PENGARUH TARIF PAJAK, KEADILAN, TEKNOLOGI DAN …
Transcript of PENGARUH TARIF PAJAK, KEADILAN, TEKNOLOGI DAN …
PENGARUH TARIF PAJAK, KEADILAN, TEKNOLOGI DAN
INFORMASI PERPAJAKAN TERHADAP MINIMALISASI
TAX EVASION
(Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di
KPP Pratama Palembang Ilir Timur)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Mutia
1620210043
STIE MULTI DATA PALEMBANG
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PALEMBANG
2020
STIE MULTI DATA PALEMBANG
Program Studi AkuntansiSkripsi Sarjana Ekonomi
Semester Gasal Tahun 2019/2020
PENGARUH TARIF PAJAK, KEADILAN, TEKNOLOGI DANINFORMASI PERPAJAKAN TERHADAP
MINIMALISASI TAX EVASION(Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di
KPP Pratama Palembang Ilir Timur)
Mutia
1620210043
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tarif pajak, keadilan,teknologi dan informasi perpajakan terhadap minimalisasi tax. Penelitian inimenggunakan metode kuantitatif dimana data didapatkan dari kuesioner denganteknik Random Sampling. Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian iniadalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Palembang IlirTimur sebanyak 100 orang responden. Analisis data penelitian menggunakanregresi linier berganda, dengan bantuan program SPSS 23.00. Hasilpenelitianyang diperoleh bahwa tarif pajak berpengaruh negatif terhadapminimalisasi tax evasion, sedangkan keadilan, teknologi dan informasi perpajakanberpengaruh positif terhadap minimalisasi tax evasion.
Kata Kunci : Tarif Pajak, Keadilan, Teknologi dan Informasi Perpajakan,Minimalisasi Tax Evasion
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu negara yang sedang berkembang membutuhkan banyak sekali
aliran dana guna tercapainya pembangunan dan kesejahteraan, khususnya
Negara Indonesia. Pembangunan tersebut dapat tercapai apabila keuangan
suatu negara tercukupi. Ada tiga sumber pendapatan negara yaitu sektor
migas, sektor pajak dan non pajak. Dari ketiga sektor tersebut pajak
menyumbang aliran dana terbesar yaitu 80% dari total APBN. Pajak memiliki
peranan penting bagi perkembangan, kemajuan dan kesejahteraan negara,
besar-kecilnya penerimaan dana pajak akan menentukan posisi anggaran suatu
negara baik untuk pembangunan dan pembiayaan rutin lainya.
Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat (1)
mengatakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Atas perannya yang besar tersebut setiap tahunnya pemerintah selalu
berupaya untuk meningkatkan jumlah aliran dana pajak yang masuk. Karena
melalui dana pajak inilah pemerintah dapat membiayai berbagai pengeluaran
1
2
umum, pembangunan daerah, kepentingan masyarakat dan untuk menekan
kemiskinan.
Akan tetapi dalam penyelegaraannya masyarakat tidak merasakan secara
langsung manfaat dari membayar pajak, terlebih lagi bentuk dari pembayaran
tersebut belum terasa adil, dikhawatirkan hal tersebut akan mendorong Wajib
Pajak enggan untuk membayar pajak bahkan dapat membuat mereka
cenderung melakukan penggelapan pajak.
Berdasarkan data penerimaan pajak yang dirilis oleh Badan Pusat
Statistik Indonesia, tahun 2014-2017 pendapatan negara dalam sektor pajak
mengalami peningkatan, dimana tahun 2014 mencapai 1.550.490,80 M, tahun
2015 sebasar 1.508.020,37 M, tahun 2016 terus mengalami peningkatan
dengan total 1.555.934,20, dan tahun 2017 sebesar 1.736.060,10 M. Namun
angka ini belum optimal, karena belum tercapainya target penerimaan pajak
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah demi meningkatakan jumlah
penerimaan dana pajak seperti mereformasi sistem perpajakan, meningkatkan
efektivitas penyuluhan kepada masyarakat, meningkatkan efektivitas kinerja
sumber daya direktorat pajak, melakukan pengampunan pajak serta
melakukan penegakan hukum. Namun kenyataannya hal tersebut dirasa
kurang apabila masih lemahnya kesadaran dari Wajib Pajak dalam membayar
kewajibannya. Mereka berfikir bahwasannya uang yang mereka keluarkan
belum dirasakan adil secara merata.
