PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

191
PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PROTISTA (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 94 Jakarta) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Dany Prasetyo NIM. 1111016100044 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016

Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

Page 1: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN

TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA PADA KONSEP PROTISTA

(Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 94 Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Dany Prasetyo

NIM. 1111016100044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016

Page 2: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis Penemuan Terbimbing

(Guided Discovery) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Protista disusun oleh Dany Prasetyo, Nomor Induk Mahasiswa 1111016100044, Program

Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang

berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang

ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 01 Juni 2016

Yang mengesahkan,

Page 3: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

LEMBAR PENGE SAIIAN MI]NAQASAII

Skripsi berjudul Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis Penemuan Terbimbing(Guided Discovery) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Protista disusunoleh Dany Prasetyo, Nomor Induk Matrasiswa 1111016100044, diajukan kepadaFakultas Ilmu Tarbiyatr dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah padatanggal 9 Juni 2016 dihadapan dewan penguji. oleh karena itu, penulis berhakmemperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.

Jakarta,23 Juni 2016

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal

Ketua Panitia (Ketua Prodi Pendidikan Biologi)Dr.Yanti Herlantio M.Pd

NIP。 197101192007012010

PenguJl I

Dro Suiivo Mirantdη M.PdNIP。 196812282000031003

Pengtti H

Meirv Fadilah Noor.MoSi

NIP.19800562007102001

η/7

2′′t ・ 。|ら

Ke_n

ヤMA

1%三1

Page 4: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 5: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

iv

ABSTRAK

Dany Prasetyo, NIM 1111016100044. “Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis

Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) terhadap Hasil Belajar Siswa

pada Konsep Protista”. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan LKS berbasis

penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa pada konsep

Protista. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 94 Jakarta pada kelas X MIPA 1

sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol. Jumlah

sampel sebanyak 70 siswa yang terdiri dari 35 siswa sebagai kelas eksperimen dan

35 siswa sebagai kelas kontrol. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi

eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent control group design dan

teknik pengambilan sampel dengan cara random sampling. Instrumen penelitian

ini adalah tes tertulis yang terdiri dari 10 butir soal dalam bentuk uraian dan

menggunakan lembar observasi. Teknik analisis data yang dilakukan untuk uji

normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas menggunakan uji

Fisher, dilanjutkan uji hipotesis menggunakan uji-t pada taraf signifikansi (α=

0,05) didapatkan hasil thitung (3,66) > ttabel (1,99) sehingga hipotesis nol (H0)

ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini menunjukkan bahwa

penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) berpengaruh

secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada konsep Protista.

Kata kunci : LKS, Penemuan Terbimbing, Hasil Belajar.

Page 6: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

v

ABSTRACT

Dany Prasetyo, NIM 1111016100044. “The Effect of Using Student Worksheet

Based on Guided Discovery toward Student’s Learning Result of Protist

Concept”. Skripsi of Biology Education Program Study, Science Education

Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, State Islamic

University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

The aims of this research was to determine the effect of using student worksheet

based on guided discovery toward student’s learning result of Protist concept.

The research was held in 94 Senior High School Jakarta, at X MIPA 1 as the

experimental class and X MIPA 2 as the controlled class. The total number of the

samples were 70 students which consisted of 35 students as an experimental class

and 35 others as a controlled class. The method was used in this research was the

nonequivalent control group design of the quasi experimental design and the

sampling technique was used simple random sampling. The instrument of the

research was objective test which consisted of 10 essay items and used

observation sheet. The technique of data analysis used in this research were the

normality of the test through Liliefors test and the homogeneity of the test through

Fisher test and continued by testing the hypotheses of the test through t-test, at the

(α = 0,05) significance level, the result obtained was thitung (3,66) > ttabel (1,99)

therefore the the null hypothesis (H0) is rejected and the alternative hypothesis

(Ha) is accepted. This suggests that use of student worksheet based on guided

discovery significantly affect on student’s learning result of Protist concept.

Keyword: Student Worksheet, Guided Discovery, Learning Result.

Page 7: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, yang telah memberikan nikmat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan LKS

Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) terhadap Hasil Belajar

Siswa pada Konsep Protista”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya

yang selalu bertakwa menjalankan perintah Allah SWT.

Banyak pihak telah memberikan bimbingan, arahan dan bantuan dalam

proses penyusunan skripsi dari awal sampai akhir. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan

dalam penyelesaian skripsi dan semoga menjadi amal baik yang dibalas oleh

Allah SWT. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sekaligus

Dosen Penasehat Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan

motivasi selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si selaku Dosen Pembimbing I, yang

telah memberikan ilmu dan bimbingan dalam menyelesaikan penulisan

skripsi.

5. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan

ilmu, bimbingan, dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

6. Seluruh Dosen dan staf jurusan Pendidikan IPA, khususnya Program Studi

Pendidikan Biologi yang telah memberikan ilmu selama proses perkuliahan

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

vii

7. Ibu Nengsih S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 94 Jakarta yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Bapak Saiful Azmi, S.Pd, MM selaku guru mata pelajaran Biologi yang

telah memberikan motivasi dan saran. Seluruh guru-guru SMAN 94 Jakarta

yang telah membantu selama melakukan penelitian.

9. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Dadang Suardi dan

Ibunda Suryanti, saudaraku Dony Prasetyo dan seluruh keluarga yang selalu

memberikan doa, semangat dan motivasi kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik.

10. Kepada teman-teman dan sahabat seperjuangan Program Studi Pendidikan

Biologi Angkatan Tahun 2011 khususnya kelas BIOBE atas segala

kebersamaan, motivasi dan inspirasi yang diberikan selama menutut ilmu di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tercinta.

11. Keluarga besar Himbio An-Nahl, HMPS Pendidikan Biologi, dan seluruh

keluarga Asisten Laboratorium Biologi yang telah memberikan ilmu,

motivasi dan doa.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis akan

selalu mengingat kebaikan dan bantuannya dalam menyelesaikan skripsi.

Mudah-mudahan bantuan dan doa yang telah diberikan mendapat pahala

dari Allah SWT. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif terhadap

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamin yaa

Rabbal ‘alamiin.

Jakarta, Juni 2016

Dany Prasetyo

Page 9: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................ i

LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH ................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

ABSTRACT ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 5

D. Rumusan Masalah .................................................................................. 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis ........................................................................................ 7

1. Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................................. 7

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa ..................................................... 7

b. Fungsi Lembar Kerja Siswa ........................................................... 8

c. Tujuan Penyusunan LKS ............................................................... 8

d. Macam-Macam LKS ...................................................................... 8

e. Sistematika LKS ............................................................................ 10

f. Komponen-Komponen LKS .......................................................... 10

g. Langkah-Langkah Penyusunan LKS ............................................. 13

Page 10: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

ix

2. Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ........................................ 14

a. Pengertian Penemuan (Discovery) ................................................ 14

b. Tahapan Pembelajaran Discovery ................................................. 15

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Discovery .................... 16

d. Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ................................. 17

e. Langkah-Langkah Pembelajaran Penemuan Terbimbing ............. 18

f. LKS Berbasis Penemuan Terbimbing ........................................... 18

3. Hasil Belajar ......................................................................................... 19

a. Pengertian Belajar ......................................................................... 19

b. Hasil Belajar ................................................................................. 20

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................ 22

d. Pengukuran Hasil Belajar .............................................................. 23

e. Konsep Protista ............................................................................. 24

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 28

C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 29

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 33

B. Metode dan Desain Penelitian ................................................................ 33

C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 34

D. Variabel Penelitian ................................................................................. 35

E. Prosedur Penelitian ................................................................................. 35

1. Tahap Persiapan ............................................................................... 35

2. Tahap Pelaksanaan ........................................................................... 36

3. Tahap Akhir Penelitian .................................................................... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 36

G. Instrumen Penelitian ............................................................................... 37

H. Kalibrasi Instrumen ................................................................................ 40

I. Teknik Analisis Data .............................................................................. 44

J. Hipotesis Statistika ................................................................................. 47

Page 11: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 48

1. Deskripsi Data Hasil Pretest ................................................................. 48

2. Deskripsi Data Hasil Posttest................................................................ 49

3. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................ 50

4. Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................ 52

5. Deskripsi Hasil Observasi Siswa ......................................................... 52

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ......................................................... 55

1. Uji Normalitas ....................................................................................... 55

2. Uji Homogenitas ................................................................................... 57

3. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 58

C. Pembahasan ............................................................................................ 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................................. 65

B. Saran ....................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 66

LAMPIRAN ...................................................................................................... 69

Page 12: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian............................................................................. 34

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 37

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes .................................................................. 38

Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa ................................................................. 39

Tabel 3.5 Kriteria Indeks Reliabilitas ............................................................ 41

Tabel 3.6 Indeks Tingkat Kesukaran ............................................................. 42

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda .............................................................. 43

Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................. 49

Tabel 4.2 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ................................ 50

Tabel 4.3 Data Skor N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ......................... 50

Tabel 4.4 Frekuensi N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................ 51

Tabel 4.7 Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................................. 52

Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa ..................................................................... 53

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol......... 55

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...... 56

Tabel 4.11 Data Uji Homogenitas Hasil Pretest ............................................. 57

Tabel 4.12 Data Uji Homogenitas Hasil Posttest ............................................ 57

Tabel 4.13 Hasil Uji-t Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol ........................ 59

Tabel 4.14 Hasil Uji-t Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................... 59

Page 13: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram alir langkah-langkah penyusunan LKS ......................... 13

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ......................................................................... 32

Page 14: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ............ 69

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ................. 88

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen ................................... 106

Lampiran 4 Rubrik Penilaian LKS Kelas Eksperimen ................................ 118

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol .......................................... 126

Lampiran 6 Rubrik Penilaian LKS Kelas Kontrol ....................................... 130

Lampiran 7 Kisi-Kisi Instrumen Tes ........................................................... 132

Lampiran 8 Hasil Anates Uji Validasi Instrumen Tes ................................. 140

Lampiran 9 Instrumen Tes (Pretest dan Posttest) ......................................... 145

Lampiran 10 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ........ 147

Lampiran 11 Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) .............................................. 148

Lampiran 12 Lembar Observasi Siswa ........................................................... 149

Lampiran 13 Hasil Wawancara ...................................................................... 156

Lampiran 14 Uji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................... 157

Lampiran 15 Uji Normalitas .......................................................................... 159

Lampiran 16 Uji Homogenitas ....................................................................... 163

Lampiran 17 Uji Hipotesis ............................................................................. 165

Lampiran 18 Lembar Uji Referensi ............................................................... 167

Lampiran 19 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................ 174

Lampiran 20 Surat Izin Penelitian................................................................... 176

Lampiran 21 Surat Keterangan Penelitian ..................................................... 177

Page 15: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi. Pendidikan bukan suatu hal yang statis melainkan suatu hal yang

dinamis, sehingga menuntut adanya suatu perubahan dan perbaikan secara terus

menerus. Perubahan dan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat

dilakukan melalui perubahan kurikulum, metode mengajar, dan bahan ajar yang

digunakan dalam proses pembelajaran. Perubahan yang dilakukan pemerintah

untuk meningkatkan proses pembelajaran dan kualitas pendidikan yakni dengan

menerapkan kurikulum 2013.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa kurikulum

2013 merupakan kurikulum yang menekankan pada dimensi pedagogik modern

yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang dalam

pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan

mengkomunikasikan.1 Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran menyentuh

empat ranah yaitu ranah spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.

Penerapan keempat ranah kurikulum 2013 tersebut dapat diaplikasikan dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Ilmu Pengetahuan Alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan.2 Dalam belajar IPA peserta didik diarahkan

untuk membandingkan hasil prediksi peserta didik dengan teori melalui

eksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.3 Pendidikan IPA di sekolah

diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan

1 Erlin Nur Wahyuni, Novita Kartika Indah, Sunu Kuntjoro, Penerapan LKS Berbasis

Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pencemaran Lingkungan

Kelas X SMAN 1 Wonoayu Sidoarjo, Jurnal Bioedu Vol.3, 2014, h.594. 2 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam

KTSP, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Cet.2, h.153. 3 Ibid., h.152.

Page 16: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

2

alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan

kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada metode ilmiah sesuai dengan hakikat

sains.

Hakikat sains meliputi tiga aspek yakni produk, proses, dan sikap ilmiah.

Aspek produk meliputi pengetahuan, konsep, dan prinsip-prinsip sains, sementara

aspek proses terkait dengan serangkaian kegiatan ilmiah yang memungkinkan

pengetahuan atau produk diperoleh. Sikap ilmiah merupakan sikap seorang

peneliti ketika melakukan sebuah pengamatan maupun penyelidikan.4 Penerapan

hakikat sains dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan mutu dan

kualitas pendidikan.

Masalah pendidikan yang dirasa saat ini adalah mengenai kualitas

pendidikan. Hal ini terlihat dari kemampuan kognitif siswa khususnya pada

pelajaran Biologi yang masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru

bidang studi Biologi di SMAN 94 Jakarta, terdapat beberapa permasalahan dalam

pembelajaran Biologi antara lain rendahnya hasil belajar siswa pada konsep

Protista. Hal ini berdasarkan dari hasil nilai ulangan harian kelas X konsep

Protista yang masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.

Guru kurang memberi kesempatan siswa melakukan kegiatan eksperimen

dikarenakan guru menganggap kegiatan eksperimen banyak menyita waktu dan

alat yang digunakan terbatas. Hal ini dapat membuat pemahaman siswa mengenai

materi Protista berkurang, karena siswa jarang melakukan kegiatan eksperimen

dan tidak ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. LKS yang digunakan

sekolah merupakan jenis LKS konvensional yaitu LKS yang hanya berisikan

ringkasan materi dan soal-soal kognitif.5

Salah satu solusi yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan-

permasalahan tersebut adalah menyediakan bahan ajar yang dapat melibatkan

siswa secara aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun pengetahuan

secara mandiri dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Bahan ajar yang

4 Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet.1, h.161. 5 Lampiran 13, h.156.

Page 17: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

3

digunakan untuk memenuhi kriteria tersebut dengan menggunakan Lembar Kerja

Siswa (LKS).

Lembar Kerja Siswa merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-

lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan

tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada

kompetensi dasar yang harus dicapai.6 Pembelajaran menggunakan LKS akan

bermanfaat bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran sehingga

memberikan kesempatan siswa untuk belajar secara mandiri dan kreatif dalam

mengembangkan dirinya. Penggunaan bahan ajar berupa LKS dalam proses

pembelajaran berfungsi untuk memudahkan siswa memahami materi yang akan

diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada pembelajaran

Biologi khususnya dalam kegiatan praktikum atau eksperimen membutuhkan LKS

agar siswa dapat memahami petunjuk-petunjuk yang diberikan dan menemukan

konsep yang dipelajari serta terampil dalam melakukan kegiatan ilmiah. Salah

satu penerapan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis

penemuan terbimbing (guided discovery).

LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan salah

satu inovasi bahan ajar yang mengorientasikan siswa pada suatu masalah untuk

dipecahkan dengan bimbingan guru melalui suatu kegiatan penemuan sehingga

menuntut peran aktif siswa dalam menemukan konsep dan memecahkan suatu

masalah.

Pembelajaran menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing memiliki

beberapa keunggulan yaitu siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

yang disajikan, menanamkan sikap mencari-temukan, mendukung kemampuan

problem solving siswa, memberikan wahana interaksi antar siswa maupun siswa

dengan guru, materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang

tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses

menemukannya.7 Peranan guru dalam proses pembelajaran hanya sebagai

6 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press,

2011), Cet.2, h.204. 7 Erlin Nur Wahyuni, Novita Kartika Indah, Sunu Kuntjoro, op.cit., h.595.

Page 18: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

4

pembimbing, pemberi arahan dan fasilitator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) dalam

pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.8

Salah satu materi Biologi yang dapat dipelajari dengan menggunakan LKS

berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) adalah materi Protista. Pada

materi Protista kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Dasar (KD) 3.5 menerapkan

prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Protista berdasarkan ciri-ciri umum

kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan

sistematis. Kemudian Kompetensi Dasar 4.5 merencanakan dan melaksanakan

pengamatan tentang ciri-ciri dan peran Protista dalam kehidupan dan menyajikan

hasil pengamatan dalam bentuk model/charta/gambar. Kompetensi dasar tersebut

menunjukkan bahwa selain siswa memahami materi Protista secara konsep, siswa

juga dituntut melaksanakan kegiatan eksperimen yang bertujuan untuk

memudahkan siswa memahami materi Protista. Pembelajaran menggunakan LKS

saat melakukan kegiatan eksperimen membuat siswa mendapatkan pengalaman

secara langsung dalam belajar sehingga dapat membangun pengetahuannya

sendiri dan pembelajaran akan lebih bermakna.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis Penemuan

Terbimbing (Guided Discovery) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep

Protista.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis

mengidentifikasi masalah-masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada konsep Protista berdasarkan hasil nilai

ulangan harian kelas X yang masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM).

8 Silvia Estuningsih, Endang Susantini, dan Isnawati, Pengembangan Lembar Kerja Siswa

(LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Peserta Didik Kelas XII IPA SMA Pada Materi Substansi Genetika, Jurnal Bioedu Vol.2, 2013,

h.30.

Page 19: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

5

2. Guru kurang memberi kesempatan siswa melakukan kegiatan eksperimen,

karena guru menganggap kegiatan eksperimen banyak menyita waktu dan alat

yang digunakan terbatas sehingga siswa tidak berperan aktif dalam proses

pembelajaran.

3. LKS yang digunakan sekolah merupakan jenis LKS konvensional yaitu LKS

yang hanya berisikan ringkasan materi dan soal-soal kognitif.

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terfokuskan, maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Konsep dalam penelitian ini adalah Protista. Protista mempelajari organisme

bersifat eukariotik yang berukuran mikroskopik dan didalam kompetensi dasar

siswa dituntut memahami secara kognitif dan keterampilan melalui kegiatan

eksperimen.

2. Jenis LKS yang digunakan dalam penelitian adalah LKS untuk menemukan

suatu konsep. Penggunaan LKS ini akan memudahkan siswa memahami materi

yang akan diajarkan dan menanamkan sikap mencari-temukan dalam diri

siswa.

3. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif siswa. Ranah kognitif diukur

dengan menggunakan tes hasil belajar biologi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan,

maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Apakah penggunaan LKS

berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa pada konsep Protista?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan

LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar

siswa pada konsep Protista.

Page 20: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

6

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi siswa

Dengan penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery)

dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru

Memberikan informasi sejauh mana pengaruh penggunaan LKS berbasis

penemuan terbimbing (guided discovery) dalam proses pembelajaran Biologi.

3. Bagi sekolah, menjadi bahan pertimbangan bahwa dengan menggunakan LKS

berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) dapat meningkatkan hasil

belajar dan kualitas pembelajaran Biologi.

4. Bagi peneliti, menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam membuat LKS dan

memberikan informasi tentang pengaruh penggunaan LKS berbasis penemuan

terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa.

Page 21: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

7

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

1. Lembar Kerja Siswa (LKS)

a. Pengertian Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan alat bantu pengajaran berupa

lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. Sebuah LKS bukan

hanya memuat soal-soal latihan, tetapi juga memuat materi pokok yang harus

dipelajari, dipahami, dan dikuasai oleh siswa.1 Lembar Kerja Siswa merupakan

suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan,

dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan

oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.2

LKS memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh siswa

untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar

sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.3 LKS merupakan

salah satu bentuk bahan ajar yang dapat dikembangkan dan digunakan dalam

memfasilitasi kegiatan pembelajaran siswa. LKS berisi petunjuk dan langkah-

langkah untuk menyelesaikan tugas.4

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian LKS, dapat

disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu bahan ajar cetak

berupa lembaran-lembaran untuk mengembangkan kemampuan kognitif maupun

psikomotorik yang harus dikerjakan oleh peserta didik sesuai kompetensi dasar

1 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), Cet.1,

h.374. 2 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press,

2011), Cet.2, h.204. 3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam

KTSP, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h.111. 4 Nessa Anugra Rahmi, Djusmaini Djamas, Nurhayati, Pengaruh Lembar Kerja Siswa

Berbasis PQ4R terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Kelas VIII SMPN 1 Linggo Sari Baganti, Pillar

Of Physics Education, Vol.2, 2013, h.115.

Page 22: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

8

yang dicapai. Dalam LKS, peserta didik akan mendapatkan materi, ringkasan, dan

tugas yang berkaitan dengan materi yang diajarkan. Selain itu, peserta didik juga

mendapatkan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan.

b. Fungsi Lembar Kerja Siswa

Berdasarkan pengertian LKS yang telah diuraikan, LKS memiliki empat

fungsi, yaitu 1) sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik,

namun lebih mengaktifkan peserta didik; 2) sebagai bahan ajar yang

mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan; 3) sebagai

bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih; 4) memudahkan

pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.5

Dengan demikian, maka fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah sebagai

bahan ajar yang ringkas dan mempermudah peserta didik untuk memahami materi

pelajaran yang diberikan oleh guru sehingga mengaktifkan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran.

c. Tujuan Penyusunan LKS

Tujuan penyusunan Lembar Kerja Siswa (LKS) yakni untuk mencapai

tujuan belajar yang telah dirumuskan oleh guru sehingga dapat mengefektifkan

pelaksanaan pembelajaran pada materi yang diajarkan. Dalam hal ini, ada empat

poin yang menjadi tujuan penyusunan LKS, yaitu 1) menyajikan bahan ajar yang

memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan; 2)

menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik terhadap

materi yang diberikan; 3) melatih kemandirian belajar peserta didik; dan 4)

memudahkan pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.6

d. Macam-Macam LKS

Lembar Kerja Siswa (LKS) disusun memiliki tujuan yang berbeda-beda.

Dengan adanya perbedaan tersebut, maka LKS memiliki beberapa macam.

5 Andi Prastowo, op.cit., h.205-206.

6 Ibid., h.206.

Page 23: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

9

Terdapat lima macam bentuk LKS yang umumnya digunakan oleh peserta didik

antara lain: 1) LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep. LKS

jenis ini didasarkan pada prinsip konstruktivisme, bahwa seseorang akan belajar

jika ia aktif mengkonstruksi pengetahuan di dalam otaknya. LKS jenis ini memuat

apa yang harus dilakukan peserta didik meliputi melakukan, mengamati dan

menganalisis. 2) LKS yang membantu peserta didik menerapkan dan

mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. LKS jenis ini membantu

peserta didik untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari tersebut dalam

kehidupan sehari-hari. Caranya dengan memberikan tugas kepada mereka untuk

melakukan diskusi, kemudian meminta mereka untuk berlatih memberikan

kebebasan berpendapat yang bertanggungjawab dan menghargai pendapat orang

lain. 3) LKS yang berfungsi sebagai penuntun belajar. LKS bentuk ini berisi

pertanyaan atau isian yang jawabannya ada di dalam buku. Peserta didik dituntut

untuk membaca buku terlebih dahulu agar dapat mengerjakan LKS tersebut.

Fungsi utama LKS ini adalah membantu peserta didik menghafal dan memahami

materi pelajaran yang terdapat di dalam buku. 4) LKS yang berfungsi sebagai

penguatan. Materi pembelajaran yang dikemas dalam LKS ini lebih mengarah

pada penguatan atau pendalaman materi setelah mempelajari topik tertentu. Selain

sebagai pembelajaran pokok, LKS ini juga cocok untuk pengayaan. 5) LKS yang

berfungsi sebagai petunjuk praktikum. Salah satu isi LKS jenis ini adalah

petunjuk pelaksanaan praktikum yang merupakan salah satu isi (content) dari

LKS. 7

Pada penelitian ini, Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan termasuk ke

dalam jenis LKS yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep. Lembar

Kerja Siswa ini memuat petunjuk untuk menemukan suatu konsep melalui

kegiatan eksperimen. Dalam proses pembelajaran peserta didik mengamati

fenomena yang telah disampaikan, selanjutnya peserta didik diajak untuk

mengkonstruk atau membangun pengetahuan yang mereka peroleh secara

mandiri. Penggunaan LKS ini diharapkan dapat membantu siswa dalam proses

7 Ibid., h.209-211.

Page 24: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

10

pembelajaran, sehingga pengetahuan dan keterampilan proses sains siswa dapat

meningkat sesuai dengan tujuan pembelajaran.

e. Sistematika LKS

Setiap jenis Lembar Kerja Siswa (LKS) memiliki sistematika tersendiri. Hal

ini sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sistematika penulisan

LKS eksperimen pada umumnya terdiri dari:8

1) Pengantar, pengantar LKS berisi uraian singkat tentang materi yang akan

dipelajari dalam kegiatan pembelajaran/praktikum.

2) Tujuan, memuat tujuan yang berkaitan dengan permasalahan yang

diungkapkan.

3) Alat dan bahan, memuat alat dan bahan yang diperlukan.

4) Langkah kegiatan, yaitu instruksi untuk melakukan kegiatan praktikum.

Untuk mempermudah siswa melakukan praktikum dan dibuat secara

sistematis.

5) Tabel pengamatan, dapat berupa tabel data untuk mencatat hasil

pengamatan dari praktikum.

6) Pertanyaan, berupa pertanyaan yang dapat mengarahkan siswa untuk

mendapatkan kesimpulan.

f. Komponen-Komponen LKS

Bahan ajar LKS terdiri atas enam unsur utama meliputi judul, petunjuk

belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, langkah kerja,

dan penilaian.9 Komponen-komponen LKS meliputi judul eksperimen, teori

singkat tentang materi, alat dan bahan, prosedur eksperimen, data pengamatan,

pertanyaan, dan kesimpulan untuk bahan diskusi.10

8 Poppy Kamalia Devi, Hj.Renny Sofiraeni, Khairuddin, Pengembangan Perangkat

Pembelajaran, (Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan IPA, 2009), h.32-33. 9 Andi Prastowo, op.cit., h.208.

10Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: PT Kencana

Prenada Media Group, 2009), Cet.1, h.223.

Page 25: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

11

Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam pembuatan LKS

diantaranya:11

1) Dari segi penyajian materi yaitu:

a. Judul LKS harus sesuai dengan materinya.

b. Materi sesuai dengan perkembangan anak.

c. Materi disajikan secara sistematis, logis, sederhana, dan jelas.

d. Menunjang keterlibatan dan kemauan siswa untuk ikut aktif.

2) Dari segi tampilan yaitu:

a. Penyajian sederhana, jelas dan mudah dipahami.

b. Gambar dan grafik sesuai dengan konsepnya.

c. Tata letak gambar, tabel, dan pertanyaan harus tepat.

d. Judul, keterangan, instruksi, dan pertanyaan harus jelas.

e. Mengembangkan minat dan mengajak siswa untuk berpikir.

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan bahan ajar berbasis cetak, karena itu

dalam penyusunannya harus memperhatikan bahan ajar atau materi pembelajaran

cetak. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:12

a) Konsistensi

Dalam penyusunannya harus menggunakan konsistensi format dari halaman

ke halaman. Jarak spasi antar judul dan baris pertama serta garis samping harus

sama, begitu pula dengan jarak spasi antara judul dan teks utama. Perbedaan spasi

akan membuat hasil cetakan menjadi tidak rapih.

b) Format

Terdapat tiga hal utama yang harus diperhatikan. Pertama, jika lebih banyak

menggunakan paragraf panjang, akan lebih sesuai dibuat satu kolom. Kedua, isi

yang berbeda harus dipisahkan dan dilabel secara visual. Ketiga, taktik dan

strategi pembelajaran yang berbeda sebaiknya dipisahkan dan diberi label secara

visual.

