PENGARUH PRAKTIK PERATAAN LABA TERHADAP...

download PENGARUH PRAKTIK PERATAAN LABA TERHADAP …jurnalmudiraindure.com/wp-content/uploads/2016/06/PENGARUH-PRA… · Faktor-Faktor Yang ... metode akuntansi ditujukan pada metode yang

If you can't read please download the document

Transcript of PENGARUH PRAKTIK PERATAAN LABA TERHADAP...

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    1

    PENGARUH PRAKTIK PERATAAN LABA TERHADAP

    EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT PADA

    PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI

    BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

    Oleh : Ronnie Togar Mulia Sirait, SE, MM.

    Dosen Universitas Darma Agung

    ABSTRAK

    Salah satu kewajiban bagi perusahaan - perusahaan yang telah terdaftar di

    bursa efek adalah menyampaikan laporan keuangan baik laporan keuangan

    tahunan (annual report) maupun laporan keuangan interim kepada publik (pihak

    eksternal perusahaan). Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi

    yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

    perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

    keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggung

    jawabkan apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya pemilik.

    Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis terhadap sampel

    dapat disimpulkan dalam penelitian ini, ternyata respon pasar terhadap perusahaan

    yang melakukan perataan laba tidak berbeda dengan perusahaan yang tidak

    melakukan perataan laba. Saran-saran yang dapat diberikan adalah: menemukan

    aspek lain yang juga mempengaruhi investor dalam merespon tidakan perataan

    laba yang dilakukan perusahaan seperti goods news dan bad news terkait dengan

    pengumuman peramalan oleh perusahaan, pengumuman deviden (distribusi kas,

    distribusi saham), pengumuman pendanaan (pengumuman yang berhubungan

    dengan ekuitas, pengumuman yang berhubungan dengan hutang, pemecahan

    saham, pembelian kembali saham), pengumuman yang berhubungan dengan

    pemerintah, pengumuman investasi, pengumuman ketenagakerjaan, pengumuman

    merjer ambil alih diversifikasi).

    Kata kunci: Perataan Laba, Earning Response Coefficient

    PENDAHULUAN

    Salah satu parameter

    pengukuran kinerja perusahaan

    adalah informasi laba. Dalam

    Pernyataan Standar Akuntansi

    Keuangan (PSAK No.1)

    mengatakan bahwa informasi laba

    pada umumnya merupakan perhatian

    utama dalam menaksir kinerja atau

    pertanggung jawaban manajemen

    dan informasi laba membantu

    pemilik atau pihak lain melakukan

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    2

    penaksiran atas earning power

    perusahaan di masa yang akan

    datang. Perataan laba merupakan

    salah satu bentuk tindakan

    manajemen laba.

    Salah satu ukuran yang

    digunakan untuk mengukur

    hubungan antara return dan laba

    adalah earning response coefficient

    (ERC). ERC sebagai koefisien

    sensitivitas laba akuntansi yaitu

    ukuran sensistivitas perubahan harga

    saham terhadap perubahan laba

    akuntansi. Berbagai penelitian

    mengenai ERC telah banyak

    dilakukan, diantaranya dengan

    menggunakan determinan

    determinan seperti risiko sistematik

    atau beta, struktur modal, persistensi

    laba, pertumbuhan laba, ukuran

    perusahaan dan prediktabilitas laba.

    Perataan laba didefinisikan

    sebagai suatu cara yang digunakan

    oleh manajemen untuk mengurangi

    fluktuasi laba yang dilaporkan agar

    sesuai dengan target yang diinginkan

    baik secara artificial yaitu melalui

    metode akuntansi maupun secara riil

    yaitu melalui transaksi. Akan tetapi

    tidak semua perusahaan melakukan

    praktik perataan laba. Sebagian

    besar tindakan perataan laba

    dilakukan oleh perusahaan

    perusahaan yang labanya cenderung

    berfluktuasi dari tahun ke tahun,

    sedangkan untuk laba perusahaan-

    perusahaan yang relatif stabil, jarang

    dilakukan perataan laba. Hal ini

    terkait dengan bagaimana reaksi

    investor dalam menanggapi

    perubahan laba yang diumumkan

    oleh perusahaan sendiri.

    KERANGKA DASAR

    TEORITIS

    Laporan Keuangan

    Laporan keuangan merupakan

    sarana untuk mempertanggung

    jawabkan apa yang dilakukan oleh

    manajemen atas sumber daya

    pemilik. Laporan keuangan secara

    umum merupakan sarana utama

    melalui mana informasi keuangan

    dikomunikasikan kepada pihak di

    luar perusahaan. Laporan ini

    memberikan suatu sejarah yang

    berkesinambungan yang

    dikuantifikasikan dalam satuan uang

    berkenaan dengan sumber daya

    ekonomi dan kewajiban dari suatu

    perusahaan bisnis dan akuntansi

    ekonomi yang mengubah sumber

    daya dan kewajiban ini.

    Menurut Standar Akuntansi

    Keuangan (2007:14), tujuan laporan

    keuangan adalah:

    Laporan keuangan merupakan

    bagian dari proses pelaporan

    keuangan. Laporan keuangan

    yang lengkap biasanya meliputi

    neraca, laporan laba rugi, laporan

    perubahan posisi keuangan (laporan

    arus kas dan perubahan ekuitas),

    catatan dan laporan lain serta materi

    penjelasan yang merupakan bagian

    integral dari laporan keuangan.

    Perataan Laba

    Perataan laba diartikan

    sebagai usaha manajemen untuk

    mengurangi variabilitas laba selama

    satu atau beberapa periode tertentu

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    3

    sehingga laba tidak terlalu

    berfluktuasi. Menurut Barnea, dkk

    (2006:72) menyatakan perataan

    laba sebagai pengurangan yang

    disengaja terhadap fluktuasi

    terhadap beberapa level laba supaya

    dianggap normal bagi perusahaan.

    Sementara menurut Beidleman

    (2003:33) menyatakan perataan

    laba adalah suatu usaha yang

    dilakukan manajemen untuk

    menekan variasi dalam laba

    sepanjang hal itu diperbolehkan oleh

    prinsip-prinsip akuntansi yang

    berlaku. Sedangkan definisi

    menurut Brayshaw dan Eldin

    (2009:112) adalah tindakan

    sukarela manajemen yang didorong

    oleh aspek perilaku dalam

    perusahaan dan lingkungannya.

    Faktor-Faktor Yang

    Mempengaruhi Perataan Laba

    Besaran Perusahaan (Size)

    Besaran perusahaan, yang

    semula diyakini dapat dijadikan

    parameter dalam menganalisis

    pengaruh terhadap perataan laba,

    terkait dengan adanya asumsi bahwa

    perusahaan yang besar selalu

    diidentikkan dengan nilai aktiva

    yang besar pula (Salno dan Baridwan

    2005:50). Ternyata hasil penelitian

    ini memperkuat hasil penelitian

    terdahulu yang dilakukan di

    Indonesia, seperti Jatiningrum

    (2004:67) dan Noor (2004:75),

    dimana besaran perusahaan tidak

    berpengaruh terhadap perataan laba.

    Menurut Muchammad (2005:54)

    bahwa perusahaan yang besar tidak

    selamanya diidentikkan dengan padat

    modal, tetapi bisa jadi padat karya.

    Hal ini memberikan satu kesimpulan

    bahwa nilai total aktiva kurang tepat

    untuk dijadikan tolak ukur besarnya

    satu perusahaan. Dengan demikian

    dimungkinkan adanya komponen

    lain yang dapat dijadikanparameter

    dalam mengukur besarnya

    perusahaan, yaitu harga saham. Hal

    ini didukung oleh pernyataan F.

    Grant dalam Salno dan Baridwan

    (2005:53), bahwa besar kecilnya

    perusahaan, dapat dilihat dari tingkat

    kemakmurannya yang tercermin

    dalam nilai pasar saham.

    Seperti halnya besarnya

    perusahaan, hasil penelitian variable

    prefitabilitas juga terbukti, tidak

    berpengaruh terhadap perataan laba.

    Penelitian sebelumnya yang juga

    memberikan hail yang sama adalah

    M Zuhroh dalam Dwiatmini dan

    Nurkholis (2011:45). Tidak

    berpengaruhnya ROA diduga karena

    investor cenderung mengabaikan

    informasi ROA yang ada sercara

    maksimal (Noor, 2004:7) sehingga

    manajemen pun menjadi tidak

    termotivasi melakukan perataan laba

    melalui variabel tersebut.

    Profitabilitas

    Return on Asset (ROA)

    merupakan ukuran penting untuk

    menilai sehat atu tidaknya

    perusahaan, yang memepengaruhi

    investor untuk membuat keputusan.

    Perusahaan yang memiliki ROA

    yang lebih tinggi cenderung

    melakukan perataan laba

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    4

    dibandingkan dengan perusahaan

    yang lebih rendah karena manajemen

    tahu akan kemampuan untuk

    mendapatkan laba pada masa

    mendatang sehingga memudahkan

    dalam menunda atau mempercepat

    laba (Assih dkk, 2006:43).

    Leverage Operasi

    Levrerage operasi

    perusahaan. Pengukuran variabelnya

    adalah rasio antar total biaya

    depresiasi dan amortisasi dengan

    total biaya. dalam penelititan ini ,

    total biaya merupakan penjumlahan

    harga pokok penjulan, biaya

    penjualan serta biaya administrasi

    dan umum. Leverage adalah bagian

    dari modal sendiri yang di jadikan

    jaminanuntuk keseluruhan utang.

    Leverage ini dapat dihitung

    menggunakan rumus:

    Koefisien Respon Laba (Earnings

    Response Cowfficient - ERC)

    ERC didefinisikan sebagai

    efek setiap rupiah laba kejutan

    (unexpected earnings) terhadap

    return saham yang ditunjukkan

    melalui slope koefisien dalam regresi

    abnormal return dengan unexpected

    earnings (Cho dan Jung, 2011:53).

    ERC menunjukkan keinformatifan

    laba suatu perusahaan atau

    menunjukkan seberapa besar laba

    mampu menerangkan variasi harga

    saham (return saham). Dengan kata

    lain, ERC merupakan koefisien

    sensitivitas laba akuntansi atau

    sensitivitas perubahan harga saham

    tehadap perubahan laba akuntansi

    (Beaver, 2008:78).

    Menurut Cho dan Jung

    (2011:88) rerangka teoritis ERC

    diklasifikasikan menjadi dua model,

    yaitu :

    1. Model Penilaian Berbasis

    Keekonomisan Informasi

    (Information

    oe)

    Mengasumsikan bahwa ERC

    merupakan fungsi dari sinyal

    kandungan informasi laba serta

    persepsi investor terhadap sistem

    informasi. Semakin buruk sinyal

    kandungan informasi laba dan

    persepsi investor terhadap sistem

    informasi (berarti semakin rendah

    kualitas laba) maka semakin kecil

    ERC dan sebaliknya.

    2. Model Penilaian Berbasis

    Time Series Laba (Time Series

    Based Valuation Model)

    Mengasumsikan bahwa ERC

    merupakan fungsi dari time-series

    processes berbagai variabel

    informasi yang dapat memprediksi

    besarnya deviden.

    Pengaruh Perataan Laba

    Terhadap Earnings Response

    Cowfficient

    Konservatisme adalah prinsip

    dalam pelaporan keuangan yang

    dimaksudkan untuk mengakui dan

    mengukur aktiva dan laba

    dilakukandengan penuh kehati-hatian

    oleh karena aktivitas ekonomi dan

    bisnis yang dilingkupi ketidakpastian

    (Wibowo, 2002:99). Implikasi dari

    penerapan prinsip ini adalah pilihan

    metode akuntansi ditujukan pada

    metode yang melaporkan laba dan

    aktiva lebih rendah atau utang lebih

    tinggi. Peneliti lain, Basu (2007:78)

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    5

    mendefinisikan konservatisme

    sebagai praktik mengurangi laba

    (dan mengecilkan aktiva bersih)

    dalam merespons berita buruk (bad

    news), tetapi tidak meningkatkan

    laba (meninggikan aktiva bersih)

    dalam merespons berita baik (good

    news).

    Praktik konservatisme bisa

    terjadi karena standar akuntansi yang

    berlaku di Indonesia

    memperbolehkan perusahaan untuk

    memilih salah satu metode akuntansi

    dari kumpulan metode yang

    diperbolehkan pada situasi yang

    sama. Misalnya, PSAK No. 14

    mengenai persediaan, PSAK No. 17

    mengenai akuntansi penyusutan,

    PSAK No. 19 mengenai aktiva tidak

    berwujud dan PSAK No. 20

    mengenai biaya riset dan

    pengembangan. Akibat dari

    fleksibelitas dalam pemilihan metode

    akuntansi adalah terhadap angka-

    angka dalam laporan keuangan, baik

    laporan neraca maupun laba-rugi.

    Widya (2004:85) telah

    meneliti penerapan akuntansi

    konservatif di Indonesia,

    melaporkan 76,9 % dari 75

    perusahaan di BEI pada periode 2010

    - 2014 menerapkan akuntansi

    konservatif. Faktor-faktor yang

    menjelaskan praktik akuntansi

    konservatif adalah konsentrasi

    kepemilikan di Indonesia, kontrak

    utang, kos potlitis dan pertumbuhan.

    Dahlia Sari (2004:89) meneliti peran

    akuntansi konservatif dalam

    mengurangi konflik antara pemegang

    saham dan pemegang obligasi pada

    saat pengumuman deviden. Hasil

    penelitian mendukung hipotesis

    penelitian bahwa konservatisme

    berperan dalam perusahaan yang

    menghadapi konflik pemegang

    saham-pemegang obligasi.

    METODE PENELITIAN

    Metode Pengumpulan Data

    Dalam rangka pengumpulan

    data dan keterangan keterangan

    yang diperlukan untuk penyusunan

    skripsi ini, maka penulis memakai 2

    (dua) jenis penelitian, yaitu:

    1. Penelitian Kepustakaan (Library

    Research) melalui penelitian

    kepustakaan, baik dengan

    mempelajari buku buku ilmiah,

    literatur literatur dan juga data

    sekunder lainnya yang relevan

    dengan tulisan ini.

    2. Penelitian Lapangan (Field

    Research). Adapun tehnik

    penelitian yang dilakukan adalah

    sebagai berikut:

    a. Pengamatan (Observation),

    yang dimaksud dengan

    observasi adalah dimana

    penulis melakukan pengamatan

    di lapangan secara langsung

    b. Dokumentasi (Documentation),

    merupakan suatu tehnik

    pengambilan data dari laporan

    laporan yang sudah diolah

    sebelumnya oleh perusahaan

    sehingga tidak langsung

    diperoleh dari sumbernya.

    Metode Analisis Data

    Untuk membuktikan

    hipotesis yang telah diajukan, maka

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    6

    digunakan metode analisis sebagai

    berikut :

    1. Analisis deskriptif

    2. Metode Regresi Sederhana

    Seperti dapat kita lihat pada

    rumus regresi dibawah ini:

    Y = a + b X + e

    Dimana :

    Y = Variabel Dependen / Terikat

    (Earning Response Coefficient)

    X = Variabel Independen/Bebas

    (Perataan Laba)

    a = Intercept dari regresi

    b = Koefisien dari regresi/slop

    e = Error

    Populasi Dan Sampel

    Berikut nama-nama

    perusahaan populasi yang menjadi

    objek penelitian dalam penyusunan

    skripsi ini, seperti yang tersaji dalam

    di bawah ini.

    Tabel

    Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Dalam Penelitian Ini

    No Kode Perusahaan

    1 ADES Akasha Wira International Tbk

    2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food

    3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk

    4 DLTA Delta Djakarta Tbk

    5 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

    6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

    7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

    8 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk

    9 MYOR Mayora Indah Tbk

    10 SKLT Sekar Laut Tbk

    11 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk

    12 GGRM Gudang Garam Tbk

    13 HMSP HM Sampoerna Tbk

    14 RMBA Bentoel International Investama Tbk

    15 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk

    16 INAF Indofarma (Persero) Tbk

    17 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk

    18 MERK Merck Tbk

    19 PYFA Pyridam Farma Tbk

    20 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk

    21 MERK Merck Tbk

    22 TCID Mandom Indonesia Tbk

    23 UNVR Unilever Indonesia Tbk

    24 KICI Kedaung Indah Can Tbk

    25 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk

    26 LMPI Langgeng Makmur Plastik Industry Ltd Tbk

    Sumber: www.idx.co.id (2015)

    file:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\aisa.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\ceka.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\DLTA.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\indf.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\mlbi.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\psdn.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\myor.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\sklt.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\ultj.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\07%20Tobacco\ggrm.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\07%20Tobacco\hmsp.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\07%20Tobacco\rmba.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\23%20Pharmaceuticals\dvla.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\23%20Pharmaceuticals\inaf.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\23%20Pharmaceuticals\kaef.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\23%20Pharmaceuticals\merk.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\23%20Pharmaceuticals\pyfa.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\23%20Pharmaceuticals\tspc.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\23%20Pharmaceuticals\merk.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\24%20Consumer\tcid.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\24%20Consumer\unvr.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\17%20Fabricated\kici.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\17%20Fabricated\kdsi.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\14%20Plastics%20&%20Glass\lmpi.pdf

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    7

    Cara Menghitung Earnings

    Response Coeffgicient (ERC) Dan

    Perataan Laba

    1. Menghitung ERC

    ERC merupakan merupakan

    pengaruh laba abnormal (unexpected

    earnings) terhadap CAR, yang

    ditunjukkan melalui slope coeficient

    dalam regresi abnormal return saham

    dengan unexpected earnings. Reaksi

    pasar diproksikan dengan cumulative

    abnormal return (CAR), sedangkan

    laba akuntansi diproyeksikan dengan

    unexpected earning (UE). Besarnya

    ERC diperoleh dari regresi antara

    abnormal return dan unexpected

    earning. Sebagai contoh, berikut

    adalah perhitungan ERC perusahaan

    ADES tahun 2012.

    a. Menghitung Abnormal Return

    Diketahui return saham

    sekarang (Pi,t) sebesar 2075,

    return pasar (Pi,t-1) sebesar

    1920, sehingga besarnya return

    saham adalah:

    Ri,t = (Pi,t Pi,t-1) / Pi,t-1 =

    (2075-1920) / 1920 = 0,0807

    Selanjutnya, return pasar (Rm,t)

    diketahui sebesar 0,0156,

    sehingga besarnya abnormal

    return adalah:

    ARi,t = Ri,t - Rm,t = 0,0807

    0,0156)= 0,0650

    b. Menghitung Cumulative

    Abnormal Return (CAR) CAR

    dihitung dengan menjumlahkan

    abnormal return selama tiga

    bulan, sehingga untuk triwulan

    IV tahun 2012 untuk perusahaan

    ADES adalah :

    CARi,t = 0.065088 +

    0.074385 -

    0.12128 - 0.0609

    + 0.077686-

    0.06761 - 0.05783

    + 0.257967 +

    0.267183 +

    0.087728 +

    0.026163 -

    0.02257- 0.0546

    + 0.048804

    = 0,5202

    Sehingga jumlah abnormal

    return untuk triwulan IV sebesar

    0,5202. Dengan cara yang sama,

    untuk triwulan I diperoleh sebesar

    0.017, triwulan II 0.2858, dan

    triwulan III -0.079.

    c. Menghitung ERC

    Unexpecter earning (UE) ADES

    untuk Q IV tahun 2012 diperoleh

    dari: UEi,t = EPSt EPSt-1. = 141

    109 = 32

    Setelah diketahui nilai CARi,t dan

    nilai UEi,t, kemudian ERC dihitung

    menggunakan rumus slope coeficient

    dalam regresi abnormal return

    saham dengan unexpected earnings

    pada program Microsoft Excel 2007.

    Rumus perhitungannya :

    = SLOPE (CARi,t ; UEi,t)

    Sehingga, ERC perusahaan ADES

    tahun 2012 diperoleh: - 0,237

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    8

    Tabel

    Earnings Response Coeffgicient (ERC)

    ERC RATA-

    RATA NO KODE 2012 2013 2014

    1 ADES -0.23706 -0.10966 -0.03559 -0.1274384

    2 AISA -0.03913 -0.08536 -0.0581 -0.0608628

    3 CEKA -0.14048 -0.01617 1.071807 0.3050533

    4 DLTA -0.12461 -0.01349 0.082817 -0.0184253

    5 ICBP 0.017757 -0.02544 -0.03961 -0.0157643

    6 INDF -0.10894 0.039629 0.044618 -0.0082323

    7 MLBI -0.19146 -0.01985 0.553037 0.1139078

    8 PSDN 0.005314 0.051868 0.035571 0.0309179

    9 ROTI 0.115669 0.008258 -0.26798 -0.0480172

    10 SKLT -0.16648 0.080228 0.57406 0.1626011

    11 ULTJ -0.26891 -0.25528 -0.02414 -0.1827739

    12 GGRM -0.1332 0.002749 0.028627 -0.0339402

    13 HMSP -0.01996 0.279584 0.085453 0.1150256

    14 RMBA 0.086572 -0.07152 -0.04478 -0.0099091

    15 DVLA -0.00618 -0.02208 -0.0671 -0.0317877

    16 INAF -0.19793 -0.0975 0.137562 -0.0526213

    17 KAEF -0.03816 0.486042 -0.07229 0.1251996

    18 MERK -0.03848 0.011567 -0.00906 -0.0119914

    19 PYFA -0.10706 0.022113 0.007024 -0.0259756

    20 TSPC -0.04105 -0.0294 -0.14984 -0.0734287

    21 MBTO -0.2371 -0.13415 -0.1256 -0.1656196

    22 TCID 0.156886 0.148214 0.18191 0.1623365

    23 UNVR 0.33962 -0.22399 0.012375 0.0426691

    24 KDSI -0.008 0.004777 0.011617 0.0027971

    25 KICI 0.072141 0.003813 0.064922 0.0469588

    26 LMPI 0.077205 0.006733 -0.03397 0.0166559

    2. Perataan Laba

    Perataan laba dapat diukur

    menggunakan indeks eckel:

    Indeks perataan laba =

    (CVI/CVS)

    Dimana:

    I = perubahan laba dalam 1

    periode

    S = perubahan penjualan dalam

    satu periode

    CVI = koefisien variasi untuk

    perubahan laba

    CVS = koefisien variasi

    untuk perubahan penjualan

    CVI dan CVS dapat dihitung

    dengan:

    X = perubahan laba (I) atau

    perubahan penjualan (S)

    dari tahun t-1 ke tahun t

    n = jumlah tahun yg diamati

    Berikut contoh perhitungan

    perataan laba dari perusahaan

    ADES pada tahun 2012:

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    9

    CVI =

    = -8,5258

    CVS =

    = 3,4983

    Indeks perataan laba = (-8,5258 :

    3,4983) =

    = -2,4371

    Sehingga indeks perataan

    laba perusahaan ADES pada tahun

    2012 adalah:

    -2,4371.

    Tabel

    Perhitungan Perataan Laba

    NO KODE Koefisien Variasi

    Perubahan Penjualan

    Koefisien Variasi

    Perubahan Laba Indeks Perataan Laba

    1 ADES 3.498361684 -8.525828837 -2.437091875

    2 AISA 1.279514498 1.933666259 1.511249979

    3 CEKA 2.568265417 4.43910393 1.728444382

    4 DLTA 62.86537359 -3.634526662 -0.057814445

    5 ICBP 2.685623216 -11.50302008 -4.28318463

    6 INDF 4.714609496 -3.211184755 -0.681113623

    7 MLBI 38.23789403 -69.9382132 -1.829028899

    8 PSDN -1.900818444 1.723294313 -0.906606477

    9 ROTI 1.561695964 -6.620143568 -4.23907324

    10 SKLT 9.42343856 1.660797617 0.176241147

    11 ULTJ 0.869452248 2.146974468 2.469341442

    12 GGRM 3.856118028 -2.029857643 -0.526399251

    13 HMSP 6.904747835 -2.64079981 -0.382461442

    14 RMBA 20.40913062 -11.46353284 -0.561686485

    15 DVLA -4.05573369 1.712949336 -0.422352518

    16 INAF -2.712138481 -23.07428068 8.507781163

    17 KAEF -7.437609497 -7.443790709 1.000831075

    18 MERK -2.790622035 -1.602437335 0.574222275

    19 PYFA 0.452419791 0.692042224 1.529646223

    20 TSPC -11.45745945 -1.114794471 0.097298574

    21 MBTO -1.946954178 -2.652392638 1.362329256

    22 TCID 7.155661044 -2.106291835 -0.294353215

    23 UNVR 5.497855747 -28.56843183 -5.196286179

    24 KDSI 124.5339702 1.353704584 0.010870163

    25 KICI -394.4698275 1.674611497 -0.004245221

    26 LMPI -0.87958895 1.732050808 -1.969159352

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    10

    PEMBAHASAN

    Hasil Pengujian Asumsi Klasik

    Pengujian asumsi klasik perlu

    dilakukan terlebih dahulu sebelum

    pengujian regresi berganda. Hal ini

    bertujuan supaya data yang

    nantinya digunakan sebagai dasar

    analisis benar-benar dapat

    diandalkan (reliable).

    Uji Autokorelasi

    Pengujian autokorelasi

    bertujuan untuk meneliti apakan

    sebuah model regresi terdapat

    korelasi antara kesalahan

    pengganggu pada periode t dengan

    kesalahan pada periode sebelumnya

    (t-1). Pengujian dilakukan dengan

    membandingkan nilai Durbin

    Watson (d) hasil regresi dengan nilai

    dL dan dU dalam table Durbin-

    Watson dengan = 0,05.

    Table

    Hasil Pengujian Autokorelasi

    Model Summaryb

    .244a .059 -.069 .02032 2.169

    Model

    1

    R R Square

    Adjusted

    R Square

    Std. Error of

    the Est imate

    Durbin-

    Watson

    Predictors: (Constant), SIZE, LEV, CVa.

    Dependent Variable: ERC1b.

    Pengujian korelasi positif : dL

    = 1,143 ; dU = 1,652. Pengujian

    korelasi negative: 4 dL= 2,857 ; 4 -

    dU = 2,348. Nilai d yang diperoleh

    sebesar 2,169 > dL = 1,143 dan dU =

    1,652. Selain itu nilai d < 4 dL=

    2,857 dan 4 - dU = 2,348. Hal ini

    mengindikasikan tidak terjadi

    autokorelasi baik korelasi positif

    maupun korelasi negatif.

    Uji Heteroskedastisitas

    Pendekatan ada tidaknya

    gejala heterokodaktisitas dilakukan

    melalui Glejser test yaitu dengan

    meregresikan nilai mutlak

    unstandardized residual terakhir

    hasil regresi dengan variable-variabel

    independen yang digunakan dalam

    persamaan regresi. Data dikatakan

    bebas heteroskedastisitas jika

    probabilitas (sig) koefisien regresi

    () dari masing-masing variable

    independen lebih besar dari = 0,05.

    Dari table di bawah ini,

    terlihat nilai sig untuk variable CV,

    LEV dan SIZE yang semuanya lebih

    besar dari 0,05 sehingga dapat

    disimpulkan data yang digunakan

    bebas dari gejala heteroskedastisitas

    atau memenuhi asumsi

    homoskedastisitas.

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    11

    Table

    Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

    Coefficientsa

    .116 .135 .855 .402

    .006 .006 .211 1.002 .327

    .007 .014 .107 .509 .616

    -.003 .009 -.070 -.330 .745

    (Constant)

    CV

    LEV

    SIZE

    Model

    1

    B Std. Error

    Unstandardized

    Coef f icients

    Beta

    Standardized

    Coef f icients

    t Sig.

    Dependent Variable: ABSRESa.

    Uji Multikolinieritas

    Uji multikolinieritas ini

    bertujuan untuk mengetahui apakah

    variable-variabel independent yang

    ada dalam model berkorelasi satu

    sama lain atau tidak. Untuk menguji

    adanya multikolinieritas dapat dilihat

    dari nilai tolerance value dan VIF

    (Variance Inflation Factor). Data

    dikatakan terbebas dari

    multikolinieritas jika nilai tolerance

    value > 0,1 dan nilai VIF 4.

    Berdasarkan table di bawah

    ini, terlihat bahwa nilai tolerance

    value untuk semua variable

    independen diatas 0,1 dan nilai VIF

    4, Sehingga dapat disimpulkan

    bahwa tidak terjadi gejala

    multikolinieritas.

    Berikut ini adalah table hasil

    pengujian multikolinieritas:

    Table

    Hasil Pengujian Multikolinieritas

    Coefficientsa

    .019 .204 .095 .925

    -.003 .009 -.065 -.301 .766 .965 1.036

    .013 .022 .131 .613 .546 .975 1.026

    -.001 .014 -.022 -.102 .919 .952 1.050

    (Constant)

    CV

    LEV

    SIZE

    Model

    1

    B Std. Error

    Unstandardized

    Coef f icients

    Beta

    Standardized

    Coef f icients

    t Sig. Tolerance VIF

    Collinearity Statistics

    Dependent Variable: ERCa.

    Hasil Pengujian Hipotesis

    Analisis Regresi Linier Berganda

    Analisis regresi linier

    berganda digunakan untuk menguji

    pengaruh dua atau lebih variabel

    independen terhadap satu variabel

    dependen. Dalam penelitian ini

    bertujuan untuk mengetahui

    pengaruh CV, LEV dan SIZE

    terhadap ERC.

    Berikut hasil uji regresi linier

    berganda pada penelitian ini:

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    12

    Tabel

    Uji Regresi Linier Berganda

    Coefficientsa

    .019 .204 .095 .925

    -.003 .009 -.065 -.301 .766

    .013 .022 .131 .613 .546

    -.001 .014 -.022 -.102 .919

    (Constant)

    CV

    LEV

    SIZE

    Model

    1

    B Std. Error

    Unstandardized

    Coef f icients

    Beta

    Standardized

    Coef f icients

    t Sig.

    Dependent Variable: ERCa.

    Tabel

    Uji Koefisien Determinan (R2)

    Model Summary

    .148a .022 -.111 .11265

    Model

    1

    R R Square

    Adjusted

    R Square

    Std. Error of

    the Est imate

    Predictors: (Constant), SIZE, LEV, CVa.

    Tabel

    Uji F (Uji Simultan)

    ANOVAb

    .006 3 .002 .165 .919a

    .279 22 .013

    .285 25

    Regression

    Residual

    Total

    Model

    1

    Sum of

    Squares df Mean Square F Sig.

    Predictors: (Constant), SIZE, LEV, CVa.

    Dependent Variable: ERCb.

    Tabel

    Rangkuman Nilai Tabel Regresi Linier Berganda

    Koefisien Nilai t-statistik Sig

    CV -0,003 -0,301 0,766

    LEV 0,013 0,613 0,546

    SIZE -0,001 -0,102 0,919

    R = 0,148

    R Square = 0,022

    Adj. R Square = -0,111

    F hitung = 0,165

    Sig = 0,919

    Sumber: data sekunder diolah, 2015

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    13

    Tabel hasil regresi berganda

    memperlihatkan bahwa nilai R

    square sebesar 0,022 menunjukkan

    bahwa variabel ERC hanya mampu

    dijelaskan oleh CV, LEV dan SIZE

    sebesar 2,2%. Dari tabel ANOVA

    diperoleh nilai F hitung sebesar

    0,165 dengan tingkat signifikan

    0,919. Nilai sig ini lebih besar dari

    0,05 yang memperlihatkan bahwa

    variable independen yang digunakan

    secara bersama-sama tidak

    berpengaruh terhadap variabel

    dependen (ERC).

    Untuk pengujian secara

    parsial, nilai p-value (sig) untuk

    variabel perataan laba (CV) adalah

    sebesar 0,766 yang lebih besar dari

    0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

    perataan laba tidak berpengaruh

    terhadap ERC. Dengan kata lain,

    ERC perusahaan perata laba tidak

    lebih tinggi dari ERC perusahaan

    bukan perata laba. Dengan demikian

    dapat dikatakan bahwa hipotesis

    dalam penelitian ini tidak diterima.

    Perataan laba merupakan

    salah satu bentuk dari manajemen

    laba (earning management) yang

    dilakukan oleh pihak manajemen.

    Manajemen termotivasi untuk

    melakukan praktik perataan laba

    dengan alasan meningkatkan

    persepsi pihak eksternal mengenai

    kinerja manajemen. Berdasarkan

    analisis data penelitian

    mengindikasikan bahwa praktik

    perataan laba tidak menjadi alasan

    yang cukup kuat atau tidak menjadi

    pertimbangan utama bagi para

    investor dalam menganalisis laporan

    keuangan perusahaan yang akan

    dijadikan sebagai dasar

    pertimbangan keputusan investasi di

    pasar modal. Kemungkinan lain,

    praktik perataan laba belum menjadi

    fenomena yang lazim digunakan oleh

    perusahaan-perusahaan yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

    Oleh karena itu, praktik parataan

    laba tidak menarik perhatian investor

    ketika melakukan analisis laporan

    keuangan. Ketika melakukan studi

    empirik mengenai praktik perataan

    laba, sangat sulit atau bahkan tidak

    mungkin untuk mendeteksi respon

    pasar terhadap praktik perataan laba.

    Hasil penelitian ini sejalan dengan

    temuan Salno dan Baridwan (2000)

    yang menyimpulkan bahwa tidak

    terdapat perbedaan reaksi pasar

    antara perusahaan perata laba dan

    perusahaan bukan perata laba.

    Untuk variabel kontrol yaitu

    LEV dan SIZE memiliki signifikansi

    sebesar 0,546 dan 0,919 yang

    semuanya lebih besar dari 0,05.

    Sehingga dapat dikatakan variabel-

    variabel tersebut tidak berpengaruh

    terhadap ERC. Leverage

    didefinisikan sebagai kemampuan

    perusahaan dalam melunasi semua

    kewajiban dengan asetnya. Dengan

    demikian leverage menunjukan

    resiko yang dihadapi perusahaan

    berkaitan dengan hutang yang

    dimiliki perusahaan. Semakin besar

    utang yang dimiliki perusahaan maka

    semakin ketat pengawasan yang

    dilakukan oleh kreditor, sehingga

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    14

    fleksibilitas manajemen untuk

    melakukan manajemen laba semakin

    berkurang. Kreditur sebagai salah

    satu pengguna laporan keuangan

    utama (selain investor) menuntut

    agar laporan keuangan yang

    dipublikasikan oleh perusahaan lebih

    dipercaya. Oleh karenanya, kreditur

    meningkatkan pengawasan yang

    lebih ketat dan melakukan tekanan

    kepada manajer sehingga manajer

    tidak memiliki kesempatan untuk

    melakukan perataan laba.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisis

    data dan pengujian hipotesis

    terhadap sampel dapat disimpulkan

    dalam penelitian ini, ternyata

    respon pasar terhadap perusahaan

    yang melakukan perataan laba tidak

    berbeda dengan perusahaan yang

    tidak melakukan perataanlaba.

    Dengan kata lain ERC perusahaan

    perata laba tidak lebih tinggi dari

    pada ERC perusahaan bukan perata

    laba. Hal ini dapat dilihat dari

    signifikansi dari variable DUMMY

    yang lebih besar dari 0,05 yaitu

    sebesar 0,925. Hal ini tidak sesuai

    dengan yang diprediksikan dan

    mungkin disebabkan oleh factor -

    faktor berikut:

    1. Ada tidaknya praktik perataan

    laba tidak tampak secara kasat

    mata. Perataan laba merupakan

    suatu kebijakan manajemen

    perusahaan sendiri seperti,

    mengatur waktu terjadinya

    suatu transaksi pemecahan

    biaya pengalokasian biaya atau

    pendapatan darisuatu period eke

    periode lain dan sebagainya

    dimana semuanya itu tidak

    mungkin dipaparkan secara

    tertulis sehingga investor tidak

    akan mungkin sampai

    mempertimbangkan sampai

    sejauhitu.

    2. Penggunaan Indeks Eckel

    mungkin tidak cukup baik

    dalam mendeteksi praktik

    perataan laba. IndeksEckel

    merupakansuaturumussecarateo

    ritissaja yang mungkin belum

    dapat dibuktikan kebenarannya

    untuk mendeteksi ada tidaknya

    praktik perataan laba yang

    dilakukan perusahaan-

    perusahaan, khususnya di pasar

    modal Indonesia.

    3. Seandainya praktik perataan

    laba memang benar ada, hasil

    peneltian ini mengindikasikan

    bahwa investor menganggap

    tindakan perataan laba bukanlah

    suatu yang penting dalam

    menganalisis laporan keuangan.

    Tampaknya, para investor lebih

    memperhatikan indikator yang

    lain seperti rasio - rasio

    keuangan perusahaan. Dari

    hasilriset yang dilakukan

    selama ini menunjukkan bahwa

    rasio rasio tersebut lebih dapat

    mengungkapkan kesehatan

    keuangan perusahaan di masa

    yang akan datang yang tentunya

    akan lebih berguna untuk

    menilai prospek investasinya di

  • Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016

    15

    perusahaan bersangkutan di

    masa mendatang.

    5.1. Saran

    Saran-saran yang dapat

    diberikanu ntuk peneliti selanjutnya

    adalah:

    1. Menggunakan sampel

    perusahaan yang berbeda dengan

    penelitan ini.

    2. Menggunakan model perataan

    laba yang berbeda dengan

    penelitian ini.

    3. Menemukan aspek lain yang

    mempengaruhi investor dalam

    merespon tindakan perataan laba

    yang dilakukan perusahaan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Alexandri, Benny. Manajemen

    Keuangan Bisnis Teori dan

    Soal. Bandung: Alfabeta.

    2009.

    Aliminsyah dan Padji. Kamus

    Istilah Akuntansi. Bandung:

    CV. Yrama Widya. 2007.

    Asyik, Nur Fadjrih dan Soelistyo.

    Kemampuan Rasio

    Keuangan Dalam

    Memprediksi Laba, Jurnal

    Ekonomi dan Bisnis

    Indonesia, Vol.15. 2002.

    Foster, George. Akuntansi Biaya:

    Suatu Pendekatan

    Manajerial. Jilid 1. Edisi 12.

    (Diterjemahkan oleh:

    Marianus Sinaga). Penerbit

    Erlangga, Jakarta. 2006.

    Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis

    Multivariate dengan

    Program SPSS, Semarang:

    Badan Penerbit Undip. 2006.

    Ghozali, I. dan A. Chariri. Teori

    Akuntansi, Semarang: Badan

    Penerbit Undip.2007.

    Hanafi, Mamduh M, 2005. Analisis

    Laporan Keuangan Edisi

    Kedua Cetakan Pertama.

    Yogyakarta: UPP AMP

    YKPN.

    Ikatan Akuntan Indonesia.

    Pernyataan Standar

    Akuntansi Keuangan,

    Jakarta: Salemba Empat.

    2007.

    Kieso, Donald. E. Intermediate

    Accounting, Edisi 10,

    Jakarta: Erlangga. 2002.

    Mardiasmo. Akuntansi Keuangan

    Dasar 1 dilengkapi dengan

    Soal & Penyelesaiannya

    Edisi 3 Cetakan 1.

    Yogyakarta: BPFE. 2002.

    Nurhidayati. Analisis faktor

    faktor yang mempengaruhi

    Dividen Per Lembar Saham

    di Bursa Efek Jakarta.

    Jurnal Akuntansi dan

    Keuangan, Volume 8, Nomor

    1, Universitas Kristen Petra,

    Surabaya. 2006.

    Suharlin, Michell. Akuntansi untuk

    Bisnis Jasa & Dagang Edisi

    1 Cetakan 1. Yogyakarta:

    Graha Ilmu. 2006.