

Dalam Negeri Netto UU 33

Tahun 2004

AnggaranKesehatan

5% UU 36

Tahun 2

Dana Desa

10% daritransfer ke

daerah

(secarabertahap)

UU Desa

Defisit

Maksimal 3%(KonsolidasiAPBN dan

APBD) UU 17 Tahun

2003

Outstanding

Utang

60% PDB UU 17 Tahun

2003

FISCAL RULE

Page 15: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Tax Amnesty akan berdampak ke perekonomian jangka

pendek dan jangka panjang

Mempercepat Pertumbuhan Ekonomimelalui repatriasi aset, dengan

beberapa transmisi: Peningkatan likuiditas domestik;

Menjaga stabillitas nilai tukar rupiah;

Menurunkan tingkat suku bunga;

Mendukung pertumbuhan investasi.

Memperluas Tax Base melalui basis data yang lebih terintegrasi, komprehensif danterpercayaPerhitungan potensi perpajakan yang lebih reliabel

Meningkatkan Penerimaan Perpajakan yang lebih

Stabil baik dalam Jangka Pendek Maupun Panjang

Jangka Pendek: penerimaan dari uang tebusan amnestipajak

Jangka Panjang: Pemungutan pajak yang lebih baikberdasarkan basis data yang lebih besar dan lebih baik

Reformasi di Bidang Perpajakan

Reformasi di Bidang

Administrasi Perpajakan

• Penegakan Hukum yang Lebih Efektif

• Perbaikan sistem IT • Peningkatan kualitas

manajemen data• Peningkatan kualitas SDM

bidang perpajakan

• RUU KUP• Revisi UU PPN• RUU PPh• Revisi UU Bea Materai

Tax Amnesty sebagai milestone reformasi pajak Reformasi kebijakan

selanjutnya…

15

Page 16: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Reformasi di bidang Belanja Negara:

Penghematan belanja dan percepatan pelaksanaan kegiatanTA 2016-2017 peningkatan efisiensi dan efektivitas

Dalam tahun 2016 dilakukan 2 kali

pemotongan belanja K/L (Rp50,0 T

pada APBNP 2016 dan Rp64,7 T

pasca APBNP)

Penghematan belanja untuk

meningkatkan efisiensi & realokasi

belanja ke kegiatan lebih produktif

Tetap menjaga pemenuhan

belanja-belanja wajib (gaji,

operasional, & yang sudah

dikontrakkan)

Proses pengadaan sebelum

penandatanganan perjanjian

dapat dilakukan sebelum tahun

anggaran dimulai setelah RKA KL

disetujui DPR

Penandatanganan perjanjian

dilakukan setelah DIPA disahkan &

berlaku efektif

Pendanaan (untuk pesiapan)

dapat dibebankan pada tahun

anggaran berjalan sepanjang

dananya dialokasikan dalam DIPA

Percepatan Pelaksanaan

Kegiatan/Proyek TA 2016 dan TA

2017

16

Page 17: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Pendidikan

Infrastruktur

Subsidi Energi

Kesehatan

Alo

ka

siA

ng

ga

ran

(triliu

n r

upia

h)

375,5416,1

67,5104,0

350,3

77,3

177,9

387,3

0,0

50,0

100,0

150,0

200,0

250,0

300,0

350,0

400,0

450,0

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Kemenkeu

Awal

Reformasi

Komitmen

Reformasi

10,8%

117,7%

54,1

%

77,9%

Δ 2017 : 2014

Reformasi di Bidang Belanja Negara:

Peningkatan belanja dialokasikan kepada belanja yang lebih

produktif

17

Page 18: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Melalui

Angg K/L

Belanja

Pemerintah

Pusat

Transferke Daerah

& Dana Desa

DaerahPemerintah Pusat

Mendanai

kewenangan

di luar 6

Urusan

Mendanai

kewenangan

6 Urusan

PENDAPATAN

BELANJA

PEMBIAYAAN

APBN

Dana Vertikal

di Daerah

Pinjaman

• Dana Perimbangan

• Dana Otsus dan

Penyesuaian

Dana Dekonsentrasi

Dana Tugas Pembantuan

Subsidi dan Hibah

Masuk APBD

Mendanaikewenangan

Daerah(Desentralisasi)

MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY

Melalui

Angg

Non K/L

18

Transmisi APBN ke Daerah

Page 19: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN DUKUNGAN PENDANAAN APBN

