PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH...

51
PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP ASAM LEMAK IKAN SIDAT (Anguilla sp.) SKRIPSI Oleh: BACHRUL ALAM 135080501111122 PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH...

Page 1: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

i

PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP ASAM

LEMAK IKAN SIDAT (Anguilla sp.)

SKRIPSI

Oleh:

BACHRUL ALAM 135080501111122

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

ii

PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP ASAM

LEMAK IKAN SIDAT (Anguilla sp.)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan Di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

BACHRUL ALAM NIM. 135080501111122

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN JURUSAN SUMBERDAYA PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG Desember 2017

Page 3: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

iii

Page 4: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

iv

IDENTITAS TIM PENGUJI

Judul : PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP ASAM LEMAK IKAN SIDAT (Anguilla sp.)

Nama Mahasiswa : BACHRUL ALAM

NIM : 135080501111122

Program Studi : Budidaya Perairan

PENGUJI PEMBIMBING:

Pembimbing 1 : DR. IR. ANIK MARTINAH HARIATI, MSc.

Pembimbing 2 : DR. ATING YUNIARTI., SPi. MAqua.

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING:

Dosen Penguji 1 : DR. IR. ARNING WILUJENG EKAWATI, MS.

Dosen Penguji 2 : NAILUL IZZAH, SPi., MSi.

Tanggal Ujian : 18 Desember 2017

Page 5: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Laporan skripsi yang saya

tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, dan sepanjang pengetahuan

saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan

Oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan

dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan

Skripsi ini hasil penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, Desember 2017

Mahasiswa,

(Bachrul Alam)

Page 6: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

vi

RIWAYAT HIDUP

Bachrul Alam adalah nama penulis skripsi ini. Penulis lahir

dari orang tua Kasiadi dan Rowati sebagai anak pertama dari

dua bersaudara. Penulis dilahirkan di Kabupaten Sidoarjp,

Jawa Timur pada tanggal 29 April 1995. Penulis menempuh

pendidikan dimulai dari SD Negeri Penambangan, Kabupaten

Sidoarjo (lulus tahun 2007), melanjutkan ke SMP Negeri 1 Balongbendo

Kabupaten Sidoarjp (lulus tahun 2010) kemudian ke SMA 1 Tarik Kabupaten

Sidoaerjo (lulus tahun 2013), hingga akhirnya bisa menempuh masa kuliah di

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi Budidaya Perairan.

Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha, penulis

telah berhasil menyelesaikan pengerjaan skripsi ini. Semoga dengan penulisan

skripsi ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan.

Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas

terselesaikannya skripsi yang berjudul “Pengaruh Penambahan Probiotik pada

Pakan dengan Pemberian Dosis Minyak Ikan yang Berbeda Terhadap Asam

Lemak Ikan Sidat (Anguilla sp.)”.

Page 7: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang memberikan ridho dan rahmatnya sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

2. Orang tua, Ibu Rowati, Bapak Kasiadi yang senantiasa memberikan

dukungan baik moril maupun materil.

3. Ibu Dr. Ir. Arning Wilujeng Ekawati, MS. selaku Ketua Jurusan MSP dan

selaku dosen penguji 1.

4. Bapak Dr. Ir. M. Fadjar., MSc selaku Ketua Program Studi BP.

5. Ibu Dr. Ir. Anik Martinah Hariati., MSc. selaku Dosen Pembimbing 1.

6. Ibu Dr. Ating Yuniarti, SPi., MAqua. selaku Dosen Pembimbing 2.

7. Mbak Endar dan pak Udin yang telah banyak membantu selama kegiatan

penelitian.

8. Aziz lazuardi, Fatwa Romadlon, Adin Sabillah, Lisa yang telah berjuang

bersama dalam mengerjakan dan menyelesaikan skripsi.

9. Tidak lupa saya sampaikan terimakasih kepada teman-temanku: Dedi,

Roy, Yere, Hanifah, Yosep, Ambar, Adit yang telah banyak membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Teman – teman Aqua GT tercinta atas semangat dan dukungan yang

telah diberikan.

Malang, Desember 2017

Bachrul Alam

Page 8: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

viii

PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP ASAM

LEMAK IKAN SIDAT (Anguilla sp.)

Bachrul Alam1, Anik Martina Hariati2, Ating Yuniarti2

ABSTRAK Budidaya ikan sidat (Anguilla sp.) di Indonesia sudah dilakukan, akan tetapi produksinya masih rendah dibandingkan dengan jenis ikan lainya. Permasalahan utama pada budidaya Ikan Sidat adalah pertumbuhannya lambat dan konversi pakan yang tinggi. Untuk mencapai ukuran konsumsi yaitu sekitar 120 g/ekor adalah 8-9 bulan. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi ikan sidat yang dibudidayakan adalah dengan mempercepat pertumbuhannya melalui pemberian pakan buatan. Penelitian ini dilakukan selama pemeliharaan 30 hari. Tujuannya yaitu Mengetahui Pengaruh penambahan minyak ikan dan probiotik terhadap profit asam lemak pada tubuh ikan sidat (Anguilla sp.). Penambahan probiotik dan minyak pada pakan ikan sidat dapat memperbaiki asam lemak pada tubuh dan mempengaruhi pertumbuhan ikan sidat, pemberian probiotik dan penambahan minyak ikan pada pakan memberikan pengaruh terhadap asam lemak jenuh 33,56 % dan memberikan pengaruh dari asam lemak tak jenuh 65,71% dan memberi pengaruh dari n-3 16,76% dan memberi pengaruh dari n-6 4,42%, penambahan minyak ikan dan probiotik pada pakan juga mempengaruhi laju pertumbuhan spesifik dengan sebesar 3,35%BB/hari.

Kata Kunci: Profit Asam Lemak, Laju Pertumbuhan Spesifik, dan Kualitas Air EFFECT OF ADDITION TO FEED THE PROVISION OF PROBIOTIC DOSAGE

OF DIFFERENT FISH OIL FATTY ACID FISH EEL(Anguilla sp.)

Bachrul Alam1), Anik Martinah Hariati 2), dan Ating Yuniarti 3)

ABSTRACT

Eels cultivation (Anguilla sp.) in Indonesia have been carried out, but production is still low compared with other fish species. The main problem in the cultivation of fish eel is slow growth and high feed conversion. To reach the consumption size is about 120 g / tail is 8-9 months. One effort to increase the production of farmed eel is to accelerate its growth through artificial feeding. This study was conducted over a 30-day maintenance. The goal is to know the effect of the addition of fish oil and probiotic on fatty acids in the body's profit eel (Anguilla sp.). The addition of probiotic and feed on eel fish oil can improve the fatty acid in the body and affect the growth of eel, probiotics and the addition of fish oil to the diet to give effect to 33.56% saturated fatty acids and the effect of unsaturated fatty acids 65.71% and gives the effect of n-3 16.76% and gives the effect of n-6 4.42%, the addition of fish oil and probiotics to the diet also affects the specific growth rate of 3.35% of body weight / day.

Keywords: Fatty Acids, Specific Growth, and Water Quality 1) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, Brawijaya University

2,3) Lecture of Fisheries and Marine Sciences Faculty, Brawijaya University

Page 9: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, berkah, karunia,

hidayah serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan skripsi dengan

judul: “Pengaruh pemambahan probiotik pada pakan dengan pemberian dosis

minyak ikan yang berbeda terhadap asam lemak ikan sidat (Anguilla sp.)” Usulan

skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang

mendasar dan keterbatasan dalam usulan skripsi ini. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun.

Malang, Desember 2017

Bachrul Alam

Page 10: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

x

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x

1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2 1.3 Tujuan ............................................................................................. 3 1.4 Hipotesis ......................................................................................... 3 1.5 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 3 1.6 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ..................................................... 3

2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 4 2.1 Biologi Ikan Sidat (Anguilla sp.) ........................................................ 4

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Sidat (Anguilla sp.) ................... 4 2.1.2 Habitat dan Penyebaran ........................................................ 5 2.1.3 Siklus Hidup............................................................................. 6 2.1.4 Makan dan Kebiasaan ........................................................... 6

2.2 Kebutuhan Nutrisi Ikan Sidat (Anguilla sp.)....................................... 7 2.2.1 Protein ................................................................................... 7 2.2.2 Lemak ................................................................................... 8 2.2.3 Karbohidrat ............................................................................ 9 2.2.4 Vitamin dan Mineral ............................................................... 9

2.3 Minyak Ikan ..................................................................................... 10 2.4 Probiotik ........................................................................................... 11

2.4.1 Devinisi Probiotik ................................................................... 11 2.4.2 Mekanisme Kerja Probiotik .................................................... 12 2.4.3 Bakteri Probiotik .................................................................... 12

2.5 Asam Lemak ................................................................................... 13 2.6 Gas Chromatography – Mass Spectrometer (GC-MS) .................... 14 2.7 Kualitas Air pada Lingkungan Pemeliharaan ................................... 16

3. METODE PENELITIAN ......................................................................... 17

3.1 Materi Penelitian .............................................................................. 17 3.1.1 Alat Penelitian .......................................................................... 17 3.1.2 Bahan Penelitian ....................................................................... 17

3.2 Metode Penelitian dan Rancangan Penelitian ................................. 18 3.2.1 Metode Penelitian .................................................................... 18 3.2.2 Rancangan Penelitian ............................................................... 18

Page 11: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

xi

3.3 Prosedur Penelitian ......................................................................... 20 3.3.1 Persiapan Penelitian .............................................................. 20 3.3.2 Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 22 3.3.3 Parameter Penunjang ............................................................ 24

3.4 Analisa Data .................................................................................... 24

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 25 4.1 Asam Lemak .................................................................................... 25

4.1.1 Total Asam Lemak Jenuh ....................................................... 26 4.1.2 Total Asam Lemak Tak Jenuh ............................................... 27 4.1.3 Total Asam Lemak n-3 ......................................................... 28 4.1.4 Total Asam Lemak n-6 ........................................................... 29 4.1.5 Total Rasio n-3 dan n-6 ........................................................ 30

4.2 Kualitas Air ...................................................................................... 31 4.3 Laju Pertumbuhan Spesifik (SGR) ................................................... 32

5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 34 5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 34 5.2 Saran .............................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 35

LAMPIRAN ............................................................................................... 38

Page 12: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Ikan Sidat (Anguilla sp.) ...................................................................... 5

2. Mekanisme Kerja GC-MS. ................................................................... 15

3. Hasil Analisis GC-MS ........................................................................... 15

4. Desain Percobaan ............................................................................. 20

5. Total asam lemak jenuh daging ikan sidat ........................................... 27

6. Total asam lemak tak jenuh daging ikan sidat ...................................... 28

7. Total asam lemak omega 3 daging ikan sidat ...................................... 28

8. Total asam lemak omega 6 daging ikan sidat ...................................... 29

9. Total rasio omega 3 dan omega 6 daging ikan sidat ............................ 30

10. Laju Pertumbuhan Spesifik Ikan Sidat ............................................... 33

Page 13: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Hasil Asam Lemak Daging Ikan Sidat ................................................. 25

2. Kualitas Air ……………………………… ............................................... 31

Page 14: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... 38

2. Komposisi Asam Lemak Tubuh Ikan Sidat .......................................... 39

3. Hasil Kualitas Air .................................................................................. 45

4. Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Ikan Sidat ........................................ 48

5. Hasil Analisa Proksimat Pakan ............................................................ 48

6. Dokumentasi ....................................................................................... 49

Page 15: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Budidaya ikan sidat (Anguilla sp.) di Indonesia sudah dilakukan, akan tetapi

produksinya masih rendah dibandingkan dengan jenis ikan lainya. Permasalahan

utama pada budidaya Ikan Sidat adalah pertumbuhannya lambat dan konversi

pakan yang tinggi. Yudiarto et al. (2012), menyatakan bahwa waktu yang

dibutuhkan ikan sidat ukuran 10-20 g untuk mencapai ukuran konsumsi yaitu

sekitar 120 g/ekor adalah 8-9 bulan. Salah satu upaya untuk meningkatkan

produksi ikan sidat yang dibudidayakan adalah dengan mempercepat

pertumbuhannya melalui pemberian pakan buatan. Indonesia belum memproduksi

pakan buatan yang khusus untuk ikan sidat. Pakan buatan untuk ikan sidat baru

diproduksi diluar negeri. Oleh karna itu, banyak pembudidaya ikan sidat di

Indonesia menggunakan pakan yang kadar protein tinggi yang diperuntukkan

untuk ikan lain, seperti ikan lele. Akan tetapi kandungan nutrien pada pakan

tersebut belum semua memenuhi nutrient yang dibutuhkan ikan sidat. Salah

satunya adalah kandungan lemak yang belum mencukupi kebutuhan lemak ikan

sidat.

Lemak merupakan komponen nutrien penyusun tubuh yang juga

digunakan sebagai sumber energi untuk berbagai aktivitas. Lemak berfungsi untuk

memelihara struktur dan fungsi membran, membantu dalam penyerapan vitamin

yang larut dalam lemak dan untuk mempertahankan daya tahan tubuh. Lemak

mengandung energi 8-9 kkal/g (NRC 1993), Lemak dapat menyediakan energi

untuk metabolisme, sehingga sebagian besar protein dapat dimanfaatkan untuk

mendukung pertumbuhan. Lemak juga merupakan sumber asam lemak esensial

(essential fatty acid = EFA) yang mempengaruhi pertumbuhan ikan. Ikan tidak

Page 16: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

2

mampu mensistesis asam lemak esensial di dalam tubuhnya,Sehingga asam

lemak esensial ini harus diperoleh dari pakan.

Pemberian probiotik dalam pakan berpengaruh dalam saluran pencernaan

ikan. Bakteri probiotik menghasilkan enzim yang mampu mengurangi senyawa

kompleks menjadi sederhana sehingga siap digunakan ikan. Dalam meningkatkan

nutrisi pakan, bakteri yang terdapat dalam probiotik memiliki beberapa enzim untuk

pencernaan pakan seperti amylase, protease, lipase dan selulase (Ahmadi et al.,

2012).

Berdasarkan uraian tersebut dapat dilakukan penelitian penambahan

minyak ikan dan probiotik pada pakan yang dapat membantu meningkatkan

pertumbuhan ikan sehingga dapat menguntungkan bagi pada pembudidaya dalam

melakukan proses pemeliharaan sehingga diharapkan dapat meningkatkan profit

dan budidaya dilakukan secara berkelanjutan.

1.2 Rumusan Masalah

Salah satu permasalahan dalam budidaya ikan sidat (Anguilla sp.) adalah

masa pemeliharaan ikan yang lama. Selain itu,penggunaan pakan berkualitas dan

lingkungan pemeliharaan yang sesuai juga dapat mempengaruhi budidaya ikan

sidat. Pakan khusus ikan sidat sudah diproduksi diluar negeri untuk berbagai

stadia serta ukuran, namun di Indonesia belum terdapat pabrik pakan yang

memproduksinya kalaupun ada di Indonesia, pakan tersebut memiliki harga yang

cukup tinggi. Oleh karna itu, pembudidaya menggunakan alternatif pakan komersil

berprotein cukup tinggi yang diperuntukan bagi ikan lain seperti pakan komersil

ikan lele. Kandungan lemak pakan ikan lele sesuai dengan kebutuhan ikan sidat

yaitu sebesar 5% akan tetapi kandungan lemaknya belum mencukupi kebutuhan

ikan sidat. Oleh karena itu perlu dilakukan penambahan kadar lemak dan probiotik

untuk menigkatkan pertumbuhan dan Sumber lemak yang biasanya yang

Page 17: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

3

digunakan adalah minyak ikan, minyak ikan mengandung asam lemak esensial

yang diperlukan oleh ikan sidat. dan kandungan dari minyak ikan ini sendiri antara

lain EPA dan DHA kan mempengaruhi komposisi asam lemak pada tubuh ikan

sidat, sehingga biasa meningkatkan pertumbuhan ikan sidat.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian mengenai pengaruh penambahan probiotik pada pakan

dengan pemberian dosis minyak ikan yang berbeda terhadap daya cerna ikan

sidat (Anguilla sp.) Mengetahui Pengaruh penambahan minyak ikan dan probiotik

terhadap profit asam lemak pada tubuh ikan sidat (Anguilla sp.).

1.4 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Diduga pemberian variasi minyak ikan dan probiotik pada pakan

memberikan pengaruh terhadap asam lemak pada tubuh ikan sidat (Anguilla sp.).

1.5 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi para

pembudidaya ikan sidat mengenai penambahan minyak ikan dan probiotik pada

pakan komersil yang dapat memberikan respon yang baik khususnya pada

Pertumbuhan pada ikan sidat dan asam lemak ikan sidat selama pemeliharaan.

1.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Repoduksi Ikan, laboratorium

Parasit dan Penyakit Ikan dan LPPT UGM Yogyakarta, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan April 2017 sampai Juni

2017.

Page 18: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

4

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Sidat (Anguilla sp.)

2.1.1 Klasifikasi dan Morfologi

Menurut Ruslan Roy (2013), klasifikasi ikan sidat adalah sebagai berikut.

Filum : Chordata

Subfilum : Euchordata (vertebrata : Pisces)

Class : Osteichtyes

Subclass : Actinoptygii

Infra class : Teleostei

Ordo : Anguilliformes

Famili : Anguillidae

Genus : Anguilla

Spesies : Anguilla sp.

Ikan sidat termasuk dalam famili Anguilladae yang juga merupakan famili

belut. Apabila dilihat sepintas bentuk sidat memang menyerupai belut Tetapi ikan

sidat sendiri mempinyai sirip dan kalua belut tidak mempunyai sirip. Sehingga

kebanyakan orang seringkali dikira ikan ikan sidat sama dengan belut. Di beberapa

daerah di indonesia sidat memiliki banyak nama yang berbeda seperti ikan moa

(Betawi), sungai atau sogili atau masapi (sulawesi), pelus (Jawa), dan ikan lubang

(sunda).

Tubuh sidat cenderung memanjang, dilapisi sisik kecil dan sirip di kedua

sisinya. Orang awam sering mengiranya bagian kecil di dekat kepala sidat tersebut

adalah telinga. Namun, sebenarnya itu adalah sirip sidat. Sisik sidat sangat unik

karena membentuk pola mozaik menyerupai anyaman dari bilik bambu. Sirip

Page 19: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

5

dibagian anus menyatu dan membentuk jari-jari yang terlihat lemah. Julah sirip

pada dada mencapai 14-18 jari-jari sirip.

Gambar 1. Ikan Sidat (Anguilla sp.) ( Ruslan Roy, 2013)

Ikan sidat mempunyai bagian badan yang sensitif terhadap getaran

terutama di bagian lateral. Bagian badan yang sensitif ini sangat membantu ikan

sidat dalam bergerak karena kemampuan penglihatannya kurang baik. Di samping

itu, ikan sidat memiliki organ penciuman yang sangat baik untuk membantu

mengatasi kelemahan penglihatan (Fahmi, 2012).

2.1.2 Habitat dan Penyebaran

Menurut Ciptanto (2010), bahwa di dunia terdapat 350 jenis ikan sidat, 19

jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Namun demikian hanya 2 jenis yang

sering dibudidayakan, yaitu sidat kembang (Anguilla marmorata) dan sidat anjing

(Anguilla bicolor). Di Indonesia, sidat tersebar di sungai-sungai yang mengalir

menuju laut dalam seperti di pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Bali, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Menurut Suitha dan Suhaeri (2008), sidat hidup di dua jenis perairan. Fase

larva hingga menjelang dewasa hidup di sungai. Setelah dewasa menuju laut

dalam untuk bereproduksi. Selanjutnya, larva hasil pemijahan terbawa arus ke

pantai dan menuju perairan tawar melalui muara sungai. Sidat dapat beradaptasi

pada suhu 12–31ºC. Perubahan produktivitas di suatu perairan mempengaruhi

distribusi jenis dan rasio kelamin sidat. Sidat betina lebih menyukai perairan esturia

Page 20: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

6

dan sungai–sungai besar yang produktif. Sementara, ikan sidat jantan lebih

banyak menghuni perairan berarus deras dan berproduktifitas rendah.

2.1.3 Siklus Hidup

Ikan sidat termasuk dalam ikan katadromus, yaitu ikan yang dewasa

berada di hulu sungai atau danau, tetapi bila sudah matang gonad akan beruaya

dan memijah disana. Daur hidupnya terbagi menjadi 3 fase, fase di lautan, di

estuaria dan di air sungai. Ikan sidat memijah di lautan pada kedalaman 400-500

meter dan setelah telurnya dikeluarkan telur-telur tersebut akan mengapung

karena massa jenis telur tersebut lebih ringan dari massa jenis air di sekitarnya

maka telur-telur tersebut naik ke permukaan dan menetas menjadi larva

leptocephalus (Sasono, 2001)

Ikan sidat mengalami fase pertumbuhan. Larva sidat disebut glass eel

dengan berat per ekor kurang dari 1 gr. Tubuhnya lebar seperti daun dan

transparan. Kemudian ikan sidat tumbuh sebagai elver dengan berat per ekor

kurang dari 11 gr Tubuhnya lebar dan panjang dan tidak transparan lagi.

Selanjutnya menjadi fingerling dengan berat per ekor lebih dari 11 gr. Corak warna

dari ikan sidat sudah terlihat. (Suitha dan Suhaeri, 2008).

2.1.4 Makanan dan Kebiasaan Makan

Ketersediaan pakan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan

keberhasilan budidaya ikan sidat mulai dari pemeliharaan glass eel sampai ukuran

siap panen. Sepanjang hidupnya, di perairan umum terutama di air tawar, ikan

sidat bersifat karnivora. Sidat kecil bersifat omnivora. Larva yang baru menetas

makan mikroplankton. Saat fase elver mulai memakan organisme bentik seperti:

Crustacea (anak kepiting, anak udang), Polichaeta (cacing kecil), Larva

Chironomous, Bivalva (anak kerang/siput) (Khamilah, 2011).

Ikan sidat bersifat karnivor, dan pada umumnya lebih menyukai pakan yang

banyak mengandung protein hewani. Benih sidat yang ditangkap dari alam dan

Page 21: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

7

dipelihara di dalam akuarium terdapat empat stadia awal. Pada umur 1-4 hari ikan

sidat tidak memakan apapun bersembunyi di bawah naungan seperti batu dengan

tubuh yang masih transparan. Pada umur 4-10 hari ikan sidat sudah mulai

memakan cacing yang ada pada dasar perairan di sekitar persembunyiannya.

Pada hari 10-20 ikan sidat berenang aktif selama setengan dari waktunya, tetap

bersembunyi dan mendeteksi keberadaan makanan dengan cepat walaupun

bersembunyi dan menghabiskan dalam waktu singkat, dimana fase ini ikan sidat

sudah mulai tumbuh dan dapat dilihat beberapa ikan dapat tumbuh lebih cepat

(Usui, 1974).

2.2 Kebutuhan Nutrisi Ikan

2.2.1 Protein

Protein adalah makromolekul yang tersusun dari bahan dasar asam amino.

Asam amino yang menyusun protein ada 20 macam. Protein terdapat dalam

sistem hidup semua organisme baik yang berada pada tingkat rendah maupun

organisme tingkat tinggi. Protein mempunyai fungsi utama yang kompleks di dalam

semua proses biologi (Katili, 2009).

Afrianto dan Liviawaty (2005), mengatakan bahwa protein dibutuhkan dalam

pakan untuk menyediakan asam amino esensial dan nitrogen untuk mensintesis

asam amino non esensial. Asam amino adalah bahan dasar pembentuk protein.

Senyawa ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu asam amino esensial dan

non esensial. Asam amino esensial tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan sehingga

harus selalu didapatkan dari luar tubuh melalui makanan. Kebutuhan ikan sidat

terhadap protein umumnya berkisar 38-52%. Ikan sidat Jepang Anguilla japonica

kandungan protein pakan optimal 45%, ikan sidal lokal Anguila bicolor kadar

protein optimalnya 45% atau kadar protein minimalnya 40% (Affandi, 1994).

Page 22: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

8

2.2.2 Lemak

Lemak mempunyai peranan penting bagi ikan karena berfungsi sebagai

sumber energi dan asam lemak esensial. Kebutuhan ikan akan asam-asam lemak

esensial berbeda untuk setiap spesies ikan. Perbedaan kebutuhan ini terutama

dihubungkan dengan habitatnya (Rukmini, 2008), Lemak dan minyak yang dalam

istilah umum disebut lipid merupakan sumber energi paling tinggi dalam pakan.

Lemak dan minyak adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut

dalam pelarut organik. Dasar perbedaan antara lemak dan minyak adalah pada

titik cairnya (melting point). Lemak cenderung lebih tinggi cairnya, molekulnya

lebih berat, dan rantai molekulnya lebih panjang, dengan bentuk yang sama

seperti molekul minyak (Kordi, 2009).

Selain itu fungsi lemak adalah sebagai sumber energi yang dibutuhkan ikan

dan merupakan sumber asam lemak esensial yang tidak dapat disintesis oleh

tubuh (NRC, 1993), Pakan ikan yang baik yaitu mengandung lemak 4-18%.

Kebutuhan lemak oleh ikan dilihat berdasarkan kebutuhannya akan energi dan

asam lemak essensial dalam hal ini asam lemak linoleat dan asam lemak linolenat

(Nuzuluddin, 2011), Kebutuhan nutrisi pada beberapa jenis ikan sidat yang telah

dilaporkan antara lain yaitu kebutuhan lemak ikan sidat Jepang Anguilla japonica

sebesar 6–11%. Ikan A. anguilla mencapai tingkat pertumbuhan terbaik pada

kadar lemak sebesar 13%. Kadar lemak sebesar 16% dapat mengurangi

penggunaan protein dari 51% menjadi 48% pada ikan A. rostrata ukuran 8 g dan

menghasilkan kinerja pertumbuhan yang terbaik (Mukti et al., 2014).

2.2.3 Karbohidrat

Karbohidrat merupakan salah satu sumber energi ikan. Menurut

Syamsunarno (2008), menyatakan bahwa karbohidrat dalam ransum ikan tropis

yang dimanfaatkan secara baik adalah 30%. Fungsi utama karbohidrat adalah

menyediakan energi untuk proses kehidupan normal. Sumber energi utama untuk

Page 23: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

9

semua sel adalah glukosa. Peranan karbohidrat, selain sebagai sumber energi,

juga sebagai precursor berbagai hasil metabolit intermedier yang sangat

diperlukan untuk pertumbuhan, misalnya untuk biosintesa berbagai asam amino

non esensial dan asam nukleat. Manfaat lain karbohidrat, termasuk lemak dalam

pakan adalah dapat mengurangi penggunaan protein sebagai sumber energi yang

dikenal sebagai protein sparing effect. Terjadinya protein sparing effect oleh

karbohidrat dan lemak dapat menurunkan biaya produksi (pakan) dan mengurangi

pengeluaran limbah nitrogen ke lingkungan.

Karbohidrat terdiri atas serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Serat

kasar sangat sulit dicerna oleh ikan, namun kehadirannya dalam pakan tetap

diperlukan, yakni untuk meningkatkan gerak peristaltik usus. Pemberian serat

kasar dalam pakan perlu diperhatikan, jika jumlahnya berlebihan dapat

menyebabkan gangguan pada proses penyerapan pakan di dalam usus halus

(Afrianto dan Liviawaty, 2005).

2.2.4 Vitamin dan Mineral

Vitamin adalah zat gizi yang ditambahkan sebagai pembantu (katalis)

dalam proses pembentukan atau pemecahan zat gizi lain di dalam tubuh, jadi

hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Mineral dibutuhkan untuk membentuk

kerangka (tulang) tubuh, membantu pencernaan dan metabolisme dalam sel serta

untuk pembentukan kerabang (kulit) telur. Zat kapur (calcium) dan fosfor (P)

merupakan zat mineral yang paling banyak dibutuhkan (BPP, 2000).

Handajani dan Widodo (2010), berpendapat bahwa kebutuhan ikan akan

mineral merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kepentingan produksi

ikan itu sendiri. Kebutuhan tersebut menyangkut antara lain untuk perbaikan dan

pertumbuhan jaringan seperti dalam gigi dan tulang. Komposisi dari tulang segar

dan kalsium 36%, fosfor 17% dan magnesium 0,8%, juga untuk perbaikan dan

pertumbuhan jaringan lunak dan sel darah. Kebutuhan akan mineral juga

Page 24: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

10

menyangkut kepentingan untuk regulator tubuh seperti proses regulasi dalam

bentuk ion, molekul, komponen vitamin, pembentukan enzim, dan pembentukan

hormon.

2.3 Minyak Ikan

Minyak ikan merupakan komponen lemak dalam jaringan tubuh ikan yang

telah diekstraksi dalam bentuk minyak. Beberapa ilmuan mendefinisikan

minyak/lemak atau lipid sebagai senyawa yang mengandung asam lemak atau

senyawa yang mirip dengan asam lemak seperti alkohol dan sfingosin. Minyak

ikan, yaitu mempunyai jenis asam lemak yang lebih beragam dengan asam lemak

yang dominan adalah asam lemak dengan jumlah atom karbon 20 (C20) dan 22

(C22) yang bersifat sangat tak jenuh karena mempunyai 5 dan 6 ikatan rangkap

dalam satu molekul. Asam lemak dominan tersebut ke dalam kelompok asam

lemak omega-3 (Estiasih, 2009).

Minyak ikan juga bermanfaat membantu absorpsi vitamin-vitamin yang

larut dalam lemak serta mengurangi sifat berdebu dalam pakan. Suplementasi

minyak ikan dalam pakan merupakan salah satu metode untuk memenuhi

kebutuhan asam lemak tak jenuh pada pakan ikan karena mengandung asam

lemak omega-3 yang tinggi (asam lemak tidak jenuh/PUFA) (Sany et al., 2013).

2.4 Probiotik

2.4.1 Definisi Probiotik

Probiotik adalah produk yang tersusun oleh biakan mikroba atau pakan

alami mikroskopik yang bersifat menguntungkan dan memberikan dampak bagi

pertumbuhan dan peningkatan keseimbangan mikroba saluran usus hewan inang.

Bakteri probiotik menghasilkan enzim yang mampu mengurai senyawa kompleks

menjadi sederhana sehingga siap digunakan ikan. Dalam meningkatkan nutrisi

pakan, bakteri yang terdapat dalam probiotik memiliki mekanisme dalam

Page 25: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

11

menghasilkan beberapa enzim untuk pencernaan pakan seperti amylase,

protease, lipase dan selulose. Enzim tersebut yang akan membantu

menghidrolisis nutrien pakan (molekul kompleks), seperti memecah karbohidrat,

protein dan lemak menjadi molekul yang lebih sederhana akan mempermudah

proses pencernaan dan penyerapan dalam saluran pencernaan ikan (Putra, 2010).

Probiotik diberikan sebagai pakan tambahan berupa sel mikroba utuh

(tidak harus hidup) yang menguntungkan bagi hewan inangnya melalui cara

menyeimbangkan kondisi mikrobiologis ikan, memodifikasi bentuk asosiasi

dengan inang atau komunitas mikroba lingkungan hidupnya, meningkatkan

pemanfaatan nutrisi pakan atau meningkatkan nilai nutrisinya, meningkatkan

respons kekebalan inang terhadap pathogen atau memperbaiki kualitas air

(Suwoyo dan Mangampa, 2010).

2.4.2 Mekanisme Kerja Probiotik

Ada dua macam cara aplikasi probiotik yaitu: 1) melalui lingkungan (air dan

dasar tambak) dan 2) melalui oral (dicampurkan ke dalam pakan). Aplikasi cara

kedua dapat meningkatkan kualitas pakan dengan menambahkan bahan aditif

berupa probiotik yang berisi mikroba pengurai ke dalam pakan yang dapat

berfungsi untuk memperbaiki kualitas pakan dengan cara penguraian sehingga

dapat meningkatkan kecernaan pakan (Mansyur dan Tangko, 2008).

Cara kerja probiotik terutama melalui modifikasi populasi bakteri usus dan

efektivitasnya tergantung atas status mikroba pada suatu individu. Beberapa

probiotik diketahui dapat menghasilkan enzim pencernaan seperti amylase,

protease dan lipase yang dapat meningkatkan konsentrasi enzim pencernaan

pada saluran pencernaan inang sehingga dapat meningkatkan perombakan

nutrient. Terdapat beberapa mekanisme respon probiotik yaitu meliputi produksi

bahan penghambat secara langsung, penurunan pH luminal melalui produksi

Page 26: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

12

asam lemak terbang rantai pendek, kompetisi terhadap nutrient dan tempat

peletakan pada dinding usus dan interaksi bacterial (Haryati, 2011).

2.4.3 Bakteri Probiotik

Ada beberapa produk probiotik yang beredar di pasaran seperti Super NB

yang merupakan kolon bakteri Bacillus sp. yang mampu menguraikan senyawa

nitrit. Super PS yang merupakan koloni bakteri sulfur seperti bakteri Thiobacillus

yang mampu menguraikan senyawa H2S yang bersifat toksik bagi udang. Salah

tahu jenis probiotik komersial yang telah diuji cobakan/digunakan adalah probiotik

dengan nama dagang H-S dengan bahan dominan mengandung bakteri

Lactobacillus. Bakteri tersebut merupakan salah satu mikroorganisme fermentasi,

sehingga bila terdapat dalam bahan makananatau pakan yang dapat melakukan

perbaikan mutu pakan sehingga dapat meningkatkan kecernaan dan pertumbuhan

(Mansyur dan Tangko, 2008).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Feliatra et al. (2004), bakteri

yang berpotensi sebagai bakteri probiotik, yaitu Lactococcus sp., Carnoacterium

sp., Staphylococcus sp., Bacillus sp., Eubacterium sp., Pseudomonas sp.,

Lactobacillus sp., Micrococcus sp., dan Bifidobacterium sp. Bakteri tersebut

berpotensi sebagai probiotik karena memiliki ketahanan pada pH 2 yang

merupakan indicator utama sebagai bakteri probiotik. Bakteri pada genus Bacillus,

Bifidobacterium, Pseudomonas, Lactobacillus dan Micrococcus telah terbukti

sebagai bakteri yang menguntungkan dan dapat hidup berasosiasi sebagai flora

normal pad aorganisme baik di dalam maupun di luar tubuh, sedangkan bakteri

lainnya masih diduga sebagai bakteri probiotik yang menguntungkan.

2.5 Asam Lemak

Asam lemak adalah asam organik yang terdapat dalam bentuk ester

trigliserida. Asam ini adalah asam karboksilat yang memiliki rantai karbon panjang.

Page 27: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

13

Asam lemak yang paling banyak terdapat dalam makanan adalah asam lemak

dengan struktur lurus dengan jumlah atom karbon genap, dengan satu gugus

asam karboksilat (Winarno, 1993). Asam lemak dibagi menjadi dua yaitu asam

lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak

yang semua ikatan antar atom karbon dihubungkan dengan ikatan tunggal, kecuali

pada gugus karboksilnya, sedangkan posisi lainnya ditempati oleh atom

hidrogen. Pada asam lemak tidak jenuh terdapat ikatan rangkap antar dua

atom C-nya. Semakin panjang rantai karbon (R) dari asam lemak maka semakin

tinggi titik leburnya. Bila dibandingkan dengan asam lemak jenuh maka asam

lemak tidak jenuh mempunyai titik lebur yang lebih rendah. Sedangkan sifat

kelarutannya dalam air akan semakin berkurang dengan semakin

bertambahnya rantai karbon (Poedjiadji,1994).

Asam lemak yang tak jenuh diantaranya dikenal dengan Omega-3 dan

Omega-6. Asam-asam lemak alami yang termasuk asam lemak Omega-3

adalah asam linolenat (C18:3, w-3), asam eikosapentaenoat atau EPA

(C20:5,w-3), asam dokosaheksaetanoat atau DHA (C22:6,w-3) [1] ,

sedangkan untuk Omega-6 adalah asam linoleat (C18:2,w-6) dan asam

arakhidonat ARA (C20:4, w-6) adapun yang lebih dominan dalam minyak ikan

adalah DHA,ARA dan EPA. Mengingat besarnya gizi bagi kesehatan

(Almunandy et al., 2012).

2.6 Gas Chromatography-Mass spectrometer (GC-MS)

Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) merupakan metode

analisis yang mengkombinasikan gas-liqud chromatography dengan mass

spectrometry untuk mengidentifikasi perbedaan substansi yang terdapat pada

sampel yang diujikan. Gas Chromatography (GC) dapat memisahkan kompnen

volatile dan semi volatile dengan baik, tetapi tidak dapat mengidentifikasinya,

Page 28: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

14

sedangkan mass spectrometry (MS) mampu menyediakan informasi secara

mendetail terkait dengan struktur komponen dan mampu menidentifikasinya

dengan sangat jelas, namun tidak dapat memisahkan komponen tersebut.

Instrumen GC-MS terdiri dari dua komponen utama, yaitu GC untuk memisahkan

komponen dari sampel berdasarkan volatibilty dengan mengalirkan sampel melalui

gas carier (helium) melewati kolom. Spektra dari komponen akan dikumpulkan

pada kolom keluar kromatografik oleh mass spectrometer yang kemudian akan

mengidentifikasi dan menjumlah total bahan kimia berdasarkan rasio massanya.

Hasil dari spekta tersebut akan disimpan pada komputer untuk selanjutnya

dianalisis (Husain dan Maqbool, 2014). Mekanisme kerja GC-MS disajikan pada

Gambar 2.

Gambar 2. Mekanisme Kerja GC-MS (Husain dan Maqbool, 2014)

Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) merupakan alat yang

digunakan untuk menganalisis suatu bahan guna mengetahui komponen senyawa

kimi yang terdapat pada bahan tesebut. Hasil analisis dengan GC-MS akan

diperoleh dua data yaitu kromatogram yang berasal dari hasil analisis kromatografi

gas (GC) dan spektrum massa dari hasil analisis spektroskopi massa (MS).

Spektrum massa tersebut kemudian dibandingkan dengan spektrum massa dari

senyawa pembanding yang diketahui dalam database yang telah terprogram pada

Page 29: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

15

alat GC-MS (Prasad, et al., 2005). Contoh sperktrum massa hasil analisis dengan

GC-MS disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Hasil Analisis GC-MS (Hussain dan Muqbool, 2014).

2.7 Kualitas Air pada Lingkungan Pemeliharaan

Kualitas air sangat penting dan berpengaruh langsung terhadap kehidupan

ikan. Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan kelulushidupan ikan

adalah air. Menurut Sholeh (2004), ikan sidat lebih cepat tumbuh pada daerah

yang bersuhu tinggi. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan ikan sidat adalah 23-

30°C. Kisaran oksigen yang dapat menunjang pertumbuhan ikan sidat adalah 1-

10 ppm. Lokasi pemeliharaan sidat harus memiliki tingkat pH antara 6,5-8.

Konsentrasi amoniak antara 1-2 ppm tidak menyebabkan dalam rentang 6,8-7,9.

Menurut Fekri et al. (2014), suhu pada media pemeliharaan sidat tergolong

baik berkisar antara 28,5–30,0°C. Nilai pH berkisar antara 7,0–7,4 nilai ini telah

sesuai dengan pH yang dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan sidat. Oksigen

terlarut (DO) selama pemeliharaan berkisar 3,2–7,5 mg/L nilai ini terkadang

mencapai batas minimum yang dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan sidat,

penurunan oksigen itu terjadi karena oksigen terlarut dalam air digunakan oleh

bakteri untuk merombak amonia menjadi nitrit sehingga dapat menjadi

penghambat pertumbuhan benih.

Page 30: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

16

3. METODE PENELITIAN

3.1 Materi Penelitian

3.1.1 Alat Penelitian

Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah

botol sprayer, nampan, mikroskop Olympus CX21, bola hisap D&N, pipet volume

10 ml dan pipet 1 ml , pipet tetes, elenmeyer 500 ml, autoklaf GEA, mikropipet

Eppendorf Reseach Plus, gelas ukur 100 ml, beaker glass Pyrex 250 ml, handtally

counter, gayung, washing bottle, cover glass, cuvet, oven RedLine RE53,

timbangan analitik Radwag AS2201X, tong fiber, refraktometer Agata, inkubator,

kalkulator, lux meter, spektrofotometer, Spectroquant Pharo 300, bunsen, botol

film, petridish, tabung reaksi, rak tabung reaksi, korek api, kompor gas, pisau,

blender, panci, Spatula, botol putih susu, dan objek glass, panic, akuarium ukuran

50x40x30 cm3, blower, batu aerasi, selang aerator, DO meter, pH meter,

timbangan digital, seser, oven, desikator, labu ektraksi, destruktor, soxhlet,

pendingin balik, muffle, crossable porselin.

3.1.2 Bahan Penelitian

Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

adalah Ikan sidat,, Bacilus sp., air tawar, air kelapa tua, pakan ikan komersil, klorin,

Na Thiosulfat, alkohol 70%, tissue, kapas, kain saring, aquadest, benang kasur,

jarum ose, kertas koran, kertas label, alumunium foil, spirtus, TSB (Tryptone Soy

Broth), TSA (Tryptone Soy Agar), PCA, NaCl, plastik warp, jahe merah, kunyit,

temulawak, gula merah, susu segar, tetes (molase), dedak halus, markisa/nanas,

kencur, bawang putih, yakult, air kelapa, lengkuas, temu ireng, ragi.

Page 31: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

17

3.2 Metode dan Rancangan Penelitian

3.2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

penelitian eksperimen. Menurut Subali (2010), penelitian eksperimen yaitu dimana

peneliti melakukan intervensi dengan cara memanipulasi variabel bebas yang

dijadikan faktor untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan. Peneliti akan

mengontrol secara ketat semua faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi atau

menekan atau mengganggu hasil eksperimen. Hal ini didukung oleh pernyataan

Hastjarjo (2014), yang merumuskan rancangan eksperimen sebagai struktur

umum sebuah eksperimen, yang ditentukan oleh tiga aspek (a) jumlah variabel

independen atau perlakuan, (b) jumlah variasi variabel independen atau kondisi

perlakuan, dan (c) penggunaan subjek yang sama atau berbeda untuk masing-

masing kondisi perlakuan.

Teknik pengambilan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

observasi langsung terhadap obyek yang diteliti. Menurut Chariri (2009), observasi

partisipasi dilakukan secara langsung dengan mengamati perilaku individu dan

interaksi yang terdapat pada saat penelitian berlangsung. Oleh karena itu, peneliti

harus terlibat langsung dalam kehidupan sehari-hari dari subyek yang diteliti.

Dengan cara ini maka peneliti dapat memperoleh data khusus di luar struktur dan

prosedur formal organisasi.

3.2.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan gambaran umum penelitian yang akan

dilaksanakan oleh peneliti untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.

Penelitian ini menggunakan 2 metode, yaitu metode eksperimen dan deskriptif

dengan pendekatan secara kuantitatif. Menurut Wasis (2006), metode eksperimen

merupakan metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab-

akibat melalui pemanipulasian variabel independen (misal treatment, stimulus,

Page 32: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

18

kondisi) dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian. Efek dari

manipulasi disebut variabel dependen. Selama pemanipulasian perlakuan, peneliti

melakukan kontrol terhadap variabel luar (extraneous variables) agar perubahan

yang terjadi benar-benar akibat pemanipulasian, bukan disebabkan variabel

lainnya.

Perlakuan yang digunakan untuk respon pertumbuhan dan efisiensi pakan

dengan penambahan variasi probiotik yaitu dengan metode deskriptif Menurut

Azwar (2012), penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik

dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang

tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian data yang

dikumpulkan adalah bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari

penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi.

Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan dengan tiga kali ulangan:

A: Perlakuan pemberian minyak ikan dengan dosis 5% dengan tanpa

penambahan probiotik.

B: Perlakuan pemberian minyak ikan dengan dosis 15% dengan tanpa

penambahan probiotik.

C: Perlakuan pemberian minyak ikan dengan dosis 5% dengan penambahan

probiotik 15 ml/kg.

D: Perlakuan pemberian minyak ikan dengan dosis 15% dengan

penambahan probiotik 15 ml/kg.

K : Perlakuan control

Page 33: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

19

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Persiapan Penelitian

A. Persiapan Wadah

Pada penelitian ini, wadah yang digunakan adalah akuarium dengan ukuran

50x30x30 cm3 sebanyak 15 buah. Sebelum digunakan, akuarium dicuci dengan

deterjen kemudian direndam menggunakan klorin selama 30 menit. Setelah itu,

dinetralisir dengan menggunakan Na-Thiosulfat. Selanjutnya akuarium dibilas dan

dikeringkan selama 1 hari untuk kemudian siap diisi dengan media pemeliharaan

yaitu air tawar. Air diisi hingga tinggi air mencapai 15 cm dengan volume air ± 22,5

liter untuk kepadatan 1 ekor/L ikan dengan ukuran 5 ± 28 gram. Akuarium juga

dilengkapi dengan instalasi aerasi untuk ketersediaan oksigen.

B. Persiapan Ikan Uji

Ikan uji yang digunakan yaitu ikan sidat stadia elver yang memiliki ukuran

5±2,8 g/ekor sebanyak ± 300 ekor. Sebelum pelaksanaan penelitian, ikan sidat

diaklimatisasi selama satu minggu. Aklimatisasi bertujuan untuk mengadaptasikan

ikan terhadap lingkungan barunya dan mengurangi resiko stres yang dapat

berpengaruh terhadap kesehatan ikan. Pada masa pemeliharaan juga dilakukan

penyiponan setiap pagi apabila kondisi air dalam akuarium telah keruh akibat sisa

pakan dan feses. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya kondisi lingkungan

yang buruk pemicu terjadinya penyakit.

C. Sterilisasi Alat dan Bahan

Berdasarkan pendapat Adji et al. (2007), sterilisasi merupakan proses yang

menghancurkan semua bentuk kehidupan suatu benda yang steril dipandang dari

sudut mikrobiologi, artinya bebas dari mikroorganisme yang bisa merugikan.

Biasanya dengan alat autoklaf untuk proses sterilisasi.

Prinsip kerja autoklaf adalah sterilisasi panas basah dengan tekanan 1 atm

pada suhu 1210C selama 30 menit. Peralatan lainnya yaitu akuarium dan bak

Page 34: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

20

untuk pembuatan probiotik yang digunakan untuk kultur disterilisasi cara direndam

air tawar dan ditambahkan larutan klorin 30 ppm, didiamkan selama 24 jam

kemudian dinetralkan dengan larutan Na Thiosulfat 15 ppm.

D. Persiapan probiotik

Probiotik yang digunakan merupakan probiotik yang diproduksi sendiri.

Adapun komposisi dan proses pembuatan probiotik dapat dilihat pada Lampiran 3.

Sebelum diteteskan ke dalam pakan, probiotik terlebih dahulu dipindahkan ke

dalam wadah yang lebih kecil yaitu botol film dimana sebelumnya probiotik

disimpan di dalam botol susu. Botol film sebelum digunakan disterilisasi dengan

cara ditetes dengan menggunakan alkohol 70%. Setelah itu, tutup botol film

dibungkus dengan menggunakan plastik wrap dan disimpan di dalam kulkas.

Ketika akan diteteskan ke dalam pakan probiotik dikeluarkan dari dalam kulkas

dan ditunggu sampai suhunya sesuai dengan suhu ruang. Selanjutnya probiotik

diteteskan ke dalam pakan sesuai dosis yang telah ditentukan dengan

menggunakan mikropipet 1000 µL dan bluetip.

E. Persiapan Pakan

Pakan yang diberikan pada hewan uji yaitu berupa pakan komersil.

Kebutuhan pakan yang diberikan pada ikan dihitung sesuai dengan berat tubuhnya

sebesar 3% dari bobot biomassa ikan. Pencampuran pakan dengan probiotik

dengan dosis 15 ml/kg dan minyak ikan dengan cara ditetes sesuai dengan dosis

yang telah ditentukan dan dikondisikan agar steril dengan panas dari bunsen.

Pakan yang diberikan pada ikan sidat yaitu pakan pasta yang dibuat sendiri. Pakan

komersil diblender sampai halus.

Page 35: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

21

3.3.2 Pelaksanaan Penelitian

A. Pemeliharaan Ikan Sidat (Anguilla sp.)

• Ikan dipuasakan selama satu hari, kemudian dilakukan penimbangan berat

tubuh awal (Wo).

• Penebaran benih ikan sidat dengan kepadatan 1 ekor/liter, pemeliharaan

dilakukan selama 30 hari.

• Pemberian pakan sebayak 3% dari berat total biomassa per hari sebanyak

3,75 gr/hari dengan frekuensi 2 kali sehari pukul 08.00 dan 16.00 WIB.

• Pengukuran kualitas air seperti oksigen terlarut, pH dan suhu dilakukan

setiap hari pada pagi hari dan sore hari pukul 07.00 dan 15.00 WIB.

B. Proses pengujian asam lemak

• Bahan baku yang digunakan berupa ikan sidat yang diambil dari hasil

pemeliharaan, setelah itu dipotong-potong sehingga menjadi potongan

kecil dengan berat lebih kurang 100 gram yang bertujuan untuk

memudahkan proses ekstraksi.

• Bagian-bagian ikan yang telah dipotong-potong kecil dimasukkan kedalam

panci stainless steel, kemudian ditambahkan akuades sebanyak 500 ml,

ikan direbus sampai mendidih, kemudian diamkan selama 30 menit sambil

diaduk perlahan. Rebusan ikan disaring untuk memisahkan Antara minyak

kasar dan padatan. Minyak kasar yang diperoleh dimurnikan dengan

penambahan NaCl 2,5% dan dipanaskan pada temperature 50 0C. Lapisan

minyak dan air dipisahkan dengan corong pisah. Diambil lapisan minyak,

kemudian ditambahkan bentonit ke dalam lapisan minyak sambil diaduk.

Setelah didiamkan beberapa saat, lalu disaring untuk memperoleh minyak

yang bersih. Minyak yang diperoleh disimpan di dalam wadah tertutup

Page 36: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

22

rapat serta terhindar dari kontaminasi langsung dengan sinar matahari dan

udara.

• Isolasi asam lemak tak jenuh majemuk Omega-3 dan Omega-6, dilakukan

melalui 2 tahap yaitu penyabunan minyak ikan dan fraksinasi dengan urea,

sesuai dengan metode Medina.

• Analisis Omega-3 dan Omega-6 dilakukan dengan kromatografi gas (GC).

Persiapan sampel: dilakukan secara berikut, sampel minyak diambil 30-40

mg ditempatkan dalam tabung bertutup Teflon dan ditambahkan 1 mL

NaOH 0,5 N dalam methanol dan dipanaskan dalam penangas air selama

20 menit. Kemudian tambahkan 2 mL BF3 20% dipanaskan lagi selama 20

menit. Setelah dingin ditambahkan 2 mL NaCl jenuh dan 1 mL isooktan dan

dikocok dengan baik. Lapisan isooktan dipisahkan dengan bantuan pipet

tetes ke dalam tabung yang berisi 0,1g Na2SO4, dan dibiarkan selama 15

menit. Fasa cair dipisahkan dan selanjutnya diinjeksikan ke dalam

kromatografi gas. Untuk mengetahui waktu retensi EPA, ARA dan DHA,

disuntikkan terlebih dahulu ke dalam kromatografi gas ester asam lemak

dari standar metil ester asam lemak atau FAME yang mengandung EPA,

ARA dan DHA sebagai standar, adanya EPA, ARA dan DHA sample dapat

dilihat dengan menyamakan waktu retensi EPA. ARA dan DHA standart.

3.3.3 Parameter Penunjang

Parameter kualitas air yang digunakan sebagai media pemeliharaan ikan

nila meliputi suhu, oksigen terlarut (DO) dan derajat keasaman (pH) yang diukur

setiap hari sebanyak 2 kali sehari yaitu pagi dan sore selama 30 hari pemeliharaan.

Page 37: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

23

3.4 Analisis Data

Analisa data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif Menurut

Sugiyono (2015), Analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan memberikan ulasan

atau interpretasi terhadap data yang diperoleh sehingga menjadi lebih jelas dan

bermakna dibandingkan dengan sekedar angka-angka. Langkah-langkahnya

adalah reduksi data, penyajian data dengan bagan dan teks, kemudian penarikan

kesimpulan.

Page 38: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

24

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Asam Lemak

Penambahan kadar minyak ikan yang berbeda dan penambahan probiotik

Bacillus pada pakan menghasilkan komposisi total asam lemak tubuh ikan sidat

yang berbeda. Hal ini dikarenakan minyak ikan mengandung asam lemak esensial

PUFA termasuk HUFA yaitu EPA dan DHA. Dan menurut Kompiang (2009) pada

bakteri Bacillus mempunyai sifat atau keunggulan yaitu menghasilkan enzim

pencernaan seperti protease dan amilase yang dapat membantu pencernaan,

serta memproduksi asam-asam lemak rantai pendek yang mempunyai sifat

antimikroba. Secara hasil yang lengkap kandungan asam lemak, dapat dilihat

pada Lampiran 1.

Tabel 1. Hasil asam lemak daging ikan sidat.

Asam lemak Hasil (%)

A (5%) B (15%) C (5%+pro) D (15%+pro) K (0)

Total asam lemak jenuh 33,56 32,52 32,48 34,31 32,29

Total asam lemak tak jenuh 58,15 58,42 65,71 65,09 52,91

omega 3 14,85 16,05 16,76 15,89 15,00

omega 6 1,67 1,80 4,42 2,03 2,42

Rasio omega 3/omega 6 8,92 8,94 3,79 7,83 6,21

Pada Tabel 1 terlihat bahwa penambahan minyak ikan dengan kadar yang

berbeda dan penambahan bakteri Bacillus sp. akan menghasilkan komposisi asam

lemak tubuh ikan yang berbeda dan peran dari bakteri Bacillus sendiri yaitu untuk

meningkatkan enzim protease pada usus ikan sidat dan membantu mengubah

rantai-rantai pendek pada sistem asam lemak pada tubuh ikan sidat. Terjadi

kenaikan komposisi total asam lemak jenuh pada perlakuan A dan B dan terjadi

kenaikan asam lemak tak jenuh pada perlakuan C dan D. Komposisi asam lemak

n-3 dan n-6 tertinggi terdapat pada perlakuan C. kadar asam lemak n-3 dan n-6

Page 39: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

25

pada tubuh ikan dapat mempengaruhi sifat fluiditas membran sel yang selanjutnya

dapat menunjang metabolisme sel secara keseluruhan, sehingga dapat

mempengaruhi penyimpanan protein dan lemak pada tubuh ikan. Selain itu, asam

lemak n-3 dan n-6 juga dapat memperbaiki fungsi membrane pada tubuh ikan

Sidat (Bell et al. 1986). Asam lemak esensial kelompok PUFA dan HUFA yang

mempunyai peranan yang penting untuk proses metabolisme sel dalam tubuh ikan

sidat. Mayes et al. (1999) menyatakan bahwa asam lemak esesensial, terutama

arakidonat (C20:4n-6) merupakan prekusor prostaglanding PGF2α yang dapat

mempengaruhi replikasi sel. Selain itu, beberapa jenis prostaglandin lainnya

mempunyai fungsi induksi dan pengaturan transpor ion, terutama pada bagian

insang yang berhubungan dengan proses pengaturan mineral dan osmoregulasi.

Adanya peranan asam lemak esensial tersebut secara keseluruhan dapat

meingkatkan metabolisme dalam sel, yang secara tidak langsung akan

menghasilkan penyimpanan protein tubuh yang lebih tinggi sehingga dapat

meningkatkan laju pertumbuhan harian.

Menurut Kompiang (1979) Bacillus sp. dapat memperbaiki sistem

pencernaan. Bacillus sp. dapat menghasilkan asam-asam organik rantai pendek

seperti asam asetat, butirat, propionat, dan asam laktat. Asam-asam organik rantai

pendek diketahui mempunyai sifat antimikroba dan digunakan dalam produksi

silase ikan

4.1.1 Total asam lemak jenuh

Pada komposisi total asam lemak jenuh (SFA) terjadi tenurunan pada

perlakuan C dan D (penambahan minyak ikan 5% + bakteri Bacillus dan

Penambahan minyak ikan 15% + bakteri Bacillus sp.), karena adanya

penambahan bakteri Bacillus sp. pada pakan ikan sidat biasanya menghasilkan

protease yang baik pada rantai molekul-molekul rantai pendek. Menurut Kompiang

(2009) menyatakan bahwa Pada bakteri Bacillus sp. mempunyai sifat atau

Page 40: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

26

keunggulan yaitu menghasilkan enzim pencernaan seperti protease dan amilase

yang dapat membantu pencernaan, serta memproduksi asam-asam lemak rantai

pendek yang mempunyai sifat antimikroba. dan kenaikan komposisi asam lemak

jenuh (SFA) pada perlakuan A dan B (penambahan minyak ikan 5% dan

penambahan minyak ikan 15%), Hasil perhitungan dari asam lemak jenuh dapat

dilihat di Gambar 5.

Gambar 5. Total asam lemak jenuh daging ikan sidat

4.1.2 Total asam lemak tak jenuh

Pada komposisi total asam lemak tidak jenuh (PUFA dan HUFA) yang

tertinggi terdapat pada perlakuan C (penambahan minyak ikan 5% + pemberian

probiotik Bacillus sp.) yaitu sebesar 65,20% adanya peranan asam lemak esensial

secara keseluruhan dapat meningkatkan metabolisme dalam sel, yang secara

tidak langsung akan menghasilkan penyimpanan protein tubuh yang lebih tinggi

sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhan harian dan dipengaruhi oleh

bakteri bacillus sp. yang dapat membantu proses pencernaan pada usus ikan

sidat. Menurut Sjofjan (2003), penambahan bakteri Bacillus sp. pada pakan dapat

meningkatnya aktivitas enzim protease pada usus halus dan serta memproduksi

33,56

33,19

32,4832,65

32,29

31.50

32.00

32.50

33.00

33.50

34.00

A B C D K

Tota

l asa

m le

mak

jen

uh

(%

)

Perlakuan

Page 41: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

27

asam-asam lemak rantai pendek yang mempunyai sifat antimikroba. Hasil

perhitungan dari asam lemak tak jenuh dapat dilihat di Gambar 6.

Gambar 6. Total asam lemak tak jenuh daging ikan sidat

4.1.3 Total asam lemak n-3

Pada komposisi asam lemak n-3 yang terbaik yaitu pelakuan C dengan

hasil 16,76% disebabkan karena pemberian minyak ikan dengan 5% dapat

meningkatnya n-3 pada ikan sidat, karena ikan sidat membutuhkan asam lemak

n-3 dengan jumlah terbatas dan diduga bahwa penambahan minyak ikan sebesar

5% telah memenuhi kebutuhan asam lemak ikan sidat. Menurut Takeuchi et al.

(1980), menyatakan bahwa ikan A. japonica membutuhkan asam lemak linoleat

dan linolenat masing-masing sebesar 0,5% sedangkan Kamil (2000), menyatakan

bahwa ikan A. bicolor bicolor ukuran 1,4 g membutuhkan asam lemak linoleat dan

linolenat masing-masing sebesar 0,7% dan 0,8-1,2% pada kadar lemak 7%. Hasil

dari perhitugan asam lemak n-3 dapat dilihat di Gambar 7.

58,15 58,41

65,70 65,08

52,90

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

A B C D K

Tota

l asa

m le

mak

tak

jen

uh

(%

)

Perlakuan

Page 42: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

28

Gambar 7. Total asam lemak omega 3 daging ikan sidat

4.1.4 Total asam lemak n-6

Pada komposisi asam lemak n-6 yang terbaik yaitu perlakuan C dengan

hasil 4,42% disebabkan karena pemberian minyak ikan 5% dapat meningkatkan

n-6 pada ikan sidat, karena ikan sidat membutuhkan n-6 dan n-3 diperlukan dalam

proses biosintesis lemak sehingga apabila terjadi kekurangan atau kelebihan pada

salah satu asam lemak pada maka menghambat laju biosintesis asam lemak yang

lain sehingga akan mempengaruhi komposisi asam lemak tubuh ikan. Menurut

Connor et al. (1992), tingginya asam lemak n-6 dapat menghambat laju biosintesis

DHA dari asam n-3 sehingga proses biosintesis tersebut akan berjalan lambat dan

kurang efisien. Sargent et al. (2002) menambahkan bahwa komposisi asam lemak

tubuh ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor metabolik antara lain β-oksidasi,

aktivitas lipogenik seta aktivitas desaturasi dan elongase asam lemak. Selain itu

juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan dan usia atau ukuran ikan.

Hasil dari perhitungan asam lemak n-6 dapat dilihat di Gambar 8.

14,85

16,05

16,76

15,89

15,00

13.50

14.00

14.50

15.00

15.50

16.00

16.50

17.00

A B C D K

Tota

l asa

m le

mak

om

ega

3(%

)

Perlakuan

Page 43: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

29

Gambar 8. Total asam lemak omega 6 daging ikan sidat

4.1.5 Total rasio n-3 dan n-6

Pada rasio antara n-3 dan n-6 yang paling rendah yaitu hasil dari perlakuan

C dengan hasil 3.79% disebabkan karena terjadinya keseimbangan antara n-3 dan

n-6 sehingga menyebabkan terjadinya persaingan antara asam lemak n-3 dan n-

6 dalam memanfaatkan enzim desaturase dalam proses metabolisme lemak.

Kandungan asam lemak n-3 dan n-6 yang tinggi menyebabkan membran sel tidak

berfungsi dengan baik. Keadaan ini akan mengganggu aktivitas enzim-enzim pada

membran sel, sehingga sintesis protein dan sel juga rendah yang akhirnya

berakibat pada rendahnya laju pertumbuhan, konversi pakan meningkat,

kandungan air dalam daging semakin tinggi, menurunnya kadar protein pakan dan

lemak serta bobot ikan akan relatif turun (Takeuchi dan Watanabe 1979), Hasil

dari perhitungan dari rasio asam lemak n-3 dan n-6 dapat dilihat pada Gambar 9.

1,67 1,80

4,42

2,03

2,42

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

4.50

5.00

A B C D K

Tota

l asa

m le

mak

n-6

(%

)

Perlakuan

Page 44: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

30

Gambar 9. Total rasio omega 3 dan omega 6 daging ikan sidat

4.2 Kualitas Air

Salah satu parameter penunjang dalam penelitian ini adalah kualitas air pada

media pemeliharaan. Kualitas air sangat mempengaruhi kelulus hidupan dan

pertumbuhan ikan. Air yang digunakan untuk media pemeliharaan harus memiliki

kualitas yang cocok dengan kebutuhan ikan. Parameter kualitas air yang diamati

adalah suhu, pH dan DO. Hasil pengamatan kualitas air selama 30 hari disajikan

dalam Tabel 2.

Tabel 2. Kualitas Air

Perlakuan Suhu DO pH

A 23,42±1,06 5,78±0,94 6,79±0,28

B 24,7±15,75 5,78±0,93 6,77±0,29

C 23,9±15,12 5,2±1,08 6,78±0,29

D 24,25±2,58 4,49±0,93 6,76±0,29

K 25,19±15,62 4,38±0,77 6,79±0,28

8,92 8,94

3,75

7,83

6,21

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

A B C D K

Tota

l ras

io n

-3 d

an n

-6 (

%)

Perlakuan

Page 45: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

31

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat data kualitas air yang diperoleh, suhu air

pemeliharaan ikan sidat rata-rata berkisar 23°C-25°C. Nilai tersebut masih

tergolong baik karena masih pada kisaran suhu yang dapat ditolerir oleh ikan sidat.

Hal ini sesuai dengan pendapat Usui (1991), bahwa suhu air yang cocok untuk

pertumbuhan ikan sidat pada suhu 23-30°C.

Selama waktu pemeliharaan ikan sidat, konsentrasi oksigen yang terlarut

dalam air akan berkurang karena oksigen di gunkan untuk pernafasan serta

aktifitas metabolisme sel. Kisaran nilai DO saat penelitian tergolong baik karena

masih pada kisaran suhu yang dapat ditolerir yaitu 4-5 mg/l. Menurut Mulis (2015),

oksigen terlarut yang baik untuk pertumbuhan benih ikan sidat (Anguilla sp)

berkisar antara 4.0 – 8.0 mg/l.

Kisaran pH saat penelitian berkisar antara 6,76 - 6,79. Naik turunnya pH

pada media pemeliharaan salah satunya disebabkan oleh hasil metabolisme serta

sisa pakan yang tidak termakan. Fekri et al. (2014), menjelaskan bahwa pH media

pemeliharaan ikan sidat sebaiknya dipertahankan pada nilai netral pada kisaran

6,0-8,0.

4.3 Laju Pertumbuhan Spesifik atau Spesific Growth Rate (SGR)

Salah satu parameter penunjang dalam penelitian ini adalah laju pertumbuhan

spesifik. Laju pertumbuhan spesifik merupakan persentase pertambahan berat

badan ikan sidat per hari yang dinyatakan dalam satuan %BB/hari. Pertumbuhan

terjadi karena adanya pembelahan sel secara mitosis yang terjadi karena

kelebihan input energi dan protein yang berasal dari pakan. Kelebihan input

tersebut digunakan oleh tubuh ikan sidat untuk metabolisme dan menghasilkan

pertumbuhan. Laju pertumbuhan akan meningkat seiring dengan bertambahnya

pakan yang diberikan. Laju pertumbuhan spesifik ikan sidat disajikan pada

Gambar 10.

Page 46: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

32

Gambar 10. Laju Pertumbuhan Spesifik Ikan Sidat

Berdasarkan Gambar 8. dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan spesifik ikan

sidat tertinggi didapat pada perlakuan C (probiotik dengan penambahan 5%

minyak ikan) yaitu sebesar 3,35 %BB/hari dan terendah pada perlakuan B (tanpa

probiotik dengan penambahan 15% minyak ikan) yaitu sebesar 2,9 %BB/hari.

Tingginya laju pertumbuhan ikan sidat pada perlakuan C dikarena penambahan

probiotik dan dosis minyak ikan yang diberikan sudah tepat. Menurut Banjanahor

et al. (2015), menjelaskan bahwa pakan yang mengandung bakteri probiotik

menghasilkan enzim yang mampu mengurai senyawa kompleks menjadi

sederhana sehingga bagus digunakan ikan. Seiring meningkatnya aktivitas enzim

pencernaan maka daya cerna pakan akan meningkat sehingga nutrient mudah

diserap oleh tubuh ikan sidat dan menghasilkan pertumbuhan yang baik untuk ikan

sidat (Susilowati et al., 2013).

Dosis minyak yang ditambahkan dalam pakan juga berpengaruh terhadap

kandungan nutrisi dalam pakan. Menurut Mudjiman (2004), aktivitas enzim

amilase, lipase dan protease sangat dipengaruhi oleh komposisi pakan dan

tingginya kandungan lemak pada pakan akan menyebabkan menigkatnya

terjadinya peroksidase lemak mengakibatkan rendahnya laju pertumbuha.

2,85 2,9

3,35

2,932,67

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

A B C D K

SGR

(%

BB

/Har

i)

Perlakuan

Page 47: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

33

Page 48: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

33

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

- Dosis minyak ikan yang terbaik, dengan penambahan minyak ikan sebesar

5% dan diberi probiotik Bacillus sp sebanyak 15 ml/kg.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan yaitu diharapkan

adanya penelitian lanjutan terhadap jenis probiotik Basillus sp. dan minyak ikan

yang dapat diaplikasikan pada skala yang lebih besar.

Page 49: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

34

DAFTAR PUSTAKA

Affan, J. M. 2012. Identifikasi Lokasi Untuk Pengembangan Budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) Berdasarkan Faktor Lingkungan dan Kualitas Air di Perairan Pantai Timur Bangka Tengah. Depik, 1(1) : 78-85.

Agradi E, Bonomi L, Rigamonti E, Ligouri M. !995. The effect of dientary lipids on tissue lipids and ammonia excretion in European eel (Anguilla anguilla). Camp. Biochem. Physiol. 3(3): 445-451.

Almunady, T. Panagan., Yohandini. H dan W. Mila. 2012. Analisa kualitatif dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh Omega-3, Omega-^ dan Karakteristik Minyak Ikan Patin (Pangasius pangasius). Jurnal Penelitian Sains. 15(3) :102-106.

Banjarnahor, D. Murphy., S. Usman dan R. Leidonald. 2015. Pengaruh Pemberian

Probiotik EM-4 (Effective Microorganisme-4) pada Pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan lele (Clarias sp.)

Bell MV, Henderson RJ Sargent JR. 1986. The role of polyunsaturated fatty acids

in fish. Mini Review. Com. Biochem Physiology. (83B): 711-719.

Bhagavan NV. 1992. Medical Biochemistry. London (GB), Jones and Bartlett publisher. 980 pp.

Chariri, A. 2009. Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif, Paper disajikan pada Workshop Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Laboratorium Pengembangan Akuntansi (LPA). Universitas Diponegoro: Semarang. 13-14.

Connor WE, Neuringer M, Reisbick S. 1992. Essential fatty acids: the importance

of n-3 fatty acids in the retina and brain. Nutr. Rev 50: 21-29.

Dageni G. 1986. Dietary effect of lipid source, lipid level and temperature on growth of glass eel (Anguilla Anguilla). Aquaculture. 56: 207-214.

Hastjarjo, T. D. 2014. Rancangan eksperimen acak. Buletin Psikologi. 22(2): 73-86.

Hepher B. 1990. Nutrition of pond fishes. New York: Cambridge University press, Cambridge. 388 pp.

Hussain, S. Z., And K. Maqbool. 2014. GC-MS: Principle, technique and its application in food science. Int. J. Curr. Sci. 13:116-128.

Kamil MT. 2000. Pengaruh Kadar Asam Lemak n-6 Yang Berbeda Pada Kadar Asam Lemak n-3 Tetap Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor). [Tesis]. Program Pascasarjana. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Kusmiyati, dan N. Wayan S. A. 2007. Uji aktivitas senyawa antibakteri dari mikroalga Porphyridium cruentum. BIODIVERSITAS. 8(1): 48-53.

Page 50: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

35

Kordi, K dan Tancung. 2007. Budidaya Perairan. PT.Citra Aditya Bakti. Bandung. 121 hlm.

Kompiang, I P. 2009. Pengaruh suplementasi kultur Bacillus sp. melalui pakan

atau air minum terhadap kinerja ayam petelur. Jurnal IImu Ternak dan Veteriner 5(4): 205-209.

Mudjiman Ahmad (2004), Makanan Ikan. Edisi Revisi, Penebar Swadaya. Jakarta.

Sjofjan, O. 2003. Kajian Probiotik (Aspergillus niger dan Bacillus sp.) sebagai Imbuhan Ransum dan Implikasinya terhadap Mikroflora Usus serta Penampilan Produksi Ayam Petelur. Disertasi, Universitas Padjadjaran, Bandung.

Takeuchi T, Watanabe T. 1979. Requirements of carp for essential fatty acid. Bull. Japan. Soc. Sci. Fish., 43(5): 541-551.

Takeuchi T, Arai S, Watanabe T, Shimma Y. 1980. Requirement of eel Anguilla japonica for essential fatty acids. Bulletin of the Japanese Society of Scientific Fisheries. 46: 345-353.

Yudianto S, Arif M, Agustiono. 2012. Pengaruh penambahan atraktan yang berbeda dalam pakan pasta terhadap retensi protein, lemak dan energy benih ikan sidat (Anguilla bicolor) stadia elver. JIPK. 4(2): 135-140.

[NCR] National Research Council. 1993. Nutrien Requirement of fish. Washington DC (US): National Academy press. 102 pp.

Prasad, S., P. C. Morris, R. Hansen, P. G. Meaden and B. Austin. 2005. A novel bacteriocin-like substance (BLIS) from a pathogenic strain of Vibrio harveyi. Microbiology. 151(9): 3051-3058.

Poedjiadi, A. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakartan: Penerbit Universitas Indonesia.

Roy, R. 2013. Budidaya sidat. AgroMedia Pustaka: Jakarta Selatan. 153 hlm.

Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan Percobaan Praktis Bidang Pertanian Edisi Revisi. Kanisius: Yogyakarta. 276 hlm.

Sargent JR, Tocher DR, Bell JG. 2002. The lipids. In: Halver, J.E., Hardy, R.W.

(Eds Fish Nutrition). San Diego, CA (US): Academic Press, pp. 181– 257. Subali, B. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi. Universitas Negeri

Yogyakarta: Yogyakarta. 58 hlm. Sugiono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Alfabeta:

Bandung. 234 hlm. Takeuchi T, Watanabe T. 1979. Requirements of carp for essential fatty acid. Bull.

Japan. Soc. Sci. Fish., 43(5): 541-551. Tibbetts SM, Lall SP, Anderson Dm. 2000. Dietary protein requirement of juvenil

American eel (Anguilla rostrata) fed practical diet. Aquaculture (186): 145-155.

Page 51: PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN ...repository.ub.ac.id/7787/1/Bachrul Alam.pdfii PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN DENGAN PEMBERIAN DOSIS MINYAK IKAN YANG BERBEDA TERHADAP

36

Wasis. 2002. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta. 211 hlm.

Wantanabe T. 1980. Lipids. pp In Nutrition in fish and diet (Edited by Ogino C.), pp. 149-186 Tokyo (JP): Koseisha-Koseikaku.

Winarno, F.G. 1993. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.