PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

14
ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021 1 PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR ASET DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Indriani Indah Astuti Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Sriwijaya email: [email protected] Abstract This study was conducted to examine the effect of business risk, profitability, asset structure and liquidity on capital structure at manufacturing companies in BEI. The purpose of this study is to determine and analyze the presence or absence of the influence of business risk, profitability, asset structure and liquidity to the capital structure of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011 to 2015. The total sample of this study is 35 companies determined through purposive sampling. The data analysis uses panel data regression that was previously tested to determine the effect in the panel regression estimation model. Based on the results of the classical assumption test, the research data has met the conditions in the use of panel data regression. Model is estimated using Random Effect Model (REM). The results show that business risk, profitability, asset structure and liquidity significantly affect the capital structure. Significant negative business risk, profitability and significant positive asset structure affect the capital structure, while liquidity does not significantly affect the capital structure. Keywords: Business Risk, Profitability, Asset Structure, Liquidity, Capital Structure. PENDAHULUAN Latar Belakang Modal dalam hal ini adalah modal finansial merupakan salah satu faktor produksi yang berperan penting dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Penggunaan hutang dalam sumber pendanaan diharapkan mampu menekan biaya modal yang pada akhirnya meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Pemenuhan kebutuhan modal merupakan salah satu keputusan strategis yang harus diambil oleh manajemen. Keputusan yang salah tentang struktur modal akan menyebabkan perusahaan mengarah kepada financial distress atau bahkan menuju kebangkrutan. Sebaliknya, keputusan struktur modal yang tepat akan mampu meningkatkan efisiensi biaya modal dan nilai perusahaan (Utomo, 2013). Untuk dapat menetapkan struktur modal yang optimal dalam keputusan pendanaannya, perusahaan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber-sumber dana ekonomis guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. Untuk itu, dalam penetapan struktur modal, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya (Bayunitri, 2015). Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan diantaranya adalah risiko bisnis, kebijakan dividen, dan profitabilitas. Risiko Bisnis adalah ketidakpastian yang dialami perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya (Pradana, 2013). Perusahaan harus bijak dalam menentukan tingkat hutang yang digunakan, karena dari struktur modal tersebut investor dapat mengetahui keseimbangan antara risk dan return. Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan. Dalam hal ini perusahaan akan cenderung memilih laba ditahan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Struktur aset merupakan salah salah satu faktor penting pada capital structure atau keputusan pendanaan perusahaan, karena apabila perusahaan dihadapkan pada kondisi kesulitan keuangan dalam membayar hutangnya, aset-aset berwujud atau aset tetap yang dimiliki perusahaan dapat bertindak

Transcript of PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

Page 1: PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

1

PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR ASET DAN LIKUIDITAS

TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

DI BURSA EFEK INDONESIA

Indriani Indah Astuti Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Sriwijaya

email: [email protected]

Abstract

This study was conducted to examine the effect of business risk, profitability, asset structure

and liquidity on capital structure at manufacturing companies in BEI. The purpose of this study is to

determine and analyze the presence or absence of the influence of business risk, profitability, asset structure and liquidity to the capital structure of manufacturing companies listed on the Indonesia

Stock Exchange in 2011 to 2015. The total sample of this study is 35 companies determined through

purposive sampling. The data analysis uses panel data regression that was previously tested to determine the effect in the panel regression estimation model. Based on the results of the classical

assumption test, the research data has met the conditions in the use of panel data regression. Model

is estimated using Random Effect Model (REM). The results show that business risk, profitability,

asset structure and liquidity significantly affect the capital structure. Significant negative business risk, profitability and significant positive asset structure affect the capital structure, while liquidity

does not significantly affect the capital structure.

Keywords: Business Risk, Profitability, Asset Structure, Liquidity, Capital Structure.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Modal dalam hal ini adalah modal

finansial merupakan salah satu faktor produksi

yang berperan penting dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Penggunaan hutang dalam

sumber pendanaan diharapkan mampu menekan

biaya modal yang pada akhirnya meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Pemenuhan

kebutuhan modal merupakan salah satu

keputusan strategis yang harus diambil oleh

manajemen. Keputusan yang salah tentang struktur modal akan menyebabkan perusahaan

mengarah kepada financial distress atau bahkan

menuju kebangkrutan. Sebaliknya, keputusan struktur modal yang tepat akan mampu

meningkatkan efisiensi biaya modal dan nilai

perusahaan (Utomo, 2013). Untuk dapat menetapkan struktur

modal yang optimal dalam keputusan

pendanaannya, perusahaan dituntut untuk

mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber-sumber dana ekonomis guna

membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi

serta kegiatan usahanya. Untuk itu, dalam penetapan struktur modal, perusahaan perlu

mempertimbangkan berbagai faktor yang

mempengaruhinya (Bayunitri, 2015). Beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal

perusahaan diantaranya adalah risiko bisnis,

kebijakan dividen, dan profitabilitas.

Risiko Bisnis adalah ketidakpastian yang dialami perusahaan dalam menjalankan

kegiatan bisnisnya (Pradana, 2013). Perusahaan

harus bijak dalam menentukan tingkat hutang yang digunakan, karena dari struktur modal

tersebut investor dapat mengetahui

keseimbangan antara risk dan return.

Pada umumnya perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi

menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat

keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan

dari laba ditahan. Dalam hal ini perusahaan

akan cenderung memilih laba ditahan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan

pendanaan.

Struktur aset merupakan salah salah satu

faktor penting pada capital structure atau keputusan pendanaan perusahaan, karena

apabila perusahaan dihadapkan pada kondisi

kesulitan keuangan dalam membayar hutangnya, aset-aset berwujud atau aset tetap

yang dimiliki perusahaan dapat bertindak

Page 2: PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

2

sebagai jaminan kepada pihak luar yang

memberikan pinjaman. Likuiditas merupakan tingkat

kemampuaan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar rasio

likuiditas suatu perusahaan maka semakin besar

kemampuaan perusahaan tersebut membayar kewajiban dan sebaliknya. Perusahaan yang

mempunyai likuiditas yang tinggi akan

cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari

hutang. Perusahaan manufaktur adalah

perusahaan yang memiliki rata-rata struktur

modal terbesar dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, sektor yang paling banyak

menyerap tenaga kerja dan sektor yang penting

dalam mendorong pertumbuhan ekonomi

negara. Peran yang begitu besar pada sektor industri manufaktur terhadap perekonomian

negara menjadi daya tarik untuk dilakukan

penelitian tentang struktur modal pada industri tersebut. Permasalahan yang sedang dihadapi

adalah tingginya tingkat hutang yang dimiliki

oleh perusahaan-perusahaan manufaktur yang go publik di BEI. Hal ini mencerminkan bahwa

ketergantungan para perusahaan manufaktur di

Indonesia yang go publik di BEI terhadap pihak

luar sangatlah besar. Penelitian tentang struktur modal

menarik untuk diteliti karena berdasarkan hasil-

hasil penelitian sebelumnya masih ditemukan hasil-hasil penelitian yang kontroversi antara

variabel dependent (X) terhadap variabel

independent (Y). Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini tidak hanya untuk

mengetahui pengaruh risiko bisnis dan

profitabilitas terhadap struktur modal

perusahaan tetapi juga menambahkan struktur aset dan likuiditas sebagai variabel

independennya. Penelitian ini merupakan

penelitian lanjutan dari penelitian Handayani (2011) yang menyatakan risiko bisnis dan

profitabilitas tidak berpengaruh signifikan

terhadap struktur modal perusahaan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan di atas, rumusan

masalah pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh risiko bisnis,

profitabilitas, struktur aset dan likuiditas

terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia pada tahun 2011

sampai dengan 2015.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana

pengaruh risiko bisnis, profitabilitas, struktur

aset dan likuiditas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia pada tahun

2011 sampai dengan 2015.

TINJAUAN LITERATUR

Grand Theory

Teori Pecking Order menjelaskan

mengenai pengambilan suatu keputusan pendanaan perusahaan dengan menentukan

sumber dana yang paling disukai. Pecking

order theory merupakan suatu kebijakan yang ditempuh oleh suatu perusahaan untuk mencari

tambahan dana dengan cara menjual asset yang

dimilikinya. Teori ini menjelaskan keputusan

pendanaan yang diambil oleh perusahaan (Donaldson, 1961). Secara ringkas, teori ini

menyatakan bahwa:

1. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan).

2. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio

pembagian dividen yang ditargetkan, dengan berusaha menghindari perubahan

pembayaran dividen secara drastis.

3. Kebijakan dividen yang relatif segan untuk

diubah, disertai dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang

tidak bisa diduga, mengakibatkan bahwa

dana hasil operasi kadang-kadang melebihi kebutuhan dan untuk investasi, meskipun

pada kesempatan yang lain, mungkin

kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari kebutuhan investasi, maka perusahaan

akan mengurangi saldo kas atau menjual

sekuritas yang dimiliki.

4. Apabila pendanaan dari luar diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan

sekuritas yang paling aman terlebih dulu,

yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang

berkarakteristik opsi (seperti obligasi), baru

akhirnya apabila masih belum mencukupi,

saham baru diterbitkan. Teori pecking order menjelaskan

mengapa perusahaan mempunyai urut-urutan

preferensi dalam memilih sumber pendanaan. Perusahaan-perusahaan yang profitable

umumnya meminjam dalam jumlah yang

sedikit. Hal tersebut bukan karena mereka mempunyai target rasio hutang yang rendah,

tetapi karena memang mereka membutuhkan

external financing yang sedikit. Perusahaan–

Page 3: PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

3

perusahaan yang kurang profitable cenderung

mempunyai hutang yang lebih besar karena alasan dana internal yang tidak mencukupi

kebutuhan dan karena hutang merupakan

sumber eksternal yang lebih disukai. Pendanaan internal lebih disukai karena hal tersebut

memungkinkan perusahaan untuk tidak

membuka diri lagi terhadap pihak luar. Dalam pendanaan eksternal, hutang lebih disukai

daripada modal sendiri karena pertimbangan

biaya emisi obligasi akan lebih murah

dibanding dengan biaya emisi saham. Selain itu manajemen juga mengkhawatirkan apabila

melakukan penerbitan saham baru dipandang

sebagai hal yang negatif oleh para pemodal, hal tersebut tentunya berdampak buruk bagi harga

saham (Husnan, 2010).

Teori sinyal (signalling theory) berawal

dari tulisan Akerlof pada karyanya ditahun 1970 “The Market for Lemons”, yang

memperkenalkan istilah informasi asimetris

(assymetri information). Signaling berakar dalam gagasan informasi asimetris , yang

mengatakan bahwa dalam beberapa transaksi

ekonomi, ketidaksetaraan dalam akses ke informasi pasar normal untuk pertukaran barang

dan jasa. Pada tahun 1973, seminalis Spence

mengusulkan agar kedua pihak bisa

mendapatkan sekitar masalah informasi asimetris dengan memiliki salah satu pihak

mengirimkan sinyal yang akan mengungkapkan

beberapa bagian informasi yang relevan kepada pihak lain.

Prinsip signaling ini mengajarkan

bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric

information. Asymmetric information adalah

kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi

yang lebih banyak daripada pihak lain. Teori sinyal juga dapat membantu pihak perusahaan

(agent), pemilik (prinsipal), dan pihak luar

perusahaan mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan kualitas atau integritas

informasi laporan keuangan. Untuk memastikan

pihak-pihak yang berkepentingan meyakini

keandalan informasi keuangan yang disampaikan pihak perusahaan (agent), perlu

mendapatkan opini dari pihak lain yang bebas

memberikan pendapat tentang laporan keuangan.

Teori agensi menjelaskan pentingnya

delegasi otoritas dari pihak prinsipal ke pihak agen dalam kontrak yang telah disepakati

karena hal ini berkaitan dengan

pertanggungjawaban agen kepada prinsipal.

Dalam kontrak ini akan muncul biaya agen

(agency cost) yang ditanggung oleh kedua belah pihak.

Struktur Modal Tujuan dari manajemen struktur modal

atau capital structure management adalah

menggabungkan sumber – sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai

operasi. Dengan kata lain, tujuan ini dapat

dilihat sebagai pencarian gabungan dana yang

akan meminimumkan biaya modal dan dapat memaksimalkan harga saham. Struktur modal

yang demikian, dapat kita sebut sebagai struktur

modal yang optimal. Konsep penting manajemen modal adalah masalah sumber dana

dan penggunaan dana. Dana dapat dipenuhi dari

sumber intern ataupun sumber ekstern

perusahaan. Dana tersebut dialokasikan untuk membelanjai aktiva perusahaan. Pada

hakekatnya, pemenuhan dan pengalokasian

dana menyangkut masalah keseimbangan finansial dalam perusahaan, yaitu mengadakan

keseimbangan finansial antara aktiva dengan

pasiva tersebut dengan sebaik – baiknya. Keseimbangan finansial dapai dicapai, apabila

perusahaan tersebut selama menjalankan

fungsinya tidak menghadapi gangguan –

gangguan finansial yang disebabkan tidak adanya keseimbangan antara jumlah modal

yang tersedia dengan modal yang dibutuhkan.

Risiko Bisnis

Risiko bisnis adalah risiko aset

perusahaan jika perusahaan tidak menggunakan hutang. Risiko bisnis dapat meningkat ketika

perusahaan menggunakan hutang yang tinggi

untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya.

Risiko timbul seiring dengan munculnya beban biaya atas pinjaman yang dilakukan perusahaan.

Semakin besar beban biaya yang harus

ditanggung maka semakin risiko yang dihadapi perusahaan juga semakin besar (Brigham,

2011). Berdasarkan pecking order theory,

perusahaan cenderung memilih pendanaaan

berdasarkan urutan risiko. Jadi, perusahaan lebih memilih pendanaan dari sumber dana

internal baru kemudian sumber dana eksternal.

Dalam menentukan pendanaan dari sumber eksternal, perusahaan umumnya lebih memilih

cara hutang daripada pemenuhan modal sendiri.

Di sisi lain, apabila perusahaan mengadakan evaluasi terhadap rencana-rencana proyek

investasi, pada umumnya terdapat pola di mana

harus proyek- proyek yang memberikan

Page 4: PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

4

harapan hasil yang disertai dengan tingkat

risiko yang tinggi. Sebaliknya proyek-proyek yang menawarkan hasil yang rendah memliki

tingkat risiko yang rendah pula.

Profitabilitas

Profitabilitas adalah rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran

tingkat efektivitas manajemen suatu

perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang

dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini

menunjukkan efisiensi perusahaan (Kasmir,

2010). Implikasi pecking order theory adalah perusahaan yang mempunyai profit tinggi, akan

menggunakan utang dalam jumlah rendah, dan

sebaliknya. Perusahaan yang mempunyai profit

tinggi memungkinkan mereka untuk menggunakan laba ditahan (retained earning)

sebagai sumber pendanaan perusahaan dari

dalam. Alasannya, biaya dana internal lebih murah dibanding biaya dana eksternal.

Sementara perusahaan dengan tingkat

pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat

pengembalian yang tinggi memungkinkan

untuk membiayai sebagian besar kebutuhan

pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.

Berdasarkan uraian tersebut dapat

disimpulkan, bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal dengan

didasarkan bahwa perusahaan yang mempunyai

profitabilitas yang tinggi akan mengurangi tingkat ketergantungannya pada pihak luar,

karena tingkat keuntungan yang tinggi

memungkinkan perusahaan untuk memperoleh

sebagian besar pendanaannya dari laba ditahan dan hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap

penentuan komposisi struktur modal.

Aset tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang secara fisik tampak dan turut

berperan dalam operasi perusahaan secara

permanen, selain itu mempunyai umur

ekonomis lebih dari satu periode dalam kegiatan perusahaan seperti tanah, gedung,

mesin, peralatan kantor, kendaraan. Struktur

aset dapat dipandang dari objek operasional yang pada dasarnya menggolongkan aset dalam

perbandingan tertentu untuk keperluan operasi

utama perusahaan. Perusahaan yang asetnya memadai atau aktivanya memiliki perbandingan

aktiva tetap jangka panjang lebih besar akan

menggunakan utang jangka panjang lebih

banyak karena aktiva tetap yang dapat

digunakan sebagai jaminan utang. . Semakin tinggi struktur aset maka semakin tinggi

struktur modalnya berarti semakin besar aset

tetap yang dapat dijadikan agunan utang oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu struktur

aset mempunyai pengaruh terhadap struktur

modal.

Struktur Aset

Struktur aset merupakan sisi sebelah kiri

neraca (aktiva perusahaan yang harus dibelanjai). Perbandingan atau perimbangan

antara aset lancar dan aset tetap akan

menentukan struktur kekayaan. Dalam penelitian ini, struktur aset diukur dengan

membandingkan antara aset tetap terhadap total

aset.

Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan

perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo. Secara khusus jika ditinjau

dari kebijakan yang dilakukan manajer dalam

mengatur aktiva perusahaan, maka likuiditas dapat diartikan sebagai proporsi dari aktiva

perusahaan yang diinvestasikan ke dalam kas

dan marketable securities atau surat berharga.

Rasio antara kas ditambah marketable securities terhadap total asset ini pada dasarnya

kan rasio yang menunjukkan cash position.

Current Ratio merupakan salah satu ukuran likuiditas yang dihitung dengan membagi aktiva

lancar dengan hutang atau kewajiban lancar.

Semakin tinggi Current Ratio berarti semakin besar kemampuan perusahan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Dalam penelitian

ini likuiditas menggunakan proksi current ratio.

Current Ratio merupakan salah satu ukuran likuiditas yang dihitung dengan membagi aktiva

lancar dengan hutang atau kewajiban lancar.

Semakin tinggi Current Ratio berarti semakin besar kemampuan perusahan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Studi

mendapatkan bahwa likuiditas memainkan

peranan yang sangat penting dalam faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal.

Menurut teori pertukaran dalam struktur modal

ada hubungan yang positif diantara struktur kepemilikan dan likuiditas aset pada

perusahaan. Rasio likuiditas aset yang tinggi

dapat dipertimbangkan oleh investor untuk menjadi sinyal positif karena itu

mengindikasikan bahwa perusahaan dapat

dengan mudah membayar obligasinnya dan

Page 5: PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

5

dihadapkan pada risiko kebangkrutan yang

rendah.

Pengaruh risiko bisnis terhadap struktur

modal Pradana (2013) melakukan penelitian

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2010-2012. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

analisis regresi linier berganda, uji statistik

deskriptif, dan uji asumsi klasik. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa risiko bisnis, struktur aset, ukuran dan pertumbuhan

penjualan secara bersama-sama berpengaruh

terhadap struktur modal. Hasil uji parsial (uji t) menunjukan bahwa risiko bisnis tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

struktur modal.

Ferdiansya (2013) yang melakukan penelitian terhadap perusahaan pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2002-2011, dengan metode analisis regresi linear berganda menyatakan bahwa baik secara

bersama-sama maupun secara parsial risiko

bisnis berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan.

Sedangkan penelitian Handayani (2011) yang

menggunakan metode analisis linear berganda

menemukan bahwa risiko bisnis memiliki nilai koefisien positif yang menunjukkan bahwa

semakin kecil risiko bisnis maka semakin kecil

struktur modal, investor yang memiliki sifat risk seeker akan tidak tertarik dengan

perusahaan yang memiliki risiko yang rendah

dan akan lebih tertarik dengan perusahaan yang berisiko tinggi, karena investor beranggapan

bahwa dengan risiko tinggi maka return yang

didapat akan semakin tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa risiko bisnis tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal.

Persamaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya terletak pada risiko bisnis sebagai variabel dependen nya.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah terletak pada objek

penelitian, periode yang diamati serta penelitian ini menguji kembali pengaruh risiko bisnis

terhadap struktur modal dengan menambahkan

variabel yang berbeda.

Pengaruh profitabilitas terhadap struktur

modal Penelitian Handayani (2011) yang

menggunakan metode analisis regresi linear

berganda, menunjukkan bahwa profitabilitas

memiliki koefisien positif sebesar 0,283 yang

berarti semakin besar profitabilitas yang diperoleh peroleh perusahaan maka semakin

besar struktur modal, variabel profitabilitas

memiliki signifikansi 0,111 lebih besar dari 0,05 yang memunjukkan bahwa variabel

profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap

struktur modal perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah menjadikan

profitabilitas sebagai variabel dependen.

Sedangkan perbedaannya adalah pada objek penelitian dan periode yang diamati pada

penelitian ini serta menambahkan variabel lain

untuk menguji sejauh mana korelasi dengan struktur modal apabila ditambahkan varibel

yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Pengaruh struktur aset terhadap struktur

modal

Penelitian Habibah (2015), bertujuan

untuk menganalisis pengaruh profitabilitas, struktur aset, likuiditas, dan pertumbuhan

penjualan terhadap struktur modal perusahaan.

Teknik analisa yang digunakan adalah analisa regresi berganda.Hasil pengujian menunjukkan

bahwa dari 4 variabel yang digunakan model

penelitian yaitu profitabilitas, struktur aset,

likuiditas, dan pertumbuhan penjualan yang menunjukkan mempunyai pengaruh signifikan

terhadap struktur modal perusahaan consumer

goods industry adalah variabel profitabilitas, struktur aset, dan likuiditas.

Pada penelitian Santika dan Sudiyatno

(2011), menguji pengaruh pertumbuhan penjualan, struktur aktiva dan profitabilitas

terhadap struktur modal. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa struktur aktiva tidak

berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Jadi, penentuan alokasi untuk

masing-masing komponen aktiva, baik dalam

aktiva lancar maupun dalam aktiva tetap tidak mempengaruhi struktur modal.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah menjadikan struktur aset

sebagai variabel dependen. Sedangkan perbedaannya adalah pada objek penelitian dan

periode yang diamati pada penelitian ini serta

menambahkan variabel lain untuk menguji sejauh mana korelasi dengan struktur modal

apabila ditambahkan varibel yang berbeda

dengan penelitian sebelumnya.

Page 6: PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

6

Pengaruh likuiditas terhadap struktur

modal Penelitian Habibah (2015), yang menganalisis

pengaruh profitabilitas, struktur aset, likuiditas,

dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal perusahaan. Teknik analisa yang

digunakan adalah analisa regresi berganda.Hasil

pengujian menunjukkan bahwa dari 4 variabel yang digunakan model penelitian yaitu

profitabilitas, struktur aset, likuiditas, dan

pertumbuhan penjualan yang menunjukkan

mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan consumer goods

industry adalah variabel profitabilitas, struktur

aset, dan likuiditas. Penelitian Handayani (2011), yang

meneliti tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal pada perusahaan

publik sektor manufaktur menemukan bahwa likuiditas (CR) memiliki koefisien positif, yaitu

sebesar 0,002. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin tinggi struktur modal. Semakin tinggi

kemampuan perusahaan dalam melunasi

kewajiban-kewajiban jangka pendeknya maka

hal tersebut dapat mengindikasikan perusahaan berada dalam keadaan yang sehat. Hal tersebut

akan mempermudah perusahaan untuk

memperoleh kewajiban jangka panjang yang berasal dari pihak luar perusahaan. Variabel

likuiditas memiliki nilai signifikansi 0,876 lebih

besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel likuiditas tidak memiliki pengaruh

terhadap struktur modal perusahaan.

Persamaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya terletak pada likuiditas sebagai variabel dependen nya. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah terletak pada objek penelitian, periode yang diamati serta penelitian ini menguji

kembali pengaruh likuiditas terhadap struktur

modal dengan menambahkan variabel yang

berbeda. Berdasarkan pembahasan di atas, maka

alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini

dapat digambarkan seperti berikut:

Variabel X

Variabel Y

Gambar 1.

Kerangka Pemikiran

Pada penelitian Handayani (2011)

menunjukkan bahwa variabel profitabilitas,

risiko bisnis dan likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

Variabel profitabilitas (ROE) memiliki

koefisien positif, menunjukkan bahwa semakin

besar profitabilitas yang diperoleh perusahaan maka semakin besar struktur modal, sebaliknya

semakin kecil profitabilitas maka semakin kecil

struktur modal. Variabel risiko bisnis (Brisk) juga memiliki koefisien positif, yang

menunjukkan bahwa semakin kecil resiko

bisnis maka semakin kecil struktur modal.

Variabel likuiditas memiliki koefisien positif yang menunjukkan bahwa semakin tinggi

likuiditas perusahaan maka semakin tinggi

struktur modal.

Berdasarkan pembahasan sebelumnya

maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai

berikut: Risiko bisnis, profitabilitas, struktur aset dan

likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur

modal.

METODE PENELITIAN

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan

Data Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan-perusahaan manufaktur atau sektor

industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada tahun 2015 yang berjumlah 143 perusahaan. Metode purposive sampling

digunakan untuk menentukan sampel

Risiko

Bisnis

( RB ) Profitabilita

s

( PF ) Struktur

Aset

( SA )

Struktur

Modal

( SM )

Likuiditas

(LK)

(

Page 7: PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

7

penelitian. Adapun kriteria sampel yang akan

digunakan sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur atau sektor industri

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2011-2015 yang dapat diakses (tidak underconstruction) saat pengumpulan data

dilakukan.

2. Mempublikasikan laporan keuangan tahunan (financial statements) lengkap selama

periode tahun 2011-2015 dan menyajikan

laporan dalam satuan mata uang Rupiah.

3. Perusahaan membayarkan dividen secara terus menerus dalam periode tahun 2011

sampai dengan tahun 2015.

4. Perusahaan memperoleh laba secara terus menerus dalam periode tahun 2011 sampai

dengan tahun 2015.

Berdasarkan kriteria sampel di atas, maka

didapatkan 35 perusahaan industri manufaktur dan periode 5 tahun (2011-2015) sebagai time

series, sehingga didapatkan 175 unit analisis.

Data penelitian merupakan data sekunder, yaitu publikasi annual report perusahaan sampel

periode 2011-2015.

Penelusuran pengumpulan data dilakukan melalui akses pada website. Peneliti melakukan

observasi non prilaku. Dengan metode ini

semua data diperoleh melalui pengumpulan

data dengan cara mengamati, mencatat serta mempelajari uraian – uraian dari buku – buku,

karya ilmiah berupa jurnal, tesis dan dokumen –

dokumen yang terdapat dalam Indonesian Capital Market Directory ( ICMD ) tahun

2011-2015.

Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah struktur modal yang diproksikan dengan

debt to equity ratio (DER). Debt to equity ratio merupakan rasio antara hutang dengan modal

sendiri. Rasio ini menggambarkan tentang

bagaimana pembiayaan perusahaan menggunakan hutang dibandingkan dengan

menggunakan modal sendiri.

Variabel Independen

Risiko Bisnis

Risiko bisnis (BRISK), adalah risiko

dasar selain risiko keuangan yang dimiliki oleh perusahaan yang menggunakan leverage atau

tidak, dan menjadi tambahan risiko bagi

perusahaan yang menggunakan utang. Maka digunakan perhitungan:

Profitabilitas

Return on equity adalah rasio

profitabilitas yang dihitung dengan cara membagi laba setelah pajak atau laba bersih

dengan total equity. Return on equity

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba atas penggunaan modal sendiri.

Rumus menghitung ROE adalah (Kasmir,

2010):

Struktur Aset

Struktur Aset adalah gambaran jumlah

aset yang dapat dijadikan jaminan. Struktur

Aset adalah perimbangan atau perbandingan antara aset tetap dengan total aset. Cara

mengukurnya adalah sebagai berikut (Weston,

1995):

Struktur Aset = Aset Tetap × 100%

Total Aset

Likuiditas

Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan

dalam membiayai dan memenuhi kewajiban atau utang pada saat ditagih atau jatuh tempo.

Pengukuran variabel ini dengan menggunakan

skala rasio yang dapat dinyatakan dalam rumus

berikut ini (Kasmir, 2010): Current Ratio = Aktiva Lancar × 100%

Utang Lancar

Metode Analisis Data

Metode regresi yang digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini

adalah menggunakan analisis regresi data panel.

Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui

dan memperoleh gambaran mengenai pengaruh risiko bisnis, kebijakan dividen dan

profitabilitas terhadap struktur modal pada

perusahaan sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015 dengan bantuan

program Eviews 8.

Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data panel. Data panel adalah gabungan antara data runtut waktu (time series)

dan data silang (cross section). Penggunaan

Page 8: PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

8

panel data dalam penelitian ekonomi memiliki

beberapa keuntungan utama dibandingkan data jenis cross section maupun time series. Regresi

data panel dimulai dengan penentuan efek

dalam model sehingga diperoleh model estimasi yang paling tepat. Penentuan efek dilakukan

dengan uji Chow, uji Husman dan uji Lagrange

Multiplier. Hasil dari uji penentuan efek tersebut kemudian dapat digunakan untuk uji

hipotesis. Pengujian hipotesis terdiri dari uji

koefisien determinasi (R2), Uji statistik F dan

uji statistik t. Penelitian ini menggunakan model

persamaan data panel yang merupakan

gabungan dari data cross section dan data time series. Pengujian dalam penelitian ini

menggunakan model regresi data panel sebagai

berikut:

SMit = α + β1RBit + β2PFit + β3SAit + β4LKit + εit

Keterangan: SM = variabel struktur modal

α = konstanta,

nilai Y apabila RB=PF=SA=LK=0 β1, β2, β3, β4 = koefisien regresi panel

RB = variabel risiko bisnis

PF = variabel profitabilitas

SA = variabel struktur aset LK = variabel likuiditas

ε = Standard Error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif Hasil analisis deskriptif dari variabel

penelitian

Tabel 1

Statistik Deskriptif

Mean Maks Min Std. Dev.

SM 63.72 303.00 1.00 54.4335

RB 16.34 88.00 -1.00 11.2079

PF 27.80 207.00 0.15 34.5600

SA

LK

35.14

266.59

84.29

1174.28

5.07

51.39

18.0438

180.6767

Sumber: data diolah

Tabel 1 menunjukkan terlihat bahwa

nilai variabel struktur modal pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia pada periode 2011-2015 memiliki nilai terendah 1.00, tertinggi 303.00 dengan

rata-rata 63.72 dan nilai standar deviasi sebesar

54.4335. Variabel risiko bisnis mempunyai nilai

terendah -1.00, nilai tertinggi 88.00 dengan

rata-rata risiko bisnis sebesar 63.72 dan standar deviasi sebesar 11.2079. Selanjutnya variabel

profitabilitas mempunyai nilai terendah 0.15,

nilai tertinggi 207.00 dengan nilai rata-rata 27.80 dan standar deviasi sebesar 34.56.

Kemudian variabel struktur aset mempunyai

nilai terendah 5.07, nilai tertinggi 84.29 dengan nilai rata-rata 35.14 dan standar deviasi sebesar

18.0438. Dan variabel likuiditas yang

mempunyai nilai terendah 51.39, nilai tertinggi

1174.28 dengan nilai rata-rata 266.59 dan standar deviasi sebesar 180.6767.

Nilai standar deviasi digunakan untuk

menggambarkan seberapa besar keragaman sampel penelitian. Tiga variabel, berdasarkan

Tabel 4.13, menunjukkan nilai standar deviasi

di bawah nilai mean. Nilai lebih kecil

dibandingkan nilai mean, maka nilai mean dapat digunakan sebagai representasi dari

keseluruhan data variabel penelitian. Jika nilai

standar deviasi jauh lebih besar dibandingkan nilai mean, maka nilai mean merupakan

representasi yang kurang merepresentasikan

keseluruhan data, seperti pada variabel profitabilitas yang mempunyai nilai mean lebih

kecil daripada standar deviasinya.

Analisis Data Panel Hasil estimasi terhadap model regresi data

panel pengaruh risiko bisnis, profitabilitas,

struktur aset dan likuiditas terhadap struktur modal dapat dilihat sebagai berikut:

1. Common Effect Model

Hasil regresi yang menggunakan Pooled Least Square dapat dilihat pada

lampiran 8, bahwa nilai prob (F-statistic) yaitu

0.000 < nilai signifikansi 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa secara bersama risiko bisnis, profitabilitas, struktur aset dan likuiditas

signifikan memengaruhi struktur modal.

2. Fixed Effect Model Hasil regresi yang menggunakan

Pooled Least Square dengan metode estimasi

fixed dapat dilihat pada lampiran 9, bahwa nilai

prob (F-statistic) nya yaitu 0.000 < nilai signifikansi 0.05, maka dapat disimpulkan

bahwa secara bersama risiko bisnis,

profitabilitas, struktur aset dan likuiditas signifikan memengaruhi struktur modal.

3. Random Effect Model

Hasil regresi yang menggunakan Pooled EGLS dengan metode estimasi random

dapat dilihat pada lampiran 10, bahwa nilai

prob (F-statistic) nya 0.000 < nilai signifikansi

Page 9: PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

9

0.05, maka dapat disimpulkan bahwa secara

bersama risiko bisnis, profitabilitas, struktur aset dan likuiditas signifikan memengaruhi

struktur modal.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik pada penelitian ini

hanya dilakukan untuk uji heteroskedastisitasnya. Heteroskedastisitas

biasanya terjadi pada jenis data cross section.

Karena regresi data panel memiliki karakteristik

tersebut, maka ada kemungkinan terjadi heteroskedastisitas. Dari ketiga model regresi

data panel hanya CE dan FE saja yang

memungkinkan terjadinya heteroskedastisitas, sedangkan RE tidak terjadi. Hal ini dikarenakan

estimasi CE dan FE masih menggunakan

pendekatan Ordinary Least Square (OLS)

sedangkan RE sudah menggunakan Generalize Least Square (GLS) yang merupakan salah satu

teknik penyembuhan regresi.

Model regresi data panel yang dipilih untuk digunakan adalah Random Effect Model,

maka dapat disimpulkan bahwa data yang

digunakan pada penelitian ini adalah bebas dari masalah heteroskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Hasil Pengujian Efek Model

Uji Chow

Chow test atau uji chow dilakukan untuk

menentukan apakah lebih tepat menggunakan model Common Effect atau Fixed Effect dalam

model estimasi. Hipotesis uji chow adalah:

H0 : Common effect model H1 : Fixed effect model

Kriteria pengujian menyatakan jika

statistik uji chi square dengan probabilitas <

level of significance (=5%) maka H0 ditolak.

Hasil pengujian efek model menggunakan uji Chow dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Uji Chow Sumber: data diolah

Berdasarkan Tabel 2 terlihat nilai

probabilitas chi-square=0.00 < =0.05, maka

dapat diambil kesimpulan tolak H0. Dengan demikian model estimasi yang digunakan

adalah fixed effect model.

Uji Hausman Uji Hausman digunakan untuk mengetahui

apakah model yang tepat menggunakan fixed

effect atau random effect. Hipotesis uji husman

adalah: H0 : Random effect model

H1 : Fixed effect model

Kriteria pengujian menyatakan jika statistik uji chi square dengan probabilitas <

level of significance (=5%) maka H0 ditolak.

Hasil uji hausman ditunjukkan pada Tabel 3

berikut: Tabel 3

Hasil Uji Hausman

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section

random 4.737687 4 0.3153

Sumber: data diolah

Tabel 3 menunjukkan nilai probabilitas

chi-square=0.1466 > =0.05, maka dapat

diambil kesimpulan menerima. Dengan

demikian model estimasi regresi panel yang tepat adalah random effect model.

Hasil uji-uji di atas menunjukkan

bahwa model regresi yang terbaik untuk dipilih adalah Random Effect Model karena hasil uji

Hausman menunjukkan hasil untuk memilih RE

sebagai model terbaik untuk mengestimasi model data panel pada penelitian ini.

Hasil Pengujian Hipotesis

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan Tabel 4 terlihat nilai R-

Square menunjukkan variabel risiko bisnis,

profitabilitas, struktur aset dan likuiditas mampu menjelaskan variabel struktur modal

sebesar 17,32 persen dan sisanya sebesar

82,68% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan.

Tabel 4

Nilai R-Square

Variabel Adjusted R-Square

SM 0.173211

Sumber: data diolah

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 14.324250

(34,136) 0.0000

Cross-section Chi-square

266.337917 34 0.0000

Page 10: PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

10

Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa nilai probabilitas adalah 0.0000 < level of

significance (=5%). Dengan demikian dapat

diambil kesimpulan bahwa risiko bisnis,

profitabilitas, struktur aset dan likuiditas secara

simultan mempengaruhi struktur modal. Tabel 5

Hasil Uji F-Statistik

Nilai

F-statistic 10.11318

Prob(F-statistic) 0.00000

Sumber: data diolah

Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Kriteria pengujian menyatakan jika

probabilitas < level of significance (=5%). Uji

signifikansi dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6

Hasil Uji t

Variabel Koef t-Stat Prob

SM 33.1094 2.010 0.0453

RB -0.7306 -2.703 0.0076

PF 0.5114 3.875 0.0002

SA 1.0765 3.244 0.0014

LK -0.0356 -1.959 0.0516

Sumber: data diolah

Hasil persamaan regresi di atas

menunjukkan bahwa variabel struktur modal

akan sebesar 33.1094 apabila tidak ada variable risiko bisnis, profitabilitas, struktur aset dan

likuiditas. Koefisien risiko bisnis (-0.7306) dan

likuiditas (-0.0356) yang bertanda negatif

berarti apabila terjadi kenaikan 1% maka akan menurunkan nilai struktur modal sebesar

koefisien tersebut. Hasil empiris risiko bisnis

dan likuiditas juga bertentangan dengan yang teori dan hipotesis yang ada.

Profitabilitas (0.5114) dan struktur aset

(1.0765) bertanda positif menunjukkan apabila

terjadi kenaikan 1% maka nilai struktur modal akan meningkat sebesar koefisien masing-

masing variabel tersebut. Variabel-variabel

tersebut telah searah, baik dengan teori, hipotesis maupun hasil empiris.

Pada koefisien struktur modal dari

masing-masing perusahaan sampel yang diteliti oleh peneliti, nilai intersep akhir pada Random

Effect akan berbeda satu sama lain karena nilai

individual effect ditambahkan dengan nilai

intersepnya. Jadi, makin besar individual

effectnya, makin besar juga intersep akhir untuk

masing-masing perusahaan sampel. Hasil perhitungan intersep akhir

menunjukkan nilai tertinggi diperoleh oleh

Pabrik Kertas Tjiwi Kimia (TKIM) sebesar 134.2806. Di sisi lain, nilai terendah diperoleh

oleh Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebesar -

54.3463. Intersep tersebut menjelaskan struktur modal yang dilakukan oleh perusahaan sampel.

Keseluruhan nilai intersep bertanda negatif

dikarenakan struktur modal perusahaan masih

belum mempunyai struktur modal yang dikatakan baik atau seimbang. Nilai intersep

yang cukup tinggi diperoleh oleh perusahaan

yang mempunyai struktur modal yang telah baik atau seimbang. Nilai intersep terendah

sebagaian besar terdapat pada perusahaan yang

belum memiliki struktur modal yang baik.

Pengaruh Risiko Bisnis, Profitabilitas,

Struktur Aset dan Likuiditas terhadap

Struktur Modal Berdasarkan hasil penelitian, diketahui

bahwa risiko bisnis, profitabilitas, struktur aset

dan likuiditas secara bersama-sama dan signifikan memengaruhi struktur modal suatu

perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa investor melihat variabel-variabel

independen diatas sebagai tolok ukur dalam menilai seberapa baik struktur modal dari suatu

perusahaan, sehingga para investor bisa

mengambil kebijakan dalam melakukan investasi. Pihak manajemen perusahaan juga

bisa menilai kinerja perusahaan dengan melihat

struktur modalnya.

Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur

Modal Hasil penelitian ini mengidentifikasikan

bahwa bussiness risk secara signifikan

memengaruhi struktur modal, hal ini ditandai

dengan nilai signifikansi lebih kecil dari α = 5% dan bentuk pengaruhnya adalah negatif. Hal ini

tidak sejalan dengan teori yang menyatakan

bahwa semakin tinggi risiko bisnis maka

semakin tinggi tingkat DER. Penelitian ini menyatakan bahwa semakin rendah tingkat

risiko bisnis maka semakin tinggi struktur

modal pada perusahaan. Hasil pengujian menunjukkan risiko

bisnis perusahaan mempengaruhi struktur

modal perusahaan, dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa risiko bisnis

berpengaruh positif terhadap struktur modal

ditolak. Karena dilihat dari fakta dilapangan,

Page 11: PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

11

sebanyak 22 perusahaan sampel memiliki

hubungan negatif antara risiko bisnis dan struktur modal. Maka dapat disimpulkan bahwa

perusahaan-perusahaan tersebut mengurangi

tingkat utang jangka panjang setiap tahun dikarenakan tingkat risiko bisnis yang semakin

tinggi. Dan dapat pula diartikan perusahaan-

perusahaan tersebut meningkatkan jumlah utang jangka panjangnya dikarenakan tingkat risiko

bisnis yang semakin menurun, pihak

perusahaan meyakini akan mampu melakukan

pengembalian pada saat jatuh temponya. Perusahaan yang dijadikan sampel

adalah perusahaan manufaktur sehingga

perusahaan akan membutuhkan banyak dana untuk kegiatan produksinya. Perusahaan yang

memiliki risiko bisnis yang kecil maka

perusahaan tersebut tidak ragu untuk

melakukan peminjaman karena perusahaan tersebut yakin dapat melakukan pengembalian

utangnya pada masa jatuh temponya.

Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur

Modal

Hasil penelitian ini mengidentifikasikan bahwa return on equity secara signifikan

memengaruhi struktur modal, hal ini ditandai

dengan nilai signifikansi lebih besar dari α =

5% dan bentuk pengaruhnya adalah positif. Hal ini menyatakan bahwa semakin tinggi return on

equity suatu perusahaan maka semakin tinggi

tingkat DER atau struktur modal perusahaan tersebut, dan apabila return on equity nya

rendah maka tingkat DER atau struktur modal

juga rendah. Profitabilitas (return on equity) yang

rendah disebabkan karena perusahaan dengan

kondisi keuangan yang baik melakukan

peminjaman uang yang lebih sedikit, hal ini menimbulkan ketertarikan investor dalam

menanamkan modalnya. Ketika perusahaan

berada dalam posisi laba, maka banyak investor yang ingin menanamkan modal dalam

perusahaan. Profitabilitas yang tinggi

dikarenakan perusahaan memiliki kondisi

keuangan yang tidak baik, cenderung melakukan peminjaman utang yang lebih

banyak sehingga menaikkan tingkat DER

perusahaan tersebut. Hasil pengujian menunjukkan

profitabilitas perusahaan mempengaruhi

struktur modal perusahaan. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa profitabilitas

berpengaruh positif terhadap struktur modal

diterima. Pada perusahaan sampel terdapat 13

perusahaan yang memiliki hubungan positif

antara profitabilitas dan struktur modal perusahaan. dapat disimpulkan bahwa dengan

tingkat profitabilitas yang kecil maka

perusahaan tidak atau hanya sedikit melakukan peminjaman utang kepada pihak lain sehingga

tingkat struktur modal nya juga kecil.

Sebaliknya perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang besar, melakukan

peminjaman utang yang lebih besar pula untuk

menjalankan kegiatan produksinya.

Pengaruh Struktur Aset terhadap Struktur

Modal

Struktur aset secara signifikan memengaruhi struktur modal, hal ini ditandai

dengan nilai signifikansi lebih besar dari α =

5% dan bentuk pengaruhnya adalah positif. Hal

ini menyatakan bahwa semakin tinggi struktur aset suatu perusahaan maka semakin tinggi

tingkat DER atau struktur modal perusahaan

tersebut, dan apabila struktur asetnya rendah maka tingkat DER atau struktur modal juga

rendah.

Struktur aset yang rendah disebabkan karena perusahaan mempunyai aset lancar yang

lebih banyak daripada aset tetap. Ketika

perusahaan memiliki struktur aset yang

seimbang, maka banyak investor yang ingin menanamkan modal dalam perusahaan tersebut.

Kondisi ini sejalan dengan teori yang

menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat

menggunakan hutang dalam jumlah besar. Hal

ini disebabkan karena dari skala perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke

sumber dana di bandingkan dengan perusahaan

kecil. Kemudian besarnya asset tetap dapat

digunakan sebagai jaminan hutang perusahaan. Hasil pengujian menunjukkan struktur

aset perusahaan mempengaruhi struktur modal

perusahaan. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan bahwa struktur aset berpengaruh

positif terhadap struktur modal diterima. Pada

perusahaan sampel terdapat 20 perusahaan yang

memiliki hubungan positif antara struktur aset dan struktur modal perusahaan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa semakin tinggi komposisi

aset tetap yang dimiliki perusahaan terhadap total aset maka semakin besar jumlah aset tetap

yang dapat dijadikan collateral (jaminan) dalam

memperoleh hutang sehingga komposisi hutang jangka panjang terhadap modal perusahaan

semakin tinggi. Hasil ini sesuai dengan teori

bahwa semakin tinggi jumlah aset tetap yang

Page 12: PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

12

bersifat tangible (berwujud) maka semakin

besar jaminan yang dapat diberikan kepada kreditor sehingga semakin tinggi penggunaan

hutang pada struktur modal perusahaan.

Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur

Modal

Current ratio secara signifikan tidak memengaruhi struktur modal, hal ini ditandai

dengan nilai signifikansi lebih besar dari α =

5% dan bentuk pengaruhnya adalah negatif. Hal

ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi likuiditas maka semakin

tinggi tingkat DER. Penelitian ini menyatakan

bahwa semakin rendah tingkat likuiditas maka semakin tinggi struktur modal pada perusahaan

dan sebaliknya.

Hasil ini sesuai pecking order theory,

dimana perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan

pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan

perusahaan dengan likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga

perusahaan tersebut akan lebih menggunakan

dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan

pembiayaan eksternal melalui hutang.

Hasil pengujian menunjukkan likuiditas

perusahaan tidak mempengaruhi struktur modal perusahaan, dengan demikian, hipotesis yang

menyatakan bahwa risiko bisnis berpengaruh

positif terhadap struktur modal ditolak. Karena dilihat dari fakta dilapangan, sebanyak 31

perusahaan sampel memiliki hubungan negatif

antara likuiditas dan struktur modal. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi

tingkat likuiditas perusahaan, maka semakin

menurunkan struktur modal yang dimiliki oleh

perusahaan tersebut. Hasil ini sesuai pecking order theory, dimana perusahaan yang

mempunyai likuiditas yang tinggi akan

cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan

likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal

yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan

lebih menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum

menggunakan pembiayaan eksternal melalui

hutang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Secara bersama variabel risiko bisnis, profitabilitas, struktur aset dan likuiditas

berpengaruh signifikan terhadap struktur

modal perusahaan. 2. Keempat variabel ini dapat menjadi

informasi yang penting bagi investor untuk

menilai kinerja keuangan perusahaan

terutama pada struktur modalnya dan menentukan kebijakan investasinya, dan

bagi pihak manajemen perusahaan untuk

menilai kinerja keuangannya. 3. Pengaruh masing-masing variabel

independen diatas, apabila variabel-variabel

tersebut secara keseluruhan dihubungkan

dengan variabel dependen menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tersebut

merupakan salah satu faktor yang dilihat

oleh investor untuk menentukan investasi saham.

Saran Adapun saran dari peneliitan ini adalah:

1. Perusahaan sebaiknya mempertimbangkan

keempat variabel yang secara bersama

berpengaruh terhadap harga saham untuk digunakan sebagai acuan dasar dalam

perbaikan kinerja perusahaan. Hal ini juga

perlu mendapat perhatian baik bagi investor maupun calon investor untuk menilai sebuah

perusahaan.

2. Berdasarkan simpulan penelitian maka pengaruh variabel risiko bisnis,

profitabilitas, struktur aset dan likuiditas

signifikan dengan kajian teori dan penelitian

terdahulu. Hal ini perlu mendapat perhatian baik bagi investor maupun calon investor

untuk menilai sebuah perusahaan. Dan bagi

peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama

hendaknya menggunakan variabel-variabel

yang berbeda, menambah dan memperluas

bidang kajian lainnya yang diduga berpengaruh terhadap struktur modal.

Page 13: PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

13

DAFTAR PUSTAKA

Bayunitri, B. I. dan M. (2015). Analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang listing

di Bursa Efek Indonesia. Study and

Accounting Research, 12(1), 49–58.

Brigham, E. F. dan H. (2001). Manajemen

Keuangan. (Y. Sumiharti, Ed.) (8th ed.).

Jakarta: Erlangga.

Brigham, E. F. dan H. (2011). Dasar-dasar Manajemen Keuangan (11th ed.). Jakarta:

Salemba Empat.

Donaldson, G. (1961). Corporate Debt Capacity: A Study of Corporate Debt

Policy and Determination of Corporate

Debt Capacity. Division of Research:

Harvard Graduate School of Business

Administration.

Fahmi, I. (2012). Analisis Laporan Keuangan.

Bandung: Alfabeta.

Ferdiansya, M. S. dan I. (2013). Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Struktur Modal pada

Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI. Jurnal Manajemen Dan Bisnis

Sriwijaya, 11(2), 133–148.

Habibah, M. (2015). Analisis pengaruh

profitabilitas, struktur aset, likuiditas, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur

modal. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi,

4(7).

Handayani, S. dan R. (2011). Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Struktur Modal pada

Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 13(1), 39–

56.

Harahap, S. S. (2013). Analisis Kritis Atas

Laporan Keuangan (11th ed.). Jakarta:

Rajawali Pers.

Husnan, S. (2010). Manajemen Keuangan:

Teori dan Penerapan (Buku 1).

Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Jensen and Meckling. (1976). The Theory of

The Firm: Manajerial Behaviour, Agency

Cost and Ownership Structure. Journal of

Financial and Economics, 3, 305–360.

Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan

(1st ed.). Jakarta: Rajawali Pers.

Mardi, R. W. (2008). Pengaruh Struktur Aktiva,

Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Pendanaan (Studi

Empiris pada Industri Perbankan).

Universitas Sumatera Utara.

Margaretha, F., & Ramadhan, A. R. (2010).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Struktur Modal Pada Industri Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis

Dan Akuntansi, 12(2), 119–130.

Pradana, H. R. dan kiswanto F. (2013).

Pengaruh Risiko Bisnis, Struktur Aset, Ukuran dan Pertumbuhan Penjualan

terhadap Struktur Modal. Accounting

Analysis Journal, 2(4), 423–429.

https://doi.org/ISSN 2252-6765

Pramastuti, S. (2007). Analisis Kebijakan

Dividen: Pengujian Dividen Signalling

Theory dan Rent Extraction Hypothesis.

Universitas Gajah Mada.

Putri, M. E. D. (2012). Pengaruh Profitabilitas,

Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Industri Makanan dan

Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Manajemen, 1(1), 1–10.

Santika, R. B., & Sudiyatno, B. (2011).

Menentukan Struktur Modal Perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Dinamika Keuangan Dan Perbankan,

3(2), 172–182.

Situmorang, S. H. (2010). Analisis Data: Untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Medan:

USU Press.

Susilawati, C. D. K. (2012). Analisis Perbandingan Pengaruh Likuiditas ,

Solvabilitas , dan Profitabilitas Terhadap

Harga Saham pada Perusahaan LQ 45.

Jurnal Akuntansi, 4(2), 165–174. Retrieved from

http://majour.maranatha.edu/

Syafi’i, I. (2013). Karakteristik Perusahaan dan Struktur Modal pada Perusahaan Sektor

Makanan-Minuman. Media Mahardhika,

11(3), 1–30.

Syamsuddin, L. (2009). Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi dalam

Perencanaan, Pengawasan dan

Pengambilan Keputusan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Page 14: PENGARUH RISIKO BISNIS, PROFITABILITAS, STRUKTUR …

ISSN 2407 - 1072 Jurnal Akuntanika, Vol. 7, No. 1 , Januari - Juni 2021

14

Utomo, P. (2013). Pengaruh Variabel

Fundamental Terhada Struktur Modal dan Dampaknya terhadap Nilai Perusahaan (

Studi pada Perusahaan Tekstil yang Go-

Public di Indonesia ). Jurnal Aplikasi

Manajemen, 11(September), 374–383.

Warsiman, C. K. dan R. K. (2014). Pengaruh

Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas

dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur

Modal. Ultima Accounting, 6(1), 74–93.

Weston, J. F. dan T. E. C. (1995). Manajemen Keuangan (8th ed.). Jakarta: Gelora

Aksara Pratama.

Zuliani, S., & Asyik, N. F. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan,

Struktur Aset, Dan Tingkat Pertumbuhan

Terhadap Struktur Modal. Jurnal Ilmu &

Riset Akuntansi, 3(7), 1–16.