PENGARUH TINGKAT INTENSITAS BELAJAR TERHADAP...
Transcript of PENGARUH TINGKAT INTENSITAS BELAJAR TERHADAP...
PENGARUH TINGKAT INTENSITAS BELAJAR
TERHADAP TERJADINYA STRES PADA MAHASISWA
PSPD 2011 FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
Faizal Rachmadi
1111103000020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/ 2014 M
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat,
dan inayah-Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul “Pengaruh
Tingkat Intensitas Belajar Terhadap Terjadinya Stres pada Mahasiswa PSPD 2011
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, dalam
kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya
dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tadjudin, SpAnd, dr. M. Djauhari
Widjajakusumah, dan DR. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes, selaku Dekan
dan pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Dokter.
3. dr. Ahmad Azwar Habibi, M.Biomed dan Alfiah, M.Ag selaku dosen
pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan penelitian ini.
4. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggung jawab riset PSPD 2011,
yang telah membuat kami selalu bersemangat dan menjadikan skripsi
merupakan hal yang menyenangkan.
5. Kedua orang tua Penulis, Tarmizi, S.IP, MM dan Pauzia H Abdul Somad,
Kakak Penulis, Mizia Elliza, S.Pd, Adik Penulis, Muhammad Rizki,
Kakek Penulis, Abdul Hamid Bin Maderi dan Malikun Bin Mat Ahir,
serta Keluarga Besar Penulis yang ada di Desa Rimba Alai dan Pelajau
vi
Ilir, Kecamatan Banyuasin III, Provinsi Sumatera Selatan, yang selalu
mencurahkan kasih sayangnya, mendukung dalam suka dan duka, dan
selalu mendoakan penulis.
6. Keluarga di Man Pangkalan Balai yang telah memberikan do’a dan
dukungannya kepada penulis.
7. Teman-teman satu kelompok penelitian, Rhandy Septianto dan Leily
Badrya. Terimakasih untuk perjuangan bersama-sama dalam setiap
langkah, dari mulai penyusunan ide sampai sidang, kita selalu saling bantu
membantu dan mengingatkan sampai penelitian ini selesai dan sukses.
8. Semua responden yang bersedia mengikuti penelitian ini yaitu PSPD
2011. Semoga segala amal baik kalian dibalas Allah dengan balasan
berkalikali lipat kebaikan.
9. Teman-teman Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2011, dan
semua pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya
harapkan demi kesempurnaan penelitian ini.
Akhir kata Wallahul muwaffiq ila aqwamit thoriq
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
“...Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat...(Q.S. Al Mujadilah:11)”
Penyusun
vii
Motto
....
11. …’’Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan (nasib) suatu
kaum (seseorang) kecuali mereka
(mau berusaha) merubah keadaan yang ada pada (diri) mereka
sendiri” (QS. Ar-Ra'ad: 11).
… …
286. “Allah SWT tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya"… (QS. Al-Baqarah: 286).
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-
Insyirah: 6)
….. ........
11“...Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman
diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat...(Q.S. Al Mujadilah:11)”
viii
ABSTRAK
Faizal Rachmadi. Program Studi Pendidikan Dokter. Pengaruh Tingkat Intensitas
Belajar Terhadap Terjadinya Stress pada Mahasiswa PSPD 2011 FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Latar Belakang: Stres adalah respon tubuh non spesifik terhadap stimulus yang
mengganggu. Faktor yang memicu terjadinya stres yaitu intensitas belajar. Intensitas
belajar adalah jumlah belajar yang dilakukan mahasiswa dalam tingkat waktu tertentu
untuk mendapatkan pengalaman secara maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh tingkat intensitas belajar terhadap terjadinya stres pada
mahasiswa PSPD 2011. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis
observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak
94 responden. Hasil: Hasil penelitian didapatkan 14 responden dengan tingkat
intensitas belajar tinggi 100% mengalami stres ringan, 59 responden dengan tingkat
intensitas belajar sedang 98,3% mengalami stres ringan dan 1,7% mengalami stres
sedang, serta 21 responden dengan tingkat intensitas belajar tinggi 100% mengalami
stres ringan. Analisa data menggunakan uji chi square, didapatkan nilai p sebesar
0,741, menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat intensitas belajar
terhadap terjadinya stres pada mahasiswa PSPD 2011.
Kata Kunci: Intensitas Belajar, Stres
ABSTRACT
Faizal Rachmadi. Medical Education Programme. The Effect of Learning Intensity on
Psychological Stress of Syarif Hidayatullah Jakarta State Islamic University Medical
Study Programme Students Class 2011.
Background: Stress is a nonspecific response of the body to stimuli perceived as
challenging. Learning intensity is one of the factors related to cause stress. Learning
intensity is defined as the amount studying in a given period of time. This study is
conducted to determine the effect of learning intensity on psychological stress of
medical students. Methods: The method used in this study is observational analysis
with cross sectional approach. All 94 students of class 2011 were involved in this
study. Result: The results were 14 students with low level of learning intensity 100%
had mild stress, 59 students with medium level of learning intensity 98,3% had mild
stress and 1,7% had medium stress, 21 students with high level of learning intensity
100% had mild stress. Using chi square analysis, the p value acquired from this study
is 0,741, indicating no significant effect of learning intensity on psychological stress
of medical students.
Keywords: Learning Intensity, Stress
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................................. iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................. v
MOTTO ...................................................................................................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
1.4. Hipotesis ......................................................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 6
2.1. Landasan Teori ................................................................................................ 6
2.1.1. Intensitas Belajar ................................................................................... 6
2.1.2. Pengertian Stres .................................................................................. 12
2.1.3. Etiologi Stres ....................................................................................... 13
2.1.4. Patogensis dan Patofisiologi ............................................................... 15
2.1.5. Bentuk, Gejala Klinis, dan Tingkat Stres............................................ 16
2.1.6. Pengaruh Intensitas Belajar Terhadap Terjadinya Stres ..................... 19
2.1.7. Koping Stres ........................................................................................ 20
2.2. Kerangka Teori ............................................................................................. 22
2.3. Kerangka Konsep .......................................................................................... 23
x
2.4. Definisi operasional ...................................................................................... 24
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ................................................................... 25
3.1. Desain Penelitian .......................................................................................... 25
3.2. Lokasi dan waktu penelitian ......................................................................... 25
3.3. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 25
3.4. Kriteria Sampel ............................................................................................. 26
3.5. Cara Kerja Penelitian .................................................................................... 27
3.6. Variabel yang Diteliti .................................................................................... 27
3.7. Managemen Data .......................................................................................... 27
3.7.1 Pengolahan Data .................................................................................. 27
3.7.2 Analisa Data ......................................................................................... 28
BAB 4 Hasil dan Pembahasan ................................................................................... 29
4.1 Persiapan Penelitian ....................................................................................... 29
4.1.1 Pelaksana Uji Coba Instumen .............................................................. 29
4.1.2 Hasil Uji Validasi dan Reliabilitas ....................................................... 29
4.2 Hasil Penelitian .............................................................................................. 30
4.2.1 Analisis Univariat ................................................................................ 30
4.2.1.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Intensitas Belajar ...... 30
4.2.1.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Stres .......................... 31
4.2.2. Analisis Bivariat .................................................................................. 33
4.3 Keterbatasan penelitian .................................................................................. 34
BAB 5 PENUTUP ..................................................................................................... 35
5.1 Simpulan ........................................................................................................ 35
