PENGARUH PROSES SOSIALISASI PESERTA DIDIK DENGAN …repository.radenintan.ac.id/4771/1/NUR...
Transcript of PENGARUH PROSES SOSIALISASI PESERTA DIDIK DENGAN …repository.radenintan.ac.id/4771/1/NUR...
PENGARUH PROSES SOSIALISASI PESERTA DIDIK DENGANGURU DI SEKOLAH DAN PERSEPSI SISWA TENTANGKETERAMPILAN MENGAJAR GURU PENDIDIKANAGAMA ISLAM TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN
SISWA DI SMP NEGERI 2 PUBIAN KECAMATANPUBIAN KABUPATENLAMPUNG TENGAH
TAHUN 2017
TESIS
Diajukan kepada Program PascasarjanaUniversitas Islam Negeri Lampung
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh GelarMagister Pendidikan (M.Pd)
Oleh
NUR IMAMAHNPM. 1686108064
PROGRAM MAGISTER ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAMPROGRAM PASCASARJANA (PPs)
UNVERSITAS ISLAM NEGERIBANDAR LAMPUNG
1439 H / 2017 M
ii
ABSTRAK
Nur Imamah NPM. 1686108064 Judul Tesis “Pengaruh Proses sosialisasi pesertadidik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajarguru pendidikan agama islam terhadap Hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung TengahTahun 2017.” TesisProgram Pascasarjana (PPs) Unversitas Islam Negeri Bandar Lampung.Pembimbing I Bapak Prof. Dr. H. Achmad Asrori, MA. Pembimbing II BapakDr. Sunarto, M.Pd.I.
Hasil pembelajaran siswa merupakan tolak ukur keberhasilan siswa dalammempelajari materi yang disampaikan selama periode tertentu, untuk mengetahuihasil pembelajaran siswa guru perlu mengadakan evaluasi atas kemampuan siswasaat memahami materi yang telah disampaikan melalui hasil evaluasi tersebut,maka dapat dilihat hasil pembelajaran yang diperoleh siswa, hasil pembelajaranjuga dipengaruhi beberapa faktor yang diantaranya adalah Proses sosialisasipeserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilanmengajar guru pendidikan agama Islam (PAI).
Perumusan masalah penelitian ini adalah: (1) Adakah Proses sosialisasi pesertadidik dengan guru di sekolah secara parsial berpengaruh terhadap hasilpembelajaran siswa ? (2) Adakah Persepsi siswa tentang keterampilan mengajarguru PAI secara parsial berpengaruh terhadap hasil pembelajaran siswa ? (3)Adakah Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswatentang keterampilan mengajar guru PAI secara simultan berpengaruh terhadaphasil pembelajaran siswa ?
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel penelitian sebanyak 64responden, menggunakan teknik Stratified Random Sample Pengumpulan datamenggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data tentang Prosessosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1), Persepsi siswa tentangketerampilan mengajar guru PAI (X2) dan hasil pembelajaran siswa (Y) Teknisanalisis dalam penelitian ini yaitu analisis regresi serderhana dan berganda yangmenggunakan program Microsoft Office Excel 2007
Dari hasil perhitungan kuisioner telah dapat menjawab hipotesa sebagai berikut :Secara parsial terdapat pengaruh X1 terhadap Y dengan tingkat pengaruh (Rsquare)sebesar 52,8% yang berarti X1 memberikan pengaruh sebesar 52,8% terhadap Ydan secara parsial terdapat pengaruh X2 terhadap Y dengan tingkat pengaruh(Rsquare) sebesar 50,7% yang berarti X2 memberikan pengaruh sebesar 50,7%terhadap Y dan Secara simultan terdapat pengaruh X1 dan X2 terhadap Ydengan tingkat pengaruh (Rsquare) sebesar 53,9% yang berarti X1 dan X2 secarabersama – sama memberikan pengaruh sebesar 53,9% terhadap Y.
Kata Kunci : Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah, Persepsisiswa tentang keterampilan mengajar guru PAI dan hasil pembelajaran siswa.
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
PROGRAM PASCASARJANA (PPs)
Alamat: Jl. Yulius Usman No. 12 Labuhanratu Kedaton Bandar Lampung (35142) Telp. (0721) 787392
v
PERSETUJUAN
Judul Tesis : PENGARUH PROSES SOSIALISASI PESERTA DIDIK
DENGAN GURU DI SEKOLAH DAN PERSEPSI SISWA
TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PAI
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMP N 2 PUBIAN
KEC. PUBIAN KAB. LAMPUNG TENGAH
Nama Mahasiswa : NUR IMAMAH
NPM : 1686108064
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Telah diujikan dalam Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana UIN Raden Intan
Lampung.
Bandar Lampung, Mei 2018
MENYETUJUI
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Nasir, S.Pd., M.Pd Prof. Dr. H. Achmad Asrori MA
NIP. 196904052009011003 NIP. 19550710 198503 1 003
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
Prof. Dr. H. Achmad Asrori, MA
NIP. 19550710 198503 1 003
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
PROGRAM PASCASARJANA (PPs)
Alamat: Jl. Yulius Usman No. 12 Labuhanratu Kedaton Bandar Lampung (35142) Telp. (0721) 787392
vi
PENGESAHAN
Tesis yang berjudul “PENGARUH PROSES SOSIALISASI PESERTA DIDIK
DENGAN GURU DI SEKOLAH DAN PERSEPSI SISWA TENTANG
KETERAMPILAN MENGAJAR GURU PAI TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA DI SMP N 2 PUBIAN KEC. PUBIAN KAB. LAMPUNG TENGAH “ ditulis
oleh : Nur Imamah, NPM : 1686108064 telah diujikan dalam ujian tertutup dan
dipertahankan dalam Ujian Terbuka pada Program Pascasarjana UIN Raden Intan
Lampung.
TIM PENGUJI
Ketua : Prof. Dr. H. Achmad Asrori, MA. (……………………)
Sekretaris : Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd. (……………………)
Penguji I : Dr. Zulhanan, M.Ag. (……………………)
Penguji II : Dr. Nasir, S.Pd.,M.Pd. (……………………)
Direktur Program Pascasarjana
UIN Raden Intan Lampung
Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag
NIP. 19601020 0198803 1 005
Tanggal Lulus Ujian Terbuka Tanggal : 21 Mei 2018
viii
PERNYATAAN ORISINALITAS / KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : NUR IMAMAH
NPM : 1686108064
Program Studi : Ilmu Pendidikan Agama Islam
Menyatakan yang sebenarnya bahwa tesis yang berjudul Pengaruh Proses
sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru pendidikan agama islam terhadap Hasil
pembelajaran siswa di SMP Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2017 adalah benar karya asli saya, kecuali yang
disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Lampung Tengah, Desember 2017
Yang menyatakan,
NUR IMAMAHNPM. 1686108064
6000
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji hanyalah hak Allah SWT, seru sekalian alam semata yang
selalu mencurahkan rahmat dan kekuatanNya. Kami memuji-Mu, memohon
pertolongan-Mu, hanya kepada-Mu kami berlindung dari segala kejahatan
makhluk-Mu, dari tipu daya makhluk-Mu dari keburukan amalan kami yang
belum tulus untuk-Mu. Sholawat dan salam senantiasa tercurah pada Rosullullah
Muhammad SAW, yang telah memberikan suri tauladan yang luar biasa kepada
umatnya.
Tesis yang berjudul ” Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan
guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
pendidikan agama islam terhadap Hasil pembelajaran siswa di SMP Negeri
2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah tahun 2017” telah
penulis selesaikan, berkat bimbingan, bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Moh. Mukri, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Lampung;
2. Bapak Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag selaku Direktur Program
Pascasarjana beserta staf Universitas Islam Negeri Lampung;
3. Bapak Prof. Dr. H. Achmad Asrori, MA selaku dosen pembimbing I;
x
4. Bapak Dr. Sunarto, M.Pd.I selaku dosen pembimbing II;
5. Ibu Rita Yusnely Aris, S.Pd Kepala sekolah , beserta para staf, di SMP.
Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah, atas
izin, kesempatan, bantuan, serta kerjasamanya sehingga penelitian dapat
berjalan dengan baik;
6. Keluarga besar yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk
melanjutkan studi;
7. Sahabat-sahabat terbaikku di Prodi PAI, atas segala dukungan, diskusi,
masukan yang telah diberikan kepada kami, serta semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan
kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.
Mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan yang ada, penulis
menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan
karya penulis di kemudian hari. Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak. Amin.
Bandar Lampung, Desember 2017
Penyusun
NUR IMAMAHNPM. 1686108064
xi
MOTTO
Artinya : Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila
kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
( QS. Alam Nasyrah, 94 : 5)
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI
ARAB – LATIN
1. Di dalam Tesis ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical term)
yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman transliterasi
yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
ARAB LATIN
Kons. Nama Kons. Keterangan
ا Tidak dilambangkan (harf madd)
ب B B Be
ت T T Te
ث Ts Th Te dan Ha
ج J J Je
ح Ch H Ha (dengan titik dibawah)
خ Kh Kh Ka dan Ha
د D D De
ذ Dz Dh De dan Ha
ر R R Er
ز Z Z Zet
س S S Es
ش Sy Sh Es dan Ha
ص Sh S Es (dengan titik di bawah)
ض DI D De (dengan titik di bawah)
ط Th T Te (dengan titik di bawah)
ظ Dh Z Zet (dengan titik di bawah)
ع ‘ ‘ Koma terbalik di atas
غ Gh GH Ge dan Ha
ف F F Ef
ق Q Q Qi
xiii
ك K K Ka
ل L L El
م M M Em
ن N N En
و W W We
ھـ H H Ha
ء A . Apostrof
ي Y Y Ye
2. Vokal rangkap atau diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dan huruf, transiliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan
dengan huruf sebagai berikut:
a. Vokal rangkap (ـوـ) dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya:
al-yawm.
b. Vokal rangkap (ــي) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya:
al-bayt.
3. Vokal panjang atau maddah bahasa arab yang lambangnya berupa
harakatdan huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan
dengan huruf dan tanda macron (coretan horisontal) di atasnya, misalnya
الفاتحھ ) = al-fātihah), (العلوم = al-‘ulūm), dan ( قیمة = qīmah)
4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau
tasydid, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf
yang sama dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya: ( حد =
haddun), ( طیب = tayyib)
5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-
lam, transiliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf “al”,
terpisah dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya: (البیت
= al-bayt), ( السماء = as-samā`)
6. Tā` marbūtoh mati atau yang dibaca seperti ber-harakat sukūn,
transiliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan huruf “h” sedangkantā`
xiv
marbūtoh yang hidup dilambangkan huruf “t”, misalnya: (رؤیة الھالل=
ru`yat al-hilāl).
7. Tanda apostrof (`) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk
yang terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya: ( رؤیة = ru`yah), (فقھاء
= fuqohā).
xv
DAFTAR ISI
COVER …………………….………....…..………………………………. i
ABSTRAK...................................................................................................... ii
RINGKASAN……………………………………………………………… iii
PENGESAHAN ………….…………………................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................... viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………...…. ix
MOTTO................................................................................................ xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN....................................... xii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xv
DAFTAR TABEL........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xx
BAB I Pendahuluan ……………………………....…………………….. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................... 12
C. Pembatasan Pembatasan..................................................................... 13
D. Rumusan Masalah............................................................................... 13
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian............................................... 14
BAB II Kajian Teoritik……………………….………..………………… 17
A. Deskripsi Konseptual…………...........…...............................……… 17
B. Hasil Penelitian yang relavan……................................................….. 18
C. Kerangka Teoritik............................................................................... 23
1. Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah............... 23
2. Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan
agama Islam..................................................................................32
3. Hasil Pembelajaran siswa............................................................. 44
D. Hipotesis Penelitian …….....................................……...................... 100
xvi
Bab III Metode Penelitian ..............………………………..…………….. 102
A. Metode Penelitian............................................................................... 102
B. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 103
C. Populasi dan Sampel........................................................................... 103
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 106
E. Teknik Analisis Data........................................................................... 135
F. Hipotesis Statistik............................................................................... 141
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan.................................................. 145
A. Deskripsi Data.......................................................................................... 145
B. Pengujian Persyaratan Analisis................................................................ 154
C. Pengujian Hipotesis................................................................................. 161
D. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................... 181
Bab V Kesimpulan, Implikasi dan Saran................................................... 188
A. Kesimpulan ............................................................................................. 188
B. Implikasi ................................................................................................. 191
C. Saran ....................................................................................................... 192
DAFTAR PUSTAKA ……………………………..................…….......... xxi
LAMPIRAN....................................................................................................
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 01 Persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akandilakukan di SMP Negeri 2 Pubian Kec. Pubian KabLamp-Teng ..............................................................................
22
Tabel 02 Populasi Penelitian................................................................... 104
Tabel 03 Sampel Penelitian.................................................................... 105
Tabel 04 Kisi - kisi Variabel Y (Hasil pembelajaran siswa)................... 108
Tabel 05 Skor Atas Jawaban Kuesioner................................................... 110
Tabel 06 Koefisien Korelasi dan Interpretasi Validitas............................ 113
Tabel 07 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach..................................... 116
Tabel 08 Kisi-kisi X1 (Proses sosialisasi peserta didik dengan guru disekolah)....................................................................................
118
Tabel 09 Skor Atas Jawaban Kuesioner................................................... 119
Tabel 10 Koefisien Korelasi dan Interpretasi Validitas............................ 123
Tabel 11 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach..................................... 125
Tabel 12 Kisi-kisi X2 (Persepsi siswa tentang keterampilan mengajarguru PAI).................................................................................
127
Tabel 13 Skor Atas Jawaban Kuesioner................................................... 129
Tabel 14 Koefisien Korelasi dan Interpretasi Validitas............................ 132
Tabel 15 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach..................................... 135
Tabel 16 Daftar Kepemimpinan SMP Negeri 2 Pubian Tahun 2007 s/dSekarang...................................................................................
146
Tabel 17 Jenis kelamin responden ........................................................... 153
Tabel 18 Jenis jenjang kelas responden................................................... 154
Tabel 19 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian X1......... 155
Tabel 20 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian X2......... 157
Tabel 21 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian Y........... 158
Tabel 22 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian X1,X2 dan Y....................................................................................
160
Tabel 23 Distribusi frekuensi komulatif hasil pengukuran variabel X1... 162
xviii
Tabel 24 Distribusi frekuensi komulatif hasil pengukuran variabel X2... 163
Tabel 25 Distribusi frekuensi komulatif hasil pengukuran variabel Y..... 165
Tabel 26 Uji Anova X1 terhadap Y.......................................................... 167
Tabel 27 Koefisien regresi (X1) terhadap (Y).......................................... 168
Tabel 28 Koefisien korelasi dan determinasi (X1) terhadap (Y)............. 170
Tabel 29 Uji Anova X2 terhadap Y.......................................................... 172
Tabel 30 Koefisien regresi (X2) terhadap(Y)........................................... 172
Tabel 31 Koefisien korelasi dan determinasi (X2) terhadap (Y).............. 175
Tabel 32 Uji Anova atau Uji F ................................................................. 177
Tabel 33 Koefisien regresi X1, X2 dan Y................................................ 178
Tabel 34 Koefisien korelasi dan determinasi X1, X2 dan Y.................... 180
Tabel 35 Pedoman Interpretasi koefisien korelasi.................................... 187
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 01 Model tahapan mengajar..................................................... 92
Gambar 02 Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah
(X1)……………………………………………………….162
Gambar 03 Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI
(X2).....................................................................................164
Gambar 04 Hasil pembelajaran siswa (Y)........................................... 165
Gambar 05 Paradigma persamaan regresi berganda.............................. 186
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : 01 Lembar konsultasi bimbingan tesis
Lampiran : 02 Kisi – kisi Angket
Lampiran : 03 Kisi-kisi Wawancara
Lampiran : 04 Kisi-kisi Observasi
Lampiran : 05 Angket Responden
Lampiran : 06 Hasil tryout validitas X1
Lampiran : 07 Hasil tryout validitas X2
Lampiran : 08 Hasil tryout validitas Y
Lampiran : 09 Hasil tryout reliabilitas X1, X2 dan Y
Lampiran : 10 Hasil perhitungan Rxy, persamaan regresi linier sederhana
dan anova / Uji F variabel X1 –Y
Lampiran : 11 Hasil perhitungan Rxy, persamaan regresi linier sederhana
dan anova / Uji F variabel X2 –Y
Lampiran : 12 Hasil perhitungan Rxy, persamaan regresi linier sederhana
dan anova / Uji F variabel X1, X2 –Y
Lampiran : 13. Tabel R
Lampiran : 14. Tabel T
Lampiran : 15. Tabel F
xxi
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam BerbasisKompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 1999
Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis Dan PraktisBerdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 1994
Arikunto Suharsimi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Rineka Cipta,2002
---------------, Manajemen Pengajaran secara Manusiawi, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1993
--------------, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Cet. XIV;Jakarta: Rineka Cipta, 2010
--------------. ProsedurPenelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta.2006
Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, New York:McGraw-Hill Book Company INC, 1961
Danim, Sudarwan, Perkembangan Peserta Didik, Bandung: CV.Alfabeta, 2010
Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam Dalam System PendidikanNasional Di Indonesia, Jakarta: Prenada Media, 2004
Departemen RI, Alqur’an dan Terjemahannya, Bandung: PT.Diponegoro, 2005
Departemen Agama RI, Alqur’an dan terjemahnya Juz 1 – Juz 30,Surabaya, Mekar Surabaya, 2002
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV.Penerbit Ponerogo, 2003
Departemen Agama RI, Kendala Mutu Pendidikan Agama Islam, Jakarta,Balai Pustaka, 2001
Depdiknas, Pengembangan Kurikulum dan Sistem Pengujian BerbasisKompetensi, Surabaya:2002
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011
xxii
Djamarah, Syaiful Bahri, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif,Jakarta: Rineka Cipta, 2010
--------------------, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi EdukatifSuatu Pendekatan Teoretis Psikologis , Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005
------------------, Psikologi Belajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2002
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Rosdakarya, 2005
Echols & Shadily, Kamus Inggris Indonesia , Jakarta PT. Gramediacetakan ke xviii, 1990
Fauzi, Ahmad, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia, 2004
Ghozali, 2005. Metode Penelitian : http:// www.masabas. com/2016/09/contoh-skripsi-bab-iii-metodologi.html (diakses tanggal,02 November 2016)
Gunawan, Ary H, Sosiologi Pendidikan, Jakarta. PT. Reneka Cipta, 2010
H. Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, Perkembangan PesertaDidik,, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 2004
Hakim, Thursan, Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara, 2004
Hamalik, Umar , Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2001
Hamzah B. Uno, Nurdin Muhammad, Belajar Dengan PendekatanPAILKEM,, Jakarta: Bumi Aksara, 2011
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta:Bumi Aksara,2008
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Ika Fauziyah Nurul Setyawati, Hubungan Antara Persepsi Peserta DidikTentang Keterampilan Mengajar Guru Akidah Akhlak Dengan Hasil BelajarAkidah Akhlak Kelas V MI NU Magelung Kaliwungu Selatan ( Skripsi, IAINWalisongo Semarang 2012), h. vi
Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, h.200
KBBI, Edisi ke 3, Jakarta, Balai Pustaka, 2003
xxiii
Khoirotur Roudloh, Pengaruh Sosialisasi Siswa dengan Guru danPersepsi Siswa tentang Kepribadian Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa KelasV MIN Jungpasir Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun Pelajaran2011/2012 ( Skripsi, IAIN Walisongo Semarang 2012), h. vi
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta: Lentera Hati, 2002
Mahmud, Psikologi Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2010
Majid, Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2004
Maulana, Ahmad dkk, Kamus Ilmiah Populer, Absolut, Yogakarta, 2008
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, Bandung: Rosdakarya, 2002
-----------, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta:Bumi Aksara, 2005
Mulyan, Rohmat, Mengartikulasikan , Jakarta: Bumi Aksara, 2011
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru,Jakarta: Gaung Persada Press, 2012
Nurdin, Muhammad, Kiat Menjadi Guru Profesional, Jogjakarta:Prismashophie, 2004
Nursisto, Peningkatan Prestasi Sekolah Menengah, Jakarta: Insan Cendekia, 2002
P3M STAIN Tulungagung, Meniti Jalan Pendidikan, Jogjakarta: PustakaPelajar, 2003
Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Remaja Posdakarya, 2007
Rahmat, Jalaluddin , Psikologi Komunikasi, Bandung: RemajaRosdakarya, 2011
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1992
Rasyad, Aminuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Uhamka, 2003
Roestiyah, N.K, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1989
Rohani, Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004
xxiv
Rusman, Model-Model Pembelajaran MengembangkanProfesionalisme Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011
S. Nasution, Kurikulum Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2006
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:Rajawali Pers, 1987
Sarwono, Sarlito wirawan, Pengatar Psikologi Umum, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010
Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta, RinekaCipta, 2003
Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta:Rineka Cipta, 2003
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R &D, Bandung:Alfabeta, 2008
Sugiyono, 2007 : 183,http://aresearch .upi.edu/operator/upload/s_psi_0705114_chapter3x.pdf (diakses tgl, 27 Sep 2017)
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung, Alfabeta, 2007
Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:Alfabeta, 2013
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta. 2010
Sugiyono.Metode PenelitianAdministrasi. Bandung : Alfabeta.2009
Sunan Al-Turmudzi Juz VII, bab ”Ma Ja aa Fi Ma’aasyiroti An-nas”, h. 262
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 1996
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Rosdakarya, 1997
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Isla, Bandung:Rosdakarya, 2001
Unbiyah, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 2005
xxv
Usman, Moch. Uzer , Menjadi Guru Profesional, Bandung: PTRemaja Rosdakarya,2011
Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset, 2002
Zuhairini dan Abdul Gahfir, Metodologi Pembelajaran PendidikanAgama Islam, Malang: Universitas Negeri Malang, 2004
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Nur Imamah dilahirkan di Payungrejo pada tanggal 17
Mei 1967 merupakan anak dari Bapak Hi.Ibrahim Sururi, S.Ag dan Ibu Hj. Siti
Maimunah. Pendidikan penulis dimulia dari jenjang pendidikan dasar yang
penulis tempuh di MI. Nurul Ulum Payungrejo selesai tahun 1989, kemudian
melanjutkan ke MTs. Nurul Ulum Payungrejo selesai pada tahun 1992, kemudian
penulis menempuh pendidikan pada jenjang pendidikan atas di MA Mamba’ul
Huda Batang Hari Metro selesai tahun 1995, kemudian melanjutkan pendidikan
pada jenjang strata satu (S1) di STAI Ma’arif Metro selasai tahun 2011, dan pada
tahun 2016 melanjutkan studi pada jenjang strata dua (S2) di Program
Pascasarjana UIN Raden Intan Bandar Lampung.
Pada tahun 17 Juli 1996 penulis diangkat menjadi guru di MTs Nurul
Ulum Payungrejo sampai dengan sekarang dan pada tahun 2015 menjadi guru di
MA Nurul Ulum Payungrejo sampai dengan sekarang.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa berhubungan dengan
sesama manusia. Bersosialisasi pada dasarnya merupakan proses
penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan sosial yakni bagaimana
seharusnya seseorang hidup di dalam kelompoknya, baik dalam kelompok
kecil maupun kelompok masyarakat luas. Interaksi seseorang dengan
manusia lain diawali sejak saat bayi lahir, dengan cara yang amat
sederhana, sepanjang kehidupannya pola aktifitas anak mulai terbentuk. 1
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan
atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah
kelompok atau masyarakat. Pengertian tersebut senada dengan pengertian
sosialisasi yang tertulis dalam Kamus Ilmiah Populer bahwa sosialisasi
merupakan suatu proses pembentukan sikap atau perilaku seseorang anak
sesuai dengan perilaku dan norma-norma dalam kelompok atau keluarga. 2
Proses sosialisasi merupakan suatu tahapan yang harus dilalui di mana
individu dapat belajar tentang aturan-aturan atau norma-norma dan nilai-nilai
1 . H. Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik,, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h. 126-127
2 . Ahmad Maulana dkk, Kamus Ilmiah Populer, (Absolut, Yogakarta, 2008), h. 484
2
yang ada di lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud di sini dapat berupa
keluarga, sekolah, masyarakat (kelompok teman sebaya) ataupun media
massa. Seorang individu dalam kehidupan masyarakatnya akan selalu belajar
kebudayaan melalui proses‐proses internalisasi, sosialisasi, dan kulturasi
secara bersamaan. Sosialisasi ini akan berlangsung sepanjang hidup, yakni
sejak lahir hingga mati.
Sekolah merupakan media sosialisasi yang lebih luas dari keluarga.
Sekolah mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam pembentukan sikap
dan perilaku seorang anak. Sekolah juga mempersiapkan penguasaan
paranan-peranan baru untuk individu dikemudian hari agar dapat menjadi
pribadi yang lebih mandiri.
Berbeda dengan sosialisasi dalam keluarga di mana anak masih dapat
mengharap bantuan dari orang tua dan acapkali memperoleh perilaku khusus,
di sekolah anak akan bersosialisasi dengan teman-teman sebaya, karyawan
dan guru serta anak dituntut untuk bisa bersikap mandiri dan senantiasa
memperoleh perlakuan yang tidak berbeda dari teman-temannya. Di sekolah
anak juga banyak belajar untuk mencapai prestasi yang baik, maka yang
diperlukan adalah kerja keras.
Proses sosialisasi adalah salah satu bagian penting dalam pendidikan.
Karena dalam pendidikan prosesnya terjadi dengan cara bersosialisasi.
3
Artinya setiap pendidik atau masyarakat kepada peserta didik untuk memberi
tahu sesuatu atau ingin mengajarkan sesuatu yakni dengan cara
mengsosialisasikannya terlebih dahulu kepada peserta didik. Dengan begitu
akan sangat mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik tentang apa
yang hendak dipelajari.
Kehidupan individu tidak terlepas dari lingkungannya, baik lingkungan
fisik maupun lingkungan sosialnya. Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula
individu secara langsung berhubungan dengan dunia sekitarnya. Manusia
diciptakan oleh yang Maha Kuasa dengan kesempurnaan. Di samping
panca indra, manusia memiliki akal dan pikiran untuk mempertahankan
hidupnya. Hal inilah yang membuat manusia berbeda dengan makhluk
ciptaan Tuhan lainnya. Manusia mulai mengenal dan mengamati
lingkungannya dengan menggunakan panca indranya, selanjutnya mereka
dapat mengungkapkan tentang apa yang dilihatnya tersebut. Inilah pada
prinsipnya yang kita kenal dengan istilah persepsi.
Persepsi merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi ke dalam otak manusia. Bagi seorang guru, mengetahui
dan menerapkan prinsip-prinsip yang bersangkut paut dengan persepsi sangat
penting karena :
1. Makin baik suatu objek, orang, peristiwa atau diketahui, makin baik
obyek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat diingat;
4
2. Dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal yang
harus dapat dilakukan oleh seorang guru, sebab salah pengertian akan
menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru atau yang tidak relevan;
3. Jika dalam mengajarkan sesuatu, guru perlu mengganti benda
yang sebenarnya dengan gambar atau potret dari benda tersebut, maka
guru harus mengetahui bagaimana gambar atau potret tersebut harus
dibuat agar tidak terjadi persepsi yang keliru. 3
Persepsi ditentukan oleh karakteristik orang yang memberi
respon pada stimulus dan bukan ditentukan oleh jenis atau bentuk
stimulus. Bruner dan Goodman melalui suatu penelitian membuktikan
bahwa nilai sosial suatu obyek bergantung pada kelompok sosial orang
yang menilai. 4
Lebih sederhana menurut Slameto, Persepsi adalah proses yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui
persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera
penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium. 5
3 . Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta, Rineka Cipta, 2003),h.102
4 . Ibid, h. 595 . Ibid, h. 102.
5
Hal yang sangat urgen yang dihadapi guru, baik bagi pemula
maupun yang sudah berpengalaman adalah keterampilan dasar mengajar
guru. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup
kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi dasar secara utuh dan
menyeluruh.
Keterampilan mengajar guru merupakan salah satu jenis
keterampilan yang harus dikuasai guru. Dengan memiliki keterampilan
mengajar, guru dapat mengelola proses pembelajaran dengan baik yang
berimplikasi pada peningkatan kualitas lulusan sekolah. 6 Guru
menggunakannya untuk menciptakan dan memperoleh kondisi kelas untuk
mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan peserta didik
dapat belajar dengan baik.
Setiap guru masuk ke dalam kelas, maka pada saat itu pula ia
menghadapi dua masalah pokok, yaitu masalah pengajaran dan masalah
manajemen. Masalah pengajaran adalah usaha membantu peserta didik
dalam mencapai tujuan khusus pengajaran secara langsung. Sedangkan
masalah manajemen adalah usaha untuk menciptakan dan mempertahankan
kondisi sedemikian rupa sehingga proses interaksi edukatif dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya, memberi penguatan,
mengembangkan hubungan guru dan peserta didik, dan membuat aturan
6 . Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: BumiAksara,2008), h. 168.
6
kelompok yang produktif. 7
Dampak dari keberhasilan dalam keterampilan mengajar dengan
baik seorang guru dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik. Hasil belajar
adalah alat ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf
keberhasilan sebuah proses belajar mengajar atau untuk menentukan taraf
keberhasilan sebuah program pengajaran. Sementara itu, istilah evaluasi
biasanya digunakan untuk menilai hasil pembelajaran para peserta didik pada
akhir jenjang pendidikan tertentu. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat
keberhasilan peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
sebuah program.
Padanan kata evaluasi adalah assessment yang menurut KBBI. 8
berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang
peserta didik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Selain kata
evaluasi dan assessment ada pula kata lain yang sama artinya dengan tes,
ulangan, dan ujian. Evaluasi yang berarti pengungkapan dan pengukuran
hasil belajar itu, pada dasarnya merupakan proses penyusunan deskripsi
peserta didik, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.9
7 . Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: RinekaCipta, 2010), h. 144-145.
8 . KBBI, Edisi ke 3, ( Jakarta, Balai Pustaka, 2003 ), h. 3109 . Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1996), h. 141-142.
7
Secara terminologis Pendidikan Agama Islam berorientasi tidak
hanya sekedar memberikan ilmu pengetahuan agama yang sifatnya
Islamologi, melainkan lebih menekankan aspek mendidik dengan arah
pembentukan pribadi Muslim yang ta’at, berilmu dan beramal shalih.
Pendidikan Agama Islam yaitu usaha yang lebih khusus ditekankan
untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani lainnya
agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran islam.
Pendidikan Agama Islam merupakan komponen yang tak terpisahkan dari
pendidikan Islam yang jangkauan dan sasarannya lebih luas, namun
berfungsi sangat strategi untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam
fungsi disiplin ilmu yang dipelajari oleh subyek didik.
Pengertian guru Pendidikan Agama Islam atau kerap disingkat
menjadi guru agama Islam adalah orang yang memberikan materi
pengetahuan agam Islam dan memberikan bimbingan atau bantuan kepada
anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai
kedewasaanya.10 Dan juga mendidik murid- muridnya, agar mereka kelak
menjadi manusia yang taqwa kepada Allah SWT.
Disamping itu, guru pendidikan agama Islam juga berfungsi sebagai
pembimbing agar para murid mulai sekarang dapat bertindak dengan prinsip-
10 . Nur Unbiyah, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung, Pustaka Setia, 2005), h. 65
8
prinsip Islam dan dapat mempraktikkan syariat Islam dan menurut teori barat
pendidik adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan
anak didik, dan tugasnya adalah mengupayakan perkembangan seluruh
potensi anak didik baik psikomotor, kognitif, maupun potensi afektif.11
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat
20 Pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar.
Secara umum pengertian pembelajaran adalah upaya yang
dilakukan untuk membantu seseorang atau sekelompok orang sedemikian
rupa dengan maksud supaya di samping tercipta proses belajar juga sekaligus
supaya proses belajar menjadi lebih efesien dan efektif.
Setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya menginginkan
anaknya berprestasi yang baik. Namun untuk mencapai hal itu bukanlah
suatu hal yang mudah. Karena keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh
banyak faktor antara lain, Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari
dalam diri anak itu sendiri, seperti kesehatan, mental, tingkat kecerdasan,
minat dan sebagainya. Faktor itu berwujud juga sebagai kebutuhan dari anak.
Faktor eksternal, ialah faktor yang datang dari luar diri anak, seperti
kebersihan rumah, udara, lingkungan, keluarga, masyarakat, teman, guru,
11. Departemen Agama RI, Kendala Mutu Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta, Balai Pustaka,2001),h. 23
9
media, sarana dan prasarana belajar.
Pendidikan agama merupakan dasar pembentukan pribadi anak.
Tetapi masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan pendidikan
khususnya dalam pendidikan agama islam. Oleh karena itu, kita jangan
hanya mengajarkan pendidikan pada umumnya tetapi pendidikan agama
juga.
Dari beberapa pemaparan di atas, maka diperlukan usaha yang
optimal, dengan memanfaatkan sebaik-baiknya proses pembelajaran dalam
membentuk manusia yang sempurna serta untuk mencapai hasil belajar yang
optimal dengan memenuhi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik
serta hasil pembelajaran yang baik dan meningkat.
Berdasarkan pengertian - pengertian di atas yang dimaksud dengan
hasil pembelajaran pendidikan agama Islam adalah hasil yang telah dicapai
dalam belajar pendidikan agama Islam yang digambarkan dengan nilai.
Dalam melaksanakan penilaian atau evaluasi data ada dua cara yaitu
kuantitatif dan kualitatif.
Berdasarkan penelitian di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah. Bahwa
satuan pendidikan tersebut di bawah naungan Dinas Pendidikan dan
10
Kebudayaan, yang pelaksanaan jam pelajaran pendidikan agama Islam (PAI)
hanya berbobot 2 jam pelajaran dalam per minggu dengan rincian satu jam
pelajaran sama dengan 35 menit.
Hal ini mengakibatkan Proses sosialisasi peserta didik dengan guru
di sekolah dan Keterampilan mengajar guru PAI tidak dapat dilaksanakan
secara optimal sehingga tidaklah mungkin mendidik nilai-nilai keimanan dan
ketakwaan dengan waktu 70 menit per minggunya. Oleh karena itu yang
terjadi guru agama hanya menyampaikan pengetahuan tentang agama, tidak
menyampaikan nilai-nilai agamanya. Pengetahuan agama dievaluasi dengan
menggunakan test kognitif. Anak didik yang hafal teori shalat akan
mendapat nilai yang tinggi walaupun mungkin anak didik tersebut tidak
melakukan shalat dengan istiqamah. Jadi, tidak ada pembinaan lain aspek
keimanan dan ketaqwaan (imtak) ini, dan tidak ada penilaian lain dari aspek
imtak ini, karena kurikulumnya sendiri tidak menuntut hal yang seperti itu.
Dan pada umumnya peserta didik mempunyai interaksi yang rendah
saat pertama atau awal masuk sekolah atau kampus. Mereka yang
mempunyai latar belakang yang berbeda-beda harus melakukan sosialisasi
yang sangat penting dilakukan untuk tahap selanjutnya dalam proses
penerimaan pembelajaran bahkan pada proses tahapan sosialisasi
selanjutnya.
11
Permasalahan yang selama ini dialami adalah masih belum
optimalnya hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran PAI yaitu
masih terdapatnya nilai – nilai mata pelajaran PAI yang rendah di bawah
Kreteria Ketuntasan Minimum (KKM).
Melihat permasalahan tersebut di atas akibat dari kuranganya jam
pelajaran PAI dalam satu minggunya maka hasil pembelajaran baik secara
kuantitatif dan kualitatif kurang maksimal kalau hal seperti ini terus
berlangsung dikawatirkan generasi bangsa Indonesia akan sangat merosot
pendidikan agamanya yang akan berakibat pada minimnya akhlak bangsa.
Sebagai solusi awal agar kiranya guru PAI dapat menambah jam
pelajaran diluar jam pelajaran atau dengan istilah bimbingan belajar
(Bimbel).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka peneliti
tertarik untuk mengadakan penelitian yang ber judul “Pengaruh proses
sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru Pendidikan Agama Islam
terhadap Hasil pembelajaran siswa di SMP Negeri 2 Pubian Kecamatan
Pubian Kabupaten Lampung Tengah”.
12
B. Identifikasi Masalah
Saat melakukan identifikasi masalah, berarti kita melakukan dugaan
atau perkiraan atas suatu kejanggalan yang menyebabkan munculnya
permasalahan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
dapat identifikasikan sebagai berikut :
1. Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Keterampilan
mengajar guru PAI tidak dapat dilaksanakan secara optimal karena
keterbatasan waktu yang hanya 70 menit;
2. Secara umumnya peserta didik mempunyai interaksi (sosialisasi ) yang
rendah saat pertama atau awal masuk sekolah;
3. Pendidikan Agama Islam (PAI) hanya berbobot 2 jam pelajaran dalam per
minggu dengan rincian satu jam pelajaran sama dengan 35 menit, tidaklah
mungkin mendidik nilai-nilai keimanan dan ketakwaan dengan waktu 70
menit per minggunya;
4. Guru agama hanya menyampaikan pengetahuan tentang agama, tidak
menyampaikan nilai-nilai agamanya;
5. Belum optimalnya hasil pembelajaran siswa dalam mengikuti
pembelajaran PAI ranah kognitif.
13
C. Pembatasan Masalah
Setelah mengidentifikasi beberapa permasalahan yang tersebut di
atas, peneliti membatasi permasalahan pada Pengaruh proses sosialisasi
peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru pendidikan agama islam terhadap hasil
pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten
Lampung Tengah.
D. Rumusan Masalah
a. Adakah Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah secara
parsial berpengaruh terhadap hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2
Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah ?
b. Adakah Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan
agama islam secara parsial berpengaruh terhadap hasil pembelajaran
siswa di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung
Tengah ?
c. Adakah Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan
Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama
islam secara simultan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran siswa di
SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah ?
14
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui Pengaruh proses sosialisasi peserta didik dengan
guru di sekolah terhadap hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2
Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah;
b. Untuk mengetahui Pengaruh Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru pendidikan agama islam terhadap hasil pembelajaran
siswa di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten
Lampung Tengah;
c. Untuk mengetahui Pengaruh proses sosialisasi peserta didik dengan
guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar
guru pendidikan agama Islam terhadap hasil pembelajaran siswa di
SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung
Tengah.
2. Kegunaan Hasil Penelitian
Penelitian diharapkan mampu memberikan konstribusi positif baik
secara teoritis maupun praktis sebagai berikut:
1) Kegunaan secara Teoritis
Hasil Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep dan
praktik yang berkaitan dengan Pengaruh proses sosialisasi peserta
didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan
15
mengajar guru pendidikan agama islam terhadap hasil pembelajaran
siswa di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten
Lampung Tengah.
2) Kegunaan secara praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Penelitian ini bisa dipergunakan sebagai tambahan wawasan dan
bahan pertimbangan baru dalam meningkatkan hasil pembelajaran
siswa.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai
masukan untuk menemukan pendekatan pengajaran yang lebih
baik bagi peserta didik sehingga pembelajaran akan semakin
efektif dan dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa.
c. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan agar berguna bagi siswa untuk
memotivasi dirinya supaya terus meningkatkan hasil belajarnya.
d. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pijakan dalam
perumusan desain penelitian lanjutan yang lebih mendalam
dan lebih komprehensif khususnya yang berkenaan dengan
penelitian mengenai Pengaruh proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan
16
mengajar guru pendidikan agama islam terhadap hasil
pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian
Kabupaten Lampung Tengah.
17
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Deskripsi Konseptual
1. Variabel Terikat (Y)
Yaitu : Hasil pembelajaran siswa
adalah Prihal yang dicapai dari suatu proses berupa berubahan sikap dan
perilaku yang positif sesuai dengan tuntunan agama islam yang
ditunjukkan dengan nilai tes dari guru baik itu berupa aspek kognitif,
afektif maupun psikomotorik.
2. Variabel Bebas Pertama (X1)
Yaitu : Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah
adalah Proses sosialisasi merupakan proses komunikasi, interaksi dan atau
cara bergaul yang efektif serta suatu tahapan yang harus dilalui di mana
individu dapat belajar tentang aturan-aturan, norma-norma dan nilai-nilai
yang ada di lingkungannya. Yang dimaksud pada variabel bebas (X1) ini
adalah suatu proses sosialisasi yang dilakukan oleh peserta didik dengan
guru di sekolah dalam kelas saat kegiatan belajar terjadi.
3. Variabel Bebas Kedua (X2)
Yaitu : Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
pendidikan agama Islam.
18
Adalah Proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke
dalam otak manusia pada saat kegiatan belajar dan mengajar yang
disampaikan oleh guru berdasarkan kemampuan dalam menyajikan materi
pelajaran pendidikan agama islam seperti penguasaan materi pelajaran
dan memilih metode yang tepat sehingga berdampak pada kepahaman
siswa terhadap pelajaran pendidikan agama Islam (PAI).
B. Hasil Penelitian yang Relavan
Selain dari buku, penulis juga menyertakan beberapa karya ilmiah yang
pernah dihasilkan oleh peneliti terdahulu yang relavan. Adapun judul yang
terkait dengan penelitian ini, diantaranya sebagai berikut :
1. Nama Khoirotur Roudloh NIM : 083111017 Judul : Pengaruh Sosialisasi
Siswa dengan Guru dan Persepsi Siswa tentang Kepribadian Guru
terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V MIN Jungpasir Kecamatan
Wedung Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode field research (penelitian lapangan) dan teknik
analisis regresi linier ganda. Subjek penelitian sebanyak 40 responden,
yang diambil dengan menggunakan teknik penelitian populasi.
Pengumpulan data dengan menggunakan angket mulai dari variabel X1,
X2 dan Y.
Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis statistik. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan
bahwa: (1)Sosialisasi siswa dengan guru MIN Jungpasir Kecamatan
Wedung Kabupaten Demak Tahun pelajaran 2011/2012 termasuk dalam
kategori sangat baik, karena memperoleh nilai rata-rata 55,10 dan berada
pada interval (58-60). (2) Persepsi siswa tentang kepribadian guru MIN
19
Jungpasir Kecamatan Wedung Kabupaten Demak Tahun pelajaran
2011/2012 termasuk dalam kategori cukup, karena memperoleh nilai rata-
rata 44,60, dan berada pada interval (41-45). (3) Ada Pengaruh Motivasi
belajar siswa MIN Jungpasir Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
Tahun pelajaran 2011/2012 dan termasuk dalam kategori baik, karena
memperoleh nilai rata-rata 53,65, dan masuk pada interval (52-55).
Adapun Hasil analisis regresi menunjukkan ada pengaruh
sosialisasi siswa dengan guru dan persepsi siswa tentang kepribadian guru
terhadap motivasi belajar siswa MIN Jungpasir Kecamatan Wedung
Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini dibuktikan dari
perhitungan statistik dengan analisis regresi, dimana persamaan garis
regresinya adalah Y1 = 23,991 + 0,323 + 0,266. Dengan mengetahui nilai
F reg = 7,789, kemudian dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf
signifikansi 5% = 3,25. Karena F reg = 7,789 > 5% = 3,25 maka
persamaan regresi linear ganda signifikan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh sdr Khoirotur Roudloh
menyimpulkan bahwa Sosialisasi siswa dengan guru dan persepsi siswa
tentang kepribadian guru berpengaruh positif terhadap motivasi belajar
siswa kelas V MIN Jungpasir Kecamatan Wedung Kabupaten Demak
Tahun Pelajaran 2011/2012. 12
2. Nama Ika Fauziyah Nurul Setyawati NIM : 083911029 Judul : Hubungan
Antara Persepsi Peserta Didik Tentang Keterampilan Mengajar Guru
Akidah Akhlak Dengan Hasil Belajar Akidah Akhlak Kelas V MI NU
Magelung Kaliwungu Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penelitian adakah
hubungan positif antara persepsi peserta didik tentang keterampilan
mengajar guru akidah akhlak dengan hasil belajar akidah akhlak pada
12. Khoirotur Roudloh, Pengaruh Sosialisasi Siswa dengan Guru dan Persepsi Siswa tentangKepribadian Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V MIN Jungpasir Kecamatan WedungKabupaten Demak Tahun Pelajaran 2011/2012 ( Skripsi, IAIN Walisongo Semarang 2012), h. vi
20
kelas V MI NU Magelung Kaliwungu Selatan. Jenis penelitian ini adalah
korelasi, menggunakan teknikanalisis Product Moment.
Populasi penelitian ini seluruh peserta didik kelas V MI NU
Magelung Kaliwungu Selatan, dengan keseluruhan berjumlah 44 peserta
didik, yang terdiri dari 25 peserta didik perempuan dan 19 peserta didik
laki-laki. Pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner atau angket
dan teknik dokumentasi. Teknik angket digunakan untuk mengetahui
persepsi peserta didik kelas V tentang keterampilan mengajar guru
Akidah Akhlak di MI NU Magelung Kaliwungu Selatan Kendal. Teknik
dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar akidah akhlak
peserta didik.
Data penelitian yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik
Product Moment. Pengujian hipotesis menunjukan bahwa hasil rata-rata
diperoleh data mengenai persepsi peserta didik tentang keterampilan
mengajar guru memiliki rata-rata ( Ẍ) = 82,386, dan simpangan baku (Sy )
= 8,543. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi peserta didik tentang
keterampilan mengajar guru termasuk ke dalam kategori kurang, yaitu
terletak di antara interval 78-83.
Sedangkan Hasil belajar Akidah Akhlak peserta didik memiliki
rata-rata (Ӯ ) = 67,045, dan simpangan baku (Sy ) = 4,978. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar Akidah Akhlak peserta didik termasuk
ke dalam kategori kurang, yaitu terletak di antara interval 65-67. Setelah
diketahui hasil penghitungan di atas, kemudian untuk mengetahui
seberapa kuat hubungan variabel X (Persepsi Peserta Didik Tentang
Keterampilan Mengajar Guru Akidah Akhlak) terhadap variabel Y (Hasil
Belajar Akidah Akhlak Peserta Didik Kelas V), dihitung dengan rumus
korelasi Product Moment, yang dilanjutkan dengan menghitung koefisien
determinasi (KP).
Dari penghitungan diperoleh rhitung = 0,429. Kemudian nilai rhitung
tersebut di konsultasikan terhadap nilai rtabel 5% = 0,297 dan nilai r tabel
1% = 0,384.
21
Berdasarkan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa rhitung˃ rtabel baik
pada taraf 1% maupun 5% yang besarnya 0,429 > 0,384 > 0,297.
Selanjutnya, untuk menguji signifikansi antara variabel X dan variabel Y,
maka dilakukan penghitungan dengan uji t. Setelah dilakukan
penghitungan terhadap uji t, diperoleh thiung = 3,077. Kemudian, nilai thitung
tersebut di konsultasikan terhadap nilai ttabel 5% = 1,684 dan nilai ttabel 1%
= 2,423. Berdasarkan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa thitung >ttabel
baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5% yang besarnya 3,077 > 2,423
> 1,684.
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang
menyatakan ada hubungan positif antara persepsi peserta didik tentang
keterampilan mengajar guru dengan hasil belajar mata pelajaran akidah
akhlak kelas V MI NU Magelung Kaliwungu Selatan adalah diterima.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan
informasi dan masukan bagi orang tua peserta didik dan para pengajar
untuk senantiasa memberikan motivasi kepada peserta didik atau anaknya
agar selalu meningkatkan kemampuan dalam hasil belajarnya. Begitupun
dengan tenaga pengajarnya untuk senantiasa meningkatkan keterampilan
mengajarnya agar tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal. 13
13 . Ika Fauziyah Nurul Setyawati, Hubungan Antara Persepsi Peserta Didik TentangKeterampilan Mengajar Guru Akidah Akhlak Dengan Hasil Belajar Akidah Akhlak Kelas V MINU Magelung Kaliwungu Selatan ( Skripsi, IAIN Walisongo Semarang 2012), h. vi
22
Tabel : 01
Persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan di SMP
Negeri 2 Pubian Kec. Pubian Kab. Lampung Tengah
No Peneliti
terdahuluVariabel bebas (X) Variabel terikat (Y)
1Khoirotur
Roudloh
X1 = Sosialisasi Siswa
dengan Guru
X2 = Persepsi Siswa tentang
Kepribadian Guru
Motivasi Belajar
2
Ika Fauziyah
Nurul
Setyawati
X = Persepsi Peserta Didik
Tentang Keterampilan
Mengajar Guru Akidah
Akhlak
Hasil Belajar
NoPeneliti
sekarangVariabel bebas (X) Variabel terikat (Y)
1Nur Imamah
X1 = Proses Sosialisasi
Peserta Didik dengan Guru di
Sekolah
X2 = Persepsi Siswa tentang
Keterampilan mengajar Guru
PAI
Hasil Pembelajaran
Siswa
23
C. Kerangka Teoritik
1. Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah
a. Pengertian Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah
Menurut pandangan Kimball young sebagaimana dikutip oleh
Drs. Ary H. Gunawan, bahwa yang dimaksud dengan Sosialisasi adalah
hubungan interaktif yang dengannya seseorang mempelajari keperluan-
keperluan sosial dan kultural, yang menjadikan seseorang sebagai anggota
masyarakat. 14
Secara sosiologis, sosialisasi berarti belajar untuk menyesuaikan
diri dengan mores, folkways, tradisi dan kecakapan- kecakapan
kelompok. Sedangkan secara psikologis, sosialisasi berarti mengcakup
kebiasaan-kebiasaan, peranggai-peranggai, ide - ide, sikap, dan nilai
kepribadian.
Sosialisasi siswa dapat hidup dengan baik dalam sekolah sesuai
dengan harapan–harapannya di sekolah. Pada tahap proses pembelajaran
dimulai dari kehidupan keluarga sebagai agen sosialisasi yang pertama,
setelah itu disekolah. Di sekolah siswa dituntut dapat bersosialisasi
dengan lingkungan sekolah terutama dengan guru. Untuk itu kemampuan
bersosialisasi dengan guru sangat diperlukan.
14. Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta. PT. Reneka Cipta, 2010), h. 33
24
Melalui proses pembelajaran inilah siswa akan mampu memahami
diri dan lingkungan di sekolah, serta sistem kehidupan di sekolah baik
norma, nilai tradisi dan adat istiadat dalam bergaul di sekolah. Dengan
proses sosialisasi, siswa akan mengetahui bagaimana harus bertingkah laku
di lingkungan sekolah baik dengan guru maupun dengan siswa lain.
Jadi Sosialisasi siswa dengan guru adalah proses komunikasi dan
proses interaksi atau cara bergaul efektif yang dilakukan oleh siswa dengan
guru sehingga menciptakan tujuan atau keperluan – keperluan yang
diinginkan dalam dunia pendidikan.
Dan sosialisasi siswa merupakan salah satu faktor pembangkit
motivasi pada diri siswa, karna dengan sosialisasi, siswa menjadi mampu
berhubungan baik dengan guru sehingga mewujudkan keakraban keduanya
dan pada akan akhirnya mencapai sebuah keberhasilan dalam belajar.
b. Macam-macam interaksi sosial
1. Dilihat dari sudut subjeknya, ada tiga macam interaksi sosial, yaitu:
a) Interaksi antar orang perorangan;
b) Interaksi antar orang dengan kelompoknya dan sebaliknya;
c) Interaksi antar kelompok.
Dalam hal ini sosialisasi siswa dengan guru masuk kedalam interaksi orang
perorangan. Dalam situasi pendidikan atau pengajaran terjalin interaksi antar
25
siswa dengan guru. Interaksi ini sesungguhnya merupakan interaksi antar
dua kepribadian, yaitu kepribadian guru sebagai orang dewasa dan
kepribadian siswa sebagai anak yang belum dewasa dan sedang berkembang
mencari kedewasaan.
2. Dilihat dari segi caranya, ada dua macam interaksi sosial diantaranya
yaitu:
a) Interaksi langsung yaitu interaksi fisik, seperti berkelahi, hubungan
seks (kelamin) dan sebagainya;
b) Interaksi simbolik yaitu interaksi dengan mempergunakan bahasa
lisan atau tulisan dan simbol lain atau isyarat.
Dilihat dari segi caranya maka interaksi sosial antara siswa dengan guru
tergolong pada interaksi simbolik, yakni interaksi yang mempergunakan
bahasa lisan atau tulisan dan simbol lain atau isyarat.
3. Menurut bentuknya, Selo Sumardjan membagi interaksi menjdi empat
yaitu :
a) Kerjasama;
b) Persaingan;
c) Pertikaian;
d) Akomodasi (bentuk penyelesaian dari pertikain). 15
Mengenai bentuk interaksinya, maka sosialisasi siswa dengan guru
diantara istilah kerjasama, persaingan, pertikaian dan akomodasi yang
15 . Ibid, h. 32
26
lebih tepat untuk menggolongkan interaksi siswa dengan guru adalah
kerjasama, karna pada suatu lembaga pendidikan, proses pembelajaran
saling melibatkan antara dua individu yakni siswa dengan guru yang
bersifat positif.
c. Sosialisasi yang baik antara siswa dengan guru
Pada bagian ini penulis akan mengemukakan beberapa hal yang
berkaitan dengan keakraban siswa dengan guru, baik di sekolah
maupun diluar sekolah diantaranya sebagai berikut:
Sebagaimana dikutip oleh Suharsimi Arikunto, Menurut Thomas
Gordon berpendapat bahwa, hubungan yang baik antara guru dengan
siswa atau sebaliknya adalah:
1. Baik guru maupun siswa memiliki rasa saling menjaga, saling
membutuhkan dan saling berguna bagi pihak lain.
Tujuan siswa bersekolah atau belajar adalah mencari ilmu
pengetahuan, untuk menghilangkan kebodohan dan mencapai cita-cita
yang diinginkan agar supaya hari esok dapat berguna bagi Nusa
Bangsa, dan tujuan seorang guru adalah mencerdaskan siswa untuk
mencapai cita-cita yang diinginkannya itu, dengan adanya tujuan
seperti ini maka antara siswa dan guru haruslah mampu berfikir
bahwa mereka adalah dua individu yang saling membutuhkan dan
berguna bagi pihak lain.
27
2. Baik guru atau siswa memiliki keterbukaan.
Dalam hubungan antara siswa dengan guru disuatu ruang lingkup
pendidikan hendaknya mereka untuk bersikap terbuka sehingga masing-
masing pihak bebas bertindak tentunya dalam batasan-batasan tertentu
dan saling menjaga kejujuran dengan adanya keterbukaan semacam ini
maka siswa akan merasa bersahabat dengan gurunya.
3. Baik guru maupun siswa diwarnai oleh rasa tergantung satu sama
lain.
Dalam suatu lembaga pendidikan sosialisasi antara siswa dengan guru
haruslah terjalin dengan sebuah hubungan yang harmonis, karna antara
siswa dan guru memiliki ketergantungan antara yang satu dengan yang
lainnya. Baik guru maupun siswa menghargai perbedaan, sehingga
berkembang keunikannya, dan individualisasinya.
Setiap individu berbeda dalam hal kepribadian dan sikap sosialnya
inilah yang menjadi keunikan dari masing- masing individu, bagi
siswa dan guru hendaknya mampu menghargai perbedaan karakter
masing-masing baik saat didalam kelas atau diluar kelas. Dengan
adanya hal demikian maka hubungan siswa dan guru tidak saling
mengalami konflik karna ketidak sesuaian.
4. Baik guru maupun siswa merasa saling membutuhkan dalam
pemenuhan kebutuhannya.16
Seorang siswa hendaknya mampu meningkatkan sosialisasinya dengan
16. Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran secara Manusiawi, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1993) h. 40
28
guru karna dengan begitu siswa akan mampu berinteraksi kepada guru
dengan baik, apalalagi dalam hal belajar siswa sangat membutuhkan
peranan guru untuk membimbingnya. Sebaliknya guru juga
membutuhkan dukungan dari siswa untuk mengembangkan
kompetensinya sebagai seseorang yang berprofesi. Sardiman A.M.
berpendapat dalam bukunya yang berjudul “interaksi dan motivasi
belajar mengajar” berpendapat bahwa, guru dapat melakukan cara-cara
yang diantaranya adalah:
a) Berdiskusi dengan siswa adalah suatu bentuk keakraban guru
dengan siswa, yang perlu ditumbuh kembangakan dalam proses
belajar mengajar. guru hendaknya juga menggunakan metode diskusi
ini, dan tentu harus sesuai situasi, kondisi siswa dan tingkat
kemampuan siswa.
Di dalam pendidikan Agama Islam untuk diskusi dapat dimanfaatkan
menanamkan sikap dan rasa ukhuwah Islamiyah. Di samping untuk
mengembangkan sikap tenggang rasa untuk keberanian
mengemukakan pendapat masing-masing sesuai ajaran agama.
Seperti mujadalah cara yang paling baik, juga menghilangkan
saling benci membenci, mendedam dan saling merendah, melainkan
harus membina persaudaraan. Hal ini sesuai dengan Qur’an
29
Surat An Nahl, surah ke 16 : 125 yang berbunyi:
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah845
dan pengajaran yang baik dan berdebatlah pada mereka dengan carayang baik. Sesungguhnya dialah yang mengetahui siapa saja yang sesatdari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui siapa saja yangmendapat petunjuk. (Q.S. An Nahl/16 : 125). 17
b) Memberikan Kesempatan Mencoba dan Bertanya. Untuk dapat
merealisasikan hubungan baik antara guru dan siswa adalah, hendaknya
guru dalam mengajar juga memberikan kesempatan pada siswa untuk
mencoba, misalnya menyuruh membaca Al-Qur’an yang ada
hubungannya dengan pendidikan dan juga memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya.
Sikap guru yang otoriter dalam mengajar akan kurang mendapat
hasil yang baik, bahkan siswa akan merasa dirinya dikucilkan, karena
sikap otoriter biasanya guru bersikap tertutup, guru yang aktif sedang
siswa pasif. Selanjutnya Sardiman A.M mengatakan: untuk mengatasi
hal tersebut perlu dikembangkan sikap demokratis dan terbuka dari
guru. Perlu adanya keaktipan dari pihak siswa, guru harus bersikap
sopan saling homat menghormati, guru dan siswa yang lebih
17. Departemen RI, Alqur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT. Diponegoro, 2005),h.281
30
profesional, masing- masing pihak bila perlu mengetahui latar
belakang baik guru maupun siswa”. 18
Situasi seperti ini perlu ditumbuh kembangkan mengingat
proses belajar mengajar yang berlangsung dalam situasi yang baik.
Dalam arti saling hormat menghormati, saling terbuka akan
mamudahkan jalanya proses belajar mengajar dan tercapai tujuan
belajar.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sosialisasi Siswa dengan Guru.
Dengan proses sosialisasi individu berkembang menjadi suatu
pribadi atau makhluk sosial. Pribadi atau mahluk sosial ini merupakan
kesatuan integral dan sifat-sifat individu yang berkembang melalui proses
sosialisasi dan yang mempengaruhi hubungannya dengan orang lain dalam
masyarakat.
Menurut buku karya Syaiful Bahri Djamarah ada beberapa Faktor yang
mempengaruhi interaksi atau sosialisasi siswa dengan guru dalam
lingkungan sekolah maupun secara umum dapat penulis sajikan sebagai
berikut :
18. Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pers,1987) h. 147
31
1) Faktor pemahaman guru terhadap interaksi edukatif kemampuan guru
dalam memahami tingkah laku siswa adalah satu faktor yang
menentukan interaksi diantara mereka. Hal ini kiranya akan dapat
mewujudkan bila ditopang oleh tingkat pendidikan guru yang
memadai. Karena untuk dapat mengadakan interaksi merespon
tingkah laku siswa, maka tingkah laku siswa itu akan dipengaruhi
oleh kehadiran, keyakinan, tindakan dan ciri-ciri guru itu sendiri,
walaupun masih banyak hal yang ikut mempengaruhinya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa orang dapat tertarik pada
seseorang bila terjadi hubungan yang baik antara kedua belah pihak
yaitu guru dan siswa, tegasnya pergaulan siswa dengan guru akan
dapat terjalin dengan baik bila guru memahami arti penting
interaksi edukatif, juga guru harus selalu membimbing dan menanamkan
nilai pentingnya keakraban.
2) Faktor Kepribadian guru
Guru adalah suri tauladan bagi seluruh siswa. 19 untuk itu guru
hendaknya selalu mengadakan hubungan baik dengan siswa. Dengan
begitu siswa akan mudah untuk dipengaruhi dan cenderung untuk
mewujudkan keakraban. Baik itu dengan teman atau gurunya.
Disini peran guru pun sangat penting karena guru yang memiliki
19. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif SuatuPendekatan Teoretis Psikologis ,(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005) h. 42
32
kepribadian baik, terbuka dan mudah menerima orang lain, akan sangat
membantu dalam mewujudkan keakraban dengan siswa.
Jadi dengan kata lain bahwa guru harus mampu mempertunjukan
tata aturan sosial yang kokoh disekolah, yaitu biar nampak keakraban
dengan siswa dan terjalin hubungan dengan baik guru selalu
membimbing dan mempertunjukan sikap serta tingkah laku yang baik
dan konsisten dalam arti yang berubah-ubah dalam situasi dan kondisi
tertentu.
2. Persepsi Siswa tentang Keterampilan Mengajar Guru Pendidikan
Agama Islam (PAI)
a. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan sebuah istilah yang sudah familiar didengar
dalam percakapan sehari-hari. Istilah persepsi berasal dari bahasa Inggris
“perception”, yang diambil dari bahasa Latin “perception”, yang
berarti menerima atau mengambil. Dalam Kamus Inggris Indonesia,
kata perception diartikan dengan “penglihatan” atau “tanggapan”. 20
Menurut Leavitt, (1978) dalam Desmita, perception dalam
pengertian sempit adalah “penglihatan”, yaitu bagaimana cara seorang
melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas, perception adalah
20. Echols & Shadily, Kamus Inggris Indonesia, ( Jakarta PT. Gramedia cetakan ke xviii,1990), h. 424
33
“pandangan”, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan
sesuatu. 21
Sebagai sebuah kontruks psikologi yang kompleks, persepsi sulit
dirumuskan secara utuh. Oleh karena itu para ahli berbeda-
beda dalam memberikan definisi tentang persepsi ini. Menurut
Mahmud, “persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi
dan menafsirkan pesan.” 22
Menurut Clifford T. Morgan bahwa perception is the
process of discriminating among stimuli and of interpreting their
meanings. 23 (Persepsi adalah proses membedakan antara banyak
rangsangan dan proses menerjemahkan maksud-maksud rangsangan
tersebut).
Menurut Slameto, Persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui
persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan
21 . Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2011), h. 117
22 . Mahmud, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 6923 . Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: McGraw-Hill
Book Company INC, 1961), h. 299
34
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera
penglihat, pendengar, peraba, perasa dan pencium. 24
Pada buku karya Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, dijelaskan
bahwa persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia
luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke
dalam otak. Dapat diambil kesimpulan bahwa Persepsi adalah proses
mental yang menghasilkan bayangan pada individu, sehingga dapat
mengenal suatu obyek dengan jalan asosiasi dengan sesuatu ingatan
tertentu baik secara indra penglihatan, perabaan dan sebagainya. 25
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa persepsi
adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki untuk
memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang
diterima oleh sistem alat indra manusia. Jadi, persepsi pada dasarnya
menyangkut hubungan manusia dengan lingkungannya dengan
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. Setelah individu
mengindrakan objek di lingkungannya, kemudian ia memproses hasil
pengindraanya itu, sehingga timbulah makna tentang objek itu. 26
24 . Slameto, Op. Cit,h. 102.25 . Sarwono, Sarlito wirawan, Pengatar Psikologi Umum,( Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2010)26 . Desmita, Op. Cit, h. 118.
35
b. Prinsip Dasar tentang Persepsi
Slameto mengemukakan bahwa prinsip dasar tentang persepsi yang
perlu diketahui oleh seorang guru agar dapat mengetahui siswanya secara
lebih baik dan menjadi komunikator yang efektif yaitu :
a) Persepsi Itu Relatif Bukannya Absolut.
Berdasarkan kenyataan bahwa persepsi itu relatif, seorang guru
dapat meramalkan dengan lebih baik persepsi dari siswanya
untuk pelajaran berikutnya, karena guru tersebut telah mengetahui
lebih dahulu persepsi yang telah dimiliki oleh siswa dari pelajaran
sebelumnya.
b) Persepsi Itu Selektif.
Berdasarkan prinsip ini, dalam memberikan pelajaran seorang
guru harus dapat memilih bagian pelajaran yang perlu diberi tekanan
agar mendapat perhatian dari siswa dan sementara itu harus
dapat menentukan bagian pelajaran yang tidak penting sehingga
dapat dihilangkan agar perhatian siswa tidak terpikat pada satu bagian
yang tidak penting ini.
c) Persepsi Itu Mempunyai Tatanan.
Bagi seorang guru, prinsip ini menunjukkan bahwa pelajaran
yang disampaikan harus tersusun dalam tatanan yang lebih baik.
d) Persepsi Dipengaruhi Oleh Harapan dan Kesiapan (Penerima
Rangsangan).
36
Dalam pelajaran, guru dapat menyiapkan siswanya untuk pelajaran-
pelajaran selanjutnya dengan cara menunjukkan pada pelajaran
pertama urut-urutan kegiatan yang harus dilakukan dalam pelajaran
tersebut.
e) Persepsi Seseorang atau Kelompok Dapat Jauh Berbeda dengan
Persepsi Orang atau Kelompok Lain Sekalipun Situasinya Sama.
Perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-
perbedaan individual, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam
sikap atau perbedaan dalam motivasi. Bagi seorang guru prinsip ini
berarti bahwa agar dapat diperoleh persepsi yang kurang lebih sama
dengan persepsi yang dimiliki oleh kelas lain yang telah diberikan
materi pelajaran serupa, guru harus menggunakan metode yang
berbeda. 27
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan
suatu proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan seseorang dapat
menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari
lingkungannya.
Persepsi itu bersifat relatif, selektif, dan teratur. Semakin baik
persepsi tentang sesuatu maka semakin mudah siswa belajar mengingat
sesuatu tersebut. Dalam pembelajaran perlu dihindari persepsi yang
27 . Slameto, Op. Cit, h. 103-105.
37
salah karena dapat memberikan pengertian yang salah pula pada siswa
tentang apa yang dipelajari serta dalam pembelajaran juga perlu
diupayakan berbagai sumber belajar yang dapat mendekati benda
sesungguhnya sehingga siswa memperoleh persepsi yang lebih akurat.
c. Proses Terjadinya Persepsi
Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut : Objek
menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor.
Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau
proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh
syaraf sensorik otak. Proses ini disebut sebagai proses fisiologis.
Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga
individu menyadari apa yang dilihat atau apa yang didengar atau apa
yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran
inilah yang disebut sebagai proses psikologis. 28
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa taraf terakhir dari
proses persepsi ialah individu menyadari tentang misalnya apa yang
dilihat atau apa yang didengar atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang
diterima melalui alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari
persepsi dan merupakan persepsi sebenarnya. Respon sebagai akibat
dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam
28 . Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 2002),h.90
38
bentuk. Karena persepsi merupakan aktivitas yang terjadi dalam diri
individu, perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman
individu tidak sama, maka hasil dalam persepsi mungkin akan berbeda.
d. Faktor-Faktor Yang berperan Dalam Persepsi
Persepsi seseorang terhadap sesuatu relatif berbeda, dan tidak
timbul begitu saja melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Seperti yang diungkapkan oleh Jalaluddin Rahmat, sebagai berikut:
a. Faktor-faktor yang bersifat fungsional, diantaranya kebutuhan,
pengalaman, motivasi, perhatian, emosi, dan suasana hati;
b. Faktor-faktor yang bersifat struktural, diantaranya intensitas
rangsangan, ukuran rangsangan, perubahan rangsangan, dan
pertentangan dari rangsangan;
c. Faktor kultural atau kebudayaan yaitu norma-norma yang dianut
oleh individu. 29
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi
seseorang atau individu dipengaruhi oleh faktor yang bersifat
fungsional, struktural, dan kultural yang dirasakan berbeda-beda oleh
tiap individu. Oleh karena itu persepsi dari tiap-tiap individu berbeda-
beda, tergantung dari faktor yang mempengaruhi terjadinya persepsi
tersebut.
29 . Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2011), h. 54-57.
39
e. Sebab-Sebab Yang Mempengaruhi Perbedaan Persepsi
Pada dasarnya setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda.
Perbedaan persepsi tersebut dapat disebabkan oleh hal-hal di bawah ini:
a. Perhatian; biasanya seseorang tidak menangkap seluruh rangsangan
yang ada di sekitarnya sekaligus, tetapi hanya memfokuskan
perhatiannya pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus antara
satu orang dengan orang lain menyebabkan perbedaan persepsi antara
mereka.
b. Set; adalah harapan seseorang tentang rangsangan yang akan timbul.
c. Kebutuhan; kebutuhan yang sifatnya sesaat maupun yang sifatnya
menetap pada diri seseorang itu mempengaruhi persepsi orang
tersebut.
d. Sistem nilai; sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat
berpengaruh terhadap persepsi seseorang.
e. Ciri kepribadian; ciri kepribadian akan mempengaruhi persepsi. 30
Dari beberapa sebab-sebab yang mempengaruhi perbedaan persepsi di
atas dapat disimpulkan bahwa sebab yang paling berpengaruh terhadap
perbedaan persepsi seseorang yaitu perhatian karena perbedaan fokus
perhatian antara orang satu dengan orang yang lain itu berbeda. Pemilihan
rangsangan yang datang dari lingkungan pada setiap orang itu pun
berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan itulah yang menyebabkan perbedaan
persepsi.
30 . Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), h. 43-44.
40
f. Fungsi dan Peran Persepsi
Di atas telah dipaparkan bahwa persepsi itu adalah proses
penginderaan yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui
alat indera. Adapun ragam alat indera tersebut seperti yang terungkap
dalam beberapa firman Tuhan adalah sebagai berikut :
a. Indera penglihatan (mata), yakni alat fisik yang berguna untuk
menerima informasi visual.
b. Indera pendengar (telinga), yakni alat fisik yang berfungsi untuk
menerima informasi verbal.
c. Akal, yakni potensi kejiwaan manusia berupa sistem psikis yang
kompkels untuk menyerap, mengolah, menyimpan dan memproduksi
kembali item- item informasi dan pengetahuan (ranah kognitif). 31
Dalam surat An-Nahl ayat 78 Allah berfirman :
Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalamkeadaan tidak mengetahui apa-apa, dan Dia memberikan pendengaran,penglihatan dan afidah (daya nalar) agar kamu bersyukur (QS: An-Nahl: 16 :78)”. 32
31 . Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Rosdakarya, 1997), h. 101.32 . Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit
Ponerogo, 2003), h.413.
41
g. Persepsi Siswa tentang Keterampilan Mengajar Guru PAI
Peserta didik merupakan sumber daya utama dan terpenting
dalam proses pendidikan formal. Peserta didik tidak bisa belajar tanpa
guru, sebaliknya guru tidak bisa mengajar tanpa peserta didik. 33
Semua proses belajar selalu dimulai dengan persepsi, yaitu
setelah peserta didik menerima stimulus atau suatu pola stimuli dari
lingkungannya. Persepsi dianggap sebagai tingkat awal struktur
kognitif seseorang. Karena itu, sejak dini kepada peserta didik harus
ditanamkan rasa memiliki persepsi yang baik mengenai apa yang
dipelajari. Kalau persepsi didik terhadap apa yang akan dipelajari salah,
maka akan mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan kegiatan belajar
yang akan ditempuh.
Dengan demikian, apa yang dilihat siswa mengenai keterampilan
mengajar yang dilakukan oleh guru dapat mempengaruhi persepsi
siswa tentang keterampilan mengajar guru tersebut. Dalam persepsi
adakalanya persepsi tersebut baik dan adakalanya juga persepsi tersebut
buruk. Bila rangsangan yang diterima siswa itu baik menurut siswa
tersebut, maka peserta didik akan mempersepsi keterampilan mengajar
guru tersebut baik dan akan berakibat baik pada hasil belajarnya.
33 . Sudarwan Danim, Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: CV. Alfabeta,2010), h.1.
42
Jadi yang dimaksud dengan persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru PAI adalah proses pandangan atau pengindraan siswa
terhadap keterampilan guru sehingga bayangan keterampilan yang ada
pada diri seorang guru dapat mempengaruhi pandangan siswa, sehingga
keterampilan guru tersebut disadari dan dimaknai oleh individu (siswa)
yang mempersepsi. Misalnya tentang keterampilan guru PAI tersebut
adalah keterampilan merencanakan dan mempersiapkan pembelajaran,
keterampilan menyajikan materi islami dan keterampilan menilai hasil
belajar siswa secara otentik. dan lain sebagainya. Maka persepsi siswa
tentang keterampilan guru PAI tersebut misalnya (1) Daya ingat siswa saat
guru menyampaikan materi (2) Tanggapan siswa saat guru menerangkan
pelajaran (3) Perhatian siswa saat guru memberikan pertanyaan
h. Aspek – aspek keterampilan mengejar
Keterampilan dasar mengajar (teaching skills), merupakan suatu
karakteristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan.
Keterampilan ini pada dasarnya berupa perilaku bersifat mendasar dan
khusus yang harus dimiliki guru sebagai modal awal untuk
melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan
professional di sekolah. 34
34 . Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), h.80.
43
Guru merupakan suatu profesi yang berarti, dan tidak dapat
dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. 35 Guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Terdapat 8 keterampilan dasar
mengajar guru, yaitu :
1) Keterampilan bertanya;
2) Keterampilan memberi penguatan;
3) Keterampilan mengadakan variasi;
4) Keterampilan menjelaskan;
5) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran;
6) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil;
7) Keterampilan mengelola kelas;
8) Keterampilan mengajar perseorangan. 36
i. Integrasi Antara Keterampilan Mengajar dengan EEK
(Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi) dalam Pembelajaran
Integrasai berarti menyatupadukan, integrasi antara
keterampilan mengajar dengan EEK dalam pembelajaran adalah
menyatupadukan antara keterampilan mengajar dengan EEK dalam
suatu pembelajaran guna mencapai tujuan dari permbelajaran tersebut.
35 . Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 15.36 . Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2011), h. 74.
44
Dalam pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari
RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dari kegiatan-kegiatan di atas
akan dijabarkan sebagai berikut :
1. Kegiatan Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
Yang akan dijabarkan EEK :
a. Eksplorasi;
b. Elaborasi;
c. Konfirmasi.
3. Kegiatan Penutup
3. Hasil Pembelajaran Siswa
a. Pengertian Hasil Pembelajaran Siswa
Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah
pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang
baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam
mencapai tujuannya. Hasil belajar yang baik hanya dicapai melalui
proses belajar yang baik pula. Jika proses belajar tidak optimal sangat
sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang baik.
Menurut Hamalik bahwa hasil belajar menunjukkan kepada
45
prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya
derajat perubahan tingkah laku peserta didik. 37
Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku dan pengalaman hidupnya dari hasil interaksi dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. 38
Perubahan yang terjadi itu akibat dari kegiatan belajar yang
telah dilakukan oleh individu. Perubahan ini adalah hasil yang telah
dicapai dari proses belajar. Jadi, untuk mendapatkan hasil belajar
dalam bentuk ‘perubahan’ harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi
oleh faktor dari dalam individu maupun luar individu. Namun, proses
di sini tidak dapat dilihat karena bersifat psikologis. Hanya saja dapat
dilihat ketika seorang telah berhasil dalam belajar. Oleh karena itu, proses
telah terjadi dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan dari hasilnya,
karena aktifitas belajar yang telah dilakukannya. 39
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya
proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan
oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada satu pokok
bahasan.
37 . Umar Hamalik , Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 12738 . Syaiful Bahri Djamarah. Psikologi Belajar, (Jakarta, Rineka Cipta, 2002), h. 1339 . M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, Remaja Posdakarya, 2007), h. 107
46
Sedangkan pembelajaran yang diidentikkan dengan kata
”mengajar” berasal dari kata dasar ”ajar” yang berarti petunjuk yang
diberikan kepada orang supaya diketahui, jika ditambah awalan ”pe” dan
akhiran ”an” menjadi ”pembelajaran” yang berarti proses, perbuatan, cara
mengajar atau mengajarkan sehingga menjadikan peserta didik belajar. 40
Pembelajaran juga memiliki arti belajar, yaitu aktivitas perubahan
tingkah laku. Perubahan tingkah laku yang dimaksud itu nyata memiliki
arti yang sangat luas yaitu perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi
tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. 41
Pendidikan Agama Islam adalah satu mata pelajaran yang
diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan besar dari pelaksanaan
Pendidikan Islam.
Pendidikan Agama Islam adalah satuan mata pelajaran yang ada di
lembaga-lembaga pendidikan umum (dibawah naungan Diknas)
yang posisinya berdasarkan UU Sisdiknas sama dengan mata pelajaran
lain.
40 . Hamzah B. Uno, Nurdin Muhammad, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM,,(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 142
41 . Roestiyah, N.K, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Aksara, 1989), h. 12
47
b. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil
Pembelajaran Siswa.
Keberhasilan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dipengaruhi banyak faktor dan apabila ingin mencapai pembelajaran
yang efektif, tentu saja harus memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil pembelajaran tersebut. Secara garis besar faktor-
faktor yang mempengaruhi hasil pembelajaran dapat dibagi menjadi dua
bagian besar yaitu faktor internal dan eksternal.
a) Faktor Internal
Faktor ini merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu atau
siswa itu sendiri. Faktor internal terdiri dari faktor biologis dan psikologis.
1) Faktor Biologis
Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan
keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan
jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan dengan faktor
biologis ini.
Pertama adalah kondisi fisik yang normal yaitu kondisi fisik
yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai
sesudah lahir sudah tentu merupakan hal yang sangat menentukan
keberhasilan proses pembelajarannya, yang meliputi otak, panca
indra, anggota tubuh seperti tangan dan kaki, organ-organ tubuh
bagian dalam yang akan menentukan kondisi kesehatan seseorang.
48
Kedua, kondisi kesehatan fisik, yaitu dalam menjaga kesehatan fisik
ada beberapa hal yang sangat diperlukan. Hal-hal tersebut di
antaranya adalah makan minum harus teratur serta memenuhi
persyaratan kesehatan, olahraga secukupnya, dan istirahat
yang cukup. 42
Di samping kondisi-kondisi di atas, merupakan hal yang penting juga
memperhatikan kondisi panca indera. Panca indera merupakan pintu
gerbang ilmu pengetahuan (fire serve are the golden gate of
knowledge). Artinya kondisi panca indera tersebut memberikan
pengaruh pada proses dan hasil belajar. Dengan memahami kelebihan
dan kelemahan panca indera dalam memperoleh pengetahuan dan
pengalaman akan mempermudah dalam memilih dan menentukan
jenis rangsangan atau stimulasi dalam proses belajar. 43
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi dalam suatu pembelajaran
ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental
seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang suatu pembelajaran
adalah kondisi mental yang mantap dan stabil.
Sikap mental yang positif dalam proses belajar mengajar itu misalnya
42 . Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara, 2004 ), h. 1143 . Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka, 2003), h. 116
49
ada sebuah ketekunan dalam belajar, tidak mudah putus asa, atau
frustasi dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan, tidak mudah
terpengaruh untuk lebih mementingkan kesenangan dari pada belajar,
berani bertanya, selalu percaya diri.
Selain itu pula ada hal-hal yang mempengaruhinya adalah faktor
intelegensi atau tingkat kecerdasan anak, perhatian, minat dan bakat,
motif dan motivasi, kognitif dan daya nalar. 44
Pertama, intelegensi. Intelegensi adalah (1) kemampuan
menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat
dan efektif, (2) kemampuan menggunakan konsep abstrak secara
efektif, (3) kemampuan memahami pertalian dan belajar dengan cepat
sekali. Ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan, tidak terpisahkan
satu dengan yang lainnya. Pemisahan tersebut hanya menekankan
aspek-aspek yang berbeda dari sisi prosesnya. Proses belajar
merupakan proses yang kompleks, maka aspek intelegensi ini tidak
menjamin hasil belajar seseorang. Intelegensi hanya sebuah potensi,
artinya seorang yang memiliki intelegensi tinggi mempunyai peluang
besar untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
44 . Thursan Hakim, Op. Cit , h. 11-20
50
Kedua, perhatian. Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,
jiwa semata-mata tertuju kepada suatu obyek ataupun sekumpulan
obyek. Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka peserta
didik harus dihadapkan pada obyek-obyek yang dapat menarik
perhatian peserta didik, jika tidak, maka perhatian peserta didik tidak
akan terarah pada atau fokus pada obyek yang sedang dipelajari.
Ketiga, minat dan bakat. Minat diartikan sebagai kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata setelah melalui belajar dan
berlatih. 45
Keempat, motif dan motivasi. Kata motif diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada
umumnya dalam setiap diri manusia terdapat dua motif, yaitu: (1)
intrinsic motive: motif yang sudah ada dalam diri yang sewaktu-
waktu akan muncul tanpa ada pengaruh dari luar. (2) extrinsic
motive: motif yang datang dari luar diri, yakni karena ada pengaruh
situasi lingkungannya. 46
45 . Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: GaungPersada Press, 2012), h. 26-27
46 . Aminuddin Rasyad, Op. Cit, h. 86
51
Motivasi berari dorongan peserta didik untuk terdorong melakukan
kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Kelima, kognitif dan daya nalar. Pembahasan mengenai ini meliputi
tiga hal yakni: persepsi, mengingat dan berfikir. Persepsi adalah
penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya.
Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, di mana orang
menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa yang lampau
atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh melalui pengalamannya
di masa lampau. Berfikir yaitu guru berusaha untuk membawa para
peserta didik kepada pemahaman yng realistik. Penalaran adalah
kekuatan mental yang berkaitan dengan pembentukan kesimpulan dan
penilaian. 47
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang bersumber dari luar individu
itu sendiri. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan sekolah, faktor
lingkungan masyarakat, dan faktor waktu.
1) Faktor Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan hasil
pembelajaran peserta didik, seperti guru, administrasi, dan teman-
teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang peserta
47 . Yudhi Munadi, Op. Cit, h. 30-31
52
didik. Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi
bagi peserta didik untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku
yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau
administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar. Hal
yang paling mempengaruhi hasil belajar para peserta didik di sekolah
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta
didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, fasilitas, sarana
prasarana pembelajaran, waktu sekolah yang tepat, tata tertib atau
disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. 48
2) Faktor Lingkungan Keluarga
Faktor lingkungan keluarga ini merupakan lingkungan yang pertama
dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang
dan tentu saja merupakan faktor pertama dan utama dalam
menentukan hasil belajar seseorang.
Di antaranya adalah adanya suasana dan hubungan harmonis di antara
sesama anggota keluarga, lingkungan rumah yang cukup tenang,
keadaan sosial ekonomi keluarga yang cukup, cara mendidik
anak yang benar, adanya perhatian dan pengertian yang besar dari
orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak-
anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.
Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak
48 . Slamet, Op. Cit, h. 64
53
rumah), pengelolaan keluarga, semuannya dapat memberi dampak
terhadap aktivitas belajar peserta didik. Hubungan antara anggota
keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan
membantu peserta didik melakukan aktivitas belajar dengan baik.
3) Faktor Lingkungan Masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal akan memengaruhi
belajar peserta didik. Seorang peserta didik hendaknya dapat memilih
lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar.
Lingkungan peserta didik yang kumuh, banyak pengangguran dan
anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajarpeserta
didik, paling tidak peserta didik kesulitan ketika memerlukan teman
belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan
belum dimilkinya. Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan
belajar di antaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal,
seperti: kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan
lain-lain. 49
Oleh karena itu, sebagai peserta didik yang baik harus mampu dan
dapat memilih lingkungan masyarakat yang dapat menunjang
keberhasilan belajar dan lingkugan yang dapat menghambat
keberhasilan belajar, di antaranya memilih teman bergaul yang benar,
media masa yang mendukung, kegiatan lain yang berdampak positif,
49 . Slameto Op. Cit, h. 65
54
dan cara hidup lingkungan yang baik. 50
c. Faktor-faktor Pendukung Hasil Pembelajaran Siswa
Upaya dalam meningkatkan hasil pembelajaran Pendidikan
Agama Islam memang sudah sejak lama dilakukan. Beberapa aspek
yang menjadi sasaran dalam upaya tersebut adalah meningkatkan
kemampuan guru sehubungan dalam proses belajar mengajar.
Meningkatkan kemampuan kepala sekolah sehubungan dengan
pengelolaan dan manajemen sekolah. Pembentukan komite
sekolah/majelis madrasah sebagai upaya mengikutsertakan
masyarakat dalam meningkatkan mutu pelayanan (dengan
memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan, tenaga,
sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan)
Dalam meningkatkan keberhasilan Pendidikan Agama Islam,
maka kriteria yang digunakan tercapainya tujuan Pendidikan
Agama Islam yang membentuk perilaku dan kepribadian individu
sesuai dengan prinsip-prinsip dan konsep Islam dalam mewujudkan
nilai-nilai moral agama sebagai landasan pencapaian tujuan
pendidikan tersebut. Untuk mencapai keberhasilan Pendidikan Agama
terdapat berbagai faktor yang saling terkait dan mempengaruhi di
50 . Roestiyah, N.K, Op. Cit, h. 151-156
55
antaranya :
a) Kurikulum
Penerapan kurikulum dengan memanfaatkan serta melibatkan
lingkungan tertentu di masyarakat dalam kegiatannya secara terpadu,
dipandang sangat perlu secara konsepsional maupun secara
operasional. Secara konsepsional keterpaduan pelaksanaan
kurikulum Pendidikan Agama Islam didasarkan pada
mengembangkan kemampuan dasar kehidupan beragama agar
menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Alah
SWT, hanya mungkin dikembangkan secara kontinu dalam
kehidupan sehari-hari.
Aspek belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual saja,
tetapi melibatkan totalitas mental dan fisik secara menyeluruh.
Karenanya belajar merupakan perjalanan panjang dengan waktu serta
lingkungan yang saling mendukung. Setting belajar yang naturalistik
ternyata lebih efektif dalam pencapaian hasil dibandingkan dengan
setting belajar di kelas dengan pendekatan yang verbalistik 51. Upaya
untuk mensintesis dan internalisasi nilai-nilai religius agar menjadi
suatu sistem nilai yang mantap dan mendalam sehingga benar-benar
menjadi sesuatu yang dipedomani dalam kehidupan sehari-hari perlu
memperhatikan prinsip- prinsip: kontinuitas, relevansi dan efektif
51 . Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2004), h. 180
56
dalam pengembangannya.
Penerapan kurikulum Pendidikan Agama Islam bisa dilakukan
dalam bentuk kerjasama antara guru-guru dengan orang tua murid.
Hubungan kerjasama ini dapat berbentuk informal individual atau
formil organisatoris. Bentuk kerja sama informal individual yaitu
kedua belah pihak menjalin kerjasama dalam hal Pendidikan
Agama Islam bagi peserta didik mereka. Sedangkan formil
organisatoris, bentuk ini direalisasi dalam ikatan organisasi seperti
badan pembantu penyelanggara pendidikan (komite sekolah/majelis
madrasah). Badan ini bukan hanya terlibat dalam urusan yang
menyangkut fisik serta biaya pendidikan saja, melainkan terlibat pula
dalam upaya-upaya perbaikan serta peningkatan kualiatas hasil
pendidikan. 52
Bentuk kedua dalam penerapan kurikulum Pendidikan
Agama Islam secara terpadu adalah kerjasama antara sekolah dan
masyarakat dengan lembaga-lembaga pendidikan non formal yang ada
di masyarakat, seperti masjid dan musholla, pesantren dan guru-
guru agama Islam sebagai play maker-nya. Pelaksanaan
Pendidikan Agama Islam di mushalla dan masjid lebih mengarah
kepada penerapannya dengan pendekatan afektif pikomotorik serta
52 . Ibid., h. 182
57
didukung oleh setting pendidikan yang naturalistik. Kondisi seperti ini
diharapkan akan mampu manutup kesenjangan kurikulum PAI yang
dikembangkan di sekolah. 53
b) Guru
Guru adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
keberhasilan pendidikan. Kualitas pelajaran yang sesuai dengan
rambu- rambu Pendidikan Agama Islam dipengaruhi pula oleh sikap
guru yang kreatif untuk memilih dan melaksanakan berbagai
pendekatan dan model pembelajaran. Karena profesi guru menuntut
sifat kreatif dan kemauan mengadakan improvisasi. Oleh karena itu
guru harus menumbuh dan mengembangkan sikap kreatifnya dalam
mengelola pembelajaran dengan memilih dan menetapkan berbagai
pendekaan, metode dan media pembelajaran yang relevan dengan
kondisi peserta didik dan pencapaian kompetensi karena guru
harus menyadari secara pasti belumlah ditemukan suatu
pendekatan tunggal yang berhasil menangani semua peserta didik
untuk mencapai berbagai tujuan.
Upaya guru agama dalam menerapkan pola kerjasama dalam
pembinanan Pendidikan Agama Islam pada sekolah didasari oleh
persepsi mereka bahwa penerapan kurikulum Pendidikan Agama
53 . Syaiful Bahri Djamarah. Op. Cit, .h. 147
58
Islam pada sekolah sulit sekali untuk mencapai keberhasilannya jika
tidak disertai dengan kegiatan para peserta didik mengikuti
Pendidikan Agama Islam di masyarakat. Perjalanan panjang serta
rutinitas akan sangat berarti bagi keberhasilannya. 54
Tanggung jawab guru yang terpenting ialah merencanakan dan
menuntut peserta didik melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Guru
harus mampu membimbing murid agar mereka memperoleh
keterampilan- keterampilan, pemahaman, perkembangan berbagai
kemampuan, kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan perkembangan
sikap yang serasi. Oleh karena itu dia harus melakukan banyak hal
agar pengajarannya berhasil, antara lain :
1) Mempelajari setiap peserta didik di kelasnya;
2) Merencanakan, menyediakan dan menilai bahan-bahan belajar
yang akan ada atau yang telah diberikan;
3) Memilih dan menggunakan metode mengajar yang sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai, kebutuhan dan kemampuan
murid dan bahan yang akan diberikan;
4) Mengatur dan menilai kemajuan murid. 55
54 . Umar Hamalik, Op. Cit, h. 12655 . Umar Hamalik, Op. Cit, h. 127
59
Bimbingan kepada peserta didik diberikan agar mereka mampu
mengenal dirinya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mampu
mengahadapi kenyataan dan memiliki stamina emosional yang
baik sangat diperlukan. Mereka perlu dibimbing ke arah terciptanya
hubungan pribadi yang baik dengan temannya di mana perbuatan dan
perkatan guru menjadi contoh yang hidup. Guru perlu
menghormati pribadi anak, supaya mereka menjadi pribadi yang
tahu akan hak-hak orang lain. Kebiasaan, sikap dan apresiasinya harus
dikembangkan, hingga pada waktunya mereka menjadi manusia
yang mengerti hak dan tanggung jawab sebagai anggota masyarakat
yang berdiri sendiri.
Dalam teori pendidikan barat tugas guru tidak hanya mengajar,
sama saja dengan tugas guru dalam Pendidikan Islam. Perbedaannya
ialah tugas-tugas itu dikerjakan mereka untuk mencapai tujuan
pendidikan sesuai dengan keyakinan filsafat mereka tentang
manusia yang baik menurut mereka. Sikap demokratis, sikap
terbuka, misalnya dibiasakan dan di contohkan mereka kepada murid
hal ini kelihatan terutama dalam metode mengajar yang mereka
gunakan, juga dalam perilaku guru-guru di Barat. Dalam literatur
Pendidikan Islam, tugas guru ternyata bercampur dengan syarat dan
sifat guru.
60
Ada beberapa pernyataan tentang tugas guru yang dapat
disebutkan di sini, yang diambil dari uraian penulis Muslim tentang
syarat dan sifat guru, misalnya sebagai berikut:
1. Guru harus mengetahui karakter murid;
2. Guru harus selalu berusaha meningkatkan keahliannya dalam
bidang yang diajarkan maupun dalam cara mengajarkannya;
3. Guru harus mengamalkan ilmunya jangan berbuat dengan ilmu
yang tidak diajarkannya. 56
c) Materi
Agar penjabaran dan penyesuaian kemampuan dasar tidak
meluas dan melebar, maka perlu diperhatikan kriteria untuk
menyeleksi materi yang akan dijabarkan. Kriteria tersebut antara
lain:
1. Valid
Materi yang dituangkan dalam pembelajaran benar-benar telah
teruji kebenaran dan keshahihannya. Pengertian ini juga berkaitan
dengan keaktualan meteri, sehingga materi yang diberikan
dalam pembelajaran tidak ketinggalan zaman dan memberikan
konstribusi untuk pemahaman kedepan.
2. Tingkat kepentingan
Dalam memilih materi harus selalu dipertimbangkan sejauh mana
materi tersebut penting untuk dipelajari. Dengan demikian
56 . Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Isla, ( Bandung: Rosdakarya, 2001), h79
61
materi yang dipilih untuk diajarkan tentunya memang benar-benar
diperlukan oleh peserta didik.
3. Kebermanfaatan
Manfaat harus dilihat dari semua sisi, baik secara akademis artinya
guru harus yakin bahwa materi yang akan diajarkan dapat
memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan
dikembangkan lebih lanjut. Bermanfaat secara non
akdemis, maksudnya adalah bahwa materi yang akan diajarkan
dapat mengembangkan kecakapan hidup yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. 57
4. Layak dipelajari
Materi memungkinkan untuk dipelajari, baik aspek tingkat
kesulitannya (tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit)
maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfataan bahan ajar dan
kondisi setempat.
5. Menarik minat
Materi yang diberi hendaknya menarik minat dan dapat
memotivasi peserta didik untuk mempelajari lebih lanjut. Setiap
materi yang diberikan kepada peserta didik harus
mampu menumbuhkembangkan rasa ingin tahu, sehingga
memunculkan dorongan untuk mengembangkan sendiri
57 . Ibid., h. 80
62
kemampuan mereka.58
Pengorganisasian materi pada hakekatnya adalah kegiatan
mensiasati proses pembelajaran dengan perancangan rekayasa
terhadap unsur-unsur instrumental melalui upaya
pengorganisasian yang rasioanal dan menyeluruh. Kronologi
pengorganisasian materi mencakup tiga tahap kegiatan yaitu
perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Perencanaan terdiri dari
perencanaan persatuan waktu dan perencanaan persatuan bahan
ajar.
Perencanaan persatuan waktu terdiri dari program
tahunan dan program semester. Perencanaan persatuan bahan ajar
dibuat berdasarkan satu kebulatan bahan ajar yang data
disampaikan dalam satu atau beberapa kali pertemuan.
Pelaksanaan terdiri dari langkah-langkah pembelajaran di dalam
atau di luar kelas, mulai dari pendahuluan, penyajian dan penutup.
Penilaian merupakan proses yang dilakukan terus menerus sejak
perencanaan, pelaksanaan dan setelah pelaksanaan pembelajaran
tiap pertemuan, satuan bahan ajar, maupun satuan waktu.
58 . Abdul Majid, Op. Cit, h. 96
63
Setiap materi yang diajarkan kepada peserta didik
mengandung nilai- nilai yang terkait dengan perilaku kehidupan
sehari-hari, misalnya mengajarkan materi ibadah yaitu “wudhu”,
selain keharusan menyampaikan air pada semua anggota wudhu
di dalamnya juga terkandung nilai-nilai bersih. Nilai-nilai inilah
yang harus ditanamkan kepada peserta didik dalam Pendidikan
Agama.
Sebagaimana diketahui bahwa ajaran Islam meliputi:
masalah Keimanan (Akidah), masalah Keislaman (Syariah), dan
masalah Ikhsan (Akhlak). Ketiga kelompok ilmu agama
tersebut kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum
Islam yaitu Alqur’an dan Alhadits, serta ditambah dengan Sejarah
Islam (Tarikh). Sehingga secara berurutan: Ilmu Tauhid/Keimanan,
Ilmu Fiqh, Al-Quran, Al-Hadits, Akhlak dan Tarikh Islam59.
Lingkup maupun sajian materi pokok pendidikan agama
sebenarnya telah dicontohkan oleh Luqman ketika mendidik
puteranya sebagaimana digambarkan dalam Alquran Surat Luqman
13.14,17,18 dan 19 sebagai berikut :
59 . Zuhairini dan Abdul Gahfir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2004), h. 49
64
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktuia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamumempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalahbenar-benar kezaliman yang besar".
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orangibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yangbertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlahkepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulahkembalimu. (QS. Luqman 31 : 13 dan 14). 60
Artinya : “ Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yangmungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (olehAllah).”
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karenasombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagimembanggakan diri.
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS. Luqman 31 :17, 18 dan 19). 61
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa Luqman memulai
nasehatnya dengan menekankan perlunya menghindari syirik
/mempersekutukan Allah. Larangan ini sekaligus mengandung pengajaran
60 . Departemen Agama RI, Alqur’an dan terjemahnya Juz 1 – Juz 30, (Surabaya, MekarSurabaya, 2002), h. 581
61 . Ibid, h. 582
65
tentang wujud dan keEsaan Tuhan. Bahwa redaksi pesannya berbentuk
larangan, jangan mempersekutukan Allah untuk menekankan perlunya
meninggalkan sesuatu yang buruk sebelum melaksanakan yang baik.
Di antara hal yang menarik dari pesan-pesan ayat di atas dan ayat
sebelumnya adalah bahwa masing-masing pesan disertai dengan
argumennya: “jangan mempersekutukan Allah sesungguhnya
mempersekutukan Allah adalah penganiyaan yang besar”. Sedang
ketika mewasiati anak menyangkut orang tuanya ditekankannya bahwa
“ibunya telah mengandungnya dalam keadaan kelemahan diatas
kelemahan dan menyapihnya didalam didalam dua tahun”.
Demikianlah seharusnya materi petunjuk atau materi
pendidikan yang disajikan. Dibuktikan kebenarannya dengan argumentasi
yang dipaparkan atau yang dapat dibuktikan oleh manusia melalui
penalaran akalnya. Metode ini bertujuan agar manusia merasa bahwa ia
ikut berperan dalam menemukan kebenaran dan dengan demikian ia
merasa memilikinya serta bertanggung jawab mempertahankannya. 62
Luqman melanjutkan nasehatnya kepada anaknya yang dapat
menjamin kesinambungan tauhid serta kehadiran Ilahi dalam kalbu
sang anak. Sifat Luqman di atas menyangkut hal-hal yang berkaitan
62 . M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 131
66
dengan amal- amal shaleh yang puncaknya adalah shalat, serta amal-amal
kebajikan yang tercermin dalam amar ma’ruf dan nahi munkar, juga
nasehat berupa perisai yang membentengi seseorang dari kegagalan yaitu
sabar dan tabah.
Demikian Luqman Al-Hakim mengakhiri nasehat yang
mencakup pokok-pokok tuntunan agama. Di sana ada akidah, syari’at dan
akhlak, tiga unsur ajaran Al-Qur’an. Di sana ada akhlak terhadap Allah,
terhadap pihak lain dan terhadap diri sendiri. Ada juga perintah bijaksana,
serta perintah bersabar, yang merupakan syarat mutlak meraih sukses,
duniawi dan ukhrawi. Demikian luqman al-Hakim mendidik anak-Nya
bahkan memberi tuntunan kepada siapapun yang ingin menelusuri jalan
kebajikan. 63
d) Metode
Dalam Pendidikan Agama Islam faktor metode adalah faktor
yang tidak bisa diabaikan, karena turut menentukan hasil pembelajaran
dan tujuan Pendidikan Agama Islam. Hubungan antara tujuan dan metode
Pendidikan Agama Islam dikatakan merupakan hubungan sebab akibat.
Artinya, jika metode digunakan dengan baik dan tepat, maka tujuan
pendidikan besar kemungkinan akan dapat dicapai.
63 . Ibid., h. 140
67
Seorang pendidik yang selalu berkecimpung dalam proes belajar
mengajar, kalau menginginkan agar tujuan dapat dicapai secara efektif
dan efisien, maka hanya dengan penguasaan materi tidaklah mencukupi.
Ia harus menguasai berbagai metode penyampaian materi yang tepat
dalam proses belajar mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan dan
kemampuan peserta didik yang menerima. Perlu disadari sangat sulit
menyebutkan metode mengajar mana yang baik, yang paling sesuai dan
efektif. Hal tersebut erat hubungannya degan kemampuan guru untuk
mengoraganisasi, memilih dan menggiatkan seluruh program kegiatan
belajar mengajarnya. Sesuai dengan kekhususan yang ada pada masing-
masing materi pelajaran, baik sifat maupun tujuan, maka diperlukan
metode yang berlainan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
lainnya. 64
Agar pelajaran menarik minat, guru harus menyampaikan materi
dengan metode yang bervariasi. Setiap metode memiliki keunggulan dan
kelemahan masing-masing. Metode ceramah misalnya, hanya tepat untuk
digunakan ketika guru hendak mengajarkan fakta-fakta baru yang perlu
diketahui oleh peserta didik, sedangkan metode tanya jawab dan diskusi
lebih tepat digunakan ketika peserta didik sudah mengetahui sejumlah
fakta yang akan diajarkan. Jika peserta didik memerlukan informasi
melalui pembuktian, maka pembelajaran akan lebih tepat dilakukan
64 . Zuhairini dan Abd Ghafir, Op. Cit. h. 57
68
melalui model penelaahan. Karena itu pada prinsipnya metode
pembelajaran Agama dapat dilakukan secara efektif yakni
menggabungkan sejumlah metode secara proporsional.
Tugas guru hanya menfasilitasi saja kebutuhan peserta didik
yang telah mampu dibangkitkan semangat belajarnya dengan menggali
potensi sendiri. Guru hanya menerangkan sedikit tentang sesuatu, lalu
peserta didik menggali, mancari, menghubungkan sesuatu keterangan
singkat guru dengan hal-hal lain yang telah dimiliki peserta didik
sehingga terjadi kontak dua arah yang akhirnya berjalan secara terpadu.
Dalam komposisi pelajaran seperti ini yang lebih aktif dan dominan justru
berada pada pihak peserta didik.65 Dengan pembelajaran yang demikian
itu guru lebih banyak berperan untuk memberi motivasi kepada peserta
didik. Semangat juang peserta didik dibangkitkan, wawasan pandang
kedepan dibukakan oleh guru sehingga peserta didik tergugah untuk
mencari dan menggali hal-hal yang mungkin bisa ditemukan peserta didik
lewat diskusi dengan teman, membaca di perpustakaan atau mencari
sumber-sumber lain yang lebih relevan.
e) Sarana dan Fasilitas
Sarana berfungsi untuk memudahkan terjadinya proses
pembelajaran. Oleh karenanya hendaklah dipilih sarana yang memiliki
65 . Nursisto, Peningkatan Prestasi Sekolah Menengah, (Jakarta: Insan Cendekia, 2002), h.51
69
ciri sebagai berikut:
1) Menarik perhatian dan minat peserta didik;
2) Meletakkan dasar-dasar untuk memahami sesuatu hal secara konkret
yang sekaligus mencegah dan mengurangi verbalisme;
3) Merangsang tumbuhnya pengertian atau usaha pengembangan nilai-
nilai;
4) Berguna dan multi fungsi;
5) Sederhana, mudah digunakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri atau
diambil dari lingkungan sekitar. 66
Pendidikan agama sebagaimana pendidikan lainnya juga
membutuhkan sarana dan fasilitas. Bila di sekolah ada laboratorium IPA,
Biologi, Bahasa, maka sebetulnya sekolah juga membutuhkan
laboratorum di samping masjid. Laboratorium tersebut dilengkapi dengan
sarana dan fasilitas yang membawa peserta didik untuk lebih menghayati
agama, mislanya video yang bernafaskan keagamaan, musik dan
nyanyian keagamaan, syair dan puisi keagamaan, alat-alat peraga
Pendidikan Agama, foto-foto yang bernafaskan keagamaan, dan lain
sebagainya yang merangsang emosional peserta didik.67
Sarana lain penting untuk dilengkapi adalah buku bacaan
keagamaan yang tersedia di perpustakaan sekolah maupun di perpustakaan
66 . Abdul Majid, Op. Cit. h. 9767 . Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam System Pendidikan Nasional Di
Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 40
70
masjid. Kebanyakan, penambahan jumlah buku keagamaan lebih lambat
jika dibandingkan dengan penambahan jumlah buku umum. Demikian
pula kekayaan buku yang tersimpan di perpustakaan masjid masih sangat
terbatas.
Media atau alat bantu juga termasuk bagian sarana dan
fasilitas yang harus dipenuhi. Media ini disusun berdasarkan prinsip
bahwa pengetahuan yang ada pada tiap manusia itu diterima atau
ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indra yang digunakan
untuk menerima sesuatu maka semakin benyak dan semakin jelas pula
pengertian/pengetahuan yang diperoleh.
Seseorang atau masyarakat didalam proses pendidikannya dapat
memperoleh pengalaman/pengetahuan melalui media atau alat bantu
pendidikan. Tetapi masing-masing alat mempunyai intensitas yang
berbeda-beda dalam membantu persepsi seseorang. 68
f) Evaluasi
Evaluasi berkelanjutan penting untuk dilakukan oleh para
pendidik. Hal tersebut dikarenakan, salah satu penyebab lemahnya
pendidikan agama di sekolah adalah kurang terukurnya aspek-aspek
kemajuan belajar yang mewakili sikap dan nilai. Sementara ini, evaluasi
68 . Soekidjo Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Rineka Cipta,2003), h. 71
71
melalui tes sering dijadikan tujuan pembelajaran, padahal tes hanya
merupakan salah satu tujuan antara (mean) dalam mengidentifikasi
kemampuan akdemis peserta didik.
Dalam konteks pembelajaran nilai-nilai agama evaluasi
berkelanjutan menjadi perhatian utama. Fokus utamanya adalah
internalisasi nilai pada peserta didik melalui pengembangan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai. Oleh karena itu, selain evaluasi yang
berjangka pendek, pendidikan agama perlu mengembangkan evaluasi
jangka panjang untuk menilai kemajuan perilaku peserta didik pada kurun
waktu tertentu. Beberapa teknik evaluasi yang dapat dikembangkan
adalah teknik portofoliio, penugasan, penilaian penampilan, penilaian
sikap, penilaian hasil karya dan tes. 69
Evaluasi yang digunakan selama ini hanya berorientasi terhadap
penilaian kognitif semata sudah harus diubah kepada evaluasi yang
berorientasi kepada penilaian afektif dan psikomotorik. Disamping tetap
melaksanakan penilaian kognitif. Sudah perlu direncanakan salah satu
bentuk evaluasi dengan mempergunakan pendekatan afektif dan
psikomotorik. 70
Kegiatan belajar adalah interaksi antar peserta didik dan pengajar,
dan antar peserta didik dan media pembelajaran. Hasil belajar tampak ada
69 . Rohmat Mulyan, Mengartikulasikan , (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 20770 . Haidar Putra Daulay, Op. Cit, h. 41
72
perubahan perilaku para peserta didik pada akhir kegiatan pembelajaran.
Semua upaya dan pengembangan kegiatan dan sistem pembelajaran dapat
dinyatakan berhasil atau tidak berhasil setelah dilakukan evaluasi
terhadap perubahan perilaku peserta didik.
d. Usaha-Usaha Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pembelajaran Siswa
a. Mengembangkan Profesionalisme Guru
Guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pendidikan. Kualitas pembelajaran yang sesuai dengan rambu-rambu
Pendidikan Agama Islam dipengearuhi pula oleh sikap guru yang kreatif
untuk memilih dan melaksanakan berbagai pendekatan dan model
pembelajaran. Oleh karena itu guru harus menumbuhkan dan
mengembangkan sikap kreatifnya dalam mengelola pembelajaran dengan
memilih dan menetapkan berbagai pendekatan, metode, media
pembelajaran yang relevan dengan kondisi peserta didik dan pencapaian
kompetensi, karena guru harus menyadari secara pasti belumlah
ditemukan suatu pendekatan tunggal yang berhasil menangani semua
peserta didik untuk mencapai berbagai tujuan.
Tatty S.B. Amran, mengatakan bahwa pengembangan profesional
diperlukan KASAH. KASAH adalah akronim dari Knowledge
(pengetahuan), Ability (kemampuan), Skill (keterampilan), Attitude (sikap
73
diri) dan Habit (kebiasaan diri). 71
1) Knowledge (Pengetahuan)
Dalam mengembangkan profesionalisme, menambah dan mengasah
pengetahuan adalah wajib. Karena tanpa diasah (dengan cara
diamalkan), pengetahuan yang banyak tidak akan ada manfaatnya.
Dalam pengembangan profesionalisme guru, menambah ilmu
pengetahuan adalah mutlak. Kita harus mempelajari segala macam
pengetahuan, akan tetapi kita juga harus mengadakan skala prioritas.
Karena dalam menunjang keprofesionalan guru, menambah ilmu
tentang keguruan sangat perlu, namun bukan berarti hanya
mempelajari satu disiplin ilmu pengetahuan saja. Semakin banyak ilmu
pengetahuan yang dipelajari, semakin banyak pula wawasan tentang
berbagai ilmu. 72
2) Ability (Kemampuan)
Kemampuan terdiri dari dua unsur, yaitu yang bisa dipelajari dan
alamiah. Pengetahuan dan keterampilan adalah unsur kemampuan yang
bisa dipelajari, sedangkan yang alamiah orang menyebutnya dengan
bakat. Jika orang hanya mengandalkan bakat saja tanpa mempelajari
dan membiasakan kemampuannya, maka dia tidak akan berkembang.
Karena bakat hanya sekian persen saja dalam menuju keberhasilan.
Sedangkan orang yang berhasil dalam pengembangan
71 . Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, (Jogjakarta: Prismashophie, 2004),h. 139-142
72 . Ibid., h. 148
74
profesionalisme ditunjang oleh ketekunan dalam mempelajari dan
mengasah kemampuannya. Kemampuan yang paling dasar yang
diperlukan adalah kemampuan dalam mengantisipasi perubahan yang
terjadi. Oleh karena itu seorang guru yang profesional harus
mengantisipasi perubahan itu dengan banyak membaca supaya
bertambah ilmu pengetahuannya.
3) Skill (Keterampilan)
` Keterampilan (skill) merupakan salah satu unsur kemampuan yang
dapat dipelajari pada unsur penerapannya. Suatu keterampilan
merupakan keahlian yang bermanfaat untuk jangka panjang.
Sebetulnya banyak sekali keterampilan yang dibutuhkan dalam
pengembangan profesionalisme, tergantung pada jenis pekerjaan
masing-masing. 73
4) Attitude (Sikap Diri)
Sikap diri seseorang terbentuk oleh suasan lingkungan yang
mengitarinya. Seorang anak mulai belajar tentang dirinya melalui
lingkunga yang terdekat, yaitu orang tua. Menurut Zuhairini,
kepribadian adalah hasil dari sebauh proses sepanjang hidup.
Kepribadian bukan terjadi secara tiba-tiba, akan terbentuk melalui
perjuangan hidup yang sangat panjang. Faktor pendidikan sangat
73 . Ibid., h. 149
75
menentukan kualitas kepribadian seseorang, yang di dalamnya terdapat
guru yang juga punya kepribadian yang baik. Dalam konsepsi Islam,
tujuan dari usaha pendidikan adalah terbentuknya kepribadian muslim.
Oleh karena itu, menurut Agus Maimun, kualitas kepribadian yang
dihasilkan oleh sebuah lembaga pendidikan tercermin dalam empat
hal, yaitu: spiritual, moral, intelektual dan profesional.
5) Habit (Kebiasaan Diri)
Kebiasaan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan yang
tumbuh dari dalam pikiran. Pengembangan kebiasaan diri haris
dilandasi dengan kesadaran bahwa usaha tersebut membutuhkan
proses yang cukup panjang. Menurut Aa Gym, kebiasaan diri harus
terus dilakukan diantaranya:
a) Beribadah dengan benar dan istiqomah;
b) Berakhlak baik;
c) Belajar dan berlatih tiada henti;
d) Bekarja kerja dengan cerdas;
e) Bersahaja dalam hidup;
f) Bantu sesama;
g) Bersihkan hati selalu.74
74 . Ibid., 150
76
Itulah beberapa kebiasaan diri yang harus terus dilakukan. Apalagi
seorang guru menjadi publik figur di tengah-tengah peserta didiknya,
sudah barang tentu harus mempunyai kebiasaan yang baik, supaya
peserta didiknya memberikan penilaian terbaik kepada kita.
Pembelajaran merupakan sesuatu yang proses kompleks dan
melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu,
untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan
diperlukan berbagai keterampilan. Keterampilan mengajar merupakan
kompetensi profesional yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari
berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Turney
mengungkapkan 8 keterampilan mengajar yang sangat berperan dan
sangat menentukan kualitas pembelajarn, yaitu keterampilan bertanya,
memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan
menutup pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil. Penguasaan
terhadap keterampilan mengajar harus utuh dan terintegrasi sehingga
diperlukan latihan yang sistematis. Keberhasilan pembelajaran adalah
keberhasilan peserta didik dalam membentuk kompetensi dan
mencapai tujuan, serta keberhasilan guru dalam membimbing peserta
didik dalam pembelajaran. 75
Jabatan guru memang dikenal sebagai suatu pekerjaan profesional,
artinya jabatan ini memerlukan keahlian khusus.demikian pula halnya
75 . E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Rosdakarya, 2005), h. 124
77
seorang guru yang profesional, yang menguasai tentang seluk beluk
pendidikan dan pengajaran serta ilmu-ilmu lainnya. Tambahan lagi dia
telah mendapatkan pendidikan khusus untuk menjadi guru dan
memiliki keahlian khuhsus yang diperlukan untuk jenis pekrjaan ini
maka sudah dapat dipastikan bahwa hasil usahanya akan lebih baik.
Setiap guru profesional harus menguasai pengetahuan yang
mendalam dalam spesialisasinya. Penguasaan pengetahuan ini
merupakan syarat yang penting disamping keterampilan-
keterampilan lainnya. 76
b. Meningkatkan Keberhasilan Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan tanggung jawab guru dan wali kelas
bersama segenap peserta didik. Kerjasama yang baik antar tiga elemen ini
dapat menghasilkan pengelolaan kelas yang baik dan kondusif bagi proses
belajar mengajar yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Berkaitan dengan ini, Arikunto berpendapat bahwa
pengelolan kelas yang baik adalah pengelolaan yang didasarkan atas
pengertian yang penuh terhadap peserta didik mengenai yang diharapkan
dari padanya, apa yang ada padanya sebagai kepemilikan jiwa yang dapat
dimanfaatkan dan kembangkan oleh dukungan dan partisipasi dari mereka.
77
76 . Umar Hamalik, Op. Cit, h. 11877 . P3M STAIN Tulungagung, Meniti Jalan Pendidikan, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar,
2003), h. 292
78
Guru dan wali kelas pengemban amanat kepala sekolah untuk
menjadi pengelola kelas, perlu memeperhatikan kunci keberhasilan
pengelolaan kelas, agar dapat mengatasi ancaman, gangguan, hambatan,
dan tantangan ketika merealisasikan tugas-tugas yang relevan dengan
maksud perealisasian amanat tersebut.
Prosedur preventif merupakan inisiatif guru dan wali kelas untuk
menciptakan kondisi yang baru dari interaksi biasa menjadi interaksi
edukatif dengan senantiasa membangkitkan motivasi belajar peserta
didik. Sedangkan prosedur kuratif merupakan inisiatif guru dan wali
kelas untuk mengatasi bentuk perbuatan peserta didik yang dipandang
berpengeruh negatif terhadap proses belajar mengajar dengan jalan
menghentikan perbuatannya itu sekaligus membimbingnya agar memiliki
perbuatan pendukung proses belajar mengajar. 78
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan
mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Beberapa
prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah
kehangatan dan keantusiasan, tantangan, bervariasi, luwes, penekanan
pada hal-hal positif dan penanaman disiplin diri.
78 . Ibid. h. 294
79
Masalah pengelolaan kelas harus ditanggulangi dengan
tindakan korektif pengelolaan. Hubungan antar pribadi yang baik antara
guru dengan peserta didik dan antar peserta didik merupakan suatu
petunjuk keberhasilan pengelolaan. Pengelolaan kelas yang efektif
merupakan persyaratan mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar
yang efektif. Tindakan pengelolaan kelas akan efektif apabila guru dapat
mengidentifikasi dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi,
sehingga pada gilirannya guru dapat memilih strategi penanggulangan
yang tepat pula.
Tindakan pengelolaan kelas adalah tindakan yang dilakukan oleh
guru dalam rangka menyediakan kondisi yang optimal agar proses belajar
mengajar berlangsung secara efektif. Tindakan guru tersebut dapat
berupa pencegahan yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik
maupun kondisi sosio- emosional sehingga terasa benar oleh peserta didik
rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Tindakan lain dapat berupa
tindakan korektif terhadap tingkah laku peserta didik yang menyimpang
dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung. Dimensi korektif dapat terbagi dua yaitu tindakan yang
seharusnya diambil guru pada saat terjadi gangguan dan tindakan
penyembuhan terhadap tingkah laku yang menyimpang yang terlanjur
terjadi agar penyimpangan tersebut tidak berlarut-larut. Kondisi dan situasi
belajar meliputi:
80
1) Kondisi Fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting
terhadap perbuatan belajar. Lingkungan fisik yang menguntungkan
dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas
proses perbuatan belajar peserta didik dan mempunyai pengaruh
positif terhadap tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud
meliputi: ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar,
pengaturan tempat duduk, ventilasi dan pengaturan cahaya dan
pengaturan penyimpanan barang- barang.
2) Kondisi Sosio-Emosional
Suasana sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan peserta
didik merupakan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran, yang
meliputi :
a) Tipe kepemimpinan guru yang lebih menekankan kepada
sikap demokratis lebih memungkinkan terbinanya sikap
persahabatan guru dan peserta didik dengan dasar saling
memahami dan saling mempercayai. Sifat ini dapat membantu
menciptakan iklim yang menguntungkan bagi terciptanya kondisi
proses belajar mengajar yang optimal, peserta didik akan belajar
secara produktif baik pada saat diawasi guru maupun tanpa diawasi
guru.
b) Sikap guru dalam menghadapi peserta didik yang
81
melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar dan tetap
bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku peserta
didik akan dapat diperbaiki.
c) Suara guru walaupun bukan faktor yang besar tetapi
turut berpengaruh dalam belajar. Suara yang relatif rendah
tetapi cukup jelas dengan volume suara yang penuh
kedengarannya rileks akan mendorong peserta didik untuk lebih
berani mengajukan pertanyaan, melakukan sendiri, melakukan
percobaan terarah dan sebagainya. Tekanan suara hendaknya
bervariasi sehingga tidak membosankan peserta didik yang
mendengarnya.
3) Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik ditingkat
kelas maupun ditingkat sekolah akan dapat mencegah masalah
pengelolaan kelas. Dengan kegiatan rutin yang telah diatur
secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua peserta didik
secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka, akan menyebabkan
tertanam pada diri setiap peserta didik kebiasaan yang baik dan
keteraturan tingkah laku. 79
c. Menciptakan Suasana Religius Di Sekolah
Religius dalam kamus bahasa Indonesia berarti bersifat religi atau
keagamaan, atau yang bersangkut paut dengan religi (keagamaan).
79 . Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 131-132
82
Penciptaan suasana religius berarti menciptakan suasana atau iklim
kehidupan keagamaan. Dalam konteks pendidikan agama Islam di
sekolah/madrasah/perguruan tinggi berarti penciptaan suasana atau iklim
kehidupan keagamaan Islam yang dampaknya ialah berkembangnya suatu
pandangan hidup yang bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai
agama Islam, yang diwujudkan dalam sikap hidup serta keterampilan
hidup oleh para warga sekolah/madrasah.80
Religius dalam konteks pendidikan agama Islam ada yang bersifat
vertikal dan horizontal. Yang vertikal berwujud hubungan manusia atau
warga sekolah/madrasah dengan Allah (Habl Min Allah), misalnya shalat,
puasa, dan lain-lain. Yang horisontal berwujud hubungan manusia atau
warga sekolah/madrasah dengan sesamanya (Habl Min An-nas), dan
hubungan mereka dengan alam sekitar.
Penciptaan suasana religius yang bersifat vertikal dapat
diwujudkan dalam bentuk kegiatan shalat berjama’ah, doa bersama
ketika akan dan/atau telah meraih sukses. Penciptaan suasana religius
yang bersifat horizontal lebih mendudukkan sekolah/madrasah sebagai
institusional sosial, yang jika dilihat dari struktur hubungan antar
manusianya. Sedangkan penciptaan suasana religius yang menyangkut
hubungan mereka dengan lingkungan atau alam sekitarnya dapat
80 . Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Rosdakarya, 2002), h. 287
83
diwujudkan dalam bentuk membangun suasana atau iklim yang
komitmen dalam menjaga dan memelihara berbagai fasilitas atau sarana
dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah/madrasah, serta menjaga
kelestariannya, kebersihan dan keindahan lingkungan hidup di
sekolah/madrasah sehingga tanggungjawab dalam masalah tersebut
bukan hanya terbatas atau diserahkan kepada para petugas kebersihan,
tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh warga sekolah/madrasah.
Adapun untuk mewujudkan suasana religius di sekolah/madrasah
dapat dilakukan melalui pendekatan pembiasaan, keteladanan dan
pendekatan persuasive atau mengajak kepada warganya dengan cara yang
halus, dengan memberikan alasan dan prospek yang baik yang bisa
menyakinkan mereka. Sifat kegiatan bisa berupa aksi positif dan reaksi
positif. Bisa pula berupa proaksi, yakni membuat aksi atas inisiatif sendiri,
jenis dan arah ditentukan sendiri, tetapi membaca munculnya aksi-aksi
agar dapat ikut memberi warna dan arah pada perkembangan. Bisa pula
berupa antisipasi, yakni tindakan aktif menciptakan situasi dan kondisi
ideal agar tercapai tujuan idealnya. 81
Keberagaman atau religuitas dapat diwujudkan dalam berbagai sisi
kehidupan manusia. Aktivitas beragama tidak hanya terjadi ketika
seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tetapi juga ketika
81 . Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2005), h. 63-64
84
melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural.
Bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan apa dilihat
dengan mata, tetapi juga aktivitas yang tidak tampak dan terjadi dalam hati
seseorang.
Model-model penciptaan suasana religius di sekolah:
1) Model Struktural
Penciptaan suasana religius dengan model struktural yaitu penciptaan
suasana religius yang disemangati oleh adanya peraturan-peraturan,
pembangunan kesan, baik dari dunia luar atau kepemimpinan atau
kebijakan suatu lembaga pendidikan suatu organisasi.
2) Model Formal
Penciptaan suasana religius model formal yaitu penciptaan suasana
religius yang didasari atas pemahaman bahwa pendidikan agama
adalah upaya manusia untuk mengajarkan masalah-masalah
kehidupan akhirat saja atau kehidupan ruhani saja, sehingga
pendidikan agama dihadapkan dengan pendidikan non keagamaan dan
lain sebagainya.
3) Model Mekanik
Model mekanik dalam penciptaan suasana religius di sekolah adalah
penciptaan suasana religius yang didasari oleh pemahaman bahwa
kehidupan terdiri atas berbagai aspek dan pendidikan dipandang
sebagai penanaman dan pengembangan seperangkat nilai
kehidupan, yang masing-masing bergerak dan berjalan menurut
85
fungsinya.
4) Model Organik
Penciptaan suasana religius dengan model organik, yaitu penciptaan
suasana religius yang disemangati oleh adanya pandangan bahwa
pendidikan agama adalah kesatuan atau sebagai sistem yang
terdiri atas komponen- komponen yang rumit yang berusaha
mengembangkan pandangan/semangat hidup agamis, yang
dimanifestasikan dalam sikap hidup dan keterampilan hidup yang
religius. 82
e. Komponen Indikator Hasil Pembelajaran Siswa
Salah satu langkah penting yang harus dipahami oleh seorang
guru dalam kaitannya dengan KTSP adalah merumuskan indikator,
karena kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar peserta
didik sebagaimana yang terurai di atas adalah dengan mengetahui garis-
garis indikator. Adapun indikator sangat berhubungan dengan kompetensi
dasar. Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan. Seperti
yang telah dijelaskan di atas bahwa indikator sendiri adalah perilaku yang
dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian
kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Dalam aturan KTSP kata-kata yang harus digunakan dalam merumuskan
82 . Muhaimin, Op. Cit. h. 306-307
86
indikator haruslah kata- kata yang bersifat operasional.
Berikut ini kami sajikan kata-kata operasional yang dapat digunakan
untuk indikator hasil belajar, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotorik.
1) Kognitif Meliputi
a) Knowledge (pengetahuan) yaitu, menyebutkan, menuliskan,
menyatakan,mengurutkan, mengidentifikasi, mendefinisikan,
mencocokkan, memberi nama, memberi lebel, dan melukiskan.
b) Comprehension (pemahaman) yaitu, menerjemakan, mengubah,
menggeneralisasikan, menguraikan, menuliskan kembali, merangkum,
membedakan,mempertahankan, menyimpulkan, mengemukakan
pendapat, dan menjelaskan.
c) Application (penerapan) yaitu, mengoperasikan , menghasilkan
mengatasi, mengubah, menggunakan, menunjukkan, mempersiapkan,
dan menghitung.
d) Analysis (analisis) yaitu, menguraikan, membagi – bagi, memilih dan
membedakan
e) Syntesis (sintesis) yaitu, merancang merumuskan, mengorganisasikan,
menerapkan, memadukan, dan merencanakan.
f) Evaluation (evaluasi) yaitu, mengkritisi, menafsirkan dan
87
memberikan evaluasi. 83
2) Afektif Meliputi
a) Receiving (penerimaan) yaitu mempercayai, memilih, mengikuti,
bertanya, dan mengalokasikan.
b) Responing (menanggapi) yaitu, konfirmasi, ,menjawab, membaca,
membantu, melaksanakan, melaporkan dan menampilkan. 84
c) Valuing (penamaan nilai) yaitu, menginisiasi, mengundang,
melibatkan, mengusulkan, dan melakukan.
d) Organication (pengorganisasian) yaitu, menverivikasi, menyusun,
menyatukan, menghubungkan, dan mempengaruhi.
e) Characterization (karakterisasi) yaitu menggunakan nilai –
nilai sebagai pandangan hidup, mempertahankan nilai – nilai yang
sudah diyakini.
3) Psikomotorik Atau Gerak Jiwa Meliputi
a) Observing (pengamatan) yaitu mengamati proses, member perhatian
pada tahap – tahap sebuah perbuatan, memberi perhatian pada sebuah
artikulasi.
b) Imitation (peniruan) yaitu melatih, mengubah, membongkar sebuah
struktur, membangun kembali sebuah struktur dan menggunakan
sebuah model.
83 . S. Nasution, Kurikulum Pengajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 6684 . Slamet, Op. Cit. h. 176
88
c) Practicing (pembiasaan) yaitu membiasakan prilaku yang sudah
dibentuknya, mengontrol kebiasaan agar tetap konsisten.
d) Adapting (penyesuaian) yaitu menyesuaikan model, mengembangkan
model, dan menerapkan model. 85
Untuk memilih kata-kata operasional dalam indikator bisa melihat daftar
kata-kata operasional sebagaimana yang dikemukakan di atas. Akan tetapi
guru sebenarnya juga dapat menambahkan kata-kata operasional lain
untuk merumuskan indikator sesuai dengan karateristik peserta didik,
kebutuhan daerah dan kondisi satuan pendidikan masing-masing.
Kemudian setelah indikator hasil belajar dari kompetensi dasar yang akan
diajarkan telah diidentifikasi, selanjutnya dikembangkan dalam
kalimat indikator yang merupakan karateristik kompetensi dasar. 86
f. Penilaian Hasil Pembelajaran Siswa
Untuk mengukur dan mengevaluasi hasil pembelajaran tersebut dapat
dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan
ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis
penilaian sebagai Berikut:
a. Tes Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
85 . S. Nasution, Op. Cit. h. 7286 . Depdiknas, Pengembangan Kurikulum dan Sistem Pengujian Berbasis Kompetensi,
(Surabaya:2002), h.7
89
daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu
dalam waktu tertentu.
b. Tes Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan
dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran
daya serap peserta didik untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar
peserta didik. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai
raport.
c. Tes Sumatif
Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap peserta didik terhadap
bahan-bahan pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester,
satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk menetapkan
tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode
belajar tertentu. Hasil dari tes sumatif ini dimanfaatkan untuk
kenaikan kelas, menyusun peringkat (ranking) atau sebagai ukuran
mutu sekolah. 87
g. Pengukuran Tingkat Keberhasilan Pembelajaran Siswa
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar.
Masalah yang dihadapi adalah sampai ditingkat mana prestasi (hasil) belajar
87 . Ibid., h. 120
90
yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan proses
mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkat keberhasilan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Istimewa/maksimal: Apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu
dapat dikuasai oleh siswa;
b. Baik sekali/optimal: Apabila sebagian besar (76% s.d. 99%) bahan
pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh peserta didik;
c. Baik/minimal: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%
s.d.75% saja dikuasai oleh peserta didik;
d. Kurang: Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60%
dikuasai oleh peserta didik. 88
Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap peserta
didik dalam pelajaran dan persentase keberhasilan peserta didik
dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut, dapatlah diketahui
keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan siswa dan guru.
h. Indikator Pembelajaran Yang Efektif
Bagaimana kita menentukan pembelajaran yang efektif, tentunya
memerlukan indikator untuk mengukurnya. Menurut Wotruba dan Wirght
berdasarkan pengkajian dan hasil penelitian, mengidentifikasi tujuh indikator
yang dapat menunjukkan pembelajaran yang efektif. 89
88 . Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit. h. 12289 . Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1992), h. 184
91
a. Pengorganisasian Materi Yang Baik
Pengorganisasian adalah bagaimana cara mengurutkan materi yang
akan disampaikan secara logis dan teratur, sehingga dapat terlihat kaitan
yang jelas antara topik satu dengan topik lainnya selama pertemuan
berlangsung. Pengorganisasian materi terdiri dari: perincian materi,
urutan materi dari yang mudah ke yang sukar, kaitannya dengan tujuan.
Pengorganisasian materi untuk setiap pertemuan selalu dibagi dalam tiga
tahapan kegiatan belajar mengajar, yaitu:
1) Pendahuluan: pada kegiatan pendahuluan, guru menerangkan alasan-
alasan mengapa pokok bahasan tersebut perlu dibicarakan dan
kaitannya dengan materi yang telah dijelaskan. Faktor lain yang tak
kalah penting harus dilakukan pada kegiatan pendahuluan adalah
motivasi dan menjelaskan manfaat yang dapat diperoleh peserta didik
jika mempelajari materi tersebut.
2) Pelaksanaan: merupakan kegiatan inti dari setiap pertemuan, dengan
demikian pengajar harus mengadakan persiapan yang matang,
meguasai dengan baik semua materi yang akan disajikan, memberikan
contoh dan ilustrasi yang jelas. Pengorganisasian materi yang baik
sebenarnya sudah dapat tercermin dalam perumusan tujuan dan
pemilihan bahan atau topik pada saat kegiatan pra instruksional, yaitu
membuat rencana pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik
tentunya tidak dilakukan dengan banyak penyimpangan dari rencana
yang telah ditetapkan semula, kecuali kalau rencana itu telah telah
92
ditentuka secara luwes.
3) Penutup: pada kegiatan penutup pengajar dapat merangkum kembali
materi yang telah disajikan. Seperti halnya dengan mengawali
pelajaran, untuk menutup pelajaran ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar pembelajaran dapat efektif, yaitu:
a) Kelola waktu dengan baik, jangan sampai materi yang diajarkan
belum selesai sedangkan waktu habis;
b) Peserta didik diberi penugasan sebelum pembelajaran berakhir
atau penugasan rumah;
c) Buatlah kesimpulan pada akhir pelajaran dan mengucapkan
salam. 90
Gambar : 01
Model tahapan mengajar
Tahap I Tahap II Tahap IIIPendahuluan Pelaksanaan/inti Penutup
Urutan tahapan pada model diatas bersifat baku dan tidak dapat
dirubah tata letaknya, juga tidak dapat ditinggalkan salah satunya. Apabila
salah satu tahapan tidak dilakukan oleh guru, maka guru tersebut dapat
dikatakan mengajar dengan ideal.
90 . Hamzah B. Uno, Nurdin Muhammad, Op. Cit. h. 174-186
Kegiatanmembukapembelajaran
Kegiatanpenyajianmateri
Kegiatanperangkuman,penilaian dan tindaklanjut
93
b. Komunikasi Yang Efektif
Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran mencakup penyajian yang
jelas, kelancaran berbicara, interpretasi gagasan abstrak dengan contoh-
contoh, kemampuan wicara yang baik dan kemamuan untuk mendengar.
Komunikasi lain yang sangat penting adalah komunikasi interpersonal.
Bagi seorang guru, membangun suasana hangat dengan para peserta
didik dan antara sesama peserta didik sangatlah penting.
Suasana saling menerima, saling percaya akan meningkatkan efektivitas
komunikasi.
c. Penguasaan Dan Antusiasme Terhadap Materi Pelajaran
Seorang guru dituntut untuk menguasai materi pelajaran dengan
benar, jika telah menguasainya maka materi dapat diorganisasikan secara
sistematis dan logis. Seorang guru harus mampu menghubungkan materi
yang diajarkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki para peserta
didiknya, mampu mengaitkan materi dengan perkembangan yang sedang
terjadi sehingga proses belajar mengajar menjadi “hidup“.
Penguasaan akan materi pelajaran saja tidak cukup, penguasaan
itu harus pula diiringi dengan kemauan dan semangat untuk memberikan
pengetahuan dan keterampilan kapada para peserta didik.
94
d. Sikap Positif Terhadap Peserta Didik
Sikap positif seperti ini dapat ditunjukkan, baik kepada kelas kecil
maupun kelas besar. Dalam kelas kecil ditunjukkan dengan cara
memberikan perhatian pada orang per-orang, sedangkan dalam kelas
besar diberikan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Bantuan
kepada peserta didik sebaiknya diberikan apabila mereka sudah berusaha
sendiri, tetapi kemudian kurang berhasil. Bantuan tersebut bukan berarti
memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik, melainkan
memberikan saran, memberikan dorongan dan membangkitkan motivasi
serta peluang untuk memperoleh keberhasilan.
e. Keluwesan Dalam Pendekatan Pembelajaran
Menurut Barlow pendekatan pembelajaran yang bervariasi
merupakan salah satu petunjuk adanya semangat pembelajaran. Kegiatan
pembelajaran seharusnya ditentukan berdasarkan karakteristik peserta
didik, karakteristik mata pelajaran, dan hambatan yang dihadapi, karena
karakteritik dan kendala yang berbeda menghendaki pendekatan yang
berbeda pula.
f. Hasil Belajar Peserta Didik Yang Baik
Menurut pendapat W.J. Krispin dan Feldhusen, penilaian adalah
satu-satunya cara untuk menentukan ketepatan pembelajaran dan
keberhasilan. Dengan demikian dapat dikatakan hasil indikator
95
pembelajaran efektif dapat diketahui dari hasil belajar peserta didik yang
baik. Carol mengatakan bahwa apabila peserta didik diberi kesempatan
menggunakan waktu yang dibutuhkan untuk belajar dan ia menggunakan
dengan sebaik-baiknya, maka ia akan mencapai hasil yang diharapkan.
Dengan demikian peserta didik yng memiliki kecakapan yang normal,
apabila diberi waktu yang cukup untuk belajar, mereka akan mampu
menyelesaikan tugas-tugas belajarnya selama kondisi belajarnya
memungkinkan. Tingkat penguasaan materi dalam konsep belajar tuntas
ditetapkan antara 75% - 90%. Berdasarkan konsep belajar tuntas, maka
pembelajaran efektif adalah apabila setiap peserta didik sekurang-
kurangnya dapat menguasai 75% dari materi yang diajarkan. 91
i. Landasan (Dasar) Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam yang secara universal berusaha mencetak
para insan kamil, manusia yang benar-benar berbudi pekerti yang luhur, tahu
benar dan salah maka secara mendasar memiliki landasan sebagai pedoman
dalam penerapan dan demi mencapai tujuan yang mulia tadi. Dan secara
garis besar landasan (dasar) pendidikan Islam terbagi atas tiga bagian yaitu:
a. Al-Qur’an
Umat Islam sebagai suatu umat yang dianugerahkan Tuhan suatu kitab
suci Al-Qur’an yang lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi
seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal, sudah barang tentu dasar
pendidikan mereka adalah bersumber kepada filsafat hidup yang
91 . Ibid, h. 174-190
96
berdasarkan kepada Al-Qur’an. 92
Islam merupakan agama yang berpedoman pada Al-Qur’an yang
membawa misi agar umatnya menyelenggarakan pendidikan
dan pengajaran, sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Baqorah ayat
31. 93
Artinya : ”Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikatlalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamumemang orang-orang yang benar!”(QS. Al-Baqarah, 02: 31). 94
b. Sunnah
Dasar yang kedua selain Al-Qur’an adalah sunnah Rosulallah. Amalan
yang dikerjakan oleh Rosulallah SAW dalam proses perubahan sikap
hidup sehari-hari menjadi sumber utama pendidikan Islam karena Allah
SWT menjadikan Muhammad sebagai teladan bagi umatnya. 95
92 . Ramayulis, Op. Cit, h. 1393 . Nur Ubuyati, Op. Cit, h. 2094 . Departemen Agama RI, Op.Cit. h. 695 . Ramayulis, Op. Cit, h 14
97
Artinya : ”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suriteladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyakmenyebut Allah” (Q.S. Al- Ahzab, 33 : 21). 96
c. Sikap Dan Perbuatan Para Sahabat
Pada masa Khulafa’ Al-Rasyidin sumber pendidikan dalam Islam sudah
mengalami perkembangan. Selain Al-Qur’an dan sunnah juga perkataan,
sikap dan perbuatan para sahabat. Perkataan mereka dapat menjadi
pegangan karena Allah sendiri di dalam Al-Qur’an yang
memberikan pernyataan. Firman Allah SWT:
Artinya : ”Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama masuk Islamdi antara orang-orang Mujahirin dan Anshar dan orang-orang yangmengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menjadikan bagi mereka syurga-syurgayang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya.Itulah kemenangan yang besar”(Q.S. At-Taubah, 009 :100). 97
d. Ijtihad
Ijtihad adalah istilah para fuqoha’ yaitu berfikir dengan
menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh seluruh ilmuwan
syariat Islam untuk menetapkan atau menentukan suatu hukum syariat
96 . Departemen Agama RI, Op.Cit. h. 59597 . Ibid, h. 272
98
Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan oleh Al-Qur’an
dan As- Sunnah.
Dalam hal ini ijtihad dapat meliputi seluruh aspek kehidupan,
termasuk aspek pendidikan, tetapi tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan
As-Sunnah. 98
j. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dalam proses pembelajaran, pendidikan Agama Islam memiliki fungsi
dan tujuan tersendiri, yang secara garis besar adalah menumbuhkan
masyarakat madani dengan kualitas insan kamil. Akan tetapi secara
lebih terperinci, pendidikan Agama Islam berfungsi untuk: 99
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga;
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat;
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial sesuai dengan ajaran
agama Islam;
d. Perbaikan, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan
peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam
98 . Ibid., h. 1599 . Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT. Remaja Rosydakarya, 1999), h. 134-135
99
kehidupan sehari-hari;
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya
dan menghambat perkembangannya menuju manusia seutuhnya;
f. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
bagi orang lain;
g. Pendidikan Agama Islam bertujuan membentuk manusia yang
memiliki akhlak mulia (akhlakuk karimah) dengan cara memahami ajaran-
ajaran Islam dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sebuah
Hadits dinyatakan: 100
Artinya : “Meriwayatkan Muhammad bin Basyar, Rahman bin Muhdiyyi,Sufyan dari Habib bin Abi Tsabit dari Maimun bin Abi Syabib Dari Abu Dzarberkata: Raullullah SAW, beliau bersabda pada ku:“Bertakwalah kepadaAllah dimanapun kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebaikanmaka kebaikan akan menghapuskan keburukan itu, dan pergaulilah manusiadengan akhlak yang mulia”.(H.R At-Tirmidzi). 101
100 . M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis Dan PraktisBerdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 222
101 . Sunan Al-Turmudzi Juz VII, bab ”Ma Ja aa Fi Ma’aasyiroti An-nas”, h. 262.
100
Hal ini dipertegas dalam Al-Qur'an surat al-Baqarah: 201
Artinya : ”Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami,berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kamidari siksa neraka" (QS. Al-Baqarah, 002 : 201). 102
Jadi, pada dasarnya tujuan dari Pendidikan Agama Islam di samping
mencerdaskan kehidupan umat, membentuk manusia berkepribadian muslim,
juga untuk mencapai kebahagiaan lahir batin, dunia dan akhirat. 103
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. 104
Sehingga hipotesis merupakan suatu kesimpulan yang belum teruji
kebenarannya secara pasti. Artinya masih harus dibuktikan kebenarannya.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dalam penelitian ini maka
penulis mengemukakan hipotesis sebagai berikut :
102 . Departemen Agama RI, Op.Cit. h. 39103 . M. Arifin, Op. Cit. h. 223104 . Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, dan R &D,( Bandung: Alfabeta,
2008), h.64
101
a. Diduga Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah secara
parsial berpengaruh terhadap hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2
Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah;
b. Diduga Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan
agama islam secara parsial berpengaruh terhadap hasil pembelajaran siswa
di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah;
c. Diduga Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan
Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama
islam secara simultan berpengaruh terhadap hasil pembelajaran siswa di
SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah.
102
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan penelitian
dan digunakan agar dapat tercapai tujuan penelitian. Pada dasarnya metode
penelitian itu merupakan suatu cara kerja untuk memahami objek yang
menjadi sasaran penelitian yang bersangkutan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan diuraikan secara
deskriptif. Penelitian ini bermaksud menguji Pengaruh Proses sosialisasi
peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru pendidikan agama islam terhadap Hasil pembelajaran siswa
di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah,
dengan harapan dapat memperkuat teori yang dijadikan pedoman. Penelitian
ini dirancang untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh antara dua
variabel atau lebih dan seberapa tingkat pengaruhnya. 105
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu
mengkaji fakta – fakta yang terjadi dan hasil penelitian akan menggambarkan
tentang pengaruh Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
105 . Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,2013), h. 109
103
sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan
agama islam terhadap Hasil pembelajaran siswa SMP. Negeri 2 Pubian
Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis tetapkan sebagai tempat penelitian adalah
SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan waktu selama tiga bulan
yaitu dari November 2017 sampai dengan Januari 2018, untuk memperoleh
data-data tentang keadaan sekolah maupun informasi yang diperlukan dalam
penelitian yang mengkaji tentang Proses sosialisasi peserta didik dengan guru
di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
pendidikan agama Islam terhadap Hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri
2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah yang diperoleh
berdasarkan observasi dalam pembelajaran maupun dalam pengujian lewat
angket penelitian.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan data yang akan dijadikan objek
penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
104
ditetapkan oleh peneliti untuk dapat dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan. 106
Populasi yang dimaksud di sini adalah seluruh siswa SMP. Negeri
2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah
Tabel : 02
Populasi Penelitian
KELAS VII -IX SMP N 2 PUBIAN
JUMLAHVII VIII IX
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
31 30 30 30 30 30 29 29 28 30 28 24 25 27 23 424
(Sumber : Data Primer 2017)
Dalam penelitian ini, populasi tidak diambil sebagai responden penelitian
karena jumlahnya lebih dari 100 orang. Apabila subjeknya lebih dari 100,
tidak diambil semua, sehingga penelitiannya adalah penelitian tidak
populasi (sensus). Jika jumlah subjek besar maka diambil 10-15% atau
20-25% atau lebih. 107
2. Sampel
Untuk mewakili jumlah populasi yang diteliti diperlukan sampel.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.108
106 . Sugiyono, Op. Cit, h.72107 . Sugiyono, Op. Cit108 . Sugiyono, Op. Cit
105
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. 109
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan probability randon sampling
agar data yang dihasilkan tetap proposional dan baik.Sampel yang diambil
adalah sebanyak 15% dari populasi yaitu sebanyak 424 x 15% = 63,6
dibulatkan 64 siswa. 110
Tabel : 03
Sampel Penelitian
KELAS VII -IX SMP N 2 PUBIAN
JUMLAHVII VIII IX
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
31 30 30 30 30 30 29 29 28 30 28 24 25 27 23 424
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 64
(Sumber : Data Primer 2017)
Keterangan :
1) Baris pertama dalaha jumlah siswa perkelas
2) Baris kedua adalah jumlah sampel perkelas
109 . Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung: Alfabeta. 2010), h. 62110 . Suharsimi Arikunto. ProsedurPenelitian. (Jakarta: PT RinekaCipta.2006) h.134
106
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Peneliti disamping perlu menggunakan metode yang tepat, juga perlu
memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan. Penggunaan teknik
dan alat pengumpul data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang
objektif. Metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk
mengumpulkan data masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1. Instrumen Variabel Terikat
a. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
cara mengukur variabel yang merupakan objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian penelitian. 111
Variabel Terikat (Y) adalah Hasil pembelajaran siswa
Yang dimaksud definisi operasional pada Hasil pembelajaran siswa
adalah merupakan suatu bukti untuk dapat mengetahui bahwa Proses
sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama islam telah
membuah hasil yang sesuai dengan yang diharapkan siswa dan orang
tua.
111 . Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Cet. XIV;Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 161.
107
Yang dilihat melalui indikator : 1) Aspek Kognitif peningkatan
pada pengetahuan (knowledge), 2) Aspek Afektif peningkatan pada
sikap dan minat dan 3) Aspek Psikomotorik peningkatan mampu
mempraktikkan ibadah
b. Kisi – kisi Instrumen
Untuk mengukur Hasil Pembelajaran siswa digunakan angket yang
terdiri dari 10 butir pertanyaan.
Sebelum menyusun pertanyaan tersebut haruslah disusun kisi-kisi
terlebih dahulu. Kisi-kisi dimaksudkan untuk memberi informasi
mengenai butir-butir yang digunakan untuk menguji validitas dan
reabilitas butir. Adapun kisi-kisinya sebagai berikut:
108
Tabel : 04
Hasil Pembelajaran siswa
No Variabel Penelitian Indikator No. Item
1Hasil Pembelajaran
siswa
1) Aspek Kognitif
peningkatan pada
pengetahuan
(knowledge)
1, 2 dan 3
2) Aspek Afektif
peningkatan pada
sikap dan minat4, 5 dan 6
3) Aspek
Psikomotorik
peningkatan
mampu
mempraktikkan
ibadah
7, 8, 9 dan 10
Jumlah item 10
c. Jenis Instrumen
1) Angket (Quisioner)
Merupakan suatu penyelidikan mengenai suatu masalah
yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang
banyak), dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan
berupa formulir-formulir yang diajukan secara tertulis kepada
109
sejumlah subyek untuk mendapatkan jawaban atau respons tertulis
seperlunya. 112
Pengumpulan data dengan angket/kuesioner dilakukan
dengan menggunakan instrumen pengumpul data berupa kuesioner
atau daftar pernyataan sebanyak 10 item pernyataan yang disusun
dalam setiap variabel. Untuk variabel terikat (Y) yaitu Hasil
pembelajaran siswa terdiri dari 10 item
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk menghasilkan data yang akurat yaitu dengan
menggunakan skala Likert. “Skala Likert digunakan untuk mengukur
suatu sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang suatu fenomena sosial”. 113
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrumen
angket atau kuesioner dengan pemberian skor sebagai berikut:
Skala likert umumnya menggunakan 5 angka penelitian yaitu :
112 . Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, h.200113 . Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung, Alfabeta, 2007), h.132
110
Tabel : 05
Skor Atas Jawaban Kuesioner 114
No. Jenis Jawaban Skor
1 Sangat setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-ragu (RR) 3
4 Tidak setuju (TS) 2
5 Sangat tidak setuju (STS) 1
2) Wawancara (Interview)
Menurut Sugiyono : Wawancara adalah merupakan
pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
tertentu
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya dan
sifatnya lebih mendalam serta dikenakan pada responden yang sedikit
jumlahnya. 115
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa yang perlu dipegang
oleh peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga
kuisioner adalah sebagai berikut:
114 . Sugiyono, Op. Cit, h.133115 . Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), h. 240
111
(1) Responden adalah orang yang paling tahu tentang topik
(masalah);
(2) Responden dapat dipercaya;
(3) Responden dan peneliti memiliki interpretasi yang sama
tentang pertanyaan-pertanyaan.
3) Pengamatan (Observasi)
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan
suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari perbagai
proses biologis dan psikologis. Observasi adalah melakukan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian yang dapat bersifat
perilaku dan atau tindakan manusia, fenomena alam, proses kerja dan
dikenakan kepada responden yang jumlahnya kecil. 116
d. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum instrumen digunakan untuk mencari data pada sampel
penelitian yang telah ditentukan, maka instrumen tersebut harus diuji
cobakan. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu
valid dan reliabel. 117
116 . Sugiyono, Op. Cit, h.194117 . Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2002), h. 144
112
a) Valid
Valid adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan
atau kesahihan suatu alat ukur. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Analoginya
misalnya meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang
dengan teliti, karena meteran alat untuk mengukur panjang.
Meteran menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur
berat. Jadi hasil penelitian dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara
data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
yang diteliti.
Dalam mengukur kevalidan instrumen peneliti menggunakan
validitas item dengan rumus koefisiensi korelasi product moment. dengan
menggunakan program Microsoft Office Excel 2007.
Adapun cara menguji validitas, langkah – langkahnya yaitu:
1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur;
2. Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah
responden;
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban;
4. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor
total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment.
118
118 . Sugiyono,Op. Cit, h.248
113
Rumus : = ∑ − (∑ ) (∑ )[ ∑ − (∑ ) ] [ ∑ − (∑ ) ]Keterangan:
N = Banyak pasangan data X dan Y
∑X = Jumlah dari variabel X
∑Y = Jumlah dari variabel Y
∑X2 = Kuadrat dari jumlah variabel X
∑Y2 = Kuadrat dari jumlah variabel Y
∑XY = Hasil perkalian dari jumlah variabel X dan variabel Y
Untuk mengukur tingkat validitas dapat dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor
konstruk atau variabel dan dikonsultasikan dengan :
1. Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan, maka koefisien
korelasi yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel interpretasi,
yaitu :
Tabel : 06
Koefisien Korelasi dan Interpretasi Validitas 119
Interval Koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0, 399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
119 . Sugiyono, Op. Cit, h.250
114
2. Uji hipotesis yang diajukan adalah:
Ho =Skor butir pernyataan tidak berkorelasi positif dengan total
skor konstruk.
Ha =Skor butir pernyataan berkorelasi positif dengan total skor
konstruk.
3. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel untuk tingkat signifikansi 5 % atau 0,05 dari degree
of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel.
Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid, demikian sebaliknya
bila r hitung < r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan tidak valid. 120
b) Reliable
Reliable adalah konsistensi alat pengumpul data atau
instrument dalam mengukur apa saja yang diukur. Instrumen yang
reliable jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama akan menghasilkan data yang sama. Jadi instrument yang valid
dan reliable merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil
penelitian yang valid dan reliable. 121
120 . Ghozali, 2005. Metode Penelitian : http://www.masabas.com/2016/09/contoh-skripsi-bab-iii-metodologi.html (diakses tanggal,02 November 2016)
121 . Sugiyono.Metode Penelitian Administrasi. (Bandung : Alfabeta.2009)
115
Suatu kuesioner dikatakan reliabilitas (reliable) atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. 122 Pengukuran reliabilitas dilakukan
dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu
program Microsoft Office Excel 2007. Dan menggunakan rumus
alpha Cronbach ( cronbach alpha )
Rumus :
r =
b
b
k
k2
2
11
Keterangan
r = koefisien reliabilitas instrument ( crombach alpha )
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b
2 = total varians butir
b
2 = total varians
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas dapat dilakukan dengan mengkonsultasikan
dengan tabel di bawah ini :
122 . Ghozali, Op. Cit, (diakses tanggal,02 November 2016)
116
Tabel : 07
Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach123
Kriteria Koefisien Reliabilitas ∝Sangat Reliabel
Reliabel
Cukup Reliabel
Kurang Reliabel
Tidak reliabel
> 0.900
0.700-0.900
0.400-0.700
0.200-0.400
<0.200
4) Instrumen Variabel Bebas (X1)
a. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
cara mengukur variabel yang merupakan objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian penelitian. 124
Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1) adalah
proses berkomunikasi dan berinteraksi yang harus dilakukan oleh seorang
siswa dengan guru untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan
norma-norma supaya dapat berpartisipasi sebagai anggota kelompok
masyarakat.
Proses sosialisasi membantu siswa untuk mengenali dirinya,
kedudukan, dan peranannya terhadap teman – temannya yang lain.
Melalui proses inilah siswa akan dapat memahami diri dan lingkungan
123 . Sugiyono, 2007 : 183,http://aresearch.upi.edu/operator/upload/s_psi_0705114_chapter3x.pdf (diakses tgl, 27 Sep 2017)
124 . Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h. 161.
117
sekolahnya, serta sistem kehidupan di sekolah, baik itu norma, nilai
tradisi, dan adat istiadat dalam bergaul di sekolah. Dari proses tersebut
siswa akan mengetahui bagaimana harus bertingkah laku dengan guru di
sekolah.
Dalam penelitian ini Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah (X1) akan dicari keterkaitannya dengan Hasil pembelajaran
siswa, dimana X1 dilihat melalui berbagai indikator yaitu, (1)
Komunikasi antara siswa dengan guru; (2) Siswa bertanya kepada guru
saat ada yang belum jelas; (3) Siswa menjawab saat diberi pertanyaan
oleh guru; (4) Pertentangan siswa dalam menyelesaikan masalah/tugas
yang diberikan oleh guru.
b. Kisi – kisi Instrumen
Untuk mengukur Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah digunakan angket yang terdiri dari 10 butir pertanyaan.
Sebelum menyusun pertanyaan tersebut haruslah disusun kisi-kisi
terlebih dahulu. Kisi-kisi dimaksudkan untuk memberi informasi
mengenai butir-butir yang digunakan untuk menguji validitas dan
reabilitas butir. Adapun kisi-kisinya sebagai berikut:
118
Tabel : 08
Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah
No Variabel Penelitian Indikator No. Item
1
Proses sosialisasi
peserta didik dengan
guru di sekolah
Komunikasi antara
siswa dengan guru11, 12 dan 13
Siswa bertanya
kepada guru saat ada
yang belum jelas
14, 15, dan 16
Siswa menjawab saat
diberi pertanyaan oleh
guru
17 dan 18
Pertentangan siswa
dalam menyelesaikan
masalah/tugas yang
diberikan oleh guru
19 dan 20
Jumlah item 10
c. Jenis Instrumen
1) Angket (Quisioner)
Merupakan suatu penyelidikan mengenai suatu masalah
yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang
banyak), dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar
pertanyaan berupa formulir-formulir yang diajukan secara tertulis
kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan jawaban atau respons
tertulis seperlunya. 125
125 . Kartini Kartono, Op. Cit, h.200
119
Pengumpulan data dengan angket/kuesioner dilakukan dengan
menggunakan instrumen pengumpul data berupa kuesioner atau daftar pernyataan
sebanyak 10 item pernyataan yang disusun dalam setiap variabel. Untuk variabel
bebas (X1) Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah terdiri dari 10
item.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
menghasilkan data yang akurat yaitu dengan menggunakan skala Likert. “Skala
Likert digunakan untuk mengukur suatu sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial”. 126
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrumen angket atau
kuesioner dengan pemberian skor sebagai berikut:
Skala likert umumnya menggunakan 5 angka penelitian yaitu :
Tabel : 09
Skor Atas Jawaban Kuesioner 127
No. Jenis Jawaban Skor
1 Sangat setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-ragu (RR) 3
4 Tidak setuju (TS) 2
5 Sangat tidak setuju (STS) 1
126 . Sugiyono, Op. Cit, h.132127 . Sugiyono, Op. Cit, h.133
120
2) Wawancara (Interview)
Pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya dan sifatnya lebih mendalam
serta dikenakan pada responden yang sedikit jumlahnya. 128
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa yang perlu dipegang oleh peneliti
dalam menggunakan metode interview dan juga kuisioner adalah sebagai
berikut: 129
(1) Responden adalah orang yang paling tahu tentang topik (masalah);
(2) Responden dapat dipercaya;
(3) Responden dan peneliti memiliki interpretasi yang sama tentang
pertanyaan-pertanyaan.
3) Pengamatan (Observasi)
Sutrisno Hadi, mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu
proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari perbagai proses biologis
dan psikologis. Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke
objek penelitian yang dapat bersifat perilaku dan atau tindakan manusia,
128 . Sugiyono, Op. Cit, h.194129 . Sutrisno hadi, Op. Cit, h. 5
121
fenomena alam, proses kerja dan dikenakan kepada responden yang
jumlahnya kecil. 130
d. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum instrumen digunakan untuk mencari data pada sampel
penelitian yang telah ditentukan, maka instrumen tersebut harus diuji
cobakan. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu
valid dan reliabel. 131
a) Valid
Valid adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan
atau kesahihan suatu alat ukur. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Analoginya
misalnya meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur
panjang dengan teliti, karena meteran alat untuk mengukur panjang.
Meteran menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur
berat. Jadi hasil penelitian dikatakan valid jika terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek yang diteliti.
130 . Sutrisno hadi, Op. Cit.131 . Arikunto Suharsimi, Op. Cit, h. 144
122
Dalam mengukur kevalidan instrumen peneliti menggunakan
validitas item dengan rumus koefisiensi korelasi product moment.
dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007.
Adapun cara menguji validitas, langkah – langkahnya yaitu :
1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur;
2. Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah
responden;
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban;
4. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan
skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product
moment. 132
Rumus : = ∑ − (∑ ) (∑ )[ ∑ − (∑ ) ] [ ∑ − (∑ ) ]Keterangan:
N = Banyak pasangan data X dan Y
∑X = Jumlah dari variabel X
∑Y = Jumlah dari variabel Y
∑X2 = Kuadrat dari jumlah variabel X
∑Y2 = Kuadrat dari jumlah variabel Y
∑XY = Hasil perkalian dari jumlah variabel X dan variabel Y
132 . Sugiyono, Op. Cit, h.248
123
Untuk mengukur tingkat validitas dapat dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor
konstruk atau variabel dan dikonsultasikan dengan :
1. Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan, maka koefisien
korelasi yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel interpretasi,
yaitu :
Tabel : 10
Koefisien Korelasi dan Interpretasi Validitas 133
Interval Koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0, 399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
2. Uji hipotesis yang diajukan adalah:
Ho =Skor butir pernyataan tidak berkorelasi positif dengan total
skor konstruk.
Ha =Skor butir pernyataan berkorelasi positif dengan total skor
konstruk.
133 . Sugiyono, Op. Cit, h.250
124
3. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel untuk tingkat signifikansi 5 % atau 0,05 dari degree
of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel.
Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid, demikian sebaliknya
bila r hitung < r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan tidak valid. 134
b) Reliable
Reliable adalah konsistensi alat pengumpul data atau
instrument dalam mengukur apa saja yang diukur. Instrumen yang
reliable jika digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama akan menghasilkan data yang sama. Jadi instrument yang valid
dan reliable merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil
penelitian yang valid dan reliable. 135
Suatu kuesioner dikatakan reliabilitas (reliable) atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. 136 Pengukuran reliabilitas dilakukan
dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu
program Microsoft Office Excel 2007. Dan menggunakan rumus
alpha Cronbach ( cronbach alpha )
134 . Ghozali, 2005, Op. Cit, (diakses tanggal,02 November 2016)135 . Sugiyono.Op. Cit136 . Ghozali, 2005, Op. Cit, (diakses tanggal,02 November 2016)
125
Rumus :
r =
b
b
k
k2
2
11
Keterangan
r = koefisien reliabilitas instrument ( crombach alpha )
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b
2 = total varians butir
b
2 = total varians
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas dapat dilakukan dengan
mengkonsultasikan dengan tabel di bawah ini :
Tabel : 11
Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach137
Kriteria Koefisien Reliabilitas ∝Sangat Reliabel
Reliabel
Cukup Reliabel
Kurang Reliabel
Tidak reliabel
> 0.900
0.700-0.900
0.400-0.700
0.200-0.400
<0.200
137 . Sugiyono, 2007 : 183, Op. Cit, (diakses tgl, 27 Sep 2017)
126
5) Instrumen Variabel Bebas (X2)
a. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
cara mengukur variabel yang merupakan objek penelitian, atau apa yang
menjadi titik perhatian penelitian. 138
Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2) adalah
penilaian berupa tanggapan atau pendapat siswa terhadap kemampuan atau
kecakapan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar agama islam.
Dalam penelitian ini Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar
guru PAI (X2) akan dicari keterkaitannya dengan Hasil pembelajaran
siswa, dimana X2 dilihat melalui berbagai indikator yaitu, (1) Daya ingat
siswa saat guru menyampaikan materi (2) Tanggapan siswa saat guru
menerangkan pelajaran (3) Perhatian siswa saat guru memberikan
pertanyaan.
b. Kisi – kisi Instrumen
Untuk mengukur Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
PAI digunakan angket yang terdiri dari 10 butir pertanyaan.
138 . Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h. 161.
127
Sebelum menyusun pertanyaan tersebut haruslah disusun kisi-kisi
terlebih dahulu. Kisi-kisi dimaksudkan untuk memberi informasi mengenai
butir-butir yang digunakan untuk menguji validitas dan reabilitas butir.
Adapun kisi-kisinya sebagai berikut:
Tabel : 12
Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI
NoVariabel
PenelitianIndikator No. Item
1
Persepsi siswa
tentang
keterampilan
mengajar guru
PAI
Daya ingat siswa
saat guru
menyampaikan
materi
21,22
dan 23
Tanggapan siswa
saat guru
menerangkan
pelajaran
24, 25
dan 26
Perhatian siswa
saat guru
memberikan
pertanyaan
27, 28,
29 dan
30
Jumlah Item 10
128
c. Jenis Instrumen
1) Angket (Quisioner)
Merupakan suatu penyelidikan mengenai suatu masalah yang
umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak),
dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa
formulir-formulir yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah subyek
untuk mendapatkan jawaban atau respons tertulis seperlunya. 139
Pengumpulan data dengan angket/kuesioner dilakukan dengan
menggunakan instrumen pengumpul data berupa kuesioner atau daftar
pernyataan sebanyak 10 item pernyataan yang disusun dalam setiap
variabel. Untuk variabel bebas (X2) Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru pendidikan agama islam terdiri dari 10 item.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
menghasilkan data yang akurat yaitu dengan menggunakan skala Likert.
“Skala Likert digunakan untuk mengukur suatu sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial”.
140 Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrumen angket atau
kuesioner dengan pemberian skor sebagai berikut:
Skala likert umumnya menggunakan 5 angka penelitian yaitu :
139 . Kartini Kartono, Op. Cit, h.200140 . Sugiyono, Op. Cit, h.132
129
Tabel : 13
Skor Atas Jawaban Kuesioner 141
No. Jenis Jawaban Skor
1 Sangat setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-ragu (RR) 3
4 Tidak setuju (TS) 2
5 Sangat tidak setuju (STS) 1
2) Wawancara (Interview)
Menurut Sugiyono : Wawancara adalah merupakan pertemuan
antara dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab
sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang
digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya dan
sifatnya lebih mendalam serta dikenakan pada responden yang sedikit
jumlahnya. 142
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa yang perlu dipegang oleh
peneliti dalam menggunakan metode interview dan juga kuisioner
adalah sebagai berikut: 143
(1) Responden adalah orang yang paling tahu tentang topik
(masalah);
141 . Ibid, h.133142 . Sugiyono, Op. Cit, h.194143 . Sutrisno hadi, Op. Cit, h. 5
130
(2) Responden dapat dipercaya;
(3) Responden dan peneliti memiliki interpretasi yang sama tentang
pertanyaan-pertanyaan.
3) Pengamatan (Observasi)
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan
suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari perbagai
proses biologis dan psikologis. Observasi adalah melakukan
pengamatan secara langsung ke objek penelitian yang dapat bersifat
perilaku dan atau tindakan manusia, fenomena alam, proses kerja dan
dikenakan kepada responden yang jumlahnya kecil. 144
d. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum instrumen digunakan untuk mencari data pada sampel
penelitian yang telah ditentukan, maka instrumen tersebut harus diuji
cobakan. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid
dan reliabel. 145
a) Valid
Valid adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
144 . Arikunto Suharsimi, Op. Cit, h. 5145 . Arikunto Suharsimi, Op. Cit,h. 144
131
diukur. Analoginya misalnya meteran yang valid dapat digunakan
untuk mengukur panjang dengan teliti, karena meteran alat untuk
mengukur panjang.
Meteran menjadi tidak valid jika digunakan untuk mengukur
berat. Jadi hasil penelitian dikatakan valid jika terdapat kesamaan
antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek yang diteliti.
Dalam mengukur kevalidan instrumen peneliti menggunakan
validitas item dengan rumus koefisiensi korelasi product moment.
dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007.
Adapun cara menguji validitas, langkah – langkahnya yaitu:
1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.
2. Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah
responden
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor
total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment.
146
146 . Sugiyono, Op. Cit, h.248
132
Rumus : = ∑ − (∑ ) (∑ )[ ∑ − (∑ ) ] [ ∑ − (∑ ) ]Keterangan:
N = Banyak pasangan data X dan Y
∑X = Jumlah dari variabel X
∑Y = Jumlah dari variabel Y
∑X2 = Kuadrat dari jumlah variabel X
∑Y2 = Kuadrat dari jumlah variabel Y
∑XY = Hasil perkalian dari jumlah variabel X dan variabel Y
Untuk mengukur tingkat validitas dapat dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk
atau variabel dan dikonsultasikan dengan :
1. Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan, maka koefisien korelasi
yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel interpretasi, yaitu :
Tabel : 14
Koefisien Korelasi dan Interpretasi Validitas 147
Interval Koefisien Tingkat hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0, 399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
147 . Sugiyono, Op. Cit, h.250
133
2. Uji hipotesis yang diajukan adalah:
Ho =Skor butir pernyataan tidak berkorelasi positif dengan total
skor konstruk.
Ha =Skor butir pernyataan berkorelasi positif dengan total skor
konstruk.
3. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r
tabel untuk tingkat signifikansi 5 % atau 0,05 dari degree of
freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel.
Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid, demikian sebaliknya
bila r hitung < r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan tidak valid. 148
b) Reliable
Reliable adalah konsistensi alat pengumpul data atau instrument
dalam mengukur apa saja yang diukur. Instrumen yang reliable jika
digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama. Jadi instrument yang valid dan reliable
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid
dan reliable. 149
148 . Ghozali, 2005, Op. Cit, (diakses tanggal,02 November 2016)149 . Sugiyono.Op. Cit
134
Suatu kuesioner dikatakan reliabilitas (reliable) atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. 150 Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one
shot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu program Microsoft
Office Excel 2007. Dan menggunakan rumus alpha Cronbach ( cronbach
alpha )
Rumus :
r =
b
b
k
k2
2
11
Keterangan
r = koefisien reliabilitas instrument ( crombach alpha )
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b
2 = total varians butir
b
2 = total varians
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas dapat dilakukan dengan mengkonsultasikan
dengan tabel di bawah ini :
150 . Ghozali, 2005, Op. Cit, (diakses tanggal,02 November 2016)
135
Tabel : 15
Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach151
Kriteria Koefisien Reliabilitas ∝Sangat Reliabel
Reliabel
Cukup Reliabel
Kurang Reliabel
Tidak reliabel
> 0.900
0.700-0.900
0.400-0.700
0.200-0.400
<0.200
E. Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis, dalam penelitian ini menggunakan metode :
1. Analisis regresi sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk mencari pengaruh satu
variabel bebas terhadap satu variabel terikat. 152
1) Y’ = a + b1X1
Keterangan:
Y’ = variabel Hasil Pembelajaran siswa
a = harga Y’ bila X = 0 (harga konstan)
b1 = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada variabel independen (X1). Bila b ( + ) maka
naik dan bila b ( - ) maka terjadi penurunan.
X1 = subjek pada variabel independen (Proses sosialisasi peserta
didik dengan guru di sekolah) yang mempunyai nilai tertentu.
151 . Sugiyono, 2007 : 183, Op. Cit, (diakses tgl, 27 Sep 2017)152 . Sugiyono, Op. Cit, h.270
136
2) Y’ = a + b2X2
Keterangan:
Y’ = variabel terikat Hasil Pembelajaran siswa
a = harga Y’ bila X = 0 (harga konstan)
b2 = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada variabel independen (X2). Bila b ( + ) maka
naik dan bila b ( - ) maka terjadi penurunan.
X2 = subjek pada variabel independen (Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru pendidikan agama islam) yang
mempunyai nilai tertentu.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel bebas yaitu Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah (X1), dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
pendidikan agama islam (X2) terhadap variabel terikatnya yaitu Hasil
Pembelajaran siswa (Y).
137
Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut : 153
Y = a + b1.X1 + b2.X2 + ...... + bn.Xn
Dimana:
Y’ = variabel terikat Hasil Pembelajaran siswa
a = harga Y’ bila X1 dan X2 = 0 (harga konstan)
b1, b2 = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang
didasarkan pada variabel independen (X1), (X2). Bila b ( + )
maka naik dan bila b ( - ) maka terjadi penurunan.
X1,X2 = subjek pada variabel independen (Proses sosialisasi peserta
didik dengan guru di sekolah, Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru pendidikan agama islam) yang
mempunyai nilai tertentu.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian
3.1 Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh masing-
masing variabel Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah, dan
Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama islam
dalam menerangkan variabel Hasil Pembelajaran siswa. Dalam hal ini
apakah masing-masing variabel Proses sosialisasi peserta didik dengan guru
di sekolah, dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
153 . Sugiyono, Op. Cit , h.277
138
pendidikan agama islam berpengaruh terhadap variabel Hasil Pembelajaran
siswa.
Rumus t : 154
21
2
r
nrt
Keterangan :
r : Koefisien korelasi Pearson
n : Jumlah sampel
Penelitian ini dilakukan dengan melihat langsung pada hasil
perhitungan koefisien regresi dengan bantuan program Microsoft Office Excel
2007 sehingga akan didapatkan hasil yang dinamakan t hitung. Sebagai dasar
pengambilan keputusan dapat digunakan kriteria pengujian sebagai berikut:
1) Apabila t hitung > t tabel dan tingkat signifikansi < α (0,05), maka Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti variabel independen secara
individual berpengaruh terhadap variabel dependen.
2) Apabila t hitung < t tabel dan tingkat signifikansi > α (0,05), maka Ho
diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti variabel independen secara
individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
3.2 Uji Statistik F atau di Microsoft Excel lebih dikenal Uji Anova
Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat
signifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-
sama (simultan) terhadap variabel dependen. 155
154 . Sugiyono, Op. Cit, h.250
139
Langkah yang dilakukan untuk mengetahui uji F adalah menghitung dengan
menggunakan program Microsoft Office Excel 2007
Rumus : 156
Fh =/( )/ ( )
Keterangan:
R : koefisien korelasi ganda
K : Jumlah variabel indefenden
n : jumlah sampel
Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : Variabel-variabel bebas yaitu Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah, dan Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru pendidikan agama islam mempunyai pengaruh tidak
signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu Hasil Pembelajaran siswa.
Ha : Variabel-variabel bebas yaitu Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah, dan Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru pendidikan agama islam mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel terikatnya yaitu Hasil Pembelajaran siswa.
Dasar pengambilan keputusannya 157 adalah dengan menggunakan
angka probabilitas signifikansi, yaitu:
a. Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
155 . Ghozali, 2005. Op. Cit, (diakses tanggal,02 November 2016)156 . Sugiyono, Op. Cit, h.219157 . Ghozali, 2005. Op. Cit, (diakses tanggal,02 November 2016)
140
b. Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima.
3.3 Analisis Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. 158 Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai (R²) yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel bebas (Proses sosialisasi peserta didik dengan
guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
pendidikan agama Islam ) dalam menjelaskan variasi variabel terikat (Hasil
Pembelajaran Siswa) amat terbatas. Begitu pula sebaliknya, nilai yang
mendekati satu berarti variabel bebas memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat.
Rumus : KD = (rx ᵧ)2 x 100%
Keterangan:
KD = Koefisien Determinan
rₓᵧ = Nilai korelasi Product Moment variabel x dan y
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model.
Setiap tambahan satu variabel bebas, maka (R²) pasti meningkat tidak
158 . Ghozali, 2005. Op. Cit, (diakses tanggal,02 November 2016)
141
perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel terikat.
Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk
menggunakan nilai Adjusted (R²) pada saat mengevaluasi mana model
regresi yang terbaik. Tidak seperti (R²) nilai Adjusted (R²) dapat naik atau
turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.
F. Hipotesis Statistika
Istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata hupo dan
thesis. Hupo artinya sementara, atau kurang kebenarannya atau masih lemah
kebenarannya. Sedangkan thesis artinya pernyataan atau teori. Karena
hipotesis adalah pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya,
maka perlu diuji kebenarannya, sehingga istilah hipotesis ialah pernyataan
sementara yang perlu diuji kebenarannya.
Hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik tentang parameter
populasi. Dengan kata lain, hipotesis adalah taksiran terhadap parameter
populasi, melalui data-data sampel. Dalam statistik dan penelitian terdapat
dua macam hipotesis, yaitu hipotesis nol dan alternatif. Pada statistik,
hipotesis nol diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara parameter
dengan statistik, atau tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dan
ukuran sampel.
142
Dengan demikian hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena
memang peneliti tidak mengharapkan adanya perbedaan data populasi dengan
sampel.selanjutnya hipotesis alternatif adalah lawan hipotesis nol, yang
berbunyi ada perbedaan antara data populasi dengan data sampel.
Hipotesis statistik ialah suatu pernyataan tentang bentuk fungsi suatu
variabel atau tentang nilai sebenarnya suatu parameter. Suatu pengujian
hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat,
yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang
dipersoalkan/diuji.
Hipotesis (atau lengkapnya hipotesis statistik) merupakan suatu
anggapan atau suatu dugaan mengenai populasi. Sebelum menerima atau
menolak sebuah hipotesis, seorang peneliti harus menguji keabsahan
hipotesis tersebut untuk menentukan apakah hipotesis itu benar atau salah.
H0 dapat berisikan tanda kesamaan (equality sign) seperti : = , ≤ , atau ≥.
Bilamana H0 berisi tanda kesamaan yang tegas (strict equality sign) = ,
maka Ha akan berisi tanda tidak sama (not-equality sign). Jika H0 berisikan
tanda ketidaksamaan yang lemah (weak inequality sign) ≤ , maka Ha akan
berisi tanda ketidaksamaan yang kuat (stirct inequality sign) > ; dan jika H0
berisi ≥, maka Ha akan berisi <.
143
Dengan pengertian di atas maka hipotesis statistik dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1) Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).
Ho : 1 = 2 = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Proses sosialisasi peserta
didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru pendidikan agama islam terhadap Hasil Pembelajaran
siswa.
Ha : 1 ≠ 2 ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru pendidikan agama islam terhadap Hasil pembelajaran
siswa.
2) Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t).
Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji dua pihak (two tail test)
dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol (Ho) : = 0 dan
hipotesis alternatifnya (Ha) : ≠ 0 )
Ho : 1 = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Proses sosialisasi peserta
didik dengan guru di sekolah terhadap Hasil pembelajaran siswa.
Ha : 1 ≠ 0
144
Terdapat pengaruh yang signifikan Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah terhadap Hasil pembelajaran siswa.
Ho : 2 = 0
Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap Hasil
pembelajaran siswa.
Ha : 2 ≠ 0
Terdapat pengaruh yang signifikan Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap Hasil
pembelajaran siswa.
145
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Sejarah Singkat SMP Negeri 2 Pubian
SMP Negeri 1 Pubian Lampung Tengah didirikan di atas tanah
seluas 18.160M2 dan luas bangunannya 877M2 yang terletak di Jalan
Inpres Kampung Sangunratu Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung
Tengah. Sekolah ini berdiri pada tahun 2007 atas dasar SK Nomor
527/KPTS/2007 Tanggal 19 Desember 2007 sebagai Unit Sekolah Baru.
Pada Tahun Pelajaran 2007 / 2008 SMP Negeri 2 Pubian memulai
Proses Belajar Mengajar dibawah pimpinan Bapak Siswandi, S.Pd selaku
Pejabat Sementara Kepala Sekolah yang sekaligus menjabat sebagai
Kepala SMP Negeri 1 Pubian yang memegang jabatan sementara sebelum
ada kepala sekolah definitif. Baru pada tahun 2008 berdasarkan SK Bupati
Lampung Tengah nomor: 821/028/LT.04/2008 Tanggal 24 April 2008
diangkatlah M.Khaeruddin, S.Pd sebagai Kepala Sekolah yang pertama
sampai sekarang
146
Secara jelas terlihat pada tabel berikut :
Tabel : 16
Daftar Kepemimpinan SMP Negeri 2 Pubian
Tahun 2007 s/d Sekarang
No Masa Jabatan Nama Kepala Sekolah Keterangan
1 Juli 2007 – Maret 2008 Siswandi, S.Pd Pjs.
2 24 April 2008 s/d 2017 M. Khaeruddin, S.Pd Definitif
3 Januari 2017 s/d Sekarang Rita Yusnely Aris, S.Pd. Definitif
SMP Negeri 2 Pubian mulai melaksanakan Proses Belajar
Mengajar dengan jumlah siswa sebanyak 80 anak yang terdiri dari 39 laki-
laki dan 41 perempuan dengan jumlah Tenaga Pendidik sebanyak 16
orang, terdiri dari 1 orang berstatus PNS dan 15 orang berstatus Guru
Honor serta Tenaga Kependidikan sebanyak 2 orang.
Sampai saat ini (Tahun Ajaran 2014/2015) SMP Negeri 2 Pubian
telah melaksanakan Ujian Nasional sebanyak 5 kali; Tahun 2009/2010 (77
anak / lulus 100%), 2010/2011 (108 anak / Lulus 98%), TA. 2011/2012
(135 anak/ Lulus 100%) , TA. 2012/2013 (109 anak / Lulus 100%) dan
TA.2014/2015 (117 anak/Lulus 100%)
147
2. Profil SMP Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung
Tengah
1) Nama Sekolah : SMP NEGERI 2 PUBIAN
Jalan/Desa : Jl. Inpres / Sangunratu
Kecamatan : Pubian
Kabupaten : Lampung Tengah
No Telp. / HP :
2) Kepala Sekolah
Nama Lengkap : RITA YUSNELY ARIS, M.Pd.
NIP : 197709232008012013
Pendidikan Terakhir : Sarjanan S.2
Alamat : Tanjung Senang Bandar Lampung
No. HP. : 081219516111
3) Data Sekolah
Data Umum
NSS : 20 1 12 02 19 175
Rekening Bank :
Tahun didirikan : 2007
Tahun beroperasi : 2007
Kepemilikan Tanah
Status Tanah : Millik (sertifikat)
Luas Tanah : 18.169 M2
Luas bangunan : 3.016 M2
148
4) Data Siswa 3 ( tiga ) tahun terakhir
TP
JmlPendaft
ar(CalonSiswaBaru)
Kls VII Kls VIII Kls IX Total
JmlSiswa
JmlRo
mbel
JmlSiswa
JmlRombel
JmlSiswa
JmlRomb
el
JmlSiswa
JmlRomb
el
2015/2016
160 144 5 154 5 129 4 427 14
2016/2017
165 149 5 131 5 151 5 431 15
2017/2018
166 150 5 138 5 127 5 422 15
3. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten
Lampung Tengah
1) VISI
Nyaman dalam Belajar Mengajar, Unggul dalam Prestasi
Berlandaskan Iman dan Taqwa
Indikator
1. Unggul dalam pengembangan kurikulum;
2. Unggul dalam proses pembelajaran;
3. Unggul dalam kualitas lulusan;
4. Unggul dalam Sumber Daya Manusia Pendidik dan Tenaga
Kependidikan;
5. Unggul dalam pengembangan sarana prasarana pendidikan;
6. Unggul dalam mutu dan pengelolaan manajemen sekolah;
7. Unggul dalam penggolongan pembiayaan pendidikan;
149
8. Unggul dalam pengembangan sistem penilaian;
9. Unggul dalam peningkatan keimanan dan ketaqwaan.
2) MISI
1. Dalam indikator Visi Unggul dalam Pengembangan Kurikulum,
misi sekolah dikembangkan adalah “ Mewujudkan
pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
( KTSP ) yang produktif dan adaptif “.
2. Dalam Indikator Visi Unggul dalam Proses Pembelajaran, misi
yang dikembangkan sekolah adalah “ Mewujudkan pembelajaran
yang inovatif dengan strategi/metode pembelajaran yang sesuai (
CTL, PAIKEM, Cooperative Learning, Joyfull Learning “.
3. Dalam Indikator Visi Unggul dalam Standar Ketuntasan belajar dan
Kelulusan, maka misi yang akan dikembangkan adalah :
Mewujudkan ketercapaian Standar Kriteria Ketuntasan Minuimal
(KKM);
Mewujudkan ketercapaian Standar Kelulusan ( SKL ) kelas IX;
Mewujudkan pencapaian berbagai prestasi bidang akademik dan
non akademik;
Mewujudkan pembiasaan beribadah/Imtaq, hidup bersih, sopan
santun, disiplin, dan berbudi pekerti luhur.
150
4. Dalam Indikator Visi Unggul dalam Sumber Daya Manusia
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, maka misi yang
dikembangkan adalah :
Mewujudkan peningkatan Sumber Daya Manusia pendidik dan
tenaga kependidikan yang berkualitas dan berkepribadian;
Mewujudkan ketersediaan pendidik dan tenaga kependidikan
berdasarkan kuantitas dan spesifikasinya.
5. Dalam Indikator Visi Unggul dalam Pengembangan Sarana dan
Prasarana Pendidikan, maka misi yang dikembangkan adalah :
a. Mewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana fasilitas
pendidikan;
b.Mewujudkan pengembangan media pembelajaran.
6. Dalam Indikator visi Unggul Mutu Pengelolaan Manajemen
Sekolah, maka visi yang dikembangkan adalah:
a. Mewujudkan pengelolaan menajemen sekolah yang transparan,
partisipatif dan akuntabel;
b.Mewujudkan sistem komputerisasi administrasi sekolah.
7. Indikator visi Unggul dalam Penggolongan Pembiayaan
Pendidikan, maka misi yang dikembangkan adalah:
a. Mewujudkan pengembangan usaha-usaha sekolah;
b.Mewujudkan kerja dengan komite sekolah, dunia usaha dan
lembaga-lembaga lain;
c. Mewujudkan adanya subsidi peningkatan mutu sekolah.
151
8. Dalam indikator visi Unggul dalam Pengembangan Validasi Sistem
Penilaian, maka misi yang dikembangkan adalah “ Mewujudkan
sistem penilaian yang reliavabel dan valid “.
9. Dalam indikator visi Unggul dalam Pengembangan Validasi Sistem
Penilaian, maka misi yang dikembangkan adalah “ Mewujudkan
sistem penilaian yang reliavabel dan valid “.
10.Dalam indikator visi Unggul dalam Meningkatkan Keimanan dan
Ketaqwaan , misi yang dikembangkan adalah :
- Mewujudkan budaya dan perilaku yang mencerminkan budli
pekerti dan tatakrama;
- Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bernuansa agamis.
3) TUJUAN
Menghasilkan siswa yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
berbudi pekerti luhur, cerdas, terampil dan mandiri
4. Gambaran umum responden
Responden dalam penelitian ini adalah siswa di SMP. Negeri 2
Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah yang berjumlah
64 siswa.
152
Dari 64 angket yang disebar ke responden semua kembali dan
layak untuk dilakukan analisa, serta semua angket di isi dengan lengkap.
Gambaran umum responden bisa dilihat melalui demografi responden.
Pada penelitian ini demografi responden meliputi jenis kelamin, jenjang
kelas dan jurusan. Faktor-faktor demografi tersebut dipandang
berpengaruh terhadap Hasil pembelajaran siswa yang menjadi topik
penelitian ini.
1) Responden menurut jenis kelamin
Analisis demografik pertama dilakukan terhadap data jenis
kelamin responden. Menurut Robbins (2006), analisis terhadap data jenis
kelamin responden perlu untuk dilakukan karena adanya perbedaan
penting antara laki – laki dan perempuan yang dapat mempengaruhi
prestasi siswa. Perbedaan tersebut berkaitan dengan :
(1) Kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, pendorong
persaingan, motivasi, sosiabilitas, dan kemampuan belajar.
(2) Secara fisiologis jenis kelamin laki-laki dikaruniai kemampuan fisik
yang lebih kuat dari siswa berjenis kelamin perempuan dan jenis
kelamin perempuan dikaruniai hal-hal yang dapat mengganggu
intensitas belajarnya, misalnya adalah siklus haid Dalam kondisi haid,
perempuan memiliki kondisi psikologis yang tidak stabil dan mudah
terganggu, dalam kondisi ini dia tidak dapat menghadapi dengan baik,
maka intensitas belajarnyapun akan terganggu, dan dengan
153
terganggunya intensitas belajarnya, maka prestasi belajarnyapun akan
terpengaruh. Oleh karena itu dalam penelitian ini jenis kelamin
responden tergolong urgen dalam pengisian angket.
Data jenis kelamin responden siswa di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan
Pubian Kabupaten Lampung Tengah.
Tabel : 17
Jenis kelamin responden
Jenis Kelamin JumlahProsentase
(%)Laki – laki 29 45
Perempuan 35 55
T o t a l 64 100Sumber : Data angket diolah 2017
Berdasarkan keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas
responden adalah perempuan yaitu sebanyak 35 siswa atau 45 % sedangkan
sisanya adalah responden laki-laki sebanyak 29 atau 55 %
1. Responden menurut jenjang kelas
Analisis demografik kedua adalah jenjang kelas yang dianggap dapat
menunjukkan pengetahuan dan daya pikir yang lebih baik, artinya jenjang
kelas yang tinggi akan mempunyai pengetahuan dan daya pikir lebih baik
bila dibandingkan dengan jenjang kelas yang lebih rendah. Oleh karena itu
dalam penelitian ini jenjang kelas responden tergolong urgen dalam
154
pengisian angket dan diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu : kelas vii,
viii dan ix. Adapun deskripsi profil responden menurut jenjang kelas dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel : 18
Jenis jenjang kelas responden
Kelas JumlahProsentase
(%)vii 20 31
viii 20 31
ix 24 38
T o t a l 64 100Sumber : Data angket diolah 2017
Berdasarkan keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden
adalah kelas vii yaitu sebanyak 20 siswa atau 31 %, kelas viii sebanyak 20
siswa atau 31 % sedangkan sisanya adalah responden kelas ix sebanyak 24
atau 38%
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji validitas instrumen
Suatu pernyataan dikatakan valid jika pernyataan tersebut mampu
mengukur apa yang perlu diukur dan mampu mengungkapkan apa yang ingin
diungkapkan dengan demikian sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data,
instrumen penelitian perlu diujicobakan ( tryout ) kepada 30 siswa sebagai
responden non sampel untuk mengukur persyaratan instrumen.
155
Hasil uji instrumen penelitian untuk setiap variabel dianalisis dengan
mencari korelasi antara skor setiap item dengan skor totalnya. Pada taraf
kepercayaan 95% dan derajat kebebasan n-3 instrumen penelitian dinyatakann
valid apabila hasil perhitungan korelasi rhitung > rtabel atau dikatakan tidak valid
apabila hasil perhitungan korelasi rhitung < rtabel.
Berdasarkan hasil uji coba dari masing-masing variabel yaitu 10
pernyataan terhadap 30 responden tryout menunjukkan hasil bahwa semua item
instrumen penelitian variabel Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah yang digunakan memenuhi persyaratan validitas. Hasil perhitungan uji
validitas instrumen variabel Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel : 19
Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian Proses sosialisasi
peserta didik dengan guru di sekolah (X1)
Item
pernyataanr hitung r tabel Keterangan
1 0,602 0,381 Valid
2 0,454 0,381 Valid
3 0,583 0,381 Valid
4 0,591 0,381 Valid
5 0,783 0,381 Valid
6 0,582 0,381 Valid
7 0,688 0,381 Valid
156
8 0,556 0,381 Valid
9 0,495 0,381 Valid
10 0,723 0,381 Valid
Rata – rata 0,754
Sumber data primer diolah, 2017
Berdasarkan tabel di atas pada kolom rhitung dikonsultasikan pada kolom
rtabel pada taraf kepercayaan sebesar 95% dan n-3 = 27 diperoleh hasil sebesar
0,654 sehingga dapat disimpulkan bahwa :
Uji validitas Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1)
untuk seluruh item korelasi rhitung > rtabel maka instrumen tersebut dinyatakan
valid;
Nilai rata – rata koefisien korelasi sebesar 0,754 dan bila nilai tersebut
dikonsultasikan pada tabel interpretasi maka berada pada tingkat hubungan
yang kuat;
Uji hipotesis berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya skor butir pernyataan
berkorelasi positif dengan total skor konstruk.
Berdasarkan hasil uji coba dari masing-masing variabel yaitu 10
pernyataan terhadap 30 responden tryout menunjukkan hasil bahwa semua item
instrumen penelitian variabel Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
pendidikan agama islam (X2) yang digunakan memenuhi persyaratan validitas.
Hasil perhitungan uji validitas instrumen variabel Persepsi siswa tentang
157
keterampilan mengajar guru Pendidikan Agama Islam (X2) disajikan pada tabel
di bawah ini.
Tabel : 20
Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian
Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2)
Item
pernyataanr hitung r tabel Keterangan
1 0,458 0,381 Valid
2 0,524 0,381 Valid
3 0,489 0,381 Valid
4 0,507 0,381 Valid
5 0,498 0,381 Valid
6 0,483 0,381 Valid
7 0,504 0,381 Valid
8 0,487 0,381 Valid
9 0,382 0,381 Valid
10 0,604 0,381 Valid
Rata – rata 0,751
Sumber data primer diolah, 2017
Berdasarkan tabel di atas pada kolom rhitung dikonsultasikan pada kolom
rtabel pada taraf kepercayaan sebesar 95% dan n-3 = 27 diperoleh hasil sebesar
0,651 sehingga dapat disimpulkan bahwa :
Uji validitas Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2)
untuk seluruh item korelasi rhitung > rtabel maka instrumen tersebut dinyatakan
valid;
158
Nilai rata – rata koefisien korelasi sebesar 0,751 dan bila nilai tersebut
dikonsultasikan pada tabel interpretasi maka berada pada tingkat hubungan
yang kuat;
Uji hipotesis berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya skor butir pernyataan
berkorelasi positif dengan total skor konstruk.
Berdasarkan hasil uji coba dari masing-masing variabel yaitu 10
pernyataan terhadap 30 responden tryout menunjukkan hasil bahwa semua item
instrumen penelitian variabel Hasil pembelajaran siswa (Y) yang digunakan
memenuhi persyaratan validitas.
Hasil perhitungan uji validitas instrumen variabel Hasil pembelajaran
siswa (Y) disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel : 21
Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian
Hasil pembelajaran siswa (Y)
Item
pernyataanr hitung r tabel Keterangan
1 0,527 0,381 Valid
2 0,664 0,381 Valid
3 0,482 0,381 Valid
4 0,504 0,381 Valid
5 0,683 0,381 Valid
6 0,539 0,381 Valid
159
7 0,323 0,381 Drop
8 0,789 0,381 Valid
9 0,426 0,381 Valid
10 0,615 0,381 Valid
Rata – rata 0,648
Sumber data primer diolah, 2017
Berdasarkan tabel di atas pada kolom rhitung dikonsultasikan pada kolom
rtabel pada taraf kepercayaan sebesar 95% dan n-3 = 27 diperoleh hasil sebesar
0,601 sehingga dapat disimpulkan bahwa :
Uji validitas Hasil pembelajaran siswa (Y) untuk seluruh item korelasi rhitung >
rtabel maka instrumen tersebut dinyatakan valid;
Nilai rata – rata koefisien korelasi sebesar 0,648 dan bila nilai tersebut
dikonsultasikan pada tabel interpretasi maka berada pada tingkat hubungan
yang kuat;
Uji hipotesis berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya skor butir pernyataan
berkorelasi positif dengan total skor konstruk.
2. Uji reliabilitas instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui layak tidaknya instrumen
penelitian bila digunakan lebih dari 1 kali penelitian. Uji reliabilitas pada
penelitian ini menggunakan metode alpha croanbach yang dibantu dengan
Microsoft Office Excel 2007
160
Reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis
belah dua antara item ganjil dengan item genap selanjutnya dicari korelasi antar
skor item ganjil dengan skor item genap.
Tabel : 22
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1), Persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2) dan
Hasil pembelajaran siswa (Y)
Variabelalpha
croanbachhitung
r kritis Keterangan
Proses
sosialisasi
peserta didik
dengan guru di
sekolah
0,783 >0,70Korelasi sangat
kuat
Persepsi siswa
tentang
keterampilan
mengajar guru
PAI
0,559 0,50 - 0,70 Korelasi sedang
Hasil
pembelajaran
siswa
0,702 >0,70Korelasi sangat
kuat
Rata-rata 0,681
Sumber data primer diolah, 2017
161
Dari hasil uji reliabilitas di atas di dapat alpha Proses sosialisasi peserta
didik dengan guru di sekolah sebesar 0,783 Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru PAI sebesar 0,559 dan Hasil pembelajaran siswa sebesar 0,702
sehingga dapat disimpulkan bahwa :
Uji realiabilitas instrumen dinyatakan reliabel karena instrumen penelitian
ketiga variabel dengan hasil alpha croanbachhitung > r kritis
Nilai rata – rata koefisien korelasi sebesar 0,681 dan bila nilai tersebut
dikonsultasikan pada tabel interpretasi maka berada pada konsisten/korelasi
yang sangat cukup reliabel;
C. Pengujian Hipotesis
1. Data hasil pengukuran variabel Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah (X1)
Hasil pengukuran data variabel Proses sosialisasi peserta didik dengan
guru di sekolah dengan menggunakan instrumen pengumpul data terhadap 64
responden sebagai sampel diperoleh data hasil perhitungan angket / kuesioner
sebagai berikut:
Skor tertinggi = 45 Kelas = 5
Skor terendah = 21 Lebar kelas = 5
Rentang = 24
162
Tabel : 23
Distribusi frekuensi komulatif hasil pengukuran variabel
Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1)
No Kriteria Interval
frekuensi
absolut
( fo )
frekuensi
relatif
(%)
1 Sangat setuju 41 – 46 24 38
2 Setuju 36 – 41 19 30
3 Ragu-ragu 31 – 36 13 20
4 Tidak setuju 26 – 31 5 8
5 Sangat tidak setuju 21 – 26 3 5
J u m l a h 64 100
Gambar : 02Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1)
Sumber data primer 2017
Berdasarkan hasil pengukuran data variabel Proses sosialisasi peserta
didik dengan guru di sekolah di atas dapat di artikan bahwa dari pertanyaan yang
24
19
13
53
0
5
10
15
20
25
30
41 - 46 36 - 41 31 - 36 26 - 31 21 - 26
Fre
kuen
si
Interval
Variabel X1
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
163
di ajukan kepada 64 responden maka yang menjawab Sangat setuju sebanyak 38
% Setuju sebanyak 30 %, Ragu-ragu yaitu 20 %, Tidak setuju yaitu 8 % dan
Sangat tidak setuju adalah 5 %.
2. Data hasil pengukuran variabel Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru PAI (X2)
Hasil pengukuran data variabel Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru PAI dengan menggunakan instrumen pengumpul data terhadap 64
responden sebagai sampel diperoleh data hasil perhitungan angket / kuesioner
sebagai berikut :
Skor tertinggi = 43
Skor terendah = 21
Rentang = 22
Kelas = 5
Lebar kelas = 5
Tabel : 24
Distribusi frekuensi komulatif hasil pengukuran variabel
Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2)
No Kriteria Intervalfrekuensiabsolut
( fo )
frekuensirelatif (%)
1 Sangat setuju 41 - 46 19 302 Setuju 36 - 41 22 343 Ragu-ragu 31 - 36 14 224 Tidak setuju 26 - 31 6 95 Sangat tidak setuju 21 - 26 3 5
J u m l a h 64 100
164
Gambar : 03Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2)
Sumber data primer 2017
Berdasarkan hasil pengukuran data variabel Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru PAI di atas dapat di artikan bahwa dari pertanyaan
yang diajukan kepada 64 responden maka yang menjawab Sangat setuju sebanyak
30 %, Setuju sebanyak 34 %, Ragu-ragu yaitu 22 %, Tidak setuju yaitu 9 % dan
Sangat tidak setuju adalah 5 %.
3. Data hasil pengukuran variabel Hasil pembelajaran siswa (Y)
Hasil pengukuran data variabel Hasil pembelajaran siswa dengan
menggunakan instrumen pengumpul data terhadap 64 responden sebagai sampel
diperoleh data hasil perhitungan angket / kuesioner sebagai berikut:
1922
14
63
0
5
10
15
20
25
41 - 46 36 - 41 31 - 36 26 - 31 21 - 26
Fre
kuen
si
Internal
Variabel X2
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
165
Skor tertinggi = 43 Kelas = 5
Skor terendah = 25 Lebar kelas = 4
Rentang = 18
Tabel : 25
Distribusi frekuensi komulatif hasil pengukuran variabel
Hasil pembelajaran siswa siswa (Y)
No Kriteria Interval
frekuensi
absolut
( fo )
frekuensi
relatif
(%)
1 Sangat setuju 41 - 45 26 41
2 Setuju 37 - 41 23 36
3 Ragu-ragu 33 - 37 10 16
4 Tidak setuju 29 - 33 2 3
5 Sangat tidak setuju 25 – 29 3 5
J u m l a h 64 100
Gambar : 04 Hasil pembelajaran siswa (Y)
Sumber data primer 2017
2623
10
2 3
0
5
10
15
20
25
30
41 - 45 37 - 41 33 - 37 29 - 33 25 - 29
Fre
kuen
si
Internal
Variabel Y
Sangat setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
166
Berdasarkan hasil pengukuran data variabel Hasil pembelajaran siswa di
atas dapat di artikan bahwa dari pertanyaan yang diajukan kepada 64 responden
maka yang menjawab Sangat setuju sebanyak 41 %, Setuju sebanyak 36 %, Ragu-
ragu yaitu 16 %, Tidak setuju yaitu 3 % dan Sangat tidak setuju adalah 5 %
4. Analisis Kuantitatif
Penelitian ini mengajukan tiga hipotesis yang perlu diuji secara empiris
yaitu 2 secara parsial dan 1 secara simultan. Semua hipotesis adalah dugaan
tentang pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan
Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI terhadap Hasil
pembelajaran siswa. Teknik statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan
antara variabel-variabel tersebut adalah teknik korelasi product moment dan
regresi baik secara sederhana maupun berganda. Teknik ini digunakan untuk
menguji besarnya kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
5. Analisis Parsial
Hipotesis pertama dilakukan secara parsial adalah pengaruh Proses
sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1) terhadap Hasil pembelajaran
siswa (Y). Yang diartikan bahwa semakin tinggi Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah maka semakin tinggi pula Hasil pembelajaran siswa
tersebut. Terdapat dua pilihan hipotesis :
167
Ho = Tidak terdapat pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah (X1) terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
Ha = Terdapat pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah (X1) terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
Kriteria pengujian dengan derajat kebebasan df: α, (n-k) dan taraf
kepercayaan 95%, hipotesis akan terima jika thitung > ttabel, dalam hal sebaliknya
hipotesis akan ditolak jika thitung < ttabel
Langkah yang dilakukan untuk mengetahui hipotesis adalah menghitung
persamaan regresi linier sederhana dan koefisien korelasi variabel Proses
sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1) dan Hasil pembelajaran
siswa (Y) koefisien korelasi dengan menggunakan program Microsoft Office
Excel 2007 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel : 26
Uji Anova Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1)
terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
ANOVA
Df SS MS F Significance F
Regression 1 93,93122 93,93122 7,428175 0,008335
Residual 62 784,0063 12,64526
Total 63 877,9375
Berdasarkan hasil uji Anova diperoleh nilai F = 7,428 dengan tingkat
probabilitas signifikansi 0,008. Oleh karena probabilitas signifikansi 0,008 < dari
168
α 5% ( 0,05 ) maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi Hasil
pembelajaran siswa. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, sedangkan jika
probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. Hasil uji signifikansi terlihat bahwa nilai
probabilitas adalah sebesar 0,008 < 0,05 sehingga Ho ditolak. Artinya pengaruh
Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1) terhadap Hasil
pembelajaran siswa (Y) signifikan, sehingga hipotesis alternatif Ha diterima.
Tabel : 27
Koefisien regresi Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1)
terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y) atau sering juga disebut
regresi linier sederhana
Variabble Coefficients Standard Error t Stat P-value
Intercept 28,47483 2,966535 9,598683 7,09E-14
X Variable 1 0,228909 0,083989 2,725468 0,008335
Berdasarkan tabel 26, diperoleh hasil :
1) Besaran intercept atau konstanta (a) sebesar 28,474 dan koefisien regresi
0,228 Besaran konstanta dan koefisien regresi linear sederhana tersebut
menghasilkan formula model persamaan regresi sebagai berikut:
Ӯ = 28,474 + 0,228 X1
Dimana :
Ӯ = Variabel terikat yaitu Hasil pembelajaran siswa
X1 = Variabel bebas yaitu Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah
169
Artinya, jika tidak ada nilai koefisien Proses sosialisasi peserta didik dengan
guru di sekolah maka nilai Hasil pembelajaran siswa dalam keadaan konstan
adalah 28,474 koefisien regresi sebesar 0,228 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 skor (positif atau +) pada variabel Proses sosialisasi peserta
didik dengan guru di sekolah, maka diprediksi akan meningkatkan nilai Hasil
pembelajaran siswa sebesar 0,228 atau 1x 0,228 = 0,228.
Sebaliknya jika nilai variabel Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah turun 1 skor, maka nilai diprediksi akan mengalami penurunan
sebesar 0,228. Jadi tanda positif (+) menyatakan arah prediksi yang searah
atau linier, kenaikan atau penurunan variabel Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah (X1) akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan
variabel Hasil pembelajaran siswa ( Y )
2) Thitung 2,725 dan tingkat signifikan sebesar 0,008.
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai thitung sebesar 2,725 yang
selanjutnya dengan taraf kepercayaan α =95% dan derajat kebebasan df (64-
3) diperoleh ttabel sebesar 2,000. Dengan demikian thitung > ttabel yaitu 2,725 >
2,000 sehingga hipotesis yang menyatakan Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah berpengaruh terhadap Hasil pembelajaran siswa.
Dengan besaran t significant sebesar 0,008 lebih kecil dari taraf signifikansi
yang ditetapkan yaitu sebesar 0,05 maka variabel Proses sosialisasi peserta
170
didik dengan guru di sekolah mampu menjelaskan variabel Hasil
pembelajaran siswa.
Secara statistik berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya sesuai kriteria
pengujian maka hipotesis “Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap Hasil
pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten
Lampung Tengah.
Tabel : 28
Koefisien korelasi dan determinasi Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah (X1) terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0,727094
R Square 0,528991
Adjusted R Square 0,092587
Standard Error 3,556018
Observations 64
Berdasarkan tabel 27 di atas diperoleh hasil :
1) Koefisien korelasi antara Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah (X1) dengan Hasil pembelajaran siswa (Y) senilai 0,727 atau rxy
0,727 yang berarti terdapat pengaruh positif variabel Proses sosialisasi peserta
didik dengan guru di sekolah (X1) dengan Hasil pembelajaran siswa (Y)
171
2) Rsquare ( koefisien determinasi atau R2 ) senilai 0,528 yang merupakan
pengkuadratan dari koefisien korelasi nilai R. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah memberikan
sumbangan atau kontribusi kepada Hasil pembelajaran siswa sebesar 0,528
atau 0,528 x 100% = 52,8 % sedangkan sisanya 47,2 % (100% - 52,8%)
dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Rsquare berkisar pada angka 0
sampai 1 dengan catatan semakin kecil angka Rsquare maka semakin lemah
hubungan kedua variabel.
Hipotesis kedua dilakukan secara parsial adalah pengaruh Persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2) terhadap Hasil pembelajaran siswa
(Y). Yang diartikan bahwa semakin tinggi Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru PAI maka semakin tinggi pula Hasil pembelajaran siswa tersebut.
Terdapat dua pilihan hipotesis :
Ho = Tidak terdapat pengaruh Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar
guru PAI (X2) terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
Ha = Terdapat pengaruh Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
PAI (X2) terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
Kriteria pengujian dengan derajat kebebasan df: α, (n-k) dan taraf
kepercayaan 95%, hipotesis akan terima jika thitung > ttabel, dalam hal sebaliknya
hipotesis akan ditolak jika thitung < ttabel
Langkah yang dilakukan sebelum melakukan hipotesis adalah menghitung
persamaan regresi linier sederhana dan koefisien korelasi variabel Persepsi siswa
172
tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2) dan Hasil pembelajaran siswa (Y)
dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel : 29
Uji Anova Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2)
terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
ANOVAdf SS MS F Significance F
Regression 1 85,65121 85,65121 6,702596 0,01198Residual 62 792,2863 12,77881Total 63 877,9375
Berdasarkan hasil uji Anova diperoleh nilai F = 6,702 dengan tingkat
probabilitas signifikansi 0,01. Oleh karena probabilitas signifikansi 0,01 < dari α
5% ( 0,05 ) maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi Hasil
pembelajaran siswa. Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima, sedangakan jika
probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak. Hasil uji signifikansi terlihat bahwa nilai
probabilitas adalah sebesar 0,01 < 0,05 sehingga Ho ditolak. Artinya pengaruh
Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2) terhadap Hasil
pembelajaran siswa (Y) signifikan, sehingga hipotesis alternatif Ha diterima.
Tabel : 30
Koefisien regresi Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI
(X2) terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
atau sering juga disebut regresi linier sederhana
Variable Coefficients Standard Error t Stat P-value
Intercept 28,43145 3,136471 9,06479 5,76E-13
X Variable 2 0,239919 0,092671 2,588937 0,01198
173
Berdasarkan tabel 29, diperoleh hasil :
1) Besaran intercept atau konstanta (a) sebesar 28,43 dan koefisien regresi 0,239
Besaran konstanta dan koefisien regresi linear sederhana tersebut
menghasilkan formula model persamaan regresi sebagai berikut:
Ӯ = 28,43 + 0,239 X2
Dimana :
Ӯ = Variabel terikat yaitu Hasil pembelajaran siswa
X2 = Variabel bebas yaitu Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
PAI
Artinya, jika tidak ada nilai koefisien Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru PAI maka nilai Hasil pembelajaran siswa dalam
keadaan konstan adalah 28,43 koefisien regresi sebesar 0,239 menyatakan
bahwa setiap penambahan 1 skor (positif atau +) pada variabel Persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru PAI, maka diprediksi akan
meningkatkan nilai Hasil pembelajaran siswa sebesar 0,239 atau 1x 0,239 =
0,239.
Sebaliknya jika nilai variabel Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru PAI turun 1 skor, maka nilai Hasil pembelajaran siswa
diprediksi akan mengalami penurunan sebesar 0,239. Jadi tanda positif (+)
menyatakan arah prediksi yang searah atau linier, kenaikan atau penurunan
variabel Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2) akan
174
mengakibatkan kenaikan atau penurunan variabel Hasil pembelajaran siswa
( Y )
2) Thitung 2,588 dan tingkat signifikan sebesar 0,01
Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai thitung sebesar 2,588 yang
selanjutnya dengan taraf kepercayaan α =95% dan derajat kebebasan df (64-
3) diperoleh ttabel sebesar 2,000. Dengan demikian thitung > ttabel yaitu 2,588>
2,000. sehingga hipotesis yang menyatakan Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru PAI berpengaruh terhadap Hasil pembelajaran
siswa.
Dengan besaran t significant sebesar 0,01 lebih kecil dari taraf
signifikansi yang ditetapkan yaitu sebesar 0,05 maka variabel Persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru PAI mampu menjelaskan variabel Hasil
pembelajaran siswa.
Secara statistik berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya sesuai
kriteria pengujian maka hipotesis “Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru pendidikan agama islam berpengaruh secara parsial dan
signifikan terhadap Hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2 Pubian
Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah.”
175
Tabel : 31
Koefisien korelasi dan determinasi Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru PAI (X2) terhadap
Hasil pembelajaran siswa (Y)
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0,712345
R Square 0,50656
Adjusted R Square 0,083004
Standard Error 3,574746
Observations 64
Berdasarkan tabel : 30 di atas diperoleh
1) Koefisien korelasi antara Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
PAI (X2) dengan Hasil pembelajaran siswa (Y) senilai R 0,712 atau rxy 0,712
yang berarti terdapat pengaruh positif variabel Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru PAI (X2) dengan Hasil pembelajaran siswa (Y)
2) Rsquare ( koefisien determinasi atau R2 ) senilai 0,506 yang merupakan
pengkuadratan dari koefisien korelasi nilai R. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI
memberikan sumbangan atau kontribusi kepada Hasil pembelajaran siswa
sebesar 0,506 atau 0,506 x 100% = 50,7 % sedangkan sisanya 49,3% (100%
- 50,7 %) dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Rsquare berkisar pada
angka 0 sampai 1 dengan catatan semakin kecil angka Rsquare maka semakin
lemah hubungan kedua variabel.
176
6. Analisis Simultan
Hipotesis ketiga dilakukan secara simultan adalah pengaruh Proses
sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1) dan Persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2) secara simultan atau
bersama-sama terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y). Yang diartikan
bahwa semakin tinggi Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah dan tinggi Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
PAI maka semakin tinggi pula Hasil pembelajaran siswa tersebut.
