PENGARUH RASIO EFEKTIVITAS PENDAPATAN ASLI...
Transcript of PENGARUH RASIO EFEKTIVITAS PENDAPATAN ASLI...
PENGARUH RASIO EFEKTIVITAS PENDAPATAN ASLI
DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU) DAN DANA
ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP TINGKAT
KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PADA
PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI
KEPULAUAN RIAU TAHUN (2008-2013)
ZELFIA YULIANA SUTAMI
(120462201034)
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji
2016
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meguji Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli
Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Dana Alokasi Khusus (DAK)
Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada Kabupaten/Kota di Provinsi
Kepulauan Riau. Populasi penelitian ini adalah Kabupaten/Kota di Provinsi
Kepulauan Riau tahun 2008-2013. Sampel penelitian ini ditentukan dengan
menggunakan metode purposive sampling sehingga diperoleh 3 Kabupaten dan 2
kota yang menjadi sampel. Sumber data dalam penelitian ini merupakan data skunder.
Data diperoleh melalui situs Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat
Jenderal Perimbangan Keuangan (www.djpk.depkeu.go.id). Data yang dianalisis
dalam penelitian ini diolah dari Laporan anggaran APBD dan Laporan Realisasi
APBD. Teknik analisis data dengan menggunakan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasio Efektivitas PAD dan Dana Alokasi
Khusus secara parsial tidak berpengaruh terhadap tingkat kemandirian Keuangan
Daerah. Dana Alokasi Umum secara parsial berpengaruh terhadap tingkat
kemandirian Keuangan Daerah. Sedangkan secara simultan Rasio Efektivitas PAD,
DAU dan DAK berpengaruh terhadap tingkat kemandirian Keuangan Daerah pada
Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2008-2013.
Kata Kunci : Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah, Rasio Efektivitas
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU),
Dana Alokasi Khusus (DAK)
PENDAHULUAN
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus masyarakatnya menurut kehendaknya sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kemandirian keuangan merupakan implikasi dari otonomi daerah yaitu
kemampuan keuangan daerah dalam penyelenggaraan urusan daerah. Artinya daerah
harus memiliki kewenangan dan kemampuan dalam menggali sumber keuangan
sendiri, mengelola dan menggunakannya dalam membiayai penyelenggaraan
pemerintah.
Prinsip dasar pemberian otonomi didasarkan atas pertimbangan bahwa hanya
daerah yang lebih mengetahui kebutuhan dan standar pelayanan bagi masyarakat
didaerahnya. Atas dasar ini, maka pemberian otonomi diharapkan dapat memicu
pertumbuhan ekonomi dan kemandirian daerah serta kesejahteraan masyarakat pada
akhirnya.
Oleh karena itu pemerintah daerah harus mampu mengenali sumber-sumber
daya yang dimilikinya. Pemerintah Daerah diharapkan lebih mampu menggali potensi
sumber-sumber penerimaan daerah sebagai salah satu sumber pembiayaan
pembangunan didaerahnya. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut pemerintah
dituntut mampu memaksimalkan dan merealisasikan setiap perencanaan secara
sistematis sehingga dapat menggenjot sumber pendapatan yang lebih besar guna
meningkatkan pendapatan daerah. Sehingga dengan demikian ketergantungan
pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat secara berangsur-angsur bisa dikurangi.
Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah dinilai dengan membandingkan
jumlah realisasi PAD dengan anggaran PAD yang ditetapkan. Dimana PAD inilah
yang merupakan sumber utama keuangan daerah untuk membiayai pembangunan
daerah yang benar-benar digali dari daerah itu sendiri sehingga akan mencerminkan
kondisi rill daerah. Selain PAD, Dana Perimbangan juga merupakan salah satu
sumber penerimaan daerah yang memiliki konstribusi yang besar dalam struktur
APBD.
Penurunan kegiatan ekonomi diberbagai daerah juga akan menurunkan PAD
daerah sehingga menghambat pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan
pelayanan masyarakat oleh pemerintah daerah secara otonom, begitupun sebaliknya.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Rasio
Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus
terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah baik secara parsial maupun
simultan di Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau.
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Keuangan Daerah
Menurut Mamesah dalam Halim (2012 : 25) Keuangan Daerah dapat diartikan
sebagai “semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang. APBD
merupakan suatu rencana keuangan tahunan daerah tentang rencana penerimaan,
pengeluaran serta pembiayaan daerah selama satu tahun anggaran. Tujuan APBD
disusun digunakan sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran penyelenggara
negara di daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan untuk meningkatkan
kemakmuran masyarakat.
Rasio Efektivitas PAD
Menurut Halim (2012), “Rasio efektivitas menggambarkan kemampuan
pemerintah daerah dalam merealisasikan Pendapatan Asli Daerah yang direncanakan
dibandingkan dengan target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah”. Rasio
efektivitas PAD menunjukkan seberapa efektif suatu daerah dalam merealisasikan
PAD yang telah dianggarkan tersebut. dibandingkan dengan target yang ditetapkan
berdasarkan potensi riil daerah”. Rasio efektivitas PAD menunjukkan seberapa efektif
suatu daerah dalam merealisasikan PAD yang telah dianggarkan tersebut.
Kemampuan daerah dalam menjalankan tugas dikategorikan efektif apabila rasio
yang dicapai mencapai minimal 1 atau 100 persen. Namun demikian semakin tinggi
rasio efektifitas, menggambarkan kemampuan daerah semakin baik.
Dana Alokasi Umum
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014, “Dana Alokasi Umum
adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi”. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 2 tahun 2014 menetapkan Jumlah keseluruhan DAU ditetapkan
sekurang-kurangnya 26% dari pendapatan dalam negeri neto yang ditetapkan dalam
APBN. Sedangkan Proporsi DAU untuk provinsi sebesar 10% dan 90% untuk
kabupaten/kota dari jumlah keseluruhan DAU ditetapkan dalam APBN setiap tahun.
Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional
(Halim, 2012). Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan
keuangan dibawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan
sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang telah merupakan urusan
daerah.
Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
Menurut Halim (2012) Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal)
menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri kegiatan
pemerintahan, pembangunan, serta pelayanan kepada masyarakat yang telah
membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah.
Kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh besar kecilnya pendapatan asli
daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah yang berasal dari sumber yang lain
misalnya bantuan pemerintah pusat.
Kerangka Pemikiran
H H1
H2
H3
H4
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Hipotesis Penelitian
H1: Diduga variabel Rasio Efektivitas PAD berpengaruh terhadap Tingkat
Kemandirian Keuangan Daerah.
H2: Diduga variabel Dana Alokasi Umum berpengaruh terhadap Tingkat
Kemandirian Keuangan Daerah.
H3: Diduga variabel Dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadap Tingkat
Kemandirian Keuangan Daerah.
Rasio Efektivitas PAD
(X1)
Dana Alokasi Umum
(X2)
Dana Alokasi Khusus
(X3)
Tingkat Kemandirian
Keuangan Daerah
(Y)
H4: Diduga variabel Rasio Efektivitas PAD, Dana Alokasi Umum dan Dana
Alokasi Khusus berpengaruh terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek Dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh data-data yang menunjukkan
gambaran tentang Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Tingkat Kemandirian
Keuangan Daerah pada Pemerintahan Di Provinsi Kepulauan Riau tahun 2008-2013
yang digunakan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah di
Provinsi Kepulauan Riau.
Operasionalisasi Variabel Penelitian
- Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (X1)
Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah dinilai dengan membandingkan jumlah
realisasi PAD dibandingkan dengan target PAD yang ditetapkan berdasarkan potensi
rill daerah. Menurut Halim (2012) adapun rumus yang digunakan untuk menghitung
Rasio Efektivitas PAD adalah sebagai berikut :
𝐑𝐚𝐬𝐢𝐨 𝐄𝐟𝐞𝐤𝐭𝐢𝐯𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐏𝐀𝐃 =𝐑𝐞𝐚𝐥𝐢𝐬𝐚𝐬𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐚𝐧 𝐏𝐀𝐃
𝐓𝐚𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐏𝐞𝐧𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐚𝐧 𝐏𝐀𝐃 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
- Dana Alokasi Umum (X2)
Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Pengukuran Dana Alokasi Umum dengan mencari konstribusi terhadap pendapatan
daerah yaitu: (Marizka, 2013).
