PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BATANG PISANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL EKA...
Transcript of PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BATANG PISANG …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/ARTIKEL EKA...
1
PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BATANG PISANG (Musa paradisiaca L.)
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI PAHIT (Brassica juncea L.)
Eka Marina1, Linna Fitriani
2, Yuni Krisnawati
3
1Alumni STKIP-PGRI Lubuklinggau
2,3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pupuk Organik Cair (POC)
batang pisang (Musa paradisiaca L.) terhadap pertumbuhan tanaman sawi pahit
(Brassica juncea L.). Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Biologi STKIP-PGRI
Lubuklinggau. Rancangan yang digunakan adalah adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL), terdiri atas 4 perlakuan dan 6 kali pengulangan. Masing-masing
perlakuan yaitu P0 (tanpa POC), P1 (40 ml POC), P2 (50 ml POC), dan P3 (60 ml
POC). Parameter yang diamati adalah tinggi, jumlah helaian daun, dan bobot
segar total tanaman sawi pahit. Teknik pengumpulan data dengan lembar
pengamatan dan teknik pengujian hipotesis dengan Analisis Varians (ANAVA)
satu jalur. Berdasarkan hasil uji hipotesis ANAVA satu jalur diperoleh data yang
tidak signifikan pada parameter tinggi yaitu Fe 0,49 < Ft 3,10 dan bobot segar total
Fe 3,01 < Ft 3,10 sedangkan pada parameter jumlah helaian daun diperoleh hasil
uji hipotesis ANAVA satu jalur yang signifikan yaitu Fe 10,23 ˃ Ft 3,10.
Berdasarkan nilai KK (Koefisien Keragaman) yang diperoleh sebesar 20% maka
uji lanjut yang digunakan adalah uji BJND (Beda Jarak Nyata Duncan). Hasil uji
BJND menunjukkan bahwa perlakuan P0 berbeda tidak nyata dengan perlakuan P1
dan P2 sedangkan perlakuan P3 berbeda nyata dengan perlakuan P0, P1, dan P2.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh Pupuk Organik Cair (POC)
batang pisang terhadap tinggi dan bobot segar total tanaman sawi pahit sedangkan
Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang berpengaruh terhadap jumlah helaian
daun tanaman sawi pahit.
Kata kunci: POC, batang pisang, pertumbuhan, sawi pahit
A. PENDAHULUAN
Tanah merupakan salah satu substrat utama bagi tanaman, ketersediaan
unsur organik akan membantu meningkatkan kesuburan tanah (Kusumawati,
2015:323). Unsur organik akan memperbaiki kualitas fisik, kimia, dan biologis
tanah (Sumarni dkk, 2010:130). Salah satu unsur organik yang dibutuhkan
tanaman adalah pupuk. Dewasa ini, petani marak menggunakan pupuk
anorganik (Suwahyono, 2017:17). Hal ini, dikarenakan pupuk anorganik
mudah didapat dan memiliki harga yang terjangkau (Dewanto dkk, 2013:2).
2
Penggunaan pupuk anorganik yang tidak mengikuti prosedur akan menurunnya
kualitas fisik, kimia, dan biologis tanah (Oviyanti dkk, 2016:61). Jika tidak
ditangani akan menyebabkan kerusakan yang parah pada tanah (Kusumawati,
2015:324).
Solusi yang efektif untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan beralih
menggunakan pupuk organik (Hanum, 2016:268). Salah satu pupuk organik
yang bisa digunakan adalah Pupuk Organik Cair (POC) berbahan dasar batang
pisang. Unsur-unsur yang terdapat pada batang pisang semu adalah Ca, P, K,
protein, karbohidrat dan air (Ibrahim, 2015:8). Selain itu, batang pisang juga
mengandung unsur N, P, dan K (Ernawati, 2016:15). Salah satu komoditas
yang banyak diminati adalah komoditas sayuran. Sayuran memiliki nilai
ekonomis dan masa panen yang singkat (Setyaningrum & Saparino, 2011:6).
Salah satu sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah sawi pahit.
Sawi pahit tergolong ordo Brassicales (Haryanto, 2007:9). Sawi pahit
memiliki rasa yang khas yaitu ada rasa pahit dan sering dijadikan asinan
sayuran (Chooi, 2007:102). Nutrisi yang terkandung pada 100 gram sayuran
sawi pahit adalah K, Ca, vitamin A dan C dan, P, energi, Na, Fe, karbohidrat,
protein, niacin, abu, serat, dan lemak (Muzayyanah, 2009:11). Memenuhi
kebutuhan sayuran sawi pahit di pasar Kota Lubuklinggau diperlukan tanah
yang subur yaitu dengan cara memanfaatkan limbah batang pisang menjadi
Pupuk Organik Cair (POC). Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pupuk Organik Cair
(POC) Batang Pisang (Musa paradisiaca L.) Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Sawi Pahit (Brassica juncea L.)”.
B. KAJIAN TEORETIK
1. Deskripsi Konseptual
a. Variabel Bebas (X)
Pupuk adalah substansi organik sebagai penyedia unsur-unsur yang
dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Bentuk pupuk
organik diantaranya berbentuk cair, curah, tablet, granul, dan pellet
(Wahyono dkk, 2011:12). Pupuk organik dapat memperbaiki kualitas,
fisik, kimia dan biologis tanah. Pupuk Organik Cair (POC) adalah larutan
3
yang mudah larut dan mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan
tanaman seperti N, P, K, Mg, S, dan Fe (Hadisuwito, 2012:39).
Tanaman pisang dapat tumbuh subur di Indonesia baik di dataran
rendah maupun di dataran tinggi (Pusat Studi Biofarmaka, 2014: 310).
Indonesia dikenal sebagai produsen pisang terbesar dunia, selain negara
lain seperti Brazil, Filipina, Panamana, Honduras, India, dan berbagai
negara tetangga lainnya (Suyanti & Supriyadi, 2008:6). Tanaman pisang
terdiri atas bunga pisang (jantung pisang), daun pisang, batang pisang,
empulur pisang, buah pisang, kulit buah pisang, dan akar pisang.
b. Variabel Terikat (Y)
Sawi pahit termasuk kedalam famili Brassicaceae, memiliki akar
tunggang, batang pendek, daun lebar, berbunga, dan berbiji. Kandungan
gizi yang terdapat pada tanaman sawi pahit adalah K, Ca, Vitamin A dan
C, P, energi, Na, Fe, Karbohidrat, protein, niacin, abu, dan lemak
(Muzayyanah, 2009:11). Ada dua faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman yaitu faktor internal dan faktor eksternal
(Nasution, 2014:1034). Tanaman sawi pahit dapat tumbuh pada iklim
tropis, baik pada suhu rendah, suhu sedang maupun pada suhu tinggi
(Sutarto, 2016:448). Tanaman sawi pahit membutuhkan medium yang
kaya akan unsur hara, pH tanah berkisar pH 6-7, dan penyiraman
dilakukan secara rutin 2 kali sehari pada pagi dan sore hari.
C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah eksprimen murni,
dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Berdasarkan rumus
Federer (t-1) (r-1) ≥ 15 penelitian ini terdiri atas 4 perlakuan dan 6 kali
pengulangan. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Biologi STKIP-PGRI
Lubuklinggau.
D. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur penelitian meliputi: langkah-langkah pembuatan Pupuk Organik
Cair (POC) batang pisang, tahap Persiapan, penyemaian bibit tanaman sawi
pahit, penanaman bibit tanaman sawi pahit, perlakuan penyiraman tanaman
4
sawi pahit, perlakuan pemupukan tanaman sawi pahit, pengukuran suhu, pH
tanah, dan kelembapan tanah, dan pemeliharaan tanaman sawi pahit.
E. TEKNIK ANALISIS DATA
Data penelitian yang diperoleh menggunakan uji normalitas, uji
homogenitas, Analisis Varians (ANAVA) satu jalur, dan uji BJND.
F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
a. Deskripsi Data Tinggi Tanaman Sawi Pahit
Tabel 4.1 Rata-rata Tinggi Tanaman Sawi Pahit
Perlakuan Rata-rata Tinggi (cm) ± SD
P0 7,68 ± 2,00
P1 8,01 ± 2,29
P2 9,16 ± 2,80
P3 9,21 ± 3,54
2. Pengujian Persyaratan Analisis Tinggi Tanaman Sawi Pahit
a. Uji Normalitas
Tabel 4.2 Data Hasil Uji Normalitas pada Tinggi Tanaman Sawi Pahit
N Lhitung Ltabel
24 0,103 0,173
b. Uji Homogenitas
Tabel 4.3 Data Hasil Uji Homogenitas pada Tinggi Tanaman Sawi Pahit
Dk χ2
hitung χ2
tabel
5 -6,21 11,07
3. Pengujian Hipotesis Tinggi Tanaman Sawi Pahit
a. Analisis Varians (ANAVA) Satu Jalur
Tabel 4.4 Ringkasan Analisis Varians (ANAVA) Satu Jalur Tinggi
Tanaman Sawi Pahit
N Fe Ft
24 0,49 3,10
4. Deskripsi Data Jumlah Helaian Daun Tanaman Sawi Pahit
a. Rata-rata Jumlah Helaian Daun
Tabel 4.5 Rata-rata Jumlah Helaian Daun Tanaman Sawi Pahit
Perlakuan Rata-rata Jumlah Helaian Daun (Helai) ± SD
P0 3,16 ± 0,40
P1 3,50 ± 0,83
5
Perlakuan Rata-rata Jumlah Helaian Daun (Helai) ± SD
P2 4,16 ± 0,97
P3 5,66 ± 1,02
5. Pengujian Persyaratan Analisis Jumlah Helaian Daun Tanaman Sawi Pahit
a. Uji Normalitas
Tabel 4.6 Data Hasil Uji Normalitas pada Jumlah Helaian Daun
Tanaman Sawi Pahit
N Lhitung Ltabel
24 -0,370 0,173
b. Uji Homogenitas
Tabel 4.7 Data Hasil Uji Homogenitas pada Jumlah Helaian Daun
Tanaman Sawi Pahit
Dk χ2
hitung χ2
tabel
5 -3,56 11,07
6. Pengujian Hipotesis Jumlah Helaian Daun Tanaman Sawi Pahit
a. Analisis Varians (ANAVA) Satu Jalur
Tabel 4.8 Ringkasan Analisis Varians (ANAVA) Satu Jalur Jumlah
Helaian Daun Tanaman Sawi Pahit
N Fe Ft
24 10,23 3,10
b. Uji BJND (Beda Jarak Nyata Duncan)
Tabel 4.9 Hasil Uji BJND
Perlakuan Rata-rata Notasi
P0 3,16 a
P1 3,50 a
P2 4,16 a
P3 5,66 b
7. Deskripsi Data Bobot Segar Total Tanaman Sawi Pahit
a. Hasil Rata-rata Bobot Segar Total
Tabel 4.10 Rata-rata Bobot Segar Total Tanaman Sawi Pahit
Perlakuan Rata-rata Bobot Segar Total (Gram) ± SD
P0 11,33 ± 4,96
P1 13,16 ± 10,96
P2 19,66 ± 16,20
P3 30,50 ± 13,76
8. Pengujian Persyaratan Hipotesis Bobot Segar Total Tanaman Sawi
Pahit
a. Uji Normalitas
6
Tabel 4.11 Data Hasil Uji Normalitas pada Bobot Segar Total
Tanaman Sawi Pahit
N Lhitung Ltabel
24 0,085 0,173
b. Uji Homogenitas
Tabel 4.12 Data Hasil Uji Homogenitas pada Bobot Segar Total
Tanaman Sawi Pahit
Dk χ2
hitung χ2
tabel
5 -2,07 11,07
9. Penguji Hipotesis Bobot Segar Total Tanaman Sawi Pahit
a. Analisis Varians (ANAVA) Satu Jalur
Tabel 4.13 Ringkasan Analisis Varians (ANAVA) Satu Jalur Bobot
Segar Total Tanaman Sawi Pahit
N Fe Ft
24 3,01 3,10
2. Pembahasan
a. Tinggi Tanaman
Berdasarkan hasil penelitian dan Analisis Varians (ANAVA) satu
jalur pada parameter tinggi tanaman sawi pahit diperoleh hasil yang tidak
signifikan karena Fe < Ft yaitu 0,49 < 3,10, yang artinya H0 diterima dan
Ha ditolak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh Pupuk
Organik Cair (POC) batang pisang terhadap tinggi tanaman sawi pahit.
Hal ini disebabkan oleh faktor dalam menentukan jumlah konsentrasi
Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang yang akan diaplikasikan pada
tanaman sawi pahit dan faktor eksternal yaitu suhu dan kelembapan.
Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang mengandung N, P, dan K
(Ernawati, 2016:15). Unsur lainnya yang juga terdapat pada Pupuk
Organik Cair (POC) batang pisang adalah Ca, S, air, protein, dan
karbohidrat (Ibrahim, 2015:8). Setiap unsur hara mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing terhadap pertumbuhan tinggi suatu tanaman.
Jumlah konsentrasi yang tidak tepat menyebabkan senyawa makro
yang dibutuhkan tanaman sawi pahit menjadi tidak terpenuhi. Hal
tersebut juga sesuai dengan hasil penelitian Patima (2014:92) yang
menyatakan bahwa penentuan konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC)
7
yang akan digunakan adalah hal yang sangat penting. Hal serupa juga
disampaikan oleh Handoko dkk, (2015:1) melalui hasil penelitiannya
yang menyatakan bahwa, tinggi tanaman akan memperoleh hasil yang
lebih baik jika konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) semakin
ditingkatkan sehingga mempengaruhi tinggi suatu tanaman.
Salah satu unsur makro yang dibutuhkan tanaman adalah unsur N,
dengan adannya unsur N akan berpengaruh terhadap tinggi tanaman sawi
pahit. Unsur N sangat berperan penting dalam merangsang pertumbuhan
tinggi tanaman (Pramitasari dkk, 2016:49). Pertumbuhan tinggi suatu
tanaman disebabkan peristiwa pembelahan dan perpanjangan sel yang
terdapat pada pucuk tertinggi tanaman (Lastriani, 2016:39).
Rendahnya konsentrasi pemupukan menyebabkan senyawa makro
yang dibutuhkan tanaman tidak dapat mempengaruhi pertumbuhan tinggi
tanaman sawi pahit. Kekurangan N pada tanaman sawi pahit
menyebabkan pembentukan protein dan asam amino terhambat sehingga
mempengaruhi pembentukan tunas dan dalam mengkatalis unsur lain.
Kekurangan unsur P akan menyebabkan proses transfer energi terhambat
dan berpengaruhh terhadap pembentukan asam nukleat yang memicu
pertumbuhan bunga, biji, dan akar (Prihmantoro & Indriani, 2017:7).
Kekurangan unsur P dan K juga akan mempengaruhi
perkembangan akar muda, sehingga akar yang tidak subur akan
mengurangi kinerja akar dalam penyerapan nutrisi yang dibutuhkan
tanaman sawi pahit. Selain itu, kekurangan unsur P dan K juga akan
mempengaruhi berdirinya tanaman. Kekurangan unsur K menyebabkan
pertumbuhan ke atas (kuncup) dan pemanjangan sel terhambat sehingga
sangat mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman tanaman sawi pahit
(Lastriani, 2016:41). Unsur K akan mempengaruhi kegiatan fotosintesis
jika pemenuhannya tidak tercukupi, maka nutrisi yang dibutuhkan
tanaman dalam pemanjangan sel-selnya tidak terpenuhi sehingga
berpengaruh terhadap tinggi tanaman (Istiqamah dkk, 2016: 301).
Selain itu, faktor ekternal juga mempengaruhi tinggi tanaman sawi
pahit yaitu suhu dan hujan yang tidak teratur (tidak menentu).
Berdasarkan pengukuran suhu yang telah dilakukan selama penelitian di
8
Kebun Biologi STKIP PGRI Lubuklinggau, tercatat suhu yang dihasilkan
sebesar 25oC sampai 32
oC. Suhu ini masih berada diantara suhu
minimum dan suhu maksimum syarat hidupnya tanaman. Namun,
perubahan suhu yang tidak teratur menyebabkan pertumbuhan tinggi
tanaman sawi pahit menjadi terhambat dan daunnya menggulung.
Terhambatnya pertumbuhan tinggi dan menggulungnya daun tanaman
disebabkan karena terhambatnya proses fotosintesis dan respirasi pada
tanaman sawi pahit karena kurangnya cahaya optimum yang dibutuhkan
tanaman (Raharjeng, 2015:35).
