PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW …

12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa dengan NIM K4211022 2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia/Pendidikan Bahasa Jawa sebagai Pembimbing 1 3 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa sebagai Pembimbing 2 1 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW BALLING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERHURUF JAWA (Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 dan 3 Sukoharjo Tahun Ajaran 2014/2015) Kusmira Dwi Ayuani 1 , Budhi Setiawan 2 , Kenfitria Diah Wijayanti 3 Universitas Sebelas Maret E-mail: [email protected] Abstract: The purpose of this research to know whether there is a difference between the Java lettered writing skills Snow Balling learning model and the Java lettered writing skills conventional learning model in class X SMA Negeri 1 and 3 Sukoharjo academic years 2014/2015. This research uses experimental method. The population is all students of class X SMA Negeri 1 and 3 Sukoharjo academic years 2014/2015. The selected sample is a class X MIA 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo as the experimental group and the students of class X MIA 3 SMA Negeri 3 Sukoharjo as the control group were taken by purposive sampling technique. The instrument used to collect the data is written tests with test form lettered practice writing Java. Instrument validity uses conceptual validity test and reliability test ratings. Test requirements include normality test with Lilliefors test, homogeneity test with Bartlett test, and balance test with t test. Based on the hypothesis test with t test can be concluded that the Snow Balling learning model better than conventional learning model against Java lettered writing skills (t quantification > t table = 5.200 > 1.666). Keywords: Snow Balling, Conventional, Java Lettered Writing Skills Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara keterampilan menulis berhuruf Jawa siswa yang diajar dengan model pembelajaran Snow Balling dan keterampilan menulis berhuruf Jawa siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional pada kelas X SMA Negeri 1 dan 3 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi pada penelitian eksperimen ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 dan 3 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. Sampel yang dipilih adalah siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Sukoharjo sebagai kelompok kontrol yang diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk

Transcript of PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW …

Page 1: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa dengan NIM K4211022

2Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia/Pendidikan Bahasa Jawa sebagai

Pembimbing 1 3Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Jawa sebagai Pembimbing 2

1

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW BALLING

TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERHURUF JAWA

(Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 dan 3 Sukoharjo

Tahun Ajaran 2014/2015)

Kusmira Dwi Ayuani1, Budhi Setiawan

2, Kenfitria Diah Wijayanti

3

Universitas Sebelas Maret

E-mail: [email protected]

Abstract: The purpose of this research to know whether there is a difference

between the Java lettered writing skills Snow Balling learning model and the Java

lettered writing skills conventional learning model in class X SMA Negeri 1 and 3

Sukoharjo academic years 2014/2015. This research uses experimental method.

The population is all students of class X SMA Negeri 1 and 3 Sukoharjo academic

years 2014/2015. The selected sample is a class X MIA 2 SMA Negeri 1

Sukoharjo as the experimental group and the students of class X MIA 3 SMA

Negeri 3 Sukoharjo as the control group were taken by purposive sampling

technique. The instrument used to collect the data is written tests with test form

lettered practice writing Java. Instrument validity uses conceptual validity test

and reliability test ratings. Test requirements include normality test with Lilliefors

test, homogeneity test with Bartlett test, and balance test with t test. Based on the

hypothesis test with t test can be concluded that the Snow Balling learning model

better than conventional learning model against Java lettered writing skills (t

quantification > t table = 5.200 > 1.666).

Keywords: Snow Balling, Conventional, Java Lettered Writing Skills

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

antara keterampilan menulis berhuruf Jawa siswa yang diajar dengan model

pembelajaran Snow Balling dan keterampilan menulis berhuruf Jawa siswa yang

diajar dengan model pembelajaran konvensional pada kelas X SMA Negeri 1 dan

3 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini menggunakan metode

eksperimen. Populasi pada penelitian eksperimen ini adalah siswa kelas X SMA

Negeri 1 dan 3 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. Sampel yang dipilih adalah

siswa kelas X MIA 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo sebagai kelompok eksperimen dan

siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 3 Sukoharjo sebagai kelompok kontrol yang

diambil dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk

Page 2: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

mengumpulkan data adalah tes tertulis dengan bentuk tes praktik menulis berhuruf

Jawa. Validitas instrumen menggunakan uji validitas konseptual dan uji reliabilitas

ratings. Uji persyaratan meliputi uji normalitas dengan uji Lilliefors, uji

homogenitas dengan uji Bartlett, dan uji keseimbangan dengan uji t. Berdasarkan

uji hipotesis dengan uji t dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Snow

Balling lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional

terhadap keterampilan menulis berhuruf Jawa (t hitung > t tabel = 5,200 > 1,666).

Kata kunci: Snow Balling, Konvensional, Keterampilan Menulis Berhuruf Jawa

PENDAHULUAN

Bahasa Jawa termasuk kategori pelajaran bahasa, sehingga mempunyai

konteks yang hampir sama dengan pelajaran bahasa yang lain. Seperti mata

pelajaran bahasa Indonesia, materi yang diajarkan di dalam mata pelajaran bahasa

Jawa juga terdapat empat keterampilan berbahasa, antara lain keterampilan

menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang memiliki

tingkat kesulitan paling tinggi. Hal tersebut dikarenakan untuk mempelajari

keterampilan menulis diperlukan ketiga keterampilan berbahasa yang lain.

Keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa Jawa tidak hanya berkaitan

dengan menulis karya sastra, tetapi juga berkaitan dengan teknik menulis huruf-

huruf yang digunakan. Huruf yang digunakan dalam bahasa Jawa tidak hanya

huruf Latin, tetapi juga huruf Jawa.

Berkaitan dengan definisi menulis, Sumarwati (2013: 1) mengungkapkan

pengertian menulis secara umum adalah menuangkan pikiran atau gagasan, atau

fakta dalam bentuk tulis. Penguasaan terhadap menulis berarti kecakapan untuk

mengetahui dan memahami struktur bahasa yang sesuai dengan kaidah yang

berlaku (Slamet, 2008: 98). Slamet juga menjelaskan bahwa kecakapan tersebut

merupakan sebagian persyaratan keterampilan menulis seseorang untuk

mengetahui, memahami, dan menggunakan unsur-unsur kata, kalimat, paragraf,

serta tata tulis-menulis.

Dengan demikian, dapat diketahui bahwa keterampilan menulis berhuruf

Jawa merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan unsur-unsur

kata, kalimat, paragraf, serta tata tulis-menulis dengan menggunakan huruf Jawa.

Page 3: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Tata tulis-menulis dalam huruf Jawa dapat berupa penulisan dan pemenggalan

kata, pemakaian huruf dan angka Jawa, pemakaian tanda baca, dan sebagainya.

Huruf Jawa dalam bahasa Jawa sering disebut dentawyanjana. Menurut

Sutardjo (2011: 120), kata dentawyanjana berasal dari kata denta ‘untu atau gigi’

dan wyanjana ‘aksara atau huruf’; dentawyanjana kemudian diartikan sebagai

aksara untu atau huruf gigi, dan sering disebut carakan. Huruf Jawa atau sering

disebut dengan aksara Jawa memiliki beberapa jenis. Sofwan (2011: 1-13)

membedakan aksara Jawa menjadi 4 golongan, antara lain: (1) aksara Jawa yang

berwujud suku kata legena, yaitu suku kata suara a yang jumlahnya ada 20 aksara

dan pasangannya juga 20 aksara yang meliputi ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la,

pa, dha, ja, ya, nya, ma, ga, ba, tha, nga; (2) aksara murda atau aksara gedhe

yang jumlahnya ada 8 aksara, yaitu Na, Ka, Ta, Sa, Pa, Ga, Ba, Nya; (3) aksara

suara atau aksara vokal yang jumlahnya ada 5 aksara, yaitu A, I, E, O, U; dan (4)

aksara rekan atau aksara rekakan meliputi kh, gh, dz, f/v, z.

Cara penulisan huruf Jawa memiliki beberapa pedoman. Itulah salah satu

faktor yang menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan menulis

menggunakan huruf Jawa. Berdasarkan hasil pengamatan nilai ulangan harian dan

ulangan umum mata pelajaran bahasa Jawa siswa kelas X SMA Negeri 1

Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015 diketahui bahwa masih banyak siswa yang

mendapat nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu materi

yang dianggap sulit oleh siswa adalah menulis berhuruf Jawa. Kesulitan tersebut

karena kurangnya penguasaan terhadap cara-cara merangkai huruf Jawa menjadi

kata dan kalimat.

Penelitian tentang upaya meningkatkan keterampilan menulis pernah

dilakukan oleh Joe Moxley dengan judul Big Data, Learning Analytics, and

Social Assessment. Hasil penelitian Joe Moxley menyimpulkan bahwa

penggunaan media sosial dan rubrik masyarakat memungkinkan pemetaan tentatif

penalaran, penelitian mahasiswa, dan kemampuan menulis. Adapun penelitian

LA. Stern dan A. Solomon yang berjudul Effective Faculty Feedback: The Road

Less Traveled juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis. Hasil

Page 4: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

penelitian tersebut adalah lebih dari setengah kertas (61%) memiliki komentar

yang berurusan dengan "kualitas keseluruhan" dari tugas yang selesai.

Dalam mengatasi kesulitan menulis berhuruf Jawa perlu memperhatikan

proses pembelajarannya. Keberhasilan proses pembelajaran akan meningkatkan

prestasi siswa. Demi keberhasilan proses pembelajaran, guru perlu memiliki

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan dalam menerapkan model

pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat menjadikan proses

pembelajaran menjadi lebih efektif.

Model pembelajaran adalah model yang dipilih dalam pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran dan dilaksanakan dengan suatu sintaks

(langkah-langkah yang sistematis dan urut) tertentu (Warsono & Hariyanto, 2012:

35). Saat ini model pembelajaran yang diterapkan dalam mata pelajaran bahasa

Jawa, khususnya materi huruf Jawa, kurang bervariasi. Masih banyak ditemukan

guru yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Menurut Djamarah

(Isjoni & Ismail, 2008: 158-159), model pembelajaran konvensional disebut juga

dengan ceramah karena sejak dulu telah dipergunakan sebagai alat komunikasi

lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan pembelajaran.

Metode ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru

terhadap kelas (Anitah, 2009: 85).

Model pembelajaran konvensional sering digunakan guru karena tidak

membutuhkan banyak tenaga, waktu, dan biaya. Hal tersebut sejalan dengan

Nugroho (2013: 89) yang mengatakan kelebihan metode ceramah adalah murah

karena media yang digunakan cukup suara guru dan menghemat waktu karena

semua aspek yang penting telah disampaikan guru.

Metode ceramah dalam model pembelajaran konvensional tidak efektif

untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut sejalan

dengan pendapat Bligh, yaitu metode ceramah tidak seefektif metode diskusi, jika

digunakan untuk menggugah pendapat siswa/mahasiswa (Zaini, Munthe, &

Aryani, 2007: 61).

Salah satu model pembelajaran yang dapat melatih siswa aktif dalam

kelompok adalah Snow Balling. Menurut Zaini, Munthe, dan Aryani (2007: 61),

Page 5: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

model ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi

siswa/mahasiswa secara bertingkat. Maksud dari diskusi secara bertingkat adalah

peserta didik berdiskusi memecahkan suatu masalah dalam kelompok kecil

kemudian bergabung dengan kelompok lain, sehingga menjadi kelompok besar.

Dalam model pembelajaran Snow Balling, setiap anggota kelompok

berkewajiban merumuskan jawaban atau pemecahan masalah sebagai bekal

tatkala bergabung pada pembentukan kelompok baru (Marno & Idris, 2012: 154).

Penggabungan kelompok dilakukan setelah anggota kelompok awal mendapatkan

jawaban dari soal atau permasalahan yang diberikan.

Metode diskusi dalam model pembelajaran ini membuat suasana kelas

terasa lebih santai dan menyenangkan, akan tetapi masih berkonsentrasi pada

materi pelajaran. Silberman dan Auerbach (2013: 10) mengungkapkan bahwa

menempatkan peserta dalam tim dan memberi mereka tugas yang membuat

mereka bergantung kepada satu sama lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan

terkait adalah cara yang gemilang untuk mendayagunakan kebutuhan sosial

mereka. Diskusi kelompok yang dilakukan bertingkat dari kelompok kecil hingga

kelompok besar dapat mendidik siswa untuk bertanggung jawab, saling

membantu, dan teliti dalam mengerjakan tugas.

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui

ada tidaknya perbedaan antara keterampilan menulis berhuruf Jawa siswa yang

diajar dengan model pembelajaran Snow Balling dan keterampilan menulis

berhuruf Jawa siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional pada

kelas X SMA Negeri 1 dan 3 Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sukoharjo dan SMA Negeri

3 Sukoharjo selama enam bulan, yaitu dari bulan Januari sampai Juni 2015.

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan dua variabel, yaitu

terikat (keterampilan menulis berhuruf Jawa) dan bebas (model pembelajaran

Page 6: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Snow Balling dan konvensional). Oleh karena itu, rancangan penelitian yang

digunakan oleh peneliti adalah posttest only control group design.

Tabel 1. Rancangan Penelitian

Kelompok Variabel Bebas Posttest

Eksperimen

(Kelas X MIA 2

di SMA Negeri 1 Sukoharjo)

X

(Model Pembelajaran

Snow Balling)

O1

Kontrol

(Kelas X MIA 3

di SMA Negeri 3 Sukoharjo)

- O2

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 dan 3

Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. Sampel yang dipilih adalah siswa kelas X

MIA 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas X

MIA 3 SMA Negeri 3 Sukoharjo sebagai kelompok kontrol yang diambil dengan

teknik purposive sampling.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini

adalah tes keterampilan menulis berhuruf Jawa. Uji validitas data yang digunakan

adalah uji validitas konseptual, yaitu berdasarkan teori atau konsep yang relevan

dengan variabel penelitian. Validitasnya tercermin pada indikator-indikator yang

diukur dan dikonsultasikan dengan beberapa ahli di bidang bahasa tentang

instrumen yang dibuat. Konsultan yang dipilih oleh peneliti adalah kedua

pembimbing skripsi, guru bahasa Jawa SMA Negeri 1 Sukoharjo, dan guru bahasa

Jawa SMA Negeri 3 Sukoharjo. Selain itu, dilakukan uji reliabilitas ratings,

diperoleh nilai ̅ = 0,976. Berdasarkan hasil tersebut, instrumen tes keterampilan

menulis berhuruf Jawa dinyatakan reliabel.

Sebelum analisis data, dilakukan uji normalitas, homogenitas, dan

keseimbangan. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan pengujian

hipotesis dengan menggunakan uji t.

Page 7: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini melibatkan 76 siswa yang terdiri dari 38 siswa kelas X

MIA 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo dan 38 siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 3

Sukoharjo tahun ajaran 2014/2015. Kelas X MIA 2 SMA Negeri 1 Sukoharjo

sebagai kelas eksperimen yang diberi model pembelajaran Snow Balling dan kelas

X MIA 3 SMA Negeri 3 Sukoharjo sebagai kelas kontrol yang diberi model

pembelajaran konvensional.

Berdasarkan evaluasi hasil posttest keterampilan menulis berhuruf Jawa

kelas eksperimen memiliki rentang skor 18,33 dengan skor terendah 75 dan skor

tertinggi 93,33. Hasil posttest pada kelompok ini mempunyai nilai mean sebesar

83,15, modus sebesar 78,32, median sebesar 82,50, varians sebesar 32,71, dan

standar deviasi sebesar 5,72. Pada kelas kontrol diketahui rentang skor 25 dengan

skor terendah 66,66 dan skor tertinggi 91,66. Hasil posttest pada kelompok ini

mempunyai nilai mean sebesar 75,61, modus sebesar 78,33, median sebesar 74,99,

varians sebesar 46,45, dan standar deviasi sebesar 6,82.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data dalam keadaan

terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dalam penelitian ini

menggunakan uji Lilliefors.

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Posttest Keterampilan Menulis

Berhuruf Jawa Kelas Eksperimen dan Kontrol

Sampel ̅ S L0 Lt

Snow Balling 83,15 5,72 0,1154 0,144

Konvensional 75,92 6,60 0,1412 0,144

Page 8: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Pada kelas eksperimen diperoleh L0 sebesar 0,1154 dengan N = 38 dan

taraf nyata α = 0,05. Berasal dari Daftar Nilai Kritis L untuk uji Lilliefors, didapat

Lt sebesar 0,144, sehingga L0 < Lt atau 0,1154 < 0,144. Pada kelas kontrol

diperoleh L0 sebesar 0,1412 dengan N = 38 dan taraf nyata α = 0,05. Berasal dari

Daftar Nilai Kritis L untuk uji Lilliefors, didapat Lt sebesar 0,144, sehingga L0 <

Lt atau 0,1412 < 0,144. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data nilai

posttest keterampilan menulis berhuruf Jawa pada kelas kontrol berasal dari

populasi berdistribusi normal.

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua sampel berasal dari

populasi yang homogen atau tidak. Pengujian homogenitas pada penelitian ini

menggunakan uji Bartlett.

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Posttest Keterampilan Menulis

Berhuruf Jawa Kelas Eksperimen dan Kontrol

Sampel dk 1/dk Si2

log Si2 (dk) log Si

2

Harga

χ2

hitung χ2

tabel

Snow Balling 37 0,027 32,71 1,515 56,0412 1,137 3,841

Konvensional 37 0,027 46,45 1,667 61,6802

Jumlah 74

117,7214

Berdasarkan tabel 3 diketahui χ2 hitung sebesar 1,137. Merujuk pada

tabel dengan tingkat signifikansi α = 0,05, diperoleh χ2

tabel sebesar 3,841,

sehingga χ2

hitung < χ2

tabel (1,137 < 3,841). Dapat disimpulkan bahwa data nilai

posttest keterampilan menulis berhuruf Jawa pada kelas eksperimen dan kontrol

berasal dari populasi yang homogen.

Pengujian keseimbangan dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal

kelas eksperimen dan kontrol sebelum mendapat perlakuan. Uji keseimbangan

dalam penelitian ini menggunakan uji t.

Page 9: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Tabel 4. Hasil Uji Keseimbangan Kondisi Awal Kelas Eksperimen

dan Kontrol

Sampel ̅ S t hitung t tabel

Snow Balling 72,84 9,64 0,482 1,993

Konvensional 71,79 9,29

Berdasarkan tabel 4 diketahui t hitung sebesar 0,482. Merujuk pada tabel

dengan tingkat signifikansi α = 0,025, diperoleh t tabel sebesar 1,993, sehingga t

hitung < t tabel (0,482 < 1,993). Dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan

kontrol mempunyai kemampuan awal yang seimbang.

Rumus statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah uji t.

Pada penelitian ini, hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut.

H0 : keterampilan menulis berhuruf Jawa siswa yang diajar dengan

model pembelajaran Snow Balling tidak lebih baik dibandingkan dengan

keterampilan menulis berhuruf Jawa siswa yang diajar dengan model

pembelajaran konvensional.

H1 : keterampilan menulis berhuruf Jawa siswa yang diajar dengan

model pembelajaran Snow Balling lebih baik dibandingkan dengan

keterampilan menulis berhuruf Jawa siswa yang diajar dengan model

pembelajaran konvensional.

Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Posttest Keterampilan Menulis

Berhuruf Jawa

Sampel ̅ S t hitung t tabel

Snow Balling 83,15 5,72 5,200 1,666

Konvensional 75,61 6,82

Page 10: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Berdasarkan deskripsi data, diperoleh nilai rata-rata posttest keterampilan

menulis berhuruf Jawa siswa yang diberi model pembelajaran Snow Balling lebih

besar daripada nilai rata-rata yang diperoleh siswa yang diberi model

pembelajaran konvensional, yaitu 83,15 > 75,61. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa model pembelajaran Snow Balling menghasilkan nilai keterampilan

menulis berhuruf Jawa yang lebih tinggi daripada model pembelajaran

konvensional.

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t, diperoleh t

hitung sebesar 5,200 dan t tabel sebesar 1,666. Hal ini berarti t hitung > t tabel

(5,200 > 1,666). Hasil tersebut membuktikan bahwa H0 yang berbunyi

“keterampilan menulis berhuruf Jawa siswa yang diajar dengan model

pembelajaran Snow Balling tidak lebih baik dibandingkan dengan keterampilan

menulis berhuruf Jawa siswa yang diajar dengan model pembelajaran

konvensional” ditolak, sedangkan H1 yang berbunyi “keterampilan menulis

berhuruf Jawa siswa yang diajar dengan model pembelajaran Snow Balling lebih

baik dibandingkan dengan keterampilan menulis berhuruf Jawa siswa yang diajar

dengan model pembelajaran konvensional” diterima.

Hal ini berarti perlakuan model pembelajaran Snow Balling terbukti

dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Model

ini dapat mendorong siswa ikut serta secara aktif dalam pembelajaran melalui

diskusi kelompok. Diskusi kelompok pada model pembelajaran Snow Balling

dimulai dari kelompok berpasangan, yaitu beranggotakan dua orang. Di dalam

kelompok tersebut, siswa mendiskusikan sebuah soal. Setelah diskusi selesai,

dilakukan penggabungan dua kelompok berpasangan menjadi satu kelompok,

sehingga terbentuk kelompok baru yang beranggotakan empat orang. Pada

kelompok baru ini siswa mencocokkan jawaban dari kedua kelompok awal untuk

diambil jawaban yang disepakati bersama. Penggabungan kelompok dapat

dilakukan lagi apabila waktu masih memadai. Metode diskusi kelompok yang

dilakukan secara bertingkat ini dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab,

gotong-royong, dan teliti pada siswa dalam mengerjakan tugas. Model ini

Page 11: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

membuat suasana kelas lebih menyenangkan, sehingga siswa tidak mudah bosan

mengikuti pembelajaran sampai akhir.

Berbeda halnya dengan model pembelajaran Snow Balling yang

membuat suasana kelas menjadi aktif, pelaksanaan model pembelajaran

konvensional cenderung pasif. Kelemahan dari model ini adalah kurangnya

partisipasi siswa dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran

didominasi oleh guru. Peran siswa hanya mendengar, mencatat, dan mengerjakan

tugas, sehingga siswa terbatasi untuk memberikan umpan balik dari materi yang

telah mereka terima. Hal tersebut dapat membuat semangat siswa untuk mengikuti

pembelajaran berkurang, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara

maksimal.

Penerapan model pembelajaran Snow Balling memberikan peluang yang

lebih besar kepada siswa untuk memahami materi secara maksimal. Siswa juga

memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk mengembangkan bakat dan

potensinya. Jadi, model pembelajaran Snow Balling memberikan hasil yang lebih

baik daripada model pembelajaran konvensional.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian yang telah dikemukakan

pada bab sebelumnya disimpulkan bahwa keterampilan menulis berhuruf Jawa

siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran Snow Balling lebih baik hasilnya

dibandingkan dengan keterampilan menulis berhuruf Jawa siswa yang diajar

dengan strategi pembelajaran konvensional.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. (2009). Teknologi Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Isjoni dan Ismail, Mohd. Arif. (2008). Model-model Pembelajaran Mutakhir.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 12: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOW …

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Marno dan Idris, M. (2012). Strategi & Metode Pengajaran: Menciptakan

Keterampilan Mengajar yang Efektif dan Edukatif. Yogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Moxley, Joe. (2013). Big Data, Learning Analytics, and Social Assessment.

Journal of Writing Assessment, 6. Diperoleh 27 Juli 2015, dari

http://www.journalofwritingassessment.org/archives.php.

Nugroho, Djawadi Hadi. (2013). Strategi Pembelajaran Geografi. Yogyakarta:

Ombak.

Silberman, Mel dan Auerbach, Carol. (2013). Active Training: Pedoman Praktis

tentang Teknik, Desain, Contoh Kasus, dan Kiat. Bandung: Nusa Media.

Slamet. (2008). Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: LPP

UNS dan UNS Press.

Sofwan. (2011). Kawruh Aruming Basa. Surakarta: PT Widya Duta Grafika.

Stern, L.A. dan Solomon, A. (2006). Effective Faculty Feedback: The Road Less

Traveled. Assessing Writing, 11, 22-41. Diperoleh 23 Desember 2014, dari

http://journalofwritingassessment.org/archives/3-1.5.pdf.

Sumarwati. (2013). Menulis Karya Ilmiah dalam Bahasa Indonesia. Surakarta:

UNS Press.

Sutardjo, Imam. (2011). Kawruh Basa saha Kasusastran Jawi. Surakarta: Jurusan

Sastra Daerah FSSR UNS.

Warsono dan Hariyanto. (2012). Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Zaini, H., Munthe, B., dan Aryani, S.A. (2007). Strategi Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: CTSD Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga.