PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua...

232
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: L. Desy Nakaryaswari NIM : 131134222 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua...

Page 1: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED

LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN

INFERENSI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV

SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

L. Desy Nakaryaswari

NIM : 131134222

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

i

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED

LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN

INFERENSI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV

SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

L. Desy Nakaryaswari

NIM : 131134222

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

iv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini Penulis persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria sumber kekuatanku dan teman

terbaikku.

2. Kedua orang tuaku Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang

telah mendoakan, mmendidikku, menyayangiku, sepanjang waktu.

3. Sahabat-sahabatku.

4. Universitas Sanata Dharma almamaterku yang aku banggakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

v

MOTTO

“It is useless if you are smart but you do not have a good attitude”

“Do your best and let God do the rest”

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;

ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu” (Mat. 7:7)

“Do not let your dreams be dream”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam daftar kutipan dan

daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Januari 2017

Peneliti,

L. Desy Nakaryaswari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : L. Desy Nakaryaswari

Nomor Mahasiswa : 131134222

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI PADA MATA

PELAJARAN IPA KELAS IV SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA”,

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).

Dengan demikian saya berikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di

internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin

dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 18 Januari 2017

Yang menyatakan,

L. Desy Nakaryaswari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

viii

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN INFERENSI

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV

SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA

L. Desy Nakaryaswari

Universitas Sanata Dharma

2017

Kata kunci: model PBL, kemampuan evaluasi, kemampuan inferensi, mata

pelajaran IPA.

Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya

tingkat kemampuan IPA siswa Indonesia pada penelitian PISA tahun 2012 dan

2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model

PBL terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata pelajaran IPA kelas

IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

Penelitian ini menggunakan penelitian quasi experimental tipe non-

equivalent control group design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta sebanyak 93 siswa. Sampel penelitian

ini terdiri dari 31 siswa kelas IV A sebagai kelompok kontrol dan 31 siswa kelas

IV C sebagai kelompok eksperimen. Treatment yang diterapkan di kelompok

eksperimen adalah model PBL. Ada 5 langkah dalam model PBL yaitu (1)

Mengorientasikan siswa pada masalah, (2) Mengorganisasi siswa untuk belajar,

(3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, (4) Mengembangkan

dan menyajikan hasil karya, (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Model Problem Based Learning

(PBL) berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi. Rerata kelompok eksperimen

(M = 0,903, SE = 0,131) lebih tinggi daripada kelompok kontrol(M = 0,279, SE =

0,191). Perbedaan tersebut signifikan dengan harga t(60) = -2,685 dan p = 0,009

(p < 0,05). Effect size model PBL terhadap kemampuan evaluasi menunjukkan

nilai r = 0,32 (10%) masuk dalam kategori “efek menengah”. 2) Model PBL

berpengaruh terhadap kemampuan inferensi. Rerata kelompok eksperimen (M =

0,849, SE = 0,134) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (M = 0,139, SE =

0,179). Perbedaan tersebut signifikan dengan harga t(60) = -3,162 dan p = 0,002

(p < 0,05). Effect size model PBL terhadap kemampuan inferensi menunjukkan

nilai r = 0,37 (14%) masuk dalam kategori “efek menengah”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

ix

ABSTRACT

THE EFFECTS OF THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED

LEARNING MODEL ON THE EVALUATING AND INFERENCE SKILLS IN

SCIENCE SUBJECT FOR THE FOURTH GRADE STUDENTS

KANISIUS SENGKAN ELEMENTARY SCHOOL YOGYAKARTA

L. Desy Nakaryaswari

Sanata Dharma University

2017

Key words: PBL model, evaluating skill, inference skill, natural science subject.

The background of the research is the concern towards the lack of science

skill of Indonesian students based on the results of study of PISA on 2012 and

2015. The aim of this research is to know the effect of the implementation of

Problem Based Learning (PBL) model on the evaluating and inference skills in

science subject for the fourth grade students in Kanisius Sengkan Elementary

School on the first semester of 2016/2017 academic year.

This research uses quasi experimental, non-equivalent control group design

type. The population of this study is the grade four students of Kanisius Sengkan

Elementary school who are 93 students. The sample of the research are 31

students of class A as control group and 31 students of class C as experimental

group. The treatment that applied in the experimental group is PBL model. There

are 5 steps on the model. Those are orienting the students to the problem,

organizing students to learn, guiding the student or a group of student in the

process of solving problem, developing and presenting the work result, and

analyzing and evaluating the process of solving problem.

The result of the research shows that 1.) PBL model brings effect towards

evaluating skill. The average score of experimental group (M = 0,903, SE =

0,131) is higher than the average score of control group (M = 0,279, SE = 0,191).

The difference between the average score of experimental and control group is

significant with the price of t(60)= -2,685 and p = 0,009 (p <0,05). The effect size

of PBL model towards evaluating skill is r = 0,32 (10%) included in “medium

effect” category. 2) PBL model brings effect towards inference skill. The average

score of experimental group (M = 0,849, SE = 0,134) is higher than the average

score of control group (M = 0,139, SE = 0,179). The difference between the

average score of experimental and control group is significant with the price of

t(60)= -3,162 and p = 0,002 (p < 0,05). The effect size of PBL model towards

inference skill is r = 0,37 (14%) included in “medium effect” category.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini denggan lancar dan tepat waktu.

Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM

BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EVALUASI DAN

INFERENSI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD KANISIUS

SENGKAN YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program

Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Dosen Pembimbing I

yang telah membimbing dan mendukung dengan sabar dan bijaksana.

5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang

membimbing kami dengan penuh kesabaran.

6. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku Dosen Penguji III yang telah bersedia

menguji dengan bikajsana dan memberikan masukan, serta saran.

7. M. Sri Wartini selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Sengkan Yogyakarta yang

telah memberikan ijin melakukan penelitian.

8. Sri Asmi, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu pelaksanaan

penelitian, sehingga peneliitian dapat berjalan dengan lancar.

9. Siswa kelas IV A dan IV C SD Kanisius Sengkan Yogyakarta tahun ajaran

2016/2017 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.

10. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

xi

membantu proses perijinan penelitian skripsi.

11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang

selalu menyertai perjuanganku berupa doa, kasih sayang, perhatian, nasihat,

dan materi.

12. Kakakku Agustina Putri Heristiyani yang selalu menyemangati dan

mendukungku dalam doa.

13. Adikku Antonius Joko Prasetyo yang selalu memberi doa dan dukungan.

14. Sahabat terbaikku, Vincentius Brillinanda Alvio Erlangga yang selalu

menyemangati dan mendukungku.

15. Sepupuku Cordula Anggraeni Oktadayani yang senantiasa mendukungku.

16. Teman-temanku dalam penelitian kolaboratif payung Sita, Mita, Tita, Widi,

Tami, Wati, Cahya, Cicil, Listi dan Vero.

17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu namun telah

banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan

kemampuan peneliti. Segala kritik dan saran yang membangun akan peneliti

terima dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi dunia pendidikan dan para pembaca.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PENGESAHAN .................................. Error! Bookmark not defined.

PERSEMBAHAN ................................................................................................ iii

MOTTO .................................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Permasalahan ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6

1.5 Definisi Operasional.......................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 8

2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................... 8

2.1.1 Teori-teori yang mendukung .......................................................................... 8

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ......................................................................... 8

2.1.1.2 Model Pembelajaran ................................................................................. 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

xiii

2.1.1.3 Model Problem Based Learning (PBL) .................................................... 12

2.1.1.5 Berpikir Kritis ........................................................................................... 18

2.1.1.6 Kemampuan Evaluasi dan Inferensi ......................................................... 19

2.1.1.7 Hakikat IPA ............................................................................................... 20

2.1.1.8 Materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya ................................................. 21

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ....................................................... 25

2.2.1 Penelitian tentang Problem Based Learning ................................................ 25

2.2.2 Penelitian Tentang Kemampuan Berpikir Kritis .......................................... 27

2.2.3 Literature Map .............................................................................................. 29

2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 30

2.4 Hipotesis Penelitian ......................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 32

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 32

3.2 Setting Penelitian ............................................................................................ 34

3.2.1 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 34

3.2.2 Waktu Penelitian .......................................................................................... 35

3.3 Populasi dan Sampel ....................................................................................... 36

3.3.1 Populasi ........................................................................................................ 36

3.3.2 Sampel .......................................................................................................... 36

3.4 Variabel Penelitian .......................................................................................... 37

3.4.1 Variabel Independen .................................................................................... 37

3.4.2 Variabel Dependen ....................................................................................... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 38

3.6 Instrumen Penelitian........................................................................................ 40

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ........................................................................... 41

3.7.1 Uji Validitas ................................................................................................. 41

3.7.1.1 Validitas Isi (content validity) ................................................................... 42

3.7.1.2 Validitas Muka (face validity) ................................................................... 43

3.7.1.3 Validitas Konstruk (construct validity) ..................................................... 43

3.7.2 Reliabilitas ................................................................................................... 45

3.8 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

xiv

3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data .................................................................... 46

3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan................................................................................ 47

3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................................. 47

3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ....................................................... 48

3.8.1.4. Uji Besar Pengaruh Perlakuan ................................................................. 49

3.8.2 Analisis Lebih Lanjut ................................................................................... 50

3.8.2.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ................. 50

3.8.2.2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ............................. 52

3.8.2.3 Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ...................................... 53

3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan................................................................ 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 58

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................... 58

4.1.1 Implementasi Penelitian ............................................................................... 58

4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 58

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol....................... 59

4.1.1.3 Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen ................ 60

4.1.2 Deskripsi Sebaran Data ................................................................................ 64

4.1.2.1 Kemampuan Evaluasi ............................................................................... 64

4.1.2.2 Kemampuan Inferensi ............................................................................... 66

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I .................................................................... 67

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data.................................................................. 68

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................................. 70

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................................................ 71

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .................................................................. 73

4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut ................................................................................ 74

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke posttest I ..................... 74

2. Uji Besar Efek Peningkatan skor Rerata Pretest ke Posttest I ........................... 76

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan posttest I ............................................... 77

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ........................................................................ 78

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II .................................................................. 81

4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data.................................................................. 81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

xv

4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................................. 83

4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................................................ 84

4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .................................................................. 86

4.1.4.5 Analisis Lebih Lanjut ................................................................................ 87

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ..................... 87

2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Rerata Pretest ke Posttest I ....................... 89

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest ke Posttest I ................................................. 90

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ........................................................................ 91

4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 94

4.2.1 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Evaluasi ............................... 98

4.2.2 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Inferensi ............................. 102

4.2.3 Persepsi Dampak Pengaruh Perlakuan ....................................................... 107

4.24 Pembahasan Lebih Lanjut ........................................................................... 112

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 115

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 115

5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 116

5.3 Saran .............................................................................................................. 116

DAFTAR REFERENSI ..................................................................................... 117

LAMPIRAN ........................................................................................................ 121

CURRICULUM VITAE ...................................................................................... 212

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Langkah model PBL .............................................................................. 16

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ...................................................................... 35

Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian .............................................................. 39

Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen ........................................................ 41

Tabel 3.4 Hasill Uji Validitas Instrumen ............................................................... 44

Tabel 3.5 Hasil Validitas Instrumen Aspek Evaluasi dan Inferensi ...................... 44

Tabel 3.6 Hasil uji reliabilitas instrumen ............................................................... 45

Tabel 3.7 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ........................................................ 49

Tabel 3.8 Pedomana Wawancara dengan Guru ..................................................... 56

Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sebelum Perlakuan

................................................................................................................................ 56

Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sesudah

Perlakuan ............................................................................................................... 56

Tabel 4.1 Sebaran Data Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol ...................... 64

Tabel 4.2 Sebaran Data Kemampuan Evaluasi Kelompok Eksperimen ................ 65

Tabel 4.3 Sebaran Data Kemampuan Inferensi Kelompok Kontrol ...................... 66

Tabel 4.4 Sebaran Data Kemampuan Inferensi Kelompok Eksperimen ............... 67

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Evaluasi ................ 69

Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ................................................ 70

Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Evaluasi ................... 71

Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ................................................ 72

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Evaluasi ....... 72

Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size terhadap Kemampuan Evaluasi ......................... 74

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke

Posttest I Kemampuan Evaluasi ........................................................................... 74

Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Skor Pretest ke PosttestI

Kemampuan Evaluasi ........................................................................................... 76

Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I , Kemampuan

Evaluasi ................................................................................................................. 77

Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Evaluasi ............ 79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

xvii

Tabel 4.15 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest II ............................... 80

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Inferensi .............. 82

Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .............................................. 83

Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Inferensi ................. 84

Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .............................................. 85

Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Inferensi ..... 85

Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke

posttest I Kemampuan Inferensi............................................................................ 87

Tabel 4.23 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke posttest I

Kemampuan Inferensi ........................................................................................... 89

Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan posttestI Kemampuan

Inferensi................................................................................................................. 90

Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Inferensi ............ 92

Tabel 4.26 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest II ............................... 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagian-bagian akar ............................................................................ 22

Gambar 2.2 Pada tanaman ubi kayu, batang sebagai tempat menyimpan cadangan

makanan ................................................................................................................ 22

Gambar 2.3 Batang berkambium ........................................................................... 23

Gambar 2.4 Bagian-bagian daun ............................................................................ 24

Gambar 2.5 Fungsi daun adalah sebagai tempat terjadinya fotosintesis ............... 25

Gambar 2.6 Bagan Penelitiam Yang Relevan ........................................................ 29

Gambar 3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 33

Gambar 3.2 Variabel Penelitian ............................................................................. 38

Gambar 3.3 Rumus Uji Besar Efek (effect size) untuk Data Normal .................... 50

Gambar 3.4 RumusUji Besar Efek (effect size) untuk Data Tidak Normal ........... 50

Gambar 3.5 Rumus Perhitungan Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ............... 51

Gambar 3.6 Rumus Gain Score ............................................................................. 52

Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .......................... 55

Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-posttestI Kemampuan Evaluasi

............................................................................................................................... 73

Grafik Gain Score 4.2 Kelompok Kontrol dan Eksperimen Pada ......................... 75

Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II ............................................ 80

Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Inferensi

................................................................................................................................ 86

Grafik 4.5 Gain score Kelompok Kontrol dan Eksperimen Pada .......................... 88

Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Inferensi ....... 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ....................................................................... 122

Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal ................................................................ 123

Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen ..................................................... 124

Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol ............................................................ 130

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ........ 134

Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol .............. 147

Lampiran 3.1 LKS ............................................................................................... 151

Lampiran 3.2 Kunci Jawaban .............................................................................. 159

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ............................................................................ 168

Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement ............................................ 170

Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ................................................. 173

Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ............................................. 175

Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol dan

Eksperimen .......................................................................................................... 176

Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Inferensi Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen ........................................................................................ 178

Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data .................................................. 180

Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal .............................. 181

Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ......................... 183

Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan ........................... 185

Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I 186

Lampiran 4.8 Hasil Uji Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ............. 191

Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ....... 195

Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan ........................................................ 197

Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara Siswa ....................................................... 202

Lampiran 4.12 Transkrip Wawancara Guru ........................................................ 208

Lampiran 5.1 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran ................................................. 209

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .................................. 211

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap (Winkel, 1987: 36).

Belajar tidak terlepas dari pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi untuk

membangun bangsa yang lebih maju. Pendidikan adalah proses terlatih dan

terencana dalam mengembangkan potensi diri individu mewujudkan tujuan

nasional Indonesia (Sanjaya, 2006: 2). Proses pendidikan berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran di kelas. Pembelajaran merupakan sutu sistem yang

saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi tujuan,

materi, metode, model, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus

diperhatikan oleh guru dalam menentukan model-model yang akan digunakan

dalam pembelajaran (Rusman, 2011: 1).

Pendidikan hendaknya mampu mengembangkan potensi kecerdasan serta

bakat yang dimiliki peserta didik secara optimal sehingga peserta didik dapat

mengembangkan potensi diri yang dimilikinya menjadi suatu prestasi yang

mempunyai daya jual (Shoimin, 2014: 15). Berhasil tidaknya pendidikan

bergantung apa yang diberikan dan diajarkan oleh guru. Hasil-hasil pengajaran

dan pembelajaran berbagai disiplin ilmu terbutkti selalu kurang memuaskan pihak

yang berkepentingan (Shoimin, 2014: 16). Salah satu buktinya adalah hasil pada

PISA (Programmer for International Student Assesment) tahun 2012 yang

menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara dengan

skor 382 pada bidang sains (OECD, 2013: 5). Hasil PISA selanjutnya yaitu tahun

2015, Indonesia berada pada peringkat 62 dari 70 negara dengan skor 403

(OECD, 2016: 5), hal tersebut menunjukkan bahwa peringkat dan skor Indonesia

pada bidang sains mengalami peningkatan. Meskipun demikian, Indonesia masih

berada pada peringkat 10 terbawah pada bidang sains.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

2

Sains/ Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan objektif

tentang alam semesta dengan segala isinya (Samatowa, 2011: 2). Nash (dalam

Samatowa, 2011: 3) menjelaskan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode

untuk mengamati alam, cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap,

cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain,

sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek

yang diamatinya. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara

sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan

oleh manusia (Samatowa, 2011: 3). IPA tidak hanya merupakan kumpulan

pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara

berpikir, dan cara memecahkan masalah (Winaputra, dalam Samatowa, 2011: 3).

IPA adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan

metode ilmiah (Samatowa, 2011: 3).

Kurang maksimalnya hasil kognitif pada bidang sains tersebut setidaknya

disebabkan oleh tiga hal. Pertama, pendidikan yang kurang sesuai dengan

kebutuhan dan fakta yang ada sekarang. Kedua, metodologi, model, strategi, dan

teknik yang kurang sesuai dengan materi. Ketiga, prasarana yang mendukung

proses pembelajaran. Ketiga hal tersebut memberikan dampak yang besar bagi

perkembangan pendidikan (Shoimin, 2014: 16). Diakui atau tidak pada zaman

yang sudah modern ini, sebagian besar guru mengajar menggunakan metodologi

mengajar tradisional. Cara mengajar tersebut bersifat otoriter dan berpusat pada

guru. Kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, sedangkan siswa hanya

dijadikan sebagai objek bukan sebagai subyek (Shoimin, 2014: 17). Pemandangan

seperti ini juga dijumpai oleh peneliti ketika peneliti melakukan observasi di SD

Kanisius Sengkan. Guru memberikan ceramah kepada siswa sementara siswa

hanya mendengarkan.

Model pembelajaran yang berfokus pada guru (teacher centered) cenderung

digunakan karena guru hanya menekankan pada pengetahuan dan penyampaian

materi di luar konteks aplikasinya, bukan penekanan pada penguasaan dan

penggunaan pengetahuan yang merefleksikan isu baru dan lama serta

menyelesaikan masalah konteks kehidupan nyata (Taufiq, 2009: 5). Hal tersebut

menyebabkan siswa jenuh sehingga sulit menerima materi yang diberikan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

3

guru. Cara yang dapat dilakukan agar siswa tertarik dan tidak jenuh dalam belajar

adalah dengan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Agar

pembelajaran menyenangkan, perlu adanya perubahan cara mengajar dari model

pembelajaran tradisional menuju model pembelajaran yang inovatif (Shoimin,

2014: 18). Dengan begitu pembelajaran tidak akan berhenti pada proses

menghafal saja namun juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis

siswa.

Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang

digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil

keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.

Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang

terorganisasi (Johnson & Chaedar, 2007: 183). Facione (1990) menjelaskan

bahwa berpikir kritis dapat dipelajari, diperkirakan, dan diajarkan (dalam

Filsaime). Facione (1990) mengidentifikasi 6 (enam) keterampilan atau indikator

berpikir kritis, yakni interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan, dan

regulasi diri.

Piaget (Suparno, 2001: 5) menjelaskan bahwa, anak dengan tahap operasional

konkret khususnya dalam penelitian ini adalah anak kelas IV sudah mulai belajar

memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi, namun cara berpikir anak

masih terbatas. Sedangkan Vygotsky berpendapat bahwa anak belajar melalui

interaksi-interaksi dengan lingkungan termasuk guru maupun teman sebaya. Oleh

karena itu, pembelajaran sebaiknya menggunakan model yang dapat membantu

siswa melakukan pemecahan masalah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan

adalah dengan penerapan model pembelajaran inovatif di dalam pembelajaran

khususnya di jenjang sekolah dasar. Model inovatif yang memfasilitasi siswa

dalam memecahkan masalah menggunakan sessuatu yang konkret dan

memberikan kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan kelompok adalah model

Problem Based Learning (PBL).

Berbagai penelitian dan jurnal pernah diterbitkan untuk mendukung

penelitian mengenai model PBL misalnya penelitian yang dilakukan oleh Izzati

(2010), penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui efek dari PBL sebagai

strategi instruksional alternatif dalam pembelajaran matematika yang efektif pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

4

Sekolah Menengah Pertama di Malaysia. Hasil penelitian diperoleh simpulan

bahwa baik model PBL maupun model konvensional efektif dalam meningkatkan

kemampuan siswa dalam bidang matematika. Meskipun kedua kelompok

menunjukkan persepsi positif terhadap kerjasama dalam kelompok, ketertarikan

dalam matematika, dan persepsi terhadap pengalaman belajar yang telah

dilakukan, kelompok eksperimen yang menggunakan PBL lebih efektif dalam

prosedure pemecahan masalah, dan menunjukkan kemampuan berkomunikasi

lebih baik dalam matematika dan kerjasama yang lebih kuat dibandingkan

kelompok kontrol. Akinoglu (2007) melakukan penelitian tentang efek model

PBL dalam Pembelajaran IPA pada pencapaian akademik siswa, sikap, dan

konsep pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek

dari PBL terhadap pembelajaran IPA pada pencapaian akademik siswa, dan

konsep pembelajaran. Hasil perolehan data menunjukkan bahwa penerapan model

PBL berpengaruh positif terhadap pencapaian akademik siswa dan sikap siswa

terhadap pelajaran IPA. Selain itu, penerapan PBL juga berpengaruh positif

terhadap perkembangan konseptual siswa dan mempertahankan miskonsepsi

siswa pada level yang paling rendah. Selain itu, Zejnilagic (2015) juga melakukan

penelitian mengenai pengaruh PBL terhadap capaian siswa Sekolah Dasar 8th

grade pada mata pelajaran kimia. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

1)capaian siswa pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang

signifikan, 2) siswa belum pernah menggunakan PBL sebelumnya, sehingga siswa

mengalami kesulitan, 3) ketertarikan siswa pada mata pelajaran kimia meningkat.

Berbagai penelitian dan jurnal mengenai kemampuan berpikir kritis dengan

model tertentu juga pernah diterbitkan. Peneliti menyertakan penelitian yang

relevan mengenai kemampuan berpikir kritis untuk mendukung penelitian ini,

misalnya penelitian yang dilakukan oleh Ghombavani (2016) tentang pengaruh

dari pelatihan kecakapan hidup dala meningkatkan kemampuan berpikir kritis

diantara siswa putri kelas IV Sekolah Dasar Iran. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pelatihan kecakapan hidup dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,

meningkatkan pemahaman siswa dalam berpikir terutama dalam membuat

keputusan dan memecahkan masalah, dan meningkatkan penyesuaian sosial yang

positif. Kalelioglu dan Gulbahar (2014) meneliti tentang pengaruh dari teknik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

5

instruksional terhadap kemampuan berpikir kritis dan pembagian berpikir kritis

dalam diskusi online. Penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim (2009) bertujuan

untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar campuran yang mendukung

manajemen sistem pembelajaran pada kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil

menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai pretest dan

nilai posttest.

Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

menggunakan salah satu model yang diduga dapat mengoptimalkan kemampuan

berpikir kritis, yaitu model Problem Based Learning (PBL). PBL adalah model

pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik

sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan

keterampilan yang lebih tinggi dan inquiri, memandirikan siswa dan

meningkatkan kepercayaan diri (Arend, dalam Hosnan, 2014: 295). Sani (2014:

127) menjelaskan bahwa model PBL merupakan model pembelajaran yang dalam

penyampaiannya dengan menyajikan suatu permasalahan, menguji pertanyaan-

pertanyaan, memfasilitasi pendidikan dan membuka dialog Model ini bercirikan

penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa

untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan pemecahan

masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep penting, dimana peran guru

adalah memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan

mengarahkan diri (Hosnan, 2014: 295). Ngalimun (2012: 96) mengemukakan 5

langkah pelaksanaan model PBL (1) Mengorientasikan siswa pada masalah, (2)

Mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) Membimbing penyelidikan individu

maupun kelompok, (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5)

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan Model Probelm Based

Learning terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi untuk siswa kelas IV SD

Kanisius Sengkan tahun ajaran 2016/2017 khususnya pada mata pelajaran IPA

dengan SK 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan

fungsinya. Peneliti memilih SD Kanisius Sengkan sebagai tempat penelitian

karena sekolah ini memiliki kelas paralel yang cocok digunakan untuk melakukan

penelitian eksperimen. Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kelas IV A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

6

sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 31 anak dan kelas IV C

sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 31 anak. Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi

experimental design tipe nonequivalent control group design.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi

mata pelajaran IPA materi bagian tumbuhan dan fungsinya pada siswa

kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran

2016/2017?

1.2.2 Apakah penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan

Inferensi mata pelajaran IPA materi bagian tumbuhan dan fungsinya pada

siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun

ajaran 2016/2017?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi

mata pelajaran IPA materi bagian tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas

IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran

2016/2017.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan inferensi

mata pelajaran IPA materi bagian tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas

IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran

2016/2017.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Sekolah

Sekolah dapat menambah referensi bacaan tentang model PBL pada

pelajaran IPA, yang bisa diimplementasikan pada pembelajaran.

1.4.2 Bagi Guru

Guru mendapat pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran yang

berbasis pada masalah pada pelajaran IPA. Guru dapat lebih memahami

langkah-langkah model PBL.

1.4.3 Bagi Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

7

Siswa memperolah pengalaman baru belajar dengan model PBL sehingga

dapat mengembangkan kemampuan evaluasi dan inferensi.

1.4.4 Bagi Peneliti

Peneliti mendapat pengalaman baru dalam menyusun kegiatan pembelajaran

IPA dengan menggunakan model PBL. Pengalaman ini kelak dapat menjadi

bekal bagi peneliti untuk menerapkan model PBL dengan lebih baik.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Kemampuan Evaluasi adalah kemampuan untuk menilai kredibilitas suatu

pernyataan atau argumen dan menilai bobot logika suatu kesimpulan yang

terdiri dari menilai sah tidaknya klaim-klaim, menilai sah tidaknya argumen-

argumen.

1.5.2 Kemampuan Inferensi adalah kemampuan untuk menguji bukti-bukti,

menerka alternatif-alternatif, menarik kesimpulan.

1.5.3 Model Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang

memberikan berbagai situasi permasalahan kepada peserta didik dan

dapat berfungsi sebagai batu loncatan dalam penyelidikan yang memiliki

langkah-langkah mengorientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasi

peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan individual ataupun

kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis

dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

1.5.4 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah mata pelajaran dengan materi bagian

tumbuhan dan fungsinya.

1.5.3 Siswa Sekolah Dasar adalah siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan

Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

8

BAB II

LANDASAN TEORI

BAB II ini membahas mengenai kajian pustaka, kerangka berpikir, dan

hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi teori yang relevan/mendukung terhadap

penelitian. Kerangka berpikir berisi pemikiran, sedangkan hipotesis berisi

kesimpulan sementara atau jawaban semenntara dari rumusan masalah penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang mendukung

Teori yang mendukung merupakan teori-teori yang melandasi penelitian ini.

Teori-teori tersebut terdiri dari teori perkembangan anak, proses kognitif anak,

teori pembelajaran anak, model PBL, berpikir kritis, kemampuan evaluasi,

kemampuan inferensi, hakikat IPA, dan materi IPA yang akan diperjelas pada

subbab selanjutnya.

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak

Perkembangan adalah salah satu proses penting dalam kehidupan manusia.

Slavin (2011:40) mengemukakan bahwa perkembangan merupakan pertumbuhan,

penyesuaian diri, dan perubahan yang terjadi secara menyeluruh baik secara fisik,

kepribadian, sosial-emosional, kognitif, maupun bahasa. Teori perkembangan

yang digunakan oleh peneliti sebagai acuan adalah teori perkembangan kognitif

Jean Piaget dan teori perkembangan Lev Vygotsky. Teori tersebut digunakan

karena memiliki kesesuaian dengan variabel penelitian dan tahap mendasar

perkembangan anak, yaitu tahap kognitif.

Piaget menggolongkan perkembangan kognitif sesuai dengan usia anak

mulai dari lahir hingga dewasa sehingga sesuai dengan usia perkembangan anak

yang akan diteliti. Piaget (Hariyanto & Suyono, 2011: 86) mengemukakan bahwa

anak akan lebih berhasil dalam belajar jika cara belajar disesuaikan dengan tahap

perkembangan kognitif siswa. Siswa hendaknya diberi kesempatan untuk

melakukan eksperimen dan guru diharapkan memberikan rangsangan kepada

siswa agar dapat berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

9

mengamati, menemukan, dan mengambil berbagai hal dari lingkungan sehingga

dapat mengkontruksi pengetahuan yang sudah didapat.

Ada beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan

kognitif anak, yaitu anak adalah pembelajar yang aktif, anak mengorganisasikan

apa yang mereka pelajari dari pengalamannya, anak menyesuaikan diri dengan

lingkungan (adaptasi) melalui proses asimilasi dan akomodasi, dan proses

ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentuk-bentuk pemikiran

yang lebih kompleks (Desmita, 2009: 98).

Agar terjadi ekuilibrasi antara individu dengan lingkungan, maka peristiwa

asimilasi dan akomodasi harus terjadi secara terpadu (Schunk, 2012: 334).

Asimilasi merupakan proses penggabungan informasi baru yang ditemui dalam

kehidupan nyata, kemudian informasi tersebut di kelompokkan ke dalam istilah

yang sebelumnya telah dipahami anak. Sedangkan akomodasi merupakan

pengubahan struktur kognitif yang sudah dimiliki sebelumnya yang disesuaikan

untuk menghadapi tantangan baru. Jadi setiap individu yang melakukan

penyesuaian diri harus mencapai keseimbangan (ekuilibrium), antara asimilasi dan

akomodasi.

Piaget (Suyono & Harianto, 2011:83) mengatakan bahwa setiap anak

mengalami perkembangan kognitif yang teratur berupa aktivitas yang konkret

menuju abstrak. Perkembangan kognitif anak dikelompokkan menjadi empat

tahapyaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret

dan tahap operasional formal. Tahap sensorimotor terjadi pada usia 0-2 tahun,

tahap praoperasional pada usia 2-7 tahun, tahap operasional konkret terjadi pada

usia 7-11 tahun dan tahap operasional formal terjadi pada usia 11 tahun ke atas.

Tahap sensorimotor seorang anak ditandai dengan ketrampilan memecahkan

masalah sederhana seperti menghisap jempol, memegang sesuatu benda, dan

meniru suatu gerakan.

Tahap praoperasional ditandai dengan kemampuan anak dalam mencoba

menceritakan sesuatu yang terjadi dihadapannya, berkhayal, dan egoisentrisme.

Selanjutnya, pada tahap operasional konkret anak mulai mampu mengurutkan

objek berdasarkan ukuran, ciri dan bentuk, mengklasifikasi, memberi nama dan

mengidentifikasi serangkaian benda menurut bentuk, ukuran atau karakteristik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

10

lainnya. Anak juga sudah dapat bekerja dengan temannya, mengetahui konsep

ruang dan waktu, dapat membedakan kenyataan dan fantasi, serta mampu untuk

melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Tahap operasional konkret

(concrete operations) ini ditandai dengan perkembangan sistem pemikiran yang

didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah dapat

memperkembangkan operasi-operasi logis. Anak dapat mengembangkan sistem

pemikiran yang logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-

persoalan konkret yang dihadapi (Suparno, 2001: 69). Sedangkan tahap

operasional formal ditandai dengan anak sudah mampu berfikir secara abstrak,

menalar secara logis, menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia, dan dapat

memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai (Suparno, 2001: 24).

Vygotsky (dalam Schunk, 2012: 343) menyatakan bahwa aspek kognitif

pada anak akan berkembang dengan baik jika anak berinteraksi dengan teman

sebayanya. Bermain dengan teman sebaya atau orang lain memberikan

kesempatan pada anak untuk menanggapi saran, pertanyaan, komentar dan contoh

dari saran tersebut. Vygotsky menggunakan istilah Zone of Proximal Development

(ZPD) yang menggambarkan pembelajaran anak dalam situasi tertentu. ZPD

adalah jarak antara level perkembangan aktual yang ditentukan melalui

pemecahan masalah secara mandiri dan level potensi perkekmbangan yang

ditentukan melalui pemecahan masalah dengan bantuan orang dewasa atau dengan

kerja sama dengan teman-teman sebaya yang lebih mampu (Schunk, 2012: 341).

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa kelas IV berada pada tahap operasional-konkret yaitu

pada rentang usia 7-11 tahun. Tahap operasional konkret tentu ditandai dengan

adanya sistem operasi berdasarkan apa pun yang kelihatan nyata atau konkret.

Anak masih menerapkan logika berpikir pada barang-barang yang konkret dan

belum bersifat abstrak. Anak masih mengalami kesulitan untuk memecahkan

persoalan yang mengandung banyak variabel. Oleh karena itu, meskipun

intelegensi anak pada tahap ini sudah maju, namun cara berpikir seorang anak

tetap masih terbatas. Cara berpikirnya masih berdasarkan sesuatu yang konkret

(Suparno, 2001: 70).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

11

Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget bahwa anak

dalam tahap operasional konkret sudah dapat berpikir dengan logis namun masih

terbatas pada hal-hal yang konkret dan teori Vygotsky yang menjelaskan bahwa

aspek kognitif anak akan berkembang dengan baik ketika ia beinteraksi dengan

teman sebayanya. Maka peran model pembelajaran dalam merangsang

kemampuan berpikir kritis anak sangatlah penting. Salah satu model pembelajaran

yang dapat diterapkan adalah model Problem Based Learning karena model ini

memberikan masalah yang harus dipecahkan oleh siswa sehingga anak perlu

berpikir logis dan kritis. Masalah yang diberikan merupakan masalah yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sehingga sangat dekat dengan siswa,

selain itu model Problem Based Learning juga memberikan kesempatan siswa

untuk berinteraksi dengan teman sebayanya karena dalam praktiknya, siswa akan

berada di dalam kelompok.

2.1.1.2 Model Pembelajaran

Soekamto (dalam Shoimin, 2014: 23) mengemukakan maksud dari model

pembelajaran adalah kerangkan konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Hal ini berarti model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru

untuk mengajar.

Arends (dalam Shoimin, 2014: 23) menyatakan, “The term teaching model

refers to a particular approach to instructin that includes its goals, syntax,

environment, and management system.” Artinya, istilah model pengajaran

mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuan, sintaks,

lingkungan, dan sistem pengelolaannya. Model pembelajaran adalah suatu

rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana

pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan

membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2011: 133).

Ngalimun (2012: 8) mengungkan bahwa model pembelajaran mempunyai 4

ciri khusus yang membedakan dengan strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri

tersebut adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

12

a. Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.

b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai).

c. Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil.

d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Banyak model pembelajaran telah dikembangkan oleh guru yang pada

dasarnya untuk memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami dan

menguasai suatu pengetahuan atau pelajaran tertentu (Shoimin, 2014: 24).

Pengembangan model pembelajaran sangat tergantung pada karakteristik mata

pelajaran ataupun materi yang akan diberikan kepada siswa. Tidak ada model

pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Dalam memilih

model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat

materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri

(Ngalimun, 2012: 161). Terdapat berbagai model pembelajaran yang dapat

digunakan dalam mengiplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1)

Student Achievement Division (STAD), (2) Jigsaw, (3) Group Investigation (GI),

(4) Teams Game Tournamen (TGT), (5) Two Stay-Two Stray (TS-TS) dan lain-

lain.

Dari uraian tersebut menurut peneliti model pembelajaran merupakan suatu

perencanaan atau suatu pola yang sistematis yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas yang membantu siswa mencapai

tujuan pembelajaran.

2.1.1.3 Model Problem Based Learning (PBL)

1. Pengertian Model PBL

Tan (dalam Rusman, 2011: 229) menyatakan bahwa Problem Based

Learning (PBL) merupakan inovasi dalam pembelajaran sebab dengan PBL

kemampuan berpikir siswa dapat dioptimalisasikan melalui kerja kelompok atau

tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji,

dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Ibrahim

dan Nur (2000: 2) menyatakan bahwa PBL merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

13

dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya

“belajar bagaimana belajar”.

Pendekatan PBL berkaitan dengan penggunaan inteligensi dari dalam

individu yang berada dalam sebuah kelompok orang atau lingkungan untuk

memecahkan masalah yang bermakna, relevan, dan kontekstual. PBL adalah

suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu

masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari

pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki

keterampilan untuk memecahkan masalah (Ward, 2002; Stepien, dkk., 1993

dalam Ngalimun, 2012: 89). Sedangkan Margetson (Rusman, 2011: 230)

mengemukakan bahwa kurikulum PBL membantu untuk meningkatkan

perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang

terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif. PBL memfasilitasi keberhasilan

memecahkan masalah, komunikasi, kerja kelompok dan keterampilan

interpersonal dengan lebih baik diban ding pendekatan lain.

Tan (dalam Rusman, 2011: 229) menjelaskan bahwa model PBL merupakan

inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berpikir siswa benar-

benar dioptimalisasikan melalui kegiatan kerja kelompok atau tim yang

sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan

mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.

Secara umum model PBL dimulai dengan adanya masalah (dapat

dimunculkan oleh siswa atau guru), kemudian siswa memperdalam

pengetahuannya tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang mereka

perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah

yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan

aktif dalam belajar. Masalah dalam PBL dijadikan sebagai fokus pembelajaran

yang diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi

pengalaman-pengalaman belajar yang beragam kepada siswa seperti kerjasama

dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman yang berhubungan dengan

pemecahan masalah. Hal tersebut menunjukkan bahwa model PBL dapat

memberikaan pengalaman yang kaya kepada siswa. Penggunaan PBL dapat

meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

14

diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan

sehari-hari.

Dari pendapat beberapa ahli, menurut pendapat peneliti model PBL adalah

model yang digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran yang menjadikan

masalah sebagai fokus pembelajaran sehingga dalam pelaksanaanya siswa

dimungkinkan akan meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada

siswa.

2. Karakteristik Model Problem Based Learning

Karakteristik PBL menurut Rusman (2011, 232) adalah sebagai berikut:

a. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.

b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalah yang ada di dunia nyata yang

tidak terstruktur.

c. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (mltiple perpective).

d. Permasalahan, menentang pengetahuan yang dimilki oleh siswa, sikap dan

kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan

bidang baru dalam belajar.

e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan

evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBL.

g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi dan kooperatif.

h. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama

pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari

sebuah permasalahan.

i. Keterbukaan proses dalam PBL meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah

proses belajar.

j. PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

Tan (dalam Amir, 2009: 22) merangkum karakteristik yang tercakup dalam

proses PBL adalah sebagai berikut:

a. Masalah digunakan sebagai awal pembelajaran.

b. Biasanya, masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang

disajikan secara mengambang (ill-structured).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

15

c. Masalah biasanya menuntut perpektif majemuk (multiple perspective).

d. Masalah membuat pemelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di

ranah pembelajaran yang baru.

e. Sangat mengutamakan belajar mandiri (self directed learning).

f. Memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber

saja. Pencarian, evaluasi serta penggunaan pengetahuan ini menjadi kunci

penting.

g. Pembelajaran kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif. Pemelajar bekerja

dalam kelompok, berinteraksi, slaing mengajarkan (peer teaching) dan

melakukan presentasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik model

PBL adalah model yang berfokus pada pemecahan masalah dan memungkinkan

siswa untuk belajar secara mandiri maupun kelompok. Selain itu, model PBL

juga dapat membuat individu merasa tertantang dan memungkinkan siswa

mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

3. Langkah-langkah model PBL

Amir (2009: 24-26) berpendapat bahwa terdapat 7 langkah proses PBL

(PBM) adalah sebagai berikut:

a. Langkah 1: Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas.

Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada

dalam masalah.

b. Langkah 2: Merumuskan masalah.

Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan

apa yang terjadi diantara fenomena itu.

c. Langkah 3: Menganalisis masalah.

Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota

tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual dan

informasi yang ada dalam pikiran anggota.

d. Langkah 4: Menata gagasan Anda dan secara sistematis menganalisisnya

dengan dalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

16

Bagian yang sudah dianalisi dilihat keterkaitannya satu sama lain,

dikelompokkan; mana yang saling menunjang, mana yang bertentangan, dan

sebagainya.

e. Langkah 5: Memformulasikan tujuan pembelajaran.

Merumuskan tujuan pembelajaran yang dikaitkan dengan analisis masalah

yang dibuat.

f. Langkah 6: Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain (diluar diskusi

kelompok). Mencari informasi tambahan dan menentukan dimana hendak

dicarinya. Setiap anggota harus mampu belajar sendiri dengan efektif, agar

mendapatkan informasi yang relevan.

g. Langkah 7: Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan

membuat laporan untuk kelas.

Dari laporan-laporan yang dipresentasikan di hadapan kelompok lain,

kelompok akan mendapatkan informas-informasi baru.

Ngalimun (2012: 96) mengemukakan ada 5 fase (tahap) yang perlu

dilakukan untuk mengiplementasikan PBL, dapat disajikan seperti pada tabel di

bawah ini

Tabel 1.1 Langkah model PBL

Fase Aktivitas guru

Fase 1:

Mengorientasikan siswa pada masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik

yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat

aktif apada aktivitas pemecahan masalah.

Fae 2:

Mengorganisasi siswa untuk belajar

Membantu siswa membatasi dan

mengorganisasi tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah tersebut.

Fase 3:

Membimbing penyelidikan individu maupun

kelompok

Mendorong siswa untuk mengumpulkan

informasi yang sesuai, melaksanakan

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan

pemecahan masalah.

Fase 4:

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Membantu siswa merencakan dan menyiapkan

karya yang sesuai seperti laporan, dan

membantu mereka untuk berbagi tugas dengan

temannya.

Fase 5: Membantu siswa untuk melakukan refleksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

17

Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah

atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka

dan proses yang mereka gunakan

Langkah-langkah dalam model PBL diawali dengan sebuah masalah,

selanjutnya mengalasis masalah tersebut, menemukan dan melaporkan hasil

penyelidikan, dan yang terakhir adalah integrasi dan evaluasi. Ada banyak

manfaat ketika kita menggunakan model PBL dalam. Amir (2009: 27)

menyatakan bahwa dengan PBL kita punya peluang untuk membangun kecakapan

hidup (life skills) siswa; siswa terbiasa mengatur dirinya sendiri (sel directed),

berpikir meta kognitif (reflektif dengan pikiran dan tindakannya), berkomunikasi

dan berbagai kecakapan terkait. Pada penelitian ini peneliti memilih menggunakan

langkah-langkah yang dikemukakan oleh Ngalimun (2012: 96) dalam

penerapannya yaitu (1) Mengorientasikan siswa pada masalah, (2)

Mengorganisasi siswa untuk belajar, (3) Membimbing penyelidikan individu

maupun kelompok, (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, (5)

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Alasan peneliti

menggunakan langkah tersebut adalah karena langkah-langkah dari Ngalimun

lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami oleh peneliti, guru mitra, maupun

siswa.

4. Kelebihan dan Kekurangan model PBL

Setiap model pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kelemahan

masing-masing. (Shoimin, 2014: 132) menyebutkan bahwa kelebihan dar model

PBL adalah 1) siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah

dalam situasi nyata, 2) siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya

sendiri melalui aktivitas belajar, 3) pembelajaran berfokus pada masalah sehingga

materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini

mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi, 4) terjadi

aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok, 5) siswa memiliki

kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau

presentasi hasil pekerjaan mereka 6) kesulitan belajar siswa secara individual

dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

18

Shoimin (2014: 132) menyebutkan bahwa kelemahan dari model PBL

adalah 1) PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran. PBL lebih

cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya

dengan pemecahan masalah, 2) dalam suatu kelas yang memiliki tingkat

keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.

Kelebihan dan kelemahan dari model PBL dapat dijadikan sebagai acuan apabila

guru ingin mengimplementasikan model PBL dalam pembelajaran agar kegiatan

belajar mengajar dapat berjalan sebagaimana mestinya.

2.1.1.5 Berpikir Kritis

Dharma (dalam Tawil & Liliasari, 2013: 1) menyatakan bahwa berpikir

adalah kegiatan memanipulasi data, fakta, dan informasi yang memengaruhi

perilaku seseorang dalam mengambiil keputusan. Glaser (dalam Fisher, 2007: 3)

menyatakan bahwa berpikir kritis adalah suatu keterampilan memeriksa dan

melakukan penalaran logis pada setia keyakinan dan pengetahuan asumtif

mengenai hal-hal yan menjadi jangkauan pengalaman seseorang berdasarkan

bukti pendukung dan kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya. Sementara

(Johnson, 2010: 183) mengatakan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan

berpendapat secara terorganisasi, sedangkan (Noel dan Richard, 1986: 4)

menyatakan bahwa berpikir kritis adalah sebuah sikap hati-hati dan tanpa tergesa-

gesa dalam menolak, menerima, dan menilai suatu pernyataan. Kemampuan

berpikir kritis tidak mungkin tercapai tanpa praktik. Melengkapi dua pendapat

tersebut, Browne dan Keeley (2012: 2-3) menyebutkan istilah berpikir kritis

merujuk pada kemampuan melontarkan dan menjawab serangkaian pertanyaan

kritis yang saling terkait pada saat yang tepat serta menggunakannya secara aktif.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis

merupakan penalaran logis dalam menjelaskan tujuan, memeriksa asumsi, nilai-

nilai, pikiran, mengevaluasi bukti, menyelesaikan tindakan, dan menilai

kesimpulan dalam memecahkan suatu permasalahan. Facione (1990)

menyebutkan bahwa kecakapan berpikir kritis memiliki dua dimensi, yaitu

dimensi kognitif dan dimensi disposisi afektif. Penelitian ini hanya difokuskan

pada dimensi kognitif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

19

Dimensi kognitif dipandang sebagai pusat kecakapan mental yang paling

penting yang terdiri dari 6 kecakapan, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi,

inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Berikut ini diuraikan enam kecakapan

berpikir kritis dimensi kognitif (Facione, 1990): 1) Interpretasi, merupakan

kecakapan untuk memahami dan mengekspresikan makna dari berbagai

pengalaman. 2) Analisis, merupakan kecakapan mengidentifikasi hubungan-

hubungan logis dari pernyataan, pertanyaan konsep, uraian, atau bentuk ungkapan

lain untuk mengemukakan kepercayaan, penilaian, pengalaman, penalaran,

informasi, atau opini. 3) Evaluasi, merupakan kecakapan untuk menilai

kredibilitas pernyataan atau opini seseorang untuk menimbang bobot dari suatu

penalaran yang berkaitan dengan pernyataan atau ungkapan lainnya. 4) Inferensi

merupakan kecakapan mengidentifikasi dan memastikan elemen-elemen yang

diperlukan untuk menarik alasan, merumuskan dugaan dan hipotesis,

mempertimbangkan informasi-informasi yang relevan, dan menarik konsekuensi-

konsekuensi yang mungkin timbul dari prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, atau

bentuk ungkapan lainnya. 5) Eksplanasi merupakan kecakapan menjelaskan dan

memberikan alasan-alasan dari bukti, konsep, metode, kriteria, dan konteks yang

digunakan untuk menarik kesimpulan, dan untuk mengemukakan argumen-

argumen logis yang kuat. 6) Regulasi diri merupakan kecakapan memonitor

aktivitas kognitifnya sendiri secara sadar, dan kecakapan untuk memonitor

aktivitas mentalnya sendiri dalam menarik kesimpulan dengan menganalisis dan

mengevaluasi penilaiannya sendiri.

2.1.1.6 Kemampuan Evaluasi dan Inferensi

Fokus utama dalam penelitian ini adalah dimensi kognitif yang terdiri dari

kemampuan evaluasi dan inferensi. Kemampuan evaluasi merupakan kecakapan

untuk menilai kredibilitas pernyataan atau ungkapan lain yang mencerminkan

persepsi, pengalaman, situasi, penilaian, kepercayaan, atau opini seseorang untuk

menimbang bobot dari suatu penalaran yang berkaitan dengan pernyataan,

deskripsi, pertanyaan, atau ungkapan lainnya (Facione, 1990: 8). Sub kecakapan

dalam kemampuan evaluasi yaitu menilai klaim dan menilai argumen. Beberapa

unsur yang terdapat dalam kemampuan evaluasi adalah sebagai berikut (Facione,

1990: 8): menilai benar tidaknya suatu argumen, menilai apakah argumen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

20

didasarkan pada asumsi yang benar, menilai benar tidaknya alternatif-alternatif

pemecahan masalah, dan menilai apakah suatu prinsip dapat diterapkan untuk

situasi tertentu.

Kemampuan inferensi merupakan kecakapan mengidentifikasi dan

memastikan elemen-elemen yang diperlukan untuk menarik alasan yang masuk

akal, merumuskan dugaan dan hipotesis, mempertimbangkan informasi-informasi

yang relevan, dan menarik konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari

data, pernyataan, prinsip, bukti, penilaian, kepercayaan, opini, konsep, gambaran,

pertanyaan, atau bentuk ungkapan lainnya (Facione, 1990: 9). Sub kecakapan

dalam kemampuan inferensi yaitu menguji bukti-bukti, menerka alternatif, dan

menarik kesimpulan. Beberapa unsur yang terdapat dalam kemampuan inferensi

adalah sebagai berikut (Facione, 1990: 9): mengemukakan alternatif-alternatif

untuk mengemukakan masalah, tepat menentukan pemecahan masalah mana yang

paling kuat untuk diterima dan mana yang lemah untuk ditolak, memperkirakan

konsekuensi-konsekuensi yang mungkin muncul dari suatu pilihan, dan

memperkirakan pro dan kontra dari suatu pilihan.

2.1.1.7 Hakikat IPA

IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta

dengan segala isinya (Darmojo, dalam Samatowa, 2011: 2). Nash (dalam

Samatowa, 2011: 3) menjelaskan bahwa IPA adalah suatu cara atau metode untuk

mengamati alam, cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat,

serta menghubungkannya antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga

keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang

diamatinya.

IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis

yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh

manusia (Samatowa, 2011: 3). IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan

gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku

umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis

(teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri,

satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga

seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Sedangkan berlaku umum artinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

21

pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang

dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau

konsisten (Powler, dalam Samatowa, 2011: 3).

IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau

makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan

masalah (Winaputra, dalam Samatowa, 2011: 3). IPA adalah sebuah ilmu

pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah

(Samatowa, 2011: 3). Pengajaran IPA di Sekolah Dasar perlu memberikan

kesempatan anak untuk berlatih keterampilan-keterampilan proses IPA dan yang

perlu dimodifikasikan dengan tahap perkembangan kognitifnya (Samatowa, 2011:

5). Keterampilan proses sains/IPA adalah mengamati, mencoba memahami apa

yang diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk memprediksi apa yang

terjadi, dan menguji prediksi-prediksi di bawah kondisi-kondisi itu untuk melihat

kebenarannya (Paolo & Marten, dalam Samatowa, 2011: 5).

2.1.1.8 Materi Bagian Tumbuhan dan Fungsinya

Seperti halnya manusia dan hewan, tumbuhan juga mengalami pertumbuhan

dan perkembangan. Setiap tumbuhan memiliki bagian-bagian penting serta fungsi-

fungsi dari masing-masing bagian tersebut yang dapat membantunya dalam

tumbuh dan berkembang. Bagian-bagian tumbuhan tersebut antara lain akar,

batang, daun, bunga, buah, dan biji.

1. Akar

Akar adalah bagian tumbuhan yang menghubungkan bagian tubuh tanaman

dengan tanah atau media tempat tanaman tersebut tumbuh. Akar umumnya

tumbuh ke bawah ke tanah searah dengan gaya gravitasi bumi.

a. Bagian-Bagian Akar

Secara umum akar terdiri atas akar utama, cabang akar, dan rambut akar.

Akar utama adalah bagian akar yang cukup besar, berbentuk mengerucut dan

tumbuh lurus menembus tanah. Pada akar utama, tumbuh cabang akar dan rambut

akar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

22

(Sumber: Sulistiyanto & Wiyono: 2008)

Gambar 2.1 Bagian-bagian akar

b. Fungsi Akar

Akar merupakan bagian tumbuhan yang sangat penting. Keberadaan akar

pada tumbuhan sangat menentukan kelangsungan hidup tumbuhan. Fungsi akar

bagi tumbuhan di antaranya seperti berikut:

1) Menunjang berdirinya tumbuhan.

2) Menyerap air dan mineral-mineral dari dalam tanah.

3) Tempat menyimpan cadangan makanan (untuk beberapa jenis tanaman

tertentu, misalnya ubi kayu).

(Sumber: Rositawaty , 2008: 42)

Gambar 2.2 Pada tanaman ubi kayu, batang sebagai tempat menyimpan cadangan makanan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

23

2. Batang

Batang adalah bagian tanaman yang menempel pada akar dan berada di atas

permukaan tanah. Arah pertumbuhan batang berlawanan dengan akar. Umumnya

batang tumbuh mengikuti arah sinar matahari. Batang merupakan bagian tanaman

tempat keluar dan menempelnya bagian daun, bunga, dan buah. Beberapa jenis

tanaman memiliki batang yang bercabang dan beberapa jenis lainnya tidak.

Beberapa jenis tanaman juga memiliki batang yang berkayu dan beberapa jenis

yang lainnya tidak.

a. Bagian-Bagian Batang

Pada tanaman berkayu, batang tersusun dari beberapa lapisan. Lapisan

pertama disebut dengan pembuluh tapis yang bertugas mengangkut makanan hasil

fotosistesis ke semua bagian tumbuhan. Di bagian dalam pembuluh tapis, terdapat

lapisan kambium yang berlendir. Di bagian dalam lapisan kambium, terdapat

pembuluh kayu yang berguna untuk mengangkut air dan mineral yang diserap

oleh akar menuju daun.

b. Jenis-Jenis Batang

Berdasarkan kandungan kambiumnya, terdapat batang yang berkambium

dan batang yang tidak berkambium. Contoh tanaman yang memiliki batang

berkambium adalah pohon jati dan pohon mangga. Sementara itu, contoh tanaman

yang batangnya tidak berkambium adalah pohon pisang dan rumput-rumputan.

Batang tanaman dapat pula dibedakan berdasarkan bentuknya, yaitu batang

berbentuk pohon seperti pohon jambu, batang berbentuk semak atau perdu seperti

pada tanaman mawar, dan batang berbentuk rumput seperti pada tanaman padi.

(Sumber: Rositawaty, 2008: 43)

Gambar 2.3 Batang berkambium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

24

c. Fungsi Batang

Fungsi batang bagi tumbuhan, antara lain seperti berikut:

1) Sebagai penyokong tubuh tumbuhan

2) Sebagai tempat tumbuhnya daun, bunga, dan buah.

3) Mengangkut air dan mineral yang diserap oleh akar ke daun.

4) Menyebarkan makanan dari daun ke semua bagian tumbuhan

5) Sebagai tempat menyimpan cadangan makanan (untuk beberapa jenis

tanaman tertentu, misalnya pohon tebu).

2. Daun

Daun adalah bagian dari tumbuhan yang memberikan warna hijau yang

cukup dominan pada pohon. Daun tumbuh dan menempel pada bagian batang

pohon.

a. Bagian-bagian daun

Pada tanaman yang memiliki daun lengkap, daun terdiri dari tangkai daun,

pelepah daun, dan helai daun. Contoh daun yang merupakan daun lengkap adalah

daun pohon pisang. Terdapat pula tanaman yang memiliki daun tidak lengkap,

yaitu yang hanya memilki tangkai daun dan helai daun saja. Contoh daun yang

merupakan daun tidak lengkap adalah daun pohon jeruk, karena tidak memilki

pelepah daun.

(Sumber: Rositawaty 2008: 44)

Gambar 2.4 Bagian-bagian daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

25

b. Fungsi daun

Daun merupakan bagian yang memegang peranan yang sangat penting bagi

tumbuhan. Fungsi utama daun pada tumbuhan adalah sebagai tempat membuat

makanan atau tempat terjadinya proses fotosintesis. Selain itu, daun juga berguna

sebagai tempat penguapan air dan sebagai alat pernapasan pada tumbuhan.

(Sumber: Rositawaty 2008: 46)

Gambar 2.5 Fungsi daun adalah sebagai tempat terjadinya fotosintesis

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

2.2.1 Penelitian tentang Problem Based Learning

Berikut ini akan disajikan beberapa penelitian tentang model PBL dari

penelitian-penelitian sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Izzati (2010) bertujuan untuk mengetahui

efek dari PBL sebagai strategi instruksional alternatif dalam pembelajaran

matematika yang efektif pada Sekolah Menengah Pertama di Malaysia. Penelitian

sebelumnya menunjukkan bahwa model PBL meningkatkan kerjasama siswa,

kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan berkomunikasi. Hal yang

menarik adalah bahwa siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Sampel

pada penelitian ini adalah 29 siswa sebagai kelompok eksperimen, dan 24 siswa

sebagai kelompok kontrol yang dipilih secara acak. Kelompok eksperimen diberi

perlakuan dengan model PBL, sedangkan kelompok kontrol menggunakan model

konvensional. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar kerja

pembelajaran matematika, posttest, skala usaha mental, kuesioner tentang persepsi

terhadap kerja kelompok, ketertarikan dalam matemarika, dan persepsi terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

26

pengalaman belajar matematika, serta rubrik evaluasi keefektifan siswa

menggunakan prosedur penyelesaian masalah. Data yang diperoleh dianalisis

menggunkan Analisis Covariance (ANOVA). Berdasarkan pembahasan hasil

penelitian diperoleh simpulan bahwa baik model PBL maupun model

konvensional efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang

matematika. Meskipun kedua kelompok menunjukkan persepsi positif terhadap

kerjasama dalam kelompok, ketertarikan dalam matematika, dan persepsi terhadap

pengalaman belajar yang telah dilakukan, kelompok eksperimen yang

menggunakan PBL lebih efektif dalam prosedure pemecahan masalah, dan

menunjukkan kemampuan berkomunikasi lebih baik dalam matematika dan

kerjasama yang lebih kuat dibandingkan kelompok kontrol.

Akinoglu (2007) melakukan penelitian tentang efek model PBL dalam

Pembelajaran IPA pada pencapaian akademik siswa, sikap, dan konsep

pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari PBL

terhadap pembelajaran IPA pada pencapaian akademik siswa, dan konsep

pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif diperoleh dari pretest dan posttest, kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Data kualitatif diperoleh dari analisis dokumen. Penelitian ini

dilakukan pada 50 siswa kelas 7 tahun ajaran 2004/2005 di Sekolah Negeri di

Istanbul. Proses treatment menghabiskan waktu total 30 jam pelajaran. Penelitian

ini menggunakan tiga pengukuran yaitu tes pencapaian, sebuah skala tindakan

untuk pembelajaran IPA. Hasil hitung koefisien reliabilitas dari tes pencapaian

menunjukkan harga KR= 0,78 dengan cronbach α sebesar 0,89. Materi pada

kelompok eksperimen diajarkan dengan model PBL, sedangkan kelompok kontrol

dengan metode pembelajaran tradisional. Hasil perolehan data menunjukkan

bahwa penerapan model PBL berpengaruh positif terhadap pencapaian akademik

siswa dan sikap siswa terhadap pelajaran IPA. Selain itu, penerapan PBL juga

berpengaruh positif terhadap perkembangan konseptual siswa dan

mempertahankan miskonsepsi siswa pada level yang paling rendah.

Zejnilagic (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh PBL terhadap

capaian siswa Sekolah Dasar 8th

grade pada mata pelajaran kimia. Penelitian ini

menggunakan kuesioner, pretest-posttest dengan kelompok kontrol dan kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

27

eksperimen. Kelompok kontrol diajarkan menggunakan cara biasa dengan

pendekatan teacher-centered, sedangkan kelompok eksperimen menggunakan

PBL. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa 1)capaian siswa pada

kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan, 2) siswa belum

pernah menggunakan PBL sebelumnya, sehingga siswa mengalami kesulitan, 3)

ketertarikan siswa pada mata pelajaran kimia meningkat.

2.2.2 Penelitian Tentang Kemampuan Berpikir Kritis

Ghombavani (2016) meneliti tentang pengaruh dari pelatihan kecakapan

hidup dala meningkatkan kemampuan berpikir kritis diantara siswa putri kelas IV

Sekolah Dasar Iran. Tujuan dari penelitian quantitatif ini adalah untuk mengetahui

apakah kemampuan berpikir kritis terlihat setelah melakukan pelatihan kecakapan

hidup. Penelitian ini menggunakan metode Solomon four-group quasi-

experimental. Penelitian ini melibatkan 65 siswa putri kelas IV Sekolah Dasar

tahun ajaran 2013//2014. Kedua kelompok, baik kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol melakukan pretest. Kelompok eksperimen diberi 12 sesi

pembelajaran tentang kecakapan hidup. Pada akhir pembelajaran, semua

kelompok diberi posttest dan hasil dari kedua kelompok dibandingkan. Siswa

dinilai dengan tes lanjutan untuk mengeksplore keberlanjutan pengaruh pelatihan.

Hasil dari tes berpikir krittis dari kalifornia (CCTST) mengindikasikan bahwa

secara keseluruhan dan semua elemen dari kemampuan berpikir kritis pada

kelompok eksperimen meningkat. Kelompok eksperimen unggul atas kelompok

kontrol. Hasil dari tes lanjutan menunjukkan bahwa pelatihan kecakapan hidup

menghasilkan perubahan yang lama pada kemampuan berpikir kritis kelompok

eksperimen, dan baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Penelitian

ini berfungsi sebagai kerangka kerja konseptual untuk program kecakapan hidup

evaluasi dalam pembelajaran di masa depan. Temuan berkontribusi untuk

meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui pelatihan kecakapan hidup,

meningkatkan pemahaman siswa dalam berpikir terutama dalam membuat

keputusan dan memecahkan masalah, dan meningkatkan penyesuaian sosial yang

positif.

Kalelioglu dan Gulbahar (2014) meneliti tentang pengaruh dari teknik

instruksional terhadap kemampuan berpikir kritis dan pembagian berpikir kritis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

28

dalam diskusi online. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki

pengaruh dari teknik instrusional terhadap berpikir kritis dan pembagian berpikir

kritis dalam diskusi online. Penelitian menggunakan desain triangulasi. Six

thinking hats, brainstorming, bermain peran, socratic seminar, dan anyone here

an exoert dipilih sebagai teknik instruksional dalam diskusi online. Pada bagian

quantitatif, berdasarkan hasil perhitungan menggunakan ANOVA, kecuali

socratic seminar, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua grup pada

skor pretest dan posttest dari penempatan berpikir kritis. Pada bagian kualitatif

hasil analisis berpikir kritis dalam diskusi online, teknik kelompok campuran

menunjukkan kemampuan berpikir kritis yang paling baik, anyone here an expert

grup menempati posisi kedua, dan brainstorming menempati posisi ketiga dalam

hal mempertunjukkan kemampuan berpikir kritis di diskusi online.

Penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim (2009) bertujuan untuk mengetahui

pengaruh lingkungan belajar campuran yang mendukung manajemen sistem

pembelajaran pada kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini menggunakan

model pretest-posttest single group. Ada 44 siswa yang mengikuti pembelajaran

desain dan penggunaan bahan instruksional dalam departemen komputer dan

instruksional pembelajaran teknologi di Universitas Ankara pada semester 3.

Penelitian ini tersusun dari beberapa rangkaian tes yang merupakan aplikasi dari

kemampuan penting yang ada dalam berpikir kritis. Tes tersebut meliputi 5 sub

tes yaitu: inferensi, merekognisi asumsi, dedukasi, interpretasi, dan mengevaluasi

argumen. Pembelajaran terdiri dari 5 minggu sepanjang semester. Data yang

diperoleh dianalisis menggunakan paired sample t-test untuk membandingkan

hasil pretest dan posttest. Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan antara nilai pretest dan nilai posttest.

Penelitian-penelitian relevan tersebut menggunakan populasi siswa SD,

SMP, dan SMA. Beberapa penelitian menggunakan model Probelm Based

Learning sebagai variabel independen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa model berpengaruh terhadap variabel dependen. Meskipun demikian,

belum banyak penelitian menggunakan variabel dependen berupa kemampuan

evaluasi dan inferensi. Hal ini dibuktikan melalui beberapa hasil penelitian

relevan tentang proses kognitif terbatas pada kemampuan berpikir kritis. Oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

29

karena itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan

model Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis yaitu

indikator evaluasi dan inferensi siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

2.2.3 Literature Map

Gambar 2.6 Bagan Penelitiam Yang Relevan

Ghombavani (2016)

Pelatihan Kecakapan Hidup-

Berpikir Kritis

Kalelioglu dan Gulbahar (2014)

Teknik Instruksional- Berpikir Kritis

Akinoglu (2007)

Pengaruh model PBL dalam

Pembelajaran IPA

Ibrahim (2009)

Lingkungan belajar campuran-

Berpikir Kritis

Zejnilagic (2015)

PBL- Sekolah Dasar- 8th

grade-

Capaian siswa- Kimia

Yang akan diteliti:

Model PBL - Kemampuan Evaluasi dan

Inferensi

Model PBL Berpikir Kritis

Izzati (2010)

Pengaruh dari PBL sebagai strategi

instruksional alternatif dalam

pembelajaran matematika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

30

2.3 Kerangka Berpikir

Teori kognitif Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif anak usia

SD kelas IV masuk pada tahap operasionl konkret. Hal terseebut ditandai dengan

kemampuan anak untuk berpikir logis namun masih terbatas pada sesuatu yang

konkret. Sedangkan Vygotsky menjelaskan bahwa kognitif anak akan berkembang

dengan baik ketika mereka berinteraksi dengan teman sebayanya. Sesuai dengan

kedua teori tersebut, untuk mendukung perkembangan kogntif anak, dibutuhkan

model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan kognitif anak. Model

pembelajaran yang dapat digunakan adalah model PBL.

Model PBL adalah model pembelajaran yang dimulai dengan adanya

masalah (dapat dimunculkan oleh siswa atau guru). Masalah dalam PBM

dijadikan sebagai fokus pembelajaran yang diselesaikan siswa melalui kerja

kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang

beragam kepada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok. Di

samping itu, model PBL juga diyakini dapat meningkatkan kemampuan berpikir

tingkat tinggi pada siswa. Salah satu jenis berpikir tingkat tinggi adalah berpikir

kritis.

Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang

digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil

keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah.

Keterampilan berpikir kritis sangat penting di dalam aktivitas-aktivitas harian

manusia dan hanya pribadi-pribadi yang cakap yang memiliki kemampuan untuk

berkembang. Elemen-elemen berpikir kritis adalah Interpretasi, Analisis,

Evaluasi, Inferensi, Eksplanasi, dan Regulasi diri. Pada penelitian ini, peneliti

hanya meneliti dua elemen berpikir kritis, yaitu Evaluasi dan Inferensi.

Kemampuan berpikir kritis sangat berhubungan dengan mata pelajaran

IPA karena dalam pembelajaran IPA, siswa perlu terlibat dalam proses berpikir

untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang terdapat di lingkungan alam

sekitar. Pembelajaran IPA merupakan salah satu pembelajaran yang cakupannya

sangat luas dan berhubungan dengan aktivitas di kehidupan sehari-hari. Materi-

materi yang ada dalam pembelajaran IPA menuntut siswa untuk berpikir secara

lebih guna menanggapi gejala alam yang ada di alam sekitar. Untuk itu, perlu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

31

adanya pembelajaran yang mampu mendorong siswa mengembangkan

kemampuan berpikir kritisnya.

Model PBL dipilih sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat

membantu merangsang kemampuan berpikir kritis pada siswa. Jika model PBL

digunakan pada pembelajaran IPA untuk siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan,

penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

yaitu kategori evaluasi dan inferensi.

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi mata

pelajaran IPA materi bagian tumbuhan dan fungsinya siswa kelas IV SD

Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

2.4.2 Penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan inferensi mata

pelajaran IPA materi bagian tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas IV

SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab III ini berisi delapan kompoen yang digunakan dalam penelitian.

Komponen tersebut meliputi jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan

sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen

penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi-Experimental tipe

nonequivalent control group design. Metode eksperimen termasuk ke dalam

metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian eksperimen dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

(treatment) tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan

(Sugiyono, 2015: 107). Keepel (dalam Creswell, 2009: 19) menyatakan bahwa

penelitian eksperimen ini berusaha menentukan suatu treatment memengaruhi

hasil sebuah penelitian. Pengaruh ini dinilai dengan memberikan treatment

tertentu disalah satu kelompok, dan tidak menerapkannya di kelompok lain.

Kelompok yang diberikan treatment sering disebut dengan kelompok treatment

atau kelompok eksperimen, sedangkan kelompok yang tidak diterapkan treatment

sering disebut dengan kelompok kontrol. Sugiyono (2015: 114) menegaskan

bahwa bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true

experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain penelitian ini mempunyai

kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

Rancangan penelitian ini menggunakan Quasi-Experimental yaitu

pengembangan dari True Experimental Design, desain ini mempunyai kelompok

kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain ini digunakan karena pada

kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang sama persis yang akan

digunakan dalam penelitian. Rancangan ini kelompok eksperimen (A) dan

kelompok kontrol (B) diseleksi tanpa prosedur penempatan acak (Without random

assignment). Pada dua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan pretest dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

33

posttest. Kelompok eksperimen (A) saja yang di treatment (Creswell, 2009: 242).

Dalam desain penelitian ini terdapat dua kelompok yang tidak dipilih secara

random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal atau untuk

mengetahui perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil

pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan

(Sugiyono, 2015: 113). Selanjutnya kelompok pertama yaitu kelompok kontrol

kelas IVA tidak diberikan perlakuan (treatment) dengan model PBL. Sedangkan

kelompok kedua yaitu kelompok eksperimen yaitu kelas IVC diberi perlakuan

(treatment) dengan menerapkan pembelajaran menggunakan model PBL. Setelah

kelompok eksperimen diberikan perlakuan dengan model PBL kemudian

dilakukan posttest pada masing-masing kelompok yaitu pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Posttest ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh perlakuan atau treatment yang sudah dilakukan kepada kelompok

eksperimen.

Campbell dan Stanley (dalam Cohen, 2007: 276) menegaskan bahwa hasil

penelitian menggunakan pretest dan posttest atau pengaruh kausal dari intervensi

dapat dihitung dalam tiga langkah yaitu sebagai berikut: (1) kurangi skor pretest

dari nilai posttest untuk kelompok eksperimen untuk menghasilkan skor 1; (2)

kurangi skor pretest dari nilai posttest untuk kelompok kontrol untuk

menghasilkan skor 2; dan (3) kurangi skor 2 dari skor 1. Berdasarkan Campbell

dan Stanley terminologi, efek dari intervensi eksperimental dapat dihitung dengan

rumus: (O2 – O1) – (O4 – O3). Jika hasilnya negatif maka efek kausalnya juga

negatif atau tidak ada pengaruh, begitupula sebaliknya apabila hasilnya positif

maka efek kausalnya juga positif dan itu artinya ada pengaruh. Salah satu desain

quasi experimental paling umum digunakan dalam penelitian pendidikan adalah

nonequivalent control group design dapat digambarkan sebagai berikut.

(Sumber : Cohen, 2007: 283)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Experimental O1 X O2

-----------------------------------------------

Kontrol O3 O4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

34

Keterangan :

X = treatment/ perlakuan dengan metode pembelajaran inkuiri

O1 = rerata skor pretest kelompok eksperimen

O2 = rerata skor posttest kelompok eksperimen

O3 = rerata skor pretest kelompok kontrol

O4 = rerata skor posttest kelompok kontrol

Garis putus-putus pada gambar di atas memisahkan baris paralel dalam

diagram nonequivalent control group design menunjukkan bahwa kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol tidak disamakan oleh pengacakan oleh karena

itu disebut dengan istilah non ekuivalen.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta yang

beralamat di Jl. Kaliurang Km.7, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta

55283. SD Kanisius Sengkan merupakan salah satu SD swasta terbaik di lingkup

Depok, dengan akreditasi A. SD Kanisius Sengkan memiliki fasilitas yang sangat

memadai dan mendukung pembelajaran yang terdiri dari 16 ruang kelas, ruang

guru, ruang kepala sekolah, laboratorium komputer, laboratorium IPA,

perpustakaan, ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS), ruang Tata Usaha (TU),

kamar mandi guru, kamar mandi siswa, ruang tamu, kantin, tempat parkir sepeda

siswa, tempat parkir sepeda motor guru, gudang, dan halaman sekolah yang luas.

SD Kanisius Sengkan Yogyakarta merupakan SD yang mempunyai kelas

paralel, yaitu kelas IA, IB, IC. IIA, IIB, IIC, IIIA, IIIB, IVA, IVB, IVC, VA, VB,

VIA, VIB, dan VIC sehingga jumlah keseluruhan kelas ada 16. Jumlah siswa pada

setiap kelas rata-rata terdapat 27–32 siswa. Peneliti memilih SD K Sengkan

sebagai tempat penelitian karena SD tersebut memiliki kelas pararel sehingga

cocok digunakan untuk penelitian eksperimen. Selain itu di sekolah ini belum

pernah mengimplementasikan model PBL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

35

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.

Waktu pengambilan data dimulai pada tanggal 08 Oktober 2016 sampai tanggal

24 Oktober 2016. Krathwohl (2004: 547) menegaskan bahwa untuk mengurangi

bias, pengambilan data eksperimental dianjurkan dalam waktu sesingkat mungkin.

Lama waktu pengambilan data pretest dan posttest dalam rentang waktu dua

minggu. Berikut ini adalah tabel jadwal pengambilan data yang dilakukan oleh

peneliti di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data

Kelompok Kontrol IV A Kelompok Eksperimen IV C

Hari,

Tanggal Pertemuan Materi

Hari,

Tanggal Pertemuan Materi

Sabtu, 08

Oktober

2016

1 Pretest

Sabtu, 08

Oktober

2016

1 Pretest

Selasa, 11

Oktober

2016

2

Bagian

tumbuhan

secara

umum,

Bagian-

bagian akar

pada

tumbuhan

dan fungsi

akar.

Kamis, 13

Oktober

2016

2

Bagian

tumbuhan

secara

umum,

Bagian-

bagian akar

pada

tumbuhan

dan fungsi

akar.

Kamis, 13

Oktober

2016

3

Fungsi

batang bagi

tumbuhan

Jum‟at, 14

Oktober

2016

3

Fungsi

batang bagi

tumbuhan

Jum‟at, 14

Oktober

2016

4

Bagian-

bagian

daun dan

fungsi daun

bagi

tumbuhan

Senin, 17

Oktober

2016

4

Bagian-

bagian

daun dan

fungsi daun

bagi

tumbuhan

Sabtu, 15

Oktober

2016

5 Posttest I

Kamis, 20

Oktober

2016

5 Posttest I

Sabtu, 22

Oktober

2016

6 Posttest II

Kamis, 27

Oktober

2016

6 Posttest II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

36

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Sugiyono (2015: 117). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda alam lain. Arikunto

(2010: 173) menjelaskan bahwa populasi adalah keseluruhan sunjek yang ada di

wilayah penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa

kelas IV (kelas IV A, IV B dan IV C) SD Kanisius Sengkan Yogyakarta yang

terdiri dari laki-laki dan perempuan yang seluruhnya berjumlah 93 siswa.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu

(Sugiyono, 2015: 118). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas

IV A sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 31 siswa dan kelas IV C sebagai

kelompok eksperimen yang berjumlah 31 siswa. Kelompok eksperimen adalah

kelompok yang diberikan treatment atau perlakuan berupa model PBL, sedangkan

kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak mendapatkan treatment atau

perlakuan.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan desain non

probability sampling dengan tipe convenience sampling. Convenience sampling

merupakan pemilihan sampel yang biasa digunakan untuk peneltian pendidikan

dengan menggunakan kelas yang tersedia karena keterbatasan administrasi untuk

memilih secara acak (Darmawan, 2013: 151). Kelompok kontrol dan eksperimen

dipilih dengan cara diundi. Guru mitra pada penelitian ini merupakan guru mata

pelajaran IPA kelas IV. Guru mitra inilah yang memberikan pembelajaran bagi

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hal tersebut dilakukan untuk

mengurangi faktor bias dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

37

3.4 Variabel Penelitian

Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2015: 60) menyatakan bahwa

variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai

variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.

Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan

tertentu. Sedangkan Kerlinger (dalam Sugiyono, 2015: 61) menyatakan bahwa

variabel adalah konstrak (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Dari

pengertian di atas dirumuskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari seseorang, objek atau kegiatan tertentu yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya. Variabel dibagi menjadi dua yaitu variabel independen dan

variabel dependen.

3.4.1 Variabel Independen

Sugiyono (2015: 61) variabel independen sering disebut sebagai variable

stimulus, predictor, antecedent atau dalam Bahasa Indonesia sering disebut

sebagai variabel bebas yang mempunyai pengertian variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat). Sanjaya (2013:95) mengemuakan bahwa variabel bebas adalah kondisi

atau karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam rangka untuk

menerangkan hubungannya dengan fenomen yang diobservasi. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah model PBL.

3.4.2 Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat yang mempunyai

pengertian variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas (Sugiyono, 2015: 61). Variabel dependen dalam penelitian ini

adalah kemampuan Evaluasi dan kemampuan Inferensi. Keduanya mempunyai

kedudukan yang sama dalam penelitian ini karena yang akan diteliti adalah

pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

38

Variable Independen Variabel Dependen

Gambar 3.2 Variabel Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes. Arikunto

(2010: 266) menyatakan bahwa tes adalah teknik yang digunakan untuk mengukur

besarnya kemampuan dasar dan pencapaian subjek yang diteliti. Sedangkan

Sudjiono (2011: 67) menjelaskan bahwa tes adalah cara mengukur tingkat

pencapaian siswa setelah menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu

tertentu yang berupa pertanyaan maupun perintah, sehingga menghasilkan nilai

yang melambangkan prestasi siwa. Berdasarkan dua pendapat ahli tersebut,

menurut peneliti, teknik tes adalah cara yang digunakan untuk mengukur

pencapaian siswa melalu pertanyaan maupun perintah setelah menempuh proses

belajar, sehingga diperoleh nilai yang melambangkan prestasi siswa.

Tes yang digunakan oleh peneliti berupa pretest, posttest I, dan posttest II.

Pada tahap awal, kelompok kontrol dan eksperimen sama-sama diberi pretest.

Setelah pemberian pretest maka dilanjutkan dengan pemberian materi pelajaran

IPA tentang bagian tumbuhan dan fungsinya. Terdapat perbedaan dalam

pemberian materi antara kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok kontrol

tidak diberi treatment atau perlakuan, sedangkan kelompok eksperimen diberi

treatment berupa penerapan model PBL. Setelah pemberian materi, untuk

mengetahui pengaruh dari treatment yang diberikan maka kedua kelompok diberi

soal posttest. Posttest dilakukan sebanyak dua kali, yaitu posttest I dan posttest II.

Tujuan pemberian posttest II adalah untuk mengetahui retensi pengaruh perlakuan

Evaluasi

Inferensi

Model PBL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

39

(Krathwohl, 2004: 546). Posttest II dilaksanakan 7 hari setelah posttest I untuk

mengetahui sensitivitas penelitian dan menghindari bias.

Krathwohl (2004: 546) menjelaskan dalam penelitian kuantitatif juga perlu

mengumpulkan data dengan teknik nontes menggunakan elemen kualitatif

sederhana untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif . Oleh karena itu, peneliti

juga melakukan pengumpulan data kualitatif dengan metode tirangulasi yaitu

melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi adalah teknik

pengumpulan data melalui pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung (Sukmadinata, 2008: 220). Melengkapi pendapat Sukmadinata,

Sugiyono (2012: 145) menjelaskan bahwa observasi digunakan apabila penelitian

berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, dan bila responden

yang diamati tidak terlalu besar. Pada penelitian ini, observasi dilakukan untuk

mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan

ketika pemberian pretest, posttest, dan selama proses pembelajaran berlangsung.

Wawancara adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan cara dialog, baik

secara langsung maupun melalui media perantara (Sanjaya, 2013: 263). Jenis

wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara tak terstruktur karena

lebih bersifat informal, pertanyaannnya berupa pandangan, sikap, keyakinan

subyek, atau tentang keterangan lainnya yang dapat diajukan secara bebas kepada

siswa (Ary, Jacobs, & Razavieh, 2007: 259). Wawancara dilakukan kepada guru

mitra dan tiga siswa dari kelompok eksperimen yaitu siswa yang mendapat nilai

rendah, sedang, dan tinggi.

Dokumen adalah catatan suatu peristiwa yang sudah berlalu berupa tulisan,

gambar, atau karya. Dokumen pada penelitian ini berupa nilai siswa dan foto

ketika pembelajaran.

Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian

No. Kelompok Variabel Data Instrumen

1 Kontrol

Evaluasi

Skor pretest Soal uraian nomor

3a, 3b, 3c Skor posttest I

Skor posttest II

Inferensi

Skor pretest Soal uraian nomor

4a, 4b, 4c Skor posttest I

Skor posttest II

2 Eksperimen Evaluasi

Skor pretest Soal uraian nomor

3a, 3b, dan 3c Skor posttest I

Skor posttest II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

40

Inferensi

Skor pretest Soal uraian nomor

4a, 4b, dan 4c Skor posttest I

Skor posttest II

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam mauapun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini

disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2015: 148). Instrumen dalam penelitian ini

dibuat sendiri oleh peneliti termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Jumlah

instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah

ditetapkan untuk diteliti. Instrumen yang digunakan adalah tes esai. Penelitian ini

menggunakan Standar Kompetensi 2. Memahami hubungan antara struktur bagian

tumbuhan dengan fungsinya. Kompetensi Dasar 2.1 Menjelaskan hubungan antara

struktur akar tumbuhan dengan fungsinya, 2.2 Menjelaskan hubungan antara

struktur batang tumbuhan dengan fungsinya, dan 2.3 Menjelaskan hubungan

antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya.

Peneliti membuat instrumen penelitian dalam bentuk soal uraian yang

digunakan untuk mengukur 4 kecakapan berpikir kritis dimensi kognitif yaitu

interpretasi, analisis, inferensi, dan evaluasi. Salah satu kelebihan dalam

menggunakan bentuk soal uraian adalah dapat mengukur hasil belajar yang

kompleks, seperti kemampuan mengaplikasikan prinsip, kemampuan

menginterpretasikan hubungan, kemampuan merumuskan kesimpulan

(Widoyoko, 2013: 84). Oleh karena itu peneliti menggunakan instrumen dengan

soal uraian karena memiliki kelebihan dapat mengukur kemampuan berpikir kritis

siswa pada dimensi kognitif. Kelemahan dari soal uraian adalah bahwa soal uraian

memiliki validitas dan reliabilitas yang rendah (Widoyoko, 2013: 85).

Dari empat soal yang telah dibuat, hanya dua soal yang digunakan sebagai

instrumen untuk mengukur kemampuan evaluasi dan inferensi yaitu soal nomor

tiga dan empat. Soal-soal tersebut disusun berdasarkan unsur-unsur kemampuan

evaluasi dan inferensi. Berikut ini merupakan matriks pengembangan instrumen

penelitian untuk mengukur kemampuan evaluasi dan inferensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

41

Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen

No. Variabel Aspek Indikator No Soal

3. Evaluasi

Menilai sah

tidaknya klaim-

klaim

Menilai kebenaran tentang daun

lengkap dan tidak lengkap

3a

Menilai kebenaran atas bagian-

bagian akar

3b

Menilai sah

tidaknya argumen-

argumen

Menilai kebenaran argumen untuk

menarik kesimpulan mengenai

fungsi batang

3c

4. Inferensi

Menguji bukti-bukti

Menguji pandangan dalam

menentukan solusi permasalahan

akar

4a

Menerka alternatif-

alternatif

Mengemukakan alternatif-alternatif

untuk memecahkan masalah 4b

Menarik kesimpulan Tepat menentukan pemecahan

masalah 4c

Kriteria penentuan skor atau rubrik penilaian dapat dilihat pada Lampiran 3.3

3.7 Teknik Pengujian Instrumen

Sebelum diberikan kepada responden yang akan digunakan untuk

penelitian, instrumen penelitian ini perlu diujicobakan. Pengujian instrumen

bertujuan untuk menghindari pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden

karena kurang jelas atau bermakna ganda. Pengujian instrumen berupa uji validtas

dan uji reliabilitas. Peneliti bekerja sama dengan satu peneliti lain yang tergabung

dalam satu kelompok payung penelitian. Bersama dengan peneliti satu penelit

lain, maka jumlah soal yang diuji validitas dan reliabilitasnya ada 4 butir soal

uraian. Pengujian instrumen dilakukan sebanyak satu kali, yaitu di kelas IV SD

Kanisius Kalasan. Peneliti memilih SD tersebut karena sama-sama mempunyai

kelas paralel serta kemampuan siswa kurang lebih sama dan sekolah tersebut

terakreditasi A. Target peneliti adalah keseluruhan soal uraian tersebut valid dan

reliabel supaya dapat digunaan sebagai instrrumen penelitian.

3.7.1 Uji Validitas

Masidjo (2010: 242) menyebutkan bahwa validitas suatu tes adalah taraf

sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Sugiyono (2015: 172) berpendapat bahwa hasil penelitian dikatakan valid bila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada objek yang diteliti. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

42

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur

(Cohen, 2007:135). Sugiyono (2015: 127) menjelaskan bahwa validitas instrumen

yang berupa tes harus memenuhi construct validity (validitas konstruk) dan

content validity (validitas isi). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah content validity (validitas isi), face validity (validitas muka), dan contruct

validity (validitas kontruk).

3.7.1.1 Validitas Isi (content validity)

Sebuah tes memiliki validitas isi apabila mampu mempresentasikan cakupan

dan tujuan pembelajaran dengan menggunakan materi sesuai dengan bidang yang

bersangkutan (Cohen, 2007: 162). Cohen menjelaskan bahwa validitas isi dicapai

dengan penilaian profesional dari para ahli atau expert judgement. Validitas isi

instrumen dalam penelitian ini diperoleh dari pendapat tiga ahli yaitu, 2 dosen

yang berkompeten dalam bidang IPA dan guru mata pelajaran IPA kelas IV SD

Kanisius Sengkan. Validator 1 berpendapat bahwa soal nomor 3 mengenai

kemampaun evaluasi sudah baik hanya saja perlu perbaikan dalam penggunaan

bahasa atau kata. Validor 2 memberikan komentar bahwa untuk soal nomor 3

perintah soal perlu dilakukan penyederhanaan, sedangkan Validator 3 membeikan

komentar soal nomor 3 disertai dengan percobaan karena ada kemungkinan siswa

belum pernah melihat pohon yang dimaksud dalam soal. Pada soal nomor 3

(kemampuan evaluasi) validator 1 memberikan nilai 3, validator 2 memberikan

nilai 2 dan validator 3 memberikan nilai 2. Pada soal nomor 4 (kemampuan

inferensi) baik validator 1, 2, maupun 3 sama-sama memberikan saran dan

komentar. Validator menayarankan perlunya perbaikan dalam menggunakan kata-

kata pada soal. Validator 1 memberikan skor 3 pada soal nomor 4. Validator 2

memberikan saran untuk membuat perintah soal menjadi lebih sederhana agar

mudah dipahami siswa. Untuk soal nomor 4 poin a, validator 2 menyarankan agar

perlu dilakukan praktikum untuk membuktikan jawabannya. Validator 2

memberikan skor pada soal nomor 4 yaitu nomor 4a, 4b, dan 4c masing-masing 3,

2, 3. Validator 3 memberikan saran kepada peneliiti untuk memperhatikan

penggunaan kata “pohon” dan “tanaman”. Skor yang diberikan oleh validator 3

pada soal nomor 4a, 4b, dan 4c masing-masing adalah 1, 3, 2. Rata-rata skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

43

instrumen penilaian dari ketiga validator menunjukkan bahwa instrumen layak

digunakan dengan perbaikan.

3.7.1.2 Validitas Muka (face validity)

Validitas muka adalah validitas yang menunjukkan apakah alat pengukuran

atau instrumen penelitian dari segi rupa tampak mengukur yang ingin diukur atau

tidak. Validitas muka diperoleh dengan cara mengujikan soal pada lima siswa

kelas IV SD Kanisius Kalasan. Kelima siswa dikumpulkan dalam waktu dan

tempat yang sama untuk mengerjakan soal. Siswa ditanya tentang kemampuannya

dalam memahami kalimat soal. Mereka mengerjakan semua soal dengan rerata

waktu yang dibutuhkan 70 menit. Kelima siswa dipilih berdasarkan rekomendasi

guru yang terdiri dari siswa dengan kemampuan kognitif tinggi, sedang, dan

rendah. Siswa ditanya tentang kemampuannya dalam memahami kalimat soal.

Ada kata yang belum dipahami oleh siswa yaitu kata “konsep” pada soal nomor

1c. Selain itu, ada beberapa soal yang menurut siswa terlalu rumit dikarenakan

kalimatnya yang terlalu panjang yaitu soal nomor 4b dan 4c. Peneliti memperbaiki

instrumen dengan mengubah kata “konsep” menjadi “istilah” dan

menyederhanakan kalimat pada soal nomor 4b dan 4c. Meskipun demikian, setiap

pertanyaan atau kalimat perintah yang diberikan sudah mampu dipahami dengan

baik oleh siswa.

3.7.1.3 Validitas Konstruk (construct validity)

Validitas konstruk digunakan dengan uji empiris atau pengalaman. Peneliti

mengujikan soal kepada siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan untuk memperoleh

validitas konstruk. Sekolah ini beralamat di jalan Solo km 13,5, Tirtomartani,

Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571. Peneliti memilih SD

Kanisius Kalasan berdasarkan beberapa alasan yaitu (1) sekolah ini memiliki

akreditasi sekolah A, sama seperti SD Kanisius Sengkan, (2) sekolah ini memiliki

kelas paralel, dan (3) sekolah ini memiliki siswa yang kemampuan kognitifnya

kurang lebih sama dengan SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Pengerjaan soal

dilaksanakan pada Senin, 22 Agustus 2016 dengan waktu 2 x 40 menit. Jumlah

responden adalah 34 siswa. Uji empiris dilakukan minimal 30 responden agar

mendapatkan distribusi data normal (Field, 2009:42).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

44

Setelah diujikan, data tersebut ditabulasi kemudian peneliti menghitung

validitasnya menggunakan rumus korelasi dari Pearson. Rumus tersebut

digunakan karena data berupa interval yang diberi skor 1 sampai 5 (Field, 2009:

177).Validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan uji eksperimen empiris

di lapangan dan korelasi Pearson; kriterianya adalah sebagai berikut jika harga

Sig (2-tailed) < 0,05 item tersebut dikatakan valid atau rhitung > rtabel. Jika harga

Sig (2-tailed) > 0,05 item tersebut dikatakan tidak valid atau rhitung < rtabel.

Validitas konstruk dilakukan penghitungan dengan menggunakan program

komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.

Berikut ini adalah tabel hasil uji validitas instrumen penilaian (lihat Lampiran

3.5).

Tabel 3.4 Hasill Uji Validitas Instrumen

No. Variabel r table r hitung Sig. (2-tailed) Keterangan

1 Interprtasi 0,339 0,916 0,000 Valid

2 Analisis 0,339 0,833 0,000 Valid

3 Evaluasi 0,339 0,961 0,000 Valid

4 Inferensi 0,339 0,873 0,000 Valid

Tabel 3.5 Hasil Validitas Instrumen Aspek Evaluasi dan Inferensi

No. Variabel Aspek r table r hitung Sig. (2-

tailed)

Keterangan

3. Evaluasi

Menilai

kebenaran suatu

pernyataan

tentang daun

0,339 0,935 0,000 Valid

Menilai

kebenaran

pernyataan

mengenai

bagian akar

0,339 0,767 0,000 Valid

Menilai

kebenaran

pernyataan

mengenai

fungsi batang

0,339 0,873 0,000 Valid

4. Inferensi

Menguji

pandangan

dalam

menentukan

solusi

permasalahan

akar

0,339 0,879 0,000 Valid

Mengemukakan

alternatif-

alternatif untuk

0,339 0,490 0,003 Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

45

memecahkan

masalah

Tepat

menentukan

pemecahan

masalah

0,339 0,923 0,000 Valid

Tabel 3.5 menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka semua

soal dari variabel evaluasi dan inferensi dinyatakan valid dengan taraf signifikansi

5% (Field, 2009: 177-178). Hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa semua

item soal dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis.

3.7.2 Reliabilitas

Sugiyono (2015: 172) menegaskan bahwa hasil penelitian yang reliabel, bila

terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrumen yang reliabel

adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang

sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas instrumen merupakan

syarat untuk pengujian validitas instrumen. Oleh karena itu, walaupun instrumen

yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen perlu

dilakukan (Sugiyono, 2015: 174).

Penelitian ini menggunakan soal berbentuk uraian sebagai instrumen

pengumpulan data. Pemberian skor pada jawaban soal uraian dengan

menggunakan rentang skor 1 sampai 4, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik pengujian untuk memeriksa

internal consistency yaitu dengan Alpha Cronbach. Nunnally (dalam Ghozali,

2009: 46) menyatakan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel jika harga Alpha

Cronbach lebih besar dari 0,60.

Berikut ini adalah hasil dari uji reliabilitas instrumen.

Tabel 3.6 Hasil uji reliabilitas instrumen

Cronbach's Alpha N Keterangan

Uji reliabilitas

instrumen

0,915 34 Reliabel

Teknik pengujian reliabilitas yang digunakan peneliti dalam penelitian

iniadalah teknik konsistensi internal. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

46

reliabilitas dari keenam variabel yang valid memiliki nilai Alpha yaitu sebesar

0,915 sehingga instrumen ini dikatakan reliabel.

3.8 Teknik Analisis Data

Sugiyono (2015: 207) menyatakan bahwa analisis data merupakan

kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel

dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan. Analisis data yang dilakukan oleh peneliti

menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan

tingkat kepercayaan 95%. Dalam teknik analisis data ini ada beberapa langkah

pengujian data yang dilakukan sebagai berikut.

3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah data

terdistribusi normal atau tidak serta untuk menentukan jenis statistik yang

digunakan dalam menganalisis data (Field, 2009: 144). Uji normalitas data

dihitung menggunakan One samples Kolmogorov Smirnov Test pada IBM SPSS

Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.

Field menjelaskan bahwa data terdistribusi normal jika hasil Kolmogorov-

Smirnov menunjukkan harga Sig (2-tailed) > 0,05 dan data tidak terdistribusi

normal jika hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan harga Sig.(2-tailed) <

0,05. Jika data terdistribusi secara normal, teknik uji statistik selanjutnya

menggunakan statistik parametrik seperti Independent samples t-test dan Paired

samples t-test (Field, 2009: 326). Sebaliknya, jika data tidak normal, teknik uji

statistik yang digunakan selanjutnya adalah statistik non parametrik seperti Mann-

Whitney U-test atau Wilcoxon (Field, 2009: 345).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

47

3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan

3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk memastikan apakah

kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama terhadap

kemampuan evaluasi dan inferensi, sehingga kedua kelompok tersebut bisa

dibandingkan. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji

perbedaan rerata skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Field (2009: 326) menjelaskan bahwa jika data yang diuji berasal dari dua

kelompok yang berbeda, maka uji kemampuan awal menggunakan statistik

parametrik Independent samples t-test, jika data terdistribusi normal dan statistik

non parametrik Mann-Whitney U-test, jika distribusi data tidak normal (Field,

2007: 345). Sebelum menganalisis data, perlu dilakukan uji asumsi untuk melihat

homogenitas varians dengan meliha harga Sig. Levene’s test. Jika harga Sig.

Levene’s test < 0,05 maka varians tidak homogen. Jika harga Sig. Levene’s test >

0,05 maka varians homogen (Field, 2009: 150).

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputer

IBM SPSS statistic 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis

data uji perbedaan kemampuan awal menggunakan hipotesis statistik sebagai

berikut:

Hnull : Tidak ada perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dengan kata lain kemampuan awal

kedua kelompok tersebut sama.

Hi : Ada perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen dengan kata lain kemampuan awal kedua

kelompok tersebut tidak sama.

Santoso (2012: 100) menyebutkan bahwa pengambilan keputusan untuk

menyimpulkan uji perbandingan sebagai berikut:

1. Jika harga Sig (2-tailed) 0,05 maka Hnull diterima sedangkan Hi ditolak.

Artinya tidak ada perbedaan antara skor pretest yang signifikan pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

48

2. Jika harga Sig (2-tailed) ˂ 0,05 maka Hnull ditolak sedangkan Hi diterima.

Artinya ada perbedaan antara skor pretest yang signifikan pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Kondisi yang ideal untuk dilakukan penelitian eksperimen adalah jika kedua

kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol memiliki

kemampuan awal yang sama.

3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penerapan model PBL terhadap kemampuan mengevaluasi, dengan melihat

perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kedua kelompok. Secara

prinsip, untuk mengetahui pengaruh perlakuan digunakan rumus: (O2- O1) - (O4-

O3) yaitu dengan mengurangkan selisih skor posttest I - pretest pada kelompok

kontrol dengan selisih skor posttest I - pretest pada kelompok eksperimen (Cohen,

2007: 277). Jika hasil perhitungan lebih besar dari 0, maka ada pengaruh.

Uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa rerata selisih skor pretest

ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi

normal maka analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, karena

data berasal dari kelompok berbeda maka menggunakan Independent samples t-

test (Field, 2009: 326).

Sebelum dilakukan uji statistik, perlu dilakukan uji asumsi terhadap

homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test untuk mengetahui

signifikansi pengaruh perlakuan. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat

homogenitas varians pada dua data yang dibandingkan (Field, 2009: 340). Jika

harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada dua data yang

dibandingkan.

Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam teknik analisis data adalah 95%.

Analisis data menggunakan hipotesis statistik adalah sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posstest

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain

penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan

evaluasi dan inferensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

49

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain

penggunaan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan

inferensi.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut.

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak ada perbedaan antara selisih skor pretest-posttest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan model

PBL tidak berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan kemampuan

inferensi.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada

perbedaan antara selisih skor pretest-posttest pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan model PBL

berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi dan kemampuan inferensi.

3.8.1.4. Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh

penggunaan model PBL terhadap kemampuan mengevaluasi dan menginferensi.

Uji besar pengaruh model PBL dapat dilihat dengan mencari effect size.

Pentingnya suatu pengaruh ini sering disebut sebagai effect size. Effect size adalah

suatu ukuran objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang

dihasilkan (Field, 2009: 56-57). Kriteria untuk menentukan besarnya efek adalah

sebagai berikut (Field, 2009: 179)

Tabel 3.7 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan

r (effect size) Kategori Persentase

0,10 Kecil Setara dengan 1% pengaruh perlakuan

0,30 Menengah Setara dengan 9% pengaruh pelakuan

0,50 Besar Setara dengan 25% pengaruh perlakuan

Persentase pengaruh perlakuan dihitung dengan mengkuadratkan harga r

(harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) atau R2 x 100%Cara yang

digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi adalah sebagai berikut. Jika data

terdistribusi dengan normal digunakan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 57 &

179).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

50

Gambar 3.3 Rumus Uji Besar Efek (effect size) untuk Data Normal

Keterangan:

r = besar pengaruh (effect size) dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson

t = harga uji t

df = derajat kebebasan (degree of freedom)

Jika data terdistribusi dengan tidak normal digunakan rumus sebagai berikut

(Field, 2009: 550).

Gambar 3.4 RumusUji Besar Efek (effect size) untuk Data Tidak Normal

Keterangan:

r = besar pengaruh (effect size) dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson

Z = harga Z yang diambil dari perhitungan statistik non parametrik dari program

SPSS

N = dua kali jumlah responden yang bersangkutan

Kriteria untuk mengetahui besar pengaruh adalah sebagai berikut (Field, 2009:

550).

r = 0,10 termasuk efek kecil yang setara dengan 1% pengaruh perlakuan

r = 0,30 termasuk efek menengah yang setara dengan 9% pengaruh perlakuan

r = 0,50 termasuk efek besar yang setara dengan 25% pengaruh perlakuan.

3.8.2 Analisis Lebih Lanjut

3.8.2.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I ini

dilakukan untuk mengetahui persentase peningkatan rerata dari pretest ke posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

51

I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Teknik statistik

yang digunakan adalah paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal

dan Wilcoxon signed ranks test jika data terdistribusi dengan tidak normal (Field,

2009: 345). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%.

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.

Hnull : tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada

kelompok kontrol dan/atau kelompokeksperimen. Dengan kata lain tidak

terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

Hi : ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok

kontrol dan/atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat

kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut.

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak ada perbedaan yang signifikan antra skor pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak

terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

ada perbedaan yang signifikan antra skor pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat

peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

Untuk mengetahui besar persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I

digunakan rumus sebagai berikut.

Gambar 3.5 Rumus Perhitungan Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

52

Untuk mengetahui persentase selisih skor pretest-posttest I (gain score) dapat

dilakukan penghitungan manual sebagai berikut:

Gambar 3.6 Rumus Gain Score

Frekuensi gain score yang diambil kurang lebih adalah 50% dari skor

tertinggi selisih pretest-posttest I kedua kelompok yaitu dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Grafik poligon pada gain score menunjukkan

perbandingan yang tepat pada rerata antara kelompok eksperimen maupun

kelompok kontrol (Fraenkel, 2012: 250-251).

3.8.2.2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I

Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest ini dilakukan untuk

mengetahui besar efek peningkatan rerata dari pretest ke posttest I baik pada

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Teknik statistik yang digunakan

adalah paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal Wilcoxonsigned

ranks test jika data terdistribusi dengan tidak normal (Field, 2009: 345). Teknik

analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah

sebagai berikut.

Hnull : tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada

kelompok kontrol dan/atau kelompokeksperimen. Dengan kata lain tidak

terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

Hi : ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada

kelompok kontrol dan/atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain

terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut.

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak.

Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antra skor pretest dan posttest

I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain

tidak terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

53

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya

ada perbedaan yang signifikan antra skor pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat

peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I.

3.8.2.3 Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Uji korelasi ini dilakukn untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata

pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif berarti semakin tinggi pretest

semakin tinggi pula posttest i, signifikan berarti hasil skor korelasi tersebut dapat

digeneralisasi pada populasi. Uji korelasi antara skor pretest dan posttest I

menggunakan rumus bivariate correlations yaitu untuk mengetahui korelasi

antara dua variabel. Apabila data terdistribusi normal maka uji korelasi

menggunakan rumus bivariate correlation coeffiecients yaitu Pearson correlation

coefficient (Field, 2009: 177). Apabila data tidak terdistribusi normal maka

menggunakan analisis non-parametrik yaitu rumus Sperman correlation

coefficient (Field, 2009: 179).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Hipotesis statistiknya

adalah sebagai berikut (Field, 2009: 181).

Hnull : tidak ada korelasi yang signifikan antara pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan/atau kelompokeksperimen.

Hi : ada korelasi yang signifikan dari pretest dan posttest I pada kelompok

kontrol dan/atau kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut.

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada

korelasi yang signifikan antra skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen.

3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah

pengaruh perlakuan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah beberapa

waktu. Pada uji retensi pengaruh perlakuan diperlukan pelaksanaan posttest II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

54

untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang lebih sensitif daripada posttest I

(Krathwohl, 2004: 546). Uji statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test

jika data terdistribusi dengan normal. Uji statistik menggunakan Wilcoxon jika

data terditribusi dengan tidak normal (Field, 2009: 345). Teknik analisis data

menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai

berikut.

Hnull : tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II

pada kelompok kontrol dan/atau kelompokeksperimen. Dengan kata

lain tidak terdapat penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari

posttest I ke posttest II.

Hi : ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada

kelompok kontrol dan/atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain

terdapat penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke

posttest II.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno, 2010:102) adalah

sebagai berikut:

1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya

tidak ada perbedaan yang signifikan antra skor posttest I dan posttest II

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak

terjadi penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke

posttest II.

2. Jika harga Sig. (2-tailed ) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima.

Artinya ada perbedaan yang signifikan antra skor posttest I dan posttest II

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain

terjadi penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke

posttest II.

Untuk mengetahui persentasi peningkatan skor posttest I ke posttest II digunakan

rumus sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

55

Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

3.8.3 Persepsi terhadap Dampak Pengaruh Perlakuan

Pada bagian ini akan disingkap persepsi terhadap dampak pengaruh

perlakuan. Persepsi terhadap perlakuan dilakukan dengan dua teknik yaitu teknik

tes dan nontes. Teknik utama dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

teknik tes. Teknik non-tes digunakan pada dampak pengaruh perlakuan sebagai

metode kualitatif sederhana untuk melengkapi hasil analisis kuantitatif.

(Krathwohl, 2004: 546). Teknik nontes yang digunakan oleh peneliti adalah

metode triangulasi yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan terhadap

kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2008: 220). Melengkapi

pendapat Sukmadinata, Sugiyono (2012: 145) menjelaskan bahwa observasi

digunakan apabila penelitian berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja,

gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Pada penelitian

ini, observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran di

kelas eksperimen. Hasil observasi diperoleh dengan membuat catatan aktivitas

siswa selama proses pembelajaran.

Wawancara adalah teknik penelitian yang dilakukan dengan cara dialog, baik

secara langsung maupun melalui media perantara (Sanjaya, 2013: 263).

Melengkapi pendapay tersebut, Sugiyono (2015:319) mengungkapkan bahwa

wawancara digunakan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden

yang lebih mendalam. Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah

wawancara tak terstruktur karena lebih bersifat informal, pertanyaannnya berupa

pandangan, sikap, keyakinan subyek, atau tentang keterangan lainnya yang dapat

diajukan secara bebas kepada siswa (Ary, Jacobs, & Razavieh, 2007: 259).

Wawancara dilakukan kepada guru mitra dan tiga siswa dari kelompok

eksperimen yaitu siswa yang mendapat nilai rendah, sedang, dan tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

56

Dokumen adalah catatan suatu peristiwa yang sudah berlalu berupa tulisan,

gambar, atau karya. Dokumen pada penelitian ini berupa nilai siswa dan foto

ketika pembelajaran. Nilai siswa diperoleh dari hasil pretest, posttest I, dan

posttest II. Pedoman wawancara guru dan siswa kelompok eksperimen sebelum

dan sesudah perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.8 dan Tabel 3.9 serta Tabel 3.10

berikut.

Tabel 3.8 Pedomana Wawancara dengan Guru

No Pertanyaan

1 Apakah sebelumnya Ibu sudah pernah menerapkan model PBL dalam

pembelajaran IPA?

2 Apakah terdapat kesulitan saat menerapkan model PBL dalam pembelajaran IPA

3 Bagaimanakah pendapat Ibu mengenai proses pembelajaran menggunakan model

PBL?

4 Apakah model PBL efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA?

5 Selain PBL, apakah Ibu pernah menggunakan model lain dalam mengajar IPA?

6 Bagaimana pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah?

7 Apa saran Ibu untuk pembelajaran menggunakan model PBL?

Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sebelum Perlakuan

No Pertanyaan

1 Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?

2 Biasanya, bagaimana cara gurumu mengajar IPA?

3 Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA dengan metode ceramah?

Mengapa?

4 Apakah gurumu tidak pernah mengajar dengan cara membagimi ke dalam kelompok dan

melakukan percobaan

5 Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 3a dan 3b dan 3c tentang menilai kebenaran

pernyataan dan mengklaim suatu pernyataan?

6 Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 4 tentang menyebutkan alternatif pemecahan

masalah?

7 Dari soal 3 dan 4, manakah yang kamu anggap paling sulit? Mengapa?

Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sesudah Perlakuan

No Pertanyaan

1 Apakah model PBL membantumu dalam memahami materi bagian tumbuhan dan

fungsiya?

2 Apakah kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan model PBL? Mengapa?

Jelaskan!

3 Apakah belajar IPA dengan model PBL lebih menarik daripada metode ceramah?

Mengapa?

4 Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3a , 3b, dan 3c tentang menilai

kebenaran pernyatan dan mengklaim suatu pernyataan?

5 Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4 tentang alternatif pemecahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

57

masalahh?

8

Apakah belajar IPA dengan model PBL mempermudah kamu untuk mengerjakan soal

yang sulit?

9 Apakah kamu merasa senang belajar IPA dengan model PBL? Mengapa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi hasil penelitian dan hasil analisis data. Hasil penelitian

berisikan implementasi penelitian yang meliputi deskripsi populasi dan deskripsi

implementasi pembelajaran. Hasil analisis data berisikan uji hipotesis penelitian I

dan II yang meliputi analisis pengaruh perlakuan dan lebih lanjut. Pada

pembahasan diuraikan mengenai pengaruh perlakuan beserta dampaknya.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Implementasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Penentuan kedua kelompok dilakukan dengan cara undian

oleh guru mitra. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan desain non

probability sampling dengan tipe convenience sampling. Best & Kahn (2006: 18-

19) menuliskan bahwa teknik convenience sampling adalah pemilihan sampel

yang digunakan untuk penelitian pendidikan dengan menggunakan kelas yang

tersedia karena keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak. Sampel

diperoleh dengan cara pengundian yang disaksikan oleh guru IPA kelas IV. Hasil

pengundian menunjukkan bahwa kelas IV C sebagai kelompok eksperimen dan

kelas IV A sebagai kelompok kontrol. Berikut akan dideskripsikan populasi

penelitian dan pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Saat treatment datang semua.

4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan

Yogyakarta. Populasi terdiri dari tiga kelas yaitu IV A, IV B, dan IV C. Hasil

wawancara dengan guru mitra pada hari Senin, 08 Agustus 2016 menunjukkan

bahwa ketiga kelas memiliki prestasi akademik yang sama. Hal ini disebabkan

oleh pembagian kelas paralel yang telah dilakukan di awal masuk sekolah. Sampel

pertama pada penelitian ini adalah kelas IV A sebagai kelompok kontrol yang

berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

Rata-rata mereka berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke atas dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

59

berpendidikan. Data siswa menunjukkan bahwa pkerjaan orang tua siswa antara

lain guru, dosen, wiraswasta, dan karyawan swasta. Latar belakang pendidikan

orang tua antara lain SMA, SMK, D3, S1, S2, S3.

Sampel kedua adalah kelas IV C sebagai kelompok eksperimen. Kelas IV

C berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Rata-rata dari mereka berasal dari latar belakang ekonomi menengah ke atas. Data

siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa antara lain karyawan

swasta, wiraswasta, dosen, guru, dan PNS. Latar belakang pendidikan orang tua

antaralain SMA, SMK, D3, S1, S2, dan S3.

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol

Pembelajaran kelompok kontrol menggunakan metode tradisional yaitu

ceramah. Pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada KTSP 2006. Waktu yang

dibutuhkan untuk melaksanakan pembelajaran pada setiap pertemuan adalah dua

jam pelajaran (2 x 40 menit). Pembelajaran dilaksanakan selama 3 kali pertemuan

dengan sub bab materi yang berbeda oleh guru mitra di dalam kelas. Materi pokok

yang dipelajari adalah bagian tumbuhan dan fungsinya.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Oktber 2016 pada

pukul 07.00- 08.20 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah bagian tumbuhan dan

fungsinya. Kegiatan pembelajran diawali dengan apersepsi oleh guru. Guru

bertanya jawab dengan siswa tentang bagian tumbuhan dan fungsinya. Kegiatan

inti dilaksanakan dengan memberikan penjelasan kepada siswa tentang bagian-

bagian akar serta fungsi akar bagi tumbuhan. Siswa menerima materi yang

disampaikan oleh guru dan mencatat hal penting di buku masing-masing.

Selanjutnya, untuk mengetahui sejauh mana siswa paham tentang materi yang

disampaikan maka guru melakuan tes tertulis dengan memberikan soal uraian.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang telah

dipelajari dan pemberian umpan balik terhadap siswa.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Oktober 2016 pada

pukul 07.00- 08.20 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah batang dan fungsinya

pada tumbuhan. Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi, guru bertanya

jawab dengan siswa tentang fungsi batang bagi tumbuhan, dan tentang apa yang

akan terjadi jika batang pada tumbuhan mengalami kerusakan. Guru memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

60

soal uraian kepada siswa sebagai bentuk evaluasi. Pembelajaran diakhiri dengan

kegiatan menyimpulkan dan pemberian umpan balik kepada siswa.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jum‟at, 14 Oktober 2016 pukul

09.20- 10.40 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah bagian-bagian daun dan

fungsi daun pada tumbuhan. Kegiatan pembelajaran diawali dengan tanya jawab

guru dan siswa mengenai bagian-bagian daun dan fungsi daun dan guru

menjelaskan secara lebih mendalam. Siswa mendengarkan penjelasan guru.

Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang telah

dipelajari dan pemberian unpan balik.

Pada hari Sabtu, 15 Oktober 2016 siswa kelompok kontrol mengerjakan soal

Posttest I. Tujuan posttest I adalah untuk mengetahui pemahaman siswa setetalah

menerima pembelajaran dengan ceramah. Satu minggu setelah posttest I tepatnya

pada hari Senin, 22 Oktober 2016 siswa diberikan posttest II yang bertujuan untuk

mengetahui kembali pemahaman siswa dalam selang waktu beberapa minggu

setelah menerima pembelajaran dengan metode ceramah. Soal yang dikerjakan

oleh siswa pada posttest I dan posttest II sama seperti soal pretest, yakni 4 soal

uraian.

4.1.1.3 Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen

Implementasi pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model

PBL. Kurikulum yang digunakan adalah KTSP 2006. Alokasi waktu pelaksanaan

pembelajaran pada setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran (2 x 40 menit).

Pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 kali dengan sub materi yang berbeda.

Materi yang dipelajari adalah bagian tumbuhan dan fungsinya. Pembelajaran

dilaksanakan oleh guru mitra.

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model PBL. Proses pembelajaran

meliputi tiga kegiatan utama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan

penutup. Kegiatan awal meliputi salam, apersepsi, motivasi, dan orientasi.

Kegiatan inti berisi lima langkah model PBL yaitu mengorientasi peserta didik

pada masalah, mengorganisasi peserta didik untuk belajar, membimbing

penyelidikan individual atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil

karya, menganalisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Kegiatan penutup

berisi penegasan, refleksi, dan tindak lanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

61

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 13 Oktober 2016 pada

pukul 09.20- 10.40 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah bagian tumbuhan

secara umum kemudian membahas bagian akar secara lebih mendalam serta

fungsi akar bagi tumbuhan. Kegiatan diawali dengan tanya jawab antara guru dan

siswa, penyampaian tujuan pembelajaran, dan pemberian motivasi kepada siswa.

Pada kegiatan awal juga terdapat penyampaian tujuan pembelajaran dan pemerian

motivasi. Kegiatan inti diawali dengan tahap mengorientasi peserta didik pada

masalah yang dilakukan dengan memunculkan masalah sesuai dengan materi yang

dipelajari yaitu bagian akar dan fungsi akar. Siswa diberi permasalahan tentang

apa saja bagian-bagian akar. Kegiatan inti yang kedua adalah mengorganisasi

peserta didik untuk belajar yang dilakukan dengan membuat siswa belajar

bersama ke dalam kelompok. Siswa dibagi menjadi enam kelompok dan masing-

masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Di dalam kelompok, siswa diberi tumbuhan

bayam lengkap dengan akarnya. Kegiatan inti yang ketiga adalah membimbing

penyelidikan individual atau kelompok. Siswa dibimbing untuk mendiskusikan

permasalahan yaitu untuk mencari tahu apa saja bagian akar lalu menggambar

bagian akar pada kertas yang telah disediakan. Kegiatan inti yang keempat adalah

mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Hasil dari diskusi yang telah

dilakukan kemudian disajikan dan disampaikan secara lisan di depan kelas.

Kegiatan inti yang terakhir adalah menganalisis dan evaluasi pemecahan masalah.

Pada tahap ini, guru memberikan sebuah artikel tentang bagian-bagian akar.

Tugas siswa adalah evaluasi, apakah hasil dari diskusi di setiap kelompok sesuai

dengan artikel yang telah diberikan. Guru memberikan penguatan ketika terjadi

miskonsepsi.

Pertemuan pertama ini terdiri dari dua paket langkah PBL. Paket yang

kedua dari PBL membahas tentang fungsi akar pada tumbuhan. Langkah pertama

dilakukan dengan memberikan permasalahan pada siswa berupa cerita yang berisi

kasus. Siswa membaca kasus yang diberikan kemudian menemukan masalah.

Siswa dibagi ke dalam kelompok yang berbeda dari sebelumnya. Siswa di dalam

kelompok mendiskusikan beberapa permasalahan yang ada di dalam kasus. Kasus

pada PBL paket yang kedua berbeda dengan kasus yang sebelumnya. Kasus kedua

berupa permasalahan mengenai fungsi akar. Seperti pada permasalahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

62

sebelumnya, setelah siswa memecahkan masalah, siswa beserta kelompok

mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Lalu guru akan membagikan

artikel untuk penguatan apakah yang disampaikan siswa tersebut benar atau salah.

Kegiatan selanjutnya adalah siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa. Guru juga

memberikan evaluasi secara lisan kepada siswa tentang materi yang telah

dipelajari. Kegiatan diakhiri dengan mengajak siswa untuk menyimpulkan

pembelajaran dan merefleksikan nilai-nilai yang didapat.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum‟at, 14 Oktober 2016 pada

pukul 07.00- 08.20 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah fungsi batang pada

tumbuhan. Kegiatan diawali dengan tanya jawab antara guru dengan siswa tentang

batang (apersepsi), penyampaian tujuan pembelajaran, dan motivasi. Kegiatan inti

berisi lima langkah model PBL yaitu mengorientasi peserta didik pada masalah,

mengorganisasi peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan individual

atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan

evaluasi proses pemecahan masalah. Kegiatan penutup berisi penegasan, refleksi,

dan tindak lanjut.

Kegiatan inti diawali dengan tahap mengorientasi peserta didik pada masalah

yang dilakukan dengan memunculkan masalah sesuai dengan materi yang

dipelajari yaitu fungsi batang. Siswa diberi permasalahan tentang fungsi batang.

Kegiatan inti yang kedua adalah mengorganisasi peserta didik untuk belajar yang

dilakukan dengan membuat siswa belajar bersama ke dalam kelompok. Siswa

dibagi menjadi enam kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.

Di dalam kelompok, siswa diberi tumbuhan pacar lengkap dengan akarnya.

Kegiatan inti yang ketiga adalah membimbing penyelidikan individual atau

kelompok. Siswa dibimbing untuk mendiskusikan permasalahan yaitu

untukmembuktikan bahwa batang berfungsi untuk menyalurkan air dari akar ke

seluruh tubuh tumbuhan dengan alat praktikum yang telah disediakan. Kegiatan

inti yang keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Hasil dari

diskusi yang telah dilakukan kemudian disajikan dan disampaikan secara lisan di

depan kelas. Kegiatan inti yang terakhir adalah menganalisis dan evaluasi

pemecahan masalah. Pada tahap ini, guru memberikan sebuah artikel tentang

fungsi batang dan langkah-langkah percobaan membuktikan bahwa batang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

63

berfungsi untuk menyalurkan air dari batang ke seluruh tubuh tumbuhan.. Tugas

siswa adalah mengevaluasi, apakah hasil dari diskusi di setiap kelompok sesuai

dengan artikel yang telah diberikan. Guru memberikan penguatan ketika terjadi

miskonsepsi.

Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Senin, 17 Oktober 2016 pukul 09.20-

10.40 WIB. Sub materi yang dipelajari adalah bagian daun berdasarkan

kelengkapan daunnya dan fungsi daun pada tumbuhan. Kegiatan diawali dengan

tanya jawab antara guru dengan siswa tentang daun (apersepsi), penyampaian

tujuan pembelajaran, dan motivasi. Kegiatan inti berisi lima langkah model PBL

yaitu mengorientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasi peserta didik

untuk belajar, membimbing penyelidikan individual atau kelompok,

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan evaluasi proses

pemecahan masalah. Kegiatan penutup berisi penegasan, refleksi, dan tindak

lanjut.

Kegiatan inti diawali dengan tahap mengorientasi peserta didik pada masalah

yang dilakukan dengan memunculkan masalah sesuai dengan materi yang

dipelajari yaitu bagian daun berdasakan kelengkapan daunnya (daun lengkap dan

tidak lengkap) dan fungsi daun. Siswa diberi permasalahan tentang daun lengkap

dan daun tidak lengkap. Siswa bersama guru membahas apa yang dimaksud daun

lengkap dan daun tidak lengkap. Kegiatan inti yang kedua adalah mengorganisasi

peserta didik untuk belajar yang dilakukan dengan membuat siswa belajar

bersama ke dalam kelompok. Siswa dibagi menjadi enam kelompok dan masing-

masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Di dalam kelompok, siswa diberi macam-

macam daun seperti daun pisang, daun rambutan, daun mangga, daun kelengkeng.

Kegiatan inti yang ketiga adalah membimbing penyelidikan individual atau

kelompok. Siswa dibimbing untuk mendiskusikan permasalahan yaitu untuk

mengelompokkan daun berdasarkan kelengkapan daunnya. Kegiatan inti yang

keempat adalah mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Hasil dari diskusi

yang telah dilakukan kemudian disajikan dan disampaikan secara lisan di depan

kelas. Lalu siswa diberi permasalahan lagi tentang fungsi daun. Siswa diberi cerita

yang di dalamnya terdapat kasus yang harus diselesaikan. Kegiatan inti yang

terakhir adalah menganalisis dan evaluasi pemecahan masalah. Pada tahap ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

64

guru memberikan sebuah artikel tentang daun lengkap dan daun tidak lengkap

serta fungsi daun. Tugas siswa adalah mengevaluasi, apakah hasil dari diskusi di

setiap kelompok sesuai dengan artikel yang telah diberikan. Guru memberikan

penguatan ketika terjadi miskonsepsi.

4.1.2 Deskripsi Sebaran Data

Pada deskripsi sebara data, peneliti memperlihatkan perbedaan data yang

diperoleh pada kelompok kontrol dan kelompok eskperimen untuk setiap

indikator. Hasil dari sebaran data yang didapat dapat dilihat pada tabel berikut.

4.1.2.1 Kemampuan Evaluasi

1. Kelompok Kontrol

Tabel 4.1 Sebaran Data Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol

No Indikator Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1 Menilai

kebenaran

suatu

pernyataan

tentang daun

3 17 11 0 31 3 12 13 3 31

2 Menilai

kebenaran

pernyataan

mengenai

bagian akar

4 18 9 0 31 3 12 11 5 31

3 Menilai

kebenaran

pernyataan

mengenai

fungsi

batang

7 7 16 1 31 4 10 10 7 31

Jumlah 14 42 36 1 - 10 34 34 15 -

Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok kontrol

pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 14 siswa, yang

mendapat nilai 2 sebanyak 42 siswa, yang mendapat nilai 3 sebanyak 36 siswa,

dan yang mendapat nilai 4 sebanyak 1 siswa. Modus dari hasil pengerjaan pretest

kelas eksperimen adalah siswa yang mendapat nilai 2 yaitu sebnyak 42 siswa.

Hasil pengerjaan posttest I kelompok kontrol pada ketiga indikator, siswa yang

mendapat nilai 1 sebanyak 10 siswa, siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 34

siswa, yang mendapat nilai 3 sebanyak 34 siswa, dan yang mendapat nilai 4

sebanyak 15 siswa. Modus pada hasil pengerjaan posttest I adalah siswa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

65

mendapat nilai 2 dan 3 yaitu sebanyak 34 siswa. Terjadi peningkatan skor dari

pretest ke posttest I. Hal tersebut terlihat dari berkurangnya jumlah siswa yang

mendapat nilai 1 dan 2, dan bertambahnya jumlah siswa yang mendapat nilai 4.

Sedangkan jumlah siswa yang mendapat nilai 3 berkurang.

2. Kelompok Eksperimen

Tabel 4.2 Sebaran Data Kemampuan Evaluasi Kelompok Eksperimen

No Indikator Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1 Menilai

kebenaran

suatu

pernyataan

tentang daun

4 13 12 2 31 0 3 16 12 31

2 Menilai

kebenaran

pernyataan

mengenai

bagian akar

4 18 9 0 31 0 5 16 10 31

3 Menilai

kebenaran

pernyataan

mengenai

fungsi

batang

1 17 12 1 31 0 2 19 10 31

Jumlah 9 48 33 3 - 0 10 41 32 -

Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok

eksperimen pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 9 siswa,

yang mendapat nilai 2 sebanyak 48 siswa, yang mendapat nilai 3 sebanyak 33

siswa, dan yang mendapat nilai 4 sebanyak 3 siswa. Modus dari hasil pengerjaan

pretest kelas eksperimen adalah siswa yang mendapat nilai 2 yaitu sebnyak 48

siswa. Hasil pengerjaan posttest I kelompok eksperimen pada ketiga indikator,

tidak ada siswa yang mendapat nilai 1, siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 10

siswa, yang mendapat nilai 3 sebanyak 41 siswa, dan yang mendapat nilai 4

sebanyak 32 siswa. Modus pada hasil pengerjaan posttest I adalah siswa yang

mendapat nilai 3 yaitu sebanyak 41 siswa. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke

posttest I. Hal tersebut terlihat dari perubahan modus. Modus pada pretest adalah

siswa yang mendapat nilai 2, sedangkan pada posttest I modusnya pada anak yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

66

mendapat nilai 3. Selain itu, siswa yang mendapat nilai 1 dan 2 berkurang dan

yang mendapat nilai 3 dan 4 bertambah.

4.1.2.2 Kemampuan Inferensi

1. Kelompok Kontrol

Tabel 4.3 Sebaran Data Kemampuan Inferensi Kelompok Kontrol

No Indikator Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1 Menguji

pandangan

dalam

menentukan

solusi

permasalaha

n akar

6 15 9 1 31 2 7 20 2 31

2 Mengemuka

kan

alternatif-

alternatif

untuk

memecahka

n masalah

9 10 10 2 31 6 14 6 5 31

3 Tepat

menentukan

pemecahan

masalah

6 9 11 5 31 10 9 7 5 31

Jumlah 21 34 30 8 - 18 30 33 12 -

Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok kontrol

pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 21 siswa, yang

mendapat nilai 2 sebanyak 34 siswa, yang mendapat nilai 3 sebanyak 30 siswa,

dan yang mendapat nilai 4 sebanyak 8 siswa. Modus dari hasil pengerjaan pretest

kelas eksperimen adalah siswa yang mendapat nilai 2 yaitu sebnyak 34 siswa.

Hasil pengerjaan posttest I kelompok kontrol pada ketiga indikator, siswa yang

mendapat nilai 1 sebanyak 18 siswa, siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 30

siswa, yang mendapat nilai 3 sebanyak 33 siswa, dan yang mendapat nilai 4

sebanyak 12 siswa. Modus pada hasil pengerjaan posttest adalah siswa yang

mendapat nilai 3 yaitu sebanyak 33 siswa. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke

posttest I. Hal tersebut terlihat dari perubahan modus. Modus pada pretest adalah

siswa yang mendapat nilai 2, sedangkan pada posttest I modusnya pada anak yang

mendapat nilai 3. Selain itu, siswa yang mendapat nilai 1 dan 2 berkurang dan

yang mendapat nilai 3 dan 4 bertambah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

67

2. Kelompok Eksperimen

Tabel 4.4 Sebaran Data Kemampuan Inferensi Kelompok Eksperimen

No Indikator Pretest Posttest I

1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total

1 Menguji

pandangan

dalam

menentukan

solusi

permasalaha

n akar

3 14 12 2 31 0 3 20 8 31

2 Mengemuka

kan

alternatif-

alternatif

untuk

memecahka

n masalah

3 16 11 1 31 0 3 16 12 31

3 Tepat

menentukan

pemecahan

masalah

3 13 13 2 31 0 3 16 12 31

Jumlah 9 43 36 5 0 9 52 40 -

Pada tabel di atas terlihat bahwa hasil pengerjaan pretest kelompok

eksperimen pada ketiga indikator, siswa yang mendapat nilai 1 sebanyak 9 siswa,

yang mendapat nilai 2 sebanyak 43 siswa, yang mendapat nilai 3 sebanyak 36

siswa, dan yang mendapat nilai 4 sebanyak 5 siswa. Modus dari hasil pengerjaan

pretest kelas eksperimen adalah siswa yang mendapat nilai 2 yaitu sebnyak 43

siswa. Hasil pengerjaan posttest I kelompok eksperimen pada ketiga indikator,

tidak ada siswa yang mendapat nilai 1, siswa yang mendapat nilai 2 sebanyak 9

siswa, yang mendapat nilai 3 sebanyak 52 siswa, dan yang mendapat nilai 4

sebanyak 40 siswa. Modus pada hasil pengerjaan posttest I adalah siswa yang

mendapat nilai 3 yaitu sebanyak 52 siswa. Terjadi peningkatan skor dari pretest ke

posttest I. Hal tersebut terlihat dari perubahan modus. Modus pada pretest adalah

siswa yang mendapat nilai 2, sedangkan pada posttest I modusnya pada anak yang

mendapat nilai 3. Selain itu, siswa yang mendapat nilai 1 dan 2 berkurang dan

yang mendapat nilai 3 dan 4 bertambah.

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I

Hipotesis penelitian I adalah penerapan model PBL berpengaruh terhadap

kemampuan evaluasi pada mata pelajaran IPA dengan materi bagian tumbuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

68

dan fungsinya pada kelas IV SD Kanisius Sengkan tahun ajaran 2016/2017.

Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan evaluasi,

sedangkan variabel independen adalah penerapan model PBL. Instrumen yang

digunakan untuk mengukur variabel dependen terdiri dari 2 soal uraian yaitu item

soal nomor 3 yang mengandung indikator menilai kebenaran suatu pernyataan

tentang daun, menilai kebenaran pernyataan mengenai bagian akar, menilai

kebenaran pernyataan mengenai fungsi batang dan item soal nomor 4 yang

mengandung indikator menguji pandangan dalam menentukan solusi

permasalahan akar, mengemukakan alternatif-alternatif untuk memecahkan

masalah, tepat menentukan pemecahan masalah.

Hasil analisis secara keseluruhan dihitung menggunakan program statistik

IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Tahapan

analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Uji normalitas distribusi

data untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat

dilakukan analisis tahap selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau

nonparametrik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3) Uji

signifikansi pengaruh perlakuan. 4) Uji besar pengaruh perlakuan. 5) Perhitungan

persentase peningkatan rerata pretest ke posttest. 6) Uji besar efek peningkatan

rerata pretest ke posttest I. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest I. 8) Uji retensi

pengaruh perlakuan.

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak sehingga untuk menentukan jenis statistik yang

digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Data dari

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diuji normalitasnya menggunakan

One Samples Kolmogorov-Smirnov test. Data yang diuji normalitasnya yaitu data

pretest, posttest I, posttest II dan selisih pretest ke posttest I.

Kritera yang digunakan untuk kesimpulan uji normalitas data adalah sebagai

berikut: 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, distribusi data normal. Jika data

terdistribusi normal, maka teknik statistik inferensial yang digunakan yaitu

statistik parametrik uji t (independent-samples t-test dan paired-samples t-test). 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

69

Data dikatakan tidak normal apabila harga Sig. (2-tailed) < 0,05, distribusi data

tidak normal. Jika data terdistribusi tidak normal, maka teknik statistik yang

digunakan yaitu statistik nonparametrik dalam hal ini yaitu Mann-Whitney U test

atau Wilcoxon (Priyatno, 2012: 136). Hasil uji normalitas kemampuan evaluasi

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut

(lihat Lampiran 4.3.1)

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Evaluasi

No Aspek Kolmogorov

-Smirnov Saphiro-Wilk Keterangan

Kelompok Kontrol

1 Pretest 0,193 0,140 Normal

2 Posttest I 0,170 0,257 Normal

3 Posttest II 0,135 0,224 Normal

4 Selisih rerata skor pretest posttestI 0,200 0,351 Normal

Kelompok Eksperimen

5 Pretest 0,200 0,055 Normal

6 Posttest I 0,058 0,057 Normal

7 Posttest II 0,116 0,076 Normal

8 Selisih rerata skor pretest-posttest

I 0,074 0,286 Normal

Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan

harga Sig. (2-tailed) > 0,05 untuk semua aspek. Aspek yang dimaksud adalah

pretest, posttest I, posttest II dan selisih pretest ke posttest I untuk kelompok

kontrol maupun kelompok eksperimen. Namun hasil uji normalitas data

menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa beberapa aspek

memiliki catatan pada hasilnya sehingga peneliti juga menggunakan uji Saphiro-

Wilk untuk melengkapi. Peneliti menggunakan Saphiro-Wilk karena Saphiro-Wilk

cocok untuk penelitian yang jumlah respondennya kurang dari 50, selain itu hasil

perhitungan Saphiro-Wilk lebih akurat (Field, 2009: 148). Hasil uji menggunakan

Saphiro-Wilk juga menunjukkan bahwa semua memiliki distribusi data normal

sehingga analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Statistik

parametrik dengan Independent samples t-test digunakan untuk analisis data dari

kelompok yang yang berbeda yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

70

(Field, 2009: 326). Sedangkan statistik nonparametrik dengan menggunakan

Paired samples t-test digunakan untuk analisis data dari kelompok yang sama,

misalnya kelompok kontrol dengan kelompok kontrol atau kelompok eksperimen

dengan kelompok eksperimen.

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui apakah

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang

sama atau berbeda terhadap kemampuan evaluasi, sehingga kedua kelompok

dapat dibandingkan. Uji perbedaan kemampuan awal skor pretest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan uji statistik parametrik dalam hal

ini Independent samples t-test. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji

asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga

Sig. > 0,05 ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan

sedangkan jika harga Sig. < 0,05 tidak ada hmogenitas varians pada kedua data

yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Berikut adalah tabel hasil uji asumsi

homogenitas varians (liha Lampiran 4.41)

Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji

Statistik F Sig. Keputusan

Levene‟s

Test for

Equality of

Variances

0.029 0,865 Homogen

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =

0.029 dan harga Sig. = 0,865 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

homogenitas varians. Apabila variansnya homogen maka data uji statistik

Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output

SPSS (Field, 2009: 340).

Tingkat kepercayaan untuk melakukan uji perbedaan kemampuan awal

adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-

tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji perbedaan kemampuan awal dari

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sebagai berikut (lihat

Lampiran 4.41)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

71

Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Evaluasi

Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keputusan

Independent samples t-test 0,850 Tidak ada perbedaan

Skor rerata pretest kelompok eksperimen (M = 2,3326, SE = 0,11564) lebih

tinggi dari skor yang diperoleh pada kelompok kontrol (M = 2,3010, SE =

0,11895). Perbedaan skor tersebut tidak signifikan dengan t(60) = 0,191, p =

0,850 (p > 0,05) sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada

perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji rerata pretest yaitu kedua

kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan evaluasi.

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi, dengan melihat perbedaan

rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kedua kelompok. Secara prinsip,

untuk mengetahui pengaruh perlakuan digunakan rumus: (O2 - O1) - (O4 - O3)

yaitu dengan mengurangkan selisih skor posttest I- pretest pada kelompok

eksperimen dengan selisih skor posttest I - pretest pada kelompok kontrol (Cohen,

2007: 277). Jika hasil perhitungan lebih besar dari 0, maka ada pengaruh. Hasil

perhitungan menunjukkan selisih skor posttest I - pretest pada kelompok

eksperimen sebesar 0,9039 dan selisih posttest I- pretest pada kelompok kontrol

sebesar 0,2797. Hasil perhitungan yang diperoleh adalah 0,6242 didapat dari

0,9039 - 0,2797, maka ada pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan

evaluasi. Untuk mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak, perlu

dilakukan analisis dengan statistik selanjutnya.

Uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa rerata selisih skor

pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

berdistribusi normal maka analisis statistik yang digunakan adalah statistik

parametrik, karena data berasal dari kelompok berbeda maka menggunakan

Independent samples t-test (Field, 2009: 326).

Sebelum dilakukan uji statistik, perlu dilakukan uji asumsi terhadap

homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test untuk mengetahui

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

72

signifikansi pengaruh perlakuan. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat

homogenitas varians pada dua data yang dibandingkan (Field, 2009: 340). Jika

harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada dua data yang

dibandingkan. Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.8

berikut (Lihat lampiran 4.5.1).

Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F Sig. Keputusan

Levene’s Test for

Equality of Variances 2,509 0,118 Homogen

Hasil Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa

harga F = 2,509 dan harga Sig .= 0,118 (Sig.> 0,05), sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat homogenitas varians data maka data uji statistik Independent

samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS (Field,

2009: 340).

Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk uji signifikansi pengaruh

perlakuan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika

Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji

signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen terhadap kemampuan evaluasi (lihat Lampiran 4.5.1)

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Evaluasi

Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keputusan

Independent samples t-test 0,009 Ada perbedaan

Skor rerata kelompok eksperimen (M = 0,9039, SE = 0,13139) lebih tinggi

daripada kelompok kontrol (M = 0,2797 , SE = 0,19175). Perbedaan tersebut

signifikan dengan t(60) = - 2,685, p = 0,009 (p < 0,05) maka harga Hnull ditolak

dan Hi diterima, dengan demikian ada perbedaan yang signifikan antara rerata

selisih skor pretest ke posttest I kemampuan evaluasi pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan

adalah pernerapan model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan evaluasi. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

73

kemampuan evaluasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat

dilihat dalam diagram berikut

Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-posttest I Kemampuan Evaluasi

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi.

Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, sehingga rumus yang

digunakan adalah rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field,

2009: 57).

Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan dengan mengambil nilai t pada

perhitungan menggunakan Independent samples t-test. Persentase pengaruh

perlakuan didapat dengan menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara

menguadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) kemudian

dikalikan 100% (Field, 2009: 179). Besarnya pengaruh penerapan model PBL

pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan evaluasi adalah r = 0,32 atau

10%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya efek,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

74

maka hasil perhitungan r setara dengan efek menengah. Berikut adalah hasil

perhitungan effect size terhadap kemampuan evaluasi (lihat Lampiran 4.6)

Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size terhadap Kemampuan Evaluasi

Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Variabel t t2 df r (effect size) R

2 % Kategori Efek

Evaluasi -2,685 7,209 60 0,32 0,10 10 Menengah

4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke posttest I

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I ini dilakukan

untuk mengetahui persentase peningkatan rerata dari pretest ke posttest I baik

pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Analisis perhitungan

persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan mengambil

data rerata skor pretest dan posttest I pada uji normalitas data menggunakan One

samples Kolmogorov-Smirnov test. Persentase peningkatan rerata pretest ke

posttest I didapat dengan membagi selisih rerata pretest-posttest I dengan rerata

pretest, kemudian dikali 100%. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata

skor pretest ke posttest I dapat dilhat pada tabel 4.11 berikut ini (lihat lampiran

4.7.1)

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

Kemampuan Evaluasi

No Kelompok Rerata Peningkatan

(%)

Signifikansi Keputusan

Pretest Posttest I

1 Kontrol 2,30 2,58 12 0,155 Tidak

signifikan

2 Eksperimen 2,32 3,23 39 0,000 Signifikan

Data pada tabel 4.11 menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar

2,30 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,32. Sedangkan rerata

posttest I kelompok kontrol sebesar 2,58 dan rerata posttest I kelompok

eksperimen sebesar 3,23. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest

ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 12%, sedangkan pada kelompok

eksperimen sebesar 39%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

75

peningkatan skor pretest ke posttestI baik pada kelompok kontrol maupun

kelompok eksperimen pada kemampuan evaluasi.

Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen

lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu sebesar 39%, sedangkan kelompok

kontrol sebesar 12%. Hal ini diperjelas dengan gambar 4.2 menggunakan grafik

poligon untuk melihat perbedaan selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Berikut grafik yang menunjukkan frekuensi selisih

pretest-posttest I (gain score) pada kedua kelompok.

Grafik Gain Score 4.2 Kelompok Kontrol dan Eksperimen pada

Kemampuan Evaluasi

Berdasarkan grafik tersebut, gain score terendah pada kelompok kontrol

adalah -1,67, sedangkan gain terendah pada kelompok eksperimen adalah -0,67.

Gain score tertinggi pada kelompok kontrol sebesar 2,33, sedangkan gain score

tertinggi kelompok eksperimen adalah 2,34. Hal ini menunjukkan bahwa selisih

pretest-posttest I pada kelompok eksperimen lebih dominan daripada selisih

pretest-posttest I pada kelompok kontrol.

Frekuensi siswa yang mendapat ≥ 0,33 pada kelompok kontrol ada 18 anak,

sedangkan pada kelompok eksperimen ada 28 anak. Nilai 0,33 merupakan nilai

tengah gain score yang didapat dengan menghitung 50% dari nilai tertinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

76

Persentase gain score ≥ 0,33 pada kelompok kontrol sebesar 58% sedangkan

persentase gain score ≥ 0,33 pada kelompok eksperimen sebesar 90%. Dengan

kata lain 58% siswa pada kelompok kontrol diuntungkan dengan penerapan

metode ceramah, sedangkan 90% siswa pada kelompok eksperimen diuntungkan

dengan penerapan model Problem Based Learning.

2. Uji Besar Efek Peningkatan skor Rerata Pretest ke Posttest I

Uji besar efek peningkatan pretest ke posttest I ini dilakukan untuk

mengetahui besar efek peningkatan skor rerata dari pretest ke posttest I baik pada

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Teknik statistik yang digunakan

adalah paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan berasal

dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Teknik analisis data menggunakan

tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah

jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji peningkatan rerata

skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut (lihat Lampiran

4.81)

Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Skor Pretest ke PosttestI Kemampuan

Evaluasi

No Kelompok t t2 df r R

2 % Efek

1 Kontrol 1,45 2,10 30 0,24 0,06 6 Kecil

2 Eksperimen 6,87 47,2 30 0,78 0,61 61 Besar

Skor rerata kelompok eksperimen (M = 0,903, SE = 0,13139) lebih tinggi

daaripada kelompok kontrol (M = 0,2797, SE = 0,19175). Hasil uji peningkatan

rerata skor pretest ke posttest I eksperimen untuk kemampuan evaluasi

menunjukkan harga p = 0,000 (p < 0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima.

Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada

kelompok eksperimen terhadap kemampuan evaluasi. Sedangkan pada kelompok

kontrol untuk kemampuan evaluasi menunjukkan bahwa harga p = 0,155 (p >

0,05) maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan yang

signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan evaluasi. Persentase besar pengaruh penerapan model PBL pada

kelompok eksperimen lebih besar daripada persentase pengaruh metode ceramah

pada kelompok kontrol. Besar pengaruh penerapan model PBL pada kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

77

eksperimen terhadap kemampuan evaluasi adalah 0,78 atau 61% yang setara

dengan efek besar, sedangkan besar pengaruh metode ceramah pada kelompok

kontrol terhadap kemampuan evaluasi adalah 0,24 atau 6% yang setara dengan

efek kecil.

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan posttest I

Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata

pretest dan posttest I positif dan signifikan. Uji korelasi juga untuk memastikan

kontrol terhadap ancaman validitas internal penelitian berupa regresi statistik.

Regresi statstik adalah siswa yang mendapat skor ekstrim rendah pada waktu

pretest memiliki kecenderungan mendapat skor pada saat posttest mendekati mean

sementara siswa yang mendapat skor tinggi pada saat pretest memiliki

kecenderungan mendapat skor posttest mendekati mean. Positif berarti semakin

tinggi pretest semakin tinggi pula posttest I, signifikan berarti hasil skor korelasi

tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Sedangkan negatif artinya, apabila

skor siswa pada pretest tinggi posttest akan rendah dan sebaliknya apabila skor

pretest rendah maka posttest akan tinggi. Kondisi ideal adalah jika nilai postif dan

signifikan. Kondisi tidak ideal apabila hasil korelasi menunjukkan nilai negatif

dan signifikan karena ancamannya nyata. Bila hasil korelasi menunjukkan nilai

negatif dan signifikan berarti data kurang bisa dipercaya.

Data yang diambil dari rerata skor pretest dan rerata skor posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdistribusi normal, sehingga

menggunakan rumus Pearson Correlation untuk data normal. Tingkat

kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak

Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field,2009: 53). Hasil uji korelasi

antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut (lihat Lampiran 4.9.1).

Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I , Kemampuan Evaluasi

No Kelompok Pearson Correlation Sig.(2-tailed) Keputusan

1 Kontrol -0,281 0,126

Negatif dan

tidak

signifikan

2 Eksperimen 0,205 0,268

Positif dan

tidak

signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

78

Berdasarkan hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I, harga

sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,126 atau p > 0,05, berati Hnull

diterima dan Hi ditolak. Maka, tidak ada korelasi/ hubungan yang signifikan

antara hasil rerata pretest dan hasil rerata posttest I pada kemampuan evaluasi

kelompok kontrol. Hasil Pearson correlation kelompok kontrol menunjukkan -

0,281 , maka korelasi antara pretest dan posttest I termasuk pada kategori sangat

kecil. Harga Pearson correlation menunjukkan nilai negatif artinya apabila rerata

skor siswa di pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi,

begitu pula sebaliknya apabila rerata skor siswa di pretest tinggi maka hasil rerata

skor siswa di posttest I akan tinggi pada kelompok kontrol.

Data kelompok eksperimen menunukkan Pearson Correlation 0,205 dan

harga Sig. (2-tailed) adalah 0,268. Hal tersebut menunjukkan bahwa Sig. (2-

tailed) > 0,05 yang berarti bahwa Hnull diterima dan Hi ditolak. Maka, tidak ada

korelasi/hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata

posttest I kemampuan evaluasi kelompok eksperimen. Hasil Pearson correlation

menunjukkan 0,205, maka korelasi antara rerata pretest dan posttest I termasuk

pada kategori sedang. Harga Pearson correlation menunjukkan nilai positif

artinya apabila rerata skor siswa di pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di

posttest I rendah, begitu juga sebaliknya apabila rerata skor siswa di pretest tinggi

maka hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi pada kelompok eksperimen.

Meskipun demikian, hasil korelasi tersebut tidak dapat digeneralisasikan ke

populasi, karena data tersebut tidak signifikan.

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah

perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah

beberapa waktu. Uji retensi penagaruh perlakuan dilakukan dengan memberikan

posttest II pada kelompok kontrol maupun eksperimen minimal satu minggu

setelah pelaksanaan pottest I. Statistik parametrik Paired samples t-test digunakan

dalam uji retensi pengaruh perlakuan karena data yang diuji adalah data normal

dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang

digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig.

(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

79

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.14

(lihat Lampiran 4.10.1.3).

Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Evaluasi

Rerata Peningkatan

(%)

Sig.

(2-tailed) Keputusan Posttest

I

Posttest

II

1 Kontrol 2,5806 2,1935 - 15 0,042 Ada perbedaan

2 Eksperimen 3,2365 3,1613 - 2 0,394 Tidak ada

perbedaan

Rerata kelompok eksperimen (M = -0,07516, SE = 0,08698) lebih tinggi

daripada rerata kelompok kontrol (M = -0,38710, SE = 0,08698). Hasil uji retensi

pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kelompok kontrol terhadap

kemampuan evaluasi menunjukkan harga p = 0,042, (p < 0,05), maka Hnull

ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan skor signifikan dari skor posttest I

ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan evaluasi. Kesimpulan

yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest

I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan evaluasi. Sedangkan

pada kelompok eksperimen harga p = 0,394 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan

Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari skor posttest I

ke skor posttest II kelompok eksperimen terhadap kemampuan evaluasi.

Persentase kenaikan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen

lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan

skor kelompok eksperimen sebesar -2% atau mengalami penurunan sebesar 2%,

sedangkan kelompok kontrol mengalami peningkatan skor sebesar -12 % atau

mengalami penurunan sebesar 12%. Peningkatan skor dari pretest, posttest I, dan

posttest II terhadap kemampuan evaluasi pada kelompok kontrol dan eksperimen

dapat dilihat pada grafik berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

80

Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II

Kemampuan Evaluasi

Untuk memastikan apakah capaian skor rerata posttest II berbeda atau tidak

dengan posttest I maka dilakukan analisis terhadap perbedaan skor posttest I dan

posttest II dengan menggunakan Paired samples t-test karena data yang diuji

adalah data berdistribusi normal dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk

menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009:53). Berikut adalah hasil

uji signifikansi skor pretest ke posttest II yang dapat dilihat pada tabel 4.15 (lihat

Lampiran 4.10.1.2)

Tabel 4.15 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest II

Berdasarkan tabel 4.26 diketahui bahwa hasil uji signifikansi skor pretest ke

posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan evaluasi menunjukkan

harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,023 (p < 0,023) dan harga Sig. (2-tailed) pada

kelompok eksperimen sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi

2.3 2.51 2.19

2.33

3.23 3.16

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Pretest Posttest I Posttest II

Kontrol

Eksperimen

No Kelompok Rerata Sig.

(2-tailed) Keputusan

Pretest Posttest II

1 Kontrol 2,3010 2,1935 0,023 Ada

perbedaan

2 Eksperimen 2,3326 3,1613 0,000 Ada

perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

81

diterima, sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest

II pada kelompok kontrol dan eksperimen.

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II

Hipotesis penelitian II adalah penerapan model PBL berpengaruh terhadap

kemampuan inferensi pada mata pelajaran IPA dengan materi bagian tumbuhan

dan fungsinya pada kelas IV SD Kanisius Sengkan tahun ajaran 2016/2017.

Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan inferensi,

sedangkan variabel independen adalah penerapan model PBL. Instrumen yang

digunakan untuk mengukur variabel dependen terdiri dari 2 soal uraian yaitu item

soal nomor 3 yang mengandung indikator menilai kebenaran suatu pernyataan

tentang daun, menilai kebenaran pernyataan mengenai bagian akar, menilai

kebenaran pernyataan mengenai fungsi batang dan item soal nomor 4 yang

mengandung indikator menguji pandangan dalam menentukan solusi

permasalahan akar, mengemukakan alternatif-alternatif untuk memecahkan

masalah, tepat menentukan pemecahan masalah.

Hasil analisis secara keseluruhan dihitung menggunakan program statistik

IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Tahapan

analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Uji normalitas distribusi

data untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat

dilakukan analisis tahap selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau

nonparametrik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3) Uji

signifikansi pengaruh perlakuan. 4) Uji besar pengaruh perlakuan. 5) Perhitungan

persentase peningkatan rerata pretest ke posttest. 6) Uji besar efek peningkatan

rerata pretest ke posttest. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest. 8) Uji retensi

pengaruh perlakuan.

4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak sehingga untuk menentukan jenis statistik yang

digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Data dari

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diuji normalitasnya menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

82

One Samples Kolmogorov-Smirnov test. Data yang diuji normalitasnya yaitu data

pretest, posttest I, posttest II dan selisih pretest ke posttest I.

Kritera yang digunakan untuk kesimpulan uji normalitas data adalah sebagai

berikut: 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, distribusi data normal. Jika data

terdistribusi normal, maka teknik statistik inferensial yang digunakan yaitu

statistik parametrik uji t (independent-samples t-test dan paired-samples t-test). 2)

Data dikatakan tidak normal apabila harga Sig. (2-tailed) < 0,05, distribusi data

tidak normal. Jika data terdistribusi tidak normal, maka teknik statistik yang

digunakan yaitu statistik nonparametrik dalam hal ini yaitu Mann-Whitney U test

atau Wilcoxon (Priyatno, 2012: 136). Hasil uji normalitas kemampuan inferensi

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut

(lihat Lampiran 4.3.2)

Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Inferensi

No Aspek Sig. (2-

tailed)

Shapiro-Wilk Keterangan

Kelompok Kontrol

1 Pretest 0,088 0,172 Normal

2 posttestI 0,200 0,219 Normal

3 posttestII 0,058 0,461 Normal

4 Selisih rerata skor pretest posttestI 0,195 0,229 Normal

Kelompok Eksperimen

5 Pretest 0,200 0,225 Normal

6 Posttest I 0,082 0,072 Normal

7 Posttest II 0,194 0,682 Normal

8 Selisih rerata skor pretest posttest

I

0,128 0,70 Normal

Tabel 4.16 menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 untuk semua aspek.

Aspek yang dimaksud adalah pretest, posttest I, posttest II dan selisih pretest ke

posttest I untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Namun hasil uji

normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa

beberapa aspek memiliki catatan pada hasilnya sehingga peneliti juga

menggunakan uji Saphiro-Wilk untuk melengkapi. Peneliti menggunakan

Saphiro-Wilk karena Saphiro-Wilk cocok untuk penelitian yang jumlah

respondennya kurang dari 50, selain itu hasil perhitungan Saphiro-Wilk lebih

akurat (Field, 2009: 148). Hasil uji menggunakan Saphiro-Wilk juga menunjukkan

bahwa semua memiliki distribusi data normal sehingga analisis selanjutnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

83

menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik dengan Independent

samples t-test digunakan untuk analisis data dari kelompok yang yang berbeda

yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009: 326). Sedangkan

statistik nonparametrik dengan menggunakan Paired samples t-test digunakan

untuk analisis data dari kelompok yang sama, misalnya kelompok kontrol dengan

kelompok kontrol atau kelompok eksperimen dengan kelompok eksperimen.

4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui apakah

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang

sama atau berbeda terhadap kemampuan inferensi, sehingga kedua kelompok

dapat dibandingkan. Uji perbedaan kemampuan awal skor pretest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen menggunakan uji statistik parametrik dalam hal

ini Independent samples t-test. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji

asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga

Sig. > 0,05 ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan

sedangkan jika harga Sig. < 0,05 tidak ada hmogenitas varians pada kedua data

yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Berikut adalah tabel hasil uji asumsi

homogenitas varians (lihat Lampiran 4.4.2)

Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F Sig. Keputusan

Levene‟s Test for

Equality of Variances 1,516 0,223 Homogen

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =

1,516 dan harga Sig. = 0,223 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

homogenitas varians. Apabila variansnya homogen maka data uji statistik

Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output

SPSS (Field, 2009: 340).

Tingkat kepercayaan untuk melakukan uji perbedaan kemampuan awal

adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-

tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji perbedaan kemampuan awal dari

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sebagai berikut (lihat

Lampiran 4.4.2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

84

Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Inferensi

Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keputusan

Independent samples t-test 0,511 Tidak ada perbedaan

Berdasarkan analisis uji perbandingan, skor pretest kelompok eskperimen

(M = 2,3977 SE = 0,11398) lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (M =

2,2797, SE = 0,13750) Perbedaan tersebut tidak signifikan dengan t (60) = -0,661

dan p = 0,511 (p > 0,05) sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada

perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji rerata pretest yaitu kedua

kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan inferensi.

4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penerapan model PBL terhadap kemampuan inferensi dengan melihat perbedaan

rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kedua kelompok. Secara prinsip,

untuk mengetahui pengaruh perlakuan digunakan rumus: (O2- O1)- (O4-O3) yaitu

dengan mengurangkan selisih skor posttest I- pretest pada kelompok eksperimen

dengan selisih skor posttest I- pretest pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 277).

Jika hasil perhitungan lebih besar dari 0, maka ada pengaruh. Hasil perhitungan

menunjukkan selisih skor posttest I- pretest pada kelompok eksperimen sebesar

0,8497 dan selisih posttest I- pretest pada kelompok kontrol sebesar 0,1394. Besar

pengaruh perlakuan yang diperoleh adalah 0,7103 didapat dari selisih 0,8497 -

0,1394), maka ada pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan

inferensi. Untuk mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak, akan

dianalisis dengan statistik selanjutnya.

Uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa rerata selisih skor

pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

berdistribusi normal maka analisis statistik yang digunakan adalah statistik

parametrik, karena data berasal dari kelompok berbeda maka menggunakan

Independent samples t-test (Field, 2009: 326).

Sebelum dilakukan uji statistik, perlu dilakukan uji asumsi terhadap

homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test untuk mengetahui

signifikansi pengaruh perlakuan. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

85

homogenitas varians pada dua data yang dibandingkan (Field, 2009: 340). Jika

harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada dua data yang

dibandingkan. Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.19

berikut (Lihat lampiran 4.5.2).

Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F Sig. Keputusan

Levene’s Test for

Equality of Variances 1,459 0,232 Homogen

Hasil Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa

harga F = 1,459 dan harga Sig. = 0,232 (Sig. > 0,05), sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat homogenitas varians data maka data uji statistik Independent

samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS (Field,

2009: 340).

Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk uji signifikansi pengaruh

perlakuan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika

Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Tabel 4.20 menunjukkan hasil uji

signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen terhadap kemampuan inferensi (lihat lampiran 4.5.2).

Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Inferensi

Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keputusan

Independent samples t-test 0,002 Ada perbedaan

Berdasarkan analisis uji perbandingan, skor pretest kelompok eskperimen (M

= 0,8497, SE = 0,13456) lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol (M =

0,1394, SE = 0,17991). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t(60) = -3,162

dan p = 0,002 (p < 0,05) maka harga Hnull ditolak dan Hi diterima, dengan

demikian ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke

posttest I kemampuan inferensi pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan adalah

pernerapan model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan

inferensi. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan

inferensi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat dalam

diagram berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

86

Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Inferensi

4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi.

Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, sehingga rumus yang digunakan

adalah rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57).

Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan dengan mengambil nilai t pada

perhitungan menggunakan Independent samples t-test. Persentase pengaruh

perlakuan didapat dengan menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara

menguadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) kemudian

dikalikan 100% (Field, 2009: 179). Besarnya pengaruh penerapan model PBL

pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan inferensi adalah r = 0,37 atau

14%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya efek,

maka hasil perhitungan r setara dengan efek menengah. Berikut adalah hasil

perhitungan effect size terhadap kemampuan inferensi (lihat lampiran 4.6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

87

Tabel 4.21 Hasil Uji Effect Size terhadap Kemampuan Inferensi

Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Variabel T t2 df r R

2 % Efek

Menginferensi 3,162 9,9 60 0,37 0,14 14 Menengah

4.1.4.5 Analisis Lebih Lanjut

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I ini dilakukan

untuk mengetahui persentase peningkatan rerata dari pretest ke posttestI baik pada

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Analisis perhitungan persentase

peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan mengambil data rerata

skor pretest dan posttest I pada uji normalitas data menggunakan One samples

Kolmogorov-Smirnov test. Persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I

didapat dengan membagi selisih rerata pretest-posttest I dengan rerata pretest,

kemudian dikali 100%. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata skor

pretest ke posttest I dapat dilhat pada tabel 4.22 berikut ini (lihat lampiran 4.7.1)

Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke posttest I

Kemampuan Inferensi

No Kelompok Rerata

Peningkatan (%)

Signifikan

si

Keputusan

Pretest Posttest I

1 Kontrol 2,27 2,41 6 0,445 Tidak

signifikan

2 Eksperimen 2,39 3,24 35 0,000 Signifikan

Data pada tabel 4.22 menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar

2,27 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,39. Sedangkan rerata

posttest I kelompok kontrol sebesar 2,41 dan rerata posttest I kelompok

eksperimen sebesar 3,24. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest

ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 6%, sedangkan pada kelompok

eksperimen sebesar 35%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi

peningkatan skor pretest ke posttest I baik pada kelompok kontrol maupun

kelompok eksperimen pada kemampuan inferensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

88

Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen

lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu sebesar 35%, sedangkan kelompok

kontrol sebesar 6%. Hal ini diperjelas dengan gambar 4.5 menggunakan grafik

poligon untuk melihat perbedaan selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen. Berikut grafik yang menunjukkan frekuensi selisih

pretest-posttest I (gain score) pada kedua kelompok.

Grafik 4.5 Gain score Kelompok Kontrol dan Eksperimen pada

Kemampuan Inferensi

Berdasarkan grafik gain score di atas, gain terendah pada kelompok kontrol

adalah -2,33, sedangkan gain score terendah pada kelompok eskperimen adalah -

1,00. Gain tertinggi kelompok kontrol sebesar 2,33, sedangkan gain tertinggi pada

kelompok eksperimen adalah 2,67. Hal ini menunjukkan bahwa selisih pretest-

posttest I pada kelompok eksperimen lebih dominan daripada selisih pretest-

posttest I pada kelompok kontrol.

Frekuensi siswa yang mendapat nilai ≥ 0 pada kelompok kontrol ada 22 anak,

sedangkan pada kelompok eksperimen ada 29 anak. Nilai 0 merupakan nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

89

tengah gain score yang didapat dengan menghitung 50% dari nilai tertinggi.

Presentase gain score ≥ 0 pada kelompok kontrol sebesar 70%, sedangkan

persentase gain score ≥ 0 pada kelompok eksperimen sebesar 93%. Dengan kata

lain 70% siswa pada kelompok kontrol diuntungkan dengan penerapan metode

ceramah, sedangkan 93% siswa pada kelompok eksperimen diuntungkan dengan

penerapan model Problem Based Learning. Dengan demikian, penerapan model

Problem Based Learning memiliki persentase peningkatan yang lebih dominan

daripada metode ceramah.

2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Rerata Pretest ke Posttest I

Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I ini dilakukan untuk

mengetahui besar efek peningkatan rerata dari pretest ke posttest I baik pada

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Teknik statistik yang digunakan

adalah paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan berasal

dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Teknik analisis data menggunakan

tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah

jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji peningkatan rerata

skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut (lihat Lampiran

4.82)

Tabel 4.23 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke posttest I Kemampuan

Inferensi

No Kelompok t t2 df r R

2 % Efek

1 Kontrol 0,78 0,60 30 0,14 0,02 2 Kecil

2 Eksperimen 6,31 39,8 30 0,77 0,60 60 Besar

Skor rerata kelompok eksperimen (M = 0,84968, SE = 0,13456) lebih tinggi

daripada skor yang diperoleh kelompok kontrol (M = 0,13935, SE = 0,17991).

Hasil uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok

kontrol untuk kemampuan inferensi menunjukkan bahwa harga p = 0,445 (p >

0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan yang

signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan inferensi. Sedangkan hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke

posttest I pada kelompok eksperimen untuk kemampuan inferensi menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

90

harga p = 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok

eksperimen terhadap kemampuan inferensi.

Persentase besar pengaruh penerapan model PBL pada kelompok eksperimen

lebih besar daripada persentase pengaruh metode ceramah pada kelompok kontrol.

Besar pengaruh penerapan model PBL pada kelompok eksperimen terhadap

kemampuan inferensi adalah 0,77 atau 60% yang setara dengan efek besar,

sedangkan besar pengaruh metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan inferensi adalah 0,14 atau 2% yang setara dengan efek kecil.

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest ke Posttest I

Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata

pretest dan posttest I positif dan signifikan. Uji korelasi juga untuk memastikan

kontrol terhadap ancaman validitas internal penelitian berupa regresi statistik.

Positif berarti semakin tinggi pretest semakin tinggi pula posttest I, signifikan

berarti hasil skor korelasi tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Sedangkan

negatif artinya, apabila skor siswa pada pretest tinggi posttest akan rendah dan

sebaliknya apabila skor pretest rendah maka posttest akan tinggi. Kondisi ideal

adalah jika nilai postif dan signifikan. Kondisi tidak ideal apabila hasil korelasi

menunjukkan nilai negatif dan signifikan karena ancamannya nyata. Bila hasil

korelasi menunjukkan nilai negatif dan signifikan berarti data kurang bisa

dipercaya.

Data yang diambil dari rerata skor pretest dan rerata skor posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdistribusi normal, sehingga

menggunakan rumus Pearson Correlation untuk data normal. Tingkat

kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak

Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field,2009: 53). Hasil uji korelasi

antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.24 berikut (lihat Lampiran 4.9.2).

Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan posttestI Kemampuan Inferensi

No Kelompok Pearson Correlation Sig.(2-tailed) Keputusan

1 Kontrol 0,126 0,499 Positif dan tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

91

signifikan

2 Eksperimen 0,127 0,496 Positif dan tidak

signifikan

Berdasarkan hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I, harga sig.

(2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,499 atau p > 0,05, berati Hnull diterima

dan Hi ditolak. Maka, tidak ada korelasi/ hubungan yang signifikan antara hasil

rerata pretest dan hasil rerata posttest I pada kemampuan inferensi kelompok

kontrol. Hasil Pearson correlation kelompok kontrol menunjukkan 0,126 , maka

korelasi antara pretest dan posttest I termasuk pada kategori kecil. Harga Pearson

correlation menunjukkan nilai positif artinya apabila rerata skor siswa di pretest

rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest I rendah, begitu pula sebaliknya

apabila rerata skor siswa di pretest tinggi maka hasil rerata skor siswa di posttest I

akan tinggi pada kelompok kontrol. Karena hasil korelasi menunjukkan nilai

positif maka ancaman pada validitas internal tidak terjadi.

Data kelompok eksperimen menunjukkan Pearson Correlation 0,127 dan

harga Sig. (2-tailed) adalah 0,496. Hal tersebut menunjukkan bahwa Sig. (2-

tailed) > 0,05 yang berarti bahwa Hnull diterima dan Hi ditolak. Maka, tidak ada

korelasi/hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata

posttest I kemampuan inferensi kelompok eksperimen. Hasil Pearson correlation

menunjukkan 0,127, maka korelasi antara rerata pretest dan posttest I termasuk

pada kategori kecil. Harga Pearson correlation menunjukkan nilai positif artinya

apabila rerata skor siswa di pretest rendah maka hasil rerata skor siswa di posttest

I rendah, begitu juga sebaliknya apabila rerata skor siswa di pretest tinggi maka

hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi pada kelompok eksperimen. Meskipun

demikian, hasil korelasi tersebut tidak dapat digeneralisasikan ke populasi, karena

data tersebut tidak signifikan.

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah

perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah

beberapa waktu. Uji retensi penagaruh perlakuan dilakukan dengan memberikan

posttest II pada kelompok kontrol maupun eksperimen., minimal satu minggu

setelah pelaksanaan pottest I. Statistik parametrik Paired samples t-test digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

92

dalam uji retensi pengaruh perlakuan karena data yang diuji adalah data normal

dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang

digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig.

(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.25

(lihat Lampiran 4.10.2.3).

Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Inferensi

Rerata kelompok eksperimen (M = -0,032, SE = 0,088) t (30) = -0,370 lebih

tinggi daripada rerata kelompok kontrol (M = -0,139, SE = 0,063) t(30) = -2,210.

Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kelompok

kontrol terhadap kemampuan inferensi menunjukkan harga p = 0,035 (p < 0,05),

maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan skor signifikan dari

skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan

inferensi. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah ada terjadi penurunan skor yang

signifikan dari skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan evaluasi. Sedangkan pada kelompok eksperimen harga p = 0,714 (p

> 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan skor

yang signifikan dari skor posttest I ke skor posttest II kelompok eksperimen

terhadap kemampuan inferensi.

Persentase kenaikan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen

lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan

kelompok eksperimen sebesar -0,9% atau mengalami penurunan sebesar 0,9%,

sedangkan kelompok kontrol sebesar -5% atu mengalami penurunan sebesar 5%.

Peningkatan skor dari pretest, posttest I, dan posttest II terhadap kemampuan

inferensi pada kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut

ini.

No Kelompok

Rerata Peningkatan

(%)

Sig.

(2-

tailed)

Keputusan Posttest I Posttest II

1 Kontrol 2,5806 2,1935 -5 0,035 Ada

perbedaan

2 Eksperimen 3,2365 3,1613 -0,9 0,714 Tidak ada

perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

93

Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Inferensi

Untuk memastikan apakah capaian skor rerata posttest II berbeda atau tidak

dengan posttest I maka dilakukan analisis terhadap perbedaan skor posttest I dan

posttest II dengan menggunakan Paired samples t-test karena data yang diuji

adalah data berdistribusi normal dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk

menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009:53). Berikut adalah hasil

uji signifikansi skor pretest ke posttest II yang dapat dilihat pada tabel 4.26 (lihat

Lampiran 4.10.2.2)

Tabel 4.26 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest II

2.27 2.41

2.28

2.39

3.24

3.21

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Pretest Posttest I Posttest II

Kontrol

Eksperimen

No Kelompok Rerata Sig.

(2-tailed)

Keputusan

Pretest Posttest

II

1 Kontrol 2,2797 2,2797 1,00 Tidak ada

perbedaan

2 Eksperimen 2,3977 3,2148 0,000 Ada

perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

94

Berdasarkan tabel 4.26 diketahui bahwa hasil uji signifikansi skor pretest ke

posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan evaluasi menunjukkan

harga Sig. (2-tailed) sebesar 1,00 (p > 0,05) , maka Hnull diterima dan Hi ditolak,

sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest II

pada kelompok kontrol. Sedangkan skor pretest ke posttest II pada kelompok

eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05), maka

Hnull ditolak dan Hi diterima, sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor

pretest ke posttest pada kelompok eksperimen.

4.2 Pembahasan

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penerapan model PBL

terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi siswa kelas IV SD Kanisiuas

Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/20017 pada mata pelajaran

IPA materi bagian tumbuhan dan fungsinya. Penlitian ini menerapkan model PBL

pada kelompok eksperimen dan ceramah pada kelompok kontrol. Kegiatan

pembelajaran pada kelompok eksperimen berbeda dengan kegiatan pembelajaran

pada kelompok kontrol. Siswa pada kelas eksperimen mengikuti pembelajaran

dengan aktif melakukan proses berpikir melalui kegiatan percobaan dan interaksi

dengan guru, teman, serta lingkungan. Siswa pada kelas kontrol mengikuti

kegiatan pembelajaran dengan mendengarkan penjelasan materi dari guru. Siswa

pada kelas eksperimen memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

evaluasi dan menginferensi lebih banyak daripada kelas kontrol ketika

pembelajaran berlangsung.

Penelitian eksperimen memiliki karakteristik tersendiri dalam penelitian

kuantitatif karena variabel bebasnya berupa perlakuan (treatment) yang akan

dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat. Untuk dapat mengetahui pengaruh

dari variabel bebas terhadap variabel terikat, peneliti perlu melakukan kontrol

terhadap variabel-variabel di luar variabel yang diteliti. Mengontrol variabel

berarti peneliti melakukan pengendalian sedemikian rupa sehingga peneliti dapat

menghilangkan pengaruh variabel di luar variabel yang diteliti. Tujuan

mengontrol variabel tersebut adalah untuk menghilangkan bias yang kemungkinan

muncul karena pengaruh variabel di luar variabel yang diteliti. Campbell dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

95

Stanley (dalam Ary, 2011: 360-364) mengidentifikasi faktor atau ancaman utama

terhadap validitas internal, yaitu:

1. Sejarah (history)

Setiap kejadian atau perlakuuan yang terjadi di antara pretest dan posttest pada

kelompok yang diteliti di luar treatment dapat mempengaruhi hasil posttest pada

variabel dependen (Johnson & Christensen, 2008: 260, Cohen, Manion, &

Morrison, 2007: 155). Kejadian tersebut misalnya workshop, ekstrakurikuler,

kursus, maupun acara TV, dengan perlakuan atau materi yang sama dengan yang

digunakan sebagai treatment penelitian. Creswell (2015: 595) menjelaskan bahwa

dalam eksperimen pendidikansulit untuk memiliki lingkungan yang dikontrol

secara ketat untuk memonitor seluruh kejadian. Pengendalian terhadap ancaman

validitas ini adalah dengan cara melakukan pretest ke posttest dalam jangkan

waktu yan singkat, minimal satu minggu.

2. Difusi treatment atau kontaminasi (diffusion of treatment or contamination)

Ancaman ini terjadi ketika kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diam-

diam saling berkomunikasi dan sama-sama mempelajari treatment yang diberikan

pada kelompok eksperimen. Kontrol yang dapat dilakukan adalah dengan cara

memisahkan kedua kelompok dan meminta kedua kelompok berjanji untuk tidak

saling mempelajari treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen

(Neuman, 2013: 130).

3. Perilaku kompensatoris

Ancaman ini terjadi ketika treatment yang diberikan di kelompok eksperimen

dan diketahui juga oleh kelompok kontrol yang tidak mendapatkan treatment

tersebut. Keuntungan yang diperoleh oleh kelompok eksperimen dirasa jauh lebih

banyak dibanding kelompok kontrol. Oleh karena itu, kelompok kontrol berusaha

menandingi kelompok eksperimen dengan belajar ekstra keras (Neuman, 2013:

330). Pengendalian pada ancaman ini adalah dengan cara memberi pengertian

pada kelompok kontrol bahwa sesudah penelitian mereka akan mendapatkan

treatment yang sama.

4. Maturasi (maturation)

Setiap perubahan biologis atau psikologis yang terjadi sepanjang waktu

penelitian bisa berpengaruh terhadap posttest pada variabel dependen (Johnson &

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

96

Christensen, 2008: 261). Misalnya perubahan yang terjadi karena penuaan,

kebosanan, rasa lapar, rasa haus, kelelahan, atau tambahan pengalaman belajar di

luar penelitian. Pengendalian pada ancaman maturasi ini adalah dengan cara

melakukan penelitian dalam waktu yang singkat. Krathwohl (2004: 547)

menganjurkan untuk melakukan penelitian eksperimental dalam waktu yang

relatif singkat untuk menghindari ancaman terhadap validitas internal penelitian

akibat history, mortality, selection, and maturation).

5. Regresi statistik (statistical regression)

Regresi statistik adalah kecenderungan umum bahwa partisipan dengan hasil

skor pretest yang sangat tinggi biasanya memperoleh skor posttest yang lebih

rendah dan sebaliknya hasil pretest yang sangat rendah biasanya memperoleh skor

posttest yang lebih tinggi (Johnson & Christensen, 2008: 263). Pengendalian pada

ancaman ini adalah dengan cara dengan melakukan uji korelasi pada kedua

kelompok.

6. Mortalitas (mortality)

Perbedaan jumlah partisipan pada waktu pretest dan posttest akibat

mengundurkan diri dalam penelitian sehingga tidak ikut posttest dapat

berpengaruh terhadap validitas penelitian. Ancaman ini akan lebih besar untuk

penelitian yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Hasil posttest dari

partisipan yang tersisa bisa jadi berbeda dengan jika dikerjakan oleh seluruh

partisipan yang sama pada saat pretest. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

kelompok kontrol sehingga kurang lebih jumlah partisipan yang mengundurkan

diri sama.

7. Pengujian (testing)

Pretest pada awal penelitian bisa mempengaruhi hasil posttest sehingga hasil

posttest menjadi lebih tinggi dari jika tanpa ada pretest (Cohen, Manion, &

Morrison, 2007: 156). Dengan mengerjakan pretest kelompok yang diteliti sudah

tahu tentang apa yang ditargetkan, sudah memiliki pengalaman awal, dan menjadi

familiar dengan materi test sehingga lebih terfokus terhadap apa yang nantinya

dikerjakan pada saat posttest (Johnson & Christensen, 2008: 262). Pada penelitian

ini, peneliti menggunakan kelompok kontrol yang sama-sama mengerjakan pretest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

97

sehingga mengurangi ancaman terhadap validitas internal ini karena kedua

kelompok sama-sama mendapatkan pretest.

8. Instrumentasi (instrumentation)

Setiap perubahan atau perbedaan instrumen pretest dan posttest yang

digunakan untuk mengukur variabel dependen akan meningkatkan ancaman

terhadap validitas internal penelitian (Johnson & Christensen, 2008: 262).

Instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel menjadi ancaman serius terhadap

hasil penelitian. Pengendalian terhadap ancaman instrumentasi ini dilakukan

dengan cara menggunakan instrumen yang sama ketika pretest dan posttest.

9. Lokasi (location)

Ancaman ini terjadi ketika lokasi yang digunakan untuk pretest, posttest

maupun untuk implementasi treatment pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen terlalu berbeda (misalnya ukuran ruang, kenyamanan ruang,

kebisingan ruang, dsb), lokasi yang berbeda bisa menghasilkan skor posttest yang

berbeda (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282). Pengendalian ancaman ini

adalah dengan menggunakan ruang yang kurang lebih sama pada kelompok

kontrol dan eksperimen

10. Karakteristik subjek (subject characteristics)

Ancaman ini terjadi ketika ada perbedaan karakteristik antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282).

Pengendalian pada ancaman ini adalah dengan melakukan pretest terhadap kedua

kelompok untuk menguji kemampuan awal. Hasil pretest menunjukkan bahwa

kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.

10. Implementasi (implementation)

Perbedaan guru yang mengajar pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen bisa berpengaruh pada skor posttest karena gaya mengajar guru

berbeda. Pengendalian pada ancaman ini adalah dengan menggunakan guru yang

sama pada kedua kelompok.

Setelah pengendalian yang dilakukan peneliti dengan sedemikian rupa,

peneliti berhasil mengontrol ancaman-ancaman terhadap validitas internal. Hasil

dari penelitian dapat dilihat pada pembahasan di bawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

98

4.2.1 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Evaluasi

Hipotesis I penelitian ini penerapan model PBL berpengaruh terhadap

kemampuan evaluasi siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester

gasal tahun ajaran 2016/2017 pada mata pelajaran IPA materi bagian tumbuhan

dan fungsinya. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model Problem Based Learning berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan evaluasi. Hal tersebut dibuktikan dengan harga Sig. (2-

tailed) sebesar 0,009 (p < 0,05) artinya Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata

lain, ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest dan posttest I

pada kelompok eskperimen dengan kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat

ditarik adalah penerapan model PBL berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan evaluasi.

Sebaran data dari hasil pretest pada kemampuan evaluasi menunjukkan

bahwa kedua kelompok yaitu kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen

memperoleh nilai yang hampir sama. Hasil yang diperoleh kelompok kontrol pada

soal nomor 3a dengan indikator menilai kebenaran suatu pernyataan tentang daun

adalah 3 siswa yang mendapat nilai 1, 17 siswa yang mendapat nilai 2, 11 siswa

yang mendapat nilai 3, dan tidak ada yang mendapat nilai 4. Pada soal nomor 3b

dengan indikator menilai kebenaran pernyataan mengenai bagian akar ada 4 siswa

yang mendapat nilai 1, 18 siswa mendapat nilai 2, 9 siswa mendapat nilai 3, dan

tidak ada yang mendapat nilai 4. Pada soal nomor 3c dengan indikator menilai

kebenaran pernyataan mengenai fungsi batang 7 siswa mendapat nilai 1, 7 siswa

mendapat nilai 2, 16 siswa mendapat nilai 3, dan 1 siswa mendapat nilai 4. Jika

dikalkulasikan maka ada 14 siswa yang mendapat nilai 1, 42 siswa mendapat nilai

2, 36 siswa mendapat nilai 3, dan 1 siswa mendapat nilai 4. Hasil pretest yang

peroleh kelompok eksperimen pada kemampuan evaluasi tidak jauh berbeda

dengan kelompok kontrol. Pada soal nomor 3a dengan indikator menilai

kebenaran suatu pernyataan tentang daun ada 4 siswa yang mendapat nilai 1, 13

siswa mendapat nilai 2, 12 siswa mendapat nilai 3, dan 2 siswa mendapat nilai 4.

Pada soal nomor 3b dengan indikator menilai kebenaran pernyataan mengenai

bagian akar ada 4 siswa yang mendapat nilai 1, 18 siswa mendapat nilai 2, 9 siswa

mendapat nilai 3, dan tidak ada siswa yang mendapat nilai 4. Pada soal nomor 3c

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

99

dengan indikator menilai kebenaran pernyataan mengenai fungsi batang ada 1

siswa yang mendapat nilai 1, 17 siswa yang mendapat nilai 2, 12 siswa mendapat

nilai 3, dan 1 siswa mendapat nilai 4. Jika dikalkulasikan maka ada 9 siswa yang

mendapat nilai 1, 48 siswa mendapat nilai 2, 33 siswa mendapat nilai 3, dan 3

siswa mendapat nilai 4. Kelompok kontrol dan eksperimen memiliki modus yang

sama pada hasil pengerjaan pretest yaitu siswa yang mendapat nilai 2.

Hasil sebaran data posttest pada kemampuan evaluasi kelompok kontrol pada

soal nomor 3a dengan indikator menilai kebenaran suatu pernyataan tentang daun

adalah 3 siswa mendapat nilai 1, 12 siswa mendapat nilai 2, 13 siswa mendapat

nilai 3, dan 3 siswa mendapat nilai 4. Pada soal nomor 3b dengan indikator

menilai kebenaran pernyataan mengenai bagian akar ada 3 siswa yang mendapat

nilai 1, 12 siswa mendapat nilai 2, 11 siswa mendapat nilai 3, dan 5 siswa

mendapat nilai 4. Pada soal nomor 3c dengan indikator menilai kebenaran

pernyataan mengenai fungsi batang ada 4 siswa yang mendapat nilai 1, 10 siswa

mendapat nilai 2, 10 siswa mendapat nilai 3, dan 7 siswa mendapat nilai 4. Jika

dikalkulasikan maka ada 10 siswa yang mendapat nilai 1, 34 siswa mendapat nilai

2, 34 siswa mendapat nilai 3, dan 15 siswa mendapat nilai 4. Sedangkan hasil

sebaran data posttest pada kemampuan evaluasi kelompok eksperimen pada soal

nomor 3a dengan indikator menilai kebenaran suatu pernyataan tentang daun

adalah tidak ada siswa yang mendapat nilai 1, 3 siswa mendapat nilai 2, 16 siswa

mendapat nilai 3, dan 12 siswa mendapat nilai 4. Pada soal nomor 3b dengan

indikator menilai kebenaran pernyataan mengenai bagian akar tidak ada siswa

yang mendapat nilai 1, 5 siswa mendapat nilai 2, 16 siswa mendapat nilai 3, dan

10 siswa mendapat nilai 4. Pada soal nomor 3c dengan indikator menilai

kebenaran pernyataan mengenai fungsi batang tidak ada siswa yang mendapat

nilai 1, 2 siswa mendapat nilai 2, 19 siswa mendapat nilai 3, dan 10 siswa

mendapat nilai 4. Jika dikalkulasikan maka tidak ada siswa yang mendapat nilai 1,

10 siswa mendapat nilai 2, 41 siswa mendapat nilai 3, dan 32 siswa mendapat

nilai 4.

Dilihat dari hasil sebaran data pada pretest dan posttest materi bagian

tumbuhan dan fungsinya antara kelompok kontrol dan kelompok eskperimen

menunjukkan bahwa kedua kelompok mengalami peningkatan nilai. Hal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

100

terlihat dari perubahan modus dari siswa yang mendapat nilai 2, berubah menjadi

siswa yang mendapat nilai 3. Namun kelompok eksperimen mengalami

peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Modus dalam

posttest kelompok kontrol adalah siswa yang mendapat nilai 3 yang berjumlah 34

siswa, sedangkan pada kelompok eksperimen yang mendapat nilai 3 sebanyak 41.

Jumlah siswa yang mendapat nilai 4 pada kedua kelompok juga mengalami

peningkatan. Kelompok kontrol meningkat dari 1 siswa menjadi 15 siswa,

sedangkan kelompok eksperimen meningkat dari 3 siswa menjadi 32 siswa. Hal

tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan model

PBL selama pembelajaran mengalami peningkatan yang jauh lebih tinggi daripada

kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah.

Rerata skor pretest ke posttest yang diperoleh kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen menunjukkan bahwa rerata pretest kelompok kontrol

sebesar 2,30 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,32. Sedangkan

rerata posttest I kelompok kontrol sebesar dan rerata posttest I kelompok

eksperimen sebesar 3,23. Hasil perhitungan persentase peningkatan retata pretest

ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 12% sedangkan pada kelompok

eksperimen sebesar 39%. Berdasarkan grafik 4.2, gain score terendah pada

kelompk kontrol adalah -1,67, sedangkan gain score terendah pada kelompok

eksperimen adalah -0,67. Gain score tertinggi pada kelompok kontrol sebesar

2,33, sedangkan gain score tertinggi pada kelompok eksperimen adalah 2,34. Hal

ini menunjukkan selisih pretest-posttest I kelompok eksperimen lebih dominan.

Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan bahwa nilai tengah gain score adalah

0,33. Frekuensi siswa yang mendapat nilai ≥ 0,33 pada kelompok kontrol ada 18

anak, dan pada kelompok eksperimen ada 28 anak. Persentase gain score pada

kelompok kontrol sebesar 58% sedangkan persentase gain score pada kelompok

eksperimen sebesar 90%. Artinya, 58% siswa pada kelompok kontrol diuntungkan

dengan penerapah ceramah, dan 90% siswa pada kelompok eksperimen

diuntungkan denga penerapan model PBL.

Model Problem Based Learning memberikan pengaruh “menengah” terhadap

kemampuan evaluasi, yaitu dengan harga r = 0,32 atau sama dengan 10%,

sedangkan 90% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

101

yang diteliti (Kasamadi & Sunariah 2013:151). Penerapan model Problem Based

Learning pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan evaluasi memiliki

persentase yang lebih besar dibanding dengan penerapan metode ceramah pada

kelompok kontrol terhadap kemampuan evaluasi. Pengaruh perlakuan terhadap

tiap kelompok adalah sebagai berikut. (1) Model PBL pada kelompok eksperimen

memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan evaluasi, yaitu dengan harga r

= 0,78 atau sama dengan 61%. (2) Metode ceramah pada kelompok kontrol

memberikan pengaruh kecil terhadap kemampuan evaluasi, yaitu dengan harga r =

0,24 atau sama dengan 6%.

Uji besar efek peningkatan rerata skor pretest ke posttest I kelompok kontrol

menunjukkan harga p = 0,155 (p > 0,05) maka Hnul diterima dan Hi ditolak.

Artinya, tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I

pada kelompok kontrol terhadap kemampuan evaluasi. Sedangkan pada kelompok

eksperimen harga p = 0,000 (p < 0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima.

Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I.

Persentase besar pengaruh penerapan model PBL pada kelompok eksperimen

lebih besar daripada persentase pengaruh metode ceramah pada kelompok kontrol.

Besar pengaruh penerapan model PBL pada kelompok eksperimen terhadap

kemampuan evaluasi adalah 0,78 atau 61% yang setara dengan efek besar,

sedangkan besar pengaruh metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan evaluasi adalah 0,24 atau 6% yang setara dengan efek kecil.

Uji korelasi kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kemampuan evaluasi. Harga

Sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol sebesar 0,126 atau harga p > 0,05, maka

Hnull diterima dan Hi ditolak. Correlation coefficient kelompok kontrol sebesar -0,

281 menunjukkan harga negatif dan termasuk kategori rendah. Dengan demikian,

jika rerata skor siswa pada pretest rendah, hasil rerata skor siswa di posttest I akan

tinggi. Sebaliknya, jika rerata skor siswa di pretest tinggi, hasil rerata skor siswa

di posttest I akan rendah. Meskipun demikian, hasil korelasi tersebut tidak dapat

digeneralisasikan ke populasi, karena data tersebut tidak signifikan.

Uji korelasi kelompok eksperimen juga menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

102

kemampuan evaluasi. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar

0,268 atau harga p > 0,05, berarti Hnull diterima dan Hi ditolak. Correlation

coefficient kelompok eksperimen sebesar 0,203 menunjukkan harga yang positif

dan termasuk kategori kecil. Dengan demikian, jika rerata skor siswa pada pretest

rendah, hasil rerata skor siswa pada posttest I akan rendah. Sebaliknya, jika rerata

skor siswa pada pretest tinggi, hasil rerata skor siswa pada posttest I akan tinggi.

Meskipun demikian, hasil korelasi tersebut tidak dapat digeneralisasikan ke

populasi, karena data tersebut tidak signifikan.

Uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kelompok kontrol

terhadap kemampuan evaluasi menunjukkan harga p = 0,042, (p < 0,05), maka

Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan skor signifikan dari skor

posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan evaluasi.

Sedangkan pada kelompok eksperimen harga p = 0,394 (p > 0,05), maka Hnull

diterima dan Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari

skor posttest I ke skor posttest II pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan

evaluasi. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan skor yang

signifikan dari skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan evaluasi. Kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor sebesar

-2 % yang artinya mengalami penurunan sebesar 2% sedangkan kelompok kontrol

mengalami peningkatan sebesar -15% yang artinya mengalami penurunan sebesar

15%.

4.2.2 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Inferensi

Hipotesis II pada penelitian ini adalah penerapan model Problem Based

Learning terhadap kemampuan inferensi siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan

Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based

Learning berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan inferensi. Hal

tersebut dibuktikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,002 (p < 0,05) artinya

Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain, ada perbedaan yang signifikan

antara rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eskperimen dengan

kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penerapan model PBL

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan inferensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

103

Sebaran data dari hasil pretest pada kemampuan inferensi menunjukkan

bahwa kedua kelompok yaitu kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen

memperoleh nilai yang hampir sama. Hasil yang diperoleh kelompok kontrol pada

soal nomor 4a dengan indikator menguji pandangan dalam menentukan solusi

permasalahan akar adalah 6 siswa yang mendapat nilai 1, 15 siswa yang mendapat

nilai 2, 9 siswa yang mendapat nilai 3, dan 1 siswa yang mendapat nilai 4. Pada

soal nomor 4b dengan indikator mengemukakan alternatif-alternatif untuk

memecahkan masalah ada 9 siswa yang mendapat nilai 1, 10 siswa mendapat nilai

2, 10 siswa mendapat nilai 3, dan 2 siswa yang mendapat nilai 4. Pada soal nomor

4c dengan indikator tepat menentukan pemecahan masalah ada 6 siswa mendapat

nilai 1, 9 siswa mendapat nilai 2, 11 siswa mendapat nilai 3, dan 5 siswa mendapat

nilai 4. Jika dikalkulasikan maka ada 21 siswa yang mendapat nilai 1, 34 siswa

mendapat nilai 2, 30 siswa mendapat nilai 3, dan 8 siswa mendapat nilai 4.

Hasil pretest yang peroleh kelompok eksperimen pada kemampuan evaluasi

tidak jauh berbeda dengan kelompok kontrol. Pada soal nomor 4a dengan

indikator menguji pandangan dalam menentukan solusi permasalahan akar adalah

3 siswa yang mendapat nilai 1, 14 siswa yang mendapat nilai 2, 12 siswa yang

mendapat nilai 3, dan 2 siswa yang mendapat nilai 4. Pada soal nomor 4b dengan

indikator mengemukakan alternatif-alternatif untuk memecahkan masalah ada 3

siswa yang mendapat nilai 1, 16 siswa mendapat nilai 2, 11 siswa mendapat nilai

3, dan 1 siswa yang mendapat nilai 4. Pada soal nomor 4c dengan indikator tepat

menentukan pemecahan masalah ada 3 siswa mendapat nilai 1, 13 siswa mendapat

nilai 2, 13 siswa mendapat nilai 3, dan 2 siswa mendapat nilai 4. Jika

dikalkulasikan maka ada 9 siswa yang mendapat nilai 1, 43 siswa mendapat nilai

2, 36 siswa mendapat nilai 3, dan 5 siswa mendapat nilai 4. Kelompok kontrol

dan eksperimen memiliki modus yang sama pada hasil pengerjaan pretest yaitu

siswa yang mendapat nilai 2.

Hasil sebaran data posttest pada kemampuan evaluasi kelompok kontrol pada

soal nomor 4a dengan indikator menguji pandangan dalam menentukan solusi

permasalahan akar adalah 2 siswa yang mendapat nilai 1, 7 siswa yang mendapat

nilai 2, 20 siswa yang mendapat nilai 3, dan 2 siswa yang mendapat nilai 4. Pada

soal nomor 4b dengan indikator mengemukakan alternatif-alternatif untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

104

memecahkan masalah ada 6 siswa yang mendapat nilai 1, 14 siswa mendapat nilai

2, 6 siswa mendapat nilai 3, dan 5 siswa yang mendapat nilai 4. Pada soal nomor

4c dengan indikator tepat menentukan pemecahan masalah ada 10 siswa mendapat

nilai 1, 9 siswa mendapat nilai 2, 7 siswa mendapat nilai 3, dan 5 siswa mendapat

nilai 4. Jika dikalkulasikan maka ada 18 siswa yang mendapat nilai 1, 30 siswa

mendapat nilai 2, 33 siswa mendapat nilai 3, dan 12 siswa mendapat nilai 4.

Sedangkan hasil sebaran data posttest pada kemampuan inferensi kelompok

eksperimen pada soal nomor 4a dengan indikator menguji pandangan dalam

menentukan solusi permasalahan akar adalah tidak ada siswa yang mendapat nilai

1, 3 siswa yang mendapat nilai 2, 20 siswa yang mendapat nilai 3, dan 8 siswa

yang mendapat nilai 4. Pada soal nomor 4b dengan indikator mengemukakan

alternatif-alternatif untuk memecahkan masalah tidak ada siswa yang mendapat

nilai 1, 3 siswa mendapat nilai 2, 16 siswa mendapat nilai 3, dan 12 siswa yang

mendapat nilai 4. Pada soal nomor 4c dengan indikator tepat menentukan

pemecahan masalah tidak ada siswa mendapat nilai 1, 3 siswa mendapat nilai 2,

16 siswa mendapat nilai 3, dan 12 siswa mendapat nilai 4. Jika dikalkulasikan

maka tidak ada siswa yang mendapat nilai 1, 9 siswa mendapat nilai 2, 52 siswa

mendapat nilai 3, dan 40 siswa mendapat nilai 4.

Dilihat dari hasil sebaran data pada pretest dan posttest materi bagian

tumbuhan dan fungsinya antara kelompok kontrol dan kelompok eskperimen

menunjukkan bahwa kedua kelompok mengalami peningkatan nilai. Hal tersebut

terlihat dari perubahan modus dari siswa yang mendapat nilai 2, berubah menjadi

siswa yang mendapat nilai 3. Namun kelompok eksperimen mengalami

peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Modus dalam

posttest kelompok kontrol adalah siswa yang mendapat nilai 3 yang berjumlah 33

siswa, sedangkan pada kelompok eksperimen yang mendapat nilai 3 sebanyak 52.

Jumlah siswa yang mendapat nilai 4 pada kedua kelompok juga mengalami

peningkatan. Kelompok kontrol meningkat dari 8 siswa menjadi 12 siswa,

sedangkan kelompok eksperimen meningkat dari 5 siswa menjadi 40 siswa. Hal

tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan model

PBL selama pembelajaran mengalami peningkatan yang jauh lebih tinggi daripada

kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

105

Rerata skor pretest ke posttest yang diperoleh kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen menunjukkan bahwa rerata pretest kelompok kontrol

sebesar 2,27 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,39. Sedangkan

rerata posttest I kelompok kontrol sebesar 2,41 dan rerata posttest I kelompok

eksperimen sebesar 3,24. Hasil perhitungan persentase peningkatan retata pretest

ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 6% sedangkan pada kelompok

eksperimen sebesar 35%. Berdasarkan grafik 4.5, gain score terendah pada

kelompk kontrol adalah -2,33, sedangkan gain score terendah pada kelompok

eksperimen adalah -1,00. Gain score tertinggi pada kelompok kontrol sebesar

2,33, sedangkan gain score tertinggi pada kelompok eksperimen adalah 2,67. Hal

ini menunjukkan selisih pretest-posttest I kelompok eksperimen lebih dominan.

Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan bahwa nilai tengah gain score adalah

0,33. Frekuensi siswa yang mendapat nilai ≥ 0 pada kelompok kontrol ada 22

anak, dan pada kelompok eksperimen ada 29 anak. Persentase gain score pada

kelompok kontrol sebesar 70% sedangkan persentase gain score pada kelompok

eksperimen sebesar 93%. Artinya, 70% siswa pada kelompok kontrol diuntungkan

dengan penerapah ceramah, dan 93% siswa pada kelompok eksperimen

diuntungkan denga penerapan model PBL.

Model Problem Based Learning memberikan pengaruh sedang terhadap

kemampuan inferensi, yaitu dengan harga r = 0,37 atau sama dengan 14%,

sedangkan 86% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel

yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013:151). Penerapan model PBL pada

kelompok eksperimen terhadap kemampuan inferensi memiliki persentase yang

lebih besar dibanding dengan penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol

terhadap kemampuan inferensi. Pengaruh perlakuan terhadap tiap kelompok

adalah sebagai berikut. (1) Model PBL pada kelompok eksperimen memberikan

pengarruh besar terhadap kemampuan inferensi, yaitu dengan harga r = 0,77 atau

sama dengan 60%. (2) Metode ceramah pada kelompok kontrol memberikan

pengaruh kecil terhadap kemampuan menginferensi, yaitu dengan harga r = 0,02

atau sama dengan 2%.

Uji besar efek peningkatan rerata skor pretest ke posttest I kelompok kontrol

menunjukkan harga p = 0,445 (p > 0,05) maka Hnul diterima dan Hi ditolak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

106

Artinya, tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I

pada kelompok kontrol terhadap kemampuan evaluasi. Sedangkan pada kelompok

eksperimen harga p = 0,000 (p < 0,05) maka Hnull ditolak dan Hi diterima.

Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I.

Persentase besar pengaruh penerapan model PBL pada kelompok eksperimen

lebih besar daripada persentase pengaruh metode ceramah pada kelompok kontrol.

Besar pengaruh penerapan model PBL pada kelompok eksperimen terhadap

kemampuan inferensi adalah 0,77 atau 60% yang setara dengan efek besar,

sedangkan besar pengaruh metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan evaluasi adalah 0,14 atau 2% yang setara dengan efek kecil.

Uji korelasi kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kemampuan inferensi. Harga Sig.

(2-tailed) pada kelompok kontrol sebesar 0,499 atau harga p > 0,05, maka Hnull

diterima dan Hi ditolak. Correlation coefficient kelompok kontrol sebesar 0,126

menunjukkan harga positif dan termasuk kategori kecil. Dengan demikian, jika

rerata skor siswa pada pretest rendah, hasil rerata skor siswa di posttest I akan

rendah. Sebaliknya, jika rerata skor siswa di pretest tinggi, hasil rerata skor siswa

di posttest I akan tinggi. Meskipun demikian, hasil korelasi tersebut tidak dapat

digeneralisasikan ke populasi, karena data tersebut tidak signifikan.

Uji korelasi kelompok eksperimen juga menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen

kemampuan inferensi. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok eksperimen sebesar

0,496 atau harga p > 0,05, berarti Hnull diterima dan Hi ditolak. Correlation

coefficient kelompok eksperimen sebesar 0,127 menunjukkan harga yang positif

dan termasuk kategori kecil. Dengan demikian, jika rerata skor siswa pada pretest

rendah, hasil rerata skor siswa pada posttest I akan rendah. Sebaliknya, jika rerata

skor siswa pada pretest tinggi, hasil rerata skor siswa pada posttest I akan tinggi.

Meskipun demikian, hasil korelasi tersebut tidak dapat digeneralisasikan ke

populasi, karena data tersebut tidak signifikan.

Uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kelompok kontrol

terhadap kemampuan inferensi menunjukkan harga p = 0,035, (p < 0,05), maka

Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan skor signifikan dari skor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

107

posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan evaluasi.

Sedangkan pada kelompok eksperimen harga p = 0,714 (p > 0,05), maka Hnull

diterima dan Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari

skor posttest I ke skor posttest II pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan

inferensi. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan skor yang

signifikan dari skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap

kemampuan inferensi. Persentase kenaikan rerata posttest I ke posttest II pada

kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Kelompok

eksperimen mengalami peningkatan skor sebesar -0,9% yang artinya mengalami

penurunan sebesar 0,9% sedangkan kelompok kontrol mengalami peningkatan

sebesar -5% yang artinya mengalami penurunan sebesar 5%.

4.2.3 Persepsi Dampak Pengaruh Perlakuan

Analisis dampak pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui sudut

pandang subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian terhadap prosess

pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning. Setiap penelitian

eksperimental harus memasukkan elemen kualitatif untuk membantu memahami

sudut pandang subjek (Krathwohl, 2004: 546). Teknik non-tes digunakan pada

dampak pengaruh perlakuan sebagai metode kualitatif sederhana untuk

melengkapi hasil analisis kuantitatif. Peneliti menggunakan teknik non tes dengan

cara triangulasi yaitu observasi pembelajaran di kelas eksperimen, wawancara

guru, dan wawancara siswa pada kelas eksperimen, serta dokumentasi. Berikut

akan dipaparkan hasil analisis dampak pengaruh perlakuan berdasarkan hasil

observasi dan wawancara dengan guru serta tiga orang siswa dari kelompok

eksperimen.

Peneliti melakukan observasi saat proses pembelajaran pada kelompok

eksperimen sebanyak tiga kali. Observasi pertama dilaksanakan pada hari Kamis,

13 Oktober 2016 pada pukul 09.20- 10.40 WIB yang membahas materi bagian-

bagian akar dan fungsi akar. Siswa sangat senang dan antusias ketika guru

menyampaikan bahwa mereka akan melakukan percobaan. Sebelum

menyampaikan materi pembelajaran, guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan. Siswa merasa kebingungan mendengar

langkah-langkah yang disampaikan oleh guru. Meskipun demikian, ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

108

pembelajaran belangsung, siswa aktif bertanya karena dalam pembelajaran, guru

memunculkan permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa. Siswa diberi

tumbuhan bayam lengkap dengan akarnya, kemudian siswa mengamati bagian

akar pada bayam. Siswa menuliskan bagian-bagian akar pada kertas yang sudah

disediakan kemudian maju untuk mempresentasikan hasil. Setelah itu, guru

menanggapi jawaban siswa dan memberikan sebuah artikel agar siswa dapat

meneliti apakah jawaban yang mereka sebutkan benar atau salah.

Selain itu, pada hari pertama ini guru juga memberikan siswa sebuah cerita

tentang fungsi akar. Cerita tersebut berupa kasus yang harus dipecahkan oleh

siswa. Ada siswa yang bertanaya, “Bu kenapa harus diberi kasus? (Komunikasi

pribadi, 13 Oktober 2016). Guru menjelaskan alasan kenapa pembelajarannya

menggunakan kasus. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa sangat

bersemangat dan aktif berdiskusi dalam pengamatan dan memecahkan sebuah

permasalahan.

Observasi kedua dilakukan hari Jum‟at, 14 Oktober 2016 pada pukul

07.00-08.20 WIB. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai batang pada

tumbuhan.Siswa diibagi ke dalam kelompok. Siswa diberi peralatan praktikum

yang terdiri dari tanaman pacar, gelas, air, dan pewarna makanan (warna merah).

Guru kembali bertanya kepada siswa “Batang pada tumbuhan berfungsi untuk

apa?.” Beberapa siswa menjawab bahw batang berfungsi untuk menyalurkan air

dari akar ke seluruh tubuh tumbuhan. Dari jawaban siswa tersebut, guru

membahas peralatan raktikum. Guru meminta siswa membuktikan bahwa batang

berfungsi untuk menyalurkan air menggunakan peralatan praktikum tanpa diberi

tahu langkah-langkahnya. Siswa mencoba memecahkan masalah tersebut dengan

bekerja sama dalam kelompok. Ada sekitar 2 dari 5 kelompok yang mengalami

kesulitan. Berikut pertanyaan mereka “Bu ini bagaimana caranya?.”. Guru

menjawab bahwa mereka harus bekerja sama dengan kelompok. Guru

memberikan kebebasan kepada siswa bagaimana cara mereka membuktikan

bahwa batang berfungsi untuk menyalurkan air. Setelah semua kelompok selesai,

mereka dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil percobaan. Kemudian guru

memberikan artikel yang berisi langkah-langkah percobaan. Dari artikel tersebut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

109

siswa bisa mengevaluasi, apakah yang mereka lakukan bersama kelompok sudah

tepat atau belum.

Observasi ketiga dilakukan hari Senin, 17 Oktober 2016 pukul 09.20-10.40

WIB. Pembelajaran pada hari ketiga membahas tentang daun yaitu daun lengkap

dan daun tidak lengkap serta fungsi daun. Guru dan siswa membahas tentang arti

dari daun lengkap dan daun tidak lengkap. Setelah itu guru memberika macam-

macam daun yaitu daun mangga, daun rambutan, daun pisang, daun kelengkeng.

Siswa di dalam kelompok diberi tugas untuk mengelompokkan daun-daun

tersebut ke dalam daun lengkap atau daun tidak lengkap. Setelah itu mereka

membahas sebuah kasus yang berisikan fungsi daun pada tumbuhan.

Peneliti melakukan wawancara terhadap guru mitra setelah dilakukannya

perlakuan pada hari Selasa, 29 November 2016. Guru mengungkapkan bahwa

model PBL belum pernah diterapkan sebelumnya dalam pembelajaran IPA.

Berikut pernyataan guru, “Belum pernah kalau PBL. Tapi kalo model maupun

metode lain sudah pernah, seperti ceramah, demonstrasi, dan eksperimen itu

pernah. (W G2 ). Model PBL dirasa cukup menarik untuk diterapakn karena dapat

membuat siswa lebih kritis karena pembelajarannya memunculkan masalah.

Berikut ini pemaparan guru mitra mengenai proses pembelajaran menggunakan

model Problem Based Learning, “PBL ini sangat bagus terutama di

pembelajaran IPA , ya memang butuh waktu yang agak lama, tapi untuk

informasi yang mereka tangkap akan lebih mengena dan tahan lama. Selain itu,

dibandingkan kelas yang satunya, kelas yang pakai PBL ini tidak mudah lupa

karena pembelajarannya bermakna dan mereka mengalami sendiri. Melakukan

percobaan dan diberi permasalahan (W G5). Guru mitra juga mengungkapkan

bahwa model Problem Based Learning belum pernah diterapkan sebelumnya.

Metode yang pernah beliau gunakan adalah metode eksperimen, ceramah dan

demonstrasi. Berikut pemaparan guru mitra, “ Kalau menerapkan model PBL sih

belum pernah. Kalau sejauh ini sih lebih ke metode. Metodenya kemarin pernah

demonstrasi, ya eksperimen pernah, dipercobaan kemarin tentang pencemaran

lingkungan. Terus ya lebih ke pengamatan, untuk model yang secara khusus

memang belum. Tapi pernah juga diarahkan untuk menemukan.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

110

Guru mitra mengalami sedikit kesulitan dalam menerapkan model Problem

Based Learning karena belum terbiasa menggunakan model tersebut. Kesulitan

terletak pada waktu. Berikut penjelasan beliau, “ Kesulitannya itu membutuhkan

waktu karena kita kan materinya banyak, terus untuk mengkondisikan siswa

dalam menerapkan model PBL itu membutuhkan waktu yang lebih. Jadi susun

alokasi waktunya jadi untuk setiap tahap PBL itu bisa cukup waktunya sesuai

dengan alokasi waktu dua jam pelajaran.”(W I G 4). Terkait dengan hal tersebut,

guru mitra memberikan saran untuk pembelajaran menggunakan model Problem

Based Learning. Saran yang diberikan adalah, “Itu sebenarnya yo wis apik sih

(sudah baik). Ya karena kita itu hanya dikejar-kejar waktu. Terus mungkin dari

bahasa tulisnya juga, kaya kasusnya, terus soal-soalnya itu disederhanakan lagi,

karena siswa sini ya khususnya itu kalau disuruh memahami bacaan itu masih

agak kurang. Jadi kalau disodori pertanyaan yang panjang-panjang itu kadang

maah sulit menangkap inti pertanyaannya. Tapi ya karena memang harus

dikemas dalam bentu kasus ya tidak apa-apa. Tapi kemarin sudah bagus. Sudah

menggunakan contoh-contoh nyata. Tapi yang percobaan perlu dicoba terlebih

dahulu agar tahu tingkat keberhasilannya jadi kita dalam menyampaikan yakin

dan contoh-contohnya mungkin bisa lebih variatif. (W I G 12)

Wawancara juga dilakukan kepada tiga siswa dari kelompok eksperimen.

Ketiga siswa tersebut merupakan siswa yang memiliki kemampuan kognitif

tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan hasil pretest dan posttest yang telah

dilakukan. Peneliti melakukan wawancara selama dua kali, yaitu sebelum

diberikan perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Wawancara sebelum perlakuan

dilakukan pada hari Senin, 08 Agustus 2016. Hasil dari wawancara menunjukkan

bahwa guru belum pernah menggunakan model PBL dalam mengajar. Hal ini

diungkapkan oleh siswa dengan menjawab, “Biasanya cuma dijelaskan dan kami

mendengarkan, lalu nanti kalau ditanya menjawab (W I SB 4). Bu A belum

pernah nyuruh untuk kelompokan tapi pernah percobaan dan pengamatan satu

kali (W I SB 10). Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan

siswa dalam evaluasi sebelum pembelajaran dengan model Problem Based

Learning. Hasil wawancara menunjukkan bahwa ada siswa yang bisa

mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan 3c tentang menilai kebenaran bagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

111

tumbuhan dan fungsi bagian tumbuhan, ada yang bingung, dan ada yang tidak

bisa. Berikut ungkapan ketiga siswa,”Bisa tapi nggak tau bener atau salah (W I

SC 12),”Agak bingung karena belum dapat materinya dan belum pernah liat soal

kaya gini.”(W I SA 16),”Tidak bisa, susah” (W I SB 14). Sedangkan hasil

wawancara setelah pembelajaran dengan model Problem Based Learning

menunjukkan bahwa siswa lebih bisa mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan 3c.

Berikut ungkapan ketiga siswa, “Lebih bisa.” (W II SB 12), “Lebih bisa soalnya

kemarin diberi cerita (kasus).” (W II SA 12), “Bisa tapi agak susah dikit.” (WII

SC 12).

Wawancara berikutnya dilakukan untuk mengetahui kemampuan inferensi

sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model Problem Based Learning. Hasil

wawancara sebelum perlakuan menunjukkan bahwa ada siswa yang bisa dan ada

yang tidak bisa mengerjakan soal nomor 4a, 4b, dan 4c. Berikut ungkapan ketiga

siswa, “Bisa sih, tapi nggak tahu benar atau salah.” (W I SC 12 ), “Soalnya

susah, belum pernah dapat materinya.” (W I SA 12), “Susah buk” (W I SB 12).

Wawancara selanjutnya adalah mengenai soal yang dianggap paling sulit

oleh siswa. Salah satu siswa mengungkapakan bahwa soal nomor 3 lebih suli

daripada soal nomoor 4 karena bentuk soal adalah benar salah dan belum pernah

melihat soal seperti itu sebelumnya. Berikut ungkapan siswa tersebut, “Kalau

menurut saya yang susah itu nomor 3 karena belum pernah lihat soal seperti itu.”

(W I SA 16), „Nomor 4 yang paling susah, karena bacaannya panjang, dan

jawabanya suruh pakai alasan.” (W I SB 16), “semuanya susah.” (W I SC 16).

Meskipun masing-masing siswa mengalami kesulitan yang berbeda, namun

mereka mengungkapkan bahwa model Problem Based Learning mempermudah

untuk mengerjakan soal yang sulit. Siswa juga mengungkapkan bahwa belajar

dengan model Problem Based Learning lebih menarik daripada metode ceramah.

Mereka memiliki alasan bahwa model Problem Based Learning sangat membantu

untuk lebih memahami pembelajaran. Berikut ungkapan siswa, “Lebih senang

pakai PBL karena kelompokan dan percobaan pakai tumbuhan asli jadi lebih

mudeng.” (W II SA 4), “Lebih enak sih dan seru, apalagi kelompokan jadi bisa

kerjasama. Kalau kesulitan bisa nanya teman.” (W II SB 16), “Lebih paham dan

ingat terus karena praktik langsung.” (W II SC 16).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

112

4.24 Pembahasan Lebih Lanjut

Penelitian ini menunjukkan bahwa model Problem Based Learning

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi. Pada

penelitian juga tedapat hasil penelitian tentang model PBL yang melaporkan

bahwa PBL dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan

kemampuan berkomunikasi dalam mata pelajaran matematika serta meningkatkan

kerjasama, PBL dapat meningkatkan nilai siswa pada mata pelajaran kimia.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Izzati (2010) yang bertujuan untuk

mengetahui efek dari PBL sebagai strategi instruksional alternatif dalam

pembelajaran matematika yang efektif pada Sekolah Menengah Pertama di

Malaysia. Hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa baik model PBL maupun

model konvensional efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang

matematika. Meskipun kedua kelompok menunjukkan persepsi positif terhadap

kerjasama dalam kelompok, ketertarikan dalam matematika, dan persepsi terhadap

pengalaman belajar yang telah dilakukan, kelompok eksperimen yang

menggunakan PBL lebih efektif dalam prosedure pemecahan masalah, dan

menunjukkan kemampuan berkomunikasi lebih baik dalam matematika dan

kerjasama yang lebih kuat dibandingkan kelompok kontrol. Selain itu, Akinoglu

(2007) melakukan penelitian tentang efek model PBL dalam Pembelajaran IPA

pada pencapaian akademik siswa, sikap, dan konsep pembelajaran. Hasil

perolehan data menunjukkan bahwa penerapan model PBL berpengaruh positif

terhadap pencapaian akademik siswa dan sikap siswa terhadap pelajaran IPA.

Selain itu, penerapan PBL juga berpengaruh positif terhadap perkembangan

konseptual siswa dan mempertahankan miskonsepsi siswa pada level yang paling

rendah. Penelitian tentang model PBL yang terakhir adalah penelitian yang

dilakukan oleh Zejnilagic (2015) mengenai pengaruh PBL terhadap capaian siswa

Sekolah Dasar 8th

grade pada mata pelajaran kimia. Hasil dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa 1) capaian siswa pada kelompok eksperimen mengalami

peningkatan yang signifikan, 2) siswa belum pernah menggunakan PBL

sebelumnya, sehingga siswa mengalami kesulitan, 3) ketertarikan siswa pada mata

pelajaran kimia meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

113

Hasil penelitian oleh PISA 2012 Indonesia berada pada urutan ke 64 dari 65

negara yang terlibat dengan skor 382. Sementara itu, pada tahun 2015 Indonesia

mengalami kenaikan peringkat untuk literasi sains yaitu berada pada urutan 62

dari 70 negara dengan skor 403. Meskipun mengalami peningkatan, namun

Indonesia masih berada dalam peringkat 10 terbawah. Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa siswa di Indonesia masih mengalami kesulitasn yang serius

dalam berbagai kategori berpikir tingkat tinggi yang sangat diperlukan untuk

mengahadapi tantang-tantangan hidup yang konkret. Salah satu penyebab

kurangnya kemampuan berpikir tingkat tinggi atau berpikir kritis pada siswa

adalah pembelajaran di sekolah yang masih sering menggunakan model

pembelajaran yang kurang inovatif atau metode yang konvensional. Oleh karena

itu, diperlukan model pembelajaran yang lebih bisa memfasilitasi dan

memberikan kesempatan bagi siswa untuk aktif mengembangkan kemampuan

berpikir kritis. Salah satu model yang diduga dapat mengoptimalkan kemampuan

berpikir kritis, yaitu model Problem Based Learning (PBL). Shoimin (2014: 130)

menjelaskan bahwa model PBL adalah model pengajaran yang bercirikan adanya

permasalahan nyata sebagai konteks untuk peserta didik belajar berpikir kritis dan

keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. Pengalaman

belajar secara langsung inilah yang menjadi fokus untuk pembelajaran yang

menekankan penemuan sesuatu melalui proses mencari dan menggunakan

langkah-langkah ilmiah.

Facione (1990) memandang dimensi kognitif sebagai pusat kecakapan mental

yang paling penting yang terdiri dari 6 kecakapan, yaitu interpretasi, analisis,

evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Berikut ini diuraikan enam

kecakapan berpikir kritis dimensi kognitif. Fokus utama dalam penelitian ini

adalah dimensi kognitif yang terdiri dari kemampuan evaluasi dan inferensi yaitu

penerapan model PBL terhadap kemampuan evaluasi dan inferensi pada mata

pelajaran IPA materi bagian tumbuhan dan fungsinya siswa kelas IV SD Kanisius

Sengkan Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model

PBL memberikan efek menengah terhadap kemampuan evluasi dengan nilai r =

0,32 atau sebesar 10%. Pada kemampuan inferensi penerapan model PBL

memberikan efek menengah dengan nilai r = 0,37 atau sebesar 14%. Berdasarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

114

hasil penelitian tersebut, model PBL dapat diujicobakan ke sekolah-sekolah yang

lain sebagai model pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan

evaluasi dan inferensi siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA. Model PBL dapat

diujicobakan pada mata pelajaran lai, kemampuan, atau aspek lain, dan tingkat

kelas yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

115

BAB V

PENUTUP

Bab V membahas kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

Kesimpuulan berisi hasil penelitian dan menjawab hipotesis penelitian.

Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada selama penelitian

dilaksanakan. Saran berisi masukan dari peneliti untuk penelitan selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan evaluasi mata

pelajaran IPA materi bagian tumbuhan dan fungsinya pada siswa kelas IV

di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran

2016/2017. Hasil analisis terhadap data penelitian mengafirmasi hipotesis

penelitian I. Hasil dari uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan

statistik parametrik Independent samples t-test menunjukkan skor rerata

selisih kelompok eksperimen (M = 0,903, SE = 0,131) lebih tinggi dari

pada rerata yang diperoleh kelompok kontrol (M = 0,279, SE = 0,191).

Perbedaan tersebut signifikan dengan harga t(60) = -2,685 dan p = 0,009 (p

< 0,05). Besar pengaruh perlakuan (effect size) terhadap kemampuan

evaluasi adalah r = 0,32 atau sama dengan 10% setara dengan efek

menengah.

5.1.2 Penerapan model PBL berpengaruh terhadap kemampuan inferensi pada

mata pelajaran IPA materi bagian tumbuhan dan fungsinya pada siswa

kelas IV di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran

2016/2017. Hasil dari uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan

statistik parametrik Independent samples t-test menunjukkan skor rerata

selisih kelompok eksperimen (M = 0,849, SE = 0,134) lebih tinggi

daripada rerata kelompok yang diperoleh kelompok kontrol (M = 0,139, SE

= 0,179). Perbedaan tersebut signifikan dengan harga t(60) = -3,162 dan

p = 0,002 (p < 0,05). Besar pengaruh perlakuan (effect size) terhadap

kemampuan inferensi adalah r = 0,37 atau sama dengan 14% setara dengan

efek menengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

116

5.2 Keterbatasan Penelitian

5.2.1 Hasil penelitian ini terbatas pada SD Kanisius Sengkan Yogyakarta,

sehingga hasil penelitian belum dapat digeneralisasikan.

5.2.2 Siswa bosan dalam mengerjakan soal pretest dan posttest karena mereka

menganggap soal kurang menarik dan terlalu panjang.

5.2.3 Kurangnya koordinasi dengan guru mitra mengenai materi bagian tumbuhan

dan fungsinya dan waktu pembelajaran sehingga ketika materi sebelumnya

sudah terselesaikan guru mitra ingin segera memulai padahal proses

validasi belum terselesaikan.

5.3 Saran

5.3.1 Penelitian ini dapat dilakukan pada Sekolah Dasar lainnya dengan penelitian

yang mirip dengan SD Kanisius Sengkan tahun ajaran 2016/2017.

5.3.2 Perlunya berkoordinasi dengan guru mitra bagaimana cara membuat soal

yang lebih menarik.

5.3.3 Perlunya melakukan koordinasi secara matang dengan guru mitra terkait

materi dan waktu pelaksanaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

117

DAFTAR REFERENSI

Akınoğlu and Özkardeş. The Effects of Problem-Based Active Learning in

Science Education on Students‟ Academic Achievement, Attitude and

Concept Learning. Eurasia journal of mathematics, science &

technology education. 71-81. Diakses pada tanggal 12 November 2016

dari http://ejmste.com/v3n1/EJMSTEv3n1_Akinoglu.pdf.

Amir, T. (2009). Inovasi pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik (edisi revisi

2010). Jakarta: Rineka Cipta.

Ary, D., Jacobs, LC., & Razavieh, A. (2007). Pengantar penelitian dalam

pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston:

Pearson Education Inc.

Browne, M. N. & Keeley, S. M. (2012). Pemikiran kritis: panduan untuk

mengajukan dan menjawab pertanyaan kritis. Jakarta: Indeks Permata

Puri Media.

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education.

New York: Routledge.

Cresswell, J. W. (2012). Research design : Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan

mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darmawan, D. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Facione, P. A. (1990). Critical thinking: A statement of expert consens for

purposes of educational assesment and instruction. Millbrae: California

Academic Press.

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage.

Fisher, A. (2009). Berpikir kiritis: Sebuah pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Fraenkel, J., R., Wallen, N., E., & Hyun H., H. (2012). How to design and

evaluate research in Education. New York: Mc Graw-Hill.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

118

Garhart, M.C. (2013). Theoris of Childhood: An introduction to Dewey,

Montessori, Erikson, Piaget, and Vygotsky. Manchester: Readleaf

Press.

Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Gunawan, A. (2009). Buku pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang.

Hosnan, M. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran

abad 21. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Ibrahim, H. (2009). The effects of blended learning environment on the critical

thinking skills of students. Procedia social and behavioral sciences.

1744-1748. Diakses pada tanggal 17 Desember 2016 dari http://ac.els

cdn.com/S1877042809003115/1-s2.0-S1877042809003115-

main.pdf?_tid=00a9546a-d494-11e6-b10c-

00000aacb35d&acdnat=1483764461_29424e46139870b5b5faa997b6d6

df81.

Izzati, A. (2010). The Effects of Problem Based Learning on Mathematics

Performance and Affective Attributes in Learning Statistics at Form

Four Secondary Level. Procedia social and behavioral science. 370-

376. Diakses pada tanggal 17 Desember 2016 dari http://ac.els-

cdn.com/S1877042810021579/1-s2.0-S1877042810021579-

main.pdf?_tid=572ae73c-d48e-11e6-aec0

00000aab0f27&acdnat=1483762029_ac238c25e89b1355bf0585aeb820

9dcf

Johnson, B , & Chaedar. (2007). Contextual, teaching, and learning: Menjadikan

kegiatan belajar-mengajar mengasyikan dan bermakna. Bandung:

Mizan Learning Center.

Johnson, B. & Christensen, L. (2008). Educational research, quantitative,

qualitative, and mixed approaches, third edition. California: Sage

Publications.

Kalelioğlu and Gülbahar. (2014). The Effect of Instructional Techniques on

Critical Thinking and Critical Thinking Dispositions in Online

Discussion. Educational Technology & Society. 17 (1), 248-258.

Diakses pada tanggal 17 Desember 2016 dari

http://www.ifets.info/journals/17_1/21.pdf.

Kasmadi & Sunariah. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif: Bacaan

wajib bagi peneliti, guru, dan mahasiswa program S1, dan S2

lingkungan pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Krathwohl, D.R. (2004). Methods of educational and social science research, an

integrated approach, second edition. Illinois: Waveland Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

119

Masidjo. (1995). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakar

ta: Penerbit Kanisius.

Neuman, W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: Pendekatan kualitatif dan

kuantitatif (Ed. 7). Jakarta: PT Indeks.

Ngalimun. (2012). Strategi dan model pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja

Pressindo.

OECD. (2013). PISA 2012 results: What students know and can do student

perfomance in mathematics, reading and science (volume 1). Turkey:

PISA, OECD Publishing.

OECD. (2016). PISA 2015 Results in focus. Diakses pada tanggal 17 Desember

dari www.oecd.ord/pisa/pisa/pisa-2015-results-in-focus-pdf.

Parasteh, F. (2013). Effects of life skills training on improving critical thinking

among iranian fifth grade primary schoo girls. Journal of Current

research science.521-530. Diakses pada tanggal 17 Desember 2016 dari

http://www.jcrs010.com/Data/Default/2016/Special%20Issue%202/64.p

df.

Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik

dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis:

Simple, prektis, dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan

menengah. Yogyakarta: Gava Media.

Rositawaty, S & Muharam, A. 2008. Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4:

untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah. Jakarta: Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional.

Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat: Indeks.

Sani, R. A. (2014). Pembelajaran saintifik untuki implementasi kurikulum 2013.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses

pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Schunk, D. H. (2012). Teori-teori pembelajaran: Perspektif pendidikan.

Yogyakaerta: Pustaka Pelajar.

Shoimin, A. (2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

120

Slavin, R. E. (2011). Psikologi pendidikan: Teori dan praktik, Ed.9. Jakarta: PT

Indeks.

Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan: pendekatan kuantitatif,

kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sulistyanto, H & Wiyono, E. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan MI

Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Suparno. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Penerbit

Kanisius.

Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran: Teori dan konsep

dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tawil, M. & Liliasari. (2013). Berpikir kompleks dan implementasinya dalam

pembelajaran. Makasar: Universitas Negeri Makasar.

Widoyoko, E. P. (2013). Evaluasi program pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Winkel, W.S. (1987). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia.

Zejnilagic, H. (2015). The effects of problem based learning on students'

achievements in primary school chemistry. Bulletin of the chemists and

technologists of bosnia and herzegovina. 44. 17-22. Diakses pada

tanggal 17 Desember 2016 dari

https://www.researchgate.net/profile/Ines_Nuic/publication/289893583

_The_effects_of_problem_based_learning_on_students'_achievements_

in_primary_school_chemistry/links/5693574008aec14fa55dd8d6.pdf?o

rigin=publication_list

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

121

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

122

Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

123

Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

124

Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

130

Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

134

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

147

Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

151

Lampiran 3.1 LKS

3.1.1 LKS Kelompok Eksperimen Pertemuan I

Tintin

Hari ini bu guru membawa seorang teman untuk belajar bersama, namanya

Tintin. Ternyata tintin tidak tahu apa saja bagian-bagian akar. Maukah kamu

membantunya untuk mencari tahu bagian-bagian akar? Dengan peralatan yang

dibagikan, coba identifikasi bagian-bagian akar (Guru membagikan tanaman

bayam)

Pertanyaan:

1. Apa saja bagian-bagian akar?

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

Cerita Menanam Mangga

Dela dan Keluarganya sangat menyukai tanaman. Terdapat

banyak tanaman di halaman rumah dela diantaranya tanaman mawar,

kamboja, bogenfil, dan ada juga tanaman yang tidak memiliki bunga

seperti gelombang cinta dan lidah mertua. Setiap sore, Dela dan Ibunya

selalu menyiram tanaman tersebut. Suatu hari sepulang sekolah Dela

membawa tanaman mangga yang masih kecil. Ternyata Dela

mendapatkan tanaman tersebut dari temannya. Namun saat sampai di

rumah, ibu dela mengatakan bahwa tanaman tersebut tidak akan tumbuh

karena akarnya patah. Dela tidak percaya, dia menjawab “Tak apa-apa

bu, nanti akarnya akan tumbuh, yang penting ada batang dan daunnya”.

Lalu dela menanam pohon itu. Dela menyirami pohon tersebut setiap hari.

Tapi setelah 4 hari ternyata pohon tersebut layu dan hampir mati. Dela

Nama :

Kelas :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

152

bingung kenapa hal itu bisa terjadi, padahal dia menyiraminya setiap

hari.

Dari cerita di atas jawablah pertanyaan di bawah ini!

2. Mengapa pohon mangga yang ditanam Dela tidak tumbuh, padahal Dela

telah menyiramnya setiap hari?

........................................................................................................................

........................................................................................................................

..................................................................................................................

3. Bagian tubuh tumbuhan mana yang tidak berfungsi dengan baik? Apa

fungsi bagian tumbuhan tersebut?

........................................................................................................................

........................................................................................................................

...................................................................................................................

4. Apa yang seharusnya dilakukan Dela perhatikan sebelum menanam

mangga tersebut?

........................................................................................................................

........................................................................................................................

..................................................................................................................

5. Berikan kesimpulanmu dari masalah tersebut!

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

153

3.1.2 LKS Kelompok Eksperimen Pertemuan II

1. Cobalah lakukan percobaan untuk mengetahui fungsi dari batang tumbuhan

a. Lakukanlah sebuah percobaan untuk mengetahui fungsi dari batang pada

sebuah tumbuhan dengan alat dan bahan yang sudah disediakan oleh

gurumu secara berkelompok!

b. Susunlah langkah-langkah percobaan yang mungkin bisa kalian lakukan

untuk mengetahui/menguji fungsi dari batang tumbuhan!

c. Kemudian lakukan langkah-langkah yang sudah kamu susun bersama

kelompok!

d. Tulis hasil percobaan kelompokmu!

Alat dan Bahan:

1. Tanaman pacar air

2. Air

3. Pewarna makanan

4. Gelas kaca

Langkah-langkah:

1. ……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

2. ……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

3. ……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

4. ……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

5. ……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

Hasil percobaan:

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

………………………….…………………………………………………………

NAMA : ……………………………..

NO. ABSEN : ……………………………..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

154

3.1.3 LKS Kelompok Kontrol

Nama :

Kelas :

1. Sebutkan fungsi utama akar bagiumbuhan?

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

2. Sebutkan bagian-bagian akar pada tumbuhan!

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

3. Apa yang akan terjadi apabila akar pada tumbuhan mengalami kerusakan?

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

4. Sebutkan fungsi batang bagi tumbuhan!

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

…………………….selamat mengerjakan…………………….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

155

3.1.4 Soal Uraian

1.Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

Kasus

Setiap libur kenaikan kelas, Mila mengunjungi neneknya yang berada di desa. Di

halaman rumah tersebut terdapat berbagai pohon, seperti pohon mangga, pisang,

rambutan, kelapa, kelengkeng, dan jambu air. Mila ingin mengetahui pohon apa

saja yang memiliki daun lengkap dan daun tidak lengkap.

a. Dapatkah kamu membantu Mila untuk mengelompokkannya dengan

menuliskan 2 pohon yang memiliki daun lengkap dan 2 pohon yang memiliki

daun tidak lengkap pada kolom yang tersedia di bawah ini

Pohon yang memiliki daun lengkap Pohon yang memiliki daun tidak lengkap

b. Sebutkan 1 perbedaan dan 2 persamaan dari daun pisang dan daun rambutan

menurut kelengkapan bagian daunnya!

Daun Pisang Daun Rambutan

Perbedaan

Persamaan

c. Jelaskan pengertian dari istilah-istilah berikut dengan bahasamu sendiri:

1) Daun lengkap adalah

Nama : ……………………….

Kelas : …………………….…

No. :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

156

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

2) Daun tidak lengkap adalah

........................................................................................................................

........................................................................................................................

........................................................................................................................

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

a. Tumbuhan dapat berdiri karena ada akar yang menunjangnya. Akar

tumbuhan juga dapat menyerap air dan mineral dari dalam tanah.

Beberapa jenis tumbuhan tertentu memiliki akar yang dapat menjadi

tempat cadangan makanan.

Dari pernyataan di atas, tulislah 3 yangtermasuk kegunaan akar!

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

b. Gambarlah akar pohon lengkap dengan 5 bagiannya, kemudian namailah

setiap bagiannya!

c. Pada suatu sore Doni melihat tanaman cabai di tepi jalan dekat

rumahnya. Ia mengamati tanaman cabai tersebut dan ternyata batangnya

berwarna kuning kecoklatan serta tidak terdapat daun, bunga maupun

buah pada tanaman tersebut.

Berdasarkan cerita di atas, apa nama bagian tanaman yang tidak

berfungsi dengan baik? Tuliskan alasanmu!

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

157

3. Tentukan pernyataan berikut benar atau salah dengan melingkari jawaban yang

tepat! Tuliskan alasannya!

a. Daun mangga merupakan daun lengkap (Benar/ Salah)

Alasan:

......................................................................................................................

…………………………………………………………………………

………..…...……………………………………………………………

b. Akar pada tumbuhan pada umumnya memiliki 3 bagian. (Benar/ Salah)

Alasan:

...................................................................................................................…

…...…………………………………………………………………………

…...…………………………………………………………………….........

c. Batang adalah bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat untuk

melakukan proses fotosintesis. (Benar/ Salah)

Alasan:

...................................................................................................................

…………………………………………………………………………...

………………...…………………………………………………………

4. Jawablah pertanyaan di bawah ini!

a. Okta membawa pot berisi tanaman mawar. Di rumah, ia mencoba

memindahkan tanaman mawar tersebut ke dalam pot yang lebih besar.

Cara manakah yang paling tepat untuk memindahkan tanaman mawar

ke dalam pot lain supaya tanamannya cepat tumbuh? Tuliskan

alasanamu!

1) Memindahkan tanaman mawar beserta akar dan tanahnya kemudian

menanamnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

158

2) Memindahkan tanaman mawar dengan mengambil batangnya saja

lalu menanamnya

3) Memindahkan tanaman mawar dengan mencabut dan menanamnya

Jawab:

.............................................................................................................

........................………………………………………………………

……………………………….………………………………………

Kasus

Toni belajar mengenai bagian-bagian batang dan fungsi batang. Toni

berpendapat bahwa batang berfungsi untuk menyalurkan air dari akar ke seluruh

tubuh tumbuhan. Toni diberi peralatan praktikum antara lain gelas yang berisi air

berwarna merah dan tanaman pacar air untuk membuktikan jawabannya.

b. Berdasarkan cerita di atas jawablah pertanyaan di bawah ini!

Sebutkan 3 cara yang bisa dilakukan Toni untuk membuktikan

bahwa batang berfungsi untuk menyalurkan air dari akar ke seluruh

tubuh tumbuhan! Jelaskan masing-masing alasanmu!

Jawab:

..............................................................................................................

....................................………………………………………………

………....………..……………………………………………………

c. Dari ketiga cara yang sudah kamu tuliskan, cara manakah yang

paling tepat yang untuk membuktikan bahwa batang berfungsi untuk

menyalurkan air dari akar ke seluruh tubuh tumbuhan? Jelaskan

alasanmu memilih cara itu!

Jawab:

..............................................................................................................

...................…………………………………………………………

……...…….……………………….............…………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

159

Lampiran 3.2 Kunci Jawaban

3.2.1 Kunci Jawaban LKS Kelompok Eksperimen Pertemuan I

1. Apa saja bagian-bagian akar?

Akar pada tumbuhan umumnya memiliki 5 bagian yaitu Tudung akar, Inti

akar, Rambut akar, Batang akar, dan Ujung akar.

Cerita Menanam Mangga

Dela dan Keluarganya sangat menyukai tanaman. Terdapat

banyak tanaman di halaman rumah dela diantaranya tanaman mawar,

kamboja, bogenfil, dan ada juga tanaman yang tidak memiliki bunga

seperti gelombang cinta dan lidah mertua. Setiap sore, Dela dan Ibunya

selalu menyiram tanaman tersebut. Suatu hari sepulang sekolah Dela

membawa tanaman mangga yang masih kecil. Ternyata Dela

mendapatkan tanaman tersebut dari temannya. Namun saat sampai di

rumah, ibu dela mengatakan bahwa tanaman tersebut tidak akan tumbuh

karena akarnya patah. Dela tidak percaya, dia menjawab “Tak apa-apa

bu, nanti akarnya akan tumbuh, yang penting ada batang dan daunnya”.

Lalu dela menanam pohon itu. Dela menyirami pohon tersebut setiap hari.

Tapi setelah 4 hari ternyata pohon tersebut layu dan hampir mati. Dela

bingung kenapa hal itu bisa terjadi, padahal dia menyiraminya setiap

hari.

Dari cerita di atas jawablah pertanyaan di bawah ini!

2. Mengapa tpohon mangga yang ditanam Dela tidak tumbuh, padahal Dela

telah menyiramnya setiap hari?

Pohon mangga Dela tidak tumbuh meskipun Dela menyiramnya

secara teratur karena akar pada pohon mangga tersebut patah. Sebanyak

apapun Dela menyiraminya dengan air, air tersebut tidak bisa diserap oleh

pohon karena akar yang berfungsi untuk menyerap air dari dalam tanah

rusak sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Karena akar tidak dapat

menyerap air, batang yang berfungsi menyalurkan air dari akar ke seluruh

tubuh tumbuhan juga tidak dapat menjalankan fungsinya karena tidak ada

yang diserap oleh akar sehingga pohon mangga tersebut tidak tumbuh.

3. Bagian tubuh tumbuhan mana yang tidak berfungsi dengan baik? Apa

fungsi bagian tumbuhan tersebut?

Bagian tubuh tumbuhan yang tidak berfungsi dengan baik adalah akar.

Akar berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dari dalam tanah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

160

4. Apa yang seharusnya dilakukan Dela perhatikan sebelum menanam

mangga tersebut?

Hal yang harus diperhatikan Dela sebelum menanam mangga tersebut

adalah dengan memperhatikan seluruh bagian tubuh tumbuhan. Ketika

akan menanam pohon hendaknya semua bagian tubuh tumbuhan harus

dalam keadaan lengkap dan tidak rusak ataupun patah terutama pada

bagian akar. Diusahakan menanam pohon mangga bersama dengan

akarnya.

5. Berikan kesimpulanmu dari masalah tersebut!

Akar pada tumbuhan terdiri dari 5 bagian yaitu Tudung akar, Inti akar,

Rambut akar, Batang akar, dan Ujung akar. Akar pada tumbuhan

berfungsi untuk menyerap air dan garam mineral yang ada di dalam tanah.

Ketika akar pada tumbuhan mengalami kerusakan seperti patah (hilang)

semua bagian tumbuhan juga akan terkena dampaknya karena akar tidak

akan mampu menjalankan fungsinya untuk menyerap air sehingga

tumbuhan akan kekurangan air dan mati. Oleh karena itu, saat hendak

menanam pohon, perlu memperhatikan bagian akar, usahakan supaya akar

tetap dalam keadaan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

161

3.2.2 Kunci Jawaban LKS Kelompok Eksperimen Pertemuan II

1. Cobalah lakukan percobaan untuk mengetahui fungsi dari batang tumbuhan

a. Lakukanlah sebuah percobaan untuk mengetahui fungsi dari batang pada

sebuah tumbuhan dengan alat dan bahan yang sudah disediakan oleh

gurumu secara berkelompok!

b. Susunlah langkah-langkah percobaan yang mungkin bisa kalian lakukan

untuk mengetahui/menguji fungsi dari batang tumbuhan!

c. Kemudian lakukan langkah-langkah yang sudah kamu susun bersama

kelompok!

d. Tulis hasil percobaan kelompokmu!

Tujuan: mengetahui fungsi batang pada tanaman

Alat dan Bahan:

1. Tanaman pacar air

2. Air

3. Pewarna makanan

4. Gelas kaca

Langkah-langkah:

1. Siapkan tanaman pacar air

2. Potong akar tumbuhan tersebut, kemudian bersihkan bagian batangnya dari

kotoran

3. Siapkan air dalam gelas bening dan campurkan dengan pewarna makanan

yang tersedia

4. Celupkan batang tanaman tersebut ke dalam gelas.

5. Diamkan beberapa menit (15 – 30 menit)

6. Potong batang tersebut ke dalam beberapa bagian, amatilah apa yang terjadi

pada setiap potongan batang tersebut!

Hasil percobaan:

Batang pada tumbuhan berfungsi untuk menyalurkan air ke seluruh tubuh

tumbuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

162

3.2.3 Kunci Jawaban LKS Kelompok Kontrol

1. Sebutkan fungsi utama akar bagiumbuhan?

Fungsi utama dari akar adalah untuk menyeram air dan zat mineral yang ada di

dalam tanah.

2. Sebutkan bagian-bagian akar pada tumbuhan!

Akar memiliki 5 bagian yaitu pangkal akar, batang akar, cabang akar, rambut

akar, dan ujunng akar.

3. Apa yang akan terjadi apabila akar pada tumbuhan mengalami kerusakan?

Apabila akar tumbuhan mengalami kerusakan maka tumbuhan tidak dapat

tumbuh dengan baik. Sebab akar tidak dapat menjalankan perannya secara

maksimal.

4. Sebutkan fungsi batang bagi tumbuhan!

Fungsi utama batang pada tumbuhan adalah untuk menyalurkan air yang

diserap oleh akar menuju seluruh bagian tumbuhan.

…………………….selamat mengerjakan…………………….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

163

3.2.4 Kunci Jawaban Soal Uraian

1. Berdasarkan cerita di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

a. Dari pohon-pohon yang ada di rumah nenek Mila, tulislah 2 pohon

yang memiliki daun lengkap dan 2 pohon yang memiliki daun tidak

lengkap pada kolom yang tersedia di bawah ini!

Pohon yang memiliki daun

lengkap

Pohon yang memiliki daun tidak

lengkap

Pohon pisang

Pohon kelapa

Dapat menuliskan 2 dari 4 pohon

yang tersedia (pohon mangga,

pohonn rambutan, pohon

kelengkeng, dan pohon jambu)

b. Sebutkan 1 perbedaan dan 2 persamaan dari daun pisang dan daun

rambutan menurut kelengkapan bagian daunnya!

Daun Pisang Daun Rambutan

Perbedaan Memiliki pelepah daun Tidak memiliki pelepah

daun

Persamaan Memiliki tangkai daun Memiliki tangkai daun

Memiliki helai daun Memiliki helai daun

c. Jelaskan pengertian dari istilah-istilah berikut:

1) Daun lengkap adalah daun yang terdiri atas tiga bagian, yaitu

pelepah, tangkai dan helaian daun.

2) Daun tidak lengkap adalah daun yang hanya tersusun atas 1 – 2

bagian saja.

2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

164

a. Tumbuhan dapat berdiri karena ada akar yang menunjangnya. Akar

tumbuhan juga dapat menyerap air dan mineral dari dalam tanah.

Beberapa jenis tumbuhan tertentu memiliki akar yang dapat menjadi

tempat cadangan makanan.

Dari pernyataan di atas, tulislah 3 yang termasuk kegunaan akar!

Fungsi akar bagi tumbuhan di antaranya seperti berikut: Menunjang

berdirinya tumbuhan; Menyerap air dan mineral-mineral dari dalam

tanah; dan Tempat menyimpan cadangan makanan untuk beberapa jenis

tanaman tertentu.

b. Gambarlah akar pohon lengkap dengan 5 bagiannya, kemudian namailah

setiap bagiannya!

c. Pada suatu sore Doni melihat tanaman cabai di tepi jalan dekat rumahnya.

Ia mengamati tanaman cabai tersebut dan ternyata batangnya berwarna

kuning kecoklatan serta tidak terdapat daun, bunga maupun buah pada

tanaman tersebut.

Berdasarkan cerita di atas, apa nama bagian tanaman yang tidak berfungsi

dengan baik? Tuliskan alasanmu!

Nama bagian tanaman yang tidak berfungsi dengan baik adalah batang.

Alasannya: Jika bagian batang pada tanaman tersebut berfungsi dengan

baik untuk mengedarkan mineral dan air yang diserap oleh akar, serta zat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

165

makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh, maka batang tanaman

tersebut tidak akan menjadi berwarna kuning kecoklatan serta pada batang

tanaman tersebut akan tumbuh daun, bunga serta bunga.

3. Tentukan pernyataan berikut benar atau salah dengan melingkari jawaban

yang tepat! Tuliskan alasannya!

a. Daun mangga merupakan daun lengkap (Benar/ Salah)

Alasan: Pernyataan ini salah karena daun mangga hanya memiliki tangkai

daun dan helai daun sedangkan daun lengkap memiliki tangkai daun, helai

daun dan pelepah daun.

b. Akar pada tumbuhan pada umumnya memiliki 3 bagian. (Benar/ Salah)

Alasan: Pernyataan ini salah karena akar pada tumbuhan terdiri dari 5

bagian, yaitu Cabang akar, Rambut akar, Batang akar, Ujung akar, dan

Pangkal Akar.

c. Batang adalah bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat untuk

melakukan proses fotosintesis. (Benar/ Salah)

Alasan: Pernyataan ini salah karena bagian tumbuhan yang berfungsi

sebagai tempat untuk melakukan proses fotosintesis adalah daun,

sedangkan batang berfungsi untuk menyalurkan air dari akar menuju ke

seluruh bagian tumbuhan.

4. Jawablah pertanyaan di bawah ini!

a. Okta membawa pot berisi tanaman mawar. Di rumah, ia mencoba

memindahkan tanaman mawar tersebut ke dalam pot yang lebih besar.

Cara manakah yang paling tepat untuk memindahkan tanaman mawar ke

dalam pot lain supaya tanamannya cepat tumbuh? Tuliskan alasanamu!

1) Memindahkan tanaman mawar beserta akar dan tanahnya kemudian

menanamnya

2) Memindahkan tanaman mawar dengan mengambil batangnya saja

lalu menanamnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

166

3) Memindahkan tanaman mawar dengan mencabut dan menanamnya

Jawab: Cara yang paling benar adalah memindahkan tanaman

mawar beserta akar dan tanahnya kemudian menanamnya karena

melalui akar unsur yang ada di dalam tanah seperti air dapat

terserap dan diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan sehingga

tumbuhan dapat tumbuh dengan baik.

Toni belajar mengenai bagian-bagian batang dan fungsi batang. Toni

berpendapat bahwa batang berfungsi untuk menyalurkan air dari akar ke seluruh

tubuh tumbuhan. Toni diberi peralatan praktikum antara lain gelas yang berisi air

berwarna merah dan tanaman pacar air untuk membuktikan jawabannya.

Berdasarkan cerita di atas jawablah pertanyaan di bawah ini!

b. Sebutkan 3 cara yang bisa dilakukan Toni untuk membuktikan bahwa

batang berfungsi untuk menyalurkan air dari akar ke seluruh tubuh

tumbuhan! Jelaskan masing-masing alasanmu!

Jawab:

Cara yang dapat dilakukan oleh Toni:

1. Memasukkan pohon pacar ke dalam gelas yang berisi air berwarna merah

karena dengan memasukkan pohon pacar tersebut maka akar, batang,

maupun daun dari pohon pacar tersebut akan berwarna merah. Hal tersebut

menunjukkan bahwa batang pada tumbuhan berfungsi untuk menyalurkan

air yang diserap oleh akar tumbuhan menuju ke seluruh bagian tumbuhan.

- (jawaban berupa pendapat siswa)

- (jawaban berupa pendapat siswa)

c. Dari ketiga cara yang sudah kamu tuliskan, cara manakah yang paling

tepat yang untuk membuktikan bahwa batang berfungsi untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

167

menyalurkan air dari akar ke seluruh tubuh tumbuhan? Jelaskan

alasanmu memilih cara itu!

Jawab:

Cara yang paling tepat yang dapat dilakukan Toni untuk membuktikan

bahwa batang berfungsi untuk menyalurkan air dari akar ke seluruh tubuh

tumbuhan adalah dengan memasukkan pohon pacar ke dalam gelas yang

berisi air berwarna merah. Ketika pohon pacar dimasukkan ke dalam gelas

tersebut, setelah kurang lebih 30 menit, akar, batang, dan daun pohon

pacar akan berubah warna menjadi merah. Hal ini dikarenakan, akar pohon

pacar menyerap air berwarna merah tersebut dan batang menyalurkan air

yang diserap oleh akar sehingga semua bagian pohon pacar berwarna

merah. Maka terbukti bahwa batang berfungsi untuk menyalurkan air yang

diserap oleh akar ke seluruh bagian tumbuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

168

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian

No Variabel Indikator Kriteria Skor

1 Interpretasi

Mengelompokkan

pohon yang

memiliki daun

lengkap dan daun

tidak lengkap

Jika mengelompokkan 4 pohon dengan tepat 4

Jika mengelompokkan 3 pohon dengan tepat 3

Jika mengelompokkan 2 pohon dengan tepat 2

Jika mengelompokkan 1 pohon dengan tepat,

atau tidak menjawab sama sekali 1

Menjelaskan

bagian-bagian

akar dengan

gambar untuk

memperjelas

masalah

Jika menggambar 4-5 bagian akar serta

menamai bagiannya dengan tepat 4

Jika menggambar 3 bagian akar serta menamai

bagiannya dengan tepat 3

Jika menggambar 2 bagian akar serta menamai

bagiannya dengan tepat 2

Jika menggambar 1 bagian akar serta menamai

bagiannya dengan tepat atau tidak menjawab

sama sekali

1

Menjelaskan

makna dari daun

lengkap dan daun

tidak lengkap

dengan bahasa

sendiri tanpa

menghilangkan

arti semula

Jika menjelaskan pengertian dari 2 konsep

dengan sangat tepat 4

Jika menjelaskan pengertian dari 2 konsep

dengan tepat 3

Jika menjelaskan pengertian dari salah satu

konsep dengan tepat 2

Jika tidak menjawab dengan tepat atau tidak

menjawab sama sekali 1

2 Analisis

Mengidentifikasi

persamaan dan

perbedaan daun

yang merupakan

daun lengkap dan

daun tidak

lengkap

Jika menyebutkan 2 persamaan dan 1 perbedaan

dengan tepat 4

Jika menyebutkan 1 persamaan dan 1 perbedaan

dengan tepat 3

Jika menyebutkan 2 persamaan dengan tepat 2

Jika menyebutkan 1 perbedaan atau 1

persamaan dengan tepat atau tidak menjawab

sama sekali

1

Menganalisis

rangkaian

argumen yang

dikembangkan

dan yang

digunakan sebagai

dasar untuk

menarik

kesimpulan

mengenai fungsi

akar

Jika membuat kesimpulan dengan menyebut 3

fungsi akar dengan tepat 4

Jika membuat kesimpulan dengan menyebut 2

fungsi akar dengan tepat 3

Jika membuat kesimpulan dengan menyebut 1

fungsi akar dengan tepat 2

Jika menjawab salah atau tidak menjawab sama

sekali 1

Mengidentifikasi

suatu

permasalahan

yang berkaitan

dengan fungsi

batang pada

tumbuhan

Jika dapat mengidentifikasi permasalahan

dengan tepat dan dengan alasan yang tepat. 4

Jika dapat mengidentifikasi permasalahan

dengan tepat dan alasan kurang tepat. 3

Jika dapat mengidentifikasi permasalahan

dengan kurang tepat dan alasan kurang tepat. 2

Jika tidak menjawab sama sekali 1

3 Evaluasi

Menilai kebenaran

suatu pernyataan

tentang daun

Jika menjawab dengan benar dan memberikan

alasan yang tepat 4

Jika menjawab dengan benar dan memberikan

alasan yang kurang tepat 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

169

No Variabel Indikator Kriteria Skor

Jika menjawab dengan benar tanpa memberikan

alasan 2

Jika menjawab salah atau tidak menjawab sama

sekali 1

Menilai kebenaran

pernyataan

mengenai bagian

akar

Jika menjawab dengan benar dan memberikan

alasan yang tepat 4

Jika menjawab dengan benar dan memberikan

alasan yang kurang tepat 3

Jika menjawab dengan benar tanpa memberikan

alasan 2

Jika menjawab sala atau tidak menjawab sama

sekali 1

Menilai kebenaran

pernyataan

mengenai fungsi

batang

Jika menjawab dengan benar dan memberikan

alasan yang tepat 4

Jika menjawab dengan benar dan memberikan

alasan yang kurang tepat 3

Jika menjawab dengan benar tanpa memberikan

alasan 2

Jika menjawab sala atau tidak menjawab sama

sekali 1

4 Inferensi

Menguji

pandangan dalam

menentukan solusi

permasalahan akar

Jika dapat menyebutkan jawaban dengan benar

dan memberikan alasan yang tepat 4

Jika dapat menyebutkan jawaban dengan benar

dan memberikan alasan yang kurang tepat atau

tidak memberikan alasan.

3

Jika tidak dapat menyebutkan jawaban yang

benar dan memberikan alasan yang kurang tepat 2

Jika tidak menjawab sama sekali 1

Mengemukakan

alternatif-

alternatif untuk

memecahkan

masalah

Jika mengemukakan 3 alternatif pemecahan

masalah 4

Jika mengemukakan 2 alternatif pemecahan

masalah 3

Jika mengemukakan 1 alternatif

pemecahan masalah 2

Jika tidak mengemukakan alternatif pemecahan

masalah atau tidak menjawab sama sekali 1

Tepat menentukan

pemecahan

masalah

Jika menentukan solusi yang

paling kuat dengan tepat dan alasan yang tepat 4

Jika menentukan solusi yang paling kuat dengan

tepat dengan alasan yang kurang tepat 3

Jika hanya menentukan solusi yang paling kuat

tanpa diberi alasan 2

Jika tidak menentukan solusi yang paling kuat

atau tidak ada jawaban benar 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

170

Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement

No

Soal

Poin Validator Komentar (Saran Perbaikan)

1 2 3 Rerata

1

A 3 4 1 2,66

Validator 1

Soal pada variabel Interpretasi sudah baik

Validator 2

Soal pada variable interpretasi sudah baik. Pada

kasus, pohon jagung pada soal nomor 1 dapat

diganti dengan pohon kelapa, karena halaman

rumah hampir tidak ada/ jarang ditemukan

tanaman jagung. Soal nomor 1c, kata konsep

dapat diganti “istilah”

Validator 3

Soal pada variabel interpretasi sudah baik,

namun kasusnya perlu diperjelas, dan

sebaiknya memilih tanaman/ pohon yang sering

dijumpai siswa. Soal nomor 1c, soal dapat

diganti seperti ini “Jelaskan pengertian daun

lengkap dan tidak lengkap dengan bahasamu

sendiri” agar mudah dipahami siswa.

B 3 3 3 3

C 4 2 2 2,66

2

A 3 3 3 3

Validator 1

Soal pada variabel analisis sudah baik

Validator 2

Kalimat pada kasus nomor 2a dapat

disederhanakan atau diganti. Kalimat kedu

apada soal 2b agak membingungkan, , lebih

baik jika disederhanakan atau bisa dijadikan

dua kalimat

Validator 3

Soal nomor 2 sudah baik dan sudah diberi

problem

B 3 4 3 3,3

C 3 3 3 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

171

3

A 3 2 2 2,3

Validator 1

Soal pada variabel Evaluasi sudah baik, namun

sebaiknya perintah tidak perlu menggunakan

tanda (!)

Validator 2

Soal nomor 3 sudah baik. Mungkin perintahnya

dapat dibuat seperti ini “Tentukan pernyataan

berikut benar atau salah”

Validator 3

Soal sudah baik, hanya saja agar lebih jelas,

perlu dilakukan percobaan untuk membuktikan

jawaban siswa.

.

B 3 3 3 3

C 3 3 3 3

4

A 2 3 1 2

Validator 1

Soal pada variabel Inferensi sudah baik, namun

untuk soal nomor 4a mungkin jawaban 1, 2,

dan 3 bisa dipilih sebagai jawaban benar.

Untuk soal nomor 4c, sebaiknya kalimat tidak

dibuat pasif, tetapi dijadikan kalimat aktif.

Validator 2

Indikator pada soal nomor 4a kurang teruji.

Dapat diuji dengan praktikum. Kasus pada soal

nomor 4a perlu disederhanakan. Kata pohon

dapat diganti dengan tanaman.

Validator 3

Soal sudah baik, namun terjadi miskonsepsi

antara pohon dan tanaman. Kata pohon dalam

kasus perlu diubah menjadi tanaman karena

disebut pohon jika tingginya lebih dari 3m.

B 3 2 3 2,66

C 3 3 2 2,66

Total

Skor 30

2

9 23

Validator 1

Instrumen layak digunakan tanpa perbaikan

Validator 2

Instrumen layak digunakan dengan perbaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

172

Validator 3

Instrumen layak digunakan dengan perbaikan

Skor

mak 40

4

0 40

Keterangan :

Keterangan Skor

Layak tanpa perbaikan 3-4

Layak dengan perbaikan 2

Tidak layak 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

173

Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas

3.5.1 Hasil Uji Validitas Setiap Variabel

Correlations

Total Interpretasi Analisis Evaluasi Inferensi

Total Pearson Correlation 1 .916**

.833**

.961**

.873**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 34 34 34 34 34

Interpretasi Pearson Correlation .916**

1 .608**

.880**

.786**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 34 34 34 34 34

Analisis Pearson Correlation .833**

.608**

1 .765**

.590**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 34 34 34 34 34

Evaluasi Pearson Correlation .961**

.880**

.765**

1 .792**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 34 34 34 34 34

Inferensi Pearson Correlation .873**

.786**

.590**

.792**

1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 34 34 34 34 34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

3.5.2 Hasil Uji Validitas Setiap Aspek

3.5.2.1 Validitas Aspek Evaluasi

Correlations

Total

Total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 34

Item3a Pearson Correlation .935**

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

174

Sig. (2-tailed) .000

N 34

item3b Pearson Correlation .767**

Sig. (2-tailed) .000

N 34

item3c Pearson Correlation .873**

Sig. (2-tailed) .000

N 34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

3.5.2.2 Validitas Aspek inferensi

Correlations

Total

Total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 34

Item4a Pearson Correlation .879**

Sig. (2-tailed) .000

N 34

item4b Pearson Correlation .490**

Sig. (2-tailed) .003

N 34

tem4c Pearson Correlation .923**

Sig. (2-tailed) .000

N 34

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

175

Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 34 100.0

Excludeda 0 .0

Total 34 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.915 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

176

Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Evaluasi Kelompok Kontrol dan

Eksperimen

No.

Resp PreEvKon

PostIEvKo

n

SelEvKon

Post2EvK

on

PreEvEks Pos1EvEks SelEvEks Post2EvEks

1 2.00 2.00 - 2.00 2.00 3.33 1.33 3.33

2 2.33 2.67 0.34 2.00 2.33 4.00 1.67 3.67

3 2.00 2.33 0.33 2.00 1.67 2.67 1.00 2.67

4 1.67 2.33 0.66 1.67 1.67 2.33 0.66 3.33

5 2.33 2.33 - 2.00 2.33 4.00 1.67 4.00

6 2.67 2.67 - 1.67 2.33 2.33 - 2.33

7 1.67 2.33 0.66 1.67 2.00 2.67 0.67 2.67

8 1.33 3.00 1.67 1.33 1.33 3.00 1.67 3.00

9 2.33 2.67 0.34 2.33 2.33 3.67 1.34 3.67

10 2.33 2.67 0.34 2.33 3.33 3.67 0.34 3.67

11 1.00 2.67 1.67 1.00 1.67 3.67 2.00 3.67

12 1.67 2.67 1.00 1.67 1.33 3.00 1.67 3.00

13 3.00 2.33 -0.67 2.33 3.00 4.00 1.00 4.00

14 3.00 3.67 0.67 3.00 2.67 3.00 0.33 3.00

15 2.67 1.67 -1.00 2.67 2.00 3.33 1.33 2.33

16 1.67 3.67 2.00 1.67 2.67 3.00 0.33 3.00

17 1.67 3.00 1.33 1.67 1.67 3.33 1.66 2.67

18 2.00 2.33 0.33 2.00 2.33 3.00 0.67 3.00

19 3.33 1.67 -1.66 3.33 3.33 3.67 0.34 2.67

20 2.33 3.33 1.00 2.33 1.33 3.33 2.00 3.33

21 2.67 1.00 -1.67 2.67 3.00 2.33 -0.67 3.33

22 1.67 3.33 1.66 1.67 2.33 3.33 1.00 3.33

23 2.33 2.00 -0.33 2.33 2.33 2.67 0.34 3.67

24 3.00 1.67 -1.33 3.00 3.00 3.33 0.33 3.33

25 2.33 3.33 1.00 2.33 1.33 3.67 2.34 2.67

26 3.00 3.00 - 3.00 3.33 2.67 -0.66 2.33

27 3.33 2.67 -0.66 3.00 2.67 3.33 0.66 2.67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

177

28 3.00 1.33 -1.67 2.33 2.67 3.33 0.66 3.33

29 2.67 3.00 0.33 2.67 2.00 3.00 1.00 3.00

30 1.00 3.33 2.33 1.00 3.00 3.67 0.67 3.33

31 3.33 3.33 - 3.33 3.33 4.00 0.67 4.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

178

Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Inferensi Kelompok Kontrol dan

Kelompok Eksperimen

No. Resp PreInKon Post1InKon SelInKon

Post2InKo

n

PreInEks Pos1InEks SelInEks

Post2InEk

s

1 2.00 1.33 -0.67 1.33 1.33 3.33 2.00 3.33

2 1.33 1.67 0.34 1.67 2.00 3.33 1.33 2.67

3 1.67 2.00 0.33 2.00 1.67 2.67 1.00 2.67

4 1.67 2.00 0.33 2.00 1.67 3.33 1.66 3.33

5 2.33 2.33 - 2.33 2.33 3.67 1.34 4.00

6 2.67 3.33 0.66 2.67 2.00 3.00 1.00 2.33

7 1.00 2.33 1.33 2.33 2.33 2.67 0.34 2.67

8 1.67 2.67 1.00 2.67 1.67 3.33 1.66 2.33

9 1.00 1.67 0.67 1.00 2.33 3.00 0.67 3.67

10 3.00 2.00 -1.00 2.00 3.00 4.00 1.00 3.67

11 2.67 3.00 0.33 3.00 1.33 4.00 2.67 4.00

12 1.00 3.33 2.33 1.67 1.67 3.67 2.00 4.00

13 2.67 2.33 -0.34 2.33 2.67 3.00 0.33 3.33

14 2.33 1.00 -1.33 1.00 3.00 2.67 -0.33 2.67

15 2.33 2.67 0.34 2.67 2.00 3.67 1.67 2.33

16 1.67 2.33 0.66 2.33 2.00 2.67 0.67 3.00

17 2.00 2.33 0.33 2.00 1.67 2.67 1.00 3.00

18 3.33 2.00 -1.33 2.00 3.33 2.33 -1.00 3.00

19 3.00 3.33 0.33 3.33 3.33 4.00 0.67 3.33

20 2.00 3.00 1.00 3.00 2.67 4.00 1.33 4.00

21 2.67 2.67 - 2.67 2.67 3.00 0.33 3.00

22 1.33 3.33 2.00 3.33 2.67 3.33 0.66 3.67

23 2.33 2.00 -0.33 2.00 2.33 2.33 - 3.33

24 3.00 3.00 - 3.00 3.00 3.33 0.33 3.33

25 2.67 3.67 1.00 3.33 3.00 3.33 0.33 3.33

26 3.33 3.33 - 3.33 3.33 3.67 0.34 3.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

179

27 3.00 1.67 -1.33 1.67 2.33 3.00 0.67 3.00

28 2.67 1.67 -1.00 1.67 2.00 3.00 1.00 3.00

29 3.33 1.00 -2.33 1.00 2.33 3.33 1.00 3.33

30 1.33 2.33 1.00 1.67 3.00 3.67 0.67 3.67

31 3.67 3.67 - 3.67 3.67 3.67 - 3.67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

180

Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data

4.3.1 Kemampuan Evaluasi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PreEvKon Post1Ev

Kon

SelEvKo

n

Post2E

vKon

PreEv

Eks

Post1Ev

Eks

SelEvE

ks

Post2EvE

ks

N 31 31 31 31 31 31 31 31

Norma

l

Param

etersa,b

Mean 2.3010 2.5806 .2797 2.1935 2.3326 3.2365 .9039 3.1613

Std.

Deviation .66229 .67186 1.06764 .62441 .64384 .50378 .73153 .49360

Most

Extre

me

Differe

nces

Absolute .130 .134 .139 .123 .115 .154 .142 .150

Positive .120 .092 .090 .123 .115 .104 .142 .131

Negative -.130 -.134 -.139 -.104 -.111 -.154 -.120 -.150

Test Statistic .130 .134 .139 .123 .115 .154 .142 .150

Asymp. Sig. (2-

tailed) .193

c .170

c .135

c .200

c,d .200

c,d .058

c .116

c .074

c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

181

Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal

4.4.1 Kemampuan Evaluasi

Group Statistics

Kelompok N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

PreEvKonEks Pretest Evaluasi

Kontrol 31 2.3010 .66229 .11895

Pretest Evaluasi

Eksperimen 31 2.3326 .64384 .11564

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differen

ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

PreEvK

onEks

Equal

variances

assumed

.029 .865 -.191 60 .850 -.03161 .16589 -.36345 .30023

Equal

variances

not assumed

-.191 59.952 .850 -.03161 .16589 -.36346 .30023

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

182

4.4.2 Kemampuan Menganalisis

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

PreInKonEks Pretest Inferensi Kontrol 31 2.2797 .76555 .13750

Pretest Inferensi Eksperimen 31 2.3977 .63463 .11398

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

PreInK

onEks

Equal

variance

s

assumed

1.516 .223 -.661 60 .511 -.11806 .17860 -.47532 .23919

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

183

Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

4.5.1 Kemampuan Evaluasi

Group Statistics

Kelompok N Mean

Std.

Deviation Std. Error Mean

SelEvK

onEks

Selisih Evaluasi Kontrol 31 .2797 1.06764 .19175

Selisih Evaluasi

Eksperimen 31 .9039 .73153 .13139

4.5.2 Kemampuan Inferensi

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

SelInKon

Eks

Selisih Inferensi Kontrol 31 .1394 1.00168 .17991

Selisih Inferensi

Eksperimen 31 .8497 .74917 .13456

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differe

nce

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

SelEvKo

nEks

Equal

variances

assumed

2.509 .118 -2.685 60 .009 -.62419 .23245 -1.08916 -.15923

Equal

variances not

assumed

-2.685 53.081 .010 -.62419 .23245 -1.09041 -.15798

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

184

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

Mean Differen

ce

Std. Error Differenc

e

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

SelInKonEks

Equal variances assumed

1.459

.232 -

3.162 60 .002 -.71032 .22466

-1.15971

-.26094

Equal variances not

assumed

-3.162

55.564 .003 -.71032 .22466 -

1.16044 -.26020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

185

Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan

Effect size kemampuan evaluasi adalah

sebagai berikut:

Persentase pengaruh penggunaan metode

inkuiri untuk kemampuan evaluasi :

R2 = r

2

= (0,32)2

= 0,10

Persentase = R2

=

= 10 %

Effect size kemampuan inferensi adalah

sebagai berikut:

Persentase pengaruh penggunaan metode

inkuiri untuk kemampuan menganalisis:

R2 = r

2

= (0,37)2

= 0,14

Persentase = R2

=

= 14 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

186

Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest

I

4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Evaluasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

%

%

%

%

= 12 %

Persentase

%

%

%

%

= 39 %

Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Inferensi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

%

%

%

%

= 6 %

Persentase

%

%

%

%

= 35 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

187

4.7.2 Perhitungan Persentase Gain Score

4.7.2.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Evaluasi

Kelompok Kontrol

Gain Score F

-1.67 2

-1.66 1

-1.33 1

-1.00 1

-0.67 1

-0.66 1

-0.33 1

- 5

0.33 3

0.34 3

0.66 2

0.67 1

1.00 3

1.33 1

1.66 1

1.67 2

2.00 1

2.33 1

Kelompok Eksperimen

Gain score f

-0.67 1

-0.66 1

- 1

0.33 3

0.34 3

0.66 3

0.67 4

1.00 4

1.33 2

1.34 1

1.66 1

1.67 4

2.00 2

2.34 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

188

4.7.2.2 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 0,33 Kemampuan Evaluasi

Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen

Frekuensi gain score ≥ 0,33 adalah 18

siswa.

Persentase

%

%

%

= 58%

Frekuensi gain score ≥ 0,33 adalah 28

siswa.

Persentase

%

%

%

= 90 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

189

4.7.2.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Inferensi

4.7.2.4 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 0,00 Kemampuan Inferensi

Kelompok Kontrol

Kelompok Eksperimen

Frekuensi gain score ≥ 0,00 adalah 22

siswa.

Persentase

%

%

Frekuensi gain score ≥ 0,00 adalah 29

siswa.

Persentase

%

%

Kelompok Kontrol

Gain Score F

-2.33 1

-1.33 3

-1 2

-0.67 1

-0.34 1

-0.33 1

0 5

0.33 5

0.34 2

0.66 2

0.67 1

1 4

1.33 1

2 1

2.33 1

Kelompok Eksperimen

Gain score F

-1.00 1

-0.33 1

- 2

0.33 4

0.34 2

0.66 1

0.67 5

1.00 6

1.33 2

1.34 1

1.66 2

1.67 1

2.00 2

2.67 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

190

%

= 70 %

%

= 93 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

191

Lampiran 4.8 Hasil Uji Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

4.8.1 Kemampuan Evaluasi

4.8.1.1 Hasil SPSS Uji Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Post1EvKon 2.5806 31 .67186 .12067

PreEvKon 2.3010 31 .66229 .11895

Pair 2 Post1EvEks 3.2365 31 .50378 .09048

PreEvEks 2.3326 31 .64384 .11564

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Post1EvKon & PreEvKon 31 -.281 .126

Pair 2 Post1EvEks & PreEvEks 31 .205 .268

Paired Samples Test

Paired Differences

t Df Sig. (2-tailed) Mean

Std.

Deviatio

n

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Post1EvK

on -

PreEvKon

.27968 1.06764 .19175 -.11194 .67129 1.459 30 .155

Pair 2 Post1EvE

ks -

PreEvEks

.90387 .73153 .13139 .63554 1.17220 6.879 30 .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

192

4.8.1.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Evaluasi Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase = R2

= r2

= (0,24) 2

= 0,06

= 6

Persentase = R2

= r2

= (0,78) 2

= 0,61

= 61

4.8.2 Kemampuan Inferensi

4.8.2.1 Hasil SPSS Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Post1InKon 2.4190 31 .74975 .13466

PreInKon 2.2797 31 .76555 .13750

Pair 2 Post1InEks 3.2474 31 .48680 .08743

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

193

PreInEks 2.3977 31 .63463 .11398

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Post1InKon & PreInKon 31 .126 .499

Pair 2 Post1InEks & PreInEks 31 .127 .496

4.8.2.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Inferensi Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviati

on

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Post1InKo

n -

PreInKon

.13935 1.00168 .17991 -.22806 .50677 .775 30 .445

Pair 2 Post1InEk

s -

PreInEks

.84968 .74917 .13456 .57488 1.12448 6.315 30 .000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

194

Persentase = R2

= r2

= (0,14) 2

= 0,02

= 2

Persentase = R2

= r2

= (0,77) 2

= 0,6

= 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

195

Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

4.9.1 Kemampuan Evaluasi

4.9.1.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Correlations

PreEvKon Post1EvKon PreEvEks Post1EvEks

PreEvKon Pearson Correlation 1 -.281 .563**

.120

Sig. (2-tailed) .126 .001 .520

N 31 31 31 31

Post1EvKon Pearson Correlation -.281 1 -.171 .173

Sig. (2-tailed) .126 .358 .353

N 31 31 31 31

PreEvEks Pearson Correlation .563**

-.171 1 .205

Sig. (2-tailed) .001 .358 .268

N 31 31 31 31

Post1EvEks Pearson Correlation .120 .173 .205 1

Sig. (2-tailed) .520 .353 .268

N 31 31 31 31

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4.9.2 Kemampuan Menganalisis

4.9.2.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Correlations

PreInKon Post1InKon PreInEks Post1InEks

PreInKon Pearson Correlation 1 .126 .516**

.135

Sig. (2-tailed) .499 .003 .467

N 31 31 31 31

Post1InKon Pearson Correlation .126 1 .285 .438*

Sig. (2-tailed) .499 .120 .014

N 31 31 31 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

196

PreInEks Pearson Correlation .516**

.285 1 .127

Sig. (2-tailed) .003 .120 .496

N 31 31 31 31

Post1InEks Pearson Correlation .135 .438* .127 1

Sig. (2-tailed) .467 .014 .496

N 31 31 31 31

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

197

Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan

4.10.1 Kemampuan Evaluasi

4.10.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Post2EvKon 2.1935 31 .62441 .11215

Post1EvKon 2.5806 31 .67186 .12067

Pair 2 Post2EvEks 3.1613 31 .49360 .08865

Post1EvEks 3.2365 31 .50378 .09048

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Post2EvKon & Post1EvKon 31 -.223 .228

Pair 2 Post2EvEks & Post1EvEks 31 .529 .002

Paired Samples Test

Paired Differences

t Df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Post2EvKon -

Post1EvKon

-

.38710 1.01412 .18214 -.75908 -.01512 -2.125 30 .042

Pair 2 Post2EvEks -

Post1EvEks

-

.07516 .48429 .08698 -.25280 .10248 -.864 30 .394

4.10.1.2 Hasil SPSS Uji Peningkatan Skor Pretest I ke Posttest II Kemampuan

Evaluasi

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Post2EvKon 2.1935 31 .62441 .11215

PreEvKon 2.3010 31 .66229 .11895

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

198

Pair 2 Post2EvEks 3.1613 31 .49360 .08865

PreEvEks 2.3326 31 .64384 .11564

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Post2EvKon &

PreEvKon 31 .926 .000

Pair 2 Post2EvEks &

PreEvEks 31 .208 .261

Paired Samples Test

Paired Differences

T df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Post2EvKon

– PreEvKon -.10742 .24945 .04480 -.19892 -.01592 -2.398 30 .023

Pair 2 Post2EvEks

– PreEvEks .82871 .72505 .13022 .56276 1.09466 6.364 30 .000

4.10.1.3 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Posttest I ke Posttest II

Persentase Peningkatan Rerata Pretest I ke Posttest II Kemampuan Evaluasi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase

%

%

%

Persentase

%

%

%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

199

%

= -15 %

%

= -2 %

4.10.2 Kemampuan Inferensi

4.10.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Post2InKon 2.2797 31 .74530 .13386

Post1InKon 2.4190 31 .74975 .13466

Pair 2 Post2InEks 3.2148 31 .49890 .08961

Post1InEks 3.2474 31 .48680 .08743

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Post2InKon & Post1InKon 31 .890 .000

Pair 2 Post2InEks & Post1InEks 31 .505 .004

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Post2InKo

n -

Post1InKo

n

-

.1393

5

.35110 .06306 -.26814 -.01057 -

2.210 30 .035

Pair 2 Post2InEks

-

Post1InEks

-

.0325

8

.49030 .08806 -.21242 .14726 -.370 30 .714

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

200

4.10.2.2 Hasil SPSS Uji Peningkatan Skor Pretest I ke Posttest II Kemampuan

Inferensi

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Post2InKon 2.2797 31 .74530 .13386

PreInKon 2.2797 31 .76555 .13750

Pair 2 Post2InEks 3.2148 31 .49890 .08961

PreInEks 2.3977 31 .63463 .11398

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Post2InKon &

PreInKon 31 .320 .079

Pair 2 Post2InEks &

PreInEks 31 .166 .371

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviati

on

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Post2InKon -

PreInKon .00000 .88092 .15822 -.32312 .32312 .000 30 1.000

Pair 2 Post2InEks -

PreInEks .81710 .73919 .13276 .54596 1.08824 6.155 30 .000

4.10.2.3 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Prosttest I ke Posttest II

Persentase Peningkatan Rerata Posttest I ke Posttest II Kemampuan Inferensi

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Persentase Persentase

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

201

%

%

%

%

= -5 %

%

%

%

%

= -0, 9 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

202

Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara Siswa

4.11.1 Wawancara I Siswa A Sebelum Perlakuan

Hari/Tanggal : Sabtu, 08 Agustus 2016

Baris Wawancara I Keterangan

1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?

2 S : Senang, soalnya bisa tahu tentang alam Senang belajar

IPA

3 P : Biasanya bagaimana cara gurumu mengajar IPA?

4 S : Biasanya Bu A ngasih tau pakai buku, terus kita mendengarkan

terus ngerjain soal

Metode

ceramah sering

digunakan

5 P : Apakah kamu merasa senang saat gurumu mengajar seperti itu?

6 S : Senang sih, tapi kadang bosan. Senang dengan

metode

ceramah namun

terkadang

bosan

7 P : Kenapa bosan?

8 S : Pinginnya yang ada percobaan dan kerja kelompok Ingin

berkelompok

9 P : Apakah gurumu tidak pernah mengajar dengan cara

membagimu ke dalam kelompok dan melakukan percobaa?

10 S : Kalau kerja kelompok pernah tapi jarang, lalu kalau percobaan

tidak pernah

Belum pernah

diajak

melakukan

percobaan

11 P : Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 3 tentang fungsi

bagian tumbuhan?

12 S : Bisa, tapi nggak tau benar atau salah soalnya suruh pakai

alasan.

Bisa

mengerjakan

13 P : Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 4 tentang

menyebutkan alternatif pemecahaan masalah?

14 S : Tidak bisa Tidak bisa

mengerjakan

15 P : Dari soal nomor 3 dan 4, manakah yang kamu anggap paling

sulit? Mengapa?

16 S : Nomor 4 karena soalnya banyak dan ada kasusnya jadi bingung Mengalami

kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

203

4.11.2 Wawancara II Siswa A Sesudah Perlakuan

Hari/Tanggal : Selasa, 29 November

Baris Wawancara II Keterangan

1 P : Apakah model PBL membantumu dalam memahami materi

bagian tumbuhan dan fungsinya?

2 S : Sangat membantu Model PBL membantu

memahami materi

3 P : Apakah kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan

model PBL? Mengapa?

4 S : Tidak sulit, malah meneyenangkan dan cepat paham. Soalnya

belajarnya pakai percobaan terus berkelompok

Siswa senang belajar

menggunakan PBL

5 P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan

3c tentang meilai kebenaran fungsi bagian tumbuhan?

6 S : Lebih bisa Siswa lebih bisa

menjawab pertanyaan

7 P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4a tentang

menguji pandangan dalam menetukan solusi?

8 S : Lebih bisa Siswa lebih bisa

menjawab pertanyaan

9 P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4b tentang?

menentukan alternatif memecahkan masalah

10 S : Lebih bisa Siswa lebih bisa

menjawab pertanyaan

11 P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4c tentang

menentukan solusi?

12 S : Lebih bisa Siswa lebih bisa

menjawab pertanyaan

13 P : Apakah belajar IPA dengan PBL mempermudah kamu untuk

mengerjakan soal yang sulit?

14 S : Iya karena pakai kasus dan percobaan jadi lebih paham dan

ingat terus. Soalnya aku praktik langsung

PBL mempermudah

mengerjakan soal yang

sulit

15 P : Apakah kamu senang belajar IPA dengan model PBL?

16 S : Senang sekali karena bisa percobaan dan kelompokan jadi bisa

inget. Selain itu aku jarang percobaan jadi waktu percobaan

senang sekali.

Senang belajar dengan

PBL karena

berkelompok dan

percobaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

204

4.11.3 Wawancara I Siswa B Sebelum Perlakuan

Hari/Tanggal : Sabtu, 08 Agustus 2016

Baris Wawancara I Keterangan

1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?

2 S : Senang, soalnya materinya gampang Senang belajar IPA

3 P : Biasanya bagaimana cara gurumu mengajar IPA?

4 S : Biasanya sih dijelaskan terus aku disuruh jawab pertanyaan Tanya Jawab

5 P : Apakah kamu merasa senang saat gurumu mengajar seperti itu?

6 S : Senang sih tapi kadang bosan Senang dengan tanya

jawab namun bosan

7 P : Kenapa bosan?

8 S : Soalnya bu A ngomong terus. Pinginnya praktik Ingin belajar dengan

percobaan

9 P : Apakah gurumu tidak pernah mengajar dengan cara

membagimu ke dalam kelompok dan melakukan percobaa?

10 S : Kelompokan pernah, kalau percobaan nggak pernah. Eh pernah

ding, sekali.

Pernah belajar

berkelompok dan

percobaan

11 P : Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 3 tentang fungsi

bagian tumbuhan?

12 S : Nggak tau, kemarin ngarang. Tidak bisa menjawab

soal

13 P : Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 4 tentang

menyebutkan alternatif pemecahaan masalah?

14 S : Tidak bisa Tidak bisa menjawab

soal

15 P : Dari soal nomor 3 dan 4, manakah yang kamu anggap paling

sulit? Mengapa?

16 S : Susah semua karena soalnya banyak bacaannya Kesulitan karena terlalu

banyak bacaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

205

4.11.4 Wawancara II Siswa B Sesudah Perlakuan

Hari/Tanggal : Selasa, 29 November 2016

Baris Wawancara II Keterangan

1 P : Apakah model PBL membantumu dalam memahami materi

bagian tumbuhan dan fungsinya?

2 S : Iya membantu PBL membantu siswa

3 P : Apakah kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan

model PBL? Mengapa?

4 S : Tidak, malah menyenangkan, banyak percobaan. Percobaannya

juga bagus.

5 P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan

3c tentang meilai kebenaran fungsi bagian tumbuhan?

6 S : Lebih bisa Siswa lebih bisa

mengerjakan soal

7 P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4a tentang

menguji pandangan dalam menentukan solusi ?

8 S : Lebih bisa Siswa lebih bisa

mengerjakan soal

9 P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4b tentang

menentukan alternatif pemecahan masalah?

10 S : Lebih bisa Siswa lebih bisa

mengerjakan soal

11 P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4c tentang

menentukan pemecahan masalah?

12 S : Lebih bisa Siswa lebih bisa

mengerjakan soal

13 P : Apakah belajar IPA dengan PBL mempermudah kamu untuk

mengerjakan soal yang sulit?

14 S : Iya karena pakai percobaan dan belajar sama teman kelompok

bikin aku jadi inget terus pelajarannya

PBL membantu

mengingat pelajaran

15 P : Apakah kamu senang belajar IPA dengan model PBL?

16 S : Senang dong. Aku senang belajar sambil main-main hehehe Senang belajar sambil

percobaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

206

4.11.5 Wawancara I Siswa C Sebelum Perlakuan

Hari/Tanggal : Sabtu, 08 Agustus 2016

Baris Wawancara I Keterangan

1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?

2 S : Senang, soalnya bisa tahu tentang alam

3 P : Biasanya bagaimana cara gurumu mengajar IPA?

4 S : Ya ngajar biasa, seperti guru lain. Guru di depan ngomong

sama kadang nulis.

Guru mengajar sama

seperti guru lain.

5 P : Apakah kamu merasa senang saat gurumu mengajar seperti

itu?

6 S : Senang kok. Jelas juga Senang dengan ceramah

9 P : Apakah gurumu tidak pernah mengajar dengan cara

membagimu ke dalam kelompok dan melakukan percobaa?

10 S : Pernah, satu kali. Waktu percobaan pencemaran lingkungan

11 P : Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 3 tentang fungsi

bagian tumbuhan?

12 S : Bisa, tapi nggak tau benar atau salah soalnya suruh pakai

alasan.

Bingung

13 P : Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 4 tentang

menyebutkan alternatif pemecahaan masalah?

14 S : Tidak bisa Tidak bisa mengerjakan

15 P : Dari soal nomor 3 dan 4, manakah yang kamu anggap paling

sulit? Mengapa?

16 S : Semuanya susah. Banyak banget soalnya jadi bingung Semua soal sulit

4.11.6 Wawancara II Siswa C Sesudah Perlakuan

Hari/Tanggal : Selasa, 29 November 2016

Baris Wawancara II Keterangan

1 P : Apakah model PBL membantumu dalam memahami materi

bagian tumbuhan dan fungsinya?

2 S : Membantu PBL membantu

3 P : Apakah kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan

model PBL? Mengapa?

4 S : Tidak, soalnya berkelompok. Jadi kan ada yang bantuin kalau Tidak kesulitan belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

207

tidak bisa. menggunakan PBL

5 P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 3a, 3b, dan

3c tentang meilai kebenaran fungsi bagian tumbuhan?

6 S : Lebih bisa Bisa mengerjakan soal

7 P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4a tentang

menguji pandangan dalam menentukan solusi?

8 S : Ya bisa Bisa mengerjakan soal

9 P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4b tentang

menentukan alternatif pemecahan masalah?

10 S : Bisa Bisa mengerjakan soal

11 P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4c tentang

menentukan pemecahan masalah?

12 S : Lebih bisa Bisa mengerjakan soal

13 P : Apakah belajar IPA dengan PBL mempermudah kamu untuk

mengerjakan soal yang sulit?

14 S : Iya karena pakai percobaan dan belajar sama teman kelompok

lebih gampang, tapi lama.

PBL mempermudah

siswa dalam belajar

15 P : Apakah kamu senang belajar IPA dengan model PBL?

16 S : Senang tapi malesnya soal yang diberikan susah Siswa senang namun

tidak suka dengan soal

yang diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

208

Lampiran 4.12 Transkrip Wawancara Guru

Hari/Tanggal : Selasa, 29 November 2016

Baris Wawancara Keterangan

1 P : Apakah sebelumnya Ibu sudah pernah menggunakan model PBL?

terbimbing dalam pembelajaran IPA?

2 G : Kalau menerapkan model PBL sih belum pernah. Kalau sejauh ini sih

lebih ke metode. Metodenya kemarin pernah demonstrasi, ya

eksperimen pernah, dipercobaan kemarin tentang pencemaran

lingkungan. Terus ya lebih ke pengamatan, untuk model yang secara

khusus memang belum. Tapi pernah juga diarahkan untuk

menemukan.”

PBL belum

pernah

digunakan

3 P : Apakah terdapat kesulitan yang Ibu temui saat menggunakan model

PBL?

4 G : Kesulitannya itu membutuhkan waktu karena kita kan materinya

banyak, terus untuk mengkondisikan siswa dalam menerapkan model

PBL itu membutuhkan waktu yang lebih. Jadi susun alokasi waktunya

jadi untuk setiap tahap PBL itu bisa cukup waktunya sesuai dengan

alokasi waktu dua jam pelajaran

Kesulitannya

adalah waktu

5 P : Bagaimanakah pendapat Ibu mengenai proses pembelajaran

menggunakan model PBL?

6 G : PBL ini sangat bagus terutama di pembelajaran IPA , ya memang

butuh waktu yang agak lama, tapi untuk informasi yang mereka

tangkap akan lebih mengena dan tahan lama. Selain itu, dibandingkan

kelas yang satunya, kelas yang pakai PBL ini tidak mudah lupa

karena pembelajarannya bermakna dan mereka mengalami sendiri.

Melakukan percobaan dan diberi permasalahan.

PBL sangat

bagus untuk

pembelajaran

IPA.

7 P : Apakah model PBL efektif jika diterapkan dalam pembelajaran IPA?

8 G : Ya pasti efektif karena mereka (siswa) mengalami sendiri jadi

pembelajarannya bermakna

PBL efektif

diterapkan

9 P : Bagaimana pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan metode

ceramah?

10 G : Menurut saya tidak ada masalah. Jadi tergantung penyampaian juga.

Jadi kalau kita bisa menyampaikan dengan manarik, mereka pasti

akan lebih bisa memahami.

Ceramah juga

sama baiknya

jika cara

menyampaikann

ya menarik

11 P : Apa saran Ibu untuk pembelajaran menggunakan model PBL?

12 G : Ya karena kita itu hanya dikejar-kejar waktu. Terus mungkin dari

bahasa tulisnya juga, kasusnya, terus soal-soalnya itu disederhanakan

lagi, karena siswa sini ya khususnya itu kalau disuruh memahami

bacaan itu masih agak kurang. Jadi kalau disodori pertanyaan yang

panjang-panjang itu kadang malah sulit menangkap inti

pertanyaannya. Tapi ya karena memang harus dikemas dalam bentu

kasus ya tidak apa-apa. Tapi kemarin sudah bagus. Sudah

menggunakan contoh-contoh nyata. Tapi yang percobaan perlu dicoba

terlebih dahulu agar tahu tingkat keberhasilannya jadi kita dalam

menyampaikan yakin dan contoh-contohnya mungkin bisa lebih

variatif. Dan dipersiapkan lebih matang lagi.

Perlu persiapan

yang lebih

matang dalam

menggunakan

PBL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

209

Lampiran 5.1 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran

Pembelajaran Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

210

Pembelajaran Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

211

Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED ...repository.usd.ac.id/8847/2/131134222_full.pdf11. Kedua orang tuaku, Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani yang selalu menyertai

212

CURRICULUM VITAE

L. Desy Nakaryaswari merupakan anak kedua dari pasangan

Gregorius Herwiyoto dan Yuventina Isti Murwani. Lahir di

Kabupaten Batang pada tanggal 14 Desember 1996.

Pendidikan awal dimulai dari TK Tunas Beringin II, pada

tahun 2000-2001 kemudian pendidikan dilanjutkan di

Sekolah Dasar Negeri Kedawung 03 pada tahun 2001-2007.

Peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah

Pertama N 01 Banyuputih pada tahun 2007-2010. Peneliti

kemudian menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas

Theresiana Weleri pada tahun 2010 dan lulus pada tahun

2013. Peneliti melanjutkan pendidikan di Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma pada tahun 2013.

Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma banyak kegiatan

kemahasiswaan yang telah diikuti. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya sebagai

berikut:

No Nama Kegiatan Tahun Peran

1 Inisiasi Universitas Sanata Dharma 2014 Peserta

2 English Club Program 2013-2015 Peserta

3 Inisiasi Fakultas 2013 Peserta

4 Story Telling and Writing Contest antar mahasiswa PGSD 2015 2015 Peserta

5 Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II 2014 Peserta

6 Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD) 2014 Peserta

7 Inisiasi Mahasiswa Baru PGSD (Insipro PGSD) 2013 2013 Peserta

8 Seminar Internasional“Reinventing Childhood Education” 2015 Bendahara

9 Week-end Moral 2014 Peserta

10 Seminar Love, datting, and sex “Pacaran dengan akal sehat” 2014 Peserta

11 Latihan Dasar Kepemimpinan “Aku seorang pemimpin, bukan

bos”

2013 Peserta

12 Forum Komunikasi Mahasiswa Katolik Keuskupan Purwokerto

(FKMKKP) Sambut Sahabat FKMKKP 2013 “One Heart, One

Family, with FKMKKP”

2015 Peserra

13 Kolaborasi Wayang Kulit Duo Dalang dan Tari “Pandawa

Membangun Purakencana”

2014 Usaha

Dana

14 Penguasaan Bahasa Inggris Aktif 2016 Peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI