Pengaruh Stres Kerja

14
PENGARUH STRES KERJA, BEBAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (STUDI PADA MEDICAL REPRESENTATIF DI KOTA KUDUS) Dhini Rama Dhania Universitas Muria Kudus Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia H Sampurno, 2005 (dalam Republika) mengatakan, dalam tiga tahun mendatang ada masalah domestik yang menyangkut nasib distribusi obat nasional, terutama yang berskala kecil. Akibatnya, lebih dari ribuan pedagang besar farmasi harus memperebutkan pasar lokal yang tersisa, sekitar 20 % saja. Sedangkan 80 % sudah dikuasai distributor asing. Dengan perkembangan dalam dunia perdagangan di mana persaingan produk semakin ketat disertai dengan target-target yang begitu tinggi dari perusahaan kepada para marketing. Dengan demikian para marketing ini sangat diperlukan agar setiap produk yang dihasilkan dapat dikenal dan tertanam dalam pikiran dan hati masyarakat baik melalui penjelasan door to door, dan face to face. Dalam perusahaan farmasi para karyawan marketing ini biasa disebut dengan medical representative. Terkait dengan produk yang ditawarkan, sasaran pasarnya juga sangat spesifik, yakni kalangan dokter. Tugas seorang medical representative tidak jauh berbeda dengan sales, tugasnya antara lain mempresentasikan di depan dokter mengenai keunggulan dan kelebihan obat yang mereka tawarkan, menjelaskan kegunaan dari jenis obat baru, ia harus dapat menjelaskan secara rinci segala informasi yang berkaitan dengan produk yang diwakilinya. D e n g a n d e m i k i a n p a r a m e d i c a l representative dituntut oleh pihak perusahaan untuk selalu dapat menutup target yang telah ditetapkan perusahaan. Adanya target yang telah dibebankan pada para medical representative tersebut, maka munculah sebuah permasalahan dalam pemasaran produk obat khususnya di kota Kudus. Hal ini dikarenakan minimnya unit pelayanan kesehatan yang ada di kota Kudus, dan banyaknya cabang perusahaan farmasi yang

description

Pengaruh Stres Kerja

Transcript of Pengaruh Stres Kerja

PENGARUH STRES KERJA, BEBAN KERJATERHADAP KEPUASAN KERJA(STUDI PADA MEDICAL REPRESENTATIF DI KOTA KUDUS)Dhini Rama DhaniaUniversitas Muria KudusKepala Badan Pengawasan Obat danMakanan Indonesia H Sampurno, 2005 (dalamRepublika) mengatakan, dalam tiga tahunmendatang ada masalah domestik yangmenyangkut nasib distribusi obat nasional,terutama yang berskala kecil. Akibatnya, lebihdari ribuan pedagang besar farmasi harusmemperebutkan pasar lokal yang tersisa,sekitar 20 % saja. Sedangkan 80 % sudahdikuasai distributor asing. Denganperkembangan dalam dunia perdagangan dimana persaingan produk semakin ketatdisertai dengan target-target yang begitu tinggidari perusahaan kepada para marketing.Dengan demikian para marketing ini sangatdiperlukan agar setiap produk yang dihasilkandapat dikenal dan tertanam dalam pikiran danhati masyarakat baik melalui penjelasan doorto door, dan face to face.Dalam perusahaan farmasi para karyawanmarketing ini biasa disebut dengan medicalrepresentative. Terkait dengan produk yangditawarkan, sasaran pasarnya juga sangatspesifik, yakni kalangan dokter. Tugas seorangmedical representative tidak jauh berbedadengan sales, tugasnya antara lainmempresentasikan di depan dokter mengenaikeunggulan dan kelebihan obat yang merekatawarkan, menjelaskan kegunaan dari jenisobat baru, ia harus dapat menjelaskan secararinci segala informasi yang berkaitan denganproduk yang diwakilinya.D e n g a n d e m i k i a n p a r a m e d i c a lrepresentative dituntut oleh