PENGARUH VORTEKS GENERATOR TERHADAP EFEKTIFITAS …
Transcript of PENGARUH VORTEKS GENERATOR TERHADAP EFEKTIFITAS …
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
LAPORAN
PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEK (PPI)
PENGARUH VORTEKS GENERATOR TERHADAP EFEKTIFITAS KINERJA COOLING TOWER FORCED DRAFT
Tim Pengusul
Oktarina Heriyani, S.Si., M.T (0305067702)
Dr. Dan Mugisidi, S.T., M.Si (0301126901)
P.H Gunawan, S.T., M.T (0315046802)
Nomor Surat Kontrak Penelitian : 734/F.03.07/2019
Nilai Kontrak : Rp.15.000.000,00
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
TAHUN 2020
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
ABSTRAK
Cooling tower sangat diperlukan saat ini dalam rangka efesiensi dan konvensi energi untuk sirkulasi pendinginan. Jenis cooling tower yang digunakan tergantung dari tingkat kinerjanya. Salah satu jenis cooling tower yang digunakan pada penelitian ini adalah forced draft. Cooling tower pada penelitian ini ditambahkan vorteks generator dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas kinerja. Hal ini dikarenakan cooling tower forced draft pada pemanfaatannya menghasilkan kinerja yang tidak sepadan dengan biaya yang dikeluarkan. Hasil yang didapat merupakan perbandingan efektivitas kinerja cooling tower forced draft dengan penambahan vorteks dan tanpa penambahan vorteks. Penelitian ini dilaksanakan di bengkel dan laboratorium Teknik Mesin Fakultas Teknik UHAMKA selama 6 bulan. Proses penelitian ini melalui beberapa tahapan, persiapan, desain, pembuatan, perakitan, pengujian, pengambilan data, pengolahan data, pelaporan, dan luaran. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa efektifitas kinerja dari cooling tower forced draft dengan menambahkan vortex didapat sebesar 90,72%.
Kata kunci: cooling tower, vortex, forced draft, efektivitas
i
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN
SURAT KONTRAK PENELITIAN
ABSTRAK i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB 1. PENDAHULUAN 1
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 3
BAB 3. METODE PENELITIAN 8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 12
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 18
BAB 6 LUARAN YANG DICAPAI 19
BAB 7 RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
DAFTAR TABEL
iii
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skematik Cooling Tower 3
Gambar 2.2 Range Cooling Tower 4
Gambar 2.2 Range Cooling Tower 5
Gambar 2.4 Roadmap Penelitian 6
Gambar 2.4 Roadmap Penelitian 7
Gambar 2.4 Roadmap Penelitian 8
Gambar 3.1 Alur Penelitian 9
Gambar 3.2 Desain Penelitian 10
Gambar 3.3 Bagan Penelitian 11
Gambar 4.1 (a) Nilai Range Hari Pertama 12
Gambar 4.1 (b) Nilai Range Hari Kedua 13
Gambar 4.1 Nilai Range (c) Hari Ketiga 13
Gambar 4.2 (a) Nilai Approach Hari Pertama 14
Gambar 4.2 (b) Nilai Approach Hari Kedua 14
Gambar 4.2 (c) Nilai Approach Hari Ketiga 14
Gambar 4.3 (a) η Hari Pertama 15
Gambar 4.3 (b) η Hari Kedua 15
Gambar 4.3 (c) η Hari Ketiga 15
Gambar 4.4 (a) Q Hari Pertama 16
Gambar 4.4 (b) Q Hari Kedua 17
Gambar 4.4 (c) Q Hari Ketiga 17
iv
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
DAFTAR LAMPIRAN
Luaran Wajib
Luaran Tambahan
v
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada produksi di industri, khususnya slab stell plant (SSP), sistem pendinginan
sangat dibutuhkan untuk menjaga agar suhu pada mesin produksi dapat bekerja
optimal. Sistem pendingin yang digunakan salah satunya adalah cooling tower.
Proses pada sistem pendingin ini, air pendingin yang berasal dari alat atau sistem
penukar panas akan didinginkan di menara pendingin dengan cara berlawanan arah
mengontakkan dengan yang dilewatkannya. Jika zat cair panas dikontakkan
dengan gas tak jenuh, sebagian dari zat cair itu akan menguap dan suhu zat cair
akan turun. Penurunan suhu zat cair demikian biasanya merupakan tujuan dari
berbagai operasi kontak gas dan zat cair.
