PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan...

110
PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA AIR TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CISADANE SEGMEN HULU HAYATUL FITHRIA DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Transcript of PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan...

Page 1: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

25

PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN

PEMANFAATAN SUMBERDAYA AIR TERHADAP

KUALITAS AIR SUNGAI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI

CISADANE SEGMEN HULU

HAYATUL FITHRIA

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN

EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

26

PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN

PEMANFAATAN SUMBERDAYA AIR TERHADAP

KUALITAS AIR SUNGAI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI

CISADANE SEGMEN HULU

HAYATUL FITHRIA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

Pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN

EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 3: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

27

RINGKASAN

Hayatul Fithria. Pengaruh Perubahan tutupan Lahan dan Pemanfaatan

Sumberdaya Air Terhadap Kualitas Air Sungai di Daerah Aliran Sungai Cisadane

Segmen Hulu. Dibimbing oleh Agus Priyono dan Omo Rusdiana.

Peningkatan jumlah penduduk di wilayah DAS Cisadane segmen hulu

menyebabkan tingginya pemanfaatan air sungai dan terjadinya perubahan tutupan

lahan. Hal ini berdampak negatif pada timbulnya beban pencemaran dan sumber

pencemar/limbah yang dapat mempengaruhi kualitas air sungai dan secara tidak

langsung mempengaruhi tingkat pencemaran air sungai. Kualitas air sendiri sangat

menentukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan air untuk masing-masing

kegunaan. Oleh karena itu, penelitian tentang pengaruh perubahan tutupan lahan

dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di DAS Cisadane

segmen hulu ini perlu dilakukan.

Penelitian ini dilakukan di wilayah DAS Cisadane segmen hulu dari bulan

Juni hingga Agustus 2009. Bahan yang digunakan diantaranya data kualitas air,

tutupan lahan, kependudukan, pemanfaatan air sungai, debit, dan peternakan. Alat

yang digunakan adalah program Arcview 3.2 dan program MINITAB release 14.

Pengolahan data dilakukan dengan analisis perubahan tutupan lahan, analisis

perubahan kualitas air, beban pencemaran, daya tampung beban pencemaran,

analisis pemahaman masyarakat, dan kajian pengaruh perubahan tutupan lahan

terhadap kualitas air.

Selama kurun waktu 2005-2008 terjadi perubahan tutupan lahan di

wilayah DAS Cisadane segmen hulu yang ditunjukkan oleh penurunan luas hutan

(72,88%), semak belukar (88,18%), tanah terbuka (91,14%), dan ladang

(97,52%), serta peningkatan luas perkebunan (102,46%), dan pemukiman

(34,21%). Pemanfaatan air sungai di wilayah DAS Cisadane segmen hulu

tergolong cukup tinggi. Sebesar 93 % dari 190 KK yang diwawancarai

memanfaatkan Sungai Cisadane untuk MCK. Sumber pencemar yang dapat dilihat

adalah sampah (16%) dan limbah cair (30%). Beban pencemaran dominan berasal

dari limbah domestik (4067,86 ton/bulan BOD dan 4129,80 TSS) serta limbah

ternak (3,24 ton/bulan BOD dan 17,05 ton/bulan TSS). Beban pencemaran ini

melebihi daya tampung beban pencemaran untuk BOD setiap bulannya yaitu

berkisar dari 2484 ton/bulan hingga 3801 ton/bulan, sedangkan untuk TSS beban

pencemaran belum melebihi daya tampung beban pencemaran setiap bulannya.

Perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan air sungai mempengaruhi

kualitas air sungai. Hal ini dapat ditunjukkan dengan peningkatan TDS (18 mg/l),

BOD (20,8 mg/l), fosfat (0,303 mg/l), dan COD (38 mg/l) yang cenderung

melebihi baku mutu air. Jika dilihat berdasarkan parameter kunci kualitas air

(BOD, COD, TSS), dari hasil uji korelasi pada taraf α 0,1 juga dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara perubahan tutupan lahan dengan kualitas air,

walaupun tingkat signifikansinya relatif kecil. Peningkatan beberapa parameter

kualitas air menyebabkan penurunan Indeks Kualitas Air dari 85,58 menjadi

73,66, namun kondisi perairan masih tergolong sedang hingga baik.

Kata kunci: tutupan lahan, pencemaran air, kualitas air, beban pencemaran

Page 4: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

28

SUMMARY

HAYATUL FITHRIA. The Influence of Land Cover Cange and Water Resource

Utilization of Water Quality in Cisadane River Watershed Upstream. Under

Supervision of AGUS PRIYONO and OMO RUSDIANA.

Increasing the number of residents in the Cisadane watershed area

upstream segment cause high river water use and land cover changes. This

negative impact on the incidence of pollution load and the source of

pollutants/waste that may affect the water quality of rivers and indirectly affect

the level of river water pollution. The water quality is very depend on the effort to

meet the needs of water for each utility. Therefore, research on the effects of land

cover change and water resources utilization of river water quality in the Cisadane

watershed upstream segment needs to be done.

This research was conducted in the Cisadane watershed area upstream

from June to August 2009. Equipments used, such as water quality data, land

cover, population, utilization of river water, debit, and livestock. The instrument

used is a Arcview 3.2 program and MINITAB release 14. Data processing is done

by analysis of land cover change, analysis of changes in water quality, pollution

load, pollution load carrying capacity, the analysis of public understanding, and

study the influence of land cover changes on water quality.

During the period 2005-2008 land cover changes in the Cisadane

watershed area upstream shown by the decrease of forest area (72.88%), shrubs

(88.18%), open land (91.14%), and the fields ( 97.52%), and increasing plantation

area (102.46%), and residential (34.21%).Utilization of river water in the

Cisadane watershed area upstream was quite high. For 93% of the 190 families

interviewed using Cisadane River for MCK. Pollutant sources that can be seen is

garbage (16%) and wastewater (30%). The dominant pollution load comes from

domestic waste (4067.86 tons/month 4129.80 BOD and TSS) and livestock waste

(3.24 tons/month of BOD and 17.05 tons/month TSS). This pollution load exceeds

the capacity for BOD pollution load of each month and it ranged from 2484

tons/month to 3801 tons/month, while for TSS pollution load capacity not

exceeding pollution load for each month.

Changes in land cover and use of river water affects river water

quality. This can be demonstrated by increasing in TDS (18 mg/l), BOD (20.8

mg/l), phosphate (0.303 mg/l), and COD (38 mg/l) which tends to exceed water

quality standards. If viewed based on key parameters of water quality (BOD,

COD, TSS), the correlation of test results on the α level 0.1 also could be

concluded that there is a relationship between changes of land cover with water

quality, although the significance level is relatively small. The icreasing of water

quality parameters caused the decrease of Water Quality Index from 85,58 to

73,66, but the condition of the waters is still relatively moderate to good.

Keywords: Land cover, water pollution, water quality, pollution load

Page 5: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

29

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh

Perubahan Tutupan Lahan dan Pemanfaatan Sumberdaya Air Terhadap Kualitas

Air Sungai di Daerah Aliran Sungai Cisadane Segmen Hulu adalah benar-benar

hasil karya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing dan belum pernah

digunakan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2010

Hayatul Fithria

NRP E34051445

Page 6: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

30

Judul Skripsi : Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan dan Pemanfaatan Sumberdaya

Air terhadap Kualitas Air Sungai di Daerah Aliran Sungai

Cisadane Segmen Hulu

Nama : Hayatul Fithria

NIM : E34051445

Menyetujui:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Agus Priyono, MS Dr.Ir.Omo Rusdiana, MSc

NIP:19610812 198601 1 001 NIP: 19630119 198903 1 003

Mengetahui:

Ketua Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

Prof. Dr. Ir. H. Sambas Basuni, MS

NIP: 19580915 198403 1 003

Tanggal Lulus:

Page 7: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis sampaikan ke hadirat

Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan

dan Pemanfaatan Sumberdaya Air Terhadap Kualitas Air sungai di Daerah Aliran

Sungai Cisadane Segmen Hulu” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan.

Skripsi ini disusun dengan maksud memberikan pengetahuan dan

informasi terkait dengan isu perubahan tutupan lahan sebagai salah satu bentuk

degradasi lingkungan akibat terjadinya peningkatan jumlah penduduk di wilayah

DAS Cisadane segmen hulu. Tingginya laju pertumbuhan penduduk ini juga

menyebabkan peningkatan aktivitas pemanfaatan air sungai di wilayah DAS.

Kedua hal ini dapat mempengaruhi kondisi kualitas air Sungai Cisadane akibat

timbulnya limbah/sumber pencemar.

Dalam skripsi ini diuraikan tentang perubahan tutupan lahan selama

periode 2005-2008, perubahan kualitas air selama periode 2004-2008 dan bentuk

pemanfaatan air sungai, sumber pencemaran air sungai, beban pencemaran, daya

tampung beban pencemaran air sungai serta pemahaman masyarakat tentang

pencemaran air sungai Cisadane. Selain itu, juga diuraikan tentang kajian

pengaruh/hubungan antara perubahan tutupan lahan terhadap kualitas air yang

dilihat terhadap parameter kunci kualitas air (BOD, COD, dan TSS).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena

keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu kritik dan saran

yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan sripsi

ini. Semoga apa yang disajikan di dalam skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan

penulis sendiri.

Bogor, Januari 2010

Penulis

Page 8: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Hayatul Fithria dilahirkan di Payakumbuh,

Sumatera Barat pada tanggal 30 Mei 1987 sebagai anak pertama dari

dua bersaudara pasangan Drs. H. Amri Suza dan Diati. Pada tahun

2005 penulis lulus dari SMA N 1 Sijunjung dan pada tahun yang

sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI). Penulis diterima di mayor Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas

Kehutanan IPB dan mengambil minor Agroforestry.

Selama kuliah, penulis aktif dalam kegiatan organisasi Himpunan

Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) sebagai

Bendahara Umum HIMAKOVA periode 2007-2008 dan anggota Kelompok

Pemerhati Ekowisata (KPE). Selain itu juga aktif sebagai pemandu

Agroedutourism IPB. Penulis juga melakukan Praktek Pengenalan Ekosistem

Hutan (P2EH) di Taman Nasional Gunung Ciremai dan KPH Indramayu, Praktek

Konservasi Eksitu di Pusat Penangkaran Rusa Jonggol dan Kebun Raya Bogor

dan Praktek Kerja Lapang di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan

skripsi dengan judul”Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan dan Pemanfaatan

Sumberdaya Air Terhadap Kualitas Air Sungai di Daerah Aliran Sungai Cisadane

Segmen Hulu” dibawah bimbingan Ir. Agus Priyono, MS dan Dr. Ir. Omo

Rusdiana, M.Sc.

Page 9: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan

terimakasih setinggi-tingginya kepada orang-orang yang telah berperan dalam

penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis

sampaikan kepada:

1. Bapak Ir. Agus Priyono, MS dan Bapak Dr. Ir. Omo Rusdiana, M.Sc selaku

dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, bantuan, masukan dan

dorongan hingga penyelesaian tugas akhir ini.

2. Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, MSc.F.Trop, Prof. Dr. Ir. Surdiding Ruhendi,

M.Sc dan Dr. Ir. Arum Sekar Wulandari, M.S selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan bagi penyempurnaan skripsi ini.

3. Bapak, ibu dan adik tercinta, serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih

sayangnya serta dukungan moral dan materi kepada penulis hingga tugas akhir

ini selesai.

4. Kementerian Negara Lingkungan Hidup, BPSDA Ciliwung-Cisadane, BPDAS

Ciliwung Citarum, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, Kantor

Lingkungan Hidup Kota Bogor, Dinas Peternakan Kabupaten dan Kota Bogor,

Badan Pusat Statistik Kabupaten dan Kota Bogor serta Dinas Kependudukan

Kabupaten Bogor yang telah memberikan kemudahan dalam pengumpulan

data.

5. Bapak Salahuddin, Bapak Yudi, Bapak Wahyudin, Bapak Yus, Bapak RT

Yani, serta segenap staf dan aparat Kecamatan Caringin, Kecamatan Bogor

Barat, Kecamatan Rumpin, Desa Pasir Buncir, Desa Muara Jaya, Desa

Cimande Hilir, Kelurahan Gunung Batu, Kelurahan Semplak, Kelurahan

Bubulak, Desa Sukasari, Desa Rumpin, dan Desa Kampung Sawah yang telah

memberikan kemudahan dalam perizinan pelaksanaan penelitian dan

pengumpulan data di lapangan.

6. Bapak Dadan Mulyana S.Hut dan Veve Pramesti S.Hut atas bantuan dan

motivasi yang telah diberikan.

7. Keluarga besar DKSHE’42 dan HIMAKOVA atas kebersamaan dan

kekeluargaan yang terjalin selama ini. Untuk Reni, Evi, Safinah, Arman,

Page 10: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

iv

Neneng, Nina, Ino, Ainah, Wulan, Uci, ,Ika, Itink, Cimut, Ardi, Ozy terima

kasih atas bantuan dan semangat yang telah diberikan.

8. Keluarga besar Wisma Eidelweis atas kebersamaan dan keceriaan selama 4

tahun ini. Untuk Trya, mbak Reni dan mbak Vidya terima kasih atas bantuan

dan motivasi yang telah diberikan.

9. Keluarga besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Minang (IPMM) dan Himpunan

Mahasiswa Sawah Lunto Sijunjung dan Sekitarnya (HIMASWISS) atas

kebersamaan yang terjalin selama ini.

Mohon maaf atas pihak-pihak yang telah membantu namun tidak dapat

disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca dan penulis sendiri.

Bogor, Januari 2010

Penulis

Page 11: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................. 2

1.3 Manfaat ............................................................................................... 2

1.4 Ruang Lingkup Studi .......................................................................... 3

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS) ........................................... 4

2.2 Pencemaran Air .................................................................................. 5

2.3 Parameter Kualitas Air ....................................................................... 6

2.4 Kriteria dan Baku Mutu Air ............................................................... 12

2.5 Pemanfaatan Sumberdaya Air ............................................................ 13

2.6 Perubahan Tutupan Lahan .................................................................. 14

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 16

3.2 Peralatan dan Objek Kajian ................................................................ 16

3.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 16

3.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data................................................. 18

3.5 Analisis Data ...................................................................................... 20

IV. KONDISI UMUM

4.1 Letak dan Luas DAS Cisadane Segmen hulu ..................................... 25

4.2 Klimatologi ......................................................................................... 25

4.3 Karakteristik Topografi ...................................................................... 27

4.4 Jenis Tanah ......................................................................................... 27

4.5 Hidrologi............................................................................................. 28

Page 12: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

vi

4.6 Kependudukan .................................................................................... 29

4.7 Tutupan Lahan .................................................................................... 30

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Tutupan Lahan di DAS Cisadane Segmen Hulu ................................ 31

5.2 Pemanfaatan Sungai dan Air Sungai serta Pemahaman Masyarakat

terhadap Pencemaran Air Sungai di DAS Cisadane Segmen Hulu .... 35

5.3 Perubahan Kualitas Air di DAS Cisadane Segmen Hulu ................... 45

5.4 Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan terhadap kualitas air

(BOD, TSS, COD) dan Indeks Kualitas Air di DAS Cisadane

Segmen Hulu ...................................................................................... 53

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 61

6.2 Saran ................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 63

LAMPIRAN ................................................................................................. 67

Page 13: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

vii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Klasifikasi tingkat pencemaran dari limbah domestik

berdasarkan parameter kualitas air ......................................................... 5

2. Klasifikasi kualitas air sungai berdasarkan konsentrasi DO .................. 12

3. Titik pantau dan waktu pengukuran kualitas air Sungai Cisadane

di DAS Cisadane segmen hulu ............................................................. 18

4. Bobot parameter awal dalam perhitungan Indeks Kualitas Air-NSF

WQI dan hasil modifikasi ...................................................................... 21

5. Kriteria Indeks Kualitas Air-National Sanitation Foundation ............... 22

6. Faktor koversi beban limbah dari domestik dan ternak ......................... 23

7. Tabel kerja untuk perhitungan beban pencemaran ................................ 24

8. Kondisi Klimatologi tahun 2008 di stasiun iklim Darmaga .................. 26

9. Sebaran kelas lereng di DAS Cisadane segmen hulu ............................ 27

10. Debit rata-rata setengah bulanan air Sungai Cisadane

di bendung Cisadane-Empang tahun 2004-2008 (m3/detik) .................. 28

11. Luas, jumlah, dan kepadatan penduduk di DAS Cisadane

segmen hulu tahun 2005 dan 2008 ......................................................... 29

12. Tipe, luas, dan persentase tutupan lahan di DAS Cisadane

segmen hulu tahun 2005, 2007, 2008 .................................................... 31

13. Perubahan tutupan lahan selama kurun waktu 2005-2008..................... 33

14. Perubahan setiap jenis tutupan lahan dari tahun 2005

sampai tahun 2008 ................................................................................. 34

15. Persentase pemanfaatan sungai dan air sungai di DAS Cisadane

segmen hulu ........................................................................................... 35

16. Persentase bentuk penanganan sampah ................................................. 38

17. Potensi beban pencemaran berdasarkan limbah pencemar .................... 40

18. Daya tampung beban pencemaran ......................................................... 41

19. Kualitas air yang dilihat dari beberapa parameter

selama kurun waktu 2004-2008 ............................................................. 45

20. IKA maksimum dan minimum per tahun .............................................. 53

Page 14: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

viii

21. Jenis tutupan lahan yang dominan dapat mempengaruhi parameter

kunci kualitas air dilihat berdasarkan sumber pencemar ...................... 54

Page 15: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka pemikiran penelitian ............................................................... 17

2. Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu ....................................... 25

3. Curah hujan per bulan pada tahun 2008 di Stasiun Empang ................. 26

4. Jumlah hari hujan per bulan pada tahun 2008 di Stasiun Empang ......... 27

5. Pemanfaatan air sungai untuk MCK ....................................................... 36

6. Pemanfaatan sungai untuk penggalian pasir ........................................... 36

7. Pembuangan sampah ke sungai............................................................... 37

8. Pembuangan limbah rumah tangga ke sungai ......................................... 38

9. Gambaran kondisi Sungai Cisadane di Kecamatan Caringin ................. 42

10. Gambaran kondisi Sungai Cisadane di Kecamatan Bogor Barat ............ 43

11. Gambaran kondisi Sungai Cisadane di Kecamatan Rumpin .................. 43

12. Fluktuasi suhu air Sungai Cisadane di tiga titik pantau

tahun 2004-2008 ..................................................................................... 46

13. Fluktuasi TDS dan TSS di tiga titik pantau tahun 2004-2008 ................ 47

14. Fluktuasi DO di tiga titik pantau tahun 2004-2008................................. 49

15. Fluktuasi BOD dan COD di tiga titik pantau tahun 2004-2008 .............. 50

16. Fluktuasi pH di tiga titik pantau tahun 2004-2008 ................................. 51

17. Fluktuasi fosfat di tiga titik pantau tahun 2004-2008 ............................. 52

Page 16: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Peta tutupan lahan DAS Cisadane segmen hulu

tahun 2005, 2007, 2008 ........................................................................... 68

2. Peta tanah dan lokasi identifikasi pemanfaatan air sungai ...................... 71

3. Kuesioner indentifikasi pemanfaatan air sungai .................................... 73

4. Perhitungan modifikasi bobot parameter (Wi)........................................ 75

5. Hasil pengukuran kualitas air per titik pantau pada 11 x pengukuran .... 76

6. Hasil pengukuran dan perhitungan IKA-NSF WQI ................................ 77

7. Hasil uji korelasi variabel jenis tutupan lahan dengan

parameter kualitas air .............................................................................. 83

8. Potensi beban pencemaran air sungai .................................................... 85

9. Kurva sub indeks nilai IKA .................................................................... 89

10. PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air

dan Pengendalian Pencemaran Air ....................................................... 92

Page 17: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk merupakan suatu faktor yang cukup berperan

dalam peningkatan masalah lingkungan. Tingginya laju pertumbuhan penduduk

menyebabkan terjadinya berbagai degradasi lingkungan sebagai dampak dalam

upaya pemenuhan kebutuhan hidup. Perubahan tutupan lahan merupakan salah

satu bentuk degdaradasi lingkungan yang diartikan sebagai bentuk intervensi

manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup baik material

maupun spritual (Arsyad 2006). Perubahan tutupan lahan ini terjadi di beberapa

wilayah termasuk di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan

daerah yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air yang memiliki fungsi

gabungan beberapa faktor yaitu vegetasi, topografi, tanah dan manusia (Suripin

2002). Perubahan tutupan lahan dapat menyebabkan beberapa faktor tersebut

mengalami perubahan, akibatnya fungsi DAS pun terganggu dan dapat

menurunkan kualitas lingkungan salah satunya berdampak pada kualitas air

sungai.

Daerah Aliran Sungai Cisadane segmen hulu yang mencakup wilayah

administrasi Kabupaten Bogor dan Kota Bogor adalah salah satu DAS yang

mengalami perubahan tutupan lahan yang cukup besar. Selama kurun waktu 2005

sampai 2008 di DAS Cisadane segmen hulu ini telah terjadi perubahan tutupan

lahan. Lahan yang awalnya berhutan berubah menjadi pemukiman, kebun

campuran, tegalan dan persawahan. Penurunan luasan hutan megakibatkan

terjadinya. peningkatan terhadap jenis tutupan lahan yang lainnya. Hal ini dapat

memberikan pengaruh yang negatif terhadap lingkungan berupa terbentuknya

lahan kritis, terjadinya erosi dan pencemaran air sungai.

Tingginya aktivitas pemanfaatan air sungai di wilayah DAS Cisadane juga

dapat menimbulkan pencemaran yang mempengaruhi kualitas air sungai. Sungai

Cisadane dimanfaatkan oleh penduduk sekitar unrtuk berbagai keperluan seperti

bahan baku air minum, mandi, mencuci, pengairan/irigasi pertanian, peternakan,

perindustrian, perikanan, transportasi dan rekreasi. Akibatnya beberapa parameter

Page 18: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

2

kualitas air akan mengalami peningkatan yang dapat mengindikasikan bahwa air

sungai telah tercemar berat, ringan atau sedang. Hasil pemantauan kualitas air

yang dilakukan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup diketahui bahwa

kualitas air Sungai Cisadane mengalami penurunan dan terdapat beberapa

parameter yang cenderung melebihi baku mutu air.

Oleh karena itu analisis pengaruh perubahan tutupan lahan dan

pemanfaatan sumber daya air terhadap kualitas air perlu dilakukan untuk

mengetahui pengaruh atau dampak yang ditimbulkan oleh berubahnya suatu jenis

tutupan lahan terhadap tingkat pencemaran air sungai. Besarnya tingkat

pencemaran ini dapat dilihat dari parameter kunci kualitas air yaitu BOD, TSS

dan COD dan besarnya dampak juga dapat dilihat dari pengaruh tinggi rendahnya

laju pertumbuhan penduduk. Hasil ini diharapkan dapat digunakan sebagai

pertimbangan dalam pengelolaan tata lahan DAS agar pencemaran air sungai

dapat dikurangi.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah

1. Menganalisis perubahan tutupan lahan tahun 2005-2008

2. Menganalisis perubahan kualitas air tahun 2004-2008

3. Mengidentifikasi pemanfaatan air sungai terkait dengan dampak

pencemaran yang ditimbulkan.

4. Mengkaji hubungan perubahan tutupan lahan terhadap kualitas air dan

Indeks Kualitas Air (IKA-NSF WQI).

1.3 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah

1. Teridentifikasinya dampak pencemaran air Sungai Cisadane yang

ditimbulkan oleh perubahan tutupan lahan.

2. Sebagai bahan evaluasi terhadap kegiatan pembangunan yang

menyebabkan perubahan pola tutupan lahan dan dampaknya terhadap

kualitas air Sungai Cisadane.

Page 19: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

3

1.4 Ruang Lingkup Studi

1. Lingkup lokasi

Lokasi studi penelitian adalah Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane

segmen hulu yang meliputi wilayah administrasi Kabupaten Bogor dan

sebagian Kota Bogor.

2. Sumber pencemar

Sumber pencemar yang didentifikasi dan dikaji berupa sampah dan

limbah cair dari penduduk, peternakan dan kegiatan lainnya yang

berkaitan dengan pemanfaatan air sungai.

3. Beban pencemaran

Identifikasi beban pencemaran di DAS Cisadane segmen hulu dihitung

berdasarkan kontribusi jumlah penduduk terkait dengan limbah domestik

dan kontribusi jumlah ternak.

Page 20: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sungai dan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Sungai merupakan sumber air bagi kehidupan manusia. Sungai dicirikan

dengan arus yang searah dan relatif kencang dengan kecepatan berkisar antara

0,1-1,0 m/detik dan sangat dipengaruhi oleh waktu, iklim, dan pola drainase. Pada

perairan sungai terjadi percampuran massa air secara menyeluruh, kecepatan arus,

erosi dan sedimentasi adalah tiga faktor yang mempengaruhi kehidupan flora

fauna di dalamnya (Effendi 2003).

Umumnya aliran sungai dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian hulu,

bagian tengah dan bagian hilir. Bagian hulu adalah aliran yang melalui lembah-

lembah di daerah pegunungan, aliran tengah adalah bagian hilir setelah turun dari

daerah pegunungan ke daerah yang mulai datar sehingga alirannya mulai lambat

geraknya. Sedangkan bagian hilir adalah bagian dengan aliran air yang tidak deras

lagi dan volume air tergolong besar (Prawirodihardjo 2003).

Ekosistem sungai mencakup segala sesuatu komponen yang berkaitan

dengan sungai tersebut. Adanya daerah tangkapan air atau daerah aliran sungai

(DAS) sangat mempengaruhi ekosistem sungai dari kuantitas dan kualitasnya.

Menurut Suripin (2002) DAS merupakan suatu wilayah yang dibatasi oleh batas

alam seperti punggung, bukit atau gunung maupun batas buatan seperti jalan,

tanggul yang menerima hujan, menampung, menyimpan dan mengalirkan ke

sungai dan seterusnya ke laut, didalamnya terjadi interaksi antara faktor biotik,

abiotik dan manusia.

Secara sederhana Verbist et al. (2009) mendefenisikan DAS sebagai suatu

daerah yang bentuk dan sifat alaminya sedemikian rupa sehingga merupakan satu

kesatuan dengan sungai dan anak sungai yang melaluinya. DAS sebagai suatu

wadas besar membentuk sistem yang kompleks untuk memproses input air dan

mengeluarkannya dalam bentuk air pula melalui muara sungai, mata air, sumur

arthesis dan lainnya (Suryanta 2007). Komponen masukan DAS adalah curah

hujan sedangkan komponen keluarannya adalah debit air dan muatan sedimen.

Wilayah DAS ini terbagi tiga yaitu DAS bagian hulu, bagian tengah dan hilir.

Kualitas dari masing-masing DAS tersebut tergantung dari interaksi berbagai

Page 21: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

5

komponen di dalamnya yang mampu mendukung fungsi perlindungan terhadap

DAS tersebut. Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumberdaya Air (DKKSA

2004) menyatakan kondisi DAS dikatakan baik jika memenuhi beberapa kriteria :

a. Debit sungai konstan dari tahun ke tahun

b. Kualitas air baik dari tahun ke tahun

c. Fluktuasi debit antara debit maksimum dan minimum kecil.

d. Ketinggian muka air tanah konstan dari tahun ke tahun.

2.2 Pencemaran Air

Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal,

bukan dari kemurniannya (Fardiaz 1992). Pencemaran air menyebabkan

terjadinya gangguan pada kuantitas dan kualitas air tersebut. Pencemaran air dapat

juga didefenisikan sebagai suatu penyimpangan dari keadaan normal perairan

yang terutama disebabkan oleh hasil aktivitas manusia dalam bentuk limbah yang

masuk keperairan. Limbah ini dibedakan oleh Katz 1971 diacu dalam Warouw

(1986) menjadi 4 tipe yaitu:

1. Limbah domestik

2. Limbah industri

3. Limbah pertanian

4. Limbah radioaktif

Tingkat pencemaran dari limbah domestik dapat dikelompokkan

berdasarkan parameter kualitas air seperti tertera pada tabel berikut :

Tabel 1 Klasifikasi tingkat pencemaran dari limbah domestik berdasarkan

parameter kualitas air

No Parameter Tingkat pencemaran

Berat Sedang Ringan 1 Padatan total (mg/l) 1000 500 200

2 Bahan padatan terendapkan (mg/l) 12 8 4

3 BOD (mg/l) 300 200 100

4 COD (mg/l) 800 600 400

5 Nitrogen total (mg/l) 85 50 25

6 Amonia-nitrogen (mg/l) 30 30 15

7 Klorida (mg/l) 175 100 15

8 Alkalinitas(mg/l CaCO3) 200 100 50

9 Minyak dan lemak 40 20 0

Sumber: Rump dan Krist 1992, diacu dalam Effendi 2003

Page 22: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

6

Keadaan normal air masih tergantung pada kegunaan air itu sendiri dan

asal sumber air. Ukuran air disebut bersih dan tidak tercemar tidak ditentukan

oleh kemurnian air (Wardhana 2001).

Pencemaran air menurut Darmono (2006) terdiri dari beberapa jenis,

antara lain pencemaran mikroorganisme dalam air, pencemaran air oleh bahan

inorganik nutrisi tanaman, pencemaran oleh limbah organik, pencemaran oleh

bahan kimia organik dan inorganik, pencemaran oleh sedimen, bahan tersuspensi

dan substansi radioaktif. Mulyanto (2007) menyatakan bahwa pencemaran air

dapat berasal dari sumber terpusat yang membawa pencemar dari lokasi-lokasi

khusus seperti pabrik-pabrik, instansi pengolah limbah dan tanker minyak dan

sumber tak terpusat yang ditimbulkan jika hujan dan salju cair mengalir melewati

lahan dan menghanyutkan pencemar-pencemar diatasnya, sumber ini berperan

utama menimbulkan pencemaran pada sungai-sungai.

Ciri-ciri air yang tercemar ini sangat bervariasi tergantung dari jenis air

dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan pencemaran. Fardiaz (1992)

mengelompokkan polutan air atas 9 grup berdasarkan perbedaaan sifat-sifatnya,

polutan tersebut yaitu :

1. Padatan

2. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen

3. Mikroorganisme

4. Komponen organik sintetik

5. Nutrien tanaman,

6. Minyak

7. Senyawa anorganik dan mineral

8. Bahan radioaktif

9. Panas.

2.3 Parameter Kualitas Air

Kelayakan suatu sumber air untuk digunakan dapat dilihat dan diuji dari

kualitas airnya. Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap

penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia (Suripin 2002).

Kualitas air juga dapat didefenisikan sebagai sifat air dan kandungan makhluk

Page 23: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

7

hidup, zat,energi, atau komponen lain di dalam air yang dinyatakan dalam tiga

parameter yaitu parameter fisika, parameter kimia dan parameter biologi (Effendi,

2003).

Artiola et al. (2004) menyatakan kriteria yang bisa digunakan untuk ketiga

parameter tersebut adalah 1) parameter fisika terdiri dari parameter utama

(temperatur dan Total Suspensi Padatan/TSS) dan proses utama (aliran arus

berupa aliran limbah/buangan masuk dan infiltrasi, perubahan keadaan oleh

proses evapotranspirasi, kondensasi, solidfikasi dan sublimasi, serta campuran

dari beberapa proses tersebut), 2) parameter kimia terdiri dari parameter utama

{pH, total padatan terlarut (TDSs), kesadahan (total Ca+Mg), alkalinitas, total

oksigen terlarut, kation terlarut(Ca, Mg, Na, K, NH4), anion terlarut (Cl, So4,

HCO3, CO3, PO4, H2S, NO3), total karbon organik, dan BOD}, Bahan kimia

inorganik {anion (Se,As,Cr (VI),V,Mo,B), kation (Fe, Al,Cu, Zn, Mn, Ba, Be,

Co, Ni, Cd, Hg, Pb, Cr (III), Li, Sn, Th), netral (Si) dan radionuklida (U, Ra,

Rn)}, 3) Fraksi karbon organik terdiri dari substansi alami (lignin, asam humik,

klorofil, asam amino, asam lemak jenuh, fenol, poliaromatik dan hidrokarbon

alifatik), proses utama (oksidasi, reduksi, disolusi, presipitasi) dan substansi

antropogenik (hidrokarbon terklorisasi, Volatil organik hidrokarbon dan semi

volatil hidrokarbon), 3) Parameter biologi dilihat dari indikator berupa

mikrooganisme seperti bakteri, virus, protozoa, helmint, dan alga.

Fardiaz (1992) menyebutkan bahwa sifat-sifat air yang umum diuji dan

dapat digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran air antara lain : nilai pH,

keasaman, suhu, warna, bau dan rasa, total padatan, nilai BOD dan COD,

pencemaran mikroorganisme patogen, kandungan minyak, kandungan logam

berat, dan kandungan bahan radioaktif.

2.3.1 Parameter fisika

2.3.1.1 Suhu

Suhu air menentukan kelarutan oksigen dan secara tidak langsung

mempengaruhi komposisi dan produktivitas ekosistem budidaya air (Lee 1988).

Air buangan dari industri yang dibuang ke sungai dapat meningkatkan suhu air

sungai. Fardiaz (1992) menyatakan kenaikan suhu air akan menimbulkan:

Page 24: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

8

1. Jumlah oksigen terlarut dalam air akan menurun

2. Kecepatan reaksi kimia meningkat

3. Kehidupan ikan dan hewan air lainnya akan terganggu

4. Jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya akan

mati.

Suhu air sungai yang tinggi dapat ditandai dengan munculnya ikan dan

hewan air lainnya ke permukaan untuk mencari oksigen. Suripin (2002)

menyatakan suhu air tergantung dari sumbernya, untuk sistem air bersih suhu

ideal berkisar antara 5°C sampai 10°C.

2.3.1.2 Warna, bau, dan rasa air

Warna air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya pencemaran.

Warna air dibedakan menjadi dua yaitu warna sejati yang disebabkan oleh bahan-

bahan terlarut dan warna semu yang selain disebabkan oleh bahan terlarut juga

disebabkan oleh bahan tersuspensi (Fardiaz 1992). Wardhana (2001) menyatakan

bahan buangan dan limbah pabrik dapat memyebabkan perubahan warna air dan

menimbulkan bau yang menyengat pada hidung. Secara umum bau air ini

tergantung dari sumbernya. Air yang normal umumnya tidak mempunyai rasa.

Timbulnya rasa yang menyimpang sering dikaitkan dengan bau yang tidak normal

yang secara langsung menunjukkan adanya pencemaran.

2.3.1.3 Total padatan

Padatan total adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami

evaporasi dan pengeringan pada suhu tertentu (APHA 1976 diacu dalam Effendi

2003). Bahan padatan ini secara keseluruhan mempengaruhi kualitas air dalam

proses koagulasi dan filtrasi (Suripin 2002). Menurut Fardiaz (1992) air yang

tercemar selalu mengandung padatan dimana Fardiaz membedakannya atas empat

kelompok berdasarkan besar partikelnya dan sifat-sifat lainnya terutama

kelarutannya yaitu: padatan terendap (sedimen), padatan tersuspensi dan koloid

(TSS), padatan terlarut (TDS), minyak, dan lemak.

Padatan terendap (sedimen) terjadi akibat proses erosi yang mengangkut

tanah lapisan atas yang subur yang mengalami sedimentasi dibagian hilir badan

Page 25: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

9

air sehingga mengakibatkan pendangkalan. Kebanyakan sungai dan DAS selalu

membawa endapan lumpur yang disebabkan oleh erosi alamiah dari pinggir

sungai. Namun untuk kandungan sedimen yang terlarut selalu terjadi peningkatan

pada sungai akibat erosi dari tanah pertanian, kehutanan, konstruksi dan

pertambangan (Darmono 2006). Hal ini mempengaruhi kualitas air berupa

penurunan nilai kecerahan serta peningkatan nilai kekeruhan.

Total Padatan Terlarut (TDS)

Zat padat terlarut (TDS) adalah zat organik dan anorganik serta ion-ion

terlarut dalam air (DTLH 2003). Rao (1992) diacu dalam Effendi (2003)

menambahkan bahwa TDS adalah bahan terlarut yang berdiameter < 10-6

mm dan

koloid yag berdiameter 10-6

mm-10-3

mm yang berupa senyawa-senyawa kimia

serta bahan lain yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 μm. Nilai

TDS dipengaruhi oleh pelapukan batuan, limpasan tanah dan pengaruh

antropogenik. Baku mutu untuk nilai TDS pada suatu perairan berdasarkan SK.

Gub. KDH TK./Jabar No. 38/1991 diacu dalam DTLH (2003) adalah 1000 ppm.

Total Padatan Tersuspensi (TSS)

Jenis padatan lainnya adalah zat padat tersuspensi (TSS). Padatan

tersuspensi didefenisikan oleh Effendi (2003) sebagai bahan tersuspensi yang

berdiameter > 1μm yang terdiri dari lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik

yang disebabkan oleh kikisan tanah dan erosi yang terbawa oleh badan air.

Zamrin (2007) menambahkan bahwa padatan ini menyebabkan kekeruhan air,

tidak larut dan tidak dapat mengendap lansung, adanya peningkatan penggunaan

lahan untuk pemukiman, menurunnya luasan hutan dapat meningkatkan erosi

yang berdampak pada peningkatan padatan tersuspensi. Klein (1971) menyatakan

bahwa padatan tersuspensi mengandung bahan organik yang dapat mengalami

pemubusukan, mudah mengendap dan menutupi dasar sungai sehingga dapat

mengganggu tumbuhan dan kehidupan hewan aquatik seperti tidak sesuainya

dasar sungai untuk tempat bertelur ikan. Berdasarkan SK. Gub. KDH TK./Jabar

No. 38/1991 diacu dalam DTLH (2003) baku mutu untuk nilai TSS di perairan

adalah sebesar < 200 ppm.

Page 26: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

10

2.3.2 Parameter kimia

2.3.2.1 pH

Nilai pH untuk air normal yang memenuhi syarat untuk kehidupan adalah

berkisar antara 6,5-7,5 (Wardhana 2001). Sedangkan nilai pH untuk air yang

tercemar menurut Fardiaz (1992) berbeda-beda tergantung dari jenis buangannya.

Umumnya bakteri tumbuh baik pada pH netral dan alkalis sedangkan jamur lebih

menyukai pH rendah (Effendi 2003). Selain itu Lee (1988) menyatakan sungai-

sungai yang mengalir dari kawasan dimana batuan-batuan tahan terhadap

pelapukan dan miskin akan ion penyebab alkalinitas maka penambahan asam

terhadap sungai tersebut akan mengakibatkan pengurangan pH secara serius.

2.3.2.2 BOD

William Dibdin (1882) diacu dalam Mayer (2001) menyatakan variabel

BOD (Biological Oxygen Demand) adalah jumlah mg oksigen yang dibutuhkan

untuk mengoksidasi bahan organik yang dinyatakan dalam satu liter sampel air.

Bahan organik tersebut adalah bahan biologis yang membusuk atau mengalami

dekomposisi menjadi substansi sederhana oleh dekomposer seperti bakteri dan

jamur.

Peningkatan jumlah bahan organik dalam lingkungan aquatik

menstimulasi pertumbuhan populasi dekomposer. Sejak dekomposer

membutuhkan oksigen untuk respirasi, tumbuh menjadi jumlah yang besar

sehingga meningkatkan permintaan untuk oksigen terlarut. Pengaruh dari BOD di

sungai berpengaruh terhadap tinggi rendahnya nilai DO dari nilai limbah yang

ditambahkan. Perairan alami memiliki nilai BOD antara 0,5-7,0 mg/l (Jeffries dan

mills 1996, diacu dalam Suripin 2002). Perairan yang memiliki nilai BOD lebih

dari 10 mg/liter dianggap telah mengalami pencemaran.

Sementara itu Hill (2004) menyatakan bahwa BOD yang sifatnya alami

seperti sisa tumbuhan dan kotoran satwa liar hampir selalu ada. Sedangkan

sekarang, tingginya nilai BOD sering diindikasikan dengan tingginya hasil

aktivitas manusia seperti kotoran ataupun limbah. Aktivitas manusia yang mudah

menimbulkan limbah dan berpengaruh terhadap BOD meliputi pengolahan limbah

Page 27: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

11

di perkotaan, industri makanan, pengolahan kimia tumbuhan, industri pulp dan

kertas, penyamak kulit dan rumah pemotongan hewan.

Nilai BOD yang tinggi bisa mengurangi ketersediaan oksigen dalam air

yang secara umum dapat mempengaruhi ekosistem aquatik bahkan dapat

menyebabkan kematian pada organisme aquatik. Hasil penelitian Zamrin (2007)

tentang kualitas air sungai Cisadane juga menjelaskan bahwa penduduk dan

peternakan memiliki peranan yang cukup signifikan terhadap peningkatan nilai

BOD. Dengan asumsi bahwa semua penduduk di DAS Cisadane menggunakan

septic tank maka diduga penduduk menyumbangkan bahan buangan yang

meningkatkan BOD sebesar 9.442 ton/tahun, ternak sapi 3.939,2 ton/tahun, ternak

kambing 2.162,9 ton/tahun, ayam 5.164,7 ton/tahun.

2.3.2.3 COD

COD adalah jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi

bahan organik secara kimiawi baik yang terdegradasi secara biologis maupun

yang sukar terdegradasi secara biologis menjadi CO2 dan H2O (Effendi 2003).

Perairan yang memiliki nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan

perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan tidak tercemar biasanya kurang

dari 20 mg/liter, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/liter

dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/liter (UNESCO/WHO/UNEP

1992, diacu dalam Effendi 2003).

2.3.2.4 Oksigen terlarut (DO)

Oksigen terlarut merupakan parameter yang sangat penting sebagai

indikator dalam kemurnian air. Konsentrasi DO di air ini juga merupakan

kebutuhan dasar bagi organisme aquatik untuk keberlangsungan hidupnya.

Organisme air seperti ikan biasanya memerlukan DO sebesar 5,8 mg/l (Palmeri

2001, diacu dalam Kurniawan 2005). Menurut Klein (1971), faktor-faktor yang

mempengaruhi konsentrasi DO secara signifikan antara lain jumlah dan sifat

bahan organik, temperatur, aktivitas bakteri, pengenceran, fotosintesis dan

reaeration dari atmosphere. Klasifikasi kualitas air sungai berdasarkan konsentrasi

Page 28: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

12

DO dalam % saturasi (tingkat kejenuhan oksigen dikaitkan dengan suhu) dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2 Klasifikasi kualitas air sungai berdasarkan konsentrasi DO

Sumber: Klein 1971

2.3.2.5 Fosfat

Fosfat merupakan senyawa yang mengandung unsur fosfor. Menurut

Mahida (1984) diacu dalam Pribadi (2005), fosfor merupakan komponen yang

sangat penting dalam permasalahan air, sumber-sumber fosfor berupa pencemaran

industri, hanyutan dari pupuk, limbah domestik, hancuran bahan organik dan

mineral-mineral fosfat. Keberadaan fosfor di perairan alami biasanya relatif kecil

dengan kadar lebih sedikit dari nitrogen karena sumber fosfor lebih sedikit

dibandingkan dengan sumber nitrogen di perairan. Berdasarkan kadar fosfat total,

perairan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu perairan oligotrofik yang memiliki

kadar fosfat total berkisar antara 0-0,02 mg/l; perairan mesotrofik yang memiliki

kadar fosfat total 0,0021-0,005 mg/l; dan perairan eutrofik yang memiliki kadar

fosfat total 0,051-0,2 mg/l (Effendi 2003).

2.4 Kriteria dan Baku Mutu Air

Baku mutu air adalah batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau

komponen lain yang harus ada atau unsur pencemar yang masih diperbolehkan

dalam sumber air tertentu, sesuai dengan peruntukannya (Effendi 2003). Baku

mutu air dapat dilihat pada PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas

Air Dan Pengendalian Pencemaran Air. Mutu air diklasifikasikan menjadi 4 kelas,

yaitu

1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,

dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan

kegunaan tersebut;

2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana

rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi

Tipe air sungai DO (% saturasi)

Bagus >90

Sedang 75-90

Agak tercemar 50-75

Jelek/tercemar <50

Page 29: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

13

pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut;

3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan

air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain

yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi

pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang

sama dengan kegunaan tersebut.

2.5 Pemanfaatan Sumberdaya Air

Pemanfaatan sumberdaya air berkembang seiring dengan meningkatnya

jumlah dan pengetahuan penduduk. Dalam perkembangannya terjadi variasi

dalam penggunaan air berdasarkan jenis aktivitas manusia. Awalnya air hanya

digunakan untuk kebutuhan minum dan pertanian. Namun dewasa ini air juga

digunakan untuk keperluan perikanan, rekreasi, industri, pelayaran dan

sebagainya. Air permukaan digunakan di kawasan insitu untuk rekreasi,

perikanan, pelayaran, pembangkit listrik dan apresiasi estetika.

Pemanfaatan air untuk berbagai macam akivitas ini dapat menimbulkan

limbah/sumber pencemar yang mempengaruhi kualitas air. Berdasarkan penelitian

Pramesti (2007) juga dijelaskan bahwa menurunnya kualitas air disebabkan oleh

beberapa sumber pencemar diantaranya penduduk, ternak, industri, lahan kritis

yang berupa erosi dan zat organik dan pertanian, semakin tinggi jumlah penduduk

yang ada di suatu DAS maka semakin tinggi pula pencemar yang dihasilkan oleh

penduduk tersebut.

Wardhana (2001) menyatakan dalam pemanfaatan sumberdaya air

diperlukan adanya standar air bersih guna menentukan kualitas air yang layak

untuk berbagai keperluan. Namun hal ini tergantung pada faktor penentu berupa

kegunaan air dan asal sumber air sebagai berikut :

a. Kegunaan air

1. Air untuk minum

2. Air untuk keperluan rumah tangga

3. Air untuk industri

Page 30: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

14

4. Air untuk mengairi sawah

5. Air untuk kolam perikanan, dan lain-lain

b. Asal sumber air

1. Air dari mata air di pegunungan

2. Air danau

3. Air sungai

4. Air sumur

5. Air hujan, dan lain-lain

Air bersih harus mempunyai kualitas tinggi secara fisik, kimiawi maupun

biologi.

2.6 Perubahan Tutupan Lahan

Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan

lahan juga meningkat. Hal ini mendorong terjadinya pemanfaatan lahan yang

berupa eksploitasi atau konversi lahan secara berlebihan di beberapa tempat tidak

terkecuali wilayah DAS. Arwindrasti (1997) menyatakan bahwa pemanfaatan

lahan di DAS Cisadane dapat dibedakan dalam tiga kelompok yaitu pertanian,

industri dan pemukiman. Kondisi ini menunjukkan terjadinya perubahan tutupan

lahan di wilayah DAS yang awalnya berupa hutan menjadi lahan dengan beragam

jenis tutupan sepeti lahan pertanian, perkebunan, pemukiman, industri, lahan

kosong dan lain-lain.

Kondisi tutupan lahan ini merupakan faktor penting yang mempengaruhi

kuantitas dan kualitas air di DAS tersebut. Marsono (2004) menyatakan bahwa air

yang dihasilkan oleh suatu DAS sangat ditentukan oleh karakteristik ekosistem

dan dipengaruhi oleh teknik pemanfaatan lahannya. Keberadan hutan dengan

beragam vegetasi adalah suatu jenis tutupan lahan yang terdapat di DAS yang

secara langsung mendukung fungsi suatu ekosistem DAS.

2.6.1 Pengaruh perubahan tutupan/penggunaan lahan terhadap kualitas air

Hasil penelitian (Rasyidin 1995) menjelaskan bahwa perubahan tata guna

lahan atau tanah mempengaruhi kualitas air pada musim hujan dan musim

kemarau. Berkurangnya hutan dan bertambahnya penggunaan lahan menyebabkan

Page 31: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

15

peningkatan parameter kualitas air seperti TSS, BOD dan COD pada musim

penghujan dan musim kering. Hal yang serupa juga diperoleh Zamrin (2007)

bahwa perubahan tutupan lahan mengakibatkan terjadinya peningkatan laju erosi

yang berdampak pada nilai kekeruhan dan TSS air sungai.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspaningsih (1997) jenis

tutupan lahan memiliki laju erosi yang berbeda tergantung pada persen tutupan

tanah dan vegetasi. Laju erosi di tipe penggunaan lahan berupa kebun campuran

lebih kecil daripada tipe penggunaan lahan berupa pemukiman karena banyaknya

lahan pemukiman dengan tanah yang ditutupi bangunan dan jaringan jalan yang

menyebabkan aliran permukaan besar. Prediksi erosi di hutan lindung, sawah dan

kebun campuran dengan kerapatan tinggi lebih kecil daripada nilai erosi yang

masih diperbolehkan tetapi tingkat erosi di semak belukar, tegalan, hutan tanaman

dan pemukiman lebih besar daripada nilai erosi yang diperbolehkan.

