PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

130
PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP PERTUMBUHAN LABA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Guna Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Achmad Angri Ramadhan 1113085000042 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Transcript of PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

Page 1: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP

PERTUMBUHAN LABA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Guna Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

Achmad Angri Ramadhan

1113085000042

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

ii

Page 3: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

iii

Page 4: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

iv

Page 5: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

v

Page 6: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Achmad Angri Ramadhan

2. Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 3 Maret 1994

3. Alamat : Jalan Meruya Utara RT 002 / 010

Kembangan Jakarta Barat, 11620

4. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK AL IHSAN Jakarta Tahun 1999-2000

2. SDI AL IHSAN Jakarta Tahun 2000-2006

3. SMPN 134 Jakarta Tahun 2006-2009

4. SMAN 112 Jakarta Tahun 2009-2012

5. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2017

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Anggota Karya Ilmiah Remaja SMAN 112 Jakarta (2010-2012)

2. Anggota Karang Taruna Meruya Utara (2012-2013)

3. Sekretaris Majelis Taklim Mambaul Uluum Jakarta (2014-2015)

4. Sekretaris LT-KPSKN PIN RI Jakarta (2014-2015)

Page 7: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

vii

ABSTRACT

The main purpose of this research is to analyze the influence of bank’s

performance ratio that consist of Non Performing Finance (NPF), Finance to

Deposit Ratio (FDR), Return On Asset (ROA), Net Imbalan (NI), and Operating

Expense to Operating Income (BOPO) to Profit Growth (PL). Samples in this

research are 10 sharia banks in Indonesia from 2013-2015. This research used

panel data regression analysis with Eviews version 9.The result shows that

independent variable (NPF, FDR, ROA, NI, and BOPO) simultaneously have

significant effect towards Profit Growth (PL) with a significance level 5%. And in

partially, the obtained result shows that ROA and NI have significant effect on

Profit Growth (PL), meanwhile NPF, FDR and BOPO had no significant effect on

Profit Growth with a significance level of 5%.

Keywords: Bank’s Performance, Profit Growth

Page 8: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh rasio tingkat

kesehatan bank yang diproyeksikan oleh Non Performing Finance (NPF), Finance

to Deposit Ratio (FDR), Return On Asset (ROA), Net Imbalan (NI), dan Beban

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Pertumbuhan

Laba (PL). Sampel dalam penelitian ini adalah 10 bank umum syariah di Indonesia

tahun 2013-2015. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi data panel dengan menggunakan bantuan program Eviews versi 9.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel

independen (NPF, FDR, ROA, NI, dan BOPO) dalam penelitian ini memiliki

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba (PL) dengan tingkat signifikansi

5%. Secara parsial diperoleh hasil bahwa hanya variabel ROA dan NI memiliki

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba (PL), sedangkan NPF, FDR dan

BOPO memliki pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba (PL) dengan

tingkat signifikansi 5%.

Kata Kunci: Tingkat Kesehatan Bank , Pertumbuhan Laba

Page 9: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhi Robbil ‘Alamin, segala puji dan syukur Kehadirat Allah

swt. yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita semua.

Alhamdulillah atas kerja keras penulis yang disertai ridho-Nya, penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH RASIO TINGKAT

KESEHATAN BANK TERHADAP PERTUMBUHAN LABA BANK UMUM

SYARIAH DI INDONESIA”. Selawat dan salam semoga selalu tercurah kepada

Baginda Nabi Besar Muhammad saw. beserta para keluarga, sahabat, dan para

pengikutnya yang Insya Allah akan memberikan syafaat di hari akhir nanti.

Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari

berbagai kendala yang harus dihadapi dan menyadari sepenuhnya bahwa

keberhasilan yang diperoleh bukan semata-mata hasil usaha penulis sendiri,

melainkan berkat bantuan, dorongan, bimbingan, dan arahan yang tidak ternilai

harganya dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang

tak terhingga kepada:

1. Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si.,

Ca., QIA., BKP sekalu Wakil Dekan I Bid. Akademik, Dr. Ade Sofyan

Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Dr.

Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

sebagai syarat meraih gelar sarjana ekonomi.

2. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah dan

Fitri Damayanti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu pemenuhan berkas-berkas administrasi penulis.

3. Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah membimbing penulis selama masa studi.

4. Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB selaku Dosen Pembimbing I dan Ay

Maryani, SE., M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan

waktu, ilmu, dan tidak henti-hentinya memberikan arahan, masukan, nasihat,

Page 10: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

x

dan motivasi yang sangat berharga kepada penulis selama penulisan hingga

penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis

selama menempuh masa studi.

6. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Muhammad Buang dan Ibunda Saindah

yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil, kasih sayang dan

doa terbaik untuk anak-anaknya, dan selalu memberikan nasihat agar selalu

sabar dalam menghadapi setiap permasalahan dalam hidup.

7. Kedua adik saya, Achmad Nur Arie DYP dan Bilqis Faiha Rifdha yang selalu

menemani dan mewarnai kehidupan saya, walaupun tidak jarang terjadi selisih

paham dalam menilai sesuatu.

8. Rouli Meparia Utami, seorang yang tiada henti memberikan semangat untuk

menyelesaikan skripsi ini. Seorang yang telah banyak mengukir cerita bersama

penulis serta belajar menyikapi kehidupan dengan bijaksana.

9. Seluruh teman-teman Kosjod Institute (Eka, Dahsya, Wachyu, Jodie, Erlangga,

Hisby, Jana, Ridho, Alif, Fajar B, Fariz, Fajar K) yang telah menemani, sebagai

tempat sharing, dan menjadi keluarga baru bagi penulis. Kalian luar biasa.

10. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2013 yang selalu kompak,

memberikan semangat, doa, dan cerita penuh warna selama masa kuliah.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis selama masa studi hingga menyelesaikan skripsi.

Semoga Allah swt senantiasa memberikan balasan pahala yang berlipat

ganda kepada semua pihak atas bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada

penulis dalam penulisan dan penyusunan skipsi ini. Akhir kata, penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jakarta, April 2017

Achmad Angri Ramadhan

Page 11: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................ v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi

ABSTRACT ...................................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 10

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 11

Page 12: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ..................................................................................... 12

1. Kinerja Keuangan ............................................................................ 12

2. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ................................................... 13

3. Peraturan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ................................... 14

4. Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ........................................ 18

5. Pertumbuhan Laba ........................................................................... 25

B. Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen ................. 26

1. Hubungan NPF terhadap Pertumbuhan Laba .................................... 26

2. Hubungan FDR terhadap Pertumbuhan Laba.................................... 27

3. Hubungan ROA terhadap Pertumbuhan Laba ................................... 28

4. Hubungan NI terhadap Pertumbuhan Laba ....................................... 29

5. Hubungan BOPO terhadap Pertumbuhan Laba ................................. 29

C. Penelitian Terdahulu............................................................................. 31

D. Kerangka Berpikir ................................................................................ 34

E. Hipotesis .............................................................................................. 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 37

B. Metode Penentuan Sampel ................................................................... 37

C. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 39

D. Metode Analisis Data ........................................................................... 40

1. Analisis Statistik Deskriptif .............................................................. 40

Page 13: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

xiii

2. Uji Stasioneritas ............................................................................... 41

3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 42

a. Uji Normalitas........................................................................... 42

b. Uji Multikolinearitas ................................................................. 42

c. Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 43

d. Uji Autokorelasi ........................................................................ 43

4. Model Regresi Data Panel ................................................................ 44

a. Common Effect Model ............................................................... 44

b. Fixed Effect Model .................................................................... 45

c. Random Effect Model ................................................................ 46

5. Pengujian Model .............................................................................. 47

a. Uji Chow ................................................................................... 47

b. Uji Hausman ............................................................................. 47

6. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 48

a. Uji t (parsial) ............................................................................. 48

b. Uji F (simultan) ......................................................................... 49

c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ......................................... 50

7. Persamaan Model Regresi Data Panel .............................................. 51

E. Operasional Variabel Penelitian............................................................ 51

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................... 56

1. Deskripsi Objek Penelitian ............................................................. 56

2. Profil Perusahaan ............................................................................ 57

Page 14: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

xiv

B. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................. 62

C. Uji Stasioneritas ................................................................................... 75

D. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 76

1. Uji Normalitas ................................................................................ 76

2. Uji Multikolinearitas....................................................................... 77

3. Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 78

4. Uji Autokorelasi ............................................................................. 79

E. Pengujian Model Regresi Data Panel .................................................... 79

1. Common Effect Model .................................................................... 80

2. Fixed Effect Model ......................................................................... 81

3. Uji Chow ........................................................................................ 82

4. Random Effect Model ..................................................................... 82

5. Uji Hausman .................................................................................. 84

F. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel ...................... 84

1. Pengaruh Variabel NPF, FDR, ROA, NI, dan BOPO terhadap

Pertumbuhan Laba secara Parsial (Uji t) ......................................... 84

2. Pengaruh Variabel NPF. FDR, ROA, NI, dan BOPO terhadap

Pertumbuhan Laba secara Simultan (Uji F) ..................................... 86

3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .............................................. 88

G. Persamaan Model Regresi Data Panel ................................................... 89

H. Persamaan Model Regresi Tiap Bank ................................................... 91

I. Interpretasi Hasil Penelitian .................................................................. 94

1. Pengaruh NPF terhadap Pertumbuhan Laba .................................... 94

Page 15: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

xv

2. Pengaruh FDR terhadap Pertumbuhan Laba .................................... 95

3. Pengaruh ROA terhadap Pertumbuhan Laba ................................... 96

4. Pengaruh NI terhadap Pertumbuhan Laba ....................................... 98

5. Pengaruh BOPO terhadap Pertumbuhan Laba ................................. 99

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 101

B. Keterbatasan ....................................................................................... 102

C. Saran .................................................................................................. 102

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 103

LAMPIRAN ................................................................................................. 106

Page 16: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

xvi

DAFTAR TABEL

1.1 Rasio NPF, FDR, ROA, NI, dan BOPO Bank Syariah ............................ 6

1.2 Laba Bank Syariah Bulan Juni dan Desember Tahun 2013-2015 ............ 8

2.1 Penelitian Terdahulu............................................................................. 31

3.1 Proses Pengambilan Sampel ................................................................. 38

3.2 Sampel Penelitian ................................................................................. 39

4.1 Deskripsi Rata-rata Pertumbuhan Laba Bank Umum Syariah ............... 62

4.2 Deskripsi Rata-rata NPF Bank Umum Syariah ..................................... 65

4.3 Deskripsi Rata-rata FDR Bank Umum Syariah ..................................... 67

4.4 Deskripsi Rata-rata ROA Bank Umum Syariah .................................... 69

4.5 Deskripsi Rata-rata NI Bank Umum Syariah ........................................ 71

4.6 Deskripsi Rata-rata BOPO Bank Umum Syariah .................................. 73

4.7 Hasil Uji Augmented Dickey Fuller (ADF) ........................................... 75

4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................... 77

4.9 Hasil Uji White ..................................................................................... 78

4.10 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 79

4.11 Hasil Regresi Data Panel Model Common Effect .................................. 80

4.12 Hasil Regresi Data Panel Model Fixed Effect ....................................... 81

Page 17: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

xvii

4.13 Hasil Uji Chow ..................................................................................... 82

4.14 Hasil Regresi Data Panel Model Random Effect ................................... 83

4.15 Hasil Uji Hausman ............................................................................... 84

4.16 Uji t ...................................................................................................... 85

4.17 Uji F ..................................................................................................... 87

4.18 Koefisien Determinasi (Adjusted R2) .................................................... 88

4.19 Model Rregresi Fixed Effect ................................................................. 89

4.20 Model Regresi Tiap Bank ..................................................................... 91

Page 18: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

xviii

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Berpikir ................................................................................ 34

4.1 Grafik Hasil Uji Normalitas .................................................................. 76

4.2 Grafik Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi................................. 77

4.3 Grafik Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 78

Page 19: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

xix

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data Rasio Keuangan Bank Umum Syariah Triwulan I s.d. IV Tahun 2013-

2015 ..................................................................................................... 106

Page 20: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perekonomian Indonesia tidak luput dari imbas dinamika pasar

keuangan global. Salah satu imbas dari dinamika ini adalah krisis ekonomi

yang terjadi pada tahun 2008 yang berakibat pada sektor perbankan di

Indonesia, terutama untuk bank konvensional. Hal ini dikarenakan bank

konvensional memiliki tingkat integritas yang tinggi dengan sistem keuangan

global. Dapat dilihat pada Oktober 2008 Bank Mandiri Tbk, Bank Negara

Indonesia Tbk, dan Bank Rakyat Indonesia Tbk, meminta bantuan likuiditas

dari Bank Indonesia (Ihsan dan Kartika, 2015).

Berbeda dengan bank konvensional, perbankan syariah tidak terlalu

mengalami dampak negatif dari krisis ekonomi global yang terjadi. Meski pada

masa krisis keuangan tersebut perbankan syariah dapat bertahan dan dapat

mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam kegiatan usahanya, namun

bank syariah sebagai lembaga keuangan yang berorientasi terhadap

keuntungan tentu akan tetap menghadapi berbagai risiko yang tidak menutup

kemungkinan mengancam eksistensinya (Ihsan dan Kartika, 2015).

Perbankan sebagai lembaga intermediasi harus lebih berhati-hati

khususnya berkenaan dengan pelaksanaannya, yaitu penyaluran dana dalam

bentuk kredit/pembiayaan. Salah satu tujuan lembaga keuangan adalah

mendukung fundamental ekonomi dari ancaman krisis serta menjaga

kestabilannya. Krisis keuangan tahun 2008 salah satunya dipicu oleh krisis

Page 21: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

2

kredit perumahan produk sekuritas (subprime mortage) dan bangkrutnya

beberapa perusahaan besar di Amerika Serikat yang ikut mempengaruhi

perekonomian di Indonesia, salah satunya adalah sektor perbankan

(Rahmaniah dan Wibowo, 2015).

Sejak dikeluarkan undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang

perbankan syariah diberlakukan di Indonesia, banyak investor mulai memilih

untuk berinvestasi di bidang perbankan syariah. Berdasarkan data statistik

perbankan syariah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa

industri perbankan syariah di Indonesia mengalami perkembangan positif

terutama Bank Umum Syariah (BUS) (Rahmaniah dan Wibowo, 2015).

Sejak kehadiran bank syariah hingga saat ini, belum ada satu pun bank

syariah yang telah dinyatakan bangkrut. Bukan berarti perbankan syariah tidak

dapat mengalami kebangkrutan karena bank syariah tetaplah sebuah

perusahaan dan perusahaan manapun bisa mengalami kebangkrutan (Endri,

2009). Untuk mengetahui kondisi suatu bank dan potensi terjadinya

kebangkrutan maka perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja dan kesehatan

bank tersebut.

Kinerja keuangan bank adalah gambaran kondisi keuangan bank pada

saat periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun

pengeluaran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal,

likuiditas dan profitabilitas bank (Abdullah dalam Setiyono, 2013).

Kinerja keuangan melihat pada laporan keuangan yang dimiliki oleh

perusahaan atau badan usaha yang bersangkutan dan itu tercermin dari

Page 22: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

3

informasi yang diperoleh pada balance sheet (neraca), income statement

(laporan laba rugi), dan cash flow statement (laporan arus kas) serta hal-hal lain

yang turut mendukung sebagai penguatan penialain financial performance

tersebut (Fahmi dalam Rumondor, 2013).

Dalam menilai kinerja perusahaan, analisis laporan keuangan dapat

membantu para pelaku bisnis baik pemerintah maupun swasta serta para

pemakai laporan keuangan lainnya untuk menilai kondisi keuangan lainnya

(Merentek, 2013). Salah satu tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk

memberikan informasi bagi para pengguna laporan keuangan untuk

pengambilan keputusan (Sabir dkk, 2012).

Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat

dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap

para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

oleh suatu bank (Syukur, 2015). Selain melakukan penilaian terhadap kinerja

keuangan, bank perlu memperhatikan dan menjaga tingkat kepercayaan

masyarakat.

Pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank, karena

kegiatan utama bank adalah penghimpunan dana dari masyarakat kemudian

menyalurkan dengan tujuan memperoleh pendapatan. Oleh karenanya, bank

Indonesia menerapkan aturan tentang kesehatan bank. Kesehatan bank dapat

diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan

operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua

kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan Peraturan

Page 23: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

4

Bank Indonesia. Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan

diharapkan selalu dalam kondisi sehat sehingga tidak akan merugikan

masyarakat yang berhubungan dengan perbankan (Margaretha dan Zai, 2013).

Otoritas Jasa Keuangan telah mengeluarkan peraturan terkait dengan

penilaian kesehatan bank syariah yang dimuat dalam POJK No.

8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah

dan Unit Usaha Syariah. Peraturan tersebut merupakan penyempurnaan dari

peraturan sebelumnya mengenai penilaian tingkat kesehatan bank yang dibuat

oleh Bank Indonesia. Perubahan Peraturan Bank Indonesia (PBI) menjadi

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) ini disebabkan karena adanya

pembagian tugas oleh kedua lembaga tersebut. Bank Indonesia bertugas

mengawasi aspek makroprudential, sedangkan Otoritas Jasa Keuangan

bertugas mengawasi aspek mikroprudential.

Berdasarkan POJK No.8/POJK.03/2014 dalam rangka meningkatkan

efektivitas penilaian tingkat kesehatan bank untuk menghadapi perubahan

kompleksitas usaha, maka diperlukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan

pendekatan berdasarkan risiko (Risk Based Bank Rating). Penilaian tingkat

kesehatan yang dimaksud peraturan tersebut adalah penilaian dengan

menggunakan metode RGEC. Komponen RGEC yaitu Risk Profile (Profil

Risiko), Good Corporate Governance (GCG), Earning (Rentabilitas), dan

Capital (Permodalan). Penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode RGEC

ini dinilai lebih komprehensif karena selain menilai kinerja keuangan, metode

ini juga memperhatikan kualitas manajemen.

Page 24: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

5

Berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.

10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah

dan Unit Usaha Syariah dalam melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan

bank, manajemen bank perlu memperhatikan prinsip-prinsip umum berikut ini:

1. Berorientasi Risiko

Penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada risiko-risiko bank dan

dampak yang ditimbulkan pada kinerja bank secara keseluruhan.

2. Proporsionalitas

Penggunaan parameter/indikator dalam tiap faktor penilaian tingkat

kesehatan bank dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan

kompleksitas usaha bank.

3. Materialitas dan Signifikansi

Bank perlu memperhatikan materialitas dan signifikansi faktor

penilaian tingkat kesehatan bank yaitu Profil Risiko, Good Corporate

Governance, Rentabilitas, dan Permodalan serta signifikansi

parameter/indikator penilaian pada masing-masing faktor dalam

menyimpulkan hasil penilaian dan menetapkan peringkat faktor. Penentuan

materialitas dan signifikansi tersebut didasarkan pada analisis yang

didukung oleh data dan informasi yang memadai mengenai risiko dan

kinerja keuangan bank.

4. Komprehensif dan Terstruktur

Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis serta

difokuskan pada permasalahan utama bank. Analisis dilakukan secara

Page 25: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

6

terintegrasi dengan mempertimbangkan keterkaitan antar risiko dan antar

faktor penilaian tingkat kesehatan bank serta perusahaan anak yang wajib

dikonsolidasikan. Analisis harus didukung oleh fakta-fakta pokok dan rasio-

rasio yang relevan untuk menunjukkan tingkat, trend, dan tingkat

permasalahan yang dihadapi oleh bank.

Semakin kompleksnya persaingan pada sektor perbankan, kinerja dan

kesehatan sektor perbankan dinilai sangat perlu diketahui oleh semua pihak

yang berhubungan dengan perbankan. Kinerja suatu bank akan mencerminkan

tingkat kesehatan dan tingkat kepercayaan masyarakat akan bank tersebut.

Berikut data rasio kinerja keuangan bank syariah dari tahun 2013-2015.

Tabel. 1.1

Rasio NPF, FDR, ROA, NI, dan BOPO Bank Syariah

Tahun Bulan NPF

(%)

FDR

(%)

ROA

(%)

NI

(%)

BOPO

(%)

2013 Juni 2.64 104.43 2.10 0.06 76.18 Desember 2.62 100.32 2.00 0.11 78.21

2014 Juni 3.48 95.50 1.09 0.09 71.76 Desember 4.33 91.50 0.80 0.05 79.27

2015 Juni 4.73 96.52 0.89 0.05 96.98 Desember 4.84 88.03 0.49 0.10 97.01

Sumber: Laporan BI dan OJK (data diolah)

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa trend kinerja keuangan bank

syariah mengalami penurunan. Hal ini ditandai dengan peningkatan rasio NPF

pada Juni 2014 menuju Desember 2014 dari 3.48 % naik menjadi 4.33% dan

terus mengalami kenaikan pada Juni 2015 menjadi 4.73% serta pada Desember

2015 sebesar 4.84%. Bukan hanya rasio NPF yang mengalami penurunan

kinerja, akan tetapi hal ini juga diikuti dengan penurunan rasio FDR sejak tahun

2013-2015. Pada Juni 2013 menuju Desember 2014 rasio FDR bank syariah

Page 26: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

7

mengalami penurunan dari 104.43% menjadi 100.32%, sedangkan pada Juni

2014 menuji Desember 2014 kembali mengalami penurunan dari 95.50%

menjadi 91.50%. Kemudian pada Juni 2015 menjuju Desember 2015 kembali

mengalami penurunan dari 96.52% menjadi 88.03%. Rasio FDR menunjukkan

kemampuan bank dalam mengelola asset produktifnya, semakin kecil rasio

FDR maka dapat dikatakan bank lebih memilih untuk menjaga likuiditasnya.

Penurunan kinerja juga dapat dilihat dari menurunnya nilai rasio ROA

pada Juni 2013 sebesar 2.10% menjadi 2% pada Desember 2013, kemudian

kembali mengalami penurunan pada Juni 2014 sebesar 1.09% dan pada

Desember 2014 sebesar 0.8%, pada 2015 ROA bank syariah kembali

mengalami penurunan pada Juni 2015 sebesar 0.89% dan Desember 2015

sebesar 0.49%. Perlambatan ekonomi dan iklim bisnis yang dinilai semakin

tidak kondusif memberikan dampak pada lonjakan pembiayaan bermasalah

bank syariah sehingga memberikan dampak pada penurunan kemampuan bayar

nasabah pembiayaan kepada bank yang berakibat pada meningkatnya rasio

NPF dan menurunnya nilai ROA sehingga bank perlu melakukan penurunan

pembiayaan untuk menjaga likuiditasnya.

Rasio NI dari tahun 2013-2015 cenderung mengalami naik turun, dapat

dilihat pada Juni 2013 nilai NI sebesar 0.06% naik menjadi 0.11% pada

Desember 2013, kemudian pada Juni 2014 menurun dari 0.09% menjadi 0.05%

pada Desember 2014. Sedangkan pada Juni 2015 mengalami kenaikan dari

0.05% menjadi 0.10% pada Desember 2015. Rasio NI yang relatif kecil

menunjukkan bahwa bank syariah lebih efisien dalam mengelola aktiva

Page 27: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

8

produktifnya. Rasio BOPO terus mengalami peningkatan dari tahun 2013-

2015, lonjakan tertinggi dapat dilihat pada Desember 2014 sebesar 79.27% dan

mengalami peningkatan pada Juni 2015 menjadi 96.98%. Semakin tinggi rasio

BOPO maka dapat diartikan bahwa bank tidak efisien karena terlalu banyak

beban operasional yang ditanggungnya.

Kondisi ekonomi Indonesia yang kurang baik akan sangat berdampak

terhadap kinerja keuangan bank syariah. Oleh karena itu, bank syariah perlu

memperhatikan banyak aspek untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Untuk

itu, penelitian ini ingin mengungkapkan faktor penyebab perlambatan

pertumbuhan bank syariah dengan menganalisis pengaruh rasio NPF, FDR,

ROA, NI, dan BOPO terhadap pertumbuhan laba bank syariah. Berikut adalah

tabel pertumbuhan laba bank syariah dari tahun 2013-2015.

Tabel. 1.2

Laba Bank Syariah Bulan Juni dan Desember Tahun 2013-2015

Tahun Bulan Laba

(miliar rupiah)

Pertumbuhan Laba

(%)

2013 Juni 1.922 -24.36 %

Desember 3.278 70.55%

2014 Juni 1.306 -60.15%

Desember 1.786 36.75%

2015 Juni 1.070 -40.08%

Desember 1.786 66.91%

Sumber: Laporan BI dan OJK (data diolah)

Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat bahwa laba yang diperoleh oleh

bank syariah mengalami fluktuasi sejak Juni 2013 hingga Desember 2015.

Pada Desember 2013, bank syariah mengalami peningkatan laba secara drastis

sekitar 70.55% dari Juni 2013. Akan tetapi bank syariah mengalami penurunan

laba yang sangat drastis pula pada Juni 2014, yang tadinya mengalami

Page 28: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

9

peningkatan 70.55% pada Desember 2013 kemudian mengalami penurunan

menjadi 60.15% pada Juni 2014. Pada Desember 2014 bank syariah sempat

mengalami kenaikan laba 36.75%, kemudian mengalami penurunan kembali

menjadi 40.08% pada Juni 2015. Berdasarkan data tersebut dapat kita

simpulkan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan maupun

penurunan laba yang diperolah oleh bank syariah.

Berdasarkan penelitian oleh Aini (2013) mengemukakan bahwa rasio

NPF/NPL memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan

hasil penelitian Emilda (2016) menyatakan bahwa rasio NPF/NPL memiliki

pengaruh tidak signifikan terhadap perubahan laba. Penelitian yang dilakukan

oleh Lubis (2013) menemukan bahwa rasio FDR/LDR memiliki pengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan penelitian oleh Setiawan dan

Hanryono (2016) menyimpulkan bahwa rasio FDR/LDR memiliki pengaruh

tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Penelitian oleh Fathoni, dkk

(2012) mengatakan bahwa rasio ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba. Sedangkan Syahputra, dkk (2014) menemukan bahwa rasio

ROA memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Penelitian oleh Syahputra, dkk (2014) menemukan bahwa NI/NIM memiliki

pengaruh negatif tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan

temuan oleh Hidayatullah (2012) bahwa NI/NIM memiliki pengaruh positif

tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Penelitian oleh Emilda (2016)

menunjukkan bahwa BOPO memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

Page 29: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

10

perubahan laba sedangkan penelitian oleh Hidayatullah (2012) menyimpulkan

bahwa BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Berawal dari latar belakang yang dikemukakan serta temuan-temuan

akan research gap atas penelitian terdahulu, maka peneliti ingin melakukan

riset lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laba (proftitability)

bank syariah dengan mengambil judul “PENGARUH RASIO TINGKAT

KESEHATAN BANK TERHADAP PERTUMBUHAN LABA BANK

UMUM SYARIAH DI INDONESIA”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh Risk Profile (NPF, FDR), Earnings (ROA, NI,

dan BOPO) terhadap pertumbuhan laba secara parsial?

2. Apakah terdapat pengaruh Risk Profile (NPF, FDR), Earnings (ROA, NI,

dan BOPO) terhadap pertumbuhan laba secara simultan?

C. Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pengaruh Risk Profile (NPF, FDR), Earnings (ROA, NI, dan

BOPO) terhadap pertumbuhan laba secara parsial.

2. Menganalisis pengaruh Risk Profile (NPF, FDR), Earnings (ROA, NI, dan

BOPO) terhadap pertumbuhan laba secara simultan.

Page 30: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

11

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Untuk mengetahui lebih dalam penggunaan rasio tingkat kesehatan

bank yang diproyeksikan dengan pendekatan RGEC untuk mengetahui

pengaruhnya terhadap pertumbuhan laba.

2. Bagi Akademisi

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba

bank umum syariah di Indonesia.

3. Bagi Perbankan

Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan dalam membuat

keputusan manajemen sebagai langkah evaluasi untuk meningkatkan

kinerja perusahaan.

Page 31: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran tentang setiap hasil ekonomi

yang mampu diraih oleh perusahaan perbankan pada saat periode tertentu

melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan

secara efesien dan efektif, yang dapat diukur perkembangannya dengan

mengadakan analisis terhadap terhadap data-data keuangan yang tercermin

dalam laporan keuangan (Chandra dkk, 2016).

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

pencatatan, serta ringkasan dari transaksi keuangan yang disusun untuk

menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan kepada

pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan ekonomi (Wardiah, 2013:285).

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk

melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan keuangannya

dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

benar. Kinerja keuangan juga merupakan suatu gambaran tentang kondisi

keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat analisis keuangan,

sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu

perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu

(Fahmi dalam Setiawan, 2016).

Page 32: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

13

Penilaian kinerja keuangan merupakan suatu cara yang dapat

dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya

terhadap para pemangku kepentingan dan juga untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan oleh perusahaan (Setiawan, 2016). Selain itu, kinerja suatu

bank perlu diketahui oleh berbagai pihak dalam rangka mengevaluasi dan

mengetahui tingkat kesehatan bank.

Informasi mengenai kesehatan bank dapat digunakan oleh pihak-

pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menerapkan prinsip

kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan menejemen

risiko. Ketentuan penilaian tingkat kesehatan bank digunakan sebagai bahan

untuk menilai, menetapkan arah pembinaan dan pengembangan bank agar

bank-bank dapat dikelola menjadi bank-bank yang layak dan sehat untuk

terus berkembang di dunia perbankan (Lubis, 2013).

2. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Kesehatan bank adalah kemampuan bank untuk melakukan kegiatan

operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua

kewajibannya dengan baik dengan cara yang sesuai dengan peraturan

perbankan yang berlaku (Wardiah, 2013:238).

Dengan semakin meningkatnya kompleksitas usaha dan profil

risiko, bank perlu mengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul dari

operasional bank. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank

tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan

strategi usaha di waktu yang akan datang (IBI, 2016:9-10). Tingkat

Page 33: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

14

kesehatan bank merupakan hasil penilaian atas berbagai aspek yang

berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank (IBI, 2016:10).

Pada prinsipnya, tingkat kesehatan, pengelolaan bank, dan

kelangsungan usaha bank merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari

manajemen bank. Oleh karena itu, bank wajib memelihara, memperbaiki,

dan meningkatkan tingkat kesehatannya dengan menerapkan prinsip kehati-

hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan kegiatan usahanya (IBI,

2016:10).

3. Peraturan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU

No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan pembinaan dan pengawasan Bank

dilakukan oleh bank Indonesia. UU tersebut lebih lanjut menetapkan bahwa

(Wardiah, 2013:238-239):

a. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan

kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas,

rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha

bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-

hatian.

b. Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah

dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara

yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang

mempercayakan dananya kepada bank.

Page 34: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

15

c. Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia, segala keterangan

dan penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia.

d. Bank atas permintaan Bank Indonesia wajib memberikan kesempatan

bagi pemerikasaan buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya,

serta wajib memberikan bantuan yang diperukan dalam rangka

memperoleh kebenaran dan segala keterangan, dokumen dan penjelasan

yang dilaporkan oleh bank yang bersangkutan.

e. Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara

berkala maupun setiap waktu apabia diperlukan. Bank Indonesia dapat

menugaskan akuntan publik untuk dan atas nama Bank Indonesia

melaksanakan pemeriksaan terhadap bank.

f. Bank Wajib menyampakan kepada Bank Indonesia neraca dan

perhitungan laba/rugi tahunan serta penjelasannya serta laporan berkala

lainnya, dalam waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Neraca serta perhitungan laba/rugi tahunan tersebut wajib terlebih

dahulu diaudit oleh akuntan publik.

g. Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba/rugi dalam

waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Menyadari akan pentingnya kesehatan suatu bank untuk menjaga

kepercayaan nasabah dan kelangsungan industri perbankan. Bank Indonesia

merasa perlu untuk menetapkan peraturan tentang penilaian kesehatan bank.

Dengan menerapkan aturan tersebut, diharapkan perbankan selalu dalam

Page 35: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

16

kondisi baik dan sehat sehingga tidak merugikan masyarakat yang memiliki

kepentingan dengan kegiatan perbankan.

Pokok-pokok pengaturan tingkat kesehatan bank diuraikan pada PBI

No.13/01/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum,

peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, dengan

ketentuan dasar sebagai berikut (IBI, 2016:10-11):

a. Meningkatnya inovasi dalam produk, jasa, dan aktivitas perbankan

berpengaruh pada peningkatan kompleksitas usaha dan profil risiko

bank yang apabila tidak diimbangi dengan penerapan manajemen risiko

yang memadai dapat menimbulkan berbagai permasalahan mendasar

pada bank maupun terhadap system keuangan secara keseluruhan.

b. Pada prinsipnya, tingkat kesehatan, pengelolaan bank, dan

kelangsungan usaha bank merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari

manajemen bank. Oleh karena itu, bank wajib memelihara,

memperbaiki, dan meningkatkan tingkat kesehatannya dengan

menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam

melaksanakan kegiatan usahanya.

c. Di sisi lain, pengawasan akan mengevaluasi, menilai tingkat kesehatan

bank, dan melakukan tindakan penawasan yang diperlukan dalam

rangka menjaga stabilitas system perbankan dan keuangan.

d. Penilaian tingkat kesehatan bank secara konsolidasi dilakukan bagi bank

yang melakukan pengendalian terhadap perusahaan anak.

Page 36: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

17

e. Dalam melakukan penilaian tingkat kesehatan secara konsolidari,

meknisme penetapan peringkat setiap faktor penilaian, penetapan

peringkat komposit, serta pengkategorian peringkat setiap faktor

penilaian dan peringkat komposit, mengacu pada mekanisme penetapan

dan pengkategorian peringkat secara individual.

Prinsip umum penilaian tingkat kesehatan bank oleh pengawas

sebagai berikut (IBI, 2016:11):

a. Berorientasi Risiko dan Forwarding Looking

Peniaian tingkat kesehatan didasarkan pada risiko-risiko bank dan

dampak pada kinerja bank secara keseluruhan. Hal ini dilakukan dengan

cara mengidentifikasi faktor internal maupun eksternal yang dapat

meningkatkan risiko atau memperngaruhi kinerja keuangan bank pada

saat ini dan di masa yang akan datang.

b. Proporsionalitas

Penggunaan parameter/indicator dalam tiap faktor penilaian tingkat

kesehatan bank dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan

kompleksitas usaha bank.

c. Materialitas dan Signifikansi

Bank perlu memperhatikan materialitas dan signifikansi faktor penilaian

tingkat kesehatan bank.

d. Komprehensif dan Terstruktur

Proses penilaian harus dilakukan secara menyeluruh dan sistematis serta

difokuskan pada permasalahan utama bank.

Page 37: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

18

4. Faktor Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 8/POJK.03/2014

tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah, bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan

menggunakan pendekatan berdasarkan Risiko (Risk-Based Bank Rating).

Indikator dari tiap penilaian tersebut berdasarkan SE OJK No.

10/SEOJK.03/2014 adalah sebagai berikut:

a. Risk Profile (Profil Risiko)

Penilaian faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko

inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktivitas

operasional bank (IBI, 2016:13). Risiko yang wajib dinilai berdasarkan

SE OJK No.10/SEOJK.03/2014 terdiri atas 10 (sepuluh) jenis risiko

yaitu:

1) Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau

pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan

perjanjian yang disepakati. Risiko kredit pada umumnya melekat pada

seluruh aktivitas penanaman dana yang dilakukan oleh bank yang

kinerjanya bergantung pada kinerja pihak lawan (counterparty),

penerbit (issuer) atau kinerja peminjam dana (borrower). Risiko

kredit juga dapat diakibatkan oleh terkonsentrasinya penyediaan dana

pada debitur, wilayah geografis, produk, jenis pembiayaan, atau

lapangan usaha tertentu.

Page 38: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

19

Dalam penelitian ini risiko kredit dihitung dengan

menggunakan rasio NPF dengan rumus berikut:

2) Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening

administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa

perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan.

Risiko pasar meliputi antara lain risiko benchmark suku bunga

(benchmark interest rate risk), risiko nilai tukar, risiko ekuitas, dan

risiko komoditas. Risiko pasar dapat dihitung dengan menggunakan

rasio PDN dengan perumusan sebagai berikut:

3) Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan

arus kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan,

tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Risiko ini

disebut juga risiko likuiditas pendanaan (funding liquidity risk).

