PENGARUH PENGGUNAAN METODE “FUN...
Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN METODE “FUN...
PENGARUH PENGGUNAAN METODE “FUN TEACHING “
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
(Studi Eksperimen di MI Nurul Hidayah Pamulang)
OLEH :
MUHAEMIN
103017027241
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
ABSTRAK
Muhaemin. Pengaruh Penggunaan Metode Fun Teaching Terhadap Hasil
Belajar Matematika, Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah
satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan
penentuan metode yang akan dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar salah
satunya adalah metode Fun Teaching. Kurang tepatnya dalam penentuan metode
dalam pembelajaran dabat berakibat fatal terhadap siswa sehingga hasil belajar
pun tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Belajar yang dikemas dengan suasana hati yang penuh suka cita mampu
menjadikan pikiran dan kretifitas yang tajam. Proses belajar dengan bermain
menghilangkan tekanan-tekanan dan rasa jenuh sehingga belajar pun dapat
terlaksanan dengan baik.
FunTeaching adalah metode pembelajaran yang dapat menjadikan suasana
yang menyenangkan sehingga kegiatan belajar mengajar pun tidak menjadi
monoton dan membosankan. Dalam pelaksanaannya, proses kegiatan belajar
dengan menggunakan Fun Teaching tidak terbatas hanya dengan bermain atau
pun bercerita akan tetapi metode ini menjadikan guru dan siswa menjadi lebih
kreatif, suasana keakraban antara siswa dan guru makin erat sehingga
pembelajaran matematika pun tidak menjadi suatu momok yang menakutkan lagi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode ”Fun Teaching”
berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian hanya
menggunakan postes. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas IV MI Nurul Hidayah Pamulang. Sampel diambil dari 2 kelas dan pemilihan
sampel didasarkan pada purposive sampling, dimana keseluruhan kelas IV
tersebut dinilai memiliki taraf kemampuan yang sama. Kelas IV-A sebagai kelas
eksperimen yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode Fun
Teaching dan kelas IV-B sebagai kelas kontrol menggunakan metode
konvensional. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar matematika
berbentuk pilihan isian soal sebanyak 24 soal. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t, dan berdasarkan perhitungan uji-t
diperoleh thitung 1,85 dan ttabel 1,67 pada taraf signifikansi 5% yang berarti thitung >
ttabel (1,84 > 1,67). Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan
metode Fun Teaching terhadap hasil belajar matematika siswa.
Kata kunci: fun teaching,
metode
ABSTRACT
Muhaemin. The Influence of Using Fun Teaching Method on the Result of
Learning Mathematic, Skripsi, Department of Mathematic Education, Faculty of
Tarbiya and Teachers Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
Teacher as one of the source in learning activity has a duty to facilitate
creative learning environment for the students in the classroom. One of the
teachers activity makes an election and decides method that will do in teaching
learning activities. One of them is Fun Teaching method. If a teacher is not wise
on deciding the method of teaching, itt could be made a bad influence to the
students. So, the results of the learning activity is not good like what teachers
want.
Study with full of good condition, happiness could made a good
concentration and creativity. Learning processes with playing, can handle bad
push on the students boredom and unenthusiasm. Finally, learning processes could
happened well.
Fun Teaching is learning method which can make a good condition in the
class. It does not make students boredom. In the fact, learning processes activity
using fun teaching not only deal with playing or telling a stories but also make
both of teacher and student be more creative and can make a good relationship. So
that, learning mathematic not be like a “monster” for the students.
The goal of this research to know whether “Fun Teaching” method can be
influenced to the learning result of the students. This research will be done by
using quasi experiment method with research design only uses post test. In this
research, population include all of the student class IV MI Nurul Hidayah
Pamulang. The sample taken from two classes and sample election based on
purposive sampling which all of class IV was valued have a same level of skillls.
Class IV A as an experiment class that using Fun Teaching and class IV B as a
class control using conventional method. The instrument uses learning
mathematic test result with 24 item in the test are essay form. The technique
analysis data uses in this research is ttest and based on ttest get tcount 1,85 and ttable
1,67 o the level of significant 5%. It means tcount > ttable ( 1,84 > 1,67 ). It simply
illustrates that there is obvious difference using Fun Teaching method on the
learning of mathematic results of the students.
Key word: fun teaching,
method.
i
KATA PENGANTAR
Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
serta karunia nikmatNya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Fun Teaching Terhadap
Hasil Belajar Matematika” ini dengan baik. Sholawat dan salam semoga selalu
tercurahkan atas baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan cahaya
dalam hidup penulis berupa cahaya Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Walaupun waktu, tenaga dan
pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis
miliki, demi terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga atas bimbingan, pengarahan,
dukungan serta bantuan dari berbagai pihak kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Untuk itu penulis sangat berterima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Dede Rosada, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Maifalinda Fatra, M.Pd dan Otong Suhyanto, M.Si Ketua dan Sekretaris
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan
kemudahan khususnya bagi penulis guna menyelesaikan masa studi,
semoga Allah memberikan pahala yang berlipat ganda.
3. Abd. Muin, S.Si, M.Pd dosen pembimbing I dan Otong Suhayanto, M.Si.
dosen pembimbing II yang selalu sabar dan teliti dalam mengoreksi dan
membimbing penulis dalam membuat skripsi ini.
4. Tak lupa saya khususkan kepada almarhumah bunda Mukhlisrarini, M.Pd
pembimbing dan Pembina Pramuka UIN yang telah membimbing penulis
dan memberikan semangat dalam melakukan penelitian, semoga Allah
mengampuni segala dosa-dosanya. Amin
ii
5. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada
umumnya dan Jurusan Pendidikan Matematika khususnya yang telah
memberikan kontribusi pemikiran melalui pengajaran dan diskusi yang
berkaitan dengan skripsi ini.
7. Dra. H. Sri Mulyani selaku Kepala Sekolah MI Nurul Hidayah pamulang,
serta segenap guru dan karyawan sekolah yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
8. Paling istimewa untuk ayahanda Adang dan Ibunda Enah tercinta yang
nuraninya mengalir indah dalam darahku, yang telah tulus merawat,
membesarkan, mendidik, dan mencurahkan kasih sayang serta tak bosan-
bosannya memberikan dukungan moril, materil, semangat dan do’a untuk
penulis serta adik-adikku yang tersayang.
9. Istriku tercinta Aisyah Henri, S.Pd yang selalu mengisi hari-hari saya
dengan keindahan dan keceriaan. Terutama anakku yang masih dalam
kandungan.
10. Seluruh kakak-kakak UKM Pramuka warga racana Fatahillah-Nyi Mas
Gandasari 07-081/07-082 yang senantiasa selalu memberikan
dukungannya selama penulis melakukan penelitian.
11. Keluarga Mahasiswa Islam Karawang (KMIK) terima kasih atas segala
doa dan dukungannya yang telah membuat penulis mendapatkan manfaat.
12. Sahabat sejatiku, Mahasiswa Satu Angkatan 2003, Jurusan Pendidikan
Matematika terutama yang lulus bareng-bareng dengan motonya takan
pernah tiada, pasti ada. Yang selalu memberi canda, tawa, serta grup
rumpi; melky, dhofir, inu, nafhi, reply, e-both, b-dul, olan, obay, imen
(Pramuka), azi, heri penen, mimin, lucky, tree, nina, fera, rosmala, u-wie,
ucha dan semuanya. terima kasih untuk semua dukungan dan perhatian
yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini. Dan juga
kepada teman-temanku yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.
iii
Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang
dinantikan untuk mendapatkan sebuah kebanggaan, lika-liku perjuangan,
pengorbanan dan harapan yang telah dicapai membuat penulis sadar akan
pentingnya semua itu, semoga pihak-pihak yang memberikan dukungan terutama
istriku dan anakku yang masih dalam kandungan 6 bulan dan dedikasi ini penulis
persembahkan buat anakku, alm. bunda Mukhlisrarini yang semasa hidupnya
telah banyak memberikan masukan dan dukungannya, UKM Pramuka yang telah
banyak memberikan dukungan moral selama penulis berada di kampus tercinta
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendapatkan ridho Allah SWT.
Penulis berharap dan berdo’a kepada Allah SWT, agar seluruh
pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis, akan mendapatkan balasan
yang setimpal disisiNya, jazakumullah akhsanal jaza.
Jakarta, 28 Februari 2011
Penulis,
Muaemin
iv
DAFTAR ISI
Kata pengantar ………………………………………………………. i
Daftar isi ……………………………………………………………... iv
Daftar tabel …………………………………………………………... vi
Daftar grafik …………………………………………………………. vii
Daftar lampiran ………………………………………………………. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………… 1
B. Identifikasi Penelitian ………………………………… 5
C. Batasan Masalah …..………………………………….. 5
D. Perumusan Masalah …………………………………... 5
E. Tujuan Penelitian ……………………………………… 6
F. Manfaat Penelitian …………………………………….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis ............................................................. 7
1. Hasil Belajar Matematika .......................................... 7
a. Pengertian Belajar ................................................ 7
b. Pengertian Matematika ......................................... 11
c. Hasil Belajar Matematika ..................................... 14
2. Pengertian Pembelajaran Fun Teaching ...................... 17
a. Pengertian Metode Pembelajaran ......................... 17
b. Metode Pembelajaran Fun Teaching .................... 20
c. Metode Pembelajaran Konvensional .................... 28
B. Rencana Kegiatan Belajar Mengajar ................................. 29
C. Contoh Bahan Ajar ............................................................ 32
D. Penelitian Yang Relevan ................................................... 33
E. Kerangka Berpikir ………………………………………. 34
F. Hipotesis Penelitian ……………………………………... 36
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ......................................... 37
B. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel ..................... 37
C. Metode Dan Desain Penelitian ......................................... 38
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................. 39
E. Instrumen penelitian ........................................................ 43
F. Teknik Analisis Data ....................................................... 43
G. Hipotesis Statistik ........................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ................................................................ 48
1. Tes Hasil Belajar Siswa yang menggunakan metode
“Fun Teaching” (Kelas Eksperimen) .……………….. 49
2. Tes Hasil Belajar Siswa yang menggunakan Metode
Konvensional (Kelas Kontrol) ……………………….. 51
B. Pengujian Persyaratan Analisis ..………………………... 54
1. Uji Normalitas ………………………………………... 54
2. Uji Homogenitas ……………………………………… 55
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan …………………… 56
1. Pengujian Hipotesis da Pembahasan …………………. 56
2. Pembahasan Hasil Pengujian …………………………. 56
D. Keterbatasa Penelitian …..……………………………….. 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……….……………………………………… 60
B. Saran ……….…………………………………………….. 61
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian ……………………………………………. 38
Tabel 3.2 Rekapitulasi Hasil uji coba tes Instrumen …………………... 42
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ……………………... 50
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ………………………….. 51
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil Post test Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ……………………………………………... 53
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ….. 55
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol… 55
Tabel 4.6 Hasil Uji-t ……………………………………………………... 56
Tabel L.6 Kisi-Kisi Uji Coba Instrument Tes Hasil Belajar Matematika
(Bilangan Pecahan dan Bilangan Romawi) …………………… 123
Tabel L.8 Perhitungan Validitas Tes Uraian …………………………….. 128
Tabel L.10 Reliabilitas ……………………………………………………. 131
Tabel L.12 Tingkat kesukaran ……………………………………………. 134
Tabel L.14 Daya pembeda………………………………………………… 137
Tabel L.16 Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar Matematika
(Bilangan Pecahan dan Bilangan Romawi) …………………... 140
Tabel L.18 Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen ……………………….. 144
Tabel L.19 Nilai Hasil Belajar Kelas Kontrol…… ………………………. 145
Tabel L.20 Perhitungan Distribusi Kelas Eksperimen …………………… 146
Tabel L.21 Perhitungan Distribusi Kelas Eksperimen …………………… 149
Tabel L.22 Uji normalitas kelas eksperimen ……………………………… 152
Tabel L.23 Uji normalitas kelas Kontrol….. ……………………………… 153
vii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Postest
Kelas Eksperimen …………………………………………… 50
Grafik 4.2 Histogram dan Poligon Frekuensi Hasil Pos test
Kelas Kontrol ………………………………………………. 52
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
kelas eksperimen …………………………………………... 65
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
kelas kontrol………………………………………………... 89
Lampiran 3 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran
Dengan Metode “Fun Teaching” …………………………... 113
Lampiran 4 Lembar Kegiatan Siswa (Lks) ……………………………… 115
Lampiran 5 Jawaban soal LKS ………………………………………….. 120
Lampiran 6 Kisi-Kisi Uji Coba Instrument Tes Hasil Belajar Matematika
(Bilangan Pecahan dan Bilangan Romawi) ………………… 123
Lampiran 7 Instrumen Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika ………... 124
Lampiran 8 Perhitungan Validitas Tes Uraian ………………………….. 128
Lampirang 9 Langkah-langkah Penghitungan Validitas Test Uraian ……. 130
Lampiran 10 Relabilitas ………………………………………………….. 131
Lampiran 11 Langkah-langkah Penghitungan Reliabilitas Test Uraian .... 133
Lampiran 12 Tingkat kesukaran ………………………………………..... 134
Lampiran 13 Langkah-langkah Penghitungan
Tingkat Kesukaran Test Uraian ……..……………………… 136
Lampiran 14 Daya pembeda ……………………..…………….…………. 137
Lampiran 15 Langkah-langkah Penghitungan
Daya Pembeda Test Uraian ………………………………... 139
Lampiran 16 Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar Matematika ………. 140
Lampiran 17 Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika ………………….. 142
Lampiran 18 Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen ……………………... 144
Lampiran 19 Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen ……………………... 145
Lampiran 20 Perhitungan Distribusi Kelas Eksperimen …………………. 146
Lampiran 21 Perhitungan Distribusi Kelas Eksperimen …………………. 149
Lampiran 22 Uji normalitas kelas eksperimen …………………………… 152
ix
Lampiran 23 Uji normalitas kelas kontrol ………………………………. 153
Lampiran 24 Perhitungan Uji Homogenitas …………………………….. 154
Lampiran 25 Perhitungan Pengujian Hipotesis …………………………. 156
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pendidikan merupakan usaha untuk mencapai cita-cita bangsa
yakni untuk menciptakan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa. Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan pada masa sekarang
sangatlah menuntut keselarasan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, tidak diragukan lagi bahwa matematika merupakan salah satu
puncak kegemilangan intelektual. Disamping pengetahuan mengenai
matematika itu sendiri, matematika memberikan bahasa, proses dan teori,
yang memberikan ilmu suatu bentuk dan kekuasaan. Perhitungan matematis
menjadi dasar bagi disain ilmu teknik, metode matematis memberikan
inspirasi kepada pemikiran dibidang sosial dan ekonomi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada masa
sekarang ini telah banyak memberikan pengaruh dalam berbagai kehidupan
manusia tidak terkecuali bidang pendidikan. Perkembangan tersebut
memungkinkan untuk menerima informasi atau pengetahuan baru dari
seluruh dunia secara cepat dan mudah.
Untuk mengahadapi tantangan perkembangan iptek tersebut dibutuhkan
sumber daya yang mampu berkompetisi dan memiliki keterampilan yang
melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis dan kreatif. Proses berpikir
seperti ini pada dasarnya dikembangkan melalui pembelajaran matematika.
Matematika adalah ilmu terstruktur dan bertingkat. Hampir semua materi
matematika yang akan dipelajari itu saling berkaitan. Untuk bisa memahami
beberapa konsep lebih tinggi diperlukan pemahaman terhadap konsep di
bawahnya. Sehingga agar tidak bermasalah dengan beberapa konsep di level
yang lebih tinggi, konsep-konsep di level sebelumnya itu harus dikuasai dan
tidak boleh dilupakan.1
1 http://www.matematikamenyenangkan.com/tips-belajar-matematika/
2
Proses belajar matematika merupakan suatu proses yang penting, hal ini
dikarenakan peranan matematika yang sangat besar dalam dimensi
kehidupan.
Problematika yang ada sekarang adalah rendahnya penguasaan siswa
terhadap matematika yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kemampuan siswa, metode
penyampaian yang digunakan oleh guru, serta kondisi belajar yang kurang
positif secara fisik, emosional, dan sosial. Dari pihak siswa, banyak yang
mengeluhkan matematika sebagai mata pelajaran yang sulit di cerna, ditambah
lagi dengan objek yang abstrak, dan algoritma (langkah-langkah) jawaban
soal-soal yang terkadang kurang dipahami oleh siswa sehingga
mengakibatkan banyak siswa yang pada akhirnya tidak menyukai dan malas
terhadap pelajaran matematika. Seperti yang diungkapkan Ruseffendi dalam
Gusni, ”....matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada umumnya merupakan
pelajaran yang tidak disenangi, kalau bukan sebagian mata pelajaran yang
dibenci.”2
Untuk menanggulangi problematika yang ada, guru matematika dituntut
untuk dapat menjadikan pelajaran matematika lebih menarik dan disenangi
oleh siswa. Berbagai metode telah diterapkan demi menunjang kegiatan
belajar mengajar matematika di kelas untuk mendapatkan hasil yang optimal
dalam pembelajaran matematika. Inovasi-inovasi baru yang menyenangkan,
rileks, dan menarik dalam pembelajaran mutlak diperlukan, bahkan
penggunaan alat peraga yang mencoba mengkonkretkan objek matematika
yang abstrak pun dilakukan.
Untuk itu diperlukan metode pengajaran yang tepat, karena setiap
metode dalam belajar mengajar mempunyai keunggulan dan kelemahan,
bukan hanya dari segi tujuan tetapi juga terhadap kondisi dan situasi dalam
proses belajar mengajar. Dengan kata lain, suatu proses belajar mengajar
merupakan suatu kondisi dimana interaksi antar siswa dan guru harus dapat
2 Gusni Satriawati, Pembelajaran dengan Pendekatan Open-ended untuk Meningkatkan
Pemahaman dan kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP (ALGORITMA), (Ciputat:
CeMED UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), Vol 1, h. 102.
3
berjalan dengan baik demi tercapainya tujuan pembelajaran. Interaksi yang
baik akan mencapai tujuannya apabila suasana menyenangkan terjadi dalam
proses pembelajaran dan bermakna bagi siswa dan guru sehingga tidak
terdapat lagi siswa yang membenci matematika, karena suasana belajar sudah
menyenangkan bagi mereka. Menurut wahyudin ”Untuk membuat membuat
matematika mudah, guru harus bekerja keras mengajarkan matematika pada
murid dengan cara yang menyenangkan dan sesuai kebutuhan murid.3
Proses pembelajaran di sekolah tentunya tidak terlepas dari berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan kurangnya hasil belajar siswa, seperti
diungkapkan oleh guru matematika kelas IV MI Nurul Hidayah Pamulang
Tangerang, bahwa sebagian besar siswa memiliki rata-rata yang kurang dari
nilai ketuntasan yang telah ditetapkan oleh sekolah, hal ini merupakan
masalah yang mendorong dilakukannya penelitian.
Rendahnya hasil belajar yang dimiliki siswa disebabkan oleh suasana
yang kurang mendukung, pengetahuan awal siswa yang kurang kuat, serta
proses belajar mengajar yang dirasakan siswa kurang nyaman dan
menyenangkan. Hal ini ditunjukan dari jawaban angket yang peneliti
sebarkan pada pra penelitian kepada 15 orang siswa, 33% siswa menyatakan
pembelajaran matematika selama ini menyenangkan dan 67% siswa
menyatakan tidak menyenangkan. 87% siswa merasakan kesulitan belajar
matematika dan 13% menyatakan tidak. 60% siswa menyatakan kesulitan
belajar karena materinya dan 40% karena cara penyampaina gurunya. 80%
siswa menyatakan pembelajaran matematika menegangkan dan 20%
menyatakan tidak.
Merujuk pada penelitian pendahuluan, berdasarkan hasil wawancara
dengan guru dan angket siswa kelas IV tampak bahwa masih banyak siswa
yang menganggap matematika kurang disukai dan mengalami kesulitan
dalam belajar matematika. Maka ada beberapa indikator yang
mengungkapkan bahwa sebagian siswa kelas IV kurang memiliki inteligensi
yang cukup dan memahami mata pelajaran atau mengalami kesulitan dalam
3 (http://www.kompas.com/kompas-cetak/0603/13Jabar/418.htm)
4
belajar matematika sehingga cara belajar mereka kurang optimal. Oleh karena
itu, perlu dilakukan suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Fun teaching merupakan metode yang dapat dijadikan salah satu
alternative kegiatan belajar mengajar dikarenakan fun teaching mampu
memberikan siswa yang mengikutinya dapat memahami materi yang
diajarkan dengan secara menyeluruh dengan konsep pembelajaran yang
menyenangkan dan menarik untuk diikuti karena materi yang diajarkan
melalui ice breaking, permainan, bercerita, sistem kelompok dengan suasana
yang menyenangkan dan bergembira.
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut yaitu dengan memberikan pembelajaran matematika melalui metode
Fun Teaching. Fun Teaching adalah salah satu metode pembelajaran yang
menciptakan suasana belajar yang gembira dan menyenangkan. Bukan berarti
menciptakan suasana glamour dan hura-hura. Tujuan kegembiraan disini
adalah menciptakan suasana yang happy, membangkitkan minat (gairah
untuk belajar/motivasi), merangsang keterlibatan penuh serta menciptakan
pemahaman atas materi yang dipelajari.4 Metode Fun Teaching dalam
pembelajaran matematika diharapkan dapat memberikan motivasi pada siswa
untuk mengikuti pembelajaran matematika dengan baik sehingga
pembelajaran dapat berlangsung secara optimal dan dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa.
Orang belajar memang tergantung pada faktor fisik (suasana
lingkungan), faktor emosional (suasana hati) dan faktor sosiologi atau
lingkungan teman, guru, orang tua dan budaya sekitar. Maka berilah suasana
pencerahan pada lingkungan, suasana hati dan suasana sosiologi anak.
Agar kita, anak, siswa dan siapa saja bisa merasakan suasana belajar
yang menyenangkan maka harus membiasakan untuk berfikir kreatif. Hidup
ini indah atau susah memang ditentukan oleh suasana hati dan fikiran.
Berfikir kreatif, bukanlah masalah kerja lebih keras, tetapi berfikir dengan
banyak alternatif. Orang yang kreatif senang selalu mencoba, melakukan
4 Imam Maliki Ralibi, Fun Teaching, (Cikarang: Duha Khazanah, 2008), h. 13
5
petualangan dan bermain-main dengan tantangan. Salah satu latihan kreatif
adalah bercerita tentang kejadian sehari-hari. “Ibu guru, bapak guru dan
ayah-ibu di rumah perlu untuk menyisihkan sedikit waktu agar bisa sharing
dan berbagi cerita tentang indah dan mudahnya hidup ini dengan anak”.
