Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat ...

12
ISSN-P 2407-2184 Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56 Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56 45 Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Klien, Terhadap Auditor Switching Oleh Siska Aprianti dan Sri Hartaty ABSTRAK Penelitian ini meneliti tentang pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, dan tingkat pertumbuhan perusahaan klien, terhadap auditor switching. Data sampel perusahaan sebanyak 89 perusahaan dengan periode pengamatan selama tiga tahun yaitu tahun 2012 2014. Sehingga total pengamatan sebanyak 270 pengamatan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI) selama periode 2012-2014. Penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh ukuran KAP terhadap auditor switching. Sedangkan variabel ukuran perusahaan klien dan tingkat pertumbuhan perusahaan klien tidak berpengaruh berpengaruh terhadap Auditor Switching. Kata kunci : Auditor Switching, ukuran, tingkat pertumbuhan perusahaan klien 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Untuk menghasilkan laporan keuangan yang handal, maka perusahaan klien diwajibkan untuk melakukan rotasi audit. Rotasi audit adalah peraturan perputaran auditor yang harus dilakukan oleh perusahaan, dengan tujuan untuk menghasilkan kualitas dan menegakkan independensi auditor. Di Indonesia, rotasi audit diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3. Karena adanya kewajiban rotasi auditor tersebut, maka timbul perilaku perusahaan untuk melakukan Auditor switching. Auditor switching merupakan perpindahan auditor yang dilakukan oleh perusahaan klien akibat adanya kewajiban rotasi auditor. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan auditor switching, misalnya perusahaan melakukan auditor switching karena pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan klien. Ukuran KAP dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan perpindahan auditor. Karena perusahaan biasanya akan mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan di pihak eksternal sebagai pemakai laporan keuangan (Halim, dalam Nabila, 2011). Selain itu, perusahaan audit yang lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia kualitas audit yang tinggi dan memiliki reputasi yang tinggi di lingkungan bisnis. Semakin tinggi perusahaan audit seperti Big 4 maka semakin tinggi pula perusahaan untuk mempertahankan auditor. Ukuran perusahaan klien merupakan ukuran untuk menentukan besar kecilnya perusahaan klien yang dihubungan dengan financial perusahaan. Dimana perusahaan yang besar dipercayai dapat menyelesaikan kesulitan- kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan kecil (Mutchler dalam Nabila,2011). Sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan klien mempengaruhi auditor switching. Karena perusahaan klien yang lebih besar karena kompleksitas usaha dan peningkatan pemisahan antara manajemen dan kepemilikan, permintaan yang sangat tinggi bagi perusahaan audit independen untuk mengurangi biaya keagenan (Watts dan Zimmerman dalam Nabila, 2011). Selain itu, karena ukuran perusahaan klien meningkat, kemungkinan jumlah konflik agen juga meningkat sehingga meningkatkan permintaan untuk kualitas audit.

Transcript of Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat ...

Page 1: Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat ...

ISSN-P 2407-2184

Jurnal Akuntansi Politeknik Sekayu ( ACSY ) Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56

Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56 45

Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat Pertumbuhan

Perusahaan Klien, Terhadap Auditor Switching

Oleh

Siska Aprianti dan Sri Hartaty

ABSTRAK

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan klien, dan tingkat pertumbuhan

perusahaan klien, terhadap auditor switching. Data sampel perusahaan sebanyak 89 perusahaan dengan periode

pengamatan selama tiga tahun yaitu tahun 2012 – 2014. Sehingga total pengamatan sebanyak 270 pengamatan

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI) selama periode 2012-2014. Penelitian ini

berhasil membuktikan adanya pengaruh ukuran KAP terhadap auditor switching. Sedangkan variabel ukuran

perusahaan klien dan tingkat pertumbuhan perusahaan klien tidak berpengaruh berpengaruh terhadap Auditor

Switching.

Kata kunci : Auditor Switching, ukuran, tingkat pertumbuhan perusahaan klien

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Untuk menghasilkan laporan keuangan yang

handal, maka perusahaan klien diwajibkan untuk

melakukan rotasi audit. Rotasi audit adalah

peraturan perputaran auditor yang harus dilakukan

oleh perusahaan, dengan tujuan untuk

menghasilkan kualitas dan menegakkan

independensi auditor. Di Indonesia, rotasi audit

diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3.

Karena adanya kewajiban rotasi auditor

tersebut, maka timbul perilaku perusahaan untuk

melakukan Auditor switching. Auditor switching

merupakan perpindahan auditor yang dilakukan

oleh perusahaan klien akibat adanya kewajiban

rotasi auditor. Terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi perusahaan untuk melakukan

auditor switching, misalnya perusahaan melakukan

auditor switching karena pengaruh ukuran KAP,

ukuran perusahaan klien, pertumbuhan perusahaan

klien.

Ukuran KAP dapat mempengaruhi

perusahaan untuk melakukan perpindahan auditor.