5.2 Saran .............................................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 36
Lampiran Kuesioner Penelitian ................................................................................... 39
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.4 Definisi Operasional ................................................................................... 24
Tabel 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Intensitas Belajar ........................ 30
Tabel 4.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Stres ............................................ 31
Tabel 4.3 Analisis Bivariat .......................................................................................... 33
xii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Distribusi Tingkat Intensitas Belajar Mahasiswa ................................... 31
Diagram 4.2 Distribusi Tingkat Stres Mahasiswa....................................................... 32
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mekanisme Respon Tubuh Terhadap Stres ............................................. 16
1
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan atau
keterampilan. Belajar juga dapat disebut proses perubahan dalam perilaku
yang terjadi akibat dari pengalaman. Proses belajar tersebut melibatkan unsur
jiwa ataupun raga. Kedua unsur tersebut harus seimbang agar dapat terjadi
unsur perubahan. Perubahan yang dimaksud tidak hanya dari perubahan fisik
saja, tetapi melainkan perubahan jiwa dengan masuknya kesan-kesan baru ke
dalam kehidupan. Perubahan tersebut yang nantinya akan merupakan hasil
bagian bentuk dari proses belajar. Perubahan dari proses belajar dapat
mempengaruhi tingkah laku seseorang.1,2
Intensitas belajar merupakan frekuensi atau jumlah belajar yang
dilakukan mahasiswa dalam tingkat waktu tertentu untuk memperoleh
pengalaman secara maksimal. Tingkat intensitas belajar yang di maksud
adalah tingkat seberapa sering usaha yang dapat dilakukan mahasiswa
kedokteran untuk menghasilkan perubahan-perubahan baik dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman, keterampilan nilai dan sikap.3,4,5
Mahasiswa kedokteran adalah mahasiswa yang menempuh pendidikan
di perguruan tinggi dalam kurun waktu lima setengah tahun sampai enam
tahun, terdiri dari tiga tahun program studi pendidikan sarjana kedokteran
yaitu semester satu sampai semester enam, dan dua setengah tahun program
studi profesi dokter yaitu semester tujuh sampai semester sebelas. Mahasiswa
yang mengambil program studi pendidikan dokter akan menempuh metode
pembelajaran yaitu dengan menggunakan sistem KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi) seperti PBL (Problem Based Learning) yaitu strategi
pembelajaran yang menitikberatkan pada mahasiswa..6,7
Banyak dari mahasiswa kedokteran mengeluh kurangnya istirahat
kerena menghabiskan waktu untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas
2
kuliah. Selain menempuh mata kuliah yang dianggap cukup sulit dan
membutuhkan konsentrasi tinggi. Oleh karena itu, Banyak hal yang dapat
menyebabkan terjadinya stres pada mahasiswa kedokteran seperti tuntutan
untuk belajar yang lebih giat, kuliah yang padat, diskusi kelompok,
keterampilan klinik dasar, yudisium, SPP yang relatif mahal, dan dituntut
aktif dalam berorganisasi.6
Banyak hal yang dapat menyebabkan stres pada mahasiswa
kedokteran. Stres mengandung arti sebagai reaksi respon nonspesifik dari
tubuh terhadap setiap faktor yang mengalahkan, atau mengancam untuk
mengalahkan kemampuan kompensasi tubuh dalam mempertahankan
homeostasis. Stres dapat disebut juga respon tubuh tidak spesifik terhadap
kebutuhan tubuh yang mengganggu. Stres adalah suatu fenomena yang
biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak bisa di hindari serta
akan dialami oleh setiap orang. 1,8
Adapun faktor yang dapat memicu terjadinya stres diantaranya adalah
intensitas belajar yang meliputi dari kebiasaan belajar individu, proses
pembelajaran, lingkungan belajar yang baru, hubungan dengan dosen, dan
hubungan dengan teman dalam satu angkatan. Namun, tidak semua orang
mampu melakukan adaptasi dan mengatasi penyebab dari stres (stresor)
tersebut, sehingga dapat menimbulkan dampak keluhan berupa stres, cemas,
dan depresi. 1,9
Stres pada mahasiswa kedokteran telah banyak dilakukan penelitian.
Di Amerika Utara, penelitian ini dilakukan terhadap 100 mahasiswa. Dari 100
mahasiswa tersebut menunjukkan bahwa prevalensi tingkat stres pada
mahasiswa kedokteran adalah 38%. Di Asia, seperti Pakistan yang
menunjukan 30,84% mengalami stres dengan melibatkan 161 mahasiswa
kedokteran. Di Thailand, menunjukan 61,40% mengalami stres dengan
melibatkan 686 mahasiswa kedokteran, serta di Malaysia dari 396 mahasiswa
menunjukan bahwa prevalensi stres mahasiswa kedokteran adalah 41,9%
.8,10,11
3
Penelitan tentang stres pada mahasiswa kedokteran juga dilakukan di
Arab Saudi yang mencapai 57% mahasiswa mengalami stres dengan
melibatkan 494 mahasiswa. Dari 57% tersebut di antaranya 21,5%
mangalami stres ringan, 15,8% mengalami stres sedang dan 19,6%
mengalami stres berat. Dampak stres terutama dirasakan oleh mahasiswa
tahun pertama, kedua, dan ketiga. Stres pada mahasiswa kedokteran dapat
menyebabkan terjadinya penurunan prestasi akademik, konsentrasi belajar,
dan daya ingat.8,11
Penelitian yang sama juga dilakukan di Iran tentang stres pada
mahasiswa kedokteran yang menunjukkan 61,47% mengalami stres, dimana
26,22% mengalami stres ringan, 20,5% mengalami stres sedang dan 14,75%
mahasiswa kedokteran mengalami stres berat. Perbedaan dari tingkat stres
tersebut disebabkan oleh faktor penyebab stres misalnya tuntutan dari pihak
pemerintah/universitas, kenyamanan ruang kuliah, frekuensi ujian yang dapat
terjadinya peningkatan dari aktivitas belajar, dan hiburan.12,13
Cara untuk mengatasi atau mengendalikan stres (Coping Stress),
beberapa penelitian menggunakan tingkat religiusitas individu. Artinya bahwa
dengan tingkat religiusitas dapat mempertinggi kemampuan individu dalam
mengatasi ketegangan-ketegangan (ability to cope) akibat permasalahan yang
dihadapi individu, selain itu individu yang mempunyai tingkat religiusitas
tinggi memiliki pedoman dan daya tahan lebih baik dalam memanajemeni
stres yang dihadapi. Pada penelitian lain juga menyatakan bahwa cara untuk
menurunkan tingkat stres dengan menerima realitas, berbicara dengan
seseorang yang dapat melakukan sesuatu atau memberi solusi dan meminta
bantuan Allah SWT.14,15
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa intensitas belajar
merupakan kuat lemahnya belajar untuk dapat memperoleh pengalaman
maupun perubahan-perubahan yang bersifat konstan, sementara stres
merupakan kondisi yang umumnya dialami oleh mahasiswa fakultas
kedokteran. Oleh karena itu, muncul ketertarikan penulis untuk meneliti
4
pengaruh tingkat intensitas belajar terhadap terjadinya stres pada mahasiswa
PSPD angkatan 2011 FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut diatas dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
Bagaimana pengaruh tingkat intensitas belajar pada mahasiswa PSPD
angkatan 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap terjadinya stres?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh tingkat intensitas belajar terhadap
terjadinya stres pada mahasiswa PSPD angkatan 2011 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui intensitas belajar pada mahasiswa PSPD
angkatan 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Untuk mengetahui sumber penyebab terjadinya stres pada
mahasiswa PSPD angkatan 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Untuk mengetahui kejadian stres akibat intensitas belajar pada
mahasiswa PSPD angkatan 2011 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.4 Hipotesis
Terdapat pengaruh antara tingkat intensitas belajar dengan stres pada
mahasiswa PSPD 2011.
5
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Memberikan wawasan, pengalaman, dan keterampilan pada
peneliti.
Menambah pengetahuan peneliti tentang pengaruh intensitas
belajar terhadap terjadinya stres pada mahasiswa kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.5.2 Bagi Institusi
Memberikan tambahan pengetahuan tentang penelitian ini ke
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Menjadi sumber referensi bagi peneliti lain untuk melakukan
penelitian yang lebih lanjut.
1.5.3 Bagi Subyek
Memberikan informasi tentang pengaruh intensitas belajar
terhadap terjadinya stres pada mahasiswa kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terutama pada mahasiswa PSPD 2011.
Memberikan informasi tentang intensitas belajar yang tidak sesuai
sehingga menimbulkan stres pada mahasiswa kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Intensitas Belajar
Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, pengalaman dan sikap. Pengalaman dari proses belajar
yang didapat menyebabkan terjadi perubahan didalam individu. Faktor
yang mempengaruhi belajar terdiri dari faktor internal dan eksternal.
Faktor internal misalnya fisik dan psikis, sedangkan faktor eksternal
lingkungan sekolah dan keluarga. Faktor psikis terdapat dua yaitu
kognitif dan kognatif. Contoh kognitif antara lain bakat, kerampilan
dan lain-lain. Kognatif adalah keyakinan dan perilaku untuk
mengubah sikap contohnya motivasi dan intensitas belajar.2,3,4,5
Intensitas menurut Bahasa latin yaitu intentio yang artinya niat,
derajat kekuatan tertinggi, kekuatan terbesar, meregang sampai batas
jauh. Intensitas dapat diartikan suatu dorongan, perbuatan, dan
kebiasaan untuk mengambarkan perbedaan dari proses perbuatan.
