PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …
Transcript of PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 399
PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS
PELAYANAN PAJAK, DAN TARIF PAJAK TERHADAP
KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP
PRATAMA PADANG SATU
Suarni1), Marlina2)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of taxation socialization, tax service quality
and tax rates on individual taxpayer compliance at the Padang Satu Primary Tax
Office. This type of research is quantitative research. The population in this study
were all individual taxpayers registered at the Padang Satu Primary Tax Office.
Sampling was done using the Convenience Sampling method, with the Yamane
formula calculation and a sample of 100 taxpayers was obtained. The data
collection method used is using a questionnaire, and the analysis used is multiple
regression analysis with the help of SPSS version 16. The results of the study show
that: (1) Tax socialization has a positive significant effect on individual taxpayer
compliance, (2) Service quality tax does not affect the compliance of individual
taxpayers, (3) Tax rates do not affect individual taxpayer compliance.
Keywords: Taxation Socialization, Tax Service Quality, Tax Rates and Individual
Taxpayer Compliance.
DOI : 10.6084/m9.figshare.7782593
Submit : 27 Februari 2019
Accepted : 2 Maret 2019
PENDAHULUAN
Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang dapat digunakan untuk membiayai, pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Dimana penerimaan pajak merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Untuk menjalankan perekonomian pemerintah dan pembangunan maka peranan pajak sangat dibutuhkan (Adiasa, 2013). Salah satu upaya untuk mewujudkannya yaitu dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri ialah berupa pajak (Marlina, 2018). Peran serta wajib pajak untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak masih menjadi persoalan di Indonesia saat ini. Apabila wajib pajak tidak
patuh maka pembangun negara tidak berjalan dengan semestinya, karena wajib pajak masih adanya upaya untuk melakukan tindakan
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 400
penghindaran, pengelakan dan kelalaian terhadap kewajiban pajaknya (Yusro, 2014).
Kepatuhan perpajakan menurut Anwar (2016) adalah kemauan individu dan
entitas kena pajak lain untuk bertindak sesuai dalam semangat serta surat hukum
pajak dan administrasi tanpa aplikasi aktivitas penegakan. Sedangkan, menurut
Mangoting (2013) Kepatuhan wajib pajak adalah keadaan saat wajib pajak
memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.
Dimana kepatuhan pajak dibagi menjadi dua, yaitu: 1) kepatuhan pajak formal
adalah kepatuhan yang diatur sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang
perpajakan, misalnya memiliki NPWP bagi yang sudah memiliki penghasilan, tidak
terlambat melaporkan SPT Masa maupun Tahunan sebelum batas waktu, tidak
terlambat melunasi utang pajak sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan. 2)
kepatuhan pajak material adalah suatu keadaan saat wajib pajak secara substantif
memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-
undang perpajakan. Contohnya pengisian SPT wajib pajak harus sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya
Dilihat dari Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama
Padang Satu dalam jumlah SPT tahunan yang lapor. Pada 2015 persentase
kepatuhan wajib pajak sudah mencapai 100%, namun pada tahun 2016 mengalami
penurun dari tahun sebelumnya menjadi 93%, sampai tahun 2017 persentase
kepatuhan meningkat lagi dari tahun sebelumnya mencapai 95% namun kenaikan
tersebut tidak sebanding dengan yang wajib lapor dengan jumlah wajib pajak yang
terdaftar. Dan dapat simpulkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP
Pratama Padang Satu dari tahun ke tahun masih berfluktuasi. Sumber: KPP Pratama
Padang Satu.
Melihat rendahnya kepatuhan wajib pajak tersebut, berbagai upaya yang
dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah dengan
memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Menurut Setiyoningrum, (2014)
Sosialisasi perpajakan adalah upaya yang dilakukan oleh Ditjen Pajak untuk
memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat dan khususnya Wajib Pajak
agar mengetahui tentang segala hal mengenai perpajakan baik peraturan maupun
tata cara perpajakan melalui metode-metode yang tepat. Pengetahuan masyarakat
awam tentang pajak bersumber dari upaya pemerintah itu sendiri yang selalu
memberikan penyuluhan tentang perpajakan sehingga masyarakat lebih paham
mengenai manfaat pajak yang disetorkan (Purba, 2016).
Selain itu, salah satu faktor yang juga mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
adalah meningkatkan kualitas pelayanan aparat pajak atau juga disebut fiskus.
Menurut Ardyanto (2014) Kualitas pelayanan yang dimaksud adalah apabila
pelayanan dari fiskus dapat memberikan kepuasan terhadap wajib pajak maka
persepsi wajib pajak terhadap fiskus akan baik sehingga dapat meningkatkan
kepatuhan wajib pajak. Pelayanan aparat pajak merupakan pihak yang ikut berperan
dalam menggali penerimaan negara. Aparat pajak dituntut untuk melayani wajib
pajak dengan profesional, jujur, dan bertanggungjawab. Oleh karena itu, pelayanan
aparat pajak sangatlah berperan penting terhadap kepatuhan wajib pajak. Apabila
kualitas pelayanan aparat pajak sangat baik, maka tidak menutup kemungkinan
kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat (Ardyanto, 2014). Tarif pajak juga
mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak, tarif yang rendah akan
meningkatkan utility wajib pajak sehingga memberikan inisiatif dalam melaporkan
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 401
penghasilan kepada administrasi pajak (Ananda & Kumadji, 2013). Menurut Josua
(2016) Tarif pajak merupakan suatu penetapan atau persentase berdasarkan undang-
undang perpajakan, yang dapat digunakan untuk menghitung dan/atau menentukan
jumlah pajak yang harus dibayar, disetor dan/atau di pungut oleh wajib pajak.
Meskipun tarif pajak digunakan untuk mengetahui jumlah pajak terutang, tidak
berarti mengesampingkan fungsi hukum pajak yang berupa keadilan, kemanfaatan,
dan kepastian hukum (Ardyaksa, 2014).
Menurut penelitian yang dilakukan Kurniawan (2017), Sutanti & Suprapti
(2017), Purba (2016), dan Putri & Suryaning, (2015) menunjukkan bahwa
sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak (WP).
Sedangkan menurut Sondakh & Walandouw (2015) menunjukkan bahwa
sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (WP).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mahfud & Muhammad Arfan (2017)
menunjukkan bahwa kualitas pelayanan perpajakan tidak berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib pajak. Sedangkan menurut Putu Rara Susmita (2016), Suntono &
Andi (1979), dan Nurhakim et al (2015), menunjukkan bahwa kualitas pelayanan
perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Menurut penelitian
yang dilakukan oleh Nugroho (2014) menunjukkan bahwa tarif pajak tidak
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan menurut Nova Kristanty
& Siti Khairani (1978), Josua (2016), dan Maulinarhadi et al (2016) menunjukkan
bahwa tarif pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan
pada sumber penelitian terdahulu seperti yang telah dijelaskan diatas, maka dapat
diambil simpulan hipotesis sementara yaitu:
H1 : Diduga sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak.
H2 : Diduga kualitas pelayanan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak.
H3 : Diduga tarif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Kerangka Konseptual
Adapun model penelitian ini dari uraian tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut :
H1
H2
H3
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Untuk pengambilan
populasinya adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP
Pratama Padang Satu dengan jumlah WPOP yang terdaftar per 30 September 2018
Sosialisasi Perpajakan
(X1)
Kualitas Pelayanan Pajak
(X2)
Tarif Pajak
(X3)
Kepatuhan Wajib
Pajak
(Y)
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 402
sebanyak 184,342 orang pribadi. Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode Convenience Sampling atau sampel yang mengambil secara
acak dengan menghampiri setiap orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai
sumber data dengan kriteria utamanya adalah Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP
Pratama Padang Satu. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden
wajib pajak orang pribadi. Maka perhitungan sampelnya dapat di gunakan dengan
rumus Yamane.
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁(𝑒)2
Dimana:
n = Jumlah Sampel yang diperlukan
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat kesalahan sampel (sampling Error) biasanya ditetapkan 10%
atau 5%.
Jenis data dari penelitian ini adalah cross sectional mengingat tujuan peneliti
melakukan penelitian adalah untuk melihat tingkat kepatuhan wajib pajak
khususnya di KPP Pratama Padang Satu dengan data yang dikumpulkan dalam
rentan waktu yang tidak begitu lama. Sumber data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kuesioner yaitu dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan
kepada responden. Sedangkan untuk skala pengukuran yang digunakan dalam
teknik kuesioner adalah skala likert yaitu 1-5. Definisi operasional variabel pada
penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang terdiri dari variabel terikat
(dependent variable) yaitu kepatuhan wajib pajak, dan variabel bebas (independent
variable) yaitu sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan pajak, dan tarif pajak.
Adapun indikator yang digunakan dari variabel-variabel yang diteliti sebagai
berikut :
Tabel 1 Indikator Variabel Penelitian
No. Variabel Indikator Sumber
1
Kepatuhan
Wajib
Pajak (Y)
1. Melaporkan SPT tepat waktu
2. Menghitung dan membayar pajak dengan benar
dan tepat waktu 3. Tidak memiliki tunggakan pajak
4. Tidak melanggar aturan atau dijatuhi hukuman
pidana dibidang perpajakan 5. Melakukan pencatatan dengan benar
(Purba,
2016)
2
Sosialisasi
Perpajakan
(X1)
1. WP jadi tahu manfaat pajak bagi negara
2. WP akan menyampaikan SPT tepat waktu
3. WP menjadi tahu tata cara perhitungan dan pembayaran pajak
4. WP menjadi sadar dan patuh dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya
5. Mempengaruh minat masyarakat dalam membayar pajak
6. Sosialisasi yang diselenggarakan secara berkala
(Purba,
2016)
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 403
oleh Ditjen Pajak.
7. WP mengetahui tujuan pelaksanaan sosialisasi
perpajakan 8. Pemberian sosialisasi yang benar dan jelas dapat
membentuk sikap masyarakat secara luas akan
pentingnya pajak 9. Intensitas kegiatan sosialisasi pajak dapat
menentukan sikap wajib pajak dalam
melaksanakan Kepatuhan WP 10. WP banyak memperoleh informasi perpajakan
melalui media sosialisasi
11. Persepsi masyarakat terhadap petugas pajak
12. Sosialisasi perpajakan sangat membantu WP untuk memahami peraturan perpajakan yang berlaku
13. WP memiliki antusias dalam mengikuti sosialisasi
peraturan perpajakan 14. Kejelasan sosialisasi pajak yang diberikan petugas
pajak
15. Kegiatan sosialisasi perlu diperbanyak dan terus
menerus dilakukan 16. Dalam sosialisasi perpajakan, petugas pajak sangat
penting perannya sebagai mediator
3
Kualitas
Pelayanan
Pajak (X2)
1. Keandalan (Reliability) 2. Ketanggapan (Responsiveness)
3. Jaminan (Assurance)
4. Empati (Emphaty)
5. Bukti langsung (Tangible)
(Kusuma,
2016)
4 Tarif Pajak
(X3)
1. Tarif pajak yang dikenakan secara proporsional
atau dikenakan sesuai dengan tingkat penghasilan.
2. Tarif pajak yang adil berarti harus sama setiap wajib pajak
(Diyat
Suhendri,
2015)
Teknik Analisis Data
a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians, maksimum, minimum,
sum, rannge, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).
b. Uji Instrumen Data
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevaliditan item pertanyaan yang
digunakan dalam penelitian, maka digunakan uji validitas. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jika r hitung
lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut
dinyatakan valid. Atau validitas dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (corrected
item total correlation) > 0,3, sebaliknya apabila nilai koefisien korelasi (corrected
item total correlation) < 0,3 maka dikatakan tidak valid.
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji apakah terdapat kesamaan data pada
waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dengan koefisien alpha cronbach’s.
Dikatakan reliabel apabila nilai koefisien alpha cronbach’s > 0,7. Apabila nilai
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 404
koefisien alpha cronbach’s < 0,7 maka dapat dikatakan tidak reliabel. Yang diukur
dalam uji reliabilitas adalah reliabilitas per variabel.
c. Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data pada persamaan
regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak. Selain itu uji normalitas
bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual di dalam
model regresi memiliki distribusi normal. Uji normalitas yang digunakan untuk
menguji data yang berdistribusi normal residual adalah uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S), jika probability value > 0,05 maka H0 diterima
(berdistribusi normal) sedangkan probability value < 0,05 maka H0 ditolak (tidak
berdistribusi normal).
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance
dan VIF (varians inflation factor), nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,1 atau sama
dengan nilai VIF > 10.
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang
lain. Jika varians tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka
terjadi problem heteroskedastisitas.
d. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan
naik-turunnya variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai
faktor prediktor dimanipulasi yaitu dinaik-turunkan nilainya. Analisis regresi
berganda akan digunakan bila jumlah variabel independennya minimal dua.
Adapun rumus linier berganda dapat ditunjukkan melalui persamaan di bawah ini:
Y = β0+ β₁X₁ + β₂X₂ + β3X3 + ei
Keterangan:
Y = Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
β₁ = Koefisien Sosialisasi perpajakan
β₂ = Koefisien Kualitas pelayanan pajak
β3 = Koefisien Tarif Pajak
X₁= Sosialisasi Perpajakan
X₂ = Kualitas Pelayanan Pajak
X3 = Tarif Pajak
e = Tingkat kesalahan(error).
e. Uji Hipotesis
Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran kesesuaian garis regresi linier
berganda terhadap suatu data. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai 1.
Semakin mendekati 0 besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi,
semakin kecil pula pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Dengan kata lain semakin kecil kemampuan model regresi yang dihasilkan dalam
menjelaskan perubahan nilai variabel dependen. Sebaliknya, semakin mendekati 1
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 405
besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi, semakin besar pula
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan kata lain
semakin besar kemampuan model regresi yang dihasilkan dalam menjelaskan
perubahan nilai variabel dependen.
Uji signifikansi secara parsial atau sering kali disebut uji T bertujuan untuk
melihat pengaruh variabel-variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen. Dasar pengambilan keputusan: Dengan membandingkan nilai t hitung
dengan nilai t tabel. Apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan melihat nilai
probabilitas signifikan. Apabila nilai probabilitas signifikan > 0,05 maka H0
diterima dan Ha ditolak. Apabila nilai probabilitas signifikan < 0,05 maka H0
ditolak dan Ha diterima.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan selama beberapa hari terhitung mulai tanggal 19
November sampai 7 Desember 2018. Kuesioner yang disebarkan kepada responden
berjumlah 100 kuesioner. Sedangkan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 92
kuesioner, jadi data yang dapat diolah hanya 92%. Dengan karakteristik responden
terdiri dari 45 laki-laki dan 47 perempuan. Dengan rentang usia antara 20-50 tahun
yaitu responden berusia 20-24 tahun berjumlah 10 orang, usia 25-29 tahun
berjumlah 22 orang, usia 30-34 tahun berjumlah 30 orang, sedangkan usia 35-49
tahun berjumlah 26 orang dan usia diatas 50 tahun berjumlah 4 orang. Terdapat
perbedaan persentase yang kecil antara usia-usia diatas dan mengindikasikan bahwa
yang banyak datang ke KPP Pratama Padang Satu adalah usia 30-34 tahun.
Sedangkan untuk tingkat pendidikan terakhir masing-masing adalah SMA
berjumlah 16 responden, diploma berjumlah 22 responden, sarjana (S1) berjumlah
41 responden, sedangkan pascasarjana (S2) berjumlah 12 responden dan doktor
berjumlah 1 responden. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang
datang ke KPP Pratama Padang Satu adalah responden dengan pendidikan Sarjana
(S1).
Berikut hasil pengujian analisis statistik deskriptif yang menggambarkan
tentang statistik data seperti range, min, max,sum, mean, standar deviasi dan lain-
lain. Tabel 2
Hasil Analisis Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean
Std. Deviation
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Std. Error Statistic
Sosialisasi Perpajakan_X1 92 29 51 80 6001 65.23 .533 5.114
Kualitas Pelayanan Pajak_X2
92 23 29 52 3863 41.99 .506 4.851
Tarif Pajak_X3 92 10 10 20 1478 16.07 .202 1.938
Kepatuhan Wajib Pajka_Y
92 12 23 35 2635 28.64 .273 2.621
Valid N (listwise) 92
Sumber : Data diolah tahun 2018
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 406
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diatas menunjukkan bahwa
sosialisasi perpajakan (X1) dari 92 responden nilai terkecil (minimum) adalah 51
dan nilai maksimum adalah 80. Rata-rata yang menjawab setuju dalam pernyataan
yang terkait dengan sosialisasi perpajakan adalah 65,23 dengan standar deviasi
5.114. Nilai range yaitu sebesar 29 dan nilai sum merupakan penjumlah sosialisasi
perpajakan dari 92 responden sebesar 6001.Kualitas Pelayanan Pajak (X2) nilai
terkecil (minimum) adalah 29 dan nilai maksimum adalah 52. Nilai rata-rata sebesar
41,99 dengan standar deviasi 4.851. Nilai range yaitu sebesar 23 dan nilai sum
sebesar 3863.Tarif Pajak (X3) nilai terkecil (minimum) adalah 10 dan nilai
maksimum adalah 20. Nilai rata-rata yaitu 16,07 dengan standar deviasi 1.938. Nilai
range yaitu sebesar 10 dan nilai sum sebesar 1478. Kepatuhan Wajib Pajak (Y) nilai
terkecil (minimum) adalah 23 dan nilai maksimum adalah 35. Nilai rata-rata adalah
28.64 dengan standar deviasi 2.621. Nilai range yaitu sebesar 12 dan nilai sum
sebesar 2635.
Analisis pengujian instrumen dalam penelitian ini meliputi uji validitas dan
reliabilitas dengan bantuan program software SPSS versi 16, dimana hasil dari item
pernyataan dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Adapun r tabel
yang didapatkan yaitu sebesar 0,207 maka dapat disimpulkan bahwa dari semua
item pernyataan diatas dapat dinyatakan valid, sehingga dapat dilakukan uji statistik
selanjutnya.
Tabel 3
Hasil Uji Reliabilitas
No
Variabel
Cronbach’s
Alpha
Standar
Pengukuran
Kesimpulan
1. Kepatuhan Wajib Pajak_Y 0, 765 0,70 Reliabel
2. Sosialisasi Perpajakan_X1 0, 739 0,70 Reliabel
3. Kualitas Pelayanan
Pajak_X2
0,762 0,70 Reliabel
4. Tarif Pajak_X3 0, 738 0,70 Reliabel
Sumber : Data diolah tahun 2018
Dari hasil output diatas, dihasilkan nilai Cronbach's Alpha untuk variabel
penelitian sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan pajak, tarif pajak dan
kepatuhan wajib pajak lebih besar dari 0,70 yang memberikan hasil bahwa variabel
yang diteliti dapat dikatakan reliabel.
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Standardized Residual
Kolmogorov-Smirnov Z 1.338
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,056 Sumber : Data diolah tahun 2018
Berdasarkan hasil output diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,056
> 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data yang diolah berdistribusi normal.
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 407
Tabel 5
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
SP : Sosialisasi Perpajakan_X1
KPP : Kualitas Pelayanan Pajak_X2
TP : Tarif Pajak_X3
0,904
0,790
0,863
1,106
1,266
1,158
Sumber : Data diolah tahun 2018
Dari hasil multikolinearitas bahwa menunjukkan nilai tolerance dari setiap
variabel lebih besar dari 0,1, dan nilai VIF (Varians Inflating Factor) setiap variabel
kurang dari 10, maka dapat simpulkan bahwa tidak terjadi masalah
multikolinearitas.
Tabel 6
Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Sumber : Data diolah tahun 2018
Berdasarkan hasil uji gletser diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikan
sosialisasi perpajakan 0,123 > 0,05 dan nilai signifikan kualitas pelayanan pajak
0,513 > 0,05, dan nilai signifikan tarif pajak 0,873 > 0,05. Sehingga model regresi
ini tidak dapat masalah heteroskedastisitas.
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -2.189 2.319 -.944 .348
SP : Sosialisasi Perpajakan _X1
.050 .032 .171 1.555 .123
KPP : Kualitas Pelayanan Pajak_X2
.024 .036 .077 .657 .513
TP : Tarif Pajak_X3
-.014 .087 -.018 -.161 .873
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 408
Tabel 7
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.856 3.782 3.664 .000
SP : Sosialisasi Perpajakan_X1 .178 .053 .348 3.397 .001
KPP : Kualitas Pelayanan Pajak_X2 .062 .059 .115 1.052 .296
TP : Tarif Pajak_X3 .033 .142 .024 .231 .818
Sumber : Data diolah tahun 2018
Dari hasil output diatas maka dapat persamaan regresi Kepatuhan Wajib
Pajak (Y) = 13.856 + 0,178 x 1 + 0,062 x 2 + 0,033 x 3 + 3.782. Dengan nilai
konstanta sebesar 13.856 menunjukkan bahwa jika variabel-variabel independen
(sosialisasi, kualitas pelayanan, dan tarif pajak) di asumsikan tidak mengalami
perubahan (konstan) maka nilai Y (Kepatuhan Wajib Pajak) sebesar 13.856.
Koefisien regresi sosialisasi perpajakan (X1) sebesar 0,178 menyatakan bahwa
setiap kenaikan sosialisasi perpajakan sebesar 1 poin maka akan meningkatkan
kepatuhan wajib pajak sebesar 0,178. Koefisien regresi kualitas pelayanan pajak
(X2) sebesar 0,062 menyatakan bahwa setiap kenaikan kualitas pelayanan pajak
sebesar 1 poin maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,062.
Koefisien regresi tarif (X3) pajak sebesar 0,033 menyatakan bahwa setiap kenaikan
tarif pajak sebesar 1 poin maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar
0,033. Dan error dalam penelitian ini adalah sebesar 3.782 yang berarti bahwa pada
populasi penelitian (wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Padang satu)
terdapat selisih antara nilai duga dengan nilai hasil pengamatan sebesar 3.782.
Tabel 8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .405a .164 .135 2.437
Sumber :Data diolah tahun 2018
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada nilai adjusted
R2 adalah 0,135 atau 13,5% yang mengartikan bahwa kepatuhan WP dijelaskan
oleh variabel sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan pajak dan tarif pajak ialah
sebesar 13,5%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 409
Tabel 9
Hasil Uji T Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13.856 3.782 3.664 .000
SP : Sosialisasi Perpajakan_X1 .178 .053 .348 3.397 .001
KPP : Kualitas Pelayanan Pajak_X2 .062 .059 .115 1.052 .296
TP : Tarif Pajak_X3 .033 .142 .024 .231 .818
Sumber :Data diolah tahun 2018
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa variabel sosialisasi perpajakan
diperoleh nilai thitung sebesar 3.397 dan nilai sig 0.001, apabila dibandingkan dengan
ttabel. Nilai ttabel dilihat dari t dengan rumus df=n-k, dengan α= 5% dimana n adalah
jumlah pengamatan dan k adalah jumlah variabel. Sehingga df= 92-2 = 90, maka
diperoleh ttabel 1,662. Sehingga 3.397 > 1.662 dan 0,001 < 0,05 yang menunjukkan
bahwa Ha diterima yang artinya sosialisasi perpajakan berpengaruh signifikan
positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan
pajak diperoleh nilai thitung sebesar 1.052 dan nilai sig 0,296 apabila dibandingkan
dengan ttabel (1,662). Maka 1.052 < 1,662 dan 0,296 > 0,05 yang menunjukkan
bahwa Ha ditolak yang artinya kualitas pelayanan pajak tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa variabel tarif pajak diperoleh
nilai thitung sebesar 0.231 dan nilai sig 0,818 apabila dibandingkan dengan ttabel
(1,662). Maka 0.231 < 1,662 dan 0,818 > 0,05 yang menunjukkan bahwa Ha ditolak
yang artinya tarif pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis diatas, maka pembuktian hipotesis dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi di KPP Pratama Padang Satu.
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa
variabel sosialisasi perpajakan berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan
wajib pajak. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai koefisien regresi (X1) yang
positif sebesar 0,178 yang mengartikan bahwa setiap kenaikan sosialisasi
perpajakan sebesar 1 poin satuan maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak
sebesar 0,178. Dan juga dapat dilihat dari nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel
(3.397 > 1.662) sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0,001 < 0,05 lebih kecil
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 410
dari 5% mengartikan bahwa sosialisasi perpajakan berpengaruh signifikan positif
terhadap kepatuhan wajib pajak.
Dapat disimpulkan bahwa semakin sering sosialisasi pajak dilakukan akan
membuat wajib pajak menyampaikan SPT tepat waktu, karena adanya sosialisasi
perpajakan membuat wajib pajak jadi mengetahui manfaat pajak bagi negara serta
mengetahui tata cara perhitungan pajak dengan benar sehingga memberikan
kesadaran akan pentingnya manfaat pajak yang membuat wajib pajak secara
sukarela menjalankan kewajiban pajaknya. Sosialisasi perpajakan yang dilakukan
secara berkala oleh Dirjen Pajak dengan informasi yang benar dan jelas, mampu
mempengaruhi minat masyarakat serta dapat membentuk sikap masyarakat secara
luas akan pentingnya pajak. Selain itu, sosialisasi perpajakan akan sangat
membantu wajib pajak untuk memahami peraturan perpajakan yang berlaku,
dikarenakan wajib pajak banyak memperoleh informasi melalui media sosialisasi
serta dapat menimbulkan persepsi yang baik dari masyarakat terhadap petugas
pajak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sutanti & Suprapti (2017) dan
(Putri & Suryaning, 2015) menyatakan bahwa sosialisasi perpajakan mempunyai
pengaruh secara signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Namun hasil
penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan Sondakh &
Walandouw (2015) yang menyatakan bahwa sosialisasi perpajakan tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Pengaruh kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi di KPP Pratama Padang Satu.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis kedua (H2) bahwa variabel
kualitas pelayanan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak yang ditunjukkan oleh nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabelyaitu sebesar 1.052
< 1,662 dan nilai signifikansinya lebih besar dari 5% yaitu 0,296 > 0,05
mengartikan bahwa kualitas pelayanan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Nilai koefisien regresi kualitas pelayanan pajak sebesar
0,062 menyatakan bahwa setiap kenaikan kualitas pelayanan pajak sebesar 1 poin
satuan maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,062. Dengan kata
lain, walaupun petugas pajak sudah memberikan pelayanan yang terbaik serta
kemudahan dalam pelayanan tidak membuat wajib pajak menjadi patuh dalam
membayar pajak. Hal ini bisa disebabkan karena adanya kasus perpajakan yang
terjadi selama beberapa tahun ini, dan banyak terungkap kasus mafia pajak yaitu
adanya tindak korupsi, sehingga semangkin meningkatkan ketidakpatuhan wajib
pajak dalam membayar pajak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mahfud, Muhammad Arfan
(2017) menyatakan bahwa kualitas pelayanan pajak tidak berpengaruh signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan Putu Rara Susmita (2016) dan Nurhakim et al (2015)
yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan pajak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 411
Pengaruh tarif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi orang
pribadi di KPP Pratama Padang Satu.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis ketiga (H3) bahwa variabel
tarif pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak yang
ditunjukkan oleh nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel yaitu sebesar 0.231 < 1,662
dan nilai signifikansinya lebih besar dari 5% yaitu 0,818 > 0,05 mengartikan bahwa
tarif pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Nilai
koefisien regresi tarif pajak sebesar 0,033 menyatakan bahwa setiap kenaikan tarif
pajak sebesar 1 poin maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar
0,033. Namun dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya tarif pajak tidak
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak atau tarif pajak bukan faktor yang
dipertimbangkan wajib pajak dalam membayar pajak. Tarif pajak yang dikenakan
disesuaikan dengan tingkat penghasilan yang diterima oleh wajib pajak maupun
penerima penghasilan tinggi dikenakan pajak secara proporsional dibandingkan
penerima penghasilan rendah, dengan demikian walaupun adanya tarif pajak yang
dibagikan secara proporsional bukanlah faktor penentu yang membuat wajib pajak
menjadi patuh dalam membayar pajak, karena tarif tersebut sudah ditetapkan oleh
pemerintah dan apabila wajib pajak melanggar atau tidak membayar pajak maka
akan dikenakan sanksi yang berlaku.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nugroho (2014) yang
menyatakan bahwa tarif pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Dan hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Nova Kristanty, Siti Khairani (1978), dan Josua (2016) yang
menyatakan bahwa tarif pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa, sosialisasi perpajakan (X1) berpengaruh signifikan
positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Padang Satu.
Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0.001 lebih kecil dari 0,05. Perbandingan nilai
t-hitung dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan
berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak dimana nilai t-hitung
3.397 lebih besar dari nilai t-tabel 1.662. Artinya semakin rutin kegiatan sosialisasi
yang dilakukan oleh fiskus kepada wajib pajak maka dapat mempengaruhi minat
masyarakat dan memberikan kesadaran kepada wajib pajak, sehingga dapat
meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajaknya.
Kualitas pelayanan pajak (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Padang Satu. Hal ini terlihat
dari nilai signifikansi 0,296 lebih besar dari 0,05. Perbandingan nilai t-hitung
dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dimana nilai t-hitung 1.052
lebih kecil dari nilai t-tabel 1.662. Artinya kualitas pelayanan bukanlah faktor
penentu dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak, karena pajak merupakan
suatu kewajiban yang dapat dipaksakan menurut undang-undang yang wajib untuk
dipatuhi.
Tarif pajak (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi di KPP Pratama Padang Satu. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 412
0,818 lebih besar dari 0,05. Perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel juga
menunjukkan bahwa tarif pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak dimana nilai t-hitung 0.231 lebih kecil dari nilai t-tabel 1.662. Artinya
besar kecilnya tarif pajak tidak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajak, dikarenakan tarif pajak sudah ditetapkan oleh pemerintah yang
harus dipatuhi, dan apabila melanggarnya akan dikenakan sanksi yang berlaku.
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT
atas rahmat dan hidayah-Nya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Febryandhie Ananda, S.E., M.Si., Bapak Muhammad Rivandi,
SE.,M.Si dan Ibu Marlina, S.S.T, M.Ak. selaku dosen pembimbing yang dengan
sabar memberikan bimbingan, kritik dan saran, serta arahan yang membangun, dan
kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, P. R. D., Kumadji, S., & Husaini, A. (2013). Pengaruh Sosialisasi
Perpajakan, Tarif Pajak, dan Pemahaman Perpajakan terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak (Studi pada UMKM yang Terdaftar sebagai Wajib Pajak di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu). Journal of Chemical Information
andModeling, 53(9), 1689–
1699.https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Arif angga Ardyanto. (2014). Pengaruh Sansksi Pajak dan Pelayanan Aparat Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Accounting Analysis Journal, 3(2), 220–
229.
Ayu Try Setiyoningrum. (2014). Analisis Pengaruh Sosialisasi Perpajakan,
Kualitas Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan WP
Orang Probadi, 50–62.
Diyat Suhendri. (2015). Pengaruh Pengetahuan, Tarif Pajak, Dan Sanksi Pajak
Terhadap Kepatuhan WPOP Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan
Bebas Di Kota Padang (Studi Empiris pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Kota Padang).
Josua, V. B. T. (2016). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak, dan sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pelapor SPT Tahunan Wajib Pajak Orang
Pribadi. Jurnal EMBA, 4(4), 912–921.
Kemenkeu_RI_DJP. (2013). Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya.
Undang-Undang KUP Dan Peraturan Pelaksanaanya.
Kartika Candra Kusuma. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Pemahaman
Peraturan Perpajakan Serta Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan WPOP
Dalam Membayar Pajak Yang Terdaftar (Studi Kasus pada Wajib Pajak yang
Terdaftar di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Won,
2014.
Kurniawan, A. (2017). Pemahaman Wajib Pajak , Sosialisasi Perpajakan dan
Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal-Star, XIV(1).
Mahfud, Muhammad Arfan, S. A. (2017). Pengaruh Pemahaman Peraturan
Perpajakan, Kesadaran Membayar Pajak dan Kualitas Pelayanan Perpajakan
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 413
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Jurnal Megister Akuntansi,
(August).
Mangoting, Y. (2013). Pengaruh Postur Motivasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan,15(2), 106–116.
https://doi.org/10.9744/jak.15.2.106-116
Marlina. (2018). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi WPOP
Mengenai Penggelapan Pajak (Studi Empiris pada KPP Pratama Lubuk
Pakam).
Maulinarhadi, M., Kertahadi, & Mustofa, F. A. (2016). Pengaruh Pemahaman
Peraturan Perpajakan, Tarif Pajak Dan Asas Keadilan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak. Journal of Chemical Information and Modeling, 8(9), 7.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Nirawan Adiasa. (2013). Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Moderating Preferensi Risiko. Accounting
Analysis Journal, 2(3), 345–352.
Nova Kristanty, Siti Khairani, I. F. (1978). Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak,
Tarif Pajak, dan Penyuluhan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Badan di Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang, (x), 1–12.
Nugroho, S. G. W. J. P. (2014). Pengaruh Pengetahuan, Persepsi Tentang Tarif
Pajak Dan Penegakan Hukum Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi Di KPP Pratama Yogyakarta. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 5(1),
85–98.
Nurhakim, T., Pratomo, D., & Ak, M. (2015). Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak
Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Studi KPP
Pratama Tasikmalaya). E-Proceeding of Management, 2(3), 3426–3433.
Purba, B. P. (2016). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Dan Pemahaman Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dengan Pelayanan Fiskus
Sebagai Variabel Moderating Di Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kembangan.
Akuntansi Perpajakan, 1(2), 29–43.
Putri, A., & Suryaning, A. (2015). Pengaruh Sosialisasi Dan Kapabilitas
Pembukuan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus UKM di Sentra
Industri Kerajinan Gerabah Kasongan ).
Putu Rara Susmita, N. L. S. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi
Perpajakan, Biaya Kepatuhan Pajak, Dan Penerapan E-Filing Pada Kepatuhan
Wajib Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1239–1269.
Rizky Akbar Anwar, M. S. (2016). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Perpajakan Wajib Pajak UMKM. Jurnal InFestasi, 12(1), 66–74.
Sondakh, J. Z. S. W. J. J., & Walandouw, S. K. (2015). Pengaruh Sosialisasi
Perpajakan Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pelaporan SPT
Tahunan Wajib Pajak Badan. Jurnal EMBA, 3(4), 585–592.
Suntono, & Andi, K. (1979). Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Dan Pelayanan
Aparat Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Preferensi Risiko
Sebagai Varibel Moderasi. Akuntansi, Keuangan Dan Perbankan,4(1), 29–38.
Sutanti, M., & Suprapti, R. (2017). Analisis Pengaruh Sosialisasi Perpajakan
Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Sumbawa Besar Tahun 2011-2016. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 14(3), 244–
255.
Theo Kusuma Ardyaksa, K. (2014). Pengaruh Keadilan, Tarif Pajak, Ketepatan
Academic Conference of Accounting I
Vol. 1 (Februari) Tahun 2019
http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 414
Pengalokasian, Kecurangan, Teknologi dan Informasi Perpajakan Terhadap
Tax Evasion. Accounting Analysis Journal, 3(4), 475–484.
Yusro, H. W. (2014). Pengaruh Tarif Pajak, Mekanisme Pembayaran Pajak dan
Kesadaran Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan WP. Accounting Analysis
Journal, 3(4), 429–436.