Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina...

63
PENGARUH TINGKAT PROTEIN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KINERJA ENTOG (Cairina muschata) JANTAN STARTER SKRIPSI Oleh : AGUS FITRIYANTO 0001053002-51 JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2007 PENGARUH TINGKAT PROTEIN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KINERJA ENTOG (Cairina muschata) JANTAN STARTER

Transcript of Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina...

Page 1: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

PENGARUH TINGKAT PROTEIN PAKAN DAN FREKUENSI

PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KINERJA ENTOG (Cairina

muschata) JANTAN STARTER

SKRIPSI

Oleh :

AGUS FITRIYANTO

0001053002-51

JURUSAN PRODUKSI TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2007PENGARUH TINGKAT PROTEIN PAKAN DAN FREKUENSI

PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KINERJA ENTOG (Cairina

muschata) JANTAN STARTER

Page 2: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

SKRIPSI

Oleh :

AGUS FITRIYANTO

0001053002-51

Mengetahui Menyetujui :

Universitas Brawijaya Dosen Pembimbing Utama

FakultasPeternakan

Jurusan Produksi Ternak

Ketua,

Prof. Dr. Ir. Acmanu Zakaria Ir. Wiharto, MS

Tanggal ……………………… Tanggal ……………….

Dosen Pembimbing Pembantu

Ir. Edhy Sudjarwo, MS

Tanggal ………………..

PENGARUH TINGKAT PROTEIN PAKAN DAN FREKUENSI

PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KINERJA ENTOG (Cairina

muschata) JANTAN STARTER

Page 3: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

SKRIPSI

Oleh :

AGUS FITRIYANTO

0001053002-51

Menyetujui :

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Pembantu

Ir. Wiharto, MS Ir. Edhy Sudjarwo, MS

Tanggal ………………. Tanggal ……………….

PENGARUH TINGKAT PROTEIN PAKAN DAN FREKUENSI PEMBERIAN

PAKAN TERHADAP KINERJA ENTOG (Cairina muschata) JANTAN

STARTER

Page 4: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Laporan Skripsi

Oleh AGUS FITRIYANTO

0001053002-51

Menyetujui MenyetujuiDosen Pebimbing Utama Dosen Penguji

Ir. Wiharto, MS Ir. Muharlien, MPTanggal : …….. Tanggal : ………

MenyetujuiDosen Pebimbing Pedanping

Ir. Edhy Sudjarwo, MSTanggal : ……………

MengetahuiUniversitas BrawijayaFakultas PeternakanDekan Peternakan

Prof. Dr. Ir. Hartutik, MP Tanggal : ………..

Page 5: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ketahun selalu meningkat, namun

peningkatan jumlah penduduk tersebut belum sebanding dengan peningkatan produksi

ternak dalam upaya pemenuhan kebutuhan protein hewani, maka untuk mengatasi

kesimpangan akan protein hewani, dilakukan berbagai macam upaya diantaranya

dilakukan penelitian unggas, karena ternak unggas merupakan ternak yang banyak

disukai karena dalam pemeliharaannya tidak banyak kesulitan dalam arti telah

memasyarakat, tidak memerlukan modal terlalu besar, perputaran modal terlaksana

dengan cepat dan hampir semua masyarakat menyukai.

Sejauh ini komoditas ternak unggas yang telah berkembang pesat bahkan telah

memasuki area industri adalah ayam dan itik. Perhatian terhadap komoditas unggas lain

masih kurang karena masih kurangnya informasi terhadap komoditas tersebut. Sebagai

contoh komoditas unggas entog tidak banyak laporan-laporan yang merangsang para

petani peternak. Padahal komoditas tersebut telah lama berkeliaran di lingkungan

masyarakat dan juga telah banyak disukai dagingnya.

Entog jantan starter merupakan komoditas unggas yang strategis dapat diyakini

ikut serta meningkatkan pendapatan petani ternak, khususnya yang hidup dilingkungan

pedesaan. Selain itu entog jantan sterter juga pemeliharaannya cukup mudah

dibandingkan dengan unggas-unggas yang lain baik dalam pemberian pakan tahan

penyakit. Cara pemeliharaan entog jantan starter yang paling baik dan efisien adalah

dengan cara pemeliharaan secara umbaran. Entog jantan starter mempunyai perbedaan

dengan entog betina. Entog jantan starter mempunyai tingkat pertumbuhan yang lebih

Page 6: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

cepat dan bobot badan tinggi, kandungan lemak rendah, sehingga sangat baik sebagai

penghasil pedaging.

Entog jantan starter berpotensi menghasilkan daging. Bobot hidup entog jantan

4,3 kg pada umur 84 hari dan bobot hidup entog jantan dewasa 4,5 kg, sehingga entog

jantan starter sangat layak untuk diarahkan pada produksi daging sebagai entog potong.

Beberapa upaya telah dilakukan diantaranya melakukan rekayasa pakan, penyempurnaan

metode pemberian pakan, memberikan pakan dengan tingkat protein tinggi dengan

harapan dihasilkan produksi daging tinggi dan waktu pemeliharaan singkat serta hasil

yang peroleh digemari konsumen, mutu dagingnya cukup halus tekturnya warna putih

dan aroma tidak amis sehingga perlu dicari formula yang pasti tentang protein dan

frekuensi pemberian pakan diberikan agar praktis, ekonomis dan standart, karena pakan

dengan tingkat protein yang tinggi atau rendah belum tentu menghasilkan daging seperti

yang diharapkan, sehingga peternak entog jantan starter tidak akan mengalami kerugian.

Dengan alasan atau latar belakang seperti tertera di atas maka entog jantan starter

sangat layak di pelihara tidak hanya di pedesaan yang khususnya petani peternak tetapi

dapat juga dipelihara oleh masyarakat umum.

Rumusan Masalah

Page 7: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

1. Adakah interaksi antara tingkat protein pakan dengan frekuensi pemberian pakan

pada kinerja entog jantan starter.

2. Adakah kombinasi faktor tingkat protein pakan dan frekuensi pemberian pakan

terhadap kinerja entog jantan starter sehingga memberikan pengaruh yang

berbeda nyata.

3. Pada kombinasi kedua faktor manakah yang menghasilkan kinerja terbaik pada

entog jantan starter.

Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya intreraksi

antara faktor tingkat protein pakan dan frekuensi pemberian pakan dan mengetahui

pengaruh kombinasi ke dua faktor terhadap kinerja serta kombinasi yang memberikan

kinerja terbaik pada entog jantan starter.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian nanti diharapkan dapat meningkatkan produktivitas ternak entog

jantan starter, serta pertumbuhan dan perkembangan lebih baik.

Kerangka Pikir

Budidaya ternak entog jantan starter selalu diarahkan pada pertumbuhan yang

cepat dan mortalitas rendah maka dari itu peneliti ingin memberikan solusi yang terbaik

tentang berternak entog jantan starter. Upaya-upaya yang dilakukan diantaranya

memanipulasi tingkat protein pakan dan frekuensi pemberian pakan agar diperoleh

Page 8: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

efisiensi tinggi yaitu dengan merubah tingkat protein pakan menjadi empat bagian yaitu

tingkat protein pakan 16%, tingkat protein pakan 18%, tingkat protein pakan 20%,

tingkat protein pakan 22% dan frekuensi pemberian pakan 1 hari 2 kali, 1 hari 3 kali dan

1 hari 4 kali. Entog jantan mempunyai pertumbuhan sangat cepat, sehingga peneliti ingin

memanfaatkan entog jantan starter sebagai ternak potong. Timbul ide-ide entog jantan

starter dipelihara sebagai ternak potong setelah berumur 2 bulan. Untuk itu perlu

management pakan dan frekuensi pemberian pakan yang efektif sebagai entog potong.

Selanjutnya perlu diadakannya penelitian tentang pemberian tingkat protein pakan dan

frekuensi pemberian pakan terhadap kinerja entog jantan starter.

Hipotesis

Terdapat interaksi dan pengaruh tingkat protein pakan dan frekuensi pemberian

pakan terhadap kinerja entog jantan starter berbeda nyata.

TINJAUAN PUSTAKA

Page 9: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Cairina muschata

Entog merupakan unggas pedaging. Entog berasal dari kawasan Brazil-Amerika

Selatan yang populer dengan sebutan Pato. Komoditas ini masuk ke Indonesia lewat

Manila sehingga dikenal dengan sebutan itik manila (Srigandono, 2000).

Taxon entog (Cairina muschata):

Kingdom : Animal

Phylum : Chordata

Class : Aves

Order : Anseriformes

Family : Anatidae

Genus : Cairina

Spesies : Cairina muschata

(Wiharto, 1999).

Srigandono (1986) bahwa karakteristik yang dimiliki entog adalah memiliki

karankula yang berwarna merah-hitam yang menutupi sebagian dari muka serta pangkal

paruh bagian dorsal dan varietas yang dikenal adalah warna bulu seperti biru-putih, putih,

biru, bronze dan hitam sayap putih. Karakteristik fisik entog ini sangat bervariasi.

Berjalan dengan badan horisontal, berbadan besar, jalan lambat, kepala besar, padat,

kasar, paruhnya agak pendek, bila berjalan mempunyai bunyi yang spesifik (Rasyaf,

1992).

Pemeliharaan entog di desa-desa bobot hidup dapat mencapai 2,7 kg per ekornya.

Padahal dalam tatalaksana yang baik entog dapat mencapai bobot hidup 4,5 kg per

ekornya. Untuk entog sebaiknya dipotong tidak terlalu tua, usia yang baik sekitar 7

Page 10: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

hingga 8 minggu atau kurang sedikit dari usia itu (Samosir 1983).

Tingkat Protein

Semakin tinggi energi, semakin tinggi pula protein di dalam pakan dan jumlah

pakan yang dikonsumsikan semakin sedikit. Entog umur 0 hingga 3 minggu

membutuhkan energi sebesar 2850 kkal/kg hingga 2900 kkal/kg, dengan jumlah energi

ini diharapkan karkas entog ini lebih menarik. Sumber energi diambil dari jagung kuning,

dedak padi, dedak gandum atau bekatul. Kandungan protein yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan ternak entog pada periode starter adalah sebesar 22% (Rasyaf, 1992).

NRC (1984) bahwa pada periode starter protein yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan 22% dan energi sebesar 2900 kkal/kg. Kebutuhan protein entog jantan

umur 0-3 minggu adalah 20%, sedangkan umur 4-6 minggu adalah 19% (Rasyaf, 1992).

Frekuensi Pemberian Pakan

Pakan diberikan 4 kali sehari dan tiap pemberian 25% dari jatah bertujuan agar

sekali makan, pakan langsung habis. Dengan demikian burung, siput, atau tikus tidak

akan mendapatkan bagian dari sisa-sisa pakan. Terutama burung yang kemungkinan

besar membawa bibit penyakit atau parasit dengan cara menyebarkan pada bak pakan

ketika makan sisa-sisa pakan (Rasyaf, 1992).

