PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN...

125
i PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Mega Famela NIM: 11150700000004 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2019 M

Transcript of PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN...

Page 1: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

i

PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN

DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Mega Famela

NIM: 11150700000004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2019 M

Page 2: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal
Page 3: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal
Page 4: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal
Page 5: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

v

MOTTO

“Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang

beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan

saling menasehati untuk kesabaran” (QS. Al-Asr)

Page 6: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) September 2019

C) Mega Famela

D) Pengaruh Regulasi Diri, Iklim Sekolah dan Dukungan Sosial terhadap

Kemandirian Belajar siswa SMP YPUI Jakarta Selatan

E) xiii + 88 Halaman + Lampiran

F) Kemandirian belajar merupakan mengendalikan proses pembelajaran dimana

siswa membuat inisiatif sendiri dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pengalaman pembelajarannya yang diambil dari berbagai sumber belajar (Song

& Hill, 2007). Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh regulasi diri, iklim

sekolah (school safety, school connectedness, social relationship), dan

dukungan sosial (family, friend, significant other) terhadap kemandirian

belajar.

Populasi dalam penelitian adalah siswa SMP YPUI Jakarta Selatan.

Pengambilan sampel sebanyak 250 siswa yang dilakukan menggunakan teknik

non-probability sampling dan metode convenience sampling. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis regresi berganda

pada taraf signifikansi 0.05 atau 5%. Alat ukur yang digunakan untuk

mengukur kemandirian belajar pada penelitian ini adalah skala kemandirian

belajar yang dikembangkan oleh Song dan Hill (2007), alat ukur yang

digunakan untuk mengukur regulasi diri adalah skala regulasi diri yang

dikembangkan oleh Zimmerman (1989), alat ukur iklim sekolah adalah

Meriden School Climate Survey-student version (MSCS-SV) yang

dikembangkan oleh Gage dan Larson (2014), dan alat ukur dukungan sosial

adalah Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) oleh

Zimet, dkk (1988).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh regulasi diri, iklim

sekolah dan dukungan sosial terhadap kemandirian belajar dengan nilai

R2=0.303. Hasil uji hipotesis minor menunjukkan bahwa koefisien regresi

terdapat dua dari regulasi diri yaitu regulasi diri dan aspek friend yang

signifikan terhadap kemandirian belajar. Saran untuk penelitian selanjutnya

adalah menggunakan independen variabel selain yang diteliti dalam penelitian

sebelumnya dan sampel dengan cakupan yang lebih luas. Siswa diharapkan

semakin melatih dan mengatur regulasi diri dalam hal belajar dan menciptakan

dukungan pertemanan yang seimbang dan postif untuk meningkatkan

kemandirian belajar.

Kata Kunci: Regulasi diri, iklim sekolah, dukungan sosial, dan

kemandirian belajar.

G) Bahan bacaan: 41; Buku: 8 + Jurnal: 23+skripsi 6+ Tesis 2+ Artikel: 2

Page 7: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

vii

ABSTRACT

A) Faculty Of Psychology

B) September 2019

C) Mega Famela

D) Effect Self Regulation, School climate, and Social Support Towards Self

Directed Learning South Jakarta YPUI Middle School students

E) xiii + 88 Pages + Appendix

F) Self-directed learning is a learning process where students make their own

planning in planning, implementing and evaluating his learning experience

that is taken from various learning sources (Song & Hill, 2007). This

research deals with understanding of self-regulation, school climate (school

safety, school connectedness, social relationship), and social support

(family, friends, other important people) to self-directed learning.

The population in this study were South Jakarta YPUI Middle

School students. Sampling of 250 students was carried out using the non-

probability sampling and convenience sampling method. This research was

calculated using quantitative estimates with multiple regression analysis

methods at a significance level of 0.05 or 5%. The measuring instrument

used for measuring self-directed learning in this study is the scale of self-

directed learning developed by Song and Hill (2007), a measuring tool used

to measure self-regulation is the scale of self-regulation developed by

Zimmerman (1989), the school climate measurement tool is The Meriden-

student version of the School Climate Survey (MSCS-SV) created by Gage

and Larson (2014), and a measure of social support is the Multidimensional

Scale of Social Perception Support (MSPSS) by Zimet, et al (1988).

The results showed differences in self-regulation, school climate and

social support for self-development rected learning with values R2 = 0.303.

Minor hypothesis test results indicated that the regression coefficient that

are significantly influence self-directed learning are two of self-regulation,

that is self-regulation and friend aspect. Suggestions for further research is

using independent variables other than those examined in the study

beforehand and a wider range of samples. Students are expected

increasingly train and manage self-regulation in terms of learning and

creating balanced and positive friendship support to improve self-directed

learning

Keywords: Self directed learning, Self-regulation, School climate,

Social support

G) Refferences: 41; Books: 8 + Journals: 23+ Skripsi 6+ Theses 2+ Articles: 2

Page 8: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

viii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Pengasih dan

Maha Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang

telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis, sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH

REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN SOSIAL

TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA

SELATAN” Proposal penelitian ini telah disusun dengan baik dan penulis mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan skripsi ini,

yaitu:

1. Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan juga selaku Dosen Pembimbing skripsi yang

telah merelakan banyak waktu untuk memberikan bimbingan kepada

penulis serta mengarahkan penulis dengan baik selama proses

penyusunan proposal penelitian skripsi ini.

2. Ibu Desi Yustari Muchtar, M.Psi selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah membimbing penulis sejak awal perkuliahan, dan senantiasa

memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan perkuliahan

dengan baik.

3. Kepada seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan banyak sekali ilmu selama masa

perkuliahan.

4. Kedua orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan moril,

material, & spiritual serta doa tulus yang tidak pernah henti-hentinya

kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

5. Terimakasih kepada sahabat penulis Isma Dayanti, Nurliana Rahayu,

Deisya, Khusnul, Ayang, Vinda, Seftiana, Andyta, Tyas yang selama ini

menjadi teman yang sangat baik dan senantiasa memberikan doa dan

dukungan serta bantuan kepada penulis selama proses perkuliahan dan

proses penyusunan skripsi.

6. Terimakasih kepada Adam Yalfiz Hakki, memberikan support selama

masa kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

7. Keluarga Besar HMI Komisariat Psikologi dan DEMA UIN JAKARTA

2018 telah memberikan kisah kasih selama di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Terlepas dari itu semua, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih

banyak sekali kekurangannya dalam penulisan maupun penyusunan karena

adanya keterbatasan pengalaman, pengetahuan, serta analisis. Maka dari itu

dengan sangat terbuka penulis menerima adanya saran dan kritik dari

pembaca sebagai masukkan yang membangun untuk penyusunan proposal

penelitian dengan lebih baik lagi.

Jakarta, 12 September 2019

Penulis

Page 9: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................iv

MOTTO .................................................................................................................v

ABSTRAK ............................................................................................................vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................viii

DAFTAR ISI .........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................1

1.2 Pembatasan Masalah ............................................................................11

1.3 Perumusan Masalah .............................................................................13

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................13

1.4.1 Tujuan Penelitian .......................................................................13

1.4.2 Manfaat Penelitian .....................................................................14

BAB 2 TEORI.......................................................................................................15

2.1 Kemandirian Belajar.............................................................................15

2.1.1 Definisi Kemandirian Belajar ...................................................15

2.1.2 Teori Kemandirian Belajar .........................................................16

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Kemandirian Belajar ........19

2.1.4 Dimensi-dimensi Kemandirian Belajar .....................................22

2.1.5 Alat Ukur Kemandirian Belajar……………………………….24

2.2 Regulasi Diri .......................................................................................24

2.2.1 Definisi Regulasi Diri ................................................................24

2.2.2 Dimensi-dimensi Regulasi Diri..................................................26

2.2.3 Alat ukur Regulasi Diri ..............................................................28

2.3 Iklim Sekolah........................................................................................29

2.3.1 Definisi Iklim Sekolah…………...............................................29

2.3.2 Dimensi-dimensi Iklim Sekolah.................................................31

2.3.3 Alat ukur Iklim Sekolah.............................................................32

2.4 Dukungan Sosial .................................................................................33

2.4.1 Definisi Dukungan Sosial............................................................33

2.4.2 Dimensi-dimensi Dukungan Sosial............................................35

2.4.3 Alat Ukur Dukungan Sosial........................................................36

2.5 Kerangka Berpikir ..............................................................................37

2.6 Hipotesis Penelitian..............................................................................41

BAB 3 METODE PENELITIAN .......................................................................43

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ...........................43

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................43

3.3 Instrumen Penelitian.............................................................................46

3.3.1 Instrumen Pengumpulan Data ...................................................46

3.3.2 Alat Ukur Penelitian ..................................................................46

Page 10: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

x

3.4 Uji Validitas Konstruk .........................................................................52

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Kemandirian Belajar….........................52

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Regulasi Diri ........................................54

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Iklim Sekolah .......................................56

3.4.4 Uji Validitas Konstruk Dukungan Sosial…………….………..59

3.5 Teknik Analisa Data ............................................................................63

BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................................65

4.1 Gambaran Subjek Penelitian ................................................................65

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ......................................................................65

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian .................................................65

4.4 Hasil Uji Hipotesis ...............................................................................69

4.4.1 Analisis Regresi Varibel Penelitian ............................................69

4.5 Pengujian Proporsi Varians Masing-Masing Independent Variable....74

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN .....................................................77

5.1 Kesimpulan ..........................................................................................77

5.2 Diskusi .................................................................................................77

5.3 Saran ....................................................................................................83

5.3.1 Saran Teoritis .............................................................................83

5.3.2 Saran Praktis ...............................................................................83

DAFTAR PUSTAKA………………………..………………………………….85

LAMPIRAN .........................................................................................................89

Page 11: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skoring Pengukuran Skala Kemandirian Belajar...................................46

Tabel 3.2 Blue print Kemandirian Belajar .............................................................47

Tabel 3.3 Blue print Regulasi Diri ........................................................................48

Tabel 3.4 Blue print Iklim Sekolah .......................................................................49

Tabel 3.5 Blue print Dukungan Sosial....................................................................50

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Skala Kemandirian Belajar....................................53

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Skala Regulasi Diri ................................................55

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Skala School safety…............................................57

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Skala School conectedness…................................58

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Skala Social Relationship....................................59

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Skala Family .......................................................60

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Skala Friend………………................................61

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Skala Significant other..........................................62

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian .................................................................65

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif .......................................................................65

Tabel 4.3 Norma Skor Kategorisasi ......................................................................67

Tabel 4.4 Kategorisasi Tingkat Kemandirian Belajar, Regulasi Diri, Iklim Sekolah,

Dukungan Sosial....................................................................................................68

Tabel 4.5 R Square ..............................................................................................69

Tabel 4.6 Anova Signifikansi Pengaruh seluruh Independet Variable terhadap

Dependent Variable ............................................................................................70

Tabel 4.7 Koefisien Regresi .................................................................................71

Tabel 4.8 Model Summary Proposi Varians Tiap-tiap Independet Variable terhadap

Dependent Variable .............................................................................................75

Page 12: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ..................................................................41

Page 13: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Wawancara Penelitian ....................................................................... 89

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian........................................................................... 90

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian .......................................................................... 91

Lampiran 4 Syntax dan Path Diagram ................................................................ 100

Lampiran 5 Output Analisis Regresi……………………………………….…...110

Page 14: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemandirian belajar merupakan substansi yang esensial pada zaman era global

untuk dimiliki dan dikembangkan oleh siswa. Kemandirian belajar akan mendorong

siswa akan mengelola perilaku mereka, mengajarkan keterampilan hidup dengan

disiplin diri yang tinggi dari siswa. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

No. 21 Tahun 2016, tahap deep knowledge (pengetahuan mendalam) diperoleh pada

Tingkat Pendidikan Dasar untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pada

kompetensi sikap sosial siswa diharuskan jujur, disiplin, santun, percaya diri,

peduli, dan bertanggung jawab. Selain itu pada keterampilan siswa SMP dapat

menunjukkan keterampilan dalam menalar, mengolah, dan menyaji secara kreatif,

produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif dalam ranah konkret dan

ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama

dalam sudut pandang teori.

Dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama (SMP) sikap siswa

diarahkan dan diharapkan untuk mampu belajar mandiri. Siswa diarahkan untuk

memperoleh pengetahuan dan keterampilan atas usahanya sendiri, tidak tergantung

sepenuhnya ke guru, sehingga dapat dicapai harapan siswa mempunyai

kemandirian belajar. Dengan kemandirian belajar, siswa dapat menyelesaikan

permasalahan yang berkaitan dengan pelajarannya tanpa tergantung kepada guru

maupun teman sekelasnya (Wulandari, 2016). Hal ini dipertegas oleh pendapat

Masrun dan Martaniah (dalam Djauhari D, 2016) bahwa dalam kemandirian belajar

Page 15: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

2

terdapat aspek-aspek yang dapat mendukung keberhasilan siswa dalam meraih

prestasi yaitu: bebas, progresif dan ulet, inisiatif, pengendalian diri dan kemantapan

diri. Apabila aspek-aspek tersebut dimiliki secara optimal oleh subjek penelitian,

maka secara tidak langsung sikap, pola pikir dan perilakunya akan mengarah pada

hal-hal yang mendukung kemandirian belajar. Siswa akan memahami pentingnya

arti kemandirian serta dapat mengetahui bagaimana cara meningkatkan

kemandirian belajarnya dengan keyakinan serta kepercayaan pada dirinya sendiri

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Bapak Muhadjir

Effendy, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan poros utama perbaikan

pendidikan nasional yang berkaitan erat dengan berbagai program prioritas

pemerintah. Ia mengatakan, lima nilai karakter yang menjadi prioritas pada PPK,

berkaitan erat dengan berbagai program prioritas Kemendikbud di bidang

pendidikan dan kebudayaan. Lima nilai itu adalah religius, nasionalis, mandiri,

integritas, dan gotong royong. Selanjutnya, program penguatan pendidikan karakter

diharapkan menjadi ruh dari pendidikan nasional. Nilai utama karakter PPK tidak

hanya menyasar para siswa, tetapi juga para pendidik, dan orangtua sebagai

pendidik utama dan pertama (Maulipaksi, 2017).

Terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan yang semakin

pesat membuat para siswa dituntut untuk menjadi lebih mandiri, khususnya dalam

mengakses informasi-informasi pendidikan. Siswa harus dapat mengetahui

bagaimana belajar yang baik, bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang

mengalami perubahan, dan bagaimana mengambil inisiatif secara mandiri ketika

Page 16: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

3

kesempatan tersedia. Siswa yang memiliki kemandirian belajar dapat

mempersiapkan dirinya dalam dunia baru (Gibbons, 2002).

Kemandirian siswa dalam belajar merupakan suatu hal yang sangat penting

dan perlu ditumbuh kembangkan pada siswa sebagai peserta didik. Martinis Yamin

(dalam Yanti & Surya, 2017) mengungkapkan tentang pentingnya kemandirian,

bahwa kemandirian belajar yang diterapkan oleh siswa membawa perubahan yang

positif terhadap intelektualitas. Selain itu Muhammad Asrori (Yanti et al, 2017)

mengungkapkan bahwa kurangnya kemandirian dikalangan remaja berhubungan

dengan kebiasaan belajar yang kurang baik yaitu tidak tahan lama dan belajar

setelah menjelang ujian, membolos, menyontek, dan mencari bocoran soal ujian.

Data tersebut didapat melalui wawancara langsung, yaitu melalui

wawancara siswa SMP YPUI Jakarta Selatan pada tanggal 10 Desember 2018

dengan siswa SMP YPUI Jakarta Selatan. Dari hasil wawancara dua orang setiap

kelas dari lima ruang kelas tujuh dan empat ruang kelas delapan, bahwa hasil

jawaban sebanyak 75% yang disampaikan siswa SMP YPUI Jakarta Selatan, siswa

tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan di sekolah, karena siswa

berpendapat mengerjakan tugas dapat mengurangi waktu bermain dan istirahat.

Jawaban wawancara lainnya, didapatkan siswa menyukai aktivitas diluar jam

belajarnya seperti kumpul dengan teman sebaya hingga larut malam. Saat ujian

semester siswa bekerjasama dengan siswa lain yang berada disisi kanan, kiri, depan

dan belakang. Siswa tidak percaya dengan kemampuan menyelesaikan tanggung

jawab pekerjaan rumahnya dan kemampuan akademik siswa dalam ujian semester.

Page 17: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

4

Di sisi lain pemerintah sudah membentuk karakter mandiri dalam setiap proses

pembelajaran siswa.

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar

siswa, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari

luar diri siswa. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi faktor

psikis seperti, self-esteem, self-efficacy, motivasi belajar, sikap, minat, locus of

control, kebiasaan belajar dan sebagainya. Sedangkan faktor yang berasal dari luar

diri siswa, yaitu faktor lingkungan alam, faktor sosio-ekonomi, guru, metode

mengajar, kurikulum, mata pelajaran, sarana dan prasarana (dalam Djauhari, 2016).

Meichenbaum (dalam Tarmidi A.R dan Rambe A.R.R, 2010), pembentukan

kemandirian belajar pada siswa ditentukan oleh dua hal. Pertama adalah sumber

sosial, yaitu orang dewasa yang ada di lingkungan siswa seperti orangtua, pelatih,

anggota keluarga dan guru. Orang dewasa ini dapat mengkomunikasikan nilai

kemandirian belajar dengan modelling, memberikan arah, dan mengatur perilaku

yang akan dimunculkan. Sumber kedua adalah mempunyai kesempatan untuk

melatih kemandirian belajar. Siswa yang selalu konstan diatur secara langsung oleh

keluarga atau orangtua dan guru tidak dapat membangun keterampilannya untuk

dapat belajar secara mandiri karena lemahnya kesempatan yang mereka punya.

Proses pembelajaran (Prayuda, 2014), siswa yang berusaha bekerja keras

dengan ketekunan dan kedisiplinan selalu menyiapkan peralatan pembelajaran,

mengumpulkan tugas tepat waktu dan mencatat penjelasan guru serta selalu

membuat rangkuman pelajaran. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan

tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak sengaja. Tanggung

Page 18: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

5

jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran dan kewajiban. Dalam

proses pembelajaran, siswa yang memilki tanggung jawab atas tindakannya sendiri

akan dapat menjelaskan bagaimana prosedur langkah pengerjaan dalam

menyelesaikan suatu soal dan tugas yang diberikan guru.

Siswa yang memiliki kemandirian belajar, memiliki tanggung jawab dalam

pengambilan keputusan yang berhubungan dengan usaha belajar. Mereka tidak

akan mudah terpengaruh oleh orang lain mengenai proses belajarnya. Mereka akan

berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri

tanpa bantuan orang lain. Mereka juga mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik

mungkin untuk belajar. Individu yang memiliki kemandirian belajar tidak akan

memilih bersenang-senang dibandingkan dengan belajar demi mencapai tujuannya

(Pratiwi & Laksmiwati, 2016).

Menurut Bandura (dalam Arifiati, 2013), selain faktor lingkungan yang

berpengaruh terhadap kemandirian dalam belajar (kebudayaan, keluarga, sistem

pendidikan di sekolah, sistem kehidupan di masyarakat) ada lagi faktor yang

mempengaruhi yaitu faktor kepribadian siswa, atribut personal (pengetahuan,

kesiapan, nilai, locus of control, memiliki self reliance atau kepercayaan diri) dan

atribut perilaku (keterampilan, motivasi dalam diri siswa).

Haris Mudjiman (dalam Febriani, 2016) kemandirian belajar juga

dipengaruhi oleh regulasi diri. Siswa yang memiliki kemandirian mampu menyusun

dan menetapkan tujuan belajarnya sendiri karena siswa mampu menjadi pengendali

dalam kegiatan belajarnya sendiri. Cervon & Pervin (dalam Febriani, 2016)

mengemukakan pendapat bahwa regulasi diri merupakan suatu proses kepribadian

Page 19: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

6

yang melibatkan perilaku motivasi diri secara langsung. Siswa yang memiliki

regulasi diri mampu memotivasi diri mereka sendiri untuk menyusun tujuan-tujuan

pribadi, merencanakan strategi yang akan dilakukan agar dapat mencapai tujuan

tersebut, hingga mengevaluasi perilaku yang telah dilakukan. Siswa dapat lebih

bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dengan adanya regulasi diri.

Jika siswa mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan, siswa tidak akan

mengalami kekecewaan yang mendalam karena siswa mampu meregulasi diri dan

mengatasi tekanan tersebut dengan baik. Siswa juga mampu mengontrol dirinya,

mengevaluasi kegagalan, dan memodifikasi strategi belajar yang digunakan agar

tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Wulandari (2016) berpendapat peserta didik diarahkan untuk memperoleh

pengetahuan dan keterampilan atas usahanya sendiri, tidak tergantung sepenuhnya

pada guru, sehingga dapat dicapai harapan peserta didik mempunyai kemandirian

belajar. Dengan kemandirian belajar, seorang peserta didik dapat menyelesaikan

permasalahan yang berkaitan dengan pelajarannya tanpa tergantung kepada guru

maupun teman sekelasnya. Sebagai suatu karakter atau kepribadian, maka

kemandirian akan menjadi suatu kebutuhan psikologi peserta didik. Peserta didik

yang mempunyai tingkat kemandirian tinggi akan merasa puas dan bangga apabila

oleh diri sendiri tanpa bantuan atau bergantung pada orang lain. Kemandirian juga

merupakan bentuk intelegensi atau kecerdasan.

Hasil lain yang dapat diperoleh adalah bahwa dari kategorisasi tingkat

kemandirian belajar dapat dilihat bahwa 90 orang (46.15%) termasuk dalam

kategori kemandirian belajar tinggi. Long (dalam Tarmidi et al, 2010) menyatakan

Page 20: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

7

bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi siswa akan lebih

mandiri dan lebih bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Siswa yang

memiliki karakteristik kemandirian belajar yang tinggi juga selalu mempunyai

perencanaan yang matang dan efektif dalam proses belajarnya. Dari hasil penelitian

diperoleh bahwa banyak di antara siswa yang memiliki kemandirian belajar yang

sedang yaitu 104 orang (53.33%) dan siswa yang berada pada kategori rendah ada

satu orang.

Jika setiap siswa yang tidak mempunyai kemandirian pasti tidak akan

mampu melakukan apapun dengan sendiri dan tidak mempunyai suatu kepercayaan

diri dalam menghadapi kehidupan khususnya dalam kehidupan di dunia

pendidikan. Menurut Mujiman (dalam Isnawati & Samian, 2015) belajar mandiri

adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motivasi mengenai suatu

kompetensi yang dimiliki. Bagi peserta didik yang kedepannya merupakan

pemuda-pemudi generasi penerus bangsa sangat diharapkan dapat menumbuhkan

sikap mandiri dan mempunyai semangat yang kuat untuk meningkatkan kualitas

mutu pendidikan di Indonesia dalam pencapaian tujuan pendidikan.

Siswa dalam kegiatan belajar memerlukan sebuah proses panjang, tidak bisa

dilakukan dalam satu waktu. Belajar dilakukan secara rutin dan mandiri, sehingga

rutinitas belajar mandiri akan menjadi suatu kebiasan yang dilakukan siswa. Sering

dijumpai seorang siswa yang mempunyai kemandirian belajar yang tinggi, prestasi

belajarnya juga tinggi, dan orangtua yang mendukung siswa dalam belajar

kemungkinan prestasi belajarnya juga tinggi. Namun ada juga seorang siswa yang

mempunyai kemandirian belajar yang tinggi, hasil belajarnya cukup rendah karena

Page 21: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

8

tidak adanya perhatian dan keterlibatan orangtua untuk melatih agar siswa terbiasa

belajar mandiri.

Siswa yang memiliki self regulated learning yang tinggi dapat

mengorganisir pekerjaan mereka, menetapkan tujuan, mencari bantuan ketika

diperlukan, menggunakan strategi kerja yang efektif, mengatur waktu mereka untuk

belajar, dan memiliki efikasi diri. Kemampuan-kemampuan tersebut menimbulkan

berkembangnya sikap belajar yang positif. Dengan sikap belajar yang positif dan

didukung oleh adanya efikasi diri, siswa dapat mengontrol emosinya, menentukan

tindakan berdasarkan pandangan pribadi, berani mengambil keputusan tentang

tingkah laku pribadi serta pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah, dapat

mengurangi ketergantungan pada orang lain, dapat menentukan baik-buruk dan

benar-salah. Kemampuan mengontrol emosi, menentukan tindakan berdasarkan

pandangan pribadi, berani mengambil keputusan tentang tingkah laku pribadi dan

dalam pemecahan masalah, dapat mengurangi ketergantungan pada orang lain,

dapat menentukan baik-buruk dan benar-salah merupakan pencerminan dari

kemandirian. Penelitian sebelumnya pengaruh efikasi diri dan regulasi diri terhadap

kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan sumbangan efektif

sebesar 28,09% dengan nilai siginifikansi p=0,000 (p<0,05) maka dapat dikatakan

signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa regulasi diri berpengaruh

terhadap kemandirian belajar (Afianti dkk, 2010).

Penelitian sebelumnya regulasi diri belajar merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi kemandirian siswa sebesar 43,9%. Tingginya sumbangan self

regulated learning (SRL) terhadap kemandirian terjadi karena adanya aspek yang

Page 22: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

9

sama antara self regulated learning dengan kemandiriannya itu aspek behavioral

(perilaku). Aspek behavioral pada self regulated learning tercermin dari perilaku

merencanakan waktu dan usaha belajar, pemantauan dari usaha belajar, serta

mencari bantuan saat mengalami kesulitan dalam belajar. Perilaku merencanakan

waktu, usaha belajar dan memantau usaha belajar berkaitan dengan kemampuan

individu dalam pengambilan keputusan tentang tingkah laku dalam belajar, dan

mencari bantuan saat mengalami kesulitan dalam belajar merupakan bagian dari

pengambilan keputusan tentang pemecahan masalah.

Sesuai dengan Anderson (dalam Greenway. G.H, 2017) dengan

menyelesaikan ulasan dari penelitian tentang iklim sekolah, bahwa iklim sekolah

adalah konstruk yang kompleks dan unik bagi organisasi individual dan memahami

konstruk ini akan meningkatkan pemahaman tentang bagaimana sekolah berfungsi

dan berdampak pada pembelajaran siswa. Untuk penelitian sebelumnya, peneliti

menggunakan definisi berikut yang dikembangkan oleh The National School

Climate Council (2007): Iklim sekolah merupakan kualitas dan karakter kehidupan

sekolah. Iklim sekolah didasarkan pada pola pengalaman siswa, orangtua dan

personil sekolah tentang sekolah dan mencerminkan norma, tujuan, nilai, hubungan

interpersonal praktik belajar mengajar, dan struktur organisasi. Iklim sekolah yang

berkelanjutan dan positif mendorong perkembangan anak muda dan pembelajaran

yang diperlukan untuk kehidupan yang produktif, berkontribusi, memuaskan dalam

masyarakat yang demokratis.

Freiberg (dalam Robbani, M.A.A, 2016), Iklim sekolah merupakan jiwa

dari sekolah yang terdiri dari siswa, guru, administrator, dan karyawan lainnya yang

Page 23: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

10

menjadikan sekolah itu ada dan hidup. Rogers dan Freiberg mengatakan iklim

sekolah adalah mutu sekolah dalam menciptakan tempat pendidikan yang sehat,

memelihara impian, aspirasi para orangtua dan anak, guru-guru yang kreatif dan

antusias, serta menjunjung tinggi nilai-nilai yang ada disekolah untuk memenuhi

kebutuhan pendidikan anak. Loukas (dalam Robbani, M.A.A, 2016) menjelaskan

bervariasinya suatu lingkungan sekolah dengan adanya bentuk sekolah yang ramah,

mengundang, mendukung, merasa di prioritaskan. Selain itu, adanya bentuk

sekolah yang tidak nyaman, perasaan, dan sikap yang ditimbulkan oleh lingkungan

sekolah.

Menurut Sarafino (dalam Tarmidi, Rambe A R, 2010)), dukungan yang

diterima oleh seseorang dari orang lain dapat disebut dengan dukungan sosial.

Dukungan sosial ini dapat berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan

atau harga diri, dukungan instrumental, dukungan informasi atau dukungan dari

kelompok. Penelitian dukungan sosial orangtua oleh Sarafino (dalam Tarmidi,

Rambe A R, 2010) dengan menggunakan uji pearson correlation diperoleh nilai

r=0,477 dengan signifikansi sebesar 0.000 (p<0,01) maka dapat diambil kesimpulan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang menyatakan bahwa ada hubungan antara

dukungan sosial orangtua dengan kemandirian belajar. Nilai r yang bersifat positif

memiliki arti bahwa ada hubungan antara kedua variabel bersifat positif. Semakin

tinggi dukungan sosial orangtua maka akan semakin tinggi kemandirian belajar

siswa.

Dukungan sosial merupakan sebagai diterimanya dukungan yang diberikan

oleh orang-orang terdekatnya individu meliputi dukungan orangtua, dukungan

Page 24: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

11

pertemanan dan dukungan dari orang-orang yang berarti disekitar individu

(Zimmet, Zimet & Farley, 1989)

Dari hasil penelitian Arifiati (2013) dapat dilihat setiap aspek dukungan

sosial keluarga dengan kemandirian belajar sebesar 16,16 % dan kepercayaan diri

dengan kemandirian belajar sebesar 24,36 % yang ditunjukkan dari koefisien

determinan (R2) = 0,405 atau 40,5 %. Jadi pengaruh dukungan sosial keluarga dan

kepercayaan diri dengan kemandirian belajar sebesar 40,5 % hal ini berarti masih

terdapat 59,5 % faktor lain yang mempengaruhi kemandirian belajar. Dukungan

sosial keluarga dan kemandirian belajar menunjukkan koefisien korelasi sebesar

0,538 dengan p=0,000 (p<0,01) berarti ada hubungan positif dan signifikansi.

Berdasarkan fenomena dan fakta yang didukung oleh beberapa literature

terkait, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yaitu terhadap siswa,

dengan judul “Pengaruh Regulasi Diri, Iklim Sekolah, dan Dukungan Sosial

terhadap Kemandirian Belajar Siswa SMP YPUI Jakarta Selatan.

1.2 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas penulis membatasi ruang lingkup

permasalahan penelitian ini pada Pengaruh regulasi diri, iklim sekolah, dan

dukungan sosial terhadap kemandirian belajar siswa SMP YPUI Jakarta Selatan.

Definisi dari variabel-variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1) Kemandirian belajar merupakan mengendalikan proses pembelajaran

dimana siswa membuat inisiatif sendiri dalam perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi pengalaman pembelajarannya yang diambil dari berbagai

Page 25: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

12

sumber belajar. Di dalam kemandirian belajar siswa belajar tentang

membuat rencana, strategi kognitif dan mengambil keputusan. Siswa

memikirkan strategi kognitif untuk dapat mengambil keputusan yang baik

dan memikirkan keputusan agar mendapatkan hasil yang diharapkan

(Song & Hill, 2007).

2) Regulasi diri merupakan pengelolaan diri baik pikiran, perasaan, serta

tindakan yang direncanakan dan adanya timbal balik yang disesuaikan

pada pencapaian tujuan personal. Dengan kata lain, pengelolaan diri

berhubungan dengan metakognitif, motivasi dan perilaku yang

berpartisipasi aktif untuk mencapai tujuan personal Zimmerman (dalam

Ghufron & Risnawati, 2016).

3) Iklim sekolah merupakan kualitas dan karakter lingkungan sosial sekolah

yang menetapkan kesempatan untuk membentuk norma, nilai, aturan, dan

struktur sekolah. Iklim sekolah yang positif, atau sekolah yang aman

(emosional dan fisik), terlibat kolaboratif antara guru, siswa dan orang tua.

(Gage & Larson, 2014).

4) Dukungan sosial merupakan sebagai diterimanya dukungan yang

diberikan oleh orang-orang terdekatnya individu meliputi dukungan

orangtua, dukungan pertemanan dan dukungan dari orang-orang yang

berarti disekitar individu (Zimmet, Zimet & Farley, 1989)

5) Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dari SMP YPUI Jakarta Selatan.

Page 26: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

13

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, penulis membatasi rumusan masalahnya

sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh reguasi diri, iklim sekolah, dan dukungan sosial

terhadap kemandirian belajar siswa SMP YPUI Jakarta Selatan?

2. Variabel manakah yang paling berpengaruh signifikan dari regulasi diri,

school safety, school connectedness, social relationship, family, friend,

dan significant other terhadap kemandirian belajar siswa SMP YPUI

Jakarta Selatan?

3. Seberapa besar pengaruh dari reguasi diri, iklim sekolah, dan dukungan

sosial terhadap kemandirian belajar siswa SMP YPUI Jakarta Selatan?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu jawaban dari rumusan masalah yang

penulis cantumkan diatas, yaitu:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara

reguasi diri, iklim sekolah, dan dukungan sosial terhadap

kemandirian belajar siswa SMP YPUI Jakarta Selatan.

2. Variabel manakah yang paling berpengaruh paling signifikan dari

regulasi diri, school safety, social relationship, and school

connectedness, family, friend and significant other terhadap

kemandirian belajar siswa SMP YPUI Jakarta Selatan.

Page 27: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

14

3. Seberapa besar pengaruh dari regulasi diri, iklim sekolah (school

safety, school connectedness, social relationship) dan dukungan

sosial (family, friend, and significant other) terhadap kemandirian

belajar siswa SMP YPUI Jakarta Selatan?

1.4.2 Manfaat Penelitian

1.4.2.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan dalam ilmu psikologi,

terutama psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, dan psikologi sosial.

Sumbangan hasil penelitian juga akan memperkuat penelitian sebelumya terkait

pengaruh regulasi diri, iklim sekolah (school safety, school connectedness, social

relationship) dan dukungan sosial (family, friend, and significant other) terhadap

kemandirian belajar siswa jika hasil penelitian signifikan.

1.4.2.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai pengaruh dari regulasi diri, iklim sekolah, dan dukungan sosial terhadap

kemandirian belajar terutama bagi siswa, guru, orangtua, dan pihak sekolah agar

dapat meningkatkan kemandirian belajar untuk meningkatkan kualitas pendidikan

di sekolah tersebut.

Page 28: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

15

BAB 2

LANDASAN TEORI

Bab dua ini membahas uraian tentang kemandirian belajar, dukungan sosial, iklim

sekolah, regulasi diri, kerangka berpikir, dan hipotesis. Uraian kemandirian belajar

terdiri atas definisi, faktor yang mempengaruhi dan pengukuran kemandirian

belajar, uraian dukungan sosial, iklim sekolah, dan regulasi diri antara lain definisi,

dimensi dan pengukuran

2.1 Kemandirian Belajar

2.1.1. Definisi kemandirian belajar

Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri sendiri, yaitu

suatu keadaan yang memungkinkan seseoran mengatur dan mengarahkan diri

sesuai tingkat perkembangannya. Basir (dalam Ningsih dkk, 2016) bahwa

kemandirian belajar diartikan sebagai suatu proses belajar yang terjadi pada diri

seseorang dan dalam usahanya untuk mencapai tujuan belajar orang tersebut

dituntut untuk aktif secara individu atau tidak bergantung kepada orang lain,

termasuk tidak tergantung kepada gurunya.

Menurut Song & Hill (2007), kemandirian belajar merupakan

mengendalikan proses pembelajaran dimana siswa membuat inisiatif sendiri dalam

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pengalaman pembelajarannya yang diambil

dari berbagai sumber belajar. Di dalam kemandirian belajar siswa belajar tentang

membuat rencana, strategi kognitif dan mengambil keputusan. Siswa memikirkan

strategi kognitif untuk dapat mengambil keputusan yang baik dan memikirkan

keputusan agar mendapatkan hasil yang diharapkan.

Page 29: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

16

Belajar mandiri dapat dipandang sebagai metode belajar dan juga

karakteristik pembelajar itu sendiri. Belajar mandiri sebagai tujuan mengandung

makna bahwa setelah mengikuti suatu pembelajaran tertentu pembelajar

diharapkan menjadi seorang pebelajar mandiri. Sedangkan belajar mandiri sebagai

proses mengandung makna bahwa pembelajar mempunyai tanggung jawab yang

besar dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu tanpa terlalu tergantung pada

guru (dalam Djauhari, 2016).

Konsep belajar mandiri (self-directed learning) sebenarnya berakar dari

konsep pendidikan orang dewasa. Namun demikian berdasarkan beberapa

penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Scheidet (2003) ternyata belajar

mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia (dalam Djauhari, 2016)

2.1.2 Teori Kemandirian Belajar

Tentang pembelajaran mandiri Tan, Tan, dan Cheah (2011) mendefinisikan

pembelajaran mandiri sebagai keterampilan abad ke-21 yang mencakup sebagai

berikut:

a) Kepemilikan pembelajaran: Tanggung jawab pribadi dalam

mengidentifikasi kesenjangan belajar dan menetapkan tujuan pembelajaran;

b) Manajemen diri dan pemantauan diri: Proses mengelola tugas, waktu dan

sumber daya serta upaya berkelanjutan dalam melakukan perbaikan atau

mengambil tindakan untuk memenuhi tujuan pembelajaran;

c) Perluasan pembelajaran: Membuat hubungan lintas disiplin, koneksi antara

pembelajaran formal dan informal serta minat di dalam dan di luar sekolah.

Page 30: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

17

Gibbons (2002) tentang pembelajaran mandiri remaja, bahwa pembelajaran

mandiri lebih dipahami sebagai gambaran yang dimulai dari tingkat terendah

pembelajaran mandiri yang tidak disengaja ke tingkat tertinggi belajar yang

diarahkan sendiri. Meskipun fase-fase ini mungkin tidak selalu terjadi dalam urutan

linear dan hierarkis, ini menandakan perkembangan progresif kesiapan siswa dalam

pengarahan diri.

Delwiche, Henderson, Ito, & Sefton-Green, (Tan & Ling, 2015),

Kementerian Pendidikan Singapura pada tahun 2011 telah mendeskripsikan

pembelajar mandiri sebagai orang yang bisa: (a) mengartikulasikan kesenjangan

belajar mereka; (b) menetapkan tujuan pembelajaran dan mengidentifikasi tugas

belajar untuk mencapai tujuan; (c) mengeksplorasi alternatif dan membuat

keputusan yang baik; (d) merumuskan pertanyaan dan menghasilkan pertanyaan

sendiri; (e) merencanakan dan mengelola beban kerja dan waktu secara efektif dan

efisien; (f) merefleksikan pembelajaran mereka dan menggunakan umpan balik

untuk meningkatkan tugas sekolah mereka. Ini adalah hasil yang diinginkan

Kementerian bertujuan untuk membina di antara siswa di Pendidikan Singapura

abad 21. Kesulitan praktis yang dihadapi oleh guru ketika mencoba untuk

menerapkan pembelajaran mandiri adalah kelangkaan model yang dapat digunakan

oleh para guru untuk mengatur instruksi seperti pembelajaran berbasis inkuiri,

pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis skenario atau pembelajaran

berbasis kasus.

Suhendri dan Mardalena (dalam Ningsih, 2016) menyatakan bahwa

kemandirian belajar adalah suatu aktivitas belajar yang dilakukan siswa tanpa

Page 31: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

18

bergantung kepada orang lain baik teman maupun gurunya dalam mencapai tujuan

belajar yaitu menguasai materi atau pengetahuan dengan baik dengan kesadarannya

sendiri siswa serta dapat mengaplikasikan pengetahuannya dalam menyelesaikan

masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kemandirian belajar, siswa

dituntut untuk mampu mengggali informasi materi pelajaran tidak hanya bersumber

dari guru. Artinya dari sumber lain seperti internet. Selain itu, siswa mampu

melakukan aktivitas belajar tanpa pengaruh dari orang lain atau teman.

Kemandirian belajar yang dimiliki seorang siswa, mendorong siswa

tersebut untuk dapat berperilaku tidak bergantung kepada orang lain. Hal ini sesuai

pendapat Mujiman (dalam Aini dan Taman, 2012) kemandirian belajar dapat

diartikan sebagai sifat serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan

kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu

kompetensi yang telah dimiliki. Hal ini karena dengan kemandirian belajar,

seseorang dapat mengontrol tindakannya sendiri, bebas dalam mengatur

kemandirian dan kompetensi serta kecakapan yang akan dicapainya.

Thoha (dalam Sundayana, 2016) mengemukakan terdapat delapan ciri

kemandirian belajar, yaitu: 1) Mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif; 2)

Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain; 3) Tidak lari atau menghindari

masalah; 4) Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam; 5) Apabila

menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain; 6) Tidak

merasa rendah diri apabila harus berbeda dengan orang lain; 7) Berusaha bekerja

dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan; serta 8) Bertanggung jawab atas

tindakannya sendiri.

Page 32: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

19

Tujuan pokok yang dapat menyebabkan terjadinya proses belajar mengajar

ditentukan oleh siswa sendiri. Siswa yang mencari dan memilih sendiri kompetensi

yang diinginkan berlangsung setiap saat, karena semua kegiatan yang dilakukan

tidak lagi tergantung pada orang lain.

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Kemandirian Belajar

Nyambe et al (dalam Ramli dkk, 2018), implementasi metode pembelajaran

berbasis masalah yang menuntut keaktifan dan kemandirian dalam belajar

membutuhkan kesadaran yang sangat baik akan kesiapan belajar mandiri dan

faktor–faktornya mempengaruhi tingkat kesiapan belajar mandiri. Faktor-faktor

yang mempengaruhi kesiapan belajar mandiri adalah faktor internal dan eksternal.

Faktor internal terdiri dari kesehatan fisik, ketersediaan waktu luang, hobi atau

gairah, kedewasaan atau kecerdasan. Faktor eksternal terdiri dari dukungan

keluarga dan teman, fasilitas sekolah, masalah yang dihadapi, hubungan teman

sebaya, dan pengaruh orangtua dan teman. Tingkatan kesiapan belajar mandiri

siswa juga dapat dipengaruhi oleh dukungan sosial keluarga (dalam Tarmidi,

2010).

Menurut Bandura (dalam Arifiati, 2013), selain faktor lingkungan yang

berpengaruh terhadap kemandirian dalam belajar (kebudayaan, keluarga, sistem

pendidikan di sekolah, sistem kehidupan di masyarakat) ada lagi faktor yang

mempengaruhi yaitu faktor kepribadian siswa, atribut personal (pengetahuan,

kesiapan, nilai, locus of control, memiliki self reliance atau kepercayaan diri) dan

atribut perilaku (keterampilan, motivasi dalam diri siswa).

Page 33: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

20

Menurut Basri (Zahara, 2012) kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu:

a. Faktor yang terdapat di dalam dirinya sendiri (faktor endogen). Faktor

endogen (internal) adalah semua pengaruh yang bersumber dari dalam

dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan dan konstitusi tubuhnya sejak

dilahirkan dengan segala perlengkapan yang melekat padanya. Segala

sesuatu yang dibawa sejak lahir adalah merupakan bekal dasar bagi

pertumbuhan dan perkembangan siswa selanjutnya. Bermacam-macam sifat

dasar dari ayah dan ibu mungkin akan didapatkan didalam diri seseorang,

seperti bakat, potensi intelektual dan potensi pertumbuhan tubuhnya, serta

jenis kelamin.

b. Faktor-faktor yang terdapat di luar dirinya (faktor eksogen). Faktor eksogen

(eksternal) adalah semua keadaan atau pengaruh yang berasal dari luar

dirinya, sering pula dinamakan dengan faktor lingkungan. Lingkungan

kehidupan yang dihadapi siswa sangat mempengaruhi perkembangan

kepribadian seseorang, baik dalam segi negatif maupun positif. Lingkungan

keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai dan

kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian, termasuk pula

dalam hal kemandiriannya.

Menurut Karmila (dalam Nofrianti, Ansofino, & Amelia, 2017),

terdapat dua faktor yang mempengaruhi kemandirian seseorang yaitu faktor

internal dan eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri,

faktor keturunan, kondisi fisik seperti kesehatan, kreativitas, disiplin, gaya

Page 34: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

21

belajar, dan kepribadian. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar

individu, berupa lingkungan keluarga, masyarakat, pola asuh orangtua,

sekolah, dan pertemanan akan membentuk kebiasaan hidup.

Meichenbaum (dalam Tarmidi dkk, 2010) pembentukan kemandirian

belajar pada siswa ditentukan oleh dua hal. Pertama adalah sumber sosial, yaitu

orang dewasa yang berada di lingkungan siswa seperti orangtua, pelatih,

anggota keluarga dan guru. Orang dewasa ini dapat mengkomunikasikan nilai

kemandirian belajar dengan modelling, memberikan arah dan mengatur

perilaku yang akan dimunculkan. Sumber yang kedua adalah mempunyai

kesempatan untuk melatih kemandirian belajar. Siswa yang secara konstan

selalu diatur secara langsung oleh keluarga atau orangtua dan guru tidak dapat

membangun keterampilannya untuk dapat belajar secara mandiri karena

lemahnya kesempatan yang mereka punya.

Menurut Bandura (dalam Arifiati, 2013), selain faktor lingkungan yang

berpengaruh terhadap kemandirian dalam belajar (kebudayaan, keluarga,

sistem pendidikan di sekolah, sistem kehidupan di masyarakat) ada lagi faktor

yang mempengaruhi yaitu faktor kepribadian siswa, atribut personal seperti

pengetahuan, kesiapan, nilai, locus of control, memiliki self reliance atau

kepercayaan diri dan atribut perilaku seperti keterampilan, motivasi dalam diri

siswa.

Page 35: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

22

2.1.4 Dimensi Kemandirian Belajar

Song & Hill (Kumalasari, 2014) sebagaimana dipaparkan sebelumnya

mengembangkan dimensi kemandirian belajar yang mencakup tiga aspek yang

yaitu:

1. Personal attribute

Personal attribute merupakan aspek yang berkenaan dengan

motivasi dari pelajar, tanggung jawab untuk pembelajaran, penggunaan

sumber belajar, dan strategi belajar. Motivasi belajar merupakan

keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang merangsang pelajar

untuk melakukan kegiatan belajar. Personal attribute mengacu pada

motivasi peserta didik untuk dapat mengetahui kemampuan mengambil

tanggung jawab untuk mereka belajar. Personal attribute juga mencakup

penggunaan sumber daya dan strategi kognitif yang kuat. Personal

attribute adalah karakteristik peserta didik membawa ke konteks

pembelajaran tertentu misalnya, motivasi intrinsik dan akal bersama-

sama dengan pengetahuan mereka sebelumnya dari area konten dan

pengalaman sebelumnya dengan konteks pembelajaran. Dalam belajar,

sumber belajar yang digunakan siswa tidak terbatas, harus sesuai dengan

materi yang dipelajari dan dapat menambah pengetahuan siswa.

Sedangkan yang dimaksud dengan strategi belajar disini adalah segala

usaha yang dilakukan siswa untuk menguasai materi yang sedang

dipelajari, termasuk usaha yang dilakukan apabila siswa mengalami

kesulitan.

Page 36: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

23

2. Processes

Processes merupakan aspek yang berkenaan dengan proses

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa meliputi perencanaan,

monitoring, serta evaluasi pembelajaran. Pengalaman pemblajaran guru

yang memberikan materi mata pelajaran 100% tidak akan terkontrol

kepada siswa yang bertanggung jawab atas proses belajar dalam

pengalaman sendirinya. Kegiatan perencanaan meliputi: (a) mengelola

waktu secara efektif misalnya membuat jadwal belajar, menyusun

kalender studi untuk menulis atau menandai tanggal-tanggal penting

dalam studi, tanggal penyerahan tugas-tugas, dan tanggal penting

lainnya, mempersiapkan buku, alat tulis dan peralatan belajar lainnya.

(b) menentukan prioritas dan menata diri seperti mencari tahu mana

yang penting dilakukan terlebih dahulu dan kapan mesti dilakukan.

3. Learning Context

Learning context berfokus pada faktor lingkungan dan

bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi tingkat kemandirian

siswa. Ada beberapa faktor dalam konteks pembelajaran yang dapat

mempengaruhi pengalaman kemandirian belajar siswa. Struktur dan

tugas dalam konteks pembelajaran ini misalnya, siswa belajar dengan

mengerjakan tugas kelompok. Dapat disimpulkan bahwa kemandirian

belajar siswa merupakan suatu bentuk belajar yang memberikan

kesempatan kepada siswa untuk menentukan tujuan belajar,

perencanaan belajar, sumber-sumber belajar, mengevaluasi belajar dan

Page 37: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

24

menentukan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhannya sendiri.

Konteks berfokus pada faktor lingkungan dan bagaimana faktor-faktor

tersebut mempengaruhi tingkat diri, arah yang diberikan kepada siswa.

Learning context tidak hanya berdampak pada cara siswa

merencanakan, memantau, dan mengevaluasi pembelajarannya, tetapi

memiliki potensi untuk mempengaruhi bagaimana siswa menjadi

termotivasi untuk belajar, bagaimana siswa menggunakan sumber

belajar, dan strategi untuk mencapai pembelajaran tersebut.

2.1.5 Alat Ukur Kemandirian Belajar

Adapun alat ukur pada penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti mengukur

kemandirian belajar yaitu:

Skala kemandirian belajar dalam penelitian diukur yang dijelaskan dan

dikembangkan oleh Song & Hill (2007) dengan 26 item yang mengukur personal

attribute, processes, learning context.

Pada penelitian ini diukur dengan indikator dari dimensi yang dijelaskan oleh

Song & Hill (2007) yaitu: personal attribute, processes, learning context.

2.2 Regulasi Diri

2.2.1 Definisi Regulasi Diri

Cervon & Pervin (dalam Febriani, 2016) mengemukakan pendapat bahwa

regulasi diri merupakan suatu proses kepribadian yang melibatkan perilaku

motivasi diri secara langsung. Siswa yang memiliki regulasi diri mampu

memotivasi diri mereka sendiri untuk menyusun tujuan-tujuan pribadi,

Page 38: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

25

merencanakan strategi yang akan dilakukan agar dapat mencapai tujuan tersebut,

hingga mengevaluasi perilaku yang telah dilakukan. Siswa dapat lebih bertanggung

jawab terhadap dirinya sendiri dengan adanya regulasi diri ini.

Zimmerman (Ghufron et al, 2014), regulasi diri merupakan pengelolaan diri

baik pikiran, perasaan, serta tindakan yang direncanakan dan adanya timbal balik

yang disesuaikan pada pencapaian tujuan personal. Dengan kata lain, pengelolaan

diri berhubungan dengan metakognitif, motivasi dan perilaku yang berpartisipasi

aktif untuk mencapai tujuan personal.

Regulasi diri dalam bahasa inggris adalah self regulation. Self artinya diri dan

regulation adalah terkelola. Albert Bandura menyatakan tentang konsep regulasi

diri bahwa individu tidak dapat secara efektif beradaptasi terhadap lingkungannya

selama dapat mampu membuat kemampuan kontrol pada proses psikologi dan

perilakunya (Ghufron & Rini Risnawati, 2014).

Suryani (Ghufron et al, 2014) berpendapat bahwa pengelolaan diri atau self

regulation bukan merupakan kemampuan mental seperti inteligensi atau

keterampilan akademik seperti keterampilan membaca, melainkan proses

pengarahan atau pengintruksian diri individu untuk mengubah kemampuan mental

yang dimilikinya menjadi keterampilan dalam suatu bentuk aktivitas.

Adapun pada penelitian ini dijelaskan oleh Zimmerman (Ghufron & Rini

Risnawati, 2014), regulasi diri merupakan pengelolaan diri berkaitan dengan

pembangkitan diri baik pikiran, perasaan, serta tindakan yang direncanakan dan

adanya timbal balik yang disesuaikan pada pencapaian tujuan personal.

Page 39: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

26

2.2.2 Dimensi-dimensi Regulasi Diri

Menurut Miller dan Brown (dalam Fatmawati, 2018) yang dipaparkan ada

tujuh aspek regulasi diri yang terdiri dari:

a. Receiving atau menerima informasi yang relevan. Langkah awal

individu dalam menerima informasi dari berbagai sumber. Dengan

informasi-informasi tersebut, individu dapat mengetahui karakter yang

lebih khusus dari suatu masalah.

b. Evaluating atau mengevaluasi. Menyadari seberapa besar masalah

tersebut. Proses evaluasi diri ini mengharuskan individu menganalisis

informasi dengan membandingkan suatu masalah yang terdeteksi di luar

diri (eksternal) dengan pendapat pribadi (internal) yang tercipta dari

pengalaman yang sebelumnya yang serupa.

c. Triggering atau membuat suatu perubahan. Suatu proses perbandingan

dari hasil evaluasi sebelumnya, akan timbul perasaan positif atau

negatif. Individu menghindari sikap-sikap atau pemikiran-pemikiran

yang tidak sesuai dengan informasi yang didapat dengan norma-norma

yang ada. Semua reaksi yang ada pada tahap ini disebut juga

kecenderungan kearah perubahan.

d. Searching atau mencari solusi. Pada tahap sebelumnya proses evaluasi

menyebabkan reaksi-reaksi emosional dan sikap. Pada akhir proses

evaluasi tersebut menunjukkan pertentangan antara sikap individu

dalam memahami masalah kemudian mencari jalan keluar dari

permasalahan yang dihadapi.

Page 40: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

27

e. Formulating atau merancang suatu rencana. Perencanaan aspek-aspek

pokok untuk meneruskan target atau tujuan seperti soal waktu, aktivitas

untuk pengembangan, tempat-tempat dan aspek lainnya yang mampu

mendukung efesien dan efektif.

f. Implementing atau menerapkan rencana. Secepatnya mengarah pada

aksi-aksi atau melakukan tindakan-tindakan yang tepat yang mengarah

ke tujuan dan memodifikasi sikap sesuai dengan yang diinginkan dalam

proses.

g. Assessing atau mengukur efektivitas dari rencana yang telah dibuat.

Pengukuran ini dapat membantu dalam menentukan dan menyadari

apakah perencanaan yang tidak direalisasikan itu sesuai dengan yang

diharapkan atau tidak serta apakah hasil yang didapat sesuai dengan

yang diharapkan.

Menurut Zimmerman (Ghufron et al, 2014) sebagaimana dijelaskan

sebelumnya pengelolaan diri atau self regulation mencakup tiga aspek yang

diaplikasikan dalam belajar yaitu metakognitif, motivasi dan perilaku. Paparan

selengkapnya sebagai berikut:

1. Metakognitif

Metakognitif adalah pemahaman dan kesadaran tentang proses

kognitif atau pikiran tentang berpikir. Bahwa poin metakognitif bagi

siswayang melakukan pengelolaan diri adalah siswa yang merencanakan,

mengorganisasi, mengukur diri dan mengintruksikan diri sebagai

kebutuhan selama proses perilakunya, misalnya dalam hal belajar.

Page 41: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

28

2. Motivasi

Motivasi merupakan pendorong (drive) yang ada pada diri siswa

yang mencakup persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi yang dimiliki

dalam aktivitas belajar. Motivasi merupakan fungsi dari kebutuhan dasar

untuk mengontrol dan berkaitan dengan perasaan kompetensi yang

dimiliki setiap siswa.

3. Perilaku

Perilaku merupakan upaya siswa untuk mengatur diri, menyeleksi

dan memanfaatkan maupun menciptakan lingkungan yang mendukung

aktivitasnya. Pada perilaku ini bahwa siswa memilih, menyusun dan

menciptakan lingkungan sosial dan fisik seimbang untuk

mengoptimalkan pencapaian atas aktivitas yang dilakukan

Pada penelitian ini menggunakan dimensi regulasi diri yang dijelaskan oleh

Zimmerman (Ghufron & Rini Risnawati, 2014) yang mencakup aspek

metakognitif, motivasi, perilaku

2.2.3 Alat ukur Regulasi Diri

Regulasi diri adalah kemampuan seseorang untuk mengatur perilaku dan

emosinya sendiri, yang berakibat pada timbulnya keinginan untuk mencapai target

yang mereka inginkan.

Page 42: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

29

1. Variabel regulasi diri diukur dengan menggunakan skala regulasi diri

berdasarkan aspek-aspek regulasi diri menurut Zimmerman (1989)

dalam yaitu: metakognitif, motivasi, dan perilaku dengan 26 item.

Pada penelitian ini diukur dengan indikator dari dimensi regulasi diri yang

dijelaskan oleh Zimmerman (1989) yaitu: metakognitif, motivasi dan perilaku.

2.3 Iklim Sekolah

2.3. Definisi Iklim Sekolah

Persepsi siswa terhadap sekolah dalam konteks psikologi pendidikan,

dikenal dengan sebagai iklim sekolah (school climate). Konstruk iklim sekolah

sebenarnya dari turunan dari konsep yang lebih luas yaitu konsep tentang iklim

organisasi yang banyak diteliti dalam ranah psikologi industri dan organisasi,

misalnya dalam konteks perusahaan, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat,

dan tempat kerja lainnya yang bersifat formal. Dengan kata lain, iklim sekolah

merupakan kajian yang berkaitan dengan penerapan dan pengembangan konsep

iklim organisasi dalam iklim sekolah (Van Horn, 2003).

Hoy & Miskell (dalam Milner & Khoza, 2008) mengemukakan bahwa iklim

sekolah adalah karakteristik internal sekolah yang membedakan dengan sekolah

lainnya, yang dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, dan merupakan produk

akhir dari interaksi antar kelompok peserta didik di sekolah, guru-guru dan para

pegawai tata usaha yang bekerja untuk mencapai keseimbangan antara dimensi

organisasi sekolah dengan dimensi individu. Produk-produk itu mencakup nilai-

nilai, kepercayaan sosial dan standar sosial. Di samping itu, iklim sekolah

Page 43: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

30

merupakan kualitas dari lingkungan sekolah yang terus menerus dialami oleh guru-

guru, mempengaruhi tingkah laku mereka dan berdasar pada persepsi kolektif

tingkah laku mereka.

Hughes & Kwok; Mattison & Aber (Bottiani J, Bradshaw, Mendelson,

2014), iklim sekolah yang adil juga dapat dipahami sebagai distribusi pengalaman

siswa yang merata dari iklim sekolah yang mendukung sebagai sumber daya di

berbagai kelompok siswa. Penelitian yang relatif terbatas telah menguji kesetaraan

ras pada siswa. Namun, penelitian yang tersedia menunjukkan bahwa siswa kulit

hitam mungkin mengalami kurang mendukung hubungan, merasakan perlakuan

kurang adil, dan merasa kurang terlibat di sekolah relative terhadap rekan-rekan

mereka yang putih.

Jika melihat hubungan antara persepsi terhadap iklim sekolah dengan

aspekaspek kesejahteraan subjektif di sekolah secara spesifik, maka akan

didapatkan nilai hubungan yang lebih kuat dengan aspek kognitif. Hal tersebut

kemungkinan terjadi karena keduanya sama-sama melibatkan unsur kognitif siswa.

Persepsi siswa terhadap iklim sekolah didasari atas kesesuaian antara kebutuhan

siswa dengan apa yang telah diberikan oleh sekolah (Way, Reddy, & Rhodes,

2007).

Sementara itu, persepsi terhadap iklim sekolah juga memiliki hubungan

yang cukup kuat dengan aspek afektif kesejahteraan subjektif di sekolah, meskipun

tidak sekuat hubungannya dengan aspek kognitif. Aspek afektif mengacu pada

sejauh mana seseorang mengalami perasaan senang atau sebaliknya tidak senang

dalam kehidupannya (Schimmack, 2008). Dengan demikian, aspek afektif dari

Page 44: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

31

kesejahteraan subjektif mengacu pada sejauh mana siswa mengalami perasaan

senang atau tidak senang ketika berada di sekolah. Penilaian siswa terhadap

berbagai keadaan atau situasi di sekolahnya akan menjadi dasar untuk melakukan

evaluasi subjektif secara afektif terhadap pengalaman-pengalamannya ketika

berada di sekolah. Siswa akan mengevaluasi apakah selama berada di sekolah

dirinya merasa senang atau tidak senang.

Gage & Larson (2014) Iklim sekolah adalah sebuah kualitas dan karakter

lingkungan sosial sekolah yang menetapkan kesempatan untuk membentuk norma,

nilai, aturan, dan struktur sekolah. Iklim sekolah yang positif, atau sekolah yang

aman (emosional dan fisik), terlibat, kolaboratif (antara guru, siswa dan orang tua).

Thapa dkk (Gage et al, 2014) para peneliti sebelumnya telah

mengidentifikasi sejumlah domain atau faktor, iklim sekolah, termasuk (a)

keselamatan (misalnya, aturan dan norma, keselamatan yang dirasakan,

keselamatan fisik); (b) hubungan sosial misalnya, hubungan guru-siswa, hubungan

sebaya, dukungan sosial; dan (c) keterhubungan sekolah misalnya, perasaan siswa

dan orang tua tentang sekolah, dukungan orang tua terhadap keberhasilan akademis

siswa, antusiasme siswa.

Adapun penelitian ini dijelaskan oleh Gage & Larson (2014) yang

menjelaskan bahwa iklim sekolah adalah sebuah kualitas dan karakter lingkungan

sosial sekolah yang menetapkan kesempatan untuk membentuk norma, nilai,

aturan, dan struktur sekolah.

2.3.2 Dimensi-dimensi Iklim Sekolah

Page 45: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

32

Dimensi yang digunakan untuk mengukur iklim sekolah menurut Tagiuri

(dalam Anderson, 1982), yaitu ecology (aspek fisik dan matrial), milieu (dimensi

sosial yang konsen pada kehadiran seseorang atau kelompok), social system

(dimensi sosial yang konsen kepada pola hubungan seseorang dan kelompok),

culture (dimensi sosial yang konsen kepada system kepercayaan nilai-nilai, struktur

kognitif, dan meaning).

Gage dan Larson (2014) mengembangkan dimensi school climate menjadi

tiga dimensi yaitu, school climate yaitu school safety, social relationship, and

school connectedness.

1. School safety adalah melibatkan persepsi siswa tentang keamanan

(misalnya, merasa aman di sekolah dan laporan diri mereka tentang

rekan korban), serta aturan, harapan, dan norma disekolah.

2. Social relationship, hubungan sosial baik siswa-guru dan peer to peer,

merupakan kontribusi yang signifikan di iklim sekolah. Persepsi siswa

tentang bagaimana guru-guru mereka memperlakukan mereka untuk

meningkatkan kemauan siswa untuk melaporkan suatu tindakan.

3. School connectedness adalah hubungan yang terjalin antara siswa

dengan ruang lingkup sekolahnya yang terbentuk dari awal masuk

hingga menjadi anggota atau bagian dari sekolah dan sebagai tempat

dimana ada hubungan emosional bersama anggota, dimana semua

merasakan kepentingan dalam kelompok.

Page 46: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

33

Pada penelitian ini menggunakan dimensi iklim sekolah yang dijelaskan

oleh Gage & Larson (2014) yang mencakup aspek school safety, school

connectedness, and social relationship.

2.3.3. Pengukuran Iklim Sekolah

Ada sejumlah penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti mengukur

iklim sekolah:

1. Skala persepsi iklim sekolah, yang disusun berdasarkan model

semantic differential Osgood yang terdiri dari 32 butir (Cronbach α=

0.912), yang dikembangkan berdasarkan dua aspek utama

kesejahteraan subjektif yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.

2. Meriden school climate survey–Student version (MSCS-SV)

dikembangkan oleh Gage dan Larson (2014). Survey terdiri 16 item

secara luas berdasarkan tiga inti dari iklim sekolah yaitu school safety,

social relationship, and school connectedness.

Pada penelitian ini diukur dengan iklim sekolah menggunakan indikator dari

dimensi iklim sekolah yang dijelaskan oleh Gage dan Larson (2014) yaitu school

safety, social relationship, and school connectedness.

2.4 Dukungan Sosial

2.4.1 Definisi Dukungan Sosial

Menurut Baron & Byrne (dalam Arifiati, 2013), dukungan sosial adalah

kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman dan keluarga kepada

Page 47: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

34

siswa sebagai bukti bahwa mereka diperhatikan dan dicintai oleh orang-orang

disekitarnya seperti, teman, keluarga dan orang lain.

Sarafino (dalam Tarmidi dkk, 2010), menjelaskan dukungan yang diterima

oleh seseorang dari orang lain dapat disebut dengan dukungan sosial. Dukungan

sosial ini dapat berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan atau harga diri,

dukungan instrumental, dukungan informasi atau dukungan dari kelompok.

Menurut Canavan & Dolan (2000), dukungan sosial dapat diaplikasikan ke dalam

lingkungan keluarga, seperti orang tua. Jadi dukungan sosial orang tua adalah

dukungan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya baik secara emosional,

penghargaan, instrumental, informasi ataupun kelompok.

Zimet, Zimet, & Farley (1988) menggambarkan dukungan sosial sebagai

diterimanya dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekatnya individu

meliputi dukungan orangtua, dukungan pertemanan dan dukungan dari orang-orang

yang berarti disekitar individu.

Corviile‐Smith, Ryan, Adam & Dalicandro (dalam Tarmidi dkk, 2010),

menjelaskan dukungan orangtua merupakan sistem dukungan sosial yang

terpenting di masa remaja. Dibandingkan dengan sistem dukungan sosial lainnya,

dukungan orangtua berhubungan dengan kesuksesan akademis remaja, gambaran

diri yang positif, harga diri, percaya diri, motivasi dan kesehatan mental.

Keterlibatan orangtua dihubungkan dengan prestasi sekolah dan emosional serta

penyesuaian selama sekolah pada. Menurut Lee & Detels (Tarmidi dkk, 2010),

dukungan sosial orangtua dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu dukungan yang

bersifat positif dan dukungan yang bersifat negatif. Dukungan positif adalah

Page 48: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

35

perilaku positif yang ditunjukkan oleh orangtua, dan dukungan yang bersifat negatif

adalah perilaku yang dinilai negatif yang dapat mengarahkan pada perilaku negatif

anak.

Adapun pada penelitian ini dijelaskan oleh Zimet, Zimet, & Farley (1988)

menggambarkan dukungan sosial sebagai diterimanya dukungan yang diberikan

oleh orang-orang terdekatnya individu meliputi dukungan orangtua, dukungan

pertemanan dan dukungan dari orang-orang yang berarti disekitar individu.

2.4.2 Dimensi - dimensi Dukungan Sosial

Sarafino & Timothy (dalam Faradhiga, 2016) memaparkan bahwa terdapat

beberapa karakteristik dimensi dukungan sosial, antara lain adalah:

1. Dukungan emosi yaitu suatu bentuk dukungan yang diekspresikan melalui

perasaan positif yang berwujud empati, perhatian dan kepedulian terhadap

individu lain.

2. Dukungan penghargaan yaitu suatu bentuk dukungan yang diekspresikan

melalui penghargaan dan tanpa syarat atau apa adanya. Bentuk dukungan

sosial seperti ini dapat menimbulkan perasaan berharga dan kompeten.

3. Dukungan instrumental yaitu dukungan sosial yang diwujudkan dalam

bentuk langsung yang mengacu pada penyediaan barang dan jasa.

4. Dukungan informasi yaitu suatu dukungan yang diungkapkan dalam bentuk

pemberian nasehat atau saran.

5. Dukungan jaringan yaitu bentuk hubungan yang diperoleh melalui

keterlibatan dalam suatu aktivitas kelompok yang diminati oleh individu

yang bersangkutan.

Page 49: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

36

Zimet, Zimet & Farley (1988) menggambarkan dukungan sosial sebagai

diterimanya dukungan yang diberikan oleh orang-orang terdekatnya individu yaitu:

1. Dukungan keluarga (family support) merupakan dukungan yang

diberikan oleh keluarga seperti ayah, ibu, kakak, adik terhadap siswa

seperti membantu membuat keputusan seperti menentukan masa depan

siswa dalam pendidikan selanjutnya maupun kebutuhan secara

emosional dalam pemecahan masalah.

2. Dukungan teman (friend support) merupakan dukungan yang diberikan

oleh teman-teman individu seperti dukungan dalam kegiatan sehari-hari

seperti mengerjakan mengalami kesulitan dalam pekerjaan rumah atau

belajar bersama maupun bantuan dalam bentuk lainnya.

3. Dukungan orang yang istimewa (significant other support) merupakan

dukungan yang diberikan oleh seseorang yang berarti dalam kehidupan

siswa seperti membuat siswa merasa nyaman dan merasa dihargai.

Dukungan orang yang istimewa bisa menjadikan siswa lebih termotivasi

dan semangat dalam belajarnya misalnya, guru disekolah.

Pada penelitian ini digunakan dimensi dukungan sosial yang dijelaskan oleh

Zimet, dkk (1988) yang mencakup aspek keluarga, teman, dan orang yang dianggap

penting.

2.4.3 Pengukuran Dukungan Sosial

Ada sejumlah penelitian dilakukan oleh beberapa penelitian untuk

mengukur dukungan sosial (social support):

Page 50: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

37

1. Dukungan Sosial diukur menggunakan alat ukur Multidimensional

Scale of Perceived Social Support oleh Zimet, dkk (1988). Alat ukur

terdiri dari 12 item dan menggunakan skala likert. Alat ukur ini

kemudian dibagi tiga dengan masing-masing empat item untuk

mengidentifikasi sumber dukungan sosial yaitu family, friend, dan

significant other. (Zimet, dkk., 1988).

2. Dukungan Sosial dengan Cuestionario de Apoyo Social (CAS, inisial

dalam bahasa spanyol). Instrument ini terdiri dari 9 item dalam skala 5

point likert. Tujuh item pertama mengukur jenis dukungan sosial yang

dibutuhkan (emosional, interpersonal, dan material).

Pada penelitian ini diukur dengan indikator dari dimensi yang dijelaskan

oleh Zimet dkk (1988) dengan pengukuran MSPSS (Multidimensional Scale of

Perceived Social Support) terdiri dari 12 item. Pengukuran dukungan sosial pada

aspek yaitu: family, friend, and a significant other.

2.5 Kerangka Berpikir

Kemampuan kemandirian belajar siswa merupakan salah satu bagian dari

hasil belajar siswa. Kemandirian belajar dapat merupakan hal penting yang harus

dimiliki siswa untuk menjalani kegiatan belajar mengajar dan bagaimana siswa

menilai hasil belajarnya dengan secara keseluruhan dari perencanaan, proses, dan

evaluasi belajar, apakah sudah memuaskan atau belum. Siswa yang memiliki

kemandirian belajar yang baik akan berpengaruh positif untuk diri sendiri tapi juga

kepada orang lain.

Page 51: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

38

Di dalam hal ini peneliti tertarik meneliti kemandirian belajar siswa. Siswa

harus memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri, limgkungan dan sekolah.

Siswa harus melibatkan aspek yang ada di lingkungan agar terbentuk kebiasaan

kemandirian belajar siswa dengan proses yang baik kemudian mendapatkan hasil

yang baik, apabila proses mendapatkan tidak baik siswa dapat mengevaluasi hasil

kemandirian belajar sebelumnya. Menurut Song & Hill (2007), kemandirian belajar

merupakan mengendalikan proses pembelajaran dimana siswa membuat inisiatif

sendiri dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pengalaman pembelajarannya

yang diambil dari berbagai sumber belajar. Di dalam kemandirian belajar siswa

belajar tentang membuat rencana, strategi kognitif dan mengambil keputusan.

Siswa memikirkan strategi kognitif untuk dapat mengambil keputusan yang baik

dan memikirkan keputusan agar mendapatkan hasil yang diharapkan.

Menurut Basri (Zahara, 2012), kemandirian belajar seorang siswa

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor yang terdapat di dalam dirinya sendiri

(faktor endogen) seperti keadaan keturunan ataupun bakat, potensi intelektual.

Faktor yang kedua adalah faktor yang terdapat di luar dirinya seperti lingkungan

yang membentuk kepribadian individu.

Menurut Karmila (dalam Nofrianti et al 2017), terdapat dua faktor yang

mempengaruhi kemandirian seseorang yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor

internal yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri, berupa faktor keturunan, kondisi

fisik (kesehatan), kreativitas, disiplin, gaya belajar, dan kepribadian. Faktor

eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu berupa lingkungan keluarga,

Page 52: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

39

masyarakat, pola asuh orangtua, sekolah, dan pertemanan akan membentuk

kebiasaan hidup.

Menurut Zimmerman (dalam Ghufron et al, 2016) regulasi diri merupakan

pengelolaan diri baik pikiran, perasaan, serta tindakan yang direncanakan dan

adanya timbal balik yang disesuaikan pada pencapaian tujuan personal. Dengan

kata lain, pengelolaan diri berhubungan dengan metakognitif, motivasi dan perilaku

yang berpartisipasi aktif untuk mencapai tujuan personal.

Faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar lainnya terhadap siswa

sekolah menengah pertama (SMP) adalah iklim sekolah, salah satunya dimensinya

school safety dimana siswa merasa nyaman dan aman berada di sekolah tanpa

adanya ancaman atau tekanan serta aturan dan norma di sekolah bisa diterapkan.

Selanjutnya, social relationship hubungan siswa terhadap guru ketika

memperlakukan siswa dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa.

Selanjutnya, school connectedness hubungan yang terjalin dengan ruang lingkup

sekolahnya dimana siswa dapat diterima di pertemanan sebayanya dan antusiasme

dalam kerjasama kelompok.

Iklim sekolah merupakan kualitas dan karakter lingkungan sosial sekolah

yang menetapkan kesempatan untuk membentuk norma, nilai, aturan, dan struktur

sekolah (Gage dan Larson, 2014). Selanjutnya, iklim sekolah yang baik didukung

dengan lingkungan sekolah akan membuat siswa merasa aman disekolah, tidak

adanya tekanan darimanapun, dan merasa bisa menjalankan aktifitas disekolah

dengan siswa lainnya. Hubungan dengan teman sebaya juga merupakan hal penting

dalam iklim sekolah, jika siswa merasa dukungan teman sebaya mempengaruhi

Page 53: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

40

dengan kemandirian belajarnya maka siswa itu mampu mengerjakan tugasnya

dengan sendiri maupun kelompok.

Jika lingkungan iklim sekolah yang kurang baik akan menimbulkan siswa

merasa tidak nyaman disekolah akan berdampak bolos sekolah, tidur dikelas, males

belajar dan sibuk dengan smartphone. Jika ada tugas yang diberikan guru lebih baik

siswa melihat hasil belajar temannya itu yang menyebabkan siswa tidak ada

tanggung jawab kemandirian belajar karena tidak percaya dengan kemampuannya.

Jadi dapat diasumsikan, bahwa iklim sekolah yang baik akan mempengaruhi siswa

dalam kemandirian belajarnya. Selanjutnya, regulasi diri adalah kemampuan

individu dalam mengontrol perilaku untuk mencapai target yang diinginkan. Jika

regulasi tinggi maka kemandirian belajar siswa akan tinggi karena siswa itu mampu

mengontrol yang ada dalam dirinya. Jika siswa merasa gagal maka ia akan

mengevaluasi hasil.

Dukungan sosial yang tinggi maka kemandirian belajar siswa juga tinggi,

akan tetapi jika dukungan sosial rendah maka kemandirian belajar siswa juga

rendah. Dukungan yang dimaksud tidak hanya dukungan sosial dari keluarga akan

tetapi juga dari lingkungan teman sebaya, orang lain di sekolah dan tempat tinggal.

Fischer (dalam Tarmidi dkk, 2010) menyatakan bahwa salah satu hal yang berperan

penting di dalam pembentukan kemandirian belajar pada diri siswa adalah dari

dukungan yang diterima oleh siswa dari komunitas tempat siswa berada seperti dari

sekolah, teman, orangtua, guru, dan sebagainya. Menurut Zimet, Zimet, dan Farley

(1998) menggambarkan dukungan sosial sebagai diterimanya dukungan yang

Page 54: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

41

diberikan oleh orang terdekat individu meliputi dukungan keluarga, dukungan

pertemanan, dan dukungan dari orang-orang yang berarti disekitar individu.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

2.6 Hipotesis Penelitian

2.6.1 Hipotesis Mayor

H1: Ada pengaruh yang signifikan regulasi diri, iklim sekolah (School safety, school

relationship, school connectedness), dan dukungan sosial (Family, friend, and

significant others) terhadap kemandirian belajar.

2.6.2 Hipotesis Minor

H1: Ada pengaruh yang signifikan dimensi regulasi diri terhadap kemandirian

belajar.

Page 55: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

42

H2: Ada pengaruh yang signifikan dimensi school safety terhadap kemandirian

belajar.

H3: Ada pengaruh yang signifikan dimensi school relationship terhadap

kemandirian belajar.

H4: Ada pengaruh yang signifikan dimensi school connectedness terhadap

kemandirian belajar.

H5: Ada pengaruh yang signifikan dimensi family terhadap kemandirian belajar.

H6: Ada pengaruh yang signifikan dimensi friend terhadap kemandirian belajar.

H7: Ada pengaruh yang signifikan dimensi significant other terhadap kemandirian

Page 56: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

43

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dari sekolah SMP YPUI Jakarta Selatan

dengan jumlah keseluruhan populasi siswa dan siswi sebanyak 535 siswa dengan

sampel sebanyak 250 siswa dengan karakteristik sebagai berikut. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability

sampling. Adapun metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian

ini ialah metode convenience sampling, yaitu sampel diambil berdasarkan

kebetulan atau tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan

kemudahan saja.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar, sedangkan

regulasi diri, iklim sekolah dan dukungan sosial merupakan variabel independen.

Berikut adalah penjelasan dan definisi operasional mengenai masing-masing

variabel:

1. Kemandirian Belajar

Menurut Song & Hill (2007), kemandirian belajar merupakan

mengendalikan proses pembelajaran dimana siswa membuat inisiatif sendiri

dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pengalaman pembelajarannya

yang diambil dari berbagai sumber belajar. Di dalam kemandirian belajar siswa

belajar tentang membuat rencana, strategi kognitif dan mengambil keputusan.

Page 57: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

44

Siswa memikirkan strategi kognitif untuk dapat mengambil keputusan yang

baik dan memikirkan keputusan agar mendapatkan hasil yang diharapkan.

2. Regulasi Diri

Zimmerman (Ghufron et al, 2014), regulasi diri merupakan pengelolaan diri

baik pikiran, perasaan, serta tindakan yang direncanakan dan adanya timbal

balik yang disesuaikan pada pencapaian tujuan personal. Dengan kata lain,

pengelolaan diri berhubungan dengan metakognitif, motivasi dan perilaku yang

berpartisipasi aktif untuk mencapai tujuan personal.

3. Iklim Sekolah

Iklim sekolah merupakan kualitas dan karakter lingkungan sekolah yang

menetapkan kesempatan untuk membentuk norma, nilai, aturan, dan struktur

sekolah. Iklim sekolah yang positif atau sekolah yang aman (emosional dan

fisik), terlibat kolaboratif antara guru, siswa dan orang tua (Gage & Larson,

2014). Adapun penjelasan dari tiap dimensi yaitu sebagai berikut:

a. School safety adalah melibatkan persepsi siswa tentang keamanan

(misalnya, merasa aman di sekolah dan laporan diri mereka tentang rekan

korban), serta aturan, harapan, dan norma disekolah.

b. Social relationship adalah hubungan sosial baik siswa-guru dan peer to

peer, merupakan kontribusi yang signifikan di iklim sekolah. Persepsi siswa

tentang bagaimana guru-guru mereka memperlakukan mereka untuk

meningkatkan kemauan siswa untuk melaporkan suatu tindakan.

c. School connectedness adalah hubungan yang terjalin antara siswa dengan

ruang lingkup sekolahnya yang terbentuk dari awal masuk hingga menjadi

Page 58: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

45

anggota atau bagian dari sekolah dan sebagai tempat dimana ada hubungan

emosional bersama anggota, dimana semua merasakan kepentingan dalam

kelompok.

4. Dukungan Sosial

Zimet, Zimet, dan Farley (1988) merupakan sebagai dukungan yang

diberikan oleh orang-orang terdekatnya individu meliputi dukungan orangtua,

dukungan pertemanan dan dukungan dari orang-orang yang berarti disekitar

siswa. Adapun penjelasan dari tiap dimensi yaitu sebagai berikut:

a. Dukungan keluarga (family support) merupakan dukungan yang

diberikan oleh keluarga seperti ayah, ibu, kakak, adik terhadap individu

seperti membantu membuat keputusan seperti menentukan masa depan

siswa dalam pendidikan selanjutnya maupun kebutuhan secara

emosional dalam pemecahan masalah.

b. Dukungan teman (friend support) merupakan dukungan yang diberikan

oleh teman-teman individu seperti dukungan dalam kegiatan sehari-hari

seperti mengerjakan mengalami kesulitan dalam pekerjaan rumah atau

belajar bersama maupun bantuan dalam bentuk lainnya.

c. Dukungan orang yang istimewa (significant other support) merupakan

dukungan yang diberikan oleh seseorang yang berarti dalam kehidupan

individu seperti membuat siswa merasa nyaman dan merasa dihargai.

Dukungan orang yang istimewa bisa menjadikan siswa lebih termotivasi

dan semangat dalam belajarnya misalnya, guru disekolah.

Page 59: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

46

3.3 Instrumen Penelitian

3.3.1 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa kuesioner.

Kuesioner yang digunakan berbentuk model skala likert, yang terdiri dari empat

skala, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju

(STS). Subjek diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tertera

pada kuesioner dengan masing-masing jawaban menunjukkan kesesuaian

pernyataan yang diberikan sesuai dengan keadaan yang sedang dirasakan oleh

subjek. Model skala likert ini terdiri dari pernyataan positif (favorable) dan

pernyataan negatif (unfavorable). Perhitungan skor dari setiap pilihan jawaban

yang dipilih adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Skoring Pengukuran Skala Kemandirian Belajar

Pilihan Jawaban Favorable Skor

Unfavorable

Sangat Tidak Setuju (STS) 4 1

Tidak Setuju (TS) 3 2

Setuju (S) 2 3

Sangat Setuju (SS) 1 4

3.3.2 Alat Ukur Penelitian

Instrumen pengumpulan data peneitian ini terdiri dari empat alat ukur, yaitu alat

ukur kemandirin belajar, regulasi diri, iklim sekolah, dan dukungan sekolah.

1. Alat ukur Kemandirian Belajar

Untuk mengukur kemandirian belajar, penulis menggunakan alat ukur

Kemandirian belajar di ukur dengan skala kemandirian belajar yang dijelaskan oleh

Page 60: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

47

Song dan Hill (2007) dengan 26 item yang mengukur personal attribute, processes,

learning context. Blueprint kemandirian belajar dapat di lihat Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Blueprint Kemandirian Belajar

Dimensi Indikator Item Jumla

h

Favorable Unfavorabl

e

1. Personal attribute

-Motivasi belajar

- Sumber belajar

-Strategi belajar

Memiliki keinginan

belajar yang kuat

Menggunakan

sumber-sumber

belajar yang sesuai

dengan materi yang

sedang dipelajari

Berusaha menguasai

materi yang sedang

dipelajari

1,2,3,4,5, 16,17,18,

19,20,

10

2. Processes

- Perencanaan

- Monitoring

- Evaluasi

pembelajaran

Dapat mengelola

waktu secara efektif

Dapat menyusun dan

mengutamakan yang

lebih penting

terlebih dahulu

Dapat mengevaluasi

atau menyimpulkan

apa yang sudah

dipelajari.

8,9,10,24 6,7,11,26 8

3. Learning

Context Belajar berdasarkan

pendapat-pendapat

Belajar secara

berkelompok

12,13,21,23 14,15,22,

25

8

13 13 26

2. Alat ukur Regulasi Diri

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel regulasi diri dengan 26

item berdasarkan aspek-aspek regulasi diri menurut Zimmerman (1989) yaitu,

metakognitif, motivasi, dan perilaku. Blueprint regulasi diri dapat dilihat pada

tabel 3.3.

Page 61: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

48

Tabel 3.3 Blueprint regulasi diri

Dimensi Indikator Item Jumla

h

Favorable Unfavorable

1. Metakognitif

Rehearsal (mengingat &

mengulang)

Elaboration

(menggunakan kalimat

untuk merangkai materi )

Mastery self talk

(memuaskan

keingintahuan menjadi

lebih kompeten)

Extrinsic self talk

(berpikir untuk

memperoleh prestasi

lebih tinggi)

1,2

5,

8,9,10,

12,13,

3,4

6,7

11

13

2. Motivasi Relative ability self talk

(melakukan usaha yang

lebih baik)

Relevance enhancement

(meningkatkan

keterhubungan tugas dan

kehidupan)

Situsional interest

enhancement

(meningkatkan motivasi)

Effort regulation

(meregulasi usaha)

14,15

16,17

18,19

21,

20

8

3. Perilaku Time/study environment

(mengatur waktu untuk

mempermudah proses

belajar)

Help seeking (mencoba

mendapatkan bantuan

teman sebaya, guru, dan

lain-lain)

22,23

25

24

26

5

JUMLAH 18 8 26

3. Alat Ukur Iklim Sekolah

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel iklim sekolah adalah

Meriden school climate survey–Student version (MSCS-SV) dikembangkan oleh

Gage dan Larson (2014). Survey terdiri 16 item secara luas berdasarkan tiga inti

Page 62: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

49

dari school climate yaitu: school safety, social relationship, and school

connectedness. Blueprint iklim sekolah dapat dilihat pada tabel 3.4

Tabel 3.4. Blueprint Iklim Sekolah

Dimensi Indikator Item Jumlah

Favorable Unfavorable

1. School safety

Bangunan sekolah

yang memadai seperti

ruang perpustakaan,

ruang BK, ruang uks,

ruang komputer, dan

toilet

Peraturan sekolah

terhadap siswa

Suasana belajar siswa

di sekolah

Kedisiplinan siswa

terhadap sekolah

2,4,14,16 1,3,13,15 8

2.Social

Relationship

Komunikasi sekolah-

guru-siswa

Partisipasi guru dalam

pengambilan

keputusan

Keterlibatan siswa

dalam pengambilan

keputusan

Hubungan guru

kepada siswa

10,12 9,11 4

3.School

Connectedness Moral kinerja guru

Karakteristik setiap

siswa

Stabilitas hubungan

guru dan siswa.

6,7,8 5 4

JUMLAH 10 6 16

4. Alat Ukur Dukungan Sosial

Dukungan Sosial diukur menggunakan alat ukur Multidimensional Scale of

Perceived Social Support (MSPSS) oleh Zimet, dkk (1988). Alat ukur terdiri dari

12 item dan menggunakan skala Likert. Alat ukur ini kemudian dibagi tiga, dengan

Page 63: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

50

masing-masing empat item untuk mengidentifikasi sumber dukungan sosial, yaitu

family, friend, and significant other. Untuk mendapatkan gambaran dukungan

sosial individu, diambil skor total dari penjumlahan setiap item (Zimet, dkk., 1988).

Blueprint dukungan sosial dapat dilihat tabel 3.5.

Tabel 3.5 Blueprint Dukungan Sosial

Dimensi Indikator Item Jumlah

Favorable Unfavorable

1. Family

subscale Dukungan dengan

membantu membuat

keputusan dan

pemecahan masalah

melalui keluarga.

Memperoleh dukungan

dan bantuan secara

emosional dari keluarga

3,8,11

4

- 4

2. Friend

subscale Dukungan bantuan dari

temen.

Dukungan memperoleh

strategi coping yang

efektif dalam

menyelesaikan masalah

individu melalui teman

Dukungan dalam

kesulitan bersama

teman

6,7

12

9

- 4

3. Significant

others

subscale

Dukungan dihargai dan

dipercaya.

Dukungan oranglain

bisa nyaman berada

bersama individu.

2,10

1,5

- 4

12 0 12

3.4 Uji Validitas Konstruk

Sebelum melakukan analisis data, penulis melakukan pengujian terhadap

validitas konstruk dari ketiga instrumen yang digunakan, yaitu: 1) Kemandirian

belajar 2) Regulasi diri, 3) Iklim Sekolah dan 4) Dukungan sosial. Untuk menguji

Page 64: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

51

validitas kontruk instrumen pengukuran dalaam penelitian ini, penulis

menggunakan pendekatan analisis faktor berupa Confirmatory Factor Analysis

(CFA). Pengujian analisis CFA ini dilakukan dengan bantuan software LISREL

8.70. Adapun langkah-langkah dalam menguji CFA:

1) Sebuah konsep yang didefinisikan secara operasional sehingga dapat disusun

dengan pertanyaan atau pernyataan untuk mengukurnya. Kemampuan ini

dikenal sebagai faktor, sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan

melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.

2) Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun setiap

subtes hanya mengukur satu faktor. Artinya, baik item maupun subtes

memiliki sifat unidimensional.

3) Adanya data yang tersedia dapat diestimasi oleh matriks korelasi antar item

yang seharusnya diperoleh jika memang memiliki sifat unidimensional.

Matriks korelasi ini disebut sigma (∑), kemudian dibandingkan dengan

matriks dari data empiris yang disebut matriks S. Apabila teori tersebut benar

(bersifat unidimensional) maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks

∑ dengan matriks S dan dapat dinyatakan ∑ - S = 0.

4) Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi

square. Jika hasil chi square tidak signifikan (p > 0,05), maka hipotesis nihil

tersebut “tidak ditolak”. Artinya, teori unidimensional tersebut dapat diterima

bahwa item maupun subtes instrument hanya dapat mengukur satu faktor saja.

5) Apabila model fit, maka langkah selanjutnya yaitu menguji apakah item

tersebut signifikan atau tidak untuk mengukur apa yang akan di ukur dengan

Page 65: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

52

menggunakan t-test. Jika hasil t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak

signifikan dalam mengukur apa yang akan diukur, sebaiknya item yang

demikian di drop. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan taraf

kepercayaan 95% sehingga item yang dikatakan signifikan adalah item yang

memiliki t-value lebih dari 1,96 (t > 1,96).

6) Selanjutnya, jika dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif maka item tersebut harus di drop. Sebab hal tersebut tidak

sesuai dengan sifat item yang bersifat positif (favorable).

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Kemandirian Belajar

Penulis ingin menguji apakah item yang digunakan untuk mengukur

variabel kemandirian belajar bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut

benar-benar hanya menguji kemandirian belajar. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-square =

1329.80, df = 299, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.118. Oleh karena itu, penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item

dibebaskan satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 60 kali, maka

diperoleh model fit dengan chi-square = 234.63, df = 203, P-value = 0.06332,

RMSEA = 0.025. Artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu kemandirian belajar.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan

Page 66: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

53

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran kemandirin belajar

pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.6 Muatan Faktor Skala Item Kemandirian Belajar

No Koefisien Standar Error T-Value Keterangan

Item 1 0.37 0.06 6.00

Item 2 0.30 0.06 4.86

Item 3 0.47 0.06 7.58

Item 4 0.51 0.06 8.45

Item 5 0.36 0.06 5.73

Item 6 0.47 0.06 7.85

Item 7 0.42 0.06 6.81

Item 8 0.47 0.06 7.95

Item 9 0.27 0.06 4.17

Item 10 0.50 0.06 8.11

Item 11 0.62 0.06 9.93

Item 12 0.00 0.06 -0.03 X

Item 13 0.29 0.06 4.56

Item 14 0.60 0.06 10.09

Item 15 0.15 0.07 2.25

Item 16 0.28 0.06 4.49

Item 17 0.68 0.06 12.13

Item 18 0.55 0.06 9.29

Item 19 0.65 0.06 11.31

Item 20 0.62 0.06 10.43

Item 21 0.18 0.06 2.86

Item 22 0.01 0.06 0.15 X

Item 23 -0.20 0.06 -3.19 X

Item 24 0.35 0.06 5.51

Item 25 -0.18 0.06 -2.69 X

Item 26 0.82 0.06 14.64

Keterangan: tanda =Signifikan (t>1.96); X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel 3.6 di atas diketahui bahwa terdapat 22 item yang

bermuatan positif dan signifikan, sementara lima item nomor 12, 22, 23, 25

memiliki nilai t < 1.96 dan tidak signifikan sehingga item tersebut harus di drop.

Page 67: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

54

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Regulasi Diri

Penulis ingin menguji apakah item yang digunakan untuk mengukur variabel

regulasi diri bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya

menguji regulasi diri. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu

faktor, ternyata tidak fit, dengan chi-square = 1429.92, df = 299, P-value =

0.00000, RMSEA = 0.123. Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan satu sama

lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak Sembilan puluh tuju kali, maka

diperoleh model fit dengan chi-square = 234.38, df = 202, P-value = 0.05879,

RMSEA = 0.025. Artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu regulasi diri.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran motivasi pada tabel

3.7 dibawah ini.

Page 68: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

55

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Skala Regulasi Diri

No Koefisien

Standar

error

T-

Value

Keterangan

Item 1 0.67 0.06 11.03

Item 2 0.54 0.06 8.50

Item 3 0.16 0.07 2.42

Item 4 0.34 0.06 5.65

Item 5 0.38 0.06 6.09

Item 6 -0.14 0.07 -2.11 X

Item 7 0.22 0.06 3.52

Item 8 0.45 0.07 6.91

Item 9 0.61 0.06 10.55

Item 10 0.40 0.06 6.28

Item 11 -0.49 0.06 -7.92 X

Item 12 0.60 0.06 9.64

Item 13 0.62 0.06 10.62

Item 14 0.37 0.06 5.92

Item 15 0.70 0.06 12.43

Item 16 0.30 0.07 4.65

Item 17 0.23 0.06 3.58

Item 18 0.45 0.06 7.41

Item 19 0.53 0.06 8.38

Item 20 0.20 0.06 3.10

Item 21 0.13 0.06 1.98

Item 22 0.49 0.06 7.96

Item 23 0.46 0.06 7.24

Item 24 0.11 0.06 1.83 X

Item 25 0.64 0.06 10.59

Item 26 0.31 0.06 5.01

Keterangan: tanda =Signifikan (t>1.96); X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas ini diketahui bahwa terdapat 23 item yang

bermuatan positif dan signifikan, sementara dua item nomor 6, 11,24 memiliki nilai

t < 1.96 dan tidak signifikan sehingga item tersebut harus di drop.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua item signifikan (t>1.96)

dan semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan

Page 69: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

56

faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan

demikian item-item tersebut tidak ada yang didrop.

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Iklim sekolah

3.4.3.1 School Safety

Penulis menguji apakah item yang ada bersifat unidimensional, artinya

item-tem tersebut benar-benar hanya mengukur school safety. Dari hasil analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan dengan

ChiSquare=148.17, df=20, P-Value=0.00000 RMSEA=0.160. Oleh karena itu,

penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

sebanyak 2 kali, maka diperoleh model fit dengan chi-square =19.09, df = 14, P-

Value = 0.16160, RMSEA=0.038. Artinya model satu faktor (unidimensional)

dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu school

safety.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu didrop atau tidak. Dalam hal ini diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t >1,96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran school safety

disajikan pada tabel 3.8 berikut:

Page 70: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

57

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Skala School Safety

No Koefisien Std Error Nilai T Signifikan

item 1 0.47 0.09 5.37

item 2 -0.2 0.08 -2.43 X

item 3 1.26 0.23 5.58

item 4 -0.06 0.05 -1.33 X

item 5 0.15 0.05 2.81

item 6 0.08 0.05 1.56 X

item 7 -0.33 0.08 -4.27 X

item 8 -0.70 0.12 -5.96 X

Keterangan: tanda = Signifikan (t>1.96); X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat empat item yang bermuatan

positif dan signifikan, sementara satu item nomer 2, 4, 6, 7, 8 memiliki nilai t < 1.96

dan tidak signifikan sehingga item tersebut harus di drop.

3.4.3.2 School Connectedness

Penulis menguji apakah item yang ada bersifat unidimensional, artinya

item-tem tersebut benar-benar hanya mengukur school connectedness. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan

dengan ChiSquare=11.76, df=2, P-Value=0.00280 RMSEA=0.140. Oleh karena

itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

sebanyak 2 kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=0.00, df=0, P-

Value=1.00000, RMSEA=0.000. Artinya model satu faktor (unidimensional)

dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu school

connectedness.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

Page 71: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

58

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran school connectedness

disajikan pada tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Skala School Connectedness

No Koefisien Std Error Nilai T Signifikan

item 1 0.66 0.19 3.47

item 2 0.28 0.09 3.03 item 3 0.75 0.19 3.94 item 4 0.45 0.12 3.60

Keterangan: tanda = Signifikan (t>1.96); X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua item signifikan (t>1.96)

dan semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan

faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favourable.

Dengan demikian item-item tersebut tidak ada yang di-drop.

3.4.3.3 Social relationship

Penulis menguji apakah item yang ada bersifat unidimensional, artinya

item-item tersebut benar-benar hanya mengukur social relationship. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan

dengan ChiSquare=2.00, df=2, P-Value=0.36865, RMSEA=0.000. Oleh karena

itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

sebanyak 1 kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=0.77, df=1, P-

Value=0.37933, RMSEA=0.000. Artinya model satu faktor (unidimensional)

dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu social

relationship.

Page 72: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

59

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran social relationship

disajikan pada tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10 Muatan Faktor Social Relationship

No Koefisien Std Error Nilai T Signifikan

item 1 0.90 0.15 5.83

item 2 0.39 0.09 4.48

item 3 0.43 0.09 4.66

item 4 -0.03 0.07 -0.43 X

Keterangan: tanda = Signifikan (t>1.96); X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat tiga item yang bermuatan

positif dan signifikan, sementara satu item 4 memiliki nilai t< 1.96 dan tidak

signifikan sehingga item tersebut harus di drop.

3.4.4. Dukungan Sosial

3.4.4.1 Family

Penulis menguji apakah item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-tem

tersebut benar-benar hanya mengukur family. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan dengan

ChiSquare=6.35, df=2, P-Value=0.04173 RMSEA=0.093. Oleh karena itu, penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran sebanyak 2

Page 73: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

60

kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=0.00, df=0, P-Value=1.00000,

RMSEA=0.000. Artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu family.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran family disajikan pada

tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11 Muatan Faktor Skala Item Family

No Koefisien Std Error Nilai T Signifikan

item 1 0.73 0.09 8.16

item 2 0.73 0.09 8.19

item 3 0.41 0.07 5.61 item 4 0.51 0.09 5.79

Keterangan : tanda = Signifikan (t>1.96); X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua item signifikan (t>1.96)

dan semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan

faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favorable. Dengan

demikian item-item tersebut tidak ada yang di-drop.

3.4.4.2 Friend

Penulis menguji apakah item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-tem

tersebut benar-benar hanya mengukur friend. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan dengan Chi-

Page 74: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

61

square=5.75, df=2, P-Value=0.05639 RMSEA=0.087. Oleh karena itu, penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran sebanyak 2

kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=0.00, df=0, P-Value=1.00000,

RMSEA=0.000. Artinya model satu faktor (unidimensional) dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu friend.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran friend disajikan pada

tabel 3.12 berikut:

Tabel 3.12 Muatan Faktor Skala Item Friend

No Koefisien Std Error Nilai T Signifikan

item 1 0.89 0.06 14.76

item 2 0.75 0.06 12.37

item 3 0.67 0.06 10.89

item 4 0.58 0.08 7.68

Keterangan: tanda = Signifikan (t>1.96); X = Tidak Signifikan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa semua item signifikan (t>1.96)

dan semua koefisien sudah bermuatan positif. Artinya semua koefisien muatan

faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya bersifat favourable.

Dengan demikian item-item tersebut tidak ada yang di-drop.

Page 75: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

62

3.4.4.3 Significant Other

Penulis menguji apakah item yang ada bersifat unidimensional, artinya

item-tem tersebut benar-benar hanya mengukur significant other. Dari hasil

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan

dengan ChiSquare=6.70, df=2, P-Value=0.03514 RMSEA=0.097. Oleh karena itu,

penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

sebanyak 1 kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=0.10, df=1, P-

Value=0.75216, RMSEA=0.000. Artinya model satu faktor (unidimensional)

dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu

significant other

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran significant other

disajikan pada tabel 3.13 berikut:

Tabel 3.13 Muatan Faktor Skala Item Significant Other

No Koefisien Std Error Nilai T Signifikan

item 1 0.61 0.07 8.11

item 2 0.57 0.08 7.48

item 3 0.49 0.08 6.24

item 4 0.72 0.08 8.80

Keterangan: tanda = Signifikan (t>1.96); X = Tidak Signifikan

Page 76: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

63

3.5 Teknik Analisa Data

Dalam menguji hipotesis penelitian, penulis menggunakan analisis regresi

berganda. Dalam hal ini yang dijadikan DV (variabel yang dianalisis variannya)

yaitu kemandirian belajar, sedangkan yang dijadikan IV (prediktor) adalah regulasi

diri, iklim sekolah, dan dukungan sosial

Setelah melakukan analisis faktor dengan metode CFA (Confirmatory

Factor Analysis), maka akan didapat data variabel berupa true-score yang

selanjutnya dijadikan input untuk dianalisis dengan regresi berganda. Karena

dalam penelitian ini akan dilakukan pegujian hipotesis dengan analisis statistik,

maka hipotesis penelitian yanga ada diubah menjadi hipotesis nihil. Hipotesis nihil

inilah yang akan diuji dalam analisis statistik nantinya. Pada penelitian ini, penulis

menggunakan analisis regresi berganda di mana terdapat lebid dari satu variabel

bebas untuk memprediksi variabel yang terikat.

Pada penelitian ini terdapat delapan independent variabel (variabel bebas)

dan satu dependent variabel (variabel terikat). Adapun persamaan regresi berganda

untuk penelitian ini sebagai berikut:

Y|= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 +e

Keterangan:

Y| = Nilai prediksi Y (Kemandirian belajar)

a = Intercept (konstan)

b = Koefisien regresi untuk masing-masing X

X1 = Regulasi Diri

Page 77: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

64

X2 = School safety

X3 = School connectedness

X4 = Social Relationship

X5 = Family

X6 = Friend

X7 = Significant Other

e = residu

Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model yang

paling sesuai (error kecil), dibutuhkan beberapa pengujian dan analisis berikut:

1. R2 (R-Square) untuk mengetahui berapa persen (%) sumbangan DV yang

dijelaskan oleh IV berpengaruh signifikan terhadap DV.

2. Dapat diketahui signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari setiap IV.

Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari IV yang

bersangkutan.

3. Dapat diketahui besarnya sumbangan pengaruh dari setiap IV terhadap DV

serta signifikansinya.

Page 78: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah siswa di SMP YPUI Jakarta Selatan

berjumlah 250 siswa kelas tujuh dan delapan. Gambaran Subjek dalam penelitian

ini dapat dilihat di tabel 4.1.

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Jumlah Persentase (%)

Kelas

Tujuh 140 56

Delapan

Jenis Kelamin

110

44

Laki-Laki 135 54

Perempuan 115

46

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Berikut ini akan diuraikan secara detail mengenai hasil analisis deskriptif

dari kemandirian belajar, regulasi diri, iklim sekolah, dukungan sosial. Skor yang

digunakan dalam analisis deskriptif ini adalah nilai murni (t-score) dari raw score

yang dikonversi. Tujuannya adalah agar mempermudah penulis dalam

membandingkan skor hasil dari penelitian masing-masing variabel, sehingga

semua raw score pada setiap variabel harus memiliki skala yang sama yang

dihitung dengan menggunakan maximum likelihood, skor ini disebut true score.

Item-item yang dianalisis oleh maximum likelihood adalah item yang bermuatan

positif dan signifikan. Adapun true score yang dihasilkan oleh maximum

Page 79: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

66

likelihood bentuk satuannya adalah Z-score. Bilangan negatif dari Z-score dapat

dihilangkan dengan cara mentranformasi semua skor ke skala T yang semuanya

positif dengan menetapkan nilai mean = 50 dan standar deviasi = 10. Langkah

selanjutnya adalah melakukan proses komputasi melalui formula yaitu:

T-score = (skor faktor x 10) + 50

Untuk menjelaskan gambaran umum mengenai deskriptif statistik dari

variabelvariabel dalam penelitian ini, yang menjadi patokan adalah nilai mean,

standar deviasi (SD), nilai maksimal dan minimal dari masing-masing variabel.

Nilai tersebut ditunjukkan dalam tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

KEMANDIRIANBELAJAR 250 26.85 69.45 50.0000 9.22770

REGULASIDIRI 250 15.27 69.78 50.0000 9.10514

SCHOOLSAFETY 250 42.04 80.80 50.0000 9.99500

SCHOOLCONNECTEDN

ESS 250 31.09 63.65 50.0000 7.16295

SOCIALRELATIONSHIP 250 21.44 58.44 50.0000 7.67960

FAMILY 250 19.70 61.04 50.0000 8.04482

FRIEND 250 24.32 62.11 50.0000 8.75427

SIGNIFICANTOTHER 250 30.91 63.28 50.0000 7.90442

Valid N (listwise) 250

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa deskripsi statistik pada setiap

variabel di kolom N menjelaskan bahwa sampel pada setiap variabel berjumlah

250. Pada kolom minimum dan maximum menjelaskan mengenai nilai minimum

dan maximum dari setiap variabel. Pada kolom minimum diketahui bahwa variabel

regulasi diri memiliki nilai yang paling rendah dengan nilai 15.27. Sementara itu,

Page 80: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

67

pada kolom maximum diketahui bahwa variabel school safety memiliki nilai yang

paling tinggi dengan nilai 80.80. Dari hasil tabel diatas, dengan skala yang sama

diperoleh mean dari tujuh variabel adalah 50.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Katagori skor variabel bertujun untuk mengkelompokkan atau

menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok menurut satu jenjang

kontinum tertentu. Contoh dari jenjang kontinum adalah dari rendah ke tinggi.

Jenjang kontinu ini akan digunakan dalam katagori skor variabel penelitian.

Kategorisasi skor variabel dilakukan dengan menggunakan norma tertentu.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan norma rendah dan tinggi seperti pada

tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3 Norma Skor Kategorisasi

Kategorisasi Rumus

Rendah X<MEAN

Tinggi X ≥ MEAN

Keterangan dari penormaan sebagai berikut: X (skor yang diperoleh masing-

masing individu), Mean (nilai rata-rata skor keseluruhan). Setelah penetapan

norma, selanjutnya peneliti memaparkan peroleh nilai persentase untuk setiap

katagori skor (rendah dan tinggi) yang meliputi variabel kemandirian belajar,

regulasi diri, school safety, school connectedness, social relationship, family,

friend, dan significant other pada tabel 4.4 berikut:

Page 81: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

68

4.3.1 Kategorisasi Kemandirian Belajar, Regulasi Diri, Iklim Sekolah dan

Dukungan Sosial

Tabel 4.4 Katagori kemandirian belajar, iklim sekolah dan dukungan sosial

Variabel Frekuensi Total Persen Total

R T R T

Kemandirian Belajar 112 138 250 44.8 55.2 100

Regulasi Diri 122 128 250 48.8 51.2 100

Iklim Sekolah

1. School safety 130 120 250 52 48 100

2. School

connectedness 123 127 250 49.2 50.8 100

3. Social relationship 101 149 250 40.4 59.6 100

Dukungan sosial

1. Family 118 132 250 47.2 52.8 100

2. Friend 133 117 250 53.2 46.8 100

3. Significant Other 127 123 250 50.8 49.2 100

R= rendah T= tinggi

Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa perbedaan antara kategori rendah,

sedang dan tinggi pada variabel kemandirian belajar. Selisih antara kategori rendah

dan kategori tinggi tidak terlalu jauh, yaitu masing-masing sebesar 55.2% (138

sampel) dan katagori rendah sebesar 44.8% (112 sampel). Meski angkanya berbeda,

namun dapat dilihat adanya kecenderungan kategori tinggi. Selanjutnya analisis

pada variabel regulasi diri lebih dominan kategori tinggi sebesar 51.2% (128

sampel) dan katagori rendah sebesar 51.2% (122 sampel).

Analisis pada aspek iklim sekolah. Pertama, school safety lebih dominan

rendah sebesar 52% (130 sampel) dibanding katagori tinggi sebesar 48% (120

sampel). Kedua, school connectedness lebih dominan pada katagori tinggi sebesar

50.8% (127 sampel) dibanding katagori rendah sebesar 49.2% (123 sampel).

Ketiga, social relationship lebih dominan pada katagori tinggi sebesar 59.6% (149

sampel) dibanding katagori rendah sebesar 59.6% (101 sampel).

Page 82: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

69

Kemudian analisis pada aspek-aspek iklim sekolah. Pertama, family

kategori rendah sebesar 47.2% (118 sampel) dibanding kategori tinggi yang sebesar

52.8% (132 sampel). Kedua, friend lebih dominan kategori rendah sebesar 53.2%

(133 sampel) dibanding kategori tinggi yang sebesar 46.8% (117 sampel). Terakhir,

significant other lebih dominan kategori rendah sebesar 50.8% (127 sampel)

dibanding kategori tinggi yang sebesar 49.2% (123 sampel).

4.4 Hasil Uji Hipotesis

4.4.1 Analisis Regresi Varibel Penelitian

Pada tahap uji hipotesis penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis

regresi menggunakan software SPSS 22 seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3.

Dalam regresi ini ada tiga hal yang dilihat, yaitu pertama melihat R-Square untuk

mengetahui berapa persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh

independent variable, yang kedua melihat apakah independent variable

berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variable, kemudian terakhir

melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent

variable.

Langkah pertama penulis melihat besaran R square untuk mengetahui berapa

persen (%) varians yang dijelaskan oleh independent variable. Selanjutnya untuk

tabel R-Square, dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 R Square

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .550a .303 .273 7.99048

a. Predictors: (Constant), SIGNFICANTOTHER, SCHOOLSAFETY, FRIEND,FAMILY,

SCHOOLCONNECTEDNESS, SOCIALRELATIONSHIP, REGULASIDIRI

Page 83: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

70

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa R Square sebesar 0.303 atau 30.3%. Artinya,

proporsi varians terhadap variabel kemandirian belajar siswa yang diberikan oleh

variabel regulasi diri, iklim sekolah (school safety, school connectedness, social

relationship), dan dukungan sosial (family, friend, and significant other) dalam

penelitian ini sebesar 30.3%, sedangkan 69.7% sisanya dipengaruhi oleh variabel

lain di luar penelitian ini. Langkah kedua dalam penelitian ini, penulis menguji

apakah keseluruhan independent variable memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kemandirian belajar. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut

ini:

Tabel 4.6 Anova Signifikansi Pengaruh Seluruh Independet Variable

Terhadap Dependent Variable

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 4624.278 7 660.611 10.347 .000b

Residual 10662.567 167 63.848

Total 15286.845 174

a. Dependent Variable: KEMANDIRIANBELAJAR

b. Predictors: (Constant), SIGNIFICANTOTHER, FAMILY, FRIEND, SCHOOLSAFETY,

SOCIALRELATIONSHIP, REGULASIDIRI, SCHOOLCONNECTEDNESS

Berdasarkan hasil uji F pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai p (Sig<0.05)

pada kolom paling kanan adalah p=0.000 dengan nilai p<0.05. Sedangkan

diketahui bahwa syarat terpenuhinya nilai sig adalah p<0.05, maka hipotesis mayor

yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan regulasi diri, iklim sekolah (school

safety, school connectedness, social relationship), dan dukungan sosial (family,

friend, and significant other) terhadap kemandirian belajar siswa SMP YPUI

Jakarta Selatan” diterima. Dengan demikian artinya ada pengaruh yang signifikan

Page 84: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

71

dari variabel regulasi diri, iklim sekolah (school safety, school connectedness,

social relationship), dan dukungan sosial (family, friend, and significant other)

Langkah selanjutnya, penulis melihat koefisien regresi dari masing-masing

independent variable. Jika sig<0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan

yang berarti bahwa variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang

siginifikan terhadap kemandirian belajar. Adapun besarnya koefisien regresi dari

masing-masing variabel independen terhadap kemandirian belajar dapat dilihat

pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 Koefisien Regresi

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7 dapat disampaikan persamaan regresi

sebagai berikut:

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.727 8.476 .558 .578

REGULASIDIRI .528 .078 .511 6.753 .000

SCHOOLSAFETY .081 .061 .089 1.338 .183

SCHOOLCONNECT

EDNESS .145 .095 .119 1.537 .126

SOCIALRELATION

SHIP .068 .090 .055 .757 .450

FAMILY -.130 .095 -.111 -1.362 .175

FRIEND .160 .070 .150 2.294 .023

SIGNIFICANTOTH

ER .068 .080 .056 .854 .394

a. Dependent Variable: KEMANDIRIANBELAJAR

Page 85: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

72

Kemandirian Belajar| = 4.727 + 0.528*Regulasi diri+ 0.081*School safety +

0.145*School connectedness +0.068*Social relationship – 0.130*Family

+0.160*Friend +0.068*Significant other

Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat dua

variabel yang nilai koefisien regresinya signifikan, yaitu regulasi diri dan aspek

fried pada dukungan sosial. Sementara lima variabel lain tidak signifikan.

Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing independent

variable adalah sebagai berikut:

1. Variabel regulasi diri memiliki koefisien regresi sebesar 0.528 dengan nilai p =

0.000 (p <0.05). Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis minor yang berbunyi

“Ada pengaruh yang signifikan pada variabel regulasi diri terhadap kemandirian

belajar siswa” tidak ditolak. Hal ini mengandung arti bahwa pada variabel

regulasi diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemandirian belajar.

Arah koefisien regresi dari regulasi diri adalah positif. Maka dapat diartikan

bahwa, semakin tinggi regulasi diri maka semakin tinggi kemandirian belajar.

2. Aspek school safety pada variabel iklim sekolah memiliki koefisien regresi

sebesar 0.081 dengan nilai p = 0.183 (p > 0.05). Berdasarkan hal tersebut, maka

hipotesis minor yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan school safety

pada variabel iklim sekolah terhadap kemandirian belajar siswa” ditolak. Hal

ini mengandung arti bahwa aspek school safety pada variabel iklim sekolah

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kemandirian belajar.

3. Aspek school connectedness pada variabel iklim sekolah memiliki koefisien

regresi sebesar 0.145 dengan nilai p= 0.126 (p > 0.05). Berdasarkan hal tersebut,

Page 86: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

73

maka hipotesis minor yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan school

connectedness pada variabel iklim sekolah terhadap kemandirian belajar siswa”

ditolak. Hal ini mengandung arti bahwa aspek school connectedness pada

variabel iklim sekolah memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap

kemandirian belajar.

4. Aspek social relationship pada variabel iklim sekolah memiliki koefisien

regresi sebesar 0.068 dengan nilai p= 0.450 (p > 0.05). Berdasarkan hal tersebut,

maka hipotesis minor yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan social

relationship pada variabel iklim sekolah terhadap kemandirian belajar siswa”

ditolak. Hal ini mengandung arti bahwa aspek social relationship pada variabel

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kemandirian belajar.

5. Aspek family pada variabel dukungan sosial memiliki koefisien regresi sebesar

-0.130 dengan nilai p= 0.175 (p >0.05). Berdasarkan hal tersebut, maka

hipotesis minor yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan family pada

variabel dukungan sosial terhadap kemandirian belajar siswa” ditolak. Hal ini

mengandung arti bahwa aspek family pada variabel dukungan sosial memiliki

pengaruh yang tidak signifikan terhadap kemandirian belajar.

6. Aspek friend pada variabel dukungan sosial memiliki koefisien regresi sebesar

0.160 dengan nilai p= 0.023 (p > 0.05). Berdasarkan hal tersebut, maka hipotesis

minor yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan friend pada variabel

dukungan sosial terhadap kemandirian belajar siswa” tidak ditolak. Hal ini

mengandung arti bahwa aspek friend pada variabel dukungan sosial memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kemandirian belajar. Hal ini mengandung

Page 87: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

74

arti bahwa pada variabel regulasi diri memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kemandirian belajar siswa. Arah koefisien regresi dari aspek friend

pada variabel dukungan sosial adalah positif. Maka dapat diartikan bahwa,

semakin tinggi friend maka semakin tinggi kemandirian belajar.

7. Aspek significant other pada variabel dukungan sosial memiliki koefisien

regresi sebesar 0.068 dengan nilai p= 0.394 (p > 0.05). Berdasarkan hal tersebut,

maka hipotesis minor yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan significant

other pada variabel terhadap kemandirian belajar siswa” ditolak. Hal ini

mengandung arti bahwa aspek significant other pada variabel dukungan sosial

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kemandirian belajar.

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui koefisien regresi mana pengaruh yang lebih

besar. Dalam penelitian ini, variabel regulasi dengan nilai p= 0.000 dan aspek

friend memiliki pengaruh terhadap kemandirian belajar dengan nilai p=0.023.

4.5 Pengujian Proporsi Varians Masing-Masing Independent Variable

Langkah selanjutnya penulis ingin mengetahui sumbangan proporsi varian

dari masing-masing independent variabel terhadap kemandirian belajar. Oleh

karena itu, penulis melakukan analisis regresi berganda dengan cara menambahkan

satu independent variable setiap melakukan regresi. Kemudian, penulis dapat

melihat penambahan dari R2 (R Square Change) setiap melakukan analisis regresi

dan dapat melihat signifikansi dari penambahan R2 tersebut. Hal ini dapat dilihat

pada tabel 4.8 berikut ini:

Page 88: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

75

Tabel 4.8 Model Summary Proposi Varians Tiap-tiap Independet Variable

terhadap Dependent Variable

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .252a 58.331 1 173 .000

2 .010b 2.368 1 172 .126

3 .008c 1.778 1 171 .184

4 .001d .171 1 170 .680

5 .008e 1.959 1 169 .163

6 .020f 4.905 1 168 .028

7 .003g .730 1 167 .394

a. Predictors: (Constant), REGULASIDIRI

b. Predictors: (Constant), REGULASIDIRI, SCHOOLSAFETY

c. Predictors: (Constant), REGULASIDIRI, SCHOOLSAFETY, SCHOOLCONNECTEDNESS

d. Predictors: (Constant), REGULASIDIRI, SCHOOLSAFETY, SCHOOLCONNECTEDNESS,

SOCIALRELATIONSHIP

e. Predictors: (Constant), REGULASIDIRI, SCHOOLSAFETY, SCHOOLCONNECTEDNESS,

SOCIALRELATIONSHIP, FAMILY

f. Predictors: (Constant), REGULASIDIRI, SCHOOLSAFETY, SCHOOLCONNECTEDNESS,

SOCIALRELATIONSHIP, FAMILY, FRIEND

g. Predictors: (Constant), REGULASIDIRI, SCHOOLSAFETY, SCHOOLCONNECTEDNESS,

SOCIALRELATIONSHIP, FAMILY, FRIEND, SIGNIFICANTOTHER

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.8, dapat diketahui bahwa:

1. Regulasi diri memberikan sumbangan sebesar 25.2% terhadap varians

kemandirian belajar. Sumbangan tersebut signifikan, dengan nilai signifikansi

F Change=0.000.

2. School safety memberikan sumbangan sebesar 1.0% terhadap varians

kemandirian belajar. Sumbangan tersebut tidak signifikan, dengan nilai F

Change=0.126.

Page 89: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

76

3. School connectedness memberikan sumbangan sebesar 0.8% terhadap varians

kemandirian belajar. Sumbangan tersebut tidak signifikan, dengan nilai F

Change=0.184.

4. Social relationship memberikan sumbangan sebesar 0.1% terhadap varians.

Sumbangan tersebut tidak signifikan, dengan nilai F Change=0.680.

5. Family memberikan sumbangan sebesar 0.8% terhadap varians kemandirian

belajar. Sumbangan tersebut tidak signifikan, dengan nilai F Change=0.163.

6. Friend memberikan sumbangan sebesar 2.0% terhadap varians kemandirian

belajar. Sumbangan tersebut signifikan, dengan nilai F Change=0.028.

7. Significant other sumbangan sebesar 0.3% terhadap varians kemandirian

belajar. Sumbangan tersebut tidak signifikan, dengan nilai F Change=0.394.

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua variabel

signifikan berdasarkan proporsi variansnya yaitu regulasi diri dan friend. Jika

dilihat besarnya pertambahan R2 dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan

variabel independen sebagai sumbangan proporsi varian diberikan. Dan variabel

regulasi diri sebagai variabel yang memberikan sumbangan terbesar terhadap

kemandirian belajar.

Page 90: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

77

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor, kesimpulan pertama yang penulis

dapatkan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan regulasi

diri, iklim sekolah, dukungan sosial terhadap kemandirian belajar siswa

Kemudian berdasarkan hasil uji hipotesis minor dari signifikansi

masing-masing koefisien regresi independent variable terhadap dependent

variable, terdapat regulasi diri yaitu regulasi diri dan friend pada dukungan

sosial. Sementara lima aspek tidak signifikan pada iklim sekolah pada aspek

school safety, school connectedness, social relationship dan dukungan sosial

yaitu family dan significant other.

5.2 Diskusi

Pada penelitian ini berfokus pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kemandirian belajar siswa. Penulis tertarik untuk meneliti kemandirian belajar

siswa, karena hal tersebut berpengaruh terhadap kualitas belajar dan kemampuan

proses belajar siswa. Kualitas dan kemampuan belajar siswa memiliki pengaruh

yang lain terhadap kehidupan siswa dan disekolah, seperti kepuasan terhadap hasil

belajar yang telah dicapai, suasana sekolah yang sangat aman dan nyaman bagi

siswa. Kemandirian belajar yang dibahas dalam penelitian ini adalah kemandirian

dalam aspek akademik siswa. Kemandirian belajar yang dimaksud merupakan

bentuk kemandirian belajar yang dinilai secara subjektif dari setiap siswa, sehingga

Page 91: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

78

ukuran kemandirian yang dinilai tidak sama antara siswa yang satu dengan siswa

yang lain, melainkan setiap penilaian kemandirian siswa yang dilakukan yaitu

kemandirian belajar yang sesuai dengan standar kemampuan dari masing-masing

siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan

regulasi diri, iklim sekolah, dan dukungan sosial terhadap kemandirian belajar

siswa sebesar 30.3%, sedangkan 69.7% berasal dari faktor yang mempengaruhi

lainnya seperti faktor keturunan, pola asuh orangtua, pertemanan yang membentuk

kebiasaan, lingkungan keluarga dan masyarakat. Menurut Song & Hill (2007),

kemandirian belajar merupakan mengendalikan proses pembelajaran dimana siswa

membuat inisiatif sendiri dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pengalaman pembelajarannya yang diambil dari berbagai sumber belajar. Di dalam

kemandirian belajar siswa belajar tentang membuat rencana, strategi kognitif dan

mengambil keputusan. Siswa memikirkan strategi kognitif untuk dapat mengambil

keputusan yang baik dan memikirkan keputusan agar mendapatkan hasil yang

diharapkan.

Variabel dalam proporsi varians penelitian ini adalah regulasi. Dari ketiga

independen variable tersebut dari regulasi diri dan friend pada dukungan sosial

yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemandirian belajar. Regulasi

diri memiliki sumbangan sebesar 0.252 atau 25.2% terhadap kemandirian belajar

dan nilai signifikansi F-change=0.000, friend pada dukungan sosial memiliki

sumbangan sebesar 2.0% dan nilai signifikansi F-change= 0.028 hal tersebut

memiliki arti bahwa regulasi diri dan friend memiliki pengaruh yang signifikan

Page 92: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

79

terhadap kemandirian belajar. Dalam penelitian ini regulasi diri bagi siswa yang

melakukan pengelolaan diri adalah individu yang merencanakan, mengorganisasir,

mengukur diri dan mengintruksikan diri sebagai kebutuhan selama proses

perilakunya, misalnya dalam hal belajar. Dukungan sosial pada friend memiliki

pengaruh terhadap kemandirian belajar siswa. Dengan ada dukungan teman siswa

dalam melakukan kegiatan sehari-hari untuk meningkatkan kemandirian akan

berkembang dan dukungan teman dalam keadaan kesulitan sangat membantu siswa

dalam memecahkan setiap masalahnya.

Haris Mudjiman (dalam Febriani, 2016), kemandirian belajar juga

dipengaruhi oleh regulasi diri. Siswa yang memiliki kemandirian mampu

menyusun dan menetapkan tujuan belajarnya sendiri karena siswa mampu menjadi

pengendali dalam kegiatan belajarnya sendiri. Cervon & Pervin (dalam Febriani,

2016) mengemukakan pendapat bahwa regulasi diri merupakan suatu proses

kepribadian yang melibatkan perilaku motivasi diri secara langsung. Siswa yang

memiliki regulasi diri mampu memotivasi diri mereka sendiri untuk menyusun

tujuan-tujuan pribadi, merencanakan strategi yang akan dilakukan agar dapat

mencapai tujuan tersebut, hingga mengevaluasi perilaku yang telah dilakukan.

Siswa dapat lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dengan adanya

regulasi diri ini.

Penelitian sebelumnya pengaruh efikasi diri dan regulasi diri terhadap

kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan sumbangan efektif

sebesar 28,09% dengan nilai siginifikansi p=0,000 (p<0,05) maka dapat dikatakan

signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa regulasi diri berpengaruh

Page 93: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

80

terhadap kemandirian belajar (Afianti dkk, 2010). Penelitian sebelumnya regulasi

diri belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian siswa

sebesar 43,9%. Tingginya sumbangan self regulated learning (SRL) terhadap

kemandirian terjadi karena adanya aspek yang sama antara self regulated learning

dengan kemandiriannya itu aspek behavioral (perilaku). Aspek behavioral pada self

regulated learning tercermin dari perilaku merencanakan waktu dan usaha belajar,

pemantauan dari usaha belajar, serta mencari bantuan saat mengalami kesulitan

dalam belajar. Perilaku merencanakan waktu dan usaha belajar dan memantau

usaha belajar berkaitan dengan kemampuan individu dalam pengambilan keputusan

tentang tingkah laku dalam belajar, dan mencari bantuan saat mengalami kesulitan

dalam belajar merupakan bagian dari pengambilan keputusan tentang pemecahan

masalah

Dalam hal ini fokus penelitian dari kemandirian belajar siswa ditinjau dari

faktor – faktor eksternal yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan lingkungan

sekitarnya. Pada iklim sekolah dalam aspek school connectedness, school safety

dan social relationship hasilnya pada setiap independent variable tidak signifikan.

Pada dukungan sosial dalam family dan significant other yang hasilnya tidak

signifikan pada setiap independent variabel.

Berdasarkan informasi diatas, yang menjadi variabel bebas dalam penelitian

ini adalah regulasi diri, iklim sekolah, dan dukungan sosial. Pada penelitian

sebelumnya terkait regulasi diri, iklim sekolah, dan dukungan sosial terhadap

kemandirian belajar memiliki hasil yang bervariasi. Dalam penelitian ini, penulis

melakukan uji regresi secara simultan atau bersama-sama, kemudian mendapatkan

Page 94: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

81

hasil bahwa kedua variabel tersebut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

kemandirian belajar siswa. Akan tetapi, ketika dilakukan uji regresi kedua yang

dilakukan dengan menguji signifikansi dari masing-masing dimensi pada setiap

variabel, hanya terdapat dua variabel yang nilai koefisien regresinya memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kemandirian belajar.

Pengaruh antara aspek-aspek dalam variabel regulasi diri, iklim sekolah

(school safety, school connectedness, social relationship), dukungan sosial (family,

friend, significant other) dalam penelitian ini cenderung berbeda dengan penelitian

lain, hal tersebut disebabkan karena siswa menganggap bahwa hubungan timbal

balik yang baik antara siswa dan guru dalam konteks belajar hanya tidak

berpengaruh kepada perasaan nyaman yang dialami selama melakukan aktifitas

akademik serta kepuasan ketika dalam hal belajar, sedangkan tingkat kemandirian

belajar tidak mengalami pengaruh sedikitpun, karena ada faktor-faktor lain yang

diduga lebih berpengaruh terhadap tingkat kemandirian belajar siswa seperti hasil

belajar yang diperoleh baik.

Variabel berikutnya dalam koefisien regresi penelitian ini pada regulasi diri.

Dari ketiga independen variabel tersebut hanya terdapat dua pada variabel regulasi

diri dan friend pada dukungan sosial yang berpengaruh. Pada aspek iklim sekolah

dan dukungan sosial pada aspek family dan significant other tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kemandirian belajar. Regulasi diri memiliki nilai

koefisien regresi sebesar 0.528 atau 52.8% terhadap kemandirian belajar dengan

nilai signifikansi sebesar 0.000, Friend memiliki nilai koefisien regresi sebesar

0.160 atau 16.0% dengan nilai signifikansi sebesar 0.023, hal tersebut memiliki arti

Page 95: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

82

bahwa metakognitif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemandirian

belajar.

Dalam konteks belajar, seorang siswa yang memiliki tingkat regulasi diri

yang tinggi mampu mengorganisir, merencanakan, dan menyelesaikan tanggung

jawab sehingga hal tersebut mampu menambah motivasi siswa dalam kemandirian

belajar maupun melakukan suatu hal. Ada beberapa siswa yang lebih aktif dalam

mengerjakan tugas dan diberikan kepada gurunya, siswa yang tetap melakukan

kemandirian belajar dengan sesuai namun prosesnya dengan hasil usaha sendiri.

Aspek friend pada dukungan sosial yang tinggi siswa mampu dengan adanya

dukungan teman siswa dalam melakukan kegiatan sehari-hari untuk meningkatkan

kemandirian akan berkembang dan dukungan teman dalam keadaan kesulitan

sangat membantu siswa dalam memecahkan setiap masalahnya

Dari beberapa tinjauan literature yang digunakan dalam penelitian ini,

memiliki hasil yang bertolak belakang dengan penelitian sebelumnya. Namun, hal

tersebut tidak meragukan teori yang sudah ada sebelumnya. Banyak faktor-faktor

lain yang menjadi penyebab dari hasil penelitian yang tidak sesuai. Seperti kondisi

siswa ketika mengisi kuesioner yang diberikan waktu proses pengambilan data,

yang mana kondisinya sedang melakukan remedial Ujian Kenaikan Kelas (UKK)

dengan siswa, adanya perbedaan latar belakang dan perbedaan kondisi demografi

pada setiap kelas yang diambil dalam penelitian, perubahan serta perbedaan kondisi

psikologis dari masing-masing siswa serta latarbelakang dari keluarga, teman dan

motivasinya. Sehingga dalam penelitian ini tidak seluruhnya sesuai dengan

Page 96: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

83

hipotesis yang diajukan karena terdapat eror dan faktor-faktor lain yang

berpengaruh didalamnya.

5.3 Saran

5.3.1 Saran Teoritis

1. Berdasarkan nilai varians yang dihasilkan dari penelitian ini dengan delapan

independent variable (IV) yang diteliti menyumbang 30.3%. Sedangkan

sisanya 69.7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Oleh

karena itu, peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat

menambah variabel lain yang memiliki pengaruh terhadap kemandirian

belajar dilihat dari Karmila (dalam Nofrianti, Ansofino, & Amelia, 2017)

faktor yang mempengaruhi kemandirian seseorang yaitu faktor internal dan

eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri, faktor

keturunan, kondisi fisik (kesehatan), kreativitas, disiplin, gaya belajar, dan

kepribadian. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar individu,

berupa lingkungan keluarga, masyarakat, pola asuh orangtua, sekolah, dan

pertemanan akan membentuk kebiasaan hidup.

2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menggunakan jumlah

sampel yang berbeda dengan jumlah lebih banyak agar lebih bervariasi.

Sampel yang digunakan bisa menggunakan sekolah yang cakupannya lebih

luas.

3. Selain IV dan jenis sampel yang digunakan, hendaknya peneliti selanjutnya

juga memperhatikan waktu pengambilan data pada sekolah yang dituju,

Page 97: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

84

karena hal tersebut berpengaruh terhadap efektivitas waktu dan hasil dari

penelitian yang didapatkan.

5.3.2 Saran Praktis

Untuk dapat hasil kemandirian belajar pada siswa, maka peneliti menyarankan

beberapa sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa semakin tinggi regulasi diri,

maka semakin tinggi kemandirian belajar siswa SMP YPUI Jakarta Selatan.

Dengan demikian diharapkan siswa harus terus melatih regulasi diri dengan

cara merencanakan, mengorganisasi, mengukur diri, mengintruksikan diri

sebagai kebutuhan selama proses perilaku, misalnya dalam hal belajar.

Dalam lingkungan keluarga dan sekolah bisa membantu mengoptimalkan

regulasi diri pada siswa dengan memberi saran dan evaluasi hasil belajar

setiap hari.

2. Dalam penelitian ini ditemukan hasil bahwa semakin tinggi friend pada

variabel dukungan sosial, maka semakin tinggi kemandirian belajar siswa

SMP YPUI Jakarta Selatan. Dengan demikian diharapkan siswa dengan

adanya dukungan dari teman siswa mampu meningkatkan kemandirian

belajar dengan meningkatkan motivasi belajar dengan belajar bersama dan

jika ada kesulitan siswa mampu menyelesaikan masalahnya dengan sendiri.

Page 98: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

85

DAFTAR PUSTAKA

Afianti, R., Hartati, S & Sawitri, D.R. (2010). Jurnal Hubungan antara self-

regulated learning dengan kemandirian pada siswa program akselerasi

SMA Negeri 1 Purwerejo. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Aini, P. N & Taman, A. (2012). Pengaruh kemandirian belajar dan lingkungan

belajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas xi ips SMA N 1

Sewon Bantul. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, X (1): 48-65.

Anderson, C. S. (1982). The Search for School Climate: A Review of the Research.

Journal Review Educational Research Vol: 52 No 3 Pp 368-420. University

of Arizona

Arifiati, R.F. (2013). Hubungan antara dukungan sosial keluarga dan kepercayan

diri dengan kemandirian belajar. Naskah publikasi Tesis: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Bernal, G., Mildred M., and Maria R. (2003). Development of A brief scale for

social support: Reliability and validity in Puerto Rico. International Journal

of Clinical and Health Psychology.

Bottiani J, Catherine, P. Bradshaw, and Mendelson, T. (2014). Promoting an

equitable and supportive school climate in high schools: The role of school

organizational health and staff burnout. Journal of School Psychology.

Canavan, J & Dolan P. (2000). Family support as reflective practice direction from

diversity. Jessica Kingsley Publishers 116 Pontonville Road: London N1

9JB, UK

Djauhari, D. (2016). Hubungan antara self-esteem dan adversity quotient dengan

kemandirian belajar pada siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Gresik: ISBN: 978-602-

60885-0-5.

Fatmawati, I. (2018). Skripsi Hubungan antara regulasi diri pada remaja di

keluarga bercerai. Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas

Islam Indonesia Yogyakarta.

Faradhiga, A.Y. (2015). Skripsi Pengaruh Dukungan sosial, loneliness, dan trait

kepribadian terhadap gejala depresi narapidana remaja di Lembaga

Pemasyarakatan. Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 99: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

86

Febriani, V (2016). Pengaruh efikasi diri dan regulasi diri terhadap kemandirian

belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Jurnal: Universitas Negeri

Yogyakarta

Gage N, A dan Larson A. (2014). school climate and bullying victimization: A

latent class growth model analysis. American Psychological Association

Ghufron, M. Nur., & Risnawati, R. (2016). Teori-Teori Psikologi. Ar-Ruzz Media:

Jogjakarta

Gibbons, M. (2002). The self –directed learning handbook. Challenging adolescent

students to excel. San Fransisco, CA: Jossey Bass

Hooks G, Gail (2017). Theses Relationship a between school climate and student

achievement. Georgia Southern University

Isnawati, S (2010). Kemandirian belajar ditinjau dari kreativitas belajar dan

motivasi belajar mahasiswa. Jurnal Prodi Pendidikan Akuntansi FKIP –

UMS.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2016). Pendidikan dan Kebudayaan

No.21 Tahun 2016: Standar Isi Pendidikan Dasar & Menengah. Salinan

Lampiran

Kumalasari, I. (2014). Skripsi Hubungan antara self-efficacy dengan kemandirian

belajar pada siswa SMPN 2 Randuagung Lumajang. Fakultas Psikologi

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Maulipaksi, D (2017). Kemendikbud: Pendidikan karakter adalah poros perbaikan

pendidikan Nasional. Sumber: BKLM

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2016/12/mendikbud-

pendidikan-karakter-adalah-poros-perbaikan-pendidikan-nasional

Muslimah (2016). Hubungan antara regulasi diri dengan prokrastinasi dalam

menghafal Al-Qur’an mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Milner, K. & Khoza H. (2008). A Comparison Of Teacher Stress And School

Climate Across Schools With Different Matric Success Rates. South

African. Journal of Education. Vol. 28:155-173.

Ningsih, R & Nurrahmah. (2016). Pengaruh kemandirian belajar dan perhatian

orangtua terhadap prestasi belajar matematika. Program Studi Pendidikan

Matematika: Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Universitas

Indraprasta PGRI. Jurnal Formatif 6(1): 73-84, 2016 ISSN: 2088-351X

Nofrianti, N., Ansofino & Mona Amelia. (2017). Pengaruh pola asuh orang tua,

kreativitas belajar, disiplin belajar, dan gaya belajar terhadap kemandirian

Page 100: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

87

belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas XI SMA Negeri 1

Canduang. Jurnal Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat.

Prasetyo, R.A.B. (2018). Persepsi iklim sekolah dan kesejahteraan subjektif siswa

disekolah. Jurusan Psikologi Universitas Brawijaya, Malang. Jurnal

Psikologi Teori dan Terapan, Vol. 8, No. 2, 133-144 p-ISSN: 2087-1708;

e-ISSN: 2597-9035

Pratiwi, I.D., & Laksmiwati, H. (2016). Kepercayaan diri dan kemandirian belajar

pada siswa SMA Negeri “X”. Jurnal Psikologi dan Terapan Universitas

Negeri Surabaya.

Prayuda, R. (2014). Pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi di SMA. Artikel Penelitian Program Studi

Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura

Pontianak.

Ramli, N., Mulyono, O., & Farit, M.A. (2018). External factors, internal factors and

self directed learning readiness. Journal Educational: Institut Pertanian

Bogor

Rizqiyah, N. (2016). Skripsi Pengaruh strategi regulasi diri dalam Belajar dan

dukungan sosial orangtua terhadap prestasi belajar siswa-siswi

Hasanuddin Sepanjang Gondanglegi. Fakultas Psikologi UIN Maulana

Malik Ibrahim Malang.

Robbani, M.A.A. (2016). Skripsi pengaruh self concept dan school climate

terhadap berperilaku bullying pada masa kanak-kanak. Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Schimmack, U. (2008). The Structure of Subjective Well-Being. Dalam M. Eid &

R. J. Larsen (Editor), The Science of Subjective Well-Being. New York:

The Guildford Press

Song, L and Hill J.R. (2007). A conceptual model for understanding self directed

learning online environment. Journal of Interactive Learning: Volume 6,

number 1. Spring 2007 ISSN: 1541-4914

Sundayana, R. (2016). Kaitan antara gaya belajar, kemandirian belajar, dan

kemampuan pemecahan masalah siswa SMP dalam pelajaran matematika.

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Garut. Volume 5 Nomor 2. ISSN

2086 4280

Tan, L., & Ling, J.K.H. (2015). Self Directed Learning (Learning in the 21st

Century). Https://www.researchgate.net/publication/285591239. Ebook

Page 101: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

88

Tarmidi, A & Rambe, A.R.R. (2010). Korelasi antara dukungan sosial orangtua dan

self‐directed learning pada siswa SMA. Jurnal Psikologi: Fakultas

Psikologi Universitas Sumatera Utara.

Van Horn, M. L. (2003). Assessing the Unit of Measurement for School Climate

Through Psychometric and Outcome Analysis of the School Climate

Survey. Educational and Psychological Measurement

Way N., Reddy R., & Rhodes, J. (2007). Student’s Perceptions of School Climate

During the Middle School Years: Associations with Trajectories of

Psychological and Behavioral Adjustment. American Journal of

Community Psychology

Wulansari, L. (2016). Pengaruh kemandirian belajar dan minat terhadap prestasi

belajar pelajaran ilmu pengetahuan. Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Indraprasta PGRI. Faktor Jurnal Ilmiah

Kependidikan Vol. 3 No. 2 Juli 2016, hal 141-156

Yanti, S & Surya, E. (2017). Kemandirian belajar dalam memaksimalkan kualitas

pembelajaran. Jurnal Prodi Pendidkan Matematika, PPs Universitas

Medan

Zahara, F. (2012). Hubungan dukungan sosial orangtua dan motivasi belajar dengan

kemandirian belajar siswa di SMA Negeri 7 Medan. Fakultas Psikologi

Universitas Medan Area. Jurnal Psikologi Prima, Volume 4 No 2. ISSN

2088-3633

Zimmet G.D, Nancy W, etc (1988). The Multidimensional scale of perceived social

support. Journal of Personality Assesment, 52(1), 30-41. Lawrence

Erlbaum Associates.

Zimmerman B, J. & Schunk, D.L. (1989) Self-regulated learning and Academic and

Academic Achievement: Theory, Research and Practice. Springer-

Veing SPR: Newyork: 22

Page 102: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

89

Lampiran 1

Wawancara Penelitian

1. Perkenalan

2. Kapan memulai melakukan tugas dari sekolah?

3. Bagaimana menyelesaikan tugas sekolah dengan individu apa kelompok?

4. Berapa lama waktu mengerjakan tugas sekolah?

5. Siapa yang membantu mengerjakan tugas?

6. Apa yang dilakukan sekolah kalau tidak mengerjakan tugas?

7. Dimana biasanya mengerjakan tugas?

8. Kenapa suka mengerjakan sendiri atau kelompok atau mencontek?

Alesannya?

9. Bagaimana tadi mengerjakan ulangan semester?

10. Bagaimana jika dihukum guru tidak mengerjakan sekolah?

Page 103: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

90

Lampiran 2

Surat Izin Penelitian

Page 104: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

91

Lampiran 3

Kuesioner Penelitian

Assalamu’alaikum Wr.Wb / Salam Sejahtera saya Mega Famela, Mahasiswa

Program Strata 1 (S1) Fakultas Psikologi UIN Jakarta yang saat ini sedang

melakukan penelitian dalam rangka penyelesaian tugas akhir. Oleh karena itu, Saya

mengharapkan Adik-Adik untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Adik-

Adik dapat mengisi kuesioner ini dengan mengikuti petunjuk pengisian yang telah

diberikan. TIDAK ADA JAWABAN SALAH dalam kuesioner ini. Adapun

informasi yang Adik-Adik berikan dalam penelitian ini akan dijaga

KERAHASIAANNYA dan digunakan hanya untuk kepentingan penelitian. Atas

perhatian Adik-Adik, Saya ucapkan terima kasih.

DATA RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin :

Kelas :

*) silang (x) salah satu pilihan

Tanda Tangan dan Nama jelas

Petunjuk Pengisian Berikut terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami setiap

butir pernyataan. Adik-Adik diminta mengemukakan apakah pernyataan tersebut

sesuai dengan apa yang Adik-Adik pikirkan dengan cara menyilang (X) salah satu

dari empat pilihan yang tersedia, pada bagian kanan dari masing-masing

pernyataan. Jika jawaban Adik-Adik, Adik-Adik Sangat Setuju, silanglah pada

Page 105: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

92

bagian SS Jika jawaban Adik-Adik, Adik-Adik Setuju, silanglah pada bagian S Jika

jawaban Adik-Adik, Adik-Adik Tidak Setuju, silanglah pada bagian TS Jika

jawaban Adik-Adik, Adik-Adik Sangat Tidak Setuju, silanglah pada bagian STS.

Contoh

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Orangtua saya menanyakan kegiatan belajar di

sekolah

X

SKALA 1

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya percaya pada kemampuan saya sendiri,

bahwa saya akan berhasil dalam belajar.

2 Setiap ada PR atau tugas dari bapak/ibu guru

langsung saya kerjakan pada hari itu juga.

3 Saya meminjam buku diperpustakaan untuk

mencari materi yang saya butuhkan.

4 Saya berusaha belajar untuk menguasai materi

yang sedang dipelajari.

5 Saya bertanya ketika ada materi yang belom

saya pahami.

6 Saya suka mengulur waktu belajar yang ada.

7 Ketika dirumah, saya lebih suka bermain dengan

teman-teman.

Page 106: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

93

8 Saya berusaha memanfaatkan waktu belajar saya

sebaik mungkin.

9 Saya selalu membuat jadwal belajar saya

dirumah.

10 Saya belajar dengan teratur, tidak hanya akan

ujian saja.

11 Saya lebih suka mengandalkan teman daripada

harus belajar sendiri.

12 Saya mengerjakan tugas dalam LKS bersama

teman-teman saya.

13 Ketika teman mengajak untuk jalan jalan saya

tetap memilih untuk belajar.

14 Saya mudah terpengaruh oleh ajakan teman

untuk bermain.

15 Saya tidak suka mengerjakan tugas dalam LKS

bersama teman-teman saya.

16 Saya baru akan menyelesaikan tugas jika

dikumpulkan keesokan harinya.

17 Saya malas untuk belajar.

18 Saya lebih suka mencari sumber belajar lewat

internet daripada meminjam buku

diperpustakaan.

19 Saya tidak peduli dengan materi yang tidak saya

pahami.

Page 107: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

94

20 Ketika bapak/ibu guru memberikan kesempatan

untuk bertanya maka kesempatan itu saya

biarkan saja, meskipun ada materi yang belum

saya pahami.

21 Saya suka belajar kelompok dengan teman-

teman.

22 Saya lebih suka belajar sendiri daripada harus

belajar secara berkelompok.

23 Pendapat orang lain dapat mempengaruhi proses

belajar saya.

24 Saya mengulang kembali materi yang telah

disampaikan guru.

25 Saya tidak menghiraukan pendapat orang lain.

26 Sepulang sekolah saya malas untuk mengulang

kembali materi yang telah saya pelajari

disekolah.

SKALA 2

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Saya membaca kembali materi yang sudah

diajarkan sebelum mengerjakan tugas sekolah

2 Saya membuat catatan penting disetiap mata

pelajaran dan mengingat catatan tersebut

Page 108: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

95

3 Ketika materinya sulit, saya menyerah atau

mempelajari bagian-bagian yang mudah saja

4 Saya mudah bosan ketika membaca ulang

materi sekolah

5 Ketika membaca materi sekolah, saya mencoba

menghubungkan materi tersebut dengan apa

yang sudah saya ketahui sebelumnya

6 Saya belajar semampunya saja tanpa

menggunakan strategi strategi khusus dalam

belajar

7 Selama pelajaran berlangsung saya sering

kehilangan materi penting, karena saya sedang

memikirkan hal lain

8 Saya harus ingat diri sendiri bahwa harus belajar

lebih giat

9 Saya yakin diri sendiri bahwa harus belajar

lebih giat

10 Saya tanya diri sendiri untuk memastikan dan

memahami materi yang telah di pelajari

11 Ketika saya berniat mengerjakan tugas sekolah,

saya merasa kesulitan untuk melaksanakan

12 Saya ingat dengan diri sendiri pentingnya

mendapatkan nilai yang baik

Page 109: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

96

13 Saya mencoba berpikir bahwa mengerjakan

tugas sekolah adalah hal yang sangat

menyenangkan

14 Saya sudah belajar lebih baik daripada teman

saya

15 Saya yakin penting untuk mempelajari setiap

materi karena akan bermanfaat dikemudian hari

16 Saya memikirkan cara untuk membagi tugas

sekolah nampak menyenangkan

17 Saya berusaha untuk menghubungkan apa yang

telah dipelajari untuk kepentingan pribadi

18 Apabila saya membutuhkan pertolongan

mengenai bahan-bahan sekolah (buku), saya

akan bertanya kepada teman dan guru

19 Saya mengatur waktu dengan baik saat

mengerjakan tugas sekolah dengan membuat

jadwal

20 Ketika menghadapi mata pelajaran yang sulit,

saya langsung menyerah

21 Saya mencoba menghubungkan mata pelajaran

sekolah yang satu dengan mata pelajaran lain

jika memungkinkan

22 Saya akan membuat grafik/diagram/tabel, untuk

memudahkan dalam memahami materi sekolah

Page 110: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

97

23 Saya memastikan tetap membaca dan

mengerjakan tugas sekolah setiap minggu

24 Saya sulit belajar sesuai jadwal yang telah saya

buat

25 Apabila saya tidak mengerti materi langsung

bertanya kepada guru

26 Ketika saya kesulitan dalam mengerjakan tugas

sekolah, saya tidak sungkan bertanya kepada

siapapun

SKALA 3

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Sekolah saya bersih dan terawat

2 Saya tidak suka dengan sekolah saya karena

terlihat kumuh

3 Sekolah saya memiliki fasilitas yang memadai

seperti ruang kesehatan/UKS, ruang komputer,

dan lain sebagainya

4 Ketika toilet sekolah rusak, pihak sekolah lama

untuk memperbaikinya

5 Guru menasihati saya ketika berbuat salah

6 Guru membiarkan saya ketika saya dikasari

teman

7 Saya pernah melihat guru bertindak kasar

kepada murid

Page 111: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

98

8 Suasana kelas selalu rebut ketika guru keluar

sebentar

9 Menurut saya, guru adalah contoh teladan yang

harus saya ikuti

10 Didalam atau diluar sekolah saya

mempraktekan 3S (senyum, sapa, salam)

11 Guru memberikan senyuman ketika saya

menyapa

12 Saya mengalihkan pandangan dengan guru saat

berpapasan di koridor sekolah

13 Disekolah saya hukuman diberikan kepada

murid yang melanggar peraturan sekolah

14 Saya sering tidak mematuhi peraturan sekolah

15 Saya sering kesal dengan pihak sekolah karena

aturan yang dibuat tidak berlaku untuk guru

16 Ketika pelajaran dimulai, guru selalu datang

tepat waktu

SKALA 4

NO PERNYATAN SS S TS SS

1 Guru siap membantu saya saat saya

membutuhkan bantuan

2 Saya bisa mengungkapkan perasaan yang saya

rasakan kepada guru di sekolah

Page 112: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

99

3 Keluarga memberikan dukungan dan bantuan

kepada saya

4 Keluarga selalu menghibur saat saya merasa

sedih

5 Saya merasa nyaman ketika guru di sekolah

berada di dekat saya

6 Saya mendapatkan bantuan dari teman-teman di

sekitar saya

7 Teman-teman membantu saya saat menghadapi

kesulitan

8 Saya membicarakan masalah di sekolah kepada

keluarga

9 Saya memiliki teman-teman yang mau

mendengarkan perasaan saya

10 Guru di sekolah peduli dengan apa yang saya

rasakan

11 Keluarga saya bersedia membantu saya untuk

memecahkan masalah

12 Saya bisa membicarakan masalah saya dengan

teman-teman saya

TERIMAKASIH

Page 113: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

100

Lampiran 4

Syntax dan Path Diagram

1. Syntax dan Path Diagram Kemandirian Belajar

UJI VALIDITAS KONSTRUK KEMANDIRIAN BELAJAR

DA NI=26 NO=250 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19

X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26

PM SY FI=KEMANDIRIAN.COR

MO NX=26 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

KEMANDIRIAN

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1

LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 LX 17 1 LX 18 1 LX 19 1 LX

20 1 LX 21 1 LX 22 1 LX 23 1 LX 24 1 LX 25 1 LX 26 1

FR TD 13 2 TD 10 8 TD 8 4 TD 24 10 TD 15 12 TD 11 3 TD 5 1 TD 12 1 TD 15

10 TD 19 17 TD 5 3 TD 21 4 TD 15 4 TD 23 3 TD 26 3 TD 19 1 TD 26 10 TD 21

8 TD 10 9 TD 14 1 TD 17 15 TD 3 2 TD 23 12 TD 9 8 TD 24 21 TD 25 14 TD 22

2 TD 15 8 TD 16 1 TD 16 12 TD 24 19 TD 24 11 TD 26 11 TD 26 20 TD 8 2 TD

26 25 TD 25 17 TD 25 12 TD 25 23 TD 9 4 TD 21 9 TD 25 8 TD 25 21 TD 24 18

TD 18 13 TD 18 16 TD 20 7 TD 21 2 TD 13 11 TD 11 2 TD 11 7 TD 7 1 TD 4 3

TD 8 3 TD 18 7 TD 22 7 TD 18 5 TD 12 4 TD 24 9 TD 11 1 TD 11 5 TD 26 4 TD

13 4 TD 17 16 TD 16 9 TD 13 7 TD 21 16 TD 21 14 TD 26 14 TD 19 13 TD 18 12

Page 114: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

101

TD 12 11 TD 20 12 TD 6 3 TD 18 6 TD 19 15 TD 19 11 TD 24 20 TD 20 8 TD 18

9 TD 26 9 TD 19 8 TD 17 6 TD 20 15 TD 16 11 TD 26 15 TD 19 4 TD 17 10 TD

23 22 TD 22 5 TD 22 4 TD 22 18 TD 21 15 TD 21 12 TD 21 17 TD 23 21

PD

OU SS TV MI AD=OFF

2. Syntax dan Path Diagram Regulasi Diri

UJI VALIDITAS KONSTRUK REGULASI DIRI

DA NI=26 NO=250 MA=PM

Page 115: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

102

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18

X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26

PM SY FI=REGDIR.COR

MO NX=26 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

REGULASI DIRI

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10

1 LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 LX 17 1 LX 18 1 LX 19

1 LX 20 1 LX 21 1 LX 22 1 LX 23 1 LX 24 1 LX 25 1 LX 26 1

FR TD 11 10 TD 7 4 TD 12 1 TD 22 19 TD 20 3 TD 23 21 TD 16 8 TD 8 6 TD

10 8 TD 11 4 TD 7 6 TD 25 12 TD 11 2 TD 24 17 TD 14 4 TD 20 7 TD 20 4

TD 4 3 TD 16 4 TD 20 11 TD 24 19 TD 7 3 TD 6 1 TD 23 6 TD 26 17 TD 18

13 TD 21 13 TD 9 8 TD 21 10 TD 18 2 TD 14 1 TD 25 16 TD 26 25 TD 15 14

TD 6 3 TD 19 3 TD 9 3 TD 20 8 TD 22 12 TD 20 15 TD 25 10 TD 10 4 TD 8

1 TD 15 6 TD 7 5 TD 26 24 TD 12 5 TD 24 5 TD 23 17 TD 25 2 TD 13 1 TD

21 17 TD 24 21 TD 24 23 TD 17 1 TD 25 1 TD 25 3 TD 23 11 TD 23 12 TD

23 20 TD 23 1 TD 12 2 TD 20 2 TD 2 1 TD 17 15 TD 16 3 TD 23 3 TD 8 2 TD

23 8 TD 8 5 TD 26 14 TD 26 20 TD 24 20 TD 26 15 TD 15 8 TD 14 8 TD 12

8 TD 19 12 TD 13 3 TD 16 13 TD 6 4 TD 14 6 TD 19 16 TD 20 16 TD 16 15

TD 26 16 TD 24 16 TD 16 2 TD 10 7 TD 15 11 TD 18 11 TD 10 9 TD 10 1 TD

21 3 TD 24 3 TD 24 4 TD 24 7

PD

OU SS TV MI

Page 116: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

103

3. Syntax dan Path Diagram School Safety

UJI VALIDITAS KONSTRUK SCHOOL SAFETY

DA NI=8 NO=250 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

PM SY FI=SCHOOLSAFETY.COR

MO NX=8 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

SCHOOL SAFETY

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1

Page 117: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

104

FR TD 7 6 TD 4 2 TD 7 3 TD 6 5 TD 8 3 TD 3 2

PD

OU SS TV MI

4. Syntax dan Path Diagram School Connectedness

UJI VALIDITAS KONSTRUK SCHOOL CONNECTEDNESS

DA NI=4 NO=250 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=SC.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

Page 118: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

105

SCHOOL CONNECTEDNESS

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1

FR TD 2 1 TD 3 1

PD

OU SS TV MI

5. Syntax dan Path Diagram Social Relationship

UJI VALIDITAS KONSTRUK SOCIAL RELATIONSHIP

DA NI=4 NO=250 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=SR.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

Page 119: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

106

SOCIAL RELATIONSHIP

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1

FR TD 4 3

PD

OU SS TV MI AD=OFF ME=UL

6. Syntax dan Path Diagram Family

UJI VALIDITAS KONSTRUK FAMILY

DA NI=4 NO=250 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=FAMILY.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

Page 120: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

107

FAMILY

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1

FR TD 4 3 TD 4 1

PD

OU SS TV MI

7. Syntax dan Path Diagram Friend

UJI VALIDITAS KONSTRUK FRIEND

DA NI=4 NO=250 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=FRIEND.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

Page 121: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

108

FRIEND

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1

FR TD 4 3 td 4 1

PD

OU SS TV MI

8. Syntax dan Path Diagram Significant Other

UJI VALIDITAS KONSTRUK SIGNIFICANT OTHER

DA NI=4 NO=250 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=SIGNIFICANTOTHER.COR

Page 122: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

109

MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY

LK

SIGNIFICANT OTHER

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1

FR TD 3 2

PD

OU SS TV MI

Page 123: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

110

Lampiran 5

Output Analisis Regresi

1. Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .550a .303 .273 7.99048

b. Predictors: (Constant), SIGNFICANTOTHER, SCHOOLSAFETY, FRIEND, FAMILY,

SCHOOLCONNECTEDNESS, REGULASIDIRI

SOCIALRELATIONSHIP

2. ANOVA

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 4624.278 7 660.611 10.347 .000b

Residual 10662.56

7 167 63.848

Total 15286.84

5 174

a. Dependent Variable: KEMANDIRIANBELAJAR

b. Predictors: (Constant), SIGNIFICANTOTHER, FAMILY, FRIEND,

SCHOOLSAFETY, SOCIALRELATIONSHIP, REGULASIDIRI,

SCHOOLCONNECTEDNESS

Page 124: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

111

3. Koefisien Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.727 8.476 .558 .578

REGULASIDIRI .528 .078 .511 6.753 .000

SCHOOLSAFETY .081 .061 .089 1.338 .183

SCHOOLCONNEC

TEDNESS .145 .095 .119 1.537 .126

SOCIALRELATIO

NSHIP .068 .090 .055 .757 .450

FAMILY -.130 .095 -.111 -1.362 .175

FRIEND .160 .070 .150 2.294 .023

SIGNIFICANTOTH

ER .068 .080 .056 .854 .394

a. Dependent Variable: KEMANDIRIANBELAJAR

Page 125: PENGARUH REGULASI DIRI, IKLIM SEKOLAH, DAN DUKUNGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP YPUI JAKARTA SELATAN” Proposal

112

4. Model Summary Proporsi Varian Independent Variable

Model

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .252a 58.331 1 173 .000

2 .010b 2.368 1 172 .126

3 .008c 1.778 1 171 .184

4 .001d .171 1 170 .680

5 .008e 1.959 1 169 .163

6 .020f 4.905 1 168 .028

7 .003g .730 1 167 .394

a. Predictors: (Constant), REGULASIDIRI

b. Predictors: (Constant), REGULASIDIRI, SCHOOLSAFETY

c. Predictors: (Constant), REGULASIDIRI, SCHOOLSAFETY, SCHOOLCONNECTEDNESS

d. Predictors: (Constant), REGULASIDIRI, SCHOOLSAFETY, SCHOOLCONNECTEDNESS,

SOCIALRELATIONSHIP

e. Predictors: (Constant), REGULASIDIRI, SCHOOLSAFETY, SCHOOLCONNECTEDNESS,

SOCIALRELATIONSHIP, FAMILY

f. Predictors: (Constant), REGULASIDIRI, SCHOOLSAFETY, SCHOOLCONNECTEDNESS,

SOCIALRELATIONSHIP, FAMILY, FRIEND

g. Predictors: (Constant), REGULASIDIRI, SCHOOLSAFETY, SCHOOLCONNECTEDNESS,

SOCIALRELATIONSHIP, FAMILY, FRIEND, SIGNIFICANTOTHER