PENGARUH PERAN SUPERVISOR DALAM PROGRAM PELATIHAN …/Pengaruh...PENGARUH PERAN SUPERVISOR DALAM...
Transcript of PENGARUH PERAN SUPERVISOR DALAM PROGRAM PELATIHAN …/Pengaruh...PENGARUH PERAN SUPERVISOR DALAM...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH PERAN SUPERVISOR DALAM PROGRAM
PELATIHAN PADA PRESTASI KERJA KARYAWAN
DENGAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI VARIABEL
PEMEDIASI
(Studi Pada Karyawan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh
Fadlu Roziq
F0208064
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SUPERVISOR’S ROLE IN TRAINING PROGRAM TOWARD JOB PERFORMANCE WITH LEARNING MOTIVATION AS
MEDIATING VARIABLE
(Studies in dr. Moewardi Regional Public Hospital’s Employees)
FADLU ROZIQ
NIM : F0208064
The purpose of this study is to examine the model of supervisor’s role in training program (support and communication) on employees' performance and learning motivation as the mediating variable. Based on the model that will be studied, the proposed hypotheses are: (1) learning motivation mediates the influence of supervisor support on job performance; (2) learning motivation mediates the influence of supervisor communication on job performance.
The study population is regular employees of dr.Moewardi Public Hospital with 125 respondents as the sample. The sampling technique used is convenience sampling method (collecting information from members of the population who willingly to participate). Analysis tools used to test the hypothesis is to use path analysis.
Based on the analysis results, it can be concluded that: (1) learning motivation fully mediates the influence of supervisor support on job performance or in other words, H1 is supported, (2) learning motivation partially mediates the influence of supervisor communication on job performance or in other words. Thus, H2 is not supported.
Based on those findings above, the suggested advices are: (1) the needs for further study for the results to be obtained in the context of the object, such as on transportation service, telecommunication, hotel, or even on manufacturing industry, (2) the supervisors can provide optimal support to enhance employees’ learning motivation in attending the training so that will increase employees' performance, (3) supervisors can improve employees’ job performance without having to increase the learning motivation by improving the quality and quantity of communication with employees.
Key words: supervisor’s role, communication, support, learning motivation, work performance.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRAK
PENGARUH PERAN SUPERVISOR DALAM PROGRAM PELATIHAN PADA PRESTASI KERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR
SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI
(Studi Pada Karyawan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi)
FADLU ROZIQ
NIM : F0208064
Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk menguji model pengaruh peran supervisor dalam program pelatihan (dukungan dan komunikasi) pada prestasi kerja karyawan dengan motivasi belajar sebagai variabel pemediasi. Berdasarkan model yang hendak diteliti tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: (1) motivasi belajar memediasi pengaruh dukungan supervisor pada prestasi kerja, (2) motivasi belajar memediasi pengaruh komunikasi supervisor pada prestasi kerja.
Populasi penelitian ini adalah karyawan tetap Rumah Sakit Umum dr. Moewardi Surakarta dengan sampel penelitian sejumlah 125 responden. Adapun teknik sampling yang digunakan yaitu metode convenience sampling (pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia memberikannya). Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah dengan menggunakan path analysis.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa : (1) motivasi belajar memediasi secara penuh pengaruh dukungan supervisor pada prestasi kerja atau dengan kata lain H1 didukung , (2) motivasi belajar memediasi secara parsial pengaruh komunikasi supervisor pada prestasi kerja atau dengan kata lain H2 tidak didukung.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka diajukan saran sebagai berikut: (1) perlunya studi lanjutan untuk hasil yang akan diperoleh pada konteks objek yang berbeda, seperti pada jasa transportasi, telekomunikasi, hotel, atau bahkan pada industri manufaktur, (2) supervisor dapat memberikan dukungan yang optimal guna meningkatkan motivasi belajar karyawannnya dalam mengikuti pelatihan sehingga nantinya akan meningkatkan prestasi kerja karyawan, (3) supervisor dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan tanpa harus meningkatkan motivasi belajarnya dengan cara meningkatkan kualitas maupun kuantitas komunikasi dengan karyawan.
Kata kunci: peran supervisor, komunikasi, dukungan, motivasi belajar,
prestasi kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Legenda adalah sebuah cerita yang dilebih-lebihkan. Jangan mempercayai
sesuatu jika belum mengalaminya sendiri.
(Shikaku Nara)
ééééé
Berjuanglah mendekati batas lalu melampauinya.
(Woody)
ééééé
Orang yang hebat bukanlah orang yang bisa memenangkan segalanya, orang
hebat ialah orang yang mengetahui apa yang bisa dan tak bisa dilakukannya.
Memaksimalkan apa yang dia bisa dan memaafkan dirinya atas apa yang
tak bisa ia lakukan.
(Itachi Uciha)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada : v Ayah Ibuku yang telah berjuang dan mendoakanku sejak aku lahir,
kakakku Muslih Lutfi dan adikku Nailil Masruroh terima kasih telah mendukung dan menyemangati.
v Kawan-kawan seperjuangan: Nila, Litta, Natalia, Yeni, Fajar, Afa, Rio, Juni, Alwi, Eka, terima kasih atas waktunya selama empat tahun ini, menjadi teman, mentor dan saudara seperjuangan.
v Anissa Norma Yunita, the woman on my life. Terima kasih sudah memberikan ”happy ending” dalam akhir perjalananku sebagai ”mahasiswa”. Hopefully our dreams come true. Amin.
v Kawan-kawan Lo-Tech Consultan semoga kita tetap ”solving your problem”.
v Kawan-kawan magang, Nunu, Elidud, Jimmy, Novi, Rahma. Keep SOSA deh.
v Pejuang-Pejuang BEM angkatan 2009-2010, Bang Barjos, Bang Fitrah, Mbak Finik, Mbak Ayut, terima kasih atas diskusi dan pemikiran-pemikirannya.
v Immawan dan Immawati IMM Ki Bagus Hadi Kusumo, Mas Sapex, Mas Andes, Yogi, Bidin, Mba Umi, Kenndud, Pindud, Fidud, Ria, Elni, Riza, Mas Zozont, terima kasih untuk pembelajaran dan ilmu-ilmunya.
v GPH Member, Mbak Jar dan Mbak Say, jadikan GPH sebagai Generasi Penuh Harapan.
v Kawan-kawan satu angkatan manajemen 08, semoga kesuksesan selalu berada di tengah-tengah kita semua.
v Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Rabbil’aalamin. Puji syukur penulis panjatkan atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat, petunjuk, dan pertolongan-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH
PERAN SUPERVISOR DALAM PROGRAM PELATIHAN PADA
PRESTASI KERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR
SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
tugas dan persyaratan dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa, bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta beserta seluruh staf pengajar, yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa kuliah.
2. Ibu Dr. Hunik Sri Runing Sawitri, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen
FE UNS dan Bapak Reza Rahardian SE. M.Si selaku Sekretaris Jurusan
Manajemen FE UNS.
3. Bapak Dr. Mugi Harsono, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi dengan
segala kesabarannya telah berkenan memberikan bimbingan, arahan, kritik,
dan saran dalam penyelesaian skripsi.
4. Bapak Drs. Heru Purnomo, MM selaku pembimbing akademis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
5. Bapak Drg. Basoeki Soetardjo, MMR selaku direktur Rumah Sakit Umum
dr. Moewardi.
6. Pihak Manajemen dan Karyawan Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Moewardi.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam bentuk apapun kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
maka kritik dan saran konstruktif akan penulis terima dengan senang hati. Penulis
berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi semua pihak yang memerlukan pada umumnya. Akhir kata semoga skripsi
ini bermanfaat dan menambah pengetahuan khususnya bagi penulis dan pembaca
pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Surakarta, 19 Juni 2012
Penyusun
Fadlu Roziq
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………….
ABSTRACT……………………………………………………………
ABSTRAK ……………….…………………………………………...
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………...
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………...
MOTTO ………………………………………………………………
PERSEMBAHAN …………………………………………………….
KATA PENGANTAR .……………………………………………….
DAFTAR ISI ……..…………………………………………………...
DAFTAR TABEL …………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN ……..……………………………….………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………..………………………………
B. Perumusan Masalah………….………………..………
C. Tujuan Penelitian ……………………………..………
D. Manfaat Penelitian ……………………………………
E. Batasan Penelitian……………………..………………
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. PERAN SUPERVISOR…………………………………..
B. MOTIVASI BELAJAR……………………………………
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
x
xii
xiv
xv
1
5
5
6
7
8
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
C. PRESTASI KERJA KARYAWAN……………………….
D. HIPOTESIS PENELITIAN……………………………......
E. KERANGKA PENELITIAN……………………………..
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .………………………………………..
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling………………..
C. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Penelitian…………………………………………………..
D. Sumber Data……………………………………………
E. Teknik Pengumpulan Data …………………………...
F. Metode Analisis Data…………………………………
BAB IV ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian…………..….……………...
B. Analisis Deskriptif Responden …………………………
C. Analisis Instrumen Penelitian………………………….
D. Pengujian Hipotesis………………….…………………
E. Perbandingan Hasil Penelitian………………………….
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………...
B. Keterbatasan …………………………………………..
C. Saran ………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14
15
19
20
22
24
30
31
31
36
36
69
75 85 88 89 90 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin………………………………………………..
Tabel IV.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia……
Tabel IV.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pendidikan……………………………………………...
Tabel IV.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa
Kerja……….....................................................................
Tabel IV.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Posisi/Jabatan……………………………………………
Tabel IV.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tipe
Pelatihan …………………………………………………
Tabel IV.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman
Belajar…………………………………………………...
Tabel IV.8 Tanggapan Responden Mengenai Dukungan Supervisor…
Tabel IV.9 Tanggapan Responden Mengenai Komunikasi Supervisor.
Tabel IV.10 Tanggapan Responden Mengenai Motivasi Belajar………
Tabel IV11 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja yang Dirasakan.
Tabel IV.12 Hasil Faktor Analisis…………………………………….
Tabel IV.13 Hasil Faktor Analisis………………………………………….
Tabel IV.14 Uji Reliabilitas…………………………………..………..
Tabel IV.15 Analisis Regresi Pengaruh Dukungan Supervisor Pada
37
38
39
40
41
42
43
44
51
57
63
71
73
74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
Prestasi Kerja ……………………………………………
Tabel IV.16 Analisis Regresi Pengaruh Dukungan Supervisor Pada
Motivasi Belajar…………………………………………
Tabel IV.17 Analisis regresi mediasi motivasi belajar terhadap
hubungan dukungan supervisor pada prestasi kerja…….
Tabel IV.18 Analisis regresi pengaruh komunikasi supervisor pada
prestasi kerja ……………………………………..……..
Tabel IV.19 Analisis regresi pengaruh komunikasi supervisor pada
motivasi belajar………………………………………….
Tabel IV.20 Analisis regresi mediasi motivasi belajar terhadap
hubungan komunikasi supervisor pada prestasi kerja…..
Tabel IV.21 Perbandingan Hasil Penelitian……………………………
76
78
79
81
82
84
86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kerangka Penelitian 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Daftar jawaban responden
Lampiran 3 Hasil Analisis Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 4 Hasil Uji Hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SUPERVISOR’S ROLE IN TRAINING PROGRAM TOWARD JOB PERFORMANCE WITH LEARNING MOTIVATION AS
MEDIATING VARIABLE
(Studies in dr. Moewardi Regional Public Hospital’s Employees)
FADLU ROZIQ
NIM : F0208064
The purpose of this study is to examine the model of supervisor’s role in training program (support and communication) on employees' performance and learning motivation as the mediating variable. Based on the model that will be studied, the proposed hypotheses are: (1) learning motivation mediates the influence of supervisor support on job performance; (2) learning motivation mediates the influence of supervisor communication on job performance.
The study population is regular employees of dr.Moewardi Public Hospital with 125 respondents as the sample. The sampling technique used is convenience sampling method (collecting information from members of the population who willingly to participate). Analysis tools used to test the hypothesis is to use path analysis.
Based on the analysis results, it can be concluded that: (1) learning motivation fully mediates the influence of supervisor support on job performance or in other words, H1 is supported, (2) learning motivation partially mediates the influence of supervisor communication on job performance or in other words. Thus, H2 is not supported.
Based on those findings above, the suggested advices are: (1) the needs for further study for the results to be obtained in the context of the object, such as on transportation service, telecommunication, hotel, or even on manufacturing industry, (2) the supervisors can provide optimal support to enhance employees’ learning motivation in attending the training so that will increase employees' performance, (3) supervisors can improve employees’ job performance without having to increase the learning motivation by improving the quality and quantity of communication with employees.
Key words: supervisor’s role, communication, support, learning
motivation, work performance.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
PENGARUH PERAN SUPERVISOR DALAM PROGRAM PELATIHAN PADA PRESTASI KERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR
SEBAGAI VARIABEL PEMEDIASI
(Studi Pada Karyawan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi)
FADLU ROZIQ
NIM : F0208064
Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk menguji model pengaruh peran supervisor dalam program pelatihan (dukungan dan komunikasi) pada prestasi kerja karyawan dengan motivasi belajar sebagai variabel pemediasi. Berdasarkan model yang hendak diteliti tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: (1) motivasi belajar memediasi pengaruh dukungan supervisor pada prestasi kerja, (2) motivasi belajar memediasi pengaruh komunikasi supervisor pada prestasi kerja.
Populasi penelitian ini adalah karyawan tetap Rumah Sakit Umum dr. Moewardi Surakarta dengan sampel penelitian sejumlah 125 responden. Adapun teknik sampling yang digunakan yaitu metode convenience sampling (pengumpulan informasi dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia memberikannya). Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah dengan menggunakan path analysis.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa : (1) motivasi belajar memediasi secara penuh pengaruh dukungan supervisor pada prestasi kerja atau dengan kata lain H1 didukung , (2) motivasi belajar memediasi secara parsial pengaruh komunikasi supervisor pada prestasi kerja atau dengan kata lain H2 tidak didukung.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka diajukan saran sebagai berikut: (1) perlunya studi lanjutan untuk hasil yang akan diperoleh pada konteks objek yang berbeda, seperti pada jasa transportasi, telekomunikasi, hotel, atau bahkan pada industri manufaktur, (2) supervisor dapat memberikan dukungan yang optimal guna meningkatkan motivasi belajar karyawannnya dalam mengikuti pelatihan sehingga nantinya akan meningkatkan prestasi kerja karyawan, (3) supervisor dapat meningkatkan prestasi kerja karyawan tanpa harus meningkatkan motivasi belajarnya dengan cara meningkatkan kualitas maupun kuantitas komunikasi dengan karyawan.
Kata kunci: peran supervisor, komunikasi, dukungan, motivasi belajar,
prestasi kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut literatur yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya
manusia (SDM), peran seorang supervisor dalam program pelatihan memiliki dua
karakteristik utama: dukungan dan komunikasi. Kemampuan supervisor untuk
memainkan peran yang efektif dalam program-program pelatihan dapat
meningkatkan prestasi kerja karyawan. Lebih penting lagi, masih ada penelitian di
bidang ini yang menunjukkan bahwa pengaruh peran supervisor dalam program
pelatihan terhadap prestasi kerja secara tidak langsung dipengaruhi oleh motivasi
untuk belajar. Sifat hubungan ini tidak cukup ditekankan dalam literatur pelatihan
manajemen. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengukur pengaruh
peran supervisor dalam pelatihan dan motivasi belajar terhadap prestasi kerja
karyawan (Ismail, et al. 2010).
Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut
organisasi baik organisasi swasta maupun pemerintah untuk mengadakan inovasi-
inovasi guna menghadapi tuntutan perubahan dan berupaya menyusun kebijakan
yang selaras dengan perubahan lingkungan. Suatu organisasi harus mampu
menyusun kebijakan yang tepat untuk mengatasi setiap perubahan yang akan
terjadi. Keberhasilan penyusunan kebijakan yang menjadi perhatian adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Manajemen yang menyangkut pemberdayaan sumber daya manusia (Tjahjono,
2006).
Dukungan supervisor dianggap sebagai sebuah aspek penting dalam
peranannya baik dalam menghambat maupun memfasilitasi pelatihan. Dukungan
supervisor mengacu pada sejauh mana supervisor mendorong partisipasi dalam
pelatihan, inovasi, dan akuisisi pengetahuan dan memberikan pengakuan kepada
karyawan yang terlibat dalam kegiatan tersebut (Tracey dan Tews, 2005).
Dukungan supervisor sering diartikan sebagai bagaimana seorang supervisor
memberikan dorongan dan kesempatan untuk meningkatkan prestasi kerja
karyawan dalam perusahaan (MacNeil, 2004). Dalam konteks pelatihan
supervisor sering mendorong dan memotivasi peserta untuk mengikuti program
pelatihan, membantu karyawan sebelum, selama, dan sesudah program pelatihan
dalam hal waktu, dukungan, anggaran dan sumber daya, serta melibatkan
karyawan secara aktif dalam pengambilan keputusan dan panduan dalam
menerapkan kompetensi baru yang mereka peroleh di tempat kerja mereka (Tai,
2006).
Komunikasi supervisor adalah proses penyampaian dan pemahaman
makna yang dilakukan supervisor. Komunikasi supervisor dapat memperkuat
motivasi dengan menjelaskan ke para karyawan apa yang harus dilakukan,
seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki
kinerja. Penyusunan arus komunikasi yang baik akan mengakibatkan efisiensi
yang diinginkan oleh supervisor (Robbins, 2007; Flippo, 1993)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa kemampuan pengawas
dalam memberikan dukungan dengan menggunakan gaya komunikasi yang baik
dalam pelatihan dapat meningkatkan performa kerja karyawan (McGraw, 1993).
Prestasi kerja sendiri secara umum diartikan sebagai keberhasilan karyawan
dalam mencapai tujuan kerja, memenuhi harapan, mencapai target dan atau
menyelesaikan satu set patokan yang telah diberikan oleh perusahaan mereka
(Mathis & Jackson, 2000).
Jika seseorang memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi, maka hal ini
akan meningkatkan kemampuannya dalam mengatasi faktor hambatan belajar.
Sehingga, hal ini mungkin memotovasi individu untuk mengikuti, terlibat dan
berkomitmen dalam kegiatan belajar dalam rangka untuk meningkatkan sikap
kerja individu dan perilaku, khususnya prestasi kerja (Nijman, 2004).
Dalam pengertian ini, dengan perspektif program pelatihan, kemampuan
supervisor untuk memberikan dukungan yang cukup (misal dorongan dan
bimbingan) dan menggunakan komunikasi terbuka dalam manajemen manajemen
pelatihan (umpan balik dan diskusi) akan menggugah motivasi karyawan untuk
belajar dan pada saatnya nanti akan meningkatkan prestasi kerja (Tsai & Tai,
2003).
Telaah yang dilakukan Ismail, et al. (2010) menyebutkan bahwa studi
mendalam mengenai hubungan supervisor dan prestasi kerja karyawan
menunjukkan bahwa pengaruh peran supervisor dalam pelatihan terhadap prestasi
kerja karyawan secara tidak langsung dipengaruhi oleh motivasi karyawan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
belajar. Meski hubungan ini menarik sangat sedikit yang diketahui tentang peran
mediasi dari motivasi belajar dalam literatur manajemen pelatihan (Chiaburu &
Takleab, 2005).
Penelitian terdahulu yang membahas tentang hubungan peran supervisor
pada prestasi kerja karyawan dengan motivasi belajar sebagai variabel pemediasi
pernah dilakukan oleh Ismail, et al. (2010) dengan judul “Linking supervisor’s
role in training programs to motivation to learn as an antecedent of job
performance”. Objek penelitian pada penelitian tersebut adalah sebuah
perpustakaan yang masih dalam otoritas pemerintah kota di Serawak, Malaysia.
Namun untuk menjaga kerahasiaannya identitas dari perpustakaan tersebut tidak
diungkap dan disamarkan menjadi EMSTLIBRARY. Dalam penelitian tersebut
didapatkan temuan bahwa motivasi belajar bertindak sebagai variabel mediasi
parsial dalam hubungan antara peran seorang supervisor dalam pelatihan dan
prestasi kerja. Hasil ini mendukung dan memperluas literatur pelatihan penelitian
yang banyak diterbitkan dalam pengaturan organisasi Barat.
Penelitian yang akan dilakukan merupakan replikasi dari penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Ismail, et al. (2010). Objek penelitian ialah sebuah
rumah sakit umum di daerah Surakarta yaitu Rumah Sakit Umum Daerah dr
Moewardi. Rumah Sakit Umum Daerah dr Moewardi merupakan rumah sakit
yang masih dalam tahap berkembang sehingga terdapat banyak pelatihan yang
dilakukan pihak manajer untuk meningkatkan prestasi kerja karyawannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Dari latar belakang yang dikemukakan, maka penelitian ini mencoba
untuk meneliti hal tersebut dengan mengambil judul “PENGARUH PERAN
SUPERVISOR DALAM PROGRAM PELATIHAN PADA PRESTASI
KERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI BELAJAR SEBAGAI
VARIABEL PEMEDIASI” (Studi pada karyawan Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Moewardi Surakarta).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah motivasi belajar memediasi dukungan supervisor pada prestasi
kerja?
2. Apakah motivasi belajar memediasi komunikasi supervisor pada prestasi
kerja?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
secara umum adalah untuk menguji model pengaruh peran supervisor dalam
program pelatihan (dukungan dan komunikasi) pada prestasi kerja karyawan
dengan motivasi belajar sebagai variabel pemediasi. Adapun tujuan secara
khususnya adalah, sebagai berikut:
1. Menguji apakah motivasi belajar memediasi pengaruh dukungan
supervisor terhadap prestasi kerja.
2. Menguji apakah motivasi belajar memediasi pengaruh komunikasi
supervisor terhadap prestasi kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini bermaksud untuk memberikan manfaat secara praktis dan
manfaat secara teoritis, adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini
sebagai berikut :
1. Manfaat praktis
Melalui penelitian ini diharapkan menghasilkan masukan kepada
perusahaan yang terkait, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi
dan perusahaan-perusahaan yang lain. Dapat dijadikan sebagai
pertimbangan atau masukkan kepada organisasi dalam mengelola Sumber
Daya Manusia. Bagi manajer sendiri diharapkan dapat membantu dalam
mengembangkan suatu kerangka kerja manajerial. Sehingga prestasi kerja
karyawan dapat ditingkatkan dengan mempertimbangkan pengaruh
supervisor dan juga motivasi belajar.
2. Manfaat teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi mengenai
pembentuk prestasi kerja. Peran supervisor sebagai faktor yang
mempengaruhi prestasi kerja dengan motivasi belajar sebagai mediasinya.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan peneliti dan juga diharapkan penelitian ini dapat menjadi
referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang relevan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
E. BATASAN PENELITIAN
1. Penelitian ini akan dilakukan pada Rumah Sakit Umum Daerah dr
Moewardi dengan sampel pegawai tetap yang pernah menjalani training
dan pengembangan.
2. Pengukuran construct dalam penelitian ini menggunakan skala likert,
yaitu skala yang didesain untuk menelaah seberapa kuat responden setuju
atau tidak setuju pada pernyataan. Skala likert yang digunakan dinyatakan
dengan angka 1 sampai 6.
3. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik probability
sampling, yaitu pengambilan sampel acak berstrata (Sekaran, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Peran Supervisor
1. Pengertian Supervisor
Supervisor ialah orang yang menghubungkan antara manajer dan
karyawan. Supervisor lebih seperti jembatan yang menjembatani antara
kepentingan manajer dan kepentingan karyawan. Selain diibaratkan
sebagai jembatan supervisor dapat diibaratkan seperti burger. Roti paling
atas adalah pihak manajemen, sedangkan roti paling bawah adalah para
karyawan. Antara dua roti ini berisi aneka isi yang merupakan inti dari
burger. Antara lain daging, sayur, bumbu, saos, dan sejenisnya. Jika isi
tersebut dikeluarkan, tak ayal lagi benda tersebut hanyalah sepotong roti.
Ilustrasi tersebut manjelaskan betapa pentingnya posisi supervisor dalam
perusahaan. Seperti isi dari burger, supervisor inilah yang nantinya
menentukan “harga” dari sebuah perusahaan (Agung, 2009).
2. Peran supervisor
Menurut Dharma (2003), peran supervisor ialah:
1. Perencanaan: menetapkan tujuan, memutuskan cara pencapaian
tujuan, menetapkan arah tindakan, serta menetapkan arah tindakan,
serta menetapkan kebijakan prosedur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Pengorganisasian: menetapkan pembagian kerja, penugasan,
pengelompokan pekerjaan untuk koordinasi, serta menetapkan
wewenang dan tanggung jawab.
3. Pembinaan: memberi contoh, memotivasi, dan memberdayakan
karyawan.
4. Pengendalian: menghimpun informasi tentang pencapaian hasil,
membandingkannya dengan standar/rencana, dan melakukan
tindakan perbaikan jika perlu.
Menurut Agung (2009), peran supervisor ialah:
1. Sebagai ‘pemimpin’ dan ‘manajer’.
Supervisor tidak hanya ‘me-manage’ (mengelola), tapi juga
memimpin (mengarahkan, memotivasi, membina,
memberdayakan), agar anak buah mampu bekerja sesuai dengan
apa yang telah ditentukan.
2. Barisan terdepan dari manajemen yang berhadapan langsung
dengan pelaksana.
Supervisor merupakan wakil dari manajemen untuk menjadi
pemimpin pelaksana tugas di lapangan. Supervisor bertanggung
jawab untuk mengamankan dan melaksanakan keputusan
manajemen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Supervisor dalam proses manajemen akan melaksanakan semua
sistem manajerial seperti manajer pada level di atasnya.
Entah apa pun sistem manajemen yang dipakai, supervisor
harus mampu menjalankan sistem manajemen tersebut. Sistem
manajemen akan menolong supervisor dalam menyelesaikan
tanggung jawabnya. Dengan sistem manajemen yang dipakai
seperti sistem manajemen level di atasnya, makaa koordinasinya
akan menjadi efektif dan efisien.
4. Mewakili nama perusahaan dalam berbagai interaksi sosial,
sehingga wajib menjaga citra diri dan perusahaan.
Perusahaan tidak hidup dalam ruang hampa sosial. Artinya
perusahaan hidup dan berinteraksi dengan lingkungan sosial. Tak
pelak lagi sebagai sebagai orang yang terjun langsung di lapangan,
supervisor sering harus bersinggungan dengan lingkungan
sosialnya. Ketika interaksi ini supervisor harus mampu menjaga
citra dirinya, sehingga layak dipercaya dan pantas bekarja sama.
Citra diri ini tak ayal merupakan pantulan dari citra perusahaan.
Alhasil baik buruknya perusahaan di mata lingkungan sosialnya
diwakili oleh baik buruknya citra supervisornya.
Meskipun supervisor memiliki banyak peranan-peranan penting,
literatur terdahulu menyebutkan bahwa supervisor memiliki dua peran
utama dalam program pelatihan yaitu dukungan dan komunikasi dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kedua peranan tersebut memiliki pengaruh pada peningkatan motivasi
belajar dalam pelatihan (Chiaburu & Tekleab, 2005; Ismail et al, 2010).
Dukungan supervisor mengacu pada sejauh mana supervisor
mendorong partisipasi dalam pelatihan, inovasi, dan akuisisi pengetahuan
dan memberikan pengakuan kepada karyawan yang terlibat dalam suatu
kegiatan. Sedangkan komunikasi adalah tindakan membujuk orang-orang
lain untuk menafsirkan suatu gagasan dengan cara yang dimaksudkan oleh
si pembicara atau penulis (Tracey dan Tews, 2005; Flippo, 1993).
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan
orang tersebut bertindak. Orang biasanya bertindak karena satu alasan;
untuk mencapai tujuan. Jadi, motivasi ialah sebuah dorongan yang diatur
oleh tujuan dan jarang muncul dalam kekosongan (Mathis, Jackson,
2009).
Menurut Robbins (2007) motivasi ialah proses yang ikut menentukan
intensitas arah, dan ketekunan individu dalam usaha mencapai sasaran.
Meski secara umum motivasi terkait dengan upaya ke arah sasaran apa
saja, pada penelitian ini motivasi difokuskan pada tujuan belajar agar
mencerminkan minat tunggal terhadap perilaku yang berkaitan dengan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Sardiman (2011) mereview pendapat Mc.Donald yang menyatakan
bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Pendapat Mc.Donald diatas mengandung tiga
elemen penting.
1. Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological”
yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan
energi manusia (walaupun mativasi ini muncul dari dalam diri
manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik
manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feeling, afeksi
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-
persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan
tingkah-laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi
dalam hal ini sebenarnya merupakan respondari suatu aksi, yakni
tujuan, motivasi mamang muncul dari dalam diri manusia, tetapi
kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur
lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal
kebutuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Fungsi motivasi dalam belajar
Menurut Sardiman (2011) terdapat tiga fungsi motivasi:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan,
dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian
prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi.
Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang
baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama
didasari adanya motivasi, maka sesorang yang belajar itu akan melahirkan
prestasi yang baik (Sardiman, 2011).
3. Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Karyawan tidak akan belajar jika dia tidak punya motivasi untuk itu.
dengan kata lain, mereka harus termotivasi untuk melibatkan diri dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
proses pelatihan. Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
karyawan ialah:
1. Karyawan lebih termotivasi untuk belajar jika materi yang
disampaikan relevan bagi mereka.
2. Karyawan lebih termotivasi untuk belajar jika hal itu
menguntungkan mereka.
3. Karyawan lebih termotivasi untuk belajar jika pelatihan itu
menarik (Dharma, 2003).
C. Prestasi kerja Karyawan
1. Pengertian Prestasi kerja Karyawan
Dharma (2003) mengemukakan bahwa prestasi kerja ialah
hasil/pencapaian yang dilakukan karyawan dalam periode waktu tertentu.
Prestasi kerja itu sendiri nantinya akan berpengaruh pada produktivitas
dan kualitas kerja. Menurut Wirawan (2009), prestasi kerja adalah
keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu
pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Sedangkan menurut
Bernardin (1993) prestasi kerja ialah catatan hasil pekerjaan yang
dihasilkan dalam aktivitas fungsi kerja yang spesifik selama jangka waktu
tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
D. Hipotesis Penelitian
Adams (1963) mengemukakan teori keadilan yang menyatakan bahwa
perlakuan adil atau tidak adil memiliki dampak signifikan terhadap sikap
individu dan perilaku. Penerapan teori ini dalam manajemen pelatihan
menunjukkan bahwa karyawan yang menerima dukungan yang cukup dari
supervisor mereka dan juga menerapkan dan menghadiri program pelatihan
akan merasa diperhatikan. Jika individu merasa bahwa mereka cukup
diperhatikan dan didukung oleh atasan mereka, hal ini kemudian akan
memunculkan motivasi mereka untuk belajar, yang pada gilirannya,
menyebabkan peningkatan dalam prestasi kerja (Chiaburu & Takleab, 2005).
Robbins (2007) mereview teori ekspektasi yang dikemukakan oleh
Vrooms yang menyoroti bahwa seseorang akan melakukan tindakan tertentu
jika dia merasakan tindakan tersebut dapat membawa hasil yang bernilai.
Penerapan teori ini dalam manajemen pelatihan menunjukkan bahwa
kemampuan supervisor untuk terbuka dan jujur mengkomunikasikan
pentingnya menghadiri program pelatihan dan pentingnya pembelajaran
kompetensi baru akan sangat meningkatkan motivasi karyawan untuk belajar.
Akibatnya, dapat menyebabkan prestasi kerja meningkat (Cohen & Levinthal,
1990).
Robbins (2007) mereview teori ERG dari Clayton Alderfer yang
menyatakan bahwa ada tiga kelompok kebutuhan inti, yaitu eksistensi,
keterhubungan, dan pertumbuhan. Kelompok eksistensi memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
tentang pemberian persyaratan keberadaan materiil dasar kita, mencakup
butir-butir yang oleh Maslow (teori hierarki kebutuhan) dianggap sebagai
kebutuhan psikologi dan keamanan. Kelompok kebutuhan kedua adalah
kelompok keterhubungan, yaitu hasrat yang kita miliki untuk memelihara
hubungan antar pribadi yang penting. Hasrat sosial dan status menuntut
terpenuhinya interaksi dengan orang lain, dan hasrat ini sejalan dengan
kebutuhan social. Kelompok ketiga adalah kelompok kebutuhan akan
pertumbuhan, yaitu hasrat intrinsik untuk perkembangan pribadi, yang
mencakup komponen intrinsik dari kategori penghargaan Moslow dan
karakteristik yang tercakup dalam aktualisasi diri. Penerapan teori ini dalam
manajemen pelatihan menunjukkan bahwa seorang karyawan pada dasarnya
menginginkan pertumbuhan dalam dirinya. Dalam hal ini dukungan
supervisor dan komunikasi yang baik dalam menyampaikan pentingnya
menghadiri program pelatihan, dan pentingnya mempelajari kompetensi baru
akan menimbulkan motivasi belajar karyawan dalam pelatihan, yang
bertujuan supaya dirinya dapat tumbuh menjadi lebih baik lagi. Dan pada
gilirannya dapat meningkatkan hasil pelatihan, dan berimbas pada
peningkatan prestasi kerja (Howard et al, 2006).
Robbins (2007) mereview teori kebutuhan McClelland yang
mengemukakan bahwa prestasi, kekuasaan dan kelompok pertemanan
merupakan tiga kebutuhan penting yang membantu memahami motivasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Kebutuhan akan prestasi ialah dorongan untuk unggul, untuk berprestasi
berdasar seperangkat standar, untuk berusaha keras supaya sukses. Penerapan
teori ini dalam manajemen pelatihan menunjukkan bahwa karyawan pada
dasarnya memiliki keinginan untuk berprestasi dan lebih unggul dari
karyawan yang lain. Dengan demikian peran supervisor dalam memberi
dukungan guna mengikuti pelatihan dan mengkomunikasikan betapa
pentingnya pelatihan guna mengembangkan kompetensi karyawan akan
meningkatkan motivasi karyawan untuk belajar dalam pelatihan sehingga
dirinya dapat berprestasi dan lebih unggul dari karyawan lain. Pada akhirnya
hal ini akan meningkatkan kualitas hasil pelatihan dan meningkatkan prestasi
kerja (Tai, 2006).
Al-Eisa (2009) mengemukakan bahwa supervisor yang memberikan
dukungan pada karyawan misal dengan mengirimkannya dalam pelatihan,
memberinya kesempatan mengikuti pelatihan yang disukai, dan
mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mendukung pelatihan, akan
meningkatkan motivasi belajar karyawan untuk mengikuti program pelatihan.
Selanjutnya motivasi belajar tersebut akan memberikan dampak yang
signifikan pada hasil pelatihan, dan pada akhirnya akan meningkatkan prestasi
kerja karyawan (Nijman, 2006).
Ismail (2010) mengatakan bahwa supervisor yang
mengkomunikasikan maksud dan tujuan pelatihan, menjelaskan betapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
pentingnya bagi perkembangan karyawan, serta memberikan umpan balik
pada prestasi kerja karyawannya akan meningkatkan motivasi belajar
karyawan dalam mengikuti program pelatihan. Selanjutnya motivasi belajar
tersebut akan meningkatkan kualitas dari hasil pelatihan dan pada gilirannya
akan meningkatkan prestasi kerja karyawan yang bersangkutan (Lubis, 2008).
Dari landasan teoritis diatas berikut hipotesis dari penelitian ini :
H1 : Motivasi belajar memediasi pengaruh dukungan supervisor pada
prestasi kerja.
H2 : Motivasi belajar memediasi pengaruh komunikasi supervisor pada
prestasi kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
E. Kerangka Penelitian
Berdasar hipotesis yang dirumuskan diatas berikut gambar model
penelitian untuk memberikan gambaran konsep yang sudah dijelaskan.
H1
H2
Gambar 2.1: Pengaruh peranan supervisor (dukungan dan komunikasi) pada prestasi kerja karyawan dengan motivasi belajar sebagai variabel pemediasi.
Gambar 2.1 menunjukkan pengaruh supervisor pada prestasi kerja
dimana motivasi belajar sebagai variabel pemediasi. Motivasi belajar
memediasi pengaruh dukungan supervisor pada prestasi kerja (H1). Selain
dukungan supervisor, motivasi belajar memediasi pengaruh komunikasi
supervisor pada prestasi kerja (H2).
Motivasi Belajar
Prestasi Kerja
Dukungan supervisor
Komunikasi Supervisor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Tujuan Studi
Tujuan studi penelitian ini adalah hypothesis testing (pengujian
hipotesis), yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk
hubungan antar variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
peran supervisor pada prestasi kerja karyawan dengan motivasi belajar
sebagai variable pemediasi.
2. Hubungan Antar Variabel
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kausalitas yaitu penelitian
yang menjelaskan sebab-akibat, di mana penelitian ini diadakan untuk
menjelaskan hubungan antar variabel (variabel yang satu menjelaskan atau
menentukan nilai variabel yang lain) (Cooper Schlindler, 2006).
3. Lingkungan (Setting) Studi
Lingkungan penelitian ini adalah Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Moewardi.
4. Unit Analisis
Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis
berdasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian dan merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
elemen penting dalam desain penelitian karena mempengaruhi proses
pemilihan, pengumpulan, dan analisis data. Unit analisis penelitian ini adalah
tingkat individual yaitu data yang dianalisis berasal dari setiap individual
karyawan.
5. Horizon Waktu
Studi lintas-seksi (cross-sectional) dilaksanakan satu kali dan
mencerminkan “potret” dari suatu keadaan pada satu saat tertentu (Cooper dan
Emory, 1998). Penelitian ini berdasarkan dimensi waktu, dikategorikan ke
dalam penelitian Cross Sectional atau One-Shot yang artinya sebuah studi
yang dikumpulkan dengan data yang sekali dikumpulkan. Dapat selama
periode harian, mingguan, ataupun bulanan dalam rangka menjawab
pertanyaan penelitian (Sekaran 2006).
6. Pengukuran Construct
Pengukuran construct dalam penelitian ini menggunakan skala likert,
yaitu skala yang didesain untuk menelaah seberapa kuat responden setuju atau
tidak setuju pada pernyataan. Skala likert yang digunakan dinyatakan dengan
angka 1 sampai 6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
B. Populasi, Sampel, Dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, hal
minat, yang ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006). Target populasi dalam
penelitian ini adalah karyawan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah
anggota yang terpilih dari populasi. Dengan kata lain sejumlah tapi tidak
semua, elemen populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2006). Syarat
utama pemilihan sampel adalah sampel harus bisa mewakili target populasi.
Sampel dalam penelitian ini adalah adalah karyawan tetap Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta yang pernah mengikuti training dan
pengembangan. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk mempermudah
peneliti dan meminimalisir kerancuan dalam mengisi kuesioner sehingga data
kuesioner yang dihasilkan akan lebih tepat dan akurat. Pertimbangan lain ialah
dua variabel yaitu dukungan supervisor dan komunikasi supervisor dalam
program pelatihan merupakan variabel dirasakan langsung oleh karyawan, dan
motivasi belajar sendiri adalah sesuatu yang muncul dari dalam diri karyawan
dan dalam hal ini karyawanlah yang paling tahu tentang tinggi rendahnya
motivasi belajarnya sendiri, sehingga untuk menjaga konsistensi sampel maka
pengukuran kinerja karyawan dilakukan secara self-efficacy.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3. Teknik sampling
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah dengan
menggunakan metode pengambilan sampel acak berstrata. Pengambilan
sampel acak berstrata, seperti namanya, melibatkan proses stratifikasi atau
segregasi, yang diikuti oleh pemilihan acak subjek dari setiap strata. Populasi
terlebih dahulu dibagi dalam kelompok saling eksklusif yang relevan, tepat,
dan berarti dalam konteks studi (Sekaran, 2003).
Karyawan rumah sakit terdiri dua kelompok besar yaitu karyawan
medis dan non-medis. Pada penelitian ini sampel yang diambil meliputi
keduanya. Dengan teknik sampel acak berstrata populasi dikelompokkan
menjadi dua kelompok, medis dan non-medis. Kemudian dipilih sampel
secara acak dari masing-masing kelompok secara proporsional.
Setelah didapatkan responden tersebut, teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan penyebaran kuesioner langsung kepada responden.
Kuesioner didesain dan berisi pertanyaan yang menyangkut variabel-variabel
yang sedang diteliti. Calon responden adalah karyawan Rumah Sakit Umum
Daerah dr. Moewardi Surakarta, kriteria calon responden adalah mereka yang
menjadi karyawan tetap pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi
Surakarta. Kriteria lainnya ialah karyawan yang bersangkutan pernah
mengikuti training dan pengembangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
C. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel adalah definisi yang dinyatakan dalam kriteria
atau operasi yang dapat diuji secara khusus (Cooper dan Emory, 1998). Istilah-
istilah ini harus mempunyai rujukan-rujukan empiris (dapat diukur, dihitung atau
dikumpulkan melalui penalaran).
Pengukuran dari kuesioner menggunakan “6 point skala Likert dari 1 sampai
6” dengan tingkat mulai “sangat tidak setuju” sampai “sangat setuju”. Kuesioner
ini terdiri dari empat bagian utama yang meliputi empat konstruksi model
konseptual, yaitu dukungan supervisor, komunikasi supervisor, motivasi belajar,
dan prestasi kerja.
Definisi dan pengukuran dari variabel dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Dukungan Supervisor
Dukungan supervisor didefinisikan sebagai sejauh mana karyawan
membentuk kesan bahwa supervisor mereka peduli tentang kesejahteraan,
nilai kontribusi mereka serta dukungan pada umumnya (Eisenberger et al.,
2002). Berdasarkan kuisioner yang dikembangkan oleh Ismail et al (2010)
dukungan supervisor diidentifikasikan dengan tujuh belas item indikator,
yaitu:
1. Mendorong untuk mengikuti program pelatihan
2. Mendorong untuk memperoleh pengetahuan baru dan
keterampilan dariprogram pelatihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3. Sering mengijinkan mengikuti program pelatihan.
4. Mengusulkan program pelatihan yang relevan dengan pekerjaan.
5. Merekomendasikan untuk mengikuti program pelatihan yang dia
anggap berguna untuk pekerjaan saya.
6. Mengusulkan program pelatihan yang menarik minat.
7. Merekomendasikan untuk mengikuti program pelatihan yang
pernah ia hadiri.
8. Mendorong untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan
baru pada pekerjaan saya.
9. Memberikan panduan ketika karyawan menerapkan pengetahuan
dan keterampilan baru pada pekerjaan karyawan.
10. Menunjukkan cara untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan baru pada pekerjaan
11. Mengalokasikan sumber daya yang diperlukan (misalnya:
penugasan, peralatan, bahan) bagi karyawan untuk
mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam
pekerjaan.
12. Mengharapkan karyawan untuk menggunakan pengetahuan dan
keterampilan baru padapekerjaan.
13. Menganjurkan untuk berbagi pengetahuan baru dan keterampilan
yang dipelajari dari program pelatihan dengan rekan-rekan saya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
14. Memantau efektivitas penerapan pengetahuan dan keterampilan
pada pekerjaan saya
15. Memberikan waktu untuk mempraktekkan pengetahuan dan
keterampilan yang dipelajari dalam program pelatihan
16. Mengingatkan mengenai bagaimana menerapkan pengetahuan
yang diperoleh dan keterampilan dari program pelatihan
17. Memberi alasan agar menerapkan pengetahuan dan keterampilan
baru pada pekerjaan.
b. Komunikasi Supervisor
Komunikasi supervisor sering dipandang sebagai kegiatan atau proses
untuk mengekspresikan ide atau perasaan saat memberikan informasi pada
orang lain, serta bertukar ide dan informasi antara seseorang atau kelompok
melalui simbol, tindakan, kata-kata tertulis atau lisan untuk menyampaikan
informasi dan ide-ide secara efektif (Lumsden & Lumsden, 1993).
Berdasarkan kuisioner yang dikembangkan oleh Ismail et al (2010)
komunikasi supervisor diidentifikasikan dengan dengan tiga belas item
indikator, yaitu:
1. Memberikan informasi rinci tentang program pelatihan
2. Memberikan informasi yang akurat tentang program pelatihan
3. Membahas tujuan program latihan dengan jelas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
4. Memberitahu dengan jelas bahwa program pelatihan akan sangat
berguna dalam pekerjaan.
5. Memberitahu dengan jelas bahwa program pelatihan akan
membantu pengembangan pribadi.
6. Mengirimkan pemberitahuan (misalnya: e-mail, memo) tentang
program pelatihan yang perlu dihadiri
7. Memberikan umpan balik positif tentang cara saya menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari program
pelatihan di tempat kerja.
8. Seringkali memberikan umpan balik positif tentang kinerja
pekerjaan
9. Memberikan umpan balik yang jelas tentang kinerja pekerjaan
10. Memuji ketika mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan
baru pada pekerjaan
11. Memuji ketika melakukan pekerjaan dengan baik
12. Memberitahu ketika telah melakukan pekerjaan yang baik di
tempat kerja.
13. Mendorong untuk meminta umpan balik setiap kali tidak yakin
tentang cara untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan
baru pada pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
c. Motivasi Belajar
Motivasi belajar ialah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-
kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin mengikuti pelatihan, dan
bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak
perasaan tidak suka itu (Sardiman, 2011). Berdasar kuisioner yang
dikembangkan oleh Ismail et al (2010) motivasi belajar diidentifikasikan
dengan tiga belas item indikator yaitu:
1. Tertarik untuk belajar pengetahuan dan keterampilan baru dalam
program pelatihan.
2. Tertarik untuk menghadiri program pelatihan yang berkaitan
dengan bidang kerja.
3. Ingin aktif mengikuti program pelatihan.
4. Mencoba untuk belajar sebanyak mungkin dari program pelatihan
5. Akan bersungguh-sungguh dalam program pelatihan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
6. Sanggup berusaha meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan untuk tujuan promosi.
7. Menawarkan diri untuk menghadiri program pelatihan sedini
mungkin.
8. Akan berusaha dengan lebih gigih jika menghadapi masalah
dalam program pelatihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
9. Program pelatihan memberi pengalaman yang berharga walaupun
gagal untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru
10. Bersemangat untuk melakukan yang terbaik dalam program
pelatihan.
11. Memberikan perhatian sepenuhnya selama pelatihan.
12. Tidak pernah terlalu tua untuk menghadiri program pelatihan.
13. Tidak pernah terlalu tua untuk mempelajari pengetahuan dan
keterampilan baru dalam program pelatihan
d. Prestasi Kerja
Prestasi kerja umumnya dipandang sebagai karyawan mencapai tujuan
masing-masing, bekerja memenuhi harapan mereka, mencapai target
pekerjaan dan/atau menyelesaikan satu set patokan organisasi mereka (Mathis
& Jackson, 2000). Berdasar kuisioner yang dikembangkan oleh Ismail et al
(2010) prestasi kerja diidentifikasikan dengan sembilan belas item indikator,
yaitu:
1. Menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik
2. Menjalankan tanggung jawab yang ditetapkan dalam deskripsi
pekerjaan
3. Menjalankan tugas yang diberikan
4. Memenuhi standar kinerja formal dari pekerjaan
5. Tidak pernah mengabaikan aspek kerja yang wajib dilakukan
6. Dapat melaksanakan tugas penting
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
7. Selalu menyelesaikan semua tugas yang ditugaskan
8. Selalu bekerja tepat waktu
9. Pekerjaan selalu tepat
10. Supervisor tidak pernah kecewa dengan kualitas pekerjaan
bawahan.
11. Akan terus bersikap produktif meskipun supervisor tidak di
tempat
12. Memperhatikan setiap detail dalam pekerjaan.
13. Selalu antusias bekerja tidak peduli betapa sulitnya tugas
pekerjaan.
14. Bersedia untuk melakukan pekerjaan di luar bidang kerja.
15. Kehadiran di tempat kerja sangat baik
16. Meminta ijin jika tidak berangkat kerja
17. Tidak pernah istirahat di luar jam istirahat yang sebenarnya
18. Mampu bekerja-sama dengan rekan-rekan dalam satu departemen.
19. Cenderung mempraktekkan disiplin yang tinggi dan pengendalian
diri di tempat kerja.
D. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan
pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik
studi (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari jawaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
responden yang disebar melalui kuesioner. Pengumpulan data dilakukan dengan
terlebih dahulu melakukan dengan mencari tahu jumlah responden pada Rumah
Sakit Umum dr. Moewardi. Kemudian, setelah diketahui maka kuisioner bisa
mulai disebarkan.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan
sebelumnya yang akan dijawab oleh responden, dalam alternatif yang
didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2006). Jawaban atas pertanyaan tersebut
bersifat tertutup, maksudnya alternatif jawaban atas pertanyaan tersebut telah
disediakan dan responden tidak diberi kesempatan menjawab yang lain di luar
jawaban yang telah disediakan.
F. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data mencangkup: analisis deskriptif, uji instrument
penelitian, dan uji hipotesis.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara mengubah data
mentah menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami dan diintrepretasikan
(Zikmund, 2000). Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
menganalisis profil responden dan tanggapan responden terhadap item-item
pertanyaan.
2. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyyan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas alat ukur diuji dengan
analisis faktor atau confirmatory factor analysis (CFA). Analisis
faktor perlu dilakukan untuk dapat menganalisis suatu model dengan
bantuan program komputer SPSS 11.5. Indikator masing-masing
konstruk harus memiliki loading factor yang signifikan terhadap
konstruk yang diukur (Ghozali, 2006).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ialah suatu pengukuran yang menunjukkan sejauh
mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan/error free) dan
karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan
lintas beragam item dalam instrumen. Dengan kata lain, keandalan
suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan
konsistensi dimana instrument mengukur konsep dan membantu
menilai “ketepatan” sebuah pengukuran (Sekaran, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan menggunakan
metode Cronbach’s Alpha dengan menggunakan bantuan program
SPSS for Windows versi 11.5.
Menurut Sekaran (2006) nilai cronbach’s alpha semakin
mendekati angka 1 mengidentifikasikan semakin tinggi konsistensi
internal reliabilitasnya, Koefisien antara 0.8-1menunjukkan reliabilitas
yang baik, Koefisien antara 0.6-0.79 menunjukkan reliabilitas yang
dapat diterima. Koefisien < 0.6 menunjukkan reliabilitas yang kurang
baik.
Rumus formula Cronbach Alpha adalah sebagai berikut :
÷÷ø
öççè
æ
s
s-÷
øö
çèæ
-= å
2
2
11 t
b
kk
rtt
Keterangan :
ttr = reliabilitas instrumen.
2ts = variabel total.
ås 2b = jumlah varians butir.
k = banyaknya butir pertanyaan atau jumlah soal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dan menghasilkan suatu model yang fit,
digunakan path analysis dalam penelitian ini dimana untuk menguji pengaruh
antar variabel peran supervisor pada prestasi kerja karyawan yang dimediasi
oleh motivasi untuk belajar. Path analysis merupakan perluasan dari regresi
linier berganda, atau penggunaan analisis regresi untuk menarik hubungan
kausalitas antar variabel (model kausal). Adapun yang dapat dilakukan oleh
analisis path adalah menemukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel
dan tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis
kausalitas imajiner (Ghozali, 2006).
Ada lima langkah dalam analisis path:
1. Sebagai langkah awal path analysis adalah merancang model
berdasarkan konsep dan teori.
2. Selanjutnya memeriksa terhadap asumsi yang melandasi.
3. Langkah ketiga adalah pendugaan parameter atau perhitungan
koefsien path. Pendugaan parameter dengan metode Ordinary
Least Square / OLS, dimana didalam software SPSS dihitung
melalui analisis regresi, yaitu dilakukan pada masing-masing
secara parsial.
4. Langkah keempat adalah pemeriksaan validitas model. Sahih atau
tidaknya suatu hasil analisis bergantung pada terpenuhi atau
tidaknya asumsi yang melandasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
5. Langkah terakhir didalam analisis path dengan menggunakan
regresi adalah melakukan interpretasi hasil. Untuk menyatakan
adanya hubungan mediasi, maka kondisi berikut harus terjadi: (1)
variabel independen harus mempengaruhi variabel pemediasi pada
model pertama; (2) variabel independen harus mempengaruhi
variabel dependen pada model kedua; (3) variabel pemediasi harus
mempengaruhi variabel dependen pada model ketiga; dan (4)
pengaruh variabel independen pada variabel dependen di model
ketiga harus lebih sedikit daripada model kedua (disebut mediasi
parsial). Mediasi penuh akan terjadi apabila variabel independen
tidak berpengaruh pada variabel dependen pada model ketiga
(Baron & Kenny, 1986).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah karyawan tetap rumah sakit umum daerah
dr. Moewardi Surakarta yang pernah menjalani program training dan
pengembangan. Rumah sakit umum daerah dr. Moewardi sendiri beralamat di
Jalan Kolonel Sutarto 132 Surakarta. RSUD Dr. Moewardi Surakarta
merupakan lembaga penyedia layanan jasa kesehatan, yang mengalami
persaingan dengan rumah sakit lain. Persaingan yang terjadi tidak hanya dari
sisi teknologi pemeriksaan yang dimiliki tetapi juga persaingan dalam
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Rumah sakit ini merupakan rumah
sakit kelas A yaitu Rumah Sakit yang telah mampu memberikan pelayanan
Kedokteran Spesialis dan Subspesialis luas sehingga oleh pemerintah
ditetapkan sebagai tempat rujukan tertinggi (Top Referral Hospital) atau biasa
juga disebut sebagai Rumah Sakit Pusat.
B. Analisis Deskriptif Responden
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan tetap di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta, jumlah responden yang diambil
dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok karyawan, yaitu karyawan
medis dan non-medis, sehingga sampel diambil dengan metode acak berstrata.
Pengambilan sampel acak berstrata, seperti namanya, melibatkan proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
stratifikasi atau segregasi, yang diikuti oleh pemilihan acak subjek dari setiap
strata. Populasi terlebih dahulu dibagi dalam kelompok saling eksklusif yang
relevan, tepat, dan berarti dalam konteks studi (Sekaran, 2003).
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 125
responden. Gambaran umum tentang responden diperoleh dari data diri yang
terdapat dalam kuesioner pada bagian identitas responden yang meliputi jenis
kelamin, usia, pendidikan terakhir, masa kerja, posisi/jabatan, tipe pelatihan,
dan pengalaman belajar.
1. Karakteristik Responden
Gambaran umum responden dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel IV.1 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Pria 52 41.60%
Wanita 73 58.40%
Jumlah 125 100.00% Sumber : Data mentah
Berdasar tabel IV.1 dapat diketahui jumlah responden pria
keseluruhan adalah 53 atau 41,60% dan jumlah responden wanita
keseluruhan adalah 73 atau 58,40% dan jumlah seluruh responden pria
dan wanita sebanyak 125 responden. Maka dapat disimpulkan dari 125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
responden, responden terbanyak adalah wanita dengan 73 responden atau
58,40%.
Tabel IV.2 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Usia
Sumber : Data mentah
Berdasar tabel IV.2 dapat diketahui jumlah responden yang
berusia 20-29 tahun adalah 43 responden atau 34.40%, usia 30-39
tahun adalah 48 responden atau 38.40%, usia 40-49 tahun adalah 21
responden atau 16.80%, usia 50-59 tahun adalah 13 responden atau
10.40%. Maka dapat disimpulkan dari 125 responden, jumlah
responden terbanyak berdasarkan usia adalah responden yang berusia
antara 30-39 tahun yaitu 48 responden atau 38,40%, responden
terkecil adalah responden yang berusia di atas 50-59 tahun yaitu 13
responden atau 10,40%.
Usia Frekuensi Presentase 20-29 43 34.40% 30-39 48 38.40% 40-49 21 16.80% 50-59 13 10.40%
Jumlah 125 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel IV.3 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Presentase
SMP 2 1.60%
SMA 21 16.80%
Diploma 1 1 0.80%
Diploma 3 53 42.40%
Dilpoma 4 3 2.40%
S1 40 32%
S2 5 4%
Jumlah 125 100.00% Sumber : Data mentah
Berdasar tabel IV.3 dapat diketahui jumlah responden
berdasarkan tingkat pendidikan SMP adalah 2 responden atau 1.60%,
SMA adalah 21 responden atau 16.8. Diploma 1 adalah 1 responden
atau 0.80%, Diploma 3 adalah 53 responden atau 42.40%. Diploma 4
adalah 3 responden atau 2.40%, S1 adalah 40 responden atau 32%, dan
S2 adalah 5 responden atau 4%. Maka dapat disimpulkan bahwa dari
125 responden, jumlah responden terbanyak berdasar tingkat
pendidikan adalah Diploma 3 yaitu 53 responden atau 42.40%,
sedangkan responden terkecil adalah Diploma satu yaitu 1 responden
atau 0.80%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel IV.4 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Masa Kerja Lama bekerja (dalam tahun) Frekuensi Presentase
<1 11 8.80%
1-2 20 16%
3-4 23 18.40%
>5 71 56.80%
Jumlah 125 100.00% Sumber : Data mentah
Berdasar tabel IV.4 dapat diketahui bahwa jumlah responden
berdasar masa kerja kurang 1 tahun sebanyak 11 responden atau
8.80%, 1-2 tahun sebanyak 20 responden atau 16%, 3-4 tahun
sebanyak 23 responden atau 18,40%, dan lebih dari 5 tahun sebanyak
71 responden atau 56.80%. maka dapat disimpulkan bahwa jumlah
responden terbanyak berdasar masa kerja adalah responden yang
bekerja selama lebih dari 5 tahun sebanyak 71 responden atau 56.80%,
sedangkan jumlah terkecil ialah responden dengan masa kerja kurang
dari 1 tahun yaitu 11 responden atau 8.80%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel IV.5 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Posisi/Jabatan Posisi Frekuensi Presentase
Karyawan Non-Medis
Staff 36 28.8
Ka Sub Bag 5 4
Security 7 5.6
Verivikator 2 1.6
Operator 1 0.8
Kasir 5 4
Koordinator 1 0.8
Karyawan Medis Bidan 9 7.2
Perawat 59 47.2
Jumlah 125 100.0
Sumber : Data mentah
Berdasar tabel IV.5 dapat diketahui jumlah responden
berdasarkan posisi/jabatan adalah, staff sebanyak 36 responden atau
28.8%, KaSu Bag sebanyak 5 responden atau 4%, perawat sebanyak
59 responden atau 47.2%, security sebanyak 7 responden atau 5.6%,
bidan sebanyak 9 responden atau 7.2%, Verivikator sebanyak 2
responden atau 1,6%, Operator sebanyak 1 responden atau 0.8%, kasir
sebanyak 5 responden atau 4%, dan koordinator sebanyak 1 responden
atau 0.8%. Maka dapat disimpulkan dari 125 responden, jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
responden terbesar berdasar posisi/jabatan ialah perawat yaitu
sebanyak 59 responden atau 47.2%, sedangkan jumlah terkecil ialah
pada posisi/jabatan operator dan koordinator dimana masing-masing 1
responden atau 0.8%.
Tabel IV.6 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Tipe Pelatihan
Tipe Pelatihan Frekuensi Presentase
Selama jam kerja 78 62.4%
Diluar jam kerja 36 28.8% Selama jam kerja dan diluar jam kerja 11 8.8%
Jumlah 125 100% Sumber : Data mentah
Berdasar tabel IV.6 dapat diketahui jumlah responden
berdasarkan tipe pelatihan adalah, selama jam kerja sebanyak 78
responden atau 62.4%, diluar jam kerja sebanyak 36 responden atau
28.8%,dan responden yang mendapat pelatihan baik selama jam kerja
dan diluar jam kerja sebanyak 11 responden atau 8.8%. Maka dapat
disimpulkan dari 125 responden, jumlah responden terbesar berdasar
tipe pelatihan ialah responden yang mendapat pelatihan selama jam
kerja yaitu sebanyak 78 responden atau 62.4%, sedangkan yang
terkecil ialah responden yang pernah mendapat pelatihan selama jam
kerja dan di luar jam kerja sebanyak 11 responden atau 8.8%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel IV.7 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pengalaman Belajar
Pengalaman Belajar Frekuensi Presentase
Teknis Administratif 74 59.2%
Non Teknis (Keterampilan) 41 32.8% Teknis Administratif dan Non Teknis (Keterampilan) 10 8%
Jumlah 125 100% Sumber : Data mentah
Berdasar tabel IV.7 dapat diketahui jumlah responden
berdasarkan pengalaman belajar adalah, pengalaman belajar teknis
administratif sebanyak 74 responden atau 59.2%, pengalaman belajar
Non Teknis (Keterampilan) sebanyak 41 responden atau 32.8%,
sedangkan responden yang ememiliki pengalaman belajar teknis
administratif dan non teknis (keterampilan) sebanyak 10 responden
atau 8%. Maka dapat disimpulkan dari 125 responden, jumlah
responden terbesar berdasar pengalaman belajar ialah responden yang
memiliki pengalaman belajar teknis administratif, yaitu sebesar 74
responden atau 59.2%, sedangkan yang terkecil adalah responden yang
memiliki pengalaman belajar baik teknis administratif dan juga non
teknis (keterampilan) yaitu sebesar 10 responden atau 8%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
2. Tanggapan Responden
Tanggapan responden terhadap pernyatan-pernyataan yang
diajukan oleh peneliti dapat dilihat melalui kuesioner yang diberikan oleh
peneliti dimana kuesioner tersebut berisi pernyataan yang membentuk
skala Likert yang dapat digunakan untuk mengukur sikap dari responden.
a. Tanggapan responden mengenai dukungan supervisor
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 125 responden terhadap 17
item pernyataan. Dari data kuesioner dapat dilihat deskripsi tanggapan
responden untuk setiap item pernyataan adalah sebagai berikut:
Tabel IV.8 Tanggapan Responden Mengenai Dukungan Supervisor
Medis Non-Medis
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1. Supervisor mendorong untuk mengikuti program pelatihan
2 19 3 12 24 8 - 7 2 8 28 12
2. Supervisor mendorong untuk memperoleh pengetahuan baru dan keterampilan dariprogram pelatihan.
- 17 5 14 23 9 - 7 3 3 32 12
3. Supervisor sering mengijinkan mengikuti program pelatihan.
- 16 3 16 23 10 - 5 5 9 21 17
4. Supervisor mengusulkan program pelatihan yang relevan dengan pekerjaan
- 16 3 17 20 12 - 6 4 11 25 11
5. Supervisor merekomendasikan untuk mengikuti program pelatihan yang di anggap berguna untuk pekerjaan.
- 3 5 28 26 6 - 6 1 15 29 6
6. Supervisor mengusulkan program pelatihan yang menarik minat.
- 1 2 28 34 3 - 1 3 11 33 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
7. Supervisor merekomendasikan untuk mengikuti program pelatihan yang pernah ia hadiri
- 18 5 22 16 7 - 6 8 6 26 11
8. Supervisor mendorong untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru pada pekerjaan
- 18 2 18 22 8 - 5 4 10 26 12
9. Supervisor memberikan panduan ketika menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru pada pekerjaan
- 17 2 19 21 9 - 5 3 5 33 11
10. Supervisor menunjukkan cara untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru pada pekerjaan
- 4 5 20 34 5 - 3 2 10 34 8
11. Supervisor mengalokasikan sumber daya yang diperlukan (misalnya: penugasan, peralatan, bahan) untuk mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam pekerjaan
- 16 4 23 18 7 - 5 4 11 24 13
12. Supervisor mengharapkan untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan baru pada pekerjaan
- 17 3 19 18 11 - 5 3 9 26 14
13. Supervisor menganjurkan untuk berbagi pengetahuan baru dan keterampilan yang dipelajari dari program pelatihan dengan rekan-rekan
- 16 2 18 18 14 5 4 7 32 9
14. Supervisor memantau efektivitas penerapan pengetahuan dan keterampilan pada pekerjaan
- 16 3 23 18 8 - 5 2 13 26 11
15. Supervisor memberikan waktu untuk mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dalam program pelatihan
- 16 3 22 17 10 1 5 3 8 29 11
16. Supervisor mengingatkan mengenai bagaimana menerapkan pengetahuan yang diperoleh dan keterampilan dari program pelatihan
- 16 3 21 18 10 1 5 3 11 27 10
17. Supervisor memberi alasan agar menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru pada pekerjaan.
- 16 6 16 23 7 - 6 2 15 23 11
1) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 52 responden (24 medis dan 28 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan mengenai dorongan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
mengikuti pelatihan. Hal ini berarti mayoritas responden merasa
telah di dorong untuk megikuti pelatihan.
2) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 55 responden (23 medis dan 32 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan mengenai dorongan
memperoleh pengetahuan baru dan keteramilan dari program
pelatihan. Hal ini berarti mayoritas responden merasa telah di
dorong untuk memperoleh pengetahuan baru dan keterampilan dari
program pelatihan.
3) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 44 responden (23 medis dan 21 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan mengenai ijin mengikuti
pelatihan. Hal ini berarti mayoritas responden merasa telah cukup
mendapat ijin dalam mengikuti pelatihan.
4) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 45 responden (20 medis dan 25 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan mengenai usul program
pelatihan. Hal ini berarti mayoritas responden merasa telah
mendapat kesempatan mengusulkan program pelatihan.
5) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 55 responden (26 medis dan 29 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan mengenai rekomendasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
program pelatihan. Hal ini berarti mayoritas responden merasa
telah mendapat rekomendasi untuk mengikuti program pelatihan.
6) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 67 responden (34 medis dan 33 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan mengenai usul program
pelatihan yang menarik. Hal ini berarti mayoritas responden
merasa telah mendapat kesempatan mengusulkan program
pelatihan yang menarik minat.
7) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 42 responden (16 medis dan 16 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan mengenai rekomendasi
mengikuti pelatihan yang pernah dihadiri supervisor. Hal ini
berarti mayoritas responden merasa telah mendapat rekomendasi
mengikuti program pelatihan yang pernah dihadiri supervisor.
8) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 48 responden (22 medis dan 26 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan mengenai penerapan
pengetahuan dan keterampilan baru dalam pekerjaan. Hal ini
berarti mayoritas responden merasa telah mendapat dukungan
untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam
pekerjaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
9) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 54 responden (21 medis dan 33 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan mengenai panduan
supervisor dalam menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru.
Hal ini berarti mayoritas responden merasa telah mendapat
panduan supervisor dalam menerapkan pengetahuan dan
keterampilan baru.
10) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 68 responden (34 medis dan 34 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan mengenai supervisor
menunjukkan cara menerapkan pengetahuan dan keterampilan
baru. Hal ini berarti mayoritas responden merasa bahwa supervisor
telah menunjukkan cara menerapkan pengetahuan dan
keterampilan baru.
11) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 42 responden (18 medis dan 24 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
mengalokasikan sumber daya yang diperlukan guna
mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan baru. Hal ini
berarti mayoritas responden merasa bahwa supervisor telah
mengalokasikan sumber daya guna mempraktekkan pengetahuan
dan keterampilan baru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
12) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 44 responden (18 medis dan 26 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
mengharapkan karyawan untuk menggunakan pengetahuan dan
keterampilan baru pada pekerjaannya. Hal ini berarti mayoritas
responden merasa bahwa supervisor mengharapkan mereka untuk
menggunakan pengetahuan dan keterampilan baru pada pekerjaan.
13) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 50 responden (18 medis dan 32 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
menganjurkan mereka untuk berbagi pengetahuan dan
keterampilan baru pada rekan-rekannya. Hal ini berarti mayoritas
responden merasa bahwa supervisor menganjurkan mereka untuk
berbagi pengetahuan dan keterampilan baru pada rekan-rekan
mereka.
14) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 44 responden (18 medis dan 26 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
memantau efektifitas penerapan pengetahuan dan keterampilan
baru pada pekerjaannya. Hal ini berarti mayoritas responden
merasa bahwa supervisor memantau efektifitas penerapan
pengetahuan dan keterampilan baru pada pekerjaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
15) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 46 responden (17 medis dan 29 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
memberikan waktu untuk mempraktekkan pengetahuan dan
keterampilan baru yang di dapat dari program pelatihan. Hal ini
berarti mayoritas responden merasa bahwa supervisor memberikan
waktu untuk mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan baru
yang di dapat dari program pelatihan.
16) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 45 responden (18 medis dan 27 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
mengingatkan karyawan mengenai bagaimana menerapkan
pengetahuan dan keterampilan baru yang diperoleh dari program
pelatihan. Hal ini berarti mayoritas responden merasa bahwa
supervisor mengingatkan mereka mengenai bagaimana
menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru yang diperoleh
dari program pelatihan.
17) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 46 responden (23 medis dan 23 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
memberikan alasan bagi karyawan agar karyawan menerapkan
pengetahuan dan keterampilan baru pada pekerjaan. Hal ini berarti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
mayoritas responden merasa bahwa supervisor memberikan alasan
bagi mereka agar menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru
pada pekerjaan.
b. Tanggapan responden mengenai komunikasi supervisor
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 125 responden terhadap 13
item pernyataan. Dari data kuesioner dapat dilihat deskripsi tanggapan
responden untuk setiap item pernyataan adalah sebagai berikut:
Tabel IV.9 Tanggapan Responden Mengenai Komunikasi Supervisor
Medis Non-Medis
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1. Supervisor memberikan informasi rinci tentang program pelatihan
- 1 4 19 39 5 - 1 6 11 32 7
2. Supervisor memberikan informasi yang akurat tentang program pelatihan
- 1 6 16 38 7 - 1 2 15 30 9
3. Supervisor membahas tujuan program latihan dengan jelas
- 1 6 18 35 8 - 1 2 12 33 9
4. Supervisor memberitahu dengan jelas bahwa program pelatihan akan sangat berguna dalam pekerjaan
- 1 4 9 35 19 - 1 4 8 34 10
5. Supervisor memberitahu dengan jelas bahwa program pelatihan akan membantu pengembangan pribadi
- 3 8 23 28 6 - 6 5 9 28 9
6. Supervisor mengirimkan pemberitahuan (misalnya: e-mail, memo) tentang program pelatihan yang perlu di hadiri
- 5 17 36 10 - 1 5 8 32 11
7. Supervisor memberikan umpan balik positif tentang cara menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari program pelatihan di tempat kerja
- 1 9 21 27 10 - 3 5 17 25 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
8. Supervisor seringkali memberikan umpan balik positif tentang kinerja pekerjaan
- 1 4 15 37 11 - 1 4 9 34 9
9. Supervisor memberikan umpan balik yang jelas tentang kinerja pekerjaan
- 1 4 19 39 5 - 1 3 16 32 5
10. Supervisor memuji responden ketika mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru pada pekerjaan
- 1 9 18 33 7 - 1 2 16 30 8
11. Supervisor memuji responden ketika melakukan pekerjaan dengan baik
- 1 5 16 32 14 - 1 2 17 28 9
12. Supervisor memberitahu ketika telah melakukan pekerjaan yang baik di tempat kerja
- 1 7 18 29 13 - 2 4 13 27 11
13. Supervisor mendorong untuk meminta umpan balik darinya setiap kali tidak yakin tentang cara untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru pada pekerjaan
3 - 4 23 33 5 - 2 3 18 26 8
1) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 71 responden (39 medis dan 32 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
memberikan informasi rinci tentang program pelatihan. Hal ini
berarti mayoritas responden merasa bahwa supervisor memberikan
memberikan informasi rinci tentang program pelatihan.
2) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 68 reponden (38 medis dan 30 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
memberikan informasi yang akurat tentang program pelatihan. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
ini berarti mayoritas responden merasa bahwa supervisor
memberikan informasi yang akurat tentang program pelatihan.
3) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 68 reponden (35 medis dan 33 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
membahas tujuan program latihan dengan jelas. Hal ini berarti
mayoritas responden merasa bahwa supervisor membahas
tujuan program latihan dengan jelas.
4) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 69 responden (35 medis dan 34 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
memberitahu responden dengan jelas bahwa program
pelatihan akan sangat berguna dalam pekerjaan responden. Hal ini
berarti mayoritas responden merasa bahwa supervisor
memberitahu responden dengan jelas bahwa program pelatihan
akan sangat berguna dalam pekerjaan responden.
5) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 56 responden (28 medis dan 28 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
memberitahu responden dengan jelas bahwa program pelatihan
akan membantu pengembangan pribadi responden. Hal ini berarti
mayoritas responden merasa bahwa supervisor memberitahu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
responden dengan jelas bahwa program pelatihan akan membantu
pengembangan pribadi responden.
6) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 68 responden (36 medis dan 32 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
mengirimkan pemberitahuan tentang program pelatihan yang perlu
responden hadiri. Hal ini berarti mayoritas responden merasa
bahwa supervisor mengirimkan pemberitahuan tentang program
pelatihan yang perlu responden hadiri.
7) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 52 responden (27 medis dan 25 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
memberikan umpan balik positif tentang cara responden
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari
program pelatihan di tempat kerja. Hal ini berarti mayoritas
responden merasa bahwa supervisor memberikan umpan balik
positif tentang cara responden menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh dari program pelatihan di tempat
kerja.
8) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 71 responden (37 medis dan 34 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
seringkali memberikan umpan balik positif tentang kinerja
pekerjaan responden. Hal ini berarti mayoritas responden merasa
bahwa supervisor seringkali memberikan umpan balik positif
tentang kinerja pekerjaan responden.
9) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 71 responden (39 medis dan 32 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
memberikan umpan balik yang jelas tentang kinerja pekerjaan
responden. Hal ini berarti mayoritas responden merasa bahwa
supervisor memberikan umpan balik yang jelas tentang
kinerja pekerjaan responden.
10) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 63 responden (33 medis dan 30 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
memuji responden ketika mampu menerapkan pengetahuan dan
keterampilan baru pada pekerjaannya. Hal ini berarti mayoritas
responden merasa bahwa supervisor memuji responden ketika
mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru pada
pekerjaannya.
11) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 60 responden (32 medis dan 28 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
memuji responden ketika melakukan pekerjaan dengan baik. Hal
ini berarti mayoritas responden merasa bahwa supervisor memuji
responden ketika melakukan pekerjaan dengan baik.
12) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 56 responden (29 medis dan 27 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
memberitahu responden ketika telah melakukan pekerjaan yang
baik di tempat kerja. Hal ini berarti mayoritas responden merasa
bahwa supervisor memberitahu responden ketika telah melakukan
pekerjaan yang baik di tempat kerja.
13) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas
responden sebanyak 59 responden (33 medis dan 26 non-medis)
menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa supervisor
mendorong responden untuk meminta umpan balik darinya setiap
kali tidak yakin tentang cara untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan baru pada pekerjaan. Hal ini berarti mayoritas
responden merasa bahwa supervisor mendorong responden untuk
meminta umpan balik darinya setiap kali tidak yakin tentang cara
untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan baru pada
pekerjaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
c. Tanggapan responden mengenai motivasi belajar
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 125 responden terhadap 13
item pernyataan. Dari data kuesioner dapat dilihat deskripsi tanggapan
responden untuk setiap item pernyataan adalah sebagai berikut:
Tabel IV.10 Tanggapan Responden Mengenai Motivasi Belajar
Medis Non-Medis
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1. Responden tertarik untuk belajar pengetahuan dan keterampilan baru dalam program pelatihan
- - 5 8 29 26 - - 2 11 22 22
2. Responden tertarik untuk menghadiri program pelatihan yang berkaitan dengan bidang kerja
- - 5 10 31 22 - - 1 10 21 25
3. Responden ingin aktif mengikuti program pelatihan
- 3 2 21 31 11 - 1 7 15 25 9
4. Responden mencoba untuk belajar sebanyak mungkin dari program pelatihan
- - 5 12 27 24 - 1 1 15 15 25
5. Responden akan bersungguh-sungguh dalam program pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
- - 5 9 28 26 - - 2 8 23 24
6. Responden sanggup berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk tujuan promosi
- 2 2 16 39 9 - 1 1 19 26 10
7. Responden menawarkan diri untuk menghadiri program pelatihan sedini mungkin
- 1 5 9 29 24 - - 1 6 27 23
8. Responden akan berusaha dengan lebih gigih jika hadapi masalah dalam program pelatihan
- - 5 18 29 16 - 1 1 12 23 20
9. Program pelatihan member pengalaman yang berharga walaupun gagal untuk mempelajari pengetahuan dan
- - 7 10 33 18 - - 3 13 22 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
keterampilan baru
10. Responden bersemangat untuk melakukan yang terbaik dalam program pelatihan
- - 5 9 36 18 - - 1 7 31 18
11. Responden memberikan perhatian sepenuhnya selama pelatihan
- - 5 11 34 18 - - 1 11 24 21
12. Responden tidak pernah terlalu tua untuk menghadiri program pelatihan
- - 7 11 29 21 - 1 2 14 17 23
13. Responden tidak pernah terlalu tua untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru dalam program pelatihan
- - 8 10 29 21 1 1 2 10 19 24
1) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 51 responden (29 medis dan 22
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden tertarik untuk belajar pengetahuan dan keterampilan
baru dalam program pelatihan. Hal ini berarti mayoritas
responden merasa tertarik untuk belajar pengetahuan dan
keterampilan baru dalam program pelatihan.
2) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 52 responden (31 medis dan 21
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden tertarik untuk menghadiri program pelatihan yang
berkaitan dengan bidang kerjanya. Hal ini berarti mayoritas
responden merasa tertarik untuk menghadiri program pelatihan
yang berkaitan dengan bidang kerjanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 56 responden (31 medis dan 25
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden ingin aktif mengikuti program pelatihan. Hal ini
berarti mayoritas responden merasa ingin aktif mengikuti
program pelatihan.
4) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 49 responden (24 medis dan 25
non-medis) menjawab sangat setuju (6) atas item pernyataan
bahwa responden mencoba untuk belajar sebanyak mungkin
dari program pelatihan. Hal ini berarti mayoritas responden
merasa sangat ingin mencoba untuk belajar sebanyak mungkin
dari program pelatihan.
5) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 51 responden (28 medis dan 23
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden akan bersungguh-sungguh dalam program pelatihan
untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini
berarti mayoritas responden akan bersungguh-sungguh
dalam program pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
6) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 65 responden (39 medis dan 26
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden sanggup berusaha meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan untuk tujuan promosi. Hal ini berarti mayoritas
responden sanggup berusaha meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan untuk tujuan promosi.
7) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 56 responden (29 medis dan 27
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden menawarkan diri untuk menghadiri program
pelatihan sedini mungkin. Hal ini berarti mayoritas responden
menawarkan diri untuk menghadiri program pelatihan sedini
mungkin.
8) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 52 responden (29 medis dan 23
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden akan berusaha dengan lebih gigih jika menghadapi
masalah dalam program pelatihan. Hal ini berarti mayoritas
responden akan berusaha dengan lebih gigih jika menghadapi
masalah dalam program pelatihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
9) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 55 responden (33 medis dan 22
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
program pelatihan memberi pengalaman yang berharga
walaupun responden gagal untuk mempelajari pengetahuan dan
keterampilan baru. Hal ini berarti mayoritas responden merasa
bahwa program pelatihan memberi pengalaman yang berharga
walaupun responden gagal untuk mempelajari pengetahuan dan
keterampilan baru.
10) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 67 responden (36 medis dan 31
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden bersemangat untuk melakukan yang terbaik dalam
program pelatihan. Hal ini berarti mayoritas responden merasa
bersemangat untuk melakukan yang terbaik dalam program
pelatihan.
11) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 58 responden (34 medis dan 24
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden memberikan perhatian sepenuhnya selama
pelatihan. Hal ini berarti mayoritas responden memberikan
perhatian sepenuhnya selama pelatihan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
12) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 46 responden (29 medis dan 17
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden tidak pernah terlalu tua untuk menghadiri program
pelatihan. Hal ini berarti mayoritas responden merasa tidak
pernah terlalu tua untuk menghadiri program pelatihan.
13) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 48 responden (29 medis dan 19
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden tidak pernah terlalu tua untuk mempelajari
pengetahuan dan keterampilan baru dalam program pelatihan.
Hal ini berarti mayoritas responden merasa tidak pernah terlalu
tua untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru
dalam program pelatihan.
d. Tanggapan responden mengenai kinerja yang dirasakan
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 125 responden terhadap 19
item pernyataan. Dari data kuesioner dapat dilihat deskripsi tanggapan
responden untuk setiap item pernyataan adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel IV.11 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja yang Dirasakan
Medis Non-Medis
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1. Responden menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik
- - 5 20 36 7 - - 3 16 34 4
2. Responden menjalankan tanggung jawab yang ditetapkan dalam deskripsi pekerjaan
- 2 10 20 29 7 - - 9 18 26 4
3. Responden menjalankan tugas yang diberikan
- - 4 16 36 12 - - 2 9 36 10
4. Responden memenuhi standar kinerja formal dari pekerjaan
- - - 17 42 9 - - 2 12 33 10
5. Responden tidak pernah mengabaikan aspek kerja yang wajib dilakukan
- - - 16 41 11 - - 1 10 35 11
6. Responden dapat melaksanakan tugas penting
- - - 18 39 11 - - 2 13 35 7
7. Responden selalu menyelesaikan semua tugas yang ditugaskan
- - 8 20 35 5 - - 2 18 29 8
8. Responden selalu bekerja tepat waktu - - 4 27 30 7 - - 2 16 33 6
9. Pekerjaan responden selalu tepat - - 7 24 29 8 - - 3 19 31 4
10. Supervisor responden tidak pernah kecewa dengan kualitas pekerjaan responden
- - 3 23 38 4 - - 1 13 34 9
11. Responden akan terus bersikap produktif meskipun supervisor tidak di tempat
- - 5 18 34 11 - - 3 11 37 6
12. Responden memperhatikan setiap detail dalam pekerjaan
- - 4 17 38 9 - - 3 11 35 8
13. Responden selalu antusias bekerja tidak peduli betapa sulitnya tugas pekerjaan
- 5 - 16 34 13 - 5 8 35 9
14. Saya bersedia untuk melakukan pekerjaan di luar bidang kerja
- 4 - 15 42 7 - - 1 8 40 8
15. Kehadiran responden di tempat kerja sangat baik
- - 1 20 39 8 - 1 2 8 35 11
16. Responden akan meminta ijin jika tidak berangkat kerja
- - 4 17 30 17 - - 2 11 32 12
17. Responden tidak pernah istirahat di luar jam istirahat yang sebenarnya
- - 5 28 27 8 - 3 6 15 28 5
18. Responden mampu bekerja-sama dengan rekan-rekan dalam departemen
- - 4 20 32 12 - - 2 11 34 10
19. Saya cenderung mempraktekkan disiplin yang tinggi dan pengendalian diri di tempat kerja
- - - 17 42 9 - - 2 9 35 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
1) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 70 responden (36 medis dan 34
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik.
Hal ini berarti mayoritas responden merasa menyelesaikan
tugas yang diberikan dengan baik.
2) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 55 responden (29 medis dan 26
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden menjalankan tanggung jawab yang ditetapkan
dalam deskripsi pekerjaan. Hal ini berarti mayoritas responden
merasa menjalankan tanggung jawab yang ditetapkan
dalam deskripsi pekerjaan.
3) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 72 responden (36 medis dan 36
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden menjalankan tugas yang diberikan. Hal ini berarti
mayoritas responden merasa menjalankan tugas yang
diberikan.
4) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 75 responden (42 medis dan 33
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
responden memenuhi standar kinerja formal dari pekerjaan.
Hal ini berarti mayoritas responden merasa memenuhi standar
kinerja formal dari pekerjaan.
5) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 76 responden (41 medis dan 35
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden tidak pernah mengabaikan aspek kerja yang wajib
dilakukan. Hal ini berarti mayoritas responden merasa tidak
pernah mengabaikan aspek kerja yang wajib dilakukan.
6) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 74 responden (39 medis dan 35
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden dapat melaksanakan tugas penting. Hal ini berarti
mayoritas responden merasa dapat melaksanakan tugas
penting.
7) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 64 responden (35 medis dan 29
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden selalu menyelesaikan semua tugas yang ditugaskan.
Hal ini berarti mayoritas responden merasa selalu
menyelesaikan semua tugas yang ditugaskan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
8) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 63 responden (30 medis dan 33
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden selalu bekerja tepat waktu. Hal ini berarti mayoritas
responden merasa selalu bekerja tepat waktu.
9) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 60 responden (29 medis dan 31
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden pekerjaannya selalu tepat. Hal ini berarti mayoritas
responden merasa pekerjaannya selalu tepat.
10) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 72 responden (38 medis dan 34
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
supervisor responden tidak pernah kecewa dengan kualitas
pekerjaannya. Hal ini berarti mayoritas responden merasa
supervisor responden tidak pernah kecewa dengan kualitas
pekerjaannya.
11) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 71 responden (34 medis dan 37
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden akan terus bersikap produktif meskipun supervisor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
tidak di tempat. Hal ini berarti mayoritas responden akan terus
bersikap produktif meskipun supervisor tidak di tempat.
12) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 73 responden (38 medis dan 35
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden memperhatikan setiap detail dalam pekerjaan. Hal
ini berarti mayoritas responden memperhatikan setiap detail
dalam pekerjaan.
13) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 69 responden (34 medis dan 35
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden selalu antusias bekerja tidak peduli betapa sulitnya
tugas pekerjaan. Hal ini berarti mayoritas responden merasa
selalu antusias bekerja tidak peduli betapa sulitnya tugas
pekerjaan.
14) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 82 responden (42 medis dan 40
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden bersedia untuk melakukan pekerjaan di luar bidang
kerja. Hal ini berarti mayoritas responden bersedia untuk
melakukan pekerjaan di luar bidang kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
15) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 74 responden (39 medis dan 35
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden merasa kehadirannya di tempat kerja sangat baik.
Hal ini berarti mayoritas responden merasa kehadirannya di
tempat kerja sangat baik.
16) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 62 responden (30 medis dan 32
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden akan meminta ijin jika tidak berangkat kerja. Hal ini
berarti mayoritas responden akan meminta ijin jika tidak
berangkat kerja.
17) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 55 responden (27 medis dan 28
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden tidak pernah istirahat di luar jam istirahat yang
sebenarnya. Hal ini berarti mayoritas responden tidak pernah
istirahat di luar jam istirahat yang sebenarnya.
18) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 66 responden (32 medis dan 34
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden mampu bekerja-sama dengan rekan-rekan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
departemen. Hal ini berarti mayoritas responden mampu
bekerja-sama dengan rekan-rekan dalam departemen.
19) Berdasarkan data dari tabel di atas menunjukkan bahwa
mayoritas responden sebanyak 77 responden (42 medis dan 35
non-medis) menjawab setuju (5) atas item pernyataan bahwa
responden cenderung mempraktekkan disiplin yang tinggi dan
pengendalian diri di tempat kerja. Hal ini berarti mayoritas
responden cenderung mempraktekkan disiplin yang tinggi dan
pengendalian diri di tempat kerja.
C. Analisis Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut (Ghozali, 2006).
Penelitian ini menggunakan analisis faktor untuk mengetahui validitas
instrumen penelitian. Tinggi rendahnya validitas suatu instrument kuesioner
dapat dilihat melalui factor loading dengan bantuan program SPSS 11.5.
Factor loading adalah korelasi item-item pertanyaan dengan konstruk yang
diukurnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Menurut Hair et. al. (1998), factor loading lebih besar ± 0.30
dianggap memenuhi level minimal, sangat disarankan besarnya factor loading
adalah ± 0.40, jika factor loading suatu item pertanyaan mencapai ± 0.50 atau
lebih besar maka item tersebut sangat penting dalam menginterpretasikan
konstruk yang diukurnya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menetapkan nilai
factor loading yang signifikan adalah lebih dari ± 0.40. Untuk dapat dilakukan
analisis faktor maka harus dipenuhi syarat yaitu nilai Kaiser-Meyer-Olkin
Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA) harus lebih dari 0.5 dan
Bartlets Tes memiliki signifikansi 0.000 (Ghozali, 2006). Teknik yang
digunakan adalah dengan melihat output dari rotated component matrix yang
harus ekstrak secara sempurna. Jika masing-masing item pertanyaan belum
ekstrak secara sempurna, maka proses pengujian validitas dengan Factor
Analysis harus diulang dengan cara menghilangkan item pertanyaan yang
memiliki nilai ganda.
Dari hasil pengujian validitas diketahui KMO MSA adalah 0,833 dan
Bartlets Tes memiliki signifikansi 0,000 sehingga dapat dilakukan analisis
faktor. Hasil output analisis faktor dapat dilihat pada Tabel IV.8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Tabel IV.12 Hasil Faktor Analisis
Rotated Component Matrix(a)
Component
1 2 3 4 DS1 .870 DS2 .908 DS3 .905 DS4 .921 DS5 DS6 .510 DS7 .859 DS8 .920 DS9 .925 DS10 DS11 .922 DS12 .914 DS13 .920 DS14 .921 DS15 .906 DS16 .897 DS17 .883 KS1 .813 KS2 .812 KS3 .841 KS4 .804 KS5 KS6 .655 KS7 .765 KS8 .781 KS9 .757 KS10 .568 KS11 .643 KS12 .719 KS13 .421 MB1 .811 MB2 .831 MB3
MB4 .805 MB5 .839 MB6 .416 MB7 .835 MB8 .703 MB9 .675 MB10 .794 MB11 .816 MB12 .748 MB13 .732 K1 .812 K2 .715 K3 .851 K4 .662 K5 .712 K6 .712 K7 .624 K8 .856 K9 .782 K10 K11 .821 K12 .820 K13 K14 K15 .632 K16 .841 K17 .619 K18 .870 K19 .661
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 6 iterations.
Sumber : Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 11.5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasarkan tabel IV.12 di atas, terdapat 7 item pernyataan yang
memiliki factor loading <0,40, sehingga dinyatakan tidak valid, dan terdapat
3 item pertanyaan yang tidak terekstrak sempurna ke dalam factor loading.
Untuk pengujian selanjutnya 10 item tersebut dihilangkan. Hasil dari
pengujian ulang setelah menghilangkan 10 item tersebut adalah sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel IV.13 Hasil Faktor Analisis
Rotated Component Matrix(a)
Component
1 2 3 4 DS1 .874 DS2 .912 DS3 .906 DS4 .923 DS7 .861 DS8 .922 DS9 .927 DS11 .921 DS12 .914 DS13 .922 DS14 .922 DS15 .905 DS16 .897 DS17 .884 KS1 .826 KS2 .822 KS3 .853 KS4 .819 KS6 .669 KS7 .777 KS8 .789 KS9 .753 KS10 .577 KS11 .651 KS12 .733 MB1 .831 MB2 .848 MB4 .809
MB5 .850 MB7 .839 MB8 .715 MB9 .691 MB10 .792 MB11 .823 MB12 .751
MB13 .741 K1 .820 K2 .724 K3 .848 K4 .654 K5 .707 K6 .699 K7 .621 K8 .865 K9 .792 K11 .829 K12 .831 K15 .618 K16 .837 K17 .639 K18 .863 K19 .653
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 6 iterations. Sumber : Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 11.5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari hasi analisis faktor kedua yang dapat di lihat pada table IV.13
didapatkan nilai KMO sebesar 0,836 dengan signifikansi Bartlett’s test of
Sphericity sebesar 0,000. Semua item memiliki factor loading >0,40 dan
terekstrak sempurna dalam 4 faktor, sehingga item-item dalam tiap variabel
dapat dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas adalah berkaitan dengan masalah adanya
kepercayaan terhadap alat test (instrument). Reliabilitas digunakan untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu.
Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan menggunakan metode
Cronbach’s Alpha. Nilai cronbach’s alpha semakin mendekati angka 1
mengidentifikasikan semakin tinggi konsistensi internal reliabilitasnya,
Koefisien antara 0.8-1 menunjukkan reliabilitas yang baik, Koefisien antara
0.6-0.79 menunjukkan reliabilitas yang dapat diterima. Koefisien < 0.6
menunjukkan reliabilitas yang kurang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari pengujian reliabilitas variabel dengan menggunakan bantuan
SPSS 11.5 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha untuk masing-masing variabel
adalah sebagai berikut :
Tabel IV.14 Uji Reliabilitas
No Variabel Cronbach’s alpha
Keterangan
1 Dukungan Supervisor
0.9884 Baik
2 Komunikasi Supervisor
0.9509 Baik
3 Motivasi Belajar 0.9597 Baik
4 Prestasi Kerja 0.9572 Baik
Sumber : Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 11.5
Dari hasil pengujian reliabilitas variabel penelitian pada tabel IV.14
dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 11.5 dapat
disimpulkan bahwa semua instrumen dinyatakan reliabel karena mempunyai
nilai Cronbach’s Alpha ≥ 0,6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
D. Pengujian Hipotesis
Teknik pengujian hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis dari
model yang diajukan untuk diteliti. Penelitian ini menggunakan bantuan
program SPSS for windows 11.5.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik path analysis
yang dikembangkan oleh Baron & Kenny (1986). Dengan teknik ini uji
hipotesis dilakukan dalam tiga tahap dimana hasil dari pengujian hipotesis
pertama dapat dilihat pada tabel IV.15, tabel IV.16 dan tabel IV.17,
sedangkan hasil pengujian hipotesis kedua dapat dilihat pada tabel IV.18,
tabel IV.19 dan tabel IV.20.
H1 : Motivasi belajar memediasi pengaruh dukungan supervisor
pada prestasi kerja.
Tabel IV.15 Analisis regresi pengaruh dukungan supervisor pada prestasi kerja
Variabel dependent: Prestasi kerja (K)
Variabel bebas/ parameter
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta Konstanta 4.155 0.182 22.767 0.000
Dukungan Supervisor (DS)
0.142 0.041 0.299 3.469 0.001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
R square 0.089 Adj. R2 0.082 F hitung 12.034 Sign. F 0.001
Sumber : Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 11.5
Hasil analisis model regresi pengaruh variabel dukungan supervisor
pada variabel prestasi kerja ditampilkan pada tabel IV.15. Berdasarkan hasil
analisis pada tabel IV.15, nilai koefisien regresi dari variabel bebas yaitu
0.299.
Analisis regresi pengaruh dukungan supervisor pada prestasi kerja
menunjukkan nilai t variabel dukungan supervisor sebesar 3.469 dengan
tingkat signifikansi 0.001 (<0,05) menunjukkan bahwa dukungan supervisor
(DS) signifikan pada prestasi kerja (K). Maka ini berarti dukungan supervisor
dapat digunakan untuk memprediksi prestasi kerja (K).
R square yang telah disesuaikan (adjusted R square) sebesar 0.082. Ini
artinya bahwa 8.2% variabel Prestasi kerja (K) dapat dijelaskan oleh
variabel dukungan supervisor, sisanya sebesar 91,8 % dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam model penelitian ini.
Berdasarkan hasil nilai t dan nilai adjusted R2 dapat disimpulkan bahwa
variabel dukungan supervisor (DS) berpengaruh signifikan pada prestasi
kerja (K).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Tabel IV.16
Analisis regresi pengaruh dukungan supervisor pada motivasi belajar
Variabel dependent: Motivasi Belajar (MB)
Variabel bebas/ parameter
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta Konstanta 4.145 0.229 18.016 0.000
Dukungan Supervisor (DS)
0.211 0.051 0.347 4.100 0.000
R square 0.120 Adj. R2 0.113 F hitung 16.806 Sign. F 0.000
Sumber : Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 11.5
Hasil analisis model regresi pengaruh variabel dukungan supervisor
pada variabel motivasi belajar ditampilkan pada Tabel IV.16. Berdasarkan
hasil analisis pada Tabel IV.16, nilai koefisien regresi dari variabel bebas
yaitu 0.347.
Analisis regresi pengaruh dukungan supervisor pada motivasi belajar
menunjukkan nilai t variabel dukungan supervisor sebesar 4.100 dengan
tingkat signifikansi 0.000 (<0,05) menunjukkan bahwa dukungan supervisor
(DS) signifikan pada motivasi belajar (MB). Maka ini berarti dukungan
supervisor dapat digunakan untuk memprediksi motivasi belajar (MB).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
R square yang telah disesuaikan (adjusted R square) sebesar 0.113. Ini
artinya bahwa 11.3% variabel motivasi belajar (MB) dapat dijelaskan oleh
variabel dukungan supervisor, sisanya sebesar 88,7 % dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam model penelitian ini.
Berdasarkan hasil nilai t dan nilai adjusted R2 dapat disimpulkan variabel
dukungan supervisor (DS) berpengaruh signifikan pada motivasi belajar
(MB).
Tabel IV.17
Analisis regresi mediasi motivasi belajar terhadap hubungan dukungan supervisor pada prestasi kerja
Variabel dependent: Prestasi kerja (K)
Variabel bebas/ parameter
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta Konstanta 2.848 0.321 8.859 0.000
Dukungan Supervisor (DS) 0.075 0.04
0.159 1.876 0.063
Motivasi Belajar (MB) 0.315 0.066
0.403 4.770 0.000
R square 0.232 Adj. R2 0.220
F hitung 18.455 Sign. F 0.000
Sumber : Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 11.5
Ketika motivasi belajar masuk didalam persamaan dengan dukungan
supervisor (DS) untuk diuji pengaruhnya pada prestasi kerja (K) dapat kita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
lihat pada tabel IV.17 menunjukkan bahwa nilai t variabel dukungan
supervisor (DS) sebesar 1.876 dengan tingkat signifikansi 0.063 (>0,05)
menunjukkan bahwa dukungan supervisor (DS) tidak berpengaruh secara
signifikan pada prestasi kerja (K).
Sedangkan nilai t variabel motivasi belajar (MB) sebesar 4.770 dengan
tingkat signifikansi 0.000 (<0,05) menunjukkan bahwa motivasi belajar
berpengaruh secara signifikan pada prestasi kerja (K) di dalam persamaan
ini.
R square yang telah disesuaikan (adjusted R square) sebesar 0.220. Ini
artinya bahwa 22% variabel Prestasi kerja (K) dapat dijelaskan oleh variabel
dukungan supervisor dan motivasi belajar, sisanya sebesar 78% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam model penelitian ini.
Dengan demikian dari hasil pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa
pengaruh dukungan supervisor (DS) pada prestasi kerja (K) harus melalui
motivasi belajar (MB), sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar
(MB) memediasi secara penuh hubungan komunikasi supervisor (KS) pada
prestasi kerja (K). Sehingga hipotesis satu (H1) didukung. Hal ini sesuai
dengan syarat mediasi penuh yang dikemukakan oleh Baron & Kenny
(1986).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
H2: Motivasi belajar memediasi pengaruh komunikasi supervisor pada
prestasi kerja.
Tabel IV.18
Analisis regresi pengaruh komunikasi supervisor pada prestasi kerja
Variabel dependent: Prestasi kerja (K)
Variabel bebas/ parameter
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta Konstanta 3.063 0.319 9.597 0.000
Komunikasi Supervisor (KS)
0.361 0.067 0.436 5.378 0.000
R square 0.190 Adj. R2 0.184 F hitung 28.293 Sign. F 0.000
Sumber : Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 11.5
Hasil analisis model regresi pengaruh variabel komunikasi supervisor
(KS) pada variabel prestasi kerja (K) ditampilkan pada tabel IV.18.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel IV.18, nilai koefisien regresi dari
variabel bebas yaitu 0.436.
Analisis regresi pengaruh dukungan supervisor pada motivasi belajar
menunjukkan nilai t variabel komunikasi supervisor sebesar 5.378 dengan
tingkat signifikansi 0.000 (di bawah 0,05) menunjukkan bahwa komunikasi
supervisor (KS) signifikan pada prestasi kerja (K). Maka ini berarti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
komunikasi supervisor dapat digunakan untuk memprediksi prestasi kerja
(K).
R square yang telah disesuaikan (adjusted R square) sebesar 0.184. Ini
artinya bahwa 18.4% variabel prestasi kerja (K) dapat dijelaskan oleh
variabel komunikasi supervisor, sisanya sebesar 81,6 % dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam model penelitian ini.
Berdasarkan hasil nilai t dan nilai adjusted R2 dapat disimpulkan variabel
komunikasi supervisor (KS) berpengaruh signifikan pada prestasi kerja (K).
Tabel IV.19
Analisis regresi pengaruh komunikasi supervisor pada motivasi belajar
Variabel dependent: Motivasi Belajar (MB)
Variabel bebas/ parameter
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta Konstanta 2.405 0.385 6.249 0.000
Komunikasi Supervisor (KS)
0.561 0.081 0.531 6.948 0.000
R square 0.282 Adj. R2 0.276 F hitung 48.269 Sign. F 0.000
Sumber : Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 11.5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Hasil analisis model regresi pengaruh variabel komunikasi supervisor
pada variabel motivasi belajar ditampilkan pada tabel IV.19 di atas.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel IV.19, nilai koefisien regresi dari
variabel bebas yaitu 0.531.
Analisis regresi pengaruh komunikasi supervisor (KS) pada motivasi
belajar menunjukkan nilai t variabel komunikasi supervisor (KS) sebesar
6.948 dengan tingkat signifikansi 0.000 (di bawah 0,05) menunjukkan
bahwa komunikasi supervisor (KS) signifikan pada motivasi belajar (MB).
Maka ini berarti komunikasi supervisor (KS) dapat digunakan untuk
memprediksi motivasi belajar (MB).
R square yang telah disesuaikan (adjusted R square) sebesar 0.276. Ini
artinya bahwa 27.6% variabel motivasi belajar (MB) dapat dijelaskan oleh
variabel komunikasi supervisor (KS), sisanya sebesar 72.4 % dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam model penelitian ini.
Berdasarkan hasil nilai t dan nilai adjusted R2 dapat disimpulkan variabel
komunikasi supervisor (KS) berpengaruh signifikan pada motivasi belajar
(MB).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Tabel IV.20
Analisis regresi mediasi motivasi belajar terhadap hubungan komunikasi supervisor pada prestasi kerja
Variabel dependent: Prestasi kerja (K)
Variabel bebas/ parameter
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta Konstanta 2.471 0.351 7.033 0.000
Komunikasi Supervisor (KS) 0.222 0.076
0.269 2.928 0.004
Motivasi Belajar (MB) 0.247 0.072
0.316 3.440 0.001
R square 0.262 Adj. R2 0.250
F hitung 21.653 Sign. F 0.000
Sumber : Output Pengolahan Data dengan Program SPSS 11.5
Ketika motivasi belajar masuk didalam persamaan dengan komunikasi
supervisor (KS) untuk diuji pengaruhnya pada prestasi kerja (K) dapat kita
lihat pada tabel IV.20 menunjukkan bahwa nilai t variabel komunikasi
supervisor (KS) sebesar 2.928 dengan tingkat signifikansi 0.004 (di bawah
0,05) menunjukkan bahwa komunikasi supervisor (KS) berpengaruh secara
signifikan pada prestasi kerja (K).
Searah dengan nilai t variabel motivasi belajar (MB) sebesar 3.440
dengan tingkat signifikansi 0.001 (di bawah 0,05) menunjukkan bahwa
motivasi belajar berpengaruh secara signifikan pada prestasi kerja (K) di
dalam persamaan ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
R square yang telah disesuaikan (adjusted R square) sebesar 0.250. Ini
artinya bahwa 25% variabel Prestasi kerja (K) dapat dijelaskan oleh variabel
komunikasi supervisor dan motivasi belajar, sisanya sebesar 75%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diikutsertakan dalam model
penelitian ini.
Dengan demikian dari hasil pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa
pengaruh komunikasi supervisor (KS) pada prestasi kerja (K) dapat
berhubungan secara langsung tanpa melalui motivasi belajar (MB), sehingga
dapat dikatakan bahwa motivasi belajar (MB) memediasi secara parsial
hubungan komunikasi supervisor (KS) pada prestasi kerja (K). Sehingga
hipotesis dua (H2) tidak didukung. Hal ini sesuai dengan syarat mediasi
parsial yang dikemukakan oleh Baron & Kenny (1986).
E. Perbandingan Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul “Pengaruh Peran Supervisor Dalam Program
Pelatihan Pada Prestasi Kerja Karyawan Dengan Motivasi Belajar Sebagai
Variabel Pemediasi” yang di lakukan oleh peneliti, merupakan replikasi dari
penelitian terdahulu yang berjudul “Linking Supervisor’s Role In Training
Programs To Motivation To Learn As An Antecedent Of Job Performance”,
dapat dilihat hasil dari perbandingan penelitian pada tabel IV.21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Tabel IV.21 Perbandingan Hasil Penelitian
Regression Weights β β
Ismail et al Fadlu Roziq (peneliti
terdahulu) (peneliti
sekarang) Dukungan supervisor--------->Prestasi kerja 0.34**
0.142***
Komunikasi supervisor------->Prestasi kerja 0.17
0.361***
Motivasi belajar--------------->Prestasi kerja
0.23* 0.315***
0.247***
Dukungan supervisor-------->Prestasi kerja 0.33** 0.075
Komunikasi supervisor------>Prestasi kerja 0.14 0.222**
Note: Significance at *p<0.05; **p<0.01;***p<0.001
Hasil menunjukan perbandingan nilai beta penelitian terdahulu dengan
penelitian saat ini. Berdasar table IV.21 dapat kita lihat perbandingan nilai
beta di mana hubungan dukungan supervisor pada prestasi kerja
menunjukkan nilai beta 0.34** yang signifikan pada p<0.01 dalam
penelitian terdahulu, sedangkan pada penelitian saat ini menunjukkan nilai
beta sebesar 0.142*** dan signifikan pada p<0.001. Hubungan komunikasi
supervisor pada prestasi kerja dalam penelitian terdahulu menunjukkan
nilai beta sebesar 0.17 dan tidak signifikan, sedangkan dalam penelitian saat
ini menunjukkan nilai beta sebesar 0.361*** dan signifikan pada p<0.001.
Hubungan motivasi belajar pada prestasi kerja dalam penelitian terdahulu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
menunjukkan nilai beta sebesar 0.23* dan signifikan pada p<0.05,
sedangkan pada penelitian saat ini hubungan motivasi belajar pada prestasi
kerja diuji sebanyak dua kali sehingga di dapatkan nilai beta sebesar
0.315*** pada pengujiannya bersama dukungan supervisor dan 0.247***
pada pengujiannya bersama komunikasi supervisor, dan masing-masing
signifikan pada p<0.001. Kemudian, ketika motivasi belajar masuk dalam
persamaan hubungan dukungan supervisor pada prestasi kerja, dalam
penelitian terdahulu diperoleh nilai beta sebesar 0.33** dan signifikan pada
p<0.01, sedangkan dalam penelitian saat ini menunjukkan nilai beta 0.075
dan tidak signifikan. Kemudian hubungan komunikasi supervisor pada
prestasi kerja setelah motivasi belajar masuk dalam persamaan, penelitian
terdahulu menunjukkan nilai beta 0.14 dan tidak signifikan, sedangkan
penelitian saat ini menunjukkan nilai beta sebesar 0.222** dan signifikan
pada p<0.001. Berdasarkan perbandingan pada tabel IV.17 dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini lebih baik dari penelitian terdahulu, hal ini
dikarenakan penelitian saat ini menggunakan tingkat signifikan yang lebih
dalam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini disajikan kesimpulan mengenai hasil dari analisis data penelitian
dan hasil pengujian hipotesis dari permasalahan yang diteliti. Selain itu peneliti akan
memaparkan keterbatasan serta memberikan saran agar penelitian ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait.
A. Kesimpulan
1. Hasil pengujian instrumen yakni untuk uji validitas terdapat 7 item pernyataan
yang memiliki factor loading <0,40, sehingga dinyatakan tidak valid, dan
terdapat 3 item pernyataan yang tidak terekstrak sempurna ke dalam factor
loading. Karenanya, perlu dilakukan pengujian ulang dengan menghilangkan
7 item pernyataan yang memiliki factor loading <0,40 dan 3 item pernyataan
yang tidak terekstrak sempurna ke dalam factor loading. Hingga didapatkan
item-item yang memiliki factor loading >0,40 dan terekstrak sempurna ke
dalam factor loading atau dengan kata lain disebut valid. Kemudian, item-
item variabel yang telah valid tersebut masuk dalam uji realibilitas, dimana
nilai Cronbach’s Alpha untuk masing-masing variabel menunjukkan
reliabilitas yang baik dengan koefisien antara 0.8-1.
2. Pada pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa motivasi belajar
memediasi penuh hubungan antara dukungan supervisor pada prestasi kerja
karyawan. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Ismail et al, (2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
yakni motivasi belajar memediasi secara parsial pengaruh dukungan
supervisor pada prestasi kerja. Hasil penelitian yang tidak sama mungkin
mungkin saja dipengaruhi oleh demografi responden, geografis dari
keberadaan responden dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi jawaban
dari responden.
3. Pada pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa motivasi belajar
memediasi secara parsial hubungan antara komunikasi supervisor pada
prestasi kerja karyawan. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Ismail et
al, (2010) yakni motivasi belajar memediasi secara penuh pengaruh
komunikasi supervisor pada prestasi kerja. Hasil penelitian yang tidak sama
mungkin mungkin saja dipengaruhi oleh demografi responden, geografis dari
keberadaan responden dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi jawaban
dari responden.
B. Keterbatasan
1. Objek penelitian ini adalah karyawan tetap di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Moewardi Surakarta, sehingga penelitian ini terbatas hanya pada Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Moewardi Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada
karyawan jasa rumah sakit, sehingga perlu dilakukan penelitian pada
karyawan jasa lainnya seperti jasa telekomunikasi, atau jasa asuransi.
2. Terbatasnya studi mengenai motivasi belajar pada hubungan kausalitas antara
peran supervisor pada prestasi kerja karyawan menjadi kendala serta
kekurangan dari penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
3. Pengukuran kinerja secara self-efficacy dapat menimbulkan jawaban yang
bias.
4. Penelitian ini merupakan jenis penelitian cross sectional sehingga tidak dapat
melihat perkembangan yang terjadi dari waktu ke waktu.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi studi mendatang
a. Ruang lingkup studi ini difokuskan pada jasa rumah sakit sehingga
berdampak pada generalisasi studi yang terbatas. Keterbatasan ini
mengisyaratkan perlunya studi lanjutan untuk hasil yang akan diperoleh
pada konteks objek yang berbeda, seperti pada jasa transportasi,
telekomunikasi, hotel, atau bahkan pada industri manufaktur.
b. Terbatasnya studi mengenai motivasi belajar pada hubungan kausalitas
antara peran supervisor pada prestasi kerja karyawan dapat diatasi dengan
semakin banyaknya penelitian mengenai motivai belajar dimasa
mendatang.
c. Pengukuran kinerja secara self-efficacy dapat menimbulkan jawaban yang
bias. Sehingga, ke depannya peneliti perlu mempertimbangkan laporan
kinerja karyawan yang dapat diperoleh dari supervisor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
d. Penelitian cross sectional tidak dapat melihat perkembangan yang terjadi.
Sehingga untuk dapat melihat perkembangan yang ada penelitian
longitudinal dapat dipergunakan oleh peneliti selanjutnya.
2. Bagi praktisi
Hasil penelitian ini menunjukan dukungan dan komunikasi supervisor
memiliki hubungan yang positif pada kinerja karyawan baik dimediasi secara
penuh maupun secara parsial oleh motivasi belajar. Penelitian ini
menggunakan sample yang diambil dari kelompok medis dan non medis
sehingga saran yang diajukan pada supervisor/praktisi adalah sebagai berikut:
a. Untuk karyawan medis supervisor perlu meningkatkan dorongan
untuk mengikuti pelatihan, dorongan untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan baru dalam pelatihan,
merekomendasikan karyawan mengikuti pelatihan yang pernah
diikuti, memberikan panduan ketika menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang baru dipelajari dari program pelatihan,
memberikan harapan untuk penggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang baru dipelajari dari program pelatihan,
menganjurkan karyawan untuk berbagi pengetahuan dan
keterampilan baru yang didapat dari program pelatihan, memantau
efektivitas penerapan pengetahuan dan keterampilan yang baru
dipelajari dari program pelatihan, memberikan kesempatan untuk
menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang baru dipelajari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
dari program pelatihan, mengingatkan karyawan untuk
mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan yang baru
dipelajari dari program pelatihan, memberikan alasan bagi
karyawan agar mau menerapkan pengetahuan dan keterampilan yg
baru dipelajari dari program pelatihan. Hal ini perlu di lakukan
karena pada kuisioner yang disebarkan item-item yang berkaitan
dengan saran diatas mendapat respon yang tidak terlalu baik oleh
responden dari karyawan medis.
b. Untuk karyawan non-medis supervisor hanya perlu
mempertahankan apa yang sudah ada, hal ini dikarenakan
responden non-medis memberikan tanggapan yang positif tentang
dukungan supervisor mereka, hal ini mungkin saja disebabkan oleh
kualitas hubungan responden dengan para supervisornya cukup
bagus karena mereka terdapat dalam satu ruangan kerja, sehingga
peran supervisor lebih dirasakan oleh karyawan non-medis.