Sementara itu Lee (1988) mengemukakan bahwa adanya kegiatan konversi

hutan berupa penggundulan, pemangkasan, pembalakan dan penebangan hutan

akan cenderung mengurangi produksi air, meningkatkan erosi, pemakaian bahan

kimia untuk kegiatan tersebut akan mempengaruhi kualitas air. Perubahan tutupan

lahan tersebut juga akan berakibat buruk pada pola hidrologi DAS Cisadane

(Arwindrasti 1997). Senada dengan hal tersebut, Marsono (2004) menyimpulkan

secara umum bahwa jika ekosistem DAS tidak mengalami kerusakan akibat

pemanfaatan yang berlebihan, maka jumlah, sebaran air dan kualitas airnya

sepanjang tahun akan berjalan normal dan optimal sesuai dengan karakteristik

DAS yang bersangkutan.

Page 32: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

16

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni 2009 sampai dengan bulan Agustus

2009. Lokasi penelitian berada di wilayah DAS Cisadane segmen Hulu, meliputi

3 kecamatan yaitu Kecamatan Caringin, Kecamatan Bogor Barat, dan Kecamatan

Rumpin untuk identifikasi pemanfaatan air Sungai Cisadane.

3.2 Peralatan dan Objek Kajian

Peralatan yang digunakan adalah kuesioner, alat tulis menulis, kamera

digital, perangkat lunak berupa MINITAB release 14.1 dan Microsoft Excel 2007

untuk pengolahan data statistik serta program Arcview 3.2 untuk pengolahan peta.

Objek kajian adalah penduduk sekitar DAS Cisadane segmen Hulu yang secara

langsung maupun tidak langsung memanfaatkan sumberdaya air Sungai Cisadane

untuk berbagai aktivitas.Wawancara dilakukan secara fleksibel dan terbuka yang

mengarah pada sasaran penelitian.

3.3 Kerangka Pemikiran

Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane segmen hulu merupakan ekosistem

sungai yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air dalam upaya konservasi

sumber air. Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan tingginya pemanfaatan

air sungai dan konversi lahan di DAS sehingga secara tidak langsung berdampak

pada kualitas air sungai. Identifikasi sumber pencemar dari aspek pemanfaaatan

sumber daya air sungai dan perubahan tutupan lahan di DAS ini perlu dilakukan

untuk mengetahui sumber pencemar yang berpengaruh terhadap kualitas air di

DAS Cisadane segmen hulu. Untuk kemudian dapat dianalisis pengaruh dari

kedua aspek tersebut terhadap kualitas air sungai.

Dalam melakukan identifikasi sumber pencemar dan analisis hubungan

pemanfaatan air dan perubahan tutupan lahan terhadap kualitas air dibutuhkan

data dan informasi mengenai bentuk pemanfaatan sumberdaya air oleh

masyarakat dan data perubahan tutupan lahan setiap tahunnya. Data yang

diperoleh kemudian diidentifikasi dan analisis berdasarkan metode tertentu.

Page 33: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

17

mempengaruhi

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian.

DAS Cisadane

segmen hulu

Pemanfaatan sungai dan

air sungai

- domestik

- pertanian

- industri

- peternakan

- rekreasi dan lain-lain

- dan lain lain-lain

Perubahan

tutupan lahan

selama kurun

waktu 2005-2008

Identifikasi limbah

dan beban

pencemar Sungai

Cisadane

Nilai IKA-NSF

WQI

Kualitas air (2004-2008)

Parameter kualitas air (TSS,

BOD dan COD)

mengalami perubahan

Analisis korelasi dan

deskriptif

diindikasikan

Page 34: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

18

3.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan meliputi :

1. Kondisi umum DAS Cisadane meliputi bentuk dan luas wilayah DAS,

kondisi fisik (air, suhu kelembaban, iklim, topografi, geologi, tanah dll.),

hidrologi, kondisi tutupan lahan, dan kependudukan.

2. Data kualitas air selama kurun waktu 2004-2008

3. Peta tutupan lahan tahun 2005, 2007, 2008 DAS Cisadane

4. Data jumlah penduduk

5. Data peternakan dan perikanan

Pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur. Studi literatur

merupakan cara untuk mendapatkan data dengan mengumpulkan, mempelajari,

dan menelaah buku, jurnal, laporan kegiatan dan sumber lainnya terkait dengan

topik penelitian.

Data kondisi umum DAS Cisadane diperoleh dari data BPDAS Citarum-

Ciliwung, BPSDA Ciliwung-Cisadane, dan Kementerian Negara Lingkungan

Hidup. Data kualitas air selama 2004 -2008 diperoleh dari data hasil pengukuran

yang dilakukan oleh BPSDA Ciliwung-Cisadane dan Kementerian Negara

Lingkungan Hidup dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3 Titik pantau dan waktu pengukuran kualitas air Sungai Cisadane di DAS

Cisadane segmen hulu No Titik Pantau Tahun Bulan Sumber

1

2

3

Cisalopa

Batubeulah

Rumpin/jembatan

2004 Juni, September, November KNLH

2005 Mei, Agustus, November KNLH

2006 Juni KNLH

2007 Juni, Agustus, Oktober KNLH

2008 Agustus BPSDA Ciliwung-

Cisadane

Peta tutupan lahan DAS Cisadane secara keseluruhan tahun 2005, 2007

dan 2008 diperoleh dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Data jumlah

penduduk diperoleh dari data statistik Kabupaten Bogor dan Kota Bogor yang

dikeluarkan oleh BPS Kota Bogor dan Dinas Kependudukan serta BPS

Kabupaten Bogor tahun 2005 dan 2008. Data peternakan sepeti jumlah dan jenis

Page 35: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

19

ternak pada tahun 2008 diperoleh dari Dinas Peternakan Kabupaten Bogor dan

Kota Bogor.

3.4.2 Data primer

Data primer yang dikumpulkan berupa data pemanfaatan air sungai dan

pemahaman masyarakat tentang kualitas air sungai di wilayah DAS Cisadane

segmen hulu. Bentuk pemanfaatan dilihat dari beberapa aktifitas penduduk

seperti pertanian, MCK, peternakan dan lainnya.

Data ini diperoleh melalui kegiatan wawancara secara langsung dengan

menggunakan panduan kuesioner dan melalui pengamatan lapang. Kuesioner

merupakan suatu cara interview tertulis yang menghubungkan peneliti dengan

responden melalui suatu daftar pertanyaaan (Balitbang Depdagri dan Otonomi

Daerah 2000). Daftar pertanyaan pada kuesiner mengarah pada tujuan penelitian

yaitu mengidentifikasi tingkat pemanfaatan air sungai di DAS Cisadane segmen

hulu yang juga berisi pendapat dan pemahaman responden dalam kaitannya

dengan perubahan kualitas air sungai, dapat dilihat pada Lampiran 3. Pengamatan

lapang bertujuan untuk memverifikasi antara data yang telah diperoleh dari studi

literatur dan hasil informasi kegiatan wawancara dengan kondisi sebenarnya di

lapangan. Pengamatan lapang dilakukan terhadap kondisi umum kawasan dan

kondisi sungai dilihat dari pemanfaatan air sungai oleh penduduk setempat.

Wawancara dan pengamatan lapang dilakukan di tiga kecamatan dengan

masing-masing tiga desa. Kecamatan tersebut antara lain Kecamatan Caringin

(Desa Pasir Buncir, Desa Muara Jaya, Desa Cimande Hilir), Kecamatan Bogor

Barat (Kelurahan Gunung Batu, Kelurahan Semplak, Kelurahan Bubulak) dan

Kecamatan Rumpin (Desa Sukasari, Desa Rumpin, Desa Kampung Sawah).

Penentuan dan pemilihan kecamatan, desa serta kepala keluarga (KK) sebagai

sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu

menggunakan persyaratan lebih ketat dalam menentukan jumlah, kriteria dan

kemudahan pengambilan sampel (Ariestonandri 2006). Lokasi yang dipilih dalam

penelitian ini didasarkan atas informasi kunci yang telah didapat sebelumnya yang

diduga dapat mewakili perubahan tutupan lahan yang terjadi, mewakili kondisi

kualitas air dan mewakili tingkat pemanfaatan air sungai. Selain itu juga

disesuaikan dengan tujuan penelitian, kemampuan biaya dan waktu yang dimiliki

Page 36: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

20

peneliti. Setiap desa dalam setiap kecamatan dipilih beberapa RT kemudian

dilakukan pemilihan responden (KK) sehingga diperoleh 190 KK.

3.5 Analisis Data

1. Analisis perubahan tutupan lahan

Perubahan tutupan lahan diperoleh melalui overlay peta tutupan lahan

dengan peta administrasi wilayah penelitian menggunakan program Arcview 3.2

dan Microsoft Excel 2007. Besarnya persentase perubahan dihitung dengan rumus

:

x 100%

Keterangan : n1 = luas tutupan lahan tahun I

n2 = Luas tutupan lahan tahun II

Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan membandingkan luas

setiap jenis tutupan lahan dari tahun ke tahun. Kemudian hasil perbandingan

ditabulasikan dalam bentuk grafik /tabel dan dianalisis secara deskriptif.

2. Analisis status mutu kualitas air

Analisis data dilakukan dengan cara :

1. Analisis kualitas air tahun 2004-2008 dilakukan dengan membandingkan

nilai maksimum dan minimum dari masing-masing parameter untuk

setiap titik pantau dari tahun ke tahun dengan baku mutu air sungai yang

tercantum dalam Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Kemudian

dievaluasi perubahan mutu kualitas air sungai Cisadane dari tahun 2004-

2008 untuk setiap titik pantau tersebut.

2. Kondisi kualitas air sungai dari tahun ke tahun dapat dianalisis dengan

menggunakan indeks kualitas air-National sanitation Foundation (NSF-

WQI) berdasarkan Ott (1978) diacu dalam Nugroho (2003) yang

bertujuan untuk mengetahui tingkat mutu kualitas perairan setiap titik

pantau.

Parameter yang digunakan dalam analisa data menggunakan IKA-NSF

WQI adalah suhu air, kekeruhan, kandungan padat tersuspensi,

kandungan padat terlarut, pH, oksigen terlarut, BOD, nitrat, dan fecal

Page 37: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

21

coli. Namun dalam penelitian ini hanya digunakan 6 parameter

disesuaikan dengan data yang diperoleh dari Kementerian Lingkungan

Hidup dan BPSDA Ciliwung Cisadane. Enam parameter tersebut yaitu

oksigen terlarut, pH, BOD, suhu, fosfat, dan padatan total (total zat padat

terlarut).

Tahapan analisis data :

a. Menentukan bobot (W) untuk masing-masing parameter dan nilai sub

indeks (I) untuk tiap parameter dengan membaca kurva fungsi sub

indeks IKA-NSF WQI (Lampiran 8). Analisa data dalam penelitian ini

hanya menggunakan 6 parameter sehingga untuk nilai bobot ini harus

dilakukan modifikasi yang dapat dihitung dengan rumus :

NKPmodifikasi = { Σ y} + NKPawal

(Kurniawan 2005)

Keterangan :

NKPmodifikasi = Bobot parameter ke-I yang telah dimodifikasi

NKPawal = Bobot parameter awal yang dicari

Σx = Σ NKP dari enam parameter yang digunakan

Σy = Σ NKP dari enam parameter yang tidak digunakan

Hasil modifikasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4 Bobot parameter awal dalam perhitungan IKA-NSF WQI (Ott 1978

diacu dalam Nugroho 2003) dan hasil modifikasi

No Parameter Satuan Bobot parameter

ke i(Wi a)

Bobot parameter

ke-i modifikasi

(Wib)

1 Oksigen terlarut % saturasi 0.17 0.25

2 pH

0.12 0.18

3 BOD mg/l 0.1 0.15

4 Nitrat mg/l 0.1 –

5 Fosfat mg/l 0.1 0.15

6 Suhu °C 0.1 0.15

7 Kekeruhan NTU 0.08 –

8 Padatan Total (TDS) mg/l 0.08 0.12

9 Fecal coli MPN/100 ml 0.15 –

Total

1 1

Keterangan:Wia = Bobot parameter menurut Ott 1978

Wib= Bobot parameter hasil modifikasi (langkah perhitungan dapat dilihat

pada Lampiran 4.

Page 38: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

22

b. Menghitung nilai Indeks Kualitas air dengan menggunakan rumus

IKA-NSF WQI ( Ott 1978, diacu dalam Nugroho 2003)

IKA-NSF = Σ Wib .Ii

IKA-NSF = Indeks kualitas air-National Sanitation Foundation

Wib = Bobot akhir masing-masing parameter setelah

disesuaikan

Ii = Sub Indeks kualitas air tiap parameter yang didapat dari

hasil analisis dan hasil pengukuran yang dibandingkan

dengan kurva sub indeks

n = Jumlah parameter

Selanjutnya dari nilai IKA tersebut dapat ditentukan tingkat kualitas air,

sebagaimana tertera pada tabel berikut.

Tabel 5 Kriteria Indeks Kualitas Air-National Sanitation Foundation No Nilai Kriteria

1 0-25 Sangat buruk

2 26-50 Buruk

3 51-70 Sedang

4 71-90 Baik

5 91-100 Sangat baik

Sumber: Ott 1978 diacu dalam Kurniawan 2005

3. Analisis hubungan atau pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap kualitas air

Hubungan atau pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap kualitas air

dianalisis dengan menggunakan uji korelasi dan analisis deskriptif. Dalam

penelitian ini akan dianalisis hubungan antara beberapa variabel jenis perubahan

tutupan lahan yang dominan berpengaruh terhadap parameter kualitas air yang

terdiri dari BOD, TSS, COD dan nilai indeks kualitas air. Faktor yang mengurangi

pencemaran seperti curah hujan dan lain- lain diabaikan.

Besarnya korelasi dapat dilihat dari derajat korelasi yang dinyatakan

dalam koefisien korelasi (r). Pudjirahardjo et al. (1993) menyatakan bahwa nilai r

selalu berkisar antar -1 dan +1. Nilai yang positif menunjukkan perubahan antar

variabel pada arah yang sama dan nilai korelasi yang negatif menunjukkan

perubahan antar variabel yang berbanding terbalik. Menurut Santoso (2005),

umumnya jika korelasi diatas 0,5 terdapat hubungan yang erat antar variabel dan

Page 39: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

23

sebaliknya. Disamping nilai r, ada tidaknya pengaruh juga dilihat dari signifikansi

hasil korelasi

Hipotesis :

Ho = tidak ada korelasi yang nyata antar variabel

H1 = ada korelasi yang nyata antar variabel

Dasar pengambilan keputusan :

Jika Pvalue > α, maka Ho diterima berarti belum dapat dibuktikan adanya

hubungan antar variabel (tidak signifikan)

Jika Pvalue < α, maka Ho ditolak berarti ada hubungan antar variabel (signifikan)

Analisis korelasi ini dilakukan dengan menggunakan sofware Minitab 14.

4. Analisis beban pencemar terhadap kualitas air

Analisis data melalui pendekatan Rapid Assesment of Source of Air, Water

and Land Polution yaitu perhitungan beban pencemaran dari setiap unit penghasil

limbah masing-masing dari pemukiman dan peternakan. Sumbangan sumber

pencemar dilihat berdasarkan BOD dan TSS.Tahapan analisis data :

a. Mengidentifikasi sumber pencemar

b. Menghitung jumlah dan jenis bahan pencemar dari sumber pencemar

c. Mengkoversi beban pencemar ke nilai parameter BOD dan TSS dengan

menggunakan faktor konversi beban limbah.

Tabel 6 Faktor konversi beban limbah dari domestik dan ternak

Sumber limbah Unit BOD5

(Kg/unit/tahun)

TSS

(Kg/unit/tahun)

Limbah Cair domestik orang

19,7 20

Ternak

Sapi potong/kerbau ekor 250 1716

Sapi perah ekor 539 -

Ayam/itik ekor 1,4 14,6

-ayam petelur ekor 4,6 -

Kambing ekor 36,6 201

Sumber : WHO 1989

Page 40: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

24

d. Menyusun dalam sebuah tabel kerja sebagai berikut.

Tabel 7 Tabel kerja untuk perhitungan beban pencemaran

Sumber pencemar Satuan

Beban pencemaran

Total Faktor

konversi BOD

(kg/unit/tahun)

Potensi BOD (kg/unit/tahun)

Faktor

konversi TSS

(kg/unit/tahun)

Potensi TSS (kg/unit/tahun)

Domestik

orang

19,7

20

Ternak 1. kerbau

2. sapi potong

3. kambing 4. ayam/itik

ekor

Total beban

pencemaran

….kg/tahun

….ton/bulan

e. Daya tampung pencemaran dihitung dengan mengalikan debit

perbulan pada tahun 2008 dengan nilai baku mutu kelas air.

Rumus : DT = Q x BMA

Keterangan : DT = Daya tampung beban pencemaran (ton/bulan)

Q = Debit air sungai (m3/detik)

BMA= Baku mutu kelas air (mg/l)

5. Analisis pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan air sungai dianalisis

secara deskriptif.

Page 41: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

25

IV. KONDISI UMUM

4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu

Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara

106º17’-107º BT dan 6º02’-6º54’LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan

pembagian oleh kementerian lingkungan hidup sendiri memiliki luas 110.481,91

ha sebagian besar termasuk wilayah Kabupaten Bogor (Kecamatan Nanggung,

Leuwiliang, Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, Cijeruk, Caringin,

Megamendung, Cigombong, Ciawi, Kemang, Taman sari, Sukajaya, Parung,

Rancabungur, Gunung Sindur, Rumpin, Cigudeg, Dramaga dan Ciomas) dan

sebagian kecil Kota Bogor (Kecamatan Bogor Barat, Bogor Selatan dan Bogor

Tengah). Wilayah ini terbagi menjadi 5 sub-DAS yaitu sub-DAS Cisadane Hulu,

Ciapus, Ciampea, Cianten, dan sub-DAS Citempuan.

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

4.2 Klimatologi

Iklim di DAS Cisadane segmen hulu menurut klasifikasi Schmidth-

Ferguson, digolongkan kedalam tipe A, yaitu daerah basah dengan vegetasi hutan

hujan tropis sedangkan menurut klasifikasi Oldeman digolongkan kedalam tipe

A1, yaitu sesuai untuk padi terus menerus tetapi produksi kurang karena pada

umumnya kerapatan fluks surya radiasi surya rendah sepanjang tahun.

Page 42: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

26

Tabel 8 Kondisi klimatologi tahun 2008 di stasiun iklim Darmaga

Bulan Temperatur

rerata bulanan RH (%)

Kecepatan

angin (km/hari)

Penyinaran

matahari (%)

Penguapan

(mm/hari/)

Januari 25,7 84,5 1,96 60,8 4,0

Februari 24,5 89,8 1,90 18,3 2,6

Maret 25,1 87,1 1,79 53,4 4,1

April 25,6 86,5 1,61 65,1 4,1

Mei 25,8 82,2 1,59 81,5 3,8

Juni 25,6 83,4 1,44 79,2 3,6

Juli 25,3 77,6 1,70 93,1 4,0

Agustus 25,6 81,1 1,60 71,7 3,8

September 26,0 80,2 1,90 82,4 4,6

Oktober 25,8 84,4 1,69 70,3 4,4

November 25,8 86,3 1,96 56,8 3,9

Desember 25,5 87,6 1,91 32,5 3,6

Rata-rata 25,53 84,23 1,75 63,76 3,88

Sumber : BPDAS Citarum-Ciliwung

Curah hujan secara umum berkisar antara 81-526 mm/bulan. Curah hujan

yang terukur selama beberapa bulan pada tahun 2008 dapat dilihat pada gambar 3

Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan maret sebesar 602 mm/tahun dan curah

hujan terendah terjadi pada bulan Juli sebesar 50 mm/tahun.

Gambar 3 Curah hujan per bulan pada tahun 2008 di Stasiun Empang.

Jumlah hari hujan juga dapat diketahui setiap bulannya. Berdasarkan

gambar, terlilhat musim hujan cenderung terjadi dari bulan Oktober sampai April

dengan jumlah kejadian hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari dan Maret

sedangkan musim kemarau cendrung terjadi selam 5 bulan dari bulan Mei sampai

bulan Agustus dengan jumlah kejadian hari hujan terkecil terjadi pada bulan Juli.

Page 43: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

27

Sumber: BPSDA Ciliwung-Cisadane 2008

Gambar 4 Jumlah hari hujan per bulan pada tahun 2008 di Stasiun Empang

4.3 Karakteristik Topografi

Wilayah DAS Cisadane segmen hulu memiliki topografi yang bervariasi.

Sebaran kelas lereng di DAS Cisadane segmen hulu dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 9 Sebaran kelas lereng di DAS Cisadane segmen hulu

No Kelas lereng Deskripsi Luas (ha)

1 <2 Datar 1100,49

2 2-8 Agak Landai 22260,55

3 8-15 Landai 3576,37

4 15-25 bergelombang 34898,63

5 25-40 Curam 4080,54

6 40-60 Sangat Curam 44565,32

Sumber : Peta topografi diolah

DAS Cisadane segmen hulu mempunyai ciri sungai pegunungan yang

berarus deras, banyak tebing curam dengan dasar batuan pasir, berkerikil dan alur

sungai yang berkelok-kelok, mempunyai hidrograf aliran dengan puncak-puncak

yang tajam waktu menaik (rising stage) dan menurun (falling stage).

4.4 Jenis Tanah

Wilayah DAS Cisadane segmen hulu terdiri dari 3 jenis tanah yang

mendominasi, yaitu Asosiasi Latosol Coklat & Regosol Kelabu, Kompleks

Rensina, Litosol dan brown soil; kompleks latosol merah kekuningan, latosol

coklat, podsolik merah kekuningan & Litosol.

Page 44: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

28

4.5 Hidrologi

Sungai Cisadane memiliki hulu di kawasan Sukabumi. Beberapa anak

sungai Cikaniki di bagian Barat, sungai Cianten dan Cihideung di bagian Tengah

dan sungai Ciapus di bagian Timur. Disamping itu masih ada beberapa sungai

kecil lain yang bermuara baik langsung ke sungai Cisadane maupun pada anak-

anak sungainya, karena itu kawasan hulu sungai Cisadane ini meliputi kawasan

yang sangat luas sehingga aliran Cisadane merupakan kumulatif dari seluruh

sungai-sungai tersebut.

Berdasarkan hasil pengukuran debit air sungai Cisadane yang diamati di bending

Cisadane-Empang diketahui bahwa debit maksimum setengah bulanan Sungai Cisadane

sebesar 197,024 m3/detik yang terjadi pada bulan Maret tahun 2008 dan debit minimum

sebesar 3,243 m3/detik yang terjadi pada bulan Mei tahun 2007. Debit rata-rata setengah

bulanan Sungai Cisadane yang diamati di stasiun pengamatan Empang dapat dilihat pada

Tabel 9.

Tabel 10 Debit rata-rata setengah bulanan air sungai Cisadane di bendung

Cisadane-Empang tahun 2004-2008 (m3/detik)

Bulan Debit (m

3/detik)

2004 2005 2006 2007 2008

Januari 61,710 31,650 11,853 5,344 168,937

Februari 36,402 8,799 13,742 41,020 185,021

Maret 17,554 14,377 8,179 8,518 197,024

April 23,192 7,355 9,722 8,681 125,694

Mei 21,062 9,255 7,593 3,243 86,350

Juni 9,762 8,166 5,232 6,386 76,817

Juli 9,643 13,762 5,451 5,336 57,167

Agustus 5,432 9,680 4,640 5,028 33,132

September 7,691 7,380 4,152 4,134 77,779

Oktober 7,328 7,485 4,374 5,006 111,942

November 16,161 6,643 6,527 8,592 189,981

Desember 14,184 10,697 9,591 17,376 157,802 Sumber : BPSDA Ciliwung Cisadane

Besarnya debit menunjukkan kemampuan air dalam proses pengenceran

bahan pencemar yang masuk. Debit air sendiri dipengaruhi oleh tinggi rendahnya

curah hujan. Debit akan mencapai maksimum pada musim hujan dan mencapai

minimum pada musim kemarau. Menurut Arsyad (2006), rasio antara debit

maksimum dan debit minimum menunjukkan keadaan DAS yang dilalui sungai.

Semakin kecil rasio yang terjadi maka tata guna lahan dan keadaan vegetasi masih

baik, begitu pun sebaliknya.

Page 45: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

29

4.6 Kependudukan

Wilayah DAS Cisadane bagian hulu masih memiliki kepadatan yang

cukup tinggi terutama pada daerah perkotaan. Laju pertumbuhan penduduk pada

tahun 2005 dan 2008 sebesar 122.670 jiwa/tahun. Jumlah penduduk di beberapa

kecamatan yang termasuk wilayah DAS Cisadane hulu dapat dilihat pada tabel 4

sebagai berikut

Tabel 11 Luas, jumlah dan kepadatan penduduk di DAS Cisadane segmen hulu

tahun 2005 dan 2008

Kecamatan luas (km²)

Kepadatan

penduduk

(jiwa/km2)

Σ penduduk

2005 (jiwa)

Kepadatan

penduduk

(jiwa/km2)

Σ penduduk

2008

Caringin 76,14 1.740 132.487 1.912 145.618

Ciampea 68,98 3.731 257.354 2.729 188.241

Ciawi 29,55 3.335 98.560 3.589 106.078

Cibungbulang 38,32 3.398 130.201 3.765 144.255

Cigudeg 35,84 695 24.911 713 25.547

Cijeruk 47,02 1.877 88.263 2.373 111.594

Ciomas 18,06 3.135 56.606 7.931 143.211

Ciseeng 39,74 2.227 88.509 2.569 102.093

Dramaga 25,52 3.513 89.664 3.709 94.679

Gunungsindur 36,41 1.495 54.433 1.678 61.091

Kemang 24,81 2.785 69.093 1.257 31.197

Leuwiliang 126,65 1.713 216.953 1.799 227.927

Megamendung 1,14 2.060 2.338 2.283 2.591

Nanggung 144,05 1.102 158.742 652 93.877

Pamijahan 112,06 1.541 172.685 1.682 188.439

Parung 22,39 3.395 76.012 1.379 30.872

Rancabungur 22,49 1.981 44.569 4.475 100.691

Rumpin 94,81 1.418 134.447 1.123 106.444

Sukajaya 4,63 498 2.308 825 3.822

Tamansari 38,66 1.606 62.087 3.788 146.443

Cigombong 45,19 2.103 95.028 2.056 92.925

Bogor Selatan 29,35 5.412 158.842 6.018 176.636

Bogor Barat 21,85 5.797 126.686 6.329 138.319

Bogor Tengah 1,14 12.691 14.434 13.445 15.292

Total

2355212

2477882 Sumber: BPS Kabupaten dan Kota Bogor, Dinas Kependudukan Kabupaten Bogor tahun 2008 dengan asumsi penduduk

menyebar merata dan luas wilayah Kabupaten bogor dan Kota Bogor sama dengan tahun 2007 (belum ada pemekaran)

Page 46: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

30

4.7 Tutupan Lahan

Berdasarkan peta tutupan lahan DAS Cisadane tahun 2008, diketahui bahwa

umumnya pola tutupan lahan di DAS Cisadane terdiri dari kawasan budidaya (58,43

%) sedangkan sisanya berupa kawasan lindung (41,57 %). Kawasan –kawasan ini

tersebar menjadi beberapa tutupan lahan seperti hutan, kebun campuran, perkebunan,

sawah, ladang/tegalan, tanah terbuka, semak belukar, dan badan air.

Umumnya tutupan lahan di DAS Cisadane segmen hulu didominasi oleh

kebun campuran (30,49 %), sawah (28,3%), perkebunan(15,52 %) ,dan pemukiman

(20,29 %). Keberadaan kebun campuran, sawah, perkebunan ini sangat berkaitan

dengan mata pencarian penduduk yang dominan sebagai petani. Daerah paling hulu

merupakan daerah pegunungan yang sangat cocok untuk digunakan sebagai lahan

untuk berkebun dan sawah. Akibatnya tutupan lahan yang awalnya adalah hutan

secara berangsur- angsur mengalami konversi menjadi sawah atau kebun camapuran.

Tipe tutupan lahan atau penggunaan lahan ini sangat dipengaruhi oleh

perkembangan penduduk di wilayah DAS yang selalu berubah secara dinamis dari

tahun ke tahun.

Page 47: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

31

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Tutupan Lahan di DAS Cisadane Segmen Hulu

5.1.1 Pola tutupan lahan

DAS Cisadane segmen hulu yang mencakup Kabupaten Bogor dan sebagian

Kota Bogor memiliki beberapa jenis tutupan lahan dengan luasan yang berbeda

setiap tahunnya. Beberapa tipe tutupan lahan yang ada di DAS Cisadane disajikan

pada tabel berikut.

Tabel 12 Tipe luas dan persentase tutupan lahan di DAS Cisadane segmen hulu

tahun 2005, 2007, dan 2008

Tipe Tutupan

lahan

2005 2007 2008

ha % ha % ha %

Hutan 14973,45 13,55 4410,49 3,99 4061,33 3,68

Kebun Campuran 30735,26 27,82 45720,08 41,38 33693,85 30,49

Perkebunan 8468,98 7,67 8754,98 7,92 17146,61 15,52

Permukiman 16707,69 15,12 20197,69 18,28 22424,06 20,29

Rawa 27,38 0,03 0,64 0,001 0,64 0,001

Sawah 28776,45 26,05 28109,09 25,44 31270,70 28,30

Semak/Belukar 5880,86 5,32 1512,72 1,37 695,12 0,63

Tambak/Empang 8,93 0,01 11,96 0,01 7,65 0,001

Tanah Terbuka 1193,41 1,08 286,99 0,26 105,79 0,09

Tegalan/Ladang 2704,21 2,45 464,79 0,41 67,14 0,06

Tubuh Air 1005,29 0,91 1012,49 0,92 1009,02 0,91

Total 110481,91

110481,91

110481,91

Sumber : Peta Tutupan lahan DAS Cisadane Kementerian Negara Lingkungan Hidup 2005, 2007,

2008 diolah.

Jenis tutupan lahan yang terdapat di DAS Cisadane segmen hulu dibedakan

menjadi 11 jenis yaitu hutan, kebun campuran, perkebunan, pemukiman, rawa,

sawah, semak belukar, tambak/empang, tanah terbuka, tegalan/ladang dan tubuh air.

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa kebun campuran, pemukiman, dan sawah

adalah jenis tutupan lahan yang memiliki luasan yang relatif besar dan cenderung

mendominasi wilayah DAS Cisadane segmen hulu setiap tahunnya. Pada tahun 2005

tutupan lahan didominasi oleh kebun campuran (27,82%), sawah (26,05%), dan

pemukiman (15,12%). Tutupan lahan pada tahun 2007 didominasi oleh kebun

campuran (41,38%), sawah (25,44%) dan pemukiman (18,28%) serta pada tahun

2008 tutupan lahan juga didominasi oleh kebun campuran (30,49%), sawah

(28,30%), pemukiman (20,29%).

Page 48: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

32

Jenis tutupan lahan hutan terdiri dari hutan alam dan hutan hujan tropis

dataran rendah. Hutan alam berupa hutan pegunungan yang berada pada ketinggian

1000-2700 mdpl dengan spesies tanaman yang bervariasi pada ketinggian dan lereng.

Hutan hujan tropis dataran rendah berupa hutan dipterocarp dataran rendah dengan

topografi datar, hampir 100% hutan ini dijadikan sebagai hutan tanaman, hutan

produksi dengan sistem penebangan selektif, dan hutan konversi untuk penggunaan

non-hutan seperti pemukiman, perkebunan kecil, pertanian dan tumpang sari. Hutan

berupa hutan lindung merupakan kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak

dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Perkebunan merupakan usaha tani tanaman tahunan terdiri dari perkebunan

karet, kelapa sawit, teh dan kopi baik yang dikelola oleh perusahaan besar maupun

dikelola secara semi intensif oleh masyarakat lokal. Semak belukar sendiri adalah

suatu lahan yang terdapat di sekitar kaki gunung atau perbukitan, biasanya ditumbuhi

dengan tanaman keras yang tidak terlalu tinggi dengan diameter yang tidak begitu

besar (± 10-15 cm). Jenis tutupan lahan berupa perkebunan dan semak belukar cukup

banyak ditemukan di daerah hulu Kabupaten Bogor yang dekat dengan hulu Sungai

Cisadane sendiri yaitu di daerah Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango.

Lahan berupa kebun campuran adalah lahan yang ditanami pepohonan

dengan berbagai jenis tanaman tahunan yang menyebar dan berbaur dengan

pemukiman dan semak belukar. Kebun campuran ini salah satunya banyak terdapat

di hulu DAS Cisadane tepatnya di hulu Kabupaten Bogor seperti Kecamatan

Caringin, Cigombong, Cijeruk. Pemukiman yang berupa lahan terbangun terdiri dari

perkampungan/pedesaan dan perumahan banyak ditemukan di Kota Bogor yang

meliputi Kecamatan Bogor Barat, Bogor Tengah dan Bogor Selatan. Hal ini

disebabkan oleh tingginya kepadatan penduduk di wilayah ini. Jenis tutupan lahan

berupa tanah terbuka diidentifikasi sebagai hamparan lahan yang diatasnya tidak

terdapat vegetasi dan kegiatan manusia dan umumnya hanya bersifat sementara.

Tipe tutupan lainnya adalah sawah, tegalan/ladang, rawa, tambak/empang,

dan tubuh air. Sawah berupa hamparan areal pertanian yang ditanami tanaman padi

yang digenangi air secara periodik dan tegalan/ladang merupakan areal yang

ditanami tanaman sejenis/tumpang sari yang umumnya terletak pada daerah yang

datar dekat dengan pemukiman. Jenis tutupan lahan berupa rawa, sawah, ladang dan

Page 49: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

33

tubuh air ini banyak ditemukan di sepanjang aliran sungai atau berada tidak jauh

dengan aliran sungai.

5.1.2 Perubahan tutupan lahan

Selama periode 2005-2008 terjadi perubahan tutupan lahan di DAS Cisadane

segmen hulu. Daerah yang dahulunya memiliki jenis tutupan lahan tertentu berubah

menjadi jenis tutupan lahan lain dengan laju penambahan atau pengurangan luas

yang cukup tinggi. Perubahan luas tutupan lahan ini dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Perubahan tutupan lahan selama kurun waktu 2005-2008

Tipe Tutupan lahan 2005-2008

ha %

Hutan -10912,12 -72,88

Kebun Campuran 2958,59 9,63

Perkebunan 8677,63 102,46

Permukiman 5716,37 34,21

Rawa -26,74 -97,66

Sawah 2494,25 8,67

Semak/Belukar -5185,75 -88,18

Tambak/Empang -1,27 -14,27

Tanah Terbuka -1087,62 -91,14

Tegalan/Ladang -2637,07 -97,52

Tubuh Air 3,73 0,37

Keterangan : + = bertambah

- = berkurang

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa selama empat tahun terakhir

yaitu tahun 2005-2008 telah terjadi perubahan luas lahan dengan laju pengurangan

yang cukup tinggi yaitu hutan sebesar 72,88%, rawa sebesar 97,66%, semak belukar

sebesar 88,18%, tambak/empang sebesar 14,23%, tanah terbuka sebesar 91,14%, dan

ladang atau tegalan sebesar 97,52%. Sebaliknya, terjadi peningkatan luas perkebunan

sebesar 102,46%, pemukiman sebesar 34,21%, kebun campuran sebesar 9,63%,

sawah sebesar 8,67% dan tubuh air sebesar 0,37%.

Hasil analisis SIG menjelaskan bahwa penurunan dan peningkatan luas dari

setiap jenis tutupan lahan terjadi akibat beralih fungsi atau terkonversinya suatu

lahan menjadi lahan lain seperti yang terlihat pada tabel berikut.

Page 50: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

34

Tabel 14 Perubahan setiap jenis tutupan lahan dari tahun 2005 sampai tahun 2008 2005

(ha)

Luas tutupan lahan tahun 2008 (ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total

1 4060,75 9025,10 1510,36 20,14 - 5,74 349,04 - - 2,32 - 14973,45 2 0,57 19611,61 5074,17 1840,95 - 4199,45 - 7,58 - - 0,93 30735,26

3 - - 7368,09 228,62 - 872,27 - - - - - 8468,98

4 - - - - - - - - - - - 16707,69

5 - 7,42 18,96 - 0,64 - - - - - 0,36 27,38

6 - - - 2994,51 - 25781,94 - - - - - 28776,45 7 - 2687,94 2617,96 79,59 - 169,23 325,73 - 0,22 - 0,18 5880,86

8 - 1,26 - 0,004 - 7,65 - - - - - 8,93

9 - 519,15 118,36 334,41 - 93,24 20,35 0,07 105,57 - 2,26 1193,41

10 - 1841,37 438,71 218,14 - 141,16 - - - 64,82 - 2704,21

11 - - - - - - - - - - 1005,29 1005,29

Total 4061,33 33693,85 17146,61 22424,06 0,64 31270,70 695,12 7,65 105,79 67,14 1009,02 110481,91

Keterangan : 1 = Hutan 7 = Semak belukar 2 = Kebun Campuran 8 = Tambak/empang

3 = Perkebunan 9 = Tanah terbuka

4 = Pemukiman 10 = Ladang/tegalan 5 = Rawa 11 = Tubuh air

6 = Sawah

Dari Tabel 14 dapat dijelaskan bahwa lahan yang awalnya diketahui sebagai

hutan dengan luasan sebesar 14.973,45 ha, pada tahun 2008 sebagian besar

terkonversi menjadi kebun campuran sebesar 9.025,10 ha dan perkebunan sebesar

1.510,36 ha. Hal ini menyebabkan terjadinya penambahan luas kebun campuran dan

perkebunan. Penurunan luas hutan ini sangat dipengaruhi oleh tingginya laju

pertumbuhan penduduk yang menyebabkan peningkatan akan kebutuhan lahan

akibatnya terjadi pembukaan lahan hutan secara besar-besaran.

Jenis tutupan lahan berupa kebun campuran yang sebelumnya diidentifikasi

memiliki luasan 30.735,26 ha, pada tahun 2008 mengalami variasi perubahan yang

tidak begitu besar. Kebun campuran dominan berubah menjadi perkebunan seluas

5.074,17 ha, pemukiman 1.840,95 ha , dan sawah 4.199,46 ha, sisanya adalah kebun

campuran sendiri seluas 19.611,61 ha. Perkebunan dengan luas 8.468,98 ha hanya

mengalami perubahan kecil menjadi pemukiman seluas 228,62 ha dan sawah seluas

872,28 ha, sisanya masih terdapat perkebunan dengan luas 7.368,09 ha. Lahan

berupa rawa memiliki luasan yang relatif kecil yaitu seluas 27,38 ha dan dominan

terkonversi menjadi perkebunan 18,96 ha. Sawah dengan luasan 28.776,45 ha hanya

sebagian kecil berubah menjadi pemukiman yaitu sebesar 2.994,511 ha dan sisanya

sebesar 25.781,939 ha masih berupa area persawahan.

Lahan berupa semak belukar seluas 5.880,86 ha sebagian besar berubah

menjadi kebun campuran seluas 2687,94 ha dan perkebunan seluas 2.617,97 ha.

Tambak/empang dengan luasan yang relatif kecil sebesar 8,93 ha berubah menjadi

kebun campuran seluas 1,26 ha, dan sawah seluas 7,66 ha. Tanah terbuka dengan

Page 51: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

35

luasan 1.193,41 ha dominan berubah menjadi kebun campuran seluas 519,15 ha,

perkebunan seluas 118,36 ha dan pemukiman seluas 334,41 ha. Tegalan/ladang

seluas 2.704,21 ha dominan berubah menjadi kebun campuran seluas 1.841,37 ha.

Berbeda dengan tipe tutupan lahan yang lain, pemukiman dan tubuh air tidak

mengalami perubahan tetapi mengalami penambahan luas akibat penurunan luasan

tutupan lahan lain.

Penambahan/penurunan luasan berbagai tipe tutupan lahan ini diduga akibat

tingginya kepadatan penduduk yang menyebabkan terjadinya peningkatan terhadap

kebutuhan lahan untuk tempat tinggal atau pun lahan untuk memenuhi kebutuhan

ekonomi. Hal ini mendorong terjadinya konversi lahan di di wilayah DAS. Kondisi

serupa juga dilaporkan oleh Zamrin (2007), berdasarkan hasil penelitiannya pada

tahun 1999-2003 telah terjadi perubahan tutupan lahan di DAS Cisadane tepatnya di

Kabupaten Bogor akibat ledakan jumlah penduduk yang berdampak pada

peningkatan terhadap ketersediaan lahan untuk hidup.

5.2 Pemanfaatan Sungai dan Air Sungai serta Pemahaman Masyarakat

terhadap Pencemaran Air Sungai di DAS Cisadane Segmen Hulu

5.2.1 Bentuk pemanfaatan sungai dan air sungai

Sungai Cisadane yang mengalir di wilayah DAS Cisadane segmen hulu ini

memiliki tingkat pemanfaatan yang cukup tinggi. Masyarakat yang berada di

sepanjang sungai maupun yang berada pada jarak beberapa meter dari sungai lebih

cenderung memanfaatkan sungai khususnya pada musim kemarau. Berdasarkan hasil

wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada 190 responden pengguna air

yang berada di wilayah DAS Cisadane segmen hulu, diketahui bahwa sekitar 93%

responden memanfaatkan air sungai untuk mandi, cuci, kakus (MCK), dan sisanya

mereka memanfaatkan untuk keperluan lain seperti pertanian, industri, peternakan,

minum dan lainnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 15 Persentase pemanfaatan sungai dan air sungai di DAS Cisadane segmen

hulu No Bentuk pemanfaatan sungai dan air sungai Persentase

1 Minum 1,5%

2 Irigasi Pertanian 1,5%

3 Peternakan 2%

4 MCK 93%

5 Penggalian Pasir 0,5%

6 Industri 1 %

Page 52: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

36

Umumnya masyarakat yang berada paling dekat dengan sungai misalnya

pada jarak 5-20 m secara rutin memanfaatkan sungai untuk MCK terutama yang

tidak memiliki septic tank. Dari 190 responden yang telah diwawancarai diketahui

bahwa 96 dari responden belum memiliki septic tank. Semua aliran limbah cair

dialirkan ke sungai. Pemanfaatan sungai untuk keperluan MCK ini merata ditemukan

di lokasi studi baik Kecamatan Caringin, Kecamatan Rumpin maupun Kecamatan

Bogor Barat. Namun di Desa Cimande Hilir Kecamatan Caringin, pemanfaatan air

sungai relatif lebih kecil dibandingkan dengan kecamatan lain. Hal ini disebabkan

karena penduduk desa ini telah banyak yang memiliki septic tank dan jika ingin ke

sungai pun sedikit kesulitan karena akses ke sungai yang agak curam.

Gambar 5 Pemanfaatan sungai untuk

MCK.

Gambar 6 Pemanfaatan sungai untuk

penggalian pasir.

Pemanfaatan air sungai untuk keperluan minum masih ditemukan di

Kecamatan Caringin tepatnya di Desa Muara Jaya. Meskipun kecamatan ini berada

di titik paling hulu dekat dengan hulunya Sungai Cisadane, air sungai yang ada tidak

sejernih yang diperkirakan karena sudah tercemar oleh sampah dan limbah.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, air sungai masih layak digunakan untuk mandi

tapi untuk minum harus melalui pertimbangan terlebih dahulu. Namun di Desa

Muara Jaya ini masih ditemukan keluarga yang menggunakan air sungai sebagai

bahan baku air minum tanpa melalui penyaringan.

Jenis pemanfaatan lain yang dilakukan terhadap sungai adalah irigasi

pertanian, peternakan, penggalian pasir, dan industri. Bentuk pemanfaatan berupa

irigasi pertanian dan peternakan umumnya ditemukan di daerah hulu yang relatif

masih banyak terdapat area persawahan. Kegiatan penggalian pasir ditemukan di

Kecamatan Caringin dan Kecamatan Rumpin baik yang dilakukan oleh masyarakat

Page 53: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

37

sendiri maupun yang dilakukan oleh perusahaan atau PT. Penggalian pasir dapat

menyebabkan kekeruhan dan meningkatnya kandungan padatan tersuspensi pada air

sungai. Aktivitas industri juga ditemukan di lokasi wawancara. Jenis industri yang

ditemukan dan diidentifikasi berupa indusri rumah tangga yaitu pabrik tahu di

Kecamatan Caringin.

5.2.2 Sumber pencemaran air sungai

Bentuk pemanfaatan dengan dijadikannya sungai sebagai tempat buangan

limbah dan sampah dari berbagai aktivitas dapat menjadi sumber pencemaran air

sungai. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi bahwa sekitar 16%

responden masih melakukan pembuangan sampah ke sungai, umumnya adalah

penduduk yang rumahnya berada tidak jauh dari sungai yaitu ± 2-20 m dari sungai.

Kondisi ini dipengaruhi oleh jarak rumah ke sungai. Hal serupa juga dilaporkan JICA

dan KNLH (2008), berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Kota Bogor,

Bandung dan Palembang diperoleh 30% orang yang tinggal dalam jarak 10 m dengan

sungai melakukan pembuangan ke sungai.

(a) (b)

Gambar 7 (a) dan (b) Pembuangan sampah ke sungai.

Daerah perkotaan yang padat penduduk seperti Kota Bogor yaitu Kecamatan

Bogor Barat memiliki ruang/lahan yang relatif padat sehingga tidak tersediaanya

lahan untuk pembuangan sampah menjadi alasan utama masyarakat untuk

membuang sampah ke sungai. Kondisi serupa juga disampaikan oleh Wijayanti

(1998) diacu dalam Yulaswati et al. (2004), berdasarkan pengamatan yang dilakukan

di Kota Bogor diketahui bahwa timbulan sampah dengan laju rata-rata 0,634

Page 54: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

38

kg/orang/hari yang terus meningkat serta keterbatasan lahan pembuangan akhir

menyebabkan masalah sampah perkotaan menjadi semakin rumit. Akibatnya sangat

banyak terlihat sampah menumpuk di pinggir sungai baik itu sampah organik

maupun sampah anorganik yang jika terjadi hujan akan terbawa hanyut ke sungai

dan bisa menyebabkan banjir.

Penangan sampah juga dilakukan dengan dikomposkan, dibuang ke anak

sungai, dibuang ke pekarangan/kebun dan dibuang di tempat pembuangan yang

dikelola bersama (Tabel 16).

Tabel 16 Persentase bentuk penanganan sampah No Bentuk penanganan sampah Persentase (%)

1 Dibakar 64

2 Dibuang ke sungai 16

3 Dibuang ke anak sungai 7

4 Dibuang ke pekarangan/kebun 6

5 Dikomposkan 5

6 Dibuang ke tempat pembuangan yang dikelola bersama 2

Selain sampah, limbah cair juga dapat menjadi sumber pencemaran air

sungai jika disalurkan ke sungai. Lebih kurang 61% masyarakat telah memiliki

tempat penampungan limbah sendiri baik itu berupa empang maupun bangunan/dam

khusus yang dikelola bersama atau dikelola pemerintah seperti yang ditemukan di

Kecamatan Bogor Barat Kelurahan Gunung Batu. Namun tidak sedikit juga yang

masih mengalirkan ke sungai akibat belum adanya pengelolaan limbah sehingga

seberapa jauh pun rumah tersebut dari sungai aliran limbah rumah tangga masih

dialirkan kesungai melalui parit yang melewati setiap rumah.

(a)

(b)

Gambar 8 (a) dan (b) Pembuangan limbah rumah tangga ke sungai.

Page 55: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

39

Sekitar 30% masyarakat masih menyalurkan limbah ke sungai, keadaan ini

dapat ditemukan di kelurahan Gunung Batu Kecamatan Bogor Barat. Sisanya sekitar

9% masyarakat mengalirkan limbah ke anak sungai yang berada dekat dengan rumah

mereka seperti keadaan di Kelurahan Semplak Kecamatan Bogor Barat, masyarakat

mengalirkan limbah dari rumah mereka ke kali Cidepit disertai pembuangan sampah.

Akibatnya kondisi kali tidak ubahnya seperti Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal

ini dapat mempengaruhi kualitas air terutama dapat meningkatkan nilai BOD.

Limbah dari ternak dapat menjadi sumber pencemar air sungai jika tidak ada

pengelolaan limbah lebih lanjut baik berupa kotoran maupun hasil dari rumah

pemotongan hewan. Umumnya masyarakat mengelola limbah ternak dengan

menggunakannya untuk pupuk langsung di kebun mereka (56%) dan dikomposkan

(44%). Namun jika kebun berada dikelerengan yang cukup curam dan berada di tepi

sungai maka jika terjadi hujan maka limbah yang berupa kotoran tersebut dapat

terbawa air menuju sungai. Keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya pengendapan

di badan sungai terutama musim kemarau dan secara tidak langsung mempengaruhi

kualitas air sungai terutama BOD dan TSS.

Limbah dari aktifitas pertanian juga dapat menyebabkan terjadinya

pencemaran air sungai. Pemakaian pupuk buatan dan pestisida dapat menjadi sumber

pencemar dari pertanian terutama unsur fosfat, nitrogen serta unsur lainnya. Pupuk

dan pestisida yang mengandung unsur-unsur tersebut dapat menjadi limbah yang jika

terjadi hujan dapat terbawa ke sungai dan menyebabkan terjadinya eutrofikasi

(penyuburan unsur hara) di badan sungai sehingga air sungai pun ikut tercemar.

Menurut Prochazkova (1978) jumlah nitrogen yang hilang dari lahan pertanian setiap

hektarnya adalah sekitar 5- 50 kg N/ha/tahun dan fosfat sekitar 0,05 sampai 0,5 kg

P/ha/tahun. Hal ini dipengaruhi oleh jenis tanaman, frekuensi, dan intensitas curah

hujan serta kehilangan terbesar fosfat sendiri dapat disebabkan oleh erosi yang berat.

5.2.3 Beban pencemaran dan daya tampung beban pencemaran air sungai

Beban pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung

dalam air atau limbah. Besarnya beban pencemaran ini sangat mempengaruhi

kualitas air dan dapat menjadi indikator tercemar atau tidaknya suatu perairan.

Perhitungan beban pencemaran di wilayah DAS Cisadane segmen hulu

Page 56: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

40

dititikberatkan pada limbah domestik dan ternak sedangkan limbah dari pertanian

dan industri sulit diprediksikan karena ketidaktersediaan data berupa pemakaian

pupuk per ha dan penyebaran lokasi industri yang masuk wilayah DAS Cisadane

segmen hulu.

Limbah domestik terdiri dari sampah dan limbah cair. Sampah merupakan

limbah padat yang terdiri dari sampah alami yang dapat diuraikan dan sampah yang

tidak dapat diuraikan. Wilayah perkotaan termasuk penghasil sampah terbesar.

Menurut Yulaswati et al. (2004) kawasan perkotaan Indonesia menghasilkan laju

timbulan sampah rata-rata per hari sekitar 0,76 kg/orang/hari yang didominasi oleh

sampah pemukiman dengan produksi sampah organik/biodegradable yang cukup

tinggi. Jika diasumsikan DAS Cisadane segmen hulu adalah daerah perkotaan maka

dengan total penduduk 2.477.882 jiwa maka potensi sampah yang dihasilkan setiap

harinya adalah sebesar 1.883,19 ton/hari. Sampah yang tidak dapat diuraikan dapat

mencemari tanah dan air sehingga mengganggu kehidupan oganisme aquatik.

Potensi pencemaran limbah cair sendiri dihitung berdasarkan adanya saluran

limbah menuju sungai. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17 Potensi beban pencemaran berdasarkan limbah pencemar

Limbah pencemar Potensi beban pencemaran (ton/bulan)

BOD TSS

Domestik 4067,86 4129,80

Ternak 3,24 17,05

Berdasarkan perhitungan potensi limbah penduduk (domestik) terhadap

peningkatan nilai BOD, diprediksikan jika semua penduduk menyalurkan semua

limbah cairnya/dengan saluran limbah ke sungai maka potensi BOD dan TSS yang

dihasilkan lebih tinggi yaitu sebesar 4.067,86 ton/bulan dan 4.129,80 ton/bulan. Jika

dilihat dari potensi ternak terhadap peningkatan nilai BOD dan TSS, dipredikasikan

bahwa dengan asumsi semua limbah ternak masuk ke sungai dapat diketahui

besarnya nilai BOD dan TSS yang dihasilkan oleh ternak. Besarnya BOD dan TSS

yang dihasilkan yaitu 3,24 ton/bulan dan 17,05 ton/bulan. Jumlah ternak ayam atau

itik merupakan penyumbang BOD dan TSS terbesar, hal ini dipengaruhi oleh tingkat

pemeliharaan ternak oleh penduduk pada masa sekarang lebih suka atau lebih banyak

memelihara ayam atau itik dibandingkan ternak lain.

Page 57: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

41

Beban pencemaran ini dapat menyebabkan pencemaran pada perairan jika

beban melebihi daya tampung beban pencemaran. Menurut PP No 82 tahun 2001

tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air daya tampung

beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber air untuk menerima

masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi cemar. Untuk

wilayah yang belum ditetapkan baku mutunya maka ditetapkan sebagai baku mutu

kelas II. Wilayah DAS Cisadane segmen hulu termasuk wilayah dengan baku mutu

kelas II. Besarnya daya tampung beban pencemaran dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 18 Daya tampung beban pencemaran

Bulan Debit tahun 2008

(m3/detik)

baku mutu kelas II

(mg/l)

Daya tampung beban pencemaran

(ton/bulan)

BOD TSS BOD TSS

Januari 168,937 3 50 1.357,44 22.624,04

Februari 185,021 3 50 1.390,77 23.179,43

Maret 197,024 3 50 1.583,13 26.385,45

April 125,694 3 50 977,39 16.289,94

Mei 86,35 3 50 693,84 11.563,99

Juni 76,17 3 50 597,33 9.955,48

Juli 57,167 3 50 459,35 7.655,80

Agustus 33,132 3 50 266,22 4.437,04

September 77,779 3 50 604,81 10.080,16

Oktober 111,942 3 50 899,48 14.991,27

November 189,981 3 50 1.477,29 24.621,54

Desember 157,802 3 50 1.267,97 211.132,84

Jika dibandingkan dengan besarnya beban pencemaran yang bersumber dari

domestik dan ternak maka dapat dilihat bahwa beban pencemaran baik dari domestik

sendiri maupun dari domestik dan ternak setiap bulannya melebihi daya tampung

beban pencemaran untuk parameter BOD, sedangkan untuk TSS masih berada di

bawah daya tampung. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa perairan tercemar. Jika

diasumsikan beban pencemaran juga bersumber dari industri dan pertanian maka

diduga beban pencemaran akan melebihi daya tampung beban pencemaran baik

BOD maupun TSS dengan selisih yang tinggi sehingga dapat meningkatkan

pencemaran sungai. Kondisi ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam

pengendalian pencemaran air sungai ke depannya yaitu dengan

membatasi/mengurangi limbah dari domestik dan ternak yang masuk ke sungai

sehingga beban pencemaran masih berada di bawah daya tampung beban

pencemaran.

Page 58: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

42

5.2.3 Persepsi masyarakat tentang kualitas air sungai

Hasil wawancara pendapat masyarakat menunjukkan bahwa sekitar 62%

masyarakat mengatakan bahwa kondisi air sungai sekarang masih baik, umumnya

masyarakat yang berada di daerah titik hulu dan hanya 38% yang mengatakan

kondisi air sungai sudah jelek atau tercemar, umumnya masyarakat yang berada di

titik tengah dan hilir DAS Cisadane segmen hulu. Pendapat ini dipengaruhi oleh

musim pada waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan pada musim kemarau yaitu

bulan Juli sampai Agustus, akibatnya ditemukan spekulasi pendapat yang berbeda

bahwa kondisi air akan jelek jika musim hujan tiba karena air akan menjadi keruh

dan kotor sedangkan pada musim kemarau air cukup bersih terutama di pagi hari.

Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan terlihat bahwa kondisi air

sungai sendiri cukup bervariasi dari titik di hulu (Kecamatan Caringin), titik tengah

(Kecamatan Bogor Barat) sampai titik hilir (Kecamatan Rumpin) di DAS Cisadane

segmen hulu. Mulai dari hulu kondisi air masih kelihatan bersih dan cukup jernih.

Hal ini disebabkan karena di titik hulu masih terdapat hutan baik yang masih alami,

sekunder maupun hutan tanaman seperti hutan pinus. Namun tidak jarang juga

ditemukan terjadinya degradasi berupa konversi lahan menjadi perkebunan, sawah

dan kebun campuran serta terdapatnya galian pasir.

(a) (b) (c)

Gambar 9 Gambaran kondisi Sungai Cisadane di Kecamatan Caringin: a) Desa

Pasir Buncir, b) Desa Muara Jaya, c) Desa Cimande Hilir.

Berbeda dengan daerah hulu, daerah yang berada dititik tengah memiliki

kondisi air yang sudah kelihatan keruh dan kiri kanan sungai banyak terdapat

tumpukan sampah seperti yang terlihat di beberapa desa di Kabupaten Bogor dan

Kota Bogor. Namun kondisi ini tidak berpengaruh dalam pemanfaatan air sungai

Page 59: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

43

untuk MCK. Tutupan lahan pun kurang bervariasi, umumnya berupa pemukiman dan

hanya sebagian kebun campuran.

(a) (b) (c)

Gambar 10 Gambaran kondisi Sungai Cisadane di Kecamatan Bogor Barat: (a)

Kelurahan Gunung Batu, (b) Kelurahan Bubulak, (c) Kelurahan

Semplak.

Lain halnya dengan daerah yang berada di titik hilir yaitu kecamatan Rumpin

yang mencakup Desa Rumpin, Sukasari dan Kampung Sawah. Di daerah ini kondisi

air sungai dipengaruhi oleh keberadaan aktivitas bahan galian yang dilakukan oleh

beberapa perusahaan yang belum memiliki penampungan limbah aliran. Akibatnya

langsung dialirkan ke sungai sehingga sungai menjadi dangkal, air sungai sering

kelihatan keruh dan banyak mengandung lumpur. Kondisi lahan berupa daerah

pegunungan dengan tebing-tebing yang curam.

(a) (b) (c)

Gambar 11 Gambaran kondisi Sungai Cisadane di Kecamatan Rumpin: (a) Desa

Sukasari (b) Desa Rumpin, (c) Desa Kampung Sawah.

Jika dilihat perubahan kondisi air ini, lebih kurang 89% masyarakat

mengatakan bahwa kondisi air mengalami perubahan perubahan setiap tahunnya.

Bagi mereka yang merupakan penduduk asli dan sudah lama tinggal di pinggir

Page 60: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

44

sungai, dahulu sungai tak ubahnya adalah sumber bahan baku air minum mereka

karena kondisi air masih jernih dan bersih. Namun sekarang kondisi air sudah tidak

layak lagi untuk diminum sehingga mereka kebanyakan mengambil air minum dari

sumur galian. Adanya kegiatan industri dan peternakan yang mengalirkan limbahnya

ke sungai menyebabkan kondisi sungai secara berangsur-angsur menjadi kotor.

Hasil analisis pemahaman masyarakat tentang sumber pencemar sungai dan

keberadaan fungsi hutan diketahui bahwa secara umum masyarakat telah paham

bahwa membuang sampah ke sungai dapat mencemari sungai. Hasil wawancara

menunjukkan 83% masyarakat tahu dan paham sedangkan sisanya 17% mereka

belum paham. Masih terjadinya perilaku membuang sampah ke sungai ini dapat

disebabkan oleh faktor kemudahan, kebiasaan yang sudah berlangsung lama atau

disebabkan karena tidak adanya lahan untuk menampung sampah.

Lebih kurang 74% masyarakat telah memiliki pemahaman bahwa

pembuangan limbah cair, peternakan, pertanian dan lainnya dapat mencemari

sungai. Kebanyakan masyarakat telah memiliki tempat penampungan sendiri baik

atas inisiatif sendiri maupun yang dikordinir oleh pemerintah daerah setempat seperti

pembuatan saluran komunal namun kondisi belum merata karena keterbatasan dana

dalam pengadaannya.

Pemahaman tentang pentingnya peranan hutan dalam menjaga kondisi air

sungai juga cukup tinggi. Sekitar 95% masyarakat sudah tahu dan paham tentang

keberadaan hutan. Hutan yang terdiri dari berbagai jenis tumbuhan dapat menjaga

kuantitas air dengan cara menyimpan air di perakaran pohon dan hanya 5% dari

meraka yang tidak paham tentang fungsi hutan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

masyarakat dari dahulu sudah tahu bahwa hutan ini sangat penting dan harus dijaga.

Namun akibat desakan kebutuhan hidup, tidak jarang hutan sering digunduli dan

ditebang.

Keberadaan hutan ini juga berkaitan dengan kondisi lingkungan sekitar sungai.

Salah satunya banyaknya terjadi sedimentasi di pinggir sungai akibat penggundulan

hutan. Faktor topografi juga dapat menyebabkan kondisi di sekitar sungai rusak.

Sekitar 41% masyarakat mengatakan bahwa kondisi di sekitar sungai sudah jelek

karena banyak terjadinya erosi dan longsor di tebing-tebing sekitar sungai dan juga

banyaknya sampah yang ditumpuk di pinggiran sungai sedangkan 59% masyarakat

Page 61: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

45

mengatakan bahwa kondisi lingkungan sekitar sungai masih dalam keadaan baik,

karena masih terdapat vegetasi meskipun itu berupa kebun campuran dan

perkebunan.

5.3 Perubahan Kualitas Air Sungai Di DAS Cisadane Segmen Hulu

Secara umum dapat dijelaskan bahwa selama kurun waktu 2004 sampai 2008

telah terjadi perubahan beberapa parameter kualitas air di DAS Cisadane segmen

hulu yang cenderung melebihi baku mutu air. Perubahan ini dapat dilihat dari nilai

maksimum dan minimum beberapa parameter dari tiga titik pantau yaitu Cisalopa,

Batu Beulah dan Rumpin selama 11 kali pengukuran (Lampiran 5) yang disajikan

secara umum per tahun, seperti yang terlihat pada tabel berikut.

Tabel 19 Kualitas air yang dilihat dari beberapa parameter selama kurun waktu

2004-2008

Parameter Satuan 2004 2005 2006 2007 2008

maks min maks min maks min maks min maks min

Suhu °C 30,6 25,9 28,3 26 29,4 22,6 29,5 24 27,7 23,3

TDS mg/l 86 46 79 38 147 122 195 125 104 62

TSS mg/l 212 28 96 18 22 20 26 3 116 28

pH - 7,7 6,9 7,8 6,4 6,9 6,7 7,8 7,1 7,7 6,8

BOD mg/l 7,2 2 2,9 1,2 10,66 4,57 5,44 0,23 28 13

Fosfat mg/l 0,032 0,005 0,16 0,029 0,05 0,03 0,08 0,01 0,335 0,122

Oksigen

terlarut mg/l 7,1 3,6 7,6 5,6 7,7 7,2 7,47 0,77 7,98 7,24

COD mg/l 20 5,2 8,3 5,5 28,56 12,24 11,64 4 58 40

Dari Tabel 19 dapat diketahui bahwa berdasarkan nilai maksimum dan

minimumnya, parameter TDS, BOD, fosfat, dan COD mengalami peningkatan yang

cukup besar jika dibandingkan dengan tahun 2004. Peningkatan nilai beberapa

kualitas air ini diduga dipicu oleh tingginya jumlah penduduk yang menyebabkan

tingginya tingkat buangan limbah ke sungai dan juga disebabkan oleh tingginya

perubahan tutupan lahan akibat konversi lahan yang terjadi. Secara rinci kondisi

setiap parameter kualitas air dan perhitungan indeks kualitas airnya dapat dijelaskan

sebagai berikut .

5.3.1 Parameter fisika

5.3.1.1 Suhu

Suhu merupakan parameter fisika yang erat kaitannya dengan kualitas

perairan dalam hal keberlangsungan hidup organisme aquatik yang berada di

Page 62: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

46

dalamnya. Tinggi rendahnya suhu perairan mengindikasikan terjadi atau tidak

terjadinya pencemaran di perairan tersebut. Berdasarkan nilai maksimum dan

minimum suhu selama tahun 2004-2008 diketahui bahwa suhu tidak mengalami

perubahan yang cukup signifikan. Suhu masih berada dalam batas normal namun

tidak ideal jika digunakan dalam sistem air bersih, karena suhu yang diharapkan

berkisar antara 5-10°C (Suripin 2002).

Jika dilihat berdasarkan baku mutu air yang tercantum dalam Peraturan

Pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air, batas maksimum dan minimum suhu air ini tidak

melebihi baku mutu air yang telah ditetapkan. Akibatnya masih dapat digunakan

untuk berbagai kebutuhan sesuai dalam peraturan tersebut. Nilai tertinggi suhu

sebesar 30,6°C ditemukan pada titik pantau III (Rumpin) tahun 2004 (Gambar 12).

Nilai ini tergolong cukup tinggi walaupun masih dibawah baku mutu air.

Gambar 12 Fluktuasi suhu air Sungai Cisadane

di tiga titik pantau tahun 2004-2008.

Besarnya pencemaran atau besarnya kandungan limbah yang masuk ke

sungai akibat aktivitas rumah tangga, pertanian, peternakan, industri dapat

menaikkan suhu air sungai yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi proses

biodegradasi oleh bakteri pengurai. Menurut Darmono (2006) proses akan

berlangsung cepat dan dapat menguapkan bahan kimia ke udara. Hasil penelitian

Tjiptadi et al. (1994) juga menjelaskan bahwa semakin meningkatnya jumlah industri

dan aktivitas manusia dapat mengakibatkan kenaikan suhu air Sungai Cisadane dari

hulu ke hilir dan waktu pengukuran juga dapat mempengaruhi nilai suhu air karena

adanya kemampuan air menyerap panas dari lingkungannya.

Page 63: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

47

5.3.1.2 TDS dan TSS

Hasil pengukuran total padatan terlarut (TDS) dari tahun 2004 sampai tahun

2008 menunjukkan nilai yang cukup bervariasi. Pada tahun 2006 dan 2007 terlihat

pada Tabel 19 nilai TDS cenderung mengalami peningkatan. Nilai TDS terendah

terdapat pada tahun 2004 sebesar 46 mg/l sedangkan nilai tertinggi terdapat pada

tahun 2007 sebesar 195 mg/l. Nilai tertinggi ini ditemukan di titik pantau II dan III

pada bulan Agustus yang menurut data curah hujan merupakan bulan dengan jumlah

hari hujan yang kecil. Kondisi ini diduga disebabkan banyaknya bahan-bahan terlarut

yang masuk keperairan berupa limpasan tanah dan hasil kegiatan antropogenik.

Berdasarkan baku mutu air, nilai rata-rata TDS ini masih dibawah baku mutu

air karena nilai tertinggi TDS pada tahun 2007 sebesar 197,5 mg/l masih dibawah

standar baku mutu air kelas I-IV yaitu 1000 mg/l untuk kelas I-III dan 2000 mg/l

untuk kelas IV. Hal ini menunjukkan bahwa air masih bisa digunakan untuk

berbagai keperluan sesuai dengan yang ditetapkan.

Keterangan : BM = Baku Mutu Air untuk kelas I dan II (PP No 82 Tahun 2001)

(a) (b)

Gambar 13 Fluktuasi TDS (a) dan TSS (b) di tiga titik pantau tahun 2004-2008.

Total padatan tersuspensi merupakan jenis padatan yang mengalami

pengendapan di dasar perairan. Hasil pengukuran TSS menunjukkan fluktuasi yang

cukup besar dari tahun 2004 sampai tahun 2008. Nilai terendah sebesar 3 mg/l pada

tahun 2007 ditemukan di titik pantau II pada bulan Oktober dan nilai tertinggi

sebesar 212 mg/l pada tahun 2004 ditemukan titik pantau II bulan Juni. Berdasarkan

baku mutu air dalam peraturan pemerintah No. 82 tahun 2001 Nilai TSS ini cukup

tinggi dan berada dalam kisaran baku mutu air. Tahun 2005 dan 2008 juga terdapat

nilai TSS yang berada dalam kisaran baku mutu air yaitu 96 mg/l dan 116 mg/l.

Ketiga nilai tersebut berada dalam kisaran baku mutu air kelas II-III. Hal ini berarti

Page 64: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

48

bahwa perairan masih dapat digunakan untuk kepeluan pembudaidayaan ikan air

tawar, rekreasi air, peternakan, mengairi tanaman dan peruntukan lain sesuai dengan

peruntukannya yang sama dengan mutu air tersebut.

Tingginya nilai TSS ini dipengaruhi oleh musim yang berkaitan dengan

tinggi rendahnya curah hujan yang secara tidak langsung mempengaruhi arus dan

volume air sungai. Sungai dengan aliran yang deras mampu melarutkan endapan di

badan air sehingga proses pengenceran pun terjadi. Sedangkan sungai dengan aliran

yang lambat dan volume air yang kecil akan sulit melakukan pengenceran dan

peluang terjadinya pendangkalan badan sungai pun tidak dapat dihindari akibatnya

kandungan sedimen tinggi sehingga nilai TSS pun tinggi seperti yang terjadi pada

tahun 2004 tepatnya bulan Juni yang diketahui sebagai bulan dengan jumlah hari

hujan tergolong kecil.

Hal serupa juga dilaporkan oleh Tjiptadi et al. (1994) berdasarkan hasil

penelitiannya tentang kualitas air Sungai Cisadane diketahui bahwa nilai TSS musim

kemarau lebih tinggi dibandingkan pada musim hujan, diduga disebabkan karena

terjadinya penurunan volume air selama musim kemarau sementara jumlah buangan

sampah rumah tangga dan industri jumlahnya tetap. Selain itu kejadian erosi dan

sedimentasi yang berasal dari perubahan tutupan lahan melalui kegiatan konversi

lahan ataupun dari limbah domestik, pertanian dan peternakan yang berlangsung

secara terus menerus dapat mengakibatkan kandungan TSS terus mengalami

peningkatan.

5.3.2 Parameter kimia

5.3.2.1 Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO)

Oksigen terlarut adalah komponen kimia perairan yang sangat dibutuhkan

oleh organisme aquatik sebagai unsur dalam pernapasannya. Terjadinya pencemaran

dalam perairan dapat menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut dalam air

tersebut yang berdampak pada kematian organisme aquatik. Berdasarkan hasil

pengukuran diketahui bahwa pada tahun 2004 nilai minimum oksigen terlarut berada

pada kisaran baku mutu air berada pada kisaran kelas II-III dan pada tahun 2005 nilai

minimum oksigen terlarut berada dalam kisaran kelas I dan II. Air dapat digunakan

untuk peruntukan dalam budidaya perikanan, peternakan, irigasi dan lainnya. Untuk

Page 65: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

49

kehidupan organisme air seperti ikan, dilihat dari nilai maksimum DO setiap

tahunnya dapat menopang kehidupan organisme aquatik yaitu umumnya lebih dari

5,8 mg/l nilai yang seharusnya.

Keterangan : BM I,II,III,IV = Baku Mutu Air Kelas I,II,III,IV

Gambar 14 Fluktuasi DO di tiga titik pantau tahun 2004-2008.

Penurunan nilai oksigen terlarut ini dapat disebabkan oleh masuknya limbah

atau bahan pencemar dalam jumlah yang besar ke dalam perairan yang

mengakibatkan kenaikan suhu perairan. Limbah domestik merupakan salah satu

limbah utama yang menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut (Effendi 2003).

Tinggi rendahnya suhu sangat mempengaruhi besarnya konsentrasi DO di air. Jika

terjadi kenaikan suhu maka daya larut oksigen akan menurun dan sebaliknya (Odum

1971, diacu dalam Kurniawan 2005).

Jika dilihat berdasarkan klasifikasi Klein (1971), hasil pengukuran Oksigen

terlarut selama lima tahun pada tiga titik pantau ini, mewakili ke empat tipe air

sungai yaitu dari kondisi bagus hingga tercemar. Hal ini dilihat dari persen saturasi

yang berada pada kisaran 9% sampai 99%. Darmono (2006) juga menyatakan bahwa

cepat atau lambatnya arus sungai juga mempengaruhi besarnya DO. Pada sungai

yang besar dengan arus yang deras sejumlah kecil bahan pencemar akan mengalami

pengenceran sehingga konsumsi oksigen terlarut yang diperlukan oleh kehidupan air

dan biodegradasi akan cepat diperbaharui begitu pun sebaliknya.

5.3.2.2 BOD dan COD

Damar (1996) menyatakan nilai BOD dan COD dapat dijadikan indikator

pencemaran bahan organik. BOD merupakan parameter yang menunjukkan jumlah

oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau

Page 66: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

50

mengoksidasi bahan-bahan buangan dalam air (Fardiaz 1992). Perairan alami

memiliki nilai BOD antara 0,5-7,0 mg/l (Jeffries dan mills 1996, diacu dalam Suripin

2002). Perairan yang memiliki nilai BOD lebih dari 10 mg/liter dianggap telah

mengalami pencemaran. Hasil pengukuran selama 5 tahun sebanyak 11 pengukuran

menunjukkan pada tahun 2004, 2005 dan 2007 nilai rata-rata BOD masih berada

dalam batas normal untuk perairan alami. Sedangkan pada tahun 2008 nilai BOD

telah melampaui batas maksimum kisaran batu mutu air kelas IV dengan nilai

maksimum dan minimum masing-masingnya 28 mg/l dan 13 mg/l, sehingga dapat

dikatakan perairan mengalami pencemaran.

Keterangan : BM I,II,III,IV = Baku Mutu Air Kelas I,II,III,IV

(a) (b)

Gambar 15 Fluktuasi BOD (a) dan COD (b) di tiga titik pantau tahun 2004 -

2008.

Kondisi ini menyebabkan perlu pertimbangan dan kewaspadaan dalam

pemanfaatannya sesuai dengan peruntukannya. Nilai COD juga mengalami

peningkatan setiap tahunnya dan berada pada kisaran baku mutu air kelas I-IV. Nilai

tertinggi sebesar 58 mg/l terdapat pada tahun 2008 di titik pantau III (Rumpin).

Tingginya nilai BOD dan COD ini sangat dipengaruhi oleh besarnya limbah dan

sampah yang masuk ke sungai tanpa mengalami dekomposisi yang sempurna.

Limbah domestik, industri, pertanian, dan peternakan adalah penyumbang terbesar.

Limbah ekskreta manusia menghasilkan bahan buangan organik yang dapat

meningkatkan kadar BOD badan air (Yulaswati et al. 2004). Akibatnya jumlah

oksigen yang diperlukan untuk biodegradasi bahan organik ini pun meningkat. Hal

ini menyebabkan terjadinya penurunan konsentrasi DO dalam air yang secara tidak

langsung mengancam kehidupan organisme aquatik.

Penyumbang BOD terbesar yaitu pada titik pantau 3 tepatnya di Kecamatan

Rumpin yang sudah merupakan perbatasan antara Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Page 67: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

51

Tangerang. Daerah ini termasuk daeran lingkup perkotaan dengan pemukiman padat

dan beragam aktivitas hidup salah satunya keberadaan bermacam jenis industri. Hal

ini diperkuat oleh pernyataan Hill (2004) bahwa tingginya nilai BOD sering

diindikasikan dengan tingginya hasil aktivitas manusia seperti kotoran ataupun

limbah meliputi pengolahan limbah di perkotaan, industri makanan, pengolahan

kimia tumbuhan, industri pulp dan kertas, penyamak kulit dan rumah pemotongan

hewan.

5.3.2.3 pH

Nilai pH digunakan sebagai pengukur sifat keasaman dan kebasaan air. Air

murni memiliki pH yang berkisar 7. Sedangkan nilai pH untuk air normal yang

memenuhi syarat untuk kehidupan adalah berkisar antara 6,5-7,5 (Wardhana 2001).

Hasil pengukuran pH setiap tahunnya menunjukkan bahwa nilai pH mengalami

fluktuasi yang tidak jauh berbeda setiap tahunnya. Nilai pH masih memenuhi syarat

pH air normal untuk kehidupan. Nilai pH ini juga masih memenuhi baku mutu air

berdasarkan PP No.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas air dan Pengendalian

Pencemaran Air karena masih berada dalam rentang nilai pH untuk kelas I-IV yaitu

6-9 yang mengindikasikan bahwa air masih dapat dipergunakan sesuai

peruntukannya.

Keterangan : Rentang BM = Rentang Baku Mutu Air (PP No 82 Tahun 2001)

Gambar 16 Fluktuasi pH di tiga titik pantau tahun 2004-2008.

Jika dilihat berdasarkan kisaran pH untuk syarat kehidupan, nilai pH dari

beberapa tahun seperti tahun 2004, 2005, 2007 dan 2008 melebihi kisaran pH yang

seharusnya. Namun hal ini belum bisa didindikasikan bahwa perairan tersebut sudah

Page 68: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

52

dalam keadaan tercemar tapi dapat diasumsikan bahwa air tidak memenuhi syarat

untuk kehidupan dan perlu pertimbangan dalam penggunaannya.

5.3.2.4 Fosfat

Unsur fosfat merupakan salah satu parameter kimia kualitas air yang memiliki

peranan yang cukup penting. Nilai terbesar fosfat terdapat pada tahun 2008 yaitu

sebesar 0,335 mg/l pada titik pantau II dan terendah terdapat pada tahun 2004

sebesar 0,005 mg/l pada titik pantau III. Titik pantau II berada pada kawasan di titik

pertemuan antara aliran sungai dari beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor dan

beberapa kecamatan di Kota Bogor. Berdasarkan PP No. 82 tahun 2001, nilai

tertinggi fosfat ini masih berada dalam kisaran baku mutu air yaitu tergolong kelas I -

III yang mengindikasikan bahwa air tersebut masih dapat dipergunakan sesuai

dengan peruntukannya seperti irigasi, perikanan, peternakan dan lainnya.

Keterangan : BM I, II = Baku Mutu Air Kelas I, II (PP No 82 Tahun 2001)

Gambar 17 Fluktuasi fosfat di tiga titik pantau tahun 2004-2008.

Tingginya kandungan fosfat di titik pantau II ini dapat disebabkan oleh

akitivitas buangan rumah tangga seperti detergen, industri kimia dan aktifitas

pertanian yang masuk ke sungai. Detergen merupakan bahan pembersih yang salah

satu unsurnya adalah ortofosfat beracun (Fardiaz 1992). Peningkatan buangan

detergen ke sungai dapat meracuni kehidupan oraginsme aquatik. Selain itu

penggunaan pupuk dan insektisida yang berlebihan juga dapat meningkatkan

kandungan fosfat sehingga dapat menyebabkan tejadinya eutrofikasi pada badan

sungai.

Page 69: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

53

5.3.3 Indeks Kualitas Air

Kondisi buruk, baik sampai sangat baiknya suatu perairan dapat dilihat dengan

menggunakan menggunakan Indeks Kualitas Air (IKA-NSF WQI). Hasil

perhitungan pada Tabel 20 menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2004 sampai

2008 IKA sungai Cisadane di DAS Cisadane segmen hulu tergolong sedang-baik

yaitu berada pada kisaran 64-87. Namun nilai IKA selalu mengalami penurunan

selama lima tahun tersebut dengan nilai penurunan yang relatif kecil. Naiknya nilai

beberapa parameter kualitas air dapat menyebabkan penurunan pada nilai IKA. Hal

ini salah satunya juga dipengaruhi oleh perbedaan curah hujan atau musim. Namun

perbedaan yang terlihat tidak terlalu signifikan.

Tabel 20 IKA maksimum dan minimum per tahun

Tahun IKA

Maksimum Kriteria Minimum Kriteria

2004 85,58 Baik 69,68 Sedang

2005 87,74 Baik 82,11 Baik

2006 82,28 Baik 69,60 Sedang

2007 84,38 Baik 64,16 Sedang

2008 73,66 Baik 68,21 Sedang

Nilai IKA tertinggi terdapat pada tahun 2005 di titik pantau II pada bulan

Agustus dan nilai terendah terdapat pada tahun 2007 di titik pantau 3 pada bulan

Oktober. Tingginya aktivitas penduduk baik itu berupa aktivitas industri, rumah

tangga dan lainnya yang juga berkaitan dengan pola penggunaan lahan dapat

menimbulkan sumber pencemaran yang mempengaruhi tinggi rendahnya kualitas air

sungai.

5.4 Pengaruh Perubahan Tutupan Lahan terhadap Kualitas Air (BOD, TSS,

COD) dan Indeks Kualitas Air Di DAS Cisadane Segmen Hulu

Perubahan tutupan lahan yang terjadi pada kurun waktu 2005 sampai 2008 di

DAS Cisadane segmen hulu mempengaruhi kualitas air sungai Cisadane di DAS

tersebut. Beberapa tipe tutupan lahan seperti hutan, pemukiman dan sawah dan

lainnya diduga menjadi sumber pencemaran air sungai yang menyebabkan

penurunan kualitas air sungai. Verbist et al. (2009) menyatakan bahwa perubahan

tata guna lahan hutan menjadi pertanian dan pemukiman merupakan faktor utama

penyebab penurunan kualitas air sungai di daerah hulu melalui sedimentasi,

penumpukan hara, dan pencemaran bahan kimia pestisida.

Page 70: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

54

Tingkat pencemaran ini diindikasikan dengan meningkatnya beberapa

parameter kunci kualitas air seperti BOD, COD, TSS yang secara tidak langsung

mempengaruhi indeks kualitas air (IKA). Beberapa jenis tutupan lahan yang diduga

dominan dapat mempengaruhi paramater kunci kualitas air berdasarkan sumber

pencemar/polutannya dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21 Jenis tutupan lahan yang dominan dapat mempengaruhi parameter kunci

kualitas air dilihat berdasarkan sumber pencemar

Perubahan tutupan lahan dengan luasan yang yang cukup besar pada tahun

2005-2008 terjadi pada hutan, semak belukar, tanah terbuka, tegalan/ladang dan

perkebunan. Jenis tutupan lahan ini berubah menjadi jenis tutupan lahan lain dengan

laju penurunan dan peningkatan yang cukup besar. Hal ini diduga dapat

mempengaruhi tinggi rendahnya kualitas air dilihat terhadap parameter kunci kualitas

air akibat timbulnya sumber pencemar/polutan seperti yang disajikan pada Tabel 21.

5.4.1 Pengaruh perubahan tutupan lahan hutan terhadap kualitas air

Perubahan tutupan lahan hutan cukup berpengaruh terhadap peningkatan dan

penurunan nilai BOD dan IKA dengan koefisien korelasi masing-masingnya 0,528

dan 0,965. Pengurangan luasan hutan yang mencapai 72,88 % dari 14.973,45 ha

menjadi 4.060,75 ha dapat meningkatkan BOD namun dapat mengurangi besarnya

IKA. Hal serupa juga dilaporkan oleh Rasyidin (1995), berdasarkan hasil

penelitiannya di DAS Ciliwung diperoleh bahwa dengan berkurangnya hutan dan

bertambahnya penggunaan hutan untuk lain-lain menyebabkan kualitas air salah

satunya BOD, pada musim hujan dan musim kering cenderung lebih besar.

Lahan hutan pada tahun 2005-2008 dominan berubah menjadi kebun

campuran dan perkebunan serta sebagian kecil berubah menjadi pemukiman.

Perubahan lahan hutan menjadi perkebunan dan kebun campuran menyebabkan

Parameter kunci

kualitas air

Sumber pencemar/polutan Sumber dari tutupan lahan yang

dominan

BOD Limbah domestik organik dan

inorganik, potongan daun-daun/sisa

tumbuhan, kotoran hewan (Verbist et

al. 2009), pupuk, limbah industri.

Pemukiman, hutan, sawah,

ladang, semak belukar

COD Limbah cair industri dan domestik,

limbah pertanian (Fardiaz 1992).

Pemukiman, sawah, ladang

TSS Partikel tanah, lumpur, tanah liat,

limbah pertanian (Hill 2004), erosi

(sedimentasi), limbah industri dan

domestik (Effendi 2003).

Hutan, pemukiman, ladang, tanah

terbuka, perkebunan, kebun

campuran, semak belukar.

Page 71: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

55

pembukaan lahan hutan secara besar-besaran sehingga vegetasi yang awalnya

heterogen dan padat berubah menjadi lahan dengan vegetasi yang cenderung

homogen dan jarang. Sisa-sisa tumbuhan hasil penebangan dan pembabatan dapat

menjadi sumber pencemar yang bersifat bahan organik dan dapat menyebabkan

kandungan BOD dalam air sungai meningkat.

Perubahan luasan tutupan hutan juga sangat berpengaruh pada kandungan

padatan tersuspensi. Pengurangan luasan hutan yang cukup besar dapat

meningkatkan kejadian erosi yang menyebabkan sedimentasi pada badan sungai

sehingga kandungan TSS meningkat. Namun, berdasarkan uji korelasi terlihat bahwa

pengaruh yang terjadi sangat lemah dengan nilai r sebesar 0,129. Hal ini dapat

dipengaruhi oleh karakteristik dari hutan sendiri yaitu hutan yang umumnya

dikonversi adalah hutan hujan tropis dataran rendah yang berada pada lahan yang

datar. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh dominansi luas setiap tahunnya dengan

luasan terbesar dari tahun 2005-2008 dimiliki oleh jenis kebun campuran.

Pengaruh yang cukup besar dapat terjadi jika konversi lahan hutan menjadi

kebun campuran dan perkebunan ini terjadi pada hutan alam berupa hutan

pegunungan dengan kelerengan yang bervariasi dan cenderung curam. Konversi

lahan hutan menjadi lahan perkebunan di hutan alam ini dapat meningkatkan erosi

akibat vegetasi yang ada umumnya monokultur. Disamping itu sering dilakukannya

pembabatan terhadap vegetasi bawah dalam pembukan lahan perkebunan yang akan

berdampak pada terjadinya leaching/pencucian unsur hara karena vegetasi bawah

dapat menjaga tanah dari pukulan air hujan. Hal ini menyebabkan air limpasan pun

meningkat sehingga dapat membawa sedimen atau bahan organik lain ke sungai.

Kondisi ini diduga dapat menyebabkan kandungan TSS meningkat, seperti 96 mg/l

pada tahun 2005 menjadi 116 mg/l pada tahun 2008 dan meningkatkan pencemaran

air sungai (IKA menurun).

Berubahnya lahan hutan menjadi pemukiman disebabkan oleh tingginya

pertumbuhan penduduk. Hal serupa juga dilaporkan Budiarti et al. (2004) yang

menyatakan bahwa produk samping dari meningkatnya pertambahan penduduk

adalah tingginya tingkat pencemaran air, tanah dan udara, buruknya kondisi

pemukiman, serta padatnya penduduk, rasa aman dan penggunaan lahan. Akibatnya

timbul beragam akitifitas rumah tangga yang berdampak pada timbulnya limbah

Page 72: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

56

buangan baik limbah cair maupun limbah padat. Jika limbah ini masuk ke sungai

maka dapat meningkatkan nilai BOD dan COD. Peningkatan nilai BOD dan COD ini

berdampak pada penurunan indeks kualitas air yang dapat menyebabkan perairan

tersebut tercemar berat, sedang maupun ringan.

5.4.2 Pengaruh perubahan tutupan lahan semak belukar terhadap kualitas air

Semak belukar mengalami koversi yang cukup besar hingga mengalami

penurunan luas sebesar 5185,75 ha dari 5880,86 ha pada tahun 2005 menjadi 695,12

ha. Semak belukar dominan berubah menjadi kebun campuran, perkebunan dan

sawah. Penurunan luasan semak belukar akibat terkonversi menjadi lahan lain ini

dapat meningkatkan kandungan BOD dan sebaliknya. Berdasarkan hasil uji korelasi,

pengaruh yang terjadi cukup kuat dengan korelasi sebesar 0,625. Pembabatan semak

belukar secara besar-besaran untuk pembukaan lahan kebun campuran, perkebunan

dan sawah menyebabkan timbulnya sumber pencemar BOD berupa bahan organik

yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang dapat mengalami pembusukan di badan

sungai.

Perubahan lahan semak belukar menjadi area persawahan merupakan sumber

pencemar kandungan BOD dari limbah pertanian yang dihasilkan berupa pupuk baik

pupuk alami maupun buatan hasil pengolahan sawah sehingga BOD meningkat dan

pencemaran air sungai meningkat (IKA menurun) sedangkan untuk kandungan TSS,

luasan area sawah tidak terlalu bepengaruh jika dilihat dari sumber pencemar utama

berupa partikel tanah, lumpur, tanah dan erosi karena masalah erosi pada sawah

menurut Arsyad (2006) dapat dipecahkan dengan dibangunnya teras bangku dan

penghanyutan lumpur keluar tertutup oleh lumpur yang dibawa air masuk ke sawah.

Hal ini juga diperkuat oleh peryataan Abdurahcman dkk 1984; Ambar dan

Syarifudin 1979 dalam Asdak (1995) diacu dalam Rushayati (1999) bahwa areal

persawahan memiliki laju erosi yang lebih rendah daripada pertanian lahan keirng

(ladang, tegalan). Potensi peningkatan TSS akibat konversi semak belukar ini,

umumnya berasal dari peningkatan luas kebun campuran dan terutama lahan

perkebunan yang berada pada lahan yang curam sehingga peluang terjadinya erosi

tinggi.

Page 73: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

57

5.4.3 Pengaruh perubahan tutupan lahan tegalan/ladang terhadap kualitas air

Lahan berupa tegalan/ladang pada tahun 2005-2008 mengalami penurunan luas

yang cukup besar sebesar 2637,07 ha akibat terkonversi secara dominan menjadi

kebun campuran, perkebunan, pemukiman, dan sawah. Perubahan luasan tutupan

lahan tegalan/ladang cukup berpengaruh terhadap fluktuasi kandungan BOD dan

COD dalam air sungai, dengan korelasi masing-masingnya sebesar 0,620 dan 0,623

dengan hubungan yang berbanding terbalik. Hal ini berarti bahwa penurunan luasan

ladang akibat terkonversinya menjadi lahan lain terutama pemukiman dan sawah

dapat meningkatkan kandungan BOD dan COD dengan signifikansi yang kecil (tidak

berpengaruh nyata) serta meningkatkan pencemaran air sungai (IKA menurun),

diduga kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya peningkatan BOD dari 2,9 mg/l

pada tahun 2005 menjadi 28 mg/l pada tahun 2008 dan peningkatan COD dari 8,3

mg/l pada tahun 2005 menjadi 58 mg/l pada tahun 2008 (Tabel 19).

Hal serupa juga dilaporkan oleh Rushayati (1999), terjadinya peningkatan

areal persawahan, dan pemukiman dapat menimbulkan limbah yang banyak

mengandung bahan organik, nitrit, dan nitrat sehingga dapat meningkatkan BOD

dan mengurangi ketersediaan DO. Peningkatan luasan area sawah dan penurunan

luasan ladang dapat menyebabkan kandungan BOD dan COD meningkat. Jika dilihat

dari sumber pencemarnya, sawah dan ladang dapat menghasilkan bahan pencemar

berupa sisa penggunaan pupuk dan sisa pengolahan tanah berupa sisa-sisa tumbuhan.

Hal serupa juga dilaporkan oleh Hariyadi (1985) diacu dalam Rushayati (1999),

berdasarkan hasil penelitiannya pada Sungai Ciliwung bagian hulu terlihat bahwa

persentasi lahan sawah dan tegalan/ladang berpengaruh nyata salah satunya terhadap

kandungan BOD.

Keberadan lahan berupa tegalan/ladang ini sangat berpotensi mengalami erosi

sehingga limpasan tanah dari ladang ini dapat menjadi sumber pencemar kandungan

TSS dalam air sungai. Ladang termasuk lahan pertanian disamping sawah yang dapat

menimbulkan limbah hasil pengolahan tanah sebagai sumber pencemar TSS. Hill

(2004) menyatakan bahwa limbah berupa limpasan dari area pertanian merupakan

sumber pencemar utama TSS (Hill 2004).

Tegalan/ladang yang ditanami tanaman tahunan yang cenderung

homogen/seragam atau bahkan masih dilakukan dengan sistem ladang berpindah

Page 74: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

58

dapat menyebabkan terjadinya erosi yang tinggi, dengan terjadinya penurunan luasan

ladang ini dapat mengurangi kejadian erosi. Namun dengan terkonversinya

tegalan/ladang menjadi kebun campuran dan terutama perkebunan masih dapat

menyebabkan terjadinya erosi jika awalnya lahan ladang berada pada kelerengan

yang curam sedangkan berubahnya fungsi ladang menjadi area persawahan dapat

mengurangi terjadinya erosi dan tidak terlalu berpengaruh terhadap kandungan TSS

dan IKA akibat adanya teras bangku.

5.4.4 Pengaruh perubahan tutupan lahan tanah terbuka terhadap kualitas air

Selama kurun waktu 2005-2008 tanah terbuka mengalami penurunan luas

sebesar 1087,62 ha akibat terkonversi dominan menjadi kebun campuran dan

pemukiman. Tanah terbuka merupakan lahan yang diidentifikasi sebagai lahan

kosong yang bersifat sementara sebelum digunakan untuk pertanian, pemukiman dan

lainnya. Berubahnya tanah terbuka menjadi pemukiman dapat mempengaruhi

kualitas air sungai dilihat dari parameter BOD dan COD.

Keberadaan pemukiman merupakan sumber pencemar utama kandungan

BOD dan COD dalam air sungai. Aktifitas pemanfaatan air sungai yang tinggi baik

untuk MCK, industri, peternakan dan lainnya, menjadi sumber pencemar jika

limbahnya disalurkan ke sungai. Limbah dapat berupa limbah rumah tangga

(domestik) berupa detergen, sampah dan lainnya yang sifatnya organik dan

inorganik. Limbah juga dapat berupa hasil kegiatan industri dan peternakan seperti

industri kertas, industri penyamakan kulit, industri pupuk, kotoran hewan maupun

limbah dari rumah pemotongan hewan (Hill 2004). Jika limbah tersebut masuk ke

sungai maka dapat meningkatkan nilai BOD yang berdampak pada penurunan

kandungan oksigen terlarut dalam air sehingga air dapat tercemar dan ekosistem

aquatik pun terganggu.

Perubahan luas lahan pemukiman berkorelasi positif terhadap rata-rata

kandungan BOD dan COD, dengan kofisien korelasi masing-masingnya 0,848 dan

0,831 dengan tingkat signifikansi yang kecil. Hal ini berarti bahwa peningkatan

luasan pemukiman akan dapat meningkatkan kandungan BOD dan COD dan

sebaliknya. Tingginya peningkatan lahan pemukiman jelas sangat mempengaruhi

tingkat pencemaran sungai. Tercemarnya badan air menurut Anonimus 1962, diacu

Page 75: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

59

dalam yuristiarti 1994 adalah disebabkan oleh tiga hal yang dominan berasal dari

pemukiman yaitu peningkatan konsumsi penggunaan air, terjadinya pemusatan

penduduk dan industri yang didikuti peningkatan pembuangan limbah dan rendahnya

investasi sosial ekonomi dan sosial budaya untuk memperbaiki lingkungan hidup.

Pemukiman juga dapat mempengaruhi kualitas air dilihat dari parameter TSS

disamping keberadaan lahan tanah terbuka dan konversi lahan menjadi kebun

campuran. Tanah terbuka berupa lahan kosong, pemukiman dengan lahan yang

bervegetasi jarang sampai kebun campuran yang memiliki vegetasi yang cukup rapat

berpeluang untuk terjadinya erosi yang merupakan salah satu sumber pencemar TSS.

Kejadian erosi ini jelas sangat berkaitan dengan keberadaan vegetasi dilahan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspaningsih (1997) menunjukkan

bahwa jenis tutupan lahan memiliki laju erosi yang berbeda tergantung pada persen

tutupan tanah dan vegetasi. Hal ini berarti tanah terbuka dan pemukiman yang relatif

tidak bervegetasi akan mengalami erosi yang tinggi jika dibandingkan dengan kebun

campuran. Rustiadi et al. (2005) menyatakan lahan pemukiman merupakan lahan

yang tidak memiliki kemampuan untuk menyimpan air karena tidak adanya vegetasi

yang dapat menyimpan/meresapkan air sehingga mempercepat terjadinya erosi.

Disamping itu adanya limbah industri dan domenstik dari pemukiman juga dapat

meningkatkan kandungan TSS dalam air sungai.

5.4.5 Pengaruh perubahan tutupan lahan perkebunan terhadap kualitas air

Perkebunan merupakan jenis tutupan lahan di wilayah DAS Cisadane segmen

hulu yang mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 8677,63 ha

(102,46%). Selama selang waktu 2005-2008 perkebunan tidak mengalami penurunan

luas begitu besar yang menyebabkan terjadinya konversi lahan perkebunan secara

besar. Perkebunan mengalami peningkatan luas akibat pengurangan luasan jenis

tutupan lahan lain sedangkan jika dilihat dari perkebunan sendiri hanya sebagian

kecil terkonversi menjadi kebun campuran, pemukiman, dan sawah serta sisanya

masih berupa perkebunan. Kondisi ini dapat dijelaskan bahwa pengaruh perubahan

luasan perkebunan menjadi pemukiman dan sawah terhadap kualitas air terutama

BOD dan COD berdasarkan sumber pencemar pada Tabel 21 cukup kecil sejauh

Page 76: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

60

limbah yang dihasilkan tidak begitu besar dan masih dibawah daya tampung beban

pencemaran.

Pengaruh yang cukup besar dapat dilihat terhadap TSS walaupun untuk

sawah tidak terlalu berpengaruh dan untuk pemukiman berdasarkan uji korelasi juga

terlihat sangat lemah. Korelasi yang cukup kuat terlihat pada jenis tutupan lahan

perkebunan sendiri yaitu sebesar 0,745 walau signifikansinya tergolong kecil (tidak

berpengaruh nyata). Peningkatan luas perkebunan dapat meningkatkan kandungan

TSS. Peningkatan luasan perkebunan melalui pola vegetasi monokultur dengan

pembersihan vegetasi bawah secara menyeluruh dapat meningkatkan kejadian erosi

sehingga menimbulkan limbah seperti partikel tanah, tanah liat dan sedimen dan saat

terjadi hujan dapat menimbulkan sedimentasi di sungai. Hal ini menyebabkan

kandungan TSS meningkat dan pencemaran air sungai pun meningkat.

Pengaruh yang cukup kuat ini diduga disebabkan oleh tingginya peningkatan

luas perkebunan ini selama tahun 2005-2008 di wilayah DAS Cisadane segmen hulu

dan juga dipengaruhi oleh karakteristik lahan itu sendiri serta terdapatnya faktor-

faktor tertentu yang sengaja diabaikan dan tidak diidentifikasi seperti topografi,

curah hujan, keberadaan industri dan lain-lain.

Secara umum, jika dilihat pengaruh perubahan jenis tutupan lahan tersebut

terhadap besarnya IKA, maka secara umum dapat diketahui bahwa berkurangnya

hutan dan meningkatnya tutupan lahan lainnya seperti pemukiman, sawah,

perkebunan dan kebun campuran menyebabkan nilai IKA mengalami penurunan. Hal

ini disebabkan oleh meningkatnya beberapa parameter kualitas air yang

menyebabkan nilai IKA menurun dan sebaliknya. Akibatnya kondisi perairan pun

dapat mengalami perubahan dari kondisi baik menjadi sangat buruk dan pencemaran

air sungai pun dapat meningkat.

Page 77: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

61

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Laju pertumbuhan penduduk sebesar 122.670 jiwa/tahun selama kurun waktu

2005 -2008 telah menyebabkan terjadinya perubahan tutupan lahan di DAS

Cisadane segmen hulu. Perubahan yang dominan adalah penurunan luas hutan

(72,88%), semak belukar (88,18%), tanah terbuka (91,14%), dan ladang

(97,52%) serta peningkatan luas perkebunan (102,46%) dan pemukiman

(34,21%).

2. Kualitas air mengalami perubahan pada kurun waktu 2005 sampai 2008.

Perubahan yang cukup dominan ditunjukkan dengan peningkatan TDS (18

mg/l), BOD (20,8 mg/l), fosfat (0,303 mg/l), dan COD (38 mg/l) yang

cenderung melebihi baku mutu air berdasarkan PP No. 82 tentang

Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air bahkan rata-rata

nilai fosfat dan BOD melebihi baku mutu. Jika dilihat berdasarkan indeks

kualitas airnya, kualitas perairan sungai masih tergolong baik berkisar dari

85,58 menjadi 73,66, namun setiap tahunnya cenderung mengalami

penurunan.

3. Pemanfaatan air sungai di wilayah DAS Cisadane segmen hulu tergolong

cukup tinggi. Sebesar 93 % dari 190 KK yang diwawancarai memanfaatkan

Sungai Cisadane untuk MCK dan masih ditemukan sekelompok masyarakat

yang membuang sampah dan menyalurkan limbah ke sungai, walaupun secara

dominan terlihat pengetahuan dan pemahaman mereka tentang pencemaran air

sungai sudah tinggi. Sumber pencemar yang dapat dilihat adalah sampah

(16%) dan limbah cair (30%). Beban pencemaran dominan berasal dari limbah

domestik (4067,86 ton/bulan BOD dan 4129,80 TSS) serta limbah ternak

(3,24 ton/bulan BOD dan 17,05 ton/bulan TSS). Beban pencemaran ini

melebihi daya tampung beban pencemaran untuk BOD setiap bulannya yaitu

berkisar dari 2.484 ton/bulan hingga 3.801 ton/bulan, sedangkan untuk TSS

beban pencemaran belum melebihi daya tampung beban pencemaran setiap

bulannya.

Page 78: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

62

4. Terdapat keterkaitan/hubungan antara perubahan tutupan lahan dengan kualitas

air (BOD, COD, TSS). Korelasi antara perubahan tutupan lahan dengan

kualitas air berdasarkan data hasil pemantauan kualitas air tergolong kuat-

lemah dengan tingkat signifikansi yang relatif kecil (tidak berpengaruh nyata).

Berkurangnya luas hutan, semak belukar, tegalan/ladang, tanah terbuka dan

meningkatnya luasan perkebunan, pemukiman, sawah dan lain-lain dapat

mempengaruhi kualitas air terutama pada parameter BOD, COD, dan TSS

yang ditimbulkan oleh limbah contohnya limbah domestik dan ternak.

Peningkatan parameter kualitas air ini menyebabkan nilai IKA mengalami

penurunan. Hal ini menunjukkan peningkatan pencemaran sungai.

6.2 Saran

1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut melalui uji statistik dengan data tutupan

lahan dan kualitas air dalam selang beberapa tahun untuk menunjukkan

hubungan diantara keduanya dalam suatu persamaan sehingga dapat

diprediksi seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan.

2. Kegiatan evaluasi dan pemantauan air sungai perlu diadakan secara rutin

setiap bulan untuk mengetahui perubahan kualitas air yang lebih representatif

dan kaitannya dengan tingkat pemanfaatan air oleh masyarakat.

3. Perlu dilakukan pengelolaan sampah dan limbah cair di beberapa tempat di

wilayah DAS Cisadane segmen hulu yang mencakup Kabupaten Bogor dan

sebagian Kota Bogor karena hal ini dapat menyebabkan pencemaran air

sungai yang berat jika pembuangan sampah dan limbah berlangsung secara

terus menerus.

Page 79: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

63

DAFTAR PUSTAKA

Ariestonandri P. 2006. Marketing Research for Beginner (Panduan Praktis Riset

Pemasaran Bagi Pemula). Yogyakarta: Penerbit Andi.

Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press.

Artiola JF, IL Pepper dan ML Brusseau. 2004. Environmental Monitoring and

Characterization.USA: Elsevier Academic Press.

Arwindrasti BK. 1997. Kajian Kharakteristik DAS Cisadane [Tesis]. Bogor: Program

Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

[Balitbang Depdagri dan Otonomi Daerah]. 2000. Metode Penelitian Sosial (Terapan

dan Kebijaksanaan). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan

Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah.

Budiarti S, S Sarbi, HS Alikodra, dan MS Saeni. 2004. Model Pengelolaan Sampah

Perkotaan Berwawasan Lingkungan (Studi Kasus di Kota ParePare). Forum

Pascasarjana 27 (4): 329-338.

Damar A. 1996. Pengaruh Penggunaan Lahan Terhadap Indeks Mutu Lingkungan

Perairan dan Beban Limbah di Pesisir Indramayu [tesis]. Bogor: Program

Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Darmono. 2006. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia.

[DKKSA] Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumberdaya Air. 2004. Kajian

Model Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Terpadu. http://www.bappenas.go.id/index.php?module=Filemanager&func=downlo

ad&pathext=ContentExpress/&view=85/Kajian_DAS_Acc.pdf [ 25 Jan

2009].

[DTLH] Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor. 2003. Laporan

Kegiatan Analisis Beban Pencemaran Air Sungai Ciliwung, Kalibaru,

Cileungsi, Cikeas, Cisadane, dan Cikaniki. Bogor: Dinas Tata Ruang dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor.

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Fardiaz S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Klein L. 1971. River Polution I. Chemical Analysis. London: Butterworths.

[KNLH] Kementerian Negara Lingkungan hidup. 2008. Praktek Menghentikan

Pembuangan Sampah ke Sungai. Jakarta: KNLH.

Page 80: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

64

Kurniawan. 2005. Evaluasi Kualitas Air Sungai Ciliwung di Kota Bogor

Berdasarkan Indeks Kualitas air dan Indeks Biotik [skripsi]. Bogor:

Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Hill KM. 2004. Understanding Environmental Pollution. New York: Cambridge

University Press.

Lee R. 1988. Hidrologi Hutan. Sentot S, penerjemah; Soenardi P, editor.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari: Forest

Hydrology.

Marsono D. 2004. Konservasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup. Di dalam :

Dwi WH, editor. Yogyakarta: BIGRAF Publishing Bekerjasama dengan

Sekolah TinggiTeknik Lingkungan (STTL).

Mayer JR. 2001 Connections in Enviromental Science a Case Study Approach.New

York: McGraw-Hill Companies,Inc

Mulyanto HR. 2007. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Nugroho AP. 2003. Evaluasi Kualitas Air sungai Ciliwung di Wilayah DKI Jakarta

Melalui pendekatan Indeks Kualitas Air national Sanitation Foundation

(IKA-NSF WQI) [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian

Bogor.

Pramesti VI. 2007. Ketersediaan dan Kualitas Air di DAS Cisadane [skripsi]. Bogor:

Fakultas Kehutanan.Institut Pertanian Bogor.

Prawirodihardjo. 2003. Alam Sekitar Lingkungan Hidup Manusia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Pribadi MA. 2005. Evaluasi Kualitas Air Sungai Way Sulan Kecil, Kabupaten

Lampun Selatan [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian

Bogor.

Prochazkova L. 1978. Agricultural Impact on The Nitrogen and Phosphorus

Concentration in Water. Di dalam: Duncan N, Rzoska J, editor. Land Use

Impact on Lake and Reservoir Ecosystem; Poland, 26 Mei-2 Jun 1978.

Facultas-Verlag. hlm 78-81.

Pudjirahardo WJ, H Poernomo, dan MH Machfoed. 1993. Metode Penelitian dan

Statistik Terapan. Surabaya: Airlangga University Press.

Puspaningsih N. 1997. Studi Perencanaan Pengelolaan Penggunaan Lahan Sub DAS

Cisadane Hulu Kabupaten Bogor [tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana,

Institut Pertanian Bogor.

Page 81: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

65

Rasyidin R. 1995. Pengaruh Perkembangan Penggunaan Lahan Terhadap Kondisi

Hidrologi dan Kualitas Air Sungai (Studi Kasus Daerah Aliran Ciliwung).

[tesis]. Jakarta: Program Pasca Sarjana.Universitas Indonesia.

Rushayati SB. 1999. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Kandungan

Bahan Organik dan Sedimen Tersuspensi di daerah Aliran Sungai Ciliwung

Hulu-Tengah. [tesis]. Bogor: Program Pasca Sarjana.Institut Pertanian

Bogor.

Rustiadi E, Rosnila, dan S.R.P Sitorus. 2005. Perubahan Penggunaan Lahan dan

Pengaruhnya Terhadap Keberadaan Situ (Studi Kasus Kota Depok). Forum

Pascasarjana 28 (1): 11-23.

Santoso S. 2005. Menggunakan SPSS Untuk Statistik Parametrik Dan Non

Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Sudarmo, Y Lisnawati, dan S.R.P. Sitorus. 2006. Analisis Perubahan Penggunaan

Lahan dan Pengaruhnya Terhadap Debit Sungai dan Daya Dukung Lahan

Di Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Forum Pascasarjana 29 (4): 343-

353.

Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta : penerbit ANDI.

Suryanta G. 2007. DAS Sebagai Satu Kesatuan Pengelolaan Hutan. Padang Himba 4

(8): 10-11.

Susilowati E. 2007. Struktur Makrozobenthos Sebagai Indikator Biologi Perairan di

Hulu Sungai Cisadane [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Tjiptadi W, M Yani, dan A Bey. 1994. Laporan Penelitian: Kajian Kualitas Air DAS

Sungai Cisadane dan Ciliwung. Bogor: Pusat Penelitian Lingkungan Hidup,

Institut Pertanian Bogor.

Verbist B, S Rahayu, RH Widodo, MV Noordwijk., dan I Suryadi. 2009. Monitoring

Air di Daerah Aliran Sungai. Bogor: World Agroforestry Centre.

Wardhana WA. 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit

ANDI.

Warouw OOJ. 1986. Laporan Penelitian: Pengaruh Limbah Rumah tangga terhadap

sungai Tondano di kota madya manado dan sekitarnya. Manado:

Universitas Sam Ratulangi.

WHO. 1989. Penilaian Secara Cepat Sumber-Sumber Pencemaran Air, Tanah dan

Udara. Djajadiningrat ST, Amir HH, penerjemah. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press. Terjemahan dari: Rapid Assesment of Sources of

Air, Water and Land Pollution.

Page 82: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

66

Yulaswati V, AR Sasongko, N Kartika, A Nugraha, M Showan, I Darmawan, M., N

Marizi, R Primana, H Ishak, A., T Hermawan, H Santoso, S., S., A Sunari,

A Haryana, N Rusono, S., dan J Indarto. 2004. Sumberdaya Alam dan

Lingkungan Hidup Indonesia. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional (BAPPENAS).

Yuristiari T. 1994. Dampak Limbah Cair Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Mojokerto Jawa

Timur terhadap Kualitas Perairan Kali Magetan [skripsi]. Bogor: Fakultas

Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

Zamrin. 2007. Evaluasi Kualitas Air Sungai Cisadane di Wilayah Kabupaten Bogor

Periode 1999-2003 [skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian

Bogor.

Page 83: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

67

LAMPIRAN

Page 84: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

68

Lampiran 1.Peta tutupan lahan DAS Cisadane segmen hulu tahun 2005, 2007, 2008

68

Page 85: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

69

69

Page 86: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

70

70

Page 87: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

71

Lampiran 2. Peta tanah dan lokasi indentifikasi pemanfaatan air sungai

71

Page 88: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

72

1

1

2

1

3

1

1

2

1

3

Titik pantau cisalopa

Titik pantau Batubeulah

Titik pantau Rumpin

72

Page 89: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

73

Lampiran 3.

Kuesioner Identifikasi Pemanfaatan Air Sungai

Di Sub DAS Cisadane Hulu

I. Pemanfaatan Air Sungai

1. Untuk diminum

a. Ya b.Tidak

2. Untuk Irigasi Pertanian

a. Ya b.Tidak

3. Untuk Perikanan

a. Ya b.Tidak

4. Untuk Ternak

a. Ya b.Tidak

5. Untuk MCK (ada/tidak ada septic tank)

a. Ya b.Tidak

6. Untuk Industri

a. Ya b.Tidak

7. Untuk Pertambangan (penggalian pasir)

a. Ya b.Tidak

II. Sumber Pencemaran

1. Penduduk

Apakah sampah yang ada sudah dikelola?

A. Jika Ya, bagaimana bentuk pengelolaannya ?

a. Dibakar

b. Dikomposkan

c. Dimanfaatkan

d. Dikelola bersama, seperti adanya tempat pembuangan

B. Jika Tidak, apakah yang dilakukan terhadap sampah tersebut?

a. Dibuang ke sungai (rutin/jarang)

b. Dibuang ke pekarangan

2. Limbah cair

Apakah limbah cair yang ada sudah dikelola?

A. Jika Ya, bagaimana bentuk pengelolaannya?

a. Ditampung/ comberan

b. Ada pengolahan air limbah

c. Dimanfaatkan secara biogas

B. Jika Tidak, apakah yang dilakukan terhadap limbah cair tersebut

a. Disalurkan ke sungai (rutin/jarang)

b. Dll

2. Peternakan

Apakah limbah peternakan yang ada sudah dikelola?

A. Jika Ya, bagaimana bentuk pengelolaannya?

a. Dikomposkan

b. Digunakan untuk pupuk langsung

c. Dijual langsung

d. Dimanfaatkan sebagai biogas

B. Jika Tidak, apakah yang dilakukan terhadap limbah ternak tersebut?

Page 90: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

74

a. Dibuang ke sungai

b. Ditumpuk

c. Dll

C. Jumlah ternak (ayam, kerbau, sapi, dll)

3. Pertanian

a. Sistem atau budidaya pertanian yang digunakan?

b. Seberapa banyak penggunaan pupuk untuk pertanian per ha

4. Industri

Apakah limbah industri yang ada sudah dikelola?

A. Jika Ya, bangaimana bentuk pengelolaannya?

a. Ada IPAL

B. Jika Tidak, apakah yang dilakukan terhadap limbah industritersebut

a. dibuang ke sungai

b. atau ditampung

5. Pertambangan

a. Bagaimana jenis pertambangan di daerah tersebut?

b. Dimana lokasi pertambangan tersebut?

c. Bagaimana penggunaan merkuri per hari (gram/hari)

6. Perikanan

Apakah usaha perikanan dilakukan disungai?

Jika Ya, bentuk usaha

a. Keramba

b. Tambak

c. Dll

III. Pendapat dan Pemahaman Masyarakat

1. Kondisi air sungai sekarang

a. Baik b. Jelek/tercemar

2. Kondisi air sungai mengalami perubahan setiap tahunnya

a. Ya b.Tidak

3. Sampah yang dibuang ke sungai mempengaruhi kualitas air sungai

a. Ya b.Tidak

4. Limbah cair dari rumah tangga yang disalurkan ke sungai mempengaruhi

kualitas air sungai

a. Ya b.Tidak

5. Limbah peternakan mempengaruhi kualitas air sungai

a. Ya b.Tidak

6. Limbah pertanian mempengaruhi kualitas air sungai

a. Ya b.Tidak

7. Limbah industri mempengaruhi kualitas air sungai

a. Ya b.Tidak

8. Hutan berperan menjaga kondisi air sungai

a. Ya b.Tidak

9. Pengurangan luas hutan mempengaruhi kondisi air sungai baik kualitas maupun

ketersediaan air sungai

a. Ya b.Tidak

10. Kondisi lingkungan sekitar sungai

a. Baik b. Jelek

Page 91: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

75

Lampiran 4. Perhitungan modifikasi bobot parameter (Wi)

NKPmodifikasi = { Σ y} + NKPawal

(Kurniawan, 2005)

Keterangan : NKPmodifikasi = Bobot parameter ke-I yang telah dimodifikasi

NKPawal = Bobot parameter awal yang dicari

Σx = Σ NKP dari tujuh parameter yang digunakan

Σy = Σ NKP dari tujuh parameter yang tidak digunakan

Parameter yang tidak digunakan dari 9 parameter IKA adalah kekeruhan,

nitrat dan fecal coli dengan masing-masing bobot parameter awal :0,08, 0,1

dan 0,15.

Maka : Σy = 0,08+0,1+0,15 = 0,33

Σx = 1-0,33 = 0,67

Berikutnya dihitung bobot paramater modifikasi untuk masing-masing

paramater yang digunakan

Misalnya untuk oksigen terlarut

NKPawal = 0,17

NKPmodifikasi = { Σ y} + NKPawal

= X 0,33 + 0,17

= 0,25

Page 92: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

76

Lampiran 5 Hasil pengukuran kualitas air per titik pantau pada 11x pengukuran

Parameter Satuan Ulangan

TP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

DO mg/l I 6.7 6.7 6.2 6.7 6.9 5.6 7.5 5.56 3.88 4.97 7.98

II 5.8 7.1 6.9 7.4 7.2 7.6 7.7 5.76 7.47 1.55 7.75

III 5.7 3.6 5.4 7 7 7.1 7.2 6.16 6.89 0.77 7.24

pH - I 7.6 7.2 7.4 7.8 7.2 6.7 6.7 7.4 7.5 7.8 7.7

II 7.7 6.9 7.2 7.8 6.8 6.4 6.7 7.3 7.3 7.7 6.8

III 7.6 7.1 7.6 8 7.2 6.6 6.9 7.1 7.3 7.7 7.1

BOD mg/l I 3.2 4.7 3.8 2.7 2.9 1.5 7.62 0.8 1.75 4.97 13

II 2 4.4 4.8 2.1 2.2 1.2 4.57 0.2 3.59 1.55 20

III 2.7 7.2 6.1 2.1 2.4 1.3 10.66 0.2 5.44 0.77 28

Fosfat mg/l I 0.018 0.021 0.009 0.043 0.061 0.029 0.05 0.02 0.05 0.08 0.122

II 0.022 0.032 0.011 0.133 0.16 0.036 0.04 0.01 0.03 0.01 0.335

III 0.009 0.06 0.005 0.139 0.128 0.042 0.03 0.01 0.07 0.06 0.202

Suhu °C I 26 26 25.9 26 26 27.2 22.6 24 25.5 25.7 23.3

II 26 28 28.4 26 26.4 27.4 29.4 25 25.4 28 27.7

III 29 28 30.6 27 27.2 28.3 29.4 25 26.6 29.5 26.8

TDS mg/l I 71 83 86 73 79 58 147 140 185 175 104

II 54 59 68 70 59 38 132 135 195 180 92

III 46 61 80 48 65 38 122 125 195 125 62

TSS mg/l I 98 30 44 50 18 39 20 10 15 5 28

II 212 63 32 96 42 37 22 5 12 3 72

III 186 98 28 88 56 41 20 12 26 5 16

COD mg/l I 8.2 14 8.7 6 6.8 6 20.4 5.82 4.07 6 40

II 5.2 13 9.1 6.5 7.2 6 12.24 9.7 10.18 4 51

III 7.2 20 15.5 5.5 8 8 28.56 11.64 4.07 8.1 58

Keterangan :

Ulangan 1= Juni 2004 Ulangan 7 = Juni 2006

Ulangan 2 = September 2004 Ulangan 8 = Juni 2007

Ulangan 3 = November 2004 Ulangan 9 = Agustus 2007

Ulangan 4 = Mei 2005 Ulangan 10 = Oktober 2007

Ulangan 5 = Agustus 2005 Ulangan 11 = Agustus 2008

Ulangan 6 = November 2005

Page 93: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

77

Lampiran 6. Hasil Pengukuran dan Perhitungan IKA-NSF WQI

Tahun 2004

Parameter P 1 P2 P3

TP1 TP2 TP3 TP1 TP2 TP3 TP1 TP2 TP3

Suhu 26 26 29 26 28 28 25,9 28,4 30,6

deviasi 1.99 1.99 -1.01 1.99 -0.01 -0.01 2.09 -0.41 -2.61

Ii 84.5 84.5 87.5 84.5 93 93 81.5 92.5 82

Wi 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15

WixIi 12.675 12.675 13.125 12.675 13.95 13.95 12.225 13.875 12.3

Oksigen terlarut 6.7 5.8 5.7 6.7 7.1 3.6 6.2 6.9 5.4

% saturasi 81.51 70.56 73.36

81.51

89.65

45.45 75.43 87.12 70.77

Ii 85.5 74 77 85.5 92.5 35 78.5 91 76

Wi 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

WixIi 21.375 18.5 19.25 21.375 23.125 8.75 19.625 22.75 19

pH 7,6 7,7 7,6 7,2 6,9 7,1 7,4 7,2 7,6

Ii 91 89.5 91 93 90 93 92 93 91

Wi 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18

WixIi 16,38 16,11 16,38 16,74 16,2 16,74 16,56 16,74 16,38

BOD 3,2 2 2,7 4,7 4,4 7,2 3,8 4,8 6,1

Ii 72,5 78 74,5 58,5 62,5 43,5 67 56,5 44

Wi 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

WixIi 10,87 11,7 11,17 8,77 9,37 6,52 10,05 8,47 6,6

Fosfat 0,018 0,022 0,009 0,021 0,032 0,06 0,009 0,011 0,005

Ii 84.75 79,75 88,25 78,25 76 86,5 88,25 87,5 88,75

Wi 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

WixIi 12,71 11,96 13,24 11,74 11,4 12,97 13,24 13,12 13,31

TDS 71 54 46 83 59 61 86 68 80

Ii 88,5 87,5 86,5 88 89 89,5 87,5 88,5 87

Wi 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12

WixIi 10,62 10,5 10,38 10,56 10,68 10,74 10,5 10,62 10,44

IKA 84,64 81,45 83,55 81,86 84,73 69,68 82,19 85,58 78,03

77

Page 94: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

78

Tahun 2005

Parameter P 1 P2 P3

TP1 TP2 TP3 TP1 TP2 TP3 TP1 TP2 TP3

Suhu 26 26 27 26 26,4 27,2 27,2 27,4 28,3

deviasi 1,99 1,99 0,99 1,99 1,59 0,79 0,79 0,59 -0,31

Ii 84,5 84,5 93,5 84,5 85,5 91,5 91,5 91 91,7

Wi 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15 0.15

WixIi 12,67 12,67 14,02 12,67 12,82 13,72 13,72 13,65 13,75

Oksigen terlarut 6,7 7,4 7 6,9 7,2 7 5,6 7,6 7,1

% saturasi 81,51 90,02 86,74 83,94 87,59 86,74 69,39 94,18 89,65

Ii 85,5 92,7 89,7 86,7 94,12 89,7 71,12 95,12 92,5

Wi 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

WixIi 21,37 23,17 22,42 21,67 23,53 22,42 17,78 23,78 23,12

pH 7,8 7,8 8 7,2 6,8 7,2 6,7 6,4 6,6

Ii 88 88 87 93 88 93 86,5 80 85,5

Wi 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18

WixIi 15,84 15,84 15,66 16,74 15,84 16,74 15,57 14,4 15,39

BOD 2,7 2,1 2,1 2,9 2,2 2,4 1,5 1,2 1,3

Ii 74,5 77,5 77,5 76,5 77 75,5 88,5 93 92,5

Wi 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

WixIi 11,17 11,62 11,62 11,47 11,55 11,32 13,27 13,95 13,87

Fosfat 0,043 0,133 0,139 0,061 0,16 0,128 0,029 0,036 0,042

Ii 72,12 86,5 86,75 63,5 86,12 86,75 76,25 75,25 72,25

Wi 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

WixIi 10,81 12,97 13,01 9,52 12,91 13,01 11,44 11,29 10,84

TDS 73 70 48 79 59 65 58 38 38

Ii 87,4 87,5 86,1 87 89 87,6 86 84,5 84,5

Wi 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12

WixIi 10,48 10,5 10,33 10,44 10,68 10,51 10,32 10,14 10,14

IKA 82,37 86,79 87,08 82,53 87,34 87,74 82,11 87,21 87,12

78

Page 95: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

79

Tahun 2006

Parameter P 1

TP1 TP2 TP3

Suhu 22,6 29,4 29,4

deviasi 5,39 -1,41 -1,41

Ii 36 86 86

Wi 0,15 0,15 0,15

WixIi 5,4 12,9 12,9

Oksigen terlarut 7,5 7,7 7,2

% saturasi 86,41 99,09 92,66

Ii 89,5 98 94,5

Wi 0,25 0,25 0,25

WixIi 22,37 24,5 23,62

pH 6,7 6,7 6,9

Ii 86,5 86,5 90

Wi 0,18 0,18 0,18

WixIi 15,57 15,57 16,2

BOD 7,62 4,57 10,66

Ii 41,5 56,5 31

Wi 0,15 0,15 0,15

WixIi 6,22 8,47 4,65

Fosfat 0,05 0,04 0,03

Ii 68,75 72,5 76,25

Wi 0,15 0,15 0,15

WixIi 10,31 10,87 11,43

TDS 147 132 122

Ii 81 83 84

Wi 0,12 0,12 0,12

WixIi 9,72 9,96 10,08

IKA 69,60 82,28 78,89

Page 96: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

80

Tahun 2007

Parameter P 1 P2 P3

TP1 TP2 TP3 TP1 TP2 TP3 TP1 TP2 TP3

Suhu 24 25 25 25,5 25,4 26,6 25,7 28 29,5

deviasi 3,99 2,99 2,99 2,49 2,59 1,39 2,29 -0,01 -1,51

Ii 53,5 72,5 72,5 74,5 73,2 85,1 76 93 85,9

Wi 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

WixIi 8,02 10,87 10,87 11,17 10,98 12,76 11,4 13,95 12,88

Oksigen terlarut 5,56 5,76 6,16 3,88 7,47 6,89 4,97 1,55 0,77

% saturasi 65,18 68,73 73,50 46,30 89,14 85,38 60,46 19,57 9,91

Ii 66,5 72,5 76,9 35 92,1 87,4 58,5 12 5,5

Wi 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25

WixIi 16,62 18,12 19,22 8,75 23,02 21,85 14,62 3 1,37

pH 7,4 7,3 7,1 7,5 7,3 7,3 7,8 7,7 7,7

Ii 92 92,5 93 91,5 92,5 92,5 88 89,5 89,5

Wi 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18

WixIi 16,56 16,65 16,74 16,47 16,65 15,84 16,11 16,11 16,11

BOD 0,8 0,2 0,2 1,75 3,59 5,44 4,97 1,55 0,77

Ii 94 96 96 91,5 70 54,5 57 90 94,5

Wi 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

WixIi 14,1 14,4 14,4 13,72 10,5 8,17 8,55 13,5 14,17

Fosfat 0,02 0,01 0,01 0,05 0,03 0,07 0,08 0,01 0,06

Ii 78,5 87,5 87,5 88,75 76 60,5 59,5 87,5 64

Wi 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15

WixIi 11,77 13,12 13,12 13,31 11,4 9,07 8,92 13,12 9,6

TDS 140 135 125 185 195 195 175 180 125

Ii 82 82,5 83,5 85,5 75 75 78,5 78 83,5

Wi 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12

WixIi 9,84 9,9 10,02 10,26 9 9 9,42 9,36 10,02

IKA 76,92 83,07 84,38 73,69 81,55 77,51 68,76 69,04 64,16

80

Page 97: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

81

85

Tahun 2008

Parameter P 1

TP1 TP2 TP3

Suhu 23,3 27,7 26,8

deviasi 4,69 0,29 1,19

Ii 44,5 92 86,5

Wi 0,15 0,15 0,15

WixIi 6,67 13,8 12,97

Oksigen terlarut 7,98 7,75 7,24

% saturasi 91,94 97,85 89,71

Ii 93,5 97,5 91,5

Wi 0,25 0,25 0,25

WixIi 23,37 24,37 22,87

pH 7,7 6,8 7,1

Ii 89,5 88 93

Wi 0,18 0,18 0,18

WixIi 16,11 15,84 16,74

BOD 13 20 28

Ii 23,5 12 5,5

Wi 0,15 0,15 0,15

WixIi 3,52 1,8 0,82

Fosfat 0,122 0,335 0,202

Ii 55,5 49,75 52

Wi 0,15 0,15 0,15

WixIi 8,32 7,46 7,8

TDS 104 92 62

Ii 85 86,5 87,5

Wi 0,12 0,12 0,12

WixIi 10,2 10,38 10,5

IKA 68,21 73,66 71,71

Page 98: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

82

Nilai IKA per Titik Pantau Pada 11x Pengukuran

Rata-rata nilai IKA setiap titik pantau per tahun

Tahun Titik

pantau

IKA Kategori

2004 1 82,89 Baik

2 83,92 Baik

3 77,09 Baik

2005 1 82,33 Baik

2 87,11 Baik

3 87,31 Baik

2006 1 69,6 Sedang

2 82,28 Baik

3 78,89 Baik

2007 1 73,13 Baik

2 77,89 Baik

3 75,35 Baik

2008 1 68,21 Sedang

2 73,66 Baik

3 71,71 Baik

Rata-rata nilai IKA per tahun

Tahun IKA Kategori

2004 81,30 Baik

2005 85,59 Baik

2006 76,92 Baik

2007 75,46 Baik

2008 71,19 baik

Page 99: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

83

85

Lampiran 7. Hasil uji Korelasi variabel jenis tutupan lahan dengan parameter kualitas

air

Correlations: BOD, Hutan, Pemukiman, Sawah, Ladang, Semak belukar BOD Hutan Pemukiman Sawah

Hutan -0.528

0.646

Pemukiman 0.799 -0.933

0.411 0.235

Sawah 0.979 -0.343 0.658

0.131 0.777 0.542

Ladang -0.620 0.994 -0.967 -0.446

0.574 0.071 0.163 0.706

Semak beluka -0.625 0.993 -0.969 -0.452

0.570 0.076 0.159 0.701

Ladang

Semak beluka 1.000

0.004

Cell Contents: Pearson correlation

P-Value

Correlations: COD, Pemukiman, Sawah, Ladang COD Pemukiman Sawah

Pemukiman 0.801

0.409

Sawah 0.978 0.658

0.133 0.542

Ladang -0.623 -0.967 -0.446

0.572 0.163 0.706

Cell Contents: Pearson correlation

P-Value

Correlations: TSS, Hutan, Pemukiman, Ladang, Semak beluka, tanah terbuk, ... TSS Hutan Pemukiman Ladang

Hutan 0.149

0.905

Pemukiman 0.217 -0.933

0.861 0.235

Ladang 0.038 0.994 -0.967

0.976 0.071 0.163

Semak beluka 0.031 0.993 -0.969 1.000

0.980 0.076 0.159 0.004

tanah terbuk 0.022 0.992 -0.971 1.000

0.986 0.081 0.153 0.010

perkebunan 0.745 -0.549 0.813 -0.639

0.465 0.630 0.396 0.559

Page 100: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

84

kebun campur -0.861 -0.631 0.309 -0.540

0.339 0.565 0.800 0.637

Semak beluka tanah terbuk perkebunan

tanah terbuk 1.000

0.006

perkebunan -0.644 -0.651

0.555 0.549

kebun campur -0.535 -0.527 -0.302

0.641 0.647 0.804

Cell Contents: Pearson correlation

P-Value

Correlations: IKA, Hutan, Pemukiman, Sawah, Ladang, Semak beluka, ... IKA Hutan Pemukiman Sawah

Hutan 0.965

0.169

Pemukiman -0.995 -0.933

0.066 0.235

Sawah -0.577 -0.343 0.658

0.609 0.777 0.542

Ladang 0.988 0.994 -0.967 -0.446

0.097 0.071 0.163 0.706

Semak beluka 0.989 0.993 -0.969 -0.452

0.093 0.076 0.159 0.701

tanah terbuk 0.991 0.992 -0.971 -0.460

0.087 0.081 0.153 0.696

perkebunan -0.748 -0.549 0.813 0.974

0.462 0.630 0.396 0.147

kebun campur -0.406 -0.631 0.309 -0.512

0.734 0.565 0.800 0.658

Ladang Semak beluka tanah terbuk perkebunan

Semak beluka 1.000

0.004

tanah terbuk 1.000 1.000

0.010 0.006

perkebunan -0.639 -0.644 -0.651

0.559 0.555 0.549

kebun campur -0.540 -0.535 -0.527 -0.302

0.637 0.641 0.647 0.804

Cell Contents: Pearson correlation

P-Value

Page 101: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

83

85

Lampiran 8. Potensi potensi beban pencemaran air

A. Potensi jumlah penduduk terhadap peningkatan BOD dan TSS Nama Kecamatan Jumlah penduduk (jiwa) Faktor konversi BOD Faktor konversi TSS Potensi BOD Potensi TSS

Caringin 145.618 19.7 20 2868674.6 2912360

Ciampea 188.241 19.7 20 3708347.7 3764820

Ciawi 106.078 19.7 20 2089736.6 2121560

Cibungbulang 144.255 19.7 20 2841823.5 2885100

Cigudeg 25.547 19.7 20 503275.9 510940

Cijeruk 111.594 19.7 20 2198401.8 2231880

Ciomas 143.211 19.7 20 2821256.7 2864220

Ciseeng 102.093 19.7 20 2011232.1 2041860

Dramaga 94.679 19.7 20 1865176.3 1893580

Gunungsindur 61.091 19.7 20 1203492.7 1221820

Kemang 31.197 19.7 20 614580.9 623940

Leuwiliang 227.927 19.7 20 4490161.9 4558540

Megamendung 2.591 19.7 20 51042.7 51820

Nanggung 93.877 19.7 20 1849376.9 1877540

Pamijahan 188.439 19.7 20 3712248.3 3768780

Parung 30.872 19.7 20 608178.4 617440

Rancabungur 100.691 19.7 20 1983612.7 2013820

Rumpin 106.444 19.7 20 2096946.8 2128880

Sukajaya 3.822 19.7 20 75293.4 76440

Tamansari 146.443 19.7 20 2884927.1 2928860

Cigombong 92.925 19.7 20 1830622.5 1858500

Bogor Selatan 176.636 19.7 20 3479729.2 3532720

Bogor Barat 138.319 19.7 20 2724884.3 2766380

Bogor Tengah 15.292 19.7 20 301252.4 305840

Jumlah 2.477.882

48814275.4 49557640

4067,86

ton/bulan

4129,80

ton/bulan

85

Page 102: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

84

B. Potensi ternak sapi terhadap peningkatan BOD dan TSS

Nama

Kecamatan

Jumlah ternak (ekor) Faktor

konversi BOD

(kg/unit/tahun)

Faktor

konversi

TSS

potensi

peningkatan

BOD

potensi

peningkatan

TSS

Jumlah

ternak

(ekor) Faktor

konversi

BOD

potensi

peningkatan

BOD

Total potensi

peningktan

BOD

Total potensi

peningkatan TSS Sapi

potong kerbau jumlah

Sapi

perah

Nanggung 32 1,324 1,356 250 1716 339,000 2,326,896 0 539 0 339,000 2,326,896

Leuwiliang 13 306 319 250 1716 79,750 547,404 0 539 0 79,750 547,404

Pamijahan 67 609 676 250 1716 169,000 1,160,016 1,071 539 577269 746,269 1,160,016

Cibungbulang 175 360 535 250 1716 133,750 918,060 890 539 479710 613,460 918,060

Ciampea 0 316 316 250 1716 79,000 542,256 38 539 20482 99,482 542,256

Dramaga 18 180 198 250 1716 49,500 339,768 38 539 20482 69,982 339,768

Ciomas 0 74 74 250 1716 18,500 126,984 0 539 0 18,500 126,984

Tamansari 51 133 184 250 1716 46,000 315,744 25 539 13475 59,475 315,744

Cijeruk 13 390 403 250 1716 100,750 691,548 803 539 432817 533,567 691,548

Cigombong 39 218 257 250 1716 64,250 441,012 26 539 14014 78,264 441,012

Caringin 153 367 520 250 1716 130,000 892,320 605 539 326095 456,095 892,320

Ciawi 20 170 190 250 1716 47,500 326,040 165 539 88935 136,435 326,040

Megamendung 0 134 134 250 1716 33,500 229,944 358 539 192962 226,462 229,944

Kemang 129 70 199 250 1716 49,750 341,484 120 539 64680 114,430 341,484

Rancabungur 61 133 194 250 1716 48,500 332,904 0 539 0 48,500 332,904

Parung 290 104 394 250 1716 98,500 676,104 0 539 0 98,500 676,104

Ciseeng 309 382 691 250 1716 172,750 1,185,756 44 539 23716 196,466 1,185,756

Gn. Sindur 835 349 1,184 250 1716 296,000 2,031,744 0 539 0 296,000 2,031,744

Rumpin 2,249 461 2,710 250 1716 677,500 4,650,360 0 539 0 677,500 4,650,360

Cigudeg 14 569 583 250 1716 145,750 1,000,428 0 539 0 145,750 1,000,428

Sukajaya 51 2,557 2,608 250 1716 652,000 4,475,328 0 539 0 652,000 4,475,328

Bogor Selatan 0 20 20 250 1716 5000 34320 214 539 115346 120346 34320

Bogor Barat 41 24 65 250 1716 16250 111540 0 539 0 16250 111540

Bogor Tengah 0 0 0 250 1716 0 0 0 539 0 0 0

Jumlah 5,822,483 23,697,960

0,49 ton/bulan 1,97 ton/bulan

86

Page 103: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

85

85

C. Potensi ternak kambing terhadap peningkatan BOD dan TSS

Nama Kecamatan Jumlah ternak

kambing (ekor)

Faktor

konversi BOD

Faktor

konversi TSS

Total pontensi peningkatan

BOD

Total potensi peningkatan

TSS

Nanggung 2,857 36.6 201 104,566 574,257

Leuwiliang 2,517 36.6 201 92,122 505,917

Pamijahan 3,543 36.6 201 129,674 712,143

Cibungbulang 2,155 36.6 201 78,873 433,155

Ciampea 2,073 36.6 201 75,872 416,673

Dramaga 1,147 36.6 201 41,980 230,547

Ciomas 1,296 36.6 201 47,434 260,496

Tamansari 1,075 36.6 201 39,345 216,075

Cijeruk 2,664 36.6 201 97,502 535,464

Cigombong 1,920 36.6 201 70,272 385,920

Caringin 2,104 36.6 201 77,006 422,904

Ciawi 1,043 36.6 201 38,174 209,643

Mg.Mendung 1,145 36.6 201 41,907 230,145

Kemang 1,417 36.6 201 51,862 284,817

Rancabungur 2,601 36.6 201 95,197 522,801

Parung 829 36.6 201 30,341 166,629

Ciseeng 2,977 36.6 201 108,958 598,377

Gn. Sindur 5,247 36.6 201 192,040 1,054,647

Rumpin 3,036 36.6 201 111,118 610,236

Cigudeg 1,811 36.6 201 66,283 364,011

Sukajaya 3,483 36.6 201 127,478 700,083

Bogor Selatan 1600 36.6 201 58,560 321,600

Bogor Barat 2447 36.6 201 89,560 491,847

Bogor Tengah 9 36.6 201 329 1,809

Jumlah

1,866,454 10,250,196

1,87 ton/tahun =

0,16 ton/bulan

10,25 ton/tahun =

0,85 ton/bulan

87

8

Page 104: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

86

D. Potensi ternak ayam/itik terhadap peningkatan BOD dan TSS

Nama

Kecamatan

Jumlah ternak (ekor)

Faktor

konversi

BOD

(kg/unit/

tahun)

Faktor

konversi

TSS

potensi

peningkatan

BOD

potensi

peningkatan

TSS

Jumlah

ternak

(ekor)

Faktor

konversi

BOD

potensi

peningkatan

BOD

Total

pontensi

peningktan

BOD

Total potensi

peningkatan

TSS

ayam itik jumlah ayam

petelur

Nanggung 836,555 1,695 838,250 1.4 14.6 1,173,550 12,238,450 35,000 4.6 161000 1,334,550 12,238,450

Leuwiliang 580,673 1,117 581,790 1.4 14.6 814,506 8,494,134 3,000 4.6 13800 828,306 8,494,134

Pamijahan 1,396,347 7,753 1,404,100 1.4 14.6 1,965,740 20,499,860 0 4.6 0 1,965,740 20,499,860

Cibungbulang 749,693 826 750,519 1.4 14.6 1,050,727 10,957,577 40,000 4.6 184000 1,234,727 10,957,577

Ciampea 207,825 230 208,055 1.4 14.6 291,277 3,037,603 0 4.6 0 291,277 3,037,603

Dramaga 448,041 605 448,646 1.4 14.6 628,104 6,550,232 0 4.6 0 628,104 6,550,232

Ciomas 17,979 779 18,758 1.4 14.6 26,261 273,867 0 4.6 0 26,261 273,867

Tamansari 287,915 170 288,085 1.4 14.6 403,319 4,206,041 0 4.6 0 403,319 4,206,041

Cijeruk 361,075 1,395 362,470 1.4 14.6 507,458 5,292,062 30,000 4.6 138000 645,458 5,292,062

Cigombong 159,927 1,190 161,117 1.4 14.6 225,564 2,352,308 28,500 4.6 131100 356,664 2,352,308

Caringin 609,425 1,325 610,750 1.4 14.6 855,050 8,916,950 40,000 4.6 184000 1,039,050 8,916,950

Ciawi 214,109 1,140 215,249 1.4 14.6 301,349 3,142,635 0 4.6 0 301,349 3,142,635

Megamendung 349,802 3,249 353,051 1.4 14.6 494,271 5,154,545 40,000 4.6 184000 678,271 5,154,545

Kemang 314,504 1,102 315,606 1.4 14.6 441,848 4,607,848 141,000 4.6 648600 1,090,448 4,607,848

Rancabungur 278,913 1,738 280,651 1.4 14.6 392,911 4,097,505 0 4.6 0 392,911 4,097,505

Parung 230,120 1,239 231,359 1.4 14.6 323,903 3,377,841 164,000 4.6 754400 1,078,303 3,377,841

Ciseeng 810,481 4,247 814,728 1.4 14.6 1,140,619 11,895,029 30,000 4.6 138000 1,278,619 11,895,029

Gn. Sindur 1,808,783 12,374 1,821,157 1.4 14.6 2,549,620 26,588,892 1,422,288 4.6 6542524.8 9,092,145 26,588,892

Rumpin 917,964 3,527 921,491 1.4 14.6 1,290,087 13,453,769 1,078,500 4.6 4961100 6,251,187 13,453,769

Cigudeg 585,953 4,314 590,267 1.4 14.6 826,374 8,617,898 168,000 4.6 772800 1,599,174 8,617,898

Sukajaya 144,630 2,847 147,477 1.4 14.6 206,468 2,153,164 0 4.6 0 206,468 2,153,164

Bogor Selatan 119513 1932 121,445 1.4 14.6 170,023 1,773,097 500 4.6 2300 172,323 1,773,097

Bogor Barat 172379 681 173,060 1.4 14.6 242,284 2,526,676 0 4.6 0 242,284 2,526,676

Bogor Tengah 35363 123 35,486 1.4 14.6 49,680 518,096 0 4.6 0 49,680 518,096

Jumlah 31,186,619

2,59 ton/bulan

170,726,078

14,23 ton/bulan

88

Page 105: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

89

85

Page 106: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

90

Page 107: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

91

85

Page 108: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

92

Lampiran 10.

PERATURAN PEMERINTAH

NOMOR 82 TAHUN 2001

TANGGAL 14 DESEMBER 2001

TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas

PARAMETER SATUAN KELAS

KETERANGAN I II III IV

FISIKA

Temperatur °C Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 5 Deviasi temperatur dari keadaan alamiah

Residu Terlarut mg/l 1000 1000 1000 2000

Residu Tersuspensi mg/l 50 50 400 400 Bagi pengolahan air minum secara konvesional,

residu tersupensi ≤5000 mg/l

KIMIA ANORGANIK

pH 6-9 6-9 6-9 5-9 Apabila secara alamiah di luar rentang tersebut,

maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiah

BOD mg/l 2 3 6 12

COD mg/l 10 25 50 100

DO mg/l 6 4 3 0 Angka batas minimum

Total Fosfat sebagai P mg/l 0,2 0,2 1 5

NO3 sebagai N mg/l 10 10 20 20

NH3-N mg/l 0,5 (-) (-) (-) Bagi perikanan kandungan amonia bebas untuk

ikan yang peka ≤0,02 mg/l sebagai NH3

Arsen mg/l 0,05 1 1 1

Kobalt mg/l 0,2 0,2 0,2 0,2

Barium mg/l 1 (-) (-) (-)

Boron mg/l 1 1 1 1

Selenium mg/l 0,01 0,05 0,05 0,05

Kadmium mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01

Khron (VI) mg/l 0,05 0,05 0,05 0,01

Tembaga mg/l 0,02 0,02 0,02 0,2 Bagi pengolahan air minum secara

konvensional, Cu ≤ 1 mg/l

92

Page 109: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

93

85

PARAMETER SATUAN KELAS

KETERANGAN I II III IV

Besi mg/l 0,3 (-) (-) (-) Bagi pengolahan air minum secara

konvensional, Fe≤ 0,1 mg/l

Timbal mg/l 0,03 0,03 0,03 1 Bagi pengolahan air minum secara

konvensional, Pb≤0,1 mg/l

Mangan mg/l 1 (-) (-) (-)

Air Raksa mg/l 0,001 0,002 0,002 0,005

Seng mg/l 0,05 0,05 0,05 2 Bagi pengolahan air minum secara

konvensional, Zn≤5 mg/l

Khlorida mg/l 1 (-) (-) (-)

Sianida mg/l 0,02 0,02 0,02 (-)

Fluorida mg/l 0,5 1,5 1,5 (-)

Nitrit sebagai N mg/l 0,06 0,06 0,06 (-) Bagi pengolahan air minum secara

konvensional, NO2-N≤1 mg/l

Sulfat mg/l 400 (-) (-) (-)

Khlorin bebas mg/l 0,03 0,03 0,03 (-) Bagi ABAM tidak dipersyaratkan

Belerang sebagai H2S mg/l 0,002 0,002 0,002 (-)

MIKROBIOLOGI

Fecal coliform Jml/100 ml 100 1000 2000 2000 Bagi pengolahan air minum secara

konvensional, fecal coliform ≤2000 jml/100 ml

dan total coliform ≤ 10000 jml/100 ml

Total coliform Jml/100 ml 1000 5000 10000 10000

RADIOAKTIVITAS

Gross-A bg/l 0,1 0,1 0,1 0,1

Gross-B bg/l 1 1 1

KIMIA ORGANIK

Minyak dan lemak μg/l 1000 1000 1000 (-)

Detergen sebagai MBAS μg/l 200 200 200 (-)

Senyawa fenol μg/l 1 1 1 (-)

Sebagai fenol μg/l

93

Page 110: PENGARUH PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DAN … · 25 pengaruh perubahan tutupan lahan dan pemanfaatan sumberdaya air terhadap kualitas air sungai di daerah aliran sungai cisadane segmen

94

PARAMETER SATUAN KELAS

KETERANGAN I II III IV

BHC μg/l 210 210 210 (-)

Aldrin/Dieldrin μg/l 17 (-) (-) (-)

Chlordane μg/l 3 (-) (-) (-)

DDT μg/l 2 2 2 2

Heptacchlor dan μg/l 18 (-) (-) (-)

Heptachlor epoxide

Lindane μg/l 56 (-) (-) (-)

Methoxyctor μg/l 35 (-) (-) (-)

Endrin μg/l 1 4 4 (-)

Toxaphan μg/l 5 (-) (-) (-)

Keterangan :

mg = miligram

μg = mikrogram

ml = militer

L = liter

Bq = Bequerel

MBAS= Methylene Blue Active Substance

ABAM= Air Baku untuk Air Minum

Logam berat merupakan logan terlarut

Nilai diatas merupakan bats maksimu, kecuali untuk pH dan DO

Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang tercantum

Nilai DO merupakan batas minimum.

Arti (-) diatas menyatakan bahwa untuk kelas termasuk, parameter tersebut tidak dipersyaratkan.

Tanda ≤ adalah lebih kecil atau sama dengan

Tanda < adalah lebih kecil.

94