Terhambatnya proses tersebut berdampak pada kurangnya
penyerapan nutrisi dari dalam tanah dan terhambatnya proses transportasi
nutrisi yang dibutuhkan tanaman (Maghfiroh, 2017:56). Hujan yang tidak
teratur dan curah hujan yang tinggi akan mempengaruhi kelembapan
tanah dan curah hujan yang berlebihan juga akan menyebabkan tanaman
menjadi roboh dan jika terus berlanjut akan menyebabkan akar tanaman
sawi menjadi busuk. Hal tersebut didukung oleh penelitian Alam dkk
(2012:12) yang menyatakan bahwa perubahan cuaca yang tidak teratur
berdampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
b. Jumlah Helaian Daun
Berdasarkan hasil penelitian dan Analisis Varians (ANAVA) satu
jalur pada parameter jumlah helaian daun tanaman sawi pahit, diperoleh
hasil yang signifikan yaitu Fe 10,23 ˃ Ft 3,10, yang artinya ada pengaruh
Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang terhadap jumlah helaian daun
tanaman sawi pahit. Hasil rata-rata jumlah helaian daun tanaman sawi
pahit pada perlakuan P3 mencapai rata-rata 5,66 helai. Hasil penelitian ini
berbanding lurus dengan hasil penelitian Hairuddin (2017:35) yang
menyatakan bahwa konsentrasi 60 ml Pupuk Organik Cair (POC) batang
pisang menghasilkan jumlah helaian daun terbaik. Adannya pengaruh
Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang dipengaruhi oleh penentuan
jumlah konsentrasi pemupukan yang digunakan dan didukung oleh faktor
eksternal seperti suhu dan pH tanah. Jumlah konsentrasi yang tepat maka
unsur-unsur makro yang terdapat pada Pupuk Organik Cair batang pisang
terpenuhi bagi tanaman sawi pahit.
9
Unsur-unsur yang terdapat pada Pupuk Organik Cair (POC) batang
pisang adalah N, P, dan K (Ernawati, 2016:15). Unsur lainnya yang juga
terdapat pada Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang adalah Ca, S, air,
protein, dan karbohidrat. Setiap unsur hara mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing terhadap pertumbuhan tanaman.
Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang sangat
berperan penting terhadap aktivitas fotosintesis tanaman sawi pahit.
Karena Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang mengandung S yang
berperan menstabilkan N dan membantu proses sintesis klorofil (Rizkika,
2015:64). Meningkatnya aktivitas fotosintesis akan menghasilkan energi
dan nutrisi yang cukup bagi tanaman sawi pahit, sehingga akan
mempengaruhi jumlah pertumbuhan helaian daun tanaman sawi pahit.
Selain itu, ketersediaan unsur lain seperti N dan P yang terdapat
pada Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang juga sangat berperan
penting dalam meningkatkan pembentukan dan pertumbuhan jumlah
helaian daun tanaman sawi pahit. Menurut Lastriani (2016:42) melalui
hasil penelitiannya unsur sangat berperan penting dalam mempengaruhi
pertumbuhan organ seperti batang dan daun sehingga pertumbuhan
jumlah helaian daun menjadi lebih baik.
Kandungan yang terdapat pada Pupuk Organik Cair (POC) batang
pisang lainnya adalah air. Air dibutuhkan tanaman sawi pahit dalam
pertumbuhan, air diperlukan tanaman untuk melarutkan bahan organik,
membantu proses fotosintesis, transportasi unsur hara, mengatur suhu
tubuh dan mengatur membukanya stomata daun (Maryani, 2012:65).
Selain itu, faktor ekternal seperti suhu dan pH juga mempengaruhi
pertumbuhan jumlah helaian daun tanaman sawi pahit. Suhu minimum-
maksimum tanaman berkisar pada suhu 4,5oC sampai 36
oC (Zulkarnain,
2010:68). Berdasarkan hasil pengukuran suhu dengan menggunakan
termometer di kebun Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau diperoleh suhu
kisaran 25-32oC. Pengukuran pH (kadar keasaman tanah) juga sesuai
dengan syarat hidup pertumbuhan tanaman sawi pahit yaitu pH 6-7. Hal
tersebut juga didukung oleh pernyataan Putri (2016:26) yang menyatakan
bahwa pH yang dibutuhkan tanaman sawi berkisar pada pH 6-7.
