PENGARUH PENGGUNAAN ENZIM PAPAIN...
-
Upload
nguyenkhanh -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN ENZIM PAPAIN...
PENGARUH PENGGUNAANENZIM PAPAIN SEBAGAI BATING AGENT
PADA PROSES PENYAMAKAN FURKELINCI TERHADAP
KUALITAS FISIK
RADEN RAYA SAHAYA
2001100800024
F A K U L T A S P E T E R N A K A N U N I V E R S I T A S P A D J A D J A R A N
2012
A B S T R A K
Penelitian
Maksuddan
Tujuan
RancanganPercobaan
Peubahyang
Diamati
AnalisisData
HasilPenelitian
H A S I L D A N P E M B A H A S A N
4.1. Pengaruh Perlakuan terhadap Kekuatan Tarik Fur Kelinci
Tabel 3. Rata-rata Hasil Kekuatan Tarik Fur Kelinci
UlanganPerlakuan
P1 P2 P3 P4 P5
……………….. N/cm2 ………………..
U1 662,027 1560,709 1895,979 2990,237 1770,496
U2 764,368 1725,086 2178,883 1821,937 1783,231
U3 670,385 1724,500 2146,455 2308,328 1562,266
U4 1022,997 1585,720 2000,159 2124,686 1408,857
Rata-rata 779,944 1649,004 2055,369 2311,297 1631,212
kekuatan tarik fur kelincimeningkat seiring denganmeningkatnya persentase
enzim papain yang digunakandari 0,5% s.d. 2%
2311,297 N/cm2
pada perlakuanpenggunaan enzimpapain sebesar 2%
(P4)
779,944 N/cm2
pada perlakuanpenggunaan enzim
papain sebesar0,5% (P1)
kekuatan tarik menurunkembali menjadi 1631.212
N/cm2 pada perlakuanpenggunaan enzim papain
sebesar 2,5% (P5)
ENZIM PAPAIN
HIDROLISIS PROTEIN KULIT
HIDROLISIS PROTEIN KULITkekuatan tarik fur kelinci
779.944
1649.004
2055.369
2311.297
1631.212
0.000
500.000
1000.000
1500.000
2000.000
2500.000
Ke
ku
ata
n T
ar
ik F
ur
Ke
lin
ci
(N/c
m2
)
Enzim Papain (%)
0,5 1 1,5 2 2,5
Ilustrasi 7. Grafik Kekuatan Tarik Fur Kelinci Hasil Penelitian
SumberKeragaman
db JK KT F HitungF Tabel
5%
Perlakuan 4 5410939.13 1352734.78 20.44* 3.06
Galat 15 992489.17 66165.94
Total 19 6403428.30
Analisis Ragam Kekuatan Tarik Fur Kelinci
penggunaan enzim papain sebagai bating agent pada proses penyamakan fur kelinci berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kekuatan tarik kulit
Tabel 4. Uji Wilayah Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap kekuatan Tarik Fur Kelinci
Perlakuan Rata-rata Signifikansi 0.05
……………….. N/cm2 ………………..
P4 2311,297 a
P3 2055,369 ab
P2 1649,004 bc
P5 1631,212 c
P1 779,944 d
perlakuan P4 perlakuan P3
perlakuan P3 perlakuan P2
perlakuan P2 perlakuan P5
kekuatan tarik fur kelinci perlakuan P4 ,P3, P2, dan P5 nyata (P<0.05) lebih tinggidibandingkan dengan perlakuan penggunaan enzim papain 0,5% (P1) sebagai
bating agent
perlakuanP3 dan P4
mampu menghidrolisisdan membuang bagian
kulit yang tidakdibutuhkan
terbukanya serat-seratpada kulit (kolagen)
memudahkan kolagenuntuk berikatan
dengan krom sebagaibahan penyamak
Kekuatan tarikfur kelinci
perlakuanP1
Enzimpapain
proses bating belumberjalan sempurna
komponen kulit yang tidak dibutuhkan
tidak dapat dibuangdengan sempurna
menghambat masuknyazat penyamak ke dalam
serat kulit
Kekuatan tarik fur kelinci
ikatan antara seratkulit dengan zat
penyamak pun tidaksempurna
perlakuanP5
Enzim papainterlalu banyaknyaprotein kulit yang
terhidrolisis
serat kulit ikut teruraidan dapat
memperlebar tenunanikatan serat kulit
Krom masukterlalu banyak
kadar bahan penyamak atau krom yang berlebihan dalam kolagen akan
menurunkan kekuatan kulit karenarantai polipeptida terlalu banyakmenerima bahan penyamak yang
melebihi batas muatan serabut kulitdan serabut kolagen pun akan terputus
(O’Flaherty, dkk.,1978)
kekuatan tarik sebesar 2311,297 N/cm2 (235,69 Kgf/cm2) pada perlakuan P4 (2% enzim papain) memenuhi
batas minimum kekuatan tarik untuk kulit kambing berbulu samak krom yaitu sebesar200,0 Kgf/cm2 (SNI 06-0648-1989)
melebihi batas minimum 1400 N/cm2 untuk kekuatan tarik kulit jaket domba atau kambing(SNI 4593 : 2011)
4.2. Pengaruh Perlakuan terhadap Ketahanan Sobek Fur Kelinci
Tabel 5. Rata-rata Hasil Ketahanan Sobek Fur Kelinci
UlanganPerlakuan
P1 P2 P3 P4 P5
…………………… N/cm …………………
U1 46,53 67,48 97,66 109,40 73,86
U2 72,88 60,88 93,39 113,67 78,74
U3 53,57 72,22 110,92 142,80 70,34
U4 60,06 77,61 107,82 141,26 91,08
Rata-rata 58,26 69,55 102,45 126,78 78,51
Ketahanan sobek fur kelincimeningkat seiring denganmeningkatnya persentase
enzim papain yang digunakandari 0,5% s.d. 2%
Ketahanan sobek menurunkembali menjadi 78,51N/cm pada perlakuan
penggunaan enzim papainsebesar 2,5% (P5)
126,78 N/cm padaperlakuan
penggunaan enzimpapain sebesar 2%
(P4)
58,26 N/cm padaperlakuan
penggunaan enzimpapain sebesar
0,5% (P1)
ENZIM PAPAIN
HIDROLISIS PROTEIN KULIT
HIDROLISIS PROTEIN KULITKetahanan sobek fur kelinci
58.2669.55
102.45
126.78
78.51
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
Ke
tah
an
an
So
be
k F
ur
Ke
lin
ci
(N/c
m)
Enzim Papain (%)
0,5 1 1,5 2 2,5
Ilustrasi 8. Grafik Ketahanan Sobek Fur Kelinci Hasil Penelitian
Analisis Ragam Ketahanan Sobek Fur Kelinci
penggunaan enzim papain sebagai bating agent pada proses penyamakan fur kelinci berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap ketahanan sobek kulit
SumberKeragaman
db JK KT F HitungF Tabel
5%
Perlakuan 4 12094.75 3023.69 23.62* 3.06
Galat 15 1920.60 128.04
Total 19 14015.34
Tabel 6. Uji Wilayah Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Ketahanan Sobek Fur Kelinci
Perlakuan Rata-rata Signifikansi 0.05
……………… N/cm ………………
P4 126,78 a
P3 102,45 b
P5 78,51 c
P2 69,55 cd
P1 58,26 d
perlakuan P5 perlakuan P2
perlakuan P2 perlakuan P1
ketahanan sobek tertinggi (126,78 N/cm) pada perlakuan penggunaanenzim papain 2% (P4) nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan
perlakuan lainnya
perlakuanP4
menghidrolisis protein kulit dengan baik
membuka tenunan serat-serat kulitkhususnya kolagen pada sudut anyamantertentu yang dapat memudahkan bahanpenyamak berikatan dengan kolagen dan
menghasilkan ketahanan sobek yang maksimal
Semakin stabil dansemakin banyak
krom yang masukke dalam jaringan
kulit
kekuatan fisikkulit samak
Mustakim, dkk. (2007)
masuknya atau terikatnya bahan penyamakke dalam molekul-molekul protein penyusun
kulit yang mengakibatkan terbentuknyaikatan silang antara bahan penyamak dengan
rantai polipeptida menentukan tinggirendahnya kekuatan fisik dari kulit samak
perlakuanP5
hidrolisis protein kulit yang berlebihan
kekuatan fisik kulit
serat kulit (kolagen) dapat ikut
terhidrolisis
Prinsip penyamakan adalahikatan kimia antara zat
penyamak dengan kolagenkulit, sehingga kulit lebih tahanterhadap pengaruh kimia danfisik (kelemasan, ketahanan
terhadap panas ataudingin, gesekan, dan lainnya)(Fahidin dan Muslich, 1999)
Aktivitas enzim yang kuat pada proses bating
akan menghidrolisisserat kolagen
(Wilson, 1941)
kolagenterhidrolisis
tenunan serat kulit akansemakin lebar dan semakin
banyak bahan penyamak(krom) yang masuk dan
berikatan dengan kolagen kulit,
kekuatan fisik kulit
ketahanan sobek 126,78 N/cm pada perlakuan P4
(2% enzim papain) memenuhibatas minimum ketahanan sobek kulit jaket domba ataukambing yaitu sebesar 125,03 N/cm (SNI 4593 : 2011)
4.3. Pengaruh Perlakuan terhadap KemuluranFur Kelinci
Tabel 7. Rata-rata Hasil Kemuluran Fur Kelinci
UlanganPerlakuan
P1 P2 P3 P4 P5
……………………. % …….………………..
U1 34,7 37,3 44,7 40,0 34,0
U2 37,3 35,3 50,0 48,7 46,0
U3 32,0 38,0 40,7 49,3 46,7
U4 38,0 42,0 42,7 58,0 42,7
Rataan 35,50 38,17 44,50 49,00 42,33
kemuluran fur kelincimeningkat seiring denganmeningkatnya persentase
enzim papain yang digunakandari 0,5% s.d. 2%
35,5% pada perlakuanpenggunaan enzim
papain sebesar 0.5% (P1)
49% pada perlakuanpenggunaan enzimpapain sebesar 2%
(P4)
kemuluran menurun menjadi42,33% pada perlakuan
pemberian enzim papainsebesar 2,5% (P5) ENZIM
PAPAINHIDROLISIS
PROTEIN KULIT
HIDROLISIS PROTEIN KULITKemuluran fur kelinci
35.5038.17
44.5049.00
42.33
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
Ke
mu
lur
an
Fu
r K
eli
nc
i (%
)
Enzim Papain (%)
0,5 1 1,5 2 2,5
Ilustrasi 9. Grafik Kemuluran Fur Kelinci Hasil Penelitian
Analisis Ragam Kemuluran Fur Kelinci
penggunaan enzim papain sebagai bating agent pada proses penyamakan fur kelinci berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kemuluran kulit
Sumber Keragaman
db JK KT F HitungF Tabel
5%
Perlakuan 4 154.17 38.54 4.38* 3.06
Galat 15 131.91 8.79
Total 19 286.09
Tabel 7. Uji Wilayah Berganda Duncan Pengaruh Perlakuan terhadap Kemuluran Fur Kelinci
Perlakuan Rata-rata Signifikansi 0.05
……………………… % ……………………….
P4 49,00 a
P3 44,50 ab
P5 42,33 abc
P2 38,17 bcd
P1 35,50 cd
perlakuan P4 perlakuan P3 dan P5
perlakuan P3 perlakuan P5 dan P2
perlakuan P5 perlakuan P2 dan P1
perlakuan P2 perlakuan P1
kelemasan atau elastisitaskulit yang dihasilkan
Kemulurankulit
reduksi elastin pada prosespengikisan protein kulit (bating)
perlakuanP3 dan P4
Hidrolisis protein kulitsempurna
serabut lebih horizontal dananyaman lebih longgar (lunak)
maka kulit akan lebih mulur(Muljono Judoamidjojo ,1981)
Kemuluran tinggiBahan penyamak
krom
bahan penyamak krommerupakan metode yang
digunakan untukmenghasilkan kulit jadi yang lebih lemas dan lembut, daya
tarik dan mulurnya(tensile strength) lebih tinggi(Fahidin dan Muslich, 1999)
perlakuanP1 dan P2
Hidrolisis protein kulitbelum sempurna
serabut elastin yang lebih tegak dengananyaman rapat (padat) menghasilkan
kulit yang mempunyai daya kemuluranyang kecil
(Muljono Judoamidjojo ,1981)
perlakuanP5
penurunan jumlahelastin dalam kulit
akibat terlalu banyakterhidrolisis enzim
papain
enzim papain padapersentase yang tinggi
Fahidin dan Muslich (1999) mengemukakan bahwa elastinmerupakan protein fibrous yang membentuk serat-serat
yang sangat elastis .Sudut-sudut tersebut menjadi lurus pada saat mendapat
tegangan dan akan kembali seperti semula apabila tegangantersebut dilepaskan.
Hilangnya elastin pada protein kulit dapat mengurangielastisitas kulit.
kemuluran untuk kulit jaket domba atau kambingmaksimal 60% (SNI 4593 : 2011)
maka nilai rata-rata kemuluran fur kelinci pada seluruh perlakuanmemenuhi standar tersebut
K E S I M P U L A ND A N
S A R A N
5.1. Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil kesimpulan :1. Penggunaan enzim papain sebagai bating agent berpengaruh terhadap kekuatan tarik, ketahanansobek, dan kemuluran fur kelinci. Semakin tinggi persentase enzim papain yang diberikan semakintinggi pula kualitas fisik yang dihasilkan, tetapi dapat menurunkan kualitas fisik kulit pada persentaseenzim papain yang berlebihan (P5).
2. Penggunaan enzim papain sebesar 2% dari berat kulit memberikan pengaruh terbaik terhadapkualitas fisik fur kelinci, yaitu kekuatan tarik sebesar 2311,297 N/cm2, ketahanan sobek sebesar 126,78 N/cm, dan kemuluran kulit sebesar 49 %.
5.2. Saran
1. Sebaiknya menggunakan kulit berbulu mentah segar sebagai bahan penelitian untuk menjaga kualitasfur yang dihasilkan.
2. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai pengaruh penggunaan enzim papain sebagai bating agent terhadap sifat kimia fur kelinci.