UNTUK PROVINSI GORONTALO

19

ALOKASI BELANJA K/L (Rp Triliun)

Provinsi Gorontalo

ALOKASI TRANSFER KE DAERAH (Rp Triliun)

ALOKASI APBN TAHUN 2017 DI PROVINSI GORONTALO

0,1

4,1

1,4

0,50,10,1

4,0

1,8

0,40,1

0

1

2

3

4

5

DBH DAU DTK DanaDesa

DID

APBN 2017 APBN 2016

0,25

17,63

2,76

6,51

10,70

5,61

5,02

Peranan terhadap pembentukanekonomi provinsi (%)

Kemiskinan (%)

Pengangguran (%)

Pertumbuhan Ekonomi (%)

Prov. Gorontalo Nasional*Tahun 2016

1,7 1,7

0,10,2

1,7 1,8

0,2 0,50

1

1

2

2

KantorPusat

KantorDaerah

Dekon TP UB

2017 2016

Page 20: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

PENGGUNAAN ALOKASI APBN UNTUK PEMBANGUNAN PRIORITAS

BIDANG INFRASTRUKTUR DI PROVINSI GORONTALO

NO PROYEK 2016 2017

1 Jalan 396,82 436,78

2 Jembatan 171,79 387,15

3 Bendungan - -

4 Irigasi 22,09 134,39

5 Infrastruktur Air Limbah 3,68 12,51

6Infrastruktur Persampahan

7,22 1,65

7 Infrastruktur Drainase 3,53 11,05

8 Rumah Khusus 36,54 13,73

9Peningkatan RumahSwadaya

29,81 33,43

NO PROYEK 2016 2017

1DAK Infrastruktur Jalan & Perhubungan *)

451,03 220,56

2 DAK Infrastruktur Irigasi 27,89 44,05

3DAK Infrastruktur Air Minum dan Sanitasi

18,21 28,68

4DAK TransportasiPerdesaan

19,66 13,70

5DAK Perumahan danPemukiman

- 4,07

6 DAK Pertanian 59,07 24,56

7DAK Kelautan danPerikanan

18,74 21,64

Melalui Belanja K/L, antara lain: Melalui Transfer ke Daerah, antara lain:

(miliar rupiah)

20

*) Asumsi seluruh DAK IPD digunakan untuk infrastruktur jalan dan perhubungan

(miliar rupiah)

Page 21: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

21

KEMENTERIAN KEUANGAN

21

POKOK-POKOK KEBIJAKAN APBN 2017

Page 22: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO APBN MERUPAKAN

INDIKATOR UTAMA DALAM PENYUSUNAN BESARAN APBN

22

BelanjaPendapatan

Asumsi Dasar

Ekonomi Makro

Pergerakan ADEM akan

mempengaruhi komponen Postur

APBN lainnya (Pendapatan,

Belanja, dan Pembiayaan) →

perlu pengendalian defisit agar

kesejahteraan masyarakat

terjamin

Page 23: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

Range Sensitivitas APBN 2017 terhadap Asumsi Dasar Ekonomi Makro (Dalam Triliun Rupiah)

PertumbuhanEkonomi (%,yoy) ↑ 1,0 Inflasi (%,yoy)↑ 1,0

Tingkat BungaSPN 3 Bulan (%)

Nilai Tukar(Rp/US$)

Harga Minyak MentahIndonesia (US$/Barel)

Lifting Minyak(ribu barel per hari)

↑ 10

23

↑ 1,0

↑ 100 ↑ 1,0

•Pajak 10,4-15,6 TPendapatan

•BPP 0,1-1,0 T•TKDD 0,0-0,2 T

Belanja

• 10,3-14,4 TSurplus/ (Defisit)

•Pajak 8,8-10,0 TPendapatan

•BPP 0,1-1,1 T•TKDD 0,0-0,2 T

Belanja

• 8,7-8,8 TSurplus/ (Defisit)

•BPP 0,1-2,1 TBelanja

• (2,1)-(0,1)TSurplus/ (Defisit)

•Pajak 1,8-2,4 T•PNBP 1,7-2,5 T

Pendapatan

•BPP 1,2-1,7 T•TKDD 0,4-0,5 T

Belanja

• 2,0-2,7 TSurplus/ (Defisit)

