PENGARUH PRAKTIK PERATAAN LABA TERHADAP...
Transcript of PENGARUH PRAKTIK PERATAAN LABA TERHADAP...
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
1
PENGARUH PRAKTIK PERATAAN LABA TERHADAP
EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Oleh : Ronnie Togar Mulia Sirait, SE, MM.
Dosen Universitas Darma Agung
ABSTRAK
Salah satu kewajiban bagi perusahaan - perusahaan yang telah terdaftar di
bursa efek adalah menyampaikan laporan keuangan baik laporan keuangan
tahunan (annual report) maupun laporan keuangan interim kepada publik (pihak
eksternal perusahaan). Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggung
jawabkan apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya pemilik.
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis terhadap sampel
dapat disimpulkan dalam penelitian ini, ternyata respon pasar terhadap perusahaan
yang melakukan perataan laba tidak berbeda dengan perusahaan yang tidak
melakukan perataan laba. Saran-saran yang dapat diberikan adalah: menemukan
aspek lain yang juga mempengaruhi investor dalam merespon tidakan perataan
laba yang dilakukan perusahaan seperti goods news dan bad news terkait dengan
pengumuman peramalan oleh perusahaan, pengumuman deviden (distribusi kas,
distribusi saham), pengumuman pendanaan (pengumuman yang berhubungan
dengan ekuitas, pengumuman yang berhubungan dengan hutang, pemecahan
saham, pembelian kembali saham), pengumuman yang berhubungan dengan
pemerintah, pengumuman investasi, pengumuman ketenagakerjaan, pengumuman
merjer ambil alih diversifikasi).
Kata kunci: Perataan Laba, Earning Response Coefficient
PENDAHULUAN
Salah satu parameter
pengukuran kinerja perusahaan
adalah informasi laba. Dalam
Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK No.1)
mengatakan bahwa informasi laba
pada umumnya merupakan perhatian
utama dalam menaksir kinerja atau
pertanggung jawaban manajemen
dan informasi laba membantu
pemilik atau pihak lain melakukan
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
2
penaksiran atas earning power
perusahaan di masa yang akan
datang. Perataan laba merupakan
salah satu bentuk tindakan
manajemen laba.
Salah satu ukuran yang
digunakan untuk mengukur
hubungan antara return dan laba
adalah earning response coefficient
(ERC). ERC sebagai koefisien
sensitivitas laba akuntansi yaitu
ukuran sensistivitas perubahan harga
saham terhadap perubahan laba
akuntansi. Berbagai penelitian
mengenai ERC telah banyak
dilakukan, diantaranya dengan
menggunakan determinan
determinan seperti risiko sistematik
atau beta, struktur modal, persistensi
laba, pertumbuhan laba, ukuran
perusahaan dan prediktabilitas laba.
Perataan laba didefinisikan
sebagai suatu cara yang digunakan
oleh manajemen untuk mengurangi
fluktuasi laba yang dilaporkan agar
sesuai dengan target yang diinginkan
baik secara artificial yaitu melalui
metode akuntansi maupun secara riil
yaitu melalui transaksi. Akan tetapi
tidak semua perusahaan melakukan
praktik perataan laba. Sebagian
besar tindakan perataan laba
dilakukan oleh perusahaan
perusahaan yang labanya cenderung
berfluktuasi dari tahun ke tahun,
sedangkan untuk laba perusahaan-
perusahaan yang relatif stabil, jarang
dilakukan perataan laba. Hal ini
terkait dengan bagaimana reaksi
investor dalam menanggapi
perubahan laba yang diumumkan
oleh perusahaan sendiri.
KERANGKA DASAR
TEORITIS
Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan
sarana untuk mempertanggung
jawabkan apa yang dilakukan oleh
manajemen atas sumber daya
pemilik. Laporan keuangan secara
umum merupakan sarana utama
melalui mana informasi keuangan
dikomunikasikan kepada pihak di
luar perusahaan. Laporan ini
memberikan suatu sejarah yang
berkesinambungan yang
dikuantifikasikan dalam satuan uang
berkenaan dengan sumber daya
ekonomi dan kewajiban dari suatu
perusahaan bisnis dan akuntansi
ekonomi yang mengubah sumber
daya dan kewajiban ini.
Menurut Standar Akuntansi
Keuangan (2007:14), tujuan laporan
keuangan adalah:
Laporan keuangan merupakan
bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (laporan
arus kas dan perubahan ekuitas),
catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan.
Perataan Laba
Perataan laba diartikan
sebagai usaha manajemen untuk
mengurangi variabilitas laba selama
satu atau beberapa periode tertentu
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
3
sehingga laba tidak terlalu
berfluktuasi. Menurut Barnea, dkk
(2006:72) menyatakan perataan
laba sebagai pengurangan yang
disengaja terhadap fluktuasi
terhadap beberapa level laba supaya
dianggap normal bagi perusahaan.
Sementara menurut Beidleman
(2003:33) menyatakan perataan
laba adalah suatu usaha yang
dilakukan manajemen untuk
menekan variasi dalam laba
sepanjang hal itu diperbolehkan oleh
prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku. Sedangkan definisi
menurut Brayshaw dan Eldin
(2009:112) adalah tindakan
sukarela manajemen yang didorong
oleh aspek perilaku dalam
perusahaan dan lingkungannya.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perataan Laba
Besaran Perusahaan (Size)
Besaran perusahaan, yang
semula diyakini dapat dijadikan
parameter dalam menganalisis
pengaruh terhadap perataan laba,
terkait dengan adanya asumsi bahwa
perusahaan yang besar selalu
diidentikkan dengan nilai aktiva
yang besar pula (Salno dan Baridwan
2005:50). Ternyata hasil penelitian
ini memperkuat hasil penelitian
terdahulu yang dilakukan di
Indonesia, seperti Jatiningrum
(2004:67) dan Noor (2004:75),
dimana besaran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap perataan laba.
Menurut Muchammad (2005:54)
bahwa perusahaan yang besar tidak
selamanya diidentikkan dengan padat
modal, tetapi bisa jadi padat karya.
Hal ini memberikan satu kesimpulan
bahwa nilai total aktiva kurang tepat
untuk dijadikan tolak ukur besarnya
satu perusahaan. Dengan demikian
dimungkinkan adanya komponen
lain yang dapat dijadikanparameter
dalam mengukur besarnya
perusahaan, yaitu harga saham. Hal
ini didukung oleh pernyataan F.
Grant dalam Salno dan Baridwan
(2005:53), bahwa besar kecilnya
perusahaan, dapat dilihat dari tingkat
kemakmurannya yang tercermin
dalam nilai pasar saham.
Seperti halnya besarnya
perusahaan, hasil penelitian variable
prefitabilitas juga terbukti, tidak
berpengaruh terhadap perataan laba.
Penelitian sebelumnya yang juga
memberikan hail yang sama adalah
M Zuhroh dalam Dwiatmini dan
Nurkholis (2011:45). Tidak
berpengaruhnya ROA diduga karena
investor cenderung mengabaikan
informasi ROA yang ada sercara
maksimal (Noor, 2004:7) sehingga
manajemen pun menjadi tidak
termotivasi melakukan perataan laba
melalui variabel tersebut.
Profitabilitas
Return on Asset (ROA)
merupakan ukuran penting untuk
menilai sehat atu tidaknya
perusahaan, yang memepengaruhi
investor untuk membuat keputusan.
Perusahaan yang memiliki ROA
yang lebih tinggi cenderung
melakukan perataan laba
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
4
dibandingkan dengan perusahaan
yang lebih rendah karena manajemen
tahu akan kemampuan untuk
mendapatkan laba pada masa
mendatang sehingga memudahkan
dalam menunda atau mempercepat
laba (Assih dkk, 2006:43).
Leverage Operasi
Levrerage operasi
perusahaan. Pengukuran variabelnya
adalah rasio antar total biaya
depresiasi dan amortisasi dengan
total biaya. dalam penelititan ini ,
total biaya merupakan penjumlahan
harga pokok penjulan, biaya
penjualan serta biaya administrasi
dan umum. Leverage adalah bagian
dari modal sendiri yang di jadikan
jaminanuntuk keseluruhan utang.
Leverage ini dapat dihitung
menggunakan rumus:
Koefisien Respon Laba (Earnings
Response Cowfficient - ERC)
ERC didefinisikan sebagai
efek setiap rupiah laba kejutan
(unexpected earnings) terhadap
return saham yang ditunjukkan
melalui slope koefisien dalam regresi
abnormal return dengan unexpected
earnings (Cho dan Jung, 2011:53).
ERC menunjukkan keinformatifan
laba suatu perusahaan atau
menunjukkan seberapa besar laba
mampu menerangkan variasi harga
saham (return saham). Dengan kata
lain, ERC merupakan koefisien
sensitivitas laba akuntansi atau
sensitivitas perubahan harga saham
tehadap perubahan laba akuntansi
(Beaver, 2008:78).
Menurut Cho dan Jung
(2011:88) rerangka teoritis ERC
diklasifikasikan menjadi dua model,
yaitu :
1. Model Penilaian Berbasis
Keekonomisan Informasi
(Information
oe)
Mengasumsikan bahwa ERC
merupakan fungsi dari sinyal
kandungan informasi laba serta
persepsi investor terhadap sistem
informasi. Semakin buruk sinyal
kandungan informasi laba dan
persepsi investor terhadap sistem
informasi (berarti semakin rendah
kualitas laba) maka semakin kecil
ERC dan sebaliknya.
2. Model Penilaian Berbasis
Time Series Laba (Time Series
Based Valuation Model)
Mengasumsikan bahwa ERC
merupakan fungsi dari time-series
processes berbagai variabel
informasi yang dapat memprediksi
besarnya deviden.
Pengaruh Perataan Laba
Terhadap Earnings Response
Cowfficient
Konservatisme adalah prinsip
dalam pelaporan keuangan yang
dimaksudkan untuk mengakui dan
mengukur aktiva dan laba
dilakukandengan penuh kehati-hatian
oleh karena aktivitas ekonomi dan
bisnis yang dilingkupi ketidakpastian
(Wibowo, 2002:99). Implikasi dari
penerapan prinsip ini adalah pilihan
metode akuntansi ditujukan pada
metode yang melaporkan laba dan
aktiva lebih rendah atau utang lebih
tinggi. Peneliti lain, Basu (2007:78)
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
5
mendefinisikan konservatisme
sebagai praktik mengurangi laba
(dan mengecilkan aktiva bersih)
dalam merespons berita buruk (bad
news), tetapi tidak meningkatkan
laba (meninggikan aktiva bersih)
dalam merespons berita baik (good
news).
Praktik konservatisme bisa
terjadi karena standar akuntansi yang
berlaku di Indonesia
memperbolehkan perusahaan untuk
memilih salah satu metode akuntansi
dari kumpulan metode yang
diperbolehkan pada situasi yang
sama. Misalnya, PSAK No. 14
mengenai persediaan, PSAK No. 17
mengenai akuntansi penyusutan,
PSAK No. 19 mengenai aktiva tidak
berwujud dan PSAK No. 20
mengenai biaya riset dan
pengembangan. Akibat dari
fleksibelitas dalam pemilihan metode
akuntansi adalah terhadap angka-
angka dalam laporan keuangan, baik
laporan neraca maupun laba-rugi.
Widya (2004:85) telah
meneliti penerapan akuntansi
konservatif di Indonesia,
melaporkan 76,9 % dari 75
perusahaan di BEI pada periode 2010
- 2014 menerapkan akuntansi
konservatif. Faktor-faktor yang
menjelaskan praktik akuntansi
konservatif adalah konsentrasi
kepemilikan di Indonesia, kontrak
utang, kos potlitis dan pertumbuhan.
Dahlia Sari (2004:89) meneliti peran
akuntansi konservatif dalam
mengurangi konflik antara pemegang
saham dan pemegang obligasi pada
saat pengumuman deviden. Hasil
penelitian mendukung hipotesis
penelitian bahwa konservatisme
berperan dalam perusahaan yang
menghadapi konflik pemegang
saham-pemegang obligasi.
METODE PENELITIAN
Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka pengumpulan
data dan keterangan keterangan
yang diperlukan untuk penyusunan
skripsi ini, maka penulis memakai 2
(dua) jenis penelitian, yaitu:
1. Penelitian Kepustakaan (Library
Research) melalui penelitian
kepustakaan, baik dengan
mempelajari buku buku ilmiah,
literatur literatur dan juga data
sekunder lainnya yang relevan
dengan tulisan ini.
2. Penelitian Lapangan (Field
Research). Adapun tehnik
penelitian yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Pengamatan (Observation),
yang dimaksud dengan
observasi adalah dimana
penulis melakukan pengamatan
di lapangan secara langsung
b. Dokumentasi (Documentation),
merupakan suatu tehnik
pengambilan data dari laporan
laporan yang sudah diolah
sebelumnya oleh perusahaan
sehingga tidak langsung
diperoleh dari sumbernya.
Metode Analisis Data
Untuk membuktikan
hipotesis yang telah diajukan, maka
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
6
digunakan metode analisis sebagai
berikut :
1. Analisis deskriptif
2. Metode Regresi Sederhana
Seperti dapat kita lihat pada
rumus regresi dibawah ini:
Y = a + b X + e
Dimana :
Y = Variabel Dependen / Terikat
(Earning Response Coefficient)
X = Variabel Independen/Bebas
(Perataan Laba)
a = Intercept dari regresi
b = Koefisien dari regresi/slop
e = Error
Populasi Dan Sampel
Berikut nama-nama
perusahaan populasi yang menjadi
objek penelitian dalam penyusunan
skripsi ini, seperti yang tersaji dalam
di bawah ini.
Tabel
Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur Dalam Penelitian Ini
No Kode Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food
3 CEKA Cahaya Kalbar Tbk
4 DLTA Delta Djakarta Tbk
5 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
6 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
7 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
8 PSDN Prasidha Aneka Niaga Tbk
9 MYOR Mayora Indah Tbk
10 SKLT Sekar Laut Tbk
11 ULTJ Ultra Jaya Milk Tbk
12 GGRM Gudang Garam Tbk
13 HMSP HM Sampoerna Tbk
14 RMBA Bentoel International Investama Tbk
15 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk
16 INAF Indofarma (Persero) Tbk
17 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
18 MERK Merck Tbk
19 PYFA Pyridam Farma Tbk
20 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk
21 MERK Merck Tbk
22 TCID Mandom Indonesia Tbk
23 UNVR Unilever Indonesia Tbk
24 KICI Kedaung Indah Can Tbk
25 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
26 LMPI Langgeng Makmur Plastik Industry Ltd Tbk
Sumber: www.idx.co.id (2015)
file:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\aisa.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\ceka.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\DLTA.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\indf.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\mlbi.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\psdn.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\myor.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\sklt.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\06%20Food%20&%20Beverages\ultj.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\07%20Tobacco\ggrm.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\07%20Tobacco\hmsp.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\07%20Tobacco\rmba.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\23%20Pharmaceuticals\dvla.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\23%20Pharmaceuticals\inaf.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\23%20Pharmaceuticals\kaef.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\23%20Pharmaceuticals\merk.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\23%20Pharmaceuticals\pyfa.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\23%20Pharmaceuticals\tspc.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\23%20Pharmaceuticals\merk.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\24%20Consumer\tcid.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\24%20Consumer\unvr.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\17%20Fabricated\kici.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\17%20Fabricated\kdsi.pdffile:///F:\cd\CD%20ICMD%202008\company\14%20Plastics%20&%20Glass\lmpi.pdf
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
7
Cara Menghitung Earnings
Response Coeffgicient (ERC) Dan
Perataan Laba
1. Menghitung ERC
ERC merupakan merupakan
pengaruh laba abnormal (unexpected
earnings) terhadap CAR, yang
ditunjukkan melalui slope coeficient
dalam regresi abnormal return saham
dengan unexpected earnings. Reaksi
pasar diproksikan dengan cumulative
abnormal return (CAR), sedangkan
laba akuntansi diproyeksikan dengan
unexpected earning (UE). Besarnya
ERC diperoleh dari regresi antara
abnormal return dan unexpected
earning. Sebagai contoh, berikut
adalah perhitungan ERC perusahaan
ADES tahun 2012.
a. Menghitung Abnormal Return
Diketahui return saham
sekarang (Pi,t) sebesar 2075,
return pasar (Pi,t-1) sebesar
1920, sehingga besarnya return
saham adalah:
Ri,t = (Pi,t Pi,t-1) / Pi,t-1 =
(2075-1920) / 1920 = 0,0807
Selanjutnya, return pasar (Rm,t)
diketahui sebesar 0,0156,
sehingga besarnya abnormal
return adalah:
ARi,t = Ri,t - Rm,t = 0,0807
0,0156)= 0,0650
b. Menghitung Cumulative
Abnormal Return (CAR) CAR
dihitung dengan menjumlahkan
abnormal return selama tiga
bulan, sehingga untuk triwulan
IV tahun 2012 untuk perusahaan
ADES adalah :
CARi,t = 0.065088 +
0.074385 -
0.12128 - 0.0609
+ 0.077686-
0.06761 - 0.05783
+ 0.257967 +
0.267183 +
0.087728 +
0.026163 -
0.02257- 0.0546
+ 0.048804
= 0,5202
Sehingga jumlah abnormal
return untuk triwulan IV sebesar
0,5202. Dengan cara yang sama,
untuk triwulan I diperoleh sebesar
0.017, triwulan II 0.2858, dan
triwulan III -0.079.
c. Menghitung ERC
Unexpecter earning (UE) ADES
untuk Q IV tahun 2012 diperoleh
dari: UEi,t = EPSt EPSt-1. = 141
109 = 32
Setelah diketahui nilai CARi,t dan
nilai UEi,t, kemudian ERC dihitung
menggunakan rumus slope coeficient
dalam regresi abnormal return
saham dengan unexpected earnings
pada program Microsoft Excel 2007.
Rumus perhitungannya :
= SLOPE (CARi,t ; UEi,t)
Sehingga, ERC perusahaan ADES
tahun 2012 diperoleh: - 0,237
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
8
Tabel
Earnings Response Coeffgicient (ERC)
ERC RATA-
RATA NO KODE 2012 2013 2014
1 ADES -0.23706 -0.10966 -0.03559 -0.1274384
2 AISA -0.03913 -0.08536 -0.0581 -0.0608628
3 CEKA -0.14048 -0.01617 1.071807 0.3050533
4 DLTA -0.12461 -0.01349 0.082817 -0.0184253
5 ICBP 0.017757 -0.02544 -0.03961 -0.0157643
6 INDF -0.10894 0.039629 0.044618 -0.0082323
7 MLBI -0.19146 -0.01985 0.553037 0.1139078
8 PSDN 0.005314 0.051868 0.035571 0.0309179
9 ROTI 0.115669 0.008258 -0.26798 -0.0480172
10 SKLT -0.16648 0.080228 0.57406 0.1626011
11 ULTJ -0.26891 -0.25528 -0.02414 -0.1827739
12 GGRM -0.1332 0.002749 0.028627 -0.0339402
13 HMSP -0.01996 0.279584 0.085453 0.1150256
14 RMBA 0.086572 -0.07152 -0.04478 -0.0099091
15 DVLA -0.00618 -0.02208 -0.0671 -0.0317877
16 INAF -0.19793 -0.0975 0.137562 -0.0526213
17 KAEF -0.03816 0.486042 -0.07229 0.1251996
18 MERK -0.03848 0.011567 -0.00906 -0.0119914
19 PYFA -0.10706 0.022113 0.007024 -0.0259756
20 TSPC -0.04105 -0.0294 -0.14984 -0.0734287
21 MBTO -0.2371 -0.13415 -0.1256 -0.1656196
22 TCID 0.156886 0.148214 0.18191 0.1623365
23 UNVR 0.33962 -0.22399 0.012375 0.0426691
24 KDSI -0.008 0.004777 0.011617 0.0027971
25 KICI 0.072141 0.003813 0.064922 0.0469588
26 LMPI 0.077205 0.006733 -0.03397 0.0166559
2. Perataan Laba
Perataan laba dapat diukur
menggunakan indeks eckel:
Indeks perataan laba =
(CVI/CVS)
Dimana:
I = perubahan laba dalam 1
periode
S = perubahan penjualan dalam
satu periode
CVI = koefisien variasi untuk
perubahan laba
CVS = koefisien variasi
untuk perubahan penjualan
CVI dan CVS dapat dihitung
dengan:
X = perubahan laba (I) atau
perubahan penjualan (S)
dari tahun t-1 ke tahun t
n = jumlah tahun yg diamati
Berikut contoh perhitungan
perataan laba dari perusahaan
ADES pada tahun 2012:
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
9
CVI =
= -8,5258
CVS =
= 3,4983
Indeks perataan laba = (-8,5258 :
3,4983) =
= -2,4371
Sehingga indeks perataan
laba perusahaan ADES pada tahun
2012 adalah:
-2,4371.
Tabel
Perhitungan Perataan Laba
NO KODE Koefisien Variasi
Perubahan Penjualan
Koefisien Variasi
Perubahan Laba Indeks Perataan Laba
1 ADES 3.498361684 -8.525828837 -2.437091875
2 AISA 1.279514498 1.933666259 1.511249979
3 CEKA 2.568265417 4.43910393 1.728444382
4 DLTA 62.86537359 -3.634526662 -0.057814445
5 ICBP 2.685623216 -11.50302008 -4.28318463
6 INDF 4.714609496 -3.211184755 -0.681113623
7 MLBI 38.23789403 -69.9382132 -1.829028899
8 PSDN -1.900818444 1.723294313 -0.906606477
9 ROTI 1.561695964 -6.620143568 -4.23907324
10 SKLT 9.42343856 1.660797617 0.176241147
11 ULTJ 0.869452248 2.146974468 2.469341442
12 GGRM 3.856118028 -2.029857643 -0.526399251
13 HMSP 6.904747835 -2.64079981 -0.382461442
14 RMBA 20.40913062 -11.46353284 -0.561686485
15 DVLA -4.05573369 1.712949336 -0.422352518
16 INAF -2.712138481 -23.07428068 8.507781163
17 KAEF -7.437609497 -7.443790709 1.000831075
18 MERK -2.790622035 -1.602437335 0.574222275
19 PYFA 0.452419791 0.692042224 1.529646223
20 TSPC -11.45745945 -1.114794471 0.097298574
21 MBTO -1.946954178 -2.652392638 1.362329256
22 TCID 7.155661044 -2.106291835 -0.294353215
23 UNVR 5.497855747 -28.56843183 -5.196286179
24 KDSI 124.5339702 1.353704584 0.010870163
25 KICI -394.4698275 1.674611497 -0.004245221
26 LMPI -0.87958895 1.732050808 -1.969159352
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
10
PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik perlu
dilakukan terlebih dahulu sebelum
pengujian regresi berganda. Hal ini
bertujuan supaya data yang
nantinya digunakan sebagai dasar
analisis benar-benar dapat
diandalkan (reliable).
Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi
bertujuan untuk meneliti apakan
sebuah model regresi terdapat
korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode sebelumnya
(t-1). Pengujian dilakukan dengan
membandingkan nilai Durbin
Watson (d) hasil regresi dengan nilai
dL dan dU dalam table Durbin-
Watson dengan = 0,05.
Table
Hasil Pengujian Autokorelasi
Model Summaryb
.244a .059 -.069 .02032 2.169
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Durbin-
Watson
Predictors: (Constant), SIZE, LEV, CVa.
Dependent Variable: ERC1b.
Pengujian korelasi positif : dL
= 1,143 ; dU = 1,652. Pengujian
korelasi negative: 4 dL= 2,857 ; 4 -
dU = 2,348. Nilai d yang diperoleh
sebesar 2,169 > dL = 1,143 dan dU =
1,652. Selain itu nilai d < 4 dL=
2,857 dan 4 - dU = 2,348. Hal ini
mengindikasikan tidak terjadi
autokorelasi baik korelasi positif
maupun korelasi negatif.
Uji Heteroskedastisitas
Pendekatan ada tidaknya
gejala heterokodaktisitas dilakukan
melalui Glejser test yaitu dengan
meregresikan nilai mutlak
unstandardized residual terakhir
hasil regresi dengan variable-variabel
independen yang digunakan dalam
persamaan regresi. Data dikatakan
bebas heteroskedastisitas jika
probabilitas (sig) koefisien regresi
() dari masing-masing variable
independen lebih besar dari = 0,05.
Dari table di bawah ini,
terlihat nilai sig untuk variable CV,
LEV dan SIZE yang semuanya lebih
besar dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan data yang digunakan
bebas dari gejala heteroskedastisitas
atau memenuhi asumsi
homoskedastisitas.
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
11
Table
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Coefficientsa
.116 .135 .855 .402
.006 .006 .211 1.002 .327
.007 .014 .107 .509 .616
-.003 .009 -.070 -.330 .745
(Constant)
CV
LEV
SIZE
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: ABSRESa.
Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini
bertujuan untuk mengetahui apakah
variable-variabel independent yang
ada dalam model berkorelasi satu
sama lain atau tidak. Untuk menguji
adanya multikolinieritas dapat dilihat
dari nilai tolerance value dan VIF
(Variance Inflation Factor). Data
dikatakan terbebas dari
multikolinieritas jika nilai tolerance
value > 0,1 dan nilai VIF 4.
Berdasarkan table di bawah
ini, terlihat bahwa nilai tolerance
value untuk semua variable
independen diatas 0,1 dan nilai VIF
4, Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi gejala
multikolinieritas.
Berikut ini adalah table hasil
pengujian multikolinieritas:
Table
Hasil Pengujian Multikolinieritas
Coefficientsa
.019 .204 .095 .925
-.003 .009 -.065 -.301 .766 .965 1.036
.013 .022 .131 .613 .546 .975 1.026
-.001 .014 -.022 -.102 .919 .952 1.050
(Constant)
CV
LEV
SIZE
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: ERCa.
Hasil Pengujian Hipotesis
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier
berganda digunakan untuk menguji
pengaruh dua atau lebih variabel
independen terhadap satu variabel
dependen. Dalam penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui
pengaruh CV, LEV dan SIZE
terhadap ERC.
Berikut hasil uji regresi linier
berganda pada penelitian ini:
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
12
Tabel
Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
.019 .204 .095 .925
-.003 .009 -.065 -.301 .766
.013 .022 .131 .613 .546
-.001 .014 -.022 -.102 .919
(Constant)
CV
LEV
SIZE
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coef f icients
Beta
Standardized
Coef f icients
t Sig.
Dependent Variable: ERCa.
Tabel
Uji Koefisien Determinan (R2)
Model Summary
.148a .022 -.111 .11265
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Est imate
Predictors: (Constant), SIZE, LEV, CVa.
Tabel
Uji F (Uji Simultan)
ANOVAb
.006 3 .002 .165 .919a
.279 22 .013
.285 25
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), SIZE, LEV, CVa.
Dependent Variable: ERCb.
Tabel
Rangkuman Nilai Tabel Regresi Linier Berganda
Koefisien Nilai t-statistik Sig
CV -0,003 -0,301 0,766
LEV 0,013 0,613 0,546
SIZE -0,001 -0,102 0,919
R = 0,148
R Square = 0,022
Adj. R Square = -0,111
F hitung = 0,165
Sig = 0,919
Sumber: data sekunder diolah, 2015
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
13
Tabel hasil regresi berganda
memperlihatkan bahwa nilai R
square sebesar 0,022 menunjukkan
bahwa variabel ERC hanya mampu
dijelaskan oleh CV, LEV dan SIZE
sebesar 2,2%. Dari tabel ANOVA
diperoleh nilai F hitung sebesar
0,165 dengan tingkat signifikan
0,919. Nilai sig ini lebih besar dari
0,05 yang memperlihatkan bahwa
variable independen yang digunakan
secara bersama-sama tidak
berpengaruh terhadap variabel
dependen (ERC).
Untuk pengujian secara
parsial, nilai p-value (sig) untuk
variabel perataan laba (CV) adalah
sebesar 0,766 yang lebih besar dari
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
perataan laba tidak berpengaruh
terhadap ERC. Dengan kata lain,
ERC perusahaan perata laba tidak
lebih tinggi dari ERC perusahaan
bukan perata laba. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa hipotesis
dalam penelitian ini tidak diterima.
Perataan laba merupakan
salah satu bentuk dari manajemen
laba (earning management) yang
dilakukan oleh pihak manajemen.
Manajemen termotivasi untuk
melakukan praktik perataan laba
dengan alasan meningkatkan
persepsi pihak eksternal mengenai
kinerja manajemen. Berdasarkan
analisis data penelitian
mengindikasikan bahwa praktik
perataan laba tidak menjadi alasan
yang cukup kuat atau tidak menjadi
pertimbangan utama bagi para
investor dalam menganalisis laporan
keuangan perusahaan yang akan
dijadikan sebagai dasar
pertimbangan keputusan investasi di
pasar modal. Kemungkinan lain,
praktik perataan laba belum menjadi
fenomena yang lazim digunakan oleh
perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Oleh karena itu, praktik parataan
laba tidak menarik perhatian investor
ketika melakukan analisis laporan
keuangan. Ketika melakukan studi
empirik mengenai praktik perataan
laba, sangat sulit atau bahkan tidak
mungkin untuk mendeteksi respon
pasar terhadap praktik perataan laba.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
temuan Salno dan Baridwan (2000)
yang menyimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan reaksi pasar
antara perusahaan perata laba dan
perusahaan bukan perata laba.
Untuk variabel kontrol yaitu
LEV dan SIZE memiliki signifikansi
sebesar 0,546 dan 0,919 yang
semuanya lebih besar dari 0,05.
Sehingga dapat dikatakan variabel-
variabel tersebut tidak berpengaruh
terhadap ERC. Leverage
didefinisikan sebagai kemampuan
perusahaan dalam melunasi semua
kewajiban dengan asetnya. Dengan
demikian leverage menunjukan
resiko yang dihadapi perusahaan
berkaitan dengan hutang yang
dimiliki perusahaan. Semakin besar
utang yang dimiliki perusahaan maka
semakin ketat pengawasan yang
dilakukan oleh kreditor, sehingga
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
14
fleksibilitas manajemen untuk
melakukan manajemen laba semakin
berkurang. Kreditur sebagai salah
satu pengguna laporan keuangan
utama (selain investor) menuntut
agar laporan keuangan yang
dipublikasikan oleh perusahaan lebih
dipercaya. Oleh karenanya, kreditur
meningkatkan pengawasan yang
lebih ketat dan melakukan tekanan
kepada manajer sehingga manajer
tidak memiliki kesempatan untuk
melakukan perataan laba.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis
data dan pengujian hipotesis
terhadap sampel dapat disimpulkan
dalam penelitian ini, ternyata
respon pasar terhadap perusahaan
yang melakukan perataan laba tidak
berbeda dengan perusahaan yang
tidak melakukan perataanlaba.
Dengan kata lain ERC perusahaan
perata laba tidak lebih tinggi dari
pada ERC perusahaan bukan perata
laba. Hal ini dapat dilihat dari
signifikansi dari variable DUMMY
yang lebih besar dari 0,05 yaitu
sebesar 0,925. Hal ini tidak sesuai
dengan yang diprediksikan dan
mungkin disebabkan oleh factor -
faktor berikut:
1. Ada tidaknya praktik perataan
laba tidak tampak secara kasat
mata. Perataan laba merupakan
suatu kebijakan manajemen
perusahaan sendiri seperti,
mengatur waktu terjadinya
suatu transaksi pemecahan
biaya pengalokasian biaya atau
pendapatan darisuatu period eke
periode lain dan sebagainya
dimana semuanya itu tidak
mungkin dipaparkan secara
tertulis sehingga investor tidak
akan mungkin sampai
mempertimbangkan sampai
sejauhitu.
2. Penggunaan Indeks Eckel
mungkin tidak cukup baik
dalam mendeteksi praktik
perataan laba. IndeksEckel
merupakansuaturumussecarateo
ritissaja yang mungkin belum
dapat dibuktikan kebenarannya
untuk mendeteksi ada tidaknya
praktik perataan laba yang
dilakukan perusahaan-
perusahaan, khususnya di pasar
modal Indonesia.
3. Seandainya praktik perataan
laba memang benar ada, hasil
peneltian ini mengindikasikan
bahwa investor menganggap
tindakan perataan laba bukanlah
suatu yang penting dalam
menganalisis laporan keuangan.
Tampaknya, para investor lebih
memperhatikan indikator yang
lain seperti rasio - rasio
keuangan perusahaan. Dari
hasilriset yang dilakukan
selama ini menunjukkan bahwa
rasio rasio tersebut lebih dapat
mengungkapkan kesehatan
keuangan perusahaan di masa
yang akan datang yang tentunya
akan lebih berguna untuk
menilai prospek investasinya di
-
Jurnal ilmiah INTEGRITAS Vol.2 No. 1 Maret 2016
15
perusahaan bersangkutan di
masa mendatang.
5.1. Saran
Saran-saran yang dapat
diberikanu ntuk peneliti selanjutnya
adalah:
1. Menggunakan sampel
perusahaan yang berbeda dengan
penelitan ini.
2. Menggunakan model perataan
laba yang berbeda dengan
penelitian ini.
3. Menemukan aspek lain yang
mempengaruhi investor dalam
merespon tindakan perataan laba
yang dilakukan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Alexandri, Benny. Manajemen
Keuangan Bisnis Teori dan
Soal. Bandung: Alfabeta.
2009.
Aliminsyah dan Padji. Kamus
Istilah Akuntansi. Bandung:
CV. Yrama Widya. 2007.
Asyik, Nur Fadjrih dan Soelistyo.
Kemampuan Rasio
Keuangan Dalam
Memprediksi Laba, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis
Indonesia, Vol.15. 2002.
Foster, George. Akuntansi Biaya:
Suatu Pendekatan
Manajerial. Jilid 1. Edisi 12.
(Diterjemahkan oleh:
Marianus Sinaga). Penerbit
Erlangga, Jakarta. 2006.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan
Program SPSS, Semarang:
Badan Penerbit Undip. 2006.
Ghozali, I. dan A. Chariri. Teori
Akuntansi, Semarang: Badan
Penerbit Undip.2007.
Hanafi, Mamduh M, 2005. Analisis
Laporan Keuangan Edisi
Kedua Cetakan Pertama.
Yogyakarta: UPP AMP
YKPN.
Ikatan Akuntan Indonesia.
Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan,
Jakarta: Salemba Empat.
2007.
Kieso, Donald. E. Intermediate
Accounting, Edisi 10,
Jakarta: Erlangga. 2002.
Mardiasmo. Akuntansi Keuangan
Dasar 1 dilengkapi dengan
Soal & Penyelesaiannya
Edisi 3 Cetakan 1.
Yogyakarta: BPFE. 2002.
Nurhidayati. Analisis faktor
faktor yang mempengaruhi
Dividen Per Lembar Saham
di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Volume 8, Nomor
1, Universitas Kristen Petra,
Surabaya. 2006.
Suharlin, Michell. Akuntansi untuk
Bisnis Jasa & Dagang Edisi
1 Cetakan 1. Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2006.