PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP … · menghitung nilai koefisien korelasi ... penambahan...

19
PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA Oleh: Ummi Fadlilah Kurniawati 3608100027 Dosen Pembimbing: Rulli Pratiwi Setiawan,S.T.,M.Sc.

Transcript of PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP … · menghitung nilai koefisien korelasi ... penambahan...

PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP

EMISI CO2 DI KOTA SURABAYA

Oleh:

Ummi Fadlilah Kurniawati 3608100027

Dosen Pembimbing: Rulli Pratiwi Setiawan,S.T.,M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN

Sumber: Penulis,2012

Sasaran

Surabaya merupakan salah satu kota dalam lingkup Surabaya Metropolitan Area (SMA) mengalami suatu fenomena urban

sprawl

Surabaya sebagai kota inti mengalami peningkatan jumlah penduduk dan berimbas pada perubahan

proporsi penggunaan lahan permukiman

Konsumsi bahan bakar memasak pada sektor rumah tangga semakin meningkat di Kota

Surabaya

Seiring peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan luasan permukiman berpotensi pada peningkatan produksi emisi CO2 dari bahan

bakar untuk memasak di Kota Surabaya

Mengestimasi produksi emisi CO2

Menganalisa faktor-faktor dalam kawasan permukiman yang berpengaruh terhadap emisi CO2 secara langsung maupun tidak

langsung di Kota Surabaya

Merumuskan model dari faktor-faktor dalam kawasan permukiman yang berpengaruh terhadap emisi CO2 secara langsung maupun tidak langsung di Kota

Surabaya

Menjelaskan pengaruh antara perkembangan permukiman dengan produksi emisi CO2 di Kota Surabaya

Latar belakang

Tujuan

Model pengaruh antara faktor-faktor dalam kawasan permukiman dengan produksi emisi CO2 di Kota Surabaya

Rumusan Masalah

Gambar 1.1. Peta Ruang Lingkup Wilayah Penelitian

2. Substansi Tinjauan Pustaka Karakteristik Penggunaan Lahan dan Konsumsi

Energi Wilayah Urban . Tinjauan RTRW Kota Surabaya tentang klasifikasi

kepadatan perumahan Teori mengenai emisi yakni rumus untuk menghitung

tingkat produksi emisi karbon yang dihasilkan dari konsumsi energi bahan bakar untuk memasak.

Klasifikasi Emisi berdasarkan Carbon Footprint Faktor yang Mempengaruhi Produksi Emisi

Karbondioksida (CO2).

3. Metodologi Penelitian 3.1. Pendekatan Penelitian

pendekatan kasual-komparatif. 3.2. Jenis Penelitian Deskriptif

kualitatif dan kuantitatif

3. Metodologi Penelitian Ai adalah konsumsi bahan jenis atau jumlah produk dan Efi adalah faktor emisi dari bahan jenis atau produk

Perhitungan Emisi

3. Metodologi Penelitian Adapun tahapan analisis GWR pada penelitian ini adalah

sebagai berikut : Pengujian Parameter Regresi. Pengujian parameter regresi yang dilakukan terdiri dari: a. Uji Serentak Uji serentak adalah menggunakan Uji-F, yang

dilakukan untuk menguji variabel secara simultan atau serentak. Pengujian serentak untuk model GWR adalah sebagai berikut:

Fhitung > Ftabel; sig. < α, berarti model GWR signifikan Fhitung < Ftabel; sig. > α, berarti berarti model GWR tidak

signifikan

b. Uji Individu Uji-t, dilakukan untuk menguji pengaruh variabel

independent secara parsial atau individu masing-masing lokasi/wilayah

3. Metodologi Penelitian Adapun beberapa uji kevalidan model

(Setiawan, 2010). : Pemeriksaan Normalitas menggunakan Metode Kolmogrof-Smirnov

Test Pemeriksaan Autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW) Pemeriksaan Multikolinieritas pemeriksaan multiko dilakukan dengan

menghitung nilai koefisien korelasi Pemeriksaan Heteroskedastisitas menggunakan Uji Gletzer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1,00E+00

1,95E+06

3,81E+12

7,45E+18

2001 2005 2007

Grafik 4.11. Total Produksi Emisi CO2 Primer dari Bahan Bakar Memasak di Kota Surabaya

Total Produksi Emisi CO2 Primer dari BBM

Sumber: Hasil Analisa, 2012

Sumber: Hasil Analisa, 2012

Kontribusi terbesar dalam penyumbang emisi CO2 di Kota Surabaya berasal dari konsumsi bahan bakar LPG, kemudian minyak tanah dan yang paling kecil adalah kayu bakar.

4.2. Analisa Produksi Emisi Karbon

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa emisi sekunder mengalami penurunan di 2007. Hal ini disebabkan oleh konsumsi listrik rumah tangga pada tahun 2007 juga mengalami penurunan

0,00E+00

2,00E+15

4,00E+15

6,00E+15

8,00E+15

1,00E+16

2001 2005 2007

Gambar 4.12. Produksi Emisi CO2 Sekunder dari Konsumsi Listrik di Kota Surabaya

Produksi Emisi CO2 Sekunder dari Konsumsi Listrik di Kota Surabaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber: Hasil Analisa, 2012

4.2. Analisa Produksi Emisi Karbon

1,00E+00 2,19E+03 4,78E+06 1,05E+10 2,29E+13 5,00E+16 1,09E+20

Emisi Primer Emisi Sekunder

2001 2005 2007

Gambar 4.14. Rata-Rata Perbandingan Emisi CO2 Primer dan Sekunder di Kota Surabaya

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa emisi primer merupakan emisi yang memberikan

kontribusi tertinggi terhadap emisi CO2 yakni sekitar 99,98%.

Hasil Pemeriksaan Asumsi Klasik

Variabel-variabel yang terdapat dalam faktor konsumsi energi mengalami multiko sehingga diatasi dengan analisa Princippal Component.

Untuk selanjutnya hasil dari analisa tersebut dikalikan dengan besarnya konsumsi energi untuk bahan bakar memasak dan konsumsi listrik pada masing-masing kecamatan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2.2. Analisa Model Pengaruh Perkembangan Luasan Permukiman dan Variabel Lainnya Terhadap Produksi Emisi CO2 di Kota Surabaya

F hitung F tabel Kesimpulan

9,4346

2.6480 Berdasarkan hasil analisa diperoleh F hitung > F tabel, yaitu 9,4346 > 2.6480. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Artinya model persamaan GWR pada penelitian ini nyata signifikan pada taraf α = 7%. Dengan kata lain, Model GWR lebih baik digunakan dalam kasus ini dibandingkan dengan Regresi OLS.

1

CV Regresi Global

CV GWR Kesimpulan

0.87620

0.86182

Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai CV Regresi Global > Nilai CV GWR, yaitu 0.87620 > 0.86182. Hal ini berarti bahwa nyata memerlukan pelibatan unsur geografis. Artinya penelitian ini lebih baik jika menggunakan metode analisa GWR dari pada penggunaan metode analisa regrasi global (OLS).

2

Berdasarkan uji parameter serentak diatas, maka model persamaan GWR nyata telah terpenuhi pada taraf signifikansi α = 7%, artinya pada variabel penelitian yang digunakan ini dapat dipercaya hingga

93%. Oleh karena itu, model persamaan GWR diatas dapat dilanjutkan pada uji parameter regresi secara parsial/individu.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2.2. Analisa Model Pengaruh Perkembangan Luasan Permukiman dan Variabel Lainnya Terhadap Produksi Emisi CO2 di Kota Surabaya

3

Berdasarkan uji parameter diatas, maka variabel jml RT/luas permukiman (X1) dan variabel konsumsi bahan bakar dalam

faktor konsumsi energi (PC) di masing-masing kecamatan mempengaruhi produksi emisi CO2 di Kota Surabaya .

Statistik uji secara parsial/individu adalah jika: T hitung > T tabel; Terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y T hitung < T tabel; Tidak terdapat pengaruh variabel X terhadap variabel Y

Terbentuk 2 kelompok, dimana kelompok pertama terdiri dari kecamatan-kecamatan yang dipengaruhi oleh X1 dan PC kemudian

kelompok kedua adalah kecamatan-kecamatan yang dipengaruhi oleh PC saja.

4

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4.2. Peta Pengaruh Berasarkan Kelompok Varibel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2.2. Analisa Model Pengaruh Perkembangan Luasan Permukiman dan Variabel Lainnya Terhadap Produksi Emisi CO2 di Kota Surabaya

Model Persamaan GWR Kelompok X1 dan PC

jumlah rumah tangga per luasan permukiman dan konsumsi energi untuk bahan bakar memasak dan listrik berbanding lurus terhadap produksi emisi CO2. Hal ini berarti setiap

penambahan satu satuan luas permukiman (Km2) dan satu satuan konsumsi bahan bakar (TJ) serta konsumsi listrik (KWh) akan meningkatkan produksi emisi CO2 di masing-

masing kecamatan.