Karena perusahaan biasanya akan mencari KAP

yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkan

kredibilitas laporan keuangan di pihak eksternal

sebagai pemakai laporan keuangan (Halim, dalam

Nabila, 2011). Selain itu, perusahaan audit yang

lebih besar umumnya dianggap sebagai penyedia

kualitas audit yang tinggi dan memiliki reputasi

yang tinggi di lingkungan bisnis. Semakin tinggi

perusahaan audit seperti Big 4 maka semakin tinggi

pula perusahaan untuk mempertahankan auditor.

Ukuran perusahaan klien merupakan

ukuran untuk menentukan besar kecilnya

perusahaan klien yang dihubungan dengan

financial perusahaan. Dimana perusahaan yang

besar dipercayai dapat menyelesaikan kesulitan-

kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada

perusahaan kecil (Mutchler dalam Nabila,2011).

Sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran

perusahaan klien mempengaruhi auditor switching.

Karena perusahaan klien yang lebih besar karena

kompleksitas usaha dan peningkatan pemisahan

antara manajemen dan kepemilikan, permintaan

yang sangat tinggi bagi perusahaan audit

independen untuk mengurangi biaya keagenan

(Watts dan Zimmerman dalam Nabila, 2011).

Selain itu, karena ukuran perusahaan klien

meningkat, kemungkinan jumlah konflik agen juga

meningkat sehingga meningkatkan permintaan

untuk kualitas audit.

Page 2: Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat ...

Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56 46

Tingkat pertumbuhan perusahaan klien

diukur dengan tingkat penjualan perusahaan, di

mana penjulan merupakan aktivitas utama

perusahaan. Sehingga ketika pertumbuhan

perusahaan tinggi, maka auditor akan cenderung

mempertahankan KAP daripadi pertumbuhan

perusahaan yang rendah. Hal ini dikarenakan ketika

bisnis terus bertumbuh, permintaan untuk

independensi yang lebih tinggi dan perusahaan

audit yang berkualitas untuk mengurangi biaya

keagenan serta memberikan layanan non-audit

yang dibutuhkan untuk meningkatkan perluasan

perusahaan. Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan

perusahaan klien mempengaruhi auditor switching.

Penelitian ini merupakan bentuk

representasi dan rekomendasi dari penelitian–

penelitan sebelumnya. Adapun variabel dependen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

auditor switching. Sedangkan variabel independen

yang digunakan terdiri dari ukuran KAP, ukuran

perusahaan klien, tingkat pertumbuhan perusahaan

klien.

Berdasarkan keterbatasan dan perbedaan

pendapat dari penelitian-penelitian sebelumnya,

maka penelitian ini menarik untuk diteliti kembali.

Mengingat terdapat pihak-pihak yang mendukung

dan menentangnya, terkait adanya independensi

auditor dalam masalah auditor switching. Adapun

judul dalam penelitian adalah pengaruh ukuran

KAP, ukuran perusahaan klien dan pertumbuhan

perusahaan terhadap auditor switching.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakangan pemilihan

judul yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

pengaruh ukuran KAP, ukuran perusahaan klien

dan tingkat pertumbuhan perusahaan klien

terhadap auditor switching pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012, 2013

dan 2014.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Agensi

Jensen dan Meckling dalam Fadhilah

(2013), juga menyatakan bahwa masalah agensi

disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan dan

informasi asimetri antara principal dan agent. Di

satu pihak para pemegang saham menginginkan

investasi mereka menghasilkan return yang bagus,

dengan hasil keuangan yang bertambah, dalam hal

ini pendapatan dividen yang besar. Namun di lain

pihak, manajemen menginginkan adanya tambahan

kompensasi ataupun bonus ketika mereka merasa

melakukan tugasnya dengan baik sehingga dapat

menambah kepuasan mereka. Perbedaan tersebut

menimbulkan konflik kepentingan: (1) antara

shareholders dan manajer, (2) antara shareholders

dan debtholders, dan (3) antara manajer,

shareholders, dan debtholders.

Karena adanya konflik kepentingan antara

manajer (agent) dan shareholder (principal) itulah

memicu terjadinya pergantian manajemen.

Pergantian manajemen yang dilakukan atas

keputusan RUPS inilah diharapkan dapat

mendukung keinginan para shareholders.

Manajemen yang baru akan menerapkan kebijakan

akuntansi yang berbeda dengan manajemen yang

lama. Oleh karena itu, manajemen yang baru juga

mengharapkan kantor akuntan publik yang menjadi

partner perusahaannya dapat bekerjasama sehingga

menghasilkan opini yang diharapkan manajemen

baru tersebut. Apabila perusahaan memperoleh

opini yang tidak diharapkan dari auditornya, seperti

opini adverse atau disclaimer, manajemen yang

baru akan melakukan pergantian KAP karena para

stakeholder menganggap bahwa opini adverse

menunjukkan ada ketidakberesan di dalam

perusahaan. Di dalam teori agensi juga menyatakan

Page 3: Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat ...

Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56 47

bahwa setiap manusia akan melakukan tindakan

sesuai dengan kepentingannya (self interest).

Penggunaan auditor yang bereputasi merupakan

salah satu cara manajemen untuk dapat

menjembatani kepentingan dari stakeholder dan

pihak di dalam perusahaan. Terdapatnya persepsi

bahwa investor akan lebih cenderung kepada data

akuntansi yang dihasilkan oleh auditor yang

bereputasi, menambah kepercayaan perusahaan

untuk tidak melakukan pergantian KAP karena

telah menggunakan auditor bereputasi.

2.2 Auditor Switching

Auditor Switching atau pergantian KAP

merupakan perpindahan kantor akuntan publik oleh

perusahaan klien. Pergantian KAP oleh perusahaan

terjadi ketika lingkungan perusahaan berubah,

ketika ingin mendapatkan auditor yang lebih efektif

atau jasa yang berbeda, ketika ingin menaikkan

image perusahaan, dan ketika ingin mengurangi

biaya audit. Selain itu, pergantian KAP juga timbul

karena pengaruh kompetisi pasar auditor.

Peraturan-peraturan pada kewajian rotasi

auditor merupakan peraturan yang mengatur

tentang pembatasan audit yaitu audit tenure dan

auditor switching sekarang ini di Indonesia. Pada

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor: 17/Pmk.01/2008 pasal 3 dapat disimpulkan

bahwa tentang pemberian jasa audit umum atas

laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh

KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku

berturut-turut, dan oleh seorang akuntan publik

paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-

turut. Akuntan publik dan kantor akuntan boleh

menerima kembali penugasan setelah satu tahun

buku tidak memberikan jasa audit kepada klien

yang lain. Peraturan ini merupakan perbaharuan

dari Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2

tentang “Jasa Akuntan Publik” yaitu bahwa

pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan

dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling

lama untuk 5 tahun buku berturut-turut dan oleh

seorang akuntan publik paling lama untuk 3 tahun

berturut-turut. Keputusan Menteri Keuangan

Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003

pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik” dikeluarkan

atas perbaharuan dari Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 pasal 4.

Peraturan-peraturan tersebut merupakan salah satu

bentuk campur tangan dari pemerintah adanya

peraturan-peraturan yang mewajibkan adanya rotasi

auditor ataupun masa kerja audit (audit tenure).

Karena pemerintah sebagai pihak regulator yang

dapat memberikan pelayanan fasilitas dan keadilan

bagi kepentingan semua pihak baik pihak

perusahaan, pihak auditor, pihak eksternal maupun

pihak pemerintah. Karena independensi sebagai

landasan yang utama bagi auditor dalam

menajalankan tugas audit. Tanpa independensi

auditor, maka kualitas dan kompetensi auditor

dalam menjalankan tugas audit akan terbaikan.

Sehingga independensi auditor penting untuk

dipertahankan auditor dalam menjalankan tugas

audit klien.

2.3 Ukuran KAP

Ukuran KAP merupakan ukuran yang

digunakan untuk menentukan besar kecilnya suatu

Kantor Akuntan Publik. Ukuran Kantor Akuntan

Publik dapat dikatakan besar jika KAP tersebut

berafiliasi dengan Big 4, mempunyai cabang dan

kliennya perusahaan-perusahaan besar serta

mempunyai tenaga profesional diatas 25 orang.

Sedangkan Ukuran Kantor Akuntan Publik

dikatakan kecil jika tidak berafiliasi dengan Big 4,

tidak mempunyai kantor cabang dan kliennya

perusahaan kecil serta jumlah profesionalnya

kurang dari 25 orang (Arens, et al, 2003). Di

Indonesia ada beberapa KAP yang dikategorikan

Page 4: Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat ...

Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56 48

sebagai KAP Big 4 yaitu Pricewaterhouse Coopers,

KPMG, Ernest and Young, dan Delloite. Selain

kantor akuntan tersebut, masuk dalam kategori

KAP Non-Big 4. KAP Big 4 tersebut adalah:

1. KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan

(Berafiliasi dengan PWC)

2. KAP Osman Bing Satrio (Berafiliasi dengan

Delloite)

3. KAP Purwantono, Suherman & Surja

(Berafiliasi dengan E &Y)

4. KAP Sidharta & Widjaja (Berafiliasi dengan

KPMG)

KAP yang besar lebih independen

dibandingkan dengan KAP yang kecil. Dengan

alasan bahwa ketika KAP besar kehilangan satu

klien tidak begitu berpengaruh terhadap

pendapatannya. Akan tetapi jika KAP kecil

kehilangan satu klien sangat berarti karena kliennya

sedikit (Shockley, 1981).

2.4 Ukuran Perusahaan Klien

Ukuran perusahaan klien merupakan suatu

skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecilnya

perusahaan yang dihubungan dengan financial

perusahaan. Di mana perusahaan yang besar

dipercayai dapat menyelesaikan kesulitan-kesulitan

keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan

kecil. Seiring dengan pertumbuhan ukuran

perusahaan, akan membuat prinsipal semakin sulit

dalam memonitor tindakan agen, yang

kemungkinan cenderung memaksimalkan

keuntungan pribadinya daripada keuntungan

prinsipal (Juliatari, 2013).

2.5 Pertumbuhan Perusahaan Klien

Tingkat pertumbuhan perusahaan

merupakan ukuran seberapa baik perusahaan

mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam

industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi

secara keseluruhan. Dalam penelitian ini

pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan

tingkat penjualan perusahaan. Karena penjualan

merupakan aktivitas utama perusahaan. Ketika

pertumbuhan perusahaan tinggi, maka auditor akan

cenderung mempertahankan KAP daripada

pertumbuhan perusahaan yang rendah. Hal ini

dikarenakan ketika bisnis terus bertumbuh,

permintaan untuk independensi yang lebih tinggi

dan perusahaan audit yang berkualitas untuk

mengurangi biaya keagenan serta memberikan

layanan non-audit yang dibutuhkan untuk

meningkatkan perluasan perusahaan. Altman

(1968) dalam Petronela (2004) mengemukakan

bahwa perusahaan dengan negative growth

mengindikasikan kecendurungan yang lebih besar

kearah kebangkrutan sehingga perusahaan yang

mengalami penurunan pada penjualan maka akan

terjadi penurunan pula pada labanya.

2.6 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu

yang telah dijelaskan di atas maka kerangka

analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Gambar 1. Model Analisis

3. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang

tercatat di Bursa Efek Indonesaia (BEI) selama

Ukuran KAP

Ukuran

Perusahaan

Pertumbuhan

Perusahaan

Auditor

Switching

Page 5: Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat ...

Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56 49

periode 2012-2014. Metode pengumpulan sampel

(sampling method) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah purposive sampling, dengan

kriteria-kriteria pengambilan sampel antara lain:

a) Perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI

selama periode 2012-2014.

b) Menerbitkan laporan keuangan lengkap dan

telah di audit oleh auditor independen.

c) Perusahaan menggunakan satuan mata uang

yang seragam selama periode pengamatan

yaitu selama periode 2012-2014.

Berdasarkan kriteria-kriteria pengambilan

sampel diatas maka diperoleh 89 perusahaan

sebagai sampel. Rincian pemilihan sampel

disajikan sebagai berikut :

Tabel 1. Kriteria Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan

Jumlah Populasi 141

Kriteria Pemilihan Sampel :

1. Data tidak tersedia / tidak

lengkap

(25)

2. Perusahaan menggunakan

mata uang US Dollar

(27)

Total Sampel Penelitian 89

3.2 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder

yaitu berupa laporan keuangan auditan perusahaan

manufaktur tahun 2012-2014 yang diperoleh dari

Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang

dapat diakses di www.idx.co.id.

3.3 Definisi Operasional Variabel

3.3.1 Variabel Dependen (Y) : Auditor

Switching

Auditor switching merupakan perpindahan

auditor yang dilakukan oleh perusahaan klien.

Variabel auditor switching menggunakan variabel

dummy. Jika perusahaan klien mengganti

auditornya, maka akan diberikan nilai 1. Tetapi jika

perusahaan klien tidak mengganti auditornya, maka

akan diberikan nilai 0.

3.3.2 Variabel Independen (X)

a) Ukuran KAP (X1)

Ukuran KAP dalam penelitian ini merupakan

perbedaan besar kecilnya KAP. Ukuran KAP

dibagi menjadi dua yaitu KAP besar (Big 4) dan

KAP kecil (non Big 4). Variabel ukuran KAP ini

menggunakan variabel dummy. Jika perusahaan

klien diaudit oleh KAP besar (big 4), maka akan

diberikan nilai 1. Tetapi jika perusahaan kilen

diaudit oleh KAP kecil (non Big 4), maka akan

diberikan nilai 0. Adapun auditor yang termasuk

dalam kelompok KAP Big 4 di Indonesia yaitu:

a) Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang

berafiliasi dengan Hans Tuanakotta Mustofa

& Halim; Osman Ramli Satrio & Rekan;

Osman Bing Satrio & Rekan.

b) Ernest & Young (EY) yang berafiliasi dengan

Prasetio, Sarwoko & Sandjaja; Purwantono,

Sarwoko & Sandjaja.

c) Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG)

yang berafiliasi dengan Siddharta Siddharta &

Widjaja.

d) PricewaterhouseCoopers (PwC) yang

berafiliasi dengan Haryanto Sahari &Rekan.

b) Ukuran Perusahaan Klien (X2)

Ukuran perusahaan meruapakan suatu skala di

mana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan

berdasarkan total aktiva. Variabel ukuran

perusahaan klien dalam penelitian ini dihitung

dengan menggunakan rasio ukuran perusahaan

klien yaitu dengan menglogaritmakan natural atas

total asset perusahaan.

c) Pertumbuhan Perusahaan Klien (X3)

Dalam penelitian ini pertumbuhan perusahaan

difokuskan pada rasio pertumbuhan penjualan.

Variabel ini dihitung dengan menggunakan rasio

Page 6: Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat ...

Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56 50

penjualan bersih sekarang dikurangi dengan

penjualan bersih tahun lalu, kemudian dibagi

dengan total aset. Rasio pertumbuhan perusahaan

klien dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:

RP = Rasio Pertumbuhan perusahaan klien.

TA = Total asset.

Penjualan Bersih t = Penjualan Bersih sekarang.

Penjualan bersih t-1 = Penjualan bersih tahun lalu.

4. Teknik Analisis Data

4.1 Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif ditujukan untuk

memberikan gambaran atau deskripsi data dari

variabel dependen berupa auditor switching, serta

variabel independen berupa ukuran KAP, ukuran

perusahaan klien, tingkat pertumbuhan perusahaan

klien. Analisis tersebut disajikan dengan

menggunakan tabel statistic descriptive yang

memaparkan nilai minimum, nilai maksimum, nilai

rata-rata (mean), dan standar deviasi (standard

deviation).

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian terhadap hipotesis dengan

menggunakan a = 5%, dengan kriteria :

1) Jika nilai probabilitas (sig.) < a = 5% maka

hipotesis alternatif didukung.

2) Jika nilai probabilitas (sig.) > a = 5% maka

hipotesis alternatif tidak didukung.

4.3 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model

Fit)

Statistik yang digunakan berdasarkan pada

fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah

probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan

menggambarkan data input. Untuk menguji

hipotesis nol dan alternatif, L ditranformasikan

menjadi -2LogL. Penurunan likelihood (-2LogL)

menunjukkan model regresi yang lebih baik atau

dengan kata lain model yang dihipotesiskam fit

dengan data.

4.4 Koefisien Determinasi (Cox dan Snell’s R

Square dan Nagelkerke R Square)

Untuk dapat mendapatkan koefisien

determinasi digunakan nagelkereke R Square.

Nagelkereke’s R Square merupakan modifikasi dari

koefisien Cox and Snell R Square untuk

memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0

sampai 1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi

nilai Cox and Snell R Square dengan nilai

maksimumnya (Ghozali, 2006).

4.5 Menguji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan

menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness

of Fit Test. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari

0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada

perbedaan signifikan antara model dengan nilai

observasinya sehingga Goodness fit model tidak

baik karena model tidak dapat memprediksi nilai

observasinya. Jika nilai statistik Hosmer and

Lemeshow Goodness –of-fit lebih besar dari 0,005,

maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti

model mampu memprediksi nilai observasinya atau

dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok

dengan data observasinya.

4.6 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2006).

Multikolonieritas terjadi dalam analisis regresi

logistik apabila antarvariabel independen saling

berkorelasi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai

Page 7: Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat ...

Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56 51

Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10

(Ghozali, 2006).

4.7 Model Regresi Logistik

Penelitian ini menggunakan analisis regresi

logistik untuk melihat pengaruh ukuran KAP,

ukuran perusahaan klien, tingkat pertumbuhan

perusahaan klien, terhadap auditor switching.

Model regresi logistik dalam penelitian ini adalah:

SWITCHt = a + b1KAP + b2LnTA + b3RP + e……

Keterangan:

SWITCHt : Auditor switching

a : Konstanta

KAP : Ukuran KAP

LnTA : Ukuran Perusahaan Klien

RP : Pertumbuhan Perusahaan

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model

Pengujian dilakukan dengan

membandingkan nilai antara -2 LogLikelihood (-

2LL) pada awal (Block Number=0) dengan nilai -2

LogLikelihood (-2LL) pada akhir (Block

Number=1). Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa

nilai -2LogL yaitu sebesar 246,340 dengan

signifikasi sebesar 0,000 < 0,005. Ini artinya

hipotesis nol ditolak yang berarti model hanya

dengan konstanta saja tidak fit dengan data.

Berdasarkan hasil uji selanjutnya,

diketahui bahwa nilai -2LogL yang kedua adalah

untuk model dengan konstanta dan variabel bebas

X1, X2 dan X3 adalah sebesar: 219,225 dengan

signifikansi Hosmer and Lemeshow Test adalah

sebesar 0,213 > 0,005, yang berarti hipotesis nol

tidak dapat ditolak dan model fit dengan data.

Tabel 3. Hasil Uji Keseluruhan Model

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant X1 LNX2 X3

Step 1 1 231,362 -,698 -,763 -,014 -,399

2 221,052 -,519 -1,538 -,025 -,529

3 219,360 -,369 -2,112 -,030 -,566

4 219,226 -,344 -2,335 -,031 -,570

5 219,225 -,343 -2,363 -,031 -,570

6 219,225 -,343 -2,363 -,031 -,570

Sumber : Hasil Output SPSS

5.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Berikut adalah tabel Model Summary:

Tabel 4. Model Summary

Step -2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 219,225a ,085 ,144

a. Estimation terminated at iteration number 6 because

parameter estimates changed by less than .001.

Sumber : Hasil Ouput SPSS

Besarnya nilai koefisien determinasi pada

model regresi logistic ditunjukkan oleh nilai

Nagelkerke R Square Berdasarkan hasil uji

diketahui bahwa nilai Nagelkerke R Square adalah

sebesar 0,144. Artinya variabilitas variabel

dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas

variabel independen sebesar 14,4%. Sedangkan

sisanya sebesar (100%-14,4%) 85,6% dijelaskan

oleh variabilitas lain di luar penelitian.

Page 8: Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat ...

Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56 52

5.3 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan

menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness

of Fit Test. Pengujian menunjukkan nilai Chisquare

sebesar 10,806 dengan signifikansi (p) sebesar

0,213. Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dapat

disimpulkan mampu memprediksi nilai

observasinya atau dengan kata lain model dapat

diterima.

Tabel 5. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 10,806 8 ,213

Sumber : Hasil Output SPSS

5.4 Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2006).

Multikolonieritas terjadi dalam analisis regresi

logistik apabila antarvariabel independen saling

berkorelasi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai

Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10

(Ghozali, 2006). Berikut ini adalah hasil uji

multikolonieritas :

Tabel 6. Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) ,325 ,314 1,038 ,300 X1 -,191 ,050 -,234 -3,790 ,000 ,915 1,093

LNX2 -,003 ,011 -,018 -,295 ,768 ,917 1,091

X3 -,100 ,051 -,115 -1,938 ,054 ,994 1,006

a. Dependent Variable: Y

Dari hasil pengujian pada tabel 6

menunjukkan bahwa nilai Tolarance menunjukkan

tidak ada variable independen yang memiliki nilai

Tolerance kurang dari 0.10 yang berarti bawa tidak

ada korelasi antar variable independen yang

nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan

hal yang sama, tidak ada satu variable independen

yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multikolonieritas antar variable independen dalam

model regresi

.

5.5 Hasil Uji Regresi Logistik

Model regresi logistik disajikan pada tabel

berikut ini:

Tabel 7. Hasil Uji Regresi Logistik

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a X1 -2,363 ,745 10,056 1 ,002 ,094

LNX2 -,031 ,097 ,104 1 ,747 ,969

X3 -,570 ,459 1,539 1 ,215 ,566

Constant -,343 2,649 ,017 1 ,897 ,709

a. Variable(s) entered on step 1: X1, LNX2, X3.

Sumber : Hasil Output SPSS

Page 9: Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat ...

Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56 53

Berdasarkan model regresi yang terbentuk pada

tabel di atas, mendapatkan hasil pengujian terhadap

koefisien regresi menghasilkan model berikut ini:

Y = - 0,343 – 2,363 X1 – 0,031X2 – 0,570X3 + e

Keterangan:

Y : Auditor Switching

X1 : Ukuran KAP

X2 : Ukuran perusahaan klien

X3 : Tingkat pertumbuhan perusahaan klien

Persamaan tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Konstanta sebesar -0,343 yang berarti bahwa

jika tidak dipengaruhi oleh 3 variabel

independen dalam model penelitian ini, maka

perusahaan akan cenderung tidak melakukan

penggantian auditor (kearah SWTCH = 0).

b. Koefisien Variabel Ukuran KAP (X1)

memiliki nilai konstanta sebesar -2,363

dengan signifikansi sebesar 0,002 < 0,005.

Artinya variabel independen X1 berpengaruh

terhadap variabel dependen Y. Arah koefisien

negatif berarti bahwa jika sebelumnya

perusahaan diaudit oleh KAP Non Big 4,

maka probabilitas perusahaan melakukan

penggantian auditor akan semakin besar.

c. Koefisien Variabel Ukuran Perusahaan Klien

(X2) memiliki nilai konstanta sebesar -,031

dengan signifikansi sebesar 0,747 > 0,005.

Artinya variabel independen X2 tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen Y.

d. Koefisien Variabel Tingkat Pertumbuhan

Perusahaan Klien (X3) memiliki nilai

konstanta sebesar -0,570 dengan signifikansi

sebesar 0,215 > 0,005. Artinya variabel

independen X3 tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen Y.

5.2. PEMBAHASAN

Hipotesis penelitian ini diuji dengan

menggunakan analisis regresi logistic pada tiga

variabel independen terhadap sebuah variable

independen. Variabel independen dalam penelitian

ini terdiri dari Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan

dan Tingkat Pertumbuhan Perusahaan Klien.

Sedangkan variable dependennya adalah Auditor

Switching.

Hasil pengujian di atas, maka variabel

dependen dan independen dapat diringkas sebagai

berikut:

Tabel 8. Ringkasan Hasil Penelitian

Variabel

Dependen

Signifikansi Keterangan

Ukuran KAP (X1) 0,002 Berpengaruh

Ukuran

Perusahaan Klien

(X2)

0,747 Tidak

Berpengaruh

Tingkat

Pertumbuhan

Perusahaan Klien

(X3)

0,215 Tidak

Berpengaruh

Keterangan : tingkat signifikansi

5.2.1. Hipotesis Pertama

Variabel ukuran KAP menunjukkan

koefisien regresi negative sebesar -2,363 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,002, lebih lebih dari α

= 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari

α = 0,05, maka hipotesis ke-1 berhasil didukung.

Penelitian ini menunjukan adanya pengaruh ukuran

KAP terhadap auditor switching. Hasil penelitian

ini mendukung dari hasil penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Mardiyah (2002) dan

Damayanti Putri Wijayanti (2010).

KAP big-4 termasuk KAP yang memiliki

reputasi baik di dunia internasional. Mereka

memiliki reputasi yang baik karena jaringannya

tersebar luas di seluruh dunia, serta memiliki

auditor yang kompeten dan berpengalaman banyak.

Oleh karena hal itu, investor akan lebih cenderung

pada data akuntansi yang dihasilkan oleh auditor

Page 10: Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat ...

Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56 54

yang bereputasi (Praptitorini dan Januarti, 2007:7).

Meskipun demikian, tidak berarti KAP selain big-4

bukan KAP yang bagus. Perusahaan tidak akan

mengganti KAP yang digunakannya jika telah

memiliki reputasi yang baik (Sinarwati, 2010:15).

Hal ini dilakukan agar investor tetap menganggap

laporan keuangan perusahaan, yang telah diaudit

oleh auditor bereputasi, baik dan telah bebas dari

salah saji material. Selain itu, jika perusahaan

mengganti KAP yang mengauditnya, butuh waktu

beberapa tahun bagi auditor yang baru untuk

memahami perusahaan sepenuhnya (Brazel dan

Bradford, 2011:2).

5.2.2. Hipotesis Kedua

Variabel ukuran perusahaan klien

menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar -

0,031 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,747,

lebih besar dari α = 0,05. Karena tingkat

signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka

hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung. Penelitian

ini tidak berhasil membuktikan bahwa ukuran

perusahaan klien berpengaruh terhadap Auditor

Switching. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian dari Calderon dan Ofobike (2008),

Chadegani et. al. (2011), dan Wijayani dan Juniarti

(2011). Namun hasil penelitian ini tidak

mendukung hasil penelitian Nasser, et. al. (2006)

serta Suparlan dan Andayani (2010).

Perusahaan dengan total aset besar tetap

menggunakan jasa KAP big four untuk mengaudit

laporan keuangannya. Sedangkan perusahaan

dengan total aset kecil cenderung berpindah ke

KAP non big four. Hal ini mencerminkan

kesesuaian ukuran antara KAP dengan kliennya

(Afriansyah dan Siregar, 2007:11). KAP kecil akan

kesulitan dalam mengaudit kliennya jika ukuran

perusahaan klien terlalu besar, sedangkan KAP

besar akan kehilangan reputasinya jika menerima

klien dengan ukuran yang kecil. Berdasarkan hasil

penelitian di atas, ukuran perusahaan klien tidak

mempengaruhi perusahaan untuk melakukan

pergantian KAP. Hal ini mungkin disebabkan oleh

telah digunakannya KAP big four oleh klien

dengan ukuran perusahaan yang besar, dan klien

dengan ukuran perusahaan yang kecil pun telah

menggunakan KAP non big four. Meskipun terjadi

pergantian auditor, perusahaan dengan total asset

kecil akan mengganti KAP sebelumnya dengan

KAP non big four lainnya.

5.2.3. Hipotesis Ketiga

Variabel tingkat pertumbuhan perusahaan

klien menunjukkan koefisien regresi negatif

sebesar -0,570 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,215, lebih besar dari α = 0,05. Karena tingkat

signifikansi lebih besar dari α = 0,05, maka

hipotesis ke-3 tidak berhasil didukung. Penelitian

ini tidak berhasil membuktikan bahwa tingkat

pertumbuhan perusahaan klien berpengaruh

terhadap Auditor Switching. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian dari Nasser et. al.,

(2006) dan Nuryanti (2012).

Seiring dengan pertumbuhan perusahaan,

idealnya klien mengganti auditornya dengan

auditor yang lebih bagus agar dapat meningkatkan

citra perusahaan yang lebih baik di mata pihak

eksternal. Dengan bertumbuhnya perusahaan klien,

diharapkan klien dapat membayar biaya audit yang

lebih tinggi agar kualitas auditnya meningkat.

Namun, berdasarkan hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan

klien tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP.

Hal ini disebabkan oleh pertimbangan manajemen

untuk mempertahankan reputasi perusahaannya

dengan tidak mengganti KAP yang mengaudit

laporan keuangan perusahaan (Nuryanti, 2012:17).

Page 11: Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat ...

Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56 55

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Pengujian statistik yang digunakan adalah

dengan menggunakan regresi logistic. Hasil

pengujian dapat diringkas sebagai berikut:

1. Variabel ukuran KAP menunjukkan koefisien

regresi negative sebesar -2,363 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,002, lebih lebih dari α =

0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil

dari α = 0,05, maka hipotesis ke-1 berhasil

didukung. Penelitian ini berhasil

membuktikan adanya pengaruh ukuran KAP

terhadap auditor switching.

2. Variabel ukuran perusahaan klien

menunjukkan koefisien regresi negatif sebesar

-0,031 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,747, lebih besar dari α = 0,05. Karena

tingkat signifikansi lebih besar dari α = 0,05,

maka hipotesis ke-2 tidak berhasil didukung.

Penelitian ini tidak berhasil membuktikan

bahwa ukuran perusahaan klien berpengaruh

terhadap Auditor Switching.

3. Variabel tingkat pertumbuhan perusahaan

klien menunjukkan koefisien regresi negatif

sebesar -0,570 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,215, lebih besar dari α = 0,05.

Karena tingkat signifikansi lebih besar dari α

= 0,05, maka hipotesis ke-3 tidak berhasil

didukung. Penelitian ini tidak berhasil

membuktikan bahwa tingkat pertumbuhan

perusahaan klien berpengaruh terhadap

Auditor Switching

6.2 SARAN

Penelitian mengenai pergantian KAP

selanjutnya diharapkan mampu memberikan hasil

yang lebih baik dan berkualitas, dengan

mempertimbangkan saran berikut ini:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan menambah

variabel independen lainnya yang secara

teorits diduga mampu menjelaskan masalah

auditor switching, seperti menambahkan

variabel rasio-rasio keuangan seperti rasio

profitabilitas, dan rasio likuiditas.

2. Menambahkan periode pengamatan

penelitian, misalnya menjadi lima tahun,

dengan harapan akan mempengaruhi hasil

penelitian yang diperoleh.

3. Pengukuran terhadap variabel ukuran

perusahaan pada penelitian selanjutnya dapat

menggunakan alternatif proksi lain, seperti

total penjualan perusahaan atau jumlah

karyawan perusahaan.

Page 12: Pengaruh Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Tingkat ...

Jurnal ASCY, Volume IV, No. 1, Mei 2016, h. 45-56 56

DAFTAR PUSTAKA

Abbott Lawrence J, Young Park, Susan Parker.

2000. The Effects of Audit Committee

Activity and Independence on Corporate

Fraud. Managerial Finance: Vol. 26, Iss.

11; pg. 55-68.

Afriansyah, Zef dan Sylvia Siregar. Konsentrasi

Pasar Audit di Indonesia. Simposium

Nasional Akuntansi X, Makassar, 2010.

Arens, Alvin A. dan Loebbecke. 2003. Auditing.,

Salemba Empat, Jakarta.

Ardianingsih, Arum. 2012. Pengaruh audit delay

dan ukuran KAP terhadap audit switching

: Kajian dari Sudut Pandang Klien.

Http//download.portalgaruda.org/article.ph

p. diakses tanggal 6 Agustus 2015.

Brazel, Joseph F. dan Marianne Bradford, CPA.

Shedding New Light on Auditor Switching.

Strategic Finance pp. 49-53, 2011.

Chadegani, AA., Zakiah MM., Azam Jari. “The

Determinant Factors of Auditor switch

among Companies Listed on Tehran Stock

Exchange”, International Conference on

Sociality and Economics Development

IPEDR vol.10, 2011

Chow, C.W, dan S.J. Rice. Qualified Audit

Opinions and Auditor Switching. The

Accounting Review, Vol. LVII, No.2, pp.

326-335, 1982.

Damayanti, S. dan M. Sudarma. Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Perusahaan

Berpindah Kantor Akuntan Publik.

Simposium Nasional Akuntansi XI,

Pontianak, 2008.

DeAngelo, L. 1981. Auditor Independence, Low

Balling and Disclosure Regulation.

Journal Of Accounting And Economics 20

(December), Pp. 297-322.

Fadhilah, Hamdan. 2013. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Perusahaan Dalam

Melakukan Pergantian Kantor Akuntan

Publik (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Periode 2006-2011). Skripsi. Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Universitas Islam negeri Syarif

Hidayatullah. Jakarta

Febrianto, R. 2009. Pergantian Auditor dan Kantor

Akuntan Publik.

http://rfebrianto.blogspot.com/2009/05/per

gantian–auditor-dan-kantorakuntan. html,

diakses tanggal 25 Desember 2014.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan program IBM SPSS

19. Edisi 5 Cetakan V, Badan Penerbit

Universitas Diponegoro, Semarang.

Hudaib, M, dan T.E Cooke. 2005. The Impact of

Managing Director Changes and

Financial Distress on Audit Qualification

and Auditor Switching. Journal of

Business Finance & Accounting, Vol.32,

No.9-10, Pp.1703-39.

Juliantari, Ni Wayan Ari dan Ni Ketut Rasmini.

2013. Auditor Switching dan Faktor-faktor

yang Mempengaruhinya. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana 3.3

(2013): 231-246. ISSN: 2302-8556.

Diakses tanggal 6 Aguatus 2015.

Mardiyah, A.A. 2002. Pengaruh Faktor Klien dan

Faktor Auditor Terhadap Auditor

Changes: Sebuah Pendekatan dengan

Model Kontijensi RPA (Recursive Model

Algorithm). Media Riset Akuntansi,

Auditing, dan Informasi, Vol.3, No.2, 133-

154.

Menteri Keuangan. 2008. Peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor

17/Pmk.01/2008 Tentang Jasa Akuntan

Publik.

http://www.setjen.depkeu.go.id/data/perat

uran/PMK%20Nomor%2017%20tahun%2

02008.pdf. Diakses 20 juli 2015

Menteri Keuangan, 2008, Peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor

17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang “Jasa

Akuntan Publik”, Jakarta.

Nabila. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Auditor Switching (Studi Empiris Pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

Indonesia).

htpp://undip.ac.id/27886/jurnal.pdf

Nasser, et.al. “Auditor-Client Relationship: The

Case of Audit tenure and Auditor

Switching in Malaysia”. Managerial

Auditing Journal, Vol. 21, No. 7, pp. 724-

737. 2006.

Petronela, Thio A. 2004. Pertimbangan Going

Concern Perusahaan Dalam Pemberian

Opini Audit. Jurnal Balance pp. 46-55.