PENGAWETAN DAGING HEWAN SEMBELIHAN DITINJAU DARI …repository.uinjambi.ac.id/1907/1/SKRIPSI SITI...
Embed Size (px)
Transcript of PENGAWETAN DAGING HEWAN SEMBELIHAN DITINJAU DARI …repository.uinjambi.ac.id/1907/1/SKRIPSI SITI...

PENGAWETAN DAGING HEWAN SEMBELIHAN DITINJAU DARI
HUKUM ISLAM (Studi Kasus Rumah Potong Hewan Cabang Simpang Rimbo)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S.1)
Dalam Hukum Ekonomi Syari’ah
OLEH :
SITI KOMARIAH
NIM. SHE. 151835
PEMBIMBING
Drs. A. Faruk, MA
Pidayan Sasnifa, SH., M. Sy
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1441H / 2019M




MOTTO
لكن إه الشيطبى خطىاث حخبعىا بول طيبب للبحب سضالأ في هوب كلىا البط أيهب يب
هبيي عذو
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu”.1
1 Al Baqarah (2):168

PERSEMBAHAN
Alhamdulillah..Alhamdulillah.. Alhamdulillahirobbil‟alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Agung
dan Maha Adil dan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia
yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan
ini. Atas karunia dan serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya skripsi yang
sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan
Rasulullah Muhammad SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi
dan kusayangi.
Untuk Ayah dan Ibu
Effendi dan Siti Suraiyah Sebagai tanda bukti, hormat dan rasa terima kasih
yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada ayah dan ibuku
tersayang, telah memberikan dukungan, semangat, iringan doa, nasehat dan kasih
sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat, sabar dalam
menjalani setiap rintangan yang ada didepanku. Ayah, ibu terimalah kado kecil ini
sebagai tanda keseriusanku dalam membalas semua pengorbananmu. Semoga ini
menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan ayah bahagia karna kusadar, selama ini
belum bisa membuat yang lebih. Dalam hidupmu demi hidupku kalian iklas
mengorbankan segala perasaan, dalam bekerja tanpa mengenal rasa lelah. Maafkan
anakmu.. ayah, ibu. Masih saja ananda menyusahkanmu..

Untuk Kakak ku
Muhammad Sadki S. Sos, Siti Masturo, Siti Patimah, Neti Juwita S. TP, Dan
Maria Ulfa Amd. Keb: tiada yang paling mengharukan saat berkumpul bersama
kalian, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang indah dan
takkan bisa tergantikan, terima kasih atas doa dan suport yang telah kalian berikan
kepadaku sebagai kakak kalian. Hanya ini lah karya kecil yang dapat aku
persembahkan. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi kakak akan selalu
berusaha menjadi yang terbaik buat kalian.
Untuk Teman-Temanku
Teman-teman Jurusan Hukum Ekonomi Syariah B 2015 senasib,
seperjuangan dan sepenanggungan, terimaksih atas gelak tawa dan solidaritas yang
luar biasa sehingga membuat hari-hari semasa kuliah lebih berarti. Semoga tak ada
lagi duka nestapa di dada. tapi suka, bahagia, tawa, dan canda akan selalu menyertai
kita.
Semoga Allah SWT membalas jasa budi kalian dikemudian hari dan
memberikan kemudahan dalam segala hal, Amin-amin ya rabbal alamin.
Jambi, Okotober 2019
Siti Komariah
NIM: SHE. 151835

ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pengawetan Daging Hewan Sembelihan Ditinjau Dari
Hukum Islam (Studi Kasus Rumah Potong Hewan Cabang Simpang Rimbo)”.
Berdasarkan latar belakang masalah maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
standar kehalalan suatu produk dengan aturan yang sudah ada khususnya dalam hal
pengawetan daging hewan sembelihan melalui biokimia. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian Kualitatif, dengan menggunakan dua jenis sumber data, yaitu data
primer dan data sekunder yang didapat dengan menggunakan metode pengumpulan
data melalui Observasi, menelaah, dan menganalisis buku-buku literature dan buku
yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.
Setelah data terkumpul, selanjutnya data tersebut dianalisis dengan menggunakan
pendekatan analisis deskriptif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil
dan kesimpulan sebagai berikut: Pengawetan daging hewan sembelihan ditinjau dari
hukum islam. dengan menggunakan cara, penggunaan suhu rendah, pendinginan,
pembekuan. Pengaruh biokimia terhadap daging hewan sembelihan mengeluarkan
darah sebanyak mungkin dari karkas karena dapat menyebabkan penampilan daging
yang tidak bagus. Pengawetan daging hewan sembelihan melalui biokimia ditinjau
dari hukum islam. Umat islam yang berilmu, tidak pernah memperselisihkan bahwa
Al-Qur‟an dan sunnah adalah sumber islam. Dari keduanya disimpulkan syariat dan
diketahui pula halal haram.
Kata Kunci : Pengawetan Daging Hewan Sembelihan, Hukum Islam

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan
karunia Nya dan memberikan rahmat taufiq serta hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta rangkaian salam selalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa
perubahan besa untuk kita sebagai umatnya dan memberikan ilmu pengetahuan
kepada umat manusia.
Setelah melewati waktu yang panjang, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi. Dalam penyusunan skripsi ini merupakan kewajiban bagi
setiap mahasiswa guna meraih gelar Strata Satu (S.1) pada Jurusan Hukum
Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi .
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapatkan arahan dan
bimbingan terutama dosen pembimbing, untuk itu penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. AA. Miftah, MA Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. H. Hermanto Harun, Lc., M.HI Pembantu Dekan I Fakultas
Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Rahma Hidayati, S. Ag., M.HI Pembantu Dekan II Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Dr. Yuliatin, S. Ag., M.HI Pembantu Dekan III Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Ibu Maryani, S. Ag., M.HI Selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Ibu Pidayan Sasnifa, SH., M. sy Selaku Sekretaris Jurusan Hukum Ekonomi
Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak Drs. A. Faruk, MA Dan Ibu Pidayan Sasnifa, SH., M.Sy Selaku Dosen
Pembimbing I dan II
9. Para Karyawan dan Karyawati di Lingkungan Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
10. Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi Beserta Stafnya Serta Kepala Perpustakaan Wilayah Jambi.
11. Kepada Seluruh teman-teman senasib seperjuangan khususnya Jurusan
Hukum Ekonomi Syariah (HES) angkatan 2015 yang telah berpartisipasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Terimah Kasih Sahabat-Sahabat, Zubaidah, Rosmini, Riska Almarosa Fioni,
M. Maarif.
13. Terima Kasih Kepada Kanda Fahrizal yang selalu mendukung yang member
semangat yang selalu hadir menemani dalam pembuatan karya ini.
Jambi, 03 Oktober 2019
Penulis
SITI KOMARIAH
NIM. SHE. 151835

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ..................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR ................................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 14
C. Batasan Masalah................................................................. 15
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................... 15
E. Kerangka Teori................................................................... 16
F. Tinjauan pustaka ................................................................ 20
G. Metode Penelitian .............................................................. 23
H. Metode Pengumpulan Data ................................................ 20
I. Teknik Analisis Data.
BAB II : METODE PENGAWETAN DAGING HEWAN SEMBELIHAN
A. Metode Pengawetan Daging ............................................... 27
1. Pengunaan Suhu Rendah .............................................. 28
2. Pendinginan .................................................................. 29
3. Pembekuan. .................................................................. 31
B. Penyembelihan Hewan ...................................................... 33
1. Pengertian Penyembelihan ........................................... 33
2. Bagian Anggota Tubuh HewanYang Disembelih ........ 34
3. Cara Penyembelihan Menurut Hukum Islam ............... 34
BAB III : PENGARUH BIOKIMIA TERHADAP DAGING HEWAN
SEMBELIHAN

A. Pengertian Biokimiai ........................................................ 38
B. Pengaruh Biokimia Dalam Pengawetan Daging ............... 41
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Kualitas Dan Mekanisme Pengawetan .............................. 46
B. Manfaat Biokimia Dalam Pengawetan Daging Hewan
Menurut Kesehatan ............................................................ 53
C. Bagaimana Pengawetan Daging Segar Dan Daging
Ditinjau Dari Hukum Islam .............................................. 58
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 68
B. Saran .................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70
CURICULUM VITAE ..................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Biokimia berasal dari kata Yunani bios “kehidupan” dan chemis “kimia”
yang sering diartikan sebagai ilmu yang mempelajari dasar kimia kehidupan. Atau
dapat juga diartikan sebagai salah satu ilmu yang mempelajari reaksi-reaksi kimia
atau interaksi molekul dalam sel hidup.
Istilah biokimia telah dikemukakan oleh Karl Neuberg ahlikimia Jerman dan
sekitar pertengahan abad XVIII Karl Wilhelm Scheele ahli kimia Swedia telah
melakukan penelitian mengenai susunan kimia jaringan pada tumbuhan dan
hewan. Selain itu ia juga telah dapat mengisolasi asam oksalat, asam laktat, asam
sitrat serta beberapa ester dan kasein dari bahan alam.Biokimia memperoleh
bentuk yang nyata sebagai suatu bidang studi pada awal Abad XIX, oleh
Friedrich Wohler. Sebelum itu orang percaya bahwa organisme hidup itu terdiri
atas zat-zat yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan zat yang terdapat
pada benda-benda mati, misalnya logam atau batu-batuan. Pada tahun 1828
Wohler menunjukkan bahwa urea, suatu senyawa yang terdapat dalam urine,
ternyata dapat dibuat dalam laboratorium dengan jalan memanaskan alkali sianat

dengan garam amonium. Mula-mula ia memang mengharapkan akan terjadi
garam amonium sianat, tetapi akhirnya ia memperoleh urea.2
Meskipun telah ditunjukkan atau dibuktikan bahwa suatu senyawayang
berasal dari dalam tubuh manusia atau organisme hidup dapat juga dibuat dalam
laboratorium dari zat-zat yang berasal dari benda mati, namun masih ada orang
yang percaya bahwa suatu senyawa dalam organisme hidup tentulah terbentuk
dalam sel hidup melalui suatu proses yang melibatkan “kekuatan hidup”.
Pendapat demikian ini kemudian dapat dihilangkan oleh adanya penemuan dua
bersaudara Eduard dan Hans Buchner. Mereka menyatakan bahwa ekstrak dari
sel-sel ragi yang telah dirusak atau telah mati, tetap dapat menyebabkan
terjadinya proses peragian atau fermentasi gula menjadi alkohol. Penemuan
mereka merupakan pembuka kemungkinan dilakukannya analisis reaksi-reaksi
biokimia dan proses-proses biokimia dengan alat-alat laboratorium (in vitro) dan
bukan dalam sel hidup (in vivo). Selanjutnya metabolisme yang terjadi dalam sel
dapat pula dilakukan dalam laboratorium, termasuk reaksi-reaksi yang
menggunakan enzim, yaitu biokatalis yang mempercepat berlangsungnya reaksi
biokimia tersebut. Pada tahun 1926 J.B. Sumner membuktikan bahwa
urease,yakni enzim yang diperoleh dari biji kara pedang (jack beans) dapat di-
kristalkan seperti juga senyawa organik lainnya. Hal ini makin memperkuat
kenyataan bahwa enzim dengan struktur kompleksnya, dapat dipelajari dan diteliti
dengan menggunakan metode-metode kimia yang ada.Sejalan dengan
2 Arbianto,P.,Biokimia Konsep-Konsep Dasar, (Jakarta: Erlangga, 1998), hlm. 285

perkembangan biokimia, para ahli biologi sel memberikan sumbangannya dalam
bidang struktur sel. Diawali oleh Robert Hooke pada Abad XVII telah
melakukan observasi terhadap sel-sel, maka perbaikan atas teknik observasi
dengan menggunakan mikroskop telah dapat meningkatkan pemahaman atas
struktur yang kompleks.
Pengembangan mikroskop elektron pada pertengahan Abad telah
mengakibatkan pemahaman yang lebih rinci atas struktur sel terutama organel-
organel yang terdapat dalam sel seperti mitokondria, kloroplas dan lain-lain serta
fungsi organel-organel tersebut dalam proses biokimia yang berlangsung dalam
sel. Hal ini sangat menunjang perkembangan biokimia, baik pemahaman atas
struktur senyawa-senyawa biokimia, maupun identifikasi reaksi metabolisme
dalam sel. Meskipun demikian masih banyak proses kimia kehidupan yang belum
dapat dijelaskan. Perkembangan biokimia juga tidak terlepas dari perkembangan
yang terjadi pada bidang pengetahuan genetika. Gagasan tentang adanya gen,
yakni unit pembawa sifat-sifat yang diturunkan oleh individu, timbul dari Gregor
Mendel pada pertengahan Abad XIX dan kemudian menjelang Abad XX
diketahui bahwa gen tersebut terdapat pada kromosom. Namun hingga
pertengahan Abad XX, belum ada seorangpun yang dapat mengisolasi gen serta
mengetahui struktur kimianya. Telah diketahui bahwa kromosom itu terdiri dari
protein dan asam nukleat. Struktur kimia dari protein dan asam nukleat belum
diketahui meskipun pada tahun 1869 asam nukleat telah diisolasi Friedrich
Miescher. Pada awal Abad XX kebanyakan ahli biokimia berpendapat bahwa

hanya protein dengan struktrur yang kompleks yang membawa informasi
genetika, sedangkan asam nukleat dipandang sebagai senyawa yang sederhana
dalam sel.
Baru pada pertengahan Abad XX ini terbukti bahwa asam deoksiribonukleat
(DNA) adalah senyawa pembawa informasi genetika. James Watson dan Francis
Crick (1953) menjelaskan tentang struktur DNA yang berbentuk heliks ganda.
Dengan struktur DNA demikian dapat dijelaskan bagaimana informasi genetika
dapat dilangsungkan, sehingga makin bertambahlah pengetahuan tentang proses-
proses yang terjadi dalam sel hidup. Hal ini jelas merupakan sumbangan bagi
kemajuan dalam bidang biokimia.
Secara umum dapat dikatakan bahwa dalam Abad XX ini biokimia
mengalami perkembangan yang pesat. Penelitian dalam masalah gizi telah
menimbulkan penemuan tentang vitamin yang dapat mencegah seseorang terkena
penyakit tertentu. Dengan majunya pengetahuan tentang struktur dan sifat protein,
telah diketahui bahwa enzim yang merupakan biokatalis bagi reaksi yang terjadi
dalam tubuh adalah suatu protein. Di samping itu kemajuan atau perkembangan
metode analisis kromatografi, penemuan hasil antara dalam metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein, penemuan struktur primer, sekunder, tersier dan
kuarterner protein serta struktur DNA dan RNA mempunyai arti yang sangat
penting dalam perkembangan biokimia. Selain itu perkembangan biokimia juga
dapat terlihat dari banyaknya publikasi baik berupa buku, majalah atau disertasi

yang memuat hasil-hasil penelitian dalam berbagai bidang biokimia serta
penerapannya.
Penerapan biokimia banyak terdapat dalam bidang pertanian dan
kedokteran. Sebagai contoh biokimia mempunyai peranan dalam memecahkan
masalah gizi, penyakit-penyakit akibat dari kurang gizi terutama pada anak-anak.
Biokimia juga dapat menjelaskan hal-hal dalam bidang farmakologi dan
toksikologi karena dua bidang ini berhubungan dengan pengaruh bahan kimia dari
luar terhadap metabolisme. Obat-obatan biasanya mempengaruhi jalur metabolik
tertentu, misalnya antibiotik penisilin dapat membunuh bakteri dengan
menghambat pembentukan polisakarida pada dinding sel bakteri. Dengan
demikian bakteri akan mati karena tidak dapat membentuk dinding sel.
Penggunaan pestisida di bidang pertanian telah kita kenal lama. Pada
umumnya pestisida bekerja dengan jalan menghambat enzim yang bekerja pada
hama atau organisme tertentu. Dalam hal ini biokimia berperan dalam meneliti
mekanisme kerja pestisida tersebut sehingga dapat meningkatkan selektivitasnya
dan dengan demikian dapat dicegah dampak negatif terhadap lingkungan hidup
yang dapat ditimbulkannya. Jadi biokimia juga merupakan komponen penting
dalam pengetahuan tentang lingkungan hidup.3 Peningkatan kualitas produk
dalam bidang pertanian dan peternakan, telah dapat diwujudkan dengan
menerapkan hasil-hasil penelitian dalam bidang genetika. Rekayasa genetika saat
3 Purnomo, Dasar-Dasar Pengolahan dan PengawetanDaging. (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 1998).

ini telah dilaksanakan dan memberikan hasil yang menggembirakan. Hal ini
berarti kita dapat memahami proses-proses yang terjadi dalam tubuh. Dengan demi-
kian diharapkan kita akan mampu menghindari hal-hal dari luar yang akan
mempengaruhi proses dalam sel-sel tubuh, misalnya kita akan dapat mengatur
makanan yang akan kita makan sehingga kita memperoleh manfaat dari makanan
secara optimal. Contoh lain kita akan mampu menghindari dampak dari suatu
lingkungan yang tercemar oleh limbah yang membahayakan kesehatan.
Manfaat biokimia tersebut dapat kita berikan kepada orang lain, masyarakat
atau kepada anak didik apabila kita bekerja sebagai guru. Bagi guru sangat
diperlukan adanya suatu wawasan yang luas. Misalnya dalam mengajarkan ilmu
kimia, maka pengetahuan kita tentang biokimia akan sangat membantu dalam
memberikan contoh-contoh yang dapat menarik perhatian para anak didik.
Wawasan yang luas tentang masalah lingkungan hidup tentu akan meningkatkan
gairah dalam proses belajar-mengajar dan hal ini akan membantu upaya kita
dalam menjaga kelestarian lingkungan yang sehat.Kebanyakan reaksi kimia di
dalam tubuh terjadi dalam sel. Sel merupakan bagian terkecil dari mahluk hidup
yang dapat melakukan aktivitas biologis. Sel menyusun berbagai jaringan seperti
epitel, jaringan ikat, otot, jaringan saraf, dan lain-lain dengan fungsi yang
berbeda-beda. Fungsi umum sel adalah mengambil bahan makanan, mengoksidasi
bahan bakar, mengeluarkan bahan-bahan yang tidak dapat diolah lagi, dan sel
mampu tumbuh dan berkembang biak. Sel juga secara terusmenerus membuat
senyawa baru, melakukan transpor senyawa, dan menghasilkan panas.Sel terdiri

atas sel eukariotik (Greek, Eu = sebenarnya atau baik; karyon =inti) sekarang
nukleus dan sel prokariotik (Greek, pro = sebelum). Sel prokariotik memiliki
struktur sel yang sederhana. Meskipun demikian sel-sel prokariotik secara
biokimia cukup canggih dan beragam. Semua tahapan proses metabolisme utama
dijumpai pada jenis sel ini. Umumnya sel ini memiliki perangkat biokimia untuk
reproduksi sendiri, untuk mengambil dan memanfaatkan energi dan bahan-bahan
disekelilingnya. Sementra sel eukariotik mempunyai ukuran yang lebih besar dan
memiliki struktur yang rumit tetapi teratur dengan fungsi khusus.4 Secara ringkas
perbedaan organel sel antara sel prokariotik dan sel eukariotik dapat dilihat pada
tabel 1.1.
Gambar 1.1 Struktur Sel Hewan
Contoh mahluk hidup dengan sel eukariot adalah protista, jamur,
tumbuhan, hewan, dan manusia. Organisme sel prokariot adalah bakteri,
sianobakteri, ganggang dll.5
4Winarno, Kimia Pangan dan Gizi. (Jakarta: PT Gramedia, 2004).
5 Toha, Biokimia, Metabolisme,Biomolekul, (Bandung: Alfabeta, 2001), hlm. 235

Tabel 1.1 Perbedaan Umum Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik
No. Perbedaan Prokariotik Eukariotik
1.
2.
3
4
5
6
7
Ukuran sel
Jumlah sel
Metabolisme
Organela
Tempat DNA
Struktur DNA
Sintesis RNA dan
Protein
1 – 10 um
bersel tunggal
Anaerobik atau
aerobik.
Sedikit atau tidak
ada
Dalam sitoplasma
Melingkar
Pada tempat yang
sama
10 – 100 um
Bersel banyak
Aerobik
Inti,mitokondria, kloroplas,
jaringan endoplasma, dll
Terdapat dalam inti dan
Mitokondria
Lurus dan panjang sekali,
mengandung bagian -
bagian bukan pembawa
informasi.
RNA disintesis dan
diproses dalam inti; protein
disintesis dalam
sitoplasma.

Sel eukariot dan sel prokariot dapat dikolompokkan lagi menurut cara
mengkonsumsi energi, yaitu sel ototrofik atau “pemberi makan sendiri” dan sel
heterotrofik atau “memakan yang lain”. Semua sel fotosintetik adalah sel
ototrofik. Golongan ototrofik lain adalah prokariot fotosintetik seperti bakteri
fotosintetik dan alga biru-hijau. Serta eukariot fotosintetik seperti sel tumbuhan
dan alga yang mengandung kloroplas. Sedangkan golongan sel heterotropik
adalah heterotrofik prokariot seperti bakteri non-fotosintetik danheterotrofik
eukariot seperti sel hewan dan sebagainya. Organel sel mahluk hidup mempunyai
fungsi yang berbeda-beda.Komposisi BiomolekulMahluk hidup mempunyai
komposisi kimia berlainan dengan benda mati. Tidak semua unsur yang terdapat
di alam (lingkungan) merupakan unsur penting bagi mahluk hidup. Penyususn
dasar molekul mahluk hidup adalah unsur-unsur sederhana yang terdiri unsur
utama : C, H, O, dan N yang ada sekitar 99.4%. Sisanya merupakan mineral
dalam bentuk kation dan anion. Kation mahluk hidup adalah Na, K, Ca, Mg, Fe,
dan Fe merupakan kation utama. Kation lain adalah Zn, Cu. Dalam bentuk anion
dipengaruhi oleh faktor makanan, penyakit, umur dll seperti Cl, HCO3, H2PO4 ,
PO4, SO4.
Komponen terbesar mahluk hidup ditempatioleh air selebihnya merupakan
senyawa organik dan anorganik. Senyawa organik merupakan kombinasi dari
atom-atom sederhana seperti gugus fungsi tertentu : metil (-CH3), hidroksil (-
OH), karboksil (-COOH), amino (-NH2) dll serta dengan perantaraan ikatan kimia
seperti ester, fosfomonoester. Beberapa biomolekul bersifat asimetris. Susunan

tetrahedral ikatan tunggal pada atom karbon memberikan sifat penting. Bilamana
terdapat empat atom atau gugus yang berbeda, yang berikatan tunggal pada atom
karbon suatu molekul organik, atom karbon ini disebutasimetris,karena dapat
berbentuk dua isomer yang dinamakan enansiomer.
Dizaman modern ini, yang dicirikan dengan pesatnya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, tampak kemaslahatan manusia terus berkembang dan
meningkat seiring dan ekologi masyarakat.Hal itu dapat membawa dimanisasi
dalam aplikasi syariah Islam. Sebab diferensiasi waktu,tempat, dan lingkungan
dapat memberi pengaruh yang sangat besar terhadap syariah (hukum-hukum)
Islam. Suatu kaidah menegaskan bahwa “Fatwa hukum itu berubah karena
perubahan waktu, tempat, keadaan tradisi dan niat.”
Syariat Islam dalam konsep dasarnya, mempunyai mekanisme yang dapat
menyelesaikan berbagai masalah yang barangkali belum pernah terjadi pada masa
awalnya. Peristiwa-peristiwa itu didominasi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi modern tergangkum didalamberbagai tradisi
menjadiaturan masyarakat.Oleh karena itu, para ulama dituntut bekerja
kerasmemecahkan dan mencari solusinya, dengan melakukan ijtihad, sumber-
sumber tekstual, termasuk didalamnyamemecahkan persoalan-persoalan baru
secara tekstual belum didapati kejelasanhukumnya.“Pemikiran hukum Islam
dilaksanakan oleh paling sedikitnya oleh dua golongan professional, yakni para
“Qadi” dan para “Mufti”.Golongan pertama, melakukan pemikiran hukum Islam

dengan jalan pelaksanaan ilmu hukum melalui keputusan pengadilan sedangkan
golongan kedua, malalui fatwa-fatwa.”
Indonesia, dapat dikatakan sebagai Negara yang berusaha mengkombinasi
kedua ranah hukum tersebut dengan penerima hukum dan melanggengkan
syari’at Islam secara bersamaan.Disamping menerima hukum warisan Belanda
juga tetap mempertahankan peradilan agama sebagai institusi yang mengurusi
hukum keluarga. Dalam praktik pemberian fatwa diharapkan dapat berjalan
secara kontinu karena ia merupakan institusi yang sangat penting bagi
perkembangan pemikiran hukum Islam. Dengan penerimaan unsur-unsur hukum
sekular dan perkembangan modern lainnya, maka pemikiran-pemikiran hukum
Islam di Indonesia diharapkan dapat menunjukkan hal-hal yang khas, terutama
dengan upaya mempertahankan syari’at Islam sebagaimana yang tersurat dalam
kitab-kitab fiqh, sekaligus dapat mengantisipasi sebagai tantangan modern.
Pemikiran hukum Islam itu memang sangat diperlukan dalam kehidupan
umat Islam, apalagi saat itu permasalahan sosial keagamaan umat senantiasa
berkembang, baik masalah sosial keagamaan maupun masalah kemasyarakatan.
Oleh karena itu diperlukan adanya suatu pemikiran yang canggih, komprehensif
dan padu, agar ajaran islam tetap relevan dan mampu menjawab tantangan zaman.
Sebab permasalahan yang muncul dan timbul saat ini terkadang tidak dapat
ditemukan jawabannya secara harfiyah dalam Al-Qur‟an dan Hadist.Dengan

demikian pemikiran-pemikiran hukum yang merupakan hasil ijtihad para ulama
diharapkan dapat member arahan dan jawaban yang benar kepada masyarakat.6
Makanan merupakan kebutuhan utama umat manusia untuk senantiasa dapat
hidup secara wajar. Daging hewan merupakan salah satu makanan yang sangat
dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Di
dalam mengkomsumsi daging asal hewan tidaklah cukup hanya dengan
memperhatikan kandungan zat gizi yang sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan tubuh manusia tetapi jga memperhatikan halal dan haramnya
menurut syari‟at Islam.
Disamping memerlukan makan yang baik dan bermutu, dalam hal ini daging
hewan penyembelihan mereka perlu keyakinan kehalalan makanan tersebut
menurut syari‟at Islam. Dengan mengetahui cara, rukun dan syarat
penyembelihan hewan menurut ajaran Islam. Alangkah lebih baik jika
memperlakukan hewan menurut ajaran Islam.Agama Islam mempunyai aturan
yang sangat mendalam tentang makanan.Karena itu makanan yang tidak diyakini
kehalalannya menurut ajaran Islam, dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Para Ulama sepakat bahwa hewan yang dapat disembelih adalah hewan-
hewan darat yang memiliki darah yang mengalir, bukan yang diharamkan, bukan
yang telah mati (bangkai) dan bukan pula karena dipukul, ditanduk, terjatuh,
6Muhammad Hasbi Umar, Nalar Fiqih Kontemporer, (Jambi: Syariah Press, 2008),hlm.3

digigit binatang buas dan tidak yang sakit. Adapun hewan-hewan laut semuanya
tidak memerlukan penyembelihan.7
Penyembelihan hewan menurut hukum Islam dijelaskan dalam Al-Qur‟an
surat Al-Baqarah ayat 1738
Qur’an Surat Al Baqarah Ayat 173
اوب حشم عليكن ضيش وهآ اهل به لغيش الله فوي اضطش غيش ببغ ولب عبد الويختوالذم ولحن الخ
الله غفىس سحينن عليه اى فلآ اث
Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengaharamkan bagimu bangkai, darah,
daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama)
selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa
(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)
melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”9
Dengan seiring perkembangan zaman, persaingan antara pedagang juga
terjadi dipasar-pasar, berbagai macam cara dilakukan untuk mendapatkan
keuntungan yang berlipat ganda. Mutu daging sebagai kombinasi bahan makanan
kehilangan seminimal mungkin zat di kandung nya, bebas dari kerusakan dan
kelainan setelah diolah dan disimpan, menarik dalam rupa, menambah selerah
makan, bernilai gizi tinggi serta lezat setelah dimasak.
7Al Majid Abu Ahmad, Bidayahtul Mujtahid, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), hlm. 922.
8Ibid.,hlm.29
9Al-Baqarah (1): 173.