3
Tabel 1.1Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi
di KPP Pratama Palembang Ilir Timur Tahun 2014-2018
TahunJumlah WP
OPJumlah SPT Tahunan
TingkatKepatuhan
2014 130,604 79,529 60,7%2015 138,751 77,936 56,17%2016 147,940 59,771 40,4%2017 156,145 64,997 41,62%2018 166,794 72,777 43,63%
Sumber : KPP Pratama Palembang Ilir Timur, 2019
Dari tabel 1.1 dapat kita lihat bahwa setiap tahunnya jumlah Wajib Pajak
orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Palembang Ilir Timur
mengalami peningkatan namun Wajib Pajak yang melaporkan SPT cenderung
mengalami penurunan setiap tahunnya. Hal ini menggambarkan bahwa
kesadaran wajib pajak masih rendah.
Rendahnya kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak terhutangnya
dapat dilihat pula pada tabel realisasi penerimaan pajak tahun 2014–2018 :
Tabel 1.2Target dan Realisasi Penerimaan Pajak KPP Pratama Palembang Ilir Timur
Tahun 2014-2018
TahunTarget
Penerimaan PajakRealisasi
Penerimaan Pajak
PersentasePenerimaan Pajak
(%)2014 297,632,254,997 252,056,532,961 84,7%2015 295,348,534,998 254,929,724,427 86,31%2016 291,734,347,000 220,626,067,389 75,63%2017 331,659,533,000 286,357,921,955 86,34%2018 387,273,242,000 341,418,458,240 88,16%
Sumber : KPP Pratama Palembang Ilir Timur, 2019
Berdasarkan tabel 1.2 diketahui bahwa setiap tahunnya penerimaan dana
pajak tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2014
4
penerimaan hanya terealisasi sebesar 84,7 %, tahun 2015 mengalami
peningkatan sebesar 86,31%, namun tahun 2016 mengalami penurunan
sehingga hanya mencapai target sebesar 75,63%, tahun 2017 dan 2018
mengalami kenaikan sebesar 86,34% dan 88,16%. Data tersebut menujukkan
dengan fenomena dimana sampai saat ini pendapatan pemerintah disektor
pajak belum terealisasi dengan maksimal.
Tidak tercapainya target penerimaan pajak ini dikarenakan beberapa
faktor karena besarnya tarif pajak yang dirasa memberatkan Wajib Pajak,
kurangnya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat sehingga tidak dirasanya
keadilan secara merata. Pajak mempunyai kecendrungan dan karakteristik
hubungan yang hanya menguntungkan satu pihak dimana satu pihak
diwajibkan untuk membayar namun pihak yang lainnya (pemerintah) tidak
diwajibkan untuk memberikan jasa timbal balik apapun kepada masyarakat.
Negara berupaya untuk menarik biaya pajak semakin tinggi karena bagi
Negara pajak merupakan pendapatan terbesar sehingga Negara tidak
membutuhkan kerelaan dari Wajib Pajak untuk membayar.
Pandangan Wajib Pajak yang beranggapan bahwasanya pajak merupakan
biaya yang akan mengurangi laba, sehingga mendorong mereka untuk
melakukan kecurangan-kecurangan dalam pelaporan jumlah pajak
terutangnya, seperti tidak melaporkan jumlah laba dan beban yang
sebenarnya, mengeluarkan faktur pajak fiktif. Tidak seorang pun yang dengan
senang hati membayar pajak, namun kita ketahui bahwa pajak sangat penting
demi kemajuan dan kemakmuran suatu negara.
5
Dalam praktiknya upaya mengurangi beban pajak dilakukan dengan
perencanaan pajak, dimana dalam perencanaan tersebut terbagi menjadi dua
upaya yaitu penghindaran pajak (tax avoidance) dan penggelapan pajak (tax
evasion). Meskipun kedua upaya tersebut bertujuan untuk mengurangi beban
pajak namun keduanya mempunyai perbedaan dalam pelaksanaannya.
Menurut (Mardiasmo, 2009) penghindaran pajak (tax avoidance) adalah suatu
usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar undang-undang.
Sedangkan penggelapan pajak (tax evasion) merupakan usaha meringankan
beban pajak dengan cara melanggar Undang-Undang (menggelapkan pajak).
Masyarakat lebih memilih melakukan penggelapan pajak dikarenakan dalam
penerapannya tax avoidance dirasa lebih sulit.
Hal utama yang membuat Wajib Pajak lebih memilih melakukan
tindakan penggelapan pajak dibandingkan penghindaran pajak dikarenakan
untuk melakukan penghindaran pajak dibutuhkan kemampuan khusus dan
wawasan yang luas untuk mencari celah agar bisa mengurangi beban pajak
tanpa menentang hukum dan Undang-Undang yang berlaku. Sehingga Wajib
Pajak lebih memilih untuk melakukan penggelapan pajak karena dirasa lebih
mudah meskipun hal tersebut bertentangan dengan Undang-Undang dan
melanggar hukum.
Penggelapan pajak di Indonesia sudah sangat sering terjadi, Direktorat
Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan mencatat masih tingginya
praktik penggelapan yang dilakukan oleh para Wajib Pajak sepanjang 2014.
6
Hal tersebut tercermin dari jumlah kasus perpajakan yang naik 280 persen
dibandingkan 2013 lalu (cnnindonesia.com)
Adapun kasus penggelapan pajak yang terjadi di Palembang yang
dilakukan oleh tersangka AN, adalah Direktur PT FTP yang terdaftar sebagai
Wajib Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Palembang Ilir Timur
yang diduga melanggar Pasal 39 ayat (1) Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang KUHP yaitu dengan sengaja tidak
menyetorkan pajak yang telah dipotong atau dipungut melalui Wajib Pajak
PT FTP. Nilai kerugian pada pendapatan negara yang ditimbulkan dari
perbuatan tersangka AN atas pelanggaran tersebut sekitar Rp2,3 miliar
(Neraca.co.id).
Tax evasion terjadi bukan hanya karna kurangnya pengetahuan dari
Wajib Pajak namun juga karna tarif pajak yang berkitan dengan fungsi
budgetair, yaitu sumber pendapatan negara guna membiayai pengeluaran-
pengeluaran negara. Tarif Pajak sangat berpengaruh terhadap sikap Wajib
Pajak dalam melakukan tax evasion, karena mereka merasa keberatan untuk
memenuhi kewajiban membayar pajak apabila tarif yang ditetapkan dirasa
cukup tinggi. Tarif pajak akan mempengaruhi proses minimalisasi tax
evasion.
Dalam menetapkan tarif pajak harus terasa adil dan merata, jumlah
besarnya pajak yang ditarik harus sebanding dengan kemampuannya untuk
membayar pajak, karena semakin tinggi tarif pajak yang ditetapkan maka
7
akan semakin tinggi potensi penggelapan dana pajak. Menurut teori motivasi
(Hilgard dan Atkinson, 1979) dimana Wajib Pajak membuat motivasi
penilainnya sendiri terhadap situasi hal tertentu. Begitupula denga tarif pajak,
Wajib Pajak merasa bahwasannya mereka merasa terbebani untuk membayar
pajak sehingga hal ini mendorong mereka untuk menghindari kewajibannya.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan pemerintah guna meminimalisir
tax evasion seperti meningkatkan teknologi dan informasi. Meningkatnya
teknologi dan informasi dapat membuka peluang bagi negara untuk
mendorong kemajuan perekomonian, hal ini juga berpengaruh terhadap
pendapatan Wajib Pajak dimana mereka akan berusaha untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar dengan berbagai macam cara, termaksud tidak
melaporkan laba yang sebenarnya. Saat ini pemerintah telah melakukan
berbagai modernisasi layanan perpajakan yang diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan pajak, sehingga dapat mempermudah Wajib
Pajak dalam melaporkan dan membayar pajak. Menurut Permatasari (2013)
semakin tinggi teknologi dan informasi perpajakan yang disediakan, maka
semakin rendah tingkat penggelapan pajak.
Ditjen Pajak telah melakukan beberapa reformasi perpajakan dan
modernisasi administrasi perpajakan. Modernisasi lebih lanjut ditandai
dengan penerapan teknologi informasi terkini dalam pelayanan perpajakan
seperti online payment, e-SPT, e-filling, e-registration, e-billing. Modernisasi
layanan perpajakan yang dilakukan pemerintah diharapkan dapat
8
mempermudah Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya,
sehingga dapat meminimalisasi tindakan Tax evasion.
Penelitian yang dilakukan oleh (Inggrid Permatasari, Herry Laksito,
2013) dengan judul minimalisasi tax evasion melalui tarif pajak, teknologi
dan informasi perpajakan, keadilan sistem perpajakan, dan ketepatan
pengalokasian pengeluaran pemerintah, hasilnya menunjukkan tarif pajak
berpengaruh positif signifikan terhadap Tax evasion. Hal ini mengindikasikan
bahwa tarif pajak merupakan faktor yang mempengaruhi kecenderungan
seseorang untuk melakukan Tax evasion. Apabila tarif pajak yang dikenakan
terhadap penghasilan WPOP mengalami peningkatan, maka kebanyakan dari
WPOP merasa enggan untuk membayarkan kewajibannya.
Penelitian lain juga dilakukan oleh (Mirah dan Nyoman, 2016) dengan
judul pengaruh sistem perpajakan, keadilan dan teknologi perpajakan pada
presepsi wajib pajak mengenai penggelapan pajak, dimana hasilnya sistem
perpajakan dan keadilan berpengaruh negatif pada persepsi Wajib Pajak
tentang perilaku penggelapan pajak, sedangkan teknologi perpajakan tidak
berpengaruh negatif pada persepsi Wajib Pajak tentang perilaku penggelapan
pajak. Menurut (Dian Tri Wahyuningsih, 2014), dengan hasil tarif pajak
berpengaruh secara parsial terhadap Tax evasion. Keadilan sistem perpajakan
tidak berpengaruh secara parsial terhadap Tax evasion. Maka keadilan sistem
perpajakan yang berlaku menurut Wajib Pajak, tidak berpengaruh terhadap
Tax evasion. Ketepatan pengalokasian pengeluaran pemerintah tidak
berpengaruh secara parsial terhadap Tax evasion. Maka ketepatan
9
pengalokasian pengeluaran pemerintah terhadap pajak, tidak berpengaruh
terhadap Tax evasion. Namun berbeda dengan Yossi Friskianti Bestari dan
Dwi Handayani (2014) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh self
assessment sistem, keadilan, teknologi perpajakan dan ketidakpercayaan
kepada pihak fiskus terhadap tindakan tax evasion, menyatakan keadilan,
teknologi perpajakan berpengaruh simultan terhadap tindakan Tax evasion.
Sedangkan teknologi perpajakan, keadilan secara parsial tidak berpengaruh
terhadap tindakan Tax evasion.
Berdasarkan masalah yang diuraikan diatas dari penelitian sebelumnya,
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Tarif Pajak, Keadilan, Teknologi dan Informasi Perpajakan Terhadap
Minimalisasi Tax Evasion (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang
Pribadi di KPP Pratama Palembang Ilir Timur)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan batasan latar belakang yang saya tulis diatas,
maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah tarif pajak, keadilan sistem perpajakan, teknologi dan informasi
perpajakan berpengaruh secara simultan terhadap upaya minimalisasi tax
evasion ?
2. Apakah tarif pajak, keadilan sistem perpajakan, teknologi dan informasi
perpajakan berpengaruh secara parsial terhadap upaya minimalisasi tax
evasion ?
10
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas tentang pengaruh tarif pajak, keadilan sistem
perpajakan, teknologi dan informasi perpajakan terhadap upaya minimalisasi
Tax evasion di KPP Pratama Palembang Ilir Timur tahun 2019. Agar lebih
terarah maka dibuat batasan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Penelitian hanya mengenai tarif pajak, keadilan sistem perpajakan,
teknologi dan informasi sistem perpajakan.
2. Informasi yang diperoleh yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar
di KPP Pratama Palembang Ilir Timur tahun 2019.
1.4 Tujuan Masalah
Tujuan dari masalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh tarif pajak, keadilan, teknologi dan informasi
perpajakan secara simultan terhadap minimalisasi Tax evasion pada Wajib
Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Palembang Ilir Timur tahun 2019.
2. Untuk mengetahui pengaruh tarif pajak, keadilan, teknologi dan informasi
perpajakan secara parsial terhadap minimalisasi Tax evasion pada Wajib
Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Palembang Ilir Timur tahun 2019.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan menambah wawasan
mengenai tarif pajak, keadilan, teknologi dan informasi perpajakan
11
terhadap minimalisasi tax evasion. Serta untuk memenuhi tugas akhir di
STIE Multi Data Palembang (MDP).
2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Ilir Timur Palembang
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan tambahan informasi,
sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan serta evaluasi di masa
yang akan datang. Serta dapat membantu mengurangi kasus penggelapan
pajak yang terdapat di KPP Pratama Palembang Ilir Timur.
1.6 Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini penulis membahas mengenai latar belakang
penelitian, rumusan masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini penulis membahas tentang landasan teori dari
penelitian, membandingkan penelitian yang sedang berjalan
dengan penelitian sebelumnya disertai dengan kerangka pemikiran
yang didasarkan kepada dugaan sementara.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis pendekatan dan cara yang digunakan dalam
penelitian ini, berkaitan dengan subjek dan objek penelitian
berdasarkan teknik pengambilan sampel dan bagaimana data
12
tersebut dikumpulkan dari subjek penelitian serta berisi pembahsan
mengenai teknik dalam analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai hasil pengolahan
data yang telah di peroleh disertai pembahasan mengenai masalah
yang diteliti.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari serangkaian
proses penelitian dan memberikan saran untuk penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Nurfaizah. (2016). Pengaruh Tarif Pajak, Sistem Perpajakan,Pengawasan Pajak dan Sunset Policy (Penggelapan Pajak). Skripsi.Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Ajzen, Icek. (1988). Attitudes, Personality, and Behavior. Milton Keynes : OpenUniversity Press dan Chicago, IL : Dorsey
Armina, Nilam Eka. (2016). Pengaruh Keadilan, Diskriminasi, Tarif Pajak,Ketepatan Pengalokasian, Teknologi dan Informasi Perpajakan TerhadapTindakan Tax Evasion (Studi Kasus pada Wajib Pajak yang Terdaftar diKPP Pratama Purworejo). Skripsi. Universitas MuhammadiyahYogyakarta.
Anonim. (2015). Tahun Lalu Kasus Pajak Meningkat 280 persen. Diakses tanggal19 September 2019, dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150129071636-78-28176/tahun-lalu-jumlah-kasus-pajak-meningkat-280-persen .
Anonim. (2016). Provinsi Sumatera Selatan-Penahanan Wajib Pajak UntukTimbulkan Efek Jera. Diakses tgl 19 September 2019, darihttp://www.neraca.co.id/article/71266/provinsi-sumatera-selatan penahanan- wajib-pajak-untuk-timbulkan-efek-jera.
Atkinson, Rita L, Richard C Atkinson, dan Ernest R Hilgard. (1997). PengantarPsikologi Edisi ke Delapan Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Ayu, Dyah dan Rini Hastuti. (2009). Persepsi Wajib Pajak Dampak PertentanganDiametral pada Tax Evasion Wajib Pajak dalam Aspek KemungkinanTerdeteksinya Kecurangan, Keadilan, Ketepatan Pengalokasian, TeknologiSistem Perpajakan, dan Kecenderungan Personal (Studi WP Orang Pribadi).Jurnal akuntansi. Volume 1, Nomor 1, 2009.
Dienussalimah, Silmi. (2016). Pengaruh Tarif Pajak dan Teknologi InformasiPerpajakan Terhadap Penggelapan Pajak (Tax Evasion) (Survei Pada KPPPratama Majalaya). Skripsi. Universitas Komputer Indonesia.
Friskianti, Yossi dan Bestari Dwi Handayani. (2014). Pengaruh Self AssessmentSystem, Keadilan, Teknologi Perpajakan, dan Ketidakpercayaan KepadaPihak Fiskus Terhadap Tindakan Tax Evasion. Skripsi. Universitas NegeriSemarang.
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBMSPSS 25 Edisi 9. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartati, Neneng (2019), Penerapan Tarif Pajak Peghasilan Badan Sebelum danSesudah Perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Jurnal IlmuAkuntansi dan Bisnis Syariah. Vol. 1 No.1. Universitas Islam Negeri SunanGunung Djati.
Mardiasmo. (2009). Perpajakan. Yogyakarta : Andi.
Mardiasmo. (2011). Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta : Andi.
Margono. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Mirah, Nyoman. (2016). Pengaruh Sistem Perpajakan, Keadilan, dan TeknologiPerpajakan pada Presepsi Wajib Pajak Mengenai Penggelapan Pajak. JurnalAkuntansi. Vol 17, No. 2. Universitas Udayana.
Nugraheni, Dewi Agustina dan Agus Purwanto. (2015). Faktor-Faktor yangMempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris PadaWajib Pajak di Kota Malang). Journal of Accounting. ISSN: 2337-3806,Vol. 4, No. 3, h. 1-14. Universitas Diponegoro.
Permatasari, Inggrid dan Harry Laksito. (2013). Minimalisasi Tax EvasionMelalui Tarif Pajak, Teknologi dan Informasi Perpajakan, Keadilan SistemPerpajakan, dan Ketetapan Pengalokasian Pengeluaran Pemerintah (StudiEmpiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Wilayah KPP PratamaPekanbaru Senapelan). Journal Of Accounting. Volume 2, Nomor 2.Universitas Diponegoro.
Rahman, Irma Suryani. (2013). Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan,Diskriminasi, dan Kemungkinan Terjadinya Kecurangan Terhadap PersepsiWajib Pajak mengenai Etika Penggelapan Pajak. Skripsi. Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah.
Sariani, Putu; Made Arie Wahyuni; dan Ni Luh Gede Erni Sulindawati. (2016).Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, Diskriminasi, dan Biaya KepatuhanTerhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (TaxEvasion) Pada KPP Pratama Singaraja. Jurnal Akuntansi. Vol. 6 No. 3.Universitas Pendidikan Ganesha.
Sekaran, Uma. (2011). Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.
Siahaan, M. P. (2010). Hukum Pajak Material, Yogyakarta s: Graha Ilmu.
Simanjuntak, Timbul dan Imam Mukhlis. (2012). Dimensi Ekonomi Perpajakandalam Pembangunan Ekonomi. Jakarta : Raih Asa Sukses.
Suandy, Erly. (2011). Hukum Perpajakan. Jakarta : Salemba Empat.
Sugiyono (2012) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suminarsasi, Wahyu. (2011). Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan, danDiskriminasi Terhadap Persepsi Wajib Pajak mengenai Etika PenggelapanPajak (Tax Evasion). Tesis. Ilmu Akuntansi Universitas Gadjah Mada.
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan.
Wahyuningsih, Dian. (2016). Minimalisasi Tax Evasion Melalui Tarif Pajak,Teknologi dan Informasi Perpajakan, Keadilan Sistem Perpajakan, danKetepatan Pengalokasian Pengeluaran Pemerintah. Skripsi. UniversitasDian Nuswantoro Semarang.
Yuliana. (2004). Pengaruh Sikap pada Pindah Kerja, Norma Subjektif, PerceivedBehavioral Control pada Intensi Pindah Kerja pada Pekerja TeknologiInformasi. Phronesis: Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Vol 6 No 1.
Yurika, Cut. (2016). Pengaruh Kemungkinan Terdeteksinya Kecurangan,Keadilan Pajak, Ketepatan Pengalokasian Pajak, Teknologi SistemPerpajakan, dan Tax Morale Terhadap Tax Evasion. Skipsi. UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.