PENGARUH TERAPI KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP SKALA …
Transcript of PENGARUH TERAPI KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP SKALA …
Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Romliyadi
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 231
PENGARUH TERAPI KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP
SKALA NYERI ARTHRITIS RHEUMATOID
Romliyadi
Program Studi Ilmu Keperawatan, STIK Bina Husada Palembang
DOI: 10.36729
ABSTRAK
Latar belakang: Arthritis Rheumatoid. Nyeri pada sendi karena atritis rheumatoid sangat menganggu
sehingga mempengaruhi kualitas hidup atau aktivitas penderita, oleh karena itu perlu penanganan
salah satunya terapi kompres air hangat. Tujuan: megetahui pengaruh terapi kompres air hangat
terhadap skala nyeri arthritis rheumatoid. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan menggunakan One Group Pre test-Post test Design. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17-
30 april 2021. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua pasien dengan penyakit
Arthritis Rheumatoid yang pernah berobat ke UPTD Puskesmas Banyuasin. Sampel diambil secara
Accidental Sampling berjumlah 38 responden. Analisa data meliputi univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji Wilcoxon karena data tidak berdistribusi normal. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa ada pengaruh terapi kompres air hangat terhadap skala nyeri Arthritis Rheumatoid
di wilayah UPTD Puskesmas Banyuasin dengan p value 0,000. Saran: Diharapkan bagi puskesmas
agar penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan tambahan ilmu pengetahuan tentang penyakit
arthritis rheumatoid serta dasar acuan untuk memberikan penyuluhan secara terjadwal dalam setiap
bulan dan memperaktekkan secara langsung kepada pengunjung yang datang berobat dengan teknik
terapi kompres air hangat terhadap penurunan skala nyeri arthritis rheumatoid tersebut.
Kata kunci : Kompres Air Hangat, Nyeri Sendi, Atritis Rheumatoid
ABSTRACT
Background: Rheumatoid Arthritis. Pain in the joints due to rheumatoid arthritis is very disturbing so
that it affects the quality of life or activities of the patient, therefore it is necessary to treat one of them
with warm water compress therapy. Objective: to know the effect of warm water compress therapy on
rheumatoid arthritis pain scale. Methods: This research is a quantitative research using One Group
Pre-test-Post test Design. This study was conducted on 17-30 April 2021. The population used in this
study were all patients with Rheumatoid Arthritis who had been treated at the UPTD of the Banyuasin
Health Center. Samples were taken by accidental sampling totaling 38 respondents. Data analysis
includes univariate and bivariate using the Wilcoxon test because the data are not normally distributed.
Results: Based on the results of the study, it was found that there was an effect of warm water
compress therapy on the Rheumatoid Arthritis pain scale in the UPTD area of the Banyuasin Health
Center with a p value of 0.000. Suggestion: It is hoped for the puskesmas that this research can be
useful as additional material for knowledge about rheumatoid arthritis and a reference base to provide
scheduled counseling every month and practice directly to visitors who come for treatment with warm
water compress therapy techniques to reduce arthritis pain scale. the rheumatism
Keywords: Warm Compresses, Joint Pain, Rheumatoid Arthritis
Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Romliyadi
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 232
PENDAHULUAN
Dengan bertambahnya usia, wajar
saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun
makin menurun. Tak heran bila pada usia
lanjut, semakin banyak keluhan yang
dilontarkan karena tubuh tak lagi mau
bekerja sama dengan baik seperti kala
muda dulu. Dari beberapa masalah yang
kerap muncul pada usia lanjut salah
satunya adalah penyakit yang menyerang
sendi yaitu Arthritis Rheumatoid. Arthritis
Rheumatoid adalah peradangan sendi
kronis yang disebabkan oleh gangguan
autoimun (Haryono & Setianingsih, 2013).
Mengompres dengan air hangat
berarti memberikan rasa hangat pada klien
dengan menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan rasa hangat pada bagian
tubuh tertentu yang memerlukannya
(Rivai, 2011). Terapi kompres air hangat
merupakan terapi nonfarmakologi yang
memberikan manfaat positif. Kompres air
hangat ini meningkatkan relaksasi otot dan
mobilitas, menurunkan nyeri sendi dan
menghilangkan kekakuan sendi dipagi hari
(Lukman dan Ningsih, 2013). Kompres
panas adalah memberikan rasa hangat pada
daerah tertentu dengan menggunakan
cairan atau alat yang menimbulkan hangat
pada bagian tubuh yang memerlukan.
Kompres panas dapat dijadikan salah satu
strategi untuk menurunkan nyeri yang
efektif pada beberapa kondisi, terapi
kompres panas bekerja dengan
menstimulasi reseptor tidak nyeri (non-
nosiseptor) dalam reseptor yang sama
seperti pada cedera (Zakiyah, 2015).
Nyeri merupakan suatu fenomena
yang sulit dipahami, kompleks dan bersifat
misteri yang mempengaruhi seseorang,
serta ekstensinya diketahui bila seseorang
mengalaminya (Zakiyah, 2015). Pada
setiap orang gejala reumatik yang
dirasakan berbeda-beda. Sakit atau radang
dan terkadang bengkak di bagian
persendian pergelangan jari, tangan, kaki,
bahu, lutut (dengkul), pinggang, punggung
dan sekitar leher. Saki treumatik dapat
berpindah-pindah tempat dan bergantian
bahkan sekaligus di berbagai persendian
(Haryono & Setianingsih, 2013).
Penderita Artritis Rheumatoid
diseluruh dunia telah mencapai angka 355
juta dari 2.130 juta jiwa, artinya 1 dari 6
orang di dunia ini menderita rheumatoid.
Diperkirakan angka ini terus meningkat
hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih
dari 25% akan mengalami kelumpuhan.
Organisasi kesehatan dunia (WHO)
melaporkan bahwa 20%, penduduk dunia
terserang Artritis Rheumatoid. Dimana 5-
10% adalah mereka yang berusia 5-20
tahun dan 20% mereka yang berusia 55
tahun (Wiyono, 2010).
Berdasarkan data, di Indonesia
jumlah penderita gangguan sendi mencapai
7,30% dari populasi, hanya 15,55% yang
pergi kedokter, karakteristk jumlah
Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Romliyadi
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 233
terbanyak dari jenis kelamin perempuan
8,46%, dan berdasarkan tempat tinggal
paling terbanyak mengalami radang sendi
di pedesaaan 7,83% dari total populasi.
(Riskesdas, 2018)
Prevalensi penyakit sendi di Provinsi
Sumatera Selatan sebesar 6,48% dan
prevalensi berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan adalah 11,8%. Prevalensi
penyakit sendi, hipertensi, maupun stroke
tampak meningkat sesuai peningkatan
umur responden. Menurut jenis kelamin
prevalensi penyakit sendi lebih tinggi pada
perempuan dan buruh/ petani 9,86% dari
total populasi, (Riskesdas,2018).
Data penyakit Arthritis Rheumatoid
di Palembang pada tahun 2013 yaitu
sebanyak 49.292, sedangkan pada tahun
2014 yaitu sebanyak 45.153, dan pada
tahun 2015 tercatat 37.551 orang pasien
dengan penyakit reumatik (Data Dinkes
Palembang, 2017). Sedangkan data di
Kabupaten Banyuasin didapatkan bahwa
data penyakit Atritis Rheumatoid menjadi
sistem otot dan jaringan (penyakit tulang-
belulang, radang sendi termasuk rematik)
sehingga menghasilkan jumlah data pada
tahun 2015 yaitu sebanyak 19.211,
sedangkan pada tahun 2016 sebanyak
12.576 orang (Data Dinkes Kabupaten
Banyuasin, 2017).
Menurut penelitian Noorhidayah, el
at (2013) dengan hasil penelitian yaitu
menunjukkan bahwa p = 0,000 (p<0,05).
Terdapat pengaruh pemberian kompres
panas, sejalan juga dengan penelitian di
philipina oleh Lorica (2019) kompres
hangat dalam menurunkan nyeri AR, t-test
adalah 6.000 dan p-value lebih kecil dari
0,05. artinya kompres hangat dapat
digunakan untuk menurunkan intensitas
nyeri. Sejalan juga penelitian Dwipayanti
(2018) uji Wilcoxon P value 0,003 (α˂
0,05). Ada pengaruh kompres air hangat.