Cooling tower didefinisikan sebagai alat penukar kalor yang digunakan
sebagai pendingin udara dengan udara sebagai media pendinginnya. Untuk
menghasilkan kerja maksimal, diperlukan bahan pengisi yang berfungsi untuk
menghambat laju aliran udara sehingga kontak fluida dan udara akan semakin lama.
Peningkatan efektivitas pendinginan cooling tower akan mempengaruhi
terbuangnya sebagian air ke udara karena proses penguapan (EL-Wakil, M.M., dan
Jasjfi, 1992). Akan tetapi, kehilangan air pada saat terjadi penguapan merupakan
penilaian karakteristik cooling tower yang lebih baik.
Jenis cooling tower yang digunakan tergantung dari tingkat kinerja yang
dihasilkan cooling tower berikut. Salah satu jenis cooling tower yang jarang sekali
dipakai di industri adalah forced draft(Siallagan, 2017). Akan tetapi, cooling tower
jenis forced draft sudah mulai dipakai oleh berbagai cabang industri (Brin, 2015)
karena resistensi udara yang tinggi, kipas relatif tidak berisik (Sobirin, 2016) dan
secara teoritis udara masuk yang dihasilkan cooling tower forced draft lebih dingin
sehingga daya yang dikeluarkan lebih kecil (Suhardi Putra, 2015). Namun
demikian, efisiensi yang dimiliki cooling tower forced draft lebih kecil (Sobirin,
2016) dibandingkan cooling tower induced draft (Arrad Ghani Safitra, Fifi Hesty
Sholihah, 2016).
1
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Oleh karena itu, untuk meningkatkan efisiensi pada cooling tower, maka
aliran udara diubah menjadi vorteks sehingga dapat memperluas jangkauan pada
sirkulasi udara dan meningkatkan efisiensi pada cooling tower.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini, yaitu tingginya biaya yang
harus dikeluarkan, sedangkan efektivitas yang dihasilkan tidak sepadan pada
cooling tower draft force. Untuk mengatasi tersebut, penelitian ini
menggunakan vorteks generator untuk meningkatkan efektivitasnya.
Bagaimana pengaruh vorteks generator untuk peningkatan efektivitas kinerja
cooling tower forced draft akan diteliti dan dibahas pada penelitian ini.
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini, meneliti pengaruh – pengaruh yang timbul dengan
penambahan vorteks generator pada cooling tower forced draft untuk
peningkatan efektifitas kinerjanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti
mengambil skema Penelitian Pengembangan IPTEKS (PPI) karena pada
penelitian ini mengarah pada update teknologi yang akan memberikan solusi
pada permasalahan peningkatan efektivitas kinerja cooling tower forced draft.
1.4 Urgensi / Manfaat Penelitian
Indonesia merupakan negara yang mempunyai sumber daya alam yang sangat
besar dan melimpah, salah satunya adalah panas bumi. Pemanfaatan panas bumi
biasanya digunakan sebagai penggerak turbin dengan memanfaatkan panas
yang ada di dalam inti lapisan bumi. Proses pemanfaatan panas bumi ini
memerlukan cooling tower untuk memproses air panas menjadi air dingin dan
berfungsi sebagai unit pembuangan akhir yang berupa uap atau gas ke atmosfer.
Dengan adanya pendinginan air yang berasal dari proses pendinginan tersebut
maka beban kalor yang terjadi di cooling tower dapat diketahui sehingga
pendinginan air yang berassal dari pendinginan mesin dapat berjalan dengan
baik. Hal tersebut menjadi urgensi penelitian ini dengan menganalisa kinerja
cooling tower maka dapat diketahui kondisi operasional cooling tower saat itu.
2
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Cooling tower diartikan sebagai alat penukar kalor yang kerja fluidanya adalah
udara dan air dengan fungsi sebagai pendingin air yang mengontakannya ke udara
sehingga sebagian kecil air akan diuapkan. Biasanya, untuk menggerakan udara
secara vertikal ke atas atau horizontal melintasi cooling tower dengan
menggunakan satu atau lebih kipas propeller(Handoyono, 2015). Cooling tower
mampu menurunkan suhu air yang berlebih dari peralatan-peralatan yang hanya
menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator mobil sehingga
biayanya lebih efektif dan efisien energinya.
