PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan...

194
i PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI SISWA KELAS V SD NEGERI CONDONGCATUR YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar Oleh: Karlina Nugraheni NIM: 141134011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan...

Page 1: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

i

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP

KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI

SISWA KELAS V SD NEGERI CONDONGCATUR

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Karlina Nugraheni

NIM: 141134011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

iv

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan skripsiku ini untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus Sang Juru Selamatku dan Bunda Maria teladanku.

2. Kedua orang tuaku Bapak Ramelan (Alm.) dan Ibu Karminah Theresia

(Alm.) yang turut mendoakanku dari surga.

3. Kakak pertamaku Leornardus Rangga Maradona, Kakak keduaku Andreas

Raka Setiaji dan Istrinya Angelina Mellissa, serta kakak ketigaku Mira Tri

Pangestuti yang senantiasa memberi dukungan, membantu, dan

mendoakanku.

4. Keluarga besar Amirejo yang memberikan peran atas perjalanan hidupku.

5. Sahabat-sahabatku yang selalu setia menemani, mendukung, dan

memotivasiku.

6. Teman-teman PGSD angkatan 2014 yang telah berjuang bersama dan

saling memberikan dukungan, bantuan, dan sebagai tempat curahan hati.

7. Dosen di Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma yang

senantiasa memberikan bimbingan dan mendidikku untuk menjadi seorang

pendidik yang berkualitas.

8. Almamater Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan inspirasi

untuk menjadi calon pendidik yang berkualitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

v

MOTTO

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;

ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”.

(Lukas, 11: 9)

“Adalah seni tertinggi bagi seorang guru untuk membangkitkan kegembiraan

dalam ekspresi dan pengetahuan kreatif”.

(Albert Einstein)

“Terberkatilah mereka yang bisa memberi tanpa mengingatnya dan menerima

tanpa melupakannya”.

(Elizabeth Beibesco)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Desember 2017

Peneliti

Karlina Nugraheni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Karlina Nugraheni

Nomor Mahasiswa : 141134011

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN

MENGINGAT DAN MEMAHAMI SISWA KELAS V SD NEGERI

CONDONGCATUR YOGYAKARTA”.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 15 Desember 2017

Yang menyatakan

Karlina Nugraheni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

viii

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN

MEMAHAMI SISWA KELAS V SD NEGERI CONDONGCATUR

YOGYAKARTA

Karlina Nugraheni

Universitas Sanata Dharma

2018

Latar belakang penelitian ini adalah adanya keprihatinan terhadap

rendahnya prestasi belajar IPA di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan

PISA pada tahun 2009 dan 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh penerapan model pembelajaran Group Investigation terhadap

kemampuan mengingat dan kemampuan memahami mata pelajaran IPA siswa

kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta.

Metode penelitian ini menggunakan quasi experimental design tipe

pretest-posttest non-equivalent group design. Populasi penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta yang berjumlah 56

siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VA sebagai kelompok kontrol

dengan jumlah 29 siswa dan siswa kelas VB sebagai kelompok eksperimen

dengan jumlah 27 siswa. Adapun treatment yang diterapkan pada kelompok

eksperimen adalah model pembelajaran Group Investigation. Ada enam langkah

dalam model pembelajaran Group Investigation, yaitu mengidentifikasi topik dan

mengatur siswa ke dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari,

melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan

akhir, dan evaluasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Model Pembelajaran Group

Investigation tidak berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Rerata selisih

skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 1,19, SE = 0,10) lebih tinggi

daripada rerata selisih skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 1,03,

SE = 0,15). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t = 0,886, p = 0,380 (p >

0,05); termasuk kategori efek kecil dengan r = 0,11 atau setara dengan 1,21%. 2)

Model Pembelajaran Group Investigation tidak berpengaruh terhadap kemampuan

memahami. Rerata selisih skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M =

1,03, SE = 0,15) lebih tinggi daripada rerata selisih skor yang dicapai pada

kelompok control (M = 0,19, SE = 0,21). Perbedaan skor tersebut signifikan

dengan t = -1,02, p sebesar 0,312 (p > 0,05); termasuk kategori efek kecil dengan

r = 0,14 atau setara dengan 1,96%.

Kata kunci: model pembelajaran Group Investigation, kemampuan mengingat,

kemampuan memahami, pelajaran IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

ix

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL

IMPLEMENTATION OF GROUP INVESTIGATION TYPE TOWARDS

REMEMBERING AND COMPREHENDING ABILITY OF THE FIFTH

GRADE STUDENTS OF CONDONGCATUR STATE PRIMARY SCHOOL

YOGYAKARTA

Karlina Nugraheni

Sanata Dharma University

2018

The background of this research was based on a research conducted by

PISA in 2009 and 2012 about the concern for the low of Science learning

achievement in Indonesia. This research aimed to figure out the influence of

cooperative learning model implementation of Group Investigation type towards

remembering and comprehending ability in Science for the fifth grade students of

Condongcatur State Primary School Yogyakarta.

This research employed quasi experimental of pretest-posttest non-

equivalent group design type. The research population was all fifth grade students

of Condongcatur State Primary School Yogyakarta. There were 56 students; 29

students of class VA as the control group and 27 students of class VB as the

experimental group. For the experimental group, the researcher applied Group

Investigation learning model. There were six steps of Group Investigation

learning model, those were identifying topic and classifying students into groups,

planning the learned task, conducting investigation, preparing final report,

presenting final report, and evaluating.

The results showed that 1) Group Investigation learning model did not

influence remembering ability. The different score average of the control group

(M = 1,19, SE = 0,10) was higher than the different score average of the

experimental group (M = 1,03, SE = 0,15). The different score was significant

with t = 0,886, p = 0,380 (p > 0,05);belonged to small effect category with r =

0,11 (1,21%); 2) Group Investigation learning model did not influence

comprehending ability. The different score average of the experimental group (M

= 1,03, SE = 0,15)was higher than the different score average of the control

group (M = 0,19, SE = 0,21). The different score was significant with t = -1,02, p

= 0,312 (p > 0,05);belonged to small effect category with r = 0,14(1,96%).

Keywords: Group Investigation learning model, remembering ability,

comprehending ability, Science.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat kehidupan dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat melakukan penelitian

dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Group Invetigation terhadap Kemampuan

Mengingat dan Memahami Siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta”.

Skripsi ini ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, bimbingan, dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

yang setulus-tulusnya kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD Universitas

Sanata Dharma.

3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD Universitas

Santa Dharma.

4. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku dosen

pembimbing I yang telah memberikan waktu, dukungan, bimbingan, dan

saran sejak awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

5. Agnes Herlina Dwi.H., S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing II

yang telah memberikan waktu, dukungan, bimbingan, dan saran sejak awal

hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

6. Laurensia Aptik Evanjeli, M.A. selaku dosen penguji III.

7. Segenap dosen dan karyawan sekretariat PGSD yang telah membekali

penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan dan memberikan pelayanan

dengan ramah.

8. Drs. Tri Suhadi selaku Kepala Sekolah SD Negeri Condongcatur yang

telah memberikan ijin untuk melakukan implementasi penelitian

eksperimen di kelas VA dan VB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

xi

9. Ana Rahayu, A.Ma. dan Wahyudi, S.Pd. selaku guru SD Negeri

Condongcatur yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan ide dalam

pelaksanaan penelitian eksperimen di kelas VA dan VB, Serta siswa-siswi

kelas V SD Negeri Condongcatur tahun ajaran 2016/2017.

10. Karminah Theresia (Alm.) dan Ramelan (Alm.) yang turut mendoakanku

dari surga, Leornardus Rangga Maradona, Andreas Raka Setiaji, Angelina

Mellissa, dan Mira Tri Pangestuti yang telah berjuang bersamaku dengan

penuh cinta, dukungan, dan doa.

11. Keluarga besar Amirejo yang senantiasa memberikan bantuan dan

dukungan serta doa untukku.

12. Petrus Rahmadi dan Agustina Martatik yang telah mendukung, membantu,

dan mendoakanku.

13. Teman-teman kelas A PGSD 2014 yang telah berjuang bersama untuk

mendapatkan gelar Sarjana, sukses untuk kita semua.

14. Teman diskusi dan bertukar pikiran Agnes Lirinanda S. dan Eli Indriyani

yang rela meluangkan waktu dan pikiranya dalam membantu penyelesaian

skripsi.

15. Sahabat-sahabat yang selalu setia mendukung dan menemani perjalanan

hidupku Maria Rias, Stefani Sekar B.J, Ignatia Dewi Kusumaningrum,

Scholastika Gratia Magna A Deo, Khoirunisa Aprita Sari, Jhony

Krisnanto, Ignasius Yoki, dan Njuna Prasetya.

16. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi peningkatan

dan perbaikan dimasa mendatang. Semoga karya ini bermanfaat bagi penulis dan

para pembaca.

Yogyakarta, 15 Desember 2017

Peneliti

Karlina Nugraheni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

1.5 Definisi Operasional................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka .......................................................................................... 8

2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ............................................................. 8

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ........................................................... 8

2.1.1.2 Teori Perkembangan Awal ........................................................... 9

2.1.1.3 Teori Perkembangan Sosial.......................................................... 11

2.1.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif .................................................. 12

2.1.1.5 Group Investigation ..................................................................... 14

2.1.1.6 Teori Proses Kognitif ................................................................... 16

2.1.1.7 Kemampuan Mengingat ............................................................... 19

2.1.1.8 Kemampuan Memahami .............................................................. 19

2.1.1.9 Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................... 20

2.1.1.10 Materi Ilmu Pengetahuan Alam ................................................. 21

2.1.2 Penelitian yang Relevan ..................................................................... 23

2.1.2.1 Literature Map ............................................................................. 25

2.2 Kerangka Berpikir .................................................................................... 25

2.3 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 27

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 28

3.2 Setting Penelitian ..................................................................................... 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

xiii

3.2.1 Lokasi Penelitian ................................................................................ 30

3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................ 30

3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................ 31

3.3.1 Populasi .............................................................................................. 31

3.3.2 Sampel ................................................................................................ 31

3.4 Variabel Penelitian ................................................................................... 32

3.4.1 Variabel Independen .......................................................................... 32

3.4.2 Variabel Dependen ............................................................................. 32

3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 33

3.6 Instrumen Penelitian................................................................................. 34

3.7 Teknik Penguji Instrumen ........................................................................ 35

3.7.1 Uji Validitas ....................................................................................... 35

3.7.1.1 Validitas Permukaan .................................................................... 36

3.7.1.2 Validitas Isi .................................................................................. 36

3.7.1.3 Validitas Konstruk ....................................................................... 37

3.7.2 Reliabilitas.......................................................................................... 38

3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................ 38

3.8.1 Uji Perlakuan Pengaruh...................................................................... 39

3.8.1.1 Uji Asumsi ................................................................................... 39

1. Uji Normalitas Distribusi Data............................................................. 39

2. Uji Homogenitas Varian ...................................................................... 40

3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ................................................ 41

3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................................... 42

3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ..................................................... 43

3.8.2 Analisis Lebih Lanjut ........................................................................ 44

3.8.2.1 Uji Presentase Peningkatan rerata Pretest ke Posttest I ............... 44

3.8.2.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ........... 45

3.8.2.3 Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest I...................................... 45

3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 48

4.1.1 Implementasi Penelitian ..................................................................... 48

4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian ................................... 48

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi ................................................................ 49

1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kontrol ................................... 50

2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Eksperimen ............................. 51

4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian 1 ......................................................... 57

4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data .................................................... 58

4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ................................................ 59

4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................................... 60

4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ..................................................... 63 4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut ................................................................... 64

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest 1....... 64

2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest 1 .................. 66

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest ke Posttest 1 .................................. 67

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan........................................................... 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

xiv

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis II ........................................................................... 69

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data....................................................... 70

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 71

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 72

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 74

4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 76

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest 1......... 76

2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest 1 .................... 78

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest ke Posttest 1 .................................... 80

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan............................................................. 80

4.2 Pembahasan ................................................................................................ 82

4.2.1 Ancaman Validitas ............................................................................... 82

4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation Kemampuan Mengingat .................................................... 92

4.2.3 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation Kemampuan Memahami ................................................... 95

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 99

5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 100

5.3 Saran ......................................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101

LAMPIRAN .................................................................................................... 106

CURRICULUM VITAE .................................................................................. 177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

xv

DAFTAR TABEL

HALAMAN

3.1 Jadwal Pengambilan Data .......................................................................... 31

3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian .................................................................. 34

3.3 Matriks Pengembangan Instrumen ............................................................. 35

3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen..................................................................... 37

3.5 Kriteria Koefisien Reliabilitas.................................................................... 38

3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ................................................................. 38

3.7 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ............................................................ 43

4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mengingat ................. 58

4.2 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .................................................... 59

4.3 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Mengingat .................... 60

4.4 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .................................................... 61

4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat ........ 61

4.6 Hasil Uji Effect Size Kemampuan Mengingat ............................................ 64

4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke

Posttest I Kemampun Mengingat .............................................................. 64

4.8 Hasil Uji Signifikansi Rerata skor pretest ke posttest I ............................. 66

4.9 Hasil Uji Korelasi Antara Rerata Pretest-Posttest I ................................... 67

4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ..................................................... 68

4.11 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Memahami .............. 71

4.12 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .................................................. 72

4.13 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ....................................................... 72

4.14 Hasil Levene’s Test .................................................................................. 73

4.15 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .............................................. 74

4.16 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami ............... 75

4.17 Hasil Perhitungan Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I ........... 76

4.18 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I .................. 79

4.19 Hasil Uji Besar Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ............................ 79

4.20 Hasil Uji Korelasi antara Pretest-Posttest I ............................................. 80

4.21 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ..................................................... 81

4.22 Pengendali Ancaman ................................................................................ 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Gambar Taksonomi Bloom....................................................................... 18

2.2 Skema Literatur......................................................................................... 25

3.1 Gambar Desain Penelitian .......................................................................... 29

3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................... 33

3.3 Rumus Besar Persentase Peningkatan Pretest-Posttest I ........................... 44

3.4 Rumus Gain Score ..................................................................................... 44

3.5 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................. 47

4.1 Grafik Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I ............................................. 62

4.2 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I .................. 63

4.3 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest-Posttest .................................... 64

4.4 Grafik Peningkatan Selisih Pretest-Posttest .............................................. 65

4.5 Grafik Pretest, Posttest I, Posttest II Kemampuan Mengingat .................. 69

4.6 Grafik Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest ............................................... 74

4.7 Diagram Rerata Selisih SkorPretest-Posttest I .......................................... 75

4.8 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest-Posttest .................................... 76

4.9 Rumus Gain Score ..................................................................................... 77

4.10 Grafik Perbedaan Rerata Pretest ke Posttest I ......................................... 78

4.11 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II ................................................. 82

4.12 Ancaman Validitas Internal Penelitian..................................................... 84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1.1 Surat Izin Penelitian ................................................................................... 106

1.2 Surat Izin Validitas Soal............................................................................. 107

2.1 Silabus Kelompok Kontrol dan Eksperimen .............................................. 108

2.2 RPP Kelompok Kontrol ............................................................................. 110

2.3 RPP Kelompok Eksperimen ....................................................................... 115

2.4 LKS Kelompok Eksperimen ...................................................................... 128

3.1 Soal Essai ................................................................................................... 141

3.2 Kunci Jawaban ........................................................................................... 144

3.3 Rubrik Penilaian ......................................................................................... 149

3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement ......................................................... 154

3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas .............................................................. 156

3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas .......................................................... 158

4.1 Tabulasi Kemampuan Mengingat .............................................................. 158

4.2 Tabulasi Kemampuan Memahami ............................................................. 160

4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ................................................................ 162

4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal........................................... 163

4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ...................................... 164

4.6 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan .............................. 165

4.7 Hasil Uji Persentase Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I ..................... 166

4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I ................... 167

4.9 Hasil Uji Korelasi Skor Pretest-Posttest I ................................................. 168

4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ..................................................... 169

5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran .............................................................. 174

5.2 Surat Pernyataan Penelitian........................................................................ 176

5.3 Curriculum Vitae ........................................................................................ 177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab I ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor penentu perkembangan masa depan adalah dunia

pendidikan. Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses

pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh dan berkembang

menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat, dan

berakhlak mulia (berkarakter) (UU No. 20 tahun 2003). Pendidikan

diselenggarakan agar setiap individu mengalami proses belajar secara intensif.

Oleh karena itu, di dalam proses pendidikan harus ada proses pembelajaran yang

difasilitasi oleh pendidik. Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya

terdapat kegiatan interaksi dan komunikasi timbal balik antara guru dan siswa

yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustam,

2001).

Dalam rangka membangun suatu bangsa, pemerintah Indonesia

menyelenggarakan wajib belajar sembilan tahun. Tujuan dari pendidikan di

Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

manusia yang seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur (Depdiknas, 2003). Pada

program sekolah wajib sembilan tahun tersebut, Sekolah Dasar merupakan

pendidikan yang paling dasar. Dari tahap yang paling dasar inilah anak mulai

dibentuk dan dididik untuk menjadi pribadi yang mandiri, cerdas, kreatif, aktif,

dan inovatif. Proses pembelajaran dapat dilakukan oleh siswa dengan bantuan

guru sebagai fasilitator. Pembelajaran yang efektif dan efisien setidaknya berfokus

pada dua tujuan penting dari sekian banyak tujuan pendidikan, yaitu merentensi

dan mentransfer (Anderson & Krathwohl, 2010: 94).

Pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar sangatlah banyak. Salah satu

mata pelajaran yang diajarkan adalah IPA. Ilmu Pengetahuan (IPA) adalah suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

2

usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat

sasaran dengan cara menggunakan prosedur yang dijelaskan dengan penalaran,

sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167). Tujuan

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah supaya siswa dapat mengembangkan

pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mempermudah ketercapaian

tujuan dalam mempelajari IPA, maka diperlukan keterlibatan siswa dalam

berlangsungnya pembelajaran, karena keterlibatan siswa dalam berlangsungnya

pembelajaran sangatlah penting. Dari keterlibatan siswa inilah, siswa dapat

mengembangakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki.

Selain itu, dengan berlangsungnya pembelajaran IPA mampu melatih anak

untuk berpikir kritis dan objektif yang dimulai dengan tahap-tahap yang paling

sederhana sampai yang paling kompleks. Kemampuan kognitif anak menurut

Benjamin Samuel Bloom terdiri dari enam proses yang saling berkaitan, yaitu

kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi,

dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010: 6). Pencapaian proses-proses

kognitif tersebut dilakukan secara berurutan dan sistematis dengan harapan anak

dapat mencapai tahapan dari yang dasar hingga yang kompleks.

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari

memori jangka panjang (Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Kemampuan

mengingat adalah kemampuan menyebutkan kembali informasi atau pengetahuan

yang tersimpan dalam ingatan. Dalam kognitif Bloom kemampuan mengingat

merupakan kemampuan yang paling rendah dan kemampuan dasar yang dimiliki

oleh siswa. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang

bermakna dan menyelesaikan masalah, karena pengetahuan tersebut dipakai

dalam tugas-tugas yang lebih kompleks (Anderson & Krathwohl, 2010: 103).

Kemampuan memahami adalah kemampuan untuk mengkontruksi makna atau

pesan dari pembelajaran siswa baik bersifat lisan, tulisan, maupun grafis

(Anderson & Krathwohl, 2010: 105). Seorang anak dapat dikatakan memahami

apabila anak tersebut mampu menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan

lama yang sudah dipahaminya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

3

Dewasa ini, perkembangan zaman semakin pesat, sehingga membuat

banyak siswa mengikuti perkembangan zaman, namun masih banyak

pembelajaran di kelas yang kurang mengikuti perkembangan zaman. Misalnya

saja selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Aktivitas siswa terbatas

pada tempat duduknya dan interaksi dengan teman sebangku, guru cenderung

menggunakan metode ceramah pada saat mengajar di dalam kelas, dan siswa

kurang mampu untuk membuat kesimpulan atau rangkuman pada sebuah materi.

Padahal, untuk anak jenjang Sekolah Dasar hal yang harus diutamakan adalah

bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu mereka terhadap suatu masalah

(Susanto, 2013: 167). Kekurangan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan

siswa dalam mengingat dan memahami, karena ketika siswa kurang mampu

merangkum dan membuat catatan sendiri sesuai pemahamannya, maka siswa

belum dapat dikatakan sudah mengingat dan memahami materi yang telah

diajarkan guru.

Hal ini juga didukung oleh pembuktian yang dilakukan oleh sebuah organisasi

yang dinamai PISA (Programme For International Student Asessment) tahun

2009 yang dikeluarkan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation

and Development) dalam sebuah survay mengenai sistem pendidikan dan

kemampuan siswa. Dari survay yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

kemampuan anak-anak Indonesia dalam pelajaran membaca, matematika dan IPA

berada pada peringkat 57 dari 65 negara yang diteliti oleh OECD. Seiring

berjalannya waktu pendidikan di Indonesia tidak semakin meningkat tetapi

semakin menurun. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang tertera pada PISA tahun

2012 yang dikeluarkan oleh OECD menunjukkan bahwa peringkat Indonesia

turun menjadi peringkat ke dua dari bawah. Dapat disimpulkan bahwa

kemampuan siswa dalam pelajaran membaca, matematika, dan IPA mengalami

penurunan dalam kurun waktu 3 tahun belakangan ini.

Dari kenyataan di atas kita dapat melihat adanya kesenjangan antara

pembelajaran yang harusnya tercipta dengan kenyataan yang ada saat ini,

sehingga menimbulkan beberapa masalah yang terkadang mempengaruhi

pemahaman materi yang diajarkan oleh guru kepada siswa. Dari masalah yang

ditemukan dalam pembelajaran, maka dapat menimbulkan masalah baru, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

4

rendahnya tingkat kemampuan mengingat dan memahami seorang anak SD dalam

mata pelajaran IPA. Posisi tersebut sungguh memprihatinkan untuk

keberlangsungan pendidikan di Indonesia, maka upaya yang dapat dilakukan

adalah dengan menerapkan model pembelajaran inovatif. Salah satu model

pembelajaran inovatif, yaitu model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

semua jenis kerja kelompok bentuk-bentuk yang lebih diarahkan oleh guru

(Suprijono, 2009: 54). Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe

diantaranya ada Jigsaw, Student Teams Achievement Division (STAD), Group

Investigation (GI), Team Games Tournament (TGT), Number Head Together

(NHT), Think Pair Share (TPS), Make a Match, Decision Making, Mind

Mapping, Picture and Picture, dan sebagainya (Trianto, 2007: 49). Model

pembelajaran kooperatif yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah strategi

belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan

investigasi terhadap suatu topik (Suprijono, 2011: 93). Manfaat model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah memperbaiki cara

pengajaran guru dari yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada anak. Jadi

dalam pembelajaran anak harus aktif, karena tanpa adanya aktivitas, maka proses

pembelajaran tidak mungkin terjadi.

Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation, yaitu mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke

dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari, melaksanakan

Investigasi, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan akhir, dan

evaluasi (Slavin, 2011: 218-220). Tujuan dari model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation, yaitu investigasi yang dilaksanakan secara kelompok

memungkinkan siswa melakukan berbagai pengalaman belajar seperti,

mengemukakan dan menjelaskan segala hal yang bersumber dari pikiran mereka

sendiri, membuka diri terhadap hal yang dipikirkan oleh teman, meningkatkan

tanggung jawab siswa dalam belajar, serta meningkatkan prestasi (Suprijono,

2011: 93). Peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe Group

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

5

Investigation, karena di dalam model pembelajaran ini anak dituntut untuk

melakukan investigasi sendiri di dalam kelompok. Hal ini dapat mendukung

ketercapaian tujuan dalam meningkatkan kemampuan mengingat dan memahami

siswa, sehingga siswa mampu meningkatkan kemampuan selanjutnya sampai

pada tahap kemampuan yang lebih kompleks secara sistematis. Dari investigasi

yang dilakukan anak akan mengolah kemampuan mengingat dan memahami

dengan cara mengemukakan dan menjelaskan segala hal yang bersumber dari

pikiran mereka sendiri

Penelitian tentang pengaruh penerapan model pembelajaran terhadap

kemampuan mengingat dan memahami sudah ada pada beberapa jurnal yang

relevan. Dalam jurnal tersebut, peneliti meneliti keefektifan cooperative learning

STAD dan GI ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis

(Sapitri & Hartono, 2014); Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Sari & Eurika, 2016); The

effects of cooperative learning methods on students’ academic achievements in

social psychology lessons (Simsek, 2014); Penerapan model pembelajaran

gabungan (GI & Lecturing) untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam

memahami materi mata kuliah english teaching and learning theories (Rabbianty,

2014); Peningkatan kemampuan daya ingat anak slow learner melalui terapi

kognitif pada anak Sekolah Dasar (Raharjo, 2012); dan The effect of Group

Investigation learning model accelerated learning team and role playing on

elementary school student’s writing skills viewed from cognitive style (Pitoyo &

Waluyo, 2014). Pada penelitian ini, peneliti memiliki penelitian baru tentang

pengaruh kemampuan mengingat dan memahami pada kalangan anak Sekolah

Dasar.

Penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap kemampuan mengingat dan

memahami siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta semester gasal

tahun ajaran 2017/2018 pada mata pelajaran IPA materi siklus air kelas V Sekolah

Dasar. Peneliti memilih SD Negeri Condongcatur Yogyakarta sebagai tempat

penelitian, karena SD ini memiliki kelas pararel yang tepat digunakan untuk

penelitian eksperimental. Kelas yang digunakan untuk penelitian, yaitu kelas VA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

6

sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 29 anak dan kelas VB

sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 27 anak. Jenis

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi

experimental design dengan tipe pretest-posttest non-equivalent group design.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

berpengaruh terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SD Negeri

Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018?

1.2.2 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

berpengaruh terhadap kemampuan memahami siswa kelas V SD Negeri

Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SD Negeri

Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

1.3.2 Mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation terhadap kemampuan memahami siswa kelas V SD Negeri

Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Siswa

1. Siswa mendapatkan pengalaman belajar dalam penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

2. Siswa mempengaruhi kemampuan mengingat dan memahami pada siswa.

1.4.2 Bagi Guru

1. Guru mendapatkan pengalaman mengunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation.

2. Guru mendapatkan sarana untuk memperbaiki kinerja dalam mengembangkan

penggunaan model pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

7

1.4.3 Bagi Sekolah

1. Sekolah mendapatkan masukan pada penyelenggara dan pengelola sekolah

dalam upaya memperbaiki program sekolah ke depan.

2. Sekolah mendapatkan bantuan untuk kemajuan dan perkembangan dalam

peningkatan mutu pendidikan.

1.4.4 Bagi Peneliti

1. Peneliti memberikan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation terhadap kemampuan mengingat dan

memahami pada mata pelajaran IPA.

2. Peneliti mendapatkan pengetahuan dalam menyusun skripsi untuk

menyelesaikan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan

pada penyelesaian masalah secara bersama atau berkelompok.

1.5.2 Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah strategi

belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk

melatih berpikir kritis dan kerja sama, dengan langkah mengidentifikasi

topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok, merencanakan tugas yang

akan dipelajari, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir,

mempresentasikan laporan akhir, dan evaluasi.

1.5.3 Kemampuan mengingat adalah kemampuan penting sebagai bekal untuk

belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah, karena pengetahuan

tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks, dengan indikator

mengenali, mengidentifikasi, dan mengingat kembali.

1.5.4 Kemampuan memahami adalah kemampuan untuk mengkontruksi makna

atau pesan dari pembelajaran siswa baik bersifat lisan, tulisan, maupun

grafis, dengan indikator menjelaskan, mencontohkan, dan menyimpulkan.

1.5.5 Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu usaha manusia dalam memahami

alam semesta melalui pengamatan yang tepat sasaran dengan cara

menggunakan prosedur yang dijelaskan dengan penalaran, sehingga

mendapatkan suatu kesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II ini berisi kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis

penelitian. Kajian teori membahas teori-teori yang mendukung dan beberapa

kajian penelitian yang relevan, kerangka berpikir berisi pemikiran, dan hipotesis

yang berisi dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah

penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang mendukung

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak

Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak.

Perkembangan merupakan salah satu proses yang penting dalam kehidupan

manusia. Perkembangan anak usia dini dimulai sejak pranatal, sehingga pada saat

itu perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan yang terjadi sangat pesat yang

nantinya akan membawa anak untuk dapat berpikir secara logis dan rasional.

Setiap anak tentu memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Perkembangan

tersebut merujuk pada pertumbuhan, penyesuaian diri yang dilakukan, dan

perubahan yang terjadi dalam fase kehidupannya melalui aspek perkembangan

yang menyeluruh baik perkembangan fisik, kepribadian, sosioemosional, kognitif

atau pemikiran, dan bahasa (Slavin, 2011: 40). Perkembangan tersebut dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu baik faktor dari dalam maupun faktor dari

luar anak. Faktor dari dalam anak misalnya konsentrasi, minat, motivasi, dan

kesehatan tubuh, sedangkan faktor luar misalnya, keluarga, teman sebaya, dan

lingkungan sekitar.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori perkembangan kognitif

Jean Piaget (1896-1980) dan teori perkembangan Lev Semenovich Vygotsky

(1869-1934). Kedua teori tersebut digunakan dalam penelitian ini, karena terdapat

kesesuaian dengan variabel penelitian dan tahap dasar perkembangan kognitif

anak. Teori perkembangan kognitif ini menunjukkan sejauh mana perkembangan

intelektual anak dan menjelaskan bagaimana tahap kemampuan anak dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

9

menerima dan mengolah pengetahuan yang didapatkannya. Perkembangan

kognitif ini hanya terjadi ketika ketidakseimbangan atau konflik terjadi (dalam

Piaget, 2012). Dengan demikian, perkembangan kognitif anak dapat terjadi

dengan semaksimal mungkin, apabila didukung dengan proses pembelajaran yang

optimal.

