PENGARUH PUSH MOTIVATION, PULL MOTIVATION DAN...
Transcript of PENGARUH PUSH MOTIVATION, PULL MOTIVATION DAN...
PENGARUH PUSH MOTIVATION, PULL MOTIVATION DAN ISLAMIC
NORM PRACTICE TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN MUSLIM
DAN LOYALITAS DESTINASI
(STUDI KASUS DI PULAU BALI)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Febriana Afra Hanifah
NIM.11140810000088
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 12 Juli 2018 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa:
Nama : Febriana Afra Hanifah
NIM : 11140810000088
Jurusan : Manajemen (Pemasaran)
Judul Skripsi : Pengaruh Push Motivation,Pull Motivation dan Islamic Norm
Practice Terhadap Kepuasan Wisatawan Muslim dan Loyalitas
Destinasi (Studi Kasus di Pulau Bali.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Juli 2018
1. Ela Patriana, Ir., M.M. (_____________________)
NIP. 197208092005012004 Ketua
2. Leiz Suzanawaty, S.E., M.Si. (_____________________)
NIP. 197208092005012004 Sekretaris
3. Ade Suherlan, M.M. (_____________________)
NIP. 19800525009121001 Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Febriana Afra Hanifah
NIM : 111401810000088
Jurusan : Manajemen (Pemasaran)
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi saya ini :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan hukum yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 24 Mei 2018
Febriana Afra Hanifah
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
1. Nama : Febriana Afra Hanifah
2. Tempat Tanggal Lahir : Banjarnegara, 19 Februari 1996
3. Alamat : Jl. Kelapa Blok F6 No.2 RT 01/11
Sukamaju Baru Tapos Depok Jawa
Barat 16455
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Edi Susanto
6. Nama Ibu : Sri Suparti
7. Nomor Telepon : 0838 9908 9708
8. Email : [email protected]
B. Pendidikan Formal
1. SDN Sukamaju Baru 03 Depok 2002-2008
2. MTs Manaratul Islam Jakarta Selatan 2008-2011
3. MA Manaratul Islam Jakarta Selatan 2011-2014
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 2014-2018
C. Pengalaman Organisasi
1. Sekertaris Karang Taruna RW 11 Sukamaju Baru Depok (2014-
2017)
2. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) UIN Jakarta (2015-
2016)
3. Relawan pengajar Gerakan Banten Mengajar (2016)
4. Anggota Turun Tangan Banten (2017-2018)
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat dan
serta karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Push Motivation, Pull
Motivation dan Islamic Norm Practice Terhadap Kepuasan Wisatawan Muslim
dan Loyalitas Destinasi (Studi Kasus Pulau Bali)” dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, petunjuk dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Mama tercinta Sri Suparti, kakak-kakak tersayang, Aditya Rizky Darma
Fitrian, Fajar Prasetyo Yuwono, Retry Tyas Tanjungsari dan Dwi
Rakhmawati juga keponakan yang lucu Nadia Veta dan Keitita Ayudisa
yang telah memberikan nasehat, semangat, motivasi dan dukungan lahir
batin kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah membantu
dalam berbagai kebijakan demi kemajuan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
3. Ibu Titi Dewi Warninda, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ela Patriana, Ir., MM. selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Ade Suherlan, S.E, MM. selaku dosen Pembimbing Skripsi, terima
kasih telah berkenan meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing
peneliti, yang telah memberikan motivasi, ilmu, arahan dan solusi setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Prof. Ahmad Rodoni, selaku pembimbing akademik yang telah
bersedia memberikan motivasi, ilmu dan solusi selama masa perkuliahan
vii
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan staff karyawan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa
perkuliahan dan membantu penulis.
8. Teman istimewa saya, Naufal Agil Wajdi yang telah memberikan
semangat dan nasihat serta menemani saya selama menyelesaikan
penulisan skripsi.
9. Teman seperjuangan skripsi saya, Evita Rahayu yang telah berbagi waktu
dan ilmu untuk berdiskusi mengenai skripsi.
10. Teman-teman PLS Team, Liza Septiana, Ahmad Kamil Asshidiqi dan
Nugroho Wicaksono, Azmi Umaymah yang telah memberikan waktu dan
semangat untuk saling bertukar pikiran.
11. Sohib saya Deby Ulfarini yang jadi teman banyolan, jalan dan traveling.
12. Teman-teman bertukar cerita selama dikampus Sarah dan Mariah.
13. Teman-teman seperjuangan di kelas Marketing, Adinda, Mitha, Anita,
Aziz, Ican, Iqbal, Miftah, Ical, Faraz, Dimas, Husni dan semua teman-
teman yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang telah
memberikan kenanngan manis selama perkuliahan.
14. Seluruh teman manajemen angkatan 2014 yang telah berjuang bersama
selama 4 tahun di UIN Jakarta
15. Teman-teman dari Kaskuser SMA yang telah menyemangati dan
menemani penulis saat waktu rehat, Panjul, Pazri, Mila, Akmal, Fikri,
Damas, Lerina, Thalia, Haekal, Azmi dll
16. Teman-teman Receh Squad dan Alumni Pon-pes Mif-ul Angkatan 29
17. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa tiada yang sempurna, tak terkecuali
skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kepada pembaca agar berkenan
memberikan saran dan koreksi pada skripsi ini agar dapat diperbaiki untuk penulis
berikutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
viii
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of push motivation, pull motivation and
Islamic norm practice towards muslim tourist satisfaction and destination loyalty.
Incidental sampling was chosen as a way to obtain this research data. Criteria of
respondents who have been determined are muslims from Indonesia and had
visited the island of Bali. Partial Least Square (PLS) is used as a method for
analyzing data that has been obtained. The results showed that there are seven
hypotheses received from ten proposed hypotheses that show a direct relationship
between latent variables. The results of this study are expected to be useful for the
development of tourism in Bali and can be an input for the related agencies,
especially travel agents and tourism office area of Bali.
Keyword : Islamic norm practice, destination loyalty, kepuasan wisatawan
muslim, push motivation dan pull motivation
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh push motivation, pull
motivation dan Islamic norm practice terhadap kepuasan wisatawan muslim dan
loyalitas destinasi. Incidental sampling dipilih sebagai cara untuk memperoleh
data penelitian ini. Kriteria responden yang telah ditentukan adalah muslim dan
pernah berkunjung ke Pulau Bali. Partial Least Square (PLS) digunakan sebagai
metode untuk menganalisa data yang telah diperoleh. Hasil penelitian
menunjukkan adanya 7 hipotesis yang diterima dari sepuluh hipotesis yang
diajukan yang menunjukan adanya hubungan langsung antar variabel laten.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pariwisata di
Bali dan dapat menjadi masukan bagi instasi terkait terutama travel agen dan
dinas pariwisata daerah Bali.
Kata kunci : Islamic norm practice, loyalitas destinasi, kepuasan wisatawan
muslim, push motivation dan pull motivation
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi
ABSTRACT ............................................................................................................ viii
ABSTRAK .............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah. ..................................................................................... 17
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 18
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 19
BAB II ................................................................................................................... 22
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 22
A. Landasan Teori ........................................................................................... 22
1. Motivasi .................................................................................................. 22
2. Push Motivation ..................................................................................... 23
3. Pull Motivation ....................................................................................... 25
4. Islamic Norm Practice ............................................................................ 27
5. Kepuasan Wisatawan ............................................................................. 28
6. Loyalitas Destinasi ................................................................................. 30
7. Destinasi Wisata ..................................................................................... 31
8. Halal Tourism ......................................................................................... 31
9. Muslim Friendly Destination .................................................................. 32
xi
10. Wisatawan Muslim ............................................................................. 33
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 33
C. Kerangka Pikiran ........................................................................................ 37
D. Hipotesis. .................................................................................................... 38
BAB III ................................................................................................................. 41
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 41
A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 41
B. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 41
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 43
1. Data primer ............................................................................................. 43
2. Data sekunder ......................................................................................... 44
D. Metode Analisis Data ................................................................................. 44
1. Definisi dan Konsep Dasar PLS. ............................................................ 44
2. Penulisan dan Penggambaran Variabel. ................................................. 46
3. Model Pengukuran (Outer Model) ......................................................... 47
4. Model Struktural (Inner model) ............................................................. 49
5. Analisis Hipotesis ................................................................................... 50
6. Model Konstruk Multidimensional ........................................................ 50
E. Operasional Variabel .................................................................................. 51
BAB IV ................................................................................................................. 56
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 56
A. Deskripsi Umum Mengenai Objek ............................................................ 56
1. Profil Pulau Bali ..................................................................................... 56
2. Gambaran Umum Pariwisata Bali .......................................................... 58
B. Analisis Pembahasan .................................................................................. 62
1. Pembahasan Karakteristik Responden ................................................... 62
2. Evaluasi Model Pengukuran ................................................................... 70
3. Evaluasi Model Struktural ...................................................................... 80
4. Analisa Hipotesis .................................................................................... 82
BAB V ................................................................................................................... 94
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 94
xii
A. Kesimpulan ................................................................................................ 94
D. Saran ........................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 98
LAMPIRAN ........................................................................................................ 102
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Proyeksi Populasi Muslim Global ...................................................2
Gambar 1.2 Persentase Perjalanan Wisatawan Nusantara Tahun 2016 .........7
Gambar 1.3 Jumlah Wisatawan Nusantara Ke Bali .......................................12
Gambar 2.1 Kerangka Pikiran ..........................................................................37
Gambar 4.1 Low Order Construct Awal ........................................................... 72
Gambar 4.2 Running Ulang Low Order Factor ............................................... 74
Gambar 4.3 Hasil Running PLS Algorithm tahap akhir ............................... 76
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Destinasi Teratas Organization Islamic Cooperation (OIC)............5
Tabel 1.2 Jumlah Wisatawan Mancanegara di Bali 2017 .................................8
Tabel 1.3 Muslim Travel Shopping Index 2015 ...............................................10
Tabel 1.4 Persentase Wisatawan Nusantara yang Berkunjung Ke Bali ........13
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 33
Tabel 3.1 Skala Likert ....................................................................................... 43
Tabel 3.2 Operasional Variabel ........................................................................ 51
Tabel 4.1 Jumlah Responden Berdasarkan Banyaknya Kunjungan ............ 63
Tabel 4.2 Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 63
Tabel 4.3 Jumlah Responden Berdasarkan Usia ............................................ 64
Tabel 4.4 Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................ 64
Tabel 4.5 Jumlah Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ....................... 65
Tabel 4.6 Jumlah Responden Berdasarkan Domisili ...................................... 66
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Push Motivation ................................................ 67
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Pull Motivation .................................................. 68
Tabel 4 9 Distribusi Jawaban Islamic Norm Practice ...................................... 69
Tabel 4.10 Tipe Konstruk Multidimensional .................................................. 71
Tabel 4.11 Hasil Loading Factor tahap awal ................................................... 73
Tabel 4.12 Low Order Construct Kedua ........................................................... 75
Tabel 4.13 Tabel Loading Factor ...................................................................... 77
Tabel 4.14 Tabel Nilai AVE tahap akhir ......................................................... 78
Tabel 4.15 Tabel Nilai Cronbach alpha dan Composite Reliability ................ 78
Tabel 4.16 Tabel Nilai HTMT ........................................................................... 79
xv
Tabel 4.17 Tabel Nilai R Square ....................................................................... 80
Tabel 4.18 Nilai Q2
Predictive Relevance ........................................................... 81
Tabel 4.19 Tabel Total Effects ........................................................................... 83
Tabel 4.20 Tabel Specific Indirect Effects ........................................................ 90
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata saat ini menjadi salah satu pendukung ekonomi terbesar
di dunia. Perkembangannya yang tumbuh dengan cepat telah merubah
perekonomian pada setiap Negara menjadi lebih baik. Menurut UNWTO
(United Nation World Travel Organization) saat ini pendapatan dari sektor
pariwisata sudah setara bahkan melebihi pendapatan dari sektor minyak
bumi, produk manufaktur dan barang ekspor lainnya. Hal ini diperkuat
dengan hasil penelitian WTTC ( World Travel and Tourism Council) yang
menunjukkan bahwa kontribusi sektor pariwisata dalam perekonomian
dunia juga meningkat menjadi 10,2 % dari jumlah PDB dunia sebesar US
$7,6 Triliun pada tahun 2016. Hingga saat ini, pariwisata internasional
telah menjaring wisatawan sebanyak 1,2 miliar orang pada tahun 2015.
Meningkat sebesar 5 % dari tahun-tahun sebelumya.
Adapun menurut World Travel Trends Report 2016-2017, Asia
menjadi urutan pertama sebagai destinasi pilihan wisatawan. Untuk area
Asia-Pasifik, jumlah wisatawan-nya selalu meningkat dari tahun ketahun.
Pada tahun 2010, jumlah wisatawan sebanyak 205,5 juta wisatawan,
kemudian meningkat menjadi 264,3 juta di tahun 2014 dan
meningkatkembali menjadi 279,2 juta wisatawan di tahun 2016. Asia
Tenggara adalah salah satu bagian dari regional Asia Pasifik yang
2
memiliki pendapatan sebesar US $ 301 Milliar atau 11,8 % pendapatan
dari total PDB. Sebagian besar dari negara-negara di Asia Tenggara yang
merupakan negara berkembang, menjadikan pariwisata sebagai salah satu
sumber perekonomian yang utama.
Gambar 1.1
Proyeksi Populasi Muslim Global
Sumber : Pew Research Center, 2015
Berdasarkan gambar 1.1 di atas, jumlah populasi muslim dunia
pada tahun 2010 adalah 1,5 miliar orang dan diprediksi akan meningkat
menjadi 1,9 miliar orang pada tahun 2020 dengan persentase 23,3%.
Kemudian populasi muslim global kembali meningkat menjadi 2,2 miliar
orang pada tahun 2030 dengan persentase 24,9%. Populasi masih terus
meningkat hingga mencapai 2,4 miliar pada tahun 2040 dengan persentase
28,1%, hingga diproyeksikan populasinya mencapai 2,7 miliar pada tahun
1,559,700,000
1,907,110,000
2,209,270,000
2,497,830,000
2,761,480,000
23.20% 24.90% 26.50% 28.10% 29.70%
2010 2020 2030 2040 2050
3
2050 dengan persentase peningkatan sebesar 29,7% (Pew Research
Center, 2015). Dengan meningkatnya populasi muslim di dunia, tren
Islamic tourism pun turut ikut berkembang di tingkat internasional.
Menurut data dari Global Muslim Travel Index (GMTI) tahun 2018
jumlah wisatawan muslim internasional mencapai 131 juta wisatawan di
tahun 2017 dan diperkirakan akan meningkat hingga 156 juta wisatawan di
tahun 2020 (Mastercard dan Crescentrating 2018). Global Muslim Travel
Index (GMTI) adalah indeks perjalanan wisatawan muslim global yang
mana survey yang dilakukan oleh Mastercard dengan tujuan memberikan
wawasan baru dan terkini tentang pasar pariwisata halal. Indeks tersebut
mencakup 130 negara untuk dijadikan dasar tujuan di pasar pariwisata
halal. Mayoritas populasi wisatawan muslim berasal dari beberapa negara
dengan pertumbuhan tercepat seperti Indonesia, Malaysia, Turki dan
negara-negara Timur Tengah (Mastercard dan Crescentrating 2015).
Salah satu alasan pemasar menargetkan pasar wisatawan muslim
dikarenakan wisatawan muslim memiliki daya beli yang cukup baik. Maka
pemasar ingin mengetahui alasan „mengapa seorang muslim melakukan
perjalanan dan memilih tujuan tertentu‟ (Battour, 2012).
Pariwisata halal secara harfiah adalah perjalanan yang dilakukan
oleh umat muslim yang mana mengacu pada produk, rekreasi, rekreasi dan
tujuan sosial yang sesuai dengan ajaran Islam (Oktadiana dkk, 2016).
Lebih spesifiknya, muslim tourism berfokus pada banyak hal yang berbeda
isu-isu seperti: partisipasi dan keterlibatan (oleh umat Islam), pariwisata
tempat dan tujuan (destinasi Islam), produk (hotel, makanan, hiburan,
4
minuman, dll.), dimensi (sosial, ekonomi, budaya, agama, dll), dan
pengelolaan layanan yang ditawarkan proses (pemasaran, pertimbangan
etis, dll.) (El-Gohary, 2016).
Bagi umat Islam, Al-Quran juga telah memberikan panduan dalam
semua aspek aktivitas manusia. Islam didasarkan pada konsep
kesejahteraan manusia yang menekankan pada 'persaudaraan dan keadilan
sosial ekonomi‟ dan membutuhkan kepuasan yang seimbang baik
kebutuhan material maupun spiritual semua manusia (Rice dan Al-
Mossawi, 2002). Hal ini menunjukkan bahwa memahami Al Quran akan
menjadi hal penting sebelum diskusi pariwisata dalam pandangan islam
(Jafari dan Scott, 2014). Dengan demikian, banyak Negara yang akhirnya
memberikan alternatif bagi wisatawan muslim dengan meningkatkan
fasilitas pariwisata yang sesuai syariat untuk kenyamanan para wisatawan.
Pertumbuhan pasar wisata muslim internasional dilihat dari
beberapa indikator, antara lain (1) Pertumbuhan populasi muslim sangat
pesat di dunia, (2) Pertumbuhan orang kelas menengah, (3) Populasi anak
muda yang cukup tinggi, (4) Meningkatnya akses untuk mencari informasi
mengenai perjalanan, (5) Meningkatnya pelayanan dan fasilitas perjalanan
yang ramah muslim, (6) Perjalanan ramadhan (7) Perjalanan bisnis
(GMTI, 2018). Adapun kawasan wisata yang dapat dikategorikan halal
(muslim friendly) menurut GMTI (2017) yaitu destinasi yang memiliki
rumah makan halal, fasilitas ibadah yang memadai, water friendly
washroom, layanan pada bulan ramadhan dan tidak adanya aktivitas non-
halal.
5
Tabel 1.1
10 Destinasi Terbaik Organization Islamic Cooperation (OIC) Pada
GMTI 2018
Rank GMTI 2018 Rank Destinasi Nilai
1 1 Malaysia 80,6
2 2 Indonesia 72,8
3 2 United Emirates Arab 72,8
4 4 Turki 69,1
5 5 Arab Saudi 68,7
6 6 Qatar 66,2
7 7 Bahrain 65,9
8 8 Oman 65,1
9 9 Maroko 61,7
10 11 Kuwait 60,5
Sumber : Mastercard dan Crescentrating 2018
Berdasarkan tabel 1.1, negara yang menempati posisi teratas
sebagai destinasi wisata halal terbaik adalah Malaysia dengan nilai (80,6),
Indonesia menempati posisi kedua dengan perolehan nilai (72,8) kemudian
di ikuti oleh Uni Emirat Arab dengan nilai (72,8), Posisi keempat dihuni
oleh Turki (72,4), Arab Saudi (71,4), Qatar (70,5), Maroko (68,1), Oman
(67,9), Bahrain (67,9) dan di posisi ke sepuluh adalah Iran dengan nilai
(66,8). Pada tahun 2018, Indonesia telah berhasil naik peringkat dari posisi
ketiga menjadi posisi kedua dari hasil GMTI tahun 2017. Indonesia terus
berusaha mengembangkan halal tourism untuk menarik wisatawan
domestik maupun mancanegara. Hal ini optimis dapat diwujudkan, melihat
dari data penduduk Indonesia yang mayoritas muslim dan GMTI juga
6
memperkirakan bahwa Indonesia sangat berpeluang untuk menjadi
destinasi wisata halal terbaik di dunia mengalahkan Malaysia.
Indonesia saat ini menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan
pariwisatanya melebihi rata-rata di dunia. Menurut data Laporan Kinerja
Kementerian Pariwisata (LAKIP) tahun 2016, sektor pariwisata Indonesia
menjadi penyumbang PDB terbesar ketiga setelah industri minyak bumi
dan minyak kelapa sawit dengan pendapatan sebesar USD 10 miliar dan
menyumbang sekitar 10% dari PDB Nasional. Bahkan pada tahun 2016,
jumlah wisatawan nusantara pun telah melebihi target yakni mencapai
263,8 Juta perjalanan dari target 260 juta dan jumlah pengeluaran
wisatawan nusantara mencapai Rp 241,08 Triliun.
Peningkatan perjalanan wisata ini sejalan dengan faktor
pertumbuhan masyarakat kelas menengah di Indonesia (Kemenpar, 2016).
Pernyataan tersebut didukung oleh data dari World Bank (2017) bahwa 52
juta orang di Indonesia masuk ke dalam kelas menengah yang
berkontribusi sebesar 43% dari total konsumsi rumah tangga. Adapun pola
hidup masyarakat kelas menengah cenderung mengutamakan gaya hidup
konsumtif, baik untuk makan dan bepergian mengunjungi destinasi
terkenal. Seperti yang telah dijelaskan dalam Peter dan Olson (2014)
bahwa kelas menengah adalah konsumen yang selalu peduli dengan gaya
dan mengikuti rekomendasi dari media. Dengan adanya peningkatan
pendapatan, maka konsumen lebih banyak pengeluaran untuk
7
mendapatkan pengalaman baru seperti perjalanan wisata, kuliah dan
belanja produk bermerek.