11

Poppy Kamalia Devi, Hj.Renny Sofiraeni, Khairuddin, op.cit., h.36-37. 12

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014), Cet.17,

h.85-87.

Page 26: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

12

c) Organisasi

Upayakan untuk selalu menginformasikan kepada siswa sejauh mana teks

yang sedang dibacanya. Siswa harus mampu melihat secara sepintas berada di bab

mana atau bagian apa yang sedang dibacanya. Susunlah teks sedemikian rupa

sehingga informasi mudah diperoleh. Selain itu, kotak-kotak dapat digunakan

untuk memisahkan bagian-bagian dari teks.

d) Daya tarik

Perkenalkan setiap bab atau bagian baru harus dengan cara yang berbeda.

Dengan demikian, diharapkan siswa dapat termotivasi untuk terus membaca.

e) Ukuran huruf

Ukuran huruf dipilih sesuai dengan siswa, pesan, dan lingkungannya. Ukuran

huruf yang baik untuk buku teks biasanya adalah 12 poin. Selain itu harus dihindari

penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks. Hal ini akan membuat proses

membaca menjadi sulit.

f) Ruang (spasi) kosong

Gunakan ruang kosong lowong tak berisi teks atau gambar untuk menambah

kontras. Hal ini untuk memberikan kesempatan siswa beristirahat pada titik-titik

tertentu saat matanya bergerak menyusuri teks. Ruang kosong dapat berbentuk

ruang kosong sekitar judul, batas tepi (margin), spasi antar kolom, serta

penyesuaian spasi antar baris atau antar paragraf untuk meningkatkan tingkat

keterbacaan.

Menurut Muslimin Ibrahim, dalam mengembangkan Lembar Kerja Siswa

(LKS) terdapat tiga persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya:13

1) Persyaratan pedagogik

LKS harus mengikuti asas-asas pembelajaran yang efektif, seperti memberi

tekanan pada proses penemuan konsep atau petunjuk untuk mencari tahu dan

mempertimbangkan perbedaan individu.

13

Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA &

Anak Usia Kelas Awal SD/MI, (Jakarta: Kencana, 2011), h.244.

Page 27: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

13

2) Persyaratan konstruksi

Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

Struktur kalimat yang sederhana, pendek, jelas, tidak berbelit, memiliki tata

urutan yang sistemik, memiliki tujuan belajar yang jelas, dan memiliki identitas

untuk memudahkan pengadministrasian.

3) Persyaratan teknis

Dalam persyaratan teknis mencakup tulisan, gambar dan tampilan.

Setiap guru hendaknya membuat LKS sendiri untuk membantu siswa

mencapai tujuan pembelajaran yang diajarkan. Hal ini dikarenakan, guru telah

memahami kondisi dan lingkungan belajar siswa yang mendukung proses

pembelajaran. Jika guru menggunakan LKS yang berasal dari luar, dikhawatirkan

tidak sesuai dengan kondisi dan lingkungan belajar siswa.

g. Langkah-Langkah Penyusunan LKS

Keberadaan LKS yang inovatif dan kreatif menjadi harapan semua peserta

didik. LKS yang inovatif dan kreatif akan menciptakan proses pembelajaran

menjadi lebih menyenangkan.14

Berikut ini langkah-langkah penyusunan Lembar

Kerja Siswa (LKS), yaitu:15

Gambar 2.1 Diagram alir langkah-langkah penyusunan LKS

14

Andi Prastowo, op.cit., h.211. 15

Ibid., h.212-214.

Page 28: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

14

1. Melakukan analisis kurikulum

Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang

membutuhkan bahan ajar LKS. Pada umumnya dalam menentukan materi,

langkah analisisnya dengan cara melihat materi pokok, pengalaman belajar, dan

materi yang diajarkan.

2. Menyusun peta kebutuhan LKS

Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang

harus ditulis serta melihat urutan LKS-nya.

3. Menentukan judul-judul LKS

Judul LKS ditentukan atas kompetensi-kompetensi dasar, materi-materi

pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Jika judul LKS

telah ditentukan, maka langkah selanjutnya yaitu mulai melakukan penulisan.

4. Penulisan LKS

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan LKS diantaranya

merumuskan kompetensi dasar, menentukan alat penilaian, menyusun materi, dan

memperhatikan struktur LKS.

2. Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

a. Pengertian Penemuan (Discovery)

Discovery learning is a means by which students engage in problem solving

in developing knowledge or skill. A good working definition of discovery learning

is intentional learning through supervised problem solving following the scientific

method of investigation.16

Discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasi suatu

konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain mengamati,

mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan,

mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya.17

16

Kenneth D. Moore, Effectitive Instructional Strategies From Theory to Practice Edition

3, (Los Angeles: Sage Publications Inc, 2012), h.330. 17

Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h.20.

Page 29: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

15

Discovery merupakan strategi pembelajaran yang berpangkal dari

pengertian mengajar sebagai usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang

mengoptimalkan kegiatan belajar, yang menjadi pusat perhatian dalam proses

belajar mengajar adalah siswa, sedangkan guru hanya berfungsi sebagai

pembimbing dan fasilitator.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran penemuan (discovery learning) merupakan suatu strategi

pembelajaran yang dibentuk oleh guru dimana siswa terlibat aktif dalam proses

pembelajaran sehingga mampu mengasimilasi konsep atau prinsip melalui proses

mentalnya sendiri.

b. Tahapan Pembelajaran Discovery

Langkah-langkah pembelajaran discovery sebagai berikut:18

1. Identifikasi masalah

Menyadari ada masalah

Menulis pernyataan masalah

2. Mengembangkan solusi yang mungkin

Mengusulkan diuji hipotesis

3. Mengumpulkan data

Mengumpulkan bukti

Melakukan percobaan

Survei sampel

4. Menganalisis dan menginterpretasi data

Mengembangkan data yang didukung laporan

Uji hipotesis

Membangun hubungan/pola

Membuat generalisasi

5. Menyimpulkan

Mendapatkan data baru

Merevisi kesimpulan asli

18

Kenneth D. Moore, op.cit., h.331.

Page 30: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

16

Secara umum tahapan-tahapan pembelajaran penemuan (discovery) sebagai

berikut:19

1. Guru memaparkan topik yang akan dikaji, tujuan belajar, motivasi, dan

memberikan penjelasan ringkas.

2. Guru mengajukan permasalahan atau pertanyaan yang terkait dengan topik

yang dikaji.

3. Kelompok merumuskan hipotesis dan merancang percobaan atau mempelajari

tahapan percobaan yang dipaparkan oleh guru, LKS, dan buku. Guru

membimbing dalam perumusan hipotesis dan merencanakan percobaan.

4. Guru memfasilitasi kelompok dalam melaksanakan percobaan.

5. Kelompok melakukan percobaan atau pengamatan untuk mengumpulkan data

yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis.

6. Kelompok mengorganisasikan dan menganalisis data serta membuat laporan

hasil percobaan atau pengamatan.

7. Kelompok memaparkan hasil percobaan atau pengamatan dan

mengemukakan konsep yang ditemukan. Guru membimbing peserta didik

dalam mengkonstruksi konsep berdasarkan hasil investigasi.

c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Discovery

Setiap pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan. Hal ini

mempermudah guru memilih dan menyesuaikan bahan ajar yang akan digunakan

dalam pembelajaran agar sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan

sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Kelebihan pembelajaran penemuan (discovery) adalah sebagai berikut:20

a) Mampu membantu siswa mengembangkan, memperbanyak kesiapan, dan

penguasaan keterampilan dalam proses kognitif siswa.

b) Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat pribadi atau individual

sehingga kokoh atau mendalam tertinggal dalam jiwa siswa.

c) Dapat meningkatkan kegairahan belajar para siswa.

19

Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014), h.99. 20

Roestiyah N.K, op.cit., h.20-21.

Page 31: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

17

d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai

dengan kemampuannya.

e) Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri

sendiri dengan proses penemuan sendiri.

f) Strategi pembelajaran berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya

sebagai teman belajar dan membantu siswa bila diperlukan.

Selain beberapa keunggulan yang telah diungkapkan, pembelajaran

penemuan (discovery) memiliki beberapa kelemahan antara lain sebagai berikut:

a) Siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara belajar ini.

b) Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.

c) Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran

tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan teknik

penemuan.

d) Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir kreatif.

d. Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

Penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan metode pembelajaran

yang mengarahkan siswa pada kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan

proses sains dimana siswa dibimbing untuk menemukan dan menyelidiki sendiri

tentang suatu konsep sains sehingga pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki

siswa bukan hasil mengingat seperangkat fakta melainkan hasil temuan mereka

sendiri.21

Penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan suatu metode

pengajaran dan pembelajaran yang memadukan teknik belajar berpusat pada guru

dan berpusat pada siswa.22

Pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning), guru

berperan sebagai fasilitator, membimbing siswa memperoleh pengetahuan dan

21

Abrari Nur Aan Ilmi, Meti Indrowati, Riezky Maya Probosari, Pengaruh Penerapan

Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa kelas X SMA

Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Biologi Vol.4, 2012, h.46. 22

Arthur A.Carin, Teaching Science Through Discovery Eighth Edition. (New Jersey:

Prentice-Hall, 1997), h.74.

Page 32: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

18

menempatkan siswa agar aktif dalam proses pembelajaran. Dalam

pelaksanaannya, pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning)

lebih banyak diterapkan, karena dengan petunjuk yang guru berikan kepada siswa,

maka siswa akan bekerja lebih terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran penemuan terbimbing membantu siswa mendapatkan pengetahuan

yang dibangun oleh siswa sendiri.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa penemuan

terbimbing (guided discovery) merupakan suatu metode pembelajaran yang

berpusat pada guru dan berpusat pada siswa, dimana siswa didorong untuk

menemukan sendiri pengetahuan melalui pemecahan masalah yang diberikan oleh

guru dan mengarahkan siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan

kognitifnya. Peranan guru dalam pembelajaran penemuan terbimbing hanya

membimbing, memberikan arahan kepada siswa untuk menyelesaikan persoalan

yang diberikan dan fasilitator didalam pembelajaran.

e. Langkah-Langkah Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Langkah-langkah pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery)

adalah sebagai berikut.23

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2. Guru membagi petunjuk praktikum/eksperimen.

3. Peserta didik melaksanakan eksperimen dibawah pengawasan guru.

4. Guru menunjukkan gejala yang diamati.

5. Peserta didik menyimpulkan hasil eksperimen.

f. LKS Berbasis Penemuan Terbimbing

LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) yang digunakan

dalam penelitian ini adalah LKS yang disusun berdasarkan tahapan pembelajaran

penemuan. Penyusunan LKS dikembangkan berdasarkan pandangan kognitif

tentang pembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivis, yaitu pembelajaran yang

menuntun siswa untuk dapat mengkonstruk sendiri pemahaman mengenai suatu

23

Ridwan Abdullah Sani, op.cit., h.98.

Page 33: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

19

konsep atau prinsip yang mereka temukan dalam proses pembelajaran. Dalam

LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) menyajikan pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan kepada siswa untuk didiskusikan sebelum siswa

melakukan kegiatan penemuan (discovery). Tujuan pertanyaan ini dibuat untuk

mengarahkan siswa dalam proses menemukan sendiri konsep-konsep yang

dipelajari.

Penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) dapat

membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu menemukan

konsep, baik dengan bantuan guru ataupun tanpa guru untuk meningkatkan

kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa. LKS berbasis penemuan terbimbing

(guided discovery) didesain sesuai dengan tahapan pembelajaran penemuan dan

menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sehingga sesuai

dengan format penyusunan LKS. LKS ini disusun berdasarkan langkah-langkah

penyusunan LKS sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan

dikembangkan dengan menerapkan karakteristik penemuan terbimbing (guided

discovery) sehingga dapat mengarahkan siswa untuk menemukan konsep

khususnya pada materi Biologi.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar sebagai suatu kegiatan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif

antara individu dengan lingkungan, yang dengannya menjadikan individu tersebut

mengalami perubahan-perubahan dalam pemahaman, keterampilan, dan sikap.24

Belajar sebagai suatu kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari pengalaman.25

24

Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,

2009), Cet.I, h.5. 25

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Cet.II.

h.13.

Page 34: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

20

Definisi belajar menurut Oemar Hamalik yaitu belajar merupakan

modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman dan belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan

lingkungan.26

Teori belajar yang dikemukakan oleh Skinner bahwa belajar adalah suatu

proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

Teori Skinner diperkuat oleh Hintzmen yang berpendapat bahwa belajar adalah

suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan)

disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme

tersebut.27

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah proses penyesuaian suatu

individu/makhluk secara berkelanjutan menghasilkan perubahan tingkah laku

melalui interaksi dengan lingkungan sebagai hasil dari pengalaman dalam

kehidupan sehari-hari yang menyangkut kognitif/pengetahuan, afektif/sikap, dan

psikomotorik/keterampilan.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kualitas kemampuan yang dihasilkan melalui

proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi dalam bentuk

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif adalah hal-hal

yang menyangkut daya pikir, pengetahuan, dan penalaran. Ranah afektif adalah

hal-hal yang berkaitan dengan perasaan/kesadaran. Sedangkan ranah psikomotorik

adalah hal-hal berkaitan dengan keterampilan fisik, keterampilan motorik, atau

keterampilan tangan.28

Hasil belajar merupakan kemampuan atau keterampilan yang dimiliki

peserta didik setelah mengalami pengalaman belajar. Secara garis besar hasil

26

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet.X, h.27-

28. 27

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2013), h.88. 28

Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet.1, h.64.

Page 35: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

21

belajar terklasifikasi menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan

ranah psikomotorik.29

Ranah kognitif banyak melibatkan mental atau otak. Ranah kognitif terdiri

dari mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4),

mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Mengingat (C1) yaitu mengambil

pengetahuan dari memori jangka panjang, contohnya mengidentifikasi dan

mengingat kembali. Kemudian memahami (C2) yaitu mengkontruksi makna dari

materi pembelajaran termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh

guru, contoh memahami diantaranya mempresentasikan, mencontohkan,

mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan

menjelaskan. Mengaplikasikan (C3) merupakan menerapkan atau menggunakan

suatu prosedur dalam keadaan tertentu, contohnya melaksanakan,

mengimplementasikan, dan menggunakan. Menganalisis (C4) yaitu memecah

materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan

antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan

struktur dan tujuan, contohnya adalah membedakan, mengorganisir, menemukan,

dan memadukan. Selanjutnya mengevaluasi (C5) yaitu mengambil keputusan

berdasarkan kriteria atau standar, contoh dari mengevaluasi adalah memeriksa dan

mengkritik. Menciptakan (C6) merupakan memadukan bagian-bagian untuk

membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk

yang orisinal. Peningkatan dari jenjang kemampuan yang lebih tinggi sifatnya

rumit dibandingkan dengan jenjang kemampuan yang lebih rendah.30

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai hasil belajar dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar merupakan suatu bentuk yang diperoleh dari adanya proses

belajar. Ketika proses belajar itu dilakukan, maka pada akhirnya rangkaian proses

tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk perubahan yang nampak pada diri

sendiri sebagai hasil belajar.

29

Masnur Muslich, Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi,

(Bandung: Refika Aditama, 2011), Cet.I, h.38. 30

Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,

Pengajaran, dan Asesmen, diterjemahkan dari buku A Taxonomy for Learning, Teaching, and

Assesing: A Revisian of Bloom’s Taksonomy of Educational Objectives, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2010), h.98-102.

Page 36: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

22

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar sebagai proses atau aktifitas dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.

Muhibbin Syah menggolongkan dua faktor yang secara umum mempengaruhi

keberhasilan seseorang dalam mencapai hasil belajar. Faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis. Faktor eksternal meliputi

lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.31

Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar terdiri atas dua macam

yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis. Pada aspek fisiologis, yakni aspek

yang berhubungan dengan fisik seseorang, seperti kondisi umum jasmani dan

tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran organ tubuh dan sendinya dapat

mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran. Sedangkan aspek psikologis, yakni aspek yang berhubungan

dengan struktur kejiwaan peserta didik. Aspek psikologis terdiri dari lima faktor

yaitu intelegensi, sikap, bakat, minat, dan motivasi.

Intelegensi, yaitu kemampuan psiko-fisik untuk memberikan reaksi terhadap

rangsangan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.

Sikap yaitu gejala internal yang berdimensi afektif, berupa kecenderungan untuk

merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan

sebagainya, baik positif maupun negatif. Bakat, yaitu kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

Sedangkan minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Motivasi yaitu keadaan internal organisme

baik manusia maupun hewan yang mendorong untuk berbuat sesuatu.

Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar terdiri atas dua macam

yaitu lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial seperti

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sementara

lingkungan non sosial seperti gedung sekolah dan letak rumah tinggal keluarga

31

Muhibbin Syah, op.cit., h.132-133.

Page 37: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

23

siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa

dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa. Selain faktor internal dan

eksternal terdapat faktor pendekatan belajar yaitu keefektifan segala cara atau

strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses

belajar materi tertentu.

d. Pengukuran Hasil Belajar

Efektifitas proses belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dalam

mencapai hasil belajar diharapkan dapat memiliki kemampuan lulusan yang utuh

dan mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan

kognitif adalah kemampuan berfikir secara hierarki yang terdiri dari pengetahuan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kemampuan afektif

berkaitan dengan perilaku sosial, sikap, minat, disiplin, dan sejenisnya.

Kemampuan psikomotorik berkaitan dengan kemampuan gerak dan banyak

terdapat dalam kegiatan praktik. Oleh karena itu, untuk mengetahui ketercapaian

hasil belajar ini diperlukan indikator hasil belajar yang dapat mengungkapkan

kualitas pemahaman yang dimiliki oleh siswa, yakni ketercapaian aspek kognitif,

afektif, dan psikomotrik berupa penilaian.

Penilaian dalam pembelajaran berorientasi pada pencapaian tujuan

pembelajaran. Penilaian ini berfungsi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa

mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan balik, melakukan perbaikan,

memotivasi guru dan siswa agar melaksanakan pembelajaran dengan lebih baik

dan bermakna. Penilaian untuk mengukur hasil belajar ini dapat menggunakan

suatu alat ukur yang berbentuk tes atau non tes. Tes adalah kumpulan pertanyaan

atau soal yang harus dijawab oleh siswa dengan menggunakan pengetahuan-

pengetahuan serta kemampuan penalarannya. Sedangkan alat ukur yang berbentuk

non tes mencakup angket, skala sikap, dan sebagainya.32

Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi secara kognitif bertujuan

untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan materi-materi

32

Ahmad Sofyan,dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2006), h.53-54.

Page 38: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

24

esensial. Penilaian untuk mengukur hasil belajar ranah kognitif dapat berbentuk

tes tertulis yang dapat mengukur kemampuan berupa pengetahuan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

Penilaian terhadap hasil belajar afektif berkaitan dengan aspek sikap, minat,

disiplin, dan nilai. Oleh karena itu, pengukuran hasil belajar afektif ini lebih tepat

dan sesuai bila menggunakan pengukuran hasil belajar berupa non tes misalnya

angket, skala sikap, kuesioner, dan observasi.

Penilaian terhadap hasil belajar psikomotorik berhubungan dengan

kemampuan dan keterampilan seseorang dalam bertindak. Penilaian psikomotorik

ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Untuk

mengukur hasil belajar psikomotorik dapat menggunakan tes kinerja atau non tes

dengan pedoman observasi.33

4. Konsep Protista

Kingdom Protista terdiri atas organisme seluler sehingga struktur tubuhnya

masih sederhana. Protista memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memiliki membran inti (eukariotik) dan umumnya bersel satu (uniseluler),

tetapi ada yang bersel banyak (multiseluler).

2. Ukuran tubuh 3–1000 milimikron, bereproduksi secara aseksual dan seksual.

3. Umumnya bergerak dengan bulu cambuk (flagela), bulu getar (silia), kaki

semu (pseudopodia), dan ada yang tidak memiliki alat gerak (sporozoa).

4. Habitat ditempat yang basah, perairan tawar, dan laut.

Berdasarkan kemiripan ciri-ciri dengan organisme lain dan cara

memperoleh makanan sebagai sumber energi, Protista dapat dikelompokkan

menjadi tiga golongan, yaitu Protista mirip hewan, Protista mirip tumbuhan, dan

Protista mirip jamur.34

33

Ibid., h.23. 34

Irnaningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013, (Jakarta: Erlangga, 2013),

h.129-130.

Page 39: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

25

A) Protista Mirip Hewan

Protista yang menyerupai hewan dikenal dengan nama Protozoa (protos =

pertama, zoon = hewan). Protozoa adalah hewan eukariotik bersel tunggal dan

mikroskopis. Protozoa dapat hidup pada air tawar, air laut, air payau dan ada juga

hidup di dalam tubuh organisme multiseluler. Berkembangbiak dengan cara

aseksual (pembelahan biner dan membentuk spora) dan secara seksual dengan

cara konjugasi. Berdasarkan alat gerak yang dimiliki Protozoa dikelompokkan

menjadi empat kelas, sebagai berikut:

a. Rhizopoda

Karakteristik dari Rhizopoda, diantaranya bergerak menggunakan kaki semu

(pseudopodia). Pseudopodia sebagai alat gerak dan memangsa makanan.

Berkembangbiak secara aseksual dengan cara pembelahan biner. Contohnya

Amoeba proteus.

b. Ciliata

Seluruh organisme yang tergolong kelompok ini bergerak dengan silia (bulu

getar) yang tersebar merata di seluruh permukaan tubuh, dibagian tepi tubuh atau

terdapat dibagian tertentu dari tubuhnya. Terdapat ciri khusus, yaitu memiliki dua

inti makronukleus dan mikronukleus. Reproduksi secara aseksual dengan cara

pembelahan biner membujur (transversal), dan secara seksual dengan konjugasi.

Ciliata hidup bebas di alam, contohnya adalah Paramecium caudatum.

c. Flagellata

Pada umumnya Flagellata memiliki bentuk sel oval atau bulat dengan

membran plasma yang kuat karena dilindungi oleh pelikel. Flagellata bergerak

dengan bulu cambuk (flagel). Berkembangbiak secara aseksual dengan cara

pembelahan biner. Contohnya Trichonympha campanula.

d. Sporozoa

Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Seluruh jenis Sporozoa hidup sebagai

parasit pada hewan dan manusia. Reproduksi aseksual dilakukan dengan

pembelahan berganda yang berlangsung didalam tubuh manusia. Reproduksi

seksual terjadi dalam tubuh nyamuk Anopheles betina melalui penggabungan

Page 40: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

26

mikrogamet dan makrogamet yang kemudian dikenal dengan sporogoni.

Contohnya adalah Plasmodium sp.

B) Protista Mirip Tumbuhan

Protista mirip tumbuhan sering disebut ganggang (alga). Ganggang (alga)

adalah Protista yang bersifat fotoautotrof karena memiliki kloroplas yang

mengandung klorofil atau plastida yang berisi berbagai pigmen fotosintetik

lainnya.35

Berdasarkan jenis pigmen yang dimilikinya terdapat enam divisi

ganggang (alga), yaitu:

a. Euglenophyta

Karaktertistik dari Euglenophyta yaitu hidup di perairan tawar, tidak

memiliki dinding sel, memiliki bintik mata berisi fotoreseptor, sehingga dapat

mendeteksi cahaya dan bergerak menuju cahaya. Reproduksi dilakukan secara

aseksual dengan pembelahan biner dan contohnya Euglena sp.

b. Ganggang Keemasan / Chrysophyta

Ganggang ini memiliki kromatofora berwarna kuning kehijauan sampai

keemasan, mengandung pigmen xantofil dan karoten. Reproduksi aseksual dengan

pembelahan biner (uniseluler) dan pembentukan spora (uniseluler dan

multiseluler). Reproduksi seksual melalui penyatuan dua jenis gamet. Habitatnya

di air tawar dan contohnya Navicula sp.

c. Ganggang Api (Pyrrophyta / Dinoflagellata)

Ganggang ini memiliki warna yang beraneka ragam, bergantung pada

pigmen yang dimilikinya, seperti klorofil a dan c, dan xantofil. Memiliki dinding

sel dengan lempeng-lempeng selulosa. Reproduksi secara aseksual dengan

pembelahan biner. Contohnya Gymnodinium breve.

d. Ganggang Hijau / Chlorophyta

Semua organisme yang tergolong ke dalam Chlorophyta berwarna hijau

karena di dalam sel tubuhnya banyak terkandung klorofil yang sangat bermanfaat

dalam membantu berlangsungnya proses fotosintesis. Memiliki dinding sel yang

35

Ibid., h.146.

Page 41: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

27

tersusun dari selulosa. Reproduksi aseksual dengan membelah diri, pembentukan

spora, dan fragmentasi. Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami, dan

oogami. Contohnya Chlorella sp. dan Chlamydomonas.

e. Ganggang Coklat / Phaeophyta

Phaeophyta memiliki kromatofora berwarna cokelat mengandung pigmen

fukosantin. Selnya berflagel dua tetapi tidak sama panjang. Sebagian besar

multiseluler, bereproduksi aseksual secara fragmentasi dan pembentukan spora.

Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami, dan oogami. Contohnya

Sargassum sp., dan Laminaria sp.

f. Ganggang Merah / Rhodophyta

Anggota organisme ini mengandung pigmen dominan fikobilin jenis

fikoeritrin (pigmen merah), memiliki klorofil a dan d, karoten, fikosianin, dan

tidak mempunyai flagel. Reproduksi aseksual dengan cara membentuk spora dan

reproduksi seksual dengan cara oogami. Contohnya Euchema spinosum.

C) Protista Mirip Jamur

Kelompok Protista ini mirip dengan fungi dalam penampakannya dan

kehidupannya, tetapi kemiripan itu merupakan hasil konvergensi. Ciri-ciri Protista

yang menyerupai jamur antara lain tidak berklorofil, hidup di tempat lembab,

bersifat heterotrof, meskipun beberapa sebagai saprofit dan parasit. Protista mirip

jamur dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Oomycetes (Jamur Air) dan Jamur

Lendir.

a. Jamur Air (Oomycetes)

Oomycetes disebut juga jamur air karena struktur tubuhnya seperti benang

atau hifa tidak bersekat dan bercabang-cabang. Pada anggota Oomycetes yang

hidup di perairan, reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora berflagel

dua, sedangkan yang hidup di daratan memiliki sporangium atau konidium

sebagai organ pembentukan spora. Contoh Oomycetes adalah Saprolegnia sp.

b. Jamur Lendir

Jamur lendir dibagi menjadi dua kelompok yaitu Mycomycetes dan

Acrasiomycetes. Mycomycetes dicirikan dengan bentuk kumpulan masa

Page 42: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

28

sitoplasma yang berinti banyak, dan tidak dibatasi dengan dinding sel.

