PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana...

116
PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO DI BERBAGAI LAND USE DI KOTA JAKARTA NEFALIANTI DESTRIANA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Transcript of PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana...

Page 1: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM

MIKRO DI BERBAGAI LAND USE

DI KOTA JAKARTA

NEFALIANTI DESTRIANA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh

Struktur Vegetasi terhadap Iklim Mikro di Berbagai Land use di Kota Jakarta” ini

adalah karya saya dengan petunjuk dan arahan dari pembimbing serta belum

pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Adapun semua sumber yang tercantum dalam skripsi ini baik berupa data dan

informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain

telah disebutkan dalam teks dan tercantum pada daftar pustaka di bagian akhir

dari skripsi ini.

Bogor, Maret 2013

Nefalianti Destriana

NRP A44080050

Page 3: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

RINGKASAN

NEFALIANTI DESTRIANA. Pengaruh Struktur Vegetasi terhadap Iklim

Mikro di Berbagai Land use di Kawasan Kota Jakarta. Dibimbing oleh

ALINDA F. M. ZAIN.

Jakarta merupakan ibukota dari negara Indonesia. Jumlah penduduk

Jakarta semakin lama semakin meningkat menyebabkan perubahan fisik kota

Jakarta yang semakin lama semakin berkembang pula. Seiring dengan

meningkatnya jumlah penduduk maka persaingan kebutuhan manusia terhadap

lahan pun semakin tinggi. Namun, kondisi tersebut tidak diimbangi oleh

penyedian lahan yang memadai sehingga menyebabkan sebagian besar area

terbuka hijau di kota Jakarta sudah banyak berubah menjadi area komersil seperti

CBD, industri, pemukiman dan lain sebagainya. Padahal fungsi RTH diperkotaan

salah satunya dapat merekayasa iklim mikro disekitarnya. Berbagai permasalahan

timbul sebagai dampak dari adanya hal tersebut. Salah satunya adalah penurunan

kualitas lingkungan kota karena pembangunan yang dilakukan pada kawasan kota

lebih menekankan pada dimensi ekonomi daripada dimensi ekologi. Dengan

keadaan seperti itu, kondisi Jakarta saat ini tidak begitu nyaman untuk dihuni

sehingga perlu dilakukan pengukuran iklim mikro dan analisis kenyamanan pada

setiap struktur RTH (pohon, semak dan rumput) pada land use yang berbeda di

kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH

diperkotaan.

Penelitian ini dilakukan di kota Jakarta dari bulan April hingga Oktober

2012. Pada penelitian ini terlebih dahulu mengidentifikasi keadaan penutupan

lahan kota Jakarta. Penutupan lahan itu sendiri diperoleh dari data citra satelit

landsat 7 +ETM akuisisi tanggal 28 Agustus dan 13 September 2011 yang telah di

olah dengan menggunakan sistem informasi geografi (SIG) dengan bantuan

software Arc GIS dan ERDAS Imagine 9.1 sehingga dihasilkan peta penutupan

lahan. Setelah mengambil GCP (Ground Control Point) yang diambil menyebar

menggunakan GPS di beberapa titik di seluruh wilayah Jakarta didapatkan hasil

akurasi peta penutupan lahan DKI Jakarta tahun 2011 sebesar 87,10 %, Akurasi

sudah > 70 % artinya peta dapat digunakan dalam penelitian. Pada peta penutupan

lahan terlihat luas ruang terbangun di kota Jakarta sebesar 88,63 % dari total

seluruh wilayah Jakarta, luas ruang terbuka hijau sebesar 10,03 % dan sisanya

berupa badan air dengan luas 1,34 % saja. Kemudian, peta penutupan lahan

tersebut di overlay dengan peta penggunaan lahan yang di dapatkan dari Bappeda

DKI Jakarta sehingga didapatkan empat kawasan yang cocok dilakukan

pengukuran iklim mikro. Pengukuran iklim mikro dilakukan pada kawasan taman

kota, CBD, Perumahan dan kawasan industri. Pengukuran dilakukan pada saat

cuaca cerah yaitu pada pukul 12.30-13.00 WIB dengan menggunakan alat

pengukur iklim mikro Heavy Weather yaitu di saat suhu udara memilki nilai

paling tinggi. Pada masing-masing land use dilakukan pengukuran struktur RTH

pohon, semak dan rumput dan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali pada hari yang

berbeda. Setelah didapatkan hasil data pengukuran masing-masing selama 3 hari

pada setiap land use baik CBD, industri, perumahan dan taman kota, data iklim

mikro dianalisis untuk mengetahui pengaruh struktur RTH terhadap iklim mikro

Page 4: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

serta menghitung kenyamanan iklim mikro menggunakan THI (Temperature

Humidity Indeks). Suatu tempat termasuk kategori nyaman jika memilki nilai THI

< 27. Tahapan penelitian terdiri dari pengolahan data citra, penentuan lokasi

pengambilan data, pengambilan data dilapangan, pengolahan data dan analisis dan

hasil akhir dari penelitian ini adalah rekomendasi RTH pada setiap land use secara

deskriptif berdasarkan hasil analisis statistik dan analisis THI.

Berdasarkan analisis pengaruh struktur RTH pada masing-masing land use

diketahui bahwa setiap struktur RTH pohon, semak dan rumput mempunyai

pengaruh yang berbeda-beda terhadap iklim mikro disekitarnya sesuai dengan

hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata suhu dan

kelembaban udara pohon, semak dan rumput. Hal ini didukung pula oleh hasil uji

statistik menggunakan uji T one way yang menyatakan suhu dan kelembaban

udara pada struktur vegetasi RTH berbeda secara nyata pada taraf 5 %. Hal ini

disebabkan kondisi masing-masing land use yang berbeda, jenis vegetasi dan

karakteristiknya yang berbeda pula. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan

pada setiap land use, struktur vegetasi yang paling efektif dalam memberikan

kenyamanan pada setiap land use adalah pohon. Pohon memiliki suhu udara

paling rendah dan kelembaban paling tinggi bila dibandingkan dengan semak dan

rumput. Sedangkan berdasarkan nilai THI, keempat land use berada pada kategori

tidak nyaman karena suhu udara pada semua land use berkisar antara 30,3 ºC-

37,9 ºC, sedangkan untuk kelembaban udara berkisar antara 51,0 – 61,0 %. Nilai

THI tertinggi terdapat pada kawasan industri dengan nilai THI berkisar antara

31,1-34,2 dan nilai THI terendah berada pada kawasan taman kota dengan nilai

berkisar antara 27,9-32,0. Hal ini terjadi karena adanya faktor lingkungan yang

menyebabkan perbedaan iklim mikro pada setiap land use berbeda.

Setelah dilakukan analisis, dapat diketahui struktur vegetasi pohon yang

paling efektif mempengaruhi iklim mikro dan tingkat kenyamanan pada setiap

land use. Maka berdasarkan hal tersebut, disusun rekomendasi yang dapat

membantu meningkatkan kualitas iklim mikro pada setiap land use berbeda

sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna kawasan. Rekomendasi

berupa saran mengenai RTH yang sesuai dan dapat diterapkan sebagai upaya

dalam memperbaiki kualitas iklim mikro setiap land use.

Kata Kunci : Kota, Sistem Informasi Geografi (SIG), Land Use, Ruang Terbuka

Hijau, Struktur Ruang Terbuka Hijau, Iklim Mikro

Page 5: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

® Hak Cipta Milik IPB, tahun 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya diizikan untuk kepentingan

pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan

kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

Page 6: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO DI

BERBAGAI LAND USE DI KOTA JAKARTA

NEFALIANTI DESTRIANA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pertanian pada

Departemen Arsitektur Lanskap

DEPERTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 7: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

Judul Skripsi : Pengaruh Struktur Vegetasi terhadap Iklim Mikro di

Berbagai Land use di Kota Jakarta

Nama : Nefalianti Destriana

NRP : A44080050

Departemen : Arsitektur Lanskap

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Alinda F. M. Zain, MSi 19660126 199103 2 002

Mengetahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA

19480912 197412 2 001

Tanggal Lulus:

Page 8: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan karuniaNya skripsi yang berjudul “Pengaruh struktur vegetasi

terhadap ikim mikro di berbagai land use di kota Jakarta” ini dapat selesai tepat

pada waktunya. Skripsi ini disusun dari hasil penelitian yang dilakukan penulis

sebagai syarat memperoleh gelar sarjana dari Departemen Arsitektur Lanskap,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik atas dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada

1. Dr. Ir. Alinda F. M. Zain, Msi selaku dosen pembimbing yang selalu

memberikan motivasi, pemikiran, dan perbaikan hingga selesainya

skripsi ini;

2. Ir. Qodarian Pramukanto, MSi dan Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr

selaku dosen penguji atas saran dan kritiknya;

3. Dr. Ir. Nizar Nasrullah, MAgr sebagai dosen pembimbing akademik

yang membantu penulis dalam kegiatan perkuliahan;

4. kedua orang tua, M. Fathoni dan Nurhayati, serta kakak Adelina

Melinda dan adik Aditya Nugraha atas dukungan moral dan doa yang

telah diberikan kepada penulis;

5. kak Nana, kak Reza, kak Irham dan ka Mahdi dari himpunan

Departemen KSHE (Konservasi Hutan dan Ekowisata) yang telah

membantu belajar software pendukung penelitian;

6. teman-teman sebimbingan Desti Firza M, Cherish N Ainy, Anggi AF,

Salwa Edi serta Grace Mutiara Lauren dan Dodo Aprilianda atas

motivasi dan bantuannya selama pelaksanaan penelitian;

7. teman-teman Arsitektur Lanskap 45 yang telah menjadi teman penulis

selama ini.

Bogor, Maret 2013

Penulis

Page 9: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

RIWAYAT HIDUP

Nefalianti Destriana dilahirkan di Kuningan pada tanggal 19 September

1990 sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan M. Fathoni dan

Nurhayati. Pada tahun 1994, penulis mengawali pendidikan formal di TK

Bhayangkari, Ciawigebang, Kuningan. Pada tahun 1996, penulis melanjutkan

pendidikan di SDN 1 Ciawigebang, Kuningan. Pada tahun 2002, penulis

melanjutkan ke jenjang pendidikan di SMPN 1 Ciawigebang, Kuningan,

kemudian pada tahun 2004 pindah sekolah dan meneruskan jenjang pendidikan

menengah pertama di SMPN 1 Tanjungsari, Sumedang. Pada tahun 2005, penulis

melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Tanjungsari, Sumedang dan lulus pada tahun

2008. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Departemen Arsitektur Lanskap

Institut Pertanian Bogor (IPB), melalui jalur masuk Undangan Seleksi Masuk

Institut Pertanian Bogor (USMI).

Selama masa perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan

Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) dan penulis pernah mengikuti

beberapa kepanitian yang berhubungan dengan organisasi tersebut, penulis juga

sebagai anggota klub fotografi di HIMASKAP Photography Club (HPC) pada

tahun 2009-2011. Selain organisasi, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah

Teknik Penulisan Ilmiah (ARL398), Analisis Tapak (ARL310) dan asisten

pembantu praktikum Pelestarian Lanskap Sejarah dan Budaya (ARL311) di

Departemen Arsitektur Lanskap.

Page 10: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah........................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 3

1.5 Hipotesis............................................................................................ 3

1.6 Kerangka Pikir Penelitian.................................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 6

2.1 Perkotaan........................................................................................... 6

2.2 Ruang Terbuka Hijau......................................................................... 7

2.2.1 Hubungan Vegetasi dengan Suhu Udara............................. 9

2.3 Penutupan dan Penggunaan Lahan.................................................... 10

2.3.1 Taman Kota......................................................................... 10

2.3.2 Permukiman........................................................................ 11

2.3.3 CBD (Central Business Distric).......................................... 12

2.3.4 Industri................................................................................ 12

2.4 SIG (Sistem Informasi Geografi)...................................................... 13

2.5 Iklim Mikro........................................................................................ 14

2.5.1 Suhu Udara.......................................................................... 15

2.5.2 Kelembaban Udara.............................................................. 16

BAB 3 METODOLOGI................................................................................ 17

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................. 17

3.2 Batasan Penelitian.............................................................................. 18

3.3 Alat dan Bahan Penelitian................................................................. 18

3.4 Data Penelitian................................................................................... 19

3.5 Tahapan Penelitian............................................................................ 20

Page 11: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

3.5.1 Persiapan Penelitian............................................................ 20

3.5.2 Pengumpulan Data.............................................................. 21

3.5.3 Pengolahan Citra................................................................. 21

3.5.4 Metode Pemilihan Lokasi Pengambilan Data..................... 22

3.5.5 Lokasi dan titik Pengambilan Data..................................... 23

3.5.5.1 Pemilihan Lokasi Pengambilan Data

Perumahan.......................................................... 25

3.5.5.2 Pemilihan Lokasi Pengambilan Data

CBD.................................................................... 25

3.5.5.3 Pemilihan Lokasi Pengambilan Data

Industri................................................................ 26

3.5.5.4 Pemilihan Lokasi Pengambilan Data Taman

Kota.................................................................... 26

3.5.6 Pemilihan Titik Pengambilan Data pada Struktur

Vegetasi............................................................................... 27

3.5.7 Variabel yang di Ukur......................................................... 30

3.5.8 Metode Pengukuran............................................................ 30

3.5.9 Pengolahan Data dan Analisis............................................. 33

3.5.10 Rekomendasi....................................................................... 35

BAB 4 KONDISI UMUM KOTA JAKARTA............................................ 36

4.1 Profil Wilayah Kota Jakarta.............................................................. 36

4.2 Kondisi Fisik Lingkungan................................................................. 37

4.2.1 Topografi............................................................................. 37

4.2.2 Iklim.................................................................................... 37

4.2.3 Geologi................................................................................ 38

4.2.4 Penduduk............................................................................. 39

4.2.5 Penutupan Lahan................................................................. 39

4.2.6 Perekonomian...................................................................... 40

4.2.7 Pola Sebaran Kegiatan........................................................ 40

4.3 Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta....................................... 41

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 42

5.1 Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun 2011....................................... 42

Page 12: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

5.2 Hasil Pengukuran Iklim Mikro tiap Land Use................................... 45

5.2.1 Iklim Mikro Kawasan Taman kota..................................... 45

5.2.2 Iklim Mikro Kawasan Central Bussiness Distrit (CBD).... 49

5.2.3 Iklim Mikro Kawasan Perumahan...................................... 52

5.2.4 Iklim Mikro Kawasan Industri............................................ 54

5.3 Analisis Iklim Mikro Berdasarkan Struktur Vegetasi pada

Berbagai Land Use............................................................................ 58

5.3.1 Analisis Iklim Mikro Pohon pada Berbagai Land Use....... 58

5.3.2 Analisis Iklim Mikro Semak pada Berbagai Land Use....... 62

5.3.3 Analisis Iklim Mikro Rumput pada Berbagai Land Use..... 65

5.4 Analisis Kenyamanan........................................................................ 68

BAB 6 PENUTUP......................................................................................... 71

6.1 Kesimpulan........................................................................................ 71

6.2 Saran.................................................................................................. 72

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 73

LAMPIRAN................................................................................................... 75

Page 13: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Alat dan Bahan Penelitian.......................................................... 18

Tabel 2 Data yang Digunakan................................................................. 20

Tabel 3 Pemilihan Lokasi Perumahan..................................................... 25

Tabel 4 Pemilihan Lokasi CBD............................................................... 26

Tabel 5 Pemilihan Lokasi Industri.......................................................... 26

Tabel 6 Pemilihan Lokasi Taman Kota................................................... 27

Tabel 7 Hari Pengambilan Data.............................................................. 30

Tabel 8 Luas Wilayah Administratif DKI Jakarta................................... 36

Tabel 9 Jumlah Penduduk DKI Jakarta 2011.......................................... 39

Tabel 10 Penggunaan Lahan DKI Jakarta 2008........................................ 40

Tabel 11 Proporsi Luas RTH di Empat Lokasi Pengambilan Data........... 60

Tabel 12 Hasil Pengukuran THI (Temperature Humidity Indeks)............ 68

Page 14: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian....................................................... 5

Gambar 2 Peta Administrasi DKI Jakarta............................................... 17

Gambar 3 Seperangkat Alat Mini Microclimate Station Heavy

Weather.................................................................................. 19

Gambar 4 Tahapan Pengolahan Data Citra............................................. 22

Gambar 5 Tahapan Pemilihan Lokasi Pengambilan Data....................... 23

Gambar 6 Peta Pemilihan Lokasi Pengambilan Data.............................. 24

Gambar 7 Jenis Vegetasi yang di Ukur pada Kawasan Perumahan........ 28

Gambar 8 Jenis Vegetasi yang di Ukur pada Kawasan CBD................. 28

Gambar 9 Jenis Vegetasi yang di Ukur pada Kawasan Industri............. 29

Gambar 10 Jenis Vegetasi yang di Ukur pada Kawasan Taman Kota...... 29

Gambar 11 Bagan Pengambilan Data pada Kawasan Taman Kota dan

CBD........................................................................................ 31

Gambar 12 Bagan Pengambilan Data pada Kawasan Perumahan dan

Industri.................................................................................... 32

Gambar 13 Hasil Tabel Anova dalam Uji-T............................................. 34

Gambar 14 Kondisi Topografis DKI Jakarta............................................ 37

Gambar 15 Grafik Suhu Udara DKI Jakarta Tahun 2011......................... 38

Gambar 16 Grafik Kelembaban Udara DKI Jakarta Tahun 2011............. 38

Gambar 17 Contoh Lokasi Penutupan Kategori RTH.............................. 42

Gambar 18 Contoh Lokasi Penutupan Lahan Terbangun......................... 43

Gambar 19 Contoh Lokasi Penutupan Kategori Badan Air...................... 43

Gambar 20 Luas Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun 2011................... 44

Gambar 21 Peta Penutupan Lahan Kota Jakarta....................................... 46

Gambar 22 Grafik Suhu Udara pada Kawasan Taman Kota.................... 47

Gambar 23 Grafik Kelembaban Udara pada Kawasan Taman Kota........ 48

Gambar 24 Grafik Suhu Udara pada Kawasan CBD................................ 50

Gambar 25 Grafik Kelembaban Udara pada Kawasan CBD.................... 51

Gambar 26 Grafik Suhu Udara pada Kawasan Perumahan...................... 53

Page 15: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

xv

Gambar 27 Grafik Kelembaban Udara pada Kawasan Perumahan.......... 54

Gambar 28 Grafik Suhu Udara pada Kawasan Industri............................ 55

Gambar 29 Grafik Kelembaban Udara pada Kawasan Industri................ 56

Gambar 30 Grafik Suhu Udara Dibawah Naungan Pohon....................... 59

Gambar 31 Grafik Kelembaban Udara Dibawah Naungan Pohon........... 61

Gambar 32 Grafik Suhu Udara Dibawah Naungan Semak....................... 62

Gambar 33 Grafik Kelembaban Udara Dibawah Naungan Semak........... 64

Gambar 34 Grafik Suhu Udara pada Rumput........................................... 66

Gambar 35 Grafik Kelembaban Udara pada Rumput............................... 67

Page 16: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Akurasi Peta Landsat 7 +ETM................................... 76

Lampiran 2 Data Hasil Pengukuran Iklim Mikro di Taman Kota.......... 77

Lampiran 3 Data Hasil Pengukuran Iklim Mikro di Kawasan CBD...... 78

Lampiran 4 Data Hasil Pengukuran Iklim Mikro di Perumahan............ 79

Lampiran 5 Data Hasil Pengukuran Iklim Mikro di Kawasan

Industri................................................................................. 80

Lampiran 6 Hasil Uji Anova Hubungan Antar Struktur Vegetasi

Kawasan Taman Suropati.................................................... 81

Lampiran 7 Hasil Uji Anova Hubungan Antar Struktur Vegetasi

Kawasan CBD Cempaka Putih............................................ 82

Lampiran 8 Hasil Uji Anova Hubungan Antar Struktur Vegetasi

Kawasan Perumahan Metland Menteng.............................. 83

Lampiran 9 Hasil Uji Anova Hubungan Antar Struktur Vegetasi

Kawasan JIEP...................................................................... 84

Lampiran 10 Hasil Uji Anova Hubungan Antar Pohon............................ 85

Lampiran 11 Hasil Uji Anova Hubungan Antar Semak............................ 86

Lampiran 12 Hasil Uji Anova Hubungan Antar Rumput.......................... 87

Lampiran 13 Peta Sebaran RTH di DKI Jakarta....................................... 88

Lampiran 14 Peta Sebaran CBD di DKI Jakarta...................................... 89

Lampiran 15 Peta Sebaran Perumahan di DKI Jakarta............................. 90

Lampiran 16 Peta Sebaran Industri di DKI Jakarta.................................. 91

Lampiran 17 Peta Lokasi Taman Suropati................................................ 92

Lampiran 18 Peta Lokasi Kawasan CBD Cempaka Putih........................ 93

Lampiran 19 Peta Lokasi Perumahan Metland Menteng.......................... 94

Lampiran 20 Peta Lokasi Jakarta Industrial Estate Pulogadung............. 95

Lampiran 21 RTRW Kotamadya Jakarta Pusat........................................ 96

Lampiran 22 RTRW Kotamadya Jakarta Utara........................................ 97

Lampiran 23 RTRW Kotamadya Jakarta Barat........................................ 98

Lampiran 24 RTRW Kotamadya Jakarta Selatan..................................... 99

Lampiran 25 RTRW Kotamadya Jakarta Timur....................................... 100

Page 17: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hampir setiap kota-kota besar di Indonesia mengalami peningkatan jumlah

penduduk yang cukup signifikan. Salah satu kota yang mengalami hal tersebut

adalah kota Jakarta. Jakarta merupakan ibukota dari negara Indonesia, luas

wilayahnya sekitar 66.152 𝑘𝑚2. Jumlah penduduk DKI Jakarta sesuai data

kependudukan berjumlah 7,55 juta jiwa dengan kepadatan penduduk 130-150

jiwa/ha hingga 200-300 jiwa/ha (BPS 2007).

Pertambahan jumlah penduduk yang semakin tinggi, mendorong kota

Jakarta mengalami perkembangan secara fisik. Peningkatan kebutuhan akan lahan

menyebabkan pembangunan perkotaan yang bertentangan dengan prinsip ekologis

kota sehingga pembangunan fasilitas menyebabkan perubahan lanskap yang

sangat cepat. Konversi lahan yang semula merupakan area hijau kini berubah

menjadi kawasan terbangun seperti pemukiman, perkantoran, perdagangan,

industri dan fasilitas umum lainnya. Pola penggunaan lahan tersebut

menyebabkan penurunan kualitas lingkungan kota sebagai dampak dari adanya

pemanasan global. Salah satu solusi untuk mengurangi permasalahan lingkungan

tersebut adalah dengan menyediakan ruang terbuka hijau yang pada hakekatnya

dapat memudahkan proses penguapan (evaporasi) sehingga akan menurunkan

suhu udara dan membentuk iklim mikro di daerah perkotaan (Fandeli dan

Muhammad 2009).