Berdasarkan pengambilan data awal
yang peneliti lakukan di Puskesmas
Banyuasin pada tanggal 25 februari 2021
didapatkan data bahwa terdapat720 pasien
dengan penyakit atritis rheumatoid pada
tahun 2017 dan mengalami penurunan
mejadi 625 pasien dengan penyakit
arthritis rheumatoid pada tahun 2018
namun mengalami peningkatan menjadi
747 pasien dengan penyakit arthritis
rheumatoid pada tahun 2019 (Data UPTD
Puskesmas Banyuasin, 2019).
Nyeri pada sendi karena atritis
rheumatoid sangat menganggu sehingga
mempengaruhi kualitas hidup atau
aktivitas penderita. Dan banyak para
penderita tidak dapat menghindari faktor-
faktor pencetus terjadinya nyeri tersebut,
baik secara langsung maupun secara tidak
langsung seperti yang terjadi pada wilayah
kerja UPTD Puskesmas Kabupaten
Banyuasin dimana wilayah tersebut
sebagian besar penduduknya bertani karet,
masyarakatnya banyak melakukan aktifitas
Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Romliyadi
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 234
dari pagi hingga sore harinya, disebabkan
oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan
hidup dalam sehari-hari, kebiasan ini
dilakukan oleh masyarakat setiap harinya
tidak ada hari libur, hal ini membuat
meningkatnya penderita radang sendi
diwilayah binaan tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas
maka peneliti tertarik melakukan penelitian
yang berjudul pengaruh terapi kompres air
hangat terhadap skala nyeri Arthritis
Rheumatoid di wilayah UPTD Puskesmas
Banyuasin Tahun 2021.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan menggunakan desain
Pre-Eksperimental dengan menggunakan
One Group Pretest-Posttest Desain.
Kelompok subjek diobservasi sebelum
dilakukan intervensi kemudian diobservasi
lagi setelah intervensi (Nursalam, 2013)
Pada penelitian ini peneliti ingin
mengetahui pengaruh terapi kompres air
hangat terhadap skala nyeri arthritis
rheumatoid. Etika penelitian sebelem
dilakukan responden diberikan lemaran
persetujuan/informed Consent dan
menjelaskan dijaga confidentiality serta
anonymity demi menjaga kerahasiaan.
Waktu penelitian dimana
pengambilan data pada tanggal 30 Maret
2021 dan penelitian dilaksanakan pada
tanggal 17-30 april 2021. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
semua pasien dengan penyakit Arthritis
Rheumatoid yang pernah berobat ke UPTD
Puskesmas Kabupaten Banyuasin. Cara
pengambilan sampel dalam penelitian ini
akan menggunakan teknik Accidental
sampling. sampel dalam penelitian ini
berjumlah 38 orang sampel dengan kriteria
inklusi bersedia menjadi responden,
mampu mengikuti terapi yang akan
diberikan, bersedia mengikuti dan
melakukan terapi kompres air hangat,
selama terapi tidak mendapatkan terapi
farmakologi/ pengobatan sendi lainnya.
Analisa data digunakan mengunakan
analisis univariat dan analisis bivariat
dengan uji Wilcoxon karena data tidak
berdistribusi normal. Selanjutnya Untuk
melihat hasil kemaknaan menghitung
statistik digunakan batas kemaknaan 0,05.
Apabila nilai p<0,05 (ada
perbedaan/pengaruh yang bermakna)
sedangkan penerimaan terhadap hipotesa
apabila nilai p> 0,05 (tidak ada
perbedaan/pengaruh yang bermakna).
HASIL PENELITIAN
AnalisisUnivariat
Sekala Nyeri Arthritis Rheumatoid
Sebelum dilakukan Kompres Air
Hangat
Variabel skala nyeri sebelum
kompres air hangat pada penelitian ini.
Adapun tabel frekuensinya adalah sebagai
berikut.
Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Romliyadi
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 235
Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Arthritis Rheumatoid
Sebelum di Lakukan Kompres Air Hangat
No Sekala Nyeri Sebelum
Kompres Air Hangat
Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Nyeri Ringan 2 5,3
2 Nyeri Sedang 19 50,0
3 Nyeri Berat Terkontrol 17 44,7
4 Nyeri Berat Tidak Terkontrol - -
Jumlah 38 100
Berdasarkan table 1 dapat dilihat
bahwa dari 38 responden didapatkan paling
terbanyak yang mengalami nyeri sedang
19 responden (50,0%) dan nyeri berat
terkontrol sebanyak 17 responden (44,7%).
Skala Nyeri Arthritis Rheumatoid
Setelah dilakukan Kompres Air Hangat
variabel skala nyeri sebelum
kompres air hangat pada penelitian ini.
adapun tabel frekuensinya adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Skala Nyeri Arthritis Rheumatoid
Setelah di Lakukan Kompres Air Hangat
No Sekala Nyeri Setelah
Kompres Air Hangat
Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Nyeri Ringan 23 60,5
2 Nyeri Sedang 15 39,5
3 Nyeri Berat Terkontrol - -
4 Nyeri Berat Tidak Terkontrol - -
Jumlah 38 100
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
bahwa dari 38 responden nilai distribusi
frekuensi skala nyeri pada pasien Arthritis
Rheumatoid setelah dilakukan kompres air
hangat 23 responden nyeri ringan (60,5%),
adapun nyeri sedang 39,5% .
Rata-rata sekala nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan kompres air hangat
Adapun hasil analisis variabel rata-
rata sekala nyeri sebelum dan setelah
kompres air hangat pada penelitian ini,
sebagai berikut:
Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Romliyadi
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 236
Tabel 3.
Rata-Rata Skala Nyeri Arthritis Rheumatoid Sebelum dan Setelah
di Lakukan Kompres Air Hangat
Variabel Median Standar
Deviasi
Minimum-
Maximum
Normality
Test
Sebelum Kompres
Air Hangat
2,00 0,595 1 – 3 0,000
Setelah
Kompres Air Hangat
1,00 0,495 1 – 2 0,000
Berdasarkan table 3 dapat dilihat
bahwa rata-rata skala nyeri sebelum
dilakukan kompres air hangat yaitu 2,00
dengan standar deviasi 0,595 dan rata-rata
skala nyeri setelah air kompres hangat
adalah 1,00 dengan standar deviasi 0,495.
Setelah dilakukan uji normalitas data
didapatkan p value 0,000 (> 0,05) yang
berarti data pada penelitian ini berdistribusi
tidak normal sehingga harus dilakukan uji
alternative dengan uji Wilcoxon.
Pengaruh Sebelum dan Sesudah
Kompres Air Hangat Terhadap Skala
Nyeri Pada Pasien Arthritis Theumatoid
Adapun hasil analisis pengaruh
variabel skala nyeri sebelum dan setelah
dilakukan kompres air hangat pada pasien
Arthritis Rheumatoi, sebagai berikut.
Tabel 4.
Pengaruh Sebelum dan Sesudah Kompres Air Hangat Terhadap
Skala Nyeri pada Pasien dengan Arthritis Rheumatoid
Variabel Median Std.
Deviation
Minimum-
maximum N p Value
Sebelum Kompres
Air Hangat
2,00 0,595 1 – 3
38 0,000 Sesudah kompres
Air hangat
1,00 0,495 1 – 2
Berdasarkan table 4 diatas dapat
dilihat rata-rata pengaruh skala nyeri pada
pasien dengan Arthritis Rheumatoid
sebelum diberikan kompres hangat adalah
2,00 dengan standar deviasi 0,595.
Sedangkan rata-rata skala nyeri Arthritis
Rheumatoid sesudah diberikan kompres air
hangat adalah 1,00 dengan standar deviasi
0,495.
Hasil penelitian setelah dilakukan uji
statistik dengan uji Wilcoxon karena data
tidak berdistribusi normal, didapatkan nilai
p value = 0,000, maka dapat disimpulkan
ada pengaruh sebelum dan sesudah
kompres air hangat terhadap skala nyeri
pada pasien dengan arthritis rheumatoid
Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Romliyadi
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 237
PEMBAHASAN
Sebelum Kompres Air Hangat
Terhadap Skala Nyeri Pada Pasien
Dengan Arthritis Rheumatoid
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
bahwa dari 38 responden didapatkan paling
terbanyak yang mengalami nyeri sedang
19 responden (50,0%) dan nyeri berat
terkontrol sebanyak 17 responden (44,7%).
Sejalan dengan teori bahwa Kompres
dengan air hangat berarti memberikan rasa
hangat pada klien dengan menggunakan
cairan atau alat yang menimbulkan rasa
hangat pada bagian tubuh tertentu yang
memerlukannya (Rivai, 2011). Pada setiap
orang gejala reumatik yang dirasakan
berbeda-beda. Sakit atau radang dan
terkadang bengkak di bagian persendian
pergelangan jari, tangan, kaki, bahu, lutut
(dengkul), pinggang, punggung dan sekitar
leher. Sakit reumatik dapat berpindah-
pindah tempat dan bergantian bahkan
sekaligus di berbagai persendian pada
setiap tubuh. (Haryono & Setianingsih,
2013).
Hasil penelitian diatas sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
Noorhidayah el at (2013). dimana
didapatkan terapi kompres panas terhadap
penurunan sekala nyeri pada lansia dengan
Arthritis Rheumatoid sebagian besar
(57,69%) lansia dengan penyakit rematik
sebelum perlakuan mengalami nyeri
sedang, dan (34,61%) lansia dengan nyeri
berat terkontrol, begitu juga menurut
Damanik (2019) terdapat nyeri sedang
56,25%.
Berdasarakan hasil penelitian, teori,
dan penelitian terkait peneliti berasumsi
bahwa nyeri atritis rheumatoid dapat
memberikan sensasi persepsi setiap orang
menyampaikanya berbeda-beda antara satu
individu dengan individu lainnya, dengan
adanya kompres air hangat ini dapat
membantu menurunkan ketika penderita
mengalami nyeri.
Setelah Kompres Air Hangat Terhadap
Skala Nyeri Pada Pasien dengan
Arthritis Rheumatoid
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
bahwa dari 38 responden nilai distribusi
frekuensi skala nyeri pada pasien Arthritis
Rheumatoid setelah dilakukan kompres air
hangat 23 responden nyeri ringan (60,5%),
adapun nyeri sedang 39,5%.
Sejalan dengan teori bahwa Kompres
dengan air hangat berarti memberikan rasa
hangat pada klien dengan menggunakan
cairan atau alat yang menimbulkan rasa
hangat pada bagian tubuh tertentu yang
memerlukannya (Rivai, 2011). Nyeri
merupakan suatu fenomena yang sulit
dipahami, kompleks dan bersifat misteri
yang mempengaruhi seseorang, serta
ekstensinya diketahui bila seseorang
mengalaminya (Zakiyah, 2015).
Hasil penelitian diatas sejalan dengan
penelitian Noorhidayah el at (2013).
Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Romliyadi
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 238
dimana setelah dilakukan kompres air
hangat 57,69% lansia mengalami nyeri
ringan, menurut Damanik (2019) terdapat
52% mengalami nyeri ringan, setelah
dilakukan kompres air hangat, menurut
Isnawati (2018) terdapat nilai mean 4,6%.
setelah dilakukan kompres air hangat.
Berdasarkan hasil penelitian, teori
dan penelitian terkait peneliti berasumsi
bahwa ketika sesorang mengalami nyeri
atritis rheumatoid dapat menggunakan air
hangat dalam menurunkan/mengurangi
nyeri yang dialami seseorang, pengunjung
dapat melakukannya tanpa mengkonsumsi
obat farmakologi secara terus menerus dan
ternyata ada pengaruh terapi kompres air
hangat dalam mengurangi nyeri rematik..
Rata – Rata Sebelum dan setelah
Kompres Air Hangat Serta Test
Normalitas Data Terhadap Skala Nyeri
pada Pasien dengan Arthritis
Rheumatoid
Berdasarkan table 3 dapat dilihat
bahwa rata-rata skala nyeri sebelum
dilakukan kompres air hangat yaitu 2,00
dengan standar deviasi 0,595 dan rata-rata
skala nyeri setelah air kompres hangat
adalah 1,00 dengan standar deviasi 0,495.
Setelah dilakukan uji normalitas data
didapatkan p value 0,000 (> 0,05) yang
berarti data pada penelitian ini berdistribusi
tidak normal sehingga harus dilakukan uji
alternative dengan uji Wilcoxon
Kompres panas adalah memberikan
rasa hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh
yang memerlukan. Kompres panas dapat
dijadikan salah satu strategi untuk
menurunkan nyeri yang efektif pada
beberapa kondisi, terapi kompres panas
bekerja dengan menstimulasi reseptor tidak
nyeri (non-nosiseptor) dalam reseptor yang
sama seperti pada cedera. Area pemberian
kompres dapat menimbulkan respon
sistemik dan respon lokal (Zakiyah, 2015).
Hasil penelitian ini juga sesuai
dengan hasil penelitian Sinaga el at (2015).
Hasil uji menunjukkan selisih mean pada
kelompok intervensi lebih tinggi yaitu
sebesar 2,200 dibanding dengan kelompok
kontrol dengan selisish mean 0,466 yang
artinya penurunan skal nyeri sendi lansia
pada kelompok intervensi jauh lebih tinggi
dibanding kelompok kontrol. Hasil uji
menunjukkan saat pengukuran kedua ada
perbedaan skala nyeri dalam kelompok
kontrol dan kelompok intervensi. Hal ini
menunjukkan terdapat penurunan nyeri
sendi secara signifikan baik pada
kelompok control maupun intervensi,
tetapi pada kelompok intervensi penurunan
nyeri sendi lebih besar dibandingkan
kelompok kontrol.
Sedangkan menurut penelitian
Noorhidayah el at (2013). didapatkan hasil
penelitian menggunakan uji Wilcoxon yaitu
menunjukkan bahwa p = 0,000 (p<0,05).
Terdapat pengaruh pemberian kompres
Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Romliyadi
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 239
panas terhadap penurunan tingkat nyeri
pada pasien lansia dengan rematik, sejalan
juga menurut penelitian damanik (2019)
nilai rerata 15,96 dengan nilai p 0,000
(p<0,05) ada pengaruh kompres air hangat.
Berdasarkan hasil penelitian, teori
dan penelitian terkait peneliti berasumsi
bahwa terjadi penuruan rata-rata skala
nyeri atritis rehumatoid setelah dilakukan
terapi kompres air hangat, ada perngaruh
setelah dilakukan kompres air hangat,
maka perlu dilakukan uji Wilcoxon untuk
menjawab apakah ada pengaruh kompres
air hangat dalam menurunkan skala nyeri
pada penderita yang mengalami nyeri
reumatik.
Pengaruh Sebelum Dan Sesudah
Kompres Air Hangat Terhadap Skala
Nyeri pada Pasien dengan Arthritis
Rheumatoid
Berdasarkan table 4 dapat dilihat
rata-rata skala nyeri pada pasien dengan
Arthritis Rheumatoid sebelum diberikan
kompres hangat adalah 2,00 dengan
standar deviasi 0,595. Sedangkan rata-rata
skala nyeri Arthritis Rheumatoid sesudah
diberikan kompres air hangat adalah 1,00
dengan standar deviasi 0,495. Hasil uji
statistik didapatkan nilai p value = 0,000,
maka dapat disimpulkan ada pengaruh
terapi kompres air hangat terhadap skala
manajemen nyeri Arthritis Rheumatoid.
Hasil penelitian diatas didukung
dengan teori yang menjelaskan bahwa
kompres panas adalah memberikan rasa
hangat pada daerah tertentu dengan
menggunakan cairan atau alat yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh
yang memerlukan. Kompres air panas
dapat dijadikan salah satu strategi untuk
menurunkan nyeri yang efektif pada
beberapa kondisi, terapi kompres air panas
bekerja dengan menstimulasi reseptor tidak
nyeri (non-nosiseptor) dalam reseptor yang
sama seperti pada cedera. Area pemberian
kompres dapat menimbulkan respon
sistemik dan respon lokal (Zakiyah, 2015).