No Kecamatan Model Persamaan GWR 1 Asemrowo Y = 24.597815 + 0.58183 X1 + 0.000099 PC 2 Bubutan Y = 24.668199 + 0.000093 X1 + 0.57362 PC 3 Krembangan Y = 24.651150 + 0.000094 X1 + 0.57234 PC 4 Pabeancantikan Y = 24.651150 + 0.000094 X1 + 0.57234 PC 5 Sawahan Y = 24.676102 + 0.000092 X1 + 0.57590 PC 6 Tegalsari Y = 24.704297 + 0.000089 X1 + 0.57376 PC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2.2. Analisa Model Pengaruh Perkembangan Luasan Permukiman dan Variabel Lainnya Terhadap Produksi Emisi CO2 di Kota Surabaya

Model Persamaan GWR Kelompok PC

PC (Principal Component) dalam model tersebut terdiri dari variabel konsumsi LPG,

minyak tanah, kayu bakar, dan konsumsi listrik. Berdasarkan model persamaan GWR pada tabel di atas dapat diketahui

bahwa konsumsi energi berbanding lurus terhadap produksi emisi CO2. Hal ini

berarti satu satuan konsumsi LPG, minyak tanah, kayu bakar (TJ) dan konsumsi listrik (KWh)

pada masing-masing kecamatan di atas, akan

meningkatkan produksi emisi CO2.

No Kecamatan Model Persamaan GWR 1 Benowo Y = 24.527916 + 0.59607 PC 2 Bulak Y = 24.766837 + 0.000083 PC 3 Dukuhpakis Y = 24.660214 + 0.58072 PC 4 Gayungan Y = 24.665908 + 0.58709 PC 5 Genteng Y = 24.705634 + 0.57142 PC 6 Gubeng Y = 24.747616 + 0.57145 PC 7 Gununganyar Y = 24.859097 + 0.57949 PC 8 Jambangan Y = 24.700033 + 0.58203 PC 9 Karang Pilang Y = 24.666141 + 0.58797 PC

10 Kenjeran Y = 24.710932 + 0.56687 PC 11 Lakasantri Y = 24.607926 + 0.59292 PC 12 Mulyorejo Y = 24.811239 + 0.56721 PC 13 Pakal Y = 24.502988 + 0.60811 PC 14 Rungkut Y = 24.860124 + 0.57521 PC 15 Sambikerep Y = 24.579047 + 0.59335 PC 16 Semampir Y = 24.672647 + 0.56975 PC 17 Simokerto Y = 24.704304 + 0.56936 PC 18 Sukolilo Y = 24.850517 + 0.56995 PC 19 Sukomanunggal Y = 24.638682 + 0.57996 PC 20 Tambaksari Y = 24.743073 + 0.56794 PC 21 Tandes Y = 24.590419 + 0.58662 PC 22 Tenggilismejoyo Y = 24.767798 + 0.57825 PC 23 Wiyung Y = 24.651033 + 0.58554 PC 24 Wonocolo Y = 24.744046 + 0.57885 PC 25 Wonokromo Y = 24.721406 + 0.57585 PC

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan a. Seiring dengan perkembangan permukiman ternyata berpengaruh pada

peningkatan emisi CO2 di Kota Surabaya.

b. Pada penggunaan lahan permukiman emisi yang memberikan kontribusi paling besar terhadap emisi CO2 adalah emisi primer yakni emisi dari bahan bakar memasak skala rumah tangga dengan kontribusi sebesar 99,98%. Sedangkan kontribusi emisi sekunder dari konsumsi listrik sebesar 0,02%.

c. Perkembangan luas permukiman dan konsumsi LPG merupakan variabel yang berpengaruh terhadap peningkatan emisi CO2. Dari kedua variabel tersebut variabel yang memberikan pengaruh paling besar terhadap produksi emisi adalah konsumsi LPG.

d. Varibael rasio RT per luas permukiman (RT/Km2) hanya berpengaruh pada enam kemacamatan yang tergolong memiliki kepadatan perumahan tinggi serta rata-rata konsumsi bahan bakar memasak dan konsumsi listrik tergolong tinggi.

BAB V PENUTUP 5.2. Saran a. Pertimbangan dalam pengaturan penggunaan lahan permukian,

khususnya di Kecamatan Asemrowo, Bubutan, Krembangan, Pabeancantikan, Sawahan, dan Tenggilismejoyo terkait dengan emisi CO2 yang ditimbulkan.

b. Konsumsi LPG sebagai bahan bakar memasak yang sebenarnya berpengaruh paling besar terhadap penyumbang emisi CO2 tidak mungkin untuk dikendalikan dikarenakan bahan bakar LPG pada dasarnya merupakan bahan bakar yang memiliki faktor emisi paling rendah dibandingkan dengan kayu bakar dan minyak tanah. Meskipun demikian, harus ada suatu upaya agar penggunaan LPG dapat dikonsumsi secara bijak pada skala rumah tangga di Kota Surabaya.

c. Meskipun konsumsi listrik sebagai sumber dari emisi sekunder kontrubusinya kecil namun juga harus digunakan secara bijak.

Terima Kasih