• (0,1)-(0,1) TPembiayaan

•Pajak 0,8-0,8 T•PNBP 2,7-3,2 T

Pendapatan

•BPP 1,7-2,0 T•TKDD 0,5-0,6 T

Belanja

• 1,3-1,4 TSurplus/ (Defisit)

•Pajak 0,2-0,4 T•PNBP 1,4-2,6 T

Pendapatan

•BPP 0,1-0,2 T•TKDD 0,3-0,4 T

Belanja

• 1,2-2,5 TSurplus/ (Defisit)

Tahun 2016

Tahun 2017

Page 24: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Asumsi Makro tahun 2017 menyesuaikan kondisi

perekonomian global dan domestik terkini

PertumbuhanEkonomi (%,yoy) 5,1

Inflasi

(%,yoy) 4,0

Tingkat BungaSPN 3 Bulan (%)

5,3

Nilai Tukar(Rp/US$)

Harga Minyak MentahIndonesia (US$/Barel)

45

Lifting Minyak(ribu barel per hari) 815

Lifting Gas(ribu barel setara minyak perhari)

13.300

1.150

APBN 2017

5,02

3,02

5,7

40

829

13.307

1.180

Realisasi 2016

24

Outlook 2017

Naik

Naik

Naik

Depresiasi

Naik

Tetap

Tetap

BERPENGARUH

TERHADAP

TRANSFER KE

DAERAH DAN

DANA DESA

Page 25: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Anggaran Kesehatan

mencapai 5% mulai 2016

Konsisten akselerasi

pembangunan infrastruktur

Efisiensi birokrasi : tetapmemberi THR dan Gaji

ke-13

Menjaga Anggaran

pendidikan 20%

Reformasi subsidi lebih tepatsasaran (sinergi Rastra & PKH)

Program 1 Juta Rumah (subsidibunga kredit perumahan, bantuan uang muka & FLPP}

Penguatan desentralisasifiskal (DAK berbasis proposal,

Dana Desa dan DID)

Akses pendanaan bagiKUMKM melalui subsidibunga dan dana bergulir

2 3 4

6 7 8

Defisit terkendali 2,41% (dibawah 3%)

Mendukung keberlanjutanJKN (cadangan

pembiayaan Rp3,6T)

Percepatan pengurangankesenjangan (peningkatan

cakupan PKH, PBI)

1

5

9 10 11 12

KEBIJAKAN STRATEGIS APBN 2017Optimalisasi pendapatan, Penguatan kualitas belanja & pengendalian risiko

Optimalisasi pajak yang realistis melalui terobosan

(melanjutkan tax amnesty)

25

Page 26: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Penerimaan perpajakan penyumbang terbesar

pendapatan negara dan peran PPh yang semakin besar

26

APBN 2017

PPh diharapkan menjadi sumber utama Penerimaan Perpajakan tahun 2017

1.498,9Triliun Rupiah

Peningkatan tax base dan tax compliance

• Optimalisasi kebijakan pengampunan pajak

• Intensifikasi melalui penggunaan teknologi informasi

• Ekstensifikasi dan penguatan basis data perpajakan melalui optimalisasi pemanfaatan data pihak ketiga

Pemberian Insentif Perpajakan

a.l. keringanan tarif untuk industri tertentu untuk meningkatkan iklim investasi, daya saing industri, dan mendorong hilirisasi industri dalam negeri

Perbaikan Regulasi Perpajakan

• RUU KUP, RUU PPh, RUU PPN, dan RUU Bea Materai

Pengenaan Cukai untuk Pengendalian Barang Konsumsi Tertentu

• Kebijakan tarif, penegakan hukum dan penindakan untuk menghindari dampak negative externality

Perpajakan Internasional untuk mendukung transparansi

• Memacu pertukaran informasi, pertumbuhan investasi, serta peningkatan perdagangan dan perlindungan industri dalam negeri

Tax Amnesty sebagai milestone reformasi pajak

• Mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui repatriasi aset

• Memperluas Tax Base melalui basis data yang lebih terintegrasi, komprehensif dan terpercaya

• Meningkatkan Penerimaan Perpajakan yang lebih Stabil baik dalam jangka pendek maupun panjang

Page 27: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Belanja pemerintah pusat lebih efisien,

efektif dan fokus TA 2017

•peningkatan belanja produktif seperti pembangunan infrastruktur dan konektivitas antarwilayah;

