PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL...

77
PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG (Quasi Eksperimen di SMPN 17 Kota Tangerang Selatan) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Strata 1 (S.Pd) Oleh: 105016300594 ISTI NURCAHYANI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Transcript of PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL...

Page 1: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG

(Quasi Eksperimen di SMPN 17 Kota Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana Strata 1 (S.Pd)

Oleh:

105016300594 ISTI NURCAHYANI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2011

Page 2: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

DALAM PEMBELAJARAN KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG

(Quasi Eksperimen di SMP Negeri 17 Kota Tangerang Selatan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

NIM: 105016300594 ISTI NURCAHYANI

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd NIP. 19650115 198703 1 020 NIP. 19780406 200604 2 003

Kinkin Suartini, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 3: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN KONSEP GETARAN DAN

GELOMBANG”, disusun oleh Isti Nurcahyani, NIM 105016300594, diajukan kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 14

Februari 2011 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar

sarjana S1 (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Program Studi

Pendidikan Fisika.

Jakarta, 14 Maret 2011

Panitia Ujian Munaqasyah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IPA)

Baiq Hana Susanti, M.Sc NIP: 19700209 200003 2 001

............ .....................

Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)

Nengsih Juanengsih, M.Pd NIP. 19790510 2006042001

............ .....................

Penguji I

Iwan Permana Suwarna, M.PdNIP. 19520609 1981031004

............ .....................

Penguji II

Erina Hertanti, M.Si______ NIP. 19720419 1999032002

............ .....................

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

NIP. 19571005 1987031003 Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A

Page 4: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

ABSTRAK

Isti Nurcahyani, “Pengaruh Teknik Probing terhadap Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Konsep Getaran dan Gelombang”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik probing terhadap hasil belajar peserta didik setelah pembelajaran pada konsep getaran dan gelombang. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Tangerang Selatan pada bulan April 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi Eksperimen. Pada penelitian ini sampel diambil sebanyak 74 orang dengan menggunakan teknik Purposive Sampling dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes objektif bentuk pilihan ganda. Tes ini terdiri dari empat pilihan (opsi) dan hasilnya diuji melalui satatistik uji “t”. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai thitung sebesar 2,10 sedangkan ttabel sebesar 1,99 pada taraf signifikansi 0,05 atau dapat diketahui thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha yang menyatakan terdapat pengaruh teknik probing terhadap hasil belajar diterima atau disetujui. Hal ini menunjukan bahwa teknik probing membawa pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika. Kata Kunci : Teknik Probing, Hasil Belajar, Statistik.

i

Page 5: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

ABSTRACT

Isti Nurcahyani, “The Effect of The Technique Probing to Students Learning Outcomes in Study Conception Wave and Vibration.” Thesis of Physics Departement, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The aim of this research is to know the Effect of The Technique Probing to Students Learning Outcomes in Study Conception Wave and Vibration. This Research has been done in April 2010 at SMP Negeri 17 in South Tangerang. To get the data, the research took 74 students as a sample by using Purpsive Sampling technique, after that the class was divided into two group, i.e. experiments and control classes. The instrumentation of this research used an objective multiple choice test. This test was consisted of four options, and the result of this test had been tested through t-test statistic. The calculation of tcount was 2,10 and ttable was 1,99; and 0,05 on the significant level or tcount > ttable. The conclusion is Ha that explained there are any Effect of The Technique Probing to Students Learning Outcomes in Study Conception Wave and Vibration accepted or agreed. This indicated that Effect of The Technique Probing brings the significant influence to the learning output. Key Word : Technique Probing, Learning out, Statistic.

ii

Page 6: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, yang

telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban, untuk menjadi

khalifah di muka bumi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan

kepada junjungan umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW sang pemilik

akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam. Atas berkat

rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai

dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada.

Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak

terlepas dari banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

penulis patut mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

2. Ketua Jurusan Pendidikan IPA Ibu Baiq Hana Susanti, M.Pd, M.Si.

3. Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd.

4. Ketua Prodi Fisika Ibu Erina Hertanti, M.Si.

5. Bapak Ahmad Sofyan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing penulis dalam menyikapi semua permasalahan dalam skripsi ini.

6. Ibu Kinkin Suartini, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak H. Mardi Yuana Abdillah, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 17 kota

Tangerang Selatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melaksanakan Observasi dan penelitian skripsi.

8. Bapak Hendrianto, S.Pd, selaku guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 17

Kota Tangerang Selatan.

9. Seluruh guru, karyawan dan siswa-siswi SMP Negeri 17 Kota Tangerang

Selatan yang banyak memberikan pengetahuan selama penulis menjalankan

penelitian skripsi.

10. Abi dan umi tercinta yang bersusah payah telah mengasuh dan mendidik

penulis hingga dapat terus kuliah serta adikku tersayang dan seluruh

iii

Page 7: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

keluargaku yang selalu mendoakan dan mendukung keberhasilan belajar

penulis.

11. Sahabat-sahabat Program Studi Pendidikan Fisika angkatan 2005 yang telah

banyak memberikan pengalaman kepada penulis tentang indahnya arti sebuah

kebersamaan.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasa-

jasanya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan hanya kepada

Allah jualah penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi

penulis sendiri dan para pembaca umumnya.

Jakarta, Juli 2010

Penulis

iv

Page 8: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ....................................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 3

C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 3

D. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

BAB II. KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

PERUMUSAN HIPOTESIS ............................................................ 5

A. Kajian Teoretis .............................................................................. 5

1. Teknik Probing ....................................................................... 5

a. Pengertian Teknik Pembelajaran Probing ....................... 5

b. Tahap-tahap Teknik Probing ........................................... 8

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajran Probing ............ 10

2. Hasil Belajar ............................................................................ 12

a. Pengertian Belajar .............................................................. 12

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ..................... . 13

c. Hasil Belajar Sebagai Objek Penilaian ............................ . 14

d. Pengukuran Hasil Belajar................................................... 15

v

Page 9: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

e. Prinsip-prinsip Belajar ....................................................... 19

f. Tujuan Belajar .................................................................... 22

3. Metode Tanya Jawab .............................................................. 23

4. Getaran dan Gelombang .......................................................... 24

a. Getaran .............................................................................. 25

1) Amplitudo .................................................................... 26

2) Frekuensi ..................................................................... 26

3) Periode ........................................................................ 27

b. Gelombang ........................................................................ 27

B. Kajian Penelitian yang Relevan .................................................... 29

C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 30

D. Perumusan Hipotesis ..................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 33

B. Metode Penelitian ......................................................................... 33

C. Desain Penelitian ........................................................................ .. 33

D. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 34

E. Teknik Pengambilan Sampel ........................................................ 34

F. Prosedur Penelitian ..................................................................... .. 34

G. Variabel Penelitian ........................................................................ 36

H. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 37

I. Instrumen Penelitian ..................................................................... 38

J. Teknis Analisis Data ..................................................................... 43

K. Hipotesis Statistik ......................................................................... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 48

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 48

1. Hasil Uji Data Pretest

a. Deskripsi data Pretest Siswa kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ............................................................ 48

vi

Page 10: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

b. Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ............................................................ 50

c. Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ............................................................ 50

d. Uji Hipotesis Pretest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ............................................................ 51

2. Hasil Uji Data Posttest

a. Deskripsi data Posttest Siswa kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol ................................. 52

b. Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ............................................................ 53

c. Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ............................................................ 54

d. Uji Hipotesis Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ............................................................ 55

3. Deskripsi Data Normal Gain ................................................... 55

B. Interpretasi Hasil Penellitian ......................................................... 57

C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................ 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 61

A. Kesimpulan ................................................................................................... 61

B. Saran ........................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 62

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 64

vii

Page 11: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Keterampilan Proses sains ............................................................. 7

Tabel 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 33

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ....................................................... 38

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas ................................................................. 40

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran ..................................................... 41

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda .......................................................... 42

Tabel 3.6 Kriteria Normal Gain....................................................................... 46

Tabel 4.1 Rekapitulasi Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ............ 49

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ......................................................................... 50

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ......................................................................... 51

Tabel 4.4 Hasil Pretest Uji “t” Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ........................................................................ 51

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ......................................................................... 53

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol ......................................................................... 54

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ......................................................................... 54

Tabel 4.8 Hasil Posttest Uji “t” Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ........................................................................ 55

Tabel 4.9 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Normal Gain ................................. 56

Tabel 4.10 Kategorisasi N-Gain Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ........................................................................ 57

viii

Page 12: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Umum Teknik Probing ......................................................... 9

Gambar 2.2 Bagan Peta Konsep Getaran dan Gelombang ............................... 24

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir............................................................... 32

Gambar 3.1 Tahapan dalam Prosedur Penelitian .............................................. 37

Gambar 4.1 Grafik Batang Hasil Belajar (Pretest) Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ......................................................................... 49

Gambar 4.2 Grafik Batang Hasil Belajar (Posttest) Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ......................................................................... 52

ix

Page 13: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Instrumen Penelitian dan Uji Coba Instrumen Penelitiaan

Lampiran A.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ..................................... 64

Lampiran A.2 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian…………...….. 75 Lampiran A.3 Contoh PerhitunganValiditas dan Reliabilitas Uji Coba Instrumen Penelitian ............................................ ….. 76 Lampiran A.4 Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian ................................. 78

Lampiran A.5 Distribusi Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian ………….. 79 Lampiran A.6 Daya Pembeda Instrumen Penelitian ........................................ 80 Lampiran A.7 Distribusi Daya Pembeda Instrumen Penelitian ….…………… 81 Lampiran A.8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ................... 82 Lampiran A.9 Soal Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar yang dipakai dalam Penelitian ...................................................................... . 83 Lampiran A.10 Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Belajar Yang Dipakai Dalam Penelitian………………………………………………. 88

Lampiran B Perangkat Pembelajaran ........................................................... 89

Lampiran B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelas Eksperimen ...................................................................... 89

Lampiran B.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelas Kontrol ............................................................................. 98

Lampiran B.3 Lembar Kerja Siswa (LKS) ...................................................... 107

Lampiran C Uji Analisis Data ....................................................................... 110

Lampiran C.1 Data Nilai Pretest – Posttest ...................................................... 110

Lampiran C.2 Distribusi Data Skor Pretest Kelas Eksperimen ....................... 111

Lampiran C.3 Distribusi Data Skor Pretest Kelas Kontrol .............................. 113

Lampiran C.4 Distribusi Data Skor Posttest Kelas Eksperimen ...................... 115

Lampiran C.5 Distribusi Data Skor Posttest Kelas Kontrol ............................ 117

Lampiran C.6 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ............. 119

Lampiran C.7 Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol .................. 120

Lampiran C.8 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ........... 121

x

Page 14: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Lampiran C.9 Perhitungan Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ................. 122

Lampiran C.10 Contoh Perhitungan Normalitas ............................................... 123

Lampiran C.11 Uji Homogenitas ....................................................................... 126

Lampiran C.12 Uji Hipotesis ............................................................................. 129

Lampiran C.13 Uji Normal Gain Eksperimen ................................................... 134

Lampiran C.14 Uji Normal Gain Kontrol .......................................................... 136

xi

Page 15: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas peserta didik, hal ini

tentu saja akan berkaitan dengan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran

akan tercapai. Dalam proses pencapaian tujuan-tujuan pendidikan melalui proses

pembelajaran banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya, di antaranya faktor

ekstern dan faktor intern. Faktor tersebut dapat bersifat positif, apabila

mempengaruhi terhadap perubahan dan pembaharuan tingkah laku dan kecakapan

peserta didik menjadi lebih baik.

Selain itu, tujuan pendidikan juga bertujuan menyediakan lingkungan yang

memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya

secara optimal. Dengan adanya lingkungan yang memungkinkan, anak didik dapat

mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan

pribadinya dan kebutuhan masyarakat.1

Kegiatan pembelajaran di kelas yang diterapkan oleh guru, seringkali

menempatkan peserta didik sebagai objek pendidikan dan guru sebagai subjek

pendidikan sehingga guru selalu mendominasi proses belajar mengajar. Dalam

pelaksanaan pembelajaran seperti ini, guru masih mendominasi kelas, peserta

didik menjadi pasif di kelas yaitu hanya datang, duduk, mendengar, melihat,

berlatih, dan lupa.

Selain itu, masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah

lemahnya proses pembelajaran. Anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada

kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat

berbagai informasi tanpa dituntut untuk menghubungkannya dengan kehidupan

sehari-hari siswa.2

1 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. (Jakarta: Rineka Cipta,

2004), hal.6

Di samping itu, untuk mengikuti pelajaran di sekolah,

2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), h 1

1

Page 16: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

kebanyakan peserta didik tidak siap terlebih dulu dengan membaca bahan yang

akan dipelajari, peserta didik datang tanpa bekal pengetahuan.

Di lain pihak, banyak peserta didik yang masih belum berani dan terbiasa

beraktivitas, kebanyakan masih takut salah untuk bertanya, menjawab,

berkomentar, mencoba, atau mengemukakan ide. Mereka masih tidak yakin

apakah keberanian akan melanggar etika hormat kepada guru, karena di

lingkungan keluarga pun banyak bicara itu bisa dimarahi. Mereka masih takut

akan kesalahan karena biasanya akan mendapat teguran atau bentakan, ada rasa

tidak aman dalam belajar. Pada pihak guru pun, masih banyak guru yang merasa

kurang nyaman jika peserta didik banyak bicara, merasa kurang senang bila

peserta didik banyak bertanya dan berkomentar, memandang kurang sopan jika

peserta didik banyak bertingkah, dan semacamnya. Apalagi jika peserta didik

berbuat salah biasanya langsung divonis tidak menyenangkan.

Pada teknik pembelajaran probing, diharapkan partisipasi dan aktivitas

peserta didik di kelas tinggi. Pada umumnya, pada pembelajaran probing peserta

didik akan belajar (berpikir-bekerja) secara individu, sehingga mereka dapat

melatih diri dalam memupuk rasa percaya diri. Dengan teknik pembelajaran ini,

peserta didik akan berpartisipasi aktif walaupun ada unsur ketegangan dan cepat

melelahkan. Dengan teknik probing ini peserta didik akan diasah kemampuan

berpikir sehingga menyebabkan peserta didik akan berpikir kreatif dalam

memecahkan setiap masalah yang dihadapinya. Untuk mengefektifkan pertanyaan

guru dalam pembelajaran IPA dapat dipilih suatu alternatif yaitu penggunaan

teknik probing, beberapa pertanyaan berseri yang terprogram, saling berhubungan

dan berkesinambungan agar kompetensi siswa dapat tercapai.3

Pengetahuan bisa didapatkan dimana saja, termasuk di alam. Fenomena-

fenomena alam tersebut bisa dipelajari pada mata pelajaran fisika. Karena fisika

Pertanyaan yang

digunakan untuk membimbing siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan

teknik probing, dipilih mulai kategori pertanyaan yang memerlukan proses

berpikir tingkat rendah sampai tingkat tinggi

3 Sri Murtini, Kreativitas Teknik Probng, tersedia: http://edu-articles.com/kreativitas-

teknik-probing/, diakses tanggal, 26 april 2009

2

Page 17: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

merupakan ilmu yang mempelajari materi dan interaksinya. Banyak konsep-

konsep fisika yang bisa menjelaskan fenomena-fenomena tersebut. Salah satunya

penerapan konsep getaran dan gelombang. Getaran dan gelombang adalah salah

satu materi pada mata pelajaran Fisika yang konsepnya bisa diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Konsep ini diambil karena sesuai dengan penerapan teknik

probing karena teknik ini menghadapkan peserta didik dengan gejala-gejala alam

yang dapat memunculkan teka-teki seperti konsep getaran dan gelombang.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan penelitian yang lebih

seksama mengenai kesulitan peserta didik dalam proses pembelajaran fisika yang

menyebabkan aktivitas peserta didik di kelas terhambat, dan peneliti tertarik untuk

mengkaji dan meneliti dan menuangkannya dalam bentuk uraian judul

“Pengaruh Teknik Probing terhadap Hasil Belajar Peserta Didik dalam

Pembelajaran Konsep Getaran dan Gelombang.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat

diidentifikasikan masalah-masalah berikut:

1. Penerapan teknik pembelajaran masih terpusat pada aktivitas guru, sehingga

guru selalu menguasai proses belajar mengajar dan peserta didik menjadi pasif

di kelas.

2. Peserta didik mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan pembelajaran

fisika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kreativitas dan aktivitas peserta

didik terhambat.

3. Peserta didik masih mengalami kesulitan dalam mengasah kemampuan

berpikir mereka, sehingga terhambatnya proses berpikir.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan masalah yang diteliti dan karena adanya keterbatasan

waktu, tenaga dan biaya peneliti, maka masalah dibatasi pada pengaruh teknik

probing terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran konsep getaran

dan gelombang dengan uraian sebagai berikut:

3

Page 18: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

1. Metode pembelajaran yang akan diterapkan yaitu metode tanya jawab dengan

teknik probing.

2. Hasil belajar yang diukur hanya pada ranah kognitif berdasarkan taksonomi

Bloom pada jenjang C1 (Pengetahuan), C2 (Pemahaman), C3 (Penerapan) dan

C4 (Analisis).

3. Konsep fisika yang dibahas adalah konsep getaran dan gelombang.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di

atas maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Apakah teknik

probing berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran

konsep getaran dan gelombang?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik probing terhadap hasil

belajar peserta didik setelah pembelajaran pada konsep getaran dan gelombang.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini bermanfaat untuk:

1. Memberikan wawasan tentang cara penerapan teknik pembelajaran fisika

khususnya teknik probing dan memberikan pengalaman melakukan penelitian.

2. Memberikan informasi untuk mengembangkan pemikiran dan pengetahuan

yang bernilai tentang pendidikan.

3. Memberikan informasi mengenai kemampuan kognitif siswa pada proses

pembelajaran.

4. Sebagai informasi untuk mengembangkan upaya guru dalam pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar yang lebih baik.

4

Page 19: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

BAB II

KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PERUMUSAN

HIPOTESIS

A. Kajian Teoretis

1. Teknik Probing

a. Pengetian Teknik Pembelajaran Probing

Teknik probing adalah suatu teknik dalam pembelajaran dengan cara

mengajukan satu seri pertanyaan untuk membimbing siswa menggunakan

pengetahuan yang telah ada pada dirinya guna memahami gejala atau keadaan

yang sedang diamati sehingga terbentuk pengetahuan baru.1

Melalui proses probing, guru berusaha untuk membuat siswa-siswanya

membenarkan atau paling tidak menjelaskan lebih jauh tentang jawaban-jawaban

mereka, dengan cara demikian dapat meningkatkan kedalaman pembahasan.

Selain itu teknik ini juga membantu mereka untuk sejauh mungkin menghindari

jawaban-jawaban yang dangkal.

Dalam probing, guru membimbing peserta didik agar mampu membangun

pengetahuannya sendiri dengan mengajukan pertanyaan, sehingga guru

mengetahui kemampuan dasar mereka.

2 Teknik probing dapat memberikan fasilitas

melatih kemampuan berpikir dan membaca ilmiah agar dapat mempermudah

melakukan akomodasi dan membangun pengetahuannya.3

Menurut Suyanto, teknik probing adalah usaha atau langkah-langkah

sistematis dalam pembelajaran untuk menggali informasi (fakta, data) yang dinilai

penting dari siswa dan relevan dalam mengembangkan pembelajaran.

4

1 Maman Wijaya, Penggunaan Teknik Probing dalam Pembelajaran Kesetimbangan

Benda Getar, (Bandung. Tesis PPS UPI. 1999) hal.16

Teknik

probing memerlukan kekuatan dalam mengembangkan pertanyaan. Guru perlu

2 David A. Jacobsen dkk, Methods for Teaching (Metode-metode pengajaran Meningkatkan Belajar TK-SMA), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal.184

3 Maman Wijaya, et all., Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Vol.V–No.6–April 2008; Peningkatan Kemampuan Berpikir dan Kemampuan Membaca Ilmiah Guru IPA Melalui Pembelajaran dengan Teknik Probing, (Bandung: 2008), hal.23

4 Suyanto, Teknik Probing untuk Menguatkan Kapasitas Siswa, Tersedia: http://garduguru.blogspot.com/2008/10/teknik-probing-untuk-menguatkan.html 24 juli 2010

5

Page 20: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

menguasai keterampilan bertanya karena guru cenderung mendominasi kelas

dengan ceramah, murid belum terbiasa mengajukan pertanyaan, murid harus

dilibatkan secara mental-intelektual secara maksimal, dan adanya anggapan

bahwa pertanyaan hanya berfungsi untuk menguji pemahaman siswa.

Aktivitas secara fisik yang diharapkan terjadi dengan teknik probing guru

adalah sebagai berikut: siswa melakukan observasi (mengamati, mengukur,

mencatat data), menjawab pertanyaan, dan mengajukan pertanyaan atau

sanggahan, sedangkan aktivitas berpikirnya adalah asimilasi, akomodasi dan

pembentukan pengetahuan baru.5

Dengan teknik pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan

menunjuk peserta didik secara acak sehingga setiap peserta didik mau tidak mau

harus berperan aktif, peserta didik tidak bisa menghindar dari proses

pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab.

Kemungkinan akan terjadi suasana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Pada

umumnya peserta didik akan belajar (berpikir-bekerja) secara individu, sehingga

mereka dapat melatih diri dalam memupuk rasa percaya diri. Dengan teknik ini,

peserta didik akan berpartisipasi aktif tetapi tetap ada unsur ketegangan dan cepat

melelahkan.

Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya ketika

menyampaikan serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, suara

menyejukkan, dan dengan nada yang lembut. Hal ini bisa mengurangi ketegangan

peserta didik ketika diajukan pertanyaan. Peserta didik akan merasa seperti diberi

pertanyaan oleh teman mereka sendiri tetapi tetap sopan. Saat pelajaran

berlangsung, ketika sedang mengajukan pertanyaan hendaknya juga ada canda,

senyum dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan dan ceria.

Pada saat peserta didik menjawab pertanyaan dan jawabannya ternyata

salah, guru tidak langsung mempersalahkan dan memarahinya di depan kelas.

Jawaban peserta didik yang salah akan dihargai karena salah adalah ciri bahwa

peserta didik tersebut sedang belajar, ia telah berpartisipasi dalam proses

pembelajaran.

5 Maman Wijaya, op. cit., hal. 21

6

Page 21: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Pertanyaan yang digunakan untuk membimbing siswa dalam pembelajaran

dengan menggunakan teknik probing, dipilih mulai kategori pertanyaan yang

memerlukan proses berpikir tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Aktivitas siswa

yang diharapkan terjadi dengan penggunaan teknik probing oleh guru adalah

aktivitas yang dapat melatih ketrampilan proses sains, contoh:6

Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains

No. Ketrampilan Proses Sains Pertanyaan

1. 2 3 4 5 6 7

8

Mengamati Mengukur menggunakan nomor dan waktu. Mengkomunikasikan Mengklasifikasi berdasarkan persamaan dan perbedaan Membandingkan Memprediksi Menyusun hipotesis Merancang eksperimen

Apa yang kamu amati ketika Ikan terlempar dari toples yang berisi air? Berapakah temperatur akhir? Berapa lama diperlukan waktu untuk mencapai temperatur akhir itu? Apa yang terjadi dengan jumlah gerakan operkulum ikan emas bila temperatur diturunkan? Manakah dari hewan-hewan ini yang termasuk serangga? Manakah tanaman yang lebih kokoh, yang tumbuh di tempat terang atau yang tumbuh di tempat gelap? Tanaman mana yang kamu perkirakan akan tumbuh lebih baik? Kebanyakan uap air dalam awan berasal dari laut, mengapa air hujan tidak hanya jatuh di laut? Apakah cahaya mempengaruhi kecepatan pertumbuhan kecambah kacang hijau?

Pertanyaan yang baik mempunyai berbagai fungsi antara lain: mendorong

siswa untuk berpikir, meningkatkan keterlibatan siswa, merangsang siswa untuk

mengajukan pertanyaan, mendiagnosis kelemahan siswa, memusatkan perhatian

siswa pada satu masalah, dan membantu siswa mengungkapkan pendapat dengan

bahasa yang baik.7

6 Sri Murtini, Kreativitas Teknik Probing, tersedia: http://edu-articles.com/kreativitas-

teknik-probing/ diakses tanggal: 26 April 2009 7 Suyanto, op.cit,. h. 2

7

Page 22: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

b. Tahap-tahap teknik probing

Aktivitas guru dalam mengkondisikan teknik probing meliputi tujuh tahap,

sebagai berikut:

1. Tahap I, menghadapkan peserta didik pada situasi baru, misalnya dengan

menunjukkan gambar, alat pembelajaran, objek, gejala yang dapat

memunculkan teka-teki.

2. Tahap II, memberi waktu tunggu beberapa saat agar peserta didik melakukan

pengamatan.

3. Tahap III, mengajukan pertanyaan sesuai indikator atau kompetensi yang

ingin dicapai peserta didik.

4. Tahap IV, memberi waktu tunggu beberapa saat untuk memberikan

kesempatan peserta didik merumuskan jawabannya.

5. Tahap V, Meminta seorang peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang

telah diajukan.

6. Tahap VI, dari respon siswa itu, apabila jawaban yang diberikan peserta didik

benar atau relevan dilanjutkan dengan peserta didik lain, untuk meyakinkan

bahwa semua peserta didik terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung.

Jika jawaban keliru atau tidak relevan, diajukan pertanyaan susulan yang

berhubungan dengan respon pertama. Pertanyaan yang diajukan pada tahap ke

6 (enam) ini sebaiknya diajukan/diinteraksikan juga pada peserta didik lain

agar seluruh peserta didik terlibat dalam kegiatan probing.

7. Tahap VII, mengajukan pertanyaan akhir pada peserta didik lain untuk lebih

menegaskan bahwa kompetensi dasar yang dituju sudah tercapai.8

8 Maman Wijaya,Op.cit., hal.21

8

Page 23: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Pola umum teknik probing dapat dilihat dalam gambar 2.1.9

Aktivitas Probing Guru Aktifitas Mental Siswa

Gambar 2.1 Pola Umum Teknik Probing

9 Ibid, hal. 23

TAHAP I Menghadapkan siswa pada situasi baru yang mengandung teka-teki,

melalui gambar, peragaan, dll

TAHAP II

Tunggu beberapa saat

TAHAP III Ajukan pertanyaan sesuai indikator

TAHAP IV Tunggu beberapa saat

TAHAP V Minta seorang siswa menjawabnya

Akomodasi

Asimilasi

Respon siswa?

Tanggapan mental siswa (sesuai?)

Disequilibrium

TAHAP VI Mengajukan pertanyaan dengan seri pertanyaan sesuai dengan indikator pembelajaran.

TAHAP VII Mengajukan pertanyaan akhir untuk menguji

pemahaman peserta didik Pengetahuan

Baru

Equilibrium

9

Page 24: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Penentuan materi yang akan disajikan dengan teknik probing dapat

dimulai pada waktu guru menyusun silabus, pada waktu menganalisins standar

kompetensi maupun kompetensi dasar. Selanjutnya rancangan seri pertanyaannya

disiapkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran berupa pertanyaan-pertanyaan

pokok. Pertanyaan tambahan akan muncul sesuai dengan jawaban yang diberikan

peserta didik.

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Probing

Secara umum menggunakan teknik probing dalam pembelajaran di kelas

sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi dan prestasi siswa

melalui aktivitas mendengar, berdiskusi dan merepresentasi. Walaupun demikian,

dari hasil pengamatan dan penganalisaan penggunaan teknik probing, ternyata

teknik probing memiliki kelemahan dan kelebihan. Kelemahannya adalah sebagai

berikut:

1). Sulit merencanakan waktu yang diperlukan secara tepat untuk setiap jenis

kegiatan.

Pada saat pembelajaran, kadang-kadang ada jawaban siswa yang menyimpang

dari yang diinginkan oleh guru sehingga guru terpaksa menyusun pertanyaan

baru yang lain untuk menyesuaikan dengan jawaban siswa tersebut. Dan untuk

menyusun pertanyaan yang baru itu tidak mudah dilakukan secara cepat.

2). Sulit merencanakan serangkaian pertanyaan untuk diajukan satu persatu

sampai selesai.

Karena apabila salah satu pertanyaan itu dijawab salah atau tidak tepat oleh

siswa, lalu guru mengajukan pertanyaan baru yang lain, maka pertanyaan

berikutnya yang telah direncanakan itu tidak terpakai. Selain itu juga sulit

mengontrol jumlah pertanyaan yang diperlukan dan jika pertanyaan terlalu

banyak, sementara siswa tidak dapat juga mengambil kesimpulan, maka siswa

akan lelah dan bosan.

10

Page 25: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

3). Sulit menghindari jawaban serempak dari siswa.

Setelah dicoba mengatasinya dengan cara meningkatkan pertanyaan ke tingkat

yang lebih tinggi, seperti pertanyaan evaluatif, siswa menjadi diam. Akhirnya

guru menyederhanakan pertanyaan. 10

Kelebihan teknik probing diantaranya adalah:

1). Guru tidak perlu memberikan penjelasan atau menjawab pertanyaan,

melainkan cukup mengajak siswa untuk mengamati gambar, mengamati benda

atau hal-hal yang mengandung teka-teki menyangkut materi yang akan

diajarkan untuk kemudian mengajukan serangkaian pertanyaan.

2). Siswa dapat lebih meningkatkan kemampuan komunikasi melalui komunikasi

langsung dengan guru dalam membangun pengetahuan baru.

3). Perhatian siswa terhadap bahan yang sedang dipelajarinya cenderung lebih

terjaga karena siswa selalu mempersiapkan jawaban takut ditunjuk oleh guru.

4). Jumlah siswa yang terlibat dalam pembelajaran dapat lebih ditingkatkan

dengan cara mendistribusikan pertanyaan secara merata ke seluruh siswa.

5). Aspek kognitif siswa menjadi lebih terlatih setelah mereka terbiasa mengolah

pengetahuan yang telah mereka kuasai, mencari hubungan yang satu dengan

yang lainnya, lalu menerapkannya untuk menerangkan situasi baru yang

diamatinya.

6). Siswa diberi kepercayaan untuk membangun sendiri pengetahuannya dan

diarahkan untuk belajar mandiri, sehingga diharapkan apabila mereka berhasil

melakukannya mereka menjadi lebih puas. Pengetahuan yang diperolehnya

diharapkan dapat melekat lebih lama dan diharapkan pula mereka dapat lebih

bersemangat untuk melakukan hal sama pada situasi lain. 11

Jadi teknik probing adalah teknik pembelajaran dengan cara mengajukan

serangkaian pertanyaan yang bersifat membimbing peserta didik dan semua

peserta didik dapat ikut terlibat dalam proses pembelajaran.

10 Nitta Puspitasari, Efektifitas Belajar Mengajar Matematika dengan Teknik Probing,

tersedia: http://www.sundayana.web.id/efektifitas-belajar-mengajar-matematika-dengan-teknik-probing.html diakses tanggal: 24 juli 2010

11 Ibid, hal. 5

11

Page 26: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar atau yang disebut dengan learning, adalah perubahan yang secara

relatif berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-

pengalaman. Belajar merupakan salah satu bentuk perilaku yang amat penting

bagi kelangsungan hidup manusia. belajar membantu manusia menyesuaikan diri

(adaptasi) dengan lingkungan, dan dengan adanya proses belajar inilah manusia

dapat bertahan hidup (survived). 12

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.

Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

organisme atau pribadi.

13

Prestasi belajar adalah kemampuan siswa yang dicapai setelah melalui

proses pembelajaran yang diukur dengan suatu evaluasi atau kriteria tertentu

misalnya dengan menilai jawaban atas soal-soal yang telah disusun sesuai dengan

rencana yang ingin dicapai setelah terjadi proses pembelajaran tersebut.

Salah satu ciri bahwa seseorang dikatakan sudah atau

telah belajar ialah adanya suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang

tersebut. Perubahan itu menyangkut perubahan dalam pengetahuan dan

keterampilan atau juga perubahan dalam sikap.

14

Winarno Sukarman mengatakan bahwa belajar adalah proses yang terjadi

dalam otak manusia dimana ada syaraf dan sel-sel otak yang bekerja

menyimpulkan apa yang dilihat oleh mata didengar oleh telinga dan lain-lain, lalu

disusun oleh otak sebagai hasil belajar.

15

12 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:Kisi

Brother’s, 2006), h. 76

Sementara itu Anita E. Woolflok

mengemukakan, bahwa belajar adalah suatu proses yang terjadi dari pengalaman

13 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2002), h 10-11

14 Nyoman Cakra Griadhi, Penanggulangan Miskonsepsi Pada Mata Pelajaran Ekonomi dengan Lembar Kerja Siswa dan Pemanfaatan Lingkungan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 thn XXXV Juli 2002, hal 74

15 Usman Malayu, Hakikat Minat Belajar dan Hasil Belajar, dalam Berita STMT TRISAKTI Edisi 084, januari 2000. hal. 55

12

Page 27: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

atas suatu perubahan yang relatif dalam suatu bidang pengetahuan atau tingkah

laku.16

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar dipahami sebagai suatu proses kegiatan yang menagakibatkan

terjadinya perubahan pada pengalaman dan perilaku seseorang terhadap sesuatu

yang dipelajari.

17 Menurut

pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya.18

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan

serangkaian kegiatan dalam mencapai perubahan tingkah laku, pengetahuan,

kepribadian, keterampilan yang diakibatkan oleh terjadinya interaksi antara

seseorang dengan seseorang, seseorang dengan kelompok dan seseorang dengan

lingkungannya sebagai hasil dari pengalaman.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap

perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Definisi

dari belajar di atas mengandung pengertian bahwa yang dimaksud dengan belajar

adalah perubahan tingkah laku seseorang secara keseluruhan atas apa yang

didapat dari suatu pengalamannya baik dari suatu penglihatan, pengamatan

ataupun meniru dari seseorang yang ia anggap paling baik.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan

menjadi dua macam, yaitu: faktor yang datangnya dari dalam diri siswa (faktor

16 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, op.cit, hal. 11 17 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: PT: Rineka Cipta,

2003), Cet. Ke 4, h. 2 18 Ibid, h. 2

13

Page 28: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

internal) dan faktor yang datangnya dari luar diri siswa (faktor eksternal). Faktor

internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

1). Faktor jasmani (fisiologis), baik yang bersifat bawaan ataupun yang

diperolehnya, contohnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan lain

sebagainya.

2). Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperolehnya.

Faktor ini terdiri atas faktor:

a). Faktor intelektif yang meliputi: faktor potensial yaitu kecerdasan, bakat

dan faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dan pernah dimiliki.

b). Faktor non intelektif adalah unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosional dan penyesuaian diri.

3). Faktor kematangan fisik maupun psikis

Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sebagai

berikut:

a). Faktor sosial yang terdiri dari: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok.

b). Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

c). Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim.

d). Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.

Faktor-faktor tersebut di atas saling berinteraksi secara langsung maupun

tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar siswa.19

c. Hasil Belajar sebagai Objek Penilaian

Proses belajar mengajar terdiri dari empat unsur utama yakni tujuan, bahan,

metode dan alat penilaian. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar pada

hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh

siswa setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya. Bahan adalah

seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dalam kurikulum untuk

disampaikan atau dibahas dalam proses belajar mengajar agar sampai kepada

19 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991),

h. 130

14

Page 29: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

tujuan yang telah ditetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang

digunakan dalam mencapai tujuan. Sedangkan penilaian adalah upaya atau

tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai

atau tidak. Dengan kata lain, penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui

keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.

Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan

pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi

tiga macam hasil belajar yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan

dan pengertian dan (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat

diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne

membagi lima kategori hasil belajar, yakni: (a) informasi verbal, (b) keterampilan

intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap dan (e) keterampilan motoris. Dalam

sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler

maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari

Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

d. Pengukuran Hasil Belajar

1. Pengukuran Ranah Kognitif

Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk

mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan berupa materi-materi

esensial sebagi konsep fungsi dan prinsip utama. Konsep kunci dan prinsip utama

keilmuan tersebut harus dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya

dalam bentuk hapalan. Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak

melibatkan kegiatan mental. Pada ranah ini terdapat enam jenjang berpikir mulai

dari yang tingkat rendah sampai tinggi, yakni: (1) pengetahuan/ingatan

(knowledge), (2) pengetahuan (comprehension), (3) penerapan (application), (4)

analisis (analysis), (5) sintesis (synthesis) dan (5) evaluasi (evaluation). Pada

tahun 2001 Anderson dan Krathwohl melakukan revisi terhadap taksonomi Bloom

15

Page 30: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

menjadi: (1) Remember, (2) understand, (3) apply, (4) analyze, (5) evaluate, dan

(6) create.

Kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif oleh Bloom dkk

dikategorikan lebih terinci secara hierarkis kedalam enam jenjang kemampuan

yakni hapalan/ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4),

sintetis (C5) dan evaluasi (C6).20

2. Pengukuran Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli

mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila

seseorang yang memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Penilaian hasil

belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak

menilai ranah kogntif semata-mata. Tipe belajar hasil afektif tampak pada siswa

dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin,

motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan

hubungan sosial.

Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif.

Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat karena perubahan

tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu. Pengubahan sikap

seseorang memerlukan waktu yang relatif lama, demikian juga pengembangan

minat dan penghargaan serta nilai-nilai.

Ranah afektif ini dirinci oleh Kathwohl dkk, menjadi lima jenjang, yakni:

(1) perhatian atau penerimaan (receiving), (2) tanggapan (responding), (3)

penilaian atau penghargaan (valuing), (4) pengorganisasian (organization) dan (5)

karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai (characterization by a value or

value complex). Tujuan-tujuan instruksional yang termasuk domain afektif

diklasifikasikan oleh David Kathwohl ke dalam jenjang secara hierarkis, yaitu:

"Receiving" meliputi penerimaan secara pasif terhadap suatu nilai dan keyakinan.

"Responding" meliputi keinginan dan kesenangan menanggapi atau

merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat.

20 Ahmad Sofyan, et all., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2006), h 15

16

Page 31: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

"Valuing" meliputi pemilikan serta pelekatan pada suatu nilai tertentu.

"Organization" meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai.

"Characterization" mencakup pengembangan nilai-nilai menjadi karakter

pribadi.21

Kategori ranah afektif sebagai hasil belajar, kategorinya dimulai dari

tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, yaitu:

a) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan

(stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi,

gejala dan lain-lain. Tipe ini contohnya kesadaran, keinginan untuk menerima

stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.

b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang

terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi,

perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada

dirinya.

c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala

atau stimulus tadi. Evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima

nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan

terhadap nilai tersebut.

d) Organisasi, yakni pengembangaan diri dari nilai ke dalam suatu sistem dan

prioritas nilai yang telah dimilikinya, yang termasuk ke dalam organisasi

adalah konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai.

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem

nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah lakunya. Kedalamnya termasuk keseluruhan nilai dan

karakteristiknya.22

Sehubungan dengan tujuan penilaiannya ini maka yang menjadi sasaran

penilaian kawasan afektif adalah perilaku anak didik, bukan pengetahuannya.

Pertanyaan afektif tidak menuntut jawaban benar atau salah, tetapi jawaban yang

khusus tentang dirinya mengenai minat, sikap dan internalisasi nilai.

21 Ibid, h. 20 22 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1990), h 30

17

Page 32: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

3. Pengukuran Ranah Psikomotor

Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang

berupa penampilan. Namun demikian biasanya pengukuran ranah ini disatukan

atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus. Hasil belajar ini

merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skiil) atau kemampuan

bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Simpson

(1956) menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk

keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor

merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah

siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang

terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari.23

Proses belajar mengajar di sekolah saat ini, tipe belajar hasil belajar

kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif

dan psikomotoris. Sekalipun demikian tidak berarti bidang afektif dan

psikomotoris diabaikan sehingga tak perlu lagi diberikan penilaian. Tipe hasil

belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan

bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini

sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam

kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku.

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu secara garis

besarnya berasal dari faktor internal (diri siswa sendiri) dan eksternal (dari luar

siswa sendiri). Adapun faktor yang datang dari diri sendiri bisa diakibatkan oleh

kemampuan dan keinginan yang kurang atau boleh dibilang mempunyai IQ yang

pas-pasan sehingga dapat menyebabkan penurunan dalam belajarnya. Sedangkan

faktor yang dari luar diri siswa yaitu bisa disebabkan oleh keadaan keluarganya

ataupun lingkungannya yang kurang mendukung dalam proses belajarnya.

23 Ahmad Sofyan, et all, op. cit, h. 23

18

Page 33: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

e. Prinsip-prinsip Belajar

Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan maksud untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan

efisien guru perlu memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran. Prinsip-prinsip

tersebut diantaranya yaitu :

a) Prinsip motivasi, memberikan motivasi kepada siswa agar memiliki semangat

yang tinggi dalam kegiatan belajar mengajar.

b) Prinsip latar/konteks, mengenal siswa secara mendalam, menggunakan

contoh, memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar, dan

menghindari pengulangan materi pengajaran yang tidak terlalu penting.

c) Prinsip keterarahan, merumuskan tujuan secara jelas. Menerapkan bahan dan

alat yang sesuai serta mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat.

d) Prinsip hubungan sosial, mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu

mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru

dengan siswa dan lingkungan serta interaksi banyak arah.

e) Prinsip belajar sambil bekerja, memberi kesempatan kepada anak melakukan

praktek atau percobaan atau menemukan sesuatu melalui pengamatan,

penelitian, dan sebagainya.

f) Prinsip Individualisasi, mengenal kemampuan awal dan karakteristik setiap

siswa dalam menyerap materi pelajaran.

g) Prinsip Menemukan, mengembangkan strategi pembelajaran yang mampu

memotivasi siswa untuk aktif baik fisik, mental, sosial, dan/atau emosional.

h) Prinsip Pemecahan Masalah, mengajukan persoalan/problem yang ada di

lingkungan sekitar, dan siswa dilatih untuk merumuskan, mencari data,

menganalisis, dan memecahkannya sesuai dengan kemampuan. 24

Davies mengatakan bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan

baik seorang guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-

pronsip belajar, khususnya prinsip berikut :

1. Siswa berperan aktif dalam kegiatan belajar

2. Siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya

24 Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah Inklusif. www.ditplb.or.id.

19

Page 34: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

3. Siswa memperoleh penguatan langsung selama proses belajar

4. Penguasaan yang baik oleh siswa akan membuat proses belajar menjadi berarti

5. Siswa akan lebih meningkat motivasinya untuk belajar jika diberi

tanggungjawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya25

Dari uraian di atas tampak bahwa teori pembelajaran merupakan suatu

kumpulan prinsip-prinsip yang terintegrasi dan untuk mengatur situasi agar siswa

mudah mencapai tujuan belajar. Prinsip-prinsip pembelajaran dapat diterapkan

dalam pembelajaran tatap muka di kelas maupun diluar kelas. Teori pembelajaran

juga memberi arahan dalam memilih metode pengajaran yang mana yang paling

tepat untuk suatu pembelajaran tertentu.

.

Untuk belajar siswa harus mempunyai perhatian dan responsif terhadap

materi yang akan diajarkan. Jadi materi pembelajaran harus diatur sedemikian

rupa sehingga dapat menarik perhatian si belajar. Semua proses belajar

memerlukan waktu, dan untuk suatu waktu tertentu hanya dapat dipelajari

sejumlah materi yang sangat terbatas.

Di dalam diri orang yang sedang belajar selalu terdapat suatu alat pengatur

internal yang dapat mengontrol motivasi serta menentukan sejauh mana dan

dalam bentuk apa seseorang bertindak dalam suatu situasi tertentu. Pengetahuan

tentang hasil yang diperoleh di dalam proses belajar merupakan faktor penting

sebagai pengontrol. Disini ditekankan juga perlunya kesamaan antara situasi

belajar dengan pengalaman-pengalaman yang sesuai dengan kehidupan nyata.

Sementara menurut Sardiman, beberapa prinsip yang penting untuk

diketahui dalam belajar, antara lain

a) Belajar hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya

b) Belajar memerlukan proses dan tahapan serta kematangan

c) Belajar harus memiliki motivasi

d) Belajar merupakan proses percobaan dan pembiasaan

25 Whandi, Pengertian Belajar, http://whandi.net/ 17 Februari 2007.

20

Page 35: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

e) Kemampuan belajar siswa harus diperhitungkan dalam menentukan isi

pelajaran

f) Belajar dapat dilakukan secara langsung, pengalaman dan pengenalan atau

peniruan

g) Belajar melalui praktek atau pengalaman langsung akan lebih efektif

h) Perkembangan pengalaman siswa banyak mempengaruhi kemampuan

belajarnya

i) Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik dipelajari

j) Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan, serta keberhasilan

siswa, banyak membantu kelancaran dan semangat belajar

k) Belajar sebaiknya berupa aneka ragam tugas, sehingga siswa dapat melakukan

atau mengalaminya sendiri. :26

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran, kegiatan belajar

mengajar dapat berjalan dengan baik. Selain itu, tujuan dari pembelajaran dapat

tercapai. Siswa tidak hanya dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan

oleh guru, tetapi juga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pengajaran dapat dikatakan berhasil baik didasarkan bahwa belajar

merupakan proses yang bermakna, bukan sesuatu yang berlangsung secara

mekanis saja, tidak sekedar rutinisme. Dalam belajar terdapat sejumlah aspek

yang sifatnya khas dari belajar penuh makna. Belajar yang penuh makna adalah:

1. Belajar harus memiliki tujuan

2. Belajar sesuatu yang bersifat eksplorasi serta menemukan dan bukan

merupakan pengulangan rutin

3. Hasil belajar yang dicapai memunculkan pemahaman, pengertian, atau

menimbulkan reaksi/jawaban yang dapat dipahami atau diterima oleh akal.

4. Hasil belajar tersebut tidak terikat pada situasi ditempat mencapai, tetapi dapat

juga digunakan dalam situasi lain. 27

26 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2003), Cet-10, hal. 24-25. 27 Whandi, Pengertian Belajar, http://whandi.net/ 17 Februari 2007.

21

Page 36: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

f. Tujuan Belajar Proses belajar dapat berlangsung dengan baik jika dalam proses belajar

tersebut diperhatikan tujuan belajar yang sesungguhnya. Belajar memiliki beberapa tujuan, antara lain untuk : 1. Mengetahui suatu kepandaian, kecakapan, atau konsep yang sebelumnya tidak

pernah diketahui

2. Mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat berbuat, baik tingkah laku

maupun keterampilan

3. Mengkombinasikan dua pengetahuan (atau lebih) ke dalam suatu pengertian

baru, baik keterampilan, pengetahuan, konsep maupun sikap/tingkah laku

4. Memahami dan/atau menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh. 28

Sementara Sardiman mengemukakan bahwa tujuan belajar ada tiga jenis,

yaitu:

29

1. Mendapatkan pengetahuan

2. Penanaman konsep dan keterampilan

3. Pembentukan sikap

Dengan demikian, pada intinya tujuan belajar adalah ingin mendapatkan

pengetahuan, keterampilan dan penanaman sikap mental/nilai-nilai. Pencapaian

tujuan belajar berarti akan menghasilkan hasil belajar.

Berdasarkan yang telah diuraikan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

belajar diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, dan

proses belajar telah terjadi di dalam diri anak setelah terjadi perubahan. Perubahan

dalam diri anak yang dikatakan sebagai hasil proses belajar, jika perubahan

tersebut diperoleh dari pengalaman sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.

Jadi belajar ditandai oleh dua faktor yaitu adanya pengalaman dan perubahan.

28 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2007), hal. 3. 29 Sardiman A.M., op.cit. hal. 27-28.

22

Page 37: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

3. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan.30

Beberapa kelebihan metode Tanya jawab antara lain:

Pertanyaan-pertanyaan bisa muncul guru, bisa juga dari peserta didik, demikian

halnya jawaban yang muncul bisa dari guru maupun dari peserta didik. Pertanyaan

digunakan untuk merangsang aktivitas dan kreativitas berpikir peserta didik.

Karena itu, mereka harus didorong untuk mencari dan menemukan jawaban yang

tepat dan memuaskan. Dalam mencari dan menemukan jawaban atas pertanyaan

tersebut peserta didik berusaha menghubungkan pengetahuan dan pengalaman

yang telah dimilikinya dengan pertanyaan yang akan dijawabnya.

a. Memberikan kesempatan kepada murid-murid untuk dapat menerima

penjelasan lebih lanjut.

b. Guru dapat dengan segera mengetahui kemajuan muridnya dari bahan yang

telah diberikan.

c. Pertanyaan-pertanyaan yang sulit dan agak baik dari murid dapat mendorong

guru untuk memahami lebih mendalam dan mencari sumber-sumber lebih

lanjut.

d. Teknik yang efektif memiliki nilai positif dalam melatih anak agar berani

mengemukakan pendapatnya dengan lisan secara teratur.

e. Mendorong murid lebih aktif dan bersungguh-sungguh, dalam arti murid yang

biasanya segan mencurahkan perhatian akan lebih berhati-hati dan aktif

mengikuti pelajaran.

Beberapa kelemahan metode Tanya jawab antara lain: 31

a. Pemakaian waktu lebih banyak jika dibandingkan dengan metode ceramah.

Jalan pelajaran lebih lambat dari metode ceramah, sehingga kadang-kadang

menyebabkan bahan pelajaran tidak dapat dilaksanakan menurut yang

ditetapkan.

30 E. Mulyana, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), cet. Ke-4, hal.115-116 31 Ibid., hal. 116

23

Page 38: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

b. Adanya kemungkinan terjadi perbedaan pendapat antara guru dan murid. Hal

ini terjadi karena pengalaman murid berbeda dengan guru.

c. Kadang terjadi penyimpangan masalah dari pokok bahasan. Karena adanya

mis interpretasi antara yang mengajukan pertanyaan (guru) dan yang

menjawab pertanyaan (murid).

d. Waktu yang tersedia seringkali tidak mencukupi untuk suatu proses tanya

jawab secara relatif utuh dan sempurna sesuai rencana.

e. Kurang dapat secara cepat merangkum bahan-bahan pelajaran.

f. Kemungkinan terjadi penyimpangan perhatian anak, terutama apabila terdapat

jawaban yang kebetulan menarik perhatiannya, padahal bukan sasaran yang

dituju.

4. Getaran dan Gelombang

memiliki besaran yang merambat memiliki besaran diklasifikasikan sebagai

Tidak ya

Gambar 2.2 Bagan Peta Konsep Getaran dan Gelombang

Gelombang

Getaran

Amplitudo (A) Periode (T) Frekuensi (f ), f = 1/T

Amplitudo (A) Periode (T) Panjang Gelombang (λ) Frekuensi (f ), f = 1/T Cepat rambat (v), v = λ.f

Perlu medium

Gelombang Mekanik

Gelombang Elektromagnetik

Arah rambat terhadap arah getar

Gelombang Tranversal

Gelombang Longitudinal

24

Page 39: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

a. Getaran

Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat atau membuat benda

bergetar. Misalnya, bandul jam yang bergerak bolak-balik secara teratur, senar

gitar yang bergetar ketika dipetik, bedug atau drum yang dipukul, pegas yang

diberi beban bergerak ke atas dan ke bawah, serta benda-benda lainnya yang

mengalami getaran.

Semua benda tersebut akan bergetar apabila kita beri simpangan. Benda

yang bergetar ada yang dapat dilihat dengan mata kasat karena simpangan yang

kita berikan besar. Ada pula yang tidak dapat dilihat dengan mata karena

simpangan yang diberikan kecil sekali, contohnya peristiwa bergetarnya atom

dalam molekul atau partikel udara ketika ada gelombang bunyi.

Benda dikatakan bergetar jika mengalami gerak bolak-balik di sekitar titik

seimbangnya. Dengan demikian getaran dapat didefinisikan sebagai gerak bolak-

balik dari suatu benda di sekitar titik seimbangnya.32

Gerakan dari titik a ke b ke c kembali lagi ke b dan ke a disebut satu

getaran penuh. Berarti, gerakan dari titik a ke b hingga ke c merupakan gerakan

setengah getaran.

Pada setiap getaran, benda yang bergetar akan mengalami posisi terjauh

dari kedudukan seimbang. Jarak terjauh penyimpangan terhadap kedudukan

seimbang disebut amplitudo. Jadi, amplitudo adalah jarak simpangan yang

terbesar dari sebuah getaran. Pada gambar di atas yang dimaksud amplitudo

adalah jarak a ke b atau b ke c.33

32 Maman Hermana, Sains Fisika Jilid 2A SMP/MTs Kelas VIII, (Jakarta: Piranti, 2005),

hal.64 33 Sumarwan dkk, Ilmu Pengetahuan Alam SMP Jilid 2B Untuk Kelas VII Semester 2,

(Jakarta: Erlangga, 2007), hal.141

25

Page 40: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

1). Amplitudo

Sebuah benda yang bergetar akan memiliki posisi yang berubah-ubah

terhadap posisi seimbangnya. Posisi benda terhadap titik seimbangnya disebut

dengan simpangan. Semakin jauh posisi benda dari titik seimbangnya, maka

semakin besar simpangan benda tersebut. Bila benda mengalami simpangan yang

paling jauh, maka simpangan ini selanjutnya disebut dengan amplitudo.34

2). Frekuensi

Gerakan setiap getaran tentu mempunyai kecepatan yang berbeda.

Misalnya, ada gerakan yang melakukan getaran 50 kali dalam waktu satu detik

(sekon). Adapula yang dalam waktu setengah detik melakukan getaran sebanyak

200 kali. Untuk itu kita perlu menyatakan seberapa banyak getaran yang

dilakukan oleh suatu benda dalam setiap detik.

Angka yang menyatakan banyaknya getaran dalam setiap detik disebut

frekuensi. Jadi, frekuensi suatu getaran adalah banyaknya getaran yang dilakukan

oleh suatu benda dalam setiap detik (sekon).35

Besar frekuensi dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

tnf = (2.1)

Dengan:

f = frekuensi (Hz)

n = jumlah ayunan (getaran)

t = waktu (sekon)

Frekuensi ayunan tidak bergantung pada besar amplitudo yang kamu

berikan, tetapi sangat bergantung pada panjang tali yang digunakan. Jika bandul

disimpangkan sejauh 5 cm atau 10 cm, maka frekuensi ayunan tetap sama. Tetapi

jika panjang talinya diubah (misalnya dari 20 cm menjadi 40 cm), maka frekuensi

ayunan akan berubah. Semakin panjang tali yang digunakan, maka semakin kecil

34 Maman Hermana, op.cit., hal.65 35 Suwarman dkk, op.cit., hal.142

26

Page 41: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

frekuensinya. Ayunan bandul ini sering dilakukan orang untuk mengukur

percepatan gravitasi bumi.

3). Periode

Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu kali getaran.

Jadi, jika frekuensi suatu getaran 2 Hz, setiap getarannya membutuhkan waktu

setengah sekon. Waktu setengah sekon inilah yang disebut periode getaran itu.

Jika frekuensi getaran sebesar 50 Hz, setiap getaran membutuhkan waktu 1/5

sekon. Seperlimapuluh sekon inilah periodenya. Dengan demikian, jika periode

kita beri lambang T dan frekuensi kita beri lambang f, maka dapat dituliskan:36

hertzT

fsekonf

T 11=⇔= (2.2)

Periode getaran beban pada pegas tidak bergantung pada amplitudonya

tetapi bergantung pada massa beban.37

b. Gelombang

Gelombang merupakan salah satu konsep Fisika yang sangat penting

untuk dipelajari karena banyak sekali gejala alam yang menggunakan prinsip

gelombang. Sebagai makhluk yang paling pandai, manusia memiliki kewajiban

untuk selalu mempelajari gejala alam ciptaan Tuhan untuk mengambil manfaat

bagi kehidupan manusia. Kamu dapat berkomunikasi dengan orang lain sebagian

besar dengan memanfaatkan gelombang suara atau gelombang bunyi. Kamu dapat

mendengarkan radio atau menonton televisi karena adanya gelombang radio.

Gelombang ada dimana-mana. Disadari atau tidak, setiap hari kita didera

oleh gelombang. Terdapat banyak macam gelombang, ada gelombang cahaya,

gelombang bunyi, gelombang mikro, gelombang air, gelombang gempa,

gelombang pada tali dan gelombang pada slinki. Bahkan ada gelombang yang

sukar didefinisikan karena merupakan aktivitas yang terjadi di dalam tubuh,

seperti gelombang otak ketika kita sedang berpikir.

36 Ibid., hal.142-143 37 Marthen Kanginan, IPA FISIKA untuk Smp Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga, 2007),

hal.137

27

Page 42: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Suatu benda yang sedang bergetar melakukan gerak. Dan setiap benda

yang bergerak memiliki energi. Suatu benda yang bergetar memberikan energinya

ke partikel-partikel yang berada di dekatnya.

Gelombang dapat dibedakan menjadi dua yaitu gelombang mekanik dan

gelombang elektromagnetik. Gelombang mekanik adalah gelombang yang

memerlukan medium dalam perambatannya. Gelombang elektromagnetik adalah

gelombang yang merambat tanpa memerlukan medium.38

Gelombang pada tali, gelombang pada permukaan air, gelombang gempa,

dan gelombang bunyi merupakan contoh gelombang mekanik. Sedangkan cahaya

(cahaya adalah gelombang), gelombang radio, gelombang radar, dan gelombang

mikro merupakan contoh gelombang elektromagnetik.

Berdasarkan arah rambatannya, gelombang dapat dibedakan menjadi

gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang transversal

adalah gelombang yang memiliki arah rambat tegak lurus dengan arah getarnya.

Pada gelombang ini akan dihasilkan puncak-puncak gelombang dan lembah-

lembah gelombang. Gelombang pada tali, gelombang cahaya, dan gelombang

radio merupakan contoh gelombang transversal. Gelombang longitudinal adalah

gelombang yang memiliki arah rambat sejajar dengan arah getarnya. Pada

gelombang longitudinal akan dihasilkan rapatan-rapatan dan renggangan-

renggangan. Gelombang pada slinki dan gelombang bunyi merupakan contoh

gelombang longitudinal.

Cepat rambat gelombang adalah jarak satu gelombang tiap periode.

Gelombang yang merambat dari ujung satu ke ujung yang lain memiliki

kecepatan tertentu, dengan menempuh jarak tertentu dalam waktu tertentu pula.

Gelombang yang berbeda bergerak dengan cepat rambat yang berbeda

pula. Cepat rambat gelombang dilambangkan dengan v, dalam SI diukur dalam

satuan m/s.

Secara matematis hubungan frekuensi, panjang gelombang dan cepat

rambat gelombang dapat dirumuskan sebagai berikut.

λfxv = (2.3)

38 Maman Hermana, op.cit., hal.72

28

Page 43: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Karena T

f 1= , maka

Tv λ= (2.4)

Dengan:

v = cepat rambat gelombang (m/s)

f = frekuensi gelombang (Hz)

λ = panjang gelombang (m)

T = periode gelombang (s)

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan juga

telah dilakukan oleh Maman dalam tesisnya yang menyatakan dalam hasil

penelitiannya bahwa penggunaan teknik probing dalam pembelajaran

Keseimbangan Benda Tegar menunjukkan kecenderungan dapat membimbing

siswa dalam membangun sendiri pengetahuannya.39

Penelitian ini juga relevan dengan penelitian tindakan kelas yang

dilakuakan oleh Maman dan Dadan dalam junal pendidikan yang menyatakan

bahwa:

40

1. Proses pembelajaran dengan teknik probing yang dilakukan oleh penatar pada

setiap siklus mengalami perbaikan yang signifikan ditandai dengan

meningkatnya keterlaksanaan tahapan probing dari siklus satu ke siklus

berikutnya.

2. Kemampuan responden dalam menjawab dengan benar pertanyaan penatar

menunjukkan adanya peningkatan, baik dari segi jumlah jawaban benar

maupun dari segi kategori pertanyaan berdasarkan tingkatan berpikir.

3. Kemampuan berpikir responden dari siklus I ke siklus II dan siklus III

menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan.

39 Maman Wijaya, op. cit., tersedia: http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1120106-

142147/ 40 Maman Wijaya, et all., op. cit.,hal.28

29

Page 44: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Pada penelitian Dede Sulaeman yang berjudul Pembelajaran Matematika

Dengan Menggunakan Teknik Probing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Siswa MTs, mendapatkan kesimpulan sebagai berikut:41

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar

dengan menggunakan pendekatan teknik probing dengan siswa yang diajar

menggunakan pendekatan teknik konvensional. Rata-rata hasil belajar siswa

yang diajar dengan menggunakan pendekatan teknik probing diperoleh rata-

rata 66,43; simpangan baku sebesar 10,56 dan varians sebesar 111,52.

Sedangkan kelompok siswa yang diajar menggunakan pendekatan teknik

konvensional diperoleh rata-rata sebesar 61,36; simpangan baku 8,91 dan

varians sebesar 79,39.

2. Teknik probing dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dibanding

dengan yang diajar secara konvensional. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa diperoleh harga thitung 1,724 dan ttabel sebesar 1,671; maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar

matematika siswa yang diajarkan dengan teknik probing dalam kelompok

kecil lebih baik dibandingkan rata-rata nilai prestasi siswa yang diajarkan

dengan teknik konvensional dalam kelompok kecil.

C. Kerangka Berpikir

Penerapan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu fisika banyak dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari, konstribusi ilmu fisika dalam perkembangan dan

kemajuan IPTEK pun tidak diragukan lagi. Oleh karena itu, ilmu fisika perlu

diperkenalkan dan dipelajari sejak dini kepada peserta didik, dari hal-hal kecil

yang ada di sekitar kita. Dengan begitu akan terbentuk pola pikir ilmiah pada diri

peserta didik yang akan berpengaruh pada perkembangan dan kemajuan IPTEK di

masa depan.

Dengan belajar fisika dari kecil, anak akan mampu memecahkan masalah-

masalah dalam kehidupannya baik di rumah, di sekolah dan di lingkungannya.

41 Dede Sulaeman. Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Teknik Probing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Mts. Skripsi Sarjana Pendidikan, (Jakarta: Perpustakaan UIN. 2007), h.46

30

Page 45: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Dengan pengetahuan fisika yang didapat sejak kecil, anak juga akan menjadi

kreatif. Sehingga, anak akan mampu memecahkan masalah-masalah dengan

pengetahuan yang didapatnya secara kreatif.

Berdasarkan keterangan di atas, menunjukkan bahwa hasil belajar fisika

yang diterapkan bukan hanya sekedar pengetahuan, melainkan kemampuan

memecahkan berbagai macam masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena

itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat membimbing peserta didik agar

mencapai hasil belajar yang diharapkan. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik

akan bermakna jika pengetahuan yang didapatnya diperoleh dari hasil pemikiran

dan pengalamannya sendiri. Guru harus mampu menciptakan suasana belajar

dimana peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuan sendiri, agar

informasi/pengetahuan awal peserta didik yang diperoleh di luar sekolah terutama

yang ada kaitannya dengan pembelajaran fisika dapat dimanfaatkan.

Proses pelajaran fisika saat ini belum mampu mengembangkan

kemampuan anak untuk berpikir kritis dan sistematis. Pada umunya fisika

dianggap sulit karena fisika menggunakan matematika sebagai alat bantu, dan

matematika yang digunakan biasanya lebih rumit daripada matematika yang

digunakan dalam bidang sains lainnya. Dengan demikian diperlukan teknik

pembelajaran yang ampuh agar siswa dapat menyukai fisika sehingga dapat

meningkatkan hasil belajarnya.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar siswa yaitu teknik probing. Dalam teknik pembelajaran probing, peserta

didik akan diajak untuk berpartisipasi aktif di kelas. Guru akan menuntun dan

menggali pengetahuan peserta didik dengan mengaitkan pengetahuan dan

pengalamannya dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari sehingga akan

terjadi proses berpikir. Dengan teknik pembelajaran ini peserta didik tidak bisa

menghindari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa terlibat dalam proses tanya

jawab. Singkatnya peserta didik akan melatih diri memupuk rasa percaya diri.

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran fisika melalui teknik probing

dapat dijadikan suatu pedoman dalam pembelajaran fisika. Dengan demikian

teknik probing dapat dijadikan sebagai strategi dan teknik yang efektif dalam

31

Page 46: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

pembelajaran fisika khususnya pada konsep getaran dan gelombang, yang diduga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Proses belajar dengan teknik probing

dijabarkan dengan bagan berikut ini:

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis dari penelitian berdasar rumusan masalah, kajian teoritis dan

kerangka berpikir adalah terdapat pengaruh teknik probing terhadap hasil belajar

peserta didik dalam pembelajaran konsep getaran dan gelombang.

Hasil belajar fisika siswa yang masih rendah

Tes hasil belajar (pretest dan postest)

Peningkatan hasil belajar fisika siswa

Dominannya model pembelajaran konvensional

(ceramah)

Fisika dianggap sulit

Teknik Probing

32

Page 47: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP N 17 Tangerang Selatan. Adapun waktu

pelaksanaan penelitian ini pada semester genap pada bulan April pada tahun

ajaran 2010/2011.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi

eksperimen. Dalam penelitian quasi ekaperimen tidak dilakukan randomisasi

untuk memasukkan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

melainkan menggunakan kelompok subjek yang sudah ada sebelumnya. Sebelum

pembelajaran dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan pretest untuk melihat

kemampuan awal peserta didik kemudian dilakukan posttest yaitu untuk melihat

hasil belajar peserta didik setelah penerapan teknik pembelajaran probing.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan yaitu nonrandomized control group

pretest and posttest design (pre-tes pos-tes grup kontrol tidak secara beraturan),

dimana dalam rancangan ini dilibatkan dua kelompok yang dibandingkan yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 3.1 Nonrandomized Control Group Pretest Posttest Design

Kelompok Tes awal Perlakuan Tes akhir

Eksperimen Y1 XE Y2

Kontrol Y1 Xk Y2

33

Page 48: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Keterangan:

XE = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa pembelajaran fisika

dengan menggunakan teknik probing.

Xk = Perlakuan terhadap kelompok kontrol berupa pembelajaran fisika dengan

menggunakan teknik diskusi

Y1 = Pretest yang diberikan diberikan kepada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan.

Y2 = Postest yang diberikan diberikan kepada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan.

D. Populasi dan Sampel penelitian

Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMP N

17 Tangerang Selatan. Sedangkan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah

seluruh peserta didik kelas VIII SMP.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh peserta

didik kelas VIII SMP yang berjumlah 37 orang.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling

purposive yaitu memilih subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah

tertentu.42

Sampel pada penelitian ini peserta didik kelas VII yang berjumlah 40

orang.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir penelitian.

42 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002)., h. 117

34

Page 49: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

1. Tahap persiapan

Langkah awal pada tahap persiapan sebelum melaksanakan penelitian

adalah pengurusan surat izin penelitian dari Universitas Islam Negeri Jakarta,

langkah selanjutnya adalah survei tempat untuk uji coba instrumen dan

penelitian. Setelah melaksanakan survei tempat, langkah selanjutnya adalah

membuat instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi soal yang telah dibuat

dengan bimbingan dosen pembimbing. Setelah instrumen penelitian selesai

dibuat, dilanjutkan dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Setelah instrumen penelitian dan rencana pelaksanaan pembelajaran

selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah melakukan koordinasi dengan pihak

sekolah dalam hal ini guru bidang studi yang bersangkutan untuk

melaksanakan uji coba instrumen. Uji coba instrumen untuk menentukan soal-

soal yang akan digunakan dalam penelitian (pretest dan posttest). Analisis

data hasil uji coba instrumen merupakan langkah terakhir dalam tahap

persiapan sebelum melaksanakan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Langkah awal tahap pelaksanaan penelitian adalah menentukan dua

kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

selanjutnya diadakan tes awal (pretest) kepada kedua kelompok penelitian.

Soal pretes menggunakan soal hasil analisis data uji coba instrument

penelitian. Setelah melakukan pretes, pada kelompok eksperimen diberi

perlakuan berupa kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik

probing, sedangkan kelompok kontrol dengan perlakuan berupa pembelajaran

dengan menggunakan teknik diskusi. Setelah diberi perlakuan diadakan tes

akhir (posttest) untuk kedua kelompok penelitian. Tes akhir berupa soal-soal

yang sama dengan ketika dilakukan test awal (pretest).

3. Tahap Akhir Penelitian

Setelah kedua kelompok penelitian melaksanakan tes akhir (posttest)

langkah selanjutnya adalah melakukan analisis data hasil tes awal (pretest)

dan tes akhir (posttest) untuk kedua kelompok penelitian dengan

menggunakan uji statistik. Langkah selanjutnya adalah penarikan kesimulan

35

Page 50: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan sebelumnya. Penarikan

kesimpulan merupakan langkah paling akhir dalam prosedur penelitian.

Gambar 3.1. Tahapan dalam Prosedur Penelitian

G. Variabel Penelitian

1. Variabel X atau variabel bebas yaitu teknik pembelajaran probing.

a. Definisi Konseptual

Teknik probing dalam proses belajar dan mengajar ialah teknik

dimana guru mengajukan serangkaian pertanyaan yang sifatnya

membimbing dan menuntun sehingga terjadi proses berpikir.

Penarikan Kesimpulan

Pengolahan dan Analisis Data Penelitian

KBM dengan Teknik Probing

(Kelompok Eksperimen)

KBM dengan Teknik Diskusi

(Kelompok Kontrol)

Survei Tempat Uji Coba Instrumen dan Penelitian

Penyusunan Instrumen

Penelitian dan RPP

Uji Coba Instrumen

Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen

Tahap Pelaksanaan

Penelitian

Pretest

Pelaksanaan Pembelajaran

Posttest

Tahap Akhir Penelitian

Tahap Persiapan Sebelum Penelitian

36

Page 51: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

b. Defrinisi Operasional

Teknik probing merupakan teknik pengajaran yang akan

menggiring peserta didik sampai pada pemahaman yang dimaksud melalui

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru, jika jawaban dari

pertayaan tersebut benar maka akan dilanjutkan ke peserta didik

berikutnya tetapi jika salah maka akan diajukan pertanyaan yang kedua.

2. Variabel Y atau variabel terikat yaitu hasil belajar siswa pada konsep getaran

dan gelombang.

a. Definisi konseptual

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah

belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif dan

psikomotorik. Pada penelitian ini hanya dilihat pada kemampuan kognitif

saja.

b. Definisi Operasional

Hasil belajar adalah skor yang diperoleh siswa dalam mata

pelajaran fisika yang diukur dengan menggunakan instrumen tes pada

konsep getaran dan gelombang berupa kemampuan kognitif, dilihat dalam

empat aspek yaitu ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan

analisis (C4).

H. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes

sebagai instrumen penelitian. Jenis tes yang digunakan adalah tes prestasi

(achievement test) yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian

seseorang setelah mempelajari sesuatu. Jenis tes ini diberikan setelah siswa yang

dimaksud mempelajari hal-hal yang diteskan dalam hal ini menggunakan teknik

probing.

Kemudian tes ini diberikan sebagai posttest pada dua kelompok, yaitu

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dimana dalam proses

pembelajarannya digunakan teknik pembelajaran sebagai berikut:

37

Page 52: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

a. Kelompok eksperimen: menggunakan teknik probing.

b. Kelompok kontrol: menggunakan teknik diskusi.

c. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh teknik tersebut terhadap hasil belajar peserta didik.

I. Instrumen Penelitian

Yang akan dijadikan instrumen pada penelitian ini adalah berupa tes, yaitu

berupa tes objektif bentuk pilihan ganda. Kisi-kisi instrumen hasil belajar adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kompetensi

Dasar

Indikator

Pembelajaran

Aspek Kognitif ∑

Soal C1 C2 C3 C4

Mendeskripsik

an konsep

getaran dan

gelombang

serta

parameter-

parameternya

Mengidentifikasi getaran

pada kehidupan sehari-hari

1, 2 4, 6 4

Mengukur periode dan

frekuensi suatu getaran

3 13 7,

10,

*15

*9 6

Menyelidiki karakteristik

gelombang longitudinal dan

gelombang transversal

17 5, 11,

12

8, 14,

16,

19

8

Mendeskripsikan hubungan

antara kecepatan rambat

gelombang, frekuensi dan

panjang gelombang

18,

20,

25

3

Mengaitkan konsep

gelombang dengan

kehidupan sehari-hari

21,

*24

23 *22 4

∑ Soal 6 7 6 6 25

Presentase Soal 25% 25% 25% 25% 100

%

38

Page 53: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Keterangan:*soal yang tidak digunakan dalam penelitian

Sebelum tes dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji untuk menentukan

apakah soal yang akan digunakan memenuhi syarat seperti yang dikemukakan

oleh Suharsimi, yang menyatakan bahwa instrumen yang baik harus memenuhi

dua syarat penting yaitu: valid dan reliabel.

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen dengan

validitas isi yang memadai maka peneliti menyusun kisi-kisi soal terlebih dahulu

sebelum menyusun instrumen.

Pengujian validitas butir soal dengan menggunakan korelasi point biserial

qp

t

tp

SMM

pbi−=γ

keterangan:

phiγ = koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari

validitasnya

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar

=

ruhsiswajumlahselunariswayangbebanyaknyasp

q = proporsi siswa yang menjawab salah

(q = 1 - p)43

Berdasarkan hasil uji validitas, dari 25 soal yang diujicobakan terdapat 21

soal yang valid yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18,

19, 20, 21, 23, dan 25.

2. Uji Reliabilitas

43 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006) h. 79

39

Page 54: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Selain harus valid soal tes juga harus memiliki reliabilitas. Reliabilitas

suatu alat ukur adalah sejauhmana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang

relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang

sama. Sebelum instrumen diunakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan

hasil belajar maka terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk mengetahui koefisien

relibilitas instrumen tersebut.

Perhitungan reabilitas menggunakan rumus KR-20 yaitu sebagai berikut:

−= ∑

2

2

11 1 SpqS

nnr

keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

(q = 1 - p)

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)44

Interpretasi mengenai derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh

digunakan tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen

Interval Koefisien Kriteria

0,8 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi

0,40 ≤ r < 0,70 Sedang

0,2 ≤ r < 0,40 Rendah

< 0,20 Kecil45

44 Suharsimi Arikunto, Ibid, h. 100-101 45 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, (Jakarta: Jurusan

Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h.32

40

Page 55: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen tes hasil belajar, didapat nilai

koefisien internal seluruh item sebesar 0,834. Jika dilihat kriteria indeks koreksi di

atas, maka kriteria reliabilitasnya termasuk sangat tinggi.

3. Taraf kesukaran

Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal itu apakah sukar, sedang, atau

mudah. Soal dikatakan mudah jika untuk menyelesaikannya hanya langsung

menggunakan data yang ada. Soal dikatakan sedang, jika untuk menyelesaikannya

tidak langsung menggunakan data yang ada dan untuk mencarinya cukup

menggunakan satu konsep saja. Soal dikatakan sulit/sukar, jika untuk

menyelesaikannya tidak menggunakan data/informasi yang ada, tetapi untuk

mencarinya dengan beberapa konsep.46

sJΒ

Untuk mengetahuinya, maka soal-soal

diujikan tingkat kesukarannya terlebih dahulu. Pengujian terhadap derajat

kesukaran tiap soal menggunakan rumus:

keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

Js = jumlah seluruh siswa peserta tes47

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kesukaran

Interval Koefisien Kriteria

0,00 ≤ P ≤ 0,30 Soal sukar

0,30 < P ≤ 0,70 Soal sedang

0,70 < P ≤ 1,00 Soal mudah48

46 Ign. Masidjo, Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah, (Yogyakarta:

Kanisius, 1995), hal. 238 47 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, op. cit, h.207-208 48 Ibid, h. 110

41

Page 56: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran soal, dari 25 soal tes hasil

belajar yang diujikan, 8 soal termasuk dalam kriteria sukar, 16 soal termasuk

dalam kriteria sedang dan 1 soal termasuk dalam kriteria mudah.

4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk

mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu

(tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang mampu (rendah

prestasinya).

Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut:

BAB

B

A

A PPJB

JBD −=−=

keterangan:

D = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar49

Klasifikasi daya pembeda:

Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda Instrumen Interval Koefisien Kriteria

0,00 ≤ d < 0,20 Jelek

0,20 ≤ d < 0,40 Cukup

0,40 ≤ d < 0,70 Baik

0,70 ≤ d < 1,00 Baik sekali50

49 Suharsimi Arikunto, Ibid, h. 213-214 50 Ibid, h. 218

42

Page 57: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Berdasarkan hasil uji daya pembeda, dari 25 soal tes hasil belajar yang

diujikan, 3 soal termasuk dalam criteria jelek, 1 soal termasuk dalam kriteria

cukup dan 21 soal termasuk dalam kriteria baik. Hasil uji coba instrumen tes hasil

belajar terdapat 22 soal yang sesuai kriteria dari 25 soal, tetapi yang dijadikan soal

pretest dan posttest hanya 21 soal saja.

J. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat Analisis

Teknik analisis data dilakukan setelah melakukan uji coba instrumen,

selanjutnya dilakukan penelitian. Data yang diperoleh melalui instrumen

penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis dengan maksud agar hasilnya dapat

menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis. Dalam pengolahan dan

penganalisisan data tersebut digunakan statistik.

a. Uji Normalitas data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji liliefors:.

Ho = sampel berdistribusi normal

Hipotesis uji normalitas:

Ha = sampel berdistribusi tidak normal

Jika Lo

Kriteria uji normalitas:

≤L tabel, maka sampel berdistribusi normal pada taraf sifnifikansi α =

0,05.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan setelah kelas diuji kenormalannya. Teknik yang

digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah uji Bartlett. Adapun

langkah-langkah uji homogenitas dengan uji Bartlett menurut Riduwan dalam

skripsi Ahmad Sandy, yaitu:

43

Page 58: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

21

21

11nn

S

xxt

g +

−=

1) Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel

penolong.

Kelompok dk (n-1) Si Log Si dk.Log Si

∑ = ∑ (n-1) = - - ∑ dk.Log Si

Si = varians (kuadrat standar deviasi)

2) Menghitung varians gabungan dari sejumlah kelompok yang ada

3) Menghitung Log Si

4) Menghitung nilai B, yaitu:

( )1log −∑= ix nSB

5) Menghitung nilai hitung2χ

hitung2χ =ln 10 ( ){ ii SnB log1−∑− }

dengan:

( ) iii SdkSn log.log1 ∑=−∑

sehingga:

hitung2χ = ln 10 ( )iSdkB log.∑−

6) Membandingkan hitung2χ dengan nilai tabel

2χ untuk α = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = n – 1, dengan kriteria:

Jika hitung2χ ≥ tabel

2χ , artinya tidak homogen dan

Jika hitung2χ ≤ tabel

2χ , artinya homogen

2. Uji Hipotesis

Untuk uji hipotesis digunakan uji-t dengan syarat signifikansi α= 0.05

serta uji korelasi. Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagi berikut:

, dengan ( ) ( )

211

21

222

211

−+−+−

=nn

SnSnS g

Keterangan :

1x = rata-rata skor kelompok eksperimen

44

Page 59: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

2x = rata-rata skor kelompok kontrol

gS = varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol)

21S = varians kelompok eksperimen

22S = varians kelompok kontrol

n1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen

n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol

Dengan kriteria pengujian :

Tolak Ho jika thitung < ttabel

Pengujian uji t ini dilakukan dengan tabel pada tahap signifikansi 5 % atau

0.005, apabila harga t perhitungan lebih kecil dari harga t pada tabel atau thitung <

ttabel maka Ho ditolak, sebaliknya jika harga hasil perhitungan lebih besar dari

harga t pada tabel atau thitung > ttabel maka Ha diterima.

3. Uji Normal Gain

“Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan

peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran

dilakukan guru”.51

Rumus normal gain menurut Meltzer, yaitu:

Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan

bias penelitian, karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah

berbeda, digunakan uji normal gain. 52

pretestskoridealskorpretestskorposttestskorgainN

−−

=−

dengan kategorisasi perolehan:53

51 Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h.70 52 David E. Meltzer, “Addendum to: The Relation Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variabel in Diagnostic Pretest Scores”, dari http://physics.iastate.edu/per/docs/addendum_on_normalized_gain.pdf 53 Inayatussholihah dkk, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan Laboratorium (Praktikum) pada Konsep Fotosintesis, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK,UIN Syarif Hidayatullah, 2008), h 80

45

Page 60: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Tabel 3.6 Kriteria N-Gain

Interval Koefisien Kriteria

(<g>) > 0,70 g-tinggi

0,70 ≥ (<g>) ≥ 0,30 g-sedang

(<g> < 0,30 g-rendah

“Untuk mengetahui apakah ada perbedaan normal gain antara dua kelompok

dilakukan uji-t”. Rumus yang digunakan untuk melakukan uji-t adalah sebagai

berikut:

21

21

11nn

S

xxt

g +

−=

dengan:

( ) ( )2

11

21

222

211

−+−+−

=nn

SnSnS g

Kemudian hasil t-hitung di atas dibandingkan dengan nilai t-tabel pada

signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = (n1 – 1) + (n2 – 1).

Jika –ttabel < thitung < ttabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

perbedaan normal gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika

thitung ≤ -ttabel atau ttabel ≤ thitung maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan

normal gain antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

K. Hipotesis Statistik

Ho : µA = µB

Ha : µA > µB

keterangan:

Ho : Rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan teknik Probing

sama dengan rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

teknik diskusi.

46

Page 61: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Ha : Rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan teknik Probing

lebih besar dari rata-rata skor hasil belajar siswa yang diajarkan dengan

teknik diskusi.

47

Page 62: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada subbab deskripsi data ini dijelaskan gambaran umum dari data yang

telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan di sini adalah data hasil pretest dan

posttest dari kedua kelas yang berlaku sebagai kelompok eksperimen dan kontrol.

Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah kuantitatif, berupa nilai

maksimum, nilai minimum, modus, median, nilai rata-rata dan nilai standar

deviasi.

Pada awal pembelajaran, kedua sampel dalam kelas kontrol maupun kelas

eksperimen diberikan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki

oleh masing-masing siswa. Pada akhir pembelajaran kedua sampel tersebut

diberikan posttest untuk mengetahui apakah kedua pada sampel terdapat

peningkatan hasil belajar siswa setelah sampel tersebut diberi perlakuan

pembelajaran yaitu dengan menggunakan teknik probing untuk kelas eksperimen

dan teknik diskusi untuk kelas kontrol. Adapun data hasil penelitiannya adalah

sebagai berikut:

1. Hasil Uji Data Pretest

a. Deskripsi Data Pretest Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai terendah untuk kelas eksperimen 10

dan nilai tertinggi 52, dengan nilai rata-rata sebesar 32,7; simpangan baku 8,83

dan varians 78,04. Untuk nilai median dan modus kelas ini masing-masing

sebesar 30,40 dan 29,00. Pada kelas kontrol diperoleh nilai terendah 19 dan nilai

tertinggi 57 dengan nilai rata-rata sebesar 34,86; simpangan baku 9,09 dan varians

82,70. Untuk nilai median dan modus kelas ini masing-masing sebesar 24,6 dan

35,3.

48

Page 63: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

24

18

4

8

1

7

13

9

6

2

02468

101214161820

10-17 18-25 26-33 34-41 42-49 50-57

Hasil Belajar Siswa

Jum

lah

Sisw

a

Eksperimen

Kontrol

Gambar 4. 1 Grafik Batang Hasil Belajar (Pretest) Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan grafik di atas batang di atas terlihat bahwa untuk kelompok

eksperimen nilai terendahnya yaitu pada interval skor 10 – 17 sebanyak dua anak

(5,41%) sedangkan kelompok kontrol tidak ada (0,00%). Pada kelompok

eksperimen nilai tertinggi terdapat pada interva 50 – 57 yaitu satu anak (2,70%),

sedangkan pada kelompok kontrol nilai tertinggi sebanyak dua anak (5,41%).

Berdasarkan grafik batang di atas, nilai terbanyak pada kelompok eksperimen ada

delapan belas anak (48,65) yang terdapat pada interval 26 – 33 dan kontrol ada

tiga belas anak (35,14%) yang terdapat pada interval 26 - 33.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Data Pretest

Eksperimen Kontrol

Skor Max 52 57

Skor Min 10 19

Rata-rata 32,7 34,86

0

49

Page 64: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

b. Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Sebelum dilakukan pengolahan data lebih lanjut maka dilakukan pengujian

prasyarat penelitian yaitu uji normalitas. Uji normalitas ini didapat dengan

menggunakan uji Liliefors. Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah

data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi

normal bila memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel diukur pada taraf signifikansi dan

tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji normalitas pretest kedua kelompok sampel

penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistik Kelompok

Eksperimen

Kelompok

Kontrol

Jumlah Sampel (N) 37 37

Lhitung 0,1366 0,1358

Ltabel 0,1456 0,1456

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Dari tabel di

atas dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok penelitian berdistribusi normal

karena memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel.

c. Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Setelah kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal,

selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Pengujian homogenitas terhadap kedua

kelompok menggunakan Uji Bartlett. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

50

Page 65: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistik

S2 Eksperimen 78,04

S2 Kontrol 82,70

hitung2χ 0,03

tabel2χ 3,84

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Dari tabel di

atas dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berasal dari populasi yang

homogen, karena hitung2χ < tabel

2χ .

d. Uji Hipotesis Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Untuk selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Uji ini dilakukan setelah uji

normalitas dan uji homogenitas. Uji hipotesis ini menggunakan uji t (“t” test),

untuk menguji hipotesis nihil (Ho) yang mengatakan bahwa tidak terdapat

pengaruh teknik probing terhadap hasil belajar peserta didik.

Adapun kriterianya adalah: Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Jika thitung

< ttabel, maka Ho diterima. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji “t”

untuk pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh harga thitung

= -0,75 dari tabel distribusi “t” untuk taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = 37, diperoleh ttabel = 1,99. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.4

berikut:

Tabel 4.4 Hasil Pretest Uji “t” Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Keterangan Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Jumlah Sampel (N) 37 37

Thitung -0,75

Ttabel 1,99

Kesimpulan Menerima Ho dan menolak Ha

51

Page 66: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Berdasarkan tabel di atas, didapat thitung < ttabel (-0,75 < 1,99) sehingga Ho

diterima. Dengan demikian, hasil pretes yang belum mendapatkan perlakuan

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

2. Hasil Uji Data Posttest

a. Deskripsi Data Posttest Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai tes kemampuan

hasil belajar dari 37 siswa yang dijadikan sampel pada kelas eksperimen diperoleh

nilai terendah 48 dan nilai tertinggi 90, dengan nilai rata-rata sebesar 77,42;

simpangan baku 12,48 dan varians 155,75. Untuk nilai median dan modus kelas

ini masing-masing sebesar 75,00 dan 78,4. Sedangkan pada kelas kontrol

diperoleh nilai terendah 43 dan nilai tertinggi 86 dengan nilai rata-rata sebesar

66,2; simpangan baku 13,06 dan varians 170,56. Untuk nilai median dan modus

kelas ini masing-masing sebesar 68,21 dan 76,78. Lebih jelasnya, deskripsi data

peningkatan hasil belajar pada posttest kelompok eksperimen dapat dilihat pada

grafik batang berikut:

4

2

9

2

12

5

3

9

3

8

4

9

4

0

2

4

6

8

10

12

14

48-53 54-60 61-67 68-74 75-81 82-88 89-95

Hasil Belajar Siswa

Jum

lah Si

swa

Eksperimen

Kontrol

Gambar 4. 2 Grafik Batang Hasil Belajar (Posttest) Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol

52

Page 67: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Berdasarkan grafik batang di atas terlihat bahwa pada kelompok

eksperimen terdapat dua orang siswa (5,41%) yang mendapat nilai terendah pada

interval 54 – 60 dan pada interval 68 - 74, sedangkan untuk kelompok kontrol

nilai terendah terdapat pada interval 54 - 60 sebanyak tiga orang siswa (8,11%).

Nilai terbanyak pada kelompok eksperimen terdapat pada interval 75 - 81 yaitu

sebanyak dua belas orang siswa (32,43%), sedangkan pada kelompok kontrol ada

sembilan orang siswa (24,32%) yang terdapat pada interval 75 – 81.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Data Pretest Posttest

Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol

Skor Max 52 57 90 86

Skor Min 10 19 48 43

Rata-rata 32,7 34,86 77,42 66,2

b. Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Sebelum dilakukan pengolahan data lebih lanjut maka dilakukan pengujian

prasyarat penelitian yaitu uji normalitas. Uji normalitas ini didapat dengan

menggunakan uji Liliefors. Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah

data berdistribusi normal atau tidak, dengan ketentuan bahwa data berdistribusi

normal bila memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel diukur pada taraf signifikansi dan

tingkat kepercayaan tertentu. Hasil uji normalitas posttest kedua kelompok sampel

penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

53

Page 68: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Jumlah Sampel (N) 37 37

Lhitung 0,0898 0,1031

Ltabel 0,1456 0,1456

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Dari tabel di

atas dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok penelitian berdistribusi normal

karena memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel.

c. Uji Homogenitas Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Setelah kedua kelompok sampel dinyatakan berdistribusi normal,

selanjutnya dicari nilai homogenitasnya. Pengujian homogenitas terhadap kedua

kelompok menggunakan Uji Bartlett. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistik

S2 Eksperimen 155,75

S2 Kontrol 170,56

hitung2χ 0,14

tabel2χ 3,84

Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Dari tabel di

atas dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berasal dari populasi yang

homogen, karena hitung2χ < tabel

2χ .

54

Page 69: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

d. Uji Hipotesis Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Pengolahan data selanjutnya yaitu pengujian hipotesis. Uji ini dilakukan

setelah uji normalitas dan uji homogenitas. Uji hipotesis ini menggunakan uji t

(“t” test), untuk menguji hipotesis nihil (Ho) yang mengatakan bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan penerapan teknik probing terhadap hasil belajar

peserta didik.

Adapun kriterianya adalah: Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Jika thitung <

ttabel, maka Ho diterima. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji “t” untuk

pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh harga thitung =

2,641 dari tabel distribusi “t” untuk taraf signifikansi α = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = 37, diperoleh ttabel = 1,99. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8

berikut:

Tabel 4.8 Hasil Posttest Uji “t” Hasil Belajar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistik Kelompok eksperimen Kelompok Kontrol

Jumlah Sampel (N) 37 37

Thitung 2,10

Ttabel 1,99

Kesimpulan Menolak Ho dan menerima Ha

Berdasarkan tabel di atas, didapat thitung > ttabel (2,10 > 1,99) sehingga

menolak Ho dan menerima Ha. Dengan demikian hasil posttest, yaitu hasil

penelitian setelah diberi perlakuan pemberian metode pembelajaran, menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan

teknik probing terhadap hasil belajar peserta didik.

3. Deskripsi data Normal Gain

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai hasil normal gain

pada kelas eksperimen, dari 37 siswa yang dijadikan sampel diperoleh N-gain

55

Page 70: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

minimum 0,00; N-gain maksimum 0,87; N-gain rata-rata sebesar 0,58; standar

deviasi 0,2 dan varians (0,2)2. Sedangkan untuk kelompok kontrol berdasarkan

hasil perhitungan data penelitian mengenai hasil normal gain, dari 37 siswa yang

dijadikan sampel diperoleh N-gain minimum 0,08; N-gain maksimum 0,80; nilai

rata-rata sebesar 0,48; standar deviasi 0,18 dan varians (0,18)2.

Tabel 4.9 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Normal Gain Data Kelompok

Eksperimen

Kelompok

Kontrol

N 37 37

Xrata-rata 0,58 0,48

S2 0,04 0,03

thitung 5,0

ttabel 1,99

Kesimpulan Berbeda

Ketentuan pengujian hipotesis normal gain yaitu jika nilai thitung > ttabel

maka dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara normal gain

kelompok eksperimen dengan normal gain kelompok kontrol, sebaliknya jika

nilai thitung < ttabel maka dinyatakan bahwa kedua kelompok tidak terdapat

pengaruh yang signifikan antara normal gain kelompok eksperimen dengan

normal gain kelompok kontrol. Pada tabel tampak bahwa hasil perhitungan

tersebut nilai thitung > ttabel sehingga dinyatakan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara normal gain kelompok eksperimen dengan normal gain

kelompok kontrol.

Masing-masing nilai N-Gain dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu

rendah (G < 0,30), sedang (0,30 ≤ G < 0,70), dan tinggi (G ≥ 0,70). Berikut ini

adalah tabel yang menunjukkan frekuensi dari ketiga kategori nilai N-Gain

tersebut.

56

Page 71: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Tabel 4.10 Kategorisasi N-Gain Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol

Kategorisasi Frekuensi

Eksperimen Kontrol

Rendah 21 7 Sedang 3 24 Tinggi 13 6

Jumlah 37 37

B. Interpretasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan SMP Negeri 17 Kota

Tangerang Selatan diketahui bahwa nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar

32,7 dan kelompok kontrol sebesar 34,86 dengan standar deviasi masing- masing

8,83 dan 9,09; yang telah dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas serta

uji t dengan taraf kepercayaan 95% (α= 0,05) dari data pretest tersebut, ternyata

Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum diberi perlakuan pembelajaran,

sampel untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kognitif atau

pengetahuan yang sama.

Setelah diberi perlakuan pembelajaran dengan teknik probing diketahui

bahwa nilai rata- rata untuk kelas eksperimen sebesar 77,42 dan kelompok kontrol

sebesar 66,2 dengan standar deviasi masing-masing sebesar 12,48 dan 13,06; yang

telah dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas serta uji t dengan taraf

kepercayaan 95% (α= 0,05) dari data posttest tersebut, ternyata Ho ditolak,

dengan kata lain Ha diterima, hal ini menandakan bahwa terdapat perbedaan

peningkatan hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t pada taraf

kepercayaan 95%, hasil uji kesamaan dua rata-rata pretest dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest

kelompok eksperimen dengan skor posttest kelompok kontrol, diperoleh nilai

hitungt sebesar -0,75 dan nilai tabelt sebesar 1,99 hasil pengujian yang diperoleh

57

Page 72: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

menunjukkan bahwa nilai hitungt berada pada daerah Ho, yaitu hitungt < tabelt atau -

0,75 < 1,99. dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf kepercayaan

95% hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

skor pretest kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol.

Sedangkan berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata posttest, dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara skor posttest

kelompok eksperimen yang diajar dengan teknik probing dengan skor posttest

kelompok kontrol yang diajar dengan teknik diskusi, diperoleh nilai hitungt sebesar

2,10 dan nilai tabelt sebesar 1,99. hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan

bahwa nilai hitungt berada pada daerah Ha, yaitu hitungt > tabelt atau 2,10 > 1,99.

dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak pada taraf kepercayaan 95% hal ini

menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara skor pretest

kelompok eksperimen dengan skor pretest kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil uji normal gain, diketahui rata-rata normal gain dari

kelompok eksperimen sebesar 0,04 dan kelompok kontrol sebesar 0,03. Dari nilai

tes tersebut dapat dikatakan bahwa rata-rata normal gain pada kelompok

eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Selanjutnya,

berdasarkan hasil uji-t dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh nilai hitungt

sebesar 5,0 dan nilai tabelt 1,99. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan

bahwa tabelt < hitungt atau 1,99 < 5,0; dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

normal gain pada kelompok eksperimen berbeda secara signifikan dari kelompok

kontrol.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Belajar pada umumnya adalah segala aktivitas dengan melibatkan

serangkaian pengalaman langsung. Untuk itu, setiap orang yang belajar harus aktif

berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi kegiatan. Tidak ada belajar kalau

tidak ada aktivitas, karena belajar hanya dapat terjadi jika pengalaman secara

langsung tersebut dilalui dengan penemuan atau bereksperimen. Dengan

58

Page 73: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

bereksperimen, maka siswa bisa menemukan dan menyusun sendiri

pengetahuannya berdasarkan pengalaman yang dialaminya sendiri.

Dalam penelitian ini peran aktif dan keterlibatan siswa sangat diperlukan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa

teknik probing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa,

seperti penelitian Dede Sulaeman yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan antara siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan teknik

probing dengan siswa yang diajar menggunakan pendekatan teknik

konvensional.54

Selain itu, teknik probing dapat meningkatkan kemampuan responden

dalam menjawab dengan benar pertanyaan. Seperti yang diungkapkan oleh

Maman dan Dadan dalam junal pendidikan yang menyatakan bahwa proses

pembelajaran dengan teknik probing yang dilakukan oleh penatar pada setiap

siklus mengalami perbaikan yang signifikan ditandai dengan meningkatnya

keterlaksanaan tahapan probing dari siklus satu ke siklus berikutnya.

55

Pemberian teknik probing memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan

dengan diskusi, karena dalam probing memiliki beberapa keunggulan, yaitu

peserta didik akan berpartisipasi aktif dan peserta didik tidak bisa menghindar dari

proses pembelajaran, setiap saat ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab

Disini, siswa termotivasi untuk memahami materi lebih dalam agar bisa

menjawab pertanyan-pertanyaan yang diajukan guru. Siswa juga akan termotivasi

untuk membaca materi yang akan diajarkan di rumah.

Dalam teknik probing, siswa dituntut untuk selalu berperan aktif dalam

pembelajaran sehingga siswa akan menjadi lebih percaya diri dan tidak takut salah

dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Karena, walau siswa

menjawab salah tetapi itu berarti siswa tersebut sedang belajar, ia telah

berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dan pertanyaan yang diajukan

54 Dede Sulaeman. Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Teknik Probing

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Mts. Skripsi Sarjana Pendidikan, (Jakarta: Perpustakaan UIN. 2007)

55 Maman Wijaya, et all., Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Vol.V–No.6–April 2008; Peningkatan Kemampuan Berpikir dan Kemampuan Membaca Ilmiah Guru IPA Melalui Pembelajaran dengan Teknik Probing, (Bandung: 2008)

59

Page 74: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

bertujuan untuk membimbing siswa menggunakan pengetahuan yang telah ada

pada dirinya guna memahami gejala atau keadaan yang sedang diamati sehingga

terbentuk pengetahuan baru.

Melalui proses probing, guru berusaha untuk membuat siswa-siswanya

membenarkan atau paling tidak menjelaskan lebih jauh tentang jawaban-jawaban

mereka, dengan cara demikian dapat meningkatkan kedalaman pembahasan.

Selain itu teknik ini juga membantu mereka untuk sejauh mungkin menghindari

jawaban-jawaban yang dangkal.56

Kegiatan refleksi dilakukan setelah proses

pembelajaran telah selesai dengan cara mengulang kembali tentang materi yang

baru saja dipelajari. Pada penilaian autentik ada beberapa hal yang bisa dijadikan

bahan, salah satunya adalah dari lembar kerja siswa. Pada hasil posttest baik

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol terdapat peningkatan hasil

belajar siswa. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata nilai yang mengalami peningkatan.

56 David A. Jacobsen dkk, Methods for Teaching (Metode-metode pengajaran

Meningkatkan Belajar TK-SMA), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal.184

60

Page 75: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh

kesimpulan bahwa terdapat pengaruh teknik probing terhadap hasil belajar siswa

pada konsep getaran dan gelombang. Hal ini terlihat dari perolehan skor rata-rata

pretest sebesar 32,7 dan skor rata-rata posttest sebesar 77,42. Dengan uji t pada

taraf α = 0,05 dengan thitung adalah 2,10 dan ttabel adalah 1,99; hal ini menunjukkan

terdapat pengaruh teknik probing terhadap hasil belajar peserta didik pada

pembelajaran konsep getaran dan gelombang.

B. Saran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Pembelajaran dengan teknik probing memerlukan pengetahuan yang cukup

luas, maka sebaiknya siswa dianjurkan membaca buku pelajarannya di rumah

sebelum dilakukan kegiatan belajar mengajar.

2. Tidak semua jenis pertanyaan dapat digunakan dalam teknik probing, maka

diharapkan peneliti selanjutnya lebih selektif dalam membuat pertanyaan.

Dalam teknik probing memerlukan waktu dalam mengajukan pertanyaan, jadi

diharapkan memperhitungkan waktu yang digunakan terlebih dahulu.

61

Page 76: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Supriyono, Widodo,.Psikologi Belajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2004. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evalusi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

2006. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rineka Cipta. 2002. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan, Strategi Belajar mengajar, Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2002 Griadhi, Nyoman Cakra. Penanggulangan Miskonsepsi Pada Mata Pelajaran

Ekonomi dengan Lembar Kerja Siswa dan Pemanfaatan Lingkungan Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, dalam Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No.3 thn XXXV Juli 2002.

Herlanti, Yanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Tindakan Sains, Jakarta:

Jurusan Pendidikan IPA, FITK, UIN Syarif Hidayatullah, 2006 Innayatussholihah, et all, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Kegiatan

Laboratorium (Praktikum) pada Konsep Fotosintesis, Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA, FITK,UIN Syarif Hidayatullah, 2008

Iska, Zikri Neni, Psikologi Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: Kisi

Brother’s, 2006 Kanginan, Marthen. IPA FISIKA untuk Smp Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. 2007. Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional ”Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

Menyenangkan”. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002. Murtini, Sri. Kreativitas Teknik Probng, http://edu-articles.com/kreativitas-teknik-

probing/ Puspitasari, Nitta. Efektifitas Belajar Mengajar Matematika dengan Teknik

Probing, tersedia: http://www.sundayana.web.id/efektifitas-belajar-mengajar-matematika-dengan-teknik-probing.html

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada, 2003. Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana. 2006.

62

Page 77: PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3863/1...Skripsi yang berjudul “PENGARUH TEKNIK PROBING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA

Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: PT: Rineka Cipta, 2003.

Sofyan, Ahmad et all, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2006 Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1990 Sulaeman, Dede. Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Teknik

Probing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Mts. Skripsi Sarjana Pendidikan. Jakarta: Perpustakaan UIN. Skripsi. 2007.

Wijaya, Maman. Penggunaan Teknik Probing Alam Pembelajaran

Kesetimbangan Benda Getar, . Bandung. Tesis PPS UPI. 1999. Y, Setiawan. Meningkatkan Penalaran Logika dan Pemahaman Matematika

Peserta didik SMPN Cisalak melalui Pembelajaran dalam Kelompok Kecil dengan Teknik Probing. Bandung. Tesis PPS UPI. 2004.

63