Gambar 1.2
Persentase Perjalanan Wisatawan Nusantara Tahun 2016
Sumber : Laporan Kinerja Kementerian Pariwisata, 2016
Berdasarkan laporan Kementerian Pariwisata, Provinsi dengan
jumlah wisatawan tertinggi di Indonesia yakni Jawa Timur dengan
persentase (17,22%), di urutan kedua Jawa Barat dengan persentase
(16,21%), disusul oleh Jawa Tengah (14,92%), DKI Jakarta (5,59%), DI
Yogyakarta (5,31%), Bali (4,05%), Sumatera Utara (3,86%), Sulawesi
Selatan (3,77%), Lampung (2,67%) dan Banten (2,60%). Melihat hasil
penelitian tersebut, ternyata jumlah wisatawan nusantara terbanyak
sebagian besar berasal dari Provinsi di Pulau Jawa. Hal ini diperkuat
dengan adanya pusat kegiatan bisnis dan pemerintahan nasional di
17.22% 16.21%
14.91%
5.59% 5.31% 4.05% 3.86% 3.77%
2.67% 2.60%
8
Surabaya dan Jakarta, sehingga perolehan PDB di Pulau Jawa tertinggi di
Indonesia. Dengan PDB yang meningkat, tentunya mendorong masyarakat
untuk membelanjakan pendapatannya untuk mendapat pengalaman.
Tujuan wisata para wisatawan Nusantara memang di dominasi oleh
obyek wisata yang berada di Pulau Jawa. Namun Pulau Bali termasuk
sebagai destinasi favorit wisatawan nusantara setelah Pulau Jawa menurut
data Kementerian Pariwisata (Kemenpar, 2016). Bahkan jika digabungkan
dengan jumlah belanja wisatawan mancanegara, hampir 40% devisa
pariwisata Indonesia berasal dari Bali (Arifin, 2017).
Bali adalah destinasi utama Indonesia yang menyajikan berbagai
macam wisata yang tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota. Beberapa kali
Bali mendapatkan penghargaan dari ajang bergengsi tingkat dunia. Pada
tahun 2017, Bali juga terpilih sebagai destinasi wisata terbaik dunia versi
TripAdvisor Traveler Choices Year 2017. Ini merupakan ke 17 kali-nya
Bali mendapatkan penghargaan bergengsi dari TripAdvisor (Lestari, 2017).
Tabel 1.2
Jumlah Wisatawan Mancanegara di Bali 2017
No Negara Asal Jumlah
1 Tiongkok 1,288,422
2 Australia 941,957
3 Jepang 223,909
4 India 222,516
5 Inggris 213,821
6 Amerika Serikat 164,338
7 Perancis 162,288
9
No Negara Asal Jumlah
8 Jerman 159,907
9 Korea Selatan 157,262
10 Malaysia 142,496
Sumber : Statistik Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Bali, 2017
Berdasarkan data tabel 1.2, kini Tiongkok menjadi Negara dengan
jumlah penyumbang wisatawan terbesar, yakni mencapai (1,288,422 jiwa),
disusul Australia (941,957 jiwa), Jepang (223,909 jiwa), India (222,516
jiwa), Inggris (213,821 jiwa), Amerika Serikat (164,338 jiwa), Perancis
(162,288 jiwa), Jerman (159,907 jiwa), Korea Selatan (157,262 jiwa), dan
terakhir Malaysia (142,496 jiwa). Posisi ini mengalami dalam perubahan
dibanding tahun sebelumnya (Disparda Bali, 2017).
Namun semenjak kedatangan Raja Salman ke Bali pada bulan mei
2017, wisatawan dari Arab mengalami peningkatan cukup drastis (Bisnis,
2017). Dilihat dari data statistik dinas pariwisata Bali, wisatawan
mancanegara yang berasal dari Timur Tengah terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2014, jumlah wisatawan timur tengah hanya
sekitar 21.586 orang atau 0,57% dari total wisatawan mancanegara.
Kemudian pada tahun 2015 jumlahnya meningkat menjadi 30,664 orang
atau sekitar 0,77% . Sedangkan pada tahun 2016 wisatawan timur tengah
mencapai 42.687 dengan persentase sekitar 8,54%. Kunjungan pada tahun
2016 meningkat drastis dari tahun sebelumnya. Pada tahun pertengahan
tahun 2017, kunjungan wisatawan dari Timur Tengah ini telah mencapai
99.647 orang atau sekitar 2,83 % dari total wisatawan yang datang ke
Indonesia sepanjang januari-juli (Disparda Bali, 2017).
10
Bali menempati peringkat 10 kota terbaik di dunia untuk kategori
Muslim Travel Shopping Index. Bahkan Bali mengalahkan kota Jakarta,
hanya menempati posisi 14 dari total 40 kota terpilih dari 15 negara
Organization Islamic Cooperation (OIC) dan 25 negara non-OIC. Muslim
Travel Shopping Index (MTSI) ini merupakan sebuah survey yang
dilakukan oleh Mastercard dan Crescentrating pada tahun 2015, untuk
memahami perilaku belanja dan makan untuk segmen wisatawan muslim
di seluruh dunia. Data yang dihasilkan ini akan menunjukan pandangan
wisatawan, destinasi, pelayanan wisata yang mendukung kegiatan
traveling wisatawan muslim di kota tersebut. Adapun aspek penilaiannya
adalah pilihan restoran halal, kemudahan akses tempat ibadah, fasilitas
bandara, persyaratan pengajuan visa, akomodasi, kemudahan komunikasi
(bahasa) dan keamanan tempat wisata.
Tabel 1.3
10 Destinasi Terbaik Organization Islamic Cooperation (OIC) Pada
Muslim Travel Shopping Index 2015
Peringkat MTSI
Rank Kota Negara Nilai
1 1 Dubai Uni Emirates Arab 79.5
2 2 Kuala Lumpur Malaysia 73.3
3 5 Istanbul Turki 64.2
4 6 Antalya Turki 61.2
5 7 Doha Qatar 59.6
6 8 Manama Bahrain 59.5
7 9 Riyadh Arab Saudi 59.3
8 10 Bali Indonesia 58.2
9 11 Penang Malaysia 56.9
10 12 Sharjah Uni Emirates Arab 55.3
Sumber : Muslim Travel Shopping Index, 2015
11
Berdasarkan tabel 1.3 diatas, Dubai menjadi kota terbaik menurut
MTSI dengan perolehan nilai (79,5). Pada peringkat kedua diduduki oleh
kota Kuala Lumpur dengan perolehan nilai (73,3). Peringkat ketiga
diduduki oleh kota Istanbul dengan nilai (64,2). Peringkat keempat
diduduki oleh Antalya dengan nilai (61,2). Peringkat kelima diduduki oleh
Doha dengan nilai 59,6. Peringkat keenam diduduki oleh Manama dengan
nilai 59,5. Peringkat ketujuh diduduki oleh Riyadh dengan nilai 59,3.
Peringkat kedelapan yakni Bali dengan perolehan nilai 58,2. Peringkat
kesembilan diduduki oleh Penang dengan total nilai 56,9. Kemudian
ditutup oleh kota Sharjah dengan total nilai 55,3 pada peringkat sepuluh.
Adapun Jakarta tidak masuk 10 besar destinasi terbaik menurut
versi MTSI 2015. Yang membuat Bali lebih unggul daripada Jakarta
adalah total belanja wisatawan muslim di Bali cukup tinggi dibanding
wisatawan muslim yang datang ke Jakarta. Karena sejauh ini, segala aspek
pendukung pariwisata Bali cukup lengkap, baik dari aspek atraksi, akses
dan amenitas, seperti yang dikemukakan oleh Menteri Pariwisata (Imam,
2017). Pesona alam, budaya dan kesenian Bali yang begitu kuat, sangat
menarik bagi wisatawan membelanjakan uangnya untuk produk wisata di
Bali.
Pulau Bali yang merupakan destinasi pariwisata yang sudah
populer di mancanegara, tidak hanya menjadi daerah tujuan wisata bagi
wisata mancanegara, tetapi juga bagi wisatawan nusantara. Pemerintah
Bali mulai serius untuk menarik wisatawan nusantara dengan melakukan
berbagai upaya untuk memasarkan wisata kepada calon wisatawan. Hal ini
12
didukung oleh data statistik yang menunjukkan beberapa tahun terakhir,
kunjungan wisatawan nusantara ke Bali menunjukkan peningkatan yang
cukup signifikan.
Gambar 1.3
Jumlah Wisatawan Nusantara Ke Bali
Sumber : Disparda Provinsi Bali, 2015-2016
Terlihat pada gambar 1.3, bahwa pertumbuhan kunjungan
wisatawan nusantara yang mengunjungi Pulau Bali terbilang positif. Tiap
tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2014, jumlah wisatawan
nusantara yang datang ke Bali mencapai 6.394.307. kemudian pada tahun
2015 jumlahnya meningkat menjadi 7.147.100 dengan persentase
kenaikannya mencapai 11,7%. Pada tahun 2016, jumlah wisatawan
nusantara kembali mengalami peningkatan menjadi 8.643.680 dengan
persentase kenaikan sebesar 20,94%.
6,394,307
7,147,100
8,643,680
2014 2015 2016
13
Tabel 1.4
Persentase Wisatawan Nusantara yang Berkunjung Ke Bali
Peringkat Kota Daerah/Asal Persentase (%)
1 Jawa Timur 35,0
2 Jakarta 17,1
3 Jawa Tengah 11,4
4 Jawa Barat 11,2
5 NTB/NTT 11,1
6 Yogyakarta 5,5
7 Sumatera 4,3
8 Kalimantan 1,8
9 Sulawesi 1,6
10 Lainnya 1,0
Total 100
Sumber : Analisis Pasar Wisatawan Nusantara, 2015
Pada tabel 1.4, terlihat bahwa wisatawan nusantara yang datang ke
Bali paling banyak berasal dari Provinsi Jawa Timur dengan persentase
35%, kemudian di susul oleh Jakarta 17,1 %, Jawa Tengah 11,4%, Jawa
Barat 11,2%, Nusa Tenggara Barat/Nusa Tenggara Timur (11,1),
Yogyakarta (5,5%), Sumatera (4,3%), Kalimantan (1,8%), Sulawesi
(1,6%), dan sisanya 1%. Maka demikian, hampir 80% wisatawan
nusantara yang datang ke Bali adalah penduduk Pulau Jawa.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia, mayoritas
penduduk Pulau Jawa adalah muslim. Persentase pemeluk agama islam di
Jawa Timur adalah 94,35% , Jawa Tengah, DI Yogyakarta sebesar 90,1%,
DKI Jakarta sebesar 83%, Jawa Barat 93,4 % dan Banten 94,1 %.
14
Diperkirakan, sebagian besar wisatawan nusantara yang datang ke Bali
adalah beragama muslim. (Badan Pusat Statistik, 2017)
Padahal Bali dinilai kental dengan adat dan budaya Hindu. Hal ini
yang menjadi ciri khas dari pulau Bali. Berdasarkan rencana strategis yang
telah di rancang oleh Dinas Pariwisata Bali, Bali memiliki misi untuk
menguatkan jati diri masyarakat Bali dengan memberdayakan
masyarakatnya berdasarkan kearifan lokal dan menjaga keseimbangan
antar dimensi berdasarkan asas Tri Hita Karana (Renstra Dinas Pariwisata
Provinsi Bali, 2016). Arti dari Tri Hita Karana ialah sikap keseimbangan
dalam hidup antara memuja Tuhan dan mengabdi kepada sesama manusia
serta menyayangi lingkungan. Filosofi dari Tri Hita Kirana ini diharapkan
menjadi pedoman manusia untuk memperoleh kehidupan yang aman dan
sejahtera (Wiana, 2004). Tentunya filosofi ini sangat melekat dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Bali karena diadaptasi dari agama
Hindu, agama mayoritas di Pulau Bali.
Kementerian Pariwisata perwakilan Provinsi Bali juga telah
menyatakan untuk tidak mengembangkan wisata syariah di Bali. Meskipun
demikian, pemerintah tetap mendorong pelaku usaha pariwisata untuk
menyediakan produk halal. Agar produk tersebut dapat memenuhi
kebutuhan wisatawan muslim ( Lestari, 2015).
Hal ini cukup menarik bagi penulis, berdasarkan pernyataan dari
kementerian pariwisata Bali, Bali tidak memposisikan pariwisatanya
sebagai destinasi halal, namun wisatawan muslim tetap mau berkunjung ke
15
Bali. Beberapa wisatawan muslim pun mengakui agak kesulitan untuk
sekedar mencari makanan halal dan tempat ibadah. Menurut data sistem
informasi masjid, jumlah masjid di Bali yang tercatat oleh Kementerian
Agama hanya 245 unit (Simas, 2017). Berbanding jauh dengan jumlah
masjid di provinsi lainnya.
Dibalik kunjungan wisatawan muslim di Bali, tentunya tidak
terlepas dengan motivasi wisatawan tersebut. Karena menurut Khuong dan
Ha (2014) motivasi wisatawan adalah satu set atribut yang menyebabkan
seseorang untuk berpartisipasi dalam aktivitas wisatawan. Ada beberapa
hal yang dapat mendorong wisatawan melakukan perjalanan, baik dari
dorongan internal maupun eksternal.
Namun sejauh ini masih sedikit penelitian yang menyelidiki
motivasi wisata bagi wisatawan muslim dari berbagai negara. Untuk
mengisi gap ini, penelitian ini akan mencoba menentukan kemungkinan
motivasi wisata yang mendorong wisatawan muslim bepergian dan
memilih Bali sebagai destinasi. Selanjutnya, dengan menggunakan teori
motivasi wisata (push and pull motivation) sebagai dasar, banyak peneliti
telah mencoba memberi perhatian lebih dalam tarik dan dorong hubungan
dengan sering memodifikasi item yang terkait (Battour, 2012). Penelitian
ini juga menggunakan teori Islamic norm practice untuk peneliti dapat
mengukur sejauh mana destinasi tersebut menyediakan fasilitas yang
menunjang kegiatan wisatawan muslim selama berwisata (Battour, 2014).
16
Dalam penelitian sebelumnya, Rai Utama (2014) telah meneliti
push and pull motivation terhadap kepuasan wisatawan mancanegara
senior di Bali. Hasilnya menunjukkan bahwa push and pull motivation
mempengaruhi kepuasan wisatawan mancanegara di Bali secara
signifikan. Dengan catatan, bahwa penelitian ini dilakukan pada
wisatawan umum mancanegara yang berkunjung ke Bali (bukan dilakukan
spesifik pada wisatawan muslim saja).
Juga terdapat bukti empiris yang menjelaskan bahwa kepuasan
merupakan indikator yang berpengaruh terhadap loyalitas wisatawan untuk
berkunjung kembali pada sebuah destinasi pariwisata, yang mana
wisatawan yang loyal tersebut akan menjadi pemasar yang baik bagi
destinasi, karena mereka cenderung akan bercerita dan merekomendasi
teman-teman, keluarga, serta kerabat dan orang lain untuk mengunjungi
destinasi yang telah mereka kunjungi (Chi, 2005). Meskipun wisatawan
loyal cenderung membelanjakannya lebih sedikit uang daripada orang
pertama berkunjung (Petrick, 2004), namun pengeluaran mereka paling
tidak memberikan dampak ekonomi positif ke tempat tujuan, dan
melakukan word-of-mouth yang akan mendorong pengunjung pertama
lainnya untuk mengunjungi destinasi tersebut. Rekomendasi word-of-
mouth sangat penting dalam pemasaran pariwisata karena dianggap paling
handal, dan dengan demikian merupakan salah satu dari sumber informasi
paling dicari bagi calon wisatawan (Yoon & Uysal, 2005).
Penelitian yang dilakukan oleh Battour, dkk (2012) juga
menemukan bahwa motivasi pariwisata berpengaruh secara signifikan dan
17
positif terhadap kepuasan wisatawan. Penelitian yang telah dilakukan oleh
Sato (2016) juga telah menemukan bahwa ada pengaruh yang signifikan
dari motivasi tarik menuju loyalitas tujuan melalui kepuasan bagi
pengambil keputusan destinasi. Dalam Penelitian Chindapraset dan
Esichakul (2015) juga menemukan push motivation berpengaruh positif
terhadap kepuasan wisatawan dan kepuasan wisatawan juga berhubungan
positif dengan loyalitas tujuan.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Battour (2014) Islamic norm
practice signifikan memoderasi secara positif antara push motivation dan
pull motivation dan overall tourist satisfaction. Dengan demikian Islamic
norm practice dianggap penting bagi wisatawan muslim dalam melakukan
perjalanan wisata.
Oleh karena itu, dengan melihat fenomena yang terjadi saat ini,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH
PUSH MOTIVATION, PULL MOTIVATION DAN ISLAMIC NORM
PRACTICE TERHADAP KEPUASAN WISATAWAN MUSLIM
DAN LOYALITAS DESTINASI (STUDI KASUS DI PULAU BALI)”.
B. Rumusan Masalah.
1. Apakah push motivation (X1) berpengaruh terhadap kepuasan
wisatawan muslim (Y1) di Bali?
2. Apakah pull motivation (X2) berpengaruh terhadap kepuasan
wisatawan muslim (Y1) di Bali?
18
3. Apakah Islamic norm practice (X3) berpengaruh terhadap kepuasan
wisatawan muslim di Bali?
4. Apakah kepuasan wisatawan (Y1) berpengaruh terhadap loyalitas
destinasi (Y2) bagi wisatawan muslim di Bali?
5. Apakah push motivation (X1) berpengaruh terhadap loyalitas destinasi
bagi wisatawan muslim (Y2) di Bali?
6. Apakah pull motivation (X2) berpengaruh terhadap loyalitas destinasi
(Y2) bagi wisatawan muslim di Bali ?
7. Apakah Islamic norm practice (X3) berpengaruh terhadap loyalitas
destinasi (Y2) bagi wisatawan muslim di Bali ?
8. Apakah push motivation (X1) berpengaruh terhadap loyalitas destinasi
(Y2) melalui kepuasan wisatawan (Y1) muslim di Bali ?
9. Apakah pull motivation (X2) berpengaruh terhadap loyalitas destinasi
(Y2) melalui kepuasan wisatawan muslim (Y1) di Bali?
10. Apakah Islamic norm practice (X3) berpengaruh terhadap loyalitas
destinasi (Y2) melalui kepuasan wisatawan muslim (Y1) di Bali?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan penjelasan sebelumnya dari permasalahan tersebut,
tujuan spesifik dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh push motivation (X1) terhadap kepuasan
wisatawan muslim (Y1).
2. Menganalisis pengaruh pull motivation (X2) terhadap kepuasan
wisatawan muslim (Y1).
19
3. Menganalisis pengaruh Islamic norm practice (X3) terhadap
kepuasan wisatawan muslim (Y1).
4. Menganalisis pengaruh kepuasan wisatawan muslim (Y1) terhadap
loyalitas destinasi (Y2).
5. Menganalisis pengaruh push motivation (X1) terhadap loyalitas
destinasi (Y2).
6. Menganalisis pengaruh pull motivation (X2) terhadap loyalitas
destinasi (Y2).
7. Menganalisis pengaruh Islamic norm practice (X3) terhadap
loyalitas destinasi (Y2).
8. Menganalisis pengaruh push motivation (X1) terhadap loyalitas
destinasi (Y2) melalui kepuasan wisatawan muslim (Y1).
9. Menganalisis pengaruh pull motivation (X2) terhadap loyalitas
destinasi (Y2) melalui kepuasan wisatawan muslim (Y1).
10. Menganalisis pengaruh Islamic norm practice (X3) terhadap
loyalitas destinasi (Y2) melalui kepuasan wisatawan muslim (Y1).
D. Manfaat Penelitian
Adapun maanfaat dari penelitian yang dilakukan oleh penulis antara lain :
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan penelitian tentang fenomena yang terjadi
pada industri pariwisata, kemudian memahami kepuasan wisatawan dan
loyalitas mereka terhadap tujuan berdasarkan motivasi mereka, serta
20
mengetahui dorongan motivasi yang datang dari keinginan internal
wisatawan dan faktor eksternal seperti pemandangan alam dan ruang luas.
2. Untuk Agen Perjalanan.
Hal ini bermanfaat bagi agen perjalanan untuk mengetahui
mengapa orang islam bepergian dan memilih tujuan tertentu. Penelitian ini
akan membantu menjawab pertanyaan tersebut, dengan mengetahui apa
yang mendorong mereka melakukan perjalanan (push motivation), apa
yang menarik mereka untuk memilih suatu destinasi (pull motivation),
apakah kebutuhan wisatawan muslim terpenuhi (Islamic norm practice),
apa yang akan membuat mereka puas dan apa yang akan membuat
wisatawan berniat untuk mengunjungi kembali atau merekomendasikan
destinasi tersebut kepada keluarga dan teman. Jadi, agen perjalanan bisa
menentukan paket wisata yang sesuai dengan pemenuhan kebutuhan
wisatawan.
3. Untuk Pemerintah.
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan atau kebijakan pengikatan. Di Indonesia,
pariwisata merupakan angka kedua dalam kontribusi devisa. Penelitian ini
dapat membantu pemerintah menyusun kebijakan yang sesuai yang dapat
mendukung pengembangan destinasi pariwisata.
21
4. Untuk Pembaca.
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai wawasan bagi
pembaca yang bekerja di sektor pariwisata, terutama mengenai motivasi
wisatawan dan praktek norma islam untuk sampai pada tujuan saat ini, dan
bagaimana dampaknya terhadap kepuasan wisatawan muslim dan loyalitas
destinasi.
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Motivasi
Pengertian motivasi menurut Uysal dan Hagan (1993) yaitu
“motivation has been referred to as psychological/biological needs and
want inclueding integral forces that arouse directand integrate a persons
behavior and activity”. Yang mana, motivasi adalah kebutuhan
psikologis/biologis termasuk pada tekanan secara keseluruhan yang
mendorong langsung dan menghubungkan perilaku dan aktivitas
seseorang. Dalam teori lain disebukan bahwa motivasi adalah kebutuhan
psikologis manusia yang timbul dari keadaan tekanan psikologis seperti
kebutuhan atas pengakuan, penghargaan atau rasa memiliki. Sedangkan
kebutuhan biologis timbul dari tekanan psikologis seperti rasa haus, lapar
dan rasa tidak nyaman. (Kotler & Keller, 2009).
Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan
psikologis maupun biologis manusia yang dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal, sehingga dorongan tersebut dapat mengendalikan perilaku
manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam mencapai kepuasan.
Sedangkan motivasi wisatawan adalah motivasi seseorang
melakukan perjalanan karena mereka di dorong (pushed) untuk
memutuskan melakukan perjalanan oleh internal, tekanan psikologis dan
23
di tarik (pulled) oleh tekanan eksternal dari atribut destinasi (Uysal dan
Jurowski, 1994). Dengan demikian, push motivation berkaitan dengan
faktor internal seseorang atau aspek emosional. Sedangkan pull motivation
berhubungan dengan faktor eksternal, situasional atau aspek kognitif
(Yoon dan Uysal, 2005).
2. Push Motivation
Push motivation adalah stimulasi yang berasal dari internal yang
mengarahkan wisatawan untuk melakukan perjalanan (Kozak, 2002).
Yoon dan Uysal (2005) juga menjelaskan bahwa push motivation
berkaitan dengan internal dan aspek emosional seseorang. Lebih jelasnya,
faktor push motivation ini merupakan dorongan yang berasal dari dalam
diri seorang wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata ke suatu
tempat.
Dengan demikian, push motivation lebih banyak berhubungan
dengan aspek yang melibatkan sosio-psikologikal secara mendalam dan
memenuhi hasrat (Battour, 2014).
Adapun dimensi push motivation menurut Battour (2014) terbagi
menjadi enam, antara lain:
1) Pencapaian (Achievement)
Dimensi pencapaian (achievement) memiliki empat indikator
yaitu bertemu dengan orang-orang baru (meeting new
people) , pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi
teman ( going place friends have not been), menceritakan
24
perjalanan wisata (talking about the trip), dan memanjakan
diri dengan kemewahan (indulging in luxury).
2) Kesenangan dan Petualangan (Exciting and Adventure)
Pada dimensi exciting and adventure memiliki empat
indikator yaitu menemukan sensasi dan keseruan (finding
thrills and excitement), terhibur dan bersenang-senang
(being entertained and having fun), merasa berani dan
menyukai tantangan (being daring and adventuresome), dan
merasa bebas untuk melakukan hal yang diinginkan (being
free to act how I feel).
3) Kebersamaan Keluarga (Family Togetherness)
Dimensi ini memiliki tiga indikator yaitu mengunjungi
teman dan keluarga (visiting friends and relatives), rasa
kebersamaan seperti dengan keluarga (being together as a
family), melihat sebanyak mungkin (seeing as much as
possible).
4) Pengetahuan dan Pembelajaran (Knowledge/Education)
Dimensi ini berkaitan dengan empat indikator, antara lain
mempelajari hal baru atau meningkatkan pengetahuan
(learning new things or increasing knowledge), memiliki
pengalaman baru (experiencing new/ different), melihat
secara langsung dan mendapat pengalaman pada destinasi
asing (seeing and experiencing a foreign destination) dan
mengunjungi tempat bersejarah (visiting historical places).
25
5) Rasa untuk membebaskan diri (Escape)
Dimensi escape berkaitan dengan tiga indikator yaitu
istirahat dari pekerjaan rumah (getting away from the
demands at home), istirahat dari sibuknya pekerjaan (getting
change from a busy job) , merasakan kondisi seperti „rumah‟
di tempat yang berada jauh dari rumah (feeling at home away
from home).
6) Olahraga (Sports)
Dimensi sports berkaitan dengan dua indikator yaitu
berolahraga (participating in sports) dan melakukan aktivitas
fisik (participate in physical activity).
3. Pull Motivation
Pull motivation adalah motivasi wisata yang di asosiasikan dengan
pilihan atribut destinasi (Oh, Uysal dan Weaver, 1995). Yang mana pull
motivation terinspirasi dengan atraksi yang ditawarkan oleh destinasi
seperti pemandangan alam, pantai, atraksi budaya, hiburan, pusat belanja
dan lainnya.
Sedangkan menurut Jang dan Cai (2002) pull motivation mengarah
kepada faktor eksternal yang mencerminkan kemana, kapan dan
bagaimana seseorang melakukan perjalanan. Dengan demikian, pull
motivation lebih banyak berhubungan dengan aspek eksternal, situasional,
atau kognitif yang mempengaruhi wisatawan dalam menentukan wisata
yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan wisatawan tersebut.
26
Adapun dimensi pull motivation menurut Battour (2014) terbagi
menjadi lima, antara lain:
1) Pemandangan alam (Natural scenery)
Dimensi ini melibatkan empat indikator yaitu pemandangan
yang luar biasa (outstanding scenery), pemandangan
pegunungan (mountainous areas), wisata ekologi alam yang
masih terjaga (natural ecological sites dan wilderness) and
Alam yang masih terjaga (undisturbed nature).
2) Ruang luas dan aktivitas (Wide space and activities)
Dimensi ini melibatkan empat indikator yaitu menjauhi
keramaian (wide spaces to get away from crowds), adanya
berbagai aktivitas yang dapat dilihat (variety of activities to
see), olahraga air (water sports) dan keamanan pribadi
(personal safety).
3) Kebersihan dan berbelanja (Cleanness and shopping)
Dimensi ini berkaitan dengan empat indikator yaitu standar
higenis dan kebersihan (standards of hygune and cleanness),
fasilitas berbelanja (shopping facilities), privasi
(reliance/privacy) dan restaurant berkualitas tinggi (high
quality restaurant).
4) Atmosfer yang modern (Modern atmosphere)
Dimensi ini berkaitan dengan empat indikator yaitu kota
yang modern ( modern cities) , suasana yang eksotis (exotic
27
atmosphere), hotel kelas atas (first class hotels) dan cuaca yang
mendukung (reliable weather).
5) Perbedaan budaya (Different culture)
Dimensi ini berkaitan dengan keramahan masyarakat local
(interesting and friendly local people), perbedaan budaya
(different culture frommy own), kota tua yang bersejarah
(historic old cities) dan kota/desa yang menarik (interesting
town/village).
4. Islamic Norm Practice
Menurut Farahdel (2011) umat Islam harus melakukan perjalanan
ke tempat yang berbeda sehingga bisa memuji kehebatan dan keindahan
Allah. Perilaku wisatawan muslim juga mempengaruhi pilihan tujuan
wisatanya dengan mengedepankan aspek agama (Battour, 2011).
Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang
muslim dianjurkan bepergian ke tempat berbeda namun tetap
memperhatikan ibadah selama melakukan perjalanan ditempat tersebut.
Dengan demikian, Islamic norm practice merupakan faktor-faktor
yang diberikan untuk merespon kebutuhan wisatawan muslim (Farahdel,
2011). Karena Islamic attributes di sebuah Negara muslim bisa menarik
wisatawan muslim (Rahman, 2014).
28
Adapun Islamic norm practice didalam Battour (2014), antara
lain:
1) Fasilitas Ibadah (Worship facilities)
Fasilitas ibadah (worship facilities) memiliki beberapa
indicator pendukung yaitu tersedianya masjid di tujuan wisata
(availability of mosque), tersedianya fasilitas ibadah di obyek
wisata, bandara, pusat perbelanjaan, hotel, gedung pertemuan,
taman (availability of prayer facilities at tourism sites, airports,
shopping malls, hotels, conference halls, parks), adanya azan
panggilan sholat (Islamic call/azan for prayer), adanya al-
qur‟an dan penunjuk kiblat (qur’an and qiblah direction
pointer), toilet yang menyediakan air (muslim toilets providing
water).
2) Kehalalan (Halalness)
Pengukuran kehalalan (halalness) dilihat dari dua indikator
yakni tersedianya makanan halal (halal food), adanya dapur
halal yang terpisah di hotel atau restoran (availability of
segregated halal kitchen in hotels and restaurants ).
5. Kepuasan Wisatawan
Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk dengan
ekspektasi seseorang terhadap produk tersebut (Kotler dan Keller, 2009).
Sedangkan menurut teori lain, kepuasan konsumen adalah konsumen yang
merasa puas dengan produk, jasa, atau merek kemungkinan besar akan
29
terus membelinya dan memberitahukan pengalaman mengenai produk atau
jasa tersebut kepada orang lain (Peter dan Olson, 2014). Kepuasan
konsumen bisa dilihat sebagai suatu hubungan antara biaya dari apa yang
konsumen belanjakan dan imbalan (manfaat) yang dibayangkan.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi kepuasan wisatawan.
Menurut Yoon dan Uysal (2005) wisatawan akan mendapatkan kepuasan
jika wisatawan mendapatkan keuntungan atau nilai yang sebanding dari
perjalanan yang dilakukannya berdasarkan waktu, usaha dan biaya untuk
perjalanan.
Sedangkan dalam teori lain, untuk mempelajari kepuasan konsumen
dapat dilakukan pendekatan secara diskonfirmasi pengharapan dengan
pendekatan kegunaan (expetacy disconfirmation with performance
approach (Peter dan Olson, 2014). Yang mana pendekatan ini melihat
kepuasan konsumen sebagai tingkat pemenuhan yang berkaitan dengan
konsumsi yang dapat diberikan oleh produk atau jasa. Ada tiga tipe
diskonfirmasi, yaitu (1) Diskonfirmasi positif adalah hal yang terjadi
apabila daya guna produk atau jasa lebih baik dari yang diharapkan. (2)
Diskonfirmasi negative adalah hal yang terjadi apabila daya guna produk
atau jasa tidak sesuai dengan harapan konsumen. Sedangkan (3)
Diskonfirmasi netral adalah hal yang terjadi apabila daya guna produk atau
jasa sebanding dengan apa yang di harapkan oleh konsumen.
30
6. Loyalitas Destinasi
Loyalitas pelanggan adalah sebuah komitmen yang dipegang secara
mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang
disukai di masa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran
berpotensi menyebabkan pelanggan beralih (Kotler dan Keller, 2009).
Pengertian lain dari loyalitas konsumen adalah sebuah komitmen yang
dipegang kuat untuk membeli ulang atau berlangganan pada produk /
layanan pilihan secara konsisten di masa depan, sehingga melakukan
pembelian merek yang sama berulang kali atau pembelian merek yang
sama, walaupun dalam pengaruh situasional dapat berpotensi
menyebabkan perilaku switching (Oliver, 1999). Penerapan loyalitas
konsumen ini juga diterapkan dalam pariwisata, yaitu mempelajari
perilaku wisatawan dengan mengukur sejauh mana wisatawan
berkomitmen dengan tujuan wisata secara konsisten.
Tujuan perjalanan bisa dianggap sebagai loyalitas apabila ada
keinginan wisatawan untuk mengunjungi kembali (willingness to revisit)
atau merekomendasikan tujuan wisata ke wisatawan lainnya seperti ke
teman atau saudara (Yoon dan Uysal, 2005). Yang mana, tingkat
kunjungan berulang yang tinggi dianggap sebagai bukti kesuksesan sebuah
destinasi wisata. Oleh karena itu, perbedaan penting antara pengunjung
pertama dan pengunjung berulang yakni, pelanggan yang merasa puas
cenderung memberikan publisitas gratis melalui word of mouth dan e-word
of mouth dengan calon wisatawan potensial (Weaver dan Lawton, 2014).
Hasil yang menyenangkan cenderung akan menghasilkan pengulangan
31
perilaku, sedangkan hasil yang tidak menyenangkan tidak menghasilkan
perilaku berulang.
7. Destinasi Wisata
Destinasi wisata adalah tempat atau daerah yang menjadi pusat
keputusan untuk melakukan perjalanan, atau tempat sebagian besar waktu
dihabiskan (UNWTO, 2010). Secara tradisional, destinasi wisata dianggap
sebagai wilayah geografis seperti sebuah negara, pulau atau kota (Buhalis,
2000). Maka, sebelum wisatawan melakukan perjalanan, wisatawan akan
menentukan wilayah mana yang akan dituju dan berapa lama waktu yang
dihabiskan oleh wisatawan tersebut untuk menetap disuatu wilayah yang
dituju.
Menurut Framke (2002), destinasi wisata tercipta dari jumlah
kepentingan, kegiatan, sarana, prasarana dan atraksi menciptakan identitas
tempat-tujuan..Yang mana demikian, identitas ini hasil dari citra yang
terbentuk dibenak wisatawan (Buhalis dalam Saraniemi, 2010). Setiap
wisatawan yang melakukan kegiatan perjalanan akan menikmati seluruh
fasilitas dan atraksi yang disuguhkan oleh tempat tersebut. Setelahnya,
wisatawan akan mendapatkan pengalaman dari perjalanan tersebut
kemudian menimbulkan persepsi tersendiri pada dalam benak wisatawan.
8. Halal Tourism
Menurut Battour dan Ismail (2015), halal tourism adalah objek
wisata atau tindakan yang diperbolehkan berdasarkan ajaran islam untuk
digunakan atau melibatkan umat islam di industry pariwisata. Sedangkan
32
menurut Halbase (2015) halal tourism adalah paket tur dan destinasi yang
secara tertentu didesain untuk melayani pertimbangan umat muslim dan
bertujuan pada kebutuhan umat muslim. Dengan demikian halal tourism
merupakan segala hal yang berkaitan dengan pariwisata yang didesain
sesuai dengan ajaran islam sehingga dapat memenuhi kebutuhan
wisatawan muslim selama melakukan wisata.
Adapun komponen dari halal friendly tourism termasuk hotel halal
(halal hotel), transportasi halal (halal transportation), makanan halal
(halal food restaurants), paket tur halal (halal tour package) dan keuangan
halal berbasis syariah (halal finance). Dengan demikian halal tourism
konsisten pada sektor-sektor berbeda yang saling berkaitan satu sama lain
(Akyol dan Kilinc dalam Crescent Rating, 2016 ).
9. Muslim Friendly Destination
Menurut Crescentrating (2016), muslim-friendly destination adalah
destinasi (tujuan wisata) yang melayani kebutuhan para wisatawan
muslim. Sedangkan menurut Battour (2016) muslim friendly destination
merupakan upaya untuk membuat pengalaman wisata yang menyenangkan
bagi wisatawan muslim dan memungkinkan mereka untuk menjalankan
kewajiban agama. Yang mana, destinasi akan menyediakan berbagai
fasilitas yang menunjang kebutuhan para wisatawan muslim selama
melakukan wisata di destinasi tersebut sesuai dengan syariat agama islam.
33
10. Wisatawan Muslim
Sebagai Muslim, Al-Qur'an dan hadits menjadi dasar hukum pada
tindakan yang dilakukan di kehidupan sehari-hari. Bahkan bepergian dan
pilihan tujuan wisata juga dipengaruhi oleh ajaran Islam (Scott dan Jafari,
2010). Wisatawan muslim adalah wisatawan yang mematuhi tuntunan
Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW dalam melakukan perjalanan
wisata (Rahman, 2014).
Utamanya, wisatawan muslim akan melakukan pertimbangan
dalam menentukan tujuan wisata yang memiliki fasilitas untuk beribadah
dan kemudahan untuk menemukan makanan halal selama menetap pada
destinasi wisata. Karena ada beberapa tempat wisata yang sedikit
menyediakan masjid dan musholla bagi wisatawan. Bahkan tidak sedikit
tempat wisata menyajikan makanan tidak halal, seperti mengandung
daging babi dan anjing juga menyediakan alkohol.
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Jurnal Hasil Persamaan dan
Perbedaan
1
Battour , Battor dan
Ismail (2012)
The Mediating Role of
Tourist Satisfaction: A
Study of Muslim
Tourists in Malaysia,
Journal of Travel and
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
push and pull
motivation
mempengaruhi
kepuasan wisatawan.
Adapun kepuasan
Persamaan :
- Push and pull
motivation sebagai
variabel independen
-Satisfaction sebagai
variabel intervening
- Destination loyalty
34
No Jurnal Hasil Persamaan dan
Perbedaan
Tourism Marketing,
29:3, 279-297
wisatawan juga
berpengaruh secara
dengan loyalitas
destinasi
sebagai variabel
dependen
-Penelitian ini
menggunakan Partial
Least Square (PLS)
Perbedaan :
- Objek Penelitian di
Malaysia
2 Battour dan Ismail
(2014). The Role of
Destination Attributes
in Islamic Tourism,
SHS Web of
Conferences, EDP
Science.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
push and pull
motivation secara
signifikan
mempengaruhi
kepuasan wisatawan.
Adapun kepuasan
wisatawan juga
berpengaruh secara
signifikan dengan
loyalitas destinasi
Persamaan :
- Push and pull
motivation sebagai
variabel independen
-Satisfaction sebagai
variabel intervening
- Destination loyalty
sebagai variabel
dependen
-Penelitian ini
menggunakan
Partial Least Square
(PLS)
Perbedaan :
- Objek Penelitian di
Malaysia
3
Rahman (2015).
Motivating factors of
Islamic Tourist’s
Destination Loyalty:
An
Empirical
Investigation in
Malaysia, Journal of
Islamic atribute dan
kualitas layanan
memiliki hubungan
yang signifikan dengan
kepuasan wisatawan
dan loyalitas wisatawan
sedangkan destination
atribute tidak
Persamaan :
-Satisfaction sebagai
variabel intervening
- Loyalitas destinasi
sebagai variabel
dependen
-Penelitian ini
menggunakan
35
No Jurnal Hasil Persamaan dan
Perbedaan
Tourism and
Hospitality
Management
June 2014, Vol. 2, No.
1, pp. 63-77
ISSN: 2372-5125
(Print), 2372-5133
(Online)
berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan
wisatawan dan loyalitas
wisatawan. Namun,
Overall tourist
satisfaction
berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas
destinasi.
Partial Least Square
(PLS)
Perbedaan :
- Islamic attribute,
destination attribute
dan quality of
service sebagai
independent variable
- Objek Penelitian di
Malaysia
4 Rai Utama (2017)
Hubungan Faktor
Motivasi Wisatawan
dan Citra Destinasi
Pariwisata (Studi Kasus
di Bali), Orasi Ilmiah
Universitas Dhayana
Pura Bali.
Faktor push motivation
tidak berpengaruh
signifikan terhadap citra
destinasi Bali. Faktor
pull motivation
berpengaruh signifikan
terhadap citra destinasi
Bali. Sedangkan faktor
citra destinasi
berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas
wisatawan
mancanegara
berwisata ke Bali
Persamaan :
- Push and pull
motivation sebagai
variabel independen
- Destination loyalty
sebagai variabel
dependen
Perbedaan :
-Citra Destinasi
sebagai variabel
intervening
-Penelitian ini
menggunakan
analisis SEM
5
Chindaprasert,
Mahasarakham dan
Esichaikul (2015).The
Effects of Motivation
and Satisfaction on
Destination
Loyalty at the
Thailand -Laos (PDR)
Temuan penelitian ini
menunjukkan bahwa
push motivation dan
satisfaction keduanya
merupakan penentu
destination loyalty
pengunjung Thailand
untuk perbatasan
Persamaan :
- Push dan pull
motivation sebagai
variabel independen
-Satisfaction sebagai
variabel intervening
- Destination Loyalty
sebagai variabel
36
No Jurnal Hasil Persamaan dan
Perbedaan
Border. (Asia-Pacific
Journal of Innovation
in Hospitality and
Tourism
APJIHT Vol. 4 No. 1
March 2015 pp. 1-17
ISSN 2289-1471
Thailand-Laos dependen
Perbedaan :
- Penelitian ini
menggunakan analisis
SEM, bukan PLS
6 Khuong dan Thu Ha
(2014).The Influences
of Push and Pull
Factors on the
International
Leisure Tourists
Return Intention to
Ho Chi Minh
City,Vietnam
A Mediation
Analysis of Destination
Satisfaction,
International Journal of
Trade, Economics and
Finance, Vol. 5, No. 6,
December 2014
Faktor push and pull
secara langsung
pengaruh positif pada
niat kembali wisatawan
ke Vietnam. Selain itu,
hasilnya juga
menunjukkan bahwa
faktor push and pull
secara tidak langsung
mempengaruhi niat
kembali wisatawan
melalui
kepuasan tujuan.
Persamaan :
-Faktor push dan
pull motivasi sebagai
variabel independen
- Destination
Satisfaction sebagai
variabel intervening
Perbedaan :
- Return intention
sebagai variabel
dependen
- Menggunakan
Multiple Regression
dan analisis jalur,
Bukan PLS
7 Rai Utama (2014) The
Motivation and
Satisfaction of Elderly
Tourists Visiting Bali
Tourism Destination
Indonesia, Journal of
Economics and
Menurut hasil
penelitian ini bahwa
faktor pull motivation
mempengaruhi
kepuasan wisatawan
mancanegara asing
yang berlibur di Bali.
Persamaan :
- Push dan pull
motivation sebagai
variabel independen
Perbedaan :
-Satisfaction sebagai
variabel dependen
37
No Jurnal Hasil Persamaan dan
Perbedaan
Sustainable
Development
www.iiste.org
ISSN 2222-1700
(Paper) ISSN 2222-
2855 (Online)
Vol.5, No.18, 2014
Selain itu, faktor pull
motivation juga
mempengaruhi
kepuasan wisatawan
mancanegara
berlibur di Bali.
- Penelitian ini
menggunakan analisis
SEM, bukan PLS
C. Kerangka Pikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pikiran
Pull motivation (X2) Push motivation (X1)
Kepuasan Wisatawan (Y1)
Loyalitas Destinasi (Y2)
Model Pengukuran (Outer Model):
- Convergent validity
- Discriminant validity
- Multidimensionality
Struktural Model (Inner model):
- R2
- Goodnes of Fit Index (Gof)
- Q2
Hipotesis :
- T-statistic
Kesimpulan dan saran
Islamic norm practice (X3)
38
D. Hipotesis.
Menurut Umar (2010), hipotesis merupakan suatu pernyataan yang
kedudukannya belum sekuat proposisi atau dalil. Fungsi hipotesis yaitu
pernyataan sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya di dalam
kenyataan (empirical verification), percobaan (experimentation) maupun
praktek (implementation). berdasarkan teori yang ρmendukung, hipotesis
dapat dirumuskan berdasarkan pemetaan kerangka pikir, yakni :
1. Hubungan push motivation dan kepuasan wisatawan
Ho1 : β = 0 : Push motivation (X1) berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan wisatawan (Y1)
Ha1 : β ≠ 0: Push motivation (X1) tidak berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan wisatawan (Y1)
2. Hubungan pull motivation dan kepuasan wisatawan
Ho2 : β = 0 : Pull motivation (X2) berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan wisatawan (Y1)
Ha2 : β ≠ 0: Pull motivation (X2) tidak berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan wisatawan (Y1)
3. Hubungan Islamic norm practice terhadap kepuasan wisatawan
Ho3 : β = 0 : Islamic norm practice (X3) tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan wisatawan (Y1).
Ha3 : β ≠ 0: Islamic norm practice (X3) tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan wisatawan (Y2).
39
4. Hubungan antara kepuasan wisatawan terhadap loyalitas destinasi.
Ho4 : β = 0 : Kepuasan wisatawan (Y1) berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2).
Ha4 : β ≠ 0: Kepuasan wisatawan (Y1) tidak berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas destinasi (Y2).
5. Hubungan push motivation terhadap loyalitas destinasi.
Ho5 : β = 0 : Push motivation (X1) berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2).
Ha5 : β ≠ 0 : Push motivation (X1) tidak berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2).
6. Hubungan pull motivation terhadap loyalitas destinasi.
Ho6 : β = 0 : Pull motivasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas destinasi (Y2).
Ha6 : β ≠ 0: Pull motivation (X2) tidak berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2).
7. Hubungan Islamic norm practice terhadap loyalitas destinasi.
Ho7 : β= 0: Islamic norm practice (X3) berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2).
Ha7 : β ≠ 0: Islamic norm practice (X3) tidak berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas destinasi (Y2).
8. Hubungan push motivation terhadap loyalitas destinasi melalui
kepuasan wisatawan secara tidak langsung.
Ho8 : β = 0: Push motivation (X1) berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2) melalui kepuasan
40
wisatawan (Y1) secara tidak langsung
Ha8 : β ≠ 0: Push motivation (X1) tidak berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2) melalui kepuasan
wisatawan secara tidak langsung (Y1).
9. Hubungan pull motivation menuju loyalitas destinasi melalui kepuasan
wisatawan secara tidak langsung.
Ho9 : β = 0: Pull motivation (X2) berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2) melalui kepuasan
wisatawan (Y1) secara tidak langsung.
Ha9 : β ≠ 0: Pull motivation (X2) tidak berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2) melalui kepuasan
wisatawan (Y1) secara tidak langsung.
10. Hubungan Islamic norm practice menuju loyalitas destinasi melalui
kepuasan wisatawan secara tidak langsung.
Ho10 : β = 0: Islamic norm practice (X3) berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2) melalui kepuasan
wisatawan (Y1) secara tidak langsung.
Ha10 : β ≠ 0: Islamic norm practice (X3) tidak berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas destinasi (Y2) melalui
kepuasan wisatawan (Y1) secara tidak langsung.
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah penelitian yang dilakukan di Pulau Bali.
Periode penelitian adalah bulan Maret hingga April 2018. Penelitian ini akan
menguji hubungan antara push motivation, pull motivation dan Islamic norm
practice terhadap kepuasan wisatawan dan berhubungan dengan loyalitas
destinasi.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi.
Menurut Malhotra (2009), populasi dapat didefinisikan sebagai
"kumpulan semua elemen, berbagi beberapa ciri umum, yang mencakup
alam semesta untuk tujuan masalah riset pemasaran”. Sedangkan menurut
Sugiyono (2016), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Adapun
populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan berkewarganegaraan
Indonesia dan beragama islam yang berkunjung ke Pulau Bali, Indonesia.
Jumlah populasi tidak diketahui secara pasti.
2. Metode Sampel
Menurut Malhotra (2009) sampel adalah sebuah kelompok kecil
dalam populasi atau sebagian kecil dari unsur populasi yang dipilih untuk
dijadikan responden untuk penelitian tertentu. Sedangkan dalam Sugiyono
42
(2016) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan
populasi yang diwakilinya, maka harus memahami karakteristik sampel
yang dapat mewakili populasinya.
Dengan keterbatasan peneliti dalam menentukan responden yang
tepat untuk mengisi kuisioner, teknik sampel yang digunakan untuk
melakukan penelitian ini adalah non-probability sampling yaitu, teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono,
2016).
Salah satu teknik non-probability sampling yang digunakan oleh
peneliti untuk mendapat sampel adalah insidental sampling. Yang mana,
peneliti menyerahkan kuisioner kepada calon responden yang bertemu
dengan peneliti secara kebetulan dan cocok (sesuai dengan kriteria) untuk
dijadikan sumber data (Sugiyono, 2016).
Adapun kuesioner diisi oleh wisatawan yang memiliki kriteria
berkebangsaan Indonesia, yang beragama Islam dan pernah berkunjung ke
Pulau Bali setidaknya sekali. Peneliti mengambil 100 sampel responden
berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Yamin dan Kurniawan (2011)
bahwa jumlah sampel yang digunakan pada aplikasi Partial Least Square
(PLS) cukup moderat dengan minimal 30-100 kasus.
43
C. Metode Pengumpulan Data
1. Data primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber utama baik dari
individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian
kuisioner (Umar, 2010). Sedangkan dalam teori lain, data primer
merupakan data yang belum pernah diproses oleh pihak manapun untuk
suatu kepentingan (Abdillah, 2015).
Data primer dikumpulkan dari kuesioner yang diisi oleh responden
yang memiliki kriteria yang telah disebutkan sebelumnya. Menurut
Malhotra (2009), kuesioner merupakan "teknik terstruktur untuk
pengumpulan data yang terdiri dari serangkaian pertanyaan, tertulis atau
lisan, jawaban responden". Sedangkan definisi lain dari Sugiyono (2016)
yaitu “ Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab”. Adapun data yang dikumpulkan akan diproses
menggunakan SmartPLS 3.0.
Tabel 3.1
Skala Likert
No Kriteria Bobot
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu-ragu 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1
Sumber : Sugiyono, 2016
44
Metode pengukuran yang digunakan dalam kuesioner yakni
menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok mengenai fenomena
sosial. Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dapat dijabarkan
menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
tolak ukur untuk menyusun item instrumen berupa pertanyaan dan
pernyataan (Sugiyono, 2016).
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau pihak lain
(Umar, 2010). Sedangkan menurut Abdillah dan Hartono (2015) Data
sekunder merupakan data yang telah diolah, disimpan dan disajikan dalam
bentuk tertentu oleh pihak tertentu untuk suatu kepentingan. Data-data ini
merupakan data yang diperoleh dari jurnal dan buku literatur terdahulu,
kemudian digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian.
D. Metode Analisis Data
1. Definisi dan Konsep Dasar PLS.
Partial Least Square (PLS) merupakan teknik statistika multivariat
yang melakukan perbandingan antara variabel dependen berganda dan
variabel independen berganda ( Abdillah dan Hartono, 2015). PLS juga
dapat dianggap sebagai metode analisis yang kuat yang dapat digunakan
dalam setiap skala data seperti nominal, ordinal, interval, dan rasio,
dengan persyaratan asumsi yang fleksibel (Yamin dan Kurniawan, 2011).
45
Tujuan utama metode Partial Least Square adalah untuk
memprediksi hubungan variabel X terhadap variabel Y dan menjelaskan
hubungan antara keduanya berdasarkan teori. Abdillah dan Hartono (2015)
juga menjelaskan bahwa PLS merupakan analisis metode regresi yang
dapat digunakan untuk mengidentifikasi faktor yaitu kombinasi antara
variabel X sebagai prediktor dan variabel Y sebagai variabel respon.
Maka dari itu, menurut Sanchez (2013) PLS dapat digunakan
sebagai tujuan konfirmasi (seperti pengujian hipotesis) dan tujuan
eksplorasi. Bahkan PLS ini juga dapat menduga apakah terdapat atau tidak
hubungan dan menduga proposisi untuk pengujian.
Ada 4 keunggulan dari PLS ini dari berbagai teori ahli yang
dirangkum oleh Yamin dan Kurniawan (2011) , antara lain :
a. Algoritma PLS tidak terbatas hanya hubungan antara indikator
dengan kontrak latennya.
b. PLS dapat digunakan untuk menaksir model path dengan
sampel yang kecil
c. PLS dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks
(terdiri dari banyak variable laten dan manifest) tanpa masalah
dalam mengestimasi data
d. PLS dapat digunakan ketika independensi antara data
pengamatan tidak dapat dijamin, karena tidak ada asumsi
distribusi yang dibutuhkan.
46
2. Penulisan dan Penggambaran Variabel.
Gambar 3.1
Lima Variabel Path Modelling
Sumber : Data yang diolah 2018
Adapun variabel dalam PLS terbagi menjadi dua variabel utama,
yaitu:
a. Variabel Laten
Dalam Yamin dan Kurniawan (2011) Variabel laten di bagi
menjadi dua yaitu variabel laten eksogen dan variabel laten
endogen. Adapun variabel laten eksogen adalah variabel yang
menjelaskan variabel laten endogen. Dalam regresi linier, variabel
laten eksogen disebut dengan variabel independen. Sedangkan
variabel laten endogen adalah variabel yang dijelaskan oleh
variabel eksogen, sama halnya variabel dependen dalam regresi
linier.
b. Variabel Manifest.
Menurut Vinzi dalam Yamin dan Kurniawan (2011)
variabel manifest dapat didefinisikan sebagai "terukur oleh
PULLM
INP
PUSHM
PULLM
INP Loyalitas
Destinasi
Kepuasan
Wisatawan
Muslim
47
beberapa indikator yang biasanya diamati ". Sama halnya di dalam
regresi linier, variabel manifest adalah indikator dari sebuah
variabel.
3. Model Pengukuran (Outer Model)
Menurut Abdillah dan Hartono (2015) outer model atau model
pengukuran adalah model yang menggambarkan hubungan antara blok
indikator dengan variabel latennya. Model pengukuran sendiri digunakan
untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Uji validitas
dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian mengukur
apa yang seharusnya di ukur. Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk
mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat
juga digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab
item pertanyaan dalam kuisioner atau instrumen penelitian.
a. Uji Validitas Konstruk
Menurut Abdillah dan Hartono (2015) validitas konstruk
menunjukan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan
suatu pengukuran sesuai teori-teori yang digunakan untuk
mendefinisikan suatu konstruk. Adapun validitas konstruk, antara
lain :
1) Validitas konvergen (Convergent validity). Nilai validitas
konvergen terjadi jika adalah nilai yang diperoleh dari dua
instrument berbeda yang mengukur konstruk sama
mempunyai korelasi tinggi. Nilai yang diharapkan > 0,7.
Namun menurut Chin (1998) bahwa loading faktor > 0,5
48
masih bisa di terima apabila teori yang diuji adalah teori
yang masih baru.
2) Average Variance Extracted (AVE). Nilai ini
menggambarkan besarnya varian atau keragaman variabel
manifest yang dapat dikandung konstruk laten. Adapun
menurut Fornell dan Larcker (1981) nilai AVE yang baik
adalah > 0,5.
b. Uji Reliabilitas
Dalam PLS, uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur
konsistensi internal alat ukur. Uji reliabilitas dalam PLS dapat
menggunakan dua metode, antara lain :
1) Cronbach alpha. Uji reabilitas diperkuat dengan Nilai
Cronbach alpha, nilai yang diharapkan dari Cronbach
alpha adalah> 0,7.
2) Composite reliability. Data yang memiliki reliabilitas
komposit> 0,7 memiliki realibilitas tinggi.
Namun menurut Hair et al (2008), nilai cronbach alpha dan
composite reliability 0,6 masih dapat diterima.
c. Uji Validitas Diskriminan
Menurut Hanseler, Ringle, dan Sarstedt (2015)
menunjukkan bahwa pendekatan melalui cross loading dan
fornell-larcker criterion tidak dapat diandalkan untuk mendeteksi
kurangnya validitas diskriminan dalam suatu penelitian. Oleh
karena itu para peneliti ini merekomendasikan pendekatan lain
49
yaitu berdasarkan matriks multitrait-multimethod, untuk menilai
validitas diskriminan: rasio heterotrait-monotrait dari korelasi
(HTMT). Nilai ini berguna untuk menentukan apakah konstruk
memiliki diskriminan yang memadai yaitu dengan membandingkan
nilai pembebanan pada konstruk lainnya yang mana harus lebih
kecil dari nilai pembebanan dengan konstruksi sendiri.
4. Model Struktural (Inner model)
Menurut Abdillah dan Hartono (2015) model struktural atau model
dalam adalah model yang menggambarkan hubungan antara variabel laten
dengan variabel manifesnya. Model struktural dalam PLS dievaluasi
dengan menggunakan R2 untuk konstruk dependen.
a. Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Nilai ini digunakan untuk mengukur tingkat variasi
perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.
Semakin tinggi nilai R2 berarti semakin baik model prediksi dan
model penelitian yang diajukan.
b. Goodness of Fit (GoF)
Menurut Yamin dan Kurniawan (2011) untuk mengukur
model struktural, ada langkah yang harus dilakukan oleh peneliti.
Setelah menganalisis hubungan spesifik antar konstruksi,
kemudian langkah selanjutnya adalah mengukur Goodness of Fit
(GoF) yang berfungsi untuk memvalidasi kinerja campuran model
dalam dan model luar. GoF bisa dihitung dengan rumus di bawah
ini :
50
∑√
COM = Nilai Komunalitas
R2 = R Square
c. Nilai Q2
Dalam Yamin dan Kurniawan (2011) menjelaskan bahwa
pengujian Q2 predictive relevance berfungsi untuk memvalidasi
kemampuan dalam memprediksi model. Interpretasi dari hasil Q2
yaitu, jika hasil nilai Q2 lebih besar dari 0 maka variabel eksogen
dianggap sesuai sebagai variabel penjelas yang dapat memprediksi
variabel endogennya.
5. Analisis Hipotesis
Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka peneliti dapat melihat
nilai total effect (Abdillah dan Hartono, 2015). Yang mana, total effect
digunakan untuk melihat uji signifikansi antar konstruk. Sedangkan untuk
menguji signifikansi hubungan tidak langsung antar konstruk independen
dengan konstruk dependen melalui konstruk mediasi, maka peneliti dapat
melihat nilai specific indirect effect. Skor total effect dan specific indirect
effect yang ditunjukan oleh nilai t-statistic harus diatas 1,96 untuk
hipotesis two-tailed.
6. Model Konstruk Multidimensional
Berdasarkan teori yang mendukung penelitian ini, maka
terbentuklah model konstruk multidimensional. Konstruk
multidimensional adalah konstruk yang terbentuk dari konstruk laten
51
(konstruk dimensi) dan indikator yang membentuk konstruk laten dimensi.
Dengan demikian, pengujian analisis dilakukan pada dua jenjang yaitu
first order construct atau low order construct, yaitu konstruk laten dimensi
yang dibentuk oleh indikator-indikatornya dan analisis pada second order
construct atau high order construct, yaitu konstruk yang direfleksikan atau
dibentuk oleh konstruk laten dimensi (Abdillah dan Hartono, 2015).
Tipe model konstruk multidimensional yang tepat dengan model
penelitian adalah low order construct reflective dan high order construct
formative. Low order construct dibentuk reflektif karena indikator
memiliki kesamaan dasar konseptual, artinya seluruh indikator
mengindikasi hal yang sama. Ketika semua indikator menggambarkan
konsep yang sama, maka menghilangkan satu indikator tidak mengubah
arti konstruk secara materi.
Sedangkan high order construct dibentuk formatif karena tiap satu
indikator (konstruk dimensi) dapat menghasilkan pola hubungan berbeda
dengan variabel lain daripada dengan indicator lain (Abdillah dan Hartono,
2015). Setelah melakukan pengujian second order, maka dilakukan
running ulang untuk mengetahui hasil akhir penelitian.
E. Operasional Variabel
Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Push motivation
(X1)
Pencapaian
(achievement)
1. Bertemu dengan orang-orang baru Likert
2. Pergi ke tempat yang belum
52
Variabel Dimensi Indikator Skala
(Battour, 2012) pernah dikunjungi teman
3. Menceritakan perjalanan
wisatanya
4. Memanjakan diri dengan
kemewahan selama berwisata di
Bali
Kesenangan
dan
Petualangan
(exciting and
adventuring)
1. Menemukan sensasi dan keseruan
2. Terhibur dan bersenang-senang
3. Merasa berani dan menyukai
tantangan
4. Lebih bebas untuk melakukan hal
yang diinginkan
Kebersamaan
dan
Kekeluargaan
(Family and
Togetherness)
1. Mengunjungi teman dan keluarga
yang ada di Bali
2. Rasa kebersamaan seperti dengan
keluarga
3. Melihat sebanyak mungkin di Bali
Pengetahuan/
Pendidikan
(Knowledge
/Education)
1. Mempelajari hal baru
2. Memiliki pengalaman hal baru
3. Melihat secara langsung dan
mendapat pengalaman pada
destinasi yang asing
4. Mengunjungi tempat bersejarah
Melarikan diri
(Escape)
1. Istirahat dari pekerjaan rumah
2. Istirahat dari sibuknya pekerjaan
3. Merasakan kondisi seperti
„rumah‟ di tempat yang berada
jauh dari rumah
53
Variabel Dimensi Indikator Skala
4. Mengalami gaya hidup yang
sederhana
Olahraga
(Sports)
1. Berolahraga
2. Melakukan aktivitas fisik
Variabel Dimensi Indikator Skala
Pull motivation
(X2)
(Battour ,2012)
Pemandangan
alam (Natural
Scenery)
1. Pemandangan yang luar biasa Likert
2. Pemandangan pegunungan dan
pantai
3. Wisata ekologi alam
4. Menemukan keindahan alam yang
masih terjaga
Ruang dan
pemandangan
yang luas
(Wide space
and activities)
5. Menjauhi keramaian
6. Melakukan berbagai aktivitas
yang dapat dilihat di Bali
7. Melakukan olahraga air
8. Keamanan pribadi
Kebersihan
dan Belanja
(Cleanness
and
shopping)
9. Standar higenis dan kebersihan
10. Fasilitas berbelanja
11. Privasi
12. Restoran berkualitas
Atmosfer
modern
(Modern
Atmosphere)
13. Suasana yang eksotis
14. Situs modern
15. Hotel kelas atas
16. Cuaca yang mendukung
Perbedaan 17. Keramahan masyarakat lokal di
Bali
54
Variabel Dimensi Indikator Skala
Budaya
(Different
Culture)
18. Perbedaan budaya di Bali
19. Berkunjung ke kota yang
bersejarah
20. Adanya kota / desa yang menarik
Variabel Dimensi Indikator Skala
Islamic norm
practice (X3)
(Battour ,2014)
Fasilitas
Ibadah
(Worship
Facilities)
1. Ketersediaan masjid Likert
2. Terdapat fasilitas ibadah di
obyek wisata, bandara, pusat
perbelanjaan, hotel, gedung
pertemuan, taman, dan lain-lain.
3. Adanya azan yang
dikumandangkan dengan
pengeras suara untuk
menunjukan waktu sholat
4. Terdapat arah kiblat didalam
kamar hotel
5. Al-qur‟an di tiap kamar hotel
6. Terdapat air bersih didalam
toilet di obyek wisata, bandara,
pusat perbelanjaan, hotel, gedung
pertemuan, taman, dan lain-lain
Kehalalan
(Halalness)
7. Terdapat makanan halal di obyek
wisata, bandara, pusat
perbelanjaan, hotel, gedung
pertemuan, taman, dan lain-lain.
8. Terdapat dapur halal yang
terpisah di hotel dan restoran
55
Variabel Indikator Skala
Kepuasan konsumen (Y1).
(Yoon dan Uysal, 2005)
1. Kepuasan Likert
2. Perjalanan yang sebanding
3. Membandingkan dengan tempat
lain
4. Ekspektasi
Loyalitas destinasi (Y2).
(Yoon dan Uysal, 2005)
1. Keinginan untuk
merekomendasikan
Likert
2. Keinginan untuk mengunjungi
kembali
56
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Umum Mengenai Objek
1. Profil Pulau Bali
Secara geografis, Pulau Bali terletak diantara Pulau Jawa dan Pulau
Lombok, yang mana terletak 8 sampai 9 derajat selatan khatulistiwa
dengan Laut Jawa di sebelah utara, Samudera Hindia di selatan. Luas
wilayah Bali mencapai sekitar 5.636 km2 atau 0,29% dari luas kepulauan
Indonesia. Berukuran panjang hanya 90 km di utara-selatan dan kurang
dari 140 km dari barat ke timur (Provinsi Bali Dalam Angka, 2017).
Terbagi menjadi tiga wilayah perairan, Laut Bali Utara sekitar
3.168 km2, Timur sekitar 3.350 km
2, dan Barat sekitar 2.982 km
2. Laut
Bali meliputi area seluas 9.500 km2. Laut Bali Utara membentang di
sepanjang garis pantai Buleleng, Laut Bali Timur membentang di
sepanjang garis pantai Karangasem, Klungkung dan Gianyar, dan Laut
Bali Barat termasuk garis pantai Badung, Tabanan dan Jembrana.
Sejarah pariwisata di Bali diawali dengan kedatangan Cornellis de
Houtman dari Belanda pada Tahun 1579 sebagai orang barat pertama yang
mendarat di pulau Bali. Kedatangannya itu adalah salah satu bagian dari
ekspedisi mencari rempah-rempah dan berdagang di Nusantara. Namun
Cornelis de Houtman dan pengikutnya tidak mendapatkan rempah-
rempah. Menurutnya, Pulau Bali memiliki kehidupan dengan
kebudayaannya yang menurut pandangan mereka sangat unik, tidak pernah
57
dijumpai pemandangan seperti ini di tempat lain selama mereka
mengelilingi dunia, sehingga mereka menganggap bahwa alamnya sangat
indah dan memiliki daya tarik tersendiri. Kemudian pada awal abad 20,
wisatawan dari Eropa datang berbondong-bondong ke Bali dengan Kapal
Bali Express. Artis dan seniman dunia datang ke Bali hanya untuk
menikmati keindahan Pulau Bali yang sangat terkenal. Bahkan Bali
mendapat predikat Island of The God – Pulau Tuhan.
Kegiatan pariwisata di Bali sempat terhenti beberapa tahun pada
masa Perang Dunia II dan Perang Kemerdekaan sampai Bergabungnya
Pulau Bali ke dalam NKRI pada 17 Agustus 1950. Para wisatawan
mancanegara kembali mengunjungi pulau Bali dan mulailah era
pengelolaan pariwisata secara profesional dengan skala masif karena tidak
hanya wisatawan dari mancanegara saja namun juga dari wisatawan
domestik mulai melakukan perjalanan wisata di Bali.
Salah satunya dengan upaya Presiden Pertama Indonesia Ir
Soekarno. Beliau menjadikan Bali sebagai tempat menerima tamu
kenegaraan sekaligus memperkenalkan Bali lebih luas di mata dunia. Atas
gagasan Bung Karno pula di Tampaksiring pada tahun 1957 dibangun
Istana Tampaksiring untuk menyambut Tamu Kenegaraan. Kemudian
pada tahun 1963, Bung Karno memprakarsai pendirian Hotel Bali Beach
di pantai Sanur. Hotel ini nantinya akan menjadi bangunan tertinggi di
Bali sampai saat ini, karena sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kdh.
Tk. I Bali tanggal 22 November 1971 Nomor 13/Perbang. 1614/II/a/1971.
58
Isinya antara lain bahwa bangunan di daerah Bali tinggi maksimalnya
yaitu setinggi pohon kelapa atau 15 meter.
2. Gambaran Umum Pariwisata Bali
Sebagai salah satu tujuan wisata paling populer di dunia, Bali
selama beberapa tahun mendapat penghargaan sebagai pulau terbaik dunia
oleh The International Travel Magazine (Bali Tourism Board, 2018).
Pesatnya pertumbuhan pembangunan di bidang pariwisata
memiliki dampak dan pengaruh yang besar terhadap tradisi dan gaya hidup
Bali. Menariknya, budaya Bali masih seperti apa adanya, tumbuh seiring
dengan globalisasi. Ini adalah peradaban Bali yang membuat pulau ini
berbeda dari destinasi lain.
Adapun tempat wisata favorit wisatawan nusantara yang
berkunjung ke Bali menurut Buku Wisata Nusantara Nusantara Gabungan,
2015 yakni :
1) Pantai Kuta
Pantai Kuta Bali terletak di bagian selatan Pulau Bali. Terletak
di jarak 1,5 km dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Pantai
Kuta memiliki panjang pantai sekitar 1.500 meter. Pantai berpasir
putih sepanjang kurang lebih 4 km sangat disukai oleh wisatawan
untuk berjemur, menikmati matahari terbenam dan berenang atau
berselancar (Badung Tourism Board, 2017).
59
2) Pantai Pandawa
Pantai Pandawa terletak di desa kutuh, Kecamatan Kuta Selatan,
Kabupaten Badung, terletak sekitar 3 km dari kawasan wisata Nusa
Dua dan Pura Uluwatu. Pemandangan pantai sangat indah dan
menawan. Dengan pasir putih bersih dengan perairan samudera hijau
kebiruan, pantai ini sangat cocok untuk mandi atau berenang saat
ombaknya pecah di tengah laut (Badung Tourism Board, 2017).
3) Tanah Lot
Tanah Lot adalah sebuah obyek wisata terkenal di Bali,
Indonesia. Ada dua candi yang terletak di atas batu besar. Salah
satunya terletak di atas sebuah batu besar dan terletak di atas tebing
yang mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot adalah bagian dari
Dang Kahyangan. Yang mana, Pura Tanah Lot adalah pura laut,
tempat pemujaan Dewa para penjaga laut ( Badung Tourism Board,
2018)
4) Bedugul
Bedugul merupakan daerah pegunungan yang berada di tengah
dataran tinggi Bali. Di sini, sayuran, buah-buahan, dan bunga tumbuh
subur di iklim yang sejuk. Di Bedugul terdapat pasar kecil berwarna-
warni di Bukit Mungsu menawarkan beragam pilihan termasuk
anggrek liar eksotis, mawar, dan burung berwarna-warni. Ada kebun
raya besar di Bedugul yang cukup terkenal yaitu Kebun Raya Eka
Karya ( Bali Tourism Board, 2018).
60
5) Garuda Wisnu Kencana
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana terletak di Bukit
Ungasan di jalan Raya Uluwatu, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta
Selatan, Kabupaten Badung sekitar 17 km atau 16 menit dari Bandara
Internasional I Gusti Ngurah Rai (Badung Tourism Board, 2017)
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana terletak di atas bukit batu
kapur setinggi 263 meter di atas permukaan laut. Dari ketinggian ini
bisa menyaksikan hamparan bagian selatan Pulau Bali dengan
pemandangan pantai yang menghadap Samudera Hindia. Sementara di
sisi utara, beberapa pesawat terbang dan mendarat di Bandara
Internasional I Gusti Ngurah Rai, serta pemandangan Kota Badung.
6) Uluwatu
Pura Luhur Uluwatu atau Pura Uluwatu yang terletak di Desa
Pecatu, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Pura Uluwatu
berada di tebing yang tinggi yaitu sekitar 250 kaki di atas ombak
Samudra Hindia. Pura Luhur Uluwatu terletak diatas bukit sehingga
dapat melihat sunset dengan pemandangan langsung ke Samudera
Hindia yang indah. Disini juga terdapat sebuah hutan kecil yang
terletak di depan pintu masuk dan ada ratusan monyet tinggal di sini.
Mereka dipercaya oleh masyarakat sebagai penjaga kesucian candi
(Badung Tourism Board, 2017)
7) Tanjung Benoa
Tanjung Benoa terletak di sisi utara kawasan Nusa Dua, termasuk
di Kecamatan Tanjung Benoa, Kabupaten Badung. Tanjung Benoa
61
adalah nama Pantai dengan ujung yang sempit. Jarak ke pantai sekitar
12 km dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (Badung
Tourism Board, 2017).
Garis pantai timur pantai Tanjung Benoa adalah pantai berpasir
putih yang indah sebagai tempat menyaksikan matahari terbit dan
sering digunakan untuk berenang dan berbagai kegiatan wisata air.
8) Ubud
Ubud adalah tempat peristirahatan di Kabupaten Gianyar, Bali,
Indonesia.. Desa Ubud dulunya merupakan pusat sumber obat. Pada
tahun 1920 dan 1930-an, kota ini berkembang pesat menjadi pusat seni
terkemuka di Bali dimana karya seni terbesar diciptakan melalui sikat
seniman berbakat. Sebagai tujuan wisata, Ubud memiliki banyak objek
yang menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Beberapa objek ini adalah Puri Saren, yang terletak di Ubud, pasar seni
tradisional, Monkey Forest (Wenara Wana) dan museum (Bali Tourism
Board, 2017)
9) Nusa Dua
Nusa Dua terletak di ujung bagian tenggara Pulau Bali, dan
sekitar 40 km dari kota Denpasar. Di kawasan elit seluas 350 hektare
yang dikembangkan oleh BTDC (Bali Tourism Development
Corporation) berdiri banyak hotel bintang 5 sebagai pusat konvensi
dan menjadi lokasi acara tingkat internasional.
62
Pantai Nusa Dua ini terlihat mewah dan damai. Selain taman dan
pengaturan area yang sangat rapi, pantainya juga bersih dengan pasir
yang putih (Badung Tourism Board, 2017).
10) Jimbaran
Pantai Jimbaran adalah salah satu pantai di sisi selatan Desa
Internasional Kuta sekitar 30 menit dari Bandara Internasional I Gusti
Ngurah Rai (Badung Tourism Board, 2017)
Pantainya berpasir putih, bersih dan air yang jernih, membuat
pantai ini cukup nyaman untuk berenang, bersantai dan berjemur. Ada
beberapa hotel besar dengan fasilitas lengkap berstandar internasional
dan kafe makanan laut yang berjejer di sepanjang Pantai Jimbaran.
B. Analisis Pembahasan
1. Pembahasan Karakteristik Responden
Responden penelitian ini adalah penduduk Indonesia yang
beragama islam dan pernah melakukan perjalanan ke Bali. Jumlah
wisatawan yang dipilih sebagai responden yaitu sebanyak 100 orang
dengan kuisioner yang di sebar langsung di beberapa titik daerah wisata
favorit di Bali. Berdasarkan data dari 100 responden tersebut, peneliti
mendapatkan identitas responden berdasarkan banyaknya kunjungan ke
Bali, usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan dan asal daerah
(domisili) wisatawan. Adapun karakteristik responden dapat di jabarkan
sebagai berikut:
63
a. Responden Berdasarkan Banyaknya Kunjungan
Tabel 4.1
Jumlah Responden Berdasarkan Banyaknya Kunjungan
Banyaknya Kunjungan Jumlah Persentase (%)
Kunjungan 1 Kali 44 44%
Kunjungan 2 - 5 Kali 40 40%
Kunjungan diatas 5 kali 6 6%
Kunjungan regular (tiap bulan/tahun) 10 10%
Total 100 100%
Sumber : Data primer yang diolah 2018
Berdasarkan tabel 4.1, dari 100 responden yang menjawab
diketahui bahwa sebanyak 44 orang atau 44 % dari total responden
baru sekali berkunjung ke Bali. Sedangkan 40 orang responden dengan
persentase 40% telah melakukan kunjungan sebanyak 2-5 kali. Disusul
6 orang responden atau 6 % dari total responden telah melakukan
kunjungan diatas 5 kali. dan sebanyak 10 orang responden atau 10%
dari total responden melakukan kunjungan regular ke Bali. Dengan
demikian, sekitar 56% responden mengunjungi Bali lebih dari sekali
dan sekitar 44% baru sekali berkunjung ke Bali.
b. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Pria 47 47%
Wanita 53 53%
Total 100 100%
Sumber : Data primer yang diolah 2018
Berdasarkan tabel 4.2, responden yang berjenis kelamin pria
berjumlah 47 orang dengan persentase mencapai 47% dan responden
64
berjenis kelamin wanita sebanyak 53 orang dengan persentase
mencapai 53%.
c. Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.3
Jumlah Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase (%)
17-24 tahun 71 71%
25-34 tahun 22 22%
35-44 tahun 4 4%
45 tahun keatas 3 3%
Total 100 100%
Sumber : Data primer yang diolah 2018
Berdasarkan tabel 4.3, jumlah responden dengan kategori usia
17-24 tahun sebanyak 71 orang dengan persentase 71%. Kemudian
jumlah responden dengan kategori umur 25-34 tahun mencapai 22
responden dengan persentase 22%. Sedangkan jumlah responden
dengan kategori usia 35-44 tahun mencapai 4 orang dengan persentase
4% dan kategori usia 45 keatas hanya mencapai 3 orang atau 3% dari
total responden.
d. Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tabel 4.4
Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
SMA 46 46%
D3 10 10%
S1 28 28%
S2 1 1%
S3 0 0
Lain-lain 15 5%
Total 100 100%
Sumber : Data primer yang diolah 2018
65
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, jumlah responden berdasarkan
pendidikan terakhir yaitu responden dengan pendidikan terakhir SMA
sebanyak 46 orang dengan persentase 46%, pendidikan terakhir D3
sebanyak 10 orang dengan persentase 10%, pendidikan terakhir S1
sebanyak 28 orang dengan persentase 28%, pendidikan terakhir S2
sebanyak 1%, kemudian tidak ada responden dengan pendidikan
terakhir S3 (0%), sedangkan pendidikan kategori lain-lain (15%).
e. Berdasarkan Status Pekerjaan
Tabel 4.5
Jumlah Responden Berdasarkan Status Pekerjaan
Status Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
Pelajar/Mahasiswa 48 48%
PNS 2 2%
Pegawai Swasta 30 30%
Profesional 2 2%
Wiraswasta 8 8%
Lain-lain 10 10%
Total 100 100%
Sumber : Data primer yang diolah 2018
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, responden yang berstatus
pelajar/mahasiswa berjumlah 48 orang dengan persentase mencapai
48%. Responden berstatus PNS berjumlah 2 orang dengan persentase
2%. Responden berstatus pegawai swasta berjumlah 30 orang dengan
persentase 30%. Responden berstatus professional berjumlah 2 orang
dengan persentase 2%. Responden berstatus wiraswasta berjumlah 8
orang dengan persentase 8 %. Sedangkan responden berstatus lain-lain
berjumlah 10%. Dengan demikian, jumlah responden berstatus pelajar
66
(48%) dengan responden yang berstatus bekerja (42%) jumlahnya
hampir seimbang.
f. Berdasarkan Domisili
Tabel 4.6
Jumlah Responden Berdasarkan Domisili
Provinsi (Domisili) Jumlah Persentase (%)
Banten 6 6%
DKI Jakarta 51 51%
Jawa Barat 19 19%
Jawa Tengah 4 4%
DIY 1 1%
Jawa Timur 14 14%
NTB 2 2%
Kalimantan Utara 2 2%
Lampung 1 1%
Total 100 100%
Sumber : Data primer yang diolah 2018
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, jumlah responden yang berasal dari
Banten adalah 6 orang dengan persentase 6% dari total responden.
Responden dari Jakarta berjumlah 51 orang dengan persentase 51 %.
Responden dari jawa barat berjumlah 19 orang dengan persentase
19%. Responden dari Jawa Tengah berjumlah 4 orang dengan
persentase 4%. Responden dari DIY berjumlah 1 orang dengan
persentase 1 %. Responden dari Jawa Timur berjumlah 14 orang
dengan persentase 14 %. Responden dari NTB berjumlah 2 orang
dengan persentase 2 %. Disusul responden dari Kalimantan utara
berjumlah 2 orang dengan persentase 2 % dan responden dari
Lampung berjumlah 1 orang dengan persentase 1 %. Dilihat dari
jumlah responden. Sebagian besar wisatawan datang dari Pulau Jawa
yaitu berjumlah 95 responden dengan persentase 95%.
67
g. Tanggapan Responden Pada Kuisioner
1) Push Motivation
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Push Motivation
Item Nilai Total
Kuisioner 5 4 3 2 1
X1
ACH1 41% 54% 5% 1% 0% 100%
ACH2 34% 62% 3% 1% 0% 100%
ACH3 36% 57% 7% 0% 0% 100%
ACH4 24% 51% 16% 9% 0% 100%
EXC1 46% 54% 0% 0% 0% 100%
EXC2 42% 56% 2% 0% 0% 100%
EXC3 31% 55% 11% 3% 0% 100%
EXC4 27% 39% 23% 10% 1% 100%
FAM1 19% 50% 9% 22% 0% 100%
FAM2 26% 55% 14% 5% 0% 100%
FAM3 23% 57% 17% 3% 0% 100%
EDU1 36% 63% 1% 0% 0% 100%
EDU2 43% 56% 1% 0% 0% 100%
EDU3 46% 52% 2% 0% 0% 100%
EDU4 42% 51% 6% 1% 0% 100%
ESC1 39% 54% 4% 3% 0% 100%
ESC2 47% 44% 6% 3% 0% 100%
ESC3 21% 45% 27% 7% 0% 100%
SPO1 16% 41% 26% 15% 2% 100%
SPO2 20% 53% 20% 6% 1% 100%
Jumlah 659% 1049% 200% 89% 4%
Mean 32,95% 52,45% 10% 4,40% 0,2% 100%
Berdasarkan data tabel 4.7 di atas, diperoleh bahwa item
kuesioner dengan titik konsentrasi tertinggi (penilaian pada skor 4
dan 5) yaitu EXC1 (indikator mendapatkan sensasi dan keseruan di
Bali dari dimensi kesenangan dan petualangan (exciting and
adventure)) dengan presentase sebesar 100%. Sedangkan item
kuesioner dengan skor terendah yaitu SPO1 (indikator dapat
berolahraga selama di Bali dari dimensi olahraga (sport)) dengan
persentase sebesar 59%. Dapat disimpulkan bahwa wisatawan
68
mendapatkan sensasi keseruan selama di Bali menjadi keunggulan
Pariwisata Bali yang dianggap cukup menyenangkan. Sementara
untuk indikator berolahraga selama di Bali, tidak semua wisatawan
muslim yang berkunjung ke Bali berniat untuk melakukan
olahraga. Dengan demikian bisa menjadi pertimbangan pelaku
usaha untuk menyediakan tempat hiburan dan relaksasi untuk
menarik dan mendorong wisatawan untuk berkunjung ke Bali.
2) Pull Motivation
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Pull Motivation
Item Nilai Total
Kuisioner 5 4 3 2 1
X2
NAT1 62% 37% 1% 0% 0% 100%
NAT2 56% 43% 0% 1% 0% 100%
NAT3 31% 53% 15% 1% 0% 100%
NAT4 53% 44% 16% 4% 0% 100%
WID1 34% 46% 16% 4% 0% 100%
WID2 36% 61% 3% 0% 0% 100%
WID3 37% 50% 13% 0% 0% 100%
WID4 26% 50% 18% 6% 0% 100%
SHOP1 20% 57% 21% 2% 0% 100%
SHOP2 37% 60% 3% 0% 0% 100%
SHOP3 23% 55% 19% 3% 0% 100%
SHOP4 32% 50% 17% 1% 0% 100%
MOD1 22% 54% 20% 4% 0% 100%
MOD2 46% 54% 0% 0% 0% 100%
MOD3 49% 46% 3% 2% 0% 100%
MOD4 37% 43% 17% 3% 0% 100%
DIF1 42% 50% 7% 1% 0% 100%
DIF2 47% 50% 3% 0% 0% 100%
DIF3 40% 48% 12% 0% 0% 100%
DIF4 45% 52% 2% 1% 0% 100%
Berdasarkan data tabel 4.8 di atas, diperoleh bahwa item
kuesioner dengan titik konsentrasi tertinggi (penilaian pada skor 4 dan
5) yaitu MOD2 (indikator mendapatkan suasana eksotis di Bali dari
69
dimensi suasana modern (modern atmosphere)) dengan presentase
sebesar 100%. Sedangkan item kuesioner dengan skor terendah yaitu
WID1 (indikator mendapat ruang untuk menjauhi keramaian selama di
Bali dari dimensi ruang luas beraktifvitas (wide space and activities))
dengan persentase sebesar 76% dan MOD4 (indikator mendapat cuaca
yang mendukung selama di Bali dari dimensi suasana modern (modern
atmosphere)) dengan persentase sebesar 76%. Dan dapat disimpulkan
bahwa wisatawan mendapatkan suasana eksotis selama di Bali.
Dengan demikian suasana eksotis menjadi daya tarik wisatawan
muslim berkunjung ke Bali, sehingga Bali harus mempertahankan jati
dirinya yang berciri khas eksotis dari segi alam dan budaya. Sementara
untuk indikator mendapat ruang untuk menjauhi keramaian selama di
Bali, tidak semua wisatawan muslim yang berkunjung ke Bali berniat
untuk mencari suasana sepi. Pergi ke Bali justru untuk menikmati
keramaian dan hiburan.
3) Islamic Norm Practice
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Islamic Norm Practice
Item Nilai Total
Kuisioner 5 4 3 2 1
X3
WOR1 8% 39% 44% 7% 2% 100%
WOR2 13% 52% 32% 3% 0% 100%
WOR3 3% 28% 43% 22% 4% 100%
WOR4 14% 53% 24% 7% 2% 100%
WOR5 4% 10% 35% 37% 14% 100%
WOR6 19% 64% 12% 5% 0% 100%
HAL1 19% 59% 20% 2% 0% 100%
HAL2 12% 33% 50% 5% 0% 100%
70
Berdasarkan data tabel 4.9 di atas, diperoleh bahwa item
kuesioner dengan titik konsentrasi tertinggi (penilaian pada skor 4
dan 5) yaitu WOR6 (indikator menemukan penyediaan air bersih di
toilet yang berada di obyek wisata, bandara, pusat perbelanjaan,
hotel dan taman di Bali dari dimensi fasilitas ibadah (worship
facilites)) dengan persentase sebesar 83%. Sedangkan item
kuesioner dengan skor terendah yaitu WOR3 (indikator wisatawan
dapat mendengan suara azan yang dikumandangkan dengan
pengeras suara selama di Bali dari dimensi fasilitas ibadah
(worship facilites)) dengan persentase sebesar 31%. Dapat
disimpulkan bahwa wisatawan muslim merasa telah mendapat
fasilitas toilet yang cukup baik. Namun sayangnya, wisatawan
muslim kurang mendapatkan akses fasilitas ibadah selama di Bali
seperti mendengar suara adzan, penyediaan Al-Qur‟an dan jumlah
masjid. Hal ini yang menjadi kekurangan dari pariwisata Bali.
Dengan demikian, hal ini dapat menjadi pertimbangan pemerintah
untuk meningkatkan penyediaan fasilitas ibadah bagi wisatawan.
2. Evaluasi Model Pengukuran
Analisis model pengukuran ini dilakukan dengan pengujian second
order construct terlebih dahulu, karena terdapat konstruk
multidimensional. Konstruk multidimensional yaitu konstruk yang
terbentuk dari konstruk laten (konstruk dimensi) dan indikator yang
membentuk konstruk laten dimensi. Ada empat tipe pengujian analisa
dalam second order, antara lain :
71
Tabel 4.10
Tipe Konstruk Multidimensional
I II III IV
Low Order Reflective Formative Reflective Formative
High Order Formative Reflective Reflective Formative
Sumber : Abdillah dan Hartono, 2015
Pengujian analisis yang tepat untuk diterapkan pada model
penelitian yaitu tipe satu, yakni pengujian dua jenjang low order construct
reflective dan high order construct formative (Abdillah dan Hartono,
2015).
Adapun low order construct dibentuk reflektif karena indikator
memiliki kesamaan dasar konseptual, artinya seluruh indikator
mengindikasi hal yang sama. Ketika semua indikator menggambarkan
konsep yang sama, maka menghilangkan satu indikator tidak mengubah
arti konstruk secara materi. Sedangkan high order construct dibentuk
formatif karena tiap satu indikator (konstruk dimensi) dapat menghasilkan
pola hubungan berbeda dengan variabel lain daripada dengan indikator
lain (Abdillah dan Hartono, 2015)
72
Gambar 4.1
Low Order Construct Awal
Terlihat pada gambar 4.1 diatas, bahwa terdapat 59 indikator yang
terbagi kepada 17 dimensi, 3 variabel eksogen dan 2 variabel endogen.
Pada tahap ini dilakukan running data untuk mengetahui apakah ada
loading factor dari indikator-indikator diatas yang tidak memenuhi syarat.
Syarat loading factor diterima yaitu 0,5 keatas (Chin, 1998). Kemudian
hasilnya disesuaikan dengan nilai AVE nya. Ketika loading factor rendah
dan dihilangkan dari model penelitian, maka hasilnya akan meningkatkan
nilai AVE. Nilai AVE sangat penting karena menjadi indikator mampu
menjelaskan dengan baik.
73
Tabel 4.11
Hasil Loading Factor tahap awal
Dimensi Konstruk Loading Factor
ACH1
PUSH MOTIVATION
0,55
ACH2 0,58
ACH3 0,64
ACH4 0,47
EXC1 0,65
EXC2 0,68
EXC3 0,59
EXC4 0,37
FAM1 0,42
FAM2 0,50
FAM3 0,44
EDU1 0,62
EDU2 0,65
EDU3 0,63
EDU4 0,63
ESC1 0,42
ESC2 0,34
ESC3 0,34
SPO1 0,34
SPO2 0,45
NAT1
PULL MOTIVATION
0,68
NAT2 0,67
NAT3 0,58
NAT4 0,68
WID1 0,59
WID2 0,70
WID3 0,67
WID4 0,41
SHOP1 0,47
SHOP2 0,57
SHOP3 0,56
SHOP4 0,63
MOD1 0,48
MOD2 0,72
MOD3 0,63
MOD4 0,48
DIF1 0,64
DIF2 0,64
DIF3 0,74
DIF4 0,76
WOR1
ISLAMIC NORM
PRACTICE
0,50
WOR2 0,57
WOR3 0,63
WOR4 0,54
WOR5 0,56
74
Dimensi Konstruk Loading Factor
WOR6 0,67
HAL1 0,62
HAL2 0,71
KWM1 KEPUASAN
WISATAWAN
MUSLIM
0,86
KWM2 0,89
KWM3 0,60
KWM4 0,88
LD1 LOYALITAS
DESTINASI
0,94
LD2 0,90
Setelah melakukan running model penelitian pada tahap low order
construct, ternyata ada banyak nilai loading factor yang rendah. Hal ini
terlihat pada tabel 4.11. harus dilakukan dropping loading factor agar
tidak ada nilai yang dibawah 0,5. Setelah dihapus, kemudian menggambar
ulang model penelitian untuk melakukan running ulang hingga
mengetahui hasil akhir pengolahan data.
Gambar 4.2
Running Ulang Low Order Factor
Sumber : Data yang diolah, 2018
75
Setelah menggambar ulang low order construct-nya, maka
dilakukan running ulang hingga nilai loading factor memenuhi syarat.
Adapun loading factor dibawah ini sudah dikategorikan memenuhi syarat
karena berada diatas 0,5 (Chin, 1998).
Tabel 4.12
Low Order Construct Kedua
Dimensi Konstruk Loading Factor
ACH2
PUSH MOTIVATION
0,60
ACH3 0,63
EXC1 0,74
EXC2 0,69
EDU1 0,68
EDU2 0,73
EDU3 0,74
EDU4 0,70
NAT1
PULL MOTIVATION
0,76
NAT2 0,72
NAT4 0,71
WID2 0,68
WID3 0,66
MOD2 0,75
MOD3 0,64
DIF1 0,65
DIF2 0,69
DIF3 0,75
DIF4 0,82
WOR2
ISLAMIC NORM PRACTICE
0,52
WOR4 0,60
WOR6 0,75
HAL1 0,75
HAL2 0,75
KWM1
KEPUASAN WISATAWAN
MUSLIM
0,86
KWM2 0,89
KWM3 0,60
KWM4 0,88
LD1 LOYALITAS DESTINASI
0,94
LD2 0,90
Hasil tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa adanya perubahan
angka loading factor setelah melakukan dropping. Hasil ini dianggap
76
sudah memenuhi kriteria karena berada diatas 0,5 (Chin, 1998). Maka
demikian, data ini dapat diolah ke tahap selanjutnya.
Gambar 4.3
Hasil Running PLS Algorithm tahap akhir
Sumber : Data yang diolah 2018
a. Uji validitas konvergen
Adapun awal dalam mengevaluasi model pengukuran
adalah melihat hasil convergent validity setelah melakukan running
data pada tahap akhir. Convergent validity dapat dievaluasi oleh
tiga ukuran, yaitu loading factor dan average variance extracted
(Abdillah dan Hartono, 2015).
Rule of thumbs yang digunakan untuk validitas konvergen
adalah outer loading >0,7, Communallity >0,5 dan Average
Variance Extracted (AVE) >0,5 (Chin, 1995).
Uji validitas dapat dilihat dari hasil running data pada
jenjang pertama. Dimana melihat hubungan konstruk dimensi ke
konstruk latennya.
77
**Keterangan : LD = loyalitas destinasi dan KWM= kepuasan
wisatawan muslim
Tabel 4.13
Tabel Loading Factor
Dimensi Konstruk Loading
Factor
Achievement PUSH
MOTIVATION
0,79
Education 0,81
Exciting 0,81
Different
PULL
MOTIVATION
0,91
Modern 0,81
Nature 0,83
Wide spaces 0,79
Halalness ISLAMIC NORM
PRACTICE
0,92
Worship facilities 0,85
KWM1 KEPUASAN
WISATAWAN
MUSLIM
0,86
KWM2 0,89
KWM3 0,60
KWM4 0,88
LD1 LOYALITAS
DESTINASI
0,94
LD2 0,90
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Setelah melakukan running data dengan melakukan calculate
pada PLS Algorithm, ada beberapa indikator yang harus dibuang
karena nilai loading factor di bawah (0,7) karena telah
menyebabkan nilai AVE rendah. Berdasarkan tabel 4.13 diatas,
dari enam dimensi push motivation yang diuji, hanya ada tiga
konstruk dimensi yang diterima, yaitu achievement, education dan
exciting dengan nilai loading factor dari (0,79), (0,81) dan (0,81).
Kemudian pada konstruk pull motivation, dari 5 konstruk dimensi
yang diuji terdapat 4 konstruk dimensi yang diterima yaitu different
culture, modern atmosphere, natural scenery dan wide space
78
dengan masing-masing nilai loading factor yaitu (0,91), (0,81),
(0,83) dan (0,79) . Sedangkan semua konstruk dimensi Islamic
norm practice yang terdiri dari worship facilities dan halalness
dapat diterima dengan nilai (0,92) dan (0,85).
Tabel 4.14
Tabel Nilai AVE tahap akhir
Variabel AVE
INP 0,78
PULL 0,70
PUSH 0,65
KWM 0,67
LD 0,84
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.14 diatas, Nilai AVE dari loyalitas
destinasi (0,8), Islamic norm practice (0,78), pull motivation
(0,70), push motivation (0,65) dan kepuasan wisatawan muslim
(0,67). sesuai dengan teori Chin (1995) semua nilai AVE berada
diatas (0,5), maka model dianggap baik.
b. Uji reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas konstruk, dapat dilihat dari nilai
cronbach alpha dan composite reliability. Nilai batas cronbach
alpha dan composite reliability adalah (0,7) dapat diterima.
Tabel 4.15
Tabel Nilai Cronbach alpha dan Composite Reliability
Cronbachs Alpha Composite Reliability LD 0,81 0,84
INP 0,73 0,79
PULL 0,85 0,90
PUSH 0,73 0,85
KWM 0,83 0,89
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
79
Berdasarkan tabel 4.15 diatas, nilai cronbach alpha pada
tabel yaitu loyalitas destinasi (0,81), Islamic norm practice (0,73),
pull motivation (0,85), push motivation (0,73), kepuasan wisatawan
muslim (0,83). Hal ini menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha
dapat diterima karena seluruh nilainya berada diatas (0,6).
Sedangkan nilai composite reliability pada tabel diatas
antara lain loyalitas destinasi (0,84), Islamic norm practice (0,79),
pull motivation (0,90), push motivation (0,85), kepuasan wisatawan
muslim (0,89). Dengan demikian, semua konstruk juga memiliki
nilai composite reliability yang baik.
c. Uji validitas diskriminan (discriminant validity)
Henseler, Ringle, dan Sarstedt (2015) merekomendasikan
pendekatan lain untuk menilai validitas diskriminan: yaitu dengan
rasio heterotrait-monotrait (HTMT). Nilai HTMT antar konstruk
yang baik berada di bawah (0,90).
Tabel 4.16
Tabel Nilai HTMT
LD INP PULL PUSH KWM
LD
INP 0,31
PULL 0,77 0,51
PUSH 0,73 0,22 0,79
KWM 0,78 0,35 0,67 0,64
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Menurut tabel 4.16 diatas, bahwa nilai HTMT memiliki
nilai dibawah (0,90) . Hasil ini menunjukkan bahwa tidak adanya
80
masalah validitas diskriminan pada tingkat korelasi antar konstruk
yang relatif rendah.
3. Evaluasi Model Struktural
Setelah melakukan pemeriksaan model pengukuran telah terpenuhi,
maka selanjutnya melakukan evaluasi model structural.
a. Koefisien Determinasi R2
Nilai R2 digunakan untuk mengetahui besarnya variabilitas
variabel endogen yang mampu dijelaskan oleh variabel eksogen.
Adapun menurut Chin (1998) menjelaskan kriteria batasan nilai R2 ini
dalam 3 klasifikasi yaitu nilai R2 (0,67), (0,33) dan (0,19) sebagai
substansial, moderat dan lemah.
**Keterangan : LD = loyalitas destinasi dan KWM= kepuasan
wisatawan muslim
Tabel 4.17
Tabel Nilai R Square
R Square R Square Adjusted
LD 0,58 0,56
KWM 0,42 0,40
Sumber : Data yang diolah 2018
Berdasarkan hasil tabel 4.17 diatas, nilai R2 untuk loyalitas
destinasi adalah (0,58) yang menunjukan bahwa secara moderat, model
penelitian dapat menjelaskan variabilitas. Sedangkan nilai R2 dari
kepuasan wisatawan muslim adalah (0,42) dianggap moderat.
81
b. Nilai Q2
Q2 predictive relevance untuk model struktural mengukur seberapa
baik nilai penelitian yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi
parameternya. Interpretasi hasil dari Q2 predictive relevance adalah
bahwa jika nilai lebih besar dari 0 menunjukkan variable laten eksogen
baik (sesuai) sebagai variable penjelas yang mampu memprediksi
variable endogennya. Adapun nilai Q2 dalam model penelitian ini
yaitu;
Tabel 4.18
Nilai Q2 Predictive Relevance
SSO SSE Q2 (1-SSE/SSO)
INP 200,00 200,00
KWM 400,00 269,99 0,26
LD 200,00 110,21 0,45
PULL 400,00 400,00
PUSH 300,00 300,00
Sumber : Data yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.18 diatas, bahwa hasil pengolahan blindfolding
menunjukkan bahwa Q2 memiliki nilai Q diatas 0. Adapun nilai Q
2
dari kepuasan wisawatan muslim sebesar (0,26) dan loyalitas destinasi
sebesar (0,45). Dengan demikian, hasil Q2
Predictive Relevance ini
dianggap baik.
c. Nilai Goodness of Fit (GoF)
Menurut Yamin dan Kurniawan (2011) bahwa nilai GoF adalah
ukuran tunggal yang digunakan untuk memvalidasi performa gabungan
antara model pengukuran dan model structural. Nilai GoF terbentang
antara 0-1 dengan interpretasi nilai ini adalah 0,1 (GoF kecil), 0,25
82
(GoF moderat), dan 0,36 (GoF besar). Adapun untuk mengetahui nilai
Gof dengan melakukan perhitungan manual, yaitu :
∑√
= ∑√
= 0,697
Berdasarkan perhitungan nilai GoF diatas, nilainya mencapai
0,697 dan dianggap memiliki GoF besar. Dengan demikian dapat
ditarik kesimpulan bahwa model penelitian ini valid dan memiliki
performa yang baik.
4. Analisa Hipotesis
Analisa hipotesis ini bertujuan untuk menguji adanya signifikansi
antar konstruk. Pertama adalah melihat signifikansi hubungan dari tabel
total effect yang dapat menggambarkan kekuatan antara konstrak. Adapun
untuk menilai signifikansi total effect dengan nilai melihat nilai t- statistik
dan p-values.
Untuk mengetahui nilai t-statistic pada total effects dilakukan
bootstrapping sebanyak 3 kali, maka mendapatkan hasil yang cukup baik.
Metode bootstrapping adalah metode berbasis resampling data sampel
yang dilakukan untuk diiterasi (Abdillah dan Hartono, 2015).
**Keterangan : LD = loyalitas destinasi, INP = Islamic norm practice,
PULL= pull motivation, PUSH = push motivation dan KWM= kepuasan
wisatawan muslim
83
Tabel 4.19
Tabel Total Effects
Original
Sampling
Sample
Mean Std Deviasi
T
statistic
p
values
INP -> LD 0,0 0,0 0,1 0,0 1,0
INP -> KWM 0,1 0,1 0,1 1,2 0,2
PULL -> LD 0,5 0,5 0,1 4,1 0,0
PULL -> KWM 0,4 0,4 0,1 2,9 0,0
PUSH -> LD 0,3 0,3 0,1 2,4 0,0
PUSH -> KWM 0,3 0,3 0,1 2,2 0,0
KWM-> DL 0,5 0,5 0,1 4,6 0,0
Sumber : Data yang diolah 2018
a. Uji hipotesis 1
Hubungan push motivation dan kepuasan wisatawan muslim
Ho1 : β = 0 : Push motivation (X1) berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan wisatawan (Y1).
Ha1 :β ≠ 0: Push motivation (X1) tidak berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan wisatawan (Y1).
Berdasarkan tabel 4.19, nilai t-statistic push motivation terhadap
kepuasan wisatawan adalah 2,2 dan nilai p-value 0,0. Nilai t-statistic
diatas 2,2 > 1,96. Dapat disimpulkan bahwa push motivation
berpengaruh langsung terhadap kepuasan wisatawan muslim. maka
Ho1 dapat diterima dan Ha1 ditolak. Pencapaian, kesenangan dan
petualangan serta pengetahuan/pendidikan menjadi alasan kuat
mengapa wisatawan muslim pergi ke Bali. Sebagian besar wisatawan
muslim yang berkunjung ke Bali merasa puas karena motivasi
internalnya dapat terpenuhi. Wisatawan senang dapat menceritakan
perjalanannya, bersenang-senang dan mendapat pengalaman baru di
Bali.
84
Dengan demikian, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya didalam Battour (2012) bahwa push motivation tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan. Menurut Battour
(2012) bahwa perbedaan hasil penelitian bisa jadi dipengaruhi oleh
perubahan persepsi internal wisatawan saat sebelum dan sesudah
berkunjung ke destinasi wisata.
b. Uji Hipotesis 2
Hubungan pull motivation dan kepuasan wisatawan muslim
Ho2 : β = 0 : Pull motivation (X2) berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan wisatawan (Y1)
Ha2 :β ≠ 0: Pull motivation (X2) tidak berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan wisatawan (Y1)
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, nilai t-statistic dari pull
motivation terhadap kepuasan wisatawan muslim adalah 2,9 dan nilai
p-value 0,0. Nilai t-statistic diatas 2,9 > 1,96. Dapat disimpulkan
bahwa pull motivation berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan
muslim. Maka Ho2 dapat diterima dan Ha2 ditolak. Hasil ini
mengindikasikan bahwa pemandangan alam, ruang luas untuk
beraktivitas, atmosfer modern dan perbedaan budaya sangat penting
bagi kepuasan wisatawan muslim. Hal ini menunjukkan bahwa adanya
kesamaan hasil penelitian dengan penelitian terdahulu. Seperti dalam
penelitian Battour (2012) menemukan bahwa pull motivation
(pemandangan alam, ruang luas beraktivitas, kebersihan dan berbelanja
serta atmosfer modern) berpengaruh secara signifikan terhadap
85
kepuasan wisatawan di Kuala Lumpur (Battour, 2012). Juga dalam
penelitian Yoon dan Uysal (2005) mendapat temuan bahwa pull
motivation (cuaca yang mendukung, kebersihaan dan berbelanja,
Kehidupan malam dan makanan lokal) memberikan dampak penting
bagi kepuasan wisatawan di Siprus Selatan.
c. Uji hipotesis 3
Hubungan Islamic norm practice terhadap kepuasan wisatawan
muslim
Ho3 : β = 0 : Islamic norm practice (X3) tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan wisatawan (Y1).
Ha3 :β ≠ 0: Islamic norm practice (X3) tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan wisatawan (Y2).
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, nilai t-statistic Islamic norm
practice terhadap kepuasan wisatawan adalah 1,2 dan nilai p-value 0,2.
Nilai t-statistic dibawah standar yaitu 1,2 < 1,96. Dapat disimpulkan
bahwa Islamic norm practice tidak berpengaruh terhadap kepuasan
wisatawan muslim. Maka Ha3 dapat diterima dan Ho3 ditolak. Hal ini
mengindikasikan bahwa penyediaan fasilitas ibadah dan kehalalan
masih kurang diperhatikan oleh penyedia fasilitas baik dari agen wisata
maupun Pemerintah. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
terdahulu, karena dalam penelitian Battour (2014) Islamic norm
practice berpengaruh signifikan terhadap kepuasan wisatawan. Hal ini
terjadi karena Bali tidak mengarahkan pariwisata di Bali sebagai halal
tourism. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Battour (2014)
86
berlokasi di Kuala Lumpur, yang mana kota tersebut telah ditetapkan
sebagai halal tourism destination.
d. Uji hipotesis 4
Hubungan antara kepuasan wisatawan terhadap loyalitas destinasi.
Ho4 : β = 0 : Kepuasan wisatawan (Y1) berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2).
Ha4 :β ≠ 0: Kepuasan wisatawan (Y1) tidak berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas destinasi (Y2).