2.1.1.2 Teori Perkembangan Awal

Jean Piaget lahir pada 9 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss. Ayahnya adalah

seorang sejarahwan yang mengkhususkan di bidang sejarah literatur abad

pertengahan. Dalam perkembangan kognitif anak, Piaget menjelaskan bahwa

seorang anak dilahirkan dengan potensi untuk bertindak dengan cara tertentu yang

disebut sebagai skema (Hergenhahn & Matthew, 2010: 314). Skema adalah

potensi umum untuk melakukan satu kelompok perilaku atau gugus bangun yang

dimiliki oleh anak. Seorang anak akan mengalami proses belajar melalui tiga

tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (Santrock, 2014: 44). Tahap

asimilasi adalah proses memasukkan informasi baru ke dalam pengetahuan skema

yang ada. Tahap akomodasi adalah proses penyesuaian skema pengetahuan yang

sudah ada terhadap informasi baru. Tahap equilibrasi adalah mekanisme

perpindahan dari satu tahap pemikiran anak ke tahap pemikiran berikutnya.

Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif anak menjadi empat

tahap (Hergenhahn & Olson, 2010: 318), yaitu:

1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)

Tahap ini tidak ada bahasa, sehingga anak tidak dapat berbicara dengan

menggunakan bahasa. Anak akan membangun pemahaman tentang dunia

dengan cara mengkoordinasikan pengalaman sensorik anak melalui

melihat dan mendengar, sedangkan dengan tindakan motorik anak dapat

mencapai dan menyentuh. Tingkat intelegensi anak disasarkan pada

penggunaan indra (sensori) dan tindakan (motor). Interaksi dengan

lingkungan adalah interaksi sensorimotor dan hanya berkaitan dengan

keadaan saat ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

10

2. Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun)

Tahap ini terbagi menjadi dua, yaitu pemikiran prakonseptual pada usia 2-

4 tahun dan pemikiran intutif pada usia 4-7 tahun. Pada pemikiran

prakontekstual anak mulai membentuk konsep sederhana. Anak mulai

mengklasifikasi benda-benda dalam kelompok tertentu berdasarkan

kemiripannya, tetapi mereka banyak melakukan kesalahan lantaran konsep

anak itu sendiri. Pada pemikiran intutif anak memecahkan masalah secara

intutif bukan berdasarkan kaidah-kaidah logika. Ciri paling menonjol dari

pemikiran anak pada tahap ini adalah kegagalannya untuk

mengembangkan konservasi. Konservasi didefinisikan sebagai

kemampuan untuk menyadari bahwa jumlah, panjang, dan luas akan tetap

sama meskipun hal-hal seperti itu dipresentasikan kepada anak dalam

bentuk yang berbeda-beda.

3. Tahap Operasional-Konkret (7-11 tahun)

Tahap ini dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang

didasarkan pada aturan-aturan tertentu secara logis. Dalam tahap ini anak

mampu berpikir secara logis dan mampu melakukan operasi yang

melibatkan objek-objek nyata, tetapi belum mampu menyelesaikan

persoalan yang terlalu abstrak.

4. Tahap Operasional-Formal (11 ke atas)

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam perkembangan kognitif Piaget.

Pada tahap ini anak sudah dapat berpikir logis dan teoritis, anak mampu

mengembangkan sebuah hipotesis dan mengambil kesimpulan.

Dalam teori Piaget anak sekolah dasar yang berusia 7-11 tahun termasuk

dalam tahapan operasional konkret, misalnya dalam keberlangsungan

perkembangan anak, anak diajarkan dengan hal-hal nyata dan diajak langsung

melihat lapangan atau keadaan yang sesungguhnya, sehingga diperlukan model

pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dengan demikian,

model pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam keberlangsungan proses

tahapan operasional konkrit adalah model pembelajaran yang dapat mengajarkan

anak melakukan beberapa pengalaman belajar seperti mengemukakan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

11

menjelaskan segala hal yang bersumber dari pikiran mereka sendiri, membiasakan

diri untuk membuka diri terhadap hal yang dipikirkan oleh teman, meningkatkan

tanggung jawab anak, dan meningkatkan prestasi anak.

2.1.1.3 Teori Pembelajaran Sosial

Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan anak bergantung pada

interaksi anak dengan orang lain dengan bahasa yang disediakan oleh kultur,

sehingga membantu membentuk pandangan dunia anak. Anak belajar melalui

interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu (Slavin,

2011: 4). Interaksi sosial mempengaruhi perubahan pemikiran anak dan perilaku.

Empat ide pokok yang menjadi dasar teori Vygotsky, yaitu (1) anak membangun

pengetahuan mereka sendiri, (2) perkembangan tidak bisa dipisahkan dari konteks

sosialnya, (3) pembelajaran bisa mengarahkan perkembangan, (4) bahasa

memainkan peranan sentral dalam perkembangan mental. Vygotsky menjelaskan

bahwa lingkungan sosial sangat penting bagi pembelajaran dan berpikir bahwa

interaksi-interaksi sosial dapat mengubah pengalaman-pengalaman belajar.

Teori belajar konstruktivisme pada pendidikan anak usia dini

menyebutkan bahwa pentingnya Zona of Proximal Development (ZPD) dan

scaffolding yang tepat waktu dan dapat ditarik kembali secara bertahap setelah

anak menunjukkan keberhasilan terhadap pencapaian suatu indikator dalam aspek

perkembangan anak. Zona perkembangan terdekat atau Zona of Proximal

Development (ZPD), yaitu suatu ide bahwa anak usia dini belajar konsep paling

baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan terdekat mereka

(Slavin, 2011). Zona ini hadir untuk memberikan kesempatan bagi anak untuk

membangun konsep dan internalisasi pemahaman dalam dirinya tentang berbagai

hal. Sementara itu, anak membutuhkan scaffolding untuk menuju ke tingkat

perkembangan potensial. Implementasi scaffolding sebagai bagian dari proses

belajar konstruktivisme perlu dikenali dengan baik, sehingga tidak perlu berubah

menjadi interfensi yang justru akan menghilangkan kesempatan belajar anak

untuk menguasai proses penyelesaian masalah. Scaffolding pada pendidikan anak

usia dini dapat terjadi dimana saja termasuk dari lingkungan anak sendiri.

Scaffolding dapat dilakukan oleh orang dewasa (guru dan orang tua) atau teman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

12

sebaya. Dengan demikian, guru, teman sebaya, dan orang tua memberikan

rangsangan sosial dan kultural bagi anak, sehingga memungkinkan terjadi

perkembangan. Selain itu, kerja sama dengan teman sebaya dapat mendorong

anak untuk belajar secara aktif (Supratiknya, 2002: 29).

2.1.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif

Salah satu pembelajaran berbasis sosial, yaitu pembelajaran kooperatif

(cooperative learning). Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih

luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih

diarahkan oleh guru (Suprijono, 2009: 54). Secara umum pembelajaran kooperatif

dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan

pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang

dirancang untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang

dimaksud. Selain itu, guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir

tugas. Tujuan pembelajaraan kooperatif adalah membentuk semua anggota

kelompok untuk menjadi pribadi yang kuat.

Adapun unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan

menurut Roger dan David Johnson (dalam Suprijono, 2009: 58), yaitu:

Unsur pertama pembelajaran kooperatif adalah positive interdependence atau

saling ketergantungan positif. Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran

kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok, yaitu pertama mempelajari

bahan yang ditugaskan kepada kelompok dan kedua menjamin semua anggota

kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. Beberapa

cara membangun saling ketergantungan positif, yaitu:

1. Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi dalam

kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok

mencapai tujuan. Peserta didik harus bekerja sama untuk dapat mencapai

tujuan. Tanpa kebersamaan, tujuan mereka tidak akan tercapai.

2. Mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan

yang sama jika kelompok mereka berhasil mencapai tujuan.

3. Mengatur sedemikian rupa, sehingga setiap peserta didik dalam kelompok

hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas kelompok. Artinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

13

mereka belum dapat menyelesaikan tugas sebelum mereka menyatukan

perolehan tugas mereka menjadi satu.

4. Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling

mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi dan saling terkait

dengan peserta didik lain dalam kelompok.

Unsur kedua pembelajaran kooperatif adalah personal responsibility atau

tanggung jawab individu (Suprijono, 2009: 58). Pertanggungjawaban ini muncul

jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tanggung jawab

individu adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh

kegiatan belajar bersama. Beberapa cara dalam menumbuhkan tanggung jawab

individu adalah (a) kelompok belajar jangan terlalu besar, (b) melakukan

assesmen terhadap setiap siswa, (c) memberi tugas kepada siswa yang dipilih

secara random untuk mempresentasikan hasil kelompoknya kepada guru maupun

kepada seluruh peserta didik di depan kelas, (d) mengamati setiap kelompok dan

mencatat frekuensi individu dalam membantu kelompok, (e) menugasi seseorang

peserta didik untuk berperan sebagai pemeriksa di kelompoknya, (f) menugasi

peserta didik untuk membantu atau mengajari temannya.

Unsur ketiga, pembelajaran kooperatif adalah face to face promotive

interaction atau interaksi promotif (Suprijono, 2009: 58). Unsur ini penting,

karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi

promotif adalah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi

informasi dan saran yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih

efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan

dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan

terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, dan saling memotivasi untuk

memperoleh keberhasilan bersama.

Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah interpersonal skill atau

keterampilan sosial (Suprijono, 2009: 58). Untuk mengkoordinasikan kegiatan

peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik harus saling mengenal dan

mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling

menerima dan saling mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara

konstruktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

14

Unsur kelima pembelajaran kooperatif adalah group processing atau

pemrosesan kelompok (Suprijono, 2009: 58). Pemrosesan mengandung arti

menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau

tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Tujuan

pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam

memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan

kelompok.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil

belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan

pengembangan keterampilan sosial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,

model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan

pada penyelesaian masalah secara bersama atau kelompok. Untuk mencapai hasil

belajar itu, model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan

interdependasi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur

reward.

Pembelajaran kooperatif terbagi dalam beberapa tipe, diantaranya ada

Jigsaw, Student Teams Achievement Division (STAD), Group Investigation (GI),

Team Games Tournament (TGT), Number Head Together (NHT), Think Pair

Share (TPS), Make a Match, Decision Making, Mind Mapping, Picture and

Picture, dan sebagainya (Trianto, 2007: 49). Model pembelajaran kooperatif yang

menjadi fokus dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation (GI).

2.1.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation adalah strategi

belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan

investigasi terhadap suatu topik (Suprijono, 2011: 93). Model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation memiliki beberapa manfaat, yaitu

memperbaiki cara pengajaran guru dari yang berpusat pada guru menjadi berpusat

pada siswa. Selain itu, investigasi yang dilaksanakan secara kelompok

memungkinkan siswa melakukan berbagai pengalaman belajar seperti,

mengemukakan dan menjelaskan segala hal yang bersumber dari pikiran mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

15

sendiri, membuka diri terhadap hal yang dipikirkan oleh teman, meningkatkan

tanggung jawab siswa dalam belajar, serta meningkatkan prestasi (Suprijono,

2011: 93).

Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terdapat enam

tahapan (Slavin, 2011: 218-220), yaitu:

1. Tahap 1 : Mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke dalam

kelompok.

a. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik,

dan mengkategorikan saran-saran

b. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik

yang telah mereka pilih.

c. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus

bersifat heterogen.

d. Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi

pengaturan.

2. Tahap 2 : Merencanakan tugas yang akan dipelajari.

a. Para siswa merencanakan bersama mengenai :

a) apa yang kita pelajari?

b) bagaimana kita mempelajarainya?

c) siapa melakukan apa ? (pembagian tugas)

d) untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini?

3. Tahap 3 : Melaksanakan Investigasi

a. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat

kesimpulan.

b. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang akan

dikelompokkan.

c. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan

mensistensi semua gagasan.

4. Tahap 4 : Menyiapkan laporan akhir

a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek

mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

16

b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.

c. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.

5. Tahap 5 : Mempresentasikan laporan akhir

a. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam

bentuk.

b. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya

secara aktif.

c. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan

presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh

seluruh anggota kelas.

6. Tahap 6 : Evaluasi

a. Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut,

mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan

pengalaman-pengalaman mereka.

b. Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran

siswa.

c. Penilaian atas pembelajaran harus mengevalusi pemikiran paling

tinggi.

Dengan demikian dapat disimpulakn bahwa, model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation merupakan strategi belajar kooperatif yang

menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melatih berpikir kritis dan kerja

sama.

2.1.1.6 Teori Proses Kognitif

Dalam pembelajaran, tujuan belajar dan hasil belajar di sekolah lazimnya

dibedakan mengikuti taksonomi tertentu. Selain itu, dalam taksonomi pendidikan

sebuah rumusan tujuan berisikan satu kata kerja dan satu kata benda (Anderson &

Krathwohl, 2010: 6). Kata kerja umumnya mendeskripsikan proses kognitif yang

diharapkan, sedangkan kata bendanya jamak mendeskripsikan pengetahuan yang

diharapkan dikuasai atau dikonstruk oleh siswa. Taksonomi adalah klasifikasi atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

17

penggolongan tentang objek atau gejala berdasarkan satu atau lebih prinsip

tertentu. Taksonomi yang digunakan dalam proses kognitif adalah taksonomi

Bloom. Kategori-kategori proses kognitif dalam taksonomi Bloom yang sudah

direvisi dibagi menjadi 6 level, yaitu (Anderson & Krathwohl, 2010: 99):

1. Mengingat

Mengingat adalah kemampuan menyebutkan kembali informasi atau

pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan. Contohnya menyebutkan arti

taksonomi. Kategori kata kerja dalam level mengingat meliputi;

mendefinisikan, menyusun daftar, menjelaskan, mengingat, mengenali,

menemukan kembali, menyatakan, mengulang, mengurutkan, menamai,

menempatkan,menyebutkan, menerangkan, menjelaskan, menterjemahkan,

menguraikan, dan mengartikan.

2. Memahami

Memahami adalah kemampuan untuk memahami intruksi dan menegaskan

pengertian atau makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik dalam

bentuk lisan, tertulis, maupun grafik/diagram. Contohnya merangkum

materi yang telah diajarkan dengan kata-kata sendiri. Kategori kata kerja

dalam level memahami meliputi; menerangkan, menjelaskan,

menterjemahkan, menguraikan, mengartikan, menyatakan kembali,

menafsirkan, mengintepretasikan, mendiskusikan, menyeleksi,

mendeteksi, melaporkan, menduga, mengelompokkan, memberi contoh,

merangkum menganalogikkan, mengubah, dan memperkirakan.

3. Mengaplikasikan

Mengaplikasikan adalah kemampuan melakukan sesuatu dan menerapkan

konsep dalam situasi tertentu. Kategori kata kerja dalam level

mengapilkasikan meliputi; memilih, menerapkan, melaksanakan,

mengubah, menggunakan, mendemonstrasikan, memodifikasi,

mengintepretasikan, menunjukkan, membuktikan, menggambarkan,

mengoperasikan, menjalankan, memprogramkan, mempraktikkan, dan

memulai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

18

4. Menganalisis

Menganalisis adalah kemampuan memisahkan konsep ke dalam beberapa

komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh

pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. Kategori kata kerja dalam

level menganalisis meliputi; mengkaji ulang, membedakan,

membandingkan, mengkontraskan, memisahkan, menghubungkan,

menunjukkan hubungan antara variabel, memecah menjadi beberapa

bagian, menyisihkan, menduga, mempertimbangkan, menata ulang,

mencirikan, mengubah struktur, melakukan pengetesan, mengintegrasikan,

mengorganisir, dan mengkerangkakan.

5. Mengevaluasi

Mengevaluasi adalah kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan

norma, kriteria atau patokan tertentu. Kategori kata kerja dalam level

mengevaluasi meliputi; mengkaji ulang, mempertahankan, menyeleksi,

mengevaluasi, mendukung, menilai, menjustifikasi, mengecek,

mengkritik, memprediksi, membenarkan, dan menyalahkan.

6. Mencipta

Mencipta adalah kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu

bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil.

Kategori kata kerja dalam level mencipta meliputi; merakit, merancang,

menemukan, menciptakan, memperoleh, mengembangkan,

memformulasikan, membangun, membentuk, melengkapi, membuat

menyempurnakan, melakukan inovasi, mendisen, dan menghasilkan karya.

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan oleh peneliti mencangkup dua

kemampuan, yaitu kemampuan mengingat dan kemampuan memahami.

Gambar 2.1 taksonomi bloom

(Sumber: https://1.bp.blogspot.com/Bloomtaxonomy-e1445435495371.jpg)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

19

2.1.1.7 Kemampuan Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari

memori jangka panjang (Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Kemampuan

mengingat adalah kemampuan menyebutkan kembali informasi atau pengetahuan

yang tersimpan dalam ingatan. Dalam kognitif Bloom, kemampuan mengingat

merupakan kemampuan yang paling rendah dan kemampuan dasar yang dimiliki

oleh siswa. Untuk mengakses pembelajaran siswa dalam kategori proses kognitif

yang paling sederhana ini, guru memberikan pertanyaan mengenali atau

mengingat kembali dalam kondisi yang sama persis dengan kondisi ketika siswa

belajar materi yang diujikan. Dengan demikian, pengetahuan mengingat adalah

kemampuan penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan

menyelesaikan masalah, karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas

yang lebih kompleks (Anderson & Krathwohl, 2010: 103).

Proses mengingat dibagi menjadi dua aspek, yaitu (Anderson & Krathwohl, 2010:

100):

1. Mengenali adalah menempatkan pengetahuan dalam memori jangka

panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut. Misalnya, mengenali

tanggal terjadinya peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.

2. Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang relevan dari memori

jangka panjang. Misalnya, mengingat kembali tanggal peristiwa-peristiwa

penting dalam sejarah Indonesia.

2.1.1.8 Kemampuan Memahami

Kemampuan memahami adalah kemampuan untuk mengkontruksi makna

atau pesan dari pembelajaran siswa baik bersifat lisan, tulisan, maupun grafis

(Anderson & Krathwohl, 2010: 105). Proses-proses kognitif dalam kategori

memahami meliputi:

1. Menafsirkan, yaitu proses mengubah kata-kata menjadi kata-kata lain.

2. Mencontohkan, yaitu proses menemukan contoh atau ilustrasi tentang

suatu konsep atau prinsip.

3. Mengklasifikasikan, yaitu proses melengkapi proses mencontohkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

20

4. Merangkum, yaitu proses kognitif yang terjadi ketika siswa

mengemukakan satu kalimat yang mempresentasikan informasi yang

diterima.

5. Menyimpulkan, yaitu proses kognitif yang terjadi ketika siswa dapat

mengabstraksikan sebuah konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-

contoh dengan cara mencermati ciri-ciri dari setiap contohnya kemudian

menghubungkannya.

6. Membandingkan, yaitu proses kognitif yang melibatkan proses mendeteksi

persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih dari objek, peristiwa, ide,

masalah, dan situasi.

7. Menjelaskan, yaitu proses kognitif dengan membuat model sebab-akibat

dalam sebuah sistem.

2.1.1.9 Ilmu Pengetahuan Alam

Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah,

dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang sebagai proses, produk, dan prosedur

(Donosepoetro dalam Trianto, 2013: 137). Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu

usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat

sasaran dengan cara menggunakan prosedur yang dijelaskan dengan penalaran,

sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167). Tujuan

pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah supaya siswa memperoleh keyakinan

terhadap kebesaran Tuhan berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan

alam ciptaan-Nya; siswa mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-

konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;

siswa mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi IPA, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat; siswa mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; meningkatkan kesadaran

siswa untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan

lingkungan alam (Susanto, 2013: 171).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

21

2.1.1.10 Materi-materi Ilmu Pengetahuan Alam

1. Siklus air

Peristiwa siklus air merupakan peristiwa sehari-hari yang sering

tidak disadari oleh manusia. Siklus air menghasilkan air bersih yang

berguna untuk kehidupan manusia. Air adalah senyawa gabungan dua

atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O. Air telah menjadi

bagian penting dalam kehidupan sehar-hari, seperti untuk keperluaan

rumah tangga, keperluan industri, dan juga pertanian. Air yang kita pakai

untuk keperluan sehari-hari itu berasal dari berbagai sumber, yaitu air

yang berasal dari tetesan air hujan, air tanah, dan juga dari berbagai badan

air di bumi ini (Sulistiyowati, 2014: 52). Air berubah wujud secara

berulang-ulang tanpa kita sadari. Proses perubahan wujud air ini terjadi

dalam sebuah siklus yang disebut dengan siklus air. Siklus air adalah

proses yang didukung oleh energi matahari yang menggerakkan air,

lautan, langit, dan tanah.

Berikut ini adalah beberapa perubahan wujud air (Sulistiyowati,

2014: 52). (1) proses penguapan, terjadi dengan bantuan energi sinar

matahari dan angin. Akibat panas dari sinar matahari, air menguap

menjadi uap air; (2) proses pengembunan, terjadi saat uap air mengalami

pendinginan dan berubah menjadi titik-titik air atau kristal air. Saat inilah

partikel air membentuk awan; (3) proses presipitasi (pengendapan), terjadi

saat partikel air tersebut jatuh ke bumi dalam bentuk hujan; (4) air hujan

jatuh ke bumi. Sebagian air mengalir di permukaan tanah, sungai, laut, dan

danau. Unsur-unsur utama dalam siklus air (Sulistiyowati, 2014: 52), yaitu

evaporasi (penguapan dari badan air secara langsung), transpirasi

(penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan), respirasi (penguapan

air dari tubuh hewan dan manusia), evapotranspirasi (perpaduan evaporasi

dan transpirasi), kondensasi (proses perubahan wujud uap air menjadi

titik-titik air sebagai hasil pendinginan), presipitasi (segala bentuk curahan

atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan es, hujan air, dan

hujan salju), infiltrasi (air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap ke

dalam tanah), perkolasi (air yang meresap terus sampai kedalaman tertentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

22

hingga mencapai air tanah atau ground water), dan run off (air yang

mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju

laut).

2. Kekeringan

Kekeringan akan berdampak pada kehidupan manusia, tumbuhan, maupun

hewan. Kekeringan menyebabkan pepohonan mati dan tanah menjadi

gundul, sehingga akan mengakibatkan banjir ketika musim hujan (Noor,

2014: 163). Keadaan ini merupakan salah satu bencana yang berdampak

pada ketersediaan air di bumi. Apabila dicermati secara mendalam, bahaya

kekeringan berkaitan erat dengan kinerja manusia dalam mengelola dan

mempertahankan keberadaan hutan. Semakin sedikitnya hutan di suatu

wilayah, maka kekeringan akan selalu menghantui setiap musim kemarau

tiba (Sukandarrumidi, 2010: 170).

3. Hutan

Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem yang berupa hamparan lahan yang

berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam

persekutuan alam lingkungannya, di mana satu dengan lainnya tidak dapat

dipisahkan (Kodoatie & Roestam, 2010: 219). Segala macam pepohonan

yang ada di hutan sangat berperan penting bagi kehidupan manusia. Hutan

berfungsi untuk menghasilkan berbagai komoditi seperti kayu, getah, dan

rotan; mengatur ketersediaan air di muka bumi; menyimpan air hujan di

mana air hujan akan diserap ke dalam tanah dan disimpan sebagai air

tanah; mengatur kesuburan tanah; mempengaruhi unsur-unsur klimatologis

seperti hujan, suhu, panas, matahari, angin, dan kelembaban; dan hutan

menjadi habitat bagi fauna dan flora.

4. Usaha Menjaga Ketersediaan Air di Bumi

Sumber daya air di bumi merupakan kebutuhan mutlak manusia. Manusia

perlu menjaga dan melestarikan air, agar ketersediaan air di bumi tetap

ada, sehingga dapat memenuhi kebutuhannya. Pelestarian sumber daya air

dapat dilakukan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan,

menanam banyak pohon, dan menghemat air (Lintang, 2015: 297).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

23

2.1.2 Penelitian yang relevan

Sapitri dan Hartono (2015) melakukan penelitian yang bertujuan untuk

mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

Group Investigation serta manakah yang lebih efektif antara kedua model tersebut

ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa. Jenis

metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan

pretest-posttest non equivalent group design. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa dari perhitungan uji T Hotelling perolehan signifikan 0,559, karena

signifikansi yang diperoleh lebih dari 0,05 maka Ho diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan keefektifan pembelajaran kooperatif

tipe STAD dan Group Investigation dalam pembelajaran dan keduanya sama

efektif.

Sari dan Eurika (2016) melakukan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI PHP 2 di SMK N 5 Jember

tahun 2014/2015 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation pada pokok bahasan Bioteknologi. Jenis penelitian yang digunakan

adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

hasil belajar kognitif mengalami peningkatan sebesar 28,16%. Hasil belajar

afektif mengalami peningkatan sebesar 29,02%, sedangkan hasil belajar

psikomotor mengalami peningkatan sebesar 10,42%, sehingga dapat disimpulkan

bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI PHP 2 SMK N 5 Jember tahun ajaran

2014/2015.

Rabbianty (2014) melakukan penelitian yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami mata kuliah English

Teaching and Learning Theories (ELT) dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation. Jenis penelitian yang digunakan adalah

Penelitian Tindakan Kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan

pemahaman siswa terhadap materi mata kuliah ELT cenderung mengalami

peningkatan dalam setiap siklusnya dengan nilai rata-rata tes pra siklus adalah

45,29 dan pada siklus I menjadi 73,09 serta pada siklus II menjadi 79,00 dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

24

persentase ketuntasan pada siklus I adalah 82,29% dan pada siklus II adalah

88,23%

Raharjo (2012) melakukan penelitian yang bertujuan untuk meneliti

peningkatan kemampuan daya ingat melalui terapi kognitif pada anak slow

learner siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian

eksperimen dengan menggunakan metode one group pretest-posttest design. Hasil

pengolahan data menunjukkan kooperatif beda t1.2 sebesar 2,535 dengan p

sebesar 0,021 (p < 0,05). Hal ini juga ditunjukkan dengan perbedaan rerata

keduanya, yaitu rerata posttest data kemampuan daya ingat siswa SD yang slow

learner sebesar 19,11 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pretest data

kemampuan daya ingat siswa SD yang slow learner sebesar 16,47 , sehingga

dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan kemampuan daya ingat sebelum dan

sesudah diberi perlakuan.

Pitoyo dan Waluyo (2014) melakukan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui perbedaan kemampuan menulis siswa yang mengikuti kelompok

model pembelajaran kelompok investigasi, akselrasi tim dan role play serta

menemukan pengaruh ketiga model pembelajaran tersebut terhadap keterampilan

menulis dari gaya kognitif. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation lebih baik daripada akselrasi tim dan role play.

Simsek (2013) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh model Group Investigation dan metode membaca menulis dalam

pembelajaran kooperatif pada pemahaman siswa terhadap psikologi sosial. Jenis

penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Hasil yang diperoleh dari data

menunjukkan bahwa metode membaca-menulis-presentasi memiliki pengaruh

yang lebih positif terhadap peningkatan pengetahuan dan prestasi akademik siswa

dalam pelajaran psikologi sosial daripada model investigasi kelompok.

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, kemampuan mengingat dan

memahami sangatlah penting dimiliki oleh setiap orang. Oleh karena itu,

pengashan tentang kemampuan mengingat dan memahami perlu diajarakan sejak

anak usia dini. Selain itu, terdapat juga penelitian-penelitian mengenai

keberhasilan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

25

Investigation dalam kegiatan pembelajaran. Jadi peneliti akan melakukan

penelitian yang berbeda dalam melihat pengaruh kemampuan mengingat dan

memahami, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation untuk anak SD melalui mata pelajaran IPA.

2.1.2.1 Skema Penelitian Yang Relevan

Gambar 2.2 Skema Literatur

2.2 Kerangka berpikir

Perkembangan anak bergantung pada interaksi anak dengan orang lain

dengan bahasa yang disediakan oleh kultur, sehingga membantu membentuk

pandangan dunia anak. Anak belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan

teman sebaya yang lebih mampu. Interaksi sosial mempengaruhi perubahan

Penelitian yang relevan

Kemampuan Mengingat & Kemampuan

Memahami

Rabbianty (2014)

GI & Lecturing – Kemampuan

Memahami

Sapitri & Hartono (2015)

STAD & GI – Berpikir kritis &

Komunikasi

Model Cooperative Learning tipe Group

Investigation

Raharjo (2012)

Terapi kognitif – Kemampuan

Mengingat

Sari & Herman (2014)

Group Investigation – Hasil Belajar

Simsek (2013)

GI & MMP – Kemampuan

Memahami psikologi sosial

Pitoyo & Herman (2014)

GI, Role Play, Akselrasi tim –

Kefektifan Keterampilan menulis

dari gaya kognitif

Yang perlu diteliti

Model Cooperative Learning tipe

Group Investigation – Kemampuan

Mengingat dan Kemampuan

Memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

26

pemikiran anak dan perilaku. Dalam perkembangan anak, perkembangan kognitif

anak terbagi dalam empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional,

tahap operasional konkrit, dan tahap operasional formal. Siswa SD kelas V berada

pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, anak sudah harus mampu berpikir

logis, misalnya berpikir dengan logis tentang materi yang disampaikan oleh guru.

Untuk mendukung perkembangan kognitif pada anak diperlukan model

pembelajaran yang tepat. Model yang diduga tepat untuk digunakan dalam

pembelajaran yang sesuai dengan peningkatan perkembangan kognitif adalah

model koperatif tipe Group Investigation. Model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa

ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Melalui

langkah-langkah mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke dalam

kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari, melaksanakan investigasi,

menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan akhir, dan evaluasi.

Proses berpikir kognitif terbagi menjadi enam kategori, yaitu mengingat,

memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Masing-

masing kategori dibagi menjadi beberapa aspek yang lebih spesifik. Dalam

penelitian ini, peneliti memilih Proses berpikir kognitif aspek mengingat dan

memahami, karena kemampuan anak untuk mengingat dan memahami sangat

penting sebelum anak melanjutkan pembelajaran selanjutnya. Kemampuan

mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka

panjang. Kemampuan memahami adalah kemampuan mengkonstruksi makna dari

materi pembelajaran, termasuk apa yang di ucapkan, ditulis dan digambar oleh

guru.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation sangat

baik untuk melatih proses kognitif mengingat anak, karena siswa memperoleh

pengetahuan dari aktivitas yang dilakukan. Proses kognitif memahami siswa juga

dapat terlatih, karena dengan melakukan aktivitas pembelajaran menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa mampu

mengkonstruksikan makna dari pesan-pesan pembelajaran yang telah dilakukan.

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dipilih sebagai salah

satu model yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif mengingat dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

27

memahami. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation melibatkan

siswa secara aktif dan berpikir kritis untuk memecahkan masalah melalui

investigation. Untuk melihat ketercapaian pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada pembelajaran IPA.