Menurut Joga dan Ismaun (2011), ruang terbuka hijau merupakan kawasan

yang mempunyai unsur dan struktur alami yang harus diintegrasikan dalam

rencana tata ruang kota, tata ruang wilayah dan rencana ruang regional sebagai

satu kesatuan sistem karena RTH memiliki fungsi ekologis. Fungsi ekologis RTH

yaitu menciptakan iklim mikro yang nyaman, menyerap air hujan dan memelihara

ekosistem serta menciptakan kota yang sehat, layak huni dan berkelanjutan.

Semakin banyak jumlah tanaman yang terdapat dalam suatu RTH, maka semakin

meningkat kemampuan RTH dalam menanggulangi permasalahan lingkungan

yang terkait dengan konversi lahan. Selain itu, keberadaan vegetasi dalam

Page 18: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

2

kawasan RTH dapat mempengaruhi perubahan iklim mikro seperti suhu udara,

kelembaban udara, curah hujan, radiasi dan angin pada masing-masing

peruntukan lahan di perkotaan sehingga keberadaan RTH perlu dipertahankan.

Peruntukan lahan (Land use) merupakan ketetapan guna fungsi ruang

dalam lahan/ lingkungan tertentu yang ditetapkan dalam rencana kota yang

berhubungan dengan aktivitas manusia. Seiring dengan meningkatnya persaingan

kebutuhan manusia dalam pemanfaatan lahan menyebabkan konversi ruang

terbuka hijau semakin tidak terkendali. Maraknya pembangunan seperti

perumahan, industri, CBD (Central Business Distric) sangat berpengaruh terhadap

iklim mikro perkotaan. Keberadaan area hijau yang tersisa pada masing-masing

land use memberikan pengaruh yang berbeda dalam ameliorasi iklim dan

memberikan kenyamanan pada warga kota sesuai dengan aktivitas yang

ditimbulkan dari masing-masing land use tersebut sehingga perlu dilakukan

pengukuran dan analisis iklim mikro agar dapat menciptakan RTH yang lebih

baik pada land use diperkotaan.

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perbedaan iklim mikro pada

struktur vegetasi berbeda (pohon, semak dan rumput) pada land use yang berbeda

baik perumahan, CBD, industri maupun taman kota di Jakarta. Pada penelitian ini,

digunakan sistem informasi geografi (SIG) untuk mengidentifikasi penutupan

lahan dan menggunakan alat pengukur iklim Heavy Weather untuk mendapatkan

data iklim mikro pada struktur vegetasi berbeda di setiap land use yang berbeda.

Selain itu, digunakan analisis Temperature Humidity Indeks (THI) untuk

mengetahui pengaruh dari perbedaan iklim mikro tersebut terhadap kenyamanan

warga kota.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikankan sebelumnya, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. bagaimana kondisi penutupan dan peruntukan lahan Kota Jakarta saat ini?

2. apakah struktur vegetasi (pohon, semak dan rumput) dari setiap land use

yang berbeda menghasilkan iklim mikro (suhu dan kelembaban udara)

yang berbeda?

Page 19: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

3

3. bagaimana pengaruh iklim mikro (suhu dan kelembaban udara) pada

struktur vegetasi (pohon, semak dan rumput) pada land use yang berbeda

terhadap kenyamanan warga kota?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. mengidentifikasi penutupan dan peruntukan lahan di kawasan kota Jakarta

dengan menggunakan sistem informasi geografi (SIG),

2. menganalisis perbedaan iklim mikro (suhu dan kelembaban udara) struktur

vegetasi yang berbeda (pohon, semak dan rumput) pada setiap land use

(perumahan, CBD, industri dan taman kota).

3. menganalisis pengaruh iklim mikro (suhu dan kelembaban udara) pada

struktur vegetasi berbeda (pohon, semak, rumput) di setiap land use

(perumahan, CBD, industri dan taman kota) terhadap kenyamanan warga

kota.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan

masukan untuk pemerintah daerah setempat mengenai pentingnya memperbaiki

kualitas iklim mikro kota sehingga dapat mengurangi tingkat penurunan kualitas

lingkungan dan meningkatkan kenyamanan warga kota.

1.5. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. terdapat perbedaan secara nyata iklim mikro (suhu dan kelembaban) pada

struktur vegetasi (pohon, semak dan rumput) di setiap land use

(perumahan, CBD, industri, taman kota).

2. terdapat perbedaan secara nyata iklim mikro (suhu dan kelembaban udara)

struktur vegetasi yang sama (pohon dengan pohon, semak dengan semak,

dan rumput dengan rumput) pada land use yang berbeda (perumahan,

CBD, industri, taman kota).

Page 20: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

4

1.6. Kerangka Pikir Penelitian

Perkembangan kota Jakarta mempengaruhi fungsi ruang diperkotaan. Data

citra kota Jakarta dianalisis dengan menggunakan sistem informasi geografi

(SIGi) sehingga dapat dilihat penutupan lahan dan penggunaan lahannya. Lokasi

pengambilan data pada penelitian ini ditentukan empat land use yaitu kawasan

perumahan, CBD, industri dan taman kota. Empat kawasan ini dipilih berdasarkan

penggunaan lahan yang mendominasi keseluruhan area kota Jakarta dan aktivitas

terpadat dari warga kota Jakarta. Masing-masing land use tersebut terdapat RTH

yang terdiri dari tiga struktur vegetasi berbeda yaitu pohon, semak dan rumput.

Ketiga struktur vegetasi pada RTH dimasing-masing land use tersebut dilakukan

pengukuran suhu dan kelembaban udara dengan menggunakan alat Heavy

Weather Mini Microclimate karena kedua unsur tersebut merupakan faktor

penting yang mempengaruhi kenyamanan. Hasil pengukuran dilapangan

menghasilkan data iklim mikro yang kemudian dianalisis dengan menggunakan

analisis statistik dan THI (Temperature Humidity Indeks) sehingga dapat

diketahui faktor penyebab perbedaan iklim mikro pada setiap landuse yang

berbeda dan dihasilkan rekomendasi RTH yang ideal (Gambar 1).

Page 21: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

5

Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian

Kota Jakarta

Landuse

Analisis Data Citra

menggunakan SIG (Sistem

Informasi Geografi)

Landcover

Perumahan CBD Industri Taman Kota

Pohon

Semak

Rumput

Pohon

Semak

Rumput

Pohon

Semak

Rumput

Pohon

Semak

Rumput

Pengukuran iklim mikro RTH

(Suhu Udara dan Kelembaban

Udara)

Data

analisis

Faktor-faktor penyebab perbedaan iklim mikro

tiap Land use pada struktur vegetasi yang berbeda

Rekomendasi RTH

Alat Heavy

Weather

Page 22: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkotaan

Kota adalah suatu pusat pemukiman penduduk yang besar dan luas

didirikan sebagai tempat kedudukan resmi pusat pemerintah setempat. Selain itu,

kota merupakan tempat kegiatan sosial dari banyak dimensi serta terdapat

berbagai ragam kegiatan ekonomi dan budaya. Kota bersifat dinamis artinya

didalam perkembangannya, kota sukar untuk dikontrol dan sewaktu-waktu dapat

menjadi tidak beraturan. Semakin lama, kota berkembang terus dan menyebar ke

arah tanah pertanian yang mengakibatkan timbulnya berbagai masalah lingkungan

seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Dengan semakin majunya semua

aspek pembangunan juga menimbulkan implikasi khususnya di kota-kota besar,

yang menyebabkan ekosistem kota juga berubah. Berbagai implikasi tersebut pada

garis besarnya menyangkut industrialisasi, mobilitas manusia yang terus

meningkat, diskonkurensi masalah kependudukan terhadap daya dukung yang

makin melebar.

Bangunan perkotaan membentuk permukaan yang tidak teratur sehingga

memperlambat aliran massa udara bebas (memperlambat angin). Dalam hal ini,

kota akan menyimpan atau melepaskan panas pada siang hari sehingga akan

mengurangi efek aliran udara dan menyebabkan terjadinya penumpukan panas.

Kota akan menjadi lebih panas dan juga terdapat pencemaran udara lebih banyak

dari daerah sekitarnya karena adanya aliran udara ke pusat kota. Kota mempunyai

pengaruh yang sangat besar terhadap lingkungan fisik (Irwan 2005).

Menurut Fandeli dan Muhammad (2009), beberapa permasalahan yang

sering timbul dari perkembangan suatu kota biasanya bermula dari proses

urbanisasi. Proses urbanisasi selain menyebabkan sempitnya lahan diperkotaan

khususnya pada ruang terbuka hijau juga menyebabkan padatnya lalu lintas kota.

Kepadatan lalu lintas yang meningkat, menyebabkan pencemaran udara yang

ditimbulkan dari emisi gas buang kendaraan bermotor. Hal ini berpengaruh

terhadap lanskap kawasan dan menurunnya kualitas lingkungan hidup yang

mengakibatkan terjadinya perubahan ekosistem alami yang berpengaruh langsung

Page 23: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

7

terhadap sifat-sifat radioaktif termal, aerodinamik dan hidrologi sehingga

menyebabkan terjadinya perubahan iklim mikro setempat.

Pada saat ini, hampir disetiap kota besar telah ditemukan pulau panas (heat

island) dengan suhu yang tinggi yang terdapat di beberapa wilayah kota. Dampak

lain akibat pembangunan adalah tata lanskap tidak teratur sehingga mengganggu

tingkat kenyamanan seseorang. Keberadaan vegetasi pada ruang terbuka hijau

kota dapat mempengaruhi kondisi atmosfer setempat, karena vegetasi pohon dapat

menurunkan suhu, menaikkan kelembaban dan mengurangi kecepatan angin.

2.2 Ruang Terbuka Hijau (Green Open Space)

Ruang terbuka hijau merupakan kawasan atau areal permukaan tanah yang

didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu,

sarana lingkungan/ kota, pengamanan jaringan pra sarana dan budidaya pertanian.

Selain itu, fungsi lainnya untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang

kelestarian air dan tanah, ruang terbuka hijau ditengah-tengah ekosistem

perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lanskap kota (Dahlan

2004).

Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30% dari luas wilayah. Hampir

disemua kota besar di Indonesia, ketersediaan ruang terbuka hijaunya saat ini baru

mencapai 10% dari luas keseluruhan kota. Padahal ruang terbuka hijau diperlukan

untuk kesehatan, arena bermain, olahraga dan komunikasi publik. Pembinaan

ruang terbuka hijau harus mengikuti struktur nasional atau daerah dengan standar-

standar yang ada (Joga dan Ismaun 2011).

Menurut Karyono (2010), sejumlah kota-kota besar menjadi miskin

vegetasi, kota dipenuhi oleh hamparan aspal dan beton, sehingga suhu udara

menjadi panas. Padahal, vegetasi pada ruang terbuka hijau kota memiliki fungsi

sebagai penyerap CO2 di udara. Selain itu, ruang terbuka hijau (RTH) sebagai

penyeimbang kota, baik itu sistem hidrologi, klimatologi, keanekaragaman hayati,

maupun sistem ekologi lainnya, dan bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan

hidup, estetika kota, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat (Joga dan Ismaun

2011).

Page 24: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

8

Menurut Irwan (2005), fungsi kebutuhan ruang terbuka hijau

diklasifikasikan menjadi beberapa pendekatan. Pendekatan ini didasarkan pada

bentuk-bentuk fungsi yang dapat diberikan oleh ruang terbuka hijau terhadap

perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan atau dalam upaya

mempertahankan kualitas yang baik. Pendekatan-pendekatan tersebut, antara lain:

1. Daya dukung ekosistem

Perhitungan kebutuhan ruang terbuka hijau dipandang memiliki daya

dukung terhadap keberlangsungan lingkungannya.

2. Pengendalian gas berbahaya dari kendaraan bermotor

Sifat vegetasi dari ruang terbuka hijau diunggulkan dalam kemampuannya

melakukan aktivitas fotosintesis untuk mengatasi gas karbon dioksida dari

sejumlah kendaraan dari berbagai jenis kendaraan dikawasan perkotaan.

3. Pengamanan lingkungan hidrologis

Dengan semakin meningkatnya kemampuan vegetasi dalam meningkatkan

ketersediaan air tanah maka secara tidak langsung dapat mencegah

terjadinya peristiwa intrusi air laut ke dalam sistem hidrologis yang ada.

4. Pengendalian suhu udara perkotaan

Tingkat kebutuhan ruang terbuka hijau untuk suatu kawasan perkotaan

bergantung pada suatu nilai indeks, yang merupakan fungsi regresi linier

dari presentase luas penutupan ruang terbuka hijau terhadap penurunan

suhu udara.

5. Pengendalian thermoscape di kawasan perkotaan

Keadaan panas suatu lanskap dapat dijadikan sebagai suatu model untuk

perhitungan kebutuhan ruang terbuka hijau yang bergantung pada

komposisi-komposisi penyusunnya.

6. Pengendalian bahaya-bahaya lingkungan

Fungsi ruang terbuka hijau dalam mengendalikan bahaya lingkungan

terutama difokuskan pada dua aspek penting yaitu pencegahan bahaya

kebakaran dan perlindungan dari keadaan darurat terutama dikawasan

pemukiman.

Page 25: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

9

Menurut Irwan (2005), karakteristik kesesuaian fisik RTH yang

dikelompokkan menjadi tiga bentuk dan dua struktur, antara lain :

1. bergerombol atau menumpuk, yaitu RTH dengan komunitas vegetasi yang

terkonsentrasi pada suatu area

2. menyebar, yaitu RTH yang tidak mempunyai pola tertentu dengan

komunitas vegetasi yang tumbuh menyebar dalam bentuk rumpun atau

gerombol-gerombol kecil.

3. berbentuk jalur, yaitu komunitas vegetasi yang tumbuh pada lahan yang

berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentukan sungai, jalan,

pantai, saluran, dsb.

4. berstrata dua, yaitu komunitas vegetasi yang hanya terdiri dari pepohonan

dan rumput atau penutup tanah lainnya.

5. Berstrata banyak, yaitu komunitas vegetasi yang terdiri dari pepohonan,

rumput, semak dan penutup tanah dengan jarak tanam rapat dan tidak

beraturan.

2.2.1 Hubungan Vegetasi dengan suhu udara

Vegetasi pembentuk hutan merupakan komponen alam yang mampu

mengendalikan iklim melalui pengendalian fluktuasi atau perubahan unsur-unsur

iklim yang ada disekitarnya misalnya suhu, kelembaban, angin dan curah hujan,

serta menentukan kondisi iklim setempat dan iklim mikro (Indriyanto 2006). Suhu

vegetasi pada siang hari di atas permukaan tanah terbuka akan lebih tinggi bila

dibandingkan dengan suhu dibawah naungan karena radiasi matahari yang

diterima oleh tanaman tidak dapat dipantulkan kembali (Lakitan 2004).

2.3 Penutupan dan Penggunaan Lahan

Menurut Budiharjo (2005), Penutupan lahan (Land Cover) merupakan

perwujudan secara fisik (visual) dari vegetasi, benda alam dan unsur-unsur

budaya yang ada dipermukaan bumi tanpa memperhatikan kegiatan manusia

terhadap obyek tersebut. Sedangkan penggunan lahan (Land Use) merupakan

kenampakan yang ada dipermukaan bumi yang terdiri dari kenampakan alamiah

dan sebagian lagi berupa kenampakan hasil aktivitas manusia.

Page 26: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

10

2.3.1. Taman Kota

Taman kota merupakan ruang terbuka diberbagai tempat di suatu wilayah

kota yang secara optimal digunakan sebagai areal penghijauan dan berfungsi baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk kehidupan dan kesejahteraan warga

kotanya. Ruang terbuka hijau berfungsi untuk mempertahankan karakter kota

dengan fungsi sebagai hutan kota dan taman kota. Taman kota dapat dikatakan

sebagai wahana keanekaragaman hayati yang harus diupayakan semaksimal

mungkin menjadi suatu komunitas vegetasi yang tumbuh dilahan kota dengan

struktur menyerupai hutan alam dan membentuk habitat yang memungkinkan

kehidupan bagi satwa (Irwan 2005).

Fungsi dan manfaat taman kota sangat bergantung kepada komposisi dan

keanekaragaman jenis dari komunitas vegetasi yang menyusunnya dan kepada

tujuan perencana dan penggunanya (Irwan 2005). Menurut Sukawi (2008), secara

garis besar fungsi dan manfaat taman kota dapat dikelompokkan dalam 3 fungsi

yaitu :

1. Fungsi lanskap, meliputi perlindungan terhadap kondisi fisik alami

sekitarnya terhadap angin, sinar matahari, bau dan sebagainya; taman kota

dapat memberi interaksi sosial warga dan sarana pendidikan dan

penelitian.

2. Fungsi pelestarian lingkungan, sebagai pengendali kualitas lingkungan

seperti, menyegarkan udara sebagai paru-paru kota, menurunkan suhu

kota, ruang hidup satwa, perlindungan erosi permukaan tanah, peredam

kebisingan, dapat mengurangi polusi.

3. Fungsi estetika, terlihat dari ukuran, warna, bentuk dan tekstur dari

vegetasi dan hubungannya dengan lingkungan sekitarnya merupakan

faktor yang mempengaruhi kualitas estetika.

Fungsi taman kota dan tanaman sangat penting keberadaannya dalam

memperbaiki kualitas lingkungan kota. Kehadiran tumbuhan sangat diperlukan

diperkotaan mengingat proses fotosintesis tumbuhan dapat menyaring Co2 dan

melepaskan O2 kembali ke udara. Selain itu, taman kota berfungsi sebagai

pengendali suhu lingkungan. Ada empat faktor iklim yang berpengaruh terhadap

kenyamanan manusia tropis, yaitu panas matahari, suhu udara, kecepatan angin

Page 27: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

11

dan kelembaban. Dimana kontribusi keempatnya saling terkait untuk menciptakan

kenyamanan lingkungan.

Tanaman dapat berfungsi sebagai pengontrol iklim. Dalam mengontrol

iklim, tanaman mempunyai fungsi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti,

panas atau radiasi matahari, kontrol temperatur (suhu), kontrol gerakan udara

(angin), kontrol kelembaban dan kontrol presipitasi. Fungsi tanaman sebagai

pengendali kelembaban dan suhu lingkungan terkait langsung dengan siklus

hidrologi yang dialami oleh tumbuhan. Karena tumbuhan dapat berperan sebagai

absorban radiasi matahari dan untuk proses evapotranspirasi tersebut memerlukan

panas maka tanaman dapat menurunkan suhu lingkungannya. Pada daerah yang

banyak ditumbuhi tanaman, maka kecepatan turbulensi angin akan lebih kecil

karena itu masa udara yang mengandung uap air tidak dapat bergerak secara cepat

sehingga kelembabannya lebih tinggi.

2.3.2 Permukiman

Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung

baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang

mendukung perikehidupan dan penghidupan (UU No.4 Tahun 1992 tentang

perumahan dan pemukiman, Bab I Pasal 1(5)).

Berdasarkan Undang-Undang No 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan

pemukiman, ada beberapa pengertian mengenai rumah dan perumahan,

diantaranya :

1. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau

hunian dan sarana pembinaan keluarga.

2. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana

dan sarana lingkungan.

3. Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,

baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi

sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat

kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan.

Page 28: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

12

2.3.3 CBD (Central Business Distric)

Central Bussiness District (CBD) adalah pusat kota yang letaknya tepat di

tengah kota dan berbentuk bundar yang merupakan pusat kehidupan sosial,

ekonomi, budaya, politik dan merupakan zona dengan derajat aksesibilitas tinggi

dalam suatu kota. Dengan kata lain, CBD merupakan pusat segala aktivitas kota

dan lokasi yang strategis untuk kegiatan perdagangan skala kota.

CBD terbagi atas dua bagian, yaitu : pertama, bagian paling inti atau RBD

(Retail Bussiness District) dengan kegiatan dominan pertokoan, perkantoran dan

jasa. Kedua, bagian diluarnya WBD (Wholesale Bussiness District) yang

ditempati oleh bangunan dengan peruntukan kegiatan ekonomi skala besar seperti

pasar, pergudangan (warehouse) dan gedung penyimpanan barang supaya tahan

lama (storage buildings).

Asteriani (2005) menyatakan bahwa, struktur CBD kota memiliki tiga

kelas, yaitu:

1. Terpusat, yaitu pertokoan yang menyediakan kebutuhan hidup yang

berkumpul pada satu lokasi tertentu

2. Pita, berorientasi pada jalan raya karena jalan mempunyai aksesibilitas

tinggi

3. Daerah khusus, terdapat pembagian dari daerah-daerah seperti pusat

perkantoran, pusat perbelanjaan dan lain-lain.

2.3.4 Industri

Kawasan industri merupakan suatu kawasan atau tempat pemusatan

pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana. Adapun tujuannya

dibentuk suatu kawasan industri adalah untuk mempercepat pertumbuhan industri,

memberikan kemudahan bagi kegiatan industri, mendorong kegiatan industri agar

terpusat dan berlokasi dikawasan tersebut serta menyediakan fasilitas lokasi

industri yang berwawasan lingkungan.

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 pasal 1 tentang

kawasan industri, pengertian kawasan industri adalah kawasan tempat pemusatan

kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan

Page 29: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

13

fasilitas penunjang lain yang disediakan dan dikelola oleh perusahaan kawasan

industri.

Pada umumnya pusat kota lebih berpolusi dibanding bagian pinggir kota,

hal tersebut bergantung pada sebaran lokasi industri dan intensitas penggunaan

jalan-jalan. Penetapan suatu lokasi menjadi suatu kawasan industri inilah yang

akan menyebabkan berbagai konsekuensi terhadap kondisi atmosfer diatasnya.

Kondisi atmosfer menjadi berpolusi yang mengakibatkan kualitas udara semakin

menurun.

Berkurangnya lahan hijau daerah perkotaan terjadi karena konversi RTH

dan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang mengakibatkan terjadi

pencemaran udara. Konsentrasi penduduk pada wilayah tertentu ditambah dengan

adanya industri dan perdagangan serta transportasi kota yang padat menyebabkan

terjadinya heat island.

2.4 SIG (Sistem Informasi Geografi)

Menurut pengertian sistem informasi geografi (SIG) terdiri dari: sistem,

informasi dan geografi. Sistem terdiri dari sub sistem (komponen) yang bersifat

spesifik dan saling terkait dan terdapat berbagai sistem. Informasi merupakan

turunan dari data yang sudah dilalui oleh proses tertentu sedangkan geografis

adalah unsur ruang dan semua unsur bumi terkait dengan spasial serta dikenal

dengan peta sebagai media penyajiannya sehingga bila digabungkan pengertian

sistem informasi geografi (SIG) adalah variasi semua komponen yang ada dalam

definisi membuat kelompok yang terlibat mulai dari pengolahan data spasial

dikomputer yang akan menghasilkan aplikasi tertentu.

Komponen SIG secara singkat terdiri dari 4 komponen yaitu, input,

manajemen data base, analisis dan output sedangkan secara luas SIG terdiri atas 6

komponen utama yaitu perangkat lunak, perangkat keras, data, pengguna,

prosedur dan organisasi/jaringan.

SIG membutuhkan masukan data yang bersifat spasial maupun deskriptif.

Beberapa sumber data tersebut antara lain adalah:

1. Peta analog (antara lain peta topografi, peta tanah, dsb.). Peta analog

adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog dibuat

dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial

Page 30: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

14

seperti koordinat, skala, arah mata angin dsb. Peta analog dikonversi

menjadi peta digital dengan berbagai cara. Referensi spasial dari peta

analog memberikan koordinat sebenarnya di permukaan bumi pada peta

digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam

format vektor.

2. Data dari sistem penginderaan jauh (antara lain citra satelit, foto-udara,

dsb.) Data pengindraan jauh dapat dikatakan sebagai sumber data yang

terpenting bagi SIG karena ketersediaanya secara berkala. Dengan adanya

bermacam-macam satelit diruang angkasa dengan spesifikasinya masing-

masing, kita bisa menerima berbagai jenis citra satelit untuk beragam

tujuan pemakaian. Data ini biasanya direpresentasikan dalam format

raster.

3. Data hasil pengukuran lapangan. Contoh data hasil pengukuran lapang

adalah data batas administrasi, batas kepemilikan lahan, batas persil, batas

hak pengusahaan hutan, dsb., yang dihasilkan berdasarkan teknik

perhitungan tersendiri. Pada umumnya data ini merupakan sumber data

atribut.

4. Data GPS. Teknologi GPS memberikan terobosan penting dalam

menyediakan data bagi SIG. Keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi

dengan berkembangnya teknologi. Data ini biasanya direpresentasikan

dalam format vektor (Rustiadi dkk 2009).

2.5 Iklim Mikro

Iklim mikro adalah faktor-faktor kondisi iklim setempat yang memberikan

pengaruh langsung terhadap kenyamanan disuatu bangunan sedangkan iklim

makro adalah kondisi iklim pada suatu daerah tertentu yang meliputi area yang

lebih besar dan mempengaruhi iklim mikro. Iklim mikro dipengaruhi oleh lintasan

matahari, posisi dan model geografis yang mengakibatkan pengaruh pada cahaya

matahari dan pembayangan serta hal-hal lain pada kawasan tersebut, misalnya

radiasi panas, pergerakan udara, curah hujan, kelembaban udara dan temperatur

udara.

Page 31: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

15

Iklim mikro dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti, orientasi bangunan,

ventilasi, sun shading, pengendalian kelembaban udara, pengunaan bahan-bahan

bangunan, bentuk dan ukuran ruang serta pengaturan vegetasi. Unsur-unsur iklim

seperti suhu dan kelembaban udara merupakan faktor utama yang mempengaruhi

kenyamanan dan aktivitas manusia (Chiara dan Koppelman 1975).

2.5.1 Suhu Udara

Suhu udara mencerminkan energi kinetik rata-rata dari gerakan molekul-

molekul atau dapat diartikan gambaran umum keadaan energi suatu benda. Satuan

suhu yang umum dikenal ada empat macam yaitu celsius (ºC), Fahrenheit (ºF),

reamur (ºR) dan kelvin (ºK). Namun, satuan yang sering digunakan adalah celcius

(ºC).

Suhu udara sangat dipengaruhi oleh permukaan bumi tempat persentuhan

antara udara dengan daratan dan lautan. Permukaan bumi tersebut merupakan

pemasok panas untuk terjadinya pemanasan udara. Lautan mempunyai luas dan

kapasitas panas yang lebih buruk tetapi karena udara bercampur secara dinamis,

maka pengaruh permukaan lautan secara vertikal akan lebih dominan. Akibatnya,

suhu akan turun menurut ketinggian baik diatas lautan maupun daratan. Rata-rata

penurunan suhu udara menurut ketinggian di Indonesia sekitar 5-6ºC tiap

kenaikan 1000 m.

Suhu dipermukaan bumi makin rendah dengan bertambahnya lintang.

Perbedaannya, pada penyebaran suhu secara vertikal permukaan bumi merupakan

sumber pemanasan sehingga semakin tinggi tempat maka akan semakin rendah

suhunya. Selain itu, suhu udara dipengaruhi oleh topografi, pengaruh arus laut dan

pengaruh arah pergerakan angin (Kartasapoetra 2004).

Di daerah tropika fluktuasi suhu rata-rata harian relatif konstan sepanjang

tahun sedangkan fluktuasi suhu diurnal (variasi antara siang dan malam hari) lebih

besar daripada fluktuasi suhu rata-rata harian (Handoko 1995). Menurut Lakitan

(2002), pada malam hari tanaman berperan sebagai penahan panas, sehingga suhu

udara dibawah tajuk pohon lebih hangat dibandingkan suhu udara diatas

permukaan tanah terbuka tanpa vegetasi. Suhu udara pada naungan pohon pada

siang hari dapat lebih rendah 14ºC daripada daerah terbuka tanpa naungan pohon.

Page 32: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

16

Pada setiap pohon, kelembaban akan berbeda-beda menurut ketinggian. Semakin

mendekati tanah maka kelembaban akan semakin tinggi dan jika terdapat angin

yang berhembus diatas pepohonan, maka kelembaban dapat meningkat hingga

mendekati jenuh atau antara 95 persen sampai 100 persen (Sukawi 2008).

2.5.2 Kelembaban Udara

Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air diudara yang dapat

dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit

tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan

dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volume. Kelembaban nisbi

membandingkan antara kandungan atau tekanan uap air aktual dengan keadaan

jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara

untuk menampung uap air semakin tinggi dengan naiknya suhu udara, maka pada

tekanan uap aktual yang relatif tetap pada siang hari dan malam hari yang

mengakibatkan kelembaban udara (RH) akan lebih rendah pada siang hari tetapi

lebih tinggi pada malam hari (Handoko 1995).

Di daerah tropika basah seperti Indonesia, kelembaban rata-rata harian

atau bulanan relatif tetap sepanjang tahun, umumnya kelembaban udara (RH)

lebih dari 60%. Kelembaban udara dikawasan kota lebih kecil jika dibandingkan

dengan daerah sekitarnya, karena terdapat banyak perkerasan, kurangnya pori-

pori permukaan dan kurangnya transpirasi tanaman. Bangunan yang tinggi

merupakan pemicu udara menjadi naik sehingga memungkinkam meningkatnya

hujan. Kelembaban udara juga berhubungan dengan keseimbangan energi.

Kelembaban merupakan ukuran banyaknya energi radiasi berupa panas laten yang

dipakai untuk menguapkan air permukaan yang menerima radiasi (Irwan 2005).

Page 33: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

BAB III

METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan kota Jakarta. Kota Jakarta dipilih

sebagai lokasi penelitian karena Jakarta merupakan ibukota negara Indonesia dan

pembangunan di kota ini sudah semakin berkembang pesat sehingga keberadaan

RTH yang dimungkinkan sebagai penyeimbang ekositem kota sudah mulai

berkurang (Gambar 2).

Gambar 2 Peta administrasi DKI Jakarta

(sumber : http://maps.google.co.id)

Page 34: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

18

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2012 sampai dengan Oktober

2012, dimulai dari pembuatan peta landuse dan peta lokasi pengambilan titik,

pengambilan data di lapang, pengolahan data dan penyusunan skripsi.

3.2 Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi pada:

1. interpretasi terhadap citra penutupan lahan kota Jakarta yang dibuat

menggunakan citra Landsat 7 ETM yang diolah menggunakan aplikasi

sistem informasi geografi (SIG),

2. pengukuran iklim mikro pada struktur vegetasi (pohon, semak dan rumput)

pada RTH (Ruang Terbuka Hijau) yang telah di pilih sebagai perwakilan

dari satu kawasan land use terpilih (taman kota, CBD, perumahan,

industri).

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa alat dan bahan seperti disebutkan

pada (Tabel 1). Alat terpenting yang digunakan selama penelitian ini yaitu Heavy

Weather, yang merupakan alat pengukur iklim mikro.

Tabel 1 Alat dan Bahan Penelitian

No. Alat/Bahan Fungsi

1. Heavy Weather Tipe WS2355 Mengukur iklim mikro

2. Tripod kamera Meletakkan alat pengukur iklim mikro

Heavy Weather

3. Kamera Digital Merekam kondisi lokasi pengambilan data

di lapangan

4. GPS Penitikan sampel

5. Laptop Mengolah data dan menulis 6. Software ArcGIS 93 Mengolah data citra Landsat 7 ETM

7. Software ERDAS IMAGINE 9.1 Mengolah data citra Landsat 7 ETM

8. Software Garmin Mengolah data GPS

9. Software IDL 7.0 Memperbaiki data citra

10. Software SPSS Statistic 17.0.1 Mengolah data hasil penelitian

11. Software Microsoft office (word, excel) Mengolah data dan membuat laporan

12. Software Google Earth Merekam tampak atas lokasi pengambilan

data

Page 35: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

19

Alat pengukur iklim mikro digital yang digunakan terdiri dari beberapa

bagian seperti terlihat pada (Gambar 3).

Gambar 3 Seperangkat Mini Microclimate Station Heavy Weather

Alat ukur iklim mikro Heavy Weather ini, ketelitiannya sudah dibuktikan

dari rangkaian penelitian sebelumnya bahwa tingkat ketelitian alat ini sama

dengan alat ukur hygrometer yaitu untuk suhu udara 1⁰C dan kelembaban udara

sebesar 6% sehingga keakuratan dari alat ini sudah teruji ketelitiannya.

3.4 Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder maupun

data primer. Pengumpulan data sekunder dimaksudkan sebagai acuan peneliti

mengenai kondisi awal sebelum dilakukan penelitian lebih lanjut. Data sekunder

dikumpulkan melalui kepustakaan dan literatur ataupun data dari instansi terkait

Layar untuk

menampilkan data

Tripod untuk

meletakkan alat

Alat pengukur suhu dan kelembaban udara

Page 36: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

20

yang ada di Jakarta sedangkan data primer diperoleh dari hasil survei dan

pengukuran dilokasi penelitian.

Tabel 2 Data yang Digunakan

No Data Jenis Data Sumber Data

1. Kondisi Umum Kota

Jakarta

Sejarah, penduduk

Sekunder Bappeda DKI

Jakarta

Letak, luas, aksesibilitas

Klimatologi

Topografi

Tata guna lahan

2. Data Citra Jakarta

(Landsat 7 ETM) Sekunder Data Satelit

3. RTRW Kota Jakarta

Sekunder Bappeda DKI

Jakarta

4. Peta Administrasi

Kota Jakarta Sekunder

Bappeda DKI

Jakarta

5. Vegetasi

Nama spesies

Primer Survey Lapang Bentuk tajuk

Tinggi Tanaman

Foto

6. Iklim

Suhu Udara Primer Survey Lapang

Kelembaban Udara Sekunder

BMKG

Kemayoran,

Jakarta Pusat

3.5 Tahapan Penelitian

3.5.1 Persiapan Penelitian

Pada tahapan ini hal yang dilakukan adalah persiapan admisnistrasi dan

keperluan penelitian seperti surat perizinan kepada Bappeda dan Dinas

Pertamanan DKI Jakarta untuk mendapatkan batas administrasi wilayah kota

Jakarta, peta RTRW serta kondisi umum kota Jakarta. Setelah itu, kemudian

mempersiapkan citra Landsat 7 ETM yang akan digunakan dalam proses

pembuatan peta penutupan lahan kota Jakarta. Peta penutupan lahan ini akan

dioverlay dengan peta RTRW DKI Jakarta, sehingga akan menghasilkan peta

penentuan lokasi yang digunakan dalam penentuan titik pengambilan data.

Page 37: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

21

3.5.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan setelah groundcheck dan pengurusan

izin pengambilan data pada lokasi terpilih kemudian dilakukan pengukuran iklim

mikro (suhu dan kelembaban udara) pada setiap struktur RTH seperti pohon,

semak dan rumput pada masing-masing land use baik pada taman kota, CBD,

perumahan maupun industri sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari

instansi-instansi terkait.

3.5.3 Pengolahan Data Citra

Data citra diolah menjadi peta land cover terlebih dahulu untuk digunakan

dalam menentukan titik pengambilan data. Data citra tersebut diolah

menggunakan software SIG (Sistem Informasi Geografis) yaitu ArcGis 9.3 dan

ERDAS Imagine 9.1. Analisis citra secara agenda dapat dikelompokkan atas

(Lillesand and Kiefer 1990):

1. Pemulihan Citra (Image Restoration)

Pemulihan citra merupakan kegiatan yang bertujuan memperbaiki citra ke

dalam bentuk yang lebih mirip dengan pandangan aslinya. Perbaikan ini meliputi

koreksi radiometrik dan geometrik yang ada pada citra asli.

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data citra LANDSAT 7

ETM tanggal 28 Agustus 2011 dan 13 September 2011. Kedua data citra tersebut

memiliki gap (data yang hilang) yang dikarenakan adanya kerusakan pada satelit

LANDSAT 7 ETM. Gap ini dapat diperbaiki dengan menggunakan software IDL

7.0. Software tersebut dapat memperbaiki data citra dengan cara menambal atau

menggabungkan dua buah data citra menjadi satu kesatuan (gap fiil). Data citra

LANDSAT 7 ETM 13 September 2011 digunakan sebagai penambal citra

sebelumnya yaitu data citra tanggal 28 Agustus 2011, sehingga gap (data yang

hilang) dapat terbaca setelah dua data citra tersebut digabung.

Page 38: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

22

2. Penajaman Citra (Image Enhancement)

Kegiatan ini dilakukan sebelum abstracts citra digunakan teknik

penajaman dan dapat diterapkan untuk menguatkan tampak kontras diantara

penampakan dalam adegan. Jadi, setelah dilakukan proses pemulihan citra, data

citra tersebut di subset (dipotong) sesuai dengan batas kota Jakarta yang telah

dibuat menggunakan software ArcGis 9.3. Kemudian setelah di subset, dilakukan

penajaman citra menggunakan software ERDAS Imagine 9.1.

3. Klasifikasi Citra (Image Classification)

Klasifikasi citra yang digunakan dalam penelitian ini adalah klasifikasi

terbimbing (supervised classification). Klasifikasi terbimbing dilakukan sebelum

melakukan cek lapangan. Setelah melakukan pemulihan dan penajaman citra, data

sudah dapat diklasifikasikan berdasarkan penutupan lahannya dan dilakukan

akurasi peta dengan menggunakan software ERDAS Imagine 9.1.

Gambar 4 Tahapan Pengolahan Data Citra

3.5.4 Metode Pemilihan Lokasi Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan pada empat lokasi berbeda yaitu, pada land

use taman kota, perumahan, industri dan Central Bussines District (CBD). Pada

penelitian ini, pemilihan lokasi pengambilan data ditentukan dengan mengambil

tiga kawasan terbesar dari setiap land use dengan melihat peta sebaran land use

dari seluruh kota Jakarta yang didapatkan dari hasil digitasi peta rencana tata

ruang wilayah (RTRW) DKI Jakarta tahun 2010 (Lampiran 13). Semakin besar

kawasan maka pengaruh lingkungan yang dapat mempengaruhi kondisi iklim

Page 39: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

23

mikro setempat dapat diminimalisir, sehingga data yang diambil merupakan data

representatif iklim mikro pada setiap land use yang berbeda.

Tahap selanjutnya yaitu, overlay dengan peta penutupan lahan (Land

Cover) yang didapatkan dari hasil pengolahan data citra Landsat 7 ETM sehingga

diketahui luasan RTH pada masing-masing kawasan. Luasan RTH pada tiga

kawasan terbesar pada masing-masing land use tersebut kemudian dirata-ratakan

dan luas ruang terbuka hijau yang paling mendekati rata-rata itulah yang dipilih

sebagai lokasi pengambilan data karena memilki luasan yang dianggap dapat

mewakili untuk setiap land use yang berbeda. Untuk lebih jelas, bagan tahapan

penelitian dalam menentukan lokasi pengambilan data terlihat pada gambar 5.

Ket : dilihat dari

Gambar 5 Tahapan Pemilihan Lokasi Pengambilan Data

3.5.5 Lokasi dan Titik Pengambilan Data

Pemilihan lokasi pengambilan data iklim mikro berdasarkan land use yang

merupakan tiga kawasan terbesar di kota Jakarta dan berdasarkan perhitungan

luasan RTH. Pemilihan titik pengukuran iklim mikro, berdasarkan ketersediaan

tiga struktur vegetasi berbeda yaitu pohon, semak dan rumput yang memilki

kesamaan karakteristik umum pada semua land use sehingga didapatkan lokasi

pengambilan data iklim mikro pada empat land use yang berbeda yaitu pada

kawasan taman kota, CBD, perumahan dan industri. Peta pemilihan tiga kawasan

terbesar pada masing-masing land use dapat dilihat pada gambar 6.

Tiga Kawasan

Terbesar

RTRW Jakarta

Luas RTH

Kawasan

Peta Land cover

Luas RTH

Paling mendekati

rata-rata

Empat lokasi

terpilih setiap

land use

berbeda

Page 40: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

24

Gambar 6 Peta Pemilihan Lokasi Pengambilan Data

Page 41: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

25

3.5.5.1 Pemilihan Lokasi Pengambilan Data pada kawasan Perumahan

Menurut hasil digitasi dari RTRW DKI Jakarta tahun 2010, kawasan

perumahan terbesar dari keseluruhan Jakarta terdapat pada tiga kecamatan ini,

yaitu kecamatan Cakung, Duren Sawit dan Cilandak. Ketersedian RTH di ketiga

kawasan perumahan ini sangat minim, dengan rata-rata 4,83 Ha. Dilihat dari tabel,

kecamatan yang memiliki luas RTH yang mendekati rata-rata adalah kecamatan

Cakung dengan luas RTH sebesar 3,42 Ha. Pada kecamatan Cakung, perumahan

terbesar adalah perumahan Metland Menteng. Perumahan ini cukup luas dan

banyak ditanami berbagai macam vegetasi peneduh, semak maupun groundcover,

sehingga lokasi ini cocok dijadikan sebagai lokasi pengambilan data iklim mikro.

Tabel 3 Pemilihan Lokasi Perumahan

No. Nama Kecamatan Luas Ruang Terbuka

Hijau (Ha)

Luas Lahan

Terbangun (Ha)

1. Cakung 3,42 143,28

2. Duren sawit 7,83 183,96

3. Cilandak 3,24 379,26

Rata- rata 4,83

3.5.5.2 Pemilihan Lokasi Pengambilan Data pada kawasan Central Business

Distric (CBD)

Pemilihan tiga kawasan CBD dilihat dari peta RTRW didapatkan

kecamatan Cempaka Putih, Menteng dan Senen sebagai kawasan terbesar. Rata-

rata yang diperoleh dari ketiga kawasan terbesar adalah 3,6 Ha sehingga dilihat

dari nilai rata-rata tersebut, kawasan yang memiliki luas Ruang Terbuka Hijau

(RTH) yang mendekati rata-rata adalah kawasan CBD Menteng yang memiliki

luas 3,6 Ha. Namun, pengukuran iklim mikro menggunakan Heavy Weather

dilakukan pada kawasan CBD dilakukan di kawasan cempaka putih, yaitu

tepatnya di depan ruko cempaka mas karena dilokasi CBD menteng tidak

ditemukan struktur vegetasi yang sesuai kriteria umum pemilihan vegetasi untuk

dilakukan pengukuran iklim mikro. Di depan ruko cempaka mas terdapat

kumpulan RTH yang terdiri dari pohon, semak dan rumput.

Page 42: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

26

Tabel 4 Pemilihan Lokasi CBD

No. Nama Kecamatan Luas Ruang Terbuka

Hijau (Ha)

Luas Lahan

Terbangun (Ha)

1. Cempaka Putih 3,87 138,34

2. Menteng 3,6 113,04

3. Senen 3,33 119,79

Rata- rata 3,6

3.5.5.3 Pemilihan Lokasi Pengambilan Data pada kawasan Industri

Kawasan industri terbesar terdapat di kecamatan Cakung, Kalideres dan

Cilincing dengan rata-rata RTH dari ketiga kawasan adalah 20,94. Jumlah RTH

ini masih tidak terlalu banyak karena luas lahan terbangun di kawasan industri

masih jauh lebih besar jumlahnya. Kawasan yang memiliki luas ruang terbuka

hijau yang mendekati rata-rata adalah kawasan industri di kecamatan Cilincing.

Namun, tidak ditemukan struktur vegetasi yang sesuai dengan kriteria secara

umum pada semua land use, maka diambil luas ruang terbuka hijau yang

mendekati rata-rata kedua yaitu kecamatan Cakung. Di kecamatan ini, kawasan

industri terbesar terdapat di kawasan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP)

letaknya berbatasan dengan kecamatan Pulogadung. Namun, kawasan ini masih

masih bagian dari kecamatan Cakung. Pengukuran iklim mikro dilakukan di

kawasan industri ini karena kawasan ini merupakan salah satu industri besar yang

terdapat di Pulogadung sehingga dapat terlihat secara nyata besarnya pengaruh

yang dirasakan di kawasan ini.

Tabel 5 Pemilihan Lokasi Industri

No. Nama Kecamatan Luas Ruang Terbuka

Hijau (Ha)

Luas Lahan

Terbangun (Ha)

1. Cakung 10,44 174,69

2. Kalideres 38,97 225,72

3. Cilincing 13,41 275,58

Rata- rata 20,94

3.5.5.4 Pemilihan Lokasi Pengambilan Data pada Kawasan Taman Kota

Jakarta memiliki banyak taman kota, berdasarkan peta RTRW tiga

kawasan taman kota yang memiliki luasan rata-rata terbesar dari seluruh taman

kota yang ada terdapat di kecamatan Gambir dan Menteng. Rata-rata luas ruang

terbuka hijau dari ketiga taman kota diatas sebesar 24,3 Ha sehingga taman kota

yang dipilih adalah taman kota yang memiliki luas mendekati rata-rata dengan

Page 43: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

27

luas sebesar 1,8 Ha. Pengambilan data iklim mikro dilakukan pada kawasan

Taman Suropati. Pada taman tersebut, terdapat pohon, semak dan rumput

sehingga dapat dilakukan pengukuran iklim mikro.

Tabel 6 Pemilihan Lokasi Taman Kota

No. Nama Kecamatan Luas Ruang Terbuka

Hijau (Ha)

Luas Lahan

Terbangun (Ha)

1. Gambir 70,29 21,59

2. Menteng (taman menteng) 0,81 2,34

3. Menteng (taman suropati) 1,8 0,9

Rata- rata 24,3

3.5.6. Pemilihan Titik Pengambilan Data pada Struktur Vegetasi

Pengukuran iklim mikro (suhu dan kelembaban udara) dilakukan pada

struktur vegetasi pohon, semak, dan rumput. Ketiga struktur vegetasi tersebut

memiliki karakteristik struktural yang berbeda. Penentuan titik pengambilan data

dipilih pada saat turun lapang dengan menggunakan teknik purposive dimana titik

yang diambil merupakan tempat yang terdapat ketiga struktur vegetasi tersebut.

Pemilihan vegetasi pada setiap kawasan berdasarkan kesamaan

karakteristik strukturalnya secara umum karena pada setiap kawasan tidak

memilki jenis pohon dan semak yang sama. Pohon yang dipilih pada setiap

kawasan berkarakteristik sama yaitu memiliki tinggi sedang (6-15 meter),

memiliki tajuk berbentuk bulat, dome atau irreguler dan berfungsi sebagai

penaung sedangkan untuk semak dipilih berdasarkan karakteristik daun lebar serta

mempunyai tinggi sedang (1-2 meter). Berbeda halnya dengan pemilihan rumput,

rumput yang dipilih pada semua kawasan berjenis sama yaitu rumput gajah/paetan

(Axonopus compressus) karena jenis rumput ini mudah ditemui pada semua land

use.

Titik pengambilan data yang dipilih pada kawasan perumahan adalah RTH

berbentuk areal dan berada ditengah-tengah kawasan. Pengukuran iklim mikro

(suhu dan kelembaban udara) diukur dibawah naungan pohon sawo kecik

(Manilkara kauki) setinggi ± 8 m dengan tajuk bulat dan berfungsi sebagai

penaung. Pengambilan data semak dilakukan pada tanaman bunga sepatu

(Hibiscus rosa-sinensis L) setinggi ± 2 m sedangkan untuk rumput dilakukan

pengukuran iklim mikro pada rumput gajah (Axonopus compressus).

Page 44: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

28

Gambar 7 Vegetasi pengambilan data kawasan Perumahan (dari kiri Manilkara

kauki., Hibiscus rosa-sinensis L, Axonopus compressus).

Titik pengambilan data iklim mikro pada kawasan CBD, dipilih areal hijau

di depan ruko Cempaka Mas. Pengukuran iklim mikro dilakukan pada vegetasi

pohon tanjung (Mimusoph elengi L) setinggi ± 8m dengan tajuk bundar seperti

bola sedangkan untuk semak dilakukan pengukuran iklim mikro pada tanaman

gardenia (Gardenia jasminoides) setinggi ± 1,8 m dan pengukuran pada rumput,

dilakukan di atas permukaan rumput gajah (Axonopus compressus).

Gambar 8 Vegetasi pengambilan data kawasan CBD (dari kiri Mimusoph elengi

L., Gardenia jasminoides, Axonopus compressus).

Pengukuran iklim mikro pada kawasan industri dilakukan pada kawasan

hutan kota JIEP (Jakarta Industrial Estate Pulogadung). Iklim mikro diukur di

bawah naungan pohon asam (Tamarindus indica L.) setinggi ± 10 m dengan

bentuk tajuk irreguler dan pada semak dilakukan pengukuran pada naungan

Page 45: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

29

tanaman bunga kertas (Bougainvillea sp.) setinggi ± 1,5 m, sedangkan pengukuran

iklim mikro pada vegetasi rumput dilakukan diatas rumput gajah (Axonopus

compressus).

Gambar 9 Vegetasi pengambilan data kawasan Industri (dari kiri Tamarindus

indica L, Bougainvillea sp. , Axonopus compressus).

Lokasi pengambilan data pada kawasan taman kota dilakukan pada

kawasan Taman Suropati. Suhu dan kelembaban udara di ukur dibawah naungan

pohon mahoni (Sweitenia mahogani) setinggi ± 8 meter dengan kepadatan tajuk

yang cukup rapat sedangkan untuk struktur vegetasi semak, pengukuran dilakukan

dibawah naungan palem wregu (Rhapis excelsa) setinggi ± 1,5 meter dan

pengukuran diatas rumput, dilakukan pada rumput gajah (Axonopus compressus).

Gambar 10 Vegetasi pengambilan data kawasan Taman Kota (dari kiri Sweitenia

mahogani, Rhapis excelsa, Axonopus compressus)

Page 46: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

30

3.5.7 Variabel yang diukur

Variabel yang diukur pada setiap struktur vegetasi (pohon, semak, rumput)

pada masing-masing land use meliputi unsur-unsur iklim mikro yaitu suhu udara

(ºC) dan kelembaban udara (Relative Humidity).

3.5.8 Metode Pengukuran

Pengambilan data pada penelitian ini dilihat dari peta lokasi pengambilan

data. Setelah didapatkan lokasi pengambilan data, setiap kawasan diambil tiga

titik pengambilan data pada struktur vegetasi pohon, semak, dan rumput untuk

dilakukan pengukuran iklim mikro (suhu dan kelembaban udara). Struktur

vegetasi tersebut dipilih karena memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda

sehingga perlu diketahui pengaruhnya terhadap iklim mikro. Penentuan titik

pengambilan data dipilih saat turun lapang dimana titik yang diambil merupakan

tempat yang terdapat ketiga struktur vegetasi tersebut.

Pengambilan data diambil selama 30 menit pada setiap struktur vegetasi

pada rentang pukul 12.30-13.30 WIB, dilakukan hanya pada saat cuaca cerah.

Waktu tersebut dipilih karena merupakan waktu ketika radiasi matahari paling

terik dan suhu udara paling tinggi. Pengambilan data dilakukan selama tiga hari

pada setiap land use (industri, permukiman, CBD, dan taman kota) sebagai

ulangan karena yang dibandingkan adalah iklim mikro antar struktur vegetasi

yang berbeda. Tabel hari pengambilan data dapat dilihat pada (Tabel 7).

Tabel 7 Hari Pengambilan Data

Hari

ke-

Tanggal

Pengambilan Data Kawasan Lokasi

Ulangan

ke-

1 28 Juli 2012 Taman Kota Menteng 1

2 29 Juli 2012 Taman Kota Menteng 2

3 30 Juli 2012 Taman Kota Menteng 3 4 31 Juli 2012 CBD Cempaka Putih 1

5 1 Agustus 2012 CBD Cempaka Putih 2

6 2 Agustus 2012 CBD Cempaka Putih 3

7 14 September 2012 Perumahan Cakung 1

8 15 September 2012 Perumahan Cakung 2

9 16 September 2012 Perumahan Cakung 3

10 3 Oktober 2012 Industri Cakung 1

11 4 Oktober 2012 Industri Cakung 2

12 5 Oktober 2012 Industri Cakung 3

Page 47: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

31

Pengambilan data dilakukan pada empat land use berbeda yaitu taman

kota, CBD, perumahan dan industri. Bagan pengambilan data pada masing-

masing land use dapat dilihat pada gambar 11 dan 12.

Gambar 11 Bagan Pengambilan Data pada Kawasan Taman Kota dan CBD

Land Use

CBD

Taman Kota

Hari ke-1

Hari ke- 2

Hari ke- 3

Alat 1 Pohon 30 Data

Alat 2

Alat 3

Semak 30 Data

Rumput 30 Data

Alat 1 Pohon 30 Data

Alat 2

Alat 3

Semak 30 Data

Rumput 30 Data

Alat 1 Pohon 30 Data

Alat 2

Alat 3

Semak 30 Data

Rumput 30 Data

Hari ke- 4

Hari ke- 5

Hari ke- 6

Alat 1 Pohon 30 Data

Alat 2

Alat 3

Semak 30 Data

Rumput 30 Data

Alat 1 Pohon 30 Data

Alat 2

Alat 3

Semak 30 Data

Rumput 30 Data

Alat 1 Pohon 30 Data

Alat 2

Alat 3

Semak 30 Data

Rumput 30 Data

Page 48: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

32

Gambar 12 Bagan Pengambilan Data pada Kawasan Perumahan dan Industri

Satu hari pengambilan data di satu land use menggunakan tiga alat ukur

iklim mikro digital heavy weather yang ditempatkan pada tiga struktur vegetasi

berbeda yaitu pohon, semak dan rumput. Masing-masing alat mewakili satu

struktur vegetasi dan menghasilkan 30 data suhu udara dan 30 data kelembaban

udara. Jumlah ini dihasilkan dari pengukuran selama 30 menit yaitu pada pukul

12.30-13.00 WIB, dimana setiap pengambilan data dicatat per menitnya hingga

menghasilkan 30 data. Dalam satu hari pengambilan data, dihasilkan 180 data,

Land Use

Industri

Perumahan

Hari ke-7

Hari ke- 8

Hari ke- 9

Alat 1 Pohon 30 Data

Alat 2

Alat 3

Semak 30 Data

Rumput 30 Data

Alat 1 Pohon 30 Data

Alat 2

Alat 3

Semak 30 Data

Rumput 30 Data

Alat 1 Pohon 30 Data

Alat 2

Alat 3

Semak 30 Data

Rumput 30 Data

Hari ke- 10

Hari ke- 11

Hari ke- 12

Alat 1 Pohon 30 Data

Alat 2

Alat 3

Semak 30 Data

Rumput 30 Data

Alat 1 Pohon 30 Data

Alat 2

Alat 3

Semak 30 Data

Rumput 30 Data

Alat 1 Pohon 30 Data

Alat 2

Alat 3

Semak 30 Data

Rumput 30 Data

Page 49: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

33

yang terdiri dari 30 data suhu udara pohon, 30 data kelembaban udara pohon, 30

data suhu udara semak, 30 data kelembaban udara semak, 30 data suhu udara

rumput dan 30 data kelembaban udara rumput.

3.5.9 Pengolahan data dan Analisis

Data iklim mikro yang sudah diperoleh dari hasil pengukuran dilapangan

dengan menggunakan alat ukur iklim mikro digital heavy weather, diolah dengan

menggunakan microsoft office excel untuk mendapatkan hasil tabulasi dan grafik

perbandingan, tujuannya adalah untuk membedakan kondisi iklim mikro pada

setiap struktur vegetasi berbeda di masing-masing land use. Setelah didapatkan

nilai tabulasi data dilakukan analisis secara statistik dengan menggunakan teknik

uji-T. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan suhu udara dan

kelembaban udara pada struktur vegetasi yang berbeda tiap land use berbeda

secara nyata atau tidak.

Berdasarkan hal tersebut didalam melakukan uji-T digunakan hipotesis

statistik, yaitu:

Kasus 1 : mengetahui perbedaan nilai rata-rata suhu udara pada pohon, semak,

dan rumput. Sehingga dihasilkan hipotesis sebagai berikut:

H0 : tidak ada perbedaan nilai rata-rata suhu udara pada pohon, semak,

dan rumput

H1 : ada perbedaan nilai rata-rata suhu udara pada pohon, semak, dan

rumput

Kasus 2 : mengetahui perbedaan nilai rata-rata kelembaban udara pada pohon,

semak, dan rumput. Sehingga dihasilkan hipotesis sebagai berikut:

H0 : tidak ada perbedaan nilai rata-rata kelembaban udara pada pohon,

semak, dan rumput

H1 : ada perbedaan nilai rata-rata kelembaban udara pada pohon, semak

dan rumput

Kasus 3 : mengetahui perbedaan nilai rata-rata struktur vegetasi yang sama

(contoh: pohon dengan pohon) pada semua land use. Sehingga dihasilkan

hipotesis sebagai berikut:

Page 50: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

34

H0 : tidak ada perbedaan nilai rata-rata suhu udara pada struktur vegetasi

yang sama pada semua land use

H1 : ada perbedaan nilai rata-rata suhu udara pada struktur vegetasi

yang sama pada semua land use

Kriteria keputusan, jika :

Probabilitas atau signifikansi > 0,05 maka H0 diterima

Probabilitas atau signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak

T tabel < T hitung maka H0 diterima

T tabel > T hitung maka H0 ditolak

Uji-T dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan suhu dan

kelembaban udara pada struktur vegetasi dan land use yang ada sehingga dapat

diketahui struktur vegetasi mana yang lebih efektif mereduksi suhu dan

meningkatkan kelembaban udara. Uji-T ini dilakukan menggunakan software

SPSS dengan menggunakan One-Way ANOVA, kegunaan utama teknik ini ialah

untuk menguji hipotesis yang membuktikan rata-rata sama atau tidak (Sarwono

2009).

Gambar 13 Hasil Tabel Anova dalam Uji-T

Analisis selanjutnya yang dilakukan adalah analisis kenyamanan iklim

mikro pada setiap struktur vegetasi pada semua kawasan. Tingkat kenyamanan

secara kuantitatif biasanya diperoleh dengan menggunakan angka Temperature

Page 51: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

35

Humidity Index (THI). Satu diantara rumus yang dipakai untuk mengetahui

tingkat kenyamanan yang dipakai oleh Nieuwolt sebagai berikut:

THI = 0,8T + (RH x T)

500

THI adalah Temperature Humidity Index atau angka ketidaknyamanan, T

adalah suhu udara (°C), RH adalah kelembaban relatif (%). Daerah tropis seperti

Indonesia, nilai THI di atas 27 orang sudah merasakan tidak nyaman (Fandeli dan

Muhammad 2009).

3.5.10 Rekomendasi

Penyusunan rekomendasi dilakukan berdasarkan pengolahan dan analisis

data iklim mikro (suhu dan kelembaban udara) pada setiap land use berbeda

(taman kota, CBD, perumahan dan industri) yang didapatkan selama pengukuran

di lapangan. Berdasarkan hasil analisis statistik maupun analisis kenyamanan

digunakan sebagai bahan rekomendasi sehingga dapat dihasilkan suatu

rekomendasi untuk menciptakan RTH yang lebih baik pada setiap land use untuk

meningkatkan kenyamanan kota.

Page 52: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

BAB IV

KONDISI UMUM KOTA JAKARTA

4.1 Profil Wilayah Kota Jakarta

Kota Jakarta secara geografis merupakan dataran rendah dengan

ketinggian rata-rata 7 meter di atas permukaan laut, terletak pada posisi 6º12’LS

dan 106º48’BT. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta berupa daratan seluas 661,52

km2 dan lautan seluas 6.997,5 km2.

Provinsi DKI Jakarta terbagi atas 5 wilayah kota yaitu Jakarta Utara,

Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat dan 1 kabupaten

Kepulauan Seribu, terdiri atas 44 kecamatan (2 kecamatan berada di Kabupaten

Kepulauan Seribu) serta 267 kelurahan. Terdapat sekitar 110 buah pulau yang

tersebar di Kepulauan Seribu dan sekitar 27 buah sungai, saluran dan kanal.

Secara administratif, kota Jakarta berbatasan langsung dengan:

Utara: Laut Jawa

Selatan dan Timur: wilayah Provinsi Jawa Barat (Kota Depok,

Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan kabupaten Bekasi)

Barat: wilayah Provinsi Banten (Kota Tangerang dan kabupaten

Tangerang)

Wilayah administrasi provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi lima kota

administrasi dan satu kabupaten administrasi, dengan luas wilayah masing-

masing:

Tabel 8 Luas wilayah administratif DKI Jakarta

No. Wilayah Luas (Km2)

1. Jakarta Utara 142,20

2. Jakarta Selatan 145,73

3. Jakarta Pusat 47

4. Jakarta Barat 126,15

5. Jakarta Timur 187,73

6. Kepulauan Seribu 11,81

Sumber : Bappeda DKI Jakarta, Tahun 2010

Di sebelah selatan dan timur Jakarta terdapat sejumlah rawa/situ sebagai daerah

resapan air dengan total luas mencapai 100,52 Ha.

Page 53: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

37

4.2 Kondisi Fisik Lingkungan

4.2.1 Topografi

Sebagian dari luas Provinsi DKI Jakarta kurang lebih 24.000 Ha atau

sekitar 40% dari luas total merupakan dataran rendah. Dataran rendah di DKI

Jakarta berada terutama di daerah Jakarta Utara seperti di daerah sungai bambu,

Papanggo, Warkas dan lain-lain yang ketinggiannya berada di bawah muka air

laut pasang sehingga secara hidro-geologis, Jakarta berada pada cekungan artois.

Akan tetapi, daerah-daerah dataran rendah tersebut sudah ditanggulangi baru

sekitar 9000 Ha.

Ketinggian tanah dari pantai sampai ke banjir kanal berkisar antara 0 m

sampai 10 m di atas permukaan laut diukur dari titik nol Tanjung Priok.

Gambar 14 Kondisi Topografis DKI Jakarta

4.2.2 Iklim

Jakarta berada di daerah tropis beriklim panas dengan suhu rata-rata

sepanjang tahun 28º Celsius, suhu udara maksimum 34,5º C dan suhu udara

minimum 24,5º C. Kelembaban udara berkisar antara 67-81% dengan rata-rata

kelembaban 75%. Pada tahun 2011, suhu rata-rata kota Jakarta dalam satu tahun

mencapai 28,7º C. Sedangkan kelembaban udara dalam satu tahun rata-ratanya

mencapai 73,5%. Berikut grafik data suhu dan kelembaban udara DKI Jakarta

dalam setiap bulan selama tahun 2011.

40%

Page 54: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

38

Gambar 15 Grafik Suhu Udara DKI Jakarta pada Tahun 2011

(Sumber: BMKG PUSAT, Kemayoran)

Gambar 16 Grafik Kelembaban Udara DKI Jakarta pada Tahun 2011

(Sumber: BMKG PUSAT, Kemayoran)

4.2.3 Geologi

Secara geologis, seluruh daratan Jakarta terdiri dari endapan aluvial,

sedangkan Kepulauan Seribu terdiri atas terumbu karang dan dataran pantai.

Bagian selatan terdiri dari lapisan aluvial yang memanjang dari timur ke barat

pada jarak 10 km sebelah selatan pantai. Dibawahnya terdapat lapisan endapan

yang lebih tua . Kekuatan tanah di wilayah DKI Jakarta mengikuti pola yang sama

dengan pencapaian lapisan keras di wilayah bagian utara pada kedalaman 10 m-

25 m , makin ke selatan permukaan keras semakin dangkal yaitu antara 8 m-15 m.

Daratan Jakarta berkedudukan pada morfologi endapan aluvium sungai dan

pantai, endapan pematang pantai, endapan sungai lama, endapan kipas vulkanik

dan satuan tufa. Kondisi fisik Jakarta dipengaruhi kondisi geomorfologi wilayah

26

26,5

27

27,5

28

28,5

29

29,5

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

No

v

Des

Suh

u U

dar

a (◦C

)Suhu Rata-rata

60

65

70

75

80

Jan

Feb

Mar

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

No

vD

es

Ke

lem

bab

an U

dar

a (%

)

Kelembaban Rata-rata

Page 55: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

39

lebih luas yang meliputi Gunung Pangrango, Gunung Gede dan Gunung Salak di

wilayah Bogor.

Secara geohidrologi, Jakarta terletak pada cekungan artois. Terdapat

sekitar 27 buah aliran air berupa sungai/saluran/kanal yang digunakan sebagai

sumber air minum, usaha perikanan dan usaha perkotaan. Namun, kondisi sungai

sangat memprihatinkan dengan tingkat sedimentasi dan pengangkutan sampah

yang tinggi. Akibatnya, jika hujan dengan intensitas tinggi terjadi di hulu,

permukaan air sungai cepat meluap.

4.2.4 Penduduk

Jumlah penduduk DKI Jakarta sesuai data kependudukan berjumlah 7,55

juta jiwa. Jakarta dengan wilayah sekitarnya Bodetabek (Bogor, Depok,

Tangerang dan Bekasi) berpenduduk 20 juta jiwa. Namun, fakta di lapangan

jumlah penduduk yang beraktivitas kurang lebih 8,9 juta jiwa pada malam hari

dan 11 juta jiwa pada siang hari, dengan kepadatan penduduk 130-150 jiwa/ha

hingga 200-300 jiwa/ha. Sedangkan prediksi jumlah penduduk tahun 2030

mencapai 12,5 juta jiwa (BPS, 2007).

Tabel 9 Jumlah Penduduk DKI Jakarta November 2011

No Wilayah WNI WNA

Total LK PR JML LK PR JML

1. Jakarta

Pusat 575.220 547.754 1.122.974 342 354 696 1.123.670

2. Jakarta

Utara 887.059 828.479 1.715.538 433 374 807 1.716.345

3. Jakarta

Barat 1.165.463 1.094.143 2.259.606 389 346 735 2.260.341

4. Jakarta

Selatan 1.099.752 1.035.078 2.134.830 401 340 741 2.135.571

5. Jakarta

Timur 1.510.461 1.415.161 2.925.622 574 536 1110 2.926.732

6. Kep.Seribu 12.667 12.261 24.928 6 2 8 24.936

Total 5.250.622 4.932.876 10.183.498 2145 1952 4097 10.187.595

Sumber: Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta

4.2.5 Penutupan Lahan (Land Cover)

Berdasarkan citra satelit 2008, daratan seluas 42.941,38 ha (66,62%)

sudah terbangun permukaan lahan tertutup bangunan, jalan, perkerasan lain) dan

21.515,81 ha (33,38%) merupakan ruang terbuka dengan rincian RTH publik

9,79% dan ruang terbuka lainnya berupa berbagai unsur dan struktur alami yang

Page 56: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

40

berpotensi sebagai RTH 23,59%. Hasil citra satelit tersebut menunjukkan bahwa

Jakarta telah didominasi lahan terbangun, jalan, jembatan dan berbagai jenis

perkerasan lainnya (Joga 2011). Untuk lebih jelasnya, luas dan presentase lahan

terbangun dan potensi RTH di wilayah DKI Jakarta dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 10 Penggunaan Lahan DKI Jakarta tahun 2008

No. Guna Lahan Luas (Ha) Presentase (%) Keterangan

1. Lahan Terbangun 42.941,38 66,62 Bangunan, jalan, jembatan

n dan berbagai perkerasan

2. RTH Publik 6.309,89 9,79

Dimiliki Pemprov

DKI Jakarta dan

Pemerintah Pusat

3. RTH Privat 15.205,92 23,59 Dimiliki oleh masyarakat

dan swasta/pengembang

Luas DKI Jakarta 64.457,19 100 Tidak termasuk kabupaten

Kepulauan Seribu

Sumber : Hasil Analisis Konsultan Tahun 2008 dalam Joga (2011)

4.2.6 Perekonomian

Perekonomian Jakarta tahun 2002-2006 menunjukkan prestasi yang cukup

menggembirakan. Jakarta dalam kurun 5 tahun terakhir telah memberikan

kontribusi terhadap PDB sebesar 16-17%. Angka ini merupakan paling besar

dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain. Kondisi perekonomian nasional

sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Jakarta. Pertumbuhan

perekonomian Jakarta selama 5 tahun terakhir tumbuh rata-rata 6 persen. Angka

ini jauh lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada sebelum

saat krisis moneter.

4.2.7 Pola Sebaran Kegiatan

Kegiatan utama penduduk DKI Jakarta adalah dibidang perdagangan

besar, kecil dan jasa-jasa, kemudian kegiatan dibidang industri termasuk listrik,

gas dan air, hanya sebagian kecil yang bekerja pada sektor pertanian.

Industri yang ada terutama ialah industri manufacturing yang bergerak di

bidang bahan makanan dan minuman, tekstil, percetakan dan penerbitan, kayu dan

alat rumah tangga, barang-barang dari karet, kimia, barang logam dan industri

asembling. Sebagian industri berat berlokasi di Pulogadung, industri ringan di

Pluit, Ancol dan Cengkareng, industri pertanian di Gandaria Selatan serta jasa dan

perdagangan di Tanjung Priok.

Page 57: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

41

Sektor pertanian terutama sektor perikanan laut/darat terdapat di teluk

Jakarta dan empang dekat pantai, peternakan dan holtikultura di daerah pinggiran

kota terutama di kecamatan Kebon Jeruk, Kebayoran Lama, Pasar Minggu,

Mampang Prapatan, Pasar Rebo, Kramat Jati. Sektor pertanian ini diusahakan

dengan cara lama yang semakin lama semakin terdesak dengan perkembangan-

perkembangan industri dan perumahan. Namun demikian, bila diusahakan secara

intensif akan dapat memenuhi sebagian kebutuhan DKI Jakarta. Selain kegiatan di

bidang perekonomian, Jakarta merupakan pusat kegiatan pemerintah, kegiatan

diplomatik dan pusat kegiatan kebudayaan.

4.3 Rencana Tata Ruang dan Wilayah DKI Jakarta

Perkembangan fisik di kota-kota Jakarta dalam 10 tahun terakhir berjalan

dengan cepat dan dinamis. Pada beberapa bagian kota Jakarta pemanfaatan ruang

tidak sesuai dengan peruntukkannya seperti kawasan pemukiman berkembang

menjadi kawasan jasa dan perdagangan, berkembangnya kawasan pemukiman

sekitar daerah aliran sungai, waduk dan situ, belum efektifnya relokasi industri

dan alih fungsi RTH menjadi kawasan lain. Kondisi saat ini RTH baru mencapai

11%, sementara target yang ditetapkan 13,04% dari luas Jakarta.

Pemanfaatan ruang di kota Jakarta untuk kawasan pemukiman,

perkantoran, perdagangan dan jasa, semakin meningkat. Luas lahan kota yang

statis, tidak memungkinkan pemanfaatan lahan secara horizontal di beberapa

kawasan. Pembangunan fisik kota selama 10 tahun terakhir didominasi oleh

bangunan bertingkat untuk mengefisienkan penggunaan lahan. Pada saat ini di

beberapa kawasan prospektif, mengusulkan ketinggian bangunan lebih tinggi dari

kondisi yang ada agar biaya pembangunannya lebih efisien.

Page 58: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Penutupan Lahan D.K.I Jakarta Tahun 2011

Citra satelit yang digunakan pada penelitian ini adalah citra Landsat 7

ETM 122/64 akuisisi tanggal 28 Agustus 2011 dan 13 September 2011. Kedua

data citra tersebut digabung kemudian dipotong dengan batas wilayah

administrasi D.K.I Jakarta. Setelah dipotong, dilakukan klasifikasi citra satelit

sehingga terlihat penutupan lahan kota Jakarta. Klasifikasi citra yang digunakan

dalam penelitian ini adalah klasifikasi terbimbing (supervised classification).

Klasifikasi terbimbing merupakan proses klasifikasi dengan pemilihan kategori

informasi yang diinginkan dan memilih training area untuk tiap kategori penutup

lahan yang mewakili sebagai kunci interpretasi. Klasifikasi terbimbing dilakukan

sebelum melakukan cek lapangan setelah melakukan pemulihan dan penajaman

citra. Tujuan dilakukan klasifikasi citra adalah untuk pengelompokan atau

melakukan segmentasi terhadap kenampakan-kenampakan yang homogen dengan

menggunakan teknik kuantitatif. Hasil dari klasifikasi citra tersebut didapatkan

kategori penutupan lahan. Klasifikasi penutupan lahan pada penelitian ini dibagi

menjadi tiga kategori, yaitu:

1. RTH (Ruang Terbuka Hijau)

Interpretasi hasil citra Landsat 7 ETM 122/64 tanggal akuisisi 28 Agustus

2011 dan 13 September 2011 tersebut, dicirikan dengan warna hijau dalam proses

pengklasifikasiannya. Hasil yang terlihat bahwa terdapat tipe penutupan lahan

pada kategori RTH di wilayah DKI Jakarta yaitu berupa hutan kota, taman kota,

pemakaman, lapangan bola, lapangan golf dan jalur hijau jalan. Berikut gambar

tipe penutupan lahan kategori RTH di DKI Jakarta dapat di lihat pada gambar 17.

Gambar 17 Contoh Lokasi Penutupan Kategori RTH

Page 59: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

43

2. Lahan Terbangun

Lahan terbangun meliputi bangunan perumahan, gedung-gedung tinggi,

kawasan industri, jalan, dll. Pada gambar 18, dapat di lihat tipe penutupan lahan

kategori lahan terbangun di DKI Jakarta. Berdasarkan interpretasi hasil citra

landsat 7 ETM, pengklasifikasian kategori ini ditandai dengan warna merah.

Gambar 18 Contoh Lokasi Penutupan Kategori Lahan Terbangun

3. Badan air

Hasil dari intrepetasi citra Landsat 7 ETM pada peta penutupan lahan,

badan air dalam pengklasifikasiannya ditandai dengan warna biru. Badan air

merupakan suatu area seperti sungai dan danau. Tipe penutupan lahan kategori ini

dapat dilihat pada gambar 19.

Gambar 19 Contoh Lokasi Penutupan Kategori Badan Air

Pengolahan data citra satelit sangat perlu dilakukan uji akurasi data.

Akurasi yang dimaksud di sini adalah kecocokan antara suatu informasi standar

yang dianggap benar, dengan citra terklasifikasi yang belum diketahui kualitas

informasinya. Uji akurasi dilakukan dengan menggunakan accuracy assesment

pada software ERDAS IMAGINE 9.1 setelah mengambil GCP (Ground Control

Point) yang diambil menyebar menggunakan GPS dibeberapa titik di seluruh

wilayah Jakarta. Hasil akurasi peta penutupan lahan DKI Jakarta 2011 adalah

sebesar 87,10 persen sehingga peta ini sudah dapat digunakan karena nilai

ketelitian dari peta harus memenuhi syarat lebih besar dari 70 persen, nilai

Page 60: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

44

tersebut dapat menjadi sebuah pembuktian terhadap nilai kevalidan data citra

satelit (Purwadhi 2001).

Peta penutupan lahan DKI Jakarta yang dihasilkan dari citra satelit

mengandung informasi mengenai luas penutupan lahan yang ada di Jakarta.

Presentase luasan tersebut dapat dilihat pada gambar 20.

Gambar 20 Luas Penutupan Lahan DKI Jakarta Tahun 2011

Diagram di atas menunjukkan bahwa luas ruang terbangun di Jakarta

berdasarkan peta tutupan lahan sudah mencapai angka lebih dari 70 persen atau

lebih tepatnya sebesar 88,63 persen dari luas total keseluruhan. Lahan terbangun

mendominasi perkembangan keseluruhan kota. Hal ini dapat dilihat dari kondisi

eksisting kota Jakarta yang sebagian besar tutupan lahannya terdiri dari kawasan

perkantoran, pemukiman, industri dan perdagangan. Padatnya bangunan di

sebagian besar wilayah Jakarta dengan berbagai perkerasan lainnya berdampak

pada berkurangnya lahan alami dan menurunnya kualitas kota.

Ketersediaan ruang terbuka hijau di Jakarta sangat minim. Saat ini luas

ruang terbuka hijau yang ada hanya 10,03 persen dari luas keseluruhan Jakarta.

Angka tersebut masih sangat kurang dari ketetapan yang disebutkan di dalam

undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang yang menyebutkan

bahwa proporsi luas RTH minimal adalah 30 persen dari luas kota yang terdiri

atas RTH publik 20 persen yang di kelola pemerintah daerah dan RTH privat

sebesar 10 persen yang di kelola masyarakat dan swasta. Berdasarkan undang-

undang tersebut, proporsi luas RTH yang ada saat ini akan berimplikasi pada

keadaan iklim kota Jakarta. Jakarta menjadi lebih panas dan berdampak pada

1,34%

88,63%

10,03%

Penutupan Lahan DKI Jakarta

Badan Air (844,92 Ha)

Ruang Terbangun (55775,9 Ha)

Ruang Terbuka Hijau (6310,8 Ha)

Page 61: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

45

keseimbangan ekosistem kota dengan indikasi penurunan kualitas lingkungan

seperti banjir pada musim hujan, fenomena heat island pada musim kemarau dan

meningkatnya pencemaran kota.

Ketersedian badan air di Jakarta menurut peta penutupan lahan tersebut,

hanya 1,34 persen atau sekitar 844,92 Ha. Wilayah Jakarta masih banyak

memiliki aliran sungai (alami maupun buatan), situ maupun waduk yang

berfungsi sebagai tata air kota Jakarta. Kondisi alam kota Jakarta sebagai dataran

rendah yang banyak dialiri aliran air dengan 13 sungai utama dan adanya 14 situ

atau waduk sebagai karakter kota Jakarta. Peta penutupan lahan kota Jakarta ini

dapat dilihat pada (Gambar 21)

5.2 Hasil Pengukuran Iklim Mikro tiap Land use

5.2.1 Iklim Mikro Kawasan Taman Kota

Luas ruang terbuka hijau di Jakarta semakin lama semakin berkurang

seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan peningkatan kebutuhan lahan.

Adanya batasan wilayah kota mendorong pembangunan cenderung memanfaatkan

lahan-lahan alami yang masih ada, padahal lahan tersebut mempunyai fungsi-

fungsi ekologis kota. Berkurangnya ruang terbuka hijau dan bertambahnya

dominasi lahan terbangun (hutan beton) di Jakarta, berdampak pada

keseimbangan ekosistem kota dengan indikasi kualitas lingkungan perkotaan.

Taman kota, taman lingkungan dan taman rekreasi di Jakarta pada

umumnya berbentuk area hijau dengan luasan tertentu karena banyak digunakan

masyarakat untuk berbagai kegiatan sedangkan ruang terbuka hijau berada di tepi

jalan, sempadan sungai dan tepian pantai berbentuk koridor jalur hijau (green

coridor). Jakarta memiliki banyak taman kota, salah satu taman kota yang cukup

besar di Jakarta adalah taman Suropati, Menteng. Taman Suropati sudah ada sejak

tahun 1920 di pusat kota Jakarta.

Page 62: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

46

Gambar 21 Peta Penutupan Lahan Kota Jakarta

Page 63: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

47

Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan di taman Suropati selama

3 hari mulai dari tanggal 28, 29, 30 Juli 2012. Kawasan taman Suropati

didominasi vegetasi yang memilki jarak tanam yang rapat. Pengukuran suhu udara

dan kelembaban udara dilakukan pada siang hari saat cuaca cerah yaitu pada

pukul 12.30-13.00 WIB. Suhu dan kelembaban udara diukur di bawah naungan

pohon mahoni (Sweitenia mahogani) setinggi ± 8 meter dengan kepadatan tajuk

yang cukup rapat, untuk struktur vegetasi semak, pengukuran dilakukan di bawah

naungan palem wregu (Rhapis excelsa) yang memiliki daun lebar dan memiliki

tinggi ± 1,5 meter sedangkan pengukuran di atas rumput, dilakukan pada rumput

gajah (Axonopus compressus). Data suhu udara dan kelembaban udara yang

didapatkan dari hasil pengukuran selama tiga hari dapat dilihat pada tabel yang

tersaji pada tabel (Lampiran 2).

Data rata-rata ulangan pengukuran iklim mikro selama tiga hari tersebut

menunjukkan perbedaan setiap menit pengukuran baik pada pohon, semak

maupun rumput. Perbandingan laju perubahan suhu maupun kelembaban udara

lebih jelas dapat terlihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 22 Grafik Suhu Udara di Kawasan Taman Kota

Gambar di atas merupakan grafik rata-rata suhu udara pada struktur

vegetasi pohon, semak dan rumput yang ada pada taman kota. Grafik tersebut

menunjukkan bahwa keadaan suhu udara pada struktur vegetasi pohon tidak

begitu mengalami perubahan tiap menitnya, hanya saat menit ke 9 sampai menit

ke 23 rumput dan semak mengalami perubahan suhu menjadi lebih rendah jika

dibandingkan dengan keadaan awalnya, kemudian setelah menit ke 23 suhu

30,0

32,0

34,0

36,0

38,0

40,0

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Su

hu

Ud

ara

(◦C

)

Suhu Udara Taman Kota

Pohon

Semak

Rumput

Page 64: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

48

kembali ke kondisi semula. Hal ini dikarenakan perubahan cuaca kota saat

dilakukan pengukuran yaitu adanya tutupan awan yang mempengaruhi penyinaran

matahari tetapi perubahan ini tidak cukup berarti karena saat berikutnya suhu

kembali ke awal pengukuran. Dari hasil uji statistik melalui uji T One way anova

dengan taraf nyata 0,05 terhadap ketiga vegetasi dimana nilai probabilitas < dari

0,05 maka H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai suhu udara pada pohon,

semak dan rumput. Rata-rata suhu udara pada pohon adalah 30,3⁰C, suhu udara

pada semak adalah 34,2⁰C dan suhu udara pada rumput adalah 35,2⁰C.

Grafik di atas menunjukkan bahwa suhu udara di bawah naungan pohon

lebih rendah bila dibandingkan dengan dua vegetasi lainnya yaitu semak dan

rumput. Selisih suhu udara pohon dengan semak 3,9⁰C, selisih suhu udara semak

dan rumput mencapai 1,0⁰C, dan selisih suhu udara pohon dengan rumput 4,9⁰C.

Suhu udara paling tinggi adalah suhu udara diatas rumput, hal ini dikarenakan

rumput mendapatkan sinar matahari secara langsung tanpa terlindungi oleh

apapun sedangkan pohon dan semak masih memiliki naungan. Naungan secara

langsung berpengaruh terhadap intensitas cahaya yang sampai dipermukaan tajuk

tanaman. Keberadaan pohon dalam taman kota sangat erat kaitannya dengan

pengaruh iklim mikro suatu kota. Bentuk tajuk pohon yang rapat menyebabkan

suhu di bawah naungan pohon lebih sejuk jika dibandingkan dengan dua vegetasi

lainnya.

Gambar 23 Grafik Kelembaban Udara di Kawasan Taman Kota

Grafik di atas menunjukkan bahwa kelembaban udara pada setiap vegetasi

di kawasan taman kota. Kelembaban udara paling tinggi dimiliki oleh vegetasi

46,0

48,0

50,0

52,0

54,0

56,0

58,0

60,0

62,0

64,0

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Kele

mb

ab

an

Ud

ara

(%)

Kelembaban Udara Taman Kota

Pohon

Semak

Rumput

Page 65: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

49

pohon. Di bawah naungan pohon, suhu udaranya lebih rendah dibandingkan

dengan semak dan rumput. Namun, untuk kelembaban udara, pohon lebih tinggi

dengan angka rata-rata mencapai 61 persen. Dari hasil uji statistik melalui uji T

One way anova dengan taraf nyata 0,05 terhadap ketiga vegetasi dimana nilai

probabilitas < dari 0,05 maka H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai

kelembaban udara pada pohon, semak dan rumput. Nilai rata-rata kelembaban

udara pada pohon, semak dan rumput berturut-turut sebesar 61,0 persen, 55,7

persen dan 55,0 persen.

Selisih kelembaban udara pohon dan semak 5,3 persen, selisih kelembaban

udara semak dan rumput 0,7 persen dan selisih antara kelembaban udara pohon

dengan rumput sebesar 6,0 persen. Pohon memiliki kelembaban udara yang lebih

tinggi bila dibandingkan dengan semak dan rumput, hal ini disebabkan karena

pohon yang satu dengan yang lainnya yang ada di taman Suropati letaknya

berdekatan dan cukup rindang. Faktor yang mempengaruhi keadaan tersebut yaitu

kemampuan evapotranspirasi lebih baik karena tajuk pepohonan yang rapat

sehingga kandungan uap air di bawah pohon lebih banyak sedangkan semak

memiliki kelembaban udara yang lebih tinggi dari pada rumput karena semak

masih memiliki naungan dan ukuran semak lebih tinggi dari pada rumput.

5.2.2 Iklim Mikro Kawasan CBD

Kawasan pusat kota Jakarta secara besar-besaran mengalami pergeseran

fungsi lahan. Ruang terbuka hijau kota beralih fungsi menjadi kawasan bisnis,

supermall, pekantoran dan sebagainya. Kawasan CBD (Central Business Distric)

terdiri dari banyak bangunan dan perkerasan sehingga memiliki sedikit RTH.

Keberadaan RTH pada kawasan ini, semakin lama semakin berkurang, proporsi

antara bangunan dan RTH tidak seimbang sehingga memicu naiknya suhu udara.

Salah satu kawasan CBD terbesar di kota Jakarta adalah kawasan CBD cempaka

putih. Kawasan ini banyak terdapat gedung-gedung perbelanjaan, ruko, maupun

gedung perkantoran. Akan tetapi, tepat di depan ruko Cempaka Mas masih

terdapat RTH yang cukup luas sehingga dilakukan pengukuran di lokasi ini

karena area ini diasumsikan dapat mewakili seluruh kawasan CBD Cempaka

Putih.

Page 66: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

50

Pengambilan data iklim mikro di kawasan CBD dilakukan selama tiga hari

mulai dari tanggal 31 Juli 2012 sampai dengan 2 Agustus 2012. Pengukuran

menggunakan alat Heavy Weather dilakukan pada pukul 12.30-13.00 WIB pada

saat cuaca cerah. Suhu dan kelembaban udara di ukur di bawah naungan pohon

tanjung (Mimusoph elengi L) setinggi ± 8m dengan tajuk bundar seperti bola

,untuk semak dilakukan pengukuran iklim mikro pada tanaman gardenia

(Gardenia jasminoides) setinggi ± 1,8 m, dan pengukuran pada rumput, dilakukan

di atas permukaan rumput gajah (Axonopus compressus). Data hasil pengukuran

iklim mikro pada kawasan CBD Cempaka Putih yang dilakukan selama tiga hari

terlampir pada tabel (Lampiran 3). Perbandingan laju perubahan suhu maupun

kelembaban udara dari hasil pengulangan selama dilapangan lebih jelas dapat

telihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 24 Grafik Suhu Udara di Kawasan CBD

Grafik di atas menunjukkan perbandingan laju suhu udara setiap menitnya

pada kawasan CBD Cempaka Putih. Pada grafik terlihat bahwa rumput memiliki

suhu tertinggi jika dibandingkan dengan pohon dan semak. Namun, untuk

kenaikkan suhu hanya semak yang terlihat mengalami peningkatan sedangkan

untuk pohon dan rumput tidak begitu mengalami kenaikan ataupun penurunan

suhu. Dari hasil uji statistik melalui uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05

terhadap ketiga vegetasi dimana nilai probabilitas < dari 0,05 maka H0 ditolak

sehingga terdapat perbedaan nilai suhu udara pada pohon, semak dan rumput.

Suhu rata-rata pohon pada kawasan ini 31,9⁰C, sedangkan semak dan rumput

memiliki suhu rata-rata masing-masing sebesar 34,3⁰C dan 35,7⁰C.

30,0

32,0

34,0

36,0

38,0

40,0

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Su

hu

Ud

ara

(◦)

Suhu Udara Kawasan CBD

Pohon

Semak

Rumput

Page 67: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

51

Selisih suhu udara antara pohon dan semak pada kawasan CBD sebesar

2,4⁰C, selisih suhu udara antara semak dan rumput sebesar 1,4⁰C sedangkan

selisih suhu udara antara pohon dengan rumput sebesar 3,8⁰C. Suhu udara

dibawah naungan pohon cenderung lebih kecil bila dibandingkan dengan suhu

udara semak dan rumput. Hal ini disebabkan karena pohon memiliki tajuk yang

dapat menyebarkan sinar matahari sehingga suhu area disekitarnya dapat

direduksi dengan baik sedangkan semak memiliki area tajuk yang lebih kecil bila

dibandingkan dengan pohon, sehingga kemampuan mereduksi suhu udaranya juga

lebih rendah. Struktur vegetasi rumput memiliki suhu udara yang paling tinggi

karena rumput menerima langsung sinar matahari tanpa terhalangi oleh apapun

sehingga dipantulkan ke area sekitarnya.

Gambar 25 Grafik Kelembaban Udara di Kawasan CBD

Grafik kelembaban udara di atas menunjukkan perbandingan kelembaban

masing-masing vegetasi pada RTH di kawasan CBD. Dari hasil uji statistik

melalui uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05 terhadap ketiga vegetasi

dimana nilai probabilitas < dari 0,05 maka H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan

nilai kelembaban udara pada pohon, semak dan rumput. Dari hasil pengukuran

dilapangan, pohon memiliki kelembaban suhu paling tinggi, hal ini dikarenakan

suhu berbanding terbalik dengan kelembaban udara, semakin rendah suhu,

semakin tinggi pula kelembaban udara. Rata-rata kelembaban udara pada pohon di

kawasan CBD sebesar 58,7 persen, sedangkan untuk semak dan rumput masing-

masing memiliki kelembaban udara sebesar 52,8 persen dan 51,7 persen.

46,048,050,052,054,056,058,060,062,064,0

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Kele

mb

ab

an

Ud

ara

(%

)

Menit ke-

Kelembaban Udara Kawasan CBD

Pohon

Semak

Rumput

Page 68: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

52

Selisih kelembaban udara pohon dengan semak pada kawasan CBD

sebesar 5,9 persen. Selisih kelembaban udara semak dengan rumput sebesar 1,1

persen sedangkan selisih antara kelembaban udara pohon dengan rumput adalah

sebesar 7,0 persen. Hal ini dikarenakan pohon dapat menghalangi masuknya sinar

matahari, inilah yang menyebabkan area dibawah naungan pohon memiliki massa

udara yang lembab.

5.2.3 Iklim Mikro Kawasan Perumahan

Kawasan pusat kota dan daerah pinggiran kota Jakarta telah banyak

mengalami konversi lahan. Lahan pertanian yang subur menjadi area komersil dan

area pemukiman baru. Hal ini terjadi karena rencana tata ruang daerah yang telah

di susun tidak begitu diperhatikan oleh developer. Peningkatan jumlah penduduk

di kota Jakarta yang semakin lama semakin meningkat menyebabkan warga

Jakarta berburu lahan untuk dijadikan kawasan bermukim. Salah satu area yang

dijadikan sebagai kawasan pemukiman baru adalah kawasan Perumahan Metland

Menteng di kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Kawasan perumahan ini

merupakan lahan pertanian yang di ubah oleh para developer menjadi kawasan

pemukiman elit.

Pengukuran iklim mikro pada kawasan perumahan Metland Menteng,

Cakung, dilakukan pada pukul 12.30-13.00 WIB. Sampel suhu dan kelembaban

udara di ukur pada vegetasi di taman lingkungan perumahan ini. Pengukuran

iklim mikro dilakukan di bawah naungan pohon sawo kecik (Manilkara kauki)

setinggi ± 8 m dengan tajuk bulat. Untuk pengambilan data semak dilakukan

tanaman bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) setinggi ± 2 m, sedangkan untuk

rumput dilakukan pengukuran iklim mikro pada rumput gajah (Axonopus

compressus). Pengukuran di kawasan ini dilakukan selama 3 hari mulai dari

tanggal 14 September sampai dengan 16 September 2012 menggunakan tiga alat

Heavy Weather yang digunakan secara bersamaan. Data hasil pengukuran selama

di lapangan terlampir pada tabel (Lampiran 4). Berikut grafik hubungan antara

waktu pengambilan iklim mikro dengan suhu dan kelembaban udara di kawasan

perumahan.

Page 69: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

53

Gambar 26 Grafik Suhu Udara di Kawasan Perumahan

Grafik di atas menunjukkan suhu udara yang didapatkan di kawasan

perumahan Metland Menteng, Cakung. Dari hasil yang diperoleh, suhu pada

kawasan ini cenderung stabil dari awal sampai menit ke 30 hanya sedikit terlihat

peningkatan maupun penurunan suhu. Rumput memiliki suhu tertinggi jika

dibandingkan dengan pohon dan semak sedangkan pohon memiliki suhu terendah.

Hal ini membuktikan bahwa kondisi iklim di bawah naungan tajuk berbeda

dengan vegetasi yang tidak memiliki tajuk. Penyinaran radiasi matahari pada

vegetasi dapat dikurangi dengan adanya tajuk pada tanaman sehingga tanaman

yang memiliki tajuk akan mempunyai suhu udara yang lebih rendah dan sejuk.

Dari hasil uji statistik melalui uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05

terhadap ketiga vegetasi dimana nilai probabilitas < dari 0,05 maka H0 ditolak

sehingga terdapat perbedaan nilai suhu udara pada pohon, semak dan rumput.

Suhu rata-rata pohon pada kawasan perumahan Metland Menteng sebesar 34,0 ⁰C

sedangkan untuk semak dan rumput berturut-turut memiliki suhu udara rata-rata

sebesar 34,7 ⁰C dan 37,7 ⁰C. Dari data tersebut terlihat bahwa antar ketiga

struktur vegetasi tersebut terdapat selisih suhu udara. Selisih suhu udara antara

pohon dan semak sebesar 0,7⁰C, selisih suhu udara antara semak dan rumput

sebesar 3,0⁰C sedangkan selisih antara suhu udara pohon dengan rumput sebesar

3,7⁰C.

30,0

32,0

34,0

36,0

38,0

40,0

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Su

hu

Ud

ara (

ºC)

Suhu Udara Kawasan Perumahan

Pohon

Semak

Rumput

Page 70: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

54

Gambar 27 Grafik Kelembaban Udara di Kawasan Perumahan

Gambar di atas menunjukkan grafik kelembaban udara di kawasan

perumahan. Pada grafik terlihat vegetasi yang memiliki kelembaban tertinggi

adalah pohon. Suhu dibawah naungan pohon lebih rendah sehingga memiliki

massa udara yang lembab. Dari hasil uji statistik melalui uji T One way anova

dengan taraf nyata 0,05 terhadap ketiga vegetasi dimana nilai probabilitas < dari

0,05 maka H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai kelembaban udara pada

pohon, semak dan rumput. Kelembaban udara rata-rata pada vegetasi pohon

sebesar 58,1 persen, pada semak kelembaban udara rata-rata sebesar 57 persen

dan rumput memilki kelembaban udara rata-rata sebesar 51 persen.

Selisih kelembaban udara antara pohon dengan semak yaitu 1,1 persen,

selisih kelembaban udara antara semak dan rumput mencapai 8 persen sedangkan

selisih kelembaban udara antara pohon dengan rumput sebesar 7,1 persen. Hal ini

membuktikan bahwa kemampuan setiap vegetasi dalam hal meningkatkan

kelembaban udara berbeda-beda sesuai dengan karakteristik dari vegetasi itu

sendiri. Luasan tajuk, lebar daun dan tinggi vegetasi berpengaruh secara nyata

terhadap kenaikkan kelembaban udara.

5.2.4 Iklim Mikro Kawasan Industri

Jakarta mempunyai status sebagai pusat pemerintahan, perdagangan,

industri, kebudayaan dan pariwisata. Sebagai pusat industri, Jakarta memiliki

tingkat polusi yang cukup tinggi. Aktivitas industri menimbulkan gas buang dan

debu yang menjadi pencemar utama. Keberadaan RTH pada kawasan industri

46,0

48,0

50,0

52,0

54,0

56,0

58,0

60,0

62,0

64,0

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Kele

mb

ab

an

Ud

ara (

%)

Kelembaban Udara Kawasan Perumahan

Pohon

Semak

Rumput

Page 71: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

55

masih tergolong cukup minim, hanya beberapa kawasan industri saja yang

memiliki hutan kota. Salah satu kawasan industri yang memiliki hutan kota yang

cukup luas adalah kawasan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP). Pada

kawasan ini masih terdapat banyak vegetasi seperti pohon, semak maupun

rumput.

Pengukuran di kawasan industri Jakarta Industrial Estate Pulogadung

(JIEP) dilakukan selama 3 hari mulai dari tanggal 3 Oktober 2012 sampai dengan

5 Oktober 2012. Pengukuran iklim mikro dilakukan pada saat cuaca cerah yaitu

sekitar pukul 12.30-13.00 WIB yaitu pada vegetasi pohon, semak dan rumput.

Pada vegetasi pohon, iklim mikro diukur di bawah naungan pohon asam

(Tamarindus indica L.) setinggi ± 10 m dengan tajuk irreguler dan memilki

fungsi penaung. Pada semak, dilakukan pengukuran pada naungan tanaman bunga

kertas (Bougainvillea sp.) setinggi ± 1,5 m sedangkan pengukuran iklim mikro

pada vegetasi rumput dilakukan di atas rumput gajah (Axonopus compressus).

Data hasil pengukuran suhu dan kelembaban udara pada kawasan industri

terlampir pada tabel (Lampiran 5). Berikut grafik hubungan antara suhu dan

kelembaban udara dengan waktu pengambilan pada masing-masing vegetasi di

kawasan JIEP.

Gambar 28 Grafik Suhu Udara di Kawasan Industri

Gambar di atas menunjukkan grafik suhu udara pada kawasan industri

Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP). Pada grafik terlihat bahwa suhu

pada vegetasi rumput cenderung mengalami kenaikan yang cukup drastis. Rata-

rata suhu udara rumput pada kawasan ini mencapai 37,9 ºC. Hal ini dikarenakan,

30,0

32,0

34,0

36,0

38,0

40,0

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Su

hu

Ud

ara

(ºC

)

Suhu Udara Kawasan Industri

Pohon

Semak

Rumput

Page 72: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

56

tingkat penerimaan cahaya matahari pada vegetasi tanpa naungan cukup tinggi

bila dibandingkan dengan vegetasi dengan naungan. Suhu vegetasi pada siang hari

di atas permukaan tanah terbuka akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan suhu

di bawah naungan karena radiasi matahari yang diterima oleh tanaman tidak dapat

dipantulkan kembali. Dari hasil uji statistik melalui uji T One way anova dengan

taraf nyata 0,05 terhadap ketiga vegetasi dimana nilai probabilitas < dari 0,05

maka H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai suhu udara pada pohon, semak

dan rumput. Nilai rata-rata suhu udara pohon, semak dan rumput berturut-turut

33,9 ºC, 34,6 ºC dan 37,9 ºC.

Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, terdapat selisih suhu udara antar

struktur vegetasi. Selisih suhu udara antara pohon dan semak sebesar 0,7ºC,

selisih suhu udara antara semak dan rumput sebesar 3,3ºC dan selisih antara

vegetasi pohon dengan rumput sebesar 4ºC.

Gambar 29 Grafik Kelembaban Udara di Kawasan Industri

Keadaan kelembaban udara pada setiap land use berbeda-beda.

Berdasarkan hasil pengukuran pada kawasan industri pada vegetasi pohon, semak

dan rumput masing-masing memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi seperti

yang terlihat pada grafik di atas. Vegetasi yang memilki kelembaban udara

terendah adalah vegetasi rumput rata-ratanya hanya mencapai angka 51,0 persen

sedangkan untuk vegetasi pohon dan semak berturut-turut sebesar 58,4 dan 57,2

persen. Dari hasil uji statistik melalui uji T One way anova dengan taraf nyata

0,05 terhadap ketiga vegetasi dimana nilai probabilitas < dari 0,05 maka H0

46,0

48,0

50,0

52,0

54,0

56,0

58,0

60,0

62,0

64,0

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Kele

mb

ab

an

Ud

ara

(%

)

Menit ke-

Kelembaban Udara Kawasan Industri

Pohon

Semak

Rumput

Page 73: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

57

ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai suhu udara pada pohon, semak dan

rumput.

Selisih kelembaban udara pada pohon dan semak sebesar 1,2 persen,

selisih kelembaban udara antara semak dan rumput sebesar 6,2 persen, sedangkan

selisih kelembaban udara pohon dengan rumput sebesar 7,4 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa vegetasi yang memiliki naungan cenderung memiliki

kelembaban udara yang lebih tinggi karena proses evapotranspirasi tanaman dapat

berjalan dengan baik.

Hasil interpretasi grafik iklim mikro dari hasil pengukuran pada vegetasi

pohon, semak dan rumput di masing-masing land use (Taman Kota, CBD,

Perumahan dan Industri) berbeda. Berdasarkan uji statistik menggunakan uji T

one way, perbedaan suhu antar vegetasi baik pohon, semak dan rumput berbeda

secara nyata dengan taraf 5 persen. Begitu pula dengan kelembaban udara,

menurut uji statistik perbedaan kelembaban udara antar vegetasi (pohon, semak

dan rumput) pada masing-masing land use berbeda secara nyata pada taraf 5

persen.

Kelembaban udara (RH) dipengaruhi oleh adanya pepohonan pelindung

terutama bila jarak antar pohon cukup rapat. Kelembaban udara menunjukkan

kandungan uap air diatmosfer pada suatu saat dan waktu tertentu. Semakin banyak

air yang diuapkan, semakin banyak energi yang berbentuk panas laten dan makin

lembab udaranya. Uap air dapat menyerap energi radiasi matahari, apabila

tanaman tinggi akan memilki laju evapotranspirasi yang lebih besar karena

kehilangan panas yang disebabkan oleh evaporasi akan menyebabkan suhu

disekitar tanaman menjadi lebih sejuk. Selain itu, sekelompok pepohonan yang

ditanam dengan kerapatan tinggi dapat mengurangi suhu udara yang tinggi pada

siang hari.

Pada grafik-grafik diatas, dapat dilihat bahwa pada masing-masing land

use, suhu pada naungan pohon lebih rendah bila dibandingkan dengan suhu pada

semak dan rumput sehingga dapat disimpulkan bahwa pohon lebih efektif

mereduksi suhu udara bila dibandingkan dengan semak dan rumput. Hal ini

dikarenakan, pohon mampu mengabsorbsi energi radiasi matahari dan dapat

dipantulkan atau dipencarkan ke tajuk pohon sehingga akan memberikan teduhan

Page 74: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

58

pada area disekelilingnya. Untuk itu, diperlukan penanaman pohon dengan jenis

pohon yang sesuai yaitu memiliki karakteristik tajuk menaungi dalam jumlah

yang banyak untuk menurunkan suhu udara kota yang panas agar tercipta

kenyamanan pada setiap kawasan.

5.3. Analisis Iklim Mikro Struktur Vegetasi pada Berbagai Landuse

5.3.1. Analisis Iklim Mikro Pohon pada berbagai Landuse

Pohon sangat erat kaitannya dengan iklim mikro suatu daerah. Mekanisme

hubungan pohon dan iklim mikro adalah ketika radiasi matahari diperkotaan

mengakibatkan tanah dan benda lainya menjadi panas. Tumbuhan yang tinggi dan

luasan yang cukup akan mengurangi efek pemanasan tersebut. Suhu udara pada

daerah pepohonan lebih nyaman daripada daerah yang tidak ditumbuhi pohon.

Hal ini disebabkan, daun-daun pada pohon dapat mengintersepsi, refleksi,

mengabsorbsi dan mentransmisikan sinar matahari. Efektivitasnya tergantung

kepada spesiesnya, misalnya rindang, berdaun, bercabang dan beranting banyak.

Setiap spesies mempunyai bentuk, karakteristik, warna, tekstur dan ukuran

berbeda-beda.

Pohon secara ekologis dapat membantu meningkatkan kualitas udara

dengan menurunkan iklim mikro, menyerap air dan polutan udara. Pohon juga

dapat menyerap karbondioksida dan menghasilkan oksigen. Keberadaan pohon

sangat diperlukan dalam ruang terbuka hijau pada setiap land use di perkotaan.

Namun, kebutuhan setiap land use berbeda-beda sehingga jenis pohon yang

dibutuhkan pun akan berbeda-beda. Pada taman kota dan perumahan dibutuhkan

pohon dengan fungsi pelindung dan pohon yang memiliki naungan yang cukup,

karena pada kedua kawasan ini adalah area yang biasa digunakan untuk kegiatan

bersosialisasi sehingga diperlukan kondisi sejuk dan nyaman. Untuk kawasan

industri, dibutuhkan pohon yang dapat mengakumulasi berbagai jenis polutan dan

dapat meredam kebisingan karena pada kawasan industri tingkat pencemaran

udara cukup tinggi dihasilkan dari gas buang dan debu sebagai pencemar utama

sedangkan untuk kawasan CBD, dibutuhkan pohon yang dapat berfungsi sebagai

peneduh, peredam kebisingan dan perlu diperhatikan bentuk dan karakteristiknya

karena kawasan CBD sebagian besar berada dipinggir jalan.

Page 75: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

59

Pengukuran iklim mikro menggunakan alat Heavy Weather dilakukan

pada empat kawasan berbeda yaitu taman kota, CBD, perumahan dan industri.

Pengukuran pada kawasan taman kota dilakukan pada pohon mahoni (Sweitenia

mahogani), kawasan CBD pada pohon tanjung (Mimusoph elengi L), kawasan

perumahan pada pohon sawo kecik (Manilkara kauki) dan kawasan industri

dilakukan pengukuran pada pohon asam (Tamarindus indica L). Berikut grafik

suhu dan kelembaban udara pohon pada empat kawasan berbeda di Jakarta.

Gambar 30 Grafik Suhu Udara di Bawah Naungan Pohon

Pada grafik di atas terlihat, pohon sawo kecik (Manilkara kauki) pada

kawasan perumahan dan pohon asam (Tamarindus indica L) pada kawasan

industri memiliki suhu udara paling tinggi bila dibandingkan dengan dua kawasan

lain. Suhu udara pohon pada kawasan perumahan dan industri hanya berbeda 0,1

ºC saja, maka dapat diasumsikan suhu udara pohon pada kawasan industri dan

perumahan tidak jauh berbeda sedangkan pohon yang memiliki suhu paling

rendah adalah pohon mahoni (Sweitenia mahogani) yang berada pada kawasan

taman kota. Rata-rata suhu udara dibawah naungan pohon pada kawasan taman

kota, CBD, perumahan dan industri berturut-turut adalah 30,3 ºC; 31,9 ºC; 34,0 ºC

dan 33,9 ºC. Dari hasil uji statistik melalui uji T One way anova dengan taraf

nyata 0,05 terhadap vegetasi pohon pada masing-masing land use dimana nilai

probabilitas < dari 0,05 maka H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai suhu

udara pada struktur vegetasi yang sama yaitu vegetasi pohon pada semua land

use.

30,3

31,9

34,0 33,9

28,0

29,0

30,0

31,0

32,0

33,0

34,0

35,0

36,0

37,0

38,0

Su

hu

Ud

ara

(ºC

)

Kawasan

Suhu Udara Pohon

Taman Kota

CBD

Perumahan

Industri

Page 76: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

60

Kemampuan mereduksi suhu udara dari masing-masing pohon dapat

berbeda-beda sehingga didapatkan hasil pengukuran seperti pada grafik di atas.

Selain itu, faktor lingkungan dari lokasi pengukuran pada pohon di setiap land use

berbeda dapat mempengaruhi suhu udara. Kawasan industri banyak menghasilkan

panas dari berbagai kegiatan produksi, asap pabrik dan kendaraan sehingga

memiliki suhu udara yang panas sedangkan kawasan perumahan memiliki suhu

yang relatif tinggi disebabkan karena lokasi perumahan dekat dengan kawasan

industri sehingga suhu udara pada kawasan ini cenderung tidak jauh berbeda

dengan industri. Selain itu, kawasan perumahan minim keberadaan RTH. Berikut

tabel proporsi luasan RTH setiap lokasi pengambilan data.

Tabel 11 Proporsi luas RTH di 4 lokasi pengambilan data

No. Land use RTH

(Ha)

Ruang Terbangun

(Ha)

Presentase luasan

RTH

1. Perumahan 3,42 143,28 2,33%

2. CBD 3,87 174,69 2,72%

3. Industri 5,63 138,34 5,63%

4. Taman Kota 1,8 0,9 66,67%

Berbeda halnya dengan taman kota yang memilki suhu paling rendah

dibandingkan dengan kawasan perumahan, industri maupun CBD. Hal ini

dikarenakan pada taman kota didominasi oleh vegetasi yang memilki kerapatan

yang tinggi sehingga dapat menurunkan suhu udara disekitarnya. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai kerapatan pohon maka akan dapat

mengurangi energi radiasi matahari sehingga dapat mereduksi suhu udara di

sekitarnya dan iklim fisis atau keadaan udara pada suatu daerah akan berbeda

karena dipengaruhi oleh tutupan lahan (vegetasi) dan pengaruh angin.

Faktor lain adalah kemampuan pohon dalam mereduksi suhu berbeda-

beda. Pohon tanjung (Mimusoph elengi L) pada kawasan CBD memilki suhu yang

lebih rendah bila dibandingkan dengan pohon sawo kecik (Manilkara kauki) pada

kawasan perumahan. Selisih suhu udara pada kedua kawasan tersebut sebesar 2ºC.

Hal ini disebabkan karena kemampuan pohon dalam mereduksi suhu tergantung

pada jenis kepadatan tajuknya, bentuk daun, dan pola percabangannya. Pohon

tanjung pada kawasan CBD cenderung memilki bentuk tajuk yang lebih bulat dan

lebih rapat bila dibandingkan dengan pola percabangan pohon sawo kecik pada

Page 77: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

61

kawasan perumahan sehingga jangkauan naungan pohon tanjung lebih efektif

mereduksi suhu udara karena kemampuan menaungi yang tinggi.

Gambar 31 Grafik Kelembaban Udara di Bawah Naungan Pohon

Gambar 31 menggambarkan grafik kelembaban udara di bawah naungan

pohon pada empat land use yang berbeda. Berdasarkan grafik diatas, pohon yang

memiliki kelembaban udara paling tinggi adalah pohon mahoni pada kawasan

taman kota, dan kelembaban udara terendah pada pohon sawo kecik di kawasan

perumahan. Rata-rata kelembaban udara pohon sebesar 61,0 persen untuk

kawasan taman kota; 58,7 persen untuk kawasan CBD; 58,1 persen untuk

kawasan perumahan dan 58,4 persen untuk kawasan industri. Dari hasil uji

statistik melalui uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05 terhadap vegetasi

pohon pada masing-masing land use di mana nilai probabilitas < dari 0,05 maka

H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai kelembaban udara pada struktur

vegetasi yang sama yaitu vegetasi pohon pada semua land use.

Kelembaban udara pohon pada kawasan industri dan perumahan tidak jauh

berbeda hanya terdapat selisih 0,3 persen saja. Hal ini dapat disebabkan karena

keadaan lingkungan yang tidak jauh berbeda di mana lokasi perumahan tidak

begitu jauh dari kawasan industri. Berbeda halnya dengan kawasan taman kota

yang memiliki kelembaban udara pohon tertinggi, kawasan taman kota di

dominasi oleh pepohonan dengan tingkat kerapatan yang cukup rapat. Pepohonan

cenderung memiliki kelembaban udara yang tinggi karena aktivitas

evapotranspirasi tanaman pada gerombolan pohon dapat meningkatkan

kelembaban udara disekitarnya.

61,0

58,758,1 58,4

48,049,050,051,052,053,054,055,056,057,058,059,060,061,062,0

Kele

mb

ab

an

Ud

ara (

%)

Kawasan

Kelembaban Udara Pohon

Taman Kota

CBD

Perumahan

Industri

Page 78: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

62

Kelembaban udara akan semakin tinggi jika suhu makin rendah, namun

bergantung pada kemampuan vegetasi dalam menaikkan kelembaban udara

karena kemampuan setiap vegetasi berbeda-beda dalam meningkatkan

kelembaban udara sehingga dapat disimpulkan bahwa kelembaban udara dibawah

naungan tajuk akan relatif lebih tinggi karena adanya pengurangan penerimaan

sinar matahari ke tajuk pepohonan.

5.3.2. Analisis Iklim Mikro Semak pada berbagai Landuse

Semak adalah suatu kategori tumbuhan berkayu yang dibedakan dengan

pohon karena cabangnya yang banyak dan tingginya yang lebih rendah biasanya

kurang dari 5-6 meter tergantung kondisi pertumbuhannya. Tanaman semak selain

mempunyai nilai estetika, juga merupakan suatu softscape element yang

mempunyai fungsi lingkungan yang tinggi. Salah satu dari fungsi tanaman yang

terkait dengan perbaikan kondisi lingkungan yang selanjutnya juga terkait dengan

ameliorasi iklim.

Pengukuran iklim mikro pada naungan semak dilakukan pada empat

kawasan berbeda. Pada kawasan taman kota pengukuran dilakukan pada tanaman

palem wregu (Rhapis excelsa), pada kawasan CBD dilakukan dibawah naungan

semak gardenia (Gardenia Jasminoides), pada kawasan perumahan pada tanaman

bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) dan pada kawasan industri pada semak

bougenvil (Bougainvillea sp.). Berikut grafik keadaan suhu dan kelembaban udara

pada naungan semak di empat land use yang berbeda.

Gambar 32 Grafik Suhu Udara di Bawah Naungan Semak

34,2 34,334,7 34,6

28,0

29,0

30,0

31,0

32,0

33,0

34,0

35,0

36,0

37,0

38,0

Su

hu

Ud

ara (

ºC)

Kawasan

Suhu Udara Semak

Taman Kota

CBD

Perumahan

Industri

Page 79: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

63

Grafik di atas menunjukkan bahwa suhu udara di bawah naungan semak

pada empat land use yang berbeda. Terlihat pada grafik suhu udara semak pada

setiap kawasan tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan, karakteristik dari semak di

semua kawasan secara umum memiliki tinggi yang hampir sama yaitu 1-2 meter

sehingga kemampuan semak dalam hal mereduksi suhu udara pun tidak jauh

berbeda.

Berdasarkan grafik, Suhu udara di bawah naungan semak paling tinggi

terdapat pada kawasan perumahan dan industri sedangkan kawasan yang memiliki

suhu udara semak paling rendah adalah kawasan taman kota dan CBD. Rata-rata

suhu udara semak pada kawasan taman kota sebesar 34,2ºC, pada kawasan CBD

34,3ºC, pada kawasan perumahan 34,7ºC dan pada kawasan industri 34,6ºC. Dari

hasil uji statistik melalui uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05 terhadap

vegetasi semak pada masing-masing land use dimana nilai probabilitas < dari 0,05

maka H0 ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai suhu udara pada struktur

vegetasi yang sama yaitu vegetasi semak pada semua land use. Suhu udara semak

pada kawasan perumahan dan industri lebih tinggi dibandingkan dengan dua

kawasan lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor lingkungan yang

menyebabkan tingginya suhu udara pada naungan semak di dua kawasan tersebut

yaitu kawasan perumahan dan industri serta kemampuan masing-masing vegetasi

dalam mereduksi suhu udara.

Pada kawasan industri banyak menghasilkan panas dan polusi udara yang

berasal dari aktivitas kegiatan produksi dan kendaraan sehingga suhu pada

kawasan ini cenderung lebih panas bila dibandingkan dengan kawasan CBD dan

taman kota. Semak pada kawasan perumahan memilki suhu udara yang tidak jauh

berbeda dengan industri, hal ini disebabkan oleh lokasi perumahan yang tidak

terlalu jauh dari kawasan industri dan kawasan ini masih minim dengan

ketersedian ruang terbuka hijau ataupun vegetasi penaung seperti terlihat pada

proporsi luasan RTH pada (Tabel 11) di atas. Selain itu, pada kawasan perumahan

didominasi oleh bangunan, perkerasan dan jalan sehingga suhu udara pada

kawasan ini cenderung memilki suhu udara yang lebih tinggi. Semakin luas

keberadaan ruang terbuka hijau maka kualitas udara pada kawasan tersebut akan

lebih baik bila dibandingkan dengan kawasan yang minim RTH karena

Page 80: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

64

pepohonan, semak, dan rerumputan dapat mengubah dan menyeimbangkan suhu

udara kota.

Berbeda halnya dengan semak pada kawasan taman kota, semak pada

kawasan ini cenderung memiliki suhu udara yang rendah bila dibandingkan

dengan kawasan perumahan dan industri. Hal ini dikarenakan pada taman kota

didominasi oleh vegetasi dengan jarak tanam yang cukup rapat dan mampu

menyebarkan sinar matahari yang datang sehingga sinar matahari tidak sampai

sepenuhnya dipermukaan tanah, akibatnya suhu disekitar taman dapat direduksi

dengan baik. Sedangkan pada kawasan CBD, faktor iklim yang secara tidak

langsung mempengaruhi keadaan suhu udara pada kawasan ini adalah pengaruh

angin. Dimana angin berhembus dengan kencang pada relief atau topografi yang

datar sehingga mampu mereduksi suhu udara di sekitarnya.

Gambar 33 Grafik Kelembaban Udara di Bawah Naungan Semak

Gambar 33 di atas menunjukkan grafik kelembaban udara pada naungan

semak di empat kawasan baik taman kota, CBD, perumahan dan industri. Pada

grafik terlihat bahwa kelembaban udara pada naungan semak paling tinggi

terdapat pada naungan semak di kawasan industri dan perumahan sedangkan

paling rendah pada kawasan CBD. Rata-rata kelembaban udara semak pada

kawasan taman kota adalah 55,7 persen, pada kawasan CBD 52,8 persen, pada

kawasan perumahan 57,0 persen dan pada kawasan industri sebesar 57,2 persen.

Dari hasil uji statistik melalui uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05

terhadap vegetasi semak pada masing-masing land use di mana nilai probabilitas

< dari 0,05 maka H0 di tolak sehingga terdapat perbedaan nilai kelembaban udara

55,7

52,8

57,0 57,2

48,049,050,051,052,053,054,055,056,057,058,059,060,061,062,0

Kele

mb

ab

an

Ud

ara

(%

)

Kawasan

Kelembaban Udara Semak

Taman Kota

CBD

Perumahan

Industri

Page 81: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

65

pada struktur vegetasi yang sama yaitu vegetasi semak pada semua land use. Hal

ini disebabkan oleh keberadaan hutan kota pada kawasan industri yang membantu

dalam peningkatan kelembaban udara. Selain itu, kemampuan vegetasi dalam

upaya meningkatkan kelembaban udara berbeda-beda dan faktor lingkungan yang

mempengaruhi perbedaan kelembaban udara pada masing-masing land use.

Kawasan industri dan perumahan cenderung memiliki kelembaban udara

yang tinggi, hal ini disebabkan pada kawasan industri terdapat hutan kota yang

membuat aktivitas penghasil evapotranspirasi menjadi lebih banyak sehingga

kelembaban udara menjadi tinggi sedangkan pada kawasan perumahan, walaupun

minim keberadaan RTH, namun jarak bangunan rumah satu dengan bangunan

rumah yang lain masih cenderung tidak terlalu dekat dan dipisahkan oleh taman

sudut (Pocket park) sehingga walaupun suhu udaranya tinggi namun kemampuan

semak dalam meningkatkan kelembaban udara pada kawasan perumahan cukup

tinggi. Berbeda pada kawasan CBD dengan tingkat kelembaban semak paling

rendah, disebabkan karena pada kawasan CBD didominasi oleh bangunan dan

jalan sehingga menyebabkan aktivitas penghasil evapotranspirasi menjadi sedikit

terganggu sehingga kelembaban udaranya menjadi rendah. Selain faktor

lingkungan, perbedaan kelembaban udara pada empat kawasan disebabkan karena

kemampuan semak dalam meningkatkan kelembaban udara berbeda-beda.

5.3.3. Analisis Iklim Mikro Rumput pada berbagai Landuse

Pada penelitian ini, rumput yang diukur iklim mikro (suhu dan

kelembaban udara) menggunakan alat Heavy Weather adalah rumput paetan/gajah

(Axonopus compressus). Rumput paetan merupakan rumput yang tumbuh di

daerah tropis yang dapat beradaptasi dengan kekeringan yang memilki daun lebar,

berstolon dan membentuk lapisan rumput yang padat. Rumput paetan juga

memiliki toleransi rendah terhadap suhu dingin dan sangat cocok untuk area

dengan pemeliharaan minimum dan basah serta drainase yang buruk sehingga

rumput ini biasanya digunakan dipinggir jalan atau di daerah yang miring sebagai

tanaman pengontrol erosi dapat tumbuh di area dengan tingkat pemeliharaan

rendah dan sedikit tekanan. Berikut grafik hasil pengukuran iklim mikro pada

rumput paetan/gajah pada empat kawasan berbeda.

Page 82: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

66

Gambar 34 Grafik Suhu Udara pada Rumput

Gambar di atas merupakan grafik suhu udara rumput pada empat kawasan

berbeda yaitu taman kota, CBD, perumahan dan industri. Pada grafik terlihat

bahwa suhu udara rumput tertinggi terdapat pada kawasan industri dan perumahan

sedangkan suhu udara rumput terendah terdapat pada kawasan CBD. Hal ini

terjadi karena adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi kemampuan rumput

dalam mereduksi suhu udara disekitarnya. Rata-rata suhu udara rumput pada

kawasan taman kota adalah 35,2º C, pada kawasan CBD 35,7 ºC, pada kawasan

perumahan 37,7 ºC dan pada kawasan industri 37,9 ºC. Dari hasil uji statistik

melalui uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05 terhadap vegetasi rumput

pada masing-masing land use di mana nilai probabilitas < dari 0,05 maka H0 di

tolak sehingga terdapat perbedaan nilai suhu udara pada struktur vegetasi yang

sama yaitu vegetasi rumput pada semua land use.

Suhu udara rumput pada kawasan industri dan kawasan perumahan tidak

jauh berbeda, selisih suhu udara antara kedua kawasan ini hanya 0,2 ºC saja. Hal

ini disebabkan oleh faktor lingkungan dimana lokasi pengukuran iklim mikro di

kawasan perumahan dekat dengan kawasan industri. Selain itu, pada kedua

kawasan ini dipengaruhi aktivitas industri yang menimbulkan panas sedangkan

suhu udara rumput pada kawasan taman kota memiliki suhu udara terkecil karena

pada kawasan taman kota cenderung didominasi oleh pepohonan dengan tingkat

kerapatan yang tinggi.

35,235,7

37,7 37,9

28,0

29,0

30,0

31,0

32,0

33,0

34,0

35,0

36,0

37,0

38,0

Su

hu

Ud

ara (

ºC)

Kawasan

Suhu Udara Rumput

Taman Kota

CBD

Perumahan

Industri

Page 83: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

67

Gambar 35 Grafik Kelembaban Udara pada Rumput

Gambar 35 di atas menunjukkan grafik kelembaban udara rumput pada

empat kawasan berbeda (taman kota, CBD, perumahan dan industri). Kelembaban

udara rumput paling tinggi terdapat pada kawasan taman kota sedangkan kawasan

yang memilki kelembaban paling rendah adalah kawasan industri dan perumahan

karena kedua kawasan ini memilki nilai rata-rata kelembaban udara yang sama.

Rata-rata kelembaban udara rumput pada kawasan taman kota adalah 55 persen,

pada kawasan CBD 51,7 persen pada kawasan industri dan perumahan memilki

nilai rata-rata yang sama yaitu sebesar 51,0 persen. Dari hasil uji statistik melalui

uji T One way anova dengan taraf nyata 0,05 terhadap vegetasi rumput pada

masing-masing land use di mana nilai probabilitas < dari 0,05 maka H0 di tolak

sehingga terdapat perbedaan nilai kelembaban udara pada struktur vegetasi yang

sama yaitu vegetasi rumput pada semua land use.

Kelembaban udara rumput pada kawasan CBD, industri dan perumahan

hampir tidak jauh berbeda dan bahkan kelembaban udara pada kawasan industri

dan kawasan perumahan sama. Sedangkan untuk kawasan taman kota,

kelembaban udara rumput cenderung jauh lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena

pada kawasan taman kota terdapat banyak vegetasi dengan jarak tanam yang rapat

sehingga penerimaan sinar matahari oleh rumput pada kawasan ini tidak se

ekstrim pada kawasan lain sehingga rumput dapat dengan mudah menaikkan

kelembaban udara.

55,0

51,751,0 51,0

48,049,050,051,052,053,054,055,056,057,058,059,060,061,062,0

Kele

mb

ab

an

Ud

ara (

%)

Kawasan

Kelembaban Udara Rumput

Taman Kota

CBD

Perumahan

Industri

Page 84: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

68

5.4 Analisis Kenyamanan

Hasil penelitian ini selain mengetahui perbedaan ikim mikro antar struktur

vegetasi RTH (pohon, semak dan rumput) pada empat kawasan berbeda, di

analisis pula tingkat kenyamanan yang ditentukan dari hasil pengukuran iklim

mikro pada keempat kawasan tersebut. Suhu udara dan kelembaban udara sangat

berpengaruh terhadap aktivitas pengguna kawasan. Lingkungan yang nyaman

dapat dirasakan pengguna untuk memenuhi kebutuhan fisik pengguna. Untuk

menyatakan rasa nyaman tersebut secara kuantitatif maka diperlukan pengukuran

THI (Temperature Humidity Indeks). Berikut adalah tabel pengukuran kenyaman

struktur vegetasi pada empat kawasan yang berbeda.

Tabel 12 Hasil Pengukuran THI (Temperature Humidity Indeks)

No. Kawasan Struktur

Vegetasi

Faktor THI

Kategori Suhu

Udara

(ºC)

RH (%) THI

1. Taman Kota

Pohon 30,3 61,0 27,9 Tidak Nyaman

Semak 34,2 55,7 31,2 Tidak Nyaman Rumput 35,2 55,0 32,0 Tidak Nyaman

2. CBD

Pohon 31,9 58,7 29,3 Tidak Nyaman

Semak 34,3 52,8 31,1 Tidak Nyaman Rumput 35,7 51,7 32,2 Tidak Nyaman

3. Perumahan

Pohon 34,0 58,1 31,2 Tidak Nyaman

Semak 34,7 57,0 31,7 Tidak Nyaman Rumput 37,7 51,0 34,0 Tidak Nyaman

4. Industri

Pohon 33,9 58,4 31,1 Tidak Nyaman

Semak 34,6 57,2 31,6 Tidak Nyaman Rumput 37,9 51,0 34,2 Tidak Nyaman

Tabel di atas menunjukkan nilai Temperature Humidity Indeks (THI) dari

struktur vegetasi RTH (pohon, semak dan rumput) di empat kawasan berbeda

yaitu kawasan taman kota, CBD, perumahan dan industri. Pada tabel di atas

terlihat bahwa semua struktur RTH pada empat kawasan tergolong kategori tidak

nyaman. Hal ini disebabkan karena suhu udara pada semua kawasan berkisar

antara 30,3 ºC- 37,9 ºC, sedangkan untuk kelembaban udara disemua kawasan

berkisar antara 51,0 – 61,0 persen. Selain itu, pengukuran iklim mikro dilakukan

pada saat tengah hari yaitu pada pukul 12.30-13.00 WIB sehingga tidak nyaman

bagi pengunjung. Suatu tempat dikategorikan nyaman bila memilki nilai THI 21

sampai 27, jika > 27 maka dikategorikan tidak nyaman. Pada tabel, struktur

Page 85: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

69

vegetasi yang memilki nilai THI paling rendah adalah pohon mahoni pada

kawasan taman kota.

Nilai THI pohon mahoni pada kawasan taman kota adalah 27,9 mendekati

kategori nyaman. Hal ini dikarenakan pada kawasan taman kota masih di

dominasi oleh vegetasi sehingga menyebabkan pohon mahoni pada kawasan ini

mampu mereduksi suhu dan merendahkan nilai THI. Nilai THI tertinggi terdapat

pada kawasan industri di atas rumput dengan nilai 34,2. Hal ini disebabkan karena

pada kawasan industri, aktivitas yang dilakukan cenderung menimbulkan panas

dan polutan, vegetasi rumput pada kawasan ini pun tidak dapat mereduksi suhu

udara dengan baik sehingga tingkat kenyamanan pada vegetasi rumput cenderung

sangat rendah bila dibandingkan dengan THI pada vegetasi pohon dan semak

yang sedikit lebih tinggi. Tingkat kenyamanan paling baik secara keseluruhan di

setiap kawasan rata-rata berada pada struktur vegetasi pohon. Pohon dapat

meningkatkan aktivitas evapotranspirasi sehingga dapat menurunkan suhu udara

dan menaikkan kelembaban udara disekitarnya. Selain itu, pohon memiliki tajuk

yang berfungsi menyebarkan sinar matahari yang masuk sehingga suhu udara di

bawah naungan pohon lebih rendah bila dibandingkan dengan vegetasi yang lain.

Berbeda halnya dengan semak yang memilki nilai THI lebih rendah bila

dibandingkan dengan nilai THI pada rumput. Pada semak, masih terdapat

naungan, sehingga kemampuan evapotransipirasinya masih cenderung tinggi bila

dibandingkan dengan rumput. Pada rumput tidak terdapat naungan, sehingga sinar

matahari yang masuk tidak dapat disebarkan yang dapat mengakibatkan

penyerapan sinar tersebut cenderung lebih cepat sehingga suhu udara pada rumput

cenderung lebih panas dan tidak nyaman. Oleh karena itu, dapat disimpulkan

bahwa vegetasi semak masih lebih nyaman bila dibandingkan dengan vegetasi

rumput yang tanpa naungan.

Kawasan taman kota memilki nilai THI paling rendah yaitu berkisar 29,7-

32,0. Hal ini karena pada taman kota masih didominasi oleh vegetasi sehingga

memiliki nilai THI yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kawasan lainnya.

Kawasan CBD memiliki nilai THI masih lebih rendah bila dibandingkan dengan

kawasan perumahan yaitu berkisar antara 29,3-32,2, hal ini disebabkan karena

kemampuan vegetasi dalam hal mereduksi suhu udara lebih tinggi dibandingkan

Page 86: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

70

kawasan perumahan dan industri. Selain itu, pada kawasan CBD, dipengaruhi

arah pergerakan angin yang berhembus 180º yang menyebabkan kawasan ini

menjadi lebih sejuk. Kawasan perumahan memilki nilai THI berkisar antara 31,2

– 34,0. Hal ini dikarenakan lokasi perumahan dekat dengan kawasan industri dan

minim RTH sehingga kenyamanan pada perumahan ini masih tergolong rendah

dan bahkan memilki nilai THI yang tidak jauh berbeda dengan kawasan industri.

Nilai THI tertinggi terdapat pada kawasan industri dengan nilai THI

berkisar antara 31,1 – 34,2. Hal ini dikarenakan pada kawasan industri aktivitas

produksi cenderung menimbulkan panas dan polusi sehingga menyebabkan rasa

tidak nyaman pengguna bila berada terlalu lama pada kawasan ini. Selain itu,

bangunan dan pabrik yang mendominasi lingkungan industri menyebabkan

semakin panasnya kawasan industri artinya kawasan industri paling tidak nyaman

dibandingkan dengan tiga kawasan lain yaitu taman kota, CBD dan perumahan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya nilai THI selain dari faktor

lingkungan seperti arah pergerakan udara dan lokasi pengambilan data, juga

disebabkan oleh kemampuan tiap jenis struktur vegetasi (pohon, semak dan

rumput) dalam mereduksi suhu dan meningkatkan kelembaban udara berbeda-

beda, maka dari itu perlu diperhatikan jenis pemilihan struktur jenis vegetasi pada

masing-masing kawasan tersebut. Sebagai contoh, kawasan industri yang

termasuk kedalam kategori paling tidak nyaman membutuhkan vegetasi penyerap

polutan, peredam bising dan vegetasi peneduh agar kualitas udara dan tingkat

kenyaman pada kawasan ini sedikit lebih baik.

Page 87: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian maka dapat di ambil beberapa

kesimpulan antara lain :

1. hasil interpretasi dan klasifikasi citra landsat 7 +ETM path/row 122/64

akuisisi tanggal 28 Agustus dan 13 September 2011 menyatakan bahwa

penutupan lahan kota Jakarta berdasarkan tiga klasifikasi penutupan lahan

yaitu untuk ruang terbangun sebesar 88,63 persen, untuk ruang terbuka

hijau sebesar 10,03 persen yang terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan

privat, dan sisanya merupakan badan air dengan luasan sebesar 1,34

persen dari seluruh luas wilayah kota Jakarta, sedangkan menurut UU No.

26 Tahun 2007 pasal 29 ayat 2 tentang ruang terbuka hijau menyatakan

bahwa proporsi ruang terbuka hijau ideal adalah minimal 30 persen dari

total keseluruhan kota, sehingga dapat disimpulkan di kota Jakarta

keberadaan ruang terbuka hijau masih sangat kurang bagi kawasan kota

apalagi dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi.

2. berdasarkan hasil pengukuran iklim mikro yang dilakukan pada empat

land use yang berbeda yaitu pada taman kota, CBD, perumahan dan

industri, hasil penelitian ini membuktikan hipotesis yang menyatakan

bahwa ada perbedaan nilai rata-rata suhu dan kelembaban udara pada

pohon, semak dan rumput. Struktur vegetasi pohon lebih efektif mereduksi

suhu udara 0,7ºC-4,9ºC lebih tinggi dibandingkan dengan struktur vegetasi

semak dan rumput. Struktur vegetasi pohon yang memiliki tajuk bulat dan

pola percabangannya lebih rapat, tinggi pohon sedang antara 6-10 m serta

berfungsi menaungi terbukti lebih efektif meningkatkan kenyamanan di

daerah sekitarnya. Oleh karena itu, disusunlah suatu rekomendasi RTH

berupa pemilihan struktur jenis dan karakteristik vegetasi yang sesuai pada

masing-masing kawasan untuk meningkatkan kenyamanan dan

menciptakan kondisi lingkungan yang lebih baik.

Page 88: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

72

3. berdasarkan nilai THI (Temperature Humidity Indeks), semua land use

baik taman kota, CBD, perumahan dan industri dikategorikan tidak

nyaman karena rata-rata berada pada nilai > 27. Pada taman Suropati,

taman dikelilingi oleh bangunan sehingga pergerakan udara yang masuk

menjadi terhambat. Oleh karena itu, direkomendasikan penambahan

vegetasi pada bangunan dengan cara membuat vertical garden agar

kondisi iklim mikro pada taman Suropati dapat diperbaiki sehingga

menjadi nyaman. Pada kawasan CBD, minimnya RTH dan polusi dari

kendaraan bermotor menyebabkan nilai THI yang tinggi sehingga

direkomendasikan penyediaan RTH berbentuk linier sepanjang jalan untuk

mengefektifkan pemanfaatan lahan yang sempit.

4. kawasan perumahan memiliki RTH yang sangat minim. Salah satu upaya

memperbaiki kualitas iklim mikro pada kawasan perumahan guna

meningkatkan kenyamanan pengguna adalah dengan menyediakan taman

lingkungan yang baik dengan penanaman vegetasi pohon paling

mendominasi yang dikombinasikan dengan semak dan rerumputan untuk

menyeimbangkan dan menyelaraskan antara bangunan dan lingkungan

juga memiliki nilai estetika. Pada kawasan industri, tingginya tingkat

pencemaran udara yang dihasilkan dari proses produksi sehingga

direkomendasikan suatu penataan lanskap yang baik, dengan memperluas

area hutan kota yang sudah ada dan menanam vegetasi pohon penyerap

pencemar dalam jumlah yang banyak untuk mendapakan udara kawasan

yang sehat.

6.2 Saran

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan acuan untuk penelitian lebih

lanjut mengenai analisis kemampuan RTH bergerombol maupun RTH berbentuk

linier dalam mengurangi permasalahan lingkungan dengan metode yang lebih

baik lagi sehingga dapat tercipta suatu kawasan kota yang nyaman.

