PENGARUH PRICE DISCOUNT, IN-STORY DISPLAY, DAN …repository.umrah.ac.id/1157/1/SYARIF...
Transcript of PENGARUH PRICE DISCOUNT, IN-STORY DISPLAY, DAN …repository.umrah.ac.id/1157/1/SYARIF...
1
PENGARUH PRICE DISCOUNT, IN-STORY DISPLAY, DAN SHOPPING
LIFE STYLE TERHADAP PEMBELIAN TAK TERENCANA
Oleh : Syarif Hidayat[1], Akhirman[2], Lia Suprihartini[3]
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2018
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh price
discount, in-story display dan shopping life style terhadap pembelian tak
terencana.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
observasi dan studi pustaka dengan jenis penelitian kuantitatif dengan menyebar
kuisoner kepada pengunjung Buccheri cabang Tanjungpinang yang membeli
produk yang dijual oleh Buccheri. Sampel dalam penelitian ini adalah 40
responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu teknik
accidental sampling.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) price discount berpengaruh
positif terhadap pembelian tak terencana; (2) in-story display secara parsial tidak
berpengaruh terhadap pembelian tak terencana; (3) shopping life style secara
parsial tidak berpengaruh terhadap pembelian tak terencana, (4) Variabel price
discount, in-story display dan shopping life style bersama-sama berpengaruh
positif terhadap pembelian tak terencana.
Kata kunci: Price Discount, In-Story Display, Shopping Life Style dan Pembelian
Tak Terencana
2
PENDAHULUAN
Di era modern seperti saat ini persaingan untuk menjadi yang terbaik di
dalam industri fashion sepatu dan sandal sudah semakin ketat, banyak merek-
merek dapat kita temui di pasar. Mereka saling membuat produk yang terbaik
guna menjadi pilihan mayarakat untuk di gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka pun menyuguhkan desain fashion sepatu dan sandal mengikuti yang
sedang naik daun saat ini. Karna jika tidak maka mereka akan ketinggalan oleh
pesaing-pesaingnya. Sebab permintaan konsumen kini lebih kritis dan pada
umumnya mengikuti hal yang sedang di gemari masyarakat.
Sepatu dan sandal merupakan bagian dari fashion yang sangat vital
pengaruhnya didalam berpakaian agar terliat lebih bergaya.banyak merek-merek
yang terkenal kita jumpai. Sebut saja merek-merek terkenal yang berasal dari luar
negeri seperti Nike, Adidas, Converse All Star, dan lainnya menghiasi pasaran
sepatu di Indonesia. Maka jangan heran jika kita sangat mudah menemukan merek
tersebut dengan variansi bentuk yang banyak pilihan.
Belum lagi beberapa merek sepatu yang berasal dari dalam negeri seperti
Piero, League, Tomkins, Yongki Komalaladi, Wakai, Ardiles, Buccheri dan yang
lainnya. Mereka juga saling bersaing dan menyuguhkan varians dengan banyak
model dan bentuk sesuai trend saat ini yang tak kalah saing dengan produk sepatu
yang berasal dari luar negeri untuk menjadi yang terbaik dan mampu bersaing dan
memperoleh banyak konsumen.
Buccheri merupakan produk sepatu dan tas yang terbuat dari kulit asli
yang memiliki kualitas terbaik. Produk ini berasal dari Indonesia dan sudah ada
sejak tahun1980. Banyak konsumen yang tertarik dengan merek sepatu ini. Tak
3
heran jika Buccheri menjadi salah satu merek paling berharga dalam
negeri. Produk Buccheri ditujukan pada para pembeli berjiwa dinamis yang
menyukai desain sepatu fashion ataupun formal. Buccheri terus mengembangkan
desain produknya untuk memenuhi permintaan para penggunanya.
KAJIAN PUSTAKA
Price Discount
Menurut kotler (2009) Price discount merupakan penghematan yang
ditawarkan pada konsumen dari harga normal akan suatu produk yang tertera
dilabel atau kemasan produk tersebut.
