PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LABA DITAHAN ...repository.umrah.ac.id/532/1/JURNAL...
Transcript of PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LABA DITAHAN ...repository.umrah.ac.id/532/1/JURNAL...
1
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LABA DITAHAN, STRUKTUR
ASET, DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2013-2016
Hendri Andryanto1, Jack Febriand Adel
2, Fatahurrazak
3
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH),
Tanjungpinang, Kepulauan Riau.
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Kebijakan hutang merupakan salah satu keputusan pendanaan yang diperlukan perusahaan
untuk mendanai kegiatan operasionalnya yang diperoleh melalui hutang. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, laba ditahan, struktur aset,
dan struktur kepemilikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016. Metode pengambilan sampel penelitian
ini adalah purposive sampling dan didapatkan 23 sampel yang memenuhi kriteria, sehingga
diperoleh sebanyak 92 perusahaan yang menjadi data observasi. Teknik analisis yang
digunakan didalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa secara simultan variabel profitabilitas, likuiditas, laba ditahan, struktur
aset, dan struktur kepemilikan berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Secara parsial
variabel profitabilitas, likuiditas, laba ditahan, struktur aset, dan struktur kepemilikan
berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Nilai uji determinasi (Adjusted R Square) adalah
sebesar 0.577. ini berarti variabel independen (profitabilitas, likuiditas, laba ditahan, struktur
aset dan struktur kepemilikan) dapat menjelaskan variabel dependen (kebijakan hutang)
sebesar 57,7%. Sedangkan, sisanya 42,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar model
penelitian.
Kata Kunci : Kebijakan hutang, profitabilitas, likuiditas, laba ditahan, strukrur aset, struktur
kepemilikan.
PENDAHULUAN
Tingginya persaingan dunia usaha mengharuskan perusahaan menghadapi banyak
tantangan. Salah satu tantangan yang harus dihadapi yaitu masalah pendanaan. Semakin
tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar pula dana yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Dalam hal ini keputusan pendanaan merupakan suatu keputusan yang sangat
vital dan akan berpengaruh pada perkembangan perusahaan. Perusahaan harus tepat dalam
memutuskan keputusan pendanaan tersebut, dikarenakan menyangkut terhadap risiko yang
akan dihadapi oleh perusahaan.
Hutang merupakan salah satu alternatif perusahaan untuk dapat menambah dana yang
dibutuhkan oleh perusahaan. Banyak perusahaan yang sukses dan berhasil dalam mengambil
keputusan tersebut dikarenakan hutang dianggap mampu untuk meminimalisir risiko
2
terjadinya konflik antara pemegang saham dan pihak manajemen atau yang biasa disebut
konflik keagenan. Dengan bertambahnya hutang maka adanya kewajiban yang harus
dibayarkan oleh perusahaan sehingga perusahaan lebih efektif dalam penggunaan hutang
tersebut. Namun banyak juga perusahaan yang harus mengalami kebangkrutan akibat
penggunaan hutang yang terlalu tinggi. Dampaknya terhadap perusahaan mengakibatkan
naiknya risiko keuangan perusahaan dan akhirnya perusahaan masuk ke dalam krisis finansial
(financial distress).
Kebijakan hutang merupakan suatu kebijakan yang memungkinkan untuk memperoleh
dana yang efektif dibandingkan dengan menerbitkan saham baru. Penawaran saham biasanya
dianggap sebagai suatu sinyal bahwa prospek perusahaan kurang cerah menurut penilaian
manajamennya (Brigham dan Houston, 2011:186). Menerbitkan saham akan menjadi
pertanda negatif dan cenderung akan menyebabkan menurunya harga saham perusahaan.
Kebijakan hutang akan sangat dibutuhkan oleh seorang manajer dalam pemanfaatan
tambahan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan untuk meningkatkan kegiatan
operasional perusahaan. Namun demikian dengan kebijakan ini perusahaan harus
menanggung beban risiko tingkat kebangkrutan yang sangat tinggi jika tidak mampu untuk
membayar kewajibannya seperti pembayaran bunga yang akan muncul dari hutang tersebut.
Disisi lain keunggulan dengan adanya hutang maka perusahaan akan menghemat pajak
karena dengan timbulya biaya pembayaran bunga akan mengurangi beban pajak.
Pengurangan ini akan bernilai bagi perusahaan yang memiliki tarif pajak yang tinggi.
Penelitian menggunakan 5 variabel yang digunakan untuk menilai Kebijakan Hutang
yaitu Profitabilitas menggunakan proksi return on asset (ROA), Likuiditas menggunakan
proksi Current Ratio, Laba Ditahan diproksikan menggunakan logaritma natural laba ditahan,
Struktur Aset menggunakan proksi membandingkan aset tetap dengan total aset, dan Struktur
Kepemilikan diproksikan menggunakan kepemilikan manajerial yaitu dengan
membandingkan jumlah saham yang dimiliki manajemen dengan jumlah saham yang
beredar.
Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu apakah profitabilitas, likuiditas, laba ditahan,
struktur aset, dan struktur kepemilikan memiliki pengaruh terhadap kebijakan hutang pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2013-2016. Sedangkan tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, laba ditahan,
struktur aset, dan struktur kepemilikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
3
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Hutang
Definisi hutang menurut Munawir (2014:18), hutang adalah semua kewajiban keuangan
perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber
dana atau modal yang berasal dari kreditor. Hutang sendiri dibedakan menjadi dua yaitu
hutang jangka pendek atau hutang lancar dan hutang jangka panjang.
Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang merupakan salah satu keputusan penting dalam perusahaan.
Kebijakan hutang merupakan salah satu bagian dari kebijakan pendanaan (debt policy).
Kebijakan ini diperlukan untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan yang berasal dari
hutang. Dalam penelitian ini kebijakan hutang di proksikan dengan menggunakan rasio utang
terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER). Rumus yang digunakan untuk mengukur
rasio ini adalah sebagai berikut :
Sumber: Hery, 2016:14
Profitabilitas
Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menggambarkan perusahaan dalam menghasilkan
laba dari aktivitas normal bisnisnya (Hery, 2016:192). Sedangkan menurut penelitian yang
dilakukan oleh Susilawati dkk (2012), mengemukakan bahwa profitabilitas merupakan
tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan saat menjalankan
operasionalnya. Rasio ini dapat dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset
(Hery, 2016:193). Rumusnya adalah sebagai berikut:
Sumber: Hery, 2016:193
Likuiditas
Likuiditas merujuk pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangan jangka
pendeknya (Subramanyam dan Wild, 2010:45). Sedangkan menurut Hery (2016:146), rasio
likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat
kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh
tempo. Dalam penelitian ini rasio likuiditas diproksikan dengan menggunakan rasio lancar
(current ratio). Rasio lancar (current ratio) dihitung sebagai hasil bagi antara total aset lancar
dengan total kewajiban lancar (Hery, 2016:152). Rasio ini menunjukkan seberapa besar
4
ketersediaan aset lancar perusahan terhadap total kewajiban lancar. Berikut rumus untuk
menghitung rasio lancar (current ratio):
Sumber: Hery, 2016:152
Laba ditahan
Laba ditahan timbul sebagai hasil dari kegiatan perusahaan, yaitu laba bersih. Sebagian
laba dari laba bersih ini akan ditahan atau diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan (Hery,
2016:43). Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Natasia (2015), mengatakan bahwa
laba ditahan bukan ukuran rasio sehingga diproksikan dengan menggunakan logaritma
natural laba ditahan.
Struktur Aset
Menurut Riyanto dalam Anam dkk (2015), struktur aset adalah penentuan berapa besar
alokasi untuk masing-masing komponen aset, baik dalam aset lancar maupun aset tetap.
Pengukuran struktur aset dapat dilakukan dengan melihat komposisi jumlah aset tetap yang
dimiliki perusahaan terhadap total aset secara keseluruhan. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Yenietie dan Destriana (2010), struktur aset dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Sumber: Yenietie dan Destriana, 2010
Struktur Kepemilikan
Menurut sujoko dan Soebiantoro dalam syadeli (2013), menyatakan bahwa struktur
kepemilikan saham adalah proporsi kepemilikan institusional dan manajemen dalam
kepemilikan saham perusahaan. Kepemilikan manajerial merupakan jumlah saham yang
dimiliki oleh manajemen dari keseluruhan saham perusahaan. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Natasia (2015), mengatakan bahwa pengukuran yang dapat digunakan untuk
mengukur kepemilikan manajerial adalah membagi jumlah saham yang dimiliki oleh pihak
manajemen dengan seluruh jumlah saham yang beredar dengan rumus sebagai berikut:
Sumber: Natasia, 2015
5
Profitabilitas
(X1)
Likuiditas
(X2)
Laba Ditahan
(X3)
Struktur Aset
(X4)
Struktur Kepemilikan
(X5)
H6
Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur
Penelitian Trisnawati (2016), membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
kebijakan hutang. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar tingkat profitabilitas yang
dimiliki oleh perusahaan maka perusahaan akan menurunkan penggunaan hutangnya. Artinya
perusahaan akan mampu menghasilkan dana yang lebih banyak untuk perusahaannya
sehingga perusahaan akan mengalokasikan keuntungan pada laba ditahan, maka perusahaan
akan terlebih dahulu menggunakan dana internalnya daripada harus menggunakan dana
eksternal yaitu hutang untuk kegiatan operasional perusahaan. Berdasarkan uraian di atas,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Diduga profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Pengaruh likuiditas terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Natasia (2015), likuiditas berpengaruh
terhadap kebijakan hutang. Hal ini menunjukkan semakin tinggi likuiditas maka akan
menurunkan penggunaan hutang perusahaan. Perusahaan dengan likuiditas yang besar artinya
perusahaan mampu menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dapat menggunakan aset lancar sebagai sumber
pembiayaan perusahaan sehingga perusahaan tidak membutuhkan pendanaan eksternal atau
dapat dikatakan akan menggunakan rasio hutang yang rendah. Berdasarkan uraian di atas,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H2: Diduga likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
H2
H1
H1
Kebijakan Hutang
(Y) H3
H4
H5
6
Pengaruh laba ditahan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur
Penelitian dilakukan oleh Hardiningsih dan Oktaviani (2012), membuktikan bahwa laba
ditahan berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
yang mampu menghasilkan laba yang besar akan menarik kreditur untuk memberikan
pinjaman karena mempunyai kemampuan membayar cukup tinggi. Maka semakin tinggi laba
ditahan yang dimiliki oleh perusahaan, kreditur akan tertarik untuk memberikan pinjaman.