Terdapat dua pilihan hipotesis :
Ho = Tidak terdapat pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan
guru di sekolah (X1) dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar
guru PAI (X2) secara simultan terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
Ha = Terdapat pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah (X1) dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
PAI (X2) secara simultan terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
Kriteria pengujian dengan derajat kebebasan df: α, (n-k) dan taraf
kepercayaan 95%, hipotesis akan terima jika thitung > ttabel, dalam hal
sebaliknya hipotesis akan ditolak jika thitung < ttabel
Langkah yang dilakukan sebelum melakukan hipotesis adalah
menghitung persamaan regresi linier berganda dan koefisien korelasi
variabel Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1) dan
177
Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2) terhadap
Hasil pembelajaran siswa (Y) dengan menggunakan program Microsoft
Office Excel 2007 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel : 32
Uji Anova atau yang sering disebut dengan Uji F ( uji fisher )
pada Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1) dan
Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2)
terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
ANOVA
Df SS MS F Significance F
Regression 2 98,3077 49,15385 3,845909 0,026727
Residual 61 779,6298 12,78082
Total 63 877,9375
Hasil tabel : 31 di atas menunjukkan bahwa
1) Nilai Fhitung sebesar 3,845 sedangkan dengan perhitungan tabel untuk df1 = 2
dan df2 = n-k-1 = 64-2-1 = 61 diperoleh Ftabel sebesar 2,000 Dengan demikian
diperoleh Fhitung > Ftabel
2) Hasil perhitungan Significance F senilai 0,03 sedangkan taraf signifikansi
(taraf nyata) yang ditetapkan sebesar 5% (0,05) Dengan demikian diperoleh
taraf nyata > Significance F .
Dari dua keterangan tersebut di atas secara statistik berarti Ho ditolak dan Ha
diterima artinya sesuai kriteria pengujian maka hipotesis “Proses sosialisasi
peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang
178
keterampilan mengajar guru pendidikan agama islam berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap Hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2
Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah.”
Tabel : 33
Koefisien regresi Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1)
dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2)
terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
atau sering juga disebut regresi linier berganda
Variable Coefficients StandardError t Stat P-value
Intercept 27,79363 3,201532 8,681354 2,98E-12X Variable 1 0,153423 0,154175 2,995125 0,323607X Variable 2 0,199024 0,169221 2,585172 0,560591
1) Besaran intercept atau konstanta (a) sebesar 27,79, koefisien regresi X1
sebesar 0,153 dan koefisien regresi X2 sebesar 0,099.
Besaran konstanta dan koefisien regresi linear sederhana tersebut
menghasilkan formula model persamaan regresi sebagai berikut:
Ӯ = 27,79 + 0,153 X₁ + 0,199 X₂
Dimana :
Ӯ = Variabel terikat yaitu Hasil pembelajaran siswa
X₁ = Variabel bebas yaitu Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah
179
X₂ = Variabel bebas yaitu Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar
guru PAI
Berdasarkan tabel persamaan regresi linier berganda di atas, dapat diberikan
penjelasan sebagai berikut :
Koefisien konstanta (a) sebesar 27,79 yang artinya bahwa jika X1 dan X2
dianggap 0 maka variabel independen (Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar
guru PAI ) diasumsikan tidak mengalami perubahan atau konstan maka
nilai Y (Hasil pembelajaran siswa ) adalah sebesar 27,79.
Koefisien B1 (koefisien untuk Proses sosialisasi peserta didik dengan guru
di sekolah) = 0,153 yang diartikan bahwa Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil
pembelajaran siswa dan apabila Proses sosialisasi peserta didik dengan
guru di sekolah meningkat sebesar 1 skor, maka Hasil pembelajaran siswa
akan meningkat sebesar 0,153 atau 1x 0,153 = 0,153 dengan asumsi X2
konstan.
Koefisien B2 (koefisien untuk Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru PAI ) = 0199 yang diartikan bahwa Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru PAI berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Hasil pembelajaran siswa dan apabila Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru PAI meningkat sebesar 1 skor, maka Hasil
pembelajaran siswa akan meningkat sebesar 0,199 atau 1x 0,199 = 0,199
dengan asumsi X1 konstan
180
2) Thitung atau t Stat dan P-value adalah :
Variabel X1 sebesar 2,995 dan P-value sebesar 0,323
Variabel X2 sebesar 2,585 dan P-value sebesar 0,560
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh :
Nilai thitung variabel X1 dan X2 > ttabel yang nilainya 2,000
Nilai P-value (taraf nyata ) yang ditetapkan sebesar 5% (0,05) > P-value
variabel X1 dan X2
Dari dua keterangan tersebut di atas secara statistik berarti Ho ditolak dan Ha
diterima artinya sesuai kriteria pengujian maka hipotesis “Proses sosialisasi
peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru PAI berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap
Hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian
Kabupaten Lampung Tengah.”
Tabel : 34
Koefisien korelasi dan determinasi Proses sosialisasi peserta didik dengan
guru di sekolah (X1) dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar
guru PAI (X2) terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
SUMMARY OUTPUT
Regression Statistics
Multiple R 0,734628R Square 0,538776Adjusted R Square 0,08286Standard Error 3,575027Observations 64
181
Berdasarkan tabel di atas diperoleh
1) Koefisien korelasi diperoleh senilai R 0,734 atau rxy 0,734 yang berarti
terdapat pengaruh positif variabel Proses sosialisasi peserta didik dengan guru
di sekolah (X1) dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI
(X2) dengan Hasil pembelajaran siswa (Y)
2) Rsquare ( koefisien determinasi atau R2 ) senilai 0,539 yang merupakan
pengkuadratan dari koefisien korelasi nilai R. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi
siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI memberikan sumbangan atau
kontribusi kepada Hasil pembelajaran siswa sebesar 0,539 atau 0,539 x 100%
= 53,9% sedangkan sisanya 46,1 % (100% - 53,9%) dipengaruhi oleh faktor
lain di luar penelitian.
Rsquare berkisar pada angka 0 sampai 1 dengan catatan semakin kecil angka
Rsquare maka semakin lemah hubungan kedua variabel.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Judul tesis “Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan
agama islam terhadap Hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2 Pubian
Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah.”
Berdasarkan hasil perhitungan angket kepada responden dan telah dilakukan
perhitungan maka analisis korelasi variabel Proses sosialisasi peserta didik dengan
182
guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI
dengan Hasil pembelajaran siswa baik secara parsial maupun secara simultan
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1)
terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Proses sosialisasi peserta
didik dengan guru di sekolah (X1) memberikan kontribusi atau sumbangan
pengaruh sebesar 52,8 % terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y) di SMP. Negeri 2
Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah. Hal ini mengindikasikan
bahwa sumbangan pengaruh variabel Proses sosialisasi peserta didik dengan guru
di sekolah terhadap Hasil pembelajaran siswa cukup besar, sedangkan sisanya
47,2 % dipengaruhi oleh faktor lain.
Fakta tersebut dapat diartikan bahwa Proses sosialisasi peserta didik dengan
guru di sekolah menunjukkan dampak yang positif dan ditandai dengan adanya
indikator bahwa 1) Komunikasi antara siswa dengan guru; 2) Siswa bertanya
kepada guru saat ada yang belum jelas; 3) Siswa menjawab saat diberi pertanyaan
oleh guru; 4) Pertentangan siswa dalam menyelesaikan masalah/tugas yang
diberikan oleh guru, terbukti mampu memberikan dampak positif terhadap Hasil
pembelajaran siswa.
Pengaruh sebesar 52,8 % sedangkan sisanya 47,2 % dipengaruhi oleh faktor
lain, diantaranya adalah untuk memaksimalkan Hasil pembelajaran siswa
183
penempatan tugas seorang guru mengikuti salah satu prinsip manajemen ”the
right man on the right place “, bahwa menempatkan seseorang harus sesuai
dengan keahlian yang dimiliki, mata pelajaran yang diampu oleh seorang guru
harus sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya sebab hal ini sangat
berpengaruh terhadap Hasil pembelajaran siswa dan secara umum kualitas siswa
yang dihasilkannya.
2. Pengaruh Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI
(X2) terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru PAI (X2) memberikan kontribusi atau sumbangan
pengaruh sebesar 50,7 % terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y) di SMP. Negeri 2
Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah. Hal ini mengindikasikan
bahwa sumbangan pengaruh variabel Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru PAI terhadap Hasil pembelajaran siswa cukup besar, sedangkan
sisanya 49,3% dipengaruhi oleh faktor lain.
Hasil perhitungan berpengaruh sebesar 50,7% mengandung pengertian
bahwa Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI memiliki dampak
positif yang ditandai dengan adanya indikator bahwa : 1) Daya ingat siswa saat
guru menyampaikan materi; 2) Tanggapan siswa saat guru menerangkan
pelajaran; 3) Perhatian siswa saat guru memberikan pertanyaan.
184
Pengaruh sebesar 50,7% sedangkan sisanya 49,3% dipengaruhi oleh faktor
lain, diantaranya :
1) Untuk memaksimalkan Hasil pembelajaran siswa seorang guru selain
mempunyai kinerja yang baik, guru harus dapat meningkatkan
profesionalisme kerja yang tinggi, tingkat kedisiplinan yang baik, dan
peningkatan prestasi kerja serta dapat menjadi guru teladan dengan
membuat karya ilmiah yang layak diterbitkan dalam jurnal-jurnal ilmiah
yang terakreditasi berskala nasional maupun internasional.
2) Pengalaman kerja penting bagi seorang pendidik agar lebih terampil dalam
menjalankan tugasnya, mampu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi oleh siswa, mampu memupuk keahlian dan profesionalisme
seorang guru dan pengalaman kerja merupakan sekolah terbaik bagi
manusia untuk menyikapi permasalah hidup terutama di dunia kerja agar
membuahkan kinerja yang baik yang akhirnya Hasil pembelajaran siswa
meningkat.
3. Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1)
dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2)
terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Proses sosialisasi
peserta didik dengan guru di sekolah (X1) dan Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru PAI (X2) secara simultan berpengaruh positif
185
terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y) di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan
Pubian Kabupaten Lampung Tengah.
Output analisis regresi berganda diperoleh nilai Rxy sebesar 0,734
dengan signifikansi koefisien regresi berganda F sebesar 3,845 dan
persamaan regresi linier berganda Y = 27,79 + 0,153 X1 + 0,199 X2. nilai
konstanta 27,79 yang berarti bahwa jika nilai variabel Proses sosialisasi
peserta didik dengan guru di sekolah (X1) dan Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru PAI (X2) nol, maka Hasil pembelajaran siswa
sebesar 27,79 selanjutnya jika variabel Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah (X1) meningkat 1 skor, maka nilai Hasil
pembelajaran siswa naik sebesar 0,153 dan jika Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru PAI (X2) naik 1 skor, maka nilai Hasil
pembelajaran siswa meningkat 0,199.
Hasil ini menunjukkan pentingnya variabel Proses sosialisasi peserta
didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru PAI secara simultan untuk meningkatkan Hasil pembelajaran
siswa dan kedua variabel tersebut dapat menjelaskan variansi Hasil
pembelajaran siswa sebesar 0,538 dan koefisien korelasi sebesar 0,734.
Analisis korelasi parsial menunjukkan bahwa variabel Proses
sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah ( 0,727 ) sedikit lebih besar
186
dalam memberikan sumbangan pengaruhnya terhadap Hasil pembelajaran
siswa dari pada variabel Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
PAI ( 0,712 ).
Melalui persamaan regresi berganda dapat diartikan bahwa semakin
tinggi Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi
siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI, maka akan semakin tinggi
pula peningkatan Hasil pembelajaran siswa. Sebaliknya jika semakin rendah
Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru PAI, maka semakin rendah pula Hasil
pembelajaran siswa. Pengaruh ketiga variabel tersebut dapat dilihat pada
paradigma di bawah ini :
Gambar : 05
Paradigma persamaan regresi berganda
Rx1y = 0,727
Rx1x2y = 0,734
Rx2y = 0,712
Interpretasi tingkat keeratan pengaruh antara variabel X dan Y digunakan
tabel interpretasi koefisien korelasi
X2
X1
Y
187
Tabel : 35Pedoman Interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Pengaruh0,00 – 0,199 Sangat rendah0,20 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Kuat0,80 – 1,00 Sangat kuat
Sugiyono ( 2000 ; 149 )
Dari pedoman ini dapat ditafsirkan bahwa pengaruh Proses sosialisasi
peserta didik dengan guru di sekolah terhadap Hasil pembelajaran siswa sebesar 0,
727 masuk kategori kuat sedangkan pengaruh Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru PAI terhadap Hasil pembelajaran siswa sebesar
0,712 masuk kategori kuat Adapun pengaruh Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
PAI secara simultan terhadap Hasil pembelajaran siswa yakni sebesar 0,734
termasuk dalam kategori kuat.
Berdasarkan kategori tersebut dapat disimpulkan bahwa Proses sosialisasi
peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru PAI merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan, bagaikan dua
sisi mata uang keduanya mempunyai nilai dan saling mempengaruhi artinya
Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah yang tinggi tanpa
diimbangi dengan kinerja yang baik maka akan mengalami kesulitan dalam
meningkatkan Hasil pembelajaran siswa.
188
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan terhadap
para siswa – siswi di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten
Lampung Tengah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah (X1) terhadap Hasil pembelajaran siswa (Y)
SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah.
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa variabel Proses
sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah terhadap Hasil
pembelajaran siswa, memberikan kontribusi atau sumbangan sebesar
52,8 %. Hal ini mengandung pengertian bahwa Proses sosialisasi
peserta didik dengan guru di sekolah menunjukkan dampak yang
positif, ditandai dengan adanya indikator : 1) Komunikasi antara siswa
dengan guru; 2) Siswa bertanya kepada guru saat ada yang belum jelas;
3) Siswa menjawab saat diberi pertanyaan oleh guru; 4) Pertentangan
siswa dalam menyelesaikan masalah/tugas yang diberikan oleh guru,
terbukti mampu memberikan pengaruh positif terhadap Hasil
pembelajaran siswa.
189
Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah akan
memberikan pengaruh yang lebih besar lagi terhadap Hasil pembelajaran
siswa, jika Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah
tersebut tidak hanya diwujudkan dengan indikator tersebut di atas dan
penempatan tugas seorang guru mengikuti salah satu prinsip manajemen
”the right man on the right place “, bahwa menempatkan seseorang
harus sesuai dengan keahlian yang dimiliki, mata pelajaran yang diampu
oleh seorang guru harus sesuai dengan kualifikasi dan kompetensinya
sebab hal ini sangat berpengaruh terhadap Hasil pembelajaran siswa dan
secara umum kualitas siswa yang dihasilkannya.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru Pendidikan Agama Islam (X2) terhadap
Hasil pembelajaran siswa SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian
Kabupaten Lampung Tengah. Berdasarkan hasil analisis data diketahui
bahwa variabel Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
PAI berkontribusi terhadap Hasil pembelajaran siswa.
Besarnya kontribusi atau sumbangan yang diberikan sebesar
50,7%. Hal ini mengandung pengertian bahwa Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru PAI menunjukkan dampak yang positif,
ditandai dengan adanya indikator bahwa 1) Daya ingat siswa saat guru
menyampaikan materi; 2) Tanggapan siswa saat guru menerangkan
190
pelajaran; dan 3) Perhatian siswa saat guru memberikan pertanyaan.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan Proses sosialisasi
peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang
keterampilan mengajar guru pendidikan agama islam terhadap Hasil
pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian
Kabupaten Lampung Tengah
Variabel Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah
dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI secara
simultan berkorelasi dengan Hasil pembelajaran siswa sebesar 3,845
dengan signifikansi sebesar 0,05 maka Ho ditolak, karena F hitung
> F tabel (3,845 > 3,148). Maka Proses sosialisasi peserta didik
dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru PAI berkorelasi dengan Hasil pembelajaran siswa.
Hasil uji koefisien Determinasi (R2) = 0,539, mempunyai arti
bahwa Hasil pembelajaran siswa SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan
Pubian Kabupaten Lampung Tengah dipengaruhi sebesar 53,9% (R2 x
100%) oleh faktor Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di
sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI
sedangkan sisanya 46,1 % (100% - 53,9 %) dipengaruhi oleh faktor lain
di luar penelitian yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
191
B. IMPLIKASI
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka hasil penelitian ini memberikan
beberapa implikasi, antara lain :
1. Pada variabel Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah
(X1) yang perlu mendapat perhatian adalah pada indikator “Siswa
menjawab saat diberi pertanyaan oleh guru “ karena nilainya yang
paling rendah bila dibandingkan dengan indikator lain. Peningkatan
nilai indikator ini dapat dilakukan dengan cara guru harus lebih jelas
lagi dan menerangkan pelajaran dan mampu menguasai kelas agar
siswa dapat tenang dan menerima pelajaran dengan lebih baik dan dapat
meningkatkan Hasil pembelajaran siswa;
2. Pada variabel Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI
(X2) yang perlu mendapat perhatian adalah pada indikator “Tanggapan
siswa saat guru menerangkan pelajaran” karena nilai indikator tersebut
yang paling rendah bila dibandingkan dengan indikator lain.
Peningkatan nilai indikator ini dapat dilakukan dengan cara guru harus
faham kondisi kelas sehingga dapat mengetahui siswa yang
memperhatikan saat diterangkan dan mengetagui siswa yang ngobrol
sehingga Hasil pembelajaran siswa dapat tergali;
192
3. Pada variabel Hasil pembelajaran siswa (Y) yang perlu mendapat
perhatian adalah pada indikator “Aspek Kognitif peningkatan pada
pengetahuan (knowledge)” karena nilai indikator tersebut yang paling
rendah bila dibandingkan dengan indikator lain. Peningkatan nilai
indikator ini dapat dilakukan dengan cara selalu diberi latihan atau
penugasan sehingga siswa sering banyak membaca dan dapat
menambah pengetahuan siswa.
C. SARAN
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian lapangan yang peneliti
kemukakan, maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Dengan secara parsial variabel “ Proses sosialisasi peserta didik dengan
guru di sekolah “ yang sudah terbukti telah memberikan kontribusi sebesar
52,8% terhadap Hasil pembelajaran siswa, hendaknya para guru di SMP.
Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah terus
mengadakan sosialisasi kepada siswa agar siswa merasa senang menerima
pelajaran PAI.
2. Dengan secara parsial variabel “Persepsi siswa tentang keterampilan
mengajar guru PAI” yang sudah terbukti telah memberikan kontribusi
sebesar 50,7% terhadap Hasil pembelajaran siswa, hendaknya para guru di
193
SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah
tetap berupaya menjadi lebih baik lagi.
3. Dengan secara simultan variabel “Proses sosialisasi peserta didik dengan
guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
PAI” yang sudah terbukti telah memberikan kontribusi sebesar 53,9%
terhadap Hasil pembelajaran siswa, hendaknya para guru di SMP. Negeri 2
Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah terus mengadakan
sosialisasi dan tetap berupaya menjadi lebih baik lagi.
LAMPIRAN
Judul Penelitian :Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap Hasilpembelajaran siswa di SMP Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2017
Lampiran 1
Daftar Responden Try out
No Nama Kelas Tanda tangan1 12 23 34 45 56 67 78 89 910 1011 1112 1213 1314 1415 1516 1617 1718 1819 1920 2021 2122 2223 2324 2425 2526 2627 2728 2829 2930 30
Judul Penelitian :Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap Hasilpembelajaran siswa di SMP Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2017
Lampiran 2
Daftar Responden
No Nama Kelas Tanda tangan1 12 23 34 45 56 67 78 89 910 1011 1112 1213 1314 1415 1516 1617 1718 1819 1920 2021 2122 2223 2324 2425 2526 2627 2728 2829 2930 3031 3132 3233 3334 3435 3536 3637 3738 38
Judul Penelitian :Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsi siswa
tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap Hasilpembelajaran siswa di SMP Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten
Lampung Tengah Tahun 2017
Lampiran 2
Daftar Responden
No Nama Kelas Tanda tangan39 3940 4041 4142 4243 4344 4445 4546 4647 4748 4849 4950 5051 5152 5253 5354 5455 5556 5657 5758 5859 5960 6061 6162 6263 6364 64
Judul Penelitian :Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsisiswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap
Hasil pembelajaran siswa di SMP Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian KabupatenLampung Tengah Tahun 2017
Lampiran : 02
KISI – KISI ANGKET
Variabel Indikator Jumlah item Skalapengukuran
Variabel “X1 “Prosessosialisasipesertadidikdenganguru disekolah
Komunikasi antara siswadengan guru
11, 12 dan13
Skala Likert1-5
Siswa bertanya kepada gurusaat ada yang belum jelas
14, 15 dan16
Skala Likert1-5
Siswa menjawab saat diberipertanyaan oleh guru
17 dan 18Skala Likert
1-5Pertentangan siswa dalammenyelesaikan masalah/tugasyang diberikan oleh guru
19 dan 20Skala Likert
1-5
Jumlah Item 10
Variabel Indikator Jumlahitem
Skalapengukuran
Variabel “X2 “Persepsisiswatentangketerampilanmengajarguru PAI
Daya ingat siswa saat gurumenyampaikan materi
21, 22 dan23
Skala Likert1-5
Tanggapan siswa saat gurumenerangkan pelajaran
24, 25 dan26
Skala Likert1-5
Perhatian siswa saat gurumemberikan pertanyaan
27, 28, 29dan 30
Skala Likert1-5
Jumlah Item 10
Variabel IndikatorJumlah
itemSkala
pengukuran
Variabel “ Y“HasilPembelajaranSiswa
Aspek Kognitif peningkatanpada pengetahuan(knowledge)
1, 2 dan 3Skala Likert
1-5
Aspek Afektif peningkatanpada sikap dan minat
4, 5 dan 6Skala Likert
1-5Aspek Psikomotorikpeningkatan mampumempraktikan ibadah
7, 8, 9 dan10
Skala Likert1-5
Jumlah Item 10
Sumber bahan untuk angket
Judul Penelitian :Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsisiswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap
Hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian KabupatenLampung Tengah Tahun 2017
Lampiran : 03
Sebelum pelaksanaan penelitian “Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan
guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
pendidikan agama Islam terhadap Hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2
Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2017”
Peneliti melakukan wawancara ke tempat penelitian dengan hasil sbb :
A. Variabel : Hasil Pembelajaran Siswa (Y)
1. Apakah siswa harus mampu menghafalkan dan menterjemahkan dengan
baik tentang surat-surat pendek?
2. Apakah siswa untuk menguraikan tentang apa yang telah diterangkan oleh
guru ?
3. Apakah Guru sangat berharap kepada anda untuk dapat menghayati
pentingnya pendidikan agama islam ?
4. Dengan penjelasan apakah guru ketika mengajar. Anda menyatakan
pelajaran PAI sangat penting ?
5. Dengan penjelasan apakah guru ketika mengajar. Anda menyatakan
pelajaran PAI sulit dipelajari.
6. Apakah setiap pelajaran PAI. Anda datang tepat waktu ?
7. Apakah pelajaran PAI. Merupakan pelajaran di dunia dan di akhirat ?
8. Apakah dengan penjelasan guru. Anda semakin rajin melaksanakan ibadah
?
9. Apakah melalui penjelasan guru. Anda melafalkan / mengucapkan bacaan
sholat dengan benar ?
10. Apakah dalam kegiatan belajar PAI, anda menjadi mengerti gerakkan-
gerakan sholat ?
Judul Penelitian :Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsisiswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap
Hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian KabupatenLampung Tengah Tahun 2017
B. Variabel : Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1)
11. Apakah antara siswa dan guru ada komunikasi yang baik di sekolah ( di
dalam kelas ) ?
12. Apakah antara siswa dan guru ada komunikasi yang baik di sekolah ( di
luar kelas ) ?
13. Apakah antara siswa dan guru ada komunikasi yang baik di sekolah ( di
lingkungan sekolah ) ?
14. Apakah siswa harus bertanya tentang pelajaran saat terdapat hal yang
belum jelas ?
15. Apakah siswa harus bertanya tentang pelajaran saat terdapat hal yang
sudah jelas ?
16. Apakah siswa tidak harus bertanya tentang pelajaran saat terdapat hal
yang belum jelas ?
17. Apakah siswa mampu menjawab pertanyaan guru saat pelajaran selesai
diterangkan ?
18. Apakah siswa mampu menjawab dan menguraikan pertanyaan guru saat
pelajaran selesai diterangkan ?
19. Apakah siswa harus bisa menyelesaikan semua tugas individu ?
20. Apakah siswa harus bisa menyelesaikan semua tugas kelompok ?
C. Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama islam
(X2)
21. Apakah siswa mampu dengan baik mengingat apa yang telah diterangkan
guru ?
22. Apakah siswa bisa mengingat apa yang telah diterangkan guru ?
23. Apakah siswa harus mengingat apa yang telah diterangkan guru ?
24. Apakah siswa memperhatikan serius sehingga mampu menjawab
pertanyaan saat pelajaran berakhir ?
Judul Penelitian :Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsisiswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap
Hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian KabupatenLampung Tengah Tahun 2017
25. Apakah siswa dapat menilai terhadap kemampuan guru saat mengajar ?
26. Apakah siswa membuat gaduh saat belajar sehingga tidak mampu
menjawab pertanyaan saat pelajaran berakhir ?
27. Apakah siswa sangat bersungguh-sungguh dalam menanggapi pertanyaan
guru ?
28. Apakah siswa biasa saja dalam menanggapi pertanyaan guru ?
29. Apakah siswa tidak menanggapi pertanyaan guru ?
30. Apakah siswa biasa saja dalam menjawab pertanyaan guru ?
Judul Penelitian :Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsisiswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap
Hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian KabupatenLampung Tengah Tahun 2017
Lampiran : 04
Sebelum pelaksanaan penelitian “Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan
guru di sekolah dan Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru
pendidikan agama Islam terhadap Hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2
Pubian Kecamatan Pubian Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2017”
Peneliti melakukan observasi ke tempat penelitian dengan hasil sbb :
NoUraian
Hasil observasiHafal /
bisaBelumhafal /tidak
1 Mampu menghafalkan dan menterjemahkandengan baik tentang surat-surat pendek.
-
2 Menguraikan tentang apa yang telahditerangkan oleh guru.
-
3 Siswa untuk dapat menghayati pentingnyapendidikan agama islam
-
4 Siswa menyatakan pelajaran PAI sangatpenting.
-
5 Anda menyatakan pelajaran PAI sulitdipelajari.
-
6 Siswa datang tepat waktu -7 Pelajaran di dunia dan di akhirat. -8 Siswa semakin rajin melaksanakan ibadah -9 Siswa melafalkan / mengucapkan bacaan
sholat dengan benar -
10 Siswa menjadi mengerti gerakkan-gerakansholat.
-
11 Antara siswa dan guru ada komunikasi yangbaik di sekolah ( di dalam kelas )
-
12 Antara siswa dan guru ada komunikasi yangbaik di sekolah ( di luar kelas )
-
13 Antara siswa dan guru ada komunikasi yangbaik di sekolah ( di lingkungan sekolah )
-
14 Siswa harus bertanya tentang pelajaran saatterdapat hal yang belum jelas
-
Judul Penelitian :Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsisiswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap
Hasil pembelajaran siswa di SMP. Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian KabupatenLampung Tengah Tahun 2017
15 Siswa harus bertanya tentang pelajaran saatterdapat hal yang sudah jelas
-
16 Siswa tidak harus bertanya tentang pelajaransaat terdapat hal yang belum jelas
-
17 Siswa mampu menjawab pertanyaan guru saatpelajaran selesai diterangkan
-
18Siswa mampu menjawab dan menguraikanpertanyaan guru saat pelajaran selesaiditerangkan
-
19 Siswa harus bisa menyelesaikan semua tugasindividu
-
20 Siswa harus bisa menyelesaikan semua tugaskelompok
-
21 Siswa mampu dengan baik mengingat apayang telah diterangkan guru
-
22 Siswa bisa mengingat apa yang telahditerangkan guru
-
23 Siswa harus mengingat apa yang telahditerangkan guru
-
24 Siswa memperhatikan serius sehingga mampumenjawab pertanyaan saat pelajaran berakhir
-
25 Siswa dapat menilai terhadap kemampuanguru saat mengajar
-
26Siswa membuat gaduh saat belajar sehinggatidak mampu menjawab pertanyaan saatpelajaran berakhir
-
27 Siswa sangat bersungguh-sungguh dalammenanggapi pertanyaan guru
-
28 Siswa biasa saja dalam menanggapipertanyaan guru
-
29 Siswa tidak menanggapi pertanyaan guru -
30 Siswa biasa saja dalam menjawab pertanyaanguru
-
Judul Penelitian :Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsisiswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap
Hasil pembelajaran siswa di SMP Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian KabupatenLampung Tengah Tahun 2017
Lampiran : 05
Responden yang terhormat,
Saya adalah mahasiswa Pascasarjana Universitas Islam Negeri Lampung yang
sedang menyusun tesis dengan judul “ PENGARUH PROSES SOSIALISASI
PESERTA DIDIK DENGAN GURU DI SEKOLAH DAN PERSEPSI
SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN
SISWA DI SMP NEGERI 2 PUBIAN KECAMATAN PUBIAN
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
TAHUN 2017 ” Untuk itu saya mohon kesediaan saudara untuk meluangkan
waktu sejenak guna mengisi kuisioner ini. Saya berharap saudara menjawab
dengan leluasa, sesuai dengan apa yang saudara rasakan, lakukan dan alami,
bukan apa yang seharusnya atau ideal. Saudara diharapkan menjawab dengan
jujur dan terbuka, sebab tidak ada jawaban benar atau salah. Sesuai dengan kode
etik penelitian, saya menjamin kerahasiaan semua data. Kesediaan saudara
mengisi kuisioner ini adalah bantuan yang tak ternilai bagi saya. Akhirnya, saya
sampaikan terimakasih dan penghargaan yang tinggi atas kerjasama yang saudara
berikan.
Peneliti
Judul Penelitian :Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsisiswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap
Hasil pembelajaran siswa di SMP Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian KabupatenLampung Tengah Tahun 2017
DATA RESPONDEN :
Nama :
Umur : Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki / Perempuan (coret yang tidak perlu)
Kelas :
PETUNJUK PENGISIAN :
1. Jawablah pernyataan di bawah ini sesuai yang saudara alami saat ini2. Berilah 1 tanda ceklist (√) pada kolom yang tersedia,3. Setiap 1 pernyataan 1 tanda ceklist (√) )
Pilihan Jawaban
SS : Sangat SetujuS : SetujuRR : Ragu-raguTS : Tidak SetujuSTS : Sangat Tidak Setuju
I. Pernyataan tentang Hasil Pembelajaran Siswa (Y)
No Pernyataan SS S RR TS STSRanah Kognitif
1 Siswa harus mampu menghafalkan danmenterjemahkan dengan baik tentangsurat-surat pendek.
2 Siswa untuk menguraikan tentang apayang telah diterangkan oleh guru
3 Guru sangat berharap kepada andauntuk dapat menghayati pentingnyapendidikan agama islam
Ranah Afektif4 Dengan penjelasan guru ketika
mengajar. Anda menyatakan pelajaranPAI sangat penting.
Judul Penelitian :Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsisiswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap
Hasil pembelajaran siswa di SMP Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian KabupatenLampung Tengah Tahun 2017
.5 Dengan penjelasan guru ketika
mengajar. Anda menyatakan pelajaranPAI sulit dipelajari.
6 Setiap pelajaran PAI. Saya datang tepatwaktu
7 Pelajaran PAI. Pelajaran di dunia dan diakhirat.
Ranah Psikomotorik8 Dengan penjelasan guru. Saya semakin
rajin melaksanakan ibadah9 Melalui penjelasan guru. Saya
melafalkan / mengucapkan bacaansholat dengan benar
10 Dalam kegiatan belajar PAI, sayamenjadi mengerti gerakkan-gerakansholat.
Judul Penelitian :Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsisiswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap
Hasil pembelajaran siswa di SMP Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian KabupatenLampung Tengah Tahun 2017
II. Pernyataan tentang Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1)
No. Pernyataan SS S RR TS STSIndikator : Komunikasi antara siswa denganguru
11Antara siswa dan guru ada komunikasiyang baik di sekolah ( di dalam kelas )
12Antara siswa dan guru ada komunikasiyang baik di sekolah ( di luar kelas )
13Antara siswa dan guru ada komunikasiyang baik di sekolah ( di lingkungansekolah )
Indikator : Siswa bertanya kepada guru saatada yang belum jelas
14Siswa harus bertanya tentang pelajaransaat terdapat hal yang belum jelas
15Siswa harus bertanya tentang pelajaransaat terdapat hal yang sudah jelas
16Siswa tidak harus bertanya tentangpelajaran saat terdapat hal yang belumjelas
Indikator : Siswa menjawab saat diberipertanyaan oleh guru
17Siswa mampu menjawab pertanyaanguru saat pelajaran selesai diterangkan
18Siswa mampu menjawab danmenguraikan pertanyaan guru saatpelajaran selesai diterangkan
Indikator : Pertentangan siswa dalammenyelesaikan masalah/tugas yang diberikanoleh guru
19Siswa harus bisa menyelesaikan semuatugas individu
20Siswa harus bisa menyelesaikan semuatugas kelompok
Judul Penelitian :Pengaruh Proses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah dan Persepsisiswa tentang keterampilan mengajar guru pendidikan agama Islam terhadap
Hasil pembelajaran siswa di SMP Negeri 2 Pubian Kecamatan Pubian KabupatenLampung Tengah Tahun 2017
III. Pernyataan tentang Persepsi siswa tentang keterampilan mengajar gurupendidikan agama islam (X2)
No. Pernyataan SS S RR TS STSIndikator : Daya ingat siswa saat gurumenyampaikan materi
21Siswa mampu dengan baik mengingatapa yang telah diterangkan guru
22Siswa bisa mengingat apa yang telahditerangkan guru
23Siswa harus mengingat apa yang telahditerangkan guru
Indikator : Tanggapan siswa saat gurumenerangkan pelajaran
24Siswa memperhatikan serius sehinggamampu menjawab pertanyaan saatpelajaran berakhir
25Siswa dapat menilai terhadapkemampuan guru saat mengajar
26Siswa membuat gaduh saat belajarsehingga tidak mampu menjawabpertanyaan saat pelajaran berakhir
Indikator : Perhatian siswa saat gurumemberikan pertanyaan
27Siswa sangat bersungguh-sungguhdalam menanggapi pertanyaan guru
28Siswa biasa saja dalam menanggapipertanyaan guru
29Siswa tidak menanggapi pertanyaanguru
30Siswa biasa saja dalam menjawabpertanyaan guru
Lampiran : 06Hasil Tryout ValiditasProses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 3 1 3 5 1 3 3 5 1 2 272 2 1 3 3 3 2 1 3 3 3 243 3 3 5 3 3 3 3 2 1 1 274 1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 255 3 2 1 1 3 2 4 3 1 1 216 4 3 1 3 1 1 3 1 1 2 207 3 1 3 3 3 1 5 2 2 2 258 3 3 5 1 1 3 5 3 3 3 309 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 2610 3 3 1 4 4 3 4 2 2 3 2911 5 3 3 2 3 1 3 3 1 1 2512 4 1 1 3 2 3 3 1 2 3 23
No. RespNo. Item
JLH
12 4 1 1 3 2 3 3 1 2 3 2313 3 3 3 4 4 2 4 2 3 1 2914 3 3 1 1 3 1 4 4 2 3 2515 4 1 3 3 3 3 3 3 1 1 2516 1 3 2 4 4 3 4 3 3 3 3017 3 3 3 2 3 1 3 1 1 3 2318 3 1 2 1 4 3 2 3 3 1 2319 3 3 3 2 3 2 4 1 2 3 2620 3 1 2 3 1 2 3 3 1 1 2021 1 1 3 3 1 3 3 2 5 1 2322 5 3 1 2 3 3 4 3 3 5 3223 3 3 5 3 3 3 3 3 5 3 3424 1 1 3 1 1 3 1 1 3 1 1625 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5 4226 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 2627 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1428 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 1429 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 2630 2 3 3 2 3 2 4 3 5 3 30
Jumlah 85 67 75 78 77 70 95 75 69 69 760rhitung 0.602 0.454 0.583 0.591 0.783 0.582 0.688 0.556 0.495 0.723
validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Lampiran 07Hasil Tryout ValiditasPersepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 4 5 3 5 4 3 3 1 4 3 352 4 3 3 3 3 1 4 3 3 3 303 3 3 5 3 3 3 3 2 3 3 314 1 4 3 3 4 3 3 2 3 3 295 3 3 3 3 3 5 4 3 3 1 316 5 4 5 3 1 3 3 3 3 3 337 3 3 3 3 3 3 5 2 2 3 308 3 3 5 3 4 3 5 3 3 1 339 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3010 3 3 3 4 4 2 4 2 2 3 3011 4 4 3 3 3 1 2 4 5 4 3312 4 4 2 3 3 3 3 2 5 3 32
No. RespNo. Item
JLH
11 4 4 3 3 3 1 2 4 5 4 3312 4 4 2 3 3 3 3 2 5 3 3213 3 3 2 4 4 3 4 2 3 4 3214 3 1 3 3 3 5 4 4 3 3 3215 2 3 3 3 3 3 3 1 1 1 2316 1 3 2 4 1 3 4 1 3 4 2617 4 1 1 3 3 1 3 4 1 3 2418 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 2519 3 3 2 2 2 4 4 3 2 2 2720 1 4 3 3 3 1 2 1 3 3 2421 3 3 3 3 3 5 4 3 3 1 3122 5 4 5 3 1 3 3 3 3 3 3323 3 3 3 3 3 3 5 2 2 3 3024 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3325 3 3 2 1 2 5 3 3 1 2 2526 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 2527 3 3 2 2 2 4 4 3 2 2 2728 1 4 3 3 3 1 2 1 3 3 2429 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2830 2 4 3 2 3 1 4 4 1 1 25
Jumlah 90 95 89 89 85 86 104 74 79 80 871rhitung 0.458 0.524 0,489 0,507 0,498 0,483 0,504 0,487 0,382 0,604
validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Lampiran : 08Hasil Tryout ValiditasHasil Pembelajaran Siswa (Y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 4 5 3 5 1 3 3 5 3 3 352 4 3 3 3 3 5 1 3 3 3 313 3 3 5 3 3 3 3 2 3 3 314 1 1 3 3 1 1 1 2 3 3 195 3 3 3 3 3 5 4 3 3 1 316 5 4 5 3 1 3 3 3 3 3 337 3 3 3 3 3 3 5 2 2 3 308 3 3 1 3 1 3 5 3 3 1 269 3 1 3 3 3 2 1 3 3 3 2510 3 3 1 4 4 2 4 2 2 3 2811 4 4 3 3 1 5 2 1 1 1 2512 4 1 2 3 1 3 3 2 1 3 23
No. RespNo. Item
Jumlah
12 4 1 2 3 1 3 3 2 1 3 2313 4 4 3 3 1 5 2 1 1 1 2514 4 1 2 3 1 3 3 2 1 3 2315 3 3 2 4 4 1 4 2 3 1 2716 4 4 3 3 1 5 2 1 1 1 2517 4 1 2 3 1 3 3 2 1 3 2318 3 3 2 4 4 1 4 2 3 1 2719 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3320 4 1 1 3 3 3 3 1 1 1 2121 4 3 2 4 4 3 4 1 3 4 3222 4 4 3 3 3 1 3 4 1 4 3023 1 1 2 1 1 1 3 3 3 4 2024 1 3 3 4 4 3 4 4 3 1 3025 3 3 1 1 4 1 3 4 1 2 2326 1 1 1 3 5 3 3 3 3 4 2727 3 3 2 1 4 3 4 1 1 4 2628 1 1 1 3 1 1 4 3 1 2 1829 3 3 2 3 1 3 5 4 5 2 3130 2 3 3 2 2 1 4 3 1 1 22
Jumlah 92 79 73 90 72 83 97 76 66 72 800rhitung 0,527 0,664 0,482 0,504 0,683 0,539 0,323 0,789 0,426 0,615
validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Drop Valid Valid Valid
Lampiran : 09Hasil Tryout reliabilitasProses sosialisasi peserta didik dengan guru di sekolah (X1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 3 1 3 5 1 3 3 5 1 2 27 11 162 2 1 3 3 3 2 1 3 3 3 24 12 123 3 3 5 3 3 3 3 2 1 1 27 15 124 1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 25 11 145 3 2 1 1 3 2 4 3 1 1 21 12 96 4 3 1 3 1 1 3 1 1 2 20 10 107 3 1 3 3 3 1 5 2 2 2 25 16 98 3 3 5 1 1 3 5 3 3 3 30 17 139 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 26 15 11
10 3 3 1 4 4 3 4 2 2 3 29 14 1511 5 3 3 2 3 1 3 3 1 1 25 15 1012 4 1 1 3 2 3 3 1 2 3 23 12 1113 3 3 3 4 4 2 4 2 3 1 29 17 12
SkorGenap
No. RespNo. Item
JLHSkor
Ganjil
13 3 3 3 4 4 2 4 2 3 1 29 17 1214 3 3 1 1 3 1 4 4 2 3 25 13 1215 4 1 3 3 3 3 3 3 1 1 25 14 1116 1 3 2 4 4 3 4 3 3 3 30 14 1617 3 3 3 2 3 1 3 1 1 3 23 13 1018 3 1 2 1 4 3 2 3 3 1 23 14 919 3 3 3 2 3 2 4 1 2 3 26 15 1120 1 3 2 4 4 3 4 3 3 3 30 14 1621 3 1 2 3 1 2 3 3 1 1 20 10 1022 1 1 3 3 1 3 3 2 3 1 21 11 1023 3 3 1 2 3 3 4 3 1 3 26 12 1424 2 1 3 1 1 5 3 1 3 2 22 12 1025 3 1 2 3 1 2 3 3 1 1 20 10 1026 1 1 3 3 1 3 3 2 3 1 21 11 1027 3 3 1 2 3 3 4 3 1 3 26 12 1428 2 1 3 1 1 5 3 1 3 2 22 12 1029 3 1 1 3 3 3 3 3 1 3 24 11 1330 2 3 3 2 3 2 4 3 5 3 30 17 13
Jumlah 81 61 73 78 74 75 101 74 63 65 745 392 353
rhitung 0.889 0.691 0.583 0.591 0.783 0.582 0.688 0.556 0.592 0.589 Korelasi rxy 0.58973validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Reliabilitas 0,78392
Lampiran : 09Hasil Tryout reliabilitasPersepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PAI (X2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 4 5 3 5 4 3 3 1 4 3 35 18 172 4 3 3 3 3 1 4 3 3 3 30 17 133 3 3 5 3 3 3 3 2 3 3 31 17 144 1 4 3 3 4 3 3 2 3 3 29 14 155 3 3 3 3 3 5 4 3 3 1 31 16 156 5 4 5 3 1 3 3 3 3 3 33 17 167 3 3 3 3 3 3 5 2 2 3 30 16 148 3 3 5 3 4 3 5 3 3 1 33 20 139 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 30 15 1510 3 3 3 4 4 2 4 2 2 3 30 16 1411 4 4 3 3 3 1 2 4 5 4 33 17 1612 4 4 2 3 3 3 3 2 5 3 32 17 15
No. RespNo. Item
JLHSkor
GanjilSkor
Genap
11 4 4 3 3 3 1 2 4 5 4 33 17 1612 4 4 2 3 3 3 3 2 5 3 32 17 1513 3 3 2 4 4 3 4 2 3 4 32 16 1614 3 1 3 3 3 5 4 4 3 3 32 16 1615 2 3 3 3 3 3 3 1 1 1 23 12 1116 1 3 2 4 1 3 4 1 3 4 26 11 1517 4 1 1 3 3 1 3 4 1 3 24 12 1218 1 3 2 4 1 3 4 1 3 4 26 11 1519 4 1 1 3 3 1 3 4 1 3 24 12 1220 3 4 2 3 4 3 1 3 3 1 27 13 1421 5 4 5 3 1 3 3 3 3 3 33 17 1622 3 3 3 3 3 3 5 2 2 3 30 16 1423 3 3 5 3 4 3 5 3 3 1 33 20 1324 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 30 15 1525 3 3 2 1 2 5 3 3 1 2 25 11 1426 3 2 3 3 3 3 3 1 1 3 25 13 1227 3 3 2 2 2 4 4 3 2 2 27 13 1428 1 4 3 3 3 1 2 1 3 3 24 12 1229 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 28 13 1530 2 4 3 2 3 1 4 4 1 1 25 13 12
Jumlah 90 95 88 92 86 82 103 76 79 80 871 446 425
rhitung 0.698 0.604 0,489 0,507 0,498 0,483 0,504 0,487 0,482 0,594 Korelasi rxy 0.354119validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Reliabilitas 0,55903
Lampiran : 09Hasil Tryout reliabilitasHasil Pembelajaran Siswa (Y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 4 5 3 5 1 3 3 5 3 3 35 14 212 4 3 3 3 3 5 1 3 3 3 31 14 173 3 3 5 3 3 3 3 2 3 3 31 17 144 1 1 3 3 1 1 1 2 3 3 19 9 105 3 3 3 3 3 5 4 3 3 1 31 16 156 5 4 5 3 1 3 3 3 3 3 33 17 167 3 3 3 3 3 3 5 2 2 3 30 16 148 3 3 1 3 1 3 5 3 3 1 26 13 139 3 1 3 3 3 2 1 3 3 3 25 13 1210 5 4 5 3 1 3 3 3 3 3 33 17 1611 3 3 3 3 3 3 5 2 2 3 30 16 1412 3 3 1 3 1 3 5 3 3 1 26 13 13
SkorGenap
No. RespNo. Item
JumlahSkor
Ganjil
12 3 3 1 3 1 3 5 3 3 1 26 13 1313 3 3 2 4 4 1 4 2 3 1 27 16 1114 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 33 16 1715 4 1 1 3 3 3 3 1 1 1 21 12 916 4 3 2 4 4 3 4 1 3 4 32 17 1517 4 1 2 3 1 3 3 2 1 3 23 11 1218 3 3 2 4 4 1 4 2 3 1 27 16 1119 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 33 16 1720 4 1 1 3 3 3 3 1 1 1 21 12 921 4 3 2 4 4 3 4 1 3 4 32 17 1522 4 4 3 3 3 1 3 4 1 4 30 14 1623 1 1 2 1 1 1 3 3 3 4 20 10 1024 1 3 3 4 4 3 4 4 3 1 30 15 1525 3 3 1 1 4 1 3 4 1 2 23 12 1126 1 1 1 3 5 3 3 3 3 4 27 13 1427 3 3 2 1 4 3 4 1 1 4 26 14 1228 1 1 1 3 1 1 4 3 1 2 18 8 1029 3 3 2 3 1 3 5 4 5 2 31 16 1530 2 3 3 2 2 1 4 3 1 1 22 12 10
Jumlah 91 79 74 90 78 79 105 81 74 75 826 422 404
rhitung 0.501 0.784 0.565 0.474 0,683 0.589 0,451 0,789 0.696 0,865 Korelasi rxy 0.610326validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Reliabilitas 0,70202
Lampiran. 10
SUMMARY OUTPUT
Regression StatisticsMultiple R 0.727094R Square 0.528991Adjusted R Square 0.092587Standard Error 3.556018Observations 64
ANOVAANOVAdf SS MS F Significance F
Regression 1 93.93122 93.93122 7.428175 0.008335Residual 62 784.0063 12.64526Total 63 877.9375
CoefficientsStandard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95% Lower 95,0% Upper 95,0%Intercept 28.47483 2.966535 9.598683 7.09E-14 22.54481 34.40485 22.5448119 34.40485119X Variable 1 0.228909 0.083989 2.725468 0.008335 0.061018 0.3968 0.06101752 0.396799734
Lampiran : 11
SUMMARY OUTPUT
Regression StatisticsMultiple R 0.712345282R Square 0.506559575Adjusted R Square 0.083004085Standard Error 3.574746303Observations 64
ANOVAANOVAdf SS MS F Significance F
Regression 1 85.65121 85.65121 6.702596101 0.011980297Residual 62 792.2863 12.77881Total 63 877.9375
CoefficientsStandard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%Lower 95,0%Upper 95,0%Intercept 28.43145161 3.136471 9.06479 5.75537E-13 22.16173504 34.701168 22.16174 34.70117X Variable 2 0.239919355 0.092671 2.588937 0.011980297 0.054672705 0.425166 0.054673 0.425166
Lampiran : 12
SUMMARY OUTPUT
Regression StatisticsMultiple R 0.734628R Square 0.538776Adjusted R Square0.08286Standard Error3.575027Observations 64
ANOVAdf SS MS F Significance F
Regression 2 98.3077 49.15385 3.845909 0.026727434Regression 2 98.3077 49.15385 3.845909 0.026727434Residual 61 779.6298 12.78082Total 63 877.9375
CoefficientsStandard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%Lower 95,0% Upper 95,0%Intercept 27.79363 3.201532 8.681354 2.98E-12 21.3917728 34.19549 21.39177 34.19548983X Variable 1 0.153423 0.154175 2.995125 0.323607 -0.154868625 0.461715 -0.15487 0.461715248X Variable 2 0.199024 0.169221 2.585172 0.560591 -0.239355549 0.437403 -0.23936 0.437402652
Lampiran : 13NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
N Taraf Signif N Taraf Signif N Taraf Signif5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 27 0.381 0.487 55 0.266 0.3454 0.950 0.990 28 0.374 0.478 60 0.254 0.3305 0.878 0.959 29 0.367 0.470 65 0.244 0.317
6 0.811 0.917 30 0.361 0.463 70 0.235 0.3067 0.754 0.874 31 0.355 0.456 75 0.227 0.2968 0.707 0.834 32 0.349 0.449 80 0.220 0.2869 0.666 0.798 33 0.344 0.442 85 0.213 0.278
10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 90 0.207 0.270
11 0.602 0.735 35 0.334 0.430 95 0.202 0.26312 0.576 0.708 36 0.329 0.424 100 0.195 0.25613 0.553 0.684 37 0.325 0.418 125 0.176 0.23014 0.532 0.661 38 0.320 0.413 150 0.159 0.21015 0.514 0.641 39 0.316 0.408 175 0.148 0.194
16 0.497 0.623 40 0.312 0.403 200 0.138 0.18117 0.482 0.606 41 0.308 0.398 300 0.113 0.14818 0.468 0.590 42 0.304 0.393 400 0.098 0.12819 0.456 0.575 43 0.301 0.389 500 0.088 0.11520 0.444 0.561 44 0.297 0.384 600 0.080 0.105
21 0.433 0.549 45 0.294 0.380 700 0.074 0.09722 0.423 0.537 46 0.291 0.376 800 0.070 0.09123 0.413 0.526 47 0.288 0.372 900 0.065 0.08624 0.404 0.515 48 0.284 0.368 1000 0.062 0.08125 0.396 0.505 49 0.281 0.36426 0.388 0.496 50 0.279 0.361
Penerbit AlfaBeta Bandung. Metodologi Penelitian Bisnis Sugiyono( 2007: 524)https://teorionline.files.wordpress.com/.../tabel-r-product-moment-big-sa...
Lampiran : 14 T Table Statistics(Signifikan Level 0.05)
d.f.dua sisi 20% 10% 5% 2% 1% 0.2% 0.1%satu sisi 10% 5% 2.5% 1% 0.5% 0.1% 0.05%
1 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657 318.309 636.6192 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 22.327 31.5993 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 10.215 12.9244 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604 7.173 8.6105 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032 5.893 6.8696 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707 5.208 5.9597 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499 4.785 5.4088 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355 4.501 5.0419 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250 4.297 4.781
10 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169 4.144 4.58711 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106 4.025 4.43712 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055 3.930 4.31813 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012 3.852 4.22114 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977 3.787 4.14015 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947 3.733 4.07316 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921 3.686 4.01517 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898 3.646 3.96518 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878 3.610 3.92219 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861 3.579 3.88320 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845 3.552 3.850
TINGKAT SIGNIFIKANSI
20 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845 3.552 3.85021 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831 3.527 3.81922 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819 3.505 3.79223 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807 3.485 3.76824 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797 3.467 3.74525 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787 3.450 3.72526 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779 3.435 3.70727 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771 3.421 3.69028 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763 3.408 3.67429 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756 3.396 3.65930 1.310 1.697 2.042 2.457 2.750 3.385 3.64631 1.309 1.696 2.040 2.453 2.744 3.375 3.63332 1.309 1.694 2.037 2.449 2.738 3.365 3.62233 1.308 1.692 2.035 2.445 2.733 3.356 3.61134 1.307 1.691 2.032 2.441 2.728 3.348 3.60135 1.306 1.690 2.030 2.438 2.724 3.340 3.59136 1.306 1.688 2.028 2.434 2.719 3.333 3.58237 1.305 1.687 2.026 2.431 2.715 3.326 3.57438 1.304 1.686 2.024 2.429 2.712 3.319 3.56639 1.304 1.685 2.023 2.426 2.708 3.313 3.55840 1.303 1.684 2.021 2.423 2.704 3.307 3.55141 1.303 1.683 2.020 2.421 2.701 3.301 3.54442 1.302 1.682 2.018 2.418 2.698 3.296 3.53843 1.302 1.681 2.017 2.416 2.695 3.291 3.53244 1.301 1.680 2.015 2.414 2.692 3.286 3.52645 1.301 1.679 2.014 2.412 2.690 3.281 3.52046 1.300 1.679 2.013 2.410 2.687 3.277 3.51547 1.300 1.678 2.012 2.408 2.685 3.273 3.51048 1.299 1.677 2.011 2.407 2.682 3.269 3.505
Lampiran : 14 T Table Statistics(Signifikan Level 0.05)
50 1.299 1.676 2.009 2.403 2.678 3.261 3.49651 1.298 1.675 2.008 2.402 2.676 3.258 3.49252 1.298 1.675 2.007 2.400 2.674 3.255 3.48853 1.298 1.674 2.006 2.399 2.672 3.251 3.48454 1.297 1.674 2.005 2.397 2.670 3.248 3.48055 1.297 1.673 2.004 2.396 2.668 3.245 3.47656 1.297 1.673 2.003 2.395 2.667 3.242 3.47357 1.297 1.672 2.002 2.394 2.665 3.239 3.47058 1.296 1.672 2.002 2.392 2.663 3.237 3.46659 1.296 1.671 2.001 2.391 2.662 3.234 3.46360 1.296 1.671 2.000 2.390 2.660 3.232 3.46061 1.296 1.670 2.000 2.389 2.659 3.229 3.45762 1.295 1.670 1.999 2.388 2.657 3.227 3.45463 1.295 1.669 1.998 2.387 2.656 3.225 3.45264 1.295 1.669 1.998 2.386 2.655 3.223 3.44965 1.295 1.669 1.997 2.385 2.654 3.220 3.44766 1.295 1.668 1.997 2.384 2.652 3.218 3.44467 1.294 1.668 1.996 2.383 2.651 3.216 3.44268 1.294 1.668 1.995 2.382 2.650 3.214 3.43969 1.294 1.667 1.995 2.382 2.649 3.213 3.43770 1.294 1.667 1.994 2.381 2.648 3.211 3.43571 1.294 1.667 1.994 2.380 2.647 3.209 3.43372 1.293 1.666 1.993 2.379 2.646 3.207 3.43172 1.293 1.666 1.993 2.379 2.646 3.207 3.43173 1.293 1.666 1.993 2.379 2.645 3.206 3.42974 1.293 1.666 1.993 2.378 2.644 3.204 3.42775 1.293 1.665 1.992 2.377 2.643 3.202 3.42576 1.293 1.665 1.992 2.376 2.642 3.201 3.42377 1.293 1.665 1.991 2.376 2.641 3.199 3.42178 1.292 1.665 1.991 2.375 2.640 3.198 3.42079 1.292 1.664 1.990 2.374 2.640 3.197 3.41880 1.292 1.664 1.990 2.374 2.639 3.195 3.41681 1.292 1.664 1.990 2.373 2.638 3.194 3.41582 1.292 1.664 1.989 2.373 2.637 3.193 3.41383 1.292 1.663 1.989 2.372 2.636 3.191 3.41284 1.292 1.663 1.989 2.372 2.636 3.190 3.41085 1.292 1.663 1.988 2.371 2.635 3.189 3.40986 1.291 1.663 1.988 2.370 2.634 3.188 3.40787 1.291 1.663 1.988 2.370 2.634 3.187 3.40688 1.291 1.662 1.987 2.369 2.633 3.185 3.40589 1.291 1.662 1.987 2.369 2.632 3.184 3.40390 1.291 1.662 1.987 2.368 2.632 3.183 3.40291 1.291 1.662 1.986 2.368 2.631 3.182 3.40192 1.291 1.662 1.986 2.368 2.630 3.181 3.39993 1.291 1.661 1.986 2.367 2.630 3.180 3.39894 1.291 1.661 1.986 2.367 2.629 3.179 3.39795 1.291 1.661 1.985 2.366 2.629 3.178 3.39696 1.290 1.661 1.985 2.366 2.628 3.177 3.39597 1.290 1.661 1.985 2.365 2.627 3.176 3.39498 1.290 1.661 1.984 2.365 2.627 3.175 3.39399 1.290 1.660 1.984 2.365 2.626 3.175 3.392
100 1.290 1.660 1.984 2.364 2.626 3.174 3.390
d.f.dua sisi 20% 10% 5% 2% 1% 0.2% 0.1%satu sisi 10% 5% 2.5% 1% 0.5% 0.1% 0.05%
1 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657 318.309 636.6192 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 22.327 31.5993 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 10.215 12.9244 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604 7.173 8.6105 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032 5.893 6.8696 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707 5.208 5.9597 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499 4.785 5.4088 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355 4.501 5.0419 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250 4.297 4.781
10 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169 4.144 4.58711 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106 4.025 4.43712 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055 3.930 4.31813 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012 3.852 4.22114 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977 3.787 4.14015 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947 3.733 4.07316 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921 3.686 4.01517 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898 3.646 3.96518 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878 3.610 3.92219 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861 3.579 3.883
TINGKAT SIGNIFIKANSI
19 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861 3.579 3.88320 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845 3.552 3.85021 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831 3.527 3.81922 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819 3.505 3.79223 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807 3.485 3.76824 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797 3.467 3.74525 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787 3.450 3.72526 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779 3.435 3.70727 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771 3.421 3.69028 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763 3.408 3.67429 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756 3.396 3.65930 1.310 1.697 2.042 2.457 2.750 3.385 3.64631 1.309 1.696 2.040 2.453 2.744 3.375 3.63332 1.309 1.694 2.037 2.449 2.738 3.365 3.62233 1.308 1.692 2.035 2.445 2.733 3.356 3.61134 1.307 1.691 2.032 2.441 2.728 3.348 3.60135 1.306 1.690 2.030 2.438 2.724 3.340 3.59136 1.306 1.688 2.028 2.434 2.719 3.333 3.58237 1.305 1.687 2.026 2.431 2.715 3.326 3.57438 1.304 1.686 2.024 2.429 2.712 3.319 3.56639 1.304 1.685 2.023 2.426 2.708 3.313 3.55840 1.303 1.684 2.021 2.423 2.704 3.307 3.55141 1.303 1.683 2.020 2.421 2.701 3.301 3.54442 1.302 1.682 2.018 2.418 2.698 3.296 3.53843 1.302 1.681 2.017 2.416 2.695 3.291 3.532
44 1.301 1.680 2.015 2.414 2.692 3.286 3.52645 1.301 1.679 2.014 2.412 2.690 3.281 3.52046 1.300 1.679 2.013 2.410 2.687 3.277 3.51547 1.300 1.678 2.012 2.408 2.685 3.273 3.51048 1.299 1.677 2.011 2.407 2.682 3.269 3.50549 1.299 1.677 2.010 2.405 2.680 3.265 3.50050 1.299 1.676 2.009 2.403 2.678 3.261 3.49651 1.298 1.675 2.008 2.402 2.676 3.258 3.49252 1.298 1.675 2.007 2.400 2.674 3.255 3.48853 1.298 1.674 2.006 2.399 2.672 3.251 3.48454 1.297 1.674 2.005 2.397 2.670 3.248 3.48055 1.297 1.673 2.004 2.396 2.668 3.245 3.47656 1.297 1.673 2.003 2.395 2.667 3.242 3.47357 1.297 1.672 2.002 2.394 2.665 3.239 3.47058 1.296 1.672 2.002 2.392 2.663 3.237 3.46659 1.296 1.671 2.001 2.391 2.662 3.234 3.46360 1.296 1.671 2.000 2.390 2.660 3.232 3.46061 1.296 1.670 2.000 2.389 2.659 3.229 3.45762 1.295 1.670 1.999 2.388 2.657 3.227 3.45463 1.295 1.669 1.998 2.387 2.656 3.225 3.45264 1.295 1.669 1.998 2.386 2.655 3.223 3.44965 1.295 1.669 1.997 2.385 2.654 3.220 3.44765 1.295 1.669 1.997 2.385 2.654 3.220 3.44766 1.295 1.668 1.997 2.384 2.652 3.218 3.44467 1.294 1.668 1.996 2.383 2.651 3.216 3.44268 1.294 1.668 1.995 2.382 2.650 3.214 3.43969 1.294 1.667 1.995 2.382 2.649 3.213 3.43770 1.294 1.667 1.994 2.381 2.648 3.211 3.43571 1.294 1.667 1.994 2.380 2.647 3.209 3.43372 1.293 1.666 1.993 2.379 2.646 3.207 3.43173 1.293 1.666 1.993 2.379 2.645 3.206 3.42974 1.293 1.666 1.993 2.378 2.644 3.204 3.42775 1.293 1.665 1.992 2.377 2.643 3.202 3.42576 1.293 1.665 1.992 2.376 2.642 3.201 3.42377 1.293 1.665 1.991 2.376 2.641 3.199 3.42178 1.292 1.665 1.991 2.375 2.640 3.198 3.42079 1.292 1.664 1.990 2.374 2.640 3.197 3.41880 1.292 1.664 1.990 2.374 2.639 3.195 3.41681 1.292 1.664 1.990 2.373 2.638 3.194 3.41582 1.292 1.664 1.989 2.373 2.637 3.193 3.41383 1.292 1.663 1.989 2.372 2.636 3.191 3.41284 1.292 1.663 1.989 2.372 2.636 3.190 3.41085 1.292 1.663 1.988 2.371 2.635 3.189 3.40986 1.291 1.663 1.988 2.370 2.634 3.188 3.40787 1.291 1.663 1.988 2.370 2.634 3.187 3.40688 1.291 1.662 1.987 2.369 2.633 3.185 3.40589 1.291 1.662 1.987 2.369 2.632 3.184 3.40390 1.291 1.662 1.987 2.368 2.632 3.183 3.402
91 1.291 1.662 1.986 2.368 2.631 3.182 3.40192 1.291 1.662 1.986 2.368 2.630 3.181 3.39993 1.291 1.661 1.986 2.367 2.630 3.180 3.39894 1.291 1.661 1.986 2.367 2.629 3.179 3.39795 1.291 1.661 1.985 2.366 2.629 3.178 3.39696 1.290 1.661 1.985 2.366 2.628 3.177 3.39597 1.290 1.661 1.985 2.365 2.627 3.176 3.39498 1.290 1.661 1.984 2.365 2.627 3.175 3.39399 1.290 1.660 1.984 2.365 2.626 3.175 3.392
100 1.290 1.660 1.984 2.364 2.626 3.174 3.390
Lampiran : 15
1 2 3 4 5 6 7 81 161,446 199,499 215,707 224,583 230,160 233,988 236,767 238,8842 18,513 19,000 19,164 19,247 19,296 19,329 19,353 19,3713 10,128 9,552 9,277 9,117 9,013 8,941 8,887 8,8454 7,709 6,944 6,591 6,388 6,256 6,163 6,094 6,0415 6,608 5,786 5,409 5,192 5,050 4,950 4,876 4,8186 5,987 5,143 4,757 4,534 4,387 4,284 4,207 4,1477 5,591 4,737 4,347 4,120 3,972 3,866 3,787 3,7268 5,318 4,459 4,066 3,838 3,688 3,581 3,500 3,4389 5,117 4,256 3,863 3,633 3,482 3,374 3,293 3,230
10 4,965 4,103 3,708 3,478 3,326 3,217 3,135 3,07211 4,844 3,982 3,587 3,357 3,204 3,095 3,012 2,94812 4,747 3,885 3,490 3,259 3,106 2,996 2,913 2,84913 4,667 3,806 3,411 3,179 3,025 2,915 2,832 2,76714 4,600 3,739 3,344 3,112 2,958 2,848 2,764 2,69915 4,543 3,682 3,287 3,056 2,901 2,790 2,707 2,64116 4,494 3,634 3,239 3,007 2,852 2,741 2,657 2,59117 4,451 3,592 3,197 2,965 2,810 2,699 2,614 2,54818 4,414 3,555 3,160 2,928 2,773 2,661 2,577 2,510
Df 2Df1
F Table Statistics(Signifikan Level 0.05)
18 4,414 3,555 3,160 2,928 2,773 2,661 2,577 2,51019 4,381 3,522 3,127 2,895 2,740 2,628 2,544 2,47720 4,351 3,493 3,098 2,866 2,711 2,599 2,514 2,44721 4,325 3,467 3,072 2,840 2,685 2,573 2,488 2,42022 4,301 3,443 3,049 2,817 2,661 2,549 2,464 2,39723 4,279 3,422 3,028 2,796 2,640 2,528 2,442 2,37524 4,260 3,403 3,009 2,776 2,621 2,508 2,423 2,35525 4,242 3,385 2,991 2,759 2,603 2,490 2,405 2,33726 4,225 3,369 2,975 2,743 2,587 2,474 2,388 2,32127 4,210 3,354 2,960 2,728 2,572 2,459 2,373 2,30528 4,196 3,340 2,947 2,714 2,558 2,445 2,359 2,29129 4,183 3,328 2,934 2,701 2,545 2,432 2,346 2,27830 4,171 3,316 2,922 2,690 2,534 2,421 2,334 2,26631 4,160 3,305 2,911 2,679 2,523 2,409 2,323 2,25532 4,149 3,295 2,901 2,668 2,512 2,399 2,313 2,24433 4,139 3,285 2,892 2,659 2,503 2,389 2,303 2,23534 4,130 3,276 2,883 2,650 2,494 2,380 2,294 2,22535 4,121 3,267 2,874 2,641 2,485 2,372 2,285 2,21736 4,113 3,259 2,866 2,634 2,477 2,364 2,277 2,20937 4,105 3,252 2,859 2,626 2,470 2,356 2,270 2,20138 4,098 3,245 2,852 2,619 2,463 2,349 2,262 2,19439 4,091 3,238 2,845 2,612 2,456 2,342 2,255 2,18740 4,085 3,232 2,839 2,606 2,449 2,336 2,249 2,18041 4,079 3,226 2,833 2,600 2,443 2,330 2,243 2,17442 4,073 3,220 2,827 2,594 2,438 2,324 2,237 2,16843 4,067 3,214 2,822 2,589 2,432 2,319 2,232 2,163
44 4,062 3,209 2,816 2,584 2,427 2,313 2,226 2,15745 4,057 3,204 2,812 2,579 2,422 2,308 2,221 2,15246 4,052 3,200 2,807 2,574 2,417 2,304 2,216 2,14747 4,047 3,195 2,802 2,570 2,413 2,299 2,212 2,14348 4,043 3,191 2,798 2,565 2,409 2,295 2,207 2,13849 4,038 3,187 2,794 2,561 2,404 2,290 2,203 2,13450 4,034 3,183 2,790 2,557 2,400 2,286 2,199 2,13051 4,030 3,179 2,786 2,553 2,397 2,283 2,195 2,12652 4,027 3,175 2,783 2,550 2,393 2,279 2,192 2,12253 4,023 3,172 2,779 2,546 2,389 2,275 2,188 2,11954 4,020 3,168 2,776 2,543 2,386 2,272 2,185 2,11555 4,016 3,165 2,773 2,540 2,383 2,269 2,181 2,11256 4,013 3,162 2,769 2,537 2,380 2,266 2,178 2,10957 4,010 3,159 2,766 2,534 2,377 2,263 2,175 2,10658 4,007 3,156 2,764 2,531 2,374 2,260 2,172 2,10359 4,004 3,153 2,761 2,528 2,371 2,257 2,169 2,10060 4,001 3,150 2,758 2,525 2,368 2,254 2,167 2,09761 3,998 3,148 2,755 2,523 2,366 2,251 2,164 2,09462 3,996 3,145 2,753 2,520 2,363 2,249 2,161 2,09263 3,993 3,143 2,751 2,518 2,361 2,246 2,159 2,08964 3,991 3,140 2,748 2,515 2,358 2,244 2,156 2,08765 3,989 3,138 2,746 2,513 2,356 2,242 2,154 2,08466 3,986 3,136 2,744 2,511 2,354 2,239 2,152 2,08266 3,986 3,136 2,744 2,511 2,354 2,239 2,152 2,08267 3,984 3,134 2,742 2,509 2,352 2,237 2,150 2,08068 3,982 3,132 2,739 2,507 2,350 2,235 2,148 2,07869 3,980 3,130 2,737 2,505 2,348 2,233 2,145 2,07670 3,978 3,128 2,736 2,503 2,346 2,231 2,143 2,07471 3,976 3,126 2,734 2,501 2,344 2,229 2,142 2,07272 3,974 3,124 2,732 2,499 2,342 2,227 2,140 2,07073 3,972 3,122 2,730 2,497 2,340 2,226 2,138 2,06874 3,970 3,120 2,728 2,495 2,338 2,224 2,136 2,06675 3,968 3,119 2,727 2,494 2,337 2,222 2,134 2,06476 3,967 3,117 2,725 2,492 2,335 2,220 2,133 2,06377 3,965 3,115 2,723 2,490 2,333 2,219 2,131 2,06178 3,963 3,114 2,722 2,489 2,332 2,217 2,129 2,05979 3,962 3,112 2,720 2,487 2,330 2,216 2,128 2,05880 3,960 3,111 2,719 2,486 2,329 2,214 2,126 2,056
http://duwiconsultant.blogspot.co.id/2011/12/tabel-f.html diakses tanggal, 07 Januari 2017
Sumber: Function Statistical Microsoft Excel