Gambar 2.1 Skematik Cooling Tower
Kinerja cooling tower dikaji pada tingkat approach dan cooling range untuk
mengidentifikasi bidang terjadinya pemborosan energy dengan memberikan saran
perbaikan. Meskipun, range dan approach harus dikontrol, akan tetapi approach
merupakan indikator yang lebih baik untuk kinerja cooling tower.
3
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Semakin rendah temperaturr bola basah udara yang masuk maka semakin
efektif cooling tower tersebut. (Ilvana M, 2000), kinerja cooling tower dikaji pada
tingkat approach dan cooling range untuk mengidentifikasi bidang terjadinya
pemborosan energy dengan memberikan saran perbaikan. Meskipun, range dan
approach harus dikontrol, akan tetapi approach merupakan indikator yang lebih
baik untuk kinerja cooling tower. Semakin rendah temperaturr bola basah udara
yang masuk maka semakin efektif cooling tower tersebut. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi efektivitas kinerja cooling tower, yaitu jumlah permukaan air yang
mengalami kontak dengan udara, dan lama waktu saat pengontakan air dengan
udara, kecepatan udara yang melalui Menara, dan arah aliran udara yang
berhubungan dengan permukaan kontak air (paralel, tegak lurus atau berlawanan).
Gambar 2.2 Range Cooling Tower
Tipe cooling tower induced draft lebih sedikit resirkulasi dibandingkan
cooling tower forced draft dengan kecepatan keluarya sebesar tiga hingga empat
kali lebih tinggi daripada udara masuk.
4
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Gambar 2.3 Cooling Tower
Kinerja coolingg tower dievaluasi untuk membahas nilai rancangan,
mengidentifikasi pemborosan energi, dan untuk sarana perbaikan pada mesin
cooling tower sehingga memberikan dampak yang lebih baik pada cooling tower
tersebut (Danial Ahmad Fauzi1 & Rudiyanto, 2016). Parameter untuk mengukur
kinerja cooling tower sebagai berikut.
a. Range
Range merupakan perbedaan atau jarak antara temperatur air masuk dan
keluar cooling tower. Nilai range yang tinggi menunjukkan bahwa cooling tower
mampu menurunkan suhu air secara efektif dan cara kinerjanya baik. Akan tetapi
range tidak ditentukan oleh cooling tower, tetapi proses akan melayani. Range pada
alat penukar kalor ditentukan untuk seluruh beban panas dan laju sirkulasi air
melalui penukar panas dan menuju ke air pendingin. (H et al., 2014), pada variasi
menggunakan fill, perubahan temperatur terendah 31.830C dan perubahan
temperatur dari temperatur awal, maka nilai range dari cooling tower akan semakin
baik.
b. Approach
Approach adalah perbedaan antara suhu air dingin keluar cooling tower dan
temperature wet bulb. Semakin rendah nilai approach maka semakin baik kinerja
cooling tower. Semakin dekat approach terhadap wet bulb maka semakin mahal
cooling tower karena akan meningkatkan ukuran cooling tower tersebut. Approach
merupakan indikator yang lebih baik untuk kinerja menara pendingin.
5
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Analisa kinerja cooling tower didapatkan nilai range16,4830C – 18,4240C, nilai
approach 5,0170C – 5,7280C dan nilai efektifitas 76,688 % (Fauzi et al., 2015).
Para peneliti banyak melakukan penelitian untuk mendapatkan kinerja
cooling tower, seperti roadmap penelitian pada gambar 2.4. Peneliti menentukan
riset yang telah diteliti sebelumnya hanya pada tahun 2019 untuk mendapatkan
novelty dari kinerja cooling tower, yaitu menggunakan vortex generator pada
cooling tower draft force sebagai novelty pada penelitian ini.
Gambar 2.4 Roadmap Penelitian
(Hamad, 2019), hasil percobaan menunjukkan bahwa peningkatan
efektivitas sebesar 22% dan 30% untuk NDWCT dan FDWCT ketebalan isian 20
cm. Optimasi cooling tower diselesaikan dengan menggunakan algoritma optimasi
partikel counterflow dengan melibatkan efektivitas dan laju penguapan air,
sedangkan laju aliran udara dan air sebagai variabel keputusan(Zhang & Zhang,
Huan, 2019). Studi uji A field dilakukan pada rancangan menara pendingin basah
alami untuk menyelidiki secara kuantitatif distribusi diameter tetesan air di zona
hujan untuk pertama kalinya. Hasilnya menunjukkan bahwa tersebar di antara 0,312
mm dan 15 mm, terlepas dari kecepatan angin silang (Chen & Sun, 2019).
6
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Penelitian yang dilakukan peneliti ini sejalan dengan roadmap peneliti, yaitu
pada konversi energi dengan bidang khusus vortex generator pengaplikasiannya
pada heat exchanger dengan bermuara pada efesiensi energi dalam
mengembangkan energy terbarukan yang sejalan dengan roadmap program studi
dan fakultas., seperti tergambar pada gambar 2.5 di bawah ini.
Gambar 2.5 Roadmap Peneliti
7
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
BAB 3. METODE PENELITIAN
Alir proses penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahapan untuk mencapai
luaran yang telah ditargetkan. Tahapan yang dilakukan mulai dari persiapan,
mendesain alat, membuat prototipe, perakitan, pengujian, dan pembuatan laporan
serta publikas seperti tergambar pada bagan di bawah ini.
Mulai
Persiapan
Desain
Pembuatan
Perakitan
Pengambilan Data
Pengujian
Pengolahan Data
Publikasi Laporan
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
Tahapan awal penelitian ini dimulai dengan melakukan persiapan, yaitu
bahan – bahan untuk pembuatan prototipe, seperti akrilik, flowmeter, water heater,
termometer bola, spuyer springkle, lem, alumunium, pipa siku, valve, dan holo.
Selanjutnya, peneliti mendesain alat penelitian seperti tergambar pada gambar 3.2
berikut ini.
8
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Gambar 3.2 Desain Penelitian
Desain alat pengujian berupa menara pendingin dengan menggunakan
bahan pengisi vorteks generator sebagai penghambat yang berdasarkan
model alat uji Ramkumar dan Raguphaty (Ramakrishnan & Arumugam,
2012). Ketebalan akrilik yang digunakan adalah 5 mm dengan total
ketinggian 195 cm. Ukuran menara dari �� × �� menjadi �� × ��.
9
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Hal ini dikarenakan luas penampang alat simulasi Ramkumar dan
Raguphaty �� dibagi dengan jumlah lubang filler sebanyak 56 yang
sama.
Jumlah air dan udara yang masuk kedalam alat uji bernilai sama
besar (Ramakrishnan & Arumugam, 2012), yaitu 1 � �� � . Air dari bak
(basin) dipompa melalui pipa pvc dengan diameter ½” menuju storage.
Air yang sudah berada di dalam storage di panaskan menggunakan heater
hingga temperatur 60,1℃ dikarenakan selama 2 jam pemakaian heater
mampu mencapai suhu tersebut dengan stabil.
Air yang sudah dipanaskan di alirkan melalui flowmeter dengan
menggunakan valve sebagai pengatur debit. Air yang sudah melalui
flowmeter dikeluarkan di atas menara melalui springkle untuk memecah
air menjadi butiran-butiran kecil. Kelebihan air didalam storage dibuang
kembali menuju bak air. Pada waktu yang bersamaan, udara dari
kompresor disalurkan melalui pipa dengan diameter 1/2” menuju bagian
bawah menara. Sebelum angin masuk ke menara, angin diatur valve
melalui flow meter untuk diukur debitnya.
Temperatur diukur menggunakan temperatur digital yang diletakkan pada
saluran masuk air, saluran keluar air di dalam simulasi cooling tower, saluran udara
masuk, saluran udara keluar, temperatur bola basah pada saluran udara masuk,
temperatur bola kering pada saluran udara masuk. Vorteks generator yang
digunakan sebagai penghambat adalah rectangular winglet sebanyak 3 pasang yang
terbuat dari plat alumunium dengan ukuran �� × ��. Kemirangan untuk
setiap pasangnya sebesar ° dengan jarak 35 cm.
Pengambilan data dilakukan selama 2 jam agar jarak temperatur lingkungan yang
terjadi saat pengambilan data tidak terlalu berbeda. Sebelum melakukan pengujian, peneliti
membuat simulasi sistem cooling tower yang dilanjutkan dengan pengecekan kebocoran.
Uji kebocoran dilakukan dengan mengamati sambungan pipa dengan kompresor
dan sambungan pipa air masuk dengan pompa.
10
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Pengujian dilakukan selama 6 hari, yaitu 3 hari untuk cooling tower tanpa vorteks
generator dan 3 hari untuk cooling tower dengan vorteks generator. Pengujian dilakukan
selama 2 jam dengan jarak pengambilan data setiap 15 menit.
Data yang diambil adalah debit air masuk, angin masuk, temepratur air
masuk dan keluar, temperatur udara masuk dan keluar, temperatur bola basah dan
kering, serta kecepatang angin dan kecepatan air. Selesai pengambilan data,
dilakukan pengolahan data untuk kapasitas, efektivitas, dan bilangan Reynold
sehingga akan diketahui pengaruh penambahan vorteks generator terhadap
peningktan efektifitas kinerja cooling tower forced draft.
Untuk lebih jelasnya tentang aspek yang akan diteliti dan target yang akan
dicapai, dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
Gambar 3.3 Bagan Penelitian
11
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengujian didapat bahwa bilangan Reynold pada cooling tower
dengan vorteks adalah , × − untuk udara dan . , untuk air.
Sedangkan bilangan reynold pada cooling tower tanpa vorteks generator adalah , × − untuk udara dan , × −9 pada air. Artinya, cooling tower
dengan vorteks generator dapat memunculkan vorteks. Ini disebabkan vorteks
terjadi pada bilangan reynold lebih dari 50 (Ciptoadi, 2011).
Pada grafik gambar 4.1 terlihat bahwa vorteks yang ditambahkan pada
cooling tower memiliki rata-rata range lebih besar dibandingkan range pada
cooling tower tanpa vorteks generator. Range terbesar pada cooling tower dengan
vorteks generator adalah 8,2 ℃ sedangkan cooling tower tanpa vorteks generator
memiliki range sebesar 4,3℃. Ini dikarenakan cooling tower dengan vorteks
generator menurunkan suhu lebih besar dibandingkan cooling tower tanpa vorteks
generator. Nilai Range yang tinggi menandakan cooling tower mampu menurunkan
temperatur secara efisien dengan kinerja yang baik (Indrawati & Ginanjar, 2018).
Oleh itu, vorteks generator yang ditambahkan pada cooling tower jenis forced draft
dapat meningkatkan penurunan suhu pada cooling tower.
Gambar 4.1 (a) Hari Pertama
0
2
4
6
8
10
14.45 15.00 15.15 15.30 15.45 16.00 16.15 16.30
°C
WaktuCT 1,a (°C) CT 2,a(°C)
12
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Gambar 4.1 (b) Hari Kedua
Gambar 4.1 (c) Hari Ketiga
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Range Hari Pertama, Kedua, Dan Ketiga
Pada grafik gambar 4.1 terlihat bahwa vorteks yang ditambahkan pada
cooling tower memiliki rata-rata range lebih besar dibandingkan range pada
cooling tower tanpa vorteks generator. Range terbesar pada cooling tower dengan
vorteks generator adalah 8,2 ℃ sedangkan cooling tower tanpa vorteks generator
memiliki range sebesar 4,3℃. Ini dikarenakan cooling tower dengan vorteks
generator menurunkan suhu lebih besar dibandingkan cooling tower tanpa vorteks
generator. Nilai Range yang tinggi menandakan cooling tower mampu menurunkan
temperatur secara efisien dengan kinerja yang baik (Indrawati & Ginanjar, 2018).
Oleh itu, vorteks generator yang ditambahkan pada cooling tower jenis forced draft
dapat meningkatkan penurunan suhu pada cooling tower.
0
2
4
6
8
10
14.45 15.00 15.15 15.30 15.45 16.00 16.15 16.30
°C
Waktu
CT 1,b (°C) CT 2,b(°C)
0
2
4
6
8
10
14.45 15.00 15.15 15.30 15.45 16.00 16.15 16.30
°C
WaktuCT 1,c (°C) CT 2,c(°C)
13
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Dari hasi nilai range, akan didapat nilai approach, seperti terlihat pada
gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2 (a) Hari Pertama
Gambar 4.2 (b) Hari Kedua
Gambar 4.2 (c) Hari Ketiga
Gambar 4.2 (a), (b), (c) Grafik Perbandingan Approach
0
10
20
30
40
14.45 15.00 15.15 15.30 15.45 16.00 16.15 16.30
°C
WaktuCT 1,a (°C) CT 2,a (°C)
0
5
10
15
20
25
30
35
14.45 15.00 15.15 15.30 15.45 16.00 16.15 16.30
°C
Waktu
CT 1,b (°C) CT 2,b (°C)
0
10
20
30
40
14.45 15.00 15.15 15.30 15.45 16.00 16.15 16.30
°C
WaktuCT 1,c (°C) CT 2,c (°C)
14
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Gambar 3.2 menunjukkan rata-rata approach cooling tower dengan vorteks
generator memiliki approach lebih kecil dibandingkan cooling tower tanpa vorteks
generator. Approach terkecil pada cooling tower dengan vorteks generator adalah , ℃, sedangkan approach terkecil pada cooling tower tanpa vorteks generator
adalah , ℃. Artinya, approach dengan vorteks generator lebih rendah
dibandingkan approach tanpa vorteks generator. Maka dari itu, kinerja cooling
tower dengan vorteks generator lebih mendekati temperatur lingkungan sesuai
fungsi utama cooling tower. Cooling tower dengan vorteks generator lebih baik dari
pada cooling tower tanpa vorteks generator karena semakin rendah nilai approach,
semakin baik kinerja cooling tower (Fauzi et al., 2016). Maka dapat dikatakan
bahwa penerapan vorteks generator mampu menurunkan nilai approach pada
cooling tower jenis forced draft.
Kinerja cooling tower dikaji pada tingkat approach dan cooling range untuk
mengidentifikasi bidang terjadinya pemborosan energy dengan memberikan saran
perbaikan. Meskipun, range dan approach harus dikontrol, akan tetapi approach
merupakan indikator yang lebih baik untuk kinerja cooling tower. Semakin rendah
temperaturr bola basah udara yang masuk maka semakin efektif cooling tower
tersebut. (Ilvana M, 2000), kinerja cooling tower dikaji pada tingkat approach dan
cooling range untuk mengidentifikasi bidang terjadinya pemborosan energi dengan
memberikan saran perbaikan. Meskipun, range dan approach harus dikontrol, akan
tetapi approach merupakan indikator yang lebih baik untuk kinerja cooling tower.
Semakin rendah temperaturr bola basah udara yang masuk maka semakin efektif
cooling tower tersebut.
Nilai range dan approach yang didapat pada gambar 4.1 dan 4.2
menggambarkan efesiensi yang didapat seperti terlihat pada gambar 4.3 berikut ini.
15
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Gambar 4.3 (a) Hari Pertama
Gambar 4.3 (b) Hari Kedua
Gambar 4.3 (c) Hari Ketiga
Gambar 4.3 Perbandingan η Hari Pertama, Kedua, dan Ketiga
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
14.45 15.00 15.15 15.30 15.45 16.00 16.15 16.30
%
Waktuη ,a (%) η ,a (%)
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
14.45 15.00 15.15 15.30 15.45 16.00 16.15 16.30
%
Waktuη ,b (%) η ,b (%)
0,00%
5,00%
10,00%
15,00%
20,00%
25,00%
30,00%
14.45 15.00 15.15 15.30 15.45 16.00 16.15 16.30
%
Waktu
η ,c (%) η ,c (%)
15
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Gambar 4.3 (a), (b), dan (c) menunjukkan rata-rata η yang dimiliki pada
cooling tower dengan vorteks generator lebih besar dibandingkan η pada cooling
tower tanpa vorteks generator. Nilai η terbesar pada cooling tower dengan vorteks
generator adalah , %, sedangkan η terbesar pada cooling tower tanpa vorteks
generator adalah , %. Ini berarti η pada cooling tower dengan vorteks
generator lebih besar dibandingkan η cooling tower tanpa vorteks generato maka
dapat dikatakan bahwa penerapan vorteks generator sebagai pemecah aliran udara
mampu meningkatkan sirkulasi udara dan meningkatkan efisiensi pada cooling
tower. Kinerja coolingg tower dievaluasi untuk membahas nilai rancangan,
mengidentifikasi pemborosan energi, dan untuk sarana perbaikan pada mesin
cooling tower sehingga memberikan dampak yang lebih baik pada cooling tower
tersebut (Danial Ahmad Fauzi1 & Rudiyanto, 2016).
Efesiensi yang dihasilkan dengan penggunaan vortex generator
berpengaruh terhadap kapasitas yang dihasilkan cooling tower forced draft dengan
dan tanpa menggunakan vortex generator, seperti terlihat pada gambar 4.4 berikut
ini.
Gambar 4.4 (a) Hari Pertama
0,000
200,000
400,000
600,000
14.45 15.00 15.15 15.30 15.45 16.00 16.15 16.30
J/s
Waktuq 1,a (j/s) q 2,a (j/s)
16
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Gambar 4.4 (b) Hari Kedua
Gambar 4.4 (c) Hari Ketiga
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan � pada Hari Pertama, Kedua, dan Ketiga.
Gambar 4.4 (a), (b), (c) menunjukkan nilai � pada cooling tower dengan vorteks
generator lebih besar dibandingkan � pada cooling tower tanpa voteks generator sebesar
vorteks generator , �. Hal ini menunjukkan jumlah kalor yang dibuang oleh
cooling tower dengan vorteks generator lebih besar. Oleh karena itu, penerapan vorteks
generator dapat meningkatkan kapasitas pendinginan pada cooling tower jenis forced draft.
0,000
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
14.45 15.00 15.15 15.30 15.45 16.00 16.15 16.30
J/s
Waktuq 1,b (j/s) q 2,b (j/s)
0,000
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
700,000
14.45 15.00 15.15 15.30 15.45 16.00 16.15 16.30
J/s
Waktu
q 1,c (j/s) q 2,c (j/s)
17
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa cooling
tower forced draft dengan menggunakan vortex generator menghasilkan nilai
range yang lebih besar dan nilai approach yang lebih kecil daripada cooling tower
forced draft tanpa vortex generator sehingga penggunaan vorteks generator tipe
rectangular winglet pada bahan pengisi meningkatkan efisiensi sebesar 90,72 %.
5.2 Saran
Penelitian yang dilakukan ini secara eksperimen, maka peneliti menyarankan untuk
dilakukan secara numerik dengan menggunakan CFD untuk membandingkan hasil
yang didapat sehingga dapat dilakukan validasi.
18
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
BAB 6 LUARAN YANG DICAPAI
Luaran yang dicapai berisi Identitas luaran penelitian yang dicapai oleh peneliti sesuai dengan skema penelitian yang dipilih.
Jurnal
IDENTITAS JURNAL 1 Nama Jurnal Journal of Advanced Research in Fluid Mechanics
and Thermal Sciences 2 Website Jurnal www.akademiabaru.com/arfmts.html
3 Status Makalah Submitted
4 Jenis Jurnal Jurnal International Q3 terindex scopus 4 Tanggal Submit 21 April 2020 5 Bukti Screenshot submit
Pemakalah di seminar
IDENTITAS SEMINAR 1 Nama Jurnal INTERNATIONAL CONFERENCE on ADVANCED
MECHANICAL and INDUSRTIAL ENGINEERING (ICAMIE)
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
2 Website Jurnal http://icamie.untirta.ac.id/
3 Status Makalah Submitted
4 Jenis Prosiding Prosiding International terindeks scopus 4 Tanggal Submit 29 April 2020 5 Bukti Screenshot submit
20
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
BAB 7
RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI
Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti ini termasuk dalam pengembangan ilmu. Hal ini dikarenakan penelitian tentang pengaplikasian vortex pada cooling tower telah banyak dilakukan dan terus dikembangkan untuk akhirnya para peneliti mencari efesiensi yang terbesar dalam pengaplikasiannya. Pada penelitian ini, peneliti mengembangkan cooling tower forced draft dengan menggunakan vortex untuk mendapatkan percepatan dalam penurunan temperatur sehingga menghasilkan efesiensi terbesar pada hasil akhirnya. Di mana sebelumnya, cooling tower forced draft pada pemanfaatannya menghasilkan kinerja yang tidak sepadan dengan biaya yang dikeluarkan.
Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindaklanjut yang akan dilakukan peneliti akan melakukan penelitian lanjutan untuk secara numerik dengan menggunakan CFD untuk membandingkan hasil yang didapat peneliti secara numerik. Ini diperlukan peneliti untuk memvalidasi hasil yang didapat secara numerik dan eksperimen untuk penerapannya dalam skala lab. Setelah itu, peneliti akan membuat prototipe cooling tower forced draft dengan menggunakan vortex pada skala lab. Kemudian, dilakukan pengujian prototipe skala lab yang selanjutnya baru untuk skala penerapannya dan dilakukan pengujian kembali. Jika hasil efesiensi pada skala penerapannya mencapai hasil yang maksimal, maka baru akan peneliti paten kan untuk peneliti lanjutkan untuk skala industri dengan hasil yang harus dicapai peneliti adalah pemanfaatannya menghasilkan kinerja yang sepadan dengan biaya yang dikeluarkan.
21
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
DAFTAR PUSTAKA
Arrad Ghani Safitra, Fifi Hesty Sholihah, I. N. F. (2016). KARAKTERISTIK MENARA PENDINGIN TIPE INDUCED DRAFT DENGAN BAHAN ISIAN KAIN FLANEL. 87–94.
Brin, A. A. (2015). THERMAL EFFICIENCY OF FORCED DRAFT COOLING TOWER WITH FULL THERMAL EFFICIENCY OF FORCED DRAFT COOLING TOWER WITH FULL CONE NOZZLES A . V . Luikov Heat and Mass Transfer Institute National Academy of Sciences of Belarus. June.
Chen, X., & Sun, F. (2019). Field test study on water droplet diameter distribution in the rain zone of anatural draft wet cooling tower. Applied Thermal Engineering, 1–8.
Danial Ahmad Fauzi1, & Rudiyanto, B. (2016). ANALISA PERFORMA MENARA PENDINGIN PADA PT. GEO DIPA ENERGI UNIT DIENG. Jurnal Ilmiah Rotari, 1 no 1, 25–32.
EL-Wakil, M.M., dan Jasjfi, E. (1992). Power Plant Technology. Erlangga.
Fauzi, D. A., Rudiyanto, B., & Dieng. (2016). ANALISA PERFORMA MENARA PENDINGIN PADA PT . GEO DIPA.
Fauzi, D. A., Rudiyanto, B., Dieng, U., Fauzi, D. A., Rudiyanto, B., Terbarukan, T. E., Teknik, J., & Jember, P. N. (2015). Analisa Performa Menara Pendingin Pada Pt . Geo Dipa. Jurnal Ilmiah Rotari.
H, A. T., S, D. L., & Sutjahjono, H. (2014). ANALISIS BEBAN KALOR COOLING TOWER INDUCED DRAFT COUNTERFLOW DENGAN BAHAN PENGISI BAMBU WULUNG ( Heat Load Analysis Of Induced Draft Counterflow Cooling Tower With Bamboo Filler Wulung ) Abstrak Pendahuluan Metode Penelitian.
Hamad, F. (2019). Evaluation of Thermal Performance for Natural and Forced Draft Wet Cooling Tower. Journal of Mechanical Engineering and Sciences, 17–29. https://research.tees.ac.uk/en/publications/evaluation-of-the-thermal-performance-for-a-natural-and-a-forced-
Handoyono, Y. (2015). Analisa Performa Cooling Tower LCT 400 Pada PT. XYZ, Tambun Bekasi. Analisa Performa Cooling Tower LCT 400 Pada PT. XYZ, Tambun Bekasi.
Ilvana M. (2000). Analisa Perhitungan Karakteristik dan Efektifitas Homon Cooling Towers. Universitas Diponogero, Semarang.
Indrawati, T., & Ginanjar, R. R. (2018). PERANCANGAN ‘ MINI COOLING TOWER ’ SEDERHANA SEBAGAI PENDINGIN AIR KONDENSOR PADA PROSES REFLUKS UJI CHEMICAL OXYGEN DEMAND ( COD ). 1(1), 16–22.
22
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Ramakrishnan, R., & Arumugam, R. (2012). Optimization of operating parameters and performance evaluation of forced draft cooling tower using response surface methodology (RSM) and artificial neural network (ANN). Journal of Mechanical Science and Technology, 26(5), 1643–1650. https://doi.org/10.1007/s12206-012-0323-9
Siallagan, H. P. (2017). ANALISIS KINERJA COOLING TOWER 8330 CT01 PADA WATER TREATMENT PLANT-2 PT KRAKATAU STEEL (PERSERO). TBK. Jurnal Teknik Mesin (JTM):, 6(3), 215–219.
Sobirin, A. (2016). ANALISIS VARIASI KECEPATAN FLUIDA DAN JARAK PENGISI SERAT IJUK PADA COOLING TOWER FORCED DRAFT COUNTERFLOW.
Suhardi Putra, R. (2015). Analisa Perhitungan Beban Cooling Tower Pada Fluida Di Mesin Injeksi Plastik. Jurnal Teknik Mesin, 4(2), 19. https://doi.org/10.22441/jtm.v4i2.1010
Zhang, Y., & Zhang, Huan, et all. (2019). Optimal configuration and operating condition of counterflow coolingtowers using particle swarm optimization algorithm. Applied Thermal Engineering, 318–327.
23
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
LAMPIRAN
Lampiran Luaran Wajib
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id
Luaran Tambahan
Created y Le lit a g UHAMKA │ si akip.uha ka.a .id │le lit.uha ka.a .id