Sedangkan belajar, Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, adalah
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah
laku, atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.
Secara harfiah, intensitas belajar mengandung arti kuat
lemahnya belajar. Intensitas belajar mengacu pada banyaknya kegiatan
belajar yang dilakukan mahasiswa dengan cara belajar yang intensif.
Intensitas belajar adalah frekuensi belajar individu yang dilakukan
mahasiswa selama kurun waktu tertentu untuk memperoleh
pengalaman/perubahan secara maksimal.5
7
Mahasiswa yang memiliki intensitas belajar yang tinggi akan
cenderung mendapatkan hasil belajar yang baik, namun mahasiswa
yang memiliki intensitas belajar yang kurang, maka akan cenderung
mendapatkan hasil belajar yang kurang baik.5,16
Faktor yang dapat meningkatkan intensitas belajar adalah
motivasi belajar. Motivasi adalah suatu keadaan mendorongnya untuk
berbuat sesuatu. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang
dapat mendorong mahasiswa agar dapat belajar dengan baik dan
mempunyai motif untuk dapat memusatkan perhatian, merencanakan
dan melaksanakan kegiatan yang dapat menunjang belajarnya.
Motivasi belajar berasal dari faktor psikis yang bersifat non-
intelektual. Motivasi belajar memiliki peran yang sangat khas adalah
dalam hal perubahan semangat/gairah, senang dan bersemangat dalam
belajar.3,4,5
Tingkat intensitas belajar digolongkan menjadi tingkat
intensitas belajar tinggi, sedang, dan ringan:
1. Tingkat intensitas belajar tinggi
Intensitas belajar tinggi merupakan intensitas yang berasal dari
motivasi belajar yang tinggi. Motivasi belajar tinggi antara lain
mahasiswa berorientasi pada keberhasilan dan memiliki rasa
percaya diri dalam menghadapi tugas yang harus diselesaikan,
bersikap mengarah pada tujuan dan berorientasi pada masa depan.
Selain itu mahasiswa menyukai tugas-tugas perkuliahan yang cukup
sulit, lebih suka bekerja sama dengan orang yang lebih pandai
meskipun orang tersebut kurang menyenangkan bagi dirinya serta
tidak suka membuang-buang waktu.5
8
2. Tingkat intensitas belajar sedang
Tingkat intensitas belajar sedang umumnya memiliki tingkat
motivasi belajar lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang
memiliki tingkat motivasi rendah. Biasanya memiliki rasa kurang
percaya diri dalam menghadapi tugas dan cukup mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan tugas perkuliahan.5
3. Tingkat intensitas belajar rendah
Tingkat intensitas belajar rendah memiliki ciri-ciri antara lain
waktu belajar yang sedikit, tidak memiliki tujuan belajar, tidak
bergairah untuk menghadapi kesulitan dalam belajar, memiliki usaha
yang sedikit dalam belajar, tidak memiliki cita-cita yang jelas sehingga
hasil belajar tidak memuaskan, dan tidak menyukai kegiatan belajar.
Intensitas belajar mahasiswa menurut Gie 1983 yang dikutip
Siti Sholikhah tahun 2012, bahwa intensitas belajar meliputi:
a. Persiapan untuk mengikuti perkuliahan.
b. Kebiasaan belajar untuk menghadapi ujian.
c. Rata-rata waktu yang digunakan untuk belajar setiap hari.5
a. Persiapan untuk mengikuti perkuliahan
Dalam mengikuti pelajaran, mahasiswa seharusnya melakukan
persiapan untuk mengikuti pelajaran yaitu dengan mempelajari materi
yang akan dibahas dan mempelajari kembali materi sebelumnya, harus
bersikap aktif selama kegiatan belajar berlangsung serta mentargetkan
hasil belajar setelah proses kegiatan belajar selesai.5,16,17,18
1. Persiapan
Belajar akan lebih berhasil apabila sebelumnya sudah ada kesiapan
untuk belajar. Dengan adanya persiapan mahasiswa akan mudah
9
menerima penjelasan dari dosen. Kegiatan persiapan yang harus
dilakukan mahasiswa dalam mengikuti pelajaran, yaitu:
a. Mempelajari bahan pelajaran sebelumnya
Bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelum memulai
perkuliahan merupakan cara untuk dapat memahami bahan-bahan
pelajaran yang diajarkan oleh dosen. Oleh karena itu, dengan
mempelajari bagian materi pelajaran mka mahasiswa akan lebih
mudah untuk memahami bahan pelajaran yang akan diajarkan.5,15,18
b. Merumuskan pertanyaan tentang bagian bahan .pelajaran yang
belum dipahami.
Selama mempelajari bahan-bahan pelajaran yang akan dibahas di
kelas, tentunya terdapat bagian-bagian tertentu yang belum dipahami.
Oleh karena itu, mahasiswa seharusnya memberikan pertanyaan
mengenai materi yang belum jelas. Dengan bertanya kepada dosen,
mahasiswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.5,16,17,18
2. Aktivitas selama mengikuti pelajaran
Yang perlu diperhatikan saat mengikuti pelajaran adalah:
a. Kehadiran
Hadir dalam kegiatan belajar di kampus mahasiswa tidak akan
tertinggal dalam belajar. Tindakan dalam meninggalkan kelas saat
pelajaran berlangsung adalah suatu tindakan yang kerugian.
Bahan-bahan pelajaran yang semestinya dikuasai tidak berhasil
dikuasai karena tidak hadir dalam mengikuti kegiatan belajar di
kelas, semakin sering tidak hadir maka akan semakin banyak
materi pelajaran yang kurang dikuasai, sebaliknya semakin sering
hadir maka akan semakin banyak materi pelajaran akan dapat
dikuasi.5,18
10
b. Konsentrasi
Mengikuti pelajaran seharusnya untuk selalu berkonsentrasi
pada pelajaran karena dapat membantu dalam memahami materi
yang diajarkan oleh dosen. Kegiatan yang mengganggu
konsentrasi belajar harus dihindari.5,18
c. Catatan Pelajaran
Membuat Catatan pelajaran penting untuk seorang pelajar,
karena daya ingatan manusia relatif terbatas. Adanya catatan
membantu mengingatkan dalam belajar. Materi pelajaran yang
kurang penguasaan sebaiknya untuk dicatat sehingga dapat
membantu agar tidak mudah terlupakan. Oleh karena itu, saat
mengikuti kegiatan seharusnya membuat catatan belajar yang
dicatat dengan rapi.5,18
d. Partisipasi dalam Kegiatan Belajar
Partisipasi dalam kegiatan belajar mengajar dapat diwujudkan
dengan berusaha menjawab atau memikirkan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan oleh dosen atau mahasiswa lain. Bentuk
lain partisipasi adalah dengan mengajukan pertanyaan mengenai
bagian-bagian bahan yang dipahami dengan baik. Dengan
demikian, penguasaan terhadap bahan pelajaran dapat dilakukan
dengan baik.5
b. Kebiasaan belajar dalam mengikuti ujian.
Kebiasaan belajar individu harus selalu di evaluasi apakah
kebiasaan belajarnya sesuai dengan tujuan belajar. Bila tidak tercapai,
maka individu harus mengubah cara belajar. Kebiasaan belajar yang
benar menuntun mahasiswa untuk bisa mendapatkan hasil yang baik.
11
Untuk mendapatkan hasil terbaik, modal utama adalah penguasaan
materi pelajaran dan persiapan ulangan.5
Kebiasaan belajar sendiri atau yang paling sering disebut belajar
mandiri. Belajar mandiri dapat menggunakan dari berbagai sumber
dan media belajar seperti Guru atau dosen, tutor, kawan, pakar, dan
siapapun yang memiliki informasi dan keterampilan yang
diperlakukan pembelajaran dapat menjadi sumber belajar. Paket–paket
belajar yang berisi self instruksional materials, buku teks, hingga
teknologi informasi lanjut, dapat digunakan sebagai media belajar
dalam belajar mandiri. Ketersediaan sumber dan media belajar turut
menentukan kekuatan motivasi dalam belajar. Apabila sumber dan
bahan belajar tersedia dalam jumlah dan kualitas yang cukup didalam
menunjang kegiatan belajar.5
Persiapan Menghadapi ujian, Ahmadi. A & Widodo
mengemukakan bahwa persiapan dalam menghadapi ujian dapat
dibedakan menjadi dua fase, yaitu persiapan jangka panjang dan
persiapan jangka pendek. Persiapan jangka panjang adalah persiapan
yang dilakukan sejak awal lama. Persiapan ini diwujudkan dengan
melakukan kegiatan belajar secara rutin, bahan-bahan pelajaran
dipelajari secara terus-menerus dan bertahap. Sehingga, penguasaan
bahan pelajaran secara baik akan lebih dapat tercapai.5
Persiapan jangka pendek dilakukan secara intensif pada saat
menjelang ulangan berlangsung. Fase ini lamanya bergantung pada
seberapa banyak bahan-bahan pelajaran. Semakin banyak bahan
pelajaran, maka semakin banyak waktu yang harus diperlukan untuk
mempelajarinya.5,16,17
Pada saat mengikuti ujian yang harus dilakukan adalah:
Menenangkan diri.
12
Memahami petunjuk soal.
Mulai mengerjakan soal dari yang mudah.
Meneliti kembali pekerjaan terhadap apa yang sudah
dikerjakan.
Setelah Ulangan Selesai, yang harus dilakukan adalah
memeriksa kembali jawaban, dicari kembali jawaban yang benar.5
c. Rata-rata waktu yang digunakan untuk belajar setiap hari.
Kegiatan belajar dilaksanakan di setiap waktu yang dikehendaki.
Masing-masing mahasiswa, memiliki waktu sendiri-sendiri untuk
belajar, sesuai dengan ketersediaan waktu yang dimiliki.5,
Banyaknya informasi yang diproses harus diproses dalam ingatan
manusia pada saat tertentu hanya terbatas, sehingga harus perlu
kesiapan mental demi terwujudnya tujuan belajar yang dharapkan.
Oleh karena itu, seharusnya perlu dibuat waktu belajar.
Dengan waktu belajar yang sudah ditetapkan, maka kita dapat
membagi waktu antara mengerjakan tugas, mempelajari materi atau
mengerjakan kegiatan lain sehingga waktu yang tersedia dapat
bermanfaat sebaik mungkin.
Evaluasi harus dilakuakanan oleh
pembelajar sendiri. Dengan membandingkan antara tujuan belajar dan
hasil yang dicapainya, pembelajar akan mengetahui sejauh mana
keberhasilannya.5
2.1.2 Pengertian Stres
Stres adalah kejadian yang penting serta tidak dapat di hindari
dalam kehidupan sehari-hari. Menurut WHO 2003, stres adalah
reaksi/respons tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan
mental/beban kehidupan). Stres adalah suatu kondisi yang bersifat
internal, disebabkan oleh fisik, lingkungan, dan situasi sosial untuk
13
berpotensi merusak pribadi individu. Stres adalah keadaan psikologis
yang terjadi ketika individu tidak cukup mampu untuk menghadapi
tuntunan dan situasi.9,12,19
2.1.3 Etiologi Stres
Penyebab stres adalah stresor. Macam-macam stresor antara lain
fisik, psikologik, keluarga, sosial, spiritual, masalah keuangan, dan
stresor akademik.20,21
1. Stresor Fisik
Stresor fisik terbagi menjadi stresor fisik internal dan eksternal.
Stresor fisik internal yaitu berasal dari dalam tubuh individu misalnya
sakit kepala, masalah perut, dan sebagainya, sedangkan stresor fisik
eksternal termasuk panas, dingin, suara, polusi, radiasi, makanan, zat
kimia, trauma, pembedahan, dan latihan fisik yang terpaksa.20,21
2. Stresor psikologik
Stresor psikologik muncul dari tekanan waktu dan harapan yang
tidak realistis pada individu sehingga menyebabkan tekanan dari
dalam diri individu biasanya yang bersifat negatif seperti ketakutan,
frustasi, kecemasan (anxiety), rasa bersalah, kuatir berlebihan, marah,
benci, cemburu, rasa kasihan pada diri sendiri, serta rasa rendah
diri.20,21
3. Stresor keluarga
Stresor keluarga muncul dari masalah hubungan dengan orang
tua, pasangan, dan anak-anak misalnya waktu, uang, dan
membutuhkan perhatian dari keluarga. Mahasiswa kedokteran
menghadapi tuntutan dari keluarga dan pendidikan yang memerlukan
waktu cukup lama.20,21
14
4. Stresor sosial
Stresor sosial muncul akibat tekanan dari luar yang disebabkan
oleh interaksi individu dengan lingkungannya seperti sekolah,
pekerjaan, dan masyarakat. Banyak stresor sosial yang bersifat
traumatic yang tidak dapat dihindari, seperti kehilangan orang yang di
cintai, kehilangan pekerjaan, perceraian, masalah keuangan, pindah
rumah dan sebagainya.20,21
5. Stresor spiritual
Stresor spiritual muncul saat nilai dasar spiritual/keyakinan
mengalami keterbatasan akibat hambatan dari waktu pertumbuhan
spiritual tersebut. Mengabaikan kebutuhan spiritual memberikan
kontribusi ke tingkat stres yang lebih tinggi dan menyebabkan
penurunan nilai spiritual.20,21
6. Stresor masalah keuangan
Stresor masalah keuangan biasanya sering terjadi pada mahasiswa
kedokteran. Sebagian besar mahasiswa untuk bertahan kuliah dengan
membawa beban pinjaman uang dan sering tidak mempunyai waktu
untuk mendapatkan pekejaan sehingga tidak menghasilkan uang.21
7. Stresor akademik
Stresor akademik muncul saat berlangsung di kampus. Dua tahun
pertama, mahasiswa menghadapi persaingan dan takut gagal. Sebagai
mahasiswa kedokteran, stres muncul ketika terjadi kematian pasien,
infeksi atau takut membahayakan tubuh, ketidaknyamanan dalam
membahas isu-isu seksual.21
15
2.1.4 Patogenesis dan Patofisiologi Stres
Secara fisiologi, respon tubuh saat mengalami stres, akan
mengaktivasi hipotalamus, selanjutnya akan mengendalikan sistem
neuroendokrin yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal. Saraf
simpatis berespons terhadap impuls saraf dari hipotalamus yaitu
dengan mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di
bawah pengendaliannya, sebagai contoh akan meningkatkan kecepatan
denyut jantung (takikardi) dan mendilatasi pupil. Saraf simpatis
memberi sinyal ke medula adrenal untuk melepaskan epinefrin dan
norepinefrin ke aliran darah. Jika tubuh tidak mampu melakukan
penyesuaian diri dengan perubahan, maka akan terjadi gangguan
keseimbangan.20,22
Sistem korteks adrenal menjadi aktivasi jika hipotalamus
mensekresikan CRF (corticotropin-releasing factor) yaitu zat kimia
yang bekerja pada kelenjar hipofisis, terletak di bawah hipotalamus.
Kelenjar hipofisis ini selanjutnya akan mensekresikan hormon ACTH
(adrenocorticotropic hormone), lalu dibawa melalui aliran darah ke
korteks adrenal. kemudian, akan menstimulasi pelepasan berbagai
kelompok hormon antara lain kortisol berfungsi untuk meregulasi
kadar gula darah.20,22
ACTH (adrenocorticotropic hormone) memberi sinyal ke
kelenjar endokrin lain untuk mengeluarkan sekitar 30 hormon. Efek
kombinasi dari berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran
darah dan ditambah aktivitas cabang saraf simpatik dari sistem saraf
otonom berperan dalam respons fight or flight (respon untuk melawan
atau kabur).20,22
16
Gambar 2.1. Mekanisme respon tubuh terhadap stres.
http://appraisalassociatesta.com/stress-health-and-disease-the
phsyiology-and-phatophysiology-of-stress-response/
2.1.5 Bentuk, Gejala Klinis dan Tingkat Stres
Bentuk-bentuk stres:
Stres terbagi dua bentuk yaitu distress dan eustress.
1. Distress (stres negatif) yaitu stres individu yang tidak mampu
mengatasi keadaan emosinya sehingga akan mudah terserang distress.