𝐃𝐀𝐔 =𝐃𝐀𝐔
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐏𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐃𝐚𝐞𝐫𝐚𝐡 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
- Dana Alokasi Khusus (X3)
Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
Pengukuran Dana Alokasi Khusus dengan mencari konstribusi terhadap pendapatan
daerah yaitu: (Marizka, 2013).
𝐃𝐀𝐊 =𝐃𝐀𝐊
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐏𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐃𝐚𝐞𝐫𝐚𝐡 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
- Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah (Y)
Dalam mengukur tingkat kemandirian keuangan daerah ditunjukkan oleh
besar kecilnya pendapatan asli daerah dibandingkan dengan total pendapatan daerah
yang berasal dari sumber yang lain, misalnya bantuan pemerintah pusat. Menurut
Halim (2012) adapun rumus yang digunakan untuk menghitung Rasio Kemandirian
adalah sebagai berikut :
Rasio Kemandirian = 𝐏𝐀𝐃
𝐁𝐚𝐧𝐭𝐮𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐡 𝐏𝐮𝐬𝐚𝐭/𝐏𝐫𝐨𝐯𝐢𝐧𝐬𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐢𝐧𝐣𝐚𝐦𝐚𝐧
Metode Penentuan Populasi Dan Sampel
Maka populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kabupaten/Kota yang
terdapat di Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2008-2013 yang diambil
berdasarkan laporan tahunan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dengan menggunakan metode purposive sampling. Pemilihan sampel dalam
penelitian ini menggunakan kriteria sebagai berikut :
1. Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau yang telah memasukkan data
Laporan Realisasi APBD di situs Departemen Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (www.djpk.depkeu.go.id) dari tahun
2008-2013.
2. Kabupaten/Kota yang melaporkan anggaran dari sektor Pendapatan Asli
Daerah.
3. Jumlah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi
Khusus tidak (-) minus dan tidak (0) nol.
Tabel 4.1
Sampel Penelitian
No. Kabupaten/Kota
1. Kabupaten Karimun
2. Kabupaten Bintan
3. Kota Batam
4 Kota Tanjungpinang
5. Kabupaten Lingga
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yaitu data yang disajikan dalam bentuk angka. Sumber data penelitian yang akan
digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari situs Dirjen Perimbangan
Keuangan Pemerintah Daerah(www.djpk.depkeu.go.id). Jenis data yang digunakan
adalah berupa laporan keuangan (Data Anggaran dan pendapatan, serta Realisasi
Anggaran APBD) Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau.
Metode Analisis
Penyajian statistik deskriptif bertujuan untuk melihat profil dari data
penelitian dengan hubungan yang ada antar variabel yang digunakan dalam penelitian
tersebut. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah Rasio Efektivitas
Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Tingkat
Kemandirian Keuangan Daerah.
Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi
klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan
bermanfaat. Adapun uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji Normalitas, uji
Autokorelasi, uji Heteroskedastisitas dan uji Multikolinearitas. Analisis regresi linier
berganda digunakan untuk mengetahui hubungan secara linear antara variabel
independen dengan variabel dependen.
Untuk pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian
secara parsial (Uji t), pengujian secara simultan (Uji F) dan Uji Koefisien
Determinasi (R2) untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel
independen secara serentak terhadap variabel dependen (Y).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25
tahun 2002 merupakan Provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota
Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten
Natuna, Kabupaten Lingga dan Kabupaten Kepulauan Anambas. Secara keseluruhan
Wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 5 Kabupaten dan 2 Kota, 59 Kecamatan serta
351 Kelurahan/Desa dengan jumlah 2.408 pulau besar dan kecil dimana 40% belum
bernama dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 8.201,72 Km2, di mana
95% - nya merupakan lautan dan hanya 5% merupakan wilayah darat.
Statistik deskriptif merupakan uraian mengenai data sampe yang digunakan
dalam suatu penelitian. Dalam statistif deskriptif ini, hal utama yang akan disajikan
adalah nilai minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi, dan varians dari
variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam suatu penelitian.
Tabel 4.1
Statistik deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Rasio Efektivitas
PAD
30 .629 2.203 1.21117 .327403
Dana Alokasi
Umum
30 .115 .415 .29310 .074512
Dana Alokasi
Khusus
30 .001 .087 .02547 .023425
TKKD 30 .026 .619 .23290 .178415
Valid N (listwise) 30
Sumber : Hasil Output SPSS (2016)
Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah:
a. Jumlah data sampel pada tabel diatas adalah 30
b. X1 dalam data ini adalah Rasio efektivitas Pendapatan Asli Daerah memiliki nilai
minimum sebesar 0.629, nilai maximum sebesar 2.203, nilai rata rata (mean)
sebesar 1.21117 dan nilai standar deviasi sebesar 0.327403.
c. X2 dalam data ini adalah Dana Alokasi Umum memiliki nilai minimum sebesar
0.115, nilai maximum sebesar 0.415, nilai rata rata (mean) sebesar 0.29310 dan
nilai standar deviasi sebesar 0.074512.
d. X3 dalam data ini adalah Dana Alokasi Khusus memiliki nilai minimum sebesar
0.001, nilai maximum sebesar 0.087, nilai rata rata (mean) sebesar 0.02547 dan
nilai standar deviasi sebesar 0.023425.
e. Y dalam data ini adalah Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah memiliki nilai
minimum sebesar 0.026, nilai maximum sebesar 0.619, nilai rata rata (mean)
sebesar 0.23290 dan nilai standar deviasi sebesar 0.178415.
Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
Untuk menguji data ini digunakan metode analisis grafik normal probability
plot. Hasil grafik histogram dan scatter plot untuk uji normalitas adalah sebagai
berikut:
Sumber : Hasil Output SPSS (2016)
Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik yaitu
menggunakan grafik histogram dan grafik normal p-plot menunjukkan bahwa grafik
histogram memberikan pola distribusi normal yang mendekati normal, sedangkan
pada grafik normal p-plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi syarat
asumsi normalitas. Untuk lebih memastikan apakah data residual terdistribusi secara
normal atau tidak, maka dilakukan pengujian Uji statistik non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Tabel 4.2
Uji Normalitas
Sumber : Hasil Output SPSS (2016)
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0.528 dan signifikansinya (Asymp.Sig.(2-tailed) yakni
0.943. Karena signifikansi lebih dari 0.05 (0.943 > 0.05), maka hasil ini menujukkan
bahwa nilai residual terdistribusi secara normal, dengan demikian dapat disimpulkan
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Hasil Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2011) Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam
model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan
kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Uji autokorelasi dilakukan
dengan menggunakan uji Durbin-Watson, dengan pedoman tabel berikut:
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation .13711747
Most Extreme Differences
Absolute .096
Positive .096
Negative -.075
Kolmogorov-Smirnov Z .528
Asymp. Sig. (2-tailed) .943
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi, positif atau
negatif
Tidak ditolak du < d < 4 – du
Sumber : Ghozali (2011)
Tabel 4.3
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .640a .409 .341 .144812 2.126
a. Predictors: (Constant), DAK, R.E.PAD, DAU
b. Dependent Variable: TKKD
Sumber : Hasil Output SPSS (2016)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi bebas
autokorelasi, karena output yang dihasilkan menunjukkan nilai Durbin-Watson
sebesar 2.126, dimana nilai DW berada diantara du < d < 4 - du, (1.650 < 2.126 <
2.350) yang berarti tidak terjadi autokorelasi sehingga persamaan regresi ini
memenuhi syarat bebas autokorelasi.
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ada atau tidak adanya heteroskedastisitas dilakukan dengan
menggunakan uji grafik. Uji grafik untuk pengujian heteroskedastisitas dapat
dilakukan dengan melihat grafik scatterplot dan hasilnya tampak seperti dalam
gambar berikut:
Gambar 4.3
Scatterplot (Hasil Uji Heteroskedastisitas)
Sumber : Hasil Output SPSS (2016)
Pada grafik Scatterplot diatas, terlihat bahwa titik-titik tersebar secara acak
dan tidak menunjukkan adanya pola tertentu, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
4. Hasil Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Apabila nilai VIF < 10
mengindikasikan bahwa model regresi bebas dari multikolinearitas, sedangkan untuk
nilai tolerance > 0,1 (10%) menunjukkan bahwa model regresi bebas dari
multikolinearitas (Ghozali, 2011).