Acrasiomycetes terdiri atas satu sel uninukleat dan haploid. Sel bergerak dengan

pseudopodia dan menelan makanan secara fagositosis.

Peranan Protista dalam kehidupan terbagi menjadi tiga aspek yaitu aspek

ekonomi, Foraminifera dimana cangkangnya merupakan petunjuk dalam

pencarian sumber daya minyak, gas alam, mineral dan alga untuk bahan makanan.

Pada aspek ekologi Laminaria lavaniea sebagai pupuk pertanian, sedangkan

aspek penyakit seperti penyakit disentri disebabkan oleh Entamoeba histolytica.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Silvia Estuningsih, Endang Susantini, dan Isnawati telah melakukan

penelitian dan hasilnya dapat disimpulkan bahwa pengembangan LKS berbasis

Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) telah meningkatkan hasil belajar

peserta didik kelas XII IPA MA Matholi’ul Anwar pada materi substansi genetika

dengan ketuntasan hasil belajar sebesar 83%.36

Imam Ghozali, Endang Susantini dan Lisa Lisdiana telah melakukan

penelitian dan hasilnya menunjukkan bahwa LKS berbasis guided discovery pada

materi virus yang telah dihasilkan dinyatakan valid ditinjau dari validasi ahli

sehinga dapat digunakan dalam proses pembelajaran.37

Mulia Rusmawati telah melakukan penelitian dan hasilnya menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing

terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep zat dan wujudnya di SMP Negeri 6

Tangerang Selatan, namun pengaruh tersebut belum memberikan kontribusi yang

maksimal terhadap hasil belajar fisika.38

36

Silvia Estuningsih, Endang Susantini, dan Isnawati, Pengembangan Lembar Kerja Siswa

(LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Peserta Didik Kelas XII IPA SMA Pada Materi Substansi Genetika, Jurnal Bioedu Vol.2, 2013,

h.30. 37

Imam Ghozali, Endang Susantini dan Lisa Lisdiana, Validitas Lembar Kegiatan Siswa

(LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Pada Materi Virus untuk Kelas X,

Jurnal Bioedu Vol.3, 2014, h.448. 38

Mulia Rusmawati, Pengaruh Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis

Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, Skripsi UIN Jakarta, 2013, h.66.

Page 43: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

29

Isnaningsih dan D.S. Bimo telah melakukan penelitian menunjukkan bahwa

hasil belajar siswa rata-rata ulangan harian sebelum tindakan 71,37 dengan

ketuntasan belajar 43,59% dan setelah tindakan hasil belajar siswa rata-rata

ulangan harian 77,95 dengan ketuntasan belajar klasikal 71,79%. Berdasarkan

hasil yang diperoleh dapat disimpulkan penerapan LKS discovery berorientasi

keterampilan proses sains dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa SMP.39

Diana Fatihatul Ulumi, Maridi, dan Yudi Rinanto telah melakukan

penelitian dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran Guided Discovery Learning terhadap hasil belajar biologi kelas XI

IPA di SMAN 2 Sukoharjo dengan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 78,84

dan kelas kontol 71,65.40

Hartono dan Wakid Rima Oktafianto telah melakukan penelitian dan

hasilnya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran praktikum IPA berbantu LKS

discovery efektif untuk mengembangkan keterampilan proses sains siswa. Hal ini

dapat dilihat dari peningkatan rata-rata keterampilan proses sains kelompok

eksperimen satu sebesar 82,18 dan kelompok eksperimen dua sebesar 75,88.41

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan bukan suatu hal yang statis melainkan suatu hal yang dinamis,

sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus.

Perubahan ini dapat dilakukan melalui metode mengajar, buku pelajaran, dan

bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran, karena pendidikan merupakan

proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mendapatkan pengajaran yang

efektif dan efisien.

39

Isnaningsih dan D.S. Bimo, Penerapan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Discovery

Berorientasi Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA, Jurnal

Pendidikan IPA Indonesia Vol.2 No.2, 2013, h.136. 40

Diana Fatihatul Ulumi, Maridi, dan Yudi Rinanto, Pengaruh Model Pembelajaran Guided

Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran

2013/2014, Jurnal Pendidikan Biologi UNS, 2015, h.77. 41

Hartono dan Wakid Rima Oktafianto, Keefektifan Pembelajaran Praktikum IPA

Berbantu LKS Discovery untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains, Unnes Physics

Education Journal, 2013, h.21.

Page 44: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

30

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa kurikulum

2013 merupakan kurikulum yang menitikberatkan proses pembelajaran dengan

pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran meliputi

mengamati (observasi), menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan. Penerapan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran

menyentuh empat ranah yaitu ranah spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan

keterampilan.

Masalah pendidikan yang dirasa saat ini adalah mengenai kualitas

pendidikan. Hal ini terlihat dari kemampuan kognitif siswa khususnya pada

pelajaran Biologi yang masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru

bidang studi Biologi di SMAN 94 Jakarta, terdapat beberapa permasalahan dalam

pembelajaran Biologi antara lain rendahnya hasil belajar siswa pada konsep

Protista. Hal ini berdasarkan dari hasil nilai ulangan harian kelas X konsep

Protista yang masih dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.

Guru kurang memberi kesempatan siswa melakukan kegiatan eksperimen

dikarenakan guru menganggap kegiatan eksperimen banyak menyita waktu dan

alat yang digunakan terbatas. Hal ini dapat membuat pemahaman siswa mengenai

materi Protista berkurang, karena siswa jarang melakukan kegiatan eksperimen

dan tidak ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. LKS yang digunakan

sekolah merupakan jenis LKS konvensional yaitu LKS yang hanya berisikan

ringkasan materi dan soal-soal kognitif.

Salah satu solusi yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut

adalah menyediakan bahan ajar yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam

proses pembelajaran untuk membangun pengetahuan secara mandiri dan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Bahan ajar yang digunakan untuk memenuhi

kriteria tersebut adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Penggunaan bahan ajar

berupa LKS dalam proses pembelajaran berfungsi untuk memudahkan siswa

memahami materi yang akan diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Salah satu penerapan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan

LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery).

Page 45: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

31

LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) merupakan salah

satu inovasi bahan ajar yang mengorientasikan siswa pada suatu masalah untuk

dipecahkan dengan bimbingan guru melalui suatu kegiatan penemuan sehingga

menuntut peran aktif siswa dalam menemukan konsep dan memecahkan suatu

masalah. Pada materi Protista kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Dasar (KD)

3.5 menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan Protista berdasarkan

ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara

teliti dan sistematis. Kemudian kompetensi dasar 4.5 merencanakan dan

melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran Protista dalam kehidupan

dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/charta/gambar.

Kompetensi dasar tersebut menunjukkan bahwa dalam konsep Protista dilakukan

kegiatan eksperimen yang bertujuan untuk memudahkan siswa memahami konsep

Protista.

Pada pembelajaran penemuan terbimbing, guru hanya berperan sebagai

pembimbing, pemberi arahan dan fasilitator didalam pembelajaran. Pembelajaran

menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) menuntut

siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan mengkonstruk pengetahuan

berdasarkan pengalaman yang mereka miliki untuk dapat menemukan konsep

melalui hasil pemikirannya sendiri. Penerapan dalam pembelajaran akan membuat

kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa berkembang sehingga meningkatkan

hasil belajar siswa. Kerangka berfikir dapat dilihat pada Gambar 2.2 sebagai

berikut:

Page 46: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

32

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teoritis dan penyusunan kerangka berpikir yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan

sebagai berikut: “Terdapat Pengaruh Penggunaan LKS Berbasis Penemuan

Terbimbing (Guided Discovery) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep

Protista”.

Page 47: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 94 Jakarta yang terletak di Jalan

Semanan Raya, Kalideres, Jakarta Barat. Adapun waktu penelitian dilaksanakan

pada Semester Ganjil tanggal 28 Oktober sampai 27 November Tahun Pelajaran

2015/2016.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

experiment. Quasi experiment (eksperimen semu) merupakan eksperimen di mana

tidak seluruh variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat dapat dikontrol.1

Quasi experiment ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi

sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen.2

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonequivalent

control group design, pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol dipilih tidak secara random.3 Desain ini menggunakan dua kelompok,

yaitu kelompok eksperimen yang dalam proses pembelajaran menggunakan LKS

berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) dan kelompok kontrol dalam

proses pembelajaran tidak menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing.

Sebelum diberi perlakuan, kedua kelompok diberikan tes sebanyak dua kali yaitu

tes awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberi materi

yang akan diajarkan dan tes akhir (posttest) untuk mengetahui kemampuan akhir

siswa setelah dilakukan kegiatan pembelajaran. Desain penelitian ini digambarkan

pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

1 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung:

PT Revika Aditama, 2014), h.154. 2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),

(Bandung: Alfabeta, 2014), Cet.19, h.114. 3 Ibid., h.116.

Page 48: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

34

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 : tes awal (pretest) yang diberikan kepada kedua kelompok

O2 : tes akhir (posttest) yang diberikan kepada kedua kelompok

X1 : perlakuan dengan menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing

(guided discovery)

X2 : perlakuan dengan tidak menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing

(guided discovery)

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4 Jadi, populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa-siswi SMA Negeri 94 Jakarta semester ganjil tahun pelajaran

2015/2016. Sedangkan populasi terjangkau adalah seluruh siswa-siswi kelas X

SMA Negeri 94 Jakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.5 Sampel

yang digunakan adalah siswa kelas X MIPA SMA Negeri 94 Jakarta dengan

teknik pengambilan sampel menggunakan pengambilan sampel acak sederhana

(simple random sampling). Simple random sampling adalah cara pengambilan

sampel dimana setiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang

4 V.Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika untuk Penelitian, (Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2012), Cet.1, h.13. 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi 2010),

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), Cet.14, h.174.

Page 49: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

35

sama untuk terpilih menjadi sampel, cara ini akan sangat mudah apabila telah

terdapat daftar lengkap unsur-unsur populasi.6 Berdasarkan teknik sampling

tersebut, terpilih dua kelas X MIPA SMA Negeri 94 Jakarta yaitu kelas X MIPA 1

sebagai kelas eksperimen yang menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing

(guided discovery) dan kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol yang tidak

menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau objek yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya.7 Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel

bebas (X) dan variabel terikat (Y), variabel tersebut yaitu:

1. Variabel bebas (independent) dalam penelitian ini adalah LKS berbasis

penemuan terbimbing (guided discovery), disimbolkan dengan huruf (X).

2. Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah hasil belajar

siswa, disimbolkan dengan huruf (Y).

E. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian.

1. Tahap Persiapan

Sebelum melaksanakan penelitian, langkah awal pada tahap ini adalah

pengurusan surat izin penelitian dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selanjutnya

melakukan observasi ke sekolah yang akan digunakan sebagai tempat penelitian.

Kemudian membuat kisi-kisi instrumen penelitian berdasarkan indikator dan

ranah kognitif yang digunakan serta membuat instrumen penelitian. Langkah

selanjutnya melakukan koordinasi ke sekolah melalui kepala sekolah dan guru

bidang studi biologi untuk melaksanakan ujicoba instrumen. Kemudian

melakukan analisis data hasil ujicoba instrumen.

6 Uhar Suharsaputra, op.cit., h.116.

7 Sugiyono, op.cit., h.61.

Page 50: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

36

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan dua kelas, yaitu kelas

eksperimen yang menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided

discovery) dan kelas kontrol yang tidak menggunakan LKS berbasis penemuan

terbimbing. Pada awal penelitian, peneliti memberikan tes awal (pretest) berupa

soal uraian kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui

kemampuan awal siswa mengenai materi Protista yang akan dipelajari. Pada akhir

penelitian, peneliti memberikan tes akhir (posttest) menggunakan soal uraian yang

sama ketika pretest dilakukan untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah

dilakukan proses pembelajaran.

3. Tahap Akhir Penelitian

Pada tahap akhir penelitian dilakukan analisis data hasil pretest dan posttest

untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan uji statistik. Setelah itu,

dilakukan penarikan kesimpulan yang merupakan langkah akhir pada tahap ini.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan hasil tes

(pretest-posttest) dan nontes (observasi). Pretest adalah tes yang dilakukan siswa

sebelum diterapkan pembelajaran menggunakan LKS berbasis penemuan

terbimbing (guided discovery) yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa. Posttest adalah tes yang dilakukan siswa setelah diterapkan pembelajaran

menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) yang

bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa setelah

dilakukan pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes

uraian sebanyak 10 butir soal yang memuat aspek kognitif sesuai dengan indikator

pembelajaran. Sedangkan teknik nontes berupa lembar observasi yang bertujuan

untuk mengetahui aspek psikomotorik siswa selama proses pembelajaran.

Page 51: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

37

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data

Sumber

Data

Jenis Data Teknik

Pengumpulan Data

Instrumen

Siswa Penguasaan konsep

siswa sebelum

menerima pelajaran

Tes awal (pretest) Tes objektif

(butir soal uraian)

Siswa Penguasaan konsep

siswa setelah

menerima pelajaran

Tes akhir (posttest) Tes objektif

(butir soal uraian)

Siswa Aktivitas siswa

selama proses

pembelajaran

Sesudah intervensi

tindakan pada masing-

masing kelompok

Lembar observasi

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati.8 Instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah instrumen tes objektif berbentuk soal uraian untuk mengukur

kemampuan kognitif siswa dan instrumen nontes berupa lembar observasi untuk

mengetahui kemampuan psikomotorik siswa mengenai materi Protista dengan

menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery).

1. Tes Tertulis

Tes tertulis yang digunakan berupa soal uraian yang disusun berdasarkan

indikator untuk mengukur hasil belajar siswa. Sebelum instrumen tes digunakan,

instrumen tersebut harus di ujicoba terlebih dahulu. Adapun instrumen tes uraian

ini berjumlah 15 butir soal dan setelah dilakukan ujicoba diperoleh 10 butir soal

uraian yang memenuhi kriteria sehingga layak digunakan untuk penelitian. Kisi-

kisi instrumen tes disajikan dalam Tabel 3.3 sebagai berikut:

8 Ibid., h.148.

Page 52: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes

Indikator soal Aspek kognitif Nomor soal

Menyebutkan ciri-ciri dari anggota

Protista mirip hewan

C1 1*

Menyebutkan ciri pigmen yang

dominan pada Alga

C1 2

Menyebutkan habitat dari anggota

protista mirip tumbuhan

C1 3*

Mengklasifikasi jenis-jenis anggota

Alga merah

C3 4

Membedakan jenis Protista

berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki

C2 5*

Mengaitkan jenis Protista dengan

klasifikasinya

C3 6*

Membuat hipotesis (jawaban

sementara) berdasarkan data

C6 7*

Menjelaskan siklus hidup dari jamur

lendir (Myxomicota)

C2 8*

Merancang prosedur kerja dalam

melakukan praktikum Protista mirip

tumbuhan

C6 9*

Mengaitkan organisme Protozoa

berdasarkan ciri-cirinya

C3 10

Mengaitkan Alga sebagai produsen

dengan ciri-cirinya

C3 11*

Membuat pertanyaan mengenai

Protista mirip jamur

C6 12*

Membuat pertanyaan mengenai

dampak negatif anggota Protozoa

C6 13

Menyimpulkan hasil pengamatan

anggota Protozoa berdasarkan ciri-

cirinya

C2 14*

Menyimpulkan dasar dari

pengelompokan Anggota Protozoa

C2 15

Keterangan : (*) soal yang valid digunakan untuk pretest-posttest

Page 53: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

39

2. Instrumen Nontes

Penggunaan instrumen nontes bertujuan agar kesimpulan yang diperoleh

dari penelitian ini lebih valid dibandingkan hanya menggunakan satu instrumen.

Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi

dengan skala kurang dari 50% dan lebih dari 50%.9 Lembar observasi digunakan

untuk memperoleh data kemampuan psikomotorik siswa ketika proses

pembelajaran.

Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa

No Kegiatan Siswa Kriteria

1. Siswa menggunakan

mikroskop dengan baik dan

benar

Siswa mampu membawa mikroskop

dengan benar, mampu meletakkan objek

diatas meja objek, mencari fokus lensa

dan cahaya sebelum melakukan

pengamatan, dan menggunakan semua

bagian mikroskop dengan benar

2. Siswa mengamati objek

Protista

Siswa mampu mengamati objek Protista

dengan baik

3. Siswa mencatat hasil

pengamatan

Siswa mampu menggambarkan bentuk

protista berdasarkan pengamatan

4. Siswa mengklasifikasi jenis

Protista berdasarkan

pengamatan

Siswa mampu mengklasifikasi jenis-jenis

Protista berdasarkan pengamatan dengan

baik

5. Siswa membuat hipotesis

berdasarkan rumusan

masalah

Siswa mampu membuat hipotesis sesuai

dengan rumusan masalah dengan tepat

dan benar

6. Siswa melakukan percobaan

menggunakan alat dan bahan

dengan baik dan benar

Siswa mampu menggunakan alat dan

bahan untuk melakukan percobaan

dengan benar

7. Siswa melakukan diskusi

saat pembelajaran

Siswa melakukan diskusi dengan teman

satu kelompok, dan semua anggota

kelompok saat pembelajaran.

8. Siswa menjawab seluruh

pertanyaan di LKS

Siswa menjawab seluruh pertanyaan di

LKS dengan benar dan tepat

9. Siswa mampu membuat

kesimpulan mengenai

Protista

Siswa mampu membuat kesimpulan

dengan benar

10. Siswa mengumpulkan LKS Siswa mengumpulkan LKS tepat waktu

9 Ana Ratna Wulan, Penggunaan Asesmen Alternatif Pada Pembelajaran Biologi, Seminar

Nasional Biologi FPMIPA UPI, 2007, h.382.

Page 54: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

40

H. Kalibrasi Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, maka instrumen terlebih

dahulu di ujicoba kepada responden, dalam hal ini diluar sampel yang sudah

ditetapkan. Ujicoba instrumen ini bertujuan untuk mengukur tingkat validitas,

reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen sehingga dapat

dipertimbangkan instrumen tersebut digunakan atau tidak. Untuk mengukur

kualitas instrumen yang digunakan maka diperlukan kalibrasi instrumen yang

meliputi:

1. Instrumen Tes

a) Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan sesuatu instrumen.10

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas butir soal

dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara skor butir soal dengan

skor total tes. Untuk pengujian validitas butir soal menggunakan korelasi product

moment sebagai berikut:11

√ √

Keterangan:

r : angka indeks korelasi “r” product moment

N : banyaknya peserta tes

XY : jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

X : jumlah seluruh skor X

Y : jumlah seluruh skor Y

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program ANATES

Versi 4.0.4. Hasil perhitungan uji validitas yang dilakukan dari 15 butir soal

uraian yang diujicoba didapatkan 10 butir soal yang dinyatakan valid yaitu nomor

10

Suharsimi Arikunto, op.cit., h.211. 11

Uhar Suharsaputra, op.cit., h.102.

Page 55: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

41

1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, dan 14. Hasil uji validitas ini dapat dilihat pada lampiran

8.

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas berarti kedapatdipercayaan atau keajegan, suatu instrumen

pengukuran dikatakan reliabel apabila instrumen tersebut dipergunakan secara

berulang memberikan hasil ukur yang sama.12

Suatu tes dikatakan memiliki

tingkat reliabilitas yang tinggi apabila pengukuran yang dilakukan secara

berulang-ulang dengan tes tersebut terhadap subjek yang sama akan memberikan

hasil yang sama atau mendekati.

Uji reliabilitas dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir soal.

Uji reliabilitas ini dihitung dengan menggunakan rumus KR.20 Kuder

Richardson, dengan rumus sebagai berikut:13

ri =

)

Keterangan:

ri = reliabilitas internal seluruh item

k = jumlah item dalam instrumen

pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1

qi = 1 - pi

St2 = varians total

Kriteria indeks reliabilitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.5 Kriteria Indeks Reliabilitas

Interval Kriteria

< 0,20 Sangat rendah

0,20 – 0,40 Rendah

0,40 – 0,60 Cukup

0,60 – 0,80 Tinggi

0,80 – 1,00 Sangat tinggi

12

Ibid., h.104. 13

Sugiyono, op.cit., h.186.

Page 56: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

42

Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program ANATES Versi 4.0.4

menunjukkan nilai reliabilitas sebesar 0,70 termasuk kriteria reliabilitas tinggi.

c) Tingkat Kesukaran

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut

indeks kesukaran (difficulty index). Jadi, bermutu atau tidaknya butir soal dapat

diketahui dari tingkat kesukaran yang dimiliki masing-masing butir soal tersebut.

Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran adalah sebagai

berikut:14

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Kriteria indeks tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut: 15

Tabel 3.6 Indeks Tingkat Kesukaran

Interval (P) Kriteria

0 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Pada pengujian tingkat kesukaran dilakukan dengan menggunakan program

ANATES Versi 4.0.4. Hasil pengujian tingkat kesukaran didapatkan enam butir

soal yaitu soal nomor 1, 3, 5, 6, 12, 14 dalam kategori mudah dan empat butir soal

yaitu soal nomor 7, 8, 9, 11 dalam kategori sedang. Hasil perhitungan tingkat

kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 8.

14

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2013), Cet.2, h.223. 15

Ibid., h.225.

Page 57: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

43

d) Daya Pembeda

Daya pembeda suatu soal tes ialah bagaimana kemampuan soal itu untuk

membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan

siswa-siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group).16

Daya pembeda soal

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:17

D =

-

= PA - PB

Keterangan:

D = daya pembeda (indeks diskriminasi)

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indeks

kesukaran)

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.7 sebagai berikut:18

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai (D) Kategori

0,00 – 0,20 jelek (poor)

0,20 – 0,40 cukup (satistifactory)

0,40 – 0,70 baik (good)

0,70 – 1,00 baik sekali (excellent)

< 0,00 (negatif) tidak baik (diabaikan)

Daya pembeda yang diperoleh dari perhitungan program ANATES Versi

4.0.4 diperoleh bahwa terdapat tiga butir soal yang memiliki kategori baik, tujuh

16

M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2010), h.121. 17

Suharsimi Arikunto, op.cit., h.228-229. 18

Ibid., h.232.

Page 58: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 59: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

45

e) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Sebutlah harga terbesar ini L0.

f) Memberikan interprestasi L0, dengan membandingkan dengan Ltabel dari

tabel Liliefors.

g) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga L0 dan Ltabel dengan taraf

signifikansi α = 0,05. Apabila L0 < Ltabel, maka data distribusi normal.

Kriteria pengujian:

Jika Lhitung < Ltabel, berarti data berdistribusi normal.

Jika Lhitung > Ltabel, berarti data berdistribusi tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas sebagai uji persyaratan analisis data yang bertujuan untuk

mengetahui apakah data homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan setelah

data persyaratan normalitas terpenuhi, yakni data dinyatakan berdistribusi normal.

Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus sebagai

berikut:21

F =

=

Keterangan:

F : homogenitas

: varians terbesar

: varians terkecil

Kriteria hipotesis uji homogenitas untuk menganalisis data dalam penelitian

yaitu, jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima yang berarti varians dari kedua data

bersifat homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak yang berarti

varians dari kedua data bersifat heterogen.

c. Uji Hipotesis

Jika uji normalitas dan uji homogenitas telah terpenuhi, maka dapat

dilakukan uji parametrik dengan menguji statistik menggunakan rumus uji-t

21

Ibid., h.162.

Page 60: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 61: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

47

Kriteria tingkat gain adalah sebagai berikut:

g-rendah : g ≤ 0.30

g-sedang : 0.30 < g ≤ 0.70

g-tinggi : g > 0.70

J. Hipotesis Statistika

Berdasarkan kerangka konseptual yang didukung oleh landasan teoritis,

maka dapat dirumuskan hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

H0 : μA ≤ μB, maka H0 diterima, Ha ditolak

Ha : μA > μB, maka Ha diterima, H0 ditolak

Keterangan:

H0 = Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis

penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa.

Ha = Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis

penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa.

μA = nilai rata-rata kelompok eksperimen.

μB = nilai rata-rata kelompok kontrol.

Page 62: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dalam penelitian ini untuk menjawab permasalahan

dalam penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan hasil tes

tertulis yang dilaksanakan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah

pembelajaran (posttest) yang berupa soal tes uraian dan data hasil observasi untuk

mengetahui aspek psikomotorik siswa saat proses pembelajaran. Jumlah sampel

secara keseluruhan adalah 70 siswa yang terdiri dari kelas X MIPA 1 sebagai

kelas eksperimen sebanyak 35 siswa dan kelas X MIPA 2 sebagai kelas kontrol

sebanyak 35 siswa. Perlakuan yang diberikan saat proses pembelajaran kepada

kelas eksperimen berupa penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided

discovery), sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan LKS berbasis penemuan

terbimbing. Adapun data-data yang diperoleh sebagai berikut:

1. Deskripsi Data Hasil Pretest

Sebelum mengalami perlakuan, masing-masing kelas diberikan tes awal

(pretest). Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum

diajarkan materi Protista. Peneliti memberikan pretest berupa tes uraian kepada

dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol sebanyak 10 butir soal uraian

yang dilakukan sebelum pembelajaran. Berdasarkan hasil pretest kelas

eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan yang berbeda

diperoleh data-data yang disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:

Page 63: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

49

Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah siswa 35 35

Rata-rata 46,94 45,41

Median 46,43 46,43

Modus 46,43 42,86

Standar deviasi 5,35 6,34

Skor tertinggi 57,14 57,14

Skor terendah 35,71 32,14

Berdasarkan hasil pretest pada Tabel 4.1, menunjukkan bahwa kedua kelas

(eksperimen dan kontrol) memiliki jumlah siswa yang sama yaitu 35 siswa. Hasil

pretest kelas eksperimen diperoleh skor rata-rata 46,94 dengan skor tertinggi

57,14 dan skor terendah 35,71 serta standar deviasi 5,35. Sedangkan hasil pretest

kelas kontrol diperoleh skor rata-rata 45,41 dengan skor tertinggi 57,14 dan skor

terendah 32,14 serta standar deviasi 6,34. Dari data tersebut menunjukkan bahwa

pemahaman siswa terhadap konsep Protista pada kedua kelas tidak jauh berbeda

dan masih rendah. Rendahnya hasil pretest siswa dikarenakan belum dilakukan

kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan konsep Protista.

2. Deskripsi Data Hasil Posttest

Setelah dilakukan uji prasyarat sampel pada pretest kelas eksperimen dan

kelas kontrol, dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa pada kedua kelas

sama. Dengan demikian, peneliti memberikan perlakuan yang berbeda saat proses

pembelajaran. Saat proses pembelajaran kelas eksperimen menggunakan LKS

berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) dan kelas kontrol tidak

menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing. Setelah mengalami perlakuan,

masing-masing kelas diberikan tes akhir (posttest). Hal ini bertujuan untuk

melihat tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan

berbeda saat proses pembelajaran. Berdasarkan hasil posttest kelas eksperimen

dan kelas kontrol diperoleh data yang disajikan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut:

Page 64: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

50

Tabel 4.2 Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah siswa 35 35

Rata-rata 82,14 77,08

Median 82,14 78,57

Modus 85,71 78,57

Standar deviasi 6,06 5,52

Skor tertinggi 92,86 85,14

Skor terendah 67,86 64,29

Berdasarkan hasil posttest pada Tabel 4.2, menunjukkan bahwa kedua kelas

(eksperimen dan kontrol) memiliki jumlah siswa yang sama yaitu 35 siswa. Hasil

posttest kelas eksperimen diperoleh skor rata-rata 82,14 dengan skor tertinggi

92,86 dan skor terendah 67,86 serta standar deviasi 6,06. Sedangkan hasil posttest

kelas kontrol diperoleh skor rata-rata 77,08 dengan skor tertinggi 85,14 dan skor

terendah 64,29 serta standar deviasi 5,52. Dari data posttest tersebut menunjukkan

bahwa kedua kelas memiliki nilai rata-rata yang berbeda, dimana kelas

eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol.

3. Data N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji Normal Gain (N-Gain) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

peningkatan pemahaman siswa setelah diberikan kegiatan pembelajaran. Untuk

mengetahui hal tersebut, maka dilakukan perbandingan hasil pretest dan posttest

pada kelas eksperimen dan kontrol serta membandingkan N-Gain dari kedua kelas

tersebut. Adapun hasil perhitungan rata-rata N-Gain kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat dilihat dalam Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data Skor N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol

Data N-Gain Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Tertinggi 0,83 0,73

Terendah 0,44 0,33

Rata-rata 0,66 0,58

Kategori Sedang Sedang

Page 65: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

51

Berdasarkan Tabel 4.3, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

pemahaman siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Masing-masing

skor N-Gain dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu tinggi (G ≥ 0,70),

sedang (0,30 ≤ G ≤ 0,70), dan rendah (G < 0,30). Hasil skor rata-rata N-Gain pada

kelas eksperimen sebesar 0,66 yang termasuk dalam kategori sedang dan skor

rata-rata N-Gain pada kelas kontrol sebesar 0,58 yang termasuk dalam kategori

sedang. Namun, skor rata-rata N-Gain kelas eksperimen lebih tinggi jika

dibandingkan dengan skor rata-rata N-Gain kelas kontrol. Frekuensi N-Gain dari

kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4 Frekuensi N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kategori N-Gain Frekuensi

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rendah - -

Sedang 20 30

Tinggi 15 5

Jumlah 35 35

Berdasarkan Tabel 4.4, menunjukkan bahwa frekuensi N-Gain kelas

eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan dalam kategori N-Gain.

Perbedaan kategori N-Gain kelas eksperimen yang termasuk dalam kategori tinggi

lebih banyak dibandingkan kelas kontrol. Siswa pada kelas eksperimen yang

tergolong kedalam kategori sedang sebanyak 20 siswa, sedangkan pada kelas

kontrol sebanyak 30 siswa. Pada kelas eksperimen sebanyak 15 siswa yang

tergolong dalam kategori tinggi lebih banyak, dibandingkan kelas kontrol yang

hanya 5 siswa. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan

pemahaman siswa pada kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas

kontrol. Perhitungan mengenai hasil N-Gain siswa pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 14.

Page 66: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

52

4. Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS)

Hasil penilaian LKS setiap kelompok materi Protista kelas eksperimen dan

kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS)

Kelas Rata-rata Nilai LKS Kelompok Rata-rata

keseluruhan 1 2 3 4 5 6

Eksperimen 79,63 88,89 81,02 86,57 95,37 91,20 87,11

Kontrol 85,71 96,43 92,86 89.29 78,57 92,86 89,28

Berdasarkan Tabel 4.7, menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang

menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) rata-rata

nilai keseluruhan sebesar 87,11 dengan nilai tertinggi sebesar 95,37 dan nilai

terendah sebesar 79,63. Pada kelas kontrol yang tidak menggunakan LKS berbasis

penemuan terbimbing rata-rata nilai keseluruhan sebesar 89,28 dengan nilai

tertinggi sebesar 96,43 dan nilai terendah sebesar 78,57. Rata-rata keseluruhan

kelas eksperimen lebih rendah jika dibandingkan kelas kontrol, karena pada kelas

eksperimen materi Protista yang diajarkan setiap pertemuannya menggunakan

LKS, dimana siswa dituntut aktif dalam pembelajaran untuk menemukan sendiri

informasi yang dibutuhkan dan melakukan kegiatan eksperimen, sedangkan kelas

kontrol siswa diberikan penjelasan mengenai materi Protista terlebih dahulu oleh

guru dan kegiatan eksperimen berada diakhir pertemuan. Hasil LKS kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran 11.

5. Deskripsi Hasil Observasi Siswa

Pengamatan terhadap aspek psikomotorik siswa saat proses pembelajaran

menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) pada

konsep Protista diperoleh melalui hasil observasi yang dilakukan oleh pengamat

dalam setiap pertemuan. Sebelumnya pengamat telah diberikan pedoman teknis

untuk mengisi lembar observasi yang digunakan. Proses pengamatan dilakukan

Page 67: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

53

sedemikian rupa agar tidak mengganggu proses pembelajaran. Hasil observasi

psikomotorik siswa dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Observasi Siswa

No. Kegiatan Siswa

Pertemuan

1 2 3

Persentase rata-rata (%)

≤50 >50 ≤50 >50 ≤50 >50

1 Siswa menggunakan

mikroskop dengan baik

dan benar

- -

2 Siswa mengamati objek

Protista

3 Siswa mencatat hasil

pengamatan

4 Siswa mengklasifikasi

jenis Protista berdasarkan

pengamatan

5 Siswa membuat hipotesis

berdasarkan rumusan

masalah

- -

6 Siswa melakukan

percobaan menggunakan

alat dan bahan dengan

baik dan benar

- -

7 Siswa melakukan diskusi

saat pembelajaran

8 Siswa menjawab seluruh

pertanyaan di LKS

9 Siswa mampu membuat

kesimpulan mengenai

Protista

10 Siswa mengumpulkan

LKS

Keterangan :

≤50% = Partisipasi aktif siswa dalam kelompok saat kegiatan pembelajaran

>50% = Partisipasi aktif siswa dalam kelompok saat kegiatan pembelajaran

Pada Tabel 4.8 menunjukkan hasil observasi psikomotorik siswa saat

pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, pada pertemuan pertama yang

mempelajari materi Protista mirip jamur menunjukkan bahwa kegiatan siswa yang

Page 68: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

54

meliputi mengamati objek Protista, mencatat hasil pengamatan, mengklasifikasi

jenis Protista, melakukan diskusi, menjawab pertanyaan di LKS, membuat

kesimpulan dan mengumpulkan LKS lebih dari 50% siswa dalam setiap kelompok

melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik artinya seluruh siswa

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran Protista mirip jamur. Kemudian

kegiatan siswa yang tidak dilakukan meliputi menggunakan mikroskop, membuat

hipotesis, dan melakukan percobaan, karena peneliti memiliki keterbatasan dalam

mencari bahan yang digunakan praktikum Protista mirip jamur sehingga

pembelajaran menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing sebagai bahan

ajar yang dilengkapi gambar-gambar Protista mirip jamur.

Berdasarkan hasil observasi pertemuan kedua mempelajari materi Protista

mirip tumbuhan yang dilakukan dengan kegiatan eksperimen. Kegiatan

eksperimen dilakukan secara berkelompok dan aktivitas siswa yang diobservasi

meliputi kegiatan menggunakan mikroskop, mengamati objek Protista, mencatat

hasil pengamatan, mengklasifikasi jenis Protista, membuat hipotesis, melakukan

percobaan, melakukan diskusi, menjawab pertanyaan di LKS, membuat

kesimpulan dan mengumpulkan LKS. Hasil observasi menunjukkan lebih dari

50% siswa dalam setiap kelompok melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik

artinya seluruh siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran pada

kegiatan eksperimen protista mirip tumbuhan.

Pada pertemuan ketiga pembelajaran dilakukan melalui kegiatan eksperimen

mengenai Protista mirip hewan menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing

(guided discovery). Kegiatan eksperimen dilakukan secara berkelompok dan

aktivitas siswa yang diobservasi meliputi kegiatan menggunakan mikroskop,

mengamati objek Protista, mencatat hasil pengamatan, mengklasifikasi jenis

Protista, membuat hipotesis, melakukan percobaan, melakukan diskusi, menjawab

pertanyaan di LKS, membuat kesimpulan dan mengumpulkan LKS. Hasil

observasi menunjukkan lebih dari 50% siswa dalam setiap kelompok melakukan

kegiatan pembelajaran dengan baik artinya seluruh siswa berpartisipasi aktif

dalam proses pembelajaran pada kegiatan eksperimen protista mirip hewan.

Page 69: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

55

Hasil observasi psikomotorik siswa secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran 12.

B. Pengujian Prasyarat Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang didapat

berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, uji normalitas yang digunakan

adalah uji Liliefors dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Adapun kriteria

penerimaan bahwa suatu data berdistribusi normal atau tidak yaitu apabila Lhitung <

Ltabel maka data berdistribusi normal dan sebaliknya apabila Lhitung > Ltabel maka

data tidak berdistribusi normal.

a. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hasil perhitungan uji normalitas tes awal (pretest) kelas eksperimen dan

kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Statistika Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah siswa 35 35

Rata-rata 46,939 45,409

Standar deviasi 5,349 6,339

Lhitung 0,1094 0,1419

Ltabel 0,1498 0,1498

Kesimpulan Lhitung < Ltabel, maka

data berdistribusi normal

Lhitung < Ltabel, maka

data berdistribusi normal

Berdasarkan Tabel 4.9 didapatkan Lhitung pretest kelas eksperimen sebesar

0,1094 dan tabel harga kritis uji Liliefors dengan tingkat signifikansi 5% (α =

0,05) untuk (n = 35), maka didapatkan Ltabel sebesar 0,1498. Hal ini menunjukkan

bahwa data pretest kelas eksperimen berdistribusi normal, karena telah memenuhi

kriteria Lhitung < Ltabel (0,1094 < 0,1498). Sedangkan pada kelas kontrol didapatkan

Lhitung sebesar 0,1419 dan tabel harga kritis uji Liliefors dengan tingkat

signifikansi 5% (α= 0,05) untuk (n=35), maka didapatkan Ltabel sebesar 0,1498.

Page 70: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

56

Hal ini menunjukkan bahwa data pretest kelas kontrol berdistribusi normal,

karena telah memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel (0,1419 < 0,1498). Dengan demikian

kedua sampel penelitian data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

berdistribusi normal. Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat pada

lampiran 15.

b. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hasil perhitungan uji normalitas tes akhir (posttest) kelas eksperimen dan

kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Statistika Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Jumlah siswa 35 35

Rata-rata 82,142 77,077

Standar deviasi 6,063 5,525

Lhitung 0,1067 0,1324

Ltabel 0,1498 0,1498

Kesimpulan Lhitung < Ltabel, maka

data berdistribusi normal

Lhitung < Ltabel, maka

data berdistribusi normal

Berdasarkan Tabel 4.10 didapatkan Lhitung posttest kelas eksperimen sebesar

0,1067 dan tabel harga kritis uji Liliefors dengan tingkat signifikansi 5% (α =

0,05) untuk (n=35) maka didapatkan Ltabel sebesar 0,1498. Hal ini menunjukkan

bahwa data pretest kelas eksperimen berdistribusi normal, karena telah memenuhi

kriteria Lhitung < Ltabel (0,1067 < 0,1498). Sedangkan pada kelas kontrol didapatkan

Lhitung sebesar 0,1324 dan tabel harga kritis uji Liliefors dengan tingkat

signifikansi 5% (α= 0,05) untuk (n=35) maka didapatkan Ltabel sebesar 0,1498.

Hal ini menunjukkan bahwa data posttest kelas kontrol berdistribusi normal,

karena telah memenuhi kriteria Lhitung < Ltabel (0,1324 < 0,1498). Dengan demikian

kedua sampel penelitian data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

berdistribusi normal. Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat pada

lampiran 15.

Page 71: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

57

2. Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

disimpulkan bahwa data kedua kelas berdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan

uji homogenitas untuk mengetahui apakah data penelitian memiliki varians yang

homogen atau tidak. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji

Fischer dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05). Adapun kriteria penerimaan uji

homogenitas bersifat homogen atau tidak yaitu apabila Fhitung < Ftabel berarti kedua

data homogen, dan sebaliknya apabila Fhitung > Ftabel berarti kedua data heterogen.

a. Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Hasil uji homogenitas berdasarkan hasil pretest kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.11 sebagai berikut:

Tabel 4.11 Data Uji Homogenitas Hasil Pretest

Kelas N Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan

Eksperimen 35 28,61 1,40 1,77

Fhitung < Ftabel

Varians Homogen Kontrol 35 40,18

Berdasarkan Tabel 4.11 didapatkan Fhitung sebesar 1,40. Ftabel pada taraf

signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (db) untuk pembilang (n1-1)

adalah 34 dan untuk penyebut (n2-1) sebesar 34 adalah 1,77. Maka Fhitung < Ftabel

(1,40 < 1,77) sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki varians

yang sama atau homogen. Perhitungan lengkap uji homogenitas dapat dilihat pada

lampiran 16.

b. Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Hasil uji homogenitas berdasarkan hasil posttest kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.12 sebagai berikut:

Tabel 4.12 Data Uji Homogenitas Hasil Posttest

Kelas N Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan

Eksperimen 35 36,76 1,20 1,77

Fhitung < Ftabel

Varians Homogen Kontrol 35 30,52

Page 72: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

58

Berdasarkan Tabel 4.12 didapatkan Fhitung sebesar 1,20. Ftabel pada taraf

signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (db) untuk pembilang (n1-1)

adalah 34 dan untuk penyebut (n2-1) sebesar 34 adalah 1,77. Maka Fhitung < Ftabel

(1,20 < 1,77) sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua data memiliki varians

yang sama atau homogen. Perhitungan lengkap uji homogenitas dapat dilihat pada

lampiran 16.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan setelah terlebih dahulu melakukan uji

prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Berdasarkan data hasil uji

normalitas dan uji homogenitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kedua

kelas (eksperimen dan kontrol) berdistribusi normal serta mempunyai varians

yang homogen. Uji hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis nihil (H0) yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis penemuan

terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa pada konsep Protista.

Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh

penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil

belajar siswa pada konsep Protista.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t pada taraf

signifikansi 5% (α = 0,05). Kriteria hasil kesimpulan uji-t yaitu, jika thitung < ttabel

maka H0 diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan

Ha diterima.

a. Uji-t Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Uji-t mengenai hasil pretest dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal

siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan yang

berbeda. Hasil perhitungan data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan menggunakan rumus uji-t dapat dilihat pada Tabel 4.13 sebagai berikut:

Page 73: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 74: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

60

Berdasarkan Tabel 4.14, menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji statistik

menggunakan uji-t diperoleh thitung sebesar 3,66 dan ttabel sebesar 1,99 pada taraf

signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat kebebasan (db = 35+35-2 = 68). Maka

diperoleh thitung > ttabel (3,66 > 1,99) yang berarti bahwa H0 ditolak dan Ha

diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided

discovery) terhadap hasil belajar siswa pada konsep Protista. Perhitungan uji

hipotesis posttest dapat dilihat pada lampiran 17.

C. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hasil belajar antara

siswa yang diajarkan dengan menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing

(guided discovery) sebagai kelas eksperimen dengan siswa yang tidak

menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing sebagai kelas kontrol. Konsep

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Protista.

Pada pelaksanaan sebelum diberikan perlakuan yang berbeda, kedua kelas

yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih dahulu dilakukan tes awal

(pretest) untuk mengetahui kemampuan awal masing-masing kelas terhadap

konsep Protista yang akan diajarkan. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah

dilakukan, maka diperoleh skor rata-rata hasil pretest kelas eksperimen sebesar

46,94 dan kelas kontrol sebesar 45,41. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan

awal berdasarkan hasil pretest dari kedua kelas hampir sama dan tidak ada

pengaruh yang signifikan dari kedua kelas tersebut.

Setelah dilaksanakan tes awal (pretest), selanjutnya masing-masing kelas

mendapatkan perlakuan (treatment) yang berbeda. Kelas eksperimen

menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) dan kelas

kontrol tidak menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing. Setelah kedua

kelas mendapatkan perlakuan yang berbeda dalam proses pembelajaran,

selanjutnya dilakukan tes akhir (posttest) untuk mengetahui kemampuan dan

pemahaman siswa dalam belajar.

Page 75: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

61

Berdasarkan data hasil tes akhir (posttest) sesuai dengan indikator

pembelajaran dan dilakukan perhitungan menunjukkan bahwa kelas eksperimen

mendapatkan hasil posttest yang lebih unggul dibandingkan dengan kelas kontrol.

Hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil posttest masing-masing kelas. Rata-rata

hasil posttest kelas eksperimen sebesar 82,14 sedangkan rata-rata hasil posttest

kelas kontrol sebesar 77,08.

Mengetahui ada tidaknya pengaruh LKS berbasis penemuan terbimbing

terhadap hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilakukan

perhitungan uji statistik menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi 0,05 dan dk

= 68 terhadap rata-rata hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari uji-t

yang telah dilakukan didapatkan hasil nilai thitung sebesar 3,66 dan ttabel sebesar

1,99. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel maka dengan demikian terjadi

penolakan terhadap H0 dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan LKS berbasis penemuan

terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa pada konsep Protista.

Berdasarkan hasil LKS yang digunakan dalam pembelajaran, pada kelas

eksperimen yang menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided

discovery) rata-rata nilai keseluruhan sebesar 87,11. Pada kelas kontrol yang tidak

menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing rata-rata nilai keseluruhan

sebesar 89,28. Rata-rata keseluruhan kelas eksperimen lebih rendah jika

dibandingkan kelas kontrol, karena pada kelas eksperimen materi Protista yang

diajarkan setiap pertemuannya menggunakan LKS, dimana siswa dituntut aktif

dalam pembelajaran untuk menemukan sendiri informasi yang dibutuhkan dan

melakukan kegiatan eksperimen, sedangkan kelas kontrol siswa diberikan

penjelasan mengenai materi Protista terlebih dahulu oleh guru dan kegiatan

eksperimen berada diakhir pertemuan.

Data lain yang mendukung penelitian ini dari hasil observasi psikomotorik

siswa saat pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran

materi Protista yang terdiri dari tiga pertemuan. Pada pertemuan pertama

mengenai Protista mirip jamur menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing

Page 76: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

62

dan lebih dari 50% siswa dalam setiap kelompok melakukan kegiatan

pembelajaran dengan baik artinya seluruh siswa berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran Protista. Kegiatan observasi yang dilakukan mengamati objek

Protista, mencatat hasil pengamatan, mengklasifikasi jenis Protista, melakukan

diskusi, menjawab pertanyaan di LKS, membuat kesimpulan dan mengumpulkan

LKS. Kemudian kegiatan siswa yang tidak dilakukan meliputi menggunakan

mikroskop, membuat hipotesis, dan melakukan percobaan, karena peneliti

memiliki keterbatasan dalam mencari bahan yang digunakan praktikum Protista

mirip jamur sehingga pembelajaran menggunakan LKS yang dilengkapi gambar-

gambar Protista mirip jamur. Pada pertemuan kedua dan ketiga yang masing-

masing mempelajari materi Protista mirip tumbuhan dan Protista mirip hewan.

Pada pertemuan kedua pembelajaran dilakukan melalui kegiatan eksperimen

mengenai Protista mirip tumbuhan menggunakan LKS berbasis penemuan

terbimbing (guided discovery). Kegiatan eksperimen dilakukan secara

berkelompok dan aktivitas siswa yang diobservasi meliputi kegiatan

menggunakan mikroskop, mengamati objek Protista, mencatat hasil pengamatan,

mengklasifikasi jenis Protista, membuat hipotesis, melakukan percobaan,

melakukan diskusi, menjawab pertanyaan di LKS, membuat kesimpulan dan

mengumpulkan LKS. Hasil observasi menunjukkan lebih dari 50% siswa dalam

setiap kelompok melakukan kegiatan pembelajaran dengan baik artinya seluruh

siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran pada kegiatan eksperimen

protista mirip tumbuhan.

Pada pertemuan ketiga pembelajaran dilakukan melalui kegiatan eksperimen

mengenai Protista mirip hewan menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing

(guided discovery). Kegiatan eksperimen dilakukan secara berkelompok dan

aktivitas siswa yang diobservasi meliputi kegiatan menggunakan mikroskop,

mengamati objek Protista, mencatat hasil pengamatan, mengklasifikasi jenis

Protista, membuat hipotesis, melakukan percobaan, melakukan diskusi, menjawab

pertanyaan di LKS, membuat kesimpulan dan mengumpulkan LKS. Hasil

observasi menunjukkan lebih dari 50% siswa dalam setiap kelompok melakukan

Page 77: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

63

kegiatan pembelajaran dengan baik artinya seluruh siswa berpartisipasi aktif

dalam proses pembelajaran pada kegiatan eksperimen protista mirip hewan.

Pembelajaran menggunakan LKS berfungsi sebagai bahan ajar yang

mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan,

meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik.1 Hal ini

sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan LKS berbasis

guided discovery meningkatkan hasil belajar siswa.2 Kemudian pembelajaran

praktikum IPA berbantu LKS discovery efektif untuk mengembangkan

keterampilan proses sains siswa.3

Penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) mampu

mengubah proses pembelajaran yang sebelumnya berpusat pada guru menjadi

pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan mengalami secara langsung apa

yang sedang dipelajari, maka siswa akan mengkonstruk pengetahuan yang

didapatkan melalui pengalamannya secara langsung sehingga pembelajaran yang

dilakukan oleh siswa menjadi bermakna.

Pembelajaran menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing memiliki

beberapa keunggulan yaitu siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

yang disajikan, menanamkan sikap mencari-temukan, mendukung kemampuan

problem solving siswa, memberikan wahana interaksi antar siswa maupun siswa

dengan guru, materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang

tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses

menemukannya.4 Dengan demikian penggunaan LKS berbasis penemuan

terbimbing (guided discovery) dapat membimbing siswa memperoleh

pengetahuan, mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik dalam

1 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: DIVA Press,

2011), Cet.2, h.205. 2 Mulia Rusmawati, Pengaruh Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berbasis

Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, Skripsi UIN Jakarta, 2013, h.66. 3 Hartono dan Wakid Rima Oktafianto, Keefektifan Pembelajaran Praktikum IPA Berbantu

LKS Discovery untuk Mengembangkan Keterampilan Proses Sains, Unnes Physics Education

Journal, 2013, h.21. 4 Erlin Nur Wahyuni, Novita Kartika Indah, Sunu Kuntjoro, Penerapan LKS Berbasis

Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pencemaran Lingkungan

Kelas X SMAN 1 Wonoayu Sidoarjo, Jurnal Bioedu Vol.3, 2014, h.595.

Page 78: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

64

proses pembelajaran, membangun konsep yang ditemukan siswa sendiri dan

meningkatkan hasil belajar siswa.

Page 79: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis

penemuan terbimbing (guided discovery) berpengaruh signifikan terhadap hasil

belajar siswa. Hal tersebut didasarkan pada perhitungan uji hipotesis hasil posttest

menggunakan uji-t dengan tingkat signifikansi 5% (α = 0,05) diperoleh hasil thitung

> ttabel atau (3,66 > 1,99). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa H0

ditolak dan Ha diterima. Hasil perhitungan tersebut membuktikan bahwa

penggunaan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided discovery) memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada konsep Protista.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan selama penelitian, penulis mengajukan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Pengajaran menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided

discovery) perlu disesuaikan dengan konsep dan ketersediaan alat-alat di

laboratorium sekolah sebagai penunjang pembelajaran.

2. Guru dalam menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing (guided

discovery) hendaknya dapat mengarahkan siswa untuk menemukan konsep

sehingga pengetahuan siswa dapat berkembang dan hasil belajar siswa dapat

meningkat.

3. Untuk penelitian selanjutnya, pemberian angket setelah pembelajaran

menggunakan LKS berbasis penemuan terbimbing perlu dilakukan untuk

mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran menggunakan LKS.

Page 80: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

66

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ridwan Sani. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum

2013. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.

Anderson, Lorin W, David R. Krathwohl. Kerangka Landasan Untuk

Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, diterjemahkan dari buku A

Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revisian of Bloom’s

Taksonomy of Educational Objectives. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Anugra, Nessa Rahmi, Djusmaini Djamas, Nurhayati. Pengaruh Lembar Kerja

Siswa Berbasis PQ4R terhadap Hasil Belajar IPA Fisika Kelas VIII SMPN

1 Linggo Sari Baganti. Pillar Of Physics Education Vol.2, 2013.

Ariesta, R. dan Supartono. Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan

Laboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk

Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika

Indonesia, 2011.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, Cet.1, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: PT

Bumi Aksara, Cet.2, 2013.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi

2010). Jakarta: Rineka Cipta, Cet.14, 2010.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet.17,

2014.

Bahri, Syaiful Djamarah. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet.II,

2008.

Carin, Arthur A. Teaching Science Through Discovery Eighth Edition. New

Jersey: Prentice-Hall, 1997.

D. Kenneth Moore. Effectitive Instructional Strategies From Theory to Practice

Edition 3. Los Angeles: Sage Publications Inc, 2012.

Estuningsih, Silvia, Endang Susantini, dan Isnawati. Pengembangan Lembar

Kerja Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA SMA Pada

Materi Substansi Genetika. Jurnal Bioedu Vol.2, 2013.

Page 81: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

67

Fatihatul, Diana Ulumi, Maridi, dan Yudi Rinanto. Pengaruh Model Pembelajaran

Guided Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Biologi di SMA Negeri

2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Biologi UNS,

2015.

Ghozali, Imam, Endang Susantini dan Lisa Lisdiana. Validitas Lembar Kegiatan

Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) Pada

Materi Virus untuk Kelas X. Jurnal Bioedu Vol.3, 2014.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, Cet.X, 2010.

Hartono dan Wakid Rima Oktafianto. Keefektifan Pembelajaran Praktikum IPA

Berbantu LKS Discovery untuk Mengembangkan Keterampilan Proses

Sains. Unnes Physics Education Journal, 2013.

Irnaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga,

2013.

Isnaningsih dan D.S. Bimo. Penerapan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Discovery

Berorientasi Keterampilan Proses Sains untuk Meningkatkan Hasil Belajar

IPA. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Vol.2 No.2, 2013.

Kadir. Statistika Terapan. Jakarta: Rajawali Press, Cet.1, 2015.

Kamalia, Popi Devi, Hj. Renny Sofiraeni, Khairuddin. Pengembangan Perangkat

Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik

dan Tenaga Kependidikan IPA, 2009.

Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet.1,

2013.

Muslich, Masnur. Authentic Assesment: Penilaian Berbasis Kelas dan

Kompetensi,. Bandung: Refika Aditama, Cet.I, 2011.

N. Roestiyah, K. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Ngalim, M. Purwanto. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.

Nur, Abrari Aan Ilmi, Meti Indrowati, Riezky Maya Probosari. Pengaruh

Penerapan Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Keterampilan

Proses Sains Siswa kelas X SMA Negeri 1 Teras Boyolali Tahun pelajaran

2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi Vol.4 No.2, 2012.

Page 82: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

68

Nur, Erlin Wahyuni, Novita Kartika Indah, Sunu Kuntjoro. Penerapan LKS

Berbasis Penemuan Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Materi Pencemaran Lingkungan Kelas X SMAN 1 Wonoayu Sidoarjo.

Jurnal Bioedu Vol.3, 2014.

Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva

Press, Cet.2, 2011.

Ratna, Ana Wulan. Penggunaan Asesmen Alternatif Pada Pembelajaran Biologi.

Seminar Nasional Biologi FPMIPA UPI, 2007.

Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup, Cet.I, 2009.

Rusmawati, Mulia. Pengaruh Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Berbasis Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa.

Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, 2013.

Sofyan, Ahmad dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2006.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta, Cet.19, 2014.

Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.

Bandung: PT Revika Aditama, 2014.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya, 2013.

Trianto. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini

TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana, 2011.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: PT Kencana

Prenada Media Group, 2009.

Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya

dalam KTSP. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.

Wiratna, V. Sujarweni dan Poly Endrayanto. Statistika untuk Penelitian.

Yogyakarta: Graha Ilmu, Cet.1, 2012.

Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Cet.1, 2009.

Page 83: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

69

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(KELAS EKSPERIMEN)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 94 Jakarta

Kelas / Semester : X / Ganjil

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Protista

Pertemuan ke - : 1

Alokasi Waktu : 9 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang

keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.

1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses.

Page 84: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

70

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,

tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan

santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,

gotong-royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan

kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan

pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar

kelas/laboratorium.

2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di

laboratorium dan di lingkungan sekitar.

3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan

ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan

secara teliti dan sistematis.

4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran

protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk

model/charta/gambar.

C. Indikator

3.5.1 Menyebutkan ciri-ciri umum dari kingdom protista.

3.5.2 Menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip jamur.

3.5.3 Menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip jamur.

3.5.4 Menjelaskan cara reproduksi protista mirip jamur.

3.5.5 Mengaitkan ciri protista mirip jamur dengan peranannya dalam kehidupan.

4.5.1 Melakukan pengamatan protista mirip jamur.

4.5.2 Membuat laporan pengamatan protista mirip jamur.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan pembelajaran materi protista, diharapkan:

1. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri umum dari kingdom protista.

2. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip jamur.

3. Siswa dapat menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip jamur.

4. Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi protista mirip jamur.

Page 85: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

71

Page 86: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

72

sitoplasma yang berinti banyak dan tidak dibatasi dengan dinding sel.

Acrasiomycetes terdiri atas satu sel uninukleat, haploid, dan bergerak dengan

pseudopodia. Peranan protista mirip jamur yaitu sebagai saprofit, menguraikan

bahan organik menjadi anorganik dan Saprolegnia sp. merupakan parasit pada

ikan (lele).

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Model : Penemuan terbimbing (guided discovery)

Metode : Diskusi dan tanya jawab

G. Sumber, Bahan, dan Alat Pembelajaran

Sumber pembelajaran:

Subardi,dkk. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, 2009.

Campbell, Neil, Jane B. Reece,dan L.G. Mitchell. Biologi Edisi Kelima

Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003.

http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html

Bahan : LKS Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery)

Alat : White board dan spidol

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan pertama (3 x 45 menit)

Kegiatan

Guided

Discovery

Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Pembukaan

Guru membuka kegiatan

pembelajaran dengan

mengucap salam, doa,

mengecek kehadiran siswa,

dan kesiapan belajar siswa

Apersepsi

Guru bertanya mengenai

Protista “Apa itu protista?

Siswa menjawab salam,

doa, absensi, dan

menyiapkan buku

pelajaran biologi

Siswa menjawab

pertanyaan dari guru

3 menit

4 menit

Page 87: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

73

Motivasi

Guru memotivasi siswa

untuk mempelajari protista

Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

Guru membagi siswa

menjadi 6 kelompok dan

memberikan LKS Berbasis

Penemuan Terbimbing

(Guided Discovery)

mengenai protista mirip

jamur

Siswa termotivasi untuk

belajar tentang protista

Siswa mendengarkan

tujuan pembelajaran

Siswa membuat

kelompok dan menerima

LKS mengenai protista

mirip jamur yang

diberikan oleh guru

8 menit

Kegiatan Inti

Pemberian

stimulus

Mengamati

Guru menginstruksikan

siswa untuk mengamati

protista mirip jamur sesuai

petunjuk di LKS

Siswa mengamati protista

mirip jamur sesuai

petunjuk di LKS

10

menit

Identifikasi

masalah

Menanya

Guru mengarahkan siswa

untuk bertanya mengenai

ciri-ciri protista secara

umum dan ciri protista

mirip jamur

Siswa memberikan

pertanyaan mengenai

protista mirip jamur

15

menit

Mengumpulkan

data

Mengumpulkan data

(Mengeksplorasi)

Guru menginstruksikan

siswa mengumpulkan

informasi mengenai ciri

protista mirip jamur, cara

reproduksi, klasifikasi dan

contoh organisme

Guru meminta siswa

mencatat hasil pengamatan

dan informasi di LKS

Siswa mengumpulkan

informasi berdasarkan

pengamatan

Siswa mencatat hasil

pengamatan dan

informasi di LKS

40

menit

Menganalisis dan

menginterpretasi

data

Mengasosiasikan

Guru meminta siswa

mengaitkan ciri protista

mirip jamur dengan

peranannya dalam

kehidupan

Guru menginstruksikan

siswa untuk menjawab

pertanyaan di LKS

Siswa mengaitkan ciri-

ciri protista mirip jamur

dengan peranannya dalam

kehidupan

Siswa menjawab

pertanyaan yang terdapat

di LKS

15

menit

Menganalisis dan

menginterpretasi

data

Mengkomunikasikan

Guru meminta perwakilan

kelompok menyampaikan

hasil diskusi

Guru membantu siswa

Perwakilan kelompok

menyampaikan hasil

diskusi

Setiap kelompok

25

menit

Page 88: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

74

mengevaluasi kinerja setiap

kelompok dan memberikan

apresiasi terhadap kinerja

kelompok

melakukan evaluasi dan

refleksi pembelajaran

Kegiatan Penutup

Menyimpulkan

Guru mengajak siswa

untuk membuat

kesimpulan

Guru menginformasikan

siswa untuk mempelajari

protista mirip tumbuhan

dan menyiapkan praktikum

protista mirip tumbuhan

Guru menutup

pembelajaran dan

mengucapkan salam

Siswa bersama-sama

membuat kesimpulan

Siswa mencatat dan

memahami apa yang

disampaikan oleh guru

Siswa menjawab salam

15

menit

I. Penilaian

Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk instrumen

Tes tertulis Soal uraian (Pretest dan Posttest)

Portofolio LKS Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided

Discovery) dan rubrik

Jakarta, 6 November 2015

Page 89: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

75

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(KELAS EKSPERIMEN)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 94 Jakarta

Kelas / Semester : X / Ganjil

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Protista

Pertemuan ke - : 2

Alokasi Waktu : 9 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang

keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.

1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,

tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan

santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,

Page 90: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

76

gotong-royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan

kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan

pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar

kelas/laboratorium.

2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di

laboratorium dan di lingkungan sekitar.

3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan

ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan

secara teliti dan sistematis.

4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran

protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk

model/charta/gambar.

C. Indikator

3.5.1 Menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip tumbuhan.

3.5.2 Menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip tumbuhan.

3.5.3 Menjelaskan cara reproduksi protista mirip tumbuhan.

3.5.4 Mengaitkan ciri protista mirip tumbuhan dengan peranannya dalam

kehidupan.

4.5.1 Melakukan pengamatan protista mirip tumbuhan.

4.5.2 Membuat laporan hasil pengamatan protista mirip tumbuhan.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan pembelajaran materi protista, diharapkan:

1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip tumbuhan.

2. Siswa dapat menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip tumbuhan.

3. Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi protista mirip tumbuhan.

4. Siswa dapat mengaitkan ciri protista mirip tumbuhan dengan peranannya

dalam kehidupan.

5. Siswa dapat melakukan pengamatan protista mirip tumbuhan.

6. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan protista mirip tumbuhan.

Page 91: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

77

Page 92: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

78

d. Ganggang Hijau / Chlorophyta

Semua organisme yang tergolong ke dalam Chlorophyta berwarna hijau

karena di dalam sel tubuhnya banyak terkandung klorofil yang sangat bermanfaat

dalam membantu berlangsungnya proses fotosintesis. Memiliki dinding sel yang

tersusun dari selulosa. Reproduksi aseksual dengan membelah diri, pembentukan

spora, dan fragmentasi. Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami, dan

oogami. Contohnya Chlorella sp. dan Chlamydomonas.

e. Ganggang Coklat / Phaeophyta

Phaeophyta memiliki kromatofora berwarna cokelat mengandung pigmen

fukonsantin. Selnya berflagel dua tetapi tidak sama panjang. Sebagian besar

multiseluler, bereproduksi aseksual secara fragmentasi dan pembentukan spora.

Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami, dan oogami. Contohnya

Sargassum sp., dan Laminaria sp.

f. Ganggang Merah / Rhodophyta

Anggota organisme ini mengandung pigmen dominan fikobilin jenis

fikoeritrin (pigmen merah), memiliki klorofil a dan d, karoten, fikosianin, dan

tidak mempunyai flagel. Reproduksi aseksual dengan cara membentuk spora dan

reproduksi seksual dengan cara oogami. Contohnya Euchema spinosum.

Peranan Protista mirip tumbuhan bagi kehidupan yaitu Alga hijau

(Chlorophyta) merupakan fitoplankton yang digunakan sebagai sumber makanan

hewan lainnya. Alga merah (Rhodophyta) bermanfaat sebagai sumber makanan

(Rhodymenia palmata), dan pembuatan agar (Gelidium sp.). Alga coklat

(Phaeophyta) sebagai bahan kecantikan (Laminaria sp. dan Fucus sp.).

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Model : Penemuan terbimbing (guided discovery)

Metode : Eksperimen dan diskusi

Page 93: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

79

G. Sumber, Bahan, dan Alat Pembelajaran

Sumber pembelajaran:

Subardi,dkk. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, 2009.

Campbell, Neil, Jane B. Reece,dan L.G. Mitchell. Biologi Edisi Kelima

Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003.

http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html

Bahan : LKS Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery), air kolam,

air sawah, alga, dan tisu.

Alat : White board, spidol, mikroskop, object glass, cover glass, pipet tetes,

dan gelas kimia.

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan kedua (3 x 45 menit)

Tahapan

Guided

Discovery

Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Pembukaan

Guru membuka kegiatan

pembelajaran dengan

mengucap salam, mengecek

kehadiran dan kesiapan

belajar siswa

Apersepsi

Guru bertanya kepada siswa

“apa ciri-ciri dari protista

mirip tumbuhan?

Motivasi

Guru memotivasi siswa

untuk mempelajari protista

mirip tumbuhan

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Guru membagi siswa

menjadi 6 kelompok dan

memberikan LKS Berbasis

Penemuan Terbimbing

Siswa menjawab salam,

absensi, dan

menyiapkan buku

pelajaran biologi

Siswa menjawab

pertanyaan dari guru

Siswa termotivasi untuk

belajar protista mirip

tumbuhan

Siswa mendengarkan

tujuan pembelajaran

Siswa membuat

kelompok dan

menerima LKS

3 menit

4 menit

8 menit

Page 94: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

80

(Guided Discovery)

Pemberian

stimulus

Mengamati

Guru menginstruksikan

siswa untuk mengamati

protista mirip tumbuhan

sesuai petunjuk di LKS

Siswa mengamati

protista mirip tumbuhan

sesuai dengan petunjuk

di LKS

10

menit

Identifikasi

masalah

Mengembangkan

solusi yang

mungkin

Menanya

Guru mengarahkan siswa

untuk bertanya mengenai

ciri-ciri protista mirip

tumbuhan

Guru membimbing siswa

dalam mengajukan rumusan

masalah dan hipotesis

Siswa memberikan

pertanyaan mengenai

protista mirip tumbuhan

Siswa mengajukan

rumusan masalah dan

hipotesis

15

menit

Mengumpulkan

data

Mengumpulkan data

(Mengeksplorasi)

Guru menginstruksikan

siswa untuk mencari

informasi mengenai ciri

protista mirip tumbuhan,

cara reproduksi, klasifikasi,

dan contoh organisme

Guru meminta siswa untuk

mencatat hasil pengamatan

dan informasi yang didapat

pada LKS.

Siswa mengumpulkan

informasi berdasarkan

pengamatan

Siswa mencatat hasil

pengamatan dan

informasi di LKS

40

menit

Menganalisis dan

Menginterpretasi

data

Mengasosiasikan

Guru meminta siswa

mengaitkan antara protista

mirip tumbuhan dengan

peranannya bagi kehidupan

Guru menginstruksikan

siswa untuk menjawab

pertanyaan di LKS

Siswa mengaitkan

antara protista mirip

tumbuhan dengan

peranannya bagi

kehidupan

Siswa menjawab

pertanyaan di LKS

15

menit

Menganalisis dan

Menginterpretasi

data

Mengkomunikasikan

Guru meminta perwakilan

kelompok menyampaikan

hasil praktikum

Guru membantu siswa

mengevaluasi kinerja setiap

kelompok dan memberikan

refleksi pembelajaran

Perwakilan kelompok

menyampaikan hasil

praktikum

Setiap kelompok

melakukan evaluasi dan

refleksi pembelajaran

25

menit

Kegiatan Penutup

Menyimpulkan Guru mengajak siswa untuk

memberikan kesimpulan

Siswa secara bersama-

sama memberikan

kesimpulan

Page 95: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

81

Guru menginformasikan

siswa untuk mempelajari

protista mirip hewan dan

menyiapkan praktikumnya

Guru menutup pembelajaran

dan mengucapkan salam

Siswa mencatat dan

memahami apa yang

disampaikan oleh guru

Siswa menjawab salam

15

menit

I. Penilaian

Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk instrumen

Tes tertulis Soal uraian (Pretest dan Posttest)

Tes unjuk kerja Lembar observasi dan rubrik

Portofolio LKS Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided

Discovery) dan rubrik

Jakarta, 13 November 2015

Page 96: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

82

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(KELAS EKSPERIMEN)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 94 Jakarta

Kelas / Semester : X / Ganjil

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Protista

Pertemuan ke - : 3

Alokasi Waktu : 9 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang

keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.

1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,

tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun

Page 97: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

83

dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong-

royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis,

responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan

dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di

laboratorium dan di lingkungan sekitar.

3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-

ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara

teliti dan sistematis.

4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran

protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk

model/charta/gambar.

C. Indikator

3.5.1 Menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip hewan.

3.5.2 Menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip hewan.

3.5.3 Menjelaskan cara reproduksi protista mirip hewan.

3.5.4 Mengaitkan ciri protista mirip hewan dengan peranannya dalam kehidupan.

4.5.3 Melakukan pengamatan protista mirip hewan.

4.5.4 Membuat laporan hasil pengamatan protista mirip hewan.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan pembelajaran materi protista, diharapkan:

1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip hewan.

2. Siswa dapat menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip hewan.

3. Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi protista mirip hewan.

4. Siswa dapat mengaitkan ciri protista mirip hewan dengan peranannya dalam

kehidupan.

5. Siswa dapat melakukan pengamatan protista mirip hewan.

6. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan protista mirip hewan.

Page 98: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

84

Page 99: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

85

tubuh nyamuk Anopheles betina melalui penggabungan mikrogamet dan

makrogamet yang kemudian dikenal dengan sporogoni. Contoh Plasmodium sp.

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Model : Penemuan terbimbing (guided discovery)

Metode : Eksperimen dan diskusi

G. Sumber, Bahan, dan Alat Pembelajaran

Sumber pembelajaran:

Subardi,dkk. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, 2009.

Campbell, Neil, Jane B. Reece,dan L.G. Mitchell. Biologi Edisi Kelima

Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003.

http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html

Bahan : LKS Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery), air

selokan, air rendaman jerami, dan tisu.

Alat : White board, spidol, mikroskop, objek glass, cover glass, pipet tetes,

dan gelas kimia.

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ketiga (3 x 45 menit)

Tahapan

Guided

Discovery

Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Pembukaan

Guru membuka kegiatan

pembelajaran dengan

mengucap salam, doa,

mengecek kehadiran siswa,

dan kesiapan belajar siswa

Apersepsi

Guru bertanya kepada siswa

“apa ciri-ciri dari protista

mirip hewan?

Siswa menjawab salam,

doa, absensi, dan

menyiapkan buku

pelajaran biologi

Siswa menjawab

pertanyaan dari guru

3 menit

4 menit

Page 100: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

86

Motivasi

Guru memotivasi untuk

mempelajari protista mirip

hewan

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Guru membagi siswa

menjadi 6 kelompok dan

memberikan LKS Berbasis

Penemuan Terbimbing

(Guided Discovery)

Siswa termotivasi untuk

belajar protista mirip

hewan

Siswa mendengarkan

tujuan pembelajaran

Siswa membuat

kelompok dan

menerima LKS

8 menit

Kegiatan Inti

Pemberian

stimulus

Mengamati

Guru menginstruksikan

siswa untuk mengamati

protista mirip hewan sesuai

dengan petunjuk di LKS

Siswa mengamati

protista mirip hewan

sesuai dengan petunjuk

di LKS

10

menit

Identifikasi

masalah

Mengembangkan

solusi yang

mungkin

Menanya

Guru mengarahkan siswa

untuk bertanya mengenai

ciri-ciri protista mirip hewan

dan klasifikasinya

Guru membimbing siswa

dalam mengajukan rumusan

masalah dan hipotesis

Siswa memberikan

pertanyaan mengenai

ciri-ciri protista mirip

hewan dan

klasifikasinya

Siswa mengajukan

rumusan masalah dan

hipotesis

15

menit

Mengumpulkan

data

Mengumpulkan data

(Mengeksplorasi)

Guru menginstruksikan

siswa untuk mencari

informasi mengenai ciri

protista mirip hewan, cara

reproduksi, klasifikasi dan

contoh organisme

Guru meminta siswa untuk

mencatat hasil pengamatan

dan informasi yang

didapatkan di LKS

Siswa mengumpulkan

informasi berdasarkan

pengamatan

Siswa mencatat hasil

pengamatan dan

informasi di LKS

40

menit

Menganalisis dan

Menginterpretasi

data

Mengasosiasikan

Guru meminta siswa

mengaitkan antara protista

mirip hewan dengan

peranannya bagi kehidupan

Guru menginstruksikan

siswa untuk menjawab

pertanyaan di LKS

Siswa mengaitkan

antara protista mirip

hewan dengan

peranannya bagi

kehidupan

Siswa menjawab

pertanyaan di LKS

15

menit

Page 101: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

87

Menganalisis dan

Menginterpretasi

data

Mengkomunikasikan

Guru meminta perwakilan

kelompok menyampaikan

hasil praktikum

Guru membantu siswa

mengevaluasi kinerja setiap

kelompok dan memberikan

refleksi pembelajaran

Perwakilan kelompok

menyampaikan hasil

praktikum

Setiap kelompok

melakukan evaluasi dan

refleksi pembelajaran

25

menit

Kegiatan Penutup

Menyimpulkan

Guru mengajak siswa untuk

membuat kesimpulan

Guru menutup pembelajaran

dan mengucapkan salam

Siswa bersama-sama

membuat kesimpulan

Siswa menjawab salam

15

menit

I. Penilaian

Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk instrumen

Tes tertulis Soal uraian (Pretest dan Posttest)

Tes unjuk kerja Lembar observasi dan rubrik

Portofolio LKS Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided

Discovery) dan rubrik

Jakarta, 20 November 2015

Page 102: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

88

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(KELAS KONTROL)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 94 Jakarta

Kelas / Semester : X / Ganjil

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Protista

Pertemuan ke - : 1

Alokasi Waktu : 9 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang

keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.

1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses.

Page 103: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

89

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,

tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan

santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,

gotong-royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan

kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan

pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar

kelas/laboratorium.

2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di

laboratorium dan di lingkungan sekitar.

3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan

ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan

secara teliti dan sistematis.

4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran

protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk

model/charta/gambar.

C. Indikator

3.5.1 Menyebutkan ciri-ciri umum dari kingdom protista.

3.5.2 Menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip jamur.

3.5.3 Menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip jamur.

3.5.4 Menjelaskan cara reproduksi protista mirip jamur.

3.5.5 Mengaitkan ciri protista mirip jamur dengan peranannya dalam kehidupan.

4.5.1 Melakukan pengamatan protista mirip jamur.

4.5.2 Membuat laporan pengamatan protista mirip jamur.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan pembelajaran materi protista, diharapkan:

1. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri umum dari kingdom protista.

2. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip jamur.

3. Siswa dapat menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip jamur.

4. Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi protista mirip jamur.

Page 104: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 105: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

91

sitoplasma yang berinti banyak dan tidak dibatasi dengan dinding sel.

Acrasiomycetes terdiri atas satu sel uninukleat, haploid, dan bergerak dengan

pseudopodia. Peranan protista mirip jamur yaitu sebagai saprofit, menguraikan

bahan organik menjadi anorganik dan Saprolegnia sp. merupakan parasit pada

ikan (lele).

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Diskusi dan tanya jawab

G. Sumber, Bahan, dan Alat Pembelajaran

Sumber pembelajaran:

Subardi,dkk. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, 2009.

Campbell, Neil, Jane B. Reece,dan L.G. Mitchell. Biologi Edisi Kelima

Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003.

http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html

Bahan : Powerpoint

Alat : White board, spidol, dan LCD

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan pertama (3 x 45 menit)

Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu Guru Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Pembukaan

Guru membuka kegiatan pembelajaran

dengan mengucap salam, doa,

mengecek kehadiran siswa, dan

kesiapan belajar siswa

Apersepsi

Guru bertanya mengenai Protista

“Apa itu protista?”

Motivasi

Guru memotivasi siswa untuk

mempelajari protista

Siswa menjawab salam, doa,

absensi, dan menyiapkan buku

pelajaran biologi

Siswa menjawab pertanyaan

dari guru

Siswa termotivasi untuk

belajar tentang protista

3 menit

4 menit

Page 106: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

92

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Guru membagi siswa menjadi 6

kelompok untuk melakukan diskusi

Siswa mendengarkan tujuan

pembelajaran

Siswa membuat kelompok

sesuai instruksi guru

8 menit

Kegiatan Inti

Mengamati

Guru menginstruksikan siswa

mengamati gambar protista mirip jamur

Siswa mengamati gambar

protista mirip jamur

10

menit

Menanya

Guru mengarahkan siswa untuk

bertanya mengenai ciri-ciri protista

mirip jamur

Siswa berpikir untuk

mengajukan pertanyaan

15

menit

Mengumpulkan data

(Mengeksplorasi)

Guru menginstruksikan siswa untuk

berdiskusi mengenai ciri-ciri dari

protista mirip jamur, dan cara

reproduksi

Guru menginstruksikan siswa untuk

berdiskusi mengenai klasifikasi dari

protista mirip jamur disertai contoh

organismenya

Siswa berdiskusi dan

mengumpulkan informasi

sesuai dengan instruksi dari

guru

40

menit

Mengasosiasikan

Guru meminta siswa mengaitkan antara

protista mirip jamur dengan peranannya

dalam kehidupan

Siswa mengaitkan antara

protista mirip jamur dengan

peranannya dalam kehidupan

15

menit

Mengkomunikasikan

Guru meminta perwakilan kelompok

menyampaikan hasil diskusi yang telah

dilakukan

Guru membantu siswa mengevaluasi

kinerja setiap kelompok dan

memberikan refleksi pembelajaran

Perwakilan kelompok

menyampaikan hasil diskusi

yang telah dilakukan

Setiap kelompok melakukan

evaluasi dan refleksi hasil

diskusi

25

menit

Kegiatan Penutup

Guru mengajak siswa membuat

kesimpulan

Guru menginformasikan siswa untuk

mempelajari protista mirip tumbuhan

Guru menutup pembelajaran dan

mengucapkan salam

Siswa secara bersama-sama

membuat kesimpulan

Siswa mencatat dan

memahami apa yang

disampaikan oleh guru

Siswa menjawab salam

15

menit

Page 107: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

93

I. Penilaian

Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk instrumen

Tes tertulis Soal uraian (Pretest dan Posttest)

Portofolio diskusi dan rubrik

Jakarta, 4 November 2015

Page 108: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

94

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(KELAS KONTROL)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 94 Jakarta

Kelas / Semester : X / Ganjil

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Protista

Pertemuan ke - : 2

Alokasi Waktu : 9 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang

keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.

1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,

tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan

santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,

Page 109: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

95

gotong-royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan

kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan

pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar

kelas/laboratorium.

2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di

laboratorium dan di lingkungan sekitar.

3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan

ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan

secara teliti dan sistematis.

4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran

protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk

model/charta/gambar.

C. Indikator

3.5.1 Menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip tumbuhan.

3.5.2 Menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip tumbuhan.

3.5.3 Menjelaskan cara reproduksi protista mirip tumbuhan.

3.5.4 Mengaitkan ciri protista mirip tumbuhan dengan peranannya dalam

kehidupan.

4.5.1 Melakukan pengamatan protista mirip tumbuhan.

4.5.2 Membuat laporan hasil pengamatan protista mirip tumbuhan.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan pembelajaran materi protista, diharapkan:

1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip tumbuhan.

2. Siswa dapat menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip tumbuhan.

3. Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi protista mirip tumbuhan.

4. Siswa dapat mengaitkan ciri protista mirip tumbuhan dengan peranannya

dalam kehidupan.

5. Siswa dapat melakukan pengamatan protista mirip tumbuhan.

6. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan protista mirip tumbuhan.

Page 110: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 111: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

97

d. Ganggang Hijau / Chlorophyta

Semua organisme yang tergolong ke dalam Chlorophyta berwarna hijau

karena di dalam sel tubuhnya banyak terkandung klorofil yang sangat bermanfaat

dalam membantu berlangsungnya proses fotosintesis. Memiliki dinding sel yang

tersusun dari selulosa. Reproduksi aseksual dengan membelah diri, pembentukan

spora, dan fragmentasi. Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami, dan

oogami. Contohnya Chlorella sp. dan Chlamydomonas.

e. Ganggang Coklat / Phaeophyta

Phaeophyta memiliki kromatofora berwarna cokelat mengandung pigmen

fukonsantin. Selnya berflagel dua tetapi tidak sama panjang. Sebagian besar

multiseluler, bereproduksi aseksual secara fragmentasi dan pembentukan spora.

Reproduksi seksual dengan cara isogami, anisogami, dan oogami. Contohnya

Sargassum sp., dan Laminaria sp.

f. Ganggang Merah / Rhodophyta

Anggota organisme ini mengandung pigmen dominan fikobilin jenis

fikoeritrin (pigmen merah), memiliki klorofil a dan d, karoten, fikosianin, dan

tidak mempunyai flagel. Reproduksi aseksual dengan cara membentuk spora dan

reproduksi seksual dengan cara oogami. Contohnya Euchema spinosum.

Peranan Protista mirip tumbuhan bagi kehidupan yaitu Alga hijau

(Chlorophyta) merupakan fitoplankton yang digunakan sebagai sumber makanan

hewan lainnya. Alga merah (Rhodophyta) bermanfaat sebagai sumber makanan

(Rhodymenia palmata), dan pembuatan agar (Gelidium sp.). Alga coklat

(Phaeophyta) sebagai bahan kecantikan (Laminaria sp. dan Fucus sp.).

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Diskusi dan tanya jawab

G. Sumber, Bahan, dan Alat Pembelajaran

Sumber pembelajaran:

Subardi,dkk. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, 2009.

Page 112: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

98

Campbell, Neil, Jane B. Reece,dan L.G. Mitchell. Biologi Edisi Kelima

Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003.

http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html

Bahan : Powerpoint

Alat : White board, spidol, dan LCD

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan kedua (3 x 45 menit)

Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu

Guru Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Pembukaan

Guru membuka kegiatan pembelajaran

dengan mengucap salam, doa,

mengecek kehadiran dan kesiapan

belajar siswa

Apersepsi

Guru bertanya kepada siswa “apa ciri-

ciri dari protista mirip tumbuhan?

Motivasi

Guru memotivasi siswa untuk

mempelajari protista mirip tumbuhan

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Guru membagi siswa menjadi 6

kelompok untuk melakukan diskusi

Siswa menjawab salam, doa,

absensi, dan menyiapkan buku

pelajaran biologi

Siswa menjawab pertanyaan

dari guru

Siswa termotivasi untuk belajar

protista mirip tumbuhan

Siswa mendengarkan tujuan

pembelajaran

Siswa membuat kelompok

sesuai instruksi guru

3 menit

4 menit

8 menit

Mengamati

Guru menginstruksikan siswa untuk

mengamati protista mirip tumbuhan

Siswa mengamati protista mirip

tumbuhan

10

menit

Menanya

Guru mengarahkan siswa untuk

bertanya mengenai ciri-ciri protista

mirip tumbuhan

Siswa berpikir untuk

mengajukan pertanyaan

15

menit

Mengumpulkan data

(Mengeksplorasi)

Guru menginstruksikan siswa untuk

mencari informasi mengenai ciri

protista mirip tumbuhan dan cara

reproduksi

Siswa berdiskusi dan

mengumpulkan informasi sesuai

dengan instruksi dari guru

40

menit

Page 113: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

99

Guru menginstruksikan siswa untuk

mencari informasi mengenai

klasifikasi dari protista mirip

tumbuhan disertai contoh

organismenya

Mengasosiasikan

Guru meminta siswa mengaitkan

antara protista mirip tumbuhan dengan

peranannya bagi kehidupan

Siswa mengaitkan antara

protista mirip tumbuhan dengan

peranannya bagi kehidupan

15

menit

Mengkomunikasikan

Guru meminta perwakilan kelompok

menyampaikan hasil diskusi yang

telah dilakukan

Guru membantu siswa mengevaluasi

kinerja setiap kelompok dan

memberikan refleksi pembelajaran

Perwakilan kelompok

menyampaikan hasil diskusi

yang telah dilakukan

Setiap kelompok melakukan

evaluasi dan refleksi hasil

diskusi

25

menit

Kegiatan Penutup

Guru mengajak siswa untuk membuat

kesimpulan

Guru menginformasikan siswa untuk

menyiapkan praktikum protista mirip

hewan

Guru menutup pembelajaran dan

mengucapkan salam

Siswa secara bersama-sama

membuat kesimpulan

Siswa menjawab salam

15

menit

I. Penilaian

Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk instrumen

Tes tertulis Soal uraian (Pretest dan Posttest)

Portofolio diskusi dan rubrik

Jakarta, 11 November 2015

Page 114: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

100

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

(KELAS KONTROL)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 94 Jakarta

Kelas / Semester : X / Ganjil

Mata Pelajaran : Biologi

Materi Pokok : Protista

Pertemuan ke - : 3

Alokasi Waktu : 9 x 45 menit

A. Kompetensi Inti

KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI.3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI.4 Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan

mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang

keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup.

1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati

bioproses.

2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin,

tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun

Page 115: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

101

dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong-

royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis,

responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan

dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.

2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip

keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di

laboratorium dan dilingkungan sekitar.

3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-

ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara

teliti dan sistematis.

4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran

protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk

model/charta/gambar.

C. Indikator

3.5.1 Menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip hewan.

3.5.2 Menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip hewan.

3.5.3 Menjelaskan cara reproduksi protista mirip hewan.

3.5.4 Mengaitkan ciri protista mirip hewan dengan peranannya dalam kehidupan.

4.5.3 Melakukan pengamatan protista mirip hewan.

4.5.4 Membuat laporan hasil pengamatan protista mirip hewan.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah melakukan pembelajaran materi protista, diharapkan:

1. Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri umum dari protista mirip hewan.

2. Siswa dapat menyebutkan klasifikasi organisme protista mirip hewan.

3. Siswa dapat menjelaskan cara reproduksi protista mirip hewan.

4. Siswa dapat mengaitkan ciri protista mirip hewan dengan peranannya dalam

kehidupan.

5. Siswa dapat melakukan pengamatan protista mirip hewan.

6. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan protista mirip hewan.

Page 116: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 117: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

103

berganda berlangsung di dalam tubuh manusia. Reproduksi seksual terjadi dalam

tubuh nyamuk Anopheles betina melalui penggabungan mikrogamet dan

makrogamet yang kemudian dikenal dengan sporogoni. Contoh Plasmodium sp.

F. Metode Pembelajaran

Pendekatan : Saintifik

Metode : Eksperimen dan diskusi

G. Sumber, Bahan, dan Alat Pembelajaran

Sumber pembelajaran:

Subardi,dkk. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen

Pendidikan Nasional, 2009.

Campbell, Neil, Jane B. Reece,dan L.G. Mitchell. Biologi Edisi Kelima

Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2003.

http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html

Bahan : LKS, air selokan, air rendaman jerami, dan tisu.

Alat : White board, spidol, mikroskop, objek glass, cover glass, pipet tetes,

dan gelas kimia.

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ketiga (3 x 45 menit)

Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi

waktu

Guru Siswa

Kegiatan Pendahuluan

Pembukaan

Guru membuka kegiatan pembelajaran

dengan mengucap salam, doa,

mengecek kehadiran siswa, dan

kesiapan belajar siswa

Apersepsi

Guru bertanya kepada siswa “apa ciri-

ciri protista mirip hewan?

Motivasi

Guru memotivasi untuk mempelajari

protista mirip hewan

Siswa menjawab salam, doa,

absensi, dan menyiapkan buku

pelajaran biologi

Siswa menjawab pertanyaan

dari guru

Siswa termotivasi untuk belajar

protista mirip hewan

3 menit

4 menit

Page 118: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

104

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran

Guru membagi siswa menjadi 6

kelompok dan setiap kelompok

diberikan LKS

Siswa mendengarkan tujuan

pembelajaran

Siswa membuat kelompok dan

menerima LKS

8 menit

Kegiatan Inti

Mengamati

Guru menginstruksikan siswa untuk

mengamati protista mirip hewan

sesuai dengan petunjuk LKS

Siswa melakukan pengamatan

sesuai dengan petunjuk LKS

10

menit

Menanya

Guru mengarahkan siswa untuk

bertanya mengenai ciri-ciri dari

protista mirip hewan

Siswa memberikan pertanyaan

mengenai dari ciri-ciri protista

mirip hewan

15

menit

Mengumpulkan data

(Mengeksplorasi)

Guru menginstruksikan siswa untuk

mengumpulkan informasi mengenai

ciri-ciri protista mirip hewan,

klasifikasi, cara reproduksi dan contoh

organisme

Guru meminta siswa untuk mencatat

hasil pengamatan dan informasi yang

didapatkan pada LKS

Siswa mengumpulkan informasi

berdasarkan pengamatan dan

sumber yang relevan

Siswa mencatat hasil

pengamatan dan informasi di

LKS

40

menit

Mengasosiasikan

Guru meminta siswa mengaitkan

protista mirip hewan dengan

peranannya bagi kehidupan

Guru menginstruksikan siswa untuk

menjawab pertanyaan di LKS

Siswa mengaitkan ciri protista

mirip hewan dengan peranannya

bagi kehidupan

Siswa menjawab pertanyaan

yang terdapat di LKS

15

menit

Mengkomunikasikan

Guru meminta perwakilan kelompok

menyampaikan hasil praktikum

Guru membantu siswa mengevaluasi

kinerja setiap kelompok dan

memberikan refleksi pembelajaran

Perwakilan kelompok

menyampaikan hasil praktikum

Setiap kelompok melakukan

evaluasi dan refleksi

pembelajaran

25

menit

Kegiatan Penutup

Guru mengajak siswa untuk membuat

kesimpulan

Guru menutup pembelajaran dan

mengucapkan salam

Siswa secara bersama-sama

membuat kesimpulan

Siswa menjawab salam

15

menit

Page 119: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

105

I. Penilaian

Teknik dan Bentuk Instrumen

Teknik Bentuk instrumen

Tes tertulis Soal uraian (Pretest dan Posttest)

Tes unjuk kerja Lembar observasi dan rubrik

Portofolio LKS dan rubrik

Jakarta, 18 November 2015

Page 120: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

106

Page 121: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

107

LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)

PETUNJUK PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING

(GUIDED DISCOVERY)

1. Pada LKS Berbasis Penemuan Terbimbing (Guided Discovery) ini, peserta didik

akan melakukan kegiatan pembelajaran mengenai materi Protista.

2. Tuliskan identitas kelompok Anda di LKS yang telah dibagikan.

3. Bacalah dan pahami setiap kegiatan yang terdapat di dalam LKS.

4. Lakukan kegiatan praktikum dengan mengikuti langkah kerja.

5. Catatlah hasil pengamatan Anda pada kolom yang telah tersedia.

6. Jawablah pertanyaan yang terdapat di LKS dengan benar dan tuliskan sumber

informasi (daftar pustaka) yang Anda gunakan untuk menjawab pertanyaan.

7. Jika Anda belum menyelesaikan tugas atau pertanyaan yang ada di LKS saat waktu

pembelajaran, maka Anda boleh menyelesaikannya di luar kelas secara

berkelompok.

8. Batas akhir pengumpulkan setiap LKS adalah seminggu setelah tugas diberikan.

9. Seluruh anggota kelompok wajib terlibat aktif dalam menyelesaikan kegiatan yang

ada di LKS. Jika ada anggota kelompok yang tidak bekerja, tuliskan namanya maka

nama tersebut tidak akan mendapat nilai pada materi terkait.

10. Lakukan semua kegiatan pembelajaran dengan baik dan tertib.

Page 122: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

108

LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)

LKS 1

PROTISTA MIRIP JAMUR

1. Siswa dapat mendeskripsikan ciri-ciri umum Protista mirip jamur

2. Siswa dapat menjelaskan klasifikasi dari Protista mirip jamur

3. Siswa dapat mengaitkan Protista mirip jamur dengan peranannya dalam kehidupan

4. Siswa dapat membuat laporan mengenai Protista mirip jamur

1. Duduklah secara berkelompok dengan teman sekelompokmu.

2. Diskusikanlah bersama teman sekelompokmu untuk mengerjakan LKS.

3. Pastikan semua anggota kelompok terlibat aktif dalam pembelajaran dan gunakan

sumber referensi untuk menjawab pertanyaan.

Diskusikanlah pertanyaan dibawah ini dengan tepat!

1) Amatilah gambar Protista mirip jamur di bawah ini!

Dari gambar tersebut, apa saja ciri-ciri umum dari Protista mirip jamur?

2) Jelaskan perbedaan ciri-ciri dari jamur lendir dan jamur air!

Tujuan

Prosedur Kerja

Identifikasi

masalah

Mengumpulkan data

1

Page 123: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

109

Page 124: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

110

LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)

LKS 2

PROTISTA MIRIP TUMBUHAN

1. Siswa dapat mengamati ciri-ciri umum Protista mirip tumbuhan

2. Siswa dapat mengklasifikasi Protista mirip tumbuhan berdasarkan jenisnya

3. Siswa dapat mengaitkan Protista mirip tumbuhan dengan peranannya dalam

kehidupan

4. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan Protista mirip tumbuhan

Alat : mikroskop, kaca obyek, kaca penutup, pipet tetes, dan botol plastik.

Bahan : sampel air sawah, sampel air kolam, Alga, dan tisu.

Bacalah dan pahami artikel dibawah ini!

Protista mirip tumbuhan (alga/ganggang) adalah Protista fotoautotrof disebut dengan

fitoplankton yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara fotosintetis. Ciri-ciri

dari Protista mirip tumbuhan antara lain bersifat eukariotik, uniseluler, tidak dapat

dibedakan akar, batang, dan daun, tubuhnya tersusun atas thalus, dapat berfotosintesis,

hidup di perairan, reproduksi secara aseksual dan seksual. Klasifikasi dari Protista mirip

tumbuhan dikelompokkan berdasarkan pigmen yang dimiliki setiap alga antara lain

Euglenophyta, Chrysophyta (Alga keemasan), Phyrrophyta (Alga api), Chlorophyta (Alga

hijau), Phaeophyta (Alga cokelat), dan Rhodophyta (Alga merah).

Sumber: http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html

Buatlah rumusan masalah berdasarkan artikel diatas!

.........................................................................................................................................

Hipotesis (buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah)

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

Tujuan

Alat dan Bahan

Identifikasi

masalah

Mengembangkan

solusi yang mungkin

3

Page 125: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

111

LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)

1) Pada saat eksperimen, siapkan mikroskop untuk melakukan pengamatan dan

ambilah satu tetes air kolam menggunakan pipet tetes.

2) Teteskanlah sampel air kolam di atas kaca objek, kemudian tutuplah dengan kaca

penutup secara perlahan.

3) Bersihkan air yang berlebih pada pinggiran kaca penutup dengan tisu.

4) Letakkan kaca objek tersebut diatas meja preparat mikroskop.

5) Amatilah dibawah mikroskop, mulai dari perbesaran lemah hingga perbesaran kuat.

6) Gambarlah jenis Protista mirip tumbuhan yang terlihat, kemudian catat hasil

pengamatan dan sesuaikan dengan literatur atau buku referensi.

7) Ulangi langkah 1 sampai 6 dengan menggunakan sampel air sawah dan Alga.

Gambarkanlah protista mirip tumbuhan (Alga) yang kalian amati!

Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat

Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat

Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat

Langkah kerja

Hasil Pengamatan

Mengumpulkan data

4

Page 126: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

112

LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)

Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!

1. Berdasarkan pengamatan, jenis Protista mirip tumbuhan apa saja yang ditemukan

saat eksperimen?

2. Apa ciri-ciri umum dari Protista mirip tumbuhan?

3. Sebutkan klasifikasi dari Protista mirip tumbuhan dan berikan contohnya?

Menganalisis dan

menginterpretasi data

5

Page 127: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

113

Page 128: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

114

LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)

LKS 3

PROTISTA MIRIP HEWAN

1. Siswa dapat mengamati ciri-ciri umum Protista mirip hewan

2. Siswa dapat mengklasifikasikan anggota dari Protista mirip hewan

3. Siswa dapat mengaitkan peranan Protista mirip hewan dalam kehidupan

4. Siswa dapat membuat laporan hasil pengamatan protista mirip hewan

Alat : mikroskop, kaca obyek, kaca penutup, pipet tetes, dan botol plastik.

Bahan : sampel air rendaman jerami, sampel air got/selokan, dan tisu.

Bacalah dan pahami artikel dibawah ini!

Protista (Yunani, protos = pertama) merupakan organisme eukariotik (memiliki

membran inti) pertama atau paling sederhana. Berdasarkan kemiripan ciri dengan

organisme lain dan cara memperoleh makanan, Protista dikelompokkan menjadi tiga

golongan, yaitu Protista mirip hewan (Protozoa), Protista mirip tumbuhan (Alga), dan

Protista mirip jamur. Ciri-ciri Protista mirip hewan antara lain bersifat eukariotik,

heterotrof, uniseluler (bersel tunggal), memiliki alat gerak/tidak, bentuk tubuh

tetap/berubah-ubah, kosmopolit (dapat hidup di banyak tempat), reproduksi dengan

membelah diri dan konjugasi. Protozoa berdasarkan alat geraknya dibagi menjadi

beberapa filum meliputi Flagellata (Protista berbulu cambuk), Rhizopoda (Protista

berkaki semu), Ciliata (bersilia/rambut getar), dan Sporozoa (Protista berspora dan tidak

mempunyai alat gerak).

Sumber: http://www.artikelsiana.com/2015/05/pengertian-protista-ciri-ciri-jenis-jenis-protista.html

Buatlah rumusan masalah berdasarkan artikel diatas!

.......................................................................................................................................

Hipotesis (buatlah hipotesis berdasarkan rumusan masalah)

.........................................................................................................................................

.........................................................................................................................................

Tujuan

Alat dan Bahan

Identifikasi

masalah

Mengembangkan

solusi yang mungkin

7

Page 129: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

115

LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)

1) Tiga hari sebelum eksperimen, rendamlah jerami dengan air di dalam botol dan

biarkan dalam kondisi terbuka.

2) Pada saat eksperimen, siapkan mikroskop untuk melakukan pengamatan dan

ambilah satu tetes air rendaman jerami menggunakan pipet tetes.

3) Teteskanlah sampel air rendaman jerami di atas kaca objek, kemudian tutuplah

dengan kaca penutup secara perlahan.

4) Bersihkan air yang berlebih pada pinggiran kaca penutup dengan tisu.

5) Letakkan kaca objek diatas meja preparat mikroskop, amatilah di bawah mikroskop

dan gunakan lensa objektif mulai dari perbesaran lemah hingga perbesaran kuat.

6) Gambarlah jenis Protista yang terlihat, kemudian catatlah hasil pengamatan Anda

dan sesuaikan dengan literatur atau buku referensi.

7) Ulangi langkah 2 sampai dengan 6 menggunakan sampel air got/selokan.

Gambarkanlah Protista mirip hewan (Protozoa) yang kalian amati!

Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat

Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat

Langkah kerja

Hasil Pengamatan

Mengumpulkan data

8

Page 130: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

116

LKS BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)

Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat

Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat

Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!

1. Jenis-jenis Protista mirip hewan apa saja yang ditemukan saat eksperimen?

2. Berdasarkan pengamatan, apa ciri-ciri Protista mirip hewan (Protozoa) yang kalian

temukan!

3. Sebutkan klasifikasi dari Protista mirip hewan dan berikan contohnya?

Menganalisis dan

menginterpretasi data

9

Page 131: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

117

Page 132: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

118

Lampiran 4

RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY)

LKS 1 Protista Mirip Jamur

No Kunci Jawaban Skor Kriteria

1. Ciri-ciri umum Protista mirip jamur yaitu:

1. Struktur tubuh seperti hifa yang membuatnya mirip dengan jamur

2. Tidak berklorofil

3. Hidup di tempat lembab

4. Bersifat heterotrof, meskipun ada yang saprofit dan parasit

4 Jika mencakup empat jawaban benar sesuai pengamatan

3 Jika mencakup tiga jawaban benar sesuai pengamatan

2 Jika mencakup dua jawaban benar sesuai pengamatan

1 Jika mencakup satu jawaban benar sesuai pengamatan

0 Tidak mengemukakan jawaban

2. A) Ciri-ciri jamur Lendir (Mycomycota) yaitu bentuk tubuh seperti

lendir (Plasmodium), bersel satu atau bersel banyak, cara

berkembangbiak menyerupai Fungi, dan habitat di tanah lembab,

kayu lapuk atau sampah basah.

B) Ciri-ciri Jamur Air (Oomycota) yaitu dinding sel tersusun atas

selulosa, mempunyai banyak inti yang terdapat dalam benang-

benang hifa yang tidak bersekat, berkembangbiak secara aseksual

dengan zoospora, dan alat gerak berupa flagel.

4 Jika menjawab lengkap mencakup empat jawaban yang

benar

3 Jika mencakup tiga jawaban yang benar

2 Jika mencakup dua jawaban yang benar

1 Jika hanya satu jawaban yang benar

0 Tidak mengemukakan jawaban

3. Klasifikasi Protista mirip jamur terbagi menjadi:

Jamur air (Oomycota) contoh: Phytophthora sp. (jamur karat putih)

dan Saprolegnia sp.

Jamur lendir tidak bersekat (Mycomycota) contoh: Physarium sp.

Jamur lendir bersekat (Acrasiomycota) contoh: Dyctyostelium sp.

4 Jika jawaban lengkap mencakup tiga klasifikasi dan

contohnya benar

3 Jika menjawab dua klasifikasi dan contohnya benar

2 Jika menjawab dua klasifikasi dan menyebutkan satu

contohnya benar

1 Jika menjawab satu klasifikasi dan contohnya benar

0 Tidak mengemukakan jawaban

Page 133: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 134: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 135: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 136: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

122

0 Tidak mengemukakan jawaban

5) Peranan Protista mirip tumbuhan bagi kehidupan, yaitu:

a) Alga hijau (Chlorophyta) merupakan fitoplankton yang

digunakan sebagai sumber makanan hewan lainnya

b) Alga merah (Rhodophyta) bermanfaat sebagai sumber makanan

(Rhodymenia palmata), dan pembuatan agar (Gelidium sp.)

c) Alga coklat (Phaeophyta) sebagai bahan kecantikan (Laminaria

sp. dan Fucus sp.)

d) Dinding sel diatom mengandung zat kersik yang berguna sebagai

bahan penggosok dan industri kaca.

4 Jika semua jawaban lengkap mencakup empat jawaban

yang benar

3 Jika mencakup tiga jawaban yang benar

2 Jika mencakup dua jawaban yang benar

1 Jika hanya satu jawaban yang benar

0 Tidak mengemukakan jawaban

5. Menyimpulkan:

1. Ciri-ciri umum Protista mirip tumbuhan yaitu bersifat autotrof,

eukariotik, dapat berfotosintesis, uniseluler dan multiseluler.

2. Klasifikasi dari Protista mirip tumbuhan meliputi Euglenophyta,

Alga hijau (Chlorophyta), Alga coklat (Phaeophyta), Alga pirang

(Chrysophyta), Alga api (Pyrrophyta), dan Alga merah

(Rhodophyta).

3. Peranan Protista mirip tumbuhan bagi kehidupan, yaitu Alga hijau

(Chlorophyta) merupakan fitoplankton sebagai sumber pakan

hewan air, sumber makanan (Rhodymenia palmata), dan

pembuatan agar (Gelidium sp.).

4 Jika memberikan kesimpulan dengan benar dan lengkap

sesuai tiga parameter (ciri-ciri, klasifikasi, dan peranan

protista mirip tumbuhan)

3 Jika memberikan kesimpulan hanya dua parameter yang

benar

2 Jika memberikan kesimpulan hanya satu parameter yang

benar

1 Jika memberikan kesimpulan namun tidak sesuai

parameter

0 Tidak mengemukakan jawaban

Page 137: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 138: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

124

0 Tidak mengemukakan jawaban

4. Menjawab pertanyaan

1) Protista mirip hewan yang ditemukan saat eksperimen adalah

Paramecium sp., dan Amoeba sp.

4 Jika menjawab dua organisme dengan benar dan tepat

3 Jika menjawab hanya satu organisme dengan benar

2 Jika menjawab satu organisme namun kurang sesuai

jawaban

1 Jika menjawab namun tidak sesuai jawaban

0 Tidak mengemukakan jawaban

2) Ciri-ciri umum Protista mirip hewan (Protozoa) yaitu:

eukariotik (memiliki membran inti) dan uniseluler (bersel

tunggal)

heterotrof dan tidak berklorofil

alat gerak berupa silia, pseudopodia, dan flagela

habitat di tempat yang basah, air tawar, dan air laut

4 Jika mencakup empat jawaban yang benar

3 Jika mencakup tiga jawaban yang benar

2 Jika mencakup dua jawaban yang benar

1 Jika hanya satu jawaban yang benar

0 Tidak mengemukakan jawaban

3) Klasifikasi dari Protista mirip hewan dan contohnya meliputi:

a) Rhizopoda contohnya Amoeba sp. dan Foraminifera sp.

b) Flagellata contohnya Trypanosoma gambiense

c) Ciliata contohnya Paramecium caudatum dan Nyctoterus ovalis

d) Sporozoa contohnya Plasmodium malariae dan Plasmodium

vivax

4 Jika menjawab lengkap mencakup empat klasifikasi

dengan benar

3 Jika mencakup tiga jawaban yang benar

2 Jika mencakup dua jawaban yang benar

1 Jika hanya satu jawaban yang benar

0 Tidak mengemukakan jawaban

4) Siklus reproduksi dari Paramecium sp.

4 Jika menjawab siklus reproduksi dengan benar dan

lengkap sesuai urutan

3 Jika menjawab siklus reproduksi, namun kurang sesuai

urutan

2 Jika menjawab siklus reproduksi, namun dua siklus tidak

sesuai urutan

1 Jika salah dalam menjawab siklus reproduksi

0 Tidak mengemukakan jawaban

Page 139: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

125

5) Peranan Protista mirip hewan bagi kehidupan, yaitu:

a) Entamoeba histolytica berparasit pada usus manusia.

b) Trypanosoma gambiense menyebabkan penyakit tidur.

c) Stentor sp. hidup di persawahan yang mengandung bahan

organik.

d) Plasmodium malariae menyebabkan penyakit malaria.

4 Jika jawaban lengkap mencakup empat jawaban benar

3 Jika mencakup tiga jawaban benar

2 Jika mencakup dua jawaban benar

1 Jika hanya satu jawaban benar

0 Tidak mengemukakan jawaban

5. Menyimpulkan:

Ciri-ciri umum Protista mirip hewan (Protozoa) yaitu eukariotik,

heterotrof, tidak berklorofil, dan umumnya sebagai parasit.

Klasifikasi dari Protista mirip hewan meliputi Rhizopoda,

Flagellata, Ciliata, dan Sporozoa.

Peranan Protista mirip hewan bagi kehidupan, yaitu Plasmodium

malariae menyebabkan penyakit malaria, Entamoeba histolytica

berparasit pada usus manusia, dan Trypanosoma gambiense

menyebabkan penyakit tidur.

4 Jika memberikan kesimpulan dengan benar dan lengkap

sesuai tiga parameter (ciri-ciri, klasifikasi, dan peranan

protista mirip hewan)

3 Jika hanya dua parameter kesimpulan yang benar

2 Jika hanya satu parameter kesimpulan yang benar

1 Jika memberikan kesimpulan namun tidak sesuai

parameter

0 Tidak mengemukakan jawaban

Page 140: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

126

Lampiran 5

LEMBAR KERJA SISWA (KELAS KONTROL)

MENGAMATI PROTOZOA

Kompetensi Dasar

3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi

untuk menggolongkan protista berdasarkan

ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam

kehidupan melalui pengamatan secara teliti

dan sistematis.

4.5 Merencanakan dan melaksanakan

pengamatan tentang ciri-ciri dan peran

protista dalam kehidupan dan menyajikan

hasil pengamatan dalam bentuk

model/charta/gambar.

A. Tujuan Eksperimen

Mengidentifikasi jenis-jenis dan mengamati ciri-ciri Protozoa yang hidup di air

B. Teori

Protista mirip hewan sering disebut Protozoa. Protozoa merupakan

organisme bersel satu (uniseluler) yang sudah memiliki membran inti

(eukariot). Meskipun hanya bersel satu, tubuh Protozoa berukuran

mikroskopis, yaitu sekitar 100 sampai 300 mikron. Bentuk sel Protozoa sangat

bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah.

Protozoa umumnya bergerak secara aktif, karena memiliki alat gerak

berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia),

namun ada yang tidak memiliki alat gerak. Beberapa jenis Protozoa hidup

sebagai parasit pada hewan dan manusia. Sebagian besar Protozoa hidup

secara heterotrof atau tidak dapat membuat makanan sendiri. Makanan

didapatkan dengan memangsa bakteri, protista lain dan sisa-sisa organisme.

C. Alat dan Bahan

Alat : mikroskop, botol plastik, kaca objek, kaca penutup, pipet tetes.

Bahan : air rendaman jerami, air selokan, dan tisu.

D. Langkah Kerja

1. Tiga hari sebelum eksperimen, rendamlah jerami dengan air di dalam botol

plastik dan biarkan dalam kondisi terbuka.

Kelompok:

Anggota kelompok:

1. ...........................................

2. ...........................................

3. ...........................................

4. ...........................................

5. ...........................................

6. ...........................................

Page 141: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

127

2. Pada saat eksperimen, ambilah setetes air rendaman jerami dengan

menggunakan pipet tetes.

3. Teteskan di kaca objek, kemudian tutuplah dengan kaca penutup.

4. Bersihkan air yang berlebih pada pinggiran kaca penutup dengan

menggunakan tisu.

5. Amatilah di bawah mikroskop, gunakan lensa objektif mulai dari

perbesaran rendah terlebih dahulu.

6. Gambarlah hasil pengamatanmu dan beri keterangan sesuai literatur.

7. Lakukan langkah 2 sampai 6 untuk air selokan.

E. Data Eksperimen

Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat

Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat

Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat

Gambar pengamatan langsung Gambar berdasarkan literatur Habitat

Page 142: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

128

F. Diskusikanlah dan jawab pertanyaan di bawah ini!

1. Sebutkan jenis-jenis Protista mirip hewan (Protozoa) yang ditemukan saat

eksperimen?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

2. Berdasarkan pengamatan, jelaskan ciri-ciri umum dari Protozoa!

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

3. Sebutkan klasifikasi dari Protista mirip hewan dan berikan contohnya?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

4. Jelaskan siklus reproduksi dari Paramecium sp.!

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

5. Jelaskan peranan Protista mirip hewan bagi kehidupan!

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

Page 143: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

129

G. Kesimpulan

H. Daftar Pustaka

Page 144: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 145: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

131

3) Klasifikasi dari Protista mirip hewan dan contohnya meliputi:

Rhizopoda contohnya Amoeba sp. dan Foraminifera sp.

Flagellata contohnya Trypanosoma gambiense

Ciliata contohnya Paramecium caudatum dan Nyctoterus ovalis

Sporozoa contohnya Plasmodium malariae dan Plasmodium

vivax

4 Jika menjawab lengkap mencakup empat klasifikasi

dengan benar

3 Jika mencakup tiga jawaban yang benar

2 Jika mencakup dua jawaban yang benar

1 Jika hanya satu jawaban yang benar

0 Tidak mengemukakan jawaban

4) Siklus reproduksi dari Paramecium sp.

4 Jika menjawab siklus reproduksi dengan benar dan

lengkap sesuai urutan

3 Jika menjawab siklus reproduksi, namun kurang sesuai

urutan

2 Jika menjawab siklus reproduksi, namun dua siklus tidak

sesuai urutan

1 Jika salah dalam menjawab siklus reproduksi

0 Tidak mengemukakan jawaban

5) Peranan Protista mirip hewan bagi kehidupan, yaitu:

Entamoeba histolytica berparasit pada usus manusia

Trypanosoma gambiense menyebabkan penyakit tidur

Stentor sp. hidup di persawahan yang mengandung bahan

organik

Plasmodium malariae menyebabkan penyakit malaria

4 Jika jawaban lengkap mencakup empat jawaban benar

3 Jika mencakup tiga jawaban benar

2 Jika mencakup dua jawaban benar

1 Jika hanya satu jawaban benar

0 Tidak mengemukakan jawaban

2 Menyimpulkan:

Ciri-ciri umum Protista mirip hewan (Protozoa) yaitu eukariotik,

heterotrof, tidak berklorofil, dan umumnya sebagai parasit.

Klasifikasi dari Protista mirip hewan meliputi Rhizopoda,

Flagellata, Ciliata, dan Sporozoa.

Peranan Protista mirip hewan bagi kehidupan, yaitu Plasmodium

malariae menyebabkan penyakit malaria, Entamoeba histolytica

berparasit pada usus manusia, dan Trypanosoma gambiense

menyebabkan penyakit tidur.

4 Jika memberikan kesimpulan dengan benar dan lengkap

sesuai tiga parameter (ciri-ciri, klasifikasi, dan peranan

protista mirip hewan)

3 Jika hanya dua parameter kesimpulan yang benar

2 Jika hanya satu parameter kesimpulan yang benar

1 Jika memberikan kesimpulan namun tidak sesuai

parameter

0 Tidak mengemukakan jawaban

Page 146: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

132

Lampiran 7

KISI-KISI INSTRUMEN TES

Jenjang Sekolah : SMA Negeri 94 Jakarta

Mata Pelajaran/Materi : Biologi/Protista

Kelas/Semester : X/Ganjil

Tahun Pelajaran : 2015-2016

Bentuk Soal : Uraian

Kompetensi Dasar :

3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan

perannya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.

4.5 Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan

menyajikan hasil pengamatan dalam bentuk model/charta/gambar.

No.

Soal Indikator Soal

Aspek

kognitif Soal Kunci Jawaban Rubrik Penilaian

1

Menyebutkan

ciri-ciri dari

anggota Protista

mirip hewan

C1

Amatilah gambar berikut ini!

Berdasarkan gambar tersebut, apa saja ciri-ciri

yang dimiliki oleh Paramecium!

Ciri-ciri Paramecium,

yaitu:

1. Bentuk sel seperti

sandal dan eukariotik

2. Memiliki dua inti

(makronukleus dan

mikronukleus)

3. Alat gerak: silia

(rambut getar)

Skor 3 = jika semua

jawaban benar dan

lengkap

Skor 2 = jika mencakup

dua jawaban yang benar

Skor 1 = jika hanya satu

jawaban yang benar

Skor 0 = tidak

mengemukakan jawaban

Page 147: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 148: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 149: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

135

6

Mengaitkan

jenis Protista

dengan

klasifikasinya

C3

Protista diklasifikasikan menjadi tiga kelompok

yaitu Protista mirip jamur, Protista mirip

tumbuhan, dan Protista mirip hewan. Bagaimana

jika Protista tidak dibentuk klasifikasi? Menurut

pendapatmu apa yang akan terjadi?

Jika Protista tidak

dibentuk klasifikasi,

maka akan terjadi

kesulitan saat

mengidentifikasi

organisme yang ditemui

Skor 3 = jika prediksi

yang dibuat benar sesuai

dengan jawaban

Skor 2 = jika prediksi

yang dibuat kurang sesuai

jawaban

Skor 1 = jika prediksi

yang dibuat tidak sesuai

jawaban

Skor 0 = tidak

mengemukakan jawaban

7

Membuat

hipotesis

(jawaban

sementara)

berdasarkan data

C6

Citra ingin mengetahui ciri-ciri dari anggota

Protista mirip tumbuhan:

Filum Phaeophyta Chlorophyta

Pigmen

yang

dominan

coklat

(klorofil a

dan c)

hijau

(klorofil a

dan b)

Komponen

dinding sel

selulosa dan

beberapa

polisakarida

Selulosa

Habitat sebagian

besar di air

tawar

di air laut

Buatlah hipotesis (dugaan sementara)

berdasarkan data tersebut!

Terdapat perbedaan ciri-

ciri antara Phaeophyta

dan Chlorophyta

Skor 3 = jika hipotesis

yang dibuat benar sesuai

dengan jawaban

Skor 2 = jika hipotesis

yang dibuat kurang sesuai

jawaban

Skor 1 = jika hipotesis

yang dibuat tidak sesuai

jawaban

Skor 0 = tidak

mengemukakan jawaban

Page 150: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

136

8

Menjelaskan

siklus hidup dari

jamur lendir

(Myxomicota)

C2

Perhatikan gambar berikut ini!

Jelaskan tahapan siklus hidup dari jamur lendir

(Myxomicota) berdasarkan gambar diatas?

Siklus hidup jamur lendir

Myxomicota yaitu:

1. Plasmodium tumbuh

dewasa membentuk

jaringan dengan banyak

inti.

2. Pada saat kekeringan,

plasmodium dewasa me

mbentuk sporangium

bertangkai (stalk) dan

menjadi sporangium

muda.

3. Sporangium muda (2n)

mengalami miosis dan

menghasilkan spora

yang haploid (n).

4. Jika lingkungan baik,

spora akan berkecambah

membentuk sel aktif

yang haploid yaitu

sel amoeboid dan sel

berflagel.

5. Sel amoeboid

melakukan plasmogami

(2 inti haploid dalam 1

sel) dan sel berflagel

melakukan kariogami

(peleburan 2 inti) terjadi

fertilisasi menghasilkan

zigot (2n) dan

berkembang menjadi

plasmodium dewasa (2n)

Skor 3 = jika jawaban

benar mencakup siklus

vegetatif dan generatif

dengan lengkap

Skor 2 = jika jawaban

benar mencakup siklus

vegetatif dan generatif

namun kurang lengkap

Skor 1 = jika menjawab,

namun salah

Skor 0 = tidak

mengemukakan jawaban

Page 151: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

137

9

Merancang

prosedur kerja

dalam

melakukan

praktikum

Protista mirip

tumbuhan

C6

Sinta ingin melakukan pengamatan Protista

mirip tumbuhan. Di dalam laboratorium tersedia

alat dan bahan dibawah ini:

Alat : mikroskop, kaca obyek, kaca penutup,

pipet tetes, dan botol

Bahan : air kolam dan tisu

Buatlah langkah kerja dari praktikum

pengamatan Protista mirip tumbuhan?

1) Pada saat eksperimen,

siapkan mikroskop

untuk melakukan

pengamatan dan ambilah

satu tetes air kolam

menggunakan pipet tetes

dari botol.

2) Teteskanlah sampel di

atas kaca objek,

kemudian tutuplah

dengan kaca penutup

secara perlahan serta

bersihkan sampel yang

berlebih pada pinggiran

kaca penutup dengan

tisu.

3) Letakkan kaca objek

diatas meja preparat

mikroskop.

4) Amatilah jenis protista

yang tampak di bawah

mikroskop.

5) Gambarlah jenis protista

yang terlihat, kemudian

catat hasil pengamatan.

Skor 3 = jika menjawab

semua langkah kerja

secara lengkap dan

berurutan

Skor 2 = jika menjawab

langkah kerja, namun

tidak sesuai dengan

urutan

Skor 1 = jika menjawab,

namun salah

Skor 0 = tidak

mengemukakan jawaban

10

Mengaitkan

organisme

Protozoa

berdasarkan ciri-

C3

Mengapa Paramecium sp. dikelompokkan ke

dalam protista mirip hewan? Berikanlah

penjelasanmu dengan mengaitkan ciri-cirinya!

Karena Paramecium sp.

memiliki sifat heterotrof

(tidak mampu

menghasilkan makanan

Skor 3 = jika menjawab

benar dan lengkap

Skor 2 = jika menjawab

benar, namun kurang

Page 152: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

138

cirinya sendiri), bersel tunggal

(uniseluler), dan alat

gerak berupa cilia (bulu

getar)

lengkap

Skor 1 = jika menjawab,

namun salah

Skor 0 = tidak

mengemukakan jawaban

11

Mengaitkan

Alga sebagai

produsen

dengan ciri-

cirinya

C3

Mengapa Chlorophyta (Alga hijau) dikatakan

sebagai produsen? Jelaskan menurut

pendapatmu dengan mengaitkan ciri dari

Chlorophyta!

Karena Chlorophyta

mengandung klorofil

yang berfungsi untuk

fotosintesis sehingga

dapat membuat

makanan sendiri,

memiliki dinding sel,

dan bersel satu

(uniseluler)

Skor 3 = jika menjawab

benar dan lengkap

Skor 2 = jika menjawab

benar, namun kurang

lengkap

Skor 1 = jika menjawab,

namun salah

Skor 0 = tidak

mengemukakan jawaban

12

Membuat

pertanyaan

mengenai

Protista mirip

jamur

C6

Protista menyerupai jamur tidak dimasukkan ke

dalam Fungi (jamur), karena struktur tubuh dan

cara reproduksi berbeda.

Buatlah pertanyaan berdasarkan informasi yang

telah diberikan!

Mengapa protista mirip

jamur tidak dimasukkan

ke dalam Fungi?

Skor 3 = jika pertanyaan

yang dibuat benar sesuai

dengan jawaban

Skor 2 = jika pertanyaan

yang dibuat kurang sesuai

dengan jawaban

Skor 1 = jika pertanyaan

yang dibuat tidak sesuai

dengan jawaban

Skor 0 = tidak

mengemukakan jawaban

13

Membuat

pertanyaan

mengenai

dampak negatif

anggota

Protozoa

C6

Disentri merupakan infeksi pada usus yang

menyebabkan diare disertai darah. Penyebaran

penyakit disentri dapat melalui makanan dan air

yang telah tercemar kotoran.

Buatlah pertanyaan berdasarkan informasi yang

telah diberikan!

Bagaimana cara

penyebaran penyakit

disentri?

Skor 3 = jika pertanyaan

yang dibuat benar sesuai

dengan jawaban

Skor 2 = jika pertanyaan

yang dibuat kurang sesuai

dengan jawaban

Page 153: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

139

Skor 1 = jika pertanyaan

yang dibuat tidak sesuai

dengan jawaban

Skor 0 = tidak

mengemukakan jawaban

14

Menyimpulkan

hasil

pengamatan

anggota

Protozoa

berdasarkan ciri-

cirinya

C2

Seorang siswa mengamati organisme

menggunakan mikroskop dengan ciri-ciri

sebagai berikut:

Ciri–ciri organisme

1. Alat gerak berupa kaki semu

2. Bentuk tubuh berubah-ubah dan

bersifat heterotrof

3. Reproduksi dengan cara membelah

diri

Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan

bahwa organisme itu adalah ....

Amoeba

Skor 2 = jika jawaban

benar

Skor 1 = jika menjawab,

namun salah

Skor 0 = tidak

mengemukakan jawaban

15

Menyimpulkan

dasar dari

pengelompokan

Anggota

Protozoa

C2

Protista mirip hewan (Protozoa) dikelompokkan

menjadi empat kelompok yaitu Rhizopoda,

Flagellata, Ciliata, dan Sporozoa. Berdasarkan

apakah pengelompokkan tersebut?

Berdasarkan alat

geraknya

Skor 2 = jika jawaban

benar

Skor 1 = jika menjawab,

namun salah

Skor 0 = tidak

mengemukakan jawaban

Nilai =

X 100 *Skor maksimal: 41

Page 154: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

140

Lampiran 8

RELIABILITAS TES

================

Rata2= 31,12

Simpang Baku= 4,30

KorelasiXY= 0,54

Reliabilitas Tes= 0,70

Nama berkas: D:\VALIDASI_SOAL_PROTISTA.AUR

No.Urut No.Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total

1 4 Anisa Putri S... 20 18 38

2 21 Muhammad Haik... 19 19 38

3 9 Baginda Muham... 19 18 37

4 17 Inez Wilhelmi... 20 17 37

5 18 Lukman Maulan... 21 16 37

6 26 Nur Iftita 20 17 37

7 7 Ayu Puspita Sari 21 15 36

8 14 Elfirah Aprillia 18 18 36

9 25 Nur Afifah 17 17 34

10 11 Destia Larasati 17 16 33

11 15 Fathurrahman ... 17 16 33

12 27 Nurul Aini Fa... 16 17 33

13 28 Raisita Ramadani 17 16 33

14 12 Dewi Anjani 15 17 32

15 1 Aldiansyah Na... 14 17 31

16 2 Andre Megantoro 16 15 31

17 6 Aprilia Sukma... 16 15 31

18 22 Nazariah Al-V... 18 13 31

19 23 Ninin Latifat... 16 15 31

20 30 Sabrina Desty... 15 16 31

21 5 Annisa Rizkia... 16 14 30

22 10 Christina Tasya 18 12 30

23 8 Azzahra Nurjaman 16 13 29

24 19 Masfupah 15 14 29

25 31 Shafira Zahara 15 14 29

26 24 Novia Kusumawati 17 11 28

27 34 Zakaria Ramadhan 16 12 28

28 29 Randiansah 14 13 27

29 16 Ida Ayu Parwati 13 13 26

30 20 Muhammad Amir... 12 13 25

31 32 Yolandita Ayu... 13 12 25

32 3 Angel Claudia 11 13 24

33 13 Egy Chandra I... 13 11 24

34 33 Yosia Kehat D... 11 13 24

KELOMPOK UNGGUL & ASOR

======================

Kelompok Unggul

Nama berkas: D:\VALIDASI_SOAL_PROTISTA.AUR

1 2 3 4 5

No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5

1 4 Anisa Putri S... 38 3 2 2 2 2

2 21 Muhammad Haik... 38 3 2 2 3 3

3 9 Baginda Muham... 37 3 2 2 3 3

Page 155: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

141

4 17 Inez Wilhelmi... 37 3 2 2 3 3

5 18 Lukman Maulan... 37 3 1 2 3 3

6 26 Nur Iftita 37 2 2 2 2 3

7 7 Ayu Puspita Sari 36 3 1 2 2 3

8 14 Elfirah Aprillia 36 3 2 2 2 3

9 25 Nur Afifah 34 3 2 2 2 2

Rata2 Skor 2,89 1,78 2,00 2,44 2,78

Simpang Baku 0,33 0,44 0,00 0,53 0,44

6 7 8 9 10

No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10

1 4 Anisa Putri S... 38 3 3 3 3 3

2 21 Muhammad Haik... 38 3 2 3 3 3

3 9 Baginda Muham... 37 3 2 3 3 3

4 17 Inez Wilhelmi... 37 3 2 1 3 3

5 18 Lukman Maulan... 37 3 2 1 3 3

6 26 Nur Iftita 37 2 3 3 3 3

7 7 Ayu Puspita Sari 36 3 3 2 2 2

8 14 Elfirah Aprillia 36 3 2 3 2 3

9 25 Nur Afifah 34 3 2 2 2 3

Rata2 Skor 2,89 2,33 2,33 2,67 2,89

Simpang Baku 0,33 0,50 0,87 0,50 0,33

11 12 13 14 15

No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15

1 4 Anisa Putri S... 38 2 3 3 2 2

2 21 Muhammad Haik... 38 2 3 2 2 2

3 9 Baginda Muham... 37 2 2 2 2 2

4 17 Inez Wilhelmi... 37 3 3 2 2 2

5 18 Lukman Maulan... 37 3 3 3 2 2

6 26 Nur Iftita 37 3 3 2 2 2

7 7 Ayu Puspita Sari 36 3 3 3 2 2

8 14 Elfirah Aprillia 36 2 3 2 2 2

9 25 Nur Afifah 34 2 3 2 2 2

Rata2 Skor 2,44 2,89 2,33 2,00 2,00

Simpang Baku 0,53 0,33 0,50 0,00 0,00

Kelompok Asor

Nama berkas: D:\VALIDASI_SOAL_PROTISTA.AUR

1 2 3 4 5

No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5

1 24 Novia Kusumawati 28 2 1 2 2 3

2 34 Zakaria Ramadhan 28 2 2 2 1 2

3 29 Randiansah 27 2 1 1 3 2

4 16 Ida Ayu Parwati 26 2 2 1 3 2

5 20 Muhammad Amir... 25 2 2 1 2 2

6 32 Yolandita Ayu... 25 3 1 1 2 2

7 3 Angel Claudia 24 2 2 2 3 2

8 13 Egy Chandra I... 24 1 1 2 2 1

9 33 Yosia Kehat D... 24 1 2 1 3 2

Rata2 Skor 1,89 1,56 1,44 2,33 2,00

Simpang Baku 0,60 0,53 0,53 0,71 0,50

Page 156: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

142

6 7 8 9 10

No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10

1 24 Novia Kusumawati 28 2 2 1 2 3

2 34 Zakaria Ramadhan 28 2 2 1 1 3

3 29 Randiansah 27 2 1 1 1 2

4 16 Ida Ayu Parwati 26 2 1 1 1 2

5 20 Muhammad Amir... 25 1 2 1 1 3

6 32 Yolandita Ayu... 25 3 2 1 1 3

7 3 Angel Claudia 24 2 1 2 1 2

8 13 Egy Chandra I... 24 2 1 1 3 2

9 33 Yosia Kehat D... 24 2 1 1 1 2

Rata2 Skor 2,00 1,44 1,11 1,33 2,44

Simpang Baku 0,50 0,53 0,33 0,71 0,53

11 12 13 14 15

No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15

1 24 Novia Kusumawati 28 2 1 2 1 2

2 34 Zakaria Ramadhan 28 2 1 3 2 2

3 29 Randiansah 27 2 2 3 2 2

4 16 Ida Ayu Parwati 26 2 1 2 2 2

5 20 Muhammad Amir... 25 1 2 1 2 2

6 32 Yolandita Ayu... 25 1 1 1 1 2

7 3 Angel Claudia 24 1 1 1 1 1

8 13 Egy Chandra I... 24 2 2 1 1 2

9 33 Yosia Kehat D... 24 2 2 2 1 1

Rata2 Skor 1,67 1,44 1,78 1,44 1,78

Simpang Baku 0,50 0,53 0,83 0,53 0,44

DAYA PEMBEDA

============

Jumlah Subyek= 34

Klp atas/bawah(n)= 9

Butir Soal= 15

Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku

Nama berkas: D:\VALIDASI_SOAL_PROTISTA.AUR

No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)

1 1 2,89 1,89 1,00 0,33 0,60 0,23 4,37 33,33

2 2 1,78 1,56 0,22 0,44 0,53 0,23 0,97 11,11

3 3 2,00 1,44 0,56 0,00 0,53 0,18 3,16 27,78

4 4 2,44 2,33 0,11 0,53 0,71 0,29 0,38 3,70

5 5 2,78 2,00 0,78 0,44 0,50 0,22 3,50 25,93

6 6 2,89 2,00 0,89 0,33 0,50 0,20 4,44 29,63

7 7 2,33 1,44 0,89 0,50 0,53 0,24 3,67 29,63

8 8 2,33 1,11 1,22 0,87 0,33 0,31 3,95 40,74

9 9 2,67 1,33 1,33 0,50 0,71 0,29 4,62 44,44

10 10 2,89 2,44 0,44 0,33 0,53 0,21 2,14 14,81

11 11 2,44 1,67 0,78 0,53 0,50 0,24 3,21 25,93

12 12 2,89 1,44 1,44 0,33 0,53 0,21 6,95 48,15

13 13 2,33 1,78 0,56 0,50 0,83 0,32 1,71 18,52

14 14 2,00 1,44 0,56 0,00 0,53 0,18 3,16 27,78

15 15 2,00 1,78 0,22 0,00 0,44 0,15 1,51 11,11

Page 157: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

143

TINGKAT KESUKARAN

=================

Jumlah Subyek= 34

Butir Soal= 15

Nama berkas: D:\VALIDASI_SOAL_PROTISTA.AUR

No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran

1 1 79,63 Mudah

2 2 83,33 Mudah

3 3 86,11 Sangat Mudah

4 4 79,63 Mudah

5 5 79,63 Mudah

6 6 81,48 Mudah

7 7 62,96 Sedang

8 8 57,41 Sedang

9 9 66,67 Sedang

10 10 88,89 Sangat Mudah

11 11 68,52 Sedang

12 12 72,22 Mudah

13 13 68,52 Sedang

14 14 86,11 Sangat Mudah

15 15 94,44 Sangat Mudah

KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL

=================================

Jumlah Subyek= 34

Butir Soal= 15

Nama berkas: D:\VALIDASI_SOAL_PROTISTA.AUR

No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi

1 1 0,624 Sangat Signifikan

2 2 0,170 -

3 3 0,507 Signifikan

4 4 0,064 -

5 5 0,599 Signifikan

6 6 0,617 Sangat Signifikan

7 7 0,542 Signifikan

8 8 0,540 Signifikan

9 9 0,602 Signifikan

10 10 0,349 -

11 11 0,506 Signifikan

12 12 0,665 Sangat Signifikan

13 13 0,410 -

14 14 0,505 Signifikan

15 15 0,355 -

Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagai berikut:

df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01

10 0,576 0,708 60 0,250 0,325

15 0,482 0,606 70 0,233 0,302

20 0,423 0,549 80 0,217 0,283

25 0,381 0,496 90 0,205 0,267

30 0,349 0,449 100 0,195 0,254

40 0,304 0,393 125 0,174 0,228

50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208

Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.

Page 158: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

144

REKAP ANALISIS BUTIR

=====================

Rata2= 31,12

Simpang Baku= 4,30

KorelasiXY= 0,54

Reliabilitas Tes= 0,70

Butir Soal= 15

Jumlah Subyek= 34

Nama berkas: D:\VALIDASI_SOAL_PROTISTA.AUR

No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi

1 1 4,37 33,33 Mudah 0,624 Sangat Signifikan

2 2 0,97 11,11 Mudah 0,170 -

3 3 3,16 27,78 Sangat Mudah 0,507 Signifikan

4 4 0,38 3,70 Mudah 0,064 -

5 5 3,50 25,93 Mudah 0,599 Signifikan

6 6 4,44 29,63 Mudah 0,617 Sangat Signifikan

7 7 3,67 29,63 Sedang 0,542 Signifikan

8 8 3,95 40,74 Sedang 0,540 Signifikan

9 9 4,62 44,44 Sedang 0,602 Signifikan

10 10 2,14 14,81 Sangat Mudah 0,349 -

11 11 3,21 25,93 Sedang 0,506 Signifikan

12 12 6,95 48,15 Mudah 0,665 Sangat Signifikan

13 13 1,71 18,52 Sedang 0,410 -

14 14 3,16 27,78 Sangat Mudah 0,505 Signifikan

15 15 1,51 11,11 Sangat Mudah 0,355 -

Page 159: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 160: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

146

7. Sinta ingin melakukan pengamatan

Protista mirip tumbuhan. Di dalam

laboratorium tersedia alat dan bahan

dibawah ini:

Alat : mikroskop, kaca obyek, kaca

penutup, pipet tetes, dan botol

Bahan : air kolam dan tisu

Buatlah langkah kerja dari praktikum

pengamatan Protista mirip tumbuhan?

8. Mengapa Chlorophyta (Alga hijau)

dikatakan sebagai produsen? Jelaskan

menurut pendapatmu dengan

mengaitkan ciri dari Chlorophyta!

9. Protista menyerupai jamur tidak

dimasukkan ke dalam Fungi (jamur),

karena struktur tubuh dan cara

reproduksi berbeda. Buatlah pertanyaan

berdasarkan informasi yang telah

diberikan!

10. Seorang siswa mengamati organisme

menggunakan mikroskop dengan ciri-

ciri sebagai berikut:

Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat

disimpulkan bahwa organisme itu

adalah....

Ciri–ciri organisme

1. Alat gerak berupa kaki semu

2. Bentuk tubuh berubah-ubah dan

bersifat heterotrof

3. Reproduksi dengan cara membelah

diri

Page 161: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

147

Lampiran 10

Data Hasil Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Siswa Prestest Posttest

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

1 46,43 42,86 71,43 71,43

2 50 32,14 75 67,86

3 53,57 39,29 89,29 78,57

4 57,14 57,14 92,86 78,57

5 46,43 42,86 82,14 67,86

6 46,43 53,57 67,86 85,71

7 39,29 35,71 89,29 71,43

8 46,43 39,29 78,57 75

9 53,57 46,43 78,57 64,29

10 53,57 39,29 82,14 71,43

11 42,86 42,86 85,71 71,43

12 42,86 46,43 75 82,14

13 50 50 85,71 78,57

14 46,43 46,43 85,71 85,71

15 53,57 42,86 78,57 75

16 50 50 82,14 78,57

17 42,86 53,57 75 82,14

18 50 50 89,29 71,43

19 42,86 57,14 78,57 78,57

20 53,57 50 85,71 78,57

21 46,43 57,14 89,29 78,57

22 50 46,43 82,14 75

23 39,29 42,86 85,71 75

24 42,86 39,29 82,14 82,14

25 46,43 46,43 78,57 85,71

26 50 42,86 82,14 71,43

27 50 39,29 85,71 78,57

28 35,71 50 78,57 82,14

29 42,86 46,43 67,86 71,43

30 46,43 46,43 85,71 78,57

31 39,29 42,86 85,71 75

32 35,71 35,71 82,14 82,14

33 46,43 42,86 85,71 82,14

34 50 53,57 89,29 85,71

35 53,57 39,29 85,71 82,14

Rata-rata 46,94 45,41 82,14 77,08

Page 162: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

148

Lampiran 11 Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS)

Jenis LKS

Kel.

No. Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9

∑Skor

Skor

Max

Nilai Nilai

rata-rata Skor max 4 4 4 4 4 4 4 4 4

LKS berbasis penemuan

terbimbing 1 (Eksperimen)

1 2 4 4 4 1 3 - - - 18 24 75,00 Kel.1= 79,63

Kel.2= 88,89

Kel.3= 81,02

Kel.4= 86,57

Kel.5= 95,37

Kel.6= 91,20

2 4 4 4 3 1 4 - - - 20 24 83,33

3 3 4 4 4 1 3 - - - 19 24 79.17

4 4 4 4 4 3 4 - - - 23 24 95,83

5 4 3 4 4 3 4 - - - 22 24 91,67

6 4 4 4 4 2 3 - - - 21 24 87,50

LKS berbasis penemuan

terbimbing 2

(Eksperimen)

1 3 3 4 3 4 3 4 3 2 29 36 80,56

2 4 4 4 3 3 3 4 4 3 32 36 88,89

3 4 2 4 3 4 3 3 4 2 29 36 80,56

4 3 2 4 2 3 4 3 4 3 28 36 77,78

5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 36 97,22

6 4 4 4 3 4 4 4 3 4 34 36 94,44

LKS berbasis penemuan

terbimbing 3

(Eksperimen)

1 3 2 3 4 2 4 4 4 4 30 36 83,33

2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 34 36 94,44

3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 30 36 83,33

4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 31 36 86,11

5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35 36 97,22

6 4 4 2 3 4 4 4 4 4 33 36 91,67

LKS

(Kontrol)

1 3 4 4 4 3 4 2 - - 24 28 85,71 Kel.1= 85,71

Kel.2= 96,43

Kel.3= 92,86

Kel.4= 89,29

Kel.5= 78,57

Kel.6= 92,86

2 3 4 4 4 4 4 4 - - 27 28 96,43

3 3 4 4 4 4 3 4 - - 26 28 92,86

4 3 4 3 4 4 4 3 - - 25 28 89,29

5 2 0 4 4 4 4 4 - - 22 28 78,57

6 2 4 4 4 4 4 4 - - 26 28 92,86

Page 163: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

149

Lampiran 12

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Petunjuk penilaian:

Berilah tanda ceklis () pada salah satu kolom yang telah disediakan

a) jika dalam satu kelompok ≤ 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran

b) jika dalam satu kelompok > 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran

Pertemuan 1

No Kegiatan Siswa

Kelompok Keterangan

1 2 3 4 5 6

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

1 Siswa menggunakan mikroskop dengan baik dan benar - - - - - - -

2 Siswa mengamati objek Protista Terlaksana

3 Siswa mencatat hasil pengamatan Terlaksana

4 Siswa mengklasifikasi jenis Protista berdasarkan

pengamatan

Terlaksana

5 Siswa membuat hipotesis berdasarkan rumusan masalah - - - - - - -

6 Siswa melakukan percobaan menggunakan alat dan bahan

dengan baik dan benar

- - - - - - -

7 Siswa melakukan diskusi saat pembelajaran Terlaksana

8 Siswa menjawab seluruh pertanyaan di LKS Terlaksana

9 Siswa mampu membuat kesimpulan mengenai Protista Terlaksana

10 Siswa mengumpulkan LKS Terlaksana

Page 164: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

150

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Petunjuk penilaian:

Berilah tanda ceklis () pada salah satu kolom yang telah disediakan

a) jika dalam satu kelompok ≤ 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran

b) jika dalam satu kelompok > 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran

Pertemuan 2

No Kegiatan Siswa

Kelompok Keterangan

1 2 3 4 5 6

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

1 Siswa menggunakan mikroskop dengan baik dan benar Terlaksana

2 Siswa mengamati objek Protista Terlaksana

3 Siswa mencatat hasil pengamatan Terlaksana

4 Siswa mengklasifikasi jenis Protista berdasarkan

pengamatan

Terlaksana

5 Siswa membuat hipotesis berdasarkan rumusan masalah Terlaksana

6 Siswa melakukan percobaan menggunakan alat dan bahan

dengan baik dan benar

Terlaksana

7 Siswa melakukan diskusi saat pembelajaran Terlaksana

8 Siswa menjawab seluruh pertanyaan di LKS Terlaksana

9 Siswa mampu membuat kesimpulan mengenai Protista Terlaksana

10 Siswa mengumpulkan LKS Terlaksana

Page 165: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 166: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

152

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Petunjuk penilaian:

Berilah tanda ceklis () pada salah satu kolom yang telah disediakan

a) jika dalam satu kelompok ≤ 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran

b) jika dalam satu kelompok > 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran

Pertemuan 1

No Kegiatan Siswa

Kelompok Keterangan

1 2 3 4 5 6

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

1 Siswa menggunakan mikroskop dengan baik dan benar - - - - - - -

2 Siswa mengamati objek Protista Terlaksana

3 Siswa mencatat hasil pengamatan Terlaksana

4 Siswa mengklasifikasi jenis Protista berdasarkan

pengamatan

Terlaksana

5 Siswa membuat hipotesis berdasarkan rumusan masalah - - - - - - -

6 Siswa melakukan percobaan menggunakan alat dan bahan

dengan baik dan benar

- - - - - - -

7 Siswa melakukan diskusi saat pembelajaran Terlaksana

8 Siswa menjawab seluruh pertanyaan di LKS Terlaksana

9 Siswa mampu membuat kesimpulan mengenai Protista Terlaksana

10 Siswa mengumpulkan LKS Terlaksana

Page 167: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

153

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Petunjuk penilaian:

Berilah tanda ceklis () pada salah satu kolom yang telah disediakan

a) jika dalam satu kelompok ≤ 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran

b) jika dalam satu kelompok > 50% siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran

Pertemuan 2

No Kegiatan Siswa

Kelompok Keterangan

1 2 3 4 5 6

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

≤5

0%

>5

0%

1 Siswa menggunakan mikroskop dengan baik dan benar Terlaksana

2 Siswa mengamati objek Protista Terlaksana

3 Siswa mencatat hasil pengamatan Terlaksana

4 Siswa mengklasifikasi jenis Protista berdasarkan

pengamatan

Terlaksana

5 Siswa membuat hipotesis berdasarkan rumusan masalah Terlaksana

6 Siswa melakukan percobaan menggunakan alat dan bahan

dengan baik dan benar

Terlaksana

7 Siswa melakukan diskusi saat pembelajaran Terlaksana

8 Siswa menjawab seluruh pertanyaan di LKS Terlaksana

9 Siswa mampu membuat kesimpulan mengenai Protista Terlaksana

10 Siswa mengumpulkan LKS Terlaksana

Page 168: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 169: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

155

RUBRIK LEMBAR OBSERVASI SISWA

No Kegiatan Siswa Kriteria

1 Siswa menggunakan mikroskop dengan baik

dan benar

Siswa mampu membawa mikroskop dengan benar, mampu meletakkan objek

diatas meja objek, mencari fokus lensa dan cahaya sebelum melakukan

pengamatan, dan menggunakan semua bagian mikroskop dengan benar

2 Siswa mengamati objek Protista Siswa mampu mengamati objek Protista dengan baik

3 Siswa mencatat hasil pengamatan Siswa mampu menggambarkan bentuk protista berdasarkan pengamatan

4 Siswa mengklasifikasi jenis Protista

berdasarkan pengamatan

Siswa mampu mengklasifikasi jenis-jenis Protista berdasarkan pengamatan

dengan baik

5 Siswa membuat hipotesis berdasarkan

rumusan masalah

Siswa mampu membuat hipotesis sesuai dengan rumusan masalah dengan

tepat dan benar

6 Siswa menggunakan alat dan bahan untuk

melakukan percobaan

Siswa mampu menggunakan alat dan bahan untuk melakukan percobaan

dengan benar

7 Siswa melakukan diskusi saat pembelajaran Siswa melakukan diskusi dengan teman satu kelompok, dan semua anggota

kelompok saat pembelajaran.

8 Siswa menjawab seluruh pertanyaan di LKS Siswa menjawab seluruh pertanyaan di LKS dengan benar dan tepat

9 Siswa mampu membuat kesimpulan

mengenai Protista

Siswa mampu membuat kesimpulan dengan benar

10 Siswa mengumpulkan LKS Siswa mengumpulkan LKS tepat waktu

Page 170: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

156

Lampiran 13

Hasil Wawancara Guru

Pewawancara : Dany Prasetyo

Narasumber : Saiful Azmi, S.Pd, MM (Guru Biologi)

Tanggal : 30 Oktober 2015

No Pewawancara Narasumber

1. Kurilum apa yang digunakan

sekolah?

Kurikulum 2013.

2. Ada berapa kelas X MIPA?

seminggu berapa jam

pelajaran materi biologi

diajarkan?

Ada 3 kelas X MIPA. Pembelajaran

biologi dalam seminggu 3 jam

pelajaran.

3. Konsep materi biologi kelas

X semester ganjil apa yang

dianggap sulit bagi siswa?

mengapa?

Konsep yang dianggap sulit adalah

protista dan bakteri karena materi yang

dipelajari cukup banyak.

4. Metode apa yang digunakan

guru saat pembelajaran

Protista?

Metode diskusi dan eksperimen.

5.

Apakah pada materi protista

pernah dilakukan kegiatan

eksperimen?

Ya, namun kadang-kadang dilakukan,

karena kegiatan eksperimen banyak

menyita waktu dan alat yang digunakan

terbatas.

6. LKS jenis apa yang

digunakan saat pembelajaran

biologi?

LKS yang digunakan adalah LKS

konvensional. LKS ini hanya berisikan

ringkasan materi dan soal-soal kognitif.

7. Apakah pernah membuat

LKS sendiri untuk menunjang

pembelajaran khususnya

materi protista?

Membuat LKS sendiri khusus materi

protista belum pernah, namun untuk

kegiatan eksperimen menggunakan

LKS konvensional yang berisikan

materi dan soal-soal.

8. Bagaimana hasil belajar siswa

dalam materi Protista?

Berdasarkan hasil belajar siswa materi

Protista tahun sebelumnya masih

rendah, karena sebagian siswa belum

memenuhi KKM yaitu 75. Jika siswa

tidak mencapai KKM akan diberikan

remedial.

Page 171: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

157

Lampiran 14

Hasil Uji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest Posttest N-Gain Kriteria Pretest Posttest N-Gain Kriteria

1 46,43 71,43 0,467 sedang 42,86 71,43 0,500 sedang

2 50 75 0,500 sedang 32,14 67,86 0,526 sedang

3 53,57 89,29 0,769 tinggi 39,29 78,57 0,647 sedang

4 57,14 92,86 0,833 tinggi 57,14 78,57 0,500 sedang

5 46,43 82,14 0,667 sedang 42,86 67,86 0,438 sedang

6 46,43 67,86 0,400 sedang 53,57 85,71 0,692 sedang

7 39,29 89,29 0,824 tinggi 35,71 71,43 0,556 sedang

8 46,43 78,57 0,600 sedang 39,29 75 0,588 sedang

9 53,57 78,57 0,538 sedang 46,43 64,29 0,333 sedang

10 53,57 82,14 0,615 sedang 39,29 71,43 0,529 sedang

11 42,86 85,71 0,750 tinggi 42,86 71,43 0,500 sedang

12 42,86 75 0,562 sedang 46,43 82,14 0,667 sedang

13 50 85,71 0,714 tinggi 50 78,57 0,571 sedang

14 46,43 85,71 0,733 tinggi 46,43 85,71 0,733 tinggi

15 53,57 78,57 0,538 sedang 42,86 75 0,562 sedang

16 50 82,14 0,643 sedang 50 78,57 0,571 sedang

17 42,86 75 0,562 sedang 53,57 82,14 0,615 sedang

18 50 89,29 0,786 tinggi 50 71,43 0,429 sedang

19 42,86 78,57 0,625 sedang 57,14 78,57 0,500 sedang

20 53,57 85,71 0,693 sedang 50 78,57 0,571 sedang

21 46,43 89,29 0,800 tinggi 57,14 78,57 0,500 sedang

22 50 82,14 0,643 sedang 46,43 75 0,533 sedang

Page 172: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

158

23 39,29 85,71 0,765 tinggi 42,86 75 0,562 sedang

24 42,86 82,14 0,687 sedang 39,29 82,14 0,706 tinggi

25 46,43 78,57 0,600 sedang 46,43 85,71 0,733 tinggi

26 50 82,14 0,643 sedang 42,86 71,43 0,500 sedang

27 50 85,71 0,714 tinggi 39,29 78,57 0,647 sedang

28 35,71 78,57 0,667 sedang 50 82,14 0,643 sedang

29 42,86 67,86 0,438 sedang 46,43 71,43 0,467 sedang

30 46,43 85,71 0,733 tinggi 46,43 78,57 0,600 sedang

31 39,29 85,71 0,765 tinggi 42,86 75 0,562 sedang

32 35,71 82,14 0,722 tinggi 35,71 82,14 0,722 tinggi

33 46,43 85,71 0,733 tinggi 42,86 82,14 0,687 sedang

34 50 89,29 0,786 tinggi 53,57 85,71 0,692 sedang

35 53,57 85,71 0,692 sedang 39,29 82,14 0,706 tinggi

Rata-rata 46,94 82,14 0,663 sedang 45,41 77,14 0,580 sedang

Tertinggi 57,14 92,86 0,833 57,14 85,71 0,733

Terendah 35,71 67,86 0,400 32,14 64,29 0,333

Page 173: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

159

Lampiran 15

UJI NORMALITAS DATA

1. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen

Rata-rata = 46,939

Modus = 46,43

Median = 46,43

Skor tertinggi = 57,14

Skor terendah = 35,71

Standar deviasi =

5,349

Lhitung = 0,109

Nilai kritis

L(α = 0,05) =

didapatkan

Ltabel =

= 0,149

Kesimpulan:

Lhitung < Ltabel

(0,109 < 0,149)

maka data berdistribusi

normal

Siswa Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F (Zi) - S (Zi)|

1 35,71 -2,099 0,018 0,057 0,039

2 35,71 -2,099 0,018 0,057 0,039

3 39,29 -1,430 0,076 0,143 0,067

4 39,29 -1,430 0,076 0,143 0,067

5 39,29 -1,430 0,076 0,143 0,067

6 42,86 -0,763 0,223 0,314 0,091

7 42,86 -0,763 0,223 0,314 0,091

8 42,86 -0,763 0,223 0,314 0,091

9 42,86 -0,763 0,223 0,314 0,091

10 42,86 -0,763 0,223 0,314 0,091

11 42,86 -0,763 0,223 0,314 0,091

12 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109

13 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109

14 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109

15 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109

16 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109

17 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109

18 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109

19 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109

20 46,43 -0,095 0,462 0,571 0,109

21 50 0,572 0,716 0,8 0,084

22 50 0,572 0,716 0,8 0,084

23 50 0,572 0,716 0,8 0,084

24 50 0,572 0,716 0,8 0,084

25 50 0,572 0,716 0,8 0,084

26 50 0,572 0,716 0,8 0,084

27 50 0,572 0,716 0,8 0,084

28 50 0,572 0,716 0,8 0,084

29 53,57 1,240 0,892 0,971 0,079

30 53,57 1,240 0,892 0,971 0,079

31 53,57 1,240 0,892 0,971 0,079

32 53,57 1,240 0,892 0,971 0,079

33 53,57 1,240 0,892 0,971 0,079

34 53,57 1,240 0,892 0,971 0,079

35 57,14 1,907 0,972 1 0,028

Page 174: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

160

2. Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

Rata-rata = 45,409

Modus = 42,86

Median = 46,43

Skor tertinggi = 57,14

Skor terendah = 32,14

Standar deviasi =

6,339

Lhitung = 0,142

Nilai Kritis

L(α = 0,05) =

didapatkan

Ltabel = = 0,149

Kesimpulan:

Lhitung < Ltabel

(0,141 < 0,149)

maka data

berdistribusi normal

Siswa Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F (Zi) - S (Zi)|

1 32,14 -2,093 0,018 0,029 0,010

2 35,71 -1,530 0,063 0,086 0,023

3 35,71 -1,530 0,063 0,086 0,023

4 39,29 -0,965 0,167 0,257 0,090

5 39,29 -0,965 0,167 0,257 0,090

6 39,29 -0,965 0,167 0,257 0,090

7 39,29 -0,965 0,167 0,257 0,090

8 39,29 -0,965 0,167 0,257 0,090

9 39,29 -0,965 0,167 0,257 0,090

10 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142

11 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142

12 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142

13 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142

14 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142

15 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142

16 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142

17 42,86 -0,402 0,344 0,486 0,142

18 46,43 0,161 0,564 0,686 0,122

19 46,43 0,161 0,564 0,686 0,122

20 46,43 0,161 0,564 0,686 0,122

21 46,43 0,161 0,564 0,686 0,122

22 46,43 0,161 0,564 0,686 0,122

23 46,43 0,161 0,564 0,686 0,122

24 46,43 0,161 0,564 0,686 0,122

25 50 0,724 0,766 0,829 0,063

26 50 0,724 0,766 0,829 0,063

27 50 0,724 0,766 0,829 0,063

28 50 0,724 0,766 0,829 0,063

29 50 0,724 0,766 0,829 0,063

30 53,57 1,287 0,901 0,914 0,013

31 53,57 1,287 0,901 0,914 0,013

32 53,57 1,287 0,901 0,914 0,013

33 57,14 1,851 0,968 1 0,032

34 57,14 1,851 0,968 1 0,032

35 57,14 1,851 0,968 1 0,032

Page 175: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

161

3. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen

Rata-rata = 82,142

Modus = 85,71

Median = 82,14

Skor tertinggi = 92,86

Skor terendah = 67,86

Standar deviasi =

6,063

Lhitung = 0,107

Nilai Kritis

L(α = 0,05) =

didapatkan

Ltabel =

= 0,149

Kesimpulan:

Lhitung < Ltabel

(0,106 < 0,149)

maka data berdistribusi

normal

Siswa Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F (Zi) - S (Zi)|

1 67,86 -2,355 0,009 0,057 0,048

2 67,86 -2,355 0,009 0,057 0,048

3 71,43 -1,767 0,039 0,086 0,047

4 75 -1,178 0,119 0,171 0,052

5 75 -1,178 0,119 0,171 0,052

6 75 -1,178 0,119 0,171 0,052

7 78,57 -0,589 0,278 0,343 0,065

8 78,57 -0,589 0,278 0,343 0,065

9 78,57 -0,589 0,278 0,343 0,065

10 78,57 -0,589 0,278 0,343 0,065

11 78,57 -0,589 0,278 0,343 0,065

12 78,57 -0,589 0,278 0,343 0,065

13 82,14 0,000 0,500 0,543 0,043

14 82,14 0,000 0,500 0,543 0,043

15 82,14 0,000 0,500 0,543 0,043

16 82,14 0,000 0,500 0,543 0,043

17 82,14 0,000 0,500 0,543 0,043

18 82,14 0,000 0,500 0,543 0,043

19 82,14 0,000 0,500 0,543 0,043

20 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107

21 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107

22 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107

23 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107

24 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107

25 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107

26 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107

27 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107

28 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107

29 85,71 0,589 0,722 0,829 0,107

30 89,29 1,179 0,881 0,971 0,091

31 89,29 1,179 0,881 0,971 0,091

32 89,29 1,179 0,881 0,971 0,091

33 89,29 1,179 0,881 0,971 0,091

34 89,29 1,179 0,881 0,971 0,091

35 92,86 1,768 0,961 1 0,039

Page 176: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

162

4. Hasil Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

Rata-rata = 77,077

Modus = 78,57

Median = 78,57

Skor tertinggi = 85,14

Skor terendah = 64,29

Standar deviasi =

5,525

Lhitung = 0,132

Nilai Kritis

L(α = 0,05) =

didapatkan

Ltabel =

= 0,149

Kesimpulan:

Lhitung < Ltabel

(0,132 < 0,149)

maka data berdistribusi

normal

Siswa Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F (Zi) - S (Zi)|

1 64,29 -2,314 0,010 0,029 0,018

2 67,86 -1,668 0,048 0,086 0,038

3 67,86 -1,668 0,048 0,086 0,038

4 71,43 -1,022 0,153 0,286 0,132

5 71,43 -1,022 0,153 0,286 0,132

6 71,43 -1,022 0,153 0,286 0,132

7 71,43 -1,022 0,153 0,286 0,132

8 71,43 -1,022 0,153 0,286 0,132

9 71,43 -1,022 0,153 0,286 0,132

10 71,43 -1,022 0,153 0,286 0,132

11 75 -0,376 0,353 0,429 0,075

12 75 -0,376 0,353 0,429 0,075

13 75 -0,376 0,353 0,429 0,075

14 75 -0,376 0,353 0,429 0,075

15 75 -0,376 0,353 0,429 0,075

16 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079

17 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079

18 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079

19 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079

20 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079

21 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079

22 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079

23 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079

24 78,57 0,270 0,607 0,686 0,079

25 82,14 0,916 0,820 0,886 0,065

26 82,14 0,916 0,820 0,886 0,065

27 82,14 0,916 0,820 0,886 0,065

28 82,14 0,916 0,820 0,886 0,065

29 82,14 0,916 0,820 0,886 0,065

30 82,14 0,916 0,820 0,886 0,065

31 82,14 0,916 0,820 0,886 0,065

32 85,14 1,459 0,928 1 0,072

33 85,14 1,459 0,928 1 0,072

34 85,14 1,459 0,928 1 0,072

35 85,14 1,459 0,928 1 0,072

Page 177: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

163

Lampiran 16

UJI HOMOGENITAS DATA

1. Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Pretest

N kelas eksperimen 35

N kelas kontrol 35

Varians terbesar 40,18

Varians terkecil 28,61

a. Fhitung =

=

=

= 1,40

b. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas)

db pembilang = n–1 db penyebut = n–1

= 35-1 = 35-1

= 34 = 34

F(0,05)(34)(34) adalah 1,77

c. Kesimpulan:

Fhitung < Ftabel (1,40 < 1,77) sehingga data pretest kedua kelas memiliki

populasi varians yang homogen.

Page 178: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

164

2. Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Posttest

N kelas eksperimen 35

N kelas kontrol 35

Varians terbesar 36,76

Varians terkecil 30,52

a. Fhitung :

=

=

= 1,20

b. Menentukan Ftabel dari db (derajat bebas)

db pembilang = n–1 db penyebut = n–1

= 35-1 = 35-1

= 34 = 34

F(0,05)(34)(34) adalah 1,77

c. Kesimpulan:

Fhitung < Ftabel (1,20 < 1,77) sehingga data posttest kedua kelas memiliki

populasi varians yang homogen.

Page 179: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

165

Lampiran 17

HASIL UJI HIPOTESIS

1. Perhitungan Uji Hipotesis Data Pretest

a. Kriteria Pengujian:

1) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima

2) Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak

b. Taraf signifikansi 0,05 dan dk = 68

c. Menghitung nilai S gabungan (Sgab)

Sgab = √( ) ( )

S = √( ) ( )

= √

= √

Sgab = 5,86

d. Mencari thitung

t =

=

=

=

= 1,10

e. Setelah didapatkan hasil thitung, selanjutnya tentukan ttabel pada taraf

signifikansi α = 0,05 adalah 1,99.

f. Kesimpulan:

Diperoleh bahwa thitung < ttabel (1,10 < 1,99) maka H0 diterima, artinya dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis

penemuan terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa pada

konsep Protista.

Page 180: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

166

2. Perhitungan Uji Hipotesis Data Posttest

a. Kriteria Pengujian:

1) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima

2) Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak

b. Taraf signifikansi 0,05 dan dk = 68

c. Menghitung nilai S gabungan (Sgab)

Sgab = √( ) ( )

S = √( ) ( )

= √

= √

Sgab = 5,80

d. Mencari thitung

t =

=

=

=

= 3,66

e. Setelah didapatkan hasil thitung, selanjutnya tentukan ttabel pada taraf

signifikansi α = 0,05 adalah 1,99.

f. Kesimpulan:

Diperoleh bahwa thitung > ttabel (3,66 > 1,99) maka H0 ditolak, artinya dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan LKS berbasis penemuan

terbimbing (guided discovery) terhadap hasil belajar siswa pada konsep

Protista.

Page 181: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 182: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 183: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 184: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 185: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 186: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …
Page 187: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

173

Jakarta, 18 Mei 2016

Yang mengesahkan,

Page 188: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

174

Lampiran 19

Page 189: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

175

Page 190: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

176

Lampiran 20

Page 191: PENGARUH PENGGUNAAN LKS BERBASIS PENEMUAN …

177

Lampiran 21