•meningkatkan efisiensi dan penajaman belanja non-operasional utamanya belanja barang;

•meningkatkan kualitas dan efektivitas program perlindungan sosial dengan memperbaiki sistem penyaluran dan akurasi data penerima;

•memperkuat pelaksanaan program prioritas di bidang pendidikan, kesehatan, kedaulatan pangan dan energi, kemaritiman dan kelautan, serta pariwisata dan industri;

•penyaluran subsidi dan program bantuan sosial non-tunai yang lebih tepat sasaran, antara lain melalui perbaikan basis data yang transparan dan penataan ulang sistem penyaluran subsidi

27

1.315,5triliun rupiah

Page 28: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN 28

Postur Transfer ke Daerah dan Dana Desa,

2016-2017

Realisasi

Update APBN

Pertumbuhan

thd Real

> Transfer ke Daerah 663,7 704,9 6,2

I. Dana Perimbangan 639,9 677,1 5,8

A. Dana Transfer Umum 475,9 503,6 5,8

1. Dana Bagi Hasil 90,5 92,8 2,5

a. Pajak 50,6 58,6 15,7

b. Sumber Daya Alam 39,9 34,2 (14,2)

2. Dana Alokasi Umum 385,4 410,8 6,6 - -

B. Dana Transfer Khusus 164,0 173,4 5,7

1. Dana Alokasi Khusus Fisik 75,2 58,3 (22,4)

2. Dana Alokasi Khusus Nonfisik 88,8 115,1 29,6

II. Dana Insentif Daerah 5,0 7,5 50,0

III. Dana Otsus dan Keistimewaan D.I.Y 18,8 20,3 8,2

A. Dana Otonomi Khusus 18,3 19,5 7,0

B. Dana Keistimewaan D.I. Yogyakarta 0,5 0,8 46,1 - -

Dana Desa 46,7 60,0 28,5

710,4 764,9 7,7 J U M L A H

URAIAN

2016 2017

Page 29: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Dana Transfer Umum ditingkatkan dan didorong seoptimal mungkin untuk peningkatan kualitas layanan publik

Tujuan

mengatasi ketimpangan fiskal vertikal, dengan fokus alokasi kepada daerah penghasil.

Alokasi 2017 Rp92,8 T

naik Rp2,3 T dari Rp 90,5 pada realisasi APBNP 2016

Kebijakan

Perluasan diskresi penggunaan DBH CHT, Dana

Reboisasi dan 0,5% Tambahan DBH SDA Migas agar

penggunaan dana lebih optimal dan mengurangi

SiLPA.

Percepatan penyelesaian kurang bayar DBH sesuai

kemampuan keuangan negara

DANA BAGI HASIL (DBH)

Tujuan

mengatasi ketimpangan fiskal horizontal

Alokasi 2017 Rp410,8 T

naik Rp25,4 T dari realisasi APBNP 2016 (Rp385,4 T)

Kebijakan

Alokasi telah memperhitungkan pengalihan

urusan pendidikan SMA/SMK dan urusan

lainnya dari kab./kota ke provinsi.

Formulasi 2017 memberikan afirmasi kepada

daerah kepulauan dengan meningkatkan

bobot luas wilayah laut, yaitu:

• untuk provinsi naik dari 40% menjadi 45%

• untuk kab/kota naik dari 45% menjadi 50%.

Alokasi DAU Kab/kota tahun 2017 tidak turun

dibandingkan tahun 2016.

Pagu DAU nasional dalam APBN tidak bersifat

final atau dapat berubah sesuai perubahan

PDN neto implikasi: daerah harus menyusun

strategi penyesuaian dalam APBDP TA 2017

DANA ALOKASI UMUM (DAU)

Untuk meningkatkan kualitas belanja dan

mendorong pembangunan ekonomi, minimal

25% Dana Transfer Umum (DBH + DAU) digunakan

untuk belanja infrastruktur layanan dasar publik

yang berorientasi pada pengurangan kemiskinan

dan pembangunan ekonomi

Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa APBN 2017 (1):Dana Perimbangan

29

Page 30: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Alokasi dan Penyaluran Dana Transfer Khusus Berbasis Kinerja Pelaksanaan

Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa APBN 2017 (2):

DAK Fisik dan DAK Nonfisik

Tujuan

mengatasi ketimpangan penyediaan infrastruktur layanan publik

Alokasi 2017 Rp58,3 T

turun Rp16,9 T dari realisasi APBNP 2016 sebesar Rp75,2 T

Kebijakan:

berdasarkan usulan daerah dan diselaraskan dg prioritas

nasional dengan afirmasi untuk daerah tertinggal,

perbatasan, kepulauan, dan transmigrasi.

Sinkronisasi rencana kegiatan DAK Fisik antar

bidang/subbidang, antardaerah, dan antara DAK dengan

pendanaan lainnya, dengan mengoptimalkan peran

Provinsi.

Petunjuk teknis ditetapkan dalam Perpres dan dapat berlaku

lebih dari satu tahun.

Penyaluran berbasis kinerja penyerapan dan pelaksanaan

fisik, dan disalurkan melalui KPPN setempat guna efisiensi dan

meningkatkan governance:

Sinergi DJPK dan DJPB perubahan peraturan (PMK No.

50/PMK.07/2017) serta pembuatan aplikasi penyaluran

Permintaan penyaluran dan verifikasi kepada unit yang

terdekat dengan daerah (governance lebih terjaga)

DANA ALOKASI KHUSUS FISIK (DAK Fisik)

Tujuan

mendukung operasional penyelenggaraan

layanan publik

Alokasi 2017 Rp115,1 T

naik Rp 8,4 T dari realisasi APBNP 2016 sebesar

Rp89,3 T

Kebijakan:

Alokasi disesuaikan dengan kebutuhan riil

di daerah, berdasarkan jumlah sasaran

yang dibutuhkan untuk mencapai SPM,

terutama di bidang pendidikan dan

kesehatan

Juga diarahkan untuk meningkatkan

kapasitas koperasi dan usaha kecil dan

menengah, serta menjamin

keberlanjutan dan keamanan Sistem

Administrasi Kependudukan (SAK)

terpadu

DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK

(DAK Nonfisik)

30

Page 31: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa APBN 2017 (3):

Dana Insentif Daerah dan Dana Desa

Tujuan

Memberikan rewards kepada daerah yang

berkinerja baik dalam:

kesehatan fiskal & pengelolaan keuangan

daerah.

pelayanan dasar publik. ekonomi dan kesejahteraan

Alokasi 2017 Rp7,5 T

• naik Rp 2,5 T dari realisasi APBNP 2016 sebesar

Rp5 T

• daerah penerima DID sebanyak 317 daerah:

21 provinsi, 232 kabupaten 64 kota

Evaluasi DID 2017

Jumlah penerima DID naik dari 271 menjadi

317, Jumlah daerah yang lulus passing grade

naik dari 109 menjadi 121;

Jumlah daerah penerima AM naik dari 228

menjadi 279, Jumlah daerah penerima AM dan

AK naik dari 66 menjadi 83.

DANA INSENTIF DAERAH

Tujuan

mendorong pertumbuhan ekonomi:

• Menjaga tingkat konsumsi Rumah Tangga

• Peningkatan konektivitas melalui pembangunan

infrastruktur utk mendorong stabilitas harga dan

distribusi yang merata.

Alokasi 2017 Rp60,0 T

naik Rp13,4 T dari realisasi APBNP 2016 sebesar

Rp46,6 T

Kebijakan

Prioritas penggunaan:

• membiayai pembangunan

• pemberdayaan masyarakat

Pelaksanaan diutamakan melalui:

• Swakelola dengan menyerap tenaga kerja

setempat dan kegiatan yang mendorong

masyarakat produktif secara ekonomi

Kab/Kota diwajibkan menganggarkan Alokasi Dana

Desa (ADD) sekurangnya 10% dari Dana Perimbangan

setelah dikurangi DAK (Pasal 72 UU No 6 Tahun 2014

tentang Desa).

DANA DESA

31

Page 32: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Kecenderungan peningkatan TKDD ke daerah perlu

diikuti dengan peningkatan kinerjanya untukpembangunan daerah

2012

480,6

16,9

6,8

11,8

8,6

24,6

-1,5

573,7623,1

776,3 764,9

513,3

2013 2014 2015 APBNP

2016

APBN

2017

480,6

513,3573,7

602,4

20,8

47,0 60,0

729,3 704,9

Transfer ke Daerah

Dana Desa

PertumbuhanTransfer ke Daerah & Dana Desa (%)

(triliun rupiah)

32

2012

480,6

16,9

6,8

11,8

8,6

24,6

-1,5

573,7623,1

776,3 764,9

513,3

2013 2014 2015 APBNP

2016

APBN

2017

480,6

513,3573,7

602,4

20,8

47,0 60,0

729,3 704,9

Transfer ke Daerah

Dana Desa

PertumbuhanTransfer ke Daerah & Dana Desa (%)

(triliun rupiah)

triliun rupiah

Page 33: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN 33

OUTPUT PENGGUNAAN DANA DESA

51.973 KM

JALAN DESA

412.199 M

JEMBATAN

30.280 UNIT

MCK

15.948 UNIT

AIR BERSIH

9.727 UNIT

PAUD

5.956 UNIT

POSYANDU

2.580 UNIT

POLINDES

12.272 UNIT

SUMUR

1.136 UNIT

TAMBATAN

PERAHU

1.572 UNIT

PASAR DESA

635 UNIT

EMBUNG

64.563 UNIT

DRAINASE &

IRIGASI

DANA

DESABIDANG

PEMBANGUNAN

Sumber data: Kementerian Desa & PDT

Page 34: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Sasaran

34

Anggaran pendidikan tetap dijaga 20% dengan fokus

pada peningkatan akses dan kualitas layanan pendidikan

Page 35: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Anggaran kesehatan tetap dijaga 5% dengan fokus

memperkuat upaya promotif dan preventif, sertameningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan

35

100

Page 36: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Anggaran infrastruktur meningkat signifikan melalui

peningkatan efisiensi belanja dan peningkatan earmark dana

transfer umum (sekurang-kurangnya 25%)

Untuk mendukung pembangunan

infrastruktur agar dipastikan daerah dapat

mematuhi aturan pemanfaatan DTU (DBH

& DAU) minimal 25% untuk belanja

infrastruktur daerah

Tahun 2017: sesuai Pasal 11 ayat (15), Dana

Transfer Umum, yaitu sekurang-kurangnya

25% untuk belanja infrastruktur daerah

(UU Nomor 18 Tahun 2016 tentang APBN)

36

rekonstruksi,

pelebaran, dan

pembangunan

2.509kilometer

pembangunan

(termasuk

pembangunan

flyover/underpass/

terowongan)

16.615meter

12 175

Page 37: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Ekualisasi Pendapatan dan Belanja Antarwilayah untuk memperkuat

pelaksanaan Nawacita ketiga, desentralisasi fiskal dan otonomi daerah,

serta memperkokoh eksistensi NKRI

Kebijakan ekspansi anggaran di luar Jawa dimaksudkan untuk mendukung akselerasi pembangunan di luar Jawa

dalam mempercepat ekualisasi kemajuan antar wilayah

Triliun Rp

I. Pendapatan 144,1

a. Pajak 66,9

b. Bea & Cukai 6,8

c. PNBP 70,4

II. Belanja 232,3

a. TKDD 176,1

b. Belanja K/L 56,2

Neto (I-II) (88,2)

SUMATERA Triliun Rp

I. Pendapatan 1.143,2

a. Pajak 884,9

b. Bea & Cukai 161,6

c. PNBP 96,6

II. Belanja 302,8

a. TKDD 201,8

b. Belanja K/L 101,0

Neto (I-II) 840,4

JAWA

Triliun Rp

I. Pendapatan 86,0

a. Pajak 32,0

b. Bea & Cukai 1,1

c. PNBP 52,9

II. Belanja 93,9

a. TKDD 73,6

b. Belanja K/L 20,3

Neto (I-II) (7,9)

KALIMANTAN Triliun Rp

I. Pendapatan 19,7

a. Pajak 16,6

b. Bea & Cukai 0,6

c. PNBP 2,5

II. Belanja 104,5

a. TKDD 73,3

b. Belanja K/L 31,2

Neto (I-II) (84,8)

SULAWESI Triliun Rp

I. Pendapatan 18,4

a. Pajak 10,7

b. Bea & Cukai 1,7

c. PNBP 6,0

II. Belanja 89,6

a. TKDD 71,7

b. Belanja K/L 17,9

Neto (I-II) (71,3)