Tabel 4.4
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
R.E.PAD .975 1.026
DAU .951 1.051
DAK .942 1.061
a. Dependent Variable: TKKD
Sumber : Hasil Output SPSS (2016)
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai Tolerance dari ketiga variabel
independen lebih dari 0.1 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dari setiap
variabel independen kurang dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi masalah multikolinearitas antara variabel independen pada model
regresi.
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel
independen yaitu Rasio Efektivitas PAD, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus
terhadap variabel dependen yaitu Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah, tampak
dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .538 .144 3.731 .001
R.E.PAD .109 .083 .200 1.307 .203
DAU -1.498 .370 -.625 -4.048 .000
DAK .080 1.183 .010 .067 .947
a. Dependent Variable: TKKD
Sumber : Hasil Output SPSS (2016)
Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel diatas, maka diperoleh
persamaan model regresi sebagai berikut:
Berikut interpretasi dari persamaan diatas:
1. Nilai Konstanta (a) = 0.538
Nilai ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (Rasio
Efektivitas PAD, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus) atau(X1= X2= X3=
0), maka nilai Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah adalah 0.538.
2. Koefisien Regresi Rasio Efektivitas PAD (b1) = 0.109
Koefisien regresi b1 menunjukkan bahwa apabila Rasio Efektivitas PAD
mengalami kenaikan 1% maka Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah akan
mengalami peningkatan sebesar 0.109 dengan asumsi variabel lainnya dianggap
tetap.
Y = 0.538 + 0.109 X1 – 1.498 X2 + 0.080 X3 + e
3. Koefisien Regresi Dana Alokasi Umum (b2) = -1.498
Koefisien regresi b2 menunjukkan bahwa apabila Dana Alokasi Umum mengalami
kenaikan 1% maka Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah akan mengalami
penurunan sebesar 1.498 dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap.
4. Koefisien Regresi Dana Alokasi Khusus (b3) = 0.080
Koefisien regresi b3 menunjukkan bahwa apabila Dana Alokasi Khusus mengalami
kenaikan 1% maka Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah akan mengalami
peningkatan sebesar 0.080 dengan asumsi variabel lainnya dianggap tetap.
Pengujian Hipotesis
1. Uji Koefisien Regresi Parsial (Uji –t)
Uji t adalah pengujian secara statistik untuk mengetahui apakah variabel
independen secara individual mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen.
Tabel 4.6
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .538 .144 3.731 .001
R.E.PAD .109 .083 .200 1.307 .203
DAU -1.498 .370 -.625 -4.048 .000
DAK .080 1.183 .010 .067 .947
a. Dependent Variable: TKKD
Sumber : Hasil Output SPSS (2016)
Berdasarkan hasil uji t pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah terhadap Tingkat
Kemandirian Keuangan Daerah diperoleh nilai thitung sebesar 1.307 dengan
signifikansi 0.203. Karena signifikansi 0.203 > 0.05 dan thitung < ttabel (1.307 <
2.055) maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini
menunjukkan bahwa Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah tidak berpengaruh
terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah.
2. Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
diperoleh nilai thitung sebesar -4.048 dengan signifikansi 0.000. Karena signifikansi
0.000 < 0.05 dan -thitung < -ttabel (-4.048 < -2.055) maka dapat disimpulkan bahwa
H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Dana Alokasi Umum
berpengaruh terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah.
3. Pengaruh Dana Alokasi Khusus terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
diperoleh nilai thitung sebesar 0.067 dengan signifikansi 0.947. Karena signifikansi
0.947 > 0.05 dan thitung < ttabel (0.067 < 2.055) maka dapat disimpulkan bahwa H0
diterima dan Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa Dana Alokasi Khusus tidak
berpengaruh terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah.
2. Signifikansi Simultan (Uji-F)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model regresi memiliki pengaruh secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011).
Tabel 4.7
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression .378 3 .126 6.007 .003b
Residual .545 26 .021
Total .923 29
a. Dependent Variable: TKKD
b. Predictors: (Constant), DAK, R.E.PAD, DAU
Sumber : Hasil Output SPSS (2016)
Berdasarkan hasil uji F pada tabel diatas, dapat dilihat nilai Fhitung sebesar
6.007 dan Ftabel sebesar 2.975 dengan signifikansi sebesar 0.003. Dengan demikian,
dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel (6.007 > 2.975) dengan signifikansi 0.003 <
0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa seluruh variabel independen (Rasio Efektivitas Pendapatan Asli
Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus) secara simultan
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Tingkat Kemandirian
Keuangan Daerah) pada Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau
Tahun 2008 – 2013.
3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk menguji seberapa besar peranan
variabel independen untuk menjelaskan variabilitas variabel independen dalam model
regresi.
Tabel 4.8
Koefisien Determinasi
Sumber : Hasil Output SPSS (2016)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (Adjusted R-
Square) adalah sebesar 0.341 atau 34,1%. Hal ini menunjukkan bahwa 34,1%
Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah dapat dijelaskan oleh Rasio Efektivitas
PAD, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus. Dan sisanya 65.9% dapat
dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain diluar dari variabel penelitian ini.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .640a .409 .341 .144812
a. Predictors: (Constant), DAK, R.E.PAD, DAU
b. Dependent Variable: TKKD
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan perumusan masalah yang ada dan hasil analisis serta uji hipotesis
yang telah dilakukan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah secara parsial tidak berpengaruh
terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada pemerintahan
Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2008 – 2013.
2. Dana Alokasi Umum secara parsial berpengaruh terhadap Tingkat
Kemandirian Keuangan Daerah pada pemerintahan Kabupaten/Kota di
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2008 – 2013.
3. Dana Alokasi Khusus secara parsial tidak berpengaruh terhadap Tingkat
Kemandirian Keuangan Daerah pada pemerintahan Kabupaten/Kota di
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2008 – 2013.
4. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana
Alokasi Khusus secara simultan berpengaruh terhadap Tingkat Kemandirian
Keuangan Daerah pada pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2008 – 2013.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka ada beberapa hal yang
dapat disarankan oleh peneliti, yaitu:
1. Dalam penelitian ini masih banyak terdapat keterbatasan maka diharapkan
untuk penelitian selanjutnya untuk menambah variabel-variabel lain yang
mempengaruhi Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah untuk memperbaiki
keterbatasan ini.
2. Sebaiknya sebelum penelitian hendaknya mengkaji variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat apakah ada keterkaitan antara variabel tersebut.
Selain itu juga dapat menambah sampel yang lebih banyak dengan
karakteristik yang beragam pula.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian dengan
menggunakan data time series yang terbaru.
DAFTAR PUSTAKA
Febriansyah, A. 2015. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan
Alokasi Khusus Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota se-Sumatera Bagian Selatan. Simposium Nasional
Akuntansi 18. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro.
Halim, Abdul. 2012. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 4.
Jakarta: Salemba Empat.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Marizka, Reza. 2013. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana
Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Tingkat Kemandirian
Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/kota diprovinsi Sumatra
Barat tahun 2006-2011. Jurnal Akuntansi Vol. 1 No 3. Padang: Universitas
Negri Padang.
Muliana. 2009. Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana
Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Tingkat
Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/ Kota Di
Sumatera Utara. Naskah Publikasi: Universitas Sumatra Utara.
Nanda, Famalyo. 2015. Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Dana Alokasi
Umum (DAU) terhadap Kinerja Keuangan Daerah Pada Pemerintahan
Kabupaten/kota se-Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2009-2013. Naskah
Publikasi: Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2007.
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2008.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Dana Alokasi
Umum Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Tahar, Afrizal, & Zakhiya, M. 2011. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana
Alokasi Umum Terhadap Kemandirian Daerah Dan Pertumbuhan Ekonomi
Daerah. Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 12 No. 1. Yogyakarta:
Universitas Muhammadiyah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah.
www.djpk.depkeu.go.id.