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, nilai t-statistic kepuasan
wisatawan muslim terhadap loyalitas destinasi adalah 4,6 dan nilai p-
value 0,0. Nilai t-statistic diatas standar yaitu 4,6 > 1,96. Dapat
disimpulkan bahwa kepuasan wisatawan muslim berpengaruh terhadap
loyalitas destinasi. Dengan demikian Ha3 dapat diterima dan Ho3
ditolak. Kepuasan wisatawan yang terukur dari kepuasan, ekspektasi
dan diskonfirmasi wisatawan sangat penting untuk mempengaruhi
komitmen wisatawan untuk kembali berkunjung dan
merekomendasikan Bali. Dalam penelitian (Battour, 2012)
sebelumnya, kepuasan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas destinasi di Kuala Lumpur. Menurut Chindaprasert dan
Esichakul (2015) kepuasan adalah elemen penting yang memengaruhi
keputusan untuk mengunjungi kembali atau untuk merekomendasikan
kepada orang lain pada objek wisata perbatasan Thailand-Laos.
87
e. Uji hipotesis 5
Hubungan push motivation terhadap loyalitas destinasi.
Ho5 : β = 0 : Push motivation (X1) berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2).
Ha5 : β ≠ 0 : Push motivation (X1) tidak berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2).
Berdasarkan tabel 4.19 diatas, nilai t-statistic push motivation
terhadap kepuasan wisatawan adalah 2,4 dan nilai p-value 0,0. Nilai t-
statistic diatas standar yaitu 2,4 > 1,96. Dapat disimpulkan bahwa push
motivation berpengaruh signifikan terhadap loyalitas destinasi. maka
Ha3 dapat diterima dan Ho3 ditolak. Sesuai dengan penelitian
terdahulu, bahwa push motivation berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas destinasi (Yoon dan Uysal, 2005, Khuong dan Thu Ha, 2014).
Menurut Yoon dan Uysal (2005) motivasi internal wisatawan (push
motivation) dapat mengafeksi loyalitas destinasi yang mana berkaitan
dengan berkunjung kembali ke tujuan wisata dan
merekomendasikannya kepada orang lain. Dengan demikian, ketika
motivasi internal wisatawan muslim terpenuhi, maka wisatawan
menjadi berkeinginan untuk kembali berkunjung ke Bali dan
merekomendasikan bali kepada orang lain.
f. Uji hipotesis 6
Hubungan pull motivation terhadap loyalitas destinasi.
Ho6 : β = 0 : Pull motivation (X2) berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2).
88
Ha6 :β ≠ 0: Pull motivation (X2) tidak berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2).
Berdasarkan tabel 4.19 diatas, nilai t-statistic pull motivation
terhadap loyalitas destinasi adalah 2,2 dan nilai p-value 0,0. Nilai t-
statistic diatas standar yaitu 2,2 > 1,96. Dapat disimpulkan bahwa pull
motivation berpengaruh langsung terhadap loyalitas destinasi. Maka
Ha6 dapat diterima dan Ho6 ditolak. Karena berdasarkan hasil
penelitian, menunjukan bahwa pull motivation (pemandangan alam,
ruang luas untuk beraktivitas, atmosfer modern dan perbedaan budaya
yang ditawarkan oleh Bali) membuat wisatawan tertarik untuk
berkunjung kembali dan merekomendasikan Bali kepada orang lain.
Keindahan alam, suasana eksotis, keindahan budaya dan privasi yang
didapatkan oleh wisatawan cukup menarik bagi wisatawan, sehingga
wisatawan ingin kembali menikmati pariwisata yang ditawarkan oleh
Bali.
Hampir serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Khuong
dan Thu Ha (2014) yang menunjukkan bahwa pull motivation
berpengaruh secara positif terhadap return intention (minat untuk
kembali) bagi wisatawan yang berkunjung ke Ho Chin Mih City.
Return intention serupa dengan willingness to revisit yang merupakan
salah satu indikator dari loyalitas destinasi.
g. Uji hipotesis 7
Hubungan Islamic norm practice terhadap loyalitas destinasi.
Ho7 : β= 0: Islamic norm practice (X3) berpengaruh signifikan
89
terhadap loyalitas destinasi (Y2).
Ha7 : β ≠ 0: Islamic norm practice (X3) tidak berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas destinasi (Y2).
Berdasarkan tabel 4.19 diatas, nilai t-statistic Islamic norm
practice terhadap loyalitas destinasi adalah 0,0 dan nilai p-value 1.
Nilai t-statistic diatas standar yaitu 0,0 > 1,96. Dapat disimpulkan
bahwa Islamic norm practice tidak berpengaruh langsung terhadap
loyalitas destinasi. maka Ho7 dapat diterima dan Ha7 ditolak. Sejauh
ini makanan halal seperti fast food bersertifikat halal sudah banyak
tersedia, namun untuk makanan khas lokal Bali masih diragukan
kehalalannya. Ketersediaan masjid, mushola, kiblat, suara adzan dan
Al-Qur‟an di tiap kamar masih tergolong minim. Hal ini yang
membuat Islamic norm practice tidak berpengaruh pada loyalitas
destinasi.
Belum ada penelitian sebelumnya yang mengukur variabel
Islamic norm practice terhadap loyalitas destinasi. Meskipun
penelitian yang dilakukan oleh termasuk penemuan baru, namun ada
penelitian yang hampir serupa yaitu variabel Islamic attributes yang
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas destinasi di Malaysia
(Rahman, 2014). Maka, Islamic attributes dianggap sangat penting
bagi loyalitas destinasi di Malaysia. Wisatawan yang berkunjung ke
Malaysia merasa nyaman karena kegiatan ibadah mereka tetap dapat
terpenuhi selama melakukan perjalanan wisata, karena penyediaan
fasilitas yang sudah cukup baik. Hal ini yang kemudian harus diadopsi
90
oleh Pemerintah dan pelaku wisata di Bali agar wisatawan muslim
tetap merasa nyaman selama melakukan perjalanan wisata.
Adapun untuk mengetahui hubungan tidak langsung antar variabel
laten eksogen dan variabel endogen dapat dilihat dari hasil bootstrapping
pada tabel specific indirect effect dibawah ini :
Tabel 4.20
Tabel Specific Indirect Effects
Original
Sampling
Sample
Mean
Std
Deviasi
T
statisti
c
p
values
INP -> KWM -> LD 0,1 0,1 0,1 1,1 0,3
PULL -> KWM -> LD 0,2 0,2 0,1 2,3 0,0
PUSH -> KWM -> LD 0,1 0,1 0,1 2,0 0,0
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
h. Uji hipotesis 8
Hubungan push motivation terhadap loyalitas destinasi melalui
kepuasan wisatawan secara tidak langsung.
Ho8 : β = 0: Push motivation (X1) berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas destinasi (Y2) melalui kepuasan wisatawan(Y1)
secara tidak langsung
Ha8 : :β ≠ 0: Push motivation (X1) tidak berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2) melalui kepuasan
wisatawan secara tidak langsung (Y1).
Berdasarkan tabel 4.20 diatas, nilai t-statistic dari push
motivation terhadap loyalitas destinasi melalui kepuasan wisatawan
muslim adalah 2,0 dan nilai p-value 0,0. Nilai t-statistic diatas standar
yaitu 2,0 > 1,96. Dapat disimpulkan bahwa push motivation
91
berpengaruh langsung terhadap loyalitas destinasi melalui kepuasan.
maka Ho8 dapat diterima dan Ha8 ditolak. Sesuai dengan penelitian
sebelumnya bahwa push motivation berpengaruh secara positif
terhadap loyalitas destinasi melalui kepuasan wisatawan (Yoon dan
Uysal, 2005, Sato, 2016). Menurut Yoon dan Uysal (2005) dengan
meningkatkan sisi emosional wisatawan (push motivation) dapat
berpengaruh pada loyalitas destinasi. Karena ketika wisatawan merasa
puas dengan pengalaman selama berwisata, maka wisatawan akan
berkeinginan untuk berkunjung kembali dan merekomendasikan
destinasi wisata kepada orang lain.
i. Uji hipotesis 9
Hubungan pull motivation menuju loyalitas destinasi melalui kepuasan
wisatawan muslim secara tidak langsung.
Ho9 : β = 0: Pull motivation (X2) berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2) melalui kepuasan
wisatawan (Y1) secara tidak langsung.
Ha9 : β ≠ 0: Pull motivation (X2) tidak berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2) melalui kepuasan
wisatawan (Y1) secara tidak langsung.
Berdasarkan tabel 4.20 diatas, nilai t-statistic dari pull
motivation terhadap loyalitas destinasi melalui kepuasan wisatawan
adalah 2,3 dan nilai p-value 0,0. Nilai t-statistic diatas standar yaitu 2,3
> 1,96. Dapat disimpulkan bahwa pull motivation berpengaruh
terhadap loyalitas destinasi melalui kepuasan wisatawan muslim secara
92
tidak langsung. Maka Ho9 dapat diterima dan Ha9 ditolak. Hal ini
menunjukkan motivasi eksternal sangat penting daripada kekuatan
internal dan psikologis wisatawan dalam meningkatkan kepuasan dan
niat kembali di Bali. Dengan kata lain, tingkat kepuasan dan kembali
niat mereka ke tujuan tertentu sangat tergantung pada seberapa baik
mereka memahami suatu destinasi, daripada keinginan dan kebutuhan
pribadi mereka sendiri.
Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Khuong
dan Thu Ha (2014) yang menunjukkan bahwa pull motivation
berpengaruh secara positif terhadap destination satisfaction dan return
intention (minat untuk kembali) bagi wisatawan yang berkunjung ke
Ho Chin Mih City.
j. Uji hipotesis 10
Hubungan Islamic norm practice menuju loyalitas destinasi melalui
kepuasan wisatawan muslim secara tidak langsung.
Ho10 : β = 0: Islamic norm practice (X3) berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi (Y2) melalui kepuasan
wisatawan (Y1) secara tidak langsung.
Ha10 : β ≠ 0: Islamic norm practice (X3) tidak berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas destinasi (Y2) melalui
kepuasan wisatawan (Y1) secara tidak langsung.
Berdasarkan tabel 4.20 diatas, nilai t-statistic dari Islamic norm
practice terhadap loyalitas destinasi melalui kepuasan wisatawan
secara tidak langsung adalah 1,1 dan nilai p-value 0,1. Nilai t-statistic
93
diatas standar yaitu 1,1 < 1,96. Dapat disimpulkan bahwa Islamic norm
practice tidak berpengaruh terhadap loyalitas destinasi melalui
kepuasan wisatawan muslim secara tidak langsung. maka Ha9 dapat
diterima dan Ho9 ditolak.
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh Rahman (2014) bahwa Islamic attributes memiliki pengaruh
signifikan terhadap loyalitas destinasi melalui kepuasan wisatawan
muslim di Malaysia. Islamic attributes dianggap menjadi alasan
wisatawan merasa puas dan loyal terhadap Malaysia. Keramahan
masyarakat lokal, kemampuan untuk berkomunikasi dengan penduduk
setempat, berbagai macam makanan lokal yang halal serta nilai-nilai
baik yang diterapkan cukup penting yang mewujudkan citra Malaysia
sebagai tujuan wisata. Hal ini yang seharusnya ditingkatkan oleh Bali
dengan meningkatkan fasilitas ibadah dan penyediaan makanan halal
agar wisatawan merasa puas dan loyal. Sehingga Bali mendapat citra
yang baik dan dapat menjadi muslim friendly destination.
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam
“Pengaruh Push Motivation, Pull Motivation dan Islamic Norm
Practice terhadap Kepuasan Wisatawan Muslim dan Loyalitas
Destinasi (Studi Kasus di Pulau Bali)”, ada beberapa kesimpulan yang
berhubungan, antara lain :
1. Push motivation yang berasal dari aspek emosional wisatawan
yang berkaitan dengan pencapaian, kesenangan dan pengetahuan
memiliki hubungan siginifikan terhadap kepuasan wisatawan
muslim. Sebagian besar wisatawan melakukan perjalanan untuk
bersenang-senang dan mendapat pengalaman.
2. Pull motivation yang berasal dari aspek kognitif (faktor eksternal
wisatawan) atau segala sesuatu mengenai destinasi wisata yang
dapat menghibur wisatawan seperti pemandangan alam, atmosfer
modern, ruang luas dan perbedaan budaya ternyata secara
signifikan berpengaruh terhadap kepuasan wisatawan muslim. Hal
ini cukup berdampak besar pada kepuasan wisatawan.
3. Islamic norm practice merupakan faktor-faktor yang diberikan
untuk merespon kebutuhan wisatawan muslim seperti fasilitas
ibadah dan kehalalan. Namun ternyata tidak berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan wisatawan muslim di Bali.
95
4. Kepuasan wisatawan muslim secara signifikan berpengaruh
terhadap loyalitas destinasi. Artinya, wisatawan cukup puas dengan
destinasi Bali sehingga mereka ingin kembali berkunjung ke Bali
diwaktu yang akan datang dan merekomendasikan Bali kepada
teman dan lainnya.
5. Push motivation memiliki hubungan siginifikan terhadap loyalitas
destinasi. Sebagian besar wisatawan melakukan perjalanan untuk
bersenang-senang dan mendapat pengalaman.
6. Pull motivation secara signifikan berpengaruh terhadap loyalitas
destinasi. Keindahan alam, budaya dan privasi yang ditawarkan
oleh Bali ternyata membuat wisatawan ingin kembali berkunjung
dan merekomendasikan Bali kepada teman atau orang lain.
7. Islamic norm practice ternyata tidak berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi di Bali. Hal ini terjadi karena
keterbatasan fasilitas ibadah dan makanan halal bagi wisatawan
muslim yang agak mengganggu kenyamanan selama berwisata.
8. Push motivation memiliki hubungan siginifikan terhadap loyalitas
destinasi. Sebagian besar wisatawan melakukan perjalanan untuk
bersenang-senang dan mendapat pengalaman.
9. Pull motivation secara signifikan berpengaruh terhadap loyalitas
destinasi. hal-hal yang ditawarkan oleh Bali cukup membuat
wisatawan ingin kembali dan merekomendasikan Bali kepada
teman atau orang lain.
96
10. Islamic norm practice ternyata tidak berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas destinasi melalui kepuasan wisatawan. hal ini
karena keterbatasan fasilitas ibadah dan makanan halal maka
membuat wisatawan muslim tidak puas dan tidak loyal.
D. Saran
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan adanya penelitian lain yang
juga membahas push motivation dan pull motivation dengan objek yang
lain. Karena dengan adanya penelitian serupa, peneliti dapat memahami
adanya dampak yang signifikan dari push motivation dan pull motivation
dalam konteks yang berbeda. Kemudian, pada penelitian selanjutnya
diharapkan relijiusitas wisatawan untuk diukur. Karena tidak semua orang
sadar dengan praktek-praktek keislaman saat berwisata. Maka dari itu,
peneliti selanjutnya bisa menganalisis apakah relijiusitas dapat
mempengaruhi hasil persepsi wisatawan terhadap Islamic norm practice.
Untuk Pemerintah, diharapkan penelitian ini menjadi pertimbangan
bagi Pemerintahan Provinsi Bali (Dinas Pariwisata Bali) untuk
meningkatkan fasilitas penunjang bagi wisatawan muslim agar merasa
nyaman selama berada di Bali. Khususnya pada penyediaan masjid,
mushola dan makanan halal. Karena sebagian besar wisatawan muslim
belum merasa puas dengan fasilitas ibadah dan penyediaan makanan halal
yang didapatkan selama berkunjung ke Bali.
Tentunya Pemerintah Provinsi Bali dapat bersinergi dengan agen
wisata, penyedia hotel dan restoran untuk concern terhadap permasalahan
97
minimnya fasilitas penunjang bagi wisatawan muslim. Menurut penulis,
pasar wisatawan domestik harus diperhatikan oleh pemerintah Provinsi
Bali, karena melihat populasi penduduk kelas menengah di Indonesia terus
meningkat dari tahun ke tahun, sehingga penghasilan mereka dapat
dialokasikan untuk berwisata ke Bali dan menambah menjadi pendapatan
utama Provinsi Bali selain dari wisatawan mancanegara. Selain itu,
fasilitas ibadah dan penyediaan makanan halal juga dapat menunjang bagi
wisatawan mancanegara. Karena saat ini ada peningkatan kunjungan
wisata dari wisatawan mancanegara yang berasal dari negara muslim
seperti negara Timur tengah dan Malaysia.
Untuk agen wisata, seperti hotel untuk menyediakan fasilitas
ibadah kepada pengunjung, baik menyediakan mukena, arah kiblat, Al-
Qur‟an dan mushola, sehingga wisatawan merasa nyaman dalam
berwisata. Selain itu, rumah makan atau penyedia restoran dapat
memberikan informasi jika terdapat makanan tidak halal dan halal bagi
wisatawan muslim. Karena tidak semua rumah makan memiliki sertifikat
MUI, dan banyak makanan lokal di Bali yang mengandung babi.
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, W and HM, Jogiyanto. “Partial Least Square (PLS)”, Andi Publisher,
Yogyakarta, 2015.
Anggraeni, Rani. “Tarik Wisatawan, Ini Yang Dilakukan Oleh Pemerintah
Jepang” Diakses pada tanggal 15 Oktober 2017.
https://lifestyle.sindonews.com/read/960390/156/tarik-wisatawan-ini-
yang-dilakukan-pemerintah-jepang-1423112159
Arifin, Zaenal Nur. “Bali Penyumbang Devisa Terbesar di Sektor Pariwisata”,
diakses pada tanggal 22 November 2017
http://www.tribunnews.com/nasional/2017/08/10/bali-penyumbang-
devisa-terbesar-di-sektor-pariwisata
Badung Tourism Board. Diakses pada tanggal 20 Desember 2017. http://badungtourism.com/index.php/all-destination/18/Beaches.html
Bali Tourism Board. About Bali Tourism. http://www.balitourismboard.org/. 2017
Battour, M., Ismail, M. N., dan Battor, M. The impact of destination attributes on
Muslim tourist's choice. International Journal of Tourism Research, 13(6),
527–540, 2011
Battour, Mohamed, dkk. “The mediating role of tourist satisfaction: a study of
muslim tourists in Malaysia”, Jurnal of Travel and Tourism Marketing,
2012.
Battour, Mohamed and Ismail, Mohd Nazari. “The Role of Destination Attibutes
in Islamic Tourism”, EDP Science, 2014.
Bisnis. “Kunjungan wisatawan Timur Tengah ke Bali Naik Drastis”. Di akses
pada tanggal 22 November 2017.
http://bali.bisnis.com/read/20170809/16/68134/kunjungan-wisatawan-
timur-tengah-ke-bali-naik-drastis.
Buhalis, D. “Marketing the Competitive Destination of the Future.” Tourism
Management, 21 (1): 97-116. 2000.
Chi, Gengqing. “A Study of Developing Destination Loyalty Model”.
(Dissertation). Oklahoma: The Faculty of the Graduate College of the
Oklahoma State University in Partial Fulfillment of the Requirements for
the Degree of Doctor of Philosophy. 2005.
99
Chin, W. The partial least squares approach to structural equation modeling. In
G.A. Marcoulides (Ed.), Modern methods for business research (pp. 295–
336). Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaum. 1998
Chindaprasert, Kantimarn dan Esichaikul, Ranee” The Effects of Motivation and
Satisfaction on Destination Loyalty at the Thailand -Laos (PDR) Border”.
Asia-Pacific Journal of Innovation in Hospitality and Tourism. APJIHT
Vol. 4 No. 1 March 2015 pp. 1-17 ISSN 2289-1471. 2015.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Rencana Strategis Dinas Pariwisata Provinsi
Bali. 2016
Dinas Pariwisata Provinsi Bali . Statistik Pariwisata Bali. 2016.
El-Gohary, H. Halal tourism, is it really halal?. Tourism Management
Perspectives,19, 124–130. 2016
Farahdel, F. Islamic Attributes and its Impact on Muslim Tourists' Satisfaction:
Study of Iran. Master Dessertation, Graduate School of Business,
University of Malaya, 1-98. 2011
Fornell, C.,dan Larcker, D. F. Evaluating structural equation models with
unobservable variables and measurement error. Journal of Marketing
Research, 18(1), 39–50. 1981
Framke, Wolfgang. The Destination as a Concept: A Discussion of the Business-
related Perspective versus the Sociocultural Approach in Tourism Theory.
Tourism Research Centre of Denmark , Roskilde University , Denmark.
2002
Halbase. Halal Tourism. Diakses pada 27 Februari 2018.
http://www.halbase.com/articles?content=11.
Henseler, J., Ringle, C. M., and Sarstedt, M. A New Criterion for Assessing
Discriminant Validity in Variance-based Structural Equation Modeling.,
Journal of the Academy of Marketing Science, 43(1): 115-135. 2015.
Husein Umar. Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen Edisi kelima. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama. 2010.
Imam “ Ubud Bali Sabet Penghargaan Kota Terbaik Dunia” Diakses pada tanggal
22 November 2017 dari https://halallifestyle.id/tourism/ubud-bali-sabet-
penghargaan-kota-terbaik-dunia.
100
Jang, S dan Cai, L. A. Travel motivations and destination choice: A study of
British outbound market. Journal of Travel & Tourism Marketing, 13(3),
111–133. 2002.
Jafari, J dan Scott, N. Muslim world and its tourisms. Annals of Tourism
Research, 44(1), 1–19. 2014.
Khuong, Mai Ngoc and Thu Ha, Huynh Thi. “The Influences of Push and Pull
Factors on the International Leisure Tourists’ Return Intention to Ho Chi
Minh City, Vietnam — A Mediation Analysis of Destination Satisfaction”.
International Journal of Trade, Economics and Finance, Vol. 5, No. 6.
2014
Kotler, Philip and Armstrong, G. “Principles of Marketing”,Pearson, New Jersey,
2010.
Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane. “Marketing Management 14th
edition”,
Pearson, England, 2012.
Kozak, M. Measuring comparative destination performance: A study in Spain and
Turkey, Journal of Travel & Tourism Marketing, 13:3, 83-110. 2002
Lestari, Sri. “Kemenpar Tak Ingin Kembangkan Wisata Syariah di Bali” Diakses
pada tanggal 22 November 2017 dari
http://travel.kompas.com/read/2015/11/27/110900727/Kemenpar.Tak.Ingi
n.Kembangkan.Wisata.Syariah.di.Bali
Lestari, Sri Andianti.“Bali di Nobatkan Sebagai Destinasi Wisata Terbaik di
Dunia” Diakses pada tanggal 22 November 2017 dari
http://travel.kompas.com/read/2017/04/14/200540027/bali.dinobatkan.seb
agai.destinasi.wisata.terbaik.di.dunia
Mastercard dan CrescentRating. Global Muslim Travel Index.
https://www.crescentrating.com/halal-muslim-travel-market-reports.html.
2017
Mastercard dan CrescentRating. Global Muslim Travel Index.
https://www.crescentrating.com/halal-muslim-travel-market-reports.html.
2018
Oktadiana, Hera dkk. Muslim travellers' needs: What don't we know?. Tourism
Management Perspectives 124–130. 2016
Oliver, Richard L. Whence Consumer Loyalty?. Journal of Marketing, Vol. 63,
Fundamental Issues and Directions for Marketing, pp. 33-44. 1999
101
Peter, J dan Olson, Jerry C. “Consumer Behavior and Marketing Strategy”, The
McGraw-Hill Companies, 2014.
Pew Research. The future of the global Muslim population. Washington, D.C:
Pew Research Forum
Rahayu, Yayu Agustini. “3 Tahun Jokowi-JK, Sektor Pariwisata Sumbang PDB
Tertinggi di Asean” di akses pada 17 Oktober 2017, Pukul 20.47 WIB.
https://www.merdeka.com/uang/3-tahun-jokowi-jk-sektor-pariwisata-
sumbang-pdb-tertinggi-di-asean.html
Rai Utama, I Bagus. Hubungan Faktor Motivasi Wisatawan dan Citra Destinasi
Pariwisata. Universitas Dhyana Pura, Bali. 2017
Rai Utama, I Bagus. Destination Image of Bali Based on The Push Motivational
Factors, Identity and Destination Creations in The Perspective of Foreign
Senior Tourist. JMK, VOL. 18, NO. 1, MARET 2016, 16–24
Sanchez, G. PLS Path Modeling with R. Trowchez Editions. Berkeley, 2013.
Saraniemi, Saila. Problematizing the Concept of Tourism Destination: An
Analysis of Different Theoretical Approaches. Journal of Travel Research
published online 19 March 2010
Sato, Shintaro dkk. “Adventure tourism motivation and Destination Loyalty: A
comparison of decision and non decision makers”. Journal of Destination
Marketing & Management, 2016.
Simas, “Sistem Informasi Masjid, Kementerian Agama”. Diakses pada tanggal 10
November 2017. http://simas.kemenag.go.id/index.php/
Sugiyono. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. CV
Alfabeta. 2016
United Nation World and Tourism Organization. http://www2.unwto.org/
Wiana, Ketut. Mengapa Bali Disebut Bali. Paramitha, Surabaya. 2004
World Travel and Tourism Council, “World Trends and Travel Report”, 2016.
Yamin, Sofyan and Kurniawan, Heri. “Partial Least Square Path
Modeling”,Salemba Infotek Publisher, Jakarta, 2011
Yoon, Yooshik and Uysal, Muzaffer, “An Examination of The Effects of
Motivation and satisfaction on destination loyalty : a structural model”.
Tourism Management, 2005
102
LAMPIRAN
KUISIONER
Kepada Yth : Tangerang, 9 April 2018
Responden
di-Tempat
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Bersama ini saya :
Nama : Febriana Afra Hanifah
NIM : 11140810000088
Status : Mahasiswa Strata 1 (S-1), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan
Manajemen Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam rangka untuk penyelesaian studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Jurusan Manajemen, Semester 8, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya memerlukan
informasi untuk mendukung penelitian yang saya lakukan dengan judul : “Pengaruh
Push Motivation, Pull Motivation dan Islamic Norm Practice Terhadap Kepuasan
Wisatawan Muslim dan Loyalitas Destinasi (Studi Kasus di Pulau Bali)”
Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/I berpartisipasi dalam
penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang terlampir. Perlu Bapak/Ibu/Saudara/i
ketahui sesuai dengan etika dalam penelitian, data yang saya peroleh akan dijaga
kerahasiaannya dan informasi ini digunakan semata-mata untuk kepentingan penelitian.
Atas kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktu mengisi kuesioner
tersebut, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Febriana Afra Hanifah
103
A. SCREENING QUESTION
Petunjuk pengisian : Lingkari jawaban yang sesuai/menggambarkan
anda
1. Apakah anda berkebangsaan Indonesia?
1. Ya
2. Tidak
2. Apakah anda sudah pernah mengunjungi Bali, Indonesia*?
1. Pernah
2. Tidak Pernah
3. Apakah anda beragama Islam* ?
1. Ya
2. Tidak
4. Berapa kali anda melakukan kunjungan ke Bali
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, *?
1. Kunjungan pertama kali 3. Kunjungan >5 kali
2. Kunjungan ulang 2-5 kali 4. Kunjungan regular tiap
bulan/ tahun
B. IDENTITAS RESPONDEN
Petunjuk pengisian bertanda (*) : Lingkari jawaban yang
sesuai/menggambarkan anda
1. Nama (boleh tidak di isi) :
2. Usia*
a. 17-24 Tahun b. 25-34 Tahun
c. 35-44Tahun d. ≥45 Tahun
3. Jenis kelamin*
a. Pria b. Wanita
4. Pendidikan terakhir* :
a.SMA b. D3 c. S1 d.S2 e.S3 f.Lain-lain (.....…)
5. Pekerjaan*
a.Pelajar/Mahasiswa b.PNS c.TNI/POLRI
d. Pegawai Swasta e.Profesional f.Wiraswasta
g. Lain-lain (……………)
6. Asal domisili (Provinsinya saja) :
104
PETUNJUK PENGISIAN
Pernyataan pada bagian dibawah ini menyediakan jawaban Sangat Setuju (SS),
Setuju (S) , Ragu-ragu (RR), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Setiap
responden diminta untuk menjawab kuisioner ini dengan memberikan tanda ceklis (√)
pada satu jawaban saja.
A. PUSH MOTIVATION
No Pernyataan SS S RR TS STS
Achievement : Pencapaian
1 Saudara/i dapat bertemu orang baru di Bali
2 Saudara/i dapat pergi ke tempat wisata di Bali yang belum pernah
dikunjungi oleh teman.
3 Saudara/i dapat menceritakan perjalanan wisatanya kepada orang
lain
4 Saudara/i dapat memanjakan diri dengan kemewahan (prestise)
dalam berwisata di Bali
Exciting and Adventure : Kesenangan dan Petualangan
5 Saudara/i dapat menemukan sensasi dan keseruan di Bali
6 Saudara/i merasa terhibur dan bersenang senang di Bali
7 Saudara/i merasa berani dan tertantang ketika di Bali
8 Saudara/i merasa lebih bebas melakukan apa yang ingin dilakukan
ketika berada di Bali
Family Togetherness/ Kebersamaan keluarga
9 Saudara/i dapat mengunjungi teman dan saudara
10 Saudara/i merasa ada kebersamaan seperti dengan keluarga ketika
di Bali
11 Saudara/i dapat melihat sebanyak mungkin di Bali
Education/ Knowledge : Pendidikan/ Pengetahuan
12 Saudara/i dapat belajar tentang hal-hal baru di Bali
13 Saudara/i dapat memiliki pengalaman baru di Bali
14 Saudara/i dapat melihat secara langsung tempat wisata yang masih
asing bagi anda di Bali
105
B. PULL MOTIVATION
15 Saudara/i senang mengunjungi tempat bersejarah di Bali
Escape : Melarikan diri
16 Saudara/i dapat beristirahat dari tuntutan di rumah
17 Saudara/i dapat beristirahat dari pekerjaan yang menyibukkan
18 Saudara/i merasa kondisi seperti „rumah‟ di tempat yang jauh dari
rumah anda (seperti rumah kedua)
Sport : Olahraga
19 Saudara/i dapat berolahraga di Bali
20 Saudara/i dapat melakukan aktivitas fisik di Bali
No Pernyataan SS S RR TS STS
Natural scenery : Pemandangan alam
1 Saudara/i dapat menemukan pemandangan yang luar biasa di Bali
2 Saudara/i mengunjungi daerah pegunungan dan pantai di Bali
3 Saudara/i mengunjungi kawasan ekologi alam di Bali
4 Saudara/i menemukan keindahan alam yang masih terjaga di Bali
Wide space and activities : Ruang luas dan aktivitas
5 Saudara/i mendapat ruang untuk menjauh dari keramaian
6 Saudara/i dapat melihat berbagai aktivitas di Bali
7 Saudara/i dapat melakukan olahraga air di Bali
8 Saudara/i mendapatkan perasaan aman selama di Bali
Shopping and cleaness : Belanja dan kebersihan
9 Saudara/i menemukan tempat yang bersih dan berstandar higenis di
Bali
10 Saudara/i dapat menemukan fasilitas berbelanja di Bali
11 Saudara/i mendapatkan privasi di Bali
12 Saudara/i dapat menemukan restoran berkualitas tinggi di Bali
Modern atmosphere : Suasana modern
13 Saudara/I dapat menemukan kota yang modern di Bali
14 Saudara/i mendapatkan suasana yang eksotis di Bali
15 Saudara/i dapat menemukan hotel kelas atas di Bali
106
C. ISLAMIC NORM PRACTICE
D. KEPUASAN WISATAWAN MUSLIM
No Pernyataan SS S RR TS STS
Muslim Tourist Satisfaction : Kepuasan wisatawan Muslim
1 Saudara/i puas dengan kunjungan wisata ke Bali
2 Saudara/i merasa bahwa perjalanan ke Bali sesuai dengan apa
yang telah di korbankan seperti, uang, waktu dan usaha
16 Saudara/I mendapatkan cuaca yang mendukung di Bali
No Pernyataan SS S RR TS STS
Different culture : Perbedaan Budaya
17 Saudara/I dapat menemukan keramahan masyarakat 106ocal di Bali
18 Saudara/i dapat menemukan perbedaan budaya di Bali
19 Saudara/i dapat mengunjungi kota yang bersejarah di Bali
20 Saudara/i mendapatkan kota / desa yang menarik di Bali
No Pernyataan SS S RR TS STS
Worship facilities : fasilitas ibadah
1 Saudara/i mudah menemukan masjid
2 Saudara/i mudah menemukan fasilitas ibadah (seperti mushola) di
obyek wisata, bandara, pusat perbelanjaan, hotel, taman selama di
Bali.
3 Saudara/i mendengar suara azan yang dikumandangkan dengan
pengeras suara selama di Bali
4 Saudara/i dapat menemukan arah kiblat di kamar hotel di Bali
5 Saudara/i menemukan Al-qur‟an di tiap kamar hotel
6 Saudara/i menemukan penyediaan air bersih di toilet di obyek
wisata, bandara, pusat perbelanjaan, hotel, dan taman selama di
Bali
Halalness : Kehalalan
5 Saudara/i dapat menemukan makanan halal di obyek wisata,
bandara, pusat perbelanjaan, hotel, dan taman selama di Bali
6 Saudara/i dapat menemukan dapur halal yang terpisah di hotel dan
restoran
107
3 Saudara/i merasa Bali lebih baik dibanding dengan tempat
wisata lain yang serupa
4 Kunjungan ke Bali sesuai dengan yang diharapkan
E. LOYALITAS DESTINASI
No Pernyataan SS S RR TS STS
Destination Loyalty : Loyalitas Destinasi
1 Saudara/i akan merekomendasikan Bali kepada teman dan
keluarga
2 Saudara/i berencana untuk melakukan perjalanan ke Bali lagi
diwaktu yang akan datang
108
109
110
111
112
NO
ISLAMIC NORM PRACTICE
WOR1 WOR2 WOR3 WOR4 WOR5 WOR6 HAL1 HAL2
1 4 4 4 4 5 5 5 5
2 3 5 3 4 2 4 4 3
3 4 3 3 4 2 5 5 4
4 3 3 3 4 3 3 4 4
5 3 3 3 5 3 4 4 4
6 4 4 4 2 2 2 2 3
7 4 5 4 4 1 5 3 3
8 1 3 1 1 2 4 4 3
9 4 4 4 4 4 4 4 4
10 3 3 3 3 3 3 3 3
11 4 4 4 4 2 4 4 4
12 2 2 2 4 1 4 4 2
13 3 4 1 4 1 4 5 3
14 3 4 1 5 1 4 3 3
15 4 4 3 3 3 4 4 4
16 3 4 3 3 3 4 3 3
17 3 4 3 3 2 3 3 3
18 4 4 2 2 2 2 4 2
19 3 3 3 2 1 3 3 3
20 4 4 3 4 3 4 4 3
21 4 4 4 4 3 4 4 4
22 4 4 4 4 2 4 3 3
23 4 3 3 4 2 4 3 3
24 4 4 4 4 4 4 4 4
25 4 4 4 4 4 4 4 4
26 2 4 4 4 2 4 4 4
27 4 2 4 4 2 4 3 3
28 3 3 3 5 3 4 3 4
29 3 3 2 4 2 4 4 4
30 2 3 1 3 1 3 3 3
31 3 4 4 4 3 4 4 3
32 3 4 3 4 3 4 4 3
33 3 4 3 4 2 5 5 5
34 3 3 3 3 1 3 3 3
35 3 4 3 4 3 4 5 5
36 4 5 3 5 1 5 4 4
37 3 3 2 4 1 5 4 4
38 5 4 5 5 4 5 4 4
39 4 4 4 4 4 4 4 4
40 4 4 3 3 3 4 4 4
41 4 4 3 3 3 4 3 3
113
NO
ISLAMIC NORM PRACTICE
WOR1 WOR2 WOR3 WOR4 WOR5 WOR6 HAL1 HAL2
42 3 4 3 3 3 5 4 3
43 2 5 4 5 2 4 5 5
44 2 3 2 4 3 4 4 4
45 1 4 4 5 1 4 5 5
46 2 3 3 3 3 5 5 3
47 3 3 3 4 2 4 3 4
48 3 3 3 5 3 5 5 5
49 4 4 4 4 4 4 5 5
50 3 5 2 5 1 5 5 3
51 3 3 3 4 3 2 3 3
52 2 4 4 4 2 2 2 3
53 3 4 3 4 2 4 4 4
54 3 3 3 2 3 4 3 3
55 4 4 4 3 3 4 4 4
56 3 4 2 2 2 3 3 3
57 5 4 4 3 3 4 4 3
58 4 4 2 3 3 4 4 3
59 4 5 3 4 3 4 4 3
60 3 2 2 4 4 5 4 2
61 4 4 3 3 2 4 4 3
62 3 4 3 4 1 3 4 3
63 3 4 3 3 3 4 4 4
64 4 3 3 4 2 4 4 3
65 4 4 2 3 3 4 4 3
66 5 5 2 1 3 5 5 3
67 3 4 2 3 2 4 4 3
68 3 3 2 4 2 4 4 4
69 4 4 4 5 3 5 4 3
70 4 5 4 5 5 5 5 5
71 3 3 3 4 3 4 4 3
72 5 5 3 3 3 5 5 3
73 3 4 3 4 3 4 4 4
74 3 3 2 2 2 3 4 3
75 3 3 2 3 1 4 3 3
76 4 3 2 3 2 3 4 3
77 5 5 4 4 2 4 4 4
78 3 3 3 4 2 3 4 3
79 5 4 5 4 5 5 4 5
80 5 5 5 5 5 5 5 5
81 4 4 4 4 2 4 4 3
82 4 4 2 4 2 4 4 3
114
NO
ISLAMIC NORM PRACTICE
WOR1 WOR2 WOR3 WOR4 WOR5 WOR6 HAL1 HAL2
83 4 4 4 4 2 4 4 4
84 5 4 4 4 4 4 4 4
85 4 5 4 5 1 5 5 5
86 3 3 3 4 3 4 4 4
87 4 4 2 3 2 4 4 3
88 3 4 3 5 2 4 4 4
89 3 3 2 3 2 4 3 3
90 4 4 2 4 3 4 4 5
91 3 3 3 4 2 4 4 3
92 3 5 3 3 3 4 4 4
93 4 4 4 4 2 4 4 2
94 3 3 3 3 2 2 5 3
95 3 4 3 4 3 4 4 4
96 4 4 4 4 4 4 5 4
97 3 3 3 4 2 4 4 3
98 4 4 2 4 4 4 4 2
99 3 3 3 4 3 3 3 3
100 4 3 2 2 2 4 5 4
NO
KEPUASAN WISATAWAN
MUSLIM
KWM1 KWM2 KWM3 KWM4
1 4 4 4 4
2 3 3 3 3
3 5 5 5 5
4 5 4 4 4
5 5 5 5 5
6 4 4 2 4
7 5 5 4 5
8 5 4 4 4
9 4 4 4 4
10 5 5 5 5
11 5 5 5 5
12 4 4 3 4
13 4 4 4 4
14 4 4 4 4
15 4 4 4 4
16 4 4 4 4
17 4 4 4 5
115
NO
KEPUASAN WISATAWAN
MUSLIM
KWM1 KWM2 KWM3 KWM4
18 4 4 3 4
19 4 3 3 3
20 5 5 2 4
21 5 4 4 4
22 5 5 5 5
23 5 5 5 5
24 4 4 4 4
25 4 4 4 4
26 5 5 5 5
27 4 4 3 4
28 5 4 5 5
29 4 4 4 4
30 4 4 4 4
31 5 5 2 4
32 5 5 3 5
33 5 4 4 4
34 5 5 5 5
35 5 5 5 5
36 5 5 5 5
37 4 5 4 5
38 5 4 5 4
39 4 4 4 4
40 4 4 5 5
41 4 4 4 4
42 4 4 4 4
43 5 5 5 5
44 4 4 4 4
45 4 4 4 4
46 5 5 4 5
47 5 5 3 5
48 5 5 5 5
49 5 5 4 3
50 4 2 3 3
51 4 4 4 3
52 4 2 4 1
53 5 5 4 5
54 4 4 4 4
55 4 4 4 4
56 4 4 4 4
57 4 4 4 4
116
NO
KEPUASAN WISATAWAN
MUSLIM
KWM1 KWM2 KWM3 KWM4
58 5 5 4 4
59 4 3 4 3
60 4 4 4 4
61 5 5 4 5
62 5 5 3 5
63 5 5 4 5
64 4 4 2 4
65 4 4 4 4
66 5 5 5 5
67 4 4 4 4
68 4 4 4 4
69 5 5 5 5
70 5 5 5 5
71 5 5 5 5
72 5 5 5 5
73 4 4 4 4
74 5 5 4 5
75 5 4 4 4
76 5 4 4 4
77 5 5 4 5
78 4 4 4 4
79 4 4 4 4
80 5 4 5 5
81 5 5 4 4
82 4 4 3 4
83 4 4 4 4
84 4 4 4 4
85 5 5 4 5
86 4 4 4 4
87 4 4 3 3
88 5 5 3 4
89 4 4 4 4
90 4 4 4 4
91 5 5 3 5
92 5 5 5 5
93 4 4 4 4
94 5 4 5 4
95 5 5 4 5
96 5 5 5 5
97 4 4 3 4
117
NO
KEPUASAN WISATAWAN
MUSLIM
KWM1 KWM2 KWM3 KWM4
98 4 4 4 4
99 5 4 4 4
100 5 5 5 5
No LOYALITAS DESTINASI
LD1 LD2
1 5 5
2 3 4
3 5 5
4 5 5
5 5 5
6 4 4
7 5 5
8 4 4
9 4 4
10 5 5
11 5 5
12 4 4
13 4 3
14 4 5
15 4 4
16 4 4
17 4 4
18 4 4
19 4 4
20 4 4
21 4 4
22 5 5
23 5 5
24 4 4
25 4 4
118
26 5 5
27 4 4
28 4 5
29 4 4
30 4 4
31 4 5
32 5 5
33 5 5
34 5 5
35 5 5
36 5 5
37 4 4
38 4 4
39 4 4
40 5 5
41 4 4
42 4 4
43 5 5
44 4 4
45 4 4
46 5 5
47 5 4
48 5 5
49 3 3
50 4 5
51 4 5
52 4 4
53 5 5
54 4 4
55 4 3
56 4 4
57 4 4
58 4 4
59 4 5
60 4 4
61 5 4
62 5 5
63 5 4
64 4 4
65 4 4
66 5 5
119
67 4 4
68 4 4
69 4 5
70 5 5
71 5 5
72 5 5
73 4 4
74 5 5
75 5 4
76 4 3
77 5 5
78 4 4
79 3 4
80 5 5
81 5 5
82 4 4
83 4 4
84 4 4
85 5 5
86 4 3
87 5 5
88 5 5
89 4 4
90 4 4
91 5 3
92 5 5
93 4 4
94 5 5
95 5 5
96 5 5
97 4 4
98 4 4
99 5 5
100 5 5