Page 89: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

73

DAFTAR PUSTAKA

[BAPEDA] Badan Pemerintah Daerah. 2010. Revisi Rencana Tata Ruang dan

Wilayah DKI Jakarta. Jakarta : Bapeda DKI Jakarta.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2007. DKI Jakarta dalam Angka. Jakarta :BPS.

[DPU] Departemen Pekerjaan Umum. 2008. Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatn Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. [5 September

2012].

Anonim.2011. Peta Jakarta. dalam www.google.com/images. Diakses pada 25

Juli 2012.

Anonim.2010. Central Business Distric.http://en.wikipedia.org/wiki/central

business distric. Diakses pada [15 September 2012]

Asteriani, Febby.2005. Analisis Peringkat Faktor-Faktor Pemilihan Lokasi Ruko

Pandang Pengguna dan Pengembang Ruko di Kota Pekanbaru [Tesis]

MPKD. UGM. Yogyakarta.

Budiharjo, E. 2005.Tata Ruang Perkotaan. Bandung : PT Alumni.

Dahlan E.N. 2004.Membangun Kota Kebun (Garden City) Bernuansa Hutan

Kota.Bogor: IPN Press.

Dirdjojuwono R.W. 2004. Kawasan Industri Indonesia. Bogor: Pustaka

Wirausaha Muda.

Fandheli C., Muhammad. 2009. Prinsip-Prinsip Dasar Menkonservasi

Lanskap. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Handoko.1995. Klimatologi Dasar. Jakarta : Pustaka Jaya

Indriyanto.2006. Ekologi Hutan. Cetakan I. Jakarta : Bumi Aksara

Irwan Z. D.2005. Tantangan Lingkungan dan Lansekap Hutan Kota. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Joga, N. ,Ismaun, I.2011.RTH 30% Resolusi (kota) Hijau. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Kartasapoetra A.G. 2004. Klimatologi: Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan

Tanaman. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Karyono, T. H. 2010. Green Architecture Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau

di Indonesia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Page 90: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

74

Chiara JD, Koppelman LE. 1975. Kriteria Perencanaan dan Perancangan Kota.

Newyork : Regional Plan Association, Inc.

Lakitan B. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Lillesand T, Kiefer R. 1990. Remote Sensing and Image Interpretation.US

America: John Wiley & Sons.

Purwadhi S. 2001. Interpretasi Citra Digital. Jakarta: PT Grasindo.

Rustiadi E. dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Jakarta:

Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia.

Sarwono J. 2009. Statistik itu Mudah. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Sukawi. 2008. Taman Kota dan Upaya Penguranagan Suhu Lingkungan

Perkotaan (Studi Kasus Kota Semarang) [Skripsi]. Universitas Diponegoro.

Page 91: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

LAMPIRAN

Page 92: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

76

Lampiran 1 Hasil Akurasi Peta Landsat 7 +ETM

CLASSIFICATION ACCURACY ASSESSMENT REPORT -----------------------------------------

Image File : d:/penelitian/erdas hasil penelitian/yang 2 peta/recode.img

User Name : AXIOO

Date : Sat Jun 16 00:51:14 2012

ACCURACY TOTALS

----------------

Class Reference Classified Number Producers Users

Name Totals Totals Correct Accuracy Accuracy

---------- ---------- ---------- ------- --------- -----

0 0 0 0 --- ---

Lahan Terbuka 9 7 7 77.78% 100.00%

Lahan Terbangun 15 13 13 86.67% 100.00%

Badan Air 7 11 7 100.00% 63.64%

Totals 31 31 27

Overall Classification Accuracy = 87.10%

----- End of Accuracy Totals -----

KAPPA (K^) STATISTICS

---------------------

Overall Kappa Statistics = 0.8019

Conditional Kappa for each Category.

------------------------------------

Class Name Kappa

---------- -----

0.0000

Lahan Terbuka 0.5303

Lahan Terbangun 2.0000 Badan Air 0.0000

----- End of Kappa Statistics -----

Page 93: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

77

Lampiran 2 Data Hasil Pengukuran Iklim Mikro di Kawasan Taman Kota

Menit

ke-

Suhu Udara (ºC) Kelembaban Udara (%)

Pohon Semak Rumput Pohon Semak Rumput

1. 30,1 34,5 35,3 61,3 56,3 56,3

2. 30,1 34,6 35,4 62,0 56,3 56,0

3. 30,1 34,5 35,4 61,7 56,0 56,0

4. 30,1 34,5 35,5 61,7 55,7 55,3

5. 30,1 34,4 35,5 61,7 55,7 55,3

6. 30,2 34,4 35,5 61,7 55,3 55,3

7. 30,2 34,3 35,5 61,7 55,7 55,3

8. 30,3 34,3 35,5 61,7 55,3 55,0

9. 30,3 34,3 35,5 61,3 55,3 55,0

10. 30,3 34,2 35,4 61,0 55,7 55,0

11. 30,3 34,2 35,4 61,3 55,7 55,0

12. 30,3 34,1 35,3 61,0 56,0 54,7

13. 30,3 34,0 35,2 61,0 56,0 55,3

14. 30,3 34,1 35,2 61,0 56,0 55,3

15. 30,3 34,1 35,1 61,0 56,0 55,3

16. 30,3 34,0 35,0 60,7 55,3 55,0

17. 30,4 34,0 35,0 60,7 55,7 55,0

18. 30,4 33,8 34,9 60,7 56,0 55,0

19. 30,4 33,8 35,0 60,7 55,7 54,7

20. 30,3 33,8 34,9 60,7 55,7 54,7

21. 30,3 33,9 35,1 61,0 56,0 54,7

22. 30,4 33,9 35,0 60,3 56,0 54,7

23. 30,4 34,1 35,0 60,3 56,0 54,7

24. 30,3 34,2 35,1 60,0 56,0 54,7

25. 30,3 34,3 35,1 60,3 55,7 54,7

26. 30,2 34,4 35,3 60,7 55,3 54,3

27. 30,2 34,5 35,2 60,7 55,3 54,7

28. 30,3 34,5 35,4 60,7 55,7 54,0

29. 30,3 34,5 35,4 61,3 55,3 54,7

30. 30,2 34,5 35,5 61,3 55,3 54,3

Rata-

rata 30,3 34,2 35,2 61,0 55,7 55,0

Page 94: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

78

Lampiran 3 Data Hasil Pengukuran Iklim Mikro di Kawasan CBD

Menit

ke-

Suhu Udara (ºC) Kelembaban Udara (%)

Pohon Semak Rumput Pohon Semak Rumput

1. 31,6 33,9 35,5 59,0 54,0 52,7

2. 31,7 34,0 35,5 59,3 53,3 52,7

3. 31,7 34,1 35,6 59,3 53,3 52,3

4. 31,8 34,2 35,6 59,0 53,3 52,0

5. 31,8 34,3 35,7 59,0 53,3 51,3

6. 31,8 34,4 35,7 59,0 53,0 51,7

7. 31,9 34,4 35,7 58,7 53,0 51,7

8. 31,9 34,4 35,7 58,7 52,3 51,3

9. 31,9 34,4 35,8 58,3 52,3 51,3

10. 31,9 34,4 35,7 58,3 53,0 51,7

11. 32,0 34,3 35,7 58,7 53,0 51,7

12. 32,0 34,3 35,7 58,7 53,0 51,7

13. 32,0 34,6 35,8 58,7 52,0 51,3

14. 32,0 34,6 35,8 58,3 52,3 51,3

15. 32,0 34,6 35,8 58,3 52,3 51,0

16. 31,9 34,6 35,8 58,3 52,3 51,3

17. 32,1 34,5 35,8 58,3 52,3 51,7

18. 32,1 34,5 35,8 59,0 52,3 51,7

19. 32,1 34,4 35,9 59,0 52,3 52,0

20. 32,1 34,4 35,9 58,7 52,3 52,0

21. 32,1 34,3 35,8 58,3 52,7 51,3

22. 32,1 34,3 35,8 58,3 52,7 51,3

23. 32,1 34,4 35,8 58,3 52,3 51,7

24. 32,0 34,3 35,8 58,7 52,7 51,7

25. 32,0 34,3 35,8 58,7 52,7 51,3

26. 32,0 34,2 35,8 58,7 53,0 51,3

27. 32,0 34,1 35,8 59,0 53,0 51,3

28. 31,9 34,0 35,7 59,0 53,0 52,0

29. 31,9 34,0 35,7 58,7 53,0 52,0

30. 31,8 33,8 35,7 59,3 54,0 52,7

Rata-

rata 31,9 34,3 35,7 58,7 52,8 51,7

Page 95: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

79

Lampiran 4 Data Hasil Pengukuran Iklim Mikro di Kawasan Perumahan

Menit

ke-

Suhu Udara (ºC) Kelembaban Udara (%)

Pohon Semak Rumput Pohon Semak Rumput

1. 34,0 35,0 37,3 58,0 56,3 52,3

2. 34,0 35,0 37,4 58,3 56,3 52,0

3. 34,0 35,0 37,5 57,7 56,7 51,7

4. 34,0 35,0 37,5 58,0 56,7 51,7

5. 34,0 34,9 37,6 58,3 56,7 51,7

6. 34,0 34,9 37,6 58,3 57,0 51,7

7. 34,0 34,9 37,6 58,3 57,0 51,3

8. 34,0 34,8 37,6 58,3 57,0 51,3

9. 34,0 34,8 37,6 58,3 57,0 51,0

10. 34,0 34,8 37,6 58,3 57,0 51,3

11. 34,0 34,8 37,7 58,3 57,3 51,3

12. 33,9 34,6 37,6 58,3 57,7 51,7

13. 33,9 34,6 37,7 58,3 57,7 51,3

14. 34,0 34,6 37,7 58,3 57,7 51,0

15. 33,9 34,6 37,7 58,3 57,3 51,0

16. 33,9 34,5 37,7 58,3 57,0 51,0

17. 33,9 34,6 37,7 58,3 57,0 51,0

18. 34,0 34,6 37,8 58,0 57,3 51,0

19. 34,0 34,6 37,8 58,0 57,0 51,0

20. 33,9 34,6 37,9 58,0 56,7 50,7

21. 33,9 34,6 37,8 58,0 57,0 50,7

22. 33,9 34,6 37,9 58,0 57,0 50,7

23. 33,9 34,7 37,8 58,0 57,3 50,3

24. 33,9 34,7 37,9 58,0 57,3 50,3

25. 34,0 34,6 37,9 57,7 57,0 50,7

26. 34,0 34,6 37,9 57,7 57,0 50,3

27. 33,9 34,6 37,9 58,0 57,0 50,3

28. 34,0 34,6 37,9 58,0 57,3 50,3

29. 34,0 34,5 37,8 58,0 57,0 50,0

30. 34,0 34,4 37,8 58,0 56,7 50,0

Rata-

rata 34,0 34,7 37,7 58,1 57,0 51,0

Page 96: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

80

Lampiran 5 Data Hasil Pengukuran Iklim Mikro di Kawasan Industri

Menit

ke-

Suhu Udara (ºC) Kelembaban Udara (%)

Pohon Semak Rumput Pohon Semak Rumput

1. 33,2 33,6 35,7 59,3 60,3 55,7

2. 33,2 33,6 35,7 59,3 60,3 55,7

3. 33,3 33,7 36,1 59,3 60,3 55,3

4. 33,3 33,9 36,3 59,7 60,3 55,0

5. 33,4 34,0 36,4 59,7 59,7 54,7

6. 33,5 34,1 36,6 60,0 59,0 54,0

7. 33,5 34,2 36,7 60,0 58,7 54,0

8. 33,6 34,2 36,9 59,7 58,7 53,3

9. 33,8 34,2 37,1 59,0 58,7 53,0

10. 33,9 34,3 37,3 58,7 58,0 52,0

11. 33,9 34,4 37,3 58,7 57,7 52,0

12. 33,8 34,4 37,5 58,7 57,7 52,0

13. 33,8 34,5 37,5 58,7 57,7 52,0

14. 33,9 34,6 37,7 58,0 58,0 51,7

15. 33,9 34,6 37,7 58,0 57,7 51,7

16. 33,9 34,6 38,3 58,0 57,3 50,7

17. 34,0 34,7 38,4 58,3 56,7 50,0

18. 34,0 34,7 38,6 58,3 56,7 49,7

19. 34,0 34,8 38,7 58,3 56,7 49,7

20. 34,0 35,0 38,7 58,0 56,3 49,3

21. 34,1 35,0 38,9 57,7 56,0 49,3

22. 34,1 35,1 38,9 57,7 55,3 49,0

23. 34,2 35,1 39,1 57,3 55,3 48,7

24. 34,2 35,2 39,1 57,3 55,0 48,3

25. 34,3 35,2 39,3 57,0 54,7 48,0

26. 34,3 35,1 39,3 57,0 54,3 48,0

27. 34,2 35,1 39,4 57,3 54,3 47,3

28. 34,1 35,1 39,4 57,3 54,7 47,3

29. 34,2 35,1 39,5 57,3 54,7 47,0

30. 34,2 35,2 39,5 57,3 54,7 47,0

Rata-

rata 33,9 34,6 37,9 58,4 57,2 51,0

Page 97: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

81

Lampiran 6 Hasil Uji Anova-One Way Hubungan Antar Struktur Vegetasi

pada Kawasan Taman Suropati

Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

Suhu Pohon 30 30.2600 .09685 .01768 30.2238 30.2962 30.10 30.40

Semak 30 34.2233 .24591 .04490 34.1315 34.3152 33.80 34.60

Rumput 30 35.2533 .20634 .03767 35.1763 35.3304 34.90 35.50

Total 90 33.2456 2.17308 .22906 32.7904 33.7007 30.10 35.50

RH Pohon 30 61.0400 .50963 .09305 60.8497 61.2303 60.00 62.00

Semak 30 55.7333 .31441 .05740 55.6159 55.8507 55.30 56.30

Rumput 30 55.0000 .49827 .09097 54.8139 55.1861 54.00 56.30

Total 90 57.2578 2.74251 .28909 56.6834 57.8322 54.00 62.00

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Suhu Between Groups 417.023 2 208.511 5564.000 .000

Within Groups 3.260 87 .037

Total 420.283 89

RH Between Groups 651.801 2 325.900 1611.107 .000

Within Groups 17.599 87 .202

Total 669.400 89

Page 98: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

82

Lampiran 7 Hasil Uji Anova-One Way Hubungan Antar Struktur Vegetasi

pada Kawasan CBD Cempaka Putih

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

Suhu Pohon 30 31.9400 .13544 .02473 31.8894 31.9906 31.60 32.10

Semak 30 34.3000 .21173 .03866 34.2209 34.3791 33.80 34.60

Rumput 30 35.4367 .50820 .09278 35.2469 35.6264 34.50 35.90

Total 90 33.8922 1.49983 .15810 33.5781 34.2064 31.60 35.90

RH Pohon 30 58.7200 .33363 .06091 58.5954 58.8446 58.30 59.30

Semak 30 52.8000 .50583 .09235 52.6111 52.9889 52.00 54.00

Rumput 30 51.7000 .45713 .08346 51.5293 51.8707 51.00 52.70

Total 90 54.4067 3.13027 .32996 53.7510 55.0623 51.00 59.30

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Suhu Between Groups 190.883 2 95.441 890.764 .000

Within Groups 9.322 87 .107

Total 200.205 89

RH Between Groups 855.368 2 427.684 2226.988 .000

Within Groups 16.708 87 .192

Total 872.076 89

Page 99: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

83

Lampiran 8 Hasil Uji Anova-One Way Hubungan Antar Struktur Vegetasi

pada Kawasan Perumahan Metland Menteng

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Suhu Between Groups 235.802 2 117.901 6262.129 .000

Within Groups 1.638 87 .019

Total 237.440 89

RH Between Groups 875.875 2 437.937 2546.545 .000

Within Groups 14.962 87 .172

Total 890.837 89

Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

Suhu Pohon 30 33.9633 .04901 .00895 33.9450 33.9816 33.90 34.00

Semak 30 34.7033 .16914 .03088 34.6402 34.7665 34.40 35.00

Rumput 30 37.7067 .15960 .02914 37.6471 37.7663 37.30 37.90

Total 90 35.4578 1.63336 .17217 35.1157 35.7999 33.90 37.90

RH Pohon 30 58.1100 .20060 .03662 58.0351 58.1849 57.70 58.30

Semak 30 57.0333 .34274 .06258 56.9054 57.1613 56.30 57.70

Rumput 30 51.0200 .59850 .10927 50.7965 51.2435 50.00 52.30

Total 90 55.3878 3.16376 .33349 54.7251 56.0504 50.00 58.30

Page 100: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

84

Lampiran 9 Hasil Uji Anova-One Way Hubungan Antar Struktur Vegetasi

pada Kawasan Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP)

Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

Suhu Pohon 30 33.8600 .33590 .06133 33.7346 33.9854 33.20 34.30

Semak 30 34.5767 .50901 .09293 34.3866 34.7667 33.60 35.20

Rumput 30 37.9200 1.23467 .22542 37.4590 38.3810 35.70 39.50

Total 90 35.4522 1.94516 .20504 35.0448 35.8596 33.20 39.50

RH Pohon 30 58.3633 .94922 .17330 58.0089 58.7178 57.00 60.00

Semak 30 57.1833 1.98131 .36174 56.4435 57.9232 54.30 60.30

Rumput 30 51.0467 2.80870 .51280 49.9979 52.0955 47.00 55.70

Total 90 55.5311 3.81392 .40202 54.7323 56.3299 47.00 60.30

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Suhu Between Groups 281.751 2 140.875 222.865 .000

Within Groups 54.994 87 .632

Total 336.745 89

RH Between Groups 925.847 2 462.923 109.220 .000

Within Groups 368.746 87 4.238

Total 1294.593 89

Page 101: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

85

Lampiran10 Hasil Uji Anova-One Way Hubungan Antar Pohon pada Empat

Kawasan

Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum

Maximu

m

Lower Bound Upper Bound

Suhu Taman Kota 30 30.260 .0968 .0177 30.224 30.296 30.1 30.4

CBD 30 31.940 .1354 .0247 31.889 31.991 31.6 32.1

Perumahan 30 33.963 .0490 .0089 33.945 33.982 33.9 34.0

Industri 30 33.860 .3359 .0613 33.735 33.985 33.2 34.3

Total 120 32.506 1.5443 .1410 32.227 32.785 30.1 34.3

RH Taman Kota 30 61.040 .5096 .0930 60.850 61.230 60.0 62.0

CBD 30 58.720 .3336 .0609 58.595 58.845 58.3 59.3

Perumahan 30 58.110 .2006 .0366 58.035 58.185 57.7 58.3

Industri 30 58.363 .9492 .1733 58.009 58.718 57.0 60.0

Total 120 59.058 1.2989 .1186 58.824 59.293 57.0 62.0

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Suhu Between Groups 279.660 3 93.220 2608.393 .000

Within Groups 4.146 116 .036

Total 283.806 119

RH Between Groups 162.715 3 54.238 165.323 .000

Within Groups 38.057 116 .328

Total 200.772 119

Page 102: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

86

Lampiran11 Hasil Uji Anova-One Way Hubungan Antar Semak pada Empat

Kawasan

Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

Suhu Taman Kota 30 34.2233 .24591 .04490 34.1315 34.3152 33.80 34.60

CBD 30 34.3000 .21173 .03866 34.2209 34.3791 33.80 34.60

Perumahan 30 34.7033 .16914 .03088 34.6402 34.7665 34.40 35.00

Industri 30 34.5767 .50901 .09293 34.3866 34.7667 33.60 35.20

Total 120 34.4508 .36691 .03349 34.3845 34.5172 33.60 35.20

RH Taman Kota 30 55.7333 .31441 .05740 55.6159 55.8507 55.30 56.30

CBD 30 52.8000 .50583 .09235 52.6111 52.9889 52.00 54.00

Perumahan 30 57.0333 .34274 .06258 56.9054 57.1613 56.30 57.70

Industri 30 57.1833 1.98131 .36174 56.4435 57.9232 54.30 60.30

Total 120 55.6875 2.04814 .18697 55.3173 56.0577 52.00 60.30

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Suhu Between Groups 4.623 3 1.541 15.684 .000

Within Groups 11.397 116 .098

Total 16.020 119

RH Between Groups 371.656 3 123.885 112.681 .000

Within Groups 127.535 116 1.099

Total 499.191 119

Page 103: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

87

Lampiran12 Hasil Uji Anova-One Way Hubungan Antar Rumput pada Empat

Kawasan

Descriptives

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for

Mean

Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

Suhu Taman Kota 30 35.2533 .20634 .03767 35.1763 35.3304 34.90 35.50

CBD 30 35.7400 .09685 .01768 35.7038 35.7762 35.50 35.90

Perumahan 30 37.7067 .15960 .02914 37.6471 37.7663 37.30 37.90

Industri 30 37.9200 1.23467 .22542 37.4590 38.3810 35.70 39.50

Total 120 36.6550 1.33378 .12176 36.4139 36.8961 34.90 39.50

RH Taman Kota 30 55.0000 .49827 .09097 54.8139 55.1861 54.00 56.30

CBD 30 51.7000 .45713 .08346 51.5293 51.8707 51.00 52.70

Perumahan 30 51.0200 .59850 .10927 50.7965 51.2435 50.00 52.30

Industri 30 51.0467 2.80870 .51280 49.9979 52.0955 47.00 55.70

Total 120 52.1917 2.20159 .20098 51.7937 52.5896 47.00 56.30

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Suhu Between Groups 165.244 3 55.081 137.545 .000

Within Groups 46.453 116 .400

Total 211.697 119

RH Between Groups 324.369 3 108.123 49.688 .000

Within Groups 252.423 116 2.176

Total 576.792 119

Page 104: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

88

Lampiran 13 Peta Sebaran RTH di DKI Jakarta

Page 105: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

89

Lampiran 14 Peta Sebaran CBD di DKI Jakarta

Page 106: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

90

Lampiran 15 Peta Sebaran Perumahan di DKI Jakarta

Page 107: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

91

Lampiran 16 Peta Sebaran Industri di DKI Jakarta

Page 108: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

92

Lampiran 17 Peta Lokasi Taman Suropati

Page 109: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

93

Lampiran 18 Peta Lokasi Kawasan CBD Cempaka Putih

Page 110: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

94

Lampiran 19 Peta Lokasi Perumahan Metland Menteng

Page 111: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

95

Lampiran 20 Peta Lokasi Jakarta Industrial Estate Pulogadung (JIEP)

Page 112: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

96

Lampiran 21 Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat

Page 113: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

97

Lampiran 22 Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya Jakarta Utara

Page 114: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

98

Lampiran 23 Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya Jakarta Barat

Page 115: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

99

Lampiran 24 Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya Jakarta Selatan

Page 116: PENGARUH STRUKTUR VEGETASI TERHADAP IKLIM MIKRO … · kota Jakarta untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keberadaan RTH ... hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan nilai

100

Lampiran 25 Rencana Tata Ruang Wilayah Kotamadya Jakarta Timur