PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

16
Academic Conference of Accounting I Vol. 1 (Februari) Tahun 2019 http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 399 PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK, DAN TARIF PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP PRATAMA PADANG SATU Suarni 1) , Marlina 2) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP [email protected] [email protected] ABSTRACT This study aims to determine the effect of taxation socialization, tax service quality and tax rates on individual taxpayer compliance at the Padang Satu Primary Tax Office. This type of research is quantitative research. The population in this study were all individual taxpayers registered at the Padang Satu Primary Tax Office. Sampling was done using the Convenience Sampling method, with the Yamane formula calculation and a sample of 100 taxpayers was obtained. The data collection method used is using a questionnaire, and the analysis used is multiple regression analysis with the help of SPSS version 16. The results of the study show that: (1) Tax socialization has a positive significant effect on individual taxpayer compliance, (2) Service quality tax does not affect the compliance of individual taxpayers, (3) Tax rates do not affect individual taxpayer compliance. Keywords: Taxation Socialization, Tax Service Quality, Tax Rates and Individual Taxpayer Compliance. DOI : 10.6084/m9.figshare.7782593 Submit : 27 Februari 2019 Accepted : 2 Maret 2019 PENDAHULUAN Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang dapat digunakan untuk membiayai, pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Dimana penerimaan pajak merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Untuk menjalankan perekonomian pemerintah dan pembangunan maka peranan pajak sangat dibutuhkan (Adiasa, 2013). Salah satu upaya untuk mewujudkannya yaitu dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri ialah berupa pajak (Marlina, 2018). Peran serta wajib pajak untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak masih menjadi persoalan di Indonesia saat ini. Apabila wajib pajak tidak patuh maka pembangun negara tidak berjalan dengan semestinya, karena wajib pajak masih adanya upaya untuk melakukan tindakan

Transcript of PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Page 1: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 399

PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS

PELAYANAN PAJAK, DAN TARIF PAJAK TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DI KPP

PRATAMA PADANG SATU

Suarni1), Marlina2)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KBP

[email protected]

[email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of taxation socialization, tax service quality

and tax rates on individual taxpayer compliance at the Padang Satu Primary Tax

Office. This type of research is quantitative research. The population in this study

were all individual taxpayers registered at the Padang Satu Primary Tax Office.

Sampling was done using the Convenience Sampling method, with the Yamane

formula calculation and a sample of 100 taxpayers was obtained. The data

collection method used is using a questionnaire, and the analysis used is multiple

regression analysis with the help of SPSS version 16. The results of the study show

that: (1) Tax socialization has a positive significant effect on individual taxpayer

compliance, (2) Service quality tax does not affect the compliance of individual

taxpayers, (3) Tax rates do not affect individual taxpayer compliance.

Keywords: Taxation Socialization, Tax Service Quality, Tax Rates and Individual

Taxpayer Compliance.

DOI : 10.6084/m9.figshare.7782593

Submit : 27 Februari 2019

Accepted : 2 Maret 2019

PENDAHULUAN

Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang dapat digunakan untuk membiayai, pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Dimana penerimaan pajak merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar. Untuk menjalankan perekonomian pemerintah dan pembangunan maka peranan pajak sangat dibutuhkan (Adiasa, 2013). Salah satu upaya untuk mewujudkannya yaitu dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri ialah berupa pajak (Marlina, 2018). Peran serta wajib pajak untuk meningkatkan jumlah penerimaan pajak masih menjadi persoalan di Indonesia saat ini. Apabila wajib pajak tidak

patuh maka pembangun negara tidak berjalan dengan semestinya, karena wajib pajak masih adanya upaya untuk melakukan tindakan

Page 2: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 400

penghindaran, pengelakan dan kelalaian terhadap kewajiban pajaknya (Yusro, 2014).

Kepatuhan perpajakan menurut Anwar (2016) adalah kemauan individu dan

entitas kena pajak lain untuk bertindak sesuai dalam semangat serta surat hukum

pajak dan administrasi tanpa aplikasi aktivitas penegakan. Sedangkan, menurut

Mangoting (2013) Kepatuhan wajib pajak adalah keadaan saat wajib pajak

memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.

Dimana kepatuhan pajak dibagi menjadi dua, yaitu: 1) kepatuhan pajak formal

adalah kepatuhan yang diatur sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang

perpajakan, misalnya memiliki NPWP bagi yang sudah memiliki penghasilan, tidak

terlambat melaporkan SPT Masa maupun Tahunan sebelum batas waktu, tidak

terlambat melunasi utang pajak sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan. 2)

kepatuhan pajak material adalah suatu keadaan saat wajib pajak secara substantif

memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-

undang perpajakan. Contohnya pengisian SPT wajib pajak harus sesuai dengan

kondisi yang sebenarnya

Dilihat dari Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama

Padang Satu dalam jumlah SPT tahunan yang lapor. Pada 2015 persentase

kepatuhan wajib pajak sudah mencapai 100%, namun pada tahun 2016 mengalami

penurun dari tahun sebelumnya menjadi 93%, sampai tahun 2017 persentase

kepatuhan meningkat lagi dari tahun sebelumnya mencapai 95% namun kenaikan

tersebut tidak sebanding dengan yang wajib lapor dengan jumlah wajib pajak yang

terdaftar. Dan dapat simpulkan bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak pada KPP

Pratama Padang Satu dari tahun ke tahun masih berfluktuasi. Sumber: KPP Pratama

Padang Satu.

Melihat rendahnya kepatuhan wajib pajak tersebut, berbagai upaya yang

dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah dengan

memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Menurut Setiyoningrum, (2014)

Sosialisasi perpajakan adalah upaya yang dilakukan oleh Ditjen Pajak untuk

memberikan sebuah pengetahuan kepada masyarakat dan khususnya Wajib Pajak

agar mengetahui tentang segala hal mengenai perpajakan baik peraturan maupun

tata cara perpajakan melalui metode-metode yang tepat. Pengetahuan masyarakat

awam tentang pajak bersumber dari upaya pemerintah itu sendiri yang selalu

memberikan penyuluhan tentang perpajakan sehingga masyarakat lebih paham

mengenai manfaat pajak yang disetorkan (Purba, 2016).

Selain itu, salah satu faktor yang juga mempengaruhi kepatuhan wajib pajak

adalah meningkatkan kualitas pelayanan aparat pajak atau juga disebut fiskus.

Menurut Ardyanto (2014) Kualitas pelayanan yang dimaksud adalah apabila

pelayanan dari fiskus dapat memberikan kepuasan terhadap wajib pajak maka

persepsi wajib pajak terhadap fiskus akan baik sehingga dapat meningkatkan

kepatuhan wajib pajak. Pelayanan aparat pajak merupakan pihak yang ikut berperan

dalam menggali penerimaan negara. Aparat pajak dituntut untuk melayani wajib

pajak dengan profesional, jujur, dan bertanggungjawab. Oleh karena itu, pelayanan

aparat pajak sangatlah berperan penting terhadap kepatuhan wajib pajak. Apabila

kualitas pelayanan aparat pajak sangat baik, maka tidak menutup kemungkinan

kepatuhan wajib pajak juga akan meningkat (Ardyanto, 2014). Tarif pajak juga

mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak, tarif yang rendah akan

meningkatkan utility wajib pajak sehingga memberikan inisiatif dalam melaporkan

Page 3: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 401

penghasilan kepada administrasi pajak (Ananda & Kumadji, 2013). Menurut Josua

(2016) Tarif pajak merupakan suatu penetapan atau persentase berdasarkan undang-

undang perpajakan, yang dapat digunakan untuk menghitung dan/atau menentukan

jumlah pajak yang harus dibayar, disetor dan/atau di pungut oleh wajib pajak.

Meskipun tarif pajak digunakan untuk mengetahui jumlah pajak terutang, tidak

berarti mengesampingkan fungsi hukum pajak yang berupa keadilan, kemanfaatan,

dan kepastian hukum (Ardyaksa, 2014).

Menurut penelitian yang dilakukan Kurniawan (2017), Sutanti & Suprapti

(2017), Purba (2016), dan Putri & Suryaning, (2015) menunjukkan bahwa

sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak (WP).

Sedangkan menurut Sondakh & Walandouw (2015) menunjukkan bahwa

sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (WP).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mahfud & Muhammad Arfan (2017)

menunjukkan bahwa kualitas pelayanan perpajakan tidak berpengaruh terhadap

kepatuhan wajib pajak. Sedangkan menurut Putu Rara Susmita (2016), Suntono &

Andi (1979), dan Nurhakim et al (2015), menunjukkan bahwa kualitas pelayanan

perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Menurut penelitian

yang dilakukan oleh Nugroho (2014) menunjukkan bahwa tarif pajak tidak

berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan menurut Nova Kristanty

& Siti Khairani (1978), Josua (2016), dan Maulinarhadi et al (2016) menunjukkan

bahwa tarif pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan

pada sumber penelitian terdahulu seperti yang telah dijelaskan diatas, maka dapat

diambil simpulan hipotesis sementara yaitu:

H1 : Diduga sosialisasi perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak.

H2 : Diduga kualitas pelayanan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib

pajak.

H3 : Diduga tarif pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.

Kerangka Konseptual

Adapun model penelitian ini dari uraian tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut :

H1

H2

H3

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Untuk pengambilan

populasinya adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP

Pratama Padang Satu dengan jumlah WPOP yang terdaftar per 30 September 2018

Sosialisasi Perpajakan

(X1)

Kualitas Pelayanan Pajak

(X2)

Tarif Pajak

(X3)

Kepatuhan Wajib

Pajak

(Y)

Page 4: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 402

sebanyak 184,342 orang pribadi. Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan

menggunakan metode Convenience Sampling atau sampel yang mengambil secara

acak dengan menghampiri setiap orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai

sumber data dengan kriteria utamanya adalah Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP

Pratama Padang Satu. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden

wajib pajak orang pribadi. Maka perhitungan sampelnya dapat di gunakan dengan

rumus Yamane.

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁(𝑒)2

Dimana:

n = Jumlah Sampel yang diperlukan

N = Jumlah Populasi

e = Tingkat kesalahan sampel (sampling Error) biasanya ditetapkan 10%

atau 5%.

Jenis data dari penelitian ini adalah cross sectional mengingat tujuan peneliti

melakukan penelitian adalah untuk melihat tingkat kepatuhan wajib pajak

khususnya di KPP Pratama Padang Satu dengan data yang dikumpulkan dalam

rentan waktu yang tidak begitu lama. Sumber data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data primer. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode kuesioner yaitu dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan

kepada responden. Sedangkan untuk skala pengukuran yang digunakan dalam

teknik kuesioner adalah skala likert yaitu 1-5. Definisi operasional variabel pada

penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang terdiri dari variabel terikat

(dependent variable) yaitu kepatuhan wajib pajak, dan variabel bebas (independent

variable) yaitu sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan pajak, dan tarif pajak.

Adapun indikator yang digunakan dari variabel-variabel yang diteliti sebagai

berikut :

Tabel 1 Indikator Variabel Penelitian

No. Variabel Indikator Sumber

1

Kepatuhan

Wajib

Pajak (Y)

1. Melaporkan SPT tepat waktu

2. Menghitung dan membayar pajak dengan benar

dan tepat waktu 3. Tidak memiliki tunggakan pajak

4. Tidak melanggar aturan atau dijatuhi hukuman

pidana dibidang perpajakan 5. Melakukan pencatatan dengan benar

(Purba,

2016)

2

Sosialisasi

Perpajakan

(X1)

1. WP jadi tahu manfaat pajak bagi negara

2. WP akan menyampaikan SPT tepat waktu

3. WP menjadi tahu tata cara perhitungan dan pembayaran pajak

4. WP menjadi sadar dan patuh dalam melaksanakan

kewajiban perpajakannya

5. Mempengaruh minat masyarakat dalam membayar pajak

6. Sosialisasi yang diselenggarakan secara berkala

(Purba,

2016)

Page 5: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 403

oleh Ditjen Pajak.

7. WP mengetahui tujuan pelaksanaan sosialisasi

perpajakan 8. Pemberian sosialisasi yang benar dan jelas dapat

membentuk sikap masyarakat secara luas akan

pentingnya pajak 9. Intensitas kegiatan sosialisasi pajak dapat

menentukan sikap wajib pajak dalam

melaksanakan Kepatuhan WP 10. WP banyak memperoleh informasi perpajakan

melalui media sosialisasi

11. Persepsi masyarakat terhadap petugas pajak

12. Sosialisasi perpajakan sangat membantu WP untuk memahami peraturan perpajakan yang berlaku

13. WP memiliki antusias dalam mengikuti sosialisasi

peraturan perpajakan 14. Kejelasan sosialisasi pajak yang diberikan petugas

pajak

15. Kegiatan sosialisasi perlu diperbanyak dan terus

menerus dilakukan 16. Dalam sosialisasi perpajakan, petugas pajak sangat

penting perannya sebagai mediator

3

Kualitas

Pelayanan

Pajak (X2)

1. Keandalan (Reliability) 2. Ketanggapan (Responsiveness)

3. Jaminan (Assurance)

4. Empati (Emphaty)

5. Bukti langsung (Tangible)

(Kusuma,

2016)

4 Tarif Pajak

(X3)

1. Tarif pajak yang dikenakan secara proporsional

atau dikenakan sesuai dengan tingkat penghasilan.

2. Tarif pajak yang adil berarti harus sama setiap wajib pajak

(Diyat

Suhendri,

2015)

Teknik Analisis Data

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians, maksimum, minimum,

sum, rannge, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).

b. Uji Instrumen Data

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevaliditan item pertanyaan yang

digunakan dalam penelitian, maka digunakan uji validitas. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jika r hitung

lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut

dinyatakan valid. Atau validitas dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (corrected

item total correlation) > 0,3, sebaliknya apabila nilai koefisien korelasi (corrected

item total correlation) < 0,3 maka dikatakan tidak valid.

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji apakah terdapat kesamaan data pada

waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dengan koefisien alpha cronbach’s.

Dikatakan reliabel apabila nilai koefisien alpha cronbach’s > 0,7. Apabila nilai

Page 6: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 404

koefisien alpha cronbach’s < 0,7 maka dapat dikatakan tidak reliabel. Yang diukur

dalam uji reliabilitas adalah reliabilitas per variabel.

c. Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data pada persamaan

regresi yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak. Selain itu uji normalitas

bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau residual di dalam

model regresi memiliki distribusi normal. Uji normalitas yang digunakan untuk

menguji data yang berdistribusi normal residual adalah uji statistik non-parametrik

Kolmogorov-Smirnov (K-S), jika probability value > 0,05 maka H0 diterima

(berdistribusi normal) sedangkan probability value < 0,05 maka H0 ditolak (tidak

berdistribusi normal).

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance

dan VIF (varians inflation factor), nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,1 atau sama

dengan nilai VIF > 10.

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang

lain. Jika varians tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka

terjadi problem heteroskedastisitas.

d. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan

naik-turunnya variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai

faktor prediktor dimanipulasi yaitu dinaik-turunkan nilainya. Analisis regresi

berganda akan digunakan bila jumlah variabel independennya minimal dua.

Adapun rumus linier berganda dapat ditunjukkan melalui persamaan di bawah ini:

Y = β0+ β₁X₁ + β₂X₂ + β3X3 + ei

Keterangan:

Y = Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

β₁ = Koefisien Sosialisasi perpajakan

β₂ = Koefisien Kualitas pelayanan pajak

β3 = Koefisien Tarif Pajak

X₁= Sosialisasi Perpajakan

X₂ = Kualitas Pelayanan Pajak

X3 = Tarif Pajak

e = Tingkat kesalahan(error).

e. Uji Hipotesis

Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran kesesuaian garis regresi linier

berganda terhadap suatu data. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai 1.

Semakin mendekati 0 besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi,

semakin kecil pula pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Dengan kata lain semakin kecil kemampuan model regresi yang dihasilkan dalam

menjelaskan perubahan nilai variabel dependen. Sebaliknya, semakin mendekati 1

Page 7: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 405

besarnya koefisien determinasi suatu persamaan regresi, semakin besar pula

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan kata lain

semakin besar kemampuan model regresi yang dihasilkan dalam menjelaskan

perubahan nilai variabel dependen.

Uji signifikansi secara parsial atau sering kali disebut uji T bertujuan untuk

melihat pengaruh variabel-variabel independen secara individual terhadap variabel

dependen. Dasar pengambilan keputusan: Dengan membandingkan nilai t hitung

dengan nilai t tabel. Apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan melihat nilai

probabilitas signifikan. Apabila nilai probabilitas signifikan > 0,05 maka H0

diterima dan Ha ditolak. Apabila nilai probabilitas signifikan < 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan selama beberapa hari terhitung mulai tanggal 19

November sampai 7 Desember 2018. Kuesioner yang disebarkan kepada responden

berjumlah 100 kuesioner. Sedangkan jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 92

kuesioner, jadi data yang dapat diolah hanya 92%. Dengan karakteristik responden

terdiri dari 45 laki-laki dan 47 perempuan. Dengan rentang usia antara 20-50 tahun

yaitu responden berusia 20-24 tahun berjumlah 10 orang, usia 25-29 tahun

berjumlah 22 orang, usia 30-34 tahun berjumlah 30 orang, sedangkan usia 35-49

tahun berjumlah 26 orang dan usia diatas 50 tahun berjumlah 4 orang. Terdapat

perbedaan persentase yang kecil antara usia-usia diatas dan mengindikasikan bahwa

yang banyak datang ke KPP Pratama Padang Satu adalah usia 30-34 tahun.

Sedangkan untuk tingkat pendidikan terakhir masing-masing adalah SMA

berjumlah 16 responden, diploma berjumlah 22 responden, sarjana (S1) berjumlah

41 responden, sedangkan pascasarjana (S2) berjumlah 12 responden dan doktor

berjumlah 1 responden. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden yang

datang ke KPP Pratama Padang Satu adalah responden dengan pendidikan Sarjana

(S1).

Berikut hasil pengujian analisis statistik deskriptif yang menggambarkan

tentang statistik data seperti range, min, max,sum, mean, standar deviasi dan lain-

lain. Tabel 2

Hasil Analisis Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Sum Mean

Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Std. Error Statistic

Sosialisasi Perpajakan_X1 92 29 51 80 6001 65.23 .533 5.114

Kualitas Pelayanan Pajak_X2

92 23 29 52 3863 41.99 .506 4.851

Tarif Pajak_X3 92 10 10 20 1478 16.07 .202 1.938

Kepatuhan Wajib Pajka_Y

92 12 23 35 2635 28.64 .273 2.621

Valid N (listwise) 92

Sumber : Data diolah tahun 2018

Page 8: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 406

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif diatas menunjukkan bahwa

sosialisasi perpajakan (X1) dari 92 responden nilai terkecil (minimum) adalah 51

dan nilai maksimum adalah 80. Rata-rata yang menjawab setuju dalam pernyataan

yang terkait dengan sosialisasi perpajakan adalah 65,23 dengan standar deviasi

5.114. Nilai range yaitu sebesar 29 dan nilai sum merupakan penjumlah sosialisasi

perpajakan dari 92 responden sebesar 6001.Kualitas Pelayanan Pajak (X2) nilai

terkecil (minimum) adalah 29 dan nilai maksimum adalah 52. Nilai rata-rata sebesar

41,99 dengan standar deviasi 4.851. Nilai range yaitu sebesar 23 dan nilai sum

sebesar 3863.Tarif Pajak (X3) nilai terkecil (minimum) adalah 10 dan nilai

maksimum adalah 20. Nilai rata-rata yaitu 16,07 dengan standar deviasi 1.938. Nilai

range yaitu sebesar 10 dan nilai sum sebesar 1478. Kepatuhan Wajib Pajak (Y) nilai

terkecil (minimum) adalah 23 dan nilai maksimum adalah 35. Nilai rata-rata adalah

28.64 dengan standar deviasi 2.621. Nilai range yaitu sebesar 12 dan nilai sum

sebesar 2635.

Analisis pengujian instrumen dalam penelitian ini meliputi uji validitas dan

reliabilitas dengan bantuan program software SPSS versi 16, dimana hasil dari item

pernyataan dikatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel. Adapun r tabel

yang didapatkan yaitu sebesar 0,207 maka dapat disimpulkan bahwa dari semua

item pernyataan diatas dapat dinyatakan valid, sehingga dapat dilakukan uji statistik

selanjutnya.

Tabel 3

Hasil Uji Reliabilitas

No

Variabel

Cronbach’s

Alpha

Standar

Pengukuran

Kesimpulan

1. Kepatuhan Wajib Pajak_Y 0, 765 0,70 Reliabel

2. Sosialisasi Perpajakan_X1 0, 739 0,70 Reliabel

3. Kualitas Pelayanan

Pajak_X2

0,762 0,70 Reliabel

4. Tarif Pajak_X3 0, 738 0,70 Reliabel

Sumber : Data diolah tahun 2018

Dari hasil output diatas, dihasilkan nilai Cronbach's Alpha untuk variabel

penelitian sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan pajak, tarif pajak dan

kepatuhan wajib pajak lebih besar dari 0,70 yang memberikan hasil bahwa variabel

yang diteliti dapat dikatakan reliabel.

Tabel 4

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized Residual

Kolmogorov-Smirnov Z 1.338

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,056 Sumber : Data diolah tahun 2018

Berdasarkan hasil output diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,056

> 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data yang diolah berdistribusi normal.

Page 9: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 407

Tabel 5

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

SP : Sosialisasi Perpajakan_X1

KPP : Kualitas Pelayanan Pajak_X2

TP : Tarif Pajak_X3

0,904

0,790

0,863

1,106

1,266

1,158

Sumber : Data diolah tahun 2018

Dari hasil multikolinearitas bahwa menunjukkan nilai tolerance dari setiap

variabel lebih besar dari 0,1, dan nilai VIF (Varians Inflating Factor) setiap variabel

kurang dari 10, maka dapat simpulkan bahwa tidak terjadi masalah

multikolinearitas.

Tabel 6

Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

Sumber : Data diolah tahun 2018

Berdasarkan hasil uji gletser diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikan

sosialisasi perpajakan 0,123 > 0,05 dan nilai signifikan kualitas pelayanan pajak

0,513 > 0,05, dan nilai signifikan tarif pajak 0,873 > 0,05. Sehingga model regresi

ini tidak dapat masalah heteroskedastisitas.

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -2.189 2.319 -.944 .348

SP : Sosialisasi Perpajakan _X1

.050 .032 .171 1.555 .123

KPP : Kualitas Pelayanan Pajak_X2

.024 .036 .077 .657 .513

TP : Tarif Pajak_X3

-.014 .087 -.018 -.161 .873

Page 10: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 408

Tabel 7

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 13.856 3.782 3.664 .000

SP : Sosialisasi Perpajakan_X1 .178 .053 .348 3.397 .001

KPP : Kualitas Pelayanan Pajak_X2 .062 .059 .115 1.052 .296

TP : Tarif Pajak_X3 .033 .142 .024 .231 .818

Sumber : Data diolah tahun 2018

Dari hasil output diatas maka dapat persamaan regresi Kepatuhan Wajib

Pajak (Y) = 13.856 + 0,178 x 1 + 0,062 x 2 + 0,033 x 3 + 3.782. Dengan nilai

konstanta sebesar 13.856 menunjukkan bahwa jika variabel-variabel independen

(sosialisasi, kualitas pelayanan, dan tarif pajak) di asumsikan tidak mengalami

perubahan (konstan) maka nilai Y (Kepatuhan Wajib Pajak) sebesar 13.856.

Koefisien regresi sosialisasi perpajakan (X1) sebesar 0,178 menyatakan bahwa

setiap kenaikan sosialisasi perpajakan sebesar 1 poin maka akan meningkatkan

kepatuhan wajib pajak sebesar 0,178. Koefisien regresi kualitas pelayanan pajak

(X2) sebesar 0,062 menyatakan bahwa setiap kenaikan kualitas pelayanan pajak

sebesar 1 poin maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,062.

Koefisien regresi tarif (X3) pajak sebesar 0,033 menyatakan bahwa setiap kenaikan

tarif pajak sebesar 1 poin maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar

0,033. Dan error dalam penelitian ini adalah sebesar 3.782 yang berarti bahwa pada

populasi penelitian (wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Padang satu)

terdapat selisih antara nilai duga dengan nilai hasil pengamatan sebesar 3.782.

Tabel 8

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .405a .164 .135 2.437

Sumber :Data diolah tahun 2018

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada nilai adjusted

R2 adalah 0,135 atau 13,5% yang mengartikan bahwa kepatuhan WP dijelaskan

oleh variabel sosialisasi perpajakan, kualitas pelayanan pajak dan tarif pajak ialah

sebesar 13,5%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

Page 11: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 409

Tabel 9

Hasil Uji T Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 13.856 3.782 3.664 .000

SP : Sosialisasi Perpajakan_X1 .178 .053 .348 3.397 .001

KPP : Kualitas Pelayanan Pajak_X2 .062 .059 .115 1.052 .296

TP : Tarif Pajak_X3 .033 .142 .024 .231 .818

Sumber :Data diolah tahun 2018

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa variabel sosialisasi perpajakan

diperoleh nilai thitung sebesar 3.397 dan nilai sig 0.001, apabila dibandingkan dengan

ttabel. Nilai ttabel dilihat dari t dengan rumus df=n-k, dengan α= 5% dimana n adalah

jumlah pengamatan dan k adalah jumlah variabel. Sehingga df= 92-2 = 90, maka

diperoleh ttabel 1,662. Sehingga 3.397 > 1.662 dan 0,001 < 0,05 yang menunjukkan

bahwa Ha diterima yang artinya sosialisasi perpajakan berpengaruh signifikan

positif terhadap kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan

pajak diperoleh nilai thitung sebesar 1.052 dan nilai sig 0,296 apabila dibandingkan

dengan ttabel (1,662). Maka 1.052 < 1,662 dan 0,296 > 0,05 yang menunjukkan

bahwa Ha ditolak yang artinya kualitas pelayanan pajak tidak berpengaruh

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa variabel tarif pajak diperoleh

nilai thitung sebesar 0.231 dan nilai sig 0,818 apabila dibandingkan dengan ttabel

(1,662). Maka 0.231 < 1,662 dan 0,818 > 0,05 yang menunjukkan bahwa Ha ditolak

yang artinya tarif pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka pembuktian hipotesis dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi di KPP Pratama Padang Satu.

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa

variabel sosialisasi perpajakan berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan

wajib pajak. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai koefisien regresi (X1) yang

positif sebesar 0,178 yang mengartikan bahwa setiap kenaikan sosialisasi

perpajakan sebesar 1 poin satuan maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak

sebesar 0,178. Dan juga dapat dilihat dari nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel

(3.397 > 1.662) sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0,001 < 0,05 lebih kecil

Page 12: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 410

dari 5% mengartikan bahwa sosialisasi perpajakan berpengaruh signifikan positif

terhadap kepatuhan wajib pajak.

Dapat disimpulkan bahwa semakin sering sosialisasi pajak dilakukan akan

membuat wajib pajak menyampaikan SPT tepat waktu, karena adanya sosialisasi

perpajakan membuat wajib pajak jadi mengetahui manfaat pajak bagi negara serta

mengetahui tata cara perhitungan pajak dengan benar sehingga memberikan

kesadaran akan pentingnya manfaat pajak yang membuat wajib pajak secara

sukarela menjalankan kewajiban pajaknya. Sosialisasi perpajakan yang dilakukan

secara berkala oleh Dirjen Pajak dengan informasi yang benar dan jelas, mampu

mempengaruhi minat masyarakat serta dapat membentuk sikap masyarakat secara

luas akan pentingnya pajak. Selain itu, sosialisasi perpajakan akan sangat

membantu wajib pajak untuk memahami peraturan perpajakan yang berlaku,

dikarenakan wajib pajak banyak memperoleh informasi melalui media sosialisasi

serta dapat menimbulkan persepsi yang baik dari masyarakat terhadap petugas

pajak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sutanti & Suprapti (2017) dan

(Putri & Suryaning, 2015) menyatakan bahwa sosialisasi perpajakan mempunyai

pengaruh secara signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Namun hasil

penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan Sondakh &

Walandouw (2015) yang menyatakan bahwa sosialisasi perpajakan tidak

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Pengaruh kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang

pribadi di KPP Pratama Padang Satu.

Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis kedua (H2) bahwa variabel

kualitas pelayanan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak yang ditunjukkan oleh nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabelyaitu sebesar 1.052

< 1,662 dan nilai signifikansinya lebih besar dari 5% yaitu 0,296 > 0,05

mengartikan bahwa kualitas pelayanan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak. Nilai koefisien regresi kualitas pelayanan pajak sebesar

0,062 menyatakan bahwa setiap kenaikan kualitas pelayanan pajak sebesar 1 poin

satuan maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,062. Dengan kata

lain, walaupun petugas pajak sudah memberikan pelayanan yang terbaik serta

kemudahan dalam pelayanan tidak membuat wajib pajak menjadi patuh dalam

membayar pajak. Hal ini bisa disebabkan karena adanya kasus perpajakan yang

terjadi selama beberapa tahun ini, dan banyak terungkap kasus mafia pajak yaitu

adanya tindak korupsi, sehingga semangkin meningkatkan ketidakpatuhan wajib

pajak dalam membayar pajak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mahfud, Muhammad Arfan

(2017) menyatakan bahwa kualitas pelayanan pajak tidak berpengaruh signifikan

terhadap kepatuhan wajib pajak. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil

penelitian yang dilakukan Putu Rara Susmita (2016) dan Nurhakim et al (2015)

yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan pajak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

Page 13: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 411

Pengaruh tarif pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi orang

pribadi di KPP Pratama Padang Satu.

Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis ketiga (H3) bahwa variabel

tarif pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak yang

ditunjukkan oleh nilai thitung lebih kecil dari nilai ttabel yaitu sebesar 0.231 < 1,662

dan nilai signifikansinya lebih besar dari 5% yaitu 0,818 > 0,05 mengartikan bahwa

tarif pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Nilai

koefisien regresi tarif pajak sebesar 0,033 menyatakan bahwa setiap kenaikan tarif

pajak sebesar 1 poin maka akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar

0,033. Namun dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya tarif pajak tidak

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak atau tarif pajak bukan faktor yang

dipertimbangkan wajib pajak dalam membayar pajak. Tarif pajak yang dikenakan

disesuaikan dengan tingkat penghasilan yang diterima oleh wajib pajak maupun

penerima penghasilan tinggi dikenakan pajak secara proporsional dibandingkan

penerima penghasilan rendah, dengan demikian walaupun adanya tarif pajak yang

dibagikan secara proporsional bukanlah faktor penentu yang membuat wajib pajak

menjadi patuh dalam membayar pajak, karena tarif tersebut sudah ditetapkan oleh

pemerintah dan apabila wajib pajak melanggar atau tidak membayar pajak maka

akan dikenakan sanksi yang berlaku.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nugroho (2014) yang

menyatakan bahwa tarif pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak. Dan hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Nova Kristanty, Siti Khairani (1978), dan Josua (2016) yang

menyatakan bahwa tarif pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib

pajak.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa, sosialisasi perpajakan (X1) berpengaruh signifikan

positif terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Padang Satu.

Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0.001 lebih kecil dari 0,05. Perbandingan nilai

t-hitung dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa sosialisasi perpajakan

berpengaruh signifikan positif terhadap kepatuhan wajib pajak dimana nilai t-hitung

3.397 lebih besar dari nilai t-tabel 1.662. Artinya semakin rutin kegiatan sosialisasi

yang dilakukan oleh fiskus kepada wajib pajak maka dapat mempengaruhi minat

masyarakat dan memberikan kesadaran kepada wajib pajak, sehingga dapat

meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajaknya.

Kualitas pelayanan pajak (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap

kepatuhan wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Padang Satu. Hal ini terlihat

dari nilai signifikansi 0,296 lebih besar dari 0,05. Perbandingan nilai t-hitung

dengan t-tabel juga menunjukkan bahwa kualitas pelayanan pajak tidak

berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dimana nilai t-hitung 1.052

lebih kecil dari nilai t-tabel 1.662. Artinya kualitas pelayanan bukanlah faktor

penentu dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak, karena pajak merupakan

suatu kewajiban yang dapat dipaksakan menurut undang-undang yang wajib untuk

dipatuhi.

Tarif pajak (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak

orang pribadi di KPP Pratama Padang Satu. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi

Page 14: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 412

0,818 lebih besar dari 0,05. Perbandingan nilai t-hitung dengan t-tabel juga

menunjukkan bahwa tarif pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan

wajib pajak dimana nilai t-hitung 0.231 lebih kecil dari nilai t-tabel 1.662. Artinya

besar kecilnya tarif pajak tidak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam

membayar pajak, dikarenakan tarif pajak sudah ditetapkan oleh pemerintah yang

harus dipatuhi, dan apabila melanggarnya akan dikenakan sanksi yang berlaku.

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT

atas rahmat dan hidayah-Nya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada Bapak Febryandhie Ananda, S.E., M.Si., Bapak Muhammad Rivandi,

SE.,M.Si dan Ibu Marlina, S.S.T, M.Ak. selaku dosen pembimbing yang dengan

sabar memberikan bimbingan, kritik dan saran, serta arahan yang membangun, dan

kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, P. R. D., Kumadji, S., & Husaini, A. (2013). Pengaruh Sosialisasi

Perpajakan, Tarif Pajak, dan Pemahaman Perpajakan terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak (Studi pada UMKM yang Terdaftar sebagai Wajib Pajak di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu). Journal of Chemical Information

andModeling, 53(9), 1689–

1699.https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Arif angga Ardyanto. (2014). Pengaruh Sansksi Pajak dan Pelayanan Aparat Pajak

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Accounting Analysis Journal, 3(2), 220–

229.

Ayu Try Setiyoningrum. (2014). Analisis Pengaruh Sosialisasi Perpajakan,

Kualitas Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan WP

Orang Probadi, 50–62.

Diyat Suhendri. (2015). Pengaruh Pengetahuan, Tarif Pajak, Dan Sanksi Pajak

Terhadap Kepatuhan WPOP Yang Melakukan Kegiatan Usaha Dan Pekerjaan

Bebas Di Kota Padang (Studi Empiris pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Kota Padang).

Josua, V. B. T. (2016). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan, Tarif Pajak, dan sanksi

Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pelapor SPT Tahunan Wajib Pajak Orang

Pribadi. Jurnal EMBA, 4(4), 912–921.

Kemenkeu_RI_DJP. (2013). Undang-Undang KUP dan Peraturan Pelaksanaannya.

Undang-Undang KUP Dan Peraturan Pelaksanaanya.

Kartika Candra Kusuma. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan Pajak, Pemahaman

Peraturan Perpajakan Serta Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan WPOP

Dalam Membayar Pajak Yang Terdaftar (Studi Kasus pada Wajib Pajak yang

Terdaftar di Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan Won,

2014.

Kurniawan, A. (2017). Pemahaman Wajib Pajak , Sosialisasi Perpajakan dan

Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal-Star, XIV(1).

Mahfud, Muhammad Arfan, S. A. (2017). Pengaruh Pemahaman Peraturan

Perpajakan, Kesadaran Membayar Pajak dan Kualitas Pelayanan Perpajakan

Page 15: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 413

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Jurnal Megister Akuntansi,

(August).

Mangoting, Y. (2013). Pengaruh Postur Motivasi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan,15(2), 106–116.

https://doi.org/10.9744/jak.15.2.106-116

Marlina. (2018). Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi WPOP

Mengenai Penggelapan Pajak (Studi Empiris pada KPP Pratama Lubuk

Pakam).

Maulinarhadi, M., Kertahadi, & Mustofa, F. A. (2016). Pengaruh Pemahaman

Peraturan Perpajakan, Tarif Pajak Dan Asas Keadilan Terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak. Journal of Chemical Information and Modeling, 8(9), 7.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Nirawan Adiasa. (2013). Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Moderating Preferensi Risiko. Accounting

Analysis Journal, 2(3), 345–352.

Nova Kristanty, Siti Khairani, I. F. (1978). Pengaruh Pengetahuan Wajib Pajak,

Tarif Pajak, dan Penyuluhan Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak

Badan di Kantor Pelayanan Pajak Madya Palembang, (x), 1–12.

Nugroho, S. G. W. J. P. (2014). Pengaruh Pengetahuan, Persepsi Tentang Tarif

Pajak Dan Penegakan Hukum Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Orang Pribadi Di KPP Pratama Yogyakarta. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, 5(1),

85–98.

Nurhakim, T., Pratomo, D., & Ak, M. (2015). Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak

Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan (Studi KPP

Pratama Tasikmalaya). E-Proceeding of Management, 2(3), 3426–3433.

Purba, B. P. (2016). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Dan Pemahaman Perpajakan

Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dengan Pelayanan Fiskus

Sebagai Variabel Moderating Di Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Kembangan.

Akuntansi Perpajakan, 1(2), 29–43.

Putri, A., & Suryaning, A. (2015). Pengaruh Sosialisasi Dan Kapabilitas

Pembukuan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus UKM di Sentra

Industri Kerajinan Gerabah Kasongan ).

Putu Rara Susmita, N. L. S. (2016). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi

Perpajakan, Biaya Kepatuhan Pajak, Dan Penerapan E-Filing Pada Kepatuhan

Wajib Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1239–1269.

Rizky Akbar Anwar, M. S. (2016). Pengaruh Sosialisasi Perpajakan Terhadap

Kepatuhan Perpajakan Wajib Pajak UMKM. Jurnal InFestasi, 12(1), 66–74.

Sondakh, J. Z. S. W. J. J., & Walandouw, S. K. (2015). Pengaruh Sosialisasi

Perpajakan Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pelaporan SPT

Tahunan Wajib Pajak Badan. Jurnal EMBA, 3(4), 585–592.

Suntono, & Andi, K. (1979). Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Dan Pelayanan

Aparat Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dengan Preferensi Risiko

Sebagai Varibel Moderasi. Akuntansi, Keuangan Dan Perbankan,4(1), 29–38.

Sutanti, M., & Suprapti, R. (2017). Analisis Pengaruh Sosialisasi Perpajakan

Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Sumbawa Besar Tahun 2011-2016. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 14(3), 244–

255.

Theo Kusuma Ardyaksa, K. (2014). Pengaruh Keadilan, Tarif Pajak, Ketepatan

Page 16: PENGARUH SOSIALISASI PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN PAJAK …

Academic Conference of Accounting I

Vol. 1 (Februari) Tahun 2019

http://ocs.akbpstie.ac.id/index.php/ACAR/ACA1/schedConf/presentations 414

Pengalokasian, Kecurangan, Teknologi dan Informasi Perpajakan Terhadap

Tax Evasion. Accounting Analysis Journal, 3(4), 475–484.

Yusro, H. W. (2014). Pengaruh Tarif Pajak, Mekanisme Pembayaran Pajak dan

Kesadaran Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan WP. Accounting Analysis

Journal, 3(4), 429–436.