Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

download Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

of 28

Transcript of Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    1/28

    1

    PENGARUH SISTEM INTEGRASI EKONOMIEURO ZONE UNI EROPA TERHADAP

    KRISIS EKONOMI YUNANI TAHUN 2009-2010

    Oleh:

    Eka Musti Dananjaya

    0710043053

    Uni Eropa merupakan intitusi regionalisme yang mewadahi negara-negara berdaulat di

    lingkup wilayah geografis benua Eropa. Sebagai sebuah intitusi regionalisme, Uni Eropa

    merupakan institusi yang paling terintegrasi terhadap negara anggotanya apabila dibandingkan

    dengan institusi regional lainnya, baik struktural maupun fungsional. Sebagai sebuah organisasi

    regional, Uni Eropa berupaya mencapai integrasi pada segala bidang kehidupan, salah satunya

    mencapai integrasi penuh pada bidang perekonomiannya. Oleh karena itu, dibentuklahEconomic

    and Monetary Union (EMU) yang tercantum dalam Perjanjian Maastricht (Maastricht Treaty).

    Dalam perjanjian tersebut, tercantum kriteria konvergensi (convergence criteria) dan Stability

    and Growth Pact, yang bertujuan mengatur keselarasan perekonomian negara anggota Uni Eropa

    yang sebelum mengadopsi mata uang tunggal euro.

    Perjanjian tersebut memperkenalkan konsep masyarakat Eropa, sebagai suatu bentuk

    langkah pengintegrasian Eropa secara sosial, memperkuat pengaruh European Parliament, dan

    membentuk Economic and Monetary Union (EMU). EMU merupakan perwujudan dari pasar

    tunggal (single market) dari negara-negara Eropa. Kebijakan perekonomian EMU terdiri dari

    tiga komponen, yaitu setiap negara anggota diharuskan untuk mengkoordinasikan setiap

    kebijakan perekonomian, menyediakan pengawasan multilateral atas koordinasi kebijakan

    perekonomian, dan merupakan subyek dari ketetapan dan disiplinari finansial dan anggaran.

    Tujuan dari kebijakan moneter adalah untuk menciptakan sebuah mata uang bersama dan untuk

    memastikan stabilitas mata uang. (Treaty of Maastricht, 2010, hal. 3).

    Seperti telah disebutkan sebelumnya, dalam Perjanjian Maastricht tercantum kriteria

    konvergensi (convergence criteria). Kriteria Konvergensi merupakan sebuah mekanisme

    makroekonomi untuk menilai kesiapan negara anggota dalam mengadopsi Euro dan masuk

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    2/28

    2

    kedalam European Monetary Union (EMU) serta menjaga kestabilannya pasca EMU. Kriteria

    Konvergensi terdiri dari 5 ketentuan yang mengatur kondisi ekonomi makro, sektor moneter dan

    fiskal, negara anggotanya (Afxentiou, 2000, hal. 249).

    Disamping Kriteria Konvergensi, dalam Perjanjian Maastricht mencantumkan Pakta

    Stabilitas dan Pertumbuhan atau Stability and Growth Pact. Stability and Growth Pact (SGP)

    bertujuan untuk memfasilitasi dan menjaga kestabilan dari EMU pasca diperkenalkannya mata

    uang euro. SGP merupakan kebijakan yang dibuat untuk diterapkan pada semua negara anggota

    UE, melengkapi criteria konvergensi dari EMU yang telah dibentuk sebelumnya. Secara garis

    besar fungsi SGP adalah memantau kondisi fiskal dari negara-negara anggota agar tetap terjaga

    sesuai dengan ketentuan dalam Kriteria Konvergensi (Ngai, 2012, hal. 15).

    Melalui keunggulan yang ditawarkan tersebut memungkinkan negara anggota yang telah

    terintegrasi secara ekonomi akan mengalami perubahan kondisi perekonomian sebagai akibat

    dari penyesuaian terhadap sistem dan regulasi perekonomian yang telah ditetapkan. Hal ini

    dikarenakan sistem perekonomian yang dilakukan secara komunal akan melindungi setiap negara

    anggotanya dari setiap kemungkinan akan terjadinya krisis perekonomian. Kejatuhan

    perekonomian suatu negara akan berdampak terhadap perekonomian negara lain yang tergabung

    di dalam institusi regional yang terkait.

    Akan tetapi, situasi demikian tidak terjadi pada Yunani. Tidak stabilnya sektor fiskal

    negara menjadi salah satu faktor terjadinya fluktuasi pertumbuhan GDP Yunani. Nilai

    pertumbuhan GDP pada tahun 2001 berada di posisi 4.2 persen, satu tahun sebelum Yunani

    bergabung ke dalam eurozone (Global Finance, Greece Country Report, hal. 1). Kemudian tahun

    2002, bersamaan masuknya Yunani kedalam eurozone secara penuh, terjadi penurunan nilai

    GDP pada posisi 3.4 persen diikuti dengan tren pertumbuhan GDP yang cukup fluktuatif yang

    cenderung menurun (Global Finance, Greece Country Report, hal. 1). Pada tahun 2004, Yunani

    menjadi tuan rumah penyelenggara pesta olahraga dunia (olimpiade). Anggaran awal yangdipersiapkan Yunani, dalam menghadapi pelaksanaan pesta olimpiade adalah 4,5 milyar euro.

    Namun pada implementasinya, rekonstruksi infrastruktur tersebut mengalami pembengkakan

    biaya sebesar dua kali lipat. Untuk tetap menjalankan roda perekonomiannya saat itu, Yunani

    melakukan pinjaman hutang, hampir mencapai 6,6 persen dari nilai GDP-nya (Wallop, 2010,

    hal.1).

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    3/28

    3

    Pada tahun 2007, kondisi perekonomian global mengalami ketidakstabilan. Situasi

    tersebut disebabkan oleh terjadinya kemacetan arus pembayaran kredit perumahan (subprime

    mortgage) kepada para perusahaan finansial di Amerika Serikat, seperti Lehman Brothers.

    Pengaruh yang dirasakan oleh Yunani atas ketidakstabilan ekonomi tersebut, yaitu menurunnya

    jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Yunani. Memasuki tahun 2010 Eurostat

    menyatakan bahwa defisit keuangan Yunani mencapai angka 13,6 persen dari nilai GDP-nya

    (Nelson, 2010, hal.6). Selain itu, utang Pemerintah Yunani pada tahun 2010 mencapai angka

    124,9 persen dari nilai GDP-nya dan untuk utang luar negerinya mencapai angka 77,5 persen

    dari nilai GDP-nya (Rossi, 2010, hal.6).

    Terbentuknya EMU merupakan sebuah pencapaian hebat dari proses integrasi kawasan

    Eropa. Yunani, sebagai salah satu negara anggota Uni Eropa, juga mengadopsi sistem

    perekonomian Uni Eropa ke dalam sistem perekonomian domestik Yunani. Dengan mengamati

    lebih jauh maka akan dapat diketahui penyebab terjadinya krisis Ekonomi yang terjadi di

    Yunani. Apakah sistem integrasi ekonomi zona euro yang belum berjalan sesuai fungsinya atau

    ketidakmampuan Yunani sebagai negara anggota dalam mengikuti dan memenuhi ketentuan

    ketentuan yang diberikan oleh Uni Eropa.

    Kajian Teoretik Menggunakan Teori Organisasional

    Teori organisasional mengidentifikasikan mekanisme yang berbeda-beda melalui

    bagaimana adaptasi institusi dapat berevolusi (Brzel, 2003, hal. 13). Untuk membantu

    menjawab rumusan masalah pada penelitian ini penulis akan menggunakan pendekatan dampak

    domestik Eropa sebagai sebuah proses adaptasi institusional berdasarkan pada teori

    organisasional. Lebih lanjut dijelaskan pendekatan dampak domestik Eropa sebagai sebuah

    proses adaptasi institusional muncul sebagai alat yang digunakan untuk mencoba menjelaskan

    pola relasi yang terbentuk antara Uni Eropa dengan negara-negara anggota yang tergabung di

    dalamnya, seperti dapat dilihat melalui dua proses yang membentuk sebuah siklus relasional,yaitu bottom up dan top down.

    Pola Hubungan Uni Eropa dengan Negara Anggota

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    4/28

    4

    Sumber: Cf. Schmidt 2001; Hix dan Goetz 2000 dalam Borzel, 2003, hal. 2

    Dapat dilihat bahwa di dalam proses integrasi negara-negara Eropa terdapat dua proses

    yang terjadi, proses pertama adalah bottom up, di dalam proses ini negara anggota menetapkan

    delegasi-delegasi nasional dari setiap negara anggota, dengan membawa kepentingan nasional

    masing-masing, untuk kemudian membentuk Uni Eropa sebagai sebuah institusi supranasional

    yang menjadi media bagi negara anggota untuk berinteraksi dan mencapai kepentingan nasional.

    Hal tersebut diimplementasikan melalui proses pembuatan kebijakan dari Uni Eropa.

    Kemudian dalam proses kedua yaitu top down, Uni Eropa sebagai sebuah institusi

    supranasional dalam lingkup Eropa melakukan proses pembentukan kebijakan Uni Eropa yang

    diimplementasikan berupa kebijakan, norma, aturan dan prosedur, serta proses politik, yang

    kemudian ditujukan untuk mengintegrasikan negara-negara anggotanya dalam proses eropanisasi

    (europeanization). Kedua proses tersebut terjadi secara bersamaan dan saling berhubungan

    sehingga kemudian membentuk sebuah siklus interaksi yang saling mempengaruhi satu sama

    lain.

    Kemudian, terdapat dua asumsi utama yang menjelaskan bagaimana Uni Eropa dapat

    berdampak terhadap negara anggotanya dan konsekuensi apa yang diberikan (Brzel, 2003, hal.

    5). Pertama bahwa dampak Uni Eropa terhadap setiap negara anggotanya berbeda-beda,

    bervariasi di antara negara anggota dan area kebijakannya. Kedua, dampak yang berbeda-beda

    dapat dijelaskan melalui kecocokan anatara kebijakan, institusi, dan proses antara Uni Eropa dan

    negara anggota. Sementara disisi lain terdapat faktor mediasi atau variabel intervensi yang

    menahan dampak domestik terhadap negara anggota dari Uni Eropa.

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    5/28

    5

    Mekanisme pengaruh Uni Eropa terhadap sistem dan kondisi perekonomian Yunani,

    hingga terjadinya krisis perkonomian Yunani 2009-2010, dapat dijelaskan melalui pendekatan

    yang dilakukan oleh Borzel, yaitu melalui dampak domestik Eropa sebagai sebuah proses

    sosialisasi (the Domestic Impact of Europ as a Process of Socialization) dan dampak domestik

    Eropa sebagai sebuah proses adaptasi institusional (the Domestic Impact of Europ as a Process

    of Institutional Adaptation).

    Di dalam pendekatan dampak domestik Eropa sebagai sebuah proses sosialisasi, aktor

    dituntut untuk secara kolektif memahami dan menerima perilaku sosial yang diberikan dalam

    sebuah regulasi dan struktur. Pemahaman kolektif tersebut berarti bahwa struktur mempengaruhi

    secara kuat bagaimana para aktor menentukan tujuan yang diinginkan dan cara untuk

    mencapainya melalui aksi-aksi yang rasional. Kemudian, di dalam institusionalisme sosiologis,

    institusi tidak secara sederhana menentukan perilaku aktor di dalam sistem dengan menyediakan

    kesempatan dan batasan. Institusi, memberikan pemahaman fundamental terhadap aktor atas

    kepentingan setiap aktor yang terlibat dan cara yang tepat untuk dapat dipergunakan di dalam

    upaya pencapaian kepentingan tersebut (Brzel, 2003, hal. 10).

    Variasi dalam adaptasi institusional dijelaskan melalui situasi dan kondisi yang berbeda

    dimana instusi yang ada dan baru, dapat sesuai satu dengan yang lain. Kemudian apabila terjadi

    sebuah evolusi maka akan berupa sebuah proses dalam jangka panjang. Perubahan adaptasi

    institusional dapat mengarah kepada empat mekanisme difusi yang berdampak terhadap

    perubahan domestik, yaitu:

    a. Coercionberarti bahwa dalam penerapan model atau regulasi yang dikeluarkan oleh sebuah

    organisasi integrasi regional terdapat unsur pemaksaan dan sanksi bagi anggota jika tidak

    mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan (Dyson, 2000, dalam Brzel, 2003, hal. 13).

    b. Mimetic imitation and normative pressureberarti bahwa negara anggota meniru model atau

    regulasi yang dikeluarkan oleh Uni Eropa sebagai organisasi regional untuk menghindari

    ketidakpastian (mimesis) atau yang telah berhasil diimplementasikan oleh negara lain

    (normative pressure) (Schneider, 2001, dalam Brzel, 2003, hal. 13).

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    6/28

    6

    c. Competitive selection (regulatory competition) adalah ketika Uni Eropa sebagai organisasi

    regional tidak mengeluarkan larangan atau merekomendasikan sebuah model atau regulasi

    tertentu pada sebuah sektor, maka dalam situasi demikian anggota dapat berkompetisi dalam

    melakukan pengaturan terhadap aturan domestik masing-masing dengan tujuan untuk

    menghindari kerugian komparatif (Kerwer dan Teutsch, 2001, dalam Brzel, 2003, hal. 13).

    d. Framing, yaitu aktor eropa dapat bertindak sebagai ideational entrepreneur yang mencoba

    untuk mengubah keyakinan dan ekspektasi dari aktor domestik dengan menyebarkan ide-ide

    baru. (Kohler-Koch, 2002, dalam Brzel, 2003, hal. 13).

    Masing-masing mekanisme difusi tersebut dapat terjadi akibat dua hal yakni resource-

    dependency atau ketergantungan terhadap sumber daya/barang dan socialization approaches atau

    pendekatan sosialisasi. Bentuk coercion dalam kebijakan Uni Eropa yang tidak sesuai dengan

    kebijakan domestik (misfit) dapat mendorong terjadinya reformasi domestik atau sosialisasi yang

    membawa perubahan menuju aturan-aturan baru. Disisi lain regulatory competition atau

    kompetisi dalam peraturan sebagai hasil dari pembuatan kebijakan pasar menyebabkan

    perubahan domestik melalui pembatasan wewenang pemerintah untuk melakukan proteksi pada

    pasar domestik dari penyedia asing. Sedangkan Mimetic imitation, normative pressure dan

    framing cenderung bekerja melalui proses pembelajaran sosial dari ide atau norma yang

    disebarkan oleh aktor eropa, yang berusaha mempengaruhi kepentingan aktor domestik untuk

    kepentingan mereka (Heritier et al. 2001, hal. 257, dalam Brzel, 2003, hal. 14).

    Gambaran Umum Sistem Integrasi Ekonomi Uni Eropa

    Uni Eropa sebagai sebuah institusi regional berupaya untuk mencapai integrasi penuh

    dalam bidang perekonomian melalui pembentukan Economic and Monetary Union (EMU).

    EMU merupakan kombinasi dari dua bentuk integrasi ekonomi, yaitu kesatuan ekonomi

    (economic union) dan kesatuan moneter atau monetary union. EMU memiliki beberapa

    kebijakan yang dirancang untuk memperkuat stabilitas ekonomi negara-negara anggota

    diantaranya kebijakan tentang kondisi moneter, suku bunga, serta sektor fiskal. Dr Tsvetan

    Manchev dalam tulisannya Economic and Monetary Union on the Horizon menjelaskan bahwa

    EMU merupakan sebuah integrasi komunitas diantara dua atau lebih negara anggota Uni Eropa

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    7/28

    7

    yang mengimplementasikannya, dengan mengutamakan beberapa hal sebagai berikut (Manchev

    dan Karavastev, 2005, hal.7):

    1. Penggunaan mata uang bersama (common currency) yang dikeluarkan oleh sebuah

    penerbit independen, yaitu Bank Sentral;

    2. Penerapan kebijakan moneter yang dilakukan oleh kesatuan bank sentral;

    3. Pengimplementasian pasar bersama (common market) yang menampilkan pergerakan

    bebas manusia, barang, jasa dan modal, serta;

    4. Adanya kewajiban bagi negara-negara anggota untuk mengejar kebijakan ekonomi

    bersama (common economic policies) yang telah disepakati dalam sebuah kerangka

    perjanjian, seperti perjanjian tentang pertumbuhan dan kestabilan ekonomi atau yang

    dikenal dengan istilah the Stability and Growth Pact.

    Pembentukan EMU bermula dari pertemuan konferensi enam negara yaitu Belgia,

    Perancis, Jerman, Italia, Luksemburg dan Belanda di Hague pada tahun 1969 (Manchev dan

    Karavastev, 2005, hal.7). Pada saat itu, posisi EMU sebagai penyempurna dalam pelaksanaan

    serikat pabean (customs union) di Eropa, memberikan kesuksesan pada implementasi kebijakan

    pertanian bersama, yaitu Common Agricultural Policy atau CAP. Serikat pabean (customs union)

    adalah suatu kondisi dimana masing-masing negara anggota menghapus semua hambatan

    perdagangan diantara mereka dan menetapkan serangkaian hambatan eksternal yang berlaku

    secara umum, dengan demikian menghapuskan kebutuhan untuk menginspeksi pajak di

    perbatasan antar negara anggota (Lindert, 1994, hal.188).

    Pada waktu yang hampir bersamaan, sistem perekonomian dunia yaitu Bretton Woods

    System mengalami keruntuhan dan nilai mata uang dollar Amerika Serikat mengalami krisis

    pada tahun 1973. Hal ini berdampak terhadap kesuksesan EMU di dalam pelaksanaan serikat

    tersebut dengan mendorong para kepala negara Uni Eropa agar segera mengimplementasikannya

    secara konkrit (Verdun, 2010, hal.3). Hal tersebut bertujuan untuk mencapai kestabilan nilai

    mata uang Eropa. Akan tetapi, implementasi EMU yang dilangsungkan pada saat itu tidak dapat

    berjalan secara signifikan, sebagai dampak dari terjadi krisis minyak (Verdun, 2010, hal.3).

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    8/28

    8

    Di dalam pertemuan pada bulan Juni 1988 di Hanover, posisi EMU mulai diagendakan

    kembali. Pada saat itu, Jacques Delors yang merupakan Presiden Komisi (Commission

    President) Uni Eropa, mengusulkan langkah-langkah khusus di dalam pembentukan EMU.

    Dalam pertemuan tersebut, dihasilkan sebuah kesepakatan tentang pembentukan EMU dan

    perlunya mengubah isi Perjanjian Roma (the Treaty of Rome), yang dilakukan pada tanggal 17

    April 1989. Disamping itu, Komisi merekomendasikan pembentukan kebijakan moneter

    komunitas bersama, yang dipimpin oleh badan pemerintahan independen dari masing-masing

    negara anggota dan badan komunitas, yaituEuropean System of Central Bank (ECSB) (Manchev

    dan Karavastev, 2005, hal. 8-9). Pada saat itu, komite yang berada dibawah pimpinan Jacques

    Delors, merekomendasikan negara-negara anggota yang terintegrasi dalam EMU, untuk

    menggunakan European Currency Unit (ECU) sebagai mata uang tunggal bersama. ECU

    merupakan langkah awal terbentuknya mata uang euro, yang akan dijadikan sebagai alat

    transaksi jual-beli diantara negara anggota Uni Eropa yang menggunakannya.

    Kriteria Konvergensi Di Uni Eropa

    Rencana pembentukan monetary union atau serikat moneter dengan penggunaan mata

    uang tunggal di wilayah eropa terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama dilaksanakan pada

    tahun 1990 dengan langkah awal adalah penghapusan kontrol pada pergerakan modal keuangan

    di Uni Eropa. Setelah itu tahap kedua dilaksanakan tahun 1994 yang ditandai dengan

    pembentukan European Monetary Institute (EMI) berpusat di Fankfurt, Jerman. Lembaga ini

    bertanggungjawab dalam mengkordinasi proses transisi menuju serikat moneter dan secara

    bertahap akan mengambil alih peran bank sentral. Kemudian tahap ketiga dilaksanakan pada

    tahun 1999 ketika Euro diterapkan untuk pertama kali. Dalam tahap akhir ini European Central

    Bank diciptakan dan mengambil alih sebagian tanggungjawab dari EMI (Manchev dan

    Karavastev, 2005, hal.9-15).

    Proses transisi dari European Monetary System (EMS) menuju EMU telah disebutkan

    dalam perjanjian Maastricht yang disepakati oleh para pemimpin Eropa pada bulan Desember

    tahun 1991. Dari ketiga tahapan tersebut diatas dapat dijelaskan bahwa tahap pertama dan kedua

    ditujukan sebagai masa persiapan dan penyesuaian kebijakan moneter dan fiskal masing-masing

    negara anggota Uni Eropa sebelum tergabung kedalam Eurozone atau zona Euro. Terkait dengan

    hal tersebut Uni Eropa, dalam perjanjian Maastricht, mengembangkan sebuah mekanisme

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    9/28

    9

    makroekonomi untuk menilai kesiapan negara anggota dalam mengadopsi Euro dan masuk

    kedalam European Monetary Union (EMU) serta menjaga kestabilannya pasca EMU. Kriteria

    tersebut diantaranya adalah (Afxentiou, 2000, hal. 249):

    1. Tingkat inflasi di negara yang bersangkutan tidak boleh lebih dari poin 1.5 persentase

    diatas rata-rata dari tiga negara anggota Uni Eropa dengan inflasi terendah.

    2. Negara yang bersangkutan harus menjaga kestabilan nilai tukar mata uang dalam

    mekanisme kurs atau Exchange Rate Mechanism (ERM) tanpa mendevaluasi inisiatif

    mata uangnya sendiri.

    3. Tingkat defisit sektor publik dari negara yang bersangkutan tidak boleh lebih dari 3

    persen atas nilai Produk Domestik Bruto.

    4. Tingkat hutang publik dari negara yang bersangkutan harus berada dibawah atau

    mendekati tingkat acuan sebesar 60 persen dari nilai Produk Domesetik Bruto.

    5. Nilai suku bunga jangka panjang dari negara yang bersangkutan tidak boleh lebih tinggi

    dari 2 poin persentase diatas tiga negara anggota Uni Eropa dengan nilai suku bunga

    jangka panjang terendah.

    Nominal angka yang tercantum dalam perjanjian tersebut disebut sebagai reference value.

    Dengan menjadi negara anggota EMU berarti, masing-masing negara anggota harus berupaya

    untuk menjaga kondisi perekonomian moneternya. Implementasi kebijakan ekonomi moneter

    dari konvergensi tersebut tidak mudah dilakukan karena diperlukan penyesuaian awal terhadap

    kondisi makro ekonomi di masing-masing negara. Sehingga Perjanjian Maastricht memberi

    tenggang waktu sementara, untuk melakukan penyesuaian tersebut. Penurunan nilai defisit suatu

    negara harus dilakukan secara perlahan dan berkesinambungan hingga mencapai nilai defisit

    yang tercantum dalam Perjanjian Maastricht (Rahman, 1996, hal.17).

    Penerapan Stability And Growth Pact Sebagai Penguat Ketentuan Fiskal

    Pada tahun 1997, atas usulan dari Jerman, para pemimpin Uni Eropa membuat sebuah

    Pakta Stabilitas dan Pertumbuhan atau Stability and Growth Pact (SGP) yang bertujuan untuk

    memfasilitasi dan menjaga kestabilan dari EMU pasca diperkenalkannya mata uang euro. SGP

    merupakan kebijakan yang dibuat untuk diterapkan pada semua negara anggota UE, melengkapi

    criteria konvergensi dari EMU yang telah dibentuk sebelumnya. Secara garis besar funsi SGP

    adalah memantau kondisi fiskal dari negara-negara anggota oleh Komisi Eropa atau European

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    10/28

    10

    Commission (EC) dan Dewan Menteri atau Council of Ministers, serta memberikan rekomendasi

    kebijakan fiskal secara berkala kepada negara anggota untuk memastikan tetap sesuai dengan

    SGP (Ngai, 2012, hal. 15).

    Pembentukan SGP sendiri berlandaskan kepada Treaty on the Functioning of the

    European Union (TFEU). Pasal 121 dan 126 dari TFEU memberikan landasan hukum dari SGP.

    Pasal 121 ayat 1, 3, dan 4 menguraikan fungsi SGP sebagai preventive arm, yakni berusaha

    memastikan bahwa kebijakan fiskal dilakukan secara berkelanjutan selama integrasi

    berlangsung.

    Instrumen kebijakan preventive arm adalah Medium-Term Budgetary Objective (MTO)

    yang mengharuskan negara-negara Anggota menyerahkan rencana anggaran jangka menengah

    dalam program stabilitas dan konvergensi (SCP), yang disampaikan dan dinilai setiap tahun

    dalam konteks pengawasan fiskal multilateral di bawah European commission dan European

    Council (Ngai, 2012, hal. 16).

    Pasal 126 ayat 3, 7, 9, 11, dan 12 (Lihat lampiran 3) menguraikan fungsi SGP sebagai

    corrective arm dengan menggunakan instrument kebijakan Excessive Deficit Procedure yakni

    berupa serangkaian prosedur untuk mengkoreksi atau memperbaiki nilai defisit fiskal yang

    melebihi reference value yaitu 3 persen nilai defisit dan 60 persen nilai hutang publik (Ngai,

    2012, hal. 16).

    Jika terjadi pelanggaran terhadap ketentuan SGP, baik preventive arm atau corrective

    arm, negrara yang bersangkutan dapat dikenai sanksi berupa denda. Denda tersebut dibayarkan

    per tahun yang kemudian akan disimpan sebagai deposit oleh European Council hingga

    pelanggaran tersebut diperbaiki. Besaran jumlah denda yang ditetapkan adalah setara dengan 0.2

    persen nilai PDB dari negara bersangkutan. Disamping itu, European Council memiliki

    wewenang untuk meningkatkan jumlah denda secara berkala apabila negara yang bersangkutan

    belum juga mengkoreksi pelanggaran yang dilakukan. Jumlah denda dapat ditambah dengan 1/10

    dari perbedaan antara defisit, sebagai persentase dari PDB, pada tahun di mana defisit itu

    dianggap berlebihan dan nilai referensi dari 3 persen dari PDB. Namun sebagai batasan, denda

    yang dikenakan per tahun tidak akan melebihi 0.5 persen dari nilai PDB negara yang

    bersangkutan (European Commission, 2011).

    Jika selama 2 tahun defisit berlebihan tersebut belum juga terkoreksi, maka deposit yang

    terkumpul akan dikonversi menjadi dana yang akan didistribusikan di antara negara-negara

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    11/28

    11

    anggota tanpa defisit yang berlebihan, sesuai dengan proporsi dari total PNB mereka (European

    Commission, 2011).

    Pengaruh Kriteria Konvergensi Sebagai Mekanisme Coercion Dalam Proses Adaptasi

    Institusional

    Terbentuknya EMU merupakan langkah yang besar dari proses integrasi kawasan Eropa.

    Yunani, sebagai salah satu negara anggota Uni Eropa, juga mengadopsi sistem perekonomian

    Uni Eropa ke dalam sistem perekonomian domestik dengan asumsi bahwa kebijakan untuk

    mengadopsi sistem tersebut merupakan suatu langkah strategis untuk menciptakan kestabilan

    ekonomi Yunani. Dalam prosesnya terdapat beberapa institusi terkait yang berperan dalam

    perkembangan integerasi ekonomi Uni Eropa. Terkait dengan krisis ekonomi Yunani,

    berdasarkan pada teori relasional Borzel dalam siklus top down penerapannya sistem integrasi

    ekonomi Uni Eropa masih belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

    Jika diamati lebih jauh kebelakang, proses ini berawal dari adanya aksi Eropanisasi

    (Europeanization). Eropanisasi merupakan fenomena yang terkait dengan masuknya setiap

    negara anggota ke dalam Uni Eropa yang membawa dampak besar bagi negara anggota di dalam

    prosesnya. Eropanisasi memiliki konsep yang berbeda dengan integrasi Uni Eropa karena

    integrasi Uni Eropa fokus terhadap politik dan pengembangan kebijakan pada level

    supranasional, sementara eropanisasi fokus terhadap konsekuensi atau akibat dari proses

    integerasi Uni Eropa serta perkembangan politik diantara negara anggota (Bulmer dan Lequesne,

    2005, hal.11, dalam Larsen dan Olsen, 2010, hal.6). Jika mengacu pada teori organisasional oleh

    Borzel maka dapat dikatakan bahwa integerasi Uni Eropa merupakan bentuk siklus bottom up,

    sedangkan eropanisasi merupakan bentuk siklus top down.

    Terdapat beberapa definisi dari eropanisasi. Landrech melihat bahwa eropanisasi

    merupakan proses perubahan arah dan bentuk politik domestik kepada tingkat dimana dinamika

    ekonomi dan politik European Community (EC) menjadi acuan dalam politik dan pembuatan

    kebijakan nasional (Larsen dan Olsen, 2010, hal.6). Dengan demikian, proses eropanisasi

    mendefinisikan ulang fungsi, hubungan, nilai, pola regulasi, dan dinamika internal dari sistem

    politik dari negara anggota.

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    12/28

    12

    Borzel mendefinisikan eropanisasi sebagai sebuah proses dimana area kebijakan

    domestik meningkat menjadi subyek dari proses pembuatan kebijakan kawasan Eropa (Larsen

    dan Olsen, 2010, hal.6). Pendekatan yang dipergunakan oleh Borzel menjelaskan mengenai

    perdebatan antara integrasi bottom-up dan top-down dalam proses eropanisasi. Permainan dua

    level antara Uni Eropa dengan negara anggotanya menjelaskan pola hubungan di antara mereka

    dan fungsi dari sistem yang terbentuk. Di dalam integrasi bottom-up, negara merupakan bagian

    dari perdebatan tersebut karena negara anggota membentuk kebijakan dan politik Uni Eropa.

    Dampak eropanisasi disetiap negara anggota Uni Eropa berbeda satu dengan yang lain.

    Perbedaan tersebut muncul berdasar pada sejarah hubungan masing-masing negara dengan isu-

    isu kawasan Eropa. (Larsen dan Olsen, 2010, hal.7). Dengan demikian setiap negara anggota

    memiliki karakteristiknya masing-masing sehingga pada dasarnya proses pengaturan stuktural

    atau adaptasi institusional baik politik maupun ekonomi, idealnya, tidak dapat digeneralisir.

    Dalam hal ini bentuk eropanisasi yang dimaksud adalah hubungan antara Uni Eropa

    dengan Yunani, yaitu munculnya kriteria konvergensi sebagai serangkaian ketentuan yang harus

    dipenuhi untuk menjadi anggota zona euro seperti telah dikemukakan Larsen dan Olsen.

    Hubungan tersebut dapat dikategorikan kedalam siklus top-down dalam teori organisasional

    seperti telah dikemukakan Borzel. Kriteria konvergensi merupakan sebuah mekanisme

    makroekonomi yang dibentuk untuk menilai kesiapan negara anggota dalam mengadopsi Euro

    dan masuk kedalamEuropean Monetary Union (EMU) serta menjaga kestabilannya pasca EMU.

    Lebih lanjut dijelaskan bahwa kriteria konvergensi mengatur tentang pengendalian

    tingkat inflasi, kestabilan nilai tukar mata uang, defisit sektor publik, hutang publik, serta nilai

    suku bunga jangka panjang berikut dengan besaran nilai dan sanksi yang telah ditentukan. Dari

    lima kriteria yang ada, tiga diantaranya berfungsi untuk mengatur bidang moneter diantaranya

    adalah tingkat inflasi, kestabilan nilai tukar mata uang, dan nilai suku bungan jangka panjang.

    Sedangkan dua kriteria yang lain mengatur bidang fiskal diantaranya adalah tingkat defisit sektorpublik dan hutang publik. Dalam hal ini kriteria konvergensi merupakan bentuk eropanisasi

    terhadap Yunani. Jika kembali mengacu pada teori organisasional Borzel, interaksi antara Uni

    Eropa dengan Yunani tersebut termasuk kedalam siklus top-down yang mengarah pada

    mekanisme difusi coercion atau paksaan.

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    13/28

    13

    Dyson, 2000, dalam Brzel, 2003, hal. 13 menjelaskan bahwa coercion terjadi ketika

    dalam penerapan suatu regulasi yang dikeluarkan oleh sebuah organisasi integrasi regional

    terdapat unsur paksaan dan sanksi bagi anggota jika tidak mematuhi ketentuan yang telah

    ditetapkan. Namun kemudian permasalahan muncul ketika dalam penerapannya mekanisme

    difusi coercion belum berjalan sesuai dengan tujuannya. Hal ini karena Uni Eropa memiliki

    sebuah badan yang bertanggung jawab akan persoalan kebijakan ekonomi, namun hingga kini

    badan tersebut hanya mengatur kebijakan moneter saja. Tata kelola dalam pemerintahan kawasan

    Eropa dibagi menjadi dua yakni bidang moneter yang kelola oleh EMI dan ECB sebagai

    representasi dari EMU, kemudian bidang fiskal yang sepenuhnya diserahkan kepada negara

    anggota.

    Kondisi tersebut mungkin saja tidak terlalu berpengaruh pada negara-negara anggota

    zona euro dengan kekuatan ekonomi besar dan stabil seperti German atau Perancis. Akan tetapi

    hal yang sama tidak dapat dialami oleh negara ekonomi yang lebih lemah dengan catatan hutang

    serta defisit cukup tinggi seperti Yunani. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Larsen dan Olsen

    bahwa proses pengaturan stuktural atau adaptasi institusional baik politik maupun ekonomi tidak

    dapat digeneralisir karena masing-masing negara anggota memiliki karakteristik yang berbeda

    (Larsen dan Olsen, 2010, hal.7).

    Pembagian wewenang dan tanggung jawab mengenai sektor fiskal dan moneter tersebut,

    menurut De Grauwe, menjadi salah satu kekurangan dalam tata kelola zona eropa (De Grauwe,

    2006, Hal. 728). Pembagian kebijakan fiskal dan moneter kepada dua aktor berbeda menjadi

    celah dalam kordinasi proses integerasi ekonomi antara pemegang otoritas Eropa dengan Yunani

    sebagai negara anggota. Karena apabila mekanisme pengawasan dan pengendalian belum

    dilaksanakan dengan baik maka proses integrasi ekonomi tersebut tidak akan berjalan maksimal.

    Secara umum kebijakan moneter dapat dipahami sebagai tindakan bank sentral atau

    komite peraturan lain yang telah ditunjuk untuk menentukan jumlah dan laju pertumbuhan uangberedar, yang dalam jangka panjang akan mempengaruhi tingkat suku bunga (Monetary Policy,

    Investopedia, 2013). Sedangkan kebijakan fiskal dapat dipahami sebagai keputusan yang

    dikeluarkan oleh pemerintah terkait yang berhubungan dengan pendapatan dan pengeluaran

    negara, yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara optimal. Dalam kata

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    14/28

    14

    lain fungsi utama kebijakan fiskal adalah untuk menangani masalah anggaran, terutama dalam

    hal perpajakan dan pinjaman (Fiscal Policy, Investopedia, 2013).

    Terkait dengan pola integrasi ekonomi zona euro, untuk mengetahui bagaimana

    pembagian wewenang moneter dan fiskal kepada dua aktor terhadap proses integrasi ekonomi

    zona eropa di Yunani dapat dilihat dari perkembangan ekonomi Yunani berdasarkan lima kriteria

    konvergensi dari perjanjian Maastricht. Dengan menganalisa fungsi coercion dalam proses

    tersebut melalui kepatuhan Yunani sebagai calon negara anggota zona Euro terhadap aturan dan

    sanksi yang terdapat dalam ketetapan kriteria konvergensi serta keseimbangan otoritas Eropa

    dalam mengelola moneter dan fiskal, maka akan diketahui penyebab krisis yang terjadi.

    Pencapaian Yunani Dalam Ketentuan Tingkat Inflasi Berdasarkan Kriteria Konvergensi

    Dalam kriteria konvergensi ditetapkan bahwa tingkat inflasi di negara yang bersangkutan

    tidak boleh lebih dari poin 1.5 persentase diatas rata-rata dari tiga negara anggota Uni Eropa

    dengan inflasi terendah. Afxentiau menjelaskan bahwa kriteria ini bertujuan untuk menciptakan

    stabilitas harga dengan menjaga nilai inflasi diantara negara anggota EMU. Ini didasari asumsi

    bahwa rendahnya nilai inflasi di kawasan EMU akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi

    dengan berkurangnya sentimen ketidakstabilan aktifitas ekonomi. Perbedaan kondisi dan

    karakteristik ekonomi dari negara-negara anggota, jika tidak dijaga, dapat menimbulkan inflasi

    ekonomi dan moneter Uni Eropa (Afxentiou, 2000, hal. 249).

    Perkembangan nilai inflasi Yunani sejak kriteria konvergensi EMU diperkenalkan

    pertama kali pada tahun 1993 dapat dikatakan cukup pesat. Berdasarkan data dari European

    Commission, sejak tahun 1995 terjadi tren penurunan nilai HICP dari 8.9 persen hingga

    mencapai 2.9 persen pada Maret 2000 (AMECO Result, 2012). HICP merupakan sebuah

    indikator ekonomi yang disusun untuk mengukur perubahan yang terjadi pada harga barang dan

    jasa yang harus dibayar oleh konsumen. HICP memberikan ukuran perbandingan akan nilai

    inflasi pada kawasan zona Eropa, Uni Eropa, kawasan ekonomi Eropa, serta negara-negara

    kandidat terpilih. Dengan demikian akan didapat data resmi terkait dengan nilai inflasi yang

    kemudian digunakan untuk menentukan kebijakan moneter pada kawasan zona Eropa serta

    melakukan penilaian konvergensi nilai inflasi yang dibutuhkan dalam perjanjian Maastricht

    (Eurostat, 2013)

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    15/28

    15

    Pencapaian Yunani Dalam Ketentuan Nilai Tukar Mata Uang Berdasarkan Kriteria

    Konvergensi.

    Kriteria kedua bertujuan untuk menciptakan stabilitas nilai tukar bagi negara yang ingin

    bergabung kedalam EMU. Kriteria ini mengharuskan negara yang bersangkutan untuk masuk

    kedalam European Exchange Rate Mechanism (ERM) dengan sukarela. Secara teknis bank

    sentral dari negara yang bersangkutan akan melakukan perjanjian dengan bank sentral Eropa

    sebagai regulator dalam ERM, dengan kondisi tidak sedang menerapkan kebijakan pembatasan

    mata uang apapun sebelum masuk kedalam ERM selama 2 tahun untuk menilai kelayakannya

    bergabung kedalam EMU (Afxentiou, 2000, hal. 249).

    Proses drachma Yunani menuju Euro telah dimulai sejak tahun 1990-an, bersamaan

    dengan berjalannya ERM. Berbeda dengan negara Anggota lain yang tergabung dalam ERM

    periode pertama, Yunani baru mengikuti ERM periode II pada 31 Desember 1998. Hal tersebut

    disebabkan karena pada tahun 1995 Yunani menerapkan kebijakan Hard Drachma. Kebijakan

    tersebut merupakan kebijakan moneter yang digunakan oleh pemerintah Yunani untuk

    meningkatkan ekspektasi pasar sehingga akan berdampak pada penurunan nilai inflasi (Leventis,

    Angelos Gkanoutas, 2004, hal 10).

    Kebijakan hard drachma diberlakukan pada tahun 1995. Kebijakan tersebut merupakan

    bentuk depresiasi nominal nilai tukar drachma terhadap ECU lebih rendah dari pada nilai inflasi

    diferensial antara Yunani dan rata-rata Uni Eropa. Alasan Bank of Greece mengadopsi kebijakan

    hard drachma adalah akibat terjadinya kegagalan dalam penargetan pasokan uang, liberalisasi

    keuangan, serta adanya kepentingan untuk masuk kedalam EMU (rsky, 2003, hal. 6).

    Tujuan utama dari kebijakan hard drachma adalah untuk menjaga suku bunga tetap

    tinggi untuk menurunkan nilai inflasi yang mencapai 20 persen pada dekade sebelumnya

    (Leventis, Angelos Gkanoutas, 2004, hal 10). Berdasarkan data yang ada kebijakan Yunani

    tersebut berhasil menrunkan tingkat inflasi kurang lebih 50 persen dari tahun-tahun sebelumnya(AMECO Result, 2012).

    Namun kebijakan hard drachma memiliki konsekuensi negatif yang menjadi alasan

    kebijakan tersebut berakhir pada tahun 1998, tahun yang sama ketika Yunani melakukan langkah

    devaluasi terhadap Drachma. Hal ini disebabkan oleh kurang ketatnya kebijakan fiskal dan

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    16/28

    16

    pendapatan negara, bersamaan dengan menurunnya daya saing negara yang berpengaruh pada

    peningkatan defisit transaksi berjalan dalam neraca pembayaran.

    Devaluasi drachma dilakukan agar tercipta kestabilan neraca anggaran dan membantu

    pembiayaan hutang publik Negara. Langkah devaluasi mata uang merupakan hal yang wajar

    dilakukan oleh pemerintah sebuah negara. Devaluasi merupakan salah satu alat moneter yang

    berguna bagi sebuah negara, namun dengan bergabungnya kedalam ERM Yunani kehilangan

    pilihan tersebut.

    Terkait dengan fungsi coercion dalam proses adaptasi institusional berdasarkan pada teori

    organisasional, dalam hal ini tidak ada sanksi karena pencapaian ketentuan tentang nilai tukar

    mata uang dalam Kriteria Konvergensi termasuk kedalam sektor moneter yang menjadi tanggung

    jawab ECB sebagai bentuk monetary union.

    Pencapaian Yunani Dalam Ketentuan Nilai Suku Bunga Jangka Panjang Berdasarkan

    Kriteria Konvergensi

    Kriteria ketiga bertujuan untuk menciptakan iklim ekonomi yang berkelanjutan dibawah

    iklim kestabilan harga negara anggota EMU. Disamping itu keseragaman suku bunga jangka

    panjang dapat mencegah praktik arbitrase pada pasar finansial. Suku bunga merupakan alat

    penting dalam kebijakan moneter karena erat kaitannya dengan komponen perekonomian lain

    seperti investasi, inflasi, dan tingkat pengangguran. Para pemegang otoritas kebijakan moneter

    pada umumnya cenderung menurunkan suku bunga ketika mereka ingin meningkatkan laju

    investasi dan konsumsi dalam perekonomian negara. Dalam perjalan Yunani menuju

    keanggotaannya dalam EMU pergerakan nilai suku bunga jangka panjangnya lebih dipengaruhi

    oleh perubahan nilai inflasi serta kondisi nilai tukar mata uang daripada sebuah kebijakan yang

    spesifik dari pemerintah (Convergence Report, 1998, hal. 93).

    Jika dilihat pada data yang ada nilai rata-rata suku bunga jangka panjang pada tahun 1997berada pada angka 9.8 persen dengan nilai referensi dari convergence criteria untuk suku bunga

    sebesar 7.8 persen. Terjadi peningkatan pada tahun 1998 dalam kisaran nilai 8.5 persen yang

    diikuti dengan tren penurunan hingga mencapai kisaran nilai 6.4 persen pada tahun 2000 dengan

    nilai referensi sebesar 7.2 persen. Secara keseluruhan dalam periode ini terdapat kecenderungan

    tren penurunan nilai suku bunga jangka panjang, hal ini merupakan pengaruh dari penurunan

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    17/28

    17

    yang cukup besar dalam diferensial inflasi, disamping kestabilan nilai tukar mata uang Yunani

    terhadap Negara-negara lain dalam ERM serta meningkatnya posisi fiskal Negara (Convergence

    Report, 2000, hal. 23).

    Terkait dengan fungsi coercion dalam proses adaptasi institusional berdasarkan pada teori

    organisasional, dalam hal ini tidak ada sanksi karena pencapaian ketentuan tentang nilai suku

    bunga jangka panjang dalam Kriteria Konvergensi termasuk kedalam sektor moneter yang

    menjadi tanggung jawab ECB sebagai bentuk monetary union.

    Kegagalan Yunani Dalam Pencapaian Ketentuan Nilai Defisit Anggaran dan Hutang

    Publik Berdasarkan Kriteria Konvergensi

    Kriteria keempat dan kelima bertujuan untuk menciptakan stabilitas fiskal. Menjadi

    sangat penting karena sebagian besar negara anggota EMU memiliki kondisi defisit anggaran

    yang berbeda. Bertambah tingginya nilai defisit anggaran dan pinjaman publik dapat

    menurunkan tingkat konsumsi masyarakat dan minat investasi dari pihak swasta, dimana hal

    tersebut akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Jika hal tersebut sampai terjadi negara

    yang bersangkutan akan kehilangan daya saing ekonomi dengan negara anggota lain, atau

    bahkan degara lain dalam skala internasional (Afxentiou, 2000, hal. 249).

    Jika tiga kriteria lain dalam kriteria konvergensi merupakan bentuk ketentuan moneter

    yang lebih menitikberatkan tanggungjawab pengawasan kepada ECB sebagai bank sentral di

    kawasan Eropa, kriteria mengenai nilai defisit serta hutang publik ini lebih kepada ketentuan

    fiskal dengan beban tanggungjawab pencapaiannya terletak pada negara anggota yang

    bersangkutan, dalam hal ini Yunani (Exenberger, 2005, hal. 2). Hal tersebut menjadi resiko yang

    dihadapi oleh Yunani serta negara anggota lainnya karena kemampuan masing-masing dari

    mereka untuk memenuhi kriteria tersebut berbeda-beda.

    Pajak merupakan salah satu instrumen untuk mendukung pemasukan negara yang cukupvital untuk jangka panjang. Ketentuan nilai defisit kriteria konvergensi sebesar 3 persen

    merupakan tantangan berat bagi Yunani, terutama dengan nilai defisitnya pada awal masa

    konvergensi tahun 1995 dengan nilai 9.1 persen.

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    18/28

    18

    Kondisi fiskal pemerintah Yunani sendiri berangsur membaik, disatu sisi nilai defisit

    pada tahun 1997 terkoreksi berada pada angka 5.9 persen, namun terjadi peningkatan rasio

    hutang sebesar 105.2 persen, dimana convergence criteria mensyaratkan 3 persen untuk rasio

    defisit dan 60 persen untuk rasio hutang. Jika diamati dari tahun 1996 hingga 2000

    perkembangan nilai rasio defisit menunjukkan tren positif hingga mencapai nilai 3.7, sedangkan

    rasio hutang publik bertambah menjadi 141 persen (AMECO Result, 2012).

    Pergerakan rasio total pengeluaran pemerintah cenderung meningkat dan terlihat cukup

    signifikan pada tahun 1993. Peningkatan tajam tersebut berasal dari pembayaran bunga hutang

    sebagai akibat dari lonjakan hutang (Convergence Report, 1998, hal. 90). Hal tersebut berangsur

    stabil pada kisaran 44-45 persen hingga tahun 1999, sebelum meningkat pada tahun 2001 sebesar

    47.1 persen (AMECO Result, 2012).

    Disisi lain pengeluaran pemerintah Yunani setelah bergabung dengan zona Euro berada

    pada kondisi yang stabil pada kisaran nilai 45.8 persen pada tahun 2001. Kondisi stabil setelah

    tahun 2001 merupakan bentuk manfaat yang diperoleh dari keanggotaan Yunani dalam zona

    Eropa. Karena dengan bergabung kedalamnya Yunani memiliki akses terhadap dana pinjaman

    luar negeri dengan bunga yang relatif lebih rendah. Tren pengeluaran pemerintah Yunani mulai

    melonjak naik pada tahun 2007 sebelum krisis terjadi dengan kisaran nilai 47.2 persen. Kondisi

    tersebut terjadi akibat pengaruh dari pembayaran hutang sebagai salah satu komponen utama

    pengeluaran pemerintah Yunani (Convergence Report, 1998, hal. 90).

    Secara umum selama tahun 2001 hingga 2010 nilai defisit anggaran pemerintah

    cenderung meningkat dengan 2 puncak peningkatan yakni tahun 2004 dengan kisaran nilai 7.6

    persen dan 2009 dengan 15.6 persen (AMECO Result, 2012). Tren peningkatan yang cukup

    besar mulai pada tahun 2007 seiring dengan terjadinya resesi dan krisis pada tahun 2008.

    Menurunnya pendapatan negara serta tidak stabilnya harga barang akibat bertambahnya nilai

    inflasi HICP membawa nilai defisit anggaran mencapai puncaknya pada tahun 2009.

    Terkait dengan fungsi coercion dalam proses adaptasi institusional berdasarkan pada teori

    organisasional, dalam hal ini Yunani terkena dua sanksi yakni pada tahun 2004 dan 2009. Sanksi

    yang dikenakan adalah merupakan bentuk mekanisme the corrective arm berupa serangkaian

    pengaturan defisit yang terdapat dalam Stability and Growth Pact (SGP) yang bertujuan

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    19/28

    19

    memaksa negara yang bersangkutan untuk menstabilkan kondisi fiskalnya pada tingkat yang

    telah ditetapkan.

    Pada tahun 2004 Komisi Eropa Memutuskan sanksi yang mengharuskan Yunani untuk

    masuk kedalam mekanisme excessive deficit procedure (EDP). Hal tersebut didasari oleh

    pertumbuhan nilai defisit anggaran dari tahun 2001 ketika pertama bergabung kedalam zona

    Euro yang tercatat sebesar -1.4 persen bertambah buruk menjadi -3.2 pada tahun 2003. Hal

    tersebut ditambah dengan tingginya tingkat hutang publik dengan proses pengembalian yang

    lambat.

    Proses ini berlangsung hingga tahun 2007 saat Dewan Eropa memutuskan untuk

    mengakhiri mekanisme EDP pada Yunani. Hal tersebut dilakukan atas dasar penurunan nilai

    defisit anggaran secara umum yakni dari 7.9 persen dari GDP pada tahun 2004 menjadi 2.6

    persen dari GDP pada tahun 2006, disamping sejumlah indikator ekonomi makro lainnya

    (Council Decision of 5 June 2007, 2007, hal. 1)

    Kondisi ini berlangsung hingga tahun 2008 ketika permasalahan subprime mortgage

    muncul dan memicu krisis secara global. Tak terkecuali Yunani terkena dampaknya, pada tahun

    2009 kembali harus mengikuti mekanisme EDP untuk kedua kalinya. Berdasarkan data pada

    tahun 2008 tercatat bahwa tingkat defisit Yunani mengalami peningkatan sebesar 3.5 persen dari

    GDP di tahun 2007, melebihi batas ketentuan kriteria konvergensi yakni sebesar 3 persen dari

    GDP.

    Terlepas dari pola integrasi ekonomi Uni Eropa yang menyerahkan sepenuhnya perihal

    pencapaian ketentuan fiskal kepada masing-masing negara anggota, proses konvergensi kedalam

    zona Euro memiliki sebuah kerangka kerja disusun berdasarkan perjanjian Maastritch untuk

    membantu mengatur dan memberi penekanan lebih terhadap pencapaian dalam bidang fiskal.

    Stability Growth Pact (SGP) dibentuk pada tahun 1997 karena para elit beranggapan bahwa jika

    hanya regulasi dan kriteria yang disepakati dalam perjanjian Maastritch saja tidak akan cukup

    untuk mendukung proses transisi menuju penggunaan mata uang bersama (Exenberger, 2005,

    hal. 2). Secara umum SGP berfungsi memantau kondisi fiskal dari negara-negara anggota oleh

    Komisi Eropa atauEuropean Commission (EC) dan Dewan Menteri atau Council of Ministers,

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    20/28

    20

    serta memberikan rekomendasi kebijakan fiskal secara berkala kepada negara anggota untuk

    memastikan tetap sesuai dengan Kriteria Konvergensi (Ngai, 2012, hal. 15).

    Secara fungsi dan tujuan dibentuknya SGP idealnya sangat membantu dalam proses

    pencapaian kriteria konvergensi dari perjanjian Maastritch karena sifatnya yang akan

    mendisiplinkan para anggota. Namun lebih lanjut Exenberger menjelaskan bahwa dalam

    penerapannya tidak dapat semudah itu dilakukan. Kendala yang muncul berasal dari pemegang

    otoritas SGP yang ada hubungannya dengan sistem politik dalam tata kelola Uni Eropa.

    Jika SGP diasumsikan sebagai sebuah institusi maka didalamnya terdapat tiga aktor yang

    berperan, diantaranya Komisi Eropa, Dewan, serta negara-negara anggota. Kendala dalam

    penerapan SGP muncul dari hubungan politik antar aktor tersebut dimana tidak ada kejelasan

    akan balance of power. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap keseimbangan dalam tata kelola

    moneter dan fiskal yang berdampak pada lemahnya funsi coercion oleh Uni Eropa dalam

    pemberian sanksi terhadap negara anggota yang melanggar atau tidak memenuhi ketentuan

    dalam SGP.

    Exenberger menjelaskan bahwa dalam institusi SGP, Komisi Eropa hanya memiliki

    pengaruh politik yang relatif kecil dibanding dengan sejumlah negara anggota. Hal ini terjadi

    karena keputusan akhir akan pemberlakuan mekanisme excessive deficit procedure dan

    pemberian sanksi bergantung kepada keputusan Dewan (council) (Exenberger, 2005, hal.7).

    Sedangkan telah dijelaskan sebelumnya bahwa Dewan terdiri dari seluruh menteri keuangan

    masing-masing negara anggota yang bertugas untuk melakukan koordinasi kebijakan, menilai

    dan memutuskan proposal yang diajukan oleh Komisi Eropa, serta mengawasi dan mengambil

    sebuah keputusan yang secara kewenangan dapat mengikat sebuah negara terkait dengan

    perkembangan ekonomi dan konsistensi pencapaian kebijakan ekonomi pada level Negara

    (European Commission, 2012, hal. 6).

    Disamping itu SGP sebagai sebuah institusi yang memonitor dan mengawasi pencapaian

    kriteria fiskal dalam kriteria konvergensi pun belum maksimal. Hal tersebut disebabkan fungsi

    corrective arm melalui mekanisme EDP hanya berperan sebagai panduan kebijakan yang harus

    diterapkan oleh Yunani ketika nilai kondisi fiskalnya melebihi ketentuan yang ada. Pemberian

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    21/28

    21

    denda yang dikenakan selama proses pemulihan kondisi fiskal juga kurang memberikan efek jera

    atau menumbuhkan kepatuhan terhadap pencapaian yang ada.

    Contoh kasus mengenai aksi Jerman dan Perancis yang dijelaskan oleh Exenberger

    tersebut memberi gambaran bahwa mekanisme coercion belum berjalan sesuai dengan

    fungsinya. Alasannya adalah karena Uni Eropa sebagai organisasi supranasional yang

    membawahi integrasi ekonomi zona eropa belum dapat menerapkan mekanisme sanksi dalam

    SGP dengan tegas. Disamping itu bentuk sanksi yang terdapat dalam SGP hanya merupakan

    serangkaian kebijakan yang harus diterapkan Oleh Yunani untuk proses normalisasi keadaan

    fiskal, sehingga tidak memiliki unsur memberatkan yang memberikan efek jera.

    Penerapan Ketentuan & Sanksi Dalam Ketetapan Kriteria Konvergensi Sebagai

    Mekanisme Coercion Dalam Proses Adaptasi Institusional

    Jika kembali mengacu pada teori Borzel tentang siklus top-down sebagai bentuk adaptasi

    institusional, telah dijelaskan bahwa terdapat empat mekanisme difusi yang membantu

    mengidentifikasi bentuk interaksi antara Uni Eropa dengan Yunani sebagai negara anggota. Dari

    empat mekanisme difusi tersebut dapat dikategorikan menjadi dua, sesuai dengan peranan aktor

    yang ada didalamnya.

    Pertama, coercion dan framing dapat dikategorikan kedalam faktor eksternal karena

    dalam pengertiannya kedua mekanisme difusi tersebut peran aktor diluar negara lebih besar.

    Sedangkan kebalikannya, mimetic imitation dan competitive selection lebih menekankan peran

    negara dalam prosesnya. Dalam analisa krisis Yunani tahun 2009 telah dijelaskan sebelumnya

    bagaimana mekanisme difusi coercion menggambarkan peranan Uni Eropa melalui kriteria

    konvergensi dan SGP. Kemudian dalam prosesnya, tidak terdapat aktor Eropa tertentu yang

    muncul dan menawarkan ide-ide baru dengan tujuan untuk mencoba untuk mengubah keyakinan

    dan ekspektasi dari aktor domestik sebagai bentuk mekanisme difusiframing.

    Sedangkan untuk faktor internal yakni mekanisme difusi mimetic imitation dan

    competitive selection, sejauh ini tidak terdapat sebuah kebijakan atau aksi yang telah dilakukan

    pemerintah Yunani yang termasuk kedalam salah satu diantara keduanya. Hal ini kemudian

    dapat dilihat bahwa selama sebelum hingga pasca krisis terjadi pemerintah Yunani kurang

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    22/28

    22

    menunjukkan upaya, baik dalam meningkatkan kompetensi perekonomiannya dikawasan zona

    euro maupun inisiatif upaya penanggulangan krisis.

    Dengan demikian dapat dilihat bahwa peran coercion sangat penting dalam integrasi

    ekonomi zona euro. Ketidaksempurnaan mekanisme coercion dalam integrasi ekonomi zona

    euro berdampak pada kegagalan pada proses adaptasi institusional yang dilakukan oleh Yunani.

    Hal tersebut muncul dari lemahnya otoritas eropa dalam memantau dan mengawasi pencapaian

    kriteria konvergensi. Disamping itu Yunani sebagai negara anggota mununjukkan kurangnya

    upaya untuk berusaha mematuhi dan menjaga kondisi ekonomi makro sesuai ketentuan yang ada.

    Kesimpulan

    Uni Eropa merupakan intitusi regionalisme yang mewadahi negara-negara berdaulat di

    lingkup wilayah geografis benua Eropa, dimana secara struktural mengintegrasikan sistem

    ekonomi dan moneter kedalam regulasi sistem perekonomian negara anggota Uni Eropa yaitu

    European Monetary Union (EMU). Di dalam proses integrasi Yunani ke dalam Uni Eropa, bagi

    European Community, masuknya negara yang kurang berkembang secara ekonomi dengan

    struktur negara dan kepemerintahan yang rendah dianggap sebagai sebuah potensi ancaman bagi

    kecepatan langkah dan kohesifitas dari proses integrasi perekonomian European Community.

    Oleh karena itu kriteria konvergensi diciptakan kemudian diberikan kepada negara-negara calon

    anggota potensial sebagai syarat keanggotaan EMU.

    Sehubungan dengan itu perjalanan Yunani menuju Euro telah melewati dua proses

    penyesuaian atau konvergensi sebagai bentuk interaksi top-down antara Uni Eropa sebagai

    lembaga supranasional dengan Yunani sebagai negara anggota. Interaksi tersebut berdampak

    pada perubahan struktur dan kebijakan perekonomian Yunani yang dapat dikategorikan kedalam

    bentuk eropanisasi. Dua proses penyesuaian tersebut adalah pertama ketika Yunani akan

    bergabung kedalam Uni Eropa sebagai negara anggota ke 10 pada tahun 1981. Kemudian kedua

    ketika Yunani akan bergabung kedalam zona euro sebagai negara anggota ke 11 pada tahun 2001

    dan secara resmi menggunakan mata uang tunggal euro pada tahun 2002.

    Untuk mencapai hal tersebut terdapat sejumlah ketentuan yang harus dipenuhi oleh setiap

    negara anggota Uni Eropa, dalam hal ini Yunani, sebelum masuk kedalam EMU dan kemudian

    mengadopsiEuro sebagai mata uang tunggal. Di dalam proses tersebut Yunani diharuskan untuk

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    23/28

    23

    menyesuaikan kebijakan khususnya dalam bidang ekonomi, baik moneter maupun fiskal, agar

    dapat tercipta keseragaman makro-ekonomi diantara negara-negara anggota dan calon negara

    anggota.

    Berdasarkan temuan dalam penelitian ini, proses konvergensi yang telah dilakukan oleh

    Yunani untuk masuk ke dalam Uni Eropa dan proses zona euro, apabila dihubungkan dengan

    pendekatan dampak domestik Eropa sebagai sebuah proses adaptasi institusional menurut Tanja

    Borzel, termasuk ke dalam mekanisme difusi coercion. Mekanisme difusi coercionberarti bahwa

    Uni Eropa, sebagai sebuah oraganisasi supranasional, menentukan model dan regulasi dimana

    setiap negara anggotanya diharuskan untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan. Dalam hal ini

    coercion merupakan sebuah langkah yang dilakukan oleh Uni Eropa kepada negara-negara

    anggotanya untuk menciptakan keseragaman kebijakan moneter dengan memberikan model serta

    regulasi ekonomi makro yang harus diterapkan, dimana dalam penerapannya melibatkan paksaan

    atau sanksi sebagai proses persuasi.

    Secara teori, mekanisme coercion menjadi penting karena fungsinya dalam integrasi

    ekonomi zona euro sebagai sebuah order atau tatanan yang membantu para aktor menjalankan

    hak dan kewajibannya dalam mencapai tujuan kolektif. Namun dalam penerapannya belum

    berfungsi dengan maksimal karena lemahnya otoritas eropa dalam memantau dan mengawasi

    pencapaian kriteria konvergensi. Disamping itu Yunani sebagai negara anggota mununjukkan

    kurangnya upaya untuk berusaha mematuhi dan menjaga kondisi ekonomi makro sesuai

    ketentuan yang ada. Hal ini dapat diamati dari poin poin kriteria konvergensi dari perjanjian

    Maastritch yang dalam pencapaiannya diserahkan kepada dua aktor yang berbeda. Kriteria

    tentang konvergensi moneter diserahkan tanggungjawabnya kepada ECB, sedangkan

    konvergensi fiskal sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah negara yang bersangkutan.

    Pembagian wewenang dan tanggungjawab tersebut menjadi celah terjadinya resiko krisis

    baik karena guncangan ekonomi asimetris yang tercipta dari interaksi antara negara ekonomilemah dengan kondisi pasar internasional yang tinggi, maupun akibat adanya ketidakdisiplinan

    dalam pencapaian proses konvergensi yang datang dari negara anggota yang bersangkutan.

    Sebagai contoh kasus adalah ketika pada tahun 2003 Jerman dan Perancis yang menggunakan

    pengaruh ekonomi dan politiknya untuk mengelak dari sanksi atas pelanggaran dalam SGP.

    Ketidakseimbangan tata kelola dalam integrasi ekonomi muncul sehingga peraturan dan

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    24/28

    24

    keputusan masih dapat dipengaruhi oleh polarisasi kekuasaan dari negara-negara dengan

    bargaining power yang tinggi.

    Terkait dengan Krisis Yunani pada tahun 2009 2010 merupakan bentuk dari kurangnya

    kontrol dari otoritas Eropa terhadap stabilitas fiskal di negara-negara anggota zona eropa,

    khususnya negaraperiphery, dalam hal ini Yunani. Memang krisis tersebut dipicu krisis finansial

    global pada tahun 2008, hampir sebagian besar negara dunia merasakan dampaknya, namun

    diantara negara-negara anggota zona euro Yunani merupakan negara yang menerima dampak

    paling parah. Namun lemahnya fungsi coercion menjadi alasan utama krisis tersebut dapat

    terjadi. Hal itu dilihat dari pencapaian pola integrasi ekonomi zona euro yang menyerahkan

    pencapaian fiskal sepenuhnya kepada pemerintah lokal serta kurangnya ketegasan bentuk sanksi

    yang dapat memberi efek jera atas pelanggaran yang dilakukan oleh Yunani.

    Apabila aksi manipulasi data-data transaksi pada tingkat makro-ekonomi oleh pemerintah

    Yunani yang terungkap pada bulan Desember 2004 diberi sanksi tegas, tidak hanya sebuah

    peringatan resmi dari Komisi Eropa, kemungkinan terjadinya krisis pada tahun 2009 2010 akan

    kecil terjadi. Kembali lagi, hal tersebut merupakan bukti bahwa ketidakjelasan struktur atau

    tatanan hierarki dalam integrasi ekonomi berdampak pada lemahnya otoritas eropa dalam

    menjalankan fungsinya. Yang terjadi adalah peraturan dan keputusan masih dapat dipengaruhi

    oleh polarisasi kekuasaan dari negara-negara dengan bargaining power yang tinggi.

    Secara keseluruhan krisis ekonomi Yunani dalam penelitian ini disebabkan oleh

    ketidakseimbangan bentuk pengawasan dan sanksi dalam proses integrasi ekonomi zona euro.

    Jika kembali mengacu pada teori organisasional oleh borzel dari empat mekanisme difusi yang

    ada dalam kronologi krisis Yunani, bentuk coercion dibutuhkan dalam mengatur dan mengawal

    jalannya proses konvergensi yang diberikan oleh Uni Eropa kepada negara anggota zona euro.

    Karena jika mekanisme difusi coercion belum dijalankan dengan maksimal maka akan terdapat

    resiko kegagalan dalam proses adaptasi institusional seperti yang telah dialami oleh Yunani.

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    25/28

    25

    Daftar Pustaka

    Afxentiou, Panos C. 2000. Convergence, the Maastricht Criteria, and Their Benefits. University

    of Calgary.

    http://www2.econ.iastate.edu/classes/econ353/tesfatsion/MaastrichtConvergenceCriteria.

    Afxentiou.pdf

    AMECO Result. (2012). Budget Deficit. 13 September 2013.

    http://ec.europa.eu/economy_finance/ameco/Include/Query.cfm?serie=UBLGE&trn=1&a

    gg=0&unite=319&ref=0&nomserie=Net+lending+%28%2B%29+or+net+borrowing+%2

    8-%29%3A+general+government+%3A-

    +Excessive+deficit+procedure+%28Including+one-off+proceeds+relative+

    to+the+allocation+of+mobile+phone+licences+%28UMTS%29%29

    AMECO Result. (2012). GDP. 13 September 2013.

    http://ec.europa.eu/economy_finance/ameco/Include/Query.cfm?serie=UVGD&trn=1&ag

    g=0&unite=0&ref=0&nomserie=Gross+domestic+product+at+current+market+prices

    AMECO Result. (2012). HICP. 13 September 2013.

    http://ec.europa.eu/economy_finance/ameco/Include/Query.cfm?serie=ZCPIH&trn=1&ag

    g=0&unite=0&ref=0&nomserie=Harmonised+consumer+price+index+%28All-

    items%29

    AMECO Result. (2012). Public Debt. 13 September 2013.

    http://ec.europa.eu/economy_finance/ameco/Include/Query.cfm?serie=UDGGL&trn=1&

    agg=0&unite=0&ref=0&nomserie=General+government+consolidated+gross+debt+%3

    A-+Excessive+deficit+procedure+%28based+on+ESA+1995

    %29+and+former+definition+%28linked+series%29

    AMECO Result. (2012). Public Expenditure. 13 September 2013.

    http://ec.europa.eu/economy_finance/ameco/Include/Query.cfm?serie=UUTGE&trn=1&

    agg=0&unite=319&ref=0&nomserie=Total+expenditure%3A+general+government+%3A-+Excessive+deficit+procedure+%28Including+one-

    off+proceeds+%28treated+as+negative+expenditure%29+relative+to+the+allocation+of

    +mobile+phone+licences+%28UMTS%29%29

    AMECO Result. (2012). Public Revenue. 13 September 2013.

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    26/28

    26

    http://ec.europa.eu/economy_finance/ameco/Include/Query.cfm?serie=URTG&trn=1&ag

    g=0&unite=319&ref=0&nomserie=Total+revenue%3A+general+government+%3A-

    +ESA+1995

    Borzel, Tanja A. (2003).How the European Union Interacts with its Member States.

    Vienna: Institute for Advance Studies. 20 September 2012.

    http://aei.pitt.edu/1049/1/pw_93.pdf

    rsky, Rastislav. Klaansk, Martina. Tvarokov, Andrea. 2003. THE EXCHANGE RATE

    AND ITS ROLE IN THE EMU .

    http://www.nbs.sk/_img/Documents/BIATEC/BIA08_03/6_9.pdf

    Convergence Report. (1998). European Monetary Institute. Convergence Report. Report required

    by Article 109 j of the Treaty establishing the European Community.

    http://www.ecb.europa.eu/pub/pdf/conrep/cr1998en.pdf

    Convergence Report. (2000). European Monetary Institute. Convergence Report.

    http://www.ecb.europa.eu/pub/pdf/conrep/cr1998en.pdf

    Council Decision of 5 June. 2007. Hal. 1. 11 Oktober 2013.

    http://ec.europa.eu/economy_finance/economic_governance/sgp/pdf/30_edps/104-

    12_council/2007-06-05_el_104-12_council_en.pdf

    De Grauwe, Paul. (2006). What Have we Learnt about Monetary Integration since the

    Maastricht Treaty? Hal. 728. 11 September 2013.

    http://www.intertic.org/Unions%20Papers/Degrauwe3.pdf

    European Commission. (2011). Economic And Financial Affair. The Corrective Arm. 23

    Februari 2013.

    http://ec.europa.eu/economy_finance/economic_governance/sgp/corrective_arm/index_e

    n.htm

    Exenberger, Andreas. (2005). The Stability and Growth Pact, Experience and Lesson to be

    Learnt for Europe and the World. Hal. 2. 20 September 2013.

    http://homepage.uibk.ac.at/~c43207/die/papers/sgp.pdf

    Global Finance. (2013). Greece Country Report. 10 Januari 2013.

    http://www.gfmag.com/gdp-data-country-reports/266-greece-gdp-country-

    report.html#axzz2lQ0lCq3C

    Investopedia.com. (2013). Monetary Policy. 13 September 2013.

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    27/28

    27

    http://www.investopedia.com/terms/d/monetarypolicy.asp

    Investopedia.com. (2013). Fiscal Policy. 13 September 2013.

    http://www.investopedia.com/terms/d/fiscalpolicy.asp

    Larsen, Henrik dan Kim B. Olsen. (2010).Europeanization of Greece. Copenhagen:

    Department of Political Science, University of Copenhagen. 11 September 2013.

    http://polsci.ku.dk/english/international_students/present_international_students/taking_e

    xams/past_papers/europeanization_of_greece.pdf/

    Leventis, Angelos Gkanoutas. (2004). Greek Exchange Rate Policies For The EMU. The Public

    And The Euro.

    http://www2.lse.ac.uk/europeanInstitute/research/hellenicObservatory/pdf/4th_%20Symp

    osium/PAPERS_PPS/DOMESTIC_POLICIES_EU/GKANOUTAS_LEVENTIS.pdf

    Lindert, Peter H. (1994).Ekonomi Internasional. edisi kesembilan.

    Jakarta: Bumi Aksara.

    Manchev, Tsvetan Dr. dan Karavastev, Mincho. (2005).Economic and

    Monetary Union on the Horizon. Bulgaria: Bulgarian National Bank (BNB). 21 Februari

    2013.

    http://www.bnb.bg/bnbweb/groups/public/documents/bnb_publication/discussion_2005_

    50_en.pdf

    Nelson, Rebecca M et al. (2010). Greeces Debt Crisis: Overview, Policy, Responses

    and Implications, Congresional Research Service. 10 Januari 2013.

    http://www.fas.org/sgp/crs/row/R41167.pdf.

    Ngai, Victor. (2012). Stability Growth Pact and Fiscal Discipline in the Eurozone. Hal. 15. 20

    September 2013.

    http://fic.wharton.upenn.edu/fic/papers/12/12-10.pdf

    Rahman, Agus R, et al. (1996). Perjanjian Maastricht: Uni Ekonomi dan Moneter Eropa.

    Jakarta: Pusat Politik dan Kewilayahan LIPI.

    Rossi, Vanessa & Rodrigo Delgado Aguilera. (2010).No Painless Solution

    to Greeces Debt Crisis. London: Chatham House. 10 Januari 2013.

    http://www.relooney.info/0_New_6582.pdf

    The Maastricht Treaty. Title VI: Economic and Monetary Policy. Chapter 1

  • 7/25/2019 Pengaruh Sistem Integrasi Ekonomi Euro z

    28/28

    Economic Policy, Article 103 (1). 10 Januari 2013.

    http://www.eurotreaties.com/maastrichtec.pdf.

    Verdun, Amy. (2010).Economic and Monetary Union. 10 Januari 2013.

    http://www.princeton.edu/-smeunier/Verdun%20Memo.pdf.

    Wallop, Harry. (2010). Why did its Economy Falls so Hard. 3 September 2012.

    http://www.telegraph.co.uk/news/world/news/europe/greece/7646320/Greece-why-did-

    its-economy-fall-so-hard.html.

    Willem, Molle. (2001). The Economics of European Integration: Theory, Practice, Policy.

    Ashgate Publishing Limited.