Usahakan agar pengisian tempat pakan tidak melebihi setengah dari tempat pakan

yang tersedia, sehingga pakan yang tercecer dan pengotoran kandang dapat dihindari.

Dengan demikian maka jatah pemberian pakan dalam satu hari tak boleh diberikan

sekaligus melainkan harus diatur untuk diberikan sampai empat kali sehari. Keuntungan

Page 11: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

pemberian pakan dengan cara tersebut adalah: menghemat pakan karena kemungkinan

pakan itu tercecer bisa dihindari, menghindari kandang menjadi cepat kotor, menambah

nafsu makan jika pakan diberikan sedikit demi sedikit maka ternak akan lebih bernafsu

akan tetapi apabila jatah pakan satu hari diberikan sekaligus akan membawa akibat ternak

kurang tertarik untuk mengkonsumsi pakan yang diberikan, praktek pemberian pakan

seperti tersebut di atas sekaligus dapat mengontrol keadaan air minum dan keadaan

ternak (Anonymous, 1991).

Konsumsi Pakan

Wahyu (1992): konsumsi pakan ialah banyaknya pakan yang diberikan dikurangi

dengan pakan yang tersisa. Banyak sedikitnya konsumsi pakan sangat tergantung pada

ukuran tubuh ternak, sifat genetik, suhu lingkungan, tingkat produksi, perkandangan,

tempat pakan perekor, keadaan air minum, kualitas dan kuantitas pakan serta adanya

penyakit. Esminger (1980) bahwa setiap kebutuhan zat-zat pakan tergantung dari fungsi

produksinya seperti pertumbuhan, penggemukan dan reproduksi. Konsumsi pakan

merupakan faktor penunjang terpenting untuk mengetahui penampilan reproduksi

(Asworo, 1995).

Anggorodi (1985) bahwa bobot badan, laju pertumbuhan, kandungan zat-zat

pakan yang diberikan dapat mempengaruhi konsumsi pakan. North (1978) bahwa

konsumsi pakan akan meningkat dengan meningkatnya bobot badan sehingga konsumsi

pakan setiap minggu lebih banyak dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Kandungan

energi dalam pakan yang rendah dapat meningkatkan konsumsi pakan atau dengan kata

lain ternak dapat mengkonsumsi pakan lebih banyak (Wahyu, 1978).

Tabel 1. Kebutuhan Pakan Per 10 Ekor Entog Jantan Umur 1-7,5 Minggu.

Page 12: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Minggu ke Kg1 1,52 3,13 4,04 6,15 7,86 8,07 9,5

7,5 10,0Keterangan: angka 1-7,5 minggu menunjukkan umur entog jantan starter (minggu), angka 1,5-10,0 kg menunjukkan jumlah pakan yang dikonsumsi entog jantan starter per minggu (kg).Sumber: Purbawati, 1995.

Tilman (1997) bahwa keragaman kapasitas produksi ternak disebabkan oleh

pakan dan paling utama disebabkan oleh konsumsinya. Yasin (1988) menambahkan

bahwa penggunaan lemak dalam pakan akan meningkatkan palatabilitas dan

melenyapkan sifat berdebu pada pakan. Pada umumnya semakin tinggi serat kasar yang

terkandung dalam bahan pakan maka akan menurunkan daya cerna bahan pakan tersebut

(Anggorodi, 1985).

Pertambahan Bobot Badan

Hafez dan Dyer (1969) bahwa pengukuran bobot badan pada unggas biasanya

dilakukan seminggu sekali, pertambahan bobot badan digunakan untuk menilai respon

pertumbuhan respon ternak terhadap berbagai jenis pakan, lingkungan serta tatalaksana.

Pertumbuhan merupakan ukuran panjang, volume atau bobot tubuh yang didasarkan pada

waktu tertentu (Winantea ,1985).

Jull (1982) bahwa kecepatan pertumbuhan dipengaruhi oleh genetik, strain, jenis

kelamin, lingkungan, kualitas pakan yang dikonsumsi. Kurva pertumbuhan sangat

tergantung pada tingkat pakan, jika pakan mengandung nutrisi yang tinggi maka ternak

Page 13: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

akan dapat mencapai bobot tertentu pada umur yang lebih muda (McDonald, Edward and

Greenhalgh,1986).

Wahyu (1992) bahwa unggas pada kondisi biasa akan mendapatkan kesulitan

dalam meningkatkan pertumbuhan yang optimum. Pada fase pertumbuhan batas energi

terendah adalah 2900 kkal/kg sehingga dapat menghasilkan pertumbuhan yang baik pada

unggas muda dan selama protein dipertahankan dalam imbangan yang optimum dengan

energi. Pertambahan bobot badan dipengaruhi empat faktor yaitu genetik dari unggas,

jumlah konsumsi pakan, kandungan nutrisi dalam pakan dan tatalaksana pemeliharaan

(Soeparno, 1992).

Kecepatan pertumbuhan entog paling cepat adalah pada umur 1-6 minggu dan

pada umur lebih dari 7 minggu masih dapat tumbuh dengan baik bila diberi ransum yang

baik (Purbawati, 1995).

Konversi Pakan

Rasyaf (1994) bahwa konversi pakan merupakan pembagian antara bobot badan

yang dicapai pada minggu tertentu dengan konsumsi pakan pada minggu itu pula.

Semakin rendah nilai konversi pakan berarti nilai penggunaan pakan semakin tinggi

(Nesheim, Austic dan Card, 1979)

Wahyu (1992) menyatakan bahwa pakan yang mengandung energi tinggi

menghasilkan perbaikan efisiensi penggunaan pakan dibandingkan dengan pakan yang

mengandung energi rendah. Kecepatan pertumbuhan merupakan faktor penting yang

mempengaruhi konversi pakan, apabila semakin rendah pertambahan bobot badan

mengakibatkan peningkatan konversi pakan (Jull, 1982). Dengan kondisi lingkungan

Page 14: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

yang baik, konversi pakan dapat mencapai 2,7, bobot hidup entog betina 2,4 kg pada

umur 70 hari dan bobot hidup entog jantan mencapai 4,3 kg pada umur 84 hari. Bobot

hidup entog betina dewasa 3,2 kg, sedangkan entog jantan dewasa 4,5 kg (Anonymous,

1991).

MATERI DAN METODE

Page 15: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Sumbersekar Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya Malang mulai 28 Oktober 2006 sampai tanggal 28 Desember

2006.

Materi Penelitian

1. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1). Anak entog jantan starter (Day

Old Duckling) umur 1-5 hari sebanyak 72 ekor yang diperoleh di Desa Modopuro,

Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, 36 kandang entog jantan starter, yang

digunakan adalah kandang brooder berbentuk sangkar (cage) yang terbuat dari kayu,

bambu dan kawat kasa. Ukuran tiap kandang adalah panjang, lebar dan tinggi

berurutan 45 cm, 45 cm dan 45 cm.

Perlengkapan dan alat kandang:

a. Wadah pakan terbuat dari bambu dan wadah air minum terbuat dari plastik.

b. Lampu brooder (sebagai pemanas) pada periode starter ditempatkan pada setiap

sangkar.

2. Pakan yang digunakan adalah campuran konsentrat, jagung dan bekatul. Masing-

masing bahan pakan dicampur sampai konsentrasi protein menjadi 16%, 18%, 20%

dan 22%. Untuk mengetahui kandungan nutrisi dalam ransum maka dilakukan analisa

proximat yang dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Pangan, Fakultas Tegnologi

Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

lampiran 9.

Metode penelitian

Page 16: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Metode penelitian ini menggunakan 2 faktor:

Faktor I adalah Frekuensi Pemberian Pakan yaitu :

FA = Frekuensi pemberian pakan 1 hari 2 kali

FB = Frekuensi pemberian pakan 1 hari 3 kali

FC = Frekuensi pemberian pakan 1 hari 4 kali

Faktor II adalah Tingkat Protein Pakan yaitu :

P1 = Pemberian pakan dengan pakan berkadar protein 16%

P2 = Pemberian pakan dengan pakan berkadar protein 18%

P3 = Pemberian pakan dengan pakan berkadar protein 20%

P4 = Pemberian pakan dengan pakan berkadar protein 22%

Dari kedua faktor diatas terdapat 12 kombinasi perlakuan dengan 3 kali ulangan

sehingga dibutuhkan 36 petak kandang. Setiap petak kandang di isi 2 ekor entog jantan

starter.

Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan:

a. Mempersiapkan kandang dan perlengkapannya.

b. Mencucihamakan sangkar dan ruang kandang:

1 Sangkar dan ruang kandang disemprot dengan formalin 40%.

2 Lantai kandang disiram dengan air kapur.

c. Memberikan kode pada masing-masing unit percobaan sesuai dengan denah yang

telah ditentukan secara acak sebagaimana terdapat di bawah ini :

P1FA P1FB P1FC P1FB P1FA P1FC P1FA P1FB P1FC

Page 17: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

P2FA P2FB P2FC P2FB P2FA P2FC P2FA P2FB P2FC

P3FA P3FB P3FC P3FB P3FA P3FC P3FA P3FB P3FC

P4FA P4FB P4FC P4FB P4FA P4FC P4FA P4FB P4FC

2. Tahap Pelaksanaan:

• Memasukkan DOD (Day Old Duckling) umur 1-5 hari secara acak pada

kombinasi perlakuan yang telah disiapkan, masing-masing kombinasi perlakuan

di isi 2 ekor entog jantan starter dan ditempatkan secara acak.

• Menimbang bobot awal DOD (Day Old Duckling) dan menghitung koefisien

keragaman.

• Mempersiapkan brooder.

• Memberikan pakan pada setiap kombinasi perlakuan sesuai dengan perlakuan.

• Menimbang pakan yang akan diberikan dan menimbang sisa pakan setiap hari.

• Bobot badan ditimbang setiap minggu.

Variabel Pengamatan

Variabel bebas :

Page 18: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

1. Tingkat Protein.

2. Frekuensi Pemberian pakan.

Variabel Tergantung:

1. Konsumsi pakan.

2.Pertambahan bobot badan.

3. Konversi pakan.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis statistik sidik Peragam dengan menggunakan

Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial Peragam (RAL pola Faktorial Peragam) karena

materi yang digunakan entog jantan starter heterogen atau entog jantan starter

mempunyai koefisien keragaman lebih dari 15%. Hasil analisa menunjukan perbedaan

yang nyata maka dilanjutkan Uji Jarak Duncan (UJD) (Yitnosumarto, 1993).

Batasan Istilah

1. Tingkat protein pakan adalah jumlah kandungan protein yang ada dalam bahan pakan

Page 19: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

(tingkat protein pakan dalam penelitian ini dibagi menjadi empat tingkatan yaitu

tingkat protein pakan 16%, tingkat protein pakan 18%, tingkat protein pakan 20%,

tingkat protein pakan 22%.

2. Frekuensi pemberian pakan adalah banyaknya pakan yang diberikan pada entog

jantan starter setiap harinya (frekuensi pemberian pakan dalam penelitian ini dibagi

menjadi tiga bagian yaitu pemberian pakan 1 hari 2 kali, 1 hari 3 kali, 1 hari 4 kali).

3. Konsumsi pakan ialah banyaknya pakan yang diberikan dikurangi dengan pakan yang

tersisa (Wahyu,1992).

4. Pertambahan bobot badan digunakan untuk menilai respon pertumbuhan respon

ternak terhadap berbagai jenis pakan, lingkungan serta tatalaksana (Hafez dan

Dyer,1969).

5. Konversi pakan merupakan pembagian antara bobot badan yang dicapai pada minggu

tertentu dengan konsumsi pakan pada minggu itu pula. (Rasyaf , 1994).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bobot awal rata-rata DOD entog jantan starter umur 1-5 hari dalam penelitian ini

Page 20: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

adalah 60.7472 gram dan Koefisien Keragamannya 15,5435%, (Lampiran 1). Entog

jantan starter yang digunakan dalam penelitian ini adalah heterogen maka data yang

diperoleh dianalisis statistik sidik peragam dengan menggunakan Rancangan Acak

Lengkap pola Faktorial Peragam (RAL pola Faktorial Peragam). Yitnosumarto (1993)

menyatakan bahwa besarnya koefisien keragaman dikategorikan dalam taraf homogen

adalah tidak lebih 15%.

Terdapat interaksi dari faktor tingkat protein pakan dan frekuensi pemberian

pakan terhadap konsumsi pakan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0.01).

Kombinasi perlakuan faktor tingkat protein pakan 16% dan frekuensi pemberian pakan 2

kali sehari menunjukkan konsumsi pakan yang tertinggi (4453.54 gram). Tidak terdapat

interaksi dari faktor tingkat protein pakan dan frekuensi pemberian pakan terhadap

pertambahan bobot badan. Cenderung tingkat pretein pakan 20% memberikan

pertambahan bobot badan yang tertinggi (924.004 gram) dan frekuensi pemberian pakan

3 kali sehari memberikan pertambahan bobot badan yang tertinggi (912.4057 gram).

Terdapat interaksi dari faktor tingkat protein pakan dan frekuensi pemberian pakan

terhadap konversi pakan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0.01).

Kombinasi perlakuan faktor tingkat protein pakan 22% dan frekuensi pemberian pakan 4

kali sehari menunjukkan konversi pakan yang baik (4.59 gram).

Konsumsi Pakan

Hasil analisa statistik pada Lampiran 5 dan kombinasi tingkat protein pakan dan

Page 21: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

frekuensi pemberian pakan terhadap konsumsi pakan entog jantan starter pada Tabel 2,

menunjukkan bahwa tingkat protein pakan dan frekuensi pemberian pakan memberikan

perbedaan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi pakan.

Tabel 2. Kombinasi Tingkat Protein Pakan dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Konsumsi Pakan Entog Jantan Starter.

Perlakuan Rata-rata (gram) NotasiP4FC 4194.897 aP4FA 4197.863 aP1FC 4198.727 aP4FB 4203.763 aP2FA 4281.027 abP3FA 4340.58 bP3FB 4343.457 bP3FC 4344.247 bP2FC 4369.967 bcP1FB 4385.723 bcP2FB 4402.773 bcP1FA 4453.54 c

Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan adanya perbedaan pengaruh yang sangat nyata ( P<0,01).

Hasil analisa statistik pada Lampiran 5 dan rata-rata pada Tabel 2 menunjukkan

bahwa semakin tinggi protein pakan yang diberikan maka konsumsi pakan mengarah

turun dan semakin tinggi frekuensi pemberian pakan yang diberikan maka konsumsi

pakan tidak pasti. Sehingga tidak memberikan perubahan yang pasti, hal ini disebabkan

karena beberapa faktor: tingkat protein pakan, ukuran tubuh ternak dan umur ternak,

frekuensi pemberian pakan perhari, jumlah energi dalam pakan, jumlah serat kasar dan

keadaan lemak dalam pakan.

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa selama penelitian tingkat protein 16% dengan

frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari mempunyai tingkat konsumsi pakan yang lebih

tinggi dari pada yang lain, hal ini disebabkan karena entog jantan starter mengkonsumsi

ransum dengan kandungan protein rendah yaitu 16% dengan frekuensi pemberian pakan

2 kali sehari dan entog jantan starter mempunyai rata-rata bobot badan awal yang lebih

Page 22: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

tinggi dan entog jantan starter yang lain sehingga kemampuan mengkonsumsi pakan juga

tinggi. Jika protein dalam ransum tinggi maka energi dalam ransum juga tinggi, karena

Rasyaf (1992) berpendapat bahwa semakin tinggi energi semakin tinggi pula protein di

dalam ransum, sehingga kebutuhan protein unggas terpenuhi, semakin tinggi energi

ransum, jumlah ransum yang dikonsumsikan semakin sedikit dan Wahyu (1992)

berpendapat bahwa unggas akan kesulitan dalam meningkatkan pertumbuhan yang

optimal, energi yang dibutuhkan minimal 2900 kkal/kg untuk unggas pada fase

pertumbuhan, untuk dapat menghasilkan pertumbuhan yang optimal pada unggas muda

maka protein harus seimbang dengan energi

Dengan ukuran tubuh entog jantan starter yang besar frekuensi pemberian pakan

2 kali sehari sangat efisien karena dapat mengurangi tenaga kerja, entog jantan starter

dapat makan ransum sewaktu-waktu dalam jumlah yang banyak sesuai kebutuhan energi

dalam tubuh ternak dan teori ini banyak diterapkan di Indonesia. Rasyaf (1992)

berpendapat bahwa cara pemberian pakan 2 kali sehari inilah yang banyak diterapkan di

Indonesia.

Page 23: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

4453.54

4385.72

4198.73

4281.03

4 402 .774369.97

4340 .5 84343.464344.25

4197.864203.76 4194.90

0 50

4150 4200 4250 4300 4350 4400 4450 4500

FA FB FC FA FB FC FA FB FC FA FB FC Tingkat Protein

P1 Fre kuensi

Gram

P2 P3 P4

Perlakuan

Kon s ums i

Gambar 1. Grafik konsumsi pakan

Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa konsumsi pakan yang tertinggi adalah P1FA

(4453,54 gram), hal ini disebabkan karena entog jantan starter yang digunakan dalam

penelitian mempunyai bobot badan awal yang lebih tinggi dari pada entog jantan starter

yang lain yang mengakibatkan kemampuan untuk mengkonsumsi pakan juga tinggi untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1. Tilman (1997) berpendapat: keragaman

kapasitas produksi ternak disebabkan oleh pakan dan paling utama disebabkan oleh

kosumsinya. Anggorodi (1985) menyatakan bobot badan, laju petumbuhan, kandungan

Page 24: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

zat-zat makanan yang diberikan dapat mempengaruhi konsumsi pakan. Wahyu (1992)

dan Murtidjo (2003) menambahkan: banyak sedikitnya konsumsi pakan sangat

tergantung pada ukuran tubuh ternak, sifat genetik, suhu lingkungan, tingkat produkai,

perkandangan, tempat pakan per ekor, keadaan air minum, kualitas dan kuantitas pakan

serta adanya penyakit.

Apabila energi dalam ransum rendah, maka entog jantan starter akan merasa

cepat lapar, dengan demikian frekuensi untuk mengkonsumsi pakan lebih tinggi dari pada

ransum dengan tingkat protein yang lebih tinggi atau energinya tinggi. Hal ini sesuai

dengan pendapat Wahyu (1978) yang menyatakan bahwa energi dalam pakan yang

rendah dapat meningkatkan konsumsi pakan atau dengan kata lain entog jantan starter

dapat mengkonsumsi ransum lebih banyak, pendapat ini didukung oleh Anggorodi (1985)

yang menyatakan bahwa konsumsi ransum meningkat bila energi dalam ransum

menurun, sebaliknya konsumsi ransum akan menurun bila energi ransum tinggi.

Pada waktu penelitian serat kasar yang terkandung dalam ransum pada tingkat

protein 16% sebesar 12,971 lebih tinggi dari pada tingkat protein 18% sebesar 12,199,

tingkat protein 20% sebesar 12,816 dan tingkat protein 22% sebesar 11,476. Anggorodi

(1985) menyatakan bahwa pada umumnya semakin tinggi serat kasar yang terkandung

dalam pakan maka akan menurunkan daya cerna dalam bahan pakan tersebut, dengan

demikian jika dalam ransum terdapat serat kasar yang tinggi maka pakan akan sulit untuk

dicerna sehingga entog jantan starter berusaha untuk memenuhi kebutuhan energi dalam

tubuhnya dengan cara mengkonsumsi pakan lebih banyak. Wahyu (1995) mengatakan

bahwa apabila pakan mengandung serat kasar tinggi yang tidak dapat dicerna maka

tembolok tidak dapat mencapai volume yang lebih besar untuk menampung pakan

sehingga konsumsi pakan menjadi terbatas dan Zakaria (1997) menambahkan bahwa

Page 25: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

serat kasar yang tinggi pada bahan pakan akan menyulitkan proses pencernaan pada

unggas, karena unggas tidak mempunyai mikro flora (walaupun ada jumlahnya belum

memadai untuk mencerna serat kasar), selain sulit dicerna bahan pakan berserat kasar

tinggi akan mengalami kesulitan mengkonsumsi pakan yang diharapkan untuk memenuhi

kebutuhan energi.

Di sisi lain kandungan lemak dalam ransum setelah dianalisa proximat, pada

tingkat protein 16% sebesar 4,830 lebih rendah dari pada tingkat protein 18% sebesar

4,94, tingkat protein 20% sebesar 5,504 dan tingkat protein 22% sebesar 5,124. Yasin

(1988) berpendapat bahwa penggunaan lemak dalam ransum akan meningkatkan

palatabilitas dan melenyapkan sifat berdebu pada ransum, jika lemak yang telah dicerna

dan diserap tidak digunakan langsung maka maka zat-zat itu disimpan dalam bentuk

susunan lemak yang mempunyai fungsi sebagai energi.

Page 26: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Pertambahan Bobot Badan

Pertambahan bobot badan digunakan untuk menilai pertumbuhan respon ternak

terhadap berbagai jenis ternak dan pengukuran bobot badan ternak biasanya dilakukan

seminggu sekali (Hafez dan Dyer, 1969). Dari hasil analisa statistik Lampiran 6 dapat

diketahui bahwa tingkat protein pakan dan frekuensi pemberian pakan tidak memberikan

perbedaan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertambahan bobot badan yang dapat

dilihat pada Lampiran 6. Pengaruh tingkat protein pakan dan frekuensi pemberian pakan

terhadap konsumsi pakan entog jantan starter selama penelitian dapat dilihat pada Tabel

3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Pengaruh Tingkat Protein Pakan Terhadap Pertambahan Bobot Badan Entog Jantan Starter.

Perlakuan Rata-rata (gram) NotasiP1 872.3936 aP4 905.615 aP2 905.8636 aP3 924.004 a

Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan adanya perbedaan pengaruh yang sangat nyata ( P<0,01).

Tabel 4. Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Pertambahan Bobot Badan Entog Jantan Starter.

Perlakuan Rata-rata (gram) NotasiFA 893.3815 aFC 900.12 aFB 912.4057 a

Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan adanya perbedaan pengaruh yang sangat nyata ( P<0,01).

Hasil analisa statistik Lampiran 6 dan pengaruh tingkat protein pakan dan

Page 27: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

frekuensi pemberian pakan terhadap konsumsi pakan entog jantan starter selama

penelitian pada Tabel 3 dan Tabel 4 dapat diketahui bahwa semakin tinggi protein pakan

yang diberikan pertambahan bobot badan semakin naik dan semakin tinggi frekuensi

pakan yang diberikan pertambahan bobot badan juga semakin naik. Perlakuan dengan

tingkat protein pakan 20% menghasilkan pertambahan bobot badan lebih tinggi dari pada

tingkat protein 22%, 18%, 16% hal ini disebabkan karena ternak pada tingkat protein

20% mempunyai ukuran tubuh rata-rata lebih besar dan juga mempunyai rata-rata

konsumsi pakan lebih banyak untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 1 dan

Tabel 2. Dengan pemberian tingkat protein sebesar 20% merupakan standart efisiensi

pakan, hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1992) yang menyatakan

bahwa kebutuhan entog jantan starter umur 0-3 minggu adalah 20% sedangkan umur 4-6

minggu adalah 19%, sedangkan menurut NRC (1984) menyatakan bahwa periode starter

protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sebesar 22% dan energi sebesar 2900

kkal/kg. Pendapat Rasyaf (1992) dan NRC (1984) terdapat berbedaan, hal ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pertambahan bobot badan yaitu menurut Jull

(1982) bahwa kecepatan pertumbuhan dipengaruhi oleh genetik, strain, jenis kelamin,

lingkungan, kualitas dan kuantitas ransum yang dikonsumsi dan Soeparno (1992)

menambahkan bahwa konsumsi pakan yang lebih tinggi akan menghasilkan pertumbuhan

yang lebih cepat, pertambahan bobot badan dipengaruhi empat faktor yaitu genetik dari

unggas, jumlah konsumsi pakan, kandungan nutrisi dalam pakan dan tatalaksana

pemeliharaan.

Hasil penelitian frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari menghasilkan

pertambahan bobot badan yang lebih besar, karena entog jantan starter rata-rata

mengkonsumsi pakan dalam jumlah yang tinggi (Lampiran 5). Pemberian pakan yang

Page 28: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

sesering mungkin mempunyai keuntungan diantaranya: Menghemat pakan, karena

kemungkinan pakan itu tercecer bisa dihindari, menghindari kandang menjadi cepat

kotor, menambah nafsu makan, jika pakan diberikan sedikit demi sedikit maka ternak

akan lebih bernafsu, akan tetapi apabila jatah pakan satu hari diberikan sekaligus akan

membawa akibat ternak kurang tertarik untuk mengkonsumsi pakan yang diberikan,

praktek pemberian pakan seperti tersebut di atas, sekaligus bisa mengontrol keadaan air

minum dan keadaan ternak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan dengan kadar protein 20%

dan frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari, adalah sangat efisien karena ternak

menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi. McDonald, Edward and Greenhalgh

(1986) menyatakan bahwa kurva pertumbuhan sangat tergantung pada tingkat protein,

jika pakan mengandung nutrisi yang tinggi maka ternak akan dapat mencapai bobot

tertentu pada umur yang lebih muda. Juga didukung oleh Wahyu (1992) yang

menyatakan bahwa konsumsi yang lebih tinggi akan mendapatkan pertumbuhan yang

lebih cepat dan unggas pada kondisi biasa akan mendapatkan kesulitan dalam

meningkatkan pertumbuhan yang optimum, batas energi terendah kira-kira 2900 kkal/kg

untuk unggas pada fase pertumbuhan dapat menghasilkan pertumbuhan yang baik pada

unggas muda selama protein dipertahankan dalam imbangan optimum dengan energi.

Hal-hal yang menyebabkan terdapat perbedaan pertambahan bobot badan pada

setiap perlakuan adalah kualitas dan kuantitas serta sedikit dan banyaknya pakan yang

dikonsumsi. Rasyaf (1994) menyatakan bahwa bobot badan dipengaruhi kualitas dan

kuantitas pakan yang dikonsumsi, dengan demikian perbedaan kandungan zat-zat pakan

yang dikonsumsi akan memberikan pengaruh terhadap pertambahan bobot badan yang

dihasilkan karena kandungan zat-zat pakan yang seimbang dan cukup sesuai dengan

Page 29: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

kebutuhan sangat diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal.

Konversi Pakan

Konversi pakan merupakan pembagian antara bobot badan yang dicapai pada

minggu tertentu dengan konsumsi pakan pada minggu itu pula (Rasyaf, 1992). Konversi

pakan merupakan standart produksi guna mengetahui efisiensi penggunaan pakan oleh

ternak. Dari hasil analisa statistik pada Lampiran 7 dan kombinasi tingkat protein pakan

dan frekuensi pemberian pakan terhadap konversi pakan entog jantan starter pada Tabel

4 dapat diketahui bahwa tingkat protein pakan dan frekuensi pemberian pakan

memberikan perbedaan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap konversi pakan.

Tabel 5. Kombinasi Tingkat Protein Pakan dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Konversi Pakan Entog Jantan Starter.

Perlakuan Rata-rata (gram) NotasiP4FC 4.59 aP4FB 4.66 abP4FA 4.66 abP3FC 4.68 abP3FB 4.7 bP3FA 4.72 bcP2FA 4.74 bcP1FB 4.79 bcP2FC 4.82 cP2FB 4.85 cP1FC 4.93 cP1FA 5.24 d

Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan adanya perbedaan pengaruh yang sangat nyata ( P<0,01).

Dari hasil analisa statistik pada Lampiran 7 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa

tingkat protein 22% mempunyai nilai yang lebih rendah (konversi semakin baik) dan

frekuensi pemberian pakan 4 kali sehari juga mempunyai nilai yang lebih rendah

(konversi semakin baik), sedangkan kombinasi tingkat protein dan frekuensi pemberian

pakan semakin tinggi juga semakin baik (rendah) hal ini menunjukkan bahwa efisiensi

penggunaan pakan sangat baik atau entog jantan starter mengkonsumsi ransum dalam

Page 30: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

jumlah sedikit menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi dan peningkatan

konversi pakan ini berhubungan dengan kemampuan entog jantan starter dalam

mengubah serat kasar menjadi produk. Serat kasar sulit dicerna oleh saluran pencernaan

entog jantan starter, karena pakan yang seharusnya dapat diserap keluar bersama feses

pada akhirnya dapat mempengaruhi pertambahan bobot badan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Siregar (1981) dan Rasyaf (1995) yang menyatakan bahwa angka konversi

pakan yang rendah menunjukkan penggunaan pakan yang efisien. Angka konversi pakan

yang tinggi menunjukkan pengunaan pakan yang kurang efisien dan sebaliknya angka

yang mendekati berarti semakain efisien. Nesheim, Austic dan Card (1979) menyatakan

bahwa semakin rendah nilai konversi pakan berarti nilai penggunaan pakan semakin

tinggi. Wahyu (1992) berpendapat bahwa pakan yang mengandung energi tinggi

menghasilkan perbaikan efisiensi penggunaan pakan dibandingkan dengan ransum yang

mengandung energi tinggi.

Pada tabel 4 menunjukkan bahwa konversi pakan terendah adalah 4,59 dan

tertinggi adalah 5,24 angka konversi pakan ini lebih tinggi dari pada pendapat

Anonymous (1991), hal ini dikarenakan kemungkinan ada kekeliruan dalam menimbang

pakan dan bobot badan entog jantan starter, bentuk fisik pakan, lingkungan tempat

pemeliharaan, perbedaan ukuran tubuh entog jantan starter yang mencolok, faktor

genetik, adanya pakan yang tumpah dan adanya penyakit. Anonymous (1991)

berpendapat bahwa dengan kondisi lingkungan yang baik, konversi pakan 2,7

menghasilkan bobot hidup betina 2,4 kg pada umur 70 hari, bobot hidup entog jantan

starter 4,3 kg umur 84 hari dan bobot hidup entog jantan starter dewasa 4,5 kg.

Page 31: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Gambar 3. Grafik konversi pakan.

Gambar 3 menunjukkan bahwa perlakuan P4FC (4,59) mempunyai konversi

pakan yang paling rendah karena pada perlakuan ini entog entog jantan starter

mengkonsumsi pakan dengan tingkat protein tinggi dan pemberian pakan diberikan 4 kali

sehari. Hal-hal yang menyebabkan konversi pakan berbeda dari setiap perlakuan adalah

bentuk fisik pakan, bobot badan, kandungan nutrisi ransum, lingkungan tempat

pemeliharaan, strain dan jenis kelamin. Jull (1982) berpendapat bahwa selain pakan yang

mengandung energi tinggi dan jumlah pakan yang dikonsumsi faktor lain yang

mempengaruhi konversi pakan adalah bentuk fisik pakan, bobot badan, kandungan nutrisi

ransum, lingkungan tempat pemeliharaan, strain dan jenis kelamin dan Nesheim, Austic

dan Card (1979) menambahkan bahwa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap

konversi pakan adalah suhu yang kurang nyaman, penyakit dan penyediaan pakan atau

air minum yang terbatas, faktor genetik, tatalaksana pemeliharaan, temperatur

lingkungan, kualitas pakan dan kepadatan kandang.

Tabel 5. Hasil Analisa Perlakuan Yang Terbaik Disetiap Perlakuan.Perlakuan Konversi Pakan Pertambahan Bobot

BadanKonsumsi Pakan

P4FC a ak

Page 32: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

P4FB ab s,tor g ene ti k,alaks ana p em

i

haraan, temperatur lingkungan, kualitas pakan dan kepadatan kandang.Tabel 5. Ha

sil Analisa Perlakuan Yang Terbaik Disetiap Perlakuan.��PerlakuanKonversi Paka

ambahan Bobot Badan�Konsumsi Pakan����P4FC

a

p

a

k

a

n

a

t

a

u

a

i

r

Page 33: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Terdapat interaksi dari faktor tingkat protein pakan dan frekuensi pemberian

pakan terhadap konsumsi pakan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0.01).

Kombinasi perlakuan faktor tingkat protein pakan 16% dan frekuensi pemberian pakan 2

kali sehari menunjukan konsumsi pakan yang tertinggi (4453.54 gram). Tidak terdapat

interaksi dari faktor tingkat protein pakan dan frekuensi pemberian pakan terhadap

pertambahan bobot badan, cenderung tingkat protein pakan 20% memberikan

pertambahan bobot badan yang tertinggi (924.004 gram) dan frekuensi pemberian pakan

1 hari 3 kali memberikan pertambahan bobot badan yang tertinggi (912.4057 gram).

Terdapat interaksi dari faktor tingkat protein pakan dan frekuensi pemberian pakan

terhadap konversi pakan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0.01),

kombinasi perlakuan faktor tingkat protein pakan 22% dan frekuensi pemberian pakan 4

kali sehari menunjukan konversi pakan yang tertinggi (4,59 gram).

Saran

Untuk dapat menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi (>912.4057

gram), waktu pemeliharaan tidak lebih dari 7 minggu dengan konversi pakan rendah

(4.66 gram) maka direkomendasikan menggunakan pakan dengan tingkat protein pakan

22% dan frekuensi pemberian pakan 1 hari 3 kali.

Page 34: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Anonymous, 1991. Itik Manila Menghasilkan Daging Sebagai Sumber Protein Hewani. Media Peternakan Edisi. 15. No 21. Dinas Peternakan. Propinsi Daerah Tingkat I. Kalimantan.

Asworo, D. 1995. Mari Beternak Itik. CV. Perintis Grapic Art. Surabaya.

Ensminger, M. E. 1980. Poultry Science. The Intersate printer And Publisher. Inc. Danville.

Hafez, E., S. E dan A, I, Dyer. 1969. Animal Growth and Nutrition. Lea and Febinger. Philadelphia.

Jull, M., A. 1982. Poultry Husbandry. Tata Mc Grow Hill Publishing Company Ltd. New York.

McDonald, P., R. A. Edward and J. F. D. Greenhalgh. 1986. Animal Nutrition 4th

Edition. University Of Nothinghom School Of Agriculture. Longman London.

North, M., O. 1978. Commercial Chicken. Production Manuaaal. Third Edition. AVI Publishing Co. Inc. Wesport. Connecticut.

National Research Council. 1984. Nutritien Requerement Of Poultry. Eighth Revised Edition. National Academy Press. Washington Dc.

Nesheim, M., O. R., E. Austic dan L, E., Card. 1979. Poultry Production. 12 nd Edition. Lea and Febinger. Philadelphia.

Purbowati. E. 1995. Peternakan Indonesia. Dirjen Peternakan Bekerja Sama Dengan PDHI, ISPI dan GKSI Berdasarkan SK. No. 1037/Kpts/Dddeptan. Jakarta.

Rasyaf. 1992. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Penerbit KANISIUS (Anggota IKAPI). Yogyakarta.

…………1992. Produksi dan Pemberian Ransum Unggas. Penerbit KANISIUS (Anggota IKAPI). Yogyakarta.

…………1994. Beternak Ayam Kampung. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 35: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

…………1995. Beternak Ayam Petelur. Edisi Revisi. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Samosir. D., J.1983. Ilmu Ternak Itik. PT Gramedia. Anggota IKAPI. Jakarta.

Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknik Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Srigandono, B. 1986. Ilmu Unggas Air. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

……………….. 2000. Beternak Unggas Pedaging. Penerbit PT Trubus Agriwidya. Anggota muda IKAPI. Jakarta.

Steel, R., G. D and J, H., Torrie. 1990. Principle and Procedure Of Statistic Biochemical Appoach. Mc Graw Hill Book Company. New York.

Tilman. A., D. Hartadi. H., Reksohadiprodjo. S. Prawirokusumo. S dan Ubdosokojo. S. 1988. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan Ke Enam. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Wahyu, J. 1978. Kebutuhan Zat-Zat Makanan Untuk Unggas. Cetakan Ketiga. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

…………..1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Wiharto. 1999. Pengantar Ilmu Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang.

Winantea.1985. Biologi Proses Pertumbuhan, Terjemahan Biology Van De Dierjke Produktive. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang.

Yasin. S. 1988. Fungsi dan Peranan Zat-Zat Gizi Dalam ransum. Mediarama Sarana Perkasa. Jakarta.

Yitnosumarto, S. 1993. Percobaan Perancangan, Analisis dan Interprestasinya. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Zakaria, A. 1997. Ilmu Ternak Itik. Lembaga Penelitian Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.

Lampiran 1. Data Bobot Badan Entog Jantan Starter (gram) Pada Awal Penelitian

Page 36: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Umur 1 Hari dan Perhitungan Koefisien Keragaman.

NO Bobot Awal ( χ ) Simpangan ( χ - χ )Kuadrat Simpangan

( χ - χ ) 2

1 76.8 -16.06 257.782 76.1 -15.36 235.793 59.5 1.244 1.54854 57.9 2.844 8.09065 61.5 -0.756 0.57096 63.5 -2.756 7.59337 48.3 12.44 154.868 59.3 1.444 2.08639 55.1 5.644 31.85910 45.9 14.84 220.3611 66 -5.256 27.62112 76.2 -15.46 238.8813 61.5 -0.756 0.570914 56.1 4.644 21.5715 54.3 6.444 41.5316 45.3 15.44 238.5317 55.2 5.544 30.7418 50.7 10.04 100.8919 63.9 -3.156 9.957820 67.1 -6.356 40.39421 64.1 -3.356 11.2622 72.5 -11.76 138.1923 62.1 -1.356 1.837724 72.8 -12.06 145.3425 71.8 -11.06 122.2326 55.6 5.144 26.46527 50.1 10.64 113.328 68 -7.256 52.64429 55.7 5.044 25.44630 54.5 6.244 38.99331 66.6 -5.856 34.28832 67 -6.256 39.13333 59.3 1.444 2.086334 76.4 -15.66 245.135 48.6 12.14 147.4936 62.7 -1.956 3.824437 68.9 -8.156 66.51438 65.9 -5.156 26.5839 59.7 1.044 1.090840 45.9 14.84 220.3641 47 13.74 188.9142 51 9.744 94.95343 65.2 -4.456 19.85244 63.9 -3.156 9.957845 69.5 -8.756 76.661

Page 37: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

46 58.1 2.644 6.992947 47.6 13.14 172.7848 47 13.74 188.9149 72.4 -11.66 135.8550 76.7 -15.96 254.5851 60.5 0.244 0.059752 58.1 2.644 6.992953 70.6 -9.856 97.13354 68.1 -7.356 54.10555 48.2 12.54 157.3656 46.9 13.84 191.6757 67.4 -6.656 44.29758 70.8 -10.06 101.1259 66.1 -5.356 28.68260 64.3 -3.556 12.64261 66.2 -5.456 29.76462 53.2 7.544 56.91863 75.3 -14.56 211.8764 45.6 15.14 229.3565 45.7 15.04 226.3366 73.8 -13.06 170.4567 62.4 -1.656 2.74168 72.9 -12.16 147.7669 54.8 5.944 35.33670 54 6.744 45.48771 48.9 11.84 140.2972 53.2 7.544 56.918

Σ 4373.8 6330.1

Rata-rata Bobot Badan

χ = ∑ x

n

= 728.4373

= 60.7472

Standart Devisiasi (sd)

Page 38: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

sd =

( )1−

−Σn

xx

= 71953.94

= 9.4423

Koefisien Keragaman

KK = xsd

x 100%

= 7472.604423.9

x 100% = 15.5435%

Page 39: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Lampiran 2. Data konsumsi Pakan Entog Jantan Starter (gram) Selama Penelitian.gram) Selama Penelitian.

Minggu Ke 1�Minggu Ke

����Kons

umsi Rata2 / Ekor/ Gram/Minggu�Kon

sumsi Rata2 / Ekor/ Gra

m/ Hari�Konsu

msi Rata2

/ Ekor/ Gram/ Minggu�Kon

i Rata2 / Ekor/ Gram/ Hari� ���P1 1�193.21 27.6�36 7.46�5 2.49�� �P2 F174.94�2 4.99�27 5.17�3 9.31�� ��P3 F�159.44�2 2.78�25 2.56 36.08�� ���P4 1�156.12 22.3�25 4.96�3 6.42�� ��P1 F�178.75�2 5.54�27 8.65�3 9.81�� ��P2 F�166.72�2 3.82�25 7.23 36.75�� ���P3 1�159.63 22.8�36 5.89�5 2.27�� ��P4 F�177.53�2 5.36�35 2.67�5 0.38�� ��P1 F�159.66�2 2.81�26 0.45�3 7.21�� ��P2 F�186.94�2 6.71�35 7.32�5 1.05�� ���P3 1�197.17 28.17�3 52.9�5 0.41�� ��P4 F�202.53�2 8.93�29 7.55�4 2.51�� ��P1 F�191.39�2 7.34�38 1.28�5 4.47�� ��P2 F�157.71�2 2.53�26 2.99 37.57�� ���P3 2�165.21 23.6�29 2.39�4 1.77�� ��P4 F�169.26�2 4.18�36 5.34�5 2.19�� ��P1 F�156.68�2 2.38�30 8.77�4 4.11�� ��P2 F�159.34�2 2.76�2 59.49 37.07�� ���P3 2�197.6�2 8.23�34 5.29�4 9.33�� ��P4 F�188.62�2 6.95�34 7.79�4 9.68�� ��P1 2�170.55 24.36�3 21.29 45.9�� ���P2 2�183.13 26.16�3 25.1�4 6.44�� ��P3 2�160.91 22.99�2 26.08 32.3�� ��P4 F�154.25�2 2.04�37 1.79�5 3.11�� ��P1 F�195.44�2 7.92�38 7.28�5 5.33�� ��P2 F�159.91�2 2.84�25 3.58�3 6.23�� ��P3 F�186.24�2 6.61�3 50.86 50.12�� ���P4 3�157.4�2 2.49�4 11.42 �58.77 ����P1U3�158.2 22.6�29 5.44�4 2.21�� ��P2 F�185.59�2 6.51�36 6.53 52.36�� ���P3 3�186.91 26.7�38 4.21�5 4.89�� ��P4 F�208.78�2 9.83�3 92.09 56.01�� ���P1 3�183.1�2 6.16�26 2.77�3 7.54�� ��P2 F�158.51�2 2.64�35 3.41�5 0.49�� ��P3 F�176.18�2 5.17�34 6.06�4 9.44�� ��P4 F

