PENGARUH STRATEGI PHYSICAL SURROUNDING BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

29
A. PENGARUH STRATEGI PHYSICAL SURROUNDING BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL (Studi Kasus Pada Champions Futsal Di Malang) B. Latar Belakang Perkembangangan perekenomian serta teknologi yang cukup pesat sekarang ini ternyata membawa dampak terhadap munculnya peluang-peluang di berbagai bidang usaha yang menyebabkan dinamika kehidupan perekonomian dan sosial menjadi dinamis. Pendapatan masyarakat semakin meningkat begitu juga dengan jenis kebutuhan hidup mereka yang tidak hanya membutuhkan barang-barang (produk) seperti makanan, minuman, pakaian, rumah, tetapi mereka juga membutuhkan barang yang tidak nyata (jasa) seperti pendidikan, hiburan dan olahraga. Salah satu produk jasa yang sedang marak saat ini adalah jasa penyediaan berbagai sarana olahraga. Hal ini sejalan dengan kehidupan dinamis di mana kebutuhan pelengkap menjadi lebih penting, misalnya kebutuhan olahraga sangat dibutuhkan untuk menghilangkan kejenuhan di sela-sela aktifitas bekerja dan juga sebagai suatu kebutuhan fisik tubuh kita agar kondisi badan dapat tetap sehat dan bugar. Dengan kata lain, olahraga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia karena olahraga merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat meningkatkan kondisi fisik manusia baik jasmani maupun rohani dan memberikan kesenangan. Selain dapat memberikan kesehatan olahraga juga dapat menjadi salah satu sarana rekreasi bagi manusia. Futsal adalah salah satu jenis olah raga yang disukai oleh masyarakat sekarang sebagai olah raga sekaligus rekreasi. Hal ini terlihat dari kehidupan sehari-hari dimana pada waktu libur atau waktu luang, orang sering mengisi waktu dengan bermain futsal. Perkembangan sarana permainan futsal akhir- akhir ini sangat pesat. Hal ini terjadi karena minat orang terhadap permainan ini sangat tinggi.

description

Manajemen

Transcript of PENGARUH STRATEGI PHYSICAL SURROUNDING BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

Page 1: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

A. PENGARUH STRATEGI PHYSICAL SURROUNDING BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL (Studi Kasus Pada Champions Futsal Di Malang)

B. Latar BelakangPerkembangangan perekenomian serta teknologi yang cukup pesat

sekarang ini ternyata membawa dampak terhadap munculnya peluang-peluang di berbagai bidang usaha yang menyebabkan dinamika kehidupan perekonomian dan sosial menjadi dinamis. Pendapatan masyarakat semakin meningkat begitu juga dengan jenis kebutuhan hidup mereka yang tidak hanya membutuhkan barang-barang (produk) seperti makanan, minuman, pakaian, rumah, tetapi mereka juga membutuhkan barang yang tidak nyata (jasa) seperti pendidikan, hiburan dan olahraga.

Salah satu produk jasa yang sedang marak saat ini adalah jasa penyediaan berbagai sarana olahraga. Hal ini sejalan dengan kehidupan dinamis di mana kebutuhan pelengkap menjadi lebih penting, misalnya kebutuhan olahraga sangat dibutuhkan untuk menghilangkan kejenuhan di sela-sela aktifitas bekerja dan juga sebagai suatu kebutuhan fisik tubuh kita agar kondisi badan dapat tetap sehat dan bugar. Dengan kata lain, olahraga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia karena olahraga merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat meningkatkan kondisi fisik manusia baik jasmani maupun rohani dan memberikan kesenangan. Selain dapat memberikan kesehatan olahraga juga dapat menjadi salah satu sarana rekreasi bagi manusia.

Futsal adalah salah satu jenis olah raga yang disukai oleh masyarakat sekarang sebagai olah raga sekaligus rekreasi. Hal ini terlihat dari kehidupan sehari-hari dimana pada waktu libur atau waktu luang, orang sering mengisi waktu dengan bermain futsal. Perkembangan sarana permainan futsal akhir-akhir ini sangat pesat. Hal ini terjadi karena minat orang terhadap permainan ini sangat tinggi.

Perkembangan futsal yang begitu pesat di masyarakat ternyata menyedot perhatian dari para pelaku bisnis. Mereka melihat futsal sebagai ladang usaha baru yang menjanjikan. Kini bisnis futsal tumbuh bak jamur di musim hujan. Bukan cuma di Jakarta, di Surabaya, Bandung, Medan, Palembang, Makassar, namun di kota-kota besar lainnya juga telah banyak bermunculan lapangan-lapangan futsal berstandar internasional. Hal tersebut menandakan semakin banyak perusahaan yang menggeluti di bisnis ini.

Kondisi tersebut mengakibatkan persaingan antar perusahaan yang bergerak pada bidang jasa yang sama akan semakin meningkat tajam. Untuk itu, perusahaan yang bergerak di bidang jasa ini, dituntut untuk mampu mengembangkan strategi pemasaran yang mampu menarik minat konsumen, karena konsumen adalah mahluk sosial yang bisa mempengaruhi dan juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial.

Dalam dunia pemasaran jasa dikenal dengan bauran pemasaran yang fokus pada kombinasi 7P yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence dan proces. Sehingga perusahaan sangat perlu sekali memperhatikan aspek yang dapat mempengaruhi konsumen dalam proses pengambilan keputusan akan suatu produk khususnya jasa. Oleh karena itu

Page 2: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

perusahaan harus mempertimbangkan pengaruh sumber daya manusia, pelayanan dan aspek lingkungan yang menunjang produk jasa demi meningkatkan kepuasan para pelanggan serta mempertahankan pelanggan tersebut.

Para pelanggan yang loyal akan suatu produk jasa tidak hanya didasarkan pada wujud jasa yang ditawarkan oleh penyedia jasa, tetapi dengan adanya aspek lingkungan sekitar penyedia jasa yang berpotensi ikut mempengaruhi kepuasan dan meningkatkan keloyalan para pelanggan. Konsep lingkungan fisik yang memberikan stimuli atau tanggapan seorang konsumen (pelanggan) terhadap lingkungan sekitar lebih dikenal dengan konsep physical surrounding. Suatu penciptaan konsep physical surrounding yang tepat menjadi suatu keharusan bagi pemasar jasa agar konsumen tertarik dan merasa puas.

Physical surrounding merupakan aspek lingkungan fisik dan tempat yang nyata dari lingkungan yang meliputi suatu aktivitas konsumen. Para peneliti telah menemukan bahwa stimuli seperti warna, suara, penerangan, cuaca, dan pengaturan ruang dari orangdan objek lain yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Lingkungan fisik mempengaruhi persepsi konsumen melalui mekanisme sensor penglihatan,pendengaran, penciuman, dan bahkan sentuhan. Pengaturan lingkungan fisik ini sangat penting bagi usaha yang bergerak di bidang jasa, yang mana tugasnya adalah mengelola lingkungan fisik ini sehinnga dapat mempengaruhi perilaku konsumen ke arah yang diinginkan dalam upaya membangun citra (Sutisna, 2001, hal. 159-160).

Lingkungan fisik merupakan sifat nyata yang merupakan situasi konsumen. Ciri ini meliputi lokasi geografis, dekor, suara, aroma, penyinaran, cuaca, dan konfigurasi yang terlihat dari barang dagangan atau bahan lain yang mengelilingi objek stimulus (Engel, 1994, p. 234).

Lebih lanjut menurut Engel, Sutisna dan Mowen, lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi pembeli meliputi musik, kesesakan, lokasi, tata ruang dan atmosfir.

Konsep Physical Surrounding banyak dianut oleh penyedia jasa yang ada di kota Malang. Salah satunya yaitu Champion Futsal yang menyediakan jasa lapangan futsal indoor dengan rumput sintesis. Penyedia jasa ini mendapat respon yang bagus sekali dari para konsumen dan pelanggan terutama mengenai setting tempat yang menarik dari lingkungan Champion Futsal itu sendiri. Tiap–tiap lokasi Champion Futsal yang ada di Malang mempunyai ciri khas masing-masing. Untuk lokasi Champion Futsal di Playground didukung dengan adanya taman bermain untuk anak-anak serta mempunyai lokasi yang strategis, sedangkan di Machung didukung dengan view yang sangat bagus sekali dengan nuansa perumahan elite. Lain halnya dengan di PBI yang cenderung fokus pada ekspansi besar-besaran untuk lebih menguasai pasar serta menarik pelanggan baru.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian terhadap masalah “PENGARUH STRATEGI PHYSICAL SURROUNDING BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL” (Studi Kasus Pada Champions Futsal Di Malang).

.

Page 3: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

C. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah faktor-faktor Physical Surrounding yaitu: musik, kesesakan,

lokasi, tata ruang dan atmosfir berpengaruh secara simultan terhadap loyalitas pelanggan di Champions Futsal Malang?

2. Apakah faktor-faktor Physical Surrounding yaitu: musik, kesesakan, lokasi, tata ruang dan atmosfir berpengaruh secara parsial terhadap loyalitas pelanggan di Champions Futsal Malang?

3. Manakah dari faktor Physical Surrounding yang paling dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan di Champions Futsal Malang?

D. Batasan MasalahPenelitian ini dilakukan pada pelanggan Champions Futsal Malang,

sedangkan batasan masalah pembahasan penelitian ini terbatas pada faktor Physical Surrounding berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan di Champions Futsal Malang. Variabel yang dibahas adalah musik, kesesakan, lokasi, tata ruang dan atmosfir. Tidak melakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian1. Tujuan penelitian ini adalah:

a) Untuk mengetahui apakah faktor-faktor Physical Surrounding yaitu: musik, kesesakan, lokasi, tata ruang dan atmosfir berpengaruh secara simultan terhadap loyalitas pelanggan di Champions Futsal Malang.

b) Untuk mengetahui apakah Apakah faktor-faktor Physical Surrounding yaitu: musik, kesesakan, lokasi, tata ruang dan atmosfir berpengaruh secara parsial terhadap loyalitas pelanggan di Champions Futsal Malang.

c) Untuk mengetahui faktor Physical Surrounding yang paling dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan di Champions Futsal Malang.

2. Manfaat penelitian ini adalah:a) Bagi Universitas Gajayana Malang, penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan kajian serta perbandingan bagi mahasiswa lain untuk mengambil topik yang sama.

b) Bagi penulis, sebagai bekal bila kelak terjun ke masyarakat dan dapat menerapkan teori yang telah diperoleh selama duduk di bangku kuliah serta mengaplikasikannya dalam masyarakat.

c) Bagi Champions Futsal Malang, dengan adanya penelitian ini maka dapat mengetahui faktor Physical Surrounding yang mempengaruhi loyalitas pelanggan sehingga nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pemasaran bagi Champions Futsal Malang.

Page 4: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

F. Landasan Teori

1. Jasaa. Pengertian Jasa

Banyak pengertian tentang jasa yang dikemukakan oleh beberapa ahli, namun dari semua itu belum ada yang dapat diterima secara utuh. Keanekaragaman tentang rumusan jasa yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya:

Menurut Tjiptono (2005:11) jasa dapat didefinisikan yaitu “Setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu”.

Menurut Alma (2003:243) mendefinisikan jasa sebagai berikut: “Sesuatu yang dapat diidentifikasi secara terpisah, tidak berwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak”. Meskipun pemasaran produk dan jasa pada hakekatnya adalah sama, tetapi ada beberapa hal yang membedakan antara pemasaran produk dengan jasa, yaitu:

1) Tidak berwujudProduk perusahaan yang bersifat tidak terwujud karena tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar dan dicium sebelum ada transaksi pembelian. Sifat dan kualitas dari jasa tidak dapat dievaluasi meskipun manfaatnya dapat dirasakan.

2) Tidak terpisahkanPenjualan jasa memerlukan kontak langsung dengan konsumen dan jasa pelayanan suatu perusahaan tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, serta produksi dan pengkomsumsiannya terjadi pada saat yang bersamaan.

3) Tidak tahan lamaMaksud tidak tahan lama adalah jasa tidak dapat disimpan untuk persediaan seperti halnya produk phisik. Jasa akan mempunyai suatu nilai di saat pembeli jasa itu membutuhkan pelayanan. Oleh sebab itu permintaan jasa seringkali berfluktuasi

4) KeragamanJasa memiliki sifat keragaman, yaitu tergantung pada siapa yang menyediakannya, kapan waktu pelayanannya dan di mana tempat diberikannya layanan jasa tersebut.

Page 5: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

b. Karakteristik JasaMenurut Alma (2005:244) ada delapan karakterisitik pokok pada

jasa yang membedakannya dengan barang. Kedelapan karakteristik tersebut meliputi:

1) Pembelian jasa, sangat dipengaruhi oleh motif yang didorong oleh emosi.

2) Jasa bersifat tidak berwujud, berbeda dengan barang yang bersifat berujud, dapat dilihat, dirasa, dicium, memiliki berat, ukuran, dan lain-lain.

3) Barang bersifat tahan lama. Tetapi jasa tidak. Jasa dibeli dan dikonsumsi pada waktu yang sama.

4) Barang dapat disimpan, sedangkan jasa tidak dapat disimpan.5) Ramalan permintaan dalam marketing jasa untuk menghadapi

masa-masa puncak, dan dilatih tenaga khusus.6) Adanya masa puncak yang sangat padat, merupakan masalah

tersendiri bagi marketing jasa. Pada masa puncak ada kemungkinan layanan yang diberikan oleh produsen sangat minim.

7) Usaha jasa sangat mementingkan unsur manusia.8) Distribusinya bersifat langsung dari produsen ke konsumen.

Adapun menurut Tjiptono&Chandra (2005:22) Secara garis besar karakteristik tersebut terdiri:

1) IntangibilityJasa bersifat intangible artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba, sebelum dibeli dan dikonsumsi.

2) Heterogeneity/variability/inconsistencyJasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output, artinya terdapat banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi.

3) InseparabilityBarang biasanya diproduksi lebih dulu, kemudian dijual, baru dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

4) PerishabilityPerishability berarti jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama, tidak dapat disimpan untuk pemakaian ulang di waktu yang akan datang, dijual kembali, atau dikembalikan.

Page 6: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

c. Bauran Pemasaran JasaMenurut Lupiyoadi (2001) bauran jasa merupakan perpaduan dari

berbagai elemen-elemen yang direncanakan agar implementasi strategi berjalan dengan lancar, elemen-elemen yang terdapat di dalam bauran pemasaran jasa adalah sebagai berikut :

1) Produk (Product)Merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen.

2) Harga (Price)Strategi dalam penentuan harga (pricing) sangat berpengaruh dalam pemberian nilai atau value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Harga disini juga berpengaruh pada pendapatan dan juga mempengaruhi supply atau marketing channels. Dan yang terpenting adalah keputusan dalam pricing harus konsisten dengan strategi pemasaran secara keseluruhan.

3) Lokasi (Place) Place dalam pelayanan disini merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis yang mudah dijangkau oleh pelanggan.

4) Promosi (Promotion)Marketer dapat memilih sarana yang dianggap sesuai dengan apa yang yang menjadi tujuan dalam promosi ini. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi, yaitu :

a) Terlebih dahulu harus mengetahui target audience-nya, hal ini berhubungan dengan segmentasi pasar.

b) Tujuan promosi harus ditentukan, apakah bertujuan hanya sebagai sebuah informasi, sebagai cara untuk mempengaruhi konsumen atau juga sebagai pengingat saja.

c) Pengembangan akan pesan yang akan disampaikan, hal ini berhubungan dengan isi pesan (what to say), struktur pesan (how to say it logically), gaya pesan (creating a strong presence), dan sumber pesan.

d) Pemilihan dalm bauran komunikasi, apakah itu personal communication atau non personal communication.

5) PeopleDalam hubungan dengan pemasaran jasa, maka people yang berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Keputusan dalam people ini berarti berhubungan dengan seleksi, training, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia.

6) ProcessMerupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dal hal-hal

Page 7: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.

7) Customer ServiceDalam pemasaran jasa customer service lebih dilihat sebagai outcome dari kegiatan distribusi dan logistik, dimana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan. Customer service meliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat (time and places utilities) termasuk pelayanan pra-transaksi, saat transaksi dan pasca transaksi.

d. Klasifikasi JasaMenurut Kotler(2002:48), jasa dibedakan ke dalam empat kategori

yaitu:1) Jasa dilihat dari perlu tidaknya akan kehadiran konsumen

tersebut dalam melaksanakan jasa.2) Jasa dilihat dari segi pemenuhan kenutuhan, baik perorangan

maupun kebutuhan bisnis.3) Jasa berpangkal pada manusia dan jasa yang berpangkal pada

peralatan.a) Jasa yang berpangkal pada manusia maksudnya adalah

jasa yang melibatkan para tenaga professional serta tidak melibatkan tenaga professional.

b) Jasa yang berpangkal pada peralatan maksudnya adalah jasa yang memerlukan peralatan yang canggih atau otomatis dan yang tidak memerlukan peralatan canggih atau otomatis.

4) Jasa yang dilihat dari segi tujuannnya (laba atau nirlaba) dan kepemilikan (swasta atau pemerintah).

2. Konsep Physical SurroundingPhysical Surrounding merupakan aspek lingkungan fisik dan tempat

yang nyata dari lingkungan yang meliputi suatu aktivitas konsumen. Para peneliti telah menemukan bahwa stimuli seperti warna, suara, penerangan, cuaca, dan pengaturan ruang dari orangdan objek lain yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Lingkungan fisik mempengaruhi persepsi konsumen melalui mekanisme sensor penglihatan, pendengaran, penciuman, dan bahkan sentuhan. Pengaturan lingkungan fisik ini sangat penting bagi usaha yang bergerak di bidang jasa, yang mana tugasnya adalah mengelola lingkungan fisik ini sehingga dapat mempengaruhi perilaku konsumen ke arah yang diinginkan dalam upaya membangun citra (Sutisna, 2001, hal. 159-160).

Lingkungan fisik merupakan sifat nyata yang merupakan situasi konsumen. Ciri ini meliputi lokasi geografis, dekor, suara, aroma, penyinaran, cuaca, dan konfigurasi yang terlihat dari barang dagangan atau bahan lain yang mengelilingi objek stimulus (Engel, 1994, hal. 234).

Page 8: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

Lebih jauh menurut Engel, Sutisna dan Mowen, lingkungan fisik atau physical surrounding yang dapat mempengaruhi pembeli terdiri dari:a. Musik

Menurut Mowen (2002, hal. 134-135) dan Sutisna (2001, hal.160-161) yang telah melakukan beberapa penelitian, salah satu komponen lingkungan fisik yang ternyata mempengaruhi konsumen adalah musik. Dua studi penelitian yang dilakukan oleh Milliman mengenai dampak musik yang diputar terhadapkonsumen. Penelitian pertama, dilakukan oleh Milliman (1982) di sebuahsupermarket yang tidak diputar musik, musik dengan tempo lambat, dan musik dengan tempo cepat. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ketika diputar musik dengan tempo lambat, konsumen cenderung bergerak lebih lambat dan begitupun sebaliknya (tetapi bukan berarti ketika musik tidak diputar kemudian konsumen tidak bergerak). Jadi, pergerakkan lebih lambat atau lebih cepat dari kosumen yang sedang berbelanja bergantung dari musik yang diputar. Jika dilihat dari penjualannya, penjualan meningkat 38% ketika diputar musik dengan tempo lambat. Hal ini membuktikan bahwa dengan suasana yang tenang dan santai membuat konsumen lebih tenang dan menikmati suasana. b. Kesesakan

Aspek lain yang mempengaruhi perilaku berbelanja adalah tingkat kesesakan yang dirasakan yang disebabkan oleh kepadatan orang yang berbelanja. Tingkat kepadatan yang tinggi menyebabkan berkurangnya waktu berbelanja, penundaan yang tidak perlu dalam pembelian, dan kurangnya interaksi dengan personil penjualan (Engel, 1994, p. 242).Menurut Sutisna (2001, p. 161) suasana sesak terjadi ketika seseorang merasakan bahwa pergerakan konsumen terbatas karena ruang yang terbatas. Atau sebenarnya ruang yang luas tetapi juga pengunjung juga sangat banyak. Kepadatan dalam ruangan biasanya berhubungan dengan pengaturan ruangan. Suatu tempat usaha yang kecil, akan sulit menyediakan ruang yang luas untuk pergerakan konsumen. Secara intuitif, konsumen menginginkan ruang yang luas untuk pergerakannya. Konsumen akan merasa kurang nyaman ketika masuk kedalam suatu tempat ruangan yang penuh sesak. Kepadatan dalam ruangan menimbulkan beberapa dampak pada perilaku konsumen dalam belanja. Mungkin saja konsumen mengurangi komunikasi dengan pramuniaga, meningkatkan kegelisahan pembeli, kepuasan belanja yang lebih rendah, dan mungkin juga menurunkan citra suatu usaha.

Sutisna (2001, hal. 161) mengutip dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Michael dan John (1991), bahwa telah membedakan antara suasana kepadatan (density) dengan kesesakan (crowding). Kepadatan lebih mengacu pada bagaimana sekumpulan orang-orang berkumpul secara dekat. Kepadatan lebih bersifat bagaimana ketersediaan ruang dan pengaturannya. Sementara itu, kesesakan lebih mengacu pada perasaan tidak nyaman akibat kepadatan yang terlalu tinggi, sehingga kontrol situasi yang dirasakan telah berkurang di bawah tingkat yang bisa diterima.

Page 9: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

c. LokasiMenurut Sutisna (2001, hal. 163), lokasi tempat usaha di mana jasa

diberikan itu dibangun akan sangat mempengaruhi minat masyarakat untuk mengunjungi tempat tersebut. Faktor penting yang harus menjadi pertimbangan adalah wilayah perdagangan yang ramai dan luas. Pendirian usaha yang bergerak pada bidang jasa di tempat di mana tidak ada aktivitas perdagangan sangat sulit diharapkan akan dikunjungi oleh masyarakat. Selain itu, jarak yang diperkirakan akan ditempuh untuk dikunjungi juga tidak terlalu jauh namun demikian, ada beberapa hal yang menjadikan jarak yang jauh dirasakan menjadi lebih dekat yaitu kemudahan untuk parkir, kelengkapan dan kualitas produk yang dijual, dan kemudahan untuk mencapai lokasi, semua ini dapat menjadikan jarak terlihat lebih pendek.d. Tata Ruang

Tempat usaha di mana jasa diberikan dirancang untuk memudahkan gerakan konsumen, membantu para pengusaha dalam menjual produk-produknya, dan membantu menciptakan suasana khusus (Mowen, 2002, hal. 138-139). Tujuan menyeluruh pengusaha adalah meningkatkan laba dengan meningkatkan penjualan melalui desain ruangan. Tata ruangan dapat mempengaruhi reaksi konsumen dan perilaku pembelian. Misalnya, penempatan outlet-outlet makanan dan minuman dapat mempengaruhi arus lalu lintas konsumen dalam bergerak. Penempatan item produk secara berkesinambungan berdasarkan kategori produkakan juga mempengaruhi perilaku konsumen.Menurut Engel (1994, hal. 241) tata ruang dan lokasi dapat digunakan untuk meningkatkan kemungkinan konsumen mengadakan kontak dengan produk. Misalnya, di sebuah supermarket yang mendesain tata ruang yang bagian pastryand bakery terletak dekat pintu masuk atau pintu keluar dengan harapan bahwa aroma roti yang harum dari oven akan membujuk konsumen yang berbelanja. Penempatan yang strategis tersebut dapat merangsang atau menggerakkan hati konsumen untuk membeli produk tersebute. Atmosfir

Menurut Sutisna (2001, hal. 164), pengertian atmospherics adalah istilah yang lebih luas dari sekedar tata ruang, tetapi meliputi hal-hal yang bersifat luas seperti tersedianya pengatur udara (AC), penggunaan warna cat, penggunaan jenis karpet, warna karpet, desain bangunan, ruang interior, bau, dan lain-lain. Atmosfir juga akan menentukan citra dari suatu tempat usaha itu sendiri. Jika dilengkapi dengan penyejuk udara, pengatur ruangan, yang nyaman dan artistik, penggunaanwarna cat dinding ruangan yang sejuk, semua itu menunjukkan adanya atmosfir kemewahan dan berkelas. Sementara itu jika di dalam ruangan terasa panas dan lembab, produk yang dipajang tidak tertata dengan rapi, penggunaan warna cat yang berselera rendah, lantai yang tidak bersih misalnya, maka hal itu akan menimbulkan atmosfir yang mencitrakan tempat usaha tersebut sebagai kalangan yang berselera rendah. Dengan demikian, atmosfir merupakan karakteristik fisik secara keseluruhan dari sebuah tempat usaha. Unsur-unsur tersebut disatukan dalam definisi yang dikembangkan oleh Philip Kotler (dikutip oleh Mowen, 2002, hal. 139-

Page 10: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

140), yang menggambarkan atmospherics sebagai usaha merancang lingkungan membeli untuk menghasilkan pengaruh emosional khusus kepada pembeli yang kemungkinan meningkatkan pembeliannya.

Philip Kotler berpendapat bahwa atmosfir mempengaruhi sejauh mana konsumen menghabiskan uang di luar tingkat yang direncanakan di sebuah usaha yang bergerak di bidang jasa. Atmosfir mampu mempengaruhi keadaan emosional pembelanja, yang kemudian mendorong untuk meningkatkan atau mengurangi belanja. Begitu pula sebaliknya, jika lingkungan tidak menyenangkan dan menggairahkan konsumen secara negatif, maka konsumen mungkin akan menghabiskan lebih sedikit waktu dan melakukan sedikit pembelian. Mowen (1995, hal. 139) memandang bahwa atmosfir merupakan salah satu komponen dari citra tempat usaha yang bergerak di bidang jasa. Berbagai faktor yang dikombinasikan untuk menciptakan citra menurut Mowen adalah (yang dikutip oleh Sutisna, 2001, hal. 164)

1) Produk yang dijual (jenis dan merek)2) Pelayanan3) Pelanggan4) Usaha yang bergerak di bidang jasa sebagai tempat untuk menikmati

kesenangan hidup5) Aktivitas promosi6) Atmosfir

Atmosfir seperti telah dibuktikan dalam penelitian, mempengaruhi keadaan emosi pembeli yang menyebabkan meningkatnya atau menurunnya pembelian. Keadaan emosional akan membuat dua perasaan yang dominan yaitu perasaan senang dan membangkitkan keinginan, baik yang muncul dari psikologikal ataupun keinginan yang bersifat mendadak (impuls). Warna adalah sumber pengaruh yang potensial pada persepsi maupun perilaku konsumen. Warna yang hangat, seperti merah dan kuning, tampak lebih efektif secara fisik dibandingkan dengan warna yang lebih sejuk, hijau dan biru. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Engel, di mana para subjek dibiarkan menentukan seberapa dekat konsumen duduk dengan dinding berwarna, jaraknya jauh lebih dekat untuk warna yang hangat dibandingkan warna yang sejuk. Meskipun begitu, para subjek menilai interior tempat suatu usaha yang bergerak di bidang jasa yang menggunakan warna sejuk sebagai lebih positif, menarik, dan merilekskan dibandingkan yang menggunakan warna hangat. Para peneliti menyimpulkan bahwa warna hangat paling sesuai untuk warna luar atau jendela peraga sebagai sarana menarik konsumen ke dalam tempat usaha yang bergerak di bidang jasa (Engel dkk, 1994, hal. 241).

Page 11: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

3. Loyalitas Pelanggan (Customer Loyalty)Perusahaan pada umumnya menginginkan pelanggan yang diciptakannya dapat dipertahankan selamanya. Dalam jangka panjang, loyalitas pelanggan menjadi tujuan bagi perencanaan pasar strategi, selain itu juga dijadikan dasar bagi pengembangan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan (Dharmmesta, 1999). Loyalitas pelanggan merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap suatu jasa/produk yang dihasilkan oleh suatu badan usaha (Olson, 1993). Sedangkan Griffin (1995) berpendapat bahwa seseorang pelanggan dikatakan setia atau loyal apabila pelanggan tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan pelanggan membeli paling sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu. Menurut pendapat Dick dan Basu (1994) loyalitas pelanggan dapat dilihat melalui tiga atribut, yaitu :a. Motivasi pencarian

Pencarian informasi untuk produk alternatif berkaitan dengan konsekuensi loyalitas. Loyalitas yang kuat menurunkan motivasi pencarian merk alternatif.

b. Ketahanan terhadap bujukan pesaing Bukti penelitian menunjukkan bahwa individu yang memiliki komitmen yang kuat terhadap obyek tertentu, menunjukkan peningkatan ketahanan terhadap uapaya-upaya persuasi pesaing.

c. Word of Mouth (‘getok tular”)Konsumen akan menyebarkan pengalaman positifnya dengan sebuah perusahaan terhadap konsumen lain. Konsumen yang loyal adalah penyebar cerita positif yang dapat diandalkan. Baik praktisi maupun para ahli mengetahui bahwa kepuasan konsumen dan loyalitas memiliki hubungan yang tidak dapat terpisahkan (Oliver, 1997). Hasil penelitian yang dilakukan Bloemer dan Ruyter (1997) menjelaskan bahwa kepuasan seringkali dipandang sebagai dasar munculnya loyalitas. Hal senada diungkapkan Jones dan Sasser (1994) bahwa loyalitas pelanggan dan kepuasan pelanggan memiliki hubungan yang positif. Kepuasan yang tinggi akan meningkatkan loyalitas pelanggan, begitu pula sebaliknya semakin rendah kepuasan maka loyalitas pelanggan juga semakin rendah.

4. Futsal Perkembangan Futsal di Indonesia

Jenis olahraga ini tergolong masih relatif baru, di Indonesia olahraga ini mulai dikenal pada pertengahan tahun 2000, namun demikian antusias masyarakat terhadap olahraga ini sangat besar. Hal ini terlihat di tahun 2002 Indonesia telah di percaya sebagai tuan rumah Kejuaraan Futsal Asia 2002. Bahkan sekarang sudah ada kompetisi regular yang dilaksanakan di bawah naungan PSSI yang bernama Liga Futsal Indonesia. Liga futsal ini sendiri berada langsung di bawah kepengurusan Badan Futsal Nasional. Kompetisi ini sendiri sudah berlangsung sejak tahun 2004. Dilihat dari potensi, permainan futsal sebenarnya berpeluang

Page 12: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

untuk dikembangkan di Indonesia. Selain tidak membutuhkan lapangan yang luas, juga terdapat potensi sumber pemain dengan dipromosikan futsal ini kepada generasi muda. Namun, harus diikuti dengan promosi yang bagus, sehingga mampu menarik banyak minat. Pada sisi lain, permainan futsal pun sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh para pemain sepak bola lapangan. Paling tidak, untuk menghindari jeda waktu istirahat yang terlalu lama. Bagi kalangan sepak bola Indonesia, pada tahun 2002 permainan futsal boleh dikatakan masih cukup asing dan belum dikenal meluas. Sehingga, dalam permainan futsal, Indonesia termasuk diantara negara yang ketinggalan, baik dalam pembinaan, kompetisi maupun prestasi internasional. Karena kondisi sumber pemain kurang dan kompetisinya belum ada pada saat itu, maka tim futsal Indonesia dibentuk secara mendadak untuk Kejuaraan Futsal Asia 2002. Dilihat dari potensi, permainan futsal sebenarnya berpeluang untuk dikembangkan di Indonesia. Namun, harus diikuti dengan promosi yang bagus, sehingga mampu menarik banyak minat. Futsal adalah merupakan cabang olahraga yang berkembang pesat dalam dekade terakhir ini. Hal ini terbukti dari banyaknya turnamen-turnamen atau kejuaraan yang dilaksanakan baik di tingkat nasional maupun internasional seperti Piala Dunia Futsal FIFA dan Piala Dunia Futsal AMF, di tingkat Asia kejuaraan disebut dengan AFC (Asian Futsal Championship), di tingkat ASEAN sendiri futsal merupakan salah satu cabang olahraga yang diselenggarakan di SeaGames sedangkan di Indonesia dikenal dengan Liga Futsal Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun. Daftar juara liga futsal indonesia:

Musim 2006/2007 BiangBola Jakarta Musim 2008 Electric PLN Jakarta

G. Hipotesis PenelitianDalam penelititan ini, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Gambar Model Hipotesis

Keterangan :: menunjukan pengaruh secara simultan terhadap variabel Y: menunjukan pengaruh secara parsial terhadap variabel Y

(X)

(X1)

(X2)

(X3)

(X4)

(Y)

(X5)

Page 13: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

Berdasarkan pendapat tersebut dan rumusan masalah serta landasan teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan adalah :

1) Ada pengaruh yang signifikan antara Musik (X1), Kesesakan (X2), Lokasi (X3), Tata Ruang (X4) dan Atmosfir (X5) terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) Champions Futsal Malang secara simultan.

2) Ada pengaruh yang signifikan antara Musik (X1), Kesesakan (X2), Lokasi (X3), Tata Ruang (X4) dan Atmosfir (X5) terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) Champions Futsal Malang secara parsial.

3) Variabel Atmosfir (X5) merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap variabel Loyalitas Pelanggan (Y) Champions Futsal Malang.

H. Metode Penelitian1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada penyedia lapangan futsal indoor CHAMPIONS FUTSAL di Malang yang berada di Jl. Veteran no.2 Malang (Playground). Adapun dipilihnya lokasi tersebut dikarenakan Champions Futsal merupakan suatu penyedia dan pengelola lapangan futsal indoor dengan rumput sintesis pertama kali di kota malang. Champions Futsal juga memiliki perkembangan yang sangat pesat sekali, hal ini dibuktikan dengan adanya 2 cabang baru yang telah dibuka di Jl Raya Blimbing Indah Blok A-7(PBI) dan di Perum Villa Puncak Tidar (Machung).

2. Jenis PenelitianPenelitian menggunakan metode penelitian explanatory survey. Pendekatan explanatory survey ini, sebagaimana simpulan Cooper dan Pamela (2003:13), Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1995:3) terbukti mampu dengan baik menjelaskan hubungan antar aspek yang diamati dan bukan hanya sekedar descriptive, sedangkan bentuk penelitian verifikatif menurut Moh. Nazir (1988:63) digunakan untuk menguji hipotesis yang menggunakan perhitungan-perhitungan statistik.

3. Jenis Data Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang menggambarkan dan menjelaskan keadaan objek penelitian Champions Futsal.

Data KuantitatifYaitu teknik analisa dengan cara menganalisa, menghitung membandingkan, dan mengklasifikasikan data berupa angka–angka.

4. Sumber Data

Page 14: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

Data PrimerData primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden yang merupakan pelanggan Champions Futsal Malang.

Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui perusahaan atau yang sudah dalam bentuk jadi. Seperti catatan atau data pelanggan Champions Futsal Malang.

5. Metode Pengumpulan Data Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dengan skala

Likert. Menurut Arikunto (1998:151) kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawaban pada kolom yang sudah disediakan dengan memberi tanda cross (X).

Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari dokumen, catatan dan arsip perusahaan yang berhubungan dengan obyek yang diteliti untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan.

6. Populasi dan Sampel Populasi

Sakaran (2006:121) populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau minat yang ingin diteliti. Populasi adalah keseluruhan subyek yang menjadi sasaran penelitian. Dalam penelitian ini, populasi adalahkonsumen yang mengkonsumsi jasa futsal di Champions Malang, dimana rata–rata dalam 540 pelanggan, dengan perincian untuk lapangan futsal Playground sebanyak 230 pelanggan, untuk lapangan futsal PBI sebanyak 190 pelanggan, dan untuk lapangan futsal Machung sebanyak 120 pelanggan.

ampelMenurut Sugiyono (2005:90), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel ditentukan secara proporsional (proportional sampling), dengan tahapan sebagai berikut.Pertama, menggunakan teori Arikunto (2005) dimana jumlah konsumen melebihi 100 orang, maka diambil sampel sebanyak 25% dari total populasi, sehingga diperoleh :Sample = Total jumlah pelanggan x 25%

= (230+190+120) x 25%= 540 x 25% =135 pelanggan

Kedua, dilakukan pemilihan sampel per lapangan futsal secara proprosional, dengan metode perhitungan berikut: Lapangan futsal Playground=

Page 15: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

Lapangan futsal PBI=

Lapangan futsal Machung =

Ketiga, pemilihan sampel yang mewakili masing–masing lapangan futsal milik perusahaan Champion tersebut dilakukan secara aksidental (accidental sampling). Sampel yang dipilih adalah para pelanggan jasa futsal yang ditemui pada saat dilakukan penyebaran kuesioner, sehingga setiap konsumen memiliki peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel (Arikunto, 2005).

7. Definisi Operasional VariabelDefinisi operasional variabel merupakan unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel yang berisikan indikator dan memungkinkan peneliti mengumpulkan data yang relevan untuk variabel tersebut.

a. Variabel Dependen (Y)Merupakan variabel yang menjadi akibat dari variabel independen atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah loyalitas pelanggan, dengan indikator :

1) Penyewaan kembali2) Merekomendasikan kepada pelanggan atau konsumen lain.

b. Variabel Independen (X)Merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain, dalam penelitian ini terdapat 5 variabel independen (X) yaitu :

1) Musik (X1)Ilmu atau seni menyusun nada/ suara diurutkan, kombinasi atau hubungan temporal untuk menghsailkan komposisi suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan, dengan indikator : a) Tempo musik.b) Keras atau lembut suara musik.c) Pemilihan lagu yang tepatd) Sound system yang modern

2) Kesesakan (X2)Menurut Sutisna (2001, hal. 161) suasana sesak terjadi ketika seseorang merasakan bahwa pergerakan konsumen terbatas karena ruang yang terbatas. Atau sebenarnya ruang yang luas tetapi juga pengunjung juga sangat banyak. Indikatornya adalah:a) Ketersediaan ruangan b) Kepadatan pengunjung

3) Lokasi (X3)Menurut Sutisna (2001, hal. 163), lokasi tempat usaha itu dibangun akan sangat mempengaruhi minat masyarakat untuk mengunjungi tempat tersebut. Indikatornya adalah:a) Mudah ditempuh b) Jarak yang dekat

Page 16: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

c) Lokasi strategisd) Berada di tempat keramaiane) Fasilitas lahan parkir.

4) Tata ruang (X4)Tata ruang yang digunakan untuk mempermudah dan menarik konsumen dalam proses pembelian suatu produk, dengan indikator:a) Penataan ruangan menarik.b) Rapic) Modernd) Tersedia kantine) Tersedia Spaf) Tersedia Kamar mandig) Tersedia Mushollah) Tersedia Ruang gantii) Tersedia Ruang tunggu

5) Atmosfiratmosfir merupakan karakteristik fisik secara keseluruhan dari sebuah tempat usahaa) Tersedianya pengatur udara (AC) b) Tersedianya TVc) Penggunaan warna catd) Penggunaan jenis karpet e) Warna karpetf) Pengaturan cahaya lampu g) Desain bangunanh) Desain interior

8. Pengukuran instrument PenelitianAlat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner. Peneliti menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Delgado dan Munuera (2005). Skala yang digunakan dalam peneliti ini adalah skala likert. Skala ini berinteraksi 1-5 dengan pilihan jawaban sebagai berikut : ( 1 ) Sangat Tidak Setuju (STS) ( 2 ) Tidak Setuju (TS) ( 3 ) Netral (N) ( 4 ) Setuju (S) ( 5 ) Sangat Setuju (SS)Pemberian skor untuk masing-masing jawaban dalam kuesioner adalah sebagai berikut : Pilihan pertama, memiliki nilai skor 1 (satu) Pilihan kedua, memiliki nilai skor 2 (dua) Pilihan ketiga, memiliki nilai skor 3 (tiga) Pilihan keempat, memiliki nilai skor 4 (empat) Pilihan kelima, memiliki nilai skor 5 (lima)

Page 17: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

Setelah pemberian skor atas jawaban kuesioner dilakukan, tahap selanjutnya adalah menguji validitas dan reliabilitas dari kuesioner tersebut.

a. Uji ValiditasPengujian validitas butir-butir pernyataan dalam kuesioner

bertujuan mengetahui apakah butir-butir tersebut benar-benar mengukur konsep-konsep yang dimaksudkan dalam penelitian ini dengan tepat. Butir-butir pengukuran dari kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dipadukan dengan penjabaran atas definisi teoritis dari variabel dalam penelitian ini. Hal ini memberikan dukungan bahwa butir-butir pengukuran yang dijadikan indikator konstruk terbukti memiliki validitas isi (content validity) yaitu butir-butir pengukuran tersebut merupakan alat ukur yang mencukupi dan representative yang telah sesuai dengan konsep teoritis (Cooper dan Chindler, 2006: 318). Pengujian validitas menggunakan bantuan SPSS for Windows V.17.0 dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson pada taraf signifikasi 0,05, di mana setiap item pernyataan harus mempunyai koefisien korelasi (r) lebih besar dari 0,30 (Hair et al., 1998:111) atau menurut Santoso (2004) tingkat signifikansi korelasi harus berada di bawah α = 0,05.

b. Uji ReliabilitasUji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen memiliki

indeks kepercayaan yang baik jika diujikan berulang. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS for Wndows versi 17. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:172) “Ukuran yang dipakai untuk menunjukkan pernyataan tersebut reliable, apabila nilai Cronbach Alpha > 0,6”. Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000: 312) yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut :

Jika alpha atau r hitung:1. 0,8-1,0 = Reliabilitas baik2. 0,6-0,799 = Reliabilitas diterima3. kurang dari 0,6 = Reliabilitas kurang baik

9. Deskripsi DataData yang diperoleh dari masing-masing variabel ditabulasikan dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Dari tabulasi kemudian dicari harga rata-rata dan persentase.

10. Metode Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan bantuan analisis statistik dengan menggunakan regresi ganda, karena jenis data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data ordinal. Penggunaan analisis regresi ganda dalam penelitian ini, menggunakan software SPSS V.17 for Windows. Berikut adalah tahapan dari teknik analisis regresi ganda dalam penelitian ini:

a. Menentukan Persamaan Regresi untuk Lima PrediktorMenurut Sugiyono (2003: 22) rumus regresi dengan empat

prediktor adalah:Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5+ ℮

Page 18: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

Keterangan: Y = Loyalitas Pelanggan a = Koefisien b1 = Koefisien Musik b2 = Koefisien Kesesakan b3 = Koefisien Lokasib4 = Koefisien Tata Ruangb5 = Koefisien AtmosfirX1 = MusikX2 = KesesakanX3 = LokasiX4 = Tata RuangX5 = Atmosfir

b. Uji Persyaratan Analisis RegresiSebelum dilakukan analisis dengan regresi, dilakukan uji

persyaratan analisis terlebih dahulu dengan bantuan program SPSS for Windows V.17. Uji persyaratan analisis itu meliputi:1) Uji Linieritas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel spasial kecenderungannya bersifat linear atau tidak, sehingga cocok digunakan untuk persamaan regresi linear berganda. Cara pengujiannya adalah dengan membandingkan nilai probabilitas (kolom sig. pada tabel ANOVA) dengan taraf signifikasi (0,05). Jika nilai probabilitas < 0,05, maka penggunaan persamaan regresi linier berganda sudah tepat.

2) Uji MultikolinieritasMenurut Kuncoro (2001:114) multikoliniearitas adalah suatu hubungan liniear yang sempurna (mendekati sempurna) antara beberapa atau semua variabel bebas. Batas minimal toleransinya adalah r < 0,08. artinya jika hasil dari koefisien korelasinya kurang dari atau sama dengan 0,08 tidak terjadi gejala multikolinier. Asumsi klasik model regresi linear adalah tidak boleh terdapat multikolinieritas diantara variabel-variabel bebas di dalam model. Deteksi adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara melihat besarnya VIF (Variance Inflation Factor) dan toleransi. kriteria suatu model regresi yang bebas dari multikolinearitas apabila mempunyai nilai VIF (Variance Inflation Factor) disekitar angka 1 dan tidak lebih dari angka 10 serta besaran nilai toleransi mendekati 1 atau di atas 0,1.

3) Menghitung Koefisien KorelasiSugiyono (2003:22) menyatakan bahwa untuk mencari koefisien korelasi dengan empat prediktor dapat digunakan rumus sebagai berikut:

RY(1,2,3,4,5) =

Keterangan: RY(1,2,3,4,5) = Koefisien korelasi Y dengan X1, X2, X3,X4 X5

Page 19: PENGARUH STRATEGI  PHYSICAL SURROUNDING  BAGI PENCIPTAAN LOYALITAS PELANGGAN DALAM BISNIS FUTSAL

11. Uji HipotesisUji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS for Windows V.17. Berikut adalah tahapan uji hipotesis dalam penelitian ini.

a. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent

motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), sikap dan keyakinan (X4) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependent perilaku konsumen(Y1). Kriteria pengujian uji F pada taraf siginifikasi 0,05 adalah sebagai berikut : Jika nilai signifikasi F > 0,05, berarti tidak ada pengaruh secara

simultan dari semua variabel independent terhadap variabel dependent.

Jika nilai signifikasi F < 0,05, berarti ada pengaruh secara simultan dari semua variabel independent terhadap variabel dependent. Rumus Uji F seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2003:47)

sebagai berikut:

F = Keterangan: R2 = Koefisien determinasi N = Jumlah sampel M = dk pembilang Koefisien korelasi ganda dikatakan signifikan apabila Ftabel < Fhitung dengan derajat signifikasi 5%.

b. Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent

yaitu motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), sikap dan keyakinan (X4) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependent perilaku konsumen(Y1). Kriteria pengujian uji t pada taraf siginifikasi 0,05, adalah sebagai berikut : Jika nilai signifikasi t > 0,05 berarti tidak ada pengaruh secara

parsial dari semua variabel independent terhadap variabel dependent.

Jika nilai signifikasi t < 0,05 berarti ada pengaruh secara parsial dari semua variabel independent terhadap variabel dependent.

12. Jadwal PenelitianAktivitas penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 dan di targetkan selesai selambat-lambatnya pada bulan September 2010.