Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe...

59
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTU MEDIA LKS PADA MATERI KUBUS DAN BALOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA JURNAL Disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika Oleh SRI PURWANINGSIH 202012068 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe...

Page 1: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NHT BERBANTU MEDIA LKS PADA MATERI KUBUS DAN

BALOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII

SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA

JURNAL

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Oleh

SRI PURWANINGSIH

202012068

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

2

Page 3: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

3

Page 4: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

4

Page 5: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

5

Page 6: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

6

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NHT BERBANTU MEDIA LKS PADA MATERI KUBUS DAN BALOK

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII

SMP PANGUDI LUHUR SALATIGA

Sri Purwaningsih1, Helti Lygia Mampouw

2, Erlina Prihatnani

3

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

Jalan Diponegoro No 52-60 Salatiga 1Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UKSW, e-mail : [email protected] 2Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, e-mail : [email protected] 3Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, e-mail : [email protected]

Abstrak

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) berbantu media LKS pada

materi kubus dan balok terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga. Populasi

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII (82 Siswa). Pengambilan sampel dengan cluster random

sampling menghasilkan siswa kelas VIII B (28 siswa) sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII A (27

siswa) sebagai kelas kontrol. Desain penelitian ini menggunakan the randomized control group

pretest-posttest design. Teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi, penilaian LKS,

observasi, dan tes. Instrumen dari penelitian ini terdiri dari instrumen lembar penilaian LKS,

observasi guru, dan tes. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas dengan Shapiro-Wilk, uji

homogenitas dengan Levene, dan uji rerata dengan independent sample t-test. Uji independent sample

t-test menyimpulkan bahwa kondisi awal kedua kelompok sampel seimbang untuk tingkat signifikan

5%. Adapun kondisi akhir menghasilkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 dengan nilai rata-rata

kelas eksperimen (82,04) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (75,07), sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT

berbantu media LKS terhadap hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga.

Kata Kunci: model pembelajaran kooperatif, number heads together, lembar kerja siswa, kubus

balokkubus, ka

PENDAHULUAN

Pembelajaran matematika adalah suatu pembelajaran yang penting dan harus dipelajari

pada setiap jenjang pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan

menengah bahkan juga di beberapa jurusan dalam Perguruan Tinggi untuk membekali peserta

didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta

kemampuan bekerjasama (Samsarif, 2009). Tujuan pembelajaran matematika di sekolah

menurut Depdiknas (2004) adalah untuk melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik

kesimpulan; mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan

penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat

prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba; mengembangkan kemampuan pemecahan masalah;

mengembangkan kemampuan menyampaikan infomasi dan mengkomunikasikan gagasan.

Page 7: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

7

Pentingnya matematika tidak selalu diikuti dengan ketertarikan siswa terhadap matematika.

Puspawati (2009) menyatakan ketidaktertarikan siswa pada matematika dikarenakan

matematika merupakan mata pelajaran yang paling sulit dibandingkan dengan mata pelajaran

yang lain.

Kesulitan yang dialami siswa tercermin dari hasil belajar matematika siswa. Djamarah

(2000) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan salah satu indikator tercapai atau tidaknya

tujuan pembelajaran. Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar mengajar

dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru, tes tersebut misalnya ulangan

harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pembelajaran

berlangsung, tes akhir semester, dan sebagainya (Nasution, 2006). Selain itu, Tirtonegoro

(2001) mengatakan bahwa hasil belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan

hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu.

Hasil studi Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011

menunjukkan bahwa penguasaan matematika siswa Indonesia berada pada peringkat 38 dari

42 Negara. Tidak jauh berbeda dari hasil TIMSS, hasil studi Programme for International

Student Assesment (PISA) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada

peringkat 64 dari 65 Negara (OECD PISA, 2014). Selain itu, berdasarkan data yang

dikeluarkan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, menunjukkan bahwa hasil UN untuk mata

pelajaran matematika tahun pelajaran 2014/2015 tingkat SMP/MTs di Kota Salatiga dengan

perolehan rata-rata (62,93) masih rendah dibanding mata pelajaran lain (Puspendik, 2015).

Hal ini mengindikasikan belum optimalnya hasil belajar matematika di Indonesia, khususnya

di Salatiga.

Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan. Utami

(2012) mengungkapkan bahwa dalam memilih model pembelajaran, guru hendaknya memilih

model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam

pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk berpartisipasi aktif

dalam pembelajaran adalah model Cooperative Learning.

Cooperative Learning merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok, peran guru dalam

model ini lebih sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah

pemahaman siswa yang lebih tinggi (Slavin, 2008). Johnson & Johnson (Trianto, 2010: 57)

mengemukakan bahwa tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar

siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun

Page 8: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

8

kelompok. Zamroni (Trianto,2010: 57) menyebutkan bahwa manfaat penerapan pembelajaran

kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input

pada level individual, dan untuk mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Numbered Heads Together (NHT).

NHT merupakan model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan

dimana model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling

membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang tepat (Lie, 2002). Selain itu,

Hamdani (2011) mengungkapkan bahwa NHT adalah metode belajar dengan cara setiap

siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak guru memanggil

nomor dari siswa. Adapun langkah-langkah model NHT menurut Lie (2002) adalah 1)

Penomoran; 2) Pengajuan pertanyaan; 3) Diskusi kelompok; 4) Pemanggilan nomor; 5)

Tanggapan dari teman; 5) Penarikan kesimpulan.

NHT dapat digunakan untuk mengecek pemahaman anak terhadap mata pelajaran

dengan cara melibatkan lebih banyak peserta didik menelaah materi yang tercakup sehingga

dapat meningkatkan penguasaan akademik dan kemampuan berpikir kritis. Kagan (Lie, 2002)

menyebutkan bahwa NHT memiliki kelebihan, antara lain dapat meningkatkan hasil belajar

siswa, memudahkan guru dalam pembagian tugas, siswa belajar melaksanakan tanggung

jawab pribadinya dalam saling terkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya, kelas menjadi

lebih aktif, setiap siswa mendapat kesempatan untuk berekspresi dan mengeluarkan

pendapatnya, muncul jiwa kompetensi yang sehat, waktu untuk mengoreksi hasil kerja siswa

lebih efektif dan efisien. Terdapat beberapa penelitian yang telah menunjukkan bahwa NHT

lebih baik dari model pembelajaran lainnya diantaranya penelitian Margana (2010) dalam

pembelajaran matematika pada materi persamaan dan pertidaksamaan kuadrat bagi siswa

kelas X SMA, penelitian Risqi (2014) terhadap siswa kelas III SD dalam materi pecahan.

Kedua penelitian itu menunjukkan bahwa NHT menghasilkan hasil belajar lebih baik

dibandingkan model pembelajaran lainnya.

Selain penggunaan model pembelajaran yang tepat, hasil belajar juga dapat dipengaruhi

oleh media pembelajaran yang digunakan (Arsyad, 2010). Lebih lanjut, Arsyad menyatakan

bahwa dalam menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan dan kemampuan siswa

dibutuhkan media pembelajaran untuk mendorong terjadinya proses belajar mengajar yang

efektif dan efisien. Sejalan dengan hal tersebut, Utami (2012) menyatakan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

pengirim ke penerima pesan. Terdapat beberapa penelitian yang telah mengkolaborasikan

NHT dengan media pembelajaran, diantaranya penelitian Nugrahaeni (2010) yang

Page 9: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

9

mengkolaborasikan NHT dengan media kartu soal dalam pembelajaran matematika materi

segiempat pada siswa SMP. Selain itu terdapat pula penelitian Shara (2014) yang

mengkolaborasikan NHT dengan media kartu posinega dalam pembelajaran matematika pada

materi penjumlahan dan pengurangan pada siswa kelas VII.

Bentuk media pembelajaran lainnya yang dapat digunakan dalam pembelajaran termasuk

pembelajaran matematika adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Suyitno (Farid, 2010)

menyatakan bahwa LKS merupakan salah satu alternatif media pembelajaran yang tepat bagi

peserta didik karena LKS membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep

yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. LKS dapat dianggap sebagai suatu

media atau alat bantu pembelajaran, karena dipergunakan guru sebagai perantara dalam

melaksanakan kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan instruksional khusus atau tujuan

pembelajaran khusus (Hidayah, 2006). Lebih lanjut, Hidayah menjelaskan bahwa LKS

merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara

tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai

media visual untuk menarik perhatian peserta didik. Adapun isi pesan LKS harus

memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki materi (matematika) dan

pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efektif dan efisien. Hasil penelitian

Kusni (2012) menyatakan bahwa LKS merupakan alat bantu dalam pembelajaran yang dapat

mempermudah siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran yang dapat

mengembangkan keterampilan proses yang mampu memperkaya pengetahuan siswa,

termasuk dalam pembelajaran matematika.

Rustaman (Dewi, 2007) menyebutkan bahwa LKS berisi sejumlah pertanyaan dan

beberapa persiapan serta kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa. LKS terdiri dari beberapa

komponen, yaitu ringkasan materi yang merupakan penjabaran dari pokok bahasan, isinya

singkat dan padat sehingga materi pada pokok bahasan tersebut tercangkup semua; lembar

kegiatan siswa yang berisi contoh-contoh soal dan penyelesaiannya, latihan soal,

eksperimen/demonstrasi dan soal-soal evaluasi (Inayati, 2003).

Permasalahan rendahnya hasil belajar matematika siswa SMP khususnya di Kota

Salatiga, menjadi dasar pemilihan lokasi penelitian ini. Penelitian ini akan dilakukan dalam

pembelajaran matematika pada salah satu sekolah di Salatiga, yaitu di SMP Pangudi Luhur

Salatiga. Adanya teori dan hasil penelitian baik tentang NHT maupun LKS menjadi dasar

pembelajaran NHT berbantu media LKS sebagai model yang akan diterapkan dalam

pembelajaran matematika. Model tersebut akan diterapkan dalam pembelajaran matematika

pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga. Tujuan dilaksanakannya penelitian ini

Page 10: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

10

adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT berbantu media LKS pada materi kubus dan balok terhadap hasil belajar

siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga. Penelitian ini diharapkan mampu mewujudkan

proses pembelajaran yang berfokus pada siswa, sehingga dapat memberikan hasil belajar

siswa yang lebih baik.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi

experimental). Menurut Sugiyono (2010), penelitian eksperimental semu merupakan

penelitian yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi

informasi yang dapat diperoleh dari eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak

memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasi semua variabel yang relevan. Penelitian

ini dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Salatiga yang berlokasi di Jalan Diponegoro No.90

Salatiga pada semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016

yang berjumlah 82 siswa yang terbagi dalam 3 kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan

dengan Cluster Random Sampling dan diperoleh dua kelas sampel yaitu kelas VIII B (28

siswa) sebagai kelas eksperimen dan VIII A (27 siswa) sebagai kelas kontrol. Kelas

eksperimen adalah kelas yang diberi perlakuan (treatment) menggunakan model kooperatif

tipe NHT berbantu media LKS, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang diberi perlakuan

menggunakan model konvensional. Proses pembelajarana dalam penelitian ini terjadi dalam 4

kali pertemuan yang masing-masing terdiri dari 2 jam pelajaran (2 × 40 menit).

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel

bebas dalam penelitian ini berupa model pembelajaran yaitu model pembelajaran

konvensional dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantu media LKS, sedangkan

variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika. Desain penelitian ini

menggunakan rancangan tes awal-tes akhir dengan pengacakan atau the randomized control

group pretest-posttest design, yaitu menggunakan dua kelas yang dipilih secara acak,

kemudian mengambil data pretest untuk mengetahui keseimbangan kondisi awal hasil belajar

siswa dan data posttest untuk mengetahui hasil belajar kedua kelompok sampel setelah diberi

perlakuan berbeda sebagai dasar uji hipotesis.

Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi yang digunakan untuk

memperoleh data pretest, metode penialain LKS yang digunakan untuk mendapatkan

informasi terkait kualitas bahan ajar matematika yang sedang digunakan, metode observasi

Page 11: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

11

yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan model pembelajaran yang telah dirancang, dan

metode tes yang digunakan untuk mengambil data hasil belajar matematika siswa setelah

adanya perlakuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar penilaian

LKS, lembar observasi guru dan tes. Instrumen lembar penilaian LKS berupa suatu angket

yang berisi pernyataan dengan menggunakan skala likert dari 1 sampai 5. Dalam lembar

observasi responden cukup memberikan tanda centang pada kolom “Ya” atau “Tidak” untuk

mengamati tingkah laku peneliti sewaktu mengajar. Instrumen tes dalam penelitian ini berupa

posttest yaitu tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar setelah adanya perbedaan

perlakuan antara 2 kelompok sampel. Tes berbentuk soal uraian dengan jumlah 10 soal materi

kubus dan balok. Sebelum instrumen LKS dan tes digunakan terlebih dahulu dilakukan uji

validitas ahli oleh 3 validator. Ketiga validator menyatakan bahwa LKS dan tes layak untuk

digunakan.

Analisis data dimulai dengan analisis deskriptif yang bertujuan untuk mendeskriptifkan

hasil belajar matematika dari kedua kelas sampel. Sebaran nilai kelompok baik pretest

maupun posttest dibagi menjadi 3 kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Penentuan

panjang kelas interval untuk masing-masing kategori yaitu

(Widoyoko, 2013). Selanjutnya, dilakukan analisis inferensial untuk menguji keseimbangan

kondisi awal dan hipotesis dari penelitian ini. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat

pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantu media LKS pada

materi kubus dan balok terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Pangudi

luhur Salatiga. Hipotesis penelitian diuji dengan Independent sample t-test dengan terlebih

dahulu menguji normalitas data dengan uji Shapiro-Wilk dan uji homogenitas dengan

Levene’s. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang

berdistribusi normal atau tidak sedangkan uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah

data berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Jika homogen maka menggunakan

Independent sample t-test dengan tipe Equal variances assumed dan jika tidak homogen

maka menggunakan Independent sample t-tes dengan tipe Equal Variances Not-Assumed.

Keseluruhan uji dilakukan dengan tingkat signifikan 5% menggunakan alat bantu perhitungan

berupa Software SPSS 16.0 for widows.

Page 12: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

12

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif tipe NHT berbantu Media LKS

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT

berbantu media LKS dilaksanakan selama 4 kali pertemuan yang masing-masing terdiri

dari 2 jam pelajaran (2 × 40 menit). Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini

mengambil materi kubus dan balok dengan standar kompetensi memahami sifat-sifat

kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.

Adapun kompetensi dasar dalam materi kubus dan balok adalah membuat jaring-jaring

kubus, balok, prisma dan limas; menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok,

prisma dan limas.

Pada pertemuan pertama, guru membagikan LKS kepada siswa dimana pada sampul

LKS telah tertulis nama dan kode siswa, kemudian siswa diminta bergabung dengan

teman yang memiliki kode sama. Selanjutnya guru membagikan media bangun ruang

kubus dan siswa diminta melakukan kegiatan 1.1 yaitu menggambar jaring-jaring kubus

dan dilanjutkan kegiatan 1.2 yaitu mengidentifikasi jaring-jaring kubus yang tercantum

di dalam LKS seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Kegiatan LKS Pertemuan 1

Page 13: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

13

Pada Gambar 1, terlihat bahwa guru mengajukan beberapa soal dan siswa diminta

berdiskusi dalam mengerjakan soal tersebut. Setelah diskusi selesai, selanjutnya guru

akan memanggil kode siswa. Siswa yang kodenya dipanggil oleh guru harus maju ke

depan kelas dan menuliskan jawabannya di papan tulis. Pemanggilan nomor dilakukan

terus menerus oleh guru, sehingga setiap siswa memiliki peluang untuk menjawab

pertanyaan dari guru. Siswa dari kelompok lain juga diperbolehkan menanggapi

jawaban yang telah dituliskan di papan tulis. Pada akhir kegiatan, guru menyimpulkan

hasil diskusi dan meminta siswa mengumpulkan LKS.

Pada pertemuan kedua, guru membagikan LKS kepada siswa dan meminta siswa

untuk berkumpul dengan kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya

guru membagikan media bangun ruang balok dan siswa diminta melanjutkan materi

terkait menggambar dan mengidentifikasi jaring-jaring balok. Guru meminta siswa

berdiskusi dan melakukan kegiatan 1.3 dan 1.4 seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Kegiatan LKS Pertemuan 2

Seperti halnya pada pertemuan 1, pada pertemuan 2 ini guru meminta siswa

berdiskusi dan menjawab berbagai pertanyaan pada kegiatan 1.3 dan 1.4. Selanjutnya,

guru akan memanggil kode siswa secara acak dan siswa yang kodenya terpanggil harus

menuliskan jawaban di papan tulis. Kelompok lain juga diminta menanggapi jawaban

yang dituliskan di papan tulis. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi pada

pertemuan 2. Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi terkait materi jaring-

Page 14: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

14

jaring kubus dan balok untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dan siswa

diminta mengumpulkan kembali LKS.

Adapun pada pertemuan 3, guru membagikan kembali LKS siswa dan siswa diminta

berkumpul dengan kelompok sebelumnya. Guru meminta siswa membuka LKS untuk

melanjutkan materi tentang menghitung luas permukaan kubus dan balok. Selanjutnya

siswa berdiskusi dalam melakukan kegiatan dalam pembelajaran 2 ini diantaranya

menentukan rumus luas permukaan kubus dan balok, kemudian menggunakan rumus

luas permukaan kubus dan balok. Setelah diskusi selesai, guru memanggil kode siswa

dan siswa yang kodenya dipanggil oleh guru harus menuliskan jawaban di papan tulis.

Guru juga meminta tanggapan dari kelompok lain terkait jawaban di papan tulis. Guru

bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi pada pertemuan 3, dan pada akhir

pembelajaran guru memberikan evaluasi terkait menghitung luas permukaan kubus dan

balok. Siswa diminta mengumpulkan LKS apabila telah selesai mengerjakan soal

evaluasi.

Pada pertemuan 4, guru membagikan LKS kepada siswa dan meminta siswa untuk

berkumpul dengan kelompok seperti pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru

meminta siswa mempelajari pembelajaran 3 di dalam LKS yaitu menghitung volume

kubus dan balok, kemudian siswa berdiskusi melakukan berbagai kegiatan diantaranya

menentukan dan menggunakan rumus volume kubus dan balok. Setelah diskusi selesai,

guru memanggil kode siswa untuk menuliskan jawabannya di papan tulis. Kelompok

lain juga diminta menanggapi jawaban yang ditulis di papan tulis. Selanjutnya guru

bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan evaluasi kepada siswa

untuk mengukur kemampuan siswa.

2. Kondisi Awal Hasil Belajar

a. Analisis Deskriptif Nilai Pretest

Data nilai pretest digunakan untuk melihat hasil belajar siswa sebelum dilakukan

penelitian dan diberikan perlakuan. Data yang digunakan sebagai nilai pretest adalah

nilai tes ulangan matematika pada materi lingkaran. Hasil analisis deskriptif nilai

pretest dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Deskripsi Statistika Nilai Pretest

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Eksperimen 28 45 85 66.54 11.397

Kontrol 27 45 85 69.33 9.731

Valid N (listwise) 27

Page 15: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

15

Berdasarkan Tabel 1, diketahui nilai terendah dan nilai tertinggi pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol sama yaitu 45 dan 85. Jika dilihat dari nilai rata-rata dan

standar deviasi, maka nilai 27 siswa pada kelas kontrol memiliki rata-rata (69,33) dan

standar deviasi (9,371) lebih baik dibanding rata-rata dari 28 siswa kelas eksperimen

(66,54) dengan standar deviasi 11,397.

Hasil belajar dapat dibedakan menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang, rendah.

Pengkategorian ini menggunakan nilai interval dengan rumus nilai tertinggi dikurangi

nilai terendah dibagi jumlah kelas interval (Widoyoko, 2013). Interval untuk kondisi

awal hasil belajar siswa adalah

. Hasil sebaran nilai hasil belajar siswa

dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 3.

Tabel 2

Pengkategorian Nilai Pretest

Kategori Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Rendah 45,04 – 58,34 8 14,55% 3 5,45%

Sedang 58,35 – 71,65 10 18,18% 9 16,36%

Tinggi 71,66 – 84,96 10 18,18% 15 27,27%

Gambar 3. Sebaran Nilai Pretest

Berdasarkan Tabel 2 dan Gambar 3, dapat disimpulkan jika di kelas eksperimen

persentase antara kategori tinggi dan sedang sama (18,18%). Meskipun demikian

sebagian besar siswa di kelas kontrol (27,27%) masuk kategori tinggi. Siswa yang

masih dalam kategori rendah lebih banyak berasal dari siswa pada kelas eksperimen

(14,55%) sedangkan siswa pada kelas kontrol yang masih dalam kategori rendah hanya

5,45%.

b. Uji Normalitas Nilai Pretest

Uji normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji beda rata-rata dua

sampel. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data kelas sampel berasal dari

Page 16: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

16

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan uji Shapiro-Wilk. Sembiring (2003) menuliskan bahwa jika jumlah

sampel pada masing-masing kelas sampel kurang dari 50 maka menggunakan uji

Shapiro-Wilk. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3

Uji Normalitas Nilai Pretest

Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa nilai signifikan kelas eksperimen 0,224 dan

kelas kontrol 0,086, keduanya lebih dari 0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

kedua kelas masing-masing berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

c. Uji Homogenitas dan Uji Beda Rerata Nilai Pretest

Hasil uji normalitas menyimpulkan bahwa kedua sampel masing-masing berasal dari

populasi berdistribusi normal. Oleh karena itu, analisis uji yang digunakan adalah

analisis statistika parametrik. Nilai pretest diuji menggunakan uji independent sample t-

test untuk mengetahui keseimbangan kondisi awal kedua kelas. Untuk itu diperlukan uji

homogenitas untuk menentukan jenis uji independent sample t-test yang akan

digunakan. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4

Hasil Uji Independent Sample t-test Nilai Pretest

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai Equal

variances

assumed

1.020 .317 -.977 53 .333 -2.798 2.862 -8.539 2.944

Equal

variances not

assumed

-.980

52.24

7 .332 -2.798 2.854 -8.524 2.929

Uji homogenitas menggunakan uji Levene’s Test menghasilkan nilai signifikansi

0,317 (lebih dari 0,05) yang berarti data berasal dari populasi yang memiliki variansi

sama (homogen). Oleh karena itu, uji independent sample t-test yang digunakan adalah

Kelas

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig.