MALUKU dan PAPUA

Triliun Rp

I. Pendapatan 15,5

a. Pajak 11,7

b. Bea & Cukai 1,5

c. PNBP 2,3

II. Belanja 56,4

a. TKDD 39,5

b. Belanja K/L 17,0

Neto (I-II) (40,9)

BALI dan NUSRA Keterangan:1. Pendapatan yang

dikumpulkan dari Daerah ke

Pusat2. Belanja yang

dikembalikan dari Daerah ke

Pusat

3. Data dalam Triliun Rp

4. Data rata-rata 2014-2016

37

Page 38: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Perubahan kebijakan pengelolaan TKDD

DAU bersifat dinamis• Menyesuaikan dengan

besaran pendapatan

dalam negeri

Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa melalui

KPPN• Bertujuan meningkatkan

efektivitas dan efisiensi

anggaran

Peningkatan kualitas

belanja infrastruktur daerah• Bertujuan mendorong

pertumbuhan ekonomi daerah

Penguatan peran Gubernur• Gubernur memberikan

rekomendasi usulan DAK fisik berdasarkan sinkronisasi kegiatan DAK fisik di kabupaten/kota

38

Penyaluran TKDD

bergantung penyerapan anggaran

dan capaian output sebelumnya

Penyempurnaan kriteria

penerima DID• Didasarkan kepada tata kelola

keuangan, pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat

Page 39: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

Tantangan dan strategi APBN 2017 menuju pertumbuhanekonomi yang inklusif

Ruang Fiskal Terbatas:• Menggali potensi

perpajakan

• Mengendalikan cost

recovery

• Optimalisasi PNBP SDA

Nonmigas dan K/L

Mandatory & Non

Discretionary

Spending Masih Besar• Mengendalikan mandatory

spending

• Efisiensi Belanja non

discretionary (a.l.

operasional & perkantoran)

Kualitas Belanja Perlu

Ditingkatkan• Perencanaan belanja produktif

(berbasis program, output & outcome)

• Subsidi lebih targeted (basis data lebih baik)

Pembiayaan Anggaran

Lebih Efisien• Pemilihan jenis & timing

instrumen pembiayaan

dengan mempertimbangkan

efisiensi biaya utang dan

pengembangan pasar

keuangan domestik

• Mendorong target

pembangunan infrastruktur

39

Page 40: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN 40

KESIMPULAN

Adanya faktor ketidakpastian eksternal,menyebabkan perencanaan pendapatan negaraharus lebih realistis dan kredibel.

Perlu ruang penyesuaian bagi belanja negara,termasuk TKDD:

Pagu DAU tidak final, sehingga dapat disesuaikanapabila terjadi perubahan pendapatan negara

Implikasinya: perlu strategi pengelolaan APBDyang tepat dan peningkatan kapasitas pengelolakeuangan daerah

Dengan sumber dana APBN dan APBD yang masihterbatas, setiap rupiah belanja negara dan daerah harusmenghasilkan output/outcome yang maksimal melalui:

Sinkronisasi perencanaan dan penganggaran pusatdan daerah, (belanja K/L dan TKDD)

Optimalisasi penggunaan Dana Transfer Umum (DAUdan DBH) sekurang-kurangnya 25% untuk belanjainfrastruktur yang berorientasi pelayanan publik danpengurangan kemiskinan

Penyaluran Dana Transfer Khusus dan Dana Desaberbasis kinerja pelaksanaan (penyerapan danketercapaian output) melalui KPPN agar lebih efisiendan efektif

Daerah perlu berperan aktif dalam penghimpunan

penerimaan pajak, melalui:

Menjaga kepatuhan atas pajak yang menjadi

tanggungjawab APBD, dan

Memberikan sanksi kepada pihak swasta yang

menghindari pajak pusat dan daerah (seperti sanksi

perijinan usaha yang menjadi kewenangan

daerah).

Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yanglebih merata, perlu dilakukan :

Sinergi pendanaan, baik yang bersumber daribelanja K/L, TKDD, maupun APBD.

Optimalisasi pemanfaatan skema pembiayaanmelalui pinjaman maupun Kerjasama Pemerintahdan Badan Usaha (KPBU)

Page 41: PENGELOLAAN APBN DAN IMPLIKASINYA ... - Kementerian …djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2017/05/Pemaparan-ULP-Baru... · 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 0,36

KEMENTERIAN KEUANGAN

T E R I M A K A S I H

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

DIREKTORAT PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

41