PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KOMISARIS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4760/1/Nur...
Transcript of PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KOMISARIS ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4760/1/Nur...
i
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KOMISARIS
INDEPENDEN, KOMITE AUDIT DAN CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA
PERUSAHAAN YANG TERDAPAT DALAM JAKARTA
ISLAMIC INDEX TAHUN 2012-2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Nur Widia Rahmawati
213-14-004
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
i
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya,
maka skripsi Saudara:
Nama : Nur Widia Rahmawati
NIM : 213 14 004
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Perbankan Syariah (S1)
Judul : Pengaruh Struktur Kepemilikan, Komisaris Independen,
Komite Audit Dan Corporate Social Responsibility
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan
Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Yang
Terdapat Dalam Jakarta Islamic Index Tahun 2012-2017
Dapat diajukan dalam sidang munaqosah Skripsi. Demikian surat ini dibuat untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 19 September 2018
Pembimbing
Dr. Ahmad Mifdlol M. Lc., M.SI.
NIP. 19800409 200801 1 015
ii
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KOMISARIS INDEPENDEN, KOMITE
AUDIT DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING PADA PERUSAHAAN YANG TERDAPAT DALAM JAKARTA
ISLAMIC INDEX TAHUN 2012-2017
DISUSUN OLEH
NUR WIDIA RAHMAWATI
NIM: 21314004
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Istitut Agama islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada
Tanggal 24 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna
Memperoleh gelar Sarjana S1 Ekonomi
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Hikmah Endraswati, M.Si. ________________
Sekretaris Penguji : Dr. Ahmad Mifdlol M., Lc., M.Si. ________________
Penguji I : Taufikur Rahman, M.Si. ________________
Penguji II : Qi Mangku Bahjatulloh, Lc., M.Si. ________________
Salatiga, 24 September 2018
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Dr. Anton Bawono, M.Si.
NIP. 19740320 200312 1 001
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Widia Rahmawati
NIM : 213 14 004
Jurusan : S1 Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul Skripsi : PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KOMISARIS
INDEPENDEN, KOMITE AUDIT DAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAPAT DALAM JAKARTA
ISLAMIC INDEX TAHUN 2012-2017
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Salatiga, 19 September 2018
Penulis,
Nur Widia Rahmawati
NIM. 213 14 004
iv
MOTTO
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(QS. Al Qhashas: 28 Ayat 77)
“Barangsiapa berjalan di suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah
mudahkan jalan menuju surga. Dan Sesungguhnya malaikat meletakkan sayap –
sayapnya bagi penuntut ilmu tanda ridha dengan yang dia perbuat.”
(HR.Muslim)
PERSEMBAHAN
Perjuangan yang tak mengenal waktu ini memberikan beribu-ribu rasa bahagia
dan dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini kepada :
Allah SWT serta Nabi Muhammad SAW.
Bapak dan Ibu tercinta (Bapak Robiyanto dan Ibu Mumun Munawaroh),
beliaulah yang mendidik dan membesarkanku dengan penuh rasa kasih sayang,
tiada kata lelah untuk menuntunku, menasehatiku, menerangiku dalam kondisi
apapun. Terima kasih ku sampaikan kepada beliau, semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan beliau dengan kasih sayang dan limpahan rahmatNya.
Kakak dan adikku tersayang (Akbar Al Aziz dan Fauziah Hasbi) merekalah yang
selalu memotivasiku untuk tetap bertahan dan bangkit dikala diriku jatuh, doa
dan dukungan mereka tak akan pernah aku sia-siakan.
Sahabat-sahabat saya tercinta yakni keluarga besar IAIN Salatiga angkatan 2014
dan terutama Pondok Pesantren Edi Mancoro yang selalu saya rindukan
kenangan manisnya, terimakasih atas perhatian dan kehangatan kekeluargaan
yang selalu tercurahkan.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur tak henti-hentinya saya ucapkan kepada Allah
SWT Tuhan semesta alam, yang telah memberikan segala bentuk kenikmatan yang
jika kita hitung satu-persatu tidak akan mungkin mampu untuk menghitungnya.
Segenap usaha dan kerja penulis tidak mungkin membuahkan hasil tanpa kehendak-
Nya. Segala halangan dan rintangan tidak akan mampu dilalui tanpa jalan terang yang
ditunjukkan dan digariskan-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan
kehadirat baginda Nabi agung, Nabi Muhammad SAW, Keluarga, dan Seluruh
pengikutnya di akhir zaman.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance dan Corporate
Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai
Variabel Intervening pada Perusahaan yang terdapat dalam Jakarta Islamic Index
Tahun 2012-2017” ini dususun dan diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat untuk
mempearoleh gelar strata satu Progran Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam. Ucapan terimakasih penulis di ucapkan kepada semua pihak yang
telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai bentuk.
Ucapan terimakasih terutama penulis kami sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. H. Rahamat Hariyadi, M.Pd selaku rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Dr.Anton Bawono, M.Si selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si selaku ketua jurusan S1Perbankan Syariah
4. Bapak Dr. Ahmad Mifdhlol Muthohar, Lc., M.Si selaku Dosen Pembimbing
yang senantiasa memberikan masukan, saran, dan nasihat serta kesabaran dan
ketelitian dalam membimbing penyusun dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah mengajarkan ilmunya dan
memberikan pelayanan selama penyusun menempuh studi.
vi
6. Bapak, Ibu, Kakak dan Adik tercinta yang tak henti-hentinya mendoakan dan
mendukung penyusun dalam menempuh studi di IAIN Salatiga.
7. Keluarga besar Kyai Mahfud Ridwan (Alm) serta Dewan Asatid Pondok
Pesantren Edi Mancoro.
8. Teman-teman mahasiswa IAIN Salatiga angkatan 2014 dan seluruh santri
Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah membantu, mendukung, dan
memotivasi penulis selama ini.
9. Sahabat-sahabat Laziskaf Edi Mancoro, Koppontren Edi Mancoro, The Mahfud
Ridwan Institute, Kelompok Studi Ekonomi Islam, Lembaga Pers Mahasiswa
DinamikA dan teman-teman lainnya.
10. Semua pihak yang yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini
Penyusun menyadari bahwa kekeliruan akan sangat mungkin terjadi dalam
penulisan skripsi ini, karenanya kritik dan saran konstruktif amat diperlukan dari
pembaca. Penyusun berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Akhirnya, kepada Allah SWT
kita kembalikan kesadaran penuh, mengharap keridhaan-Nya, semoga kita senantiasa
mendapat hidayah-Nya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Salatiga, 19 September 2018
Penulis
Nur Widia Rahmawati
NIM. 213 14 004
vii
ABSTRAK
Rahmawati, Nur Widia. 2018. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Komisaris
Independen, Komite Audit dan Corporate Social Responsibility terhadap
Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel
Intervening pada Perusahaan yang terdapat dalam Jakarta Islamic
Index Tahun 2012-2017. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr.
Ahmad Mifdlol M. Lc., M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Struktur Kepemilikan,
Komisaris Independen, Komite Audit dan Corporate Social Responsibility (CSR)
terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening.
Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengetahui seberapa efektif pengaruh GCG
dan CSR terhadap nilai perusahaan baik pengaruh langsung maupun pengaruh tidak
langsung. Mekanisme Good Corporate Governance yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris
independen, dan komite Audit. Sedangkan kinerja keuangan perusahaan yang
digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan Return on Asset (ROA). Nilai
perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini dihitung dengan rumus Tobin’s Q.
Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan
dalam penelitian ini di analisis regresi linier berganda dengan bantuan software
Eviews 9. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 15 perusahaan yang dipilih sebagai
sampel. Hasil penelitian membuktikan bahwa struktur kepemilikan, komisaris
independen, komite audit dan CSR secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan. Secara parsial kepemilikan manajerial, CSR berpengaruh
positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. sedangkan variabel lainnya yaitu
kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan dan terbukti signifikan. Kinerja keuangan tidak
terbukti dalam memediasi pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, komisaris independen, komite audit dan CSR terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci: Good Corporate Governance, Tobin’s Q, Return on Asset, Corprate
Social Responsibility.
viii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................................. i
PENGESAHAN ............................................................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................. v
ABSTRAK .................................................................................................................. vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 8
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ........................................................................... 9
1. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 9
2. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 10
D. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 11
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................... 13
A. Telaah Pustaka ................................................................................................... 13
B. Kerangka Teori .................................................................................................. 30
1. Agency Theory ................................................................................................. 30
2. Teori Stakehoders............................................................................................ 33
3. Good Corporate Governance .......................................................................... 35
a. Pengertian Good Corporate Governance ................................................... 35
b. Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance ..................................... 36
c. Prinsip Good Corporate Governance .......................................................... 37
d. Dimensi GCG dalam Penelitian ................................................................. 44
1) Kepemilikan Manajerial ......................................................................... 45
2) Kepemilikan Institusional ...................................................................... 46
ix
3) Komisaris Independen ............................................................................ 48
4) Komite Audit .......................................................................................... 51
4. Corporate Social Responsibility ..................................................................... 54
a. Pengertian Corporate Social Responsibility ............................................... 54
b. Dimensi dan Tujuan Corporate Social Responsibility ............................... 55
c. Prinsip Corporate Social Responsibility..................................................... 57
d. Manfaat Corporate Social Responsibility ................................................... 59
1) Manfaat CSR bagi Masyarakat .............................................................. 59
2) Manfaat CSR bagi Pemerintah ............................................................... 59
3) Manfaar CSR bagi Korperasi ................................................................. 60
5. Analisis Laporan Keuangan ............................................................................ 61
6. Kinerja Keuangan............................................................................................ 62
a. Pengertian Kinerja Keuangan ..................................................................... 62
b. Ukuran Kinerja Keuangan .......................................................................... 63
7. Nilai Perusahaan.............................................................................................. 64
a. Pengertian Nilai Perusahaan ....................................................................... 64
b. Pengukuran Nilai Perusahaan ..................................................................... 65
C. Kerangka Penelitian ........................................................................................... 66
D. Hipotesis Penelitian............................................................................................ 69
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 76
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................................ 76
B. Populasi dan Sampel .......................................................................................... 76
C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 78
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................................... 79
1. Variabel Terikat (Dependen Variabel ) ........................................................... 79
2. Variabel Bebas (Independen Variabel ) .......................................................... 80
x
E. Uji Instrumen Penelitian .................................................................................... 85
1. Uji Statistik Deskriptif .................................................................................... 86
2. Uji Akar Unit .................................................................................................. 86
3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................... 87
4. Pengujian Hipotesis ......................................................................................... 90
5. Analisis Jalur (Path Analysis) ......................................................................... 91
F. Alat Analisis Data .............................................................................................. 92
BAB VI ANALISIS DATA ........................................................................................ 93
A. Deskripsi Obyek Penelitian ................................................................................ 93
1. Deskripsi Data ................................................................................................. 93
2. Statistik Deskripsi ........................................................................................... 95
B. Analisis Data ...................................................................................................... 99
1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Panel Data ..................................................... 99
2. Uji Asumsi Klasik ......................................................................................... 106
a. Persamaan 1 .............................................................................................. 106
b. Persamaan II ............................................................................................. 110
4. Uji Hipotesis ................................................................................................. 114
a. Persamaan I ............................................................................................... 114
b. Persamaan II ............................................................................................. 119
5. Analisis Jalur (Path Anaysis) ........................................................................ 124
a. Dirrect Effect/ Pengaruh Langsung .......................................................... 124
b. Indirect Effect/ Pengaruh Tidak Langsung ............................................... 126
C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................................... 131
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan ................... 131
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan ................ 132
3. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Kinerja Keunangan.................... 133
4. Pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan.................................... 134
xi
5. Pengaruh CSR terdadap Kinerja Keuangan .................................................. 135
6. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan ..................... 136
7. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perushaaan .................. 137
8. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan........................ 139
9. Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan...................................... 140
10.Pengaruh CSR terhadap Nilai Perusahaan ................................................... 141
11.Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan ............................. 142
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 144
A.Kesimpulan .................................................................................................... 144
B.Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 145
C. Saran………………………………………………………………………..145
Daftar Pustaka ........................................................................................................... 147
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Research Gap ............................................................................................. 6
Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu ................................................................................. 18
Tabel 3.1 : Kriteria Pemilihan Sampel ........................................................................ 77
Tabel 3.2 : Perusahaan yang menjadi Sampel Penelitian ............................................ 78
Tabel 3.3 : Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................... 84
Tabel 3.4 : Kriteria Autokorelasi Uji Durbin-Watson ................................................ 88
Tabel 4.1 : Statistik Deskriptif Variabel Kepemilikan Manajerial (X1) ..................... 93
Tabel 4.2 : Statistik Deskriptif Kepemilikan Institusional (X2) ................................. 96
Tabel 4.3 : Statistik Deskriptif Komisaris Independen (X3)....................................... 96
Tabel 4.4 : Statistik Deskriptif Komite Audit (X4) .................................................... 97
Tabel 4.5: Statistik Deskriptif Corporate Social Responsibility (X5) ........................ 97
Tabel 4.6 : Statistik Deskriptif Return On Assets (Z) ................................................. 98
Tabel 4.7 : Statistik Deskriptif Nilai Perusahaan (Y) ................................................. 98
Tabel 4.8 : Uji Akar Unit Kepemilikan Manajerial (X1) .......................................... 100
Tabel 4.9 : Uji Akar Unit Variabel Kepemilikan Institusional (X2)......................... 101
Tabel 4.10 : Uji Akar Unit Variabel Komisaris Independen (X3) ............................ 101
Tabel 4.11 : Uji Akar Unit Variabel Komite Audit (X4) .......................................... 102
Tabel 4.12 : Uji Akar Unit Variabel CSR (X5) ........................................................ 103
Tabel 4.13 : Uji Akar Unit Variabel ROA (Z) ......................................................... 104
Tabel 4.14 : Uji Akar Unit Variabel Nilai Perusahaan (Y) ....................................... 107
xiii
xiii
Tabel 4.15 : Hasil Uji Multikolinearitas Correlation Matrix .................................... 107
Tabel 4.16 : Uji Autokorelasi .................................................................................... 109
Tabel 4.17 : Uji Heteroskedastisitas.......................................................................... 110
Tabel 4.18 : Uji Normalitas ....................................................................................... 110
Tabel 4.19 : Ringkasan Regresi Persamaan II .......................................................... 111
Tabel 4.20 : Uji Autokorelasi .................................................................................... 111
Tabel 4.21: Uji Autokorelasi Setelah Penyembuhan ................................................ 112
Tabel 4.22 : Uji Heteroskedastisitas................................................................. …….113
Tabel 4.23 : Uji Statistik ........................................................................................... 112
Tabel 4.24: Uji Statistik Persamaan II ...................................................................... 120
Tabel 4.25 : Ringkasan hasil regresi yang mempengaruhi variabel ROA (Z) ......... 124
Tabel 4.26: Ringkasan Hasil Regresi yang Memepengaruhi Nilai Perusahaan (Y) 125
Tabel 4.27 Ringkasan Pengujian .............................................................................. 130
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Konsep Triple Bottom Line .................................................................. 57
Gambar 2.2 : Kerangka Penelitian .............................................................................. 67
Gambar 4.1 : Uji Normalitas ..................................................................................... 106
Gambar 4.2 :Ringakasan Hasil Regresi ................................................................... 127
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan utama perusahaaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para
pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan
modalnya kepada perusahaan tersebut. Menurut Sri Rejeki (2007) dalam
Permanasari (2010: 1) naik turunnya nilai perusahaan salah satunya dipengaruhi
oleh struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan sangat penting dalam meentukan
nilai perusahaan dua aspek yang perlu dipertimbangkan adalah (1) konsentrasi
kepemilikan perusahaaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration) dan
(2) kepemilikan perusahaan oleh manajemen (management ownweship). Pemilik
perusahaan dari luar berbeda dengan manajer karena kecil kemungkinannya
pemilik dari pihak luar terlibat dalam urusan bisnis perusahaan sehari-hari.
Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik
kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang
sering disebut agency conflict. Hal tersebut terjadi karena manajer mengutamakan
kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan
pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah
biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan
2
dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan
(Jensen dan Meckling, 1976, dalam Retno, 2010: 1).
Menurut Haruman (2008) dalam Permanasari (2010: 2) konflik keagenan
dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat
mensejajarkan kepentingan-kepentingan tersebut sehingga timbul biaya keagenan
(agency cost). Ada beberapa alternative untuk mengurangi agency cost,
diantaranya dengan adanya kepemilikan saham oleh manajemen dan kepemilikan
saham oleh institusional.
Menurut Julianti (2015: 48) untuk meminimalkan konflik keangean yang
terjadi anara dewan direksi dan pemegang daha diperlukan adanya dewan
komisaris independen. komisris independen bertindak secara netral dan
mendorong terlankananya prinsip-prinsip good corporate governance sehingga
mengurangi kecurangan yang mungkin dilakukan manajemen dalam menyajikan
laporan keunagan. Dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap kinerja
perusahaan komisaris independen membentuk komite audit sehingga fungsi
pengawasan yang dilakukan lebih optimal. Dengan adanya independensi dari
komisaris indepnden dan komite audit diharapkan adanya transparansi
pertanggungjawabab manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan
perusahaan.
Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk manajemen
mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari pengukuran kinerja keuangan
yang diperoleh. Penilaian kinerja keuangan meruapakan salah satu cara yang
3
dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajiban terhadap
para penyandang dana dan juga mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan (Kasmir, 2010). Peningkatan nilai perusahaan biasanya ditandai
dengan naiknya harga saham di pasar. Nilai perusahaan yang tinggi dapat
meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang
saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Prantama,
2014: 2).
Perkembangan suatu perusahaan yang hanya mengutamakan kepentingan
pemilik modal dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dan kerusakan
lingkungan sekitar. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan wujud
kesadaran perusahaan untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya. CSR menjadi
wajib karena perusahaan tidak hanya berorientasi kepada pemilik modal (investor
dan kreditor), tetapi juga kewajiban terhadap pihak lain yang berkepentingan
seperti konsumen, karyawan, masyarakat, dan pemerintah). Semakin banyak
bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya,
image perusahaan menjadi meningkat. Investor lebih berminat pada perusahaan
yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin baiknya citra
perusahaan, loyalitas konsumen semakin tinggi sehingga dalam waktu lama
penjualan perusahaan akan membaik dan profitabilitas perusahaan juga
meningkat (Retno, 2010: 2).
Jakarta Islamic Index (JII) dipilih sebagai objek penelitian karena dewasa
ini perkembangan investasi saham syariah yang semakin menjanjikan serta
4
adanya keunikan-keunikan yang dimiliki oleh saham-saham yang terdaftar di JII.
Basis syariah yang digunakan sebagai kriteria pemilihan perusahaan di JII
mengindikasikan bahwa perusahaan menerapkan GCG dengan high standard
sehingga menjadi suatu ketertarikan untuk diteliti lebih lanjut.
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan penelitian yang dilakukan
oleh Patmawati (2016) mengenai Pengaruh Corporate Social Responsibility
Disclosure dan Good Corporate Governance yang diukur denga kepemilikan
manajerial, kepemilkan institusional, komisaris independen, serta komite audit
terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel
Intervening. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa CSR memiliki penaruh
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa Good
Corporate Governance berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan kinerja
keuangan mampu memediasi hubungan antara CSR dan GCG terhadap nilai
perusahaan. Penelitian ini juga didukung oleh Fawaid (2016) dan Sariningsih
(2016), mereka mengemukakan bahwa nilai perusahaan dapat ditingkatkan
dengan meningkatkan tata kelola perusahaan, dengan pengelolaan yang baik juga
dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, dengan kinerja yang meningkat maka
nilai perusahaan dapat meningkat.
Penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian dengan yang dilakukan
oleh Mutmainah (2015) yang menunjukkna hasil bahwa pengungkapan CSR tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini didukung oleh Prastuti
(2015), Sugiarto (2016), dan Rachmania (2017). Hasil penelitian ini menunjukkan
5
bahwa investor tidak selalu merespon atas pengungkapan CSR yang telah
dilakukan oleh perusahaan sebelum melakukan investasi.
Sedangkan penelitian mengenai hubungan anatara Good Corporate
Governance dengan Nilai Perusahaan pernah dialakukan oleh Suhartini (2015)
hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa GCG yang di proksikan oleh
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan dewan komisaris
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian
dengan yang dialkukan oleh Retno dan Priantinah (2013), mereka menyatakan
bahwa semakin tinggi tingkat implementasi GCG semakin tinggi nilai perusahaan
yang ditunjukkan dengan tingginya harga saham perusahaan. Hasil penelitian
yang sama juga ditemukan oleh Ningtyas (2015) dan Suhartanti (2015) yang
menggunakan kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan dewan
komisaris sebagai proksi dari GCG.
Namun penelitian yang dilakukan oleh Hernati (2016), Marius dan Masri
(2017) memperoleh hasil yang bertentangan. Mereka menyatakan bahwa jumlah
dewan direksi, proporsi komisaris independen, dan jumlah komite audit tidak
memiliki pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Febhiant (2013) juga
menyatakan bahwa proporsi komisaris independen yang tinggi terbukti tidak
dapat membatasi pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan, dan juga
keberadaan komite audit yang tidak signifikan terhadap kualitas laba disebabkan
karena komite audit bukan merupakan jaminan bahwa kinerja perusahaan akan
6
semakin baik, sehingga komite audit juga bukan merupakan faktor yang
dipertimbangkan dalam mengapresiasi nilai perusahaan.
Berikut disajikan peneliti dan hasil temuannya yang menunjukkan adanya
gap dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1.2
Research Gap
GAP PENULIS Temuan
Isu: hubungan penerapan Good Coorporate Governance dan Corporate Social
Responsibility terhadap Nilai Perusahaan
Research gap:
Terdapat perbedaan hasil penelitian pengaruh penerapan good coorporate governance dan
pengungkapan csr terhadap nilai perusahaan
Terdapat
hubungan
(positif) antara
CSR terhadap
nilai perusahaan
Jahliyana
(2013)
CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan
Sausan (2015) Pengungkapan CSR membuktikan pengaruh
positif yang tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Patmawati
(2017)
CSRD berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Terdapat
hubungan
(negatif) antara
CSR terhadap
nilai perusahaan
Sugianto (2016) CSR berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Kurniasari dan
Warastuti
(2015)
CSR berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Mulyadi dan
Yunita (2012)
CSR berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan.
Terdapat
hubungan
(positif) antara
GCG terhadap
nilai perusahaan
Ningtyas
(2015)
Kepemilikan manajerial, Komisaris independen
komite audit berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan
Suhartanti
(2015)
Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional
dan dewan komisaris berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan
Terdapat
hubungan
(negatif) antara
Hernati (2016) Jumlah dewan direksi, Proporsi komisaris
independen, dan Jumlah komite audit tidak
memiliki pengaruh negatif terhadap nilai
7
GCG terhadap
nilai perusahaan
perusahaan
Marius dan
Masri (2017)
Kepemilikan Institusional dan Komite audit
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Terdapat
hubungan
(positif) antara
GCG terhadap
kinerja
keuangan
Perusahaan
Setywan dan
putri (2013)
Good Corporate Governance berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja keuangan
Maretha dan
purwaningsih
(2013)
Good Corporate Governance (GCG) berpengaruh
positif terhadap kinerja perusahaan, yang
diproksikan dengan ROE.
Terdapat
hubungan
(negatif) antara
GCG terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan
Lenny dan
Lusmeida
(2011)
Penerapan GCG berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan.
Prantama
(2015)
GCG yang diukur dengan proporsi dewan
komisaris dan yang diukur dengan kepemilikan
institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keungan melalui ROE
Terdapat
hubungan
(positif) antara
GCG terhadap
kinerja
keuangan
Perusahaan
Diandono
(2012)
Kepemilikan Institusional berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan
Proporsi Dewan Komisaris Independen
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
Sumarsono
(2014)
Dewan komisaris berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA
Komisaris independen berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA
Kepemilikan institusional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA
Terdapat
hubungan
(negatif) antara
GCG terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan
Prantama
(2015)
Proporsi dewan komisaris independen tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA
Kepemilikan institusional tidak mempunyai
pengaruh signifikan terhadap ROA
Tjandra (2015)
GCG berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
profitabilitas (ROA)
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, bahwa terdapat
perbedaan pendapat mengenai pengaruh Good Coorporate Governance dan
Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan, maka penulis tertarik
8
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Komisaris Independen, Komite Audit dan Corporate Social Responsibility
terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel
Intervening pada Perusahaan yang terdapat dalam JII Tahun 2012-2017”
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah kepemilikan manjerial berpengaruh terhadap kinerja keuangan ?
2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja
keuangan?
3. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
4. Apakah komite audit berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
5. Apakah CSR berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
6. Apakah kepemilikan manjerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
7. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai
perusahaan?
8. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
9. Apakah komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
10. Apakah CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
11. Apakah kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
9
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menguji dan menemukan bukti empiris pengaruh kepemilikan
manajerial terhadap kinerja keuangan
b. Menguji dan menemukan bukti empiris pengaruh kepemilikan
institusional berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
c. Menguji dan menemukan bukti empiris pengaruh dewan komisaris
terhadap kinerja keuangan
d. Menguji dan menemukan bukti empiris pengaruh komite audit
berpengaruh terhadap kinerja keuangan
e. Menguji dan menemukan bukti empiris pengaruh CSR terhadap kinerja
keuangan
f. Menguji dan menemukan bukti empiris pengaruh kepemilikan
manajerial terhadap nilai perusahaan.
g. Menguji dan menemukan bukti empiris pengaruh kepemilikan
institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
h. Menguji dan menemukan bukti empiris pengaruh dewan komisaris
terhadap nilai perusahaan.
i. Menguji dan menemukan bukti empiris pengaruh komite audit
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
10
j. Menguji dan menemukan bukti empiris pengaruh CSR terhadap nilai
perusahaan.
k. Menguji dan menemukan bukti empiris pengaruh kinerja keuangan
terhadap nilai perusahaan.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada
pengembangan teori Good Corporate Governance, Corporate Social
Responsibility yang diterapkan pada suatu perusahaan yang menjalankan
bisnisnya sesuai dengan syariat islam serta pengaruhnya terhadap nilai
perusahaan, dapat menjadi pembanding pelaksanaan GCG dan CSR pada
perusahaan umum dan perusahaan yang masuk daftar saham syariah, serta
dapat memperkuat atau mengembangkan hasil penelitian sebelumnya dan
memacu penelitian yang lebih baik di masa yang akan datang.
b. Manfaat praktis
Manfaat praktis pada penelitian ini ditujukan kepada dua pihak, yaitu:
1) Bagi investor. Penelitian ini diharapkan dapat membantu investor
dalam proses pengambilan keputusan investasi.
2) Bagi pemerintah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan dan bahan evaluasi mengenai keefektifan regulasi penerapan
mekanisme GCG di Indonesia.
11
3) Bagi perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan dan solusi yang terkait dengan permasalahan mengenai
GCG, CSR, kinerja keuangan dan nilai perusahaan serta menjadi
bahan pertimbangan untuk mengevalasi, memperbaiki, dan
meningkatkan kinerja manajemen di masa yang akan datang.
4) Bagi Pihak Lain. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dan referensi bagi penelitian berikutnya yang tertarik
untuk meneliti kajian yang sama di waktu yang akan datang.
D. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini secara teknis dibagi dalam tiga bagian utama yaitu,
bagian awal skripsi memuat beberapa halaman awal yang bukan termasuk bab,
bagian inti terdiri dari lima bab dengan format penulisan disesuaikan pada
karakteristik pendekatan penelitian kuantitatif, dan bagian akhir meliputi daftar
pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup penulis. Sistimatika
penulisan dan pembahasan skripsi sebagai berikut:
Bab I : Pendahuluan
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menguraiakan tentang telaah pustaka, kerangka teori, kerangka penelitian
yang berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan hipotesis penelitian
yang menjadi pedomandalam analisis data.
12
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini berisi uraian jenis dan pendekatan penelitian, populasi dan sampel,
teknik pengambilan data, skala pengukuran, definisi konseptual dan definisi
operasional, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian dan alat analisis.
Bab IV: Analisis Data
Bab ini berisi deskripsi obyek penelitian, analisa data, pengujian hipotesis dan
pembahasan.
Bab V : Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang merupakan jawaban
dari rumusan masalah dan berisi saran-saran bagi pihak yang terlibat dalam
penelitian ini.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variable dalam peneitian ini
anatara lain peenlitian yang dilakukan oleh Pertiwi dan Pratama (2012)
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Good
Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Food and Beverage”. Teknik
yang digunakan untuk menganalisis adalah regresi linier bergada. Variabel
dependen pada penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur menggunakan
Tobin’s Q, sedangkan variabel independannya adalah kinerja keunangan yang
diukur dengan menggunakan ROA dengan GCG sebagai variabel pemoderasinya
yang diproksikan dengan kepemilikan manajerial. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan
sedangkan GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Selain itu Jahliana (2013) juga melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Corporate Social Responsibility dan Mekanisme Good Corporate Governance
terhadap Nilai Perusahaan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel
Moderating”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah CSR, kepemilikan
institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, komite audit.
Variabel dependen penelitian ini adalah nilai perusahaan dengan ukuran
14
perusahaan sebagai veriabel moderating. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
CSR dan komite audit berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan,
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan dewan komisaris
independen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan ukuran
perusahaan tidak mampu memperkuat CSR dan empat mekanisme GCG terhadap
nilai perusahaan.
Purbopengestu dan Subowo (2014) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Corporate Social Responsibility sebagai Variabel Intervening”. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa secara parsial komisaris independen dan pengungkapan
CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan faktor lainnya
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial dan
komisaris independen berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR
sedangkan kepemilikan institusional dan komite audit tidak berpengaruh. CSR
bukan merupakan variabel intervening dalam pengaruh GCG terhadap nilai
perusahaan.
Prastuti dan Budiarsih (2015) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Good Corporate Governance pada Nilai Perusahaan dengan Moderasi Corporate
Social Responsibility”. Hasil penelitian ini menemukan variabel kepemilikan
institusional dan komite audit berpengaruh negatif pada nilai perusahaan.
Sedangkan variabel kepemilikan manajerial dan proporsi dewan komisaris tidak
berpengaruh pada nilai perusahaan. Pengungkapan Corporate Social
15
Responsibility tidak mampu memoderasi pengaruh Good Corporate Governance
pada nilai perusahaan.
Sausan, Irwansyah dan Oktavianti (2015) melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate
Governance terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel
Moderasi”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR
membuktikan pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. GCG berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas
tidak memperkuat ataupun memperlemah hubungan CSR dan GCG terhadap nilai
perusahaan.
Prantama, Suhadak, dan Topowijono (2015) telah melaukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja
Keuangan”. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemilikan
institusional berpengaruh signifikan terhadap ROA, Proporsi dewan komisaris
independen dan Kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap ROA.