Eksperimen .952 28 .224

Kontrol .934 27 .086

a. Lilliefors Significance Correction

Page 17: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

17

uji independent sample t-test jenis equal variances assumed. Berdasarkan Tabel 4 pada

kolom t-test for Equality of Means diketahui bahwa uji independent sample t-test

dengan tipe equal variances assumed menghasilkan nilai signifikan 0,333 (lebih dari

0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel memiliki

kemampuan awal hasil belajar yang sama.

3. Kondisi Akhir Hasil Belajar

a. Analisis Deskriptif Nilai Posttest

Data kemampuan akhir siswa diperoleh dari nilai posttest matematika siswa yang

diambil setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe

NHT berbantu media LKS. Hasil analisis data statistik deskriptif dapat dilihat pada

Tabel 5.

Tabel 5

Deskripsi Statistika Nilai Posttest

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Eksperimen 28 60 98 82.04 11.824

Kontrol 27 50 92 75.07 10.183

Valid N (listwise) 27

Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa dari 28 siswa pada kelas eksperimen memiliki

nilai minimal (60), maksimal (98), dan rata-rata (82,04) lebih baik dibanding 27 siswa

pada kelas kontrol yang nilai minimum, maksimum, dan rata-ratanya berturut-turut 50,

92, dan 75,07. Namun jika dilihat dari aspek standar deviasi, nilai 27 siswa kelas

kontrol lebih baik karena memiliki standar deviasi (10,183) lebih kecil dibanding

standar deviasi pada kelas eksperimen (11,824).

Berdasarkan data nilai minimum dan maksimum, maka panjang kelas untuk

pengkategorian hasil belajar kondisi akhir diperoleh dari

Hasil sebaran

nilai hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 4.

Tabel 6

Pengkategorian Nilai Posttest

Kategori Interval Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Rendah 49,99 – 65,99 2 3,64% 3 5,45%

Sedang 66,00 – 82,00 13 23,64% 16 29,09%

Tinggi 82,01 – 98,01 13 23,64% 8 14,55%

Page 18: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

18

Gambar 4. Sebaran Nilai Posttest

Berdasarkan Tabel 6 dan Gambar 4, dapat disimpulkan jika di kelas eksperimen

persentase antara kategori tinggi dan sedang sama (23,64%), namun di kelas kontrol

sebagian besar (29,09%) masuk kategori sedang. Siswa yang masih dalam kategori

rendah lebih banyak berasal dari siswa pada kelas kontrol (5,45%) sedangkan siswa

pada kelas eksperimen yang masih dalam kategori rendah hanya 3,64%.

b. Uji Normalitas Nilai Posttest

Berdasarkan analisis deskriptif data kondisi akhir hasil belajar, maka dilakukan uji

normalitas dengan uji shapiro-wilk. Hasil uji normalitas nilai posttest dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 7

Uji Normalitas Nilai Posttest

Berdasarkan Tabel 7, terlihat bahwa nilai signifikan kelas eksperimen (0,055) dan

kelas kontrol (0,173) keduanya lebih dari 0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan

bahwa kedua kelas masing-masing berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

c. Uji Homogenitas dan Uji Beda Rerata Nilai Posttest

Hasil uji normalitas nilai posttest menyimpulkan bahwa kedua sampel masing-

masing berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas dapat

dilihat pada Tabel 8.

Kelas

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig.

Eksperimen .928 28 .055

Kontrol .946 27 .173

Page 19: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

19

Tabel 8

Hasil Hasil Uji Independent Sample t-test Nilai Posttest

Uji homogenitas menggunakan uji Levene’s Test menghasilkan nilai signifikansi

0,192 (lebih dari 0,05) yang berarti data berasal dari populasi yang memiliki variansi

sama (homogen). Oleh karena itu, uji independent sample t-test yang digunakan adalah

uji independent sample t-test jenis equal variances assumed. Uji ini menghasilkan nilai

signifikansi sebesar 0,023 (kurang dari 0,05), artinya terdapat perbedaan rerata hasil

belajar matematika yang signifikan antara kedua kelompok sampel, dan karena rata-rata

nilai hasil belajar kelas eksperimen (82,04) lebih tinggi daripada kelas kontrol (75,07),

maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT

berbantu media LKS berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Analisis data pretest dengan uji independent sample t-test menghasilkan nilai

signifikansi sebesar 0,333 lebih dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi

awal hasil belajar matematika siswa antara kedua kelompok sampel seimbang. Adapun

hasil uji data posttest setelah ada tindakan berbeda selama 4 kali pertemuan (@ 2 jam

pelajaran) menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,023 (kurang dari 0,05) dengan nilai

rata-rata siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantu media

LKS (82,04) lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata siswa yang dikenai model

konvensional (75,07).

Perbedaan rata-rata yang signifikan ini diakibatkan karena adanya perbedaan proses

pembelajaran antara kedua kelompok sampel tersebut. Proses pembelajaran

menggunakan model NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nilai Equal

variances

assumed

1.747 .192 2.336 53 .023 6.962 2.980 .984 12.939

Equal

variances not

assumed

2.342

52.34

7 .023 6.962 2.972 .999 12.925

Page 20: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

20

dalam mempelajari materi secara berkelompok. Hal itu mempermudah siswa untuk

saling membantu dalam memahami suatu materi. Pelaksanaan diskusi secara optimal

dikontrol dengan adanya tuntutan pemanggilan nomor, dimana guru akan memanggil

nomor siswa secara acak yang telah diberikan kepada siswa pada tahap penomoran.

Guru juga menggunakan LKS untuk lebih mengontrol agar proses pembelajaran

dapat berjalan secara sistematis. LKS ini berisi beberapa pertanyaan yang dapat

digunakan guru dalam pengajuan pertanyaan yang akhirnya harus dijawab oleh siswa

dalam teknik pemanggilan nomor dalam NHT . Contohnya dapat dilihat pada Lembar

Kegiatan 1.3 dan Kegiatan 2.1 pada Gambar 5.

Gambar 5. Contoh Kegiatan di dalam LKS

Pada Kegiatan 1.3 terlihat bahwa siswa diminta membuka media bangun ruang yang

diberikan oleh guru dan menggambar jaring-jaring yang terbentuk dengan

memperhatikan skala pengukuran. Adapun pada Kegiatan 2.1 siswa diminta menentukan

rumus luas permukaan kubus dengan mengikuti langkah-langkah yang terdapat di dalam

LKS. Pada langkah selanjutnya, siswa diminta menuliskan jawabannya di papan tulis

apabila kodenya dipanggil oleh guru. Cara ini dilakukan terus menerus oleh guru pada

berbagai kegiatan di dalam LKS. Adanya tahap pemanggilan kode, membuat setiap

siswa dalam kelompok harus paham atas materi yang didiskusikan dan bersungguh-

sungguh dalam mengerjakan berbagai kegiatan di dalam LKS, karena setiap siswa

memiliki peluang untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Penggunaan LKS sebagai media pembelajaran dapat membuka kesempatan seluas-

luasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran.

Page 21: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

21

Dari uraian tersebut, tampak jelas bahwa guru berperan sebagai fasilitator. Sebagai

fasilitator guru mengatur, memonitoring, membimbing dan mengevaluasi jalannya

diskusi. Hal itu tidak terjadi pada kelas yang dikenai model konvensional, dimana

informasi materi sepenuhnya berasal dari guru, sehingga siswa cenderung kurang

memiliki aktivitas yang mendukung pembelajaran karena kurang interaktif antar siswa.

Hasilnya siswa bersifat pasif, sehingga pembelajaran cenderung bersifat satu arah. Proses

menjawab pertanyaan juga didominasi oleh siswa yang berkemampuan tinggi saja,

sedangkan siswa yang berkemampuan sedang dan rendah cenderung diam dan hanya

menyalin jawaban teman di depan kelas.

PENUTUP

A. Simpulan

Hasil uji hipotesis Independent sample t-test dengan tipe Equal variances assumed

menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,023 (kurang dari 0,05), dengan nilai rata-rata

kelas eksperimen (82,04) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (75,07), artinya hasil

belajar matematika siswa yang diajar dengan model kooperatif tipe NHT berbantu media

LKS lebih baik dibanding hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model

konvensional. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantu media LKS terhadap

hasil belajar siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. Saran

Berdasarkan simpulan tersebut, maka disarankan kepada guru untuk dapat

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantu media LKS sebagai

salah satu model dan media dalam melaksanakan pembelajaran matematika. Penelitian

ini telah memberikan data empirik tentang adanya pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT berbantu media LKS terhadap hasil belajar

matematika, oleh karena itu disarankan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian

selanjutnya terkait penggunaan LKS berkolaborasikan model NHT pada materi lainnya

ataupun mengkolaborasikan LKS pada model pembelajaran kooperatif lainnya.

Page 22: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

22

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Depdiknas. 2004. Kurikulum Mata Pelajaran Matematika SMP. Jakarta: Depdiknas.

Dewi, N. 2007. Perbandingan Kemampuan Membuat Kesimpulan Antara Siswa yang

Menggunakan LKS Pertanyaan Pengarah dengan Siswa yang Menggunakan LKS Tanpa

Pertanyaan Pengarah (Penelitian eksperimen pada siswa kelas XI IPA 1 MAN 1 Kota

Bandung). Skripsi: FPMIPA UPI Bandung.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Farid, Muhammad. 2010. Pengembangan LKS. Diakses melalui (http://faridmuh.

wordpress.com/2010/12/19/pengembangan-lks/) pada tanggal 4 Desember 2015.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Inayati, S. 2003. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa yang diberi Tugas

Rumah dari LKS dengan Siswa yang diberi Tugas Rumah dari Buku Paket pada Siswa

Kelas II Semester I SMU Negeri Grobogan 2002/2003. Skripsi: Universitas Negeri

Semarang.

Kusni, Suhito. 2012. Keefektifan Pembelajaran dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa

terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep. Jurnal UJME 1(1). Semarang: FMIPA

UNNES. Diakses melalui (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujne) pada tanggal 20

Juli 2015.

Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-

ruang Kelas). Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.

Margana, Robertus. 2010. “Eksperimentasi Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Kelas X SMA

N di Surakarta Tahun Pelajaran 2009-2010”. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana,

Universitas Sebelas Maret.

Nasution, S. 2006. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka

Cipta.

Nugrahaeni, G. 2010. Pembelajaran NHT Bermediakan Kartu Soal untuk Meningkatkan

Aktivitas Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Segiempat. Skripsi. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

OECD PISA. 2014. “PISA 2012 Result In Focus What 15 Years Olds Know And What They

Can Do With What They Know”. Diakses melalui (http://www.oecd.org/pisa-2012-result-

overview.pdf) pada tanggal 28 Desember 2015.

Puspawati, Patria. 2009. Manajemen Pembelajaran Pengalaman Lapangan Bidang Studi

Matematika Kelompok Belajar Paket A Nusa Indah di Kecamatan Bandar Kabupaten

Batang: Jurnal PNFI-Andragorgia, 1(1): pp 83-110. Diakses melalui

Page 23: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

23

(http://andragogia.p2pnfisemarang.org/wp-content/uploads/2010/11/andragogia1_5.pdf)

pada tanggal 27 Juli 2015.

Puspendik, 2015. Laporan Hasil Ujian Nasional. Diakses melalui

(http://118.98.234.50/lhun/index.aspx) pada tanggal 20 Maret 2016.

Rizqi, Husnul. 2014. “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT terhadap Hasil Belajar

Matematika Siswa Kelas III SD Muhammadiyah 12 Pamulang”. Skripsi. Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Samsarif, Maarif. 2009. Gaya Belajar. Diakses melalui (http://Samsarif.blogspot.com) pada

tanggal 25 Juli 2015.

Sembiring, R K. 2003. Analisis Regresi. Bandung: ITB

Shara, R. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Berbantuan Media

Kartu Posinega untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Siswa Kelas 48 VII SMP . Jurnal Elektronik Pendidikan

Matematika, 01(02). Yogyakarta: FMIPA UNY. Diakses melalui

(http://www.jurnal/.untad.ac.id/jurnal/index.php/JEPMT/article/view/3223) pada tanggal

13 Agustus 2015.

Slavin, E Robert. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung : Nusa

Media.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Tirtonegoro, S. 2001. Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Trianto. 2010. Mendesain Pembelajaran Kontekstual di Kelas. Jakarta: Cerdas Pustaka

Publisher.

Utami, M, S.C. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Widoyoko, Eko P. 2013. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Page 24: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

24

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 25: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

25

p

LEMBAR KERJA SISWA KUBUS DAN BALOK

Page 26: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

26

LEMBAR KERJA SISWA KUBUS DAN BALOK

Untuk SMP Kelas VIII Semester 2

Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil.

Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang hakiki.

(Mahatma Ghandi)

Page 27: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

27

Pembelajaran matematika merupakan suatu pembelajaran yang penting dan harus

dipelajari pada setiap jenjang pendidikan. Namun kenyataannya banyak siswa yang sering

mengalami kesulitan dalam memahami soal-soal matematika sehingga seringkali

melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal itu dapat dilihat dari

hasil TIMSS (2011) dan PISA (2012). Proses pembelajaran menjadi penentu hasil

belajar siswa dimana guru harus menggunakan model pembelajaran yang memungkinkan

siswa dapat belajar aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif menjadi

alternatif dalam pembelajaran dimana siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam

kelompok dan peran guru dalam model ini lebih sebagai fasilitator yang berfungsi

sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman siswa yang lebih tinggi.

Terdapat beberapa model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah tipe NHT.

Model ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan tanggung

jawab individual dalam kelompok serta membagikan ide-ide dan mempertimbangkan

jawaban yang tepat. Dalam rangkaian kegiatan pembelajaran, untuk menyampaikan

informasi, gagasan, atau ide dibutuhkan juga media pembelajaran.

Salah satu media pembelajaran yang direncanakan dalam pembelajaran matematika

bagi siswa adalah LKS. LKS merupakan alat bantu dalam pembelajaran yang dapat

mempermudah siswa dalam memahami konsep-konsep pembelajaran yang dapat

mengembangkan keterampilan proses yang mampu memperkaya pengetahuan siswa,

termasuk dalam pembelajaran matematika. Atas dasar itulah maka diduga penggunaan

model NHT berbantu media LKS dapat mempengaruhi hasil belajar matematika siswa.

Penulis

P rakata

Page 28: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

28

Halaman Judul ................................................................................................. i

Prakata ................................................................................................ii

Daftar isi .............................................................................................. iii

Pengantar awal pembelajaran ................................................................................................. 1

Pembelajaran 1 ............................................................................................... 4

Kegiatan 1.1 ............................................................................................... 5

Kegiatan 1.2 ............................................................................................... 7

Kegiatan 1.3 ............................................................................................... 9

Kegiatan 1.4 .............................................................................................. 11

Ayo berlatih .............................................................................................. 13

Pembelajaran 2 .............................................................................................. 15

Kegiatan 2.1 .............................................................................................. 16

Kegiatan 2.2 .............................................................................................. 17

Kegiatan 2.3 .............................................................................................. 19

Kegiatan 2.4 ............................................................................................. 20

Ayo berlatih ............................................................................................. 22

Pembelajaran 3 ............................................................................................. 23

Kegiatann 3.1 ............................................................................................. 24

Kegiatan 3.2 ............................................................................................. 25

Kegiatan 3.3 ............................................................................................. 27

Kegiatan 3.4 ............................................................................................. 28

Ayo berlatih ............................................................................................. 30

Daftar pustaka .............................................................................................. 31

d aftar i si

Page 29: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

29

KUBUS DAN BALOK

Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-

bagiannya dan menentukan ukurannya.

Menggunakan sifat-sifat, jaring-jaring, luas permukaan dan volume kubus,

balok, prisma dan limas.

Menggambar dan mengidentifikasi rangkaian bangun datar yang

merupakan jaring-jaring kubus dan balok.

Menentukan dan menggunakan rumus luas permukaan kubus dan

balok

Menentukan dan menggunakan rumus volume kubus dan balok

Page 30: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

30

KUBUS DAN BALOK

Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.

Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma dan limas.

Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam

buah sisi berbentuk persegi yang kongruen (sama besar).

Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di samping.

- Jumlah sisi kubus 6, yaitu: ABCD, EFGH, ABFE, DCGH,

BCGF, ADHE

- Jumlah rusuk kubus 12 yaitu: AB, BC, CD, DA, AE, BF,

CG, DH, EF, FG, GH, HE

- Jumlah titik sudut kubus 8 yaitu: A, B, C, D, E, F, G, H

- Jumlah diagonal sisi kubus 12 yaitu: AF, BE, BG, FC,

CH, DG, AH, DE, BD, AC, EG, HF

- Jumlah diagonal ruang kubus 4 yaitu: BH, DF, AG, EC

- Jumlah diagonal bidang kubus berbentuk persegi

panjang 4 yaitu: ACGE, DBFH, ABGH, EFCD

Apa itu kubus dan balok??

Kubus ABCD.EFGH

Page 31: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

31

Balok adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam

persegi panjang, dimana setiap sisi persegi panjang berimpit

dengan tepat satu sisi persegi panjang yang lain dan persegi

panjang yang sehadap adalah kongruen.

Perhatikan gambar balok ABCD.EFGH di samping.

- Jumlah sisi balok 6, yaitu: ABCD, EFGH, ABFE, DCGH,

BCGF, ADHE

- Jumlah rusuk balok 12 yaitu: AB, BC, CD, DA, AE, BF, CG,

DH, EF, FG, GH, HE

- Jumlah titik sudut balok 8 yaitu: A, B, C, D, E, F, G, H

- Jumlah diagonal sisi balok 12 yaitu: AF, BE, BG, FC, CH,

DG, AH, DE, BD, AC, EG, HF

- Jumlah diagonal ruang 4 yaitu: BH, DF, AG, EC

- Jumlah diagonal bidang balok 4 yaitu: ACGE, DBFH, ABGH,

EFCD

Balok ABCD.EFGH

Page 32: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

32

PEMBELAJARAN 1

Definisi Jaring-jaring Kubus dan

Jaring-jaring Balok

Jaring-jaring kubus diperoleh dari model kubus

yang diiris pada beberapa rusuknya, kemudian

direbahkan seperti gambar di samping. jaring-

jaring kubus merupakan rangkaian 6 buah persegi

yang kongruen.

Jaring-jaring balok diperoleh dari model balok

yang diiris pada beberapa rusuknya, kemudian

direbahkan seperti gambar di samping. jaring-

jaring balok merupakan rangkaian 6 buah persegi

panjang yaitu terdiri dari 3 pasang persegi

panjang yang kongruen.

Menggambar jaring-jaring kubus

Mengidentifikasi jaring-jaring kubus

Menggambar jaring-jaring balok

Mengidentifikasi jaring-jaring balok

Page 33: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

33

A

Y

O

D

I

S

K

U

S

I

Perhatikan kubus yang dibagikan oleh guru!

a. Bukalah media bangun ruang yang dibagikan oleh guru dengan membuka isolasi

yang menempel pada tiap sisi bangun tersebut !

b. Gambarlah hasil jaring-jaring yang terbentuk pada lembar jawab 1 dengan

panjang rusuk 2 cm !

c. Jika kodemu disebut oleh guru, maka tempelkan di papan tulis jaring-jaring

yang kamu peroleh !

d. Salinlah gambar jaring-jaring kubus yang ada di papan tulis yang berbeda

dengan jaring-jaring yang telah kamu gambar pada lembar jawab 1 ke lembar

jawab 2 dengan panjang rusuk 1 cm !

Lembar Jawab 1

Page 34: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

34

Lembar Jawab 2

Page 35: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

35

1. Perhatikan rangkaian jaring-jaring kubus di bawah ini. Lingkarilah yang merupakan

jaring-jaring kubus dan beri keterangan alas dan tutupnya!

a.

i ii iii

b.

i ii iii

2. Perhatikan rangkaian jaring-jaring kubus di bawah ini. Lingkarilah yang bukan

merupakan jaring-jaring kubus!

a.

i ii iii

b.

i ii iii

A

Y

O

D

I

S

K

U

S

I

Perhatikan beberapa rangkaian jaring-jaring kubus berikut ini.

a. Lingkarilah jawaban yang tepat sesuai dengan pertanyaan yang diberikan !

b. Jika kodemu disebut oleh guru, maka berikan jawabanmu dan jelaskan !

Page 36: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

36

3.

Pada jaring-jaring kubus di atas, sisi yang diarsir berhadapan dengan sisi…

a. 1 c. 3

b. 2 d. 4

1

2

3 4

Page 37: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

37

A

Y

O

D

I

S

K

U

S

I

Perhatikan kubus yang dibagikan oleh guru!

a. Bukalah media bangun ruang yang dibagikan oleh guru dengan membuka isolasi

yang menempel pada tiap sisi bangun tersebut !

b. Gambarlah jaring-jaring yang terbentuk pada lembar jawab 3 dengan

memperhatikan skala pengukuran yang sudah ditentukan dan mencantumkan

panjang, lebar dan tinggi !

c. Jika kodemu disebut oleh guru, maka tempelkan di papan tulis jaring-jaring

yang kamu peroleh !

d. Salinlah gambar jaring-jaring balok yang ada di papan tulis yang berbeda

dengan jaring-jaring yang telah kamu gambar pada lembar jawab 3 ke lembar

jawab 4 lengkap dengan memperhatikan skala pengukuran yang sudah

ditentukan dan mencantumkan panjang, lebar dan tinggi !

Lembar Jawab 3

p=3 cm, l= 1 cm, t= 3 cm

Page 38: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

38

Lembar Jawab 4

p=1 cm, l= 3 cm, t= 3 cm

p=3 cm, l= 2 cm, t= 1 cm

p=3 cm, l= 3 cm, t= 1 cm

Page 39: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

39

1. Perhatikan rangkaian jaring-jaring balok di bawah ini. Lingkarilah yang merupakan

jaring-jaring balok!

a.

i ii iii iv

b.

i ii iii iv

2. Perhatikan rangkaian jaring-jaring balok di bawah ini. Lingkarilah yang bukan

merupakan jaring-jaring balok!

a.

i ii iii iv

A

Y

O

D

I

S

K

U

S

I

Perhatikan beberapa rangkaian jaring-jaring balok berikut ini.

a. Lingkarilah jawaban yang tepat sesuai dengan pertanyaan yang diberikan !

b. Jika kodemu disebut oleh guru, maka berikan jawabanmu dan jelaskan !

Page 40: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

40

b.

i ii iii iv

3.

1

3

a

b c d e

f

4

5

Perhatikan rangkaian jaring-jaring balok di

samping.

Ketika jaring-jaring di samping dibentuk

menjadi balok, rusuk yang berimpit dengan

nomor 1 adalah rusuk nomor ….

a. 2 c. 4

b. 3 d. 5

Page 41: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

41

1. Rangkaian persegi berikut ini adalah jaring-jaring kubus, kecuali …..

a. c.

b. d.

2.

3. Rangkaian persegi berikut yang merupakan jaring-jaring kubus adalah rangkaian…

a. I c. III

b. II d. IV

4.

B

E

R

L

A

T

I A

Y

O

H

Lingkarilah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bawah ini

yang menurutmu benar. Kerjakan dengan caramu sendiri!

Pada gambar di samping, jika nomor 2 sebagai

alas kubus maka bidang atas kubus adalah…

a. 3 c. 5

b. 4 d. 6

3

6

4

2

2

1

5

I II III IV

Persegi yang diarsir pada gambar jaring-jaring di

samping merupakan alas kubus. Persegi yang

merupakan tutup kubus adalah persegi nomor…

a. 1 b. 2 c. 3 d. 4

5 3

2 1

4

Page 42: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

42

6. Perhatikan gambar berikut!

Yang merupakan jaring-jaring balok adalah gambar nomor…

a. I dan II c. II dan III

b. I dan IV d. II dan IV

7.

8.

(i) (ii) (iii) (iv)

Yang merupakan jaring-jaring balok adalah….

a. i dan ii c. iii dan iv

b. ii dan iii d. i dan iv

5. Gambar di samping adalah kubus dengan

jaring-jaringnya. Jika persegi yang diarsir

ABCD, maka persegi IV dan V adalah….

a. EFGH dan DHEA

b. AEDH dan EFGH

c. EFGH dan CDHG

d. ABFE dan ADHE

I II III IV

6

1 2 5

3

4

7 8

9

Agar berbentuk jaring-jaring balok, bidang yang

harus dihilangkan adalah nomor ...

a. 6, 8, 9

b. 2, 6, 8

c. 1, 4, 9

d. 1, 3, 6

V

III IV

II

I

A B

C D

Page 43: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

43

Definisi Luas Permukaan Kubus

dan Luas Permukaan Balok

PEMBELAJARAN 2

Luas permukaan kubus adalah jumlah luas

seluruh sisi atau bidang pada bangun ruang

tersebut. Luas permukaan kubus merupakan

jumlah luas sisi-sisi kubus tersebut.

Luas permukaan balok adalah jumlah seluruh

luas dari bidang-bidang yang membatasi

balok.

Menentukan rumus luas permukaan kubus

Menggunakan rumus luas permukaan kubus

Menentukan rumus luas permukaan balok

Mengunakan rumus luas permukaan balok

Page 44: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

44

Kubus 1 terdapat ......... buah persegi

Panjang rusuk masing-masing persegi …… cm

Luas masing-masing persegi ………….. cm2

Luas semua persegi = …………………..

= ………………….. Luas permukaan kubus = ……………

= ………………….. cm2 = ……………

= ……………. cm2

A

Y

O

D

I

S

K

U

S

I

Perhatikan sketsa kubus 1 dan kubus 2 berikut ini:

a. Salinlah gambar jaring-jaring kubus yang terdapat pada lembar jawab 1 ke

lembar jawab 5 !

b. Isilah titik-titik yang terdapat pada lembar jawab 5 berikut ini !

c. Jika kodemu disebut oleh guru, maka salinlah jawabanmu di papan tulis dan

jelaskan !

Lembar Jawab 5

Kubus 1

Kubus 2

Page 45: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

45

1. Sebuah peti kayu berbentuk kubus akan dicat seluruh permukaannya.

Permukaan peti kayu tersebut memiliki panjang sisi 1,2 meter. Hitunglah

berapa meter persegi luas permukaan yang akan dicat!

2. Keliling alas sebuah kubus adalah 32 cm, maka luas permukaan kubusnya!

3. Panjang rusuk dua buah kubus masing-masing 9 cm dan 12 cm. Perbandingan

luas permukaan kubus adalah!

A

Y

O

D

I

S

K

U

S

I

Gunakan rumus luas permukaan kubus untuk menyelesaikan kegiatan berikut:

a. Bacalah dengan teliti pertanyaan yang diberikan !

b. Tuliskan jawabanmu pada lembar jawab 6 !

c. Apabila kodemu disebut oleh guru, maka tuliskan jawabanmu di papan tulis dan

jelaskan !

Lembar Jawab 6

Page 46: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

46

Jika area pengerjaan masih kurang bisa lanjut di sini teman

Page 47: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

47

Balok 1 terdapat ......... buah persegi panjang

…….. persegi panjang berukuran …… cm x ….. cm

…….. persegi panjang berukuran …… cm x ….. cm

…….. persegi panjang berukuran …… cm x ….. cm

Luas semua persegi panjang = …………………. Luas permukaan balok = ……………………

= ………………….. =……………………..

= ………………… cm2 = …………………..

A

Y

O

D

I

S

K

U

S

I

Perhatikan sketsa balok 1 dan balok 2 berikut ini:

a. Salinlah 1 gambar jaring-jaring balok yang terdapat pada lembar jawab 3 ke

lembar jawa 7 !

b. Isilah titik-titik yang terdapat pada lembar jawab 7 berikut ini !

c. Jika kodemu disebut oleh guru, maka salinlah jawabanmu di papan tulis dan

jelaskan !

Lembar Jawab 7

balok 1

balok 2

Page 48: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

48

1. Akuarium dirumah Risna berbentuk balok. Panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 50

cm. Berapa cm3 kapasitas akuarium tersebut?

2. Luas permukaan sebuah balok 352 cm2 dengan ukuran panjang 12 cm dan tinggi 4 cm.

Berapa lebar balok tersebut?

3. Hitunglah perbandingan luas permukaan dua buah balok yang berukuran (

) dan ( ) !

A

Y

O

D

I

S

K

U

S

I

Gunakan rumus luas permukaan balok untuk menyelesaikan kegiatan berikut:

a. Bacalah dengan teliti pertanyaan yang diberikan !

b. Tuliskan jawabanmu pada lembar jawab 8 !

c. Apabila kodemu disebut oleh guru, maka tuliskan jawabanmu di papan tulis dan

jelaskan !

Lembar Jawab 8

Page 49: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

49

Jika area pengerjaan masih kurang bisa lanjut di sini teman

Page 50: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

50

1. Hitunglah luas permukaan kubus tanpa tutup dengan panjang setiap rusuknya 4 cm!

2. Sebuah benda berbentuk kubus luas permukaannya 1.176 cm2. Berapa panjang

rusuk kubus itu?

3. Sebuah balok memiliki panjang 20 cm, lebar 14 cm dan tinggi 10 cm. Berapakah luas

permukaan dari balok tersebut?

4. Luas permukaan balok adalah 22 cm2. Jika ukuran panjang 3 cm dan lebarnya 2 cm,

hitunglah tinggi balok itu!

5. Luas karton untuk membuat sebuah balok berukuran 15 cm x 15 cm x 9

cm sama

dengan luas karton untuk membuat sebuah kubus. Tentukan panjang rusuk

tersebut!

B

E

R

L

A

T

I A

Y

O

H

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan caramu

sendiri pada lembar jawab 9!

Lembar Jawab 9

Page 51: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

51

PEMBELAJARAN 3

Definisi Volume Kubus dan

Volume Balok

Volume kubus adalah isi/udara dalam ruang

kubus yang dibatasi sisi-sisi kubus

Volume balok adalah isi/udara dalam ruang

balok yang dibatasi sisi-sisi balok.

Menentukan rumus volume kubus

Mengunakan rumus volume kubus

Menentukan rumus volume balok

Mengunakan rumus volume balok

Page 52: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

52

Kubus Banyak Kubus Volume

A

Y

O

D

I

S

K

U

S

I

Perhatikan sketsa kubus satuan dan kotak berbentuk kubus berikut ini:

a. Jawablah pertanyaan yang diberikan !

b. Perhatikan tabel 3.1 yang diberikan dan isilah titik-titik yang terdapat pada

table !

c. Apabila kodemu disebut oleh guru, maka tuliskan jawabanmu di papan tulis dan

jelaskan !

Apabila kubus satuan dimasukkan ke dalam kubus besar.

Hitunglah!

a. Berapa banyak kubus satuan pada baris pertama?

b. Jika kubus besar akan diisi penuh oleh kubus satuan,

maka berapa banyak kubus satuan yang diperlukan?

Tabel 3.1

s s

s

Page 53: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

53

1. Sebuah kubus memiliki panjang rusuk 5 cm. Tentukan volume kubus itu!

2. Diketahui luas permukaan sebuah kotak berbentuk kubus 96 cm2. Hitunglah volume

kotak tersebut!

3. Sebuah kubus memiliki volume 343 cm3. Jika panjang rusuk kubus tersebut

diperbesar menjadi 4 kali panjang rusuk semula, tentukan volume kubus yang baru!

A

Y

O

D

I

S

K

U

S

I

Gunakan rumus volume kubus untuk menyelesaikan kegiatan berikut:

a. Bacalah dengan teliti pertanyaan yang diberikan !

b. Tuliskan jawabanmu pada lembar jawab 10 !

c. Apabila kodemu disebut oleh guru, maka tuliskan jawabanmu di papan tulis dan

jelaskan !

Lembar Jawab 10

Page 54: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

54

Jika area pengerjaan masih kurang bisa lanjut di sini teman

Page 55: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

55

Balok p l t Banyak Kubus Volume

……

……

……

…….. x …….. x …….

…… cm3

……

……

……

…….. x …….. x …….

…… cm3

……

……

……

…….. x …….. x …….

…… cm3

A

Y

O

D

I

S

K

U

S

I

Perhatikan sketsa kubus satuan dan kotak berbentuk balok berikut ini:

a. Jawablah pertanyaan yang diberikan !

b. Perhatikan tabel 3.2 yang diberikan dan isilah titik-titik yang terdapat pada

table !

c. Apabila kodemu disebut oleh guru, maka tuliskan jawabanmu di papan tulis dan

jelaskan !

Apabila kubus satuan dimasukkan ke dalam balok.

Hitunglah!

a. Berapa banyak kubus satuan pada baris

pertama?

c. Jika balok tersebut akan diisi penuh oleh kubus

satuan, maka berapa banyak kubus satuan yang

diperlukan?

Tabel 3.2

Page 56: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

56

1. Sebuah balok berukuran panjang 18 cm, lebar 10 cm dan tinggi 12 cm. Tentukan

volume balok tersebut!

2. Sebuah mainan berbentuk balok volumenya 140 cm3. Jika panjang mainan 7 cm dan

tinggo mainan 5 cm, tentukan lebar mainan tersebut!

3. Diketahui panjang sebuah balok adalah tiga kali lebarnya, lebar = 8 cm, dan tinggi 12

cm. Berapakah volume balok tersebut?

A

Y

O

D

I

S

K

U

S

I

Gunakan rumus volume balok untuk menyelesaikan kegiatan berikut:

a. Bacalah dengan teliti pertanyaan yang diberikan !

b. Tuliskan jawabanmu pada lembar jawab 11 !

c. Apabila kodemu disebut oleh guru, maka tuliskan jawabanmu di papan tulis dan

jelaskan !

Lembar Jawab 11

Page 57: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

57

Jika area pengerjaan masih kurang bisa lanjut di sini teman

Page 58: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

58

1. Sebuah kubus panjang rusuknya 5 cm, sedangkan sebuah balok berukuran panjang 7

cm, lebar 5 cm dan tinggi 4 cm. Tentukanlah:

a. Volume kubus dan balok tersebut

b. Perbandingan bolume keduanya.

2. Perbandingan volume kubus yang luas permukaannya berbanding 1:9 adalah?

3. Sebuah balok yang rusuknya berbanding 2: 3: 5 mempunyai volume 810 cm3.

Tentukan panjang, lebar dan tinggi balok itu!

B

E

R

L

A

T

I A

Y

O

H

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan caramu

sendiri pada lembar jawab 12!

Lembar Jawab 9

Page 59: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9869/2/T1_202012068_Full...pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

59

DAFTAR PUSTAKA

Brainly.co.id [5 Desember 2015]

Fitriah, Y. (2014). Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Problem

Solving dan Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT pada Materi Bangun

Ruang Sisi Datar untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah untuk

Siswa SMP. Skripsi. Universitas Yogyakarta.

Genius.smpn1-mgl.sch.id [24 Desember 2015]

Mafia.mafiaol.com [12 Januari 2016]

https://books.google.co.id/ [21 Desember 2015]

https://yos3prens.wordpress.com/ [19 Januari 2016]

Web-matematika.blogspot.co.id [10 Januari 2016]