Bahwa siswa/anak perlu untuk mengulang materi pelajaran akan
meningkatkan daya ingat dan pemahaman, sehingga belajar itu akhirnya
memang bisa jadi asyik, nyaman dan menyenangkan.5
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengruh Penggunaan
Metode Fun Teaching Terhadap Hasil belajar Matematika”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka
identifikasi masalah diuraikan sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran matematika yang diajarkan tidak menarik dan
membosankan siswa.
2. Hasil belajar matematika tidak memuaskan sesuai target.
3. Metode yang digunakan kurang tepat dan membuat jenuh siswa.
C. Batasan Masalah
Masalah yang diteliti hanya dibatasi pada perbedaaan hasil belajar
matematika antara siswa yang diajarkan dengan metode “Fun Teaching”
dengan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional dengan
membandingkan rata-rata hasil belajar siswa dari dua kelompok yang diberi
perlakuan berbeda. Hasil belajar matematika yang dimaksud adalah hasil tes
formatif yang diberikan pada siswa kelas IV pada pokok bahasan bilangan
pecahan dan bilangan romawi.
5 http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15648&post=1
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti menetapkan perumusan masalah di atas yaitu:
Apakah metode ”Fun Teaching” berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode fun teching terhadap hasil
belajar matematika siswa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dibuat agar dapat memberikan manfaat untuk beberapa
pihak, antara lain:
1. Bagi siswa, pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa dan melatih keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapat pada saat pembelajaran di kelas.
2. Bagi Guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam
memberikan motivasi dan dapat mengurangi kesulitan selama belajar
matematika pada siswa. Selain itu, guru diharapkan dapat meningkatkan
cara-cara yang kreatif dan menyenangkan dalam mengajar siswa.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
4. Bagi pembaca dan mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
kajian untuk diteliti lebih lanjut dan mendalam.
5. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian tersebut dapat
menjadi informasi mengenai penggunaan metode fun teaching.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
1. Hasil Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah sebuah proses yang dialami oleh setiap manusia
sejak lahir sampai akhir hidupnya. Dengan belajar manusia mengalami
perubahan-perubahan dalam kehidupannya. Secara psikologis, belajar
dapat didefenisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.1 Defenisi ini menyiratkan dua makna. Pertama,
bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu
yaitu, untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Kedua, perubahan
tingkah laku yang terjadi harus secara sadar.
Definisi belajar menurut Dalyono adalah “Belajar adalah suatu
usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri
seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu
pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya”.2
Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila setelah
melakukan kegiatan belajar ia menyadari bahwa dalam dirinya telah
terjadi suatu perubahan. Misalnya, ia menyadari bahwa pengetahuannya
bertambah, ketrampilannya meningkat, sikapnya semakin positif, dan
sebagainya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perubahan tingkah
laku tanpa usaha dan tanpa disadari bukanlah belajar.
Muhibbin Syah mengatakan bahwa “belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.” Ini berarti bahwa
1 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2010), h.2 2 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), h. 49
8
berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung
pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika siswa berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh
karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala
aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik
khususnya para guru.3
Para ahli banyak mengungkapkan tentang defenisi belajar. Menurut
Ngalim Purwanto dalam buku Psikologi Pendidikannya terdapat
beberapa pendapat tentang pengertian belajar, diantaranya :
1. Hilgard dan Bower, dalam buku Theoris of Learning (1975).
Mengemukakan ” belajar berhubungan dengan perubahan tingkah
laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan
oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan respons pembawaan, kematangan, atau keadaan-
keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan
lain sebagainya).”
2. Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977)
menyatakan bahwa: ”belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus
bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa
sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dai waktu
sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia sesudah
mengalami.”
3. Morgan dalam bukunya Introductional of Psychology menyatakan
bahwa ”belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalm
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.”
4. Withearingthon dalam bukunya Educational Psychology
mengemukakan bahwa ”belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada
reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau
suatu pengertian.”4
Sejalan dengan itu, James O. Wittaker mendefinisikan ”learning
may be defined as the process by which behavior originates or is altered
3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), cet. Ke 15, h. 87 4 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2007), h.84
9
through training or experience"5 yaitu belajar sebagai proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
Sedangkan menurut Herman ” belajar merupakan kegiatan bagi
setiap orang. Pengetahuan keterampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap
seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan dengan
belajar.”6
Alisuf Sabri mengemukakan bahwa belajar adalah proses
perubahan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman atau latihan,
dapat berupa memperoleh tingkah laku baru atau memperbaiki tingkah
laku yang telah ada, dapat berupa positif atau negatif.7 Perubahan
tingkah laku tersebut diperoleh melalui usaha, relatif menetap dan
mencakup semua aspek kepribadian atau tingkah laku individu baik
pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, sikap dan sebagainya.
M. Sobry Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang
baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.8 Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang
terjadi secara sadar atau disengaja dan tertuju untuk memperoleh sesuatu
yang lebih baik dari sebelumnya.
Belajar diartikan pula sebagai proses perubahan tingkah laku pada
diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan
lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan
lingkungannya.9
Ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, maka
otaknya akan terbentuk struktur kognitif tertentu. Struktur kognitif itu
disebut skemata yang merupakan suatu organisasi mental yang akan
5 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h.104
6 Herman Hodojo., Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta : Depdikbud, 1988), h.1
7 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-2,
h.55 8 Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:
Refika Aditama, 2007), h. 5. 9 Moch. Uzer Usman, Upaya Optimalisasi KegiatanBelajar Mengajar, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 1993), h.4.
10
memudahkan individu untuk menghadapi tuntutan lingkungannya
semakin meningkat. Siswa tidak boleh diberikan bagian-bagian yang
terpisah, penyerdehanaan masalah, dan pengulangan keterampilan dasar,
tetapi sebaliknya siswa dihadapkan pada lingkungan belajar yang
kompleks, terlihat samar-samar, dan masalah yang tidak beraturan.
Masalah-masalah yang kompleks itu harus dihubungkan pada
aktivitas dan tugas yang otentik, karena keberagaman situasi yang
dihadapi tersebut, seperti juga aplikasi yang mereka hadapi tentang dunia
nyata.
Berkaitan dengan anak dan lingkungan belajarnya menurut
pandangan konstruktivisme, sebagaimana yang dikutip oleh Hamzah,
Driver dan Bell mengajukan karakteristik pembelajaran konstruktivisme
sebagai berikut:10
1. siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan
memiliki tujuan
2. belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan
siswa
3. pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan
dikonstruksi secara personal
4. pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan
melibatkan pengaturan situasi kelas
5. kurikulum bukanlah sekedar dipelajari, melainkan seperangkat
pembelajaran, materi dan sumber.
Di bawah ini beberapa pendapat pengertian belajar menurut para
ahli lainnya, diantaranya :
“Moh. Surya (1997) belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan
perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman
individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Witherington (1952) belajar merupakan perubahan dalam
kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang
10
Hamzah , Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, (Jakarta: Badan Peneliti dan
Pengenbangan Departemen Pendidikan Nasional, 2003), h. 65
11
baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan
kecakapan. Crow & Crow dan (1958) belajar adalah diperolehnya
kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru. Hilgard (1962)
belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku
muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu
situasi. Di Vesta dan Thompson (1970) belajar adalah perubahan
perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. Gagne
& Berliner belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang
yang muncul karena pengalaman”.11
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengertian belajar adalah suatu proses yang dapat mengubah
untuk menjadikannya lebih baik perilaku seseorang dengan melalui
proses-proses yang disengaja atau melalui pengalaman seseorang.
b. Pengertian Matematika
Matematika mempunyai akar kata mathema yang berarti
pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Sampai saat ini belum ada
kesepakatan yang bulat diantara para matematikawan apa yang disebut
matematika. Sasaran penelaahan matematika tidaklah konkret, tetapi
abstrak.
Menurut Hudojo matematika itu tidak hanya berhubungan dengan
bilangan-bilangan serta operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang
sebagai sasarannya. Matematika merupakan salah satu alternatif untuk
menghasilkan manusia yang bersumber daya tinggi. Herman Hudoyo
mengemukakan bahwa, Matematika dapat didefinisikan sebagai
penelaahan tentang struktur - struktur.12
Berikut pengertian matematika menurut para ahli:13
Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum
matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah
pasti, dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk
kepada kenyataan."
11
http://j3sra3l.wordpress.com/2010/10/11/pengertian-belajar/ 12
Herman Hudoyo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta : Depdikbud, 1998), h.3. 13
http://www.maswins.com/2010/06/pengertian-matematika.html
12
Johnson dan Rising (1972) dalam bukunya mengatakan
bahwa matematika adalah pola berpikir, pola
mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika itu
adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan
dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan
simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide
daripada mengenai bunyi.
Reys, dkk (1984) dalam bukunya mengatakan bahwa
matematika itu adalah telaah tentang pola dan hubungan,
suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan
suatu alat.
Kemudian Kline (1973) dalam bukunya mengatakan pula,
bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri
yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya
matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam
memahami dan mengatasi permasalahan sosial,ekonomi
dan alam.
Sementara Kitcher (dalam Jackson, 1992:753) lebih memfokuskan
perhatiannya kepada komponen dalam kegiatan matematika
diantaranya:14
1. Bahasa (language) yang dijalankan oleh para
matematikawan.
2. Pernyataan (statements) yang digunakan oleh para
matematikawan
3. Pertanyaan(questions) penting yang hingga saaat ini belum
terpecahkan
4. Alasan (reasonings) yang digunakan untuk menjelaskan
pernyataan
5. Ide matematika itu sendiri.
14
Hamzah , Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, (Jakarta: Badan Peneliti dan
Pengenbangan Departemen Pendidikan Nasional, 2003), h. 62
13
Berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika tersebut,
dipandang dari pengetahuan dan pengalaman masing-masing yang
berbeda. Ada yang mengatakan bahwa matematika itu bahasa symbol,
matematika adalah bahasa numerik, matematika adalah bahasa yang
dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional, matematika
adalah metode berpikir logis, matematika adalah sarana berpikir;
matematika adalah logika pada masa dewasa, matematika adalah ratunya
ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya, matematika adalah sains
mengenai kuantitas dan besaran, matematika adalah suatu sains yang
bekerja menarik kesimpulan-kesimpulan yang perlu, matematika adalah
sains formal yang murni, matematika adalah sains yang memanipulasi
symbol, matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang;
matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk,
struktur, matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif, matematika
adalah aktivitas manusia.
Sedangkan menurut Johnson dan Myklebust (1967:244),
Matematika adalah simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan yaitu menunjukan
kemampuan strategi dalam merumuskan, menafsirkan dan
menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah, sedangkan
fungsi teoritisnya untuk memudahkan berfikir.15
Meskipun tidak terdapat satu pengertian matematika yang
tunggal dan disepakati oleh semua tokoh matematika, namun dapat
terlihat adanya ciri-ciri khusus atau karakteristik yang dapat
merangkum pengertian matematika secara umum. Karakteristik
tersebut adalah :
1. Memiliki obyek abstrak
2. Bertumpu kepada kesepakatan
3. Berpola pikir deduktif
15
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2118693-pengertian-matematika/
14
4. Memiliki simbol yang kosong dari arti
5. Memperhatikan semesta pembicaraan
6. Konsisten dalam sistemnya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa
matematika merupakan suatu pola pikir yang membutuhkan pembuktian-
pembuktian dan merupakan bentuk dari simbol-simbol yang telah
disepakati.
c. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (produlct)
menunjukan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas
atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.16
Sedangkan pengertian belajar adalah aktivitas mental/psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap
(Winkel, 1999: 53)17
H. Erman (2003 : 1) menjelaskan bahwa evaluasi disebut juga asesmen
(assessment), yaitu suatu proses untuk menentukan efisiensi dan
efektivitas kegiatan pembelajaran. Evaluasi selama pembelajaran
berlangsung disebut evaluasi proses dan evaluasi setelah pembelajaran
disebut evaluasi produk.18
Belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan
ketrampilan, kebiasaan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk,
dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Karena itu seseorang
dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri itu menjadi suatu
proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.
16
Dr.Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 44 17
Dr.Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar………………………, h. 39 18
http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF-
8&sourceid=navclient&gfns=1&q=pengertian+belajar+matematika#q=jurnal+pembelajaran+mate
matika&hl=en&prmd=ivns&ei=tHtpTd7lI8PPrQex1ezCCw&start=10&sa=N&bav=on.1,or.&fp=1
8e4c0cc530c3619
15
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam
proses pendidikan disekolah, hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana
proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Proses belajar dapat berlangsung, salah satunya dengan
pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Guru berperan
penting di kelas untuk mengontrol dan mengarahkan kegiatan belajar
mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Pengalaman yang berupa
belajar akan menghasilkan perubahan pada siswa, baik perubahan
tingkah laku, konsep, dan nilai.
Hasil belajar adalah kemampuan - kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.19
Dalam system pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun
tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga
ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.20
Aspek kognitif berkaitan dengan pengetahuan dan pemikiran, aspek
afektif berkaitan dengan sikap, sedangkan aspek psikomotorik berkaitan
dengan keterampilan dan gerak tubuh.
Oleh karena itu, seorang guru perlu mengetahui kemampuan
siswanya setelah terjadi proses pembelajaran dengan cara mengadakan
tes. Hasil tes tersebut dapat berfungsi sebagai umpan balik bagi
perbaikan proses belajar mengajar, dan dapat memberikan gambaran
kenajuan belajar siswa bagi siswa.
Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu
yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha. Bila dikaitkan
dengan belajar berarti hasil menunjuk pada sesuatu yang dicapai oleh
seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu.
19
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 22 20
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h.22
16
Di dalam proses belajar mengajar tingkat penguasaan siswa dapat
diketahui dari hasil belajar. Dalam hal ini tingkat keberhasilan siswa
dalam belajar dapat terlihat dari hasil tes yang diberikan setelah proses
belajar mengajar.
Sedangkan menurut Mulyono Abdurahman, hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.21
Belajar itu sendiri merupakan suatu proses diri seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif
menetap. Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi Pendidikan, didapat
kesimpulan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
akibat pengalaman atau latihan, perubahan tersebut berupa perilaku yang
baru atau memperbaiki perilaku yang sudah ada.22
Setiap guru memiliki pandangan yang berbeda sejalan dengan
filsafatnya untuk mengatakan bahwa suatu proses belajar mengajar telah
dapat dikatakan berhasil. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu
bahan pengajaran dapat dinyatakan berhasil apabila tujuan instruksional
khusus (TIK)-nya dapat tercapai.23
Hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya.24
Menurut Howard dan Kingsley hasil belajar dibagi menjadi
tiga macam, yaitu: ketrampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan
pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat
diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Gagne dan Briggs menyatakan bahwa hasil belajar merupakan
kemampuan yang diperoleh seseorang setelah mengikuti proses belajar.
Dalam kaitannya dengan hasil belajar tersebut, Gagne dan Briggs juga
mengemukakan adanya lima kemampuan yang dapat diperoleh
21
Mulyono Abdurahman Abror, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1999), h.37. 22
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h.55. 23
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet Ke-3, h. 119. 24
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2004), Cet Ke-7, h.22.
17
seseorang sebagai hasil belajar, yaitu ketrampilan intelektual, strategi
kognitif, informasi verbal, ketrampilan motorik dan sikap.25
Hasil belajar adalah nilai hasil pengajaran yang telah diberikan
oleh guru kepada murid-murid dalam jangka waktu tertentu.
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar dengan merencanakan indikator untuk tujuan
pengajaran dan untuk mengetahui apakah tujuan bidang studi sudah
dicapai. Maka tes evaluasi sebagai alat evaluasi dan juga sebagai alat
ukur.
Dalam proses belajar mengajar guru berusaha semaksimal mungkin
agar input yang dalam hal ini berupa mata pelajaran yang disampaikan
dapat diproses di dalam kelas dengan pola-pola tertentu, sehingga
outputnya adalah peserta didik mendapatkan pemahaman, pemecahan,
pengertian, dan kemampuan dalam pemecahan masalah, untuk kemudian
bila diperlukan dapat diproduksi kembali.
Hasil belajar merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya seorang
subyek didik dalam menyelesaikan program belajar yang dibebankan
kepada siswa, sehingga terlihat adanya perubahan tingkah laku secara
keseluruhan. Dalam hal ini penentu baik atau tidaknya hasil belajar
siswa adalah siswa itu sendiri, karena siswalah yang bertanggung jawab
terhadap komitmen dirinya menjalani proses belajar dari gurunya, hasil
belajar dapat diukur melalui tes dalam bentuk nilai atau diamati dengan
jalan membandingkan sebelum dan sesudah belajar. Indikator
keberhasilan pencapaian suatu tujuan belajar dapat diamati dari penilaian
hasil belajar.26
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar
adalah segala sesuatu yang dicapai dalam proses perubahan prilaku
25
Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan Ekspositori
Terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir,
(http://www.ligatama.org/Jurnal/Edisi5/StrategiPemb.htm) 26
Dewi Salma, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008), h. 18
18
manusia yang dilakukan secara sengaja dan dalam jangka waktu tertentu
karena seseorang mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang
diberikan dalam proses belajar mengajar . Dan hasil belajar merupakan
salah satu hal yang dijadikan pusat perhatian dalam dunia pendidikan,
karena hasil belajar menentukan tingkat keberhasilan dari proses belajar
mengajar.
Dari semua pengertian di atas, hasil belajar matematika adalah
tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mempelajari
matematika dengan tujuan kognitif. Hasil belajar matematika di tingkat
sekolah dasar dan menengah umumnya dinyatakan dengan nilai (angka),
sehingga siswa yang belajar matematika akan mempunyai kemampuan
baru tentang matematika sebagai tambahan dari kemampuan yang telah
ada. Hasil belajar matematika adalah tolak ukur keberhasilan yang dicapai
siswa dalam belajar matematika dengan tujuan kognitif, yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Sebelum seorang guru menilai hasil belajar siswa dalam penguasaan
terhadap mata pelajaran yang ditekuninya, guru tersebut sebaiknya
mengukur hasil belajar siswa dalam penguasaan pelajaran tersebut.
Kegiatan pengukuran hasil belajar siswa dapat dilakukan antara lain
melalui ulangan, ujian, tugas, dan sebagainya.
2. Metode Pembelajaran Fun Teaching
a. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos‟‟ yang berarti cara
atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka
metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek
yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti
sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah
19
disusun tercapai secara optimal.27
Sedangkan menurut Dwi Salma
metode adalah cara-cara atau teknik yang dianggap jitu untuk
menyampaikan materi ajar.28
Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan
oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat
bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan
oleh guru.
Pembelajaran berasal dari kata "ajar" yang mendapat awalan "ber"
sehingga terjadi kata pembelajaran. Dalam proses selanjutnya, bentuk
baru ini mendapat awalan "pe" dan akhiran "an" yang berarti kata benda
abstrak dari kata kerja asal. Dilihat dari asal kata pembelajaran di atas,
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berasal dari kata belajar, yang
ditambahkan afiks awalan pe dan afiks akhiran an, yang dasarnya dari
kata ajar.
Dari segi arti, kata ini kemudian mengandung proses atau peristiwa
dari kata kerja tersebut. Dengan kata lain istilah pembelajaran
mengandung arti suatu proses yang berhubungan dengan belajar. Melihat
dari arti menurut asal kata di atas, maka dapat dikemukakan tentang
pengertian pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran pada dasarnya adalah
proses penambahan informasi dan kemampuan baru.29
Menurut Baroody ( Ansari, 2004), mengemukakan bahwa
pembelajaran harus dapat membantu siswa mengkomunikasikan ide
matematika melalui lilma aspek komunikasi yaitu representing,
listening, reading, discussing, dan writing.30
27
Dr. Wina Sanjaya, strategi Pembelajaran Berorientasi StandarProses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Premada Media Group, 2009), h. 145 28
Dewi Salma, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2008), h. 18 29
Dr. Wina Sanjaya, strategi Pembelajaran Berorientasi StandarProses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Premada Media Group, 2009), h. 127 30
Gusni Satriawati, Pembelajaran dengan Pendekatan Open-ended untuk
Meningkatkan Pemahaman dan kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP (ALGORITMA),
(Ciputat: CeMED UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), Vol 1, h. 109.
20
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang melibatkan guru, siswa dan
komponen lainnya dalam proses pembelajaran yang saling
mempengaruhi satu sama lain dalam rangka tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
b. Metode Pembelajaran Fun Teaching
Fun memiliki arti menyenangkan, sedangkan teaching berarti
pengajaran, maka fun teaching berarti menciptakan suasana belajar yang
gembira dan menyenangkan. Bukan berarti menciptakan suasana
glamour dan hura-hura. Kegembiraan disini berarti membangkitkan
minat (gairah untuk belajar/motivasi), merangsang keterlibatan penuh
serta menciptakan pemahaman atas materi yang dipelajari.
Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang
membuat siswa nyaman, aman, dan tenang hatinya karena tidak ada
ketakutan (dicemooh, dilecehkan) dalam mengaktualisasikan
kemampuan dirinya.31
Penyajian metode belajar yang bervariatif perlu diberikan kepada
siswa agar tidak terjadi kejenuhan dalam belajar. Suasana belajar harus
diciptakan sedemikian rupa agar siswa tidak merasa terbebani dengan
beragam materi, perasaan senang dapat hadir seiring dengan tujuan
pendidikan yang dapat diserap dengan baik dan mudah.
Hal tersebut terjadi karena seseorang yang berada dalam kondisi
yang menyenangkan tahan dan sigap dalam menghadapi beragam bentuk
tantangan. Sebaliknya, seseorang yang sulit mengendalikan emosi akan
mengalami Emotional Hijacking atau pembajakan emosi, berarti orang
tersebut akan dilanda nervous (kegugupan) dan mudah keliru dalam
mengambil keputusan atau menggunakan IQ-nya.
31
Zainal Aqib, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Bandung: Yrama Widya,
2009), h. 23
21
Dave Meiler (2002:36) memberikan menyenangkan atau fun
sebagai suasana belajar dalam keadaan gembira. Suasana gembira disini
bukan berarti suasana ribut, hura-hura, kesenangan yang sembrono dan
kemeriahan yang dangkal. Ciri-ciri suasana yang belajar yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan diantaranya sebagai berikut :
Ciri suasana belajar yang menyenangkan adalah
1) Rileks
2) Bebas dari tekanan
3) Aman
4) Menarik
5) Bangkitnya minat belajar
6) Adanya keterlibatan penuh
7) Perhatian peserta didik tercurah
8) Lingkungan belajar yang menarik (misalnya keadaan kelas terang,
pengaturan tempat duduk leluasa untuk peserta didik bergerak)
9) Bersemangat
10) Perasaan gembira
11) Konsentrasi tinggi
Ciri suasana belajar yang tidak menyenangkan adalah sebagai
berikut:
1) Tertekan
2) Perasaan terancam
3) Perasaan menakutkan
4) Merasa tidak berdaya
5) Tidak bersemangat
6) Malas/tidak berminat
7) Jenuh/bosan
8) Suasana belajar monoton
9) Pembelajaran tidak menarik siswa.32
32
http://www.p4tkipa.org/data/pakem.pdf
22
Jika seorang siswa sudah senang dengan sesuatu, maka itu akan
bersemangat untuk meraihnya, walau tidak diberikan fasilitas yang
memadai, siswa akan berusaha mencarinya. Kata kuncinya adalah,
seseorang yang senang dalam belajar sesungguhnya ia tidak sedang
belajar.
Menurut Yonny, kegembiraan membuat siswa siap belajar dengan
mudah dan bahkan dapat mengubah sikap negatif menjadi positif,
hubungan yang kaku menjadi cair33
.
Mulailah mengawali hari dengan mengucapkan “bersenanglah”
maka kalimat tersebut akan segera mengambil alih kehidupan anda.
(“Fun everyone fun, all of your troubles will vanish like
bubbles)”34
Jika belajar dikemas dalam suasana Fun akan mendapat reaksi
yang positif dari siswa. Sebaliknya, jika ketegangan yang dimunculkan,
maka jangan salahkan siswa jika mereka kehilangan antusias dalam
belajar. Kalau suasana belajar selalu Fun, maka motivasi belajar siswa
akan muncul dan terus bertambah. Dengan demikian kegiatan belajar
akan berjalan dengan baik.
Salah satu asas utama dari fun teaching adalah menjadikan belajar
semakin asyik dengan. Belajar tidak selalu berurusan dengan hal-hal
yang bersifat serius. Sesungguhnya, kemampuan bermain merupakan
unsur penting dalam banyak hal, terlebih kreativitas. Bermain mencakup
semua bentuk senang-senang, termasuk mainan, olahraga, bercanda,
serta aktifitas lain yang mungkin tampak remeh namun dapat
memberikan dampak yang begitu besar. Apapun bentuknya, dalam
bermain kita menanggalkan sikap serius yang berlebih, namun dibalik itu
kita menemukan beragam sisi baik, dan sisi yang terpenting adalah
perubahan.
33
Yonny Acep, Begini Menjadi Guru Inspiratif dan Disenangi siswa, (Yogyakarta:
Pustaka Widyatama, 2011), h. 29 34
Imam Maliki Ralibi, Fun Teaching, (Cikarang: Duha Khazanah, 2008), h. 16
23
Ditinjau dari kegiatan siswa , pembelajaran yang menyenangkan
adalah pembelajaran yang dapat membuat siswa berani mencoba dan
berbuat, berani bertanya, berani mengemukakan pendapat, dan berani
mengemukakan pendapat. Ditinjau dari kegiatan guru, pembelajaran
yang menyenangkan adalah pembelajaran yang menuntut guru agar
dapat membuat suasana belajar belajar yang menyenangkan dalam arti
siswa tidak takut salah dalam mencoba/bereksperimen, siswa tidak
khawatir ditertawakan kemampuannya, dan siswa tidak takut dianggap
sepele35
Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran Fun Teaching:
a. Bermain
Belajar tidak selalu berurusan dengan hal-hal yang bersifat
serius, kemampuan bermain merupakan unsur penting dalam
banyak hal dan dapat menjadikan suasana belajar
menyenangkan.
b. Bercerita
Bercerita adalah sebuah cara untuk menyampaikan
informasi/atau pengetahuan secara lisan.
c. Bernyanyi
Bernyanyi merupakan strategi yang paling gampang dalam
proses transformasi ilmu kepada murid
d. Humor
Suasana yang menarik bisa menghilangkan kejenuhan yang
sering dialami oleh siswa
e. Tebak-tebakan
Tebak-tebakan dapat melatih daya ingat dan konsentrasi siswa
selama pembelajaran.
35
Zainal Aqib, Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Bandung: Yrama Widya,
2009), h. 23
24
Bawalah suasana kelas yang menyenangkan peserta didik. Suasana
yang menyenangkan dapat menimbulkan minat belajar.36
Dengan
menjadikan suasana yang fun, guru harus mempunyai konsep dan cara
untuk membuat kelas dapat senyaman mungkin dan membuat siswa
merasa rilek serta dan menyenangkan, salah satunya dengan memberikan
games agar suasana belajar tidak menjenuhkan.
Dalam pelaksanaannya bermain bisa dibagi menjadi dua yaitu
sebagai berikut:
a. Play
Permainan sederhana, bebas atau tanpa kendali yang
memungkinkan siswa mengadakan eksperimen dan memanipulasi
media-media permainannya yang beragam.
Beberapa manfaat dari permainan bebas ini. (kebiasaan) adalah:
1) Manfaat pertama Kemandirian
2) Manfaat kedua Enjoy
3) Manfaat ketiga Bermain bersama teman
4) Manfaat keempat Inisiatif
5) Manfaat kelima Antusias
6) Manfaat keenam Spontan
7) Manfaat ketujuh Ambil Keputusan
8) Manfaat kedelapan Antar guru dan murid terjadi komunikasi
9) Manfaat kesembilan Nilai minat siswa terbaca
b. Game
Seorang guru atau salah satu siswa menjadi kendali pada
permainan ini. Murid tidak lagi seenaknya bermain karena sudah mulai
ada aturan dan penilaian, bahkan seringkali permainan ini menjadi
sebuah pertandingan.
36
Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1988), h. 60
25
Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam menentukan model
permainan ini yaitu:
1) Goal setting (tujuan pembelajaran)
2) Judul (tema)
3) Planning (teknik bermain)
4) Media (sarana atau perlengkapan permainan)
Fun teaching memiliki teknik mengajar yang memberikan
kemampuan kepada guru untuk masuk ke dalam hati para siswa, yaitu:
a. Mengerti dan Memahami Siswa
Langkah-langkahnya antara lain:
1. Seorang guru harus mampu mengambil hati para siswa yang sedang
berkembang, yaitu dengan berusaha memahami dan mengerti apa
yang diinginkan oleh siswa.
2. Menghargai Alam Sadar Lain dari Seorang Siswa. Guru bukan
membuyarkan lamunan atau angan-angan siswa melainkan
melibatkan diri untuk bergabung pada Alam Sadar Lain Siswa.
3. Membentuk seorang guru menjadi selebritis minimal didalam
komunitasnya, dengan upaya menjadi guru yang menyenangkan dan
mampu memberikan keriangan serta kegembiraan kepada siswa-
siswa dari hari ke hari lewat upaya kreatif.
b. Keyakinan Diri
Keyakinan pada diri seorang guru sangat membantu terlahirnya
kekuatan diri. Sebagaimana ungkapan motivasi yang sering di dengar,
kalau anda berpikir bisa, maka anda pasti bisa, jika anda berpikir tidak
bisa maka anda tidak akan bisa. Percaya diri adalah energi besar yang
memberikan rangsangan begitu kuat yang melahirkan pemikiran kreatif.
c. Memanfaatkan Potensi Diri
Manusia telah diciptakan kesempurnaan bentuk beserta manfaat
yang ada, yaitu tubuh, pikiran, dan jiwa. Untuk itu diperlukan
kesungguhan untuk memanfaatkan apa yang ada pada diri semaksimal
mungkin.
26
d. Kreatif
Guru menjadikan setiap hari penuh dengan eksperimen-eksperimen
dengan media yang berhubungan dengan mengajar, membangkitkan
inspirasi dengan permainan dan menciptakan ide-ide yang segar yang
dapat menarik perhatian siswa dalam belajar.
e. Unik
Guru melangkah ke dalam eksplorasi diri dengan konsentrasi pada
kemampuan alamiah yang muncul akibat proses evaluasi diri yang
berubah menjadi sesuatu yang berbeda dari orang lain.
Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain
pemanasan (ice-breaker) atau penyegaran (energizer). Arti harfiah ice-
breaker adalah „pemecah es‟. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar
adalah pemecah situasi kebekuan fikiran atau fisik peserta. Permainan
juga dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis,
penuh semangat, dan antusiasme.
Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan
digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari
kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar).
Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien
dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang
sulit atau berat.Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari
proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar
permainan.
Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu „aksi‟ atau kejadian
yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses
refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau
pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah rana
sikap-nilai.
Menurut Imam Maliki Ralibi dalam wawancara sebagaimana
dijelaskan bahwa Fun Teaching memiliki perbedaan dengan metode
27
PAKEM dan metode Permainan, metode Fun Teaching adalah metode
yang menuntut guru bersikap humoris dan disukai anak-anak dengan
kegiatan yg eksplor yaitu mencairkan kebekuan suasana belajar dari
awal belajar sampai akhir dengan melalui games, bercerita/mendongeng
dengan menyisipkan materi matematika yang sedang dipelajari.
Sedangkan metode PAKEM dan Permainan tidak secara menyeluruh
dari awal hingga akhir mencairkan suasana kebekuan melainkan hanya
diawal atau ditengah dalam proses belajar mengajar.
Karakteristik dari metode Fun Teaching ini adalah suasana belajar
yang asyik mulai dari awal hingga akhir tanpa terasa belajar akan tetapi
sebenarnya materi pelajaran sudah mereka pelajari. Seorang siswa
dikatakan dapat merasakan belajar menyenangkan adalah dapat dilihat
dari tingkahlaku selama siswa itu belajar seperti konsentrasi penuh
terhadap gurunya.37
Menurut Erma metode mengajar yang cerdas dan menyenangkan
dapat dilakukan dengan cara read, repeat, dan distribute. Metode
tersebut berguna untuk memperkuat ingatan. Dengan cara tersebut siswa
dapat belajar dengan aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Pakar pendidikan dari Singapura Jasmine Simon mengatakan,
belajar yang menyenangkan dapat diciptakan dengan menjadikan ruang
belajar mengajar menjadi ruang bermain yang nyaman dan
menyenangkan (Edutainment Method). Lebih dari itu, mengajar
merupakan pekerjaan yang mulia. Apabila mengajar atas dasar itu,
semua akan terasa mudah.
“Mengajar itu menyenangkan. Semua tergantung bagaimana
metode mengajar agar murid merasa senang dan dekat dengan guru,” 38
.
Dari pembahasan Fun Teaching di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa Fun Teaching merupakan metode pembelajaran yang
menghasilkan begitu banyak kretivitas, seorang guru harus bisa
37
Wawancara pengarang buku Fun teaching (CD terlampir) 38
http://www.uinjkt.ac.id/index.php/component/content/article/1-headline/1632-guru-
perlu-terapkan-smart-teaching-dan-fun-learning.html
28
menciptakan kreativitas dan bisa membuat suasana belajar siswa
menyenangkan mulai dari awal hingga akhir tanpa terasa belajar
sehingga menciptakan lingkungan yang aktif dan kreatif, sehingga
proses belajar mengajar menjadi menyenangkan dan dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa dengan cara menggunakan unsur yang
ada pada guru, siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang
terjadi di dalam kelas seperti bermain, bercerita, tebak-tebakan,
bernyanyi, dan homoris.
Dengan suasana belajar yang menyenangkan pastilah akan
bermunculan inspirasi-inspirasi baru yang menyegarkan.
c. Metode Pembelajaran Konvensional
Kata konvensional berasal dari kata konvensi. Istilah konvensi
awalnya digunakan untuk menyatakan atau mengkomunikasikan segala
sesuatu yang didasarkan kepada kesepakatan.39
Menurut Nasution ciri-ciri pembelajaran konvensional40
yaitu:
1. Bahan pelajaran disajikan kepada kelompok tanpa memperhatikan
siswa secara individual
2. Kegiatan pembelajaran pada umumnya berbentuk ceramah, tugas
tertulis dan media lainnya menurut pertimbangan guru
3. Siswa bersifat fasif karena harus mendengarkan penjelasan guru
4. Dalam kecepatan belajar, siswa harus belajar menurut kecepatan pada
umumnya yang ditentukan oleh kecepatan guru mengajar
5. Keberhasilan belajar umumnya dinilai oleh guru secara subjektif
6. Hanya sebaqgian kecil yang menguasai sumber bahan pelajaran
secara tuntas
7. Guru terutama berfungsi sebagai sumber informasi atau pengetahuan.
39
http://jalius12.wordpress.com/2009/10/06/konvensional/ 40
Syaiful Bahri Djamarah Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h. 21
29
Proses-proses pembelajaran dengan pendekatan konvensional pada
umumnya adalah sebagai berikut:
1. Siswa duduk mencatat, mendengarkan dan menghafal
2. Sumber informasi hanyalah guru
3. Siswa tidak dituntut untuk menemukan konsep
4. Metode yang digunakan guru adalah metode ceramah
5. Suasana kelas membosankan
6. Guru lebih aktif
7. Materi pelajaran banyak dan berat
8. Banyak waktu yang terbuang.
Kesimpulannya adalah pembelajaran konvensional mengutamakan
hasil bukan proses. Guru mendominasi kegiatan di kelas dan siswa
dianggap sebgai penonton. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan
metode ekspositori. Metode ekspositori memberikan siswa konsep yang
telah dipersiapkan secara rapi, matematis dan lengkap. Konsep tersebut
berupa bahan ajar yang dipersiapkan guru untuk selanjutnya diajarkan
kepada siswa, sehingga siswa hanya menyimak dan mencerna saja secra
tertib dan teratur.
B. Rencana Kegiatan Belajar Mengajar
a. Contoh RPP kelas eksperimen
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
30
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Indikator
Siswa dapat mengenal pecahan sederhana
Menuliskan letak pecahan pada garis bilangan
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
a. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat :
- menyatakan beberapa bagian dari keseluruhan ke bentuk pecahan
- menuliskan letak pecahan pada garis bilangan.
b. Materi Ajar
1. Pengertian Pecahan
2. Letak pecahan pada garis bilangan.
c. Metode Pembelajaran
1. bercerita
2. teka teki
3. demonstrasi
4. bernyanyi
5. tanya jawab
6. latihan
7. games
d. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen, ice breaking dan
mendemonstrasikan sederhana tentang pecahan.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
31
Memberikan catatan deduktif-deskriptif tentang pengertian
pecahan.
Bercerita dan game yang berkaitan dengan pecahan agar suasana
kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira
Diskusi kelompok tentang materi yang dipelajari
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan
siswa lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris
agar suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
e. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester
Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
32
f. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar
siswa adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar
siswa adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1) berapa bagian pecahan dari gambar yang berwana gelap?
2) Apa bila skala garis bilangan sama maka lengkapilah nilai pecahan yang
tepat untuk mengisi titik-titik pada garis bilangan di bawah ini adalah ...
0 5
1 ...
5
3
5
4 1
2)
C. Contoh bahan ajar
Pecahan:
Pecahan ½ dapat diperagakan dengan cara melipat kertas berbentuk
lingkaran atau persegi, sehingga lipatannya tepat menutupi satu sama lain.
Selanjutnya bagian yang dilipat dibuka dan diarsir sesuai bagian yang
dikehendaki, sehingga akan didapat gambar yang diarsir di bawah ini
33
Pecahan ½ dibaca setengah atau satu perdua atau seperdua “1” disebut
pembilang yaitu merupakan bagian pengambilan atau 1 bagian yang
diperhatikan dari keseluruhan bagian yang sama. “2” disebut penyebut
yaitu merupakan bagian yang sama dari keseluruhan
Bilangan romawi :
I = 1 II = 2 III = 3 IV = 4 V = 5
VI = 6 VII = 7 VIII = 8 IX = 9 X = 10
L = 50 C = 100 D = 500 M = 1000
Jika angka romawi di sebelah kanan lebih besar dari angka romawi
sebelah kiri, maka nilai bilangan romawi tersebut adalah hasil
pengurangan bilangan romawi di sebelah kanan dengan di sebelah kiri.
Contohnya : IX artinya 10 – 1 = 9
XL artinya 50 – 10 = 40
XC artinya 100 – 10 = 90
CM artinya 1000 – 100 = 900
Jika angka romawi di sebelah kanan lebih kecil dari angka romawi
sebelah kiri, maka nilai bilangan romawi tersebut adalah jumlah bilangan
romawi di sebelah kanan dan di sebelah kiri.
Contohnya : XI artinya 10 + 1 = 11
LX artinya 50 + 10 = 60
CX artinya 100 + 10 = 110
CM artinya 1000 + 100 = 1100
D. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu
penelitian yang dilakukan oleh Ummi Djamilah dalam skripsinya tahun 2008
yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
VIII-G SMPN 74 Jakarta Melalui Peningkatan Motivasi dengan Menerapkan
Metode Pembelajaran dengan Teknik TGT dan Pemberian Kartu skor
Partisipasi Siswa (KSPS). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
34
bahwa metode pembelajaran dengan teknik TGT dapat menciptakan suasana
belajar matematika yang lebih menarik dan menyenangkan serta dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa.
E. Kerangka Berpikir
Dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran matematika, para
siswa sering dihadapkan pada masalah sehubungan dengan matematika.
Pembelajaran matematika yang monoton yang dilakukan oleh guru membuat
siswa menjadi bosan, sulit menerima pembelajaran matematika dengan baik,
kurang termotivasi untuk belajar, kurang berusaha menyelesaikan latihan yang
diberikan oleh guru dan kurang memperhatikan penjelasan guru sehingga
siswa tidak dapat memahami pelajaran dengan baik. Jika hal ini dibiarkan,
dapat mengakibatkan kurangnya keaktifan belajar siswa sehingga
mengakibatkan kurangnya pemahaman belajar serta peningkatan hasil belajar
matematika siswa menurun.
Hasil belajar merupakan proses evaluasi yang dilakukan guru untuk
melihat kemampuan siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Banyak faktor yang menyebabkan kurangnya hasil belajar matematika siswa,
diantaranya ketidaksiapan siswa dalam belajar, sikap pasif siswa, kurangnya
motivasi siswa, dan ketidak-tepatan guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran.
Metode fun teaching adalah menciptakan suasana belajar yang gembira
dan menyenangkan, agar dapat membangkitkan minat, gairah untuk belajar/
motivasi, merangsang keterlibatan penuh serta menciptakan pemahaman atas
materi yang dipelajari. Dalam penerapan metode fun teaching juga sangat
menekankan pada kemampuan guru untuk masuk ke dalam hati para siswa.
Langkah-langkah agar guru dapat masuk ke dalam hati siswa antara lain, guru
harus mempunyai keyakinan diri, guru dapat memahami dan mengerti apa
yang diinginkan oleh siswa, guru mampu menggunakan potensi diri yang
dimiliki semaksimal mungkin, guru mampu membuat berbagai upaya kreatif
35
dalam pembelajaran dan menggunakan keunikan yang dimiliki agar dapat
membuat pembelajaran menjadi menyenangkan.
Metode fun teaching yang ditawarkan pada pembelajaran ini diharapkan
mampu memberikan efek positif untuk menmgurangi kesulitan belajar
matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Pada saat
persiapan mengajar guru mempersiapkan diri terlebih dahulu dan
membangkitkan rasa percaya diri, karena dengan rasa percaya diri diharapkan
akan menumbuhkan pemikiran-pemikiran kreatif saat mengajar. Saat
pembelajaran berlangsung guru harus memahami dan mengerti apa yang
diinginkan siswa dalam belajar, karena jika guru sudah mendapatkan hati para
siswa, diharapkan guru akan mudah dalam mengarahkan siswa dalam belajar.
Saat pembelajaran berlangsung guru menggunakan potensi diri yang
dimiliki, salah satu bentuk yaitu dengan memberikan acungan jempol saat ada
siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat, karena
dapat menimbulkan suasana yang bergairah dan menyenangkan. Kreatif dan
unik, guru diharapkan dapat membuat upaya-upaya kreatif yang berhubungan
dengan pembelajaran, seperti belajar menggunakan permainan dan
memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas
dari guru, langkah ini dimaksudkan agar dapat menarik perhatian dan
memudahkan siswa dalam memahami materi saat pembelajaran berlangsung.
Penerapan metode fun teaching dengan teknik permainan ini diduga
dapat meningkatkan hasil belajar dan memotivasi siswa untuk dapat
berpartisipasi aktif untuk menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan
dan mudah dalam memahami materi di dalam pembelajaran matematika,
sehingga tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai dan hasil belajar siswa
pun meningkat. Adanya peningkatan usaha siswa, motivasi belajar siswa, dan
keaktifan siswa serta evaluasi siswa maka upaya meningkatkan hasil belajar
matematika siswa dapat dikatakan meningkat.
Menurut Ignacio Nacho Estrada, bila seorang anak tidak bisa belajar dari
cara kita mengajarkan sesuatu kepadanya, mungkin kitalah yang harus
36
mengubah cara mengajar kita agar sesuai dengan cara belajar mereka41
.
Sedangkan menurut Bob Talbert, mengajarkan murid agar bisa berhitung itu
bagus, tetapi yang terbaik dan paling penting adalah mengajarkan mereka
tentang hal-hal yang tidak bisa dihitung nilainya42
.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir di atas maka peneliti
merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : “hasil belajar matematika
siswa yang diajarkan menggunakan metode Fun Teaching lebih baik
dibandingkan siswa yang diajarkan menggunakan metode konvensional”.
41
Firdaus, Zuhdi, A, Menjadi Guru Idola, (Yogyakarta: 2010), h. 40 42
Firdaus, Zuhdi, A, Menjadi Guru Idola, (Yogyakarta: 2010), h. 10
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas IV MI Nurul Hidayah Pamulang
Tangerang Selatan Banten. Adapun waktu yang digunakan dalam
penelitian ini adalah semester Genap tahun ajaran 2010/2011.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.1 Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah ditentukan oleh guru wali kelas
IV dengan:
1. Populasi Target
Populasi target penelitian adalah seluruh siswa-siswi MI Nurul
Hidayah Pamulang Tangerang Selatan Banten yang terdaftar pada tahun
ajaran 2010/2011.
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV
MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan Banten yang terdaftar
pada tahun ajaran 2010/2011.
3. Sampel
a. Prosedur pengambilan sampel
Sampel diambil dari 2 kelas dan pemilihan sampel didasarkan
pada purposive sampling, dimana keseluruhan kelas IV tersebut dinilai
memiliki taraf kemampuan yang sama. Kelas IV-A sebagai kelas
eksperimen dan kelas IV-B sebagai kelas kontrol.
b. Ukuran sampel
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V,
(Jakarta : Rineka Cipta, 2002), cet.12,h.108.
38
Pada 2 kelas tersebut pada kelas eksperimen berjumlah 28 siswa
dan kelas kontrol berjumlah 24 siswa.
C. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi experimen yaitu
yang mendekati percobaan sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan
kontrol semua semua variabel. Dalam metode penelitian ini, peneliti ikut serta
dalam penelitian yaitu dengan mengajar matematika di sekolah tersebut
dengan memberi perlakuan teknik "Metode Fun Teaching" di kelas
eksperimen dan tidak memberi perlakuan teknik " Metode Fun Teaching " di
kelas kontrol. Perlakuan ini diberikan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
Adapun treatment (perlakuan) diberikan sebanyak 8 kali pertemuan pada
masing-masing kelasnya. Setelah itu kedua kelompok diberi tes yang sama.
Kemudian hasil tes yang telah diperoleh di olah sehingga dapat diketahui
apakah rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen lebih tinggi
daripada kelas kontrol.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Two Group
Randomized Subject Post Test Only. Adapun rancangan penelitian tersebut
dinyatakan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Perlakuan Post Test
E XE T
K T
Keterangan :
E : Kelompok yang diberi perlakuan berupa kegiatan belajar
menggunakan teknik "Metode Fun Teaching"
39
K : Kelompok yang diberi perlakuan berupa kegiatan belajar tidak
menggunakan teknik " Metode Fun Teaching "
XE : Perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen
T : Tes akhir yang sama pada kedua kelompok
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan instrumen tes hasil
belajar pokok bahasan bilangan pecahan kepada kedua kelas penelitian namun
sebaliknya Intrumen tersebut diuji coba untuk mengetahui validitas butir,
reliabilitas instrumen, tingkat kesukaran dan daya beda butir. Berikut analisis
instrumen:
1. Validitas
Uji validitas dilakukan yaitu untuk mengetahui apakah soal tersebut
valid atau tidak. Validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi
(content validity). Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu
sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar : sejauh mana tes hasil belajar
sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili
secara representative terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang
seharusnya diteskan (diujikan).2 Maksudnya adalah butir-butir soal yang
disusun disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran khusus.
Pengujian validitas butir dalam penelitian ini menggunakan rumus
Product Moment dari Pearson:
rxy =n ∑XY− ( ∑X)(∑Y)
{n ∑ x2 − ( ∑X)2 }{n∑Y2 − (∑Y)2 }
Keterangan :
rxy : Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y
n : Banyak Siswa
2 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2003), h.164
40
X : Skor Butir Soal
Y : Skor Total
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka rxy dibandingkan
dengan rtabel Product Moment pada = 0,05 dengan ketentuan jika rxy sama
atau lebih besar dari rtabel, maka soal tersebut dinyatakan valid.3
2. Perhitungan Taraf Kesukaran
Perhitungan taraf kesukaran soal bertujuan untuk mengetahui apakah
tes tergolong soal-soal mudah, sedang, dan sukar, agar sesuai dengan kriteria
perangkat soal yang diharuskan. Untuk itu digunakan rumus :
JS
BP
Keterangan :
P : Indeks kesukaran
B : Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes.
Klasifikasi Indeks Kesukaran :
P : 0,70 – 1,00 = Mudah
0,30 – 0,70 = Sedang
0,00 – 0,30 = Sukar.4
3. Perhitungan Daya Pembeda Soal
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
kemampuan siswa. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
disebut index diskriminan yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00. pada index
diskriminan ini dikenal tanda negatif yang berarti bahwa suatu soal itu
3 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2003), cet.ke-4, h.179 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005),
Edisi Revisi, h.210
41
terbalik dalam mengukur kemampuan siswa. Rumus yang digunakan untuk
menemukan index diskriminan adalah :
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD
Keterangan :
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
dengan benar
PA = A
A
J
B = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab
dengan benar
PB = B
B
J
B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab
dengan benar.5
Untuk mengetahui daya penilaian pembeda tiap-tiap soal, indeks
diskriminan diklasifikasikan sebagai berikut :
0,70 – 1,00 = Soal tersebut baik sekali
0,40 – 0,70 = Soal tersebut baik
0,20 – 0,40 = Soal tersebut cukup
0,00 – 0,20 = Soal tersebut jelek.6
5 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005),
Edisi Revisi, h.213 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005),
Edisi Revisi, h.218
42
Table 3.2
Rekapitulasi hasil uji coba validasi soal tes instrument:
No Butir
Validasi Taraf
Kesukaran Daya
Pembeda Keterangan
1a Valid Sedang Cukup Terima
1b Valid Sedang Jelek Terima
2a Valid Sukar Baik Terima
2b Valid Sedang Cukup Terima
3 Valid Sedang Cukup Terima
4 Valid Sedang Cukup Terima
5 Valid Sukar Jelek Terima
6a Valid Sedang Jelek Terima
6b Valid Sedang Cukup Terima
7 Valid Sedang Cukup Terima
8a Valid Sedang Baik Terima
8b Valid Sedang Baik Terima
9a Valid Sedang Jelek Terima
9b Valid Sedang Jelek Terima
9c Invalid Sedang Amat jelek Tolak
10a Valid Sedang Cukup Terima
10b Valid Sukar Jelek Terima
10c Invalid Sukar Cukup Tolak
11 Valid Sukar Jelek Terima
12a Valid Sedang Baik Terima
12b Invalid Sukar Jelek Tolak
12c Valid Sukar Baik Terima
13a Valid Sedang Jelek Terima
13b Valid Sukar Jelek Terima
13c Invalid Sukar Jelek Tolak
14 Valid Sedang Jelek Terima
15a Valid Sukar Jelek Terima
15b Valid Sukar Jelek Terima
15c Invalid Sukar Amat jelek Tolak
Secara rinci analisis butir soal dapat dilihat pada lampiran 8, 12 dan 13.
4. Reliabilitas
Selanjutnya dari hasil uji coba dilakukan perhitungan reliabilitas
instrumen, dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu sebagai
berikut :
43
2
2
11 11
t
i
S
S
k
kr
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan yang valid
2
iS : Jumlah Varians butir
2
tS : Varians total7
Rumus Varians yang digunakan adalah:8
σ2 = ∑X2 −
(∑X)2
NN
hasil perhitungan uji reliabilitas kemudian disamakan dengan nilai
rtabel, Jika r11 > rtabel maka instrumen reliabel tapi jika r11 < rtabel maka
instrumen tidak reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas
instrumen tes, harga yang didapatkan dari 24 butir soal yang valid yaitu
sebesar 0.85 (tinggi).
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan adalah soal tes uraian yang terdiri dari 29
soal, soal yang dijawab benar mendapatkan skor 4, jawaban soal yang
mendekati benar mendapat skor 3, jawaban soal yang salah dan tidak
mendekati benar mendapat skor 2, jawaban soal yang salah dan tidak
tuntas mendapat skor 1, sedangkat soal yang tidak dijawab sama sekali
mendapatkan skor 0.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian dengan
menggunakan uji-t. Sebelum dilakukan pegujian hipoteis, terlebih dahulu
7 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005),
Edisi Revisi, h.171. 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2005),
Edisi Revisi, h.110.
44
dilakukan uji persyaratan analisis data yang meliputi uji normalitas untuk
mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak dan
uji homogenitas untuk mengetahui perbedaan antar dua keadaan atau
populasi.
1. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sample yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan yang digunakan
yaitu uji liliefors.
Adapun cara untuk mencari Uji Normalitas adalah sebagai berikut:
1. Urutkan data sampel dari yang terkecil hingga yang terbesar
2. Tentukan nilai S
XXZ i
i
Dengan:
Zi = skor baku
Xi = skor data
X = nilai rata-rata
S = simpangan baku
3. Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Zi
Berdasarkan tabel Zi dan disebut dengan F(Zi) dengan aturan:
Jika Zi > 0, maka F(Zi) = 0,5 + nilai tabel
Jika Zi < 0, maka F(Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel)
4. Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2,…, Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Zi jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Z), maka:
n
ZyangZBanyaknya i21 ,...,, )(
n
i
ZZZS
5. Hitunglah selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
45
6. Ambil nilai terbesar antara harga-harga mutlak selisih tersebut,
nilai ini kita namakan L0.
7. Memberikan interpretasi, L0 dengan membandingkannya dengan
Lt. Lt adalah harga yang diambil dari tabel harga kritis uji liliefors.
8. Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L0 dan Lt yang telah
didapat. Apabila L0 < Lt maka sampel berasal dari distribusi
normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan uji homogenitas dua varian, di
maksud untuk melihat perbedaan nilai kelompok eksperimen dan
kelompok control. Uji homogenitas yang digunakan yaitu Uji Fisher,
dengan rumus sebagai berikut:
1. Tentukan Hipotesis:
2. Bagi data menjadi dua kelompok
3. Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok
4. Tentuka Fhitung dengan rumus
F = 2
2
2
1
S
S =
terkecilians
terbesarians
var
var dengan 𝑆2 = 𝑛 ∑𝑓𝑋 2− (∑𝑓𝑋)2
𝑛 (𝑛−1)
5. Tentukan taraf nyata yang akan digunakan
6. Tentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians
terkecil)
7. Tentukan kriteria pengujian:
a) Jika Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima, yang berarti varians kedua
populasi homogen.
b) Jika Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti varians kedua
populasi tidak homogen.
46
2. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan
teknik “Metode Fun Teaching” ini berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa.
Langkah-langkah pengujian hipotesis :
a. Menentukan uji statistik
1) Jika varian populasi heterogen :
Rumus t:
db = ( S1
2
n1+ S2
2
n2)2
(S1
2
n1)2
n1− 1+
(S2
2
n2)2
n2− 1
2) Jika varian populasi homogen :
Rumus t:
db = n1 + n2 − 2
Dimana:
Keterangan :
1X = Rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen
2X = Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol
N1 = Jumlah sampel kelompok eksperimen
N2 = Jumlah sampel kelompok kontrol
S12 = Varians kelompok eksperimen
2
2
2
1
2
1
21
n
S
n
S
XXthit
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSnSgab
21
21
11
nnS
XXt
gab
hit
47
S22 = Varians kelompok kontrol
9
b. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang diambil dalam penelitian adalah
dengan derajat kebebasan = 0,05.
c. Menentukan kriteria pengujian
Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data
dilakukan dengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan melihat
perbandingan antara thit dan ttabel.
d. Pengambilan kesimpulan
Jika hasil operasi perhitungan pada poin (c) ternyata :
1. thitung < harga ttabel,, maka terime H0
2. thitung > harga ttabel, maka tolak H0
Apabila data populasi tidak berdistribusi normal atau tidak
homogen, maka pengujian hipotesis selanjutnya menggunakan analisis
statistik non parametrik.
G. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji dirumuskan sebagai berikut:
H0 : 𝜇1 ≤ 𝜇2
Ha : 21
Keterangan :
H0 = Hipotesis nihil
Ha = Hipotesis alternatif
1 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan
menggunakan metode Fun Teaching
2 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan metode
konvensional
9 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung : Tarsito), h.238-239
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan selama 8 pertemuan. Materi matematika yang
diajarkan pada penelitian ini adalah pokok bahasan bilangan pecahan dan
bilangan romawi. Pada proses pembelajaran kedua kelas memperoleh
perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran dengan
Metode Fun Teaching, sedangkan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran
dengan pendekatan konvensional. Oleh karena itu, perubahan yang terjadi
pada sampel setelah perlakuan disebabkan oleh perbedaan perlakuan-
perlakuan dalam proses pembelajaran tersebut.
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa kelas eksperimen
mendapatkan pembelajaran dengan metode fun teaching. Pada awal pertemuan
penulis terlebih dahulu menyampaikan pendekatan pembelajaran yang akan
diterapkan selama beberapa pertemuan kedepan kepada siswa.
Pada pertemuan pertama penulis memulai melaksanakan pembelajaran
dengan memperkenalkan diri dan meminta siswa untuk memperkenalkan diri
mereka masing-masing. Selanjutnya, penulis memberikan motivasi dan
memberikan games guna menumbuhkan rasa gembira sehingga kegiatan
belajar mengajar dapat dilaksanakan dengan keadaan gembira dan
menyenangkan.
Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran. Paling tidak siswa akan merasa nyaman dalam proses
belajar mengajar tanpa adanya rasa menakutkan dan membosankan, sehingga
diharapkan siswa akan lebih berani, aktif dan bertanggungjawab dalam
mengikuti kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh.
Selama proses pembelajaran, siswa diberikan Lembar Kegiatan Siswa
(LKS). Siswa mempelajari LKS secara berkelompok dan kemudian dengan
bimbingan penulis siswa turut serta menyelesaikan soal yang diberikan.
Berdasarkan pengamatan penulis, terdapat siswa-siswa yang antusias
49
mempelajari LKS untuk menemukan sendiri jawaban yang telah dipelajari,
dan mereka mengaku bangga dan puas atas usahanya tersebut. Namun,
terdapat juga siswa-siswa yang masih bingung, sehingga tetap pasif dan hanya
menunggu penjelasan dari penulis atau temannya yang sudah menemukannya
lebih dulu. Terhadap siswa yang demikian, penulis turut membimbingnya dan
terus memberinya motivasi.
Pada akhir pembelajaran (pertemuan terakhir) diberikan posttest yang
digunakan untuk mengetahui kelas mana yang memiliki pemahaman yang
lebih baik terhadap materi yang telah disampaikan. Post test yang diberikan
berupa soal uraian. Sebelum diujikan kepada sampel, test tersebut
diujicobakan terlebih dahulu kepada kelas 5 yang dianggap telah mendapatkan
pembelajaran materi-materi yang diujikan. Pada test uji coba soal yang
diujikan sebanyak 29 butir soal. Namun, setelah melalui uji instrument yang
meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda dan uji tingkat
kesukaran, maka diperoleh 5 butir soal yang invalid. Sehingga, soal yang
diujikan kepada kelas sampel sebanyak 24 soal yang valid. Dengan proporsi
soal yang tingkat kesulitannya “sukar” sebanyak 41 %, soal yang tingkat
tingkat kesukarannya “sedang” sebanyak 59 % .
1. Tes Hasil Belajar Siswa yang menggunakan metode “Fun Teaching”
(Kelas Eksperimen)
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil belajar matematika pada
materi bilangan pecahan dab bilangan romawi menggunakan metode fun
teaching nilai terendah adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 100. Untuk lebih
jelasnya, data hasil belajar matematika siswa kelas eksperimen disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut:
50
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Nilai Frekuensi Persentase( %)
38 - 48 3 10,7
49 - 59 4 14,2
60 - 70 6 21,4
71 - 81 7 25
82 - 92 6 21,4
93 - 103 2 7,1
Jumlah 28 100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa
persentase siswa yang memperoleh nilai tertinggi sebesar 7,1 % (sebanyak 2
orang), yaitu yang memperoleh nilai pada interval 93 - 103. Persentase siswa
yang memperoleh nilai terendah sebesar 10,7 % (sebanyak 3 orang), yaitu
yang memperoleh nilai pada interval 38 - 48. Sedangkan yang paling banyak
yaitu persentase siswa yang memperoleh nilai pada interval 71 – 81 sebesar 25
% (sebanyak 7 orang).
Distribusi frekuensi hasil posttest kelas eksperimen tersebut dapat
digambarkan dalam grafik histogram dan poligon frekuensi berikut:
Gambar 4.1
Histogram dan Poligon Frekuensi
Hasil Postest Kelas Eksperimen
51
Dari data table dan polygon distribusi frekuensi di atas dapat
disimpulkan bahwa siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata sebanyak
46,3% dan siswa yang memiliki nilaai di atas rata-rata sebanyak 43,7%.
2. Tes Hasil Belajar Siswa yang menggunakan Metode Konvensional
(Kelas Kontrol).
Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil belajar matematika pada
materi bilangan pecahan dab bilangan romawi menggunakan metode
konvensional nilai terendah adalah 38 dan nilai tertinggi adalah 100. Untuk
lebih jelasnya, data hasil belajar matematika siswa kelas konvensional
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi
Kelas Kontrol
Nilai Frekuensi Persentase (%)
38 - 48 4 16,6
49 - 59 7 29,1
60 - 70 6 25
71 - 81 3 12,5
82 - 92 3 12,5
93 - 103 1 4,1
Jumlah 24 100
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat bahwa
persentase siswa yang memperoleh nilai tertinggi sebesar 4,1 % (sebanyak 1
orang), yaitu yang memperoleh nilai pada interval 93 - 103. Persentase siswa
yang memperoleh nilai terendah sebesar 16,6% (sebanyak 4 orang), yaitu yang
memperoleh nilai pada interval 38 - 48. Sedangkan yang paling banyak yaitu
52
persentase siswa yang memperoleh nilai pada interval 49 - 59 sebesar 29,1%
(sebanyak 7 orang).
Distribusi frekuensi hasil post test kelas kontrol tersebut dapat
digambarkan dalam grafik histogram dan poligon frekuensi berikut:
Gambar 4.2
Histogram dan Poligon Frekuensi
Hasil Pos test Kelas Kontrol
Dari data table dan polygon distribusi frekuensi di atas dapat
disimpulkan bahwa siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata sebanyak
41,6% dan siswaa yang memiliki nilai di atas rata-rata sebanyak 58,4%.
Berdasarkan uraian mengenai hasil belajar matematika siswa kelas
eksperimen dan hasil belajar matematika siswa kelas kontrol di atas, terlihat
adanya perbedaan. Untuk lebih memperjelas perbedaan hasil belajar
matematika antara kelas eksperimen (kelas yang dalam pembelajarannya
menggunakan metode Fun Teaching) dengan kelas kontrol (kelas yang dalam
pembelajarannya menggunakan metode konvensional), dapat dilihat pada
tabel berikut:
53
Tabel 4.3
Perbandingan Hasil Post test
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Statistik
Kelas
Eksperiment Kontrol
Nilai Terendah 40 38
Nilai Tertinggi 100 100
Nilai yang paling banyak 71 – 81 49 - 59
Nilai yang paling sedikit 93 -103 93 -103
Mean/Rata-rata hitung X 70,89 63,62
Simpangan Baku S 15,97 15,66
Varians 2S 255,28 245,28
Median eM 72,07 70
Modus oM 76 40,25
Tingkat kemiringan kS - 0,3199 1,49
Keruncingan/Kurtosis 4 1,9786 2,17
Berdasarkan perbandingan data statistik hasil posttest pada materi
bilangan pecahan dan bilangan romawi nilai posttest kelas eksperimen yang
mendapatkan pembelajaran dengan metode fun teaching lebih tinggi daripada
hasil posttest yang kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran dengan
pendekatan konvensional. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas
eksperimen sebesar 70,89, dengan simpangan baku sebesar 15,97 dan varians
sebesar 255,28. Sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol hanya sebesar 63,16,
dengan simpangan baku sebesar 14,74 dan vaians 217,44.
Koefisien tingkat kemiringan kelas eksperimen sebesar -0,3199,
artinya sebaran data kelas eksperimen cenderung melandai ke kiri atau lebih
banyak berkumpul di daerah nilai tinggi. Nilai kurtosis kelas eksperimen
54
sebesar 1,9786, artinya kurva berbentuk platykurtik (kurva agak datar)
sehingga nilai rata-rata tersebar secara merata.
Koefisien tingkat kemiringan kelas kontrol sebesar 1,49 artinya
sebaran data kelas kontrol cenderung melandai ke kanan atau lebih banyak
berkumpul di daerah nilai rendah. Nilai kurtosis kelas kontrol sebesar 2,17
artinya kurva berbentuk platykurtik (kurva agak datar) sehingga nilai rata-rata
tersebar secara merata
Berdasarkan data statistik di atas, diperoleh bahwa kedua kelas sampel
memiliki kurva yang cenderung melandai ke kiri atau lebih banyak berkumpul
di daerah nilai sedang. Hal ini diduga disebabkan oleh proporsi soal yang
tingkat kesukaranya “sedang” mendominasi. Sehingga, banyak siswa yang
mampu menyelesaikan soal-soal tersebut dan nilai yang diperoleh pun lebih
banyak nilai sedang.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Pengujian persyaratan analisis perlu dilakukan sebelum data dianalisis
lebih lanjut. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uj Liliefors.
Berdasarkan penghitungan uji normalitas data (lihat lampiran
penghitungan uji normalitas halaman 146), diperoleh ohitung LL untuk
kelas eksperimen sebesar - 0,07827 dan pada tabel harga kritis tL untuk n
= 28 pada taraf signifikansi 05,0 adalah sebesar 0,161 Karena Lo ≤ Lt
(-0,07827 ≤ 0,161) maka dapat disimpulkan bahwa sampel kelas
eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Sedangkan untuk kelas kontrol, diperoleh ohitung LL sebesar - 0,1602 dan
pada tabel harga kritis tL untuk n = 24 pada taraf signifikansi 05,0
55
adalah sebesar 0,173. Karena Lo ≤ Lt (- 0,1602 ≤ 0,173) maka dapat
disimpulkan bahwa sampel kelas kontrol berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut
dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Variabel Jumlah
Sampel
Taraf
Sign. o
hitung
L
L
t
tabel
L
L Kesimpulan
Nilai Posttest
Kel. Eksperimen 28 0,05 0,0132 0,161
Populasi
berdistribusi
normal
Nilai Posttest
Kel. Kontrol 24 0,05 0,0354 0,173
Populasi
berdistribusi
normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher. Dari hasil
penghitungan (lihat lampiran penghitungan uji homogenitas halaman 148)
diperoleh nilai varians kelas eksperimen sebesar 275,18 dan varians kelas
kontrol sebesar 317,13. Sehingga, didapat hitungF = 1,15. Untuk taraf
signifikansi 05,0 dengan db pembilang = 28 dan db penyebut = 24 ,
melalui interpolasi diperoleh tabelF 1,98. Karena Fhitung < Ftable (1,15 <
1,98 ), maka Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai tes
akhir kelas kontrol dan eksperimen memiliki varians yang homogen.
Hasil penghitungan uji homogenitas tersebut dapat disajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Varians Taraf
Sign. hitungF
tabelF Kesimpulan Kel.
Eksperimen
Kel.
Kontrol
275,18 317,13 0,05 1,15 1,98 Kedua varians
homogen
56
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
1. Pengujian Hipotesis
Perhitungan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada atau
tidaknya pengaruh dalam pembelajaran dengan menggunakan metode ’
fun teaching” terhadap hasil belajar matematika siswa. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan Uji-t. Berdasarkan uji prasyarat yang
telah dilakukan, diperoleh dua kelas yang berdistribusi normal dan
homogen, maka uji-t yang digunakan adalah:
21
21
11
nnS
xxt
gab
hitung
Dari hasil perhitungan (lampiran 25 halaman 150) diperoleh varians
total adalah 17,16 dan diperoleh thitung = 1,84 sedangkan hasil interpolasi
data berdasarkan tabel distribusi t untuk taraf signifikansi sebesar = 0,05
dan db = 50, diperoleh ttabel = 1,67 (lihat lampiran tabel distribusi t). Dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6
Hasil Uji-t
db thitung ttabel Kesimpulan
50 1,84 1,67 H0 ditolak
Karena thitung > ttabel (1,84 > 1,67), maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Kesimpulan yang diambil adalah terdapat pengaruh yang signifikan nilai
tes akhir antara siswa yang diajar dengan metode fun teaching dengan
siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
2. Pembahasan Hasil Pengujian
Berdasarkan perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t
diperoleh thitung = 1,84 sedangkan pada taraf signifikan untuk 0,05 dan db =
50 diperoleh ttabel = 1,67; dengan demikian thitung > ttabel. Hal itu
57
menunjukkan bahwa H0 ditolak. Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa
rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan metode
“Fun Teachng” berbeda dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa
yang diajarkan dengan metode konvensional. Perbedaan tersebut dapat
dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa, baik yang kelas
eksperimen (71,16) dengan siswa kelas kontrol (6,54). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang
menggunakan metode “Fun Teaching” lebih baik.
Hasil penelitian yang diperoleh pada kelas eksperimen yaitu kelas
IV-A dengan menggunakan metode “Fun Teaching”. Kemudian pada
subbab tertentu, guru memberikan materi pengantar yang kemudian
dilanjutkan dengan pengerjaan LKS oleh siswa secara individu dan
berkelompok.
Guru tetap memantau dan membantu siswa jika siswa kesulitan atau
tidak memahami materi maupun penyelesaian soal dalam LKS, namun hal
itu dilakukan hanya jika diperlukan. Setelah selesai mengerjakan dan
membahas bersama-sama, guru mulai memimpin jalannya latihan soal.
Seluruh siswa kembali duduk dengan diupayakan dapat melihat ke papan
tulis tanpa membelakangi papan tulis. Setelah selesai, dilakukan
pembahasan bersama setiap individu dan kelompok yang mendapat nilai
tertinggi mendapatkan reward sebagai motivasi agar terus berusaha
menjadi lebih baik.
Dari hasil pengamatan, pada pertemuan awal sampai akhir belajar
dan keaktifan siswa semakin meningkat dikarenakan kegiatan belajar
mengajar di kelas menggunakan metode “Fun Teaching” yang bersifat
suasana belajar menyenangkan sehingga setiap siswa merasa nyaman dan
gembira yang dipandu oleh peneliti dengan melakukan games dan ice
breaking.
Dengan belajar secara fun siswa menjadi lebih rileks, berani
mengemukakan pendapatnya, juga menanggapi pendapat orang lain. Siswa
juga terlatih untuk dapat menghargai pendapat orang lain, toleransi sosial,
58
dan saling tenggang rasa. Selain itu siswa juga merasa lebih bertanggung
jawab baik secara individu maupun kelompok dan dilibatkan dalam proses
pembelajaran.
Motivasi siswa pun terus meningkat dan rasa alergi ataupun
membosankan terhadap matematika dapat diminimalisir. Hal itu terlihat
dari semakin tingginya nilai-nilai yang diperoleh baik dari nilai LKS
maupun latihan soal, sikap yang semakin berani untuk bertanya tentang
hal-hal yang kurang mereka pahami dalam materi, dan adanya keinginan
untuk terus belajar. Sehingga dapat dilihat bahwa pembelajaran dengan
metode “Fun Teaching” ini dapat melatih dan mendorong siswa agar
belajar secara rileks dan dan menyenangkan.
Untuk hasil penelitian yang diperoleh pada kelas kontrol yaitu kelas
IV-B dengan menggunakan metode konvensional, pembelajaran yang
berlangsung berpusat pada guru sebagai pusat informasi. Dimana guru
menerangkan materi, memberikan dan menjelaskan cara penyelesaian
dalam contoh soal, memberikan latihan soal yang siswa kerjakan secara
individu dan diakhiri dengan pembahasan latihan soal yang dianggap sulit
secara bersama-sama.
Berdasarkan perlakuan (treatment) berbeda yang diberikan pada
kelas eksperimen (IV-A) dan kelas kontrol (IV-B) tersebut, maka
diperoleh juga perbedaan nilai rata-rata hasil belajar matematikanya,
dimana nilai rata-rata kelas IV-A lebih baik dari nilai rata-rata kelas IV-B.
Adanya suasana belajar yang ditemukan di kelas eksperimen pada
paparan di atas adalah merupakan kelebihan dari metode “Fun Teaching”
terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar matematika siswa.
Bagaimanapun siswa tetap memiliki hak untuk belajar secara
menyenangkan dan tidak adanya tekanan dari guru. Penggunaan metode
“Fun Teaching” ternyata juga dapat menumbuhkan sikap positif siswa
terhadap matematika, yang awalnya mereka menganggap matematika itu
sebagai sesuatu yang mengerikan, sulit dimengerti, membosankan, tidak
menyenangkan, dan membuat alergi di kalangan sebagian besar siswa,
59
dengan metode “Fun Teaching” anggapan-anggapan tersebut dapat
berkurang sedikit demi sedikit.
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna, karena penelitian ini
masih mempunyai beberapa keterbatasan diantaranya:
1. Kondisi siswa yang masih merasa kaku selama proses pembelajaran
karena belum terbiasa dengan tahap-tahap pembelajaran yang dianggap
baru atau lain dari yang biasa dilaksanakan gurunya.
2. Alokasi waktu yang kurang untuk mengkondisikan siswa benar-benar
melaksanakan tahap-tahap pembelajaran secara maksimal.
3. Terbatasnya fokus penelitian hanya pada kemampuan kognitif siswa,
sedangkan untuk kemampuan lainnya tidak diteliti.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian mengenai pengaruh
penggunaan metode “Fun Teaching” terhadap hasil belajar matematika
siswa, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang
diberi metode “Fun Teaching” secara signifikan lebih tinggi daripada
siswa yang diajar dengan metode konvensional. Metode “Fun Teaching”
dalam pembelajaran matematika berpengaruh secara nyata terhadap hasil
belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat perbedaan dari hasil
pengujian yang signifikan.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengamatan kegiatan
pembelajaran yang terjadi selama proses penelitian, penulis ingin
memberikan saran dan masukan khususnya kepada dewan guru yaitu
sebagai berikut :
1. Agar siswa terlatih dalam menyelesaikan soal latihan berbentuk essay,
sebaiknya frekuensi penggunaan metode “Fun Teaching” lebih
ditingkatkan dalam proses pembelajaran sehingga hasil yang diperoleh
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
2. Penerapan metode “Fun Teaching” harus disesuaikan dengan
kebutuhan, khususnya pada materi yang cocok, keadaan, dan situasi
siswa sehingga mempunyai nilai lebih dan menjadikan pembelajaran
lebih bermakna bagi siswa dan suasana belajar menjadi lebih
bergairah.
61
3. Mengingat nilai rata-rata hasil belajar matematika dengan metode
“Fun Teaching” lebih baik dari nilai rata-rata metode konvensional,
maka hasil penelitian ini dapat dipertimbangkan untuk dapat
diterapkan dalam dunia pendidikan.
61
DAFTAR PUSTAKA
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996)
Aqib, Zainal. Belajar da Pembelajaran di Sekolah Dasar. Bandung : Yrama
Widya. 2009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi
V. cet.ke-12. Jakarta : Rineka Cipta. 2002.
Dimyati Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta)
Djati Krami, Cormentyna Sitanggang. Kamus Matematika. Jakarta: Balai Pustaka.
2007.
Dr. Wina Sanjaya, strategi Pembelajaran Berorientasi StandarProses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Premada Media Group, 2009)
Dr.Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009)
Erman Suherman,dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
(Bandung: JICA, 2003)
Firdaus, Zuhdi, A, Menjadi Guru Idola, (Yogyakarta: 2010)
Fred Percival dan Henry Ellington, Teknologi Pendidikan, ter. Dari A Handbook
of Educational Tecnology oleh Sudjarwo, (Jakarta: Erlangga, 1998)
Gusni Satriawati. Pembelajaran dengan Pendekatan Open-ended untuk
Meningkatkan Pemahaman dan kemampuan Komunikasi Matematik Siswa
SMP (ALGORITMA), Ciputat: CeMED UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2006.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2118693-pengertian-matematika/
http://j3sra3l.wordpress.com/2010/10/11/pengertian-belajar/
http://jalius12.wordpress.com/2009/10/06/konvensional/
http://www.google.com/search?ie=UTF-8&oe=UTF-
8&sourceid=navclient&gfns=1&q=pengertian+belajar+matematika#q=j
urnal+pembelajaran+matematika&hl=en&prmd=ivns&ei=tHtpTd7lI8PP
rQex1ezCCw&start=10&sa=N&bav=on.1,or.&fp=18e4c0cc5330c3619
http://www.maswins.com/2010/06/pengertian-matematika.html
http://www.matematikamenyenangkan.com/tips-belajar-matematika/
62
http://www.p4tkipa.org/data/pakem.pdf
http://www.uinjkt.ac.id/index.php/component/content/article/1-headline/1632-
guru-perlu-terapkan-smart-teaching-dan-fun-learning.html
http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=15648&post=1
Hudoyo Herman, Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Depdikbud. 1998.
M. Dalyono. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2005.
Moch. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2005)
Mulyono Abdurahman Abror, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1999)
Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar,
(Bandung: Refika Aditama, 2007)
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. 1991.
R Soejadi. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional. 2001.
Ralibi, Imam Maliki. Fun Teaching Kiat Sukses Belajar dan Mengajar yang
Menyenangkan. Cikarang: Duha Khasanah. 2008.
Salma Dewi, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008)
Sardiman A.M., Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2001)
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2003), h.2
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Cet.ke-4. Jakarta : Raja
Grafindo Persada. 2003.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cet. Ke-7. Bandung :
Remaja Rosdakarya. 2001.
Sudjana. Metode Statistika. Cet. Ke-6. Bandung : Tarsito. 1996.
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara,
2005)
63
Syah Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : PT.
Remaja Rosdakarya, 2004)
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006)
Wahyudin Nur Nasution, Efektivitas Strategi Pembelajaran Koperatif dan
Ekspositori Terhadap Hasil Belajar Sains ditinjau dari Cara Berpikir,
(http://www.ligatama.org/Jurnal/Edisi5/StrategiPemb.htm)
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003),
Yonny Acep, Begini Menjadi Guru Inspiratif dan Disenangi siswa, (Yogyakarta:
Pustaka Widyatama, 2011)
65
Lapiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-1
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Indikator
Siswa dapat mengenal pecahan sederhana
Menuliskan letak pecahan pada garis bilangan
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat :
- menyatakan beberapa bagian dari keseluruhan ke bentuk pecahan
- menuliskan letak pecahan pada garis bilangan
B. Materi Ajar
1. Pengertian Pecahan
2. Letak pecahan pada garis bilangan.
66
C. Metode Pembelajaran
1. bercerita
2. teka teki
3. demonstrasi
4. bernyanyi
5. tanya jawab
6. latihan
7. games
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen, ice breaking dan
mendemonstrasikan sederhana tentang pecahan.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi pecahan agar
suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi kelompok tentang materi yang dipelajari dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa
nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa
lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar
suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari secara fun dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
67
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester
Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal cerita uraian.
3. Contoh penilaian
1) Nilai pecahan roda sepeda Doraemon dari gambar disamping
adalah ...
2) Nilai pecahan yang tepat untuk mengisi
titik-titik pada garis bilangan di
samping adalah ...
0 5
1 ...
5
3
5
4 1
68
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-2
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Indikator
Membandingkan dan mengurutkan pecahan
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat :
- membandingkan pecahan berpenyebut sama
- mengurutkan pecahan berpenyebut sama
69
B. Materi Ajar
1. Pengertian Pecahan
2. Perbandingan dan Urutan Pecahan
C. Metode Pembelajaran
1. bercerita
2. teka teki
3. demonstrasi
4. bernyanyi
5. tanya jawab
6. latihan
7. games
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen, ice breaking dan
mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi pecahan agar
suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi kelompok tentang materi yang dipelajari dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa
nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa
lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar
suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
70
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari secara fun dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester
Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1) 7
3 ....
7
4 Berilah tanda <, > atau =
2) Bila diurutkan dari yang terkecil 5
2,
5
1,
5
4,
5
3 menjadi ..., ...., ...., ....
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-3
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Indikator
Mampu menyederhanakan bentuk pecahan.
Siswa mampu mengubah bilangan pecahan menjadi pecahan desimal.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat
menyederhanakan bentuk-bentuk pecahan.
Diharapkan siswa dapat merubah bentu-bentuk pecahan.
B. Materi Ajar
Menyederhanakan pecahan
Menyatakan pecahan sebagai operasi pembagian
Mengubah pecahan ke bentuk desimal
72
C. Metode Pembelajaran
1. bercerita
2. teka teki
3. demonstrasi
4. bernyanyi
5. tanya jawab
6. latihan
7. games
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen, ice breaking dan
mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi pecahan agar
suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi kelompok tentang materi yang dipelajari dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa
nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa
lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar
suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari secara fun dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
73
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester
Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media
- Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1. Lengkapi pecahan senilai berikut ini .
a. 1/4 = ..../8 = 3/....= ..../16 = 5/....
b. 2/3 = 4/.... = ..../12 = 12/.... = ..../24
2. Tentukan bilangna paling sederhana dari pecahan berikut.
a. 4/6
b. 12/15
c. 20/30
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-4
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Indikator
Siswa dapat menjumlahkan bilangan pecahan.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat memahanmi
operasi penjumlahan dan mampu menjumlahkan bilangan pecahan.
B. Materi Ajar
- Penjumlahan pecahan biasa.
- Penjumlahan pecahan desimal
75
C. Metode Pembelajaran
1. bercerita
2. teka teki
3. demonstrasi
4. bernyanyi
5. tanya jawab
6. latihan
7. games
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen, ice breaking dan
mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi pecahan agar
suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi kelompok tentang materi yang dipelajari dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa
nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa
lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar
suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari secara dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
76
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester
Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar
siswa adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar
siswa adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1. Tentukan hasil penjumlahan pecahan berikut ini:
a. 1/3 + 1/3
b. 3/7 + 2/7
c. 5/9 + 3/9
2. Tentukan hasil penjumlahan berikut ini
a. 2/7 + 3/5
b. 1/4 + 1/2
c. 2/3 + 2/9
77
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-5
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Indikator
Siswa dapat melakukan operasi pengurangan bilangan pecahan.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat mengetahui sifat
operasi pengurangan bilangan pecahan dan mampu menyelesaikan operasi
pengurangan bilangan pecahan.
B. Materi Ajar
- Operasi pengurangan pecahan biasa
- Operasi pengurangan pecahan desimal.
78
C. Metode Pembelajaran
1. bercerita
2. teka teki
3. demonstrasi
4. bernyanyi
5. tanya jawab
6. latihan
7. games
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen, ice breaking dan
mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi pecahan agar
suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi kelompok tentang materi yang dipelajari dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa
nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa
lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar
suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
79
Penugasan
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap. Penerbit:
Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester
Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
Tentukan hasil pengurangan berikut ini
a. 2/3 - 1/3
b. 4/5 – 2/5
c. 5/6 – 1/6
d. 0,23 – 0,13
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-6
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Indikator
Siswa mampu menyelesaikan masalah bilangan pecahan.
Dapat membulatkan bilangan pecahan desimal.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa memahami dan mapu
menyelesaikan brntuk-brntuk pecahan dan dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Materi Ajar
Menyelesaikan masalah pecahan
Membulatkan pecahan desimal.
81
C. Metode Pembelajaran
1. bercerita
2. teka teki
3. demonstrasi
4. bernyanyi
5. tanya jawab
6. latihan
7. games
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen, ice breaking dan
mendemonstrasikan sederhana tentang perbandingan/pecahan.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi pecahan agar
suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi kelompok tentang materi yang dipelajari dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa
nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa
lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar
suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
82
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber dan Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester
Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media
- Papan tulis,
- Spidol,
- Penggaris,
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1. Abid mempunyai seutas tali yang panjangnya 1/4 meter. Marbun juga
mempunya seutas tali dengan panjang 2/3 meter. Jika kedua tali
tersebut disambung, berapakah panjangnya?
2. Ema diminta tolong ibu untuk membelikan bahan-bahan pembuat kue.
Ema membeli 2/5 kg gula dan ¾ kg tepung. Berapa berat gula dan
tepung terigu yang dibeli Ema tersebut?
3. Bulatkan hasil operasi hitung pecahan desimal kesatuan terdekat.
a. 7,6 + 4,7
b. 5,2 + 9,1
c. 6,8 + 3,9
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-7
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Romawi
Standar Kompetensi
Mengenal dan dapat menggunakan bilangan romawi dalam kehidupan
sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Mengetahui arti lambang bilangan romawi
Membaca bilangan romawi
Penjumlahan dan pengurangan bilangan romawi.
Indikator
Siswa dapat mengenal dan memahami bilangan romawi
Siswa dapat menulis bilangan romawi.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa memahami dan
mampu membaca arti lambang-lambang bilangan romawi dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Materi Ajar
Mengenal lambang bilangan romawi.
84
C. Metode Pembelajaran
1. bercerita
2. teka teki
3. demonstrasi
4. bernyanyi
5. tanya jawab
6. latihan
7. games
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen, ice breaking dan
mendemonstrasikan arti lambang-lambang bilangan romawi.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi bilangan romawi
agar suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi kelompok tentang materi yang dipelajari dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa
nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa
lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar
suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari secara fun dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
85
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber dan Alat/Media
1. Sumber
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
- Papan tulis,
- Spidol
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1. Tuliskan bilangan romawi di bawah ini kedalam bilangan asli
a. X
b. V
c. III
2. Ubah bentuk bilangan asli di bawah ini kedalam bilangan romawi
a. 1
b. 20
c. 30
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
PERTEMUAN KE-8
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Romawi
Standar Kompetensi
Mengenal dan dapat menggunakan bilangan romawi dalam kehidupan
sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Mengetahui arti lambang bilangan romawi
Membaca bilangan romawi
Penjumlahan dan pengurangan bilangan romawi.
Indikator
Siswa dapat menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan romawi.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa memahami dan
mampu membaca arti lambang-lambang bilangan romawi dan dapat
melakukan operasi bilangan romawi dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
87
B. Materi Ajar
Membaca bilangan romawi.
Aturan penjumlahan
Aturan pengurangan
Aturan gabungan.
C. Metode Pembelajaran
1. bercerita
2. teka teki
3. demonstrasi
4. bernyanyi
5. tanya jawab
6. latihan
7. games
D. Langkah-langkah Kegiatan
4. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen, ice breaking dan
mendemonstrasikan arti lambang-lambang bilangan romawi.
5. Kegiatan Inti (50 Menit)
Bercerita dan game yang berkaitan dengan materi bilangan romawi
agar suasana kelas tidak kaku dan membuat siswa fun riang gembira.
Diskusi kelompok tentang materi yang dipelajari dengan
memposisikan tiap kelompok bebas menempati ruangan agar merasa
nyaman.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa
lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Bernyanyi dan tebak-tebakan dipandu oleh guru secara humoris agar
suasana hati penuh suka cita dan merangsang konsentrasi siswa.
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
6. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
88
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari secara dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
E. Sumber dan Alat/Media
3. Sumber
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
4. Alat/Media
- Papan tulis,
- Spidol
F. Penilaian
4. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
5. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
6. Contoh penilaian
3. Tuliskan bilangan romawi di bawah ini kedalam bilangan asli
a. XXI
b. XXIX
c. LIX
d. LIV
4. Ubah bentuk bilangan asli di bawah ini kedalam bilangan romawi
a. 21
b. 100
c. 500
89
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-1
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Indikator
Siswa dapat mengenal pecahan sederhana
Menuliskan letak pecahan pada garis bilangan
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat :
- menyatakan beberapa bagian dari keseluruhan ke bentuk pecahan
- menuliskan letak pecahan pada garis bilangan
90
B. Materi Ajar
1. Pengertian Pecahan
2. Letak pecahan pada garis bilangan
C. Metode Pembelajaran
1. demonstrasi
2. ekspositori (menerangkan)
3. tanya jawab
4. latihan
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen dan mendemonstrasikan
sederhana tentang perbandingan/pecahan.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Memberikan catatan deduktif-deskriptif tentang pengertian pecahan
Menerangkan materi pecahan
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
91
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester
Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1) Nilai pecahan dari gambar disamping adalah ...
2) Nilai pecahan yang tepat untuk mengisi
titik-titik pada garis bilangan di
samping adalah ...
0 5
1 ...
5
3
5
4 1
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-2
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Indikator
Siswa dapat membandingkan dan mengurutkan pecahan
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat :
- membandingkan pecahan berpenyebut sama
- mengurutkan pecahan berpenyebut sama
93
B. Materi Ajar
1. Pengertian Pecahan
2. Perbandingan dan Urutan Pecahan
C. Metode Pembelajaran
5. demonstrasi
6. ekspositori (menerangkan)
7. tanya jawab
8. latihan
D. Langkah-langkah Kegiatan
4. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen dan mendemonstrasikan
sederhana tentang perbandingan/pecahan.
5. Kegiatan Inti (50 Menit)
Memberikan catatan deduktif-deskriptif tentang perbandingan pecahan
Menerangkan materi pecahan
Siswa berkelompok mengerjakan Latihan soal.
Tanya jawab.
6. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
94
G. Sumber, Alat/Media
3. Sumber
- Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester
Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
4. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
H. Penilaian
4. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
5. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
6. Contoh penilaian
1) 7
3 ....
7
4 Berilah tanda <, > atau =
2) Bila diurutkan dari yang terkecil 5
2,
5
1,
5
4,
5
3 menjadi ..., ...., ...., ....
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-3
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan
Indikator
Mampu menyederhanakan bentuk pecahan.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat
menyederhanakan bentuk-bentuk pecahan.
Diharapkan siswa dapat merubah bentu-bentuk pecahan.
B. Materi Ajar
Menyederhanakan pecahan
Menyatakan pecahan sebagai operasi pembagian
Mengubah pecahan ke bentuk desimal
96
C. Metode Pembelajaran
1. demonstrasi
2. ekspositori (menerangkan)
3. tanya jawab
4. latihan
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen dan mendemonstrasikan
sederhana tentang perbandingan/pecahan.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Guru menjelaskan tentang cara menyederhanakan bentuk pecahan.
Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan Latihan soal pada LKS.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa
lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Siswa secara individu mengerjakan Latihan soal.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
97
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester
Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media
- Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1. Lengkapi pecahan senilai berikut ini .
a. 1/4 = ..../8 = 3/....= ..../16 = 5/....
b. 2/3 = 4/.... = ..../12 = 12/.... = ..../24
2. Tentukan bilangna paling sederhana dari pecahan berikut.
a. 4/6
b. 12/15
c. 20/30
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-4
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Indikator
siswa dapat mengetahui operasi penjumlahan bilangan pecahan.
Siswa dapat menjumlahkan bilangan pecahan.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat memahanmi
operasi penjumlahan dan mampu menjumlahkan bilangan pecahan.
B. Materi Ajar
- Penjumlahan pecahan biasa.
- Penjumlahan pecahan desimal.
99
C. Metode Pembelajaran
1. demonstrasi
2. ekspositori (menerangkan)
3. tanya jawab
4. latihan
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen dan mendemonstrasikan
sederhana tentang perbandingan/pecahan.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Guru menjelaskan materi
Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan Latihan soal pada LKS.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa
lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Siswa secara individu mengerjakan Latihan soal.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
100
A. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester
Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
B. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar
siswa adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar
siswa adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1. Tentukan hasil penjumlahan pecahan berikut ini:
a. 1/3 + 1/3
b. 3/7 + 2/7
c. 5/9 + 3/9
2. Tentukan hasil penjumlahan berikut ini
a. 2/7 + 3/5
b. 1/4 + 1/2
c. 2/3 + 2/9
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-5
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Indikator
Siswa dapat melakukan operasi pengurangan bilangan pecahan.
Siswa dapat mengetahui operasi pengurangan bilangan pecahan.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat mengetahui sifat
operasi pengurangan bilangan pecahan dan mampu menyelesaikan operasi
pengurangan bilangan pecahan.
B. Materi Ajar
- Operasi pengurangan pecahan biasa
- Operasi pengurangan pecahan desimal.
102
C. Metode Pembelajaran
1. demonstrasi
2. ekspositori (menerangkan)
3. tanya jawab
4. latihan
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen dan mendemonstrasikan
sederhana tentang perbandingan/pecahan.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Guru menjelaskan materi tentang operasi pengurangan bilangan
pecahan.
Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan Latihan soal pada LKS.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa
lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Siswa secara individu mengerjakan Latihan soal.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
103
E. Sumber, Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester
Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media
Media pembelajaran yang digunakan adalah papan tulis, spidol dan
penggaris.
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
Tentukan hasil pengurangan berikut ini
a. 2/3 - 1/3
b. 4/5 – 2/5
c. 5/6 – 1/6
d. 4/9 – 1/6
e. 6/7 – 5/8
104
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-6
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan
Standar Kompetensi
Mengenal dan menggunakan pecahan dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Menjelaskan arti pecahan dan urutannya
Menyelesaikan masalah pecahan
Menyederhanakan pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Indikator
Siswa mampu menyelesaikan masalah bilangan pecahan.
Dapat memahami soal cerita bilangan pecahan
Mampu mengidentifikasi pertanyaan soal cerita bilangan pecahan.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa memahami dan mapu
menyelesaikan brntuk-brntuk pecahan dan dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Materi Ajar
Menyelesaikan masalah pecahan
Membulatkan pecahan desimal.
105
C. Metode Pembelajaran
1. demonstrasi
2. ekspositori (menerangkan)
3. tanya jawab
4. latihan
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen dan mendemonstrasikan
sederhana tentang perbandingan/pecahan.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Guru menjelaskan materi tentang penyelesaikan masalah bilangan
pecahan.
Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan Latihan soal pada LKS.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa
lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Siswa secara individu mengerjakan Latihan soal.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
106
E. Sumber dan Alat/Media
1. Sumber
- Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
- Buku paket Matematika Progresif SD dan MI Kelas IV Semester
Genap. Penerbit : PT. Widya Utama.
2. Alat/Media
- Papan tulis,
- Spidol,
- Penggaris,
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1. Abid mempunyai seutas tali yang panjangnya 1/4 meter. Marbun juga
mempunya seutas tali dengan panjang 2/3 meter. Jika kedua tali
tersebut disambung, berapakah panjangnya?
2. Ema diminta tolong ibu untuk membelikan bahan-bahan pembuat kue.
Ema membeli 2/5 kg gula dan 1/4 kg tepung. Berapa berat gula dan
tepung terigu yang dibeli Ema tersebut?
3. Bulatkan hasil operasi hitung pecahan desimal kesatuan terdekat.
a. 7,6 + 4,7
b. 5,2 + 9,1
c. 6,8 + 3,9
107
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-7
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Romawi
Standar Kompetensi
Mengenal dan dapat menggunakan bilangan romawi dalam kehidupan
sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Mengetahui arti lambang bilangan romawi
Membaca bilangan romawi
Penjumlahan dan pengurangan bilangan romawi.
Indikator
Siswa dapat mengenal dan memahami bilangan romawi
Siswa dapat menulis bilangan romawi.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa memahami dan
mampu membaca arti lambang-lambang bilangan romawi dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Materi Ajar
Mengenal lambang bilangan romawi.
108
C. Metode Pembelajaran
1. demonstrasi
2. ekspositori (menerangkan)
3. tanya jawab
4. latihan
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen dan mendemonstrasikan arti
lambang-lambang bilangan romawi.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Guru menjelaskan materi tentang arti lambang bilangan romawi.
Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan Latihan soal pada LKS.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa
lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Siswa secara individu mengerjakan Latihan soal.
3. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
109
E. Sumber dan Alat/Media
1. Sumber
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Alat/Media
- Papan tulis,
- Spidol
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
2. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
3. Contoh penilaian
1. Tuliskan bilangan romawi di bawah ini kedalam bilangan asli
a. X
b. V
c. III
2. Ubah bentuk bilangan asli di bawah ini kedalam bilangan romawi
a. 1
b. 20
c. 30
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
PERTEMUAN KE-8
Sekolah : MI Nurul Hidayah Pamulang Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV /II
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Pokok Bahasan : Bilangan Romawi
Standar Kompetensi
Mengenal dan dapat menggunakan bilangan romawi dalam kehidupan
sehari-hari.
Kompetensi Dasar
Mengetahui arti lambang bilangan romawi
Membaca bilangan romawi
Penjumlahan dan pengurangan bilangan romawi.
Indikator
Siswa dapat mengenal dan memahami bilangan romawi
Siswa dapat menulis bilangan romawi.
Siswa dapat menyelesaikan operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan romawi.
Alokasi Waktu: 2 35 Menit
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa memahami dan
mampu membaca arti lambang-lambang bilangan romawi dan dapat
melakukan operasi bilangan romawi dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
111
B. Materi Ajar
Membaca bilangan romawi.
Aturan penjumlahan
Aturan pengurangan
Aturan gabungan.
C. Metode Pembelajaran
1. demonstrasi
2. ekspositori (menerangkan)
3. tanya jawab
4. latihan
D. Langkah-langkah Kegiatan
4. Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Pembukaan, mengucap salam, mengabsen, dan mendemonstrasikan arti
lambang-lambang bilangan romawi.
5. Kegiatan Inti (50 Menit)
Guru menjelaskan cara membaca bilangan romawi.
Dengan bimbingan guru, siswa mengerjakan Latihan soal pada LKS.
Salah satu siswa mempresentasikan hasilnya di depan kelas, dan siswa
lain menanggapi. Guru meluruskan jika ada yang menyimpang.
Siswa secara individu mengerjakan Latihan soal.
6. Kegiatan Penutup (10 Menit)
Refleksi
Dengan bimbingan guru, siswa mengemukakan kembali materi yang
telah dipelajari dan materi yang belum dipahami. Guru
menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
Penugasan
112
Guru memberikan tugas individu dan tugas rumah, yang terdapat pada
buku pegangan siswa (nomor-soal terpilih) untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan.
G. Sumber dan Alat/Media
3. Sumber
Buku paket Matematika SD dan MI Kelas IV Semester Genap.
Penerbit: Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional.
4. Alat/Media
- Papan tulis,
- Spidol
H. Penilaian
4. Teknik penilaian
Teknik penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah tes tertulis.
5. Bentuk penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa
adalah soal-soal uraian.
6. Contoh penilaian
3. Tuliskan bilangan romawi di bawah ini kedalam bilangan asli
a. XXI
b. XXIX
c. LIX
d. LIV
e. CXLIX
4. Ubah bentuk bilangan asli di bawah ini kedalam bilangan romawi
a. 21
b. 105
c. 500
113
Lampiran 3
Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Metode
“Fun Teaching”
A. Suasana pembelajaran
Gambar 1 Gambar 2
Suasana belajar dengan konsentrasi penuh penampilan game kelompok
Gambar 3 Gambar 4
Tanya jawab materi bilangan pecahan kerja kelompok
114
B. Latihan Soal
Gambar 1 Gambar 2
Mengerjakan tugas kelompok menjelaskan soal yang tidak dipahami
Gambar 3 Gambar 4
Mengerjakan soal dengan antusias menyelesaikan latihan dengan fun
115
Lampiran 4
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 1
1. jika seorang badut memiliki kue ulang tahun, kemudian kue itu dipotong-potong menjadi
beberapa bilangan yang tidak beraturan urutannya seperti bilangan di bawah ini, maka
bantulah badut tersebut untuk mengurutkan bilangan dari yang terkecil.
a. 4
6, 2
6, 1,
3
6, 5
6
b. 11
5, 4
5, 2
5, 9
5, 3
5
2. Dora sedang berpetualang bersama booth akan tetapi petualangan mereka berhenti pada
hutan yang ada jebakannya dan mereka harus memecahkan kode berupa gambar seperti
dibawah ini untuk bisa melewatinya,bantulah mereka untuk menentukan bagian pecahan
pada gambar berikut
a.
Diarsir =
Tidak diarsir =
b.
Diarsir =
Tidak diarsir =
116
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 2
1. Setelah Dora dan Booth melewati beberapa rintangan, tiba-tiba mereka bertemu
dengan seorang kepala suku yang sangat menakutkan, kepala suku itu tidak
mengijinkan mereka melewati perkampungan suku itu sebelum Dora dan booth dapat
membandingkan perbedaan buah-buahan yang anaeh. Apabila buah-buahan itu
diganti dengan bilangan pecahan maka buahan itu menjadi bilangan pecahan seperti
di bawah ini. Bantulah mereka agar dapat membandingkan pecahan itu.
a. 1
4 dan
1
7
b. 1
2 dan
2
3
c. 2
5 dan
4
10
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 3
1. Upin kesulitan menyederhanakan bilangan pecahan yang diberikan sama bu guru,
bantulah dia.
a. 5
10
b. 8
10
c. 9
15
2. Sementara Ipin mendapatkan kesulitan mengubah bentuk pecahan menjadi bentuk
desimal.
a. 3
5
b. 5
8
c. 3
6
3. 7 + 0,4 + 0,05 + 0,001 =
117
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 4
1. Pada suatu ketika Spongebob tidak bisa menghitung banyaknya makanan krusty crab
yang diperintahkan Mr. Crabs, kemudian Spongebob dapat menuliskan makanan tersebut
menjadi bentuk bilangan. Maka bantulah dia untuk menyelesaikannya agar Spongebob
dapat penghargaan karyawan teladan dari Mr. Crabs
a. 3
7 + 1
7
b. 2
7 + 3
7
c. 0,1 + 0,4
d. 3
10 +
2
10
e. 1
3 + 4
2
f. 0,89 + 0,001
g. 1
3 + 4
9
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 5
Sementara Spongebob menjumlahkan, Pattrick mendapat giliran mengurangi makanan
tersebut. Maka bantulah dia untuk menguranginya
a. 5
10 – 2
5
b. 7
10 – 2
5
c. 0,9 – 0,8
d. 0,81 – 0,23
e. 0,761 – 0,022
f. 6
13 –
2
13
118
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 6
1. Bulatkan hasil operasi hitung pecahan desimal ke satuan terdekat
a. 7,6 + 4,7
b. 5,2 + 9,1
c. 8,7 – 3,4
2. Upin membeli 4/6 meter pita. Kemudian Upin memberikan 1/6 meter pita itu kepada
Ipin, agar Ipin membuat hiasan rambut. Berapa meter pita Upin yang tersisa.
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 7
1. Sebelum masuk ke negeri Roma maka kita harus dapat menyesuaikan bahasa negeri
tersebut yang bahasanya berbeda dan lambang bilangannya pun berbeda pula, maka
ubahlah bilangan di bawah ini kedalam bilangan romawi
a. 13
b. 18
c. 22
d. 23
e. 26
f. 27
2. Petualangan Dora telah asmpai ke negara Roma akan tetapi Dora kesulitan dengan bahasa
Roma tersebut. Dora menemukan peta yang bertuliskan angka-angka dan dia kesulitan
untuk menerjemahkannya, bantulah Dora agar petualangannya dapat menemukan alamat
sahabat penanya dengan mengubah bilangan romawi kebilangan biasa
a. XII
b. XV
c. XXVII
d. XXIX
119
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) 8
1. Lambang bilangan romawi sebelum XL adalah…
2. 17 dilambangkan dengan bilangan romawi…
3. Isi dengan tanda >, <, atau =
XL … XXXV
4. XXII XL XLVI XLI, angka romawi yang mempunyai nilai terbesar
adalah?
5. Angka romawi pertama XV, angka romawi kedua XXXIV. Jumlah kedua angka angka
romawi itu jika ditulis dengan angka biasa adalah…
120
Lampiran 5
Jawaban Soal Latihan 1
1. a. 2/6, 3/6, 4/6, 5/6, 1
b. 2/5, 3/5, 4/5, 9/5, 11/5
2. a. yang diarsir = 3/4
yang tidak diarsir = 1/4
b. yang diarsir = 1/2
yang tidak diarsir = 12
Jawaban Soal Latihan 2
1. a. 1/4 > 1/7
b. 1/2 < 2/3
c. 2/5 = 4/10
Jawaban Soal Latihan 3
1. a. 1/5
b. 4/5
c. 3/5
2. a. 0,6
b. 0,625
c. 0,5
3. 7,451
121
Jawaban Soal Latihan 4
1. a. 4/7
b. 5/7
c. 0,5
d. 5/10
e. 8/12
f. 0,891
g. 7/9
Jawaban Soal Latihan 5
1. a. 1/10
b. 5/10
c. 0,1
d. 0,58
e. 0,739
f. 4/13
Jawaban Soal Latihan 6
1. a. 13
b. 14
c. 12
2. 3/6
122
Jawaban Soal Latihan 7
1. a. XII
b. XVII
c. XX
d. XXIII
e. XXVI
f. XXVII
2. a. 12
b. 15
c. 27
d. 29
JawabanSoal Latihan 8
1. XXXIX
2. XVII
3. >
4. XLVI
5. 49
123
Lampiran 6
Tabel L.1
Kisi-Kisi Uji Coba Instrument Tes Hasil Belajar Matematika
(Bilangan Pecahan dan Bilangan Romawi)
Pokok
Bahasan Indikator
Aspek Yang di Ukur Jumlah
Soal Ingatan Pemahaman Aplikasi
Pecahan
dan
bilangan
Romawi
Mengurutkan,
menuliskan letak
pecahan pada
garis bilangan dan
menyederhanakan
pecahan
3 1a, 1b, 2a,
2b, 7 6
Menjumlahkan,
mengurangi
bentuk bilangan
pecahan dan
membulatkan
pecahan desimal
6a, 6b,
9a, 9b, 9c 8a, 8b 7
Menyelesaikan
masalah pecahan
soal cerita dan
membandingkan
bilangan pecahan
10a, 10b,
10c 5 4, 11 6
Menerjemahkan
bilangan romawi
12a, 12b,
12c, 13a,
13b, 13c
14 15a, 15b,
15c 10
Jumlah 29
124
Lampiran 7
Instrumen Uji Coba Tes Hasil Belajar Matematika
( Pokok Bahasan : Pecahan dan bilangan Romawi )
MI Nurul Hidayah Pamulang, Tangerang Selatan
Waktu : 90 menit
Bentuk Tes : Uraian (Essay)
Petunjuk : Bacalah soal dengan teliti, kemudian jawablah soal tersebut dengan benar
1. Urutkan pecahan di bawah dari yang terkecil hingga yang
terbesar!
a. 2/9, 4/9, 1/9, 3/9, 8/9, 7/9
b. 1/7, 4/7, 6/7, 5/7, 3/7, 2/7
2. Buatlah bentuk sederhana dari pecahan di bawah!
a. 20/80
b. 15/40
3. apabila skala garis bilangan sama, maka lengkapilah garis bilangan dibawah ini
0 1/5 … 3/5 4/5 … 6/5 7/5 … 9/5 2 11/5
4. Bapak membeli 1 martabak. Ketika bapak akan memakan martabak tersebut, ibu dan adik
pulang. Bapak membagikan 1/5 bagian buat ibu dan 2/5 bagian untuk adik, sisanya
dihabiskan oleh bapak. Berapa bagian martabak yang bapak makan?
5. berapa bagian daerah yang diberi warna pada gambar di bawah inilai?
6. Hitung hasil operasi pada pecahan di bawah!
a. 1/6 + 1/3
b. 2/4 – 1/8
125
7. Buatlah garis bilangan yang memuat
0, 1/5, 2/5, 3/5, 4/5, 1
8. Bulatkanlah hasil operasi pada pecahan desimal ke satuan terdekat
a. 1,2 + 2,5
b. 2,6 – 1,2
9. Hitung hasil operasi pecahan desimal di bawah ini!
a. 0,85 - 0,12 =
b. 0,24 + 0,48 =
c. 1,36 - 0,12 =
10. Berikan tanda “<“, “>”, atau “=” untuk membanding dua bilangan pecahan di bawah!
a. 5/10 …. 2/5
b. 2/3 … 4/6
c. 2/4 … 1/3
11. Tika punya seutas tali yang panjangnya 4 m. Dipotong dan diberikan ke adik sepanjang
2/4 m. Berapa meter sisa tali Tika apabila disederhanakan?
12. Ubahlah bilangan desimal di bawah ini kelambang bilangan romawi.
a. 57
b. 98
c. 76
13. Ubahlah kelambang bilangan asli dari lambang bilangan romawi dibawah ini
a. XXIX
b. LIX
c. XCVIII
14. A, B, C, D, E, F, O, L, K, M, N, X,S. Yang bukan merupakan bilangan romawi adalah
15. Ubahlah bilangan yang terdapat dalam kalimat di bawah ini ke dalam bilangan romawi.
a. Atik berusia 75 tahun
b. Hari ini ayah sedang merayakan hari ulang tahunnya yang ke 67
c. Acara perlombaan pembacaan puisi akan diadakan diadakan dengan peserta sebanyak
99 orang.
126
Jawaban instrumen penelitian
1. a. 1/9, 2/9, 3/9, 4/9, 7/9, 8/9
b. 1/7, 2/7, 3/7, 4/7, 5/7, 6/7
2. a. 1/4
b. 3/8
3. 2/5, 1, 8/5
4. Dik : ayah membeli 1 martabak
Buat ibu 1/5
Buat adik 2/5
Sisa buat ayah…?= 2/5
5. 2/5
6. a. 1/6 + 1/3 = 1/6 + 2/6 = 3/6
b. 2/4 – 1/8 =4/8 – 1/8 = 5/8
7.
0 1/5 2/5 3/5 4/5 1
8. a. 4
b. 1
9. a. 0,85 - 0,12 = 0,73
b. 0,24 + 0,48 = 0,72
c. 0,36 - 0,12 = 0,24
10.
a. 5/10 < 2/5
b. 2/3 = 4/6
c. 2/4 < 1/3
11. 1/2
12. a. LVII
b. XCVIII
c. LXXVI
127
13. a. 29
b. 59
c. 98
14. A, B, E, F, O, K, N, S
15. a. XV
b. LXVII
c. IXC
lampiran 8
Perhitungan Validitas Tes Uraian Tabel L.8
1a 1b 2a 2b 3 4 5 6a 6b 7 8a 8b 9a 9b 9c 10a 10b
S1 4 4 2 2 3 4 1 3 4 4 1 3 4 4 4 4 0
S2 2 0 0 1 2 0 0 2 3 4 1 0 4 4 4 4 0
S3 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 3 2 4 4 1 3 2
S4 4 4 4 2 3 4 4 2 2 4 0 2 1 2 2 4 1
S5 0 0 0 2 4 0 0 3 3 4 1 1 2 0 1 0 0
S6 2 2 2 1 0 3 1 2 2 2 3 2 2 0 2 3 2
S7 4 2 0 0 2 4 2 3 3 3 3 2 0 0 1 0 0
S8 4 3 4 4 2 2 0 2 4 4 0 4 4 3 1 0 0
S9 2 0 3 4 2 4 3 3 2 4 1 2 4 4 4 3 0
S10 3 0 0 2 2 0 1 0 0 4 0 0 1 1 2 0 0
S11 3 0 0 1 0 4 2 2 1 2 0 0 2 2 0 0 0
S12 3 0 0 0 0 0 0 2 4 0 0 2 4 4 0 2 0
S13 4 4 2 1 2 4 2 4 4 1 4 4 3 2 2 0 1
S14 2 0 0 1 2 2 2 2 4 0 1 1 3 2 0 0 0
S15 0 3 0 1 1 1 1 0 4 0 0 0 4 4 4 0 2
S16 0 3 0 0 0 4 2 1 0 1 0 1 4 4 4 0 0
S17 2 0 1 0 0 4 1 3 4 4 0 0 3 2 0 0 1
S18 2 0 0 0 1 0 1 0 0 4 0 1 4 4 4 0 0
S19 2 0 0 0 2 0 0 2 4 4 0 1 2 1 1 3 2
S20 2 0 2 1 0 4 1 1 0 4 0 2 2 1 0 2 1
S21 3 3 0 1 3 4 0 2 3 0 0 0 1 0 1 0 0
S22 0 0 2 1 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 0 2 1
S23 2 3 0 1 0 1 1 3 3 0 0 0 4 4 4 0 0
S24 4 3 1 1 3 4 0 3 4 2 0 1 0 0 2 0 0
S25 4 3 1 0 4 4 0 2 0 3 4 4 0 0 2 0 0
S26 4 3 0 0 0 1 1 0 0 4 4 4 2 2 0 2 1
S27 0 0 0 1 0 2 0 3 4 2 0 0 1 0 0 0 0
S28 0 3 0 0 4 0 0 1 0 4 2 0 0 0 1 0 0
S29 2 1 0 1 1 0 0 0 0 2 0 0 1 2 4 4 0
S30 4 3 2 4 0 4 4 2 4 3 4 4 4 2 0 4 0
S31 3 1 0 2 4 1 1 2 3 2 2 2 2 2 1 4 1
S32 4 0 4 1 4 4 0 0 0 1 4 4 1 2 0 3 0
S33 2 1 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
S34 0 1 0 0 1 1 0 0 0 3 0 0 1 1 1 1 0
S35 1 0 1 2 0 2 2 3 4 4 4 4 2 1 0 1 0
S36 4 1 0 1 0 4 0 4 4 2 2 0 0 0 0 1 0
S37 2 3 2 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
sig.X 88 57 37 46 58 85 42 66 84 90 46 55 78 65 54 50 17
sig.X^2 286 169 105 108 172 299 104 174 300 308 144 163 246 199 162 160 27
sig.XY 3820 2485 2030 2209 2533 3803 2038 2770 3616 3758 2256 2727 3370 2813 2116 2383 732
rtabel 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325
rxy 0,521412 0,340303 0,754635 0,637052 0,351469 0,545941 0,580978 0,328008 0,387461 0,334763 0,538587 0,699009 0,430285 0,356792 0,053364 0,494299 0,187585
Ket valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid invalid valid invalid
10c 11 12a 12b 12c 13a 13b 13c 14 15a 15b 15c Y Y^2
4 0 2 1 0 4 1 2 2 1 1 0 69 4761
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 33 1089
3 2 4 2 1 1 4 0 4 2 2 2 82 6724
4 0 4 0 0 0 2 0 0 0 0 1 56 3136
0 0 4 1 4 2 0 0 1 1 2 0 36 1296
3 0 2 2 1 0 1 3 2 3 2 0 50 2500
3 0 4 0 4 2 1 2 0 0 0 0 45 2025
3 0 4 0 4 0 0 0 1 0 0 2 55 3025
0 0 3 0 4 4 2 2 3 2 0 0 65 4225
0 1 0 1 0 3 2 3 4 0 0 0 30 900
0 0 0 0 0 2 4 2 4 0 0 0 31 961
0 0 0 0 0 4 0 2 0 1 1 0 29 841
0 2 2 0 2 2 1 2 0 0 0 1 56 3136
0 0 0 0 0 1 0 2 0 0 2 1 28 784
0 0 0 0 0 2 0 1 0 0 1 1 30 900
0 1 0 0 0 1 1 3 1 0 0 0 31 961
2 0 1 0 2 0 0 2 2 0 2 0 36 1296
0 1 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 26 676
1 0 0 1 1 0 0 2 0 1 0 0 30 900
0 0 2 0 0 1 0 0 1 1 0 1 29 841
0 0 0 1 0 0 1 3 1 1 0 1 29 841
2 0 2 0 2 2 2 2 2 0 3 1 45 2025
0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 31 961
0 0 1 1 0 0 2 2 0 0 0 1 35 1225
0 1 1 2 0 2 2 0 1 1 0 0 41 1681
0 1 3 0 3 0 0 2 2 1 0 0 40 1600
3 0 0 0 1 2 1 0 1 1 0 1 23 529
0 0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 18 324
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 19 361
4 2 2 0 3 2 4 0 1 3 2 0 71 5041
3 4 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 42 1764
0 0 4 0 4 4 4 3 4 0 1 0 56 3136
0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 10 100
0 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 3 17 289
0 0 1 0 2 4 0 1 2 2 0 0 43 1849
0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 2 28 784
0 0 2 0 2 0 0 0 2 2 0 1 22 484
1417 63971
36 15 48 16 40 49 38 43 46 27 20 21
112 33 146 26 122 135 98 99 116 51 38 33
1900 754 2474 645 1950 2157 1892 1741 2013 1221 967 798
0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325
0,60318 0,351289 0,705283 0,074932 0,478272 0,339997 0,577285 0,136596 0,332688 0,339278 0,391422 -0,0138
valid valid valid invalid valid valid valid invalid valid valid valid invalid
130
Lampiran 9
Langkah-langkah Penghitungan Validitas Test Uraian
Contoh mencari validitas nomor 1:
1. Menentukan nilai X = jumlah skor soal nomor 1
= 88
2. Menentukan nilai Y = jumlah skor total
= 1417
3. Menentukan nilai 2X = jumlah kuadrat skor soal nomor 1
= 248
4. Menentukan nilai 2Y = jumlah kuadrat skor total
= 63971
5. Menentukan nilai XY = jumlah hasil kali skor nomor 1 dengan skor total
= 3820
6. Menentukan nilai
2222 YYnXXn
YXXYnrxy
5214,0
1417639713788)248(37
141788141737
22
xy
xy
r
r
7. Mencari nilai tabelr
Dengan 352372 ndk dan taraf siginifikansi sebesar 0,05 diperoleh
nilai tabelr = 0,325.
8. Setelah diperoleh nilai 5214,0xyr , lalu dikonsultasikan dengan nilai tabelr
= 0,325. Karena tabelxy rr 325,05214,0 , maka soal nomor 1 valid.
9. Untuk nomor 2 dan seterusnya, penghitungan validitasnya sama dengan
penghitungan validitas soal nomor 1.
lampiran 10
RELIABITILITAS Tabel L.10
1a 1b 2a 2b 3 4 5 6a 6b 7 8a 8b 9a 9b 10a 10c 11 12a 12c
S1 4 4 2 2 3 4 1 3 4 4 1 3 4 4 4 4 0 2 0
S2 2 0 0 1 2 0 0 2 3 4 1 0 4 4 4 1 0 0 0
S3 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 3 2 4 4 3 3 2 4 1
S4 4 4 4 2 3 4 4 2 2 4 0 2 1 2 4 4 0 4 0
S5 0 0 0 2 4 0 0 3 3 4 1 1 2 2 0 0 0 4 4
S6 2 2 2 1 0 3 1 2 2 2 3 2 2 2 3 3 0 2 1
S7 4 2 0 0 2 4 2 3 3 3 3 2 0 0 0 3 0 4 4
S8 4 3 4 4 2 2 0 2 4 4 0 4 4 3 0 3 0 4 4
S9 2 0 3 4 2 4 3 3 2 4 1 2 4 4 3 0 0 3 4
S10 3 0 0 2 2 0 1 0 0 4 0 0 1 1 0 0 1 0 0
S11 3 0 0 1 0 4 2 2 1 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0
S12 3 0 0 0 0 0 0 2 4 0 0 2 4 4 2 0 0 0 0
S13 4 0 2 1 2 4 2 4 4 1 4 4 3 2 0 0 2 2 2
S14 2 0 0 1 2 2 2 2 4 0 1 1 3 2 0 0 0 0 0
S15 0 3 0 1 1 1 1 0 4 0 0 0 4 4 0 0 0 0 0
S16 0 4 0 0 0 4 2 2 0 1 0 1 4 4 0 0 1 0 0
S17 2 0 1 0 0 4 1 3 4 4 0 0 3 2 0 2 0 1 2
S18 2 0 0 0 1 0 1 3 0 4 0 1 4 0 0 0 1 0 0
S19 2 0 0 0 2 0 0 2 4 4 0 1 2 1 3 1 0 0 1
S20 2 0 2 1 0 4 1 2 0 4 0 2 2 1 2 0 0 2 0
S21 3 3 0 1 3 4 0 2 3 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
S22 0 0 2 1 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 2 2 0 2 2
S23 2 3 0 1 0 1 1 3 3 0 0 0 4 4 0 0 0 0 0
S24 4 3 1 1 3 4 0 3 4 2 0 1 0 0 0 0 0 1 0
S25 4 3 1 0 4 4 0 2 0 3 4 4 0 0 0 0 1 1 0
S26 4 3 0 0 0 1 1 0 0 4 4 4 2 2 2 0 1 3 3
S27 0 0 0 1 0 2 0 3 4 2 0 0 1 0 0 3 0 0 1
S28 0 3 0 0 4 0 0 2 0 4 2 0 0 0 0 0 0 0 0
S29 2 1 0 1 1 0 0 0 0 2 0 0 4 2 0 0 0 0 0
S30 4 3 2 4 0 4 4 0 4 3 4 4 4 2 4 4 2 2 3
S31 3 1 0 2 4 1 1 2 3 2 2 2 2 2 4 3 4 0 0
S32 4 0 4 1 4 4 0 0 0 1 4 4 1 2 3 0 0 4 4
S33 2 1 0 2 0 2 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
S34 0 1 0 0 1 1 0 0 0 3 0 0 1 1 1 0 0 0 0
S35 1 0 1 2 0 2 2 3 4 4 4 4 2 1 1 0 0 1 2
S36 4 1 0 1 0 4 0 4 0 2 2 0 0 0 1 0 0 0 0
S37 2 3 2 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
∑X 88 54 37 46 58 85 42 70 84 90 46 55 81 65 46 36 15 48 40
∑X^2 286 160 105 108 172 299 104 188 300 308 144 163 261 191 144 112 33 146 122
var butir 2,07304602 2,194302 1,837838 1,3732652 2,19138057 2,803506 1,522279 1,5018262 2,953981 2,4075968 2,346238 2,1957633 2,261505 2,0759679 2,3462381 2,0803506 0,727538 2,2629657 2,128561
∑var butir 45,8246896
var tot 238,585829
r11 0,85045
13a 13b 14 15a 15b Y Y^2
4 1 2 1 1 62 3844
0 0 0 0 0 28 784
1 4 4 2 2 75 5625
0 2 0 0 0 52 2704
2 0 1 1 2 36 1296
0 1 2 3 2 43 1849
2 1 0 0 0 42 1764
0 0 1 0 0 52 2704
4 2 3 2 0 59 3481
3 2 4 0 0 24 576
2 4 4 0 0 29 841
2 0 0 1 1 25 625
2 1 0 0 0 46 2116
4 0 0 0 2 28 784
2 0 0 0 1 22 484
1 1 1 0 0 26 676
0 0 2 0 2 33 1089
0 1 1 2 0 21 441
0 0 0 1 0 24 576
1 0 1 1 0 28 784
0 1 1 1 0 23 529
2 2 2 0 3 41 1681
1 1 0 0 0 24 576
0 2 0 0 0 29 841
2 2 1 1 0 37 1369
0 0 2 1 0 37 1369
2 1 1 1 0 22 484
0 0 1 0 0 16 256
0 0 1 0 0 14 196
2 4 1 3 2 69 4761
1 0 0 0 1 40 1600
1 4 4 0 1 50 2500
4 0 0 0 0 15 225
0 0 2 0 0 11 121
3 0 2 2 0 41 1681
0 1 0 2 0 22 484
0 0 2 2 0 19 361
1265 52077
48 38 46 27 20
128 98 116 51 38
1,7764792 1,59386413 1,58948137 0,8458729 0,734843
133
Lampiran 11
Langkah-langkah Penghitungan Reliabilitas Test Uraian
1. Menentukan nilai varians skor tiap-tiap soal
Misal, untuk mencari varians nomor 1:
N
N
XX
i
i
i
2
2
2
073046,2
37
37
88286
2
1
2
2
1
2. Menentukan nilai jumlah varians semua soal 2
i .
Berdasarkan tabel penghitungan reliabilitas test uraian di atas, diperoleh:
545,82468952 i
3. Menentukan nilai varians total
N
N
YY
t
2
2
1238,585829
37
44
126552077
2
2
2
t
t
4. Menentukan n = banyaknya soal, yaitu 25 soal
5. Menentukan nilai
2
2
11 11
t
i
n
nr
0.85045
1238,585829
82468955,451
124
24
11
11
r
r
6. Berdasarkan kriteria reliabilitas, nilai 0.8504511 r berada di antara interval
nilai 0,80 – 1,00, maka test uraian tersebut memiliki tingkat reliabilitas tinggi .
lampiran 12
TINGKAT KESUKARAN Tabel L12
1a 1b 2a 2b 3 4 5 6a 6b 7 8a 8b 9a 9b 9c 10a 10b 10c
S1 4 4 2 2 3 4 1 3 4 4 1 3 4 4 4 4 0 4
S2 2 0 0 1 2 0 0 2 3 4 1 0 4 4 4 4 0 1
S3 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 3 2 4 4 1 3 2 3
S4 4 4 4 2 3 4 4 2 2 4 0 2 1 2 2 4 1 4
S5 0 0 0 2 4 0 0 3 3 4 1 1 2 2 1 0 0 0
S6 2 2 2 1 0 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3
S7 4 2 0 0 2 4 2 3 3 3 3 2 0 0 1 0 0 3
S8 4 3 4 4 2 2 0 2 4 4 0 4 4 3 1 0 0 3
S9 2 0 3 4 2 4 3 3 2 4 1 2 4 4 4 3 0 0
S10 3 0 0 2 2 0 1 0 0 4 0 0 1 1 2 0 0 0
S11 3 0 0 1 0 4 2 2 1 2 0 0 2 2 0 0 0 0
S12 3 0 0 0 0 0 0 2 4 0 0 2 4 4 0 2 0 0
S13 4 0 2 1 2 4 2 4 4 1 4 4 3 2 2 0 1 0
S14 2 0 0 1 2 2 2 2 4 0 1 1 3 2 0 0 0 0
S15 0 3 0 1 1 1 1 0 4 0 0 0 4 4 4 0 2 0
S16 0 4 0 0 0 4 2 2 0 1 0 1 4 4 4 0 0 0
S17 2 0 1 0 0 4 1 3 4 4 0 0 3 2 0 0 1 2
S18 2 0 0 0 1 0 1 0 0 4 0 1 4 4 4 0 0 0
S19 2 0 0 0 2 0 0 2 4 4 0 1 2 1 1 3 2 1
S20 2 0 2 1 0 4 1 2 0 4 0 2 2 1 0 2 1 0
S21 3 3 0 1 3 4 0 2 3 0 0 0 1 0 1 0 0 0
S22 0 0 2 1 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 0 2 1 2
S23 2 3 0 1 0 1 1 3 3 0 0 0 4 4 4 0 0 0
S24 4 3 1 1 3 4 0 3 4 2 0 1 0 0 2 0 0 0
S25 4 3 1 0 4 4 0 2 0 3 4 4 0 0 2 0 0 0
S26 4 3 0 0 0 1 1 0 0 4 4 4 2 2 0 2 1 0
S27 0 0 0 1 0 2 0 3 4 2 0 0 1 0 0 0 0 3
S28 0 3 0 0 4 0 0 2 0 4 2 0 0 0 1 0 0 0
S29 2 1 0 1 1 0 0 0 0 2 0 0 4 2 4 0 0 0
S30 4 3 2 4 0 4 0 4 4 3 4 4 4 2 0 4 0 4
S31 3 1 0 2 0 1 1 2 3 2 2 2 2 2 1 4 1 3
S32 4 0 4 1 0 4 0 0 0 1 4 4 1 2 0 3 0 0
S33 2 1 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
S34 0 1 0 0 1 1 0 0 0 3 0 0 1 1 1 1 0 0
S35 1 0 1 2 0 2 2 3 4 4 4 4 2 1 0 1 0 0
S36 4 1 0 1 0 4 0 4 0 2 2 0 0 0 0 1 0 0
S37 2 3 2 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0
B 88 54 37 46 50 85 38 71 80 90 46 55 81 69 54 46 17 36
JS 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148
IK 0,5945946 0,3648649 0,25 0,310811 0,3378378 0,5743243 0,2567568 0,4797297 0,540541 0,6081081 0,3108108 0,371622 0,547297 0,466216 0,364865 0,310811 0,11486 0,2432432
KET sedang sedang sukar sedang sedang sedang sukar sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sukar sukar
11 12a 12b 12c 13a 13b 13c 14 15a 15b 15c Y
0 2 1 0 4 1 2 2 1 1 0 69
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 33
2 4 2 1 1 4 0 4 2 2 2 82
0 4 0 0 0 2 0 0 0 0 1 56
0 4 1 4 2 0 0 1 1 2 0 38
0 2 2 1 0 1 3 2 3 2 0 52
0 4 0 4 2 1 2 0 0 0 0 45
0 4 0 4 0 0 0 1 0 0 2 55
0 3 0 4 4 2 2 3 2 0 0 65
1 0 1 0 3 2 3 4 0 0 0 30
0 0 0 0 2 4 2 4 0 0 0 31
0 0 0 0 2 0 2 0 1 1 0 27
2 2 0 2 2 1 2 0 0 0 1 52
0 0 0 0 4 0 2 0 0 2 1 31
0 0 0 0 2 0 1 0 0 1 1 30
1 0 0 0 1 1 3 1 0 0 0 33
0 1 0 2 0 0 2 2 0 2 0 36
1 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 26
0 0 1 1 0 0 2 0 1 0 0 30
0 2 0 0 1 0 0 1 1 0 1 30
0 0 1 0 0 1 3 1 1 0 1 29
0 2 0 2 2 2 2 2 0 3 1 45
0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 31
0 1 1 0 0 2 2 0 0 0 1 35
1 1 2 0 2 2 0 1 1 0 0 41
1 3 0 3 0 0 2 2 1 0 0 40
0 0 0 1 2 1 0 1 1 0 1 23
0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 19
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 18
2 2 0 3 2 4 0 1 3 2 0 69
4 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 38
0 4 0 4 1 4 3 4 0 1 0 49
0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 12
0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 3 17
0 1 0 2 3 0 1 2 2 0 0 42
0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 2 24
0 2 0 2 0 0 0 2 2 0 1 22
15 48 40 40 48 38 43 46 27 20 21
148 148 148 148 148 148 148 148 148 148 148
0,1013514 0,324324 0,27027 0,2702703 0,3243243 0,2567568 0,290541 0,3108108 0,1824324 0,135135 0,141892
sukar sedang sukar sukar sedang sukar sukar sedang sukar sukar sukar
136
Lampiran 13
Langkah-langkah Penghitungan Tingkat Kesukaran Test Uraian
1. Menentukan nilai B = jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
2. Menentukan JS = Jumlah skor maksimum untuk soal tersebut
Misal, untuk soal nomor 1, penghitungan tingkat kesukaran sebagai berikut:
B = 88, JS = 148
3. Menentukan IK = Indeks/tingkat kesukaran
595,0
148
88
IK
IK
JS
BIK
4. Berdasarkan klasifikasi tingkat kesukaran, nilai IK = 0,595 berada di antara
interval nilai 0,00 – 0,30, maka soal nomor 1 memiliki tingkat kesukaran
sedang.
5. Untuk nomor 2 dan seterusnya, penghitungan tingkat kesukarannya sama
dengan penghitungan tingkat kesukaran soal nomor 1.
lampiran 14Daya Pembeda Tabel L.14
1a 1b 2a 2b 3 4 5 6a 6b 7 8a 8b 9a 9b 9c 10a 10b 10c
S3 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 3 2 4 4 1 3 2 3
S30 4 3 2 4 0 4 4 0 4 3 4 4 4 2 0 4 0 4
S1 4 4 2 2 3 4 1 3 4 4 1 3 4 4 4 4 0 4
S9 2 0 3 4 2 4 3 3 2 4 1 2 4 4 4 3 0 0
S4 4 4 4 2 3 4 4 2 2 4 0 2 1 2 2 4 1 4
S8 4 3 4 4 2 2 0 2 4 4 0 4 4 3 1 0 0 3
S32 4 0 4 1 4 4 0 0 0 1 4 4 1 2 0 3 0 0
S6 2 2 2 1 0 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3
S13 4 0 2 1 2 4 2 4 4 1 4 4 3 2 2 0 1 0
S22 0 0 2 1 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 0 2 1 2
S7 4 2 0 0 2 4 2 3 3 3 3 2 0 0 1 0 0 3
S31 3 1 0 2 4 1 1 2 3 2 2 2 2 2 1 4 1 3
S35 1 0 1 2 0 2 2 3 4 4 4 4 2 1 0 1 0 0
S25 4 3 1 0 4 4 0 2 0 3 4 4 0 0 2 0 0 0
S5 0 0 0 2 4 0 0 3 3 4 1 1 2 2 1 0 0 0
S17 2 0 1 0 0 4 1 3 4 4 0 0 3 2 0 0 1 2
S26 4 3 0 0 0 1 1 0 0 0 4 4 2 2 0 2 1 0
S24 4 3 1 1 3 4 0 3 4 2 0 1 0 0 2 0 0 0
BA 54 31 33 31 39 56 28 39 50 50 40 47 40 35 23 33 10 31
JA 72
S16 0 4 0 0 0 4 2 2 0 1 0 1 4 4 4 0 0 0
S2 2 0 0 1 2 0 0 2 3 4 1 0 4 4 4 4 0 1
S11 3 0 0 1 0 4 2 2 1 2 0 0 2 2 0 0 0 0
S14 2 0 0 1 2 2 2 2 4 0 1 1 3 2 0 0 0 0
S12 3 0 0 0 0 0 0 2 4 0 0 2 4 4 0 2 0 0
S23 2 3 0 1 0 1 1 3 3 0 0 0 4 4 4 0 0 0
S20 2 0 2 1 0 4 1 2 0 4 0 2 2 1 0 2 1 0
S15 0 3 0 1 1 1 1 0 4 0 0 0 4 4 4 0 2 0
S21 3 3 0 1 3 4 0 2 3 0 0 0 1 0 1 0 0 0
S10 3 0 0 2 2 0 1 0 0 4 0 0 1 1 2 0 0 0
S18 2 0 0 0 1 0 1 0 0 4 0 1 4 4 4 0 0 0
S36 4 1 0 1 0 4 0 4 0 2 2 0 0 0 0 1 0 0
S27 0 0 0 1 0 2 0 3 4 2 0 0 1 0 0 0 0 3
S37 2 3 2 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0
S28 0 3 0 0 4 0 0 2 0 4 2 0 0 0 1 0 0 0
S29 2 1 0 1 1 0 0 0 0 2 0 0 4 2 4 0 0 0
S34 0 1 0 0 1 1 0 0 0 3 0 0 1 1 1 1 0 0
S33 2 1 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
BB 32 23 4 15 17 29 14 26 26 32 6 7 39 33 30 10 5 4
JB 72
DP 0,30556 0,11111 0,40278 0,22222 0,30556 0,37500 0,19444 0,18056 0,33333 0,25000 0,47222 0,55556 0,01389 0,02778 -0,09722 0,31944 0,06944 0,37500
Ketcukup jelek baik cukup cukup cukup jelek jelek cukup cukup baik baik jelek jelek amat jelek cukup jelek cukup
11 12a 12b 12c 13a 13b 13c 14 15a 15b 15c Y
2 4 2 1 1 4 0 4 2 2 2 82 1
2 2 0 3 2 4 0 1 3 2 0 69 2
0 2 1 0 4 1 2 2 1 1 0 69 3
0 3 0 4 4 2 2 3 2 0 0 65 4
0 4 0 0 0 2 0 0 0 0 1 56 5
0 4 0 4 0 0 0 1 0 0 2 55 6
0 4 0 4 1 4 3 4 0 1 0 53 7
0 2 2 1 0 1 3 2 3 2 0 52 8
2 2 0 2 2 1 2 0 0 0 1 52 9
0 2 0 2 2 2 2 2 0 3 1 45 10
0 4 0 4 2 1 2 0 0 0 0 45 11
4 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 42 12
0 1 0 2 3 0 1 2 2 0 0 42 13
1 1 2 0 2 2 0 1 1 0 0 41 14
0 4 1 4 2 0 0 1 1 2 0 38 15
0 1 0 2 0 0 2 2 0 2 0 36 16
1 3 0 3 0 0 2 2 1 0 0 36 17
0 1 1 0 0 2 2 0 0 0 1 35 18
12 44 9 36 26 26 23 27 16 16 8 913
1 0 0 0 1 1 3 1 0 0 0 33 19
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 33 20
0 0 0 0 2 4 2 4 0 0 0 31 21
0 0 0 0 4 0 2 0 0 2 1 31 22
0 0 0 0 2 0 2 4 1 1 0 31 23
0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 1 31 24
0 2 0 0 1 0 0 1 1 0 1 30 25
0 0 0 0 2 0 1 0 0 1 1 30 26
0 0 1 0 0 1 3 1 1 0 1 29 27
1 0 1 0 3 2 3 0 0 0 0 26 28
1 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 26 29
0 0 0 0 0 1 0 0 2 0 2 24 30
0 0 0 1 2 1 0 1 1 0 1 23 31
0 2 0 2 0 0 0 2 2 0 1 22 32
0 0 2 0 0 0 0 1 0 0 0 19 33
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 18 34
0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 3 17 35
0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 12 36
3 4 6 3 22 12 18 19 10 4 13 466
0,12500 0,55556 0,04167 0,45833 0,05556 0,19444 0,06944 0,11111 0,08333 0,16667 -0,06944
jelek baik jelek baik jelek jelek jelek jelek jelek jelek amat jelek
139
Lampiran 15
Langkah-langkah Penghitungan Daya Pembeda Test Uraian
1. Menentukan nilai BA = jumlah skor kelompok atas yang menjawab benar
2. Menentukan nilai BB = jumlah skor kelompok bawah yang menjawab benar
3. Menentukan nilai JA = Jumlah skor maksimum kelompok atas yang
seharusnya
4. Menentukan nilai JB = jumlah skor maksimum kelompok bawah yang
seharusnya
Misal, untuk soal nomor 1, penghitungan daya pembedanya sebagai berikut:
BA = 55, BB = 31, JA = 72, JB = 72
5. Menentukan DP = Daya Pembeda
0.33333
72
31
72
55
DP
DP
JB
BB
JA
BADP
Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai DP = 0.33333
6. berada di antara interval nilai 0,00 – 0,20, maka soal nomor 1 memiliki tingkat
daya pembeda Cukup.
7. Untuk nomor 2 dan seterusnya, penghitungan daya pembedanya sama dengan
penghitungan daya pembeda soal nomor 1.
140
Lampiran 16
Tabel L.16
Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar Matematika
(Bilangan Pecahan dan Bilangan Romawi)
Pokok
Bahasan Indikator
Aspek Yang di Ukur Jumlah
Soal Ingatan Pemahaman Aplikasi
Pecahan
dan
bilangan
Romawi
Mengurutkan,
menuliskan letak
pecahan pada
garis bilangan dan
menyederhanakan
pecahan
3 1a, 1b, 2a,
2b, 7 6
Menjumlahkan,
mengurangi
bentuk bilangan
pecahan dan
membulatkan
pecahan desimal
6a, 6b,
9a, 9b 8a, 8b 6
Menyelesaikan
masalah pecahan
soal cerita dan
membandingkan
bilangan pecahan
10a, 10b 5 4, 11 5
Menerjemahkan
bilangan romawi
12a, 12b,
13a, 13b 14 15a, 15b 7
Jumlah 24
141
Lampiran 17
Instrumen Tes Hasil Belajar Matematika
( Pokok Bahasan : Pecahan dan bilangan Romawi )
MI Nurul Hidayah Pamulang, Tangerang Selatan
Waktu : 90 menit
Bentuk Tes : Uraian (Essay)
Petunjuk : Bacalah soal dengan teliti, kemudian jawablah soal tersebut dengan benar
1. Urutkan pecahan di bawah dari yang terkecil hingga yang
terbesar!
a. 2/9, 4/9, 1/9, 3/9, 8/9, 7/9
b. 1/7, 4/7, 6/7, 5/7, 3/7, 2/7
2. Buatlah bentuk sederhana dari pecahan di bawah!
a. 20/80
b. 15/40
3. apabila skala garis bilangan sama, maka lengkapilah garis bilangan dibawah ini
0 1/5 … 3/5 4/5 … 6/5 7/5 … 9/5 2 11/5
4. Bapak membeli 1 martabak. Ketika bapak akan memakan martabak tersebut, ibu dan adik
pulang. Bapak membagikan 1/5 bagian buat ibu dan 2/5 bagian untuk adik, sisanya
dihabiskan oleh bapak. Berapa bagian martabak yang bapak makan?
5. berapa bagian daerah yang diberi warna pada gambar di bawah inilai?
6. Hitung hasil operasi pada pecahan di bawah!
a. 1/6 + 1/3
b. 2/4 – 1/8
142
7. Buatlah garis bilangan yang memuat
0, 1/5, 2/5, 3/5, 4/5, 1
8. Bulatkanlah hasil operasi pada pecahan desimal ke satuan terdekat
a. 1,2 + 2,5
b. 2,6 – 1,2
9. Hitung hasil operasi pecahan desimal di bawah ini!
a. 0,85 - 0,12 =
b. 0,24 + 0,48 =
10. Berikan tanda “<“, “>”, atau “=” untuk membanding dua bilangan pecahan di bawah!
a. 5/10…..2/5
b. 2/3……4/6
11. Tika punya seutas tali yang panjangnya 4 m. Dipotong dan diberikan ke adik sepanjang
2/4 m. Berapa meter sisa tali Tika?
12. Ubahlah bilangan desimal di bawah ini kelambang bilangan romawi.
a. 57
b. 76
13. Ubahlah kelambang bilangan asli dari lambang bilangan romawi dibawah ini
a. XXIX
b. LIX
14. A, B, C, D, E, F, O, L, K, M, N, X,S. Yang bukan merupakan bilangan romawi adalah
15. Ubahlah bilangan yang terdapat dalam kalimat di bawah ini ke dalam bilangan romawi.
a. Atik berusia 25 tahun
b. Hari ini ayah sedang merayakan hari ulang tahunnya yang ke 67
143
Jawaban instrumen penelitian
1. a. 1/9, 2/9, 3/9, 4/9, 7/9, 8/9
b.1/7, 2/7, 3/7, 4/7, 5/7, 6/7
2. a. 1/4
b.3/8
3. 2/5, 1, 8/5
4. Dik : ayah membeli 1 martabak
Buat ibu 1/5
Buat adik 2/5
Sisa buat ayah…?= 2/5
5. 2/5
6. a. 1/6 + 1/3 = 1/6 + 2/6 = 3/6
b. 2/4 – 1/8 =4/8 – 1/8 = 5/8
7.
0 1/5 2/5 3/5 4/5 1
8. a. 4
b. 1
9. a. 0,85 - 0,12 = 0,73
b. 0,24 + 0,48 = 0,72
10.
a. 5/10 < 2/5
b. 2/3 = 4/6
11. 1/2
12. a. LVII
b. LXXVI
13. a. 29
b. 59
14. A, B, E, F, O, K, N, S
15. a. XV
b. LXVII
144
Lampiran 18
Tabel L.18
Nilai Hasil Belajar Kelas Eksperimen
NO Siswa Jawab benar Nilai
1 E1 24 40
2 E2 28 47
3 E3 28 47
4 E4 30 50
5 E5 30 50
6 E6 35 58
7 E7 35 58
8 E8 36 60
9 E9 36 60
10 E10 38 63
11 E11 38 63
12 E12 41 68
13 E13 41 68
14 E14 44 73
15 E15 44 73
16 E16 44 73
17 E17 47 78
18 E18 47 78
19 E19 48 80
20 E20 48 80
21 E21 50 83
22 E22 50 83
23 E23 50 83
24 E24 55 92
25 E25 55 92
26 E26 55 92
27 E27 60 100
28 E28 60 100
145
Lampiran 19
Tabel L.19
Nilai Hasil Belajar Kelas Kontrol
NO Siswa Jawab benar Nilai
1 K1 23 38
2 K2 23 38
3 K3 24 40
4 K4 24 40
5 K5 30 50
6 K6 30 50
7 K7 30 50
8 K8 30 50
9 K9 32 53
10 K10 32 53
11 K11 32 53
12 K12 32 53
13 K13 32 65
14 K14 32 65
15 K15 40 67
16 K16 40 67
17 K17 41 68
18 K18 41 68
19 K19 44 73
20 K20 44 73
21 K21 54 90
22 K22 54 90
23 K23 54 90
24 K24 60 100
146
Lampiran 20
Perhitungan Distribusi Kelas Eksperimen
1. Distribusi Frekuensi
a) Nilai tes hasil belajar matematika dari 28 orang siswa kelas eksperimen
40 47 47 50 50 58 58 60
60 63 63 68 68 73 73 73
78 78 80 80 83 83 83 92
92 92 100 100
b) Nilai tertinggi (Highest Score) dan nila terendah (Lower Score)
H = 100
L = 40
c) Jangkauan ( R )
R = H – L
= 100 – 40
= 60
d) Banyak Kelas Interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 28
= 1 + 4,775
= 5,775 ≈ 6
e) Panjang Interval kelas
P = 𝑅
𝐾
= 60
5,775
= 10,38 ≈11
Tabel L.20
Perhitungan Distribusi Kelas Eksperimen
Interval BB BA xi xi2 fi fk fi.xi fi.xi
2 xi-x (xi – x)
4 fi(xi – x ̅)4
38 - 48 37.5 48.5 43 1,849.00 3 3 129 5547 -26.62 502149 1506446
49 - 59 48.5 59.5 54 2,916.00 4 7 216 11664 -15.62 59528.4 238114
60 - 70 59.5 70.5 65 4,225.00 6 13 390 25350 -4.62 455.583 2733.5
71 - 81 70.5 81.5 76 5,776.00 7 20 532 40432 6.38 1656.85 11597.9
82 - 92 81.5 92.5 87 7,569.00 6 26 522 45414 17.38 91242.9 547457
93 - 103 92.5 103.5 98 9,604.00 2 28 196 19208 28.38 648708 1297417
Jumlah
31,939.00 28
1985 147615
3603765
147
2. Mean (X)
(X) = 𝑓𝑖 .𝑥𝑖
𝑁
= 1985
28
= 70,89
3. Median (Md)
Md = bi +
1
2𝑁−𝐹 𝑃
𝑓𝑖
= 70,5 + 14−13 11
7
= 70,5 + 1 11
7
= 70,5 + 11
7
= 70,5 + 1,57
= 72,07
4. Modus (Mo)
Mo = bi + 𝑓𝑎 𝑃
𝑓𝑎+𝑓𝑏
= 70,5 + 1 11
1+1
= 70,5 + 11
2
= 70,5 + 5,5
= 76
5. Variansi (SD2)
SD2 =
𝑛 𝑓𝑖 .𝑥𝑖 2−( 𝑓𝑖 .𝑥𝑖)2
𝑁(𝑁−1)
= 28 147615 −19852
28(28−1)
= 4133220 −3940225
756
= 192995
756
= 255,28
Ket :
bi = Batas kelas bawah median
N = Banyak siswa
P = Panjang kelas
F = jumlah frekuensi sebelum
kelas median
f1 = frekuensi kelas median
Ket :
bi = Batas kelas bawah modus
P = Panjang kelas
fa = Jumlah frekuensi kelas modus
dikurangi jumlah frekuensi
kelas sebelumnya
fb = Jumlah frekuensi kelas modus
dikurangi jumlah frekuensi
kelas sesudahnya
148
6. Simpangan baku
SD = 𝑆𝐷2
= 255,28
= 15,97
7. Kemiringan (Skewness)
Kemiringan = �̅�−𝑀𝑜
𝑆𝐷
= 70,89 −76
15,97
= - 0,3199
Karena kemiringan negative dan dekat kepada nol maka modelnya miring ke
kiri.
8. Ketajaman (Kurtosis)
𝑎 =
1𝑛 𝑓 𝑥𝑖 − �̅�
𝑠4
4
=
128
3603765
65045,86
=128705,89
65045,86
= 1,9786
Karena nilai kortisisius kurang dari 3, maka kurvanya datar atau platikurtik.
149
Lampiran 21
Perhitungan Distribusi Kelas Kontrol
1. Distribusi Frekuensi
a) Nilai tes hasil belajar matematika dari 24 orang siswa kelas eksperimen
38 38 40 40 50 50 50 50
50 53 53 65 65 67 67 68
68 73 73 73 90 90 90 100
b) Nilai tertinggi (Highest Score) dan nila terendah (Lower Score)
H = 100
L = 38
c) Jangkauan ( R )
R = H – L
= 100 – 38
= 62
d) Banyak Kelas Interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 24
= 1 + 4,554
= 5,554 ≈ 6
e) Panjang Interval kelas
P = 𝑅
𝐾
= 62
5,554
= 11,16
Tabel L.21
Perhitungan Distribusi Kelas Kontrol
Interval BB BA xi xi2 fi fk fi.xi fi.xi
2 xi-x (xi – x)
4 fi(xi – x)
4
38 - 48 37.5 48.5 43 1,849.00 4 4 172 7396 -20.63 180957 723829
49 - 59 48.5 59.5 54 2,916.00 7 11 378 20412 -9.625 8582.29 60076
60 - 70 59.5 70.5 65 4,225.00 6 17 390 25350 1.375 3.57446 21.4468
71 - 81 70.5 81.5 76 5,776.00 3 20 228 17328 12.38 23452.1 70356.2
82 - 92 81.5 92.5 87 7,569.00 3 23 261 22707 23.38 298543 895628
93 - 103 92.5 103.5 98 9,604.00 1 24 98 9604 34.38 1396275 1396275
Jumlah
31,939.00 24
1527 102797
3146185
150
2. Mean (X)
(X) = 𝑓𝑖 .𝑥𝑖
𝑁
= 1527
24
= 63,62
3. Median (Md)
Md = bi +
1
2𝑁−𝐹 𝑃
𝑓𝑖
= 59,5 + 12−4 11
6
= 59,5 + 8 11
6
= 59,5 + (88)
6
= 59,5 + (14,6)
= 74,1
4. Modus (Mo)
Mo = bi + 𝑓𝑎 𝑃
𝑓𝑎+𝑓𝑏
= 59,5 + −1 11
−1+3
= 59,5 + −11
2
= 59,5 – 5,5
= 54
Ket :
bi = Batas kelas bawah median
N = Banyak siswa
P = Panjang kelas
F = jumlah frekuensi sebelum
kelas median
f1 = frekuensi kelas median
Ket :
bi = Batas kelas bawah modus
P = Panjang kelas
fa = Jumlah frekuensi kelas modus
dikurangi jumlah frekuensi
kelas sebelumnya
fb = Jumlah frekuensi kelas modus
dikurangi jumlah frekuensi
kelas sesudahnya
151
5. Variansi (SD2)
SD2 =
𝑛 𝑓𝑖 .𝑥𝑖 2−( 𝑓𝑖 .𝑥𝑖)2
𝑁(𝑁−1)
= 24 102797 −15272
24(24−1)
= 2467128 −2331729
552
= 135399
552
= 245,28
6. Simpangan baku
SD = 𝑆𝐷2
= 245,28
= 15,66
7. Kemiringan (Skewness)
Kemiringan = 𝑥̅−𝑀𝑜
𝑆𝐷
= 63,62−54
15,66
= 0,614
Karena kemiringan positive maka modelnya miring ke kanan.
8. Ketajaman (Kurtosis)
𝑎 =
1𝑛 𝑓 𝑥𝑖 − �̅�
𝑠4
4
=
124
3146185
60140,49
=131091,04
60140,49
= 2,17
Karena nilai kortisisius kurang dari 3, maka kurvanya datar atau platikurkurtik.
152
Lampiran 22
Tabel L.22
Uji normalitas kelas eksperimen
xi fi fk fi.xi xi2 fi.xi2 z zt f(z) s(z) f(z)-s(z)
|f(z)-s(z)|
40 1 1 40 1600 1600 -1.8836 0.4699 0.0301 0.035714 -0.00561 0.005614
47 2 3 93 2178 4356 -1.4815 0.4306 0.0694 0.107143 -0.03774 0.037743
50 2 5 100 2500 5000 -1.2805 0.3997 0.1003 0.178571 -0.07827 0.078271
58 2 7 117 3403 6806 -0.7778 0.2794 0.2206 0.25 -0.0294 0.0294
60 2 9 120 3600 7200 -0.6773 0.2486 0.2514 0.321429 -0.07003 0.070029
63 2 11 127 4011 8022 -0.4763 0.1808 0.3192 0.392857 -0.07366 0.073657
68 2 13 136 4624 9248 -0.1948 0.0753 0.4247 0.464286 -0.03959 0.039586
73 3 16 220 5378 16133 0.12686 0.0478 0.5478 0.571429 -0.02363 0.023629
78 2 18 157 6136 12272 0.42843 0.1628 0.6628 0.642857 0.019943 0.019943
80 2 20 160 6400 12800 0.52895 0.1985 0.6985 0.714286 -0.01579 0.015786
83 3 23 250 6944 20833 0.73 0.2673 0.7673 0.821429 -0.05413 0.054129
92 3 26 275 8403 25208 1.23261 0.3907 0.8907 0.928571 -0.03787 0.037871
100 2 28 200 10000 20000 1.73522 0.4582 0.9582 1 -0.0418 0.0418
Z = S
XX i
__
= 58,16
23,7150
= -1,2804
Zt = 0.3997 (lihat tabel Z)
F(Z) = Jika Zi < 0 maka: 0,5 – Z tabel
Jika Zi > 0 maka: 0,5 + Z tabel
S(Z) = n
fk=
28
2
= 0,07
Lo = │f(z) – S(z)│= 0,07827
Lt = 0,161 (lihat tabel harga kritis Uji Lilifors untuk n = 28 dan α = 0,05)
Karena Lo ≤ Lt (0,07827≤ 0,161) maka dapat disimpulkan bahwa sampel
kelas eksperimen berdistribusi normal.
153
Lampiran 23
Tabel L.23
Uji normalitas kelas control
xi fi fk fi.xi xi2 fi.xi2 z zt f(z) s(z) f(z)-s(z) |f(z)-s(z)|
38 2 2 76 1444 2888 -1.3781 0.4147 0.0853 0.0833 0.001966667 0.001966667
40 2 4 80 1600 3200 -1.2658 0.3962 0.1038 0.1667 -0.06286667 0.062866667
50 5 9 250 2500 12500 -0.7043 0.258 0.242 0.375 -0.133 0.133
53 2 11 106 2809 5618 -0.5358 0.2019 0.2981 0.4583 -0.16023333 0.160233333
65 2 13 130 4225 8450 0.13805 0.0517 0.5517 0.5417 0.010033333 0.010033333
67 2 15 134 4489 8978 0.25035 0.0987 0.5987 0.625 -0.0263 0.0263
68 2 17 136 4624 9248 0.30651 0.1179 0.6179 0.7083 -0.09043333 0.090433333
73 3 20 219 5329 15987 0.58728 0.219 0.719 0.8333 -0.11433333 0.114333333
90 3 23 270 8100 24300 1.5419 0.4382 0.9382 0.9583 -0.02013333 0.020133333
100 1 24 100 10000 10000 2.10344 0.4821 0.9821 1 -0.0179 0.0179
Z = S
XX i
__
= 808,17
542,6253
= - 1,378
Zt = 0,4147 (lihat tabel Z)
F(Z) = Jika Zi < 0 maka: 0,5 – Z tabel
Jika Zi > 0 maka: 0,5 + Z tabel
S(Z) = n
fk=
24
2
= 0,08
Lo = │f(z) – S(z)│= 0,1602
Lt = 0,173 (lihat tabel harga kritis Uji Lilifors untuk n = 24 dan α = 0,05)
Karena Lo ≤ Lt (0,1602≤ 0,173) maka dapat disimpulkan bahwa sampel
kelas kontrol berdistribusi normal.
154
Lampiran 24
Perhitungan Uji Homogenitas
Uji homogenitas antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dilakukan
dengan uji Fisher, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
Ho : Data memiliki varians homogen
Ha : Data tidak memiliki varians homogen
1. Jumlah sampel
ne = 28
nk = 24
2. Derajat kebebasan
Db1 (pembilang) = ne-1 = 28 - 1 = 27
Db2 (penyebut) = nk-1 = 24 - 1 = 23
Rumus Uji Fisher Fhitung = terkecilvar
terbesarvar
ians
ians=
2
2
2
1
S
S dengan
S2=
)1(
)( 22
nn
fxfxn ii
3. Menentukan kriteria pengujian:
Jika F hitung < F tabel maka terima ho
Jika F hitung > F tabel maka terima ha
4. Menentukan F tabel
Dari tabel distribusi F diperoleh nilai F(0,05:27,23) = 1,98
Uji homogenitas nilai test akhir kelas kontrol dan kelas eksperimen
Diketahui : Varians Eksperimen : 275,18
Varians Kontrol : 317,13
155
F hitung: 18,275
13,317 1,15
F hitung = 1,15
F tabel = 1,98
Karena Fhitung < Ftable (1,15 < 1,98 ), maka Ho diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai tes akhir kelas kontrol dan eksperimen memiliki varians
yang homogen.
156
Lampiran 25
Perhitungan Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Perumusan hipotesis
Ho : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1 > µ2
Keterangan:
µ1 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar menggunakan
metode Fun Teaching.
µ2 = Rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan metode
konvensional.
b. Menentukan kriteria pengujian
Terima Ho, Jika thitung < ttabel, dalam hal lainnya Ha ditolak.
c. Menentukan uji statistik
Stotal =
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSn
=
22428
13,31712418,275128
157
= 50
99,729386,7429
= 47,294
= 17,16
t =
21
21
11
nnS
XX
total
=
24
1
28
116,17
54,6223,71
=076,016,17
69,8
=72,4
69,8
= 1,84
Nilai thitung = 1,84
Untuk menentukan ttabel , dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut,
ttabel = t(1-α)(db).
Dengan db = (n1 + n2 – 2) = (28 + 24 – 2) = 50 dan taraf signifikan α = 0,05,
didapat (1 – (0,05)) = 0,95. Jadi ttabel = t(0,95)(50) adalah 1,67
Maka ttabel = 1,67
Lampiran 19
158
d. Pengambilan kesimpulan
Karena thitung > ttabel (1,84 > 1,67), maka Ho ditolak atau Ha diterima.
Kesimpulan yang diambil adalah terdapat pengaruh yang signifikan nilai thitung
dan ttabel antara siswa yang diajar dengan metode fun teaching dengan siswa
yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
159
160
161
162
163
164
165
166