Untuk menjaga agar daging tetap bermutu banyak cara dilakukan salah
satunya dengan cara mengeluarkan darah sebanyak mungkin berkas karena darah
menyebabkan penampilan daging yang tidak menyenangkan serta darah adalah
medium yang sangat baik untuk pertumbuhan mikro organisme. Pengawetan
daging hewan merupakan usaha meningkatkan daya simpan daging. Jika daging
dibiarkan begitu saja, dalam perjalanan waktu akan terjadi perubahan yang sering
tidak menguntungkan, perubahan tersebut terjadi karena pengaruh fisik, mekanik,
parasitik, mikrobiologi atau kimiawi.10
Penyembelihan menurut hukum Islam dari segi biokimia, tidak terlepas dari
defenisi dan criteria daging yang bermutu. Maka dari pada itu penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam skripsi dengan judul
“Pengawetan Daging Hewan Sembelihan Melalui Biokimia Ditinjau Dari
Hukum Islam (Studi Kasus Rumah Potong Hewan Cabang Simpang Rimbo)”.
Hal ini dianggap panting karena diharapkan dapat memberikan pemahaman
terhadap masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui permasalahan yang ada, maka penulisan memfokuskan
permasalahan dengan merumuskan beberapa pertanyaan sebagai acuan dalam
penelitian.Berikut ini rumusan masalah yang penulis angkat sebagai acuan
penelitian.
1. Bagaimana Metode Pengawetan Daging Hewan Sembelihan?
10
Abu Ahmad Al Majid, Bidayatul Mujtahid, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), hlm. 922

2. Bagaimana Pengaruh Biokimia Terhadap Daging Hewan Sembelihan?
3.Bagaimana Pengawetan DagingSegar dan Daging Beku Ditinjau Dari Hukum
Islam?
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan lebih terfokus pada masalah yang akan dibahas, maka
penulis merasa perlu membatasi masalah yang akan diteliti, dalam penelitian ini
hanya membahas masalah hewan yang disembelih menggunakan biokimia, hewan
yang disembelih selain menggunakan biokimia tidak dibahas dalam skripsi ini.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Bertolak dari latar belakang masalah dari pokok permasalahan yang
menjadisubjek bahasan, maka yang akan dicapai dalam penulisan skripsi ini
adalah :
a. Untuk Mengetahui Bagaimana Pengaruh Terhadap Pengawetan Daging
Sembelihan Hewan Melalui Biokimia.
b. Untuk Mengetahui Pengaruh Biokimia Terhadap Pengawetan Daging
Sembelihan.
c. Untuk Mengetahui Hukum Pengawetan Daging Hewan Dengan Biokimia
Ditinjau dari Hukum Islam.
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang masalah dari pokok permasalahan yang
menjadi subjek bahasan, maka yang menjadi kegunaan penelitian ini adalah :

a. Sebagai Bahan Acuan Kepada Masyarakat Agar Lebih Selektif Dalam
Memilih Daging Hewan Sembelihan Melalui Biokimia.
b. Sebagai Sarana Menambah Wawasan Keilmuwan Penulis Terkait Masalah
Daging Hewan Sembelihan Melalui Biokimia.
c. Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I di Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi11
.
E. Kerangka Teori
Teoritis merupakan pikiran atau pola pikir yang mendasarkan semuanya
dari teori-teori yang ada sebagai landasan tindakannya. Dalam rangka
melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu kerangka teoritis.
Penggunan teori sebagai pisau analisis untuk menjelaskan, memecahkan dan
mengendalikan masalah yang akan dikaji.12
Makanan merupakan kebutuhan utama bagi manusia, karena itu makanan
yang baik adalah makanan yang memenuhi persyaratan gizi dan kesehatan.
Khususnya bagi ummat Islam syarat lain yang utama adalah halal dan thoyib,
kata-kata tersebut tercantum dalam Al-Quran dan Hadist untuk mengatur
makanan ummat.
Pangan dan produk lainnya yang ada di bumi baik melalui proses
alamiah, mekanisme produksi, maupun melalui rekayasa genetik tidak dapat
dikonsumsi secara bebas oleh manusia tanpa batas. Pembatasan tersebut bukan
11
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum,hlm. 18-19 12
Ibid, Hlm. 220

saja terhadap yang diharamkan, akan tetapi yang dihalalkanpun ada
pembatasannya dari Allah SWT. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan dengan
maksud Firman Allah SWT dalam Al-Qur‟an, Surat Al An'am ayat 141
Artinya: Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-
macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan
warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang
bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di
hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin);
dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukaiorang yang berlebih-lebihan.13
maknanya dengan ungkapan "jangan berlebih-lebihan", dan makna Sabda
Rasullullah SAW : " Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas". Karena itu,
dalam memenuhi kebutuhan pangan dan produk lainnya, seseorang harus
memenuhi juga tuntunan agama. Umat Islam sangat berhati-hati dalam memilih
dan membeli pangan dan produk lainnya yang diperdagangkan. Mereka tidak
akan 3 membeli barang atau produk lainnya yang diragukan kehalalannya.
Masyarakat hanya mau mengkonsumsi dan menggunakan produk yang benar-
benar halal dengan jaminan tanda halal/keterangan halal resmi yang diakui
Pemerintah. Fenomena yang demikian pada satu segi menunjukkan adanya
13
Al- An'am (6): 141

tingkat kesadaran terhadap pelaksanaan keyakinan menurut hukum Islam, dan
pada segi yang lain mendorong timbulnya sensitivitas mereka ketika pangan dan
produk lainnya bersentuhan dengan unsur keharaman atau kehalalannya.14
Ulama menegaskan bahwa hukum Islam diciptakan untuk mewujudkan
kemaslahatan manusia di dunia dan akirat. Kemaslahatan ada yang besifat primer
dharûriyyah, sekunder hajiyyah, dan ada yang bersifat tersier tahsiniyyah,
sebagaimana dinyatakan Imam al-Ghazalî dan al-Syâthibî.15
Struktur kimia dari protein dan asam nukleat belum diketahui meskipun pada
tahun 1869 asam nukleat telah diisolasi Friedrich Miescher. Pada awal Abad XX
kebanyakan ahli biokimia berpendapat bahwa hanya protein dengan struktrur
yang kompleks yang membawa informasi genetika, sedangkan asam nukleat
dipandang sebagai senyawa yang sederhana dalam sel.16
Baru pada pertengahan Abad XX ini terbukti bahwa asam deoksiribonukleat
(DNA) adalah senyawa pembawa informasi genetika. James Watson dan Francis
Crick (1953) menjelaskan tentang struktur DNA yang berbentuk heliks ganda.
Dengan struktur DNA demikian dapat dijelaskan bagaimana informasi genetika
dapat dilangsungkan, sehingga makin bertambahlah pengetahuan tentang proses-
14
Suyatno, Ensiklopedi Halal dan Haram dalam Makanan dan Minuman, hlm. 69. 15
Muhammad ibn Muhammad Abû Hâmid al-Ghazalî, Mukhtashar Ihyâ‟ „Ulûm al-Dîn,
(Bayrût:Dâr al-Fikr, 1406H-1986M), hlm. 102. 16
Dwijoseputro,Dasar-dasar Mikrobiologi, hlm. 87.

proses yang terjadi dalam sel hidup. Hal ini jelas merupakan sumbangan bagi
kemajuan dalam bidang biokimia.17
Biokimia adalah kimia makhluk hidup. Biokimia mempelajari molekul
dan reaksi kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua
organisme. Molekular untuk diagram dan deskripsi hubungan antara, biologi
molekular dan genetika. Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan
fungsi komponen seluler, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan
biomolekul lainnya. Saat ini biokimia terfokus secara khusus pada kimia reaksi
termediasi enzim dan sifat-sifat protein.
Syarat utama memilih daging sebagai bahan baku olahan adalah daging
yang berasal dari ternak oleh dokter hewan yang berwenang dinyatakan aman dari
bahaya-bahaya fisik, kimia dan biologi aman dari penyakit menular, tidak ada
campuran dan pemalsuan dari bahan hewan lainnya, halal dalam proses
penyembelihan sesuai ketentuan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai
berikut18
a. Pilih bahan baku olahan dingin yang bermutu, dengan cara memilih
daging yang tidak rusak, terutama oleh mikroba. Daging yang
terkontaminasi mikroba dapat diamati dengan ciri-ciri tengik dan berbau
busuk, berlendir, berubah warna dan rasa asam atau pahit, tumbuh jamur
sekitar pinggiran daging. Bila daging tidak langsung diolah dapat
17 Ibid, hlm. 59 18
Komisi Fatwa MUI 23 Desember 2006

dilakukan pembersihan dan pencucian lalu simpan pada suhu rendah, yaitu
sekitar dengan masa simpan yang berada tergantung jenis daging.
Umumnya bertahan 3-7 hari.
b. Menjaga sarana pengolahan daging agar tetap higienis.
c. Menjaga kebersihan lingkungan pengolahan daging agar terhindar dari
hama seperti tikus, kecoa dan binatang penyebar penyakit lainnya.
d. Tetap utamakan personalty higienis petugas.
F. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan salah satu langkah yang penting dalam membuat
suatu penelitian yakni melakukan penelitian terlebih dahulu yang memiliki kaitan
langsung dengan permaslahan yang diteliti.19
Sejauh ini informasi yang penulis ketahui ada beberapa buku yang membahas
tentang anaslisis terhadap penyembelihan hewan dan pengawetan melalui
biokimia.
Adapun tinjaun pustaka yang di maksud sebagai berikut.
1. Thantawi,20
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Arranirydarussalam-Banda
Aceh dengan judul Skripsi“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktik
Pemberian Daging Kurban Kepada Panitia Sebagai Upah”.Kurban
Penyembelihan di pag hari, yang dimaksudkan ialah mendekatkan diri atau
19
Tim penyusun,pedoman penelitian skripsi, ( jambi; syariah press, 2012) hlm 34 20
Thantawi,MahasiswaIslam Negeri Arranirydarussalam-Banda Aceh, skripsi, 2016. hlm 6

beribadah kepada Allah SWT dengan cara menyembelih hewan tertentu pada
hari raya.
2. Nurleni Ayu Qomariah21
Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun
2013 tentang “Praktik Jual Beli Kulit Hewan Kurban dalam Perspektif
Sosiologi Hukum Islam di Kelurahan Patang puluhan Kecamatan Wirobrajan
Yogyakarta” pembahasan dalam skripsi ini, membicarakan tentang jual beli
kulit hewan kurban di daerahnya diperbolehkan, karena hal ini ditinjau dari
segi sosiologi hukum Islam yang mengedepankan asas maslahah mursalah.
3. Jasmiah Yakub22
, Mahasiswa UIN Syarif Jakarta tentang “Pandangan Ulama
di Kecamatan Mutiara Terhadap Kurban Bersama” pembahasan dalam skripsi
ini, membicarakan tentang praktik dan hukum kurban bersama yang ada di
kecamatan mutiara, baik menurut ulama di kecamatan mutiara, maupun dalam
pandangan para fuqaha. Praktik kurban bersama yang terdapat di kecamatan
mutiara, ada beberapa macam yaitu kurban bersama di sekolah, di mesjid
kemukiman dan mesjid kecamatan. Semua itu dilakukan dengan
mengumpulkan dana secara patungan untuk membeli hewan kurban.
Yang menjadi perbedaaan penelitian ini dengan penelitian dahulu yaitu jika
penelitian terlebih dahulu lebih menyoroti pada praktik jual beli kulit hewan
kurban. Sedangkan penelitiann ini lebih mengacu pada pengawetan daging
hewan sembelihan, pengelolaan pengawetan daging.
21
Nurleni Ayu Qomariah, Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, skripsi, 2013. hlm 5 22
Jasmiah Yakub, Mahasiswa UIN Syarif Jakarta, skripsi 2011. hlm. 7

Para ulama sepakat bahwa hewan yang disembelih adalah hewan-hewan
darat yang memiliki darah mengalir, bukan yang diharamkan, bukan yang mati
(bangkai), dan bukan pula tewas dipukul, ditanduk, terjatuh dan di gigit binatang
buas. Adapun hewan-hewan laut tidak memerlukan penyembelihan. Para ulama
juga sudah sepakat bahwa menyembelih pada hewan dilakukan dengan cara
nahar (menyembelih pada bagian pangkal leher) dan dzab (menyembelih pada
bagian tenggorok).23
Agama Islam mempunyai aturan yang sangat memendam.Karena itu,
makanan yang diyakini kehalalannya menurut Agama Islam dapat menimbulkan
keresahan didalam masyarakat terutama umat Islam.Sumber diharamkannya
makanan terutama berpangkal dari hewan sembelihan. Baik keharaman itu berasal
dari jenis hewan yang memang diharamkan atau cara penyembeli hannya tidak
sesuai dengan syari‟at islam. Istilah biokimia telah ditemukan oleh Karl Neuberg,
seorang ahli kimia jerman pada tahun 1903, sejak saat itu biokimia semakin
berkembang, terutama sejak pertengahan abad ke-20, namun sekitar satu setengah
abad sebelumnya, Kard Wilhelm Scheele seorang ahli kimia Swedia telah
melakukan penelitian mengenai susunan kimia jaringan pada tumbuhan dan
hewan.24
Biokimia memperoleh bentuk yang nyata sebagai suatu bidang studi,
dengan dipelopori oleh penelitian yang dilakukan oleh Friedrich Wohler.Sebelum
23
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metedologi Penelitian Sosial Agama, hlm. 130-131 24
Pengertian Biokimia, http//wiwiyusnawati.wordpress.com/kimia/pengertian biokimia, akses 08
Maret 2018. 08.00 WIB.

itu orang percaya bahwa organism hidup itu terdiri atas zat-zat yang mempunyai
sifat yang sangat berbeda dengan zat yang terdapat pada benda-benda mati,
misalnya logam atau batu-batuan.25
Di atas telah dijelaskan tentang manfaat biokimia.Dengan mempelajari
biokimia kita mengetahui tentang reaksi-reaksi kimia penting yang terjadi dalam
sel. Hal ini berarti kita dapat memahami proses-proses kimia ang penting yang
terjadi dalam tubuh. Dengan demikian diharapkan kita akan mampu menghindari
hal-hal dari luar yang mempengaruhi proses dalam sel-sel tubuh, misalnya kita
akan dapat mengatur makanan yang akan kita makan sehingga ita memperoleh
manfaat dari makanan secara optimal, dan kita akan mampu menghindari dampak
dari suatu lingkunganyang tercemar oleh limbah yang membahayakan kesehatan.
Hukum Islam adalah aturan-atuaran yang mengatur manusia sesuai dengan
syari‟at Islam.Hukum Islam wajib, haram, sunat, mubah dan makruh.Adapun
sumber hukum Islam terdiri dari Al-Qur‟an, Sunnah, Qiyas, Ijma‟.26
G. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan suatu pradigma penelitian
untuk mendiskripsikan peristiwa, perilaku orang atau keadaan pada tempat
25
Ibid, hlm. 98 26
Amirul Hadi dan Haryono, Metode Penelitian Penididikan, (Bandung: Pustaka Setia 1998), hlm.
122

tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi.27
Jadi menggambarkan
data yang ditemukan kemudian menganalisisnya.
Dan alasan digunakan pendekatan kualitatif ini adalah karena topic yang
dikaji dalam penelitian berkaitan erat dengan fenomena sosial dan sebagian besar
data yang dijaring bersifat kualitatif.28
1. Sumber Data
Sumber data adalah dimana data diperoleh.Berdasarkan ke dua jenis data
di atas, maka yang menjadi sumber data penelitian terdiri dari benda-benda
dan peristiwa, yaitu Al-Qur‟an dan Hadist serta buku-buku, dan kejadian yang
berkaitan dengan penulisan.
a. Data Premier
Data premier adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti
dari sumber pertama.Dalam pengambilan data, penulis menggunakan
library reseach data primer yang diambil dari Al-Qur‟an dan Hadist serta
buku-buku yang berkaitan dengan penulisan skripsi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-
dokumen.Dan penulis dapatkan atau penulis peroleh dari perpustakaan.
Serta dapat juga berasal dari laporan dan dokumen. Data sekunder
dikumpulkan dengan menggunakan instrumen pedoman telaah dokumen.
27
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 55-
56. 28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, (Bandung: Alfabeta), hlm. 30

Dalam pengumpulan data pustaka, penulis mencari dan mendata
literatur lainnya dengan pembahasan skripsi ini, dari berbagai
perpustakaan mulai dari perpustakaan UIN STS Jambi, perpustakaan
wilayah maupun perpustakaan kota Jambi, singkatnya perpustakaan dan
tokoh buku yang ada di kota jambi, maupun internet dan lainnya.29
H. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan metode kualitatif, yaitu
dengan cara mengumpulkan, membaca dan menelaah, mencatat dan menganalisis
buku-buku literatur dan buku yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan
dibahas dalam skripsi ini.
Dalam pengumpulan data pustaka, penulis mencari dan mendata literatur
lainnya dengan pembahasan skripsi ini, dari berbagai perpustakaan mulai dari
perpustakaan UIN STS Jambi, perpustakaan wilayah maupun perpustakaan kota
jambi, singkatnya perpustakaan dan tokoh buku yang ada di kota jambi, maupun
internet dan lainnya.
Proses loading dan editing data, penulis lakukan dengan menyiapkan
catatan-catatan kecil yang diisi dengan hasil bacaan yang dibutuhkan dan
dikemukakan. Dan data tersebut bersumber dari primer, sekunder dan pendukung
sebanyak-banyak mungkin untuk memperkaya analisis kemudian penulis
29
M. Amin Abdullah, Metodologi Penelitian Agama,(Yogyakarta: Lembaga Penelitian, 2006),hlm.
48

klasifikasikan sesuai dengan jenisnya sesuai langkah terakhir tersebut dan
diperiksa guna kelengkapan kevalidan data.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, munyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh
diri sendiri maupun orang lain.30
Sementara itu, untuk proses analisis dalam model Miles dan Huberman
terdapat tiga proses yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menggolongkan,
menajamkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi
data dengan cara sedemikian rupa hinga kesimpulan-kesimpulan finalnya
dapat ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan data informasi tersusun yang
member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan data.
3. Menarik Kesimpulan/Verivikasi
30
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitafif Kualiatifdan R&D,(Bandung: Alfabeta,2009),hlm. 244

Penarikan kesimpulan merupakan dari suatu kegiatan dari satu kegiatan
dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverfikasi selama
penelitian berlangsung.31
31
M.B. Milles and M.A. Huberman, Kualitatif dan Analisis,(London: Sage Publication, 1984),
hlm. 19

BAB II
METODE PENGAWETAN DAGING HEWAN SEMBELIHAN
A. Metode Pengawetan Daging
Daging segar adalah otot skeletal (kerangka) karkas ternak yang belum
diolah atau ditambah dengan bahan apapun. Penyedian daging harus didahului
dengan penyembelihan secara normatif, yang berasal dari sapi, kerbau, kambing,
domba, unggas dan hewan lainnya.Daging yang dapat dikonsumsi umumnya
berasal dari ternak yang sehat, saat penyembelihan dan pemasaran diawasi oleh
petugas rumah potong hewan (RPH) Serta terbebas dari pencemaran bakteri.32
Daging (khususnya daging sapi) di Indonesia umumnya diproduksi oleh
RPH, dan kemungkinannya mempunyai potensi untuk tercemar bakteri, sesaat
setelah dipotong dipasarkan bahkan sampai dikonsumen. Daging yang tercemar
bakteri mudah mengalami kerusakan, karena mengandung nutrient yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Berdasarkan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional (BSN) persyaratan mikrobiologis
(bakteri) dalam daging sapi yang beredar di Indonesia adalah total plate count
(TPC) 106 CFU/g, bakteri coliform 102 CFU/g, bakteri Staphylococcus aureus
102 CFU/g, bakteri salmonell sp., negative per 25g dan bakteri Escherichia coli
10 CFU/g. Apabila kandungan bakteri dalam daging melebihi standar yang telah
ditentukan, maka daging tidak layak sebagai bahan pangan, karena kemungkinan
32
Harsono Hardjoutomo, Usaha Mengurai Peracunan Pengawetan Daging, (Jakarta:
Djambatan).,hlm. 189

menjadi mudah rusak.33
Kemungkinan pula dapat menimbulkan penyakit, apabila
daging yang mengandung bakteri pathogen diolah kurang sempurna dan
selanjutnya dikonsumsi.
Preservasi berarti menghambat atau membatasi reaksi-reaksi enzimatis
kemis, dan kerusakan fisik daging dan daging proses. Metode yang banyak
digunakan untuk memperpanjang masa simpan daging dan daging proses adalah
dengan pendinginan atau lazim disebut refrigerasi pada temperatur antara -2oC
sampai 5oC. Di samping itu daging dan daging proses dapat diawetkan dengan
proses pembekuan, proses termal (pemanasan) dan dehidrasi (pengeringan).
Preservasi daging juga dilakukan dengan cara iradiasi, pengepakan dan perlakuan
kimiawi misalnya dengan cara curing dan pengasaman.
Beberapa teknik pengawetan yang sering digunakan dan diharapkan akan
meningkatkan mutu dalam keempukan dan citarasa :
1. Pengunaan Suhu Rendah
Di Negara-negara industri, hampir semua bahan makanan asal hewan
seperti daging dan ikan disimpan dengan menggunakan teknik suhu rendah
yakni pendinginan dan pembekuan. Penggunaan teknik pendinginn dimana
suhu sedikiit diatas 0 , memungkinkan bahan makanan dapat disimpan
selama beberapa minggu tergantung jenis makanan, suhu pembekuan dimana
suhu dibawah 0 , umumnya sekitar -18 , bahan makanan/daging dapat
33
http://khairanipdy.blogspot.com/2017/06/07, akses 05 Juli 2018. 10.00 WIB.

disimpan selama beberapa bulan, malahan daging dapat disimpan sampai
beberapa tahun pada suhu -30 .
Di Negara-negara yang teknologinya masih rendah seperti di Indonesia
dan khususnya ditingkat perdesaan dimana pemakaian suhu rendah masih
menjadi kendala maka penggunaan teknologi sederhana dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia merupakan pilihan utama
dalam penyimpanan bahan makanan asal ternak tersebut.
2. Pendinginan
Pendinginan memungkinkan untuk menyimpan daging dalam waktu
tertentu berkat aksinya dalam menghambat perkembangan bakteri tanpa
membunuh bakteri. Oleh karena itu sangat penting diperhatikan bahwa suhu
daging sebaiknya secapat mungkin dioperasikan setelah ternak dipotong dan
agar daging/karkas sekurang mungkin dicemari/terkontaminasi oleh bakteri
selama proses pemotongan. Ini dimaksud untuk mendapatkan daging dengan
kualitas higienis yang baik. Suhu karkas berkisar 35-37oC pada akhir proses
pemotongan maka peranan dalam pendinginan cukup penting didalam
menurunkan suhu karkas tersebut agar dapat disimpan pada suhu 0-2 C.
Perbandingan daging dengan menggunakan suhu mendekati titik nol (0-5oC)
pada suhu daging masih tinggi, dimana pada saat itu daging masih dalam
kondisi prarigor, dapat mengakibatkan kelainan mutu daging yang dikenal
dengan nama cold shortening atau pengerutan akibat dingin menyebabkan

otot memendek bisa mencapai 50% dan daging menjadi keras dan kehilangan
cukup cairan yang berarti selama pemasakan.34
Pada tahap pertama, daging di dinginkan pada suhu dimana persentase
pengkerutan paling minimal, berdasarkan penelitian Locker dan Hagyard
(1963) untuk memperoleh pengkerutan minimal sebaiknya daging
didinginkan pada suhu antara 14-19oC selama 24 jam pertama dimana pada
saat tersebut rigor mortis telah terbentuk. Kecepatan terbentuknya rigor mortis
sangat tergantung pada suhu dan kondisi ternak pada saat disembelih. Locker
dan Daines (1975) memperlihatkan waktu yang dibutuhkan untuk
membentuknya rigor mortis pada otot Sternomandibularis pada suhu 37 C,
34 C, dan 15 C, masing-masing secara berurutan 7 jam, 10 jam, 12 jam dan
24 jam, rigor mortis dapat pula terbentuk dalam waktu yang cepat pada
ternak-ternak yang telah kekurangan atau kehabisan glikogen akibat habis
terkuras karena perlakuan-perlakuan yang keras sebelum pemotongan
dilakukan.35
Cold shortening yang terjadi karena pendinginan yang cepat dengan suhu
sangat rendah pada karkas terutama pada potongan-potongan karkas dan
daging mengakibatkan kealotan yang berarti.Karkas yang telah mengalami
rigor mortis, kemudian disimpan pada kamar pendingin (+2 C) selama
beberapa hari. Selama penyimpanan ini terjadi maturasi yakni proses
34
Ibid, hlm. 77 35
Alexander, Microbial Ecology, (Malang: Alfabe), hlm. 89

transformasi kimia didalam otot dan memperlihatkan efek terhadap perbaikan
keempukan daging secara progresif sampai tingkat inilah daging menjadi
matang, pada tingkat inilah daging sebaiknya di konsumsi.36
Untuk memperoleh tingkat nutrisi yang baik, pada umumnya karkas sapi
disimpan antara 10-15 hari pada suhu +2 C sebelum daging tersebut di
konsumsi.Untuk praktisnya, maturasi biasanya berlangsung selama 7-8 hari
dengan alasan ekonomi.Tidaklah cukup dari segi teknisnya.
3. Pembekuan
Pembekuan merupakan tahap selanjutnya dari penyimpanan daging
setelah karkas melalui proses maturasi (angin) yang optimal dimana proses
komplet rigor mortis telah terpenuhi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
timbulnya cold shortening dan thaw rigor pada saat daging dicairkan dari
kristal es yang meliputinya sebelum dimasak.
Untuk pengawetan daging dengan menggunakan suhu sangat rendah,
maka potongan karkas terlebih dahulu harus dikeluarkan tulang-tulangnya dan
menghilangkan lemak dipermukaan karkas daging sehingga benar-benar
daging yang dibekukan. Ini dimaksud selain untuk efisiensi tempat, juga
dimaksud untuk menghindari perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada
daging selama penyimpanan terutama lemak, pada suhu rendah masih dapat
mengalami proses ketengikan.
36
http://heryahyadi.blogspot.co.od/2013/04/7, penyimpanan dan pengawetan daging, akses 07 Juli
2018. 10.25 WIB.

Untuk mendapatkan hasil/kualitas yang baik selama pembekuan maka
perlu diperhatikan hal berikut:37
a. Penggunaan suhu pembekuan cepat (-36 C) atau sangat cepat (-40 C)
pada karkas atau daging yang telah mengalami maturasi.
b. Penyimpanan daging beku pada suhu rendah (-18 C).
c. Menghindari variasi suhu selama penyimpanan.
d. Menghindari pembekuan atau thawing secara berturut-turut.
e. Thawing dilakukan secara lambat pada suhu +1 C.
Bahan kimia yang dipergunakan untuk preservasi daging mempunyai sifat
antara lain:
1. Menghambat atau mencegah perubahan kualitas daging selama
penyimpanan terbatas.
2. Memperpanjang masa simpan.
3. Sebagai bahan pengawet.
4. Menambah nilai gizi, aroma dan rasa.
5. Sebagai pewarna.
6. Pengaturan kelembaban.
7. Pengaturan pH.
Memperpanjang masa simpan daging harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. Tidak mengubah flavor, bau atau warna dan tekstur bahan makanan.
37
Ibid.

2. Aman bagi konsumen pada konsentrasi efektif sebagai preservasif atau
aman untuk dikonsumsi selama masa simpan tertentu.
3. Preservatif harus mudah dikenal dan kadarnya dapat dideteksi secara
pasti, serta harus memenuhi kebutuhan yang diizinkan (legal).
4. Kualitas bahan makanan harus tidak merugikan konsumen dan
ekonomis.
B. Penyembelihan Hewan
1. Pengertian Penyembelihan
Dalam penyembelihan hewan ada beberapa hal yang harus diperhatikan
terutama hewan dan dasar hukum penyembelihan dan orang yang boleh
menyembelih, adapun pengertian penyembelihan menurut bahasa dan istilah
adalah. Menurut bahasa menyembelih artinya baik dan suci. Maksudnya,
bahwa hewan yang disembelih sesuai dengan aturan syara menjadikan hewan
yang disembelih itu baik dan suci serta halal untuk dimakan. Sedangkan
menyembelih menurut istilah adalah mematikan atau melenyapkan roh hewan
dengan cara memotong saluran makanan serta urat nadi utama dilehernya
dengan alat tertentu selain tulang dan kuku agar halal dimakan.38
Menurut Imam Malikiyah, menyembelih ialah suatu sebab yang
menyebabkan halalnya makanan hewan darurat secara ikhtiar.
38
Muhammad Ali Abdul Halim, Fiqhul Mas’uliyyah fiil-Aslam. (Jakarta: Gema Insani
Press,1995), hlm. 123

Menurut Imam Syafi‟i menyembelih ialah memutuskan halkum dan urat
nadi dan secara keseluruhan.
Imam Hanafi berpendapat menyembelih ialah menyembelih hewan yang
boleh dimakan yang hidup didarat seumpamanya.Haram hukumnya memakan
sembelihan penyembah berhala. Begitu juga haram hukumnya memakan
sembelihan orang yang tidak beragama sama sekali.39
Daripenjelasan-penjelasan diatas kita dapat mengetahui bahwa boleh
memakan daging yang terkemas didalam kaleng, selama makanan itu di impor
dari Negara yang penduduknya adalah Ahlul Kitab.Namun dengan syarat
bahwa jenis daging yang terdapat didalam kaleng adalah daging yang halal
dan tidak rusak. Dan tidak boleh seorang muslim memakan sembelihan jika
dia melihat atau mengetahui secara pasti bahwa penyembelihannya dilakukan
dengan menyebutkan nama selain Allah SWT.
2. Bagian Anggota Tubuh Hewan yang Disembelih
Para Ulama sepakat bahwa hewan yang dapat disembelih adalah hewan-
hewan darat yang memiliki darah yang mengalir, bukan akibat dipukul,
ditanduk, terjatuh, digigit binatang buas.
3. Cara Penyembelihan Menurut Hukum Islam
Binatang yang dihalalkan atau tidak tergolong dalam binatang yang
diharamkan baik hewan ternak baru halal dimakan jika telah disembelih
39
Ahmad Subandi, yas’aluka Fiad-Din Wal Al-Hayah, (Jakarta:PT Lentera Basritama,2004),
hlm.189

dengan cara yang dibenarkan oleh hukum kecuali ikan dan belalang, adapun
Rukun dan Syarat Penyembelihan hewan:
a. Syarat syah orang yang menyembelih adalah:
1. Beragama Islam
2. Laki-laki
3. Baligh dan Berakal
4. Menyembelih dengan Sengaja
5. Bisa melihat (tidak buta)
b. Hewan yang disembelih
Halal dimakan binatang yang disembelih itu ada dalam dua keadaan,
yaitu keadaan binatang yang mudah disembelih dilehernya dan keadaan
binatang yang susah disembelih di lehernya. Binatang mudah disembelih
dilehernya hendaklah disembelih di lehernya, yaitu dipotong urat saluran
makan (kerongkongan) dan saluran napas (tenggorokan), kedua urat ini
harus putus. Sedangkan binatang yang susah disembelih dilehernya karena
liar atau karena terperosok ke dalam lubang sehingga tidak bisa
disembelih dilehernya, maka penyembelihan bisa dilakukan di bagian
badan yang mana saja asal bias menyebabkan mati karena lukanya itu.40
Perlu dijelaskan pula bila di dalam binatang yang disembelih terdapat
janin atau anak binatang dan didapatkan dalam keadaan mati dalam perut
40
Bambang Sunggono, Jurnal Penelitian Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), hlm. 108-109

induknya disembelih, maka anaknya juga halal untuk dimakan, karena
kematiannya itu di sebabkan induknya yang disembelih.
Namun menyembelih sapi betina yang masih produktif sebaiknya
jangan dilakukan karena dilarang pemerintah, mengingat semakin
minimnya jumlah sapi betina di Indonesia. Dasar Hukum Larangan Sapi
Betina Produktif adalah Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan pasal 18 ayat 2 bahwa ternak
ruminansia (hewan pemamah biak) betina produktif dilarang disembelih
karena merupakan hasil ternak yang baik, kecuali untuk keperluan
penelitian atau untuk keperluan pengendalian dan penanggulangan
penyakit hewan.41
c. Alat yang digunakan menyembelih :
1. Benda tajam dan dapat melukai.
2. Benda tersebut terbuat dari batu, bambu, besi, dan benda logam
lainnya.
3. Benda tersebut tidak terbuat dari kuku, gigi, kayu dan ulang.
Pendapat sebagian ulama, terlarangnya penyembelihan dengan gigi,
kayu, dan kayu karena keduanya bukan barang yang tajam, karena jika
dilakukan sama halnya dengan menyiksa hewan tersebut.
d. Cara penyembelihan hewan menurut ajaran Islam :
1. Hewan yang disembelih dihadapkan ke Kiblat.
41
Undang-undang No 18 tahun 2009

2. Membaca basmalah.
3. Hewan yang disembelih digulingkan kesebelah rusuknya yang kiri
agar dimudahkan bagi orang yang menyembelih.
4. Hewan yang panjang lehernya, hendaknya disembelih dipangkal
lehernya dekat hulkum dan memotong dua urat yang ada dikiri kanan
lehernya agar mempercepat kematian.42
42
Ibid.,hlm. 931

BAB III
PENGARUH BIOKIMIA TERHADAP DAGING HEWAN SEMBELIHAN
A. Pengertian Biokimia
Biokimia adalah ilmu yang mempelajari proses kimia dalam organisme
hidup. Biokimia mengatur semua organisme hidup dan proses hidup. Dengan
mengontrol arus informasi melalui sinyal biokimia dan aliran energi kimia
melalui metabolisme, proses biokimia menimbulkan fenomena yang tampaknya
magis kehidupan.Sebagian besar berkaitan biokimia dengan struktur dan fungsi
komponen seluler seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan
biomolekul lainnya meskipun semakin proses, bukan molekul individu fokus
utama. Selama 40 tahun terakhir biokimia telah menjadi begitu sukses dalam
menjelaskan proses hidup yang sekarang hampir semua bidang ilmu kehidupan
dari botani untuk obat yang terlibat dalam penelitian biokimia. Hari ini fokus
utama biokimia murni adalah memahami bagaimana molekul biologis
menimbulkan proses-proses yang terjadi dalam sel-sel hidup yang pada gilirannya
sangat berhubungan dengan studi dan pemahaman seluruh organisme.
Di antara sejumlah besar biomolekul yang berbeda, banyak yang kompleks
dan molekul besar (polimer disebut), yang terdiri dari subunit berulang serupa
(disebut monomer).Setiap kelas biomolecule polimer memiliki seperangkat jenis
subunit yang berbeda. Sebagai contoh, protein merupakan polimer subunit yang
dipilih dari satu set 20 atau lebih asam amino. Biokimia studi sifat kimia dari
molekul hayati yang penting, seperti protein, dan khususnya reaksi kimia enzim-

katalis.Biokimia metabolisme sel dan sistem endokrin telah banyak dijelaskan
daerah lain biokimia termasuk kode genetik (DNA, RNA), sintesis protein,
angkutan membran sel, dan transduksi sinyal.
Perbedaan antara sudut pandang ilmu kimia dengan sudut pandang biologi
telah diperkecil oleh suatu disiplin ilmu yang meninjau organisme hidup serta
proses yang terjadi di dalamnya secara kimia, yaitu biokimia antara lain meliputi
studi tentang susunan kimia sel, sifat senyawa-senyawa yang menjunjung
aktivitas organisme hidup serta energi yang diperlukan atau dihasilkan. Reaksi
kimia yang terjadi dalam sel disebut metabolisme dan merupakan bagian penting
serta pusat perhatian dalam biokimia.Para ahli biokimia mempunyai peranan
penting dalam menjawab dan teknik-teknik, fisika dan biologi sebagai
perangkatnya. Dapat dikatakan bahwa biokimia menyangkut dua aspek , yaitu
struktur senyawa dan reaksi antara senyawa dalam organism hidup.43
Interaksi sudut pandang ilmu kimia dengan biologi merupakan suatu yang
meninjau organisme hidup serta proses yang terjadi di dalamnya secara kimia.
Disiplin ilmu tersebut yaitu biokimia. Jadi ruang lingkup biokimia antara lain
meliputi studi tentang susunan kimia sel, sifat-sifat senyawa serta reaksi kimia
yang terjadi dalam sel, senyawa-senyawa yang menjunjung aktivitas organisme
hidup serta energi yang diperlukan atau dihasilkan. Dengan kata lain biokimia
menyangkut dua aspek yaitu struktur senyawa dan reaksi antar senyawa dalam
organisme hidup.
43
Clifton, Bacterial Phsysiology, (Bandung: Remaja Rosdakarya), Hlm. 19

Rekasi kimia yag terjadi dalam sel disebut metabolisme merupakan bagian
penting dan pusat perhatian dalam biokimia. Untuk mempelajari struktur senyawa
dan reaksi yang terjadi, sifat umum organisme hidup yang dapat dijelaskan lebih
terrinci.Di samping itu faktor-faktor lingkungan yang dapat dihindari terjadinya
dampak lingkungan yang negatif. Seperti, protein dan asam nukleat merupakan
komponen utama dalam sel, dengan mengetahui susunan kimia, struktur, sifat
senyawa serta proses metabolisme yang terjadi dalam sel, dapat dijelaskan
beberapa sifat umum sel, misalnya yang berhubungan dengan faktor genetika,
pertumbuhan sel, penyediaan dan penggunaan energi bagi proses
metabolismedalam sel, aktivitas enzim sebagai biokatalis dalam proses
metabolism. Dari contoh yang sederhana ini tampak betapa pentingnya biokimia
bagi kemajuan ilmu-ilmu kehayatan.44
Istilah biokimia telah ditemukan oleh Karl Neuberg, seorang ahli kimia
Jerman pada tahun 1903, namun sekitar satu setengah abad sebelumnya, yaitu
pada pertengahan abad XVII Karl Wilhelm Scheele seorang ahli kimia Swedia
telah melakukan penelitian mengenai susunan kimia jaringan pada tumbuhan dan
hewan. Biokimia memperoleh bentuk yang nyata sebagai suatu bidang studi,
dengan dipelopori oleh penelitian yang dilakukan oleh Friedrich Wohler.Sebelum
itu orang percaya bahwa organisme hidup itu terdiri atas zat-zat yang mempunyai
44
Pelczer, Microbiology, hlm. 130

sifat yang sangat berbeda dengan zat yang terdapat pada benda-benda mati,
misalnya logam atau batu-batuan.45
Diatas telah dijelaskan tentang manfaat biokimia.Dengan mempelajari
biokimia kita mengetahui tentang reaksi reaksi kimia penting yang terjadi dalam
sel. Hal ini berarti kita dapat memahami proses-proses yang terjadi dalam tubuh.
Dengan demikian diharapkan kita akan mampu menghidari hal-hal dari luar yang
akan mepengaruhi proses dalam sel-sel tubuh, misalnya kita akan dapat mengatur
makanan yang akan kita makan sehingga kita memperoleh manfaat dari makanan
secara optimal, dan kita akan mampu menghindari dampak dari suatu lingkungan
yang tercemar oleh limbah yang membahayakan kesehatan. Manfaat mempelajari
biokimia tersebut juga dapat kita berikan kepada orang lain, masyarakat atau
kepada anak didik apabila kita bekerja sebagai guru.46
B. Pengaruh Biokimia dalam Pengawetan Daging
Daging merupakan salah satu sumber nutrisi yang baik, terutama sebagai
sumber protein hewani. Definisi daging sendiri dibedakan dengan istilah karkas,
dimana daging umumnya sudah tidak mengandung tulang, sedangkan karkas
masih mengandung tulang. Daging merupakan sumber protein yang berkualitas
baik, mengandung vitamin B seral mineral khususnya zat besi. Komposisi kimia
daging berbeda beda tergantung dari beberapa faktor diantaranya jenis spesies
45
Ibid. 46
Ana Pujiadi. Dasar-dasar Biokima.(Jakarta: UI Press, 1994),hlm. 59

hewan, kondisi kesehatan hewan, jenis atau bagian daging, proses pengawetan,
penyimpanan dan pengemasan.
Walaupun terkait dengan isu kolesterol yang ditemukan pada daging dan
keterkaitannya dengan pemicu beberapa penyakit degeneratif, konsumsi sesuai
asupan yang dianjurkan sehari-hari dapat meminimalisir timbulnya penyakit
degeneratif. Adanya Zat Besi dan juga Vitamin B12 pada daging dapat membantu
untuk mencegah terjadinya anemia gizi besi dan juga anemia pernicious
(defisiensi B12). Kandungan asam amino pada daging pada daging yang lengkap
juga dibutuhkan untuk kesehatan.47
Pengolahan (pengawetan) dilakukan untuk memperpanjang umur
simpan(lamanya suatu produk dapat disimpan tanpa mengalami kerusakan)
produk pangan. Proses pengolahan apa yang akan dilakukan, tergantung pada
berapa lamaumur simpan produk yang diinginkan, dan berapa banyak perubahan
mutu produk yang dapat diterima. Berdasarkan target waktu pengawetan, maka
pengawetandapat bersifat jangka pendek atau bersifat jangka panjang.Pengawetan
jangka pendek dapat dilakukan dengan beberapa cara misalnya penanganan
aseptis (steril).
Untuk menjaga agar daging tetap bermutu, adalah dengan cara
mengeluarkan darah sebanyak mungkin dari karkas karena darah dapat
menyebabkan penampilan daging yang tidak bagus.Makhluk hidup, baik
tumbuhan, hewan maupun manusia terdiri atas unit-unit kecil yang disebut sel.
47
Prescott, Industri Microbiologi, (Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press), hlm. 93

Selama makhluk itu masih hidup banyak sekali proses atau perubahan yang
terjadi didalam sel. Aktivitas yang terjadi dalam sel inilah yang menunjang fungsi
organ-organ dalam makhluk hidup itu dan demikian juga merupakan penunjang
terlaksananya fungsi makhluk hidup itu sendiri. Fenomena kehidupan yang
ditandai oleh adanya pertumbuhan dan reproduksi serta hal-hal yang berkaitan,
merupakan ruang lingkup biologi dan ilmu-ilmu kedokteran atau kesehatan.48
Adanya wawasan dan kesadaran konsumen terhadap pentingnya jaminan
keamanan dan mutu pangan asal ternak menyebabkan daging harus memenuhi
persyaratan aman, sehat, utuh dan halal, penerapan sistem keamanan pangan
harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi lapangan. Indonesia telah memiliki
UU No. 7/1996 tentang pangan antara lain mangatur sistem keamanan pangan
asal ternak dimulai sejak dari kandang, pakan dan obat, budidaya, pananganan
sejak penyembelihan, pengolahan, distribusi, penyimpanan, pemasaran hingga ke
konsumen (kira-kira 5-6 jam setelah pemotongan). Agar daging tidak rusak dan
tetap sehat, maka penanganan saat di rumah potong harus cepat, tepat, dan hati-
hati saat ini masih banyak ditemukan proses penanganan karkas di rumah potong
yang belum memenuhi ketentuannya.49
Proses penisiran darah yang kurang sempurna saat penyembelihan sehingga
warna daging menjadi kehitam-hitaman dan mudah tercemar mikroba yang
menyebabkan masa simpan daging menjadi singkat. Penanganan sejak dirumah
48
Ibid. Hlm 87 49
Undang-undang Nomor Tahun 1996

potong hingga ke konsumen dapat merubah mutu secara ilmiah ataupun akibat
tercemar dari lingkungan. Daging sangat sensinif terhadap mikroba pembusuk
karena sebagian besar mikroba patogen terjadi pada kulit atau permukaan luar
daging yang terkontaminasi selama proses penyembelihan. Oleh karena itu,
walaupun ternak yang dipotong sehat jika proses penyembelihan tidak memenuhi
syarat maka kecenderungan menimbulkan bahaya dan penyakit sangat besar
sebagai bahan pangan, daging memiliki potensi bahaya yaitu biologi, fisik dan
kimia.
Proses penyedian sejak penyembelihan hingga cutting dan proses
pengolahan menjadi produk olahan. Potensi bahaya yang berhubungan erat
dengan daya simpan daging karena menyebabkan kebusukan dan bahaya pangan
adanya cemaran mikroba.Daging mudah sekali mengalami kerusakan oleh
mikroba.Kerusakan daging ditandai oleh adanya perubahan baudan timbulnya
lendir yang biasanya terjadi jika jumlah mikroba menjadi jutaan atau ratusan juta
sel atau lebih per 1cm luas permukaan daging.50
50
Susetya,Pengawetan Dan Penyimpana Daging, (Yogyakarta: Gajah Mada Unversitas,2011),hlm.
65

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Masyarakat Indonesia yang berkeyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan sebagian besar menganut agama Islam, maka dalam setiap kebijakansanaan
yang menyangkut masyarakat sangat dipengaruhi oleh keyakinan agama
tersebut.Sebagai masyarakat yang beragama,masyarakat Indonesia disamping
memerlukan makanan yang baik, juga memperthatikan boleh tidakya menurut
ajaran Agama.51
Agama Islam mempunyai aturan yang sangat mendalam mengenal
makanan. Karena itu makanan yang tidak diyakini kebolehannya menurut ajaran
Agama Islam,dapat menimbulkan keresahan-keresahan masyarakat yang sebagian
besar beragama Islam,disamping secara ilmiah makanan tersebut mempunyai
mutu yang rendah. Pentingnya kesempurnaan penyembelihan hewan menurut
Islam dalam jamin mutu daging di tinjau dari kesehatan masyarakat veteriner dan
sekaligus menjamin rasa aman masyarakat dalam mengkomsumsi daging yang
beredar di pasaran.Penulisan ini berdasarkan atas kajian terhadap kitab suci Al-
Qur‟an, Hadits-hadits Rasullullah Muhammad SAW, dan hasil penelitian-
penelitian ilmiah tentang penyembelihan hewan.52
51
Imam Suprayogo, Studi Sosial Agama, (Bandung: Rosdakarya), hlm 129 52
Ibid. Hlm 134

Penyembelihan hewan di Indonesia dilakukan secara Islam, karena sebagian
besar masyarakat Indonesia menganut Agama Islam, jadi penyembelihan hewan
yang sempurna, sehingga dagingnya boleh beredar secara umum di pasaran dan
harus memenuhi rukun dan syarat penyembelihan hewan secara Islam.
Daging sembelihan hewan yang sempurna menurut ajaran Agama Islam,
diharapkan didapatkan daging yang bermutu, yaitu daging yang memenuhi syarat-
syarat kesehatan daging dan sekaligus boleh dikomsumsi olet umat beragama,
sehingga tidak menimbulkan keresahan-keresahan dalam masyarakat serta dapat
mencapai masyarakat yang sejahtera.53
A. Kualitas dan Mekanisme Pengawetan Daging
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta peningkatan
pendapatan mesyarakat dan kesadaran masyarakat akan kaitan makanan dan
kesehatan, maka pola konsumsi makanan juga berubah yaitu dari “makan asal
kenyang” menjadi “makan aman, sehat dan enak”. Perubahan ini membawa
akibat bukan saja meningkatkan kesadaran konsumen untuk memilih bahan
pangan yang lebih baik mutunya serta aman dan bermanfaat bagi kesehatan, tetapi
juga berpengaruh pada teknologi pengolahan, pengawetan serta penyajiannya.
Daging sebagai salah satu bahan makanan yang berasal dari ternak banyak
digemari masyarakat, karena terbukanya berbagai kemungkinan dalam
pengolahannya dan dipercaya sebagai sebagai salah satu sumber protein hewani
walapun dari kandungan lemaknya sering dipandang kurang menguntungkan bagi
53
Ibid.

kesehatan. Dalam buku ini diuraikan beberapa dasar pengolahan dan pengawetan
daging yaitu pendinginan dan pembekuan, pengasinan, pemanasan, pengasapan,
pengeringan, pengalengan, radiasi mengion, teknologi restrukturisasi dan bahan
setengah basah yang berasal dari daging/intermediate moisture meat. Pada bagian
akhir ini penulis menyajikan perkembangan mutakhir terutama dengan
ditemukannya komponen bioaktif dalam daging dan produk olahannya yang
sangat bermanfaat bagi kesehatan, dimana penemuan ini juga ikut mengubah arah
teknologi pengolahan dan pengawetan daging yang dikenal dengan teknologi
pangan fungsional yang berbahan baku daging.54
Terjaminnya mutu dan keamanan daging memegang peranan penting untuk
keselamatan dan kesehatan konsumen. Mata rantai teknis operasional dan
pengelolaan berpengaruh terhadap mutu daging yang dihasilkan. Kontaminan
mikrobiologis merupakan salah satu penyebab berkurangnya mutu daging ayam
bahkan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi. Kontaminasi mikroba patogen atau
pembusuk menyebabkan degradasi protein yaitu proses pemecahan protein
menjadi molekul-molekul sederhana seperti asam amino yang menyebabkan sel-
sel daging menjadi rusak atau busuk.Saat ini sedang marak penggunaan bahan
kimia formalin untuk pengawet daging yang bertujuan mempertahankan
kesegaran daging yang sebenarnya hanya tampak secara fisik dari luar. Pada
dasarnya proses pembusukan dalam daging tetap berlangsung mengingat
terjadinya degradasi protein secara alamiah selama penyimpanan. Salah satu
54
Salle, Fundamental Principles of Bacterobiology, hlm 151.

alternatif untuk mempertahankan kesegaran daginsecara aman adalah dengan
penggunaan biopreservatif di antaranya bakteriosin yang dapat disintesis oleh
bakteri asam laktat (BAL) yang cukup banyak di Indonesia. Tersedianya
bakteriosin diharapkan menjadi solusi agar pengawet kimia yang berbahaya bagi
kesehatan konsumen tidak digunakan lagi. Daging dalam bentuk karkas yang
dilindungi oleh bakteriosin dapat tetap segar dalam waktu cukup panjang selama
beredar di pasaran.55
Daging merupakan salah satu produk hasil ternak yang sangat disukai
masyarakat karena mempunyai nilai gizi tinggi yang diperlukan tubuh, bercita
rasa kuat, mengenyangkan dan beragam variasi pengolahan dapat dilakukan. Di
samping keistimewaannya, daging juga memiliki kekurangan, yaitu merupakan
media tumbuhnya mikroorganisme, sehingga bahan baku olahan daging sangat
rentan terhadap pembusukan yang berakibat daging menjadi rusak dan sangat
tidak layak dikonsumsi serta mengganggu kesehatan.56
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kualitas
daging dimulai sejak bahan baku diproduksi hingga olahan daging yang siap
dikonsumsi masyarakat adalah dengan cara melakukan diversifikasi olahan
daging yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Untuk itu maka harus
55
Sistrom, Microbial Life, (Jakarta: Alfabeta). Hlm. 89 56
Ibid.

diterapkan metode pengolahan yang memberikan keuntungan bagi pelaku
(produsen) dan pelanggan (konsumen).57
Syarat utama memilih daging sebagai bahan baku olahan adalah daging
yang berasal dari ternak oleh dokter hewan yang berwenang dinyatakan aman dari
bahaya-bahaya fisik, kimia dan biologi, sehat dikonsumsi karena tidak membawa
penyakit menular, tidak ada pencampuran dan pemalsuan dari bahan hewan
lainnya, halal dalam proses penyembelihan sesuai ketentuan Majelis Ulama
Indonesia (MUI).58
Daging yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) dapat diperoleh dengan
cara mengidentifikasi kriteria beberapa jenis daging sebagai berikut:
1. Teknik menentukan kualitas daging dibagi dalam dua kelompok, yaitu :
a. Daging yang berasal dari ternak unggas di antaranya ayam, itik, puyuh,
merpati dan lain-lain.
b. Daging yang berasal dari ternak besar di antaranya sapi, kerbau, kambing,
domba, rusa dan lain-lain.
Hasil utama dari ternak adalah karkas yaitu bagian tubuh ternak penghasil
daging yang telah dipisahkan dari bagian-bagian isi perut, kepala, kaki dan kulit.
Kualitas karkas sangat dipengaruhi oleh faktor sebelum dan sesudah
penyembelihan (Ante dan Post Mortem Inspektion) antara lain genetik, spesies,
58Purnomo,Dasar-dasar Pengolahan dan Pengawetan Daging, (Jakarta:PT Grandiso,1996),hlm.
86

bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur, pakan dan bahan tambahan dan kondisi
ternak pra dan pasca penyembelihan. Faktor setelah penyembelihan antara lain
pemisahan karkas dari bagian kotor atau sumber kontaminasi, proses pelayuan,
pengempukan, pengawetan, pengemasan dan distribusi.59
2. Berdasarkan warna daging terdiri atas dua kategori, yaitu :
a. Daging putih, dengan ciri mempunyai serat lebih besar dan lebar,
mengandung sedikit pigmen (mioglobin), warna daging tampak pucat
sehingga dalam proses pengolahan tidak diperlukan penguat warna atau
pemutih.
b. Daging merah dengan ciri serat yang kecil dan rapat dan kaya pigmen
(mioglobin). Dalam proses pengolahan daging diperlukan sendawa atau
bahan alami seperti daun jati, kulit bawang merah dan daun salam.
3. Beberapa kriteria daging yang baik, yaitu :
a. Secara umum untuk mendapatkan daging yang baik sebagai bahan baku
adalah dengan memperhatikan ciri-ciri antara lain : daging masih
mengkilat, warna cerah tidak pucat, berbau khas daging, tidak busuk,
daging masih elastis tidak kaku dan bila dipegang daging tidak lengket di
tangan serta terasa kebasahannya.
59
Winarno, Kimia Pangan dan Gizi.(Jakarta: PT Gramedia,2004), hlm. 55

b. Daging sehat adalah daging yang berasal dari hewan yang sehat yang
disembelih pada tempat pemotongan resmi, diperiksa dan diangkut dengan
kendaraan khusus dan dijual di tempat yang bersih.
c. Setiap 100 gram daging sapi mengandung antara lain 207 kalori, 18,8
gram protein, 14 gram lemak, 11 miligram kalsium, 170 miligram fosfor
dan 2,8 miligram zat besi.60
4. Ciri dan karakteristik daging, yaitu :
a. Daging sapi dewasa
a) Warna merah cerah dan tidak memar.
b) Serat halus dan sedikit berlemak.
c) Konsistensi padat mengkilat.
d) Mengandung protein 18,8 persen dan lemak total 14 persen.
e) Aroma khas daging segar dan tidak berbau busuk.
b. Daging kerbau
a) Warna merah tua lebih gelap dibanding daging sapi.
b) Serat kasar dan berlemak.
c) Rasa hampir sama dengan daging sapi hanya saja lebih kasar.
d) Aroma lebih khas dibanding sapi.
5. Penanganan daging higienis
Penanganan daging higienis bertujuan mencegah terjadinya penurunan
kualitas daging sehingga dapat memperpanjang masa simpan, perubahan fisik
60
Walter, General Microbiology, (Yogyakarta: Airlangga), hlm. 212

seperti warna dan bau dan cita rasa yang berakibat terjadinya gangguan
kesehatan bagi konsumen. Usaha-usaha yang dilakukan agar kualitas daging
dapat bertahan lebih lama antara lain:
a. Pilih bahan baku olahan daging yang bermutu, dengan cara memilih
daging yang tidak rusak, terutama oleh mikroba. Daging yang
terkontaminasi mikroba dapat diamati dengan ciri-ciri tengik dan berbau
busuk, berlendir, berubah warna dan rasa asam atau pahit, tumbuh jamur
sekitar pinggiran daging. Bila daging tidak langsung diolah dapat
dilakukan pembersihan dan pencucian lalu simpan pada suhu rendah, yaitu
sekitar 5oC dengan masa simpan yang berbeda tergantung jenis daging.
Umumnya bertahan 3-7 hari.
b. Menjaga sarana pengolahan daging agar tetap higienis.
c. Menjaga kebersihan lingkungan pengolahan daging agar terhindar dari
hama seperti tikus, kecoa dan binatang penyebar penyakit lainnya.
d. Tetap utamakan personality higienis petugas.
6. Pengempukan daging
Salah satu kualitas daging yang baik ditetapkan dengan tingkat
keempukan daging. Faktor yang mempengaruhinya antara lain komposisi
daging berupa tenunan pengikat, serabut daging dan sel-sel lemak diantara
serabut serta rigor mortis daging setelah ternak disembelih.61
61 Ibid, hlm 225

Teknik pengempukan daging namun nilai gizinya tetap bertahan dapat
dilakukan dengan cara:
a. Pelayuan daging pada suhu 10oC.
b. Merebus daging dengan suhu rendah (60-70oC) dalam waktu lama.
c. Menggunakan enzim protenase papain dari getah daun pepaya dengan cara
melumurkan atau merendam daging sebelum daging diolah.
d. Menggunakan enzim bromelin dari nanas masak.
Bahan tambahan pengolahan daging yang diizinkan antara lain:
a. NaCl (garam dapur) yang berfungsi menghambat pertumbuhan khamir.
b. Sodium tripolypospat (STPP) 0,5% berfungsi menurunkan jumlah bakteri.
c. Perendaman karkas dalam larutan disodium pospat 6,23% selama 6
jam. Dapat meningkatkan masa simpan 1-2 hari.
d. Gula pasir 3 persen dapat juga dipakai sebagai pengawet daging.
e. Sodium nitrit dapat digunakan untuk curing (peraman) daging, dianjurkan
tidak lebih dari 155 ppm.
f. Sodium laktat 2,9%, digunakan untuk menetralisir pertumbuhan patogen.
g. Sendawa (kalium, kalsium dan natrium nitrat 0,1% dapat juga dilakukan
untuk pengawet.62
62
Thimann, Medical Bacteriology, hlm 133

B. Manfaat Biokimia Dalam Pengawetan Daging Hewan Menurut Kesehatan
Makanan merupakan kebutuhan umat manusia untuk senantiasa hidup layak
hal wajar, makanan terdiri dari gizi, karbohidrat,lemak protein, vitamin dan
mineral. Tubuh manusia terdiri dari beberapa sel tersenut menjalankan fungsinya
sel-sel memerlukan zat-zat, yang mana zat tersebut berasal dari beberapa
makanan yang kita makan.Adapun fungsi zat gizi dalam tubuh manusia sebagai
energi, perkembangan struktur sel tersebut, perkembangan dan pertumbuhan
dalam tubuh kita.63
Bahan makanan asal hewan merupakan bahan makanan yang paling banyak
mengandung zat gizi esensial di banding bahan makanan yang lainnya, oleh
karena itu daging hewan sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan tubuh manusia, namun sebagian masyarakat sangat berhati-hati
dalam mengkonsumsi daging asal hewan tidaklah cukup memperhatikan
kandungan zat gizi yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
tubuh manusia itu, akan tetapi mereka memperhatikan halal dan haramnya
menurut syari‟at (hukum) Islam.64
A. Perbandingan Daging Beku dan Daging Segar
Daging yang dilayukan sedikit berbeda karena penanganannya.Ia
menjelaskan, "Setelah dipotong, daging dalam kondisi fresh didiamkan kurang
lebih 21 hari dalam suhu 0 derajat celsius. Tujuannya membuat enzim bekerja
63
Purba Michael, Kimia 1 Untuk Kelas X,(Jakarta: Erlangga,2006),hlm. 40 64
Ibid.

sehingga daging jadi lebih empuk.proses pelayuan daging berlangsung dalam
suhu 0 derajat celsius. Hanya saja, menurutnya, proses ini memakan waktu 7 hari
saja.Proses pelayuan daging itu sebenarnya pengempukkan alami. Karena setelah
disembelih, daging hewan itu jadi kaku. Ketika dilayukan, maka ada enzim-enzim
tertentu yang bekerja mengempukkan daging,
Menurutnya pada pengolahan daging Australia terdapat proses berbeda.
Kalau di Indonesia kebanyakan daging dipotong malam hari, kemudian dijual
pagi hari. Tidak ada proses pelayuan sehingga daging lokal cenderung lebih a lot
Pada daging Australia, dikenal istilah chill dan frozen. Daging chill itu
didinginkan tetapi tidak sampai frozen atau beku. Suhunya 0 sampai -2 derajat
celsius sehingga bisa dibilang ini adalah pelayuan.65
Sementara daging beku disimpan dibawah suhu lebih rendah.Sesaat
setelah hewan disembelih dan potongan dagingnya sudah dibagi-bagi sesuai
kategori, daging dimasukkan dalam mesin pembeku instan bernama blast
freezer.daging yang diproduksi dalam skala besar seperti tidak mungkin menjual
daging segar langsung sesaat setelah dipotong Dibutuhkan
proses chill atau frozen itu tadi. Tetapi bukan berarti daging ini tidak segar.
Daging yang dilayukan itu sama seperti daging segar. Mengenai yang ada
di swalayan atau pasaran, sebenarnya daging segar dan daging yang dilayukan
sulit dibedakan. Satu-satunya cara mengetahui apakah daging itu segar atau sudah
65
Burrows, Textbook of Microbiology, hlm. 110

dilayukan adalah denganmengecek tanggal pemotongannya."Mengenai kualitas
daging segar lebih bagus dibanding daging beku. Begitu juga dengan daging yang
sudah dilayukan dimana kualitasnya lebih baik dibanding daging beku.Daging
segar bagus untuk membuat bakso karena masih kenyal, menekankan pentingnya
perencanaan. Sebelum membeli daging hendaknya sudah tahu mau mengolahnya
kapan. Kalau mau segera diolah, daging segar jadi pilihan terbaik. Sebaliknya,
jika daging masih lama diolah, beli saja yang beku.Meski begitu,mengingatkan
ada hal penting yang harus dilakukan saat menyiapkan daging beku. Daging beku
disimpan dalam freezer. Semalam sebelum diolah, daging harus di defrost dengan
disimpan di kulkas bagian bawah,66
Agama Islam mempunyai aturan yang sangat mendalam tentang
makanan.Makanan Halalan Thayyibah adalah keyakinan yang sudah mendalam
dalam kehidupan umat.Maka dari itu masyarakat perlu mendapat penjelasan dan
kepastian kehalalan baik berasal dari produk lokal dan impor.Segala yang di
halalkan di muka bumi ini mengandung manfaat bagi manusia, sedangkan yang
diharamkan menimbulkan kemudharatan dan merusak kesehat baik jasmani
maupun rohani. Mengenai hewan yang merupakan sumber daging, antara lain
disebutkan dalam Firman Allah SWT., dalam Surah Al-Maidah ayat 3 yang
berbunyi:
66
Ibid.

ضيش وهآ اهل لغيش الله حشهج عليكن الويخت و خقت والوىقىرة والوخشديت والطيحت وهآ بهالذم ولحن الخ والو
كن فلب رل بلبصلبمصب واى حغخقغوىا باكل الغبع الب هب ركيخن وهب ربح على ال كن فغق اليىم يئظ الزيي كفشوا هي دي
كن واحووج عليكن عوخي وسضيج لكن ب فوي اضطش في هخوصت حخشىهن واخشىى اليىم اكولج لكن دي البعلبم دي
خجبف لبثن فبى الله غفىس سحينغيش ه
Artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu)
yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib
dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk
(mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan
untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku,
dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa
terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.67
Dari ayat di atas dapat dipahami syarat-syarat daging yang boleh dimakan
menurut Islam adalah sebagai berikut :
1. Daging itu berasal dari hewan yang tidak diharamkan termasuk binatang
ternak seperti ayam, kambing, sapi kerbau dan lainnya.
2. Binatang yang tidak diharamkan yang tidak diharamkan itu disembelih
terlebih dahulu dengan caara yang benarkan oleh agama Islam.
3. Daging tersebut tidak khubis (buruk), tidak kotor, tidak busuk dan tidak
mendatangkan mudharat bagi orang yang memakannya.
Masalah inilah yang sering menjadi pertanyaan pada masyarakat baik
daging yang dipasarkan dalam keadaan terbuka maupun dalam keadaan kemasan,
67
Al-Maidah (5):3

yaitu apakah daging tersebut berasal dari hewan yang telah disembelih menurut
Islam dan apakah daging ini masih layak dimakan menurut kesehatan.
Menurut pendapat Dr. Hasyim mengatakanbahwa kadar glikogen daging
rendah, sedangkan asam laktat tinggi, keduanya dapat dipengaruhi mutu daging
sehingga daging yang kita makan dapat membahayakan usus kita rusak dan
sangat membahayakan baik untuk kesehatan manusia dan juga untuk daging.68
C. Bagaimana Pengawetan Daging Segar dan Daging Beku Ditinjau Dari
Hukum Islam
Daging unggas yang merupakan pangan bagi manusia, pangan merupakan
kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat
Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
melaksanakan pembangunan nasional hal ini juga diatur dalam UU No. 7 Tahun
1996 tentang Pangan. Dalam Undang-Undang ini terutama dalam Pasal 4 ayat (1)
dan (2) telah disebutkan bahwa:
(1) Pemerintah menetapkan persyaratan sanitasi dalam kegiatan atau proses
produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan atau per-edaran pangan.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan persyaratan
minimal yang wajib dipenuhi dan ditetapkan serta diterapkan secara bertahap
dengan memperhatikan kesiapan dan kebutuhan sistem pangan.69
68
Pandangan biokimia dari kesehatan,http//chikaholic.worddpress.com, akses 8 Juli 2018. 14.00
WIB. 69
Widagdo Sri Nugroho,Jaminan Keamanan Daging Sapi di Indonesia, (Yogyakarta: Fkh UGM,
2007),hlm. 15

Peraturan Pemerintah No 22 tahun 1983 tentang Kesehatan Masyarakat
Veteriner. Di dalam Bab II pasal 4 disebutkan bahwa setiap orang atau badan
dilarang menjual daging yang tidak sehat
Dalam upaya melindungi konsumen dalam penggunaan produkpangan,
Pemerintah telah mengeluarkan UU Nomor 8 tahun 1999 yang mulai berlaku
tanggal 20 April 2000 yaitu tentang Undang - Undang Perlindungan Konsumen
(UUPK) yang didefinisikan :"Setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan tidak diperdagangkan" ( Pasal 1 ayat 2 ).
Konsumen disini merupakan pengguna terakhir, sedang produk yangdibelinya
tidak diperdagangkan atau didistribusikan kembali.70
Hal ini juga ditegaskan kembali oleh Undang-undang No 7 tahun 1996
tentang Pangan. Setiap orang dilarang mengedarkan : a. Pangan yang beracun,
berbahaya bagi kesehatan jiwa manusia. b. Pangan yang terdeteksi cemarannya
melampaui ambang batas. c. Pangan yang mengandung bahan yang terlarang. d.
Pangan yang kotor, busuk, tengik, berpenyakit, dan berasal dari bangkai. e.
Pangan yang sudah kadaluarsa. Apabila terjadi pelanggaran dapat dikenakan
pidana penjara paling lama 5 tahun dan atau denda paling banyak Rp.
600.000.000, - (enam ratus juta rupiah)71
70
Nasution.Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar,( Yogyakarta: Bina Putra), 2009,
hlm. 5 71
Undang-undang No 7 Tahun 1996.

Kata ”halal” dan ”haram” merupakan istilah Alquran dan ini digunakan
dalam pelbagai tempat dengan konsep berbeda, dan sebagiannya berkaitan
dengan makanan dan minuman. Kedua kata tersebut juga digunakan dalam Hadis
Nabi Saw. Halal secara bahasa, menurut sebagian pendapat, berasal dari akar
kata الل yang artinya (البحت) artinya sesuatu yang dibolehkanmenurut syariat1 . Al-
Jurjani menulis, kata ”halal” berasal dari kata الل yang berarti ” terbuka” (الفخح
.(Secara istilah, berarti setiap sesuatu yang tidak dikenakan sanki penggunaannya
atau sesuatu perbuatan yang dibebaskan syariat untuk dilakukan.” Menurut Abû
Ja„far al-Tabârî (224-310 H), lafaz halâl (حلل ( berarti terlepas atau terbebas
(قبلط)72
Umat Islam yang berilmu, tidak pernah memperselisihkan bahwa Al-Qur‟an
dan Sunnah adalah sumber Islam.Dari keduanya disimpulkan syariat dan
diketahui pula halal haram. Maka, jika ada seseorang yang berpendapat lain
dengan hal itu, kemungkinan ia tidak mempunyai ilmu pengetahuan, atau ia
adalah seseorang yang sesat. Sehingga pemikiran orang seperti itu tidak
mempunyai nilai bagi umat Islam, di sepanjang masa dan di seluruh penjuruh
Hal.Daging berperan cukup besar dalam konteks ketahanan pangan nasional
karena merupakan salah satu komoditas sumber protein hewan yang penting
untuk kesehatan dan pertumbuhan.Kesehatan daging merupakan bagian yang
penting bagi keamanan pangan dan selalu menjadi pokok permasalahan yang
72
Muhammad Rawas Qal‟ajî dan Muhammad Shâdiq Qanaybî, Mu‟jam Lughah al-Fuqahâ,
(Bayrût: Dâr al-Fikr, 1405H-1985M), Cet. I, h. 184.

mendapakan perhatian khusus dalam penyedian dagiang untuk konsumen.Daging
yang dapat dikonsumsi adalah daging dari ternak yang sehat, saat penyembelihan
dan pemasaran diawasi oleh Rumah Potong Hewan (RPH) serta terbebas dari
pencemaran mikroba pathogen.Saat ini permintan masyarakat terhadap kasus
bahaya pangan.73
Daging merupakan bahan pangan yang bergizi tinggi dan media yang baik
untuk
pertumbuhan mikroba. Kerusakan daging oleh mikroba mengakibatkan
penurunan mutu daging.Jumlah dan jenis mikroba yang mencemari permukaan
daging ditentukan oleh penanganan sebelum penyembelihan ternak dan tingkat
pengendalian higienis dan sistem yang baik selama penanganan hingga
dikonsumsi.Besarnya kontaminasi mikroba pada daging menentukan kualitas dan
masa simpan daging.Untuk menghindari kerusakan daging perlu diawetkan
dengan memperhatikan persyaratan keamanan pangan.74
Banyak jenis makanan yang menggunakan bahan pengawet agar selalu tahan
lama sihingga dapat di ekspor ke luar negeri. Dari segi kebersihan dan kesehatan,
makanan tersebut sudah tentu dapat dipertanggung jawabkan namun yang perlu
dipersoalkan adalah dari bahan apa ia dibuat. Melihat realitas ini, maka majelis
ulama mengadakan kajian yang berkaitan dengan status hukum mamakan
makanan menggunakan bahan pengawet tersebut.
73
Dwijoseputro, Dasar-dasar Mikrobiologi,(Jakarta: Djambatan,2010),hlm. 41 74Ibid. hlm. 50