Namun perusahaan belum tentu akan memutuskan untuk menggunakan hutang tersebut
dikarenakan perusahaan merasa akan mampu mencukupi kebutuhan dananya sendiri melalui
laba ditahan yang dimilikinya, sehingga besar kemungkinan perusahaan akan menggunakan
hutang relatif rendah. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H3: Diduga laba ditahan bepengaruh terhadap kebijakan hutang.
Pengaruh struktur aset terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur
Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2016), menyatakan bahwa struktur aset tidak
berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Salah satu syarat mengajukan pinjaman hutang yaitu
dengan adanya aset tetap berwujud yang dapat dijaminkan, karena investor akan
memberikan pinjaman apabila mempunyai jaminan. Artinya jika struktur aset yang dimiliki
perusahaan rendah maka akan menjadi indikator penyebab tidak berpengaruhnya terhadap
kebijakan hutang.
Sementara penelitian juga dilakukan oleh Taufik (2017), mendapatkan hasil bahwa
struktur aset memiliki pengaruh terhadap kebijakan hutang. Perusahaan yang memiliki aset
tetap yang besar, maka perusahaan tersebut dapat menghasilkan laba yang besar pula. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan akan menggunakan aset tetapnya sebagai sumber
pendanaannya sehingga perusahaan akan menggunakan hutang lebih kecil bahkan tidak
perlu menggunakan hutang sebagai tambahan modal. Berdasarkan uraian di atas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H4: Diduga struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Pengaruh struktur kepemilikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan
manufaktur
Penelitian dilakukan oleh Hardiningsih dan Oktaviani (2012), membuktikan bahwa
kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan hutang. Rendahnya
tingkat kepemilikan manajerial dibandingkan kepemilikan lainnya di dalam perusahaan akan
membuat seorang manajer tidak dapat mengambil kebijakan pendanaan berdasarkan
keinginannya sendiri.
7
Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Natasia (2015),
membuktikan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh signifikan terhadap
kebijakan hutang. Kepemilikan saham manajerial yang besar akan memotivasi para manajer
untuk menjamin memaksimalkan nilai para pemegang saham dengan mensejajarkan
kepentingan para pemegang saham dengan kepentingan manajerial sehingga dapat
meminimalisir biaya keagenan.
H5: Diduga struktur kepemilikan berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
H6: Diduga profitabilitas, likuiditas, laba ditahan, struktur Aset, dan struktur
kepemilikan berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
METODE PENELITIAN
Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016. Objek dari penelitian ini yaitu laporan keuangan akhir tahun
yang dilaporkan oleh setiap perusahaan manufaktur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menemukan pengaruh profitabilitas, likuiditas, laba ditahan, struktur aset, dan struktur
kepemilikan terhadap kebijakan hutang. Penelitian ini dibatasi pada perusahaan yang laporan
keuangannya telah memenuhi beberapa kriteria yang akan dijelaskan pada kriteria pemilihan
sampel.
Metode Penelitian
Metode pada penelitian ini adalah metode kuantitatif, dan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi variabel - variabel independen yaitu
profitabilitas, likuiditas, laba ditahan, struktur aset dan struktur kepemilikan serta variabel
dependennya yaitu kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2013-2016. Informasi data yang diperlukan diperoleh dari Laporan
Keuangan dan Catatan Atas Laporan Keuangan yang diunduh melalui website resmi Bursa
Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Metode Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016 sebanyak 138 perusahaan. Metode yang digunakan untuk
penentuan sampel dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013:85).
Penelitian ini menggunakan sampel yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016. Kriteria yang ditetapkan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
8
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
2. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan secara lengkap per 31
desember yang telah di audit periode 2013-2016.
3. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangan dengan menggunakan satuan
mata uang rupiah selama periode 2013-2016.
4. Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba selama periode 2013-2016.
5. Perusahaan manufaktur yang memiliki kepemilikan manajerial selama periode 2013-
2016.
6. Perusahaan manufaktur yang memiliki laba ditahan selama periode 2013-2016.
Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 127 perusahaan, dan setelah
dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh sampel sebanyak 23 perusahaan dan 92 data
observasi.