U3

16

42�23.63�260 .04�37.15���Minggu Ke 3�Min

ggu Ke 4 �����Konmsi Rata2 / Gram/ Ekor/ Minggu�Ko

nsumsi Rata2 / Gram/Ekor/ Har

i�Konsu

msi Rata2 / Gram/ Ekor/ Mingg

u�Koni Rata2 / Gra m/ Ekor / Ha

Page 40: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

527.48 75.35 740.89 105.84589.76 84.25 788.21 112.6608.79 86.97 624.7 89.243517.96 73.99 648.65 92.664633.97 90.57 782.9 111.84513.18 73.31 708.27 101.18478.55 68.36 686.12 98.017538.89 76.98 822.75 117.54598.56 85.51 669.19 95.599571.13 81.59 615.81 87.973571.99 81.71 780.33 111.48500.69 71.53 667.76 95.394466.96 66.71 678.11 96.873398.92 56.99 577.79 82.541451.88 64.55 621.57 88.796555.29 79.33 693.07 99.01474.15 67.74 715.34 102.19424.07 60.58 830.69 118.67440.28 62.9 635.25 90.75469.95 67.14 644.24 92.034397.34 56.76 588.72 84.103400.51 57.22 618.26 88.323412.16 58.88 561.77 80.253451.13 64.45 652.81 93.259401.79 57.4 631.03 90.147474.77 67.82 668.83 95.547473.69 67.67 505.61 72.23434.32 62.05 689.82 98.546430.11 61.44 746.11 106.59514.72 73.53 640.85 91.55466.76 66.68 689.53 98.504402.09 57.44 655.53 93.647394.92 56.42 632.39 90.341365.1 52.16 580.65 82.95398.88 56.98 595.46 85.066

Minggu Ke 5 Minggu Ke 6 Konsumsi Rata2 /

Gram/ Ekor/ Minggu

Konsumsi Rata2 / Gram/ Ekor/ Hari

Konsumsi Rata2 / Gram/ Ekor/

Minggu

Konsumsi Rata2 / Gram/ Ekor/ Hari

766.67 109.52 884.61 126.37740.32 105.76 854.49 122.07841.7 120.24 926.6 132.37

Page 41: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

723.55 103.36 796.58 113.8728.59 104.08 813.09 116.16813.84 116.26 893.62 127.66716.75 102.39 851.76 121.68706.41 100.92 779.53 111.36760.89 108.7 838.18 119.74759.14 108.45 848.09 121.16720.81 102.97 867.09 123.87820.25 117.18 866.67 123.81771.34 110.19 856.26 122.32836.67 119.52 925.8 132.26834.03 119.15 923.89 131.98850.71 121.53 928.6 132.66763.87 109.12 946.76 135.25828.74 118.39 899.83 128.55842.77 120.4 998.14 142.59729.15 104.16 887.86 126.84717.65 102.52 876.41 125.2834.79 119.26 989.63 141.38870.15 124.31 989.81 141.4735.08 105.01 861.87 123.12853.88 121.98 960.01 137.14894.08 127.73 958.49 136.93807.69 115.38 997.4 142.49704.87 100.7 846.29 120.9890.43 127.2 989.96 141.42877.72 125.39 973.24 139.03714.73 102.1 862.19 123.17728.15 104.02 895.97 128697.77 99.681 989.99 141.43838.85 119.84 994.24 142.03752.28 107.47 942.28 134.61782.81 111.83 907.24 129.61

Minggu Ke 7Minggu Ke 7�������

msi Rata2 / Ekor/ Gram/ Minggu�Ko

msi Rata2 // Gram/ Hari�� ����969138.44 4535.72 �����95�136.64 �4269.8 �����95�136.88 �4516.4 �����979139.95 4144.38 �����941

Page 42: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

986.22 140.89 4534.5956.09 136.58 4271.57901.22 128.75 4082.03917.64 131.09 4298.46912.16 130.31 4331.4994.95 142.14 4319.86936.14 133.73 4475.46943.15 134.74 4311.87960.87 137.27 4289.11974.53 139.22 4166.761034.4 147.78 4421.79983.65 140.52 4408.09942.44 134.63 4279.331034 147.71 4672.52

945.24 135.03 4174.19928.26 132.61 4128.351030.6 147.23 4349.331081.7 154.53 4347.45930.31 132.9 4027.231015.2 145.03 4515.73985.29 140.76 4284.171052.8 150.4 4538.58928.14 132.59 4027.421053.5 150.5 4511.661015.2 145.03 4594.49981.67 140.24 4285.28973.79 139.11 4355.071023.1 146.16 4214.371046.9 149.55 4419.171002.9 143.27 4165.43977.25 139.61 4087.1

Lampiran 3. Data Pertambahan Bobot Badan Entog Jantan Starter (gram) Selama Penelitian

Pertambahan Bobot Badan (gram)

Pertambah an Bobot Bad an (gram)��Minggu Ke 1�Ming gu Ke 2 �Mingg u Ke 3gu Ke 4� ���P1 FA U1 104.85 �193.6.35�206.4 5���� P2 FA U1�95.3 �131.04.4�102.4 ���� P3 FA U 1�88.95 �132.3.16�174.3 �����P4 FA U1 98.2�1 02.23

Page 43: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

P2 FB U1 99.05 138.95 104.15 221.2P3 FB U1 87.05 176.7 42.6 245.74P4 FB U1 101 176.09 110.39 101.22P1 FC U1 101.8 131.05 85.35 150.55P2 FC U1 100.2 115 86.95 181.85P3 FC U1 112.75 175.25 177.74 121.45P4 FC U1 116.35 109.3 104.85 196.75P1 FA U2 109.65 169.9 53.1 153.35P2 FA U2 89.4 115.05 128.85 199.35P3 FA U2 91.6 89.4 142.85 129.9P4 FA U2 85.5 146.95 109.65 153P1 FB U2 99.45 125.3 111.03 173.55P2 FB U2 91.9 98.85 92.5 199.6P3 FB U2 106.25 106.05 95.9 140.55P4 FB U2 111.2 146.85 92.57 160.35P1 FC U2 104.8 127.25 108.6 158.43P2 FC U2 98.35 118.15 82 165.3P3 FC U2 81.5 140.1 92.68 153.45P4 FC U2 93.55 166.4 56.55 167.25P1 FA U3 114 177.4 33.55 121.04P2 FA U3 85.95 90.55 84.35 172.6P3 FA U3 89.65 158.35 106.3 162.1P4 FA U3 94.25 177.5 63.55 123.5P1 FB U3 80.1 129.85 141.3 124.75P2 FB U3 100.85 187.1 115.5 157.4P3 FB U3 100.55 166.95 118.8 169.1P4 FB U3 105.25 144.5 106.12 226.05P1 FC U3 116.7 68.45 118.65 151.7P2 FC U3 98 112.7 109.95 170.61P3 FC U3 103.35 131.15 36.4 188.69P4 FC U3 101.4 81.65 104.5 181.8

Pertambahan Bobot Badan

����Minggu Ke 5�Minggu Ke 6�Minggu ��� �157.8 �75.95 �73.7681���� �207.1 131.88 �102.561���� 180.45 136.15 �96.4263���� 160.45 103.17 �62.7799���� �167.2 113.26 122.1577���� 176.05 113.65 �79.9702���� �179. 5�72.8 104.4584���� �88.45 150.42 �148.4

Page 44: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

210 62.54 103.85 845.14186.7 147.95 73.98 892.63159.75 169.55 124.95 1041.44208.4 101.75 128.15 965.55143.45 118.73 75.89 824.07142.5 127.48 100.34 902.97248.8 111.85 70.26 884.66220.15 104.62 116.95 936.82103.45 151.5 188.8 953.08

142 153.2 113.48 891.53207.8 133.01 123.2 912.76109.05 158.65 111.35 890.02100.9 187.7 41.95 829.63129.2 180.19 133.5 906.69125.2 142.2 170.58 905.71161.9 161.6 79.78 887.03148.9 139.3 125.95 860.14142.65 208.6 115.34 900.04153.8 181.55 113.91 965.66110.48 189.85 108.85 867.98126.66 231.75 113.96 948.37123.2 106 110.46 900.51128 149.5 119.61 952.51

120.8 114.4 119.45 936.5799.55 223.06 118.85 896.96115.85 214.85 100.62 922.58135.45 153.45 101.6 850.09160.9 128.94 137.1 896.29

Lampiran 4. Data Konversi Pakan Entog Jantan Starter (gram) Selama Penelitian.Perlakuan Konversi PakanP1 FA U1 5.25P2 FA U1 4.72P3 FA U1 4.96P4 FA U1 3.77P1 FB U1 4.87P2 FB U1 4.86P3 FB U1 4.7P4 FB U1 4.66P1 FC U1 5.09P2 FC U1 4.85

Page 45: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

P3 FC U1 4.15P4 FC U1 4.64P1 FA U2 5.23P2 FA U2 4.75P3 FA U2 4.71P4 FA U2 4.72P1 FB U2 4.63P2 FB U2 4.8P3 FB U2 5.12P4 FB U2 4.69P1 FC U2 4.98P2 FC U2 4.8P3 FC U2 4.8P4 FC U2 4.54P1 FA U3 5.25P2 FA U3 4.76P3 FA U3 4.7P4 FA U3 4.64P1 FB U3 4.76P2 FB U3 5.1P3 FB U3 4.5P4 FB U3 4.65P1 FC U3 4.7P2 FC U3 4.79P3 FC U3 4.9P4 FC U3 4.56

Lampiran 5. Analisa Statistik Tingkat Protein dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Konsumsi Pakan Ternak Entog Jantan (starter).

Perlakuan Ulangan ���� ga n

an �� �� � �� ga n��� ��� � n���� ��� � ����� �����2�3 ���� ��� ����� ��� �� ��� �� ������ ��� � gan��� �� n���� ��� � n����1�2 �3�� ��� �� n���� ����� ��� an�� ������ ����� ��� � n���� ����� ���� �� ��� � ���� � ����� �����1�2 �3�� ��� �� an���� � ����� ��� an�� ������ ����� ����� ����� ��� � �����1�2 �3�� ��� �� an���� � n���� ��� � �����1�2 �3�� ��� �� an���� � ����� ��� an�� ������ ����� ��� � ����� ��� an�� ������ ��� �� an��� �� n���� � ����� �����

��� �1�2 �3������ ��� n���� �����

Page 46: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Jumlah Kuadrat JK (XX)

FK= (2186.9)2 = 132848.14x3x3

JK total = (76.452+63.72+………+51.052) –FK= 2144.3947

JK Prot = (563.852+566.72+559.352+ 4972)-FK3x3

= 369.3594

JK Frek = (746.852+728.352+711.72) –FK4x3

= 51.5279

JK Prot Frek = 133766.0017-FK- JKprot - JK Frek

= 133766.0017-132848.1-369.3594-51.5279 = 497.0144

JK Galat = JKtotal - JK prot - JK Frek - JK Prot Frek = 2144.3947-369.3594-51.5279-497.0144 = 1226.493

Jumlah Kuadrat JK (YY)

FK= (155049.7)2 = 667789065.84x3x3

JK total = (4535,8732+4087,0572+………+4087,232) –FK= 907889.6991

JK Prot = (39013.972+39161.32+39084.852+ 37789.572)-FK3x3

=141420.1065

JK Frek = (51819.032+52007.152+51223.512) –FK4x3

= 27892.3653

JK Prot Frek = 668090612.2-FK- JKprot - JK Frek

= 668090612.2-667789065.8-141420.1065-27892.3653 =132233.9698

Page 47: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

JK Galat = JKtotal - JK prot - JK Frek - JK Prot Frek= 606343.2575

Jumlah Hasil Kali JHK (XY)

FK = (2186.9)x(154807.7) = 9404137.7544x3x3

JHK total = (76.45x4535.873)+( 63.7x4087.057)+………+( 51.05x4087.23) –FK = 57210.198

JHK Prot =(563.85x39013.97)+(566.7x39161.3)+(559.35x39084.85)+(497x37789.6)-FK 3x3

= 21891.4496

JHKFrek = (746.85x51819.03)+(728.35x52007.15)+(711.7x 51223.51) –FK4x3

= 15547.4398

JHKProtFrek = 9434763.729-(FKXXxFKYY)-(JKprotXXxJKprotYY)- (JKFrekXXxJKprotYY) = 9434763.729-9404137.754-21891.4496-15547.4398 = -6812.9149

JHKGalat =(JKtotalXXxJKtotalYY)–(JKprotXXXJKprotYY)–(JKFrekXXxJKFrekYY)–(JKProtFrekXXx JKProt FrekYY)

= 57210.198-21891.4496-15547.4398-6812.9149 = 26584.2235

Analisa Peragam���JK d an J HK K dan JHK

bel ��� ����� F tabel� � K dan J K dan JHK K dan

���� ����� ��F tab l��� J

HK J HK HK an J HK JH K JHK JHK an JHK JHK an JHK an JHK����

F t abe l��� JHK JHK d

an JHK �� ������F abe l � �

xx�yy xy xx�yy�xy� ������ K

n JHK����������F tabel�������������F tabel������xx�yy�xy����

�������5%�1%���Prot3369.36�141420.

11�21891.44�1297474�1-1156054.3�2-578027.152.24�3.01�4.72

���Frek251.53

2

7892.37�15547

.44�654437.1

1-626544.74�1

-626544.741

.04�3.4�5.61

Page 48: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Selang 0 % 1 % 2 %Nilai Tabel UJD 3.96 4.15 4.26

SE x Nilai Tabel UJD 116.3475 121.9299 125.1618

Perlakuan Rata-rata (gram) NotasiP4 4198.837 aP3 4342.763 aP1 4345.997 aP2 4351.257 a

2. UJD Frekuensi Pakan

SE = √KT PF axr

SE = √7768.748 4x3=25.4439

Selang 0 % 1 % 2 %Nilai Tabel UJD 3.96 4.15 4.26

SE x Nilai Tabel UJD 100.7578 105.5922 108.391

Perlakuan Rata-rata (gram) NotasiFC 4276.96 aFA 4318.253 aFB 4333.928 a

3. UJD PF Pakan

SE = √KT PF r

SE = √7768.748 3

= 50.8879

Selang 0 % 1 % 2 %Nilai Tabel UJD 3.96 4.15 4.26

SE x Nilai Tabel UJD 201.5161 211.1848 216.7825

Tabel 2. Kombinasi Tingkat Protein dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Konsumsi Pakan Entog Jantan Starter.

Perlakuan Rata-rata (gram) NotasiP4FC 4194.897 a

Page 49: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

P4FA 4197.863 aP1FC 4198.727 aP4FB 4203.763 aP2FA 4281.027 abP3FA 4340.58 bP3FB 4343.457 bP3FC 4344.247 bP2FC 4369.967 bcP1FB 4385.723 bcP2FB 4402.773 bcP1FA 4453.54 c

Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan adanya perbedaan pengaruh yang sangat nyata ( P<0,01).

Lampiran 6. Analisa Statistik Tingkat Protein dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Pertambahan Bobot Badan Ternak Entog Jantan (starter).

Perlakuan Ulangan ���� ga n

an �� �� � �� ga n��� �� ��� gan�� ��� ���� ���

n��� ��� an��� ��� gan�� ����� ��� gan�� ������ an��� ��� �� ��� an������ n��� ���

��� ���� � ���� ��� ��� ��� gan���� � �� ��� gan�� ����� ��� gan�� ������ gan�� ��� gan�� ��� ���� � �an�� ��� �� ��� gan������ an���� �� n����

1�2 �3�� ��� ��� � �� ��� n��������� �� ��� gan�� � � �� ��� n��������� ��� � ���� �� ���� � ����

an�� ��� ���� ���� ��� gan������ ��� � an��� ��� an������ n�������

��� a n��� ��� an�� ����� ���1�2 3����� ���1�2�����

���

�1�2�3����

���

�1�2�3������������

����1�2�3�������

Page 50: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

JK Frek = (746.852+728.352+711.72) –FK4x3

= 51.5279

JK Prot Frek = 133766.0017-FK- JKprot - JK Frek

= 133766.0017-132848.1-369.3594-51.5279 = 497.0144

JK Galat = JKtotal - JK prot - JK Frek - JK Prot Frek= 2144.3947-369.3594-51.5279-497.0144= 1226.493

Jumlah Kuadrat JK (YY)

FK= (32470.886)2 = 29287734.384x3x3

JK total = (863.81332+824.06692+………+889.17172) –FK= 65973.2715

JK Prot = (7851.56442+ 8152.77912+8316.03062+ 8150.4612)-FK3x3

= 12404.5115

JK Frek = (10720.682+10948.872+10801.292) –FK4x3

= 2148.9215

JK Prot Frek = 29309097.15-FK- JKprot - JK Frek

= 29309097.15-29287734.38-12404.5115-2148.9215 = 6809.337

JK Galat = JKtotal - JK prot - JK Frek - JK Prot Frek= 65973.2715-12404.5115-2148.9215-6809.337= 44610.5015

Jumlah Hasil Kali JHK (XY)

FK= (2186.9) x (32470.886) = 1972516.1284x3x3

JHKtotal = (76.45x863.8133)+( 63.7x824.0669)………+( 51.05x889.1717) –FK = 5561.27541

JHKProt = (563.85x7851.56)+(566.7x8152.77)+(559.35x8316.03)+(497x8150.461)-FK3x3

Page 51: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

= -335.30982

JHKFrek = (746.85x10720.68)+( 728.35x10948.87)+( 711.7x10801.29) –FK 4x3

= -130.50926

JHKProtFrek= 1972146.296-(FKXXxFKYY)-(JKprotXXx JKprotYY)-(JHKFrekXXxJHKprotYY)

= 1972146.296-1972516.128-(-335.30982)-( -130.50926) = 95.98731

JHK Galat = (JKtotalXXxJKtotalYY)–(JKprotXXXJKprotYY)–(JKFrekXXxJK FrekYY)–(JKProt

FrekXXxJKProt FrekYY) = 5561.27541-(-335.30982)-( -130.50926)- 95.98731 = 5931.107

Analisa Peragam

JK dan J HK da n JH Kabe l�

��xx �y y�xy xx�yy�xy xy �x y xy y x�yy xyy�xy xx�yy xy yy�xy xx�yy�xy xx�yy�xy x x�yy�xy xx�yy �xy xx�y

xx �yy�xy y �xy �y y�xy �y y�xy yy�xy �yy�xxx�yy�xy xy �x y y x x y y

y�x y y�xy y�xy y y x y

�yy�xy����������5%�1%���Prot3369.3612404.51-335.31304.398

95�112100.111�26050.05550.05�3.01�4.72����Frek251.53�2148.92�-130.

51�330.5426�11818.3774�11818.37740.18�3.40�5.61����

PF6497.01�6809.3

3

7�95.98731�1

8.5379�1679

0.799�51358.159

80.012.51

3.67����Ga

l

24122 6.49 �446 10.5

5931.107�28681.8 73�1 15928 .6286

--�����Total3521 44.39�65 973.2685 �5561.27

������Kes impulan : Protein pakan

fre kuensi pe mbn p akan yan g rik an tidak me

Page 52: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

P3 924.004 a

2. UJD Frekuensi Pakan

SE = √KT PF bxr

SE = √1358.1598 4x3= 10.6386

Selang 0 % 1 % 2 %Nilai Tabel UJD 3.96 4.15 4.26

SE x Nilai Tabel UJD 42.1288 44.1502 45.3204

Perlakuan Rata-rata (gram) NotasiFA 893.3815 aFC 900.12 aFB 912.4057 a

Page 53: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Lampiran 7. Analisa Statistik Tingkat Protein dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Konversi Pakan Ternak Entog Jantan (starter).

Perlakuan Ulangan �UlangananganUlangan

�Ula

nganangan�Ulangan

�U la

g aRa ta -r at a � � Pr os en ta se

te in (%)�F ekuen si Pe mber an Pak an �1 �2�3 ��� � �X �Y�X�X Y�XY��� F

A76,45 �5,25 �63.7 �5,23

�74,55�5 ,25�21

4,7�1

71. 57�5.2 4��� FB5 0,5�4, 85�6 7.85�4 ,73�69 ,1�4, 81�18

14. 39�62 .484 .79�

� FC52 ,95�4 ,95�49

4,94�5 9,75�4,9�16

4.7 9�53. 94.9 3��

FA 58,7 �4,72 �59.05

4,75�5 9,3�4,76�17

14. 23�59 .024 .74�

� FB71, 1�4,8 6�55.6 5�4,80 �65,2�4,88

95 14.54 �63.9 84.8 5��� FC 65, 5�4,83

64.55 4,83�67,65

197 ,7�14 .45 65.9 4.82 ��� F A62,5 �4,74 55.1�4 ,71

�4, 7�186 ,95�1 4.15 62.3 24.7 2� �F B58,8 �4,7�6 7.4�4

,7 4,5�1 85,9 14.10 �61.9 74.7 ��� FC68,

3�4,34 �63.84,8�5

,9 186,5 �14.0 4�62. 174. 68��� F A53,8

4,61�6 6.8�4,72�47

.65 �168,1 5�13. 98�56 .054 .66� � FB49, 8�4,66 �52.8 4,69

5�4,64 �1 63,05�1

3.99�5

4.35 4.66

��� FC67

,45�4,6

3�47.3

4,58�51,05�4,

165,8�13.77�55.274.59

���Total� 735.85�57,14�7

13�57,6

8

�738,05�57,34�2186,9�172,16�728.9857.59��Jumlah Kuadrat JK (XX)�FK= (2186.9)2 = 132848.1��4x3x3JK total

= (76.452+63.72+………+51.052) –FK��= 2144.3947�JK Prot = (563 852+566

Page 54: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

= 133766.0017-132848.1-369.3594-51.5279 = 497.0144

JK Galat = JKtotal - JK prot - JK Frek - JK Prot Frek= 2144.3947-369.3594-51.5279-497.0144= 1226.493

Jumlah Kuadrat JK (YY)

FK= (172,16)2 = 823,30744x3x3

JK total = (5,252+5,232+………+4,562) –FK= 1,0862

JK Prot = (44,912+43,222+42,292+ 41,742)-FK3x3

= 0,6424

JK Frek = (58,092+57,022+57,052) –FK4x3

= 0,0619

JK Prot Frek = 824,2945-FK- JKprot - JK Frek

= 824,2945-823,3074-1,0862-0.0619 = 0,2828

JK Galat = JKtotal - JK prot - JK Frek - JK Prot Frek= 1,0862-1,0862-0,0619-0,2828= 0,0991

Jumlah Hasil Kali JHK (XY)

FK= (2186,9)x(172,16) = 10458,24184x3x3

JHK total = (76.45x52,25)+(63.7x5,23)+………+(51.05x4,56) –FK= -27,3643

JHK Prot = (563,85x44,91)+( 566.7x43,22)+( 559.35x42,29)+( 497x41,74)-FK3x3

= 10,0881

JHK Frek = (746.85x58,09)+( 728.35x57,02)+( 711.7x57,05) –FK4x3

= 1,5514

JHK Prot Frek = 10477,728-(FKXXxFKYY)- (JKprotXXxJKprotYY)- (JKFrekXXxJKprotYY) = 10477,728-10458,2418-10,0881-1,5514

Page 55: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

= 7,8467

JHK Galat= (JKtotalXXxJKtotalYY)-(JKprotXXXJKprotYY)–(JKFrekXXxJK FrekYY)–(JKProt

FrekXXx JKProt FrekYY)= -27,3643-10,0881-1,5514-7,8467= -7,8791.

Analisa Peragam84 67��= -7,87 91 . A na li sa Peragam

JK dan JH JHK���� JHK��� dan JHK ,8467�= -7,879 .Anal isa P erag

7 �= -7,8 91.An alisa P eragam� �= -7,879 1.Ana lisa Pera84 67��= 8791. Analis Perag m � 7 �= -7, 791.Ana lisa Pera7� = -7,879 .Anal isa Per gam� �� �JK dan JH K g a�� -7,8791 Anali sa Pera g a m � ,

67��= -7,8791.Analisa Peragam��8791.Analisa Peragam�����JK dan JHK������

�������F tabel������xx�yy�xy����

����5%�1%���Prot3369.3594�0.6424�10.08810.

2755�10.3668�20.

1

8341.5020�3

.01�4.72����

Frek251.52

790.0619�1

.55140.04

67�1

.0152�1 0.0 152 3.07

.40�5.61����PF6 497. 0144 0.282

84670.1238�10.1589 50.031 73.897 6**�2.53

7����Gala t241226.4930,0 991�-7,

�0, 0506 1

85 23�- �-

�� Total 35

4.3 95�1,0 86

4

,6071����������Keterangan: ** Berbeda Sangat Nyata (p<0.01).�Kesimpulan : Protein

akan da n fr ekue nsi erian pakan yang diber ikan membe

n pengaruh yang sanga t nyata terhad ap konv

Page 56: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Perlakuan Rata-rata (gram) NotasiFB 4.75 aFC 4.755 aFA 4.84 a

3. UJD PF Pakan

SE = √ KT PF r

SE = √0.0317 3= 0.1028

Selang 0 % 1 % 2 %Nilai Tabel UJD 3.96 4.15 4.26

SE x Nilai Tabel UJD 0.4071 0.4266 0.4379

Tabel 4. Kombinasi Tingkat Protein dan frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Konversi Pakan Entog Jantan Starter.

Perlakuan Rata-rata (gram) NotasiP4FC 4.59 aP4FB 4.66 abP4FA 4.66 abP3FC 4.68 abP3FB 4.7 bP3FA 4.72 bcP2FA 4.74 bcP1FB 4.79 bcP2FC 4.82 cP2FB 4.85 cP1FC 4.93 cP1FA 5.24 d

Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan adanya perbedaan pengaruh yang sangat nyata ( P<0,01).

Page 57: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Lampiran 8. Perhitungan Penyusunan Pakan.

Perhitungan penyusunsn pakan berdasarkan tingkat protein pakan untuk 100 kg

pakan.

1. Tingkat Protein 16%.

• 30 kg konsentrat dengan kadar protein 29%. Sehingga nilai protein:

30 kg x 10029

= 8,7%

• Dari 100 kg ransum campuran dengan protein 16% baru tersedia 30 kg dengan

protein 8,7%. jadi persentase selisih protein adalah 70 kg dengan 7,3% protein.

Perhitungan: 703,7

x 100% = 10,42 %

• Bahan baku yang digunakan adalah jagung dan bekatul dengan kadar protein

8,8% dan 11,8%

Perhitungan : Bekatul 11,8 1,62

10,42

Jagung 8,8 38,1

3

Bekatul dibutuhkan = 362,1

x 70 = 37,8 kg

Page 58: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Jagung dibutuhkan = 338,1

x 70 = 32,2 kg

• Ransum Konsentrat + jagung + bekatul

30 kg konsentrat, kontrol protein 30 x 10029

= 8,7%

37,8 kg bekatul, kontrol protein 37,8 x 1008,11

= 4,46%

32,2 kg jagung, kontrol protein 32,2 x 1008,8

= 83,2

15,99%

Jadi untuk 100 kg ransum dengan protein 16% dibutuhkan Konsentrat 30

kg, Bekatul 37,8 kg dan Jagung 32,2 kg.

2. Tingkat Protein 18%.

• 40 kg konsentrat dengan protein 29%. Sehingga nilai protein:

40 kg x 10029

= 11,6%

• Dari 100 kg ransum campuran dengan protein 18% baru tersedia 40 kg dengan

protein 11.6%. jadi persentase selisih protein adalah 60 kg dengan 6.4% protein.

Page 59: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Perhitungan : 604.6

x 100% = 10,67 %

• Bahan baku yang digunakan adalah jagung dan bekatul dengan kadar protein

8,8% dan 11,8%

Perhitungan : Bekatul 11,8 1,87

10,67

Jagung 8,8 13,1

3

Bekatul dibutuhkan = 387,1

x 60 = 37,4 kg

Jagung dibutuhkan = 313,1

x 60 = 22.6 kg

• Ransum Konsentrat + jagung + bekatul

40 kg konsentrat, kontrol protein 40 x 10029

= 11.6%

37,4 kg bekatul, kontrol protein 37,4 x 1008,11

= 4,41%

22.6 kg jagung, kontol protein 22.6 x 1008,8

= 98.1 %17.99%

Jadi untuk 100 kg ransum dengan protein 18% dibutuhkan Konsentrat 40 kg,

Page 60: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Bekatul 37,4 kg dan Jagung 22.6 kg.

3. Tingkat Protein 20%.

• 50 kg konsentrat dengan protein 29%. Sehingga nilai protein:

50 kg x 10029

= 14,5%

• Dari 100 kg ransum campuran dengan protein 20% baru tersedia 50 kg dengan

protein 14,5%. jadi persentase selisih protein adalah 50 kg dengan 5,5% protein.

Perhitungan : 705,5

x 100% = 11 %

• Bahan baku yang digunakan adalah jagung dan bekatul dengan kadar protein

8,8% dan 11,8%

Perhitungan : Bekatul 11,8 2,2

11

Jagung 8,8 8,0

3

Bekatul dibutuhkan = 32,2

x 50 = 36,67 kg

Jagung dibutuhkan = 38,0

x 50 = 13,33 kg

• Ransum Konsentrat + jagung + bekatul

Page 61: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

50 kg konsentrat, kontrol protein 50 x 10029

= 14,5%

36,67 kg bekatul, kontrol protein 36,67 x 1008,11

= 4,32%

13,33 kg jagung, kontrol protein 13,33 x 1008,8

= 17,1

19,99%

Jadi untuk 100 kg ransum dengan protein 20% dibutuhkan Konsentrat 50 kg,

Bekatul 36,67 kg dan Jagung 13,33 kg.

4. Tingkat Protein 22%.

• 60 kg konsentrat dengan protein 29%. Sehingga nilai protein:

60 kg x 10029

= 17,4%

• Dari 100 kg ransum campuran dengan protein 22% baru tersedia 60 kg dengan

protein 17,4%. jadi persentase selisih protein adalah 40 kg dengan 4,6% protein.

Perhitungan : 406,4

x 100% = 11,5 %

• Bahan baku yang digunakan adalah jagung dan bekatul dengan kadar protein 8,8%

dan 11,8%

Perhitungan : Bekatul 11,8 2,7

Page 62: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

11,5

Jagung 8,8 3,0

3

Bekatul dibutuhkan = 37,2

x 40 = 36 kg

Jagung dibutuhkan = 33,0

x 70 = 4 kg

• Ransum Konsentrat + jagung + bekatul

60 kg konsentrat, kontrol protein 60 x 10029

= 17,4%

36 kg bekatul, kontrol protein 36 x 1008,11

= 4,25%

4 kg jagung, kontrol protein 4 x 1008,8

= 35,0

21,95%

Jadi untuk 100 kg ransum dengan protein 16% dibutuhkan Konsentrat 60 kg,

Bekatul 36 kg dan Jagung 4 kg.

Page 63: Pengaruh Tingkat Protein Pakan Dan Frekuensi Pemberian Pakan Terhadap Kinerja Entog [Cairina Muschata] Jantan Starter

Lampiran 9. Hasil Analisa Proximat Konsentrat, Jagung Kuning dan Dedak Halus.

N0 Nama Sampel Protein Kasar (%)

Serat Kasar (%)

Lemak (%)

Air (%)

Abu (%)

1 Konsentrat 29,149 10,738 4,55 6,770 30,40

N0 Nama Sampel Protein Kasar (%)

Serat Kasar (%)

Lemak (%)

Air (%)

Abu (%)

1 Jagung Kuning 8,9 2,9 3,5 10,98 1,48

N0 Nama Sampel Protein Kasar (%)

Serat Kasar (%)

Lemak (%)

Air (%)

Abu (%)

1 Dedak Halus 12 12 13 2,49 1,60