Distress memiliki arti rusak dan merugikan. Ciri-ciri individu yang
mengalami distress adalah mudah marah, sulit berkonsentrasi, cepat
tersinggung, bingung, pelupa, pemurung, penurunan akademik, dan
kesulitan mengambil keputusan.6,20
2. Eustress (stres positif) yaitu stres baik atau stres yang tidak
mengganggu individu dan memberikan perasaan senang dan
bersemangat. Eustress adalah respon terhadap stres yang bersifat
positif, sehat, dan konstruktif (membangun).6,20
17
Gejala-gejala stres yaitu:
a. Gejala Emosional
Meliputi kecemasan, gelisah, mudah marah, frustasi, merasa harga
diri, dendam, percaya diri menurun, sensitif dan hiperaktif.
b. Gejala Fisikal
Meliputi tidur tidak teratur (insomnia), lelah, diare, sakit di bagian
terutama leher dan bahu.
c. Gejala Interpersonal
Meliputi kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, mudah
mempersalahkan orang lain dan tidak peduli dengan orang lain.
d. Gejala Intelektual
Meliputi susah berkonsentrasi dan sulit atau lambat mengambil
keputusan.6,20
Tanda-tanda stres
Tanda-tanda stres, antara lain adalah:
Sakit kepala
Susah tidur
Kurang dapat berkonsentrasi
Temperamental atau mudah tersinggung
Sakit maag
Tidak ada kepuasan dalam hidup misalnya bekerja, belajar
ataupun bersosialisasi.23
Tingkat Stres
Tingkat stres yaitu hasil penilaian derajat stres yang dialami
individu. Tingkat stres merupakan salah satu faktor pembeda dalam
melakukan koping sebagai kegiatan kognitif. Tingkat stres
digolongkan menjadi stres ringan, stres sedang, dan stres berat.
18
a. Stres ringan
Stres ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang secara
teratur, umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya: lupa,
kebanyakan tidur, kemacetan, dikritik. Situasi seperti ini biasanya
berakhir dalam beberapa menit atau beberapa jam dan biasanya tidak
akan menimbulkan berbahaya.24
b. Stres sedang
Stres sedang umumnya lebih lama dari stres ringan. Biasanya
berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari. Situasi seperti ini
dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan seseorang.24
c. Stres berat
Stres berat merupakan stres kronis yang terjadi beberapa
minggu sampai beberapa tahun. Stres yang berat biasanya lebih
cenderung mengalami gangguan, misalnya pusing, mengalami
ketegangan ketika bekerja, peningkatan tekanan darah, jantung
berdebar, nyeri leher dan bahu serta berkeringat dingin. Mahasiswa
yang mengalami stres berat biasanya seringkali membolos atau tidak
ikut aktif dalam mengikuti perkuliahan.24,25
Tahapan tingkat stres diukur dengan menggunakan Depression
Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42). DASS merupakan skala subjektif
dibentuk untuk mengukur status emosional negatif dari depresi, cemas,
dan stres. DASS 42 adalah suatu alat ukur yang digunakan oleh
lovibon (1995) untuk menilai serta mengetahui tingkat depresi,
kecemasan, dan stres. Alat ukur ini merupakan alat ukur yang sudah
diterima secara internasional. DASS 42 bertujuan untuk mengenal
status emosional individu yang biasanya digambarkan sebagai stres.
20,22
Peneliti menggunakan alat ukur yaitu kuesioner DASS 42 yang
telah dimodifikasi oleh chomaria 2009, sriati 2008, yulianti 2004 dan
19
http://digilib.unsri.ac.id 2009 dan kemudian dikategotikan menjadi 3
tingkatan stres yaitu: Stres ringan dengan skor <56% dari skor total,
Stres sedang dengan skor 56-75% dari skor total, dan Stres berat
dengan skor >75% dari skor total.22
2.1.6 Pengaruh Intensitas Belajar terhadap terjadinya Stres
Belajar adalah usaha untuk memperoleh ilmu atau kepandaian,
berlatih, dan berubah tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman.
Belajar juga diartikan yaitu suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, kebiasaan, keterampilan, dan tingkah laku. Tuntutan
belajar yang tinggi dari universitas terutama yang mengambil jurusan
pendidikan dokter membuat mahasiswa untuk berusaha meningkatkan
proses belajarnya sehingga banyak ditemukan pada mahasiswa
kedokteran yang mengalami stres.26
Menurut Vincent cornelli, sebagaimana dikutip oleh grant
brecht bahwa Stres adalah gangguan pada fisik dan psikis yang
disebabkan oleh adanya perubahan dan tuntutan kehidupan, yang
dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu didalam
lingkungan tersebut. Stres pada mahasiswa kedokteran adalah suatu
fenomena atau kejadian yang ditemui di seluruh fakultas kedokteran
diseluruh dunia.26
Penelitian di fakultas kedokteran Osaka Jepang, menyebutkan
bahwa stres yang dialami mahasiswa akan mempengaruhi prestasi
akademik karena terjadi gangguan pada aktivitas belajar. Dan
dikatakan pada penelitian di Thailand dan Malaysia, peran akademik
merupakan stresor yang potensial bagi mahasiswa kedokteran.26
20
2.1.7 Koping Stres
Koping stres adalah keadaan stres yang mendorong usaha
individu untuk mengatasinya. Koping stres merupakan proses yang
terjadi di dalam diri individu saat mengalami stres. Dalam mengatasi
permasalahan, usaha seseorang tidak hanya terpusat pada pemecahan
masalah, tetapi juga pada pengurangan (usaha untuk mengurangi)
perasaan-perasaan tertekan akibat permasalahan yang dihadapi.
Koping stress menurut Lazarus adalah suatu upaya yang dilakukan
oleh individu ketika dihadapkan pada tuntutan-tuntutan baik secara
internal maupun eksternal yang ditujukan untuk mengatur suatu
kondisi stres dengan tujuan mengurangi distres.14,27
Bentuk-bentuk dari Koping stres:
a. Problem focus coping
Problem focus coping adalah usaha berupa perilaku individu untuk
mengatasi/mengurangi masalah, tekanan dan tuntutan. Koping yang
muncul terfokus pada masalah individu yang akan mengatasi stres
dengan mempelajari keterampilan yang baru. Strategi ini membawa
pengaruh pada individu yaitu usaha untuk melakukan perubahan atau
pertambahan pengetahuan individu tentang masalah yang dihadapinya
termasuk dampak-dampak dari masalah tersebut.27,28
b. Emotion focus coping
Emotion focus coping adalah bentuk coping yang untuk
mengontrol respon emosional terhadap situasi yang menekan. Tujuan
dari emotion focus coping adalah upaya untuk mencari dan
memperoleh rasa nyaman serta memperkecil tekanan yang dirasakan.
Emotion focus coping berusaha untuk mengurangi, meniadaka
21
tekanan, untuk mengurangi beban pikiran individu, tetapi tidak pada
kesulitan yang sebenarnya.27,28
Emotion focus coping lebih dianjurkan pada individu usia antara
17-20 tahun karena mereka belum mencapai tahap perkembangan
yang matang untuk bisa mengontrol emosi. Emotion focus coping
merupakan respon yang mengendalikan penyebab stres yang
berhubungan dengan emosi dan usaha memelihara keseimbangan yang
efektif.27,28
22
2.2 Kerangka Teori
Keterangan:
= Variabel Tidak Diteliti
= Variabel Diteliti
= Variabel Perancu
Stres sedang
Stres berat
Stress ringan
Coping stres
Waktu yang digunakan
untuk belajar
Persiapan Mengikuti
pelajaran
Kebiasaan
belajar
Stres
Problem Focus
Coping
Emotion Focus
Coping
Kognitif Kognatif
Intensitas belajar Motivasi belajar
Fisik Psikis
Faktor eksternal Faktor internal
Faktor yang
mempengaruhi belajar
Lingkungan
keluarga Lingkungan
sekolah
23
2.3 Kerangka Konsep
Variabel bebas
Variabel Terikat
Tingkat stres
Stres ringan
Stres sedang
Stres berat
Rata-rata waktu yang di
gunakan untuk belajar
Kebiasaan belajar
untuk menghadapi
ujian
Persiapan untuk
mengikuti perkuliahan
24
2.4 Definisi Operasional
Tabel 2.4 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala ukur
Independen:
Intensitas
Belajar
Intensitas belajar
adalah jumlah atau
tingkat intens
mahasiswa dalam
belajar untuk
mendapatkan hasil
yang diharapkan.
Pengisian
kuesioner
Kuesioner
dengan
menggunakan
skala likert.