pihak perusahaanuntuk selalu dapat menutup target yang telahditetapkan perusahaan. Adanya target yangtelah dibebankan pada para medicalrepresentative tersebut, maka munculahsebuah permasalahan dalam pemasaranproduk obat khususnya di kota Kudus. Hal inidikarenakan minimnya unit pelayanankesehatan yang ada di kota Kudus, danbanyaknya cabang perusahaan farmasi yangVolume I, No 1, Desember 201016Jurnal Psikologi Universitas Muria KudusPengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja(Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus)berdiri di kota Kudus, ini membuat para medicalrepresentative mengalami kesulitan dalammenutup target yang ditetapkan perusahaankarena kurangnya tempat untuk memasarkanproduknya, dengan begitu para medicalrepresentatif saling berlomba-lomba satu samalain untuk segera dapat menutup target.Adanya ketergantungan perusahaan akansumber daya manusia (karyawan) dapat dilihatdalam bentuk keaktifan karyawan dalammenetapkan rencana, sistem, proses dantujuan yang ingin dicapai dalam suatuperusahaan (Hasibuan, 1994). Oleh karena itusangat perlu adanya perhatian khusus dalamkesejahteraan karyawan dalam suatuorganisasi. Kesejahteraan karyawan menjadisangat penting pada masa sekarang ini, karenaapabila kesejahteraan rendah akan munculakibat-akibat seperti banyak demonstrasi danaksi mogok kerja..Kepuasan kerja yang dirasa oleh medicalrepresentatif tidak terlepas dari suatu keadaanyang mengikuti seorang individu, salahsatunya yaitu stress. Sullivan & Bhagat (1992)menyebutkan bahwa banyak penelitianmengenai pengaruh stres kerja terhadapkepuasan kerja dalam suatu organisasi. Hasilpenelitian Alberto (1995), Praptini (2000)menunjukkan bahwa faktor-faktor yangmempengaruhi kepuasan kerja salah satunyaadalah stres kerja.Lebih lanjut penyebab stress dapat dibagimenjadi dua, yaitu internal dan eksternal, dimana salah satu penyebab stress yang berasaldari eksternal yaitu beban kerja yang dirasakanindividu sebagaimana diungkapkan olehCooper (dalam Rice, 1999). Beban kerja itusendiri misalnya target yang telah ditetapkanperusahaan merupakan suatu beban kerjayang harus ditanggung oleh para medicalrepresentative. Beban kerja yang dirasa cukupberat dapat berpengaruh pada kondisi fisik danpsikis seseorang.Menurut Menpan (1997), pengertian bebankerja adalah sekumpulan atau sejumlahkegiatan yang harus diselesaikan oleh suatuunit organisasi atau pemegang jabatan dalamjangka waktu tertentu. Hart and Staveland(dalam Wikipedia, 2008) mendefinisikan bebankerja sebagai berikut :the perceived relationship between theamount of mental processing capability orresources and the amount required by thetask.Dari beberapa pengertian mengenai Bebankerja dapat ditarik kesimpulan beban kerjaa d a l a h s e j u m l a h k e g i a t a n y a n gm e m b u t u h k a n p r o s e s m e n t a l a t a ukemampuan yang harus diselesaikan dalamjangka waktu tertentu, baik dalam bentuk fisikmaupun psikis.Stres merupakan suatu kondisi internalyang terjadi dengan ditandai gangguan fisik,lingkungan, dan situasi sosial yang berpotensipada kondisi yang tidak baik. Pendapattersebut diungkapkan oleh Morgan & King,(1986: 321) yang lebih jelasnya sebagaiberikut:as an internal state which can be causedby physical demands on the body (diseaseconditions, exercise, extremes of temperature,and the like) or by environmental and socialsituations which are evaluated as potentiallyharmful, uncontrollable, or exceeding ourresources for copingAda beberapa definisi yang dikemukakanoleh para ahli tentang kepuasan kerjadiantaranya Wagner III & Hollenbeck (1995),mengutip ungkapan yang diberikan oleh Locke,yang menjelaskan kepuasan kerja adalahsuatu perasaan menyenangkan yang datangdari persepsi seseorang mengenaipekerjaannya atau yang lebih penting yaitu nilaiVolume I, No 1, Desember 201017Jurnal Psikologi Universitas Muria KudusPengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja(Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus)kerja, untuk lebih jelasnya sebagai berikut :a pleasurable feeling that results from theperception that one's job fulfills or allows for thefulfillment of one's important job values.Kerangka BerpikirDalam suatu kesempatan Smith (1981)mengemukakan bahwa konsep stres kerjadapat ditinjau dari beberapa sudut yaitu:pertama, stres kerja merupakan hasil darikeadaan tempat kerja. Kedua, stres kerjamerupakan hasil dari dua faktor organisasiyaitu keterlibatan dalam tugas dan dukunganorganisasi. Ketiga, stres karena work loadatau beban kerja. Keempat, akibat dari waktukerja yang berlebihan. Dan kelima, faktortanggung jawab kerja. Kahn dan Quin (dalamIvanceviech et al, 1982) menambahkan bahwastres kerja merupakan faktor-faktor lingkungankerja yang negatif, salah satunya yaitu bebankerja yang berlebihan dalam pekerjaan. Halsenada juga diungkapkan oleh Keenan danNewton (1984) yang menyebutkan bahwastress kerja merupakan perwujudan darikekaburan peran dan beban kerja yangberlebihan.Hasil penelitian Kuan (1994), Bat (1995),Aun (1998) dan Yahya (1998) membuktikanbahwa beban kerja yang berlebih berpengaruhpada stres kerja. Selanjutnya, penelitianWidjaja (2006) menemukan bahwa bebanpekerjaan yang terialu sulit untuk dikerjakandan teknologi yang tidak menunjang untukmelaksanakan pekerjaan dengan baik seringmenjadi sumber stres bagi karyawan.Quick dan Quick (1984) mengkategorikanjenis stres menjadi dua, yaitu: Eustress, yaituhasil dari respon terhadap stres yang bersifatsehat, positif, dan konstruktif (bersifatmembangun), dan yang ke dua Distress, yaituhasil dari respon terhadap stres yang bersifattidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifatmerusak). Lebih lanjut Eustress dapatmemunculkan suatu kondisi kepuasan dalampekerjaannya. Sebagaimana diungkapkanoleh Nilvia (2002) bahwa Kepuasan kerjakaryawan merupakan salah satu aspek pentingyang perlu diperhatikan dalam usahapeningkatan kemampuan sumber dayamanusia suatu organisasi, karena dengankepuasan kerja yang dirasakan maka seorangkaryawan mampu bekerja secara optimal.Sullivan & Bhagat (1992) menyebutkanbahwa banyak penelitian mengenai pengaruhstres kerja terhadap kepuasan kerja dalamsuatu organisasi. Hasil penelitian Lee (dalamGoogle.com, 2008) menunjukkan bahwafaktor-faktor yang mempengaruhi kepuasankerja salah satunya adalah stres kerja.Selanjutnya penelitian Alberto (1995),mengungkapkan bahwa stress kerjaberpengaruh terhadap kepuasan kerja stafaudit. Penelitian yang senada juga ditemukanoleh Praptini (2000) yang menunjukkan bahwastress berpengaruh terhadap kepuasan kerjayang dirasakan oleh tenaga edukatif tetapUniversitasAirlangga.Namun hasil penelitian Lut (2008)menunjukkan bahwa pengaruh stres kerjaterhadap kepuasan kerja karyawan pada PTSHARP Electronics Indonesia adalah streskerja tidak memiliki pengaruh yang signifikanterhadap kepuasan kerja karyawan. Karenadengan stres, seseorang semakin terpacuuntuk mengerahkan segala kemampuan dansumberdaya-sumberdaya yang dimilikinyaagar dapat memenuhi persyaratan dankebutuhan kerja.Berdasarkan kerangka berpikir diatasmaka dapat dibuat suatu model sebagaikerangka pemikiran teoritis untuk menjawabmasalah penelitian sebagai berikut:Volume I, No 1, Desember 201018Jurnal Psikologi Universitas Muria KudusPengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja(Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus)Beban Kerja Stres Kerja KepuasanKerjaH1 H2Dari hasil penelitian terdahulu dari modelpenelitian di atas, dapat dibuat hipotesispenelitian sebagai berikut :a) Beban kerja berpengaruh secara signifkanterhadap stres kerja.b) Stres kerja berpengaruh secara signifikanterhadap kepuasan kerja.Metode PenelitianPenelitian ini merupakan penelitianlapangan yang bersifat kuantitatif denganpengumpulan data melalui skala. Dalampenelitian ini yang menjadi variabel bebasadalah beban kerja, variabel interveningadalah stres kerja, dan variabel terikatnyaadalah kepuasan kerja medical representatif.Pengumpulan data dilakukan denganmenggunakan tiga skala pengukuran yaitu :a). Skala beban kerja.Dalam pengukuran beban kerja denganmenggunakan metode NASA TLX, (NASATask Load Index) faktornya antara lain:Kebutuhan Fisik (KF), Kebutuhan Mental (KM),Kebutuhan Waktu (KW), Performansi (PF),Usaha (U), dan Tingkat Stress (TS).b). Skala Stres KerjaUntuk mengukur stres kerja adalahindikator yang digunakan oleh Patricia (2006).dimana indikatornya antara lain : Fisiologis,K o g n i t i f , S u b y e k t i f , P e r i l a k u , d a nKeorganisasian.c). Skala Kepuasan KerjaIndikator kepuasan kerja disusun berdasarkanteori dua faktor Herzberg, yaitu :? Motivator Factor. Antara lain : Achievement(keberhasilan menyelesaikan tugas,Recognition (penghargaan), Work it self(pekerjaan itu sendiri), Responbility(tanggung jawab), Possibility of growth(kemungkinan untuk mengembangkan diri),Advancement (kesempatan untuk maju),? Hygiene factor, antaralain :workingcondition (kondisi kerja), interpersonalrelation (hubungan antar pribadi), companypolicy and administration (kebijaksanaanperusahaan), supervision technical (tekhnikpengawasan), Job security (perasaanaman dalam bekerja.Populasi penelitian ini adalah MedicalRepresentatif di kota Kudus. Cara pengambilansample pada penelitian ini dilakukan secaraPurposive Sampling. Pengambilan sampledilakukan langsung oleh peneliti di rumah sakit,apotik, dan tempat prakter dokter.Dalam penelitian yang telah dikumpulkankemudian dianalisis menggunakan tekhnikanalisis statistik multiple linier regressionmenggunakan program analisis statistik SPSSversi 11,5 for windows. tekhnik analisis regresilinier untuk mengukur kekuatan hubunganantar 2 variabel atau lebih, juga menunjukkanarah hubungan antara variabel dependendengan variabel independen. Analisis regresilinier dilakukan untuk mengetahui pengaruhsatu variabel independen terhadap satuvariabel dependen.Sebelum melakukan uji hipotesis, dataperlu diuji agar memenuhi kriteria Best LinearUnbiased Estimator (BLUE) sehingga dapatmenghasilkan parameter penduga yang sahih(Supramono & Haryanto, 2005) yaitu denganmenguji multikoleniaritas, heterokedastisitas,dan normalitas.Volume I, No 1, Desember 201019Jurnal Psikologi Universitas Muria KudusPengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja(Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus)Hasil PenelitianPengumpulan data dilakukan denganmenyebar 60 kuesioner. Kuesioner yang telahdiisi dan dikembalikan sebanyak 50 kuesioner,sedangkan yang digunakan dalam melakukananalisis data hanya 42 kuesioner karena 8kuesioner lainnya rusak (tidak diisi secaralengkap). Berikut karakteristik responden yangditemui dilapangan :Jenis Kelamin Frekuensi ProsentasePria 24 57 %Wanita 18 43 %Jumlah 42 100 %Tabel 1Responden berdasarkan Jenis KelaminUsia Frekuensi Prosentase< 30 tahun 16 38 %30 - 45 tahun 26 62 %Jumlah 42 100 %Tabel 2Responden berdasarkan UsiaUsia Frekuensi Prosentase1 5 tahun 12 29 %5 10 tahun 24 57 %> 10 tahun 6 14 %Jumlah 42 100 %Tabel 3Responden berdasarkan Lama Bekerjasebagai Medical RepresentatifSesuai dengan prosedur penelitian,langkah selanjutnya adalah menguji validitas &reabilitas masing-masing skala. berikut hasil ujivaliditas dan reabilitas masing-masing skala.Skala Koef.ReliabilitasValiditas ItemgugurSkala Beban Kerja 0, 7516 0,3521 0,6231 3Skala Stres Kerja 0, 9034 0,3342 0,7561 19Skala Kepuasan Kerja 0, 9659 0,2954 0,9013 2Tabel 4Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas MasingMasing SkalaUntuk melihat bahwa suatu dataterdistribusi secara normal atau tidak. Modelregresi yang baik adalah datanyaterdistribusi secara normal atau mendekatinormal (Bida, 2006). Dalam penelitian ini,digunakan diagram normal P plot untukmengetahui distribusi data. Dari dua (2)grafik normal Pplot cenderung menyebardisekitar garis diagonal dan mengikuti arahgaris diagonal atau garis histogram. Hal iniberarti data yang digunakan dalam penelitianini mengalami gejala normalitas.Uji multikolinearitas dilakukan untukmengetahui ada tidaknya korelasi yangsempurna. Indicator tidak terjadinyamultikolinearitas adalah variance inflationfactor /VIP disekitar angka 1, angkatolerance mendekati 1, dan koeefisienkorelasi antar variable independent harusl e m a h ( d i b a w a h 0 , 5 ) . H a s i l u j imultikolinearitas menunjukkan bahwa nlaiVIF dari kedua variabel sekitar angka 1, nilaitolerance mendekati 1, dan koefisien korelasidibawah 0.5, maka dapat disimpulkan bahwatdak terdapat masalah multikolnearitas padamodel regresi ini.Seperti yang telah dikemukakansebelumnya, gejala heteroskedastisitasterjadi sebagia akibat dari variasi residualyang tidak sama untuk semua pengamatan,untuk mendeteksinya digunakan grafikScatterplot. Dari hasil grafik dilihat titik-titikmenyebar secara acak diatas dibawahangka nol pada sumbu Y. Hal iniVolume I, No 1, Desember 201020Jurnal Psikologi Universitas Muria KudusPengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja(Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus)menunjukkan bahwa tidak ada masalahheteroskidastisitas yang mengindikasikanvarians konstan yang menghasilkan modelestimator yang tidak bias. Maka dapatdikatakan model regresi memenuhi syaratuntuk memprediksi stres.Dari hasil pengujian hipotesis denganmenggunakan tekhnik analisis regresidiperoleh hasil uji hipotesis menunjukkan nilaiAdjusted R2 sebesar -,025 ini menunjukkanbahwa pengaruh beban kerja terhadap streskerja sebesar 2,5 %. Dengan pengaruh yangsangat kecil tersebut, dapat diartikan bahwatidak ada bentuk pengaruh beban kerjaterhadap stres kerja, yang berarti semakintinggi beban kerja, stres kerja yang dirasakandapat tinggi ataupun rendah. Begitupun jugasebaliknya semakin kecil beban kerja yangditanggung, stres kerja yang dirasakan dapattinggi ataupun rendah.. Selain itu diketahuihasil nilai F hitung sebesar 0.000 dengantingkat signifikansi 0.993, dan nilai t hitung -0.009 dengan sigifkansi 0.993. Hal inimenunjukan bahwa beban kerja tidakberpengaruh secara signifikan terhadap stresskerja. Hasil penelitian berarti menolak hipotesis1 penelitian, yaitu beban kerja berpengaruhsecara signifikan terhadap strees kerja.Dari hasil pengujian hipotesis denganmenggunakan tekhnik analisis regresidiperoleh: Hasil uji hipotesis menunjukkan nilaiAdjusted R2 sebesar 0,033 ini menunjukkanstres kerja berpengaruh terhadap kepuasankerja sebesar 3,3 %, Dengan pengaruh yangjuga sangat kecil, dapat diartikan bahwa tidakada bentuk pengaruh stres kerja terhadapkepuasan kerja, yang berarti semakin tinggistres kerja, kepuasan kerja yang dirasakandapat tinggi ataupun rendah. Begitupun jugasebaliknya semakin kecil stres kerja, kepuasankerja yang dirasakan dapat tinggi ataupunrendah.Hasil tersebut lebih diperjelas dengan nilaiF hitung sebesar 2,391 dengan signifikansi0,130. Dan dari perhitungan uji t diperoleh nilaisebesar 1.546 dengan signifikansi sebesar0.130. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruhstres kerja terhadap kepuasan kerja tidaksignifikan. Hasil penelitian ini berarti menolakHipotesis 2 yaitu : stres kerja berpengaruhsecara signifikan terhadap kepuasan kerja.DiskusiHasil penelitian ini bertentangan denganhasil-hasil penelitian sebelumnya yangm e n y a t a k a n b a h w a b e b a n k e r j amempengaruhi stres yang dirasakan seorangkaryawan. Hasil penelitian tersebut antara lain :Kuan (1994), Bat (1995), Aun (1998) danYahya (1998) membuktikan bahwa beban kerjayang berlebih berpengaruh pada stres kerja.Selanjutnya, penelitian Widjaja (2006)menemukan bahwa beban pekerjaan yangterialu sulit untuk dikerjakan dan teknologi yangtidak menunjang untuk melaksanakanpekerjaan dengan baik sering menjadi sumberstres bagi karyawan.Namun pada kenyataanya beban tidakselalu menjadi sumber penyebab stress yangdirasakan medical represntatif, terdapat faktorfaktor lain yang dapat mempengaruhi streskerja medical representatif . dimana faktoryang mempengaruhi stres kerja itu sendirisangat banyak sekali dan juga tergantung daripersepsi individu dalam menghadapi suatumasalah. Terkadang ada individu yang saatmenghadapi beban kerja yang berat menjadim e r a s a t e r t a n t a n g u n t u k d a p a tmenyelesaikannya sehingga akan lebih rajindan giat dalam mencapai target yang telahdibebankan. Sehingga individu yang demikiantidak merasakan stres dalam pekerjaannyatetapi merasa lebih bersemangat untuk bekerjamemenuhi target.Volume I, No 1, Desember 201021Jurnal Psikologi Universitas Muria KudusPengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja(Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus)Hal itu sejalan dengan yang diungkapkanSelye (dlm Brief et al,1981) bahwa stres kerjaadalah konsep yang terus bertambah. Initerjadi akibat adanya permintaan yangbertambah, maka semakin bertambah pulamunculnya potensi kerja yang disebakan olehbanyak hal.Stres kerja itu bisa diakibatkan karenapengaruh gaji atau salary yang diterimakaryawan, seperti yang dikemukakan olehCooper & Payne (dlm Robins, 2001). apalagipada saat sekarang ini perekonomian menjadisangat sulit sehingga seseorang banyak yangmengalami stres karena kesulitan untukmencukupi kebutuhan hidup. Hasil uji hipotesismenunjukkan nilai Adjusted R2 sebesar -,025ini menunjukkan bahwa pengaruh beban kerjaterhadap stres kerja sebesar 2,5 %. Denganpengaruh yang sangat kecil tersebut, dapatdiartikan bahwa tidak ada bentuk pengaruhbeban kerja terhadap stres kerja, yang berartisemakin tinggi beban kerja, stres kerja yangdirasakan dapat tinggi ataupun rendah.Begitupun juga sebaliknya semakin kecilbeban kerja yang ditanggung, stres kerja yangdirasakan dapat tinggi ataupun rendahBegitu juga dengan hasil penelitian streskerja tidak berpengaruh secara signifikanterhadap kepuasan. Jadi stres kerja tidaksecara otomatis mempengaruhi kepuasankerja Medical representatif di kota Kudus.Artinya stres kerja bukan sebagai prediktorterhadap munculnya variabel kepuasan kerja.Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai AdjustedR2 sebesar 0,033 ini menunjukkan stres kerjaberpengaruh terhadap kepuasan kerja sebesar3,3 %, Dengan pengaruh yang juga sangatkecil, dapat diartikan bahwa tidak ada bentukpengaruh stres kerja terhadap kepuasan kerja,yang berarti semakin tinggi stres kerja,kepuasan kerja yang dirasakan dapat tinggiataupun rendah. Begitupun juga sebaliknyasemakin kecil stres kerja, kepuasan kerja yangdirasakan dapat tinggi ataupun rendah.Hasil dari penelitian ini mendukungpenelitian yang dilakukan oleh Lut (2008) yangmenunjukkan bahwa pengaruh stres kerjaterhadap kepuasan kerja karyawan pada PTSHARP Electronics Indonesia tidak memilikipengaruh yang signifikan terhadap kepuasankerja karyawan. Karena dengan stres,s e s e o r a n g s e m a k i n t e r p a c u u n t u kmengerahkan segala kemampuan dansumberdaya-sumberdaya yang dimilikinyaagar dapat memenuhi persyaratan dankebutuhan kerja.Sejalan dengan penelitian diatas, McGee,Goodson & Cashman (1984) mendapati bahwabeberapa faktor yang menyebabkan pegawaimengalami stres kerja tetapi masih merasapuas terhadap pekerjaannya. Hal inidiantaranya disebabkan oleh tugas yangmereka kerjakan penuh dengan tantangan danmenyenagkan hati mereka. Selain itu terjadikomomunikasi yang efektif di antara paraanggota dalam organisasi tersebut.Selain dari penelitian Lut, beberapapendapat juga menyatakan bahwa terdapatbanyak faktor yang mempengaruhi kepuasankerja karyawan yaitu insentif dan gaji yangditerima (Parwanto & Wahyudin, 2008).Pendapat yang lain juga diungkapkan olehSoewondo (1992) dimana faktor yangmempengaruhi kepuasan kerja itu antara lainhubungan personal, tempat kerja, dan kariryang tidak jelas.Simpulan dan SaranSimpulanBerdasarkan dari penelitian yang telahdilakukan didapatkan hasil bahwa stres kerjatidak secara signifikan mempengaruhiVolume I, No 1, Desember 201022Jurnal Psikologi Universitas Muria KudusPengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja(Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus)kepuasan kerja yang dirasakan medicalrepresentatif di kota Kudus. Terdapat banyakhal yang dapat mempengaruhi kepuasan kerjaseseorang. Berdasarkan hasil wawancaraawal didapat bahwa salah satu alasan merasanyaman dengan pekerjaan yang dijalani saatiini adalah meskipun berat tetapi merekasangat mengharapkan mendapatkan insentifguna menambah untuk kebutuhan keluarga.Hal ini juga didukung oleh Cooper & Payne(dlm Robins, 2001) yang mempengaruhikepuasan kerja seseorang salah satunyaadalah salary yang diterima. Untuk itudiharapkan para medical representatif tidakhanya fokus terhadap gaji dan insentif sebagaipendorong untuk dapat merasakan kepuasankerja. Banyak hal yang dapat menjadipendorong untuk dapat merasakan kepuasankerja, misalnya saja karena stres kerja yangtinggi membuat medical representatif menjaditerpacu untuk melakukan tugasnya sebaikmungkin sehingga mampu merasakan puasdengan pekerjaannya.SaranDiharapkan para Medical representatifmampu mengatasi stres yang berkaitandengan perasaan yang hanya dapat dirasakanoleh individu, yaitu perasaan gelisah danketakutan, agresif, lesu, merasa lelah, merasasangat kecewa, kehilangan kesabaran. Karenabila stres dibiarkan berkepanjangan akanberpengaruh pada kondisi fisiologis, dankognitif yang pada akhirnya akan merugikandiri individu.R e k o m e n d a s i p e n e r a p a n b a g iperusahaan, lebih menjamin kesejahteraandari medical representatif, lebih jeli dan pekamengenai hal-hal yang dapat menjadikepuasan bagi karyawannya. Rekomendasipenerapan bagi penelitian lanjutan, beberapaketerbatasan dari penelitian ini danrekomendasi bagi penelitian selanjutnyaadalah penelitian ini difokuskan hanya padasatu kota. Pada kenyataannya medicalreprentatif bukan hanya ada di kota Kudussaja. Oleh karena itu hasil penelitian ini masihsulit digeneralisasikan kedalam medicalrepresentatif di kota lain, dan penelitianselanjutnya bisa dilakukan dikota-kota yanglain.Penelitian mengenai kepuasan kerja tidakbersifat statis, ketidakpuasan yang saat initerjadi dimasa yang akan datang bisa sajamengalami perubahan oleh karena itu masihsangat terbuka untuk dilakukannya pelatihanyang sama sehingga dapat diketahui tingkatimprovement kepuasan. Berdasarkan hasilpenelitian terdapat variabel-variabel lain yangmempengaruhi variabel dependen yang belumterdeteksi, misalnya: variabel lain yangmempengaruhi stres dan kepuasan medicalrepresentatif yaitu iklim organisasi dan insentif.Penelitian selanjutnya dapat menggunakan kedua variabel ini untuk mengetahuipengaruhnya terhadap stres dan kepuasan.Daftar PustakaAlberto., (1995). A comparison oforganizational structure, job stress, andsatisfaction in audit and Management. AllBusinnesArifin Haji Zainal. (1977). Pengkhususan danKepuasan kerja. Dewan Masyarakat, Julai:40-41Cooper, C. L., Dewe, P. J., & O'Driscoll, M. P.(1991). Organizational Stress: A Reviewand Critique of Theory, Research, andApplications. California: Sage Publications,Inc.Ivancevich, J. M. dan Mattson, M.T., danVolume I, No 1, Desember 201023Jurnal Psikologi Universitas Muria KudusPengaruh Stres Kerja, Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja(Studi Pada Medical Representatif Di Kota Kudus)Preston,. (1982). Occupational Stress,Type A a behavior, and Psychological WellBeing. Accademy of Management Journal.25(2).373-391.Keenan, A., & Newton, T.J. (1984).Fractrationin Organizations: Relationship to role stressChinate, and Psychological Strain. Journalof Occupational Pychologi. 57, 57-65.Lee., (2008) The Effect of Job Characteristicsand Personal Factors on Work Stress, JobSatisfaction and Turnover Intention.www.google.comMatteson, M.T & Ivancevich, J.M. (1988).Controlling work stress. San Fransisc.Praptini., (2000). Pengaruh stress kerjaterhadap kepuasan kerja tenaga edukatiftetap Fakultas Ilmu Social UniversitasAirlangga. Surabaya. Airlangga UniversityLibrary.Republika., (2003). Medical RepresentativeSmith, M.J.(1981). Occupational Stress: anOverview of Psychologi factors. DalamSelvendy.G & Smith M.J. (ed), Pacing andOccupational Stress. London: Taylor &Francis. Ltd.Sullivan, Rabi, Bhagat., (1992). Organizationalstress, Job satisfaction, and JobPerformance. www.google.com.Supramono & Haryanto., (2005). DesainProposal Penelitian Studi Pemasaran.Yogyakarta.Andi OffsetWagner, III, J.A. & Hollenbeck, J.R.1995.Management of OrganizationalBehavior. New Jersey: Prentice-Hall Inc.Wijono, S., (2001). Pengaruh interaksi motivasikerja dan kepribadian terhadap prestasikerja supervisor disebuah pabrik tekstil diSalatiga. Jurnal Ekonomi dan Bisnis DianEkonomi. Vol.VII No.2. September hal 248-278.Wijono, S. (2007). Kepuasan dan Stres Kerja.Salatiga: Widya Sari PressW i k i p e d i a . ( 2 0 0 ) .http://en.wikipedia.org/wiki/Workload