Ningtyas, Suhadak dan Nuzula (2015) telah melakukan penelitian yang
berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan”
dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 14 perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Indexs tahun 2010-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan
16
institusional, ukuran dewan direksi dan proporsi komisaris independen memiliki
pengaruh terhadap nilai perusahaan dengan indikator closing price, kepemilikan
institusional dan ukuran dewan direksi tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan dengan indikator Tobin’s Q.
Hernati (2016) juga melakukan penelitian yang hampir sama dengan yang
dilakukan oleh Ningtyas, judul penelitian Henati adalah “Pengaruh Good
Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan Sektor Perbankan pada LQ-45
di Bursa Efek Indoneasia” dengan menggunakan uji asumsi klasik dan regresi
linear bergada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan sedangkan jumlah dewan
direksi, proporsi komisaris indepaden, dan jumlah komite audit tidak memiliki
pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Sugiarto (2016) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh
Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan yang Terdaftar dan Masuk Kategori LQ-45 di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2014”. Variabel independen yang digunakan adalah CSR,
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional proporsi komisaris independen,
dan komite audit dengan nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Sugiarto
menggunakan uji asumsi klasik dan regresi linier berganda dalam penelitiannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh Positif dan tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan, kepemilikan manajerial dan proporsi
komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan,
17
kepemilikan institusional dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan, CSR dan GCG berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan.
Marius dan Masri (2017) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan” dengan menggunakan uji asumsi klasik dan analisis linier berganda.
Variabel independen yang digunakan adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, komite audit, dan CSR sedangkan variabel dependennya adalah nilai
perusahaan dengan menggunakan rasio Price Book Value. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial bepengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan, kepemilikan institusional, dan komite audit
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan CSR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Patmawati (2017) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Corporate
Social Responsibility Disclosure dan Good Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening” dengan
menggunakan metode Partial Least Square dengan menggunakan aplikasi Smart
PLS. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional,
kepemilikan manajerial, komisaris indepanden, komite audit dan CSRD
sedangkan variabel dependennya adalah nilai perusahaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa CSRD berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan, GCG yang diproksikan oleh kepemilikan institusional dan
18
komite audit berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan,
dan kinerja keuangan mampu memediasi hubungan antara CSRD dan GCG
terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan pada penelitian terdahulu diatas maka perbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel, hipotesis, objek dan sampel.
Pada penelitian terdhulu belum terdapat variabel GCG dan CSR terhadap nilai
perushaan yang dimediasi denan kinerja keuangan pada perusahaan yang listing
di JII. Berikut adalah ringkasan penelitian dahulu:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Pengaruh GCG dan CSR Terhdap Nilai Perusahaan
No Peneliti / Judul Variabel / Metode Hasil
1. Retni dan
Priantinah (2012)
Pengaruh Good
Corporate
Governance dan
Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility
terhadap Nilai
Perusahaan (Studi
Empiris pada
Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Periode 2007-
2010).
Variabel Dependen:
Nilai perusahaan yang
diukur menggunakan
rumus Tobin’s Q
Variabel Independen:
1. GCG
2. CSR
Variabel control:
1. Ukuran perusahaan
2. Jenis industri
3. Profitabilitas
Metode:
Regresi linier berganda
1. GCG berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan dengan variabel
kontrol size dan leverage pada
perusahaan.
2. Pengungkapan CSR berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan dengan variabel
kontrol size, jenis industri,
profitabilitas, dan leverage pada
perusahaan,
3. GCG dan pengungkapan CSR
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
2. Rahmi dan
Harnovinsah
(2013)
Pengaruh
Intellectual
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. Intellectual capital
1. Intellectual Capital Disclosure
berpengaruh secara positif signifikan
terhadap nilai perusahaan,
kepemilikan manajerial berpengaruh
tidak signifikan terhadap nilai
19
Capital
Disclosure dan
Corporate
Governance
terhadap Nilai
Perusahaan (Studi
Empiris pada
Perusahaan
Manufaktur
terdaftar di BEI)
disclosure,
2. Kepemilikan manajerial
3. Kepemilikan
institusional,
4. Proporsi komisaris
independen
Metode:
Regresi linier berganda
perusahaan
2. Kepemilikan manajerial berpengaruh
secara positif signifikan terhadap nilai
perusahaan Proporsi komisaris
independen berpengaruh tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan
3. Kepemilikan institusional
berpengaruh secara positif signifikan
terhadap nilai perusahaan
3. Jahliana (2013)
Pengaruh
Corporate Social
Responsibility
dan Mekanisme
Good Corporate
Governance
terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. CSR
2. Kepemilikan
institusional
3. Kepemilikan
manajerial,
4. Komisaris independen
5. Komite Audit
Metode:
Regresi linier berganda
1. CSR berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan
2. Komite audit berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan,
3. Kepemilikan institusional tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan
4. Kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan
5. Dewan komisaris independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan
6. Ukuran perusahaan tidak mampu
memperkuat ataupun memperlemah
CSR dan GCG terhadap nilai
perusahaan
4. Febhiant dan
Setyaningrum
(2013)
Pengaruh
Corporate Social
Responsibility
dan Mekanisme
Good Corporate
Governance
terhadap Nilai
Perusahaan
dengan Ukuran
Perusahaan
sebagai Variabel
Moderating.
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. Efektivitas dewan
komisaris
2. Efektivitas komite audit
3. Kepemilikan keluarga
Metode:
Regresi linier bergada
1. Efektivitas dewan komisaris tidak
mempengaruhi nilai perusahaan
secara signifikan
2. Komite audit berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan
3. Kepemilikan keluarga tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
5. Maretha dan
Purwaningsih
(2013)
Pengaruh
Variabel Dependen:
Kinerja Perusahaan
Variabel Independen:
1. GCG berpengaruh positif terhadap
kinerja perusahaan
2. Komposisi asset berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan
20
Penerapan GCG
terhadap Kinerja
Perusahaan,
dengan
Komposisi Aset
dan Ukuran
Perusahaan
sebagai Variabel
Kontrol.
GCG yang diproksikan
dengan CGPI
Metode:
Regresi linier berganda
perusahaan.
3. Size berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan perusahaan.
6. Randy dan
Juniarti (2013)
Pengaruh
Penerapan Good
Corporate
Governance
Terhadap Nilai
Perusahaan yang
terdaftar di BEI
2007-2011
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. GCG score
2. Market share
3. Ukuran perusahaan
Metode:
Regresi linier berganda
1. GCG yang diukur dengan GCG score
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
2. Market share tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan
3. Ukuran perusahaan berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan
7. Purbopengestu
dan Subowo
(2014)
Pengaruh Good
Corporate
Governance
Terhadap Nilai
Perusahaan
dengan Corporate
Social
Responsibility
sebagai Variabel
Intervening.
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. Kepemilikan manjerial
2. Kepemilikan
institusional
3. Komisaris independen
4. Komite audit
Variabel intervening:
CSR
Metode:
Regresi linier berganda
1. Kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2. Kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
3. Komisaris independen berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan
4. Pengungkapan CSR berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan
5. Kepemilikan manajerial berpengaruh
negatif terhadap pengungkapan CSR
6. Komisaris independen berpengaruh
negatif terhadap pengungkapan CSR
7. Kepemilikan institusional tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan
CSR
8. Komite audit tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR
9. CSR bukan merupakan variabel
intervening. CSR tidak mampu
memeditasi hubungan GCG terhadap
nilai perusahaan.
8. Mustafa (2014)
Analisis
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
1. Pengungkapan CSR berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan
2. Kepemilikan Manajerial berpengaruh
21
Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility
dan Good
Corporate
Governance
Terhadap Nilai
Perusahaan
(Studi Kasus Pada
Perusahaan yang
Terdapat di
Jakarta Islamic
Index Periode
2011-2013)
Variabel Independen:
1. CSR
2. Kepemilikan Manajerial
3. Kepemilikan
Institusional
4. Komisaris Independen
5. Komite Audit
Metode:
kualitatif dan kuantitatif
dengan analisis deskriptif
dan verifikatif
negatif terhadap nilai perusahaan
3. Kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan
4. Komisaris independen berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan
5. Komite audit berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
9. Prastuti dan
Budiarsih (2015)
Pengaruh Good
Corporate
Governance pada
Nilai Perusahaan
dengan Moderasi
Corporate Social
Responsibility
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. Kepemilikan
Manajerial
2. Kepemilikan
Institusional
3. Komite Audit
Variabel Moderasi:
CSR
Metode:
Regresi linier berganda
1. Kepemilikan institusional
berpengaruh negatif pada nilai
perusahaan.
2. Komite audit berpengaruh negatif
pada nilai perusahaan.
3. Kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh pada nilai perusahaan.
4. Proporsi dewan komisaris tidak
berpengaruh pada nilai perusahaan.
5. Pengungkapan Corporate Social
Responsibility bbukan merupakan
variabel moderating. CSR tidak
mampu memperkuat atau pun
memperlemah pengaruh Good
Corporate Governance pada nilai
perusahaan.
10. Kusumaningtyas
(2015)
Good Corporate
Governance
Terhadap Nilai
Perusahaan yang
Terdaftar Pada
Indeks Sri-Kehati
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. Kepemilikan Manajerial
2. Kepemilikan
Institusional
3. Komposisi Komisaris
Independen
4. Kualitas Audit
Metode:
Regresi linier berganda
1. Kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
2. Komposisi komisaris independen
tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
3. Kualitas audit tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
4. Kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
22
11. Sausan (2015)
Pengaruh
Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility
dan Good
Corporate
Governance
terhadap Nilai
Perusahaan
dengan
Profitabilitas
sebagai Variabel
Moderasi
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. CSR
2. Kepemilikan
Institusional
Variabel Moderating:
ROA
Metode:
Uji asumsi klasik dan
regresi berganda
1. Pengungkapan CSR membuktikan
pengaruh positif yang tidak
signifikan terhadap nilai
perusahaan.
2. GCG bepengaruh negatif terhadap
nilai perusahaan.
3. Profitabilitas bukan sebagai variabel
moderasi. Provitabilitas tidak mampu
memperkuat atau memperlemah
hubungan pengungkapan CSR dan
GCG terhadap nilai perusahaan.
12 Suhartanti dan
Asyik (2015)
Pengaruh
Corporate
Governance
Terhadap Nilai
Perusahaan
dengan Kinerja
Keuangan sebagai
Variabel
Moderating
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan Institusional
Dewan Komisaris
Variabel Pemoderasi
Kinerja Keuangan
Metode:
Analisis regresi linier
berganda
1. Kepemilikan manajerial berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai
perusahaan
2. Kepemilikan institusional
berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan
3. Dewan komisaris berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan
4. Kinerja keuangan berpengaruh positif
terhadap hubungan kepemilikan
manajerial terhadap nilai perusahaan
5. Kinerja keuangan berpengaruh positif
terhadap hubungan kepemilikan
institusional terhadap nilai
perusahaan
6. Kinerja keuangan berdampak negatif
terhadap hubungan dewan komisaris
terhadap nilai perusahaan.
13. Ningtyas,
Shandak, Nuzula,
(2015)
Pengaruh Good
Corporate
Governance
Terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan yang
diukur dengan Closing
Price dan Tobin’s Q
Variabel Independen:
1. Kepemilikan
Institusional
2. Dewan Direksi
3. Proporsi Dewan
Komisarias Independen
Variabel Pemoderasi
1. Kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan (closing price).
2. Ukuran dewan direksi berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan
(closing price).
3. Proporsi komisaris independen
berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan (closing price).
4. Komite Audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan
(closing price).
5. Kepemilikan institusional tidak
23
Kinerja Keuangan
Metode:
Anlisis regresi linear
berganda
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan (Tobin’s Q).
6. Ukuran dewan direksi tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan (Tobin’s Q).
7. Proporsi komisaris independen
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan (Tobin’s Q).
8. Komite Audit berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan (Tobin’s
Q).
14. Sariningsih
(2015)
Pengaruh
Mekanisme
Corporate
Governance
Terhadap Nilai
Perusahaan
dengan Kinerja
Variabel
Intervening
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen
Proporsi Komisaris
Independen
Variabel Intervening:
Kinerja
Metode:
Regresi linier berganda
1. Komisaris independen berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan
2. Kinerja keuangan menjadi variabel
intervening yang memediasi
hubungan antara Corporate
Governance dengan nilai perusahaan
15. Junizar (2015)
Pengaruh
Corporate
Governance
terhadap
Hubungan
Corporate Social
Responsibility
dengan Nilai
Perusahaan (Studi
Pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar Di
BEI).
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen
1. Kepemilikan
Manajerial
2. Kepemilikan
Institusional
3. Proporsi Komisaris
Independen
4. CSR
Metode:
Regresi linier berganda
1. CSR berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan,
2. CSR berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan yang di moderasi
oleh corporate governance pada
perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
16. Hernati (2016)
Pengaruh Good
Corporate
Governance
terhadap Nilai
Perusahaan
Sektor Perbankan
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
diproksikan dengan
Closing Price
Variabel Independen:
1. Kepemilikan
Institusional
1. Kepemilikan institusional memiliki
pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan
2. Jumlah dewan direksi tidak memilki
pengaruh positif terhadapat nilai
perusahaan.
3. Proporsi komisaris indepaden tidak
memiliki pengaruh positif terhadap
24
pada LQ-45 di
Bursa Efek
Indoneasia
2. Dewan direksi
3. Proporsi Komisaris
Independen
4. Komite Audit
Metode:
Uji Asumsi Klasik, dan
Regresi Linear Berganda
nilai perusahaan.
4. Jumlah komite audit tidak memilki
pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
17. Alfianur (2016)
Pengaruh
Mekanisme Good
Corporate
Governance
terhadap Nilai
Perusahaan pada
Perusahaan yang
Listing di BEI
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. Kepemilikan
Manajerial
2. Kepemilikan
Intitusional
3. Komisaris Independen
Metode:
Analisis regresi
1. Kepemilikan manajerial berpengaruh
negatif terhadap nilai perusahaan
2. Kepemilikan institusional tidak
berpengaruh positifterhadap nilai
perusahaan
3. Komisaris independen berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan
18. Sugianto (2016)
Analisis Pengaruh
Corporate Social
Responsibility
dan Good
Corporate
Governance
terhadap Nilai
Perusahaan yang
Terdaftar dan
Masuk Kategori
LQ-45 di BEI
Periode 2010-
2014
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. CSR
2. Kepemilikan
Manajerial
3. Kepemilikan
Institusional
4. Proporsi Komisaris
Independen
5. Komite Audit
Metode:
Analisis regresi berganda
1. CSR tidak berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan
2. Kepemilikan manajerial berpengaruh
positif signifikan terhadap nilai
perusahaan
3. Proporsi komisaris independen
berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan.
4. Kepemilikan institusional tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
5. Komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
6. GCG berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap nilai perusahaan.
19. Handayani (2017)
Mekanisme
Corporate
Governance,
Enterprise Risk
Management, dan
Nilai Perusahaan
Perbankan
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. Kepemilikan
Manajerial
2. Kepemilikan
Institusional
3. Komisaris Independen
4. Komite Audit
1. Terdapat pengaruh signifikan antara
kepemilikan manajerial terhadap
nilai perusahaan.
2. Terdapat pengaruh signifikan antara
kepemilikan institusional terhadap
nilai perusahaan.
3. Terdapat pengaruh signifikan antara
komisaris independen terhadap nilai
perusahaan.
4. Terdapat pengaruh signifikan antara
komite audit terhadap nilai
25
Variabel Intervening
ERM
Metode:
Path analysis dan sobel
test
perusahaan.
5. ERM memediasi pengaruh antara
kepemilikan institusional, komisaris
independen, dan komite audit
terhadap nilai perusahaan. Namun
tidak signifikan dalam memediasi
pengaruh kepemilikan manajerial.
20. Marius dan Masri
(2017)
Pengaruh Good
Corporate
Governance dan
Corporate Social
Responsibility
Terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. Kepemilikan
Manajerial
2. Kepemilikan
Institusional
3. Komite Audit
4. CSR
Metode:
Uji asumsi klasik dan
regresi berganda
1. Kepemilikan manajerial bepengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan.
2. Kepemilikan institusional
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan.
3. Komite audit berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
3. CSR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
21. Patmawati (2017)
Pengaruh
Corporate Social
Responsibility
Disclosure Dan
Good Corporate
Governance
Terhadap Nilai
Perusahaan
dengan Kinerja
Keuangan
Sebagai
Variabel
Intervening
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. Kepemilikan
Institusional
2. Kepemilikan Manajerial
3. Komisaris Indepanden
4. Komite Audit
5. CSR
Variabel Intervening :
Kinerja Keuangan
Metode:
Partial least square
dengan menggunakan
aplikasi Smart PLS
1. CSRD berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
2. Kepemilikan institusional
berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
3. Komite audit berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
4. Kinerja keuangan mampu
memediasi hubungan antara CSRD
dan GCG terhadap nilai perusahaan
22. Rachmania
(2017)
Pengaruh
Corporate
Governance,
Corporate Social
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. Shareholder Rights
2. Boards of Directors
3. Outside Directors
1. Corporate governance dan Corporate
Social Responsibility berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan
2. Komisaris independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
3. Corporate governance, Corporate
26
Responsibility
dan Komisaris
Independen
Terhadap Nilai
Perusahaan Pada
Industri Tekstil
dan Garmen
Periode 2011 –
2013
4. Audit Committee and
Internal Auditor
Metode:
Regresi linier berganda
Social Responsibility dan komisaris
independen secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan
Pengaruh GCG dan CSR Terhadap ROA
No Peneliti / Judul Variabel / Metode Hasil
Tjondro dan
Wilopo (2011)
Pengaruh Good
Corporate
Governance
(GCG) Terhadap
Profitabilitas Dan
Kinerja Saham
Perusahaan
Perbankan Yang
Tercatat Di Bursa
Efek Indonesia
Variabel Dependen:
1. ROA
2. ROE
3. NIM
4. Return Saham
5. Price to Earning Ratio
Veriabel Independen:
GCG
Metode:
Regresi linier berganda
1. GCG berpengaruh positif terhadap
ROA
2. GCG berpengaruh positif terhadap
ROE
3. GCG berpengaruh positif terhadap
NIM
4. GCG berpenngaruh terhadap return
saham
5. GCG berpengaruh positif dan
signifikan terhadap PER
Diandono (2012)
Pengaruh Good
Corporate
Governance
(GCG) Terhadap
Kinerja
Keuanganpada
Perusahaan yang
Masuk Kelompok
Jakarta Islamic
Index (JII)
Periode 2006-
2011
Variabel Dependen:
Kinerja keuangan (ROA)
Variabel Independen:
1. Kepemilikan
Institusional
2. Proporsi Dewan
Komisaris Independen
3. Ukura Dewan
Komisaris
4. Komite Audit
Metode:
Regresi linier berganda
1. Kepemilikan Institusional
berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan
2. Proporsi Dewan Komisaris
Independen berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan
3. Ukura Dewan Komisaris tidak
berpengaruh terhadap kinerja
keuangan
4. Komite Audit tidak berpengaruh
terhadap kinerja keuangan
Rachman (2014)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial Dan
Kepemilikan
Institusional
Terhadap Kinerja
Variabel Dependen:
Kinerja Keuangan yang
diproksikan oleh ROA
Variabel Independen:
1. Kepmilikan Manajerial
2. Kepemilikan
Institusional
1. Kepemilikan manajerial
tidakberpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan (ROA)
2. Kepemilikan institusional
berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA)
27
Keuangan Pada
Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia (BEI)
Metode:
Regresi linier berganda
Sumarsono
(2014)
Pengaruh Good
Corporate
Governance
Terhadap Kinerja
Keuangan pada
Perusahaan
Perbankan yang
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia 2010-
2012
Variabel Dependen
Kinerja Keuangan
(ROA)
Variabel Independen
1. Dewan direksi
2. Dewan komisaris
3. Komisaris Independen
4. Kepemilikan
Institusional
5. Ukuran perusahaan
Metode:
Regresi linier berganda
1. Dewan direksi berpengarug negatif
tidak signifikan terhadap ROA
2. Dewan komisaris berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA
3. Komisaris independen berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROA
4. Kepemilikan institusional
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA
5. Ukuran perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROA
Tjandra (2015)
Pengaruh Good
Corporate
Governance
Terhadap
Leverage Dan
Profitabilitas
Pada Perusahaan
Property Dan
Real Estate di
Indonesia
Vriabel Dependen:
Profitabilitas (ROA)
Variabel Independen:
GCG (Ukuran Komite
Audit, Dewan Direksi,
Komisaris Independen)
Variabel Moderating :
Leverage
Metode:
Regresi linier berganda
1. GCG berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap profitabilitas
(ROA)
2. GCG melalui Leverage berpengarh
positif tidak signifikan terhadap
Profitabilitas (ROA)
3. Leverage berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas
1. Prantama (2015)
Pengaruh
Penerapan Good
Corporate
Governance
terhadap Kinerja
Keuangan
Variabel Dependen:
Kinerja Kuangan
Perusahaan yang di
proksikan dengan
ROA,ROE
Variabel Independen:
1. Kepemilikan
Institusional
2. Proporsi Dewan
Komisaris Independen
Metode:
1. Kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan terhadap ROA
2. Proporsi dewan komisaris independen
tidak mempunyai pengaruh signifikan
terhadap ROA
3. Kepemilikan institusional tidak
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap ROA
4. Proporsi dewan komisaris independen
memiliki pengaruh signifikan
terhadap ROE
28
Uji asumsi klasik dan
regresi linear berganda
Etika (2015)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional,
Proporsi
Komisaris
Independen, Dan
Komite Audit
Terhadap
Profitabilitas
Pada Perusahaan
Manufaktur Yang
Terdaftar Di
Bursa Efek
Indonesia Tahun
2011-2013
Variabel Dependen:
Profitabilitas yang
diproksikan dengan
ROA,ROE
Variabel Independen:
1. Kepemilikan nanajerial
2. Kepemilikan
institusional
3. Proporsi dewan
komisaris indepeden
4. Komite audit
Metode:
Analisis regresi linear
berganda
1. Kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas
2. Kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas
3. Proporsi komisaris independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas
4. Komite audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas,
Rimardhani,
Hidayat dan
Dwiatmanto
(2016)
Pengaruh
Mekanisme Good
Corporate
Governance
Terhadap
Profitabilitas
Perusahaan
Variabel Dependen:
Profitabilitas (ROA)
Variebel Independen:
1. Kepemilikan
institusional
2. Dewan komisaris
independen
3. Dewan direksi
4. Komite Audit
1. Kepemilikan institusional
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA
2. Dewan komisaris independen
berbengaruh negatif dan signifikan
terhadap ROA
3. Dewan direksi tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA
4. Komite Audit tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA
Putra dan Nuzula
(2017)
Pengaruh
Corporate
Governance
Terhadap
Profitabilitas
Variabel Dependen:
1. ROA
2. ROE
Variabel Independen
1. Proporsi dewan
komisaris
2. Komite Audit
3. Kepemilikan manajerial
4. Kepemilikan
institusional
Metode:
Regresi linier berganda
1. Proporsi dewan komisaris tidak
berpengaruh signifikan terhadap
ROE dan ROA
2. Komite Audi tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROE dan ROA
3. Kepemilikan manajerial tidak
memiliki pengaruh signifikan
terhadap ROE dan ROA
4. Kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan terhadap
ROE dan ROA
29
Pengaruh ROA Terhadap Nilai Perusahaan
Pertiwi dan
Pratama (2012)
Pengaruh Kinerja
Keuangan, Good
Corporate
Governance
Terhadap Nilai
Perusahaan Food
and Beverage.
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
ROA
Variabel Moderasi:
GCG
Metode:
Regresi linier berganda
1. Keuangan berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan
2. Good Corporate Governance tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan
Anwar dan
Musodah (2012)
Pengaruh Kinerja
Keuangan
Terhadap Nilai
Perusahaan
Dengan
Pengungkapan
Corporate Social
Responsibility
dan Kepemilikan
Manajerial
Sebagai Variabel
Pemoderasi
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
ROA
Variabel Moderasi:
1. Kepemilikan manajerial
2. CSR
Metode:
Regresi linier berganda
1. ROA berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan
2. CSR tidak mampu memoderasi
hubungan antara ROA terhadap nilai
perusahaan
3. Kepemilikan manajerial tidak
mampu memoderasi hubungan antara
ROA terhadap nilai perusahaan
Wijaya dan
Linawati (2015)
Pengaruh Kinerja
Keuangan
Terhadap Nilai
Perusahaan
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
Kinerj Keuangan (ROA
dan ROE)
Variabel Moderasi:
1. CSR
2. GCG
Metode:
Regresi linier berganda
1. ROA berpengaruh positif dan
signifika terhadap nilai perusahaan
2. ROE berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan
3. CSR dan GCG mampu memoderasi
pengaruh kinerja keuangan terhadap
nilai perusahaan.
Khoiruddin dan
Sudarsono (2015)
Penentu Nilai
Perusahaan
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. Struktur Modal
4. Struktur modal tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
5. Kebijakan dividen tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
6. ROA tidak berpengaruh terhadap
30
Penerbit Efek
Syariah
2. Kebijakan Deviden
3. Keputusan Investasi
4. Profitabilitas (ROA dan
ROE)
Metode:
Regresi linier berganda
nilai perusahaan
7. Keputusan investasi berpengaruh
negatif signifikan terhadap nilai
perusahaan
8. ROE berpengaruh terhadap nilai
perusahaan
9. ROE berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan
Al’akbar (2016)
Analisis Pengaruh
Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai
Perusahaan
Dengan
Pengungkapan
Corporate Sosial
Responsibility
(CSR) dan Good
Corporate
Governance
(GCG) Sebagai
Variabel
Moderating
Variabel Independen:
Kinerj Keuangan (ROA)
Variabel Moderasi:
1. CSR
2. Komisaris Independen
Metode:
Regresi linier berganda
1. ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan
2. CSR tidak mampu emoderasi
hubungan ROA terhadap nilai
perusahaan
3. Komisaris Independen tidak mampu
memoderasi hubungan ROA
terhadap nilai perusahaan.
Candradewi dan
Sedanga (2016)
Pengaruh
Kepemlikan
Manjerial,
Kepemilikan
Institusional dan
Dewan Komisaris
Independen
Terhadap Return
On Asset
Variabel Dependen:
Nilai Perusahaan
Variabel Independen:
1. Kepemilikan Manajerial
2. Kepemilikan
Institusional
3. Komisaris Independen
Metode:
Regresi linier berganda
1. Kepemilikan manajerial berpengaruh
signifikan terhadap ROA
2. Kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan terhadap
ROA
3. Dewan komiaris independen
berpengaruh positif tidak signifikan
terhadp ROA
B. Kerangka Teori
1. Agency Theory
Dalam mengkaitkan antara struktur kepemilikan dengan kinerja
perusahaan terdapat satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari pencapaian
sasaran organisasi serta kinerjanya, yaitu manajemen atau pengurus
31
perusahaan. Pencapaian tujuan dan kinerja perusahaan tidak terlepas dari
kinerja manajemen itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut, hubungan
antara manajemen suatu perusahaan dengan pemilik perusahaan akan
dituangkan dalam suatu kontrak (performance contract).
Hubungan kontrak antara pemilik dan manajemen tersebut sejalan dengan
Agency Theory. Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan
keagenan sebagai sebuah kontrak yang menyatakan bahwa seorang atau lebih
(principal) meminta kepada orang lain (agent) untuk melakukan jasa tertentu
demi kepentingan principal dengan cara mendelegasikan otoritas kepadanya.
Principal atau pemilik perusahaan menyerahkan pengelolaan perusahaan
terhadap pihak manajemen. Seorang pemegang saham pada dasarnya
menghendaki bertambahnya kemakmuran atau kekayaan, namun manajer
sebagai pihak yang diberi wewenang atas pengelolaan perusahaan cenderung
melakukan sesuatu yang memaksimalkan kepentingannya dan mengorbankan
kepentingan pemegang saham sehingga hal ini memicu terjadinya masalah
keagenan.
Menurut Eisenhard (1989) dalam Ginting (2012) teori keagenan dilandasi
oleh tiga asumsi, yaitu:
a. Asumsi tentang sifat manusia. Menekankan bahwa manusia memiliki
sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki
keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiko
(risk aversion).
32
b. Asumsi tentang keorganisasian. Asumsi keorganisasian adalah adanya
konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas,
dan adanya asimetri informasi antara prinsipal dan agen.
c. Asumsi tentang informasi. Asumsi tentang informasi adalah bahwa
informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjual
belikan.
Permasalahan keagenan yang terjadi di dalam perusahaan dapat diatasi
dengan diterapkannya Good Corporate Governance (GCG). GCG dalam hal
ini berperan penting dimana pengelolaan perusahaan harus diawasi dan
dikendalikan untuk memastikan bahwa pengelolaan perusahaan dilakukan
dengan kepatuhan atas berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Bagi
pemegang saham, GCG memberikan jaminan bahwa dana yang diinvestasikan
pada perusahaan dikelola dengan baik dan akan memberikan returns yang
memadai. Upaya tersebut tentunya akan menimbulkan biaya keagenan yang
harus dikeluarkan perusahaan sehingga biaya untuk mengurangi kerugian
karena ketidakpatuhan setara dengan peningkatan biaya pelaksanaannya.
Menurut Jensen dan Meckling (1976) biaya keagenan yang timbul terdiri dari:
a. Pengeluaran penagwasan oleh principal (monitoring cost), yaitu biaya
pengawasan yang dikeluarkan oleh principal untuk mengawasi perilaku
dari agent dalam mengelola perusahaan.
33
b. Pengeluaran terbatas oleh agen (bounding cost), yaitu biaya yang
dikeluarkan oleh agent untuk menjamin bahwa agent bertindak untuk
kepentingan principal.
c. The residual loss, yaitu nilai kerugian yang dialami principal akibat
keputusan yang diambil oleh agent, yang menyimpang dari keputusan
yang dibuat oleh principal.
Dengan adanya GCG, diharapkan pihak manajemen dapat memenuhi
tanggungjawabnya sehubungan dengan kepentingan pemegang saham.
2. Teori Stakehoders
Menurut Retno dan Priantinah (2012: 24) hal pertama mengenai teori
stakeholder adalah bahwa stakeholder merupakan sistem yang secara
eksplisit berbasis pada pandangan tentang suatu organisasi dan
lingkungannya, mengenai sifat saling mempengaruhi antara keduanya yang
kompleks dan dinamis. Stakeholder dan organisasi saling mempengaruhi, hal
ini dapat dilihat dari hubungan sosial keduanya yang berbentuk
responsibilitas dan akuntabilitas. Oleh karena itu, organisasi memiliki
akuntabilitas terhadap stakeholder-nya.
