pengaruh penambahan canary seed pada pakan burung lovebird agapornis roseicollis dan agapornis...

61
PENGARUH PENAMBAHAN CANARY SEED PADA PAKAN BURUNG LOVEBIRD Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery TERHADAP PRODUKSI TELUR DAN MASA KOSONG SIKLUS REPRODUKSI SKRIPSI Oleh : Deasy Rahmawati NIM. 0210510018 JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2006

Transcript of pengaruh penambahan canary seed pada pakan burung lovebird agapornis roseicollis dan agapornis...

  • PENGARUH PENAMBAHAN CANARY SEED PADA PAKAN BURUNG LOVEBIRD Agapornis roseicollis dan Agapornis

    fischery TERHADAP PRODUKSI TELUR DAN MASA KOSONG SIKLUS REPRODUKSI

    SKRIPSI

    Oleh :

    Deasy Rahmawati NIM. 0210510018

    JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

    2006

  • PENGARUH PENAMBAHAN CANARY SEED PADA PAKAN BURUNG LOVEBIRD Agapornis roseicollis dan Agapornis

    fischery TERHADAP PRODUKSI TELUR DAN MASA KOSONG SIKLUS REPRODUKSI

    Oleh :

    Deasy Rahmawati NIM. 0210510018

    Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada

    Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

    JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

    2006

  • PENGARUH PENAMBAHAN CANARY SEED PADA PAKAN BURUNG LOVEBIRD Agapornis roseicollis dan Agapornis

    fischery TERHADAP PRODUKSI TELUR DAN MASA KOSONG SIKLUS REPRODUKSI

    SKRIPSI Oleh:

    Deasy Rahmawati NIM. 0210510018

    Telah dinyatakan lulus dalam ujian Sarjana Pada Hari/Tanggal : Kamis/12 Oktober 2006

    Pembimbing Utama, Anggota Tim Penguji Prof. Dr. Ir. Yuliani Djuniarti, MS Dr. Ir. H. Woro Busono,MS NIP. 130 531 840 NIP. 130 935 813 Tanggal Tanggal Pembimbing Pendamping, Prof. Dr. Ir. Achmanu Zakaria, MS NIP. 130 368 773 Tanggal Mengetahui: Universitas Brawijaya

    Fakultas Peternakan Dekan,

    Dr. Ir. Ifar Subagyo, M. Agr. St. NIP. 131 124 654 Tanggal

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Surabaya pada tanggal 01 Desember 1983 sebagai

    anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak H. Masdjunin dan Ibu Hj.

    Djuhairiyah

    Penulis mendapat pendidikan formal dari TK Al-Wahyu Surabaya lulus

    pada tahun 1990, SDN Menanggal 601 Surabaya lulus pada tahun 1996, SLTP

    Negeri 22 Surabaya lulus pada tahun 1999, SMU Negeri 15 Surabaya pada tahun

    2002, dan masuk Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas

    Brawijaya melalui jalur SPMB pada tahun 2002.

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    memberikan petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan laporan skripsi dengan judul Pengaruh Penambahan Canary

    Seed Pada Pakan Burung Lovebird (Agapornis roseicollis dan Agapornis

    fischery) Terhadap Produksi Telur Dan Masa Kosong Siklus Reproduksi.

    Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada:

    1. Ibu Prof. Dr. Ir. Yuliani Dj, MS selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

    memberikan tempat dan fasilitas selama penelitian, saran, arahan, serta

    bimbingan sampai tahap penyelesaian laporan.

    2. Bapak Prof. Dr. Ir. Achmanu Zakaria selaku Dosen Pembimbing Pendamping

    yang telah banyak memberikan saran, arahan, dan bimbingan sampai tahap

    penyelesaian laporan.

    3. Bapak Dr. Ir. H. Woro Busono, MS selaku Dosen Penguji yang telah banyak

    memberikan saran dan arahan dalam perbaikan laporan.

    4. Bapak Dr. Ir. Ifar Subagyo, M. Agr. St. selaku Dekan Fakultas Peternakan

    Universitas Brawijaya.

    5. Kedua orang tua koe bapak en mama, mbak ika alis ndut, mas arie familys,

    makasih atas segala dukungan yang selama ini diberikan baik secara moril dan

    spiritual selama peneliti menyelesaikan laporan skipsi.

    Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    membantu selesainya laporan skripsi ini. Semoga Allah berkenan memberikan

    hidayah dan karunia-Nya kepada kita semua, Amin.

    Menyadari segala kekurangan yang ada, penulis sangat mengharapkan

    kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhir kata

    semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

    Malang, Oktober 2006

    Penulis

  • ABSTRACT

    THE EFFECT OF ADDITION CANARY SEED AT FEEDING LOVEBIRD ( Agapornis roseicollis and Agapornis fischery) ABOUT EGG PRODUCTION AND REPRODUCTIAN CYCLE PERIOD INTERVAL

    This research was conducted in Permata Satwa lovebird farm. The located at jl. Papa Putih Kendalsari, Lowokwaru Malang, from June until August 2006.

    The aim of this research was to study the effect of addition canary seed to Agapornis roseicollis and Agapornis fischery on egg production and reproductian cycle period interval. The result of this research was expected for improve repairing feeding management during conservancy Material of this research were 10 pairs lovebird Agapornis roseicollis and 10 pairs lovebird Agapornis fischery, kept in cage system battery sizing 79 x 29.5 x 37 cm made from wire. The method was experiment and used study case with using purposive sampling. The statistic used the non parametris by using Kruskall Wallis test Based on the research result have been conducted with addition canary seed indicate that egg production of lovebird Agapornis roseicollis had not significant effect ( Hhit < Htable(0.05)), with the average value of egg production to Agapornis roseicollis before addition 4.61.02 eggs and after addition 5.00.77 eggs. Agapornis fischery before addition 3.70.78 eggs and after addition 4.60.8 eggs indicate that egg production of lovebird Agapornis fischery give siggnificant effect (Hhit > Htable(0.05)). Average value of reproduction cycle period interval for Agapornis roseicollis before addition 30.116.05 day and after addition 15.67.13 day. Average value of reproduction cycle period interval for Agapornis fischery before additon 21.23.99 day and after addition 15.94.48 day, indicating that a reproduction cycle period interval of Agapornis roseicollis and Agapornis fischery give significant effect ( Hhit > Htable(0.05)) Conclusion of this research that addition of canary seed at Agapornis fischery species more effective so that egg production will come up to egg production of lovebird Agapornis roseicollis. Addition of canary seed give real influence at reproduction cycle period interval become shorter compared to before addition at Agapornis roseicollis and Agapornis fischery

    The suggestion is improve feeding management by giving feed addition (canary seed) at lovebird Agapornis fischery for optimal egg production and improve cycle reproduction of lovebird.

  • RINGKASAN

    PENGARUH PENAMBAHAN CANARY SEED PADA PAKAN BURUNG LOVEBIRD (Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery) TERHADAP PRODUKSI TELUR DAN MASA KOSONG SIKLUS REPRODUKSI

    Penelitian ini dilaksanakan di usaha pembudidayaan lovebird Permata

    Satwa bertempat di jalan Papa Putih No.22 Kecamatan Lowokwaru Malang pada bulan Mei sampai Agustus 2006. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan canary seed pada pakan lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery terhadap produksi telur dan masa kosong siklus reproduksi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperbaiki manajemen pakan selama pemeliharaan. Materi penelitian adalah 10 pasang lovebird Agapornis roseicollis dan 10 pasang lovebird Agapornis fischery, sangkar yang digunakan adalah sangkar dengan model baterei terbuat dari kawat dengan ukuran 79 cm x 29.5 cm x 37 cm. Metode yang digunakan adalah metode percobaan serta pengambilan data. Analisis data yang digunakan adalah non parametris dengan menggunakan Kruskall Wallis test. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi telur lovebird Agapornis roseicollis tidak memberikan perbedaan pengaruh yang nyata (Hhitung < HTabel(0.05)), rata-rata produksi telur sebelum penambahan canary seed 4.61.02 butir dan setelah penambahan canary seed 5.00.77 butir. Pada Agapornis fischery sebelum penambahan canary seed 3.70.78 butir dan sesudah penambahan canary seed 4.60.8 butir yang berarti bahwa produksi telur Agapornis fischery memberikan perbedaan yang nyata (Hhitung > HTabel(0.05)). Rata-rata masa kosong siklus reproduksi sebelum penambahan canary seed pada Agapornis roseicollis 30.116.05 hari dan setelah penambahan canary seed 15.67.13. Pada Agapornis fischery sebelum penambahan canary seed 21.13.99 hari dan setelah penambahan canary seed 15.94.48 hari menunjukkan bahwa masa kosong siklus reproduksi pada Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery memberikan perbedaan pengaruh yang nyata (Hhitung > HTabel(0.05)) Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penambahan canary seed pada lovebird Agapornis fischery lebih efektif sehingga produksi telurnya akan menyamai produksi telur lovebird Agapornis roseicollis. Penambahan canary seed memberikan pengaruh nyata pada masa kosong siklus reproduksi menjadi lebih pendek dibandingkan sebelum penambahan baik pada lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery. Saran yang dapat diberikan yaitu memperbaiki manajemen pakan dengan memberikan pakan tambahan berupa canary seed pada saat sebelum lovebird berproduksi agar mencapai produksi yang optimal dan memperpendek masa kosong siklus reproduksi.

  • DAFTAR ISI

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... i KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii ABSTRACT ......................................................................................................... iii RINGKASAN ...................................................................................................... iv DAFTAR ISI........................................................................................................ v DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................vii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3 1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3 1.4. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 3 1.5. Kerangka Pikir .......................................................................................... 3 1.6. Hipotesis.................................................................................................... 5

    II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lovebird .................................................................................................... 6 2.2. Pakan Lovebird ......................................................................................... 9 2.3. Produksi Telur...........................................................................................11 2.4. Masa Kosong Siklus Reproduksi ..............................................................12

    III. MATERI DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................14 3.2. Materi Penelitian .........................................................................................14

    3.2.1. Materi ..............................................................................................14 3.2.2. Bahan dan Alat................................................................................15

    3.3. Metode Penelitian .......................................................................................15 3.4. Prosedur Percobaan.....................................................................................15 3.5. Variabel Pengamatan ..................................................................................16 3.6. Analisis Data ...............................................................................................16 3.7. Batasan Istilah .............................................................................................17

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Penambahan Canary Seed Terhadap Produksi Telur..................18 4.2. Pengaruh Penambahan Canary Seed Terhadap Masa Kosong Siklus Reproduksi ...............................................................22

    V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan .................................................................................................24 5.2. Saran .........................................................................................................24

    DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................25 LAMPIRAN ........................................................................................................27

  • DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Kandungan nutrisi canary seed.......................................................................10

    2. Rataan produksi telur (butir) ...........................................................................18

    3. Rataan masa kosong siklus reproduksi (hari) .................................................21

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran Halaman

    1. Analisis data produksi telur lovebird Agaponis roseicollis.............................27

    2. Analisis data produksi telur lovebird Agapornis fischery ...............................30

    3. Analisis data produksi telur lovebird Agaponis roseicollis dan Agapornis fischery sebelum penambahan canary seed...................................33

    4. Analisis data produksi telur lovebird Agaponis roseicollis dan Agapornis fischery setelah penambahan canary seed .....................................36

    5. Analisis data masa kosong siklus reproduksi lovebird Agaponis roseicollis..........................................................................39

    6. Analisis data masa kosong siklus reproduksi lovebird Agapornis fischery ............................................................................42

    7. Analisis data masa kosong siklus reproduksi lovebird Agaponis roseicollis dan Agapornis fischery sebelum penambahan canary seed ..................................................................45

    8. Analisis data masa kosong siklus reproduksi lovebird Agaponis roseicollis dan Agapornis fischery setelah penambahan canary seed ....................................................................48

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Lovebird ..........................................................................................................7

    2. Canary seed (Phallaris canariensis)...............................................................10

    3. Diagram batang produksi telur........................................................................19

    4. Diagram batang masa kosong siklus reproduksi.............................................22

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Seiring dengan perkembangan ilmu bioteknologi dan pelestarian satwa,

    sekarang banyak jenis burung yang bisa dikembangbiakkan baik dari jenis burung

    hias maupun ocehan seperti perkutut, kenari, parkit, poksay termasuk didalamnya

    lovebird. Burung yang namanya disebut terakhir ini populasinya tersebar di

    kawasan Afrika dan sekitarnya.

    Lovebird adalah salah satu jenis burung hias yang mempunyai warna bulu

    yang beragam, bertubuh mungil, mempunyai tingkah laku yang lucu, dan suara

    yang merdu, membuat lovebird sering dilombakan pada kontes-kontes burung,

    sehingga tidak heran jika lovebird mempunyai nilai komersial yang cukup tinggi

    (Soenanto, 2002). Dari 9 spesies, spesies Agapornis fischeri (spesies yang

    memiliki lingkaran yang mengelilingi matanya) dan Agapornis reseicollis (spesies

    yang tidak memiliki lingkaran yang mengelilingi matanya) merupakan spesies

    yang bagus untuk diternakkan. Kedua spesies ini merupakan spesies yang bisa

    beradaptasi di Indonesia (Johnson, 1998).

    Kebersihan kandang, ketersediaan pakan dan minum, serta kesehatan

    senantiasa terjaga merupakan hal yang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan

    lovebird. Salah satu aspek penting dalam pemeliharaan adalah penyediaan pakan.

    Menyediakan pakan bagi burung hias maupun ocehan secara mudah adalah

    dengan menyesuaikan kebiasaan dan apa saja yang biasa dimakan oleh burung

    bersangkutan di alam bebas (Soemadi, 2003).

  • Menurut Prijono (2005), dalam pemeliharaan di kandang pakan yang

    dimakan oleh lovebird tergantung dari yang diberikan oleh pemeliharanya. Syarat

    pakan yang baik dan benar untuk konsumsi lovebird harus memenuhi unsur

    karbohidrat, vitamin, mineral, protein, dan air. Seekor lovebird mengkonsumsi

    pakan rata-rata seperlima dari berat badannya setiap hari. Konsumsi pakan

    lovebird tergantung pada fase pertumbuhan, kondisi rontok bulu, masa

    berkembangbiak, aktivitas, lingkungan, waktu stres, jenis burung, dan faktor

    lainnya. Faktor-faktor yang menunjang lain yang berkaitan dengan kualitas

    makanan yang dikonsumsi ini banyak disandarkan pada tinggi rendahnya protein

    Canary seed yang dalam bahas latin disebut dengan Phallaris canariensis

    merupakan sejenis biji-bijian dari rumpun gramineae. Canary seed mempunyai

    bentuk dan ukuran seperti gabah, tipis dengan kedua ujungnya lancip. Kulit

    bijinya licin berwarna cokelat dan keras. Rasa biji yang enak dan gurih sangat

    disukai burung pemakan biji-bijian (Soemadi, 2003). Kandungan nutrisi yang

    terdapat pada canary seed mengandung protein kasar yaitu 18.7%, karbohidrat

    15.0%, dan lemak kasar 8.7% (Anonymous, 2003). Canary seed mempunyai

    kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan biji-bijian lain seperti

    jewawut mengandung protein 13.30%, gabah (7.20%), millet (11.12%), dan beras

    merah (7.19%). Clever dkk (1977) yang ditulis kembali oleh Muntalib (1979)

    menyatakan bahwa semakin besar protein yang dikonsumsi ternyata konsumsi

    pakan dan konsumsi kapur meningkat pula. Dengan demikian maka akan

    meningkatkan produksi telur.

  • Pakan selain mempengaruhi kesehatan juga berpengaruh terhadap

    reproduksi dan produksi telur yang dihasilkan. Kinerja reproduksi itu sendiri

    berkaitan erat dan peka dengan tehadap kualitas makanan yang dikonsumsi.

    Kinerja reproduksi unggas meliputi umur dan bobot badan produksi telur pertama,

    jumlah produksi telur, fertilitas, daya tetas, jumlah anak yang hidup, dan selang

    kosong reproduksi (Partodiharjo, 1987).

    Prijono (2005) menyatakan bahwa produksi telur lovebird relatif banyak

    dan masa produksinya relatif singkat. Rata-rata produksi telur lovebird yaitu

    antara 4-6 butir. Selama jangka waktu satu tahun dapat berbiak sampai empat kali.

    Setiap berbiak rata-rata menghasilkan keturunan empat ekor anak, sehingga dalam

    satu tahun beranak pinak menjadi enam belas ekor.

    1.2. Rumusan Masalah

    Canary seed merupakan salah satu pakan penguat jenis biji-bijian yang

    berasal dari rumpun graminae. Kandungan protein yang terdapat pada canary seed

    lebih tinggi dibandingan dengan pakan biji-bijian yang lain seperti jewawut,

    millet dan beras merah. Kandungan proteinnya mencapai 18.7% sedangkan

    jewawut 13.30%, millet 11.12%, dan beras merah 7.19%. Kualitas pakan yang

    baik selain mempengaruhi kesehatan juga berpengaruh terhadap reproduksi dan

    produksi telur yang dihasilkan, sehingga dapat dirumuskan permasalahan : apakah

    penambahan canary seed pada pakan lovebird Agapornis roseicollis dan

    Agapornis fischery akan mempengaruhi produksi telur dan masa kosong siklus

    reproduksi.

  • 1.3. Tujuan Penelitian

    Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan

    canary seed pada pakan lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery

    terhadap produksi telur dan masa kosong siklus reproduksi.

    1.4. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperbaiki

    manajemen pakan sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan mempersingkat

    masa kosong siklus reproduksi.

    1.5. Kerangka Pikir

    Secara faal, reproduksi adalah suatu proses rumit, karena reproduksi

    bergantung dari fungsi fisiologis yang sempurna dengan berbagai faktor yang ikut

    menunjang (Anggorodi, 1984). Faktor-faktor yang menunjang antara lain yang

    berkaitan dengan kualitas makanan yang dikonsumsi ini banyak disandarkan pada

    tinggi rendahnya protein. Breton (1997) menyatakan juga bahwa dalam pemberian

    pakan juga harus diperhatikan jenis pakan dan imbangan gizi yang tepat untuk

    metabolisme tubuh.

    Canary seed yang dalam bahas latin disebut dengan Phallaris Canariensis

    merupakan sejenis biji-bijian dari rumpun gramineae. Canary seed mempunyai

    bentuk dan ukuran seperti gabah, tipis dengan kedua ujungnya lancip. Kulit

    bijinya licin berwarna cokelat dan keras. Apabila dikupas isinya mudah keluar.

    Rasa biji yang enak dan gurih sangat disukai burung pemakan biji-bijian

    (Soemadi, 2003). Saat ini canary seed merupakan biji-bijian yang hanya khusus

  • diberikan pada burung pemakan biji seperti lovebird. Kandungan nutrisi yang

    terdapat pada canary seed umumnya mengandung protein kasar 18.7%,

    karbohidrat 15.0%, lemak kasar 8.7%. Proporsi asam amino prolamin dan

    glutelin di dalam protein rata-rata 77.7%. Biji kenari tersebut mengandung asam

    amino lysine dan threonine yang terbatas tetapi mengandung asam amino cystine,

    tryptophan dan phenylalanine dalam jumlah yang besar (Anonymous, 2003).

    Jumlah telur lovebird bervariasi, tergantung jenisnya. Namun rata-rata

    telur lovebird adalah 4-5 butir. Dalam setiap periode peneluran ada pasangan

    lovebird yang bertelur cukup banyak, yaitu antara 4-6 butir. Di sisi lain, ada

    pasangan lovebird yang hanya menghasilkan 1-2 butir telur (Whendrato dan

    Madyana, 1990).

    Pada unggas, selang siklus reproduksi atau yang biasa disebut masa

    kosong adalah waktu terminal dengan induk berhenti setelah periode perawatan

    anak dan waktu itu digunakan untuk pemulihan kondisi tubuh (Djuniarti, 1993).

    1.6. Hipotesis

    Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan hipotesis yaitu

    penambahan canary seed pada pakan lovebird Agapornis roseicollis dan

    Agapornis fischery mempunyai perbedaan pengaruh pada produksi telur dan masa

    kosong siklus reproduksi.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Lovebird

    Lovebird merupakan salah satu satwa yang masih belum banyak dikenal

    di dunia peternakan burung. Lovebird, memiliki nama ilmiah yang berasal dari

    genus Agapornis, nama ini diberikan karena burung ini memiliki kebiasaan

    bertengger dan saling berdekatan pada setiap kesempatan. Umumnya lovebird

    dianggap sebagai burung kedamaian, namun dalam kenyataannya sering terjadi

    kegaduhan apabila dipelihara dalam kelompok (Soenanto, 2002).

    Karakteristik yang dimiliki lovebird antara lain:

    1. Lovebird memiliki ukuran tubuh yang kecil, berparuh bengkok sehingga

    memudahkan dalam menyisil makanan dari biji-bijian yang masih berkulit.

    2. Lovebird berasal dari Afrika dan pulau disekitarnya.

    3. Lovebird termasuk dalam famili Parrot (burung beo, nuri) (Dubuc, 2003).

    Cara pemeliharaannya tidak terlampau sulit, burung ini dapat diberi pakan

    berupa biji-bijian, buah-buahan dan sayur-sayuran. Lovebird tidak memerlukan

    kandang yang luas, burung ini dapat berkembangbiak dalam kandang yang

    berukuran sedang. Lovebird juga tidak menimbulkan suara berisik seperti parkit

    (Prijono, 2005).

    Susunan klasifikasi lovebird (Soenanto,2002), berdasarkan chesklist of

    bird of word yang disusun Peters (1937) adalah sebagai berikut :

    Phylum : Chordata

    Sub Phylum : Vertebrata

    Class : Aves

  • Ordo : Psittaciformes

    Family : Psittacinae

    Sub Family : Agapornis

    Spesies : Agapornis sp

    Ciri-ciri lovebird tidak berbeda jauh dengan golongan betet, namun bentuk

    fisiknya lebih kecil dan berbulu lebih indah. Hijau merupakan warna bulu yang

    dominan pada lovebird dan dapat dikenal pada ciri-ciri fisiknya. Menurut Prijono

    (2005), tubuh lovebird padat dan kekar, panjang tubuhnya antara 13,5-15 cm dan

    beratnya antara 25-58 g. Oddoties (2001) menjelaskan pula bahwa ukuran tubuh

    lovebird berkisar antara 13-17 cm (5-7 inchi) dengan berat 42-60 g, hal ini

    tergantung dari kondisi lingkungan dan pakan. Burung ini mempunyai paruh

    berwarna putih tetapi ada juga yang berwarna merah, kuning ataupun perpaduan

    keduanya dan ekornya pendek atau berbentuk segi empat bundar. Lovebird dapat

    dilihat pada Gambar 1.

    Agapornis roseicollis Agapornis fischery

    Gambar 1. Lovebird

    Perbedaan jenis kelamin sangat penting untuk diketahui dalam pemeliharaan

    lovebird, karena bermanfaat dalam usaha penjodohan atau pengembangbiakan.

  • Penentuan jenis kelamin lovebird tergolong sulit karena ciri-ciri fisik luar antara

    jantan dan betina cenderung sama. Lovebird jantan lebih kecil, pertemuan paruh

    lancip sampai pangkal hidung, kepala agak pipih dan ukuran bahu lebih kecil.

    Lovebird betina mempunyai ukuran fisik besar, paruh sampai pangkal hidung

    lebih lebar dan bertengger dengan jarak antara kaki lebar dibandingkan lovebird

    jantan, bentuk ekor lebih rata dibandingkan dengan ekor lovebird jantan yang

    berbentuk agak meruncing (Soenanto, 2002; Prijono, 2005).

    Warna bulu yang sangat bervariasi, karena adanya spesies (jenis), yang

    semuanya termasuk dalam genus Agapornis. Ke-9 spesies itu adalah Abyssian

    (A.taranta), Madagaskar (A.cana), Red-faced (A.pullaria), Black-collared

    (A.swinderniana), Peach-faced (A.roseicollis), Nyasa (A.lilinae), Black-cheeked

    (A.nigrigenis), Fischer (A.fischeri), dan Masked (A.personata) (Agus, 2003).

    Beberapa ahli burung membagi lovebird berdasarkan tingkat kelangkaannya,

    terdapat dua pengelompokan jenis yaitu umum dan langka. Jenis umum misalnya

    A.roseicollis, A.personata, dan A.fisheri, selebihnya merupakan persilangan

    dengan A.Personata (Prijono, 2005).

    Lovebird mencapai usia dewasa kelamin pada umur 6-10 bulan dan siap

    untuk mencari pasangannya, kawin serta berkembang biak. Setelah masa kawin

    atau melakukan perkawinan, beberapa hari kemudian akan bertelur. Biasanya

    dalam bertelur ada tenggang waktu antara 1 sampai 2 hari dengan rata-rata telur

    yang dihasilkan adalah 4-5 butir (Soenanto, 2002).

    2.2. Pakan Lovebird Soemadi (2003) menyatakan bahwa berdasarkan tipe makanannya, burung

    dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu biji, buah, serangga. Lovebird

  • merupakan kelompok burung yang sangat menyukai pakan biji-bijian

    sebagaimana pada habitat aslinya. Burung yang hanya diberi 1 jenis pakan akan

    mengalami defisiensi nutrisi sehingga sulit berkembang biak. Oleh karena itu

    sebaiknya diupayakan agar pakan mengandung karbohidrat, lemak,

    protein,vitamin, mineral dan air (Soenanto, 2002).

    Pemberian pakan yang bergizi, air minum yang cukup, vitamin dan

    berbagai bentuk perawatan tubuh lovebird merupakan beberapa tindakan penting

    dalam menjaga kesehatan lovebird. Konsumsi pakan lovebird tergantung pada

    fase pertumbuhan, kondisi rontok bulu, masa berkembangbiak, aktivitas,

    lingkungan, waktu stres, jenis burung, dan faktor lainnya (Prijono, 2005).

    Biji-bijian sering disebut sebagai sumber protein yang merupakan salah

    satu komponen dari makanan penguat. Beberapa biji-bijian yang disukai burung

    antara lain jagung, padi, kedelai, kacang tanah, kacang hijau dan jewawut. Biji

    jewawut, millet, biji kenari, biji matahari, gabah, dan biji sawi merupakan pakan

    utama lovebird (Soemadi, 2003). Lovebird juga perlu diberikan pakan tambahan

    seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan kroto (Prijono, 2005).

    Canary seed yang dalam bahas latin disebut dengan Phallaris Canariensis

    merupakan sejenis biji-bijian dari rumpun gramineae. Canary seed mempunyai

    bentuk dan ukuran seperti gabah, tipis dengan kedua ujungnya lancip. Kulit

    bijinya licin berwarna cokelat dan keras. Apabila dikupas isinya mudah keluar.

    Rasa biji yang enak dan gurih sangat disukai burung pemakan biji-bijian

    (Soemadi, 2003). Saat ini canary seed merupakan biji-bijian yang hanya khusus

    diberikan pada burung pemakan biji seperti lovebird (Anonymous,2003).

  • Canary seed tersebut terlihat pada Gambar 2.

    Gambar 2. Canary seed (Phallaris canariensis)

    Komposisi kandungan nutrisi canary seed dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Kandungan Nutrisi Canary Seed

    Komposisi

    Kandungan Zat Makanan (%)

    Protein, terdiri dari: Prolamin dan glutelin

    18.7 77.7

    Karbohidrat 15 Lemak kasar, terdiri dari:

    Linoleic Oleic Palmitic Linoleic

    acid

    8.7 11 55 29 11

    Total solid gula 47 Sumber: http://www.ienica.net/crops/canarygrass.htm, 13 Mei 2006.

    Biji kenari tersebut juga mengandung asam amino lysine dan threonine

    yang terbatas tetapi mengandung asam amino cystine, tryptophan dan

    phenylalanine dalam jumlah yang besar (Anonymous, 2003).

    2.3. Produksi Telur

    Beberapa jenis unggas telah diteliti dengan beberapa tingkat protein yang

    berbeda, ternyata kualitas makanan dengan protein yang rendah akan

    http://www.ienica.net/crops/canarygrass.htm
  • mengakibatkan produksi telur yang rendah pula. Sebaliknya kualitas makanan

    yang baik dan seimbang akan meningkatkan bobot badan, produksi telur dan

    kualitas telurnya (Scott, 1982).

    Setelah masa kawin atau melakukan perkawinan, beberapa hari kemudian

    lovebird akan bertelur. Telur lovebird berwarna putih dan berbentuk lonjong,

    lebih besar daripada telur parkit. Jumlah telur lovebird bervariasi, tergantung

    jenisnya namun rata-rata telur lovebird adalah 4-5 butir. Dalam setiap periode

    peneluran ada pasangan lovebird yang bertelur cukup banyak, yaitu antara 4-6

    butir. Di sisi lain, ada pasangan lovebird yang hanya menghasilkan 1-2 butir telur.

    Apabila ditemukan kondisi tersebut maka sebaiknya sebagian telur yang banyak

    dipindahkan ke pasangan lovebird yang mengerami telur sedikit. Telur yang

    dipindahkan tersebut harus dipastikan berumur sama dengan telur yang berjumlah

    sedikit. Pemindahan telur dapat dilakukan pada jenis lovebird yang berbeda. Pada

    lovebird memiliki selang bertelur satu hari yaitu satu hari isi, satu hari kosong,

    dan satu hari kemudian isi, begitu seterusnya sampai telur terakhir. Selang

    bertelur tersebut pada unggas disebut sebagai clutch (Whendrato dan Madyana,

    1990).

    Sebelum berproduksi, lovebird umumnya mengkonsumsi makanan lebih

    banyak dibandingkan kebutuhan pakan setelah berproduksi. Kualitas makanan

    yang baik dan seimbang juga akan meningkatkan efisiensi produksi telur, bobot

    telur dan kualitas telurnya. Tinggi rendahnya produksi telur dipengaruhi oleh

    kemampuan ternak menyesuaikan diri dengan lingkungan dan faktor genetis

    (Rasyaf, 1991). Produksi telur yang tinggi menunjukkan bahwa secara fisiologis

    induk mampu berubah dengan cepat makanan mentah menjadi telur, disamping

  • itu proses pembentukan telur di dalam oviduct terjadi secara sempurna sehingga

    produksi telur yang baik adalah tinggi Bacon, et al. (1973) yang dikutip oleh

    Sudjarwo (1988).

    2.4. Masa Kosong Siklus Reproduksi

    Pada unggas, selang siklus reproduksi atau yang biasa disebut masa

    kosong adalah waktu terminal dengan induk berhenti setelah periode perawatan

    anak dan waktu itu digunakan untuk pemulihan kondisi tubuh (Djuniarti, 1993).

    Menurut Prijono (2005) bahwa lovebird memerlukan waktu 2,5 sampai 4

    bulan untuk melakukan perkawinan berikutnya atau rata-rata mempunyai siklus

    reproduksi 3 bulan dan memiliki selang siklus reproduksi sekitar 15 hari. Faktor

    makanan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap selang reproduksi, khususnya

    tingkat protein dan energi yang terkandung dalam ransum (Francos, 1977).

    Beragamnya lama periode kosong atau selang siklus reproduksi dapat

    disebabkan karena kegagalan pembuahan ovum, faktor genetik, gangguan

    hormonal dan faktor manajemen. Luckey (2003) menjelaskan pula bahwa panjang

    pendeknya selang siklus reproduksi dipengaruhi oleh kemampuan kecepatan

    induk untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah periode bertelur dan mengasuh

    anak

  • BAB III

    MATERI DAN METODE

    3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian lapang dilaksanakan di pembudidayaan lovebird milik Ibu

    Yuliani Djuniarti yang bertempat di jalan Papa Putih 22 Kecamatan Lowokwaru

    Malang, mulai bulan Mei sampai Agustus 2006.

    3.2. Materi Penelitian

    3.2.1. Materi

    Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    1. Burung

    Burung Lovebird sebanyak 20 pasang yang terdiri dari 10 pasang A. roseicolis

    dan 10 pasang A. Fischeri yang berumur 1-1,5 tahun dan telah memasuki fase

    bertelur, mengeram, dan menetaskan telurnya.

    2. Kandang

    Setiap pasang lovebird ditempatkan dalam kandang baterai bertingkat tiga

    yang terbuat dari kawat dengan ukuran 79x29,5x37 cm.

    3. Perlengkapan

    Perlengkapan kandang meliputi tempat bertengger terbuat dari kayu yang

    ditempatkan di tengah kandang, tempat pakan dan tempat minum, kotak sarang

    yang terbuat dari kayu dengan lubang di tengahnya, penjepit untuk menandai

    apakah burung sedang bertelur atau mengasuh anak.

  • 4. Pakan

    Pakan tambahan yang diberikan yaitu berupa canary seed.

    3.2.2. Bahan dan Alat

    Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian adalah : timbangan yang

    digunakan untuk menimbang pakan yang diberikan dan sisa pakan yang diberikan

    selama penelitian.

    3.3. Metode Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode percobaan dan data

    yang digunakan berupa data primer serta data sekunder. Data sekunder diambil

    berdasarkan data recording pada masa pemeliharaan sebelum penelitian. Dalam

    penelitian ini digunakan dua spesies lovebird yaitu 10 pasang Agapornis

    roseicollis dan 10 pasang Agapornis fishery. Pemberian pakan selain pemberian

    millet diberikan pakan tambahan berupa canary seed.

    Pemberian pakan dilakukan setiap pagi hari dan dilakukan penimbangan

    untuk setiap kali pemberian. Canary seed diberikan setiap dua hari sekali

    sebanyak 40 g dan sedangkan sisanya ditimbang setelah satu minggu pemberian.

    Adapun kriteria lovebird yang dipilih pada penelitian ini yaitu lovebird yang

    berumur 1-1,5 tahun.

  • 3.4. Prosedur Percobaan

    Prosedur percobaan yang dilakukan selama penelitian:

    1. 10 pasang burung lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery

    ditempatkan dalam kandang baterai bertingkat tiga yang terbuat dari kawat

    dengan ukuran 79x29,5x37 cm.

    2. Masing-masing bahan pakan ditempatkan pada wadah pakan yang terpisah.

    3. Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu:

    a. Millet.

    b. Canary seed.

    Pemberian pakan dilakukan setiap pagi hari dan dilakukan penimbangan

    untuk setiap kali pemberian. Canary seed diberikan setiap dua hari sekali

    sejumlah 40 g dan sedangkan sisanya ditimbang setelah satu minggu pemberian

    3.5. Variabel Pengamatan

    Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah :

    1. Konsumsi canary seed dihitung dari canary seed yang diberikan dan sisa

    selama satu minggu.

    2. Produksi telur yang dilihat dari jumlah telur yang dihasilkan selama satu

    periode pemeliharaan burung lovebird.

    3. Masa kosong siklus reproduksi dilihat dari anak burung lovebird saat disapih

    sampai induk lovebird akan siap berproduksi kembali.

  • 3.6. Analisis Data

    Data hasil penelitian ini diolah dengan menggunakan Statistik Non

    Parametrik, dengan menggunakan tes Kruskal-Wallis. Tes Kruskal-Wallis

    menurut Sugiyono (2005), digunakan untuk menguji hipotesis sampel

    independent bila datanya berbentuk ordinal. Bila dalam pengukuran ditemukan

    data berbentuk interval atau rasio, maka perlu diubah dulu ke dalam data ordinal

    (data berbentuk rangking atau peringkat). Model matematika yang digunakan

    menurut Sokal dan Rohlf (1969) adalah sebagai berikut:

    +

    +

    = 131

    12

    2

    i

    a

    i

    i

    n

    a

    i

    a

    i

    an

    n

    R

    nnH

    i

    Untuk mengoreksi nilai H maka digunakan rumus:

    +

    =

    111

    i

    a

    i

    a

    i

    ai

    m

    nnn

    TD

    Adjusted DHH =

    Keterangan:

    H = Nilai yang dihitung

    i

    n

    Ri

    = Jumlah rangking

    i

    an = Jumlah semua sampel

    in = Jumlah masing-masing sampel

    i

    mT = Jumlah rangking yang sama

    D = Nilai koreksi

  • Adj. H = Nilai yang dihasilkan

    3.7. Batasan Istilah 1. Love bird : Jenis burung hias yang berasal dari Afrika yang memiliki

    keindahan warna bulu, tingkah laku yang lucu dan penuh kemesraan sehingga

    sering diartikan sebagai burung cinta.

    2. Produksi telur : Jumlah telur yang dihasilkan dalam satu periode bertelur.

    3. Masa kosong : Waktu terminal dengan induk berhenti setelah periode

    perawatan anak dan waktu itu dugunakan untuk pemulihan kondisi tubuh.

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Pengaruh Penambahan Canary Seed terhadap Produksi Telur

    Pakan lovebird harus mengandung zat-zat makanan utama yang dapat

    menunjang produktivitasnya. Zat-zat makanan utama yang terkandung dalam

    bahan pakan lovebird adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air.

    Nilai protein sebagai unsur zat makanan sangat ditentukan oleh jumlah dan

    macam asam amino yang menyusunnya. Oleh karena itu peranan protein

    digunakan sebagai proses pembentukan telur terutama untuk bahan baku telur

    (Soemadi, 2003). Data hasil pengamatan produksi telur dapat dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2. Rataan produksi telur (butir) Agapornis roseicollis Agapornis fischery

    Sebelum Penambahan

    Setelah Penambahan

    Sebelum Penambahan

    Setelah Penambahan

    4.6 1.02 5.0 0.77 3.7 0.78 a 4.6 0.8 b

    4.6 1.02 3.7 0.78

    Rataan

    5.0 0.77 4.6 0.8 Keterangan: Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata( Hhitung > H tabel(0.05) )

    Hasil pengamatan produksi telur sebelum penambahan canary seed dan

    setelah penambahan canary seed pada lovebird Agapornis roseicollis dan

    Agapornis fischery dapat dilihat pada Tabel 2. Dari hasil analisa statistik

    menggunakan Kruskal-Wallis test (Lampiran 1) diperoleh nilai H hitung = 0.63 dan

    nilai H tabel(0.05) = 3,84 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata

    antara produksi telur sebelum penambahan canary seed dan setelah penambahan

    canary seed pada spesies Agapornis roseicollis, yaitu produksi telur pada spesies

    Agapornis roseicollis sebelum penambahan canary seed lebih tinggi dibandingkan

  • dengan setelah penambahan canary seed. Tidak adanya perbedaan tersebut

    disebabkan karena tiap spesies memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri

    dengan lingkungan yang berbeda sehingga produksi telur tetap tinggi meskipun

    tanpa pemberian pakan tambahan.

    Hasil analisis statistik menggunakan Kruskal-Wallis test (Lampiran 2)

    diperoleh nilai H hitung = 4.91 dan nilai H tabel(0.05) = 3,84 yang menunjukkan bahwa

    terdapat perbedaan yang nyata antara produksi telur sebelum penambahan canary

    seed dan setelah penambahan canary seed pada spesies Agapornis fischery, yaitu

    produksi telur pada spesies Agapornis fischery sebelum penambahan canary seed

    lebih rendah dibandingan dengan setelah penambahan canary seed. Perbedaan

    tesebut disebabkan karena Kandungan nutrisi yang terdapat pada canary seed

    lebih tinggi dibandingakan dengan jenis biji-bijian yang lain yaitu 18.7%

    (Anonymous, 2003), kandungan protein yang terdapat pada jewawut yaitu

    13.30%, gabah 7.20%, dan millet 11.12%. Spesies Agapornis fischery tersebut

    akan mengalami peningkatan produksi telur setelah penambahan canary seed

    karena canary seed merupakan salah satu jenis pakan yang kualitasnya baik

    sehingga mencapai dapat produksi optimal.

    Hasil analisis statistik menggunakan Kruskal-Wallis test (Lampiran 3)

    diperoleh nilai H hitung = 3.60 dan nilai H tabel(0.05) = 3.84 yang menunjukkan bahwa

    produksi telur sebelum penambahan canary seed pada spesies Agapornis

    roseicollis lebih tinggi dibandingakan dengan sebelum penambahan canary seed

    pada spesies Agapornis fischery. Pada Lampiran 4 diperoleh nilai H hitung = 0.94

    dan nilai H tabel(0.05) = 3,84 yang menunjukkan bahwa produksi telur setelah

  • penambahan pada spesies Agapornis roseicollis lebih tinggi dibandingkan dengan

    setelah penambahan canary seed pada spesies Agapornis fischeri.

    Rataan produksi telur pada spesies Agapornis roseicollis sebelum

    penambahan canary seed dan setelah penambahan canary seed, masing-masing

    yaitu 4,6 1.02 butir dan 5.0 0.77 butir sedangkan spesies Agapornis fischery

    rataan produksi telur sebelum penambahan canary seed dan setelah penambahan

    canary seed, masing-masing yaitu 3.7 0.78 butir dan 4.6 0.8 butir. Soemadi

    (2003) menyatakan bahwa nilai protein sebagai unsur zat makanan sangat

    ditentukan oleh jumlah dan macam asam amino yang menyusunnya selain itu tiap

    spesies lovebird memiliki kemampuan untuk memproduksi telur dalam jumlah

    relatif sama. Jumlah telur yang dapat dihasilkan lovebird antara 3-8 butir, tetapi

    umumnya hanya berkisar antara 4-5 butir dan jarang yang dijumpai sampai lebih

    dari itu (Prijono, 2005). Dijelaskan oleh Christian (1984) dan Whendarto (1990)

    yang telah memberikan ransum dari berbagai bahan dengan protein dan energi

    yang tinggi yaitu kenari zart, millet, kuning telur, tepung ikan dan minyak ikan.

    Produksi telur juga rata-rata 5-6 butir walaupun ada yang mencapai 9-10 butir.

    Setelah jumlah telur yang normal tercapai yaitu 5-6 butir, pada umumnya folikel-

    folikel yang terdapat pada tubuh akan mengalami atretis Barry (1960) yang

    dikutip oleh Young (1961).

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tiap-tiap spesies tersebut

    mempunyai perbedaan terhadap kebutuhan zat-zat makanan yang digunakan

    untuk hidup pokok dan berproduksi. Rasyaf (2003) menyatakan bahwa unggas

    membutuhkan unsur gizi untuk hidupnya, misalnya bernapas, peredaran darah,

    dan bergerak. Disamping itu, unsur gizi juga dibutuhkan untuk produksi telur.

  • Untuk hidup pokok dan produksi, unggas membutuhkan protein, energi, vitamin,

    dan mineral. Semua kebutuhan tersebut harus terdapat dalam pakan dan dalam

    jumlah yang proporsional.

    4.2. Pengaruh Penambahan Canary Seed terhadap Masa Kosong Siklus Reproduksi Francos (1977) yang menjelaskan bahwa faktor makanan mempunyai

    pengaruh yang nyata terhadap selang reproduksi, khususnya tingkat protein dan

    energi yang terkandung didalam ransum.Perbedaan siklus reproduksi pada setiap

    spesies pada burung lovebird dikarenakan adanya waktu kosong yang beragam.

    Data hasil pengamatan masa kosong dapat dilihat pada Tabel 3.

    Tabel 3. Rataan masa kosong siklus reproduksi (hari) Agapornis roseicollis Agapornis fischery

    Sebelum Penambahan

    Setelah Penambahan

    Sebelum Penambahan

    Setelah Penambahan

    30.1 16.05 b 15.6 7.13 a

    21.1 3.99 b 15.9 4.48 a

    30.1 16.05 21.1 3.99

    Rataan

    15.6 7.13 15.9 4.48b

    Keterangan: Huruf yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata ( Hhitung > H tabel(0.05) )

    Hasil pengamatan masa kosong siklus reproduksi sebelum penambahan

    canary seed dan setelah penambahan canary seed pada lovebird Agapornis

    roseicollis dan Agapornis fischery dapat dilihat pada Tabel 3. Dari hasil analisis

    statistik menggunakan Kruskal-Wallis test (Lampiran 5) diperoleh nilai H hitung =

    4.17 dan nilai H tabel(0.05) = 3,84 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

    yang nyata antara masa kosong siklus reproduksi sebelum penambahan canary

    seed dan setelah penambahan canary seed pada spesies Agapornis roseicollis,

    yaitu masa kosong siklus reproduksi pada species Agapornis roseicollis setelah

  • penambahan canary seed lebih pendek dibandingkan dengan sebelum

    penambahan canary seed.

    Hasil analisa statistik dengan menggunakan Kruskal-Wallis test (Lampiran

    6) diperoleh nilai H hitung = 4.35 dan nilai H tabel(0.05) = 3,84 yang menunjukkan

    bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara masa kosong siklus reproduksi

    sebelum penambahan canary seed dan setelah penambahan canary seed pada

    species Agapornis fischery, yaitu masa kosong siklus reproduksi setelah

    penambahan canary seed lebih pendek dibandingkan dengan sebelum

    penambahan canary seed.

    Perbedaan tersebut disebabkan karena lovebird membutuhkan pakan

    yang berkualitas baik sehingga dapat berproduksi optimal. Francos (1977)

    menjelaskan bahwa lovebird pada waktu reproduksi membutuhkan makanan yang

    baik gizinya, karena akan digunakan untuk reproduksi selanjutnya. Ransum yang

    mengandung protein dengan asam-asam amino khususnya asam amino sistin

    adalah asam amino yang penting untuk pemulihan kondisi tubuh.

    Hasil analisis statistik menggunakan kruskal-Wallias test (Lampiran 7)

    diperoleh nilai H hitung = 0.57 dan nilai H tabel(0,05) = 3,84 yang menunjukkan

    bahwa masa kosong siklus reproduksi sebelum penambahan canary seed pada

    lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischeri tidak berbeda nyata, yaitu

    masa kosong siklus reproduksi pada spesies Agapornis roseicollis sebelum

    penambahan canary seed lebih panjang dibandingkan dengan sebelum

    penambahan canary seed pada spesies Agapornis fischery.

    Pada Lampiran 8 diperoleh nilai H hitung = 0.04 dan nilai H tabel(0,05) = 3,84

    yang menunjukkan bahwa masa kosong siklus reproduksi setelah penambahan

  • pada lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischeri tidak bebeda nyata,

    yaitu masa kosong siklus reproduksi setelah penambahan canary seed pada

    spesies Agapornis fischery lebih panjang dibandingakan dengan setelah

    penambahan canary seed pada spesies Agapornis roseicollis.

    Rataan masa kosong sebelum penambahan canary seed pada spesies

    Agapornis roseicollis dan setelah penambahan canary seed, masing-masing yaitu

    30.1 16.05 hari dan 15.6 7.13 hari sedangkan pada spesies Agapornis fischery

    masa kosong siklus reproduksi dan setelah penambahan, masing-masing yaitu

    21.1 3.99 hari dan 15.9 4.48 hari. Soenanto (2002) menjelaskan bahwa

    Kandungan nutrisi yang terdapat pada canary seed mengandung protein kasar

    yang cukup tinggi yaitu 18.7% dibandingkan dengan biji jewawut yang

    mengandung unsur protein, lemak dan karbohidrat dengan kadar yang rendah

    Protein dalam canary seed juga mengandung asam amino lysine dan threonine

    yang terbatas tetapi mengandung asam amino cystine, tryptophan dan

    phenylalanine dalam jumlah yang tinggi (Anonymous, 2003). Hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa canary seed akan mempengaruhi masa kosong siklus

    reproduksi menjadi lebih pendek, terjadi baik pada Agapornis roseicollis maupun

    Agapornis fischery.

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:

    1. Produksi telur lovebird Agapornis fischery meningkat setelah penambahan

    canary seed.

    2. Penambahan canary seed pada lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis

    fischery memberikan masa kosong siklus reproduksi yang lebih pendek

    dibandingkan saat sebelum penambahan canary seed.

    5.2 Saran

    Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan untuk memperbaiki

    manajemen pakan yaitu dengan memberikan pakan tambahan berupa canary seed

    saat sebelum lovebird berproduksi agar mencapai produksi yang optimal dan

    memperpendek masa kosong siklus reproduksi.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Agus, R.P. 2003. Warna-Warni Lovebird. (http://www.freehomepages.com/ avesmjl/artikel/warna_warni.html). Diakses tanggal 14 Juni 2006.

    Anggorodi, R. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia. Jakarta. Anonymous. 2003. Canary Grass.(http://www.ienica.net/crops/canarygrass.htm).

    Diakses tanggal 13 Mei 2006. Breton, K. L. 1997. Lovebird Getting Started.T. F. H. Publication, Inc. Aspaca

    Seal of Approvae. Christian, M. S. 1984. Budgerigars: All You Need to Know. Rigby Publisher.

    Sydney. Djuniarti, Y. 1993. Peningkatan Kinerja Reproduksi Burung Parkit Melalui

    Pemberian Silase Bekicot. Disertasi Program Doktor. IPB. Bogor. Dubuc, G.R., 2003. The Basics of Lovebird Care. Intelligent Content Cop. All

    right Reserved. Johnson, A., 1998. Pet Bird Magazine, Enzime. Anne Johnson and Winged

    Wisdom. All rights reserved. Luckey, L. 2003. The Fine Art of Fostering. Linda Luckey All rights reserved.

    Muntalib, A. 1977. Managemen dan Perencanaan. BPFE UGM. Yogyakarta. Nugroho, M.A. 2006. Sembilan Species Lovebird. http://www.duniasatwa.com/

    forums/archive/index.php/t-4108.html. Diakses tanggal 25 Juli 2006. Oddoties, J. 2001. The Respiratory System in Lovebird Serve to Transfer Oxygen

    from the Air to the Bloodstream, Circulatory, Digestive, Reproductive and Nervous. Lovebird Information Center (www. Lovebirdcenter. Com). Vancouver. British.

    Partodiharjo, S. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta. Prijono, S. N. 2005. Lovebird. Penebar Swadaya. Jakarta. Rasyaf. 1991. Memelihara Burung Puyuh. Kanisius. Yogyakarta. _____. 2003. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.

    http://www.ienica.net/crops/canarygrass.htm
  • Scott, et all. 1982. Nutrition of The Chicken. M. L. Scott Associates. New York. Soemadi, W dan Abdul, M. 2003. Pakan Burung. Penebar Swadaya. Jakarta. Soenanto, H. 2002. Teknik Menangkar Lovebird. Effhar. Semarang.

    Sokal and Rohlf. 1969. Biometry. W. H. Freeman and Company. San Francisco.

    Sudjarwo, E. 1988. Penetasan. Universitas Brawijaya. Malang. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung. Sutejo. 2002. Master Burung Lomba. Penebar Swadaya. Jakarta. Whendrato, I dan Madyana, I. M. 1990. Budidaya Burung Parkit. Eka Offset.

    Semarang.

  • Lampiran 1. Analisis Data Produksi Telur Lovebird Agapornis Roseicollis Lovebird Agapornis Roseicollis

    Produksi Telur (butir) No Kandang Sebelum Penambahan Setelah Penambahan

    52B 5 5 14C 4 4 1A 3 4 49C 6 6 40C 4 5 34D 6 4 2C 5 5 59B 5 6 42E 5 6 51B 3 5 Rata-rata 4.6 1.02 5.0 0.77

    Perhitungan Statistik:

    Average Rank Rank Y

    1.5

    1 2

    3 3

    5

    3 4 5 6 7

    4 4 4 4 4

    11.5

    8 9 10 11 12 13 14 15

    5 5 5 5 5 5 5 5

    18

    16 17 18 19 20

    6 6 6 6 6

  • No. kandang Y Rank Y Rank

    52 B 5 11.5 5 11.5 14 C 4 5 4 5 1 A 3 1.5 4 5 49 C 6 18 6 18 40 C 4 5 5 11.5 34 D 6 18 4 5 2 C 5 11.5 5 11.5 59 B 5 11.5 6 18 42 E 5 11.5 6 18 51 B 3 1.5 5 11.5

    iRni

    4.6 1.02 95 5.0 0.77 115

    1

    ni

    R = 11.5+ 5 ++ 11.5+ 1.5 = 95

    2

    ni

    R = 11.5+ 5 + + 18 +11.5 = 115

    H =

    +

    it

    a

    a

    a

    i

    a

    i

    n

    R

    nn

    2

    1

    12 -

    + 13 i

    a

    n

    = ( ) ( )120310115

    1095

    1202012 22

    +

    +

    +

    = ( )222542012 3(21)

    = 63.57-63 = 0.57

  • t i 2 5 8 5 T i 6 120 504 120

    m

    iT = 6 + 120 + 504 + 120 = 750

    D = 1 -

    +

    a

    i

    q

    i

    a

    i

    i

    n

    nnn

    Ti

    11

    = 1 - ( ) ( )12020120750

    +

    = 1 - 7980750

    = 1 0.09398

    = 0.90602

    Adjusted H = DH

    = 906021.0

    57.0

    = 0.63

    2)1(05.H = 3.84

    Jadi, H hit < H tabel(0.05) berarti tidak berbeda nyata

  • Lampiran 2. Analisis Data Produksi Telur Lovebird Agapornis fischery Lovebird Agapornis fischery

    Produksi Telur (butir) No Kandang Sebelum Penambahan Setelah Penambahan

    23C 4 4 36C 4 4 10C 3 5 42C 3 4 23B 5 6 22D 4 5 10B 2 3 14B 4 5 13E 4 5 38B 4 5 Rata-rata 3.7 0.78 4.6 0.8

    Perhitungan Statistik:

    Average Rank Rank Y

    1 2 2 3 3 3 3 4 3 5 4 6 4 7 4 8 4 9 9 4 10 4 11 4 12 4 13 4 14 5 15 5

    16.5 16 5 17 5 18 5 19 5 20 6

  • No. Kandang Y Rank Y Rank

    23 C 4 9 4 9 36 C 4 9 4 9 10 C 3 3 5 16.5 42 C 3 3 4 9 23 B 5 16.5 6 20 22 D 4 9 5 16.5 10 B 2 1 3 3 14 B 4 9 5 16.5 13 E 4 9 5 16.5 38 B 4 9 5 16.5

    iRni

    3.7 0.78 77.5 4.6 0.8 132.5

    1

    ni

    R = 9 + 9 + + 9 + 9 = 77.5

    2

    ni

    R = 9 + 9 + + 16.5 + 16.5 = 132.5

    H =

    +

    it

    a

    a

    a

    i

    a

    i

    n

    R

    nn

    2

    1

    12 -

    + 13 i

    a

    n

    = ( ) ( )1203105.132

    105.77

    1202012 22

    +

    +

    +

    = ( )25.235642012 - 63

    = 67.32 63 = 4.32

  • t i 3 9 6 T i 24 720 210

    m

    iT = 24 + 720 + 210 = 954

    D = 1 -

    +

    a

    i

    q

    i

    a

    i

    i

    n

    nnn

    Ti

    11

    = 1 - ( ) ( )12020120954

    +

    = 1 - 7980954

    = 1 0.11955

    = 0.88045

    Adjusted H = DH

    = 88045.0

    32.4

    = 4.91

    2)1(05.H = 3.84

    Jadi, H hit> H tabel(0.05) berarti berbeda nyata

  • Lampiran 3. Analisis Data Produksi Telur Lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery Sebelum Penambahan Canary Seed

    Produksi Telur Sebelum Penambahan Canary Seed (butir) No. Agapornis roseicollis Agapornis fischery

    1 5 4 2 4 4 3 3 3 4 6 3 5 4 5 6 6 4 7 5 2 8 5 4 9 5 4 10 3 4

    Rata-rata 4.6 1.02 3.7 0.78

    Perhitungan Statistik:

    Average Rank Rank Y

    1 2 2 3

    3.5 3 3 4 3 5 3 6 4 7 4 8 4

    9.5 9 4 10 4 11 4 12 4 13 4 14 5 15 5

    16 16 5 17 5 18 5

    19.5 19 6 20 6

  • No. Y Rank Y Rank

    1 5 16 4 9.5 2 4 9.5 4 9.5 3 3 3.5 3 3.5 4 6 19.5 3 3.5 5 4 9.5 5 16 6 6 19.5 4 9.5 7 5 16 2 1 8 5 16 4 9.5 9 5 16 4 9.5 10 3 3.5 4 9.5

    iRni

    4.6 1.02 129 3.7 0.78 81

    1

    ni

    R = 16 + 9.5 + +16 +3.5 = 129

    2

    ni

    R =9.5 + 9.5 + + 9.5 + 9.5 = 81

    H =

    +

    it

    a

    a

    a

    i

    a

    i

    n

    R

    nn

    2

    1

    12 -

    + 13 i

    a

    n

    = ( ) ( )12031081

    10129

    1202012 22

    +

    +

    +

    = ( )2.232042012 - 63

    = 66.29 63 = 3.29

  • t i 4 8 5 2 T i 60 504 120 6

    m

    iT = 60+ 504 +120 + 6 = 690

    D = 1 -

    +

    a

    i

    q

    i

    a

    i

    i

    n

    nnn

    Ti

    11

    = 1 - ( ) ( )12020120690

    +

    = 1 - 7980690

    = 1 0.08647

    = 0.91353

    Adjusted H = DH

    = 91353.0

    29.3

    = 3.60

    2)1(05.H = 3.84

    Jadi, H hit < H tabel(0.05) berarti tidak berbeda nyata

  • Lampiran 4. Analisis Data Produksi Telur Lovebird Agapornis roseicollis dan Agapornis fischery Setelah Penambahan Canary Seed

    Produksi Telur Setelah Penambahan Canary Seed (butir) No. Agapornis roseicollis Agapornis fischery

    1 5 4 2 4 4 3 4 5 4 6 4 5 5 6 6 4 5 7 5 3 8 6 5 9 6 5 10 5 5

    Rata-rata 5.0 0.77 4.6 0.8

    Perhitungan Statistik:

    Average Rank Rank Y

    1 3 2 4 3 4

    4.5 4 4 5 4 6 4 7 4 8 5 9 5 10 5 11 5

    12 12 5 13 5 14 5 15 5 16 5 17 6

    18.5 18 6 19 6 20 6

  • No. Y Rank Y Rank

    1 5 12 4 4.5 2 4 4.5 4 4.5 3 4 4.5 5 12 4 6 18.5 4 4.5 5 5 12 6 18.5 6 4 4.5 5 12 7 5 12 3 1 8 6 18.5 5 12 9 6 18.5 5 12 10 5 12 5 12

    iRni

    5.0 0.77 117 4.6 0.8 93

    1

    ni

    R = 12 + 4.5 + +18.5 + 12 = 117

    2

    ni

    R =4.5 + 4.5 + + 12 + 12 = 93

    H =

    +

    it

    a

    a

    a

    i

    a

    i

    n

    R

    nn

    2

    1

    12 -

    + 13 i

    a

    n

    = ( ) ( )12031093

    10117

    1202012 22

    +

    +

    +

    = ( )8.223342012 - 63

    = 63.82 63 = 0.82

  • t i 6 9 4 T i 210 720 60

    m

    iT = 210+ 720 +60 = 990

    D = 1 -

    +

    a

    i

    q

    i

    a

    i

    i

    n

    nnn

    Ti

    11

    = 1 - ( ) ( )12020120990

    +

    = 1 - 7980990

    = 1 0.12406

    = 0.87594

    Adjusted H = DH

    = 87594.0

    82.0

    = 0.94

    2)1(05.H = 3.84

    Jadi, H hit< H tabel(0.05) berarti tidak berbeda nyata

  • Lampiran 5. Analisis Data Masa Kosong Siklus Reproduksi Lovebird Agapornis Roseicollis

    Lovebird Agapornis Roseicollis

    Masa Kosong Siklus Reproduksi (hari) No Kandang Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan

    52B 55 12 14C 38 7 1A 34 23 49C 16 17 40C 62 27 34D 22 5 2C 16 9 59B 14 14 42E 20 24 51B 24 18 Rata-rata 30.1 16.05 15.6 7.13

    Perhitungan Statistik: Average Rank Y

    Rank 1 5 2 7 3 9 4 12

    5.5 5 14 6 14

    7.5 7 16 8 16 9 17 10 18 11 20 12 22 13 23

    14.5 14 24 15 24 16 27 17 34 18 38 19 55 20 62

  • No. Kandang Y Rank Y Rank

    52 B 55 19 12 4 14 C 38 18 7 2 1 A 34 17 23 13 49 C 16 7.5 17 9 40 C 62 20 27 16 34 D 22 12 5 1 2 C 16 7.5 9 3 59 B 14 5.5 14 5.5 42 E 20 11 24 14.5 51 B 24 14.5 18 10

    iRni

    30.1 16.05 132 15.6 7.13 78

    1

    ni

    R = 18 + 17 + + 11 + 14.5 = 132

    2

    ni

    R = 5 + 2+ + 14.5 + 10 = 78

    H =

    +

    it

    a

    a

    a

    i

    a

    i

    n

    R

    nn

    2

    1

    12 -

    + 13 i

    a

    n

    = ( ) ( )12031078

    10132

    1202012 22

    +

    +

    +

    = ( ) 638.235042012

    = 67.16 63 = 4.16

  • t i 2 2 2 T i 6 6 6

    m

    iT = 6 + 6 + 6 = 18

    D = 1 -

    +

    a

    i

    q

    i

    a

    i

    i

    n

    nnn

    Ti

    11

    = 1 - ( ) ( )1202012018

    +

    = 1 - 798018

    = 1 0.00225

    = 0.99775

    Adjusted H = DH

    = 99775.0

    16.4

    = 4.17

    )1(05.2H = 3.84

    Jadi, H hit> H tabel(0.05) berarti berbeda nyata

  • Lampiran 6. Analisis Data Masa Kosong Siklus Reproduksi Lovebird Agapornis Fischery

    Lovebird Agapornis Fischery

    Masa Kosong Siklus Reproduksi (hari) No Kandang Sebelum Penambahan Setelah Penambahan

    23 C 24 13 36 C 16 12 10 C 26 22 42 C 26 20 23 B 20 18 22 D 19 15 10 B 18 10 14 B 26 9 13 E 15 19 38 B 21 21 Rata-rata 21.1 3.99 15.9 4.48

    Perhitungan Statistik: Average Rank Y

    Rank 1 9 2 10 3 12 4 13

    5.5 5 15 6 15 7 16

    8.5 8 18 9 18

    10.5 10 19 11 19

    12.5 12 20 13 20

    14.5 14 21 15 21 16 22 17 24 18 26

    19 19 26 20 26

  • No. kandang Y Rank Y Rank

    23 C 24 17 13 4 36 C 16 7 12 3 10 C 26 19 22 16 42 C 26 19 20 12.5 23 B 20 12.5 18 8.5 22 D 19 10.5 15 5.5 10 B 18 8.5 10 2 14 B 26 19 9 1 13 E 15 5.5 19 10.5 38 B 21 14.5 21 14.5

    iRni

    21.1 3.99 132.5 15.9 4.48 77.5

    1

    ni

    R = 17 + 7 + + 5.5 + 14.5 = 132.5

    2

    ni

    R = 4 + 3 + ... + 10.5 + 14.5 = 77.5

    H =

    +

    it

    a

    a

    a

    i

    a

    i

    n

    R

    nn

    2

    1

    12 -

    + 13 i

    a

    n

    = ( ) ( )1203105.77

    105.135

    1202012 22

    +

    +

    +

    = ( ) 6325.235642012

    = 67.32 63 = 4.32

  • t i 2 2 2 2 2 3 T i 6 6 6 6 6 24

    m

    iT = 6 + 6 + 6 + 6 + 6+24 = 54

    D = 1 -

    +

    a

    i

    q

    i

    a

    i

    i

    n

    nnn

    Ti

    11

    = 1 - ( ) ( )1202012054

    +

    = 1 - 798054

    = 1-0.00677

    = 0.99323

    Adjusted H = DH

    = 99323.0

    32.4

    = 4.35

    )1(05.2H = 3.84

    Jadi, H hit> H tabel(0.05) berarti berbeda nyata

  • Lampiran 7. Analisis Data Masa Kosong Siklus Reproduksi Lovebird Agapornis Roseicollis dan Agapornis Fischery Sebelum Penambahan Canary Seed

    Masa Kosong Siklus Reproduksi Sebelum

    Penambahan Canary Seed (hari) No. Agapornis Roseicollis Agapornis Fischery 1 55 24 2 38 16 3 30 26 4 16 26 5 62 20 6 22 19 7 16 18 8 14 26 9 20 15 10 24 21

    Rata-rata 30.1 16.05 21.1 3.99

    Perhitungan Statistik: Average Rank Y

    Rank 1 14 2 15 3 16 4 4 16 5 16 6 18 7 19 8 20 9 20 10 21 11 22

    12.5 12 24 13 24 14 26

    15 15 26 16 26 17 34 18 38 19 55 20 62

  • No. Y Rank Y Rank

    1 55 19 24 12.5 2 38 18 16 4 3 34 17 26 15 4 16 4 26 15 5 62 19 20 8.5 6 22 11 19 7 7 16 4 18 6 8 14 1 26 15 9 20 8.5 15 2 10 24 12.5 21 10

    iRni

    30.1 16.05 115 21.1 3.99 95

    1

    ni

    R =18 + 17 + + 8.5 + 12.5 = 115

    2

    ni

    R =12.5 + 4 + + 2 + 10 = 95

    H =

    +

    it

    a

    a

    a

    i

    a

    i

    n

    R

    nn

    2

    1

    12 -

    + 13 i

    a

    n

    = ( ) ( )12031095

    10115

    1202012 22

    +

    +

    +

    = ( ) 63222542012

    = 63.57 63 = 0.57

  • t i 3 2 2 3 T i 24 6 6 24

    m

    iT = 24 + 6 + 6 + 24 = 60

    D = 1 -

    +

    a

    i

    q

    i

    a

    i

    i

    n

    nnn

    Ti

    11

    = 1 - ( ) ( )1202012060

    +

    = 1 - 798060

    = 1 0.00752

    = 0.99248

    Adjusted H = DH

    = 99248.0

    57.0

    = 0.57

    )1(05.2H = 3.84

    Jadi, H hit< H tabel(0.05) berarti tidak berbeda nyata

  • Lampiran 8. Analisis Data Masa Kosong Siklus Reproduksi Lovebird Agapornis Roseicollis dan Agapornis Fischery Setelah Penambahan Canary Seed

    Masa Kosong Siklus Reproduksi Setelah

    Penambahan Canary Seed (hari) No. Agapornis Roseicollis Agapornis Fischery 1 12 13 2 7 12 3 23 22 4 17 20 5 27 18 6 5 15 7 9 10 8 14 9 9 24 19 10 18 21

    Rata-rata 15.6 7.13 15.9 4.48

    Perhitungan Statistik: Average Rank Y

    Rank 1 5 2 7 3 9

    3.5 4 9 5 10

    6.5 6 12 7 12 8 13 9 14 10 15 11 17

    12.5 12 18 13 18 14 19 15 20 16 21 17 22 18 23 19 24 20 27

  • No. Y Rank Y Rank

    1 12 6.5 13 8 2 7 2 12 6.5 3 23 18 22 17 4 17 11 20 15 5 27 20 18 12.5 6 5 1 15 10 7 9 3.5 10 5 8 14 9 9 3.5 9 24 19 19 14 10 18 12.5 21 16

    iRni

    15.6 7.13 102.5 15.9 4.48 107.5

    1

    ni

    R = 6.5 + 2 + + 19 + 12.5 = 102.5

    2

    ni

    R = 8 + 6.5 + + 14 + 16 = 107.5

    H =

    +

    it

    a

    a

    a

    i

    a

    i

    n

    R

    nn

    2

    1

    12 -

    + 13 i

    a

    n

    =

    = = 63.04 63 = 0.04

    ( ) ( )1203105.107

    10 102.5

    1 20 2012 22 +

    +

    +

    ( ) 63 . 2206.25 42012

  • t i 2 2 2 T i 6 6 6

    m

    iT = 6+ 6 + 6 =18

    D = 1 -

    +

    a

    i

    q

    i

    a

    i

    i

    n

    nnn

    Ti

    11

    = 1 - ( ) ( )1202012018

    +

    = 1 - 798018

    = 1 0.00225

    = 0.99775

    Adjusted H = DH

    =

    = 0.04

    )1(05.2H = 3.84

    Jadi, H hit< H tabel(0.05) berarti tidak berbeda nyata

    99775 . 0 . 0.04

    SKRIPSI JURUSAN PRODUKSI TERNAK JURUSAN PRODUKSI TERNAK SKRIPSI NIM. 0210510018 Prof. Dr. Ir. Yuliani Djuniarti, MS Dr. Ir. H. Woro Busono,MS Dr. Ir. Ifar Subagyo, M. Agr. St. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 3.7. Batasan Istilah