Menurut Pilip Kotler (2009) ada beberapa macam bentuk dari Price
discount, yaitu:
a. Diskon Tunai
b. Diskon Kuantitas
c. Diskon Fungsional
d. Diskon Musiman
e. Potongan
Indikator Price Discount
Indikator yang digunakan untuk mengukur Price discount yang di
kembangkan oleh (Belch & Belch,2009 dalam Brian Vicky Pratama, 2016) yang
terdiri dari 3 indikator yaitu:
1. Dapat memicu konsumen untuk membeli dalam jumlah yang banyak.
2. Mengantisipasi promosi pesaing.
3. Mendukung perdagangan dalam jumlah yang besar.
4
In-Story Display (Pajangan Dalam Toko)
Tampilan dalam toko dalam hal ini point of purchase (POP)
memfasilitasi memeberi dengan informasi, meningkatkan atmosfer, dan melayani
dengan promosi besar.Atmosfer merupakan desain lingkungan dalam toko guna
menarik konsumen sasarannya.Point of purchase(POP) adalah memberitakan
produk yang dijual dengan cara menggantungkan harga, tanda panah, atau informasi
yang lainnya.” Sopiah & Syihabudhin (2008: 244).
Jadi dapat disimpulkan bahwa in-story display (pajangan dalam toko)
adalah tampilan untuk mempromosikan atau menunjukan produk ke konsumen
dalam rangka untuk membuat konsumen lebih mudah untuk menemukan produk
dan menarik mereka dalam melakukan pembelian dan keinginan untuk membeli.
Jenis-jenis display menurut Vinci (2009: 66)
1. Selection Display
2. Special Display
Indikator In-Story Display
Cara peritel untuk mengidentifikasikan suatu toko dengan memajang barang-
barang yang ditawarkan (dalam Devi Ulfa Sari, 2017) :
1. Mudah diperoleh
2. Mudah dilihat letaknya
3. Produk tersusun menarik
Shopping Life Style
Gaya hidup secara luas diidentifikasikan sebagai cara hidup yang ditandai
oleh bagaimana orang mengabiskan waktu mereka, apa yang mereka anggap
penting dalam lingkungannya, dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka
5
sendri serta dunia mereka sendri serta di dunia sekitarnya. Gaya hidup merupakan
sebuah identitas kelompok.Gaya hidup sangat relevan dengan usaha pemasar
menjual produknya.
Gaya hidup menurut Kotler (2009) adalah pola hidup seseorang di dunia
yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.
Indikator Shoping Lifestyle
Menurut (Park dan Sullivan, 2009 dalam Ervina Ristiana, 2016)
mengemukakan beberapa indikator Shopping lifestyle:
1. Pengalaman menyenangkan.
2. Aktivitas menyenangkan.
3. Belanja membosankan.
4. Model terbaru.
5. Penghilang sedih.
6. Terobsesi berbelanja.
7. Buang waktu.
Pembelian Tak Terencana (Impulse Buying)
Menurut Utami (2010:51) pembelian impulsif adalah pembelian yang
terjadi ketika konsumen melihat produk atau merek tertentu, kemudian konsumen
menjadi tertarik untuk mendapatkannya, biasanya karena adanya ransangan yang
menarik dari toko tersebut. Bedasarkan beberapa definisi yang telah dijelaskan
diatas tersebut, dapat disimpulkan bahwa impulse buying merupakan pembelian
6
saat itu juga terjadi yang tidak direncanakan, berdasar pada tindakan yang sangat
kuat dan dorongan keras untuk langsung membeli suatu barang.
Indikator Pembelian Tak Terencana (Impulse Buying)
Menurut (Beatty dan Ferrel,1998 dalam Ervina Ristiana, 2016)
menjelaskan tentang 7 (tujuh) dimensi utama yang digunakan untuk mengukur
skala perilaku pembelian impulsif (impulse buying), yaitu:
1. Desakan Untuk Berbelanja (Urge To Purchase)
2. Emosi Positif (Positive Affect)
3. Melihat-Lihat Toko (In-Store Browsing)
4. Kesenangan Berbelanja (Shopping Enjoyment)
5. Ketersediaan Waktu (Time Available)
6. Ketersediaan Uang (Money Available)
7. Kecenderungan Pembelian Impulsif (Impulse Buying Tendency)
Kerangka Pemikiran
In-story
Display(X2)
Shopping Life Style
(X3)
Price Discount(X1)
Pembelian Tak
Terencana (Y)
7
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah Price discount, in-story display dan
shopping life style terhadap pembelian tak terencana.Ruang lingkup penelitian ini
dilakukan di PT. Buccheri cabang Tanjungpinang.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian didalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
penelitian Kuantitatif.Analisis atau Metode Kuantitatif adalah menggunakan
bantuan statistik untuk membantu penelitian dalam perhitungan angka-angka
untuk menganalisis data yang diperoleh.
Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2014: 80) populasi adalah wilayah generalisasi yang
berdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi penelitian ini dikategorikan sebagai tidak terhingga, yaitu
elemen yang sukar dicari batasannya.Maka populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pengunjung yang datang ke PT.X.
Sampel
Menurut Sugiyono (2014: 84) sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik non probability sampling, yaitu teknik yang tidak
memberikan kesempatan yang sama terhadap anggota populasi. Teknik ini
digunakan karna jumlah populasi yang tidak di ketahui.Sugiyono (2011: 85)
8
teknik non probabilitysamplingyang digunakan pada penelitian ini adalah
proposive sampling dan accidental sampling.
Menurut Roscoe dalam buku Research Menthod For Business (Sugiyono,
2011:103) jumlah sampel yang memenuhi persyaratan sampel ideal harus
dipenuhi dalam alat analisis regresi berganda, jika jumlah populasi tidak diketahui
dengan jelas yaitu ditentukan dari sepuluh kali jumlah variabel. Dalam penelitian
iniadalah empat variabel sehingga jika dikalikan sepuluh maka minimal jumah
sampel yang harus diteliti adalah 40.Jadi, mengambil sampel berjumlah 40 orang
yang diteliti oleh peneliti telah memenuhi syarat yang ditentukan minimal.
Teknik Analisis Data
Untuk mejelaskan pengaruh antara price discount, in-story displaydan
shopping life style, terhadap pembelian tak terencana (impulse buying), digunakan
lah teknik analisis data sebagai berikut :
1. Scorsing
2. Tabulating
Teknik Pengujian Instrumen
Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrument tersebut sudah baik.
Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidtan atau kesahihan sesuatu instrument.
9
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji model analisis jalur, apakah
variabel dependen dan independen mempunyai distribusi normal atau tidak.
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolineritas digunakan sebagai upaya untuk menentukan ada dan
tidaknya korelasi yang sempurna atau mendekati hubungan yang sempurna.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dimaksudkan untuk menguji apabila variabel
kesalahan pengganggu tidak konstan untuk nilai variabel independen Suripto,
(2013).
Uji AutoKorelasi
Hubungan yang terjadi antara residual dari pngamatan yang satu dengan
pengamatan yang lain menurut Priyato (2014, 106).
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dipakai untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel bebas ( Price Discount, In-story Displaydan Shopping Life
Style) dan variabel terikat (Pembelian tak Terencana).dengan menggunakan rumus
sebagai berikut (Darmandto & Subagyo, 1991:309) :
Y= βo + β1X1 + β2X2 + β3X3+ e
Pengujian Hipotesis
Penguian hipotesis menggunakan 3 uji: yaitu Uji t digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan atau pengaruh yang berarti (signifikan)
10
anatara variabel independen (Price Discount, In-story Display dan Shopping Life
Style) secara parsial terhadap variabel dependen (Pembelian tak Terencana).
Uji f digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen secara bersama-sama yaitu menggunakan F hitung.
Selain itu Uji f adalah alat untuk menguji kebenaran pengaruh variable
independen (X) terhadap variable dependen (Y) secara bersama-sama sehingga
dapat dibuktikan bahwa pengaruh yang didapat bukan satu kebetulan belaka
(Sugiyono, 2011).
