PENGARUH PENEGAKAN HUKUM, KEADILAN...

220
PENGARUH PENEGAKAN HUKUM, KEADILAN PAJAK, RELIGIUSITAS, DAN SOSIODEMOGRAFI TERHADAP TAX EVASION DENGAN TAX MORALE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi Oleh: Rifqoh Maulidiah 11150820000025 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Transcript of PENGARUH PENEGAKAN HUKUM, KEADILAN...

PENGARUH PENEGAKAN HUKUM, KEADILAN PAJAK,

RELIGIUSITAS, DAN SOSIODEMOGRAFI TERHADAP TAX

EVASION DENGAN TAX MORALE SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:

Rifqoh Maulidiah

11150820000025

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

ii

PENGARUH PENEGAKAN HUKUM, KEADILAN PAJAK,

RELIGIUSITAS, DAN SOSIODEMOGRAFI TERHADAP TAX

EVASION DENGAN TAX MORALE SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:

Rifqoh Maulidiah

NIM: 11150820000025

Di Bawah Bimbingan:

Ismawati Haribowo SE., M.Si

NIP: 198009092014112003

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

iii

iv

v

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap : Rifqoh Maulidiah

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 03 Agustus 1997

3. Alamat : Utan Jaya No. 67 RT 003 RW 004 Pondok

Jaya, Cipayung, Depok 16438

4. Nomor Handphone : 081291970725

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri Utan Jaya Tahun 2003-2009

2. SMP Negeri 01 Depok Tahun 2009-2012

3. SMA Negeri 06 Depok Tahun 2012-2015

4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2019

vii

THE EFFECT OF LAW ENFORCEMENT, TAX FAIRNESS,

SOCIODEMOGRAPHY, AND RELIGIOSITY ON TAX EVASION

WITH TAX MORALE AS AN INTERVENING VARIABLE

ABSTRACT

This study examines the effect of law enforcement, tax fairness,

sociodemography, and religiosity on tax evasion with tax morale as an

intervening variable. Data was obtained by distributing questionnaires to

individual tax payers who were registered at the KPP Pratama Cileungsi, KPP

Pratama Cibinong, and KPP Pratama Bogor. The number of samples in this

study were 163 individual tax payers from 3 KPP Pratama. The method of

determining samples used in this study was convenience sampling. The analysis

technique used path analysis with SPSS 24 application.

The results of this study indicate that the law enforcement, tax fairness, and

religiosity had a effect on tax morale, while sociodemography had no effect on

tax morale. Furthermore, tax fairness had a effect on tax evasion, while law

enforcement, religiosity, and sociodemography had no effect on tax evasion. Tax

morale had no effect as an intervening variable between law enforcement, tax

fairness, religiosity, and sociodemography againts tax evasion.

Keywords: Law enforcement, tax fairness, religiosity, sociodemography, tax

evasion, tax morale

viii

PENGARUH PENEGAKAN HUKUM, KEADILAN PAJAK,

RELIGIUSITAS, DAN SOSIODEMOGRAFI TERHADAP TAX

EVASION DENGAN TAX MORALE SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penegakan Hukum,

keadilan pajak, religiusitas, dan sosiodemografi terhadap tax evasion dengan tax

morale sebagai variabel intervening. Data diperoleh dengan menyebarkan

kuisioner pada Wajib Pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama

Cileungsi, KPP Pratama Cibinong, dan KPP Pratama Bogor. Jumlah Wajib Pajak

yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 163 Wajib Pajak orang pribadi

dari 3 KPP Pratama. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

convenience sampling. Teknik analisis menggunakan analisis jalur dengan

menggunakan aplikasi SPSS 24.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penegakan hukum, keadilan pajak,

dan religiusitas berpengaruh terhadap tax morale, sedangkan sosiodemografi tidak

berpengaruh terhadap tax morale. Keadilan pajak berpengaruh terhadap tax

evasion, sedangkan penegakan hukum, religiusitas dan sosiodemografi tidak

berpengaruh terhadap tax evasion. Tax morale tidak memiliki pengaruh sebagai

variabel intervening antara penegakan hukum, keadilan pajak, religiusitas, dan

sosiodemografi terhadap tax evasion.

Kata Kunci: Penegakan Hukum, Keadilan Pajak, Religiusitas, Sosiodemografi,

Tax Evasion, Tax Morale

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim.

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirrabbil’alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh Penegakan Hukum,

Keadilan Pajak, Religiusitas, dan Sosiodemografi terhadap Tax Evasion

dengan Tax Morale sebagai Variabel Intervening”. Shalawat serta salam

senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW teladan

bagi insan di muka bumi ini.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat-syarat guna

meraih gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak

yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu,

dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua tercinta (Papa dan Mama) yang telah menjadi penyemangat

terbesar dan terbaik dalam hidup dan telah memberikan dukungan tiada henti

berupa limpahan kasih sayang, perhatian, doa, dan segalanya yang tak pernah

putus untuk penulis serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan

yang terbaik.

2. Ibu Ismawati Haribowo., SE., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan ilmu, arahan, serta bersedia memberikan sangat banyak

waktunya untuk berdiskusi dan membimbing penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan tepat.

x

3. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullahh Jakarta.

5. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekrtaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullahh Jakarta.

6. Bapak Hepi Prayudiawan SE., Ak., MM selaku dosen penguji ahli pada saat

Ujian Skripsi.

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah banyak memberikan pengetahuan dan berbagi ilmu serta

pengalamannya.

8. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Eknomi dan Bisnis, terimakasih atas

bantuan, perhatian, dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.

9. Robby Apriyansyah yang telah memberikan semangat, doa, waktu, dan

dukungan baik berupa materil maupun non-materil kepada penulis.

10. Sahabat-sahabat dari SMA hingga sekarang (Shifa, Intan, Nia, Kristie, dan

Nurul) yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan doa kepada

penulis.

11. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang (Ansya, Muti,

Balgis, dan Sofi) yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan doa

kepada penulis. Terima kasih atas bantuan dan doa yang kalian berikan

selama ini.

12. Sahabat satu bimbingan (Ansya, Nada, dan Indah) yang senantiasa berjuang

bersama dan saling memberi semangat satu sama lain.

13. Seluruh teman-teman Akuntansi 2015 (khususnya kelas Akuntansi A) yang

telah memberikan motivasi dan doa kepada penulis.

14. Seluruh teman KKN in Campus 2018 yang telah memberikan dukungan dan

doa kepada penulis.

15. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang

telah banyak membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis.

xi

Akhir kata, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman, waktu, dan pengetahuan yang

dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta

masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini

bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi terkait bagi semua

pihak yang membutuhkan.

Wassalamua’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, September 2019

Penulis

Rifqoh Maulidiah

xii

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

BAB I ....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 12

C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 12

D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 13

E. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 14

F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 14

BAB II ................................................................................................................... 16

TINJAUAN LITERATUR .................................................................................. 16

A. Tinjauan Literatur........................................................................................ 16

1. Teori Planned Behavior ..................................................................... 16

2. Teori Atribusi ..................................................................................... 18

3. Penegakan Hukum.............................................................................. 20

4. Keadilan Pajak.................................................................................... 22

5. Tax Evasion ........................................................................................ 23

6. Religiusitas ......................................................................................... 25

xiii

7. Sosiodemografi................................................................................... 26

8. Tax Morale ......................................................................................... 28

C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 29

1. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Morale ........................... 39

2. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Morale ................................. 40

3. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Morale ...................................... 41

4. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Morale ................................ 41

5. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion .......................... 42

6. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion ................................ 43

7. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax evasion ...................................... 44

8. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion ............................... 44

9. Pengaruh Tax Morale terhadap Tax Evasion ..................................... 45

10. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion melalui Tax

Morale ................................................................................................ 46

11. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion melalui Tax Morale 46

12. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion melalui Tax Morale .... 47

13. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion melalui Tax Morale

............................................................................................................ 48

E. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 49

BAB III .................................................................................................................. 50

METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 50

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 50

B. Metode Penentuan Sampel .......................................................................... 50

1. Populasi dan Sampel .......................................................................... 50

2. Metode Pengambilan Sampel ............................................................. 51

C. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 51

1. Penelitian Pustaka (Library Research) ............................................... 51

2. Penelitian lapangan (Field Research) ................................................ 52

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian........................................................... 52

1. Penegakan Hukum.............................................................................. 52

2. Keadilan Pajak.................................................................................... 53

xiv

3. Religiusitas ......................................................................................... 54

4. Sosiodemografi................................................................................... 54

5. Tax Morale ......................................................................................... 54

6. Tax evasion ......................................................................................... 55

E. Metode Analisis Data .................................................................................. 57

1. Statistik Deskriptif.............................................................................. 57

2. Uji Kualitas Data ................................................................................ 58

3. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 59

a. Uji Normalitas ............................................................................. 59

b. Uji Multikolinearitas ................................................................... 60

c. Uji Heterokedatisitas ................................................................... 61

4. Uji Goodness of Fit ............................................................................ 62

a. Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 62

b. Uji Statistik F (Signifikansi Keseluruhan) .................................. 62

c. Uji Statistik T .............................................................................. 63

5. Uji Hipotesis ....................................................................................... 63

a. Analisis Jalur ............................................................................... 64

b. Uji Sobel ..................................................................................... 71

BAB IV .................................................................................................................. 73

ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 73

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................................ 73

1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 73

2. Karakteristik Profil Responden .......................................................... 75

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .................................................................... 78

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .............................................................. 78

2. Hasil Uji Kualitas Data ...................................................................... 79

a. Hasil Uji Validitas ....................................................................... 79

b. Hasil Uji Realibilitas ................................................................... 82

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 83

a. Persamaan Substruktur 1 ............................................................. 83

1) Hasil Uji Normalitas ............................................................ 83

xv

2) Uji Multikolinearitas ............................................................ 86

3) Uji Heteroskedatisitas .......................................................... 87

b. Persamaan Substruktur 2 ............................................................. 89

1) Uji Normalitas ...................................................................... 89

2) Uji Multikolinearitas ............................................................ 91

3) Uji Heteroskedatisitas .......................................................... 92

4. Hasil Uji Godness Of Fit .................................................................... 94

a. Persamaan Substruuktur 1 ........................................................... 94

1) Koefisien Determinasi.......................................................... 94

2) Uji Signifikansi Keseluruhan dari Regresi Sampel (Uji

Statistik F) ............................................................................ 95

b. Persamaan Substruktur 2 ............................................................. 96

1) Koefisien Determinasi.......................................................... 96

2) Uji Signifikansi Keseluruhan dari Regresi Sampel (Uji

Statistik F) ............................................................................ 97

5. Uji Hipotesis ....................................................................................... 98

a. Analisis Jalur ............................................................................... 98

b. Uji Sobel ................................................................................... 108

C. Pembahasan ............................................................................................... 115

1. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Morale ......................... 115

2. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Morale ............................... 116

3. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Morale .................................... 117

4. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Morale .............................. 118

5. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion ........................ 119

6. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion .............................. 119

7. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion ................................... 120

8. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion ............................. 121

9. Pengaruh Tax Morale terhadap Tax Evasion ................................... 122

10. Pengaruh Penegakan Hukum Terhadap Tax Evasion dengan Tax

Morale sebagai Variabel Intervening ............................................... 123

11. Pengaruh Keadilan Pajak Terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale

sebagai Variabel Intervening ............................................................ 123

xvi

12. Pengaruh Religiusitas Terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale

sebagai Variabel Intervening ............................................................ 124

13. Pengaruh Sosiodemografi Terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale

sebagai Variabel Intervening ............................................................ 125

BAB V .................................................................................................................. 127

PENUTUP ........................................................................................................... 127

A. Simpulan ................................................................................................... 127

B. Implikasi .................................................................................................... 129

D. Saran .......................................................................................................... 129

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 131

LAMPIRAN ........................................................................................................ 135

xvii

DAFTAR TABEL

1.1 Kasus Tax Evasion di Indonesia ................................................................. 7

2.1 Hasil-hasil PenelitianTerdahulu ................................................................ 30

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian......................................................... 56

4.1 Distribusi Penyebaran Kuisioner .............................................................. 74

4.2 Data Sampel Penelitian ............................................................................. 74

4.3 Hasil Uji Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 75

4.4 Hasil Uji Responden Berdasarkan Usia .................................................... 76

4.5 Hasil Uji Responden Berdasarkan Status Pernikahan ............................... 77

4.6 Hasil Uji Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........................... 77

4.7 Statistik Deskriptif .................................................................................... 78

4.8 Hasil Uji Validias Penegakan Hukum....................................................... 80

4.9 Hasil Uji Validias Keadilan Pajak............................................................. 80

4.10 Hasil Uji Validias Religiusitas .................................................................. 81

4.11 Hasil Uji Validias Sosiodemografi............................................................ 81

4.12 Hasil Uji Validias Tax Morale .................................................................. 82

4.13 Hasil Uji Validias Tax Evasion ................................................................. 82

4.14 Hasil Uji Realibilitas ................................................................................. 83

4.15 Hasil Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov Substruktur 1 ....................... 86

4.16 Hasil Uji Multikolinearitas Substruktur 1 ................................................. 87

4.17 Hasil Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov Substruktur 2 ....................... 91

4.18 Hasil Uji Multikolinearitas Substruktur 2 ................................................. 92

4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi Substruktur 1 ........................................ 94

4.20 Hasil Uji Signifikansi Simultan Substrukur 1 ........................................... 95

4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi Substruktur 2 ........................................ 96

4.22 Hasil Uji Signifikansi Simultan Substrukur 2 ........................................... 97

4.23 Hasil Uji Hipotesis Jalur Persamaan Substruktur 1 .................................. 99

4.24 Hasil Uji Hipotesis Jalur Persamaan Substruktur 2 .................................. 99

4.25 Nilai Beta Persamaan Substruktur 1 dan 2 .............................................. 103

4.26 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................... 114

xviii

DAFTAR GAMBAR

1.1 Grafik Target dan Realisasi Pajak ............................................................... 5

2.1 Skema Kerangka Pemikiran ...................................................................... 49

3.1 Kerangka Judul Penelitian......................................................................... 64

3.2 Kerangka Jalur Hipotesis Penelitian ........................................................ 64

4.1 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Substruktur 1 ............................ 84

4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Normal Plot Substruktur 1.......................... 85

4.3 Hasil Uji Heterokedatisitas Scatterplot Substruktur 1 .............................. 88

4.4 Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Substruktur 2 ............................ 89

4.5 Hasil Uji Normalitas dengan Normal Plot Substruktur 2.......................... 90

4.6 Hasil Uji Heterokedatisitas Scatterplot Substruktur 2 .............................. 93

4.7 Kerangka Jalur Penelitian 2 .................................................................... 106

4.8 Hasil Uji Mediasi Hipotesis 10 ............................................................... 109

4.9 Hasil Uji Mediasi Hipotesis 11 ............................................................... 110

4.10 Hasil Uji Mediasi Hipotesis 12 ............................................................... 112

4.11 Hasil Uji Mediasi Hipotesis 13 ............................................................... 113

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang berusaha

melakukan perubahan agar menjadi negara yang maju. Usaha yang dilakukan

demi terlaksananya perubahan tersebut dilakukan dengan pelaksanaan

pembangunan di berbagai sektor, diantaranya sektor industri, pendidikan,

maupun sosisal. Tentunya dalam proses merealisasikan pembangunan

tersebut Indonesia membutuhkan suntikan dana yang besar. Dana yang

digunakan untuk pelaksanaan pembangunan itu sendiri salah satunya berasal

dari pajak.

Berdasarkan tinjauan segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan

sumber daya dari sektor privat ke sektor publik. Pemindahan sumber daya

tersebut tentu akan mempengaruhi beberapa aspek diantaranya daya beli

(purchasing power) atau kemampuan belanja (spending power) dari sektor

privat. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam penerimaan

pajak maka penerimaan pajak tersebut harus dikelola dengan baik dan benar

oleh pihak yang berwenang.

Pajak berperan strategis bagi keuangan negara Indonesia yaitu untuk

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun, yang

peranannya sekitar 70% hingga 75%. Usaha yang

2

dibutuhkan untuk mengelola penerimaan pajak dengan baik dan benar

semakin besar karena dapat kita lihat sendiri pajak memiliki peranan

mencapai lebih dari 50% bagi APBN setiap tahunnya.

Pengelolaan pajak yang baik dan benar juga bukan merupakan satu-

satunya tugas yang harus dijalankan oleh pemerintah, namun tugas salah satu

tugas lain pemerintah yang harus mendapatkan perhatian lebih khusus adalah

memaksimalkan penerimaan pajak. Dalam upayanya memaksimalkan

penerimaan pajak, pemerintah dapat melakukan dua upaya diantaranya

ekstentifikasi dan intensifikasi pajak (Prihastanti, 2012). Ekstentifikasi pajak

merupakan upaya memperluas subjek dan objek pajak serta penyesuaian tarif.

Ekstentifikasi pajak dapat dilakukan dengan cara perluasan wajib pajak,

penyempurnaan tarif, dan perluasan objek pajak. Sedangkan intensifikasi

pajak merupakan peningkatan intensitas pungutan terhadap suatu objek pajak

yang potensial namum belum tergarap atau terjaring pajak serta memperbaiki

kinerja pemungutan pajak. Intensifikasi pajak dapat dilakukan dengan cara

penyempurnaan administrasi pajak, peningkatan mutu pegawai atau petugas

pemungut, dan penyempurnaan undang-undang pajak.

Kenyataan yang sebenarnya dalam praktik, wajib pajak cenderung ingin

membayar pajak dengan nominal yang serendah-rendahnya. Kecenderungan

tersebut membuat makin banyak upaya yang dilakukan oleh wajib pajak guna

memperkecil kewajiban perpajakannya. Berbagai cara dilakukan setiap wajib

pajak agar bisa meminimalkan beban pajaknya, baik melalui cara-cara yang

3

diperkenankan oleh Undang-Undang yang berlaku, maupun melalui cara-cara

yang bertentangan dengan Undang-Undang.

Upaya dalam meminimalkan beban pajak yang dilakukan oleh wajib

pajak dikenal sebagai penghindaran pajak. Penghindaran pajak ini dianggap

tidak bertentangan dengan hukum karena dianggap lebih kepada pemanfaatan

celah dalam undang-undang perpajakan. Kenyataannya tidak semua wajib

pajak dapat melakukan penghindaran pajak sebab mereka tidak mungkin

menghindari kewajiban atau identitas perpajakan yang sudah melekat pada

dirinya.

Apabila penghindaran pajak ini sudah tidak dapat dilakukan maka besar

kemungkinan wajib pajak akan melakukan cara lain, diantaranya dengan cara

yang disebut sebagai tax evasion. Tax evasion dapat diartikan sebagai

manipulasi secara ilegal atas penghasilannya untuk memperkecil jumlah

pajak yang akan menjadi bebannya. Meskipun pada dasarnya penghindaran

pajak dan tax evasion mempunyai sasaran yang sama, yaitu mengurangi

beban pajak namun usaha yang dilakukan untuk melakukan tax evasion

merupakan perbuatan ilegal dan melanggar undang-undang perpajakan.

Tax evasion sendiri tidak serta merta dilakukan hanya karena suatu pihak

menginginkannya, tetapi juga didukung dengan adanya kesempatan dan

adanya tekanan untuk melakukannya. Kesempatan ini dapat timbul dari

berbagai macam aspek, diantaranya kurangnya penegakan hukum atau

penerapan sanksi terhadap pelaku tax evasion di Indonesia sendiri, keadilan

perpajakan yang mungkin masih dipertanyakan dibeberapa lapisan

4

masyarakat, dan niat yang sudah tertanam dari dalam diri wajib pajak itu

sendiri. Kurangnya penegakan hukum atau perhatian terhadap hal-hal yang

sudah disebutkan pada kalimat sebelumnya tersebut dapat menjadi salah satu

penyebab terdorongnya suatu pihak melakukan tax evasion, karena pihak

yang melakukan tax evasion merasa bahwa tindakan yang akan mereka

lakukan tidak akan terdeteksi dan walaupun jika nantinya akan terdeteksi,

kemungkinan besar hukuman yang didapatkan tergolong ringan sehingga

mereka berani untuk melakukannya dan mengambil segala risiko yang akan

ditanggungnya. Salah satu aspek lain yang dapat mendorong suatu pihak

melakukan tax evasion adalah sosiodemografi, dimana usia, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, status pernikahan menjadi pertimbangan lain suatu pihak

melakukan tax evasion. Pada fenomena yang terjadi belakangan ini, banyak

pihak yang melakukan tax evasion pada usia yang cukup dikatakan sudah

matang dan tidak seharusnya melakukan tindakan tersebut, sehingga ini

menjadi pertanyaan bagi kita semua apakah dorongan yang menjadikan

mereka melakukan tindakan tax evasion.

Salah satu indikasi adanya praktik tax evasion sendiri dapat dilihat dari

data target dan realisasi penerimaan pajak dari suatu negara (Suminarsasi,

2012). Hasil data yang didapatkan menunjukkan bahwa sampai saat ini

pendapatan pemerintah dari sektor pajak belum maksimal dengan kata lain

realisasi pendapatan pajak belum mencapai target penerimaan yang dibuat,

yang terangkum dalam gambar grafik di halaman selanjutnya.

5

Gambar 1.1

Grafik Target dan Realisasi Pajak 6 Tahun Terakhir

(dalam Triliun Rupiah)

Sumber: Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2019)

Grafik di atas menunjukkan bahwa pendapatan pemerintah yang berasal

dari pajak belum maksimal, dapat kita lihat dari presentase penerimaan pajak

bahwa dari 5 (lima) tahun terakhir penerimaan pajak belum pernah mencapai

100%. Data ini mengindikasikan bahwa ada beberapa hal yang dapat

menyebabkan tidak maksimalnya penerimaan dalam sektor pajak, salah satu

diantaranya ialah ada beberapa wajib pajak yang tidak patuh akan kewajiban

perpajakannya yaitu tidak membayar pajaknya.

Berdasarkan Laporan Realisasi APBN Edisi 2018, secara keseluruhan

ada 5 (lima) sektor terbesar penerimaan pajak yang berkontribusi sekitar 76%

2014 2015 2016 2017 2018

Target (T) 1246,1 1489,3 1539,2 1427,7 1424

Realisasi (R) 1146,9 1240,4 1285 1251,1 1316

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak

6

dari seluruh total penerimaan yang ada. Adapun 5 (lima) sektor terbesar ini

adalah sektor Industri Pengelolaan (Manufaktur), Perdagangan, Jasa

Keuangan, Konstruksi, dan Pertambangan. Jika dilihat dari kelima sektor

yang mendominasi penerimaan pajak yang ada, maka dapat dikatakan bahwa

penerimaan pajak ini masih sangat terkonsentrasi pada sektor yang

keuntungannya bergantung kepada faktor eksternal. Faktor eksternal itu

sendiri seperti menurunnya harga komoditas dan energi, itulah yang menjadi

faktor utama yang menyebabkan turunnya penerimaan sektor perpajakan

beberapa tahun terakhir ini. Potensi pajak yang berasal dari kelima sektor

tersebut memang cukup besar, namun sangat rentan terhadap kondisi

perekonomian global. Jika perekonomian global mengalami ketidakstabilan

maka secara otomatis penerimaan pajak juga akan terkena dampaknya.

Kasus-kasus kejahatan pajak tidak hanya terjadi di Indonesia, bahkan di

negara berkembang lainnya (Zirman, 2015). Pemeriksaan pajak, sanksi, dan

denda yang berat dianggap sebagai srtategi yang ampuh untuk memerangi

kejahatan pajak menurut pendekatan ekonomi klasik.

Indonesia seharusnya membangun kekuatan ekonomi dalam negeri

karena kondisi perekonomian yang masih sangat bergantung kepada kondisi

perekonomian global membuat Indonesia sedikit lemah karena tidak

mempunyai kekuatan ekonomi tersendiri. Selain itu, Indonesia juga masih

sangat lemah dalam permasalahan kepatuhan perpajakan. Kepatuhan wajib

pajak akan kewajiban perpajakannya masih sangat rendah, yang tercermin

dari tax ratio yang sangat rendah hanya sebesar 14,3% dan menempati posisi

7

ke—8 di Negara Asia pada tahun 2013 berdasarkan informasi APBN 2016.

Menurut Koordinator Indonesia Coruption Watch (ICW) bahwa meskipun

tidak mudah dibuktikan, rendahnya tax ratio Indonesia merupakan indikasi

kuat adanya korupsi di sektor pajak.

Modus utama korupsi di sektor pajak adalah negosiasi antara pembayar

pajak dan petugas pajak, sehingga yang yang seharusnya masuk ke kas negara

disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Hal ini dapat dibuktikan dengan

terjadinya sederet praktik tax evasion yang melibatkan pihak dari kantor

pelayanan pajak. Tax evasion pada praktiknya kadang kala tidak sepenuhnya

kesalahan Wajib Pajak semata, namun peran petugas pajak pun banyak

dibutuhkan guna mendukung praktik tax evasion.

Beberapa kasus tax evasion yang terjadi di Indonesia diantaranya

dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1.1

Fenomena Kasus Tax evasion di Indonesia

No.

Tersangka

Dugaan

Kasus Tax

evasion

(Tahun)

Tuduhan

Kasus

Kecurangan

KPP /

Perusahaan

yang Terlibat

Sanksi Bagi Fiskus

/ Wajib Pajak

(Tuduhan Kasus

Kecurangan)

1. David

Kenny

Naftali

(2013)

Penipuan,

penggelapan,

dan

pemalsuan

dokumen

CV Sispak

Anugerah, KPP

Sunter Jakarta

Utara Nusantara

Mendapat sanksi

dari KPP Jakarta

Sunter dan

mendapatkan

membayar pajak

berikut dendanya

hingga Maret 2013.

8

No.

Tersangka

Dugaan

Kasus Tax

evasion

(Tahun)

Tuduhan

Kasus

Kecurangan

KPP /

Perusahaan

yang Terlibat

Sanksi Bagi Fiskus

/ Wajib Pajak

(Tuduhan Kasus

Kecurangan)

2. Purdi

Chandra

(2014)

Penggelapan

pajak,

melakukan

pelaporan

SPT tahunan

dengan tidak

benar

Pidana penjara

selama enam bulan

dikurangi selama

masa tahanan denda

sebesar 1 (satu) kali

pajak terhutangg

yangtidak atau

kurang dibayar dari

pajak yang tidak

disetor tersebut atau

sejumlah Rp

1.208.326.750

3. YO, NWS,

AS (2015)

Penggelapan

Pajak,

penerbitan

faktur pajak

yang tidak

berdasarkan

transaksi

yang

sebenarnya.

PT TD, PT

CBT, PT CAP

Hukuman pidana 2

bulan dan paling

lama 6 tahun dan

tidak berdasarkan

transaksi yang

sebenarnya denda

paling sedikit 2 kali

dan paling banyak 6

kali lipat dari jumlah

pajak dalam faktur

pajak.

4. Robert

Martin

Sitompul

(2015)

PT Anugerah

Terus Abadi

Sejahtera

(ATAS)

Vonis hukuman

penjara selama 3

tahun dan denda dua

kali lipat yang

dijatuhkan ke PT

ATAS.

(Tax evasion dengan

menerbitkan faktur

fiktif, bukti

pemotongan,

pemungutan, dan

setoran pajak fiktif.)

5. Mulyadi

Adli

(2016)

PT Geurete

Meugah Perkasa

Vonis hukuman

penjara selama 2

tahun 3 bulan

subsider enam bulan

kurungan.

(Tax evasion dengan

9

No.

Tersangka

Dugaan

Kasus Tax

evasion

(Tahun)

Tuduhan

Kasus

Kecurangan

KPP /

Perusahaan

yang Terlibat

Sanksi Bagi Fiskus

/ Wajib Pajak

(Tuduhan Kasus

Kecurangan)

memungut PPN

tanpa SPT dan tidak

disetor ke kas

negara.)

6. Hugo

Sambudi

(2016)

CV Tando Jaya Vonis hukuman

1tahun 4 bulan

penjara dan denda

Rp 996 juta subsider

kurungan selama 2

bulan.

(Tax evasion dengan

tidak menyetorkan

pajak yang

terhutang).

7. Hendro

Gunawan,

Tiandi

Lukman,

dan Rudi

Nasution

(2017)

KKP Adi

Dharma Medan,

PT Jasa

Sumatera

Travelindo dan

PT Putri Windu

Semesta.

Untuk Hendro

Gunawan dan Tiandi

Lukman divonis

hukuman masing-

masing 2 tahun 8

bulan penjara dan

denda masing-

masing Rp 20 miliar

subsider 1 tahun 6

bulan, sedangkan

Rudi Nasution 1

tahun 6 bulan

penjara.

8. Anthony

Liando

(2018)

KPP Pratama

Ambon dan CV

Angin Timur

Vonis hukuman 3

tahun penjara dan

denda sebesar Rp

150juta subsider 3

bulan penjara.

(Tax evasion bekerja

sama dengan Kepala

KPP Pratama

Ambon dari

kewajiban

perpajakannya yang

seharusnya Rp 1,7 –

10

No.

Tersangka

Dugaan

Kasus Tax

evasion

(Tahun)

Tuduhan

Kasus

Kecurangan

KPP /

Perusahaan

yang Terlibat

Sanksi Bagi Fiskus

/ Wajib Pajak

(Tuduhan Kasus

Kecurangan)

2,4 milyar menjadi

hanya sebesar Rp

1,037 milyar)

Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2019.

Tabel di atas menunjukkan berbagai macam kasus tax evasion yang

dilakukan dengan berbagai macam modus. Daftar kasus ini memberikan

gambaran kepada kita semua bahwa maraknya praktik tax evasion di negeri

ini. Contoh pada kasus tahun 2018 yaitu Anthony Liando seorang pengusaha

bahan bangunan melakukan tax evasion bersama dengan Kepala KPP

Pratama Ambon yaitu La Masikamba. Anthony Liando dan La Masikamba

membuat kesepakatan yaitu mengurangi kewajiban perpajakan Anthony

Liando yang seharusnya Rp 1,7 – 2,4 Milyar menjadi Rp 1,037 Milyar dan

memberikan La Masikamba sejumlah kompensasi yaitu sebesar Rp 320 juta

yang akan diberikan bertahap. Sebesar Rp 120 juta diberikan di awal

kesepakatan dan Rp 200 juta diberikan pada saat Anthony menerima surat

ketetapan pajak. Dalam kasus ini dapat kita ketahui sebagai praktik

penghindaran pajak secara tidak legal.

Pajak dihindari secara tidak legal dalam tax evasion. Wajib Pajak tidak

dapat mengabaikan sama sekali ketentuan formal perpajakan yang melekat

pada dirinya, namun wajib pajak dapat melakukan tindakan lain seperti

memalsukan dokumen, dan mengisi data kurang lengkap dan tidak benar

guna menghindari kewajiban perpajakannya sehingga fiskus tidak dapat

11

menerbitkan ketetapan pajak yang melekat pada dirinya secara benar. Lebih

parah lagi, tax evasion dapat berupa praktik dimana Wajib Pajak sama sekali

tidak melaporkan dan membayarkan kewajiban perpajakannya yang akan

memberikan dampak pada penerimaan pajak.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan

oleh (Zirman, 2015). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah dengan adanya penambahan variabel independen. Pada

penelitian kali ini, penulis menggunakan variabel independen penegakan

hukum, keadilan pajak, religiusitas, dan sosiodemografi. Sedangkan

penelitian sebelumnya menggunakan variabel independen penegakan hukum

dan gender saja. Selain itu pada penelitian sebelumnya dilakukan di KPP

Pratama Tampan Pekanbaru sedangkan penulis melakukan penelitian di

beberapa KPP Pratama wilayah Bogor. Terakhir, pada penelitian sebelumnya

menggunakan teknik analisis Stuctural Equation Model sedangkan kali ini

penulis menggunakan teknik analisis jalur.

Berdasarkan uraian diatas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian

lebih lanjut karena maraknya kasus-kasus kecurangan pajak seperti tax

evasion yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu seperti wajib pajak dan

fiskus. Selain itu, penulis berharap dengan adanya penelitian ini dapatt

bermanfaat bagi wajib pajak, fiskus, maupun pihak-pihak terkait agar dapat

menurunkan angka kasus kecurangan pajak khususnya tax evasion.

12

Untuk itu peneliti memilih judul “Pengaruh Penegakan Hukum,

Keadilan Pajak, Religiusitas, dam Sosiodemografi, terhadap Tax evasion

dengan Tax Morale sebagai Variabel Intervening”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka identifikasi masalah yang hendak

diteliti dalam penelitian ini adalah terkait permasalahan-permaslahan yang

dihadapi oleh Direktorat Jendral Pajak, misalnya :

1. Adanya wajib pajak yang tidak mentaati peraturan terkaitan hukum

tentang pajak;

2. Adanya perbedaan perilaku terhadap pajak yang dipengaruhi oleh

sosiodemografi;

3. Adanya beberapa wajib pajak yang mungkin beranggapan bahwa pajak

belumlah diterapkan sacara adil;

4. Adanya wajib pajak dan fiskus yang tidak memiliki moral pajak; dan

5. Adanya praktik tax evasion yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka pembatasan masalah yang

hendak diteliti dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menguji pengaruh penegakan hukum, keadilan pajak, religiusitas,

sosiodemografi dan pengarruh tax morale terhadap tax evasion.

Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dalam memaksimalkan

penerimaan pajak sangatlah banyak namun penelitian ini hanya berfokus

13

untuk menguji penegakan hukum, keadilan pajak, religiusitas,

sosiodemografi, dan dampak tax morale terhadap tax evasion.

2. Menguji wajib pajak orang pribadi yang berada diwilayah Bogor

Sampel yang akan digunakan merupakan wajib pajak pribadi yang

mendapatkan penghasilan dari pekerjaan tetap maupun bebas yang

berdomisili di wilayah Bogor.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan yang

hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah penegakan hukum berpengaruh positif terhadap tax morale?

2. Apakah keadilan pajak berpengaruh positif terhadap tax morale?

3. Apakah religiusitas berpengaruh positif terhadap tax morale?

4. Apakah sosiodemografii berpengaruh positif terhadap tax morale?

5. Apakah penegakan hukum berpengaruh negatif terhadap tax evasion?

6. Apakah keadilan pajak berpengaruh negatif terhadap tax evasion?

7. Apakah religiusitas berpengaruh negatif terhadap tax evasion?

8. Apakah sosiodemografi berpengaruh negatif terhadap tax evasion?

9. Apakah tax morale berpengaruh negatif terhadap tax evasion?

10. Apakah penegakan hukum mempengaruhi tax evasion melalui tax

morale?

11. Apakah keadilan pajak mempengaruhi tax evasion melaui tax morale?

12. Apakah religiusitas mempengaruhi tax evasion melalui tax morale?

13. Apakah sosiodemografi mempengaruhi tax evasion melalui tax morale?

14

E. Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut :

1. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax morale;

2. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax morale;

3. Pengaruh religiusitas terhadap tax morale;

4. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax morale;

5. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax evasion;

6. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax evasion;

7. Pengaruh religiusitas terhadap tax evasion;

8. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax evasion;

9. Pengaruh tax morale terhadap tax evasion;

10. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax evasion melalui tax morale;

11. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax evasion melalui tax morale;

12. Pengaruh religiusitas terhadap tax evasion melalui tax morale; dan

13. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax evasion melalui tax morale.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penulisan, penelitian ini dapat bermanfaat untuk

pihak-pihak terkait yang dijabarkan pada halaman selanjutnya.

1. Kontribusi Teoritis

a. Mahasiswa jurusan akuntansi, sebagai bahan referensi untuk

menambah ilmu pengetahuan terkait dengan penegakan hukum,

15

keadilan pajak, religiusitas, sosiodemografi, tax morale, dan tax

evasion.

b. Penelitian berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang

akan melaksanakan peneltian lebih lanjut mengenai topik ini.

c. Penulis, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai dampak tax morale dalam memediasi pengaruh penegakan

hukum, keadilan pajak, religiusitas, sosiodemografi, terhadap tax

evasion.

2. Kontribusi Praktis

a. Wajib Pajak. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat

menumbuhkan kesadaran para wajib pajak untuk memenuhi

kewajiban perpajakannya.

b. Direktorat Jendral Pajak. Penelitian ini juga diharapkan dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam setiap pengambilan

keputusan dan aspek-aspek yang dapat diperhatikan dalam upaya

memaksimalkan penerimaan pajak setiap tahunnya.

16

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Planned Behavior

Teori planned behavior merupakan suatu teori yang menjelaskan

detrminan perilaku tertentu. Faktor sentral dari perilaku individu adalah

bahwa perilaku itu dipengaruhi oleh niat individu (behavior intention)

terhadap perilaku tertentu tersebut (Ajzen, 1991).

Niat untuk berperilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor.

Pertama adalah behavior belief, yaitu keyakinan akan hasil dari suatu

perilaku dan evaluasi atau penilaian terhadap hasil perilaku tersebut.

Keyakinan dan evaluasi atau penilaian terhadap hasil dari suatu perilaku

tersebut kemudain akan membentuk variabel sikap (attitude). Kedua

adalah normative belief, yaitu keyakinan individu terhadap harapan

normatif individu atau orang lain yang menjadi referensi seperti keluarga,

teman, atasan, atau konsultan pajak untuk menyetujui atau menolak

melakukan sutau perilaku yang diberikan. Ketiga adalah control belief,

yaitu keyakinan individu yang didasarkan pada pengalaman masa lalu

dengan perilaku, serta faktor atau hal-hal yang mendukung atau

menghambat persepsinya atas perilaku.

Keyakinan ini membentuk variabel kontrol perilaku yang

dipersepsikan (perceived behavioral control). Faktor utama dalam teori

17

ini adalah niat seseorang untuk melaksanakan perilaku dimana niat

diindikasikan dengan seberapa kuat keinginan seseorang untuk mencoba

atau seberapa besar usaha yang dilakukan untuk melaksanakan perilaku

tersebut. Umumnya, semakin besar kemungkinan perilaku tersebut

dicapai atau dilaksanakan (Ajzen, 1991).

Kombinasi dari sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan

persepsi atas kontrol perilaku (perceived behavior control),

mengakibatkan terbentuknya intensi perilaku (behavioral intention).

Sebagai suatu kaidah umum bahwa sikap yang favorable disertai dengan

norma subjektif (subjektif norm) yang sesuai dengan adanya perceived

control yang memadai, maka akan menyebabkan kuatnya intensi

(intention) untuk berperilaku tertentu.

Adanya derajat aktual control yang cukup terhadap suatu perilaku,

maka individu akan mengekspresikan intensi (intention), jika kesempatan

muncul. Akan tetapi, karena banyak perilaku sulit untuk dilakukan

karena minimnya pendukung internal dan lingkungan, dan dengan

kemauan yang terbatas, maka perlu mempertimbangkan hadirnya

persepsi atas kontrol perilaku (perceived control behavior) sebagai suatu

yang dapat memicu timbulnya intensi (intention). Secara lebih lanjut

bahwa persepsi atas kontrol perilaku (perceived control behavior) dapat

sebagai pengendali kontrol aktual (actual control), dan memberikan

prediksi terhadap perilaku.

18

Perilaku tax evasion sangat erat hubungannya dengan sikap Wajib

Pajak itu sendiri dimana sikap Wajib Pajak tersebut dipengaruhi oleh

faktor sentral, yaitu niat individu yang tertanam dari dalam dirinya

sehingga teori planned behavior ini sangat relevan menjadi teori

pendukung pada penelitian ini.

2. Teori Atribusi

Atribusi adalah memperkirakan apa yang menyebabkan orang lain

itu berperilaku tertentu. Menurut Myers (1996), kecenderungan memberi

atribusi disebabkan oleh kecenderungan manusia untuk menjelaskan

segala sesuatu, termasuk apa yang ada dibalik perilaku orang lain.

Atribution theory (teori sifat) merupakan posisi tanpa perlu disadari pada

saat melakukan sesuatu menyebabkan orang-orang yang sedang

menjalani sejumlah tes bisa memastikan apakah perkataan-perkataan dan

perbuatan-perbuatan orang lain dapat merefleksikan sifat-sifat

karakteristik yang tersembunyi dalam dirinya, atau hanya berupa reaksi-

reaksi yang dipaksakan terhadap situasi tertentu.

Kajian tentang atribusi pada awalnya dilakukan oleh Heider 1958.

Menurut Heider, setiap individu pada dasarnya adalah seseorang ilmuan

semu (pseudo scientist) yang berusaha untuk mengerti tingkah laku orang

lain dengan mengumpulkan dan memadukan potongan-potongan

informasi sampai mereka tiba pada sebuah penjelasan masuk akal tentang

sebab-sebab orang lain bertingkah laku tertentu, dengan kata lain

19

seseorang itu selalu berusaha untuk mencari sebab mengapa seseorang

berbuat dengan cara-cara tertentu.

Atribusi mengacu pada bagaimana orang menjelaskan penyebab

perilaku orang lain atau dirinya sendiri. Pada dasarnya, teori atribusi

menyatakan bahwa bila individu mengamati perilaku orang lain, mereka

mencoba untuk menentukan apakah itu ditimbulkan secara internal atau

eksternal perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang

diyakini dan berada di bawah kendali pribadi individu itu sendiri dalam

keadaan sadar, seperti ciri kepribadian, kesadaran, dan kemampuan.

Sedangkan perilaku yang disebabkan secara eksternal adalah perilaku

yang dipengaruhi dari luar, yang artinya individu akan terpaksa

berperilaku karena situasi, seperti adanya pengaruh sosial dari orang lain.

Penentuan internal dan eksternal bergantung kepada tiga faktor

yaitu kekhususan, konsensus, dan konsisten. Kekhususan artinya

seseorang akan mempersepsikan perilaku individu lain secara berbeda

dalam situasi yang berlainan. Apabila perilaku seseorang dianggap suatu

hal yang luar biasa, maka individu lain yang bertindak sebagai pengamat

akan memberikan atribusi eksternal terhadap perilaku tersebut.

Sebaliknya jika hal itu dianggap hal yang biasa, maka akan dinilai

sebagai atribusi internal.

Konsensus artinya jika semua orang mempunyai kesamaan

pendangan dalam merespon perilaku seseorang dalam situasi yang sama.

Apabila konsensusnya tinggi, maka termasuk atribusi internal.

20

Sebaliknya jika konsensusnya rendah, maka termasuk atribusi eksternal.

Faktor terakhir adalah konsistensi, yaitu jika seorang menilai perilaku-

perilaku orang lain dengan respon sama dari waktu ke waktu. Semakin

konsisten perilaku itu, orang akan menghubungkan hal tersebut dengan

sebab-sebab internal.

Perilaku tax evasion terkait dengan sikap wajib pajak dalam

membuat penilaian terhadap pajak itu sendiri. Persepsi seseorang untuk

membuat penilaian mengenai sesuatu sangat dipengaruhi oleh kondisi

internal maupun eksternal orang tersebut. Teori atribusi juga relevan

untuk menerangkan maksud di atas.

3. Penegakan Hukum

Hukum sebagai padanan kata dari sitilah Jerman Recht, istilah

Perancis Droit, dan istilah Italia Diritto diartikan sebagai tata perilaku

yang mengatur manusia, dan merupakan tatanan pemaksa.

Hukum sebagai social engineering atau social planning berarti

bahwa hukum sebagai alat yang digunakan oleh agen of change atau

pelopor perubahan yang diberi kepercayaan oleh masyarakat sebagai

pemimpin untuk mengubah masyarakat seperti yang dikehendaki atau

direncanakan. Hukum sebagai tatanan perilaku yang mengatur manusia

dan merupakan tatanan pemaksa, maka agar hukum dapat berfungsi

efektif mengubah perilaku dan memaksa manusia untuk melaksanakan

nilai-nilai yang ada dalam kaidah hukum, maka hukum tersebut harus

disebarluaskan sehingga dapat melembaga dalam masyarakat.

21

Pelembagaan hukum dalam masyarakat memang sangatlah perlu,

namun dilakukannya penegakan hukum (law enforcement) juga sangatlah

penting karena sebagai bagian dari rangkaian proses hukum yang

meliputi pembuatan hukum, penegakan hukum, peradilan serta

administrasi keadilan. Penegakan hukum dianggap sebagai pelaksanaan

hukum secara konkrit dalam kehidupan masyarakat. Setelah pembuatan

hukum dilakukan, maka harus dilakukan pelaksanaan konkrit dalam

kehidupan sehari-hari, dan hal tersebut merupakan bagian dari penegakan

hukum.

Penegakan diartikan sebagai kegiatan menyerasikan hubungan

nilai-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah, pandangan-pandangan

yang mantap dan mengejawantahkannya dalam sikap, tindak sebagai

serangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk mencitptakan kedamaian

pergaulan hidup. Penegakan hukum juga dapat dikatakan sebagai

interaksi antara berbagai perilaku golongan masyarakat yang mewakili

seluruh kepentingan yang berbeda-beda yang diatur dalam suatu aturan

yang telah disepakati. Oleh karena itu, penegakan hukum tidak dapat

dianggap semata-mata sebagai suatu proses menerapkan hukum dalam

suatu negara. Lebih luas lagi bahwa penegakan hukum akan melibatkan

dimensi perilaku manusia yang mengakibatkan kita dapat mengetahui

bahwa akan banyak permasalahan-permasalahan yang timbul akibat

adanya ketidakselarasan perilaku manusia.

22

Penegakan hukum pada hakikatnya adalah penegakan norma-

norma hukum, baik yang berfungsi suruhan atau berfungsi lain seperti

memberi kuasa, dan membolehkan. Berdasarkan Pasal 29 Undang-

Undang Nomor 28 tahun 2007, Direktorat Jendral Pajak berwenang

untuk menguji kepatuhan wajib pajak dan melakukan penegakkan

peraturan perpajakan (law enforcement) melalui pemeriksaan pajak,

penyidikan pajak, dan penagihan pajak (Wulan, 2013).

4. Keadilan Pajak

Keadilan dalam persepsi setiap individu sering kali dianggap

berbeda-beda. Keadilan itu sendiripun ada di dalam berbagai bidang,

diantaranya ekonomi, hukum, pendidikan, budaya, dan lain sebagainya.

Sedangkan dalam bidang ekonomi kita dapat melihat keadilan dari

berbagai macam perspektif, salah satunya ialah penerapan keadilan

dalam pajak. Keadilan pajak adalah keadilan dalam menerapkan sistem

perpajakan yang ada (Kurniawati dan Toly, 2014). Salah satu dari

berbagai macam fokus pemerintah dalam penerapan pajak di negaranya

bukan hanya sekedar dilihat dari sisi penerimaan pajaknya saja, tetapi

pemerintah juga harus memastikan apakah pajak tersebut sudah adil bagi

seluruh lapisan masyarakat di negaranya. Keadilan tersebut diwujudkaan

guna menciptakan rasa percaya terhadap pemerintah agar setiap wajib

pajak mau memenuhi kewajiban perpajakannya.

Perlu kita ketahui, oleh karena Indonesia menganut self assessment

system, maka prinsip keadilan ini sangat diperlukan agar tidak

23

menimbulkan perlawanan-perlawanan pajak seperti tax evasion dan

penghindaran pajak (tax avoidance) yang marak terjadi akhir-akhir ini.

Sesuai dengan tujuan hukum, yaitu mencapai suatu keadilan, maka

undang-undang dan pelaksanaan pemungutan pajak harus adil bagi

seluruh lapisan masyarakat. Adil yang dimaksudkan dalam perundang-

undangan adalah mengenakan tarif pajak secara umum dan merata, serta

disesuaikan dengan kemampuan masing-masing wajib pajaknya.

Sedangkan adil dalam pelaksanaannya adalah dengan memberikan hak

kepada wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan dalam

pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan

Pajak.

Seperti yang sudah disebutkan pada paragraf sebelumnya bahwa

keadilan dalam pajak diperlukan agar tidak terjadi perlawanan pajak

seperti tax aviodance dan tax evasion yang marak terjadi pada beberapa

tahun belakangan ini. Menurut (Ardyaksa dan Kiswanto, 2014) keadilan

sistem perpajakan diukur dengan tiga indikator, yaitu keadilan horizontal

dan keadilan vertikal pemungutan pajak, keadilan dalam penyusunan

undang-undang pajak, dan keadilan dalam penerapan ketentuan

perpajakan.

5. Tax Evasion

Tax evasion merupakan suatu tindakan yang mengacu pada sesuatu

yang dianggap benar dan salah berdasarkan pada peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Tax evasion dianggap sebagai usaha yang

24

dilakukan oleh wajib pajak untuk meringankan beban pajak dengan cara

melanggar undang-undang (Ayem dan Listiani, 2018). Dalam konteks

ini, wajib pajak mengabaikan peraturan perundang-undangan yang

berlaku terkait dengan kewajiban perpajakannya dengan berbagai cara

seperti memalsukan dokumen atau dengan mengisi data yang tidak valid.

Ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan Wajib Pajak

untuk melakukan penghindaran pajak. Pertama adalah adanya peluang

untuk melakukan penghindaran pajak karena ketentuan perpajakan yang

ada belum mengatur secara jelas mengenai ketentuan-ketentuan tertentu.

Pada dasarnya, peraturan perpajakan setiap tahunnya sangat penting

untuk di upgrade sesuai dengan keadaan yang sebenarnya karena

peraturan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku seharusnya memang

merefleksikan keadaan yang sebenarnya agar wajib pajak tidak merasa

bingung dan melaksanakan kewajiban perpajakannya sehingga tidak ada

kesempatan untuk melakukan segala bentuk kecurangan pajak termasuk

tax evasion. Kedua adalah kemungkinan perbuatannya akan terdeteksi

relatif kecil. Ketiga adalah manfaat yang akan diperoleh relatif lebih

besar daripada risiko yang harus ditanggungnya. Alasan kedua dan ketiga

merupakan alasan yang saling terkait sebab kemungkinan terdeteksinya

perbuatan tersebut relatif kecil maka wajib pajak mengaanggap bahwa

risiko melekat pada dirinya juga akan relatif kecil dan manfaat yang akan

didapatnya dianggap lebih besar daripada risiko yang akan ia hadapi

maka ini menjadi salah satu alasan atau dapat dikatakan pendorong

25

seseorang untuk melakukan tax evasion. Keempat adalah sanksi pajak

yang tidak terlau berat. Kelima adalah ketentuan perpajakan tidak

berlaku sama terhadap seluruh wajib pajak. Dan keenam adalah

pelaksanaan penegakan hukum yang bervariasi.

Tax evasion menimbulkan berbagai akibat dari berbagai bidang

seperti bidang keuangan, ekonomi dan psikologi. Dalam bidang

keuangan, tax evasion akan menimbulkan kerugian bagi negara sebab

pajak merupakan salah satu indikator pendapatan negara yang dominan

dan memiliki kontribusi yang besar kepada pembangunan nasional, maka

tindakan ini dapat dikatakan sebagai tindakan yang tidak etis.

6. Religiusitas

Religiusitas seperti yang didefinisikan oleh Mokhlis (2008) adalah

kepercayaan kepada Tuhan yang disertai dengan komitmen untuk

mengikuti prinsip-prinsip yang diyakini ditetapkan oleh Tuhan.

Religiusitas merupakan hubungan pribadi dengan pribadi ilahi Yang

Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Maha Penyayang (Tuhan) yang

berkonsekuensi hasrat untuk berkenaan kepada pribadi ilahi itu dengan

melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Religiusitas

merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan manusia dan

diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas religiusitas

bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan ibadah, tetapi juga pada

saat melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan supranatural.

Bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat

26

dilihat mata, tapi juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati

seseorang.

Banyak pakar yang mendefinisikan tentang religiusitas, yang

dirumuskan dengan bahasa yang berbeda. Salah satunya memberikan

pengertian bahwa religiusitas adalah penghayatan agama seseorang yang

menyangkut simbol, keyakinan, nilai dan perilaku yang didorong oleh

kekuatan spiritual. Dalam pengertian lain dari religiusitas adalah

intensitas keberagamaan. Jadi, sikap religiusitas merupakan integrasi

secara kompleks antara pengetahuan agama, perasaan serta tindakan

keagamaan dalam diri seseorang. Religiusitas dapat dilihat dari aktivitas

beragama dalam kehidupan sehari-hari yang dilaksanakan secara rutin

dan konsisten. Menurut Sondang M Rajagukguk dan Fitri Sulistianti

(2002) religiusitas termasuk keyakinan tentang perilaku yang baik dan

pada survei opini pembayar pajak ditemukan bahwa lebih dari 50%

responden mengakui bahwa kata hati mereka akan sangat terganggu

(bersalah) sebagai akibat dari melakukan suatu kecurangan.

7. Sosiodemografi

Sosiodemografi berasal dari dua kata yaitu sosio dan demografi.

Sosiodemografi sendiri mempunyai beberapa karakteristik meliputi

umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, besar keluarga, dan pekerjaan.

Namun, dalam penelitian kali ini penulis hanya menggunakan

karakteristik umur dan tingkat pendidikan yang dijadikan sebagai model

dalam penelitian kali ini.

27

Dalam konteks perpajakan, sosiodemografi menjadi penentu yang

paling penting dalam berperilaku, dan juga dalam membentuk moral-

etika pajak. Banyak teori mengenai pengaruh faktor sosio demografi

terhadap perilaku kepatuhan yang telah dikembangkan melalui psikologi

sosial. Menurut Torgler, Schneider, and Schaltegger (2010) yang

melakukan penelitian dinegara Europe, North dan Latin America serta

Transition dan Asian Countries menemukan bahwa dalam hal

menjalankan kebijakan fiskal orang yang lebih tua lebih sensitif terhadap

ancaman sanksi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa umur

berpengaruh signifikan dan positif terhadap tax morale atau tax

complience. Selain itu juga berdasarkan hasil penelitian Torgler et. al.,

(2010) menunjukkan bahwa perempuan mempunyai moral pajak yang

lebih tinggi daripada laki-laki.

Selanjutnya pendidikan dibedakan menjadi 2 macam yaitu

pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal adalah

pendidikan yang ditempuh melalui jalur pendidikan formal dan

berjenjang mulai dari sekolah dasar atau sederajat, sekolah menengah

pertama atau sederajat, sekolah menengah umum atau sederajat,

pendidikan diploma atau sederajat, dan pendidikan diperguruan tinggi,

seddangkan pendidikan informal adalah pendidikan yang ditempuh diluar

pendidikan formal dan bersifat berkelanjutan, misalnya kursus, pelatiha,

dan seminar-seminar maupun lokakarya.

28

8. Tax Morale

Moral perpajakan (tax morale) dapat didefinisikan sebagai

motivasi untuk mematuhi dan membayar pajak sehingga berkontribusi

secara sukarela pada penyediaan barang-barang publik (Torgler et. al.,

2010). Moral pajak merupakan determinan kunci yang dapat

menjelaskan mengapa orang jujur dalam masalah perpajakan

(Cahyonowati, 2011)

Teori yang erat kaitannya dengan moral wajib pajak adalah theory

of moral reasoning. Theory of moral reasoning dalam konteks kepatuhan

pajak menyatakan bahwa keputusan moral terutama dipengaruhi oleh

perlakuan terhadap sanksi pada tingkat moral reasoning yang rendah,

pengharapan akan adanya keadilan pada tingkat moderat, dan issue

keadilan pada tingkat yang tertinggi. Wajib pajak yang lebih

menggunakan moral dalam pengambilan keputusan pembayaran pajak

akan lebih memilih tindakan yang tidak menyimpang dalam pemenuhan

kewajiban perpajakannya dibandingkan dengan wajib pajak lainnya.

Wajib pajak dengan tingkat moral yang sama tetapi memiliki persepsi

yang berbeda akan memiliki reaksi yang berbeda terhadap kepatuhan

pajak.

29

C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-pnelitian terdahulu

mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel

2.1 halaman berikutnya.

30

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Fatimah & Wardani

(2017)

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Tax evasion

Di Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Temanggung

Variabel keadilan

pajak dan tax

evasion.

Peneliti terdahulu

melakukan

penelitian di

temanggung

sedangkan peneliti

melakukan

penelitian di Jakarta.

Peneliti terdahulu

menggunakan model

regresi berganda.

Berdasarkan pada data yang

telah dikumpulkan dan

pengujian yang telah

dilakukan terhadap

permasalahan dengan

menggunakan model regresi

berganda, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel

sistem perpajakan, norma

subjektif, diskriminasi,

kualitas pelayanan pajak dan

kemungkinan terdeteksinya

kecurangan tidak

berpengaruh terhadap tax

evasion sedangkan keadilan

pajak dan kepatuhan pajak

berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap tax

evasion.

Bersambung pada halaman selanjutnya.

31

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Bersambung pada halaman selanjutnya.

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

2. Wankhar and Diana

(2016)

Pengaruh Money Ethics

terhadap Tax Evasion

dengan Religiosity, Gender,

Materialism sebagai

variabel moderating.

Variabel Religiosity.

Variabel Gender.

Variabel Money

Ethics. Variabel

Materialism.

Variabel Tax

Evasion

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pertama, variabel

money ethics dan tax evasion

berpengaruh signifikan secara

simultan. Kedua, interaksi

money ethics dengan intrinsic

religiosity dapat mengurangi

tax evasion. Ketiga, interaksi

money ethics dengan extrinsic

religiosiyt tidak berpengaruh

signifikan terhadap tax vasion.

Keempat, interaksi money

ethics dengan gender memiliki

pengaruh positif signifikan

terhadap tax evasion. Kelima,

interaksi money ethics dengan

materialisme memiliki

pengaruh signifikan terhadap

tax evasion.

32

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Bersambung pada halaman selanjutnya.

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

3. Zirman (2015) Pengaruh Penegakan

Hukum dan gender

Terhadap Penggelepan

Pajak dimediasi oleh Moral

Pajak

Variabel Penegakan

hukum, tax evasion,

dan moral pajak.

Penelitian kuantitatif

menggunakan survey.

Variabel gender

menjadi subvariabel

dan digantikan oleh

sosiodemografi dan

tambahan variabel

Religiusitas.

Populasi tidak

terbatas hanya dari

satu KPP.

Penegakan hukum

berpengaruh positif

signifikan terhadap moral

pajak.Sedangkan gender

tidak berpengaruh terhadap

moral pajak. Moral pajak

berpengaruh negatif

signifikan terhadap tax

evasion. Moral pajak

memediasi secara penuh

hubungan penegakan hukum

dengan tax evasion. moral

pajak tidak terbukti

memediasi pengaruh gender

terhadap tax evasion.

33

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

4. Ganda Frisno and

Tjen (2015)

Dampak Faktor-Faktor

Demografi Terhadap

kepatuhan Perpajakan di

Indonesia

Variabel demografi.

Penelitian kuantitatif

menggunakan survey.

Variabel kepatuhan

pajak dan tax

evasion. Objek

penelitian.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

responden perempuan dan

laki-laki memiliki kepatuhan

perpajakan yang sama. Hasil

penelitian juga menunjukkan

bahwa tidak ada perbedaan

kepatuhan perpajakan antara

responden yang sudah

menikah dengan yang belum

menikah. Variabel

independen tingkat

pendidikan, jenis pekerjaan,

dan tingkat penghasilan

berkorelasi secara signifikan

terhadap kepatuhan

perpajakan.

Bersambung pada halaman selanjutnya.

34

Tabel 2.1 (Lanjutan)

Bersambung pada halaman selanjutnya.

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

5. Angelina and

Mangoting (2014)

Pengaruh Pandangan

Sosial, Usia, dan

kepercayaan Kepada

Pemerintah Terhadap

Praktik Tax evasion di

Surabaya.

Variabel Tax evasion

dan usia.

Variabel usia

menjadi subvariabel

dan digantikan

dengan variabel

sosiodemografi.

Pengolahan data

menggunakan

software Smart PLS.

Lokasi penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian

dan analisis bahwa secara

simultan dan parsial faktor

pandangan sosial, usia, dan

tingkat kepercayaan terhadap

pemerintah berpengaruh

terhadap tindakan tax

evasion oleh wajib pajak.

Hasil analisis menyimpulkan

ketiga variabel tersebut

memberikan penjelasan 52%

terhadap praktik pajak yang

terjadi di Surabaya.

35

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

6. R. Mcgee, Aljaaidi,

and Musaibah

(2012)

The Ethics of Tax

Evasion: A Survey

of Administrative

Sciences’ Student

in Yamen

Variabel tax evasion. Variabel ethics.

Responden. Lokasi

penelitian. Tahun

penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan tax

evasion dianggap etis dalam beberapa

keadaan seperti jika sistem pajak tidak

adil, pemerintah korup atau boros, atau

jika pemerintah terlibat dalam

pelanggaran hak asasi manusia. Namun

mayoritas responden menentang

pandangan bahwa penggelapan pajak

selalu atau hampir selalu etis. Responden

juga berpandangan bahwa sebagai

muslim adalah tidak etis untuk

menghindari pajak.

7. Torgler, Schaffner,

and Macintyre

(2007)

Tax Compliance,

Tax Morale, and

Governance

Quality.

Variabel tax morale. Variabel tax

compliance.Variabel

governance quality.

Lokasi penelitian.

Responden

penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan korelasi

yang kuat antara moral pajak dan

penghindaran pajak / kepatuhan

menegaskan nilai mengambil penelitian

selangkah lebih maju dengan melihat

determinan moral pajak.

Bersambung pada halaman selanjutnya.

36

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

8. Ardyaksa &

Kiswanto (2014)

Pengaruh Keadilan, Tarif

Pajak, Ketepatan

Pengalokasian,

Kecurangan, Teknologi

dan Informasi Perpajakan

terhadap Tax Evasion.

Variabel keadilan dan

tax evasion.

Pengolahan data

menggunakan SPSS.

Variabel tarif pajak,

ketepatan

pengalokasian,

kecurangan, dan

teknologi informasi.

Dilakukan di

Kabupaten Pati.

Ketepatan pengalokasian

pengeluaran dan teknologi

informasi perpajakan secara

parsial berpengaruh negatif

terhadap penggelapan pajak.

Keadilan sistem perpajakan, tarif

pajak, dan kemungkinan

terdeteksinya kecurangan secara

parsial tidak berpengaruh

terhadap penggelapan pajak.

Secara keseluruhan kelima

variabel berpengaruh secara

simultan terhadap penggelapan

pajak.

9. Budiarto, Nurmalisa,

& Yennisa (2017)

Hubungan antara

Religiusitas dan

Machiaellian dengan Tax

Evasion: Riset

Berdasarkan Gender.

Variabel religiusitas

dan tax evasion.

Variabel

machiavellian.

Hasil penelitian membuktikan

bahwa religiusitas berpengaruh

signifikan terhadap tax evasion

sementara machiavellian tidak

berpengaruh signifikan terhadap

tax evasion.

Bersambung pada halaman selanjutnya.

37

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

10. Friskianti &

Handayani (2014)

Pengaruh Self Assessment

System, Keadilan,

Teknologi Perpajakan, dan

Ketidakpercayaan kepada

Fiskus terhadap Tindakan

Tax Evasion.

Variabel keadilan dan

tax evasion.

Pengolahan data

menggunakan SPSS.

Variabel Self

Assessment,

teknologi

perpajakan,

ketidakpercayaan

kepada fiskus.

Penelitian dilakukan

di Kabupaten

Batang.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa self

assessment system, keadilan,

teknologi perpajakan, dan

ketidakpercayaan kepada

pihak fiskus berpengaruh

simultan terhadap tindakan

tax evasion. Variabel self

assessment system, keadilan,

teknologi perpajakan, secara

parsial tidak berpengaruh

terhadap tindakan tax

evasion. Sedangkan

ketidakpercayaan kepada

pihak fiskus secara parsial

berpengaruh terhadap

tindakan tax evasion.

Bersambung pada halaman selanjutnya.

38

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metode Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

11. Ayem & Listiani,

(2018)

Pengaruh Sosialisasi

Perpajakan, Penegakan

Hukum, dan Sanksi

Perpajakan terhadap

Persepsi Wajib Pajak

Mengenai Penggelapan

Pajak (Tax Evasion).

Variabel penegakan

hukum dan tax

evasion.

Pengolahan data

menggunakan SPSS.

Variabel sosialisasi

perpajakan dan

sanksi perpajakan.

Hasil uji regresi

menunjukkan bahwa

pengaruh sosialisasi pajak,

penegakan hukum, dan

denda pajak secara simultan

berpengaruh terhadap

persepsi wajib pajak tentang

penggelapan pajak.

Sedangkan sosialisasi

perpajakan tidak

berpengaruh terhadap

persepsi wajib pajak

mengenai penggelapan

pajak, penegakan hukum

berpengaruh negatif terhadap

persepsi wajib pajak

mengenai penggelapan

pajak, dan anksi perpajakan

berpengaruh positif terhadap

persepsi wajib pajak

mengenai penggelapan

pajak.

Sumber: Berbagai referensi diolah, 2019.

39

D. Dasar Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Morale

Penelitian yang dilakukan oleh Zirman (2015) tentang pengaruh

penegakan hukum dan gender terhadap tax evasion dimediasi oleh moral

pajak menemukan bahwa penegakan hukum berpengaruh positif

signifikan terhadap moral pajak. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa

moral pajak memediasi pengaruh penegakan hukum terhadap tax

evasion, namun tidak memediasi pengaruh gender terhadap tax evasion.

Maka dengan meningkatkan penegakan hukum yang ada, diyakini juga

dapat meningkatkan moral pajak seorang wajib pajak untuk

melaksanakan kewajiban perpajakannya tanpa melakukan hal-hal yang

dianggap melanggar peraturan perundang-undangan. Oleh karena hasil

tersebut, maka tindakan menyimpang untuk melakukan tax evasion dapat

diminimalisir dengan adanya penegakan hukum. Hasil penelitian ini

mendukung hasil penelitian Torgler et. al. (2010) yang menyatakan

bahwa penegakan hukum mempengaruhi moral pajak (tax morale).

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fuadi (2014)

menunjukkan hasil bahwa penegakan hukum tidak berpengaruh parsial

terhadap ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi yang melakukan

kegiatan usaha.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zirman (2015),

Torgler et. al. (2010) , dan Fuadi (2014) maka hipotesis alternatif sebagai

berikut :

40

H1: Penegakan hukum berpengaruh positif terhadap tax morale

2. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Morale

Berdasarkan hasil penelitian Alasfour, Samy, and Roberta, (2016)

keputusan ketidakpatuhan pajak (moral pajak) individu dipengaruhi

secara positif oleh tarif pajak dan oleh sistem perpajakan yang dianggap

tidak adil. Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa semakin tinggi

atau semakin baik keadilan pajak yang diterapkan maka akan

meningkatkan moral pajak suatu individu. Sadiarjo dan Sau (2014) juga

menemukan bahwa agama, kebanggaan nasional, keadilan perpajakan,

kepercayaan pada pemerintah berpengaruh positif dan signifikan

terhadap moral pajak. Sementara itu, sikap politik berpengaruh positif

tetapi tidak signifikan terhadap moral pajak dengan menggunakan data

kuantitatif yang diisi oleh wajib pajak orang pribadi sebanyak 74.

Hasil penelitian tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi

tingkat religiusitas, kebanggaan nasional, keadilan perpajakan, dan

kepercayaan pada pemerintah maka semakin baik pula moral pajak yang

dimiliki oleh individu tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipostesis alternatif sebagai

berikut:

H2: Keadilan pajak berpengaruh positif terhadap tax morale

41

3. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Morale

Torgler (2006) melakukan penelitian yang lebih luas mengenai

peran religiusitas dan penelitiannya mengungkapkan bahwa moral pajak

(tax morale) dipengaruhi secara positif oleh religiusitas di Kanada.

Torgler (2006) juga mengeksplorasi norma agama dalam rangka untuk

memahami masalah kepatuhan pajak dengan mencakup lebih dari 30

negara. Penelitian dari Stack dan Kposowa (2011) memperkuat

kesimpulan bahwa orang-orang tanpa afiliasi keagamaan lebih mungkin

untuk melakukan penipuan pajak sebagai kegiatan yang dapat diterima.

Penelitian mengenai kepatuhan pajak secara umum menunjukkan

bahwa hubungan yang positif antara religiusitas dengan kepatuhan pajak

atau hubungan negatif antara religiusitas dan tax evasion. Hasil tersebut

juga ditunjukkan berdasarkan peneitian yang dilakukan oleh Mayasari

dan Muslim (2013) mendapatkan bahwa religiusitas berpengaruh

signifikan terhadap moral pajak yang akibatnya dapat mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai

berikut:

H3: Religiusitas berpengaruh positif terhadap tax morale

4. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Morale

Hasil penelitian Torgler et. al. (2010) dan Mcgee and Smith (2007)

menunjukkan bahwa perempuan mempunyai tingkat kepatuhan pajak

yang lebih tinggi daripada laki-laki, namun tidak adanya perbedaan akses

42

pendidikan antara perempuan dan laki-laki di Indonesia menjadi alasan

mengapa kepatuhan perpajakan perempuan dan laki-laki di Indonesia

sama.

Namun dalam penelitian Ganda Frisno and Tjen (2015) yang

meneliti tentang Dampak Faktor-Faktor Demografi terhadap Kepatuhan

Perpajakan di Indonesia menguji apakah jenis kelamin, umur, tingkat

pendidikan, status pernikahan, jenis pekerjaan, dan tingkat penghasilan

berpengaruh terhadap kepatuhan pajak menunjukkan hasil bahwa jenis

kelamin berpengaruh tidak signifikan dan memiliki dengan arah negatif

terhadap kepatuhan perpajakan dengan kekutan hubungan yang sangat

lemah. Namun hubungan umur terhadap kepatuhan pajak berhubungan

signifikan dengan arah hubungan negatif yang artinya semakin

bertambah umur seseorang, maka kepatuhan perpajakannya semakin

rendah.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif adalah sebagai

berikut :

H4: Sosiodemogafi berpengaruh positif terhadap tax morale

5. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion

Hasil penelitian Zirman (2015) menunjukkan bahwa penegakan

hukum berpengaruh signifikan terhadap tax evasion. Hasil penelitian ini

mengindikasikan bahwa semakin tingginya penegakan hukum di suatu

negara makan akan menurunkan kecenderungan praktik tax evasion yang

terjadi di negara tersebut.

43

Hasil penelitian ini konsisten dengan pernyataan Schneider and

Enste (2000) yang menunjukkan bahwa penegakan hukum yang lemah

mendorong terjadinya korupsi dan tax evasion. Hasil penelitian lain yang

dilakukan oleh Cummings, Martinez, McKee, dan Torgler (2009) juga

menyatakan bahwa sanksi hukum akan menyebabkan berkurangnya tax

evasion dan meningkatkan kepatuhan pajak melalui efek jeranya.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis alternatif adalah sebagai

berikut :

H5: Penegakan hukum berpengaruh negatif terhadap tax evasion.

6. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suminarsasi dan Supriadi

(2011) menunjukkan bawah keadilan pajak memiliki pengaruh positif

terhadap persepsi wajib pajak menenai etika tax evasion tidak terdukung

dan sejalan dengan hasil penelitian McGee yang mengemukakan bahwa

tax evasion dianggap sebagai perilaku yang tidak pernah beretika.

Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Fatimah dan Wardani, 2017) yang menunjukkan bahwa keadilan pajak

berpengaruh signifikan negatif terhadap tax evasion. Namun penelitian

yang dilakukan oleh (Ardyaksa dan Kiswanto, 2014) menunjukkan hasil

yang berbeda. Ardyaksa dan Kiswanto (2014) membuktikan bahwa

persepsi keadilan pajak tidak berpengaruh terhadap tax evasion.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis aternatif adalah sebagai

berikut:

44

H6: Keadilan pajak berpengaruh negatif terhadap tax evasion.

7. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax evasion

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Richardson (2008)

menemukan bahwa dari 47 negara menemukan terdapat hubungan yang

negatif antara individu dengan tingkat religiusitas yang tinggi dengan tax

evasion. Hasil regresi menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

penghindaran ketidakpastian dan semakin rendah tingkat individualisme,

penegakan hukum, kepercayaan pada pemerintah, dan religiusitas, maka

semakin tinggi tingkat penghindaran pajak lintas negara.

Namun penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian yang

dilakukan (Basri, 2015) bahwa religiusitas tidak berpengaruh pada etika

penggelapan pajak. Beradasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif

adalah sebagai berikut:

H7: Religiusitas berpengaruh negatif terhadap tax evasion.

8. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh R. W. Mcgee (2006)

yang mencoba membandingkan antara staff pengajar dan mahasiswa

bisnis di Romania. Seperti diungkapkan maka semakin bertambah usia

maka seseorang akan bersikap lebih etis. Semakin bertambah usia, maka

semakin pula ia menentang praktik tax evasion.

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan (Ganda Frisno dan

Tjen, 2015) membuktikan bahwa tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan

45

berpengaruh pada kepatuhan perpajakan. Sedangkan jenis kelamin, umur,

dan status pernikahan tidak berpengaruh pada kepatuhan perpajakan.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif adalah sebagai

berikut:

H8: Sosiodemografi berpengaruh negatif terhadap tax evasion.

9. Pengaruh Tax Morale terhadap Tax Evasion

Hasil penelitian Zirman (2015) menunjukkan bahwa moral pajak

berpengaruh negatif terhadap tax evasion. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa semakin meningkatnya moral pajak seorang wajib pajak maka

akan menurunkan kecenderungan praktik tax evasion yang terdaftar pada

KPP Pratama Tampan.

Selain itu, Torgler et. al. (2010) menemukan bahwa moral pajak

sorang wajib pajak sangat dipengaruhi oleh perilaku kepatuhan wajib

pajak lainnya. Dengan adanya hal ini, maka diduga moral pajak dapat

berpengaruh terhadap tax evasion sebab dengan dipengaruhinya moral

pajak seseorang oleh perilaku kepatuhan wajib pajak lainnya maka besar

kemungkinan perilaku yang mempengaruhinya bukan hanya perilaku

yang baik tetapi juga perilaku buruk seperti praktik tax evasion.

Dengan semakin moral seseorang untuk tidak patuh atau tidak

melaksanakan kewajiban perpajakannya maka semakin besar pula niat

sesorang untuk melakukan praktik tax evasion.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif adalah sebagai

berikut:

46

H9: Tax Morale berpengaruh negatif terhadap tax evasion

10. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion melalui Tax

Morale

Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Zirman, 2015)

menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif signifikan antara

penegakan hukum terhadap tax morale yang. Hasil penelitian ini

mengindikasikan bahwa dengan dilakukan peningkatan penegakan

hukum maka akan meningkatkan moral pajak wajib pajak pada KPP

Pratama Tampan. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa

moral pajak memediasi secara penuh hubungan penegakan hukum

dengan tax evasion. Hal ini menunjukan hubungan bahwa dengan

meningkatkan penegakan hukum maka akan meningkatkan moral pajak

yang akhirnya juga akan menurunkan angka praktik tax evasion.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis alternatif adalah sebagai

berikut:

H10: Penegakan hukum berpengaruh terhadap tax evasion melalui

tax morale.

11. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion melalui Tax Morale

Penelitian yang dilakukan oleh (Fatimah dan Wardani, 2017)

menunjukkan bahwa keadilan pajak berpengaruh signifikan negatif

terhadap tax evasion. Namun penelitian yang dilakukan oleh (Ardyaksa

dan Kiswanto, 2014) menunjukkan hasil yang berbeda. Ardyaksa dan

47

Kiswanto (2014) membuktikan bahwa persepsi keadilan pajak tidak

berpengaruh terhadap tax evasion. Berdasarkan uraian diatas, maka

hipotesis aternatif adalah sebagai berikut:

H11: Keadilan pajak berpengaruh terhadap tax evasion melalui tax

morale.

12. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion melalui Tax Morale

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Basri, 2015) menunjukkan

bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara religiusitas dengan

kepatuhan perpajakan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

(Cahyonowati, 2011) juga menunjukkan bahwa religiusitas tidak

mendukut dapat meningkatkan moral perpajakan seseorang. Dua hasil

penelitian tersebut dapat disebabkan oleh sulitnya mengukur secara

kuantitatif tingkat religiusitas seseorang.

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Mayasari dan

Muslim, 2013) menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara

religiusitas terhadap moral pajak. Hal tersebut menjelaskan bahwa

semakin tinggi tingkat religiusitas yang dimiliki oleh seorang wajib pajak

maka akan meningkatkan moral pajak seoarang wajib pajak. Berdasarkan

uraian diatas, maka hipotesis aternatif adalah sebagai berikut:

H12: Religiusitas berpengaruh terhadap tax evasion melalui tax

morale.

48

13. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion melalui Tax Morale

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Ganda Frisno dan Tjen,

2015) membuktikan bahwa tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan

berpengaruh pada kepatuhan perpajakan. Sedangkan jenis kelamin, umur,

dan status pernikahan tidak berpengaruh pada kepatuhan perpajakan.

Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Lasmana dan Tjaraka (2011)

menunjukkan bahwa umur, gender, dan pendidikan mempengaruhi

hubungan moral-etika pajak dan intensi wajib pajak di Surabaya.

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis aternatif adalah sebagai

berikut:

H13: Sosiodemografi berpengaruh terhadap tax evasion melalui tax

morale.

49

E. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikirian penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1

sebagai berikut.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Teori: Wajib Pajak harus

mematuhi Undang-Undang

Perpajakan yang Berlaku

Praktik: Masih Banyak terdapat

Kasus-kasus Tax evasion yang

dilakukan oleh WP dengan

bertindak menyimpang dari UU

Perpajakan

GAP

Pengaruh Pengegakan Hukum, Keadilan Pajak, Religiusitas, dan

Sosiodemografi terhadap Tax evasion dimediasi oleh Tax Morale

Basis Teori: Teori Planned Behavior dan Teori Atribusi

Metode Analisis: Analisis Jalur

Hasil yang diharapkan

Kesimpulan, Implikasi, Saran

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan

metode kuantitatif. Metode kuantitatif ini didukung dengan perolehan data

yang didapat dari penyebaran kuesioner. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis hubungan atau pengaruh variabel independen yaitu penegakan

hukum, keadilan pajak, religiusitas, dan sosiodemografi terhadap variabel

dependen, yaitu tax evasion dengan tax morale sebagai variabel intervening.

Agar penelitian ini tidak bias, maka peneliti mengerucutkan ruang lingkup

penelitian hanya pada wilayah Bogor.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan suatu kelompok yang dapat berupa orang atau

kejadian yang hendak diteliti. Sedangkan sampel merupakan bagian dari

populasi yang dijadikan objek sebagai hasil dari penelitiannya.

Selanjutnya setelah peneliti menentukan ruang lingkup penelitian

maka peneliti akan menentukan populasi dan sampelnya. Populasi

dalam penelitian ini berupa Wajib Pajak yang berada di wilayah Kanwil

DJP Jawa Barat III. Selanjutnya sampel yang hendak diteliti oleh peneliti

adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang berada di wilayah Bogor.

51

Alasan peneliti memilih wilayah Bogor karena alasan kemudahan dan

kecepatan dalam pengumpulan data.

2. Metode Pengambilan Sampel

Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode

convenience sampling yaitu metode pengumpulan data sacara random

bergantung kepada kesediaan responden dan bagi siapa saja yang mudah

dihubungi dan ditemui.

Pemilihan motode convenience sampling dalam penelitian ini

dimaksudkan guna mengantisipasi adanya kemungkinan tidak

didapatkannya jawaban, selain itu juga guna mengantisipasi agar jumlah

responden yang didapatkan sesuai dengan target penelitian agar hasil

penelitian dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data primer.

Data tersebut diperoleh dari data-data penelitian terdahulu, dalam

mengumpulkan data-data tersebut penulis menggunakan dua cara yaitu

penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Data yang diperoleh oleh peneliti terkait masalah yang diteliti

melalui buku, jurnal, thesis, dan sumber-sumber lain yang jelas dan

terpercaya yang berkaitan dengan judul penelitian.

52

2. Penelitian lapangan (Field Research)

Peneitian ini menggunakan data primer yang didapatkan langsung

dari pihak pertama sebagai data utama yang diperoleh melalui penelitian

lapangan. Pada penelitian ini wajib pajak orang pribadi menjadi subjek

penelitian. Peneliti mengirimkan sebuah kuisioner kepada masing-masing

subjek secara langsung atau melalui perantara guna memperoleh data

yang diinginkan. Data primer didapatkan dengan menggunakan daftar

pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan

informasi dari wajib pajak orang pribadi yang berada pada wilayah

Bogor sebagai responden dalam penelitian.

Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing

indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuisioner yang telah

dibagikan kepada wajib pajak orang pribadi yang berada pada wilayah

Bogor sebagai responden dalam penelitian ini.

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Pada bagian kali ini akan diuraikan defiisi masing-masing variabel yang

digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.

1. Penegakan Hukum

Penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan nilai-

nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah, pandangan-pandangan yang

mantap dan mengejawantahkannya dalam sikap, tindak sebagai

serangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk mencitptakan kedamaian

pergaulan hidup.

53

Penegakan hukum pada hakikatnya adalah penegakan norma-

norma hukum,baik yang berfungsi suruhan atau berfungsi lain seperti

memberi kuasa, dan membolehkan.

Pengukuran variabel ini menggunakan indikator yang digunakan

oleh Rusmawanti and Wardani (2015). Variabel ini diukur dengan skala

likert yang berkaitan dengan 5 (lima) pilihan, yaitu: (1) Sangat Tidak

Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju.

2. Keadilan Pajak

Keadilan pajak menurut Mardiasmo (2009) terbagi menjadi dua,

yaitu adil dalam perundang-undangan dan adil dalam pelaksanaannya.

Adil dalam perundang-undangan adalah mengenakan tarif pajak secara

umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing

wajib pajaknya. Sedangkan adil dalam pelaksanaannya adalah dengan

memberikan hak kepada wajib pajak untuk mengajukan keberatan,

penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis

Pertimbangan Pajak.

Pengukuran variabel ini menggunakan indikator yang digunakan

oleh (Fatimah dan Wardani, 2017). Variabel ini diukur dengan

menggunakan skala likert yang berkaitan dengan 5 (lima) pilihan, yaitu:

(1) Sangat Tidak Setuju, (2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, (5)

Sangat Setuju.

54

3. Religiusitas

Religiusitas seperti yang didefinisikan oleh Mokhlis (2008) adalah

kepercayaan kepada Tuhan yang disertai dengan komitmen untuk

mengikuti prinsip-prinsip yang diyakini ditetapkan oleh Tuhan.

Pengukuran variabel ini menggunakan indikator yang digunakan

oleh (Budiarto et. al., 2017). Variabel ini diukur dengan skala likert yang

berkaitan dengan 5 (lima) pilihan, yaitu: (1) Sangat Tidak Setuju, (2)

Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju.

4. Sosiodemografi

Menurut Multilingual Demographic Dictionary, demografi adalah:

“..... the scientific study of human populations in primarily with the

respect to their size,their structure (composition) and their development

(change)”.

Sosiodemografi sendiri mempunyai beberapa karakteristik meliputi

umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, besar keluarga, dan pekerjaan.

Pengukuran variabel ini menggunakan indikator yang digunakan

oleh (Subradiyah, 2013). Variabel ini diukur dengan skala nominal yang

berkaitan dengan usia dan tingkat pendidikan.

5. Tax Morale

Moral perpajakan (tax morale) dapat didefinisikan sebagai

motivasi untuk mematuhi dan membayar pajak sehingga berkontribusi

secara sukarela pada penyediaan barang-barang publik (Torgler et. al.,

2010). Penelitian ini menggunakan tax morale sebagai variabel

55

intervening dimana variabel intervening adalah tipe variabel yang

mempengaruhi hubungan antara variabel-variabel independen dengan

variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung

Pengukuran variabel ini menggunakan indikator yang digunakan

oleh (Astuti dan Panjaitan, 2018). Variabel ini diukur dengan skala likert

yang berkaitan dengan 5 (lima) pilihan, yaitu: (1) Sangat Tidak Setuju,

(2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju.

6. Tax evasion

Tax evasion dianggap sebagai usaha yang dilakukan oleh wajib

pajak untuk meringankan beban pajak dengan cara melanggar undang-

undang.. Dalam konteks ini, wajib pajak mengabaikan peraturan

perundang-undangan yang berlaku terkait dengan kewajiban

perpajakannya dengan berbagai cara seperti memalsukan dokumen atau

dengan mengisi data yang tidak valid.

Pengukuran variabel ini menggunakan indikator yang digunakan

oleh (Fatimah & Wardani, 2017). Variabel ini diukur dengan skala likert

yang berkaitan dengan 5 (lima) pilihan, yaitu: (1) Sangat Tidak Setuju,

(2) Tidak Setuju, (3) Netral, (4) Setuju, (5) Sangat Setuju.

56

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Indikator Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Penegakan

Hukum (X1)

(Sumber:

Rusmawanti dan

Wardani 2015)

1. Penerapan sanksi pajak 1

Skala Ordinal

(Likert)

2. Perlakuan adil 2

3. Sanksi yang memberatkan 3

4. Pengenaan sanksi sebagai

sarana mendidik 4

5. Penegakan hukum pajak

harus tanpa toleransi 5

Keadilan Pajak

(X2)

(Sumber:

Fatimah dan

Wardani, 2017)

1. Pembagian beban pajak

kepada wajib pajak

seimbang

6

Skala Ordinal

(Likert)

2. Pembagian beban pajak

sesuai dengan penghasilan

wajib pajak

7- 8

3. Pembagian beban pajak

sesuai kemampuan wajib

pajak

9

Religiusitas

(X2)

(Sumber:

(Budiarto et. al.,

2017)

Tingkat keyakinan wajib pajak

pada agama yang dianutnya 10 - 16 Skala Ordinal

(Likert)

Sosiodemografi

(X3)

(Sumber:

Subradiyah,

2013)

1. Usia 17

Skala

Nominal

2. Pendidikan 18

Bersambung pada halaman selanjutnya

57

Variabel Indikator Butir

Pertanyaan

Skala

Pengukuran

Tax Morale

(Z)

(Sumber: Astuti

dan Panjaitan,

2018)

1. Kemauan membayar pajak 19

Skala Ordinal

(Likert)

2. Prinsip Hidup 20

3. Melanggar etika 21 - 22

4. Melanggar Prosedur 23

5. Perasaan Bersalah 24 – 26

Tax Evasion

(Y)

(Sumber:

Fatimah dan

Wardani, 2017)

1. Tidak mendaftarkan diri

atau menyalahgunakan

NPWP

27 – 28

Skala Ordinal

(Likert)

2. Tidak menyampaikan SPT

tepat pada waktunya 29

3. Menyampaikan SPT

dengan tidak benar 30 – 31

4. Tidak menyetorkan

pajakyang telah dipungut

atau dipotong

32

5. Melaporkan pendapatan

lebih kecil dari seharusnya 33

Sumber: Diolah dari berbagai referensi, 2018.

E. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis data statistik deskriptif, uji

kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan

58

distribusi). Penelitian kali ini hanya menggunakan rata-rata (mean),

standar deviasi, maksimum, minimum, dan sum untuk statistik deskriptif.

Pada dasarnya statistik deskriptif hanya memberikan gambaran atau

informasi mengenai karakteristik data.

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Validitas

Untuk mengetahui seberapa baik suatu instrumen mengukur

konsep yang seharusnya diukur maka dilakukanlah uji validitas.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel

yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh

peneliti. Penelitian ini menguji 6 (enam) variabel, yaitu penegakan

hukum, keadilan pajak, religiusitas, sosiodemografi, tax morale, dan

tax evasion.

Penelitian ini menggunakan uji validitas Pearson Correlation

yaitu dengan menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari

pertanyaan-pertanyaan. Uji ini dilakukan dengan membandingkan

nilai r hitung dengan r table untuk degree of freedom (df) = n – 2

(Ghozali, 2018:51)

b. Uji Realibilitas

Alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk dinamakan

realibilitas. Suatu kuesioner dapat dikatakan realiabel atau handal

jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau

59

stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran yang memiliki realibilitas

tinggi adalah pengukuran yang menghasilkan data yang reliabel.

Penelitian kali ini menggunakan prngujian Cronbcah’s Alpha.

Dalam pengujian menggunakan Cronbach’s Alpha suatu kuisioner

dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Sarjono

dan Julianita, 2011:45).

3. Uji Asumsi Klasik

Suatu model penelitian dapat disebut sebagai model yang baik jika

memenuhi uji asumsi klasik. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik terdiri

dari uji normalitas, uji heterokedatisitas, dan uji multikolinearitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya

suatu distribusi data. Pada dasarnya, normalitas adalah

membandingkan antara data yang kita milki dan data berdistribusi

normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan

data kita. Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara diantaranya

dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik

Kolmogorov-Smirnov (K-S) (Ghozali, 2018:161).

Analisis grafik digunakan dengan cara melihat grafik histogram

dengan prinsip apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah dari garis diagonal maka data tersebut dapat dikatakan

normal. Namun, jika hanya melihat grafik histogram hal ini akan

menyesatkan khususnya bagi penelitian dengan jumlah sampel yang

60

kecil. Cara lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan

distribusi normal.

Selain kedua cara yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika ingin

penelitian melewati uji normalitas dengan akurat maka dapat

dilakukan uji statistik Kolmogorov-Smirnov(K-S) dengan penentuan

keputusan sebagai berikut (Sarjono dan Julianita, 2011:64):

1. Angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) Sig. > 0,05

menunjukkan data berdistribusi normal.

2. Angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) < 0,05

menunjukkan data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah

hubungan di antara variabelbebas memiliki masalah multikorelasi

(gejala multikolinearittas) atau tidak. Multikorelasi adalah korelasi

yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan di

antara variabel bebas. Uji multikolinearitas perlu dilakukan jika suatu

penelitian memiliki jumlah variabel bebas lebih dari satu. Uji

multikorelasi yang paling sering digunakan adalah dengan melihat

nilai VIF (Variance Inflation Factor) dengan dasar pengambilan

keputusan sebagai berikut (Ghozali, 2018:108):

1) Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas di

antara variabel bebas.

61

2) Jika nilai VIF > 10 maka terjadi gejala multikolinearias di antara

variabelbebas.

c. Uji Heterokedatisitas

Sarjono dan Julianita (2011: 66) menjelaskan bahwa

heterokedatisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama

untuk semua pengamatan/observasi. Jika varians dari residual dari

satu pengamatan ke pengamatan yang laintetap maka disebut

homokedatisitas. Model regresi yang baik adalah terjadi

homokedatisittas dalam model, atau dengan perkataan lain tidak

terjadi heterokedatisitas. Uji heterokedatisitas yang paling serig

digunakan yaitu dengan melihat scatterplot melalui/menggunakan uji

glejser.

Uji metode glejser dapat dilakukan dengan regresi nilai absolut

dari variabel independen. Jika variabel independen secara statistik

menunjukkan nilai yang signifikan untuk mempengaruhi variabel

dependen, maka dapat disimpulkan adanya indikasi

heteroskedastisitas. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan bahwa

penelitian ini bebas dari gangguan heteroskedastisitas adalah salah

satunya dengan melihat batasan koefisien signifikansi yang telah

ditetapkan yaitu 5% (0,05). Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka bisa

disimpulkan tidak ada gangguan heteroskedastisitas atau dapat

disimpulkan terdapat homoskedastisitas.

62

4. Uji Goodness of Fit

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat

diukur dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat

diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik

t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak).

Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada

dalam daerah dimana H0 diterima.

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah

antara nol dan satu. Jika R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2018: 97).

b. Uji Statistik F (Signifikansi Keseluruhan)

Tidak seperti uji t yang menguji signifikansi koefisien regresi

secara individu dengan uji hipotesis terpisah bahwa setiap koefisien

regresi sama dengan nol. Uji F menguji hipotesis gabungan bahwa b1,

b2, dan b3 secara bersama-sama dengan nol, atau:

H0: b1 = b2 = ......... = bk = 0

HA: b1 ≠ b2 ≠ ......... ≠ bk ≠ 0

63

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria

pengambilan keputusan membandingkan nilai F hasil perhitungan

dengan nilai F menurut tabel. Bila F hitung lebih besar daripada nilai

F menurut tabel maka Ha tidak ditolak (Ghozali, 2018:98). Dengan

kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa

semua variabel independen secara serentak dan signifikan

mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2018: 98).

c. Uji Statistik T

Uji statistik t digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh

variabel independen secara individual terhadap variabel dependen.

Untuk melihat seberapa besar pengaruh tersebut dapat dilihat dengan

melihat nilai signifikansinya dengan dasar pengambilan keputusan

(Sarjono dan Julianita, 2011:163):

1) Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai

probabilitas Sig. (Sig. < 0,05), signifikan.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada atau sama dengan nilai

probabilitas Sig. (Sig. > 0,05), tidak signifikan.

5. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, uji hipotesis penegakan hukum diproksikan

dengan PH, keadilan pajak diproksikan dengan KP, religiusitas

diproksikan dengan RLG, sosiodemografi diproksikan dengan SDM, tax

morale diproksikan dengan TM, dan tax evasion diproksikan dengan TE.

64

a. Analisis Jalur

Model path analysis (analisis jalur) digunakan untuk

menganalisis pola hubungan di antara variabel. Model ini bertujuan

untuk mengtahui pengaruh langsung maupun tidak langsung

seperangkat variabel bebas.

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji

analisis jalur:

1) Menentukan model kerangka penelitian berdasarkan paradigma

hubungan antar variabel.

Gambar 3.1

Kerangka Judul Penelitian

2) Membuat struktur jalur hipotesis kerangka penelitian.

Gambar 3.2

Kerangka Jalur Hipotesis Penelitian

65

Kerangka jalur terdiri dari dua persamaan struktural, dimana

X1, X2, X3, dan X4 adalah variabel eksogen dan Y1 dan Y2

adalah variabel endogen. Oleh karena itu, persamaan

strukturannya adalah:

Persamaan substruktur 1: Y1 = P Y1X1 + P Y1X2 + P Y1X3 +

P Y1X4 + Ɛ1

Persamaan substruktur 2: Y2 = P Y2X1 + P Y2X2 + P Y2X3 +

P Y2X4 + P Y2X5 + Ɛ2

3) Menganalisis pengujian dengan SPSS yang terdiri dari dua

langkah, analisis untuk substruktur 1 dan substruktur 2.

Substruktur 1

Persamaan strukturalnya adalah:

P Y1X1 + P Y1X2 + P Y1X3 + P Y1X4 + Ɛ1

Dimana:

P = Koefisien Regresi

Y1 = Tax Morale

X1 = Penegakan Hukum

X2 = Keadilan Pajak

X3 = Religiusitas

X4 = Sosiodemografi

Ɛ1 = error

Pertama adalah dengan menghitung persamaan regresi

dengan aplikasi SPSS dan menggunakan menu analisis. Setelah

66

itu maka didapatkan hasil perhitungan (output) dalam bentuk

tabel model ringkasan, ANOVA, dan koefisien.

Substruktur 1

Persamaan strukturalnya adalah:

Y2 = P Y2X1 + P Y2X2 + P Y2X3 + P Y2X4 + P Y2Y1 + Ɛ2

P = Koefisien Regresi

Y2 = Tax Evasion

X1 = Penegakan Hukum

X2 = Keadilan Pajak

X3 = Religiusitas

X4 = Sosiodemografi

Y1 = Tax Morale

Ɛ1 = error

Langkah selanjutnya adalah menghitung persamaan regresi

dengan aplikasi SPSS dan menggunakan menu analisis. Setelah

itu maka didapatkan hasil perhitungan (output) dalam bentuk

tabel model ringkasan, ANOVA, dan koefisien.

4) Intepretasi Hasil Substruktur 1

a) Analisis Regresi

Melihat pengaruh penegakan hukum, keadilan paja,

religiusitas, dan sosiodemgrafi terhadap tax morale.

1. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax morale.

2. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax morale.

67

3. Pengaruh religiusitas terhadap tax morale.

4. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax morale.

Untuk melihat besarnya pengaruh penegakan hukum, keadilan

pajak, religiusitas, dan sosiodemografi pada tax morale yang

selanjutnya dilakukan adalah uji t yang digunakan secara

parsial. Sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh

menggunakan jumlah beta atau koefisien standar. Maka

langkah pengujian hipotesisnya adalah:

1. Menentukan hipotesis H0 dan H1.

2. Menentukan besarnya thitung (dapat dilihat dalam tabel t).

3. Menghitung besarnya tarif tingkat 0,05 dan Degree of

Freedom (DF) dengan kondisi berikut:

DF = n – 2 (Sarjono dan Julianita, 2011:45)

4. Menetukan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

5. Membuat keputusan mengenai apakah ada pengaruh dari

masing masing variabel X1, X2, X3, X4 dan Y1.

5) Intepretasi Hasil Substruktur 2

a) Analisis Regresi

Melihat pengaruh penegakan hukum, keadilan paja,

religiusitas, dan sosiodemgrafi terhadap tax evasion.

1. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax evasion.

68

2. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax evasion.

3. Pengaruh religiusitas terhadap tax evasion.

4. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax evasion.

5. Pengaruh tax morale terhadap tax evasion.

Untuk melihat besarnya pengaruh penegakan hukum, keadilan

pajak, religiusitas, sosiodemografi, tax morale pada tax

evasion yang selanjutnya dilakukan adalah uji t yang

digunakan secara parsial. Sedangkan untuk melihat besarnya

pengaruh menggunakan jumlah beta atau koefisien standar.

Maka langkah pengujian hipotesisnya adalah:

1. Menentukan hipotesis H0 dan H1.

2. Menentukan besarnya thitung (dapat dilihat dalam tabel t).

3. Menghitung besarnya tarif tingkat 0,05 dan Degree of

Freedom (DF) dengan kondisi berikut:

DF = n – 2 (Sarjono dan Julianita, 2011:45)

4. Menetukan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

5. Membuat keputusan mengenai apakah ada pengaruh dari

masing masing variabel X1, X2, X3, X4, Y1 dan Y2.

69

6) Menghitung Pengaruh atau Efek

a) Pengaruh Langsung

Dalam pengaruh efek langsung menjelaskan bahwa untuk

mengetahui efek langsung menggunakan rumus sebagai

berikut:

1. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax morale

X1 → Y1 (PY1X1)

2. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax morale

X2 → Y1 (PY1X2)

3. Pengaruh religiusitas terhadap tax morale

X3 → Y1 (PY1X3)

4. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax morale

X4 → Y1 (PY1X4)

5. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax evasion

X1 → Y2 (PY2X1)

6. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax evasion

X1 → Y2 (PY2X1)

7. Pengaruh religiusitas terhadap tax evasion

X1 → Y2 (PY2X1)

8. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax evasion

X1 → Y2 (PY2X1)

9. Pengaruh tax morale terhadap tax evasion

X1 → Y2 (PY2X1)

70

b) Pengaruh Tidak Langsung

Pengaruh tidak langsung dalam hal ini menjelaskan bahwa

untuk mengetahui efek tidak langsung menggunakan rumus

sebagai berikut:

1. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax evasion melalui

tax morale

X1 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X1 × PY1Y2)

2. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax evasion melalui tax

morale

X2 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X2 × PY1Y2)

3. Pengaruh religiusitas terhadap tax evasion melalui tax

morale

X3 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X3 × PY1Y2)

4. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax evasion melalu tax

morale

X4 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X4 × PY1Y2)

c) Total Pengaruh

Total Pengaruh menjelaskan bahwa untuk mengetahui

pengaruh atau efek menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Pengaruh penegakan hukum terhadap tax evasion

X1 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X1 × PY2X1)

2. Pengaruh keadilan pajak terhadap tax evasion

X2 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X2 × PY2X2)

71

3. Pengaruh religiusitas terhadap tax evasion

X3 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X3 × PY2X3)

4. Pengaruh sosiodemografi terhadap tax evasion

X4 → Y1 → Y2 (PY1Y2 + (PY1X4 × PY2X4)

7) Membuat kerangka model penelitian II dengan memperhatikan

kedua pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan total

pengaruh pada setiap variabel.

8) Menentukan kesimpulan dar penelitian ini.

b. Uji Sobel

Uji sobel dilakukan untuk menguji hipotesis 10, hipotesis 11,

hipotesis 12, dan hipotesis 13 yaitu pengaruh penegakan hukum

terhadap tax evasion melalui tax morale, pengaruh keadilan pajak

terhadap tax evasion melalui tax morale, pengaruh religiusitas

terhadap tax evasion melalui tax morale, dan pengaruh

sosiodemografi terhadap tax evasion melalui tax morale. Uji sobel

dilakukan untuk menguji kekuatan pengaruh tidak langsung dari

variabel X1, X2, X3, dan X4 pada variabel Y2 melalui Y1. Uji sobel

dalam bentuk rumus pada halaman selanjutnya.

Sab = √𝑏 2𝑆𝑎2+ 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2

t = 𝑎𝑏

𝑆𝑎𝑏

72

dimana:

𝑎 = Nilai Unstandardized Coefficients B X1 atau X2 atau X3

atau X4 ke Y1

𝑏 = Nilai Unstandardized Coefficients B Y1 ke Y2

𝑆𝑎 = Nilai Unstandardized Coefficients Std. Error X1 atau X2

atau X3 atau X4 ke Y1

𝑆𝑏 = Nilai Unstandardized Coefficients Std. Error Y1 ke Y2

t = thitung mediasi

Nilai yang digunakan dalam uji sobel ini adalah nilai

Unstandardized Coefficients untuk membuktikan apakah nilai

pengaruh tidak langsung pada Standardized Coefficients benar

terbukti dan signifikan (Ghozali, 2018: 250). Uji sobel ini dilakukan

untuk melihat apakah pengaruh mediasi hasil dari perkalian koefisien

yang berasal dari output SPSS adalah signifikan atau tidak.

Pengujiannya adalah dengan membandingkan nilai t yang dihasilkan

dari uji sobel dengan t tabel. Apabila nilai thitung dari uji sobel lebih

besar dibandingkan ttabel dengan tingkat signifikan di bawah 5% maka

ada pengaruh mediasi. Selain menggunakan rumus uji sobel di atas,

hasil mediasi yang signifikan di uji dengan program addin axell uji

sobel atau Winnifired’s Mediation Program (WIMP).

73

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen angket atau kuisioner yang

telah disebar dengan objek penelitian adalah Wajib Pajak Orang Pribadi

yang berada di KPP Pratama wilayah Bogor, yang terdiri dari KPP

Pratama Cileungsi yang beralamat di Jalan raya Pemda No. 39 Cibinong

Bogor, KPP Pratama Cibinong yang beralamat di Jalan Aman No. 1

Cibinong Bogor, dan KPP Pratama Bogor yang beralamat di Jalan Sholeh

Iskandar No. 88 Tanah Sereal Bogor.

Pengumpulan sampel diambil dengan metode convenience sampling,

yaitu anggota sampel yang dipilih atau diambil berdasarkan kemudahan

memperoleh data yang dibutuhkan oleh peneliti. Teknik pemilihan

sampel ini dipilih karena pertimbangan lokasi yang mudah dan cepat

untuk dijangkau sehingga dapat memudahkan peneliti dalam

pengumpulan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini dan

dilakukan dengan penyebaran atau pembagian kuisioner pada beberapa

KPP di wilayah Bogor yang dilakukan sejak bulan Juli 2019 sampai

dengan September 2019. Distribusi penyebaran kuisioner dapat dilihat

dalam tabel 4.1.

74

Tabel 4.1

Data Distribusi Penyebaran Kuisioner

No. Nama KPP

Kuisioner

Yang

Dibagikan

Kuisioner

Yang

Kembali

1 KPP Pratama Bogor 30 28

2 KPP Pratama Cibinong 24 23

3 KPP Pratama Cileungsi 130 119

Jumlah 184 170

Sumber: Data primer yang diolah, 2019.

Tabel di atas menunjukkan jumlah kuisioner yang dibagikan

sebanyak 184 yang terdiri dari 30 kuisioner yang dibagikan di KPP

Pratama Bogor, 24 kuisioner yang dibagikan di KPP Pratama Cibinong,

dan 130 kuisioner yang dibagikan di KPP Pratama Cileungsi. Sedangkan

jumlah kuisioner yang kembali sebanyak 170, terdiri dari 28 kuisioner

berasal dari KPP Pratama Bogor, 23 kuisioner berasal dari KPP Pratama

Cibinong, dan 119 kuisioner berasal dari KPP Pratama Cileungsi.

Tabel 4.2

Data Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah

Kuisioner

Presentase

(%)

1 Jumlah kuisioner yang disebar 184 100

2 Jumlah kuisioner yang tidak

kembali 14 7,6

3 Jumlah kuisioner yang tidak dapat

diolah 7 3,8

4 Jumlah kuisioner yang dapat

diolah 163 88,6

Sumber: Data primer diolah, 2019

75

Tabel pada halaman sebelumnya menjelaskan bahwa dari 184

kuisioner yang sudah disebarkan terdapat 14 kuisioner atau sebesar 7,6%

kuisioner yang tidak kembali, 7 kuisioner atau sebesar 3,8% kuisioner

yang tidak dapat diolah, dan 163 kuisioner atau sebesar 88,6% yang

dapat diolah.

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi

pada KPP Pratama di wilayah Bogor. Berikut ini adalah deskripsi

mengenai identitas responden penelitian yang terdisiri dari jenis kelamin,

usia, status pernikahan, pendidikan terakhir, dan pekerjaan.

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Data primer diolah, 2019

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 95 responden

yang didapatkan atau sebesar 58,3% didominasi oleh laki-laki dan

sebanyak 66 responden atau 40,4% didominasi oleh perempuan.

76

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.4 berikut ini akan menyajikan hasil uji deskripsi

responden berdasarkan usia.

Tabel 4.4.

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Sumber: Data primer diolah, 2019

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa seluruh responden terdiri

atas 28 orang atau sebesar 17,2% berusia lebih dari 40 tahun, 60 orang

atau sebesar 36,8% berusia 20-35 tahun, 34 orang atau sebesar 20,9%

berusia 31-35 tahum, dan 16 orang atau sebesar 9,8% berusia 36-40

tahun.

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Tabel 4.5 pada halaman selanjutnya akan disajikan hasil uji

deskripsi responden berdasarkan status pernikahan.

77

Tabel 4.5

Hasil Uji Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Sumber: Data primer diolah, 2019

Tabel 4.5 menjelaskan bahwa dari 163 responden terdiri dari 75

responden atau sebesar 46% berstatus belum menikah dan 89

responden atau sebessar 54% berstatus menikah.

d. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan pendidikan terakhir.

Tabel 4.6

Hasil Uji Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Sumber: Data primer diolah, 2019

Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa seluruh responden terdiri

dari 20 orang berlatar belakang pendidikan D3, 88 orang berlatar

belakang pendidikan lainnya yang terdiri dari SMA dan SMP, 51

78

orang berlatar belakang pendidikan S1, 2 orang berlatar belakang

pendidikan S2, dan 2 orang berlatar belakang pendidikan S3.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi penegakan

hukum (PH), keadilan pajak (KP), religusitas (RLG), sosiodemografi

(SDM), tax morale (TM), dan tax evasion (TE) akan diuji secara statistik

deskriptif seperti yang terlihat pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

T.PH 163 15 23 18,72 1,712

T.KP 163 10 20 15,13 2,085

T.RLG 163 20 35 27,23 2,879

T.SDM 163 2 10 6,04 2,069

T.TM 163 19 36 28,62 2,409

T.TE 163 7 21 11,75 2,980

Valid N

(listwise) 163

Sumber: Data primer yang diolah, 2019.

Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel penegakan hukum

memiliki jawaban minimun responden sebesar 15 dan maksimum sebesar

23, dengan rata-rata total jawaban 18,72 dan standar deviasi sebesar

1,712. Variabel keadilan pajak memiliki jawaban minimum responden

sebesar 10 dan maksimum sebesar 20, dengan rata-rata total jawaban

15,13 dan standar deviasi sebesar 2,085. Variabel religiusitas memiliki

jawaban minimum sponden sebesar 20 dan maksimum sebesar 35,

79

dengan rata-rata total jawaban 27,23 dan standar deviasi sebesar 2,879.

Variabel sosiodemografi memiliki jawaban minimum responden sebesar

2 dan maksimum sebesar 10, dengan rata-rata total jawaban 6,04 dan

standar deviasi sebesar 2,069. Variabel tax morale memiliki jawaban

minimum responden 19 dan maksimum 36, dengan rata-rata total

jawaban 28,62 dan standar deviasi sebesar 2,409. Sedangkan pada

variabel tax evasion memliki jawaban minimum responden sebesar 7 dan

maksimum 21, dengan rata-rata total jawaban 11,75 dan standar deviasi

sebesar 2,980.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Perason

Correlation, pedoman suatu model dikatakan valid nilai Pearson

Correlation lebih besar dari r table dengan nilai r table sebesar 0,1293

maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid (Ghozali,

2018:51). Tabel pada halaman selanjutnya akan menunjukkan hasil uji

validitas dari enam variabel yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu penegakan hukum (PH), keadilan pajak (KP), religusitas (RLG),

sosiodemografi (SDM), tax morale (TM), dan tax evasion dengan 163

sampel responden.

80

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Penegakan Hukum

Nomor Butir

Pernyataan

Pearson

Correlation

Sig

(1-Tailed) Keterangan

1 (PH1) 0,650**

0.000 Valid

2 (PH2) 0,564**

0.000 Valid

3 (PH3) 0,305**

0.000 Valid

4 (PH4) 0,527**

0.000 Valid

5 (PH5) 0,476**

0.000 Valid Sumber: Data primer diolah 2019.

Tabel 4.8 menunjukkan variabel penegakan hukum mempunyai

kriteria valid untuk dijadikan indikator pengukuran dengan semua

item pernyataan memiliki nilai pearson correlation > 0,1293 (Ghozali,

2018:51).

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Keadilan Pajak

Nomor Butir

Pernyataan

Pearson

Correlation

Sig

(1-Tailed) Keterangan

6 (KP1) 0,716**

0.000 Valid

7 (KP2) 0,680**

0.000 Valid

8 (KP3) 0,586**

0.000 Valid

9(KP4) 0,618**

0.000 Valid Sumber: Data primer diolah 2019

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel keadilan pajak

mempunyai kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai

nilai pearson correlation > 0,1293 (Ghozali, 2018:51).

81

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Religiusitas

Nomor Butir

Pernyataan

Pearson

Correlation

Sig

(1-Tailed) Keterangan

10 (RLG1) 0,421**

0.000 Valid

11 (RLG2) 0,527**

0.000 Valid

12 (RLG3) 0,577**

0.000 Valid

13 (RLG4) 0,575**

0.000 Valid

14 (RLG5) 0,501**

0.000 Valid

15 (RLG6) 0,488**

0.000 Valid

16 (RLG7) 0,568**

0.000 Valid Sumber: Data primer di olah 2019

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel religiusitas mempunyai

kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai nilai pearson

correlation > 0,1293 (Ghozali, 2018:51).

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Sosiodemografi

Nomor Butir

Pernyataan

Pearson

Correlation

Sig

(1-Tailed) Keterangan

17 (SDM1) 0,607**

0.000 Valid

18 (SDM2) 0,704**

0.000 Valid Sumber: Data primer diolah 2019

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa variabel sosiodemografi

mempunyai kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai

nilai pearson correlation > 0,1293 (Ghozali, 2018:51).

82

Tabel 4.12

Hasil Uji Validitas Tax Morale

Nomor Butir

Pernyataan

Pearson

Correlation

Sig

(1-Tailed) Keterangan

19 (TM1) 0,438**

0.000 Valid

20 (TM2) 0,486**

0.000 Valid

21 (TM3) 0,318**

0.000 Valid

22 (TM4) 0,470**

0.000 Valid

23 (TM5) 0,522**

0.000 Valid

24 (TM6) 0,453**

0.000 Valid

25 (TM7) 0,557**

0.000 Valid

26 (TM8) 0,506**

0.000 Valid Sumber: Data primer di olah 2019

Tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel tax morale mempunyai

kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai pearson

correlation > 0,1293 (Ghozali, 2018:51).

Tabel 4.13

Hasil Uji Validitas Tax Evasion

Nomor Butir

Pernyataan

Pearson

Correlation

Sig

(1-Tailed) Keterangan

27 (TE1) 0,715**

0.000 Valid

38 (TE2) 0,689**

0.000 Valid

39 (TE3) 0,693**

0.000 Valid

30 (TE4) 0,641**

0.000 Valid

31 (TE5) 0,646**

0.000 Valid

32 (TE6) 0,670**

0.000 Valid

33 (TE7) 0,687**

0.000 Valid Sumber: Data primer diolah, 2019.

Tabel 4.13 menunjukkan bahwa variabel tax evasion mempunyai

kriteria valid untuk semua item pernyataan dengan nilai nilai pearson

correlation > 0,1293 (Ghozali, 2018:51).

b. Hasil Uji Realibilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen

penelitian atau item-item pernyataan di dalam sebuah kuisioner. Suatu

83

instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s

Alpha berada di atas level 0,60. Tabel 4.14 di bawah ini menunjukkan

hasil uji realibilitas untuk enam variabel penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini.

Tabel 4.14

Hasil Uji Realibilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Penegakan Hukum 0,645 Reliabel

Keadilan Pajak 0,746 Reliabel

Religiusitas 0,697 Reliabel

Sosiodemografi 0,691 Reliabel

Tax Morale 0.673 Reliabel

Tax Evasion 0.767 Reliabel

Sumber: Data primer di olah, 2019.

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam

kuisioner ini reliabel karena mempunyai nilai Cronbach’s Alpha lebih

besar dari 0,60 (Sarjono dan Julianita, 2011:45). Hal ini menunjukkan

bahwa setiap item pernyataan yang digunakan akan mampu

memperoleh data yang konsisten yang berarti bila pernyataan itu

diajukan kembali maka akan diperoleh jawaban yang relatif sama

dengan jawaban sebelumnya.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Persamaan Substruktur 1

1) Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi linier, variabel dependen dan variabel independen

84

atau keduanya mempunyai distribusi data yang normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah model yang mempunyai distribusi

data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini

digunakan 3 pengujian untuk uji normalitas, yakni uji analisis

grafik histogram, grafik Normal Prbabilitty Plot serta uji statistik

One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Ghozali, 2018:27).

Berikut ini disampaikan grafik histogram dan grafik normal plot

hasil pengujian menggunakan SPSS versi 24.

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram Substruktur 1

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa grafik histogram

tidak menunjukkan kemencengan. Terlihat bentuk histogram

menggambarkan data yang terdistribusi secara normal atau

mendekati normal karena membentuk seperti lonceng. Kemudian

untuk mendukung hasil analisis grafik histogram di atas, maka

85

dilakukan analisis terhadap grafik Normal Probability Plot seperti

pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot

Substruktur 1

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik

menyebar dan berhimpit disekitar garis diagonal yang

menggantikan bahwa data terdistribusi dengan normal (Ghozali,

2018:27). Maka dapat dikatakan bahwa model regresi ini

memenuhi asumsi normalitas. Untuk lebih meningkatkan hasil uji

normalitas data dan melengkapi uji grafik histogram dan grafik

Normal Probability Plot, maka peneliti menguji uji statistik One

Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Berikut Tabel 4.15

menunjukkan hasil dari uji statistik One Sample Kolmogorov-

Smirnov Test.

86

Tabel 4.15

Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Substruktur 1

Sumber:Data primer diolah, 2019

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai Asymp. Sig (2-

tailed) pada uji statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

sebesar 0,200; dengan nilai signifikansi di atas 0,05 ini

menunjukkan bahwa nilai residual terdistribusi secara normal

(Sarjono dan Julianita, 2011:64).

2) Uji Multikolinearitas

Deteksi ada atau tidaknya problem miltiko dapat dilakukan

dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor

(VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.16

pada halaman selanjutnya akan menunjukkan hasil uji

multikolinearitas untuk enam variabel yang digunakan dalam

penelitian ini.

87

Tabel 4.16

Hasil Uji Multikolinearitas Substruktur 1

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas, vaiabel

penegakan hukum, keadilan pajak, regiligiusitas, dan

sosiodemografi memiliki nilai Tolerance > 0,10 yaitu sebesar

0,874 untuk nilai penegakan hukum, 0,891 untuk nilai keadilan

pajak, 0,952 untuk nilai religiusitas, dan 0,972 untuk nilai

sosiodemografi.

Hasil perhitungan nilai VIF untuk keempat variabel tersebut

juga menunjukkan nilai VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model analisis jalur

dan persamaan substruktur 1 terbebas dari masalah

multikolinearitas (Ghozali, 2018:108).

3) Uji Heteroskedatisitas

Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk mengetahui varians dari

residual data satu observasi ke observasi lainnya berbeda ataukah

tetap. Salah satu cara untuk mendeteksi masalah

heteroskedastisitas ialah dengan melakukan uji scatterplot.

88

Berikut ini adalah hasil uji heteroskedatisitas dengan

menggunakan uji scatterplot.

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedatisitas Dengan Scatterplot

Substruktur 1

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Berdasarkan gambar 4.3 grafik scatterplot menunjukkan

bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada

sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada

penyebaran data tersebut (Ghozali, 2018:139). Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedatisitas pada

model persamaan regresi substruktur 1, sehingga model ini layak

digunakan untuk memprediksi tax morale.

89

b. Persamaan Substruktur 2

1) Uji Normalitas

Berikut ini rgafik normal plot dan histogram hasil pengujian

menggunakan SPSS 24 untuk substruktur 2.

Gambar 4.4

Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram Substruktur 2

Sumber: Data primer diolah,2019.

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa grafik histogram

tidak menunjukkan kemencengan. Terlihat bentuk histogram

menggambarkan data yang terdistribusi secara normal atau

mendekati normal karena membentuk seperti lonceng (Ghozali,

2018:27). Kemudian untuk mendukung hasil analisis grafik

histogram di atas, maka dilakukan analisis terhadap grafik

Normal Probability Plot pada halaman selanjutnya.

90

Gambar 4.5

Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot

Substruktur 2

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat bahwa titik-titik

menyebar dan berhimpit disekitar garis diagonal yang

menggantikan bahwa data terdistribusi dengan normal. Maka

dapat dikatakan bahwa model regresi ini memenuhi asumsi

normalitas (Ghozali, 2018:27). Untuk lebih meningkatkan hasil

uji normalitas data dan melengkapi uji grafik histogram dan

grafik Normal Probability Plot, maka peneliti menguji uji statistik

One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Pada halaman

selanjutnya akan ditampilkan Tabel 4.17 yang menunjukkan hasil

dari uji normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov-

Smirnov Test.

91

Tabel 4.17

Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Substruktur 2

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan nilai Asymp. Sig (2-

tailed) pada uji statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test

sebesar 0,20; dengan nilai signifikansi di atas 0,05 ini

menunjukkan bahwa nilai residual terdistribusi secara normal

(Sarjono dan Julianita, 2011:64).

2) Uji Multikolinearitas

Deteksi ada atau tidaknya problem miltiko dapat dilakukan

dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor

(VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Tabel 4.18

pada halaman selanjutnya akan menunjukkan hasil uji

multikolinearitas untuk enam variabel yang digunakan dalam

penelitian ini.

92

Tabel 4.18

Hasil Uji Multikolinearitas Substruktur 2

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas, vaiabel

penegakan hukum, keadilan pajak, regiligiusitas, dan

sosiodemografi memiliki nilai Tolerance > 0,10 yaitu sebesar

0,838 untuk nilai penegakan hukum, 0,817 untuk nilai keadilan

pajak, 0,927 untuk nilai religiusitas, 0,970 untuk nilai

sosiodemografi, dan 0,806 untuk nilai tax morale.

Hasil perhitungan nilai VIF untuk keempat variabel tersebut

juga menunjukkan nilai VIF < 10 sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model analisis jalur

dan persamaan substruktur 2 terbebas dari masalah

multikolinearitas (Ghozali, 2018:108).

3) Uji Heteroskedatisitas

Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk mengetahui varians dari

residual data satu observasi ke observasi lainnya berbeda ataukah

tetap. Salah satu cara untuk mendeteksi masalah

heterokedastisitas ialah dengan melakukan uji scatterplot.

93

Selanjutnya akan ditampilkan hasil uji heterokedatisitas dengan

menggunakan uji scatterplot.

Gambar 4.6

Hasil Uji Heteroskedatisitas Dengan Scatterplot

Substrukktur 2

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Berdasarkan gambar 4.6 grafik scatterplot menunjukkan

bahwa data tersebat di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada

sumbu Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada

penyebaran data tersebut (Ghozali, 2018:139). Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedatisitas pada

model persamaan regresi substruktur 2, sehingga model ini layak

digunakan untuk memprediksi evasion.

94

4. Hasil Uji Godness Of Fit

Dalam model penelitian ini dibagi menjadi dua bentuk persamaan

struktural yaitu:

Persamaan substruktur 1: Y1 = P Y1X1 + P Y1X2 + P Y1X3 + P Y1X4 + Ɛ1

Persamaan substruktur 2: Y2 = P Y2X1 + P Y2X2 + P Y2X3 + P Y2X4 +

P Y2X5 + Ɛ2

a. Persamaan Substruuktur 1

1) Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Koefisien determinasi (Adjusted R

square) dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini.

Tabel 4.19

Hasil Uji Koefisien Determinasi Substruktur 1

Sumber:Data primer diolah, 2019.

Tabel 4.19 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,174. Hal

ini menunujukkan bahwa variasi variabel penegakan hukum,

keadilan pajak, religiusitas, dan sosiodemografi dapat

menjelaskan 17,4% variasi tax morale. Sedangkan sisanya, yaitu

95

82,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan

dalam model penelitian ini misalnya variabel money ethics, self

assessment system, dan lainnya.

2) Uji Signifikansi Keseluruhan dari Regresi Sampel (Uji

Statistik F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara

bersama-sama antar variabel terhadap variabel apabila nilai F

hitung lebih besar dari nilai F table dan signifikansi kurang dari

0,05 maka Ha diterima. Nilai F dapat dilihat dari tabel ANOVA

berikut ini:

Tabel 4.20

Hasil Uji Signifikansi Simultan Substruktur 1

Sumber Data primer diolah, 2019.

Tabel 4.20 menunjukkan nilai F hitung sebesar 9,516 yang

menunjukkan bahwa f hitung > f table (2,27) maka model

penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel tax

morale, atau dapat dikatakan bahwa variabel penegakan hukum,

keadilan pajak, religiusitas, dan sosiodemografi secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap tax morale (Ghozali, 2018:97).

96

b. Persamaan Substruktur 2

1) Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variabel dependen. Koefisien determinasi (Adjusted R square)

dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut ini.

Tabel 4.21

Hasil Uji Signifikansi Simultan Substruktur 2

Sumber Data primer diolah, 2019.

Tabel 4.21 menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,067. Hal

ini menunujukkan bahwa variasi variabel penegakan hukum,

keadilan pajak, religiusitas, sosiodemografi, dan tax morale dapat

menjelaskan 6,7% variabel tax evasion. Sedangkan sisanya, yaitu

93,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan

dalam model penelitian ini misalnya variabel money ethics dan

self assessment system.

97

2) Uji Signifikansi Keseluruhan dari Regresi Sampel (Uji

Statistik F)

Uji F bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh secara

bersama-sama antar variabel independen (kinerja lingkungan,

kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial) terhadap

variabel dependen (kinerja keuangan) apabila nilai F hitung lebih

besar dari nilai F table dan signifikansi kurang dari 0,05 maka Ha

diterima. Nilai F dapat dilihat dari tabel ANOVA berikut ini:

Tabel 4.22

Hasil Uji Signifikansi Simultan Substruktur 2

Sumber Data primer diolah, 2019.

Tabel 4.22 menunjukkan nilai F hitung sebesar 3,316

menunjukkan bahwa f hitung > f table (2,27) maka model

penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel tax

evasion, atau dapat dikatakan bahwa variabel penegakan hukum,

keadilan pajak, religiusitas, sosiodemografi, dan tax morale

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tax evasion

(Ghozali, 2018: 97).

98

5. Uji Hipotesis

Untuk menjawab hipotesis dari kedua persamaan diperlukan uji

secara empiris. Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan:

a. Analisis Jalur

Analisis jalur merupakan pengujian untuk menganalisis hubungan

sebab akibat yang terjadi dalam regresi berganda jika variabel

independen mempengaruhi variabel dependen tidak hanya secara

langsung tetapi juga secara tidak langsung. Hasil pengujian uji

hipotesis dapat dilihat dari hal berikut:

1) Melihat besarnya nilai thitung dan membandingkannya dengan

besarnya nilai ttable dan dengan melihat tingkat signifikan yang

telah ditentukan yaitu 5% atau 0,05. Jika thitung dan nilai

signifikan < 0,05 maka hipotesis dapat diterima, akan tetapi jika

thitung < ttable dan nilai signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak

(Sarjono dan Julianita, 2011:146).

2) Jumlah ttable dapat dihitung dengan melihat derajat kebebasan

(DF) oleh DF n-2 atau DF 163-2 = 161, ttable yang didapatkan

sebesar 1,65437 dan nilai signifikan dari 5% menunjukkan

bahwa tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan dalam

penelitian ini adalah 5%. Nilai masing-masing koefisien regresi

diketahui melalui perhitungan IBM SPSS Statistik 24 (Ghozali,

2018:98).

99

Berikut adalah ouput SPSS dari hasil uji hipotesis untuk

persamaan substruktur 1:

Tabel 4.23

Hasil Uji Hipotesis Analisis Jalur Persamaan Substruktur 1

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Berikut adalah ouput SPSS dari hasil uji hipotesis untuk

persamaan substruktur 2:

Tabel 4.24

Hasil Uji Hipotesis Analisis Jalur Persamaan Substruktur 2

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Pada halaman selanjutnya akan dijelaskan hasil analisis jalur

untuk persamaan substruktur 1 dan substruktur 2.

100

Berikut adalah intepretasi hasil uji hipotesis analisis jalur untuk

persamaan substruktur 1:

1) Pengaruh Penegakan Hukum (PH) terhadap Tax Morale

(TM)

Berdasarkan tabel 4.23 nilai thitung untuk hubungan PH terhadap

TM sebesar 2,604 dengan nilai signifikansi 0,010. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa thitung > ttable yaitu senilai 2,504 > 1,65437

dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu senilai 0,010 < 0,05.

Dapat disimpulkan dari hasil tersebut bahwa penegakan hukum

berpengaruh terhadap tax morale.

2) Pengaruh Keadilan Pajak (KP) terhadap Tax Morale (TM)

Berdasarkan tabel 4.23 nilai thitung untuk hubungan KP terhadap

TM sebesar 3,789 dengan nilai signifikansi 0,000. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa thitung > ttable yaitu senilai 3,789 > 1,65437

dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu senilai 0,000 < 0,05.

Dapat disimpulkan dari hasil tersebut bahwa keadilan pajak

berpengaruh terhadap tax morale.

3) Pengaruh Religiusitas (RLG) terhadap Tax Morale (TM)

Berdasarkan tabel 4.23 nilai thitung untuk hubungan RLG

terhadap TM sebesar 2,063 dengan nilai signifikansi 0,041.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa thitung > ttable yaitu senilai

2,063 > 1,65437 dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu

101

senilai 0,041 < 0,05. Dapat disimpulkan dari hasil tersebut

bahwa religiusitas berpengaruh terhadap tax morale.

4) Pengaruh Sosiodemografi (SDM) terhadap Tax Morale (TM)

Berdasarkan tabel 4.23 nilai thitung untuk hubungan SDM

terhadap TM sebesar 0,420 dengan nilai signifikansi 0,675.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa thitung < ttable yaitu senilai

0,420 < 1,65437 dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu

senilai 0,675 > 0,05. Dapat disimpulkan dari hasil tersebut

bahwa sosiodemografi tidak berpengaruh terhadap tax morale.

Berikut adalah intepretasi hasil uji hipotesis analisis jalur untuk

persamaan substruktur 2:

1) Pengaruh Penegakan Hukum (PH) terhadap Tax Evasion

(TE)

Berdasarkan tabel 4.24 nilai thitung untuk hubungan PH terhadap

TE sebesar 0,189 dengan nilai signifikansi 0,850. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa thitung < ttable yaitu senilai 0,189 < 1,65437

dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,850 yaitu senilai 0,850 >

0,05. Dapat disimpulkan dari hasil tersebut bahwa penegakan

hukum tidak berpengaruh terhadap tax evasion.

2) Pengaruh Keadilan Pajak (KP) terhadap Tax Evasion (TE)

Berdasarkan tabel 4.24 nilai thitung untuk hubungan KP terhadap

TE sebesar -2,225 dengan nilai signifikansi sebesar 0,026. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa thitung < ttable yaitu senilai -2,225 <

102

1,65437 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu senilai

0,026 < 0,05. Berdasarkan nilai signifikansi, maka dapat

disimpulkan bahwa keadilan pajak berpengaruh terhadap tax

evasion.

3) Pengaruh Religiusitas (RLG) terhadap Tax Evasion (TE)

Berdasarkan tabel 4.24 nilai thitung untuk hubungan RLG

terhadap TE sebesar 0,011 dengan nilai signifikansi 0,991. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa thitung < ttable yaitu senilai 0,011 <

1,65437 dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu senilai

0,991 > 0,05. Dapat disimpulkan dari hasil tersebut bahwa

religiusitas tidak berpengaruh terhadap tax evasion.

4) Pengaruh Sosiodemografi (SDM) terhadap Tax Evasion

(TE)

Berdasarkan tabel 4.24 nilai thitung untuk hubungan SDM

terhadap TE sebesar 1,338 dengan nilai signifikansi 0,183. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa thitung < ttable yaitu senilai 1,338 <

1,65437 dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu senilai

0,183 > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil tersebut

bahwa sosiodemografi tidak berpengaruh terhadap tax evasion.

5) Pengaruh Tax Morale (TM) terhadap Tax Evasion (TE)

Berdasarkan tabel 4.24 nilai thitung untuk hubungan TM terhadap

TE sebesar -2,140 dengan nilai signifikansi 0,034. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa thitung < ttable yaitu senilai -2,140 < 1,65437

103

dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,034 < 0,05.

Berdasarkan nilai signifikansi, maka dapat disimpulkan bahwa

tax morale berpengaruh terhadap tax evasion.

Berdasarkan hasil output pengolahan data primer pada SPSS

untuk persamaan substruktur 1 dan persamaan substruktur 2,

didpatkan tabel nilai Beta Sebagai berikut:

Tabel 4.25

Nilai Beta Persamaan Substruktur 1 dan 2

Uji Hipotesis Nilai

Beta

Sub 1

Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax

Morale 0,199

Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Morale 0,287

Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Morale 0,151

Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax

Morale 0,030

Sub 2

Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax

Evasion 0,016

Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax

Evasion -0,189

Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion 0,001

Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax

Evasion 0,103

Pengaruh Tax Morale terhadap Tax Evasion -0,181

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Berdasarkan tabel nilai Beta dapat dihitung jumlah pengaruh pada

halaman selanjutnya.

104

Pengaruh Langsung

1) Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Morale

= 0,199

2) Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Morale

= 0,287

3) Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Morale

= 0,151

4) Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Morale

= 0,030

5) Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion

= 0,016

6) Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion

= -0,189

7) Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion

= 0,001

8) Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion

= 0,103

9) Pengaruh Tax Morale terhadap Tax Evasion

= -0,181

Pengaruh Tidak Langsung

1) Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion dengan Tax

Morale sebagai Variabel Intervening

= 0,199 × -0,181 = -0,036019

105

2) Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion dengan Tax

Morale sebagai Variabel Intervening

= 0,287 × -0,181 = -0,051947

3) Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale

sebagai Variabel Intervening

= 0,151 × -0,181 = -0,027331

4) Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion dengan Tax

Morale sebagai Variabel Intervening

= 0,030 × -0,181 = -0,00543

Total Pengaruh

1) Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion dengan Tax

Morale sebagai Variabel Intervening

= 0,016 + (0,199 × -0,181) = 0,020019

2) Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion dengan Tax

Morale sebagai Variabel Intervening

= -0,189 + (0,287 × -0,181) = -0,240947

3) Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale

sebagai Variabel Intervening

= 0,001 + (0,151 × -0,181) = -0,026331

4) Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion dengan Tax

Morale sebagai Variabel Intervening

= 0,103 + (0,030 × -0,181) = 0,09757

106

Berdasarkan perhitungan di atas, kemudian data output tersebut

digunakan dalam model hipotesis penelitian yang akan ditampilkan

pada halaman selanjutnya.

Gambar 4.7

Kerangka Jalur Hipotesis Penelitian

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Berdasarkan gambar kerangka struktur persamaan di atas, dapat

disimpulkan persamaan struktural debagai berikut:

1) Substruktur 1: Y1 = 0,199X1 + 0,287 X2 + 0,151 X3 + 0,030 X4 +

0,89777

Berdasarkan presentase tersebut dapat diartikan jika penegakan

hukum meningkat 1 poin, maka tax morale meningkat sebesar

0,199 poin dengan asumsi bahwa X2, X3, dan X4 konstan.

Selanjutnya, jika keadilan pajak meningkat sebesar 1 poin, maka

tax morale meningkat sebesar 0,287 poin dengan asumsi bahwa

X1, X3, dan X4 konstan. Jika religiusitas meningkat 1 poin, maka

tax morale meningkat sebesar 0,151 poin dengan asumsi bahwa

X1, X2, dan X4 konstan. Sedangkan jika sosiodemografi

107

meningkat sebesar 1 poin, maka tax morale meningkat sebesar

0,030 poin dengan asumsi bahwa X1, X2, dan X3 konstan. Empat

variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel tax

morale sebesar 10,223% sedangkan sisanya pada 0,89777 atau

89,777% dijelaskan oleh variabel lainnya.

2) Substruktur 2: Y2 = 0,016X1 – 0,189 X2 + 0,001X3 + 0,103X4 -

0,181X5 + 0,96951

Berdasarkan presentase tersebut dapat diartikan jika penegakan

hukum meningkat 1 poin, maka tax evasion meningkat sebesar

0,016 poin dengan asumsi bahwa X2, X3, X4 dan X5 konstan.

Selanjutnya, jika keadilan pajak meningkat sebesar 1 poin, maka

tax evasion menurun sebesar 0,189 poin dengan asumsi bahwa

X1, X3, X4 dan X5 konstan. Jika religiusitas meningkat 1 poin,

maka tax evasion meningkat sebesar 0,001 poin dengan asumsi

bahwa X1, X2, X4 dan X5 konstan. Jika sosiodemografi meningkat

sebesar 1 poin, maka tax evasion meningkat sebesar 0,103 poin

dengan asumsi bahwa X1, X2, X3 dan X5 konstan. Sedangkan jika

tax morale meningkat sebesar 1 poin, maka tax evasion menurun

sebesar 0,181 poin dengan asumsi bahwa X1, X2, X3 dan X4

konstan. Lima variabel independen tersebut dapat menjelaskan

variabel tax evasion sebesar 3,049% sedangkan sisanya pada

0,96951 atau 96,951% dijelaskan oleh variabel lainnya.

108

b. Uji Sobel

Pengaruh mediasi yang ditunjukan oleh perkalian koefisien

hubungan variabel independen terhadap variabel mediasi dan variabel

mediasi terhadap variabel dependen akan dilihat apakah signifikan

atau tidak dengan dilakukan uji Sobel Test sebagai berikut:

1) Pengaruh Penegakan Hukum Terhadap Tax Evasion dengan

Tax Morale sebagai Intervening

Berdasarkan pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh

perkalian koefisien 0,199 × -0,181 sebesar -0,036019 maka akan

dilakukan Sobel Test untuk melihat tingkat signifikannya sebagai

berikut:

Sab = √𝑏 2𝑆𝑎2+ 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2

Sab = √(−0,224)2(0,107)2 + (0,280)2(0,105)2 + (0,107)2(0,105)2

Sab = √(0,050176 × 0,011449) + (0,0784 × 0,011025)(0,011449 × 0,011025)

Sab = √0,000574 + 0,000864 + 0,000126

Sab = √0,001564

Sab = 0,03954

Berdasarkan hasil Sab ini lalu dihitung nilai t statistik

pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:

t = 𝑎𝑏

𝑆𝑎𝑏

t = 0,280 ×(−0,224)

0,03954

t = (−0,0627)

0,0396

t = -1,5862

109

Signifikansi atas pengaruh penegakan hukum terhadap tax

evasion melalui tax morale dapat dilihat dari P Value Wnnifred’s

Mediation Program (WIMP) pada halaman selanjutnya:

Gambar 4.8

Uji Mediasi Hipotesis 10 Dengan WIMP

Unstandardized coefficient of IV -> Mediator

(a): 0,28

Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,107

Unstandardized coefficient of M->DV with IV

in eqn (b): -0,224

Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105

Two-tailed p

value

Sobel's z -1,65349 0,098230804

Aroian's z -1,58541 0,112872951

Goodman's z -1,73117 0,083421331

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Hasil gambar di atas menunjukkan tingkat signifikansi lebih

besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,09, maka dapat disimpulkan bahwa

koefisien mediasi pada hubungan antara penegakan hukum dan

tax evasion tidak signifikan.

2) Pengaruh Keadilan Pajak Terhadap Tax Evasion dengan Tax

Morale sebagai Intervening

Berdasarkan pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh

perkalian koefisien 0,287 × -0,181 sebesar -0,051947 maka akan

dilakukan Sobel Test untuk melihat tingkat signifikannya pada

halaman selanjutnya.

110

Sab = √𝑏 2𝑆𝑎2+ 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2

Sab = √(−0,224)2(0,087)2 + (0,331)2(0,105)2 + (0,087)2(0,105)2

Sab = √(0,050176 × 0,07569) + (0,109561 × 0,011025)(0,07569 × 0,011025)

Sab = √0,003797 + 0,001207 + 0,000834

Sab = √0,005838

Sab = 0,07640

Berdasarkan hasil Sab ini lalu dihitung nilai t statistik

pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:

t = 𝑎𝑏

𝑆𝑎𝑏

t = 0,331 ×(−0,224)

0,07640

t = (−0,07414)

0,07640

t = -0,9704

Signifikansi atas pengaruh keadilan pajak terhadap tax

evasion melalui tax morale dapat dilihat dari P Value Wnnifred’s

Mediation Program (WIMP) sebagai berikut:

Gambar 4.9

Uji Mediasi Hipotesis 11 Dengan WIMP

Unstandardized coefficient of IV -> Mediator (a): 0,331

Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,087

Unstandardized coefficient of M->DV with IV in

eqn (b): -0,224

Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105

Two-tailed p

value

Sobel's z -1,86077 0,062776564

Aroian's z -1,81372 0,069721294

Goodman's z -1,91169 0,055916302

Sumber: Data primer diolah, 2019.

111

Hasil gambar di atas menunjukkan tingkat signifikansi lebih

besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,06; maka dapat disimpulkan bahwa

koefisien mediasi pada hubungan antara keadilan pajak dan tax

evasion tidak signifikan.

3) Pengaruh Religiusitas Terhadap Tax Evasion dengan Tax

Morale sebagai Intervening

Berdasarkan pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh

perkalian koefisien 0,151 × -0,181 sebesar -0,027331 maka akan

dilakukan Sobel Test untuk melihat tingkat signifikannya sebagai

berikut:

Sab = √𝑏 2𝑆𝑎2+ 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2

Sab = √(−0,224)2(0,061)2 + (0,126)2(0,105)2 + (0,061)2(0,105)2

Sab = √(0,050176 × 0,003721) + (0,015876 × 0,011025)(0,003721 × 0,011025)

Sab = √0,000186 + 0,000175 + 0,000041

Sab = √0,000402

Sab = 0,0200

Berdasarkan hasil Sab ini lalu dihitung nilai t statistik

pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:

t = 𝑎𝑏

𝑆𝑎𝑏

t = 0,126 ×(−0,224)

0,0200

t = (−0,0134)

0,0200

t = -0,14112

112

Signifikansi atas pengaruh religiusitas terhadap tax evasion

melalui tax morale dapat dilihat dari P Value Wnnifred’s

Mediation Program (WIMP) pada halaman selanjutnya.

Gambar 4.10

Uji Mediasi Hipotesis 12 Dengan WIMP

Unstandardized coefficient of IV -> Mediator

(a): 0,126

Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,061

Unstandardized coefficient of M->DV with IV

in eqn (b): -0,224

Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105

Two-tailed p

value

Sobel's z -1,48396 0,137820054

Aroian's z -1,40635 0,15961926

Goodman's z -1,57601 0,115022838

Sumber: Data primer diolah, 2019.

Hasil gambar di atas menunjukkan tingkat signifikansi lebih

besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,13; maka dapat disimpulkan bahwa

koefisien mediasi pada hubungan antara religiusitas dan tax

evasion tidak signifikan.

4) Pengaruh Sosiodemografi Terhadap Tax Evasion dengan Tax

Morale sebagai Intervening

Berdasarkan pengaruh mediasi yang ditunjukkan oleh

perkalian koefisien 0,030 × -0,181 sebesar -0,00543 maka akan

dilakukan Sobel Test untuk melihat tingkat signifikannya pada

halaman selanjutnya.

113

Sab = √𝑏 2𝑆𝑎2+ 𝑎2𝑆𝑏2 + 𝑆𝑎2𝑆𝑏2

Sab = √(−0,224)2(0,084)2 + (0,035)2(0,105)2 + (0,084)2(0,105)2

Sab = √(0,050176 × 0,007056) + (0,001225 × 0,011025)(0,007056 × 0,011025)

Sab = √0,000354 + 0,000013 + 0,000077

Sab = √0,000444

Sab = 0,02107

Berdasarkan hasil Sab ini lalu dihitung nilai t statistik

pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:

t = 𝑎𝑏

𝑆𝑎𝑏

t = 0,035 ×(−0,224)

0,02107

t = (−0,00784)

0,02107

t = -0,03720

Signifikansi atas pengaruh sosiodemografi terhadap tax

evasion melalui tax morale dapat dilihat dari P Value Wnnifred’s

Mediation Program (WIMP) sebagai berikut:

Gambar Gambar 4.11

Uji Mediasi Hipotesis 13 Dengan WIMP

Unstandardized coefficient of IV -> Mediator

(a): 0,035

Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,084

Unstandardized coefficient of M->DV with IV

in eqn (b): -0,224

Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105

Two-tailed p

value

Sobel's z -0,40894 0,68258387

Aroian's z -0,37151 0,710257862

Goodman's z -0,46058 0,645103421

Sumber: Data primer diolah, 2019.

114

Hasil gambar di atas menunjukkan tingkat signifikansi lebih

besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,68; maka dapat disimpulkan bahwa

koefisien mediasi pada hubungan antara sosiodemografi dan tax

evasion tidak signifikan.

Berikut ini disampaikan pada Tabel 2.46 ringkasan hasil

pengujian hipotesis yang sudah dilakukan.

Tabel 4.26

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

No. Hipotesis Hasil

Pengujian

1 H1 : Penegakan Hukum → Tax Morale Tidak ditolak

2 H2 : Keadilan Pajak → Tax Morale Tidak ditolak

3 H3 : Religiusitas → Tax Morale Tidak ditolak

4 H4 : Sosiodemografi → Tax Morale Ditolak

5 H5 : Penegakan Hukum → Tax Evasion Ditolak

6 H6 : Keadilan Pajak → Tax Evasion Tidak Ditolak

7 H7 : Religiusitas → Tax Evasion Ditolak

8 H8 : Sosiodemografi → Tax Evasion Ditolak

9 H9 : Tax Morale → Tax Evasion Tidak Ditolak

10 H10 : Penegakan Hukum → Tax Morale →

Tax Evasion Ditolak

11 H11 : Keadilan Pajak → Tax Morale →

Tax Evasion Ditolak

12 H12 : Religiusitas→ Tax Morale → Tax

Evasion Ditolak

13 H13 : Sosiodemografi → Tax Morale →

Tax Evasion Ditolak

Sumber: Data primer diolah, 2019.

115

C. Pembahasan

1. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Morale

Berdasarkan tabel 4.23 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penegakan hukum memiliki nilai thitung sebesar 2,604 dengan tingkat

signifikansi 0,010. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat

signifikansinya di bawah 0,05 yaitu 0,010 < 0,05 (Sarjono dan Julianita,

2011:146). Penelitian ini juga menunjukkan arah postif dengan nilai

standardized coefficient beta sebesar 0,199. Berdasarkan hal tersebut

maka H1 tidak ditolak, yang berarti penegakan hukum berpengaruh

positif terhadap tax morale.

Hasil tersebut menjelaskan bahwa jika penegakan hukum

dilaksanakan dengan baik maka akan berdampak atau berpengaruh pada

tax morale. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa dengan meningkatkan

penegakan hukum yang ada, maka diyakini juga dapat meningkatkan tax

morale seorang wajib pajak untuk melaksanakan kewajiban

perpajakannya tanpa melakukan hal-hal yang dianggap melanggar

peraturan yang berlaku. Hasil ini juga mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Zirman (2015) yang juga menunjukkan adanya pengaruh

positif antara penegakan hukum dan tax morale. Berdasarkan hasil

penelitian tersebut dikatakan bahwa penindakan hukum yang tegas atas

pelaku kecurangan pajak maka akan meningkatkan kewajiban moral

pajak sehingga seorang wajib pajak akan dengan senang hati dan tanpa

116

paksaan untuk membayar dan melaksanakan kewajiban perpajakan yang

melekat pada dirinya.

2. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Morale

Berdasarkan tabel 4.23 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

keadilan pajak memiliki nilai thitung sebesar 3,789 dengan tingkat

signifikansi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

signifikansinya di bawah 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 (Sarjono dan Julianita,

2011:146). Penelitian ini juga menunjukkan arah postif dengan nilai

standardized coefficient beta sebesar 0,287. Berdasarkan hal tersebut

maka H2 tidak ditolak, yang berarti keadilan pajak berpengaruh positif

terhadap tax morale.

Hasil tersebut menjelaskan bahwa jika keadilan dilaksanakan dengan

baik maka akan berdampak atau berpengaruh pada tax morale. Fenomena

ini dapat kita rasakan sendiri pada diri kita, sebagai contoh jika seorang

wajib pajak merasa pajak adalah sesuatu yang sudah diperhitungkan

dengan baik dan benar sehingga setiap orang memiliki beban pajak

sesuai dengan kemampuannya maka hal tersebut tanpa disadari juga

berpengaruh pada tax morale seseorang sehingga ia akan melaksanakan

kewajiban perpajakannya secara sukarela dan tanpa paksaan. Hasil ini

juga sejalan dengan teori yang sudah dijelaskan pada teori atribusi bahwa

ada perilaku yang disebabkan atau dipengaruhi oleh eksternal. Faktor

eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadilan pajak yang

117

kemudian akan membentuk suatu pandangan sosial yang kemudian akan

mempengaruhi moral perpajakan seorang wajib pajak.

3. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Morale

Berdasarkan tabel 4.23 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

religiusitas memiliki nilai thitung sebesar 2,063 dengan tingkat signifikansi

0,041. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah

0,05 yaitu 0,041 < 0,05 (Sarjono dan Julianita, 2011:146). Penelitian ini

juga menunjukkan arah postif dengan nilai standardized coefficient beta

sebesar 0,151. Berdasarkan hal tersebut maka H3 tidak ditolak, yang

berarti religiusitas berpengaruh positif terhadap tax morale.

Hasil tersebut menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas

seorang wajib pajak maka akan semakin tinggi pula moral perpajakan

yang dimiliki oleh seorang wajib pajak. Religiusitas bukan hanya dilihat

dari aktifitas seorang wajib pajak terhadap Tuhan tetapi juga dapat dilihat

dari berbagai aktifitas sebagai seorang manusia seperti dalam hal

perpajakan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Mayasari dan Muslim (2013) yang membuktikan bahwa adanya

pengaruh yang signifikan antara religiusitas terhadap moral pajak.

Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Cahyonowati (2011) yang menunjukkan hasil bahwa

religiusitas tidak berpengaruh pada peningkatan moral perpajakan. Hal

ini mungkin disebabkan oleh sulitnya mengukur secara kuantitatif tingkat

religiusitas sesorang (Mayasari dan Muslim, 2013).

118

4. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Morale

Berdasarkan tabel 4.23 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

keadilan pajak memiliki nilai thitung ysebesar 0,402 dengan tingkat

signifikansi 0,675. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

signifikansinya diatas 0,05 yaitu 0,675 > 0,05 (Sarjono dan Julianita,

2011:146). Penelitian ini juga menunjukkan arah postif dengan nilai

standardized coefficient beta sebesar 0,030. Berdasarkan hal tersebut

maka H4 ditolak, yang berarti sosiodemografi tidak berpengaruh positif

terhadap tax morale.

Hasil tersebut menjelaskan bahwa sosiodemografi yang terdiri dari

umur dan pendidikan terakhir ini tidak berpengaruh pada moral

perpajakan sesorang yang artinya semakin tua dan semakin tinggi tingkat

pendidikan seorang wajib pajak belum tentu juga akan semakin tinggi

moral mereka terhadap pajak dan belum tentu juga semakin tinggi niat

pelaksanaan kewajiban perpajakannya. Hasil penelitian ini sejalan

dengan hasil penelitian Lasmana dan Tjaraka (2011) yang membuktikan

bahwa umur dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh pada moral

perpajakan seorang wajib pajak. Berdasarkan temuan ini tampaknya

variabel sosiodemografi sangat tergantung pada kondisi tertentu seperti

kondisi lingkungan dimana wajib pajak berada sehingga hasil penelitian

pengaruh sosiodemografi terhadap tax morale bisa sangat berbeda-beda

hasilnya dari penelitian yang satu dengan penelitian lainnya.

119

5. Pengaruh Penegakan Hukum terhadap Tax Evasion

Berdasarkan tabel 4.24 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

penegakan hukum memiliki nilai thitung sebesar 0,189 dengan tingkat

signifikansi 0,850. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

signifikansinya diatas 0,05 yaitu 0,850 > 0,05 (Sarjono dan Julianita,

2011:146). Penelitian ini juga menunjukkan arah postif dengan nilai

standardized coefficient beta sebesar 0,016. Berdasarkan hal tersebut

maka H5 ditolak, yang berarti penegakan hukum tidak berpengaruh

negatif terhadap tax evasion.

Hasil tersebut menjelaskan bahwa semakin tinggi penegakan hukun

tidak berpengaruh pada tax evasion. Hasil penelitian ini berbeda dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Zirman (2015) dan Schneider dan

Enste (2000) yang mengatakan bahwa penegakan hukum berpengaruh

pada praktik tax evasion, dengan kata lain bahwa dengan semakin

ditingkatkannya penegakan hukum yang berupa sanksi pajak maka akan

menurunkan tingkat praktik tax evasion. Hal ini menunjukkan bahwa

pada wilayah Bogor, adanya penegakan hukum yang baik tidak

menjamin akan menurunkan pengaruhnya pada tax evasion.

6. Pengaruh Keadilan Pajak terhadap Tax Evasion

Berdasarkan tabel 4.24 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

keadilan pajak memiliki nilai thitung sebesar -2,225 dengan tingkat

signifikansi 0,026. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

signifikansinya dibawah 0,05 yaitu 0,026 < 0,05 (Sarjono dan Julianita,

120

2011:146). Penelitian ini juga menunjukkan arah negatif dengan nilai

standardized coefficient beta sebesar -0,189. Berdasarkan hasil

signifikansi tersebut maka H6 tidak ditolak, yang berarti keadilan pajak

berpengaruh negatif terhadap tax evasion.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fatimah dan Wardani (2017) yang membuktikan bahwa keadilan pajak

memiliki pengaruh dengan arah negatif terhadap tax evasion. Hal ini

menjelaskan bahwa semakin tingginya keadilan pajak yang sudah

diterapkan oleh Direktorat Jendral Pajak maka akan menurunkan tingkat

praktik tax evasion. Semakin tinggi tingkat keadilan pajak akan

memberikan rasa percaya seorang wajib pajak kepada Direktorat Wajib

Pajak sehingga wajib pajak cenderung akan dengan senang hati

melaksanakan kewajiban perpajakannya yang memberikan dampak pada

menurunnya tingkat praktik tax evasion.

7. Pengaruh Religiusitas terhadap Tax Evasion

Berdasarkan tabel 4.24 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

keadilan pajak memiliki nilai thitung sebesar 0,01 dengan tingkat

signifikansi 0,991. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

signifikansinya diatas 0,05 yaitu 0,991 > 0,005 (Sarjono dan Julianita,

2011:146). Penelitian ini juga menunjukkan arah postif dengan nilai

standardized coefficient beta sebesar 0,001. Berdasarkan hal tersebut

maka H7 ditolak, yang berarti religiusitas tidak berpengaruh negatif

terhadap tax evasion.

121

Hasil tersebut menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat religiusitas

belum tentu akan menurunkan tingkat praktik tax evasion pada beberapa

KPP di wilayah Bogor. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Basri (2015) yang membuktikan bahwa religiusitas

tidak berpengaruh pada etika penggelapan pajak sehingga semakin tinggi

tingkat religiusitas seorang wajib pajak belum menjamin bahwa seorang

wajib pajak akan melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai

peraturan yang berlaku.

8. Pengaruh Sosiodemografi terhadap Tax Evasion

Berdasarkan tabel 4.24 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

keadilan pajak memiliki nilai thitung sebesar 1,338 dengan tingkat

signifikansi 0,183. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

signifikansinya diatas 0,05 yaitu 0,183 > 0,05 (Sarjono dan Julianita,

2011:146). Penelitian ini juga menunjukkan arah postif dengan nilai

standardized coefficient beta sebesar 0,103. Berdasarkan hasil tingkat

signifikansi tersebut maka H8 ditolak, yang berarti sosiodemografi tidak

berpengaruh positif terhadap tax evasion.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tua dan tinggi tingkat

pendidikan seorang wajib pajak tidak menjamin bahwa akan

meningkatkan kepatuhan perpajakannya sehingga tidak menjamin juga

akan menurunkan angka praktik tax evasion. Hasil penelitian ini

konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ganda Frisno dan

Tjen (2015). Semakin tinggi tingkat pendidikan seorang Wajib Pajak

122

maka akan semakin besar juga pengetahuan yang dimilikinya sehingga

Wajib Pajak akan semakin mengerti bagaimana perpajakan di Indonesia

yang akan berdampak pada kepatuhan perpajakannya yang pada akhirnya

berpengaruh pada praktik tax evasion.

9. Pengaruh Tax Morale terhadap Tax Evasion

Berdasarkan tabel 4.24 hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tax

morale memiliki nilai thitung sebesar -2,140 dengan tingkat signifikansi

0,034. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya dibawah

0,05 yaitu 0,034 < 0,05 (Sarjono dan Julianita, 2011:146). Penelitian ini

juga menunjukkan arah negatif dengan nilai standardized coefficient beta

sebesar -0,181. Berdasarkan hasil tingkat signifikansi tersebut maka H9

tidak ditolak, yang berarti tax morale berpengaruh negatif terhadap tax

evasion.

Hasil tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi moral perpajakan

seorang wajib pajak maka akan menurunkan tingkat praktik tax evassion.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Zirman (2015) yang mengatakan bahwa dengan meningkatnya moral

pajak maka akan menurunkan angka praktik penggelapan pajak. Semakin

rendah moral seorang Wajib Pajak untuk tidak patuh terhadap pajak, atau

dengan pengertian lain semakin tidak bermoral seorang Wajib Pajak

maka semakin besar juga kemungkinan seorang Wajib Pajak tidak patuh

terhadap pajak. Demikian pula sebaliknya, semakin tinggi moral seorang

123

wajib pajak, maka ia akan semakin patuh dan tidak melakukan tindakan

tax evasion.

10. Pengaruh Penegakan Hukum Terhadap Tax Evasion dengan Tax

Morale sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan hasil uji sobel manual dan dengan uji sobel dengan

program WIMP. Dihasilkan nilai t untuk hipotesis 10 mengenai pengaruh

penegakan hukum terhadap tax evasion dengan tax morale sebagai

variabel intervening sebesar -01,5862 dengan tingkat signifikansi 0,09

artinya nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel 1,65449 dan nilai

signifikansi di atas 0,05 (Ghozali, 2018:250). Berdasarkan hasil tersebut

maka H10 ditolak.

Hasil tersebut menggambarkan bahwa tax morale tidak dapat

mempengaruhi hubungan secara tidak langsung antara penegakan hukum

terhadap tax evasion. Hasil penelitian ini juga tidak konsisten dengan

penelitian yang dilakukan oleh Zirman (2015) yang membuktikan bahwa

penegakan hukum berpengaruh terhadap tax evasion dengan dimediasi

ole tax morale.

11. Pengaruh Keadilan Pajak Terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale

sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan hasil uji sobel manual dan dengan uji sobel dengan

program WIMP. Dihasilkan nilai t untuk hipotesis 11 mengenai pengaruh

keadilan pajak terhadap tax evasion dengan tax morale sebagai variabel

intervening sebesar -0,9704 dengan tingkat signifikansi 0,06 artinya nilai

124

t hitung lebih kecil dari nilai t tabel 1,65449 dan nilai signifikansi di atas

0,05 (Ghozali, 2018:250). Berdasarkan hasil tersebut maka H11 ditolak.

Hasil tersebut menggambarkan bahwa tax morale tidak dapat

mempengaruhi hubungan secara tidak langsung antara keadilan pajak

terhadap tax evasion. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ardyaksa dan Kiswanto (2014) yang

membuktikan bahwa keadilan pajak tidak berpengaruh terhadap tax

evasion. Hal ini membuktikan bahwa dengan moralitas pajak yang tinggi

maka tetap tidak berpengaruh pada hubungan keadilan pajak dan tax

evasion secara tidak langsung. Seorang wajib pajak yang belum

merasakan keadilan pajak bisa saja melakukan praktik tax evasion

walaupun seorang wajib pajak tersebut memiliki tingkat moralitas pajak

yang baik.

12. Pengaruh Religiusitas Terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale

sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan hasil uji sobel manual dan dengan uji sobel dengan

program WIMP. Dihasilkan nilai t untuk hipotesis 12 mengenai pengaruh

keadilan pajak terhadap tax evasion dengan tax morale sebagai variabel

intervening sebesar -0,014112 dengan tingkat signifikansi 0,13 artinya

nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel 1,65449 dan nilai signifikansi di

atas 0,05 (Ghozali, 2018:250). Berdasarkan hasil tersebut maka H12

ditolak.

125

Hasil tersebut menggambarkan bahwa tax morale tidak dapat

mempengaruhi hubungan secara tidak langsung antara religiusitas

terhadap tax evasion. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Basri (2015) bahwa religiusitas tidak

berpengaruh pada etika penggelapan pajak. Hal ini juga membuktikan

bahwa dengan adannya pengaruh tax morale maka tetap tidak merubah

pengaruh antara religiusitas dengan tax evasion sehingga seorang wajib

pajak dengan tingkat religiusitas yang tinggi tidak menjamin bahwa

wajib pajak tersebut tidak akan melakukan tindak atau praktik tax

evasion.

13. Pengaruh Sosiodemografi Terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale

sebagai Variabel Intervening

Berdasarkan hasil uji sobel manual dan dengan uji sobel dengan

program WIMP. Dihasilkan nilai t untuk hipotesis 13 mengenai pengaruh

keadilan pajak terhadap tax evasion dengan tax morale sebagai variabel

intervening sebesar -0,03720 dengan tingkat signifikansi 0,68 artinya

nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel dan nilai signifikansi di atas

0,05 (Ghozali, 2018:250). Berdasarkan hasil tersebut maka H13 ditolak.

Hasil tersebut menggambarkan bahwa tax morale tidak dapat

mempengaruhi hubungan secara tidak langsung antara sosiodemografi

dan tax evasion. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Lasmana dan Tjaraka (2011) bahwa usia dan tingkat

pendidikan tidak dapat mempengaruhi moral perpajakan seorang wajib

126

pajak, dan hasil penelitiantersebut juga konsisten dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Ganda Frisno dan Tjen (2015) yang mengatakan

bahwa tidak menjamin bahwa akan meningkatkan kepatuhan

perpajakannya sehingga tidak menjamin juga akan menurunkan angka

praktik tax evasion.

127

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penegakan hukum,

keadilan pajak, religiusitas, dan sosiodemografi terhadap tax evasion melalui

tax morale. Responden dalam penelitian ini berjumlah 163 wajib pajak yang

terdaftar pada beberapa KPP Pratama di wilayah Bogor. Berdasarkan data

yang terlah dikumpulkan dan diolah mengunggunakan SPSS 24, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penegakan hukum terbukti berpengaruh positif terhadap tax morale.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Zirman (2015).

2. Keadilan pajak terbukti berpengaruh positif terhadap tax morale. Hasil

penelitian ini didukung dengan teori planned behavior.

3. Religiusitas terbukti berpengaruh positif terhadap tax morale. Hasil

penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Mayasari dan Muslim (2013). Namun hasil penelitian ini menolak hasil

penelitian Cahyonowati (2011).

4. Sosiodemografi terbukti tidak berpengaruh positif terhadap tax morale.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Laksamana dan Tjaraka (2011).

128

5. Penegakan hukum terbukti tidak berpengaruh negatif terhadap tax

evasion. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Zirman (2015).

6. Keadilan pajak terbukti berpengaruh negatif terhadap tax evasion. Hasil

penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Fatimah dan Wardhani (2017).

7. Religiusitas terbukti tidak berpengaruh negatif terhadap tax evasion.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Basri (2015).

8. Sosiodemografi terbukti tidak berpengaruh negatif terhadap tax evasion.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dillakukan

oleh Ganda Frisno dan Tjen (2015).

9. Tax morale secara signifikan berpengaruh negatif terhadap tax evasion.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Zirman (2015).

10. Penegakan hukun secara tidak langsung tidak berpengaruh terhadap tax

evasion melalui tax morale. Hasil penelitian ini didukung oleh teori

planned behavior.

11. Keadilan pajak secara tidak langsung tidak berpengaruh terhadap tax

evasion melalui tax morale. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Adyaksa dan Kiswanto (2014).

129

12. Religiusitas secara tidak langsung tidak berpengaruh terhadap tax

evasion melalui tax morale. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Basri (2015).

13. Sosiodemografi secara tidak langsung tidak berpengaruh terhadap tax

evasion melalui tax morale. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ganda Frisno dan Tjen (2015).

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas menunjukkan bahwa:

1. Setiap wajib pajak diharapkan meningkatkan pengetahuan perpajakannya

sehingga dapat memberikan dampak pada peningkatan moral

perpajakannya sehingga menurunkan tingkat praktik tax evasion.

2. Direktorat Jendral Pajak diharapkan juga dapat meningkatkan penegakan

hukum dan keadilan pajak agar wajib pajak merasa percaya sehingga

dengan senang hati mereka akan melaksakan kewajiban perpajakannya

dan menurunkan tingkat praktik tax evasion.

3. Direktorat Jendral Pajak diharapkan juga menambah volume penyuluhan

tentang perpajakan sehingga para wajib pajak muda dapat mengerti dan

memahami bahwa sadar pajak bukan hanya memiliki NPWP.

C. Saran

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan penyajian hasil

penelitian dengan beberapa masukan diantaranya:

130

1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah literatur terbaru dan

lebih banyak daripada yang peneliti sajikan.

2. Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian dengan menambah

atau merubah variabel lain diluar penelitian ini seperti money ethics, self

assessment system, atau kepercayaan terhadap fiskus karena terbatasnya

penggunaan variabel yang diteliti sehingga menghasilkan pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen menjadi kecil.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas daerah survei atau

merubah daerah survei tidak hanya pada sebagian wilayah Bogor.

131

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. The theory of planned behavior. Orgnizational Behavior and Human

Decision Processes. Vol. 50. 179–211. 1991.

Alasfour, F., Samy, M., dan Roberta, B. "The Determinants Of Tax Morale And

Tax Compliance : Evidence From Jordan". Emerald Insight. Vol. 23. 125–

171. 2016.

Angelina, M., dan Yenni Mangoting. "Pengaruh Pandangan Sosial, Usia, dan

Kepercayaan Kepada Pemerintah Terhadap Praktik Penggelapan Pajak di

Surabaya". Tax & Accounting Review. Vol.4(1), 1–9. 2014.

Ardyaksa, T. K., dan Kiswanto. "Pengaruh Keadilan, Tarif Pajak, Ketepatan

Pengalokasian, Kecurangan, Teknologi dan Informasi Perpajakan Terhadap

Tax Evasion". Accounting Analysis Journal. 3(1), 361–369. 2014.

Astuti, T., dan Inggrid Panjaitan. "Pengaruh Moral Wajib Pajak Dan Demografi

Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Umkm Dengan Sanksi

Perpajakan Sebagai Pemoderasi". Jurnal Akuntansi. 3(1), 58–73. 2018.

Ayem, S., dan Listiani. "Pengaruh Sosialisasi Perpajakan , Penegakan Hukum

Mengenai Penggelapan Pajak (Tax Evasion)". Jurnal Riset Akuntansi

Terpadu. Vol.12. 2018.

Basri, Y. M. "Pengaruh Gender , Religiusitas Dan Sikap Love Of Money Pada

Persepsi Etika Penggelapan Pajak". Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis.

10(1), 45–54. 2015.

Budiarto, D. S., Fitri Nurmaisa., dan Yennisa."Hubungan Antara Religiusitas Dan

Machiavellian Dengan Tax Evasion: Riset Berdasarkan Perspektif Gender".

Telaah Bisnis. 17(2), 145–168. 2017.

Cahyonowati, N. "Model Moral Dan Kepatuhan Perpajakan". Jurnal Akuntansi

Dan Auditing Indonesia. Vol.15(2), 161–177. 2011.

Cummings, R. G., J.M. Vazquez., Michael McKee., and Benno Torgler. "Tax

morale affects tax compliance: Evidence from surveys and an artefactual

field experiment". Journal of Economic Behavior and Organization.

Vol.70(3), 447–457. 2009.

Fatimah, S., dan Dewi Kusuma Wardani. "Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Penggelapan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Temanggung". Akuntansi

dewantara. Vol.1(1), 1–14. 2017.

132

Friskianti, Y., dan Bestari Dwi Handayani. "Pengaruh Self Assessment System,

Keadilan, Teknologi Perpajakan, dan Ketidakpercayaan Kepada Pihak

Fiskus Terhadap Tindakan Tax Evasion". Accounting Analysis Journal.

Vol.3(1). 361–369. 2014.

Fuadi, Y. T. "Pengaruh Lingkungan Usaha, Profitabilitas, Dan Penegakan

Hukum Terhadap Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kec.

Kuantan Tengah". Jurnal Online Mahasiswa Bidang Ilmu Ekonomi. Vol.1.

1–15. 2014.

Ganda, Frisno., dan Christine Tjen. ”Pengaruh Faktor-Faktor Demografi

Terhadap Kepatuhan Perpajakan di Indonesia". Simposium Nasional

Akuntansi 18. 1(2), 1–18. 2015.

Ghozali, I. "Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25". (IX).

Semarang. Fakultas Ekonomika dan Bisnis universitas Diponegoro,

Semarang. 2018.

Heider, F. "A First Look at Communication Theory". In A First Look at

Communication Theory. 1958.

Kementerian Keuangan. 2014. “Laporan APBN Kita Edisi 2014”. Jakarta.

Diakses dari http://www.kemenkeu.go.id/APBNKita pada 18 November

2018.

Kementerian Keuangan. 2015. “Laporan APBN Kita Edisi 2015”. Jakarta.

Diakses dari http://www.kemenkeu.go.id/APBNKita pada 21 November

2018.

Kementerian Keuangan. 2016. “Laporan APBN Kita Edisi 2016”. Jakarta.

Diakses dari http://www.kemenkeu.go.id/APBNKita pada 22 November

2018.

Kementerian Keuangan. 2017. “Laporan APBN Kita Edisi 2017”. Jakarta.

Diakses dari http://www.kemenkeu.go.id/APBNKita pada 25 November

2018.

Kementerian Keuangan. 2018. “Laporan APBN Kita Edisi 2018”. Jakarta.

Diakses dari From http://www.kemenkeu.go.id/APBNKita pada 18 Agustus

2019.

Kurniawati, M., dan Agus Arianto Toly. "Analisis keadilan pajak, biaya

kepatuhan, dan tarif pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai

penggelapan pajak di surabaya barat". Tax & Accounting Review. 4(2), 1–

12. 2014.

133

Lasmana, M. S., dan Heru Tjaraka. "Pengaruh Moderasi Sosio Demografi

Terhadap Hubungan Antara Moral-Etika Pajak Dan Tax Avoidance Pajak

Penghasilan". Majalah Ekonom. 10(2), 185–197. 2011.

Mardiasmo. "Akuntansi Sektor Publik”. Yogyakarta: Andi. 2009.

Mayasari, W., dan Resti Yulistia Muslim. "Pengaruh Ketaatan Beragama

Terhadap Moral Pajak". 2013.

Mcgee, R., Aljaaidi, K. S., dan Anwar Salem Musaibah. "The Ethics of Tax

Evasion : A Survey of Administrative Sciences ’ Students in Yemen". 7(16),

1–12. https://doi.org/10.5539/ijbm.v7n16p1. 2012.

Mcgee, R. W. "Three Views on the Ethics of Tax Evasion Three Evasion Views on

the Ethics of Tax". Journal of Business Ethics. 67(1), 15–35.

https://doi.org/10.1007/s10551-006-9002-z. 2006.

Mcgee, R. W., dan Sheldon R. Smith. "Ethics , Tax Evasion , Gender and Age :

an Empirical Study of Utah Opinion". January. 2007.

Mokhlis, S. "Consumer Religiosity and the Importance of Store Attributes". The

Journal of Human Resource and Adult Learning. 4(2), 122–133.

https://doi.org/10.1108/09590559910268435. 2008.

Prihastanti, R. K. "Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Penerimaan

Pajak Dimoderasi oleh Pemeriksaan Pajak". Accounting Analysis Journal.

4(1), 1–9. 2012.

Ramadhan, L. Y. "Pengaruh Kesadaran, Moralitas Dan Budaya Pajak Terhadap

Kepatuhan Pajak (Studi Pada Ukm Siola Kota Surabaya)". 16–33. 2015.

Richardson, G. "The relationship between culture and tax evasion across

countries: Additional evidence and extensions". Journal of International

Accounting, Auditing and Taxation. 17(2), 67–78. 2008.

Rusmawanti, S., dan Wardani. "Pengaruh Pemahaman Pajak, Sanksi Pajak, dan

Sensus Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pribadi yang Memiliki

Usaha". Jurnal Akuntansi. 3(2). 75–91. 2015.

Sarjono, Haryadi., dan Julianita, Winda. "Sebuah Pengantar Aplikasi Untuk Riset:

SPSS vs Lisrel". Jakarta. Salemba Empat. 2011.

Schneider, F., dan Erich Kirchler. "Shadow Economies: Size, Causes, and

Consequences". Journal of Economic Literature. 38(1), 77–114.

https://doi.org/10.1257/jel.38.1.77. 2000.

134

Stack, S., dan Kposowa, A. J. "Religion and Suicide Acceptability: A Cross -

National Analysis". Journal for the Scientific Study of Religion. 50(2), 289–

306. https://doi.org/10.2307/1387280. 2011.

Subradiyah. "Pengaruh Moderasi Tax Morale Terhadap Hubungan Variabel

Sosio Demografi Dan Tax Avoidance Pajak". Jurnal Dinamika Ekonomi dan

Bisnis. 10(2). 194–203. 2013.

Sulistianti, F., dan Sondang M. Rajagukguk. "Religiosity Over Law and tax

Compliance. Prosiding Seminar Nasional "Problematika Hukum dalam

Bisnis dan Investasi". 2002.

Suminarsasi, W. S. "Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika

Penggelapan Pajak ( Tax Evasion )". Banjarmasin. 1(2 (oktober)), 0–29.

2012.

Torgler, B. "The importance of faith: Tax morale and religiosity". Journal of

Economic Behavior and Organization. Vol. 61. 2006.

Torgler, B., Markus Schaffner., dan Alison Macintyre. "Tax Compliance, Tax

Compliance, Tax Morale, and Governance Quality". 2007.

Torgler, B., Friedrich Schneider, dan Chrishtop A. Schaltegger. "Local autonomy,

tax morale, and the shadow economy". Public Choice. 144(1), 293–321.

https://doi.org/10.1007/s11127-009-9520-1. 2010.

Wankhar, A. Z., dan Nur Diana. "Pengaruh Money Ethics terhadap Tax Evasion

dengan Religiousity, Gender, Materialism sebagai variabel moderating".

2016.

Wulan, R. "Pengaruh Penegakan Hukum dan Self Assessment System Terhadap

Kepatuhan Perpajakan". 2013.

Zirman. "Pengaruh Penegakan Hukum Dan Gender Terhadap Penggelapan

Pajak Dimediasi Oleh Moral Pajak". Akuntanbilitas. Volume VIII(2), 133–

147. 2015.

135

LAMPIRAN

136

LAMPIRAN 1

Surat Penelitian Skripsi

137

138

139

140

141

142

LAMPIRAN 2

Surat Izin dari Kanwil Jawa

Barat III

143

144

LAMPIRAN 3

Kuisioner Penelitian

145

KUISIONER PENELITIAN

Pengaruh Penegakan Hukum, Keadilan Pajak, Religiusitas, dan

Sosiodemografi terhadap Tax Evasion dengan Tax Morale sebagai

Variabel Intervening

Rifqoh Maulidiah

11150820000025

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

151

Nomor ...... (diisi oleh peneliti)

IDENTITAS RESPONDEN

Berilah tanda centang (✓) pada identitas pengenalBapak/Ibu/Sdr/i

1. Nama : .............................................................(opsional)

2. No. Hp : .............................................................

3. Email : .............................................................

4. Wilayah : .................................................(tempat tinggal/KPP terdaftar)

5. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

6. Umur Responden : 20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun

36-40 tahun >40 tahun

7. Status Pernikahan : Menikah Belum Menikah

8. Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya.........

9. Pekerjaan : Wiraswasta Pegawai Swasta

PNS Lainnya..........................

10. Agama : Islam Lainnya..........................

11. Penghasilan : <Rp 2.500.000

Rp 2.500.001 – Rp 5.000.000

Rp 5.000.001 – Rp 7.500.000

Rp 7.500.001 – Rp 10.000.000

>Rp 10.000.001

152

Petunjuk: Berilah tanda centang (✓) pada pernyataan di bawah ini sesuai dengan penilaian

Bapak/Ibu/Sdr/i

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)

2 = Tidak Setuju (TS)

3 = Netral (N)

4 = Setuju (S)

5 = Sangat Setuju (SS)

I. Variabel Penegakan Hukum (X1)

No. Pernyataan STS TS N S SS

1. Sanksi pajak telah diterapkan dengan baik

oleh petugas pajak terhadap pelanggar pajak

2.

Pemerintah telah berlaku adil kepada setiap

orang yang melakukan pelanggaran pajak

(keterlambatan maupun pembayaran akan

dikenakan sanksi (denda))

3.

Sanksi pidana dan sanksi administrasi yang

dikenakan bagi pelanggar aturan pajak

memberatkan

4.

Pengenaan sanksi yang cukup berat

merupakan salah satu sarana untuk mendidik

WP

5. Sanksi pajak harus dikenakan kepada

pelanggarnya tanpa toleransi

II. Variabel Keadilan Pajak (X2)

No. Pernyataan STS TS N S SS

6.

Beban pajak setiap wajib pajak adalah sama

bagi setiap wajib pajak yang mempunyai

jumlah penghasilan dan tanggungan yang

sama, tanpa membedakan jenis atau sumber

penghasilan

153

No. Pernyataan STS TS N S SS

7.

Beban pajak setiap wajib pajak berbeda jika

jumlah penghasilan mereka juga berbeda

tanpa membedakan jenis dan sumber

penghasilan

8.

Dibandingkan dengan wajib pajak lain saya

membayar pajak penghasilan lebih sedikit

daripada pembagian pajak penghasilan yang

sesuai/adil

9.

Saya berpendapat bahwa setiap jenis pajak

yang dibayar sudah sesuai dengan

kemampuan wajib pajak untuk membayar

III. Variabel Religiousity (X3)

No. Pernyataan STS TS N S SS

10. Tuhan menjadi hal yang penting dalam

hidup saya

11. Agama sangat penting, karena agama

menjawab pertanyaan hidup

12. Saya sangat sering menghadiri kegiatan

keagamaan

13. Terlepas dari kegiatan keagaman, saya

termasuk orang yang religius

14.

Saya menolak memasukkan pertimbangan

agama dalam mempengaruhi urusan saya

seperti dalam hal melakukan kecurangan

pajak

15.

Saya merasa tidak menggunakan pendekatan

agama dalam menjalankan hidup jika saya

melakukan kecurangan pajak

16. Melakukan kecurangan pajak tidak sesuai

dengan nilai-nilai agama saya

154

IV. Variabel Sosiodemografi (X4)

17. Umur Responden : 20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun

36-40 tahun >40 tahun

18. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

19. Status Pernikahan : Menikah Belum Menikah

20. Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya.........

V. Variabel Tax Morale (Z)

No. Pernyataan STS TS N S SS

21. Saya mengihtung, membayar, dan

melaporkan pajak dengan sukarela

22.

Saya mengitung, membayar, dan

melaporkan pajak karena sadar akan

kewajiban sebagai wajib pajak

23.

Menghitung, membayar, dan melaporkan

pajak dengan jumlah yang tidak

sesungguhnya adalah hal yang tidak etis

24. Melakukan kecurangan pajak dapat

dibenarkan jika saya memiliki kesempatan

25.

Pelanggaran prosedur dalam menghitung,

membayar, dan melaporkan pajak adalah hal

yang biasa

26. Saya merasa bersalah jika tidak membayar

pajak

27. Saya merasa bersalah jika menghitung pajak

dengan perhitungan yang tidak semestinya

28. Saya merasa bersalah jika melaporkan pajak

tidak tepat waktu

155

VI. Variabel Tax Evasion (Y)

No. Pernyataan STS TS N S SS

29. Saya tidak mendaftarkan diri sebagai wajib

pajak

30. Saya tidak menggunakan NPWP sesuai

dengan ketentuan

31. Saya selalu tidak menyampaikan SPT tepat

waktunya

32.

Saya menyampaikan SPT dengan

perhitungan yang tidak lengkap dan tidak

benar atas seluruh objek pajak yang saya

miliki

33.

Saya tidak menyampaikan SPT dengan

sesungguhnya atas seluruh objek pajak yang

saya miliki

34.

Saya menyetor pajak tidak berdasarkan

jumlah yang sebenarnya dari objek pajak

sesungguhnya

35.

Saya melaporkan kewajiban pajak dengan

jumlah pendapatan yang lebih kecil dari

seharusnya dibayar

151

LAMPIRAN 4

Daftar Jawaban Responden

152

IDENTITAS RESPONDEN

No. JK Usia Statper Pendter Pekerjaan Agama Penghasilan

1 2 5 1 2 3 1 2

2 2 5 1 5 4 1 1

3 2 5 1 2 3 1 2

4 1 5 1 2 3 1 2

5 2 2 1 2 4 1 1

6 2 1 1 1 2 2 1

7 1 5 1 3 3 2 3

8 1 4 1 2 4 1 1

9 1 5 1 2 4 1 1

10 1 5 1 2 3 1 3

11 1 4 1 5 4 1 1

12 2 5 1 2 4 1 1

13 2 5 1 2 3 1 2

14 1 5 2 2 3 2 2

15 1 5 1 2 4 2 3

16 1 5 1 2 4 1 1

17 2 5 1 3 4 1 1

18 2 1 2 5 4 1 1

19 2 2 2 1 2 1 2

20 2 1 2 5 4 1 1

21 2 1 2 5 2 1 1

22 1 1 2 5 2 1 1

23 1 3 1 5 4 1 1

24 1 2 2 5 4 1 2

25 2 5 1 5 4 2 3

26 1 3 1 5 4 1 2

27 1 4 1 5 2 2 2

28 1 3 2 5 2 2 2

29 2 4 1 2 2 1 2

30 1 5 1 5 2 1 3

31 2 1 1 5 2 1 2

32 1 1 2 5 4 1 1

33 1 1 2 5 2 1 2

34 1 4 1 5 2 1 1

35 1 2 1 5 2 1 2

36 1 1 2 5 4 1 1

Bersambung pada halaman selanjutnya.

153

IDENTITAS RESPONDEN

(Lanjutan)

No. JK Usia Statper Pendter Pekerjaan Agama Penghasila

n

37 2 1 2 5 2 1 2

38 1 1 2 2 2 1 1

39 1 1 2 5 4 1 1

40 1 4 1 5 2 1 2

41 2 1 2 5 2 2 2

42 2 1 2 5 4 1 1

43 2 1 2 5 2 1 2

44 2 1 1 5 4 1 1

45 1 2 1 5 2 1 2

46 1 5 1 5 2 1 1

47 2 1 1 5 4 1 3

48 2 4 1 5 2 1 4

49 1 5 1 2 4 1 4

50 2 2 1 2 3 1 1

51 1 1 2 5 2 1 2

52 2 1 2 5 2 2 2

53 1 1 2 2 4 1 1

54 1 5 1 5 2 2 3

55 1 1 2 5 2 2 1

56 1 1 2 5 4 1 1

57 1 1 2 5 4 1 2

58 1 2 2 5 4 1 3

59 1 1 2 5 2 1 1

60 1 1 2 2 4 1 1

61 1 1 2 2 2 1 2

62 1 4 1 5 4 1 1

63 2 1 2 5 2 1 2

64 1 3 1 5 4 1 2

65 1 3 2 2 2 1 2

66 2 3 2 5 2 1 3

67 1 2 2 5 4 1 3

68 1 1 2 5 2 1 2

69 2 1 2 1 4 1 1

70 1 4 1 5 4 1 3

71 1 2 1 5 2 2 3

Bersambung pada halaman selanjutnya.

154

IDENTITAS RESPONDEN

(Lanjutan)

No. JK Usia Statper Pendter Pekerjaan Agama Penghasilan

72 2 2 2 5 2 1 2

73 2 1 2 2 4 1 2

74 1 2 1 5 2 1 2

75 2 3 2 5 4 1 2

76 2 1 2 5 2 2 2

77 1 3 1 5 4 1 1

78 1 5 1 5 2 1 1

79 1 1 2 5 4 1 2

80 1 2 1 5 2 1 1

81 2 1 2 2 2 1 2

82 2 1 2 5 2 1 2

83 1 2 1 5 2 1 2

84 2 1 2 2 4 2 2

85 2 1 1 5 4 1 1

86 1 1 2 2 4 1 2

87 1 1 2 2 2 1 2

88 2 2 2 2 2 1 2

89 2 2 2 2 2 1 2

90 2 3 1 1 2 1 2

91 2 3 1 2 2 1 2

92 2 3 1 2 2 1 3

93 1 4 1 2 4 1 3

94 2 2 1 2 2 1 2

95 1 5 1 1 2 1 2

96 1 5 1 2 4 1 2

97 2 5 1 2 2 1 3

98 1 1 2 1 2 1 2

99 2 2 1 1 2 1 2

100 1 5 1 5 2 1 3

101 1 3 1 5 2 1 2

102 1 1 2 1 2 1 2

103 2 2 1 2 2 1 3

104 2 1 2 5 2 1 2

105 2 1 2 1 2 1 2

Bersambung pada halaman selanjutnya.

155

IDENTITAS RESPONDEN

(Lanjutan)

No. JK Usia Statper Pendter Pekerjaan Agama Penghasilan

106 1 2 2 2 4 1 3

107 1 3 1 5 4 1 2

108 2 2 1 5 2 1 2

109 1 1 2 5 2 1 2

110 1 1 2 1 2 1 2

111 1 2 2 5 4 2 2

112 2 1 1 5 4 1 1

113 2 1 2 2 2 2 2

114 1 2 1 4 4 2 3

115 1 3 1 5 2 2 3

116 1 1 2 4 4 2 3

117 1 1 2 5 2 1 2

118 2 3 1 5 4 1 1

119 1 5 1 5 2 2 3

120 2 1 2 5 4 1 1

121 2 2 1 5 2 1 2

122 2 2 2 5 2 1 1

123 1 1 2 2 2 1 2

124 1 3 1 5 2 1 3

125 1 2 1 5 4 1 2

126 1 1 2 2 2 2 2

127 2 1 2 5 4 1 1

128 2 1 2 5 2 1 2

129 1 1 2 5 2 1 2

130 2 2 1 1 2 1 3

131 1 2 1 2 2 1 2

132 2 3 1 1 2 1 2

133 2 3 1 2 3 1 2

134 1 3 1 2 2 1 2

135 1 4 1 2 2 1 3

136 2 1 2 1 2 1 2

137 1 1 2 2 2 2 2

138 2 5 1 5 4 1 3

139 1 3 1 5 2 1 1

Bersambung pada halaman selanjutnya.

156

IDENTITAS RESPONDEN

(Lanjutan)

No. JK Usia Statper Pendter Pekerjaan Agama Penghasilan

140 1 2 2 2 2 2 2

141 1 4 1 2 4 2 3

142 2 1 2 1 2 1 2

143 1 1 2 1 4 1 2

144 1 3 1 1 2 1 2

145 2 3 1 5 4 1 2

146 1 3 2 5 2 1 2

147 1 2 2 5 2 1 2

148 1 1 2 1 2 1 2

149 2 4 1 5 4 1 1

150 1 2 1 5 2 2 2

151 1 2 2 1 2 2 2

152 1 5 1 1 4 1 3

153 1 3 1 5 2 1 2

154 1 4 1 2 2 1 3

155 2 3 1 5 2 1 2

156 2 4 2 2 2 2 2

157 1 5 1 2 4 1 3

158 1 1 2 2 4 2 1

159 2 4 1 2 2 1 2

160 2 2 1 5 4 1 1

161 1 2 2 1 2 2 2

162 2 2 1 5 2 1 1

163 1 5 1 2 2 1 3

157

Jawaban Responden atas Variabel Penegakan Hukum

No. PH1 PH2 PH3 PH4 PH5 Total

1 4 4 3 3 4 18

2 4 4 3 3 4 18

3 4 4 2 5 5 20

4 3 3 3 3 3 15

5 4 4 2 4 3 17

6 4 5 3 4 4 20

7 5 5 3 5 5 23

8 4 4 4 4 4 20

9 5 3 5 3 5 21

10 4 3 4 3 5 19

11 5 3 5 3 5 21

12 4 4 4 4 4 20

13 5 5 3 5 5 23

14 5 4 2 4 4 19

15 4 3 4 5 5 21

16 5 5 3 1 4 18

17 4 4 2 4 2 16

18 3 3 3 3 3 15

19 4 3 2 5 5 19

20 5 5 3 4 3 20

21 5 5 4 4 3 21

22 3 3 3 3 3 15

23 3 4 3 4 2 16

24 4 4 2 2 4 16

25 4 4 4 4 4 20

26 4 4 3 3 3 17

27 4 4 2 4 4 18

28 5 5 2 5 5 22

29 4 2 4 4 4 18

30 4 4 3 2 4 17

31 4 5 2 4 4 19

32 4 4 2 4 4 18

33 5 4 3 4 5 21

34 4 4 3 4 5 20

35 4 4 4 4 4 20

36 3 4 2 5 5 19

37 4 4 4 1 4 17

Bersambung pada halaman selanjutnya.

158

Jawaban Responden atas Variabel Penegakan Hukum

(Lanjutan)

No. PH1 PH2 PH3 PH4 PH5 Total

38 4 3 2 4 4 17

39 4 4 3 3 3 17

40 4 4 4 4 4 20

41 4 3 3 5 5 20

42 3 4 4 3 3 17

43 4 4 4 4 4 20

44 4 4 3 4 3 18

45 4 4 4 4 4 20

46 4 4 4 4 4 20

47 4 4 3 4 5 20

48 5 5 3 4 4 21

49 4 4 4 4 4 20

50 4 4 4 4 4 20

51 4 3 2 3 4 16

52 4 4 3 4 4 19

53 4 2 2 4 4 16

54 4 4 4 2 2 16

55 4 5 3 4 5 21

56 4 4 4 4 3 19

57 4 4 2 4 4 18

58 4 3 3 4 5 19

59 3 4 3 3 2 15

60 3 4 5 3 4 19

61 4 4 2 4 3 17

62 4 4 2 4 5 19

63 5 5 2 5 5 22

64 4 4 4 4 4 20

65 4 4 4 4 4 20

66 4 4 4 4 4 20

67 4 4 3 2 5 18

68 3 3 3 3 3 15

69 4 4 4 4 4 20

70 4 4 4 4 4 20

71 4 4 4 4 4 20

72 3 3 3 3 3 15

Bersambung pada halaman selanjutnya.

159

Jawaban Responden atas Variabel Penegakan Hukum

(Lanjutan)

No. PH1 PH2 PH3 PH4 PH5 Total

73 4 4 4 4 4 20

74 4 4 2 4 4 18

75 4 4 3 3 3 17

76 4 4 2 4 4 18

77 4 4 2 4 4 18

78 4 4 4 3 4 19

79 3 2 2 3 5 15

80 4 4 2 4 4 18

81 4 4 2 5 4 19

82 4 4 2 5 4 19

83 4 4 2 4 5 19

84 5 5 3 5 5 23

85 3 3 2 3 4 15

86 4 3 3 4 4 18

87 4 4 4 4 4 20

88 5 5 2 4 4 20

89 5 5 3 3 4 20

90 5 4 3 4 4 20

91 4 4 2 4 4 18

92 4 4 2 4 4 18

93 4 4 3 4 4 19

94 4 4 3 5 5 21

95 5 4 2 2 5 18

96 4 4 2 4 5 19

97 5 4 2 5 5 21

98 5 3 1 4 5 18

99 5 4 2 5 5 21

100 4 2 2 4 4 16

101 3 4 2 4 5 18

102 5 3 2 4 5 19

103 4 3 2 5 5 19

104 3 3 2 5 5 18

105 5 5 1 4 4 19

106 4 4 2 5 4 19

107 4 4 4 4 4 20

Bersambung pada halaman selanjutnya.

160

Jawaban Responden atas Variabel Penegakan Hukum

(Lanjutan)

No. PH1 PH2 PH3 PH4 PH5 Total

108 5 5 2 3 5 20

109 4 4 3 5 4 20

110 4 4 2 4 4 18

111 4 4 4 4 4 20

112 5 4 1 5 5 20

113 4 4 4 4 4 20

114 5 4 2 4 5 20

115 4 4 3 3 4 18

116 3 3 3 4 4 17

117 4 4 2 4 4 18

118 4 4 2 4 4 18

119 4 4 4 3 4 19

120 3 2 2 3 5 15

121 4 4 2 4 4 18

122 5 4 2 4 4 19

123 4 4 2 5 4 19

124 4 4 2 5 4 19

125 5 5 4 5 4 23

126 2 2 2 4 5 15

127 3 4 3 4 4 18

128 5 4 2 4 5 20

129 4 3 3 4 4 18

130 4 4 2 4 4 18

131 5 4 3 3 4 19

132 5 4 3 4 4 20

133 4 4 2 4 4 18

134 5 4 2 4 5 20

135 4 3 2 4 5 18

136 4 3 3 4 4 18

137 4 4 3 4 4 19

138 4 4 4 4 4 20

139 4 4 3 4 4 19

140 4 3 2 4 5 18

141 4 4 2 4 4 18

142 5 3 2 4 5 19

Bersambung pada halaman selanjutnya.

161

Jawaban Responden atas Variabel Penegakan Hukum

(Lanjutan)

No. PH1 PH2 PH3 PH4 PH5 Total

143 4 4 4 4 3 19

144 4 4 2 4 4 18

145 4 4 2 4 4 18

146 5 4 2 5 4 20

147 5 4 3 4 4 20

148 5 4 3 4 4 20

149 4 3 3 4 4 18

150 4 4 3 3 4 18

151 4 4 3 4 4 19

152 4 4 3 4 4 19

153 4 4 3 4 4 19

154 4 3 3 4 4 18

155 4 4 2 4 4 18

156 4 4 2 4 4 18

157 4 4 3 3 4 18

158 4 4 3 4 4 19

159 4 4 3 4 4 19

160 4 4 2 5 4 19

161 4 4 2 4 4 18

162 4 3 2 3 3 15

163 4 4 2 3 4 17

162

Jawaban Responden Atas Variabel Keadilan Pajak

No. KP1 KP2 KP3 KP4 Total

1 2 4 3 3 12

2 2 4 3 3 12

3 4 4 2 4 14

4 3 3 3 3 12

5 2 4 2 4 12

6 4 3 3 4 14

7 4 4 2 4 14

8 4 4 4 4 16

9 5 5 5 5 20

10 5 5 5 5 20

11 5 5 5 5 20

12 3 4 3 3 13

13 4 5 2 5 16

14 1 5 3 4 13

15 5 5 2 4 16

16 5 5 2 1 13

17 1 4 2 4 11

18 4 4 4 4 16

19 4 4 4 4 16

20 3 4 3 4 14

21 4 4 2 2 12

22 3 3 3 3 12

23 4 5 4 4 17

24 4 3 4 3 14

25 3 3 3 5 14

26 4 4 4 4 16

27 4 4 4 4 16

28 3 3 2 4 12

29 3 4 4 4 15

30 4 4 3 5 16

31 4 4 4 4 16

32 4 5 3 4 16

33 5 5 2 4 16

34 5 4 3 4 16

35 3 4 3 4 14

36 5 5 5 5 20

37 4 4 4 4 16

Bersambung pada halaman selanjutnya.

163

Jawaban Responden Atas Variabel Keadilan Pajak

(Lanjutan)

No. KP1 KP2 KP3 KP4 Total

38 4 5 2 4 15

39 5 4 4 5 18

40 4 4 4 4 16

41 4 4 3 4 15

42 4 3 3 3 13

43 4 3 2 4 13

44 3 4 3 4 14

45 4 4 4 4 16

46 3 4 4 4 15

47 4 4 4 4 16

48 4 4 4 4 16

49 4 4 4 4 16

50 4 4 2 4 14

51 4 4 4 4 16

52 4 4 4 4 16

53 4 4 2 2 12

54 2 4 3 4 13

55 5 5 2 4 16

56 4 5 4 4 17

57 4 4 4 4 16

58 4 4 4 4 16

59 2 4 3 3 12

60 3 4 3 3 13

61 4 3 3 3 13

62 4 3 1 4 12

63 5 5 4 5 19

64 4 4 4 4 16

65 4 4 4 4 16

66 4 5 4 4 17

67 4 4 3 4 15

68 3 3 3 3 12

69 3 4 2 4 13

70 4 4 4 4 16

71 4 3 3 5 15

72 3 3 3 3 12

Bersambung pada halaman selanjutnya.

164

Jawaban Responden Atas Variabel Keadilan Pajak

(Lanjutan)

No. KP1 KP2 KP3 KP4 Total

73 4 4 3 4 15

74 4 3 3 4 14

75 4 2 2 4 12

76 4 3 3 3 13

77 4 4 4 5 17

78 3 3 2 4 12

79 3 4 4 4 15

80 4 4 2 4 14

81 4 4 2 4 14

82 5 4 5 4 18

83 5 5 3 5 18

84 4 4 2 5 15

85 3 2 2 3 10

86 3 2 3 4 12

87 4 5 5 4 18

88 4 4 3 4 15

89 4 4 3 4 15

90 4 4 4 4 16

91 4 4 4 4 16

92 4 4 4 4 16

93 4 4 4 4 16

94 4 4 2 2 12

95 5 4 5 4 18

96 4 4 2 5 15

97 5 5 2 5 17

98 4 5 2 5 16

99 3 4 2 5 14

100 5 5 2 5 17

101 3 3 2 5 13

102 4 4 2 4 14

103 4 4 2 5 15

104 4 4 2 4 14

105 5 5 1 5 16

106 4 4 2 4 14

107 4 4 2 4 14

Bersambung pada halaman selanjutnya.

165

Jawaban Responden Atas Variabel Keadilan Pajak

(Lanjutan)

No. KP1 KP2 KP3 KP4 Total

108 5 5 1 5 16

109 5 5 2 5 17

110 4 4 2 5 15

111 3 4 2 4 13

112 5 4 2 5 16

113 4 4 2 5 15

114 4 5 2 4 15

115 4 4 2 4 14

116 3 3 2 4 12

117 4 3 3 3 13

118 4 4 4 5 17

119 3 3 2 4 12

120 3 4 4 4 15

121 4 4 2 4 14

122 4 4 2 4 14

123 5 4 5 4 18

124 5 4 5 4 18

125 4 4 3 4 15

126 2 2 2 4 10

127 4 3 2 3 12

128 5 5 2 4 16

129 4 5 2 5 16

130 4 5 2 5 16

131 5 4 2 5 16

132 4 4 4 4 16

133 4 4 4 4 16

134 4 4 4 4 16

135 5 5 4 5 19

136 5 4 3 4 16

137 4 4 4 4 16

138 5 5 5 5 20

139 5 5 2 4 16

140 5 5 2 4 16

141 4 5 2 5 16

142 5 3 3 5 16

Bersambung pada halaman selanjutnya.

166

Jawaban Responden Atas Variabel Keadilan Pajak

(Lanjutan)

No. KP1 KP2 KP3 KP4 Total

143 4 4 3 4 15

144 4 5 2 5 16

145 4 5 2 5 16

146 5 5 2 4 16

147 5 5 4 5 19

148 5 4 2 5 16

149 4 4 4 4 16

150 4 4 3 4 15

151 4 4 4 4 16

152 5 5 3 5 18

153 5 5 4 5 19

154 5 4 2 5 16

155 4 4 4 4 16

156 5 5 2 4 16

157 4 5 4 5 18

158 5 4 2 5 16

159 5 4 4 5 18

160 4 4 3 4 15

161 4 4 4 4 16

162 3 3 1 3 10

163 4 3 2 4 13

167

Jawaban Responden Atas Variabel Religiusitas

No. RLG1 RLG2 RLG3 RLG4 RLG5 RLG6 RLG7 Total

1 5 5 4 3 1 1 1 20

2 5 5 4 4 1 1 1 21

3 5 5 4 4 1 2 5 26

4 5 5 5 5 5 5 5 35

5 5 4 4 3 4 4 4 28

6 5 5 4 3 3 3 4 27

7 5 5 4 3 5 4 5 31

8 5 5 5 4 2 4 5 30

9 5 5 5 5 1 1 5 27

10 5 5 5 5 1 1 5 27

11 5 5 5 5 1 1 5 27

12 5 5 5 5 5 5 5 35

13 5 5 4 3 5 4 5 31

14 5 5 5 5 2 4 5 31

15 5 5 5 3 5 5 5 33

16 5 5 3 5 5 4 3 30

17 5 4 4 4 4 4 5 30

18 4 4 4 3 3 3 3 24

19 5 4 4 3 2 4 4 26

20 5 5 3 4 5 2 3 27

21 5 5 3 3 4 2 3 25

22 3 3 3 3 3 3 3 21

23 4 4 4 4 5 5 5 31

24 5 5 3 3 3 2 3 24

25 5 5 5 3 3 4 4 29

26 5 5 4 3 3 3 3 26

27 5 5 5 4 2 4 4 29

28 5 5 3 3 2 3 4 25

29 4 4 4 4 4 4 4 28

30 5 5 4 3 3 3 3 26

31 5 5 4 3 2 4 4 27

32 4 4 3 3 4 4 3 25

33 4 4 4 4 2 4 4 26

34 5 5 5 4 3 3 4 29

35 5 5 4 3 4 4 4 29

36 5 5 5 5 3 5 5 33

37 5 5 5 5 4 4 4 32

Bersambung pada halaman selanjutnya.

168

Jawaban Responden Atas Variabel Religiusitas

(Lanjutan)

No. RLG1 RLG2 RLG3 RLG4 RLG5 RLG6 RLG7 Total

38 5 5 5 4 5 2 5 31

39 5 4 4 2 4 4 3 26

40 4 4 4 4 4 4 4 28

41 5 5 4 3 2 5 5 29

42 4 4 4 4 4 4 3 27

43 5 4 4 3 3 3 4 26

44 4 4 3 3 3 3 3 23

45 4 5 3 3 4 3 3 25

46 4 4 4 3 2 4 4 25

47 4 4 4 3 4 3 4 26

48 5 5 4 3 3 4 4 28

49 4 4 4 4 4 4 4 28

50 5 5 5 4 4 4 5 32

51 5 5 3 3 3 3 4 26

52 5 5 5 4 3 4 4 30

53 5 5 4 4 1 1 5 25

54 5 5 4 3 2 4 5 28

55 5 5 3 4 2 2 5 26

56 5 4 4 3 3 3 5 27

57 4 4 4 4 4 4 4 28

58 5 5 5 4 2 4 4 29

59 5 5 3 4 5 4 5 31

60 4 4 4 3 3 3 3 24

61 4 4 3 3 3 3 4 24

62 5 5 5 5 5 5 5 35

63 5 5 5 1 5 1 1 23

64 4 4 4 4 4 4 4 28

65 4 5 4 4 4 4 4 29

66 5 5 4 4 3 3 3 27

67 5 5 4 4 5 4 5 32

68 3 3 3 3 3 3 3 21

69 5 5 4 4 2 3 4 27

70 5 5 5 4 5 4 5 33

71 4 4 4 3 2 4 4 25

72 5 5 3 4 4 4 5 30

Bersambung pada halaman selanjutnya.

169

Jawaban Responden Atas Variabel Religiusitas

(Lanjutan)

No. RLG1 RLG2 RLG3 RLG4 RLG5 RLG6 RLG7 Total

73 4 4 4 4 2 2 4 24

74 4 4 4 4 2 4 4 26

75 5 4 4 3 3 2 4 25

76 5 5 4 4 2 2 5 27

77 5 5 5 4 2 4 5 30

78 5 5 5 4 3 2 4 28

79 4 3 3 3 3 4 4 24

80 4 4 4 4 2 4 4 26

81 5 5 3 3 1 2 5 24

82 5 5 3 3 1 2 5 24

83 5 5 5 4 4 3 4 30

84 4 4 4 4 5 5 5 31

85 5 4 4 3 3 3 3 25

86 5 5 4 3 5 4 4 30

87 4 4 3 3 4 3 3 24

88 5 5 5 3 2 3 4 27

89 5 5 5 4 2 3 4 28

90 5 5 5 4 2 4 4 29

91 5 5 5 4 2 4 4 29

92 5 5 5 4 2 4 4 29

93 4 4 4 4 2 4 4 26

94 5 4 2 3 2 4 5 25

95 5 4 4 2 2 5 4 26

96 5 4 4 3 2 4 4 26

97 5 5 4 4 2 4 4 28

98 5 4 3 2 2 4 4 24

99 5 5 4 4 2 4 5 29

100 4 4 3 2 2 5 5 25

101 5 5 4 4 2 4 5 29

102 5 4 3 3 2 4 4 25

103 5 5 3 2 1 5 5 26

104 5 4 2 2 2 4 4 23

105 5 5 3 4 1 5 5 28

106 5 5 4 3 2 4 4 27

107 4 5 4 4 4 4 4 29

Bersambung pada halaman selanjutnya.

170

Jawaban Responden Atas Variabel Religiusitas

(Lanjutan)

No. RLG1 RLG2 RLG3 RLG4 RLG5 RLG6 RLG7 Total

108 5 5 4 4 5 4 5 32

109 3 3 3 3 3 3 3 21

110 5 5 4 4 2 3 4 27

111 4 4 4 3 2 4 4 25

112 5 5 3 4 4 4 5 30

113 4 4 4 4 2 2 4 24

114 4 4 4 4 2 4 4 26

115 5 4 4 3 3 2 4 25

116 4 5 2 4 5 4 4 28

117 5 5 4 4 2 2 5 27

118 5 5 5 4 2 4 5 30

119 5 5 5 4 3 2 4 28

120 4 3 3 3 3 4 4 24

121 4 4 4 4 2 4 4 26

122 4 4 4 3 3 4 4 26

123 5 5 3 3 1 2 5 24

124 5 5 3 3 1 2 5 24

125 5 5 5 4 4 3 4 30

126 4 4 4 4 5 5 5 31

127 5 4 4 3 3 3 3 25

128 5 5 4 3 5 4 4 30

129 4 4 3 3 4 3 3 24

130 5 5 5 3 2 3 4 27

131 5 5 5 4 2 3 4 28

132 5 5 5 4 2 4 4 29

133 5 5 5 4 2 4 4 29

134 5 5 5 4 2 4 4 29

135 4 4 4 4 2 4 4 26

136 4 4 4 2 2 4 4 24

137 5 4 4 4 4 4 4 29

138 4 4 4 3 2 4 4 25

139 4 5 4 4 4 4 4 29

140 5 5 4 2 2 4 4 26

141 4 4 2 3 2 4 4 23

142 4 4 4 4 2 4 4 26

Bersambung pada halaman selanjutnya.

171

Jawaban Responden Atas Variabel Religiusitas

(Lanjutan)

No. RLG1 RLG2 RLG3 RLG4 RLG5 RLG6 RLG7 Total

143 4 4 4 3 3 5 5 28

144 5 5 3 3 2 5 4 27

145 5 5 4 4 3 4 4 29

146 4 5 4 4 2 4 4 27

147 5 5 5 5 2 5 5 32

148 5 5 4 3 2 4 4 27

149 5 5 5 4 4 5 5 33

150 4 4 4 3 2 4 4 25

151 4 4 3 3 2 4 4 24

152 4 4 4 4 2 4 4 26

153 4 4 4 3 2 4 4 25

154 5 5 4 3 2 4 4 27

155 5 5 4 3 3 5 5 30

156 4 4 4 4 2 4 4 26

157 4 4 4 4 2 4 4 26

158 4 4 3 3 2 4 4 24

159 5 4 3 2 2 4 4 24

160 5 5 5 3 3 5 4 30

161 5 5 5 4 2 5 5 31

162 4 4 3 2 2 5 5 25

163 5 4 4 3 3 3 5 27

172

Jawaban Responden Atas Variabel Sosiodemografi

No. SSDM1 SSDM4 Total No. SSDM1 SSDM4 Total

1 5 2 7 36 1 5 6

2 5 5 10 37 1 5 6

3 5 2 7 38 1 2 3

4 5 2 7 39 1 5 6

5 3 2 5 40 4 5 9

6 1 1 2 41 1 5 6

7 5 3 8 42 1 5 6

8 4 2 6 43 1 5 6

9 5 2 7 44 1 5 6

10 5 2 7 45 2 5 7

11 4 5 9 46 5 5 10

12 5 2 7 47 1 5 6

13 5 2 7 48 4 5 9

14 5 2 7 49 5 2 7

15 5 2 7 50 2 2 4

16 5 2 7 51 1 5 6

17 5 3 8 52 1 5 6

18 1 5 6 53 1 1 2

19 2 1 3 54 5 5 10

20 1 5 6 55 1 5 6

21 1 5 6 56 1 5 6

22 3 3 6 57 1 5 6

23 3 5 8 58 2 5 7

24 2 5 7 59 1 5 6

25 4 5 9 60 1 1 2

26 3 5 8 61 1 2 3

27 3 5 8 62 4 5 9

28 3 5 8 63 1 5 6

29 4 2 6 64 3 5 8

30 5 5 10 65 3 5 8

31 1 5 6 66 3 5 8

32 1 5 6 67 2 5 7

33 1 5 6 68 1 5 6

34 4 5 9 69 1 1 2

35 2 5 7 70 4 5 9

Bersambung pada halaman selanjutnya

173

Jawaban Responden Atas Variabel Sosiodemografi

(Lanjutan)

No. SSDM1 SSDM4 Total No. SSDM1 SSDM4 Total

71 2 5 7 106 2 2 4

72 1 5 6 107 3 5 8

73 1 2 3 108 2 5 7

74 2 4 6 109 1 5 6

75 3 5 8 110 1 1 2

76 1 5 6 111 2 5 7

77 3 5 8 112 1 5 6

78 5 5 10 113 1 2 3

79 1 5 6 114 2 4 6

80 2 5 7 115 3 5 8

81 1 2 3 116 1 4 5

82 1 5 6 117 1 5 6

83 2 5 7 118 3 5 8

84 1 2 3 119 5 5 10

85 1 5 6 120 1 5 6

86 1 5 6 121 2 5 7

87 1 5 6 122 2 5 7

88 2 1 3 123 1 2 3

89 2 2 4 124 1 5 6

90 3 1 4 125 2 5 7

91 3 2 5 126 1 2 3

92 3 2 5 127 1 5 6

93 4 2 6 128 1 5 6

94 2 2 4 129 1 5 6

95 5 1 6 130 2 1 3

96 5 2 7 131 2 2 4

97 5 2 7 132 3 1 4

98 1 1 2 133 3 2 5

99 2 1 3 134 3 2 5

100 5 5 10 135 4 2 6

101 3 5 8 136 1 1 2

102 1 1 2 137 1 2 3

103 2 2 4 138 5 5 10

104 1 5 6 139 3 5 8

105 1 1 2 140 2 2 4

Bersambung pada halaman selanjutnya

174

Jawaban Responden Atas Variabel Sosiodemografi

(Lanjutan)

No. SSDM1 SSDM4 Total

141 4 2 6

142 1 1 2

143 1 1 2

144 3 1 4

145 3 5 8

146 3 5 8

147 2 5 7

148 1 1 2

149 4 5 9

150 2 5 7

151 2 1 3

152 5 1 6

153 3 5 8

154 4 2 6

155 3 5 8

156 4 2 6

157 5 2 7

158 1 2 3

159 4 2 6

160 2 5 7

161 2 1 3

162 2 5 7

163 5 2 7

175

Jawaban Responden Atas Variabel Tax Morale

No. TM1 TM2 TM3 TM4 TM5 TM6 TM7 TM8 Total

1 3 4 5 1 1 4 4 4 26

2 3 4 5 1 1 4 4 4 26

3 4 4 4 2 2 4 4 4 28

4 5 5 5 1 1 5 5 5 32

5 3 4 4 2 2 4 4 3 26

6 3 4 4 2 3 5 5 5 31

7 4 5 4 2 2 5 4 4 30

8 3 4 4 2 2 4 4 4 27

9 3 5 5 1 2 5 5 4 30

10 3 5 5 1 3 5 5 4 31

11 3 5 5 1 2 5 5 4 30

12 5 5 5 1 1 5 5 5 32

13 5 5 4 2 2 5 4 4 31

14 4 5 4 1 2 5 4 4 29

15 2 4 4 2 2 4 4 4 26

16 5 5 5 2 2 4 2 3 28

17 2 4 4 2 2 4 4 4 26

18 3 3 3 3 3 3 3 3 24

19 4 3 4 3 2 3 4 4 27

20 3 5 4 2 2 4 4 4 28

21 3 4 4 2 3 4 4 4 28

22 3 3 3 3 3 3 3 3 24

23 4 4 5 3 4 4 4 4 32

24 4 4 2 2 3 5 3 4 27

25 5 5 5 3 3 3 4 4 32

26 3 4 4 4 4 4 4 4 31

27 4 4 4 3 3 3 4 4 29

28 3 3 4 2 3 4 4 4 27

29 4 4 3 2 2 4 4 4 27

30 4 3 4 3 4 3 4 4 29

31 4 4 4 3 2 4 4 4 29

32 4 4 4 3 2 5 5 5 32

33 5 5 3 3 3 4 5 5 33

34 4 4 3 4 3 4 4 4 30

35 4 5 5 4 4 4 4 4 34

36 5 5 2 1 1 5 5 5 29

37 4 4 4 4 4 4 4 4 32

Bersambung pada halaman selanjutnya

176

Jawaban Responden Atas Variabel Tax Morale

(Lanjutan)

38 4 4 4 1 1 4 4 4 26

39 4 4 4 4 2 5 4 4 31

40 4 4 4 4 4 4 4 4 32

41 4 4 4 3 3 3 4 4 29

42 4 4 4 4 4 4 4 4 32

43 3 4 4 4 2 4 4 4 29

44 4 4 3 1 1 4 4 4 25

45 4 4 4 2 2 4 4 4 28

46 4 4 4 3 3 3 4 4 29

47 4 4 3 3 3 3 4 4 28

48 4 4 4 3 3 4 4 4 30

49 4 4 4 4 4 4 4 4 32

50 4 4 5 1 1 5 5 5 30

51 4 4 4 2 3 4 4 3 28

52 4 4 4 4 4 4 4 4 32

53 4 4 4 2 2 4 4 4 28

54 4 4 4 2 2 4 4 4 28

55 4 5 5 1 1 5 5 4 30

56 4 5 5 1 1 5 4 3 28

57 2 4 4 2 4 5 4 4 29

58 4 4 4 3 3 3 4 4 29

59 3 3 5 1 1 3 3 3 22

60 4 4 4 2 2 4 4 5 29

61 3 4 4 2 2 3 4 4 26

62 4 4 3 2 2 4 5 4 28

63 4 5 5 1 4 5 5 5 34

64 4 4 4 4 4 4 4 4 32

65 4 4 4 2 4 4 4 4 30

66 4 4 4 3 4 4 4 4 31

67 4 4 5 1 2 5 4 4 29

68 3 3 3 3 3 3 3 3 24

69 2 5 5 1 1 4 4 3 25

70 4 4 4 4 4 4 4 4 32

71 4 4 4 3 3 3 4 4 29

72 3 4 4 3 2 4 4 4 28

73 4 4 4 2 2 4 4 4 28

74 4 4 4 3 3 3 4 4 29

Bersambung pada halaman selanjutnya

177

Jawaban Responden Atas Variabel Tax Morale

(Lanjutan)

75 2 5 4 1 1 4 4 4 25

76 4 4 4 3 2 4 4 4 29

77 4 4 4 2 2 3 4 4 27

78 4 4 4 2 2 3 4 4 27

79 4 4 4 4 4 4 4 4 32

80 4 4 4 2 2 3 4 4 27

81 2 5 5 2 2 4 4 4 28

82 4 4 4 1 1 4 4 4 26

83 4 4 4 2 2 4 4 4 28

84 5 5 5 2 1 5 5 5 33

85 4 4 4 2 2 3 4 4 27

86 4 4 4 1 1 3 4 3 24

87 5 5 4 4 4 5 5 4 36

88 4 4 4 2 2 3 4 4 27

89 4 4 4 2 2 4 4 4 28

90 4 4 4 2 2 5 5 5 31

91 4 4 4 2 2 4 4 4 28

92 4 4 4 2 2 4 4 4 28

93 4 4 4 2 2 4 4 4 28

94 5 4 5 2 3 3 5 4 31

95 5 5 4 2 3 4 4 4 31

96 4 4 5 2 2 4 4 4 29

97 4 5 4 2 2 4 4 4 29

98 4 5 4 2 2 4 4 3 28

99 5 5 4 2 2 4 4 4 30

100 5 5 5 2 2 4 4 4 31

101 5 4 4 2 4 3 4 4 30

102 4 4 4 2 2 4 4 4 28

103 5 5 5 2 3 3 4 4 31

104 5 5 4 3 3 3 4 3 30

105 5 5 5 1 2 4 4 4 30

106 5 4 4 2 2 4 4 4 29

107 4 4 4 1 2 4 4 5 28

108 4 4 4 1 1 5 4 4 27

109 4 4 4 2 2 5 5 5 31

110 5 5 5 1 1 4 4 4 29

111 4 4 4 1 1 3 4 4 25

Bersambung pada halaman selanjutnya

178

Jawaban Responden Atas Variabel Tax Morale

(Lanjutan)

112 3 4 4 1 1 4 4 4 25

113 4 3 3 1 1 4 4 4 24

114 4 4 4 1 1 4 4 4 26

115 4 4 4 2 2 4 4 4 28

116 4 4 3 1 3 3 3 4 25

117 4 4 4 3 2 4 4 4 29

118 4 4 4 2 2 3 4 4 27

119 4 4 4 2 2 3 4 4 27

120 4 4 4 2 2 4 4 4 28

121 4 4 4 3 2 3 4 4 28

122 4 4 4 2 2 4 4 4 28

123 4 4 4 1 1 4 4 4 26

124 4 4 4 1 1 4 4 4 26

125 4 4 4 2 1 4 4 4 27

126 4 4 4 2 1 4 4 4 27

127 3 2 3 1 1 3 3 3 19

128 5 5 5 2 2 4 4 4 31

129 4 4 4 2 2 4 4 4 28

130 4 4 4 3 2 3 4 4 28

131 4 4 4 2 2 4 4 4 28

132 4 4 4 2 2 5 5 5 31

133 4 4 4 2 2 4 4 4 28

134 4 4 4 2 2 5 5 5 31

135 4 4 4 2 2 4 4 4 28

136 4 4 4 2 2 4 4 4 28

137 5 5 5 2 2 4 4 4 31

138 4 4 4 2 2 4 4 4 28

139 5 5 4 1 1 4 4 4 28

140 5 4 4 1 1 4 4 4 27

141 4 4 4 2 2 5 5 5 31

142 5 5 4 1 1 4 4 4 28

143 5 5 4 1 1 4 4 4 28

144 5 5 4 2 2 4 4 4 30

145 5 5 5 1 1 5 5 4 31

146 4 4 4 3 2 5 4 4 30

147 4 5 4 3 3 4 4 4 31

148 5 4 4 3 3 4 4 4 31

Bersambung pada halaman selanjutnya

179

Jawaban Responden Atas Variabel Tax Morale

(Lanjutan)

149 4 4 3 2 2 5 5 5 30

150 4 4 4 2 2 4 4 4 28

151 4 4 4 2 2 4 4 4 28

152 4 4 3 2 3 3 4 4 27

153 5 5 4 1 1 4 4 4 28

154 4 4 3 1 2 4 4 4 26

155 4 4 3 2 1 3 4 4 25

156 4 4 4 2 2 4 5 5 30

157 4 4 4 3 2 4 4 4 29

158 4 3 3 3 3 5 5 5 31

159 4 4 2 3 3 4 5 5 30

160 4 4 5 2 2 4 4 4 29

161 4 4 4 2 2 4 4 4 28

162 4 4 4 1 2 4 4 4 27

163 4 4 3 1 2 4 4 4 26

180

Jawaban Responden Atas Variabel Tax Evasion

No. TE1 TE2 TE3 TE4 TE5 TE6 TE7 Total

1 1 1 3 2 2 2 2 13

2 1 1 3 2 2 2 2 13

3 2 2 2 2 2 2 2 14

4 1 1 1 1 1 1 1 7

5 2 2 3 2 2 2 2 15

6 2 2 2 4 4 2 3 19

7 1 1 2 2 2 2 1 11

8 2 2 2 2 2 2 2 14

9 1 1 3 5 1 1 1 13

10 1 1 3 4 1 1 1 12

11 1 1 3 5 1 1 1 13

12 1 1 1 1 1 1 1 7

13 1 1 2 2 2 2 1 11

14 1 1 2 1 5 2 2 14

15 2 2 2 2 2 2 2 14

16 3 5 1 3 3 1 3 19

17 2 2 2 2 2 2 2 14

18 3 3 3 3 3 3 3 21

19 2 2 2 2 2 2 2 14

20 2 2 2 2 2 2 2 14

21 2 2 2 2 2 2 2 14

22 3 3 3 3 3 3 3 21

23 2 3 3 2 2 2 2 16

24 1 1 1 1 1 1 1 7

25 1 1 1 1 1 1 1 7

26 2 2 2 2 2 2 2 14

27 2 2 2 2 2 2 2 14

28 3 3 3 3 3 3 3 21

29 2 2 2 3 3 3 3 18

30 1 1 1 1 1 1 1 7

31 1 2 1 2 2 1 2 11

32 1 1 1 1 1 1 1 7

33 3 3 3 2 2 2 2 17

34 2 1 2 2 2 1 2 12

35 1 2 1 2 2 2 2 12

36 2 2 2 2 2 2 1 13

37 1 1 1 2 2 2 2 11

Bersambung pada halaman selanjutnya

181

Jawaban Responden Atas Variabel Tax Evasion

(Lanjutan)

No. TE1 TE2 TE3 TE4 TE5 TE6 TE7 Total

38 1 1 2 2 2 2 2 12

39 2 2 2 2 2 2 1 13

40 2 2 2 2 2 2 2 14

41 2 2 2 1 2 2 2 13

42 1 2 2 2 2 1 1 11

43 3 2 3 2 2 2 2 16

44 1 1 1 1 1 1 1 7

45 2 2 2 2 2 2 2 14

46 2 2 2 2 2 2 2 14

47 2 2 2 2 2 2 2 14

48 2 2 1 1 1 1 2 10

49 2 2 2 2 1 2 2 13

50 1 1 1 2 4 2 2 13

51 2 2 2 2 2 2 2 14

52 3 2 2 2 2 2 2 15

53 1 1 1 1 1 1 1 7

54 2 2 2 2 2 2 2 14

55 1 1 2 2 1 1 1 9

56 1 2 2 2 2 2 2 13

57 1 2 1 2 2 2 2 12

58 1 1 1 1 1 1 1 7

59 3 2 3 2 2 2 2 16

60 3 3 2 2 2 2 2 16

61 2 2 3 2 2 2 3 16

62 2 2 2 3 2 2 2 15

63 2 2 2 1 1 1 1 10

64 2 2 2 2 2 2 2 14

65 2 2 2 2 2 2 2 14

66 1 1 2 2 2 1 2 11

67 2 2 2 2 2 2 2 14

68 1 2 2 2 2 1 2 12

69 1 1 1 2 2 1 2 10

70 2 2 2 2 2 2 2 14

71 1 1 1 1 1 1 1 7

72 2 2 2 2 2 2 2 14

73 2 2 4 2 2 2 2 16

Bersambung pada halaman selanjutnya

182

Jawaban Responden Atas Variabel Tax Evasion

(Lanjutan)

No. TE1 TE2 TE3 TE4 TE5 TE6 TE7 Total

74 1 1 1 1 1 1 1 7

75 2 2 2 2 2 2 2 14

76 2 2 2 2 2 2 2 14

77 1 1 1 1 1 1 1 7

78 2 2 2 2 2 2 2 14

79 1 2 1 2 2 2 1 11

80 1 1 1 1 1 1 1 7

81 1 1 1 1 1 1 1 7

82 2 2 2 1 1 1 2 11

83 1 2 2 2 2 1 1 11

84 1 2 1 2 2 1 1 10

85 2 2 2 2 2 2 2 14

86 4 2 4 2 2 2 2 18

87 2 1 2 1 2 2 2 12

88 2 2 2 2 2 2 2 14

89 2 2 2 2 2 2 2 14

90 2 2 2 2 1 1 1 11

91 1 1 1 1 1 1 1 7

92 1 1 2 2 1 1 1 9

93 1 1 1 1 2 2 2 10

94 1 1 2 1 2 1 1 9

95 1 2 2 2 2 1 2 12

96 1 2 1 1 1 2 2 10

97 1 2 1 2 2 2 2 12

98 2 1 2 2 2 2 2 13

99 1 1 1 1 1 1 1 7

100 2 2 1 1 1 1 2 10

101 2 2 2 1 1 1 2 11

102 1 1 1 1 1 1 1 7

103 1 2 1 2 2 1 2 11

104 2 2 2 2 2 1 1 12

105 1 1 1 1 1 1 1 7

106 1 1 1 1 1 1 1 7

107 1 2 1 1 1 1 2 9

108 2 2 1 2 1 1 2 11

109 1 2 2 1 2 1 2 11

Bersambung pada halaman selanjutnya

183

Jawaban Responden Atas Variabel Tax Evasion

(Lanjutan)

No. TE1 TE2 TE3 TE4 TE5 TE6 TE7 Total

110 2 2 1 2 2 1 2 12

111 2 1 2 1 2 1 1 10

112 2 2 1 1 1 2 2 11

113 2 2 2 2 2 1 1 12

114 1 1 1 1 2 2 2 10

115 2 1 1 1 2 1 2 10

116 2 2 2 2 2 2 2 14

117 2 2 2 2 2 2 2 14

118 1 1 1 1 2 2 2 10

119 2 2 1 1 2 2 2 12

120 1 2 1 2 2 2 1 11

121 1 2 2 1 2 1 1 10

122 1 1 1 2 1 2 2 10

123 2 2 2 1 1 1 2 11

124 2 2 2 1 1 1 2 11

125 1 2 2 2 1 1 1 10

126 2 2 2 2 2 2 2 14

127 4 2 4 2 2 2 2 18

128 2 2 2 2 1 1 1 11

129 2 1 1 1 2 2 1 10

130 1 1 1 1 2 2 2 10

131 2 2 2 1 1 1 1 10

132 2 2 2 2 1 1 1 11

133 1 1 2 1 2 1 2 10

134 2 1 2 2 1 2 1 11

135 1 1 1 1 2 2 2 10

136 1 1 1 1 2 2 2 10

137 2 2 2 1 1 1 1 10

138 2 2 1 2 2 1 1 11

139 2 1 1 1 1 2 2 10

140 1 2 1 1 1 2 2 10

141 2 1 1 1 2 2 1 10

142 1 1 2 2 2 1 1 10

143 1 1 1 1 2 2 2 10

144 2 1 1 1 1 2 2 10

145 1 1 2 2 2 1 1 10

Bersambung pada halaman selanjutnya

184

Jawaban Responden Atas Variabel Tax Evasion

(Lanjutan)

No. TE1 TE2 TE3 TE4 TE5 TE6 TE7 Total

146 2 1 1 2 2 1 2 11

147 1 2 2 2 1 2 1 11

148 2 2 2 1 1 1 2 11

149 1 1 1 1 2 2 2 10

150 1 1 2 1 2 1 2 10

151 1 2 2 1 1 1 2 10

152 2 1 1 1 1 2 2 10

153 2 1 1 1 2 1 2 10

154 1 1 1 2 2 2 1 10

155 1 1 2 2 1 1 2 10

156 1 1 1 1 2 2 2 10

157 2 1 2 1 1 1 2 10

158 2 1 1 2 1 1 2 10

159 1 2 1 2 2 1 1 10

160 1 2 2 2 1 1 1 10

161 2 1 1 1 2 2 1 10

162 2 2 2 2 2 2 2 14

163 2 2 3 3 2 2 2 16

185

LAMPIRAN 5

Output Hasil Pengolahan Data

186

KARAKTERISTIK PROFIL RESPONDEN

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Wilayah

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Hasil Uji Deskripsi Responden BerdasarkanStatus Pernikahan

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

187

KARAKTERISTIK PROFIL RESPONDEN

(Lanjutan)

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Agama

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan

188

HASIL UJI VALIDITAS PENEGAKAN HUKUM

HASIL UJI VALIDITAS KEADILAN PAJAK

189

HASIL UJI VALIDITAS RELIGIUSITAS

HASIL UJI VALIDITAS SOSIODEMOGRAFI

190

HASIL UJI VALIDITAS TAX MORALE

191

HASIL UJI VALIDITAS TAX EVASION

192

HASIL UJI REALIBILITAS PENEGAKAN HUKUM

HASIL UJI REALIBILITAS KEADILAN PAJAK

HASIL UJI REALIBILITAS RELIGIUSITAS

HASIL UJI REALIBILITAS SOSIODEMOGRAFI

HASIL UJI REALIBILITAS TAX MORALE

HASIL UJI REALIBILITAS TAX EVASION

193

ASUMSI KLASIK (SUBSTRUKTUR 1)

HASIL UJI NORMALITAS

194

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

HASIL UJI HETEROKEDATISITAS

195

ASUMSI KLASIK (SUBSTRUKTUR 2)

HASIL UJI NORMALITAS

196

HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS

HASIL UJI HETEROKEDATISITAS

197

HASIL UJI GOODNESS OF FIT (SUBSTRUKTUR 1)

HASIL UJI GOODNESS OF FIT (SUBSTRUKTUR 2)

198

UJI HIPOTESIS (SUBSTRUKTUR 1)

UJI HIPOTESIS (SUBSTRUKTUR 2)

199

UJI WIMP HIPOTESIS 10

PENGARUH PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TAX EVASION MELALUI TAX MORALE

Winnifred's Mediation Program (WIMP)

I wrote this based on Kris Preacher's great web site, http://www.unc.edu/~preacher/sobel/sobel.htm, which has many nifty tools.

You need to enter the #s in orange. If you don't know where they come from, do more reading. Do not mindlessly plug in #s.

The Sobel tests are conducted after you've demonstrated through previous regressions that the IV predicts the mediator, the IV predicts the DV,

and the mediator predicts the DV when the IV is in the equation. It tests for an indirect effect of the IV on the DV through the

mediator.

Unstandardized coefficient of IV -> Mediator (a): 0,28

Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,107

Unstandardized coefficient of M->DV with IV in eqn (b): -0,224

Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105

Two-tailed p value

Sobel's z -1,65349 0,098230804

Normally Sobel's is reported

Aroian's z -1,58541 0,112872951

Preacher & Leonardelli recommend reporting Aroian

Goodman's z -1,73117 0,083421331

Goodman's is the most liberal (but flaky).

The impact of the IV decreased from β = , p = , when the mediator was not in the equation to β = , p = , when the mediator was

entered,

and the decrease was [reliable / not reliable], Sobel's z = , p = .

Or: There was a [significant / non-significant] indirect effect of the IV via the mediator, Sobel's z = , p = .

You're welcome to distribute this freely as long as you retain the credit to me and periodically send me appreciative e-mails.

Winnifred Louis, 2006, [email protected]

200

UJI WIMP HIPOTESIS 11

PENGARUH KEADILAN PAJAK TERHADAP TAX EVASION MELALUI TAX MORALE

Winnifred's Mediation Program (WIMP)

I wrote this based on Kris Preacher's great web site, http://www.unc.edu/~preacher/sobel/sobel.htm, which has many nifty tools.

You need to enter the #s in orange. If you don't know where they come from, do more reading. Do not mindlessly plug in #s.

The Sobel tests are conducted after you've demonstrated through previous regressions that the IV predicts the mediator, the IV predicts the DV,

and the mediator predicts the DV when the IV is in the equation. It tests for an indirect effect of the IV on the DV through the

mediator.

Unstandardized coefficient of IV -> Mediator (a): 0,331

Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,087

Unstandardized coefficient of M->DV with IV in eqn (b): -0,224

Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105

Two-tailed p value

Sobel's z -1,86077 0,062776564

Normally Sobel's is reported

Aroian's z -1,81372 0,069721294

Preacher & Leonardelli recommend reporting Aroian

Goodman's z -1,91169 0,055916302

Goodman's is the most liberal (but flaky).

The impact of the IV decreased from β = , p = , when the mediator was not in the equation to β = , p = , when the mediator was

entered,

and the decrease was [reliable / not reliable], Sobel's z = , p = .

Or: There was a [significant / non-significant] indirect effect of the IV via the mediator, Sobel's z = , p = .

You're welcome to distribute this freely as long as you retain the credit to me and periodically send me appreciative e-mails.

Winnifred Louis, 2006, [email protected]

201

UJI WIMP HIPOTESIS 12

PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP TAX EVASION MELALUI TAX MORALE

Winnifred's Mediation Program (WIMP)

I wrote this based on Kris Preacher's great web site, http://www.unc.edu/~preacher/sobel/sobel.htm, which has many nifty tools.

You need to enter the #s in orange. If you don't know where they come from, do more reading. Do not mindlessly plug in #s.

The Sobel tests are conducted after you've demonstrated through previous regressions that the IV predicts the mediator, the IV predicts the DV,

and the mediator predicts the DV when the IV is in the equation. It tests for an indirect effect of the IV on the DV through the

mediator.

Unstandardized coefficient of IV -> Mediator (a): 0,126

Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,061

Unstandardized coefficient of M->DV with IV in eqn (b): -0,224

Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105

Two-tailed p value

Sobel's z -1,48396 0,137820054

Normally Sobel's is reported

Aroian's z -1,40635 0,15961926

Preacher & Leonardelli recommend reporting Aroian

Goodman's z -1,57601 0,115022838

Goodman's is the most liberal (but flaky).

The impact of the IV decreased from β = , p = , when the mediator was not in the equation to β = , p = , when the mediator was

entered,

and the decrease was [reliable / not reliable], Sobel's z = , p = .

Or: There was a [significant / non-significant] indirect effect of the IV via the mediator, Sobel's z = , p = .

You're welcome to distribute this freely as long as you retain the credit to me and periodically send me appreciative e-mails.

Winnifred Louis, 2006, [email protected]

202

UJI WIMP HIPOTESIS 13

PENGARUH SOSIODEMOGRAFI TERHADAP TAX EVASION MELALUI TAX MORALE

Winnifred's Mediation Program (WIMP)

I wrote this based on Kris Preacher's great web site, http://www.unc.edu/~preacher/sobel/sobel.htm, which has many nifty tools.

You need to enter the #s in orange. If you don't know where they come from, do more reading. Do not mindlessly plug in #s.

The Sobel tests are conducted after you've demonstrated through previous regressions that the IV predicts the mediator, the IV predicts the DV,

and the mediator predicts the DV when the IV is in the equation. It tests for an indirect effect of the IV on the DV through the

mediator.

Unstandardized coefficient of IV -> Mediator (a): 0,035

Standard error of IV -> Mediator (se a): 0,084

Unstandardized coefficient of M->DV with IV in eqn (b): -0,224

Standard error of M->DV with IV in eqn (se b): 0,105

Two-tailed p value

Sobel's z -0,40894 0,68258387

Normally Sobel's is reported

Aroian's z -0,37151 0,710257862

Preacher & Leonardelli recommend reporting Aroian

Goodman's z -0,46058 0,645103421

Goodman's is the most liberal (but flaky).

The impact of the IV decreased from β = , p = , when the mediator was not in the equation to β = , p = , when the mediator was

entered,

and the decrease was [reliable / not reliable], Sobel's z = , p = .

Or: There was a [significant / non-significant] indirect effect of the IV via the mediator, Sobel's z = , p = .

You're welcome to distribute this freely as long as you retain the credit to me and periodically send me appreciative e-mails.

Winnifred Louis, 2006, [email protected]