Intensitas
belajar
rendah
Intensitas
belajar
sedang
Intensitas
belajar
tinggi
Ordisnal
Dependen :
Stres pada
Mahasiswa
Tingkat dimana
mahasiswa harus
berespons dalam
mengatasi ancaman
yang di sebabkan
oleh perubahan,
yang di pengaruhi
oleh stressor yang
dihadapi.
Pengisian
Kuesioner
Kuesioner
tingkat stres
DASS 42 yang
telah
dimodifikasi
Stres
ringan
Stres
sedang
Stres berat
Ordinal
25
25
Bab 3
Metode Penelitian
3.1. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik
observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional untuk
mengetahui pengaruh tingkat intensitas belajar terhadap terjadinya stres pada
PSPD 2011 FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian cross sectional
disebut penelitian transversal karena variabel bebas sebagai faktor penyebab
dan variabel terikat sebagai efek yang hanya diobservasi satu kali dalam
waktu yang bersamaan.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampus FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan dilaksanakan pada Februari-Agustus 2014.
3.3. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sejumlah subyek yang mempunyai karakteristik tertentu.
Pupulasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PSPD
2011 FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.29,30
2. Sampel
Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu teknik
penentuan sampel dengan mengambil seluruh anggota populasi sebagai
responden atau sampel. Dengan demikian peneliti mengambil sampel dari
seluruh mahasiswa PSPD 2011 FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 94 mahasiswa. 29,30
26
3.4. Kriteria Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah semua mahasiswa PSPD 2011 di
FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kriteria Inklusi:
Kriteria inklusi adalah subyek yang memiliki kriteria untuk masuk ke
dalam penelitian. Pada penelitian ini, penulis menentukan kriteria dalam
penelitian sebagai berikut:
Subyek merupakan mahasiswa aktif di PSPD 2011 UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Subyek bersedia menjadi responden penelitian.
Kriteria Eksklusi :
Kriteria eksklusi adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteria
inklusi harus dikeluarkan dari penelitian karena berbagai sebab. Pada
penelitian ini, kriteria ekslusi sebagai berikut:
Subyek sebagai peneliti yang merupakan mahasiswa aktif di PSPD 2011
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Subyek tidak bersedia menjadi responden
Subyek mengalami sakit sehingga tidak dapat memahami kuesioner yang
diberikan.
Subyek tidak masuk perkuliahan seperti biasanya.
3.5. Cara Kerja Penelitian
Subyek memenuhi kriteria
inklusi
Mencari Subyek penelitian yang
memenuhi kriteria
Persiapan Penelitian
27
3.6. Variabel Yang Diteliti
Variabel bebas/independen
Variabel bebas/indenpenden adalah variabel yang akan
mengakibatkan variabel tergantung. Pada penelitian ini, variabel bebas
adalah Intensitas Belajar.
Variabel tergantung/dependen
Variabel tergantung/dependen adalah variabel yang merupakan
hasil atau efek dari variabel bebas. Pada penelitian ini, variabel
tergantung adalah Stres.
3.7. Managemen Data
3.7.1. Pengelolahan Data
Pengolahan data penelitian menggunakan software SPSS,
dengan melakukan pemeriksaan seluruh data yang terkumpul (editing),
memberi angka-angka atau kode-kode tertentu yang telah disesuaikan
dengan data kuesioner (coding), memasukan data sesuai kode yang
ditentukan masing-masing variabel sehingga menjadi suatu data dasar
(entry). Data digolongkan, diurutkan, serta disederhanakan sehingga
mudah dibaca dan diintrepetasikan (cleaning).29,30,31
Subyek Bersedia
Informed Consent
Kesimpulan
Analisis Data
Pengisian Kuesioner
28
3.7.2. Analisis Data
Analisis data meliputi analisis univariat dan analisis bivariat.
Analisis univariat merupakan analisis yang disajikan dalam bentuk
persentase atau proporsi distribusi dari tingkat intensitas belajar dan
stress yang dialami subyek. Analisis bivariat merupakan analisis data
yang digunakan untuk mengetahui interaksi dua variabel. Analisis
bivariat dilakukan menggunakan uji Chi Square jika memenuhi syarat.
Jika tidak memenuhi syarat, maka digunakan uji alternatif yaitu uji
Fisher dengan menggunakan software SPSS.29,30,31
29
Bab 4
Hasil dan Pembahasan
4.1 Persiapan Peneliti
4.1.1 Pelaksana Uji Coba Instrumen
Pelaksanaan uji coba instrumen untuk kuesioner intensitas belajar
dilaksanakan pada tanggal 25 agustus 2014. Subyek yang digunakan adalah 30 dari
94 mahasiswa PSPD 2011 yang diambil dengan metode undian.
4.1.2 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Kuesioner intensitas belajar dilakukan uji validitas menggunakan
teknik korelasi. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson
product moment dengan bantuan program SPSS for Windows versi 16.0.
Pertanyaan yang diuji cobakan sebanyak 22 item pertanyaan. Setalah
dilakukan uji validasi terdapat 10 pertanyaan yang valid sedangkan 12
pertanyaan tidak valid. Susunan alat ukur intensitas belajar dengan nomor urut
yang baru terlampir. Adapun kategori tingkat intensitas belajar adalah.5
Tingkat intensitas belajar rendah <55.5%
Tingkat intensitas belajar sedang 55.6-77.8%
Tingkat intensitas belajar tinggi 77,9 – 100%
b. Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji reliabilitas pada 10 item pertanyaan yang valid
dari kuesioner tingkat intensitas belajar dengan cara membandingkan nilai r
Alpha > r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel. Dari hasil uji didapatkan
nilai r tabel (0,36) lebih kecil dibandingkan dengan r Alpha, maka dari
kesepuluh pertanyaan tersebut dinyatakan reliabel.
30
4.2 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 26-29 agustus 2014 yaitu dengan menggunakan data primer yang diambil
melalui kuesioner penelitan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik
observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu rancangan
penelitian yang pengukuran hanya dilakukan satu kali atau sekali waktu pengukuran.
Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PSPD
2011 adalah 94 sampel.
4.2.1 Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan gambaran karakteristik pada
variabel independen dan variabel dependen yang diteliti. Selanjutnya hasil analisis
univariat akan dijelaskan pada sub-bab berikut ini:
4.2.1.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Intensitas Belajar
Tabel 4.1 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Intensitas Belajar Pada
Mahasiswa PSPD 2011
Tingkat Intensitas Belajar
Mahasiswa
Jumlah Responden Presentase
Rendah 14 Orang 14,9%
Sedang 59 Orang 62,8%
Tinggi 21 Orang 22,3%
Total Responden 94 Orang 100%
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 94 responden, terdapat 14
mahasiswa yang memiliki tingkat intensitas belajar rendah (14,9). Adapun 59
mahasiswa termasuk dalam kategori tingkat intensitas belajar sedang (62,8%) dan
31
mahasiswa dengan tingkat intensitas belajar tinggi terdapat 21 mahasiswa (22,3%).
Untuk lebih jelasnya kita lihat pada diagram dibawah ini.
Diagram 4.1 Distribusi Tingkat Intensitas Belajar Mahasiswa PSPD 2011
4.2.1.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Stres
Tabel 4.2 Distribusi Sampel Berdasarkan Tingkat Stres Pada Mahasiswa
PSPD 2011
Tingkat Stres Mahasiswa Jumlah Responden Presentase
Ringan 93 Orang 98,9%
Sedang 1 Orang 1,1%
Berat Tidak ada 0%
Total Responden 94 Orang 100%
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa
PSPD 2011 yaitu ringan dan sedang. Hal ini sesuai dengan penelitian tentang
14.9%
62.8%
22.3%
Kategori Tingkat Intensitas Belajar
Intensitas Belajar Rendah
Intensitas Belajar Sedang
Intensitas Belajar Tinggi
32
prevalensi stres pada mahasiswa kedokteran. Penelitian tersebut dilakukan di Iran dan
Arab Saudi memperlihatkan bahwa mahasiswa kedokteran yang mengalami stres
ringan lebih besar persentasenya dari stres sedang dan berat yang dialami oleh
mahasiswa kedokteran.11,12
Dari tabel diatas, mahasiswa PSPD 2011 yang mengalami stres ringan
sebanyak 93 orang dengan persentase 98,9% dan stres sedang didapatkan hanya 1
orang dengan persentase 1,1%. Untuk lebih jelasnya kita lihat diagram tingkat stres
yang dialami oleh mahasiswa PSPD 2011 dibawah ini.
Diagram 4.2 Distribusi Tingkat Stres pada Mahasiswa PSPD 2011
Dari hasil tabel dan diagram diatas, diketahui bahwa stres yang paling banyak
dialami oleh mahasiswa PSPD 2011 adalah stres ringan dengan persentase 98,90%.
Stres dialami oleh mahasiswa kedokteran merupakan suatu kejadian fenomena yang
terdapat di seluruh dunia. Stres adalah kejadian yang sering kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Faktor penyebab terjadinya stres pada mahasiswa kedokteran
98.90%
1.10% 0% 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Stres Ringan Stres Sedang Stres Berat
Tingkat Stres pada Mahasiswa PSPD 2011
33
antara lain adanya tuntutan maupun tekanan dari individu itu sendiri, selain itu
tekanan kurikulum akademik juga menimbulkan stres.26
4.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat adanya hubungan antar dua variabel
yang berjenis kategorik dalam bentuk proporsi atau presentase. Pada penelitian ini
melihat adakah pengaruh hubungan antara tingkat intensitas belajar dengan terjadinya
stres pada mahasiswa PSPD 2011. Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan
Uji Chi Square.
Tabel 4.3 Pengaruh Tingkat Intensitas Belajar Dengan Terjadinya Stres.
Kategori Tingkat Stres Total
P-
Value
Ringan Sedang Berat
Kategori
tingkat
Intensitas
Belajar
Rendah
Jumlah 14 0 0 14 0,741
Kategori Tingkat Intensitas
Belajar dalam %
100% 0% 0% 100%
Sedang
Jumlah 58 1 0 59
Kategori Tingkat Intensitas
Belajar dalam %
98,3% 1,7% 0% 100%
Tinggi
Jumlah 21 0 0 21
Kategori Tingkat Intensitas
Belajar dalam %
100% 0% 0% 100%
Total Jumlah 93 1 0 94
Kategori Tingkat Intensitas
Belajar dalam %
98,9% 1,1% 0% 100%
34
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 14 mahasiswa PSPD 2011 dengan
tingkat intensitas belajar rendah seluruhnya 100% mengalami stres ringan,
selanjutnya 59 mahasiswa dengan tingkat intensitas belajar sedang di dapatkan 58
mahasiswa yang mengalami stres ringan dengan persentase 98,3% dan 1 orang
mahasiswa mengalami stres sedang dengan persentase 1,7%, serta 21 mahasiswa
dengan tingkat intensitas belajar tinggi seluruhnya 100% mengalami stres ringan.
Berdasarkan Hasil uji statistik dalam hal ini peneliti menggunakan uji Chi
Square. Pada uji Chi Square diperoleh nilai P = 0,741 yang berarti P>0,05 sehingga
hasilnya tidak terdapat hubungan yang signifikan atau bermakna antara tingkat
intensitas belajar dengan terjadinya stres pada mahasiswa PSPD 2011.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa hal yang mengalami keterbatasan pada
peneliti sehingga dapat mempengaruhi proses dan hasil penelitian. Keterbatasan
penelitian tersebut antara lain:
1. Responden yang dilakukan pada penelitian ini masih kurang banyak.
2. Belum ada penelitian sebelumnya yang menjelaskan tentang pengaruh tingkat
intensitas belajar terhadap terjadinya stres pada mahasiswa kedokteran.
35
35
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:
1. Mahasiswa yang mengalami tingkat intensitas belajar rendah sebesar 14,9%,
intensitas belajar sedang 62,8% dan intensitas belajar tinggi sebesar 22,3%
pada mahasiswa PSPD 2011 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Mahasiswa yang mengalami stres ringan adalah sebesar 98,9% dan stres
sedang sebesar 1,1% sedangkan tidak ada mahasiswa yang mengalami stres
berat pada mahasiswa PSPD 2011 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara tingkat
intensitas belajar terhadap terjadinya stres pada mahasiswa PSPD 2011
Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5.2 Saran
1. Untuk Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan responden yang
lebih banyak lagi.
2. Untuk Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan metode lain untuk
melihat perbandingan antara tingkat intensitas belajar dengan stres pada
mahasiswa kedokteran.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih banyak tentang tingkat intensitas belajar
terhadap terjadinya stres pada mahasiswa kedokteran.
36
Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Human physiology from cells to systems. 7th
ed. USA:
Brooks/cole; 2010
2. Anonymous. Landasan teori konsep belajar. Medan: Universitas Sumatera
Utara; 2011
3. Yulianto A, Wahyudi BD, Estriyanto Y. Pengaruh intensitas belajar dan pola
belajar terhadap prestasi belajar. Surakarta: PTK FKIP Universitas Sebelas
Maret. 2011
4. Anwar M. Peningkatan intensitas belajar mandiri dengan layanan informasi di
kelas. Semarang: IKIP. 2013
5. Sholikhah S. Hubungan Intensitas dan Motivasi Belajar dengan Prestasi
Belajar pada Mahasiswa SI. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. 2010
6. Chrisyanti D, Mustami’ah D, Sulistiani W. Hubungan Antara penyesuaian diri
terhadap tuntunan akademik dengan kecenderungan stres pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Hang Tuah Surabaya: jurnal Fakultas Psikologi
universitas hang tuah 2010; 153-157 Vol. 12 No. 03.
7. Verdika S, Retno GR, Suhoyo Y. Faktor-faktor yang mempengaruhi
mahasiswa fakultas UGM untuk melaksanakan pembelajaran yang
konstruktif, mandiri, kolaboratif dan kontekstual dalam problem-based
learning: jurnal pendidikan kedokteran dan propesi kesehatan Indonesia 2009;
32: Vol. 4 No.1.
8. Pamanathan VV, Husada MS. Overview of stress level among the students in
medical faculty of north sumatera university odd semester academic year
2013/2013. E-Journal FK USU. 2009; Vol.1 No.1
9. Maulana ZF, Soleha TU, Saftarina F, Siagian JMC. Diffterences in Stress
Level Between First-year and Second-Year Medical Students in Medical
Faculty of Lampung University: Medical Faculty of Lampung Univesity,
2013.
37
10. Sherina MS, Rampal L, Kaneson N. Psychological Stress Among
Undergraduate Medical Students: Faculty of Medicine and Health Sciences
University Putra Malaysia, Selangor; Med J Malaysia Vol. 59 No. 2 June
2004.
11. Albulghani HM. Stress and Depression among Medical students: A cross
sectional study at a medical college in Saudi Arabia. Pak J Med Sci. 2008;
Vol.24 No.1.
12. Shaikh S, Shaikh AH, Magsi I. Stress Among Medical Students Of University
Of Interior Sindh: Department of Psychiatry, Medical Channel Vol. 16, No. 4
October-December 2010.
13. Sreeramareddy CT, Shankar PR, Binu VS, Mukhopadhyay C, Ray B,
Menezes RG. Psychological morbidity, sources of stress and coping strategies
among undergraduate medical students of Nepal. BioMed Central edical
Education. 2007; 7:26
14. Darmawanti I. Hubungan antara tingkat religiusitas dengan kemampuan
dalam mengatasi stres (Coping Stress). Jurnal Psikologi: Teori & Terapan.
2012; Vol.2, No.2.
15. Ismail RI, Basuki B. Coping related to total stress score among post graduate
medical students and residents. Faculty of Medicine, University Indonesia.
2012; Vol.3, No. 2
16. Mustaqim. Hubungan antara motivasi, intensitas belajar, dan kemampuan
awal siswa dengan hasil belajar matematika. Semarang: IKIP PGRI; 2011
17. Rahmi N. Related stress level student with learning achievement level II Prodi
D-III Midwifery Banda Aceh. Banda Aceh: Journal ilmiah STIKes
U’Budiyah;2013.
18. Nugroho A. Cara mengikuti pelajaran. Surabaya: Universitas airlangga; 2011.
19. Radman Al-Dubai SA, Al-Naggar RA, Alshagga MA, Rampal KG. Stress and
coping strategies of student in a medical faculty in Malaysia. Malaysian J
Med Sci. 2011; 18(3): 57-64.
38
20. Kandasami. Tinjauan pustaka stres, sumber stres, patogenesis stres dan
patofisiologi stres. Universitas Sumatera Utara:
2011;http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21565/4/Chapter%20II.
21. Cheryl L, Monaghan O, Patel MR, Phuoc V, Sapp JH. Medical student stress
and burnout. Committee on physician health and rehabilitation. 2013;p 2-3.
22. Isnaeni DN. Hubungan antara stres dengan pola mentruasi pada mahasiswa D
IV kebidanan jalur regular. Surakarta: Universitas Sebelas Maret; 2010
23. Sundari J. Hubungan antara tingkat stres dengan intensitas olahraga pada
mahasiswa regular. Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas ilmu keperawatan;
2012.
24. Amelia A. Landasan teori strategi coping stres. Universitas Sumatera Utara:
2011;http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22179/3/Chapter%20II.
25. Widhiastuti H. Studi meta-analisis tentang hubungan antara stres kerja dengan
prestasi kerja. Universitas Semarang: Journal psikologi; 2012. ISSN:0215-
8884
26. Telumewo VR, Damajanty H, Sylvia CP, Marunduh R. Stres terhadap daya
tahan belajar pada mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado; 2014
27. Prayascitta P. Hubungan antara coping stress dan dukungan sosial dengan
motivasi belajar remaja yang orang tuanya bercerai. Universitas sebelas maret
Surakarta; 2010
28. Suminarsis TA, Sudaryanto A. Hubungan antara tingkat stres dengan
mekanisme koping pada mahasiswa keperawatan menghadapi praktek belajar
lapangan di rumah sakit. 2009; p. 149-151
29. Sastroasmoro S, Ismail S. Dasar-dasar metodelogi klinis. 4th
ed. Jakarta:
Segung Seto; 2011
30. Dahlan MS. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang
kedokteran dan kesehatan 2nd
ed. Jakarta: Sagung Seto; 2009.
31. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. 3rd
ed. Jakarta:
Salemba Medika; 2009.
39
Lampiran Kuesioner Penelitian
Lampiran – Lembar informasi penelitian
Dengan hormat,
Saya Faizal Rachmadi mahasiswa Semester VI Program Studi
Pendidikan Dokter yang sedang melakukan penelitian dalam rangka
penyusunan skripsi mengenai PENGARUH TINGKAT INTENSITAS
BELAJAR TERHADAP TERJADINYA STRES PADA MAHASISWA
PSPD 2011 FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA. Oleh karena
itu, saya berharap teman-teman bersedia meluangkan waktu untuk menjawab
pertanyaan dan mengisi data yang dilampirkan berikut ini. Saya
mengharapkan teman-teman memberikan jawaban yang sebenar-benarnya
sesuai dengan apa yang teman-teman rasakan atau pikirkan.
Kuesioner yang akan saya berikan terdiri dari 2 bagian. Bagian
pertama berisi pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat stres mahasiswa.
Bagian kedua mencantumkan pertanyaan tingkat intensitas belajar mahasiswa.
Diharapkan teman-teman dapat menyelesaikan pengisian kuesioner.
Atas perhatian dan bantuan saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Faizal Rachmadi
NIM: 1111103000020
40
Data Responden
Nama :
NIM :
Usia :
Jenis Kelamin :
No. Telp :
Alamat Rumah :
Dengan ini saya bersedia untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan tidak
ada paksaan dari pihak manapun.
Ciputat, - - 2014
( )
41
Kuesioner tingkat stres ( DASS 42)
Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman teman-teman mahasiswa dalam menghadapi situasi hidup sehari-
hari. Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap
pernyataan yaitu:
0 : Tidak sesuai dengan saya sama sekali, atau tidak pernah.
1 : Sesuai dengan saya sampai tingkat tertentu, atau kadang kadang.
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan,
ataulumayan sering.
3 : Sangat sesuai dengan saya, atau sering sekali.
Selanjutnya, teman-teman mahasiswa diminta untuk menjawab dengan cara
memberi tanda silang (X). Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah,
karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri teman-teman mahasiswa yang
sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang terlintas dalam
pikiran teman-teman mahasiswa.
No PERNYATAAN 0 1 2 3
1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah karena hal-hal
sepele.
2 Saya merasa bibir saya sering kering.
3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan perasaan positif.
4 Saya mengalami kesulitan bernafas (misalnya: seringkali
terengah-engah atau tidak dapat bernafas padahal tidak
melakukan aktivitas fisik sebelumnya).
5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk melakukan suatu
kegiatan.
6 Saya cenderung bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi.
42
7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa mau ’copot’).
8 Saya merasa sulit untuk bersantai.
9 Saya menemukan diri saya berada dalam situasi yang
membuat saya merasa sangat cemas dan saya akan merasa
sangat lega jika semua ini berakhir.
10 Saya merasa tidak ada hal yang dapat diharapkan di masa
depan.
11 Saya menemukan diri saya mudah merasa kesal.
12 Saya merasa telah menghabiskan banyak energi untuk merasa
cemas.
13 Saya merasa sedih dan tertekan.
14 Saya menemukan diri saya menjadi tidak sabar ketika
mengalami penundaan (misalnya: kemacetan lalu lintas,
menunggu sesuatu).
15 Saya merasa lemas seperti mau pingsan.
16 Saya merasa saya kehilangan minat akan segala hal.
17 Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai seorang
manusia.
18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung.
19 Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya: tangan
berkeringat), padahal temperatur tidak panas atau tidak
melakukan aktivitas fisik sebelumnya.
20 Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas.
21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.
22 Saya merasa sulit untuk beristirahat.
23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan.
43
24 Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai hal
yang saya lakukan.
25 Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun saya tidak sehabis
melakukan aktivitas fisik (misalnya: merasa detak jantung
meningkat atau melemah).
26 Saya merasa putus asa dan sedih.
27 Saya merasa bahwa saya sangat mudah marah.
28 Saya merasa saya hampir panik.
29 Saya merasa sulit untuk tenang setelah sesuatu membuat saya
kesal.
30 Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh tugas-tugas
sepele yang tidak biasa saya lakukan.
31 Saya tidak merasa antusias dalam hal apapun.
32 Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi gangguan terhadap
hal yang sedang saya lakukan.
33 Saya sedang merasa gelisah.
34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.
35 Saya tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi
saya untuk menyelesaikan hal yang sedang saya lakukan.
36 Saya merasa sangat ketakutan.
37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.
38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.
39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah.
40 Saya merasa khawatir dengan situasi dimana saya mungkin
menjadi panik dan mempermalukan diri sendiri.
41 Saya merasa gemetar (misalnya: pada tangan).
44
42 Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam
melakukan sesuatu.
KUESIONER TINGKAT INTENSITAS BELAJAR
Petunjuk Mengerjakan Kuesioner
5 : Selalu
4 : Sering
3 : Kadang-kadang
2 : Jarang
1 : Tidak Pernah
Berilah tanda (X) pada salah satu skala penilaian yang sesuai dengan pendapat
anda pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman teman-
teman. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah.
No Pernyataan
Skala Penilaian
1 2 3 4 5
1 Saya selalu berusaha memusatkan
perhatian secara penuh pada penjelasan
dosen.
2 Saya mencatat bagian penting dari materi
pelajaran yang disampaikan oleh dosen.
3 Saya mempunyai jadwal belajar yang tetap
di rumah.
4 Saya selalu mencocokkan hasil catatan
saya dengan teman yang lain agar tidak
terjadi kesalahan.
45
5 Saya berdiskusi dengan teman untuk
memperjelas pemahaman pelajaran setelah
pelajaran selesai.
6 Saya dan teman-teman memiliki jadwal
belajar kelompok minimal satu kali dalam
seminggu.
7 Saya akan menggarisbawahi atau memberi
tanda pada kalimat atau topik yang saya
anggap penting.
8 Saya biasa membaca buku pelajaran
diruangan yang bersih, rapi, dan tenang
agar konsentrasi saya tetap terjaga.
9 Saya mendahulukan mengerjakan soal
yang mudah dalam mengerjakan soal ujian.
10 Saya percaya diri ketika mengerjakan soal-
soal pada saat ujian.
46
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PERSONAL DATA
Nama : Faizal Rachmadi
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat Tanggal Lahir: Rimba Alai, 24 Juli 1994
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. KH. Sulaiman NO 41 Rt 001 Rw 001 Desa Rimba
Alai Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin,
Provinsi Sumatera Selatan.
Nomor Telepon/HP : 081273069809/085211065124
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
1999 – 2005 : SDN Rimba Alai
2005 – 2008 : SMP N 1 Banyuasin III
2008 – 2011 : MAN Pangkalan Balai
2011 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.