Teori ini dipopulerkan oleh R. Edward Freemam (1984) ia
mendefinisikan stakeholder merpakan kelompok atau individu yang dapat
mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu.
34
Mardikanto (2016: 48) mengungkapkan bahwa premis dasar dari teori
stakeholder adalah bahwa semakin kuat hubungan korporasi, maka akan
semakin baik bisnis korporasi. Sebaliknya, semakin buruk hubungan
korporasi maka akan semakin sulit. Hubungan yang kuat dengan para
pemangku kepentingan adalah berdasarkan kepercayaan, rasa hormat, dan
kerjasama. Teori stakeholder adalah sebuah konsep manajemen strategis,
tujuannya adalah untuk membantu korporasi memperkuat hubungan dengan
kelompok-kelompok eksternal dan mengembangkan keunggulan kompetitif.
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang
hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan
manfaat bagi stakeholder-nya. Dengan demikian, keberadaan suatu
perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh
stakeholder kepada perusahaan tersebut (Untung, 2014).
Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholders
sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut.
Semakin powerful stakeholder, maka semakin besar usaha perusahaan untuk
beradaptasi. Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara
perusahaan dengan stakeholder-nya.
Dalam mengembangkan stakeholder theory, Freeman (1983) dalam
memperkenalkan konsep stakeholder dalam dua model yaitu:
a. Model kebijakan dan perencanaan bisnis; dan
b. Model tanggung jawab sosial perusahaan dari manajemen stakeholder.
35
Pada model pertama, fokusnya adalah mengembangkan dan
mengevaluasi persetujuan keputusan strategis perusahaan dengan kelompok-
kelompok yang dukungannya diperlukan untuk kelangsungan usaha
perusahaan. Dapat dikatakan bahwa, dalam model ini, stakeholder theory
berfokus pada cara-cara yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengelola hubungan perusahaan dengan stakeholder-nya. Sementara dalam
model kedua, perencanaan perusahaan dan analisis diperluas dengan
memasukkan pengaruh eksternal yang mungkin berlawanan bagi perusahaan.
Kelompok-kelompok yang berlawanan ini termasuk badan regulator
(government) dengan kepentingan khusus yang memiliki kepedulian terhadap
permasalahan sosial.
3. Good Corporate Governance
a. Pengertian Good Corporate Governance
Corporate governance didefinisikan sebagai suatu proses dan struktur
yang digunakan oleh organ perusahaan seperti pemegang saham, pemilik
modal, komisaris, dewan pengawas dan direksi untuk meningkatkan
keberhasilandan akutantabilitas peruahaan guna mewujudkan nilai
pemegang saham dalam jangka penjang dengan tetap memperhatikan
stakeholder lainnya, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan nilai-
nilai etika (Sutedi, 2012).
Corporate governance menurut Forum for Corporate Governance in
Indonesia (FCGI) (2001) adalah seperangkat peraturan yang mengatur
36
hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan,
pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan
internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban
mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan. Dari penjelasan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah rangkaian proses
terstruktur yang digunakan manajemen perusahaan untuk mengelola
perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai perusahaan serta
kontinuitas usaha perusaaan. Dengan adanya good corporate governance,
diharapkan nilai perusahaan akan dinilai baik oleh investor.
b. Tujuan dan Manfaat Good Corporate Governance
GCG memberikan kerangka acuan yang memungkinkan pengawasan
berjalan efektif sehingga tercipta mekanisme check and balance di
perusahaan. FCGI (2018) menjelaskan bahwa dengan menerapkan
corporate governance pada perusahaan, ada beberapa manfaat yang dapat
diperoleh, yaitu:
1) Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditangung
pemegang saham sebagai akibat pendelegasian wawanang kepada
pihak yang diderita perusahaan sebagai akibat penyalahgunaan
wewenang (wrong-doing), adapun berupa biaya pengawasan yang
timbul untuk mencegah terjadinya hal tersebut.
37
2) Mengurangi biaya modal (cost of capital), yaitu sebagai dampak dari
pengelolaan perusahaan yang baik tadi menyebabkan tingkat bunga
atas dana atau sumber daya yang dipinjam oleh perusahaan semakin
kecil seiring dengan turunnya tingkat risiko perusahaan.
3) Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat meningkatkan
citra perusahaan tersebut kepada publik luas dalam jangka panjang.
4) Menciptakan dukungan para stakeholder dalam lingkungan
perusahaan tersebut terhadap keberadaan dan berbagai strategi dan
kebijakan yang ditempuh perusahaan, karena umunya mereka
mendapat jaminan bahwa mereka juga mendapat manfaat maksimal
dari segala tindakan dan operasi perusahaan dalam menciptakan
kemakmuran dan kesejahteraan.
c. Prinsip Good Corporate Governance
Organization for Economic Corporation and Development (OECD)
telah mengembangkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan
dapat direrapkan secara fleksibel sesuai dengan keadaan, budaya, dan
tradisi di masing-masing negara.
Prinsip-prinsip ini diharapkan menjadi titik rujukan bagi para regulator
(pemerintah) dalam membangun framework bagi penerapan Good
Corporate Governance. Bagi para pelaku usaha dan pasar modal prinsip-
prinsip ini dapat menjadi guidance atau pedoman dalam mengelaborasi
38
best practice bagi peningkatan nilai (valuation) dan keberlangsungan
(sustainability) perusahaan. Prinsip-prinsip tersebut ialah:
1) Fairness (Keadilan)
Prinsip keadilan (fairness) merupakan prinsip perlakuan yang adil
bagi seluruh pemegang saham. Keadilan disini diartikan sebagai
perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada
pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing dari
kecurangan, dan kesalahan perilaku insider. Dalam melaksanakan
kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan
pemegang saham dan kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran
dan kesetaraan (Effendi, 2016: 11)
Penegakan prinsip fairness menyaratkan adanya peraturan
perundang-undangan yang jelas, tegas, konsisten dan dapat ditegakkan
secara baik serta efektif. Dalam Al Quran, prinsip ini dijelaskan dalam
Q.S. An-Nissa ayat 58.
واالمانات إ لىأهل هاوإ ذاحكمتمبينالناس إ يأمركمأنتؤد الل أنن
يرا يعابص كانسم الل ظكمب ه إ ن ايع م ن ع الل إ ن تحكمواب العدل
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar
lagi Maha Melihat.
39
2) Transparency (Transparansi)
Transparasi mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka,
tepat waktu, serta jelas, dan dapat diperbandingkan yang menyangkut
keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan, kinerja operasionla, dan
kepemilikan perusahaan (Effendi, 2016: 11). Untuk menjaga
objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan
informasi yang materil dan relevan dengan cara yang mudah diakses
dan dipahami oleh pemakai kepentingan. Menurut Widiyanti (2009)
dalam Fawaid (2017: 34) kondisi ini dapat dicapai jika setiap
perusahaan menjalankan etika bisnis yang Islami dan didukung dengan
sistem akuntansi yang baik dalam pengungkapan yang wajar dan
transparan atas semua kegiatan bisnis. Ini sesuai dengan firman Allah
yaitu Al Quran surat Al-Baqarah ayat 282:
وليكتب ىفاكتبوه مسم أجل إ لى ب دين تداينتم إ ذا آمنوا ين الذ أيها يا
ول ب العدل كات ب فليكتببينكم الل علمه كما يكتب أن كات ب يأب
كانو فإ ن شيئا نه يبخسم ول ربه الل وليتق الحق الذ يعليه ليمل ل
هوفليمل لول يه ل يعأنيم يفاأوليستط سف يهاأوضع الحق الذ يعليه
ي شه واستشه دوا فرجلب العدل رجلين يكونا لم فإ ن ر جال كم ن م دين
رإ حداهما إ حداهمافتذك ل أنتض هداء نالش نترضونم م م وامرأتان
ولتسأمواأنتكت هداءإ ذامادعوا وليأبالش يراالخرى بوهصغ
ترتابوا وأقومل لشهادة وأدنىأل ندالل ل كمأقسطع أوكب يراإ لىأجل ه ذ
أل جناح عليكم فليس بينكم يرونها تد رة حاض ت جارة تكون أن إ ل
كات بولشه يدتكتبوهاو وليضار تفعلواوإ نأشه دواإ ذاتبايعتم
40
شيءعل يم ب كل والل ويعلمكمالل فإ نهفسوقب كمواتقواالل
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah
ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan
(apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada
hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau
lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan,
maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di
antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki
dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya
jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah
saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka
dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil
maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu,
lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih
dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah
mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai
yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu,
(jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan
bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
3) Accountability (Akuntabilitas)
Menurut Effendi (2016: 13), Akuntabilitas dimaksudkan sebagai
prinsip yang mengatur peran dan tanggung jawab manajemen agar
dalam mengelola perusahaan dapat mempertangggunngjawabkan
serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbang kepentingan
41
manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh
dewan komisaris.
Menurut Widiyanti (2009) dalam Fawaid (2017: 35) akuntabilitas
tidak hanya terbatas pada pelaporan keuangan yang jujur dan wajar,
tetapi yang lebih mengkedepankan esensi hidup manusia yang yaitu
merupakan bentuk pertanggungjawaban manusia kepada Allah
sebagai Dzat pemilik seluruh alam semesta. Konsep Islam menyakini
bahwa alam dan seluruh isinya sepenuhnya milik Allah dan manusia
dipercaya untuk mengelola sebaik-baiknya demi kemaslahatan umat.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Quran surat Al-Maidah
ayat 8:
وليجر منكمشنآن شهداءب الق سط ينلل ام ينآمنواكونواقو ياأيهاالذ
خب يرقومعل الل إ ن واتقواالل لواهوأقربل لتقوى لوااعد تعد ىأل
ب ماتعملون
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-
orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
4) Responsibility (Pertanggungjawaban)
Bergasarkan prinsip ini perusahaan memastikan pengelolaan
perusahaan dan mematihi peraturan perundang-undangan serta
42
ketentuan yang berlaku sebagai cermin tanggung jawab korporasi
sebagai warga korporasi yang baik (Effendi, 2016 :14)
Menurut Widiyanti (2009) dalam Fawaid (2017: 36)
pertanggungjawaban keuangan perusahaan juga perlu disampaikan
dalam bentuk pengungkapan yang jujur dan wajar atas kondisi
keuangan perusahaan. Pelaporan keuangan perusahaan yang benar
dan akurat, juga menghasilkan keakuratan dalam pembayaran zakat.
Karena dari setiap keuntungan yang diperoleh muslim dalam setiap
bisnisnya, setidaknya ada 2,5% yang menjadi hak kaum fakir miskin.
Pengelolaan perusahaan yang baik hnaya bertujuan untuk
memakmurkan manajemen dan pemegang saham, tetapi juga
masyarakat di sekitar perusahaan tersebut khususnya kaum fakir
miskin. Ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. Al Anfaal: 27
yang berbunyi:
سولوتخونواأمانات كموأنتم والر ينآمنوالتخونواالل ياأيهاالذ
تعلمون
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang
kamu mengetahui.
Dan disebutkan dalam Al Quran surat An Nahl ayat 93 Allah
berfirman:
43
منيشاءويهد يمنيشاء ل ك نيض دةول ةواح لجعلكمأم ولوشاءالل
اكنتم عم تعملونولتسألن Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu
satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-
Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu
kerjakan.
5) Independency (Independensi)
Untuk melancarkan asas Corporate Governance, perusahaan harus
dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan
tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.
Menurut Effendi (2016: 14) kemandirian merupakan suatu keharusan
agar organ perusahaan dapat mengerjakan tugas dengan baik serta
mampu membuat keputusan yang baik bagi perusahaan.
Independen diperlukan untuk menghindari adanya potensi konflik
kepentingan yang mungkin timbul oleh para pemegang saham
mayoritas. Mekanisme ini menuntut adanya rentang kekuasaan antara
komposisi komite dalam komisaris, dan pihak luar seperti auditor.
Keputusan yang dibuat dan proses yang terjadi harus objektif tidak
dipengaruhi oleh kekuatan pihak-pihak tertentu.
Pandangan Islam terhadap indepedensi yang dimaksud adalah
terkait dengan sikap konsisten dan istikomah yaitu tetap berpegang
teguh pada kebenaran meskipun harus menghadapi risi ko. Ini sesuai
dengan Al Quran surat Fushilat ayat 30 yang berbunyi:
44
تخافواول لعليه مالملئ كةأل استقامواتتنز ثم ينقالواربناالل الذ إ ن
رواب الجنة الت يكنتمتوعدون تحزنواوأبش
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah
Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka
malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah
kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka
dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu"
Menurut Sutedi (2012) penerapan prinsip-prinsip GCG secara
konsisten terbukti dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan
karena pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi
dengan benar (akurat) dan tepat pada waktunya dan kewajiban
perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat
tepat waktu dan transparan terhadap semua kinerja perusahaan,
kepemilikan dan stakeholder.
d. Dimensi GCG dalam Penelitian
Selain unsur kepemilikan, menurut Surya dan Yustiavandana
(2006: 132) untuk mendorong implementasi prinsip-prinsip GCG,
maka diperlukan organ tambahan yang organ tersebut diharapkan dapa
meningkatkan penerapan Good Corporate Governance di dalam
perusahaan-perusahaan di Indonesia dan meningkatkan perlindungan
bagi para kreditor. Organ tambahan tersebut adalah :
1) Komisaris Independen;
2) Direktur Independen/direktur tidak terafilitasi;
45
3) Komite Audit
4) Sekertaris Perusahaan
Dari berbagai organ tambahan tersebut, penelitian ini akan
terfokus pada struktur kepemilikan, dewan komisaris independen,
dewan direksi, dan komite audit.
1) Kepemilikan Manajerial
Menurut Jensen dan Meckling (1976), kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme
corporate governance utama yang membantu mengendalikan
masalah keagenan (agency conflict). Agency Conflict adalah
konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agent.
Konflik keagenan ini dipengaruhi oleh adanya insider
ownership. Insider ownership adalah pemilik perusahaan
yang merangkap sebagai pengelola perusahaan. Peningkatan
insider ownership akan mengakibatkan peningkatan nilai
perusahaan (Sulito, 2008 dalam Julianti 2015: 43).
Dari berbagai pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kepemilikan manajerial merupakan suatu kondisi di mana pihak
manajemen perusahaan memiliki rangkap jabatan yaitu
jabatannya sebagai manajemen perusahaan dan juga pemegang
saham dan berperan aktif dalam pengambilan keputusan yang
dilaksanakan.
46
Menurut Almilia, Silvy dan Meliza (2006) dalam Rygza
(2016), manajer dalam menjalankan operasi perusahaan
seringkali bertindak bukan untuk memaksimalkan
kemakmuran pemegang saham, akan tetapi justru tergoda
untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri. Kondisi ini
akan mengakibatkan munculnya perbedaan kepentingan antara
pemegang saham dengan manajerial. Kondisi tersebut di atas
akan berbeda jika manajer memiliki rangkap jabatan yaitu
sebagai manajer dan juga sekaligus sebagai pemegang saham.
Menurut Jensen dan Meckling (1976: 339), secara teoritis
ketika kepemilikan manajerial rendah maka insentif terhadap
kemungkinan terjadinya perilaku oportunistik manajer akan
meningkat. Adanya kepemilikan manajerial dipandang dapat
menyelaraskan adanya potensi perbedaan kepentingan antara
pemegang saham luar dengan manajemen.
2) Kepemilikan Institusional
Tarjo (2008) dalam Suharto (2015) menjelaskan bahwa
kepemilikan institusional adalah proporsi pemegang saham
yang dimiliki oleh pemilik institusional seperti perusahaan
asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan lain
kecuali anak perusahaan dan institusi lain yang memiliki
47
hubungan intimewa (perusahaan afiliasi dan perusahaan
asosiasi).
Kepemilikan institusional umumnya dapat bertindak
sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Kepemilikan
institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajer
karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan
mendorong peningkatan yang lebih optimal agar dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Monitoring tersebut tentunya
akan menjamin kemakmuran pemegang saham, pengaruh
kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekankan
melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal
(Permanasari, 2010 dalam Suharto, 2015: 29).
Kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat
penting dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi
antara manajer dan pemegang saham. Kepemilikan
institusional bertindak sebagai pihak pengendali manajer
perusahaan. Semakin besar tingkat kepemilikan saham oleh
lembaga, maka mekanisme kontrol manajemen kinerja akan
lebih efektif (Mukhtaruddin, 2014).
Aprianingsih (2016: 40) mengungkapkan bahwa semakin
besar kepemilikan institusi maka akan semakin besar kekuatan
suara dan dorongan institusi tersebut untuk mengawasi pihak
48
manajemen. Akibatnya, akan memberikan dorongan yang lebih
besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja
perusahaan akan meningkat. Meningkatnya kinerja perusahaan,
nantinya akan bisa dilihat dari kinerja keuangan yang dimiliki
oleh perusahaan.
3) Komisaris Independen
Dewan komisaris independen adalah anggota dewan
komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota
dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali,
serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang
dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen atau bertindak semata-mata demi kepentingan
perusahaan (KNKG, 2006).
Keputusan Ketua BAPEPAM–LK No: Kep 643/BL/ 2012
pengertian dari komisaris independen adalah anggota dewan
komisaris yang berasal dari luar emiten atau perusahaan publik
dan memenuhi persyaratan bukan merupakan orang yang
bekerja atau mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk
merencanakan, memimpin, mengendalikan, atau mengawasi
kegiatan emiten atau perusahaan publik tersebut dalam waktu 6
(enam) bulan terakhir serta tidak mempunyai saham baik
langsung maupun tidak langsung pada emiten atau perusahaan
49
publik tersebut. Komisaris independen juga dapat digunakan
untuk mengatasi konflik keagenan karena komisaris
independen dapat mengkomunikasikan tujuan para pemegang
saham kepada para manajer (Julianti, 2015 : 45).
Dalam rangka penerapan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG), saat ini keberadaan komisaris independen
sangat diperlukan pada jajaran dewan komisaris suatu
perusahaan. Hal ini mengacu pada peraturan BEI yang
mewajibkan perusahaan yang sahamnya tercatat di BEI untuk
memiliki komisaris independen sekurang–kurangnya 30% dari
jajaran dewan komisaris yang dapat dipilih dahulu melalui
RUPS sebelum pencatatan dan mulai efektif bertindak sebagai
komisaris independen setelah saham tersebut tercatat (Julianti,
2015: 47)
Menurut Surya dan Yustiavandana (2006: 138) komisaris
independen bersama dewan komisaris memiliki tugas–tugas
utama meliputi:
a) Menilai dan mengarahkan strategi perusahaan, garis–garis
besar rencana kerja, kebijakan pengendali risiko, anggaran
tahunan dan rencana usaha; menetapkan sasaran kerja;
mengawasi pelaksanaan dan kinerja perusahaan; serta
memonitor penggunaan modal perusahaan, investasi dan
50
penjualan aset. Tugas ini terkait dengan peran dan
tanggungjawab, serta mendukung usaha untuk menjamin
penyeimbang kepentingan manajemen (accountability);
b) Menilai sistem penetapan penggajian pejabat pada posisi
kunci dan penggajian anggota dewan direksi, serta
menjamin suatu proses pencalonan anggota dewan direksi
yang transparan (transparency) dan adil (fairness);
c) Memonitor dan mengatasi masalah benturan kepentingan
pada tingkat manajemen, anggota dewan direksi dan
anggota dewan komisaris, termasuk penyalahgunaan aset
perusahaan dan manipulasi aset perusahaan. Tugas ini
memberikan perlindungan hak–hak para pemegang saham
(fairness);
d) Memonitor pelaksanaan governance, dan mengadakan
perubahan di mana perlu. Komisaris independen harus
melaksanakan transparasi (transparency) dan
pertanggungjawaban (responsibility) atas hal ini;
e) Memantau proses keterbukaan dan efektifitas komunikasi
dalam perusahaan. Proses keterbukaan (transparency) ini
untuk menjamin tersedianya informasi yang tepat waktu
dan jelas.
51
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komisaris
independen memiliki tugas untuk mengawasi dan memberikan
petunjuk serta arahan kepada pengelola perusahaan
(management) dengan mengacu pada prinsip-prinsip dari Good
Corporate Governance.
4) Komite Audit
Dalam rangka meringankan tugas yang diemban dewan
komisaris, maka dibentuk suatu komite yaitu Komite Audit.
Surya dan Yustiavandana (2006: 145) menyebutkan bahwa
komite audit adalah “organ tambahan yang diperlukan dalam
pelaksanaan prinsip GCG”. Sedangkan berdasarkan keputusan
ketua BAPEPAM – LK No: Kep – 643/BL/2012 pengertian
dari komite audit adalah Komite yang dibentuk oleh dan
bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam membantu
melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris. Komite audit
sedikitnya terdiri dari tiga orang berasal dari komisaris
independen dan pihak dari luar emiten atau perusahaan
publik dan diketuai oleh komisaris independen.
Dengan demikian komite audit dapat diartikan sebagai
komite yang diketuai oleh komisaris independen perusahaan
dengan dua orang ekternal yang independen terhadap
perusahaan serta menguasai dan memiliki latar belakang
52
akuntansi dan keuangan demi terlaksananya prinsip–prinsip
good corporate governance. Komite audit bertugas untuk
memantau perencanaan dan pelaksanaan kemudian
mengevaluasi hasil audit guna menilai kelayakan dan
kemampuan pengendalian interen termasuk mengawasi
proses penyusunan laporan keuangan.
Keberadaan komite audit dituntut untuk dapat bertindak
secara independen dan diharapkan dapat memberikan nilai
tambah terhadap penerapan prinsip–prinsip GCG yang pada
akhirnya dapat membatasi atau bahkan mencegah terjadinya
kecurangan dalam perusahaan yang pada akhirnya akan
mengurangi laba perusahaan. Berdasarkan keputusan ketua
BAPEPAM–LK No: Kep–643/BL/2012 dalam Surya dan
Yustiavandana (2006: 148) komite audit memiliki tugas dan
tanggungjawab antara lain sebagai berikut:
a) Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang
akan dikeluarkan emiten atau perusahaan publik kepada
publik dan/atau pihak otoritas antara lain laporan
keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan
informasi keuangan emiten atau perusahaan publik;
53
b) Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan
perundang–undangan yang berhubungan dengan
kegiatan emiten atau perusahaan publik;
c) Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi
perbedaan pendapat antara manajemen dan akuntan atas
jasa yang diberikannya;
d) Memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris
mengenai penunjukan akuntan yang didasarkan pada
independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee;
e) Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh
auditor internal dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut
oleh direksi atas temuan auditor internal;
f) Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan
manajemen risiko yang dilakukan oleh direksi, jika
emiten atau perusahaan publik tidak memiliki fungsi
pemantau risiko di bawah dewan komisaris;
g) Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses
akuntansi dan pelaporan keuangan emiten atau perusahaan
publik;
h) Menelaah dan memberikan saran kepada dewan
komisaris terkait dengan adanya potensi benturan
kepentingan emiten atau perusahaan publik; dan
54
i) Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Emiten
atau Perusahaan Publik.
4. Corporate Social Responsibility
a. Pengertian Corporate Social Responsibility
Menutut Putri dalam Untung (2008) Corporate Social
Responsibility adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk
berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan
dengan memperlihatkan tanggung jawab sosial perusaahaan yang
menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek
ekonomis, sosial dan lingkungan.
Sedangakan Johnson and Johnson (2006) dalam Hadi (2011: 46)
mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
bagaimana perusahaan mengeola bisnis untuk menghasilkan dan
bredampak positif secara keseluruhan kepada masyarakat.
Definisi tersebut pada dasarnya berangkat dari filosofi bagaimana
cara mengelola perusahaan baik sebagian maupun secara keseluruhan
memiliki dampak positif bagi dirinya dan lingkungan. Untuk itu,
perusahaan harus mampu mengelola bisnis operasinya dengan
menghasilkan produk yang berorientasi secara positif terhadap
masyarakat dan lingkungan.
55
b. Dimensi dan Tujuan Corporate Social Responsibility
Post (2002) dalam Hadi (2011: 61) menyatakan bahwa ragam
tanggung jawab perusahaan terdiri dari tiga dimensi, yaitu :
1) Economic Responcibility
Keberadaan perusahaan ditunjuk untuk meningkatkan nilai
bagi shareholder, seperti meningkatkan keuntungan laba, harga
saham, pembayaran dividen, dan jenis lainnya. Di samping itu,
perusahaan juga perlu meningkatkan nilai bagi para kreditur, yaitu
kepastian perusahaan dapat mengembalikan pinjaman berikut
interest yang dikenakan.
2) Legal Responsibility
Sebagai bagian anggota masyarakat, perusahaan memiliki
tanggungjawab mematuhi peraturan perundangan yang berlaku
termasuk ketika perusahaan sedang menjalankan aktivitas operasi,
maka harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan
perundangan.
3) Social Responsibility
Social responsibility merupakan tanggungjawab perusahaan
terhadap lingkungan dan para pemangku kepentingan. Social
responsibility menjadi satu tuntutan ketika operasional perusahaan
mempengaruhi pihak eksternal, terutama ketika terjadi
externalities dis-economic. Hal itu memunculkan konflik social.
56
John Eklington (1997) dalam Hadi (2011: 56) membuat satu
terobosan perkembangan Corporate Social Responsibility yang
dikenal dengan “The Triple Botton Line”. Konsep triple botton line
merupakan kelanjutan dari konsep sustainable development yang
secara eksplisit telah mengaitkan antara dimensi tujuan dan tanggung
jawab, baik kepada shareholder maupun stakeholder. Konsep tersebut
mengakui bahwa jika perusahaan ingin sustain maka perlu
memperhatikan 3P yaitu:
1) Profit
Profit merupakan satu bentuk tanggung jawab yang harus
dicapai perusaaan prusahaan, bahkan mainstream ekonomi yang
dijadikan pijakan filosofis operasional perusahaan, profit
merupakan orientasi utama perusahaan.
2) People
People merupakan lingkungan masyarakat (community) di
mana perusahaan berada. Mereka adalah pihak yang
mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan. Dengan demikian,
community memiliki interrelasi kuat dalam rangka menciptkan
nilai bagi perusahaan.
3) Planet
Planet merupakan lingkungan fisik perusahaan. Lingkungan
fisik memiliki signifikansi terhadap eksistensi perusahaan.
57
Mengingat lingkungan merupakan tempat di mana perusahaan
menopang. Satu konsep yang tidak bisa diabaikan adalah
hubungan perusahaan dengan alam yang bersifat sebab-akibat.
Menurut Kerusakan lingkungan, eksploitasi tanpa batas
keseimbangan, cepat atau lambat akan menghancurkan perusahaan
dan masyarakat.
Gambar 2.1 Konsep Triple Bottom Line
Tanggungj awab sosial (social responsibility) mengandung
dimensi yang sangat luas dan kompleks. Di samping itu,
tanggungjawab sosial juga mengandung interprestasi yang sangat
berbeda terutama dikaitkan dengan kepentingan pemangku
kepentingan (stakeholder).
c. Prinsip Corporate Social Responsibility
Crowther David (2008) dalam Hadi (2011: 59) manguraikan
prinsip-prinsip tanggung jawab sosial menjadi tiga yaitu :
58
1) Sustainiability
Sustainibility, berkaitan dengan bagimana perusahaan dalam
melakukan aktivitas (action) tetap memperhitungkan keberlanjutan
sumber daya masa depan. Keberlanjutan juga memberikan arahan
bagaimana penggunaan sumber daya sekarang tetap memberikan
dan memperhitungkan kemampuan generasi masa depan.
2) Accontability
Accountability merupakan upaya perusahaan terbuka dan
bertanggungjawab atas aktivitas yang telah dilakukan.
Akuntabilitas dibutuhkan, ketika aktivitas perusahaan
mempengaruhi dan dipengaruhi lingkungan eksternal. Konsep ini
menjelaskan pengaruh kuantitatif aktivitas perusahaan terhadap
pihak internal dan eksternal. Akuntabilitas dapat dijadikan sebagai
media bagi perusahaan membangun image dan network terhadap
pemangku kepentingan.
3) Transpency
Transpency, merupakan prinsip penting bagi pihak eksternal.
Transparansi berkesinambungan dengan pelaporan aktivitas
perusahaan berikut dampak terhadap pihak eksternal.
59
d. Manfaat Corporate Social Responsibility
1) Manfaat CSR bagi Masyarakat
Chakraborty (2010) menyimpulkan bahwa, Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah tentang bagaimana perusahaan
mengelola proses bisnis untuk menghasilkan dampak positif secara
keseluruhan kepada masyarakat.
a) Dengan memperhatikan masyarakat, perusahaan dapat
berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.
b) Dengan memperhatikan lingkungan, perusahaan dapat ikut
berpartisipasi dalam usaha pelestarian lingkungan demi
terpeliharanya kualitas hidup umat manusia dalam jangka
panjang.
c) Dengan menjalankan tanggung jawab sosial, perusahaan
diharapkan tidak hanya mengerjar laba jangka pendek, tetapi
juga ikut berkontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup
masyarakat dan lingkungan (terutama lingkungan sekitar)
dalam jangka panjang.
2) Manfaat CSR bagi Pemerintah
Pelaksanaan CSR juga memberikan manfaat bagi pemerintah.
Melalui CSR akan tercipta hubungan antara pemerintah dan
perusahaan dalam mengatasi berbagai masalah sosial, seperti
kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan, minimnya akses
60
kesehatan dan lain sebagainya. Tugas pemerintah untuk
menciptakan kesejahteraan bagi rakyatnya menjadi lebih ringan
dengan adanya partisipasi pihak swasta (perusahaan) melalui
kegiatan CSR. CSR dapat berperan dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan sosial adalah CSR yang bersifat
community development sebagai pemberian beasiswa,
pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin, pembangunan sarana
kesehatan dan lain sebagainya.
3) Manfaar CSR bagi Korperasi
Sugiarto (2016: 49) mengemukakan bahwa manfaat CSR bagi
korporasi adalah sebagai berikut:
a) Meningkatkan citra perusahaan
b) Memperkuat “brand” perusahaan
c) Mengembangkan kerja sama dengan para pemangku
kepentingan dalam melaksanakan kegiatan CSR
d) Membedakan perusahaan dengan pesaingnya
e) Menghasilkan Inovasi dan pembelajaran untuk meningkatkan
merencanakan CSR secara konsisten dan berkala.
f) Membuka Akses untuk Investasi dan Pembiayaan bagi
Perusahaan.
g) Meningkatkan Harga Saham
61
h) Keuntungan CSR bagi perusahaan, layak mendapatkan social
license to operate.
i) Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan
j) Melebarkan Akses Sumber Daya
k) Membentangkan Akses Menuju Market
l) Mereduksi Biaya
m) Memperbaiki Hubungan dengan Stakeholder
n) Memperbaiki Hubungan dengan Regulator
o) Meningkatkan Semangat dan Produktivitas Karyawan
p) Peluang Mendapatkan Penghargaan
5. Analisis Laporan Keuangan
Harahap (2008) menjelaskan bahwa menganalisis laporan keuangan
berarti menggali lebih dalam informasi yang diandung suatu laporan
keuangan. Sebagai fungsi laporan keunagan itu sendiri yaitu sebagi media
informasi yang merangkum semua akatifitas perusahaan. tanpa melihat
langsung ke perusahaan kita sudah dapat mengetahui keadaan dan hasil
usahanya dari laporan keuangan yang disusun. Jika informasi disajikan
dengan benar, maka informasi tersebut sangatlah berguna bagi siapa saja
untuk pengambilan keputusan.
Kasmir (2010) menyebutkan secara umum tujuan dan manfaat dari
analisis laporan keuangan, antara lain :
62
a. Untuk mengetahui posoisi laporan keuangan perusahaan pada periode
tertentu
b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan
c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan perusahaan
d. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang diperlukan
kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini
e. Untuk maalakukan penelitan kinerja manajemen
f. Digunakan sebagai pembanding bagi perusahaan yang lain yang sejenis
tentang hasil yang mereka capai
6. Kinerja Keuangan
a. Pengertian Kinerja Keuangan
Menurut Irham (2011) dalam Fawaid (2017) kinerja keuangan adalah
suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan
telah melaksanakan keuangan secara baik dan benar dan merupakan
gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis
dengan alat-alat analisis keuangan sehingga dapat diketahui baik buruknya
kondisi keuangan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode
tertentu.
Sundana (2009) mengungkapkaan bahwa penilaian kinerja keuangan
merupakan salah satu cara yang dapat dikaukan oleh pihak manajemen
agar dapat menganalisis laoran keuangan untuk mengetahui kekuatan dan
63
kelemahan suatu perusahaan. Informasi ini diperlukan untuk mengevaluasi
kinerja yang dicapai manajemen perusahaan di masa yang lalu untuk
bahan pertimbangan dalam menyusun rencana perusahaan kedepan.
b. Ukuran Kinerja Keuangan
Menurut Kasmir (2010) penilaiana kinerja keunagan atau bentuk-
bentuk rasio keuanagan adalah sebagai berikut:
1) Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dlam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2) Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.
3) Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
4) Rasio Pertubuhan merupakan rasio yang mengambarkan kemapuan
perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah
pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.
5) Rasio Penilaian merupakan rasio yang menggambarkan ukuran
kemapuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya diatas
biaya investasi.
6) Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan.
64
Dari keenam rasio tersebut, yang berkaitan dengan kepentingan
analisis kinerja keunagan perusahaan yang akan dijadikan bahan
pertimbangan pertama kali oleh investor adalah raiso profitabilitas
yang di proksikan dengan Return on Asset (ROA).
Return on Aset (ROA) juga sering disebut sebagai rantabilitas
ekonomi yang nerupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perushaan.
Hanggraeni (2015) mengemukaan bahwa harga saham membuat
perusahaan dengan ROA tinggi akan cenderung memiliki harga saham
yang tinggi relatif terhadap nilai bukunya dan sebaliknya. Kemudian
ketika perusahaan berusaha untuk meningkatkan ROA, maka hal ini
akan meningkatkan harga saham pula. Harga saham yang meningkat
mencerminkan nilai perusahaan yang baik bagi investor.
Salah satu alasan utama perusahaan beroperasi adalah
menghasilkan laba yang bermanfaat bagi para pemegan saham, ukuran
yang digunakan dalam pencapaian ini adalah tinggi rendahnya angka
ROA yang berhasil dicapai.
7. Nilai Perusahaan
a. Pengertian Nilai Perusahaan
Keown (2004) dalam Suharto (2015) nilai perusahaan merupakan nilai
pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas pemegang saham yang
65
beredar. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap
perusahaan, nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pelaku pasar
percaya pada kinerja perusahaan dan kinerja manajemen dalam mengelola
perusahaan sehingga akan menyebabkan perusahaan memiliki nilai jual
yang tinggi. Meningkatnya nilai perusahaan merupakan sebuah
pencapaian hasil kinerja perusahaan yang sesuai dengan keinginan para
pemiliknya karena dengan meningkatnya nilai perusahaan maka
kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat sehingga memaksimalkan
nilai perusahaan sangat penting bagi suatu perusahaan.
b. Pengukuran Nilai Perusahaan
Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai perusahaan, misalnya Price
Earning Ratio (PER), Market-to-book Ratio, Tobin’s Q, Price Flow Ratio,
dan Market-to-sales Ratio (Sukamulja, 2004 dalam Suharto, 2015). Dalam
penelitian ini rasio yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah
menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembankan oleh Profesor James
Tobin (1967). Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena
menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil
pengembangan dari setiap dolar investasi inkremental. Jika Tobin's Q > 1,
ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang
memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini
akan merangsang investasi baru. Jika Tobin's Q < 1, investasi dalam
aktiva tidaklah menarik. Jadi Tobin's Q merupakan ukuran yang lebih
66
teliti tentang seberapa efektif manajemen memanfaatkan sumber-sumber
daya ekonomis dalam kekuasaannya.
Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam
Tobin's Q memasukkan semua unsur utang dan modal saham perusahaan,
tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang
dimasukkan namun seluruh aset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh
aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe
investor saja, yaitu investor dalam bentuk saham namun juga untuk
kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya
dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur.
Sehingga semakin besar nilai Tobin's Q menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena
semakin besar nilai pasar aset perusahaan dibandngkan dengan nilai buku
aset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk
mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan
tersebut (Sukamulja, 2004 dalam Suharto, 2015).
C. Kerangka Penelitian
Berdasarkan landasan tepri dan penelitian-penelitian sebelumnya, maka
perumusan hipotesis dapat disajikan dalam bentuk krangka teori atau kerangka
penelitian. Adapun kerangka pemikiran pada penelitian ini adalah:
67
Gambar 2.2
Kerangka Penelitian
Kinerja keuangan yang di proksikan dengan ROA didasarkan pada
penelitian yang dilakukan oleh Pizzanan, Diana dan Supriyanto (2017: 17),
dan Santoso (2017: 75) yang mengemukakan bahwa kinerja keuangan yang di
proksikan dengan ROA dapat memediasi hubungan kepemilikan manajerial
dengan nilai peusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Siregar (2016: 92) dan Wibowo,
Yokhebed, dan Tampobolon (2016: 933) membuktikan bahwa kinerja
keuangan mampu memoderasi hubungan kepemilikan institusional terhadap
nilai perusahaan. Siregar (2016: 93) juga membuktikan bahwa kinerja
keuangan memediasi hunungan komisaris independen terhadap nilai
perusahaan dan juga hubungan komite audit dterhadap nilai perusahaan.
68
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wardhani (2013: 82) menunjukkan
bahwa kinerja keuangan memediasi hubungan CSR terhadap nilai perusahaan.
Hubungan dengan nilai perusahaan menurut Hanggraeni (2015) adalah
harga saham membuat perusahaan dengan ROA tinggi akan cenderung
memiliki harga saham yang tinggi relatif terhadap nilai bukunya dan
sebaliknya. Kemudian ketika perusahaan berusaha untuk meningkatkan ROA,
maka hal ini akan meningkatkan harga saham pula. Harga saham yang
meningkat mencerminkan nilai perusahaan yang baik bagi investor.
Berdasarkan kerangka penelitian pada gambar 2.2 di atas maka
persamaan matematisnya adalah sebagai berikut:
a. Z = β0 + β1.X1 + β2.X2+ β3.X3 + β4.X4+ β5.X5 + e2
b. Y = β0 + β6.X1 + β7.X2 + β8.X3 + β9.X4 + β10.X5+ β11.Z + e1
Keterangan :
β0 : Konstanta
Y : Nilai Perusahaan
Z : Return On Asset
X1 : Kepemilikan Manajerial
X2 : Kepemilikan Institusional
X3 : Komisaris Independen
X4 : Komite Audit
X5 : Corporate Social Responsibility
β1 : Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap kinerja keuangan
69
β2 : Pengaruh Kepemilikan institusional terhadap kinerja
keuangan
β3 : Pengaruh Komisaris Independen terhadap Kinerja Keuangaan
β4 : Pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan
β5 : Pengaruh CSR terhadap Kinerja Keuangan Pengaruh
β6 : Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan
β7 : Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai
Perusahaan
β8 : Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan
β9 : Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan
β10 : Pengaruh CSR terhadap Nilai Perusahaan
β11 : Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan
e : error
D. Hipotesis Penelitian
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan
Meningkatnya kepemilikan manajerial akan meningkatkan kinerja
keuangan yang berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan. Semakin
besar proporsi kepemilikan manajerial maka manajemen cenderung berusaha
lebih giat untuk meningkatkan kinerjanya dalam meningkatkan profit
perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan. Adanya pengungkapan
kinerja keuangan yang baik dari manajer kepada pemegang saham maka akan
70
menarik para investor untuk berinvestasi sehingga permintaan saham akan
meningkat dan akan menambah nilai bagi perusahaan. Hal ini sesuai dengan
penelitian Patmawati (2017) yang menunjukan kepemilikan manajerial
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.
H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan
Semakin besar proporsi kepemilikan institusional dalam perusahaan,
maka semakin besar peran institusional dalam memonitor manajer.
Pengawasan ini diharapkan dapat mendorong manajer untuk meningkatkan
kinerja manajer. Semakin baik kinerja manajer maka semakin baik kinerja
keuangan. Ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Setyawan dan Putri (2013).
H2 :Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan
3. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Kinerja Keuangan
Komposisi komisaris independen dalam suatu perusahaan akan
meningkatkan kinerja perusahaan yang dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya kinerja keuangan yang diukur dengan ROA sehingga akan
berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Dengan melihat kinerja
keuangan yang baik investor berasumsi bahwa adanya prospek yang bagus
dimasa yang akan datang. Penelitian Patmawati (2015) membuktikan bahwa
71
dewan komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja keuangan.
H3 : Komisaris independen berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
4. Pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan
Keberadaan komite audit dalam perusahaan akan meningkatkan kualitas
laporan keuangan secara reliable yang disajikan oleh manajemen sehingga
laporan keuangan yang disajikan manajemen dapat dipertanggungjawabkan
Penelitian Rupilu (2011) membuktikan bahwa Komite Audit berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan, artinya keberadaan komite audit sebagai
mekanisme pengendali dalam penyusunan laporan kinerja keuangan
memberikan pengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan.
H4 : Komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan melalui
kinerja keuangan
5. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan
Laporan keuangan merupakan cerminan dari kinerja manjemen. Adanya
pengungkapan item CSR dalam laporan keuangan diharapkan akan menjadi
nilai plus yang akan menambah kepercayaan para investor, bahwa
perusahaan tersebut akan terus berkembang dan berkelanjutan. Adanya
apresiasi positif dari para investor terhadap pengungkapan CSR
menyebabkan nilai perusahaan akan meningkat. Penelitian yang dilakukan
oleh Kusumadilaga (2010), menunjukan bahwa variabel Corporate Social
Responsibity berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
72
H5 : Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan.
6. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan
Semakin tinggi kepemilikan manajerial diharapkan pihak manajemen akan
berusaha semaksimal mungkin untuk memakmurkan kepentingan para
pemegang saham. Ningtyas (2015) menyatakan bahwa semakin besar proporsi
kepemilikan manajemen maka manajemen cenderung berusaha lebih giat
untuk kepentingan pemegang saham untuk meningkatkan nilai perusahaan.
namun berbeda dengan penelitian Prastuti dan Budiarsih (2015) bahwa nilai
perusahaana tidak dipengaruhi oleh kepemilikan manajerial.
H6 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
7. Pengaruh Kepemilikan Institusional teradap Nilai Perusahaan
Pengaruh kepemilikan institusional sebagai agent pengawas dapat
dilihat dari jumlah investasi saham yang dilakukannya di pasar modal.
Semakin besar jumlah investasi saham yang dilakukannya di pasar modal
maka pengawasan terhadap perusahaan akan dilakukan secara lebih efektif.
Hal ini karena ketika pemegang saham memiliki jumlah investasi saham yang
tinggi maka secara tidak langsung pemegang saham akan mengharapkan
return yang tinggi yang ditunjukkan dengan kinerja keuangan yang dilaporkan
perusahaan (Julianti, 2015).
H7 :Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan
73
8. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan
Semakin tinggi proporsi komisaris independen dalam perusahaan, maka
diharapkan pemberdayaan dewan komisaris ini dapat melakukan tugas
pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi secara lebih efektif dan
lebih efisien sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
Dewan komisaris independen bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa
perusahaan dijalankan dengan baik. Dengan demikian ketika perusahaan
dijalankan dengan baik, maka investor akan tertarik untuk berinvestasi pada
perusahaan tersebut dengan asumsi bahwa perusahaan tersebut akan
mempunyai kinerja yang baik yang tercermin dalam kinerja keuangan
(Julianti, 2015)
H8 : Komisaris independen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
9. Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Sam’ani (2008) dalam Julianti (2015) Komite audit yang
berasal dari luar mampu melindungi kepentingan pemegang saham dari
tindakan kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen Dengan adanya
independensi dari komite audit maka diharapkan akan adanya transparansi
pertanggungjawaban manajemen perusahaan yang dapat dipercaya, sehingga
akan meningkatkan kepercayaan para pelaku pasar modal. Ningtyas (2015)
dalam penelitiannya telah membuktikan bahwa komite audit berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan hal ini didukung oleh
penelitian Maretha dan Purwaningsih (2013) serta penelitian Nainggolan
74
(2017) yang membuktkan komite audit berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan. dengan demikina, keberadaan komite audit akan
mendorong kenaikan nilai perusahaan.
H9 : Komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
10. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan
Corporate Social Responsibility dalam laporan tahunan (annual report)
memperkuat citra perusahaan dan menjadi sebagai salah satu pertimbangan
yang diperhatikan investor maupun calon investor untuk memilih tempat
investasi karena menggap bahwa perusahaan tersebut memberikan citra
kepada masyarakat bahwa perusahaan tidak lagi hanya mengejar profit
semata tetapi sudah memperhatikan lingkungan dan masyarakat. Dampak
positif dari pengungkapan Corporate Social Responsibility salah satunya
dapat membangun image perusahaan di mata para stakeholder (Sausan,
2015)
H10 : Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan
11. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis rasio keuangan. Rasio profitabilitas dapat mengukur
seberapa efektif perusahaan bagi para investor.Semakin baik nilai ROA
maka secara teoritis kinerja keuangan perusahaan dikatakan baik, yang
berakibat pula naiknya harga saham perusahaan. Penelitian Tiagustina, et al
75
(2015) membuktikan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
H11 : Kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
76
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Berdasarkan sifatnya, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka–angka dan dapat dinyatakan
dalam satuan hitung (Sugiyono, 2012: 7). Data yang diperlukan dalam penelitian
ini yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen
dan komite audit, CSR, ROA dan nilai perusahaan.
Dengan demikian, sumber data yang digunakan adalah data sekunder.
Menurut Sugiyono (2012), data sekunder merupakan data yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain
atau mencari melalui dokumen.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan publik yang masuk
dalam Jakatra Islamic Index (JII) selama periode 2012-2017. Pemilihan sampel
digunakan dengan menggunakan metode purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2012), purposive sampling merupakan teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria purposive sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
77
1. Perusahaan yang masuk dalam Jakatra Islamic Index (JII) selama periode
2012-2017.
2. Perusahaan yang mempublikasikan financial report dan annual report
secara lengkap selama tahun 2012- 2017.
3. Perusahaan memiliki data secara lengkap pada tahun 2012-2017 berkaitan
dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu nilai
perusahaan, CSR, GCG yang di proyeksikan dengan kepemilikan
manajerial, kepemilikan konstitusional, komisaris independen dan komite
audit selama tahun 2012-2017.
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang telah ditetapkan tersebut,
diperoleh jumlah sampel seperti tampak dalam tabel di bawah ini
Tabel 3.1
Kriteria Pemilihan Sampel
Kriteria Sempel Jumlah
Jumlah perusahaan yang masuk dalam Jakatra Islamic Index
(JII) selama periode 2012-2017
50
Jumlah perusahaan yang mempublikasikan financial report dan
annual report secara lengkap selama tahun 2012- 2017.
15
Jumlah perusahaan yang memiliki data secara lengkap pada
tahun 2012-2017 berkaitan dengan variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian yaitu nilai perusahaan, CSR, GCG
yang di proyeksikan dengan kepemilikan manajerial,
kepemilikan konstitusional, komisaris independen dan komite
audit selama tahun 2012-2017.
15
Total Sampel (N) 15
Sumber : Data sekunder yang diolah peneliti, 2018
78
Tabel 3.2
Perusahaan yang menjadi Sampel Penelitian
Sumber:Data sekunder yang diolah peneliti, 2018
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dengan
cara: Pengumpulan data dari dokumen-dokumen dengan cara mencatat
data dan mentelaah. Dokumen tersebut yaitu berupa annual report yang
diperoleh dari media internet yaitu dari situs Bursa Efek Indonesia,
website JII, serta situs masing-masing perusahaan yang menjadi objek
penelitian.
No Perusahaan
1 Astra Argo Lestari, Tbk.
2 Adro Energy, Tbk
3 AKR Corporindo, Tbk
4 Astra Internasional, Tbk
5 Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
6 Vale Indonesia, Tbk
7 Indofood Sukses Makmur, Tbk
8 Kalbe Farma, Tbk
9 Lippo Karawaci, Tbk
10 PP London Sumatera Indonesia, Tbk
11 Perusaan Gas Negara (Persero), Tbk
12 Semen Indonesia (Persero), Tbk
13 Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk
14 United Tractors, Tbk
15 Unilever Indonesia, Tbk
79
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku-buku di
perpustakaan dan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan masalah-masalah
yang akan diteliti oleh penulis.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Definisi operasional adalah menggambarkan atau mendiskripsikan variabel
penelitian sedemikian rupa, sehingga varibel tersebut berisifat spesifik dan
terukur (Aditya, 2008: 14). Adapun defenisi operasional dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel Terikat (Dependen Variabel )
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karena adanya variabel bebas (Ghozali, 2016:6). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah nilai perushaan.
Nilai perusahaan didefenisikan sebagai nilai pasar. Bila nilai saham
perusahaan di pasar modal meningkat maka tingkat kemakmuran
pemegang saham juga akan meningkat. Di mana, nilai perusahaan diukur
dengan rumus Tobin’s Q. Indikator ini mengacu padapenelitian Suharto
(2015: 53)
80
Keterangan :
EMV (Equity Market value) : Nilai pasar ekuitas, diperoleh dari harga
penutupan akhir tahun.
EBV (Equity Book Value) : Nilai pasar dari ekuitas, diperoleh dari
selisih total aset perusahaan dengan total
kewajiban.
DEBT : Nilai buku dari total utang.
2. Variabel Bebas (Independen Variabel )
Variabel bebas adalah variabel yang memepengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Ghozali,
2013:6). Variabel bebas pada penelitian ini adalalah kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit
dan corporate social responsibility.
a. Good Coorporate Governance
GCG merupakan hubungan antara stakeholder yang digunakan
untuk menentukan arah dan pengendalian kinerja suatu
perusahaan. Dalam penelitian ini GCG di proksikan melalui:
1) Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham
oleh pihak manajemen dari seluruh modal perusahaan yang
dikelola. Indikator yang digunakan mengacu pada penelitian
Rahman (2014: 8); Candradewi dan Sedana (2016: 3184)
81
adalah sebagai berikut:
2) Kepemilikan institusional yaitu proposri kepemilikan
saham institusional pada akhir tahun yang diukur dalam
persentase saham yang dimiliki oleh investor institusional
dalam suatu perusahaan. Indikator yang digunakan mengacu
pada penelitian Diandano (2012: 64); Sumarsono (2014: 4);
Rimardhani et al. (2016: 15) adalah sebagai berikut:
3) Komisaris Independen yang berasal dari luar
perusahaan dari seluruh anggota dewan komisaris perusahaan.
Indikator yang digunakan mengacu pada penelitian Etika
(2015, 10); Islami (2017: 54); Endraswati (2017: 53); adalah
sebagai berikut:
4) Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan
komisaris perusahaan tercatat yang anggotanya diangkat dan
diberhentikan oleh dewan komisaris perusahaan tercatat untuk
membantu dewan komisaris perusahaan. Indikator yang
digunakan mengacu pada penelitian Putra dan Nuszula (2014:
82
110); Aprinita (2015: 40) Endraswati (2017: 54); adalah
sebagai berikut:
Komite Audit = Ʃ Anggota Komite Audit dalam setahun
b. Corporate Social Responsibility
Pengungkapan tanggung jawab sosial pada laporan tahunan
perusahaan akan dinilai dengan membandingkan jumlah
pengungkapan yang dilakukan yang digunakan perusahaan.
Standar pengungkapan CSR yang berkembang di Indonesia
adalah merujuk standar Global Reporting Initiative (GRI)
Standar GRI dipilih karena lebih memfokuskan pada standar
pengungkapan berbagai kinerja ekonomi, sosial, dan
lingkungan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas dan pemanfaatan sustainability report. Indikator dalam
penelitian ini mengacu pada penelitian Handriyani, et.al (2017)
dan Ardiyanto et.al (2017) yaitu menggunakan idikator GRI
versi G4 yang mengelompokkan informasi CSR ke dalam
indikator: economic (ekonomis), environmental (lingkungan),
labor practices and decent work (praktik tenaga kerja), human
rights (hak asasi manusia), society (masyarakat), product
responsibility (tanggung jawab produk) yang meliputi 91 item
pengungkapan. Pengukuran kemudian dilakukan berdasarkan
indeks pengungkapan masing-masing perusahaan yang
83
dihitung melalui jumlah item yang sesungguhnya diungkapkan
perusahaan dengan jumlah semua item yang mungkin
diungkapkan, yang dinotasikan dalam rumus sebagai berikut:
Keterangan :
CSRD : score indeks pengungkapan CSR perusahaan
n : jumlah item pengungkapan CSR yang dipenuhi
k : jumlah semua item pengungkapan CSR (91 item)
3. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabal perantara yang terletak
diantara variabel independen dan veriabel dpenden sehingga variabel
independennya tidak langsung mempengaruhi berubah atau timbulnya
variable dependen (Sugiyono, 2010). Indikator dalam penelitian ini
mengacu pada penelitian Endraswati (2018) yang menggunakan
Return on Asset sebagai alat ukur dari variabel kinerja keuangan.
Menurut Endraswati, Suhardjanto dan Krismiaji (2014) rasio ROA
menilai kualitas pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan harus
memperhatikan pertama, tingkat laba, seterusnya komposisi
operasional yang menghasillan laba tersebut, kecenderungan dan tren
dibandingkan periode lalu, serta stabilitas dan kesinambungan dari
perolehan laba.
84
Return On Asset (ROA) adalah ukuran perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimilikinya. Semakin besar
ROA maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai suatu
perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi
pengguanaan asset (Kasmir, 2010).
Tabel 3.3
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel Konsep Indikator
Nilai
perusahaan
(Y)
Nilai perusahaan merupakan
nilai pasar atas surat
berharga hutang dan ekuitas
pemegang saham yang
beredar
Kepemilikan
Manajerial
(X1)
Kepemilikan manajerial
adalah kepemilikan saham
oleh pihak manajemen dari
seluruh modal perusahaan
yang dikelola Rahman
(2014: 8)
Kepemilikan
Institusional
(X2)
Kepemilikan institusional
yaitu proposri kepemilikan
saham institusional pada
akhir tahun yang diukur
dalam persentase saham
yang dimiliki oleh investor
institusional dalam suatu
perusahaan Diandano (2012:
64)
Komisaris
Independen
(X3)
Komisaris Independen yang
berasal dari luar perusahaan
dari seluruh anggota dewan
komisaris perusahaan Islami
Endraswati (2017: 54)
85
Komite Audit
(X4)
Komite audit adalah komite
yang dibentuk oleh dewan
komisaris perusahaan
tercatat yang anggotanya
diangkat dan diberhentikan
oleh dewan komisaris
perusahaan tercatat untuk
membantu dewan komisaris
perusahaan Endraswati
(2017: 53)
Komite Audit = Ʃ Anggota Komite
Audit dalam setahun
Corporate
Social
Responsibilit
y (X5)
Corporate Social
Responsibility (CSR) adalah
bagaimana perusahaan
mengeola bisnis untuk
menghasilkan dan
bredampak positif secara
keseluruhan kepada
masyarakat Ardiyanto et.al
(2017).
Kinerja
Keuangan
(X6)
Return On Asset (ROA)
adalah ukuran perusahaan
dalam menghasilkan laba
dengan semua aktiva yang
dimilikinya (Kasmir, 2010)
E. Uji Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, hipotesis akan diuji dengan menggunakan path
analysis. Sebelum penganalisisan dilaksanakan, terlebih dahulu akan
dilakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini dilakukan untuk menghasilkan nilai
parameter model penduga yang sah. Jika pengujian asumsi klasik memenuhi
asumsi normalitas, serta tidak terjadi multikolinieritas, autokorelasi, dan
heteroskedastisitas, maka nilai tersebut akan terpenuhi.
86
1. Uji Statistik Deskriptif
Langkah awal penganalisisan data dimulai dari analisis statistik
deskriptif. Ghozali (2013) menjelaskan bahwa analisis statistik deskriptif
akan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang berkaitan
dengan nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi).
2. Uji Akar Unit
Uji stasioneritas data bertujuan untuk mengetahui apakah data
panel bersifat stasioner atau tidak. Pengujian ini sangat penting karena
akan berkaitan dengan metode estimasi yang digunakan. Untuk menguji
stasioneritas data, juga dapat digunakan uji akar unit (unit root test) yang
dikembangkan oleh Dickey-Fuller. Data yang tidak stasioner bila diregresi
akan mudah menyebabkan regresi lancung. Data dikatakan stasioner bila
memenuhi syarat berikut:
a. Rata-rata dan variannya konstan sepanjang waktu
b. Kovarian antara dua data runtut waktu tergantung pada kelambanan
antara dua periode tersebut. Oleh karenanya data yang tidak
stasioner harus dijadikan stasioner.
Untuk menjadikan data tidak stasioner menjadi stasioner biasanya
data cukup didiferensi saja. Pada tingkat diferensi pertama, biasanya
data sudah menjadi stasioner. Kalau ternyata belum, kemungkinan
besar pada diferensi kedua sudah stasioner. Hanya pada kasus yang
87
sangat ekstrim mungkin bisa sampai ke diferensi ketiga dan seterusnya.
Suatu data dapat dikatakan stasioner dapat dilihat dari nilai
probabilitasnya apabila lebih kecil dari 0.05, maka data sudah stasioner
(Winarno, 2013: 115).
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah di dalam suatu
model regresi, variabel pengganggu atau residualnya berdistribusi
normal ataukah tidak. Terdapat dua cara untuk mengetahui apakah
variabel pengganggu atau residualnya berdistribusi normal atau
tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Normalitas
residual dapat dilihat dengan analisis grafik melalui grafik histogram
yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal sedangkan untuk uji statistik dapat
dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual.
Dalam analisis multivariate, para peneliti menggunakan pedoman
setiap variabel terdiri dari 30 data, maka sudah berdistribusi normal.
Dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai Jarque-Bera kurang
dari 2 atau Probabilitas lebih dari 0.05 (Winarno, 2013).
88
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah di dalam
suatu model regresi terdapat korelasi antar variabel bebasnya
(independen) ataukah tidak. Model regresi yang baik, di dalamnya
tidak akan terdapat variabel-variabel independen yang saling
berkorelasi (Ghozali, 2013). Model regresi yang bebas dari
multikolinieritas jika nilai korelasi antar semua variabel bebas yang
diuji kurang dari 0.9 (Sarwono, 2016: 161).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode (t-1). Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara
yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah
dengan menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test). Uji DW hanya
digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya
intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara
variabel independen.
Tabel 3.4
Kriteria Autokorelasi Uji Durbin-Watson
Hipotesis nol Keptusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl = d = du
89
Tidak ada autokorelasi negatiF Tolak 4- dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatiF No Decision 4-du = d = 4-dl
Tidak ada autokorelasi positif/
negative
Tidak Dittolak du < d < 4-du
Sumber : Ghazali, (2013: 111)
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah di dalam
suatu model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain ataukah tidak. Model regresi
yang baik adalah model yang di dalamnya tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013). Pendeteksian terhadap ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan uji
Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan absolut residual
(AbsUt) sebagai variabel dependen sedangkan variabel independen
tetap. Pengujian dengan Uji Glejser pada model regresi yang tidak
terjadi heteroskedatisitas harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Jika memiliki variabel yang signifikan maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedatisitas.
2) Jika tidak memiliki variabel yang signifikkan maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedatisitas.
Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel dependen, maka ada terjadi heteroskedatisitas dan apabila
terlihat nilai signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% maka
90
dapat disimpulkan regresi tidak mengandung adanya
heteroskedatisitas.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji R2/Koefisien Determinasi
Pada intinya, koefisien determinasi (R2) digunakan untuk
melihat seberapa jauh kemampuan model dalam menjelaskan
variasi variabel dependennya. Koefisien determinasi bernilai antara
nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan
variabel-variabel independen amat terbatas di dalam menjelaskan
variasi-variasi variabel dependen. Nilai yang mendekati satu berarti
bahwa hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi
variasi variabel dependen diberikan oleh variabel-variabel
independen (Ghozali, 2013).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F Statistik)
Uji F-statistik ini dilakukan untuk mengetahui apakah variable
independent secara bersama-sama mampu memberikan pengaruh
terhadap variable dependent. Nilai F-statistik dapat diketahui
dengan cara mencari nilai F tabel berdasarkan nilai alpha sebesar
0.05 dan numerator k-1 dengan dominator n-k. Kriteria untuk
pengujian jika F hitung > F tabel maka variable independent secara
bersama-sama mempengaruhi variable dependent. Jika F hitung < F
91
tabel maka variable independent secara bersama-sama tidak
mempengaruhi variable dependent (Sarwono, 2016).
c. Uji Signifikansi Individual (Uji t Statistik)
Uji signifikansi individual (uji t statistik) merupakan
pengujian yang dilakukan untuk melihat seberapa jauh pengaruh dari
satu variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai t ini
digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis untuk melihat
signifikan nilai koefisien regresi yang mencerminkan besarnya
pengaruh variablel independent terhadap variable dependent.
Dengan kriteria untuk pengujiannya jika t hitung > t tabel maka
variable independent berpengaruh secara signifikan terhadap
variable dependent. Jika t hitung < t tabel maka variable
independent tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variable
dependent (Sarwono, 2016).
5. Analisis Jalur (Path Analysis)
Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode
analisis jalur (Path Analysis). Analisis jalur adalah penggunaan analisis
regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model
causal) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori.Analisis
jalur sendiri tidak dapat menentukan sebab-akibat dan juga tidak dapat
digunakan sebagai substitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan
92
kausalitas antar variabel. Hubungan kausalitas antar variabel telah
dibentuk dengan model berdasarkan landasan teoritis. Apa yang dapat
dilakukan oleh analisis jalur adalah menentukan pola hubungan antara
tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan untuk
mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kasualitas imajiner (Sarwono,
2016).
F. Alat Analisis Data
Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka peneliti menggunakan data
kuantitatif dengan uji statistika dengan menggunakan software pengolahan
data Eviews 9 Version. Eviews (Economic views) merupakan perangkat lunak
yang digunakan untuk kepentingan analisis data ekonomi dan keuangan.
Eviews merupakan program yang dikembangkan dan dibuat oleh QMS
(Quantitative Micro Software) yang berkedudukan di Irvine, California,
Amerika Serikat. Kini QMS sudah diambilalih oleh perusahaan lain, yaitu
HIS Global, Inc pada tahun 2010 lalu. Eviews dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang berbentuk time series, cross section,
maupun data panel (Winarno, 2013: 11).
93
BAB VI
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Deskripsi Data
Pasar modal merupakan salah satu tempat bertemunya penjual dan
pembeli untuk memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal merupakan
perusahaan yang membutuhkan modal (emiten), sehingga mereka berusaha
untuk menjual efek-efek di pasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah
pihak yang ingin memperoleh keuntungan dari membeli efek-efek tersebut.
Jakarta Islamic Index diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000 oleh PT.
Danareksa Investment Mangement yang bekerja sama dengan PT Bursa Efek
Jakarta (BEJ) yang dipergunakan sebagai acuan dalam menilai perkembangan
harga saham berbasis syariah. Jakarta Islamic Index merupakan salah satu
indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata
saham untuk jenis-jenis saham yang memenuhi kriteria syariah. Pembentukan
indeks ini dimaksudkan untuk menjadi tolok ukur untuk mengukur kinerja
suatu investasi pada saham yang berbasis syariah (Bapepam, 2017). Dengan
indeks ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan kepercayaan investor
dalam mengembangkan investasi secara syariah tanpa takut tercampur dana
ribawi.
94
Jakarta Islamic Index terdiri dari 30 jenis saham yang sesuai dengan
prinsip syariah Islam. Sesuai dengan pedoman yang ditetapkan dalam
menentukan kriteria saham-saham emiten yang menjadi komponen JII
tersebut, antara lain:
1. Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak
bertentangan dengan prinsip hukum syariah dan sudah tercatat lebih
dari 3 bulan (kecuali bila termasuk di dalam saham-saham
berkapitalisasi besar).
2. Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan atau tengah
tahunan berakhir yang memiliki kewajiban terhadap aktiva maksimal
sebesar 90%.
3. Memilih 60 saham dari susunan di atas berdasarkan tingkat likuiditas
rata-rata nilai perdagangan saham selama satu tahun terakhir.
4. Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-
rata nilai perdagangan saham selama satu tahun terakhir.
Pengkajian ulang akan dilakukan 6 bulan sekali, dengan penentuan
komponen indeks pada awal bulan juli setiap tahunya. Sedangkan perubahan
pada jenis usaha akan memonitoring secara terus menerus berdasarkan data
publik yang tersedia (Huda, 2007: 57).
Data yang disajikan dalam penelitian ini berasal dari perusahaan yang
terdaftar di Jakarta. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah laporan tahunan (anual report) selama enam tahun terakhir yakni
95
2012-2017. Berdasarkan teknik pruposive sampling diperoleh sampel
sebanyak 15 perusahaan yang tersaji dalam tabel 3.1.
2. Statistik Deskripsi
Statistik deskriptif memberikan gambara atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis dan sweaknes. Statistik deskriptif dilakukan sebagai upaya
untuk menggali deskripsi data yang berhasil dihimpun sehingga diperoleh
gambaran mengenai karakteristik dari data tersebut.
a. Variabel Kepemilikan Manjaerial (X1)
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Kepemilikan Manajerial (X1)
Kepemilikan Manajerial
Mean 0,009807
Median 0,000000
Maximum 0,159700
Minimum 0,000000
Observations 90
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata Kepemilikan
Manajerial pada tahun 2012 sampai 2017 sebesar 0,009807 atau 0,98%.
Nilai Kepemilikan Manajerial tertinggi 0,1597 atau 15,97% pada
perusahaan ADRO tahun 2012, sedangkan nilai terendah Kepemilikan
Manajerial adalah 0% pada beberapa perusahaan selama 2012-2017.
96
b. Variabel Kepemilikan Institusional (X2)
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Kepemilikan Institusional (X2)
Kepemilikan Institusional
Mean 0,602889
Median 0,590000
Maximum 0,850000
Minimum 0,180000
Observations 90
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata Kepemilikan
Institusional pada periode 2012-2017 sebesar 0,602889 atau 60,28%.
Nilai kepemilikan institusional tertinggi adalah 0,85 atau 85% pada
perusahaan UNVR selama 2012-2017, sedangkan nilai terendah
kepemilikan institusional 0,18 atau 18% pada perusahaan LPKR tahun
2013.
c. Variabel Komisaris Independen (X3)
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Komisaris Independen (X3)
Komisaris Indepeden
Mean 0,4125556
Median 0,3880000
Maximum 0,8000000
Minimum 0,2200000
Observations 90
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata Komisaris
Independen pada periode 2012-2017 sebesar 0,4125 atau 41,25%. Nilai
Komisaris Independen tertinggi 0,80 atau 80%pada perusahaan UNVR
97
tahun 2012-2017, sedangkan nilai terendah Komisaris Independen 0,22
atau 22% pada perusahaan LPKR tahun 2015.
d. Variabel Komite Audit (X4)
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Komite Audit (X4)
Komite Audit
Mean 3,6666667
Median 3
Maximum 7
Minimum 2
Observations 90
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata Komite Audit pada
periode 2012-2017 sebesar 3,6667. Nilai Komite Audit tertinggi 7 pada
perusahaan TLKM tahun 2012, sedangkan nilai terendah Komite Audit 2
pada perusahaan ICBP tahun 2012.
e. Variabel Corporate Social Responsibility (X5)
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Corporate Social Responsibility (X5)
CSR
Mean 0,295889
Median 0,240000
Maximum 0,630000
Minimum 0,120000
Observations 90
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata Corporate
Social Responsibility (CSR) pada periode 2012-2017 sebesar 0,2959 atau
29,59%. Nilai CSR tertinggi 0,63 pada perusahaan UNVR tahun 2017,
98
sedangkan nilai terendah CSR 0,12 pada perusahaan LSIP selama tahun
2012-2017.
f. Variabel Return On Assets (Z)
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif Return On Assets (Z)
ROA
Mean 0,116444
Median 0,100000
Maximum 0,450000
Minimum 0,000000
Observations 90
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata Return On Assets
(ROA) pada periode 2012-2017 sebesar 0,1164 atau 16,64%. Nilai ROA
tertinggi 45% pada perusahaan UNVR tahun 2014, sedangkan nilai
terendah ROA 0% pada perusahaan INCO tahun 2016.
g. Variabel Nilai Perusahaan (Y)
Tabel 4.7
Statistik Deskriptif Nilai Perusahaan (Y)
Nilai Perusahaan
Mean 2,927778
Median 1,605000
Maximum 23,29000
Minimum 0,270000
Observations 90
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata Nilai
Perusahaan pada periode 2012-2017 sebesar 2,927. Nilai Perusahaan
99
tertinggi 23,29 pada perusahaan UNVR tahun 2017, sedangkan Nilai
Perusahaan terendah 0,27 pada SMGR tahun 2014.
B. Analisis Data
Untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yaitu kepemilikan
manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, dan
CSR terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan serta terhadap variabel
intervening yaitu ROA maka digunakan model Analisis Jalur (Path Analysis).
Sejauh mana data yang tersedia dalam membuktikan hipotesis akan dijelaskan
dalam perhitungan serta pengujian-pengujian terhadap masing-masing koefisien
regresi yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu computer menggunakan
program Eviews 9.0. Sebelum melakukan analisis data, kita harus mengetahui
terlebih dahulu apakah data runtut waktu yang kita gunakan sudak stasioner atau
belum stasioner. Untuk menguji stasioneritas data dapat menggunakan uji akar
unit.
1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Panel Data
Salah satu konsep formal yang dipakai untuk mengetahui stasioneritas
data adalah melalui uji akar unit (unit root test). Uji ini merupakan
pengujian yang popular, dikembangkan oleh David Dickey dan Wayne
Fuller. Suatu data dapat dikatakan stasioner dapat dilihat dari nilai Prob-nya
apabila lebih kecil dari 0.05 (5%), maka data sudah stasioner (Winarno,
100
2015). Adapun hasil uji stasioneritas dengan menggunakan unit root test
yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5. Variabel Kepemilikan Manajerial (X1)
Tabel 4.8
Uji Akar Unit Kepemilikan Manajerial (X1)
Panel unit root test: Summary
Series: X1
Date: 09/06/18 Time: 14:47
Sample: 2012 2017
Exogenous variables: None
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistik Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -1.80148 0.0358 2 10
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 7.00525 0.1356 2 10
PP - Fisher Chi-square 14.1180 0.0069 2 10 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Pada penelitian ini method yang digunakan adalah Philips Peron
(PP) pada tabel Summary Unit Root Test menunjukkan bahwa pada
level kepemilikan manajerial tidak dapat menolak null hypothesis dan
dituliskan dengan X1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data sudah
stasioner pada tingkat level dan siap dianalisis tingkat lanjut.
101
6. Variabel Kepemilikan Institusional (X2)
Tabel 4.9
Uji Akar Unit Variabel Kepemilikan Institusional (X2)
Panel unit root test: Summary
Series: X2
Date: 09/06/18 Time: 14:48
Sample: 2012 2017
Exogenous variables: None
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistik Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -1.88014 0.0300 5 25
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 18.8366 0.0424 5 25
PP - Fisher Chi-square 21.6247 0.0171 5 25 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Pada penelitian ini method yang digunakan adalah Philips Peron
(PP) pada tabel Summary Unit Root Test menunjukkan bahwa pada
level kepemilikan Institusional tidak dapat menolak null hypothesis dan
dituliskan dengan X2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data sudah
stasioner pada tingkat level dan siap dianalisis tingkat lanjut.
7. Variabel Biaya Komisaris Independen (X3)
Tabel 4.10
Uji Akar Unit Variabel Komisaris Independen (X3)
Panel unit root test: Summary
Series: D(X3)
102
Date: 09/06/18 Time: 14:52
Sample: 2012 2017
Exogenous variables: None
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test Cross-
Method Statistik Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -8.40408 0.0000 10 40
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 64.0119 0.0000 10 40
PP - Fisher Chi-square 65.2936 0.0000 10 40 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Pada penelitian ini method yang digunakan adalah Philips Peron
(PP) pada tabel Summary Unit Root Test menunjukkan bahwa komisaris
independen pada level dapat menolak null hypothesis dari sebuah level
unit root. Tetapi, first difference tidak dapat menolak null hypothesis
dan dituliskan dengan D(X3). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data
sudah stasioner pada tingkat first difference dan siap dianalisis tingkat
lanjut.
8. Variabel Komite Audit (X4)
Tabel 4.11
Uji Akar Unit Variabel Komite Audit (X4)
Panel unit root test: Summary
Series: D(X4)
Date: 09/06/18 Time: 14:55
Sample: 2012 2017
Exogenous variables: None
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
103
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistik Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -5.73257 0.0000 4 16
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 30.7088 0.0002 4 16
PP - Fisher Chi-square 36.6935 0.0000 4 16 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Dari tabel Summary dengan Philip Peron Unit Root Test
menunjukkan bahwa komite audit pada level dapat menolak null
hypothesis dari sebuah level unit root. Tetapi, first difference tidak
dapat menolak null hypothesis dan dituliskan dengan D(X4). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa data sudah stasioner pada tingkat first
difference dan siap dianalisis tingkat lanjut.
9. Variabel Corpotarete Social Responsibility (X5)
Tabel 4.12
Uji Akar Unit Variabel CSR (X5)
Panel unit root test: Summary
Series: D(X5)
Date: 09/06/18 Time: 14:57
Sample: 2012 2017
Exogenous variables: None
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistik Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -5.06838 0.0000 11 44
104
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 47.5290 0.0013 11 44
PP - Fisher Chi-square 49.7717 0.0006 11 44 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Dari tabel Summary dengan Philip Peron Unit Root Test menunjukkan
bahwa CSR pada level dapat menolak null hypothesis dari sebuah level
unit root. Tetapi, first difference tidak dapat menolak null hypothesis dan
dituliskan dengan D(X5). Sehingga dapat disimpulkan bahwa data sudah
stasioner pada tingkat first difference dan siap dianalisis tingkat lanjut.
10. Variabel Return On Assets (Z)
Tabel 4.13
Uji Akar Unit Variabel ROA (Z)
Panel unit root test: Summary
Series: Z
Date: 09/06/18 Time: 15:05
Sample: 2012 2017
Exogenous variables: None
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistik Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -3.31961 0.0005 15 75
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 56.3026 0.0025 15 75
PP - Fisher Chi-square 62.4220 0.0005 15 75 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
105
Dari tabel Summary dengan metode Philip Peron Unit Root Test
menunjukkan bahwa ROA pada level tidak dapat menolak null
hypothesis dan dituliskan dengan Z. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
data sudah stasioner pada tingkat level dan siap dianalisis tingkat lanjut.
11. Variabel Nilai Perusahaan (Y)
Tabel 4.14
Uji Akar Unit Variabel Nilai Perusahaan (Y)
Panel unit root test: Summary
Series: Y
Date: 09/06/18 Time: 15:06
Sample: 2012 2017
Exogenous variables: None
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistik Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -1.59171 0.0557 15 75
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 44.0265 0.0474 15 75
PP - Fisher Chi-square 60.5559 0.0008 15 75 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Dari tabel Summary dengan metode Philip Peron Unit Root Test
menunjukkan bahwa nilai perusahaan pada level tidak dapat menolak null
hypothesis dan dituliskan dengan Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
data sudah stasioner pada tingkat level dan siap dianalisis tingkat lanjut.
106
2. Uji Asumsi Klasik
1. Persamaan 1
1) Uji Normalitas
Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data
berdistribusi normal. Dalam analisis multivariat, para peneliti
menggunakan pedoman kalau tiap variabel terdiri atas 30 data, maka
sudah berdistribusi normal. Dapat dikatakan berdistribusi normal
jika nilai Jarque-Bera kurang dari 2 atau probabilitas lebih dari 0.05
(Winarno, 2015).
Dari grafik diketahui bahwa nilai probability persamaan nilai
perusahaan adalah 0,215832. Nilai menunjukan lebih besar dari 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini
berdistribusi secara normal. Beikut adalah grafik uji normalitas:
0
4
8
12
16
20
-5.0e-15 1.0e-20 5.0e-15 1.0e-14
Series: Standardized Residuals
Sample 2013 2017
Observations 75
Mean 2.88e-31
Median -2.29e-16
Maximum 1.05e-14
Minimum -7.87e-15
Std. Dev. 3.38e-15
Skewness 0.213613
Kurtosis 3.901123
Jarque-Bera 3.066512
Probability 0.215832
Gambar 4.1
Uji Normalitas
107
2) Uji Multikoliniearitas
Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier antar
variabel independen. Tidak terjadi multikoliniearitas jika nilai
korelasi antar semua variabel bebas yang diuji kurang dari 0.9
(Sarwono, 2016: 161).
Tabel 4.15
Hasil Uji Multikolinearitas Correlation Matrix
X1 X2 D(X3) D(X4) D(X5) Z X1 1.000000 -0.296845 0.175820 -0.000120 -0.131254 -0.191789
X2 -0.296845 1.000000 0.272645 0.027316 0.070983 0.425831
D(X3) 0.175820 0.272645 1.000000 -0.025863 0.045512 -0.021083
D(X4) -0.000120 0.027316 -0.025863 1.000000 -0.230409 0.052208
D(X5) -0.131254 0.070983 0.045512 -0.230409 1.000000 0.161885
Z -0.191789 0.425831 -0.021083 0.052208 0.161885 1.000000
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Berdasarkan tabel di atas menunjukan nilai korelasi anatar
variabel lebih dari 0,90. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi multikolinearitas pada persamaan regresi. Dengan demikian,
diperoleh tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi.
3) Uji Autokorelasi
Tabel 4.16
Uji Autokorelasi
R-squared 0.971329 Mean dependent var 2.919200
Adjusted R-squared 0.960710 S.D. dependent var 4.486554
S.E. of regression 0.889316 Akaike info criterion 2.834767
Sum squared resid 42.70766 Schwarz criterion 3.483664
Log likelihood -85.30377 Hannan-Quinn criter. 3.093865
F-Statistik 91.47065 Durbin-Watson stat 1.871740
108
Prob(F-Statistik) 0.000000
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Berdasarkan tabel diatas diperoleh area autokorelsi sebagai
berikut:
Tolak H0
berarti ada
autokorelas
i positif
Tidak
dapat
diputus
kan
Tidak
menolak H0
berarti tidak
ada korelasi
Tidak
dapat
diputusk
an
Tolak H0
berarti ada
autokorelas
i negative
0 dL dU 4-dU 4-dL 4
1,457 1,801 2,198 2,198
Nilai d pada tabel menunjukan angka 1,871740 dan berada
diantara nilai dU dan 4-dU yang menunjukan angka 1,8013 dan
2,1987. Maka, dapat disimpulkan model tidak mengandung
autokorelasi.
4) Uji Heterokedastisitas
Keadaan dimana kesalahan atau residual dari model yang
diamati tidak memiliki nilai varians yang konstan. Ada beberapa
metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi ada
tidaknya masalah heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini
menggunakan metode uji glejser. Tidak terjadi heteroskedastisitas
jika nilai prob. lebih dari 0.05 (Sarwono, 2016).
109
Tabel 4.17
Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 09/13/18 Time: 11:05
Sample (adjusted): 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistik Prob. C 0.002559 0.001053 2.429628 0.0185
X1 -0.040069 0.052075 -0.769446 0.4450
X2 -0.000788 0.000854 -0.922432 0.3604
X3 -0.002123 0.001590 -1.335325 0.1874
X4 5.22E-05 9.95E-05 0.524412 0.6021
X5 -0.000736 0.000760 -0.969027 0.3369
Z -0.003317 0.002098 -1.581133 0.1197 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.583240 Mean dependent var 0.000439
Adjusted R-squared 0.428884 S.D. dependent var 0.000919
S.E. of regression 0.000694 Akaike info criterion -11.47571
Sum squared resid 2.60E-05 Schwarz criterion -10.82681
Log likelihood 451.3392 Hannan-Quinn criter. -11.21661
F-Statistik 3.778547 Durbin-Watson stat 2.907894
Prob(F-Statistik) 0.000051
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Berdasarkan hasil uji di atas menggunakan metode uji Glejser
nilai probabilitas masing-masing variabel lebih besar dari 0,05.
Maka dapat disimpulkan data terbebas dari heterokedaktisitas.
110
2. Persamaan II
1) Uji Normalitas
Pada uji noemalitas kali ini menggunakan uji Kolmogorof
Smirnof. Dapat dikatakan terdisribusi normal apabila nilai probility
dari Liliefors lebih besar dari 0,05.
Tabel 4.18
Uji Normalitas
Empirical Distribution Test for RESID
Hypothesis: Normal
Date: 09/14/18 Time: 09:51
Sample: 2013 2017
Included observations: 75 Method Value Adj. Value Probability Lilliefors (D) 0.087668 NA 0.0845
Cramer-von Mises (W2) 0.127753 0.128463 0.0461
Watson (U2) 0.117398 0.118050 0.0478
Anderson-Darling (A2) 0.984280 0.992756 0.0128
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Dari tabel diketahui bahwa nilai probability Liliefors (D)
sebesar 0,0845. Nilai tersebut menunjukan lebih besar dari 0,05,
maka data berdistribusi normal.
2) Uji Multikoliniearitas
Dalam persamaan ini untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolonieritas maka dilakukan perbandingan nilai koefisien
determinasi individual (r2) dengan nilai koefisien determinasi
serentak (R2). Kriteria pengujian yaitu jika r2 > R2 maka terjadi
111
mltikolonieritas. Dan jika r2 < R2 maka tidak terjadi
multikoloniearitas.
Tabel 4.19
Ringkasan Regresi Persamaan II
No Variabel Dependen r2 Pemba
hasan Kesimpulan
1 X1 = f(X2, X3, X4,X5) 0,173313 R2 > r2 Tidak ada Multikoliniearitas
2 X2 = f(X3, X4, X5, X1) 0,929220 R2 > r2 Tidak ada Multikoliniearitas
3 X3 = f(X4, X5, X1, X2) 0,534895 R2 > r2 Tidak ada Multikoliniearitas
4 X4 = f(X5, X1, X2, X3) 0,081630 R2 > r2 Tidak ada Multikoliniearitas
5 X5 = f(X1, X2, X3, X4) 0,335381 R2 > r2 Tidak ada Multikoliniearitas
Regresi Utama (R2) 0,931371
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Berdasarkan tabel di atas menunjukan nilai R2 regresi
Persamaan II lebih besar dari nilai R2 regresi lainnya. maka dapat
disimpulkan data tidak mengandung multikoliniearitas.
3) Uji Autokorelasi
Tabel 4.20
Uji Autokorelasi
R-squared 0.931371 Mean dependent var 0.109733
Adjusted R-squared 0.907663 S.D. dependent var 0.094468
S.E. of regression 0.028706 Akaike info criterion -4.040236
Sum squared resid 0.045322 Schwarz criterion -3.422239
Log likelihood 171.5089 Hannan-Quinn criter. -3.793477
F-Statistik 39.28480 Durbin-Watson stat 1.497872
Prob(F-Statistik) 0.000000
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
112
Berdasarkan tabel diatas diperoleh area autokorelsi sebagai
berikut:
Tolak H0
berarti ada
autokorelasi
positif
Tidak
dapat
diputuska
n
Tidak
menolak H0
berarti tidak
ada korelasi
Tidak
dapat
diputus
kan
Tolak H0
berarti ada
autokorelasi
negative
0 dL dU 4-dU 4-dL 4
1,457 1,801 2,198 2,198
Nilai d pada tabel menunjukan angka 1,497872 yang tidak
berada diantara nilai du dan 4-du yang menunjukan angka 1,801 dan
2,198. Maka, dapat disimpulkan data mengandung autokorelasi. Untuk
mengatasi masalah autokorelasi dibutuhkan penambahan variabel
berupa Return On Asset periode satu tahun sebelumnya. Hasil yang
diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.21
Uji Autokorelasi Setelah Penyembuhan
Dependent Variable: Z
Method: Panel Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 10:41
Sample (adjusted): 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistik Prob. C 0.107316 0.048496 2.212898 0.0312
X1 -0.966052 0.913038 -1.058064 0.2947
X2 -0.040273 0.077718 -0.518193 0.6064
D(X3) 0.017365 0.057544 0.301773 0.7640
D(X4) 0.003404 0.004937 0.689529 0.4934
D(X5) -0.097234 0.097729 -0.994931 0.3242
Z(-1) 0.315329 0.103486 3.047056 0.0036 Effects Specification
113
Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.941440 Mean dependent var 0.109733
Adjusted R-squared 0.919751 S.D. dependent var 0.094468
S.E. of regression 0.026761 Akaike info criterion -4.172227
Sum squared resid 0.038673 Schwarz criterion -3.523330
Log likelihood 177.4585 Hannan-Quinn criter. -3.913129
F-Statistik 43.40631 Durbin-Watson stat 2.225359
Prob(F-Statistik) 0.000000
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Nilai d pada tabel setelah penambahan variabel menunjukan angka
2,193618 yang berada diantara nilai du dan 4-du. Maka, dapat
disimpulkan data sudah tidak mengandung autokorelasi.
4) Uji Heteroskedastisitas
Pada persamaan II ini juga menggunakan metode uji Glejser.
Tidak terjadi heteroskedastisitas jika nilai prob. lebih dari 0.05
(Sarwono, 2016).
Tabel 4.22
Uji Heteroskedastisitas
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 10:44
Sample (adjusted): 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistik Prob. C 0.001367 0.001235 1.107415 0.2730
X1 0.118924 0.083188 1.429585 0.1586
X2 -0.002562 0.002476 -1.034678 0.3054
D(X3) 0.001131 0.002079 0.544234 0.5885
D(X4) 3.93E-05 5.76E-05 0.681685 0.4984
D(X5) 8.92E-05 0.001065 0.083789 0.9335
114
Z(-1) 0.002361 0.002218 1.064473 0.2919 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.900680 Mean dependent var 0.001236
Adjusted R-squared 0.863894 S.D. dependent var 0.003149
S.E. of regression 0.001162 Akaike info criterion -10.44641
Sum squared resid 7.29E-05 Schwarz criterion -9.797516
Log likelihood 412.7405 Hannan-Quinn criter. -10.18732
F-Statistik 24.48476 Durbin-Watson stat 3.121975
Prob(F-Statistik) 0.000000
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Dari tabel di atas menunjukan nilai probabilitas masing-masing
variabel lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan data terbebas
dari heterokedaktisitas.
4. Uji Hipotesis
a. Persamaan I
Model regresi persamaan I dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = β0 + β1.X1 + β2.X2 + β3.X3 + β4.X4 + β5.X5+ β6.Z
Ketrerangan :
Y : Nilai Perusahaan
X1 : Kepemilikan Manajerial
X2 : Kepemilikan Institusional
X3 : Komisaris Independen
X4 : Komite Audit
X5 : Corporate Social Responsibility
Z : Return On Asset
115
Tabel 4.23
Uji Statistik
Dependent Variable: Y
Method: Panel Least Squares
Date: 09/11/18 Time: 22:48
Sample (adjusted): 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected) Variable Coefficient Std. Error t-Statistik Prob. C 2.985484 0.915929 3.259516 0.0019
X1 9.684619 1.236162 7.834423 0.0000
X2 -1.632682 1.670750 -0.977215 0.3328
D(X3) -0.154723 1.359700 -0.113792 0.9098
D(X4) -0.213958 0.260332 -0.821866 0.4148
D(X5) 5.750589 2.794085 2.058130 0.0444
Z 6.715377 2.050135 3.275578 0.0018 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.971329 Mean dependent var 2.919200
Adjusted R-squared 0.960710 S.D. dependent var 4.486554
S.E. of regression 0.889316 Akaike info criterion 2.834767
Sum squared resid 42.70766 Schwarz criterion 3.483664
Log likelihood -85.30377 Hannan-Quinn criter. 3.093865
F-Statistik 91.47065 Durbin-Watson stat 1.871740
Prob(F-Statistik) 0.000000
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat ditulis
sebagai berikut :
Y = 2.985484 + 9.684619X1 – 1.632682X2 – 0.154723D(X3) –
0,213958(X4) + 5.750589D(X5) + 6.715377Z
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
116
1) Konstanta diperoleh 2,985484 yang berarti bahwa jika variabel
independen sama dengan nol (0), maka nilai perusahaan sebesar
2,985484
2) Koefisien regresi variabel kepemilikan manajerial diperoleh
sebesar 9,684619 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti
bahwa jika variabel kepemilikan manajerial meningkat sebesar 1
satuan maka nilai perusahaan akan meningkat 9,684619 dengan
asumsi variabel lain konstan.
3) Koefisien regresi variabel kepemilikan institusional diperoleh
sebesar 1,632682 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti
bahwa jika variabel kepemilikan institusional meningkat sebesar 1
satuan maka nilai perusahaan akan turun sebesar 1,632682 dengan
asumsi variabel lain konstan.
4) Koefisien regresi variabel komisaris independen diperoleh sebesar
0,154723 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika
variabel komisaris independen meningkat sebesar 1 satuan maka
nilai perusahaan akan turun sebesar 0,154723 dengan asumsi
variabel lain konstan.
5) Koefisien regresi variabel komite audit diperoleh sebesar 0,213958
dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel
komite audit meningkat sebesar 1 satuan maka Nilai perusahaan
akan turun sebesar 0,213958 dengan asumsi variabel lain konstan.
117
6) Koefisien regresi variabel CSR diperoleh sebesar 5,750589 dengan
arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel CSR
meningkat sebesar 1 satuan maka nilai perusahaan akan meningkat
sebesar 5,750589 dengan asumsi variabel lain konstan.
7) Koefisien regresi variabel ROA diperoleh sebesar 6,715377
dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika variabel
ROA meningkat sebesar 1 satuan maka nilai perusahaan akan naik
sebesar 6,715377 dengan asumsi variabel lain konstan.
Selanjutnya pengujian statistik dilakukan baik secara parsial maupun
secara simultan.
1) Uji Ttest (uji secara individu)
a) Variabel Komisaris Manajerial
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,000. Karena
nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (α), maka Kepemilikan
manajerial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan
b) Variabel Kepemilikan Institusional
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,3328.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka
kepemilikan institusional secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan.
118
c) Variabel Komisaris Independen
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,9098.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka Komisaris
Independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
nlai perusahaan.
d) Variabel Komite Audit
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,4148.Karena
nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka Komite Audit
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
e) Variabel Corpotare Social Responsibility (CSR)
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,0444.
Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (α), maka CSR
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
f) Variabel Return On Asset (ROA)
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,0018.
Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (α), maka ROA
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
2) Uji Ftest (uji secara simultan)
Dari hasil pengujian diperoleh prob F-test 0.000000. Karena nilai
prob F-test lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris
119
Independen, Komite Audit, CSR, dan ROA secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
3) Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menilai kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Dari hasil
pengujian dapat dilihat R-squared sebesar 0,971329. Ini berarti
97,13% Nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, Komite
Audit,CSR, dan ROA sedangkan 2,87% lainnya dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
b. Persamaan II
Model regresi persamaan II dapat dituliskan sebagai berikut:
Z = β0 + β1.X1 + β2.X2+ β3.X3 + β4.X4+ β5.X5
Z : Return On Asset
X1 : Kepemilikan Manajerial
X2 : Kepemilikan Institusional
X3 : Komisaris Independen
X4 : Komite Audit
X5 : Corporate Social Responsibility
120
Tabel 4.24
Uji Statistik Persamaan II
Dependent Variable: Z
Method: Panel Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 10:41
Sample (adjusted): 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75 Variable Coefficient Std. Error t-Statistik Prob. C 0.107316 0.048496 2.212898 0.0312
X1 -0.966052 0.913038 -1.058064 0.2947
X2 -0.040273 0.077718 -0.518193 0.6064
D(X3) 0.017365 0.057544 0.301773 0.7640
D(X4) 0.003404 0.004937 0.689529 0.4934
D(X5) -0.097234 0.097729 -0.994931 0.3242
Z(-1) 0.315329 0.103486 3.047056 0.0036 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.941440 Mean dependent var 0.109733
Adjusted R-squared 0.919751 S.D. dependent var 0.094468
S.E. of regression 0.026761 Akaike info criterion -4.172227
Sum squared resid 0.038673 Schwarz criterion -3.523330
Log likelihood 177.4585 Hannan-Quinn criter. -3.913129
F-Statistik 43.40631 Durbin-Watson stat 2.225359
Prob(F-Statistik) 0.000000
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat ditulis
sebagai berikut :
Z = 0,107316 – 0,966052X1 – 0.040273X2 + 0,017365X3 +
0,003404X4 – 0,097234X5 + 0,315329X6
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
121
1) Konstanta diperoleh sebesar 0,107316 yang berarti bahwa jika
variabel independen sama dengan nol (0), maka CSR sebesar
0,107316.
2) Koefisien regresi variabel kepemilikan manajerial (X1) diperoleh
sebesar 0,966052 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti
bahwa jika variabel kepemilikan manajerial meningkat sebesar 1
satuan maka ROA perusahaan akan turun sebesar 0,966052 dengan
asumsi variabel lain konstan.
3) Koefisien regresi variabel kepemilikan institusional (X2) diperoleh
sebesar 0,040273 dengan arah koefisien negatif. Hal ini berarti
bahwa jika variabel kepemilikan institusional meningkat sebesar 1
satuan maka ROA perusahaan akan turun sebesar 0,040273 dengan
asumsi variabel lain konstan.
4) Koefisien regresi variabel Komisaris Independen (X3) diperoleh
sebesar 0,017365 dengan arah koefisien postif. Hal ini berarti
bahwa jika variabel Komisaris Independen meningkat sebesar 1
satuan maka ROA perusahaan akan meningkat sebesar 0,017365
dengan asumsi variabel lain konstan.
5) Koefisien regresi variabel Komite Audit (X4) diperoleh sebesar
0,003404 dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa jika
variabel Komite Audit meningkat sebesar 1 satuan maka ROA
122
perusahaan akan meningkat sebesar 0,003404 dengan asumsi
variabel lain konstan.
6) Koefisien regresi variabel CSR diperoleh sebesar 0,097234dengan
arah koefisien negatif. Hal ini berarti bahwa jika variabel CSR
meningkat sebesar 1 satuan maka ROA perusahaan akan turun
sebesar 0,097234 dengan asumsi variabel lain konstan.
Selanjutnya pengujian statistik dilakukan baik secara parsial maupun
secara simultan.
1) Uji Ttest (uji secara individu)
a) Variabel Kepemilikan manajerial
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,2947.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka
kepemilikan manajerial secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA perusahaan.
b) Variabel Kepemilikan Institusional
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,6064.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka
kepemilikan institusional secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA perusahaan.
c) Variabel Komisaris Independen
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,7640.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka komisaris
123
independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
ROA perusahaan.
d) Variabel Komite Audit
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,4934.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka komite
audit secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
perusahaan.
e) Variabel Corporate Social Responsibility (CSR)
Dari hasil pengujian diperoleh nilai probabilitas 0,3242.
Karena nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka CSR
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA
perusahaan.
2) Uji Ftest (uji secara simultan)
Dari hasil pengujian diperoleh prob F-test 0.000000. Karena nilai
prob F-test lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris
Independen, Komite Audit, CSR dan ROA satu tahun sebelumnya
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap ROA
perusahaan.
3) Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menilai kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Dari hasil
124
pengujian dapat dilihat R-squared sebesar 0,941440. Ini berarti
94,14% ROA perusahaan dapat dijelaskan oleh variabel Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, Komite
Audit dan CSR sedangkan 6,86% lainnya dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
5. Analisis Jalur (Path Anaysis)
Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan program komputer
Eviews 9.0 adapun ringkasan dari hasil tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Dirrect Effect/ Pengaruh Langsung
Tabel. 4.25
Ringkasan hasil regresi yang mempengaruhi variabel ROA (Z)
Nama Variabel Koefisien Keterangan
Kepemilkan Manajerial (X1) -0,966052 Tidak bepengaruh
Kepemilikan Institusional (X2) -0,040273 Tidak bepengaruh
Komisaris Independen (X3) 0,017365 Tidak bepengaruh
Komite Audit (X4) 0,003404 Tidak bepengaruh
CSR (X5) -0,097234 Tidak bepengaruh
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Berdasarkan hasil estimasi di atas dapat dilihat bahwa ketiga
variabel bebas yaitu kepemilikan manajerial (X1), kepemilikan
institusional(X2), komisaris independen (X3), komite audit (X4) dan
CSR (X5) tidak signifikan terhadap variabel ROA (Z). Nilai koefisien
paling tertinggi yaitu pada variabel pertumbuhan perusahaan sebesar -
0,966052 yang dapat di artikan, bahwa pengaruh kepemilikan
125
manjerial terhadap ROA lebih besar dari pada variabel lainnya. Di sisi
lain variabel kepemilikan manajerial memiliki pengaruh negatif
terhadap ROA, yang dapat diartikan ketika ukuran perusahaan
meningkat profitabilitas menurun. Sedangkan yang memiliki pengaruh
paling rendah yaitu variabel komite audit yaitu sebesar 0,003404.
Besarnya pengaruh langsung (direct effect) variabel kepemilikan
manajerial (X1), kepemilikan institusional (X2), komisaris independen
(X3) komite audit (X4) CSR (X5) terhadap ROA (Z) adalah sebagai
berikut:
X1 Z = -0,966052
X2 Z = -0,040273
X3 Z = 0,017365
X4 Z = 0,003404
X5 Z = -0,097234
Tabel. 4.26
Ringkasan Hasil Regresi yang Memepengaruhi Nilai Perusahaan (Y)
Nama Variabel Koefisien Keterangan
Kepemilkan Manajerial (X1) 9,684619 Bepengaruh
Kepemilikan Institusional (X2) -1,632682 Tidak bepengaruh
Komisaris Independen (X3) -0,154723 Tidak bepengaruh
Komite Audit (X4) -0,213958 Tidak bepengaruh
CSR (X5) 5,750589 Bepengaruh
ROA (Z) 6,715377 Bepengaruh
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
126
Berdasarkan hasil di atas terdapat tiga variabel yang signifikan
terhadap variabel nilai perusahaan yaitu kepemilikan manajerial, CSR
dan ROA. Sedangkan kepemilikan institusional, komisaris
independen, dan komite audit tidak signifikan terhadap variabel nilai
perusahaan. Pengaruh yang paling tinggi yaitu pada variabel
kepemilikan manajerial sebesar 9,684619. Besarnya pengaruh
langsung (direct effect) variabel X1, X2, X3, X4, X5, Z terhadap Y
adalah sebagai berikut:
X1 Y = 9,684619
X2 Y = -1,632682
X3 Y = -0,154723
X4 Y = -0,213958
X5 Y = 5,750589
Z Y = 6,715377
b. Indirect Effect/ Pengaruh Tidak Langsung
Hubungan pertumbuhan perusahaan (X1), ukuran perusahaan (X2),
umur perusahaan (X3) melalui profitabilitas (Z) terhadap struktur modal
(Y).
127
Gambar 4.2
Ringakasan Hasil Regresi yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan
(Y)
Diintrepetasikan dengan model sebagai berikut:
X1 melalui Z terhadap Y = p2x1 x p3
= -0.966052 x 6,715377
=-6.487403382
X2 melalui Z terhadap Y = p2x2 x p3
p1x1= 9,684619 p2x1= -0,966052
p1x2 = -1,632682 p2x2= -0,040273
p1x3= -0,154723
p2x3= 0,17356
Kepemilikan
Mnajerial
Kepemilikan
Instusional
ROA
Komite
Audit
Nilai
Perusahaann
Komisaris
Independen
CSR
p3= 6,715377
p2x3= 0,003404 p2x3= 0,213958
p2x3= 5,750589 p2x3= -0,97234
128
= -0.040273 x 6,715377
= -0.270448
X3 melalui Z terhadap Y = p2x3 x p3
= 0.017365 x 6,715377
= 0.116612522
X4 melalui Z terhadap Y = p2x4 x p3
= 0.003404 x 6,715377
= 0.022859143
X5 melalui Z terhadap Y = p2x5 x p3
= -0.097234 x 6,715377
= -0.652962967
X1 Z Y = -6.487403
X2 Z Y = -0.270448378
X3 Z Y = 0.116612522
X4 Z Y = 0.022859143
X5 Z Y = -0.652962967
Hasil dari perhitungan pengaruh tidak langsung di atas variabel
kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang paling besar terhadap
variabel nilai perusahaan yaitu sebesar -6.487403382 dan juga memiliki
pengaruh yang negative terhadap nilai perusahaan. Sedangkan nilai
yangg paling kecil yaitu variabel komite audit sebesar 0.022859143
yang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
129
b. Total Effect/ Pengaruh Total
Total hubungan kepemilkan manajerial (X1), kepemilikan
institusional (X2), komisaris independen (X3), komite audit (X4), CSR
(X5) melalui ROA (Z) terhadap nilai perusahan (Y) adalah sebagai
berikut:
5) Kepemilikan manajerial
Pengaruh langsung + pengaruh tidak langsung
= (9.684619) + (-6.487403382)
= 3.197216
6) Kepemilikan Institusional
Pengaruh langsung + pengaruh tidak langsung
= (-1.632682) + (-0.270448378)
= -1.903130
7) Komisaris Independen
Pengaruh langsung + pengaruh tidak langsung
= (-0.154723) + (0.116612522)
= -0.038110
8) Komite Audit
Pengaruh langsung + pengaruh tidak langsung
= (-0.213958) + (0.022859143)
= -0.191099
9) CSR
130
Pengaruh langsung + pengaruh tidak langsung
= (5.750589) + (-0.652962967)
= 5.097626
Berdasarkan hasil estimasi di atas dapat dilihat nilai dari CSR
sebesar 5.097626 yang merupakan nilai maksimal dari pengaruh
total. Sedangkan nilai paling kecil yaitu variabel komisaris
independen sebesar -0.038110 yang berpengaruh secara negatif. Hasil
pengujian pengaruh langsung dan tidak langsung tersebut dapat
diringkas sebagai berikut:
Tabel 4.27
Ringkasan Pengujian
Variabel Pengaruh
Langsung
Pengaruh
Tidak
Langsung
Total
Pengaruh
Kepemilikan Manajerial 9.684619 -6.487403 3.197216
Kepemilikan Institusional -1.632682 -0.270448 -1.903130
Komisaris Independen -0.154723 0.1166125 -0.038110
Komite Audit -0.213958 0.0228591 -0.191099
CSR 5.750589 -0.652963 5.097626
Sumber : Data sekunder diolah, 2018
Berdasarkan hasil perhitungan pengaruh total kepemilikan
manajerial paling tinggi dibandingkan dengan kedua variabel bebas
lainnya. Pengaruh langsung maupun penaruh tidak langsung terlihat
perbedaan arah pada setiap variabel kecuali variabel kepemilikan
manajerial yang tetap kearah negatif.
131
Pada seluruh variabel independen terihat bahwa pengaruh tidak
langsung lebih kecil dari pengaruh langsung. Sehingga, dalam hal ini
kedua variabel lebih dipengaruhi oleh pengaruh langsung.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Keuangan
Nilai koefisien variabel kepemilikan manajerial diperoleh sebesar -
0.966052 dengan arah koefisien negatif dan nilai probabilitas 0,2947. Karena
nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang listing di
JII tahun 2012-2017. Sehingga H1 ditolak.
Disini terlihat dari hasil regresi yaitu tidak signifikannya kepemilikan
manajerial terhadap kinerja keuangan yang menunjukkan bahwa semakin
besar presentase kepemilikan manajerial suatu perusahaan tidak mampu
meningkatkan kinerja keuangan. Penolakan hipotesis ini kemungkinan terjadi
dikarenakan kepemilikan manajerial yang terlalu rendah. Rata-rata
kepemilikan manajerial dalam sempel penelitian ini sangat rendah yaitu
0,98% sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja manajer sebagai pihak
minoritas belum dapat berpartisipasi aktif dalam membuat suatu keputusan
diperusahaan, sehingga tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Christiawan
dan Tarigan (2007) dalam Wirananta dan Nugrahanti (2013, 23)
mengungkapkan bahwa rasa memiliki manajer atas perusahaan sebagai
pemegang saham tidak cukup mampu membuat perbedaan dalam pencapaian
132
kinerja dibandingkan dengan manajer murni sebagai tenaga professional yang
digaji perusahaan. penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wirananta dan Nugrahanti (2013, 23) dan Etika (2015: 11). Namun hasil
penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Rahman (2014: 9) dan Candradewi dan Sedana (2016: 3184) yang
menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap ROA.
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Keuangan
Nilai koefisien variabel kepemilikan institusional diperoleh sebesar -
0.966052 dengan arah koefisien negatif dan nilai probabilitas 0,6064. Karena
nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka kepemilikan institusional
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang
listing di JII tahun 2012-2017. Sehingga H2 ditolak.
Semakin besar proporsi kepemilikan institusional dalam perusahaan, maka
semakin besar peran institusional dalam memonitor manajer namun
pengawasan ini ternyata tidak mendorong manajer untuk meningkatkan
kinerjanya. Sehingga tidak meningkatkan kinerja keuangan. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sumarsono (2014: 5),
Cadtradewi dan Sedana (2016: 3186) Sianipar, Hapsari, dan Boediono (2018:
652). kepemilikan instiusional berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan
yang diukur menggunakan ROA. Penelitian ini membuktikan bahwa jumlah
kepemilikan saham oleh pihak institusi yang besar belum mampu
meminimalisir masalah agency theory. Menurut Hapsoro (2008) kepemilikan
133
institusional tidak berpengruh terhadap ROA disebabkan karena pemilik
mayorita institusi cenderug untuk bertindak sendiri dengan mengorbankan
kepentingan milik minoritas. Sumarsono (2014: 5) juga menyataan bahwa
tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat
menghalangi perilaku opportunistic (mencari keuntungan). Hasil penelitian
yang bertentangan dihasilkan pada penelitian yang dilakukan oleh Diandano
(2012: 66), dan Rahman (2014: 9) yang meunjukkan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan yang di
proksikan oleh ROA.
c. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Kinerja Keunangan
Nilai koefisien variabel komisaris Independen diperoleh sebesar -
0.017365 dengan arah koefisien positif dan nilai probabilitas 0,7640. Karena
nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka komisaris independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan yang di proksikan oleh
ROA perusahaan yang listing di JII tahun 2012-2017. Sehingga H3 ditolak.
Jumlah komisaris independen dalam perusahaan tidak dapat
mempengaruhi besar kecilnya ROA. Komisaris independen belum mampu
melakukan koordinasi serta pengambilan keputusan yang tepat dalam
menjalankan fungsi kontrol yang lebih baik untuk meningkatkan profitabilitas
perusahaan. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh
Putra dan Nuszula (2014: 110) dan Etika (2015: 11) yang menunjukkan
134
bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara proporsi dewan komisaris dengan
ROA. Menurut Cadtradewi dan Sedana (2016: 3186) komisaris independen
tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA disebabkan karena kecilnya
presentase keberadaan dewan komisaris independen. Dewan komisaris dengan
anggota komisaris independen yang lebih banyak akan cenderung
memberikan pengawasan yang lebih besar terhadap manajemen perusahaan
dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Namun penelitian ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Diandano (2012: 66) dan Islami (2017:
56) yang mengungkapkan bahwa komisaris indpenden berpengaruh positif
terhadap ROA.
d. Pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Keuangan
Nilai koefisien variabel komite audit diperoleh sebesar 0,003404 dengan
arah koefisien positif dan nilai probabilitas 0,4934. Karena nilai probabilitas
lebih besar dari 0,05 (α), maka komite audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan yang listing di JII tahun 2012-2017.
Tidak berpengaruh signifikan artinya bahwa kenaikan dan penurunan jumlah
anggota dalam komite audit bukan merupakan jaminan bahwa kinerja suatu
perusahaan akan membaik, sehingga investor menganggap keberadaan komite
audit bukanlah faktor yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
meningkatkan nilai perusahaan. Komite audit dipandang hanya sebagai
pemenuhan kewajiban pada peraturan yang ditetapkan pemerintah sehingga
135
dalam pelaksanaannya, komite audit belum melakukan kewajiban secara
maksimal. Sehingga H4 ditolak.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Diandano (2012: 66),
Aprininta (2015:50) dan Putra dan Nuszula (2014: 110). Menurut Putra dan
Nuszula (2014: 110) tidak adanya pengaruh yang signifikan antara komite
audit terhadapkinerja keuangan yang diproksikan oleh ROA dikarenakan
pembentukan komite audit dalam suatu perusahaan hanya atas dasar untuk
pemenuhan regulasi dan kurang optimalnya komite audit dalam menjalankan
fungsi pengawasan dan pengendalian pada manajeman perusahaan. Terbukti
dari tidak adanya pengaruh yang signifikan antara komite audit dengan ROA.
e. Pengaruh CSR terdadap Kinerja Keuangan
Nilai koefisien variabel kepemilikan manajerial diperoleh sebesar -
0.966052 dengan arah koefisien negatif dan nilai probabilitas 0,3242. Karena
nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka CSR tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan yang listing di JII tahun
2012-2017. Sehingga H5 ditolak.
Hal ini dapat diinterprestasikan bahwa semakin tinggi indeks
pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap peningkatan pengembalian aktifa untuk aktifitas operasi yang
diperoleh oleh perusahaan. Dalam pegungkapan CSR perusahaan yang
terdepat di JII, tidak semua perusahaan mengungkapkan seluruh kegiatan CSR
nya sehingga tidak mempengaruhi stakeholders ketika hendak mengambil
136
keputusan untuk berinvestasi. Tidak adanya apresiasi positif dari para investor
terhadap pengungkapan CSR maka CSR tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian yang sepakat dengan hasil
penelitian ini adalah Prianka (2013, 83), Parengkuan (2017: 569). Sedangkan
penelitian yang dilakukan Rosdwianti, Zulkirom dan Zahroh (2016: 19)
menunjukkan hasil yang bertentangan yaitu CSR berpengaruh terhadap ROA.
6. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan
Nilai koefisien variabel kepemilikan manajerial diperoleh sebesar
9,684619 dengan arah koefisien positif dan nilai probabilitas 0,0000. Karena
nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 (α), maka kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang listing di JII tahun
2012-2017. Sehingga H6 diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial merupakan salah satu
mekanisme corporate governance yang mampu meningkatkan nilai
perusahaan. Kepemilikan manajemen pada perusahaan di Indonesia
cenderung masih sangat rendah, hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata
kepemilikan manajerial hanya sebesar 0,98% dengan nilai minimum 0 yang
menunjukkan nilai rata-rata mendekati nilai minimum sehingga dapat
disimpulkan rata-rata kepemilikan manajerial di perusahaan masih sangat
rendah. Rendahnya saham yang dimiliki oleh pihak manajemen membuat para
manajer akan berusaha untuk meningkatkan nilai kekayaannya sebagai
pemegang saham perusahaan dengan meningkatkan kinerjanya, yang akhirnya
137
juga akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, kepemilikan
manajerial mampu menjadi mekanisme untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Suhartanti dan Asik
(2015: 9). Sugiarto (2016, 112) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan dengan arah koefisien positif. Hal tersebut
dikarenakan dengan memiliki sebagian saham perusahaan, para manajerial
merasa memiliki perusahaan dan mereka akan berusaha meningkatkan nilai
perusahaan dengan tujuan untuk menguntungkan perusahaan dan diri mereka
sendiri. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rahmi dan Harnovinsah (2013: 274) serta Mustofa (2014: 17) yang
menyatakan bahwa manajemen akan cenderung mengambil keputusan yang
sesuai dengan keuntungannya sebagai posisi manajemen bukan sebagai
pemegang saham. Sehingga kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai perusahaan.
7. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perushaaan
Nilai koefisien variabel kepemilikan institusional diperoleh sebesar
1,632682 dengan arah koefisien negatif dan nilai probabilitas 0,3328. Karena
nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka kepemilikan institusioanal
tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang listing di JII
tahun 2012-2017. Sehingga H7 ditolak.
Ini menunjukkan bahwa meskipun perusahaan memiliki kepemilikan
institusional yang tinggi, namun tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
138
Hal tersebut dikarenakan ketika calon investor akan menanamkan saham,
para calon investor tidak melihat seberapa besar kepemilikan
institusionalnya, melainkan melihat manajemen perusahaan. Semakin besar
tingkat kepemilikan saham oleh institusi, tidak menjamin mekanisme kontrol
terhadap kinerja manajemen semakin efektif. Hasil penelitian ini sejalan
dengan Jahliana (2013: 13), Purbopangestu dan Subowo (2016: 98), yang
mana penelitian meraka sama-sama menunjukkan hasil bahwa kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Lee et al.,
dalam Purbopangestu dan Subowo (2016: 99) investor institusional adalah
pemilik sementara (transfer owner) sehingga hanya terfokus pada laba
sekarang (current earnings). Perubahan pada laba sekarang dapat
mempengaruhi keputusan investor institusional. Jika perubahan dirasakan
tidak menguntungkan, maka investor dapat menarik sahamnya. Karena
investor institusional memiliki saham dengan jumlah besar, maka jika mereka
menarik sahamnya maka akan mempengaruhi nilai saham secara keseluruhan.
Hal ini akan mengakibatkan penurunan terhadap nilai perusahaan (Jahliana,
2013: 14)
Namun penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan
oleh Suhartanti dan Asyik (2015: 13), Hernati (2103: 1315), Rahmi dan
Harnovinsah (2013: 274), Marius dan Masri (2017: 15) menyatakan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemilikan institusional terhadap
nilai perusahaan.
139
8. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan
Nilai koefisien variabel komisaris independen diperoleh sebesar 0,154723
dengan arah koefisien negatif dan nilai probabilitas 0,9098. Karena nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05 (α), maka Komisaris Independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang listing di JII tahun
2012-2017. Sehingga H8 ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa dewan komisaris independen belum mampu
menjadi mekanisme yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini
dimungkinkan terjadi karena penambahan anggota dewan komisaris
independen pada perusahaan hanya sekedar untuk formalitas, sementara
pemegang saham (mayoritas) ikut terlibat langsung dalam pengambilan
keputusan yang dilakukan pihak manajemen yang bisa memicu timbulnya
konflik kepentingan antara pemilik saham dan manajemen sehingga kinerja
dewan komisaris tidak meningkat dan tidak berpengaruh dalam memberi nilai
tambah perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan Hartanti (2016:
1317) dan Rachmania (2017: 54).
Ridwan dan Gunardi (2013: 58) dalam penelitiannnya menghasilkan
bahwa proporsi komisaris independen yang tinggi terbukti tidak dapat
membatasi pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan. Ada beberapa
penjelasan atas hal tersebut. Pertama, pengangkatan komisaris independen
oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja
tapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan Good Corporate Governance
140
(GCG) di dalam perusahaan. Kedua, ketentuan minimum dewan komisaris
independen sebesar 30% mungkin belum cukup tinggi untuk menyebabkan
para komisaris independen tersebut dapat mendominasi kebijakan yang
diambil oleh dewan komisaris. Jika komisaris independen merupakan pihak
mayoritas (>50%) maka mungkin dapat lebih efektif dalam menjalankan
peran monitoring dalam perusahaan. Tetapi jika pengangkatannya belum
dilandasi kebutuhan (needs) perusahaan namun hanya sebatas pemenuhan
regulasi, maka proporsi dewan komisaris mungkin tidak perlu diperbanyak,
tetap sesuai peraturan yang ada (minimal 30%) dan dilihat keefektifan dewan
dalam jangka waktu yang lebih panjang (Siregar dan Utama, 2005 dalam
Ridwan dan Gunardi 2013: 58).
9. Pengaruh Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan
Nilai koefisien variabel Komite Audit diperoleh sebesar 0,213958 dengan
arah koefisien negatif dan nilai probabilitas 0,4148. Karena nilai probabilitas
lebih besar dari 0,05 (α), maka Komite Audit tidak berpengaruh signifikan
terhadap Nilai Perusahaan yang listing di JII tahun 2012-2017. Tidak
berpengaruh signifikan artinya bahwa kenaikan dan penurunan jumlah
anggota dalam komite audit bukan merupakan jaminan bahwa kinerja suatu
perusahaan akan membaik, sehingga investor menganggap keberadaan komite
audit bukanlah faktor yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
meningkatkan nilai perusahaan. Komite audit dipandang hanya sebagai
pemenuhan kewajiban pada peraturan yang ditetapkan pemerintah sehingga
141
dalam pelaksanaannya, komite audit belum melakukan kewajiban secara
maksimal. Sehingga H9 ditolak.
Hasil ini telah menunjukkan kekonsistenan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Prastuti (2015: 15), Hernati (2016: 1318) dan Marius dan
Masri (2017: 15) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah
komite audit memiliki pengaruh tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Hasil penelitian yang bertentangan diperoleh oleh penelitian
Purbopangestu dan Subowo (2014: 328), Alfianur (2014: 47) dan Patmawati
(2017: 54) yang menunjukkan hasil bahwa komite audit memiliki pengaruh
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
10. Pengaruh CSR terhadap Nilai Perusahaan
Nilai koefisien variabel CSR diperoleh sebesar 5,5750589 dengan arah
koefisien positif dan nilai probabilitas 0,0444. Karena nilai probabilitas lebih
kecil dari 0,05 (α), maka CSR berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Perusahaan. Sehingga H10 diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pengungkapan
tanggungjawab yang tinggi maka akan meningkatkan nilai perusahaan karena
semakin banyak bentuk tanggungjawab yang dilakukan perusahaan terhadap
lingkungan, maka citra perusahaan akan semakin meningkat. Hal ini dapat
menarik para investor, karena investor akan lebih tertarik pada perusahaan
dengan citra baik dan positif di mata masyarakat. Jahliana (2013: 11)
142
menyatakan bahwa semakin baik citra perusahaan maka loyalitas konsumen
akan semakin tinggi sehingga penjualan perusahaan akan semakin baik dan
profitabilitas perusahaan akan semakin baik. Hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Retno & Pratinah (2012)
membuktikan bahwa Corporate Social Responsibility disclosure berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan dan juga penelitian yang dilakukan oleh
Mustafa ( 2014; 15) menunjukkan hasil penelitian bahwa adanya pengaruh
positif dan signifikan dari besarnya skor pengungkapan CSR perusahaan
secara keseluruhan terhadap nilai perusahaan. Begitupun juga dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Marius dan Masri (2017: 14) yang
menyatakan bahwa tingkat pengungkapan informasi CSR dalam laporan
tahunan perusahaan berpengaruh meningkatkan nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugiarto
(2017: 15) dan Sausan (2015: 16) yang menyatakan bahwa CSR tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
11. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan
Nilai koefisien variabel ROA diperoleh sebesar 6,715377 dengan arah
koefisien positif dan nilai probabilitas 0,0018. Karena nilai probabilitas lebih
kecil dari 0,05 (α), maka ROA berpengaruh signifikan terhadap Nilai
Perusahaan. Sehingga H11 diterima.
Modigliani dan Miller (1958) dalam Al’akbar (2016) menyatakan bahwa
nilai perusahaan ditentukan oleh earning power aseet perusahaan. Pengaruh
143
positif earning power asset pada nilai perusahaan menjukkan bahwa semakin
tinggi earning power asset semakin efisien perputaran asset dan semakin
tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan sehingga berdampak pada
peningkatan nilai perusahaa. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pertiwi dan Pratama (2012, 16) dan Susilaningrum
(2013, 13) yang juga menemukan bahwa ROA berpengaruh positif dan
signifikan ter sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2017: 50) dan
Khoiruddin dan Sudarsono (2015: 13) menunjukkan bahwa ROA tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
144
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai
berkut:
a. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
b. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
c. Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
d. Komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
e. CSR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
f. Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan
g. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
h. Komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
i. Komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
j. CSR berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
k. Kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
l. Kinerja keuangan tidak mampu memediasi hubungan struktur kepemilikan,
komisaris independen, komite audit, dan CSR terhadap nilai perusahaan.
145
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan
bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih
baik lagi sebagai berikut:
1. Keterbatasan peneliti dalam menjustifikasi indikator CSR suatu perusahaan.
2. Data CSR yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar berasal dari
annual report perusahaan dan tidak semua kegiatan diungkapkan dalam annual
report.
3. Nilai perusahaan hanya diukur melalui rasio Tobin's Q.
C. Saran
Beberapa saran yang dapat dijadikn bahan pertimbangan untuk penelitian
selanjutnya diantaranya:
1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan laporan
sustainsibility reporting yang telah dikroscek oleh Global Reporting Initiative.
2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat memperbanyak jumlah
sampel dan memperpanjang periode penelitian.
3. Danjurkan untuk bisa melalukan penelitian dengan memperbanyak variabel
lainnya untuk mengembangkan model penelitian pengungkapan
tanggungjawab sosial perusahaan dan komponen mekanisme corporate
governance .
146
4. Pada penelitian ini perhitungan nilai perusahaan menggunakan proksi Tobin’s
Q. Namun demikian perhitungan nilai perusahaan dapat dilakukan dengan
menggunakan metode lainnya seperti PBV (price book value) karena
perhitungan nilai perusahaan tidak hanya menggunakan Tobin’s Q.
Mengingat hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional,
komisaris independen, dan komite audit tidak berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan dan kinerja belum signifikan memediasi pengaruh good
corporate governance terhadap nilai perusahaan.
5. Bagi pihak investor, disarankan untuk lebih berhati-hati dalam memilih
perusahaan perusahaan untuk berinvestasi dengan memperhatikan kualitas
penerapan good corporate governance karena bukti mampu meningkatkan
nilai perusahaan.
147
Daftar Pustaka
Al’akbar, Rygza. 2016. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility (CSR)
dan Good Corporate Governance (GCG) Sebagai Variabel Moderating Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Skripsi. Bandar Lampung:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Alfianur, 2016. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance (GCG) Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Perusahaan yang Listing di BEI. Jurnal Ekonomi
Moderenisasi, Vol. 2, No. 1.
Al-Qur’an al-Karim dan Terjemahan.
Anwar, Dwi Oktaviani dan Musodah. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility
dan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Gunadarma.
Aprianingsih, Astri. 2016. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance,
Struktur Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan
Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014.
Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.
Ardiyanto, Taufan dan Haryanto. 2017. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai
Variabel Intervening. Diponegoro Jurnal of Accounting, Vol. 6 No.4.
Aziz, Sarfia Abdul. 2016. Pengaruh Corporate Governance terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-
2014. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Islam Alaludin
Candradewi, Intan dan Ida Bagus Panji Sesana. 2016. Pengaruh Kepemilikan
Manajerial, Kepemilikan Institusional dan Dewan Komisaris Independen
Terhadap Return On Asset. E-Jurnal Manajemen Unsoed. Vol. 5 No. 5
Diandono, Hudan. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap
Kinerja Keuanganpada Perusahaan yang Masuk Kelompok Jakarta Islamic
Index (JII) Periode 2006-2011.Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Syari’ah dan
Hukum. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
148
Effendi, Muh. Arif, 2016. The Power of Good Coorporate Governance: Teori dan
Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
Endraswati, Hikmah, Djoko Suhardjanto dan Krismiaji. 2014. Board of Director and
Remuneration in Indonesia Banking. GSTF Journalon Business Riview. Vol. 3
No. 3 : 40-45
Endraswati, Hikmah. 2018. Gender Diversity in Board of Direction and Firm
Performance: a Studi in Indonesia Banks. Reviews of Integrative Business and
Economics Research. Vol. 7
Endraswati, Hikmah. 2017. Struktur Islamic Corporate Governance dan Kualitas
Pengungkapan Laporan Keuangan pada Bank Syariah di Indonesia. Salatiga:
LP2M-Press.
Etika, Anggaini Dewi. 2015. Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Proporsi Komisaris Independen, dan Komite Audit
Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2011-2013. Skripsi. Kediri: Fakultas Ekonomi
Universitas Nusantara PGRI.
Fawaid, Muhammad Izzul. 2017. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderating
(Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di CGPI Tahun 2011-2015).
Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.
Febhiant, Cindy dan Dyah Setyaningrum, 2013. Pengaruh Corporate Governance
dan Kepemilikan Keluarga Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2011. Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). Corporate Governance Tata
Kelola Perusahaan. http://www.fcgi.or.id. Diakses tanggal. 21 Juli 2018
Freeman, R.E. 1984. Strategic Management: A Stakeholders Approach. Boston:
Fitman,
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analissi Multivariete dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ginting, Sarah Latranita. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap
Harga Saham dengan Return On Equity (ROE) Sebagai Variabel Moderating
149
Pada Perusahaan Manufaktur (Tahun 2008-2010). Skripsi. Medan: Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsility. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Handriyani, Arik Novia dan Andayani, 2017. Pengaruh Corporate Social
Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai
Variabel Moderating. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 5.
Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT
Raja Grafindo.
Hernati, 2016. Pengaruh Good Coorporate Governance terhadap Nilai Perushaan
Sektor Perbankan Pada LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal FinAcc. Vol.
1, No. 8
Jahliana, Fertri. 2013. Pengaruh Corporate Social Responsibility Dan Mekanisme
Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Ukuran
Perusahaan Sebagai Variabel Moderating. Artikel Ilmiah Perbanas. Vol.5,
No.2
Jensen, M. C and W.H Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics,
Vol. 3, No. 4.
Julianti, Defy Kurnia. 2015. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2010-2013. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
Kasmir. 2010. Analisis Lporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Khoiruddin, Muhammad dan Alfiani Sudarsono. 2015. Penentu Nilai Perusahaan
Penerbit Efek Syariah. Artikel. Management Dynamics Conference.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia. Jakarta
Lenny, Herlina Lusmeida. 2011. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Acounting Analysis Journal.
150
Mardikanto, Totok. 2014. CSR (Corporate Social Responsibility) (Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan). Bandung: Alfabeta,
Maretha, Nadya dan Anna Purwaningsih. Pengaruh Penerapan Good Corporate
Governance Terhadap Kinerja Perusahaan, dengan Komposisi Aset dan
Ukuran Perusahaan sebagai Variabel Kontrol. Modus. Vol.25, No. 2
Marius, Maureen Erna dan Indah Masri, 2017. Pengaruh Good Corporate
Governance dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan.
Konferensi Ilmiah Akuntansi IV: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Pancasila.
Maryanto, Hot Kristian. 2017. Pengaruh Intellectual Capital Dan Good Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai
Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2014. Jurnal of Management Fekon, Vol. 4 No.1.
Mukhtaruddin, Relasari dan Messa Felmania. 2014. Good Coorporate Governance
Mechanism, Corporate Social Responsibility Disclosure on Firm Value:
Empirical Study on Listed Company in Indonesia Stock Exchange. Jurnal
Accounting and Business Research, Vol 1, No. 69. Palembang: Universitas
Sriwijaya.
Mustafa, Maya Maria. 2014. Analisis Pengungkapan Corporate Responsibility dan
Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal
Nickles, William G; Mchugh, James M dan Mc Hugh, Susan M. 2009. Pengantar
Bisnis Edisi ke 8, buku 1. Jakarta : Salemba 4.
Ningtyas, Kilat Liliani, Suhadak, dan Nila Firdausi Nuzla, 2015. Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan
yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Tahun 2010-2013. Jurnal
Administrasi Bisnis Vol. 17 No 1
Organization for Economic Corporation and Depelopment (OECD).
http://www.oecd.org
Patmawati. 2017. Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure Dan Good
Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan
Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmiah Ekonomi Global Masa Kini. Vol.
8, No. 1: 3-10
151
Permanasari, Wien Ika. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan
Institusional, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan.
Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Pertiwi, Tri Kartika Pertiwi dan Ferry Madi Ika Pratama, 2012. Pengaruh Kinerja
Keuangan, Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Food and
Beverage. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 14, No.
Pizanan, Ladhifi September, Patricia Diana dan Agus Suprayitno. 2017. The Effect
Of Ownership Structure On Stock Price With Financial Performance As
Intervening Variable. Jurnal. Universitas Pandanaran.
Prantama, Aldya Noor Suhardak, dan Topowijono. 2014. Pengaruh Penerapan Good
Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan. Jurnal Administrasi
Bisnis Vol. 1, No. 2
Prastuti, I Gusti Ayu Nyoman Budiarsih. 2015. Pengaruh Good Corporate
Governance Pada Nilai Perusahaan Dengan Moderasi Corporate Social
Responsibility. E-Jurnal Universitas Udayana. Vol.13, No. 1
Purbopengestu, Hary Wisnu dan Subowo. 2014. Pengaruh Good Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social
Responsibility Sebagai Variabel Intervening. Accounting Analysis Journal.
Vol. 3, No.3.
Putra, Agung Santoso dan Nila Firdausi Nuzla. 2017. Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015). Jurnal Adninistrasi
Bisnis Vol. 47 No.1
Rachman, Reza Aditya. 2014. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Dan Kepemilikan
Institusional Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Artikel Ilmiah. Surabaya: Sekolah
Tinggi Ekonomi PERANAS
Rachmania, Dewi. 2017. Pengaruh Corporate Governance, Corporate Social
Responsibility Dan Komisris Independen Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Industri Tekstil Dan Garmen Perode 2011-2013. Jurnal Competitive. Vol. 1,
No.1.
Rahmi, Sari Nur dan Harnovinsah. 2013. Pengaruh Intellectual Capital Disclosure
Dan Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di BEI). Jurnal Tekun. Vol. 4, No. 2.
152
Randy, Vincentius dan Juniarti. 2013. Pengaruh Penerapan Good Coorporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar di BEI 2007-2011.
Business Accounting Review. Vol. 1. No.2.
Retno, Ayu Indah dan Priantinah. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Perusahaan pada Sektor Keuangan. Bussiness Accounting
Review. Vol. 3, No.1.
Retno, Reny Dyah dan Danies Priantinah. 2012. Pengaruh Good Corporate
Governance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2007-2010. Jurnal Nominal. Vol.1, No.1.
Ridwan, Mochammad dan Ardi Gunardi. 2013. Peran Mekanisme Corporate
Governance sebagai Pemoderasi Praktik Earning Management terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Trikonomika. Vol. 12, No. 1.
Rimardhani, Helfina, Rustam Hidayat dan Dwiatmanto. 2016. Pengaruh Mekanisme
Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Perusahaan. Jurnal
Administrasi Bisnis Vol.31 No. 1.
Rygza, Al’akbar, 2016. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan
(GCG) sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Lampung: Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
Santoso, Agus. 2017. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Paper.
Jember. SNAPER-EBIS
Sariningsih, Eka. 2015. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Variabel Intervening. Jurnal Riset Akuntansi dan
Manjemen, Vol. 5, No. 2.
Sausan, Hany Afifah. 2015. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility dan Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan
dengan Profitabilitas Sebaai Variabel Moderasi. Akuntabel. Vol. 12, No 2.
Setyawan, Komang Meitradi dan I Gusti Ayu Made Asri Dwijaya Putri. Pengaruh
Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Lembaga
Pekreditan Desa Di Kecamatan Mengwi Kabupaten Bandung. 2013. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Vol. 5, No. 3.
Siregar, Mochmanad Iqbal Fanani. 2016. Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan sebagai
153
Variabel Intervening. Skripsi. Surabaya: Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Airlangga.
Subkhan, Masrum Muhammad Noor. 2016. Pengaruh Good Corporate Governance
terhadap Nilai Perusahaan dengan Provitabilitas sebagai Variabel Intervening
pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia Periode 2011-2015. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Sudana, I Made. 2009. Manajemen Keuangan Teori dan Praktik. Surabaya:
Airlangga University Press.
Sugiarto, Yolanda. 2016. Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility dan
Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan yang Terdaftar dan
Masuk Kategori Lq-45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014. Skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Hasanuddin Makassar.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Suhartanti, Tutut dan Asyik. 2015. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Moderating. Jurnal
Ilmu & Riset Akuntansi. Vol. 4, No. 8.
Suharto, Ippolita. 2015. Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility dan
Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan (Study Empiris pada
Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2013).
Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
Sumarsono. 2014 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan
Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2010-
2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Surya, Indra dan Ivan Yustiavandana, 2006. Penerapan Good Corporet Governance
Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha. Jakarta :
Kencana
Sutedi, Adrian. 2012. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika
Tjandra, Eric. 2015. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Leverage dan
Profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate di Indonesia. Jurnal
Gema Aktualita. Vol 4 No.2
154
Tjondro, David dan Wilopo, 2011. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG)
Terhadap Profitabilitas dan Kinerja Saham Perusahaan Perbankan yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Jurnal of Business and Banking Vol. 1 No.
1
Untung, Budi. 2014. CSR dalam dunia Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
Wardhani, Rulyati Susi. Pengaruh CSR Disclosure Terhadap Nilai Perusahaan
Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Journal Akuntansi and
Management, Vol, 12 No. 1.
Wibowo, Santoso, Yokhbed, dan Lambok DR Tampubolon. 2016. Pengaruh CSR
Disclosure Dan GCG Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan
Sebagai Variabel Intervening Di Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (2012-2014). Call of Paper. Unisbank
Wijaya, Anthony dan Nanik Linawati. 2015. Pengaruh Kinerja Terhadap Nilai
Perusahan. Jurnal Finesta Vol. 3 No.1.
LAMPIRAN
Data Penelitian
kepemilikan manajerial
kepemilikan institusional
Dewan Komisaris
komisaris independen
komisaris independen
Komite Uadit
CSR Nilai perusahaan
ROA
AALI 2012 0.00% 79.68% 7 3 0.43 3 22% 2.74 20.29%
2013 0.00% 79.68% 7 3 0.43 3 22% 2.96 12,62%
2014 0.00% 79.68% 6 2 0.33 3 22% 2.42 14.20%
2015 0.00% 79.68% 5 2 0.40 3 22% 1.32 3,23%
2016 0.00% 79.68% 5 2 0.40 3 22% 1.61 8.73%
2017 0.00% 79.68% 5 2 0.40 3 22% 1.27 8.48%
ADRO 2012 15.97% 43.91% 6 2 0.33 3 23% 1.34 6.20%
2013 15.15% 43.91% 5 2 0.40 3 23% 0.95 3.50%
2014 15.13% 43.91% 5 2 0.40 3 22% 0.91 2.90%
2015 13.19% 43.91% 5 2 0.40 3 22% 0.64 2.5%
2016 12.25% 43.91% 5 2 0.40 3 21% 0.64 5.2%
2017 12.20% 43.91% 5 3 0.60 3 21% 1.05 7.90%
AKRA 2012 0.52% 59.22% 3 1 0.33 3 43% 2.00 5.50%
2013 0.52% 59.18% 3 1 0.33 3 43% 1.79 4%
2014 0.73% 58.78% 3 1 0.33 3 47% 1.69 5.50%
2015 0.68% 59.17% 3 1 0.33 3 56% 2.38 6.80%
2016 0.69% 58,58% 3 1 0.33 3 53% 2.00 6.40%
2017 0.75% 58.47% 3 1 0.33 3 56% 1.98 7.10%
ASII 2012 0.04% 50.11% 11 4 0.36 4 25% 2.20 12%
2013 0.04% 50.11% 10 3 0.30 4 25% 1.79 10%
2014 0.04% 50.11% 11 4 0.36 4 25% 1.76 9%
2015 0.04% 50.11% 11 4 0.36 4 25% 1.47 6%
2016 0.04% 50.11% 11 4 0.36 4 25% 1.75 7%
2017 0.04% 50.11% 11 4 0.36 4 25% 1.60 8%
ICBP 2012 0.00% 80.53% 8 3 0.38 2 24% 3.05 13,8%
2013 0.00% 80.53% 7 3 0.43 3 24% 3.18 11.50%
2014 0.00% 80.53% 7 3 0.43 3 24% 3.47 11.10%
2015 0.00% 80.53% 6 3 0.50 3 23% 0.39 11.30%
2016 0.00% 80.53% 6 3 0.50 3 24% 3.82 13.10%
2017 0.00% 80.53% 6 3 0.50 3 23% 0.69 11.70%
INCO 2012 0.00% 72.04% 10 3 0.30 4 62% 1.30 0.17
2013 0.00% 72.04% 10 3 0.30 5 62% 0.49 2%
2014 0.00% 72.04% 10 3 0.30 5 62% 1.48 7%
2015 0.00% 79.51% 10 3 0.30 3 62% 0.71 2%
2016 0.00% 79.51% 10 3 0.30 3 62% 1.11 0
2017 0.00% 79.51% 10 3 0.30 4 62% 1.15 1%
INDF 2012 0.02% 50.07% 10 3 0.30 4 20% 1.29 6%
2013 0.02% 50.07% 10 3 0.30 4 21% 1.27 5%
2014 0.02% 50.07% 10 3 0.30 3 22% 1.22 6%
2015 0.02% 50.07% 10 3 0.30 3 21% 1.03 5%
2016 0.02% 50.07% 10 3 0.30 3 21% 1.31 6%
2017 0.02% 50.07% 10 3 0.30 3 21% 8.08 10%
KLBF 2012 0.00% 56.63% 6 2 0.33 3 18% 5.49 18.41
2013 0.00% 56.71% 6 2 0.33 3 22% 5.43 16.96
2014 0.00% 56.71% 6 2 0.33 3 16% 7.11 16.61
2015 0.00% 56.68% 7 3 0.43 3 16% 4.72 14.63
2016 0.00% 56.77% 7 3 0.43 3 16% 4.85 15.1
2017 0.00% 56.50% 7 3 0.43 3 24% 4.93 14%
LPKR 2012 0.00% 18.12% 7 5 0.71 3 13% 1.47 4%
2013 0.00% 18.12% 8 5 0.63 3 13% 1.22 4%
2014 0.00% 23.44% 10 6 0.60 3 13% 1.16 7%
2015 0.00% 23.44% 9 2 0.22 3 14% 1.12 1%
2016 0.00% 40.53% 9 2 0.22 3 15% 0.88 2%
2017 0.00% 76.78% 5 3 0.60 3 26% 0.66 1%
LSIP 2012 0.00% 59.48% 9 4 0.44 3 12% 2.25 15.6%
2013 0.00% 59.51% 8 3 0.38 3 12% 1.82 9.9%
2014 0.00% 59.52% 8 3 0.38 3 12% 1.66 11%
2015 0.00% 59.62% 6 2 0.33 3 12% 1.19 7.1%
2016 0.00% 59.62% 6 2 0.33 3 12% 1.45 6.5%
2017 0.00% 59.62% 6 2 0.33 3 12% 1.16 8.0%
PGAS 2012 0.00% 56.97% 5 2 0.40 5 29% 3.35 30,42%
2013 0.00% 56.97% 6 2 0.33 5 29% 2.44 25.95%
2014 0.00% 56.97% 6 2 0.33 5 35% 2.55 19.59%
2015 0.00% 56.97% 6 2 0.33 5 35% 1.28 14.49%
2016 0.00% 56.97% 5 2 0.40 5 35% 1.25 11.81%
2017 0.00% 56.97% 6 2 0.33 5 54% 1.00 13.20%
SMGR 2012 0.00% 51.01% 6 3 0.50 4 15% 0.32 18.20%
2013 0.00% 51.01% 6 3 0.50 6 15% 0.29 17.40%
2014 0.00% 51.01% 7 3 0.43 5 21% 0.27 16.20%
2015 0.00% 51.01% 7 3 0.43 4 27% 0.28 11.85%
2016 0.00% 51.01% 9 3 0.33 6 27% 0.31 10.22%
2017 0.00% 51.01% 7 2 0.29 4 35% 0.38 4.11%
TLKM 2012 0.00% 65.38% 5 2 0.40 7 26% 2.00 11.50%
2013 0.00% 63.47% 6 2 0.33 7 32% 2.09 11.10%
2014 0.00% 62.21% 7 3 0.43 6 30% 2.43 10.20%
2015 0.00% 60.86% 7 3 0.43 6 36% 2.32 9.30%
2016 0.00% 59.16% 7 3 0.43 7 42% 2.65 10.80%
2017 0.00% 58.23% 7 4 0.57 7 44% 2.69 11.20%
UNTR 2012 0.00% 59.50% 6 3 0.50 3 31% 1.82 11.90%
2013 0.06% 59.50% 7 3 0.43 3 24% 1.61 9%
2014 0.06% 59.50% 7 3 0.43 3 24% 1.59 9.10%
2015 0.00% 59.50% 6 2 0.33 3 32% 1.39 6.30%
2016 0.00% 59.50% 6 2 0.33 3 36% 1.57 8%
2017 0.00% 59.50% 6 2 0.33 3 37% 2.03 10.10%
UNVR 2012 0.00% 85.00% 5 4 0.80 3 42% 13.94 40.40%
2013 0.00% 85.00% 5 4 0.80 3 42% 2.23 44.50%
2014 0.00% 85.00% 5 4 0.80 3 42% 17.93 43.90%
2015 0.00% 85.00% 5 4 0.80 3 45% 18.02 39%
2016 0.00% 85.00% 5 4 0.80 5 48% 18.40 39.40%
2017 0.00% 85.00% 5 4 0.80 3 63% 23.9 39.30%
Mencari Nilai Perusahaan dan ROA
Total Aset total hutang LABA STLAH PAJAK jumlah saham HARGA SAHAM ROA nilai
AALI 2012 Rp 12,419,820,000,000 Rp 3,054,409,000,000 Rp 2,520,266,000,000 1,574,745,000 Rp 19,700 20.29% 2.74
2013 Rp 14,963,190,000,000 Rp 4,695,331,000,000 Rp 1,903,088,000,000 1,574,745,000 Rp 25,100 12,62% 2.96
2014 Rp 18,558,329,000,000 Rp 6,720,843,000,000 Rp 2,621,275,000,000 1,574,745,000 Rp 24,250 14.20% 2.42
2015 Rp 21,512,371,000,000 Rp 3,522,133,000,000 Rp 695,684,000,000 1,574,745,000 Rp 15,850 3,23% 1.32
2016 Rp 24,226,122,000,000 Rp 6,632,640,000,000 Rp 2,114,299,000,000 1,924,688,333 Rp 16,775 8.73% 1.61
2017 Rp 24,935,426,000,000 Rp 6,398,988,000,000 Rp 2,113,629,000,000 1,924,688,333 Rp 13,150 8.48% 1.27
ADRO 2012 Rp 64,714,115,520,000 Rp 35,751,943,340,000 Rp 3,706,578,690,000 31985962000 Rp 1,590 6.20% 1.34
2013 Rp 81,616,946,739,000 Rp 42,926,708,262,000 Rp 2,827,811,433,000 31985962000 Rp 1,090 3.50% 0.95
2014 Rp 79,785,781,120,000 Rp 39,254,420,000,000 Rp 2,283,237,600,000 31985962000 Rp 1,040 2.90% 0.91
2015 Rp 82,199,287,055,000 Rp 35,944,058,870,000 Rp 2,083,086,385,000 31985962000 Rp 515 2.5% 0.64
2016 Rp 87,633,045,052,000 Rp 36,765,934,500,000 Rp 4,577,457,096,000 11,452,853,810 Rp 1,695 5.2% 0.64
2017 Rp 91,554,879,092,000 Rp 36,579,778,720,000 Rp 7,207,580,968,000 31,985,962,000 Rp 1,860 7.90% 1.05
AKRA 2012 Rp 11,787,524,999,000 Rp 7,577,784,981,000 Rp 618,833,343,000 3851443500 Rp 4,150 5.50% 2.00
2013 Rp 14,633,141,381,000 Rp 9,269,980,455,000 Rp 615,626,683,000 3880727500 Rp 4,375 4% 1.79
2014 Rp 14,791,917,177,000 Rp 8,830,734,614,000 Rp 790,563,128,000 3913637674 Rp 4,120 5.50% 1.69
2015 Rp 15,203,129,563,000 Rp 7,916,954,220,000 Rp 1,058,741,020,000 3949030235 Rp 7,175 6.80% 2.38
2016 Rp 15,830,740,710,000 Rp 7,756,420,389,000 Rp 1,046,852,086,000 3991781170 Rp 6,000 6.40% 2.00
2017 Rp 16,823,208,531,000 Rp 7,793,559,184,000 Rp 1,001,314,446,000 4006329420 Rp 6,350 7.10% 1.98
ASII 2012 Rp 182,274,000,000,000 Rp 92,460,000,000,000 Rp 22,742,000,000,000 40,483,553,140 Rp 7,600 12% 2.20
2013 Rp 213,994,000,000,000 Rp 107,806,000,000,000 Rp 22,297,000,000,000 40,483,553,140 Rp 6,800 10% 1.79
2014 Rp 236,029,000,000,000 Rp 115,705,000,000,000 Rp 22,125,000,000,000 40,483,553,140 Rp 7,425 9% 1.76
2015 Rp 245,435,000,000,000 Rp 118,902,000,000,000 Rp 15,613,000,000,000 40,483,553,140 Rp 6,000 6% 1.47
2016 Rp 261,855,000,000,000 Rp 121,949,000,000,000 Rp 16,302,000,000,000 40,483,553,140 Rp 8,275 7% 1.75
2017 Rp 295,646,000,000,000 Rp 139,317,000,000,000 Rp 23,165,000,000,000 40,483,553,140 Rp 8,275 8% 1.60
ICBP 2012 Rp 17,753,480,000,000 Rp 5,766,682,000,000 Rp 2,282,371,000,000 5830954000 Rp 8,300 13,8% 3.05
2013 Rp 21,410,300,000,000 Rp 8,621,000,000,000 Rp 2,262,300,000,000 5830954000 Rp 10,200 11.50% 3.18
2014 Rp 25,029,500,000,000 Rp 10,445,200,000,000 Rp 2,574,200,000,000 5830954000 Rp 13,100 11.10% 3.47
2015 Rp 26,560,600,000,000 Rp 10,173,700,000,000 Rp 2,923,200,000,000 5830954000 Rp 13.48 11.30% 0.39
2016 Rp 28,901,900,000,000 Rp 10,401,100,000,000 Rp 3,631,300,000,000 11661908000 Rp 8,575 13.10% 3.82
2017 Rp 316,195,000,000,000 Rp 112,952,000,000,000 Rp 3,543,200,000,000 11661908000 Rp 8,900 11.70% 0.69
INCO 2012 Rp 22,560,883,600,000 Rp 5,914,616,820,000 Rp 652,666,980,000 9936336720 Rp 2,350 0.17 1.30
2013 Rp 67,953,065,550,000 Rp 6,909,371,217,000 Rp 471,129,228,000 9936336720 Rp 2,650 2% 0.49
2014 Rp 29,037,323,600,000 Rp 6,827,532,280,000 Rp 2,143,051,240,000 9,936,338,720 Rp 3,625 7% 1.48
2015 Rp 31,578,975,995,000 Rp 6,279,539,180,000 Rp 696,661,295,000 9,936,338,720 Rp 1,635 2% 0.71
2016 Rp 29,901,710,512,000 Rp 5,252,172,708,000 Rp 84,915,520,000 9,936,338,720 Rp 2,820 0 1.11
2017 Rp 29,351,734,724,000 Rp 4,906,719,712,000 Rp 204,522,792,000 9,936,338,720 Rp 2,890 1% 1.15
INDF 2012 Rp 59,324,207,000,000 Rp 25,181,533,000,000 Rp 4,871,745,000,000 8780426500 Rp 5,850 6% 1.29
2013 Rp 77,777,900,000,000 Rp 40,893,800,000,000 Rp 341,663,500,000 8780426500 Rp 6,600 5% 1.27
2014 Rp 86,077,251,000,000 Rp 45,803,053,000,000 Rp 5,146,323,000,000 8780426500 Rp 6,750 6% 1.22
2015 Rp 91,831,526,000,000 Rp 48,709,933,000,000 Rp 3,231,713,000,000 8780426500 Rp 5,175 5% 1.03
2016 Rp 82,174,515,000,000 Rp 38,233,092,000,000 Rp 4,852,481,000,000 8780426500 Rp 7,925 6% 1.31
2017 Rp 87,939,488,000,000 Rp 41,182,764,000,000 Rp 5,145,063,000,000 87804265000 Rp 7,625 10% 8.08
KLBF 2012 Rp 9,417,957,000,000 Rp 2,046,314,000,000 Rp 1,775,099,000,000 46875122110 Rp 1,060 18.41 5.49
2013 Rp 11,319,399,000,000 Rp 2,840,008,000,000 Rp 1,970,452,000,000 46875122110 Rp 1,250 16.96 5.43
2014 Rp 12,439,267,000,000 Rp 2,675,166,000,000 Rp 2,122,678,000,000 46875122110 Rp 1,830 16.61 7.11
2015 Rp 13,696,417,000,000 Rp 2,758,131,000,000 Rp 2,057,694,000,000 46875122110 Rp 1,320 14.63 4.72
2016 Rp 15,226,009,000,000 Rp 2,762,162,000,000 Rp 2,350,884,933,551 46875122110 Rp 1,515 15.1 4.85
2017 Rp 16,616,239,416,335 Rp 2,722,207,633,646 Rp 2,453,251,410,604 46875122110 Rp 1,690 14% 4.93
LPKR 2012 Rp 24,869,295,733,093 Rp 13,399,189,342,618 Rp 1,322,847,018,938 23,077,689,619 Rp 1,000 4% 1.47
2013 Rp 31,300,362,430,266 Rp 17,122,789,125,041 Rp 1,592,491,214,696 23,077,689,619 Rp 910 4% 1.22
2014 Rp 37,856,376,874,602 Rp 20,235,547,016,505 Rp 3,139,951,258,489 23,077,689,619 Rp 1,020 7% 1.16
2015 Rp 41,326,558,178,049 Rp 22,409,793,619,707 Rp 1,024,120,634,260 23,077,689,619 Rp 1,035 1% 1.12
2016 Rp 45,603,683,000,000 Rp 23,528,544,000,000 Rp 1,227,374,000,000 23,077,689,619 Rp 720 2% 0.88
2017 Rp 56,772,116,000,000 Rp 26,911,822,000,000 Rp 856,984,000,000 23,077,689,619 Rp 448 1% 0.66
LSIP 2012 Rp 7,551,796,000,000 Rp 1,272,083,000,000 Rp 1,115,539,000,000 6822863965 Rp 2,300 15.6% 2.25
2013 Rp 7,974,876,000,000 Rp 1,360,889,000,000 Rp 768,625,000,000 6822863965 Rp 1,930 9.9% 1.82
2014 Rp 8,655,146,000,000 Rp 1,436,312,000,000 Rp 916,695,000,000 6822863965 Rp 1,890 11% 1.66
2015 Rp 8,848,792,000,000 Rp 1,510,814,000,000 Rp 623,309,000,000 6822863965 Rp 1,320 7.1% 1.19
2016 Rp 9,459,088,000,000 Rp 1,813,104,000,000 Rp 592,769,000,000 6822863965 Rp 1,740 6.5% 1.45
2017 Rp 9,744,381,000,000 Rp 1,622,216,000,000 Rp 763,423,000,000 6822863965 Rp 1,420 8.0% 1.16
PGAS 2012 Rp 37,791,929,624,730 Rp 15,021,091,197,470 Rp 8,850,527,937,500 24,241,508,196 Rp 4,600 30,42% 3.35
2013 Rp 52,632,230,447,682 Rp 20,073,657,743,118 Rp 10,211,967,029,997 24,241,508,196 Rp 4,475 25.95% 2.44
2014 Rp 70,778,225,596,560 Rp 35,007,378,249,200 Rp 8,845,131,941,920 24,241,508,196 Rp 6,000 19.59% 2.55
2015 Rp 89,598,832,090,495 Rp 47,899,250,165,565 Rp 5,556,059,080,680 24,241,508,196 Rp 2,745 14.49% 1.28
2016 Rp 91,823,679,278,048 Rp 49,228,961,642,424 Rp 4,146,133,495,376 24,241,508,196 Rp 2,700 11.81% 1.25
2017 Rp 84,554,481,123,076 Rp 41,735,119,680,832 Rp 1,978,568,968,080 24,241,508,196 Rp 1,750 13.20% 1.00
SMGR 2012 Rp 26,579,084,000,000 Rp 8,414,229,000,000 Rp 4,926,639,847,000 5931520 Rp 15,850 18.20% 0.32
2013 Rp 30,792,884,000,000 Rp 8,988,908,000,000 Rp 5,354,299,000,000 5931520 Rp 14,150 17.40% 0.29
2014 Rp 34,331,674,737,000 Rp 9,326,744,733,000 Rp 5,567,659,839,000 5931520 Rp 16,200 16.20% 0.27
2015 Rp 38,153,118,932,000 Rp 10,712,320,531,000 Rp 4,662,164,336,000 5931520 Rp 11,400 11.85% 0.28
2016 Rp 44,226,895,982,000 Rp 13,652,504,525,000 Rp 4,368,343,864,000 5931520 Rp 9,175 10.22% 0.31
2017 Rp 48,963,502,966,000 Rp 18,524,450,664,000 Rp 2,043,025,914,000 5931520 Rp 9,900 4.11% 0.38
TLKM 2012 Rp 113,690,000,000,000 Rp 44,391,000,000,000 Rp 18,362,000,000,000 1.008E+11 Rp 1,810 11.50% 2.00
2013 Rp 128,555,000,000,000 Rp 51,834,000,000,000 Rp 20,290,000,000,000 1.008E+11 Rp 2,150 11.10% 2.09
2014 Rp 141,822,000,000,000 Rp 55,830,000,000,000 Rp 21,274,000,000,000 1.008E+11 Rp 2,865 10.20% 2.43
2015 Rp 166,173,000,000,000 Rp 72,745,000,000,000 Rp 23,317,000,000,000 1.008E+11 Rp 3,105 9.30% 2.32
2016 Rp 179,611,000,000,000 Rp 74,067,000,000,000 Rp 29,172,000,000,000 1.008E+11 Rp 3,980 10.80% 2.65
2017 Rp 198,484,000,000,000 Rp 86,354,000,000,000 Rp 32,701,000,000,000 1.008E+11 Rp 4,440 11.20% 2.69
UNTR 2012 Rp 50,300,633,000,000 Rp 18,000,076,000,000 Rp 5,753,342,000,000 3,730,135,136 Rp 19,700 11.90% 1.82
2013 Rp 57,362,244,000,000 Rp 21,713,346,000,000 Rp 4,798,778,000,000 3,730,135,136 Rp 19,000 9% 1.61
2014 Rp 60,292,031,000,000 Rp 21,715,297,000,000 Rp 4,839,970,000,000 3,730,135,136 Rp 19,900 9.10% 1.59
2015 Rp 61,715,399,000,000 Rp 22,465,074,000,000 Rp 2,792,439,000,000 3,730,135,136 Rp 16,950 6.30% 1.39
2016 Rp 63,991,229,000,000 Rp 21,369,286,000,000 Rp 5,104,477,000,000 3,730,135,136 Rp 21,250 8% 1.57
2017 Rp 82,262,093,000,000 Rp 34,724,168,000,000 Rp 7,673,322,000,000 3,730,135,136 Rp 35,400 10.10% 2.03
UNVR 2012 Rp 11,985,000,000,000 Rp 8,016,600,000,000 Rp 4,839,145,000,000 7,630,000,000 Rp 20,850 40.40% 13.94
2013 Rp 12,703,468,000,000 Rp 8,448,798,000,000 Rp 5,352,625,000,000 7,630,000,000 Rp 2,600 44.50% 2.23
2014 Rp 14,280,670,000,000 Rp 9,534,156,000,000 Rp 5,738,523,000,000 7,630,000,000 Rp 32,300 43.90% 17.93
2015 Rp 15,729,945,000,000 Rp 1,090,258,500,000 Rp 5,851,805,000,000 7,630,000,000 Rp 37,000 39% 18.02
2016 Rp 16,745,695,000,000 Rp 12,041,437,000,000 Rp 6,390,672,000,000 7,630,000,000 Rp 38,800 39.40% 18.40
2017 Rp 18,906,413,000,000 Rp 13,733,025,000,000 Rp 7,004,562,000,000 7,630,000,000 Rp 55,900 39.30% 23.29
91 Indikator CSR berdasarkan Global Reporting Index G4
KATEGORI EKONOMI
Kinerja Ekonomi EC1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan di distribusikan
EC2 Implikasi finansial dan risiko serta peluang lainnya kepada
kegiatan organisasi karena perubahan iklim
EC3 Cakupan kewajiban organisasi atas program
EC4 Bantuan financial yang diterima dari pemerintah
-Keberadaan Pasar EC5 Rasio upah standar pegawai pemula (entry level) menurut
gender dibandingkan dengan upah minimum regional di
lokasi-lokasi operasional yang signifikan
EC6 Perbandingan manajemen senior yang dipekerjakan dari
masyarakat lokal di lokasi operasi yang signifikan
-Dampak Ekonomi
Tidak Langsung
EC7 Pembangunan dan dampak dari investasi infrastruktur dan
jasa yang diberikan
EC8 Dampak ekonomi tidak langsung yang signifikan,
termasuk besarnya dampak
-Praktek Pengadaan EC9 Perbandingan dari pembelian pemasok lokal di operasional
yang signifikan
KATEGORI LINGKUNGAN
-Bahan EN1 Bahan yang digunakan berdasarkan berat atau Volume
EN2 Persentase bahan yang digunakan yang merupakan bahan
input daur ulang
-Energi EN3 Konsumsi energi dalam organisasi
EN4 Konsumsi energi diluar organisasi
EN5 Intensitas Energi
EN6 Pengurangan konsumsi energi
-Air EN7 Konsumsi energi diluar organisasi
EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber
EN9 Sumber air yang secara signifika dipengaruhi oleh
pengambilan air
EN10 Persentase dan total volume air yang didaur ulang dan
digunakan kembali
-Keanekaragaman
Hayati
EN11 Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki, disewa, dikelola
didalam, atau yang berdekatan dengan, kawasan lindung dan
kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi diluar
EN12 Uraian dampak signifikan kegiatan, produk, dan jasa
terhadap keanekaragaman hayati di kawasan lindung dan
kawasan dengan nilai keanekaragaman hayati tinggi
diluar kawasan lindung
EN13 Habitat yang dilindungi dan dipulihkan
EN14 Jumlah total spesies dalam iucn red list dan spesies dalam
daftar spesies yang dilindungi nasional dengan habitat di
tempat yang dipengaruhi operasional, berdasarkan tingkat
risiko kepunahan
-Emisi EN15 Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung
(cakupan 1)
EN16 Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak
langsung (Cakupan 2)
EN17 Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak langsung
lainnya (Cakupan 3)
EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK)
EN19 Pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK)
EN20 Emisi bahan perusak ozon (BPO)
EN21 NOX, SOX, dan emisi udara signifikan lainnya
-Efluen dan Limbah EN22 Total air yang dibuang berdasarkan kualitas dan tujuan
EN23 Bobot total limbah berdasarkan jenis dan metode
pembuangan
EN24 Jumlah dan volume total tambahan signifikan
EN25 Bobot limbah yang dianggap berbahaya menurut ketentuan
konvensi basel 2 lampiran I, II, III, dan VIII yang diangkut,
diimpor, diekspor, atau diolah, dan persentase limbah
yang diangkut untuk pengiriman internasional
EN26 Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai keanekaragaman
hayati dari badan air dan habitat terkait yang secara
signifikan terkait dampak dari pembuangan dan air limpasan
dari organisasi
-Produk dan Jasa EN27 Tingkat mitigasi dampak terhadap lingkungan produk dan
jasa
EN28 Persentase produk yang terjual dan kemasannya yang
direklamasi menurut kategori
-Kepatuhan EN29 Nilai moneter denda signifikan dan jumlah total sanksi non-
moneter atas ketidakpastian terhadap UU dan peraturan
lingkungan
-Transportasi EN30 Dampak lingkungan signifikan dari pengangkutan produk
dan barang lain serta bahan untuk operasional organisasi
dan pengangkutan tenaga kerja
-Lain-lain EN31 Total pengeluaran dan invenstasi perlindungan perlindungan
lingkungan berdasarkan jenis
-asesmen pemasok atas
lingkungan
EN32 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan kriteria
lingkungan
EN33 Dampak lingkungan negatif signifikan aktual dan potensial
dalam rantai pasokan dan tindakan yang diambil
-mekanisme pengaduan
masalah lingkungan
EN34 Jumlah pengduan tentang dampak lingkungan
yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui
mekanisme pengaduan resmi
KATEGORI SOSIAL
SUB-KATEGORI: PRAKTEK KETENAGAKERJAAN DAN KENYAMANAN
BEKERJA
-Kepegawaian LA1 Jumlah total dan tingkat perekrutan karyawan baru dan
turnover karyawan menurut kelompok umur, gender, dan
wilayah
LA2 Tunjangan yang diberikan bagi karyawan purnawaktu
yang tidak diberikan bagi karyawan sementara atau paru
waktu, berdasarkan lokasi operasi yang signifikan
LA3 Tingkat kembali bekerja dan tingkat retensi setelah cuti
melahirkan, menurut jender
-Hubungan industrial LA4 Jangka waktu minimum pemberitahuan mengenai
perubahan operasional, termasuk apakah hal tersebut
tercantum dalam perjanjian bersama
-kesehatan dan Keselamatan
Kerja VV
LA5 Persentase total tenaga kerja yang diwakili dalam komite
bersama formal manjemen- pekerja yang membantu
mengawasi dan memberikan saran program kesehatan
dan keselamatan kerja
LA6 Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat kerja, hari
hilang, dan kemangkiran, serta jumlah total kematian
akibat kerja, menurut daerah dan gender
LA7 Pekerja yang sering terkena atau beresiko tinggi terkena
penyakit yang terkait dengan pekerjaan mereka
LA8 Topik kesehatan dan keselamatan yang tercakup dalam
perjanjian formal dengan serikat pekerja
-Pelatihan dan Pendidikan LA9 Jam pelatihan rata-rata per tahun per karyawan menurut
gender dan menurut kategori karyawan
LA10 Program untuk manajemen keterampilan dan
pembelajaran seumur hidup yang mendukung
keberlanjutan kerja karyawan dan membantu mereka
mengelola purna bakti
LA11 Persentase karyawan yang menerima review kinerja dan
pengembangan karier secara reguler, menurut gender dan
kategori karyawan
-keberagaman dan
kesetaraan peluang
LA12 Komposisi badan tata kelola dan pembagian karyawan
per kategori karyawan menurut gender, kelompok usia,
keanggotaan kelompok minoritas, dan indikator
keberagaman lainnya
-Kesetaraan Remunerasi
Perempuan dan Laki-laki
LA13 Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi perempuan
terhadap laki-laki menurut kategori karyawan,
berdasrkan lokasi operasional yang signifikan
-Asesmen Pemasok Terkait
Praktik Ketenagakerjaan
LA14 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan
kriteria praktik ketenagakerjaan
LA15 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan
terhadap praktik ketenagakerjaan dalam rantai pemasok
dan tindakan yang diambil
LA16 Jumlah pengaduan tentang praktik ketenagakerjaan yang
di ajukan, di tangani, dan di selesaikan melalui
pengaduan resmi.
SUB-KATEGORI: HAK ASASI MANUSIA
-Investasi HR1 Jumlah total dan persentase perjanjian dan kontrak
investasi yang signifikan yang menyertakan klausul
terkait hak asasi manusia atau penapisan berdasarkan hak
asasi masnusia
HR2 Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang kebijakan atau
prosedur hak asasi manusia terkait dengan aspek hak
asasi manusia yang relevan dengan operasi, termasuk
persentase karyawan yang dilatih
-Non-diskriminasi HR3 Jumlah total insiden diskriminasi dan tindakan korektif
yang diambil
-kebebasan berserikat dan
Perjanjian Kerja Bersama
HR4 Operasi pemasok teridentifikasi yang mungkin
melanggar atau beresiko tinggi melanggar hak untuk
melaksanakan kebebasan berserikat dan perjanjian
kerjasama, dan tindakan yang diambil untuk
mendukung hak-hak tersebut
-pekerja anak HR5 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi beresiko tinggi
melakukan eksploitasi pekerja anak dan tindakan yang
diambil untuk berkontribusi dalam penghapusan pekerja
anak yang efektif
-pekerja paksa atau Wajib
Kerja
HR6 Operasi dan pemasok yang diidentifikasi berisiko tinggi
melakukan pekerja paksa atau wajib kerja dan tindakan
untuk berkontribusi dalam penghapusan segala bentuk
pekerja paksa atau wajib kerja
-praktik pengamanan HR7 Persentase petugas pengamanan yang dilatih dalam
kebijakan atau prosedur hak asasi manusia diorganisasi
yang relevan dengan operasi
-hak adat HR8 Jumlah total insiden pelanggaran yang melibatkan hak-
hak masyarakat adat dan tindakan yang diambil
-Asesmen HR9 Jumlah total dan persentase operasi yang telah
melakukan review atau asesmen dampak hak asasi
manusia
-asesmen pemasok atas hak
asasi manusia
HR10 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan
kriteria hak asasi manusia
HR11 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan
terhadap hak asasi manusia dalam rantai pemasok dan
tindakan yang diambil
-Mekanisme Pengaduan
Masalah Hak Asasi Manusia
HR12 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap hak asasi
manusia yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan
melalui mekanisme pengaduan formal
SUB-KATEGORI: MASYARAKAT
-Masyarakat Lokal SO1 Persentase operasi dengan pelibatan masyarakat
lokal, asesmen dampak, dan program pengembangan
yang diterapkan
SO2 Operasi dengan dampak negatif aktual dan potensial
yang signifikan terhadap masyarakat lokal
-Anti-Korupsi SO3 Jumlah total dan persentase operasi yang dinilai
terhadap risiko terkait dengan korupsi dan risiko
signifikan yang teridentifikasi
SO4 Komunikasi dan pelatihan mengenai kebijakan dan
prosedur anti-korupsi
SO5 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan yang
diambil
-Kebijakan Publik SO6 Nilai total kontribusi politik berdasarkan negara dan
penerima/penerima manfaat
-Anti Persaingan SO7 Jumlah total tindakan hukum terkait Anti Persaingan,
anti-trust, serta praktik monopoli dan hasilnya
-Kepatuhan SO8 Nilai moneter denda yang signifikan dan jumlah total
sanksi non-moneter atas ketidakpatuhan terhadap
undang-undang
-Asesmen Pemasok Atas
Dampak Terhadap
Masyarakat
S09 Persentase penapisan pemasok baru menggunakan
kriteria untuk dampak terhadap masyarakat
SO10 Dampak negatif aktual dan potensial yang signifikan
terhadap masyarakat dalam rantai pasokan dan tindakan
yang diambil
-Mekanisme Pengaduan
Dampak Terhadap Masyakat
SO11 Jumlah pengaduan tentang dampak terhadap masyarakat
yang diajukan, ditangani, dan diselesaikan melalui
mekanisme pengaduan resmi
SUB-KATEGORI: TANGGUNGJAWAB ATAS PRODUK
-kesehatan keselamatan
pelanggan
PR1 Persentase kategori produk dan jasa yang signifikan
dampaknya terhadap kesehatan dan keselamatan yang
dinilai untuk peningkatan
PR2 Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan
dan koda sukarela terkait dampak kesehatan dan
keselamatan dari produk dan jasa sepanjang daur hidup,
menurut jenis
-Pelabelan Produk dan Jasa PR3 Jenis informasi produk dan jasa yang diharuskan oleh
prosedur organisasi terkait dengan informasi dan
pelabelan produk dan jasa, serta persentase kategori
produk dan jasa yang signifikan harus mengikuti
persyaratan informasi sejenis
PR4 Jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan
dan koda sukarela terkait dengan informasi dan pelabelan
produk dan jasa, menurut jenis hasil
PR5 Hasil survei untuk mengukur kepuasan pelanggan
-Komunikasi Pemasaran PR6 Penjualan produk yang dilarang atau disengketakan
PR7 Jumlah total Insiden ketidakpatuhan terhadap peraturan
dan koda sukarela tentang komunikasi pemasaran,
termasuk iklan, promosi, dan sponsor, menurut jenis hasil
-Privasi Pelanggan PR8 Jumlah total keluhan yang terbukti terkait dengan
pelanggaran privasi pelanggan dan hilangnya data
pelanggan
-Kepatuhan PR9 Nilai moneter denda yang signifikan atas
ketidakpatuhan terhadap undang-undang dan
peraturan terkait
Statistik Deskriptif
Kepemilikan
Manajerial
Komisaris
Indepeden
Komite
Audit CSR ROA
Nilai
Perusahaan
Mean 0,009807 0,4125556 3,6666667 0,295889 0,116444 2,927778
Median 0,000000 0,3880000 3 0,240000 0,100000 1,605000
Maximum 0,159700 0,8000000 7 0,630000 0,450000 23,29000
Minimum 0,000000 0,2200000 2 0,120000 0,000000 0,270000
Observations 90 90 90 90 90 90
Uji Akar Unit Kepemilikan Manajerial (X1)
Panel unit root test: Summary
Series: X1
Date: 09/06/18 Time: 14:47
Sample: 2012 2017
Exogenous variables: None
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistik Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -1.80148 0.0358 2 10
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 7.00525 0.1356 2 10
PP - Fisher Chi-square 14.1180 0.0069 2 10 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Uji Akar Unit Variabel Kepemilikan Institusional (X2)
Panel unit root test: Summary
Series: X2
Date: 09/06/18 Time: 14:48
Sample: 2012 2017
Exogenous variables: None
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistik Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -1.88014 0.0300 5 25
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 18.8366 0.0424 5 25
PP - Fisher Chi-square 21.6247 0.0171 5 25 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Uji Akar Unit Variabel Komisaris Independen (X3)
Panel unit root test: Summary
Series: D(X3)
Date: 09/06/18 Time: 14:52
Sample: 2012 2017
Exogenous variables: None
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test Cross-
Method Statistik Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -8.40408 0.0000 10 40
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 64.0119 0.0000 10 40
PP - Fisher Chi-square 65.2936 0.0000 10 40 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Uji Akar Unit Variabel Komite Audit (X4)
Panel unit root test: Summary
Series: D(X4)
Date: 09/06/18 Time: 14:55
Sample: 2012 2017
Exogenous variables: None
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistik Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -5.73257 0.0000 4 16
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 30.7088 0.0002 4 16
PP - Fisher Chi-square 36.6935 0.0000 4 16
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Uji Akar Unit Variabel CSR (X5)
Panel unit root test: Summary
Series: D(X5)
Date: 09/06/18 Time: 14:57
Sample: 2012 2017
Exogenous variables: None
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistik Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -5.06838 0.0000 11 44
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 47.5290 0.0013 11 44
PP - Fisher Chi-square 49.7717 0.0006 11 44 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Uji Akar Unit Variabel ROA (Z)
Panel unit root test: Summary
Series: Z
Date: 09/06/18 Time: 15:05
Sample: 2012 2017
Exogenous variables: None
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistik Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -3.31961 0.0005 15 75
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 56.3026 0.0025 15 75
PP - Fisher Chi-square 62.4220 0.0005 15 75 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Uji Akar Unit Variabel Nilai Perusahaan (Y)
Panel unit root test: Summary
Series: Y
Date: 09/06/18 Time: 15:06
Sample: 2012 2017
Exogenous variables: None
Automatic selection of maximum lags
Automatic lag length selection based on SIC: 0
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
Balanced observations for each test
Cross-
Method Statistik Prob.** Sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -1.59171 0.0557 15 75
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
ADF - Fisher Chi-square 44.0265 0.0474 15 75
PP - Fisher Chi-square 60.5559 0.0008 15 75 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: FE
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistik d.f. Prob.
Cross-section F 22.968153 (14,54) 0.0000
Cross-section Chi-square 145.456396 14 0.0000
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 31.271046 6 0.0000
Uji Normalitas Persamaan 1
0
4
8
12
16
20
-5.0e-15 1.0e-20 5.0e-15 1.0e-14
Series: Standardized Residuals
Sample 2013 2017
Observations 75
Mean 2.88e-31
Median -2.29e-16
Maximum 1.05e-14
Minimum -7.87e-15
Std. Dev. 3.38e-15
Skewness 0.213613
Kurtosis 3.901123
Jarque-Bera 3.066512
Probability 0.215832
Hasil Uji Multikolinearitas Correlation Matrix Persamaan 1
X1 X2 D(X3) D(X4) D(X5) Z
X1 1.000000 -0.296845 0.175820 -0.000120 -0.131254 -0.191789
X2 -0.296845 1.000000 0.272645 0.027316 0.070983 0.425831
D(X3) 0.175820 0.272645 1.000000 -0.025863 0.045512 -0.021083
D(X4) -0.000120 0.027316 -0.025863 1.000000 -0.230409 0.052208
D(X5) -0.131254 0.070983 0.045512 -0.230409 1.000000 0.161885
Z -0.191789 0.425831 -0.021083 0.052208 0.161885 1.000000
Uji Autokorelasi Persamaan 1
R-squared 0.971329 Mean dependent var 2.919200
Adjusted R-squared 0.960710 S.D. dependent var 4.486554
S.E. of regression 0.889316 Akaike info criterion 2.834767
Sum squared resid 42.70766 Schwarz criterion 3.483664
Log likelihood -85.30377 Hannan-Quinn criter. 3.093865
F-Statistik 91.47065 Durbin-Watson stat 1.871740
Prob(F-Statistik) 0.000000
Uji Heteroskedastisitas Persamaan 1
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 09/13/18 Time: 11:05
Sample (adjusted): 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75
Variable Coefficient Std. Error t-Statistik Prob.
C 0.002559 0.001053 2.429628 0.0185
X1 -0.040069 0.052075 -0.769446 0.4450
X2 -0.000788 0.000854 -0.922432 0.3604
X3 -0.002123 0.001590 -1.335325 0.1874
X4 5.22E-05 9.95E-05 0.524412 0.6021
X5 -0.000736 0.000760 -0.969027 0.3369
Z -0.003317 0.002098 -1.581133 0.1197 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.583240 Mean dependent var 0.000439
Adjusted R-squared 0.428884 S.D. dependent var 0.000919
S.E. of regression 0.000694 Akaike info criterion -11.47571
Sum squared resid 2.60E-05 Schwarz criterion -10.82681
Log likelihood 451.3392 Hannan-Quinn criter. -11.21661
F-Statistik 3.778547 Durbin-Watson stat 2.907894
Prob(F-Statistik) 0.000051
Uji Normalitas Persamaan 2
Empirical Distribution Test for RESID
Hypothesis: Normal
Date: 09/14/18 Time: 09:51
Sample: 2013 2017
Included observations: 75 Method Value Adj. Value Probability Lilliefors (D) 0.087668 NA 0.0845
Cramer-von Mises (W2) 0.127753 0.128463 0.0461
Watson (U2) 0.117398 0.118050 0.0478
Anderson-Darling (A2) 0.984280 0.992756 0.0128
Uji Multikoliniearitas Pesamaan 2
Dependent Variable: X1
Method: Panel Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 09:55
Sample (adjusted): 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.061379 0.015985 3.839793 0.0003
X2 -0.082815 0.025749 -3.216280 0.0020
D(X3) 0.120657 0.048643 2.480450 0.0155
D(X4) -0.000557 0.005815 -0.095705 0.9240
D(X5) -0.102749 0.095458 -1.076381 0.2855
R-squared 0.173313 Mean dependent var 0.009562
Adjusted R-squared 0.126074 S.D. dependent var 0.034191
S.E. of regression 0.031963 Akaike info criterion -3.984142
Sum squared resid 0.071514 Schwarz criterion -3.829643
Log likelihood 154.4053 Hannan-Quinn criter. -3.922453
F-statistic 3.668847 Durbin-Watson stat 0.174258
Prob(F-statistic) 0.009039
Dependent Variable: X2
Method: Panel Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 09:56
Sample (adjusted): 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.590077 0.016046 36.77448 0.0000
D(X3) 0.508888 0.071557 7.111628 0.0000
D(X4) 0.003712 0.008474 0.438082 0.6630
D(X5) 0.368170 0.155907 2.361467 0.0217
X1 0.979933 1.563379 0.626804 0.5333 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.929220 Mean dependent var 0.605067
Adjusted R-squared 0.906469 S.D. dependent var 0.150462
S.E. of regression 0.046016 Akaike info criterion -3.105146
Sum squared resid 0.118576 Schwarz criterion -2.518049
Log likelihood 135.4430 Hannan-Quinn criter. -2.870724
F-statistic 40.84354 Durbin-Watson stat 1.364961
Prob(F-statistic) 0.000000
Dependent Variable: D(X3)
Method: Panel Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 09:58
Sample (adjusted): 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.542776 0.081270 -6.678708 0.0000
D(X4) -0.003915 0.011479 -0.341036 0.7344
D(X5) -0.229326 0.219177 -1.046304 0.2999
X1 -1.916624 2.108239 -0.909111 0.3672
X2 0.932523 0.131127 7.111628 0.0000 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.534895 Mean dependent var -0.000533
Adjusted R-squared 0.385397 S.D. dependent var 0.079456
S.E. of regression 0.062291 Akaike info criterion -2.499479
Sum squared resid 0.217287 Schwarz criterion -1.912382
Log likelihood 112.7305 Hannan-Quinn criter. -2.265058
F-statistic 3.577936 Durbin-Watson stat 2.540045
Prob(F-statistic) 0.000129
Dependent Variable: D(X4)
Method: Panel Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 09:58
Sample (adjusted): 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.464949 1.265284 -0.367466 0.7147
D(X5) -5.039681 2.484073 -2.028797 0.0472
X1 -1.190193 24.69785 -0.048190 0.9617
X2 0.920034 2.100142 0.438082 0.6630
D(X3) -0.529447 1.552467 -0.341036 0.7344 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.081630 Mean dependent var 0.000000
Adjusted R-squared -0.213561 S.D. dependent var 0.657596
S.E. of regression 0.724419 Akaike info criterion 2.407637
Sum squared resid 29.38785 Schwarz criterion 2.994734
Log likelihood -71.28639 Hannan-Quinn criter. 2.642058
F-statistic 0.276532 Durbin-Watson stat 2.693749
Prob(F-statistic) 0.998021
Dependent Variable: D(X5)
Method: Panel Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 09:59
Sample (adjusted): 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.131019 0.063401 -2.066529 0.0434
X1 -0.194517 1.282092 -0.151719 0.8800
X2 0.245980 0.104164 2.361467 0.0217
D(X3) -0.083612 0.079911 -1.046304 0.2999
D(X4) -0.013586 0.006696 -2.028797 0.0472 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.335381 Mean dependent var 0.016000
Adjusted R-squared 0.121754 S.D. dependent var 0.040135
S.E. of regression 0.037612 Akaike info criterion -3.508439
Sum squared resid 0.079223 Schwarz criterion -2.921342
Log likelihood 150.5664 Hannan-Quinn criter. -3.274017
F-statistic 1.569935 Durbin-Watson stat 1.988502
Prob(F-statistic) 0.100904
Uji Autokorelasi Persamaan 2
R-squared 0.931371 Mean dependent var 0.109733
Adjusted R-squared 0.907663 S.D. dependent var 0.094468
S.E. of regression 0.028706 Akaike info criterion -4.040236
Sum squared resid 0.045322 Schwarz criterion -3.422239
Log likelihood 171.5089 Hannan-Quinn criter. -3.793477
F-Statistik 39.28480 Durbin-Watson stat 1.497872
Prob(F-Statistik) 0.000000
Uji Autokorelasi Setelah Penyembuhan Persamaan 2
Dependent Variable: Z
Method: Panel Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 10:41
Sample (adjusted): 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75
Variable Coefficient Std. Error t-Statistik Prob.
C 0.107316 0.048496 2.212898 0.0312
X1 -0.966052 0.913038 -1.058064 0.2947
X2 -0.040273 0.077718 -0.518193 0.6064
D(X3) 0.017365 0.057544 0.301773 0.7640
D(X4) 0.003404 0.004937 0.689529 0.4934
D(X5) -0.097234 0.097729 -0.994931 0.3242
Z(-1) 0.315329 0.103486 3.047056 0.0036 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.941440 Mean dependent var 0.109733
Adjusted R-squared 0.919751 S.D. dependent var 0.094468
S.E. of regression 0.026761 Akaike info criterion -4.172227
Sum squared resid 0.038673 Schwarz criterion -3.523330
Log likelihood 177.4585 Hannan-Quinn criter. -3.913129
F-Statistik 43.40631 Durbin-Watson stat 2.225359
Prob(F-Statistik) 0.000000
U
ji
Heteros
kedastis
itas
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 10:44
Sample (adjusted): 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistik Prob.
C 0.001367 0.001235 1.107415 0.2730
X1 0.118924 0.083188 1.429585 0.1586
X2 -0.002562 0.002476 -1.034678 0.3054
D(X3) 0.001131 0.002079 0.544234 0.5885
D(X4) 3.93E-05 5.76E-05 0.681685 0.4984
D(X5) 8.92E-05 0.001065 0.083789 0.9335
Z(-1) 0.002361 0.002218 1.064473 0.2919 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.900680 Mean dependent var 0.001236
Adjusted R-squared 0.863894 S.D. dependent var 0.003149
S.E. of regression 0.001162 Akaike info criterion -10.44641
Sum squared resid 7.29E-05 Schwarz criterion -9.797516
Log likelihood 412.7405 Hannan-Quinn criter. -10.18732
F-Statistik 24.48476 Durbin-Watson stat 3.121975
Prob(F-Statistik) 0.000000
Uji Heteroskedastisitas Persamaan 2
Dependent Variable: RESABS
Method: Panel Least Squares
Date: 09/14/18 Time: 10:44
Sample (adjusted): 2013 2017
Periods included: 5
Cross-sections included: 15
Total panel (balanced) observations: 75
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistik Prob.
C 0.001367 0.001235 1.107415 0.2730
X1 0.118924 0.083188 1.429585 0.1586
X2 -0.002562 0.002476 -1.034678 0.3054
D(X3) 0.001131 0.002079 0.544234 0.5885
D(X4) 3.93E-05 5.76E-05 0.681685 0.4984
D(X5) 8.92E-05 0.001065 0.083789 0.9335
Z(-1) 0.002361 0.002218 1.064473 0.2919 Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.900680 Mean dependent var 0.001236
Adjusted R-squared 0.863894 S.D. dependent var 0.003149
S.E. of regression 0.001162 Akaike info criterion -10.44641
Sum squared resid 7.29E-05 Schwarz criterion -9.797516
Log likelihood 412.7405 Hannan-Quinn criter. -10.18732
F-Statistik 24.48476 Durbin-Watson stat 3.121975
Prob(F-Statistik) 0.000000
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Nama : Nur Widia Rahmawati
NIM : 213 14 004
Tempat, Tgl Lahir : Bekasi, 3 September 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Perum. Graha Prima Blok IE No. 170, Tambun Utara,
Bekasi
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri Mangun Jaya 06, lulus tahun 2008
2. SMP Negeri 7 Tambun Selatan, lulus tahun 2011
3. SMA Negeri 2 Tambun Utara, lulus tahun 2014
4. IAIN Salatiga Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan S1 Perbankan
Syariah angkatan 2014
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga, 19 September 2018
Penulis
Nur Widia Rahmawati
NIM. 213 14 004
DECLARATION
In the name of Allah the most gracious and merciful.
Hereby the writer fully declarates that graduating paper is made by the writer hersef,
and it is not contained the material writer or has been published by other people and
the other, people ideas expert the informstion from the references.
The writer is capable to account for graduating paper if in the future it can proved of
containing other’s ideas or fact the writer imitated to other;s graduating paper.
Like wise the declaration made by the writer and she hopes that this declaration can
be understood.
Salatiga, 19 September 2018
Nur Widia Rahmawati
NIM. 213 14 004
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Widia Rahmawati
NIM : 213 14 004
Jurusan : S1 Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Dengan ini saya menyatakan bahwa judul skripsi “ Pengaruh Struktur Kepemilikan,
Komisaris Independen, Komite Audit Dan Corporate Social Responsibility Terhadap
Nilai Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening Pada
Perusahaan Yang Terdapat Dalam Jakarta Islamic Index Tahun 2012-2017” benar
bebas plagiat, dan apabila pernayataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dengan surat pernayaan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Salatiga, 19 September 2018
Penulis,
Nur Widia Rahmawati
NIM. 213 14 004
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nur Widia Rahmawati
NIM : 213 14 004
Jurusan : S1 Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Judul Skripsi : PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KOMISARIS
INDEPENDEN, KOMITE AUDIT DAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAPAT DALAM JAKARTA
ISLAMIC INDEX TAHUN 2012-2017
Demilian surat pernyataan ini saya buat, apabila di kemudian hari terbukti karya
saya ini bukan karya saya sendiri maka ssaya sanggup menangung konsekuensinya.
Salatiga, 19 September 2018
Penulis,
Nur Widia Rahmawati
NIM. 213 14 004