Metode Analisis
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 1 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Kebijakan_Hutang 92 ,00094 2,38386 ,6797653 ,49009304
Profitabilitas 92 ,00076 ,26404 ,0789211 ,05605099
Likuiditas 92 1,04732 15,16460 3,4451242 3,27620681
Laba_Ditahan 92 24,09643 32,25248 27,0478839 2,06067958
Struktur_Aset 92 ,04028 ,63947 ,3354301 ,14403467
Struktur_Kepemilikan 92 ,00002 ,33581 ,0719984 ,09593002
Valid N (listwise) 92
Sumber: Data Olahan Penulis, 2017
9
Uji Normalitas
Gambar 1 Hasil Uji Normalitas – Normal Probability Plot
Sumber : Data Olahan Penulis, 2017
Berdasarkan uji normalitas normal probability plot pada gambar 4.1 menunjukkan
bahwa titik-titik menyebar berhimpit mendekati garis diagonal, maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi normal karena telah memenuhi asusumsi normalitas.
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 92
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation ,30969537
Most Extreme
Differences
Absolute ,051
Positive ,051
Negative -,050
Kolmogorov-Smirnov Z ,493
Asymp. Sig. (2-tailed) ,968
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data Olahan Penulis, 2017
Berdasarkan diatas dapat diketahui bahwa nilai kolmogorov-smirnov adalah 0,493 dan
signifikan sebesar 0,968 karena p-value = 0,968 > 0.05, maka Ho diterima yang berarti data
residual terdistribusi secara normal.
10
Uji Asumsi Klasik
Uji Multikolinearitas
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Profitabilitas ,801 1,248
Likuiditas ,685 1,459
Laba_Ditahan ,764 1,309
Struktur_Aset ,767 1,304
Struktur_Kepemilikan ,796 1,256
a. Dependent Variable: Kebijakan_Hutang
Sumber: Data Olahan Penulis, 2017
Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dapat
disimpulkan masing - masing variabel independen yaitu profitabilitas, likuiditas, laba ditahan,
struktur aset, dan struktur kepemilikan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai
tolerance di atas 0,10 dan nilai VIF (variance inflation factor) di bawah 10 yang berarti
model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas.
Uji Autokorelasi
Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea ,00053
Cases < Test Value 46
Cases >= Test Value 46
Total Cases 92
Number of Runs 50
Z ,629
Asymp. Sig. (2-tailed) ,529
a. Median
Sumber: Data Olahan Penulis, 2017
11
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai test adalah
0.00053 dengan tingkat signifikan 0.529 > 0.05 yang berarti bahwa residual data bersifat
random atau tidak terjadi autokorelasi antar anggota sampel.
Uji Heteroskedastisitas
Gambar 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Sumber : Data Olahan Penulis, 2017
Berdasarkan grafik scatterplot pada gambar 4.2 diatas terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,597 ,330 1,809 ,074
Profitabilitas -,782 ,411 -,220 -1,901 ,061
Likuiditas -,006 ,008 -,106 -,847 ,399
Laba_Ditahan -,006 ,011 -,067 -,562 ,576
Struktur_Aset -,284 ,164 -,205 -1,736 ,086
Struktur_Kepemilikan -,116 ,241 -,056 -,482 ,631
a. Dependent Variable: AbsUt
Sumber: Data Olahan Penulis, 2017
12
Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas pada tabel 4.6 diatas, dapat dilihat bahwa tidak
ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi dependen
nilai Absolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari nilai signifikansi masing - masing variabel
independen di atas tingkat kepercayaan 5% atau 0,05. Profitabilitas 0,061, likuiditas 0,399,
laba ditahan 0,576, struktur aset 0,086, dan struktur kepemilikan 0,631. Jadi dapat
disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas.
Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 6 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3,756 ,535 7,026 ,000
Profitabilitas -1,515 ,666 -,173 -2,276 ,025
Likuiditas -,109 ,012 -,729 -8,852 ,000
Laba_Ditahan -,082 ,019 -,346 -4,442 ,000
Struktur_Aset -,841 ,265 -,247 -3,178 ,002
Struktur_Kepemili
kan -,991 ,390 -,194 -2,540 ,013
a. Dependent Variable: Kebijakan_Hutang
Sumber: Data Olahan Penulis, 2017
Berdasarkan tabel 4.7 maka dapat disusun persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut:
Kebijakan Hutang = 3,756 – 1,515X1 – 0,109X2 – 0,082X3 – 0,841X4 – 0,991X5 + e
Dari persamaan model regresi linear tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut:
1. Konstanta (a)
Nilai konstanta (a) sebesar 3,756 menunjukkan bahwa apabila nilai variabel profitabilitas,
likuiditas, laba ditahan, struktur aset, dan struktur kepemilikan konstan, maka nilai
variabel kebijakan hutang sebesar 3,756.
2. Koefisien β1 untuk variabel profitabilitas
Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar -1,515. Nilai β1 yang negatif menunjukkan
adanya hubungan yang berlawanan arah antara variabel kebijakan hutang dengan variabel
13
profitabilitas yang artinya jika nilai variabel profitabilitas naik sebesar Rp 1, maka nilai
kebijakan hutang akan turun sebesar Rp 1,515. Dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan.
3. Koefisien β2 untuk variabel likuiditas
Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar -0,109. Nilai β2 yang negatif menunjukkan
adanya hubungan yang berlawanan arah antara variabel kebijakan hutang dengan variabel
likuiditas yang artinya jika nilai variabel likuiditas naik sebesar Rp 1, maka nilai kebijakan
hutang akan turun sebesar Rp 0,109. Dengan asumsi variabel bebas lainnya konstan.
4. Koefisien β3 untuk variabel laba ditahan
Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar -0,082. Nilai β3 yang negatif menunjukkan
adanya hubungan yang berlawanan arah antara variabel kebijakan hutang dengan variabel
laba ditahan yang artinya jika nilai variabel laba ditahan naik sebesar Rp 1, maka nilai
kebijakan hutang akan turun sebesar Rp 0,082. Dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan.
5. Koefisien β4 untuk variabel struktur aset
Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar -0,841. Nilai β4 yang negatif menunjukkan
adanya hubungan yang berlawanan arah antara variabel kebijakan hutang dengan variabel
struktur aset yang artinya jika nilai variabel struktur aset naik sebesar Rp 1, maka nilai
kebijakan hutang akan turun sebesar Rp 0,841. Dengan asumsi variabel bebas lainnya
konstan.
6. Koefisien β5 untuk variabel struktur kepemilikan
Besarnya nilai koefisien regresi (β5) sebesar -0,991. Nilai β5 yang negatif menunjukkan
adanya hubungan yang berlawanan arah antara variabel kebijakan hutang dengan variabel
struktur kepemilikan yang artinya jika nilai variabel struktur kepemilikan naik sebesar Rp
1, maka nilai kebijakan hutang akan turun sebesar Rp 0,991. Dengan asumsi variabel
bebas lainnya konstan.
14
Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
Tabel 7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 13,129 5 2,626 25,874 ,000b
Residual 8,728 86 ,101
Total 21,857 91
a.Dependent Variable: Kebijakan_Hutang
b.Predictors: (Constant), Struktur_Kepemilikan, Struktur_Aset, Laba_Ditahan,
Profitabilitas, Likuiditas
Sumber : Data Olahan Penulis, 2017
Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa
tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Ha diterima dan Ho
ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat nilai Fhitung dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung
memiliki nilai sebesar 25,874. Nilai Ftabel pada tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat
kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k)
berjumlah 6, dan jumlah sampel (n) sebanyak 92. Jadi df pembilang (6-1) = 5 dan df
penyebut (92-6) = 86, sehingga Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2,32.
Jadi Fhitung > Ftabel (25,874 > 2,32) dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak artinya profitabilitas, likuiditas, laba ditahan,
struktur aset, dan struktur kepemilikan secara simultan berpengaruh secara signifikan
terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2016.
15
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)
Tabel 8 Hasil Uji Parameter Individual
a. Dependent Variable: Kebijakan_Hutang
Sumber : Data Olahan Penulis, 2017
Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) pada tabel 4.9 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Variabel profitabilitas yang diproksikan dengan menggunakan ROA (Return of Assets)
memiliki tingkat signifikansi 0,025 < 0,05. Variabel profitabilitas ini juga memiliki nilai
thitung sebesar -2,276 < -1,98827 (ttabel α = 0,05, df = (92-6-1) = 85). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel profitabilitas secara
parsial berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
b. Variabel likuiditas yang diproksikan dengan menggunakan current ratio memiliki tingkat
signifikansi 0,000 < 0,05. Variabel likuiditas ini juga memiliki nilai thitung sebesar -8,852
< -1,98827 (ttabel α = 0,05, df = (92-6-1) = 85). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H2
diterima dan H0 ditolak, yang berarti likuiditas secara parsial berpengaruh terhadap
kebijakan hutang.
c. Variabel laba ditahan yang diproksikan dengan menggunakan logaritma natural laba
ditahan memiliki tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Variabel likuiditas ini juga memiliki
nilai thitung sebesar -4,442 < -1,98827 (ttabel α = 0,05, df = (92-6-1) = 85). Hal ini dapat
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 3,756 ,535 7,026 ,000
Profitabilitas -1,515 ,666 -,173 -2,276 ,025
Likuiditas -,109 ,012 -,729 -8,852 ,000
Laba_Ditahan -,082 ,019 -,346 -4,442 ,000
Struktur_Aset -,841 ,265 -,247 -3,178 ,002
Struktur_Kepemili
kan -,991 ,390 -,194 -2,540 ,013
16
disimpulkan bahwa H3 diterima dan H0 ditolak, yang berarti laba ditahan secara parsial
berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
d. Variabel struktur aset yang diproksikan dengan membandingkan aset tetap dan total aset
memiliki tingkat signifikansi 0,002 < 0,05. Variabel struktur aset ini juga memiliki nilai
thitung sebesar -3,178 < -1,98827 (ttabel α = 0,05, df = (92-6-1) = 85). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa H4 diterima dan H0 ditolak, yang berarti struktur aset secara parsial
berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
e. Variabel struktur kepemilikan yaitu kepemilikan manajerial yang diproksikan dengan
membandingkan jumlah saham yang dimiliki manajemen dengan saham yang beredar
memiliki tingkat signifikansi 0,013 < 0,05. Variabel likuiditas ini juga memiliki nilai thitung
sebesar -2,540 < -1,98827 (ttabel α = 0,05, df = (92-6-1) = 85). Hal ini dapat disimpulkan
bahwa H5 diterima dan H0 ditolak, yang berarti struktur kepemilikan secara parsial
berpengaruh terhadap kebijakan hutang.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Derterminasi ( R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,775a ,601 ,577 ,3185710 1,854
a. Predictors: (Constant), Struktur_Kepemilikan, Struktur_Aset, Laba_Ditahan,
Profitabilitas, Likuiditas
b. Dependent Variable: Kebijakan_Hutang
Sumber : Data Olahan Penulis, 2017
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa
nilai adjusted R square sebesar 0,577 atau 57,7%. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
variabel dependen yaitu kebijakan hutang dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu
profitabilitas, likuiditas, laba ditahan, struktur aset, dan struktur kepemilikan sebesar 57,7%,
sedangkan sisanya yaitu 42,3% dijelaskan oleh variabel - variabel lain yang tidak dijelaskan
dalam penelitian ini.
Pembahasan
Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Hutang
Berdasarkan uji hipotesis signifikansi parameter individual (uji-t) variabel profitabilitas
memiliki nilai signifikansi 0,025 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai thitung sebesar -
17
2,276 sedangkan ttabel sebesar -1,98827 sehingga -thitung < -ttabel, maka dapat disimpulkan
bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis (uji-t) dapat
dinyatakan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Berdasarkan arah koefisien regresi, variabel profitabilitas menunjukkan arah negatif
atau hubungan yang berlawanan arah terhadap kebijakan hutang yang artinya jika
profitabilitas mengalami kenaikan maka akan berpengaruh terhadap kebijakan hutang, yang
menyebabkan kebijakan hutang mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi mampu untuk menghasilkan
keuntungan yang besar bagi perusahaan sehingga perusahaan akan cenderung menggunakan
hutang lebih sedikit. Perusahaan akan mengalokasikan keuntungannya tersebut pada laba
ditahan, dan perusahaan akan mempergunakan laba ditahan terlebih dahulu sebagai sumber
pendanaan untuk kegiatan operasionalnya daripada menggunakan hutang yang akan
menimbulkan risiko bagi perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati
(2016) dan penelitian oleh Yenietie dan Destriana (2010), menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi
akan menggunakan hutang lebih kecil karena perusahaan mampu menyediakan dana yang
cukup melalui retained earnings (Yenietie dan Destriana, 2010).
Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Hutang
Berdasarkan uji hipotesis signifikansi parameter individual (uji-t) variabel likuiditas
memiliki nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai thitung sebesar -
8,852 sedangkan nilai ttabel sebesar -1,98827 sehingga -thitung < -ttabel, maka dapat disimpulkan
bahwa H2 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis (uji-t) dapat
dinyatakan bahwa variabel likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Berdasarkan arah koefisien regresi, variabel likuiditas memiliki arah negatif atau tidak
searah terhadap kebijakan hutang yang berarti jika likuiditas mengalami peningkatan maka
kebijakan hutang akan mengalami penurunan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan
yang memiliki tingkat likuiditas yang cukup baik dapat menggunakan aset lancarnya sebagai
sumber pembiayaan perusahaan sehingga dapat dikatakan perusahaan tidak memerlukan dana
dari pihak luar dan memiliki tingkat hutang yang relatif rendah. Tingginya tingkat likuiditas
yang dimiliki oleh perusahaan menggambarkan adanya saldo kas yang masih menganggur,
18
sehingga perusahaan dapat menggunakan kas tersebut untuk pembiayaannya dan akan
menurunkan penggunaan hutang.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Natasia (2015),
mendapatkan hasil bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang.
Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi berarti perusahaan mempunyai
kemampuan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dengan sangat baik, sehingga
perusahaan akan menurunkan penggunanaan hutangnya.
Pengaruh Laba Ditahan terhadap Kebijakan Hutang
Berdasarkan uji hipotesis signifikansi parameter individual (uji-t) variabel laba ditahan
memiliki nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai thitung sebesar -
4,442 sedangkan nilai ttabel sebesar -1,98827 sehingga -thitung < -ttabel, maka dapat disimpulkan
bahwa H3 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis (uji-t) dapat
dinyatakan bahwa variabel laba ditahan berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Berdasarkan arah koefisien regresi, variabel laba ditahan memiliki arah negatif atau
tidak searah terhadap kebijakan hutang, yang berarti jika laba ditahan mengalami peningkatan
maka kebijakan hutang akan mengalami penurunan. Laba ditahan menunjukkan bahwa
perusahaan menunda pembagian deviden kepada para pemegang saham untuk digunakan
sebagai investasi. Sehingga semakin besar laba ditahan suatu perusahaan dapat disimpulkan
bahwa penggunaan dana internal perusahaan sebagai investasi akan semakin besar, sehingga
perusahaan tidak terlalu banyak untuk memerlukan dana eksternal.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih dan
Oktaviani (2012), dan penelitian yang dilakukan oleh Natasia (2015), yang menyatakan
bahwa laba ditahan berpengaruh negatif terhadap kebijakan hutang. Perusahaan yang
memiliki dana internal yang besar maka kebijakan hutangnyapun akan menurun karena
perusahaan akan lebih memilih pendanaan dari laba ditahan terlebih dahulu sebelum
menggunakan sumber pendanaan eksternal dalam hal ini adalah hutang (Natasia,2015).
Pengaruh Struktur Aset terhadap Kebijakan Hutang
Berdasarkan uji hipotesis signifikansi parameter individual (uji-t) variabel struktur aset
memiliki nilai signifikansi 0,002 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai thitung sebesar -
3,178 sedangkan nilai ttabel sebesar -1,98827 sehingga -thitung < -ttabel, maka dapat disimpulkan
bahwa H4 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis (uji-t) dapat
dinyatakan bahwa variabel struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
19
Berdasarkan arah koefisien regresi, struktur aset memiliki arah yang negatif atau tidak
searah terhadap kebijakan hutang. Hal ini menunjukkan bahwa jika struktur aset mengalami
peningkatan maka akan terjadi penurunan terhadap kebijakan hutang. Artinya jika semakin
besar proporsi aset tetap yang dimiliki perusahaan cukup besar, perusahaan akan
menggunakan aset tetap tersebut sebagai investasi perusahaan sehingga penggunaan hutang
oleh perusahaan akan relatif semakin kecil.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Taufik
(2017), dan Linda dkk (2017), menyatakan bahwa struktur aset berpengaruh negatif terhadap
kebijakan hutang. Perusahaan lebih menggunakan aset perusahaan untuk kegiatan operasional
dan investasi perusahaan, sehingga akan mengurangi penggunaan hutang (DER), dan juga
aset perusahaan hanya sedikit yang dibiayai oleh hutang (Linda dkk, 2017).
Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Kebijakan Hutang
Berdasarkan uji hipotesis signifikansi parameter individual (uji-t) variabel struktur
kepemilikian memiliki nilai signifikansi 0,013 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05. Nilai
thitung sebesar -2,540 sedangkan nilai ttabel sebesar -1,98827 sehingga -thitung < -ttabel, maka dapat
disimpulkan bahwa H5 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian, berdasarkan uji hipotesis
(uji-t) dapat dinyatakan bahwa variabel struktur kepemilikan berpengaruh terhadap kebijakan
hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-
2016.
Berdasarkan arah koefisien regresi, variabel struktur kepemilikan memiliki arah negatif
atau memiliki hubungan tidak searah terhadap kebijakan hutang, yang berarti jika struktur
kepemilikan mengalami peningkatan maka kebijakan hutang akan penurunan. Hal ini
menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial di dalam perusahaan akan memberikan
tanggung jawab tersendiri kepada pihak manajemen yang ikut serta menjadi pemegang
saham. Oleh sebab itu, apabila peranan manajer untuk mengendalikan perusahaan cukup
besar maka manajer yang sekaligus pemegang saham akan menggunakan dana secara efektif
untuk meningkatkan nilai perusahaan, dan dapat dipastikan akan menurunkan rasio
penggunaan hutang perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Natasia (2015),
yang mendapatkan hasil bahwa struktur kepemilikan berpengaruh signifikan negatif terhadap
kebijakan hutang. kepemilikan manajerial yang besar akan memotivasi para manajer untuk
menjamin memaksimalkan nilai para pemegang saham dengan mensejajarkan kepentingan
para pemegang saham dengan kepentingan manajerial sehingga dapat meminimalisir biaya
keagenan (Natasia, 2015). Dan penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh
20
Syadeli (2013), mengatakan bahwa diperkirakan adanya rasio hutang yang lebih rendah
ketika manajer mengendalikan perusahaan dan sebagai pengambil keputusan.
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama tahun 2013-2016 dan bertujuan untuk melihat apakah profitabilitas,
likuiditas, laba ditahan, struktur aset, dan struktur kepemilikan berpengaruh terhadap
kebijakan hutang. Adapun populasi dalam penelitian ini berjumlah 138 perusahaan dan
perusahaan yang menjadi sampel sebanyak 23 sehingga data observasi dalam penelitian ini
sebanyak 92 data.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
2. Likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
3. Laba ditahan berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
4. Struktur aset berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
5. Struktur kepemilikan berpengaruh terhadap kebijakan hutang pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
6. Profitabilitas, likuiditas, laba ditahan, struktur aset, dan struktur kepemilikan berpengaruh
secara simultan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan
saran sebagai berikut:
1. Bagi Manajer Perusahaan
Sebaiknya para manajer lebih memerhatikan dan menganalisis faktor -faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi tingkat penggunaan jumlah hutang. Apabila perusahaan
menggunakan hutang yang terlalu tinggi, maka risiko yang akan dihadapi perusahaan
cukup besar dan besar kemungkinan investor tidak mau untuk berinvestasi kedalam
perusahaan.
21
2. Bagi Investor
Sebaiknya investor mencari informasi yang cukup dan menganalisis terlebih dahulu
keuangan perusahaan sebelum melakukan investasi. Karena perusahaan yang
menggunakan jumlah hutang yang terlalu tinggi dapat menimbulkan risiko yang cukup
besar terhadap investor yang berinvestasi dalam perusahaan tersebut.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Adapun saran peneliti untuk penelitian selanjutnya adalah, peneliti selanjutnya dapat
menambahkan variabel - variabel independen lain yang mempengaruhi kebijakan hutang.
Selain itu peneliti selanjutnya dapat menambah jumlah periode tahun yang diteliti
dikarenakan tahun penelitian ini hanya menggunakan periode 4 tahun saja dan diharapkan
peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada sektor lainnya seperti sektor food
and beverages, sektor properti dan real estate, ataupun sektor otomotif.
22
DAFTAR PUSTAKA
Anam, Hairul, Rihfenti Ernayani dan Cahyono Dwi. 2015. Pengaruh Struktur Aset, Ukuran
Perusahaan, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang (Studi
pada Perusahaan Farmasi Periode 2010-2014). Jurnal Akuntansi (Fakultas
Ekonomi Universitas Balikpapan) Vol.5, No.1.
Brigham, Eugene F, and Joel F Houston, 2011. Dasar - Dasar Manajemen Keuangan:
essentials of financial management. Edisi 11 Buku 2. Jakarta:Salemba Empat.
Bursa Efek Indonesia. www.idx.co.id.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 21. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Hardiningsih, Pancawati, dan Rachmawati Meita Oktaviani. 2012. Determinan Kebijakan
Hutang (Dalam Agency Theory dan Pecking Order Theory). Dinamika Akuntansi,
Keuangan dan Perbankan (Program Studi Akuntansi Universitas Stikubank)
Vol.1,No.1 Mei, hlm. 11-24.
Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan: Integrated and Comprehensive Edition.
Jakarta:PT.Grasindo.
Julita. 2012. Pengaruh Kebijakan Deviden, Investasi dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan
Hutang Pada Perusahaan Otomotif yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Dosen (Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) Vol.1, No.2.
Linda, Maya Febrianty Lautania, dan Muhammad Arfandynata. 2017. Determinan Kebijakan
Hutang: Bukti Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis (Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Syiah Kuala) Vol.4(1) Maret.
Munawir, S. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:Liberty.
Nabela, Yoandhika. 2012. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dividen dan
Profitabilitas Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Properti dan Real
Estate Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen (Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Padang) Vol.1, No.1 September.
Nengsi, Widya Hesti. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kebijakan Deviden
Terhadap Kebijakan Hutang Dalam Perspektif Agency Theory Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen (Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang) Vol.2, No.1.
Natasia, Weka. 2015. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Perusahaan
yang Terdaftar di BEI. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi (Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya) Vol.4 No.12.
23
Subramanyam, K.R, dan John J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 10 Buku 1.
Jakarta:Salemba Empat.
Susilawati, Crhistine Dwi Karya, Lidya Agustina, dan Se Tin. 2012. Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan ( Fakultas Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Kristen Maranatha) Vol.16, No.2 Mei, hlm.178-187.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Edisi 18. Bandung :
Alfabeta.
Syadeli, Moh. 2013. Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Hutang Perusahaan Pemanufakturan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Manajemen dan Akuntansi ( STIE Malangkucucwara Malang) Vol.2, No.2
Agustus, hlm.79-94.
Susanti, Faria. 2016. Pengaruh Likuiditas, Kebijakan Deviden, Struktur Aset, Ukuran
Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kebijakan Hutang Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-
2013. Jurnal Akuntansi (Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Maritim Raja Ali Haji).
Saputra, Doni Hendra. 2017. Pengaruh Free Cash Flow, Kebijakan Deviden, Struktur Aktiva,
Blockholder Ownership, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. Jurnal Akuntansi (Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji).
Taufik, Mochammad. 2017. Pengaruh Kebijakan Deviden, Struktur Aset, Profitabilitas, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang (Study pada perusahaan LQ-45
yang terdaftar di BEI 2011-2015). Jurnal Akuntansi (Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Perbanas Surabaya).
Trisnawati, Ita. 2016. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada
Perusahaan Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi (STIE Trisakti) Vol.18, No.1 Juni, hlm. 33-42.
Wiyono, Gendro dan Hadri Kusuma. 2017. Manajemen Keuangan Lanjutan.
Yogyakarta:UPP STIM YKPN.
Yenietie, dan Nicken Destriana. 2010. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan
Hutang Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi (STIE Trisakti) Vol.12, No.1 April, hlm. 1-16.