10
Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang terhadap
jumlah helaian daun tanaman sawi pahit dengan konsentrasi 60 ml pada
kelompok perlakuan P3 berbeda nyata dengan kelompok perlakuan P0, P1
dan P2. Hasil perbedaan nyata ini diperoleh berdasarkan hasil uji BJNT.
Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang konsentrasi
60 ml menunjukan hasil rata-rata tertinggi yaitu 5,66 dibandingkan
kelompok perlakuan P0, P1, dan P2. Sehingga kelompok perlakuan P3
dengan konsentrasi 60 ml Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang
berpengaruh terhadap jumlah helaian daun tanaman sawi pahit
c. Bobot Segar Total
Hasil Analisis Varians (ANAVA) satu jalur pada parameter bobot
segar total tanaman sawi pahit diperoleh hasil yang tidak signifikan
dikarenakan hasil Fe 3,01 < Ft 3,10 atau H0 diterima dan Ha ditolak yang
artinya tidak ada pengaruh Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang
terhadap bobot segar total tanaman sawi pahit. Hal ini disebabkan oleh
faktor konsentrasi pemupukan yang tidak tepat dan faktor eksternal yaitu
suhu, curah hujan yang tidak teratur sehingga mempengaruhi kelembapan
tanah, dan hama (belalang, ulat gerayak, dan bekicot kecil).
Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang mengandung N, P, dan K
(Ernawati, 2016:15). Unsur lainnya yang juga terdapat pada Pupuk
Organik Cair (POC) batang pisang adalah Ca, S, air, protein, dan
karbohidrat. Setiap unsur hara mempunyai peranan dan fungsinya
masing-masing terhadap penambahan bobot segar total suatu tanaman.
Jumlah konsentrasi yang tidak tepat menyebabkan senyawa makro yang
dibutuhkan tanaman sawi pahit menjadi tidak terpenuhi.
Hal serupa juga didukung oleh hasil penelitian Patima (2014:92)
yang menyatakan bahwa penentuan jumlah konsentrasi Pupuk Organik
Cair (POC) yang akan digunakan adalah hal yang sangat penting, karena
penentuan jumlah konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) akan
mempengaruhi pemenuhan senyawa makro yang dibutuhkan tanaman
sehingga berpengaruh terhadap bobot segar total tanaman. Hal serupa
juga disampaikan oleh Handoko dkk, (2015:1) melalui hasil
penelitiannya yang menyatakan bahwa, pertumbuhan tanaman akan
11
memperoleh hasil yang lebih baik jika konsentrasi Pupuk Organik Cair
(POC) semakin ditingkatkan.
Ketepatan dalam menentukan jumlah konsentrasi pemupukan
sangat penting, karena akan berpengaruh terhadap unsur-unsur makro
yang dibutuhkan tanaman agar terpenuhi. Pupuk Organik Cair (POC)
batang pisang mengandung unsur makro yang dibutuhkan tanaman untuk
tumbuh dan berkembang. Unsur makro yang terdapat pada Pupuk
Organik Cair (POC) batang pisang adalah N, P, K, Ca, S, air, protein, dan
karbohidrat, yang berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah
(Nurhasanah, 2016: 39). Setiap unsur hara mempunyai peranannya
masing-masing terhadap tumbuh dan bekembangnya suatu tanaman. Jika
semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman tidak terpenuhi maka akan
berpengaruh terhadap bobot segar total tanaman sawi pahit. Karena bobot
segar total dihitung mulai dari akar hingga daun (keseluruhan tanaman).
Kekurangan unsur N dan P menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan, rendahnya hasil produksi, dan kualitas dari tanaman sawi
pahit (Riskika, 2015:64). Kekurangan unsur P mempengaruhi hasil bobot
segar total tanaman sawi pahit karena P berperan dalam hal transfer
energi dalam pembentukan asam nukleat dan memicu pertumbuhan akar,
bunga, dan biji. Kekurangan unsur K akan menyebabkan tanaman rentan
terhadap serangan penyakit dan kondisi kering (Ernawati, 2016:16).
Pemenuhan unsur K yang tidak terpenuhi juga membuat tanaman
sawi pahit rentan terhadap hama seperti ulat gerayak, belalang kecil, dan
bekicot kecil yang menghinggapi daun tanaman dan membuat daun
tanaman menjadi berlubang dan rusak. Selain itu, kekurangan unsur K
menyebabkan tanaman menjadi tidak kokoh sehingga tidak bisa
mempertahankan jumlah daun agar tidak gugur (Suprihatin 2011:430).
Unsur Ca juga dibutuhkan tanaman sawi pahit untuk membentuk
struktur dinding sel dan mengatur pengambilan nutrisi (Rizkika,
2015:64). Dikarenakan unsur Ca tidak terpenuhi menyebabkan
pembentukan sel-sel daun yang rusak karena dimakan hama menjadi
terhambat sehingga berpengaruh terhadap bobot segar total tanaman sawi
pahit. Kekurangan unsur Ca juga akan menghambat pembentukan
12
struktur dinding sel, menghambat pengambilan nutrisi, menghambat
terbentuknya bulu-bulu akar (Prihmantoro & Indriani, 2017:7).
Kekurangan unsur S dapat menyebabkan unsur N tidak stabil, proses
sintesis klorofil menjadi terhambat, dan menghambat dalam proses
pembentukan gula dan pati (Riskika 2015:64).
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui hasil Analisis
Varians (ANAVA) satu jalur dapat disimpukan bahwa:
1. Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang tidak berpengaruh
terhadap tinggi tanaman sawi pahit karena diperoleh hasil Analisis Varians
(ANAVA) satu jalur Fe 0,49 < Ft 3,10
2. Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang berpengaruh terhadap
jumlah helaian daun tanaman sawi pahit karena diperoleh hasil Analisis
Varians (ANAVA) satu jalur Fe 10,23 ˃ Ft 3,10
3. Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) batang pisang tidak berpengaruh
terhadap bobot segar total tanaman sawi pahit karena diperoleh hasil
Analisis Varians (ANAVA) satu jalur Fe 3,01 < Ft 3,10.
H. DAFTAR PUSTAKA
Alam. A., R., S., Aryadi, M., Biyatmoko, D., & Satriadi, T. (2012). Persepsi
dan Makna Perubahan Iklim Terhadap Usaha Pertanian Studi Kasus di
Desa Sungai Rangas Tengah Kabupaten Banjar. Jurnal Enviro
Scienteae, 8:7-15.
Chooi, O. H. (2007). Sayuran Khasiat dan Ubatan. Kuala Lumpur: Data
Pengkatalongan.
Dewanto, F., G., Londok, J., J., M., R., & Tuturoong, R., A., V. (2013).
Pengaruh Pemupukan Amorganik dan Organik Terhadap Produksi
Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan. Jurnal Zootek, 32 (5): 1-8.
Ernawati, E. (2016). Pengaruh Pemberian Kompos Batang Pisang Kepok
(Musa acuminate balbissiana Colla) Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Terung Ungu (Solanum melongena L.) dan Sumbangsihnya Pada
Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Di SMA/MA Kelas XII.
Diakses dari http://eprints.radenfatah.ac.id/eprint/1474.
Hadisuwito, S. (2012). Membuat Pupuk Organik Cair. Yogyakarta: PT
Agromedia Pustaka.
13
Hairuddin, R. (2017). Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Batang
Pisang (Musa sp.) Terhadap Pertumbuhan dan produktivitas Tanaman
Bawang Merah (Allium ascalonium L.). Jurnal Perbal Fakultas
Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo, 5 (3): 31-39.
Handoko, D., Astina A., & Maulidi M. (2015). Pengaruh Mol Batang Pisang
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Hijau pada Tanah
Ultisol. Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian, 4 (1):1.
Hanum, H., Guchi H., & Jamilah. (2016). Pengaruh Pupuk Anorganik dan
Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah di Lahan Sawah dengan Sistem
Tanam SRI dan Konvensional. Prosiding Seminar Nasional Lahan
Suboptimal, ISBN: 979-587-659-7.
Haryanto, E. (2007). Sawi dan Selada. Depok: Swadaya.
Ibrahim. (2015). Pembuatan Pupuk Kompos dari Limbah Batang Pisang
(Musa paradisiaca Linn) dan Pupuk Kotoran Sapi dengan Effective
Mikroorganisme (EM4). Diakses dari
http://docobook.com/queue/pembua-tan-pupuk-kompos-dari limbah-
batang-pisang.html.
Istiqamah, N., Mahdiannoor, & Asriani, F. (2016). Pemberian Berbagai
Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Padi Ratun. Jurnal Ziraa’ah, 41 (3): 296-303.
Kusumawati, A. (2015). Analisa Karakteristik Pupuk Kompos Berbahan
Batang Pisang, Paper dipresentasikan di Universitas PGRI Yogyakarta.
Seminar Nasional, ISBN 978-602-73690-3-0.
Lastriani. (2016). Pengaruh Pupuk Kulit Pisang (Musa paradisiaca) terhadap
Tinggi dan Jumlah Daun Tanaman Kangkung (Ipomoae reptans Poir).
(Skripsi MIPA Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2016).
Diakses dari http://www.e-library.stkippgri-lubuklinggau.ac.id.
Maghfiroh, J. (2017). Pengaruh Intesitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan
Tanaman. Prosidding Seminar Nasional Pendidikan Biologi.
Yogyakarta: UNY.
Maryani, A.T. (2012). Pengaruh Volume Pemberian Air Terhadap
Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit Di Pembibitan Utama. Fakultas
Pertanian Universitas Jambi, 1 (2): 64-74.
Muzayyanah. (2009). Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.). Diakses dari
http://ethes.uin-malang.ac.id/eprint/1025.
Nurhasanah. (2016). Pemanfaatan Limbah Cair Ampas Tahu Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill).
(Skripsi MIPA Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau, 2016).
Diakses dari http://www.e-library.stkippgri-lubuklinggau.ac.id.
Oviyanti, F., Syarifah, & Hidayah, N. (2016). Pengaruh Pemberian Pupuk
Organik Cair Daun Gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Kunth ex Walp.
14
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Pahit (Brassica juncea L.).
Jurnal Biota, 2 (1): 61-67.
Patima, S., Samudin, S., & Yusuf R. (2014). Pertumbuhan dan Hasil Tanmaan
Sawi (Brassica juncea L.) yang Tumbuh pada Berbagai Media Tanam
dan Pemberian Pupuk Organik Cair. Jurnal Agroland, 21 (2): 86-94.
Pramitasari, H., E., Wardiyati, T., & Nawawi, M. (2016). Pengaruh Dosis
Pupuk Nitrogen dan Tingkat Kepadatan Tanaman Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan (Brassica oleraceae L.).
Jurnal Produksi Tanaman, 4 (1): 49-56.
Prihmantoro, H., & Indriani, Y. H. (2017). Petunjuk Praktis Memupuk
Tanaman Buah. Depok: Penebar Swadaya
Pusat Studi Biofarmaka. (2014). Sehat Alami Dengan Herbal (250 Tanaman
Berkhasiat Obat). Jakarta: Pustaka Utama.
Putri, U. (2016). Kiat Sukses Usaha Budidaya Sawi. Depok: Lumena
Publishing.
Raharjeng, A., R., P. (2015). Pengaruh Faktor Abiotik Terhadap Hubungan
Kekerabatan Tanaman Sansevieria trifasciata L. Jurnal Biota, 1 (1):
33-41.
Riskika, K. (2015). Hidroponik Tanpa Atap. Jakarta: PT. Trubus Swadaya.
Setyaningrum, H. D. & Saparino C. (2011). Panen Sayur Secara Rutin di
Lahan Sempit. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sumarni, N., Rosliani, R., & Duriat A.S. (2010). Pengelolaan Fisik, Kimia, dan
Biologi Tanah untuk Meningkatkan Kesuburan Lahan dan Hasil Cabai
Merah. Jurnal Hort, 20 (2): 130-137.
Suprihatin. (2011). Production Process of Liquid Fertiliser From Banana Trunk
(Proses Pembuatan Pupuk Cair dari Batang Pohon Pisang. Jurnal
Teknik Kimia, 5 (2): 429-433.
Sutarto, U. A, Koesriharti & Aini N. (2016). Respon Tiga Jenis Sawi (Brassica
sp.) Terhadap Aplikasi Macam Mulsa. Jurnal Produksi Tanaman, 4 (6):
447-453.
Suwahyono, U. (2017). Panduan Penggunaan Pupuk Organik. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Suyanti & Supriyadi A. (2008). Pisang, Komoditas dan Perspektif. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Wahyono, S. Sahwan, F. L., & Suryanto, F. (2011). Membuat Pupuk Organik
Granul dari Aneka Limbah. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.
Zulkarnain. (2010). Dasar-dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara.