Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

23
Tugas Penelitian Pendidikan Teknik Dosen : Drs. Suwachid, M.Pd., M.T. Dikerjakan oleh : Anggar Dian Pahlevianto (K2510010) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

description

contoh skripsi

Transcript of Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Page 1: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Tugas Penelitian Pendidikan Teknik

Dosen : Drs. Suwachid, M.Pd., M.T.

Dikerjakan oleh :

Anggar Dian Pahlevianto (K2510010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2013

Page 2: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

1. PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS)

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK N 2 SURAKARTA

2. HUBUNGAN JUMLAH GROUND PADA BUSI DENGAN TENAGA YANG DIHASILKAN

3. PERANAN NILAI OKTAN BAHAN BAKAR TERHADAP TENAGA KENDARAAN

4. PENGARUH BESARNYA SUDUT DWELL TERHADAP TINGKAT KONSUMSI BAHAN

BAKAR

5. PEMAHAMAN MEKANIK MENGENAI STANDAR OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) DI

BENGKEL MAJU TERUS

Judul yang saya pilih adalah “PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK N 2

SURAKARTA”

Variabel terikat : prestasi belajar siswa

Variabel bebas : model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

Page 3: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini kualitas pendidikan di Indonesia sedang mendapat perhatian dari

berbagai kalangan. Tingkat kualitas pendidikan di Indonesia mencerminkan

jati diri di mata dunia, apakah sudah maju, berkembang, ataukah masih

terbelakang. Pada umumnya kualitas pendidikan ditandai dengan hasil

prestasi yang diraih oleh siswa.

Kebanyakan perguruan tinggi sudah memulai mencari lulusan-lulusan

berprestasi dari sekolah-sekolah menengah di Indonesia. Maka dari itu sudah

seharusnya sekolah-sekolah meningkatkan prestasi belajar siswa dengan

menggunakan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi

siswa.

Pengertian prestasi belajar sendiri adalah sebuah kalimat yang terdiri dari

dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan

yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara

kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul

Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat

diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh

dengan jalan keuletan kerja.

Menurut Slameto (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar

sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu

pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan

Page 4: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan menurut Nurkencana (1986 : 62)

mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau

diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi

belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu

sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi

ditandai dari hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa

perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan

diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

Salah satu faktor yang mendasari prestasi belajar siswa adalah model

pembelajaran yang diterapkan oleh pengajar. Salah satu model pembelajaran

yang dapat diterapkan adalah Creative Problem Solving (CPS). Karena model

pembelajaran tersebut dapat membekali siswa keterampilan siswa dalam

memecahkan suatu masalah.

B. Identifikasi Masalah

Prestasi belajar pada dasarnya merupakan perilaku sebagai hasil dari suatu

tindakan. Senada dengan itu Winkel (1997) menyatakan bahwa perubahan

yang terjadi sebagai aktifitas disebut dengan prestasi belajar atau hasil

belajar. Hasil prestasi siswa dapat ditentukan oleh faktor atau variabel antara

lain:

1. Tingkat pemahaman siswa sendiri dalam proses belajar mengajar, tingkat

pemahaman siswa pada suatu materi sangat dominan pada hasil prestasi

yang dicapai.

2. Cara belajar siswa dalam memahami suatu materi.

3. Cara mengajar dari guru yang diterapkan pada siswa. Cara mengajar guru

yang diterapkan ini akan sangat berpengaruh pada tingkat pemahaman

siswa.

Page 5: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

4. Model pembelajaran yang diterapkan oleh pengajar. Kebanyakan siswa

akan mudah memahami suatu materi dalam proses pembelajaran jika

dalam proses belajar mengajarnya digunakan model-model pembelajaran

yang sederhana namun berpengaruh pada hasil prestasi yang diraih.

C. Pembatasan Masalah

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar

mengajar adalah model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Model

pembelajaran tersebut dapat diterapkan pada tingkat sekolah menengah

terutama di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Karena keterampilan dalam

memecahkan masalah sangat dibutuhkan oleh siswa menengah kejuruan.

Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat meningkatkan

keterampilan siswa SMK N 2 Surakarta dalam memecahkan suatu masalah.

Karena keterampilan siswa dalam memecahkan masalah sangat dibutuhkan

saat siswa sudah masuk dalam dunia kerja.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah di

atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Adakah hubungan antara model pembelajaran Creative Problem Solving

(CPS) dengan prestasi belajar siswa SMK N 2 Surakarta ?

2. Bagaimana cara menerapkan model pembelajaran Creative Problem

Solving (CPS) di SMK N 2 Surakarta ?

3. Seberapa besar hubungan antara model pembelajaran Creative Problem

Solving (CPS) dengan prestasi belajar siswa di SMK N 2 Surakarta ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan antara model pembelajaran Creative

Problem Solving (CPS) dengan prestasi belajar siswa di SMK N 2 Surakarta.

Page 6: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

2. Untuk mendapatkan gambaran cara menerapkan model pembelajaran

Creative Problem Solving (CPS) di SMK N 2 Surakarta.

3. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara model pembelajaran

Creative Problem Solving (CPS) dengan prestasi belajar siswa di SMK N 2

Surakarta.

F. Kegunaan Penelitian

Prinsip penelitian ilmiah dapat menghasilkan atau dapat mencerminkan suatu

konsep yang mendukung langkah-langkah perbaikan dan pengembangan

ilmu pengetahuan serta perbaikan suatu lembaga, dimana nantinya dapat

dimanfaatkan untuk kepentingan dalam dunia pendidikan khususnya. Dari

prinsip ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis

a. Diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan tentang model

pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).

b. Sebagai sumber untuk menambah pengalaman dan wawasan

mahasiswa.

c. Sebagai pelengkap untuk perbandingan penelitian di masa yang akan

datang.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi lembaga pendidikan kejuruan, penelitian ini diharapkan memberi

informasi yang bermanfaat untuk mengambil kebijakan dalam

menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk siswa.

b. Memberikan informasi kepada pihak sekolah di dalam mengambil

kebijakan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran teori dan

praktik.

Page 7: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan

belajar. Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena

itu, sebelum pengertian prestasi belajar, ada baiknya pembahasan ini diarahkan

pada masing-masing permasalahan terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman

lebih jauh mengenai makna kata prestasi dan belajar. Hal ini juga untuk

memudahkan dalam memahami lebih mendalam tentang pengertian prestasi belajar

itu sendiri. Di bawah ini akan dikemukakan beberapa pengertian prestasi dan belajar

menurut para ahli.

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara

individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud

Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah

dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh

dengan jalan keuletan kerja.

Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan pada

kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai

dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu

kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh

dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam

bidang kegiatan tertentu.

Menurut Slameto (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang

Page 8: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang

hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri

individu. Sedangkan menurut Nurkencana (1986 : 62) mengemukakan bahwa

prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata

pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam

belajar.

Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar

adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti

proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku,

keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang

kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

Model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman

dalam melakukan suatu aktivitas tertentu. Dalam pengertian lain, model diartikan

sebagai barang tiruan, metafor, atau kiasan yang dirumuskan.

Model pembelajaran merupakan kerangka yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pemandu bagi para perancang desain

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas

belajar mengajar (Soekamto, 1997:78),. Menurut Mitchell dan Kowalik (Rahman,

2009:8): Creative, an idea that has an element of newness or uniqueness, at least to

the one who creates the solution, and also has value and relevancy. Problem, any

situation that presents a challenge, an opportunity, or is a concern. Solving, devising

ways to answer, to meet, or to resolve the problem . Therefore, creative problem

solving or cps is a process, method, or system for approaching a problem in an

imaginative way and resulting in effective action.

Sedangkan menurut Karen (Dewi, 2008:28) model Creative problem Solving (CPS)

adalah model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan

keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan.

Page 9: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Model Creative Problem Solving (CPS) pertamakali dikembangkan oleh Alex Osborn

pendiri The Creative Education Foundation (CEF) dan co-founder of highly successful

New York Advertising Agenncy . Pada tahun 1950-an Sidney Parnes bekerjasama

dengan Alex Osborn melakukan penelitian untuk menyempurnakan model ini.

Sehingga model Creative Problem Solving ini juga dikenal dengan nama The Osborn-

parnes Creative Problem Solving Models. Pada awalnya model ini digunakan oleh

perusahaan-perusahaan dengan tujuan agar para karyawan memiliki kreativitas yang

tinggi dalam setiap tanggungjawab pekerjaannya, namun pada perkembangan

selanjutnya model ini juga diterapkan pada dunia pendidikan.

Dari uraian diatas, dapat terlihat pentingnnya model pembelajaran Creative Problem

Solving (CPS) dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SMK. Ketrampilan

intelektual tingkat tinggi dapat dikembangkan melalui pemecahan masalah. Karena

tingkat keberhasilan prestasi ditandai dari hasil atau taraf kemampuan yang telah

dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik

berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan

diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan. Dimana

keterampilan ini didapat dari hasil kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan

model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).

B. Kerangka Pemikiran

Pertama, dalam penggunaan metode dan media pembelajaran sangatlah

mempengaruhi keberhasilan guru dalam mengajar. Penggunaan metode belajar

yang tepat pada siswa didik akan menghasilkan prestasi siswa yang baik pula. Akan

tetapi tidak semua guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat. Hal ini

terbukti dengan banyaknya guru yang masih menggunakan metode konvensianal,

yaitu pembelajaran yang didominasi oleh guru sebagai sumber informasi, sedangkan

siswa tidak dituntut aktif, hanya memperhatikan, membuat catatan, dan

mengerjakan latihan seperlunya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti

pada pembelajaran Teknik Otomotif di SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran

2011/2012, menunjukan bahwa guru kurang bisa merancang pembelajaran yang

dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga siswa kurang berperan

Page 10: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

aktif dalam proses pembelajaran, seperti bertanya, menjawab pertanyaan,

mengajukan usul, dan berdiskusi. Akibatnya interaksi guru dan siswa hanya

berlangsung satu arah, sehingga suasana pembelajaran menjadi membosankan. Hal

ini berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Teknik

Otomotif. Maka dengan menerapkan model pembelajaran Cretive Problem Solving

(CPS) diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Dalam penerapan model ini

siswa diberi kesempatan untuk melakukan diskusi tim, dan juga siswa dituntut untuk

mencari penyelesaian dari suatu masalah yang diberikan oleh pengajar.

Kedua, dengan diterapkannya model pembelajaran aktif dalam mata pelajaran

Teknik Otomotif, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa saat pembelajaran

berlangsung. Penggunaan model pembelajaran dengan sistem ini lebih efektif

dibandingkan belajar sendiri. Pada model pembelajaran ini siswa juga menentukan

strategi mana yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah, kemudian

menerapkanya sampai menemukan penyelesaian dari masalah tersebut. Selain itu,

siswa juga diberi permasalahan baru agar dapat memperkuat pengetahuan yang

telah diperolehnya. Sehingga siswa terasah keterampilannya dalam menyelesaikan

suatu permasalahan. Bagan kerangka berpikir secara sederhana seperti pada gambar

1.

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Siswa kelas X Teknik Kendaraan

Ringan

SMKN 2 Surakarta

Pembelajaran Kurang Efektif

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem

Solving

Pembelajaran Efektif Berkualitas

Hasil Belajar Meningkat

Page 11: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, penulis membuat hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Melalui penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat meningkatkan hasil belajar Teknik Otomotif siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta.

2. Dengan penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) hasil belajar siswa dapat mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Sehingga efektivitas pembelajaran dan prestasi belajar tercapai.

Page 12: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

BAB III

Metodologi PenelitianA. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surakarta, Subyek peneliatian ini adalah kelas X Teknik Kendaraan Ringan yang beralamat di JL. LU. Adi Sucipto No.33, Telp. (0271) 714901, Surakarta, Kode pos 57143.

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Juni 2013 dengan uraian waktu sebagai berikut :

Pengajuan judul : Minggu ke-4 Januari

Pembuatan proposal : Minggu ke-1 Februari s/d minggu ke-3 Maret

Seminar proposal : Minggu ke-4 Maret

Perijinan penelitian : Minggu ke-1 April s/d minggu ke-4 April

Pelaksanaan penelitian : Minggu ke-1 Mei s/d minggu ke-4 Juni

Penulisan laporan penelitian : Minggu ke-1 Februari s/d minggu ke-4 Juni

B. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka penelitian dengan judul “PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMK N 2 SURAKARTA”, menurut pendekatan dalam penelitian, jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh tindakan itu bila dibandingkan dengan tindakan lain. Penelitian dengan metode eksperimental adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyino, 2009:72).

Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk meneliti pengaruh dari suatu perlakuan tertentu terhadap gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain yang menggunakan perlakuan berbeda. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai

Page 13: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

tidak terbatas adalah mengukur atau melakukan diskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan sekaligus ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut bila dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan berbeda.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013. Sampel yang diambil adalah siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK N 2 Surakarta yang berjumlah 30 siswa. Alasan penulis memilih sampel kelas X TKR karena penulis pernah mengajar dalam kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) dikelas tersebut selama ± 4 bulan sehingga hal tersebut dapat mendukung jalannya penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuiseoner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.

Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2010 : 166) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

2. Wawancara

Menurut Sugiyono (2010 : 157) Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dan apabila penulis akan ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan apabila peneliti ingin mengetahui hal –hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. Jadi wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Wawancara dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran seperti sistem kegiatan belajar mengajar.

Page 14: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

3. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan dokumen – dokumen tertulis, gambar, foto, atau benda-benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek diteliti.

4. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Tes yang digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami dalam pembelajaran Teknik Otomotif. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes lisan berupa penyelesaian suatu masalah secara kreatif.

5. Angket

Angket adalah sejumah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006:151).

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yang berupa nilai pre test dan post test. Untuk dapat menganalisis data dalam penelitian ini, maka digunakan uji-t. Syarat penggunaan uji-t adalah subjek harus berdistribusi normal sehingga perlu dilakukan uji normalitas data. Sedangkan uji homogenitas varians diperlukan untuk mengetahui subjek yang diambil homogen atau tidak.

Langkah - langkah yang digunakan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah subjek berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

2. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua subjek berasal dari populasi yang mempunyai varians yang homogen atau tidak.

3. Uji Hipotesis

Prosedur uji beda hipotesis ini adalah dengan melihat apakah data merupakan sebaran normal atau tidak. Apabila sebaran normal akan menggunakan statistik parametrik dan apabila sebaran tidak normal maka harus menggunakan statistik non parametrik.

Page 15: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Kuesioner Mengenai Penelitian “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMK N 2

Surakarta”

Petunjuk:

1. Angket ini di edarkan kepada saudara dengan maksud untuk

mendapatkan informasi sehubungan dengan pengaruh penerapan

model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap prestasi

belajar siswa SMK N 2 Surakarta.

2. Berilah tanda cek ( Ѵ ) pada kolom pilihan yang tersedia.

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

R : Ragu-Ragu

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

3. Semua jawaban benar, tidak ada yang salah. Oleh karena itu jawablah

semua pertanyaan sesuai dengan keadaan yang saudara alami.

Jawaban yang diberikan tidak mempengaruhi nilai saudara di sekolah.

4. Atas partisipasinya, kami ucapkan terimakasih.

No. KETERANGAN SS S R TS STS

1 Sebelum kegiatan belajar mengajar di

mulai, minimal Anda sudah membaca

materi tersebut secara sekilas di

rumah

2 Anda sering menanyakan hal-hal yang

tidak Anda mengerti kepada guru

Page 16: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

setelah guru usai menerangkan

3 Selalu mencatat penjelasan-

penjelasan dari guru saat di dalam

kelas

4 Selalu mengembangkan point-point

penjelasan materi dari guru saat di

dalam kelas

5 Selalu aktif mengemukakan pendapat

saat guru memberi suatu

permasalahan

6 Ketika teman Anda sedang presentasi,

Anda sering mengajukan pertanyaan

7 Pada saat Anda / kelompok Anda

presentasi, Anda aktif dalam

menjawab pertanyaan - pertanyaan

yang diajukan oleh audience (teman-

teman)

8 Apakah model pembelajaran yang

guru terapkan sudah tepat

9 Apakah model pembelajaran CPS

sudah sesuai jika diterapkan di kelas

10 Apakah model pembelajaran CPS

sudah mempengaruhi tingkat prestasi

belajar Anda

11 Apakah Anda sudah cukup mengerti

jika materi dalam proses belajar

mengajar disampaikan dengan model

Page 17: Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

pembelajaran CPS

12 Apakah pendapat Anda jika guru

memberi permasalahan saat proses

belajar mengajar

13 Guru sering memancing pendapat

siswa saat diberi permasalahan dalam

proses belajar mengajar

14 Model pembelajaran CPS sangat

membantu dalam meningkatkan

keterampilan dalam penyelesaian

masalah

15 Permasalahan yang guru berikan

relevan dengan materi yang diajarkan