Dari hasil kajian iu, Majelis Ulama mengeluarkan sebuah fatwa yang
menyatakan bahwa: Apabila makanan yang menggunakan bahan pengawet itu
jenis buah-buahan atau sayur-sayuran ataupun terbuat dari ikan maka ia halal
dimakan, karena ia bersumber dari bahan yan halal, kecuali bahan pengawet itu
dicampuri dengan benda najis maka ia haram dimakan.
Adapun daging kemasan selain ikan maka perlu diteliti terlebih
dahulu.Sebaiknya diketahui daging itu berasal dari hewan yang diharamkan, atau
hewan yang halal tetapi diolah di negeri non-Islam dan penyembelihannya tidak
dilakukan oleh orang Islam.Atau penyembelihannya tidak sah menurut aturan
syara‟. Maka hukumnya adalah haram jika ia terbuat dari daging hewan yang
halal dimakan dan diketahui bahwa disembelih oleh orang Islam maka hukumnya
halal. Apabila tidak diketahui bahwa disembelih oleh orang Islam maka
hukumnya halal. Apabila tidak diketahui sama sekali tetapi dibuat di negeri Islam
maka hukumnya halal. Apbila tidak diketahui berasal dari daging apa dan di
produk di negeri non-Muslim, berdasarkan keraguan itu maka hukumnya haram
dimakan.
Dalil yang diajukan dalam fatwa itu adalah sama dengan dalil fatwa
mengenai hukum memakan daging yang dijual dalam keadaan yang sudah
disembelih. Fatwa itu hanya menambahkan dalil satu dalil rasional yang
menyatakan bahwa daging hewan yang menggunakan bahan pengawet perlu
terlebih dahulu diketahui sumbernya, apakah ia terbuat dari hewan yang
diharamkan atau hewan halal yang disembelih oleh orang-orang yang tidak

diakui oleh syara‟, atau sebaliknya terbuat dari hewan halal yang disembelih oleh
orang yang sah sembelihannya menurut syara‟. Untuk mengetahui hal tersebut
dapat diteliti berdasarkan keterangan atau label (mark) yang ada pada tempat atau
kemasannya. Misalnya, Corned Beaf (dagin sapi yang diawetkan). Seiring
dengan fatwa ini Majelis Ulama memutuskan agar semua produk makanan
kemasan herus member label “Halal” bagi orang Islam.
Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, dalam rapat Komisi bersama
LP.POMMUI, pada hari Rabu, tanggal 13 Muharram 1431 H/30 Desember 2009
M.,setelah :
MENIMBANG : a. bahwa makanan, minuman, obat-obatan, kosmetika,dan lain-
lain yang akan dikonsumsi atau dipergunakan oleh umat
Islam wajib diperhatikan dan diyakini kehalalan dan
kesuciannya;
b. bahwa produk makanan, minuman, obat-obatan,kosmetika
dan lain-lain yang merupakan hasil olahan sering
diragukan kehalalan atau kesuciannya;
c. bahwa oleh karena itu, produk-produk olahan
sebagaimanaterlampir yang terhadapnya telah dilakukan
pemeriksaan, penelitian, pembahasan, dan penilaian
dalam rapat Komisi Fatwa bersama LP.POM MUI,
Komisi Fatwa memandang perlu untuk

menetapkankehalalan dan kesuciannya untuk dijadikan
pedoman oleh umat.75
MENGINGAT :1. Firman Allah SWT tentang keharusanmengkonsumsi
yang halal, antara lain:
Artinya: “Maka makanlah binatang-binatang (yang halal) yang disebut
namaAllah ketika menyembelihnya, jika kamu beriman kepadaayat-
ayatNya76
”.
Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[394]
, daging babi,
(daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang
tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam
binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[395]
, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[396]
,
(mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada
hari ini[397]
orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan
takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan
telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa
terpaksa[398]
karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.77
75
Fatwa MUI 30 Desember 2009 76
Al an‟aam (6) : 118 77
Al-Maidah (5):3

Artinya: “Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak
disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya
perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan.
Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya
agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka,
sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang
musyrik”78
.
Meskipun fatwa itu dapat memberikan kejelasan dan mengeliminasi
keraguan terhapat masalah makanan yang „dibungkus‟, namun dari segi
metodologi fatwa tersebut sangat sederhana.Fatwa itu tidak menunjukkan
satupun dalil Al-Qur‟an maupun Hadits Rasulullah Saw.Meskipun dalil-dalil itu
dapat dijumpai dalam kedua sumber utama ajaran Agama Islam tersebut.
Menurut pandangan Majelis Ulama, dalil tentang masalah makanan dijual
oleh orang non-Muslim ini cukup berlandasan pada dalil-dalil yang dikemukan
pada fatwa-fatwa sebelumnya, yang permasalahannya masih disekitar pada status
hukum mengenai makanan.Tetapi fatwa itu mempunyai implikasi yang jelas
meskipun didukung oleh dalil yang sederhana, namun pengaruhnya segera
tampak di kalangan masyarakat.Yakni orang tidak ragu-ragu lagi bahan makanan
yang diproduksi baik itu hasil produksi dalam negeri maupun yang berasal dari
luar negeri. Khususnya masalah makanan yang “dikemas” mereka hanya
merujuk pada label “Halal” yang ada pada kemasannya.
78 Ibid., hlm 134

Walau bagaimanapun, rumusan pemikiran-pemikiran dalam keputusan fatwa
tersebut, mereka ambil setelah mempelajari secara seksama pemikiran para
ulama terdahulu, atau stidaknya sama dengan pemikiran mereka, baik dari
kalangan ulama tafsir maupun ulama fiqh, melalui analisa terjih (memilih yang
paling kuat) atas pemikiran-pemikiran ulama tersebut kendati demikian, adapula
di antaranya hasil pemikiran orisinil Majelis Ulama. Dikarenakan aspek tersebut
belum mendapat perhatian dari para ulama sebelumnya seperti telihat pada
keputusn fatwa tentang makanan.Dalam keputusan ini Majelis Ulama
memberikan tambahan kualifikasi ang terbentuk kriteria “label halal” pada
tempat atau kemasan pada daging hewan yang dijual, kriteria tersebut mereka
tetapkan dalam rangka menghilangkan keraguan pada konsumen dan menghadiri
efek negatif.
Majelis Ulama dan Ijtihad selektif untuk memperkuat pemikiran yang telah
ada dengan menganalisis metode yang mereka gunakan dalam merumuskan
fatwa itu yang semata-mata ditetapkan sebagai hasil studi literatur tanpa ada
kritikan setelah diketahui argumentasinya.Dari berbagai uraian terdahulu bahwa
pemikiran-pemikiran Fiqh Majelis Ulama mengenai masalah sosio ekonomi
mencatat hal-hal menarik. Jika dilihat dari segi metodologi produk fatwa majelis
itu tidak dilengkapi dengan dalil-dalil relevan atau bahkan tidak dicantmkan dalil
sama sekali seperti fatwa yang disebutkan terakhir namun fatwa itu berhasil
menjawab keraguan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat khususnya
masyarakat Islam Indonesia.Adapun mengenai daging yang dikemas didalam

kaleng dibolehkan memakannya namun dengan syarat bahwa jenis daging yang
terdapat didalam kaleng adalah daging yang halal dan tidak rusak.79
Banyak para penjual yang belum mengetahui masalah kehalalan produk
daging.Oleh karena itu membutuhkan pengawasan secara intensif oleh pihak
yang berwenang terhadap daging sapi lokal maupun impor.Hal ini dilakukan
untuk menjauhi dari praktk manipulasi yang dilakukan oleh penjual daging untuk
mendapatkan keuntungan besar. Dengan cara melakukan penambahan bahan
kimia berbahaya sebagai pengawet seperti formalin atau direndam dalam arak,
juga merupakan pelanggaran terhadap hak konsumen. Formalin merupakan
bahan kimia bebahaya seabagai pengawet bebahaya biasa digunakan dalam
pengawet mayat atau pembasmi serangga.Daging berformalin memiliki cirri-ciri
warna putih mengkilat, beraroma kha formalin dan biasanya tidak dihinggapi
lalat.Arak atau alcohol merupakan bahan yang memabkan (khamar) termasuk
bahan diharamkan untuk dikonsumsi.Di dalam Al-Qur‟an Surat Al-Maidah Ayat
90-91.80
79
Qadhi, Yusuf Muhammad, Halal dan Haram Dalam Pandangan Islam,(Surabaya: Bina
Ilmu,1994),hlm. 68 80
Ibid, hlm 121

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyembelihan menurut hukum Islam dari segi biokimia, tidak terlepas dari
defenisi dan kriteria daging yang bermutu. Maka dari pada itu penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam skripsi. Hal ini dianggap
panting karena diharapkan dapat memberikan pemahaman terhadap masyarakat.
Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta peningkatan
pendapatan mesyarakat dan kesadaran masyarakat akan kaitan makanan dan
kesehatan, maka pola konsumsi makanan juga berubah yaitu dari “makan asal
kenyang” menjadi “makan aman, sehat dan enak”. Terjaminnya mutu dan
keamanan daging memegang peranan penting untuk keselamatan dan kesehatan
konsumen.
Pandangan hukum Islam terhadap pengawetan daging hewan dengan
biokimia ditinjau dari hukum Islam adalah haram. Karena dalam pengawetan
menggunakan formalin, dan formalin merupakan bahan pengawet yang berbahaya
biasanya digunakan dalam pengawetan mayat atau pembasmi serangga.
B. Saran
Setelah melewati perjalanan yang panjang dengan mencurahkan segenap
kemampuan yang ada untuk menunjukkan makna yang terkandung dalam skripsi
ini, pada akhirnya semoga bermanfaat bagi pembaca. Sesuai dengan tujuan dan

manfaat penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat menjadi masukan
terhadap berbagai pihak yang berkenaan dengan permasalahan yang penulis
bahas, yaitu antara lain adalah :
1. Diharapkan agar masyarakat tidak keliru untuk menyembelih hewan yang
sesuai dengan aturan syari‟at Islam, hendaklah sebelum menyembelih
mengetahui terlebih dahulu bagaimana tata cara penyembelihan menurut
syari‟at Islam.
2. Hendaklah masyarakat harus berhati-hati dalam membeli daging untuk
dikonsumsi, dengan perkembangan zaman banyak persaingan dalam pasar
membuat orang biasa melakukan apa saja yang menurut mereka menghasilkan
keuntungan, tanpa menyadari akibat yang akan ditimbulkan.
3. Di dalam agama Islam telah dijelaskan tentang makanan halalan thayyibah
adalah keyakinan yang sudah mendalam dalam kehidupan sehari-hari umat
Islam.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Baqarah (1): 173.
Al- An'am (6): 141
Al-Maidah (5):3
Al an‟aam (6) : 118
Al-Maidah (5):3
Abdul Halim, Muhammad Ali. 1995. Fiqhul Mas’uliyyah fiil-Aslam. Jakarta: Gema
Insani Press.
AlMajid, Abu Ahmad. 2006.Bidayatul Mujtahid. Jakarta: Pustaka Azzam.
Alexander, Microbial Ecology, Malang: Alfabe.
Amin Abdullah, Muhammad. 2006. Metodologi Penelitian Agama. Yogyakarta:
Lembaga Penelitian.
Amirul Hadi dan Haryono. 1998.Metode Penelitian Penididikan. Bandung: Pustaka
Setia.
Ana Pujiadi. Dasar-dasar Biokima Jakarta: UI Press.
Arbianto, P. 1998.Biokimia Konsep-Konsep Dasar. Jakarta: Erlangga.
Clifton, Bacterial Phsysiology. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bambang Sunggono, Jurnal Penelitian Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Burrows, Textbook of Microbiology.
Dwijoseputro. 2010.Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Hasbi Umar, Muhammad. 2008.Nalar Fiqih Kontemporer. Jambi: Syariah Press.
Harsono Hardjoutomo, Usaha Mengurai Peracunan Pengawetan Daging. Jakarta:
Djambatan.
Fatwa MUI 30 Desember 2009
Komisi Fatwa MUI 23 Desember 2006

Hasyim. 1994.Hikmah Penyembelihan Hewan Menurut Syariah Islam. Jakarta: Suara
MUI
Imam Suprayogo dan Tobroni. 2014.Metedologi Penelitian Sosial Agama. Jambi:
Syariah Press.
Jasmiah Yakub, Mahasiswa UIN Syarif Jakarta.
M.B. Milles and M.A. Huberman.1984. Kualitatif dan Analisis. London: Sage
Publication.
Muhammad ibn Muhammad Abû Hâmid al-Ghazalî, Mukhtashar Ihyâ‟ „Ulûm al-Dîn,
. .Bayrût:Dâr al-Fikr.
Muhammad Rawas Qal‟ajî dan Muhammad Shâdiq Qanaybî, Mu‟jam Lughah al-
Fuqahâ, ,Bayrût: Dâr al-Fikr.
Nurleni Ayu Qomariah, Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, skripsi.
Qadhi, Yusuf Muhammad. 1994.Halal dan Haram Dalam Pandangan I slam.
Surabaya: Bina Ilm
Pujiadi, Ana. 1994.Dasar-dasar Biokima .Jakarta: UI Press.
Purnomo. 1998.Dasar-Dasar Pengolahan dan Pengawetan Daging. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Purba Michael.2006. Kimia 1 Untuk Kelas X. Jakarta: Erlangga,
Purnomo. 1996. Dasar-dasar Pengolahan dan Pengawetan Daging.Jakarta:PT
Grandiso.
Sistrom, Microbial Life. Jakarta: Alfabeta
Salle, Fundamental Principles of Bacterobiology.
Subandi, Ahmad. 2004. yas’aluka Fi ad-Din Wal Al-Hayah. Jakarta: PT Lentera
Basritama.
Sugiyono.2009.Metode Penelitian Kuantitafif Kualiatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susetya. 2011.Pengawetan Dan Penyimpanan Daging. Yogyakarta: Gajah Mada
Unversitas.
Tim penyusun,pedoman penelitian skripsi. jambi; syariah press.
Thantawi,MahasiswaIslam Negeri Arranirydarussalam-Banda Aceh, skripsi.
Toha. 2001. Biokimia, Metabolisme, Biomolekul. Bandung: Alfabeta.
Thimann, Medical Bacteriology.
Walter, General Microbiology. Yogyakarta: Airlangga.
Winarno. 2004.Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia.
Yusuf Qordhowi. 2007.Halal Dan Haram dalam Islam, Bandung: Jabal.
Penjelasan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.
Prescott, Industri Microbiologi. Yogyakarta: Sunan Kalijaga Press.
Pelczer, Microbiology.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.
Undang-undang No 18 tahun 2009
Undang-undang No Tahun 1996
http://wiwiyusnawati.wordpress.com/kimia/pengertian-biokimia.
http://khairanipdy.blogspot.com/2017/06/07.
http://heryahyadi.blogspot.co.od/2013/04/7/penyimpanan-dan-pengawetan-daging.
http://chikaholic.worddpress.com/pandangan-biokimia-dari-kesehatan.

CURRIKULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Siti Komariah
Tempat Tagal Lahir : Kembang Seri, 12 April 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tinggi Badan : 155 Cm
Berat Badan : 45 Kg
Alamat : Perumahan Bukit Cempaka Rt 25. Blok A. 01/21 Citra Raya
City
Nand Phone : 082278131212
Status : Belum Menikah
E_Mail : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
SLTA : SMA Nusantara Kota Jambi
SLTP : Negeri 9 Batang Hari
Sekolah dasar (SD) : SDN. 02/1 Desa Kembang Seri