Uji R2 (koefisien determinasi) akan dilihat besarnya kontribusi untuk variabel
bebas (Price discount, In-story display, dan Shopping life style) terhadap variabel
terikat (Pembelian tak terencana) terikatnya dengan melihat besarnya koefisien
determinasi totalnya.
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Distribusi Responden
Distribusi Responden
Keterangan Jumlah Persentase
Sampel 40 100%
Kuisoner yang didistribusikan 40 100%
Kuisoner yang gugur (jawaban
yang tidak lengkap) - 0%
Kuisoner yang dapat diolah 40 100%
(Sumber : hasil distribusi responden 2018)
Berdasarkan data hasil distribusi kuesioner kepada para pengunjung toko
X dapat diketahui bahwa jumlah kuisoner yang disebarkan berjumlah 40 lembar
kueisoner. Dari 40 jumlah kuisoner yang disebarkan masing masing di jawab
11
dengan lengkap oleh responden dan kuesioneryang dapat diolah adalah 40 dengan
persentasi 100% dari jumlah kuisoner yang di sebarkan.
Analisis statistic deskriptif
Menurut Ghozali (2013:19) analisisi statistik digunakan untuk
menggambarkan secara statistik dari variabel yang ada didalam penelitian ini,
dilihat dari maksimal, minimum, mean dan standart deviasi.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Price Discount 40 20 29 25.25 1.891
In-Story Display 40 9 14 11.40 1.355
Shopping Life Style 40 16 35 26.95 4.132
Impulse Buying 40 59 80 68.58 5.652
Valid N (listwise) 40
Sumber: Data diolah dari SPSS, 2018
Uji Validitas
Uji validiatas merupakan uji yang digunakan untuk melihat tingkat kualitas data
pada penelitian. Untuk nilai N=40 maka nialai r tabelnya adalah 0,312 ini
berdasarkan r tabel, jika r hitung > r tabel maka pengujian tersebut di nyataka
valid,sebab r hitung lebih besar dari r tabel dan butir instrument valid digunakan
dalam penelitian, jika butir pertanyaan itu tidak valid maka tidak di gunakan
dalam penelitian.
Uji Reliabilitas
Sugiyono (2013:56-57) menjelaskan bahwa hasil yang diperoleh dari
pengujian reliabilitas dengan teknik cronbach’s alpha ini juga menggunakan
internal consistency reliability yang mana kriteria suatu instrument dikatakan
reliable jika koefisiensi reliabilitas (r7) > 0,6 nilainya maka data yang
12
dikumpulkan semakin dapat dipercaya.dapat disimpulkan bahwa instrument yang
digunakan mengukur seluruh variabel Price Discount, In-Story Display, Shopping
Life Styledan Pembelian Tak Terencana adalah reliable.
Uji Normalitas
Jika penyebaran titik berada di sekitar garis diagonal, maka menunjukkan pola
distribusi normal yang mengindikasikan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Sumber: Olah data SPSS, 2018
Sumber: Data diolah SPSS, 2018
Uji Kolomogrov Smirnov (K-S) dengan nilai signifikan diatas 0,05 (>0,05) maka
data distribusi dengan normal.
13
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
N 40
Normal Parametersa,b Mean 68.5750000
Std. Deviation 2.46406387
Most Extreme Differences Absolute .092
Positive .065
Negative -.092
Test Statistic .092
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Sumber: data diolah dari SPSS, 2018
Berdasarkan tabel diatas, dengan melihat nilai Kolmogoriv- Smirnov dan nilai
Asymp. Sig adalah > 0,05 yaitu nilai Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,092 dan nilai
Asymp sig sebesar 0,200. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Suatu model dikatakan bebas dari multikolinieritas apa bila nilai VIF yang
kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10.
Hasil Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Price Discount .779 1.284
In-Story Display .759 1.318
Shopping Life Style
.967 1.034
Sumber: data diolah dari SPSS, 2018
14
Berdasarkan tabel diatas, nilai tolerance variabel price discount sebesar
(0,779>0,10) dan nilai VIF (1,284<10), nilai tolerance variabel in-story display
sebesar (0,759>0,10) dan nilai VIP (1,318<10) , nilai tolerance variabel shopping
life style sebesar (0,967>0,10) dan nilai VIP (1,034<10) jadi dapat kita lihat
ketiga variabel X dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: hasil pengolahan data SPSS, 2018
Dari gambar diatas terlihat bahwa titik-titik penyebaran secara acak dan
tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga
model regresi layak pakai untuk mendeskripsikan variabel independen price
discount, in-story display dan shopping life style.
Uji AutoKorelasi
Pengujian ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan menggunakan
metode Durbin-Watson. Adapun cara memprediksi terjadi autokorelasi dalam
model analisis regresi dengan menggunakan Durbin-Watson.
15
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .436a .190 .123 5.294 1.991
Sumber: hasil pengolahan data SPSS,2018
Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai Durbin-Watsonsebesar 1,991
selanjutnya nilai ini akan dibandingkan dengan sampel N=40 dan jumlah variabel
independen 3 (K=3) = 3.40 (terdapat pada tabel durbin-watson). Maka dapatlah
nilai dL=1,3384 dan dU=1,6589. Karna DW terletak diantara (4-dU) 4-
1,6589=2,3411. Maka diperoleh 1,6589↔1,991↔2,3411 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
Analisis Linier Berganda
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 41.844 12.304 3.401 .002
Price Discount 1.235 .508 .413 2.431 .020
In-Story Display -1.163 .718 -.279 -1.618 .114
Shopping Life Style .327 .209 .239 1.567 .126
Sumber: data diolah SPSS,2018
Dari data diatas dapat disusun persamaan linier berganda sebagai berikut:
Nilai konstanta(α) sebesar 41,844 artinya apabila price discount, in-story display,
dan shopping life style sama dengan nol maka keputusan pembelian tak terencana
(Impulse buying) naik sebesar 41,844.
Y= 41,844+1,235-1,163+0,327
16
Uji t (Parsial)
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 41.844 12.304 3.401 .002
Price Discount 1.235 .508 .413 2.431 .020
In-Story Display 1.163 .718 .279 1.618 .114
Shopping Life Style .327 .209 .239 1.567 .126
a. Dependent Variable: Impulse Buying
Sumber: data diolah SPSS,2018
Nilai sig lebih kecil dan taraf signifikansi (>0,05). Serta berdasarkan
perbandingan t hitung dengan t tabel 1,688 Maka hal ini Ha diterima dan Ho
ditolak. Jadi jika kita lihat ditabel maka price discount berpengaruh secara parsial
terhadap pembelian tak terencana (impulse buying), sedangkan in-story display
dan shopping life style tidak berpengaruh secara parsial terhadap pembelian tak
terencana (impulse buying).
Uji F (Simultan)
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 236.793 3 78.931 2.816 .003b
Residual 1008.982 36 28.027
Total 1245.775 39
Sumber: data diolah SPSS,2018
Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian menunjukan bahwa nilai Fhitung> Ftabel
(2.816 > 2,63) dan dengan melihat probabilitasnya (Sig) yang lebih kecil dari taraf
17
signifikan (0,003 < 0,05) maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Variabel price discount, in-story display dan shopping
lifestyle secarasimultan berpengaruh terhadap impulse buying.
Koefisien Determinasi (R2)
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .436a .190 .123 5.294
Sumber: data diolah SPSS,2018
Dari tabel diatas, dapat diketahui nilai Adjusted R Square sebesar 0,123. Besarnya
nilai Adjusted R Square sebesar 0,123 sama dengan 12,3%. Angka tersebut
mengandung arti bahwa price discount, in-story display dan shopping lifestyle
secarasimultan berpengaruh terhadap impulse buyingsebesar 12,3%. Sisanya
(100%-12,3%=87,7%) dipengaruhi variabel lain yang tidak ada di penelitian ini.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan judul Pengaruh Price
Discount, In-Story Display dan Shopping Life Style Terhadap Pembelian Tak
Terencana (Impulse Buying) pada pengunjung Buccherri cabang Tanjungpinang,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara parsial untuk Variabel price discont berpengaruh terhadap pembelian
tak terencana (impluse buying). Dikarnakan harga yang miring tentu akan
menarik konsumen untuk membeli barang.
2. Secara parsial Variabel in-story display tidak berpengaruh terhadap
pembelian tak terencana (impulse buying). Untuk in-story displaytidak
18
berpengaruh dikarnakan buccheri baru awal membuka cabang jadi perlu
proses penyesuaian dan perbaikan.
3. Secara parsial Variabel shopping life style tidak berpengaruh terhadap
pembelian tak terencana (impulse buying). Karna menurut Kotler (2008) gaya
hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu
termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan. Disini tentu berbeda
prilaku masing-masing individu atau orang di masing-masing kota dareah.
4. Dapat disimpulkan bahwa Variabel price discount, in-story display dan
shopping lifestyle secarasimultan berpengaruh terhadap impulse buying. Ini
membuktikan bahwa price discount, in-story display dan shopping lifestyle
mempengaruhipembelian tak terencana (impulse buying) meskipun
pengaruhnya kurang begitu kuat didalam outlet sepatu dan sandal.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bucherri perlu meningkatkan memberikan diskon agar konsumen tertarik
untuk melakukan pembelian tak terencana, sebab konsumen akan tertarik bila
melihat harga murah.
2. Buccheri perlu memperbaiki suasana toko agar terlihat lebih nyaman.
3. Buccheri perlu jeli dalam menganalisa gaya hidup berbelanja masyarakat kota
tanjungpinang, sebab setiap kota akan berbeda pola gaya hidup tergantung
kelas sosial, penghasilan dan pergaulan.
4. Secara simultan price discount, instory display, dan shopping life style
berpengaruh terhadap impulse buying. Jadi karna setiap variabel saling
berpengaruh terhadap impulse buying, walaupun dirasa belum begitu kuat.
19
DAFTAR PUSTAKA
Belch, George E dan Belch, Michael A. Advertising and Promotion: An
Integrated Marketing Communication Perspective. The McGraw-Hill
Companies, 2009.
Darmandto, B Dan Subagyo.1991. Statistik Indukatif Edisi Empat. Yogyakarta:
Badan Percetakan Fakultas Ekonomi Unuversitas Gadjah Mada.
Ghozali, Imam. 2013. Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 23. Edisi
8. Semarang: Cetakan Empat. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kotler, Philip, dan Armstrong, Gary. (2009). Prinsip- Prinsip Pemasaran. Edisi
12, Jilid 1 dan 2. Erlangga, Jakarta.
Prihastama, Vicky Brian (2016). Pengaruh prince discount dan bonus pack
terhadap impulse buying pada pelanggan minimarket di depok.
Priyanto, D 2014. SPSS 22 Pengolah Data Praktis, Andi:Yogyakarta
Ristiana, Ervia. (2016). Pengaruh gaya hidup berbelanja dan ketertarikan fashion
terhadap prilaku pembelian implusif pakaian distribution store (distro)
di Yogyakarta.
Sari, Devid Ulva. (2017). Pengaruh prince discount, sales promotion, dan in-
store display terhadap keputusan impulse buying pada PT. Matahari
departemen store TBK Panakukkang Makassar.
Sugiyono, 2011. metodologi penelitian adminitrasi lengkap dengan R & D.
Bandung: Alfabeta.
.2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.Trihendradi.
.2014. metodologi penelitian adminitrasi lengkap dengan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Suripto, Bambang 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.
Sopiah, Syihabudhin. 2008. Manajemen Bisnis Ritel. Yogyakarta: Andi Offset.
Utami, Christina Whidya. (2010). Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat.
Vinci, Maharani. 2009. Manajemen Bisnis Eceran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.