Risiko likuiditas juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan bank

melikuidasi asset tanpa terkena diskon yang material karena tidak

NPF =

Total Pembiayaan

Pembiayaan Bermasalah X 100%

Rasio PDN =

Total Modal

PDN X 100%

Page 39: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

20

adanya pasar aktif atau adanya gangguan pasar (market disruption)

yang parah. Risiko ini disebut sebagai risiko likuiditas pasar (market

liquidity risk). Perhitungsn risiko likuiditas dapat menggunakan rasio

FDR dan GWM dengan perumusan sebagai berikut:

4) Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan

oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal,

kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian

eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Sumber risiko

operasional dapat disebabkan antara lain oleh sumber daya manusia,

proses, sistem, dan kejadian eksternal.

5) Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko yang timbul akibat tuntutan

hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini juga dapat timbul

antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang

mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat

sahnya perjanjian atau agunan yang tidak memadai.

GWM =

Total DPK

Giro pada BI X 100%

FDR =

Total DPK

Total Pembiayaan X 100%

Page 40: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

21

6) Risiko Stratejik

Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam

pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta

kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Sumber risiko stratejik antara lain dapat berasal dari kelemahan dalam

proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan

strategi, ketidaktepatan dalam implementasi strategi, dan kegagalan

mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

7) Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi

dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan

ketentuan yang berlaku, serta prinsip syariah. Sumber risiko

kepatuhan antara lain dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman

atau kesadaran hukum terhadap ketentuan, prinsip syariah, maupun

standar bisnis yang berlaku umum.

8) Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat

kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif

terhadap bank.

9) Risiko Imbal Hasil

Risiko imbal hasil (Rate of Return Risk) adalah risiko akibat

perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah,

karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari

Page 41: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

22

penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana

pihak ketiga bank.

10) Risiko Investasi

Risiko investasi (Equity Investment Risk) adalah risiko akibat

bank ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam

pembiayaan berbasis bagi hasil baik yang menggunakan metode net

revenue sharing maupun yang menggunakan metode profit and loss

sharing.

Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan risiko kredit (NPF),

dam risiko likuiditas (FDR).

b. Good Corporate Governance (GCG)

Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas

manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip

GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG

berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan

GCG bagi bank umum dengan memperhatikan karakteristik dan

kompleksitas usaha Bank (SEBI No. 13/24/DPNP/2011).

Penilaian faktor good corporate governance bagi bank umum

syariah merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank atas

pelaksanaan 5 (lima) prinsip good corporate governance yaitu

transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional, dan

kewajaran. Prinsip-prinsip good corporate governance dan fokus

penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate

Page 42: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

23

governance tersebut berpedoman pada ketentuan good corporate

governance yang berlaku bagi bank umum syariah dengan

memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank. (SEOJK

No.10/POJK.03/2014). Dalam rangka penerapan prinsip-prinsip good

corporate governance tersebut, bank umum syariah harus melakukan

penilaian sendiri (self assessment) secara berkala sesuai dengan periode

penilaian tingkat kesehatan bank.

Pada penelitian ini peneliti tidak menggunakan variabel good

corporate governance dalam model penelitian, hal ini dikarenakan good

corporate governance merupakan hasil self assessment bank yang

bersangkutan dan merupakan penilaian kualitatif.

c. Earning (Rentabilitas)

Penilaian faktor rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja

rentabilitas, sumber-sumber rantabilitas, dan sustainability rentabilitas

bank dengan mempertimbankan aspek tingkat, tren, struktur, dan

stabilitas dengan memperhatikan kinerja peer grup serta menajemen

rentabilitas bank (IBI, 2016:142).

Berdasarkan SE OJK No.10/SEOJK.03/2014 penilaian terhadap

faktor earnings didasarkan pada empat rasio, yaitu:

1) Return on Assets (ROA)

ROA =

Rata-rata Total Aset

Laba sebelum Pajak X 100%

Page 43: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

24

2) Net Operating Margin (NOM)

3) Net Imbalan (NI/NIM)

4) Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan 3 rasio dalam

perhitungan faktor earning yaitu rasio ROA, NI, dan BOPO.

d. Capital (Permodalan)

Bank Indonesia menetapkan peraturan kecukupan permodalan

minimum bagi bank. Tujuan dari aturan ini antara lain untuk melindungi

para deposan (IBI, 2016:158). Manajemen bank perlu memperhatikan

aspek permodalan dalam kegiatan usahanya, bukan hanya sekedar untuk

melaksanakan peraturan, akan tetapi bank juga perlu untuk

merencanakan struktur permodalan.

Modal merupakan sumber daya terpenting yang dimiliki bank

untuk menjaga solvabilitas, dan sebagai sumber daya keuangan yang siap

NOM =

Rata-rata Aktiva Produktif

Pendaptan Penyaluran Dana setelah

Bagi Hasil – Beban Operasional X 100%

NI =

Rata-rata Aktiva Produktif

Pendaptan Penyaluran Dana setelah

Bagi Hasil – (Imbalan dan Bonus) X 100%

BOPO =

Pendapatan Operasional

Beban Operasional X 100%

Page 44: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

25

pakai untuk menyerap kerugian (IBI, 2015:227). Setiap bank harus

memiliki permodalan yang cukup dalam melakukan kegiatan

operasionalnya, sehingga manajemen bank dapat bekerja dengan efisien

dalam mencapai tujuan perusahaan.

Pada bank untuk menghitung rasio permodalan dapat

menggunakan rasio CAR dengan rumus sebagai berikut:

5. Pertumbuhan Laba

Laba adalah perbedaan antara pendapatan (revenue) yang direalisasi

yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dengan biaya-biaya yang

dikeluarkan pada periode tersebur (Wardiah, 2013:300). Laba merupakan

indikator penting dan laporan keuangan yang memiliki berbagai kegunaan.

Laba pada umumnya dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan

investasi, dan prediksi untuk meramalkan perubahan laba yang akan datang

(Wardiah, 2013:282). Laba merupakan elemen yang menjadi pusat

perhatian utama oleh para pemakai laporan keuangan. Angka laba

diharapkan dapat merepresentasikan kinerja suatu perusahaan secara

keseluruhan. Informasi yang terkandung dalam laba memiliki peran yang

sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap suatu

perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan menggunakan laba

sebagai dasar pengambilan keputusan seperti pemberian kompensasi dan

pembagian bonus kepada manajer, pengukur prestasi atau kinerja

CAR =

ATMR

Modal X 100%

Page 45: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

26

manajemen, dan dasar penentuan besarnya pengenaan pajak (Wijayanti

dalam Rosanti, 2016).

Perhitungan pertumbuhan laba pada penelitian ini merupakan

replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Hanryono

(2016), Emilda (2016), dan Lubis (2013). Pertumbuhan laba dihitung dari

selisih antara laba tahun bersangkutan dengan tahun sebelumnya dibagi

dengan laba tahun sebelumnya. Laba yang digunakan adalah laba setelah

pajak. Rumus pertumbuhan laba berdasarkan penelitian oleh Setiawan dan

Hanryono (2016), Lubis (2013), dan Emilda (2016) adalah sebagai berikut:

Dimana:

∆Yt : Pertumbuhan Laba

Yt : Laba pada periode t

Yt-1 : Laba pada periode sebelum t

B. Hubungan Variabel Independen dengan Variabel Dependen

1. Hubungan Non Performing Financing (NPF) terhadap pertumbuhan laba

NPF/NPL merupakan rasio keuangan yang menunjukkan seberapa

besar aktiva produktif bermasalah yang dimiliki oleh bank. NPF/NPL

menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola

kredit/pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank, semakin tinggi

rasio ini maka semakin buruk kualitas kredit bank (Emilda, 2016).

∆Yt =

Yt-1

Yt- Yt-1 X 100%

Page 46: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

27

Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2013), Fathoni, dkk. (2012),

dan Syahputra, dkk. (2014) menunjukkan bahwa rasio NPF/NPL memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan uraian

di atas maka hipotesis pertama (H1) adalah NPF memiliki pengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba.

H1: NPF memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba

2. Hubungan Financing to Desposit Ratio (FDR) terhadap pertumbuhan laba

FDR/LDR adalah rasio keuangan perbankan yang berhubungan

dengan aspek likuiditas. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat

likuiditas (Wardiah, 2013:298). Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa

suatu bank meminjamkan seluruh dananya atau relatif tidak likuid.

Sebaliknya, rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan

kelebihan kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Latumarissa dalam

Wardiah, 2013:298).

Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank. Oleh karena itu,

sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan ini. Semakin besar

penyaluran dana dalam bentuk kredit dibandingkan dengan deposit atau

simpanan masyarakat pada suatu bank, semakin besar risiko yang harus

ditanggung oleh bank yang bersangkutan (Wardiah, 2013:298). Akan tetapi

semakin tinggi kredit/pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat akan

semakin besar pendapatan yang diperoleh oleh bank.

Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2013), Syahputra, dkk.

(2014), dan Hadiwidjaja (2016) menunjukkan bahwa FDR/LDR memiliki

Page 47: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

28

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan uraian

tersebut maka hipotesis kedua (H2) pada penelitian ini adalah FDR/LDR

memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

H2: FDR memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba

3. Hubungan Return On Asset (ROA) terhadap pertumbuhan laba

ROA adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan

aspek earning atau profitabilitas. ROA berfungsi mengukur efektivitas

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang

dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan,

semakin efisien penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba. Laba

yang besar akan menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat

kembalian yang semakin tinggi (Wardiah, 2013:299).

Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan. Rasio

ini sangat penting, mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk

mempertahankan arus sumber-sumber modal bank (Siamat dalam Wardiah,

2013:299).

Penelitian yang dilakukan oleh Fathoni, dkk. (2012) dan Syahputra,

dkk. (2014) menunjukkan bahwa ROA memiliki pengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis

ketiga (H3) pada penelitian ini adalah ROA memiliki pengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba.

H3: ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba

Page 48: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

29

4. Hubungan Net Imbalan (NI) terhadap pertumbuhan laba

NI/NIM adalah perbandingan antara pendapatan bunga/bagi hasil

terhadap rata-rata aktiva produktifnya (IBI, 2015:303). NI/NIM merupakan

ukuran spread atau gross margin dari aktiva kredit dan investasi dari bank

(IBI, 2015:148). Rasio NI menunjukkan seberapa besar tingkat efisiensi

bank dalam mengelola aktiva produktifnya. Semakin tinggi rasio NI maka

akan semakin tinggi perndapatan/laba yang diterima oleh bank, namun

semakin besar pula kewajiban bagi hasil kepada nasabah.

Penelitian yang dilakukan oleh Hidayatullah (2012) dan Dewi

(2015) menunjukkan bahwa rasio NI/NIM memiliki pengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis

keempat (H4) pada penelitian ini adalah NI memiliki pengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan laba.

H4: NI memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba

5. Hubungan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

terhadap pertumbuhan laba

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasioanal

(BOPO) sering disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap

pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien

biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank bersangkutan (Lubis, 2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Lubis (2013) dan Aini (2013)

menunjukkan bahwa BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap

Page 49: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

30

pertumbuhan laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis kelima (H5)

pada penelitian ini adalah BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

H5: BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba

Page 50: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

31

C. Penelitian Terdahulu

Tabel. 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis/

Judul/ Tahun

Variabel

Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan dengan

Peneliti

1 Rini Dwiyani

Hadiwidjaja/ “The

Influence of the

Bank’s

Performance

Ratio to Profit

Growth on

Banking

Companies in

Indonesia”/ Jurnal

Review of

Integrative

Business &

Economics

Research Vol.5

No.1 (2016).

Dependen:

Profit

Growth

Independen:

CAR, QA,

ROA, dan

LDR

Penelitian

menggunaan

metode

Regresi linear

berganda

dengan alat

analisis SPSS.

Sampel yang

digunakan

adalah

perusahaan

perbankan

konvensional

yang terdaftar

di IDX periode

2009-2011.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

variable independen

yaitu CAR, QA, ROA,

dan LDR berpengaruh

secara simultan

terhadap pertumbuhan

laba. Sedangkan secara

parsial hanya LDR

yang berpengaruh

signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Peneliti

menggunakan

sampel bank

umum syariah di

Indonesia selama

periode 2013-

2015. Variabel

independen yang

digunakan adalah

Risk Profile (NPF,

FDR,), Earning

(ROA, NI, dan

BOPO) dengan

menggunakan

metode analisis

data panel dan alat

uji Eviews.

2 Anisah Lubis /

“Pengaruh

Tingkat

Kesehatan Bank

Terhadap

Pertumbuhan

Laba pada BPR di

Indonesia”/

Jurnal Ekonomi

dan Keuangan

Vol.1 No.4

(2013).

Dependen:

Pertumbuhan

Laba

Independen:

CAR, NPL,

BOPO, dan

LDR

Penelitian

menggunakan

metode regresi

linier berganda

dengan alat

analisi SPSS.

Sampel yang

digunakan

adalah Bank

Perkreditan

Rakyat (BPR)

konvensional

di Indonesia

periode 2008-

2012.

Penelitian

menunjukkan bahwa

secara simultan rasio

CAR, NPL, BOPO,

dan LDR berpengaruh

secara signifikan

terhadap pertumbuhan

laba. Sedangkan secara

paarsial menunjukkan

bahwa CAR

berkorelasi negatif

terhadap pertumbuhan

laba, NPL memiliki

hubungan positif

terhadap pertumbuhan

laba, sedangkan BOPO

dan LDR memiliki

hubungan negatif

terhadap pertumbuhan

laba.

Peneliti

menggunakan

sampel bank

umum syariah di

Indonesia selama

periode 2013-

2015. Variabel

independen yang

digunakan adalah

Risk Profile (NPF,

FDR,), Earning

(ROA, NI, dan

BOPO) dengan

menggunakan

metode analisis

data panel dan alat

uji Eviews.

Page 51: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

32

Lanjutan penelitian terdahulu

No Nama Penulis/

Judul/ Tahun

Variabel

Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan dengan

Peneliti

3 Nur Aini /

“Pengaaruh CAR,

NIM, LDR, NPL,

BOPO, dan

Kualitas Aktiva

Produktif

Terhadap

Perubahan Laba”/

Jurnal Dinamika

Akuntansi,

Keuangan dan

Perbankan Vol.2

No.1 (2013).

Dependen:

Perubahan

Laba

Independen:

CAR, NIM,

LDR, NPL,

BOPO, dan

Kualitas

Aktiva

Produktif

Penelitian

menggunakan

metode

Regresi linier

berganda

dengan sampel

perusahaan

perbankan

yang terdaftar

di BEI periode

2009-2011.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

variable CAR

mempunyai pengaruh

terhadap perubahan

laba, NIM tidak

berpengaruh terhadap

perubahan laba, LDR

berpengaruh tidak

signifikan terhadap

perubahan laba, NPL

berpengaruh positif

tidak signifikan

terhadap perubahan

laba, sedangkan BOPO

berpengaruh negatif

signifikan terhadap

perubahan laba.

Peneliti

menggunakan

sampel bank

umum syariah di

Indonesia selama

periode 2013-

2015. Variabel

independen yang

digunakan adalah

Risk Profile (NPF,

FDR,), Earning

(ROA, NI, dan

BOPO) dengan

menggunakan

metode analisis

data panel dan alat

uji Eviews.

4 Daniel Imanuel

Setiawan dan

Hanryono/

“Analisis

Pengaruh Kinerja

Keuangan Bank,

Tingkat Inflasi

dan Bi Rate

Terhadap

Pertumbuhan

Laba (Studi pada

Bank Swasta

Devisa yang

Terdaftar pada

Bursa Efek

Indonesia Periode

2009-2013)”/

Journal of

Accounting and

Business Studies

Vol.1 No.1 (2016)

Dependen:

Pertumbuhan

Laba

Independen:

CAR, NPL,

BOPO, LDR,

Inflasi, dan

BI Rate

Penelitian

menggunakan

metode regresi

linier berganda

dengan alat

analisis SPSS.

Sampel yang

digunakan

adalah bank

swasta devisa

yang terdaftar

pada BEI

periode 2009-

2013.

Penelitian

menunjukkan hasil

bahwa seluruh variabel

yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu

CAR, NPL, BOPO,

LDR, Tingkat Inflasi,

dan BI Rate

berpengaruh terhadap

pertumbuhan laba.

Sedangkan uji secara

parsial hanya

menunjukkan rasio

BOPO yang memiliki

pengaaruh terhadap

pertumbuhan laba,

variabel lainnya tidak

memiliki pengaruh.

Peneliti

menggunakan

sampel bank

umum syariah di

Indonesia selama

periode 2013-

2015. Variabel

independen yang

digunakan adalah

Risk Profile (NPF,

FDR,), Earning

(ROA, NI, dan

BOPO) dengan

menggunakan

metode analisis

data panel dan alat

uji Eviews.

Page 52: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

33

Lanjutan penelitian terdahulu

No Nama Penulis/

Judul/ Tahun

Variabel

Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Perbedaan dengan

Peneliti

5 Emilda/

“Pengaruh Rasio

Keuangan

Terhadap

Perubahan Laba

Pada Bank

Syariah di

Indonesia”/ Jurnal

Media Wahana

Ekonomika Vol.

12 No.4 (2016).

Dependen:

Perubahan

Laba

Independen:

Aktiva tetap

terhadap

modal, CAR,

Aktiva

produktif,

NPL, ROE,

BOPO, LDR

Penelitian

menggunakan

metode regresi

linier berganda

dengan alat uji

SPSS. Sampel

yang

digunakan

adalah seluruh

bank syariah

di Indonesia

periode 2003-

2009.

Penelitian

menunjukkan bahwa

CAR, Fixed Aktiva to

Capital, Problem

Produktif Aktiva,

NPL, ROE, BOPO,

dan LDR memiliki

pengaruh terhadap

perubahan laba secara

simultan. Sedangkan

secara parsial Fixed

Aktiva to Captal, NPL,

ROE, dan LDR

berpengaruh secara

signifikan terhadap

perubahan laba.

Kemudian CAR,

Problem Produktif

Aktiva, dan BOPO

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

perubahan laba.

Peneliti

menggunakan

sampel bank

umum syariah di

Indonesia selama

periode 2013-

2015. Variabel

independen yang

digunakan adalah

Risk Profile (NPF,

FDR,), Earning

(ROA, NI, dan

BOPO) dengan

menggunakan

metode analisis

data panel dan alat

uji Eviews.

6 Renaldy

Syahputra, dkk/

“Pengaruh Rasio

Keuangan

Terhadap

Pertumbuhan

Laba Bank

Pembangunan

Daerah di

Indonesia dengan

Pertumbuhan

Kredit Sebagai

Variabel

Intervening (Studi

pada Bank-Bank

Pembangunan

Daerah di

Sumatera)”/

Jurnal Tepak

Manajemen

Bisnis Vol. VI

No.2 (2014)

Dependen:

Pertumbuhan

Kredit dan

Pertumbuhan

Laba

Independen:

CAR, NPL,

NIM, ROA,

dan LDR

Penelitian

menggunakan

metode regresi

linier berganda

dengan alat uji

SPSS. Sampel

yang

digunakan

adalah bank

pembangunan

daerah di

Sumatera

periode 2007-

2011.

Hasil uji parsial CAR

berpengaruh signifikan

terhadap kredit dan

signifikan terhadap

laba, NPL tidak

berpengaruh signifikan

terhadap kredit

sedangkan signifikan

terhadap laba, ROA

berpengaruh signifikan

terhadap kredit

sedangkan tidak

signifikan terhadap

laba, NIM bepengaruh

signifikan terhadap

kredit akan tetapi tidak

berpengaruh signifikan

terhadap laba, LDR

tidak berpengaruh

terhadap kredit.

Peneliti

menggunakan

sampel bank

umum syariah di

Indonesia selama

periode 2013-

2015. Variabel

independen yang

digunakan adalah

Risk Profile (NPF,

FDR,), Earning

(ROA, NI, dan

BOPO) dengan

menggunakan

metode analisis

data panel dan alat

uji Eviews.

Page 53: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

34

D. Kerangka Berpikir

Gambar. 2.1

Kerangka Berpikir

Laporan Keuangan Bank Umum Syariah 2013-2015

NPF

(X1)

FDR

(X2)

ROA

(X3)

NI

(X4)

BOPO

(X5)

Uji Asumsi Klasik

Pertumbuhan Laba

(Y)

Common

Effect

Fixed

Effect

Fixed

Effect

Random

Effect

Uji Chow Uji Hausman

Hasil Pengujian

Model

Uji t Uji F Koefisien

Determinasi

Hasil dan

Kesimpulan

Uji Stasioneritas

Page 54: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

35

E. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian terdahulu, maka dapat

dirumuskan hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatifnya (Ha) yang akan diuji

adalah sebagai berikut:

1. Secara Parsial

1) H0: β1 = 0; NPF memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Ha: β1 ≠ 0; NPF memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

laba.

2) H0: β2 = 0; FDR memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Ha: β2 ≠ 0; FDR memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

laba.

3) H0: β3 = 0; ROA memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Ha: β3 ≠ 0; ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

laba.

4) H0: β4 = 0; NI memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Ha: β4 ≠ 0; NI memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

laba.

5) H0: β5 = 0; BOPO memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Page 55: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

36

Ha: β5 ≠ 0; BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

2. Secara Simultan

a. H0: β1 : β2 : β3 : β4 : β5 = 0; NPF, FDR, ROA, NI, dan BOPO memiliki

pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Ha: β1 : β2 : β3 : β4 : β5 ≠ 0; NPF, FDR, ROA, NI, dan BOPO memiliki

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Page 56: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisis pengaruh rasio tingkat kesehatan bank yang

diproyeksikan dengan metode penilaian kesehatan bank berdasarkan risk based

bank rating. Adapun periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan rentang tahun 2013-2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini

berasal dari laporan keuangan bank yang telah dipublikasikan dan dilaporkan

ke Bank Indonesia maupun Otoritas Jasa Keuangan yang diperolah dari website

Bank Indonesia (www.bi.go.id), website Otoritas Jasa Keuangan

(www.ojk.go.id), serta dari official website bank yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek

penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara,

gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini

dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin dalam Siregar, 2015:30).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum

syariah di Indonesia yang laporan keuangannya telah dilaporkan kepada Bank

Indonesia dan atau Otoritas Jasa Keuangan dalam kurun waktu penelitian yaitu

tahun 2013-2015 yaitu sebanyak 12 bank.

Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data dimana hanya

sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat

Page 57: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

38

serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2015:30). Adapun

metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

purposive sampling yaitu metode penetapan responden untuk dijadikan sampel

berdasarkan pada kriteria tertentu (Siregar, 2015:33). Kriteria bank umum

syariah yang ditetapkan dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut:

1. Bank umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia dan atau Otoritas

Jasa Keuangan.

2. Bank umum syariah yang telah menerbitkan laporan keuangan secara

berturut-turut yaitu tahun 2013, 2014, dan 2015 yang telah dilaporkan

kepada Bank Indonesia dan atau Otoritas Jasa Keuangan.

3. Bank tidak melakukan spin off maupun merger selama masa pengamatan.

4. Bank tersebut memiliki data yang lengkap dan tidak memiliki nilai

ekstrem pada laporan keuangan selama periode penelitian.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 10 bank. Keterangan mengenai proses pengambilan

sampel disajikan pada tabel 3.1 berikut:

Tabel. 3.1

Proses Pengambilan Sampel

Keterangan Jumlah Bank

Bank umum syariah yang terdaftar di Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

12

Bank umum syariah yang tidak memenuhi

kriteria sampel peneliti

(2)

Bank umum syariah yang memenuhi kriteria

sampel peneliti

10

Page 58: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

39

Bank umum syariah yang termasuk dalam sampel penelitian dapat

dilihat pada tabel 3.2 berikut:

Tabel. 3.2

Sampel Penelitian

No. Nama Bank Kode

1 Bank Rakyat Indonesia Syariah BRIS

2 Bank Syariah Bukopin BSB

3 Bank Jabar Banten Syariah BJBS

4 Bank Central Asia Syariah BCAS

5 Bank Panin Syariah PANINS

6 Bank Victoria Syariah VICTORIAS

7 Bank Nasional Indonesia Syariah BNIS

8 Bank Syariah Mandiri BSM

9 Bank Mega Syariah BMS

10 Bank Muamalat Indonesia BMI

Sumber: Bank Indonesia (data diolah)

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka. Sesuai dengan

bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis dengan menggunakan

perhitungan statistik (Siregar, 2015:17).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau

digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya (Siregar, 2015:16). Data

yang diambil berupa data laporan keuangan triwulanan yang diperoleh dari

website Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan website resmi bank yang

dijadikan sampel selama periode 2013-2015.

Page 59: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

40

Penelitian ini juga dilakukan melalui studi pustaka. Studi pustaka

dilakukan sebagai usaha untuk memperoleh informasi maupun data-data yang

bersifat teori. Data-data tersebut diperoleh dari buku-buku dan jurnal-jurnal

yang berkaitan dengan penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan analisis regresi data panel untuk menguji pengaruh-

pengaruh Non Performing Financing (NPF), Financing to Deposit Ratio

(FDR), Return On Asset (ROA), Net Imbalan (NI), dan Beban Operasional

terhadap Perndapatan Operasional (BOPO) terhadap pertumbuhan laba (PL).

Sedangkan untuk pengujian hipotesis dilakukan secara parsial (Uji t)

dan juga pengujian secara simultan (Uji F). Pengolahan data dalam penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2013 dan Eviews

versi 9 untuk Windows 8.1. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean) (Ghozali, 2016:19). Pada

bagian ini peneliti akan melakukan analisis variabel dependen maupun

variabel independen yang digunakan dalam penelitian guna mengetahui

gambaran umum variabel-variabel yang digunakan.

Page 60: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

41

2. Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

digunakan dalam penelitian sudah stasioner. Suatu proses stochastic

dikatakan stasioner jika nilai rata-rata (mean) dan varian (variance) adalah

konstan sepanjang waktu. Jika data runtun waktu stasioner, maka nilai

mean, variance dan autovariance tetap sama sehingga tidak terpengaruh

oleh waktu (time variant) (Ghozali, 2013:406). Regresi yang menggunakan

data yang tidak stasioner biasanya mengarah kepada regresi lancung

(spurious regression). Permasalahan ini muncul diakibatkan oleh variabel

(dependen dan independen) time series terdapat tren yang kuat (dengan

pergerakan yang menurun dan meningkat). Adanya tren akan menghasilkan

nilai R2 yang tinggi, namun keterkaitan antarvariabel akan rendah (Ghozali,

2013:407). Terdapat beberapa uji stationeritas data dalam program Eviews

yaitu: analisis grafik, uji autocorrelation function, dan uji akar unit (unit

root test) (Ghozali, 2013:407).

Uji stationer yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji akar unit

(unit root test). Cara yang digunakan untuk mengetahui data stasioner

adalah dengan melihat nilai probabilitasnya apakah lebih kecil dari 0.05

(5%), maka data sudah stasioner (Winarno, 2015:11.6). Artinya, jika nilai

probabilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data stasioner.

Sedangkan jika nilai probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

data tidak stasioner.

Page 61: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

42

Guna menjadikan data tidak stasioner menjadi stasioner biasanya

data cukup didiferensi saja. Pada tingkat diferensi pertama, biasanya data

sudah menjadi stasioner. Kalau ternyata belum, kemungkinan besar pada

direfensi kedua sudah stasioner (Winarno, 2015:11.5).

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal

(Ghozali, 2013:168). Terdapat dua cara mendeteksi apakah residual

memiliki distribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik. Dalam penelitian ini pengujian normalitas data yang digunakan

adalah uji Jarque-Bera (J-B). Hipotesis pada uji ini adalah (Ghozali,

2013:166):

H0 : residual terdistribusi normal

Ha : residual tidak terdistribusi normal

Apabila nilai probabilitas < nilai signifikansi (0.05) maka H0 ditolak

atau data berdistribusi tidak normal. Sedangkan jika nilai probabilitas >

nilai signifikansi (0.05) maka H0 diterima atau data berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar

variabel independen (Ghozali, 2013:77). Cara yang digunakan untuk

melihat ada tidaknya multikolinearitas dalam penelitian ini adalah

Page 62: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

43

dengan menggunakan matrik korelasi. Jika nilai korelasi berada di atas

0.90 maka diduga terjadi multikolinearitas dalam model. Sedangkan jika

koefisien di bawah 0.90 maka diduga dalam model tidak terjadi

multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dalam model regresi

adalah sama, maka disebut homoskedastisitas. Cara mendeteksi

heteroskedastisitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menggunakan uji white. Hipotesis uji white adalah (Ghozali, 2013:106):

H0 : tidak ada heteroskedastisitas

Ha : ada heteroskedastisitas

Apabila nilai probabilitas Obs*R2 > nilai signifikansi (0.05) maka

H0 diterima atau dapat disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas.

Sedangkan jika nilai probabilitas Obs*R2 < nilai signifikansi (0.05) maka

H0 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa ada heteroskedastisitas dalam

model.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

regresi ada korelasi antar kesalahan pengganggu (residual) pada periode

t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena

Page 63: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

44

observasi yang berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama lain

(Ghozali, 2013:137). Guna menguji ada tidaknya autokorelasi dalam

penelitian ini menggunakan Uji Lagrange Multiplier (LM Test) dengan

hipotesis sebagai berikut (Ghozali, 2013:144):

H0 : tidak ada autokorelasi

Ha : ada autokorelasi

Apabila nilai probabilitas Obs*R-squared < nilai signifikansi (0.05)

maka H0 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa dalam model terjadi

autokorelasi. Jika nilai probabilitas Obs*R-squared > nilai signifikansi

(0.05) maka H0 diterima atau dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

autokorelasi dalam model.

4. Model Regresi Data Panel

Estimasi regresi data panel dapat dilakukan melalui beberapa model

pendekatan:

a. Common Effect Model

Regresi data panel dengan metode common effect adalah asumsi

yang menganggap bahwa intersept dan slope selalu tetap baik antar

waktu maupun antar individu. Setiap individu (n) yang diregresi untuk

mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independennya akan memberikan nilai intersept maupun slope yang

sama besarnya. Begitu pula dengan waktu (t), nilai intersept dan slope

dalam persamaan regresi yang menggambarkan hubungan antara

variabel dependen dan variabel-variabel independennya adalah sama

Page 64: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

45

untuk setiap waktu. Hal ini dikarenakan dasar yang dgunakan dalam

regresi data panel ini yang mengabaikan pengaruh individu dan waktu

pada model yang dibentuknya (Sriyana, 2013:107).

Persamaan untuk pendekatan model common effect adalah

sebagai berikut:

Yit = β0 + βXti + εit

Dimana:

Yti = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β = koefisien arah

β0 = intersept model regresi

Xti = variabel independen pada waktu ke-t dan observasi ke-i

εti = komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Kelemahan asumsi ini adalah ketidaksesuaian model dengan

keadaan yang sesungguhnya. Kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan

satu objek pada suatu waktu akan sangat berbeda dengan kondisi objek

tersebut pada waktu yang lain (Winarno, 2015:9.15).

b. Fixed Effect Model

Model fixed effect memiliki konstanta yang tetap besarnya untuk

berbagai periode waktu. Demikian juga dengan koefisien regresinya,

besarnya tetap dari waktu ke waktu (time invariant). Untuk

membedakan satu objek dengan objek lainnya, digunakan variabel

semu (dummy) (Winarno, 2015:9.15).

Persamaan untuk pendekatan dengan menggunakan model fixed

effect adalah sebagai berikut:

Page 65: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

46

Yit = β0i + βXit + εit

Dimana:

Yti = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β = koefisien arah

β0i = intersept model regresi pada unit observasi ke-i

Xit = variabel independen pada observasi ke-i dan waktu ke-t

εit = komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Kelemahan asumsi dengan model fixed effect adalah masih

adanya kemungkinan ketidaksesuaian model dengan keadaan yang

sesungguhnya (Sriyana, 2014:126).

c. Random Effect Model

Tidak seperti pada model fixed effect, pada model random effect

diasumsikan bahwa perbedaan intersept dan konstanta disebabkan oleh

residual/error sebagai akibat perbedaan antar unit dan antar periode

waktu yang terjadi secara random (Sriyana, 2014:153).

Persamaan model dengan menggunakan estimasi random effect

adalah sebagai berikut:

Yit = β0i + βXit + + ui +εit

Dimana:

Yti = variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

β = koefisien arah

β0i = intersept model regresi pada unit observasi ke-i

Xit = variabel independen pada observasi ke-i dan waktu ke-t

ui = komponen error pada unit observasi ke-i

εit = komponen eror pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t

Page 66: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

47

5. Pengujian Model

Guna menentukan model pendekatan regresi data panel yang tepat,

maka perlu dilakukan pengujian terhadap tiga model regresi data panel

tersebut dengan uji berikut:

a. Uji Chow

Uji Chow digunakan untuk menentukan apakah model pendekatan

yang akan digunakan common effect atau fixed effect dengan melihat nilai

probabilitasnya. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah (Sriyana,

2014:190):

H0 : menggunakan pendekatan common effect

Ha : menggunakan pendekatan fixed effect

Apabila nilai probabilitas > nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0

diterima atau model yang digunakan adalah pendekatan common effect. Jika

nilai probabilitas < nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0 ditolak atau model

yang digunakan adalah pendekatan fixed effect.

b. Uji Hausman

Uji Hausman dilakukan untuk menentukan apakah model yang akan

digunakan fixed effect atau random effect. Hipotesis yang digunakan dalam

uji ini adalah sebagai berikut (Sriyana, 2014:193):

H0 : menggunakan pendekatan random effect

Ha : menggunakan pendekatan fixed effect

Apabila nilai probabilitas > nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0

diterima atau model yang digunakan adalah pendekatan random effect. Jika

Page 67: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

48

nilai probabilitas < nilai signifikansi (α = 0.05) maka H0 ditolak atau model

yang digunakan adalah pendekatan fixed effect.

6. Pengujian Hipotesis

a. Uji t (parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan

menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2013:62).

Uji parsial menggunakan Eviews 9 dapat diketahui pada hasil estimasi

model terpilih dengan melihat probabilitas dari setiap variabel

independen, sehingga tidak perlu lagi dilakukan pengujian dengan

menggunakan metode hitung lain. Hipotesis yang digunakan dalam uji

ini adalah:

1) H0: β1 = 0; NPF memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Ha: β1 ≠ 0; NPF memiliki pengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

2) H0: β2 = 0; FDR memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Ha: β2 ≠ 0; FDR memiliki pengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

3) H0: β3 = 0; ROA memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Page 68: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

49

Ha: β3 ≠ 0; ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

4) H0: β4 = 0; NI memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Ha: β4 ≠ 0; NI memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

laba.

5) H0: β5 = 0; BOPO memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Ha: β5 ≠ 0; BOPO memiliki pengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Apabila nilai probabilitas t-statistic > dari nilai signifikansi

(0.05) maka H0 diterima atau terdapat pengaruh yang tidak signifikan

secara parsial. Sedangkan jika nilai probabilitas t-statistic < dari nilai

signifikansi (0.05) maka H0 ditolak atau terdapat pengaruh yang

signifikan secara parsial.

b. Uji F (simultan)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2013:61). Uji simultan menggunakan Eviews 9 dapat

diketahui pada hasil estimasi model terpilih dengan melihat probabilitas

F-statistic, sehingga tidak perlu lagi dilakukan pengujian dengan

Page 69: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

50

menggunakan metode hitung lain. Hipotesis yang digunakan dalam uji

ini adalah:

H0: β1 : β2 : β3 : β4 : β5 = 0; NPF, FDR, ROA, NI, dan BOPO memiliki

pengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Ha: β1 : β2 : β3 : β4 : β5 ≠ 0; NPF, FDR, ROA, NI, dan BOPO memiliki

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

laba.

Apabila nilai probabilitas F-statistic > nilai signifikansi (0.05)

maka H0 diterima atau terdapat pengaruh tidak signifikan variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan. Sedangkan

apabila nilai probabilitas F-statistic < nilai signifikansi (0.05) maka H0

ditolak atau terdapat pengaruh signifikan variabel independen terhadap

variabel dependen secara simultan.

c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Ghozali, 2013:60). Namun penggunaan koefisien determinasi ini

memiliki kelemahan jika dalam model ditambahkan variabel

independen maka nilai R2 akan terus meningkat tidak perduli variabel

tersebut signifikan ataupun tidak.

Oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan untuk

menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model

Page 70: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

51

regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun

apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model

(Ghozali, 2013:60).

7. Persamaan Model Regresi Data Panel

Model regresi data panel dalam penelitian ini adalah:

Yit = β0i + β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + β5 X5it + εit

Dimana:

Β0i = konstanta model regresi pada unit observasi ke i

β1 – β5 = koefisien regresi

εit = standar error pada unit observasi ke i dan waktu ke t

Yit = Pertumbuhan Laba

X1it = NPF pada unit observasi ke i dan waktu ke t

X2it = FDR pada unit observasi ke i dan waktu ke t

X3it = ROA pada unit observasi ke i dan waktu ke t

X4it = NI pada unit observasi ke i dan waktu ke t

X5it = BOPO pada unit observasi ke i dan waktu ke t

E. Operasional Vaariabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Y (Dependent Variable)

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pertumbuhan laba. Laba adalah perbedan antara pendapatan (revenue) yang

direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dengan biaya-

biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut (Wardiah, 2013:300).

Semakin tinggi tingkat laba yang diperoleh oleh bank maka semakin tinggi

keuntungan bagi bank tersebut.

Page 71: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

52

Rumus yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan laba

mengikuti pengukuran yang dilakukan oleh Setiawan dan Hanryono (2016),

Lubis (2013), dan Emilda (2016) yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

∆Yt : Pertumbuhan Laba

Yt : Laba pada periode t

Yt-1 : Laba pada periode sebelum t

2. Variabel X (Independent Variable)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Non Performing

Finance (NPF), Finance to Deposit Ratio (FDR), Return On Asset (ROA),

Net Imbalan (NI), dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO).

a. NPF (Non Performing Finance)

Non Performing Finance adalah kredit (pembiayaan)

bermasalah dari nasabah kepada bank dengan kategori kredit kurang

lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. Semakin tinggi NPF maka

semakin menurun kinerja perbankan. Hal ini sejalan dengan dimana

adanya pembiayaan bermasalah yang semakin besar dibandingkan

dengan aktiva produktifnya dapat mengakibatkan kesempatan untuk

memperoleh pendapatan (income) dari pembiayaan yang diberikan,

sehingga mengurangi laba dan berpengaruh buruk pada rentabilitas

bank. (Rahmaniah dan Wibowo, 2015)

∆Yt =

Yt-1

Yt- Yt-1 X 100%

Page 72: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

53

Rumus yang digunakan dalam penelitiann ini mengacu pada SE

OJK No. 10/SEOJK.03/2014, yaitu sebagai berikut:

b. FDR (Finance to Deposit Ratio)

Finance to Deposit Ratio adalah rasio pembiayaan terhadap

dana pihak ketiga yang diterima oleh bank (IBI, 2015:251). Rasio ini

digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi

menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya atau

tidak likuid. Sebaliknya, rasio yang rendah menunjukkan bank yang

likuid (Wardiah, 2013:298).

Perhitungan FDR mengacu pada SE OJK No.

10/SEOJK.03/2014, yaitu sebagai berikut:

c. ROA (Return On Asset)

ROA adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan

dengan aspek earning atau profitabilitas. ROA berfungsi mengukur

efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan

aktiva yang dimiliki (Wardiah, 2013:299).

NPF =

Total Pembiayaan

Pembiayaan Bermasalah X 100%

FDR =

Total DPK

Total Pembiayaan X 100%

Page 73: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

54

Perhitungan rasio ini mengacu pada SE OJK No.

10/SEOJK.03/2014, yaitu sebagai berikut:

d. NI (Net Imbalan)

NI merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba dengan cara

membandingkan pendapatan operasional dikurangi imbalan dan bonus

dengan rata-rata aktiva produktif. NI/NIM merupakan ukuran spread

atau gross margin dari aktiva kredit dan investasi dari bank (IBI,

2015:148).

Perhitungan rasio NI mengacu pada SE OJK No.

10/SEOJK.03/2014, yaitu sebagai berikut:

e. BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

BOPO adalah rasio perbandingan antara biaya operasional

dengan pendapatan operasional. Semakin besar BOPO maka akan

semakin kecil atau menurun kinerja keuangan perbankan. Begitu juga

sebaliknya, jika BOPO semakin kecil maka dapat disimpulkan bahwa

kinerja keuangan perbankan semakin meningkat atau membaik. Rasio

NI =

Rata-rata Aktiva Produktif

Pendaptan Penyaluran Dana setelah

Bagi Hasil – (Imbalan dan Bonus) X 100%

ROA =

Rata-rata Total Aset

Laba sebelum Pajak X 100%

Page 74: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

55

BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan

bank dalam melakukan kegiatan operasinya (Dendawijaya dalam Aini,

2013).

Perhitungan rasio BOPO mengacu pada SE OJK No.

10/SEOJK.03/2014, yaitu sebagai berikut:

BOPO =

Pendapatan Operasional

Beban Operasional X 100%

Page 75: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

56

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Pada bab ini akan dijelaskan analisis dan pembahasan data yang

berkaitan antara NPF, FDR, ROA, NI, dan BOPO dengan pertumbuhan

laba. Pada bab ini juga akan menjelaskan mengenai analisis deskriptif,

pengujian hipotesis, dan interpretasi hasil pengujian yang telah peneliti

lakukan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi data panel dengan menggunakan bantuan program Microsoft

Excel 2013 dan Eviews versi 9.

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum

syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa

laporan keuangan triwulanan bank umum syariah selama periode 2013-

2015. Data sekunder tersebut diperoleh dari website masing-masing bank

umum syariah maupun website Otoritas Jasa Keuangan (www.ojk.go.id)

dan website Bank Indonesia (www.bi.go.id).

Populasi yang digunakan adalah seluruh bank umum syariah yang

ada di Indonesia selama tahun 2013-2015, yaitu sebanyak 12 bank umum

syariah. Dari keseluruhan populasi, dilakukan teknik pengambilan sampel

yaitu purposive sampling dengan menyeleksi bank yang memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan oleh peneliti. Berdasarkan teknik pengambilan sampel

tersebut diperoleh 10 bank umum syariah yang layak dijadikan sampel.

Page 76: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

57

2. Profil Perusahaan

a. Bank Rakyat Indonesia Syariah

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),

Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah

mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui

surat No.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November

2008 PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT.

Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional

secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan

berdasarkan prinsip syariah Islam. (www.brisyariah.co.id)

b. Bank Syariah Bukopin

PT. Bank Syariah Bukopin sebagai bank yang beroperasi dengan

prinsip syariah yang bermula masuknya konsorsium PT Bank Bukopin,

Tbk. diakuisisinya PT Bank Persyarikatan Indonesia (sebuah bank

konvensional) oleh PT Bank Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut

berlangsung secara bertahap sejak 2005 hingga 2008.

(www.syariahbukopin.co.id)

c. Bank BCA Syariah

Guna memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka

berdasarkan akta Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat di

hadapan notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., M.si, PT. Bank Central Asia,

Tbk. (BCA) mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank

Page 77: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

58

UIB) yang nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah.

(www.bcasyariah.co.id)

d. Bank Panin Syariah

PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (Panin Dubai Syariah Bank),

berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Gedung Panin Life

Center, Jl. Letjend S. Parman Kav. 91, Jakarta Barat. Sesuai dengan

pasal 3 Anggaran Dasar Panin Dubai Syariah Bank, ruang lingkup

kegiatan Panin Dubai Syariah Bank adalah menjalankan kegiatan usaha

di bidang perbankan dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat

Islam. Panin Dubai Syariah Bank mendapat ijin usaha dari Bank

Indonesia berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia

No.11/52/KEP.GBI/DpG/2009 tanggal 6 Oktober 2009 sebagai bank

umum berdasarkan prinsip syariah dan mulai beroperasi sebagai Bank

Umum Syariah pada tanggal 2 Desember 2009.

(www.paninbanksyariah.co.id)

e. Bank Victoria Syariah

Menghadapi kompetisi antarbank yang semakin ketat, sektor

perbankan dituntut untuk terus berinovasi baik dari sisi produk, layanan

maupun operasional, yang berujung pada peningkatan kinerja usaha.

Untuk itu, di tahun 2013 Bank Victoria Syariah berkomitmen untuk

memperkokoh pondasi perusahaan sebagai bank ritel syariah dengan

melakukan pengembangan produk dan segmen bisnis baru untuk

Page 78: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

59

percepatan pertumbuhan aset perusahaan.

(www.bankvictoriasyariah.co.id)

f. Bank BJB Syariah

Pendirian bank BJB Syariah diawali dengan pembentukan Unit

Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan

Banten Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000. PT Bank Pembangunan Daerah

Jawa Barat dan Banten Tbk. berpandangan bahwa untuk mempercepat

pertumbuhan usaha syariah serta mendukung program Bank Indonesia

yang menghendaki peningkatan share perbankan syariah, maka dengan

persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan

Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. diputuskan untuk menjadikan Unit

Usaha Syariah menjadi Bank Umum Syariah. (www.bjbsyariah.co.id)

g. Bank Mega Syariah

Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum

yang didirikan pada 14 Juli 1990 melalui Keputusan Menteri Keuangan

RI No.1046/KMK/013/1990 tersebut, diakuisisi CT Corpora (d/h Para

Group) melalui Mega Corpora (d/h PT Para Global Investindo) dan PT

Para Rekan Investama pada 2001. Sejak awal, para pemegang saham

memang ingin mengonversi bank umum konvensional itu menjadi bank

umum syariah. Keinginan tersebut terlaksana ketika Bank Indonesia

mengizinkan Bank Tugu dikonversi menjadi bank syariah melalui

Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No.6/10/KEP.DpG/2004

menjadi PT Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) pada 27 Juli 2004,

Page 79: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

60

sesuai dengan Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia

No.6/11/KEP.DpG/2004. Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah

perbankan Indonesia sebagai upaya pertama pengonversian bank umum

konvensional menjadi bank umum syariah. (www.megasyariah.co.id)

h. Bank BNI Syariah

Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor

12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin

usaha kepada PT Bank BNI Syariah dan di dalam Corporate Plan UUS

BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan

akan dilakukan spin off tahun 2009. Disamping itu, komitmen

Pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat

dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga

semakin meningkat. (www.bnisyariah.co.id)

i. Bank Syariah Mandiri

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank

yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani

yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme

usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan

Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM

hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang

lebih baik. (www.syariahmandiri.co.id)

Page 80: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

61

j. Bank Muamalat Indonesia

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. didirikan pada 24 Rabius

Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama

Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan

operasinya pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan

nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI)

dan beberapa pengusaha muslim. Pendirian Bank Muamalat juga

menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian

saham Perseroan senilai Rp84 miliar pada saat penandatanganan akta

pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan

pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari

masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp106 miliar.

(www.bankmuamalat.co.id)

Page 81: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

62

B. Analisis Statistik Deskriptif

Pada bagian ini akan digambarkan ataupun dideskripsikan dari data

masing-masing variabel yang menampilkan karakteristik dari sampel yang

digunakan dalam penelitian ini. Karakteristik sampel tersebut meliputi: nilai

rata-rata sampel (mean), nilai maksimum dan minimum untuk masing-masing

variabel. Deskripsi dalam penelitian ini meliputi 6 variabel, yaitu Pertumbuhan

Laba (PL), Non Performing Finance (NPF), Finance to Deposit Ratio (FDR),

Return On Asset (ROA), Net Imbalan (NI), dan Beban Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO). Perhitungan data variabel pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

a. Pertumbuhan Laba

Laba adalah perbedaan antara pendapatan (revenue) yang

direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dengan biaya-

biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut (Wardiah, 2013:300). Pada

perusahan di bidang perbankan, laba yang diterima merupakan imbal hasil

dari jasa yang diberikan kepada nasabah.

Tabel. 4.1

Deskripsi Rata-rata Pertumbuhan Laba Bank Umum Syariah

Nama Bank Triwulan 2013 2014 2015

BRI SYARIAH

I 12.24 -0.67 0.26

II 0.61 -0.98 24.23

III 0.42 -0.95 11.86

IV 0.27 -0.95 17.65

BANK SYARIAH

BUKOPIN

I 1.72 -0.75 0.96

II 1.49 -0.68 1.05

III 0.65 -0.64 2.01

IV 0.13 -0.56 2.21

Page 82: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

63

Lanjutan

Nama Bank Triwulan 2013 2014 2015

BCA SYARIAH

I 1.27 0.69 0.22

II 0.41 -0.07 0.75

III 0.70 -0.08 0.90

IV 0.52 0.02 0.81

PANIN SYARIAH

I 1.67 -0.06 0.74

II 0.70 0.24 0.15

III 0.55 0.44 -0.08

IV -0.42 2.33 -0.24

VICTORIA SYARIAH

I 0.51 -0.37 -5.57

II -1.03 -1.03 68.92

III 0.51 -2.47 1.04

IV -0.60 -5.67 0.24

BJB SYARIAH

I 4.06 -2.38 -1.03

II 12.67 -0.96 1.12

III 1.00 -1.81 0.88

IV 0.56 -0.23 -0.66

BANK MEGA

SYARIAH

I 0.44 -0.66 -1.77

II 0.03 -0.67 -1.53

III -0.13 -0.91 -1.99

IV -0.19 -0.88 -0.30

BNI SYARIAH

I 2.31 -0.01 0.32

II 1.59 0.11 0.50

III 0.34 0.20 0.51

IV 0.15 0.39 0.40

BANK SYARIAH

MANDIRI

I 0.33 -0.22 -0.52

II -0.08 -0.59 -0.12

III -0.20 -0.42 -0.46

IV -0.19 -1.07 -7.46

BANK

MUAMALAT INDONESIA

I 0.62 0.05 -0.55

II 0.51 -0.23 -0.50

III 0.46 -0.92 2.62

IV 0.22 -0.88 0.26

Rata-rata 0.89 -0.61 3.01

Minimum -1.03 -5.67 -7.46

Maximum 12.67 2.33 68.92

Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan laba masing-masing

bank, pertumbuhan laba terendah terjadi pada 2015 sebesar -7.46% oleh

Page 83: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

64

Bank Syariah Mandiri, sedangkan pertumbuhan laba tertinggi terjadi pada

2015 sebesar 68.92% oleh Bank Victoria Syariah.

Rata-rata tingkat pertumbuhan laba bank syariah pada tahun 2013-

2014 mengalami penurunan. Penurunan ini dapat terjadi karena beberapa

hal, antara lain: adanya kenaikan biaya penghapusan kredit/pembiayaan

karena kualitas kredit/pembiayaan yang mengalami perburukan. Selain itu

penurunan laba bank juga disebabkan oleh faktor likuiditas yang ketat dan

menurunnya prospek bisnis memaksa bank untuk mengurangi penyaluran

kredit/pembiayaannya untuk menjaga kualitas asset produktif.

b. NPF (Non Performing Finance)

NPF adalah kredit (pembiayaan) bermasalah dari nasabah kepada

bank dengan kategori kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit

macet. Semakin tinggi NPF maka semakin menurun kinerja perbankan.

Hal ini sejalan dengan dimana adanya pembiayaan bermasalah yang

semakin besar dibandingkan dengan aktiva produktifnya dapat

mengakibatkan menurunnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan

dari pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan

berpengaruh buruk pada rentabilitas bank (Rahmaniah dan Wibowo,

2015).

Page 84: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

65

Tabel. 4.2

Deskripsi Rata-rata NPF Bank Umum Syariah

Nama Bank Triwulan 2013 2014 2015

BRI SYARIAH

I 3.04 4.04 4.96

II 2.89 4.38 5.31

III 2.98 4.79 4.90

IV 4.06 4.60 4.86

BANK SYARIAH

BUKOPIN

I 4.62 4.61 4.52

II 4.32 4.31 3.03

III 4.45 4.27 3.01

IV 4.27 4.07 2.99

BCA SYARIAH

I 0.09 0.15 0.92

II 0.01 0.14 0.60

III 0.07 0.14 0.59

IV 0.10 0.12 0.70

PANIN SYARIAH

I 0.62 1.03 0.88

II 0.57 0.76 0.91

III 1.05 0.81 1.76

IV 1.02 0.53 2.63

VICTORIA

SYARIAH

I 2.98 4.00 7.49

II 6.63 6.63 5.03

III 4.29 7.46 6.56

IV 3.71 7.10 9.80

BJB SYARIAH

I 4.35 4.58 7.14

II 3.92 2.84 6.91

III 3.97 6.90 6.91

IV 1.86 5.91 6.93

BANK MEGA SYARIAH

I 2.83 3.22 4.33

II 3.67 3.48 4.86

III 3.30 3.77 4.78

IV 2.98 3.89 4.26

BNI SYARIAH

I 2.13 1.96 2.22

II 2.11 2.00 2.42

III 2.06 1.99 2.54

IV 1.86 1.86 2.53

BANK SYARIAH

MANDIRI

I 3.44 4.88 6.81

II 2.90 6.46 6.67

III 3.40 6.76 6.89

IV 4.32 6.84 6.06

Page 85: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

66

Lanjutan

Nama Bank Triwulan 2013 2014 2015

BANK MUAMALAT

INDONESIA

I 2.02 2.11 6.34

II 2.19 3.30 4.93

III 2.17 5.96 4.64

IV 1.35 6.55 7.11

Rata-rata 2.71 3.72 4.40

Minimum 0.01 0.12 0.59

Maximum 6.63 7.46 9.80

Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan rasio NPF masing-masing bank,

diketahui rasio NPF terendah terjadi pada 2011 sebesar 0.01% oleh Bank

BCA Syariah, sedangkan rasio NPF tertinggi terjadi pada 2015 sebesar

9.80% oleh Bank Victoria Syariah. Rata-rata rasio NPF pada tahun 2013-

2015 terus mengalami peningkatan sehingga menyebabkan penurunan

tingkat pertumbuhan laba bank syariah. Bank yang baik adalah bank yang

mampu memelihara rasio NPF nya di bawah 5%, hal ini mengacu pada

SEBI No. 9/24/DPbs tahun 2007.

Penyebab meningkatnya rasio NPF ini karena semakin

memburuknya kualitas aktiva produktif sehingga banyak

kredit/pembiayaan nasabah yang mengalami macet. Meningkatnya rasio

NPF akan menyebabkan industri perbankan menyiapkan dana cadangan

untuk menjaga kualitas kredit/pembiayaannya.

c. FDR (Finance to Deposit Ratio)

Rasio FDR yang analog dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada

bank konvensional adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi

Page 86: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

67

permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank

(Rahmaniah dan Wibowo, 2015).

Tabel. 4.3

Deskripsi Rata-rata FDR Bank Umum Syariah

Nama Bank Triwulan 2013 2014 2015

BRI SYARIAH

I 100.90 102.13 88.24

II 103.67 95.14 92.05

III 105.61 94.85 86.61

IV 102.70 93.90 84.16

BANK SYARIAH

BUKOPIN

I 87.80 97.14 95.12

II 92.43 102.84 93.82

III 95.15 103.66 91.82

IV 100.29 92.89 90.56

BCA SYARIAH

I 86.35 89.53 100.11

II 85.86 85.31 94.13

III 88.98 93.02 102.09

IV 83.48 91.17 91.40

PANIN SYARIAH

I 120.91 112.84 93.27

II 123.60 140.97 97.58

III 112.46 111.93 96.10

IV 90.40 94.04 96.43

VICTORIA

SYARIAH

I 82.25 87.07 102.39

II 110.13 110.13 85.73

III 80.83 107.90 102.11

IV 84.65 95.19 95.29

BJB SYARIAH

I 85.69 87.55 88.50

II 96.82 94.84 95.70

III 102.28 135.08 103.48

IV 97.40 93.69 104.75

BANK MEGA SYARIAH

I 98.37 95.53 95.21

II 104.19 95.68 94.92

III 102.89 90.50 98.86

IV 93.37 93.61 98.49

BNI SYARIAH

I 80.11 96.67 90.10

II 92.13 98.98 96.65

III 96.37 94.32 89.65

IV 97.86 92.60 91.94

Page 87: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

68

Lanjutan

Nama Bank Triwulan 2013 2014 2015

BANK SYARIAH

MANDIRI

I 95.61 90.34 81.67

II 94.22 89.91 85.01

III 91.29 85.68 84.49

IV 89.37 81.92 81.99

BANK

MUAMALAT INDONESIA

I 87.90 105.40 95.11

II 93.28 96.78 99.05

III 91.16 98.81 96.09

IV 99.99 84.14 90.30

Rata-rata 95.59 97.48 93.66

Minimum 80.11 81.92 81.67

Maximum 123.60 140.97 104.75

Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan rasio FDR masing-masing bank,

rasio FDR terendah terjadi pada 2013 sebesar 80.11% oleh Bank BNI

Syariah, sedangkan rasio FDR tertinggi terjadi pada 2013 sebesar 140.97%

oleh Bank Panin Syariah. Rata-rata rasio FDR pada tahun 2014-2015

mengalami penurunan, hal ini terjadi karena bank syariah mengalami

kualitas aktiva produktif yang memburuk dan bank syariah lebih bersifat

defense demi menjaga likuditasnya. Bank dikatakan mampu mengelola

aktiva produktifnya dengan baik jika rasio FDR minimal 80%, hal ini

sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 17/40/DPM tahun 2015.

d. ROA (Return On Asset)

ROA adalah rasio yang menunjukkan tingkat pengembalian dari

bisnis atas seluruh investasi yang dilakukan (Syukur, 2015). Semakin

besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin

kecil.

Page 88: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

69

Tabel. 4.4

Deskripsi Rata-rata ROA Bank Umum Syariah

Nama Bank Triwulan 2013 2014 2015

BRI SYARIAH

I 1.71 0.46 0.53

II 1.41 0.03 0.78

III 1.36 0.20 0.80

IV 1.15 0.08 0.76

BANK SYARIAH

BUKOPIN

I 1.08 0.22 0.35

II 1.04 0.27 0.49

III 0.79 0.23 0.66

IV 0.69 0.27 0.79

BCA SYARIAH

I 0.92 0.86 0.71

II 0.97 0.69 0.79

III 0.99 0.67 0.86

IV 1.01 0.76 1.00

PANIN SYARIAH

I 2.72 1.45 1.56

II 2.34 1.64 1.22

III 2.18 1.82 1.13

IV 1.03 1.99 1.14

VICTORIA

SYARIAH

I 1.22 0.49 -1.65

II -0.02 -0.02 1.37

III 1.67 -1.52 0.05

IV 0.50 -1.87 -2.36

BJB SYARIAH

I 1.92 -1.78 0.08

II 0.93 0.07 0.07

III 0.91 -0.49 -0.95

IV 0.91 0.69 0.25

BANK MEGA SYARIAH

I 3.57 1.18 -1.21

II 2.94 0.99 -0.73

III 2.57 0.24 -0.34

IV 2.33 0.29 0.30

BNI SYARIAH

I 1.62 1.22 1.20

II 1.24 1.11 1.30

III 1.22 1.11 1.32

IV 1.37 1.27 1.43

BANK SYARIAH

MANDIRI

I 2.56 1.77 0.81

II 1.79 0.66 0.55

III 1.51 0.80 0.42

IV 1.53 -0.04 0.56

Page 89: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

70

Lanjutan

Nama Bank Triwulan 2013 2014 2015

BANK MUAMALAT

INDONESIA

I 1.72 1.44 0.62

II 1.66 1.03 0.51

III 1.68 0.10 0.36

IV 1.37 0.17 0.20

Rata-rata 1.50 0.52 0.44

Minimum -0.02 -1.87 -2.36

Maximum 3.57 1.99 1.56

Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan rasio ROA masing-masing bank,

diketahui bahwa rasio ROA terendah terjadi pada 2015 sebesar -2.36%

oleh Bank Victoria Syariah, dan rasio ROA tertinggi terjadi pada 2013

sebesar 3.57% oleh Bank Mega Syariah.

Rata-rata nilai ROA bank syariah pada tahun 2013-2015 terus

mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena meningkatnya pembiayaan

bermasalah pada bank syariah. Pengelolaan bank yang baik akan

menunjukkan rasio ROA berada pada angka > 1.5%, pengukuran ini

berdasarkan pada SEBI No. 13/24/DPNP/2011.

e. NI (Net Imbalan)

NI merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba dengan cara

membandingkan rata-rata total aktiva produktif dengan pendapatan

penyaluran dana setelah bagi hasil dikurangi dengan bonus.

Page 90: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

71

Tabel. 4.5

Deskripsi Rata-rata NI Bank Umum Syariah

Nama Bank Triwulan 2013 2014 2015

BRI SYARIAH

I 6.61 6.09 7.00

II 6.57 5.97 1.67

III 7.48 5.90 1.51

IV 6.72 6.04 1.81

BANK SYARIAH

BUKOPIN

I 4.08 3.17 2.91

II 4.01 2.75 2.96

III 4.07 2.67 3.07

IV 3.86 2.76 3.14

BCA SYARIAH

I 8.45 5.95 4.88

II 8.40 6.23 4.75

III 8.04 6.14 4.69

IV 7.73 4.00 4.90

PANIN SYARIAH

I 6.46 4.10 3.59

II 6.15 5.06 3.87

III 4.97 4.34 3.61

IV 4.26 4.38 3.82

VICTORIA

SYARIAH

I 4.86 2.71 3.27

II 3.47 1.69 3.29

III 6.49 3.67 3.10

IV 2.96 3.34 2.80

BJB SYARIAH

I 7.13 5.63 6.25

II 6.30 5.88 5.35

III 6.49 4.83 5.46

IV 6.65 4.88 5.68

BANK MEGA SYARIAH

I 11.66 8.39 8.97

II 11.50 8.38 9.55

III 11.21 8.08 9.73

IV 10.66 8.33 9.34

BNI SYARIAH

I 10.28 7.61 8.12

II 9.07 7.42 8.15

III 9.22 7.37 8.21

IV 9.51 8.15 8.25

BANK SYARIAH

MANDIRI

I 7.09 6.39 6.31

II 7.31 6.20 6.27

III 7.23 6.04 6.36

IV 7.25 6.20 6.53

Page 91: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

72

Lanjutan

Nama Bank Triwulan 2013 2014 2015

BANK MUAMALAT

INDONESIA

I 4.61 4.28 4.40

II 4.62 4.13 4.21

III 4.57 5.67 4.18

IV 4.64 3.40 4.09

Rata-rata 6.82 5.34 5.10

Minimum 2.96 1.69 1.51

Maximum 11.66 8.39 9.73

Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan rasio NI masing-masing bank, rasio

NI terendah terjadi pada 2015 sebesar 1.51% oleh Bank BRI Syariah, dan

rasio NI tertinggi terjadi pada 2013 sebesar 11.66% oleh Bank Mega

Syariah. Rata-rata rasio NI pada tahun 2013 – 2015 terus mengalami

penurunan, akan tetapi masih berada pada batas normal karena masih

berada pada angka > 3%. Perhitungan tersebut berdasarkan SEBI No.

9/24/DPbs tahun 2007. Menurunnya rasio NI ini menunjukkan bahwa

bank melakukan kegiatan usahanya dengan efisien, karena bank dapat

menawarkan pembiayaan yang lebih murah kepada nasabah sebagai akibat

dari sumber dana bank syariah yang banyak dan murah.

f. BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan efisiensi bank

terhadap operasionalnya. Semakin tinggi rasio BOPO, maka akan semakin

tidak efisien biaya operasional bank tersebut (Dendawijaya dalam Amelia,

2015).

Page 92: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

73

Tabel. 4.6

Deskripsi Rata-rata BOPO Bank Umum Syariah

Nama Bank Triwulan 2013 2014 2015

BRI SYARIAH

I 85.54 92.43 96.20

II 87.55 99.84 93.84

III 80.80 97.35 93.91

IV 95.24 99.14 93.79

BANK SYARIAH

BUKOPIN

I 88.67 97.33 96.10

II 88.82 96.83 94.78

III 91.50 97.08 93.14

IV 92.29 96.73 91.99

BCA SYARIAH

I 88.76 85.37 90.62

II 88.36 88.95 94.89

III 87.46 88.95 94.61

IV 86.91 88.11 94.10

PANIN SYARIAH

I 59.42 80.67 79.19

II 64.34 75.58 88.80

III 64.17 72.90 89.57

IV 81.31 82.58 89.29

VICTORIA

SYARIAH

I 78.78 91.65 114.78

II 100.66 100.24 90.02

III 79.28 112.17 99.74

IV 91.95 143.31 119.19

BJB SYARIAH

I 71.47 133.60 98.73

II 84.52 98.82 99.47

III 85.04 102.31 104.25

IV 85.76 96.94 98.78

BANK MEGA SYARIAH

I 77.48 89.82 110.53

II 81.41 91.90 104.80

III 84.21 97.96 102.33

IV 86.09 97.61 99.51

BNI SYARIAH

I 82.95 89.41 89.87

II 84.44 90.36 90.39

III 84.06 90.54 91.60

IV 83.94 89.90 89.63

BANK SYARIAH

MANDIRI

I 69.24 81.99 91.57

II 81.63 93.03 96.16

III 87.53 93.02 97.41

IV 84.03 100.60 94.78

Page 93: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

74

Lanjutan

Nama Bank Triwulan 2013 2014 2015

BANK MUAMALAT

INDONESIA

I 82.07 85.55 93.37

II 82.79 89.11 94.84

III 82.67 98.32 96.26

IV 85.12 64.81 97.41

Rata-rata 83.15 94.11 96.00

Minimum 59.42 64.81 79.19

Maximum 100.66 143.31 119.19

Sumber: data diolah

Berdasarkan hasil perhitungan rasio BOPO masing-masing bank,

rasio BOPO terendah terjadi pada 2013 sebesar 59.42% oleh Bank Panin

Syariah, dan rasio BOPO tertinggi terjadi pada 2014 sebesar 143.31% oleh

Bank Victoria Syariah. Rata-rata rasio BOPO pada tahun 2013-2015 terus

mengalami peningkatan, artinya bank syariah mengalami inefisiensi dalam

kegiatan usahanya.

Meningkatnya rasio BOPO ini dapat disebabkan karena penaikan

provisi atau pencadangan seiring dengan naiknya pembiayaan bermasalah.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berdampak pada

nasabah yang mengalami kesulitan pada usahanya sehingga mengalami

pembiayaan bermasalah. Berdasarkan SEBI No. 9/24/DPbs tahun 2007,

rata-rata rasio BOPO bank syariah pada tahun 2013-2014 masih efisien

karena rasio BOPO berada pada level ≤ 94%.

Page 94: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

75

C. Uji Stasioneritas

Tabel. 4.7

Hasil Uji Augmented Dickey Fuller (ADF)

Variabel

Tingkat Stasioneritas

Keterangan Level

t-statistic Test Critical Value

Probability 1% level 5% level 10% level

PL -10.5162 -3.48606 -2.88586 -2.57982 0.0000 STASIONER

NPF -3.09975 -3.48606 -2.88586 -2.57982 0.0292 STASIONER

FDR -7.16737 -3.48606 -2.88586 -2.57982 0.0000 STASIONER

ROA -5.78130 -3.48606 -2.88586 -2.57982 0.0000 STASIONER

NI -3.19902 -3.48606 -2.88586 -2.57982 0.0225 STASIONER

BOPO -6.56884 -3.48606 -2.88586 -2.57982 0.0000 STASIONER

Sumber: output Eviews (data diolah)

Berdasarkan hasil uji Augmented Dickey Fuller pada tingkat level

menunjukkan bahwa variabel dependen (PL) maupun variabel independen

(NPF, FDR, ROA, NI, dan BOPO) sudah stasioner. Hal ini dilihat dari nilai

probabilitas ADF < nilai signifikansi (0.05) sehingga H0 ditolak dan H1

diterima, maka dapat disimpulkan bahwa data sudah stasioner. Karena seluruh

data yang digunakan sudah stasioner, maka dapat dilanjutkan ke tahap uji

selanjutnya.

Page 95: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

76

D. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Gambar. 4.1

Grafik Hasil Uji Normalitas Sumber: output Eviews (data diolah)

Berdasarkan histrogram uji normalitas di atas dapat diketahui bahwa

probablity Jarque-Bera < nilai signifikansi (0.000000 < 0.05). Artinya data

pada penelitian ini tidak berdistribusi secara normal, hal ini dapat terjadi

karena adanya outlier pada data. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data

yang berdistribusi secara normal maka perlu dilakukan perbaikan atas data

outlier tersebut. Peneliti akan memperbaiki data dengan cara melakukan

transformasi data pada variabel independen (PL) menjadi bentuk logaritma

(LOGPL). Setelah dilakukan transformasi pada variabel independen,

kemudian dilakukan uji normalitas kembali dengan hasil sebagai berikut.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

-10 0 10 20 30 40 50 60

Series: ResidualsSample 1 120Observations 120

Mean 6.31e-15Median -0.918514Maximum 61.66195Minimum -9.848445Std. Dev. 6.687473Skewness 6.830853Kurtosis 61.95416

Jarque-Bera 18311.18Probability 0.000000

Page 96: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

77

Gambar. 4.2

Grafik Hasil Uji Normalitas setelah Transformasi Sumber: output Eviews (data diolah)

Berdasarkan tabel uji normalitas setelah transformasi di atas dapat

diketahui bahwa nilai probability Jarque-Bera lebih > nilai signifikansi

(0.574736 > 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi

normal dan dapat dilanjutkan ke pengujian berikutnya.

2. Uji Multikolinearitas

Tabel. 4.8

Hasil Uji Multikolinearitas

NPF FDR ROA NI BOPO

NPF 1.000000 -0.081183 -0.592238 -0.236070 0.558190

FDR -0.081183 1.000000 0.060708 -0.074145 -0.118698

ROA -0.592238 0.060708 1.000000 0.352926 -0.861810

NI -0.236070 -0.074145 0.352926 1.000000 -0.194950

BOPO 0.558190 -0.118698 -0.861810 -0.194950 1.000000

Sumber: output Eviews (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hubungan antar

variabel independen (NPF, FDR, ROA, NI, dan BOPO) tidak ada yang

menunjukkan nilai korelasi > 0.9. Nilai korelasi tertinggi sebesar 0.558190

yaitu antara NPF dengan BOPO. Karena 0.558190 < 0.9 maka diputuskan

bahwa H0 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam model tidak

terjadi gejala multikolinearitas.

0

2

4

6

8

10

-3 -2 -1 0 1 2 3

Series: ResidualsSample 1 120Observations 66

Mean -5.38e-17Median 0.066135Maximum 3.119392Minimum -3.517827Std. Dev. 1.253842Skewness 0.014558Kurtosis 3.633994

Jarque-Bera 1.107689Probability 0.574736

Page 97: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

78

3. Uji Heteroskedastisitas

Gambar. 4.3

Grafik Uji Heteroskedastisitas

Sumber: output Eviews (data diolah)

Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa grafik tidak

membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut

tidak bersifat heteroskedastisitas. Selain dengan menggunakan grafik, untuk

mendeteksi masaah heteroskedastisitas juga dapat digunakan dengan

mengunakan uji statistik yatu dengan menggunakan uji white.

Tabel. 4.9

Hasil Uji White

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 0.541044 Prob. F(5,60) 0.7444

Obs*R-squared 2.847362 Prob. Chi-Square(5) 0.7235

Scaled explained SS 3.099146 Prob. Chi-Square(5) 0.6847

Sumber: output Eviews (data diolah)

Berdasarkan tabel hasil uji white dapat diketahui bahwa nilai

probability Chi-Square Obs*R-squared > nilai signifikansi (0.7235 > 0.05),

dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 diterima. Artinya tidak

-4

-2

0

2

4

-4

-2

0

2

4

6

1 4

11

14

21

24

27

32

35

38

43

46

58

61

64

73

86

90

93

96

11

0

11

3

Residual Actual Fitted

Page 98: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

79

terjadi heteroskedastisitas sehingga dapat dilanjutkan ke pengujian

selanjutnya.

4. Uji Autokorelasi

Tabel. 4.10

Hasil Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.025256 Prob. F(2,58) 0.1412

Obs*R-squared 4.308324 Prob. Chi-Square(2) 0.1160

Sumber: output Eviews (data diolah)

Berdasarkan tabel hasil uji autokorelasi di atas dapat diketahui bahwa

nilai probability Chi-Square Obs*R-squared > nilai signifikansi (0.1160 >

0.05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi dalam

model.

E. Pengujian Model Regresi Data Panel

Regresi data panel dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga model

yaitu, common effect, fixed effect, dan randon effect. Pemilihan model

dilakukan dengan menggunakan uji chow untuk memilih alternatif pilihan

antara model common effect dan fixed effect, selanjutnya menggunakan uji

Hausman untuk memilih alternatif pilihan antara model fixed effect dan

random effect. Setelah didapatkan model yang terbaik berdasarkan uji Chow

dan uji Hausman, kemudian melihat hasi uji t (pengaruh secara parsial) dan uji

F (pengaruh secara simultan) antara variabel-variabel independen terhadap

variabel dependen, serta koefisien determinasi (Adjusted R-Squared) untuk

mengetahui seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan

pengaruhnya terhadap variabel dependen dari output estimasi model terpilih.

Page 99: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

80

1. Common Effect Model

Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk melakukan

pemilihan model dengan melakukan uji Chow adalah dengan

meregresikan data panel menggunakan bentuk model common effect.

Tabel. 4.11

Hasil Regresi Data Panel Model Common Effect

Dependent Variable: PL?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/15/17 Time: 15:22

Sample: 2013Q1 2015Q4

Included observations: 12

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 120 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. NPF? 0.427978 0.359504 1.190467 0.2363

FDR? -0.101670 0.053610 -1.896470 0.0604

ROA? 4.046415 1.007746 4.015313 0.0001

NI? -0.979711 0.304453 -3.217936 0.0017

BOPO? 0.128129 0.058579 2.187273 0.0307 R-squared 0.136425 Mean dependent var 1.169583

Adjusted R-squared 0.106388 S.D. dependent var 7.198848

S.E. of regression 6.805147 Akaike info criterion 6.714009

Sum squared resid 5325.653 Schwarz criterion 6.830155

Log likelihood -397.8406 Hannan-Quinn criter. 6.761177

Durbin-Watson stat 1.925759

Sumber: ouput Eviews (data diolah)

Page 100: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

81

2. Fixed Effect Model

Langkah kedua adalah dengan meregresikan data panel dengan

model fixed effect.

Tabel. 4.12

Hasil Regresi Data Panel Model Fixed Effect

Dependent Variable: PL?

Method: Pooled Least Squares

Date: 04/15/17 Time: 15:22

Sample: 2013Q1 2015Q4

Included observations: 12

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 120 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 17.89889 14.18194 1.262090 0.2097

NPF? 0.662828 0.636295 1.041698 0.2999

FDR? -0.133379 0.073021 -1.826580 0.0706

ROA? 4.366225 1.521488 2.869708 0.0050

NI? -1.903222 0.587200 -3.241182 0.0016

BOPO? 0.011339 0.114202 0.099285 0.9211

Fixed Effects (Cross)

BCAS--C 1.565420

BJBS--C 2.086638

BMI--C -4.371551

BMS--C 4.683909

BNIS--C 3.139854

BRIS--C 3.032361

BSB--C -4.543217

BSM--C -3.897111

PANINS--C -3.319914

VICTORIAS--C 1.623611 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.269630 Mean dependent var 1.169583

Adjusted R-squared 0.172247 S.D. dependent var 7.198848

S.E. of regression 6.549578 Akaike info criterion 6.713147

Sum squared resid 4504.182 Schwarz criterion 7.061583

Log likelihood -387.7888 Hannan-Quinn criter. 6.854649

F-statistic 2.768767 Durbin-Watson stat 2.157740

Prob(F-statistic) 0.001571

Sumber: output Eviews (data diolah)

Page 101: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

82

3. Uji Chow

Setelah memperoleh hasil dari model common effect dan fixed effect,

untuk menentukan model yang akan dipilih maka dilakukan Uji Chow.

Dengan kriteria pengambilan keputusan jika probabilitas > nilai

signifikansi (0.05) maka H0 diterima dan Ha ditolak, maka model yang

dipilih adalah common effect. Jika nilai probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak

dan Ha diterima, maka yang dipilih adalah model fixed effect.

Tabel. 4.13

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: BANK

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 2.118179 (9,105) 0.0342

Cross-section Chi-square 20.020089 9 0.0178

Sumber: output Eviews (data diolah)

Berdasarkan tabel hasil uji Chow di atas dapat dilihat bahwa niai

Cross-section Chi-square < nilai signifikansi (0.0178 < 0.05), maka H0

ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model

yang dipilih adalah model fixed effect.

4. Random Effect Model

Setelah melakukan Uji Chow untuk memilih model antara common

effect dan fixed effect, langkah selanjutnya adalah meregresikan model ke

dalam bentuk random effect untuk kemudian dilakukan Uji Hausman

dalam menentukan model yang dipilih apakah fixed effect atau random

effect.

Page 102: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

83

Tabel. 4.14

Hasil Regresi Data Panel Model Random Effect

Dependent Variable: PL?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/15/17 Time: 15:22

Sample: 2013Q1 2015Q4

Included observations: 12

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 120

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 6.200110 12.95586 0.478556 0.6332

NPF? 0.472423 0.385481 1.225544 0.2229

FDR? -0.121048 0.065297 -1.853798 0.0664

ROA? 3.892745 1.414288 2.752441 0.0069

NI? -1.059989 0.327234 -3.239238 0.0016

BOPO? 0.085201 0.109021 0.781512 0.4361

Random Effects (Cross)

BCAS--C 0.220204

BJBS--C 0.451055

BMI--C -0.816404

BMS--C 0.384997

BNIS--C 0.310765

BRIS--C 0.981666

BSB--C -0.772653

BSM--C -1.121760

PANINS--C -0.432408

VICTORIAS--C 0.794539 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 1.204229 0.0327

Idiosyncratic random 6.549578 0.9673 Weighted Statistics R-squared 0.149131 Mean dependent var 0.986483

Adjusted R-squared 0.111812 S.D. dependent var 7.119202

S.E. of regression 6.709401 Sum squared resid 5131.832

F-statistic 3.996129 Durbin-Watson stat 1.970126

Prob(F-statistic) 0.002235 Unweighted Statistics R-squared 0.135487 Mean dependent var 1.169583

Sum squared resid 5331.441 Durbin-Watson stat 1.896364

Sumber: output Eviews (data diolah)

Page 103: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

84

5. Uji Hausman

Setelah melakukan uji Chow dan memperoleh hasil bahwa model

fixed effect yang digunakan, selanjutnya perlu dilakukan uji Hausman

untuk memilih antara model fixed effect dan random effect dengan kriteria

jika probabilitas > nilai signifikansi (0.05) maka H0 diterima dan Ha

ditolak, artinya model yan dipilih adalah random effect. Sedangkan jika

probabilitas < nilai signifikansi (0.05) maka H0 ditolak dan Ha diterima,

artinya model yang dipilih adalah fixed effect.

Tabel. 4.15

Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: BANK

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 10.631554 5 0.0592

Sumber: output Eviews (data diolah)

Berdasarkan tabel hasil uji Hausman di atas dapat diketahui bahwa

nilai probabilitas Cross-section random > nilai signifikansi (0.0592 >

0.05), maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa model yang dipilih adalah Random Effect Model.

F. Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Data Panel

1. Pengaruh Variabel NPF, FDR, ROA, NI, dan BOPO terhadap

Pertumbuhan Laba secara Parsial (Uji t)

Guna mengetahui besarnya pengaruh variabel NPF, FDR, ROA, NI,

dan BOPO secara parsial terhadap pertumbuhan laba digunakan uji t.

Pengujian secara parsial digunakan untuk menguji pengaruh variabel

Page 104: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

85

independen terhadap variabel dependen. Jika probabilitas < 0.05 maka H0

ditolak dan Ha diterima sehingga disimpulkan bahwa variabel independen

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan apabila

probabilitas > 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh tidak signifikan

terhadap variabel dependen. Uji hipotesis secara parsial dapat dilihat dari

tabel berikut:

Tabel. 4.16

Uji t Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

NPF? 0.472423 0.385481 1.225544 0.2229

FDR? -0.121048 0.065297 -1.853798 0.0664

ROA? 3.892745 1.414288 2.752441 0.0069

NI? -1.059989 0.327234 -3.239238 0.0016

BOPO? 0.085201 0.109021 0.781512 0.4361

Sumber: output Eviews (data diolah)

Penjelasan dari tabel uji t adalah sebagai berikut:

a. Pengaruh Non Performing Finance (NPF) terhadap pertumbuhan laba

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukkan probabilitas NPF > nilai signifikansi 5% (0.2229 > 0.05)

maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

NPF memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.

b. Pengaruh Finance to Deposit Ratio (FDR) terhadap pertumbuhan laba

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukkan probabitas FDR > nilai signifikansi 5% (0.0664 > 0.05)

maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

FDR memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Page 105: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

86

c. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap pertumbuhan laba

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukkan probabilitas ROA < nilai signifikansi 5% (0.0069 < 0.05)

maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

d. Pengaruh Net Imbalan (NI) terhadap pertumbuhan laba

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukkan probabilitas NI < nilai signifikansi 5% (0.0016 < 0.05)

maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

NI memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

e. Pengaruh Beban Operasional terhadap Biaya Operasional (BOPO)

terhadap pertumbuhan laba

Hasil pengujian dengan analisis regresi data panel di atas

menunjukkan probabilitas BOPO > nilai signifikansi 5% (0.4361 >

0.05) maka H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa BOPO memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

2. Pengaruh Variabel NPF, FDR, ROA, NI, dan BOPO terhadap

Pertumbuhan Laba secara Simultan (Uji F)

Guna mengetahui besarnya pengaruh variabel NPF, FDR, ROA,

NI, dan BOPO secara simultan terhadap pertumbuhan laba digunakan

uji F. Pengujian secara simultan atau uji F digunakan untuk menguji

pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel

Page 106: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

87

dependen. Apabila probabilitas < nilai signifikansi, maka H0 ditolak

dan Ha diterima, sehingga disimpulkan bahwa variabel independen

berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel dependen.

Sedangkan apabila nilai probabilitas > nilai signifikansi maka H0

diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

independen secara simultan berpengaruh tidak signifikan terhadap

variabel independen. Uji hipotesis secara simultan dapat diihat dari

tabel berikut:

Tabel. 4.17

Uji F

Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 1.204229 0.0327

Idiosyncratic random 6.549578 0.9673 Weighted Statistics R-squared 0.149131 Mean dependent var 0.986483

Adjusted R-squared 0.111812 S.D. dependent var 7.119202

S.E. of regression 6.709401 Sum squared resid 5131.832

F-statistic 3.996129 Durbin-Watson stat 1.970126

Prob(F-statistic) 0.002235

Sumber: output Eviews (data diolah)

Berdasarkan hasil uji F di atas dapat dilihat bahwa nilai

probabilitas F-statistic < nilai signifikansi 5% (0.002235 < 0.05),

sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel

independen (NPF, FDR, ROA, NI, dan BOPO) terhadap variabel

dependen (pertumbuhan laba) secara simultan.

Page 107: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

88

3. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan model dalam penelitian menerangkan variabel

dependen. Koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 4.18

Koefisien Determinasi

Weighted Statistics R-squared 0.149131 Mean dependent var 0.986483

Adjusted R-squared 0.111812 S.D. dependent var 7.119202

S.E. of regression 6.709401 Sum squared resid 5131.832

F-statistic 3.996129 Durbin-Watson stat 1.970126

Prob(F-statistic) 0.002235

Sumber: output Eviews (data diolah)

Berdasarkan tabel di atas besarnya niai Adjusted R-squared

adalah 0.111812. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan

laba (PL) dapat dijelaskan oleh variabel independen (NPF, FDR, ROA,

NI, dan BOPO) sebesar 11.18%. Sedangkan sisanya (100% - 11.18% =

88.82%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi penelitian.

Page 108: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

89

G. Persamaan Model Regresi Data Panel

Tabel. 4.19

Model Regersi Random Effect

Dependent Variable: PL?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 04/15/17 Time: 15:22

Sample: 2013Q1 2015Q4

Included observations: 12

Cross-sections included: 10

Total pool (balanced) observations: 120

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 6.200110 12.95586 0.478556 0.6332

NPF? 0.472423 0.385481 1.225544 0.2229

FDR? -0.121048 0.065297 -1.853798 0.0664

ROA? 3.892745 1.414288 2.752441 0.0069

NI? -1.059989 0.327234 -3.239238 0.0016

BOPO? 0.085201 0.109021 0.781512 0.4361

Random Effects (Cross)

BCAS--C 0.220204

BJBS--C 0.451055

BMI--C -0.816404

BMS--C 0.384997

BNIS--C 0.310765

BRIS--C 0.981666

BSB--C -0.772653

BSM--C -1.121760

PANINS--C -0.432408

Sumber: output Eviews (data diolah

Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh persamaan model regresi antara

variabel dependen (PL) dan variabel independen (NPF, FDR, ROA, NI, dan

BOPO) sebagai berikut:

PLit = 6.200110 + 0.472423 NPFit – 0.121048 FDRit + 3.892745 ROAit –

1.059989 NIit + 0.085201 BOPOit + eit

Dari persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa:

1. Konstanta sebesar 6.200110 menunjukkan bahwa jika variabel independen

(NPF, FDR, GWM, ROA, NI, BOPO, CAR) pada observasi ke i dan periode

ke t adalah konstan, maka nilai Pertumbuhan Laba adalah 6.200110.

Page 109: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

90

2. Jika nilai NPF pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%,

sedangkan variabel independen lainnya dianggap tetap. Maka akan

meningkatkan nilai Pertumbuhan Laba pada observasi ke i dan periode ke t

sebesar 0.472423.

3. Jika nilai FDR pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%,

sedangkan variabel independen lainnya dianggap tetap. Maka akan

menurunkan nilai Pertumbuhan Laba pada observasi ke i dan periode ke t

sebesar 0.121048.

4. Jika nilai ROA pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%,

sedangkan variabel independen lainnya dianggap tetap. Maka akan

meningkatkan nilai Pertumbuhan Laba pada observasi ke i dan periode ke t

sebesar 3.892745.

5. Jika nilai NI pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%, maka

akan menurunkan nilai Pertumbuhan Laba pada observasi ke i dan periode

ke t sebesar -1.059989.

6. Jika nilai BOPO pada observasi ke i dan periode ke t naik sebesar 1%,

sedangkan variabel independen lainnya dianggap tetap. Maka akan

menaikkan nilai Pertumbuhan Laba pada observasi ke i dan periode ke t

sebesar 0.085201.

Page 110: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

91

H. Persamaan Model Regresi Tiap Bank

Tabel. 4.20

Model Regresi Tiap Bank

Random Effects (Cross)

BCAS--C 0.220204

BJBS--C 0.451055

BMI--C -0.816404

BMS--C 0.384997

BNIS--C 0.310765

BRIS--C 0.981666

BSB--C -0.772653

BSM--C -1.121760

PANINS--C -0.432408

VICTORIAS--C 0.794539

Sumber: output Eviews (data diolah)

Berdasarkan output Eviews tersebut, maka didapat persamaan model

regresi tiap bank umum syariah sebagai berikut:

1. Persamaan model regresi BCA Syariah

Pertumbuhan Laba BCA Syariahit = 0.220204 + 0.472423 NPFit – 0.121048

FDRit + 3.892745 ROAit – 1.059989 NIit + 0.085201 BOPOit + eit

Jika variabel independen pada observasi ke i dan periode ke t adalah tetap,

maka pertumbuhan laba pada BCA Syariah naik sebesar 0.220204.

2. Persamaan model regresi BJB Syariah

Pertumbuhan Laba BJB Syariahit = 0.451055 + 0.472423 NPFit – 0.121048

FDRit + 3.892745 ROAit – 1.059989 NIit + 0.085201 BOPOit + eit

Jika variabel independen pada observasi ke i dan periode ke t adalah tetap,

maka pertumbuhan laba pada BJB Syariah naik sebesar 0.451055.

Page 111: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

92

3. Persamaan model regresi Bank Muamalat Indonesia

Pertumbuhan Laba Bank Muamalat Indonesiait = -0.816404 + 0.472423

NPFit – 0.121048 FDRit + 3.892745 ROAit – 1.059989 NIit + 0.085201

BOPOit + eit

Jika variabel independen pada observasi ke i dan periode ke t adalah tetap,

maka pertumbuhan laba pada Bank Muamalat Indonesia turun sebesar

0.816404.

4. Persamaan model Regresi Bank Mega Syariah

Pertumbuhan Laba Bank Mega Syariahit = 0.384997 + 0.472423 NPFit –

0.121048 FDRit + 3.892745 ROAit – 1.059989 NIit + 0.085201 BOPOit + eit

Jika variabel independen pada observasi ke i dan periode ke t adalah tetap,

maka pertumbuhan laba pada Bank Mega Syariah naik sebesar 0.384997.

5. Persamaan model regresi BNI Syariah

Pertumbuhan Laba BNI Syariahit = 0.310765 + 0.472423 NPFit – 0.121048

FDRit + 3.892745 ROAit – 1.059989 NIit + 0.085201 BOPOit + eit

Jika variabel independen pada observasi ke i dan periode ke t adalah tetap,

maka pertumbuhan laba pada BNI Syariah naik sebesar 0.310765.

6. Persamaan model regresi BRI Syariah

Pertumbuhan Laba BRI Syariahit = 0.981666 + 0.472423 NPFit – 0.121048

FDRit + 3.892745 ROAit – 1.059989 NIit + 0.085201 BOPOit + eit

Jika variabel independen pada observasi ke i dan periode ke t adalah tetap,

maka pertumbuhan laba pada BRI Syariah naik sebesar 0.981666.

Page 112: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

93

7. Persamaan model regresi Bank Syariah Bukopin

Pertumbuhan Laba Bank Syariah Bukopinit= -0.772653 + 0.472423 NPFit –

0.121048 FDRit + 3.892745 ROAit – 1.059989 NIit + 0.085201 BOPOit + eit

Jika variabel independen pada observasi ke i dan periode ke t adalah tetap,

maka pertumbuhan laba pada Bank Syariah Bukopin turun sebesar

0.772653.

8. Persamaan model regresi Bank Syariah Mandiri

Pertumbuhan Laba Bank Syariah Mandiriit = -1.121760 + 0.472423 NPFit –

0.121048 FDRit + 3.892745 ROAit – 1.059989 NIit + 0.085201 BOPOit + eit

Jika variabel independen pada observasi ke i dan periode ke t adalah tetap,

maka pertumbuhan laba pada Bank Syariah Mandiri turun sebesar

1.121760.

9. Persamaan model regresi Bank Panin Syariah

Pertumbuhan Laba Bank Panin Syariahit = -0.432408 + 0.472423 NPFit –

0.121048 FDRit + 3.892745 ROAit – 1.059989 NIit + 0.085201 BOPOit + eit

Jika variabel independen pada observasi ke i dan periode ke t adalah tetap,

maka pertumbuhan laba pada Bank Panin Syariah turun sebesar 0.432408.

10. Persamaan model regresi Bank Victoria Syariah

Pertumbuhan Laba Bank Victoria Syariahit = 0.794539+ 0.472423 NPFit –

0.121048 FDRit + 3.892745 ROAit – 1.059989 NIit + 0.085201 BOPOit + eit

Jika variabel independen pada observasi ke i dan periode ke t adalah tetap,

maka pertumbuhan laba pada Bank Victoria Syariah naik sebesar 0.794539.

Page 113: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

94

I. Interpretasi Hasil Penelitian

1. Pengaruh NPF (Non Performing Finance) terhadap Pertumbuhan Laba

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NPF memiliki

pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dengan demikian

penelitian ini menolak hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa NPF

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dibuktikan

dengan hasil uji hipotesis dengan nilai probability yang lebih besar dari nilai

signifikansi 5% (0.2229 > 0.05).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Aini (2013), dan Emilda (2016) yang menyatakan bahwa NPF/NPL

memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Adanya

perbedaan sampel, rentang waktu, dan karakteristik data penelitian

menyebabkan hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Fathoni, dkk (2012), dan Lubis (2013) yang menyatakan

bahwa NPF/NPL berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Semakin tinggi rasio NPF maka semakin menurun kinerja perbankan

sehingga menghilangkan kesempatan memperoleh laba. Hal ini dapat

disebabkan karena adanya pembiayaan bermasalah yang semakin besar

dibandingkan dengan aktiva produktifnya sehingga dapat mengakibatkan

hilangnya kesempatan untuk memperoleh pendapatan (income) dari

pembiayaan yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan berpengaruh

buruk pada rentabilitas bank (Rahmaniah dan Wibowo, 2015).

Page 114: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

95

Non Performing Finance (NPF) memiliki pengaruh tidak signifikan

terhadap pertumbuhan laba menandakan bahwa perubahan yang

ditunjukkan oleh NPF akan diikuti oleh pertumbuhan laba namun tidak

signifikan. Artinya, bank syariah tidak perlu khawatir terhadap peningkatan

rasio NPF selama masih berada pada level aman di bawah 5% sesuai dengan

peraturan yang berlaku, karena jika terlalu tinggi maka bank akan

kehilangan kesempatan memperoleh laba sehingga bank sangat perlu untuk

mengelola risiko kredit/pembiayaan secara efektif.

2. Pengaruh FDR (Finance to Deposit Ratio) terhadap Pertumbuhan Laba

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel FDR memiliki

pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dengan demikian

penelitian ini menolak hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa FDR

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dibuktikan

dengan hasil uji hipotesis dengan nilai probability yang lebih besar dari nilai

signifikansi 5% (0.00664 > 0.05).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fathoni, dkk (2012), Emilda (2016), Setiawan dan Hanryono (2016) yang

menyatakan hasil penelitian bahwa rasio FDR/LDR berpengaruh tidak

signifikan terhadap pertumbuhan laba. Adanya perbedaan sampel, rentang

waktu, dan karakteristik data penelitian menyebabkan hasil penelitian ini

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Syahputra, dkk (2014),

Hadiwidjaja (2016), dan Lubis (2013) yang menyatakan bahwa FDR/LDR

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Page 115: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

96

FDR/LDR yang berada di bawah target dan limitnya, maka dapat

dikatakan bahwa bank memelihara alat likuid yang berlebihan dan ini akan

menimbulkan tekanan terhadap pendapatan bank berupa tingginya biaya

pemeliharaan kas yang menganggur (Kuncoro dan Suhardjono dalam Aini,

2013). Semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan, maka akan semakin

tinggi kesempatan bank memperoleh laba (dengan asumsi bahwa bank

tersebut dapat mengelola risiko pembiayaan dengan efektif). Hasil yang

didapatkan tidak signifikan dapat terjadi karena bank tidak sepenuhnya

menempatkan dana pihak ketiga (DPK) ke pembiayaan, namun bank lebih

memilih untuk memelihara likuiditas. Akibatnya bank memiliki idle money

sehingga meningkatkan biaya pemeliharaan yang dapat menurunkan

kesempatan memperoleh laba.

Finance to Deposit Ratio (FDR) memiliki pengaruh tidak signifikan

terhadap pertumbuhan laba menunjukkan bahwa setiap perubahan yang

terjadi pada FDR diikuti oleh pertumbuhan laba namun tidak signifikan,

walaupun memiliki pengaruh yang tidak signifikan bukan berarti lembaga

perbankan tidak memberikan perhatian terhadap perubahan yang terjadi

pada FDR. Akan tetapi lembaga perbankan tetap harus mengikuti ketentuan

tentang pemenuhan minimum rasio FDR.

3. Pengaruh ROA (Return On Asset) terhadap Pertumbuhan Laba

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ROA memiliki

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dengan demikian

penelitian ini menerima hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa ROA

Page 116: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

97

berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dibuktikan

dengan hasil uji hipotesis dengan nilai probability yang lebih kecil dari nilai

signifikansi 5% (0.0069 < 0.05).

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Fathoni, dkk. (2012) yang menyatakan bahwa ROA memiliki pengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba, karena ROA merupakan indikator

untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba. Adanya perbedaan sampel, rentang waktu, dan

karakteristik data penelitian menyebabkan hasil penelitian ini bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Syahputra, dkk. (2014) yang

menyatakan bahwa rasio ROA memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam memperoleh keuntungan yang dihasilkan dari total asset bank yang

bersangkutan. Semakin besar ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank tersebut (Dendawijaya dalam Fathoni, 2012).

Return On Asseet (ROA) memiliki pengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba menandakan bahwa setiap perubahan yang terjadi pada

rasio ROA diikuti dengan pertumbuhan laba secara signifikan. Sehingga

bank perlu memperhatikan perubahan yang terjadi pada ROA, karena

semakin besar rasio ROA yang diperoleh maka akan semakin besar

keuntungan yang didapatkan oleh bank sehingga menyebabkan

pertumbuhan laba bank akan terus meningkat.

Page 117: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

98

4. Pengaruh NI (Net Imbalan) terhadap Pertumbuhan Laba

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel NI memiliki pengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dengan demikian penelitian ini

menerima hipotesis keempat (H4) yang menyatakan bahwa NI berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji

hipotesis dengan nilai probability lebih kecil dari nilai signifikansi 5%

(0.0016 < 0.05).

Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh

Syahputra, dkk. (2014) yang menyatakan bahwa NI/NIM memiliki

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, karena rasio NI mengukur

seberapa besar kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan

yang berasal dari margin pembiayaan. Adanya perbedaan sampel, rentang

waktu, dan karakteristik data penelitian menyebabkan hasil penelitian ini

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fathoni, dkk. (2012)

yang menyatakan bahwa NI/NIM memiliki pengaruh tidak signifikan

terhadap pertumbuhan laba.

NI merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan

aktiva produktif dalam menghasilkan laba dengan cara membandingkan

pendapatan operasional dikurangi imbalan dan bonus dengan rata-rata

aktiva produktif. NI/NIM merupakan ukuran spread atau gross margin dari

aktiva kredit dan investasi dari bank (IBI, 2015:148). Artinya semakin tinggi

NI/NIM maka akan semakin tinggi laba yang diterima bank.

Page 118: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

99

Net Imbalan (NI) memiliki pengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba menunjukkan bahwa setiap perubahan yang terjadi pada

rasio NI diikuti oleh pertumbuhan laba secara signifikan, sehingga lembaga

perbankan perlu memberikan perhatian lebih terhadap perubahan yang

terjadi pada rasio NI untuk meningkatkan profitabilitas bank.

5. Pengaruh BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

terhadap Pertumbuhan Laba

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel BOPO memiliki

pengaruh yang tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dengan

demikian penelitian ini menolak hipotesis kelima (H5) yang menyatakan

bahwa BOPO berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini

dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan nilai probability yang lebih

besar dari nilai nilai signifikansi 5% (0.4361 > 0.05).

Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh

Emilda (2016) yang menyatakan bahwa rasio BOPO berpengaruh tidak

signifikan terhadap pertumbuhan laba. Adanya perbedaan sampel, rentang

waktu, dan karakteristik data penelitian menyebabkan hasil penelitian ini

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayatullah (2012)

yang mengemukakan bahwa rasio BOPO berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba.

Rasio BOPO menunjukkan seberapa efisien manajemen suatu bank

dalam mengelola kegiatan operasionalnya. Semakin kecil rasio ini berarti

Page 119: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

100

semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang

bersangkutan (Almilia dan Herdiningtyas dalam Syahputra, dkk., 2014).

Rasio BOPO memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap

pertumbuhan laba mengindikasikan bahwa setiap perubahan yang terjadi

pada rasio BOPO diikuti dengan pertumbuhan laba akan tetapi tidak

signifikan. Walaupun memiliki pengaruh yang tidak signifikan bukan

berarti manajemen bank tidak perlu melakukan efisiensi dalam kegiatan

operasionalnya, namun manajemen bank harus menggunakan biaya

operasional secara efektif dan tepat sasaran agar kegiatan operasional bank

berjalan optimal sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan laba.

Page 120: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil uji regresi data panel secara parsial (uji t) diketahui bahwa

pengaruh antara masing-masing variabel independen (NPF, FDR, ROA, NI,

dan BOPO) terhadap pertumbuhan laba sebagai berikut:

a. Variabel NPF memiliki nilai koefisien 0.2229 > 0.05, maka NPF

memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba pada

tingkat signifikansi 5%.

b. Variabel FDR memiliki nilai koefisien 0.0664 > 0.05, maka FDR

memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba pada

tingkat signifikansi 5%.

c. Variabel ROA memiliki nilai koefisien 0.0069 < 0.05, maka ROA

memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada tingkat

signifikansi 5%.

d. Variabel NI memiliki nilai koefisien 0.0016 < 0.05, maka NI memiliki

pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada tingkat

signifikansi 5%.

e. Variabel BOPO memiliki nilai koefisien 0.4361 > 0.05, maka BOPO

memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba pada

tingkat signifikansi 5%.

Page 121: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

102

2. Berdasarkan hasil uji regresi data panel secara simultan (uji F) ditemukan

bahwa nilai Probability (F-statistic) 0.002235 < 0.05, maka terdapat

pengaruh signifikan antara variabel independen (NPF, FDR, ROA, NI, dan

BOPO) terhadap pertumbuhan laba bank umum syariah di Indonesia pada

tingkat signifikansi 5%.

B. Keterbatasan

Beberapa keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Guna menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba

bank syariah, penelitian ini hanya memfokuskan pada variabel internal

bank syariah.

2. Data yang dibutuhkan kurang lengkap sehingga perlu adanya penyesuain

rentang waktu yang digunakan.

C. Saran

1. Perlu adanya perbaikan dalam publikasi laporan keuangan bank terutama

dalam penggunaan istilah rasio keuangan yang sudah ditetapkan oleh BI

maupun OJK agar informasi yang didapat lebih lengkap dan sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel independen

lain seperti faktor-faktor eksternal bank syariah maupun faktor internal

yang belum dimasukkan dalam penelitian ini.

3. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan

menambahkan variabel lain dan menggunakan metode yang berbeda.

Page 122: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

103

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Nur. “Pengaruh CAR, NIM, LDR, NPL, BOPO, dan Kualitas Aktiva Produktif

Terhadap Perubahan Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang

terdaftar di BEI Tahun 2009-2011)”, Dinamika Akuntansi, Keuangan dan

Perbankan Vol.2 No.2, 2013.

Chandra, Riandi, dkk. “Analisis Kinerja Keuangan PT Bank Syariah Mandiri dan

PT Bank Mandiri Tbk dengan Menggunakan Metode CAMEL”, Jurnal

Berkala Ilmiah Efisiensi Vol. 16 No. 02, 2016.

Dewi, Luh Eprima, dkk. “Analisis Pengaruh NIM, BOPO, LDR, dan NPL Terhadap

Profitabilitas (Studi Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional yang

Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)”, e-journal S1 Ak.

Universitas Pendidikan Ganesha Vol. 3 No.1, 2015. Diakses pada 08

November 2016 dari https://goo.gl/o0QG0q

Emilda. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Bank

Syariah di Indonesia”, Jurnal Media Wahana Ekonomika Vol.12 No.4, 2016.

Endri. “Prediksi Kebangkrutan Bank untuk Menghadapi dan Mengelola Perubahan

Lingkungan Bisnis: Analisis Model Altman’s Z-Score”, Perbanas Quarterly

Review Vol.2 No.1, 2009.

Fathoni, Muhammad Isnaini, dkk. “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap

Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Sektor Perbankan”, Jurnal Ekonomi

Manajemen Sumber Daya Vol.13 No.1, 2013.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23”,

Semarang, Badan Penerbit Diponegoro, 2016.

Hadiwidjaja, Rini Dwiyani. “The Influence of the Banks’s Performance Ratio to

Profit Growth on Banking Companies in Indonesia”, Review of Integrative

Business & Economics Research Vol.5 No.1, 2016.

Hidayatullah, Roby Febrianto. “Analisis Pengaruh Rasio CAMELS terhadap

Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia”. Binus Business Review Vol.3 No.2, 2012.

Ihsan, Dwi Nuraini dan Sharfina Putri Kartika. “Potensi Kebangkrutan pada Sektor

Perbankan Syariah untuk Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis”,

Jurnal Etikonomi Vol. 14 No.2, 2015.

Ikatan Bankir Indonesia. “Manajemen Kesehatan Bank Berbasis Risiko”. Jakarta,

PT Gramedia Pustaka, 2016.

Page 123: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

104

__________. “Manajemen Risiko 3: Modul Sertifikasi Manajemen Risiko Tingkat

III”. Jakarta, PT Gramedia Pustaka, 2015.

Lubis, Anisah. “Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Pertumbuhan Laba

pada BPR di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Keiangan Vol.1 No.4, 2013.

Margaretha, Farah dan Marsheilly Pingkan Zai. “Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perbankan Indonesia”. Jurnal Bisnis dan

Akuntansi Vol. 15 No.2, 2013.

Ngadlan dan R.M. Riadi. “Pengaruh CAMEL terhadap Size pada Bank yang Listing

pada Bursa Efek Indonesia”. Pekbis Jurnal Vol. 2, No.3, 2010.

Rahmaniah, Melan dan Hendro Wibowo. “Analisis Potensi Terjadinya Financial

Distress pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan

Perbankan Syariah Vol. 3 No.1, 2015.

Rumondor, Risca Fransisca. “Perbandingan Kinerja Keuangan Bank mandiri, BRI,

dan BNI yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal EMBA Vol.1 No.3,

2013.

Rosanti, Nur Aini dan Zulaikha. “Pengaruh Book Tax Differences Terhadap

Perubahan Laba. Diponegoro”, Journal of Accounting Vol.1 No.1, 2012.

Sabir, Muh, dkk. “Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan

Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia”. Jurnal Analisis

Vol.1 No.1, 2012.

Setiawan, Daniel Imanuel dan Hanryono. “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan

Bank, Tingkat Inflasi dan BI Rate Terhadap Pertumbuhan Laba (Studi pada

Bank Swasta Devisa yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Periode

2009-2014)”. Journal of Accounting and Business Studies Vol.1 No.1, 2016.

Setiyono, Yusup, dkk. “Penggunaan Analisis Rasio Keuangan Perbankan Sebagai

Alat Ukur Kinerja Keuangan Bank Studi pada Pt. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk”. Jurnal Administrasi Bisnis Vol.1 No.2, 2013.

Siregar, Syofian. “Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS”, Jakarta: Kencana, 2015.

Sriyana, Jaka. “Metode Regresi Data Panel”. Yogyakarta, EKONISIA, 2014.

Page 124: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

105

Syukur, Mahmudin. “Analisis Perbandingan Kinerja Bank Syariah dengan Bank

Konvensional”, Jurnal Studia Akuntansi dan Bisnis Vol. 2 No.2, STIE La

Tansa Mashiro, Rangkasbitung, 2015.

Syahputra, Renaldy, dkk. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan

Laba Bank Pembanungan Daerah di Indonesia dengan Pertumbuhan Kredit

Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Bank-Bank Pembangunan Daerah

di Sumatera)”. Jurnal Tepak Manajemen Bisnis, Vol. VI No.2, 2014.

Wardiah, Mia Lasmi. “Dasar – Dasar Perbankan”. Bandung, Pustaka Setia, 2013.

Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”.

Yogyakarta, UPP STIM YKPN, 2015.

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Diakses

pada 09 September 2016 dari https://goo.gl/FwLc3s

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 10/SEOJK.03/2014 tentang Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Diakses

pada 09 September 2016 dari https://goo.gl/07jtjX

www.bankmuamalat.co.id

www.bankvictoriasyariah.co.id

www.bcasyariah.co.id

www.bi.go.id

www.bjbsyariah.co.id

www.bnisyariah.co.id

www.brisyariah.co.id

www.megasyariah.co.id

www.ojk.go.id

www.paninbanksyariah.co.id

www.syariahbukopin.co.id

www.syariahmandiri.co.id

Page 125: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

106

Page 126: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

107

Page 127: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

108

Page 128: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

109

Page 129: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

110

Page 130: PENGARUH RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP …

111