Pengelasan Pada Rel

download Pengelasan  Pada Rel

of 16

description

Tugas

Transcript of Pengelasan Pada Rel

PowerPoint Presentation

Pengelasan Pada RelAnggota KelompokIrfan Alifian Firmanda (6712040021)Wisnu Wicaksono(6713040036)Ahmad Asaduddin Al Faruqi(6713040054)Andik Susanto(6713040056)Brahemi Asy Syaddad(6713040058)Rifki Arifin(6713040061)Pengertian Sambungan Pada RelRel karena alasan transportasi menuju ke lokasi biasanya dari pabrik pembuat rel dipotong menjadi rel dengan panjang 25 m. Untuk meningkatkan kenyamanan penggunaan kereta api yang berjalan diatasnya maka rel tersebut disambung. Jenis Pengelasan Pada RelPenyambungan rel dilakukan dengan beberapa cara :

Sambungan bautLas TermitLas Kilatan Listril / Flash Butt WeldingLas TermitSalah satu cara yang umum digunakan adalah dengan las termit dilokasi sehingga bisa menjadi rel yang menerus. Pengelasan menggunakanlas termitdengan menggunakan bahan kimia senyawa besi yang ditempatkan di antara kedua rel kemudian bahan tersebut direaksikanpada suhu sampai mencairkan bahan kimia tersebut dan menyambung rel tersebut, sisa hasil reaksi kimia tersebut kemudian dipotong dan diratakan dengan rel.Las termitadalah penyambungan/lasantara dua batangrelmelalui suatureaksi kimiadengan menggunakan termit (besioksidadengan bubukaluminium). Metode ini dilaksanakan dengan bahan yang sederhana dan menghasilkan sambungan yang baik.

Reaksinya seperti berikut:Fe2O3+ 2 Al 2 Fe + Al2O3+ 850 kJ

Hasil reaksi tersebut berupa besi ditambah dengan kerak Al2O3serta panas yang terjadi cukup untuk mencairkan besi yang berada disekitar rel yang pada gilirannya akan memadukan besi hasil reaksi dengan rel.

Las Kilatan Listrik / Flash Butt WeldingSalah satu cara lain yang digunakan dalam mengelas rel kereta api adalah dengan cara laskilatanlistrik atau dalamBahasa Inggris disebut"Flash Butt Welding", yaitu dengan mendekatkan ujung dua potong rel yang akan dilas yang telah diberi muatan listrik dengan arusyang sangat besar, sehingga ketika terjadi kontak akan timbul kilatan listrik yang akan memanaskan dan melelehkan ujung kedua rel yang didekatkan tersebut. Setelah ujung kedua rel yang didekatkan berpijar dan meleleh, ujung rel kedua tersebut disatukan dengan diberi tekananyang besar (150 s.d 300 kg/cm3) sehingga ujung dari kedua potong rel tersebut menyatu dan kemudian diratakan dan dimuluskan ketika rel masih berpijar.

Kelebihan dan KekuranganKelebihan dari cara ini adalah tidak memerlukan bahan sepertilas termit, dan hasil sambungan las pada rel lebih kuat daripada menggunakan las termit, selain itu las kilat membutuhkan waktu yang lebih singkat, yaitu hanya 15 menit per titik las, dibandingkan dengan las termit yang membutuhkan waktu 25-30 menit per titik las. Flash Butt Welds are faster, cleaner, harder, and last longer than thermite welds.11Namun, cara ini tidak terlalu cocok dan berbahaya di Indonesia, karena arus listrik pada rel dapat mengalir ke bagian rel yang lainnya. Mengingat banyak jalur rel di berbagai daerah terdapat pemukiman padat penduduk, terkadang ada orang terutama anak-anak secara iseng maupun tidak sengaja menyentuh rel yang diberi muatan listrik sehingga dapat menimbulkan bahaya sengatan listrik.

Tahap Flash Butt WeldingPre-HeatingFlashingButtingHold Time

VideoSekianFlash butt weldingis a type ofresistance weldingwithout using any filler metal. It is used for joining two metal parts together using heat and force. Each of the two parts to be joined are clamped against an electrode, usually a copper alloy. The electrodes themselves being connected to the secondary side of a transformer. The ends are brought slowly together until they just touch. At this point a high current flows through the touching points, rapidly heating and melting the metal at the points of contact. The molten metal is then expelled by its own rapid expansion. This part of the welding cycle is called the flashing and generally creates a spectacular shower of sparks. Voltage used is generally low (typically between 4 and 20 volts) but the current usually vary high, often in the tens of thousands of amps. The heat generated raises the temperature of either side of the joint. Once the temperature is above the forging temperature (typically around 1,250C for steel) the ends are rapidly pushed together with great force. The high speed expels any remaining molten metal and the high force generates enough pressure at the joint (around 90 megapascals for steel) to 'forge weld' the ends together.THE DIFFERENT CYCLES USEDPre-HeatingSometimes an optional pre-heating operation is used to heat the joint area using Joules energy from passing a current through the joint area directly without any flashing. This heats the whole area between the electrodes. Pre-heating itself is sometime preceded by a 'Burnoff' cycle which prepares the ends for better contact in the pre-heating cycle.FlashingFlashing OperationAn important parameter is to get the area around the joint to be at proper forging temperature. This is generally dependent on the amount of heat generated by the flashing cycle. Flashing is typically determined by either a pre-set amount of time (seconds) or a pre-set distance to be flashed away (mm). Whereas pre-heating will heat the whole joint area that is between the electrodes, flashing will instead generate heat only at the joint interface. Heat will then be conducted back into the joint parent metal.Butting a.k.a. UpsettingOnce the correct temperature profile has been generated then the ends of the joint are rapidly forced together. Initially a high velocity 'squirts' out any impure molten metal at the joint interface before it solidifies. Further movement as the joint cools swells the joint area through an upsetting action until the pressure at the joint, along with the temperature is sufficient to 'forge-weld' the ends together.Hold TimeAt the end of upsetting there is commonly a 'hold time' during which the joint is held still to allow the joint to cool and the two pieces of metal to completely bond.