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Wulan (2015). dimana terapi kompres air
hangat terhadap penurunan skala nyeri
yaitu menunjukkan nilai significancy 0,000
(p<0,05). Sejalan juga menurut penelitian
Isnawati (2018) dari hasil uji statistik
wilcoxon didapatkan p-value (0,000)≤ α
(0,05) artinya Ha ditolak Ho diterima
dengan begitu terdapat pengaruh kompres
air hangat dalam menurunkan nyeri.
Menurut Wijaya. (2020) uji Mann Whitney
dengan 0,05. Hasil penelitian ini
menunjukkan p value 0,001 (p<0,05) ada
pengaruh.
Berdasarkan hasil penelitian, teori
serta penelitian terkait maka peneliti
berasumsi bahwa ada pengaruh kompres
air hangat ketika seorang mengalami nyeri
Arthritis Rheumatoid, selanjutnya dapat
memberikan pengobatan non farmakologi
kepada pengunjung yang datang berobat
untuk dapat melakukannya dirumah
Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Romliyadi
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 240
masing-masing ketika penyakit
reumatiknya mengalami kekambuhan/nyeri
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan maka peneliti mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Distribusi frekuensi skala nyeri
Arthritis Rheumatoid sebelum
dilakukan kompres air hangat paling
banyak mengalami nyeri sedang
sebanyak 19 responden (50,0%) dan
nyeri berat terkontrol sebanyak 17
responden (44,7%) sedangkan nyeri
ringan yaitu sebanyak 2 responden
(5,3%).
2. Distribusi frekuensi skala nyeri pada
pasien Arthritis Rheumatoid setelah
dilakukan kompres air hangat paling
banyak mengalami nyeri ringan yaitu
sebanyak 23 responden (60,5%) dan
nyeri sedang sebanyak 15 responden
(39,5%).
3. Ada pengaruh terapi kompres air
hangat terhadap skala manajemen nyeri
Arthritis Rheumatoid.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Rivai tim Poltekkes Kemenkes Maluku. (2011). Penuntun Praktikum Keterampilan
Kritis II :Untuk Mahasiswa D-3 Keperawatan. Jakarta :SalembaMedika
Aspiani, RenyYuli. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Aplikasi NANDA, NIC
dan NOC. Jilid I. Jakarta : Trans Info Media
Atifah, Nurul Khoirin. (2015). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Sendi Pada LansiaDi Dusun RejosoWijimulyoNanggulanKulonProgo. Diakses pada
tanggal 20 April 2017 Pukul 20.20 Wib di http://repository. stikesayaniyk.ac.id
Corwin, Elizabeth. (2013). BukuSakuPatofisiologi. Jakarta :PenerbitBukuKedokteran EGC.
Devi Novita Damanik. (2019). Pengaruh kompres hangat terhadap intensitas nyeri pada
lansia yang mengalami reumatoid artritis di Desa Kotasan Kec Galang. Jurnal
Kesehatan ilmiah indonesia, vol. 4 No. 1 Juni 2019.
DinkesKabupatenBanyuasin. (2017). Data Penyakit Kabupaten Banyuasin 2015-2016.
Dinkes Kota Palembang. (2017). Daftar 10 Pemyakit Terbanyak Dinas Kesehatan Pelembang
2013-2015.
Puteri Indah Dwipayanti (2018) The Effect Of Warm Ginger Compress Towards Joint Pain
Of The Elderly At Upt Panti Werdha Mojopahit, Mojokerto District. Accepted:
October 15, 2018 http://ejournal-kertacendekia.id/index.php/jnh/
Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Romliyadi
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 241
Findi Nur isa Isnawati. (2018). Efektifitas terapi kompres air hangat terhadap intensitas nyeri
pada lansia yang menderita arthritis reumatoid di posyandu lansia mawar indah
dusun Janggan Desa Janggan Kecamatan poncol Kab. Magetan. Skripsi.Madiun.
Haryono, Rudi & Sulis Setianingsih. (2013). Musuh-Musuh anda setelah usia 40 tahun.
Yogyakarta :Gosyen Publishing
Judha, Mohamad. (2016). Rangkuman sederhana Anatomi &Fisiologi Untuk Mahasiswa
Kesehatan. Yogyakarta :Gosyen Publishing.
Judha, Mohamad dkk. (2012). Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta
:NuhaMedika
Josephine Lorica (2019). Warm Compress Reduced Pain Intensity of Arthritis Rheumatoid
for Elderly People; Pre- and Post-test Design Study. School of Nursing, Saint Paul
University Philippines, Tuguegarao City
Lukman dan ningsih, N. (2013). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika
Mardiono, Sasono. (2013). Pengaruh Terapi Range Of Motion (ROM) dalam Menurunkan
Skala Nyeri Atritis Rheumatoid pad Lansia di Panti Sosial Trena Werdha Warga
Tama Indralaya Tahun 2012. Diaskes pada tanggal 19 agustus 2017 pukul 23.00
WIB di
http://psik.binahusada.ac.id/sites/default/files/files/JURNAL%20SASONO%202012.
Maryunani, Anik. (2010). Nyeri dalam Persalinan : Teknik dan cara penanganannya. Jakarta
: Trans Info Media.
Noorhidayah, dkk. (2013). Terapi Kompres Panas Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Klien
Lansia Dengan Nyeri Rematik. Diakses pada tanggal 20 April 2017 Pukul 20.15 Wib
di http://www.ppjp.unlam.ac.id
Notoadmojo, Soekijdo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT RinekaCipta
Nursalam. (2011). Proses dan dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktis, Edisi 2.
Jakarta :SalembaMedika
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Pendekatan Praktis Edisi3.
Jakarta :Salemba Medika
Pratintya, Ani Dwi, dkk. (2012). Kompres Hangat Menurunkan Nyeri Persendian
Osteoarthritis Pada Lanjut Usia.Diakses pada tanggal 20 April 2017 Pukul 20.25
Wib di http://ejournal.unisayogya.ac.id.
Puskesmas Banyuasin. (2020). Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Banyuasin Tahun 2020.
PuskesmasBanyuasin. (2020). Daftar 10 Penyakit Terbanyak UPTD Puskesmas Banyuasin
2015-2020.
Riset kesehatan dasar. (2013). Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI. Diakses 11 Februari 2017 Pukul 20.12 WIB di
http://www.depkes.go.id.
Riyadi, Sujono & H Harmoko. (2012). Standart Operating Procedure dalam Praktik Klinik
Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Sibagariang, Eva Elly. dkk. (2010). Buku Saku Metodologi Penelitian untuk Mahasiswa
Diploma Kesehatan. Jakarta : Trans Info Media.
Volume 6, Nomor 2, Agustus 2021 Romliyadi
Jurnal ‘Aisyiyah Medika | 242
Supardi, Sudibyo&Rustika, (2013). Buku Ajar MetodologiRisetKeperawatan. Jakarta : CV
Trans Info Media
Steffi Eka Nindyastuti Wijaya. (2020). Effect Of Giving Warm Compress Therapy And Bay
Leaf Decoction To Scale Level Gout Arthritis Pain, Proceedings of the International
Conference on Nursing and Health Sciences, Volume 1, No 1, November 2020,
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/PICNHS, Global Health
Science Group
Syafuddin. (2013). Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi2.Jakarta
: EGC.
Tim Dosen (2017). riset kuantitatif dan kualitatif. Panduan petunjuk tekhnis penulisan riset
kuantitatif dan kualitatif. STIK Bina Husada Palembang.
Wulan, Rifda Angelina. (2015). Pengaruh Terapi Kompres Air Hangat Terhadap Penurunan
Skala Nyeri Sendi Pada Wanita Lanjut Usia. Diakses pada tanggal 20 April 2017
Pukul 20.10 Wib di http://jurnal.untan.ac.id/index
.php/jmkeperawatanFK/article/viewFile/9438/9323
Zakiyah, Ana. (2015). Nyeri :Konsep dan Penatalaksanaan dalam Praktik Keperawatan
Berbasis Bukti.Jakarta :Salemba Medika.