Pendidik merencanakan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik

siswa dan memfasilitasi siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya. Hal

tersebut diharapkan dapat mempengaruhi kemampuan kognitif siswa dalam aspek

mengingat dan memahami. Jika model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation diterapkan, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation akan berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami.

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

berpengaruh terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SD Negeri

Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

2.3.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

berpengaruh terhadap kemampuan memahami siswa kelas V SD Negeri

Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

28

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada Bab III ini membahas jenis penelitian, setting penelitian, populasi

dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen

penelitian, teknik penguji instrumen, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-

experimental design tipe pretest-posttest non equivalent group design (Cohen,

Manion, & Morrison, 2007: 283). Quasi experimental adalah penelitian

eksperimental yang tidak memberikan kontrol penuh terhadap variabel luar yang

mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Jhonson & Christensen, 2008: 319).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan quasi experimental, karena di dalam

dunia pendidikan tidak dimungkinkan untuk mengacak dan mengatur kelas yang

ada untuk mengambil sampel. Jenis penelitian quasi experimental menggunakan

kelompok kontrol, adanya treatment atau perlakuan, dan pemilihan sampel yang

tidak dilakukan secara random. Oleh karena itu, tipe pretest-posttest non

equivalent group design juga digunakan atas dasar pemilihan kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen yang tidak dilakukan secara random. Pertama-tama

dilakukan pengukuran, lalu dikenakan perilaku untuk jangka waktu tertentu.

Jenis penelitian ini menggunakan kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dalam penelitian. Kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui

pemahaman materi sebelum diberi perlakuan atau treatment. Setelah kemampuan

awal siswa diketahui, kelompok kontrol diberikan perlakukan dengan

menggunakan model pembelajaran biasa atau ceramah dalam pembelajaran yang

berlangsung. Sedangkan kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam

pembelajaran yang berlangsung. Setelah diberi perlakuan, selanjutnya kedua

kelompok diberi posttest yang bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan

siswa dalam memahami materi penting yang diajarkan oleh guru (Sudjono, 2011:

70). Dalam penelitian ini pengaruh kausal perlakuan dihitung dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

29

menggunakan tiga langkah berikut (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 276),

yaitu (1) pada kelompok eksperimen, skor posttest dikurangi skor pretest, (2) pada

kelompok kontrol, skor posstest dikurangi skor pretest, (3) hasil hitungan dari

langkah I dikurangi hasil hitungan dari langkah II. Dengan mengadaptasi rumus

dari Campbell dan Stanley (1963), pengaruh perlakuan diperlihatkan sebagai

berikut (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 276-277).

Jika hasilnya lebih besar dari nol, maka ada pengaruh perlakuan. Desain

penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber: Sugiyono, 2012: 79)

Keterangan:

O1 = Rerata skor pretest pada kelompok eksperimen

O2 = Rerata skor posttest pada kelompok eksperimen

O3 = Rerata skor pretest pada kelompok kontrol

O4 = Rerata skor posttest pada kelompok kontrol

X = Perlakuan (treatment) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation

Garis putus-putus pada gambar desain penelitian menunjukkan bahwa cara

penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak menggunakan cara

random, tetapi dengan mengambil kelas klasik yang sudah ada (Cohen, Manion,

& Morrison, 2007: 283). Selain itu, garis putus-putus berfungsi sebagai pemisah

antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang disebut dengan quasi-

experimental design tipe pretest-posttest non equivalent group design (Cohen,

Manion, & Morrison, 2007: 283). Dalam penelitian ini, pembelajaran pada

kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran (inovatif), yaitu model

Eksperimental O1 X O2

----------------------

Kontrol O3 O4

(O2 – O1) – (O4 – O3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

30

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan pada kelompok kontrol

menggunakan model klasik, yaitu ceramah (dianggap sebagai non-treatment).

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Condongcatur yang beralamatkan di

Jl. Kaliurang Km. 6,5 Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman,

Daerah IstimewaYogyakarta. Lokasi SD N Condongcatur sangat strategis, karena

berada di dekat jalan raya yang tidak jauh dari keramaian kota. SD N

Condongcatur mempunyai kelas pararel yang berjumlah 12 kelas. Jumlah siswa di

SD N Condongcatur pada tahun ajaran 2016/2017 adalah 384 siswa. Peneliti

memilih SD N Condongcatur sebagai tempat penelitian, karena meskipun sekolah

ini memiliki fasilitas yang kurang dalam mendukung proses belajar mengajar,

namun tak menyurutkan semangat belajar dan prestasi-prestasi yang diraihpun

banyak. Prestasi yang diraih adalah prestasi akademik maupun non akademik.

Lokasi penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan ancaman validitas internal

penelitian berupa lokasi.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

Dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan September. Penelitian

dilakukan selama dua minggu untuk mengendalikan ancaman terhadap validitas

penelitian berupa sejarah, maturasi, dan mortalitas. Berikut adalah jadwal kegiatan

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

31

Tabel 3.1. Jadwal Pengambilan Data

Kelompok Hari/Tanggal Alokasi

waktu

Kegiatan

Kontrol

Kamis, 31 Agustus 2017

2 x 35

menit

Mengerjakan pretest

Selasa, 5 September 2017 Pertemuan I (Proses terjadinya hujan)

Rabu, 6 September 2017 Pertemuan II (Siklus air)

Kamis, 7 September 2017 Pertemuan III (Faktor dan dampak siklus air)

Sabtu, 9 September 2017 Pertemuan IV (Erosi tanah)

Senin, 11 September 2017 Mengerjakan Posttest I

Selasa, 19 September 2017 Mengerjakan Posttest II

Eksperimen

Kamis, 31 Agustus 2017

2 x 35

menit

Mengerjakan Pretest

Selasa, 5 September 2017 Pertemuan I (Proses terjadinya hujan)

Rabu, 6 September 2017 Pertemuan II (Siklus air)

Kamis, 7 September 2017 Pertemuan III (Faktor dan dampak siklus air)

Sabtu, 9 September 2017 Pertemuan IV (Erosi tanah)

Senin, 11 September 2017 Mengerjakan Posttest I

Senin, 18 September 2017 Mengerjakan Posttest II

3.3 Populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah kelompok yang lebih besar dimana salah satu harapannya

adalah untuk mengaplikasikan hasil (Fraekel, Wallen, & Hyun, 1932: 91). Dalam

penelitian, populasi bisa saja ditetapkan sebagai sebuah kelompok kelas, sekolah,

atau fakultas. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas V SD N Condongcatur, Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018 dengan

jumlah siswa 56 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah kelompok yang lebih kecil atau bagian dari suatu kelompok

(Choen, Manion, & Morrison, 2007: 100). Kelompok kontrol merupakan

kelompok yang tidak mendapatkan treatment (perlakuan), sedangkan kelompok

eksperimen merupakan kelompok yang mendapatkan treatment (perlakuan)

berupa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan convenience sampling.

Teknik convenience sampling merupakan penelitian sampel yang biasa digunakan

untuk penelitian pendidikan dengan menggunakan kelas yang tersedia, karena

keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18).

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel kelas VB sebagai kelompok

eksperimen dengan jumlah 27 siswa dan kelas VA sebagai kelompok kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

32

dengan jumlah 29 siswa. Kondisi ini untuk mengendalikan ancaman terhadap

validitas penelitian berupa implementasi dan difusi treatment.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu konsep atau gagasan yang difokuskan oleh peneliti

menjadi sebuah objek penelitian yang ingin diteliti (Cohen, Manion, & Morrison,

2007: 504). Jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel

independen dan variabel dependen. Kedua variabel tersebut digunakan, karena

sesuai dengan jenis penelitian eksperimen yang bertujuan untuk melihat suatu

pengaruh.

3.4.1 Variabel Independen

Independent variabel atau variabel bebas adalah variabel stimulus atau

variabel yang mempengaruhi variabel lain (Sarwono, 2006: 54). Variabel

Independen merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi, atau

dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang

diobservasi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation. Model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation yang digunakan terdiri dari enam langkah, yaitu

mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok, merencakan

tugas yang akan dipelajari, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir,

mempersentasikan laporan akhir, dan evaluasi.

3.4.2 Variabel Dependen

Dependent variabel atau variabel tergantung adalah variabel yang

memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel independen

(Sarwono, 2006: 54). Variabel dependen merupakan variabel yang variabelnya

diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel

independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan

mengingat dan memahami. Kemampuan mengingat terdiri dari dua aspek, yaitu

mengenali dan mengingat kembali. Kemampuan memahami terdiri dari tujuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

33

aspek, yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklarifikasi, merangkum,

menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.2 Variabel Penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik tes.

Teknik tes adalah teknik yang digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta

besarnya kemampuan dasar dan pencapaian subjek yang diteliti (Arikunto, 2010:

266). Bentuk tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes essai. Tes

essai adalah tes yang memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengorganisasikan jawabannya secara bebas sesuai dengan kemampuannya

dengan menggunakan bahasanya sendiri atas sejumlah item yang relatif kecil dan

tuntunan jawaban yang benar, relevan, lengkap, tekstur, dan jelas (Masidjo, 2010:

46). Betuk tes essai dipilih, karena tes essai tepat untuk menilai proses berpikir

yang melibatkan aktivitas kognitif tingkat tinggi dan tidak semata-mata hanya

mengingat dan memahami fakta atau konsep saja, tes essai memaksa siswa untuk

mengemukakan jawabannya ke dalam bahasa yang runtut sesuai dengan gayanya

sendiri, dan bentuk tes essai mudah disusun (Nurgiantoro, 2010: 118).

Pengumpulan data ini dilakukan dengan memberikan soal essai yang sama

melalui pretest-posttest terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Pretest dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa pada kedua kelompok.

Setelah diperoleh data pretest, kelompok eksperimen diberikan perlakuan

(treatment) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation. Sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan (treatment)

khusus. Selanjutnya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi posttest.

Posttest diberikan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh dari perlakuan atau

Group Investigation Kemampuan Mengingat

Kemampuan Memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

34

treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen dengan yang tidak diberi

perlakuan pada kelompok kontrol. Proses pengumpulan data pada penelitian

eksperimen dilakukan dalam waktu dua minggu untuk menghindari bias

(Krathwohl, 2004: 547). Teknik pengumpulan data dilakukan untuk

mengendalikan ancaman validitas internal penelitian yang berupa sejarah,

maturasi, mortailtas, pengujian, dan instrumentasi.

Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian

No Kelompok Variabel Pengukuran data Instrumen

1. Kontrol (VA)

Eksperimen (VB) Mengingat

Pretest Soal essai

(nomor 1a, 1b, 1c)

Posttest Soal essai

(nomor 1a, 1b, 1c)

2. Kontrol (VA)

Eksperimen (VB) Memahami

Pretest Soal essai

(nomor 2a, 2b, 2c)

Posttest Soal essai

(nomor 2a, 2b, 2c)

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data penelitian (Sanjaya, 2013: 47). Benar tidaknya data tergantung dari baik

tidaknya instrumen pengumpulan data (Indrawan, 2014: 112-113). Penelitian ini

menggunakan jenis instrumen penelitian bentuk tes. Peneliti membuat instrumen

penelitian dengan menggunakan 18 soal essai untuk mengukur kemampuan

kognitif, yaitu 3 (1a,1b,1c) soal kemampuan mengingat, 3 (2a,2b,2c) soal

kemampuan memahami, 3(3a,3b,3c) soal kemampuan mengaplikasi, 3 (4a,4b,4c)

soal kemampuan menganalisis, 3 (5a,5b,5c) soal kemampuan mencipta, dan 3

(6a,6b,6c) soal kemampuan mengevaluasi. Soal essai diambil dari materi IPA

kelas V tentang siklus air. Peneliti hanya menggunakan enam soal yang digunakan

sebagai instrumen untuk mengukur kemampuan mengingat dan memahami, yaitu

soal 1a, 1b, dan 1c untuk mengukur kemampuan mengingat dan 2a, 2b, dan 2c

untuk mengukur kemampuan memahami. Melalui proses expert judgement yang

dilakukan oleh dosen ahli IPA, Indikator yang digunakan dalam matriks pada

kemampuan mengingat dan memahami muncul dan digunakan. Ketiga indikator

dalam masing-masing kemampuan dipilih atas dasar saran dari hasil expert

judgement yang disesuaikan dengan anak Sekolah Dasar. Berikut matriks

pengembangan instrumen pada penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

35

Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen

No. Variabel Elemen Indikator No.

Item Soal

1. Mengingat

Mengenali Mengenali perubahan wujud air 1a

Mengidentifikasi Mengidentifikasi faktor utama pengaruh

terjadinya siklus air

1b

Mengingat kembali Mengingat kembali cara menjaga

kelestarian sumber air bersih

1c

2. Memahami

Menjelaskan Menjelasakan sebab terjadinya

kekeringan

2a

Mencontohkan Memberi contoh dampak negatif

terjadinya kekeringan

2b

Menyimpulkan Menyimpulkan mengapa air di permukaan

bumi tidak pernah akan habis.

2c

Instrumen yang sama digunakan untuk pretest dan posttest untuk mengendalikan

ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa instrumentasi.

3.7 Teknik Penguji Instrumen

Pengujian instrumen bertujuan untuk mendapatkan instrumen yang valid

dan reliabel. Pengujian instrumen di dalamnya meliputi uji validitas dan uji

reliabilitas. Teknik Penguji Instrumen dilakukan untuk mengendalikan ancaman

validitas internal penelitian berupa pengujian dan instrumentasi.

3.7.1 Uji Validitas

Validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu

mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 2010: 242). Uji validitas

digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu

kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Ghozali, 2006:

44). Validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct validity

(validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi) (Sugiyono, 2012: 123).

Oleh karena itu, validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah content

validity (validitas isi), face validity (validitas muka), dan construct validity

(validitas konstruk).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

36

3.7.1.1 Validitas Permukaan

Validitas muka adalah proses peninjauan instrumen secara sepintas dan

sederhana atau penilaian instrumen dari sisi muka tanpa kriteria yang mendalam

(Azwar, 2007). Validitas muka pada penelitian ini akan digunakan untuk

memvalidasi instrumen soal dan perangkat pembelajaran.Validasi permukaan

dilakukan oleh satu guru IPA SMK Sanjaya dan satu guru kelas V SD BOPKRI

Karanggumuk. Hasil validasi instrumen soal teruji kelayakan instrumen kategori

“Layak dengan perbaikan kecil”. Soal nomor 1 dari kedua validator mendapatkan

skor rerata 3,5; 3,5; 4, sedangkan untuk soal nomor 2 memperoleh skor rata-rata

4; 4; 3. Rerata skor dari validator 1 untuk semua variabel, yaitu 3,5. Rerata skor

dari validator 2 untuk semua variabel, yaitu 3,83. Hal tersebut berarti bahwa

validator 1 memberikan penilaian dalam kategori instrumen penelitian layak

diimplementasikan dengan perbaikan kecil, sedangkan validator 2 memberikan

penilaian dalam kategori instrumen penelitian layak diimplementasikan dengan

perbaikan kecil. (lihat Lampiran 3.4.1)

3.7.1.2 Validitas Isi

Sebuah tes memiliki validitas isi apabila mampu mempresentasikan tujuan

pembelajaran dengan menggunakan materi yang sesuai dengan bidang yang

bersangkutan (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 162). Validitas isi merupakan

validitas yang menunjukkan sejauh mana isi suatu tes dapat mengukur hal yang

mau diukur (Azwar, 2007). Validitas isi dicapai dengan penlilaian profesional dari

para ahli atau expert judgement (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 162).

Validitas isi pada penelitian ini digunakan untuk memvalidasi instrumen

pembelajaran. Dalam penelitian ini validitas isi diperoleh dari pendapat ahli

materi, yaitu seorang dosen dari jurusan pendidikan biologi. Hasil uji validasi

yang dilakukan oleh dosen menunjukkan bahwa soal nomor 1 mendapatkan skor

rerata 2,67 sedangkan soal nomor 2 mendapatkan skor rerata 2,67, sehingga rerata

skor dari validator untuk semua variabel, yaitu 2,67. Instrumen ini termasuk

dalam kategori “Layak dengan perbaikan kecil”. (lihat Lampiran 3.4.2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

37

3.7.1.3 Validitas Konstruk

Validitas kontruk pada penelitian yang akan dilakukan ini untuk soal

keamampuan mengingat dan memahami yang akan dilakukan dengan uji empiris.

Uji empiris dilakukan pada minimal 30 responden agar mendapatkan distribusi

data normal (Field, 2009: 42). Setelah diuji soal dihitung validitasnya

menggunakan rumus korelasi Pearson jika distribusi data normal dan Spearman

jika distribusi data tidak normal. Rumus tersebut digunakan, karena data berupa

interval yang diberi skor 1 sampai 4 (Field, 2009: 177). Kriteria yang digunakan

adalah jika harga p < 0,05 maka suatu item dikatakan valid, sedangkan jika harga

p > 0,05 maka item tersebut dikatakan tidak valid (Field, 2009: 177-178). Untuk

uji pretest I peneliti mengujikan soal penelitian pada siswa kelas V SD Pangudi

Luhur Muntilan dengan jumlah siswa 37 orang untuk memperoleh data validitas

konstruk. Adapun alasan peneliti memilih SD Pangudi Luhur Muntilan sebagai

sampel penelitian, karena SD Pangudi Luhur Muntilan memiliki akreditasi A

sama seperti SD Negeri Condongcatur Yogyakarta, SD Pangudi Luhur Muntilan

memiliki kelas pararel, SD Pangudi Luhur Muntilan menerapkan kurikulum 2013

sama seperti SD Negeri Condongcatur Yogyakarta. Meskipun SD Pangudi Luhur

Muntilan berada di tengah pinggiran, namun kualitas dan prestasinya tidak kalah

saing dengan SD Negeri Condongcatur Yogyakarta. Berikut adalah hasil uji

validitas instrumen penelitian.

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Aspek Mengingat dan Memahami

Variabel Aspek rtabel rhitung p Keterangan

Mengingat

Mengenali 0,329 0,761 0,000 Valid

Mengidentifikasi 0,329 0,651 0,000 Valid

Mengingat Kembali 0,329 0,661 0,000 Valid

Memahami

Menjelaskan 0,329 0,676 0,000 Valid

Mencontohkan 0,329 0,550 0,000 Valid

Menyimpulkan 0,329 0,622 0,000 Valid

Tabel tersebut menunjukkan bahwa harga p < 0,05 pada semua variabel,

maka semua soal dapat dinyatakan valid. Penelitian ini merupakan penelitian

kolaboratif dengan enam kemampuan kognitif B. S. Bloom yang dujikan secara

bersama. Enam kemampuan tersebut adalah mengingat, memahami,

mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Meskipun demikian,

peneliti hanya fokus pada variabel mengingat dan memahami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

38

3.7.2 Reliabilitas

Suatu instrumen memiliki reliabilitas jika memberikan ketepatan hasil atau

konsistensi dari waktu ke waktu dan dari responden yang sama (Cohen, Manion,

& Morrison, 2007: 146). Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2009: 45). Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau konsisten jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009: 45).

Penelitian ini menggunakan soal bentuk essai sebagai instrumen pengumpulan

data. Pemberian skor pada jawaban pernyataan essai dengan menggunakan

rentang skor 1 sampai dengan 4, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46) menjelaskan bahwa suatu konstruk dikatakan

reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60.

Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Perhitungan uji reliabilitas dilakukan dengan program komputer IBM SPSS

statistic 22 dengan rumus Alpha Cronbach, hasilnya sebagai berikut.

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas

Alpha Cronbach Kualifikasi

Uji Reliabilitas Instrumen 0,713 Tinggi

Tabel menunjukkan hasil uji reliabilitas instrumen penelitian berdasarkan

hasil perhitungan diperoleh reliabilitas dari keenam variabel yang valid memiliki

nilai Alpha Cronbach > 0,60 yaitu sebesar 0,713. Nilai Alpha Cronbach

menunjukkan kualifikasi tinggi, sehingga instrumen soal tersebut dapat dikatakan

reliabel atau konsisten dan layak diterapkan dalam penelitian.

3.8 Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk menghitung data agar dapat disajikan secara

sistematis dan memperoleh interpretasi data (Priyatno, 2012: 1). Analisis data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

39

merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber lain

terkumpul. Data dianalisis menggunakan analisis nonparametrik yang

mempertimbangkan distribusi data untuk mengetahui apakah data terdistribusi

normal atau tidak (Priyatno, 2012: 11). Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan

tingkat kepercayaan 95%.

3.8.1 Uji Perlakuan Pengaruh

Sebelum melakukan langkah-langkah analisis statistik untuk menguji

hipotesis penelitian, diperlukan langkah-langkah pengujian awal untuk

memastikan syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu guna menentukan

jenis-jenis uji statistik yang sesuai untuk pengujian selanjutnya. Untuk itu

dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas distribusi data, uji homogenitas varian,

dan uji perbedaan kemampuan awal.

3.8.1.1 Uji Asumsi

1. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah

distribusi data normal atau tidak dan untuk menetukan jenis statistik yang

digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Jika distribusi

data normal, maka teknik uji statistik selanjutnya menggunakan statistik

parametrik misalnya dengan independent samples t-test untuk data tidak

berpasangan atau paired samples t-test untuk data berpasangan (Field, 2009: 326).

Jika distribusi data tidak normal, maka teknik uji statistik selanjutnya

menggunakan statistik nonparametrik misalnya dengan Mann-Whitney U-test

untuk data tidak berpasangan atau Wilcoxon untuk data berpasangan (Field, 2009:

345). Untuk uji normalitas distribusi data digunakan Kolmogorov-Smirnov test

dengan hipotesis statistik sebagai berikut.

Hnull : Tidak ada deviasi dari normalitas

Hi: Ada deviasi dari normalitas

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui normalitas distribusi data adalah

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

40

Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain, distribusi

data tidak normal.

Jika harga p > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain, distribusi

data normal.

Untuk uji normalitas distribusi data, data diambil dari seluruh skor pretest,

posttest I, posttest II, dan selisih pretest-posttest I dari kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Tujuannya untuk mengendalikan ancaman terhadap

validitas internal penelitian berupa maturasi.

2. Uji Homogenitas Varian

Uji homogenitas varian dilakukan untuk memastikan apakah skor rerata dua

kelompok yang dibandingkan memiliki varian yang homogen. Kondisi yang ideal

adalah jika variannya homogen. Pengujian ini diperlukan terutama untuk

penggunaan statistik parametrik untuk data yang tidak berpasangan, yaitu

independent samples t test. Teknik pengujian homogenitas varian menggunakan

Levene’s test (Field, 2009: 340). Jika varian homogen, data yang digunakan

adalah data pada baris pertama dalam analisis output SPSS pada independent

samples t test yang sebaris dengan keterangan equal variances assumed dan jika

varian tidak homogen, data yang digunakan adalah data pada baris kedua dengan

keterangan equal variances non assumed. Hipotesis statistiknya adalah sebagai

berikut.

Hnull : Tidak ada perbedaan varian yang signifikan antara rerata (skor pretest

dan selisih pretest-posttest I) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hi: Ada perbedaan varian yang signifikan antara rerata (skor pretest dan

selisih pretest-posttest I) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui homogenitas varian adalah sebagai

berikut.

Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan

varian yang signifikan. Dengan kata lain, varian kedua kelompok tersebut tidak

homogen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

41

Jika harga p > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan

varian yang signifikan. Dengan kata lain, varian kedua kelompok tersebut

homogen.

Untuk uji homogenitas varian, data diambil dari skor pretest dan selisih pretest-

posttest I dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji ini dilakukan dengan cara menguji rerata skor pretest kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui apakah

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang

sama atau berbeda terhadap kemampuan mengingat dan memahami, sehingga

dapat dibandingkan hasilnya. Jika data pretest yang diuji berasal dari dua

kelompok yang berbeda distribusi datanya normal, maka dapat menggunakan uji

kemampuan awal statistik parametrik independent samples t-test (Filed, 2009:

326). Sedangkan jika distribusi data tidak normal, maka uji kemampuan awal

menggunakan statistik nonparametrik Mann-Whitney U-test (Filed, 2007: 345).

Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas

varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. Levene’s test <

0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan,

namun jika harga Sig. Levene’s test > 0,05 maka terdapat homogenitas varians

dari kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150).

Analisis statistik dilakukan dengan program komputer IBM SPSS statistics

22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data uji perbedaan

kemampuan awal (pretest) menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.

Hi : ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan

skor pretest kelompok eksperimen.

Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen.

Pengambilan keputusan untuk menyimpulkan uji perbandingan yaitu, jika p >

0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang

signifikan pada hasil pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,

sehingga kedua pretest memiliki kemampuan awal yang sama. Sedangkan jika p

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

42

< 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti adanya perbedaan yang

signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga

kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama (Santosa, 2012:

100). Kondisi yang ideal bagi dua kelompok adalah ketika kedua kelompok tidak

memiliki perbedaan yang signifikan atau memiliki kemampuan awal yang sama,

sehingga kedua kelompok memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan

perbandingan. Tujuannya untuk mengendalikan ancaman terhadap validitas

internal penelitian berupa pengujian.

3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap

kemampuan mengingat dan memahami. Dalam uji signifikansi digunakan rumus

(O2 – O1) – (O4 – O3) untuk menguji. Uji ini diperoleh dengan cara mengurangkan

rerata selisih skor posttest I ke pretest pada kelompok kontrol dengan rerata

selisih skor posttest I ke pretest pada kelompok eksperimen (Cohen, 2007: 277).

Data yang terdistribusi normal dianalisis menggunakan Independent samples t-

test, sedangkan data yang terdistribusi tidak normal dianalisis menggunakan

Mann-Whitney Test. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I-pretest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I-pretest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut

(Santosa, 2012: 256). Jika harga p > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak yang

artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I - pretest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Sedangkan jika harga

p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima yang artinya ada perbedaan yang

signifikan antara selisih skor posttest I - pretest kelompok kontrol dan kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

43

eksperimen. Dengan kata lain penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan

mengingat dan memahami. Tujuannya untuk mengendalikan ancaman terhadap

validitas internal penelitian berupa difusi treatment.

3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Uji besar pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat diketahui dengan mencari

effect size. Effect size adalah suatu ukuran objektif dan terstandarisasi untuk

mengetahui besarnya efek yang dihasilkan (Field, 2009: 56-57). Kriteria untuk

menentukan besarnya efek adalah sebagai berikut (Field, 2009: 179).

Tabel 3.7 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan

r (effect size) Kategori Persentase

0,10 Kecil Setara dengan 1% pengaruh perlakuan

0,30 Menengah Setara dengan 9% pengaruh perlakuan

0,50 Besar Setara dengan 25% pengaruh perlakuan

Untuk mengetahui persentase pengaruh perlakuan dapat menghitung

koefisien determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien

korelasi pearson yang didapatkan) lalu dikalikan 100%. Jika distribusi data

normal, maka uji besar pengaruh dihitung dengan menggunakan rumus (Field,

2009: 57).

Keterangan:

r = besar pengaruh (effect size) perilaku dengan menggunakan koefisien

korelasi pearson.

t = harga uji t

df = harga derajat kebebasan (degree of freedom)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

44

Jika distribusi data tidak normal, maka uji besar pengaruh dihitung dengan

menggunakan rumus effect size sebagai berikut (Field, 2009: 332).

r = besar pengaruh (effect size)

Z = harga konversi dari standar deviasi (diperoleh dari perhitungan non

parametrik program SPSS).

N = jumlah total responden (dalam hal ini 2 x jumlah siswa).

3.8.2 Analisis Lebih Lanjut

3.8.2.1 Uji Persentase Peningkatan rerata Pretest ke posttest I

Analisis perhitungan dilakukan dengan mengambil data rerata skor pretest

dan posttest I pada uji normalitas distribusi data dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov test. Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest dan

posttest I dilakukan untuk mengetahui persentase besar pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yang dilihat dari peningkatan

rerata pretest ke posttest I. Besar persentase peningkatan rerata pretest ke posttest

I dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Gambar 3.3 Rumus Besar Persentase Peningkatan Pretest-Posttest I

Untuk mengetahui persentase selisih skor pretest-posttest I (gain score) dapat

dihitung menggunakan rumus:

Gambar 3.4 Rumus Gain Score

Grafik poligion pada gain score menunjukkan perbandingan yang tepat pada

rerata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Fraenkel, 2012: 250-

251). Frekuensi gain score diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi selisih

pretest-posttest I dari kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

45

kontrol. Uji persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk

mengendalikan ancaman validitas internal penelitian berupa karakteristik subjek.

3.8.2.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest 1

Jika data yang diuji berasal dari dua kelompok yang sama, maka

digunakan uji statistik paired samples t-test jika data terdistribusi normal,

sedangkan menggunakan uji statistik Wilcoxon jika data terdistribusi tidak normal

(Field, 2009: 345). Uji signifikansi ini dilakukan supaya mengetahui apakah ada

peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis statistik dilakukan dengan

menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan

tingkat kepercayaan 95%. Berikut ini adalah kriteria yang digunakan untuk

menolak Hnull jika harga p < 0,05 (Filed, 2009: 53). Hipotesis statistiknya adalah

sebagai berikut:

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih pretest dan posttest I pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih pretest ke posttest I

yang ada pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan, yaitu jika harga p < 0,05 Hnull

ditolak dan Hi diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor

pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga

terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. Sedangkan

jika harga p > 0,05 Hnull diterima dan Hi ditolak yang artinya tidak ada perbedaan

yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen, sehingga tidak terdapat peningkatan skor yang signifikan

dari pretest ke posttest I. Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest 1

dilakukan untuk mengendalikan ancaman validitas internal penelitian berupa

karakteristik subjek.

3.8.2.3 Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest I

Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata

pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif, yaitu semakin tinggi pretest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

46

semakin tinggi pula posttest I, sedangkan signifikan, yaitu hasil skor korelasi

tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Untuk menghitung uji korelasi skor

pretest dan posttest I menggunakan rumus bivariate correlations, sehingga dapat

diketahui korelasi antara dua variabel. Apabila data tidak terdistribusi normal,

maka digunakan statistik analisis non-parametrik, yaitu rumus Spearman’s

correlations coefficient (Field, 2009: 179). Sedangkan apabila data terdistribusi

normal, maka digunakan analisis statistik dengan rumus bivariate correlation

coefficients, yaitu Pearson’s correlation coefficient (Field, 2009: 177). Dengan

tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut (Field,

2009: 181):

Hii : Ada perbedaan hasil korelasi pretest-posttest I dengan P dan Q.

Hnull : Tidak ada perbedaan hasil korelasi pretest-posttest I dengan P dan Q.

Sedangkan kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai

berikut. Jika hasilnya P dan Q Hnull diterima. Berarti ancaman terhadap validitas

internal penelitian berupa regresi statistik tidak bisa dikendalikan dengan baik.

Jika hasilnya bukan P dan Q Hnull ditolak. Berarti ancaman terhadap validitas

internal penelitian berupa regresi statistik bisa dikendalikan dengan baik.

3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah

perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah

beberapa waktu. Tujuannya untuk mengendalikan ancaman terhadap validitas

internal penelitian berupa sejarah. Pada uji retensi pengaruh perlaku posttest II

yang dilakukan beberapa waktu sesudah posttest I bisa digunakan untuk

memastikan dengan lebih akurat kekuatan pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004:

546). Jika data terdistribusi normal, digunakan paired samples t test, sedangkan

jika data terdistribusi tidak normal, digunakan Wilcoxon signed-rank test (Field,

2009: 325). Adapun kriteria yang digunakan untuk memastikan retensi perlakuan

adalah jika harga p < 0,05 dan rerata skor posttest I > rerata skor posttest II terjadi

penurunan pengaruh perlakuan secara signifikan. Sedangkan harga p > 0,05 dan

rerata skor posttest I < rerata skor posttest II tidak terjadi penurunan pengaruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

47

perlakuan secara signifikan. Persentasi kenaikan rerata posttest I ke posttest II

dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Gunawan, 2006: 575):

Gambar 3.5 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi hasil penelitian dan hasil analisis data. Hasil penelitian

berisikan implementasi penelitian yang meliputi diskripsi populasi dan deskripsi

implementasi pembelajaran, hasil analisis data berisikan uji hipotesis penelitian I

dan II, yaitu meliputi analisis pengaruh perlakuan dan analisis lebih lanjut. Pada

bagian pembahasan diuraikan mengenai pengaruh perlakuan.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Implementasi Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua kelas sebagai kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Penentuan kelompok dilakukan dengan cara undian yang

dilakukan oleh guru mitra. Hasil pengundian menunjukkan bahwa kelas VA

sebagai kelompok kontrol dan kelas VB sebagai kelompok eksperimen. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan convenience sampling.

Teknik convenience sampling merupakan penelitian sampel yang biasa digunakan

untuk penelitian pendidikan dengan menggunakan kelas yang tersedia, karena

keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18).

Berikut deskripsi populasi penelitian dan pembelajaran pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen.

4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V

SD Negeri Condongcatur Yogyakarta dengan jumlah 56 siswa. Populasi terdiri

dari dua kelas, yaitu kelas VA dan VB. Dari populasi yang diambil menunjukkan

bahwa kedua kelas memiliki prestasi akademik yang sejajar, karena pembagian

kelas sejak awal diacak baik dari segi prestasi maupun latar belakang keluarga.

Sampel pertama penelitian adalah kelas VA sebagai kelompok kontrol. Jumlah

siswa di kelas ini adalah 29 siswa yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 21

siswa laki-laki. Siswa pada kelompok kontrol ini rata-rata berasal dari latar

belakang keluarga ekonomi menengah dan berpendidikan. Data siswa

menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa antara lain karyawan swasta, guru,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

49

wiraswasta, PNS, dokter, dan TNI. Latar belakang pendidikan orang tua antara

lain SPG, SMA, SMK, D3, D4, S1, dan S2. Sedangkan latar belakang kognitif

siswa adalah seimbang, yaitu dalam sekelas ada anak yg pandai, sedengan, dan

kurang. Dalam kelompok kontrol, latar belakang perilaku anak adalah anteng-

anteng, namun interaktif ketika berlangsungnya pembelajaran. Rasa ingin tau

anak tinggi.

Sampel kedua penelitian ini adalah kelas VB sebagai kelompok

eksperimen. Jumlah keseluruhan siswa di kelas ini adalah 27 siswa, yang terdiri

dari 7 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki. Latar belakang siswa di kelas ini

berasal dari keluarga ekonomi menengah dan berpendidikan. Data siswa

menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa antara lain karyawan swasta, guru,

wiraswasta, PNS, dokter, dan TNI. Latar belakang pendidikan orang tua antara

lain SPG, SMA, SMK, D3, D4, S1, dan S2. Sedangkan, latar belakang kognitif

siswa dari kedua kelompok sama-sama memiliki prestasi yang seimbang. Dalam

kelompok eksperimen, perilaku siswa cenderung ngeyelan dan susah diatur.

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pretest pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Pretest dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa. Pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilaksanakan

pada hari Kamis, 31 Agustus 2017. Siswa mengerjakan soal essai yang berjumlah

18 item dengan waktu 2 x 35 menit. Sebelum mengerjakan soal siswa mendapat

pengarahan dari guru tentang langkah-langkah pengerjaan soal maupun maksud

dari butir soal tersebut. Selama pelaksanaan pretest dan pelaksanaan pembelajaran

pada kedua kelompok guru yang sama turut mendampingi. Peneliti dalam hal ini

berperan sebagai pengamat, sehingga tidak sedikitpun mengambil peran dalam

kegiatan pembelajaran. Peran peneliti adalah membantu menyiapkan alat dan

bahan sebelum pelaksanaan pembelajaran dan mendokumentasikan kegiatan

pembelajaran. Berikut deskripsi implementasi kegiatan pembelajaran pada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

50

1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol

Pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan metode

ceramah yang berpedoman pada kurikulum 2013. Waktu yang dibutuhkan

untuk melaksanakan pembelajaran pada setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit

(2 jam pelajaran). Pembelajaran dilaksanakan selama empat kali pertemuan

dengan sub materi yang berbeda oleh guru mitra. Materi pokok yang dipelajari

adalah siklus air.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 5 September 2017.

Dengan materi pokok proses terjadinya hujan yang berlangsung selama 2 x 35

menit (2 jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal siswa

mengucapkan salam, doa, dan guru melakukan presensi. Siswa bertanya jawab

dengan guru tentang proses terjadinya hujan (apersepsi), siswa melakukan

tepuk semangat (motivasi), dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran

(orientasi). Kegiatan inti siswa mendengarkan penjelasan mengenai proses

terjadinya hujan. Kemudian pada kegiatan akhir siswa bersama guru menarik

kesimpulan mengenai materi yang dipelajari hari ini (kesimpulan), siswa

mengerjakan soal evaluasi, siswa melakukan refleksi, siswa diberi tugas untuk

mencari informasi tentang faktor dan dampak siklus air (tindak lanjut), dan

diakhiri dengan doa penutup dan salam.

Pertemuan kedua berlangsung pada hari Rabu, 6 September 2017. Materi

pokok yang dipelajari adalah faktor dan dampak siklus air yang berlangsung

selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan awal dimulai dengan

pengucapan salam, doa bersama, dan presensi yang dilakukan oleh guru, siswa

bertanya jawab dengan guru tentang kelestarian di bumi (apersepsi), siswa dan

guru melakukan tepuk semangat (motivasi), dan guru menyampaikan tujuan

pembelajaran (orientasi). Kegiatan inti siswa mendengarkan penjelasan

mengenai faktor dan dampak terhambatnya siklus air. Kegiatan akhir siswa

bersama guru membuat kesimpulan atas materi yang sudah disampaikan, siswa

mengerjakan soal evaluasi, siswa melakukan refleksi, dan siswa diminta untuk

mencari informasi tentang peranan hutan (tindak lanjut), doa penutup dan

salam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

51

Pertemuan ketiga berlangsung pada hari Kamis, 7 September 2017. Materi

pokok yang dipelajarai adalah fungsi dan peranan hutan dengan waktu 2 x 35

menit (2 jam pelajaran). Kegiatan diawali dengan tanya jawab seputar siklus air

yang terjadi di bumi. Kemudian guru menjelaskan tentang cara menjaga

kelestarian air. Siswa menyimak dan mendengarkan penjelasan guru lalu

mencatat hal-hal penting yang ditulis di papan tulis. Pembelajaran diakhir

dengan kegiatan menyimpulkan dan pemberian umpan balik kepada siswa.

Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 September 2017

dengan materi pokok erosi tanah yang berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam

pelajaran). Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh guru. Guru

bertanya jawab dengan siswa tentang siklus air yang terjadi di bumi. Kegiatan

inti dilaksanakan dengan memberikan penjelasan kepada siswa tentang fungsi

tumbuhan dan pepohonan untuk mencegah erosi tanah. Siswa menerima materi

yang dijelaskan oleh guru dan mencatat hal-hal penting di buku masing-

masing. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang

telah dipelajari dan pemberian umpan balik terhadap siswa.

Pada hari Senin, 11 September 2017 siswa kelompok kontrol mengerjakan

soal posttest I. Tujuan diberikannya posttest I adalah supaya mengetahui sejauh

mana pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan metode

ceramah. delapan hari setelah itu, tepat pada hari Selasa, 19 September 2017

siswa kelompok kontrol mengerjakan soal posttest II yang bertujuan untuk

mengetahui kembali pemahaman siswa dalam selang waktu delapan hari

setelah menerima pembelajaran dengan metode ceramah. Soal yang dikerjakan

pada posttest I dan posttest II sama seperti soal pretest, yaitu 18 soal essai.

2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen

Pembelajaran kelompok eksperimen menggunakan treatment atau

perlakuan, yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation. Pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada kurikulum 2013.

Waktu pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit

atau dua jam pelajaran. Pembelajaran dilaksanakan selama empat hari berturut-

turut dengan sub tema yang berbeda-beda. Materi pokok yang dipelajari adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

52

siklus air. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru melalui beberapa percobaan

yang dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas.

Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation pada kelompok eksperimen meliputi tiga kegiatan, yaitu

kegiatan awal, inti, dan penutup. Pendahuluan atau kegiatan awal berisi

kegiatan salam, doa, apersepsi, motivasi, dan orientasi. Kegiatan inti berisi

enam langkah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, yaitu

mengidentifikasi topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok, merencanakan

tugas yang akan dipelajari, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan

akhir, mempresentasikan laporan akhir, dan evaluasi. Sedangkan kegiatan akhir

atau penutup berisikan penegasan kembali, evaluasi, refleksi, dan tindak lanjut

terhadap siswa.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 5 September 2017. Sub

materi yang dipelajari adalah proses terjadinya hujan. Kegiatan diawali dengan

tanya jawab antara siswa dan guru seputar hujan (apersepsi), penyampaian

tujuan pembelajaran (orientasi), dan pemberian semangat belajar pada siswa

(motivasi). Siswa sudah duduk sesuai dengan kelompok yang sudah

ditentukan. Setiap kelompok berisikan antara 5-6 siswa. Setiap kelompok

mendapatkan lembar kerja siswa yang berisikan langkah-langkah percobaan

yang akan dilakukan (menulis judul, waktu dan tempat, rumusan masalah,

hipotesis, alat dan bahan yang dibutuhkan untuk percobaan, dan menuliskan

kesimpulan dari hasil percobaan). Langkah pertama “Mengidentifikasi topik

dan mengatur siswa dalam kelompok”, siswa mengidentifikasi alat dan bahan

untuk melakukan eksperimen proses terjadinya hujan dengan menggunakan

alat dan bahan yang sudah tersedia. Langkah kedua “Merencanakan tugas yang

akan dipelajari”, siswa berdiskusi menemukan tujuan dan hipotesis dari

eksperimen yang akan dilakukan lalu secara berunding menentukan tugas

masing-masing, antara lain: notulen (1 orang), observer (2 orang), eksekutor

eksperimen (2 orang), dan masing-masing mencari informasi tentang proses

terjadinya hujan. Langkah ketiga “Melaksanakan investigasi”, siswa

melaksanakan investigasi dengan berbagai macam cara seperti mencari

informasi (internet, buku, atau sumber lain) lalu siswa berkumpul kembali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

53

untuk berdiskusi dan bertukar informasi dari investigasi yang sudah dilakukan

dan setelah itu siswa melakukan eksperimen proses terjadinya hujan dengan

alat dan bahan yang sudah tersedia. Langkah empat “Menyiapkan laporan

akhir”, siswa menganalisi data, membuat kesimpulan, dan menyajikan hasil

investigasi dan eksperimen proses terjadinya hujan yang telah dilakukan dalam

bentuk laporan. Langkah kelima “Mempresentasikan laporan akhir”, setiap

kelompok mempresentasikan laporan eksperimen proses terjadinya hujan di

depan kelas sesuai dengan gaya dan kreativitas kelompoknya. Langkah enam

“Evaluasi”, setiap siswa memberi umpan balik mengenai laporan eksperimen

proses terjadinya hujan yang telah dipresentasikan lalu guru dan siswa

berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. Selanjutnya pada akhir

pembelajaran siswa bersama guru membuat penegasan dan koreksi mengenai

proses tejadinya hujan, hubungan hujan dengan siklus air (kesimpulan), siswa

melakukan refleksi terkait pemahamannya pada materi hari ini (refleksi), siswa

diberi tindak lanjut untuk mencari informasi mengenai penghambat siklus air

(PR/Tindak lanjut), dan diakhiri dengan doa dan salam penutup.

Pertemuan kedua dilaksankan pada hari Rabu, 6 September 2017 dengan

waktu 2 x 35 menit (dua jam pelajaran) dengan materi pokok faktor yang

mempengaruhi siklus air dan dampak kegiatan manusia terhadap proses siklus

air. Kegiatan awal diawali dengan salam, doa, dan presensi lalu siswa dan guru

bertanya jawab tentang kekeringan bumi (apersepsi), siswa bersama guru

menyanyikan lagu “Cintai Lingkungan” gubahan nada lagu pelangi-pelangi

(motivasi), dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu

mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi siklus air dan dampak

kegiatan manusia yang turut mempengaruhi siklus air (orientasi). Pada kegiatan

inti sisiwa melakukan enam langkah model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation diantaranya: langkah pertama “Mengindentifikasi topik

dan mengatur siswa dalam kelompok”, siswa melihat video proses terjadinya

siklus air dan mengidentifikasi topik terkait faktor dan dampak siklus air dari

video proses terjadinya siklus air yang diamati. Langkah kedua “Merencankan

tugas yang akan dipelajari”, siswa berunding menemukan tujuan dan hipotesis

dari topik yang mereka pilih lalu merencanakan investigasi yang akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

54

dilakukan dan menentukan tugas masing-masing anggota diantaranya, notulen

(1 orang), pembuat konsep mindmap (2 orang), penghias mindmap (2 orang),

observer dan pencari informasi (semua anggota). Langkah tiga “Melaksanakan

investigasi”, siswa melaksanakan investigasi dengan berbagai macam cara

seperti mencari informasi berdasarkan pembagian tugas dalam kelompok lalu

siswa berdiskusi dan bertukar informasi berdasarkan hasil yang didapatkan dari

investigasi yang sudah dilakukan. Langkah empat “Menyiapkan laporan akhir”,

siswa menyajikan hasil investigasi yang telah dilakukan dalam bentuk

mindmap. Langkah lima “Mempresentasikan laporan akhir”, setiap kelompok

melakukan presentasi atas hasil investigasi dan diskusi di depan kelas secara

kreatif dan menarik. Langkah enam “Evaluasi”, setiap kelompok memberikan

umpan balik mengenai mindmap yang telah dipresentasikan lalu siswa dan

guru saling berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. Diakhir

pembelajaran siswa dan guru membuat penegasan dan koreksi mengenai hal-

hal penting yang dibahas bersama (kesimpulan), siswa menuliskan aksi yang

akan dilakukan untuk mencegah kekeringan (evaluasi), siswa diberi tugas

untuk mencari berbagai macam informasi bencana alam terkait dengan siklus

air (tindak lanjut), dan diakhiri dengan doa dan salam penutup.

Pertemuan ketiga dilaksankan pada hari Kamis, 7 September 2017 dengan

materi pokok “Fungsi dan peranan hutan” dengan waktu 2 x 35 menit (dua jam

pelajaran). Kegiatan awal diawali dengan salam, doa, dan presensi, siswa

bertanya jawab dengan guru tentang hutan yang pernah mereka kunjungi atau

ketahui (apersepsi), siswa bersama guru menyanyikan lagu “hutanku

pelindungku” gubahan nada lagu lihat kebunku (motivasi), dan guru

menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai cara-cara menjaga kelestarian

sumber air bersih, bencana alam yang berhubungan dengan air, cara

mengantisipasinya, dan peranan hutan di dalam melestarikan siklus air

(orientasi). Pada kegiatan inti siswa melakukan enam langkah model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Langkah pertama

“Mengindentifikasi topik dan mengatur siswa dalam kelompok”, siswa melihat

video bencan alam dan mengidentifikasi bencana alam yang diamatai serta

peranan hutan dalam proses siklus air yang dapat dipelajari dari video bencana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

55

alam tersebut. Langkah kedua “Merencanakan tugas yang akan dipelajari”,

siswa menemukan hipotesis dan tujuan dari topik peranan hutan dalam proses

siklus air, siswa merancang pembelajaran mengenai topik peranan hutan dalam

proses siklus air, siswa merencanakan investigasi, dan menentukan tugas

masing-masing anggota diantaranya, notulen (1 orang), observer (5 orang), dan

masing-masing mencari informasi tentang peranan hutan dalam proses siklus

air. Langkah tiga “Melaksankan investigasi”, siswa melaksanakan investigasi

dengan berbagai macam cara seperti mencari informasi (buku, internet, koran,

atau sumber lainnya) berdasarkan pembagian tugas di dalam kelompoknya,

siswa kembali berkumpul untuk berdiskusi dan bertukar informasi berdasarkan

hasil yang didapatkan dari investigasi yang sudah dilakukan. Langkah empat

“Menyiapkan laporan akhir”, siswa menyajikan hasil investigasi yang telah

dilakukan dalam bentuk laporan hasil pengamatan video bencana alam.

Langkah lima “Mempresentasikan laporan akhir”, setiap kelompok melakukan

presentasi atas hasil investigasi dan diskusi dalam kelompok di depan kelas

secara kreatif dan menarik. Langkah enam “Evaluasi”, setiap kelompok

memberikan umpan balik mengenai laporan hasil pengamatan video bencan

alam yang dipresentasikan lalu guru dan siswa saling berkolaborasi dalam

mengevaluasi pembelajaran siswa. Diakhir pembelajaran siswa bersama guru

membuat penegasan dan koreksi mengenai hal-hal penting yang sudah dibahas

bersama (kesimpulan), siswa menuliskan aksi yang akan dilakukan untuk

menjaga kelestarian hutan (evaluasi), siswa mencari informasi mengenai erosi

(tindak lanjut) dan diakhiri dengan doan dan salam penutup.

Pertemuan empat dilaksankan pada hari Sabtu, 9 September 2017 dengan

materi pokok erosi tanah. Waktu pelaksanaan adalah 2 x 35 menit (2 jam

pelajaran). Kegiatan awal diawali dengan salam, doa, dan presensi, game

domino siklus air (motivasi), siswa bertanya jawab dengan guru tentang alat

dan bahan yang tersedia dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan

(apersepsi), dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai erosi

tanah, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan dampak erosi tanah serta aksi

apa yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi (orientasi). Pada

kegiatan inti siswa melaksanakan enam langkah model pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

56

kooperatif tipe Group Investigation. Langkah pertama “Mengidentifikasi topik

dan mengatur siswa dalam kelompok”, siswa mengamati video terjadinya erosi

tanah dan mengidentifikasi alat dan bahan untuk melakukan eksperimen

terjadinya erosi tanah. Langkah kedua “Merencanakan tugas yang akan

dipelajari”, siswa berdiskusi merencanakan eksperimen terjadinya erosi tanah,

berdiskusi menemukan hipotesis dan tujuan serta menetukan tugas masing-

masing anggota diantaranya: notulen (1 orang), observer (2 orang), eksekutor

eksperimen (2 orang), dan masing-masing mencari informasi tentang peranan

hutan terhadap terjadinya erosi tanah. Langkah tiga “Melaksanakan

investigasi”, siswa melaksankan investigasi dengan berbagai macam cara

seperti mencari informasi (internet, buku, dan sumber lain) dan siswa

berkumpul dan saling bertukar informasi berdasarkan hasil yang didapatkan

dari investigasi, siswa melakukan eksperimen terjadinya erosi tanah dengan

alat dan bahan yang tersedia. Langkah empat “Menyiapakan laporan akhir”,

siswa menganalisi data, membuat kesimpulan, dan menyajikan hasil investigasi

dan eksperimen terjadinya erosi tanah yang telah dilakukan dalam bentuk

laporan. Langkah lima “Mempresentasikan laporan akhir”, setiap kelompok

mempresentasikan laporan eksperimen terjadinya erosi tanah di depan kelas

sesuai dengan gaya dan kreativitas setiap kelompok. Langkah enam

“Evaluasi”, setiap kelompok memberikan umpan balik dan saling

berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. Diakhir pembelajaran

siswa bersama guru membuat penegasan dan koreksi mengenai hal-hal penting

yang sudah dibahas bersama (kesimpulan), siswa menuliskan aksi untuk

menjaga kelestarian air jernih (tindak lanjut), diakhiri dengan doa dan salam

penutup.

Pada hari Senin, 11 September 2017 kelompok eksperimen diberikan

posttest I. Waktu pengerjaan adalah 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Tujuan

dilakukkannya posttest I supaya mengetahui sejauh mana pemahaman siswa

setelah menerima pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigasi. Kemudian pada hari Senin, 18 September 2017 kelompok

eksperimen diberikan posttest II yang bertujuan untuk mengetahui kembali

pemahaman siswa dalam selang waktu seminggu setelah menerima perlakuan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

57

yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation. Soal yang dikerjakan oleh siswa pada posttest I dan II

sama seperti soal pretest, yaitu 18 item soal essai.

4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I

Hipotesis penelitian I adalah penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada

materi siklus air siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta semester

gasal tahun ajaran 2017/2018. Variabel dependen pada hipotesis tersebut

adalah kemampuan mengingat, sedangkan variabel independen adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Instrumen yang digunakan

untuk mengukur variabel dependen terdiri dari 3 soal essai, yaitu item 1a,1b,

dan 1c yang mengandung indikator menyebutkan, mengidentifikasi, dan

menulis.

Hasil statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan program

statistik, yaitu IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat

kepercayaan 95%. Tahapan analisis data yang dilakukan adalah sebagai

berikut. 1) Uji normalitas distribusi data untuk mengetahui data berdistribusi

normal atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk melakukan analisis

selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau nonprametrik. 2) Uji

perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3) Uji signifikansi

pengaruh perlakuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap kemampuan

mengingat dan memahami. 4) Uji besar pengaruh perlakuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation terhadap kemampuan mengingat dan memahami. 5) Perhitungan

persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I untuk mengetahui

persentase besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation yang dilihat dari peningkatan rerata pretest ke posttest I. 6) Uji

Signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest untuk mengetahui apakah

ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

58

eksperimen dan kelompok kontrol. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest

untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif

dan signifikan. 8) Uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah

perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah

beberapa waktu.

4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah

distribusi data normal atau tidak dan untuk menetukan jenis statistik yang

digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Apabila

data terdistribusi normal, maka dapat dihitung dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov test. Data yang digunakan untuk menguji normalitas

distribusi data adalah seluruh skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih

pretest-posttest I dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui normalitas distribusi data

adalah sebagai berikut. (1) Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima.

Dengan kata lain, distribusi data tidak normal dan uji statistik selanjutnya

menggunakan statisik nonparametrics, misalnya dengan Mann-Whitney U-test

atau Wilcoxon (Field, 2009: 345). (2) Jika harga p > 0,05, Hnull diterima dan Hi

ditolak. Dengan kata lain, distribusi data normal dan uji statistik selanjutnya

menggunakan statistik parametrik, misalnya dengan Independent samples t-

test atau Paired samples t-test (Field, 2009: 326). Hasil uji normalitas

kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

dapat dilihat pada tabel berikut (lihat lampiran 4.3.1).

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mengingat

No. Aspek p Keterangan

1. Pretest mengingat kelompok kontrol 0,503 Normal

2. Posttest I mengingat kelompok kontrol 0,481 Normal

3. Posttest II mengingat kelompok kontrol 0,228 Normal

4. Selisih rerata skor pretest-posttest I mengingat

kelompok kontrol

0,231 Normal

5. Pretest mengingat kelompok eksperimen 0,107 Normal

6. Posttest I mengingat kelompok eksperimen 0,502 Normal

7. Posttest II mengingat kelompok eksperimen 0,398 Normal

8. Selisih rerata skor pretest-posttest I mengingat

kelompok eksperimen

0,647 Normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

59

Tabel 4.1 menunjukkan p > 0,05 untuk semua aspek, yaitu pretest,

posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest-posttest I untuk kelompok

kontrol dan eksperimen. Semua aspek memiliki distribusi data normal,

sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik,

misalnya dengan independent samples t-test untuk data tidak berpasangan

(misal: kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen) atau paired samples

t-test untuk data berpasangan (misal: kelompok kontrol dengan kelompok

kontrol atau kelompok eksperimen dengan kelompok eksperimen) (Field,

2009: 326).

4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji ini dilakukan dengan cara menguji rerata skor pretest kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui apakah

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang

sama atau berbeda terhadap kemampuan mengingat dan memahami, sehingga

dapat dibandingkan hasilnya. Uji ini menggunakan statistik parametrik

independent samples t-test, karena data terdistribusi normal dan ada perbedaan

(Field, 2009: 326). Data diambil dari rerata skor pretest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

Sebelum melakukan uji perbedaan rerata skor pretest dengan

menggunakan independent samples t-test terlebih dahulu melakukan uji

asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga

Sig.Levene’s test. Jika harga p < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas

varians dari kedua data yang dibandingkan, sedangkan jika harga p > 0,05

maka terdapat homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan (Field,

2009: 150). Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.2

berikut (lihat Lampiran 4.4.1).

Tabel 4.2 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F p

Levene’s Test for Equality of Variances 0,56 0,814

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =

0,56 dan harga p = 0,814, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

homogenitas varians data. Apabila variansnya homogen, maka data uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

60

statistik independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris

pertama output SPSS (Field, 2009: 340).

Tingkat kepercayaan untuk melakukan uji perbedaan kemampuan awal

adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga p

< 0,05. Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.4.1).

Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Mengingat

Uji Statistik p Keterangan

Independent samples t-test 0,765 Tidak ada perbedaan

Rerata kelompok kontrol lebih tinggi dari kelompok eksperimen, yaitu (M

= 2,03; SE = 0,11), sedangkan hasil skor kelompok eksperimen, yaitu (M=1,98;

SE = 0,12). Meskipun demikian, perbedaan skor tersebut tidak signifikan Hal ini

dibuktikan dari hasil analisis menggunakan Independent samples t-test dengan

taraf kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. p = 0,765 dan harga t = 0,301. Harga

p > 0,05 maka Hnull diterima Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang

signifikan pada hasil pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,

sehingga kedua pretest memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan

mengingat. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengendalikan

validitas internal penelitia berupa pengujian, dimana kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen sama-sama diberi pretest untuk mengukur kemampuan

awal siswa.

4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap

kemampuan mengingat dengan melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan

posttest I pada kedua kelompok. Dalam uji signifikansi digunakan rumus (O2 –

O1) – (O4 – O3) untuk menguji. Uji ini diperoleh dengan cara mengurangkan

rerata selisih skor posttest I ke pretest pada kelompok kontrol dengan rerata

selisih skor posttest I ke pretest pada kelompok eksperimen (Cohen, Manion, &

Morrison, 2007: 277). Jika hasil perhitungan lebih besar dari 0, maka ada

pengaruh. Hasil perhitungan menunjukkan selisih skor posttest I – pretest pada

kelompok kontrol sebesar 1,17 dan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

61

eksperimen sebesar 0,95. Besar pengaruh perlakuan yang diperoleh adalah – 0,22

(didapat dari selisih 0,95 – 1,17) maka tidak ada pengaruh penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap kemampuan

mengingat.

Uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa selisih skor pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal.

Analisis statistik selanjutnya adalah statistik parametrik dengan Independent

samples t-test, karena data berasal dari kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326).

Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pengaruh

perlakuan, perlu dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan

melihat harga Sig.Levene’s test. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull

adalah jika harga p < 0,05 Artinya, ada perbedaan varian yang signifikan. Dengan

kata lain, varian kedua kelompok tersebut tidak homogen (Field, 2009: 340). Hasil

uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut (lihat

Lampiran 4.5.1).

Tabel 4.4 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F p

Levene’s Test for Equality of Variances 3,27 0,076

Hasil Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa

harga F = 3,27 dan harga p = 0,076 (p > 0,05), sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat homogenitas varians data. Jika terdapat homogenitas varians data

uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris

pertama output SPSS (Field, 2009: 340).

Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk uji signifikansi pengaruh

perlakuan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika p

< 0,05 (Field, 2009: 340). Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh

perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap

kemampuan mengingat (lihat Lampiran 4.5.1).

Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat

Uji Statistik p Keterangan

Independent samples t-test 0,380 Tidak ada perbedaan

Skor rerata kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen,

yaitu (M = 1,19; SE = 0,10), sedangkan hasil skor kelompok eksperimen, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

62

(M = 1,03; SE = 0,15). Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan

tingkat kepercayaan 95% diperoleh p sebesar 0,380 dan harga t = 0,886. Harga p

> 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan varian

yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan

mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari

hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan adalah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan mengingat. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest

I kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat

dilihat dalam diagram berikut.

Gambar 4.1 Grafik Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Mengingat

Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan rerata pretest-posttest I

pada kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan pada rerata kelompok kontrol

saat pretest adalah 2,0373 kemudian ketika posttest I rerata menjadi 3,2024.

Sedangkan pada kelompok eksperimen rerata pretest adalah 1,9878 kemudian

ketika posttest I rerata menjadi 2,9363. Dengan demikian, rerata pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan

mengingat terjadi peningkatan rerata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

63

4.2 Gambar Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor (Gain Score) Kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen

4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Data yang diperoleh

terdistribusi dengan normal, sehingga digunakan rumus koefisien korelasi

Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57). Kriteria untuk menentukan

besarnya efek adalah jika r = 0,10 (efek kecil) yang setara dengan 1% pengaruh

yang diakibatkan oleh pengaruh variabel independen, r = 0,30 (efek menengah)

yang setara dengan 9%, dan r = 0,50 (efek besar) yang setara dengan 25% (Field,

2009: 57). Independent samples t-test digunakan untuk mengambil t dalam

melakukan uji besar pengaruh perlakukan. Persentase pengaruh perlakuan

didapatkan dengan menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara

mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat)

kemudian dikalikan 100% (Field, 2009: 179). Besar pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat adalah r = 0,11 atau

1,21%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya efek,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

64

maka hasil perhitungan r setara dengan efek kecil. Berikut ini hasil perhitungan

effect size terhadap kemampuan mengingat (lihat Lampiran 4.6).

Tabel 4.6 Hasil Uji Effect Size terhadap Kemampuan Mengingat

Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen

Variabel t t2

df r (effect size) R2

% Efek

Mengingat -9,61 92,35 28 0,11 0,0121 1,21 Kecil

4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk

mengetahui persentase besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation yang dilihat dari peningkatan rerata pretest ke posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis perhitungan persentase

peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan mengambil data rerata

skor pretest dan posttest I pada uji normalitas distribusi data dengan

menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test. Persentase peningkatan

rerata pretest ke posttest I dihitung dengan cara membagi selisih rerata pretest-

posttest I dengan rerata pretest, kemudian dikali 100%. Hasil perhitungan

persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.7

berikut ini (lihat Lampiran 4.7.1).

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

Kemampuan Mengingat

No. Kelompok Rerata

Peningkatan Pretest Posttest I

1. Kontrol 2,51 3,04 21,12%

2. Eksperimen 2,56 2,68 4,69%

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke Posttest

Data pada tabel 4.7 menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar

2,51; rerata posttest I sebesar 3,04; dan hasil perhitungan persentase rerata pretest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

65

dan posttest I sebesar 21,12%. Sedangkan rerata pretest kelompok eksperimen

sebesar 2,56; rerata posttest I sebesar 2,68; dan hasil perhitungan persentase rerata

pretest dan posttest I sebesar 4,69%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi

peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok

eksperimen terhadap kemampuan mengingat.

Persentase peningkatan skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol

lebih tinggi daripada kelompok eksperimen, yaitu 21,12% sedangkan kelompok

eksperimen 4,69%. Hal ini dapat diperjelas melalui grafik untuk melihat

perbedaan selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Berikut grafik yang menunjukkan frekuensi selisih pretest-posttest I

(gain score) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Gambar 4.4 Grafik peningkatan selisih rerata pretest-posttest I kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen terhadap kemampuan mengingat

Frekuensi nilai gain score yang paling tinggi pada kelompok eksperimen

lebih besar dari pada kelompok kontrol. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik

diatas bahwa frekuensi gain score yang paling banyak pada kelompok

eksperimen. Pada kelompok eksperimen siswa yang mendapatkan gain score ≥

2% sebanyak 1 siswa atau 1% dari seluruh jumlah siswa di kelompok eksperimen,

sedangkan untuk kelompok kontrol siswa yang mendapatkan gain score ≥ 1,34%

sebanyak 2 siswa atau setara dengan 2%. Nilai gain score yang dijadikan sebagai

pijakan didapatkan dari nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dari kedua

kelompok kemudian dari hasil pengurangan tersebut diambil 50%. Hal ini dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

66

diartikan bahwa selisih pretest ke posttest I kelompok eksperimen yang dominan

lebih besar daripada selisih pretest ke posttest I pada kelompok kontrol.

2.Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I

Uji signifikansi ini dilakukan supaya mengetahui apakah ada peningkatan

skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Uji ini menggunakan uji statistik paired samples t-test, karena

data terdistribusi normal dan berasal dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325).

tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk

monolak Hnull jika harga p < 0,05 (Filed, 2009: 53). Hasil uji peningkatan rerata

skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut (lihat Lampiran

4.8.1).

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan

Mengingat

No. Kelompok t t2

df r R2 % Efek

1 Kontrol -9,61 92,35 28 0,87 0,75 75% Besar

2 Eksperimen -5,16 26,62 26 0,70 0,49 49% Menengah

Skor rerata kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen,

yaitu (M = -1,16; SE = 0,12). Sedangkan hasil skor kelompok eksperimen adalah

(M = -0,94; SE = 0,18). Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I

pada kelompok kontrol untuk kemampuan mengingat adalah harga p < 0,05 yaitu

0,00 maka Hnullditolak dan Hiditerima yang artinya ada perbedaan yang signifikan

antara skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

terhadap kemampuan mengingat, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I terhadap

kemampuan mengingat.

Persentase besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol

lebih besar daripada persentase besar pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation pada kelompok eksperimen. Besar pengaruh

metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat adalah

0,75 atau 75% yang setara dengan efek besar. Sedangkan besar pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada kelompok eksperimen

terhadap kemampuan mengingat adalah 0,49 atau 49% yang setara dengan efek

menengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

67

3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata

pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif, yaitu semakin tinggi skor

pretest semakin tinggi pula skor posttest I, sedangkan signifikan, yaitu hasil skor

korelasi tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Data yang diambil dari rerata

skor pretest dan rerata skor posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen data terdistribusi normal, maka digunakan analisis statistik dengan

rumus bivariate correlation coefficients, yaitu Pearson’s correlation coefficient

(Field, 2009: 177). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria

yang digunakan untuk menolak adalah Hnull adalah jika harga p < 0,05 maka tidak

ada perbedaan hasil korelasi pretest-posttest I dengan P dan Q. Berarti ancaman

terhadap validitas internal penelitian berupa regresi statistik bisa dikendalikan

dengan baik. Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut (lihat

Lampiran 4.9.1)

Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengingat

No. Kelompok Pearson Correlation p Keterangan

1 Kontrol 0,515 0,004 Positif dan signifikan

2 Eksperimen 0,341 0,082 Positif dan tidak signifikan

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa p pada kelompok kontrol

kurang dari 0,05 yang berarti Hnull ditolak dan Hi diterima. Oleh karena itu, ada

korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I

pada kemampuan mengingat kelompok kontrol. Sedangkan pada kelompok

eksperimen harga p adalah 0,082. Hal tersebut menunjukkan bahwa p > 0,05 yang

berarti Hnull diterima dan Hi ditolak. Itu berarti tidak adanya korelasi yang

signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Hasil correlation coefficient pada kedua kelompok menunjukkan

nilai positif, maka siswa yang mendapat skor tinggi pada pretest akan mendapat

skor tinggi pula pada posttest I terhadap kemampuan mengingat. Sebaliknya para

siswa yang mendapat skor rendah pada pretest akan mendapat skor rendah pula

pada posttest I terhadap kemampuan mengingat. Skor korelasi yang diperoleh

pada kedua kelompok kontrol dapat digeneralisasikan ke populasi, karena data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

68

tersebut signifikan. Kondisi ini ideal, sehingga ancaman validitas internal

terhadap regresi statistik tidak terjadi.

4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan

yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu.

Pada uji retensi pengaruh perlaku dilakukan dengan memberkan posttest II pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen minimal satu minggu sesudah

pelaksanaan posttest I. Pemberian posttest II ini bisa digunakan untuk memastikan

dengan lebih akurat kekuatan pengaruh perlakuan. Statistik parametrik samples t-

test digunakan dalam uji retensi pengaruh ini, karena data yang diuji adalah data

normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan

yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah

jika harga p < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan

posttest II. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.10 (lihat lampiran 4.10.1).

Tabel 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat

No

Kelompok

Rerata Peningkatan p Keterangan

Posttest I Posttest II %

1. Kontrol 3,20 2,87 -353 0,010 Ada Perbedaan

2. Eksperimen 2,94 3,24 10,20 0,034 Ada Perbedaan

Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rerata kelompok

kontrol, yaitu (M = 0,30; SE = 0,13). Sedangkan hasil kelompok kontrol, yaitu (M

= - 0,33; SE = 0,12). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke

posttest II kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat menunjukkan harga

p sebesar 0,034 (harga p < 0,05) dan rerata skor posttest I > rerata skor posttest

II, sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan pengaruh perlakuan

secara signifikan pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat. Hasil

uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kelompok eksperimen

terhadap kemampuan mengingat menunjukkan harga p sebesar 0,010 (harga p <

0,05) dan rerata skor posttest I < rerata skor posttest II, sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi penurunan pengaruh perlakuan secara signifikan

pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

69

Persentase kenaikan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok

eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan

persentase kelompok eksperimen sebesar 10,20%, sedangkan kelompok kontrol

sebesar -353%. Peningkatan skor dari pretest, posttest I, dan posttest II terhadap

kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat

dilihat pada grafik berikut ini.

Gambar 4.5 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengingat

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II

Hipotesis penelitian II adalah penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada

materi siklus air siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta semester

gasal tahun ajaran 2017/2018. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah

kemampuan memahami, sedangkan variabel independen adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Instrumen yang digunakan

untuk mengukur variabel dependen terdiri dari 3 soal essai, yaitu item 2a, 2b, dan

2c yang mengandung indikator menjelaskan, memberi contoh, dan menerangkan.

Hasil statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan program

statistik, yaitu IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan

95%. Tahapan analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Uji

normalitas distribusi data untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak,

sehingga dapat digunakan untuk melakukan analisis selanjutnya menggunakan

statistik parametrik atau nonprametrik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal

dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

70

kelompok eksperimen. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui

pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

terhadap kemampuan memahami. 4) Uji besar pengaruh perlakuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation terhadap kemampuan memahami. 5) Perhitungan

persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I untuk mengetahui persentase

besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yang

dilihat dari peningkatan rerata pretest ke posttest I. 6) Uji Signifikansi

peningkatan rerata pretest ke posttest I untuk mengetahui apakah ada peningkatan

skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest I untuk mengetahui

apakah korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif dan signifikan. 8) Uji

retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan

masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu.

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah

distribusi data normal atau tidak dan untuk menetukan jenis statistik yang

digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Apabila data

yang diuji terdistribusi normal, maka data dapat dihitung dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov test. Untuk melakukan data uji normalitas, data diambil dari

seluruh skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest-posttest I dari

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk mengetahui normalitas distribusi data

adalah sebagai berikut. (1) Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima.

Dengan kata lain, distribusi data tidak normal dan uji statistik selanjutnya

menggunakan statisik nonparametric, misalnya dengan Mann-Whitney U-test atau

Wilcoxon (Field, 2009: 345). (2) Jika harga p > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak.

Dengan kata lain, distribusi data normal dan uji statistik selanjutnya menggunakan

statistik parametrik, misalnya dengan Independent samples t-test atau Paired

samples t-test (Field, 2009: 326). Hasil uji normalitas kemampuan memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

71

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut

(lihat Lampiran 4.3.2).

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Memahami

No. Aspek p Keterangan

1. Pretest memahami kelompok kontrol 0,167 Normal

2. Posttest I memahami kelompok kontrol 0,275 Normal

3. Posttest II memahami kelompok kontrol 0,814 Normal

4. Selisih rerata skor pretest-posttest I memahami

kelompok kontrol

0,115 Normal

5. Pretest memahami kelompok eksperimen 0,266 Normal

6. Posttest I memahami kelompok eksperimen 0,755 Normal

7. Posttest II memahami kelompok eksperimen 0,470 Normal

8. Selisih rerata skor pretest-posttest I memahami

kelompok eksperimen

0,470 Normal

Tabel 4.11 menunjukkan p > 0,05 untuk semua aspek, yaitu pretest,

posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest-posttest I untuk kelompok

kontrol dan eksperimen. Semua aspek memiliki distribusi data normal, sehingga

analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik, misalnya dengan

independent samples t-test untuk data tidak berpasangan (misal: kelompok kontrol

dengan kelompok eksperimen) atau paired samples t-test untuk data berpasangan

(misal: kelompok kontrol dengan kelompok kontrol atau kelompok eksperimen

dengan kelompok eksperimen) (Field, 2009: 326).

4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji ini dilakukan dengan cara menguji rerata skor pretest kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui apakah

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang

sama atau berbeda terhadap kemampuan mengingat dan memahami, sehingga

dapat dibandingkan hasilnya. Uji ini menggunakan statistik parametrik

independent samples t-test, karena data terdistribusi normal dan ada perbedaan

(Field, 2009: 326). Data diambil dari rerata skor pretest pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen.

Sebelum melakukan uji perbedaan rerata skor pretest dengan

menggunakan independent samples t-test terlebih dahulu melakukan uji asumsi

untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig.Levene’s test.

Jika harga p < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua data yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

72

dibandingkan, sedangkan jika harga p > 0,05 maka terdapat homogenitas varians

dari kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Hasil uji asumsi

homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut (lihat Lampiran 4.4.2).

Tabel 4.12 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians

Uji Statistik F P

Levene’s Test for Equality of Variances 3,002 0,089

Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =

3,002 dan harga p. = 0,089. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat homogenitas

varians data. Jika variansnya homogen, data uji statistik Independent samples t-

test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340).

Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk

menolak Hnull adalah jika harga p < 0,05. Berikut adalah tabel hasil uji perbedaan

kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat

Lampiran 4.4.2).

Hasil skor dari kelompok kontrol, yaitu (M = 2,41; SE = 0,15) sedangkan

hasil skor kelompok eksperimen yaitu (M = 2,53; SE = 0,11). Analisis

mengguakan Independent sample t-test dengan tingkat kepercayaan 95%

diperoleh harga p adalah 0,552 dan t = -559. Harga p > 0,05, sehingga dapat

diartikan Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang

signifikan antara skor pretest I kelompok kontrol dan skor pretest I kelompok

eksperimen atau dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal

yang sama untuk kemampuan memahami. Kedua kelompok tersebut dapat

dibandingkan. Uji ini untuk mengendalikan validitas internal penelitian berupa

pengujian dimana kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama diberi

pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk melihat perbedaan

rerata selisih skor pretest ke posttest I kedua kelompok, sehingga diketahui ada

tidaknya pengaruh perlakuan yang diterapkan pada kelompok kontrol dan

Tabel 4.13 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Memahami

Hasil Pretest p Keterangan

Kelompok kontrol dan kelompok ekperimen 0,552 Tidak ada perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

73

kelompok eksperimen. Pengaruh dari perlakuan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus: (O2-O1)-(O4-O5), yaitu dengan mengurangkan selisih skor

posttest I – pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih skor posttest I –

pretest pada kelompok kontrol (Sugiyono, 2012: 79). Uji ini dilakukan dengan

membandingkan selisih rerata skor posttest I – pretest kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Selisih rerata skor posttest I – pretest pada kelompok

kontrol sebesar 0,20 sedangkan selisih rerata skor posttest I – pretest pada

kelompok eksperimen sebesar 0,47, sehingga apabila 0,47 – 0,20, maka akan

diperoleh hasil sebesar 0,27. Perhitungan dari pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation menunjukkan hasil yang positif, sehingga

dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

tidak berpengaruh terhadap kemampuan memahami.

Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametrik Independent

Sample T-test, karena data berasal dari kelompok yang berbeda dan hasil skor

selisih rerata skor posttest I – pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

berdistribusi normal (Field, 2009: 326). Uji statistik ini dilakukan untuk

mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak.

Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan pengujian homogenitas

varians dengan Levene’s test. Kriteria yang digunakan adalah jika harga p > 0,05

maka ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga p

< 0,05 maka tidak ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan.

Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan

harga F = 1,71 dan harga p > 0,196. Dengan demikian terdapat homogenitas

varians, sehingga bisa dilakukan Independent sample t-test untuk analisis

selanjutnya. Data uji statistik Independent sample t-test yang diambil adalah data

pada baris pertama, karena ada homogenitas varian. Kriteria yang digunakan

untuk menolak Hnull dari hasil Independent sample t-test, yaitu jika harga p > 0,05

maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke postest I

pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain model

Tabel 4.14 Hasil Levene’s test

Hasil Uji Homogenitas Variances F P

Selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 1,71 0,196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

74

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation tidak berpengaruh terhadap

kemampuan memahami. Berikut adalah tabel hasil uji signifikansi pengaruh

perlakuan. Berikut ini adalah tabel hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan (lihat

Lampiran 4.5.2).

Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Memahami

Hasil Uji Selisih p Keterangan

Selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,312 Tidak ada perbedaan

Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rerata kelompok

kontrol. Hasil selisih skor yang diperoleh kelompok kontrol, yaitu (M = 0,19; SE

= 0,21). Pada kelompok eksperimen skor yang diperoleh, yaitu (M = 0,46; SE =

0,15). Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan menunjukkan bahwa harga p

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 0,312, sehingga Hnull

diterima dan Hi diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak ada

perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-postest I pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen atau dengan kata lain model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation tidak bepengaruh terhadap kemampuan

memahami. Grafik dan diagram berikut menunjukkan hasil perbandingan rerata

selisih pretest ke postest I kemampuan memahami antara kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen.

Gambar 4.6 Grafik Rerata Selisih Skor Pretest-Postest I Kelompok Kontrol dan Kelompok

Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

75

Gambar 4.7 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor (Gain Score) Kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group

Invstigation yang digunakan terhadap kemampuan memahami. Data yang

diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi

Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57 & 179). Penghitungan effect size

mengambil data dari uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan Independent

sample t-test. Besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan memahami adalah r

= 0,14 atau 1,96% yang setara dengan efek kecil (Field, 2009: 57). Tabel di bawah

ini menunjukkan hasil perhitungan besar pengaruh perlakuan kemampuan

memahami (effect size).

Tabel 4.16 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami (data diambil dari

independent sample t-test)

No Kelompok t df r R2

Effect

size % Besar Efek

1 Kontrol &

eksperimen -1,022 1,044484 54 0,14 0,0196 1,96 Kecil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

76

4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut

1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I

Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan

untuk mengetahui persentase besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation yang dilihat dari peningkatan rerata pretest ke posttest I pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis perhitungan persentase

peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan mengambil data rerata

skor pretest dan posttest I pada uji normalitas distribusi data dengan

menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test. Persentase peningkatan

rerata pretest ke posttest I dihitung dengan cara membagi selisih rerata pretest-

posttest I dengan rerata pretest, kemudian dikali 100%. Hasil perhitungan

persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel

4.17 berikut ini (lihat Lampiran 4.7.1).

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke

Posttest I Kemampuan Memahami

No. Kelompok Rerata

Peningkatan Pretest Posttest I

1 Kontrol 2,41 2,61 8,30%

2 Eksperimen 2,53 3,00 18,58%

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke Posttest I

Pada kelompok kontrol nilai mean pretest 2,41 sedangkan nilai mean

posttest I adalah 2,61. Persentase peningkatan rerata pretest-posttest I kelompok

kontrol sebesar 8,30%. Kelompok eksperimen dengan nilai mean pretest 2,53 dan

nilai mean posttest I adalah 3,00, maka penghitungan persentase peningkatan

rerata pretest-posttest I kelompok eksperimen sebesar 18,58%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

77

Seperti yang telah dijelaskan pada tabel 4.15 bahwa ada peningkatan rerata

antara pretest ke posttest I baik di kelompok kontrol maupun kelompok

eksperimen. Jumlah siswa yang mengalami peningkatan rerata skor yang

signifikan dapat diketahui dengan menggunakan selisih skor gain score. Uji gain

score dilakukan dengan menggunakan selisih skor posttest I dan pretest.

Kemudian dihitung frekuensi banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di atas

gain score yang telah ditentukan. Frekuensi gain score diambil kurang lebih 50%

dari skor tertinggi dari selisih posttest I - pretest kedua kelompok, yaitu dari

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti menggunakan gain score ≥

2 untuk menentukan persentase siswa yang memperoleh kenaikan skor secara

signifikan. Kemudian dilakukan penghitungan dengan rumus sebagai berikut:

Gambar 4.9 Rumus Gain Score

Pembuatan grafik poligon menunjukkan perbandingan yang tepat pada

rerata antara kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol (Fraenkel, 2012:

250). Dominasi skor selisih posttest I - pretest dari kelompok kontrol lebih kecil

daripada kelompok eksperimen, hal tersebut ditunjukkan pada grafik gain score

sebagai berikut.

Seperti yang dijelaskan pada tabel 4.16 bahwa ada perbedaan rerata pretest

ke posttest I baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selisih

pretest ke posttest I yang dominan dari kelompok eksperimen lebih tinggi

daripada kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan pada grafik dibawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

78

Gambar 4.10 Grafik Perbedaan Rerata Pretest ke Posttest I

Frekuensi nilai gain score yang paling tinggi pada kelompok eksperimen

lebih besar dari pada kelompok kontrol. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik

diatas bahwa frekuensi gain score yang paling banyak pada kelompok

eksperimen. Pada kelompok eksperimen siswa yang mendapatkan gain score ≥

1,00% sebanyak 9 siswa atau 9% dari seluruh jumlah siswa di kelompok

eksperimen, sedangkan untuk kelompok kontrol siswa yang mendapatkan gain

score ≥ 2,50% sebanyak 2 siswa atau setara dengan 2%. Nilai gain score yang

dijadikan sebagai pijakan didapatkan dari nilai tertinnggi dikurangi nilai terendah

dari kedua kelompok kemudian dari hasil pengurangan tersebut diambil 50%. Hal

ini dapat diartikan bahwa selisih pretest ke posttest I kelompok eksperimen yang

dominan lebih besar daripada selisih pretest ke posttest I pada kelompok kontrol.

2.Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I

Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk

mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan antara hasil pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji signifikansi

peningkatan rerata pretest ke postest I dilakukan dengan menggunakan statistik

parametrik Paired sample t-test, karena data yang diuji adalah data normal dan

dalam kelompok yang sama. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%.

Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull jika harga p < 0,05 (Filed, 2009: 53).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

79

Berikut adalah tabel hasil uji signifikansi peningkatan rerata nilai pretest ke

postest I kemampuan memahami.

Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Postest

Aspek Kelompok p Keterangan

Posttest 1 - Pretest Kontrol 0,372 Tiak ada peningkatan yang signifikan

Eksperimen 0,004 Ada peningkatan yang signifikan

Hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I yang

diperoleh menunjukkan bahwa kelompok kontrol memiliki rerata yang lebih

tinggi daripada kelompok eksperimen, yaitu (M = - 0,19; SE = 0,21). Pada

kelompok eksperimen skor yang diperoleh, yaitu (M = - 0,46; SE = 0,14). Hasil

uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke postest yang dilakukan

menggunakan paired samples t-test menunjukkan harga p kelompok kontrol

sebesar 0,372 dan kelompok eksperimen sebesar 0,004, sehingga Hnull diterima

dan Hi ditolak yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor

pretest dan posttest I pada kelompok kontrol, sedangkan Hnull ditolak dan Hi

diterima pada kelompok eksperimen, sehingga dapat disimpulkan ada peningkatan

yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok eksperimen.

Tabel 4.19 Hasil Uji Besar Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Kemampuan

Memahami

Kelompok t t2

df r R2

% Efek

Kontrol -0,91 0,8281 28 0,17 0,0289 2,89% kecil

Eksperimen -3,13 9,7969 26 0,52 0,2704 27,04% kecil

Walaupun peningkatan yang signifikan terjadi hanya pada kelompok

eksperimen, namun dari persentase peningkatan, mean, standart deviation dan

standart error pada masing-masing kelompok menunjukkan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation bepengaruh terhadap

kemampuan memahami. Besar pengaruh penerapan metode ceramah pada

kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami adalah 0,17 atau 2,89% yang

setara dengan efek kecil, sedangkan pengaruh penerapan model pembelajaran

Group Investigation pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami

sebesar 0,52 atau 27,04% yang setara dengan efek kecil. Jadi, dapat ditarik

kesimpulan bahwa peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok eksperimen

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

80

besar daripada skor rerata pretest ke posttest I kelompok kontrol yang

menggunakan metode ceramah.

3.Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I

Uji Korelasi antara rerata pretes dan posttest I pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen bertujuan untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara

nilai pretest dan posttest I pada masing-masing kelompok itu bersifat negatif atau

positif. Ketika melakukan uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I peneliti

menggunakan Pearson Correlations pada program IBM SPSS Statistic 22 for

Windows. Kriteria untuk menolak Hnull yaitu jika harga p < 0,05. Berikut ini

adalah hasil perhitungan uji korelasi pretest dam posttest I pada masing-masing

kelompok.

Tabel 4.20 Uji Korelasi antara Pretest dan Postest I Kemampuan Memahami

Aspek Pearson

Correlation

p Keterangan

Kelompok Kontrol Pretest dan Posttest I 0,101 0,601 Positif & tidak signifikan

Kelompok Eksperimen Pretest dan Posttest I 0,255 0,199 Positif & tidak signifikan

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa harga p pada kedua kelompok

> 0,05 yang berarti Hnull diterima. Oleh karena itu, tidak ada perbedaan hasil

korelasi pretest-posttest I dengan P dan Q. Berarti ancaman terhadap validitas

internal penelitian berupa regresi statistik tidak bisa dikendalikan dengan baik.

Hasil correlation coefficient pada kedua kelompok positif, maka siswa yang

mendapat skor tinggi pada pretest akan mendapat skor tinggi pula pada posttest I

terhadap kemampuan memahami. Skor korelasi yang diperoleh pada kedua

kelompok tidak dapat digeneralisasikan ke populasi, karena data tersebut tidak

signifikan.

4.Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

Uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II dilakukan untuk

mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke

posttest II baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selain itu,

uji retensi juga bisa digunakan untuk mencari tahu apakah perlakuan yang

diberikan membawa pengaruh yang kuat atau tidak. Pengujian ini dilakukan satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

81

minggu setelah posttest I. Sebelum melakukan uji retensi posttest I dan posttest II

dilakukan uji normalitas terhadap skor posttest I dan posttest II. Dari data uji

normalitas yang didapat, diketahui bahwa distribusi data normal, sehingga dapat

dikatakan bahwa data pada posttest II baik di kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen memiliki distribusi data normal. Oleh karena itu, uji retensi pengaruh

perlakuan bisa dilakukan dengan menggunakan Paired samples t-test. Tingkat

kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak

Hnull adalah p < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan

terhadap kemampuan memahami dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.21 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami

Kelompok Kontrol

Aspek Kontrol

Peningkatan (%) p Keterangan Post I Post II

Variabel memahami 2,61 2,53 -3,06 0,672 Tidak ada Perbedaan

Kelompok Eksperimen

Aspek Eksperimen

Peningkatan (%) p Keterangan Post I Post II

Variabel memahami 3,00 3,21 7 0,224 Tidak ada Perbedaan

Rerata kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen,

yaitu (M = 0,081; SE = 0,19), sedangkan hasil kelompok eksperimen, yaitu (M =

-0,21; SE = 0,17). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest

II kemampuan memahami pada kelompok kontrol menunjukkan harga p sebesar

0,672 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Kesimpulan yang dapat

ditarik adalah terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke

posttest II kemampuan memahami pada kelompok kontrol. Sedangkan harga p

kemampuan memahami pada kelompok eksperimen sebesar 0,224 (p > 0,05),

maka Hnul diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang

signifikan antara skor posttest I dan posttest II kemampuan memahami di

kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan

skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan memahami

pada kelompok eksperimen.

Peningkatan skor secara keseluruhan dari pretest, posttest I, dan posttest II

kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat

dilihat pada grafik berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

82

Gambar 4.11 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami

4.2 Pembahasan

4.2.1 Ancaman terhadap Validitas Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang memiliki tujuan

sebagai berikut. 1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SD Negeri

Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018. 2) Mengetahui

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap

kemampuan memahami siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta

semester gasal tahun ajaran 2017/2018.

Implementasi dilakukan oleh guru mitra di kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Ketika di kelas kontrol guru memberikan materi dengan

menggunakan metode ceramah, sedangkan pada kelompok eksperimen guru mitra

memberikan materi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation. Pembelajaran dilakukan selama satu minggu dengan

pertemuan sebanyak 4x. Masing-masing pertemuan memiliki alokasi waktu

sebesar 2 x 35 menit. Hasil penelitian yang diperoleh dari perhitungan yang sudah

dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe Group Investigation tidak berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan

memahami.

Dalam penelitian ini, sesudah data dianalisis dengan menggunakan teknik

pengujian statistic dan sesudah diperoleh kesimpulan-kesimpulannya, sebelum

menarik kesimpulan penelitian secara final perlu diperiksa terlebih dahulu apakah

sungguh terdapat hubungan kausalitas antara variable independen dan variable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

83

dependen sebagaimana ditunjukkan oleh data yang diperoleh dari instrument

penelitian, atau ada faktor-faktor di luar variable independen yang turut

mempengaruhi variable dependen.

Dalam penelitian kuantitatif sering dibedakan pengertian validitas internal

dan validitas eksternal penelitian. Validitas internal mengacu pada pengertian

apakah sebuah efek yang muncul pada variable dependen itu sungguh disebabkan

oleh variable independen, dan bukan oleh faktor-faktor lain di luar variable

independen. Dengan kata lain memang ada hubungan sebab akibat antara variable

independen dan variable dependen. Validitas internal penelitian bisa ditingkatkan

dengan mengontrol faktor-faktor di luar variable independen yang potensial ikut

mempengaruhi variable dependen. Faktor-faktor ini yang sering disebut sebagai

ancaman terhadap validitas internal penelitian. Sedangkan validitas eksternal

mengacu pada pengertian apakah kesimpulan yang diperoleh dari suatu penelitian

bisa digeneralisasi ke populasi yang lebih luas dengan subjek penelitian yang

berbeda (population validity), setting penelitian yang berbeda (ecological

validity), dan waktu penelitian yang berbeda (historical validity).

Maka dari itu, pada penelitian eksperimen diperlukan kehati-hatian dalam

menarik kesimpulan pada sebuah penelitian eksperimen bahwa perubahan yang

terjadi pada variabel depeden disebabkan, karena variabel independen yang

digunakan sebagai treatment penelitian. Bisa jadi terdapat variabel lain di luar

perlakuan yang turut mempengaruhi hasil penelitian, sehingga memunculkan

keraguan terhadap hubungan sebab-akibat yang ditarik dalam kesimpulan

penelitian. Faktor-faktor luar ini bisa menjadi ancaman terhadap validitas

penelitian. Ancaman terhadap validitas penelitian ini akan semakin besar dalam

penelitian eksperimental yang menggunakan tipe a one-group pretest-posttest

design (hanya 1 kelompok eksperimen dan tidak menggunakan kelompok kontrol)

(Johnson & Christensen, 2008: 258). Oleh karena itu, dalam penelitian ini

dipaparkan cara untuk mengontrol ancaman validitas internal penelitian.

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

84

Ancaman-ancaman terhadap validitas penelitian sudah diidentifikasi oleh

Campbell dan Stanley (1963), Bracht dan Glass (1968), dan Lewis-Beck (1993).

Ancaman terjadi lebih besar pada penelitian kuasi-eksperimental dibandingkan

eksperimental murni, karena dalam eksperimental murni seleksi sampel dilakukan

secara random dan lebih terkontrol. Berikut ini jenis-jenis ancaman terhadap

validitas internal penelitian dan cara pengendaliannya.

1. Sejarah (history)

Setiap kejadian atau perlakuan yang terjadi di antara pretest dan posttest

pada kelompok yang diteliti dapat mempengaruhi hasil posttest pada variabel

dependen (Johnson & Christensen, 2008: 260, Cohen, Manion, & Morrison, 2007:

155). Pengaruh sejarah (history) bisa terjadi terhadap salah satu kelompok yang

diteliti terutama jika penelitian dilakukan dalam jangka waktu yang lama

(beberapa bulan/tahun). Perubahan atau peningkatan hasil yang terjadi pada salah

satu kelompok tersebut disebabkan bukan melulu, karena treatment penelitian,

tetapi oleh faktor lain di luar treatment, sehingga tidak bisa diklaim murni sebagai

pengaruh treatment penelitian. Kejadian tersebut misalnya workshop,

ekstrakurikuler, kursus, acara TV, dsb dengan materi yang sama dengan yang

digunakan selama treatment. Jika kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

juga sama-sama mengikuti acara tersebut, pengaruhnya terhadap hasil posttest

akan seimbang, sehingga tingkat ancaman terhadap validitas internal

penelitiannya: rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

Gambar 4.12 Ancaman Validitas Internal Penelitian

Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap ancaman validitas internal

berupa sejarah ini dengan cara melakukan penelitian dari pretest ke posttest dalam

jangka waktu yang singkat yaitu kurang lebih 2 minggu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

85

2. Difusi treatment atau kontaminasi (diffusion of treatment or contamination)

Ancaman ini terjadi ketika kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

diam-diam saling berkomunikasi dan sama-sama mempelajari treatment yang

diberikan pada kelompok eksperimen. Solusi: kedua kelompok betul-betul

dipisahkan dan berjanji untuk tidak saling mempelajari treatment yang diberikan

pada kelompok eksperimen (Neuman, 2013: 130). Jika diabaikan, ancaman

terhadap validitas internal penelitian: rendah sampai menengah.

Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap ancaman validitas internal

berupa difusi treatment atau kontaminasi ini dengan cara memberikan pengertian

kepada kedua kelompok untuk tidak saling mempelajari treatment yang diberikan

pada kelompok eksperimen.

3.Perilaku kompensatoris

Ancaman ini terjadi jika treatment yang diberikan di kelompok

eksperimen dirasa sangat berharga dan diketahui juga oleh kelompok kontrol yang

tidak mendapatkan treatment tersebut. Keuntungan yang diperoleh oleh kelompok

eksperimen dirasa jauh lebih banyak dibanding kelompok kontrol, karena merasa

dievaluasi, kelompok kontrol bisa jadi 1) berusaha menandingi kelompok

eksperimen dengan belajar ekstra keras; atau 2) mengalami demoralisasi, sehingga

marah dan tidak kooperatif (Neuman, 2013: 330). Solusi: kelompok kontrol diberi

pengertian bahwa sesudah penelitian mereka juga akan mendapatkan treatment

yang sama. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian:

rendah sampai menengah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap ancaman validitas internal

berupa perilaku kompensatoris ini dengan cara meyakinkan kepada kelompok

kontrolbahwa mereka juga akan mendapatkan treatment yang sama dengan

kelompok eksperimen dan kelompok eksperimen juga akan mendapatkan

perlakuan yang sama dengan kelompok kontrol.

4. Maturasi (maturation)

Setiap perubahan biologis atau psikologis yang terjadi sepanjang waktu

penelitian bisa berpengaruh terhadap posttest pada variabel dependen (Johnson &

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

86

Christensen, 2008: 261). Misalnya perubahan yang terjadi karena penuaan,

kebosanan, rasa lapar, rasa haus, kelelahan, atau tambahan pengalaman belajar di

luar penelitian. Ancaman terhadap validitas internal penelitian ini menjadi

semakin serius jika penelitian dilakukan dalam jangka waktu lama atau dalam

waktu beberapa tahun. Solusi: menggunakan kelompok kontrol dengan waktu

pretest dan posttest yang sama dengan kelompok eksperimen. Jika

memungkinkan, rentang waktu penelitian dirancang lebih pendek. Krathwohl

(2004: 547) menganjurkan untuk melakukan penelitian eksperimental dalam

waktu yang relatif singkat untuk menghindari ancaman terhadap validitas internal

penelitian akibat history,mortality, selection, and maturation). Jika diabaikan,

tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: rendah (Fraenkel, Wallen,

& Hyun, 2012: 283).

Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap validitas internal berupa

maturasi ini dengan cara penelitian dilakukan dalam kurun waktu singkat, yaitu

dua minggu.

5. Regresi statistik (statistical regression)

Kecenderungan umum bahwa partisipan dengan hasil skor pretest yang

sangat tinggi (mencapai skor tertinggi dalam skala pengukuran) biasanya

memperoleh skor posttest yang lebih rendah dan sebaliknya hasil pretest yang

sangat rendah (mencapai skor terendah dalam skala pengukuran) biasanya

memperoleh skor posttest yang lebih tinggi merupakan ancaman regresi statistik.

Skor yang rendah pada pretest akan cenderung naik mendekati mean pada posttest

dan skor yang tinggi pada pretest akan cenderung turun mendekati mean.

Ancaman ini akan lebih besar terjadi pada penelitian terhadap kelompok yang di

dalamnya ada yang berkebutuhan khusus slow learner dan talented. Pada pretest,

kelompok slow learner akan mendapat skor yang sangat rendah. Sesudah

treatment, mereka akan mendapatkan skor yang lebih tinggi. Sementara yang

talented biasanya akan langsung mendapatkan skor yang sangat tinggi pada waktu

pretest, tetapi akan mengalami penurunan pada posttest. Jika perubahan yang

terjadi pada posttest diklaim melulu sebagai hasil treatment penelitian,

kesimpulan tersebut bisa diragukan persis karena efek regresi statistik ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

87

Hasilnya bisa diragukan karena hasil pretest dan posttest belum tentu memiliki

korelasi yang sempurna (Johnson & Christensen, 2008: 263). Hasil pretest atau

posttest belum tentu 100% mencerminkan kemampuan objektif. Bisa jadi faktor-

faktor lain ikut berpengaruh saat menjalani pretest atau posttest, misalnya stress

saat mengerjakan test, kurang konsentrasi, kurang istirahat, salah

menginterpretasikan pertanyaan, dsb. Solusi: kecermatan dalam melihat partisipan

dengan skor pretest yang sangat tinggi atau sangat rendah dan

membandingkannya dengan hasil posttest mereka. Penggunaan kelompok kontrol

akan mengurangi ancaman ini karena keduanya kurang lebih memiliki partisipan

khusus yang kurang lebih sama. Jika diabaikan, ancaman terhadap validitas

internal penelitian: rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap ancaman validitas internal

berupa regresi statistik dengan cara melakukan uji korelasi reratapretest dan

posttest pada kedua kelompok. Hasil uji korelasi yang telah dilakukan pada kedua

kemampuan memiliki hasil yang sama yaitu positif di kelompok kontrol dan

eksperimen. Positif memiliki arti bahwa siswa yang mendapat rerata tinggi pada

pretest akan mendapat rerata tinggi pula pada posttest I dan sebaliknya.

6. Mortalitas (mortality)

Perbedaan jumlah partisipan pada waktu pretest dan posttest akibat

mengundurkan diri dalam penelitian sehingga tidak ikut posttest dapat

berpengaruh terhadap validitas penelitian. Ancaman ini akan lebih besar untuk

penelitian yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Hasil posttest dari

partisipan yang tersisa bisa jadi berbeda dengan jika dikerjakan oleh seluruh

partisipan yang sama pada saat pretest. Solusi: digunakan kelompok kontrol

sehingga kurang lebih jumlah partisipan yang mengundurkan diri sama. Jika

diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: menengah

(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282).

Pengendalian terhadap validitas internal berupa mortalitas ini dengan cara

memasukkan mean (rerata) dari rerata ke dalam nilai siswa yang tidak masuk

karena siswa tersebut tetap dianggap kehadirannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

88

7. Pengujian (testing)

Pretest pada awal penelitian bisa mempengaruhi hasil posttest sehingga

hasil posttest menjadi lebih tinggi dari jika tanpa ada pretest (Cohen, Manion, &

Morrison, 2007: 156). Dengan mengerjakan pretest kelompok yang diteliti sudah

tahu tentang apa yang ditargetkan, sudah memiliki pengalaman awal, dan menjadi

familiar dengan materi test sehingga lebih terfokus terhadap apa yang nantinya

dikerjakan pada saat posttest. Sesudah mengerjakan pretest, orang bisa saja

menyadari kesalahan-kesalahan yang telah dikerjakan dan mengantisipasi untuk

mengerjakan posttest lebih baik lagi. Jika demikian, skor posttest yang lebih

tinggi belum tentu sepenuhnya disebabkan oleh treatment penelitian. Jika

penelitian hanya dilakukan terhadap satu kelompok eksperimen saja, ancaman

terhadap validitas internal akan lebih tinggi (Johnson & Christensen, 2008: 262).

Solusi: penggunaan kelompok kontrol yang sama-sama mengerjakan pretest akan

mengurangi ancaman terhadap validitas internal ini karena kedua kelompok sama-

sama mendapatkan pretest. Rancangan penelitian eksperimental 4 kelompok tipe

Solomon sangat membantu meminimalisir ancaman ini (Neuman, 2013: 328). Jika

diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: rendah

(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap ancaman validitas internal

berupa pengujian ini yaitu dengan cara pengerjaan pretest yang juga dilakukan

pada kelompok kontrol.

8. Instrumentasi (instrumentation)

Setiap perubahan atau perbedaan instrumen pretest dan posttest yang

digunakan untuk mengukur variabel dependen akan meningkatkan ancaman

terhadap validitas internal penelitian (Johnson & Christensen, 2008: 262).

Instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel menjadi ancaman serius terhadap

hasil penelitian. Ancaman instrumentasi ini bisa terjadi dalam 3 kategori

(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).

a. Instrumen yang digunakan untuk mengukur mengalami kerusakan. Kondisi

instrumen pada saat pretest ternyata sudah berbeda dari kondisi pada saat

posttest. Solusi: instrumen diperiksa dengan seksama dan setiap perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

89

diperbaiki sehingga kondisi instrumen pada saat posttest sama dengan saat

pretest. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian:

rendah.

b. Karakteristik alat pengumpul data yang digunakan berbeda antara kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen atau untuk pretest dan posttest. Solusi:

karakteristik alat pengumpul data yang digunakan harus sama untuk kedua

kelompok dan sama untuk pretest dan posttest. Jika diabaikan, ancaman

terhadap validitas internal penelitian: menengah.

c. Bias alat pengumpul data bisa terjadi terutama jika digunakan teknik

observasi. Observer bisa saja memiliki perspektif yang berbeda (bias) ketika

mengamati kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tingkat kelelahan

dalam menjalani observasi juga bisa berpengaruh. Solusi: sungguh-sungguh

melakukan training terhadap observer atau observer samasekali tidak diberi

tahu mana kelompok kontrol dan mana kelompok eksperimen, sehingga

observer lebih objektif. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas

internal penelitian: tinggi.

Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap validitas internal berupa

instrumentasi ini dengan cara menggunakan instrumen yang sama ketika pretest

dan posttest.

9. Lokasi (location)

Jika lokasi yang digunakan baik untuk pretest maupun posttest maupun

untuk implementasi treatment pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

terlalu berbeda (misalnya ukuran ruang, kenyamanan ruang, kebisingan ruang,

dsb), lokasi yang berbeda bisa menghasilkan skor posttest yang berbeda. Solusi:

ruang yang digunakan harus kurang lebih sama. Jika diabaikan, tingkat ancaman

terhadap validitas internal penelitian: menengah sampai tinggi (Fraenkel, Wallen,

& Hyun, 2012: 282).

Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap validitas internal berupa

lokasi ini dengan cara menggunakan ruangan yang kurang lebih sama pada

kelompok kontrol dan eksperimen.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

90

10. Karakteristik subjek (Subject characteristic)

Karakteristik subjek yang berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen menjadi ancaman besar bagi validitas internal penelitian. Ancaman ini

bisa dikelompokkan dalam dua bagian (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282).

a. Kemampuan awal yang berbeda pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen akan mempengaruhi hasil posttest. Solusi: pemilihan sampel

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan secara random. Perlu

dicek dengan pretest apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan

awal yang setara. Jika dalam pretest kedua kelompok tersebut memiliki

kemampuan awal yang tidak berbeda, bias yang mungkin terjadi dianggap

tidak ada (Neuman, 2013: 238). Jika diabaikan, ancaman terhadap validitas

internal penelitian: tinggi.

b. Jumlah kelompok gender yang berbeda pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen bisa berpengaruh terhadap posttest. Solusi: pemilihan kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan penyetaraan jumlah laki-

laki dan perempuan pada kedua kelompok tersebut (matching). Perlu pretest

untuk memastikan kemampuan awal yang setara. Jika diabaikan, tingkat

ancaman terhadap validitas internal penelitian: menengah.

Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap ancaman validitas internal

penelitian berupa karakteristik subjek ini dengan cara melakukan uji perbedaan

kemampuan awal pada kedua kelompok. Hasil dari uji tersebut menunjukkan

bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.

11. Implementasi (implementation)

Perbedaan guru yang mengajar pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen bisa berpengaruh pada skor posttest. Guru yang berbeda juga akan

memiliki style mengajar yang berbeda. Solusi: guru yang mengimplementasikan

pembelajaran di kedua kelompok tersebut sama atau sama-sama dilaksanakan oleh

guru yang berbeda-beda (banyak guru). Perlu kontrol implementasi pembelajaran

yang lebih cermat. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal

penelitian: tinggi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 284).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

91

Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap ancaman validitas internal

berupa implementasi ini dengan cara guru yang mengajar kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen merupakan guru yang sama. Untuk lebih jelas dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.22 Pengendalian terhadap ancaman validitas internal penelitian

No Ancaman

Validitas

Tingkat

Ancaman

Terkendali

(ya/tidak)

Keterangan

1 Sejarah Rendah √ Penelitian dilakukan dalam waktu yang

singkat (2 minggu)

2 Difusi treatment Rendah-

menengah

√ Tidak ada komunikasi tentang CL ke

kelompok control secara sistematis

3 Perilaku

kompensatoris

Rendah-

menengah

X Kelompok control tidak diberi CL

sesudah penelitian selesai

4 Maturasi Rendah √ Penelitian dilakukan dalam waktu yang

singkat (2 minggu)

Penggunaan pretest dan posttest yang

sama untuk kelompok control dan

eksperimen

5 Regresi statistic Rendah √ Hasil uji korelasi pretest-posttest 1tidak

negative dan signifikan

6 Mortalitas Menengah √ Penelitian dilakukan dalam waktu yang

singkat (2 minggu)

Skor dari 1 atau 2 siswa yang tidak hadir

saat pretest atau posttest diisi dengan

skor rerata keseluruhan sehingga nilainya

netral.

7 Pengujian

(testing)

Rendah √ Kelompok control dan eksperimen sama-

samadiberi pretest

8 Instrumentasi Rendah-

menengah-

tinggi

√ Digunakan instrumen yang sama untuk

pretest dan posttest.

9 Lokasi Menengah-

tinggi

√ Lingkungan dan kondisi ruang kelas

kelompok control dan eksperimen

kurang lebih sama.

10 Karakteristik

subjek

Menengah-

tinggi

√ (Tidak terkendali dengan baik jika hasil

pretest kelompok control dan eksperimen

berbeda)

11 Implementasi Tinggi √ Pembelajaran diimplementasikan oleh

guru yang sama untuk kelompok control

dan eksperimen.

Ancaman-ancaman mana saja yang bisa dikendalikan dengan baik adalah

sejarah, difusi treatment, maturasi, mortalitas, pengujian, instrumentasi, lokasi,

karakteristik subjek, regresi statistik, dan implementasi, sedangkan yang tidak bisa

dikendalikan dengan baik adalah perilaku kompensatoris. Kurang lebih semua

ancaman bisa dikendalikan dengan baik dan tidak ada temuan data yang

menunjukkan ancaman berdampak sistemik atau mengacaukan. Dengan ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

92

kredibilitas kesimpulan penelitian bisa dijamin. Setelah ancaman terhadap

validitas internal dapat dikontrol. Berikut ini dipaparkan hasil pembahasan

masing-masing variabel kemampuan mengingat dan kemampuan memahami.

4.2.2Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation terhadap

Kemampuan Mengingat

Hipotesis I pada penelitian ini adalah Penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation pada mata pelajaran IPA materi siklus air

tidak berpengaruh terhadap kemampuan mengingat kelas V SD Negeri

Condongcatur Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Hasil

penelitian menolak hipotesis I. Hasil analisis data menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan

mengingat. Hal ini dibuktikan dengan harga p sebesar 0,380 artinya Hnull diterima

dan Hi ditolak. Dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara

selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Maka dapat ditarik kesimpulan penggunaan model pembelajaran

kooeratif tipe Group Investigation tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan mengingat. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation kurang efektif jika diterapkan

pada pembelajaran kalangan anak Sekolah Dasar khususnya pada materi IPA.

Selain itu, siswa kurang termotivasi dalam berlangsungnya pembelajaran,

kurangnya waktu, dan guru kurang memahami langkah-langkah model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation memberikan

pengaruh kecil terhadap kemampuan mengingat, yaitu dengan harga r = 0,11 atau

1,21%, sedangkan yang 98,79% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar

variabel yang diteliti. Variabel lain tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa

sendiri dan lingkungan. Faktor-faktor dari dalam diri siswa misalnya konsentrasi,

minat, motivasi, dan kesehatan tubuh. Faktor-faktor dari lingkungan misalnya

latar belakang keluarga siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

93

Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Piaget dan

Vygotsky. Dalam teori Piaget anak sekolah dasar yang berusia 7-11 tahun

termasuk dalam tahapan operasional konkret, misalnya dalam keberlangsungan

perkembangan anak, anak diajarkan dengan hal-hal nyata dan diajak langsung

melihat lapangan atau keadaan yang sesungguhnya, sehingga diperlukan model

pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Model pembelajaran

yang sesuai untuk digunakan dalam keberlangsungan proses tahapan operasional

konkrit adalah model pembelajaran yang dapat mengajarkan anak melakukan

beberapa pengalaman belajar seperti mengemukakan dan menjelaskan segala hal

yang bersumber dari pikiran mereka sendiri, membiasakan diri untuk membuka

diri terhadap hal yang dipikirkan oleh teman, meningkatkan tanggung jawab anak,

dan meningkatkan prestasi anak.

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dianggap sebagai

model pembelajaran yang kurang efektif dalam pembelajaran IPA. IPA sering

dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur (Trianto,

2013: 137). IPA juga dapat dijelaskan sebagai usaha manusia untuk memahami

alam semesta melalui pengamatan, prosedur, dan penalaran, sehingga

mendapatkan kesimpulan (Susanto, 2013: 167).

Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen berbeda dengan

kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol. Kegiatan pembelajaran di kelompok

eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation, sedangkan kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol

menggunakan metode ceramah. Siswa pada kelas kontrol mengikuti pembelajaran

dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Guru pada kelas kontrol

menggunakan metode ceramah yang lebih di dominasi komunikasi lisan dari guru

ke siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah menempatkan

guru sebagai sumber belajar satu arah (Sani, 2013: 159). Siswa pada kelas

eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif melakukan proses berpikir

melalui kegiaan percobaan dan interasi dengan guru, teman serta lingkungan

(Sanjaya, 2006: 197-199). Menurut Vygotsky guru, teman sebaya, dan orang tua

memberikan rangsangan sosial dan kultural bagi anak, sehingga memungkinkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

94

terjadi perkembangan. Selain itu, terjadinya kerja sama dengan teman sebaya

dapat mendorong anak untuk belajar secara aktif (Supratiknya, 2002: 29).

Siswa pada kelompok eksperimen memiliki kesempatan untuk

mengambangkan kemampuan mengingat lebih banyak daripada kelompok kontrol

ketika pembelajaran. Siswa mengasah kemampuan mengingat mereka melalui

kegiatan eksperimen yang dilakukan selama proses pembelajaran. Ketika siswa

melakukan eksperimen, maka mereka secara langsung mengamati beberapa

percobaan. Siswa mengembangkan kemampuan mengingat melalui kegiatan

membuat rumusan masalah, mengajukan hipotesis, dan berusaha menjawab

pertanyaan pada rumusan masalah dengan cara melakukan percobaan untuk

menemukan jawaban atas pertanyaan yang sudah dibuat oleh siswa. selain itu,

siswa juga mengembangkan kemampuan mengingat melalui kegiatan presentasi

atas hasil jawaban mereka setelah melakukan percobaan.

Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan

mengingat pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada

gambar 4.7. Gambar tersebut adalah sebuah diagram yang menunjukkan

peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok

kontrol untuk kemampuan mengingat adalah harga p < 0,05 yaitu 0,00 maka Hnull

ditolak dan Hi diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor

pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap

kemampuan mengingat, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat

peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I terhadap kemampuan

mengingat.

Persentase besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol

lebih besar daripada persentase besar pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation pada kelompok eksperimen. Besar pengaruh

metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat adalah

0,75 atau 75% yang setara dengan efek besar. Sedangkan besar pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada kelompok eksperimen

terhadap kemampuan mengingat adalah 0,49 atau 49% yang setara dengan efek

menengah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

95

Pada uji korelasi rerata, kedua kelompok memiliki korelasi yang positif

dan tidak signifikan terhadap kemampuan mengingat. Positif memiliki arti bahwa

siswa yang mendapat rerata tinggi pada pretest akan mendapat rerata tinggi pula

pada posttest I terhadap kemampuan mengaplikasikan dan sebaliknya. Tidak

signifikan memiliki arti bahwa hasil temuan tidak dapat digeneralisasikan untuk

populasi.

Setelah kurang lebih 2 minggu dari posttest I, kedua kelompok

mengerjakan posttest II dengan tujuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang

diberikan memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu. Hasil uji retensi

pengaruh perlakuan menunjukkan bahwa pada kedua kelompok terdapat

peningkatan rerata yang tidak signifikan dari posttest I ke posttest II. Dengan kata

lain, penerapan metode ceramah dan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation dapat membuat materi bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.

4.2.3 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation terhadap

Kemampuan Memahami

Hipotesis II pada penelitian ini adalah Penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation pada mata pelajaran IPA materi siklus air

tidak berpengaruh terhadap kemampuan memahami kelas V SD Negeri

Condongcatur Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Hasil

penelitian menolak hipotesis II. Hasil analisis data menunjukkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan

memahami. Hal ini dibuktikan dengan harga p sebesar 0,312 artinya Hnull diterima

dan Hi ditolak. Dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara

selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen, maka dapat ditarik kesimpulan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan memahami. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan model

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation kurang efektif jika diterapkan

pada anak Sekolah Dasar khususnya pada materi IPA. Selain itu, siswa kurang

termotivasi ketika berlangsungnya pembelajaran, kurangnya waktu dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

96

berlangsungnya pembelajaran, dan guru kurang memahami langkah-langkah

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation memberikan

pengaruh kecil terhadap kemampuan memahami, yaitu dengan harga r = 0,14 atau

1,96%. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation memberikan

pengaruh sebesar 1,96% terhadap kemampuan memahami, sedangkan yang

98,04% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti.

Variabel lain tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa sendiri dan lingkungan.

Faktor-faktor dari dalam diri siswa misalnya konsentrasi, minat, motivasi, dan

kesehatan tubuh. Faktor-faktor dari lingkungan misalnya latar belakang keluarga

siswa.

Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dianggap sebagai

model pembelajaran yang kurang efektif dalam pembelajaran IPA. IPA sering

dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur (Trianto,

2013: 137). IPA juga dapat dijelaskan sebagai usaha manusia untuk memahami

alam semesta melalui pengamatan, prosedur, dan penalaran, sehingga

mendapatkan kesimpulan (Susanto, 2013: 167).

Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen berbeda dengan

kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol. Kegiatan pembelajaran di kelompok

eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation, sedangkan kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol

menggunakan metode ceramah. Siswa pada kelas kontrol mengikuti pembelajaran

dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Guru pada kelas kontrol

menggunakan metode ceramah yang lebih di dominasi komunikasi lisan dari guru

ke siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah menempatkan

guru sebagai sumber belajar satu arah (Sani, 2013: 159). Siswa pada kelas

eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif melakukan proses berpikir

melalui kegiaan percobaan dan interasi dengan guru, teman serta lingkungan

(Sanjaya, 2006: 197-199). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Vygotsky. Menurut Vygotsky guru, teman sebaya, dan orang tua memberikan

rangsangan sosial dan kultural bagi anak, sehingga memungkinkan terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

97

perkembangan. Selain itu, kerja sama dengan teman sebaya dapat mendorong

anak untuk belajar secara aktif (Supratiknya, 2002: 29).

Siswa pada kelompok eksperimen memiliki kesempatan untuk

mengambangkan kemampuan memahami lebih banyak daripada kelompok

kontrol ketika pembelajaran. Siswa mengasah kemampuan memahami mereka

melalui kegiatan eksperimen yang dilakukan selama proses pembelajaran. Ketika

siswa melakukan eksperimen, maka mereka secara langsung mengamati beberapa

percobaan. Siswa mengembangkan kemampuan memahami melalui kegiatan

membuat rumusan masalah, mengajukan hipotesis, dan berusaha menjawab

pertanyaan pada rumusan masalah dengan cara melakukan percobaan untuk

menemukan jawaban atas pertanyaan yang sudah dibuat oleh siswa. Selain itu,

siswa juga mengembangkan kemampuan memahami melalui kegiatan presentasi

atas hasil jawaban mereka setelah melakukan percobaan.

Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan

memahami pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada

gambar 4.13. Gambar tersebut adalah sebuah diagram yang menunjukkan

peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke postest yang

dilakukan menggunakan paired samples t-test menunjukkan harga p kelompok

kontrol sebesar 0,372 dan kelompok eksperimen sebesar 0,004, sehingga Hnull

diterima dan Hi ditolak yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara

skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol, sedangkan Hnull ditolak dan Hi

diterima pada kelompok eksperimen, sehingga dapat disimpulkan ada peningkatan

yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok eksperimen.

Besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol

terhadap kemampuan memahami adalah 0,17 atau 2,89% yang setara dengan efek

kecil, sedangkan pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami

sebesar 0,52 atau 27,04% yang setara dengan efek kecil.

Pada uji korelasi rerata, kedua kelompok memiliki korelasi yang positif

dan tidak signifikan terhadap kemampuan memahami. Positif memiliki arti bahwa

siswa yang mendapat rerata tinggi pada pretest akan mendapat rerata tinggi pula

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

98

pada posttest I terhadap kemampuan mengaplikasikan dan sebaliknya. Tidak

signifikan memiliki arti bahwa hasil temuan tidak dapat digeneralisasikan untuk

populasi.

Setelah kurang lebih 2 minggu dari posttest I, kedua kelompok

mengerjakan posttest II dengan tujuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang

diberikan memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu. Hasil uji retensi

pengaruh perlakuan menunjukkan bahwa pada kedua kelompok terdapat

peningkatan rerata yang tidak signifikan dari posttest I ke posttest II. Dengan kata

lain, penerapan metode ceramah dan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation dapat membuat materi bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

99

BAB V

PENUTUP

Bab ini membahas kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

Kesimpulan berisi hasil penelitian yang menjawab dari hipotesis penelitian.

Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada selama penelitian

dilaksanakan. Saran berisi saran peneliti untuk penelitian berikutnya.

5.1 Kesimpulan

5.1.1 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada

mata pelajaran IPA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan mengingat siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta

pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Hasil analisis terhadap data

penelitian menolak hipotesis penelitian. Hasil uji statistik menggunakan

statistik parametrik dengan Independent samples t-test menunjukkan bahwa

rerata kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen, yaitu

(M = 1,19; SE = 0,10), sedangkan kelompok eksperimen memperoleh skor

(M = 1,03; SE = -0,15). Besar pengaruh perlakuan adalah 0,11 atau 1,21%

yang setara dengan efek kecil.

5.1.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada

mata pelajaran IPA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kemampuan memahami siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta

pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Hasil analisis terhadap data

penelitian menolak hipotesis penelitian. Hasil uji statistik menggunakan

statistik parametrik dengan Independent samples t-test menunjukkan rerata

kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok, yaitu (M = 0,46; SE

=0,15) sedangkan kelompok kontrol memperoleh skor (M =0,19; SE

=0,21). Besar pengaruh perlakuan adalah0,14 atau 1,96% yang setara

dengan efek kecil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

100

5.2 Keterbatasan Penelitian

5.2.1 Waktu pelaksanaan pembelajaran yang hanya terbatas 2 x 35 menit dalam

satu hari, sehingga materi yang diberikan belum tersampaikan dengan baik

pada siswa.

5.2.2 Hasil penelitian terbatas pada siswa kelas V di SD Negeri Condongcatur

semester gasal tahun ajaran 2017/2018, sehingga belum bisa

digeneralisasikan ke semua sekolah.

5.3 Saran

5.3.1 Peneliti sebaiknya sering melakukan koordinasi dengan guru mitra

penelitian untuk menyesuaikan waktu pelaksanaan penelitian dan materi

pembelajaran.

5.3.2 Peneliti sebaiknya merencanakan penelitian dengan pelaksanaan yang

lebih dari satu tempat agar dapat menemukan kesimpulan yang lebih

mutlak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

101

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk

pembelajaran, pengajaran, dan asesmen: Revisi taksonomi pendidikan

Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Azwar. (2007). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Best, J. W. & Kahn, J. V. (2006). Research in education (10th ed.). Boston:

Pearson.

Best, J. W. & Kahn, J. V. (2016). Research in education (tenth edition). Boston:

Pearson Education Inc.

Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education

(6th ed.). London: Routledge.

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage.

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate

research in education. New York: Mc Graw-Hill.

Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.

Semarang: UNDIP.

Gunawan, A. (2006). Buku pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang.

Hergenhahn, B. R. & Olson, M. H. (2010). Theories of learning: Teori belajar.

Jakarta: PT Indeks.

Huda, M. (2014). Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Johnson, B. & Christensen, L. (2008). Educational research, quantitative,

qualitative, and mixed approaches, third edition. California: Sage

Publications.

Kadir, A. & Asrohah, H. (2014). Pembelajaran tematik. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Kodoatie, Robert, J., & Roestam, S. (2010). Tata ruang air. Yogyakarta: Andi.

Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research, an

integrated approach (2nd ed.). Illinois: Waveland.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

102

Krathwohl, D.R. (2014). Methods of educational and social science research, an

integrated approach, second edition. Illinois: Waveland Press.

Lintang, B. (2015). Buku pintar bimbel SD kelas 4, 5, 6. Jakarta: Lembar Langit

Indonesia.

Masidjo. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Neuman, W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: Pendekatan kualitatif dan

kuantitatif (Ed. 7). Jakarta: PT Indeks.

OECD. (2010). PISA 2009 results. Jerusalem: PISA, OECD Piblishing.

OECD. (2013). PISA 2012 results: what students know and can do-student

performance in mathematics,reading,and science (Volume I),. Turkey:

PISA, OEDC Publishing.

Pitoyo, A. & Waluyo, H. J. (2014). The effect of group investigation learning

model accelerated learning team and role playing on elementary school

student’s writing skills viewed from cognitive style. Journal of Education

and Practice. ISSN 2222-1735 (paper) ISSN 2222-288X (online).

Volume.5, No: 1. Diakses dari

http://www.iiste.org/Journals/index.php/JEP/article/download/10644/1087

1 pada tanggal 29 Agustus 2017.

Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik

dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis:

Simple, praktis, dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan menengah.

Yogyakarta: Gava Media. Diakses dari

http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/okara/article/view/467/453

Rabbianty, E. N. (2014). Penerapan model pembelajaran gabungan (GI &

Lecturing) untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami

materi mata kuliah english teaching and learning theories. OKARA.

Volume: 2.

Raharjo, T. (2012). Peningkatan kemampuan daya ingat anak slow learner melalui

terapi kognitif pada anak Sekolah Dasar. Volume: 5. no: 1. Diakses dari

https://www.google.co.id/search?safeRaharjo%2C+T.+%282012%29.+Pe

ningkatan+kemampuan+daya+ingat+anak+slow+learner+melalui+terapi+

kognitif+pada+anak+Sekolah+Dasar. Pada tanggal 29 Agustus 2017.

Sanjaya, W. (2013). Penelitian pendidikan jenis metode dan prosedur. Jakarta:

Kencana Predana Media Group.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

103

Santosa, S. (2012). Aplikasi SPSS pada statistik non parametrik. Jakarta: PT Elex

Media Komputindo.

Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat: Indeks.

Santrock. (2014). Psikologi pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.

Sapitri & Hartono. (2014). Keefektifan cooperative learning STAD dan GI

ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis. Jurnal

riset pendidikan matematika. Volume: 2. No: 2. Diakses dari

https://journal.uny.ac.id. Pada tanggal 29 Agustus 2017.

Sari, N. M. & Eurika, N. (2016). Penerapan model pembelajaran group

investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa.Jurnal biologi dan

pembelajaran biologi. volume: 1. no. 1. (p-ISSN 2527 – 7111; e- ISSN

2528-1615). Diakses dari:

http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/BIOMA/article/view/157.

Shadish, W. R., Cook, T. D., & Campbell, D. T. (2002). Experimental and quasi-

experimental designs for generalized causal inference. Boston: Houghton

Mifflin Co.

Simsek, U. (2014). The effects of cooperative learning metods on students’

academic achievements in social psychology lessons. volume: 4. issue: 3.

no: 1. Diakses dari http://www.ijonte.org. Pada tanggal 29 Agustus 2017.

Slavin, R. E. (2011). Psikologis pendidikan: Teori dan praktik. Jakarta: PT

Indeks.

Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Sulistiyowati, F. & Kusumawati, H. (2014). Peristiwa dalam kehidupan. Jakarta:

Kemendikbud.

Sukandarrumidi. (2010). Bencana alam & bencana anthropogene: petunjuk praktis

untuk menyelamatkan diri dan lingkungan. Yogyakarta: Kanisius.

Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:

Percetakan Kanisius.

Supratiknya, A. (2002). Service learning, belajar dari konteks kehidupan

masyarakat: Paradigma pembelajaran berbasis problem, mempertemukan

Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

104

Suprijono. (2014). Cooperative learning teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Predana Media Group.

Trianto, (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto, (2010). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

105

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

106

Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

107

Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

108

Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol dan

Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

110

Lampiran 2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

115

Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

128

Lampiran 2.4 LKS Kelompok Eksperimen

HARI PERTAMA

LEMBAR KERJA SISWA

Kelas/Kelompok : V B / Eksperimen

Nama Anggota : 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Petunjuk:

1. Berdoalah sebelum belajar!

2. Tuliskan nama anggota, kelas, dan kelompok pada kolom pojok kiri!

3. Lakukanlah kegiatan-kegiatan di bawah ini berdasarkan petunjuk kegiatan yang

tertera dalam LKS!

4. Berdiskusilah dengan teman satu kelompokmu lalu kerjakan soal-soal di bawah

ini dengan tepat!

Alat dan bahan: Es batu, air panas, gelas bening, baskom, LKS dan alat tulis

Kegiatan 1

1. Diskusikan dengan temanmu percobaan apa yang akan kamu lakukan dengan alat

dan bahan tersebut terkait dengan proses terjadinya hujan!

2. Tuliskan nama percobaanmu pada bagian judul praktikum di laporan praktikum

yang terdapat pada LKS ini!

3. Apakah tujuan yang hendak dicapai dari percobaan yang kamu lakukan? Tuliskan

pada bagian tujuan di laporan praktikummu!

4. Diskusikan dengan temanmu apa yang akan terjadi jika kalian melakukan

percobaan tersebut!

5. Tuliskan hasil diskusimu pada bagian hipotesis di laporan praktikum yang

terdapat pada LKS ini!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

129

Kegiatan 2

1. Bagilah tugas untuk setiap anggota kelompokmu!

2. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin berdasarkan pembagian tugas yang

telah kamu lakukan!

3. Tuliskan alat dan bahan tersebut pada bagian alat dan bahan di laporan praktikum

yang terdapat pada LKS ini!

4. Lakukan percobaan berdasarkan informasi yang telah kamu dapatkan!

Kegiatan 3

1. Tuliskanlah langkah kerja percobaanmu pada bagian langkah-langkah praktikum

di laporan praktikum!

2. Tuliskanlah hasil percobaanmu pada bagian hasil pengamatan di laporan

praktikum!

3. Tariklah sebuah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan!

4. Tulislah kesimpulanmu pada bagian kesimpulan di laporan praktikum!

Kegiatan 4

Presentasikan laporan praktikummu di depan kelas!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

130

LAPORAN PRAKTIKUM

Judul Praktikum :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Tujuan Praktikum :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Hipotesis :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Tempat dan Waktu :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Alat dan Bahan Praktikum :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Langkah-langkah Praktikum :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

131

Hasil Pengamatan :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Kesimpulan :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

132

Hari Kedua

LEMBAR KERJA SISWA

Kelas/Kelompok : V B / Eksperimen

Nama Anggota :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Petunjuk:

1. Berdoalah sebelum belajar!

2. Tuliskan nama anggota, kelas, dan kelompok pada kolom pojok kiri!

3. Amatilah video proses terjadinya siklus air dengan sungguh-sungguh!

4. Lakukanlah kegiatan-kegiatan di bawah ini berdasarkan petunjuk kegiatan yang

tertera dalam LKS!

Media: Video “Proses terjadinya siklus air”

Alatdanbahan: Alat tulis dan LKS

Kegiatan 1

Amatilah video proses terjadinya siklus air dengan sungguh-sungguh!

Kegiatan 2

1. Diskusikan dengan temanmu mengenai video yang telah kalian amati!

2. Informasi apa yang kalian dapatkan dari video proses terjadinya siklus air!

3. Apakah ada faktor yang mempengaruhi terjadinya siklus air? Jika ada, sebutkan

dan jelaskan peranannya dalam proses siklus air!

4. Apa saja dampak siklus air bagi kehidupan?

5. Tuliskan hasil diskusimu mengenai faktor dan dampak siklus air pada bagian

hipotesis di LKS!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

133

Kegiatan 3

1. Bagilah tugas untuk setiap anggota kelompokmu!

2. Kumpulkan informasi mengenai faktor dan dampak terjadinya proses siklus air

berdasarkan pembagian tugas yang telah kamu lakukan!

3. Buatlah mindmap dari hasil pengumpulan informasi yang telah kalian lakukan!

Kegiatan 4

Presentasikan mindmap di depan kelas!

LEMBAR KEGIATAN SISWA

Materi Pembelajaran :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Tujuan Pembelajaran :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Hipotesis :

Faktor: ____________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Dampak: __________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

134

Hari Ketiga

LEMBAR KERJA SISWA

Kelas/Kelompok : V B / Eksperimen

Nama Anggota :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Petunjuk:

1. Berdoalah sebelum belajar!

2. Tuliskan nama anggota, kelas, dan kelompok pada kolom pojok kiri!

3. Amatilah video bencana alam di Indonesia!

4. Lakukanlah kegiatan-kegiatan di bawah ini berdasarkan petunjuk kegiatan yang

tertera dalam LKS!

Media: Video “Bencana Alam di Indonesia”

Alat dan bahan: Alat tulis dan LKS

Kegiatan 1

Amatilah video Banjir di Indonesia dengan sungguh-sungguh!

Kegiatan 2

1. Diskusikan dengan temanmu mengenai video yang telah kalian amati!

2. Informasi apa yang kalian dapatkan dari video Bencana Alam di Indonesia!

3. Bencana alam apa yang kalian amati? Tuliskan nama bencana tersebut pada

bagian materi di LKS!

4. Kaitkan bencana alam tersebut dengan proses siklus air yang telah kamu pelajari!

5. Apakah kamu melihat adanya hutan dalam video tersebut?

6. Jikaada, tuliskan peranan hutan tersebut dalam menanggulangi bencana alam

yang terjadi pada bagian hipotesis di LKS!

7. Tuliskan hasil diskusimu mengenai peranan hutan dalam proses siklus air di

LKS!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

135

Kegiatan 3

1. Bagilah tugas untuk setiap anggota kelompokmu!

2. Kumpulkan informasi mengenai peranan hutan dalam siklus air!

3. Tulislah hasil informasi yang kalian dapat pada LKS ini!

Kegiatan 4

Presentasikan hasil diskusi kalian di depan kelas!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

136

LEMBAR KEGIATAN SISWA

Materi Pembelajaran :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Tujuan Pembelajaran :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Hipotesis :

Faktor yang mempengaruhi terjadinya bencana alam:

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Peranan Hutan:

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Kesimpulan: _______________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Hari Keempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

137

LEMBAR KERJA SISWA

Kelas/Kelompok : V B / Eksperimen

Nama Anggota :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Petunjuk:

1. Berdoalah sebelum belajar!

2. Tuliskan nama anggota, kelas, dan kelompok pada kolom pojok kiri!

3. Lakukanlah kegiatan-kegiatan di bawah ini berdasarkan petunjuk kegiatan yang

tertera dalam LKS!

4. Amatilah video proses terjadinya siklus air dengan sungguh-sungguh!

5. Berdiskusilah dengan teman satu kelompokmu lalu kerjakan soal-soal di bawah

ini dengan tepat!

Alat dan bahan: Alat tulis, LKS, pot dengan dan tanpa tanaman, air, nampan, rumput

dan video terjadinya erosi

Kegiatan 1

1. Amatilah alat dan bahan yang tersedia di depanmu!

2. Tuliskan alat dan bahan tersebut pada bagian alat dan bahan di laporan praktikum

yang terdapat pada LKS ini!

3. Tuliskan tempat dan waktu percobaan di laporan praktikum yang terdapat pada

LKS ini!

Kegiatan 2

1. Diskusikan dengan temanmu percobaan apa yang akan kamu lakukan dengan alat

dan bahan tersebut terkait dengan erosi tanah!

2. Tuliskan nama percobaanmu pada bagian judul praktikum di laporan praktikum

yang terdapat pada LKS ini!

3. Apakah tujuan yang hendak dicapai dari percobaan yang kamu lakukan? Tuliskan

pada bagian tujuan di laporan praktikummu!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

138

4. Diskusikan dengan temanmu apa yang akan terjadi jika kalian melakukan

percobaan tersebut!

5. Tuliskan hasil diskusimu pada bagian hipotesis di laporan praktikum yang

terdapat pada LKS ini!

Kegiatan 3

1. Bagilah tugas untuk setiap anggota kelompokmu!

2. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin berdasarkan pembagian tugas yang

telah kamu lakukan!

3. Tuliskan alat dan bahan tersebut pada bagian alat dan bahan di laporan praktikum

yang terdapat pada LKS ini!

4. Lakukan percobaan berdasarkan informasi yang telah kamu dapatkan!

Kegiatan 4

1. Tuliskanlah langkah kerja percobaanmu pada bagian langkah-langkah praktikum

di laporan praktikum!

2. Tuliskanlah hasil percobaanmu pada bagian hasil pengamatan di laporan

praktikum!

3. Tariklah sebuah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan!

4. Tulislah kesimpulanmu pada bagian kesimpulan di laporan praktikum!

Kegiatan 5

Presentasikan laporan praktikummu di depan kelas!

LAPORAN PRAKTIKUM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

139

Judul Praktikum :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Tujuan Praktikum :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Hipotesis :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Tempat dan Waktu :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Alat dan Bahan Praktikum :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Langkah-langkah Praktikum :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

140

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Hasil Pengamatan :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Kesimpulan :

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

141

Lampiran 3.1 Soal Essai

Nama :

No/Kelas :

Kelompok :

SOAL

1. a. Sebutkan 4 proses perubahan wujud air!

b.Sebutkan 3 faktor utama yang mempengaruhi siklus air!

c. Sebutkan 3 cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian sumber-

sumber air bersih!

2 . a. Sebutkan 3 hal yang dapat menyebabkan kekeringan?

b. Berikan 3 contoh dampak negatif terjadinya kekeringan!

c. Jelaskan secara singkat mengapa air yang ada di permukaan bumi tidak akan

pernah habis dengan mencantumkan 4 kata kunci dengan tepat!

3 a. Buatlah sebuah diagram yang menggambarkan proses terjadinya siklus air!

b. Gunakan nama ilmiah dari proses siklus air!

c. Uraikanlah setiap proses dari siklus air yang telah kamu buat!

4 a. Perhatikan gambar di bawah ini!

Sebutkan minimal masing-masing 2 perbedaan pengaruh kegiatan manusia

dalam proses siklus air berdasarkan dua gambar di atas!

b. Seorang pengusaha mebel gencar menghasut warga agar menebangi hutan

yang ada di desanya. Dia berkata bahwa hutan tersebut merupakan sarang

Menanam pohon Menebang pohon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

142

binatang buas. Binatang-binatang buas itulah yang sering memangsa ternak

warga. Pengusaha tersebut berusaha keras meyakinkan warga bahwa

sewaktu-waktu binatang-binatang buas itu bisa saja membunuh mereka

apabila hutan tidak segera digunduli.

Kemukakan 3 alasan apakah kamu setuju/tidak setuju dengan pendapat

pengusaha mebel tersebut!

c. Ceritakan minimal 3 peranan hutan dalam proses siklus air!

5 a.Bacalah cerita berikut ini

Pagi itu, hujan turun deras sekali. Murid-murid SD Nusantara tampak

berlarian menghindari hujan menuju bangunan sekolah. Sudah hampir

seminggu hujan turun terus setiap pagi. Banyak orang yang mengeluhkan hal

ini, tetapi tidak demikian halnya dengan Udin. Udin merasa senang karena ia

bisa bermain hujan-hujanan dan berenang disungai dengan sepuasnya.

Apakah pernyataan diatas benar? Jika salah jelaskan alasannya!

b. Tindakan saat terjadi banjir

a. ketika melihat air

datang, jauhi

secepat mungin

menuju tempat

yang tinggi

b. jika anda terjebak

dalam rumah atau

bangunan, raihlah

benda yang bisa

untuk mengapung

a. Mengusulkan

untuk mendirikan

pos kesehatan

b. ikut mendirikan

tenda

pengungsian dan

pembuatan dapur

umum

Dari dua tindakan tersebut menurutmu mana yang lebih efektif untuk

mengatasi jika tiba-tiba terjadi bencana banjir? Jelaskan alasanmu!

c. Tindakan saat setelah banjir

ketika melihat air datang, jauhi secepat mungin menuju tempat yang tinggi

terlibat dalam mendirikan tenda pengungsian dam dapur umum

Apakah dua pernyataan di atas benar? Jika salah jelaskan alasannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

143

6 a. Bacalah pernyataan berikut:

Pembuangan sampah sembarangan

Pembuangan limbah di sungai

Pembabatan hutan yang masif

Dari pernyataan di atas kegiatan tersebut dapat mengganggu proses siklus

air atau pencemaran lingkungan.

Buatlah rumusan masalah dengan menggunakan kata tanya apa!

b. Sebutkan minimal 3 langkah jika kamu melakukan percobaan erosi tanah!

c. Buatlah gambar percobaan erosi tanah beserta keterangannya!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

144

Lampiran 3.2 Kunci Jawaban

KUNCI JAWABAN

1. a. Berikut adalah beberapa perubahan wujud air.

1. Proses penguapan, terjadi dengan bantuan energi sinar matahari dan angin.

Akibat panas dari sinar matahari, air menguap menjadi uap air.

2. Proses pengembunan, terjadi saat uap air mengalami pendinginan dan

berubah menjadi titik-titik air atau kristal air. Saat inilah partikel air

membentuk awan.

3. Proses presipitasi (pengendapan), terjadi saat partikel air tersebut jatuh ke

bumi dalam bentuk hujan.

4. Air hujan jatuh ke bumi. Sebagian air mengalir di permukaan tanah, ke

sungai, laut dan danau dan ada pula yang terserap oleh bumi menjadi air

tanah.

1b. faktor utama yang mempengaruhi siklus air:

air

matahari

angin

tanah

1c. cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian sumber-sumber air

bersih:

melindungi dan melestarikan hutan bisa dengan cara reboisasi

membuat sumur atau resapan air

tidak membuang limbah atau sampah di sumber air

tidak menimbun sampah di dekat sumber air tanah

mengurangi penggunaan zak kimiawi

melakukan perawatan pipa air

menggunakan air tanah secara bijak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

145

2a. Penyebab Kekeringan

Musim kemarau yang panjang

Penebangan hutan secara liar

Peresapan air ke dalam tanah yang terganggu oleh pembangunan jalan

aspal atau beton yang berlebihan

Pengambilan air tanah yang berlebihan

2b. Dampak negatif terjadinya kekeringan

tanaman banyak yang mati

kebakaran hutan

kekurangan air

gagal panen

polusi udara karena banyak debu

2c. Mengapa air di permukaan bumi tidak akan pernah habis?(4 kata kunci yang

diitalik)

Air yang ada di permukaan bumi tidak akan pernah habis, karena air

mengalami siklus air.

3a. Contoh diagram siklus air yang menggunakan istilah science

b. Siklus Air

Evaporasi adalah proses menguapnya air dari berbagai sumber

seperti air di laut, sungai, dan danau karena pengaruh panas dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

146

sinar matahari. Uap air yang dihasilkan evaporasi naik dan

berkumpul di udara.

Presipitasi adalah segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke

bumi yang meliputi hujan air, hujan es, hujan salju

Kondensasi adalah proses di mana uap air yang naik, menjadi lebih

dingin dan mengalami perubahan kembali menjadi tetesan air.

Tetesan-tetesan air ini kemudian bergabung dan membentuk awan.

Hujan merupakan proses di mana air jatuh ke bumi. Hal ini terjadi

ketika udara tak lagi bisa membendung beratnya air yang

mengembun. Tergantung pada suhu udara, air dapat mengambil

bentuk cair (hujan), atau bentuk padat (salju, hujan salju atau hujan

es).

4a. Perbedaan dampak menanam pohon dan menebangi pohon

Tidak setuju, alasannya

Penebangan hutan dapat mengurangi suplai oksigen

Penebangan hutan mengancam kelestarian satwa

Penebangan hutan mengancam keanekaragaman hayati

Penebangan hutan dapat mengakibatkan bencana alam seperti banjir dan

tanah longsor

Penebangan hutan memperparah pemanasan global

Peranan hutan dalam proses siklus air

Meresapkan air dalam tanah

Menambah cadangan air dalam tanah

Mencegah terjadinya pengikisan tanah saat hujan lebat turun Mencuci /

membersihkan piring

Dampak menanam pohon Dampak menebangi pohon

Membantu proses penyerapan air Menghambat proses penyerapan air

Menambah cadangan air dalam tanah Mengurangi cadangan air dalam tanah

Mendukung proses siklus air Menghambat proses siklus air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

147

5. a. Salah. Karena apabila udin bermain hujan – hujanan dan berenang disungai

bisa hanyut di sungai dan bisa sakit terkena air hujan.

b. Tindakan a. karena pada saat banjir dating kita sebaiknya segera jauhi

secepat mungkin menuju tempat yang tinggi bukan sebaliknya memikirkan

tindakan b seperti mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan.

c. Salah, sebaiknya melakukan tindakan 2 karena saat setelah terjadi banjir

tindakan yang benar adalah mendirikan tenda pengungsian dan dapur umum

6. a. Rumusan maslah

1. Apakah tingkat intensitas hujan tinggi dapat mengganggu erosi pada

tanah?

2. Apakah angin kencang yang tidak bisa di prediksi dapat mengganggu

erosi pada tanah?

3.Apakah perubahan lingkungan yang tidak seimbangdapat mengganggu

erosi pada tanah?

b. Alat dan Bahan :

Tiga botol air mineral 3 liter

Tiga botol ait mineral 600 ml ( wadah penampung air)

Tali 30 cm

Tanah

Daun dan ranting kering

Rumput atau tumbuhan perdu

Langkah – langkah percobaan :

Tiga buah botol air mineral 1,5 liter. Potong salah satu penampang

bagian samping. Sumpal bagian mulut botol dengan penutup botol.

Botol 1 isi dengan tanah dan tumbuhkan rumput atau tanaman perdu

secukupnya sampai akarnya dirasa kuat. ( dilakukan 3 minggu

sebelum percobaan).

Botol 2 isi dengan tanah dan tutupi dengan sampah daun atau

ranting.

Botol 3 isi dengan tanah polos tanpa sisa tanaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

148

Siram ke tiga botol dengan air. Dengan posisi air mengalir ke bagian

ujung botol dan masuk ke penampungan air.

Amati hasil percobaan yang dilakukan

c. Gambar / sketsa erosi tanah dan keterangannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

149

Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian

Matriks Pengembangan Instrumen

Variabel Aspek Indikator No.

soal Kriteria

Skor

Mengingat

Mengenali

Mengenali

perubahan

wujud air

1a

Jika menuliskan 3 perubahan

wujud air dengan tepat

4

Jika menuliskan 2 perubahan

wujud air dengan tepat

3

Jika menuliskan 1 perubahan

wujud air dengan tepat

2

Jika tidak menjawab sama

sekali atau jawaban salah

1

Mengident

ifikasi

Mengidentifik

asi faktor

utama

pengaruh

terjadinya

siklus air

1b

Jika menuliskan 3 faktor

utama pengaruh dengan tepat

4

Jika menuliskan 2 faktor

utama pengaruh dengan tepat

3

Jika menuliskan 1 faktor

utama pengaruh dengan tepat

2

Jika tidak menjawab sama

sekali atau jawaban salah

1

Mengingat

kembali

Mengingat

kembali cara

menjaga

kelestarian

sumber air

bersih

1c

Jika menuliskan 3 cara

menjaga kelestarian sumber

air bersih dengan tepat

4

Jika menuliskan 2 cara

menjaga kelestarian sumber

air bersih dengan tepat

3

Jika menuliskan 1 cara

menjaga kelestarian sumber

air bersih dengan tepat

2

Jika tidak menjawab sama

sekali atau jawaban salah

1

Memaham

i

Menjelask

an

Menjelasakan

sebab

terjadinya

kekeringan

2a

Jika menuliskan 3 penyebab

kekeringan dengan tepat

4

Jika menuliskan 2 penyebab

dengan tepat

3

Jika menuliskan 1 penyebab

dengan tepat

2

Jika tidak menjawab sama

sekali atau jawaban salah

1

Menconto

hkan

Memberi

contoh

dampak

negatif

terjadinya

kekeringan

2b

Jika menuliskan 3 contoh

dampak negatif terjadinya

kekeringan dengan tepat

4

Jika menuliskan 2 contoh

dampak negatif terjadinya

kekeringan dengan tepat

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

150

Jika menuliskan 1 contoh

dampak negatif terjadinya

kekeringan dengan tepat

2

Jika tidak menuliskan sama

sekali atau jawaban salah

1

Menyimpu

lkan

Menyimpulka

n mengapa air

di permukaan

bumi tidak

pernah akan

habis.

2c

Jika menuliskan 3 kata kunci

dengan tepat

4

Jika menuliskan 2 kata kunci

dengan tepat

3

Jika menuliskan 1 kata kunci

dengan tepat

2

Jika tidak menjawab sama

sekali atau semua jawaban

salah

1

Mengaplik

asikan

Mengekse

kusi

Mengeksekusi

setiap tahapan

dan

prosesnyadari

siklus air

3a

Jika dapat mengeksekusi 3

tahapan dan prosesnya dari

siklus air

4

Jika dapat mengeksekusi 2

tahapan dan prosesnya dari

siklus air

3

Jika dapat mengeksekusi 1

tahapan dan prosesnya dari

siklus air

2

Jika tidak dapat

mengeksekusi tahapan dan

prosesnya dari siklus air

1

Mengimpl

ementasik

an

Mengimpleme

ntasikan

tahapan-

tahapan siklus

air dalam

sebuah

diagram

dengan tepat

3b

Jika dapat

mengimplementasikan 3

tahapan siklus air dalam

sebuah diagram dengan tepat

4

Jika dapat

mengimplementasikan 2

tahapan siklus air dalam

sebuah diagram dengan tepat

3

Jika dapat

mengimplementasikan 1

tahapan siklus air dalam

sebuah diagram dengan tepat

2

Jika tidak dapat

mengimplementasikan

tahapan siklus air dalam

sebuah diagram dengan tepat

1

Menggunakan

Menggunakan istilah science

yang

digunakan

dalam proses

siklus air

3c

Jika dapat menggunakan 3 istilah science yang

digunakan dalam proses

siklus air.

4

Jika dapat menggunakan 2

istilah science yang

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

151

digunakan dalam proses

siklus air

Jika dapat menggunakan 1

istilah science yang

digunakan dalam proses

siklus air

2

Jika tidak dapat

menggunakan istilah science

yang digunakand alam proses

siklus air

1

Menganali

sis

Memilah Memilah

perbedaan

dampak

menanam

pohon dan

menebang

pohon

4a

Jika dapat memilah masing-

masing 2 perbedaan dampak

menanam pohon dan

menebang pohon dengan

tepat

4

Jikadapat memilah 2

perbedaan dampak menanam

pohon dan 1 dampak

menebang pohon dengan

tepat atau sebaliknya

3

Jika dapat memilah masing-

masing 1 perbedaan dampak

menanam pohon dan

menebang pohon dengan

tepat

2

Jika tidak dapat memilah

perbedaan dampak menanam

pohon dan menebang pohon

dengan tepat

1

Menemuk

an

Menemukan

peranan hutan

dalam proses

siklus air

4b

Jika dapat menemukan 3

peranan hutan dalam proses

siklus air dengan tepat

4

Jika dapat menemukan 2

peranan hutan dalam proses

siklus air dengan tepat

3

Jika dapat menemukan 1

peranan hutan dalam proses

siklus air dengan tepat

2

Jika tidak dapat menemukan

peranan hutan dalam proses

siklus air

1

Mendekon

struksi

Mendekonstru

ksi alasan

dibalik suatu

kejadian 4c

Jika dapat

mendekonstruksikan 3 alasan

mengenai suatu pernyataan

yang tidak sesuai dengan

tepat

4

Jika dapat

mendekonstruksikan 2 alasan

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

152

mengenai suatu pernyataan

yang tidak sesuai dengan

tepat

Jika dapat

mendekonstruksikan 1 alasan

mengenai suatu pernyataan

yang tidak sesuai dengan

tepat

2

Jika tidak dapat

mendekonstruksikan alasan

mengenai suatu pernyataan

yang tidak sesuai

1

Mengeval

uasi

Memeriks

a

Memeriksa

kebenaran dari

suatu

pernyataan

5a

Jika memeriksa 3 kebenaran

dari suatu jawaban dengan

tepat

4

Jika memeriksa 2 kebenaran

dari suatu jawaban dengan

tepat

3

Jika memeriksa 1 kebenaran

dari suatu jawaban dengan

tepat

2

Jika tidak menjawab sama

sekali atau semua jawaban

salah

1

Menilai

Menilai dua

tindakan yang

lebih efektif

untuk

mengatasi saat

tiba-tiba

terjadi

bencana banjir

5b

Jika menyebutkan 3 tindakan

efektif untuk mengatasi banjir

dengan tepat

4

Jika menyebutkan 2 tindakan

efektif untuk mengatasi banjir

dengan tepat

3

Jika menyebutkan 1 tindakan

efektif untuk mengatasi banjir

dengan tepat

2

Jika tidak menjawab sama

sekali atau semua jawaban

salah

1

Mengkriti

k

Mengkritik

dua

pernyataan

yang salah

mengenai

setelah

terjadinya

bencana alam

banjir

5c

Jika mengkritik 3 pernyataan

yang salah dengan tepat

4

Jika mengkritik 2 pernyataan

yang salah dengan tepat

3

Jika mengkritik 1 pernyataan

yang salah dengan tepat

2

Jika tidak menjawab sama sekali atau semua jawaban

salah

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

153

Mencipta

Merumusk

an

Merumuskan

rumusan

masalah

mengenai

pernyataan

yang dapat

mengganggu

pencemaran

lingkungan.

6a

Jika merumuskan 3

pengganggu pencemaran

lingkungan dengan tepat

4

Jika merumuskan 2

pengganggu pencemaran

lingkungan dengan tepat

3

Jika merumuskan 1

pengganggu pencemaran

lingkungan dengan tepat

2

Jika tidak menjawab sama

sekali atau semua jawaban

salah

1

Merencan

akan

Merencanakan

langkah –

langkah

membuat

percobaan

sederhana

mengenai

erosi tanah

6b

Jika merencanakan 3 langkah

percobaan mengenai erosi

tanah dengan tepat

4

Jika merencanakan 2 langkah

percobaan mengenai erosi

tanah dengan tepat

3

Jika merencanakan 1 langkah

percobaan mengenai erosi

tanah dengan tepat

2

Jika tidak menjawab sama

sekali atau semua jawaban

salah

1

Memprod

uksi

Membuat

sketsa/gambar

percobaan

erosi tanah

dengan

memberikan

keterangannya

6c

Jika membuat 3 gambar

beserta keterangannya dengan

tepat

4

Jika membuat 2 gambar

beserta keterangannya dengan

tepat

3

Jika membuat 1 gambar

beserta keterangannya dengan

tepat

2

Jika tidak menjawab sama

sekali atau semua jawaban

salah

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

154

Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement

3.4.1 Hasil Rekap Validasi Permukaan

No

Item

Soal Validator Komentar

(Saran/Perbaikan)

1 2 Rerat

a

1. a. Jelaskan 4 proses perubahan wujud

air!

3 4 3,5 Kata “Jelaskan” diganti

sebutkan.

Menggunakan istilah

Bahasa Indonesia b. Jelaskan 3 faktor utama yang

mempengaruhi siklus air!

3 4 3,5

c. Sebutkan 3 cara yang dapat dilakukan

untuk menjaga kelestarian sumber-

sumber air bersih!

4 4 4

2. a. Sebutkan 3 hal yang dapat

menyebabkan kekeringan!

4 4 4

b. Berikan 3 contoh dampak negatif

terjadinya kekeringan!

4 4 4 Dampak negatif diganti

dampak buruk

c. Jelaskan secara singkat mengapa air

yang ada di permukaan bumi tidak

akan pernah habis!

3 3 3

3. a. Buatlah sebuah diagram yang

menggambarkan proses terjadinya

siklus air!

4 3 3,5

b. Gunakan istilah-istilah ilmiahnya! 4 3 3,5

c. Jelaskan secara singkat mengapa air

yang ada di permukaan bumi tidak

akan pernah habis!

4 3 3,5

4. Perhatikan gambar di bawah ini!

a. Sebutkan minimal masing-masing 2

perbedaan pengaruh kegiatan manusia

dalam proses siklus air berdasarkan

dua gambar di atas!

4 4 4

a. Gunakan istilah-istilah ilmiahnya! 4 4 4

b. Deskripsikan minimal 3 peranan hutan

dalam proses siklus air!

4 3 3,5 Deskripsikan diganti

ceritakan

5. a. Bacalah cerita berikut ini

Pagi itu, hujan turun deras sekali. Murid-

murid SD Nusantara tampak berlarian

menghindari hujan menuju bangunan

sekolah. Sudah hampir seminggu hujan

turun terus setiap pagi. Banyak orang yang

mengeluhkan hal ini, tetapi tidak demikian

halnya dengan Udin. Udin merasa senang

karena ia bisa bermain hujan-hujanan dan

berenang disungai dengan sepuasnya.

Apakah pernyataan diatas benar? Jika

salah jelaskan alasannya!

4 3 3,5 Tambahkan satu kalimat

untuk menyatakan

hubungan Udin dengan

murid-murid SD

Nusantara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

155

b. Tindakan saat terjadi banjir

1. a. ketika

melihat air

datang, jauhi

secepat mungin

menuju tempat

yang tinggi

b. jika anda

terjebak dalam

rumah atau

bangunan,

raihlah benda

yang bisa untuk

mengapung

2. a. Mengusulkan

untuk

mendirikan pos

kesehatan

b. ikut mendirikan

tenda

pengungsian

dan pembuatan

dapur umum

Dari dua tindakan tersebut menurutmu

mana yang lebih efektif untuk mengatasi

jika tiba-tiba terjadi bencana banjir?

Jelaskan alasanmu!

4 4 4

c. Tindakan saat setelah banjir

1. ketika melihat air dating, jauhi

secepat mungin menuju tempat yang

tinggi

2. terlibat dalam mendirikan tenda

pengungsian dam dapur umum

Apakah dua pernyataan diatas benar? Jika

salah jelaskan alasannya!

3 4 3,5 Tindakan yang dilakukan

setelah terjadi banjir

6. a. Bacalah pernyataan berikut:

1. Pembuangan sampah sembarangan

2. Pembuangan limbah di sungai

3. Pembabatan hutan yang masif

Dari pernyataan di atas kegaitan tersebut

dapat mengganggu proses siklus air atau

pencemaran lingkungan .

1a) buatlah rumusan masalah dengan

menggunakan kata kunci berikut ini.

1. apakah pembuangan limbah …… dapat

mengganggu …….?

2. apakah pembuangan sampah ………

dapat mengganggu …………?

3. apakah pembabatan …….. dapat

mengganggu ………?

2 3 2,5 Kegiatan pada

pernyataan di atas dapat

menyebabkan erosi pada

tanah.

b. Sebutkan minimal 4 alat yang

dibutuhkan dan jelaskan minimal 4

langkah jika kamu melakukan

percobaan erosi tanah!

3 4 3,5 Jika mungkin dibuat

menjadi 2 pernyataan

1. Alat yang dibutuhkan

2. Langkah kerja

a. Buatlah sketsa/gambar percobaan

erosi tanah dan keterangan dari sketsa

tersebut!

4 3 3,5 Kriteria skor menyebut 3

gambar

Total Skor 65 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

156

Rata-rata

3,61 3,56 Validator 1 Instrumen penelitian layak

diimplementasikan tanpa

perbaikan

Validator 2 Instrumen penelitian layak diimplementasikan tanpa perbaikan

3.4.2 Hasil Rekap Validasi Isi

No

Item

Soal Nilai Komentar

(Saran/Perbaikan)

1. a. Jelaskan 4 proses perubahan wujud air! 2 Kurang pas dengan

variabel yang dimaksud b. Jelaskan 3 faktor utama yang

mempengaruhi siklus air!

2

c. Sebutkan 3 cara yang dapat dilakukan

untuk menjaga kelestarian sumber-

sumber air bersih!

4

2. a. Sebutkan 3 hal yang dapat menyebabkan

kekeringan!

2 Kurang pas dengan

variabel memahami

b. Berikan 3 contoh dampak negatif

terjadinya kekeringan!

4

c. Jelaskan secara singkat mengapa air

yang ada di permukaan bumi tidak akan

pernah habis!

2 Kurang pas dengan

variabel memahami

3. a. Buatlah sebuah diagram yang

menggambarkan proses terjadinya siklus

air!

4

b. Gunakan istilah-istilah ilmiahnya! 4

c. Jelaskanlah proses yang

terjadiberdasarkanistilah-istilahilmiah

dari siklus air yang telah kamu buat!

2 Kurang pas dengan

variabel mengaplikasikan

4 Perhatikan gambar di bawah ini!

a. Sebutkan minimal masing-masing 2

perbedaan pengaruh kegiatan manusia

dalam proses siklus air berdasarkan dua

gambar di atas!

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

157

b. Seorang pengusaha mebel gencar

menghasut warga agar menebangi hutan

yang ada di desanya. Dia berkata bahwa

hutan tersebut merupakan sarang

binatang buas. Binatang-binatang buas

itulah yang sering memangsa ternak

warga. Pengusaha tersebut berusaha

keras meyakinkan warga bahwa

sewaktu-waktu binatang-binatang buas

itu bisa saja membunuh mereka apabila

hutan tidak segera digunduli.

Apakah kamu setuju dengan pendapat

pengusaha mebel tersebut? Kemukakan 3

alasan apabila kamu setuju/tidak setuju!

2

c. Deskripsikan minimal 3 peranan hutan

dalam proses siklus air!

4

5 a. Bacalah cerita berikut ini

Pagi itu, hujan turun deras sekali. Murid-

murid SD Nusantara tampak berlarian

menghindari hujan menuju bangunan

sekolah. Sudah hampir seminggu hujan

turun terus setiap pagi. Banyak orang yang

mengeluhkan hal ini, tetapi tidak demikian

halnya dengan Udin. Udin merasa senang

karena ia bisa bermain hujan-hujanan dan

berenang disungai dengan sepuasnya.

Apakah pernyataan diatas benar? Jika salah

jelaskan alasannya!

4

b. Tindakan saat terjadi banjir

1. a. ketika

melihat air

datang, jauhi

secepat mungin

menuju tempat

yang tinggi

b. jika anda

terjebak dalam

rumah atau

bangunan,

raihlah benda

yang bisa untuk

mengapung

2. a. Mengusulkan

untuk

mendirikan pos

kesehatan

b. ikut mendirikan

tenda

pengungsian

dan pembuatan

dapur umum

Dari dua tindakan tersebut menurutmu mana

yang lebih efektif untuk mengatasi jika tiba-

tiba terjadi bencana banjir? Jelaskan

alasanmu!

4

c. Tindakan saat setelah banjir

1. ketika melihat air datang, jauhi secepat

mungin menuju tempat yang tinggi

2. terlibat dalam mendirikan tenda

pengungsian dam dapur umum

Apakah dua pernyataan diatas benar? Jika

salah jelaskan alasannya!

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

158

6 a. Bacalah pernyataan berikut:

1. Pembuangan sampah sembarangan

2. Pembuangan limbah di sungai

3. Pembabatan hutan yang masif

Dari pernyataan di atas kegaitan tersebut

dapat mengganggu proses siklus air atau

pencemaran lingkungan .

1a) buatlah rumusan masalah dengan

menggunakan kata kunci berikut ini.

1. apakah pembuangan limbah …… dapat

mengganggu …….?

2. apakah pembuangan sampah ………

dapat mengganggu …………?

3. apakah pembabatan …….. dapat

mengganggu ……

2 Buatlah rumusan

masalah dengan

menggunakan kata tanya

apa...

b. Sebutkan minimal 4 alat yang

dibutuhkan dan jelaskan minimal 4

langkah jika kamu melakukan percobaan

erosi tanah!

3

c. Buatlah sketsa/gambar percobaan erosi

tanah dan keterangan dari sketsa

tersebut!

3

Total Skor 55 Validator

Instrumen penelitian

layak

Diimplementasikan

dengan perbaikan kecil

Rata-rata 3,06

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

159

Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Mengingat dan Memahami

Lampiran 3.6 Hasil Analisis Uji Reliablilitas Kemampuan Mengingat dan

Memahami

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.713 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

160

Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, Selisih, dan Posttest II

Kemampuan Mengingat

4.1.1 Kelompok Kontrol

Kelompok Kontrol

No Pretest Posttest1 Selisih

Posttest2

Resp 1 2 3

Rerata 1 2 3

Rerata 1 2 3

Rerata

1 2 2 1 1,67 4 4 1 3,00 1,33 4 2 4 3,33

2 3 3 1 2,33 3 3 4 3,33 1,00 4 4 4 4,00

3 4 4 2 3,33 3 3 4 3,33 - 4 4 4 4,00

4 2 3 1 2,00 4 3 2 3,00 1,00 1 4 4 3,00

5 3 4 2 3,00 4 4 4 4,00 1,00 4 4 2 3,33

6 2,85 2,93 1,74 2,51 3,11 3,21 2,79 3,04 0,53 2 4 1 2,33

7 2 3 2 2,33 2 3 1 2,00

(0,33) 3 3 2 2,67

8 2 2 2 2,00 4 4 4 4,00 2,00 2 4 4 3,33

9 3 1 1 1,67 3 4 1 2,67 1,00 2 3 1 2,00

10 4 2 2 2,67 3 1 2 2,00

(0,67) 3 2 3 2,67

11 3 3 2 2,67 3 3 3 3,00 0,33 4 4 4 4,00

12 2 3 4 3,00 3 3 4 3,33 0,33 2 3 4 3,00

13 2 4 2 2,67 3 4 2 3,00 0,33 4 4 2 3,33

14 2,85 2,93 1,74 2,51 2 3 4 3,00 0,49 1 3 4 2,67

15 2 3 1 2,00 1 4 2 2,33 0,33 2 3 2 2,33

16 3 1 2 2,00 4 1 2 2,33 0,33 2,82 3,43 2,93 3,06

17 4 4 2 3,33 4 4 4 4,00 0,67 4 3 4 3,67

18 4 4 2 3,33 3 3 2 2,67

(0,67) 4 4 3 3,67

19 3 4 2 3,00 4 4 4 4,00 1,00 3 3 4 3,33

20 2 3 2 2,33 4 4 4 4,00 1,67 4 4 3 3,67

21 4 4 1 3,00 3 4 4 3,67 0,67 4 4 4 4,00

22 4 4 2 3,33 2 4 4 3,33 - 3 4 4 3,67

23 4 3 2 3,00 4 4 4 4,00 1,00 3 4 4 3,67

24 3 1 1 1,67 3 4 1 2,67 1,00 3 3 1 2,33

25 2 3 2 2,33 3 2 4 3,00 0,67 2 2 4 2,67

26 2 1 1 1,33 2 2 1 1,67 0,33 1 3 1 1,67

27 2 2 1 1,67 2 2 2 2,00 0,33 2 3 1 2,00

28 3 4 2 3,00 4 2 2 2,67

(0,33) 2 4 2 2,67

29 3 4 2 3,00 3 4 2 3,00 - 2 4 2 2,67

Rerata 2,85 2,93 1,74 2,51 3,11 3,21 2,79 3,04 0,53 2,82 3,43 2,93 3,06

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

161

4.1.2 Kelompok Eksperimen

Kelompok Eksperimen

No Pretest Posttest1 Selisih

Posttest2

Resp 1 2 3

Rerata 1 2 3

Rerata 1 2 3

Rerata

1 4 4 1 3,00 1 2 1 1,33

(1,67) 3 3 2 2,67

2 2 1 2 1,67 3 2 2 2,33 0,67 4 3 1 2,67

3 4 4 1 3,00 4 3 2 3,00 - 4 3 1 2,67

4 1 4 1 2,00 1 4 2 2,33 0,33 3 3 1 2,33

5 4 2 1 2,33 3 2 1 2,00

(0,33) 3 3 1 2,33

6 1 1 1 1,00 1 1 1 1,00 - 4 1 1 2,00

7 3 3 1 2,33 2 3 4 3,00 0,67 3 3 4 3,33

8 4 3 2 3,00 2 3 4 3,00 - 4 4 4 4,00

9 2 2 1 1,67 4 3 2 3,00 1,33 3 3 4 3,33

10 4 4 2 3,33 4 2 2 2,67

(0,67) 4 2 1 2,33

11 3 4 1 2,67 3 2 4 3,00 0,33 3 2 4 3,00

12 3 4 2 3,00 4 3 4 3,67 0,67 4 4 4 4,00

13 4 1 4 3,00 4 4 2 3,33 0,33 3,24 2,88 2,6 2,91

14 4 4 2 3,33 3 3 4 3,33 - 4 4 4 4,00

15 3 3 2 2,67 4 3 4 3,67 1,00 2 4 4 3,33

16 3,08 2,88 1,73 2,56 2 2 1 1,67

(0,90) 2 2 1 1,67

17 4 4 2 3,33 3 4 4 3,67 0,33 3 4 4 3,67

18 3 3 2 2,67 2,88 2,58 2,58 2,68 0,01 2 3 4 3,00

19 4 2 2 2,67 3 4 2 3,00 0,33 4 1 4 3,00

20 3 4 2 3,00 4 3 4 3,67 0,67 3 4 4 3,67

21 2 4 1 2,33 2 1 2 1,67

(0,67) 4 1 1 2,00

22 1 1 1 1,00 4 4 1 3,00 2,00 3 3 4 3,33

23 3 4 2 3,00 4 3 4 3,67 0,67 3 3 4 3,33

24 4 1 2 2,33 3 2 1 2,00

(0,33) 4 3 1 2,67

25 2 1 2 1,67 3 2 2 2,33 0,67 3,24 2,88 2,6 2,91

26 4 4 3 3,67 1 1 3 1,67

(2,00) 2 3 1 2,00

27 4 3 2 3,00 3 1 4 2,67

(0,33) 3 3 1 2,33

Rerata 3,08 2,88 1,73 2,56 2,88 2,58 2,58 2,68 0,12 3,24 2,88 2,60 2,91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

162

Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, Selisih, dan Posttest II

Kemampuan Memahami

4.2.1 Kelompok Kontrol

Kelompok Kontrol

No Pretest Rerata

Posttest1 Rerata

Selisih

Posttest2 Rerata Resp 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 4 4 1 3,00 1 2 1 1,33 -

1,67 3 3 2 2,67

2 3 4 2 3,00 1 1 1 1,00 -

2,00 4 3 1 2,67

3 1 1 1 1,00 3 4 4 3,67 2,67 4 3 1 2,67

4 3 4 1 2,67 3 2 2 2,33 -

0,33 3 3 1 2,33

5 4 4 1 3,00 3 2 4 3,00 0,00 3 3 1 2,33

6 3 4 2 3,00 4 4 1 3,00 0,00 4 1 1 2,00

7 2 1 2 1,67 2 2 1 1,67 0,00 3 3 4 3,33

8 3 3 2 2,67 3 1 1 1,67 -

1,00 2 3 1 2,00

9 3 4 2 3,00 3 4 2 3,00 0,00 3 3 4 3,33

10 3 3 1 2,33 3 2 1 2,00 -

0,33 3 2 4 3,00

11 2 2 1 1,67 4 3 4 3,67 2,00 4 4 4 4,00

12 4 3 2 3,00 1 4 2 2,33 -

0,67 1 3 4 2,67

13 2 4 1 2,33 3 3 4 3,33 1,00 2 4 4 3,33

14 4 4 2 3,33 4 3 4 3,67 0,33 3 4 4 3,67

15 4 3 2 3,00 2 3 4 3,00 0,00 2 3 4 3,00

16 4 4 2 3,33 2 1 2 1,67 -

1,67 4 1 4 3,00

17 4 1 2 2,33 3 2 1 2,00 -

0,33 4 2 1 2,33

18 4 1 4 3,00 2 3 4 3,00 0,00 3 4 4 3,67

19 1 1 1 1,00 4 2 2 2,67 1,67 4 1 1 2,00

20 3 3 2 2,67 4 3 4 3,67 1,00 3 3 4 3,33

21 4 4 2 3,33 4 3 2 3,00 -

0,33 3 3 4 3,33

22 4 2 2 2,67 4 3 4 3,67 1,00 4 3 1 2,67

23 3 4 1 2,67 3 1 4 2,67 0,00 2 2 1 1,67

24 4 4 3 3,67 4 4 2 3,33 -

0,33 2 3 1 2,00

25 4 2 1 2,33 4 3 2 3,00 0,67 3 3 1 2,33

26 2 1 1 1,33 3 2 2 2,33 1,00 1 1 1 1,00

27 1 1 1 1,00 1 1 1 1,00 0,00 1 1 1 1,00

28 1 1 1 1,00 4 4 4 4,00 3,00 1 1 1 1,00

29 1 1 1 1,00 1 1 1 1,00 0,00 1 1 1 1,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

163

Rerata

2,93

2,69

1,62 2,41

2,86

2,52

2,45 2,61 0,20

2,76

2,55

2,28 2,53

4.2.2 Kelompok Eksperimen

Kelompok Eksperimen

No Pretest Rerata

Posttest1 Rerata Selisih

Posttest2 Rerata

Resp 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 2 1 1,67 2 4 4 3,33 1,67 4 2 4 3,33

2 2 3 2 2,33 3 3 3 3,00 0,67 4 4 4 4,00

3 3 3 2 2,67 2 3 4 3,00 0,33 4 4 4 4,00

4 4 2 1 2,33 4 4 4 4,00 1,67 1 4 4 3,00

5 2 4 2 2,67 4 4 4 4,00 1,33 3 3 4 3,33

6 3 4 2 3,00 4 3 2 3,00 0,00 4 4 2 3,33

7 3 3 1 2,33 3 4 1 2,67 0,33 3 3 2 2,67

8 4 3 2 3,00 3 1 2 2,00 -1,00 4 4 4 4,00

9 3 1 1 1,67 2 3 1 2,00 0,33 3 2 3 2,67

10 4 4 2 3,33 4 4 1 3,00 -0,33 4 4 4 4,00

11 3 4 2 3,00 3 3 4 3,33 0,33 2 3 4 3,00

12 4 4 1 3,00 3 3 2 2,67 -0,33 4 4 4 4,00

13 3 4 2 3,00 3 4 2 3,00 0,00 2 3 2 2,33

14 4 4 2 3,33 3 4 1 2,67 -0,67 4 3 4 3,67

15 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 0,00 4 4 3 3,67

16 2 3 2 2,33 3 3 4 3,33 1,00 2 4 4 3,33

17 2 1 1 1,33 2 2 1 1,67 0,33 4 4 2 3,33

18 4 4 2 3,33 4 4 4 4,00 0,67 4 4 3 3,67

19 3 4 2 3,00 4 4 4 4,00 1,00 4 4 4 4,00

20 4 2 2 2,67 3 4 4 3,67 1,00 3 4 4 3,67

21 3 1 2 2,00 4 4 4 4,00 2,00 3 4 4 3,67

22 2 3 4 3,00 4 1 2 2,33 -0,67 3 3 1 2,33

23 2 3 1 2,00 3 3 4 3,33 1,33 1 3 1 1,67

24 2 3 2 2,33 4 2 2 2,67 0,33 2 2 4 2,67

25 2 3 1 2,00 1 4 2 2,33 0,33 2 3 1 2,00

26 4 4 2 3,33 3 4 2 3,00 -0,33 2 4 2 2,67

27 3 1 1 1,67 3 2 4 3,00 1,33 2 4 2 2,67

Rerata 2,93 2,93 1,74 2,53 3,07 3,19 2,74 3,00 0,47 3,04 3,48 3,11 3,21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

164

Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data

4.3.1 Kemampuan Mengingat

4.3.2 Kemampuan Memahami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

165

Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal

4.4.1 Kemampuan Mengingat

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

IngKonEksPre

Mengingat Kontrol Pretest 29 2,0372 ,60016 ,11145

Mengingat Eksperimen

Pretest 27 1,9878 ,62990 ,12123

4.4.2 Kemampuan Memahami

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PahKonEksPre

Memahami Kontrol Pretest 29 2,4138 ,83403 ,15488

Memahami Eksperimen

Pretest 27 2,5304 ,59315 ,11415

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

166

Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

4.5.1 Kemampuan Mengingat

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

IngKonEksSel

Mengingat Kontrol Selisih 29 1,1997 ,55231 ,10256

Mengingat Eksperimen

Selisih 27 1,0356 ,81773 ,15737

4.5.2 Kemampuan Memahami

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

PahKonEksSel

Memahami Kontrol Selisih 29 ,1959 1,16396 ,21614

Memahami Eksperimen

Selisih 27 ,4685 ,78059 ,15022

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

167

Lampiran 4.6 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan

4.6.1 Kemampuan Mengingat

= = 0,11

r2 x 100 = 0,0121x 100 = 1,21%

4.6.2 Kemampuan Memahami

= = 1,96

r2 x 100 = 0,0196 x 100 = 1,96%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

168

Lampiran 4.7 Hasil Uji Presentase Peningkatan Skor Pretest ke Posstest I

4.7.1 Kemampuan Mengingat

4.7.1.1 Kelompok Kontrol

= 21,12%

4.7.1.2 Kelompok Eksperimen

= 4,69%

4.7.2 Kemampuan Memahami

4.7.2.1 Kelompok Kontrol

= 8,30%

4.7.2.2 Kelompok Eksperimen

= 18,58%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

169

Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Skor Pretest ke Posttest 1

4.8.1 Kemampuan Mengingat

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 IngKonPre 2,0372 29 ,60016 ,11145

IngKonPos1 3,2024 29 ,72563 ,13475

Pair 2 IngEksPre 1,9878 27 ,62990 ,12123

IngEksPos1 2,9363 27 ,74043 ,14250

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 IngKonPre & IngKonPos1 29 ,529 ,003

Pair 2 IngEksPre & IngEksPos1 27 ,037 ,855

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

170

4.8.2 Kemampuan Memahami

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PahKonPre 2,4138 29 ,83403 ,15488

PahKonPos1 2,6097 29 ,90047 ,16721

Pair 2 PahEksPre 2,5304 27 ,59315 ,11415

PahEksPos1 3,0000 27 ,67899 ,13067

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PahKonPre & PahKonPos1 29 ,101 ,601

Pair 2 PahEksPre & PahEksPos1 27 ,255 ,199

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

171

Lampiran 4.9 Hasil Uji Korelasi Skor Pretest ke Posttest 1

4.9.1 Kemampuan Mengingat

Correlations

IngKonPre IngKonPos1 IngEksPre IngEksPos1

IngKonPre

Pearson Correlation 1 ,529** ,038 -,001

Sig. (2-tailed) ,003 ,849 ,996

N 29 29 27 27

IngKonPos1

Pearson Correlation ,529** 1 -,093 -,003

Sig. (2-tailed) ,003 ,645 ,988

N 29 29 27 27

IngEksPre

Pearson Correlation ,038 -,093 1 ,037

Sig. (2-tailed) ,849 ,645 ,855

N 27 27 27 27

IngEksPos1

Pearson Correlation -,001 -,003 ,037 1

Sig. (2-tailed) ,996 ,988 ,855

N 27 27 27 27

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4.9.2 Kemampuan Memahami

Correlations

PahKonPre PahKonPos1 PahEksPre PahEksPos1

PahKonPre

Pearson Correlation 1 ,101 -,094 -,049

Sig. (2-tailed) ,601 ,641 ,809

N 29 29 27 27

PahKonPos1

Pearson Correlation ,101 1 ,358 ,075

Sig. (2-tailed) ,601 ,067 ,709

N 29 29 27 27

PahEksPre

Pearson Correlation -,094 ,358 1 ,255

Sig. (2-tailed) ,641 ,067 ,199

N 27 27 27 27

PahEksPos1

Pearson Correlation -,049 ,075 ,255 1

Sig. (2-tailed) ,809 ,709 ,199

N 27 27 27 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

172

Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan

4.10.1 Kemampuan Mengingat

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 IngKonPos2 2,8679 29 ,69779 ,12958

IngKonPos1 3,2024 29 ,72563 ,13475

Pair 2 IngEksPos2 3,2396 27 ,65764 ,12656

IngEksPos1 2,9363 27 ,74043 ,14250

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 IngKonPos2 & IngKonPos1 29 ,585 ,001

Pair 2 IngEksPos2 & IngEksPos1 27 ,497 ,008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

173

4.10.2 Kemampuan Memahami

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PahKonPos1 2,6097 29 ,90047 ,16721

PahKonPos2 2,5286 29 ,84742 ,15736

Pair 2 PahEksPos1 3,0000 27 ,67899 ,13067

PahEksPos2 3,2104 27 ,67383 ,12968

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PahKonPos1 &

PahKonPos2 29 ,323 ,088

Pair 2 PahEksPos1 & PahEksPos2 27 ,160 ,425

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

174

Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran

5.1.1 Kelompok Kontrol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

175

5.1.2 Kelomok Eksperimen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

176

Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN … filetanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti. Demikian

177

CURRICULUM VITAE

Karlina Nugraheni adalah anak bungsu dari pasangan

suami istri Bapak Ramelan (Alm.) dan Ibu Karminah Theresia

(Alm.). Lahir di Magelang pada tanggal 1 Desember 1995.

Mempunyai dua kakak laki-laki dan satu kakak perempuan.

Tempat tinggal di Desa Pepe RT 04 RW 02 Muntilan,

Magelang, Jawa Tengah. Riwayat pendidikannya dimulai di

TK Pangudi Luhur Muntilan pada tahun 2001-2003,

kemudian melanjutkan di SD Pangudi Luhur pada tahun 2003-2007. Pendidikan

Menengah diselesaikan di SMP Kanisius Muntilan pada tahun 2007-2011.

Pendidikan SMA diselesaikan selama tiga tahun di SMA Negeri 1 Dukun pada

tahun 2011-2014. Kemudian melanjutkan jenjang perguruan tinggi di Universitas

Sanata Dharma jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2014. Untuk

menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi penulis telah melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

TipeGroup Invetigation terhadap Kemampuan Mengingat dan Memahami Siswa

kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta”.

No. Nama Kegiatan Tahun Peran

1. Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II 2015 Peserta

2. TKBI 2017 Peserta

3. English Club 2014 -2016 Peserta

4. Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD) 2015 Peserta

5. Inisiasi Fakultas (Infisa) 2014 Peserta

6. Inisiasi Universitas Sanata Dharma (Insadha) 2014 Peserta

7. Inisiasi Prodi PGSD 2014 Peserta

8. Inisiasi Prodi PGSD 2015 Anggota

Devisi

Konsumsi

9. Malam Kreativitas Mahasiswa 2015 Anggota

Devisi

Konsumsi

10. Weekend Moral 2015 Peserta

11. Seminar Kurikulum Untuk Terstandarisasi (Cambridge) 2016 Peserta

12. Kuliah Umum PGSD “Masa Depan Toleransi di Tangan Guru” 2016 Peserta

13. Kuliah Umum “Pendidikan Berbasis Montessori” 2015 Peserta

14. Peserta Program Kreativitas Mahasiswa “PKMM PELITA

SAMAN”

2016 Peserta

15. Seminar “Reinventing Childhood Education” 2015 Peserta

16. STWC 2016 CO Konsumsi

17. Pagelaran Seni PGSD 2017 CO Konsumsi

18. OMK St. Antonius Muntilan 2014-2016 Bendahara

19. Karang Taruna RW 02 Muntilan 2015-2017 Sekertaris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI